Laporan Mikrobiologi - Sterilisasi dan Pembuatan Media
Transcript of Laporan Mikrobiologi - Sterilisasi dan Pembuatan Media
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam melakukan diagnosa Mikrobiologi
sterilisasi sangat diutamakan baik alat maupun
medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat
atau bahan bebas dari mikroba baik dalam bentuk
vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula
dalam Mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik
sterilisasi, pembuatan media serta teknik penanaman
(Dwidjoseputro, 1994).
Secara umum sterilisasi merupakan proses
pemusnahan kehidupan khususnya mikroba dalam suatu
wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi
dalam Mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada
atau didalam suatu benda. Ada tiga cara utama yang
umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan
panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan
(filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-sama dengan
uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi kering
(Dwidjoseputro, 1994).
Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba
diperlukan suatu substrat yang disebut medium.
Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan
harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi
oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba
dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam
medium, maka diperlukan syarat tertentu yang
diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung
semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan mikroba kemudian susunan
makanannya, tekanan osmosis, derajat, keasaman (pH),
dan temperatur (Hadietomo, 1990).
Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini,
tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus
untuk mempelajarinya dan bekerja pada skala
laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik
sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula
tentang bagamana caranya menumbuhkan suatu mikroba
ke dalam suatu media, karena kita tahu bahwa
beragamnya persyaratan tumbuh mikroba, maka harus
dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh
mikroba dan juga macam lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi yang optimum bagi
pertumbuhannya. Mikroba amat beragam, baik dalam
persyaratan nutrient maupun fisiknya. Jadi, media yang
digunakan harus mengandung komponen-komponen yang
dibutuhkan oleh mikroba tersebut (Hadietomo, 1990).
Untuk mengenal lebih jauh tentang penyiapan
medium untuk suatu mikroba, maka diadakanlah
praktikum ini, dimana dalam praktikum ini praktikan
diwajibkan mampu mengetahui cara-caranya mulai dari
awal sampai akhir melalui bimbingan dari kakak
asisten.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh praktikan
dalam praktikum kali ini yaitu:
1. Mengetahui cara pembuatan media dan membedakan
berbagai media pertumbuhan mikroba.
2. Mengetahui cara dan macam-macam sterilisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Medium
Medium adalah substansi yang terdiri atas
campuran zat-zat makanan (nutrien) yang dipergunakan
untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk
memeliharanya dibutuhkan medium yang harus
mengandung semua zat yang diperlukan untuk
pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa
organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan
vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan
dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat
motil atau nonmotil, medium ini ditambahkan bahan
pemadat 50% (Hadietomo, 1990).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam
bentuk padat dan dapat pula yang hanya menggunakan
bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.
Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam
bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme
yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk
cairan atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa
mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya
dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut
sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan
enzim ekstraseluler (Anonim, 2009).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor
elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan
yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi,
sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber
mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain
itu, secara umum nutrien dalam media pembenihan
harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk
sintesis biologik oranisme baru (Hadietomo, 1990).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen
tubuhnya dari zat-zat sederhana yang ditemukan dalam
lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa
makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang
ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air
selokan, atau bahan-bahan organik lain yang
mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia
dan fisika dari habitat ini menentukan jenis
organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan
itu (Irianto, 2006).
Menurut Pelgzar (1996), klasifikasi medium
berdasarkan fungsinya digolongkan menjadi 7
golongan, yaitu:
1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-
bahan yang bertujuan menstimulasi pertumbuhan
mikroba secara umum. Contoh Nutrient Agar (NA)
untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato
Dextrose Agar (PDA) untuk menstimulir
pertumbuhan fungi.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk
menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-
perubahan kimia tertentu misalnya, medium
tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment media), media yang
ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang
diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang
jumlahnya sedikit dalam suatu campuran
berbagai mikroba, contoh Chocolate media dan
Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
4. Media selektif, merupakan media yang
ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan yang ada dalam suatu spesimen.
Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik,
garam dan bahan-bahan kimia lainnya.
5. Media diferensial, merupakan media yang
ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensia
tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh
memperlihatkan perubahan-perubahan spesifik
sehingga dapat dibedakan dengan jenis
lainnya.
