lo raqualoN

25
oro6auod!O ; se;1;uerunH lo fi1;nce1 t' ZyOZ raqualoN 97 r6uereruag

Transcript of lo raqualoN

oro6auod!O; se;1;uerunH lo fi1;nce1 t'ZyOZ raqualoN 97 r6uereruag

,/.r ' ''

CULTUH,E ACT{OSS FERSPECTflIES:

CoN!'ES1.ATION AISGNG Gtr OEAI,, NAT.TOIiAL A.NI! I.OC,A,L

E{JI,T'UI{,ES

Ed itors:

Kyoji HondaHerudjati Purwoko

Arido Laksono

PROCEEDING:

:, ture Across Perspectives: Contestation Among Global, National, and Local Cultures

I :aculty of Humanities, Dipone8oro University

Pu b lisher:

FaSindo-, rof . H. Soedarto, 5.H. Tembalang.

>r'narang 50275

-e,o. +62 24 76480519..x +62 24 7648OG19

Cover Design:i:; r Cahayahari

I S B N : 978-502-87 26-05-4

Kata Pengantar

-- -- :- dan teknologi telah membuat jarak dan ruang menjadi tanpa batas. Segala: ::.:asai belahan dunia dengan mudah diakses dan diketahui dalarn hitungan del.ik.

- r-:- r.i:berikan dampak baik positifmaup.n negative terhadap pemaklaan fenornera-,' ::::r-lur. Lebih jauh, manusia sebagai subjek sekaligus objek dalam proses

- :.i--:.ii rnemiliki latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya yang_ .:- :_:a ,emungkinkan timbulnya letupan_letupan konflik baik dalam tataran

:: .:rriar- bangsa, bahkan antar Negara.

- ^:'-'i::ai kumpulan makalah yang dikirimkan oleh para pemakalah dan tliterima: -'.':::sl\an pada Seminar Internasionar "curture Across perspectives: contestation

- i : \::ional. and Local Culture,,yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Burlaya..; l':-.iesoro. Semarang pada tanggal 20 November 2012_ Sumbangsih pemikiran

ars ierdapat dalam makalah-makalah yang dimuat dalam buku ini tentunva akan-:-.-:: iialan membangun jalinan yang harmonis antar beragam latar belakang

- - ',':.::r \ ans terdapat dalam buku ini ditcrbitkan apa adanya sesuai dc,gan i,for.rnasi. . : ::rikan sebelumnya kepada para pemakalah bahwa panitia tidak benanggung

- , -:.:::tsi materi maupun kebahasaan.

Semarang, November 20 l2

Penerbit

t

Preface

The rapid development of science and technology has led us to a borderless world.

distance and space no longer become boundaries, and where information about whatever.happening all over the world can be known or accessed easily within a second. This

village has both positive and negative impacts on how we, as the members of the global

see and understand social reality. Due to our different social and cultural backgrounds,

perspectives on and various understandings ofour social reality are unavoidable.

The book is a compilation of articles submitted by the presenters and accepted by the

to be presented in an Intemational Seminar of "Culture Across perspectives:

Among Global, National and Local Cultures". The intemational seminar is held bv the F

of Humanities, Diponegoro University on November 20, 2012. The contribution of ideas

thoughts presented in the articles will surely be beneficial and fruitful to develop a

understanding to\yard different social and cultural backgrounds existed in our society.

The committee will not be responsible for the content of the paper sent by the presenters

has been informed before.

Semarang, November

The PLrbl -l

e

s

rl

t

List of Articles

Tuo P..rr"",,u", of Time: Time Train and Time TravelerKl oji Honda

- -:lamic Science Fiction in Indonesia

Ir.atrin Bandel

' ?ergembangan paradigma pendekatan Budaya dalam lvlendisain Kebijakan pemer.iltah\ico L- Kana

- Sistem-Sistern Sosial_ekonomi dan Sosial_budaya dalam Masyarakat Majemuk\urdien H. Kistanto

: From Locar Javanese p riyayi, s Etiquerte to Universals in Linguistic politenessHerudjati Purwoko

5 Maritime History, cross-curtural communication and Nationar Integration in IndonesiaSinggih Tri Sulistiyono

- Local Versus Global Culture: Be Alive or Destroyed?Dewi Yuliati

: Petnilu Liberal dan Budaya Korupsi politik

Agus Riwanto

Cultural Art Representation in Tourism Industry in Globalization Age:Review

-{rgyo Demartoto

\{ulticulturalism-Oriented Education: A process of Strengthening an .ldenti4,lriyanto Widisuseno

A Critical

' The Polylinguar Repertoire ofyouth in Semarang: Spoken and written communication.r Conrcmporary Global Indonesra

Kristian Tamtomo

i Changing Practice of Female Circumcision In Contemporary Javanese SocietyYuyun Kusdianto

-:. Dampak Makanan Global Terhadap pola Makan Anak_Anak di Surakarta Studi Kasus diTiga Sekolah Dasar di Surakana

llugijarna.. Cultural Contestation in Ritual Food:American Thanksgiving and Javanese Slantetan

S u karni Suryaningsih

18.

