LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2018
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2018
1 LAKIP Margo Laras TA 2018
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2018
PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI
Jalan Soediono Desa Sukoharjo, KecamatanMargorejo Pati 59163 Telp. (0295) 382828 - 385939 – 384437, Fax. (0295) 382828
Email : [email protected]
2 LAKIP Margo Laras TA 2018
KATA PENGANTAR
P uji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
dan ridho-Nya, penyusunan LAKIP PSRSPDM Margo Laras di
Pati dapa diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kewajiban menyusun LAKIP didasarkan pada Instruksi
Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP PSRSPDM Margo Laras di Pati ini merupakan bentuk pertanggung jawaban
sebagai instansi pemerintah dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi
serta berpedoman padaPeraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tenntang Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini
merupakan sarana mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugas yang
diamanahkan negara selama kurun waktu 1 tahun yang memuat pencapaian kinerja
pelaksanaan program/kegiatan tahun 2018 sesuai dengan tugas dan fungsi
PSRSPDM Margo Laras di Pati.
LAKIP juga menguraikan keberhasilan maupun kegagalan serta hal–hal yang perlu
mendapatkan perhatian untuk perbaikan pada masa mendatang. Akhir kata,
mudah–mudahan LAKIP ini dapat menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja
yang nantinya akan diperoleh manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan
kinerja PSRSPDM Margo Laras di Pati pada masa yang akan datang.
Pati, Januari 2019
Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
ttd
Dra. Jiwaningsih, M.Si
3 LAKIP Margo Laras TA 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................2
DAFTAR ISI ...........................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................4
B. Tugas dan Fungsi .........................................................7
C. Struktur Organisasi ..................................................................7
D. Sistematika Penyajian ........................................................9
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis Organisasi ..........................................11
B. Perjanjian Kinerja .............................................................15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi .............................................16
B. Realisasi Anggaran ................................................19
BAB IV PENUTUP
Simpulan Kinerja ...............................................................21
LAMPIRAN
1. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 Lampiran 1
2. Rencana Kinerja Tahun 2018 Lampiran 2
3. Pencapaian Rencana Aksi Tahun 2018 Lampiran 3
4. Succes Story Penerima Manfaat Lampiran 4
5. Laporan Kegiatan Tahun 2018 Lampiran 5
4 LAKIP Margo Laras TA 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Orang Dengan Gangguan Jiwa yang selanjutnya disingkat ODGJ
sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2014
tentang Kesehatan Jiwa adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran,
perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalammenjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Meski sakit, penderita gangguan jiwa tetaplah manusia, makhluk Tuhan
yang paling mulia.Sayang, banyak anggota masyarakat yang masih
memperlakukan mereka secara tidak adil. Di Indonesia, data Riskesdas 2013
menunjukkan angka rata-rata gangguan jiwa berat seperti skizofrenia sebesar
0,17 persen atau sekitar 400.000 orang.Orang dengan Gangguan Jiwa yang tidak
mendapat pengobatan berisiko menimbulkan masalah di masyarakat dan
meningkatkan angka pemasungan.
Melihat semakin banyaknya populasi ODGJ di Indonesia mendorong
pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial RI untuk mengalihfungsikan panti
sosial di bawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial. Sebagaimana yang
dilakukan terhadap Panti Sosial Asuhan Anak “Tunas Bangsa” Pati yang
berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2016 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental “Margo Laras” di Pati bahwa per 1 Januari 2017
telah beralih fungsi menjadi Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang
Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati.
Berbeda dengan ranah Kementerian Kesehatan yang lebih bertendensi
untuk melakukan pemulihan secara medis, Panti sosial rehabilitasi social
penyandang disabilitas mental lebih condong untuk melakukan pemulihan yang
bersifat rehabilitatif antara lain untuk mencegah atau mengendalikan
disabilitas, memulihkan fungsi sosial, memulihkan fungsi
5 LAKIP Margo Laras TA 2018
okupasional,danmempersiapkan dan memberi kemampuan ODGJ agar mandiri
di masyarakat.
Satuan Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas
Mental (PSRSPDM) ” Margo Laras” di Pati merupakan unit pelaksana teknis di
bidang rehabilitasi sosial untuk penyandang disabilitas mental yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial dan
pembinaan secara teknis fungsional dilaksanakan oleh Direktur Rehabilitasi
Sosial Penyandang Disabilitas.mempunyai visi untuk mewujudkan
kesejahteraan sosial penyandang disabilitas mental. Visi tersebut
terejawantahkan melalui misi antara lain meningkatnya kemampuan
penyandang disabilitas mental dalam memanfaatkan bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar, meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang memiliki regulasi
untuk mengembangkan akses lingkungan inklusi bagi penyandang disabilitas
mental,
Untuk mempertanggungjawabkan kinerja pelaksanaan visi dan misi
tersebut, disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2017 serta sebagai bahan
pertimbangan untuk perencanaan kinerja Satuan Kerja Panti Sosial
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) ” Margo
Laras” di Pati pada tahun berikutnya.
1. Landasan Hukum
Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyadang Disabilitas Mental (PSRSPDM)
“Margo Laras” di Pati merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada
langsung di bawah Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial. Dalam
melaksanakan tugas pokok dan pelaporan akuntabilitas kinerjanya, dilandasi
oleh peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;
3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);
6 LAKIP Margo Laras TA 2018
4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP-
153/M.PAN/9/2004 Tentang Pedoman Umum Evaluasi AKIP;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan;
6. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 111 /HUK/2009 tentang Indikator
Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial;
7. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Sosial;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 16 Tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental
“Margo Laras” di Pati.
10. DIPA PSRSPDM ”Margo Laras” di Pati Nomor SP DIPA-
027.04.2.030952/2018 tanggal 05 Desember 2017;
2. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Laporan Kinerja Tahun 2018 Panti Sosial Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati
dimaksudkan untuk menyajikan laporan pertanggungjawaban dan
informasi mengenai rencana kerja (performance plan) dengan capaian
kinerja (performance result)dan selanjutnya mengidentifikasi sejumlah
celah kinerja (performance gap) untuk perbaikan kinerja di masa
mendatang di Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas
Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati.
2. Tujuan
Sebagai bahan evaluasi atas keberhasilan dan kegagalan serta hambatan,
permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Panti
Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM)
“Margo Laras” di Pati sehingga dapat diambil langkah-langkah perbaikan
7 LAKIP Margo Laras TA 2018
B. Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 16 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati
mempunyai tugas dan fungsi, sebagai berikut :
1. Tugas
Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental
(PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati mempunyai tugas melaksanakan
rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.
2. Fungsi
Adapun fungsi yang diembanPanti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang
Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati meliputi:
a. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan.
b. Pelaksanaan registrasi dan asesmen penyandang disabilitas mental.
c. Pelaksanaan advokasi sosial
d. Pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.
e. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.
f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan terminasi penyandang disabilitas
mental.
g. Pemetaan data dan informasi penyandang disabilitas mental
h. Pelaksanaan urusan tata usaha.
C. Struktur Organisasi
Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental
(PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati sebagai salah satu Unit Kerja Eselon III
dilingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, struktur organisasinya
berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 16 Tahun 2016 tetang
Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang
Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati. Sesuai dengan kedudukan
tersebut, maka struktur organisasi Panti Sosial Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati adalah:
8 LAKIP Margo Laras TA 2018
Gambar 1. Struktur organisasi PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
Seperti dapat dilihat pada bagan struktur diatas, Kepala PSRSPDM “Margo
Laras” di Pati yang membawahi :
1. Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugasmelakukan penyiapan
penyusunan rencana anggaran, urusan surat-menyurat, kepegawaian,
keuangan, kehumasan, perlengkapan dan rumah tangga, serta evaluasi dan
pelaporan.
2. Seksi Asesmen dan Advokasi Sosial, mempunyai tugas melakukan
perencanaan, registrasi dan fasilitas pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan, observasi dan identifikasi, advokasi sosial dan pengelolaan
informasi serta pemetaan data penyandang disabilitas mental.
KEPALA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SEKSI LAYANAN REHABILITASI
SOSIAL
SEKSI ASESMEN DAN
ADVOKASI SOSIAL
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
INSTALASI PRODUKSI (WORKSHOP)
9 LAKIP Margo Laras TA 2018
3. Seksi Rehabilitasi Sosial,mempunyai tugas melakukan perencanaan, fasilitasi
serta pemantauan dan evaluasi penyandang disabilitas mental.
4. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
5. Instalasi Produksi (workshop), mempunyai tugas kegiatanketerampilankerja
yang bersifat ekonomis produktif.
Adapun SDM yang ada berdasarkan pendidikan dan golongan sebagai berikut :
Jenis Pendidikan Jmlh
Gol. Jmlh SMP SMA D2/D3 S1 S2 I II III IV
2 10 4 20 1 36 1 9 25 2 47
Sedangkan berdasarkan kelas jabatan sebagai berikut :
No. Jabatan Jumlah 1 Kepala Panti 1 2 Pejabat Struktural 3 3 Fungsional Pekerja Sosial 10 4 Arsiparis 1 5 Pranata Komputer 2 6 Psikolog 1 7 Penyuluh Sosial 1 8 Perawat 1 9 Staf Umum 17
D. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Pada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah untuk
mengkomunikasikan pencapaian kinerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati selama
tahun 2018. Capaian kinerja (performance result) tahun 2018 diperbandingkan
dengan Rencana kinerja (performance plan) tahun 2017 dan dianalisis sebagai
tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis capaian kinerja terhadap
rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikanya sejumlah celah
kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa mendatang. Dengan
pola pikir tersebut maka sistematika penyajian Laporan kinerja Panti Sosial
10 LAKIP Margo Laras TA 2018
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo
Laras” di Pati adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang aspek
strategis dan struktur organisasi.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan Kinerja, menjelaskan muatan rencana strategis Panti
Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental
(PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati tahun 2015-2019 dan Penetapan
Kinerja 2018.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja, menyajikan ikhtisar capaian kinerja organisasi
dan realisasi anggaran tahun 2018.
BAB IV PENUTUP
Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial dan
menguraikan rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja
di masa yang akan datang.
11 LAKIP Margo Laras TA 2018
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis Organisasi
Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP),
merupakan salah satu bahan instrumen LAKIN yang disinergikan dengan
perencanaan strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga. LAKIN merupakan
langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah,
dengan melihat capaian indikator kinerja yang ditetapkan. Hasil LAKIN,
selanjutnya di sandingkan dengan Renstra yang merupakan integrasi antara
keahlian sumber daya manusia, waktu dan sumber daya lainnya agar mampu
melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang menjadi
tanggungjawabnya.
Berdasarkan Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional pasal 15 ayat (1) dan pasal 19 ayat (2),
dimana setiap Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) untuk menjamin
keterkaitan dan konsentrasi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
dan pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Disamping itu sesuai dengan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah diktum kedua, bahwa setiap instansi
pemerintah sampai tingkat eselon II wajib menyusun Renstra untuk
melaksanakan akuntabilitas kinerja sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja
instansi pemerintah, termasuk dalam konteks ini adalah Panti Sosial
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo
Laras” di Pati pada Kementerian Sosial RI.
Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental
(PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di
bawah Kementerian Sosial RI, mempunyai tugas melaksanakan rehabilitasi
sosial kepada penyandang disabilitas mental.
12 LAKIP Margo Laras TA 2018
Selain itu yang menjadi fungsi Panti Sosial Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati antara
lain:
a. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan.
b. Pelaksanaan registrasi dan asesmen penyandang disabilitas mental.
c. Pelaksanaan advokasi sosial
d. Pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.
e. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.
f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan terminasi penyandang disabilitas
mental.
g. Pemetaan data dan informasi penyandang disabilitas mental
h. Pelaksanaan urusan tata usaha.
Memperhatikan tugas dan fungsinya, maka Panti Sosial Rehabilitasi
Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati
menetapkan visinya sebagai berikut:
1. Visi
Visi PSRSPDM “Margo Laras” di Pati adalah terwujudnya kesejahteraan
sosial penyandang disabilitas mental.
2. Misi
Untuk mendukung terwujudnya Visi PSRSPDM “Margo Laras” di Pati telah
ditetapkan Misi sebagai tugas lembaga/organisasi yang harus dilaksanakan
sebagai berikut :
a. Meningkatnya kemampuan penyandang disabilitas mental dalam
memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar.
b. Meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang memiliki regulasi untuk
mengembangkan akses lingkungan inklusi bagi penyandang disabilitas
mental.
3. Tujuan
Tujuan pelayanan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas mental yang
diselenggarakan oleh PSRSPDM “Margo Laras” di Pati dalam kurun waktu
13 LAKIP Margo Laras TA 2018
2015 – 2019 sesuai dengan tujuan yang canangkan oleh Direktorat Orang
Dengan Kecacatanadalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kemampuan penyandang disabilitas fisik, mental,
intelektual dan sensorik dalam memanfaatkan bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar.
b. Meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang memiliki regulasi untuk
mengembangkan akses lingkungan inklusi bagi penyandang disabilitas
fisik, mental, intelektual dan sensorik.
4. Sasaran Strategis
Sejalan dengan sasaran strategis yang ingin dicapai oleh kementerian Sosial
RI maka PSRSPDM “Margo Laras” di Pati juga merumuskan sasaran
strategis yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan (2015-2019) sebagai
berikut:
a. Meningkatnya keselarasan peraturan perundang-undangan dan
kebijakan teknis terhadap rehabilitasi sosial bagi Penyandang Disabilitas.
b. Meningkatnya rehabilitasi dan perlindungan sosial Penyandang
Disabilitas.
c. Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang rehabilitasi
sosial Penyandang Disabilitas.
d. Meningkatnya rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitas berbasis
institusi masyarakat.
Untuk sasaran strategis PSRSPDM “Margo Laras” di Pati tahun 2018 adalah
sebagai berikut :
Meningkatnya Jumlah Penyandang Disibilitas Mental yang menerima
kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar.
5. Indikator Pencapaian Kinerja
Untuk mengukur capaian indikator kinerja dari strategi dan proses
yang digunakan dalam penyelenggaraan layanan kesejahteraan sosial anak
di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati, indikatornya diukur dari jumlah
sasaran yang diberikan layanan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas
14 LAKIP Margo Laras TA 2018
mental. Artinya, persentase dihitung berdasarkan pada jumlah PMKS yang
di intervensi selama tahun 2015-2019 bukan pada total populasi PMKS
yang ada, baik capaian pertahun maupun capaian selama lima tahun.
Pencapaian indikator kinerja PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
tersebut akan dapat dimungkinkan apabila mendapat dukungan optimal
dari APBN, peran aktif Pemerintah Daerah serta partisipasi aktif
masyarakat dan Dunia Usaha. Hal yang lebih penting adalah adanya political
will pemerintah melalui kerangka kebijakan nasional dan kerangka
kebijakan anggaran nasional untuk mengatasi permasalahan kesejahteraan
sosial penyandang disabilitas mental.
