MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK ...

129
i MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: ILMI AI NUR NIM. 1110046100076 K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1435 H/ 2014 M

Transcript of MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK ...

i

MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT

INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

ILMIAI NUR

NIM. 1110046100076

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1435 H/ 2014 M

MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT

INDOIYESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

0leh:

Ai Nurilmi

NrM. 1110046100076

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

fr. RR Tini Anssraeni. ST. M.SiDr. H. Abdul Malik MM

NrP.150183066

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAHPROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATUTLAH

JAKARTA1435 Hl 2014 M

PENGESAIIAN PAMTIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul "Manajemen Risiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia

Pada Transaksi Letter Of Credif', telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Mei 2014.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program

Strata Satu (S-l) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, S Mei 2014

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

PA}TITIA UJIAN MT]NAQASYAH

1. Ketua : Dr. Euis Amalia, M.AgNIP. I 97 I 07 0r 1998032002

2. Sekretaris : Mu'min Rauf MANrP. I 9700 41 61997 03 1004

3. Pembimbing I : Dr. H. Abdul Malik, MMNIP. 150183066

4. Pembimbing II: h. RR Tini Anggraeni, ST, M.Si

5. Penguji I

6. Penguji II

: Djaka Badranaya, MENrP. 19770530200701 1008

: Soffan Rizal, M.SiNrP. 19760 430201101 I 002

ilt

rP. 196808 121999031074

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini sa1'a menl,atakan bahwa:

I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya

satu persyaratan memperoleh gelar strata

Syarif Hidayatullah Jakarta.

yang diajukan untuk memenuhi salah

I di Universitas Islam Negeri (UIN)

2. Semua sumber yang digunakan dalam

dengan ketentuan yang berlaku di

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa

merupakan hasil jiplakan dari karya

sanksi yang berlaku di Universitas

Jakarta.

saya cantumkan sesuai

Negeri (UIN) Syarif

penulisan ini telah

Universitas Islam

karya ini bukan hasil

orang lain, maka saya

Islam Negeri (UIN)

karya asli saya atau

bersedia menerima

Syarif Hidayatullah

tv

v

ABSTRAK

MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT

INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT, adalah skripsi hasil karya

Ai Nurilmi, NIM 1110046100076. Pada konsentrasi Perbankan Syariah, Program

Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435H/2014 M.

Skrispi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko kurs

valuta asing yang digunakan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi Letter of

Credit (L/C). Manajemen risiko kurs valuta asing merupakan upaya perlindungan

terhadap kenaikan atau penurunan nilai tukar, agar bank dapat terjaga dari sisi

likuiditas dan tetap dapat mempertahankan eksistensinya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan metode analisis

deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan mekanisme Letter of Credit dan aplikasi

manajemen risiko terhadap kurs valuta asing yang diterapkan Bank Muamalat.

Indonesia pada transaksi letter of credit.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Bank Muamalat Indonesia memiliki

cara sendiri dalam mengatasi risiko kurs valuta asing yaitu dengan mengatur Net

Open Position (NOP). Manajemen risiko kurs valuta asing yang dilakukan tetap

mengedepankan prinsip syariah. Pada transaksi L/C akad yang digunakan adalah

kafalah bil ujrah dan untuk L/C yang pembayarannya ditangguhkan untuk beberapa

bulan kemudian, Bank Muamalat melibatkan financing bank. Penggunaan financing

bank ini merupakan bagian dari risk transfer.

Kata Kunci: Manajemen Risiko, Valuta Asing, Letter of Credit

Pembimbing: Dr. H. Abdul Malik, MM dan Ir. Tini Anggraeni, ST, M.Si

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi

sang pemberi kehidupan, pencipta alam semesta yang telah memberikan nikmat dan

kemudahan, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK

MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT.

Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad

SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya. Semoga beliau dapat menjadi suri

tauldan bagi kita semua dan syafaatnya dapat tercurah kepada semua umatnya.

Kemudian, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu dan mendukung penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam

penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. JM. Muslimin, MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam)

Fakultas Syariah dan Hukum dan Bapak Mu’min Rauf, MA selaku sekretaris

prodi Muamalat.

vii

3. Bapak Dr. H. Abdul Malik MM, dan ibu Ir. RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si. selaku

dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, fikiran serta

tenaganya dalam membimbing penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh pihak bagian kemahasiswaan di Muamalat institute, Bapak Amiril Zulhaj

dan Bapak Muhammad Yusuf yang telah bersedia membantu penulis untuk

memperoleh dan bersedia menjadi narasumber.

5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis, semoga ilmunya bermanfaat dan bapak dan ibu selalu

mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

6. Ungkapan terimakasih, hormat, cinta dan kasih sayang penulis haturkan kepada

Ayahanda Bapak Hoerudin dan Ibunda Alm.Dedeh (Allahummaghfir lahaa

warhamhaa wa’aafihaa wa’fuanhaa). Kepada Papa terimakasih atas segala doa,

pengorbanan dan motivasi selama ini. Untuk Mama, kesabaran yang mama

contohkan menjadi pelajaran dalam kehidupan penulis khusunya dalam proses

penyusunan skripsi ini. “Allahummagfirlii waliwalidayya warhamhumaa kamaa

rabbayaani shagiraa”. Kakak-kakakku tercinta, Karna Wijaya dan Bayu

Suprihartini, serta keponakanku M. Syafaat Yunadillah dan Afdhal Azka

Yunadillah.

7. Pamanku Drs.H.Encep Hidayat, MA, teteh Hj.Umiyati dan adikku Ulfa Fauziah

Hidayati,S.Sy terimakasih atas dukungan kepada penulis baik moril maupun

materil.

viii

8. Sahabat-sahabat terbaikku: Anggun Pradini dan Aam Mahmudah terimakasih

telah menjadi kawan dikala senang maupun susah dan telah banyak memotivasi

atas segala kendala yang dihadapi sejak awal kuliah hingga penyusunan skripsi

ini. Nurfie Ramadhani terimakasih atas doa dan motivasi yang diberikan. Rahma

Putri Islami yang telah berjuang bersama-sama dan banyak membantu dalam

penelitian penulis. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan

kebaikan yang lebih banyak.

9. Teman-teman Perbankan Syariah B 2010, yang telah mmeberikan warna

keceriaan selama kuliah. Canda tawa kalian akan selalu menjadi sebuah kenangan

yang tak terlupakan.

Jakarta, April 2014

Penulis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 2

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 2

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ............................................. 6

D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7

F. Review Studi Terdahulu ............................................................................. 7

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 12

A. Manajemen Risiko ..................................................................................... 12

1. Definisi Manajemen Risiko.................................................................. 13

2. Risiko Pasar .......................................................................................... 14

3. Manajemen Risiko Pasar ...................................................................... 15

4. Pengendalian Risiko Nilai Tukar ......................................................... 17

B. Valuta Asing .............................................................................................. 18

x

1. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing ...................................................... 18

2. Jual Beli Valuta Asing (Al-Sharf) dalam Islam ................................... 22

C. Letter of Credit (L/C) ................................................................................. 26

1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C..................................... 27

2. Mekanisme L/C .................................................................................... 30

3. Letter of Credit Syariah ........................................................................ 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 33

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................ 33

B. Jenis Penelitian ........................................................................................... 33

C. Sumber Data Penelitian .............................................................................. 35

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 35

E. Subjek-Objek Penelitian............................................................................. 37

F. Metode Analisis ......................................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ....................................... 40

A. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia dalam Mengatasi Kurs

Valuta Asing .............................................................................................. 40

B. Valuta Asing .............................................................................................. 43

1. Jenis Transaksi Valuta Asing pada Bank Muamalat Indonesia ........... 44

2. Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing ..................................................... 46

C. Letter of Credit ........................................................................................... 48

1. Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C di Bank Muamalat Indonesia 48

2. Mekanisme L/C di Bank Muamalat Indonesia..................................... 50

3. Sight dan Ussance pada L/C di Bank Muamalat Indonesia ................. 56

4. Masalah pada L/C di Bank Muamalat Indonesia ................................. 57

xi

D. Analisis Manajemen Risiko pada Bank Muamalat Indonesia.................... 59

E. Analisis Transaksi Valuta Asing yang Tersedia di Bank Muamalat Indonesia 62

F. Analisis Transaksi Letter of Credit pada Bank Muamalat Indonesia ........ 64

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 67

A. Kesimpulan ................................................................................................ 67

B. Saran ........................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, interaksi antar negara di segala

bidang, terutama di bidang ekonomi tidak dapat dihindari. Pemenuhan kebutuhan

suatu negara tidak dapat dicover sepenuhnya dengan produksi negara itu sendiri.

Oleh karena itu adanya perdagangan internasional sangat membantu terpenuhinya

kebutuhan negara. Dengan melakukan perdagangan internasional, suatu negara

dapat berinvestasi ke luar negeri.

Pada perdagangan internasional, yang terjadi adalah transaksi antara

penjual dari satu negara dengan pembeli dari negara lain. Karena perdagangan

yang terjadi antar negara, maka tidak memungkinkan keduanya bertemu secara

langsung untuk bertransaksi secara tunai sebagaimana perdagangan yang terjadi

pada umumnya. Oleh karena itu ada beberapa masalah yang terjadi pada

perdagangan internasional ini. Pertama, penjual tidak akan mengirim barang

kepada pembeli, sebelum ada kepastian bahwa barang yang akan dikirim akan

dibayar. Kedua, pembeli tidak akan membayar barang akan dibelinya sebelum

ada kepastian bahwa barang tersebut akan benar-benar dikirim. Hal ini terjadi,

karena kedua belah pihak tidak ingin mengalami kerugian.

Dengan adanya permasalahan tersebut diatas pada transaksi internasional,

maka Letter of credit merupakan sarana yang tepat untuk digunakan oleh para

2

eksportir dan importir. Dengan Letter of credit eksportir merasa terjamin karena

barang yang dikirimnya akan dibayar. Selain pihak eksportir, pihak importir juga

merasa terjamin bahwa barang yang dipesannya benar-benar dikirim dan

pengirimannya sesuai dengan pesanan.

Adanya fasilitas Letter of credit bukan berarti permasalahan kegiatan

perdagangan internasional berhenti sampai disitu. Dengan adanya perdagangan

internasional berarti jenis uang yang digunakan pun berbeda. Transaksi

perdagangan internasional ini melibatkan valuta asing. Valuta asing antar negara

memiliki nilai yang berbeda-beda. Mata uang negara maju nilainya lebih tinggi

dan lebih kuat daripada mata uang di negara-negara berkembang. Namun bukan

berarti mata uang negara berkembang tidak mungkin menguat, karena fluktuasi

nilai tukar dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut.

Ketika permintaan uang suatu negara mengalami peningkatan, maka nilai mata

uang negara tersebut akan menguat.

Letter of credit (L/C) merupakan salah satu jasa bank yang diberikan

kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor-impor) termasuk

barang dalam negeri (antar pulau). Kegunaan letter of credit adalah untuk

menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importir)

maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya.1 Oleh karena itu,

masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing tidak hanya menjadi perhatian eksportir

1 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada 2007) h.123

3

dan importir saja, akan tetapi termasuk di dalamnya bank devisa yang melakukan

transaksi internasional.

Kondisi ekonomi yang yang tidak menentu, menyebabkan fluktuasi nilai

tukar yang tidak menentu pula, hal ini akan menetukan untung atau ruginya

kegiatan ekspor-impor dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Seperti bank

devisa yang menjadi Issuing Bank, advising bank ataupun nominated bank.

Untung atau ruginya kegiatan tersebut tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh

karena itu, untuk meminimalisir kerugian yang mungkin akan terjadi maka

dibutuhkan manajemen risiko.

Manajemen risiko telah berevolusi dan mengalami penyempurnaan dalam

periode yang panjang. Diawali dari konsep dasar asuransi untuk kemudian

berkembang dan menjadi disiplin tersendiri terlepas dan mandiri dari konsep

asalnya. Manajemen risiko telah dirasakan sebagai sebuah keharusan yang dapat

mengintegrasikan disiplin akuntansi, manajemen serta portofolio investasi.2

Foreign Exchange Risk adalah risiko terjadinya potensi kerugian bagi bank

sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari Foreign

exchange rates terhadap posisi FX bank.3

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, merupakan Bank Syariah yang

menjalankan kegiatan transaksi internasional. Bank Muamalat Indonesia

2 Fachmi Basyaib, Manajemen Risiko (Jakarta: PT. Grasindo 2007) h.8

3 Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan

Globalisasi Bisnis (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada 2006) h.133

4

menyediakan layanan Muamalat internasional banking. Pada layanan ini salah

satu produknya adalah Muamalat trade finance. Muamalat trade finance

menyediakan layanan jasa dan pembiayaan syariah untuk mendukung kelancaran

bisnis perdagangan nasabah, baik untuk transaksi perdagangan lokal maupun

international dan untuk transaksi L/C maupun non L/C. Pada layanan ini Bank Muamalat

Indonesia, pastinya menggunakan valuta asing sebagai alat transaksi. Fluktuasi nilai tukar

valuta asing pastinya menjadi pertimbangan bank untuk menentukan biaya yang akan

ditentukan agar tidak terjadi kerugian.

Untuk mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing, ada beberapa

teknik penanganan yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan teknik

hedging. Teknik penanganan dengan hedging belum digunakan oleh Bank

Muamalat sebagai bagian dari manajemen risiko kurs Valuta asing. Untuk

mengatasi risiko terhadap kurs valuta asing Bank Muamalat Indonesia

menggunakan cara lain selain dari teknik hedging.

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, untuk mengetahui strategi

manajemen risiko yang digunakan Bank Muamalat untuk mengatasi fluktuasi

nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit. Maka penulis tertarik untuk

meneliti dan megkaji dalam skripsi yang berjudul “MANAJEMEN RISIKO

KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA PADA

TRANSAKSI LETTER OF CREDIT”

5

B. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah:

1. Karena pada jenis transaksi L/C ussance memerlukan jangka waktu, maka

tidak menutup kemungkinan pada hari tersebut mata uang domestik akan

mengalami penurunan ataupun kenaikan nilai.

2. Pada L/C karena transaksi yang digunakan meliputi mata uang yang berbeda,

maka ancaman terhadap fluktuasi nilai tukar valuta asing tidak dapat dihindari.

Oleh karena itu perlu ada manajemen risiko untuk mengatasi masalah fluktuasi

valuta asing.

3. Meskipun Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang mengatur

tentang transaksi L/C, namun belum ada manajemen risiko secara khusus

untuk mengatasi fluktuasi valuta asing pada pembayaran Letter of credit.

4. Minimnya model dan instrumen pengendalian risiko pasar, dalam hal ini risiko

kurs valuta asing yang sesuai dengan karakteristik bank Islam. Selain itu,

berbagai literatur yang ada menggunakan pendekatan modifikasi dari berbagai

model dan instrumen yang umum telah digunakan di bank konvensional.

5. Manajemen risiko yang biasa digunakan untuk mengatasi valuta asing adalah

teknik hedging. Akan tetapi Bank Muamalat belum menggunakan hedging

sebagai manajemen risiko dalam mengatasi fluktuasi valuta asing.

6

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah mengenai Strategi Bank

Muamalat Indonesia dalam mengatasi risiko kurs valuta asing pada transaksi

letter of credit. Manajeman risiko yang diteliti terfokus pada pengendalian risiko

dan menilai kesesuaiannya berdasarkan prinsip ekonomi Islam.

Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi manajemen risiko kurs valuta asing pada Bank Muamalat

Indonesia?

2. Bagaimana transaksi letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia?

3. Bagaimana strategi manajemen risiko kurs valuta asing Bank Muamalat

Indonesia pada transaksi letter of credit?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka tujuan

penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui manajemen risiko kurs valuta asing yang digunakan pada Bank

Muamalat Indonesia

2. Mengetahui transaksi letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia

3. Mengetahui strategi manajemen risiko yang digunakan Bank Muamalat

Indonesia dalam mengatasi risiko fluktuasi kurs valuta asing pada transaksi

letter of credit

7

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Menambah wawasan bagi penulis tentang mekanisme Letter of credit, pihak-

pihak yang menggunakannya dan manajemen risikonya. Selain itu,

menumbuhkan keberanian penulis untuk menyampaikan gagasan dari masalah

yang berkembang.

2. Bagi dunia akademis

Menambah khazanah keilmuan tentang strategi manajemen risiko kurs valuta

asing untuk transaksi Letter of credit pada bank, selain dengan praktek

hedging sebagaimana yang biasa digunakan.

3. Bagi lembaga

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan saran untuk dapat

memilih strategi menajemen risiko pada transaksi yang berhubungan dengan

valuta asing. Dan bagi lembaga keuangan syariah, dapat menjadi sumber

informasi teknik manajeman risiko yang dapat digunakan dan sesuai syariah.

F. Review Studi Terdahulu

1. Identitas penelitian: Qurratul Ainy Skripsi sarjana UIN Syarif Hidayatullah

(Jakarta, 2012).

Judul Penelitian: Strategi Bank Syariah Mandiri dalam Penyelesaian

Masalah Discrepancies Document dan Fluktuasi Nilai Tukar pada Transaksi

Pembayaran L/C Ekspor Impor.

8

Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan untuk mengatahui strategi Bank

Syariah Mandiri dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul

pada L/C. Khususnya masalah discrepancies document dan masalah fluktuasi

nilai tukar. Untuk masalah fluktuasi nilai tukar Bank Syariah Mandiri

memberikan fasilitas forward hedging kepada nasabahnya dengan

menggunakan forward agreement.

Perbedaan: Objek penelitian adalah Manajemen risiko Bank Muamalat

Indonesia dalam mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar pada transaksi Letter

of credit, bukan dengan teknik hedging.

2. Identitas Penelitian: Siti Nurbaya, Skripsi sarjana UIN Syarif Hidayatullah

(Jakarta 2011)

Judul Penelitian: Implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN)

No.34 dan 35 tentang Letter of credit (L/C) Ekspor-Impor di Bank Syariah

(Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

Hasil Penelitian: Penelitian pada skripsi ini dilakukan hanya untuk

mengetahui kesesuain penerapan Letter of Credt ekspor-impor berdasarkan

fatwa DSN-MUI No. 34 dan 35 pada PT. Bank Muamalat Indonesia.

Penelitian pada skripsi ini dilakukan hanya untuk mengetahui kesesuain

penerapan Letter of Credt ekspor-impor berdasarkan fatwa DSN-MUI No. 34

dan 35 pada PT. Bank Muamalat Indonesia.

9

Perbedaan: Penelitian pada manajemen risiko kurs valuta asing pada Letter

of credit dan Tinjauan kesesuain manajemen risiko kurs valuta asing yang

digunakan berdasarkan prinsip ekonomi Islam

3. Identitas Penelitian: Nanik Indrawati, Skripsi Sarjana UIN Malang (Malang

2009)

Judul Penelitian: Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign

Exchange (FOREX) (Studi Pada PT. Victory International Futures Kantor

Cabang Malang)

Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan

mekanisme transaksi forex dan aplikasi manajemen risiko yang diterapkan di

PT. Victory International Futures kantor cabang Malang dalam bertransaksi

Forex. Manajemen risiko yang ada dan diberikan kepada investor yaitu

sebelum dan pada saat melakukan transaksi.

Perbedaan: pertama, Penelitian dilakukan Manajemen risiko kurs valuta

asing pada transaksi letter of credit, bukan pada investasi forex. Kedua,

Penelitian dilakukan pada manajemen risiko yang digunakan untuk

kepentingan bank.

4. Identitas Penelitian: Setiawan Budi Utomo, Agus Fajri Zam dan Iwan

Kurniawan, Jurnal Media Riset dan Manajemen FE Trisakti (Jakarta 2008).

Judul Penelitian: Analisis Kesesuaian instrumen hedge konvensional

terhadap prinsip syariah.

10

Hasil Penelitian: Pada penelitian ini menawarkan mudharabah dan

musyarkah sebagai pengembangan bentuk hedging untuk dapat digunakan

sebagai lindung nilai islami yang dapat diterima. karena konsep hedging yang

ada dan berkembang belum sesuai dengan syariah.

Perbedaan: Pengaturan open position dengan menganalisa hal-hal yang akan

terjadi yang berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan nilai valuta asing.

Dan pada transaksi L/C dengan melibatkan financing bank pada L/C jenis

ussance.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulisan dibagi menjadi

lima bab. Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan bab yang membahas landasan teori, teori yang dibahas

merupakan teori-teori yang berkaitan dan mendukung penelitian. Yang meliputi

teori manajemen risiko, valuta asing, dan letter of credit.

Bab III merupakan bab yang membahas mengenai metodologi penelitian.

Pada bab ini hal-hal yang dibahas adalah mengenai Pendekatan Penelitian, Jenis

Penelitian, Sumber Data Penelitian, Teknik pengumpulan Data, Subjek-Objek

Penelitian, dan Metode Afnalisis.

11

Bab IV hasil penelitian dan analisis. Pada bab ini membahas tentang

gambaran hasil penelitian, penerapan manajemen risiko valuta asing yang

digunakan, jenis transaksi valuta asing yang tersedia, masalah fluktuasi nilai

tukar, pihak yang terkait pada transaksi L/C, mekanisme transaksi L/C di bank,

Sight dan Ussance pada L/C di Bank Muamalat Indonesia dan masalah yang

dihadapinya. Pada bab ini dijelaskan pula keseuaian antara teori dan praktek, dan

keberhasilan manajemen risiko yang digunakan perusahaan.

Bab V merupakan penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran

yang relevan dari penelitian.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Risiko

Hubungan antara risiko dan hasil secara alami berkolerasi secara linear

negative. Semakin tinggi hasil yang diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin

besar untuk dihadapi. Untuk itu, diperlukan upaya yang serius agar hubungan

tersebut menjadi kebalikannya, yaitu aktivitas yang meningkatkan hasil pada saat

risiko menurun.4 Maka dari itu manajemen risiko perlu diterapkan sebagai cara

untuk mengelola risiko.

Dalam ajaran Islam, konsep manajemen risiko pada hakikatnya sudah

banyak tertera dalam ayat-ayat al-Quran. Salah satunya adalah, Allah

memerintahkan agar manusia bertakwa kepada Allah dan memperhatikan apa

yang akan dikerjakannya, agar dirinya terpelihara dari hal-hal yang tidak

diinginkan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 25:

Artinya: “dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa

orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat

keras siksaan-Nya.”

4 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar Kesepakatan Basel

II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h.5

13

1. Definisi Manajemen Risiko

Menurut Ferry N. Idroes “Manajemen Risiko didefinisikan sebagai

suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi,

menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan

pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.”5

Menurut Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Manajemen Risiko diartikan

sebagai berikut “Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan

metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau,

dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank”.6

Menurut COSO, risk management (manajemen risiko) dapat diartikan

sebagai:

“a process, effected by an entity’s board of directors, management

and other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise,

designed to identify potential events that may affect the entity, manage risk to

be within its risk appetite, and provide reasonable assurance regarding the

achievement of entity objectives”.7

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

manajemen risiko merupakan metodologi yang digunakan perusahaan untuk

mengidentifikasi, mengukur dan mengendalikan sesuatu yang kejadiannya

5 Ibid, h.5

6 Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank (Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2013), h.63 7 Ibid, h.66

14

tidak diharapkan, atau sesuatu yang diharapkan namun tidak terjadi. Maka

dari itu, kejadian yang tidak diharapkan tersebut dapat diantisipasi atau

bahkan dikendalikan dengan manajemen risiko.