15.

16.

17.

il/orld l4ew Tradisi Khitan Di Kabupaten Demak: Sebuah Kajian Semiotika

Ahmad Muhid dan Indah Arvianti

Konsep Nyadran di Desa Tumang dan Sukobumi, Kecamatan Cepogo Boyolali

Tri Mulyaningsih

Implementasi Ajaran Zez dalam Nilai-Nilai Spiritual Chanoyu

Irma Winingsih dan Diah Soelistyowati

Orang Cina di Amerika Kajian Tokoh Kwan dalam Novel 7fte Hundred Secr'

Karya Amy Tan

Christina Resnitriwati

Religion and Contestation in Dee's Supernova: Petir

Mytha Candria

Dynamic Characters in The Legend of Kudus as A Perspective Insight

Contemplation

Rismiyanto

Wacan Bocah as a Linguistic Capital of Javanese Mass Media for Children

Valentina Widya. S

Perubahan Makna Perempuan Cantik dalam Tiga Masa yang Berbeda Anal

"Dove" versi "What's The Real Beauty" Menggunakan Teori Konotasi Ba

Teori Metafora Odgen dan Richard

Ayu Ida Savitri

The Concepts of Farming and Their Relation to Sexual Activities: Samin Coml

Blora, Central Java

Nina Setyaningsih

A Woman Narrating Women: the Subaltem Voices in Jatisaba

Muhammad Taufi qurrohman

21.

21.

25. Local Wisdom in Designing the Village Medium-Tenn Development

Strengthening the Rural Economy of Purbalingga

Triana Ahdiati, Indaru Setyo Nurprojo dan Solahuddin Kusumanegara

26. Potential conflicts saltworks sector in Sampang District

Tikkyrino Kurniawan

27. Aspek Budaya Lokal dalam Pengembangan Wilayah Berbasis Pariwisata

Mohammad Muktiali

Modalily Realizations in A Cross-Cultural Casual Conversation: A Systemic F

Linguistics Perspective

Sunardi

19.

20.

22.

23.

29.

30.

The Fame of NOAH: AGiant Industry behind Its Resurgence

Anna Sriastuti

Gender and Power Relations in David Henry Hwang's M. Butterfly: The Challenge to

the Binary Opposition Between the East and the West

Eta Farmacelia N urulhady

31 . Facebook as Cultural Representation of Post-lndustrial Society

Arido Laksono

-12. Women's Roles in Negotiating Diasporic Identity in Jhumpa Lahiri's

Unnaccustomed Earth and, Onlv Goodness

Retno Wulandari

33. Adat Perkawinan Masyarakat Tionghoa Di Pecinan SernarangTitiek Suliyati

34. Aspects of Communicative Competence in a Ianguage Teaching

Cut Aja Puan Ellisafny

35. Critical Literacy in Popular Culture: A Proposal for Creating a More Sustainahle

Society

Lany Kristono

36. Siaran Televisi, KontestasiNan Tak Pemah Berhenti

Agus Maladi Irianto

ie

IJES

Ll

EI

l

t

IMPLEMENTASI AJARAN ZEN DALAMNILAI - MLAI SPIRTTAAL CHANOYU

Irma Winingsih dan Diah SoelistyowatiUNIVEzuSTAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

Abstrak

menjadi inri dalam aliran Zen Karena dari setiap oiang rnemilii<i sifat mulra : _ - -

Vetgloloql yang penulis gunakan adalah (i)coding, (ii)ktasrfikasi tata cara .;::tiga klasifikasi yakni persiapan, pelaksanaan dan penriupan, (iii)intelpretasi. .

_untuk mencari tahu mana sajakah dari setiap itep tutu

"uru chan<.,yu ;":_ .;implementasi ajaranZen,d menggunakan terminologi nilai_ril;i'(;;s;-<=

adalah setiap detil pelaksan hanoyu, tidak lepas dariimplementasi aia,.z= fE

Keywords: chanoyu, chado, Zen, mediLasi

A. PENDAHULUAN

Dalam Nihon Kouki ritlal minum teh yang disebut d.engan chanoyu a-;_

sadou ini, diperkenalkan di Jepang pada abad 9 oleh pendeta Budha Jepang :-lyang baru kembali dari Cina. (Hoover,lg 77). lJpacara ninum teh (sadO, chai Jmerupakan ritual tradisional Jepang dengan cara menyajikan teh untuk ta:r: _ :

disebll chado ztaLt cha no ya. Teh dipersiapkan secara khusus oleh orans \ _ _

upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khysg5 unli; -r'Jdisebut chashitsu- Tuan rumah bertanggung jarvab dalam mempei! -menyenangkan bagi tamu.