Untuk melihat keterkaitan antara tujuan, sasaran strategis dan indikator
pencapaian kinerja dapat dilihat sebagai berikut:
Sasaran Strategis
Tahun 2018
Indikator Kinerja Target
Meningkatnya Jumlah
penyandang Disibilitas
Mental yang menerima
kebutuhan dasar dan fasilitas
hak dasar
Jumlah Penyandang disabilitas
mental yang memperoleh Rehabilitasi
dan perlindungan sosial di dalam
panti
50 orang
Jumlah Penyandang disabilitas
mental yang mendapat rehabilitasi
dan perlindungan sosial di luar panti
260 orang
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut ditetapkan
Indikator Kinerja utama sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama(IKU) Target 2018 Ket
Jumlah Penyandang disabilitas mental
yang memperoleh Rehabilitasi dan
perlindungan sosial di dalam panti
50 orang Layanan Regular
dalam panti
Jumlah Penyandang disabilitas mental yang
mendapat rehabilitasi dan perlindungan
sosial di luar panti
260 orang Rehabilitasi
Berbasis
masyarakat (RBM)
15 LAKIP Margo Laras TA 2018
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja didasarkan pada penetapan kinerja yang telah ditandatangani
oleh kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati dan Direktur Jenderal Rehabilitasi
Sosial pada tanggal 2 Januari 2018 dengan uraian sebagai berikut :
Sasaran Strategis
Tahun 2018
Indikator Kinerja Utama
(IKU)
Target
Meningkatnya Jumlah
penyandang Disibilitas Mental
yang menerima kebutuhan
dasar dan fasilitas hak dasar
Jumlah Penyandang disabilitas
mental yang memperoleh
Rehabilitasi dan perlindungan
sosial di dalam panti
50 orang
Jumlah Penyandang disabilitas
mental yang mendapat
rehabilitasi dan perlindungan
sosial di luar panti
260 orang
16 LAKIP Margo Laras TA 2018
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Tahun 2018
Berikut ini adalah uraian realisasi pencapaian sasaran PSRSPDM “Margo
Laras” di Pati pada Tahun 2018 yang diukur dengan menggunakan indikator
kinerja yang telah ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 1
Capaian Kinerja PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Tahun 2018
Sasaran Strategis
Tahun 2018
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Capaian
(%)
Meningkatnya Jumlah penyandang Disibilitas Mental yang menerima kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar
Jumlah Penyandang Disabilitas Mental yang memperoleh Rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di dalam panti
50 Orang 50 Orang 100%
Jumlah Penyandang Disabilitas Mental yang mendapat rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di luar panti
260 Orang 260
Orang
100%
Berdasarkan Tabel.1 Capaian Kinerja Berdasarkan Output di atas dapat dilihat bahwa
capaian realisasi untuk tahun 2018 pada masing-masing Indikator Kinerja yaitu Indikator
Kinerja 1. dan Indikator Kinerja 2. sudah memenuhi target dengan tingkat capaian kinerja
100%.
17 LAKIP Margo Laras TA 2018
Tabel 2 Capaian Kinerja
Sasaran Strategis
Tahun 2018 Indikator Kinerja Target Realisasi
Outcome Target
Realisasi Outcome
Meningkatnya Jumlah penyandang Disibilitas Mental yang menerima kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar
Jumlah Penyandang Disabilitas Mental yang memperoleh Rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di dalam panti
50 Orang 50 Orang 50 orang 50 Orang lulus di
Terminasi
Jumlah Penyandang Disabilitas Mental yang mendapat rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di luar panti
260 Orang 260 Orang 260 Orang semua mendapat Bansos untuk pengembangan UEP
Berdasarkan tabel 2 Capaian Kinerja Berdasarkan Outcome di atas dapat
dilihat bahwa capaian realisasi outcome untuk tahun 2018 pada Indikator Kinerja 1.
belum memenuhi target sedangkan pada Indikator Kinerja 2. sudah memenuhi
target.
Pada Indikator Kinerja 1. Jumlah Penyandang Disabilitas Mental Yang
Memperoleh Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
outcome target sebanyak 50 penerima manfaat dengan realisasi outcome sebanyak
40 Orang lulus di Terminasi dengan Bansos untuk Pengembangan UEP
dan 10 Orang lulus di terminasi tanpa bansos dengan penguatan ADL dan Rehab
Medis lanjutan.
Pada Indikator Kinerja 2. Jumlah Penyandang Disabilitas mental yang
memperoleh Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di luar PSRSPDM “Margo Laras” di
Pati berupa Penjangkauan dengan outcome target sebanyak 260 orang sedangkan
realisasi outcome 260 orang, sehingga capaian telah memenuhi outcome target
untuk tahun 2018.
Capaian Kinerja 2018 PSRSPDM “Margo Laras” di Pati pada Tahun 2018
secara kuantitatif maupun kualitatif telah tercapai 100%. Adapun analisis
akuntabilitas kinerja pencapaian sasaran yang diukur melalui pencapaian target
18 LAKIP Margo Laras TA 2018
indikator kinerja utama PSRSPDM “Margo Laras” di Pati pada Tahun 2018 sebagai
berikut :
Sasaran I : Meningkatnya Jumlah penyandang Disibilitas Mental yang
menerima kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar di PSRSPDM “Margo Laras”
di Pati.
Pada sasaran pertama ini terbagi menjadi 2 target indikator kinerja, yaitu :
1) Jumlah Penyandang disabilitas mental yang memperoleh
Rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di dalam panti.
Jumlah penerima manfaat dalam panti yang terpenuhi kebutuhan dasar
dan kemampuan sosialnya pada Tahun 2018 adalah 50 orang. Adapun
kebutuhan dasar tersebut meliputi :
Pengadaan Permakanan
Pengadaan permakanan pada PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
dilakukan melalui lelang pengadaan barang/jasa oleh panitia
pengadaan barang/jasa dengan pemenang lelang adalah CV. Sakura
dengan kontrak 11 bulan .
Pengadaan kebutuhan asrama
Pengadakan kebutuhan asrama dilaksanakan dengan cara swakelola
oleh sub bagian tata usaha. Pengadaannya dilaksanakan di PSRSPDM
“Margo Laras” di Pati secara periodik setiap bulannya. Jenis barang
kebutuhan asrama meliputi perlengkapan asrama (sapu, pel, ember,
gantungan baju, kaca hias, seprei dsb), serta alat kebersihan diri
(sabun mandi, sabun cuci, shampoo, odol dsb)
Pengadaan kebutuhan Kesehatan
Pengadaan kebutuhan kesehatan dilaksanakan secara swakelola oleh
seksi rehabilitasi sosial. Kebutuhan kesehatan meliputi kebutuhan
obat-obatan, medical check up dan rujukan ke dokter/rumah sakit.
Pengadaan kebutuhan kesehatan dilaksanakan di PSRSPDM “Margo
Laras” di Pati secara periodik tiap bulannya dan berdasarkan
kebutuhan.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan ketrampilan
Kegiatan bimbingan dan ketrampilan dilaksanakan sesuai jadwal yang
telah dibuat meliputi bimbingan sosial,psikososial,fisik ,mental
19 LAKIP Margo Laras TA 2018
sedangkan ketrampilan meliputi tata boga,pertanian
peternakan,membatik
2) Jumlah Penyandang disabilitas mental yang mendapat rehabilitasi
dan perlindungan kesejahteraan sosial di luar panti.
Untuk indikator kinerja ke 2 : Penerima manfaat layanan
penjangkauan/luar panti yang terpenuhi kebutuhan dasar dan
kemampuan sosialnya pada Tahun 2018 telah tercapai atau terealisasinya
100%
B. Analisis Akuntabilitas Keuangan
Realisasi keuangan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati sampai dengan 31
Desember 2018 Rp. 8,561,340,148,- dari pagu Rp .8.753.739.000, atau
dengan persentase sebesar 97.80 persen. Secara lebih rinci, realisasi
keuangan per output kegiatan tersaji pada Tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2 Realisasi Anggaran Tahun 2018
No.
Nama Output
Anggaran Output
Ket. Pagu (Rp.)
Total Realisasi (Rp.) Target
(volume) Total
Realisasi (volume)
Total Progres
( % )
1 2243.001 Penyandang Disabilitas Fisik, Mental, Sensorik dan Intelektual yang mendapatkan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial
2,346,650,000
2,258,594,296
310 Orang
300 Orang + Bansos
Dan
10 Orang tanpa
Bansos
96.25
2 2243.950
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
462,441,000 405,141,100 6 Layanan
80 Layanan
87.61
3 2243.951
Layanan Internal (Overhead)
375.000.000 372,667,200 2 Layanan
100 Layanan
99.38
4 2243.994
Layanan Perkantoran
5,569,648,000 5,410,866,752 1 Layanan
90 Layanan
97.15
Total 8.753.739.000 8,561,340,148 332 54 97.80
20 LAKIP Margo Laras TA 2018
Sedangkan untuk realisasi berdasarkan jenis belanja pada Tahun 2018 disajikan dalam Tabel.3 sebagai berikut :
Tabel. 3 Realisasi Anggaran Tahun 2018
No. Jenis Belanja Kode Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Prosentase
1 Belanja Pegawai 51 4,368,369,000 4,286,636,252 98.13%
2 Belanja Barang 52 3,710,370,000 3,602,036,696 97.08%
3 Belanja Modal 53 375,000,000 372,667,200 99.38%
4 Bantuan Sosial 57 300,000,000 300,000,000 100.00%
Total 8.753.739.000 8.480.010.948 97.80%
Dari data tersebut secara realisasi keuangan pada Tahun 2018 untuk
satker PSRSPDM “Margo Laras” di Pati baru 97.80%. Realisasi ini lebih baik
dibandingkan realiasi tahun sebelumnya.
21 LAKIP Margo Laras TA 2018
BAB IV
PENUTUP
Simpulan Kinerja
Secara umum Kinerja PSRSPDM “Margo Laras” di Pati untuk periode Tahun
2018 dapat dinyatakan berhasil, hal ini dapat dilihat dari pencapaian kinerja sasaran. Dari
1 (satu) sasaran strategis dengan 2 target indikator kinerja telah terlaksana semua dan
tercapai realisasi 100 persen sedangkan untuk realisasi keuangan sebesar 97.80 persen.
Demikian laporan kinerja ini disusun, selanjutnya kritik dan saran untuk
perbaikan program dan kegiatan kedepan sangat kami harapkan.
Pati, 31 Desember 2018
Kepala
PSRSPDM ”Margo Laras” di Pati
Dra. Jiwaningsih, M,Si NIP. 19650604 199203 2 001
23 LAKIP Margo Laras TA 2018
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Dra. Jiwaningsih, M,Si
Jabatan : Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
Selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : Edi Suharto,Ph.D
Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial
Selaku atasan langsung pihak pertama
Selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama pada tahun 2018 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.
Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Jakarta, 2 Januari 2018
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
Edi Suharto, Ph.D Dra. Jiwaningsih, M,Si NIP.196511061992011001 NIP.196506041992032001
24 LAKIP Margo Laras TA 2018
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL
“MARGO LARAS” DI PATI Jalan Soediono Desa Sukoharjo, KecamatanMargorejo Pati59163
Telepon (0295)382828 - 385939 – 384437, Faximile (0295) 382828 Email : [email protected]
PERJANJIAN KINERJA
Kementerian/Lembaga : PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Tahun : 2018
Sasaran Strategis Tahun 2018
Indikator Kinerja Target
Meningkatnya Jumlah penyandang Disibilitas Mental yang menerima kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar
Jumlah Penyandang disabilitas mental yang memperoleh Rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di dalam panti
50 orang
Jumlah Penyandang disabilitas mental yang mendapat rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di luar panti
260 orang
JumlahAnggaran : PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Rp 8.033.739.000,- (Delapan Milyar Tiga Puluh Tiga JutaTujuhRatusTiga Puluh Sembilan Ribu Rupiah) Jakarta, 2 Januari 2018
Kepala PSRSPDM Margo Laras´di Pati
Dra.Jiwaningsih,M,Si
NIP.196506041992032001
25 LAKIP Margo Laras TA 2018
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL
“MARGO LARAS” DI PATI Jalan Soediono Desa Sukoharjo, KecamatanMargorejo Pati59163
Telepon (0295)382828 - 385939 – 384437, Faximile (0295) 382828 Email : [email protected]
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI
TAHUN 2018
A. PENDAHULUAN
Rencana Kinerja Tahunan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati supaya menjadi
acuan dalam pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan dalam tahun 2018.
Tahun 2018 merupakan tahun kedua dalam rencana strategis lima tahunan
yang akan berakhir pada tahun 2021 mendatang, sehingga diharapkan di
tahun ini target serta sasaran kegiatan yang disusun dan ditetapkan dapat
dilaksanakan secara maksimal dan berkesinambungan.
B. VISI
Mewujudkan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati sebagai lembaga
penyelenggara rehabilitasi sosial bagi Penyandang Disabilitas Mental Eks
Psikotik secara prima.
