makalah hukum dagang

35
1 MAKALAH HAK CIPTA

Transcript of makalah hukum dagang

1

MAKALAH HAK CIPTA

ARIF HIDAYATULLAH 742130067

DAFTAR  ISICover makalah 1

DAFTAR ISI

2

BAB I.  PENDAHULUAN 3

I.1.  Latar Belakang Masalah 

3

I.2.  Rumusan Masalah

5

BAB II. DASAR TEORI 6

II.1. Definisi Merek

6

II.2. Dasar Hukum Merek

9

II.3. Sony Corporation 10

II.4. Sony AK

12

BAB III. PEMBAHASAN 13

II.1. Kronologi Kasus

13

2

III.2. Pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian kasus

17

III.3. Penyelesaian kasus

22

BAB IV. PENUTUP

23

IV.1 Simpulan 24

IV.2 Saran

24

DAFTAR PUSTAKA 25

 ______________________________________________________

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Belakangan ini Indonesia mengalami berbagai kasus hukum

yang belum bisa ditegakkan secara  maksimal. Namun demikian,

3

kasus-kasus hukum yang sering kali di angkat menjadi opini

publik hanyalah kasus kasus tertentu saja misalnya kasus

korupsi, narkoba, dan kekerasan. Kasus-kasus hokum yang

marak di inpormasikan di berbagai media masa belakangan ini

sering kali tidak diselesaikan secara adil misalnya saja

kasus Bank Century yang masih terbengkalai karena

bertabrakan dengan kepentingan politik golongan tertentu.

Ada pula kasus Prita Mulya Sari yang terpaksa harus

diselesaikan oleh kekuatan media massa setelah sebelumnya

pengadilan tidak bisa bersikap adil terhadap kasus ini.

Lemahnya penegakan hukum di Indonesia juga tercermin dari

kasus Nenek Minah yang dituntut  ke pengadilan hanya karena

mencuri tiga buah coklat.

Makalah yang berjudul  Penegakan Hukum Hak Merek; Studi Kasus:

Somasi Sony Corp terhadap Sony AK  ini kami anggap penting dan

menarik untuk diteliti karena beberapa hal. Pertama, kasus

4

somasi hak merek seperti  ini baru pertama kali di Indonesia

dan merupakan kasus kedua di dunia seperti dijelasjan

detikinet.com. "Kasus seperti ini yang pertama kali terjadi

di Indonesia. Karena kebanyakan yang terjadi di Indonesia

adalah kasus cybersquatting, yang memang motivasinya berbeda,

yaitu untuk memeras atau mencari uang dari pihak tertentu,"

jelas pengamat internet dan blog Enda Nasution, saat

dihubungi okezone, Jumat (11/3/2010).

 Kedua, kasus ini menjadi kasus besar karena campur

tangan  pihak-pihak lain yang tidak terlibat yaitu komunitas

blogger Indonesia,  facebookers, komunitas penegak HAM

Indonesia, bahkan sampai menkominfo yang juga turun tangan.

Dan yang ketiga, kasus ini memiliki dampak yang cukup besar

terhadap kerjasama bisnis Jepang-Indonesia dimana kassus ini

memunculkan gerakan boikot produk  Jepang oleh rakyat

Indonesia.

5

I.2 Rumusan Masalah

Dalam menganaalisis kasus somasi Sony Corp terhadap

sony-AK ini dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1.      Bagaimana Undang-Undang Hak Merek di Indonesia?

2.      Bagaimana  kronologi kasus  Somasi  Sony Corp Terhadap

Sony AK?

3.      Bagaimana proses penyelesaian Kasus tersebut?

4.      Lembaga-lembaga penegak hokum apa saja yang berperan

dalam penyelesaian kasus tersebut?

6

BAB II

DASAR TEORI

II.1. Definisi Merek

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 : Merek

adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf,

angka- angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-

7

unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan

dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. (Pasal 1 Ayat

1)

 Merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan

produk (barang dan atau jasa) tertentu dengan yang lainnya

dalam rangka memperlancar perdagangan, menjaga kualitas, dan

melindungi produsen dan konsumen.