Teh bukan hanya untuk dituang dengan air panas dan diminum. :::,. _

dalam. Upacara minum teh adalah simbol kepribadian dan pengetair-.-

mencakup antara lai tujuan hidup, cara berpikir, agama, peralatan upaca:::meletakkan benda seni di dalan chctshitsu

Sedangkan Zen, adalah salah satu cara untuk dapat memahami ses-.ajaran Budha pada khususnya, dengan jalan meditasi. Aj aran mendasa,- :r_ I

192

=.lasarkan rasa ingin tahu peneliti, untuk mencaritahu lebih dalam bagaimanakah.'.:asi ajaran Zen dalant ritual c:honoyu inlLah, penelitian kecil ini dilaksanakan.. \JAUAN PUSTAKA

J:l Sebagai Jalan pencerahan Diri

. :ru Kattsoffjuga berpendapat, acla 4 macamniiai yang menjelaskan' lengandung nilai yang artinya berguna

1:rupakan nilai (sesuatu itu baik, benar, atau indah)1:;-tpunyai nilai artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas::_rebabkan orang dapat mengarn il sikap. arau kerrudian mempunyai

'- . i dan pencerahan jiwa dapat terwu.iud.

I Pengertian Aksiologi

-.'siorogi berasar dari kata"ctrios" yang berasal dari bahasa yunani yang berarti ,,nirai,,

--' i yang artinya "teori"' Jadi aksiologi adalah teori tentang nirai.(Burhanuddin

.:n dalam tingkah perbuatan. Hal ini dikatakan Sidi Gazalba :

- - : - r Pendapat yang lain menyatakan aksiologi merupakan studi tentang prinsip-prinsip',:: \/ang mendasari penilaian terhadap prilaku manusia. Contohnya tindakan yang_:-.:r sesuatu hal itu adalah benar atau salah. Karena tujuan darr pengetahuan acialah-::dapatkan kebenaran, maka nilai dari pengetahuan atau ilmu adajah untuk:_:,:ar kebenaran. Terlepas dari kebenaran yang didapat itu untuk apa tujuannya.- ::k bisa iepas dari nilai. Nilai akan selalu mengilhami, mendorong keinginan untuk

..'.:iah Zen berasal dari Chi,an dalam bahasa Cina, berartijalan mudah untuk memahamile:r dibawa oleh pendeta Budha dari India ke Cina pada abad 6M. Zen yang merupakan

-.- iari ajaran Budha dan Taoisme ini disebarkan di Korea dan Jepang hingga menjadi.-<enal pada pertengahan abad 20M. Ajaran mendasar dari Zen ad,alah meditasi, yang. untuk menenangkan batin untuk penyucian diri yang tujuannya pencerahan batin._ :^an menjadi iebih mudah memahami sesuatu Dalam aJarannya disebutkan bahu,a-'re adarah sang Budha yang harus menggari kebenaran dari diri sendiri tanpa-,:: hal-hal duniarvi, seperti nafsu, idealisme dan rasionalisme, sehingga kebenaran

yang dapat

sifat n ilai

tertentu.

d. Memberi nilai, artinya memutuskan bahwa sesuatu hal tersebut diinginkan atau i::-mewujudkan suatu nilai (Kattsoff, 1986:332)

Di antara term-tem di atas terlihat adanya pernyataan yang sifatnya objektif t;.nilai merupakan "sifat" yang dikandung sesuatu objek yang dapat menimbulkan sifat se:- -

Jika istilah "bemilai" diartikan "berguna", maka hal ini mengandung pengertian subjektif. :--dasamya kegunaan sesuatu didukung oleh sifat yang dikandungnya, yaitu nilai intrinsr. :

nilai instrumental. Nilai intrinsik adalah suatu sifat yang baik atau bernilai di dalam cii

sendiri dari benda yang bersangkutan, yang mana nilai yang melekat dalam dirinya terlepl.

penilaian orang. Nilai instrumental atau juga disebut nilai ekstrinsik, yaitu suatu sifat bai*

bemilai dari suatu benda sebagai suatu alat atau sarana untuk sesuatu hal yang lain, atal.

yang baru diketahui setelah barang tersebut digunakan. Nilai instrumental ini sering

dengan nilai kegunaan. Cara menentukan bernilai tidaknya nilai instrumental ini adalah

mengetahui seberapa jauh fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan tefientu.(ibid.. l::

-329) Penilaian seseorang terhadap sesuatu hal terkadang diwarnai oleh

kepentingan. Jika kepentingan itu semakin besar, semakin besar pula penilaian terhadap

Dalam implementasinya, kedua nilai ini, baik nilai intrinsik maupun instrumental tidak

dipisahkan. Faktanya, suatu benda dapat memiliki nilai intrinsik maupun ekstrinst.:

religius sendiri merupakan salah satu jenis nilai manusiawi dalam kehidupan manus -

implementasinya berupa:

a. Pengukuhan (affrmation), perasaan diri telah digolongkan dalam

tujuan - tujuan yang lebih tinggi setelah secara resmi masuk dalam

suatu kelompok masyarakat religius.

b. Persaudaraan (fellowship) yaifi perasaan yang didapat melalui pergaulan

dalam suatu kelompok keagamaan.

c. Kepastian (assurance), adanya keyakinan bahwa di balik dunia fana

ini ada Tuhan Yang Maha Pengasih.

d. Harapan (hope), yaitu perasaan optimis bahwa kebaikan akan

kejahatanjuga keyakinan adanya dunia akhirat yang kekal dan bahagia.