2. Risiko Pasar

Yang dimaksud dengan risiko pasar (market risk) adalah risiko

kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya

pergerakan variable pasar (adverse movement) berupa suku bunga dan nilai

tukar. Risiko pasar ini mencakup empat hal, yaitu risiko tingkat suku bunga

(interest rate risk), risiko pertukaran mata uang (foreign exchange risk), risiko

harga (price risk), dan risiko likuiditas (liquidity risk)8.

Pengertian lain dari Market Risk adalah risiko kerugian yang diderita

bank, sebagaimana antara lain dicerminkan dari posisi on dan off balance

sheet bank, akibat terjadinya perubahan market price atas assets bank, interest

rate dan foreign exchange rate, market volatility dan market liquidity.9

Risiko nilai tukar valuta asing (foreign exchange rate risk) timbul

apabila bank mengambil posisi terbuka (open position). Di saat bank berada

pada posisi beli (overbought position/long position), kerugian akan terjadi bila

nilai tukar mata uang local (currency base) cenderung naik (menguat), dan

sebaliknya pada saat bank berada pada posisi jual (oversold position/short

8 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2010) 9 Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan

Globalisasi Bisnis, h.130

15

position), kerugian akan terjadi apabila mata uang local cenderung turun

(melemah). Risiko nilai tukar valuta asing ini dapat ditekan dengan cara

membatasi atau memperkecil posisi, atau bahkan dapat dihindari sama sekali

bila bank selalu mengambil posisi squaire.10

Perubahan-perubahan yang

setiap saat terjadi atas kurs valas dan tingkat suku bunga bank inilah yang

dapat menyebabkan bank menderita kerugian yang tidak lain merupakan

“penampakan” market risk tersebut.11

3. Manajemen Risiko Pasar

Aktivitas manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh bank untuk

mengantisipasi risiko pasar adalah12

:

a. Melaksanakan fungsi ALCO (Asset & Liability Committee) untuk

membahas kondisi pasar dan menetapkan tindakan yang akan diambil

b. Membentuk satuan kerja manajemen risiko pasar untuk memantau

besarnya risiko pasar

c. Melakukan monitoring tingkat bunga dan nilai tukar yang berlaku di pasar

secara harian

d. Melakukan pengawasan terhadap pos-pos aktiva dan pasiva sesuai dengan

jatuh temponya (repricing date-nya)

10

Zainul Arifin, Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Azkia Publisher, 2009) h.264 11

Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan

Globalisasi Bisnis, h.144 12

Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank , h.259-260

16

e. Melakukan analisis sensitivitas pendapatan bunga bersih terhadap

kemungkinan terjadinya perubahan tingkat bungan pasar

f. Melakukan analisis sensitivitas pendapatan bunga bersih terhadap

kemungkinan terjadinya perubahan nilai tukar pasar

g. Melakukan penyesuaian tingkat bunga kredit dan dana terhadap perubahan

tingkat bunga pasar sesegera mungkin setelah terjadi perubahan tingkat

bunga pasar

h. Melakukan squaring position sehingga posisi devisa netto berada pada

tingkat yang sekecil-kecilnya, hal ini dilakukan dengan monitoring posisi

devisa netto setiap saat (PDN intra day)

Berbeda dengan bank konvensional, bank Islam tidak diperbolehkan

terlibat dalam transaksi spekulatif yang mengandung gharar dan maysir

(judi). Selain itu, bank Islam juga tidak diperbolehkan bertransaksi pada

produk yang mengandung riba, seperti instrumen berpendapatan tetap

(obligasi, SBI, SUN, deposito, dan sejenisnya). Artinya, jika bank Islam

benar-benar mematuhi prinsip syariah, sadar atau tidak sadar, mereka telah

melakukan mitigasi risiko pasar13

.

13

Imam Wahyudi dkk, Manajemen Risiko Bank Islam (Jakarta: Salemba Empat, 2013) h.191

17

4. Pengendalian Risiko Nilai Tukar14

a. Bank harus melaksanakan pengendalian risiko nilai tukar yang bertujuan

untuk:

1) Melindungi nilai keuntungan dalam denominasi FX dan atau biaya dan

kerugian dalam denominasi FX terhadap pergerakan yang berlawanan

dari FX currency rates.

2) Mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan pemilihan straregi

lindung nilai yang tepat terhadap penyediaan dana dan transaksi yang

mencakup eksposur risiko kredit dalam FX currencies.

3) Memprioritaskan pembentukan provisi dalam FX currencies yang

ekuivalen dalam jumlah mata uang domestic.

b. Aktivitas fungsional atau satuan kerja bank yang tidak memiliki limit

posisi FX currency tidak diperkenankan untuk melakukan transaksi

dengan risiko FX currency, sehingga posisi yang tidak memiliki otorisasi

dapat segera diidentifikasi dan diatasi permasalahannya.

c. Pengendalian risiko nilai tukar yang tepat harus ditetapkan dan diterapkan

secara efektif dalam rangka memenuhi batasan dan persyaratan yang

diatur dalam ketentuan yang berlaku.

14

Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank , h.491-492

18

B. Valuta Asing

Valuta asing atau yang disingkat dengan kata “valas” secara bebas dapat

diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat

pembayaran yang sah di Negara lain. Dari pengertian tentang valas di atas

terdapat suatu hal yang relative yaitu kata “di Negara lain”. Jadi suatu mata uang

dikatakan sebagai valuta asing tergantung dari siapa yang melihat. Untuk

penduduk di Negara yang bukan Negara asal mata uang akan menyebut sebagai

valuta asing atau valas dan sebaliknya penduduk di Negara asal mata uang tidak

akan menyebutnya demikian15

.

Untuk dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi, maka mata uang yang

dipergunakan mempunyai harga tertentu dalam mata uang Negara lain. Harga

tersebut menggambarkan berapa banyak suatu mata uang harus dipertukarkan

untuk memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain dari rasio pertukaran

tersebut adalah nilai tukar (exchange rate)16

.

1. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing

Jenis transaksi valuta asing pada umumnya dibedakan berdasarkan

jangka waktu antara tanggal transaksi (Deal Date) dengan tanggal valuta

(Value Date).

15

Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2005) h.1 16

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, (Jakarta:

Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008) h.91

19

a. Transaksi Today (TOD)

Transaksi valuta asingdi mana tanggal penyerahan (Value Date) sama

dengan tanggal transaksi (Deal Date).

b. Transaksi Tomorrow (TOM)

Transaksi valuta asing di mana penyerahan (value date) satu hari kerja

setelah tanggal transaksi (deal date)17

c. Transaksi Spot

Transaksi valuta asing di mana tanggal penyerahan (Value Date)

dua hari kerja setelah tanggal transaksi (Deal Date).18

Menurut

Hanafi:2004 Transaksi spot merupakan transaksi valuta asing dengan

penyerahan dan pembayaran saat itu juga, meskipun dalam praktek

transaksi spot akan diselesaikan pada dua hari kerja berikutnya. Misalnya

kontrak jual beli suatu mata uang spot dilakukan atau ditutup pada tanggal

10 agustus 2007, penyerahan dan penyelesaian kontrak tersebut dilakukan

pada tanggal 12 agustus 2007, apabila tanggal 12 agustus 2007 tersebut

kebetulan hari libur atau hari Sabtu maka penyelesaiannya adalah pada

hari kerja berikutnya dan penyelesaian transaksi seperti ini disebut value

date.19

17

Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, h.39 18

Ibid, h.39 19

Juni Triyana,“Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing”, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari

http://juni-triyana.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-transaksi-valas.html

20

d. Transaksi Forward

Transaksi Forward adalah suatu transaksi/kontrak pembelian atau

penjualan suatu valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada tanggal

valuta asing di masa yang akan datang dengan rate / harga yang ditentukan

sekarang (pada tanggal kontrak).20

Menurut Madura (2000:63) contoh

transaksi forward yaitu apabila suatu perusahaan akan membutuhkan 1

juta Mark Jerman, 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari

Jerman. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli

Mark Jerman untuk pengiriman langsung (yaitu, dari pasar spot) dengan

kurs spot $0,50 per Mark. Berdasarkan kurs spot ini maka perusahaan

membutuhkan $500.000 ($0,50 per Mark x 1.000.000). namun perusahaan

belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark. Perusahaan dapat

menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US Dolar dengan Mark

menurut kurs yang berlaku saat itu. Tetapi perusahaan tidak mengetahui

berapa kurs spot 90 hari dari sekarang. Jika naik menjadi $0,60 per Mark,

perusahaan akan membutuhkan $600.000 ($0,60 per Mark x 1.000.000

Mark). Dengan danya ini maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000.

akan lebih baik perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang.

Dimana kurs forward 90 hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka

20

Bank Mandiri, ”Produk Trasury”, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari

http://www.bankmandiri.co.id/article/312261278522.asp?article_id=312261278522

21

perusahaan dapat melakukan perjanjian kontrak forward dengan

menggunakan kurs forward 90 hari dari sekarang. Sehingga dana yang

dibutuhkan perusahaan sebesar $510.000 ($0,51 per Mark x 1.000.000

Mark). Maka dengan mengunci kurs, perusahaan tidak perlu khawatir

dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.21

e. Transaksi Swap

Transaksi swap diartikan sebagai pertukaran dua valuta dalam satu

periode tertentu melalui mekanisme pembelian dengan tanggal valuta spot

sekaligus penjualan kembali valuta tersebut di waktu yang akan datang

(tanggal valuta forward) atau penjualan valuta di tanggal valuta spot

sekaligus pembelian kembali valuta tersebut di waktu yang akan datang

(tanggal valuta forward).22

Salah satu contoh transaksi swaps adalah bila

bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah

terhadap dolar pada kurs Rp.7.500 per dolar pada 1 Januari 1999. B

menempatkan US$1 Juta, A menempatkan Rp.7,5 miliar. Pada 30 Juni

1999 A membayar kembali US$1 Juta, B membayar kembali Rp.7,5

miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu.23

f. Transaksi Options

21

Pasar Valuta Asing (Valas/Forex), artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari http://jurnal-

sdm.blogspot.com/2009/04/pasar-valuta-asing-valas.html 22

Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, h.140-141 23

Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001) h.133

22

Kontrak options (opsi) member opsi/hak kepada pemegang options

untuk mengeksekusi atau tidak mengeksekusi kontrak options selama

periode waktu tertentu atau pada waktu jatuh tempo. Investor akan

menggunakan (mengeksekusi) haknya apabila menguntungkan.

Sebaliknya, penjual options tidak punya pilihan tetapi harus menjual atau

membeli instrumen keuangan sesuasi pilihan pemegang options. Oleh

karena itu, hak untuk membeli atau menjual instrumen keuangan pada

suatu harga tertentu memiliki nilai. Pemilik options harus membayar

sejumlah dana tertentu yang disebut premi (premium).24

Misalnya A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 1999. A

memberikan hak kepada B untuk membeli dolar AS dengan kurs Rp.7.500

per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 1999, tanpa B berkewajiban

membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang

diberikannya kepada B tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini

disebut call option. Sebaliknya, bila A memberikan hak kepada B untuk

menjual tanpa B berkewajiban menjual disebut put option.25

2. Jual Beli Valuta Asing (Al-Sharf) dalam Islam

Dilihat dari segi jenisnya, barang-barang yang termasuk kelompok

ribawi, sebagimana disebutkan dala hadi ada dua macam26

:

a. Kelompok mata uang (nuqud), yaitu emas dan perak.

24

Ktut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keuangn Lain, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009) h.26 25

Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, h.133 26

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013) h.266

23

b. Kelompok makanan, yaitu gandum, jagung, kurma dan garam.

Dari sini dapat dipahami bahwa illat diharamkannya riba dalam emas

dan perak adalah karena keduanya merupakan harga atau alat pembayaran.

Sedangkan untuk kelompok kedua, illat larangannya adalah karena barang-

barang tersebut merupakan makan pokok yang sangat dibutuhkan oleh

manusia. Dengan demikian, apabila illat tersebut terdapat pada mata uang

yang lain, selain emas dan perak maka hukumnya sama dengan emas dan

perak27

. Oleh karena itu, jika ingin melakukan transaksi pertukaran mata uang

maka harus diperhatikan beberapa persyaratannya agar terhindar dari unsur

riba fadhl.

Jika seseorang menjual benda yang mungkin mendatangkan riba

menurut jenisnya seperti seorang menjual salah satu dari dua macam mata

uang, yaitu mas dan perak dengan yang sejenis atau bahan maknan seperti

beras dengan beras, gabah dengan gabah dan yang lainnya, maka

disyaratkan28

:

a. Sama nilainya (tamasul)

b. Sama ukurannya menurut syara’, baik timbangannya, takarannya maupun

ukurannya

c. Sama-sama tunai (taqabudh) di majelis akad

27

Ibid, h.267 28

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat,(Jakarta: Rajawali Pers, 2010) h.63

24

Penukaran valas merupakan jasa yang diberikan bank syariah untuk

membeli atau menjual valuta asing yang sama (single currency) maupun

berbeda (multy currency), yang hendak ditukarkan atau dikehendaki oleh

nasabah. Akad yang digunakan adalah sharf, yaitu transaksi pertukaran antara

mata uang berlainan jenis. Landasan syariahnya adalah Fatwa DSN-MUI

No.28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli mata uang (al-sharf)29

.

Mengacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional No. 28/DSN-

MUI/III/2002 beberapa ketentuan yang harus dipenuhi untuk dibolehkannya

melakukan transaksi jual-beli mata uang adalah sebagai berikut:

a. Transaksi dilakukan bukan untuk kepentingan spekulasi.

b. Ada kebutuhan transaksi dan sebagai simpanan berjaga-jaga.

c. Untuk transaksi mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan

penyerahannya harus secara tunai (taqabudh).

d. Untuk transaksi mata uang berlainan jenis, maka harus dilakukan sesuai

dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan

harus dilakukan secara tunai.

Masih mengacu pada fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002,

jenis-jenis transaksi yang dibolehkan dan dilarang adalah:

a. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing

(valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau

penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya

29

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010) h.90

25

adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap

sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari )مما ال بد منه( dan

merupakan transaksi internasional.

b. Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang

nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang

akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya

adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang

diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian

hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama

dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward

agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).

c. Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas

dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara

penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram,

karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

d. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka

membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah

unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu.

hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi)30

.

30

Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 28/DSN-MUI/III/2002 Tentang Jual Beli Mata Uang (Al-

Sharf)

26

C. Letter of credit (L/C)

Pengertian secara umum L/C merupakan salah satu pernyataan dari bank

atas permintaan nasabah (biasanya importer) untuk menyediakan dan membayar

sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (penerima L/C atau

eksportir). L/C sering disebut dengan kredit berdokumen atau documentary

credit.31

Letter of credit dapat didefinisakan sebagai jaminan bersyarat yang

diberikan oleh bank yang menerbitkan L/C (issuing bank/opening bank) untuk

membayar wesel yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan

yang ditetapkan dalam L/C dan mengacu pada UCP 500.32

Landasan dibolehkannya transkasi letter of credit dalam Islam, salah

satunya tertera pada surat al-Kahfi ayat 19:

Artinya: “dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling

bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka:

sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada

(disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih

mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang

31

Kasmir, Manajemen Perbankan, h.123 32

Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), h.166

27

di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan

hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia

membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan

janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.”

1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C

Dalam Transaksi letter of credit minimal terdapat 4 pihak yang terkait

pada transaksi L/C, empat pihak tersebut adalah:

a. Importir (pembeli), dalam transaksi L/C importer disebut sebagai

applicant, yaitu pihak pemohon penerbitan L/C

b. Issuing bank/opening bank, yaitu bank yang menerbitkan L/C

c. Paying/Negotiating bank, yaitu pihak yang meneruskan L/C kepada

penjual

d. Eksportir (penjual), dalam transaksi L/C importer disebut beneficier, yaitu

pihak penerima L/C

Menurut Hamdani (dalam Qurratul Ainy, 2012), pihak-pihak yang

terlibat dalam transaksi L/C baik langsung ataupun tidak langsug adalah

sebagai berikut:

Pihak – pihak yang terlibat secara langsung:

a. Pembeli/importir

disebut juga applicant merupakan pihak yang memohon pembukaan L/C

dari bank.

28

b. Penjual/eksportir

disebut juga beneficiary merupakan pihak penerima L/C dan penerima

pembayaran.

c. Bank pembuka / penerbit L/C

disebut juga opening bank/issuing bank. Merupakan bank yang

membuka/menerbitkan L/C kepada beneficiary melalui advising bank.

d. Bank penerus L/C, disebut juga advising bank. adalah bank yang

meneruskan L/C dan menegaskan kebenaran L/C tersebut kepada

eksportir.

e. Bank yang menjamin pembayaran atas L/C, disebut juga confirming bank

adalah bank kedua, biasanya advising bank yang bertindak sebagai

confirming bank, yakni yang menegaskan kepada beneficiary bahwa L/C

tersebut benar dan apabila importer atau opening bank tidak melakukan

pembayaran maka bank kedua ini akan membayarnya.

f. Bank pembayar atau disebut juga paying bank, adalah bank yang

melakukan pembayaran kepada beneficiary/eksportir.

g. Bank menegoisasi atau disebut juga negotiating bank adalah bank yang

menyetujui untuk membeli wesel dari beneficiary/eksportir.

h. Bank yang diminta mengganti pembayaran (me-reimburse) atau disebut

juga reimbursing bank. Penggunaan bank ketiga ini apabila antara bank

eksportir dan bank importir tidak ada hubungan rekening.

29

Pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung

a. Perusahaan pelayaran/pengapalan. Perusahaan ini menerima barang-

barang dagang dari eksportir dan mengatur pengangkutan barang-barang

tersebut dan juga menerbitkan Bill of lading (B/L) sebagai bukti bahwa

barang sudah dimuat di kapal.

b. Bea dan Cukai / Pabean. Bagi importir, instansi ini bertindak sebagai agen

dan akan memberikan izin untuk pelepasan barang-barang bilamana

dokumen B/L menunjukkan telah dilakukan pembayaran. Bagi eksportir,

instansi ini akan meneliti dokumen serta pembayaran pajak dan

memberikan izin barang untuk dimuat di kapal.

c. Perusahaan Asuransi, adalah pihak yang mengasuransikan barang-barang

yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan.

d. Badan-badan Pemeriksa, adalah badan yang ditunjuk pemerintah dalam

pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya.

e. Badan-badan Penelitian lainnya yang ditunjukan pemerintah untuk

mengeluarkan surat-surat keterangan / sertifikat lainnya bagi barang-

barang yang diperdagangkan.

30

2. Mekanisme L/C

Prosedur Ekspor-Impor dengan menggunakan L/C33

Prosedur ekspor-impor, dengn menggunakan L/C dimulai dengan

penandatanganan kontrak penjualan antara penjual dan pembeli. Berdasarkan

kontrak penjualan tersebut pembeli memohon kepada bank penerbit untuk

menerbitkan L/C kepada penjual (penerima) sebagai alat pembayaran untuk

membayar barang yang akan diekspor oleh penjual kepada pembeli. Bank

penerbit menerbitkan L/C kepada penjual langsung atau melalui bank penerus.

Dalam hal diterbitkan melalui bank penerus bank ini meneruskan L/C kepada

penjual. Penjual mempersiapkan barang dan pengapalannya serta dokumen-

dokumen pengapalan.

Setelah barang dikapalkan melalui perusahaan pelayaran atau

perusahaan penerbangan, penjual mengajukan dokumen-dokumen pengapalan

kepada bank penegosiasi atau bank pembayar untuk mendapatkan

pembayaran hasil ekspornya. Bank penegosiasi atau bank pembayar atas dasar

dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran hasil ekspor kepada

penjual. Bank penegosiasi atau bank pembayar mengirim dokumen-dokumen

pengapalan dan meminta pembayaran kembali kepada bank penerbit selaku

pemberi kuasa. Bank penerbit atas dasar penerimaan dokumen-dokumen

pengapalan melakukan pembayaran kembali kepada bank penegosiasi atau

33

Ramlan Ginting, Letter of credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, )

h.30

31

bank pembayar secara langsung atau melalui bank pereimburs. Bank penerbit

menyampaikan dokumen-dokumen kepada pembeli dan meminta pembayaran

kembali kepadanya. Pembeli atas dasar dokumen-dokumen pengapalan

melakukan pembayaran kembali kepada bank penerbit.

Pembeli dengan dasar dokumen-dokumen pengapalan menyelesaikan

administrasi kepabeanan dengan kantor bea cukai dan melakukan pembayaran

pungutan impor untuk untung Negara melalui bank. Seterusnya pembeli

menghubungi agen perusahaan pelayaran atau perusahaan penerbangan

melakukan penyerahan barang kepada pembeli.

3. Letter of credit Syariah

Pembiayaan L/C syariah pada umumnya dapat menggunakan beberapa

akad yaitu:

a. Pembiayaan L/C Impor34

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 34/DSN-

MUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Impor

adalah:

1) Wakalah bil ujrah

2) Wakalah bil ujrah dengan qardh

3) Murabahah

4) Salam atau Istishna dan Murabahah

34

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, h.252

32

5) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah

6) Musyarakah

7) Wakalah bil Ujrah dan Hawalah

b. Pembiayaan L/C Ekspor35

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 35/DSN-

MUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Ekspor

adalah:

1) Wakalah bil ujrah

2) Wakalah bil Ujrah dan Qardh

3) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah

4) Musyarakah

5) Ba’I dan Wakalah

Untuk L/C syariah, selain menggunakan akad-akad tersebut diatas,

dapat juga menggunakan akad kafalah bil ujrah. L/C yang menggunakan akad

kafalah bil ujrah ketentuannya telah diatur dalam fatwa DSN-MUI nomor 57

tahun 2007, tentang L/C dengan akad kafalah bil ujrah.

35

Ibid, h.253

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus.

Menurut Indriarto (1999:26) dalam Indrawati (2009:53), studi kasus merupakan

penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan

kondisi saat ini dari objek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan.

Objek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas

tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam

mengenai subyek tertentu. Lingkup penelitian kemungkinan terkait dengan suatu

siklus kehidupan atau hanya mencakup bagian tertentu yang memfokuskan pada

factor-faktor tetentu atau unsur-unsur dan kejadian secara keseluruhan.32

Maka

pada penelitian ini studi kasus dilakukan pada pada PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk, untuk mengetahui manajemen risiko kurs valuta asing pada

transaksi Letter of credit.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigm, strategi, dan

implementasi model secara kualitatif. Perspektif, strategi dan model yang

32

Nani Indrawati, Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign Exchange (Studi Kasus pada

PT. Victory International Futures Kantor Cabang Malang), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,

Universitas Islam Negeri Malang, 2009) h.53

34

dikembangkan sangat beragam. Sebab itu, tidak mengherankan jika terdapat

anggapan bahwa, Qualitative research is many thing to many people (Denzin

dan Lincoln, 1994:4).33

Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang

temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk

hitungan lain. Contohnya, dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat,

dan perilaku seseorang, peranan organisasi, gerakan social, atau hubungan timbal

balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun

analisisnya bersifat kualitatif.34

Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.35 Deskriptif artinya adalah metode pencarian fakta yang bertujuan

untuk menggambarkan atau menganalisa hasil penelitian, tetapi tidak melakukan

pengujian hipotesa.36 Maka dari itu, pembahasan pada penelitian ini disajikan dalam

bentuk data deskriptif yang membahas tentang mekanisme mekanisme L/C dan

strategi manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi masalah

fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit.

33

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) h.20 34

Ibid, h.21 35

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004) h.3 36

Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2002) h.45

35

C. Sumber Data Penelitian

Data kalau digolongkan menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi

dua: (1) data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan

diteliti (responden); (2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga

atau institusi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, dan

lain-lain.37

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan pihak yang terkait pada transaksi letter of credit dan menangani dan

memantau kurs valuta asing, yaitu pada divisi L/C dan bagian treasury.