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata,

huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari

unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan

digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa (Pasal

1 Undang-undang Merek). Merek atau merek dagang adalah nama

atau simbol yang diasosiasikan dengan produk/ jasa dan

menimbulkan arti psikologis/ asosiasi.

8

Berbeda dengan produk sebagai sesuatu yg dibuat di

pabrik, merek dipercaya menjadi motif pendorong konsumen

memilih suatu produk, karena merk bukan hanya apa yg

tercetak di dalam produk (kemasannya), tetapi merek termasuk

apa yg ada di benak konsumen dan bagaimana konsumen

mengasosiasikannya.

Menurut David A. Aaker, merek adalah nama atau simbol

yang bersifat membedakan (baik berupa logo,cap/ kemasan)

untuk mengidentifikasikan barang/ jasa dari seorang penjual/

kelompok penjual tertentu. Tanda pembeda yang digunakan

suatu badan usaha sebagai penanda identitasnya dan produk

barang atau jasa yang dihasilkannya kepada konsumen, dan

untuk membedakan usaha tersebut maupun barang atau jasa yang

dihasilkannya dari badan usaha lain.

9

Merek merupakan kekayaan industri yang termasuk kekayaan

intelektual. Secara konvensional, merek dapat berupa nama,

kata, frasa, logo, lambang, desain, gambar, atau kombinasi

dua atau lebih unsur tersebut.

Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :

1.      Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso,

kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus,

mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.

2.      Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada

motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda

pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua

berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend

chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan

masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di

kehidupan sehari-hari.

10

3.      Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald

pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan

kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.

II.2. Dasar Hukum Hak Merek

11

UU Nomor 19 Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI

Tahun 1992 Nomor 81)

UU Nomor 14 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 19

Tahun 1992 tentang Merek (Lembaran Negara RI Tahun 1997

Nomor 31)

UU Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara RI

Tahun 2001 Nomor 110) Jangka waktu perlindungan untuk

merek/indikasi geografis adalah sepuluh tahun dan dapat

diperpanjang, selama merek tetap digunakan dalam

perdagangan.

12

II.3. Sony Corporation

Sony didirikan pada 7 Mei 1946 dengan nama Perusahaan

Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Produk

konsumen mereka yang pertama adalah sebuah penanak nasi 

pada akhir 1940an. Seiring dengan berkembangnya Sony sebagai

perusahaan internasional yang besar, ia membeli perusahaan

lain yang mempunyai sejarah yang lebih lama termasuk

Columbia Records (perusahaan rekaman tertua yang masih ada,

didirikan pada tahun 1888).

Ketika Tokyo Tsushin Kogyo sedang mencari nama yang

sudah diromanisasi (bukan dalam bahasa maupun tulisan

Jepang) untuk memasarkan perusahaan mereka, mereka

13

mempertimbangkan dengan kuat untuk menggunakan singkatan

mereka, TTK. Alasan mereka tidak memilihnya adalah karena

ada perusahaan kereta api Tokyo Kyuko yang saat itu dikenal

sebagai TKK.

Nama "Sony" dipilih sebagai gabungan kata Latin sonus,

yang merupakan akar dari sonik dan bunyi, dan kata Inggris

sonny ("anak kecil") yang setelah dikombinasikan berarti

sekelompok kecil anak muda yang memiliki energi dan kemauan

keras terhadap kreasi dan inovasi ide yang tak terbataskan.

Pada saat itu, sangatlah aneh bagi sebuah perusahaan Jepang

untuk menggunakan huruf Roman untuk mengeja namanya, apalagi

penggunaan aksara fonetis yang digunakan dalam penulisan

bahasa Jepang (daripada menggunakan aksara Tionghoa). Dan

pada 1958 perusahaan mulai secara formal mengadopsi nama "

Sony Corporation " sebagai nama perusahaan. Mudah digunakan

dan mudah dieja dalam segala bahasa dunia. Nama Sony

14

menggaungkan semangat kebebasan dan keterbukaan dalam

inovasi.

