Meredefinisi Peran Digital PR - PR INDONESIA

64
Meredefinisi Peran Digital PR Edisi 55 | Th V | Oktober 2019 INTERVIEW Denny Abidin VP Corporate Communications Telkomsel Bekerja dengan Hati | 16 EVENT > AWARDING Menguji Nyali Insan PR INDONESIA | 28 Rp 27.500,-

Transcript of Meredefinisi Peran Digital PR - PR INDONESIA

Meredefinisi PeranDigital PR

Edisi 55 | Th V | Oktober 2019

INTERVIEWDenny AbidinVP Corporate Communications TelkomselBekerja dengan Hati | 16

EVENT > AWARDINGMenguji NyaliInsan PR INDONESIA | 28

Rp 27.500,-

Gegap gempita praktik bermedia sosial telah memberi pelajaran penting buat kita semua, bahwa berkomunikasi

tidaklah segampang yang disangka. Berkomunikasi bukanlah sekadar menyampaikan pesan kepada publik melalui aneka platform media, lalu selesai. Begitu pula dalam konteks komunikasi digital. Atau sebutlah digital public relations (Digital PR). Ada begitu banyak salah kaprah soal praksis digital PR ini sehari-hari. Apa yang sering dilakukan dengan mengunggah informasi di laman web dan akun media sosial, kerap kali sudah dianggap sebagai kerja digital PR. Padahal sesungguhnya lebih dari sekadar itu. Kerja-kerja digital PR membutuhkan ketrampilan teknis, strategis, sekaligus kecerdasan emosional. Oleh sebab itu, digital PR membutuhkan keseriusan dalam pengelolaan dan komitmen yang berkelanjutan. Supaya tidak sekadar menjadi asesoris communication tools bagi perusahaan/organisasi. Menilik strategisnya isu digital PR ini, kami memutuskan untuk menjadikannya sebagai Mainstory pada Edisi Oktober 2019. Sejumlah praktisi digital PR kami datangi, untuk mendapatkan pandangan yang komprehensif dalam mengelola digital PR. Melengkapi segmen Mainstory tersebut, kami hadirkan salah satu sosok PR yang lama bergelut di dunia telekomunikasi

seluler, dan tentu saja paham dunia digital PR, sebagai cover story. Dia adalah Denny Abidin, Vice President Corporate Communications Telkomsel. Pemenang JAMPIROPembaca yang budiman. Penjurian Jambore Insan PR INDONESIA, ICON PR INDONESIA, PR INDONESIA Rookie Star, maupun hasil monitoring media sosial untuk Best Leader in Social Media tahun 2019 telah rampung. Nama-nama para pemenangnya bisa Anda simak pada edisi ini. Siapa tahu, Anda salah satu peraih penghargaan-penghargaan tersebut, yang anugerahnya akan kami sampaikan pada puncak acara JAMPIRO #5 di Bali, pada 31 Oktober 2019. Kategori Best Leader in Social Media pada JAMPIRO tahun ini adalah sebuah kategori baru, yang pada acara serupa tahun lalu belum kami masukkan. Sebagaimana yang sudah-sudah, pada proses monitoring di media sosial untuk mendapatkan para Best Leader itu, kami kembali bekerjasama dengan Indonesia Indicator. Ratusan nama CEO korporasi dan CEO lembaga maupun wilayah, kami masukkan dalam mesin big data Indonesia Indicator untuk diolah. Kami meranking siapa saja dari ratusan CEO tersebut yang paling banyak dipercakapkan warganet. Setelah diranking, kami

lalu mengeluarkan sentimen negatifnya untuk

mendapatkan para pemenang di setiap kategori.

Sementara itu pada kategori Insan PR

INDONESIA, dewan juri telah memutuskan 27 pemenang dari

64 praktisi PR dari seluruh Indonesia yang mengikuti proses kompetisinya. Prosesnya sendiri terbagi dalam dua tahap: tahap seleksi administrasi dan babak presentasi. Sedangkan pada kategori ICON PR INDONESIA, enam pemenang telah diputuskan melalui penjurian internal tim PR INDONESIA. Last but not least, kategori PR INDONESIA Rookie Star tahun ini berhasil menelorkan tujuh pemenang dari hampir 30 pendaftar. Begitulah pembaca, proses kompetisi pada rangkaian JAMPIRO #5 tahun ini bergulir. Tentu saja kami mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dalam penyelenggaraan JAMPIRO 2019. Kepada sponsor dan seluruh pendukung acara, rasa hormat, penghargaan, dan terima kasih yang tak terhingga juga kami sampaikan. Selamat menikmati sajian PR INDONESIA Edisi Oktober 2019 dalam semangat harmoni berkomunikasi. Merdeka! Asmono Wikan

Foto: D

ok. P

R In

done

sia

Digital PR

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 3

THE BOARD MESSAGE

INTERVIEW

MAIN STORY

Denny AbidinVP Corporate Communications Telkomsel

Bekerja dengan HatiRamah dan mudah bergaul adalah kesan pertama yang ditangkap dari sosok Denny Abidin, VP Corporate Communications PT Telkomsel. Di tengah kesibukannya yang luar biasa, Abe, begitu sapaan karib Denny Abidin, ia bersedia meluangkan waktunya untuk PR INDONESIA. Ditemui di kantornya di Jakarta, Senin (14/10/2019), kami berbicara panjang lebar.

Meredefinisi Peran Digital PRKehadiran internet diikuti dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi menjadi sarana yang kuat bagi PR untuk membangun komunikasi dengan audiens dan reputasi korporasi/organisasi. Tren di media digital saat ini bahkan sangat memengaruhi arus informasi.

06

16

Foto

: htt

ps://

ww

w.h

uffpo

st.c

omFo

to: R

oni/

PR In

done

sia

4 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

MENU

Penerbit:PT Media Piar Indonesia

ISSN: 977207923008

Percetakan:PT Aksara Grafika Pratama

Alamat Redaksi/Pemasaran: Gedung Dewan Pers Lt. 6, Jalan Kebon Sirih

No. 32 – 34 Jakarta 10110

Telp: 021 – 3459671, 3811228 Fax: 021 – 3862373

Rekening Bank:Bank BNI KCU Gambir a.n PT Media Piar Indonesia

No Rek. 389635267

www.prindonesia.co

[email protected]

@PR_Indonesia

PR Indonesia Magazine

Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi: Asmono Wikan

Redaktur:Ratna Kartika

Reporter:Aisyah SalsabilaRizka Vardya

Kontributor:Eden Anugrah HMaida Yusri

Redaktur Tamu:Prita K GaniArif PrabowoMaria WongsonagoroEko Sulistyo Suharjo Nugroho

Sekretariat Redaksi:Riska Fera

Desain dan Layout:Malhaf Budiharto

Foto Cover:Roni Mawardi

Fotografer: Abdul Rahman

Pemimpin Perusahaan:F Sutedjo

Pengembangan Bisnis:Lila Intana (Manajer)

Business Development & Corporate Communications:Geraldhi KatongPriyo Bagus Anggara

Iklan:M Yamin (Manajer), Dwi Siti Romdhoni, Mellisa Indah Purnamasari

Distribusi dan Sirkulasi:Sekhudin

Keuangan:Marlia Yoanita

EVENT > Awarding

PR UPDATE >> Corporate

Foto

: Hen

dra/

PR In

done

sia

Menguji NyaliInsan PR INDONESIABanyak wajah baru menghiasi kompetisi InsanPR INDONESIA tahun ini. Mereka datang membawa semangat dan terobosan segar bagi divisinya. Tim redaksi PR INDONESIA merangkumnya di sini.

Bijak Mengelola InformasiRendahnya tingkat literasi digital masyarakat Indonesia saat ini menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi pemerintah. Khususnya bagi Kemenkominfo dalam menciptakan dunia maya yang sehat, aman, dan bersih dari pernyebaran hoaks.

28

38

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 5

MENU

Peran digital public relations (PR) menjadi sangat strategis. Namun, ada mispersepsi di kalangan PR. Digital PR hanya

sebatas mengelola media sosial. Padahal banyak hal yang bisa dimaksimalkan. Serangkaian kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi baru seperti internet of things (IoT), big data, cloud computing, machine learning, hingga kecerdasan buatan sejatinya dapat diutilisasi guna memudahkan kerja PR.

Terutama, untuk mengidentifikasi stakeholders yang memiliki ketertarikan dengan brand/perusahaan/institusi, menangkap perilaku audiens, melihat sentimen warganet terhadap institusi, meredam krisis, hingga meningkatkan brand reputation.

Terasa sulit untuk memulai? Menurut Managing Director Verve & Chameleon-Wunderman Thomspon Harry Deje pada dasarnya digital hanyalah tools. Tugas utama PR tetaplah membuat, mengemas dan mengkreasikan konten. Lalu, mendistribusikannya ke berbagai kanal komunikasi yang ingin dituju. “Maka, kalau kita mau menyalurkan konten ke digital, kenali dulu ekosistemnya. Pahami fungsi dan karakteristik tiap platform digital,” imbaunya.

Tak perlu menjadi digital savvy untuk bisa mengelola pesan dan informasi yang ada di dalam ekosistem digital. Sudah banyak kemudahan yang ditawarkan. “Kita hanya perlu memahami peran setiap

kanal digital, menerima data, kemampuan menganalisis, lalu membuatnya menjadi cerita yang relevan,” katanya.

Sederhananya, ujar Business Director and co-founder Crimson Agency Deden Purnamahadi, digital PR adalah tentang bagaimana pelaku PR memanfaatkan ekosistem digital untuk membangun kepercaayaan publik terhadap perusahaan.

Nilai TambahJadi, kata Head of Marketing and Sales Beritagar.id Iqbal Prakasa, yang perlu menjadi penekanan adalah digital bukan sesuatu yang harus dianggap baru apalagi istimewa. “Zamannya sudah berubah. Kita harus live in. Karena sejatinya digital itu memberi nilai tambah, meredefinisi dan memperkaya,” ujarnya saat ditemui PR INDONESIA di Jakarta, Senin (14/10/2019).

Ya, sudah banyak studi kasus yang menunjukkan pencapaian positif dari brand/korporasi yang memanfaatkan kanal digital sebagai bagian dari strategi komunikasi. Baik dari segi efisiensi, efektivitas, penerimaan, pencapaian target, bahkan keberlangsungan bisnis.

Hal ini dirasakan oleh Astra International. Aktivitas digital PR diakui lebih atraktif, interaktif, efektif, efisien, dan terukur bagi brand dalam menyampaikan pesannya kepada publik. “Konten-konten yang menginspirasi akan lebih berbunyi daripada konten-konten yang

tidak berisi,” kata Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk Boy Kelana Soebroto.

Keberadaan social media listening tools juga memudahkan PR mendeteksi potensi isu yang berkaitan dengan brand, merespons isu lebih dini dan tepat sehingga tidak berubah menjadi krisis, memantau brand mention, dan sentimen sosial terhadap brand. Bahkan, dapat memberikan peringatan terhadap adanya lonjakan aktivitas. “Petunjuk ini bisa segera kita gali dan tindaklanjuti,” ujarnya.

Adita Irawati, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, sependapat. Ada aktivitas tak kalah penting saat PR terjun di dunia digital. PR harus membangun interaksi yang kuat dengan audiensnya di media sosial. Di era keterbukaan informasi seperti sekarang, interaksi sangat diperlukan untuk memastikan konten yang disajikan benar-benar efektif dan relevan bagi audiens yang disasar. “Karena komunikasi yang baik adalah saat audiens memberikan perhatiannya dalam bentuk respons,” simpul mantan VP Corporate Communications Telkomsel.

Pola PikirNamun yang sebenarnya terjadi, keenganan itu ada karena persoalan mindset dan dukungan pemimpin. Seperti kata Assistant Vice President External Communication Corporate Communication Telkom Pujo Pramono. Suatu perubahan membutuhkan

Meredefinisi Peran Digital PRKehadiran internet diikuti dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi menjadi sarana yang kuat bagi PR untuk membangun komunikasi dengan audiens dan reputasi korporasi/organisasi. Tren di media digital saat ini bahkan sangat memengaruhi arus informasi.

6 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

MAIN STORY

critical capabilities, baik dari segi digital capabilities maupun leadership capabilities.

Leadership capabilities inilah yang sesungguhnya menggerakkan dan mengorkestrasi operasional perusahaan untuk bertransformasi menjadi digital mastery. Atau, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan digital secara berkelanjutan. “Dukungan dari pimpinan itu penting. Tanpa itu, sulit,” katanya ketika ditemui PR INDONESIA di kantornya di Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Lainnya yang ia garisbawahi, perubahan perlu proses. Hasilnya pun tidak bisa instan. Pengalaman Telkom, meski

merupakan perusahaan informasi dan komunikasi, penerapan digital atau digitalisasi ke dalam seluruh aspek bisnis dan cara bekerja, termasuk PR, memerlukan proses panjang. Semua ditempuh bukan sekadar mengikuti tren, tapi berjalan seiring perkembangan zaman dan makin spesifik karena sesuai kebutuhan. Hal ini dibenarkan oleh pendiri sekaligus Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja. Bagaikan anak tangga, proses transformasi digital juga harus melalui setidaknya enam tahapan. Mulai dari business as usual, present and active, formalized, strategic, converged, hingga inovasi dan adaptasi.

Yang pasti, kata Ardi, ada tiga kunci utama yang harus dijalankan praktisi PR ketika memutuskan untuk bertransformasi ke digital. Meliputi, kuasai medan, bangun pemahaman dan budaya, serta komitmen membangun SDM. Kunci yang terakhir inilah yang menurutnya paling penting. Alasannya, teknologi hanya berperan 10 persen dalam menyukseskan program PR. Selebihnya, 90 persen keberhasilan bertumpu pada soft skill atau kemampuan manusia sebagai brainware. “Mulai dari sumber daya, pengalaman, dan jejaring, semua itu ada di dalam otak manusia. Teknologi hanya pendukung,” jelasnya. Ratna Kartika

Sumber: Indonesia Cyber Security Forum (ICSF)

Enam Tahap Transformasi

Digital

Bisnis seperti BiasaOrganisasi dijalankan dengan perspektif lama yang jamak diketahui dan dianggap masih relevan dengan perkembangan digital.

Hadir dan AktifBerbagai eksperimen yang dilakukan mampu membawa organisasi ke arah literasi digital dan kreativitas, sambil meningkatkan dan memperkuat titik sentuh tertentu.

DirumuskanBerbagai percobaan lebih terencana.

Eksekusi lebih menjanjikan. Tingkat kemampuan menjadi lebih

berani. Agen perubahan mencari dukungan dari pemimpin untuk sumber daya baru dan teknologi.

StrategikBerkolaborasi dan berbagi wawasan untuk menghasilkan roadmap transformasi digital.

Inovasi dan Adaptasi Transformasi digital menjadi cara baru dalam berbisnis. Ekosistem baru diciptakan atas dasar teknologi dan tren pasar.

Terpusat Ada tim khusus transformasi digital untuk memandu strategi dan operasional berdasarkan tujuan bisnis serta pelanggan. Sedangkan infrastruktur baru membentuk peraturan, para ahli, model, proses dan sistemuntuk mendukung transformasi.

1

2

3

4

5

6

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 7

MAIN STORY

Pendiri sekaligus Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat tengah

dihadapkan pada sebuah perang kognitif. Yakni, perang yang mampu mengubah pola pikir dan nalar seseorang dengan tujuan menggiring opini publik.

Dalam kondisi peperangan, kita dituntut untuk menguasai medan atau biasa disebut situation awareness. Pada kasus ini, PR harus menyadari dengan siapa mereka sedang berhadapan, seperti apa lingkungannya, serta alat penunjang/senjata yang diperlukan. “Banyak hal terkait teknologi yang sebenarnya tidak kita kuasai, hanya sekadar tahu tanpa pernah melakukan riset mendalam terkait manfaatnya,” ujar CEO dan founder Media Solution International-Indonesia itu ketika ditemui PR INDONESIA secara khusus di Jakarta, Selasa (8/10/2019).

Padahal, ketika bicara tentang era digital bukan berarti kita beralih dari satu teknologi ke teknologi lainnya, melainkan menyangkut masalah perubahan budaya atau kebiasaan. Jika pada awalnya semua aktivitas dijalankan dengan cara manual, kini melalui konektivitas/otomatisasi. Namun, bukan berarti menghilangkan tenaga kerja. Justru lebih efisien, sementara tenaga kerja yang sudah ada makin optimal.

Perangkat teknologi yang sedang tumbuh secara progresif di Indonesia antara lain, big data, kecerdasan buatan, blockchain, hingga financial technology merupakan contoh teknologi penunjang yang dinilai dapat memudahkan kerja PR. Namun, penting untuk dicermati, teknologi hanya berperan 10 persen dalam menyukseskan program PR. Selebihnya, 90 persen keberhasilan bertumpu pada soft skill

atau kemampuan manusia sebagai brainware. “Mulai dari sumber daya, pengalaman, dan jejaring, semua itu ada di dalam otak manusia. Teknologi hanya pendukung,” jelasnya.

Untuk itu, Ardi memandang PR sebagai sebuah profesi yang strategis. PR akan banyak dicari, dan bernilai mahal di masa mendatang. Sebab, disiplin ilmu kehumasan sifatnya luas dan menyeluruh. Dengan catatan, praktisi PR harus memiliki kemampuan adaptasi, memahami situation awareness, mengerti budaya dan ekosistem, jejaring, serta pandai melakukan lobbying. Diakuinya, kelemahan terbesar praktisi PR di era digital ialah mengenal industri digital sebatas kulit luarnya saja. Tidak mencoba masuk lebih dalam, bergaul, sekaligus merasakan langsung sensasi pelaku industri digital itu sendiri. Untuk itu, Ardi berpesan agar sebisa mungkin libatkan diri kita dengan cara mendalami ekosistem industri digital dan bangun jejaring dengan para ekspertis di bidang teknologi.

Enam Tahap Ibarat anak tangga, proses transformasi digital harus melalui enam tahapan anak tangga. Pertama, business as usual. Pada tahap awal, organisasi dijalankan dengan perspektif lama yang sudah jamak diketahui dan dianggap masih relevan dengan perkembangan digital. Kedua, present and active. Berbagai eksperimen yang dilakukan mampu membawa organisasi ke arah literasi digital dan kreativitas, sambil meningkatkan dan memperkuat titik sentuh tertentu. Ketiga, formalized. Berbagai percobaan lebih terencana. Eksekusi menjadi lebih menjanjikan. Tingkat kemampuan menjadi lebih berani. Agen perubahan mencari dukungan dari pemimpin untuk sumber daya baru dan teknologi.

Keempat, strategic. Kelompok individu menyadari kekuatan kolaborasi baik untuk penelitian mereka, pekerjaan, maupun berbagi wawasan untuk menghasilkan roadmap teransformasi digital baru, kepemilikan, usaha, dan investasi. Kelima, converged (terpusat). Tim khusus transformasi digital dibentuk untuk memandu strategi dan operasional yang berdasarkan pada tujuan bisnis serta pelanggan. Sedangkan infrastruktur baru membentuk peraturan, para ahli, model, proses dan sistem untuk mendukung transformasi. Keenam, inovasi dan adaptasi. Transformasi digital kini menjadi cara baru dalam berbisnis, dan para eksekutif serta ahli menyadari bahwa perubahan ini bersifat statis. Yakni, sebuah ekosistem baru diciptakan atas dasar teknologi dan tren pasar. ais

Dalami Ekosistem DigitalAda tiga kunci utama yang harus dijalankan praktisi public relations (PR) ketika memutuskan untuk bertransformasi ke digital. Yakni, kuasai medan, bangun pemahaman dan budaya, serta komitmen membangun SDM.

Kelemahan terbesar praktisi PR di era digital ialah mengenal industri digital sebatas kulit luarnya saja.

Foto

: Riz

qi/P

R In

done

sia

8 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

MAIN STORY

Sayangnya, kata Adita Irawati, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, pemahaman public relations (PR) akan dunia digital

cenderung masih sebatas pemanfaatan media sosial. Menurutnya, optimalisasi media sosial sebagai medium untuk berkampanye, branding, maupun sosialisasi sudah menjadi keharusan—bukan hal baru apalagi istimewa. “Saya perhatikan, di Indonesia PR-nya masih 3.0, belum benar-benar 4.0. Maksudnya, mereka memiliki akun media sosial, tapi belum memanfaatkannya secara maksimal,” ujarnya saat ditemui PR INDONESIA di acara Siberkreasi Nitizen Fair 2019 di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).

Padahal ada aktivitas tak kalah penting saat PR terjun di dunia digital. PR harus membangun interaksi yang kuat dengan audiensnya di media sosial. Di era keterbukaan informasi seperti

sekarang, interaksi sangat diperlukan untuk memastikan konten yang disajikan benar-benar efektif dan relevan bagi audiens yang disasar. “Karena komunikasi yang baik adalah saat audiens memberikan perhatiannya dalam bentuk respons,” simpul mantan VP Corporate Communications Telkomsel. Tak berhenti sampai di situ, serangkaian kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi baru seperti internet of things (IoT), big data, cloud computing, machine learning, hingga kecerdasan buatan sejatinya dapat diutilisasi guna memudahkan kerja PR. Terutama, untuk mengidentifikasi stakeholders yang memiliki ketertarikan dengan brand/perusahaan/institusi, menangkap perilaku audiens, melihat sentimen warganet terhadap institusi, hingga meningkatkan brand reputation.

Jejak DigitalMenurut Adita, fenomena ini perlu disikapi dengan cerdas dan cermat oleh setiap praktisi kehumasan. Dengan begitu, praktisi PR diharapkan bisa lebih peka dan sensitif terhadap isu atau konten yang akan disebarluaskan. Jika sekali saja PR melakukan kesalahan, jejak digitalnya akan terekam sepanjang masa. Untuk itu, kita harus mampu mengantisipasi, memahami cara kerja algoritma sehingga bisa memitigasi risiko sedini mungkin.

Seperti yang dirasakan Adita beserta tim saat meramu narasi positif bagi orang nomor satu di negeri ini, Presiden Joko Widodo. Presiden dan lembaga kepresidenan merupakan pucuk kepemimpinan tertinggi di negara ini. Perlu kehati-hatian ekstra dalam menyikapi berbagai macam isu dan krisis. Terutama, yang terjadi di media sosial.

Penting bagi Adita untuk melakukan koordinasi secara intensif dan luas dengan seluruh kementerian dan lembaga agar dapat memastikan duduk permasalahan yang sebenarnya. Karena setiap informasi yang keluar atas nama pemerintah sangat diperhitungkan kredibilitasnya.

Untuk itu, perempuan penggemar olahraga lari ini menekankan pentingnya praktisi PR terjun dan terlibat langsung untuk mengasah kepekaan personal. “Paling tidak ia memahami karakteristik dari masing-masing platform,” katanya.

Pada akhirnya, menurut Adita, dalam mengelola komunikasi di dunia digital, praktisi PR tak cukup sekadar memiliki keahlian, pengetahuan, dan pengalaman. Yang bersangkutan harus mampu mengelola kepekaan pemikiran, perasaan, dan hati. ais

"Brainware" Dulu, "Hardware" Kemudian

Ketika PR dihadapkan pada era digital, yang perlu dibangun tidak hanya platform, hardware, atau infrastruktur teknologi. Lebih dari itu, mentalitas praktisi humas pun harus dipersiapkan secara matang.

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

Optimalisasi media sosial sebagai medium untuk berkampanye, branding, maupun sosialisasi sudah menjadi keharusan.