C. MISI
Demi mewujudkan visi tersebut, PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
menetapkan misi sebagai berikut :
1. Melaksanakan rehabilitasi sosial bagi Penerima Manfaat sesuai dengan
Standar Pelayanan
2. Melaksanakan penyusunan program pelayanan rehabilitasi sosial dan
advokasi sosial serta penjangkauan rehabilitasi sosial bagi penerima
manfaat secara kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
3. Melaksanakan dukungan, manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam
panti yang akuntabel, transparan dan efisien
26 LAKIP Margo Laras TA 2018
D. TUJUAN
Adapun tujuan kegiatan rehabilitasi sosial di PSRSPDM “Margo Laras” di
Pati tahun 2018 diarahkan untuk mendukung capaian kinerja Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial secara khusus maupun Kementerian Sosial
secara umum, yaitu :
a. Terwujudnya rehabilitasi sosial bagi Penerima Manfaat sesuai dengan
standar pelayanan
b. Terwujudnya target program pelayanan rehabilitasi sosial dan advokasi
sosial serta penjangkauan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat
secara kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
c. Terwujudnya manajemen penyelenggaraan rehabilitasi sosial yang
akuntabel, transparan dan efisien
E. SASARAN
Untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi serta tujuan di atas sasaran
strategis PSRSPDM “Margo Laras” di Pati dalam Renstra Tahun ini adalah :
a. Meningkatnya kualitas pemenuhan hak penerima manfaat
b. Melaksanakan program dan advokasi sosial serta penjangkauan rehabilitasi sosial
c. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan rehabilitasi sosial yang akuntabel, transparandanefisien
F. RENCANA KINERJA TAHUNAN
Terlampir
Pati, 2 Januari 2018
Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
Dra. Jiwaningsih, M.Si NIP. 196506041992032001
27 LAKIP Margo Laras TA 2018
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL
“MARGO LARAS” DI PATI Jalan Soediono Desa Sukoharjo, KecamatanMargorejo Pati59163
Telepon (0295)382828 - 385939 – 384437, Faximile (0295) 382828 Email : [email protected]
RENCANA KINERJA TAHUNAN SATKER PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI
TAHUN 2018
Sasaran Strategis
Tahun 2018
Indikator Kinerja Target
Meningkatnya Jumlah
penyandang Disibilitas Mental
yang menerima kebutuhan
dasar dan fasilitas hak dasar
Jumlah Penyandang disabilitas
mental yang memperoleh
Rehabilitasi dan perlindungan
kesejahteraan sosial di dalam panti
50 orang
Jumlah Penyandang disabilitas
mental yang mendapat rehabilitasi
dan perlindungan sosial di luar
panti
260 orang
Pati, 2 Januari 2018
Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
Dra. Jiwaningsih, M.Si NIP.196506041992032001
28 LAKIP Margo Laras TA 2018
PENCAPAIAN RENCANA AKSI PENCAPAIAN SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI
TA 2018
NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan Target Penanggung Jawab
Pelaksana Waktu Pelaksanaan
Lokasi Ket
1 Terlaksananya Program rehabilitasi dan
perlindungan sosial Penyandang disabilitas
mental di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
Jumlah penerima manfaat dalam panti yang terpenuhi
kebutuhan dasar dan kemampuan sosialnya
Penerimaan 50 orang Kepala Panti Yanrehsos-AAS Maret-Des Panti
Pengasramaan 50 orang Kepala Panti Yanrehsos Januari-Desember Panti
orientasi 50 orang Kepala Panti Yanrehsos Juni Panti
Asesmen 50 orang Kepala Panti Yanrehsos-AAS Maret-Des Panti
Rencana Intervensi 50 orang Kepala Panti Yanrehsos Maret-Des Panti
Pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial (intervensi)
50 orang Kepala Panti Yanrehsos Maret-Des Panti
Jumlah penerima manfaat layanan penjangkauan/ luar
panti yang terpenuhi kebutuhan dasar dan
kemampuan sosialnya
RBM Kab. Pati RBM Kab. Grobogan RBM Kab. Tuban RBM Kab. Sleman
65 orang 65 orang 65 orang 65 orang
Kepala Panti Yanrehsos-AAS April-September Pati Grobogan
Tuban Sleman
2 Terlaksananya Dukungan manajemen
sosial Penyandang disabilitas mental
Rencana anggaran tersusun dengan baik
Kegiatan Penyusunan Rencana Anggaran
1 layanan Kepala Panti Subbag TU Maret-Oktober Panti
Adanya evaluasi dan monitoring hasil rehabilitasi
sosial
Kegiatan Evaluasi program dan kegiatan, menyusun LAKIN, PP 39 dan PMK 249
Kepala Panti Subbag TU Januari-Desember Panti
Data dan informasi terkelola dengan baik
Pengeloaan data dan informasi serta kearsipan
Kepala Panti Subbag TU Juni - Desember Panti
Laporan keuangan terkelola dengan baik transparan dan
akuntabel
Laporan SAI dan Pengurusan SPM ke KPPN
Kepala Panti Subbag TU Januari-Desember Pati
SDM terkelola dengan baik Kegiatan Sinergitas 4 UPT Penyandang Disabilitas
Kepala Panti Subbag TU Mei Batam
Pembinaan Pegawai PSRSPDM “Margo Laras”
Kepala Panti Subbag TU September DIY Yogyakarta
29 LAKIP Margo Laras TA 2018
Pati, Januari 2018 Mengetahui, Kepala PSRSPDM “Margo Laras” Pati ttd Dra. Jiwaningsih, M.Si
Outbound Pegawai PSRSPDM Margo Laras
Kepala Panti Subbag TU November Dieng, Wonosobo
Koordinasi dan sinkronisasi UPT Jateng
Kepala Panti Subbag TU Desember Pati
Terlaksananya layanan public melalui pengelolaan humas
yang baik
Pameran EXPO Kepala Panti Desmber Gorontalo
Media Publikasi Kepala Panti Subbag TU Desember Panti Laporan IKM Kepala Panti Subbag TU Desember Panti
Kegiatan HDI Kepala Panti Subbag TU Desember Pati
3 Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi
untuk mendukung layanan perkantoran
dalam penyelanggaraan rehabilitasi sosial
penyandang disabilitas mental
Terpenuhinya gaji pegawai Pembayaran gaji dan tunjangan
1 layanan Kepala Panti Subbag TU Januari-Desember Panti
Terselenggaranya Operasional dan
pemeliharaan perkantoran
Tersediannya penambah daya tahan tubuh,perawatan kantor/bangunan,Perbaikan peralatan kantor/sarana gedung,Perawatan kendaraan roda 2/4/6,Langganan daya dan jasa,Pengadaan pakaian tenaga kontrak,Layanan operasional kantor lainnya.
Kepala Panti Subbag TU Januari-Desember Panti
Terselenggaranya Pengadaan Belanja Modal Peralatan dan
Renovasi Gedung dan bangunan
Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
2 layanan Kepala Panti Subbag TU Agustus Panti
Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan
Kepala Panti Subbag TU Maret-September Panti
30
LAPORAN
SUCCESS STORY
PENERIMA MANFAAT
PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL” MARGOLARAS”
DI PATI TAHUN 2018
31
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah Nya sehingga Rekap Kegiatan Rehabilitasi Sosial dan Success History Penerima Manfaat ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan mungkin masih banyak kekurangan sehingga kami memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan. Kami mengucapkan terimakasih atas kerjasama tim yang baik dan solid serta beberapa pihak yang mendukung. Semoga catatan keberhasilan penerima manfaat ini dapat memberikan gambaran tentang kemampuan dan potensi dari para eks penerima manfaat di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati. Pati, Januari 2019 Kepala
PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Dra. Jiwaningsih, M.Si
32
Success Story “ ILYAS”
Alumni Penerima Manfaat Program Penjangkauan RBM 2017
Penerima manfaat atas nama Ilyas adalah
alumni program penjangkauan rehabilitasi
berbasis masyarakat di Bantul DIY. Lahir di
Bantul tanggal 8 Juli 1982, alamat Kelurahan
Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kab Bantul.
Pada tanggal 22 September 2017 setelah
mengikuti kegiatan penjangkauan penerima
manfaat mendapatkan bantuan sosial dari
PSRSPDM Margo Laras Pati sebesar Rp.
1.000.000 melalui rekening. Bantuan tersebut
telah di manfaatkan sebagai modal usaha
ternak kambing, dengan pembelian 1 ekor
kambing. Pada saat di lakukan supervisi dan
monitoring oleh petugas panti dan inspektorat.
Usaha peternakan kambing berkembang
menjadi dua ekor dan ada tambahan ternak
bebek. “ Alhamdulillah mas Ilyas mengalami kemajuan yang sangat pesat, kondisi stabil dan tenang,
minum obat rutin, dan rajin merawat ternaknya sehingga berkembang. Menurut keterangan Rondiyah,
TSKS Srandakan Bantul.
33
Alumni Penerima Manfaat Reguler di Dalam Panti
Success Story Supriyanto
Penerima manfaat atas nama Supriyanto atau
terkenal dengan panggilan “ Pak RT” merupakan
penerima manfaat perdana di PSRSPDM “ Margo
Laras” di Pati pasca alih fungsi layanan. Lahir di
Pati, tanggal 14 Maret 1977. Penerima manfaat
ketika awal masuk kurang percaya diri, banyak
diam, menyendiri dan malu bergaul atau
bersosialisasi. setelah mendapatkan pelayanan
rehabilitasi sosial selama 2 tahun, penerima
manfaat mengalami perkembangan secara signifikan, mudah bergaul, ramah, berkepribadian baik,
santun, komunikasi baik, rajin mengikuti kegiatan dipanti, membantu tenaga penunjang tiap pagi
bersih-bersih lingkungan panti. Penerima manfaat telah menyelesaikan kegiatan Praktik Belajar Kerja
(PBK) bidang vokasional pertanian di budi daya dan pengolahan jamur di Gembong Pati selama 2
bulan. hobi pertanian dan peternakan ia tekuni. “ Alhamdulillah saya sangat senang dapat kesempatan
belajar di PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati, saya sudah tidak malu berinteraksi dengan banyak orang,
Terimakasih atas bimbingan Ibu Kepala Panti dan seluruh jajaranya serta bapak ibu pendamping.
Pelatihan ketrampilan yang diberikan dan bantuan UEP kambing akan saya rawat dengan baik ,
semoga kambing ini berkembang.Demikian kesan pesan penerima manfaat ketika terminasi tanggal 18
Desember 2018.
34
Success Story Purwatiningsih
Penerima manfaat atas nama Purwatiningsih, lahir di Gunung Kidul,
tanggal 4 Pebruari 1983. Alamat Desa Ngebrak Barat RT 01 rw 28
Kec Gunungkidul. DIY. Awal masuk di Panti Sosial Rehabilitasi
Sosial Penyandang Disabilitas Mental “ Margo Laras” di Pati,
penerima manfaat terdiagnosa medis F.20.3 (Skizofrenia Tak
Terinci), masih ada gejala halusinasi dan waham, sulit menghadapi
realita, tidak kooperatif kemudian di masukan ke ruang observasi
dan diberikan farmakoterapi dosis tinggi sesuai resep psikiater untuk
mengendalikan halusinasinya. Setelah 2 tahun mendapatkan
pelayanan rehabilitasi sosial bimbingan fisik, bimbingan sosial,
bimbingan psikologis, bimbingan mental agama, bimbingan vokasional dan terapi lainya dari berbagai
profesi, Penerima manfaat tersebut banyak mengalami perkembangan, tidak ada gejala halusinasi dan
waham, minum obat teratur dengan dosis mantainance /rendah, interaksi sosial baik, mengikuti
pelatihan membatik di UPT Dinas Tenaga Kerja, Balai Latihan Kerja (BLK) Pati selama kurang lebih 1
bulan terhitung tanggal 19 Februari 2018 sampai dengan 26 Maret 2018 selama 240 Jam pelajaran,
dan mendapatkan sertifikat pelatihan dengan hasil berkompeten. kemudian penerima manfaat
mengikuti kegiatan Praktik Belajar Kerja (PBK) di Abbida Collection & Batik Bakaran Juwana selama 2
bulan dan dinyatakan lulus. Pada saat lomba kreatifitas dan bakat disabilitas di acara puncak Hari
Disabilitas Internasional 2018, penerima manfaat berhasil meraih juara 2 baca puisi, berani tampil
percaya diri di Drama musikal sebagai peran seorang Ibu, serta bernyanyi dengan baik sebagai vokalis
marawis dan musik modern. Keberfungsian sosial penerima manfaat sangat baik. “ Alhamdulillah saya
sangat senang mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial di Margo Laras ini, karena saya dulu tidak
ingat dengan keluarga, sekarang sudah mengenal seluruh anggota keluarga saya dengan baik, di Panti
saya dapat banyak ilmu dan keterampilan, rencana saya ingin buka kios untuk mengembangkan
bantuan usaha ekonomi produktif yang diberikan, terimakasih atas bimbingan PSRSPDM “ Margo
Laras” di Pati, semoga saya dapat mandiri dan usaha saya maju”, Ujar penerima manfaat saat acara
pertemuan orang tua /wali dalam rangka terminasi penerima manfaat regular Tahun 2018. Pada
tanggal 18 Desember 2018 penerima manfaat dikembalikan ke keluarga dan diberikan bantuan usaha
ekonomi produktif untuk dikembangkan.
Dokumentasi Pemanfaatan Bantuan Usaha Ekonomi Produktif Penerima Manfaat
LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018
LAPORAN KEGIATAN
PSRSPDM “MARGO LARAS”
TAHUN 2018
2018
PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL” MARGOLARAS”
DI PATI TAHUN 2018
LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018
LAPORAN KEGIATAN SELEKSI
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya
mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan
berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas)
pada tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan
kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan
memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang
disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention
on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.
Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap
penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
kejam, tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi,
kekerasan dan perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan
penghormatan atas integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang
lain. Termasuk didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan
sosial dalam rangka kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara
berkewajiban untuk merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui
penyesuaian peraturan perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap
negara, termasuk mengubah peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-
praktik yang diskriminatif terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun
anak, menjamin partisipasi penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan
seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta
pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan
perlindungan sosial.
LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018
UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas
dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan
jiwa dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan
penampungan di fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah
sembuh dan terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di
Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut
Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://
www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-
edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013
itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah
penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki
4 UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna
Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan
PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Pati dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100
orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas untuk
memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.
PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial
kepada penyandang disabilitas mental, sebagai langkah awal untuk menjaring
penerima manfaat yang sesuai kriteria, maka dilaksanakan tahapan seleksi. Seleksi
merupakan pemilihan calon penerima manfaat yang sudah menyerahkan kelengkapan
berkas dengan cara diperiksa oleh masing-masing profesi apakah layak atau tidak
diterima sebagai Penerima Manfaat di PSRSPDM “ Margo Laras” Di Pati.
B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
1. Maksud
Kegiatan seleksi diselenggarakan dengan maksud memilih penerima manfaat yang
sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh PSRSPDM “Margo Laras” di
Pati.
2. Tujuan
a. Memilih penerima manfaat yang dapat mengikuti tahapan rehabilitasi sosial di
panti.
b. Memberikan rekomendasi yang tepat bagi calon penerima manfaat yang tidak
diterima.
LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018
3. Manfaat
a. Dipilihnya penerima manfaat yang dapat mengikuti tahapan rehabilitasi sosial di
panti.
b. Diberikannya rekomendasi yang tepat bagi calon penerima manfaat yang tidak
diterima.
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1. Waktu
Kegiatan Seleksi dilaksanakan pada saat ada berkas yang masuk
2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Seleksi dilaksanakan di Panti dan tempat tinggal Calon Penerima
Manfaat
D. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan Calon Penerima Manfaat
E. PELAKSANA
Pelaksana Kegiatan adalah, Pekerj Sosial, Psikolog, Perawat, Pembimbing Mental
Agama, Pengadministrasi AAS
F. ANGGARAN BIAYA
Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati menggunakan
anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Pati tahun 2018
G. PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan sesuai tahapan sebagai berikut :
1. Calon Penerima Manfaat mengirimkan berkasi yang berisi sebagai berikut :
a. Usia antara 15 – 45 tahun
b. Surat pengantar dari Dinas Sosial setempat (Kabupaten/Kota).
c. Surat Permohonan untuk mendapatkan pelayanan & rehabilitasi sosial di panti.
d. Mempunyai KIS (Kartu Indonesia Sehat) / BPJS
e. Surat Rujukan dari Psikiater/Rumah Sakit Jiwa yang menyatakan pasien dalam
kondisi tenang, membutuhkan pelayanan rehabilitasi sosial, dan resep obat yang
harus dilanjutkan.
f. Surat Keterangan Dari Rumah Sakit/ Puskesmas yang menyatakan tidak cacat
ganda (Misalnya : Mental Retardasi) , epilepsi & tidak mempunyai penyakit
menular
g. Foto kopi Kartu Keluarga
h. Foto Kopi KTP Orang tua/ wali penanggungjawab dan PM
LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018
i. Pas foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan foto berwarna
seluruh tubuh ukuran Post Card sebanyak 1 (satu) lembar.