Langkah ini mendapatkan tentangan; bank yang merupakan

sponsor TTK saat itu, Mitsui mempunyai persaan yang kuat

terhadap nama tersebut. Mereka menginginkan nama seperti

Sony Electronic Industries, atau Sony Teletech. Tetapi

pendirian Akio Morita tetap teguh, karena dia tidak ingin

nama perusahaannya terkait dengan industri apapun juga.

Akhirnya, sang Ketua Bandai dan Presiden Masaru Ibuka

memberikan persetujuannya.

Pada 1988, Sony membeli CBS (Columbia) Records Group

dari CBS. Ia kemudian dinamakan "Sony Music Entertainment".

Pada 2000, Sony mempunyai penjualan sebesar US $63

milyar dan 189.700 karyawan. Sony mengakuisisi perusahaan

Aiwa pada 2002.

15

Sony juga memiliki saluran televisi di India dan

saluran-saluran yang ditujukan untuk komunitas India di

Eropa.

II.4. Sony AK

            Sony AK adalah nama sebuah web yang memiliki URL

sony-ak.com. Nama domain sony-ak.com diambil dari nama

pemilik domain tersebut yaitu Sony Ariyanto Kurniawan. Sony

Ariyanto Kurniawan adalah salah satu anggota dari komunitas

blogger Indonesia yang mengisi blognya dengan berbagai

artikel tentang teknologi.

16

BAB III

PEMBAHASAN

III.1. Kronologi Kasus

Sony Arianto Kurniawan seorang blogger Indonesia yang

memiliki blog yang beralamat di www.sony-ak.com disomasi

oleh pihak Sony Corp yang merupakan salah satu perusahaan

elektronik raksasa asal Jepang.

17

Kasus ini bermula pada awal bulan Maret 2010, somasi

yang dilayangkan oleh pihak SonyCorporation terhadap Sony AK

berkaitan dengan nama alamat blog Sony yang berada di alamat

www.sony-ak.com tersebut melanggar merek dagang yang

dimiliki perusahan asal Jepang tersebut. Sony AK diberi dua

pilihan sulit, ia harus menyerahkan domain sony-ak.com

kepada Sony CorpJepang atau tetap mempertahankan domain tapi

harus behadapan dengan Sony Corp di pengadilan.

Landasan Sony Corp dalam hal ini adalah, merek Sony

telah terdaftar untuk barang dan jasa tertentu. Disebutkan

hal ini termasuk barang kelas 9 (peralatan pemroses data,

komputer dan lain-lain), jasa kelas 35 (periklanan,

manajemen usaha, dan lain-lain) dan jasa kelas 41

(pendidikan, penyediaan pelatihan, hiburan dan lain-lain).

18

Sony-AK.com dianggap melanggar penggunaan merek Sony

dari salah satu kategori tersebut. Berikut adalah kutipan

dokumen yang mencantumkan nama kuasa hukum Kantor Hukum

Hadiputranto, Hadinoto & Partners itu:

Klien kami mengetahui bahwa Saudara Sony Arianto Kurniawan

telah menggunakan nama domain http://www.sony-ak.com, yang

menggunakan merek "SONY" untuk hal-hal yang berhubungan

dengan situs jaringan dan pusat pengetahuan informasi

teknologi (internet, program jaringan, database, sistem

operasi dan manajemen pengetahuan)

Nama domain http://www.sony-ak.com secara visual memiliki

persamaan pada keseluruhannya dan menyerupai merek "SONY".

Klien kami yakin bahwa berdasarkan Undang-Undang Merek,

penggunaan merek "SONY" merupakan suatu pelnggaran hak-hak

atas merek "SONY" milik klien kami, SONY CORPORATION.

19

Terlebih nama domain tersebut dipergunakan oleh Saudara Sony

Arianto Kurniawan untuk jasa-jasa yang dilindungi dalam

pendaftaran merek "SONY" milik klien kami sebagaimana telah

kami uraikan di dalam butir diatas.