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 9

MAIN STORY

Pengalaman PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk membuktikan untuk sampai ke arah itu tidak cukup sekadar niat.

Menurut Assistant Vice President External Communication Corporate Communication Telkom Pujo Pramono, perubahan tersebut membutuhkan critical capabilities, baik dari segi digital capabilities maupun leadership capabilities.

Menurutnya, leadership capabilities inilah yang sesungguhnya menggerakkan dan mengorkestrasi operasional perusahaan untuk bertransformasi menjadi digital mastery. Atau, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan digital secara berkelanjutan. “Dukungan dari pimpinan itu penting. Tanpa itu, sulit,” katanya ketika ditemui PR INDONESIA di kantornya di Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Menurut Pujo, pemanfaatan digital di era sekarang sangat bermafaat untuk meningkatkan engagement. Dengan memanfaatkan pengelolaan customer database secara maksimal dan berorientasi pada outside in customer experience, PR dapat memprediksi pesan yang relevan dan sesuai kebutuhan. Lalu, mengemasnya seperti keinginan pelanggan atau target audiens.

360 DerajatDalam penerapannya, Telkom menerapkan strategi Integrated Media Campaign yang diadopsi dari Integrated Marketing Communication (IMC). IMC versi PR merupakan tool bagi PR dalam merencanakan kampanye melalui pemanfaatan berbagai media digital secara terintegrasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

IMC dimaksudkan sebagai pedoman. “Dengan mengintegrasikan 360-degree communications, kami berupaya melakukan komunikasi secara maksimal sesuai audiens yang disasar beserta gaya hidupnya,” katanya.

Jadi, Pujo melanjutkan, era digital memungkinkan PR meningkatkan peran dan fungsinya sebagai penyampai pesan sekaligus memviralkannya. “Asalkan melalui pengelolaan yang serius, terstruktur dan terencana,” imbuhnya. Dikarenakan kebutuhan yang semakin spesifik, Telkom saat ini memiliki digital activation, unit yang khusus mengemas pesan dalam bentuk digital, termasuk membangun komunitas yang terlibat di dalamnya.

Upaya mengomunikasikan pesan secara terintegrasi ini mulai dari merumuskan pesan, merancang suatu momen yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang tengah berkembang, menjalankan kampanye secara menyeluruh, hingga memviralkannya. “Hal terpenting untuk mendapatkan hasil maksimal adalah dengan sebanyak-banyaknya melibatkan kanal untuk mendistribusikan pesan baik kepada media konvensional, digital, termasuk pegiat media sosial,” ujarnya.

Yang pasti, Pujo berpesan, apa pun kanal yang akan digunakan untuk mendistribusikan pesan, PR harus memastikan pesan yang disampaikan konsisten. PR juga harus siap dan cepat merespons segala bentuk keluhan dan masukan dari masyarakat. Apalagi saat ini ada istilah everyone is a media. Kesungguhan Telkom dibuktikan dengan membangun Digital Command Center. “Dari sinilah kita bisa memonitor secara keseluruhan mulai dari percakapan sampai keluhan, mengukur, mengevaluasi, dan mengelolanya,” tutup Pujo. mai

Menuju "Digital Mastery"Perjalanan Telkom mengarungi digital PR merupakan suatu proses panjang. Mulai dari yang sederhana seperti media monitoring, cloud hingga big data. Semua ditempuh bukan sekadar mengikuti tren, tapi berjalan seiring perkembangan zaman dan makin spesifik karena sesuai kebutuhan.

Perubahan ke arah digital tidak cukup sekadar niat. Perlu critical capabilities baik dari segi digital capabilities maupun leadership capabilities.

Foto

: Rat

na/P

R In

done

sia

10 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

MAIN STORY

Menurut Head of Corporate Communications PT Astra International Tbk Boy Kelana Soebroto,

pemanfaatan digital dan teknologi di korporasi tempatnya bekerja tidak terlepas dari upaya PR untuk membangun reputasi, kredibilitas, dan kepercayaan.

Keberadaan digital PR bertujuan untuk menjalin engagement dengan konsumen di dunia digital. Ia juga dituntut mampu memanfaatkan berbagai saluran komunikasi dan informasi secara efektif, selektif, serta memahami peta media. Apalagi media massa berbasis digital di Indonesia berkembang begitu pesat.

Digital PR juga terlibat dalam upaya perusahaan mengedukasi masyarakat. “Konten-konten yang menginspirasi akan lebih berbunyi daripada konten-konten yang tidak berisi,” ujar Boy melalui jawaban tertulis, Minggu (13/10/2019).

Fungsi digital PR akan makin maksimal dengan dukungan big data dan kecerdasan buatan (artificial Intelligence). Melalui keduanya, PR dapat memiliki informasi berupa kebiasaan (behavior) yang sebelumnya sulit dikuantifikasi. Kondisi ini juga memungkinkan PR melakukan monitoring terhadap stakeholders, sehingga pesan yang akan disampaikan lebih relevan dan sesuai dengan audiens yang disasar.

Selain itu, aktivitas digital PR yang atraktif dan interaktif diakui Boy lebih efektif serta efisien bagi brand dalam menyampaikan pesannya kepada

publik ketimbang melalui iklan secara konvensional. Keberadaan social media listening tools juga memudahkan PR mendeteksi potensi isu yang berkaitan dengan brand, merespons isu lebih dini dan tepat sehingga tidak berubah menjadi krisis, memantau brand mention, dan sentimen sosial terhadap brand. Bahkan, dapat memberikan peringatan terhadap adanya lonjakan aktivitas. “Petunjuk ini bisa segera kita gali dan tindaklanjuti,” kata Wakil Ketua Umum III BPP PERHUMAS itu.

BerbenahAstra sendiri sudah lama menyadari pentingnya penggunaan digital dalam mengomunikasikan pesan-pesan perusahaan. Untuk itu, mereka pun segera berbenah. Mulai dari memaksimalkan penggunaan website, media sosial, optimasi listening tools, kolaborasi dengan konten, digital placement, hingga pengunaan AI untuk crowd counting dan emotional detection. “Di era digital, kami sebagai PR dituntut untuk terus beradaptasi dengan perubahan yang begitu dinamis, belajar berbagai kasus, mengikuti setiap perkembangan informasi baik di media massa maupun sosial,” ujar pria kelahiran Hong Kong ini.

Menulis secara kreatif pun menjadi hard skill yang mutlak dimiliki praktisi digital PR. Ditambah, kemampuan menganalisis audiens/konsumen/publik, memahami fungsi dan karakter setiap platform media digital, mengedit foto/video, dan lainnya. Sementara rasa ingin tahu, berpikiran terbuka, tanggap terhadap lingkungan

sekitar, dan menjadi PR untuk diri sendiri adalah soft skill yang harus ada dalam setiap insan PR.

Semua kompetensi ini wajib dimiliki karena praktisi PR harus siap menghadapi media sosial yang liar, bebas, dan tidak terprediksi. “Kita harus siap dengan data ketika dihadapkan oleh gejolak di dunia maya,” kata alumni Universitas Sebelas Maret. Komunikasi yang digunakan juga harus efektif sebab komunikasi di media sosial adalah emosi. Semua orang ingin menjadi diri sendiri di akunnya masing-masing.

Salah merespons berujung merusak reputasi. Untuk itu, PR harus dibekali dengan perencanaan yang baik. Ia meyakini segala sesuatu yang direncanakan secara matang, lalu dievaluasi dan dikoreksi akan menciptakan usaha-usaha berkelanjutan (continous improvement). “Di Astra, kami selalu melakukan plan, do, check, action (PDCA),” ujarnya. mai

Siapkan Data Saat Mengarungi Dunia MayaPerkembangan digital memaksa public relations (PR) berbenah. Apalagi semenjak kecerdasan buatan hadir di muka bumi. Jika tidak ditanggapi serius, keberadaannya bakal mengancam aktivitas kehumasan.

Foto

: Dok

Prib

adi

Aktivitas digital PR diakui lebih atraktif, interaktif, efektif, serta efisien.

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 11

MAIN STORY

Jika dulu ketika seorang warga ingin menyampaikan aspirasinya kepada Presiden harus melalui proses panjang dan rumit.

Sekarang, cukup dengan satu tweet atau komentar di media sosial, pesan itu sudah tersampaikan secara real-time.

Inilah yang ditekankan oleh Iqbal Prakasa, Head of Marketing and Sales Beritagar.id. Pemutusan sebuah otoritas akibat dari lahirnya teknologi digital. Bagi public relations (PR), kondisi ini membuat potensi krisis makin terbuka. Selain ancaman, kondisi ini juga menciptakan sejuta peluang.

Untuk itu, kata Iqbal, alangkah baiknya jika PR mampu membawa digital itu ke dalam kehidupan sehari-hari. Tidak perlu dianggap beban dan sesuatu yang baru apalagi istimewa. “Zamannya

sudah berubah. Kita harus live in. Karena sejatinya digital itu memberi nilai tambah, meredefinisi dan memperkaya,” ujarnya ditemui PR INDONESIA di Jakarta, Senin (14/10/2019).

Teknologi tak lebih dari sekadar ekosistem atau perangkat. Teknologi dibuat untuk membantu dan memudahkan pekerjaan. Termasuk bagi pelaku PR. Teknologi digital membuat segala pekerjaan menjadi lebih presisi, terukur, dan transparan. Apalagi makin ke sini, setiap orang semakin meminta sesuatu yang lebih canggih dan personal. “Inilah kondisi yang menggambarkan masyarakat hari ini dalam menginginkan sesuatu, termasuk informasi,” tambahnya.

Bagaimanapun juga, kata Iqbal, dibalik kecanggihan teknologi digital tetap ada manusia sebagai pengendali. Tentu, dengan catatan manusia tersebut mampu berpikir secara sistematif, kreatif, serta bersikap adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi.

Pola pikir seperti inilah yang nantinya akan mengubah model bisnis dari perusahaan yang direpresentasikan oleh PR ke arah yang lebih berkembang. Contoh, Beritagar.id memanfaatkan big data—Lokadata—untuk kebutuhan analisis konten/media. Mulai dari melihat sentimen isu, infuencer, jenis kategori artikel, hingga dampak pemberitaan terhadap penjualan. “Ini hanyalah sebagian kecil dari manfaat yang bisa diperoleh jika PR mampu memaksimalkan keberadaan teknologi digital,” imbuhnya.

EvaluasiTantangannya, di era digital batas antara satu profesi dengan profesi lain menjadi semakin samar. Siapa saja bisa menjadi content creator, membuat iklan, bahkan menyebarkan berita melalui medianya masing-masing. Menariknya, justru masyarakat awam, sebut saja youtuber, lebih memahami tentang cara kerja analisis data untuk menghasilkan konten yang mampu memberikan perspektif, sekaligus bisa dinikmati oleh target audiensnya.

Fenomena ini menarik untuk menjadi bahan evaluasi bagi praktisi PR. Menurut Iqbal, aktivitas komunikasi PR juga bisa memperoleh perhatian sama banyaknya apabila mereka rutin melakukan pengukuran sebagai dari bahan evaluasi. PR juga harus mempu berjejaring dengan stakeholders yang tulus, tidak sebatas formalitas. “Yang dibutuhkan dalam membangun engagement saat ini adalah tidak sekadar networking, tapi relationship,” ujarnya.

Untuk itu, Iqbal mengimbau, kuasai data analisis agar PR bisa mengetahui kebutuhan dan keinginan audiens. Lakukan pemetaan dan buat segalanya menjadi lebih personal. “Data berperan untuk melihat posisi, kekuatan, dan kelemahan perusahaan, topik serta isu yang terkait dengan kita,” jelasnya. Kedua, kreatif. Contoh sederhana, membuat siaran pers yang mengandung nilai berita ketimbang hardselling. Terakhir, pahami pola/siklus tahunan program-program yang akan dijalankan. ais/rtn

Teknologi Digital Memperkaya Praktik PRBicara tentang transformasi digital tidak sesederhana memindahkan apa yang ada di kertas ke dalam website atau media sosial. Lebih dari itu, transformasi ini mampu memotong, memutus, bahkan menghilangkan sebuah otoritas yang ada.

Kuasai data analisis, lakukan pemetaan dan buat segalanya menjadi lebih personal.

Foto

: Dok

. Ber

itaga

r.id

12 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

MAIN STORY

Managing Director Verve & Chameleon-Wunderman Thomspon Harry Deje memberi gambaran

sederhana jika kita mampu mengelola ekosistem digital dengan baik. “Jika cara kita mengelola media sosial itu baik, nama kita ketika di-search akan bagus. Kalau kita pintar memainkan kata kunci, owned asset kita makin baik,” katanya kepada PR INDONESIA di Jakarta, Senin (14/10/2019).

Pria yang sejak setahun lalu bergabung di agensi PR yang memiliki spesialisasi di bidang storycrafter ini melanjutkan, kalau kita mampu membangun komunikasi yang baik dengan key opinion leader (KOL), maka percakapan yang muncul di

media digital ikut meningkat. Jika sampai menginspirasi dan relevan, bisa jadi viral. Contoh, dicuplik oleh blogger, vlogger, media on-line, bahkan hingga muncul di percakapan grup chat seperti WhatsApp. “Jadi, digital PR bukan sekadar mengelola satu platform seperti media sosial,” ujar pria yang karib disapa Deje itu.

Digital hanyalah tools. Tugas utama PR tetaplah membuat, mengemas, dan mengkreasikan konten. Lalu, mendistribusikannya ke berbagai kanal komunikasi yang ingin dituju. “Maka, kalau kita mau menyalurkan konten ke digital, kita mesti kenal dengan ekosistemnya. Pahami fungsi dan karakteristik tiap platform digital. Karena platformnya banyak, kita juga harus memiliki beragam kemasan konten. Kami menyebutnya story spheres,” imbuhnya.

Selain itu, kata Deje, PR jangan memandang digital sebagai sesuatu yang ribet. Menurutnya, PR tak perlu menjadi digital savvy untuk bisa mengelola pesan dan informasi yang ada di dalam ekosistem digital. “Kita hanya perlu memahami peran setiap kanal digital, menerima data, kemampuan menganalisis, lalu membuatnya menjadi cerita yang relevan,” katanya. Saat ini, riset dari big data bisa kita peroleh dengan mudah. Tidak butuh SDM tambahan, ada pihak ketiga selaku penyedia jasa. Tak perlu infrastuktur mahal, ada banyak aplikasi yang menyediakan data seperti Alexa. Bahkan, setiap platform media sosial dan mesin pencari seperti Google pun menyediakan data analitik. Tak perlu investasi besar, cukup berlangganan dengan harga yang terjangkau.

ManfaatSudah banyak studi kasus yang menunjukkan pencapaian positif dari brand/korporasi yang memanfaatkan kanal digital sebagai bagian dari strategi komunikasi. Baik dari segi efisiensi, efektivitas, penerimaan, pencapaian target, bahkan keberlangsungan bisnis.

Lewat digital, PR bisa mengkultivasi big data. Semuanya tercatat. Kondisi ini memungkinkan praktisi PR untuk membuat aktivitas dan cerita baru sesuai preferensi/kebutuhan audiens yang disasar. “Kanal digital membantu semua informasi tersalurkan lebih cepat. Termasuk, peluang viral yang akhirnya membentuk opini dan persepsi,” katanya.

Lewat digital pula, PR bisa memonitor potensi isu, hingga meredam krisis. “Di era digital, potensi isu menjadi krisis bisa berubah sedemikian cepat. Jika PR tidak paham dengan ekosistem dan cara menangani krisis di dunia digital, penanganannya bisa semakin lama,” ujarnya seraya berpesan krisis di digital itu melibatkan data. Untuk itu, PR harus rajin memonitor data, memetakan sentimennya, sampai melakukan simulasi agar kelak tidak salah melangkah. Menurut Deje, yang menghambat upaya memaksimalkan peran digital sebagai bagian dari strategi komunikasi, justru terletak pada individu masing-masing. Mereka terjebak di zona nyaman. Kedua, minim dukungan dari pimpinan/manajemen. “Terjun ke digital jangan nanggung, sekadar coba-coba. Jangan harap hasil yang instan. Perubahan itu butuh proses. Tapi, tidak boleh ditunda terlalu lama. Karena semakin lama berubah, semakin kita tertinggal jauh. Harus all out!” ujarnya. rtn

Perlu MamahamiSetiap Kanal DigitalDigital adalah eksositem. Semua yang ada di dalamnya saling terkait. Untuk itu pahami ekosistemnya agar sebaran pesan yang ingin disampaikan maksimal.

Foto

: Dok

. Ver

ve

Digital hanyalah tools. Tugas utama PR tetaplah mengkreasikan konten.

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 13

MAIN STORY

Seperti yang disampaikan Business Director and co-founder Crimson Agency Deden Purnamahadi secara tertulis kepada

PR INDONESIA, Jumat (11/10/2019). “Digital PR lebih dari sekadar mengelola media sosial. Digital PR adalah tentang bagaimana pelaku PR memanfaatkan ekosistem digital untuk membangun kepercaayaan publik terhadap perusahaan,” katanya.

Keberadaannya digital dan teknologi bukan ancaman. Sebaliknya, semakin memudahkan PR dalam bekerja. Karena lewat teknologi digital mereka dapat menjangkau lebih banyak audiens sesuai profil yang diinginkan. Mereka juga dapat mengukur efektivitas pesan, termasuk kritik dan saran dari target audiens.

Untuk itu, di era seperti sekarang, PR harus mampu mengintegrasikan pendekatan tradisional PR dengan digital PR. Mengapa? Karena yang berbeda hanya salurannya sementara pesannya tetap sama. “Di sinilah tantangan PR. Mereka dituntut mampu menyampaikan pesan dengan baik sesuai dengan jenis salurannya,” ujarnya.

Meski begitu, Deden merangkum setidaknya ada tiga hal yang harus diwaspadai PR saat mengelola dan memaksimalkan strategi komunikasi melalui digital. Pertama, thumb is a brand killer. Melalui ponsel pintar, semua orang bisa menyampaikan pendapat dengan mudah lewat media sosial. Maka dari itu, PR tidak boleh menganggap remeh pesan dari konsumen. Kedua, cek hasil temuan mesin pencari tentang perusahaan. Terus

pastikan bahwa hasil temuan mesin pencari dengan kata kunci perusahaan atau brand semuanya dalam sentimen positif, setidaknya hingga tiga halaman pertama.

Ketiga, jangan terjebak dengan tujuan meningkatkan jumlah followers dan fans. “Yang penting bukan jumlah followers, tapi apa yang akan kita lakukan bersama mereka,” ujarnya Semua platform media sosial menyediakan fitur berbayar untuk menyebarluaskan konten kepada audiens yang lebih luas dari jumlah followers. “Sekarang, banyak hal terjadi dan lebih mudah jika dilakukan di digital. Termasuk, dalam rangka meredam krisis dan membangun engagement dengan target audiens,” katanya.

Tingkatkan KompetensiAdapun kemampuan dasar yang harus dimiliki PR yang mengelola strategi komunikasi di kanal digital antara lain kemampuan membuat konten yang tepat untuk dikonsumsi di media sosial. Konten yang snackable, menginspirasi, menghibur dan bisa mengikat audiens. Konten tidak hanya berupa teks, tapi juga gambar dan video. Kedua, memahami cara kerja SEO (search engine optimization) dan SEM (search engine marketing). Dua hal ini akan memengaruhi cara PR memilih tema dan menulis konten yang relevan. Ketiga, pemahaman akan paid ads di media sosial. Keempat, kemampuan membaca data digital, seperti insight pada akun-akun media sosial dan Google Analytics.

Untuk dapat menerapkan kemampuan tersebut, menurut Deden, harus ada kemauan dari pelaku PR untuk mengubah

pola pikir dan cara kerja. Praktisi PR juga harus mampu mengimbangi kecepatan dalam hal merespons umpan balik atau pertanyaan audiens. Sebab, hal ini akan berpengaruh pada reputasi perusahaan/brand. Keberhasilan program pun bisa diukur lebih cepat dan akurat. Untuk itu, praktisi PR harus bisa lebih cepat bermanuver untuk mencapai tujuan program mereka. “Tren, teknologi, dan tools digital berkembang sangat cepat. Praktisi PR tidak ada pilihan lain kecuali mengikuti perkembanganya dan meningkatkan kompetensi,”tegasnya. mai

"Engagement" Lebih Penting Ketimbang "Followers"Transformasi media komunikasi dari yang tadinya tradisional menjelma berbasis digital mendorong public relations (PR) untuk mengubah pola pikir dan cara mereka bekerja.

Banyak hal terjadi dan lebih mudah jika dilakukan di digital. Termasuk, dalam rangka meredam krisis dan membangun engagement.

Foto

: Dok

. Prib

adi

14 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

MAIN STORY

Denny AbidinVP Corporate Communications Telkomsel

Bekerja dengan HatiRamah dan mudah bergaul adalah kesan pertama yang ditangkap dari sosok Denny Abidin, VP Corporate Communications PT Telkomsel. Di tengah kesibukannya yang luar biasa, Abe, begitu sapaan karib Denny Abidin, ia bersedia meluangkan waktunya untuk PR INDONESIA. Ditemui di kantornya di Jakarta, Senin (14/10/2019), kami berbicara panjang lebar. Fo

to: R

oni/

PR In

done

sia

16 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

INTERVIEW

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 17

INTERVIEW

Banyak cerita yang mengalir selama enam tahun Abe mengarungi peran sebagi PR dan 1,5 tahun menjadi nakhoda untuk unit Corporate Communications Telkomsel. Termasuk tantangan yang harus dihadapi di tengah era keterbukaan dan perkembangan teknologi yang luar biasa masif. Kepada Ratna Kartika, pria kelahiran Bandung, 48 tahun lalu, ini berkisah.

Seperti apa dinamika public relations di industri telko seperti Telkomsel saat ini? Banyak turbulensi, ya. Terlebih selama kurun waktu 2 – 3 tahun belakangan. Ini dikarenakan bidang teknologi sedang mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Sebenarnya kami sudah memprediksi tentang akan ada banyaknya teknologi yang mendisrupsi layanan. Namun, kecepatannya itu yang tidak terukur. Bahkan, datang lebih cepat dari yang kita prediksi.

Contoh, ketika shifting dari 3G ke 4G. Tadinya, kita memprediksi 4G adalah teknologi yang akan dipakai untuk waktu yang lama. Makanya, kita mengenal dengan istilah 4G LTE (long-term evolution). Eh, tahu-tahunya, hanya dalam kurun 4 – 5 tahun semenjak 4G keluar, sudah ada teknologi 5G.

Dampaknya pun sama. Karena kami adalah perusahaan yang memberikan layanan digital komunikasi yang bersifat masif dengan pelanggan lebih dari 170 juta, otomatis ada banyak suara yang harus kita dengar dengan altitude/kedalaman yang lebih detail. Apalagi semenjak lahirnya media sosial, era di mana berakhirnya “no comment”. Begitu PR bilang “no comment”, saat itu pula dia menunjukkan ketidaksiapannya memprediksi sebuah kejadian.

Foto

: Ron

i/PR

Indo

nesi

a

18 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

INTERVIEW

Jadi, kami selaku PR dituntut untuk melakukan segala sesuatunya cepat dan adaptif—bukan lagi agile. Saking banyak inovasi, media platform, layanan-layanan digital, kemampuan adaptif pun menjadi pekerjaan rumah tersendiri.