3. Simbolisme Dari Ritual Chanoyu

Chanoyu, ritual dan simbolisme ritual ini, yang secara kolektif mewakili em::'

prinsip-prinsip dasar upacara minum teh, yaitu wa (harmoni), tel (menghormati), sel

(kemumian) dan jaku (ketenangan). Menurut Ho over, tpacara chado merupakan rituat

menghormati Bodhidharma, pendiri Zen Buddhisme, yang meninggalkan India untuk

5200.

Chado atau luga disebut cltonoyu adalah sebuah ekspresi dari Buddhisme Z.-

formalitas yang intinya kesederhanaan biksu Buddha dalam kegiatan sehari-hari di b:

194

: .::lah satu.(Hoover, 1977; Ito, l99g).

Standar hidup dan kemapanan masyarakat Jepang dapat dilihat dari cara mereka---.: ikan clrunoyu yang terwakili oleh berbagai tahapan dalam upacara. pengaruh ahli: :idang teh tampak dari unsur_unsur wabi dan sabi yangintegral de'gan teh. Menurut-sch ( 1993:46) sa6t melambangkan bahu,a daya tarik fisik, keindahan pengalaman dan

. -- i ang dimiliki seseorang tidak hanya dinilai seiring dengan berlambahnya usia, tetapi'' ,-ul melalui ketenangan, kesendirian dan dalam kesendirian. Konsep ini sering: dengan keeksklusifan kaum aristokrat. Untuk menyeimbangkan konsep sabi yang

----:: aristokrasi itu, yang mana potensi ini merupakan ,.ancaman,, membuat Rikkvu

. ::a1kan konsep wabi, yang mertpakan konsep menahan diri untuk tidak menamoilkan_- i3cara sengaja atau mengekspos daya tarik fisik semata.

- -'. brararvan Zen. Hubungan antara filsafat Zen dan upacara teh sangatjelas, hubungan' -:: nendalam melalui ekspresi Jepang yang popu ler ,chazen ichimi, yang artinya Zen

,:acara minum teh dapat diadakan di semua musim dan terkadang sebagai bagian' - ::r lainnya. Karakter dari upacara chanoyu bervariasi dari satu teh kejenis teh yang: :::a berasal dari semua profesi dan semua kelas sosial (Ito, l99g; Soshitsu,l970).

-:s Para prajuril' psneusaha. dan rakyatjerata serama berabad-abad rnemiriki kesamaan' ::da Chanoyu. Apa yang mereka semua memiliki kesamaan adalah mereka pelatihan

' - :. ini wanita Jepang lebih aktif menyelengg atakan chado daripada laki-laki. Menurut- -991) kecenderungan itu dikarenakan sckarang ini wanita di Jepang mempunyai-::s yang lebih banyak untuk melakukan chanoyu. Hal ini dikarenakan, pada saat:::a rvanita akan dapat mempresentasikan daya tarik fisiknya dan dapat beristirahat

- :itivitassehari-hari.

-.:Xsanaan Chanoyu

r:tika para tamu tiba untuk memenuhi undangan darl tuan rumah yang: ::arakan upacara teh, biasanya mereka dipersilakan menunggu dl ruang tamu

Ji sini sambil mereka mengamatl upacara dengan tenang dan hening, mereka terus.eialui kebun teh (roj) menulu chashitsu. Ini adalah waktu untuk tamu untuk

:-aa diri dan menyatukan pikiran mereka dengan ritual chanoyu serla mempersiapkan:laksanaan c han oyu tercebut.

'.:derson (1991) mengidentifikasikan tei.rhu (t,an rumah) sebagai mediator antara, . :-hari dengan dunia ritual chanoyu. Maka ketika bertemu dengan teishu, paru tamu

-,-:-rci mulut dan tangan mereka, yang melambangkan pembersihan diri dari kotoran:: menyiapkan diri untuk masuk ke dunia ritual chanoyu. Dengan dibantu Teishu

-::iator penyucian, air yang digunakan berperan untuk membuka pintu gerbang antara-:;r sisi luar, yang secara simbolis membuka jalan untuk pencerahan dan penyatuan

i9_i

Fl"F

E

!.

E

n

h_

rohari (p. i 54). Meskipun roTi (kebun teh) tidak selalu dihiasi dengan hiasanJriasan r -- -namun penuh dengan simbolisme. (Anderson, l99l;Hoover, 1977)

Pohon-pohon pinus yang ditanam di tempat yang tepat, merupakan simbot --panjang, sedangkan pohon-pohon bambu mewakili kekuatan dan ketahanan. penc:

tiga batu besar rnempresentasikan adanya tiga Buddha dan iika batu diatur secara i--menggambarkan air terjun. Susunan jalan pada roji yang berkelok-kelok ini

kepada para tamu bahrva jalan menuju pencerahan berliku-liku dan tidak se..