(http://karodalnet.blogspot.com/2010/03/sony-ak-vs-sony-

corporation.html, diakses tgl. 25 Mei 2010)

Dokumen itu juga menyebutkan bahwa penggunaan domain

Sony-AK.com oleh Sony Arianto Kurniawan dianggap dapat

menimbulkan dampak negatif.

Berikut kutipannya:

Klien kami yakin bahwa penggunaan merek "SONY" dalam nama

domain dan situs jaringan Saudara menimbulkan pandangan yang

keliru kepada masyarakat dan memberikan kesan kepada publik

bahwa nama doain atau situs jaringan Saudara adalah sama

dengan nama-nama domain milik klien kami, padahal pada

20

kenyataannya tidak sama. Pandangan yang keliru ini tentu

saja dapat mengakibatkan kerugian bagi usaha dan nama baik

klien kami.

Klien kami, SONY CORPORATION, sangat prihatin dengan

kemungkinan pelanggaran merek "SONY" miliknya dan siap untuk

melindungi hak-hak atas merekanya di Indonesia dan terhadap

reputasi merek "SONY" miliknya. Klien kami, SONY

CORPORATION, tidak pernah ragu untuk mengamil langkah-

langkah hukum dalam menegakkan hak-hak atas mereknya dan

tetap konsisten dalam mengambil tindakan terhadap setiap

pelanggaran atas mereknya di Indonesia.

(http://karodalnet.blogspot.com/2010/03/sony-ak-vs-sony-

corporation.html, diakses tgl. 25 Mei 2010)

21

kasus somasi yang telah dialami oleh Sony Arianto

Kurniawan dari pihak Sony Corp, muncullah gerakan dukungan

terhadap Sony di facebook, dengan nama Grup "Sony, Jangan

Renggut Nama Temanku!".

setelah beberapa hari didirika jumlah facebooker yang

mendukung Sony telah mencapai 1600 orang, dan jumlah ini

diperkirakan akan terus bertambah, karena dalam sehari saja

grup itu telah mendatangkan lebih dari 600 orang pendukung

baru.

Beragam komentar yang hampir seluruhnya 'menyerang'

raksasa elektronik asal Jepang itu pun mewarnai halaman grup

tersebut. Mulai dari yang bernada lembut hingga yang kasar

sekalipun.

"Trus nanti ada somasi lagi....dari produsen senjata

AK...., apa kata dunia...,"  ujar Facebooker bernama “Iyus

22

Poenya” dalam group facebook "Sony, Jangan Renggut Nama

Temanku!".

Ada pula komentar salah satu anggota grup ini yang

dianggp begitu jengkel dengan langkah somasi Sony Corp.

"Sony corp terlalu angkuh dan gila, begitu pula kuasa

hukumnya... kok gak sekalian bikin sub-merk "monyet" buat

alat elektroniknya, biar bisa dpt duit banyak dgn somasi

semua monyet yg ada... karena pakai nama sama... :D," sindir

salah satu anggota group tersebut.

III.2. Pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian

kasus

            Dalam penyelesaian sebuah kasus hokum, ada

beberapa lembaga yang dapat mempengaruhi proses penyelesaian

hukum. Lembaga-lemaga tersebut diantaranya adalah Kejaksaan,

23

MA, MK, hakim, kepolisiaan, penasihat hukum, Pers, dan

Organisasi Masyarakat.

Selain pihak-pihak yang berperkara, dalam kasus ini

terdapat beberapa pihak yang turut mempengaruhi penyelesaian

kasus. Hal ini pula yang menyebabkan kasus ini menjadi

besar. Berikut adalah pihak-pihak terkait tersebut:

1. Komunitas Blogger Indonesia

Komunits blogger ini membangun sebuah dukungan kepada

Sony-AK, yang terdiri dari anggota dari blog tersebut.

Mereka menuliskan artikel-artikel yang menyindir Sony Corp.

mereka juga melakukan kerjasama bersama kantor-kantor

pengacara dan aktivis hak merek untuk membantu Sony-AK.