Bagaimana Anda dan tim menyikapi fenomena tersebut? Ini menarik. Kami memiliki lebih dari 170 juta pelanggan, dan sebanyak mereka punya hak untuk bersuara menyampaikan kegalauan, kritik dan lain sebagainya. Artinya, dengan adanya komentar hingga berita instan, kami sebagai PR harus siap 24/7, lebih cepat dalam mengambil keputusan, tapi bukan berarti terburu-buru.

Dalam merespons atau mengeluarkan pernyataan, kita harus tahu apa yang akan disampaikan dan siapa yang akan menyampaikan. Jika salah memberikan pernyataan, krisis bisa muncul dalam hitungan 24 detik, bukan lagi 24 jam menunggu koran terbit.

Contoh, ada pelanggan yang sebenarnya bertanya tentang tarif. Dia bertanya lewat medsos. Kami respons tanpa melihat hastag yang disertakan oleh pelanggan tadi. Akhirnya, problem yang tadinya antara person to person menjadi korporat kepada pihak yang di-tag. Masalah jadi membesar.

"Ketika ada masalah, pahami betul, jangan menganggap remeh. Tapi, jangan juga panik karena krisis itu ada siklusnya."

Yang patut diingat, jejak digital di dunia maya itu tidak bisa hilang. Itulah mengapa, PR sekarang perlu sensitif, kuat secara feeling, dan detail. Ketika

ada masalah, pahami betul, jangan menganggap remeh. Tapi, jangan juga panik karena krisis itu ada siklusnya. Sampai kapan krisis itu berlalu, tergantung dari cara kita menanganinya.

Supaya bisa menanganinya dengan tepat, maka kita harus kenali industrinya, lanskap, stakeholders-nya mulai dari internal, pemerintah, pelanggan, industri, mitra, media, ekosistem media sosial, termasuk kompetitor.

Kalau di perusahaan kami sudah ada term and condition ketika menghadapi isu atau krisis. Surat Keputusan Direksi memuat aturan mengenai siapa yang berhak bicara ke publik dan untuk konten apa. Contoh, untuk konten yang bersifat strategik, berkaitan dengan visi perusahaan, maka yang berhak bicara ke hadapan publik hanya level direksi.

"Jejak digital di dunia maya itu tidak bisa hilang. PR sekarang perlu lebih sensitif, kuat secara feeling, dan detail."

Di luar itu, bisa direktur terkait atau VP Corcomm. Sementara terkait program mulai dari penjualan sampai CSR bisa diwakilkan oleh general manager, VP terkait atau pejabat yang ditunjuk.

Di era media sosial, perusahaan menjadi rentan terkena isu dan krisis. Termasuk, krisis yang ditimbulkan oleh internal melalui akun masing-masing. Tanggapan Anda?Benar sekali. Kesadaran bermedia sosial yang bertanggung jawab di era seperti sekarang penting sekali. Sebenarnya, dalam bermedia sosial itu kita hanya memindahkan cara berkomunikasi yang tadinya langsung ke dalam bentuk tulisan. Tapi ada faktor yang tidak terlihat

di media sosial, yakni bahasa tubuh dan emosi. Untuk itu, kemungkinan mispersepsi itu sangat mudah terjadi.

Itulah sebabnya, kami merasa fungsi PR menjadi lebih berat. Kami harus memastikan sekitar 5.400 karyawan memiliki kesadaran bermedia sosial yang bertanggung jawab. Sebab mereka adalah PR bagi perusahaan.

Apa upaya yang dilakukan? Dalam 2-3 tahun terakhir, kami melakukan spokesperson training di semua area dan level. Tapi kunci suksesnya justru bukan terletak pada pelatihannya, melainkan kesadaran. Kita harus menyadari penuh apalagi yang namanya media sosial, publik akan dengan mudah menghakimi jika kita salah memberikan pernyataan. Contoh, ketika ada karyawan yang menumpahkan permasalahan pribadi di media sosial, meski atas nama pribadi, publik akan tetap mencari latar belakang siapa dia, dari mana asalnya dan di mana kerjanya.

Ketika terjadi krisis di dunia digital, strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan? Kita identifikasi dulu detail, dampak dan level krisisnya. Dari situ baru kita tentukan siapa spokesperson-nya. Kalau isunya lokal, bisa ditangani oleh tim corcomm di area. Tapi kalau dampaknya masif, segera cek ke bisnis unit, cari tahu siapa business owner-nya. Kalau menyangkut strategi perusahaan, berdampak nasional, maka yang memiliki hak bicara hanya level direksi.

Jadi, prosesnya bisa sangat pararel. Itulah sebabnya, penting bagi PR memiliki keterampilan dan terlatih mengkreasikan narasi. Terutama, dalam membuat standby statement.

Prinsip kami, meski harus bertindak cepat, tapi tidak terburu-buru. Apalagi kalau masalahnya belum terindentifikasi secara detail. Ada kalanya diam itu jauh lebih baik daripada kita menyampaikan fakta yang salah.

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 19

INTERVIEW

Sebagai perusahaan telekomunikasi digital, bagaimana Anda bersama tim memanfaatkan digital sebagai bagian dari strategi komunikasi? Bagi kami, digital itu bukan platform. Tapi, proses yang membuat sesuatu lebih cepat, simpel, produktif, dan efektif. Sebagai PR kita juga harus berproses sama cepatnya. Peka terhadap segala sesuatu yang terjadi, isu, tren dan teknologi terbaru serta dampaknya bagi perusahaan. Kita harus mampu bertindak cepat, tapi tidak terburu-buru. Untuk sampai ke sana, kita perlu persiapan dan harus sangat terlatih. Sejauh mana Telkomsel memanfaatkannya?Kami memanfaatkan semua kanal baik itu untuk memaksimalkan pesan peusahaan maupun layanan/produk. Tapi bagi PR, ada fundamen yang penting dalam menyampaikan sebuah pesan di kanal mana pun. Yakni, narasi. Setiap narasi harus punya big picture, outcome, dan objektif sebelum bicara seru dan muncul di banyak percakapan. Di kami, pemanfaatan media adalah bagaimana kami mengkreasikan suatu narasi atau kita kenal dengan istilah content is the king.

"Setiap narasi harus punya big picture, outcome, dan objektif sebelum bicara seru dan muncul di banyak percakapan."

Apakah dalam menentukan big picture suatu narasi tadi, Telkomsel memanfaatkan machine learning, big data dan sebagainya? Tergantung dari objektifnya. Sebagai perusahaan telekomunikasi digital, kami mampu melakukan itu. Kami memiliki data pelanggan yang jumlahnya ratusan juta. Tapi harus diingat, kami juga perusahaan yang berkomitmen menjalankan bisnis

dan tata kelola yang baik. Salah satunya, dengan mematuhi undang-undang perlindungan data pelanggan. Untuk itu, kami tidak bisa serta merta. Meski meyakini big data is no longer new oil, but is an air, ada regulasi dan kepatuhan yang mesti kami perhatikan dan junjung bersama.

Data itu kami gunakan lebih untuk mengenal karakter dan memberikan solusi sesuai kebutuhan pelanggan. Contoh, generasi post millennial cenderung ingin memiliki kebebasan dalam membeli paket suatu produk. Mereka juga ingin cara bertransaksi mulai dari registrasi sampai pembelian via digital.

Data juga diperlukan karena masyarakat saat ini ingin dilayani lebih personal. Kalau dua tahun lalu kita mengenal adanya digital lifestyle. Sekarang lebih spesifik lagi. Kebutuhan gaya hidup seperti apa yang dibutuhkan? Travelling, main game, nonton bioskop, musik?

Itu pun ada turunannya lagi. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang gemar main game, kita mesti cari tahu game apa yang disukai? PUBG (PlayerUnknown’s Battlegrounds) atau Free Fire? Saking detailnya, bahkan ada istilah beda pilihan game sudah kayak beda ideologi. Ha-ha!

Jadi, bisa dibayangkan, kalau kita memberikan penawaran khusus atau mengomunikasikan layanan terkait PUBG sebagus apapun kepada pengguna Free Fire, dijamin tidak akan berhasil. Bahkan, dianggap spamming. Ini pula yang menjadi pekerjaan rumah kami sebagai PR di era digital. Kita tidak hanya bicara traffic, tapi juga dampak bagi perusahaan, sosial, sampai tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurut Anda, kompetensi apa yang diperlukan PR saat ini?Kompetensi paling dasar yang harus dimiliki tentulah kemampuan berkomunikasi. Nah, yang unik di

perusahaan kami, tidak semua orang di unit ini berlatar belakang komunikasi. Ada yang lulusan hukum seperti saya, ekonomi sampai teknik industri. Tapi, kami memang perlu tim dari multidisiplin.

Yang terpenting adalah mereka paham industrinya. Untuk itu, saya selalu minta mereka untuk membekali diri dengan data, mau belajar dan bertanya tak hanya kepada sesama tim, tapi juga unit lain. Gali terus rasa ingin tahu atau penasaran (curiosity). Seperti kata Steve Jobs, founder Apple, stay foolish, stay hungry.

20 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

INTERVIEW

Caranya bisa beragam mulai dari ikut pelatihan sampai ngobrol. Mereka bisa membekali dirinya dengan pelatihan atau capacity building yang diselenggarakan oleh perusahaan atau dari luar perusahaan yang relevan dengan ilmu yang mereka butuhkan.

Saya juga selalu minta kepada tim untuk belanja ide ke unit lain. Cara ini penting dan paling ampuh. Apalagi perusahaan kami ini adalah perusahaan telekomunikasi digital yang rentan miskomunikasi karena banyak melahirkan inovasi dan terobosan baru.

Pesan apa yang selalu Anda tekankan kepada tim?Never say no at the first place. Bagi saya, bilang “tidak” di kesempatan pertama itu hukumnya bukan sekadar haram, tapi mental blocking yang harus dibuang jauh-jauh.

Apa yang menjadi perhatian utama Anda ketika mendapat amanah sebagai VP Corcomm? People (sumber daya manusia). Saya harus membentuk tim yang relevan. Karena tantangannya saat ini good team is not meaning rellevant. Zaman sudah berubah. Mulai dari kebijakan, industrinya

"Sebagai PR di era digital, kita tidak hanya bicara traffic. Tapi juga dampak dan tanggung jawab sosial perusahaan."

Foto: Roni/PR Indonesia

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 21

INTERVIEW

Foto

: Ron

i/PR

Indo

nesi

a

22 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

INTERVIEW

menyusut, sampai ada banyak teknologi pengganti.

Jadi, kalau ada orang dalam tim ini sudah tidak relevan dan dia tidak bisa mengejar kesenjangan, we will left you behind. Dengan prinsip ini, saya harus siap tidak populer. Karena fokus kami adalah membangun reputasi perusahaan, maka demi itu saya harus siap memutuskan segala kebijakan yang mungkin dianggap tidak populis bagi tim.

Apalagi sekarang kami sedang bertransformasi dari perusahaan telekomunikasi menjadi telekomunikasi digital. Ada dua transformasi yang kami lakukan. Pertama, model bisnis. Kedua, model operasional yang di dalamnya terkait people. Jadi, transformasi ini bukan hanya bicara tentang inovasi layanan dan produk, tapi juga SDM atau people. Khusus people, perusahaan merangkum tujuh budaya baru atau yang disebut dengan Seven Digital Culture.

Apa tantangan yang Anda rasakan untuk bisa membawa tim ini menjadi bagian dari transformasi? Unit Corcomm dibagi menjadi tiga divisi. Divisi Eksternal, Internal, dan CSR. Nah, pekerjaan rumahnya adalah bagaimana kita bisa bicara dengan frekuensi, spektrum, dan bahasa yang sama. Tantangannya, meruntuhkan mental block dan membangun kolaborasi dengan

tim yang masing-masing memiliki latar belakang beragam.

Saya perlu tim yang bagus, bukan Superman. Yaitu, tim yang orang-orang di dalamnya bisa saling melengkapi dan berkolaborasi. Prinsip saya, untuk dapat memenangkan pertempuran bukan menempatkan orang-orang terbaik ke dalam satu tim. Tapi, memiliki team work yang baik.

Apa yang Anda harapkan kepada tim?Be more sensitive. Bukan baper (bawa perasaan), tapi peka dalam membaca situasi. Untuk melatih kepekaan itu kita harus membekali diri kita dengan pengetahuan (knowledge). Nah, bagaimana kita mau peka terhadap situasi kalau pengetahuannya saja tidak sampai? Contoh, kita harus memahami machine learning dan dampaknya bagi perusahaan. Mereka juga harus memahami regulasi karena industri telko itu highly regulated.

Pesan apa yang sering Anda tekankan kepada tim? Tetap positif. Pandai mengelola stres. Kesehatan dan keluarga tetap nomor satu. Mengapa? Karena dalam jurnal yang pernah saya baca menunjukkan PR adalah profesi dengan tingkat stress paling tinggi setelah pilot. Keduanya bisa hancur hanya karena 1 - 2 faktor/orang. Bedanya, kalau pesawat kemungkinannya jatuh. Kalau korporasi, reputasinya yang jatuh.

Tantangan apa yang sedang Anda hadapi bersama tim?Semua corcomm yang tadinya ada di bawah area sekarang langsung ke pusat. Untuk itu, saat ini kami sedang mengejar gap. Kami harus seragam, sevisi, dan sepemahaman. Teman-teman corcomm di area mungkin sangat ahli dengan taktikal di area masing-masing. Tapi secara strategik, kami di pusat harus mampu meyakinkan ke mereka bahwa satu suara itu penting.

Kelebihannya kita bisa dengan mudah meminta bantuan kepada teman-teman di

area, sekadar “minta sundul, gan”, untuk menyebarkan informasi baru seperti produk dan layanan baru, berita baik maupun buruk.

Tantangannya, kita harus memahami cara mereka berpikir. Kadang hal yang tidak terpikirkan oleh kita, terjadi di lapangan. Lainnya, hal yang bagi kami sifatnya tidak strategis, justru mempunyai dampak yang besar ketika turun ke lapangan. Jadi, kami harus open minded dan belajar saling memahami. Kami harus sama-sama menghancurkan mental block. Tidak ada pusat, tidak ada area. Kita adalah insan PR. Atau, kami menyebutnya Sahabat Corcomm.

Anda berlatar belakang pendidikan hukum. Bagaimana sampai akhirnya bisa berlabuh sebagai PR? Terus terang, ketika di Telkomsel, saya sempat menolak beberapa pekerjaan. Termasuk, ketika mendapat tawaran menjadi PR.

Apa alasannya?Sebenarnya waktu itu saya punya tanggung jawab yang harus diselesaikan. Meski sempat menolak, tapi selama 1,5 tahun setelah mendapat tawaran tersebut, saya belajar tentang Ilmu Komunikasi. Entah bagaimana, akhir tahun 2012, saya mendapat penawaran yang sama dari Direktur HRD. Malah bukan ditawarkan lagi, tapi sudah langsung turun SK (Surat Keputusan), ha-ha.

"Kalau ada orang dalam tim sudah tidak relevan dan dia tidak bisa mengejar kesenjangan, we will left you behind. Dengan prinsip ini, saya harus siap tidak populer."

"Bagaimana (SDM) kita mau peka terhadap situasi, jika pengetahuannya (tentang industri yang digeluti) tidak sampai/paham."

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 23

INTERVIEW

Bagi saya, mendapat tawaran lagi itu adalah sebuah apresiasi yang orang lain berikan kepada saya. Artinya, orang lain melihat potensi yang tidak saya lihat. Meski minim pengalaman di dunia PR, saya bersyukur mendapat mentor sekaligus guru seperti Ibu Adita Irawati, VP Corcomm sebelum saya (sekarang Staf Khusus Presiden RI). Beliau sangat memahami kondisi saya karena kami sama-sama tidak memiliki latar belakang di bidang Ilmu Komunikasi saat mengawali karier di divisi ini.

Selama tiga bulan pertama, Ibu Adita benar-benar mengajak saya “lari” agar bisa mengejar ketertinggalan dan memahami fundamental PR. Pengalaman inilah yang ingin saya tularkan kepada tim. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Segala tantangan yang ada di depan, kita hadapi dengan hati.

Setelah menyelami lautan PR, apakah Anda merasakan adanya perbedaan yang signifikan dengan pekerjaan-pekerjaan sebelumnya? Uniknya menjalani profesi sebagai PR itu adalah di dunia PR kita lebih bekerja dengan hati untuk dapat berperan aktif menjaga reputasi. Apalagi ketika market dan persaingan tarif sudah sangat saturated. Ujungnya nanti lari ke kualitas. Setelah kualitas, bertempur di pelayanan—customer experience/customer centric. Tapi, semua ini akan rapuh kalau perusahaan tidak memiliki reputasi yang baik.

Nah, di situlah fungsinya PR sebagai garda terdepan penjaga reputasi. Banyak hal

yang tidak bisa dilakukan oleh unit lain dan hanya bisa dilakukan oleh PR. Oleh sebab itu, di perusahaan kami, PR menjadi unit yang sangat strategik. Fungsinya tidak sekadar membuat rilis, konferensi pers dan event. Tapi, sudah bicara tentang memperkuat dan memperkokoh visi misi perusahaan yang pada akhirnya berkontribusi mengamankan target perusahaan.

Siapa tokoh yang menginspirasi? Kalau di dunia PR, ya, Ibu Adita. Kedua, Bapak Gatot Sulistiantoro Dewa Broto, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (sebelumnya Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Kemenkominfo). Darinya saya belajar resilience atau daya tahan.

Kalau di luar PR, CEO Grup AirAsia Tony Fernandes. Dia adalah CEO yang mampu memainkan kemampuan PR-nya dengan luar biasa. Dia bisa mengubah krisis menjadi opportunity.

Apa hobi Anda? Travelling. Tapi karena kesibukan, saya hanya bisa sekadar jalan-jalan saat business trip. Hobi saya yang lain, main game dan kuliner. Saking jatuh cintanya dengan dunia kuliner, saya mengikuti hampir semua channel YouTube food vlogger mulai dari Nex Carlos sampai Mgdalenaf.

Apa makanan yang disukai? Semua makanan tradisional, ya. Karena saya orang Bandung, saya suka bakso tahu. Saya orangnya simpel, makanya suka rujak cingur. Sementara gado-gado adalah makanan sehari-hari saya. Empek-empek adalah makanan kesukaan. Nah, kalau makan martabak itu hobi. Ha-ha-ha!

Di tengah kesibukan, bagaimana cara Anda mengisi berkualitas dengan keluarga? Tiap akhir pekan, kami pasti makan malam bersama di meja makan. Di rumah kami, itu sudah seperti SOP, ya. Sementara yang menyatukan kami untuk komunikasi sehari-hari adalah melalui grup WhatsApp.

Saya termasuk tipikal orangtua yang terbuka. Saya cukup dekat dengan ketiga anak saya. Saya juga tahu teman-teman mereka. Jadi, me time saya, ya, ketika berkumpul bersama-sama anak saya membahas hal-hal yang sederhana. Kegiatan lainnya mengisi waktu berkualitas adalah bersama keluarga pulang ke Bandung untuk bertemu orangtua.

Apa prinsip hidup Anda? Jangan lupa bahagia. Keluarga itu segalanya. Mati masuk surga. Saya sudah pernah mengalami titik terendah dalam hidup (Abe kehilangan putri sulungnya di usia tiga tahun dan anak kedua mereka wafat saat masih dalam kandungan).

Perlu waktu tiga tahun bagi saya untuk bisa menerima kenyataan. Dari situ cara pandang saya tentang menjalankan hidup ini berubah. Saya jadi pribadi yang jauh lebih bersyukur, menghargai setiap nikmat yang Allah berikan. Setiap mengalami ujian, saya percaya pasti ada makna dan rencana terbaik yang sedang Tuhan persiapan untuk kita. Jalani dengan ikhlas dan jangan putus asa.

Apa mimpi Anda yang ingin dicapai? Building people. Saya ingin sekali menjadi dosen.

Apa pesan Anda kepada mereka yang ingin terjun di dunia PR?Banyak berteman. Jangan pilih-pilih teman. Teman yang baik maupun tidak baik, dua-duanya menambah wawasan kita. Jangan menghakimi orang. Prinsip saya, banyak teman membuat kita belajar mengenal dan menghargai diri sendiri.

Ketika berteman, kita bersyukur memiliki punya banyak kelebihan. Sebaliknya, kita juga akan diperlihatkan seperti apa kekurangan kita ketika ada orang lain yang jauh lebih baik dari kita. Dengan begitu, kesombongan kita akan hilang.

Tapi di waktu yang bersamaan, kita juga akan merasa bersyukur ketika dipertemukan dengan orang yang kurang beruntung. rtn

"Di dunia PR, kita bekerja lebih menggunakan hati untuk dapat berperan aktif menjaga reputasi (perusahaan)."

24 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

INTERVIEW

Foto

: Ron

i/PR

Indo

nesi

a

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 25

INTERVIEW

Pengalaman menjuri Insan PR INDONESIA memberikan kesan tersendiri bagi Jojo S. Nugroho, Ketua Umum Asosiasi

Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI). “Ada yang menarik,” katanya membuka percakapan dengan PR INDONESIA. “Dari sekian banyak peserta Insan PR INDONESIA 2019, hanya sedikit yang berlatar belakang komunikasi. Selebihnya, ada yang lulusan teknik, ekonomi, akuntansi, dan banyak lagi,” kata pria yang identik mengenakan topi itu.

Meski begitu, ujar Managing Director Imogen PR tersebut, kondisi ini bukanlah persoalan. Sebab, pada kenyataannya mereka memiliki kapabilitas sebagai seorang PR. Terbukti, mereka tidak hanya mampu menjalankan perannya dengan baik, tapi mampu melahirkan inovasi dan ide-ide segar.

Jojo mengambil contoh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Meski ibaratnya keseharian mereka tak terlepas dari aspal dan beton, namun mereka dapat menyederhanakan informasi yang dapat dinikmati dan dipahami masyarakat awam. Sama halnya dengan peserta dari industri keuangan. Meski kerap berkutat dengan angka, para PR yang berkecimpung di dalamnya mampu menarasikan informasi menjadi lebih mudah diterima, khususnya bagi generasi milenial sebagai salah satu target audiens mereka.

Secara pribadi, Jojo mencari Insan PR yang tidak hanya mampu memberikan dampak bagi perusahaan/instansi, namun juga kepada seluruh stakeholder, bahkan bangsa dan negara. Untuk sampai ke sana, yang bersangkutan harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang mumpuni. Sebab, dari komunikasi itulah mereka dapat menyusun strategi yang tepat. Selain itu, mereka juga harus memiliki kemampuan membuat narasi yang baik sesuai target audiens dan sosok yang haus belajar hal baru. Semua itu bisa ditempuh salah satunya dengan belajar. Salah satunya, melalui seminar dan workshop.

Sesuai EkspektsiSementara itu, juri Elizabeth Gunawan Ananto, founder International Public Relations Summit (IPRS), kagum dengan prestasi para peserta terutama yang berkaitan dengan kegiatan managerial. “Beberapa peserta telah melakukan kegiatan yang strategis baik di corporate communications, maupun level manager. Bahkan, kepala bagian pun sudah memberikan refleksi kehumasan yang relatif cukup kompleks,” kata pendiri EGA briefings ini, bangga. Perempuan yang karib disapa Ega itu juga mengapresiasi beberapa aktivitas kampanye yang dilakukan oleh PR. “Tak hanya event-nya efektif, tapi mampu mendorong terjadinya perubahan sikap/perilaku,” ujarnya.