2. Pengadministrasi AAS merekap berkas yang masuk dan menyerahkan kepada
sekretaris Tim Seleksi
3. Sekretaris Tim Seleksi mendistribusikan berkas kepada para profesi untuk
dipelajari sehingga dapat mengeluarkan rekomendasi.
4. Temu Bahas Kasus
5. Hasil Temu Bahas Kasus
a. Diterima
b. Ditolak
6. Pengadministrasi AAS mengirimkan surat pemberitahuan diterima atau ditolak.
a. Apabila diterima, dicantumkan tanggal masuk ke panti
b. Apabila Ditolak, dicantumkan rekomendasi yang harus dilakukan oleh calon
penerima manfaat dan keluarga.
H. HASIL
Tahun 2018, Calon penerima manfaat yang diseleksi sejumlah 22 orang dan yang
diterima sebanyak 6 orang.
I. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati tahun 2018.
Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap
pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi
dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.
Pati, November 2018
Mengetahui
Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial
ttd
Yasin Pramono Adi
Penyusun
ttd
Diah Fajarini
LAPORAN KEGIATAN MOTIVASI
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya
mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan
berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada
tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan
kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan
memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang
disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention
on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.
Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap
penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,
tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan
perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas
integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka
kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk
merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan
perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah
peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif
terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi
penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,
pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi
dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.
UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas
dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa
dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di
7
fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan
terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di
Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut
Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://
www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-
edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013
itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah
penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4
UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna
Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan
PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Pati dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100
orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun..
PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati sebagai UPT yang menangani penyandang
disabilitas mental , melakukan tahapan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat yang
meliputi :
1. Pendekatan awal
a. Orientasi dan konsultasi
b. Identifikasi
c. Motivasi
2. Penerimaan
a. Registrasi
b. Pengungkapan dan pemahaman masalah (asesmen):
c. Penempatan dalam program
3. Bimbingan sosial dan keterampilan
a. Bimbingan fisik dan mental
b. Bimbingan sosial
c. Bimbingan keterampilan kerja
4. Tahap resosialisasi
a. Bimbingan kesiapan hidup bermasyarakat
b. Bimbingan bantuan stimulant
c. Penyaluran
5. Pembinaan lanjut
a. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat
b. Bantuan perkembangan usaha/keterampilan
Kegiatan Motivasi merupakan salah satu awal dari tahap rehabilitasi sosial yang
bertujuan untuk memberikan penguatan kepada calon penerima manfaat, keluarga dan
masyarakat agar bersedia menjalankan rehabilitasi sosial di panti.
B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
8
1. Maksud
Kegiatan motivasi calon penerima manfaat diselenggarakan dengan maksud
memberikan informasi yang tepat agar penerima manfaat bersedia menjalankan
rehabilitasi sosial.
2. Tujuan
c. Menumbuhkan kesadaran calon penerima manfaat untuk mendapatkan
pelayanan.
d. Menumbuhkan kesadaran keluarga calon penerima manfaat untuk mendapatkan
pelayanan
e. Menumbuhkan kesadaran masyarakat di lingkungan tempat tinggal calon
penerima manfaat untuk mendukung calon penerima manfaat mendapatkan
pelayanan
3. Manfaat
a. Tumbuhnya kesadaran calon penerima manfaat untuk mendapatkan pelayanan.
b. Tumbuhnya kesadaran keluarga calon penerima manfaat untuk mendapatkan
pelayanan.
c. Tumbuhnya kesadaran masyarakat di lingkungan tempat tinggal calon penerima
manfaat untuk mendukung calon penerima manfaat mendapatkan pelayanan
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1. Waktu
Kegiatan Motivasi dilaksanakan bersamaan dengan proses seleksi.
2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Motivasi dilaksanakan di tempat tinggal calon penerima manfaat dan
lingkungan sekitarnya.
D. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan motivasi adalah calon penerima manfaat, keluarga
dan masyarakat sekitarnya.
E. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan adalah Pekerja Sosial
F. PELAKSANAAN
Memberikan motivasi kepada penerima manfaat agar tumbuh kesadarannya untuk
mendapatkan pelayanan di PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati.
Petugas memberikan motivasi dengan materi sebagai berikut :
a. Calon Penerima Manfaat
1. Penjelasan Program Panti
9
2. Penerimaan dan Pengembangan Diri
3. Penguatan diri dalam menghadapi masalah
b. Keluarga
1. Penjelasan Program Panti
2. Penanganan Penyandang Disabilitas Mental di rumah
3. Dukungan kepada CPM agar mau menjalankan rehabilitasi di panti
c. Masyarakat
1. Penjelasan Program Panti
2. Dukungan kepada CPM dan keluarga agar mau menjalankan rehabilitasi di
panti
G. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan motivasi tahun 2018. Penyusunan laporan ini
sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap pelaksanaan operasional kegiatan
sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi dan peningkatan kinerja lembaga
untuk periode selanjutnya.
Pati, November 2018
Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial
ttd
Yasin Pramono Adi
Penyusun,
ttd
Diah Fajarini
10
LAPORAN KEGIATAN ASSESMEN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya
mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan
berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada
tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan
kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan
memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang
disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention
on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.
Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap
penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,
tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan
perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas
integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka
kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk
merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan
perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah
peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif
terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi
penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,
pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi
dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.
UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas
dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa
dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di
11
fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan
terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di
Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut
Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://
www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-
edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013
itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah
penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4
UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna
Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan
PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Pati dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100
orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun.
PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial
kepada penyandang disabilitas mental, sebagai langkah awal guna memahami
permasalahan dari penerima manfaat dilaksanakan tahapan assesmen. Menurut
Bomstein dan Kazdin (1985) assesmen adalah :
Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi
Memilih dan mendesain program treatmen
Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus.
Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.
B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
1. Maksud
Kegiatan assesmen diselenggarakan dengan maksud memahami dan menggali
permasalahan, yang dihadapi penerima manfaat serta potensi dan system sumber
yang dimiliki.
2. Tujuan
f. Mengetahui dan memahami latar belakang penerima manfaat
g. Mengetahui dan memahami permasalahan penerima manfaat.
h. Mengatahui dan memahami potensi dan kemampuan penerima manfaat.
i. Mengatahui dan memahami sistem sumber yang dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah.
3. Manfaat
a. Diketahui dan dipahaminya latar belakang penerima manfaat
b. Diketahui dan dipahaminya permasalahan penerima manfaat.
c. Diketahui dan dipahaminya potensi dan kemampuan penerima manfaat.
12
d. Diketahui dan dipahaminya sistem sumber yang dapat dipergunakan untuk
memecahkan masalah.
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
3. Waktu
Kegiatan assesmen dilaksanakan sepuluh kali selama tahun 2018
4. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan assesmen dilaksanakan di PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati.
D. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan assesmen adalah penerima manfaat.
E. PELAKSANA
Pelaksana kegiatan adalah pekerja sosial, psikolog, perawat, pembimbing mental
agama
F. ANGGARAN BIAYA
Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati menggunakan
anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Pati tahun 2018
G. PELAKSANAAN
Assesmen dilaksanakan selama tahun 2018 sebanyak 10 kali, dari bulan Maret s.d.
Desember 2018
H. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan assesmen tahun 2018. Penyusunan laporan ini
sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap pelaksanaan operasional kegiatan
sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi dan peningkatan kinerja lembaga
untuk periode selanjutnya.
Pati, Desember 2018
Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial
ttd
Yasin Pramono Adi
Penyusun,
ttd
Diah Fajarini
13
LAPORAN KEGIATAN KOORDINASI
DI KABUPATEN PATI
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya
mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan
berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada
tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan
kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan
memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang
disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention
on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.
Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap
penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,
tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan
perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas
integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka
kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk
merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan
perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah
peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif
terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi
penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,
pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi
dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.
UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas
dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa
dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di
14
fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan
terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di
Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut
Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://
www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-
edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013
itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah
penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4
UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna
Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan
PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Pati dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100
orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas untuk
memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.
Untuk merespon permasalahan kekurangan fasilitas layanan rehabilitasi sosial
bagi penyandang disabilitas mental di dalam panti , PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati
melaksanakan kegiatan penjangkauan dimana masyarakat diberdayakan untuk ikut
menangani penyandang disabilitas mental di lingkungannya secara aktif. Program ini
memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kader yang nantinya akan
mendampingi penyandang disabilitas mental. Selain itu juga memberikan pelatihan
kepada penyandang disabilitas dalam masalah sosial, psikologi, mental dan ketrampilan
melalui Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat.
Sebagai langkah awal Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat, diperlukan
koordinasi untuk mengetahui potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk program
ketrampilan, pemetaan wilayah penyandang disabilitas mental dan menjalin kerjasama
dengan aparat setempat, dinas sosial dan kader yang bisa bekerjasama untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut. Koordinasi dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama
adalah koordinasi dengan dinas terkait, yang kedua koordinasi dengan kader.
B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
1. Maksud
Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati diselenggarakan dengan maksud menjalin
kerjasama dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental pada umumnya dan
Pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat pada khususnya.
2. Tujuan
a. Tersampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis
masyarakat.
15
b. Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam
penanganan Penyandang Disabilitas Mental.
c. Tersedianya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat.
3. Manfaat
a. Disampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis
masyarakat.
b. Dijalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam
penanganan Penyandang Disabilitas Mental.
c. Diperolehnya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat.
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1. Waktu
Kegiatan Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 12 dan 28 Maret 2018
2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati dilaksanakan di Dinas Sosial Kabupaten Pati.
D. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati adalah 10 orang TKSK.
E. PELAKSANA
Keseluruhan rangkaian kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati berada di bawah
tanggung jawab Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan membentuk tim
yang terdiri dari :
a. Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si
b. Penanggung Jawab : Yasin Pramono Adi, S.Sos
c. Pelaksana : 1) Edy Widaryanto,S.ST
2) Masmirah, S.ST
3) Diah Fajarini,S.ST
F. ANGGARAN BIAYA
Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati menggunakan anggaran
DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Pati tahun 2018
G. PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan dalam dua thap sebagai berikut :
1. Tahap Pertama
16
Dilaksanakan pada tanggl 12 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Pati , bertemu
dengan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Ibu Rinda. Menjelaskan mengenai
maksud dan tujuan koordinasi, menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan
Penjangkauan Berbasis Masyarakat, menyerahkan form intake untuk diisi oleh Calon
Penerima Manfaat ( CPM ) serta menentukan jadwal koordinasi kedua.
2. Tahap Kedua
Dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Pati, bertemu
dengan 10 orang kader. Menjelaskan teknis pelaksanaan kegiatan Penjangkauan
Berbasis Masyarakat. Memeriksa form intake yang sudah diisi serta berdiskusi
mengenai kegiatan bimbingan ketrampilan yang akan diberikan berdasarkan hasil
isin form intake. Menentukan lokasi dan jadwal pelaksanaan Penjangkauan Berbasis
Masyarakat. Mendiskusikan kendala dan faktor pendukung dalam pelaksanaan
kegiatan.
H. HASIL
Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Koordinasi di Kabupaten Pati adalah :
1. Terlaksananya kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati dengan jumlah peserta
sebanyak 10 orang.
2. Pemahaman peserta tentang bagaimana pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat
3. Terjalinnya kerjasama dengan stakeholder untuk penanganan penyandang disabilitas
mental.
I. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
1. Faktor Pendukung
1. Adanya respon yang positif dari stakeholder untuk penanganan penyandang
disabilitas mental dan program penjangkuan berbasis masyarakat.
2. Tersedianya sarana prasarana berupa tempat yang layak untuk pelaksanaan
kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati.
2. Faktor Penghambat
a. Beberapa form intake yang tidak diisi dengan lengkap terutama bagian
ketrampilan yang diminati, sehingga ada hambatan dalam menentukan bimbingan
ketrampilan yang akan diberikan
b. Beberapa peserta yang tidak datang tepat waktu sehingga berdampak pada kurang
lengkapnya informasi yang dipahami.
17
J. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati tahun 2018.
Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap
pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi
dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.
Pati, Maret 2018
Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial
ttd
Yasin Pramono Adi
Penyusun,
ttd
Diah Fajarini
19
LAPORAN KEGIATAN KOORDINASI
DI KABUPATEN GROBOGAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya
mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan
berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada
tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan
kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan
memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang
disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention
on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.
Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap
penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,
tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan
perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas
integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka
kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk
merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan
perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah
peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif
terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi
penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,
pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi
dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.
UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas
dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa
dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di
20
fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan
terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di
Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut
Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://
www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-
edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013
itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah
penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4
UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna
Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan
PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Grobogan dengan daya tampung masing-masing 50 s.d
100 orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas
untuk memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.
Untuk merespon permasalahan kekurangan fasilitas layanan rehabilitasi sosial
bagi penyandang disabilitas mental di dalam panti , PSRSPDM “ Margo Laras” di
Grobogan melaksanakan kegiatan penjangkauan dimana masyarakat diberdayakan
untuk ikut menangani penyandang disabilitas mental di lingkungannya secara aktif.
Program ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kader yang nantinya
akan mendampingi penyandang disabilitas mental. Selain itu juga memberikan
pelatihan kepada penyandang disabilitas dalam masalah sosial, psikologi, mental dan
ketrampilan melalui Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat.
Sebagai langkah awal Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat, diperlukan
koordinasi untuk mengetahui potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk program
ketrampilan, pemetaan wilayah penyandang disabilitas mental dan menjalin kerjasama
dengan aparat setempat, dinas sosial dan kader yang bisa bekerjasama untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut. Koordinasi dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama
adalah koordinasi dengan dinas terkait, yang kedua koordinasi dengan kader.
Untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah dipilih Kabupaten Grobogan karena
jumlah penyandang disabilitas mental yang cukup banyak, respon stakeholder yang
positif serta belum pernah dilaksanakannya kegiatan penanganan penyandang
disabilitas mental oleh PSRSPDM “ Margo Laras” di Grobogan
B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
1. Maksud
Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan diselenggarakan dengan maksud
menjalin kerjasama dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental pada
umumnya dan Pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat pada
khususnya.
21
2. Tujuan
a. Tersampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis
masyarakat.
b. Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam
penanganan Penyandang Disabilitas Mental.
c. Tersedianya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat.