6. Medium penguji (assay medium), yaitu medium
dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan
bantuan bakteri misalnya medium untuk menguji
vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu
medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan,
misalnya medium untuk menghitung jumlah
bakteri E.coli air sumur.
2.2 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan
semua mikroorganisme yang hidup. Adanya pertumbuhan
mikro menyatakan bahwa pertambahan bakteri masih
berlangsung dan tak sempurnanya proses sterilisasi.
Jika proses sterilisasi berlangsung sempurna, maka
spora bakteri yang merupakan bentuk paling resikan
dari kehidupan mikroba tak akan terlihat lagi.
Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang
untuk membersihkan dari mikroorganisme, atau sengaja
untuk menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme
sangat berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai
macam agen antimikroba (Suriawiria, 2005).
Cara kerja sterilisasi ialah cara kerja agar
terhindar dari kontaminasi, cara steril ini
digunakan pada pembuatan media, dan pembuatan
preparat. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara:
(Anonim, 2009)
1. Fisik yang dibagi menjadi beberapa bagian:
a. Dengan hot air sterilisation oven, bahan dari gelas di
bungkus dengan aluminium foil, dengan suhu 170°-
250°C selama 2 jam.
b. Panas basah dengan tekanan suhu 121°C selama 15
menit. Alat yang digunakan adalah autoclave.
c. Pressure cooker, panaskan air mendidih, biarkan
klep uap terbuka agar keluar uap kemudian klep
uap ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu
telah 121°C dengan tekanan 1,5 atm, dijaga
konstan selama 15 menit. Kemudian buka klep uap
hingga tercapai tekanan nol, dan setelah suhu
mencapai suhu kamar, alat dan bahan
dikeluarkan.
2. Kimia, dengan menggunakan zat-zat kimia seperti
desinfektan, antiseptik.
3. Radiasi dengan sinar ultra violet, biasanya digunakan
pada ruangan dan alat – alat plastik.
4. Filter dengan membran filter dan vacum pump.
Alat-alat yang dipakai ketika penanaman, harus
dalam keadaan steril. Alat-alat logam dan gelas
dapat disterilkan dalam autoklaf. Alat tanam
seperti: pinset dan gunting dapat juga disterilkan
dengan pembakaran atau dengan pemanasan dalam
bacticinerator (Irianto, 2006).
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi
dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup
tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak
mikroba dan aktivitas enzim. Sebagai hasilnya, bahan
yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih
dari enam bulan pada suhu ruang. Contoh proses
sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng
seperti kornet, sarden dan sebagainya (Irianto,
2006).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Mikrobiologi dengan judul Sterilisasi
dan Pembuatan Media dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 18 November 2013, pada pukul 13.20 WIB hingga
selesai. Praktikum ini bertempat di Laboratorium
Biologi Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah
Palembang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan yaitu:
1. Timbangan Analitik
2. Gelas Ukur
3. Erlenmeyer
4. Tabung Reaksi
5. Kaca Pengaduk
6. Autoklaf
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu:
1. Aquades
2. Kapas
3. Aluminium Foil
4. Alkohol
5. Kentang 200 gram
6. Dektrosa/gula
7. Agar-agar
8. Kompor Gas/Listrik
3.3 Cara Kerja
Pembuatan Media
1. Membuat media umum/konvesional untuk pertumbuhan
bakteri (Nutrient Agar):
Beef extract (ekstrak daging) ................. 10 g
Pepton...................................... 10 g
Agar-agar................................... 15 g
Aquades..................................... 100
ml
Catatan: ekstrak daging bila tidak tersedia dapat
dibuat sendiri, dengan cara sebagai berikut:
1. Buat ekstrak daging (daging 0.5 kg direbus
dalam air 1000 ml hingga volume air menjadi
setengah atau direbus selama 1-2 jam.
2. Saring ekstrak daging dengan kertas saring,
kemudian tambahkan aquades hingga volume
menjadi 1000 ml.
3. Masukkan pepton dan agar-agar, lalu diaduk
sampai homogen.
