Menyusun dan Menganalisis Proses Pengambilan Keputusan oleh Seorang

26
Menyusun dan Menganalisis Proses Pengambilan Keputusan oleh Seorang Manajer Disusun oleh : Nama :Fathia Rahmawati 6670142568

Transcript of Menyusun dan Menganalisis Proses Pengambilan Keputusan oleh Seorang

Menyusun dan Menganalisis Proses Pengambilan Keputusan oleh Seorang

Manajer

Disusun oleh :Nama :Fathia Rahmawati 6670142568

A. Latar Belakang Pada perkembangan zaman dan kemajuan teknologi di era globalisasi ini tentunya kita sebagai manusia yang utuh sejatinya selalu meningkatkan kualitas diri (Self-Quality) ataupun kualitas Sumber daya manusianya. Hal ini sangat penting mengingat kewajiban kita untuk mengembangkan potensi demi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Meskipun demikian, terkadang kita dihadapkan dengan berbagai masalah yang kita sendiri tidak menyadari adanya masalah tersebut. Hanya jenis dan tingkat masalah yang dihadapi berbeda-beda. Ada yang masalahnya ringan, artinya mudah dipecahkan, ada pula yang masalahnya berat sehingga sulit dipecahkan hal itu bergantung pada cara orang melihatnya.

Seluruh kriteria masalah yang dihadapi biasanya bersifat kumulatif. Oleh karena itu, pemimpin dituntut untuk memahami dan mencermati sesuatu yang dipandang sebagai masalah sehingga permasalahan dapat diklasifikasikan dan diurutkan menurut berat-ringannya masalah .

BAB 1

Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah kadang kala hanya terlintas apa yang ada dalam fikiran kita dan itu kita anggap sebagai masalah serius yang perlu dan harus dipecahkan tapi terkadang kita tidak memikirkan bagaimana metodologi pemecahannya. Hal yang seperti ini yang memancing kita untuk melakukan yang namanya penelitian dengan mencari fakta-fakta dan bukti-bukti yang jelas dan ter-arah sehingga alat dan instrument pengumpulan data sesuai dengan penggunaan metode kita perlu mencurahkan lebih banyak waktu untuk menentukan masalah penelitian tersebut baik dari mengidentifikasi, pembatasan sampai pada perumusan masalah yang memiliki tujuan dan manfaat”. (Setyosari, 2012:62)

B. Proses Pengambilan Keputusan Pembuatan Keputusan (Decision making) menggambarkan proses melalui mana serangkaian kegiatan dipilih sebagai penyelesaian suatu masalah tertentu. George P. Huber membedakan pembuatan keputusan dari pembuatan pilihan (choice making) dan dari pemecahan masalah (problem solving).

B.1 Tipe-tipe Keputusan Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat dibawah kondisi kepastian, risiko dan ketidak pastian.

Keputusan-keputusan yang diprogram (programmed decisions) adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Artinya, Keputusan-keputusan ini rutin dan berulang-ulang

1 Keputusan-keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decisions) adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus,khas atau tidak biasa. Artinya, Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanganan khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak di program.

B.2 Tingkat ketidakpastian dalam berbagai situasi akan berbeda-beda, oleh karena itu, manajer akan menghadapi tiga macam situasi :

1. Kondisi kepastian (certainly), para manajer mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang, karena tersedia informasi yang akurat, terpercaya dan dapat diukur sebagai dasar keputusan.

2. Kondisi risiko (risk) manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia. Sedangkan, dalam kondisi ketidak-pastian (Uncertainly) manajer tidak mengetahui probabilitas bahkan tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil. Umumnya menyangkut keputusan-keputusan kritis.

Orang-orang pada semua tingkatan dan di semua bidang organisasi membuat keputusan. Artinya, mereka membuat pilihan di antara dua alternatif atau lebih.

Serangkaian tahap proses pengambilan keputusan terdiri dari 8 (delapan) langkah :

1. Mengidentifikasi masalah 2. Mengidentifikasi kriteria keputusan 3. Memberi bobot pada kriteria 4. Mengembangkan alternatif-alternatif 5. Menganalisis Alternatif 6. Memilih satu alternatif 7. Melaksanakan alternatif tersebut 8. Mengevaluasi efektivitas keputusan

A. Proses pengambilan keputusan 1. Mengidentifikasi masalah “Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor-faktor yang berupa permasalahan. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian bukan sekedar mendaftar jumlah masalah, tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu. karena masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau signifikasi untuk dipecahkan.” (Setyosari,2012:64) Proses pengambilan keputusan berawal dengan adanya suatu masalah atau lebih tepat, suatu kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang dikehendaki.