Juri Asmono Wikan, founder dan CEO

PR INDONESIA mengapresiasi hasil karya para peserta. Menurutnya, kualitas peserta tahun ini jauh lebih meyakinkan. Hal ini dapat dilihat dari peserta yang sebelumnya sudah mengikuti ajang serupa, tahun ini ia tampil lebih meyakinkan. Sebagai juri tetap, ia melihat yang bersangkutan mengalami peningkatan dari sisi wawasan, kewenangan, hingga kompetensi. Meski melihat masih ada kesenjangan kualitas di antara peserta, namun tidak terlalu kentara. “Secara umum saya happy dan surprised dengan kemajuan yang terjadi,” katanya. Kompetisi Insan PR INDONESIA tahun ini dibagi ke dalam enam kategori. Yakni kategori Manager PR, General Manager PR, Vice President PR, Kepala Biro Humas, Kepala Bagian Humas, dan Kepala Sub Bagian Humas. Apresiasi kepada para pemenang Insan PR INDONESIA akan diserahkan di Bali, Kamis, 31 Oktober 2019. mai

Catatan Juri Insan PR INDONESIA 2019

Kontribusi bagiPemangku KepentinganPenjurian sesi presentasi Insan PR INDONESIA 2019 usai, Senin (14/10/2019). Bertempat di Gedung Dewan Pers, Jakarta, tiga dewan juri melakukan penilaian kepada 31 peserta PR dari beragam korporasi/institusi. Berikut kesan mereka.

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

Beberapa peserta dinilai telah melakukankegiatan yang strategis.

26 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

EVENT

Asmono WikanJuri Insan PR INDONESIA 2019

Dialah sosok di balik lahirnya event bergengsi bagi para praktisi public relations (PR) lintas industri, Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) 2019. Founder dan CEO PR INDONESIA Group (PR INDONESIA dan Humas Indonesia) yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat ini telah malang melintang di dunia periklanan, kehumasan, dan media lebih dari 20 tahun. Ia kerap didapuk sebagai pembicara di sejumlah pelatihan baik jurnalistik dan kehumasan maupun juri untuk berbagai kompetisi di dunia PR. Alumni Universitas Diponegoro Jurusan Ilmu Komunikasi ini pernah tercatat sebagai dosen tidak tetap di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta dan sekarang sedang menempuh pendidikan Magister Ilmu Komunikasi di UPN Veteran, Yogyakarta.

Jojo S. NugrohoJuri Insan PR INDONESIA 2019Managing Director Imogen PR yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) periode 2017 – 2020 ini aktif sebagai dosen tidak tetap Universitas Indonesia sejak Januari 2017. Pria yang selalu tampil dengan kacamata dan topi khas fedoranya itu merupakan alumnus Komunikasi Massa FISIP Universitas Indonesia. Ia mengawali kariernya sebagai jurnalis. Ia lantas hijrah ke korporasi sebagai marketing promotion head di PT Astra Honda Motor, lalu marketing PR di PT HM Sampoerna Tbk. Saat ini, perusahaannya tergabung dalam Indonesia Partner of Public Relations Organization International (PROI).

Elizabeth Goenawan AnantoJuri Insan PR INDONESIA 2019Founder and Director EGA briefings ini tersertifikasi sebagai Doctor of Philosophy in Business Management di Northem University of Malaysia sejak September 2004. Namanya makin dikenal di kalangan para praktisi PR internasional tatkala dirinya mendirikan International Public Relations Summit (IPRS), konferensi public relations tingkat Asia yang diikuti oleh para business executive, pakar komunikasi dan PR, serta pembicara PR terkemuka. Program Director MM Communication Universitas Trisakti ini juga gencar mendorong praktisi PR kembali ke kampus. Founder of Public Relations Week Indonesia ini meyakini bahwa akademisi dan praktisi harus bersinergi demi keberlangsungan industri PR.

Lebih Dekat denganPara JuriDi dalam setiap kompetisi, kredibilitas dewan juri menjadi suatu hal yang sangat diperhitungkan. Begitu pula dalam ajang Insan PR INDONESIA 2019. Tiga juri dihadirkan untuk menilai kualitas para peserta. Berikut profil singkatnya.

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

aFo

to: R

ahm

an/P

R In

done

sia

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 27

EVENT

Penampilan 27 peserta Insan PR INDONESIA di hadapan para juri di Jakarta, Senin (14/10/2019) menunjukkan banyak lompatan

besar yang sudah dilakukan untuk divisi PR di korporasi/instansi dan dunia PR di tanah air.

Salah satunya, Dian Amintapratiwi Purwandini, Kepala Sub Divisi Strategi Komunikasi Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Meski lembaga ini baru memulai kiprahnya di bidang optimalisasi aset negara secara otonom empat tahun lalu, peran dan fungsi humasnya makin strategis. Humas yang tadinya bergabung dengan bagian pengembangan usaha

akan menjadi bidang/divisi humas yang berdiri sendiri.

Di usianya yang masih sangat muda, ICON PR INDONESIA periode 2018 – 2019, Faisal Alfarokhi, sudah dipercaya sebagai Kepala Bagian Protokol PT Petrokimia Gresik. Meski baru terhitung enam bulan, ia mampu membawa warna baru di dunia keprotokolan yang identik kaku dan formal.

Penuh Tantangan Seperti yang dirasakan Mochamad Husni, Manager External Relations PT Astra Agro Lestari Tbk. Ia bersama tim menyusun ragam strategi guna menghadapi

kampanye negatif tentang sawit. Seperti, menekankan positioning perusahaan sebagai prosperity nation, hadir untuk memberi manfaat sebesarnya bagi negara dan masyarakat.

Tantangan berbeda dialami Kelik Yuniantoro. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gunungkidul ini memiliki tugas mengomunikasikan potensi alam yang membentang di daerahnya hingga ke kancah internasional. Meliputi 13 geopark yang diakui UNESCO dan 22 pantai berpanorama indah.

Sementara Aswin Gantina, Asisten Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), memiliki tiga resep untuk menjaga reputasi lembaga yang bertanggung jawab menjaga stabilitas nilai tukar mata uang maupun barang ini. Pertama, beri kesan positif dan informatif.

Menguji NyaliInsan PR INDONESIA

Banyak wajah baru menghiasi kompetisi Insan PR INDONESIA tahun ini. Mereka datang membawa semangat dan terobosan segar bagi divisinya. Tim redaksi PR INDONESIA merangkumnya di sini.

Wajah-wajah baru menghiasi kompetisi Insan PR INDONESIA tahun ini.

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

28 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

EVENT

Kedua, buat program yang melibatkan seluruh stakeholders. Ketiga, yakinkan segala kebijakan yang diambil bukan hanya bagi BI, tetapi untuk kepentingan bangsa dan negara.

Di bawah kepemimpinan Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil, Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Provinsi Jawa Barat Hermansyah mendapat kepercayaan sebagai katalisator komunikasi mulai dari juru bicara sampai lobbying.

Di era kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo, infrastruktur menjadi lokomotif pembangunan negara. Dengan mengusung slogan “Sigap Membangun Negeri”, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S. Atmawidjaja bersama tim berkomitmen mewujudkan informasi yang transparan, akurat, jujur, serta melibatkan publik sebagai stakeholders utama. “Tidak mungkin kita berharap publik memberikan respons positif 100 persen. Namun sejauh ini, hampir 70 persen tone-nya ke arah positif,” ujar pria yang sudah dua kali mengikuti ajang serupa.

Aktualisasi DiriTernyata bukan Endra saja yang telah mengikuti kompetisi ini untuk kali kedua.

Salah satunya, Ade Cahya Kurniawan, Manajer Komunikasi Perusahaan PT Pupuk Kujang. Menurutnya, Insan PR INDONESIA adalah ajang untuk mengukur kompetensi dan kinerja. Berkumpulnya para praktisi PR di ajang ini juga merupakan momen untuk menggali informasi, menambah wawasan dan memperluas jejaring. “Langkah ini diperlukan untuk menjawab tantangan PR yang semakin tinggi. Selain, mengaktualisasi diri dengan mengikuti seminar dan rajin membaca,” ujarnya usai presentasi.

Sementara Direktur Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan merasa mendapat insight positif dari para juri. “Dewan juri memiliki jam terbang yang tinggi di bidangnya masing-masing. Pertanyaan yang tajam dan masukan membangun sangat membantu saya bersama tim untuk menjalankan fungsi PR lebih baik lagi,” imbuhnya.

Sebaliknya, Sayid Muhammad Hasan bukan saja baru mengikuti kompetisi Insan PR, ia juga baru sebulan terakhir menempati posisi sebagai Pjs Pemimpin Departemen Hubungan Korporasi PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara atau dikenal dengan Bankaltimtara. “Ini adalah momen bagi saya berjejaring seluasnya

dan belajar memahami kompleksitas PR dari lintas korporasi dan industri,” ujarnya.

Pengalaman pertama juga dirasakan oleh Corporate Communications Head PT Elnusa Petrofin Putiarsa Bagus Wibowo. Selain antusias, ia mengaku tegang. “Ini kali pertama dalam hidup saya mengikuti kompetisi profesi humas,” ujarnya. Sebagai punggawa Corporate Communcations bagi anak usaha PT Elnusa Tbk, Arsa begitu ia akrab disapa, memegang peran mengintegrasikan semua fungsi komunikasi yang sebelumnya dijalankan oleh departemen human resource.

Sikap penuh semangat ditunjukkan oleh Teresia Prahesti, Corporate Public Relations and Digital Communications Syntesis Development. Menurut perempuan yang ditemui PR INDONESIA usai presentasi, kecintaannya terhadap dunia kehumasanlah yang menjadi motivasi terbesarnya mengikuti ajang ini.

Lewat ajang ini pula ia ingin memopulerkan profesi PR di industri properti yang saat ini belum mendapat perhatian. “Saya ingin mendorong keberadan PR, terutama di industri properti, ke arah yang lebih strategis,” kata Tere, sapaan karibnya. ais

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

Ajang untuk menggali informasi, menambah wawasan dan memperluas jejaring.

Husni, peserta dari PT Astra Agro Lestari (kanan).

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 29

EVENT

Galih GeraldiCorporate Communication PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP)

Mengawali karier sebagai jurnalis televisi,

lulusan Universitas Jayabaya ini mendapatkan penghargaan sebagai

jurnalis kepresidenan. Selama enam tahun menjalankan

profesi sebagai jurnalis, ia aktif meliput kegiatan presiden. Pria yang kerap didapuk sebagai master of ceremony (MC) ini adalah peraih Corporate Image Award dari Tempo Media Group sebagai staf komunikasi perusahaan yang unggul dalam branding perusahaan. Guna mengasah kompetensinya, ia aktif mengikuti berbagai workshop dan kursus singkat PR.

Santy PradayiniCorporate Communication Officer PT LRT Jakarta

Energik, pekerja keras, dan memiliki motivasi tinggi membentuk Santy, begitu ia karib disapa, menjadi sosok profesional dalam bidang komunikasi perusahaan, pemasaran, dan hubungan masyarakat. Mengawali karier sebagai presenter, MC, dan reporter, lulusan Hubungan Internasional Universitas Udayana ini pernah menjadi 1st Winner Reporter dan Presenter SCTV Goes to Campus di Bali. Sebagai MC profesional, ia tercatat pernah terlibat dalam beberapa proyek seperti Opening Ceremony Balinese Masters Arts, Opening Exhibition AB.BC Building, Company Gathering PT Waskita Karya, Seminar Personal Branding and Public Speaking.

Rizki RamadhaniCommunications Strategist - Government PR Kementerian Kelautan dan Perikanan RI

Lulusan Jurusan Komputer, Informasi, dan Teknologi Universitas Gunadarma ini dikenal memiliki keahlian dalam bidang strategi komunikasi dan campaigner. Ia seorang IT dan hybrid komunikasi dengan lebih dari lima tahun pengalaman bekerja dalam industri komunikasi dan sektor pemerintah. Saat kuliah, Rizki adalah Koordinator Hubungan Masyarakat untuk Paduan Suara Mahasiswa. Pencapaian yang telah diraihnya sebagai Communications Strategist - Government PR antara lain Best Social Media 2018, Best Collaborations 2019, dan Best Crisis Handling 2019.

Denta Handy WidyarantoMedia Relations & Eksternal Communications BRI

Pria kelahiran Purbalingga ini

merupakan lulusan Komunikasi Massa Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Ia memulai kariernya di

BRI sebagai staf public relations. Sebelumnya, Denta telah mengikuti pendidikan perbankan selama dua tahun. Pemilik sertifikat dari BNSP sebagai Humas Ahli ini aktif di organisasi PERHUMAS. Ia rutin mengasah kompetensinya dengan mengikuti sejumlah training dan konferensi. Antara lain, Workshop & Certified Public Relations Competence PERHUMAS Batch III, Bimbingan Teknis Keterbukaan

Informasi Publik Komisi Informasi Pusat, dan Kehumasan di Era #MO dari Rumah Perubahan.

Ibrahim Muhammad RamadhanMedia Relations Sr. Officer - Corporate Secretary PT ANTAM (Persero)

Berpetualang dan belajar sesuatu yang baru menjadi gairah utama pria kelahiran Solo ini.

Mahasiswa lulusan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro ini mahir dalam perencanaan komunikasi, foto, dan video editing. Di awal kariernya, ia pernah menjadi content writer dan camera person. Ia juga pernah menjabat sebagai Chief Executive Officer di organisasi pelajar Marga Giri, Solo.

Fitria AndiantiCommunication and Protocol staff PT Asabri (Persero)

Lulusan Magister Strategi Management dan S1 Humas Universitas Padjadjaran ini mengawali karirnya sebagai public relations officer. Perempuan kelahiran Pematang Siantar, 25 tahun lalu, ini telah menghimpun sertifikat Public Relations Associate dan Media Relations Officer dari PERHUMAS-LSP PRI. Ketika kuliah, ia berhasil mendapatkan beberapa penghargaan, seperti 2nd Winner Home Tournament PR Strategy & Tactics dan Top 5 Finalist of Marketing Public Relations Strategic Blast Communication Festival. mai

Mengenal ICON PR INDONESIA 2019 - 2020ICON PR INDONESIA, kompetisi bagi para praktisi public relations (PR) muda, memasuki angkatan keempat. Berikut ini enam praktisi PR muda dari lintas instansi/korporasi terpilih.

Foto: Dok. Pribadi

Foto: Dok. Pribadi

Foto: Dok. Pribadi

Foto: Dok. Pribadi

Foto: Dok. Pribadi

Foto: Dok. Pribadi

30 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

EVENT

Seleksi PR INDONESIA Rookie Stars Competition 2019 menyisakan enam tim. Mereka adalah tim yang anggotanya merupakan

mahasiswa Ilmu Komunikasi. Antara lain, Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor, Binus Malang, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Singaperbangsa Karawang, dan Universitas Brawijaya Malang. Tahun ini temanya “Campaigning PR INDONESIA”.

Rakhmat Aziz dan Aurellia Rizka Paramita dari tim Business Track asal Sekolah Vokasi IPB mengusung kampanye “Public Relations for Executive Stakeholder Indonesia’s in Globalization Era”, atau disingkat PRESTIGE. Untuk dapat meningkatkan brand awareness dan memperluas jangkauan audiens, kampanye ini diaktivasi dengan upaya mengelola berbagai program kegiatan,

media sosial perusahaan dan membina hubungan baik dengan stakeholders. Sementara tim Binus Malang, Mbois, mendorong terbentuknya sense of loving dengan mengusung tagar #FindYourLover. Tim yang terdiri dari Sefya Dian Pratiwi dan Lovely Fida Nurfaiziah ini membuat video storytelling lalu mendistribusikannya melalui media sosial serta melakukan sosialisasi tentang eksistensi PR INDONESIA. Upaya ini diharapkan tak hanya meningkatkan awareness, tapi juga memengaruhi sikap audiens terhadap brand PR INDONESIA.

KreatifTim dari mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, mengusung kampanye tak kalah menarik. Yakni, “#BeraniPencitraan: an Art of Good Reputation”. Dalam kampanyenya, Intan Ayu Sekarsari dan Erika Febri Astuti yang

menamakan timnya PRODEJU tersebut, melibatkan praktisi PR dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi serta mahasiswa yang memiliki minat dan ketertarikan di bidang PR.

Mereka berbagi cerita seputar perjalanannya di dunia PR, perspektif tentang dunia PR dan hal-hal yang mereka lakukan untuk menunjang kariernya sebagai PR. Program kampanye ini dibuat secara on-line dalam bentuk photo story dan short video story serta PR INDONESIA Class.

Sementara itu Novia Pratiwi dan Dini Aprilia Widiastuti asal Universitas Muhammadiyah Malang membuat kampanye #MainJauh. Kampanye ini didukung dengan konten visual, audio visual dan seputar isu disrupsi dan SDM. Programnya meliputi Main Jauh Path, Grebek Teman Main, #MainJauh Community dan Main Jauh Talk, gelar wicara mini berkolaborasi dengan orang-orang kreatif dan inspiratif. Melalui kampanye ini, tim bernama Prasayu Creative tersebut dapat menekankan positioning PR INDONESIA.

Sementara Fernindy Intan Putri dan Sarah Amali dari tim Ethereal, mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang, membuat kampanye “Semakin Dekat dengan PR INDONESIA” mengunakan media YouTube. Kanal ini diisi dengan konten video menarik dan edukatif dengan konsep semiformal.

Bramasta Bima Prakoso dan Yoan Gabriela Sinabutar dari tim Fovero Sirius, Universitas Brawijaya, mengusung kampanye “PR INDONESIA Goes to Campus: Malang Edition”. Aktivasinya berupa diskusi yang mengangkat tema beragam selama tiga hari. Mulai dari cara public speaking yang baik mempengaruhi kesuksesan dalam bekerja, seberapa berpengaruh dan pentingnya media relations bagi PR, serta peran social media management dalam memengaruhi pekerjaan. mai

Ragam Ide Mengampanyekan PR INDONESIALayaknya PR profesional, para peserta PR INDONESIA Rookie Stars Competition 2019 ditantang berkreasi dan menjalankan program kampanye PR sungguhan.

Bersama PR INDONESIA Rookie Stars Competition tahun 2018. Siapakah pemenangnya tahun ini?

Foto

: Fre

andy

/PR

Indo

nesi

a

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 31

EVENT

Melihat fenomena itu, PR INDONESIA bekerja sama dengan Indonesia Indicator menghimpun nama para

pemimpin di tanah air yang paling banyak dibicarakan di media sosial. Data tersebut dihimpun dari perbincangan di tiga media sosial meliputi Twitter, Facebook dan Instagram, dari tanggal 1 Januari - 31 Agustus 2019. Tentulah yang terpilih adalah mereka yang paling banyak dibicarakan dengan tone positif dan menginspirasi untuk kemudian beroleh apresiasi PR INDONESIA Most Popular Leader in Social Media 2019.

Salah satunya Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian. Sebagai pucuk pimpinan Polri, sepak terjangnya selalu mendapat sorotan publik. Apalagi banyak peristiwa yang menyedot perhatian sepanjang tahun ini. Yang terhangat kisruh di Papua, demo mahasiswa terkait penolakan Perppu KPK, hingga demo jelang pelantikan presiden dan wakil presiden.

Nama Yuddy Renaldi, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, mungkin terdengar asing. Tapi tidak di media sosial. Ia dikenal tangguh memerangi korupsi atau fraud serta praktik pungli di sektor perbankan. Lainnya, Budi Gunadi Sadikin. Agustus 2019, ia ditunjuk sebagai Direktur Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID) atau Holding Industri Pertambangan (HI) BUMN yang menaungi lima perusahaan tambang di Indonesia. Di bawah kepimpinannya, MIND ID bergerak agresif. Sukses membeli 20 persen saham PT Vale Indonesia Tbk, mereka mengincar lahan tambang batubara milik para kontraktor tambang PKP2B.

Rahmad Pribadi, Dirut PT Petrokimia Gresik (PG). Dialah sosok dibalik transformasi PG. Ia gencar menumbuhkan regenerasi petani dan agrosociopreneur. Kesungguhan ini diwujudkan melalui program Jambore Petani Muda, wadah untuk menampung ide kreatif generasi milenial di bidang pertanian yang berorientasi profit. Sementara Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA, merupakan pemimpin yang dekat dengan karyawan dan media. Relasi yang terjalin tulus melahirkan komunitas JFC (Jahja Fans Club). Dari tangan dinginnya, BCA terus berinovasi, unggul dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi.

Direktur Utama PT BNI (Persero) Tbk Achmad Baiquni mencuri perhatian setelah namanya masuk ke dalam daftar calon menteri BUMN yang diusulkan oleh Federasi Serikat Pekerja BUMN di era kepemimpinan Presiden Jokowi periode kedua. Siapa yang tak kenal Nadiem Makarim? Founder dan CEO GOJEK ini pelopor revolusi transportasi ojek. Ia kembali menjadi perbincangan setelah GOJEK melakukan ekspansi ke negara Asia Tenggara, melakukan rebranding, hingga digadang-gadang menjadi menteri di era periode kedua Jokowi.

PrestasiJulukan ‘Gubernur Rasa Presiden’ kerap disematkan kepada orang nomor satu DKI Jakarta, Anies Baswedan. Di balik kebijakannya yang kerap mendapat sorotan, Anies dinilai mampu meningkatan jumlah pengguna kendaraan umum, menurunkan angka kemacetan, realiasi DP 0 persen, hingga pembebasan PBB.

Nah, kalau Tri Rismaharini, tak perlu diragukan. Hingga menjelang akhir masa jabatannya, Wali Kota Surabaya itu tetap berkomitmen melayani warga sepenuh hati. Sederet terobosan membangun kota telah membawanya menerima banyak apresiasi. Seperti, Honorary Doctorate of Architecture Degree dari Universitas Tongmyong, Busan, Korea Selatan.

Nama Banyuwangi seketika viral di kalangan milenial. Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi, sukses membawa daerah yang berada di ujung timur Provinsi Jawa Timur ini naik kelas. Lewat buku Anti-Mainstream Marketing: 20 Jurus Mengubah Banyuwangi, ia berbagi kisah tentang sektor pariwisata sebagai penggerak perekonomian daerah. ais

Mencari Pemimpin yang Menginspirasi

Media sosial telah menjadi “tempat berkumpul” baru. Berbagai sumber informasi bermula dari sini. Ragam percakapan juga datang dari media ini. Termasuk mengenai pejabat publik dan para pemimpin menginspirasi tak luput dari perbincangan warganet.

Ini dia para pemimpin yang paling banyak dibicarakan warganet.

32 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

EVENT

BAYAR MUDAH PAKE

Cek info lengkapnya di: www.linkaja.id

#BeresTanpaCash

PR INDONESIA Rookie Star 2019

Binus MboisInstitut Bina Nusantara Malang

Business TruckVokasi IPBProdeju

UIN Sunan Kalijaga YogyakartaPrasayu Creative

Universitas Muhammadiyah MalangEthereal

Universitas Singaperbangsa KarawangFovero Sirius

Universitas Brawijaya

ICON PR INDONESIA 2019Denta Handy WidyarantoPT Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk.Fitria Adianti Putri

PT ASABRI (Persero)Galih Geraldi

PT Jakarta Industrial Estate PulogadungIbrahim Muhammad Ramadhan

PT Antam (Persero) Tbk.Rizki Ramdhani

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik IndonesiaSanty PradayiniPT LRT Jakarta

Pemenang The 5th

Jambore PR INDONESIA

INSAN PR INDONESIA 2019Kategori

Kepala Sub Bagian HumasBronze Winner

Rhamdan Nurul IkhsanPemerintah Kabupaten Bekasi

Silver WinnerDimas Aryo

Pemerintah Kota Tangerang

Silver WinnerBend Abidin Santosa

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI

Silver WinnerRatna Wijihastuti

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Gold WinnerAswin GantinaBank Indonesia

Gold WinnerDian Amintapratiwi Purwandini

Lembaga Manajemen Aset Negara

Kategori Kepala Bagian Humas

Silver WinnerMujaddid Muhas

Pemerintah Kabupaten Lombok Utara

Silver WinnerR. Wing Wiyarso PJ.