24

2. Komunitas Penegakan Hak Asasi Manusia

Komunitas HAM Indonesia juga termasuk pihak yang

mendukung Sony AK, mereka menganggap bahwa setiap orang

berhak mebuat nama perusahaan atau nama domain yang sesuai

dengan nama yang dimiliki orang tersebut. sony-ak.com

merupakan alamat domain yang diambil dari nama pendiri yang

bernama Sony Arianto Kurniawan. Jadi, dalam kasus ini

komunitas HAM mencoba memperjuangkan ha katas nama yang

dimiliki setiap maanusia yang lahir.

3. Jejaring Sosial

Para facebookers Indonesia juga sangat berperan dalam

kasus ini. Melalui group facebook "Sony, Jangan Renggut Nama

Temanku!" yang sampai tanggal 20 Mei 2010 mencapai 22.399

pendukung Sony AK yang bergabung dalam grup ini. Sama

25

seperti pendukung dalam blogger, anggota grup ini juga

menuliskan dukungan dan rasa tidak suka mereka terhadap

somasi yang dilakukan oleh Sony Corp terhadap Sony AK.

Anggota group  juga secara bersama-sama mengajak rakyat

Indonesia untuk memboikot produk sony bahkan produk Jepang

sekalipun. Hal ini kemudian membuat Sony Corp meminta agar

group facebook tersebut ditutup, pihak SonyCorp kemudian

meminta mengadakan pertemuan rahasia dengan pihak Sony AK.

4. Komunitas Pengacara

Komunitas pengacara Indonesia yang diajak komunitas

blogger untuk melakukan somasi balik terhadap Sony Corp juga

telah menyatakan dukungannya terhadap Sony AK. Dalam situs

berita online, detikinet.com dijelaskan bahwa Sony Corp akan

disomasi balik pada 17 Maret 2010, namun somasi itu bukanlah

oleh pihak Sony AK,  tapi oleh kumpulan praktisi internet

26

yang berkonsolidasi dengan sejumlah kantor pengacara dan

lembaga bantuan hukum. Dalam detikinet.com juga dikatakan

bahwa para pengacara yang dimintai dukungan oleh komunitas

blogger Indonesia sangat sungguh-sungguh dalam mengkaji

setiap kemungkinan yang akan dilakukan Sony Corp terhadap

Sony AK. Di sisi lain, kantor-kantor pengacara juga mencoba

mencari kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh

Sony Corp untuk kemudian melakukan tuntutan balik.

5. Praktisi hokum Hak Cipta

Pihak praktisi hukum hak cipta juga merupakan salah satu

pihak yang ikut serta dalam penyelesaian kasus somasi

Sony Corp terhadap Sony AK. Praktisi hukum hak cipta, Donny

A. Sheyoputra menilai bahwa Sony AK tidak bisa serta merta

divonis bersalah dalam masalah sengketa nama domain dengan

27

Sony Corp, kecuali jika Sony telah mendaftarkan nama

domainnya sebagai merek di Indonesia.

Menurut  praktisi hokum hak merek ada tiga syarat yang

harus dipenuhi untuk menyatakan bahwa seseorang telah

melanggar suatu hak merek:

1. pemilik merek sudah mendaftarkan mereknya di Indonesia

2.  apabila orang dengan sengaja menggunakan merek

tersebut, baik sama pada pokoknya atau seluruhnya,

mengkopi 100 persen

3. jika merek tersebut digunakan untuk merek barang dan

jasa sejenis.

Dari tiga syarat tersebut di atas, praktisi hokum hak

merek menyatakan bahwa Sony-AK tidak bersalah dalam kasus

domain ini.