Chirriana, lubang kotoran yang terlihat di kebun teh digunakan untuk menampu::

patah ranting danjuga sebagai wadah untuk debu.(Anderson, l99l:155-56).

Sementara itu chashitsu dibuat sebagai ruangan kecil yang dibanuur :-alami seperti bambu, kayu, Iumpur, alang, dan jerami. Menurut Anderson ini

kealamian semesta dan isinya. Yang paling istimewa adalah pintu masuk yane i.:-tamu masuk harus berjalan merunduk dan berlutut untuk dapat melewatinya. S::.-maknanya adalah menanggalkan atribut keduniawian sehingga hanya orang-ora:::

hati yang bisa mengalahkan egonya saja yang dapat memasuki ruangan ini, kar:-.harus berlutut. (Hoover, 1977:177). Di sebelah pintu masuk ada rak pedang (l';:,-

diyakini sebagai simbol yang dibuat oleh Rikkyu untuk meninggalkan sei:.martabat, status sebelum memasuki rLtang chashitsu.

Ketika memasuki ruang chashitsu, para tamu mendekati tokonorna. r.mana seni artistik ditampilkan. Hiasan dinding yang digantung di ruang cha:,:

macam yaitu gambar dan tulisan seperti puisi. Kaligrafi tulisan Jepang yang umu.: -

belakang burung, bunga, pemandangan yang dipelopori oleh orang Cina, sekarar-

pembuatannya oleh seniman Jepang (Tanaka dan Tanaka,l998:159) Karya-kana =.,menampilkan nilai seni yang tinggi dari masing-masing seniman, yang keunika-

oleh para tamu penrkmat chanoyu.

Acara selanjutnya adalah menghidangkan jamuan makan yang disebut 1..;

1(aise,tl merupakan upacara chanoyu formal yang menghidangkan makan mala .

Jepang disebutjuga hiasan dapur Jepang.(Anderson, l99l:169). Dengan menjala:.

yang tahapannya cukup rumit ini, para tamu dilatih untuk disiplin dan menaha:. : -

keinginan nafsu makan. Sampai sekarang makanan keiseki yang disajikan tergolc:.:

dan disajikan dalam porsi kecil. Biasanya makanan terdiri dari tiga hidangan c:sup, dibumbui air asin dan beras merah. Lainnya adalah ikan, beberapa maka:--

beras, yang biasanya disajikan dalam bentuk karakter masyarakat Jepang ;::kesatuan" yang sekaligus melambangkan keistimewaan beras di antara makana-

disajikan. Kemudian tuan rumah memperbaiki lima elemen api yang mewakilj :

logam (ketel), kayu (arang), burni (tanah liat), api dan air. Bau *angi-wangian a:- -,Budha menembus ruangan (Anderson, l99l:180). Tuan rumah menundukka:

t96

ksJndurkan diri, dan para tam u dari chashitsu masuk ke dalanL l|rasu( r(c oalam ruang tunggu dengan pesanan!E-E Sarna.

- : :isebut nakadachi, dan selama istirahat para tamu diperkenankan untuk berbincang-- :::-qan lirih, satu sama lain. Selagi tuan rumah membuat persiapan untuk seluruh-r-: ramu memiliki kesempatan untuk mempersiapkan dirinya lagi sebelum kembali ke

.::rpilan bunga, dikenal sebagai chqbana, berbeda dari ikebana,,tradisional Jepang'.-=.ai bunga. Bunga_bunga yang digunakan dalam upacara teh tidak disusun namun.: seoiah-olah muncul dari alam.(Tanaka dan Tanaka, 1998:lgl). Bunga yang::. santung musim dan pemilihannya tergantung selera tuan rumah. Bunga_bunea itu. --:t{an selama upacara dan dibuang setelahnya, yang mana ;nl *"lr,nbunntnn:..: (Anderson, I 991 ; Tanaka dan Tanaka, l99g),

-:. :ahap upacara ini, haiken, para tamu memeriksa wadah air, nrizusaslti dan rvadah. -:n rumah muncul dengan mangkuk teh, berupa chawan (mangktk) yang berisi.:,;okan). Bambu polos chasen lebth disukai dan sangat diperlukan untuk upacara- -.porsi, ukuran, dan warna benang yang ada bervariasi. Terutama yang terpenting-... ::nrbu yang melambangkan aliran para praktisi teh. Sendok teh, chashaku. adalah. . :ernilai tinggi. Nilai simbolisnya adalah namanya, yang mengungkapkan tema_ leh. Sendok teh mewujudkan esensi dari penciptanya dan berfungsi sebagai_ ::aktisi teh. Sendok teh disirlpan khusus dalam tabung bambu pribadi yang- rleh pembuat dan pemilik berikutnya (Anderson, 1991:189). Juga di tangan

-.'tinen (chakin), yang digunakan untuk menyeka rnangkuk teh. Semua peralatan:::rum teh disebut chadogu (Hoover, 1977:179). para tamu disajikan permen tehlalam persiapan untuk mrnum teh pahit. Semua peralatan upacara diletakkan