Kemudian data sekunder diperoleh dari arsip dokumen perusahaan berupa

transaksi letter of credit, fluktuasi kurs valas dan literatur kepustakaan dan

sumber informasi lainnya terkait dengan tema penelitian.

D. Teknik pengumpulan Data

Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitain

kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling pokok

adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam atau in-depth

interview.38

Pengumpulan data dapat ditempuh dengan berbagai metode

diataranya yaitu, Penggunaan bahan dokumen, Observasi/Pengamatan,

37

Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana, 2011) h.56 38

Ibid, h.172

36

Wawancara, Penggunaan Pengalama Individu, Quetioner (angket), Penggunaan

Projektif test.39

1. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang

menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan

perkiraan.40

Pada studi dokumentasi, selain meliputi dokumen-dokumen yang

diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia, studi dokumentasi ini meliputi juga

studi kepustakaan untuk memperoleh pengetahuan dan memahami teori

tentang manajemen risiko, valuta asing dan letter of credit. Selain itu

mengetahui peraturan fatwa DSN-MUI terkait transaksi L/C dan transaksi

valuta asing.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan

dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas

pertanyaan itu.41

Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang

39

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, (Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010) h.82 40

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.158 41

Ibid, h.127

37

terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya

tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.42

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

kepada narasumber dari Bank Muamalat Indonesia yang kompeten dan

berwenang dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara

(penulis). Kemudian jawaban dari narasumber atas pertanyaan seputar L/C

dan transaksi valuta asing yang diajukan oleh pewawancra dicatat atau

direkam agar jawaban yang dibutuhkan lengkap, tanpa ada kekurangan

ataupun kekeliruan.

E. Subjek-Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah narasumber yang diberikan kewenangan untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Objek pada

penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan penelitian ini

difouskan pada Strategi Manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia untuk

menghindari fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit.

F. Metode Analisis

Adapun yang dimaksud dengan analisa data adalah serangkaian kegaiatan

mengolah seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan-penemuan baru

maupun dalam bentuk pembuktian kebenaran hipotesa. Dan cara mengemukakan

dan mengurai dalam proses analisa data dapat dilakukan secara kualitatif

42

S.Nasution, Merode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 2002) h.73

38

maupun kuantitatif. Terhadap ini amat penting dan menentukan, kreatifitas

peneliti merupakan pangkal keberhasilan dalam menangkap berbagai aspek yang

merupakan objek studinya.43

Analisis data menurut patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan

data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian

dasar. Bogolan dan Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses

yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan

hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk

memberikan bantuan pada utama dan hipotesis itu. Dari kedua definisi tersebut,

dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan

oleh data.44

Pada penelitian ini untuk mengolah dan menganalisa data, digunakan

metode analisis deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan mekanisme Letter of

credit, dan aplikasi manajemen risiko terhadap kurs valuta asing yang diterapkan

Bank Muamalat Indonesia pada transaksi letter of credit.

Mengelompokan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan

dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk

43

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, h.83 44

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.91

39

menjadikan data mudah dikelola. Pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data

bisa memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaan-

pertanyaan dalam definisi masalah. Semua bentuk analisis tersebut mencoba

untuk menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya

dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna.45

45

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk bisnis dan ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2009) h.158

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia dalam Mengatasi Kurs Valuta

Asing

Pada term valuta asing terdapat open position yang mempengaruhi kurs

naik dan kurs turun. Bank Muamalat memiliki analis untuk open position

khususnya dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, untuk

memantau pergerakan kurs tersebut. Apabila untuk jangka pendek hal yang terjadi

seperti tahun lalu, yaitu ketika diperkirakan trend nya naik, maka open position

Bank Muamalat besar. Open untuk posisi devisa netto nya dibuat plus besar,

sehingga selain ada keuntungan transaksi ada juga keuntungan dari reval.

Laba/Rugi reval adalah laba/rugi dari selisih kurs yang diakibatkan dari

perbedaan kurs valuta tertentu pada periode tertentu sebesar Net Open Position

(NOP) yang dikelola. Contoh : NOP 3 April 2014 adalah USD 10 milyar, harga

USD 1 = Rp.11,300, bank pada posisi long. Pada 4 April 2014, closing pada

Rp.11,320 untuk setiap USD 1 dengan asumsi NOP tetap, maka ada potensi laba

revaluasi sebesar (11,320-11,300) x USD 10 milyar = Rp.200 juta. Laba reval

hanyalah potensi laba. Hal ini baru dapat dikatakan laba/rugi ketika ada eksekusi

(jual/beli) pada kurs tertentu. Disebut laba yaitu ketika jual lebih besar daripada

beli dan sebaliknya.

41

Mengenai penggunaan hedging untuk manajemen risiko kurs, bank

syariah masih terbatas dalam penggunaannya. Karena di Indonesia tidak seperti di

Malaysia. Jika ada transaksi, secara normal bank segera melakukan squaring.

Misalnya bank memiliki posisi beli 1.000.000, maka dijual lagi 1.000.000, hal ini

dilakukan untuk meminimalisir risiko kenaikan atau penurunan kurs.

Hedging belum digunakan di Bank Muamalat Indonesia, namun masih

diolah dan diusahakan di BI. Karena jika tidak ada hedging risikonya besar,

namun konsep hedging jika dinilai dari sisi syariahnya masih harus dikaji ulang.

Karena di Indonesia ruang lingkupnya kecil jika dilihat dari bank itu sendiri.

Tidak seperti di Malaysia dilihatnya industri secara keseluruhan. Untuk

mengatasi risiko kurs nialai tukar, karena bank tidak menggunakan hedging, maka

bank mempunyai analis sendiri yang memantau bagaimana pergerakan kurs dan

bagaimana open position yang harus dilakukan. Misalnya seperti saat ini,

kecendrungan kursnya naik ekstrem dan turun ekstrem, maka bank cenderung

square dan PDN nya nol, karena hal tersebut dinilai lebih aman.

Penyediaan valuta asing pada Bank Muamalat digunakan untuk

likuiditas. Likuiditas yang dimaksud adalah untuk keperluan tertentu, misalnya

penarikan atau transfer nasabah, realisasi pembiayaan, dan lain lain. Transaksi

valuta asing jual/beli, diselesaikan pada hari itu juga untuk meminimalisir adanya

revaluasi tambahan dari NOP (Net Open Posisition) hari tersebut yang akan

tercatat pada esok harinya.

42

Untuk nasabah yang meminta pembayaran L/C untuk 3 bulan yang akan

datang, Bank Muamalat menggunakan financing bank. Sehingga ada yang

langsung membayar L/C tersebut, namun dengan harga tertentu. Karena bank

tidak menggunakan forward atau swap, maka L/C tersebut dijual lagi ke financing

bank. Financing bank adalah bank yang telah menjalin kerjasama trade finance

dengan Bank Muamalat, yang terikat dalam perjanjian dengan persyaratan

tertentu. Financing bank yang digunakan bisa financing bank syariah ataupun

konvensional, karena transaksi yang digunakan adalah jual-beli, sehingga tidak

ada kaitannya dengan bunga.

Keberhasilan Bank Muamalat Dari manajemen kurs, Bank Muamalat

Indonesia untuk tahun lalu dapat memperoleh laba reval di atas 60 Milyar.

Karena dari posisi itu analis ada view kedepannya akan terjadi seperti ini. Seperti

misalnya kemarin ketika Amerika ekonominya akan recover, ada isu dari

tapering, maka ada kemungkinan orang dananya kembali ke sana, maka bank

segera pegang posisi long. Ketika posisi long rupiah terus melemah. Misalnya

awal beli Rp.9.500, maka dijual Rp.10.400. Hal tersebut dilakukan bukan hanya

untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk menjaga dari sisi likuiditas.

Meskipun posisi bank pegang long, namun untuk transaksi tetap squaring, yaitu

beli satu jual satu.

Walaupun Bank Muamalat Indonesia menggunakan jenis manajemen

risiko kurs yang lain selain daripada hedging, namun Bank Muamalat tidak

43

khawatir akan kehilangan loyalitas nasabah. Karena nasabah emosional Bank

Muamalat Indonesia banyak, jadi nasabah melihatnya dari sisi kesyariahannya.

Selain itu mereka juga melihat dari sisi pricing yang diberikan. Pricing yang

diberikan kepada nasabah cukup menguntungkan dibandingkan dengan bank lain.

Misalnya dari segi investasi, Bank Muamalat memberikan pembiayaan kepada

mereka, lalu bagi hasil yang diberikan jika diekuivalenkan rate nya, jika untuk

deposito bagi hasilnya lebih tinggi. Atau jika untuk pembiayaan, bagi hasil di

Bank Muamalat lebih rendah dari bank lain. Oleh karena itu nasabah tetap mau ke

Bank Muamalat. Jadi, nasabah yang memilih Bank Muamalat Indonesia ada yang

memilih secara rasional atau emosional.

B. Valuta Asing

Jenis mata uang yang diperjualbelikan di Bank Muamalat Indonesia ada

tujuh macam. Jenis mata uang yang bisa untuk transfer dan dilengkapi bank note

ada tiga jenis, yaitu: USD (United State Dollar), SAR (Saudi Arabia Riyal) MYR

(Malaysia Ringgit) dan SGD (Singapore Dollar), namun SGD (Singapore Dollar)

hanya ada di Batam saja. Hanya itu saja jenis mata uang yang dilengkapi dengan

bank note, karena Pengadaan bank note biayanya banyak, jadi jika transaksinya

belum banyak bank belum menyediakan. Namun, jika ada permintaan jenis mata

uang tertentu bank bisa menyediakannya.

Untuk Jenis mata uang yang tidak disertai bank note yaitu SGD

(Singapore Dollar), EUR (Euro), JPY (Japannese Yen) dan AUD (Australian

44

Dollar). Untuk mata uang EURO atau AUD biasanya untuk transfer. Itu yang

umum, namun jika nasabah ingin mentransfer ke mata uang lain misalnya mata

uang asing yang jarang seperti NOK (Norwey Krone) atau misalnya Peso, bank

bisa melakukannya. Namun kursnya tidak ada di counter, maka pihak counter

harus menelepon ke bagian treasury untuk mengetahui kurs mata uang tersebut.

Untuk 7 jenis mata uang tersebut di atas, transaksi dapat dilakukan di mana saja,

asalkan cabang devisa. Bank Muamalat memiliki 36 cabang devisa, jadi transaksi

dapat dilakukan di sana.

1. Jenis Transaksi Valuta Asing pada Bank Muamalat Indonesia

Jenis transaksi untuk nasabah yang tersedia di Bank Muamalat

Indonesia adalah transaksi Today (TOD), jual-beli sekarang. Bank Muamalat

sedang mencoba untuk jual-beli tunda, namun harus ada dasarnya

(underlying). Sebenarnya jual beli tunda belum ada, jadi masih dalam tahap

rencana saja. Jual beli tunda yang dimaksud adalah Tommorrow (TOM) atau

Spot. Karena TOM dan Spot termasuk pada jenis jual-beli tunda juga, tidak

hanya swap ataupun forward. Oleh karena jenis transaksi yang disediakan

Bank Muamalat Indonesia adalah transaksi Today (TOD) maka transaksi hari

ini selesai hari ini juga, maksimal selesai jam 14.30.

Lain halnya dengan Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur. Pada

Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur karena kebijakan yang diterapkan

berbeda, maka transaksi bisa sampai swap atau Forward. Untuk jenis

45

transaksi TOM atau SPOT itu adalah biasa. Karena kebijakan di sana

cenderung lebih bebas dan terbuka.

Meskipun menurut fatwa DSN-MUI tentang sharf jenis transaksi spot

ditolerir dan boleh untuk digunakan, namun Bank Muamalat Indonesia tidak

menggunakannya. Karena kurs dalam dua hari pasti sudah berubah, jangankan

untuk dua hari, untuk satu hari saja kurs dapat berubah berkali-kali. Selain itu

DPS Bank Muamalat Indonesia sangat ketat dalam menerapkan peraturan

Bank Syariah.

Untuk transaksi valuta asing, Bank Muamalat menyediakan fasilitas

deposito dalam bentuk valuta asing. Bank Muamalat tidak khawatir nasabah

yang membuka deposito dalam bentuk valuta asing akan menggunakannya

untuk spekulasi. Karena deposito itu intinya untuk investasi, nasabah

menyertakan dananya ke bank untuk dapat digulirkan ke luar untuk

pembiayaan. Bank menganggapnya cenderung lebih ke investasi, bukan untuk

spekulasi. Jika untuk spekulasi biasanya orang yang melakukan jual kemudian

beli, lalu jual kemudian beli lagi. Misalnya rekeningnya kecil, beli sekarang

banyak, lalu ketika harga naik dijual. Jika transaksinya sering, misalnya tidak

sampai USD100.000, maka harus ada keterangan underlying nya. Jika hal

tersebut terjadi, maka nasabah tersebut akan ditegur, atau diberikan kurs

counter karena ia tidak memiliki underlying.

46

2. Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing

Sebenarnya, terdapat banyak faktor yang menyebabkan masalah

fluktuasi nilai tukar. Namun secara garis besar, faktor-faktor yang menjadi

perhatian adalah:

Faktor Eksternal: pertama yang paling berpengaruh adalah Amerika,

Amerika yang paling berpengaruh karena USD merupakan mata uang yang

paling sering diperdagangkan di Indonesia. Oleh karena itu yang dipantau

adalah berita-berita terkait ekonomi politiknya US. Misalnya seperti pada saat

ada pengumuman aka nada kenaikan suku bunga setelah masa tapering di

musim gugur, maka langsung ada respon. Dana langsung kembali semua ke

luar. Dollar menguat, emas turun dan minyak turun. Karena Nilai tukar satu

negara itu tidak bisa mempengaruhi negara lain, jadi bukan karena Amerika

menaikkan suku bunga lalu rupiah melemah, bukan karena itu. Karena

Amerika menaikkan suku bunga, maka dollar menguat. Selain itu, yang

dilihat adalah data ekonominya US, enployment nya, GDP nya, Trade

Balance nya, kebijakan suku bunga, dan dari kebijakan lain, yaitu kebijakan-

kebijakan politiknya. Di sisi lain, ekonomi yang besar itu ada di Amerika,

Jepang, Cina, Eropa, maka hal itu juga diperhatikan.

Demand terhadap USD lebih dipengaruhi oleh dana asing yang keluar

atau masuk. Ketika ada kabar bunga Amerika akan dinaikkan, karena berita

47

ini credible maka mereka kembali ke luar. Oleh karena itu, yang paling

berpengaruh adalah dana asing yang masuk dan keluar.

Faktor Internal (dari dalam Indonesia): maka yang dilihat adalah berita

politik indonesia, kemudian ekonomi Indoenesia, GDP, dan trade balance

Indonesia. Selain itu kebijakan suku bunga atau jika ada lelang surat berharga

maka hal itu juga berpengaruh. Misalnya BI melelang surat berharga yaitu

SBI Syariah atau misalnya pemerintah melelang sukuk, maka hal itu bisa

berpengaruh. Tapi tergantung nominalnya, kalau nominalnya besar biasanya

dana asing masuk. Sehingga Rupiah akan menguat, karena permintaan

terhadap Rupiah banyak.

Berikut ini adalah rata-rata kurs Valuta asing per-bulan pada Bank

Muamalat Indonesia, Periode Januari 2013-Februari 2014

USD SAR MYR SGD

January 2013 9,654.00 2,574.24 3,176.10 7,857.47

February 2013 9,680.38 2,581.24 3,125.35 7,816.75

March 2013 9,708.68 2,588.83 3,122.40 7,787.74

April 2013 9,722.75 2,592.60 3,189.06 7,855.13

May 2013 9,757.70 2,601.88 3,228.52 7,811.41

June 2013 9,875.24 2,633.19 3,137.76 7,834.57

July 2013 10,071.22 2,685.44 3,155.14 7,941.84

August 2013 10,571.58 2,818.81 3,218.58 8,290.57

September 2013 11,327.26 3,020.27 3,483.07 8,966.60

October 2013 11,342.83 3,024.50 3,571.23 9,117.37

November 2013 11,623.63 3,099.31 3,631.61 9,316.99

December 2013 12,074.88 3,219.62 3,718.15 9,595.36

January 2014 12,159.95 3,242.28 3,679.47 9,550.05

February 2014 11,919.35 3,178.20 3,601.95 9,411.17

48

EUR AUD JPY

January 2013 12,829.20 10,139.32 108.54

February 2013 12,939.90 9,985.26 103.97

March 2013 12,588.26 10,039.61 102.50

April 2013 12,648.16 10,099.71 99.51

May 2013 12,670.39 9,654.15 96.76

June 2013 13,033.27 9,307.37 101.48

July 2013 13,178.02 9,233.76 101.11

August 2013 14,065.27 9,537.41 107.69

September 2013 15,123.35 10,515.05 114.18

October 2013 15,483.30 10,793.63 116.09

November 2013 15,691.15 10,833.91 116.15

December 2013 16,546.14 10,848.34 116.74

January 2014 2,626.39 10,758.47 116.84

February 2014 1,859.39 10,691.93 116.82

C. Letter of credit

1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C di Bank Muamalat

Indonesia

Umumnya terdapat empat pihak yang terkait dalam transaksi L/C,

yaitu ada buyer, seller, issuing bank sebagai bank penerbit dan advising bank

atau nominated bank yang ditunjuk oleh ekportir. Di samping partisi yang

umum tersebut, terkadang ada tambahan, yaitu pihak confirming bank.

Terkadang ada nominated bank yang bertindak sebagai confirming bank juga.

Confirming yang selain dari nominated bank ada, apabila L/C yang

dikeluarkan oleh issuing bank tidak membuat beneficiary nyaman, karena

beneficiary tidak begitu kenal dengan issuing bank, maka ia perlu meminta

kepada applicant supaya L/C nya ditambahkan konfirmasi dari bank yang

49

status kredibilitas atau rattingnya lebih tinggi dari issuing bank. Proses

pengalihan kredibilitas pada transaksi L/C ini terjadi apabila, seller kurang

percaya dengan buyer maka dia minta L/C, jadi buyer kredibilitasnya dicover

bank. Ketika issuing bank kredibilitasnya masih kurang dipercaya, maka ia

minta ditambahkan confirming bank. Sehingga ada peningkatan kredibilitas.

Jika sudah ada konfirmasi dari confirming bank, setelah itu barulah L/C dapat

diterima oleh beneficiary. Untuk confirming bank sendiri, biasanya

menerapkan fee. Biasanya besaran fee berkisar antara 1-2% dari nilai L/C.

Untuk biaya tambahan ini, ada negosiasi lagi antara applicant dan beneficiary.

Fungsi dari confirming bank adalah, jika issuing bank memang sudah

diragukan kredibilitasnya, dan sudah dibaca berdasarkan pengalaman-

pengalaman, bahwa bank tersebut tidak sanggup membayar, maka confirming

bank yang bertanggung jawab melakukan pembayarannya. Jadi confirming

bank berperan sebagai back up dari issuing bank. Jika issuing bank mampu

membayar, maka confirming bank dalam posisi yang aman bahkan untung,

karena confirming bank tersebut tetap mendapatkan fee. Namun jika issuing

bank tidak mampu membayar, barulah confirming bank yang menangani

pembayaran tersebut.

Untuk mendapatkan confirming bank, biasanya bank mau

mengkonfirmasi L/C dari issuing bank, jika issuing bank sudah menjadi

“nasabah” confirming bank tersebut. Nasabah di sini adalah, pihak yang sudah

diberikan line facility atau credit line, walaupun sifatnya non tunai. Ketika

50

diminta confirm, maka credit line dari issuing bank inilah yang akan

digunakan. Line Facility antar bank ini banyak kegunaannya, selain untuk

konfirmasi L/C bisa juga untuk kegiatan money market.

2. Mekanisme L/C di Bank Muamalat Indonesia

Mekasnisme transaksi L/C secara umum sama seperti bank lain.

Karena untuk transaksi internasional mengacu pada aturan main dari produk

ICC (International Chamber of Commerce). Untuk transaksi L/C digunakan

UCPDC (Uniform Customs and Practice for Documentary) atau biasa dikenal

dengan UCP 600. Jadi, untuk mekanisme, pihak siapa saja yang terlibat,

tanggung jawab, hak, kewajiban dan sebagainya semua mengacu pada aturan

internasional tersebut. Namun, ketika terkait dengan fasilitas di perbankan,

maka nasabah/applicant yang akan diberikan L/C dia mesnggunakan jaminan

tunai 100 persen dari uang yang disiapkan untuk pembelanjaan impor, atau

nasabah sebenarnya memiliki dana untuk pembayaran tersebut namun dalam

cash flow yang belum selesai, sehingga ketika nasabah harus segera membuka

L/C maka nasabah membutuhkan fasilitas bank. Untuk mendapatkan fasilitas

bank ini, nasabah dapat menyediakan jaminan berupa assetnya (fixed asset),

bukan berupa uang. Jika nasabah menggunakan fixed asset sebagai jaminan,

pada diperkirakan L/C akan jatuh tempo pembayarannya dan nasabah telah

memperhitungkan cash inflow nya akan masuk, baru nasabah bisa membayar

51

L/C tersebut. Untuk sementara agar nasabah mendapatkan L/C dari bank,

maka nasabah terlebih dahulu menaruh fixed assetnya.

Mekanisme pembukaan L/C adalah, yang pertama nasabah datang

kepada AM (Accounting Manager) atau RM (Relationship Manager), setelah

itu dianalisa kebutuhannya, jika disetujui maka nasabah akan mendapatkan

fasilitas L/C. kemudian nasabah diminta untuk mengisi aplikasi permohonan

penerbitan L/C dan melampirkan kontrak kerjasama. Setelah itu semua

diajukan oleh AM plus memo persetujuan dari komite, diantar ke bagian

operational, kemudian nanti bagian operational yang akan melakukan

penerbitan L/C nya.

L/C sekarang, dikirim melalui swift, bukan dengan surat menyurat

seperti zaman dulu. L/C yang dulu menggunakan surat fisik, ditandatangani

pejabat bank, dimasukan ke amplop, kemudian dikirim kepada advising bank.

Kemudian seiring berjalannya waktu, L/C surat fisik dirubah dalam bentuk

teleks. Namun sekarang kedua jenis itu tidak digunakan lagi, karena sekarang

telah menggunakan swift. Swift adalah media komunikasi yang digunakan di

seluruh dunia oleh bank untuk kebutuhan financial. Pengiriman dari bank

satu Negara ke Negara lain, sudah dapat terkirim dalam hitungan detik. Untuk

tingkat keamanannya, sudah diatur dari lembaga swiftnya. Bahwa setiap

member swift akan diberikan swift code. Setiap swift code merupakan

identitas dari institusi atau bank tersebut.

52

Format dari pesan teks pada swift, sudah ada standar formatnya.

Sehingga L/C dari Negara manapun memiliki format yang sama. Pada L/C

yang digunakan adalah MT 700, MT 700 adalah Message Type 700 atau

pesan tipe 700 ini seluruh dunia sudah kenal bahwa tipe ini untuk L/C. MT

700 ini akan dikirim dari issuing bank kepada advising bank. Namun itupun

baru bisa terkirim jika antar bank sudah memiliki RMA (Relationship

Management Application). RMA adalah satu aplikasi dalam swift yang bisa

mempertemukan dua institusi ini. Jika belum ada RMA antar dua bank yang

hendak berhubungan, maka MT700 akan tertolak, meskipun kedua bank

tersebut sama-sama anggota swift. Oleh karena itu, untuk mengatasinya dapat

membuka RMA antar issuing bank dan advising bank. Atau selain membuka

RMA dapat juga menumpang kepada koresponden bank lain yang sudah

mempunyai RMA dengan issuing bank. Karena tidak semua RMA dapat

diterima. Ketika bank menggunakan bank koresponden lain dalam penerbitan

L/C, maka bank koresponden tersebut dapat meneruskan L/C tersebut kepada

bank tujuan dari issuing bank. Penerusannya bisa menggunakan swift lagi,

atau dapat juga menggunakan mail. Jika menggunakan swift lagi MT 700 akan

berubah menjadi MT 710, yang berarti penerusan L/C. Untuk bank Muamalat

sendiri, sejak tahun 2006 bank Muamalat sudah menjadi member swift. Jadi

untuk mekanismenya, Bank Muamalat menggunakan swift untuk pengiriman

L/C nya.