4. Biarkan diatas api sampai hampir mendidih
5. Masukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
untuk agar miring, dan disimpan dalam
erlenmeyer
6. Semua tabung dan erlenmeyer yang berisi medium
ditutup dengan kapas dan aluminium foil.
7. Sterilkan dengan autoklaf.
8. Setelah disterilkan tabung reaksi yang berisi 5
ml dimiringkan untuk media agar miring dan di
erlenmeyer disimpan dalam inkubator/water bath.
2. Membuat media umum untuk jamur (Potato Dectrosa Agar)
Kentang .................................... 200
gr
Dektrosa/gula .............................. 10 gr
Agar-agar .................................. 15 gr
Aquades .................................... 1000
ml
Cara Kerja:
1. Bersihkan kentang lalu dipotong kecil-kecil.
Kemudian dimasak dalam 500 ml aquades. Biarkan
mendidih selama 1 jam, jaga volume agar tetap.
2. Saring ekstrak kentang, ambil fitratnya.
3. Tambahkan dektrosa/gula sambil dipanaskan
dengan menggunakan api sedang.
4. Tambahkan agar-agar, panaskan dan aduk hingga
homogen. Setelah mendidih diangkat dan
dimasukkan ke dalam botol/erlenmeyer.
5. Tutup dengan kapas dan aluminium foil, kemudian
sterilisasi dengan autoklaf.
Sterilisasi Fisika (Autoklaf)
1. Sebelum dihidupkan periksa alat Autoclave-Pressure
Steam Sterilizers, sudah bersih atau belum.
2. Isi air dalam alat sebatas saringan.
3. Masukkan bahan-bahan yang akan di sterilisasi,
sebelumnya diberi indikator tanda sudah steril
atau belum dengan autoclave tape.
4. Tutup covernya dengan mencocokkan dengan tanda
kuncinya.
5. Rapatkan kunci-kunci secara diagonal sampai rapat
betul. Posisi alat pada high.
6. Tekan Power/ON dengan menutup katup agar uap air
tidak keluar.
7. Bila tekanan sudah sampai pada tanda 15 (tekanan
sudah mencapai 121° C) atau caution.
8. Tekan timer selama 15 menit.
9. Bila sudah 15 menit, maka katup dibuka. Bersamaan
dengan itu matikan power.
10. Bila alat sudah dalam posisi 0, maka buka
katup. Biarkan alat dingin dahulu.
11. Buka metal to metal secara diagonal.
Ambil hasil sterilan, lihat indikator autoclave tape-
nya.
Sterilisasi cara Kimia
1. Sebelum membuka ruangan atau bagian steril di
dalam tabung/cawan/erlenmeyer sebaiknya bagian
mulut (bagian yang memungkinkan kontaminan masuk)
dibakar/dilewatkan api terlebih dahulu.
2. Pinset, batang L, dll dapat disemprot dengan
alkohol terlebih dahulu lalu dibakar.
3. Ujung jarum inokulum yang sudah dipijarkan harus
ditunggu dingin dahulu atau dapat ditempelkan
tutup cawan bagian dalam untuk mempercepat
transfer panas yang terjadi.
4. Usahakan bagian alat yang diharapkan dalam kondisi
steril didekatkan ke bagian api.
5. Jika kerja di safety cabinet tidak perlu memakai
pembakar bunsen tetapi jika diluar safety cabinet
maka semakin banyak sumber api semakin terjamin
kondisi aseptisnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil akhir dari proses sterilisasi sesuai
dengan petunjuk praktikum yang kita dapatkan setelah
menginkubasi alat dan bahan ke dalam autoklaf pada
suhu 121℃ selama 15 menit, alat dan bahan tersebut
menjadi steril (matinya mikroorganisme yang terdapat
pada alat dan bahan).
Nama
MediumFungsi
Pengamatan
Sebelum
Pengadukan
Pengamatan
Sesudah
Pengadukan
PDA
Sebagai
tempat
pembiakan
mikroba
Warnanya
bening, agak
keruh, cair
Kuning
keruh, dan
sedikit
kental
4.2 Pembahasan
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya,
medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara
lain adalah harus mengandung semua zat hara yang
mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang
sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan
ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam
keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang
di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik (Hadioetomo,
1993). Percobaan kali ini yaitu pembuatan medium NA
dan PDA.