: - -adian tuan rumah menyiapkan teh hijau dengan sengaja menggunakan gerakan,' -977) menggambarkan gerakan tersebut seperti tari duduk, rirual diatur, dan.::erti elevasi misa Katolik. Tuan rumah bervariasi kecepatan gerakannya

-..,a mereka tidak terlalu cepat atau terlalu lambat_ yang dikemukakan oleh---:ia. (1998:136) tuan rutrah yang baik adalah seseorang yang dapat menahan- seiama upacara berlangsung- Di akhir acara, tamu harus pergi dengan merasa.. ieh dan keindahan penunjukan upacara minum teh tersebut-

- : .r3rsihkan mangkuk teh dengan air panas dari ketel dan menyeka dengan kain

)97

serbet, merupakan sebuah simbol dari upacara penlrucian. Bubuk teh dipindahkan ke

teh dan memasak air panas kemudian menuangkannya bubuk teh kedalamnya samb:.

dengan stik bambu yang menghasilkan minuman hijau. Seluruh tamu menyaksikan penr

teh dari tuan rumah dengan kagum. Tamu kehonlatan (sholgyaku) di barisan pertai:.

disuguhkan teh pertama kali. Tuan rumah membungkukkan badan kepada tamu yang

dan tamu juga membungkukkan badan ketika menerima mangkuk teh tersebut, sebaea:

menghormati tuan rumah. Setelah sekitar empat teguk (Mooney, 1996), tamu

menyeka mangkuk dengan kain hnen (chakin) dan kemudian melewati tamu berikutnl,a

membungkukkan badan (Anderson, 1991; Mooney, 1996). Ritual ini diulang sampa:

tarnu merriliki giliran mereka dengan mangkuk teh; mangkuk kemudian dibersihkan .._

secangkirtehkeduasiapdisajikan,biasanyaberupacampurantehenceryangdikena:,

u.sucha.

Pada tahap haiken, para tamu memeriksa wadah air, mizusashi. dan teh teb2

chaire. Tuan rumah sekarang muncul dengan mangkuk teh, chawan, yang berisi teh.chasen. Bambu polos chasen lebih disukai dan dianggap sebagai sangat diperJu\:-

upacara teh. Proporsi, ukuran, dan wama kain yang berjalan melalui mereka 5.-Terutama penting adaiah warna bambu karena para praktisi teh sekolah kesetiaan. S: _

chashaku, adalah perkakas yang bernilai seni tinggi. Nilai simbolis adalah nam:-

mengunglopkan tema tch adalah pcnyatuan dan kcselarasan. Idealnya itu dibuat oleh. :

dan bukan oleh tukang sebagai chasen

Sendok teh mewujudkan esensi dari pencipta mereka serta berfungsi seba::

untuk teh praktisi. Sendok teh khusus disimpan daiam tabung bambu inc.. _

ditandatangani oleh pembuat dan pemilik berikutnya (Anderson, 1991:189). Jug: :

adalah kain lenan, chakin, yang akan digunakan kemudian untuk menyeka m: :Perkakas teh secara kolektif disebut chadogu, dan mereka telah 'cermat dipilih u.-:_.

estetika mereka khusus' (Hoover, 1977:179). Tahap selanjutnya para tamu disat:..t

kecil teh, higashi, dalam persiapan untuk teh pahit

Dengan semua perkakas yang dapat disentuh dalam jangkauan. :_-'

menyiapkan teh hijau yang menggunakan gerakan lambat, disengaja tepat sepeni ::-Hoover (1977) menggambarkan gerakan tuan rumah sebagai 'duduk tari, ritual d:.:--

disengaja, mondar-mandir, dan sebagai fomal sebagai elevasi misa Katolik'. Tu:

memastikan bahwa gerakan mereka tidak terlalu cepat atau terlalu Iambat _

(1998:136) menyatakan tuan rumah yang baik adalah orang yang dapar

kepentingan tamu selama upacara. Di akhir, tamu perlu datang pergi merasa pua: :sangat baik teh dan keindahan dan ketenangan kinerja Setelah sekitar .-:(Mooney.1996), tamu kehormatan menyeka mangkuk dengan serbet dan kentu: _

tamu berikutnya dengan membungkukkan badan (Anderson, 1991; Mooney, l9;

198

- ::mpai semua tamu mendapatkan giiiran mereka untuk meminum mangkuk teh.-

^emudian dibersihkan lagi dan secangkir teh kedua siap, biasanya campuran teh encer.:al sebagai usucha. Ini menandakan akhir bagian resmi dari upacara minum teh. Tuan

-:i rnencicipi teh yalg disajikannya. Tamu dapat sekarang mengomentari inang baik-=:uji teh, kekuatan, tekstur, rasa, warna, dan pujian host pada pilihan dari bunga dan

: mereka ditampilkan. Tema filosofi Zen biasanya akan disertakan dalam diskusi,

laa::*" tamu tentang Master teh besar dan prestasi mereka, kaligrafi, pelukis, puisi tepat,.:rn, dan selera periode yang berbeda dalam sejarah Jepang, terr.ttama karena mereka

-- Jengan upacara teh merupakan kepuasan tersendiri bagi tuan rumah.