53

Ketika Bank Muamalat berperan sebagai advising bank, saat bank

menerima L/C dari luar, bank menyerahkan L/C tersebut kepada eksportir

agar eksportir segera menyiapkan barang-barang permintaan importir untuk

diekspor. Setelah barang dikirim, kemudian dokumen-dokumennya dikirim ke

Bank Muamalat untuk ditagihkan.

Dalam perbankan syariah, untuk L/C yang dibuka pada umumnya

menggunakan akad kafalah. Namun Sebenarnya secara idealnya L/C

menggunakan akad wakalah, karena bank hanya mewakilkan nasabah saja.

Uang sudah dipegang oleh bank, cash collateral 100 persen sudah dipegang

dananya, bank tinggal mengeluarkan L/C sebagai wakil dari nasabah tersebut,

jadi menggunakan wakalah. Tapi, karena nasabah adalah businessman,

mereka membutuhkan perputaran dana, maka nasabah sering tidak

memberikan uang cash kepada bank, jadi mereka hanya memberikan fixed

asset saja, sehingga cashnya masih bisa mereka putar untuk bisnisnya. Karena

seringnya nasabah menggunakan fixed asset sebagai jaminan, maka akad yang

digunakan tidak lagi dengan wakalah namun menjadi kafalah. Setelah

nasabah memberikan jaminan berupa fixed asset, lalu diproses seperti biasa,

seperti pembiayaan pada umumnya yaitu ada analisa, komite, sampai nanti

keluar fasilitasnya. Setelah fasilitas keluar, barulah Relationship Manager

(RM) atau Accounting Manager (AM) yang membantu nasabah mengurus

transaksi ini. Setelah mendapat persetujuan dari komite, kemudian nasabah

mengisi aplikasi untuk pengajuan L/C. Jika nasabah membutuhkan dana dari

54

bank untuk kebutuhan pembiayaan bisnisnya, maka AM akan memeriksa jenis

pembiayaan yang cocok untuk nasabah tersebut. Misalnya murabahah,

musyarakah, mudharabah atau yang lainnya. Namun pembiayaan yang

dikeluarkan tidak berbarengan dengan pengeluaran L/C, karena nanti

akibatnya dapat melampaui nilai plafond yang disediakan oleh bank. Maka

setelah L/C direalisasikan, fasilitas kafalahnya harus ditutup, lalu

memunculkan fasilitas baru yaitu murabahah atau mudharabah. Setelah dana

cair, barulah dibuat settlement untuk L/C nya. Jadi jenis akad yang tersedia,

ada yang berupa kafalah saja, yaitu jika nasabah sudah mandiri dan siap dari

segi keuangannya. Atau jika nasabah menggunakan uang dari bank juga,

maka dari kafalah berubah menjadi murabahah, mudharabah ataupun

musyarakah. Akad-akad tersebut digunakan tergantung dari analisa marketing

dan kebutuhan dari nasabah.

Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini merupakan gambaran

mekanisme transaksi L/C:

55

Keterangan Gambar:

1. Importir/Applicant dan Eksportir/Beneficiary melakukan kesepakatan jual

beli dan pembayarannya dijamin dengan L/C.

2. Applicant datang kepada issuing bank untuk membuka L/C. permohonan

pembukaan L/C yang diajukan applicant kemudian dianalisa oleh RM atau

AM.

3. Antara issuing bank dan advising bank, keduanya merupakan anggota swift

dan sudah memiliki RMA (Relationship Management Application).

4. Setelah Issuing bank menyetujui pembukaan L/C kemudian issuing bank

mengirim L/C kepada advising bank melalui swift, dengan MT700.

5. Ketika advising bank sudah menerima L/C dari issuing bank, kemudian

advising bank menyerahkan L/C tersebut kepada eksportir.

6. Setelah menerima dan mempelajari isi L/C, kemudian beneficiary

menyiapkan kemudian mengirim barang kepada importer/applicant.

7. Setelah beneficiary mengirim barang dan memeperoleh bill of lading (B/L)

dari perusahaan pengiriman barang. Kemudian B/L tersebut diserahkan

kepada advising bank disertai dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

pada L/C.

8. Setelah advising bank menerima B/L dari beneficiary kemudian

mencocokan dokumen-dokumen tersebut dengan L/C, setelah cocok

advising melakukan pembayaran kepada beneficiary.

56

9. Advising bank mengirim dokumen-dokumen tersebut kepada issuing bank

dan meminta penggantian pembayaran.

10. Issuing bank mengkafil kewajiban pembayaran applicant kepada

beneficiary, sebelum tanggal jatuh tempo.

11. Issuing bank menyerahkan dokumen-dokumen kepada applicant agar

applicant dapat mengambil barang dari perusahaan pengiriman barang,

dan meminta kepada applicant untuk membayar kewajibannya.

12. Applicant memenuhi membayar kewajibannya kepada issuing bank.

3. Sight dan Ussance pada Transaksi Letter of credit

Sight dan Ussance adalah jenis L/C. Nasabah memilih sight atau

ussance karena memiliki alasan tertentu. Sight adalah L/C yang diterbitkan

dan pada saat pengajuan dokumen untuk pembayaran, dari sejak bank

menerima dokumen sampai 5 hari kerja sesuai aturan UCP memeriksa

dokumen tersebut, pada hari kelima bank harus sudah memutuskan untuk

membayar atau menolak. Jika ada discreapancies atau penyimpangan tidak

sesuai antara dokumen dengan syarat dan kindisi L/C maka bank boleh

menolak. Akan tetapi apabila sesuai, bank wajib membayar.

Untuk L/C ussance, pada saat dokumen dipresentasikan, lima hari

sejak diterimanya dokumen itu bank memeriksa, maka pada maksimum hari

kelimanya bank sudah harus memutuskan mengaksep atau menolak. Jadi

bukan membayar atau menolak, seperti pada sight. Mengaksep artinya, bank

57

akan mengeluarkan pernyataan bahwa dokumen-dokumen tersebut telah dicek

dan sudah diaksep. Untuk masalah pembayarannya kapan, sesuai dengan term

dari L/C ketika pertama kali dibuka. Misalnya L/C dibuka dengan term

ussance 30 hari, ussance 60 hari atau ussance 90 hari. Meskipun begitu,

akseptasi tetap 5 hari, akan tetapi jatuh tempo bayarnya sesuai dengan pilihan

buyer dan seller pada saat kontrak.

Adanya perbedaan sight dan ussance, biasanya sight harganya lebih

murah sedangkan ussance lebih mahal, karena barang sudah diterima

sedangkan pembayarannya ditangguhkan. Oleh karena itu, baru-baru ini ada

yang dikenal dengan L/C UPAS. UPAS adalah Ussance Payable At Sight,

yaitu L/C dibuka secara ussance 6 bulan, tapi dapat dibayarkan dengan sight.

Maka ketika eksportir menerima L/C UPAS eksportir akan menerima

uangnya segera, karena payable at sight. Namun bagi importir,

pembayarannya adalah ussance. Untuk menjembataninya ini maka bank yang

akan menalangi, namun ada harga untuk applicant. Harganya dapat dihitung

dengan system murabahah, musyarakah ataupun mudharabah.

4. Masalah pada Transaksi L/C di Bank Muamalat Indonesia

Masalah yang sering terjadi relative tidak ada, karena transaksi L/C

sudah dipagari dengan UCP. Jadi semua pihak sudah tunduk kepada UCP.

Terdapat 39 pasal dalam UCP yang mengatur transaksi L/C. Sehingga

transaksi L/C relative aman. Paling tidak masalah akan terjadi apabila sejak

58

awalnya memang sudah ada unsur tidak baik, yaitu terdapat unsure fraud.

Yaitu hanya ingin mencairkan kertas jaminan menjadi uang fisik, maka itu

bisa saja terjadi. Misalnya dengan membuat transaksi palsu atau bisnis palsu,

sehingga hanya sekedar dokumen, sedangkan barang tidak pernah ada akan

tetapi uang tetap keluar. Namun jika pada awalanya satu pihak ingin membeli

dan pihak lain ingin menjual, semuanya berjalan secara normal, maka

transaksi L/C akan berjalan mulus. Oleh karena itu standard dokumen pun

diatur dalam UCP.

Pada Bank Muamalat sendiri sejauh ini baik-baik saja, tidak ada

kendala. Hanya saja jika ada sengketa antara buyer dan seller, biasanya itu

semua terjadi di luar mekanisme L/C. Seperti misalnya nasabah merasa belum

menerima barang, maka itu bukan lagi kewajiban bank. Kewajiban bank

adalah pada dokumen, karena pada L/C sudah ada term and condition nya dan

sudah diatur lengkap. Jika term and condition dalam L/C sudah sesuai, maka

kewajiban bank adalah membayar. Jika ada masalah, maka masalah tidak lagi

menjadi urusan bank, dan nasabah memperdebatkannya di luar bank. Bank

tidak ada kewajiban untuk melakukan pengecekan langsung pada barang yang

dikirim, pengecekan yang dilakukan pada bank hanya dilakukan pada

dokumen saja, karena itu semua sudah diatur dalam UCP.

Dalam mengatasi keterlambatan pembayaran dari nasabah, karena

yang digunakan adalah valuta asing, jika kurs nya berubah maka bank akan

menggunakan kurs pada saat transaksi. Misalnya bank jatuh tempo bayar pada

59

tanggal satu sebesar USD 10.000, kemudian bank membayar USD 10.000

dengan kurs pada saat itu. Bank membayarnya dari rekening beban bank

Muamalat, atau dari tagihan, rupa-rupa dan lain sebagainya dan sudah

dikurskan. Namun utang nasabah terhadap bank tetap dalam bentuk dollar,

jadi nasabah masih berutang USD 10.000. Pada saat nasabah memiliki uang

rupiah, pada tanggal 10, maka uang rupiah tersebut harus dikonversi terlebih

dahulu dalam bentuk dollar sebanyak USD10.000.

D. Analisis Manajemen Risiko pada Bank Muamalat Indonesia

Manajemen risiko pasar pada khusunya risiko kurs valuta asing untuk

bank syariah sangat terbatas. Instrumen manajemen risiko yang ada dan

berkembang masih menggunakan instrumen konvensional yang di dalamnya

masih mengandung unsur-unsur yang tidak dibolehkan ada pada bank syariah.

Metode penanganan risiko kurs yang biasa digunakan adalah dengan hedging.

Meskipun hedging merupakan konsep yang biasa digunakan pada lembaga

keuangan konvensional, namun bukan berarti tidak ada sama sekali bank syariah

yang menggunakan hedging sebagai instrumen lindung nilai agar risiko pasar

yang dihadapi bank dapat teratasi, dan bank bisa mempertahankan eksistensinya.

Pada manajemen risiko kurs valuta asing, Bank Muamalat Indonesia

memiliki cara tersendiri untuk mengendalikan kurs nilai tukar. Metode hedging

memang belum digunakan pada Bank Muamalat Indonesia, karena konsep

hedging masih diolah dan sedang dipersiapkan di BI untuk dapat digunakan di

60

Bank Muamlat Indonesia. Meskipun Bank Muamalat Indonesia belum

menggunakan hedging, bukan berarti bank tidak memiliki manajemen risiko kurs.

Pada hal ini Bank Muamalat memang telah menyiapkan metode manajemen

risiko tersendiri dengan cara memiliki analis khusus untuk menentukan open

position valuta asing. Jadi, meskipun tanpa menggunakan hedging bank tetap bisa

mengendalikan risiko yang akan terjadi. Sehingga bank tetap bisa mendapatkan

keuntungan dari transaksi valuta asing.

Strategi yang dibuat oleh analis dalam pengendalian posisi nilai tukar

memang tidak selamanya tepat. Salah prediksi pastinya pernah terjadi dalam

manajemen risiko kurs valuta asing ini. Akan tetapi, bukan berarti yang telah

menggunakan hedging dalam transaksi valuta asingnya lalu assetnya akan benar-

benar terlindungi. Institusi yang menggunakan hedging dalam kegiatan

manajemen risikonya, awalnya juga telah memprediksikan bahwa kejadian yang

akan terjadi seperti ini. Namun ketika ternyata kenyataan berbanding terbalik

dengan prediksi awal, berarti ia juga akan kehilangan apa yang diharapkannya.

Misalnya seorang importir memiliki kewajiban berupa utang luar negeri dalam

bentuk USD untuk waktu tiga bulan yang akan datang, dan diprediksikan sampai

dengan tiga bulan ke depan rupiah akan melemah dan USD menguat. Kemudian

importir melakukan hedging secara forward untuk tiga bulan ke depan. Setelah

deal dengan harga yang ditentukan, ternyata pada saat jatuh tempo pembayaran

61

yaitu tiga bulan kemudian ternyata rupiah mengalami apresiasi, maka pada saat

itu sebenarnya importir mengalami kerugian.

Mengenai risiko, sesungguhnya dalam kehidupan manusia tidak dapat

terlepas dari risiko. Untuk mengatasi risiko nilai tukar memang dinilai lebih sulit

bagi lembaga keuangan Islam, karena cara perlindungan risiko yang ada dan biasa

digunakan adalah cara yang biasa digunakan pada lembaga keuangan

konvensional. Kontrak mata uang berjangka dilarang karena di dalamya

mengandung unsur gharar, maysir dan riba. Oleh karena itu, diperlukan adanya

instrumen lindung nilai Islami terlepas dari maysir, gharar dan riba.

Manajemen risiko kurs yang digunakan oleh Bank Muamalat Indonesia

meskipun bukan manajemen risiko yang biasa digunakan dan secara teori belum

ada pengembangannya, namun penggunaannya cocok digunakan pada bank

syariah. Pada transaksi letter of credit, untuk melindungi diri dari risiko kurs,

Bank Muamalat melibatkan pihak ketiga. Seperti menjual L/C impor yang

pembayarannya ditangguhkan untuk beberapa hari kemudian kepada financing

bank. Konsep manajemen risiko secara syariah lebih menekankan kepada risk

sharing. Konsep risk sharing dalam perbankan syariah dapat diartikan dengan

risiko yang dihadapi bank syariah dapat disharing dengan bank lainnya. Namun

penjualan L/C impor pada financing bank yang digunakan Bank Muamalat

sebagai bagian dari manajemen risiko kurs valuta asing. merupakan bentuk dari

risk transfer bukan risk sharing, hal ini dilakukan karena Bank Mumalat belum

62

terlibat dengan hedging secara langsung, maka Bank Muamalat mentranfernya

pada financing bank.

Keberhasilan Bank Muamalat dalam mengatasi risiko kurs dinilai berhasil.

Dengan menerapkan strategi yang dibuat oleh analis pada pengaturan open

position. Hal ini terbuti pada, tahun lalu Bank Muamalat memperoleh laba reval

diatas Rp.60.000.000.000. Oleh karena itu para nasabah tetap percaya dan loyal

kepada Bank Muamalat. Selain itu, jika bank syariah benar-benar patuh terhadap

prinsip syariah, maka sebenarnya bank syariah telah melakukan mitigasi risiko

pasar, dan ini yang telah diterapkan oleh Bank Muamalat Indonesia.

E. Analisis Transaksi Valuta Asing yang Tersedia di Bank Muamalat Indonesia

Pengadaan transaksi jual-beli valuta asing pada bank syariah boleh

dilakukan asalkan memenuhi syarat jual-beli valuta asing sebagimana telah diatur

pada fatwa DSN-MUI Nomor 28 tentang jual-beli al-sharf. Pada transaksi jual-

beli valuta asing harus mengikuti ketentuan yang diatur dalam fatwa DSN-MUI

karena, uang adalah benda ribawi, jika ada ketentuan yang dipenuhi maka tidak

menutup kemungkinan di dalam transaksi tersebut akan mengandung unsur

maysir, gharar maupun riba. Dengan adanya transaksi valuta asing maka

kegiatan bisnis antar negara akan menjadi terbantu dan lebih lancar.

Untuk jenis transaksi pada Bank Muamalat Indonesia, Bank Muamamalat

menerapkan prinsip kehati-hatian agar tidak bertentangan dengan prinsip syariah

63

dan peraturan yang berlaku. Hal ini terbukti, bahwa jenis transaksi valuta asing

yang tersedia di Bank Muamalat hanya transaksi today (TOD). Karena Bank

Muamalat sangat hati-hati dalam menerapkan jenis transaksi valuta asing, bahkan

transaksi spot saja yang menurut fatwa DSN-MUI dibolehkan, tidak diterapkan

pada Bank Muamalat Indonesia. Menurut fatwa dua hari pada transaksi spot

adalah waktu yang wajar untuk penyelesaian proses transaksi. Akan tetapi bagi

Bank Muamalat spot tergolong transaksi tunda, sedangkan transaksi tunda tidak

boleh dilakukan pada transaksi valuta asing.

Jenis mata uang yang disediakan pada Bank Muamalat hanya ada 7 jenis,

yaitu USD, SAR, MYR, SGD, AUD, EUR dan JPY. Bank Muamalat hanya

menyediakan jenis mata uang yang sering digunakan dan diminta oleh nasabah.

Meskipun hanya 7 mata uang yang biasa digunakan untuk transaksi, namun bukan

berarti bank tidak melayani transaksi valuta asing selain dengan tujuh mata uang

tersebut diatas. Bank tetap melayani apabila ada nasabah yang membutuhkan

jenis valuta asing lain, akan tetapi kurs nya tidak tersedia di counter, namun

cabang devisa harus bertanya langsung ke bagian treasury.

Jika diperhatikan, Bank Muamalat Indonesia lebih kepada bermain aman

pada transaksi valuta asing ini. Hal ini dilakukan agar bank tetap bisa melayani

kebutuhan nasabah tanpa risiko yang tinggi dan pastinya tidak bertentangan

dengan prinsip syariah.

64

F. Analisis Transaksi Letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia

Sebagai bank devisa, Bank Muamalat Indonesia menyediakan fasilitas

L/C bagi nasabah untuk kemudahan dan jaminan transaksi ekspor-impor yang

akan dilakukan. Mekanisme transaksi yang digunakan Bank Muamalat sama

seperti bank lain pada umunya, yaitu sepenuhnya mengacu pada ketentuan

UCPDC (Uniform Customs and Practice for Documentary) atau yang biasa

dikenal dengan UCP 600.

Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi L/C pada Bank Muamalat sama

seperti bank lainnya, pada umumnya ada empat pihak yaitu, applicant, issuing

bank, beneficiary, dan advising bank. Namun terkadang bank Muamalat juga

melibatkan confirming bank, apabila ada permintaan dari beneficiary.

Untuk akadnya, Bank Muamalat menggunakan akad kafalah bil ujrah.

L/C dengan akad kafalah bil ujrah memiliki fatwa tersendiri, terpisah dari fatwa

L/C ekspor maupun impor. L/C dengan akad kafalah bil ujrah diatur dalam fatwa

DSN-MUI nomor 57 tahun 2007. Meskipun terspisah secara fatwa, namun

penerapan dengan akad kafalah ini tetap merujuk pada fatwa L/C ekspor maupun

impor. Syarat dan rukun pada penerapan akad kafalah bil ujrah ini merujuk pada

fatwa DSN-MUI nomor 11 tahun 2000 tentang kafalah.

Bank Muamalat menggunakan akad kafalah karena kebanyakan dari

nasabah menyediakan dana dalam bentuk jaminan fixed asset, bukan uang cash.

65

Hal ini dilakukan oleh nasabah karena kebutuhannya untuk memutarkan dana

cash yang dimilikinya. Sebenarnya dengan penggunaan akad kafalah ini nasabah

memiliki keuntungan karena ia diberikan kesempatan untuk memuatarkan dana

cash yang dimiliki.

Dari segi masalah, sejauh ini Bank Muamalat tidak ada masalah pada

transaksi L/C. Masalah yang terjadi biasanya masalah ketidaksesuaian barang

yang diinginkan importir dan barang yang dikirim oleh eksportir. Namun,

masalah ini bukanlah masalah bank, karena bank tidak ada urusan dengan barang.

Tugas bank hanyalah dari segi pembayaran dan pengecekan dokumen saja. Ketika

dokumen sudah cocok namun ternyata barang yang dikirim berbeda maka itu

diluar tanggung jawab bank. Selain itu, masalah yang terjadi biasanya adalah

masalah kurs, karena kurs itu selalu berubah-ubah setiap waktu. Untuk hal ini

bank sudah memiliki cara tersendiri yaitu dengan cara melibatkan financing bank.

Atau selain itu, jika ada keterlambatan bayar dari nasabah maka bank mewajibkan

kepada nasabah untuk memenuhi pembayaran kewajibannya tersebut dengan

mengkonversi terlebih dahulu rupiah yang ia miliki, menjadi valuta asing yang

digunakan dalam pembayaran L/C dengan jumlah yang sama banyak pada saat

transaksi.

Perkembangan transaksi L/C yang tersedia di Bank Muamalat sudah sama

seperti bank lain pada umumnya. Hal ini terbukti dengan bergabungnya Bank

Muamalat sebagai anggota swift. Dengan menjadi anggota swift, setidaknya bank

66

dapat melakukan penerbitan atau penerimaan L/C dengan lebih banyak bank.

Karena bank besar sudah menggunakan swift sebgai sarana pengiriman L/C. Dari

jenis L/C, Bank Muamalat juga telah mengembangkan jenisnya dengan

menyediakan L/C UPAS yang baru-baru ini disediakan sebagai jenis transaksi

L/C selain dari sight dan ussance.

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dan merujuk pada

hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal

berkut:

1. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia untuk mengatasi kurs valuta

asing pada posisi yaitu dengan mengatur NOP (Net Open Position)

sebagaimana yang telah ditentukan oleh analis berdasarkan kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi. Pada transaksinya Bank Muamalat

menggunakan squaring untuk menimilasir kenaikan atau penurunan kurs.

Jenis transaksi yang digunakan adalah Today (TOD)

2. Transaksi L/C pada Bank Muamalat Indonesia mengacu pada peraturan

UCPDC (Uniform Customs and Practice Documentary) atau yang biasa

dikenal dengan UCP 600. Untuk akadnya yang digunakan adalah akad

kafalah bil ujrah yang diatur pada fatwa DSN-MUI nomor 57 tahun 2007

tentang L/C dengan akad kafalah bil ujrah.

3. Manajemen risiko kurs valuta asing pada transaksi L/C yang digunakan

adalah risk transfer yaitu dengan melibatkan financing bank.

68

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pemaparan diatas maka saran yang dapat

diberikan adalah:

1. DSN-MUI segera mengeluarkan fatwa mengenai manajemen risiko kurs yang

tepat untuk digunakan oleh bank syariah, agar dapat melindungi bank syariah

namun tetap terjaga dari sisi kesyar’iannya. Karena risiko kurs tidak dapat

dihindari oleh bank syariah.

2. Bank Muamalat Indonesia agar tetap menjaga jenis transaksi valuta asing

yang disediakan, karena transaksi yang disediakan sekarang sesuai dengan

prinsip syariah.