3. Manfaat
a. Disampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis
masyarakat.
b. Dijalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam
penanganan Penyandang Disabilitas Mental.
c. Diperolehnya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat.
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
3. Waktu
Kegiatan Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2018 dan 5 April 2018
4. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan dilaksanakan di Dinas Sosial
Kabupaten Grobogan.
D. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan adalah 10 orang
TKSK.
E. PELAKSANA
Keseluruhan rangkaian kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan berada di bawah
tanggung jawab Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan membentuk tim
yang terdiri dari :
a. Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si
b. Penanggung Jawab : Yasin Pramono Adi, S.Sos
c. Pelaksana : 1) Wahyu Sri Pamarto Putro,S.ST
2) Suwandi, S.Sos
F. ANGGARAN BIAYA
Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan menggunakan
anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Grobogan tahun 2018
22
G. PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan dalam dua thap sebagai berikut :
1. Tahap Pertama
Dilaksanakan pada tanggl 16 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Grobogan ,
bertemu dengan Sekretaris Dinsos, Bapak Hadi Widoyoko, Menjelaskan mengenai
maksud dan tujuan koordinasi, menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan
Penjangkauan Berbasis Masyarakat, menyerahkan form intake untuk diisi oleh Calon
Penerima Manfaat ( CPM ) serta menentukan jadwal koordinasi kedua.
2. Tahap Kedua
Dilaksanakan pada tanggal 5 April 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Grobogan,
bertemu dengan 10 orang kader. Menjelaskan teknis pelaksanaan kegiatan
Penjangkauan Berbasis Masyarakat. Memeriksa form intake yang sudah diisi serta
berdiskusi mengenai kegiatan bimbingan ketrampilan yang akan diberikan
berdasarkan hasil isin form intake. Menentukan lokasi dan jadwal pelaksanaan
Penjangkauan Berbasis Masyarakat. Mendiskusikan kendala dan faktor pendukung
dalam pelaksanaan kegiatan.
H. HASIL
Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Koordinasi di Kabupaten Grobogan adalah :
1. Terlaksananya kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan dengan jumlah peserta
sebanyak 10 orang.
2. Pemahaman peserta tentang bagaimana pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat
3. Terjalinnya kerjasama dengan stakeholder untuk penanganan penyandang disabilitas
mental.
I. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
1. Faktor Pendukung
a. Adanya respon yang positif dari stakeholder untuk penanganan penyandang
disabilitas mental dan program penjangkuan berbasis masyarakat.
b. Tersedianya sarana prasarana berupa tempat yang layak untuk pelaksanaan
kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan.
2. Faktor Penghambat
a. Beberapa form intake yang tidak diisi dengan lengkap terutama bagian
ketrampilan yang diminati, sehingga ada hambatan dalam menentukan
bimbingan ketrampilan yang akan diberikan.
23
b. Beberapa peserta yang tidak datang tepat waktu sehingga berdampak pada kurang
lengkapnya informasi yang dipahami.
J. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan tahun
2018. Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap
pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi
dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.
Pati, April 2018
Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial
ttd
Yasin Pramono Adi
Penyusun,
ttd
Diah Fajarini
25
KEGIATAN KOORDINASI
DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya
mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan
berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada
tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan
kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan
memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang
disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention
on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.
Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap
penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,
tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan
perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas
integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka
kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk
merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan
perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah
peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif
terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi
penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,
pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi
dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.
UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas
dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa
dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di
26
fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan
terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di
Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut
Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://
www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-
edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013
itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah
penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4
UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna
Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan
PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Sleman dengan daya tampung masing-masing 50 s.d
100 orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas
untuk memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.
Untuk merespon permasalahan kekurangan fasilitas layanan rehabilitasi sosial
bagi penyandang disabilitas mental di dalam panti , PSRSPDM “ Margo Laras” di
Sleman melaksanakan kegiatan penjangkauan dimana masyarakat diberdayakan untuk
ikut menangani penyandang disabilitas mental di lingkungannya secara aktif. Program
ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kader yang nantinya akan
mendampingi penyandang disabilitas mental. Selain itu juga memberikan pelatihan
kepada penyandang disabilitas dalam masalah sosial, psikologi, mental dan ketrampilan
melalui Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat.
Sebagai langkah awal Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat, diperlukan
koordinasi untuk mengetahui potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk program
ketrampilan, pemetaan wilayah penyandang disabilitas mental dan menjalin kerjasama
dengan aparat setempat, dinas sosial dan kader yang bisa bekerjasama untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut. Koordinasi dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama
adalah koordinasi dengan dinas terkait, yang kedua koordinasi dengan kader.
Untuk wilayah Provinsi Daerah Intimewa Yogyakarta dipilih Kabupaten Sleman
karena jumlah penyandang disabilitas mental yang cukup banyak, respon stakeholder
yang positif serta belum pernah dilaksanakannya kegiatan penanganan penyandang
disabilitas mental oleh PSRSPDM “ Margo Laras” di Sleman
B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
1. Maksud
Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman diselenggarakan dengan maksud
menjalin kerjasama dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental pada
umumnya dan Pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat pada
khususnya.
27
2. Tujuan
a. Tersampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis
masyarakat.
b. Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam
penanganan Penyandang Disabilitas Mental.
c. Tersedianya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat.
3. Manfaat
c. Disampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis
masyarakat.
d. Dijalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam
penanganan Penyandang Disabilitas Mental.
e. Diperolehnya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat.
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1. Waktu
Kegiatan Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2018 dan 6 April 2018
2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman dilaksanakan di Dinas Sosial Kabupaten
Sleman.
D. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman adalah 10 orang TKSK.
E. PELAKSANA
Keseluruhan rangkaian kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman berada di bawah
tanggung jawab Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan membentuk tim
yang terdiri dari :
d. Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si
e. Penanggung Jawab : Yasin Pramono Adi, S.Sos
f. Pelaksana : 1) Edy Widaryanto,S.ST
2) Joko Mardoyo
F. ANGGARAN BIAYA
Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman menggunakan
anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Sleman tahun 2018
G. PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan dalam dua thap sebagai berikut :
3. Tahap Pertama
28
Dilaksanakan pada tanggl 16 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Sleman ,
bertemu dengan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Bapak Surono. Menjelaskan
mengenai maksud dan tujuan koordinasi, menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan
Penjangkauan Berbasis Masyarakat, menyerahkan form intake untuk diisi oleh Calon
Penerima Manfaat ( CPM ) serta menentukan jadwal koordinasi kedua.
4. Tahap Kedua
Dilaksanakan pada tanggal 6 April 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Sleman, bertemu
dengan 10 orang kader. Menjelaskan teknis pelaksanaan kegiatan Penjangkauan
Berbasis Masyarakat. Memeriksa form intake yang sudah diisi serta berdiskusi
mengenai kegiatan bimbingan ketrampilan yang akan diberikan berdasarkan hasil
isin form intake. Menentukan lokasi dan jadwal pelaksanaan Penjangkauan Berbasis
Masyarakat. Mendiskusikan kendala dan faktor pendukung dalam pelaksanaan
kegiatan.
H. HASIL
Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Koordinasi di Kabupaten Sleman adalah :
4. Terlaksananya kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman dengan jumlah peserta
sebanyak 10 orang.
5. Pemahaman peserta tentang bagaimana pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat
6. Terjalinnya kerjasama dengan stakeholder untuk penanganan penyandang disabilitas
mental.
I. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
1. Faktor Pendukung
1. Adanya respon yang positif dari stakeholder untuk penanganan penyandang
disabilitas mental dan program penjangkuan berbasis masyarakat.
2. Tersedianya sarana prasarana berupa tempat yang layak untuk pelaksanaan
kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman.
2. Faktor Penghambat
a. Beberapa form intake yang tidak diisi dengan lengkap terutama bagian
ketrampilan yang diminati, sehingga ada hambatan dalam menentukan bimbingan
ketrampilan yang akan diberikan
b. Beberapa peserta yang tidak datang tepat waktu sehingga berdampak pada kurang
lengkapnya informasi yang dipahami.
29
J. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman tahun 2018.
Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap
pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi
dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.
Pati, April 2018
Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial
ttd
Yasin Pramono Adi
Penyusun,
ttd
Diah Fajarini
31
LAPORAN KEGIATAN KOORDINASI
DI PROVINSI JAWA TIMUR
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya
mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan
berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada
tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan
kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan
memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang
disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention
on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.
Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap
penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,
tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan
perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas
integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka
kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk
merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan
perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah
peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif
terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi
penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,
pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi
dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.
UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas
dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa
32
dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di
fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan
terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di
Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut
Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://
www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-
edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013
itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah
penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4
UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna
Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan
PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Tuban dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100
orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas untuk
memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.
Untuk merespon permasalahan kekurangan fasilitas layanan rehabilitasi sosial
bagi penyandang disabilitas mental di dalam panti , PSRSPDM “ Margo Laras” di
Tuban melaksanakan kegiatan penjangkauan dimana masyarakat diberdayakan untuk
ikut menangani penyandang disabilitas mental di lingkungannya secara aktif. Program
ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kader yang nantinya akan
mendampingi penyandang disabilitas mental. Selain itu juga memberikan pelatihan
kepada penyandang disabilitas dalam masalah sosial, psikologi, mental dan ketrampilan
melalui Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat.
Sebagai langkah awal Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat, diperlukan
koordinasi untuk mengetahui potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk program
ketrampilan, pemetaan wilayah penyandang disabilitas mental dan menjalin kerjasama
dengan aparat setempat, dinas sosial dan kader yang bisa bekerjasama untuk
pelaksanaan kegiatan tersebut. Koordinasi dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama
adalah koordinasi dengan dinas terkait, yang kedua koordinasi dengan kader.
Untuk wilayah Provinsi Jawa Timur dipilih Kabupaten Tuban karena jumlah
penyandang disabilitas mental yang cukup banyak, respon stakeholder yang positif
serta lokasi yang paling strategis mengingat wilayah Provinsi Jawa Timur yang sangat
luas.
B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
1. Maksud
Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban diselenggarakan dengan maksud menjalin
kerjasama dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental pada umumnya dan
Pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat pada khususnya.
33
2. Tujuan
a. Tersampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis
masyarakat.
b. Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam
penanganan Penyandang Disabilitas Mental.
c. Tersedianya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat.
3. Manfaat
a. Disampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis
masyarakat.
b. Dijalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam
penanganan Penyandang Disabilitas Mental.
c. Diperolehnya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat.
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1. Waktu
Kegiatan Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2018 dan 12 April 2018
2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban dilaksanakan di Dinas Sosial Kabupaten
Tuban.
D. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban adalah 10 orang TKSK.
E. PELAKSANA
Keseluruhan rangkaian kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban berada di bawah
tanggung jawab Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan membentuk tim
yang terdiri dari :
a. Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si
b. Penanggung Jawab : Yasin Pramono Adi, S.Sos
c. Pelaksana : 1) Kistanto
2) Masmirah, S.ST
3) Uning,S.ST
F. ANGGARAN BIAYA
Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban menggunakan
anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Tuban tahun 2018
34
G. PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan dalam dua thap sebagai berikut :
1. Tahap Pertama
Dilaksanakan pada tanggl 26 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Tuban ,
bertemu dengan Kasie Paca, Bapak Hermawan Wiratno. Menjelaskan mengenai
maksud dan tujuan koordinasi, menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan
Penjangkauan Berbasis Masyarakat, menyerahkan form intake untuk diisi oleh Calon
Penerima Manfaat ( CPM ) serta menentukan jadwal koordinasi kedua.
2. Tahap Kedua
Dilaksanakan pada tanggal 12 April 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Tuban, bertemu
dengan 10 orang kader. Menjelaskan teknis pelaksanaan kegiatan Penjangkauan
Berbasis Masyarakat. Memeriksa form intake yang sudah diisi serta berdiskusi
mengenai kegiatan bimbingan ketrampilan yang akan diberikan berdasarkan hasil
isin form intake. Menentukan lokasi dan jadwal pelaksanaan Penjangkauan Berbasis
Masyarakat. Mendiskusikan kendala dan faktor pendukung dalam pelaksanaan
kegiatan.
H. HASIL
Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Koordinasi di Kabupaten Tuban adalah :
1. Terlaksananya kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban dengan jumlah peserta
sebanyak 10 orang.
2. Pemahaman peserta tentang bagaimana pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis
Masyarakat
3. Terjalinnya kerjasama dengan stakeholder untuk penanganan penyandang disabilitas
mental.
I. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
1. Faktor Pendukung
1. Adanya respon yang positif dari stakeholder untuk penanganan penyandang
disabilitas mental dan program penjangkuan berbasis masyarakat.
2. Tersedianya sarana prasarana berupa tempat yang layak untuk pelaksanaan
kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban.
2. Faktor Penghambat
c. Beberapa form intake yang tidak diisi dengan lengkap terutama bagian
ketrampilan yang diminati, sehingga ada hambatan dalam menentukan bimbingan
ketrampilan yang akan diberikan
35
d. Beberapa peserta yang tidak datang tepat waktu sehingga berdampak pada kurang
lengkapnya informasi yang dipahami.
J. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban tahun 2018.
Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap
pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi
dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.
Pati, April 2018
Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial
ttd
Yasin Pramono Adi
Penyusun,
ttd
Diah Fajarini
37
LAPORAN KEGIATAN ADVOKASI SOSIAL
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya
mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor
11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa
“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan
berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of
Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada
tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan
kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan
memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang
disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan
disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention
on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang
Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.
Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap
penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,
tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan
perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas
integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk
didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka
kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk
merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan
perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah
peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif
terhadap penyandang disabilitas. UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan
Pemerintah Daerah bertugas dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana
dalam upaya kesehatan jiwa dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib
melakukan penampungan di fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ
yang telah sembuh dan terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau
terlantar.
38
Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di
Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut
Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://
www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-
edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013
itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah
penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 3
UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna
Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, dan PSBL Budi Luhur Banjarbaru dengan
daya tampung masing-masing 100 orang, dan lamanya layanan per orang adalah
maksimal 2 tahun.
Sebagai panti yang memberikan pelayanan kepada penyandang disabilitas
mental, PSRSPDM “ Margo Laras” Di Pati juga memberikan pelayanan berupa
advokasi sosial. Advokasi sosial adalah Upaya memberikan pendampingan,
perlindungan dan pembelaan terhadap seseorang, keluarga, kelompok dan/atau
masyarakat yang dilanggar haknya. (UU No.11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial).
B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT
1. Maksud
Kegiatan Advokasi Sosial Bagi Penanganan Penyandang Disabilitas Mental
diselenggarakan dengan maksud memberikan pendampingan dan memastikan hak-hak
penerima manfaat dan keluarga sudah dipenuhi serta memastikan kewajiban penerima
manfaat dan keluarga juga sudah dilaksanakan.