NA (nutrient agar) digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri. Pembuatan medium percobaan ini
dengan menggunakan NA (nutrient agar), dimana dalam
pembuatannya terlebih dahulu dengan cara menimbang
bahan yang akan digunakan kedalam neraca analitik
sesuai dengan jumlah yang diperlukan kemudian
memasukkan bahan kedalam erlenmeyer 250 ml, dimana
bahan tersebut adalah aquades 250 ml, NA 3,75 dan
agar 7 gram setelah itu dipanaskan diatas hot plate
440oC di ikuti oleh pengadukan dengan menggunakan
magnetic stirrer, tujuan dari pemanasan dan pengadukan
ini adalah untuk menghomogenkan NA dengan aquades,
dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan
dari NA dan aquades. Setelah dipanaskan beberapa
menit larutan berubah warna dari keruh menjadi
kuning kecoklatan hal ini menandakan larutan telah
homogen. Kemudian dimasukkan kedalam autoklaf
dengan mulut erlenmeyer disumbat dengan kapas dan
dilapisi kertas aluminium diluarnya. Tujuan dari
penutupan ini agar meminimalkan kontaminasi.
Pembuatan NA berdasarkan konsistennya termasuk
medium padat dan menurut kegunaannya termasuk medium
umum.
PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk
menumbuhkan fungi atau jamur. Pembuatan medium pada
percobaan ini dengan menggunakan PDA (Potato Dextrose
Agar) dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu
dengan cara memasukkan 200 ml aquades dan 50 ml
ekstrak kentang, 3,75 deglucose dan 7 gr agar
kemudian dipanaskan diatas hot plate 440 oC diikuti
oleh pengadukan dengan tujuan dari pemanasan dan
pengadukan ini untuk menghomogenkan PDA dengan
aquades, dan pemanasan bertujuan mempercepat
pelarutan dari PDA. Setelah dipanaskan beberapa
menit larutan berubah warna dari keruh menjadi
kuning tua, hal ini menunjukkan larutan telah
homogen. Setelah itu dimasukkan kedalam autoklaf
tetapi sebelum dimasukkan mulut erlenmeyer ditutup
dengan kapas dan kemudian dibungkus dengan kertas,
hal ini bertujuan agar meminimalkan kontaminasi. PDA
termasuk medium nonsintetik karena termasuk medium
padat sedangkan menurut fungsinya termasuk medium
umum.
Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk
sterilisasi. Autoklaf termasuk dalam teknik
sterilisasi secara fisika dengan prinsip arus uap
dan tekanan. Alat ini sering digunakan dalam teknik
pensterilan karena tingkat koefisien dan sifat alat
yang tidak merusak kandungan dalam media pertumbuhan
yang dipakai yaitu NA, PDA, MEA dan LB (Suriawiria,
2005).
Sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk
menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sterilisasi
merupakan suatu proses (kimia dan fisika) yang
membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme
(Suriawiria, 2005). Sterilisasi yang digunakan dalam
percobaan ini adalah secara fisika yaitu menggunakan
panas, dimana panas yang digunakan adalah bersama
uap air yang biasanya disebut sterilisasi basah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan
semua mikroorganisme yang hidup. Cara kerja
sterilisasi ialah cara kerja agar terhindar dari
kontaminasi, cara steril ini digunakan pada
pembuatan media, dan pembuatan preparat. Sterilisasi
dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia, radiasi
dan filter. Medium adalah substansi yang terdiri
atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang
dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan
mikroorganisme.
5.2 Saran
Sebaiknya pada saat praktikum praktikan sudah
bisa menguasai teknk-teknik atau cara kerja dari
praktikum yang akan dilaksanakan sehingga tidak akan
terjadi kekeliruan yang bisa menghambat jalannya
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Universitas
Indonesia: Jakarta.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan:
Jakarta.
Hadioetomo, R. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium
Mikrobiologi. Gramedia: Jakarta.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya:
Bandung.
Pelgzar & Reid. 1958. Mycrobiology. Mc Graw-Hill Compan:
Tokyo.
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar
Sinanti: Jakarta.