3. Bank Muamalat dapat menyediakan jenis mata uang valuta asing yang lebih

beragam. Sehingga ketika nasabah membutuhkan valuta asing selain dari

tujuh jenis valuta asing yang disediakan pada Bank Muamalat sekarang,

nasabah dapat membelinya dengan harga kurs counter.

4. Keberanian Bank Muamalat sebagai anggota swift untuk memfasilitasi

transaksi internasional seharusnya dapat diikuti oleh bank lain yang belum

menjadi anggota swift. Karena dengan menjadi anggota swift membuka

peluang pada bank untuk dapat saling terhubung dengan bank lainnya, dan

pastinya akan lebih banyak bank yang dapat saling berinteraksi. Selain itu,

dengan bergabung menjadi anggota swift, bank memiliki kesempatan untuk

dapat mengembangkan usahanya.

69

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Afifi Fauzi. Metodologi penelitian. Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010.

Ali, Masyhud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan dan Dunia Usaha

Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada 2006.

Arifin, Zainul. Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Azkia Publisher, 2009.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Basyaib, Fachmi. Manajemen Risiko. Jakarta: PT. Grasindo 2007.

Berlianta, Heli Charisma. Mengenal Valuta Asing. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2005.

Ginting, Ramlan. Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis. Jakarta:

Salemba Empat.

Idroes, Ferry N. Manajemen Risiko Perbankan: Pemahaman Pendekatan 3 Pilar

Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di

Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana, 2010.

Karim, Adiwarman Aswar. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2010.

__________. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema Insani Press,

2001.

Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada 2007.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk bisnis dan ekonomi. Jakarta: Erlangga, 2009.

Mangani, Ktut Silvanita. Bank dan Lembaga Keuangn Lain. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2009.

70

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya, 2004.

Muslich, Ahmad Wardi. Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah, 2013.

Nasution, S. Merode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2002.

Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar.

Jakarta: Lembaga Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.

Rivai, Veithzal dan Rifki Ismail. Islamic Risk Management for Islamic Bank. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013.

Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES,

2002.

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2010.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalat. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Suyanto, Bagong. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana, 2011.

Wahyudi, Imam dkk. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat, 2013.

Wawancara

Hasil wawancara pribadi dengan Amiril Zulhaj, Treasury Officer PT. Bank Muamalat

Indonesia Tbk. Jumat, 28 Maret 2014

Hasil Wawancara Pribadi dengan Muhammad Yusuf, Treasury & Internasional

Operation Department Head PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Senin, 21

April 2014

Jurnal

Utomo, Setiawan Budi dkk. ”Analisis Kesesuaian Instrumen Hedge Konvensional

Terhadap Prinsip Syariah.” Jurnal Media Riset dan Manajemen Fakultas

Ekonomi Trisakti Vol.2 Jakarta, 2008.

71

Skripsi

Ainy, Qurratul. “Strategi Bank Syariah Mandiri dalam Penyelesaian Masalah

Discrepancies Document dan Fluktuasi Nilai Tukar pada Transaksi

Pembayaran L/C Ekspor Impor.” Skripsi sarjana Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Indrawati, Nani. “Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign Exchange

(Studi Kasus pada PT. Victory International Futures Kantor Cabang

Malang).” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Malang,

2009.

Nurbaya, Siti. Implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.34 dan 35

tentang Letter of Credit (L/C) Ekspor-Impor di Bank Syariah (Studi Kasus

pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk).” Skripsi sarjana Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Website

Triyana, Juni,“Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing”, artikel diakses pada 22 Maret

2014 dari http://juni-triyana.blogspot.com/2012/05/jenis-jenis-transaksi-

valas.html

Bank Mandiri, ”Produk Trasury”, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari

http://www.bankmandiri.co.id/article/312261278522.asp?article_id=3122612

78522

Pasar Valuta Asing (Valas/Forex), artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/pasar-valuta-asing-valas.html

I(EMENTERIAN AGAMAuNrvERsrTAs rsLAM NEGERI (UIN)SYARIF IIIDAYATULLAI{ JAKARTA

FAKULTAS SYARIAE DAN IIUI(UM

Jrn. rr. r-{ ruanda No. ss cip.br Jakarta 15{12 rndo*esia Ir?Jff;i,ll,Ii;1"iLl3liJf*11i !'rl;1fl?;.'r1l6r'"1,t#"".vr€usw : ffiv.ulnrl(Lac.lo E-tnall : Syaf_nU([email protected]

Nornor : Un.O7 /F4/ PP.A1..7/ VgA / 2014L"*p :1(satu) Berkas ProposalHal : Mohon Kesediaan rnenjadi Pembiurbing Skripsi

Iakarta,3 Maret 2014 M1IqmadilAwal1435 H

Yang Terhormat,Dr. H. Abdul Malik, MMIr. RR. Tini Anggraeni, ST, M.SiDosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN jakarta

A s sabmuabiku m w ar ahnw tullah w ab ar ale tuh

Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ]akarbarnengharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasiswa:NamaNIMProdi/Konsentrasi]udul Skripsi

Ai Nurilmi11100461W076Muamalat/ Perbankan SyariahManajemcn Risiko Kurs Valuta Asitrg Bank Muamalat Indonesinpada Transaksi lztter of Credit

Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut:1. Topik bahasan dan out line dimana perlu dapat diadakan perubahan dan

penyemPurnaan2. Teknik penulisan supaya merujuk kepada buku "Pecloman Penulisan Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah ]akarta"

Demikianlah atas kesediaan saudara karni ucapkan terima kasih.

ut arahmatull ahi w ab aralcatuhtudi Muamalat (Ekonomi Islam)

TembusanDisampaikan dengan horrnat kepada:l. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas Syariah dan Hukum2. Sekretaris Program Str.rdi Muamalat Fakultas Svariah dan Hukum3. Arsip

I(EMENTERIAN AGAI\IAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI CUIN)SYARTF IITDAYATULLAI{ JAKARTA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

iuanda No.95 CiputatJakarta 15412, lndonesia

NomorLampiranHai

: Un.01/F4l KM.00.02/ loVo / ZMa

: Permohonan Data/ Wawancara

Kepada Yth,PT. Bank Muamalat Indonesiadi

TemPat

As s alamu' qlaikum Wr'Wb'

Dekan Fakultas SYariah

Jakarta meneraugkan bahwa:

Tetp. (62-21) 747 11537 ,7401925 Fax. (62-21Website : www.uin.ikt.ac.id E-rnail : syar_huke

Jakarta, 12Maret2074

dan Hukum UIN SYarif HidaYatullah

NamaNornor PokokTempat/Tanggal LahirSernesterJurusan/ KonsentrasiAlamat

Telp

Ai Nurilmi1110046100076

Jakarta, 11 SePtember 1990

Viii (cieiapan): Muamal at / Perbankan SYariah

Jl.Delima, Rt.04 Rw.03 Kel.CurugKec.Bojon gsari, DePok. 76517

0872a2522325

adalalrberrarnralrasiswaFakultasSyariahdulHukumUlNSyarifUlJuyut"Uah Jakarta yang seclang menyusun skripsi clengan judul:

-MANAIEMENRISIKoKURSVALUTAASINGBANKMUAMALATINDONESIAPADATRANSAKSILETTERoFCREDIT,,

Untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, climohon kiranya Bapak/Ibu

<lapat menerima yang bersangkutarr untuk wawancara serta memperoleh

daia guna penulisan skripsi climaksucl'itas kerlusama dan bantuanr-rya, karni ucapkan terima kasih.

Wassalnru,

a.n. DEI(AN,

NIP. 19570312198s031003 Dl

Tembusan :

1. Dekan Fakultas Syariah clan Hukum UIN iakarta2. Ka/Sekprodi Muamalat / Perbankan Syariah'

Akademik

ta. :..aryj r':ii*i:".

Muamalat InstituteYour Sharia Business Partner

No. 347lMI A{G-02 /II OL

I(epada Yth.Bapak Yudistia BrillianoTreasury Division HeadBank Mua malat Indonesia

ABrv*Jakarta,24 Maret 2014 M

22 Jurnadal Uia i435I-I

As salamtt' alaikum wara hnutu llahi wabsrakatu h.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat kesehatan, kesabaran dan kemudahankepada kita semua dalam menjalankan amanah dan aktivitas sehari-hari. Amiin.

Dengan iniNama

kami memberitahukan bahwa mahasiswa dengan data sebagai berikut :

PerihalLampiran

Asal KampusProgram/JurusanJudul Skripsi

: Permohonan I(onsultasi: 1 lembar

: Ai Nurilmi: IJIN Jakarta: Sl / Perbankan Syariah: Manajemen fusiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesiapada Transaksi ktter of Credit.

Bermaksud melakukan wawancara untuk memenuhi kebutuhan data penelitian. Kebijakanmengenai kerahasiaan data dan informasi kami serahkan kepada pihak Treasury DivisionHead. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas, dapat menghubungi Sdr. Hayun di nomor082817060822.

Demikian hal ini kami sampaikan untuk diketahui bersama. Atasyang telah diberikan kami ucapkan terima kasih.

Wa Billahi Taufiq Wal lfidayah.Was s a I a a mu' al a i ku m w arah matu I I a a hi w a b a r o ka atu h. QV r-L "<^

kesediaan dan waktu luang

MUAMALAT INSTITUTE

lsnaini Mufti AzizExecutive Director

JAWABAN NARASUMBER(Bank Mua:nalat)B ahwa perm oho. an kon sultasi Saudara./Saudari tersebutAlasan :

( DAPAT / TIDAK * ) diterima.

I Isulan waktu :

Supervisor NarasumberMohon Jawaban ini di fax. ke Muarnalat Institute O2l. 5326735

Gd. Dana Pensiun Telkom Lt.2Jl. Letjend. S. Parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat

Telp (62-2 1) 532 67 11, Fax. (62-zL) S3Z 6735www.m uam alat-institute.com

Narasumber

-l'r

d -Li'; Muamalat Institute

?Wi;# Your Sharia Eusiness Padner

No. 348/N{I /MG-02 /IlU20l4

Kepada Yth.Bapak M. HarrisNational Operation Division HeadBank Muamalat Indonesia

Perihal : Permohonan l(onsultasiLampiran : I lembar

A s s alomu' alai kum w araltmatullalti w ab arakatu h.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan nikmat kesehatan, kesabaran dan kemudahankepada kita semua dalam menjalankan amanah dan altivitas sehari-hari. Amiin.

Dengan ini kami memberitahukan bahwa mahasiswa dengan data sebagai berikut:Nama : Ai NurilmiAsal Kpmpus : UlNJakartaPrograin/Jurusan : 51 / Perbankan SyariahJudul Skripsi : Manajemen Risiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia

pada Transaksi Leuer of Credit.

Bermaksud melakukan wa\{rancara untuk rnernenuhi kebutuhan data penelitian. Kebijakanmengenai kerahasiaan data dan infonnasi kami serahkan kepada pihak National OperationI)ivision Head. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas, dapat menghubungi Sdr. Hayuu dinornor 482817060822.

Demikian hal ini kami sampaikan untuk diketahui bersama. Atas kesediaan dan wallu luangyangtelah diberikan kami ucapkan terima kasih.

Wa Bittahi TauJiq Wat HidayattWas s a I a a mu' al a i kum w ar a h matul I aa h i w ab a ro kaatu h. # /<,,t-

MUAMALAT INSTITUTE

Executive DirectorJAV/ABAN NARASUMBER(Bank Muamalat)B ahrva permohonan konsultasi S audaray'Saudari tersebutAlasan :

( DAPAT / TIDAK * ) diterima.

J aka rta,24_A&.rel2Q_14 lui22 lumadal Ula 1435 H

Usulan wakru :

Supervisor NarasumberMohon Jawaban ini di fax. ke Muamalat Institute OZl. 5326735

Gd. Dana pensiun Telkom Lt.2Jl. Letjend. S. parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat

Telp (62-21) S3Z 6741, Fax. (62-21) S3Z 6735www.m uam alat-ln stitute. com

H

Narasumber

-','"-..i . Muamalat Institute'e*rr.'

*',,"t "" Your Sharia Euslness PartnerwPeneliti: Ai Nuriimi (Program Sarjana IJIN Jakarta)

Nama . flruirit Zut[.^:i

Jabatan

Unit l{erja

No. T'elp/HP

lwaisurno office'

0867 - tlog- o97g

1. Bagaimana Bank Muamalat Indonesia melakukan risk manajemen Kurs Valuta Asing?

2. Apakah hedging pernah dilakuhan? Jika iya, bagaimana prosesnya? Jika tidak, mengapa

, dan bagaimana Bank mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar ini?

3. Bagimana keberhasilan Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi risikp fukfuasi kurs

valuta asing?

4. Apa saja hai yang menyebabkan masalah fluktuasi nilai tukar?

5. Jenis mata uzrng apa saja yang diperjual-belikan pada trasaksi Al-Sharfdi Bank Muamalat

Indonesia?

6. .Ienis transaksi apa saja yang disediakan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi jual-beli

valuta asing?

7. Rata-rata kurs valuta asing perbulan, periode September 2Q73 - Februari 2014.

I-,ampin:n Surat llomor : 317ilt4l /MG-02 /I1I/20I4

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARAMANAJEMEN RISIKO I(URS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA

PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDTT.

Gd. Dana Pensiun Telkom Lt.2Jl. Letjend. S. Parman Kav.56 Slipi Jakarta Barat

Telp (62-21) s32 6711, Fax. (62-21) s32 673swww.m uam alat-institute.com

Nama

Jabatan

Waktu

HASIL WAWANCARA PAD A NATIONAL OPERATIONAL DIVISION

BANK MUAMALAT INIDONESIA

: Bapak Muhammad Yusuf

: Treasury & Internutional Operution Depurlment Heud

: Senin,2l April2014

1. Akad apa yang digunakan BMI pada produk L/C ekspor impor? mengapa

menggunakan akad tersebut?

Mekasnisme transaksi L/C secara umum sama seperti bank lain. Karena untuk

transaksi internasional mengacu pada aturan main dari produk ICC (International

Cambers of Comers). Untuk transaksi L/C digunakan UCP 600. Jadi, untuk

mekanisme, pihak siapa saja yang terlibat, tanggung jawab, hak, kewajiban dan

sebagainya semua mengacu pada aturan internasional tersebut. Namun, ketika

terkait dengan fasilitas di perbankan, maka nasabah/applicant yang akan diberikan

LIC dia mesnggunakan jaminan tunai 100 persen dari uang yang disiapkan untuk

pembelanjaan impor, atau nasabah sebenarnya memiliki dana untuk pembayaran

tersebut namun dalam cash Jlow yang belum selesai, sehingga ketika nasabah

harus segera membuka LIC maka nasabah membutuhkan fasilitas bank. Untuk

mendapatkan fasilitas bank ini, nasabah dapat menyediakan jaminan berupa

assetnya (fixed asset), bukan berupa uang. Jika nasabah menggunakanfixed asset

sebagai jaminan, pada diperkirakan Llc akan jatuh tempo pembayarannya dan

nasabah telah mernperhitungkan cash inflov' nya akan masuk, baru nasabah bisa

membal'ar L/C tersebut. Untuk sementara agar nasabah mendapatkan L/C dari

bank, maka nasabah terlebih dahLrlu rnenaruh.y'-r-ed osselnya.

Dalam perbankan svariah. untuk LiC i,ang dibuka pada umumnya menggunakan

akad kafalah. Namun Sebenarnl,a secara idealnya L/C menggunakan akad

v,akalah, karena bank hanya mewakilkan nasabah saja. Uang sudah dipegang oleh

bank, cash collateral 100 persen sudah dipegang dananya, bank tinggal

mengeluarkan Llc sebagai wakil dari nasabah tersebut, jadi menggunakan

wakalah. Tapi, karena nasabah adalah businessman, mereka membutuhkan

perputaran dana, maka nasabah sering tidak memberikan uang cash kepada bank,

jadi mereka hanya memberikan fixed asset saja, sehingga cashnya masih bisa

mereka putar untuk bisnisnya. Karena seringnya nasabah menggunakan fixed

asset sebagai jaminan, maka akad yang digunakan tidak lagi dengan wakalah

namun menjadi kafalah. Setelah nasabah memberikan jaminan berupa fixed asset,

lalu diproses seperti biasa, seperti pembiayaan pada umumnya yaitu ada analisa,

komite, sampai nanti keluar fasilitasnya. Setelah fasilitas keluar, barulah

Relationship Manager (RM) atau Accounting Manager (AM) yang membantu

nasabah mengurus transaksi ini. Setelah mendapat persetujuan dari komite,

kemudian nasabah mengisi aplikasi untuk pengajuan Llc. Jika nasabah

membutuhkan dana dari bank untuk kebutuhan pembiayaan bisnisnya, maka AM

akan memeriksa jenis pembiayaan yang cocok untuk nasabah tersebut. Misalnya

murabahah, musyarakah, mudharabah atau yang lainnya. Namun pembiayaan

yang dikeluarkan tidak berbarengan dengan pengeluaran LlC, karena nanti

akibatnl,'a dapat melampaui nilai plafond yang disediakan oleh bank. Maka

setelalr L/C direalisasikan, fasilitas kafalahnya harus ditutup, lalu memunculkan

fasilitas baru yaitu murabahah atau mudharabah. Setelah dana cair, barulah

dibuat settlement untuk LIC nya. Jadi jenis akad yang tersedia, ada yang berupa

kafaloh saja, yaitu jika nasabah sudah mandiri dan siap dari segi keuangannya.

Atau jika nasabah menggunakan uang dari bank juga, maka dari kafalah berubah

menjadi mr.rabahah, mudharabah ataupun musyarakah. Akad-akad tersebut

digunakan tergantung dari analisa rnarketing dan kebutuhan dari nasabah.

2. Siapa saja pihak yang terkait dalam transaksi L/C?

Umumnya terdapat empat pihak yang terkait dalam transaksi LlC, yaitu ada

buyer, seller, issung bank sebagai bank penerbit dan advising bank atau

nominated bank yang ditunjuk oleh ekportir. Di samping parlisi yang umum

tersebut, terkadang ada tambahan, yaitu pihak confirming bank. Terkadang ada

nominated bank yang bertindak sebagai confirming bank juga. confirming yang

selain dari nominated bank ada, apabila LIC yang dikeluarkan oleh issuing bank

tidak membuat beneficiary nyaman, karena beneficiary tidak begitu kenal dengan

issuing bank, maka ia perlu meminta kepada applicant supaya Llc nya

ditambahkan konfirmasi dari bank yang status kredibilitas atau rattingnya lebih

tinggi dari isstting bank. Proses pengalihan kredibitas pada transaksi LIC ini

terjadi apabila, seller kurang percaya dengan buyer maka dia minta Llc, jadi

buyer kredibilitasnya dicover bank. Ketika issuing bank kredibilitasrrya rnasih

kurang dipercaya, maka ia minta ditambahkan confirnting bank. Sehingga ada

peningkatan kredibilitas. Jika sudah ada konfirmasi dari confirnting bank, setelalt

itu barulah LIC dapat diterirna oleb beneficiary. Untuk confirming bank sendiri.

biasanya menerapkan fee. Biasanya besaran fee berkisar antara l-2o/o dari nilai

LlC. Untuk biaya tambahan ini, ada negosiasi lagi antara applicant dan

beneficiary.

Fungsi dari confirming bank adalah, jika issuing bank memang sudah diragukan

kredibilitasnya, dan sudah dibaca berdasarkan pengalaman-pengalaman, bahwa

bank tersebut tidak sanggup membayar, maka confirming bank yang bertanggung

jawab melakukan pembayarannya. Jadi confirming bankberperan sebagai back up

dari issuing bank. Jlka issuing bank mampu membayar, maka confirming bank

dalam posisi yang aman bahkan untung, karena confirming bank tersebut tetap

mendapatkan fee. Namun jika issuing bank tidak mampu membayar, barulah

c o nfir mi ng b ank y ang menangani pembayaran tersebut.

Untuk mendapatkan confirming bank, biasanya bank mau mengkonflrmasi L/C

dari issuing bank, jika issuing bank sudah menjadi "nasabah" confirming bank

tersebut. Nasabah di sini adalah, pihak yang sudah diberikan line facility atau

credit line, walatpun sifatnya non tunai. Ketika diminta confirm, maka credit line

dari issuing bankinilah yang akan digunakan. Line Facility antar bank ini banyak

kegunaannya, selain untuk konfirmasi L/C bisa juga untuk money market.

3. Bagaimana Mekanism e LIC pada Bank Muamalat Indonesia?

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. mekanisme pembukaan LIC adalah.

yang pertama nasabah datang kepada AM atau RM, setelah itu dianalisa

kebutuhannya, jika disetujui maka nasabah akan mendapatkan fasilitas LiC.

kemudian nasabah diminta untuk mengisi aplikasi permohonan penerbitan LIC

dan melampirkan kontrak kerjasama. Setelah itu semua diajukan oleh AM plus

memo persetujuan dari komite, diantar ke bagian operational, kemudian nanti

bagian operational yang akan melakukan penerbitan LIC nya.

L/C sekarang, dikirim melalui swift, bukan dengan surat menyurat seperti zaman

dulu. L/C yang dulu menggunakan surat fisik, ditandatangani pejabat bank,

dimasukan ke amplop, kemudian dikirim kepada advising bank. Kemudian

seiring berjalannya waktu, L/C surat fisik dirubah dalam bentuk teleks. Namun

sekarang kedua jenis itu tidak digunakan lagi, karena sekarang telah

menggunakan swift. Swift adalah media komunikasi yang digunakan di seluruh

dunia oleh bank untuk kebutuhany'nancial. Pengiriman dari bank satu Negara ke

Negara lain, sudah dapat terkirim dalam hitungan detik. Untuk tingkat

keamanannya, sudah diatur dari lembaga swiftnya. Bahwa setiap member swift

akan diberikan swift code. Setiap sv,iJt code merupakan identitas dari institusi atau

bank tersebut.

Format dari pesan teks pada .rrr'/r. sudah ada standar fbrmatnva. Sehingga L/C

dari Negara manapun merniliki format van_q sarxa. Pada L/C yang digunakan

adalah MT 700, l\4T 700 adalali N4essage Tipe 700 atau pesan tipe 700 ini

seluruh dunia sudah kenal bahwa tipe ini untuk LiC. lvlT 700 ini akan dikirim dari

issuing bank kepada advising bank. Namun itupun baru bisa terkirim jika antar

bank sudah memiliki RMA (Relationship l,[unogentent Application). RMA adalah

satu aplikasi dalam swift yang bisa mempertemukan dua institusi ini. Jika belum

ada RMA antar dua bank yang hendak berhubungan, maka MT700 akan tertolak,

meskipun kedua bank tersebut sama-sama anggota swift. Oleh karena itu, untuk

mengatasinya dapat membuka RMA antar issuing bank dan advising bank. Atau

selain membuka RMA dapat juga menumpang kepada koresponden bank lain

yang sudah mempunyai RMA dengan issuing bank. Karena tidak semua RMA

dapat diterima. Ketika bank menggunakan bank koresponden lain dalam

penerbitan LlC, maka bank koresponden tersebut dapat meneruskan LiC tersebut

kepada bank tujuan dari issuing bank. Penerusannya bisa menggunakan swift lagi,

atau dapat juga menggunakan mail. Jika menggunakan swift lagi MT 700 akan

berubah menjadi MT 710, yang berarti penerusan L/c. untuk bank Muamalat

sendiri, sejak tahun 2006 bank Muamalat sudah menjadi member swift. tadi untuk

mekanismenya, Bank Muamalat menggunakan swift untuk pengiriman Llc nya.