2. Tujuan
a. Melakukan pendampingan kepada penerima manfaat dan keluarga dalam
menerima hak-haknya
b. Melakukan pendampingan kepada penerima manfaat dan keluarga dalam
melaksanakan kewajibannya.
3. Manfaat
a. Dilaksanakannya pendampingan kepada penerima manfaat dan keluarga dalam
menerima hak-haknya
b. Dilaksanakannya pendampingan kepada penerima manfaat dan keluarga dalam
melaksanakan kewajibannya.
C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
1. Waktu
Kegiatan Advokasi Sosial dilaksanakan pada bulan Juli s.d. November 2018.
39
2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Advokasi Sosial dilaksanakan di tempat tinggal penerima manfaat/
keluarganya.
D. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan Advokasi Sosial adalah penerima manfaat dan
keluarganya. Jumlah penerima manfaat yang didampingi adalah : 10 penerima manfaat
untuk dalam kota dan 10 penerima manfaat untuk luar kota.
E. PELAKSANA
Keseluruhan rangkaian kegiatan Advokasi Sosial berada di bawah tanggung jawab
Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan pelaksana kegiata adalah para
Pekerja Sosial
F. ANGGARAN BIAYA
Biaya penyelenggaraan kegiatan Advokasi Sosial Bagi Petugas Penanganan
Penyandang Disabilitas Mental menggunakan anggaran DIPA PSRSPDM “Margo
Laras” di Pati tahun 2018
G. PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan dengan kunjungan rumah dan mengisi formulir advokasi sosial
yang berisi pertanyaan tentang perkembangan penerima manfaat dan pengetahuan
keluarga serta masyarakat tentang penerima manfaat dan perawatan diri bagi
penyandang disabilitas mental.
H. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Advokasi Sosial tahun 2018. Penyusunan
laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap pelaksanaan
operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi dan
peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.
Pati, April 2018
Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial
ttd
Yasin Pramono Adi
Penyusun,
ttd
Diah Fajarini
40
LAPORAN CASE CONFERENCE PENERIMA MANFAAT REGULER
PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI
TANGGAL : 31 Januari 2018
TEMPAT : Ruang Rapat PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati
PIMPINAN SIDANG : Dra. Erna Susilowati
PENYAJI : Feni Handaningrum, S.ST
Edy Widaryanto, S.ST
PENERIMA MANFAAT / PM : “ISW”
“AGAI”
1. “ISW”
A. Peksos (Feni Handaningrum) 1) Aspek sosial
Belum mampu beradaptasi dengan lingkungan PSRSPDM “Margo Laras”, berpengaruh tidak mampu mengikuti kegiatan di panti baik vokasional / bimbingan lain
2) Latar belakang Masa kehamilan ibu PM pernah jatuh / depresi Sejak 2008 Gangguan Jiwa kambuh 5x Kurang perhatian ortu Kondisi kemampuan keluarga : tidak mampu
Kesimpulan Tidak dapat melaksanakan / mengikuti pelayanan rehabilitasi di panti. Masih memerlukan rehabilitasi medis. Tahap observasi : PM dikembalikan ke keluarga
B. Psikolog (Rif’atul Khoiriyah) 1) Riwayat agresif 2) Keterangan Orangtua : ada penolakan oleh orang tua 3) Ada keturunan keluarga 4) Umur 1,5th mengalami step, jatuh terbentur di kepala 5) Keparahan meningkat tahun 2017 6) Gejala mania, hiperaktif 7) Orientasi waktu buruk 8) Jalan pikir : inkoheren 9) Gejala psikiatri buruk – hubungan interpersonal sulit 10) Kekambuhan berulang Kesimpulan
Gangguan jiwa berat, tidak mampu rehabilitasi, sering kambuh tidak dapat mengikuti kegiatan rehabsos Rekomendasi : rehab medik psikiater/ syaraf
41
C. Perawat
1) Epilepsi hasil EEG di RSUD Kudus 2) Menciderai orang lain di Magelang 3) Sempat kejang 4) Masih diperdalam lagi EEG di RSUD Kudus Kesimpulan
Tidak dapat rehabsos, mempengaruhi PM lain, danperlu pengobatan medis D. Pembimbing agama
1) Waham dajal 2) Halusinasi 3) Awal rajin sholat, lama kelamaan tidak mau 4) Hadir dalam kegiatan bimbingan mental, setelah kambuh sampai saat ini tidak
mampu mengikuti E. Kesimpulan sementara (koordinator Peksos : Asep Hidayat)
PM dikembalikan kepada keluarga F. Pimpinan Sidang
1) Erna Susilowati a. Untuk tanggal masu disamakan dengan buku registrasi / induk b. Perawat (Ranu) diharapkan cek ke RSJ kapan dipulangkan c. Penguatan kepada keluarga jika diembalikan
- Menghubungi keluarga Jika tidak ada yang menjemput, nanti minta kebijakan lembaga untuk pengantaran
- Penguatan keluarga - Pengembalian kepada keluarga
2) Yasin Pramono Adi Kita sudah bertindak secara profesional PM dapat dikembalikan ke keluarga jika tidak dapat mengikuti rehabsos a. Secara rekomendasi disetujui untuk dipulangkan
Menyampaikan kepada keluarga bahwa secara profesi sudah dilakukan oleh peksos/ perawat / mental agama/ psikolog
b. Pembuatan berita acara pengembalian c. Dilampiri hasil profesi d. Membekali keterangan secara lisan / tertulis e. Selama 5 bulan sudah ditangani tapi belum ada perubahan f. Alternatif pemulangan diantar agar sisi manusiawi dari dana home visit g. Pendampingan dengan keluarga agar tidak ada pemasungan di rumah h. Sebelum berada di keluarga perlu diberikan bimbingan/ penyuluhan / surat
dokter untuk tindak lanjut. Petugas :
Pendekatan keluarga : Rif’atul Khoriyah (hubungi keluarga) Persiapan berkas serah terima : Sukardi / Kistanto Hasil resume profesi : Feni Handaningrum (Jum’at pagi) Data kesehatan : perawat
42
2. “AGAI” A. Peksos (Edy Widaryanto)
1) Kondisi ADL dengan motivasi, egois, pernah lari keluar panti, mondar – mandir, masih emosional, keinginan pulang, kurang adaptasi, untuk aspek sosial (kondisi kurang), kelainan tingkah laku PM cukup tinggi dan cenderung negatif
Kesimpulan Tidak dapat mengikuti rehabsos di panti Dikembalikan keluarga / rehab medik sesuai dengan disabilitas
B. Psikolog (Rif’atul Khoiriyah) 1) Paranoid, kekakuan otot, sering marah 2) Kecelakaan , koma 3) Sekarang : sindromturex. Mudah tersinggung, mau ikut bimbingan psikologis
tap memahaminya kurang, waham kebesaran, pikiran bloking. Obat sering dimuntahkan
4) Diagnosa : skizofrenia tak terinci 5) Cidera orak, epilepsi
C. Pembimbing Agama (Dwi Boy Martriosya) 1) Tidak bisa ngaji 2) Secara muamalah sulit
D. Perawat 1) Minum obat sulit, kekauan leher / tangan 2) Belum ada perubahan 3) DX : extra piramidal syndrome 4) Awal komunikasi : di awal masuk tidak baik pihak keluarga
E. Pimpinan Sidang 1) Yasin Pramono Adi
“AGAI” ingin disingkiran dari keluarga 2) Kepala PSRSPDM (Jiwaningsih)
Data harus update dan valid
3. KESIMPULAN / HASIL Kedua PM tidak mampu mengikuti layanan rehabilitasi A. PM “AGAI” dipulangkan B. PM “ISW” dipulangkan / dirujuk ke panti Provinsi (DIY)
Mengetahui,
Kepala Seksi Yanrehsos
Erna Susilowati
Pati, 5 Februari 2018 Sekretaris,
Tika Putri Setyawati
Menyetujui, Kepala PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati
Jiwaningsih
43
LAPORAN CASE CONFERENCE PENERIMA MANFAAT REGULER
PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI TANGGAL : 20 Februari 2018
TEMPAT : Ruang Rapat PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati
PIMPINAN SIDANG : Dra. Erna Susilowati
PENYAJI : Feni Handaningrum, S.ST
Sutini, S.ST / Tika Putri Setyawati
PENERIMA MANFAAT / PM : “NWT”
“RDY”
“MFS”
1. Pembukaan
CC hari ini PM a.n : “NWT”, “RDY”, dan “ MFS”
2. Pelaksanaan CC A. “RDY”
1) Peksos a. PM tinggal dengan saudara, dipasung b. PM pernah menikah, kambuh setelah anaknya meninggal c. Lulus SD d. Pernah bekerja di Garuda Food e. Riwayat perawatan
1994 : di RSJ Semarang 2015 : di RSJ Semarang 2017 : di RSJ Semarang
f. Kondisi keluarga kurang mampu g. Sering ngomel, marah, dan halusinasi h. PM tidak dapat ADL i. Agresif j. Ada cacat ganda : katarak dan diabetes Kesimpulan
PM kesulitan Rehabsos Rekomendasi
PM dikembalikan ke keluarga 2) Perawat
a. Memliki cacat ganda : diabetus melitus, dan katarak b. Skizofrenia tak terinci c. Selama di panti sudah 3x dirujuk ke RSJ : 1x di Semarang dan 2x di
Magelang d. Setelah rujuk, PM belum ada perubahan
44
Rekomendasi Pemeriksaan lebih lanjut, penanganan fisik, tidak dapat rehabsos
3) Psikolog a. Belum pernah bimbingan b. Bicara kacau c. Sering telanjang d. Ada indikasi menyakiti diri sendiri dan orang lain ketika marah e. Ada gangguan penglihatan f. Ada diabetes g. Di masa pubertas PM introvert h. Di panti sudah 3x rujuk i. PM hanya bicara seperlunya karena introvert j. Kondisi sekarang : PM tidak telanjang
4) Koordinator Peksos a. Tidak dapat rehabsos b. Keluarga diberitahu ada progres perubahan c. Edukasi keluarga, langkah pengasuhan agar kondisi tetap bertahan dan
atau lebih baik lagi 5) Pimpinan Sidang
a. Yasin Pramono Adi - Program bebas pasung bereda dengan program seleksi lainnya,
memiliki standar yang berbeda - Adanya progres perubahan, tidak terlepas dari sinergi perawat, psikolog
dan peksos - Edukasi awal kepada keluarga, sebeluk PM kembali ke keluarga, pola
pengasuhan kepada keluarga terhadap PM
B. “MFS” 1. Peksos
a. Datang Desember, sudah minta pulang. PM tahu jalan pulang b. Tidak betah di wisma, takut dengan PM “PNW” c. Kenginan pulang kuat
2. Perawat a. Pergi meninggalkan panti tanggal 9 Februari 2018 b. Tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan c. Setelah meninggalkan panti tanpa ijin, PM pulang ke ruah d. Kooperatif dalam minum obat
3. Psikolog a. Sedikit intrivert b. Rendah diri c. Mulai gangguan saat kelas 3 SMP, Panas, curiga tinggi d. Mulai bulan Januari mulai meninggalkan panti tana ijin / kabur e. Pengalaman kerja banyak
4. Koordinator Peksos PM merasa tidak diterima di lingkungan teman
5. Pimpinan Sidang
45
a. Erna Susilowati Menjadi contoh PM lain untuk ikut kabur
b. Yasin Pramono Adi Berita Acara harus di tanda tangani di panti sesuai dengan prosedurdan pembelajaran bagi PM lain. Sehingga perlu diupayakan bagi keluarga PM “MFS” untuk tetap ke panti menyelesaikan urusan administrasi tersebut
C. “NWT” 1. Peksos
a. Mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2001, saat PM duduk di kelas 2 Aliah.
b. Kambuh lagi setelah PM melahirkan dan mengalami baby blues c. PM saat kambuh sulit dikendalikan dan sering pergi keluar rumah dalam
keadaan telanjang, sehingga PM dipasung karena keluarga merasa malu d. Penyebab sakit : percintaan, PM panas dingin, PM merasa ketakutan e. Selama di panti:
- Fisik normal, sehat, berat badan ideal, gerakan agak lamban, kebersihan diri kurang
- ADL masih dibantu - Sudah dirujuk ke RSJ sebanyak 2x di RSJ Magelang - Halusinasi, curiga - Belum stabil - Tidak paham perintah - Belum mampu mengikuti kegiatan bimbingan ketrampilan
2. Perawat a. Masih bicara sendiri b. ADL perlu bimbingan c. Rujuk Magelang 2x d. ECT 6x, tidak ada perubahan
3. Psikolog a. Minum obat mudah b. Pasung sejak tahun 2007 – 2017 c. Sudah tidak telanjang d. Emosi labil
46
3. Kesimpulan / Hasil a. “RDY”
Kembali ke keluarga, namun perlu penguatan kepada keluarga sekaligus memberitahukan progres PM dan memberikan edukasi pengasuhan kepada keluarga terhadap pengasuhan PM. Dan tetap melakukan monitoring agar PM tidak dipasung lagi
b. “MFS” PM kembali ke keluarga. Namun tetap diupayakan agar keluarga tetap ke panti untuk menyelesaikan administrasi di dalam panti
c. “NWT” d. Kembali ke keluarga, namun perlu penguatan kepada keluarga sekaligus
memberitahukan progres PM dan memberikan edukasi pengasuhan kepada keluarga terhadap pengasuhan PM. Dan tetap melakukan monitoring agar PM tidak dipasung lagi
Mengetahui,
Kepala Seksi Yanrehsos
ttd Erna Susilowati
Pati, 21 Februari 2018 Sekretaris,
ttd
Tika Putri Setyawati
Menyetujui,
Kepala PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati
ttd Jiwaningsih
47
LAPORAN KEGIATAN VALIDASI, BIMTEK DAN INTERVENSI PENJANGKAUAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2018
Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan
fisik, intelektual, mental dan sensorik dalam jangka waktu yang lama dalam
berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan atau kesulitan untuk
berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainya berdasarkan
persamaan hak. Sedangkan penyandang disabilitas mental Penyandang disabilitas
mental adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa yang dalam jangka waktu lama
mengalami hambatan dalam interaksi dan partisipasi di masyarakat berdasarkan
kesetaraan dengan yang lainnya. Permasalahan gangguan jiwa menurut Undang-
Undang Kesehatan Jiwa No. 18 Tahun 2014 merupakan permasalahan yang berkaitan
dengan gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam
bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku. Permasalahan gangguan jiwa
dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat menimbulkan beban tidak saja bagi
penyandangnya tetapi juga bagi keluarganya, apabila tidak mendapatkan penanganan
secara tepat. Kurang lebih Sekitar 15% dari jumlah penduduk dunia, atau
sebanyak satu milyar orang, adalah penyandang disabilitas. Orang seringkali tidak
menyadari banyaknya penyandang disabilitas di seluruh dunia dan tantangan yang
mereka hadapi. Pemerintah dituntut mempunyai misi untuk meningkatkan kualitas
hidup bagi para penyandang disabilitas melalui upaya nasional, regional dan
global dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai fungsi penyandang
disabilitas dalam pembangunan nasional.