28

6. Kementerian Komunikasi dan Informatika(Kominfo)

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga

turut campur dalam penyelesaian kasus sengketa nama domain

Sony-AK.com tersebut. Kepala Pusat Informasi dan Humas

Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto, kepada detikINET,

Senin (15/3/2010) mengatakan bahwa kominfo minta somasi itu

dibatalkan Sony Corp. Karena apa yang dilakukan Sony AK

tidak salah menurut Undang-undang ITE pasal 23. Dalam pasal

23 di UU ITE diatur tentang pendaftaran dan penggunaan nama

domain sekaligus kemungkinan untuk melakukan gugatan

pembatalan apabila nama domain yang telah didaftarkan

digunakan secara tanpa hak oleh pihak lain. Kominfo tidak

mendesak Sony Corp untuk membatalkan somasi tersebut,

kominfo hanya menyatakan bahwa aakaan lebih rasonal bila

somasi tersebut dibatalkan.

29

Sikap kominfo yang turun tangan dalam kasus tersebut

turut mempengaruhi sikap pihak-pihak lain baik yang

berperkara  yang diluar perkara.

III.3. Penyelesaian kasus

Setelah gugatan dilayangkan oleh Sony Corp terhadap Sony

AK, langsung meninbulkan reaksi-reaksi dari berpagai pihak.

Kebanyakan dari reaksi-reaksi itu adalah reaksi negative

kepada Sony Corp dan mendukung Sony AK. Bahkan muncul

gerakan untuk memboikot produk-roduk Jepang di pasar

30

Indonesia. Hal ini terjadi karena gugatan Sony Corp dianggap

tidak beralasan dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Sony Corporation kantor pusat di Tokyo, Jepang, akhirnya

dating ke Indonesia dan minta maaf atas kekacauan yang

terjadi di Indonesia. Hal itu terutama terkait keluarnya

surat sans prejudice yang dikeluarkan pengacara Hadiputranto

Hadinoto & Partners tertanggal 22 Januari 2010

Akhirnya kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan oleh

kedua belah pihak. Sony Corp melakukan pertemuan dengan

Sony-AK,  Sony AK diminta merahasiakan hasil pertemuan

tersebut, Namun ada hal-hal yang disepakati oleh pihak-pihak

yang berperkara yaitu: 1. Sony AK boleh tetap menggunakan

nama domain sony-ak.com, namun harus melakukan rekonstruksi

pada disain webnya agar tidak memiliki kemiripan dengan

31

merek Sony Jepang, 2.  Sony Corp akan secara resmi mencabut

somasi sesuai kesepakatan yang telah dilakukan.

BAB IV

PENUTUP

IV. 1. Simpulan

Dari hasil analisi dalam makalah ini, dapat ditarik

suatu  poin simpulan yang bisa diambil terkait makalah yang

berjudul  Penegakan Hukum Hak Merek; Studi Kasus: Somasi Sony Corp

terhadap Sony AK  ini. Dalam penyelesaian kasus ini yang

berperan paling penting adalah komunitas praktisi internet

yaitu blogger dan facebookers. Dari opini yang dibangun di

dunia maya tesebut akhirnya timbul opini public dari

berbagai pihak yang menyatakan dukungan terhadap Sony AK.

Hal itu lah yang mendorong  penyelesaian kasus ini secara

cepat di luar pengadilan.

32

IV.2. Saran

Dalam penyelesaian makalah ini masih banyak kekurangan,

mungkin salah satunya dikarenakan kasus ini masih sangat

baru sehingga sumber yang didapatkan hanya dari berita-

berita di televisi dan surat kabar.

Kasus seperti ini merupakan kasus pertama di Indonesia

dan kedua di dunia sehingga masih sangat menarik untuk

diteliti. Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai tema

ini untuk tujuan yang lebih bermanfaat.

33

DAFTAR PUSTAKA

Hak Atas Kekayaaan Intelektual. 2001. Direktorat Jenderal Industri

Kecil Menengah:  Departemen Perindustrian

34

Noor, Achmad Rouzni. 2010. Sony Corp Resmi Cabut Somasi Sony AK:

Detikinet.com.

Prihadi, Susetyo Dwi. 2010. Sony AK Terharu Mendapat Ribuan Dukungan:

techno.okezone.com

Sugianto, Masim Vavai. 2010. SonyAK Digugat Sony Corp: vavai.com

PB, Ellyzar Zachra. 2010. Sony AK vs Sony Corp, Siapa Bakal Menang?:

inilah.com

35