Ketika Bank Muamalat berperan sebagai advising bank, saat bank menerima LIC

dari luar, bank menyerahkan L/C tersebut kepada eksporlir agar eksportir segera

menyiapkan barang-barang permintaan importer untuk diekspor. Setelah barang

dikirim. kemudian dokumen-dokumennya dikirim ke Bank Mr-ramalat untuk

ditagihkan.

4. Masalah apa saja yang kerap terjadi pada transaksi L/C?

Masalah yang sering terjadi relative tidak ada, karena transaksi L/C sudah

dipagari dengan UCP. Jadi semua pihak sudah tunduk kepada UCP. Terdapat3g

pasal dalam UCP yang mengatlrr transaksi L/C. Sehingga transaksi L/C relative

aman. Paling tidak masalah akan terjadi apabila sejak awalnya memang sudah ada

unsur tidak baik, yaitu terdapat unsure fraud. Yaitu hanya ingin mencairkan

kertas jaminan menjadi uang fisik, maka itu bisa saja terjadi. Misalnya dengan

membuat transaksi palsu atau bisnis palsu, sehingga hanya sekedar dokumen,

sedangkan barang tidak pernah ada akan tetapi uang tetap keluar. Namun jika

pada awalanya satu pihak ingin membeli dan pihak lain ingin menjual, semuanya

berjalan secara normal. maka transaksi L/C akan berialan mulus. Oleh karena itu

standard dokumen pun diatur dalam UCP.

Pada Bank Muamalat sendiri sejauh ini baik-baik saja, tidak ada kendala. Hanya

saja jika ada sengketa antara buyer dan seller, biasanya itu semua terjadi di luar

mekanisme L/C. Seperti misalnya nasabah merasa belum menerima barang, maka

itu bukan lagi kewajiban bank. Kewajiban bank adalah pada dokumen, karena

pada LIC sudah ada term and condition nya dan sudah diatur lengkap. Jika term

and condition dalam L/C sudah sesuai, maka kewajiban bank adalah membayar.

Jika ada masalah, maka masalah tidak lagi meniadi urusan bank, dan nasabah

memperdebatkannya di luar bank. Bank tidak ada kewajiban untuk melakukan

pengecekan langsung pada barang yang dikirinr. pengecekan yang dilakukan pada

bank hanya dilakukan pada dokumen saja, karena itu semua sudah diatr"rr dalarn

UCP.

Dalarn mengatasi keterlambatan pembayaran dari nasabah, karena yang

digunakan adalah valuta asing, jika kurs nya berubah maka bank akan

menggunakan kurs pada saat transaksi. Misalnya bank jatuh tempo bayar pada

tanggal satu sebesar USD 10.000, kemudian bank membayar USD 10.000 dengan

kurs pada saat itu. Bank membayarnya dari rekening beban bank Muamalat, atau

dari tagihan, rupa-rupa dan lain sebagainya dan sudah dikurskan. Namun utang

nasabah terhadap bank tetap dalam bentuk dollar, jadi nasabah masih berutang

usD 10.000. Pada saat nasabah memiliki uang rupiah, pada tanggal 10, maka

uang rupiah tersebut harus dikonversi terlebih dahulu dalam bentuk dollar

sebanyak USD10.000.

5. Apa perbedaan sight dan ussance?

Sight dan Ussance adalah jenis L/C. Nasabah memilih sight atau ussance karena

memiliki alasan tertentu. Sight adalah LIC yang diterbitkan dan pada saat

pengajuan dokumen untuk pembayaran, dari sejak bank menerima dokumen

sampai 5 hari kerja sesuai aturan UCP memeriksa dokumen tersebut, pada hari

kelima bank harus sudah memutuskan untuk membayar atau menolak. Jika ada

discreapancies atau penyimpangan tidak sesuai antara dokumen dengan syarat

dan kindisi L/C maka bank boleh menolak. Akan tetapi apabila sesuai. bank r,vajib

membayar.

Untuk L/c Ltssance, pada saat dokurnen dipresentasikan, lirna hari sejak

diterirnanya dokumen itu bank merneriksa. rnaka pada nraksimum hari kelimani,a

bank sudah harus memutuskan mengaksep atau menolak. Jadi bukan membal,ar

atau menolak, seperti pada sight. Mengaksep artinya, bank akan mengeluarkan

pernyataan bahwa dokumen-dokumen tersebut telah dicek dan sudah diaksep.

Untuk masalah pembayarannya kapan, sesuai dengan term dari L/C ketika

peftama kali dibuka. Misalnya L/C dibuka dengan term ussance 30 hari, ussance

60 hari atau ussance 90 hari. Meskipun begitu, akseptasi tetap 5 hari, akan tetapi

jatuh tempo bayarnya sesuai dengan pilihan buyer dan seller pada saat kontrak.

Adanya perbedaan sight dan ussance, biasanya sight harganya lebih murah

sedangkan ussance lebih mahal, karena barang sudah diterima sedangkan

pembayarannya ditangguhkan. oleh karena itu, baru-baru ini ada yang dikenal

dengan L/c UPAS. UPAS adalah (Jssance Payable At sight, yaitl Llc dibuka

secara ussance 6 bulan, tapi dapat dibayarkan dengan sight.Maka ketika eksportir

menerima L/C UPAS eksportir akan menerima uangnya segera, karena payable at

sight. Namun bagi importer, pembayarannya adalah ussance. Untuk

menjembataninya ini maka bank yang akan menalangi, namun ada harga untuk

applicant. Harganya dapat dihitung dengan system murabahah, musyarakah

ataupun mudharabah.

6. Bagaimanakanah format formulir pembukaan LIC?

Untuk lormat formulir, semua bank memiliki format yang sama karena diatur

oleh Bank Indonesia. Tujuan bank Indonesia mengatur adalah agar Bank

Indonesia mengetahui factor-faktor yang harus dipagari untuk kebutuhan Bank

Indonesia dalam memantau transaksi di setiap bank.

10

Nama

Jabatan

Waktu

HASIL WAWANCARA PAD A TREASARY DIVISION

BANK MUAMALAT INDONESIA

: Bapak Amiril Zilhaj

: Treusury Officer

: Jumat,28Maret2014

1. Bagaimana Bank Muamalat Indonesia melakukan risk management kurs

valuta asing?

Pada term valuta asing terdapat open position yang mempengaruhi kurs naik dan

kurs turun. Bank Muamalat memiliki analis untuk open position khususnya dalam

jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, bagaimana pergerakannya.

Apabila untuk jangka pendek hal yang terjadi seperti tahun lalu, yaitu ketika

diperkirakan trendnya naik, maka Bank Muamalat open position nyabesar. Open

untuk posisi devisa netto n.va dibuat plus besar, sehingga selain ada keuntungan

transaksi adajuga keuntungan dari reval.

Untuk transaksinya, ini nyambung masalah hedging, bank syariah masih terbatas

dalam penggunaan hedging, karena kita tidak seperti di Malaysi a. Jika ada

transaksi, secara normal bank segera melakukan squaring. Misalnya bank

memiliki posisi beli 1.000.000, maka dijual lagi 1.000.000, hal ini dilakukan

untuk meminimalisir risiko kenaikan atau penurunan kurs.

2. Apakah hedging pernah dilakukan? Jika ya bagaimana prosesnva? Jika

tidak, mengapa dan bagaimana bank mengatasi masalah fluktuasi nilai

tukar ini?

Hedging belum digunakan di Bank Ivluanralat Indonesia. rlamun rnasih diolah dan

diusahakan di BL Karena jika tidak ada hedging risikonl,a besar, nalnun dari sisi

syariahnya masih harus dikaji ulang. Karena di Indonesia dilihatnya scoop kecil

jika dari bank itu sendiri, tidak seperti di Malaysia dilihatnya industry secara

keseluruhan. Untuk mengatasi risiko kurs niali tukar, karena bank tidak

menggunakan hedging, maka bank mempunyai analis sendiri yang memantau

bagaimana pergerakannya dan bagaimana open position yang harus dilakukan.

Misalnya seperti saat ini, kecendrungan kursnya naik ekstrem dan turun ekstrem,

maka bank cenderung square dan PDN nya nol, karena hal tersebut lebih aman.

3. Bagaimana bank mengatasi risiko nilai tukar, jika ada nasabah yang yang

meminta pemhayaran LIC untuk waktu 3 bulan yang akan datang?

Untuk nasabah yang meminta pembayaranLlC untuk 3 bulan yang akan datang,

kita gunakan financing bank. sehingga ada yang langsung membayar Llc itu,

namun at a discount. Karena di kita tidak menggunakan forward atau swap,

makaLlC tersebut kita jual lagi ke financing bank. Financing bank adalah Bank

yang telah menjalin kerjasama trade finance dengan Muamalat, yang terikat

dalam perjanjian dengan persyaratan teftentu.

Finctncing bank yang digunakan bisa .financing bank syariah ataupun

konvensional. karena kita transaksinl'a jual-beli. jadi tidak ada kaitannya dengan

bunga.

4. Bagaimana keberhasilan Bank Nluamalat Indonesia dalam mengatasi risiko

kurs valuta asing?

Dari manajemen kurs itu sendiri Bank Muarnalat Indonesia untuk tahun lalu dapat

memperoleh laba reval di atas 60M. Karena dari posisi itu analis ada view

kedepannya akan terjadi seperti ini. Seperti misalnya kemarin ketika Amerika

ekonominya akan recover, ada isu dari tappering, rnaka ada kemungkinan orang

dananya kerlbali ke sana, maka kita segera pegang posisi long.Ketikaposisi long

rupiah terus melemah. Misalnya awal beli Rp.9.500, maka dijual Rp.i0.400,

namun tujuannya bukan hanya untuk gen itu, tetapijuga untuk menjaga dari sisi

likuiditas. Ketika posisi bank pegan g long, namun untuk transaksi tetap squaring,

yaitu beli satu jual satu.

5. Apa saja yang menyebabkan masalah fluktuasi nilai tukar?

Faktor Eksternal: pertama yang paling berpengaruh adalah Amerika, Amerika

yang paling berpengaruh karena usD merupakan mata uang yang paling sering

diperdagangkan di Indonesia. Oleh karena itu yang dipantau adalah berita-berita

terkait ekonomi politiknya US. Misalnya seperti pada saat ada pengumuman dari

Hellen, dia akan menaikan suku bunga setelah masa tappering di musim gugur

ini, maka langsung respon. Dana langsung kembali semua. Dollar menguat, emas

turun dan minyak turun. Karena Nilai tukar satu Negara itu tidak bisa

mempengaruhi Negara lain. jadi bukan karena Arnerika menaikkan suku bunga

lalu rupiah melemah. bukan karena itu. Karena Amerika menaikkan suku bunga,

maka dollar rnenguat. Selain itu, yang dilihat adalah data ekonominya US,

enployntent ni,a. GDP nya, Trade Balance nya, kebijakan suku bunga, dan dari

kebijakan lain, 1'aitu kebijakan-kebijakan politiknya. Di sisi lain, ekonomi yang

besar itu ada di Amerika, Jepang, Cina, Eropa, maka hal itu juga diperhatikan.

Demand terhadap USD lebih dipengaruhi oleh dana asing yang keluar atau

masuk. Contoh ekstremnya seperti kemarin, ketika PDIP mengumumkan Jokowi

rnenjadi presiden, dalam jangka waktu tidak sampai satu jam Rupiah turun lebih

dari 100 point dan IHSG langsung naik 3Yo. Hal ini terjadi karena ekspektasi

orang, ketika Jokowi jadi presiden, ketika hal itu diumumkan orang senang,

mereka senang karena kepercayaan pada Jokowi. Di luar pencitraannya dia bagus.

Sehingga, orang pegang dolar jual dollarnya beli rupiah, maka saat itu rupiah

langsung turun 100 point. Seiring berjalannya waktu selama satu rninggu

kemudian, ada kabar bunga Amerika akan dinaikkan, karena berita ini lebih

credible maka mereka kembali ke luar. oleh karena itu, yang paling berpengaruh

adalah dana asing yang masuk dan keluar.

Faktor Internal (dari dalam Indonesia): maka yang dilihat adalah berita politik

indonesia, kemudian ekonomi Indoenesia, GDP, dan trade balance Indonesia.

Selain itu kebijakan suku bunga atau jika ada lelang surat berharga maka hal itu

juga berpengaruh. Misalnya BI melelang surat berharga yaitu SBI Syariah atau

misalnya pemerintah melelang sukuk, maka hal itu bisa berpengaruh. Tapi

6.

tergantung nominalnya, kalau nominalnya besar biasanya dana asing masuk.

Sehingga Rupiah akan menguat, karena permintaan terhadap Rupiah banyak.

Jenis mata uang apa saja yang diperjual-belikan pada transaksi at-shurf di

Bank Muamalat Indonesia?

Jenis mata uang yang diperjual belikan di Bank Muamalat Indonesia ada tujuh

macam. Jenis mata uang yang bisa untuk transfer dan dilengkapi bank note ada

tiga jenis, yaitu: USD (United State Dollar), SAR (Saudi Arabia Riyal) MyR

(Malaysia Ringgit) dan SGD (Singapore Dollar), namun SGD (Singapore Dollar)

hanya ada di Batam saja. Hanya itu saja jenis mata uang yang dilengkapi dengan

bank note, karena Pengadaan bank note biayanya banyak, jadi jika transaksinya

belum banyak bank belum menyediakan. Namun, jika ada request tertentu bank

bisa mediakannya.

Untuk Jenis mata uang yang tidak disertai bank note yaitu SGD (Singapore

Dollar), EUR (Euro), JPY (Japan Yen) dan AUD (Australia Dollar). untuk mata

uang EURO atau AUD biasanya untuk transfer. Itu yang umum, namun jika

nasabah ingin mentransfer ke mata uang lain misalnya mata uang asing yang

jarang seperti NoK (Norwey Krone) atau misalnya Peso, bank bisa

melakukannya. Namun kursnya tidak ada di counter, maka pihak counter harus

menelepon ke bagian treasury untuk mengetahui kurs mata uang tersebut. Untuk

7 jenis mata uang tersebut di atas, transaksi dapat dilakukan di mana saja, asalkan

cabang devisa. Bank Muamalat memiliki 36 cabang devisa, jadi transaksi dapat

dilakukan di sana.

7. Jenis Transaksi apa saja yang disediakan Bank N{uamalat Indonesia pada

transaksi jual-beli valuta asing?

Jenis transaksi untuk nasabah yang tersedia di Bank Iviuamalat Indonesia adalah

transaksi Today (TOD), jual-beli sekarang. Bank Muamalat sedang mencoba

untuk jual-beli tunda, namun harus ada dasarnya (underlying). Walau sebenarnya

jual beli tunda belum ada, jadi masih dalam tahap rencana saja. Jual beli tunda

yang dimaksud adalah Tommorrow (TOM) atau SPOT. Karena TOM dan Spot

termasuk pada jenis jual-beli tunda juga, tidak hanya swap atauptnforward. Oleh

karena jenis transaksi yang disediakan Bank Muamalat Indoiiesia adalah transaksi

Today (TOD) maka transaksi hari selesai hari juga, maksimaljam 14.30.

Lain halnya dengan Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur. Pada Bank Muamalat

cabang Kuala Lumpur karena kebijakan yang diterapkan di sana berbeda, maka

transaksi bisa sampai Swap alau Forward.IJntukjenis transaksi TOM atau spot

itu adalah biasa. Karena kebijakan di sana cenderung lebih bebas dan terbuka.

Apakah ada nasabah yang mengajukan pembiayaan dalam bentuk valuta

asing? Jika ada lalu bagaimana pembayaran cicilannya?

Ada juga Nasabah yang mengajukan pembiayaan dalam bentuk valas, biasanya

USD. Nasabah yang mengajukan pinjaman menggunakan valas, maka

pembayarannya pun harus menggunakan valas. Tapi tergantung juga, misalnya

pembiayaannya valas, sedangkan dia operasionalnya rupiah, berarti ketika dia

dropping berarti dia konversi ke rupiah dulu, nanti ketika dia mau bayar, dia beli

8.

dolar lagi untuk ba1,ar angsuran. Beli dollarnva bisa di Bank Mualnalat atau di

bank lain. Atau misalnl'a jika operasionalny'a dollar. darr bialarrl'a dollar rnaka

tidak ada masalah, karena di sana tidak ada risiko kLrrs. \,laka tergantung dari

perusahaannya. Namun untuk pembavaran maka tetap harus menggunkan rnata

uang yang sarna (ketika diberikan pembial'aan). Narnun jika dia rnau ditransfer

dari rupiah ke dollar itu bisa, namun Kursnya beda dengan kurs colmter.

9. Bagaimana bank menentukan harga jual dan harga beli?

Harga jual atau beli ditentukan oleh mayoritas harga market. Karena yang paling

pengaruh berita, ekspektasi orang seperti apa, maka nanti market akan bentuk

harga itu sendiri. Maka kita mengacu pada market. Kita ambil spread dari harga

market, misalnya kurs 1 1.400 beli, maka 1 1.410 jual. Misalnya kita ambil di 390-

420. Jadi kita beli di 390, maka kita jual lagi ke market 420. Trus kita dapet

spread 10 point. Itu juga misalnya ada nasabah ada yang mau beli dari kita, kita

beli di market 410, kita jual lagi di nasabah 420. Harya yang teretera di counter

itu counter rate, itu untuk transaksi rata-rata dibawah 10.000. dibawah ekuivalen

US$ 10.000. diatas US$.10.000 mereka bisa meminta special rate.

10. Dengan menyediakan deposito valas, apakah BMI tidak khawatir terhadap

nasabah yang akan menggunakannya untuk spekulasi?

Deposito itu intinya untuk investasi, dia menyertakan dananaya ke kita untuk kita

bisa drive ke luar, untuk pembiayaan. Kita menganggapnya cenderung lebih ke

investasi, bukan untuk spekulasi. Kalo untuk spekulasi biasanya orang yang jual-

beli jual-beli. Misalnya rekeningnya kecil, beli sekarang banyak, lalu ketika harga

naik diiual. Beberapa hal seperti itu pernah terjadi. namun kita tegur, karena dia

underlying n1'a tidak ada. Jika dia tlnasaksinya sering, misalnya tidak sampai

100.000, maka liarus ada keteran gan unclerll,ing n5,a itu apa. Jadi misalnya hari ini

50- 30. 50-30. dan untlerlying nva tidak ada. Yang seperti itu akan kita tegur, atau

kita berikan kurs counter.

11. Dengan belum menggunakan hedging, apakah bank tidak kahwatir akan

kehilangan nasabah?

Walaupun belum menggunakan hedging, namun nasabah masih banyak yang

melakukan pembiayaan ke BMI. Karena nasabah emosional BMI banyak, jadi

memang mereka melihatnya dari sisi kesyariahannya, itu yang mereka lihat.

Selain itu sama pricing kita juga. Pricing yang kita berikan ke mereka juga

lumayan dibandingkan dengan bank lain. Misalnya investasi, misalnya kita

berikan pembiayaan kepada mereka lalu bagi hasil yang diberikan ke kita itu kalo

diekuivalenkan ratenya itu kalo untuk deposito bagi hasilnya lebih tinggi. Atau

kalau untuk pembiayaan bagi hasil kita lebih rendah dari bank lain. Makanya

mereka mau ke sini. Jadi nasabah yang memilih BMI ada yang memilih secara

rasional dan emosional.

[2. Rata-rata kurs valuta asing perbulan, periode January 20l3-February 2014

USD SGD MYR JPY EUR SAR AUD

Jan-13 9,654.00 7,857 .47 3,176.10 108.s4 12,829.20 2,574.24 10.139.32

Feb-13 9,680.3 g 7 ,816.7 5 3,125.35 103.97 12,939.90 2,581.24 9.985.26

Mar-13 9,708.69 7,787 .74 3,122.40 102.s0 12,588.26 2,588.83 10,039.61

Apr-13 9,722.75 7,855.1 3 3.1 89.06 99.51 12,648.16 2,592.60 t0,099.71

May-l3 9,757.70 7 ,81t.41 3,228.52 96.76 12,670.39 2,601 .88 9,654.15

Jun-13 9,875.24 7,834.57 3,137.76 1 0l .48 13,033.27 2,633.19 9,307.37

Jul-13 t0,071.22 7,941.84 3,155.14 101.1 r 13,178.02 2,685.44 9,233.76

Aug-13 10,571.58 8,290.57 3,2 1 8.5 8 t07.69 14,065.27 2,81 8.91 9,537.41

Sep-13 11,327.26 8,966.60 3,483.07 I l4.l 8 15,123.35 3,020.27 1 0,5 15.05

Oct-13 11,342.83 9,117.37 3,571.23 116.09 15,483.30 3,024.50 10,793.63

Nov-13 11.623.63 9.316.99 3.631.61 1l6.rs 15.69r.rs 3.099.31 10,833.91

Dec-13 12,074.88 9,595.36 3,718.15 116.74 r6,546.14 3,219.62 10,949.34

Jan-l4 12,l59.g5 9,550.05 3,679.47 I 16.84 2,626.39 3,242.28 10,758.47

Feb-l4 I1,919.35 9,411.17 3,601.95 116.82 1,859.39 3,178.20 l0,69l.g3

, --: ,., ,, l, .', ., .

:: "-,..;;,,*',_"r.,*..'.-il'ffivlf

.;r,," i :Z *:f A:**-tr :;t; ffi *,rrli{:..i;1.,f ,&..?, i$li.i.gNation;ll Sharia Br;ard - trrdunerian Cr-rrrrrcil of UlanlaSckt',:1nti*(- : hlas-iiJ !stiqial Karcar i11 I'aman ''Vija'tr Kuriurri;r. Jtlkariri l,u;ai l0l i0Tc)p.(03 i J i45rl! 12 Fax i{)1t ) .1 +JiliJSe

rc

FATWADEWAN SYARI'AH NASIONAL

Nomor: 5 7/DSN-MUllV 12007

Tentang

LETTER OF CREDIT (L/C) DENGANAKAD KAFALAH BIL U.IRAH

a 6,

^> jl

Dewan Syari'ah Nasional, setelah:

Menirnbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa Lembaga Keuangan Syari'ah (LKS)adalah penyediaan fasilitas penjaminan transaksi perdaganganluar negeri yang dilakukan oleh nasabah, yang dikenal denganistilah Letter of Credit (LlC);

Mengingat

b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan transaksi L/C tersebut, LKSberkewajiban untuk menyediakan skema penjaminan yangberdasarkan prinsip-prinsip syar' iah;

c. bahwa di antara prinsip syari'ah dalam menjalankan transaksitersebut adalah penggunaan akad kafal ah ;

d. bahwa agar kegiatan L/C tersebut dilakukan sesuai dengan prinsipsyar'iah, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentangLetter Of Credit (L/C) dengan Akad Kafalah bil (Ijrah untul<dijadikan pedoman oleh LKS.