Setelah seorang manajer mengidentifikasi masalah yang membutuhkan perhatian, kriteria keputusan yang penting untuk memecahkan masalah tersebut haruslah diidentifikasi. Artinya, manajer harus menentukan apa yang relevan bagi keputusannya. Faktor-faktor ini dapat mencakup harga, pembuatan dan model produk,ciri-ciri baku, peralatan tambahan, layanan jaminan, catatan perbaikan, dan layanan purna jual. Kriteria ini mencerminkan apa yang dianggap relevan oleh manajer penjualan tadi dalam keputusannya

2. Mengidentifikasi kriteria keputusan

Bagaimana anda memberi bobot pada kriteria? Pendekatan sederhana adalah sekedar memberi bobot sepuluh kepada kriteria sisanya bedasarkan standar ini. Oleh karena itu, dibandingkan dengan kriteria yang anda beri nilai lima, faktor paling tinggi kiranya akan dua kali lebih penting. Idenya adalah menggunakan preferensi pribadi anda untuk untuk memberi prioritas kepada kriteria yang relevan dalam keputusan anda maupun untuk menunjukkan derajat kepentingannya dengan memberikan bobot pada masing-masing kriteria itu.

3. Memberi bobot pada Kriteria

Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif

Manajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan pandangan sempurna, walaupun banyak buku dan latihan pembuatan keputusan masih menyarankan pada pembuatan keputusan untuk mendapatkan “semua data” sebelum mempertimbangkan alternatif-alternatif keputusan. Herbert Simon, yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih satu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu yang sempurna atau ideal

4. Menyusun alternatif-alternatif

Setelah alternatif-alternatif itu terindentifikasi, pengambil keputusan secara kritis harus menganalisis masing-masing alternatif tadi. Kekuatan dan kelemahan setiap alternatif menjadi jelas sewaktu diperbandingkan dengan kriteria dan bobot yang ditetapkan dalam langkah 2 dan 3. Seorang manajer harus mengevaluasi untuk menilai efektivitas dari setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur dengan dua kriteria : apakah alternatif realistik apabila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan masalah.

5.Menganalisis Alternatif

Langkah keenam merupakan tindakan penting yakni memilih alternatif terbaik diantara alternatif yang terdaftar dan telah dinilai. Sebab kita telah menentukan semua faktor-faktor yang terkait dalam keputusan itu, memberi bobot sebagaimana mestinya, dan mengidentifikasi alternatif-alternatif yang dapat dilakukan

6. Memilih sebuah alternatif.

7. Mengimplementasikan Alternatif terpilih

Impelementasi (pelaksanaan) strategi merupakan realisasi daripada strategi yang telah dipilih. Strategi yang telah dipilih harus dapat dilaksanakan secara konsisten, dan untuk itu perlu dibangun suatu struktur organisasi yang cocok, anggaran yang memadai, sistem yang jelas dan kemampuan pengelolanya.

8. Mengevaluasi Efektifitas keputusan Mengevalusi efektivitas adalah untuk menilai hasil keputusan tersebut dan untuk menilai apakah masalahnya telah terpecahkan. Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus. Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.

B. STUDI KASUS BAKRIE TELECOM DIGUGAT DI PENGADILAN NEW YORK Kamis, 25 September 2014 20:13 WIB Tempo.co, Jakarta – PT Bakrie Telecom digugat 3 pengadilan Perusahaan Investasi Amerika Serikat. Gugatan ini diajukan kepada pengadilan New York lantaran Bakrie Telecom dianggap tidak mampu membayar bunga obligasi

“Tergugat telah mengakui ancaman gagal bayar ini akan terus berjalan, tapi tidak ada pembayaran bunga yang dilakukan pihak penggugat dalam dokumen yang diterima Reuters” Kamis, 25 September 2014

Pihak penggugat dalam kasus ini adalah Universal Investment Advisory SA, Vaqueru Master EM Credit Fund Ltd, dan Trucharm Ltd. Sementara itu terguugat dalam kasus ini adalah Bakrie Telecom Pte Ltd, PT Bakrie Network 7 PT Bakrie Connectivity.

Bakrie Telecom (BTEL) dilaporkan gagal membayar bunga obligasi sebanyak 2x dengan nilai US$ 380 juta. Anak usaha Bakrie Group ini dinyatakan gagal bayar pada November 2013 dan Mei 2014.

Sementara itu, perusahaan penggugat menyatakan Surat Utang tersebut akan jatuh tempo pada bulan Mei 2015. Lantaran gagal bayar tersebut, perusahaan penggugat pesimistis BTEL dapat melakukan pembayaran pada November 2014 mereka berpendapat, besar kemungkinan BTEL kembali mengalami gagal bayar.Hingga saat ini, Jastiru Abi, Presiden Direktur BTEL tak memberikan tanggapan apapun mesti telah dihubungi via telephone atau pesan singkat

  DINI PRAMITA Sumber :

Http://m.tempo.co/read/news/2014/09/25/088609730/Bakrie-Telecom-Digugat-di-Pengadilan-New-York

C.ANALISA KASUS 1. Mengidentifikasi masalah Masalah yang terjadi dalam perusahaan Bakrie Telecom (BTEL) adalah banyaknya jumlah utang luar negeri yang tak mampu untuk dibayar, sehingga pihak luar negeri adalah Universal Investment Advisory SA, Vaqueru Master EM Credit Fund Ltd, dan Trucharm Ltd menggugat untuk segera membayar utang dan bunga obligasinya tersebut sebanyak 2x dalam kurun waktu 1 tahun sejumlah US$ 380 juta.