Laporan WHO juga menyebutkan, jumlah penderita disabilitas tubuh,
mental dan sosial di dunia saat ini sekitar lebih dari 600 juta orang. 80 persen dari
jumlah itu berada di kalangan negara-negara berkembang. Perlu diketahui juga,
anak-anak mengambil porsi sepertiga dari total penderita disabilitas dunia.
Berdasarkan pelbagai data yang ada, dari setiap sepuluh anak yang lahir di dunia,
seorang diantaranya menderita disabilitas bawaan atau pun mengalami disabilitas
pasca masa kelahiran akibat beragam insiden. Beragam hasil penelitian
menunjukkan, persoalan utama yang banyak dihadapi penderita disabilitas saat ini
ternyata bukan hanya disebabkan oleh faktor kesehatan, tapi lebih banyak
dipengaruholeh faktor sosial dan budaya. Sebagian besar penderita disabilitas
mengalami persoalan fisik, budaya dan sosial. Hambatan sosial, merupakan salah
A. LATAR BELAKANG
48
satu penghalang utama bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh fasilitas
publik yang layak.
Di sisi lain, tidak adanya pandangan sosial yang obyektif telah meminggirkan
penderita disabilitas dari lingkaran interaksi sosial yang sehat. Sasaran penerima
manfaat penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui pelayanan rehabilitasi
sosial terdiri atas dua aspek yaitu pelayanan berbasis institusi dalam panti dan
pelayanan berbasis keluarga atau masyarakat melalui program outreach
(penjangkauan)
PSRSPDM Margo Laras di Pati sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Sosial
RI yang berada digarda terdepan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan kesejahteraan sosial dari pilar intervensi pelayanan rehabilitasi
sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), oleh karena itu
PSRSPDM Margo Laras Pati menyelenggarakan kegiatan penjangkauan (outreach)
berbasis masyarakat di 3 (tiga) provinsi meliputi Jateng, Jatim dan DIY dengan
sasaran / target 120 kader dan 260 penerima manfaat terbagi atas Kabupaten
Pati (65 penerima manfaat, 30 kader), Kabupaten Grobogan (65 penerima
manfaat, 30 kader), Kabupaten Sleman ( 65 penerima manfaat, 30 kader), dan
Kabupaten Tuban (65 penerima manfaat, 30 kader). Kemudian 260 penerima
manfaat tersebut akan mendapatkan bantuan sosial Usaha Ekonomi Produktif
melalui rekening.
Kegiatan ini bermaksud memberikan bimbingan teknis dan edukasi pada kader
rehabilitasi sosial, penderita gangguan jiwa tentang bagaimana penanganan yang
tepat pada penderita gangguan jiwa, menggali permasalahan yang muncul pada
keluarga penyandang disabilitas mental dan memberikan saran bagaimana
penanganan yang tepat dengan mengutamakan prinsip persamaan hak, non stigma
dan ras. Sehingga diharapkan setelah mengikuti kegiatan penjangkauan ini kader
mendapatkan pengetahuan praktis dan merawat penyandang disabilitas mental
dirumah dan mendukung pengembangan dan pemanfaatan bantuan sosial Usaha
Ekonomi Produktif.
Sedangkan kegiatan penyangkauan dapat berjalan dengan baik jika data
penerima manfaat dan kader valid, sehingga pelaksanaan kegiatan validasi adalah
tahapan paling penting dalam proses kegiatan penjangkauan berbasis masyarakat,
Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa
tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang
digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang
diinginkan.
49
Validasi data calon penerima manfaat dan kader adalah suatu tindakan
pembuktian dengan cara memeriksa kelengkapan berkas administrasi penerima
manfaat dan kader sebagai sasaran layanan penyangkauan berbasis masyarakat.
Pada tahapan selanjutnya diperlukan bimbingan teknis karena hal ini
sebagai dasar awal pembekalan kepada para kader pendamping disabilitas
mental, hingga pada tahap intervensi layanan dengan memberikan materi
oleh para narasumber ahli.
Berdasarkan tema penjangkauan berbasis masyarakat “ Implementasi rehabilitasi
sosial berbasis masyarakat (RSBM) sebagai langkah kepedulian masyarakat dalam
upaya pemulihan keberfungsian sosial penyandang disabilitas mental”, tujuan
kegiatan Validasi, Bimtek dan Intervensi ini sebagai berikut.
1. Validasi Data
- Melakukan pemeriksaan berkas atau dokumen calon peserta kegiatan
penjangkauan berbasis masyarakat agar tidak salah sasaran
- Menjaga keabsahan dan mengecek kelengkapan dokumen
- Menghimpun data valid untuk di buatkan Surat Keputusan sebagai
peserta kegiatan penjangkauan yang syah dan dapat
dipertanggungjawabkan
2. Bimtek
- Memberikan bimbingan teknis kepada kader agar mampu melakukan
pendampingan dan perawatan pada penyandang disabilitas
- Memberikan pengarahan agar kader mengetahui tugas pokok dan
fungsi sebagai pendamping disabilitas mental
- Memberikan bimbingan dalam pemanfaatan bantuan agar tidak salah
penggunaan
- Menjelaskan form dan instrument pelaporan sebagai bentuk
pertanggungjawaban melaksanakan kegiatan pendampingan
- Meningkatkan wawasan terkait pemberdayaan disabilitas mental di
keluarga dan masyarakat
3. Intervensi
- Memperluas jangkauan pelayanan rehabilitasi sosial berbasis
masyarakat bagi kader dan
B. TUJUAN
50
- Membangun kepedulian dan kerjasama dari para stake holder, dan
masyarakat dalam menangani Penyandang disabilitas
- Memberikan stimulan kepada disabilitas mental untuk
mengembangkan usaha melalui pemanfaatan bantuan sosial
- Memberdayakan peran masyarakat untuk peduli kepada disabilitas
mental
- Meningkatkan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas mental
- Membantu memecahkan permasalahan terkait penanganan
Penyandang disabilitas mental di keluarga dan masyarakat melalui
konseling
1. Undang Undang No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
2. Undang –Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
3. Permensos RI No 16 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental “Margo Laras” Pati
Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Pati sebagai berikut;
1. Kegiatan Validasi dilaksanakan pada tanggal 2 April 2018
2. Kegiatan Bimtek dilaksanakan oleh tim panitia /profesi margo laras pada tanggal 3
April 2018
3. Kegiatan Intervensi dengan mendatangkan narasumber ahli dari Perawat Jiwa dari
IPKJI Jateng, terkait penanganan disabilitas mental di Masyarakat disertai
penyerahan bantuan alat kebersihan diri, kegiatan tersebut dilaksanakan pada
tanggal 4 April 2018
Kegiatan Validasi, bimtek dan intervensi diikuti oleh 6 petugas dari PSRSPDM “ Margo
Laras” di Pati, kemudian pesertanya 30 orang kader disabilitas mental dan 60 penerima
manfaat ditambah orang tua/wali, Narasumber kegiatan terdiri atas narasumber ahli
keperawatan Jiwa dari IPKJI Jateng.
Kegiatan Penjangkauan Berbasis Masyarakat PSRSPDM Margo laras di Pati berdasarkan
DIPA: Sp. DIPA-027.04.2.030952/2018
C. DASAR HUKUM
D. WAKTU DAN TEMPAT
G. ANGGARAN
E. PESERTA DAN NARASUMBER
51
Demikian Laporan kegiatan Validasi, Bimtek dan Intervensi Penjangkauan Berbasis
Masyarakat Tahun 2018, kegiatan telah berjalan dengan lancar dan bermanfaat
Pati, 28 April 2018
Plt. Kepala
ttd
Dra. Erna Susilowati
I. PENUTUP
52
JADWAL KEGIATAN SUPERVISI DAN MONITORING REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT PSRSPDM MARGO LARAS DI PATI
TAHUN 2018
No Waktu Nama Petugas Tempat
BULAN MEI 1 4 Mei 2018 Pak Yasin, Bu Erna, Bu Dhania, Bu
Dina, Pak Asep, Pak Sukardi Pati
2 7 Mei 2018 Bu Jiwa, Bu Erna, Bu Dhania, Bu Uning, Pak Ranu, Pak Joko
Grobogan
3 8-9 Mei 2018 Bu Jiwa, Pak Sukardi, Bu Diah, Pak Santo, Pak Dwi Boy, Pak Wahyu
Sleman
4 8-9 Mei 2018 Bu Erna, Bu Dhania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Hendra, Bu Yatin
Tuban
BULAN JUNI 1 29 Juni 2018 Bu Erna, Pak Wandi, Bu Dhania, Pak
Ranu, Pak Asrofi, Pak Kistanto Grobogan
BULAN JULI 1 3-4 Juli 2018 Pak Sukardi, Pak Wandi, Pak Tri, Pak
Andrias, Pak Edy, Pak Kistanto Tuban
2 3-4 Juli 2018 Bu Dhania, Pak Santo, Bu Sutini, Pak Wahyu, Pak Dwi Boy, Bu Yatin
Sleman
3 9 Juli 2018 Pak Yasin, Bu Erna, Bu Dhania, Bu Dina, Pak Asrofi, Bu Tika
Pati
4 16 Juli 2018 Bu Erna, Pak Tri, Bu Dania, Bu Dina, Bu Sutini, Bu Tika
Pati
5 18 Juli 2018 Bu Erna, Pak Giri, Pak Kistanto, Pak Tri, Pak Ranu, Bu Masmirah
Grobogan
6 23-24 Juli 2018 Bu Erna, Bu Dhania, Pak Santo, Pak Hendra, Pak Wahyu, Pak Boy
Sleman
7 30-31 Juli 2018 Bu Erna, Pak Giri, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Wandi
Tuban
BULAN AGUSTUS 1 1 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Yasin, Pak Tri, Bu Dania,
Bu Dina, Pak Asrofi Pati
2 2 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Yasin, Bu Yatin, Pak Tri, Bu Dania, Pak Ranu
Grobogan
3 20-21 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Giri, Bu Dania, Pak Santo, Bu Yatin, Pak Wahyu
Sleman
4 27-28 Agustus 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Sukardi, Bu Masmirah
Tuban
BULAN SEPTEMBER 1 3 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Bu Dina, Bu Feni,
Bu Uning, Bu Tika Pati
2 4 September 2018 Bu Erna, Bu Yatin, Pak Tri, Bu Dania, Pak Ranu, Pak Indra
Grobogan
3 18-19 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Santo, Bu Ajeng, Pak Wahyu, Pak Boy
Sleman
4 24-25 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Bu Ajeng, Pak Hendra
Tuban
53
LAPORAN KEGIATAN PENJANGKAUAN BERBASIS
MASYARAKAT DI KABUPATEN PATI, KABUPATEN
GROBOGAN, KABUPATEN SLEMAN, DAN
KABUPATEN TUBAN
TEMA KEGIATAN
“ IMPLEMENTASI REHABILITASI SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT (RSBM)
SEBAGAI LANGKAH KEPEDULIAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMULIHAN
KEBERFUNGSIAN SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL”
54
Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami
keterbatasan fisik, intelektual, mental dan sensorik dalam jangka waktu yang
lama dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan atau
kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara
lainya berdasarkan persamaan hak. Sedangkan penyandang disabilitas mental
Penyandang disabilitas mental adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa yang dalam
jangka waktu lama mengalami hambatan dalam interaksi dan partisipasi di
masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. Permasalahan gangguan
jiwa menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa No. 18 Tahun 2014 merupakan
permasalahan yang berkaitan dengan gangguan dalam pikiran, perilaku, dan
perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan
perilaku. Permasalahan gangguan jiwa dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat
menimbulkan beban tidak saja bagi penyandangnya tetapi juga bagi keluarganya,
apabila tidak mendapatkan penanganan secara tepat.
Kurang lebih Sekitar 15% dari jumlah penduduk dunia, atau sebanyak
satu milyar orang, adalah penyandang disabilitas. Orang seringkali tidak
menyadari banyaknya penyandang disabilitas di seluruh dunia dan tantangan
yang mereka hadapi. Pemerintah dituntut mempunyai misi untuk meningkatkan
kualitas hidup bagi para penyandang disabilitas melalui upaya nasional, regional
dan global dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai fungsi
penyandang disabilitas dalam pembangunan nasional.
Laporan WHO juga menyebutkan, jumlah penderita disabilitas tubuh,
mental dan sosial di dunia saat ini sekitar lebih dari 600 juta orang. 80 persen
dari jumlah itu berada di kalangan negara-negara berkembang. Perlu diketahui
juga, anak-anak mengambil porsi sepertiga dari total penderita disabilitas dunia.
Berdasarkan pelbagai data yang ada, dari setiap sepuluh anak yang lahir di
dunia, seorang diantaranya menderita disabilitas bawaan atau pun mengalami
disabilitas pasca masa kelahiran akibat beragam insiden. Beragam hasil
penelitian menunjukkan, persoalan utama yang banyak dihadapi penderita
disabilitas saat ini ternyata bukan hanya disebabkan oleh faktor kesehatan, tapi
lebih banyak dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Sebagian besar
penderita disabilitas mengalami persoalan fisik, budaya dan sosial. Hambatan
sosial, merupakan salah satu penghalang utama bagi penyandang disabilitas
untuk memperoleh fasilitas publik yang layak. Di sisi lain, tidak adanya
pandangan sosial yang obyektif telah meminggirkan penderita disabilitas dari
lingkaran interaksi sosial yang sehat.
Sasaran penerima manfaat penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui
pelayanan rehabilitasi sosial terdiri atas dua aspek yaitu pelayanan berbasis
B. LATAR BELAKANG
55
institusi dalam panti dan pelayanan berbasis keluarga atau masyarakat melalui
program outreach (penjangkauan)
PSRSPDM Margo Laras di Pati sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Sosial RI yang berada digarda terdepan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan kesejahteraan sosial dari pilar intervensi pelayanan rehabilitasi
sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), oleh karena itu
PSRSPDM Margo Laras Pati menyelenggarakan kegiatan penjangkauan (outreach)
berbasis masyarakat di 3 (tiga) provinsi meliputi Jateng, Jatim dan DIY dengan
sasaran / target 120 kader dan 260 penerima manfaat terbagi atas Kabupaten
Pati (65 penerima manfaat, 30 kader), Kabupaten Grobogan (65 penerima
manfaat, 30 kader), Kabupaten Sleman ( 65 penerima manfaat, 30 kader), dan
Kabupaten Tuban (65 penerima manfaat, 30 kader). Kemudian 260 penerima
manfaat tersebut akan mendapatkan bantuan sosial Usaha Ekonomi Produktif
melalui rekening.