: 1. Firman Allah SWT; antara lain:

a. QS.al-Kahfi [18]: 19:

6ea ;";i,i)"rt !ilt Jf :l &:r.gA t*G1 \ 1 :

-,-s-<Jr ) tL( fs-, r ri ;;".ili:, L

r'r r.-tUu"Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kotadengan membawa uang perakmu ini. Dan hendaklah ia lihetmanakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah iamembav,a makqnqn yang lebih baik bagimu, dan hendqklah iaberlakr lentah lembut, dan janganlah sekali-kalimencerilakan holntu kepada seseorongpLul ".

b QS al-Qashash l28l:26:) . o I a a

,s,*;)t -,,-l'u-*r :; '; ll i,-*::-r .:"i U. , . . " '-'

L*.1-t=1 cJU

57 L/C Kclalah bil U1roh 2

"Solalt .\eot'cttlg ditt'i kecltro tt'crrtilu ilu bet"kata ; Hai al,ahliuamhillqh io .rebogoi ot'ong rang beker.ict (poda kita), karenct,se.sttttegttlttt.t;u ot'ung .t,ung puling ltuik kamu ambil unlukbeket'io Qtaclo kitct) qtloloh oronq rong ktrot lagi dipercat'a."

c. QS. Yusuf [2]: 72:

"; (i; ,r... -L- .r ,! -*J; :U-*.lr

"Penrenr-penyenr ittr bersertr: 'Konti kehilqngon piala Roja;dan barang siap(t yang dapat ntengentbalikannya, akanmemperoleh bahqn makanan (seberat) beban unta, dan akttmenj amin terh adapnya. "

d. QS al-Ma'idah [5]: 2:

.. j. -

.Jl .JrJl . *;Yt -L; t;.Lil \ oJ J \- V \:> r J 'J

"Dan tolong-ntenolonglah dalam (mengerjakan) kebajikandan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalant(ntengerj akan) dosa dan pelan ggeran. "

Hadis Nabi s.a.w.; antara lain:

a. Hadis Nabi riwayat Bukhari dari Salamah bin Akwa':

. '":. . ?. ,, -,..' - t.o. . .-, -' \ * / ' '.,l.-4J-c H 6'lLa.., ' )t -)-', Jr-. ,*i; it )2.-riJ, :i'- 'r'

'' \:' I' u "u '. ) _t / a j-

;)J- '_;i ; ,^". ;t; (! :l.JU tJj, :" tE $ :JW, , -:. ' / ,, a .r.;L f; '," :Jtt (e:r!u r;i a ,eL $ ,j* ,6';(

"i. i. : ), -1o, ,..,ul z i. j..-:, i',.: " >.* ;r-.: co.ul J_*;! q, _r1" :!:L! .l JU r.*(-:L-,

"rart dihadapkan kepada arrrt)Uot SAW jenaza, ,"oronrlaki-lqki untuk disalatkan. Rasulullah saw bertanya, 'Apakahia mempunyai utang?' Sahabat menjawab, 'Tidctk'. Maka,beliau men-salatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazahlain, Rasulullah pun bertanya, 'Apakah ia mempunyai utang?'Sahqbat menjawab,'Ya'. Rasulullah berkata,'sqlatkanlahtemanmu itu' (beliau sendiri tidak mau mensalatkannya). LaluAbu Qatadah berkata, 'Saya menjamin utangnya, yaRasulullah'. Maka Rasulullah pun mensalqtkan jenazahtersebut. " (HR. Bukhari dari Salamah bin Akwa').

b. Hadis Nabi riwayat Imam Muslim, Abu Dar,vud, al-Tirmidzi,dan Ibn Majah dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda:

"Allah menolong hamba selama hamba menolongsaudaranya."

. t-. .t t -.; I .-^-2 -gsrli \ -\$\-J J

. i,. , , . a t/ .//c1i -t)\ ' )\ )o t,i )6_i

2.

a.\J I +.4"t1 JJe

Dcv'an Syat'iah Nasional M{JI

-i7 L/C Kolalah bil tljrah 3

c. Hadis Nabi riri'avat h.narn al-Tirrnidzi dan Ibn \{ajah dari'Amr bin 'Auf al-Muzani. Nabi s.a.u'. bcrsabda:

| ,,. ' i.i.,.. i. , ,, (,, ,- r;, . i.r ;',1'. orr ;-\ )')')-, _-'_-i \: _:_*;-;r _; ;1.- --^_-r

.G(:- 'Gi'.f (,.', 't '-''t ,L' -" (,, ' ' r j' l' -' t ': ) "''- ))-- ? i 'J;- ). '-;:_. ; -tt -,f ';

"Pcrduntuiutt duput Ll;/ctkuktut cli uttlttt'ct kutntt muslimitrke.uuli pei'rlatttuictn .t Lrng tnengJtur'rtntkutt _\'ttug ltulul ttlautnettghalalkan )'ctng Jtat'attt; clclt kctunt nttrslintitt tet'ikal ilengansyqrat-svarot mereka kecuali syorot yang mengharamkanyang halal atatr menghalalkan ),ong horam. "

3. Kaidah fiqh:o o : i. ' ' ' / ' t '

j

.k--:r, *- _D; Ji .-,i )l Lu:'r ;>uuJi -t' _i-.\,"Pada aorr*yo, ,n*u, bentuk'muamaleh totet )ihk,t{rnkecuali ctda dalil yang mengharamkannya. "

jt"t s'i' '

Jrs:Al"Bahaya (beban berat) harus dihilangkan."

Memperhatikan : l. Pendapat para ulama, arfiara lain Mushthafa 'Abdullah al-Hamsyari sebagaimana dikutip oleh Syaikh 'Athiyah Shaqr,dalam kitab Ahsan al-Kalam fi al-Fatawa wa al-Ahkam, jilid 5,hal.542-543:

\^s

.t* :)fi "|"LJl

l-tt

'*-.a.J LJI '-ilr JlJ 'a)' g (-i,r

,6\ .t :l;1"i9 ""; \ c4r

n...;;;t1 Liil Ju. ,cur,.-tY _F*lr:;i , ,1,.

' ,,. ...'

' ,. ,'-' :;,:.'-4J...-J1- cJL:;jt.> L*s, .ilUs-

--,t; Jb )e

IJ 4i

el 4-JL5 r

Detratt Syoriah Iasionql l{UI

57 L/C Kafalalt bil Ulralt 4

Menetapkan

Pertama

Kedua

.,,i ,

-.5 .Sot ;;:L"i)'t ,:L-lr. -t.Jt i u*(,, "e ;i(,

a,it r-;l t',j;r €9t"Letter of Crcdit (L/C) yang berisi ketetapan bahr,va bank berjanjikr'pacla cksl.r611l1 ttntttk lneqtbayar hak-haknya (eksportir) atasimportir adalah bolch. Upah yang diterinta oleh bank sebagaiinrbalan atas pcncrbitan Lr'C adalah boleh. Hukum "boleh" iniolch \lLrhsthafa a1-Harnsyari didasarkan pada karakteristikmuamalah LIC tersebut yang berkisar pada akad wakalah,hawalah dan dhaman (kafalah). Wakalah dengan imbalan (fee)tidak hararn: demikian juga (tidak hararn) har,valah denganinrhalan.

Adapun dhaman (kafalah) dengan imbalan oleh Musthafa al-Hamsyari disandarkan pada irnbalan atas jasa jah (dignity,keu,ibawaan) yang menurut mazhab Syaf i, hukumnya bolehQav,az) walaupun menurut beberapa pendapat yang lainhukumnya haram atau makruh. Musthafa al-Hamsyari jugamenyandarkan dhaman (kafalah) dcngan imbalan pada ju'alahyang dibolehkan oleh madzhab Syaf i.

Mushthafa 'Abdullah al-Hamsyari juga beryendapat tentang bankgaransi dan berbagai jenisnya. Bank garansi adalah dokumenyang diberikan oleh bank --atas permohonan nasabahnya-- yangberisi jaminan bank bahr,va bank akan memenuhi kewajiban-kewajiban nasabahnya terhadap rekanan nasabah. Musthafamenyatakan bahwa bank garansi hukumnya boleh. Bank garansitersebut oleh Musthafa disejajarkan dengan wakalah atau kafalah;dan kedua akad ini hukumnya boleh. Dernikian juga penearnbilanimbalan (fee) atas kedua akad itu tidak diharamkan.

2. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional MUIpada hari Rabu, l3 Jumadil Awal 1428 H. I 29 Mei 2007.

MEMUTUSKAN

FATWA TENTANG LETTER OF CREDIT (L/C) DENGANAKAD KAFALAH BIL UJRAH

Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan

a. Kafalah adalah akad penjaminan yang diberikan olehpenanggung (k"fiD kepada pihak ketiga unruk memenuhikewajiban pihak kedua atau yang ditanegune Qnakftnrl 'anhu,

ashil);

b. L/C Akad Kafalah Bil Ujrah adalah transaksi perdaganganekspor impor yang menggunakan jasa LKS berdasadran akadKafalah, dan atas jasa tersebut LKS rnempcroleir fec Qjrah).

Ketentuan Hukum

Dewan Syariah Nasional MUI

57 L/C Kafalah bil Ujrah 5

Ketigu

Transaksi L/C ekspor impor boleh mcnggunakan akad Kafalah bilUjrah.

Ketentuan Akad1 Seluruh rukun dan syarat akad Kafalah Bil Ujrah dalam fatu,a ini

rnerujuk pada fatwa No. i l/DSN-MUVIV/2000 tentang Kafalah.

2. Penerapan akad Kafalah dalam transaksi L/C ekspor maupunimpor merujuk kepada fatwa No.34IDSN-MUVLX12002 tentangLetter of Credit (L/C) Impor Syariah dan fatwa No.35/DSN-MUI1IX12002 tentang Letter of Credit (L/C) Ekspor Syariah.

3. Fee atas transaksi akad Kafalah harus disepakati dan dituangkandi dalarn akad.

Ketentuan Penutup

1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jikaterjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannyadilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari'ah atau PengadilanAgama setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jikadi kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dandisempumakan sebagaimana mestinya.

Keempat

Ditetapkan di : JakartaPada Tanggal : 13 Jumadil Awal 1428 H

30 Mei 2001M

DEWAN SYARI'AH NASIONALMAJELIS ULA.MA INDONESIA

DRS.fH.}I.ICHWAN SANI

Ketua,

Dewan Syariah J',lasional MUI

.:." .,,: i"." .l;'. ,:

' a .:' -' - f,1.!'. ri'./ .' i.' r

lrffiE"L?"4"I : i : i' 4 YAL:: ;€ ffi ,qf, :il :i-t-L ;" g LiiNational Shlria []o;r<l - lrrtloncsi*n Cr.luncil of UlamaSckr"ttari:rt I hlas-iici Ir;tiq13! Henial ij, Tan:-r.r 1$i.l:r;,a Kirsrnta. Jalr.artl Pur,at irJ]lilI clr (()l i'r l.+5C']1j. lia:r (i)2 ll -1+.10t59

FATWADE\\/AN SYARIAH NASIONAL

Nomor: 34iDSN-MUIllXl21}2

fentang

LETTER OF CREDIT (L/C) IMPOR SYARI'AH, i, . i, ) "

f"=-Jl ,^>rJl dll p*-J

Dewan Syariah Nasional setelah.

Menimbang

Mengingat 1.

bahlva salah satu bentuk jasa perbankan adalahmemberikan fasilitas transaksi impor yang dilakukanoleh nasabah, yang dikenal dengan istilah Letter ofCredir (L/C) Impor;

bahwa transaksi L/C Impor yang berlaku selama inibelum sesuai dengan ketentuan syariah;

bahwa agar mekanisme transaksi L/C lmpor tersebutdilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syari'ah, DewanSyariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwamengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman.

Firman Allah, QS. An-Nisa 14) :29 :

o . t a j t / z )l o . / e ..ji Yi 3tiJq & 6$i r;s-"U y rpT rJr ki L;''7' '\ ' "' $;ri.o7'r*";'\ .-

"Hai orang yang berinlan, jangonlalt kanru menrukanharta saudararnu dengan cerq yang bathil, kecualidengan cara perniagaan yang saling rele di antorakalian ... ".

Firman Allah, QS. Al-Maidah [5]: I

i*t\, ; ;"ri rlt rnt Q*)t:"

"Hai orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu..."

Firman Allah, QS Al Kahfi [8]: l9

;",i 6t "W "ly' A. :f \tr. €'Li r$u\Li "€",'t';i \')"-ra1') Y l'.rl,9,,* e*

( \ 1:-"-6-(t;" Mako suruhlah salah seorang di antora kamu pergi kekota dengan membatva Ltang perakmu ini. Danhendqklah ia lihot manakqh tnakanan yang lebih baik,maka hendaklah ia membawa ntakanan yang lebih baikbagimu, dan hendaklah ia berlaku lemah lentbut, dan

b.

c.

2.

3.

-ll Letter o/ Crcdit (L/C) lmpctr S.torioh

4.

.jangonlctlt sekoli-kali tnenceritokort ltalmtr kepodoseseot'angpttn ".

Fiman Allah. QS . Yusuf | 21: ,r-;

: .!.e + "sl ,,-;)r ;.i- .E3;r;r -u" Jttclikottlctlt t*tr ltcttrLitttt'tnrun t?cgot'o ("\lr,sir).Sesuttggttltrn'tt aku odilalt ot'clng l'otlg puttlui tttenjagalagi bcrpcng-ilcu)tatt ".

Finnan Allah, QS . Al Baqarah l2l:283i,, -i'i"::,'( ' -"., ' ii. "". '' '' ' 2, ' ' o

^lt -;^JJ 4:;1.1 .+ijl +Jt :;J t",, fs;"i .{' ,P

lYAr:6J\l ...it" ... Maka jika sebagian kamu mempercq))ai sebagianyang lain, hendqklah yang dipercayai itu menunaikqnamanatnya dan hendaklqh ia bertqqv,,a kepada AllaltTuhannya... ".

Firman Allah, QS. Al Qashash [2Bl:26'cr"vt -t ""

'; ,:! i";=:*t U.i U fir-r-r Uu

(\t :,ra-eAt1 :;li L;lt" Salah seorang riari kedua wanita itu turt ot, ; Uriayahku ambillah ia sebagai orang yqng bekerja (padakita), karena sesungguhnya orang yang paling baikkamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orangyang kuat lagi dipercaya ".

Firman Allah SWT, QS. Yusuf ll2):72.,i, +o , t,o o j /

^: L(s "; ,t- *. c\> ,Jl :JiJr ? (; r;; f)t,

*u:" Penyeru-penyeru itu berseru : Kami kehilangan pialaraja, dan barangsiapa yang dapat mengembalikannya,akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta,dan aku menjamin terhadapnya ".

Firman Allah SWT, QS.AI-Baqarah l2l: 27 5

(yvo :;,rr) ...r1r ??i;;t?ut'S-i ,

"...Allqh menghalalkan jual-beli dan menghar.amkqnriba... "

Firman Allah SWT, QS. Shad [38]: 24te

-rj, vt .4 . )" "r+;'; ,4 ,ul.At t (,5 'ji:"7

e \ ,

( Y t :u",) i-1' L; J+, -a Ut f;;, S;l" ...Dan sesurtggtthrryo t nboryoirn iori uro,rg-orrlrg

5.

6.

9.

Dewan Syariah lVosiotnl II-L-l

34 Letter o/ Credir (L/C) lntpor Srariah

r'ctng bet'.t)'oriliat ittr sebagian clari met'eko bet.bttcrt :ctlintkepada yong lain, kecuali orong yang berimon clctn

,

.rl..n,l.S",:lokn,t

omal saleh, dan amat sedikitlalt nrcreka itti

10. Hadis Nabi SAW riu,ayat al-Thabranidari Ibn

.sP -a.al

Abbas:

L;-i* lK

'- :'r' \t'r( J \ a

, ...t I a -.a-b i ^)-t)i

(Je--JYr J +rru'Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan hartasebagai Mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menurunilembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jikapersyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harusmenanggLtng risikonya. Ketika persyaratan yangditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliaumembolehkannya.

11. Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib

13.

(a-*t. ;1 ,lJJ) C+l{abi bersabda: Ada tiga hal yang mengandung Uurlrotrjual beli tidqk secara tunai, muqaradhah (mudharabah),dan mencampur gandum halus dengan jewawut(gandum kasar) untuk keperluan rumah tangga, bukanuntuk dijual.

Hadis Nabi riwayat'Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairahdan Abu Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

';;i';^iL r;i're-r ,Barang siapa mempekerjakan pnirrir, beritahukqniahupahn1,a.

Hadis Nabi riwayat Abu Dawud dan Al-Tinnidzi:

.; ;<; , J l',Uj, nt J*r cb "ijr ;-'J,* )r',ii?'\,' i'.'.''_a \' '- 5--

(q*,lts.:11: yi ,t,,7"-^;ri :.il eF,ft'fI'labi s.a.w. menyerahkan satu dincu.kepcrcla Hakint binHizqrn mtuk ntentbeli hew,an qurban.

Hadits riwayat Tirmizi dari 'Arnr bin 'Auf al-Muzani,

'' ! ' ' i 3. e

a: a{')\ j*+ -X :Ju gL.r clr ;ut } =J' ,t

y .-jJ Au, j, w, ,)->rrr-sr, ,,ti A.'&i

12.

14.

Dewctn St,cu"iah No.sional MUI

34 Letter of Credit (L/C) Impor Svariah

Nabi s.a.rv. bersabda:

-r:i ,i \)G t'r '-i'-- iq *^il.i' J ";.r- 'ai^i,.

;i \'>t- ?; U',- )l .-3.t:l- ;; :-"l^ri(, v(.-

.\1(r';;i"Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum musliminkecuali petjanjian vang mengl'taramkan yang halal atattmenghalalkan )tang haram; dan kaum muslimin terikatdengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yangntengharantkan yang halal atau ruenghalalkan yang

Memperhatikan

ltqt'ant. "

15. Kaidah Fiqih:. i , o.,t /)e LJ).1-r 'll

l.

.,xtl1ir

"Pacla clasarnyq, segola bentttk mLt'amalat 'boleh

dilakukctn kecuali ada dalil yang mengharamkannya. "

I .(l J;;iai\ ','r*)ci.i"Di mana terdapat kemaslahatqn, di sana terdapathukum Allah."

-_^1r _gt'-*;;"Kesulitan dapat menarik kemuclahan. "

-.c t!. t.li .. ', "..::. ,. 1::;;r')t r, i ii.^.; !+Hr"Keperluan dapat menduduki posisi dartn'qL "

t"h\..r6K JFt, Luli"Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaansama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara'(selama tidak bertentangan dengan syari'at). "

Pendapat ulama tentang Wakalah bil-Ujrahr 4 n , t/. o ,0.], "!r J- o!' i) ,F[ y-t) r\ dt{'}r --.,

d _W.i c,U-r2t _+JJ Jf, i--+ Jt.f l-:r t( 1 , | ^- ,i i !.r,- ,, .t/ t., i, ,t.4*\>-: (_i--4) +l r\ al5lt 55 1!i;...0)_"".c

.orrG)l 6--Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (V/85), Asy-syarkhasidalamTakmilah Fathul Qadir (Yl/2), Wahbah Al-Zuhailidalam al-Fiqh al-Islami wa Adillotuhr,r (V/4058)

)^ ii L-\1'4^-;,

.J

\1 a-L\1

Dewan Syariah lr{asional M(JI

34 Letter o/ Credit (L/C) Impor Syariah

Menetapkan

Pertama

Keduct

2. Pendapat ulama bahr.va biaya dan ongkos yangdikeluarkan untuk memperoleh barang diperhitLrngkansebagai harga perolehan barang (dintasukkan dalamkomponen rnodal). Wahbah Al-Zuhaili dalan al-Fiqhal-Islami wo Adillatiltu (Y 3771) bcrkata:

. ' , "t'J

--..'a , r, i, i '- r r r-ia,lJI JI'.- anl d.A; _5 ;+;LJt _*ti _H- t \,rj

9, , )i ;.e\ c,t:- * ,;^i ,;,u-;",-."*1i1.1,trWt...rullt -r:r, JU.r ,i, ^sV1 ri6.1 :U; o|Jr;'"r,. ! ,-. .r'- . ui t ) ..ri,-ryl.Jt it, L" :lYl _- ,.,J [ "^-,-- -:lt) J'A

:.. )." .,::,.':' :;-': L':*

3. Fatwa-fatwa DSN-MUI mengenai Ijarah, Qardh,Murabahah, Salam/Istishna', Mudharabah, Musyarakah,dan Hawalah

4. Surat Direksi BMI Nomor 150/BMI/FSG1YII12}A2 rcr-tanggal 11 Juii 2002 peihal pennohonan fatwa tentangSkema Transaksi LC Impor dan LC Ekspor.

5. Pendapat peserta Rapat Pleno DSN-MUI tanggal 14September 20021 7 Rajab 1423 H.

MEMUTUSKAN

FATWA TENTANG L/C IMPOR SYARIAH

Ketentuan Umum1. Letter of Credir (LiC) Impor Syariah adalah surat

pemyataan akan rnerlbayar kepada Eksportir yangditerbitkan oleh Bank untuk kepentingan Importirdengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuai denganprinsip syariah

2. L/C Impor Syariah dalam pelaksanaannya menggunakanakad-akad: Wakalah bil Ujrah, Qardh, Murabahah,Salam/Istishna', Mudharabah, Musyarakah, danHawalah.

Ketentuan AkadAkad untuk L/C Impor yang sesuai dengan syariah dapatdigunakan beberapa bentuk:

l Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketenruan:

a. Importir harus rneniliki dana pada bank sebesarharga pernbayaran barang yang diirnpor;

b. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah bilUjrah untuk pengurusan dokumen-dokumentransaksi impor;

c. Besar ujrah harus disepal<ati di awal dan dinyatakandalarn bentuk nominal, bukan dalam bcntul<

Dewco't Syarioh lVasional MUI

34 Letter of Credit (L/C) Intltor St'orioh

J.

5.

4.

proscntasc.

Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh dcngan kctcntuan:

a. In-rportir tidak n-rentiliki dana cukup pacla bankuntuk perlbayaran lrarga barang r,ang diinrpor.

b. Importir dan Bank ntclakukarl akad \\'akalah bilUjrah untuk pcllgurusan dokun.rcn-dokumcntransaksi irnpor;

c. Besar ujrah harus disepakati dr al'al dan dinl'atakandalam bentuk nominal, bukan dalam bentukprosentase;

d. Bank memberikan dana talangan (qardh) kepadaimportir untuk pelunasan pembayaran barang irlpor.

Akad Murabahah dengan ketentuan:

a. Bank bertindak selaku pernbeii yang mewakilkankepada importir untuk melakukan transaksi denganekspor-tir;

b. Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukanoleh bank saat dokumen diterima (at sight) dan/atautangguh sampai dengan jatuh tempo (usance);

c. Bank menjual barang secara murabahah kepadaimportir, baik dengan pembayaran tunai maupuncicilan.

d. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank akandiperhitungkan sebagai harga perolehan barang.

Akad Salam/Istishna'dan Murabahah, dengan ketentuan:

a. Bank melakukan akad Salam atau Istishna' denganmewakilkan kepada importir untuk melakukantransaksi tersebut.

b. Pengurusan dokumen dan pembayaran dilakukanoleh bank;

c. Bank menjual barang secara murabahah kepadaimportir, baik dengan pembayaran tunai maupuncicilan.

d. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank akandiperhitungkan sebagai harga perolehan barang.

Akad Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah, denganketentuan:

a. Nasabah melakukan akad wakalah bil ujrah kepadabank untuk rnelakukan pengurusan dokumen danpembayaran.

b. Bank dan importir melakukan akad Mudharabah,dimana bank bertindak seiaku shahibul malmenyerahkan modal kepada importir sebesar hargabarang yang diimpor

Akad Musyarakah dengan ketentuan:

Bank dan importir melakukan akad Musyarakah, dimanakeduanya rnenyertakan modal untuk melakukan kegiatan

6.

Dewan Svariah Nasional MUI

34 Letter of Credit (L/C) Impor S)'crrinh

Ketiga

impor barang.