Pemerintah Kota Semarang

Gold WinnerKelik Yuniantoro

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

Gold WinnerAriana Soemanto

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia

Kategori Kepala Biro Humas

Silver WinnerHermansyah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Gold WinnerEndra S. Atmawidjaja

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI

Gold WinnerJunanto Herdiawan

Bank Indonesia

Kategori Manager Public Relations

Bronze WinnerTeresia Prahesti

Synthesis Development

Bronze WinnerDini Endiyani

PT Pengembang Pelabuhan Indonesia

Silver WinnerPutiarsa Bagus Wibowo

PT Elnusa Petrofin

Silver WinnerHermansyah Yuliandari Nasroen

PT Pertamina EP

Gold WinnerFaisal Alfarokhi

PT Petrokimia Gresik

Gold WinnerInadia Aristyavani

PT Asuransi Tugu PratamaIndonesia Tbk.

Gold WinnerMochamad Husni

PT Astra Agro Lestari Tbk.

Gold WinnerAde Cahya Kurniawan

PT Pupuk Kujang

Kategori GM Public Relations

Bronze WinnerSayid Mohammad Hasan

PT BPD Kaltim Kaltara

Bronze WinnerIndra Ardiyanto

Great Giant Foods

Silver WinnerYR. Wijayandaru

PT Permodalan Nasional Madani (Persero)

Silver WinnerAdrian PrasantoPT Indosat Tbk.

Kategori VP Public Relations

Gold WinnerFiona Sari Utami

PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Gold WinnerMuhammad Ihwan F.PT Petrokimia Gresik

34 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

PR INDONESIA Most Popular Leader in Social Media 2019Kategori Kepala LembagaJenderal Polisi Tito Karnavian

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia

Marsekal TNI Hadi TjahjantoPanglima Tentara Nasional Indonesia

Arief BudimanKetua Komisi Pemilihan Umum PusatLetnan Jenderal TNI Doni Monardo

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Perry WarjiyoGubernur Bank Indonesia

Wimboh SantosoKetua Dewan KomisionerOtoritas Jasa Keuangan

Agus SusantoDirektur Utama

BPJS Ketenagakerjaan

Kategori CEO BUMD dan Perusahaan

DaerahYuddy RenaldiDirektur Utama

PT Bank Pembangunan DaerahJawa Barat & Banten Tbk.

SupriyatnoDirektur Utama PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa TengahSantoso Rohmad

Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah DI Yogyakarta

Hadi SantosoDirektur Utama

PT Bank Pembangunan DaerahJawa Timur Tbk.

Hari Yudha UtomoCEO PT Aetra Air Tangerang

Haris Yasin LimpoDirektur Utama PDAM Makassar

Zainuddin MappaDirektur Utama PT Bank DKI

Kategori CEO Anak Usaha BUMN

Rahmad PribadiDirektur Utama PT Petrokimia Gresik

Arie Prabowo AriotedjoDirektur Utama

PT Aneka Tambang Tbk.M Ahsin Sidqi

Direktur Utama PT Indonesia PowerBakir Pasaman

Direktur Utama PT Pupuk KaltimMulyono PrawiroDirektur Utama

PT Pupuk Sriwidjaja PalembangIndra Baruna

Presiden Direktur Tugu InsuranceAbdullah Firman WibowoDirektur Utama BNI Syariah

Kategori CEO BUMN Tbk.Achmad Baiquni

Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.Kartika Wirjoatmodjo

Direktur UtamaPT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Ririek AdriansyahDirektur Utama PT Telekomunikasi

Indonesia (Persero) Tbk.Hendi Prio Santoso

Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Kategori CEO BUMN Non Tbk.Budi Gunadi Sadikin

Direktur Utama PT Inalum (Persero)Edi Sukmoro

Direktur UtamaPT Kereta Api Indonesia (Persero)

Muhammad AwaluddinDirektur Utama

PT Angkasa Pura II (Persero)Budi Rahardjo Slamet

Direktur UtamaPT Jasa Raharja (Persero)

Doso AgungDirektur Utama

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)Dian Rachmawan

Direktur UtamaPT Pelabuhan Indonesia I (Persero)

Lukman HidayatPresiden Direktur PT Pembangunan

Perumahan (Persero)Aas Asikin IdatDirektur Utama

PT Pupuk Indonesia (Persero)

Kategori CEO Swasta Tbk.Jahja Setiaatmadja

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk.

Noni PurnomoDirektur Utama PT Blue Bird Tbk.

Prijono SugiartoPresiden Direktur

PT Astra International Tbk.Anthoni SalimDirektur Utama

PT Indofood Sukses Makmur Tbk.Dian Siswarini

Direktur Utama PT XL Axiata Tbk.

Kategori CEO Swasta Non Tbk.Nadiem Makarim

CEO Gojek IndonesiaWilliam Tanuwijaya

CEO TokopediaEmma Sri Martini

Direktur Utama TelkomselFerry Unardi

CEO TravelokaBatara Sianturi

CEO Citibank Indonesia

Kategori GubernurAnies Baswedan

Gubernur DKI JakartaRidwan Kamil

Gubernur Jawa BaratGanjar Pranowo

Gubernur Jawa TengahKhofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa TimurI Wayan KosterGubernur Bali

Isran NoorGubernur Kalimantan Timur

Olly DondokambeyGubernur Sulawesi Utara

Kategori BupatiAbdullah Azwar Anas

Bupati BanyuwangiAcep PurnamaBupati Kuningan

Dodi Reza Alex NoerdinBupati Musi BanyuasinIti Octavia Jayabaya

Bupati LebakI Nyoman Giri Prasta

Bupati BadungIrsyad Yusuf

Bupati PasuruanHj. Badingah

Bupati Gunungkidul

Kategori Wali KotaTri Rismaharini

Wali Kota SurabayaHendrar Prihadi

Wali Kota SemarangBima Arya Sugiarto

Wali Kota BogorArief Rachadiono Wismansyah

Wali Kota TangerangHarnojoyo

Wali Kota PalembangRizal Effendi

Wali Kota BalikpapanIda Bagus Rai Dharmawijaya Mantra

Wali Kota Denpasar

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 35

Gerakan MenyongsongPertanian 4.0 BNI,Smartfarming KiniMenyentuh Pasaman Barat

Foto

: Dok

. BN

I

Beragam pertanyaan biasanya mengemuka pada saat petani ingin memulai masa tanam, seperti, Akankah turun hujan jika menanam bulan ini? Atau, tepatkah bila pupuk ditebar hari ini? Seberapa banyak? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu lah, BNI menginisiasi Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 bersama dengan Kementerian Pertanian RI dan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (PT MSMB).

Pada hari Rabu (16/10/2019), Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 memasuki kota kedua, yaitu Pasaman Barat, Sumatera Barat, melanjutkan acara peluncurannya yang pertama dan sukses

di Garut, Jawa Barat pada 9 Oktober 2019 lalu.

Teknologi Smartfarming 4.0 berbasis Internet Of Things (IOT) menjadi jantung dari program ini. Yang membedakan dari kabupaten sebelumnya, gerakan di Pasaman Barat ini mendapat dukungan dan sinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Asian Development Bank (ADB).

BNI menghadirkan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 dengan tujuan membantu petani agar semakin siap menghadapi masa tanam Oktober – Maret 2019/2020 dengan bantuan pemanfaatan teknologi digital. Dengan teknologi tersebut proses budidaya makin efektif dan akan menghasilkan produksi yang makin meningkat, dan pada akhirnya semakin meningkatkan kesejahteraan rakyat petani.

Smartfarming 4.0 sendiri merupakan teknologi sensor tanah dan cuaca,

Rencana Edisi : 55/V/OKTOBER 2019Rubrik : ADVERTORIALPanjang Naskah : 2 halaman Foto : Dok. BNI---------------------------------------------------------

SEVP Jaringan BNI Ronny Venir (kanan) dan Direktur Pembiayaan Kementerian Pertanian RI Indah Megawati (kedua kanan) sedang meninjau mesin Smartfarming 4.0 pada pelaksanaan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 di Pasaman Barat, Sumatera Barat, Rabu (16 Oktober 2019). BNI menghadirkan gerakan dan teknologi tersebut dengan tujuan membantu petani agar semakin siap menghadapi masa tanam Oktober – Maret 2019/2020. Smartfarming 4.0 sendiri merupakan teknologi sensor tanah dan cuaca, sehingga dapat memantau kondisi lahan secara realtime, dan diharapkan mampu memberikan data pertanian yang lebih terukur serta presisi.

Petani padi, jagung, dan cabai di Desa Tanjung Durian, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat kini tidak perlu lagi bingung setiap kali akan memulai bercocok tanam.

36 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

Gerakan MenyongsongPertanian 4.0 BNI,Smartfarming KiniMenyentuh Pasaman Barat

Foto

: Dok

. BN

I

Beragam pertanyaan biasanya mengemuka pada saat petani ingin memulai masa tanam, seperti, Akankah turun hujan jika menanam bulan ini? Atau, tepatkah bila pupuk ditebar hari ini? Seberapa banyak? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu lah, BNI menginisiasi Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 bersama dengan Kementerian Pertanian RI dan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (PT MSMB).

Pada hari Rabu (16/10/2019), Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 memasuki kota kedua, yaitu Pasaman Barat, Sumatera Barat, melanjutkan acara peluncurannya yang pertama dan sukses

di Garut, Jawa Barat pada 9 Oktober 2019 lalu.

Teknologi Smartfarming 4.0 berbasis Internet Of Things (IOT) menjadi jantung dari program ini. Yang membedakan dari kabupaten sebelumnya, gerakan di Pasaman Barat ini mendapat dukungan dan sinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Asian Development Bank (ADB).

BNI menghadirkan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 dengan tujuan membantu petani agar semakin siap menghadapi masa tanam Oktober – Maret 2019/2020 dengan bantuan pemanfaatan teknologi digital. Dengan teknologi tersebut proses budidaya makin efektif dan akan menghasilkan produksi yang makin meningkat, dan pada akhirnya semakin meningkatkan kesejahteraan rakyat petani.

Smartfarming 4.0 sendiri merupakan teknologi sensor tanah dan cuaca,

Rencana Edisi : 55/V/OKTOBER 2019Rubrik : ADVERTORIALPanjang Naskah : 2 halaman Foto : Dok. BNI---------------------------------------------------------

SEVP Jaringan BNI Ronny Venir (kanan) dan Direktur Pembiayaan Kementerian Pertanian RI Indah Megawati (kedua kanan) sedang meninjau mesin Smartfarming 4.0 pada pelaksanaan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 di Pasaman Barat, Sumatera Barat, Rabu (16 Oktober 2019). BNI menghadirkan gerakan dan teknologi tersebut dengan tujuan membantu petani agar semakin siap menghadapi masa tanam Oktober – Maret 2019/2020. Smartfarming 4.0 sendiri merupakan teknologi sensor tanah dan cuaca, sehingga dapat memantau kondisi lahan secara realtime, dan diharapkan mampu memberikan data pertanian yang lebih terukur serta presisi.

Petani padi, jagung, dan cabai di Desa Tanjung Durian, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat kini tidak perlu lagi bingung setiap kali akan memulai bercocok tanam.

Foto

: Dok

. BN

I

Foto

: Dok

. BN

I

sehingga dapat memantau kondisi lahan secara realtime, dan diharapkan mampu memberikan data pertanian yang lebih terukur serta presisi. Cara ini diharapkan akan membantu petani dalam meningkatkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas.

Kegiatan ini diisi dengan serangkaian aktivitas, mulai dari sarasehan petani untuk meningkatkan produktivitas dengan bantuan pertanian presisi dan kemudahan akses perbankan BNI, hingga penerapan teknologi digital terkini yang sangat mudah digunakan oleh petani dari berbagai jenis tanaman budidaya.

Pada kesempatan ini, acara dihadiri oleh Bupati Kabupaten Pasaman Barat Yulianto, Direktur Pembiayaan Kementan Indah Megawati, Kasubdit Ekonomi Digital Pertanian & Perikanan Kominfo Wijayanto, SEVP Jaringan BNI Ronny Venir, GM Divisi Bisnis Usaha Kecil 2 BNI Bambang Setyatmojo, Head Of Region Kantor Wilayah Padang S Hidayat Safwan, Field Officer Program Asian Development Bank (ADB) Pasaman Barat Muhammad Reza Ardillah, Head of Investor Relation and Project Manajement PT MSMB Ari Aji Cahyono, serta lebih dari 200 petani dan perwakilan petani atau kelompok tani serta kewirausahaan pertanian di Kabupaten Pasaman Barat.

Akses ke Pembiayaan BNI Peranan BNI ialah untuk memastikan agar para petani mendapatkan akses pembiayaan yang murah, mudah, disertai pendampingan yang memanfaatkan teknologi smartfarming RiTx selama proses budidaya. Pada musim panen, hasil produksi petani akan diserap oleh offtaker mitra BNI. Ke depan, petani akan menjadi lebih produktif, lebih efisien dan efektif, hasil lahan atau ladangnya mudah dijangkau pasar, serta akhirnya menjadi petani yang profesional dan berkulitas.

Dalam sambutannya, Yulianto menyampaikan terima kasihnya kepada BNI atas pelaksanaan Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 ini. “Pemerintah Pasaman Barat menyambut baik penerapan teknologi baik mekanisasi maupun digitalisasi sehingga dapat membantu produktivitas petani Pasaman Barat. Kiranya KUR BNI dapat terus ditingkatkan terutama untuk membantu masyarakat petani Pasaman Barat,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ronny Venir mengungkapkan, BNI bersinergi dengan Kementerian Pertanian dan PT MSMB mitra strategis dalam penerapan pertanian 4.0 melalui mekanisasi dan digitalisasi dapat peningkatan produksi dan kesejahteraan rakyat petani.

Melalui sarasehan petani, Fahmi, salah satu petani di Gunung Tuleh merasa terharu serta menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan BNI baik berupa pinjaman KUR maupun Corporate Social Responsibility (CSR) teknologi pertanian. Bantuan tersebut membantu petani untuk meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Menurut Fahmi, banyak manfaat yang didapat dari Gerakan Menyongsong Pertanian 4.0 di Pasaman Barat, ia dapat melihat kondisi lahan sawah hanya melalui HP yang dimilikinya.

Pada acara ini, BNI memberikan bantuan CSR berupa RITx Soil & Weather Sensor yang digunakan untuk merekam kondisi lahan secara real-time dan memprediksi cuaca yang presisi sehingga petani dapat mengoptimalisasi produksi komoditasnya.

Pemberian CSR kepada kelompok tani ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani penerima KUR di sektor produksi serta menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI, dimana hingga 30 September 2019 telah mencapai Rp 14,4 triliun dan menyentuh 165 ribu penerima KUR di seluruh Indonesia.

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 37

Fakta ini mengemuka di event konferensi Siberkreasi Nitizen Fair 2019 sesi “Digi Conference I: Beat Negativity with

Positivity” di Jakarta, Sabtu (5/10/2019). Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang menjadi keynote speaker hari itu secara gamblang mengatakan, pesatnya perkembangan era digital menjadikan penyebaran informasi sulit untuk dibendung.

Ya, tidak dapat dipungkiri kecanggihan internet memang memudahkan warganet dalam memperoleh informasi. Namun, kondisi ini bisa menjadi bumerang. “Meski kemajuan digital memudahkan kita berkomunikasi dan berinteraksi, di sisi lain kita juga berada di lingkungan yang rentan terhadap penyebaran konten negatif. Sebut saja, hoaks, cyberbullying hingga on-line radicalism,” ujarnya.

Untuk itu, Chief RA, begitu Rudiantara karib disapa, mengimbau agar masyarakat bisa lebih bijak dan skeptis saat menerima berbagai bentuk informasi. Serta, berani bersikap tegas terhadap para penyebar hoaks. Terutama, di dalam grup chat seperti WhatsApp.

JeliHal senada juga disampaikan oleh Adita Irawati, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi. Perempuan yang siang itu turut hadir sebagai pembicara tak memungkiri seiring perkembangan media sosial, serangan hoaks dan perundungan (bullying) terhadap kinerja dan sosok Presiden Joko Widodo bak jamur di musim hujan. Setiap hari ribuan komentar membanjiri akun Instagram orang nomor satu di Indonesia itu.

Mulai dari pengaduan masyarakat, dukungan hingga hujatan. Sudah menjadi kewajiban Adita bersama tim untuk mengonter segala pemberitaan negatif dengan narasi-narasi positif. Kondisi ini menuntut Adita sebagai praktisi humas harus lebih jeli dalam menganalisis komentar-komentar mana yang perlu direspons dan dibiarkan. Karena jika kita amati, katanya, banyak komentar warganet yang hanya sekadar untuk personal eksistensi. Tidak membutuhkan klarifikasi atau jawaban serius.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak merasakan hal serupa. Menurutnya, karakteristik warganet di Indonesia cenderung lebih gemar menyampaikan pendapat atau aduannya melalui akun media sosial daripada situs resmi atau kanal-kanal aduan yang sudah disediakan pemerintah. Di samping itu, warganet lebih menggemari unggahan yang

bernuansa santai dan bersifat pribadi seperti aktivitas keluarga maupun keseharian. “Mereka justru tidak begitu antusias ketika saya mengunggah konten yang bersifat kaku, serius, bahkan informatif,” ujarnya mengaku.

Sementara itu, Walikota Bogor Bima Arya memiliki cara sendiri untuk menarik atensi warganet di media sosial. Pemilik akun Instagram dengan pengikut lebih dari 215 ribu tersebut tak ragu membagi konten di akun IG-nya ke dalam tiga kategori.

Pertama, hal-hal yang berkaitan dengan sosialisasi lebih sering dikemas ke dalam bentuk video berdurasi satu menit. Kedua, konten yang ditujukan untuk mengklarifikasi informasi negatif yang dianggap berpotensi mengganggu program-program pemerintah yang tengah berjalan, serta isu-isu yang dinilai mampu mengganggu stabilitas keamanan negara. Terakhir, konten yang bermuatan motivasi. ais

Bijak Mengelola InformasiRendahnya tingkat literasi digital masyarakat Indonesia saat ini menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi pemerintah. Khususnya bagi Kemenkominfo dalam menciptakan dunia maya yang sehat, aman, dan bersih dari pernyebaran hoaks.

CORPORATE

Humas harus lebih jeli dalam menganalisis komentar-komentar

mana yang perlu direspons dan

dibiarkan.

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

38 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

PR UPDATE

CORPORATE

Semua itu terungkap di acara MVB Sustainable Tourism Seminar di Jakarta, Kamis (19/9/2019). Salah satunya dilakukan oleh

Royal Ambarrukmo. Hotel yang berlokasi di Yogyakarta ini konsisten menjadi hotel yang bernapaskan budaya. Upaya melestarikan budaya lokal, khususnya Jawa, di semua lini mulai dari detil interior, keindahan, makna, tradisi, tercermin dalam sikap setiap insan karyawan, operasional, hingga aktivitas bisnis.

Menurut Marketing Communications Manager Royal Ambarrukmo Yogyakarta Khairul Anwar, tak mudah melestarikan adat tradisi Jawa ke setiap sendi hotel. Perlu komitmen, konsistensi, dan kerja

keras. Satu hal yang penting, upaya ini harus melibatkan penduduk setempat. Apalagi mayoritas warga asli daerah cenderung bersikap tertutup terhadap hal baru.

Tipsnya, kata pria yang karib disapa Awang tersebut, praktisi public relations (PR) harus menjalin kolaborasi dengan warga lokal. “Peran PR sebagai penghubung antara stakeholders dengan komunitas lokal, termasuk Keraton Yogyakarta, menuntut mereka menjadi pribadi yang serba bisa. Dari cara berperilaku, gaya bicara, sampai tradisi/ritualnya,” ujar ICON PR INDONESIA 2018 - 2019 yang merupakan Ketua Himpunan Humas Hotel (H3) Yogyakarta ini.

Selain itu, tetap inklusif dan konsisten. Praktisi PR harus pandai menyederhanakan makna-makna yang terkandung dalam tradisi yang identik ribet dan kuno, menjadi sesuatu yang mudah dipahami dan diterima oleh audiens.

Perlu ProsesLain halnya Panorama Group. Bentuk kontribusi agensi perjalanan itu dilakukan dengan cara mengembangkan destinasi berbasis ecotourism, konsep yang memadukan upaya pelestarian alam, membangun manusia, dan menyejahterakan secara bersamaan dalam rangka mewujudkan pariwisata berkelanjutan.

Program ini ternyata diminati para turis, khususnya wisatawan mancanegara. “Target audiens kami memiliki minat yang tinggi untuk berwisata ke desa-desa,” ujar Vice President Brand And Communication Panorama Group AB Sadewa, masih di acara yang sama. “Cara kita memasarkan produk wisata di Bali juga sudah mengarah ke sana. Turis menyukai wisata yang mengedepankan konsep pengalaman (experience) dan engagement dengan warga lokal,” imbuhnya.

Menurutnya, tidak mudah mewujudkan konsep itu. Perlu proses dan investasi waktu. “Mengembangkan desa wisata itu perlu waktu dan quality control sehingga kita bisa benar-benar mengetahui keinginan dan kebutuhan pasar,” ujarnya.

Mereka juga harus mendapatkan restu dari warga lokal. Di sinilah pentingnya peran PR dalam membangun komunikasi dan kedekatan. “Biasanya mereka akan kaget kalau kita datang langsung membawa program,” ujarnya. Perlu tahapan mulai dari pemetaan, assessment, pelatihan, pengembangan produk, hingga marketing. ais/mai

Sumbangsih PRBagi PariwisataDi era Presiden Joko Widodo, pariwisata menjadi salah satu sektor unggulan pemerintah. Semua industri, termasuk PR, yang terlibat di dalamnya bahu membahu berkontribusi mewujudkan Nawa Cita itu dengan caranya masing-masing dan berkelanjutan.

Foto

: Ist

imew

a

Public relations berperan dalam membangun komunikasi dan kedekatan dengan warga setempat.

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 39

PR UPDATE

Menurut Rouli, public relations (PR) saat ini sudah berubah. Khusus di PT Toyota-Astra Motor

(TAM), PR sudah menjadi Departemen Komunikasi Interaktif. Ini dikarenakan komunikasi tidak lagi mengandalkan satu arah, tapi dua arah. “Sebelum zaman digital, PR berinteraksi dengan rekan-rekan dari mainstream media sehingga informasi tentang brand/perusahaan muncul ke publik. Sekarang, interaksinya bertambah mulai dari media sosial sampai komunitas,” ujarnya. Mereka adalah satu dari sekian banyak pemangku kepentingan yang harus dijaga relasinya oleh Rouli dkk.

Ia melihat kehadiran ketiganya bukan sebagai rintangan. Justru potensi untuk bisa menghasilkan konten PR yang lebih baik dan banyak. “Sebab, merekalah yang berbicara ke audiens, bukan kami,” kata mantan penyiar radio itu.