. ::TODOLOGI PENELITIAN

..:is penelitian ini adalah deskr iptif ku a litatif dengan d.ala chanoyu dan- :. ).ang diambil dari berbagai sumber data. Oleh karenanya data penelitian ini

-. :: data sekunder. Korpus data adalah makna spritual d.ari tata cara chanoyu ini.

=:eumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan observasi, studi pustaka dan.:r Lntuk menganalisis korpus data, penulis melakukan beberapa tahapan, yaitu:- :i)ktasifikasi tata cara chanoyu rnenjadi tiga klasifikasi yakni persiapan, pelaksanaan

-:-:an,(iii)interpretasi, yang tujuannya untuk mencari tahu mana sajakah dari setiap step'- :tt:rrtoyu yvng merupakan implementasi alaran Zen, dengan menggunakan terminologi

l{atsoff' Pada makaiah ini, dari setiap krasifikasi step tata cara chanoyu akan dipirih-. data yang sudah dianalisis.

],IPLEMENTASI AJARAN ZEN DALAM MAKNA SPIRITUAL CHANOYUPersiapan: susunan jalan yang berkelok_kelok di dalam roTi( kebun teh)

-'.,..kan jalan menuju pencerahan jiwa itu sulit, berlikuJiku dan tidak selalu mulus.' :.:ngandung nilai atau berguna karena dengan adanya simbol ini, setiap orang akan-.-: bahwa proses pencerahan jilva itu sulit dan harus diupayakan, tidak datang dengan' ' vakna ini merupakan nirai kebenaran karena daram ajaran zen disebutkan bahv'a-:::usia memiliki Budha dalarn dirinya dan harus melakukan pencerahan diri dengan.r meditasi, sehingga benar adanya bahrva proses untuk pencerahan itu tidak mudah,

- - ::rk bisa bermeditasi secara sempuma! harus belajar dengan sungguh_sungguh. Disebut-.:i nilai, karena di dalarn makna spiritual jalan yang berkelok_kelok ini, diharapkan

- :r menyadari dan kemudian akan mengambil sikap untuk belajar bermeditasi dengan

-' .ian dapat memahami secara mendalam ajaran Budha. Di sela kesibukan orang_orang

- ::\\asa ini, bila meditasi diiakukan, sedikit banyak akan menyeimbangkan kehitlupan- rengan spiritual. Dengal adanya keseimbangan batin yang dilandasi ajaran Zen

'erta berratih meditasi dengan sabaq pen'akit sosial seperti hikikomori. stres akihat

r99

n

workaholic, bunuh diri karena depresi yang angkanya cukup tinggi di Jepang diharapkar

dikurangi. Yang terakhir, makna ini disebut memberi nilai karena dengan adanya

bahwa untuk mencapai pencerahan jiwa tidak instan dan tidak mudah, maka muncul

kesabaran selama berlatih meditasi. Jiwa sabal yang juga dimiliki sang Budha saar

bertahun-tahun diimplikasikan dengan meditasi ini. Munculnya nilai kesabaran da.,

individu yang berlatih meditasi inilah yang membuat makna spiritualjalan berkelok ro,.

memberi nilai,

2.Inti pelaklal]aaa: susunan bunga-bunga yang dibuat sealami mungkin c:-

digunakan saat upacara saja, melambangkan kealamian alam dan kefanaan duni.

spiritual ini disebut merupakan nilai/berguna karena mempunyai fungsi untuk men.:- -

orang-orang yang melihatnya atau para penikmat cftanoyu akan besar nya kekuasaan

Pencipta yang telah menciptakan keanekaragaman bunga. Hakikat ketuhanan ini

merupakan implementasi dari Zen. Zen bukan merupakan agama, namun Zen z.:. -'dalam Budha yang membantu umatnya untuk memahami ajaran Budha denga-

Sementara itu, ajaran dalam Budha sendiri adalah juga berazazkan ketuhanan. .---

kekuasaan mutlak Sang Pencipta di luar jangkauan manusia dengan segala

Kemudian makna ini disebut memiliki kebenaran karena memang benar adanl a

ciptaan Sang Pencipta akan mati, hanya Sang Penciptalah yang abadi, Berik-:- -

mempunyai nilai karena dengan menyaksikan aneka ragam bunga yang disajika:

yang disusun sealami mungkin, diharapkan akan membuat orang-orang akan sen:- -

taat menjalankan ajaran Budha pada khususnya dan agama Iain pada umurnn) a.

kekekalan Sang Pencipta dan kefanaan dunia akan menyadarkan manusia u:,.kepada Sang Pencipta dan selalu berbuat kebaikan sebelum ajal datang, sepen: .,.- -

dalam Budha melalui aliran Zen- Makna spiritual ini disebut memberi nila.

memunculkan nilai keyakinan dan ketaatan dari setiap insan yang meyakini

Keyakinan akan kefanaan dunia dan ketaatan kepada Sang Pencipta sepen. -

aliran Zen. Pencerahan jiwa yang dilakukan agar manusia dapat lebih mudah

Budha, dikarenakan dalam ajaran Zen sendiri meyakini bahwa setiap orang

dalam dirinya. Namun sinar sang Budha itu harus diasah dengan meditasi.

menimbulkan ketaatan terhadap aturan agama Budha.