Padahal tercantum dalam Visi Misi BTEL bahwasanya memberikan layanan yang tersedia dan terjangkau bagi masyarakat khususnya masyarakat pengguna jasa Internet di Indonesia dan sinergikan Visi & Misi yang mencanangkan tumbuhnya pasar & positive consumer experience melalui semua fasilitas dari produk-produk yang dengan sinkronisasi titik temu dari faktor-faktor strategi tersebut.

Hal ini terjadi kesenjangan antara kenyataan dan harapan.

2. Mengindentifikasikan kriteria keputusan Identifikasi kriteria keputusan dalam Perusahaan Bakrie Telecom

Menggunakan Analisis SWOT 1) Strenght Kekuatan Bakrie antara lain pengalaman mengelola bisnis telekomunikasi internasional, kekuatan manajemen, dan budaya perusahaan, rangkaian produk dan jasa yang luas, tekhnologi yang mutakhir, citra perusahaan sebagai perusahaan yang besar.

2) Weakness Kurangnya kebiasaan bersaing secara ketat, kurangnya likuiditas perusahaan akibat besarnya kewajiban yang dimilikinya, dan di verisifikasi yang berlebihan seperti pada perusahaan anak & afiliasi yang kurang menguntungkan.

3) Opportunities Besarnya pasar domestik yang belum tergarap, perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup menguntungkan dan bisnis telekomunikasi global yang cukup menjanjikan.

4) Threat Masuknya pendatang baru terutama luar negeri sehubungan akan berakhirnya kompetisi global yang menguasai pasar domestik dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

4. Menyusun Alternatif-Alternatif 1) melakukan profil ulang surat utang/ obligasi global.

2) Memperluas jangkauan usaha dari anak perusahaan

3) Mobilisasi Sumber daya dari kekuatan yang dimiliki untuk meminimalisisr ancaman dan sedapat mungkin menjadi peluang

4) Memaksimalkan kontrak bisnis dengan vendor bisnis lain yang didukung dengan relasi politik yang baik.

6) Memilih sebuah Alternatif Alternatif yang pertama dan keempat yang menjadi alternatif yang paling baik karena resiko akan kerugian nilainya lebih kecil dibanding alternatif yang kedua dan ketiga

7) Mengimplementasikan Alternatif terpilih 1) mempertahankan & mengembangkan relasi dengan perusahaan lain, selain hal itu memberi motivasi kepada karyawan yang berprestasi dan penghargaan, taktik ini akan menambah pada profesionalisme dan etos kerja

2) memperbaiki & meningkatkan kualitas produk akan menambah nilai jual kepada konsumen.

3) Turut mengawasi kurs (nilai) mata uang dunia agar tidak terjadi kerugian dan bangkrut.

8) Mengevaluasi Efektivitas keputusan 1. Memperbaiki kualitas manajerial, perusahaan, organisasi serta karyawannya

2. Mengevaluasi kepuasan pelanggan 3. Mengevaluasi masalah-masalah atau kasus-kasus yang sebelumnya agar tak terulang kembali

BAB 3 PENUTUP   KESIMPULAN Dalam pembuatan suatu penelitian diperlukan ketelitian dalam pengidentifikasian sebuah masalah, dan ke delapan proses tersebut harus dilaksanakan secara terperinci dan penuh kehati-hatian agar kasus tersebut tidak terulang kembali. Penulis berharap dapat mengetahui variabel apa yang akan diukur untuk mencapai tujuan penganalisaan. Sehingga hasil yang kita peroleh bisa membawa manfaat bagi penulis ataupun bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Handoko, T hani,Manajemen edisi 2, BPFE – Yogyakarta,1984

Prof. Dr. J.Wimardi,SE, manajemen perilaku organisasi, Kencana prenada media group – Jakarta,2004

R Terry & W.Rue Leslie, Dasar-Dasar Manajemen,Bumi Aksara –Jakarta,2000

H. Djaslim Saladin, SE, Manajemen Strategi & Kebijakan Perusahaan, Linda Karya – Bandung, 2003

Prof. Dr. Sondang P. Siagian,MPA, Fungsi-fungsi manajerial edisi revisi, Bumi Aksara – jakarta, 2004

: Http://m.tempo.co/read/news/2014/09/25/088609730/Bakrie-Telecom-Digugat-di-Pengadilan-New-York (11 Oktober 2014)