Saking seriusnya menangkap peluang itu, mereka pun mengadakan program khusus

bagi komunitas, salah satunya komunitas pengguna Toyota, untuk belajar menjadi jurnalis. Di acara media training itu, Rouli beserta tim menghadirkan pembicara profesional di bidang media. Mulai dari editor, public relations, hingga fotografer. Pada pelatihan tersebut, mereka berbagi kiat dan pengalaman.

Melalui acara yang berkonsep kelas kreatif ini diharapkan komunitas bisa menjadi content creator. Mereka mampu meramu informasi atau pesan secara proporsional dan menyajikan dengan kemasan yang menarik di media sosial masing-masing. “Pada akhirnya, jagat medsos akan makin ramai dengan konten-konten tentang kami. Termasuk, pesan sosial yang ingin kami sampaikan. Contoh, Cara Berkendara dengan Baik,” ujarnya. StrategiPerubahan ini juga membuat PR harus mampu membangun relasi yang kuat dan efektif dengan stakeholders. Khusus relasi dengan media, imbuh Rouli, mereka selama ini sudah memiliki hubungan

yang cukup kuat baik dari sisi business to business secara kelembagaan maupun dari person to person dengan pelaku media.

Untuk sampai ke taraf itu perlu komitmen dan strategi. Langkah pertama adalah melakukan pemetaan berdasarkan kebutuhan media. Hal ini dikarenakan setiap media memiliki karakteristik dan target audiens beragam seperti otomotif, ekonomi, gaya hidup. Mereka juga melakukan pemetaan berdasarkan jabatan dari level junior, menengah, sampai senior. “Perbedaan level ini tidak bisa dicampur. Sama halnya kita tidak bisa menyatukan mereka dengan content creator,” katanya.

Dalam merangkul content creator, mereka juga melakukan pemetaan berdasarkan prioritas. Misal, target audiens yang mau disasar adalah peminat motor, maka komunitas yang digandeng adalah komunitas atau content creator otomotif. “Di antara content creator pasti ada influencer. Dekati mereka agar dapat memengaruhi content creator yang lain,” imbuhnya.

Tak kalah penting, membangun relasi dan kolaborasi yang kuat di kalangan internal. “Antarlintas departemen mulai dari PR, GPR, poduct planning, sales, hingga after-sales, duduk bersama memetakan isu,” ujarnya. Contoh, dari sisi GPR melihat arah kebijakan pemerintah ke depan. Product planning merencanakan produk untuk sepuluh tahun ke depan yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan publik di masa depan dan sesuai dengan kebijakan atau program pemerintah. Baru kemudian tim PR menyusun strategi komunikasi/pesan jangka panjang. Lalu, membuat turunan ke dalam berbagai aktivitas, pendekatan ke grup-grup kecil, media, dan lainnya. rtn

CORPORATE

Membangun Peta RelasiAjang konferensi pers Toyota Fun/Code di Jakarta (15/8/2019), mempertemukan PR INDONESIA dengan Kepala Departemen Komunikasi Interaktif PT TAM Rouli Sijabat. Darinyalah kami beroleh informasi tentang tantangan yang dihadapi PR di industri otomotif beserta dinamikanya.

Lakukan pemetaan berdasarkan kebutuhan media. Bangun relasi dan kolaborasi yang kuat di kalangan internal.

Foto

: Dok

. TA

M

40 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

PR UPDATE

CORPORATE

Cara ini bagian dari upaya Google menyikapi minimnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya menjaga keamanan

dan privasi ketika berinternet. Apalagi data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menunjukkan masyarakat pengguna aktif internet di Indonesia yang berada dalam rentang usia 13 – 34 tahun masih memerlukan edukasi. Terutama, tentang cara menggunakan internet dengan lebih baik.

“Menjaga keamanan data dan privasi itu penting dan merupakan tanggung jawab bersama,” kata Manajer Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia Ryan Rahardjo yang ditemui PR INDONESIA di Jakarta, Sabtu (5/10/2019).

Menurut Ryan, internet memudahkan kita mengakses segala informasi yang dibutuhkan. Namun, menyimpan banyak ancaman jika tidak digunakan dengan hati-hati. Salah satunya, data privasi.

Nah, kesadaran menjaga keamanan privasi tersebut harus didasari oleh dua pilar. Pertama, pilar kesadaran untuk menekankan pentingnya menyadari keamanan dan privasi dalam menggunakan internet. Kedua, pilar pencegahan. Yakni, pilar lanjutan yang perlu dilakukan seseorang setelah paham. Sehingga, yang bersangkutan dapat melakukan tindakan pencegahan dalam menjaga keamanan dan privasi berinternet.

Dua PilarDalam membangun dua pilar tersebut,

Google Indonesia mengadakan kampanye “Jaga Privasimu”. Salah satu program aktivasi dari kampanye tersebut adalah menggandeng para komikus se-tanah air untuk mengikuti kompetisi komik. “Kami meyakini komik adalah kanal yang tepat untuk mengomunikasikan pesan pentingnya menjaga keamanan dan privasi ketika berinternet ini agar mudah dipahami dan terima oleh publik,” ujarnya. Apalagi bagi masyarakat berusia muda yang merupakan sasaran utama Google.

Ryan mengatakan, komik yang dibuat peserta haruslah memuat satu dari 10 tips menjaga privasi pengguna internet. Yaitu, tips yang dikembangkan oleh Google Indonesia bersama Kemenkominfo, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Siberkreasi, ID-IGF, Internet Governance Forum (IGF) Youth, ICT Watch, dan Kreavi.

Melalui kompetisi yang telah berlangsung sejak 14 Juli 2019, terpilih lima pemenang.

Karya komik terbaik selanjutnya akan dibawa keliling Indonesia untuk disebarkan dan dipamerkan. “Sepanjang Oktober ini kami melakukan roadshow di tiga kota mulai dari Bali, Bandung sampai Semarang,” ujar Ryan. Selain berkampanye, mereka juga membuka kelas workshop untuk membuka wawasan sekaligus mengedukasi masyarakat tentang tema dan tujuan yang sama.

Tak lupa Ryan membagikan kesepuluh tips yang dimaksud. Pertama, berhati-hati terhadap pesan yang meminta informasi pribadi. Jangan membagikan data pribadi orang lain tanpa seizin orang tersebut. Pastikan validitas URL atau link yang mencurigakan. Jangan menginstal aplikasi berbahaya di ponsel. Pastikan menggunakan software terbaru. Waspadai peniru identitas. Pegang kendali terhadap data di akun Google. Gunakan jaringan dan koneksi yang aman sebelum memasukkan informasi sensitif. Lindungi akun dengan sandi yang kuat. Utamakan keamanan dengan verifikasi dua langkah. Untuk tahu lebih detail, cek Google safety center: https://safety.google/intl/id/ mai

Rangkul Komikus,Ajak Publik Jaga PrivasiAda banyak cara mengomunikasikan pesan secara kreatif dan mudah dipahami. Salah satunya dengan menggandeng komunikus seperti yang dilakukan Google Indonesia.

Komik diyakini merupakan kanalyang tepat untuk

mengomunikasikanpesan pentingnya

menjaga keamanandan privasi ketika

berinternet agarmudah dipahami dan

terima oleh publik.

Foto

: ww

w.in

tern

etse

hat.i

d

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 41

PR UPDATE

Menurut Niko Atmadja, Facebook Master Trainer, banyak para pebisnis yang sekadar asal

mempromosikan produk/brand-nya tanpa memahami keinginan dari audiens mereka, terutama di media sosial.

Padahal ketika melakukan branding secara on-line membutuhkan perlakuan yang berbeda dari media konvensional. “Kalau kita mau membuat konten video, selalu tampilkan merek, logo, atau brand di tiga detik pertama,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam event Siberkreasi Nitizen Festival 2019 dalam sesi “Digi Workshop: Social Media for Business” di Jakarta, Sabtu (4/10/2019). “Tingginya angka penetrasi internet yang mencapai 64 persen berhasil mengubah kebiasaan mendasar orang berbelanja secara on-line,” sambungnya.

Gali KisahNiko lantas merumuskan langkah-langkah yang mesti dilakukan sebelum praktisi PR memutuskan untuk melakukan aktivitas branding di media sosial. Pertama, gali kisah atau cerita menarik di balik kampanye Anda. Tonjolkan sisi lain dari produk/brand yang hendak dikampanyekan hingga sampai

menyentuh level emosional target audiens.

Cara ini dimaksudkan untuk menghindari upaya hardselling. Sebaliknya, cenderung ke arah softselling. Strategi komunikasi ini biasa kita kenal dengan metode storytelling. Cerita yang dibangun dengan storytelling biasanya berawal dari kondisi atau peristiwa yang murni dialami oleh perusahaan.

Selanjutnya, tentukan tujuan branding. Ketika PR memutuskan untuk memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook sebagai media branding, maka ada beberapa hal yang perlu diketahui. Antara lain, Facebook ditujukan untuk memperoleh jumlah pengunjung/visitor ke laman kita, mendapatkan konversi, atau menarik audiens untuk membeli/menggunakan brand kita.

Facebook juga berpeluang menciptakan prospek. Dalam hal ini, mengubah perilaku audiens yang awalnya sekadar

melihat, kini mulai terjadi interaksi. Selain itu, bisa dimanfaatkan sebagai tempat pemasangan aplikasi, dan terakhir brand awareness.

Berikutnya, tentukan target audiens. Tujuannya, untuk mengerucutkan orang-orang yang akan menjadi sasaran kampanye. Dan, menentukan anggaran serta SDM yang nantinya akan diberdayakan saat berkampanye.

Tak ketinggalan, unique selling point (USP). Atau, faktor pembeda antara brand/produk yang dimiliki oleh perusahaan kita dengan kompetitor. Sebut saja, harga yang lebih murah, kualitas yang lebih tinggi, atau produk pionir. Dengan kata lain, USP adalah hal yang kita miliki dan tidak dimiliki oleh kompetitor. “Sebisa mungkin tonjolkan apa value added bisnis kita? Apa kesulitan konsumen yang bisa kita bantu sehingga mereka jadi pelanggan setia?” ujarnya. ais

CORPORATE

Langkah "Branding"di Media SosialSejatinya, industri public relations (PR) dan marketing memiliki kaitan yang erat dan tak terpisahkan. Salah satunya, cara mereka dalam menangkap peluang untuk menarik perhatian target audiens melalui media sosial seperti Facebook.

Tampilkan merek, logo atau brand di tiga detik pertama ketika melakukan branding secara on-line.

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

42 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

PR UPDATE

Kehadiran IMBU membuat agensi public relations (PR) di tanah air makin berwarna. Beroperasi sejak April 2019, perusahaan

yang resmi mengusung nama PT Imbu Kreatif Indonesia tersebut menahbiskan diri menjadi salah satu agensi spesialis di bidang finansial/keuangan.

Inisiasi membentuk agensi PR yang memiliki spesialiasi di bidang industri finansial ini lahir dari Gilman Pradana Nugraha bersama dua rekannya, Peter Hermawan dan Inggit Yusrina, yang sama-sama memiliki latar belakang keuangan dan pengalaman di bidang corporate communications dan marketing communications. Gilman sendiri dulunya dikenal sebagai Head of Communications Unit Bursa Efek Indonesia.

Bersama rekannya, pria yang berprinsip “Comfort is the enemy of progress” tersebut melihat industri keuangan bagaikan lautan luas bagi agensi PR yang mengerti finance. Di sisi lain, mereka juga meyakini knowledge is the real power.

Apalagi penetrasi industri keuangan di Indonesia masih relatif kecil baik itu perbankan, pasar modal, asuransi, maupun industri keuangan nonbank lainnya. Contoh, pasar modal saat ini hanya memiliki investor sebanyak 2 juta dari total 264 juta penduduk Indonesia.

Dengan lahirnya IMBU, Gilman berharap mampu menjawab kesulitan yang kerap dihadapi para pelaku PR yang bergerak di industri keuangan. Sesuai namanya, “imbued” yang berarti “to inspire”

Menjawab Kebutuhan PR Industri KeuanganCORPORATE

EVENT >> AWARD

Mereka adalah Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dan PT Telekomunikasi Indonesia

(Persero) Tbk. Prestasi ketiganya sukses mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Penyerahan apresasi Golden World Awards (GWA) ini berlangsung di Yerevan, Armenia, Jumat (27/9/2019).

Ketiganya memukau dewan juri dengan program unggulan masing-masing. Antara lain, Kemenkeu untuk kategori PR on Shoestring (Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko), DJP untuk kategori Public Sector (“Embracing Technology to Elevate Tax Revenue”), dan Telkom untuk kategori Crisis Management in House dan Sponsorship in

House (“Leverage Corporate Reputation Through Asian Games”).

Vice President Corporate Communication Telkom Indonesia Arif Prabowo melalui siaran persnya mengatakan, penghargaan GWA menjadi kalibrasi kinerja perusahaan dalam menjalankan aktivitas komunikasi. Ia mempersembahkan penghargaan itu untuk seluruh karyawan TelkomGroup yang selama ini sudah berkarya secara maksimal.

GWA merupakan ajang apresiasi yang diselenggarakan oleh International Public Relations Association (IPRA). Kompetisi ini sekaligus bertujuan untuk menginspirasi dan memperkaya perspektif praktisi PR. Khususnya, dalam menghadapi tantangan disrupsi. ”Dunia

PR sedang menghadapi era disrupsi. Konvergensi media digital, komunikasi media sosial, banyaknya sumber berita, dan informasi yang beredar dengan kecepatan tinggi membuat PR harus bertransformasi,” kata Presiden IPRA 2019 Svetlana Stavreva. den

Para pemain Lama Raih GWA

dan “imbuh” yang artinya tambah dalam bahasa Jawa. “Semoga dapat memberikan nilai tambah khususnya bagi industri keuangan,” ujarnya. rtn

Para founder IMBU bersama mitra Aakar, founder dan CEO Jouska Indonesia (dua dari kiri).

Arif Prabowo, Telkom, usai menerima GWA dari IPRA.

Foto

: Dok

. IM

BUFo

to: D

ok. T

elko

m

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 43

PR UPDATE

Menurut Elizabeth Goenawan Ananto, founder and Director EGA briefings, riset diperlukan sebagai

informasi awal untuk perencanaan program (design planning). Mulai dari mengetahui seberapa tertarik audiens terhadap tema yang kita angkat, apakah pesan yang disampaikan sudah cukup jelas, tujuan penyampaian informasi yang ingin dicapai—sekadar memberi tahu audiens, mengubah perilaku, atau bentuk penyampaian personal interest pimpinan. “Tanpa kita sadari, poin-poin ini sering kita abaikan. Kita hanya berasumsi dan merasa sudah bagus,” ujarnya di hadapan peserta Executive Program in Strategic Communication di Jakarta, awal Juli 2019 lalu.

Padahal, ia melanjutkan, manfaat riset itu besar. Mulai dari informasi menjadi lebih transparan dan detail. Baik itu perihal reputasi maupun dampak yang dirasakan oleh seluruh stakeholders. Selain itu, PR jadi mengetahui segala kekurangan yang ada di internal maupun eksternal perusahaan. Serta, lebih fokus pada kepentingan stakeholders ketimbang

Urgensi Melakukan RisetAda kalanya program komunikasi, kampanye, atau event yang diselenggarakan oleh praktisi public relations (PR) tidak mendatangkan hasil yang maksimal. Bisa jadi penyebabnya karena PR tidak pernah melakukan riset sebelum melakukan eksekusi.

shareholders. “Kita perlu dukungan terlebih saat perusahaan sedang diterpa krisis. Jika kita bersikap transparan, maka tidak akan terlalu buruk dampaknya,” jelasnya.

Kesalahan yang kerap ditemui ialah event yang diselenggarakan oleh PR acap kali tidak memiliki tema yang jelas, tidak terukur, tidak relevan dengan permasalahan yang tengah dihadapi oleh perusahaan, atau bahkan kegiatan yang sifatnya sekadar bersenang-senang. Sehingga, perubahan perilaku yang diharapkan menjadi tidak terukur.

Terlebih bagi perusahaan/instansi yang kerap menggunakan jasa event organizer (EO) sebagai eksekutor acara. Ega, begitu Elizabeth karib disapa, menekankan bahwa PR sebagai pemegang core, sementara EO hanya bertugas sebagai pelaksana. “Jangan terbalik, EO jadi yang mengatur PR. Kalau dirasa tidak relevan, jangan pasrah,” tegasnya.

Berangkat dari PermasalahanUntuk penentuan tema, PR INDONESIA Guru ini lantas memberi saran. Sebaiknya,

tema bertumpu dari permasalahan atau risiko yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Sementara event hanya sarana untuk memperkecil jarak antara apa yang diharapkan masyarakat dengan perusahaan. Upayakan buat sebuah event yang bertujuan untuk mengubah persepsi yang salah menjadi benar, serta meningkatkan awareness. Perlu ditekankan, alur perubahan persepsi itu selalu di awali dari yang negatif menjadi netral, baru positif.

Sementara itu, antara riset, pengukuran dengan evaluasi merupakan kesatuan utuh yang harus dijalankan oleh PR mulai dari melakukan pre-research sampai post-research “Data harus dimulai dan diakhiri,” katanya. Sementara measurement merupakan output/hasil. Bisa dinilai dari sudah berapa kali PR menjalankan program, seberapa banyak, dan seberapa besar dampaknya. Seberapa efektif, efisien, interaksi, pengetahuan dan pemahaman dari target audiens. Terakhir, tahap evaluasi berupa outcome yang dapat dilihat dari seberapa jauh kesuksesan program, persepsi, kepercayaan, perubahan sikap dan perilaku.

Ega menjabarkan beberapa aturan dalam riset PR. Pertama, lakukan riset setelah itu putuskan programnya. Kedua, nilai dari riset bukan harganya. Contoh, akan lebih baik jika mengadakan kegiatan lima tahun sekali, namun sifatnya menyeluruh, daripada terlalu sering. Tiga, gali informasi. Empat, manfaatkan karyawan internal yang berpengalaman di bidang riset. Lima, hindari budget myopia. Enam, stay close in touch. Terutama bagi PR perusahaan/instansi yang menggunakan jasa konsultan. Tujuh, siap beraksi. Delapan, terbuka terhadap segala hasil riset. Terakhir, jangan mengandalkan riset yang sama untuk beberapa waktu ke depan karena kondisi perusahaan terus berubah dan berkembang. ais

Riset diperlukan sebagai informasi awal untuk perencanaan program.

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

44 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

COMMUNITY

Industri perbankan banyak berubah sejak era digital. Jika dulu risiko terbesar adalah pinjaman yang berpotensi kredit macet. Maka,

dalam kurun lima tahun ke belakang, risiko terbesar adalah risiko operasional (operational risk). Terlebih, jika sudah berkaitan dengan teknologi informasi.

“Credit risk itu risiko yang bisa kita estimasi dan proyeksi. Sementara operational risk bisa terjadi kapan saja dan tidak bisa diprediksi jumlah kehilangannya. Kita juga harus berlomba dan lebih pintar dari para penjahat digital,” ujar Siddik saat menjadi pembicara di acara Roundtable Discussion WIKA – GIRMA bertema “Membangun Risk Leadership Dalam Rangka Menjaga Sustainabilitas Perusahaan” di Jakarta, pertengahan Agustus 2019 lalu.

Kondisi yang begini rentan, kata pria yang sudah 29 tahun menjadi management risk specialist itu, perlu risk management yang kuat. Untuk itu, ketahui dulu maturity level risk management perusahaan tempat kita bekerja. “Segala risiko bisa dihadapi dengan baik apabila seorang risk management-nya mampu berkomunikasi secara jelas disertai data, fakta, riset, analisis model, hingga jejak sejarah—bukan sekadar katanya,” ujar pria kelahiran 1964 itu.

BerkelanjutanMagdalena Wenas, founder Strategic Reputation Management Indonesia,

berpendapat sama. “Kompleksitas meningkat cepat di era VUCA,” kata perempuan yang sudah tiga dekade dikenal sebagai spesialis reputasi dan auditor komunikasi, analisis dan strategis. “Kita tak hanya berhadapan dengan established threats, tapi juga rising threats seperti keamanan siber hingga hackers,” imbuhnya.

Selain itu, ada perubahan paradigma dari komunikasi yang tertutup versus terbuka. Saat ini, komunikasi yang disertai dengan data dan fakta bisa melahirkan kekuatan maha dahsyat. Tantangan lain, di era komunikasi yang serba terbuka semenjak berkembangnya media sosial adalah semua orang di organisasi bisa menjadi komunikator.

Untuk itu, perlu adanya operational risk management. Terdiri dari operational integrity dan operational delivery. Sehingga, segala bentuk risiko baik yang asalnya dari dalam maupun luar organisasi bisa diminimalisasi agar tidak menciderai reputasi dan perusahaan dapat berkelanjutan. “Ketika sudah paham ini, kita bisa memberikan repons yang efektif dan pulih dengan cepat,” katanya.

Magda, begitu ia karib disapa, merangkum enam pendorong utama manajemen risiko berkelanjutan (sustainability risk management). Antara lain, reputasi dan kekuatan merek, keunggulan kompetitif dan produktivitas, peningkatan nilai pemegang saham,

efisiensi operasional, efisiensi keuangan, SDM loyal dan intelektualnya meningkat.

Dalam membangun manajemen risiko yang berkelanjutan, ia juga menekankan pentingnya membangun relasi yang baik dengan seluruh stakeholder. Contoh, relasi yang baik dengan karyawan menjanjikan komitmen, dengan media berdampak pada distribusi informasi positif yang makin luas, mitra membuka peluang kolaborasi, dan lainnya. “Pastikan dalam membangun relasi mengandung unsur emotional appeal, komunikasi yang berkualitas, pesannya terpersonalisasi, dan jelas,” tambahnya.

Menurut Magda, reputation risk management bisa dilatih dengan melakukan empat fase. Fase pertama, lakukan reputasi audit, lalu analisis gapnya. Fase kedua, buat reputation platform. Fase ketiga, pilih strateginya dan cara mendistibusikan pesannya, lakukan perubahan manajemen. Tahap keempat, lacak perkembangannya menggunakan key metrics atau tracking tools lainnya. Lalu, nilai perkembangannya (scorecard development) mulai dari fase discovery, analisis, perkembangan, hingga riset. rtn

Komunikasi, Kunci Manajemen Risiko BerkelanjutanBahkan seorang management risk pun memerlukan kemampuan berkomunikasi yang baik. Yakni, komunikasi yang disertai data dan fakta. Seperti yang dirasakan oleh Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin.

Seorang risk management perlu kemampuan berkomunikasi secara jelas disertai data, fakta, riset, analisis model, hingga jejak sejarah.

Foto

: Rat

na/P

R In

done

sia

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 45

COMMUNITY

Serupa seperti yang dirasakan oleh Director Corporate Affairs APRIL Group Agung Laksamana. Di hadapan peserta PERHUMAS

1st Internal Communications Conference di Jakarta, akhir Februari lalu, ia pun harus bekerja keras membangun komunikasi dan engagement dengan karyawan di perusahaan tempatnya bekerja.

Di perusahaan, komunikasi internal dimaknai sebagai rencana komunikasi dan tindakan untuk memengaruhi dan mengedukasi sikap dan perilaku karyawan secara sistematis. Peningkatan sikap karyawan sebesar lima persen saja akan berdampak pada persepsi pelanggan sebanyak 1,3 persen, serta pertumbuhan revenue 0,5 persen.