2. Penutup: disajikannya teh encer (usucha) yang diiringi dengan

suasana formal menjadi lebih santai, namun tetap dalam keheningan karen: :- -

diperkenankan bercakap-cakap dengan suara lirih, dan topik pembicaraan harus

dan chashitsu saja, tidak mengenai dunia luar. Makna ini mengandung -

dijadikan momen untuk saling berkenalan antara tamu yang satu dengan 1: -

juga dapat rnenjadi sarana untuk mengendalikan diri, untuk ridak mencer::-.

sendiri, untuk dapat mengendalikan diri bersuara pelan menciptakar:

gan seperti yang diekspresikan dengan jaku. Dalam Zen, meditasi dilakukan dalamdalam ketenangan manusia dapat berpikir Iebih jernih dan akhimya dapat

ukan Budha dalam dirinya. Makna ini disebut merupakan nilai karena pengendalian dirisuatu kebenaran yang merupakan implementasi darj Zen. Ajaran Zen yang juga

urnat Budha untuk melakukan meditasi merupakan simbol dari aturan chanoyu yangdalam suasana santai saat disajikannya usucha, namun tetap harus menjagasuasana. Para tamu berbicara lirih satu sama lain dan biasanya memuji apa yang

tuan rumah, Mempunyai nilai yang dimaksud di sini adalah bahwa para tamu yang:renjalani ritual chanoyu ini, akan terlatih untuk mengendalikan diri dan akan

dalam kehidupan sehari-hari. Dengan tidak menceritakan dunia luar- namun:-:engenai chanoyu d.an apa yang disajikan tuan rumah, para tamu akan belajar lebih

i orang Iain dan apa yang diberikan orang lain padanya. Rendah hati, sopan, pandaidiri adalah salah satu sifat utama Sang Budha yang mana ada dalam diri setiap

::nusia Makna ini disebut memberi nilai karena muncur nirai rendah hati dan saringi, setelah para tamu melakukan pengendalian diri, bersama_sama menjaga suasana

::n keheningan sepanjang upacara chanoyu.

] SL\{PULAN

)ari setiap detil pelaksanaan chanoyn, tidak lepas dari rmplementasi ajaran Budha yangrnti dalam aliran Zen. Karena dari setiap orang memiliki sifat mulia Budha, maka jika

...r mengikuti ritual chanoyu, akan menyadari bahwa setiap langkah pelaksanaannvaimplementasi dari aliran Zen. proses pengendalian diri untuk tidak menceritakan

.. atau kelebihan fisik dan materinya, untuk berbicara lirih, untuk bersabar mengikuti:umit dari chanoyu, untuk mampu berbasa-basi memuji tuan rumah, untuk berbicara

tamu yang lain, semuanya mengimplikasikan prosesi Zen yang berujung padaSetiap hiasan, tata ruang, pemilihan pernak_pemik dan peralatan chanoyu dipilih d,an

Cengan mengindahkan makna spiritual yang terkandung dalam ajaran Zen.t

PUSTAKA

. ennifer- 1987 . Japanese Tea Rirual; Religion in practice. Man 22: 4./5-49g.91. An Introduction to Japanese Tea Rirual Albany, New york: State Universitv of

, l'ork Press.

.:inrich. 1979. Zen Enlightenment; Origins and Meaning,New york: Johnll, Inc.

Horst. 1993. Zen in the Art of The Tea Ceremony.N.y., N.y.: penguin Books.' :nas. 1977 . Zen Culture. Random House, Chs. 13. 14. l6 & I 7

201

Ito, Kyoko. 1998. Zen and the Arr of Making Tea JapanTimes Weekly Intemational

38:10-11 (Aug 24- Aug 30,1998)'

Mooney, Carolyn. 1996- Learning the Spirit Behind the Ritual oJ the Japanese Tea

Chronicle ofHigher Education. 43:5, section 82,9121196'

Sidi Gazalba, 1978, Pengantar Filsafat Ilmu, Jaka*a:Pulau Bintang

Soshitsu. 1910. Understancting Chanoyu ' Chanoyu Quarterly' 1:l-1 1

1998. The Japanese Way of Tea Frot?l its origins in China to Sen Rilgtu'

Hawaii: University of Hawaii Press'

Suzuki. D.T. 1959.Zen and Japanese Ctllure ' Princeton' NJ: Princeton University Pre'r

Tanaka, Seno, and Tanaka, Sendo l998 The Tea ceremony' New York' New York:

America lnc-

Varley, Paul, and Isao Kumakura, eds 1998' Tea in Japan : Essays on the History of

Honolulu : University of Hawaii Press'

t

202

Generated by CamScanner

Generated by CamScanner

Generated by CamScanner

Generated by CamScanner

Generated by CamScanner

Generated by CamScanner