1. Dalarn ha1 pcngirinran barang tclair terjadi. sedangkanpcnrbll amn bclurn dilakukan, akad yang digunakanaclalah:

t lt ,,-,,..,:a l,1ttct ttLttll r

Wakalah bil Uirah dan Qardh dengan ketentuan:

a. Importir tidak niemiliki dana cukup pada bank untukpembavaran harea barang yang diirnpor;

b. hrportir dan Bank melakukan akad Wakalah bilUjrah untuk pengurusan dokumen-dokumen transaksiimpor;

c. Besar ujrah liarus disepakati di awal dan dinyatakandalarn bentuk nominal, bukan dalam bentukproscntase;

d. Bank memberikan dana talangan (qardh) kepadanasabah untuk pelunasan pembayaran barang impor

Alternatif 2:

Wakalah bil Ujrah dan Hawalah dengan ketentuan:

a. Importir tidak rnemiliki dana cukup pada bank untukpembayaran harga barang yang diimpor;

b. Importir dan Bank melakukan akad Wakalah untukpengurusan dokumen-dokumen transaksi impor;

c. Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakandalam bentuk nominal, bukan dalam bentukprosentase;

d. Hutang kepada eksportir dialihkan oleh importirmenjadi hutang kepada Bank dengan meminta bankmernbayar kepada eksportir senilai baran-g y,ang

diimpor.

Ketentuan PenutupFatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuanjika di kemudian hari temyata terdapat kekeliruan, akan diubahdan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :

Tanggal :

DEWAN SYARI'AH NASIONALMAJELIS ULAMA INDONESIA

Jakarta07 Rajab 1423 H.14 September 2002M.

Sekretaris.

$P,=;.1''{*"*t':!i$ai

Ketua,

w\_'1<.H.M.A. Mahfudh Prof. Dr. H.N{. Din Syamsuddin

Dewan Syariah Nasional INI

""- '.": ' "',;' 't . -!_jr.*. e'," -. : "r. r4.l

,L:!X*1V,&,-?€ fui,":tr&.Xqg.le.,' .,' ; **"" *'_., i - .,'. _- ;.,,, ;jxNational Sharia l]rrard - irrrionrsian C,-:urrcil r_:f UlamaStkretnriirl : lvlas-iic isti:lla! F.arrial il Tan:.r;: 11,'i.j:r',.a Kir:unla. Jai.arta ?ui;et ii.)ll{tI cip (0? I ) :i45iir31 l:er (ij: I I i4{Ct39

FATWADE WAr.\ S YARI AH NASlOl.\ A L

Nomor: 3 5/ DSN-tr1Ul IX, 2002

Tentang

LETTER OF CREDIT (L/C) EKSPOR SYARI'AH. ir, r !1. ). o

.-"> Jl .,e Jl alJl *rt,'.' Y \. .

Dewan Syariah Nasional setelah,Menimbang : a.

Mengingat : t.

bahwa salah satu bentuk jasa perbankan adalahmemberikan fasilitas transaksi ekspor yang dilakukanoleh nasabah, yang dikenal dengan istllah Letter ofCredit(L/C) Ekspor;

bahwa transaksi L/C Ekspor yang berlaku selama initidak sesuai dengan ketentuan syariah;

bahwa agar mekanisme transaksi L/C Ekspor tersebutdilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syari'ah, DewanSyariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwamengenai hal tersebut untuk dijadikan pedoman.

Firman Allah, QS. An-Nisa gl:29

b.

;i vr .pd! 5+ -<Gi'.Y, '.\ *'l k:l ti

iJaj

-i.rl t

o;b.j

"Hai orang yang beriman, janganlah kamu memakanharta saudaramu dengan cqro yang bathil, kecualiO:.:fm cara perniagaan yqng saling rela di antara kalian

Firman Allah, QS. Al-Maidah [5]: 1

" t-tl. ." !, i " t,- . o.i ., il-,.. )Pu,\91\

ri""t Jl, kr't,"Hai orang yang beriman, penuhilah akad-qkad itu... "Firman Allah, QS. Al-Kahfi[8] : 19

'-a tr J , , . ,

5';i 6:"W L4il, Jf :f .1ir_^s_rri r,.iitr,,-i .> ".. ".ii,, ..ii..;:'"'-'o' o' o"ti;i

-<, .l'r, Yi .-rs*.-rq d:-, J ',, ^K;'A; iGLI ' 'J .;r:'.\',

1 \ 1 :;4-(t;"Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi kekota dengan membawa uang perakmtt ini. Dan hendaklahia lihat manakqh makanan yang lebih baik, makqhendaklcth ie ntembawa makanan yang lebih baik bagimtr,dqn hendaklah ia berlaku lemah lerubtrt, dan janganlah

r}ttit ! lFT

^i:/ Cl I '9lera

2.

1-

35 Letter ofCredit (L/C) Ekspor Srot'iah

4.

sekoli-kali ntenceritakan halmtt kepada seseorangputl "

Firman Allah, QS. Yusuf [12] : 55

)s- i1:1 \r;

6.

( o c :.jr*:X)

"Jadikanlah aku hendaharav,an negat'a (Mesir).Sesungguhnya aku ctdalah orang vang pandai menjagaI a gi berpengctlantan ".

Firman Allah, QS . A1 Baqarah l2l:283^- ,i.?. t...{. x o'.1 t.to' t..,)zi,l -- I -.,1 I - ilorr, ,+; cjiL., ..d., J-Ul i Ll (; :<A _-i ip

(Y Ar :;-rJ \ *," ... Maka jika sebagiqn komu menlpercayai sebagianvang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikanamanatnya dan hendaklah ia bertaqwa kepada AllahTuhannya... ".

Firman Allah, QS. Al Qasshash 128) :26aa

r"t"e,-\ -" ,? Jl ;,.*-::-l c-i U ui'-r!r i:-Ju

(\ I :rc-c;J\ ';\i L i\"Salah seorang dari kedua wanita ftu burkoto , Uoiayahku ctmbillah ia sebagai orang yqng bekerja (padakita), karena sesungguhnya orang yang paling baik kamuembil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat!agi dipercaya".

1. Firman Allah SWT, QS. Yusuf ll2l:12t / t.

+ llj ; "U,-

q Et* ll -U;t LG- rii flt,'

uo .y+:

" Penyeru-penyeru itu berseru : Kami kehilangan pialaraja, dan barangsiapa yang dapat mengembalikannya,akan memperoleh bahqn makanan (seberat) beban unta,dan aku menjamin terhadapnya ".

8. Firman Allah SWT, QS.AI-Baqarah[2]:275

. . .(',)t i'r': l)t iut "-F?s. . .

"...Allah menghalalkan jual-beli dan mengharantkanriba... "

9. Firman Ailah SWT, QS. Shad [38] : 24

:jrlr Vt :"X i' 'tt'" '"'; 'it'"' ' zc"

. J -'

. ,.-,s l- -!"Ii; -'t-ll)t f Li',

dl q

l-ll+Jl

Dev;an Syariah Nasional M[J]

35 Letter o/ Credit (L/C) Ekspor Syat"iah

10.

" ...Dan sesungguhnlta kebanvakan dat'i ot'qng-orang1,ang bersyarikat ittt sebagian dori nrereka berbuat zalintkepada 1,cutg lain, kecuali orong yang berintan clan

nt.engerjakan ontol sctleh, don omttt .sedikitloh met'eko ini

Hadis Nabi SAW drvayat al-Thabrani dari Ibn Abbas:

i.';^i Jr*rr os! r:r ,- rlir -G :; ,tit u!*'is, . ', ., a., .a . i '

t|,(s y J i \': \'-H y J-Ii:-, Y ti o*b )L L *,, , .,,:

'::2 U.; _w ,P ,*', f .:,t: .iri ,. $ F- \ s

t...i'. ). ),'1or ti,, '.i.:ory;) ojBli *: * nr ri- ".ur Ji-, ^b; d+

1-t*;!r Q $,MtAbbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan hartasebagai Mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menurunilembah, sertct tidak membeli hewan ternak. Jikapersyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harusmenanggung risikonya. Ketika persyctratan yangditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliaumembolehkannya.

Hadis Nabi SAW riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:

Nabi bersabda: Ada tiga hal yctng mengandung berkah:jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah),dan mencampur gandum halus denganjewawut (gandumkasar) untuk keperluan rumah tangga, bukan untukdijual.

Hadis Nabi riwayat 'Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairahdan Abu Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

';;i';rfi (ni'oVr ,-Barang siapa metnpeketjakan p"in,io, beritahukqntahupahnlta.

I3. Hadis Nabi liwayat Abu Dawud dan Al-Tinnidzi:

11.

12.

:, --G -il 'r{, et l*: o.1o ;ur .!- ')

- )r 3i,j

(5r" .it : : .l> yi ,t 1r1 -"*-J>\ *. '4 .5 ;tl ?(7

Dewon Syoriah iVasionql MUI

35 Letter of Credit (L/C) Ekspor Stariah 4

t1

I{obi s.a.tt. nten)teraltkan satu dinar kepada Hakim binHizont unhtk merubeli hewan qurban.

Hadis rirvayat Tirrnizi dari 'Amr bin 'Auf al-Muzani, Nabis.a.r.l'. bcrsabda:

-r:i ,i !1a- i.-- uj: lf *^^[*r, :+ 1;; '' ;-Lri

"i :,: .1. .i ". :,. " 1' tt." i. '. , -','. -,

ii vx; ;'; u"; ll rLi- rr' ;_;ij:l(, u(-,o

.t3t- S-.i

"Petjanjian boleh dilaktrkan di antara kaum musliminkecuali pejanjian yang mengharamkan yang halal ataumenghalalkan yang haram; dan kauru muslimin terikatdengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yangruengharantkan yang halal atau ruenghalalkan yangharam."

Kaidah Fiqih:, 4 o oz a j o ) z); dji li ..ri )-! LU)l g>\,u.!r € &!'9J' 'vts

"Padq dasarnya, segala bentuk mu'amalat bolehdilakukan kecuali ada dalil yang nnengharamkannya. "

.. t. t /t t / ,a / / t -,oi.j, f- f3;-i*-a^Jt :fl f,"Di mqna terdapat kemaslahatan, di sqnq terdapathukum Allah."

'-itt l=^;; i:^ri"Kesulitan dapat menarik kemudahan. "

"Keperluan dapat menduduki posisi darurat. "

t"i:t,..-r6K JFt, i-6i"Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sqmadengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syqra' (selamatidak bertentangan dengan syari' at). "

Pendapat ulama tentang Wakalah bil-Ujrah

."I" Jur p --,Jr

tY ,,*i t-n j

15.

Memperhatikan l.

, , , o-

;r'irrt il i J; 1; i;tlJr

rL ,Jk';\ U

CJt)g5l

d i'€--1 c,g-rli "4 ;C.. ".- jlt l*:

r\ ailsrl ,t)))...a) rs

Dewan Svariah Nasional M[]I

35 Letter o/ Creclit (LiC) Ekspor Svrriolt 6

2. Akad Wakalah bil Ujrah dan Qardh dcn_qan kctentuan:

a. Bank melakukan pengurusall dokurrcn-dokurncnekspor;

b. Bank melakukan penagihan Q,ollt,t.tiori) kcpada bankpenerbit LIC (i.ssuing bunk):

c. Bank mer.nberikan dana talanqan (Qardh) kepadanasabah eksportir sebesar harga barans ck-spor:

d. Besar ujrah harr.rs disepakati di au,al dan dinvatakandalam bentuk nominal. bukan dalam bentukprosentase.

e. Pembayaran ujrah dapat diarnbil dari dana talangansesuai kesepakatan dalam akad.

f. Antara akad Wakalah bil Ujrah dan akad Qarclh, tidakdibolehkan adanya keterkaitan (t a' a llu q).

3. Akad Wakalah Bil Ujrah dan Mudharabah denganketentuan:

a. Bank memberikan kepada eksporlir seluruh dana yangdibutuhkan dalam proses produksi barang ekspor yangdipesan oleh importir;

b. Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumenekspor;

c. Bank melakukan penagihan (collection) kepada bankpenerbit L/C (issuing bank).

d. Pembayaran oleh bank penerbrt LIC dapat dilakukanpada saat dokumen diterima (at sight) atau pada saatjatuh tempo (usance);

e. Pembayaran dari bank penerbit LIC (issuing bctnk)dapat digunakan untuk:- Pembayaran ujrah;- Pengembalian dana mudharabah;- Pembayaran bagi hasil.

f. Besar ujrah harus disepakati di awal dan dinyatakandalam bentuk nominal, bukan dalam bentukprosentase.

4. Akad Musyarakah dengan ketentuan:

a. Bank memberikan kepada eksportir sebagian danayang dibutuhkan dalam proses produksi barang eksporyang dipesan oleh importir;

b. Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumenekspor;

c. Bank melakukan penagihan (collection) kepada bankpenerbit L/C (issuing bank);

d. Pernbayaran oleh bank penerbit LIC dapat dilakr.rkanpada saat dokumen diterima (at sight) atau pada saatjatuh ternpo (usance):

e. Pembayaran dari bank penerbit LIC (isstting bank)dapat digunakan untuk:- Pengembalian dana musvarakah;- Pembayaran bagi hasil.

Dert'an Svcu'iah lVasional l4[]I

35 Larter of O'cdir tL/C1 Ekspor Syorioh

Ketiga

5. Akad Al-Bai' (Jual-beli) dan Wakalalr dengan kctcntuan:

a. Bank membeli barang dari eksportir:b. Bank menjual barans kepada importir 1,ang dirvakili

cksportir;c. Bank membavar kepada eksportir setelah peneiriman

barans kepada importir:d. Perrbarraran oleh bank pener-bit LtC (is.suing honk)

dapat dilakukan pada saat dokumen diterirna (ot .sight)atau pada saat jatuh tempo (u:rcrnce).

Ketentuan PenutupFatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuanjika di kernudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubahdan disempumakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di :

Tanggal :

DEWAN SYARI'AH NASIONALMAJELIS ULAMA INDONESIA

Jakarta07 Rajab 1423 H.14 September 2002M.

A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

DeY'an S),ariah \tctsional 11U:I

:- ,. .'t_ .':. J"''. rl i i, .. i,"', J* i..l . $, - 1.'_.,_t j.:

#WI.J.! liii:f *'y.F.P.?,,L. il""i'i:{;q;.I:l i i: if ,{','.jl- llt { j ilNational Sharia l]oard - lrrrloncsian C'-runcil r:f Ulan-ras*:kr-etirri:rt: i\Iasji<i ir;tiqla! [i^arr:al ij Tanl;il lf i.i:ri'ir Kir>urna. Ja]..arta 1^uri,3t 10ll{JI cip (t)? I ) 14iD!31 l:a.i ii-rl ll -1-r{CI39

i-ATWADE \\/AN S Y ARI'AH l.\ A S lOr.\.A.L

Nomor: 28, DSN-trlLl L lIL 2002

Tentang

JUAL BELI NIA'IA UANG (AL-SHARI)

,:'St y-')t ".ur ,--*

Dewan Syari'ah Nasionai setelah,

Menimbang i a. bahwa dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhiberbagai keperluan, seringkali diperiukan transaksijual-beli mata uang (al-sharfl, baik antar mata uangsejenis maupun antar mata uang berlainan jenis;

b. bahwa dalam 'urf tijari (tradisi perdagangan) transak-si jual-beli mata uang dikenal beberapa bentuktransaksi yang status hukumnya dalam pandangqaran Islam berbeda antara satu bentuk denganbentuk lain;

c. bahwa agar kegiatan transaksi tersebut dilakukansesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlumenetapkan fatwa tentang al-sharf untuk dijadikanpedoman.

Mengingat : l. Finnan Allah, QS. al-Baqarahl2l:275:

. . .tllr rr: {t ?nt'1-7, .

"...Den Allah telah menghalalkan jual beli danmengharamkan riba.... "

2. Hadits Nabi riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Majah dariAbu Sa'id al-Khudri:t.,t -, '.' .'- l

lJ' t^Jt :Jv &': tr', ,)i ,iur

j\ a-.--cj 1>A j'l) .,r-6Jl ol;j) ,&l; *

(oq--Rasulullah SAW bersabda, "sesungguhnya jual beliitu hanya boleh dilokukan atas dasar kerelaan(antara kedua belah pihak)" (HR. al-Baihacli danIbnu Majah, dan dinilai shahih oleh lbnu Hibban).

3. Hadits Nabi riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmizi,Nasa'i, dan ibn Majah, dengan teks Muslirn dari'Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w. bersabda:

* n' j";; ti

28 Jual Beli l,lotct Uottg 2

-1t,)a

I qr--,

._--sJl'r-A,, lq t)t, a^;i! 'tit: iJL,( t-! )va ..

JL;\I

' : t' ?. r i. ,: .. -

--L&\L -_L&ll . ^-|L _jil o

3-G :- jL-t l)lr c,L t_U, , -1

4.

"(Juallah) emas dengan en1as, perak clengan peruk,gandum dengan gandunt, q,a'ir dengon sycttil', ktn'ntcrdengan kurma, dan garam dengan garatn (dengansyarat hartrs) sama dan sejenis serta secan'a llrnai.Jika .jenisnya berbeda, juallah selcehenclakntu jikctdilakukan secara tunai. "

Hadits Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, AbuDaud, lbnu Majah, dan Ahmad, dari Urnar binKhatthab, Nabi s.a.w. bersabda:

to3.

.,Lij.L" Y! (; .:;!! i5rt'"(Jual beli) emas dengan perak ,Or'rrriito tun"uoti(dilakukan) seczra tunai. "

Hadits Nabi riwayat Muslim dari Abu Sa'id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

!.dtu

r.rai )1 Jr^i )i, Yt ;rlr, .j-rJr '-"=; !

t ,l 9/r, orTt tfi \') ,f Je eb-,UG '_.4r. l.o* Y. ,_; JG \ ); l,"i:i Yj _l:-

;;"Janganlah kamu menjual emas dengan emaskecuali sama (nilainya) dan jangonlahmenambahkan sebagian atas sebagian yang lain;janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama(nilainya) dan janganlah menambahkan sebagianatas sebagian yang lain; dan janganlah menjualemas dan perak tersebut yang tidak tunai denganyang tunai."

Hadits Nabi riwayat Muslim dari Bara' bin 'Azib danZaidbin Arqam:

tttalJl J-*J e;#'

,r- ,o,.. Li> ,---",sJL

"Rasulullah saw melarang ntettjuol per.ok'aurgonemas secara piutang (tidak nmai). "

5.

6.

D(\ron S.rarioh )losiotrol l\4UI

)8 Jutrl Beli .\[ota L'ottg 3

1. Hadits Nabi riu'avat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf al-Muzani. Nabi s.a.w. bersabda:

l.

"Perjonjian boleh dilahrkan di ontoro kormtmuslimin kecuali pet'janjian yang ntenghat'amkonyang halal atau menghalalkan yang harant; dankaum muslintin terikat dengan syarat-syarat merekakecuali s))arat ,,,ang mengharamkan rong helctl crtuuntenghalalkon vang haram. "

Ijma.

Ulama sepakat (rjrna') bahwa akad al-sharfdisyari'at-kan dengan syarat-syarat tefientu.

Surat dari pimpinan Unit Usaha Syariah Bank BNINomor: UUSl2l878.

Pendapat peserta Rapat Pleno DSN pada hari Kamis,tanggal 14 Muharram 1423 Hl28 Maret 2002lr/,..

MEMUTUSKAN

FATWA TENTANG JUAL BELI MATA UANG

Ketentuan UmumTransaksi jual beli mata uang pada prinsipnya bolehdengan ketentuan sebagai berikut:

a. Tidak untuk spekulasi (untung-untungan)b. Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga

(simpanan)c. Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang

sejenis maka nilainya harus sama dan ,i.u.u tunai (at-taqabudh).

d. Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan dengannilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksidilakukan dan secara tunai.

Jenis-jenis Transaksi Valuta Asinga. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan pen-

jualan valuta asing (va1as) untuk penyerahan pada saatitu (over the coutter) atau penyelesaiannya palinglambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnyaadalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkanwaktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian

yang ticlak bisa dihindari (L J-l u-1; aan merupakan

8.

2.

Memperhatikan

Menetapkan

,Periamcl

Kedua

Detvon Syariah Nasiotrtrl ].[L-]

28 Juol Beli .\,Io/ct L'curg 4

Ketiga

transaksi intcmasional.

b. Transaksi Fonvard, yaitu transaksi pcmbcliau danpenjualan valas yang nilainla clitu-tapkan puda -saatsckarang dan dibcrlakukan untuk n akrr-r 1'ang akatrdatang. antara 2 x 24 jam santpai dcnsatr satu tahun.Hukumnya adalah haranr, karr-na harga laug ciiguna-kan adalah harga yang dipcrjanjikan Qttutttt'udttlr) danpcnyeraharuya dilakukan di licniudian hari, padahalharga pada r,vaktu penyerahan tcrscbut belurl tcntusama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukandalam bentuk forward ogreement untuk kebutuhanyang tidak dapat dihindari (lil hajah).

c. Transaksi Srvap, yaitu suatu kontrak pembelian ataupenjualan valas dengan harga spot yang dikombinasi-kan dcngan pernbelian antara penjualan valas yangsama dengan harga forward. Hukumnya haram,karena mengandung vnsur maisir (spekulasi).

d. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperolehhak dalam rangka membeli atau hak untuk menjualyang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valutaasing pada harga danjangka waktu atau tanggal akhirtertentu. Hukumnya haram, karena mengandungunsur mai s ir (spekulasi).

Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan keten-tuan jika di kemudian hari temyata terdapat kekeliruan,akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : JakartaTanggal : 14 Muhanam 1423 H.

28 Maret 2002 M.

DEWAN SYARI'AH NASIONALMAJELIS ULAMA INDONESIA

Sekretaris,

Mahfudh

Dev,an S),cn'iah Nasionctl MLJI

Credit (L/C) Ekspor St,arialt

Menetapkan

Pertama

Kedua

.;tJL_\,1 ;<-Ibnu Quclarnah dalam Al-ltughtti (V/85), ,tsy-Syarkhasidalarn Takmilah Farhul Qaclir (Yll2), Wahbah Al-Zuhailidalam al-Fic1h el-lslami we .4dillortiltu (V/4058)

2. Pendapat para ulama renrang Al-Bai' (Jual-beli) danmer,vakilkan dalam iual-beli. Wahbah Al-Zuhaili dalamal-Fiqh al-Islanti wa Adillatuhu (Y 4078) bcrkara:

,ce.ilr ,o j)- x ]r..J ,.t;,: g*i! 35lr Ui.

&-;l\ J-lt+ ,a*L c+;w Jf,l.r eur- r.i t*()

.r-P u3. Fatwa-fatwa DSN-MUI mengenai ljarah, Qardh,

Mudharabah, dan Musyarakah

4. Surat Direksi BMI Nomor 150/BMVFSGlYIIl2002tanggal 11 Juli 2002 perihal permohonan fatwa tentangSkema Transaksi LC Impor dan LC Ekspor.

5. Pendapat pesefta Rapat Pleno DSN-MUI tanggal 14September 200217 Rajab 1423 H.

MEMUTUSKAN

FATWA TENTANG L/C EKSPOR SYARIAH

Ketentuan Umum :

1. Letter of Credit (I/C) Ekspor Syariah adalah suratpernyataan akan merlbayar kepada Eksportir yangditerbitkan oleh Bank untuk memfasilitasi perdaganganekspor dengan pemenuhan persyaratan tertentu sesuaidengan prinsip syariah

2. LIC Ekspor Syariah dalam pelaksanaannya meng-gunakan akad-akad: Wakalah bil Ujrah, eardh,Mudharabah, Musyarakah dan Al-Bai'.

Ketentuan Akad :

Akad untuk L/C Ekspor yang sesuai dengan syariah dapatberupa:

1. Akad Wakalah bil Ujrah dengan ketentuan:

a. Bank melakukan pengurusan dokumen-dokumenekspor;

b. Bank melakukan penagiltan (collectior) kepada bankpenerbit LIC (issuing bank), selanjutnya dibayarkankepada eksporlir setelah dikurangi ujrah;

c. Besar ujrah harus disepakati di ar,val dan dinyatakandalarn bentuk norninal, bukan dalam prosentase.

Dewan Syariah lVosi.onal MLII