Bukan perkara mudah. Apalagi Indonesia menduduki posisi ke lima sebagai negara dengan penduduk yang menghabiskan waktu terbanyak berselancar di internet.

“Bagi PR, kondisi ini menggambarkan kami harus bersaing dengan kompetitor dan lebih dari 300 ribu artikel yang tersebar setiap harinya di Google, 15 juta foto yang diunggah di Facebook per jamnya, serta 500 juta tweet yang dibagikan di Twitter per hari untuk dapat meraih atensi karyawan,” katanya.

Temukan KisahSetidaknya, ada sepuluh tahapan yang bisa dilakukan PR untuk merebut perhatian karyawan. Pertama, kuasai strategi. Kembalikan semuanya pada tujuan awal PR melakukan komunikasi. Mau dibawa ke mana arah komunikasi dan posisi perusahaan, bagaimana cara mencapainya, pastikan sudah mencapai tujuan. “Komunikasi tidak hanya sekadar mencari dan membuat aktivitas, tetapi harus bisa diterjemahkan ke dalam hasil bisnis,” ujar Ketua Umum BPP PERHUMAS ini mengutip pernyataan CEO-nya.

Kedua, kenali terget audiens komunikasi internal. Terutama, target dan tujuan dari CEO serta manajemen. Jangan ragu untuk bertanya, baik kepada pimpinan, kelompok bisnis, maupun karyawan. Ketiga, ketahui di mana target audiens berkumpul. Apakah digital, e-mail, atau bertemu langsung. Keempat, konten. Temukan kisah yang tepat untuk disampaikan kepada karyawan. Buat kisah singkat, cepat, dan tidak bertele-tele.

Kelima, agenda-setting. Seorang PR profesional di era digital harus mampu menjadi produser sekaligus penerbit. Jangan bepangku pada perintah dari atasan. Keenam, fokus pada hasil dan dampak. Pastikan konten yang diproduksi akan memengaruhi behavior karyawan dan mengubah persepsi publik terhadap citra perusahaan.

Ketujuh, engagement atau interaksi. Engagement tidak dilihat berdasarkan tingginya jumlah pengikut di media sosial, melainkan percakapan yang terbangun dari cerita yang disampaikan. Delapan, repetitif. Riset membuktikan 61 persen karyawan memerlukan waktu 3 – 5 kali hingga informasi tersebut bisa dipercaya.

Kesembilan, pengukuran (measurement). Pengukuran dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan dampak setelah audiens memperoleh informasi. Kesepuluh, bahagia. “Jika karyawan bahagia maka pelanggan akan bahagia. Jika pelanggan bahagia maka shareholders akan bahagia. Dan, jika shareholders bahagia, otomatis saya juga akan bahagia,” tutup Agung yang kembali mengutip pernyataan CEO. ais

Merebut Atensi KaryawanMengutip pernyataan CEO Microsoft Satya Nadella, “The true scares commodity is increasingly human attention.” Inilah kondisi yang sedang dihadapi praktisi PR: merebut atensi karyawan di tengah era banjir informasi.

Ada sepuluh tahapan yang bisa dilakukan PR untuk merebut perhatian karyawan.

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

46 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

COMMUNITY

Bukan rahasia lagi, measurement dan rate card sudah menjadi isu lama di kalangan pelaku industri public relations (PR), khususnya

agensi PR. Tidak adanya standarisasi mendorong tumbuhnya persaingan yang tidak sehat di antara pelaku PR.

Tidak adanya standarisasi measurement di industri agensi PR, misalnya, membuat mereka kesulitan mengukur performa kinerja atau key performance index kepada pengguna jasa. Tiap agensi datang ke klien dengan metodologi measurement yang diyakininya sendiri. “Apabila menggunakan standarisasi measurement yang dimiliki agensi PR asing, kurang relevan,” kata Jojo S. Nugroho, Ketua Umum APPRI. “Pengukuran hasil kerja konsultan PR kerap disetarakan dengan nilai di industri periklanan,” ujar alumni FISIP Universitas Indonesia itu. Lainnya yang juga mengemuka adalah soal banting harga demi menarik minat dan mendapatkan klien. Kondisi ini dilaterbelakangi karena belum adanya standarisasi rate card. Jika dibiarkan tentu akan mengancam keberlangsungan industri agensi PR.

Saking besarnya urgensi tersebut, kedua isu tadi masuk ke dalam program kerja prioritas APPRI di bawah kepemimpinan Jojo. Dengan adanya standarisasi, ia berharap, antarpelaku industri PR dapat berkompetisi secara sehat. “Antarsesama pelaku agensi PR tidak lagi terjebak dengan strategi banting harga. Tapi, lebih bersaing ke arah kreativitas, kekuatan konten, kualitas jasa, dan kolaborasi,” katanya.

Aktivitas merumuskan formula dan menentukan standarisasi ini memerlukan proses panjang. Selama kurang lebih setahun APPRI mengalami yang namanya trial and error. Mereka juga harus berdamai dengan ego dan menyamakan mindset untuk memilih pola pengukuran yang akan menjadi tolok ukur standarisasi.

Lebih AkuratMerujuk pada beberapa studi kasus, lahirlah standarisasi Measurement APPRI berisi formula baru untuk mengukur hasil publikasi pemberitaan media baik di media konvensional maupun media on-line. Pengukuran ini diyakini lebih akurat. Yakni, PR Value = PR Score x Article Tonality x Media Advertising Rate. Adapun rumus Ad-Value = Estimate Article Pageview x eCPM. Sementara untuk standarisasi rate card, APPRI merangkum sekitar 18 jenis jasa PR yang telah disepakati tarif bawahnya. Mulai dari jasa media relations seperti konferensi pers, media monitoring, sampai biaya jasa mengelola akun media sosial. Selanjutnya, APPRI akan menyebarkan hasil standarisasi rate card dan measurement ini kepada seluruh korporasi yang selama ini sudah, atau baru berencana menggunakan jasa agensi PR dan digital di Indonesia. Baik melalui kunjungan kerja maupun pelatihan.

Inisiasi APPRI ini mendapat apresiasi dari para PR Gurus. Maria Wongsonagoro dan Miranti Abidin yang menyempatkan waktu untuk hadir sore hari itu sepakat adanya standarisasi membuat para pelaku agensi PR di tanah air dapat

fokus berkarya dan berkolaborasi untuk kemajuan industri PR Indonesia.

PR Guru lainnya, Magdalena Wenas, melihatnya sebagai langkah awal yang baik. Ditemui di tempat terpisah, ia berharap metode pengukuran tersebut relevan diterapkan di zaman now. “Mengalirlah sesuai kebutuhan zaman, jangan berhenti belajar dan tetaplah berpikir terbuka untuk suatu perubahan. Tidak mudah. Perlu kekompakan perspektif,” katanya seraya mengajak kepada seluruh pelaku industri PR untuk memahami Evolusi Measurement dan AMEC Valid Metrics Matrix. rtn

Standarisasi Bagi Agensi PRKabar gembira bagi para pelaku industri kehumasan di tanah air. Bertempat di Jakarta, Kamis (10/10/2019), Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) resmi meluncurkan standarisasi measurement dan rate card.

Adanya standarisasi diharapkan dapat menciptakan persaingan

sehat antarpelaku industri PR.

Foto

: Daf

a/Im

ogen

PR

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 47

COMMUNITY

Inilah “oleh-oleh” ilmu yang dibawa Elvera N. Makki, President International Association of Businesss Communicators (IABC) Indonesia

Chapter, saat menghadiri IABC World Conference di Vancouver, Kanada, awal Juni 2019. IABC adalah komunitas public relations (PR) profesional terbesar di dunia. Setiap tahun, asosiasi yang berpusat di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) ini rutin mengadakan konferensi dunia. Di sinilah ratusan pembicara profesional dan ribuan praktisi PR dari berbagai negara berkumpul. Mereka berbagi pengalaman, wawasan, meningkatkan kompetensi, dan menambah jejaring.

Ketika itu, perempuan yang merupakan Director and Country Head of Corporate Affairs Citi Indonesia (Citibank) ini mengikuti berbagai sesi mulai dari yang sifatnya best practice hingga strategi. Beberapa sesi yang menarik antara lain “The Art of Digital Storytelling”, “Turn your Leaders into Social Media Superstars”, dan “Workplace at Walmart”. Di sesi Walmart, salah satu pemateri memberikan contoh kampanye digital storytelling yang dilakukan oleh salah satu peritel terbesar di AS tersebut. Ketika itu, perusahaan baru saja menunjuk CEO baru. Tim PR-lah yang kemudian menyusun strategi untuk memperkenalkan CEO baru mereka di kalangan internal maupun eksternal. Mereka lantas membuat program kampanye “50 Days with CEO”.

Sepanjang kurun waktu tersebut, PR mendesain aktivitas CEO ke dalam berbagai kegiatan menarik, lalu merangkum dan mendistribusikannya

ke kanal resmi YouTube Walmart disertai tagar. Mulai dari aktivitasnya mengunjungi toko, berinteraksi dengan karyawan, hingga konsumen. Dari video itu selanjutnya bisa diamplifikasi ke berbagai platform media sosial sehingga daya jangkaunya makin luas. “Tujuannya, untuk membuat perusahaan dan CEO mereka semakin dekat dengan pemangku kepentingannya, termasuk kalangan internal,” ujar perempuan yang karib disapa Vera ini.

Asah KreativitasTerkait digital storytelling, Vera beserta peserta lain tak hanya mendengarkan materi, tapi juga diajak untuk mengasah kreativitas melalui curah gagasan, lalu menerjemahkannya ke dalam story board berdasarkan cerita yang mampu menggugah emosi. Menurut pemilik sertifikat ABC, SCMP® ini, agar storytelling menarik, konten yang dikembangkan juga harus sama menariknya.

Selain itu, story baru bisa berjalan jika ada pemicunya. Contoh, event atau momen. Barulah kemudian PR merancang strategi komunikasi melalui berbagai aktivitas dan cerita/konten menarik, namun masih dalam benang merah yang sama. Jangan lupa, tentukan dulu target audiens yang ingin disasar, siapa yang akan ditonjolkan/ditampilkan, baru kemudian membuat narasi dengan durasi sesuai platform yang akan dipakai.

Sebenarnya, Vera melanjutkan, ilmu ini sudah ada sejak lama. Tapi, sekarang platformnya banyak dan lebih digital. Sehingga, PR harus memodifikasi konten yang akan dikomunikasikan sedemikian rupa agar menarik secara digital. “Cerita

tidak selalu dalam bentuk tulisan, tapi bisa infografis dan visual. Yang harus dikembangkan oleh PR adalah kreativitas dan angle ceritanya yang unik sesuai identitas perusahaan, karena setiap institusi memiliki DNA yang berbeda-beda,” ujarnya.

Masih di acara yang sama, Vera mengikuti sesi “The Ultimate Strategy: Identifying, Connecting, and Mobilizing Internal Influencer”. Hal ini penting dalam ranah komunikasi internal agar pesan yang ingin disampaikan oleh manajemen dapat diterima dengan baik sehingga tercipta kolaborasi dan lingkungan kerja yang solid. Untuk mencapainya, PR harus mamahami preferensi komunikasi yang digemari oleh target yang ingin dituju. Sebab, setiap orang memiliki kebiasaan dan preferensi berbeda dalam menyerap informasi.

Misalnya, ada yang memilih e-mail, WhatsApp, media sosial, atau tatap muka. Untuk mengetahui preferensi target audiens yang dituju, bisa melalui survei atau riset. Agar komunikasi berjalan efektif, jenis konten yang ingin disampaikan juga menjadi faktor penentu dalam pemilihan kanal komunikasi. Contoh, pesan CEO terkait kebijakan perusahaan, sebaiknya tidak disampaikan melalui WhatsApp, tetapi e-mail resmi. Sebaliknya, acara peluncuran produk dapat diamplifikasi melalui Instagram atau Facebook. rtn

Memaksimalkan Narasi Lewat DigitalPerlu strategi agar PR dapat mendistribusikan storytelling kepada target audiens yang disasar, menggunakan platform yang tepat sehingga hasilnya maksimal.

Salah satu pengisi materi di IABC World Conference, Vancouver, Kanada.

Foto

: Dok

. Ist

imew

a

48 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

COMMUNITY

Hasil survei tersebut membuktikan besarnya peran public relations (PR) terhadap perubahan perilaku

masyarakat. Maka tepat kiranya, acara yang diinisiasi oleh Presiden Direktur IPM PR yang juga salah satu PR INDONESIA Guru, Maria Wongsonagoro, mengangkat tema “Merancang Strategi Komunikasi Berbagai Program Inovatif Pengelolaan Sampah”. Apalagi permasalahan sampah di negara ini kian pelik. Tak hanya menyangkut soal teknis, tapi juga kultural dan sosial masyarakat.

Untuk itu, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar mengajak seluruh praktisi PR berpartisipasi

meningkatkan kepedulian mengelola sampah melalui komunikasi publik. “Saya punya harapan dan optimisme tinggi, komunikasi bisa mendorong perubahan perilaku publik,” ujarnya. InovasiUpaya mengelola sampah dengan cara-cara inovatif sudah dilakukan oleh banyak korporasi. Salah satunya PT Pegadaian (Persero) melalui program Memilah Sampah Menabung Emas. Program ini, kata Direktur Jaringan, Operasional dan Penjualan PT Pegadaian Damar, merupakan ajakan kepada masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga berikut serangkaian proses yang harus dilalui. Mulai dari penyetoran sampah ke bank sampah, penimbangan sampah, penghitungan nilai sampah, konversi, hasil konversi disimpan dalam tabungan bernilai emas.

Program sejenis juga dilakukan oleh PT PLN (Persero). Masyarakat menyetor sampah dikonversi menjadi uang yang disimpan dalam buku tabungan. Bedanya lagi, tujuannya untuk mengubah sampah menjadi energi terbarukan. Menurut VP PR PLN Dwi Surya Abdullah, sampah organik dan anorganik diolah menjadi bahan bakar yang dapat menghasilkan listrik.

Serupa dengan PT Astra International Tbk. Melalui Kampung Berseri Astra, mereka mendorong masyarakat, salah satunya warga di Pulau Pramuka, Kabupaten Kepulauan Seribu, untuk menjadikan kegiatan mengelola sampah sebagai ritual yang produktif. Dalam menjalankan program tersebut mereka merangkul local heroes di daerah masing-masing.

Kegiatan ini selanjutnya disuarakan melalui berbagai strategi komunikasi. Tujuannya, agar semakin terinspirasi dan tergerak melakukan hal serupa. “Sebab, kami sadar kami tidak bisa bergerak sendiri” kata Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto.

Dalam menjalankan perannya, pria yang juga merupakan Wakil Ketua Umum III BPP PERHUMAS ini mencatat setidaknya ada empat strategi yang dilakukan. Pertama, tentukan tujuan yang ingin dicapai. Kedua, konten yang sesuai. Ketiga, distribusikan informasi kepada media yang tepat. Keempat, lakukan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan program.Menurut Maria, perlu ada gerakan nasional untuk meningkatkan masyarakat peduli sampah. Kontribusi yang bisa dilakukan PR antara lain merancang strategi komunikasi yang bisa dilakukan dan diterapkan ke instansi masing-masing.

Strategi komunikasi menjadi panduan. Maria merangkum sekiranya ada tujuh fase strategi komunikasi yang harus dilakukan. Fase pertama, tetapkan tujuan. Fase kedua, analisis keadaan. Fase ketiga, petakan stakeholders. Fase keempat, survei persepsi. Fase kelima, buat strategi komunikasi berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, hasil analisis situasi, dan persepsi yang ingin diubah. Fase keenam, action plan, timeline, agenda-setting. Fase ketujuh, lakukan assessment. “Bila tidak ada perubahan, lakukan perubahan strategi komunikasi,” ujarnya. mai

Mengomunikasikan Kepedulian SampahAda yang menarik dari acara PR Rembuk Ketiga di Jakarta, Rabu (2/10/2019. Data Jajak Pendapat Kompas yang dilakukan sepanjang bulan November 2018 – Agustus 2019 menunjukkan bahwa 18,5 persen perubahan perilaku masyarakat mengurangi sampah plastik disebabkan oleh pengaruh kampanye.

Kontribusi yang bisa dilakukan PR antara lain merancang strategi komunikasi yang bisa dilakukan dan diterapkan ke instansi masing-masing.

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 49

COMMUNITY

Sebagai salah satu profesi yang sangat menjanjikan di dunia kerja, PR jelas membutuhkan talenta-talenta yang potensial.

Apalagi dunia PR kini semakin dinamis, seiring makin berkembangnya penggunaan teknologi informasi dalam praksis kepiaran. Setidaknya, jika Anda ingin menjadi PR yang profesional, perlu merujuk tujuh tips berikut yang disampaikan founder PR INDONESIA Asmono Wikan dalam seminar nasional “How to become Professional Public Relations” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi - Fisip, Universitas Swadaya Gunung Jati di Cirebon, Senin (7/10/19). Ketujuh tips itu adalah jujur, rendah hati, humanis, empatik, kompeten (skillful), pandai bergaul, dan pintar lobi/negosiasi. Sikap jujur praktisi PR menunjukkan kematangannya dalam berkomunikasi. Sepahit apapun situasinya, apalagi di saat krisis, PR mesti jujur ketika menyampaikan

informasi kepada publik yang disertai dengan kerendahan hati saat berbicara. Kemampuan mengelola informasi yang jujur dan sikap rendah hati tersebut menunjukkan esensi humanisme PR terhadap publiknya. Pada gilirannya, dapat menciptakan empatinya terhadap isu atau persoalan yang sedang ia atau organisasinya hadapi. Tentu saja ketika bertugas mengelola informasi, praktisi PR harus mengandalkan diri pada kompetensi dan keterampilan kepiarannya yang memadai. Hal ini bisa dilatih secara terus-menerus dan kemudian diukur melalui proses uji kompetensi. Jangan sampai saat krisis menerpa perusahaan, misalnya, ia dan tim PR gagap mengelolanya dengan baik. Alih-alih krisis berlalu, sebaliknya makin berlarut. Yang tak kalah penting, praktisi PR perlu meluangkan waktu untuk “bergaul”.

Hadir di forum-forum PR atau kehumasan, baik lokal, nasional, dan internasional. “Agar ia tidak sekadar menjadi “katak dalam tempurung”, melainkan punya banyak relasi dan menambah pengetahuan,” ujar Asmono. Dalam forum-forum pergaulan maupun saat menghadapi krisis, PR memerlukan kemampuan lobi/negosiasi yang mencukupi. Kemampuan seperti inilah yang acap kali membedakan seorang praktisi PR lebih unggul dari sesama koleganya. Menguasai KontenPada praktik keseharian tujuh sikap profesional PR tersebut akan semakin lengkap apabila dilengkapi konten yang kredibel kala menyampaikan informasi. Konten yang kredibel yang disampaikan dengan sikap jujur bakal memicu trust. Pada akhirnya menciptakan legitimasi dari publik. “Bayangkan jika seorang praktisi PR bahkan pemimpin sekalipun, ketika cara bicaranya tidak jujur, konten informasi yang disampaikannya tidak kredibel, sudah barang tentu runtuhlah legitimasinya di depan audiens,” tegas Asmono. Oleh sebab itu, kejujuran menjadi begitu krusial, mendasari sikap-sikap profesional lainnya dalam diri seorang PR. Menurut Asmono, ketujuh tips itu semakin menunjukkan bahwa watak atau karakter memegang peran penting, mengatasi aspek kemampuan praktisi PR itu sendiri. “Praktisi PR yang berkarakter baik, jauh lebih bermanfaat bagi organisasinya ketimbang sekadar terampil namun minus karakternya,” pungkasnya dalam forum yang dihadiri 200 mahasiswa dari berbagai fakultas di Unswagati tersebut. asw

Ingin Jadi PR Profesional? Mulailah Dari KejujuranMenjadi praktisi public relations (PR) saat ini penuh dengan tantangan dan mesti memiliki hasrat kuat untuk semakin profesional.

Founder PR INDONESIAAsmono Wikan mengurai tujuh tips untuk menjadi PR yang profesional.Fo

to: D

ok. I

stim

ewa

50 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

COMMUNITY

Foto

: Dok

. Pem

kab

Mub

a

Semua tujuan besar dalam bernegara dan berbangsa yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 akan lebih mudah dicapai lewat kepemimpinan

yang bisa menyatukan cita-cita dan gerak seluruh rakyatnya. Persatuan pikiran, persatuan pengolahan, dan persatuan tindakan dengan goal utama pada pemulihan keseluruhan Indonesia, untuk mencapai kesejahteran dan kemakmuran bersama tanpa melanggar prinsip-prinsip hak asasi manusia, jiwa Proklamasi, dan UUD 1945.

Dalam masa 26 tahun ke depan, atau pada tahun 2045 bangsa Indonesia genap seratus tahun sejak lahirnya NKRI, segala daya upaya menyejahterakan bangsa

tidak boleh tertenti. Apalagi, pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif paling tinggi di antara usia 45-54 tahun, yang disebut usia emas atau usia matang.

Semua cita-cita besar berdirinya NKRI akan tercapai bila rakyat Indonesia berada di bawah kepemimpinan yang tepat, yang bisa menyatukan dan menggerakkan seluruh potensi yang ada secara maksimal. Pertanyaan besar saat ini adalah, siapkah anak-anak bangsa di masa kini memimpin negara ini menuju tahun Indonesia Emas 2045? Apa saja tantangan yang akan dihadapi di tahun 2045 dan strategi apa yang harus disiapkan untuk Indonesia Emas 2045?

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menyelenggarakan Seminar 100 Tahun Indonesia Mimpi Tokoh Muda untuk Indonesia 2045. Seminar ini diselenggarakan pada Rabu 16 Oktober 2019, di Mezzanine Ballroom, Hotel Aryaduta, Kwitang, Jakarta Pusat.

Mirza Zuhaldi Sekjen PWI Pusat yang juga Ketua Panitia Seminar mengatakan, “Kegiatannya dimulai tepat pukul 09.00 WIB ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kekinian mengenai permasalahan dalam kepemimpinan bangsa saat ini serta dapat menentukan langkah untuk memperbaiki masalah yang akan kita hadapi bersama,” ujarnya.

Rubrik : ADVERTORIALRencana Edisi : 55/V/OKTOBER 2018Panjang Naskah : 2 halFoto : Dok. Pemkab Muba---------------------------------------------------------------------------

Bupati Dodi bersama para pemimpin muda daerah di acara Seminar 100 Tahun Indonesia Mimpi Tokoh Muda untuk Indonesia 2045 yang diselenggaran di Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Misi Muba Maju Berjaya 2022 Menuju Indonesia Emas 2045 Pengaruhi Mimpi Tokoh NasionalApa yang Anda bayangkan tentang Indonesia 100 tahun? Semua cita-cita kebangsaan yang dicanangkan pendiri bangsa seharusnya sudah tuntas!

52 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

Foto

: Dok

. Pem

kab

Mub

a

Narasumber berkompeten lain yakni Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari, Tokoh Pers Nasional yang juga mantan Ketua DPD RI, Oesman Sapta

Odang, narasumber antara lain Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), Herry Ario Naap (Bupati Biak Numfor), dan Indah Putri Indriani (Bupati Luwu Utara).

Bupati Muba Dodi Reza dinilai PWI Pusat salah satu pemimpin yang berpotensi dengan bekal kepemimpinan dirinya di Muba saat ini yang dianggap sukses dan berhasil menjalankan banyak program terobosan.

“Kami mengundang narasumber yang hadir dalam kesempatan ini yang kami pandang merupakan pemimpin muda yang sukses dan akan membawa pengaruh dan menularkan bagi daerah lain sekarang dan akan datang, untuk daerahnya dan indonesia ke depan,” ungkap Ketua PWI Pusat Atal S Depari saat membuka Seminar.

Lanjutnya, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kekinian mengenai permasalahan dalam kepemimpinan

bangsa saat ini serta dapat menentukan langkah untuk memperbaiki masalah yang akan dihadapi bersama. “Selain itu pula bertujuan untuk memberi gambaran kepada publik soal kriteria calon pemimpin untuk mencapai Indonesia Emas 2045, sekaligus,” tambahnya.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Bupati Muba Dodi Reza memaparkan potensi dan program inovatif yang sudah dijalankan di Muba. “Tahapan mimpi Indonesia sudah dimulai sejak sekarang di Kabupaten Muba mulai dari Replanting sawit, energi terbarukan, dan inovasi jalan aspal karet,” ujar kandidat Doktor Universitas Padjajaran tersebut.

Ia menambahkan, selanjutnya Kabupaten Muba tepatnya di Kecamatan Bayung Lencir merupakan pemasok dan penyuplay gas terbesar, hal ini harus dimanfaatkan untuk kawasan sekitar. “Kita sudah bekerjasama dengan PT Medco untuk membangun kilang LPG di Kecamatan Bayung Lencir,” ujar Dodi.

Sementara itu, di bidang kesehatan Pemkab Muba melalui Dinas Kesehatan Muba sudah menerapkan program UHC. “Jadi, kami,

alhamdulillah, sudah 100% seluruh warga Muba di cover oleh asuransi, dan Muba dapat predikat UHC,” bebernya. “Untuk di sektor pendidikan kita sangat fokus, tidak hanya dari segi alokasi anggaran tapi kami juga telah banyak kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk membangun SDM yang unggul,” tambahnya.

Tidak hanya itu, guru-guru juha dilatih dengan lembaga nasional agar berkualitas dalam mendidik. “Kerjasama dengan Sampoerna Foundation kelas Internasional, siswa-siswi juga baru-baru ini kita beri beasiswa kepada enam orang peserta didik untuk kuliah double degree di Arizona University kerjasama Sampoerna University,” tambahnya.

Dikatakan Dodi, Muba bukan hanya kaya akan minyak bumi, gas, batu bara, akan tetapi punya potensi kearifan lokalnya juga seperti Bongen, Bekarang dan Jumputan Gambo Muba serta kuliner, cita rasa, kekhasan lainnya. “Maka dari itu kita sebagai orang Indonesia khususnya Muba patut berbangga, karena telah banyak hal yang kita perbuat untuk memajukan daerah kita,” pungkasnya.

Bupati Dodi saat menjadi salah satu pembicara di Seminar Nasional dengan tema Mimpi Tokoh Muda untuk Indonesia 2045. PWI Pusat selaku penyelenggara menilai Bupati Muba ini sukses menjalankan banyak program terobosan.

Bupati Muba Pengaruhi Mimpi Tokoh Muda Indonesia 2045Bupati Muba Dodi Reza Alex ada di tengah tokoh nasional pada PWI Pusat menggelar Seminar Nasional dengan tema Mimpi Tokoh Muda untuk Indonesia 2045 di Ballroom Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (16/10/2019).

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 53

Latar belakang sebagai wartawan selama sebelas tahun mengantarkan perempuan bernama lengkap Emmy

Kuswandari ini mengenal banyak karakter dan luwes dalam membangun komunikasi. “Ada nasihat yang selalu saya pegang sejak jadi wartawan hingga saat ini. Mentor saya bilang, ‘kejamilah dirimu sendiri, sebelum kamu dikejami oleh orang lain (pembacamu)’,” ujar Emmy kepada PR INDONESIA di Jakarta, awal Oktober 2019. “Meski tak lagi jadi wartawan, di korporasi ini saya belajar lebih keras lagi,” lanjutnya.

Emmy mengawali karier profesionalnya sebagai penyiar Radio Sonora di Yogyakarta sejak masih kuliah. Ia lantas memberanikan diri bekerja sebagai wartawan di ibu kota. Kepada Aritides Katoppo, jurnalis senior Sinar Harapan yang belum lama ini wafat, ia mengajukan lamarannya.

Meski sebagai wartawan adalah cinta pertamanya, tetapi ada satu titik di

mana Emmy harus memutuskan untuk berganti profesi. Pilihannya jatuh pada Sinar Mas. Emmy perlu waktu enam bulan sebelum akhirnya mantap hijrah menjadi public relations (PR). Profesi yang berseberangan ketika masih menjadi wartawan—dulu dilayani, sekarang melayani.

Begitu bergabung, yang ia hadapi bukan lagi soal adaptasi, tapi isu-isu besar. Salah satunya, illegal logging. Ia mengenang masa itu sebagai masa perkenalan yang menyenangkan. “Di tahun-tahun awal saya bergabung, saya justru tidak langsung berhadapan dengan wartawan. Tapi, bergulat dengan good corporate governance (GCG),” katanya. Baru sekitar sepuluh tahun belakangan, Emmy menangani komunikasi Sinar Mas. Tepatnya, di President Office Sinar Mas. Tugasnya, mendukung dan menjembatani berbagai pilar bisnis di bawah Sinar Mas. Sejak 2012 hingga kini, ia menggawangi komunikasi untuk nasional media di Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas.

Selama itu pula perempuan yang mengantongi akreditasi MIPR ini menerima tantangan silih berganti. Mulai dari isu kebakaran, sosial, sampai yang paling seru, perkembangan media sosial yang maha dahsyat. “Khusus yang terakhir, sungguh mengasyikkan. Saya banyak belajar. Salah satunya, belajar memetakan sosial media yang sangat cair,” ujarnya.

Bukan Pemain TunggalIa meyakini dalam menjalankan perannya, PR bukanlah pemain tunggal. Melainkan menjahit kerja sama dengan berbagai divisi dan menyatukan visi top management. “Bagi saya, kebahagiaan sebagai seorang PR adalah ketika kita berhasil mengangkat sosok yang tak tampak dalam rantai pekerjaan menjadi hero yang menginspirasi banyak orang,” katanya.

Contoh, ia bersama tim mengangkat keberadaan para petani yang selama ini mendapat pendampingan dari APP Sinar Mas melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Bagian dari strategi komunikasi itu tanpa diduga membawa salah satu dari petani tadi menerima apresiasi sebagai satu dari 74 ikon perubahan dari Indonesia di acara Konferensi Perubahan Iklim (COP) ke-22 yang diselenggarakan di Maroko.

Ketika ditanya soal me time, Emmy menjawab sederhana. Datang ke kantor, buka laptop, lalu menulis apa yang ada di dalam pikirannya. Selain itu, ia dikenal suka jogging dan lari. Hidupnya dibuat seimbang dengan aktif bergaul di luar kehidupan kantor. Salah satunya, bergabung dengan komunitas lari Sinar Mas Runners dan Skolari, Yayasan Syair Kehidupan, gerakan Perempuan Berkebaya, dan banyak lagi. Emmy juga hobi bersepeda, berkemah, trail run, sampai memancing di laut. Aktivitas itu kerap ia lakukan bersama keluarga dan rekan media. Prinsipnya, bertemanlah dengan tulus, bukan karena pekerjaanmu. rtn

Emmy KuswandariNational Media, Global CommunicationsAPP Sinar Mas

Aktif Bergaul

Hidup adalah pesta. Harus dirayakan. Itu adalah mantra Emmy dalam menjalankan aktivitas keseharian. Dengan keyakinan ini pula, ia melihat berbagai hambatan dan masalah sebagai bagian dari dinamika yang menyenangkan.

54 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

FIGURE

Foto

: Dok

. Prib

adi

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 55

FIGURE

Foto

: Iqb

al/P

R In

done

sia

56 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

FIGURE

“Awalnya syok,” kata Hamzah saat ditemui PR INDONESIA di sela workshop Anugerah

Humas INDONESIA di Tangerang, Rabu (29/8/2019). Alasannya, menjadi humas adalah pengalaman baru baginya saat itu. “Ini adalah amanah yang harus saya jalani. Meski tidak banyak tahu, pastinya saya harus banyak belajar,” imbuhnya.

Hamzah memulai karier sebagai staf Badan Kepegawaian Daerah Pemkab Bone. Setelah tiga tahun, ia dimutasi ke staf bagian keuangan. Di sini, ia mengabdi selama 15 tahun. April 2018, ia mendapat tantangan baru sebagai Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bone.

Sudah hampir dua tahun, Hamzah menjadi nakhoda bagi seluruh aktivitas hubungan masyarakat, pelayanan informasi dokumentasi dan pelayanan protokoler. Mulai dari memenuhi permintaan rekan-

rekan media hingga memastikan setiap kegiatan pimpinan terpublikasi dengan baik dan cepat.

Bagi ayah dari dua anak ini, humas adalah mata dan telinga pimpinan. Karena itu, ia tidak pernah mempersulit setiap orang yang membutuhkan informasi. “Salah satu perhatian utama saya ketika mendapat amanah ini adalah memastikan pelayanan informasi, salah satunya kepada media, agar berjalan dengan baik dan lancar,” ujarnya.

Sebagai bagian dari komitmennya tersebut, ia bersama tim membuat situs resmi dan membangun media center. Tujuannya, tak lain untuk mempermudah masyarakat dan rekan-rekan media untuk mendapatkan informasi.

Kedekatan EmosionalKesungguhan itu membawa humas Setda Kabupaten Bone mendapatkan apresiasi

Nominasi Website Terbaik Kategori Humas Kabupaten Kota Tahun 2019 se-Sulawesi Selatan. “Apa yang mereka minta, kami berikan. Begitulah cara saya membangun hubungan. Terutama, dengan rekan-rekan media,” ujarnya. Secara pribadi, pria kelahiran Makassar ini meyakini pertemanan yang tidak hanya berdasarkan hubungan pekerjaan akan melahirkan kedekatan emosional yang tulus.

Sementara untuk menghadapi tantangan era digital dan tuntutan terhadap fungsi serta peran humas, ia kerap mendorong timnya untuk senantiasa menggali kemampuan dan tidak cepat puas dengan kompetensi yang dimiliki saat ini. Seperti mantra yang kerap disampaikan founder Apple Steve Jobs: stay foolish, stay hungry.

Ia pun mengimbau agar timnya untuk tidak mudah putus asa ketika menemui kendala dan keterbatasan. Menurutnya, belajar bisa di mana dan dengan siapa saja. Jangan lantas lekas menyerah meski seluruh tim Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bone tak ada yang berlatar pendidikan Ilmu Komunikasi atau PR. “Di era digital ini kita bisa belajar secara otodidak,” kata pria yang kerap mendukung timnya untuk mengikuti pelatihan PR.

Memiliki prinsip hidup berdamai dengan keadaan, membuat Hamzah tumbuh sebagai sosok yang santai dan positif. “Tak ada masalah yang tidak ada solusinya,” katanya.

Kesibukannya sebagai humas pun tak mengurangi perhatiannya terhadap keluarga. Pantang baginya membawa urusan pekerjaan ke rumah. “Rumah adalah istana dan surga. Jika di luar stres, rumahlah tempat untuk menenangkan,” simpulnya. mai

Kendati bukan lulusan public relations (PR), bukan halangan bagi Hamzah Sanusi.

Kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan menjadi motivasinya untuk terus belajar.

Hamzah SunusiKabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Bone

Tidak Berhenti Belajar

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 57

FIGURE

PUBLIC AFFAIRS

Pembangunan jalan, pembangkit listrik, bendungan, dan lain-lain, ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Meski begitu, proyek infrastruktur kerap mendapat perlawanan dari masyarakat. Beragam isu, seperti lingkungan dan sosial biasanya mendasari penolakan proyek infrastruktur. Untuk itu, analisis mengenai dampak lingkungan sudah menjadi keharusan, demikian juga halnya dengan dampak sosial.

Sebenarnya, kasus penolakan proyek infrastruktur tidak hanya jamak terjadi di Indonesia. Di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) juga terjadi. Seperti dalam kasus proyek infrastruktur di California, Sunrise Powerlink. Sebuah pembangunan jaringan transmisi listrik tegangan tinggi sepanjang 117 mil atau hampir 200 km, menghubungkan kawasan San Diego dengan sumber energi terbarukan, dengan daya 1.000 megawatt di Lembah Imperial.

Energi terbarukan ini berasal dari pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga bayu. Proyek ini memakan biaya 1,9 miliar dolar AS atau setara Rp 28,5 triliun. Tantangan publik di proyek Sunrise Powerlink datang bukan saja dari pemilik

tanah, namun juga dari para pegiat lingkungan hidup. Mereka berpendapat bahwa selain ada spesies hewan dan tumbuhan yang terancam oleh jaringan listrik ini, pembangkitan tenaga listrik lokal dengan panel surya di semua rumah lebih efisien daripada mengalirkan tenaga listrik dari tempat lain.

Pemilik proyek, San Diego Gas & Electric (SDGE) meminta bantuan perusahaan public affairs bernama Southwest Strategies dari San Diego. Southwest Strategies adalah perusahaan yang berdiri selama 20 tahun. Motto mereka adalah “We drive successful public affairs campaigns through comprehensive, forward-thinking communication and unparalleled client dedication” (Kami menjalankan kampanye public affairs melalui komunikasi yang komprehensif dan berpandangan ke depan, serta pengabdian kepada klien yang tidak tertandingi).

Lima NilaiSouthwest Strategies menjalankan bisnis dilandasi nilai-nilai sebagai berikut. Pertama, cultivate leaders, atau membentuk pimpinan dengan memberi karyawan peluang yang luas untuk maju, berkembang dan mencapai sukses. Kedua, work hard and have fun, atau bekerja keras untuk memenuhi harapan klien dengan tidak melupakan hidup di luar pekerjaan. Ketiga, achieve excellence as a team. Yakni, perusahaan berkomitmen untuk menciptakan tempat kerja yang bermakna dan berhubungan dengan klien berdasarkan sikap saling menghormati, inklusivitas, kerja sama dan having fun. Keempat, embrace diversity and inclusion. Yaitu, perusahaan berkomitmen untuk menciptakan keberagaman dan nilai inklusif baik

di pekerjaan maupun di masyarakat. Kelima, trust and respect each other, atau mencapai tingkat tertinggi profesionalisme dan integritas serta saling menghormati satu sama lain.

Untuk memenuhi tugas yang dibebankan oleh SDGE, Southwest Strategy merancang hubungan yang komprehensif dengan komunitas. Merancang kampanye yang bertujuan membuat koalisi di antara para pendukung proyek pembangunan jaringan transmisi tegangan tinggi ini. Implementasi dari strategi ini adalah dibentuknya Community Alliance for the Sunrise Powerlink (CASP) atau Aliansi Masyarakat untuk Sunrise Powerlink yang berkembang menjadi jaringan yang mencakup 100.000 penduduk, pejabat dipilih, perusahaan-perusahaan, dan pimpinan buruh yang mendukung proyek. Southwest Strategy mendukung kegiatan koalisi melalui penerbitan fact sheets dan newsletters, website dan brosur-brosur serta kampanye periklanan.

Kegiatan-kegiatan spesifik meliputi serangkaian open house, briefing secara perorangan, sponsorship di acara-acara kunci maupun kampanye dari pintu ke pintu dan pembentukan dewan-dewan masyarakat (community council) untuk memperlancar dialog dua arah. Pelaksanaan pekerjaan Southwest Strategies dilakukan dengan berpegang kepada nilai-nilai perusahaan.

Strategi yang dijalankan oleh Southwest Strategy turut berkontribusi terhadap penyelesaian proyek yang lebih cepat enam bulan dari rencana awal. Atas keberhasilannya, perusahaan ini memperoleh empat anugerah (award) di tingkat lokal maupun nasional dari Public Relations Society of America (PRSA).

Foto: Pribadi

Noke KiroyanChairman & Chief Consultant

Kiroyan Partners

Menggalang Dukungan Publik untuk Pembangunan Infrastruktur

58 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

OPINION

PR INDONESIAMENGUCAPKAN TERIMA KASIH KEPADA PENDUKUNG

Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO) #5.

BALI, 29 - 31 OKTOBER 2019.

Berjuta kesan terhimpun dalam presentasi Insan PR INDONESIA 2019 di

Jakarta, Senin (14/10/2019).

Banyak wajah baru menghiasi kompetisi Insan PR INDONESIA tahun ini. Ada pula yang ikut kembali.

Di sinilah ajang untuk mengukur kemampuan, menambah wawasan dan membuka jejaring antarpelaku PR. Penyerahan apresiasi akan diselenggarakan di JAMPIRO #5 di Bali, Kamis (31/10/2019). rtn

Detik-detik Penjurian

Jelang presentasi.

Menerima banyak masukan. Sesi presentasi.

Juri Ega. Juri Asmono. Juri Jojo.

Ajang memperluas jejaring. Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

aFo

to: R

ahm

an/P

R In

done

sia

Foto

: Rat

na/P

R In

done

sia

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

aFo

to: R

ahm

an/P

R In

done

sia

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

60 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

GALLERY

Praktisi PR lintas korporasi dan industri berkumpul lagi di Jakarta,

Rabu (2/10/2019). Di acara PR Rembuk yang diinisiasi oleh Presiden Direktur IPM PR Maria Wongsonagoro kali ini mengajak PR untuk berkontribusi mengubah perilaku masyarakat melalui strategi komunikasi yang terencana.

Hadir sejumlah pemateri dalam acara yang bertema “Merancang Strategi Komunikasi Berbagai Program Inovatif Pengelolaan Sampah”. Mereka adalah Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar, Direktur Jaringan, Operasional dan Penjualan PT Pegadaian Damar, VP PR PLN Dwi Surya Abdullah, dan Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto. rtn

Burkumpul untuk Berkontribusi

Inadia, peserta dari Tugu Insurance.

Percaya diri. Tampilkan yang terbaik.

Sesi tanya jawab.

Foto bersama.

PR Indonesia Guru, Ida Soedoyo, bersama Direktur Pegadaian Damar.

Akrab. Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

aFo

to: R

ahm

an/P

R In

done

sia

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

Foto

: Rah

man

/PR

Indo

nesi

a

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

Foto

: Ais

yah/

PR In

done

sia

PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019 61

GALLERY

EDITOR’S NOTE

Visi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode 2019 – 2024 yang langsung menargetkan tahun 2045

sebagai momentum Indonesia menjadi negara maju, kekuatan ekonomi ke-5 di dunia, sarat dengan optimisme. Jokowi memang dikenal dengan sosok yang penuh sikap optimis. Dalam setiap kesempatan berpidatonya, ia menunjukkan dengan lugas sikap optimisnya itu. Tentu sikap tersebut ia bekali dengan kalkulasi-kalkulasi. Sekalipun, kalkulasi yang ia sampaikan, tidak selalu diungkap dengan nyata.

Diantara lima program utama kabinet kerjanya periode kedua, Jokowi menekankan betul aspek pembangunan sumber daya manusia (SDM). Baru kemudian diikuti dengan melanjutkan pembangunan infrastruktur, memangkas prosedur perizinan, menyederhanakan birokrasi, dan transformasi ekonomi menjadi negara produsen manufaktur dan ekonomi jasa modern.

Isu tentang pembangunan SDM dan pemangkasan birokrasi sangat relevan untuk meninjau perkembangan dunia public relations (PR), khususnya di wilayah government PR atau humas pemerintah. Harus diakui, keinginan Jokowi mendorong kualitas SDM semakin membaik bahkan unggul, menyiratkan urgensifnya kompetensi yang harus dimiliki setiap praktisi Humas Pemerintah. Jalan terobosan (breakthrough) yang dilakukan Menteri Kominfo Rudiantara pada tahun 2016 dengan mengangkat 100 tenaga humas pemerintah (THP)

non-ASN, awalnya menjanjikan sebuah perubahan penting bagi dinamika kehumasan pemerintah. Terutama di kementerian dan lembaga yang mendapat “jatah” tenaga humas tersebut.

Faktanya, program itu kini nyaris tak terdengar lagi. Masa depan program juga tanda tanya. Bahkan dampaknya juga sulit diukur. Cita-cita program bahwa THP bakal “melekat” di bawah pemimpin lembaga dan kementerian rasanya sulit tercapai. Peran-peran strategisnya juga belum muncul ke permukaan. Peran seperti ini, masih banyak dimainkan oleh pejabat kehumasan pemerintah struktural. Sayang memang gagasan baik itu, eksekusinya kurang matang. Jika dieksekusi dengan matang, barangkali hasilnya akan jauh lebih baik.

Naik KelasDi sisi lain, sejak beberapa tahun terakhir, praktisi humas pemerintah tengah berjuang untuk “naik kelas”. Dengan naik kelas, secara eselon, maka kewenangan dan posisioningnya di mata pimpinan akan lebih kuat. Humas bisa memberikan informasi yang akurat, sekaligus menjadi fungsi strategis pimpinan dalam mengelola urusan komunikasi. Sayangnya, pidato Presiden Jokowi usai pelantikan dirinya menjadi presiden periode 2019 – 2024 di Sidang Paripurna MPR RI, Minggu (20/10/2019), yang hendak memangkas eselon birokarasi tinggal menjadi dua eselon, akan mengancam semangat perjuangan tadi.

Niat Jokowi untuk memperbanyak ASN dan PNS fungsional, sejatinya tidak jelek-

jelek amat. Namun jika tidak dibarengi dengan manajemen yang tepat, kepastian masa depan karier, hingga penghargaan yang sebanding bagi ASN fungsional, rencana itu akan mudah buyar. Jamak terjadi hingga ASN di pemerintah daerah, mereka yang memilih jalur fungsional, penghargaannya masih senjang dibanding yang berada di jalur struktural. Disamping itu, urusan angka kredit pun realisasinya juga tak semudah yang dijanjikan. Butuh upaya lebih supaya angka kredit mereka bisa terkumpul cukup signifikan setiap ingin memproses kenaikan pangkat.

Pemangkasan eselonisasi dalam konteks manajemen humas pemerintah akan dapat bekerja dengan baik, manakala para pemimpin lembaga dan kementerian serta pejabat daerah memahami betul fungsi-fungsi komunikasi dalam sebuah organisasi. Persis sesuai dengan harapan dan perjuangan praktisi humas pemerintah selama ini. Di sinilah persoalan sekaligus tantangannya. Budaya kerja organisasi pemerintah belum sedinamis dan sefleksibel di korporasi, yang sudah terbiasa dengan rentang birokrasi pendek. Sementara, tugas-tugas kehumasan acapkali membutuhkan respons terukur yang cepat, tepat, dan berdampak luas bagi organisasi.

Sanggupkah Menkominfo baru–siapapun itu—yang ditunjuk Jokowi mampu mengelaborasi permintaan Jokowi, sekaligus mendorong Humas Pemerintah benar-benar menjadi fungsi strategis manajamen? Wallahualam bishawab. Asmono Wikan

Menkominfo

62 PR INDONESIA | Ed 55 | Th V | Oktober 2019

OPINION

PR INDONESIAmengucapkan

Selamat kepada para pemenang

Jambore PR INDONESIA

(JAMPIRO) #5

Bali, 29 - 31 Oktober 2019.

www.prindonesia.co

Jambore PR INDONESIA (JAMPIRO), adalah sebuah ajang tahunan bagi praktisi Humas/Public Relations (PR) terbesar se-Indonesia.