Kegiatan ini bermaksud memberikan bimbingan teknis dan edukasi pada kader
rehabilitasi sosial, penderita gangguan jiwa tentang bagaimana penanganan yang
tepat pada penderita gangguan jiwa, menggali permasalahan yang muncul pada
keluarga penyandang disabilitas mental dan memberikan saran bagaimana
penanganan yang tepat dengan mengutamakan prinsip persamaan hak, non stigma
dan ras. Sehingga diharapkan setelah mengikuti kegiatan penjangkauan ini kader
mendapatkan pengetahuan praktis dan merawat penyandang disabilitas mental
dirumah dan mendukung pengembangan dan pemanfaatan bantuan sosial Usaha
Ekonomi Produktif.
Berdasarkan tema penjangkauan berbasis masyarakat “ Implementasi rehabilitasi sosial berbasis masyarakat (RSBM) sebagai langkah kepedulian masyarakat dalam upaya pemulihan keberfungsian sosial penyandang disabilitas mental”, tujuan kegiatan ini sebagai berikut.
1. Memperluas jangkauan pelayanan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat bagi kader dan
2. Membangun kepedulian dan kerjasama dari para stake holder, dan masyarakat dalam
menangani Penyandang disabilitas
3. Memberikan bimbingan teknis dan intervensi kepada kader agar mampu melakukan
pendampingan dan perawatan pada penyandang disabilitas
4. Memberikan stimulan kepada disabilitas mental untuk mengembangkan usaha melalui
pemanfaatan bantuan sosial
5. Memberdayakan peran masyarakat untuk peduli kepada disabilitas mental
6. Meningkatkan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas mental
7. Membantu memecahkan permasalahan terkait penanganan Penyandang disabilitas mental
di keluarga dan masyarakat.
B. TUJUAN
56
1. Undang Undang No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
2. Undang –Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
3. Permensos RI No 16 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental “Margo Laras” Pati
Kegiatan Penjangkauan dilaksanakan di tiga provinsi meliputi Jateng, Jatim dan DIY
1. Kab. Pati
Bimtek : 3 April 2018
Intervensi : 4 April 2018
Supervisi dan Monitoring : 4 Mei, 16 Juni, 16 Juli, 1 Agustus, 3 September 2018
2. Kab. Grobogan
Bimtek : 10 April 2018
Intervensi : 11 April 2018
Supervisi dan Monitoring : 7 Mei, 27 Juni, 18 Juli, 2 Agustus, 4 September 2018
3. Kab. Sleman
Bimtek : 18 April 2018
Intervensi : 19 April 2018
Supervisi dan Monitoring : 8-9 Mei, 28-29 Juni, 23-24 Juli, 20-21 Agustus, 18-19
September 2018
4. Kabupaten Tuban
Bimtek : 25 April 2018
Intervensi : 26 April 2018
Supervisi dan Monitoring: 8-9 Mei, 28-29 Juni, 17-18 Agustus, 24-25 September 2018
Kegiatan Penjangkauan diikuti oleh 120 orang kader disabilitas mental dan 260 penerima
manfaat
Narasumber kegiatan terdiri atas narasumber ahli dan instruktur vokasional
JADWAL KEGIATAN PENJANGKAUAN BERBASIS MASYARAKAT
PSRSPDM “MARGO LARAS” PATI (terlampir)
C. DASAR HUKUM
D. WAKTU DAN TEMPAT
E. PESERTA DAN NARASUMBER
F. JADWAL KEGIATAN
57
KEGIATAN PENJANGKAUAN BERBASIS MASYARAKAT “MARGO LARAS” PATI,
1. Pengarah : Dra. Jiwaningsih
2. Penanggung Jawab : Dra. Erna Susilowati
3. Sekretaris : Susanto dan Sukardi
4. Bendahara : Dhania YP, Diah Fajarini, Ajeng Kinasih Savitri
5. Seksi pelaksanaan disesuaikan Tim Yang berangkat
Kegiatan Penjangkauan Berbasis Masyarakat PSRSPDM Margo laras di Pati berdasarkan
DIPA: Sp. DIPA-027.04.2.030952/2018
Demikian proposal kegiatan Penjangkauan RBM Tahun 2018, diharapkan kegiatan
berjalan dengan baik
Pati, 28 Maret 2018
Kepala
Dra. Jiwaningsih, M.Si
G. SUSUNAN PANITIA
H. ANGGARAN
II. PENUTUP
58
JADWAL KEGIATAN SUPERVISI DAN MONITORING REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT PSRSPDM MARGO LARAS DI PATI
TAHUN 2018
No Waktu Nama Petugas Tempat
BULAN MEI 1 4 Mei 2018 Pak Yasin, Bu Erna, Bu Dhania, Bu
Dina, Pak Asep, Pak Sukardi Pati
2 7 Mei 2018 Bu Jiwa, Bu Erna, Bu Dhania, Bu Uning, Pak Ranu, Pak Joko
Grobogan
3 8-9 Mei 2018 Bu Jiwa, Pak Sukardi, Bu Diah, Pak Santo, Pak Dwi Boy, Pak Wahyu
Sleman
4 8-9 Mei 2018 Bu Erna, Bu Dhania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Hendra, Bu Yatin
Tuban
BULAN JUNI 1 29 Juni 2018 Bu Erna, Pak Wandi, Bu Dhania, Pak
Ranu, Pak Asrofi, Pak Kistanto Grobogan
BULAN JULI 1 3-4 Juli 2018 Pak Sukardi, Pak Wandi, Pak Tri, Pak
Andrias, Pak Edy, Pak Kistanto Tuban
2 3-4 Juli 2018 Bu Dhania, Pak Santo, Bu Sutini, Pak Wahyu, Pak Dwi Boy, Bu Yatin
Sleman
3 9 Juli 2018 Pak Yasin, Bu Erna, Bu Dhania, Bu Dina, Pak Asrofi, Bu Tika
Pati
4 16 Juli 2018 Bu Erna, Pak Tri, Bu Dania, Bu Dina, Bu Sutini, Bu Tika
Pati
5 18 Juli 2018 Bu Erna, Pak Giri, Pak Kistanto, Pak Tri, Pak Ranu, Bu Masmirah
Grobogan
6 23-24 Juli 2018 Bu Erna, Bu Dhania, Pak Santo, Pak Hendra, Pak Wahyu, Pak Boy
Sleman
7 30-31 Juli 2018 Bu Erna, Pak Giri, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Wandi
Tuban
BULAN AGUSTUS 1 1 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Yasin, Pak Tri, Bu Dania,
Bu Dina, Pak Asrofi Pati
2 2 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Yasin, Bu Yatin, Pak Tri, Bu Dania, Pak Ranu
Grobogan
3 20-21 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Giri, Bu Dania, Pak Santo, Bu Yatin, Pak Wahyu
Sleman
4 27-28 Agustus 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Sukardi, Bu Masmirah
Tuban
BULAN SEPTEMBER 1 3 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Bu Dina, Bu Feni,
Bu Uning, Bu Tika Pati
2 4 September 2018 Bu Erna, Bu Yatin, Pak Tri, Bu Dania, Pak Ranu, Pak Indra
Grobogan
3 18-19 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Santo, Bu Ajeng, Pak Wahyu, Pak Boy
Sleman
4 24-25 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Bu Ajeng, Pak Hendra
Tuban
61
LAPORAN
PERTEMUAN ORANG TUA/WALI PENERIMA MANFAAT REGULER
PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI
TANGGAL 21 S/D 22 JUNI 2018
1. Pendahuluan
Pertemuan orang tua/wali Penerima Manfaat reguler merupakan suatu wadah untuk
mempertemukan orangtua/wali dengan Penerima Manfaat regular yang tinggal didalam
panti. Melalui pertemuan ini diharapkan akan tercipta sinergitas yang solid antara
orangtua/wali dan lembaga berkaitan dengan rehabilitasi Penerima manfaat eks
psikotik. Dalam hal ini lembaga akan menyampaikan informasi tentang Program
Pelayanan Rehabilitasi serta mempersiapkan orang tua/wali tentang pengembalian
Penerima Manfaat kedalam keluarga.
2. Nama Kegiatan
PERTEMUAN ORANG TUA / WALI PENERIMA MANFAAT REGULER
Dengan Tema “Meningkatkan Kerja Sama Dengan Orang Tua/Wali Penerima
Manfaat Dalam Rangka Keberhasilan Program Rehabilitasi Sosial”
3. Maksud dan tujuan
a. Maksud kegiatan
- Sebagai upaya untuk meningkatkan kerjasama antara orang tua/wali Penerima
Manfaat dengan PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati dalam rangka keberhasilan
Program Rehabilitasi Sosial bagi para Penerima Manfaat.
b. Tujuan kegiatan
- Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan orang tua/wali tentang program
rehabilitasi bagi penyandang disabilitas mental
- Mempersiapkan PM, orang tua/wali serta keluarga tentang proses Resosialisasi
Penerima Manfaat ke dalam lingkungan keluarga dan masyarakat
4. Waktu dan tempat pelaksanaan
Tanggal : 21 s/d 22 Juni 2018
Hari : Kamis s/d Jumat
Tempat : PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI
( Kegiatan terlampir )
5. Sasaran
- Penerima Manfaat dan Orang tua/wali sebanyak 100 orang
62
6. Manfaat / hasil yang dicapai
a. Orang tua/wali akan lebih siap untuk menerima kembali Penerima Manfaat
b. Penerima Manfaat akan lebih percaya diri setelah mendapatkan pelayanan
rehabilitasi di PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati
7. Biaya
Semua biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini berasal dari DIPA PSRSPDM “Margo
Laras” DiPati, Nomor : SP.DIPA-027.04.2.030952/2018 tanggal 5 Desember 2017
Tahun Anggaran 2018. MAK : 2243.001.021.101 point G : Pertemuan Orang Tua
8. Penutup
Demikian proposal kegiatan Pertemuan Orang Tua / Wali Penerima Manfaat kami
sampaikan semoga dapat bermanfaat, berjalan dengan baik dan lancar.
Pati, 7 Juni 2018
Kepala Seksi Rehsos Petugas
ttd ttd
Dra. Erna Susilowati K i s t a n t o
Mengetahui
Kepala PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati
Dra. Jiwaningsih, M.Si
63
Susunan Panitia:
Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si
Penanggung Jawab : Dra. Erna Susilowati
Ketua : Suwandi, S.Sos
Sekretaris : Kistanto
Bendahara : Dhania Yusana Putri, S.Psi
Dokumentasi : Diah Fajarini
Seksi Acara : Edy Widaryanto, SST (Semua Peksos)
Pembawa Acara (MC) : Jauhar Khasanati
Seksi Konsumsi : Yatin Sutini
Ronanti Kristin
Jauhar Uning
Perlengkapan : Suharto Kamin
Yahmadi Priyo Ismono
Pengasramaan : Sukardi, SH
Dwi Boy Martriosya
Seksi Kesehatan : Dian Alif Ranu Dewa
Andre S
Kesar Dina
Dokumentasi
64
Susunan acara Pertemuan Orang Tua/Wali Penerima Manfaat
PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati
NO HARI/JAM ACARA PEMATERI KETERANGAN PIC
1 Kamis
12.30 – 14.00 Registrasi Peserta Absen
Kistanto,
Sukardi
2 Kamis
14.00 – 15.00 ISOMA
3 Kamis
15.00 – 17.00
Konsultasi Wali
Pengampu Peksos Materi Peksos
4 Kamis
17.00 – 17.30 ISOMA
5 Kamis
17.30 – 21.00
Konsultasi Wali
Pengampu Peksos Materi Peksos
6 Jumat
08.00 – 08.10 Pembukaan, Materi, Sound Jauhar K
7 Jumat
08.10 – 08.20 Pembacaan Doa Materi, Sound Susanto
8 Jumat
08.20 – 08.40
Laporan Penyelenggara
oleh Dra. Erna. S Dra. Erna. S Materi, Sound Jauhar K
9 Jumat
08.40 – 09.00
Pembukaan Kegiatan oleh
Kepala PSRSPDM
Dra.
Jiwaningsih Materi, Sound Jauhar K
10 Jumat
09.00 – 11.00 Materi tentang ODGJ Psikiater Materi, Sound Jauhar K
11 Jumat
11.00 - selesai Pembagian Transport Tim Rehsos
Daftar Peserta,
uang transport Dhania
Pati, 7 Juni 2018
Kepala
PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati
Dra. Jiwaningsih, M.Si
65
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR KERJA (PBK)
TAHUN 2018 A. PENDAHULUAN
Praktek Belajar Kerja merupakan kegiatan yang berorientasi pada bentuk pembelajaran
kepada Peneriama Manfaat untuk mengembangkan dan meningkatkan tenaga kerja
disabilitas mental yang berkualitas. Dengan mengikuti Praktek Belajar Kerja diharapkan
dapat menambah pengetahuan, ketrampilan Penerima Manfaat dalam mempersiapkan diri
untuk menghadapi masyarakat dan dunia kerja yang sebenarnya.
Selain Praktek Belajar Kerja mampu mengembangkan kemampuan Penerima Manfaat
PSRSPDM “Margo Laras” di Pati sekaligus persiapan dalam mengahadapi masyarakat
luar dan mengatasi masalah yang muncul dalam Praktek Belajar Kerja.
Praktek Belajar Kerja ini dilaksanakan kepada Penerima Manfaat sebelum kegiatan
resosialisasi. Kegiatan ini akan dilaksanakan di beberapa tempat sesuai dengan asessmen
Penerima Manfaat yang dilakukan oleh Pekerja Sosial.
B. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan Praktek Belajar Kerja antara lain,
1. Memberikan motivasi kerja yang baik bagi Penerima Manfaat
2. Melatih ketrampilan yang dimiliki Penerima Manfaat sehingga dapat bekerja dengan
baik
3. Menambah kreativitas Penerima Manfaat agar dapat mengembangkan dalam dirinya
4. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik serta
dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
C. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah Penerima Manfaat sejumlah 20 orang, yaitu
NO NAMA PM LOKASI PBK
1 Ikha Rahmawati ABBIDA Collection & Batik Bakaran
2 Purwatiningsih ABBIDA Collection & Batik Bakaran
3 Pranowo Batik Bakaran "Yuliati Warno"
4 Yatmanto Batik Bakaran "Yuliati Warno"
5 Moh. Asyhari Batik Bakaran "Yuliati Warno"
6 Agus Triyono Pertanian
7 Hamzah Pertanian
8 Slamet Riyadi Pertanian
9 Supriyanto Pertanian
66
10 Arif Budiman Pertanian
11 Giyanto Pertanian
12 Dhani Sukoco Pertanian
13 Moh. Mawardi Bengkel
14 Tri Zaenuri Bengkel
15 Alif Febrianto Bengkel
16 Slamet Karianto Bengkel
17 Aji Kisworo Peternakan
18 Edi Prayitno Peternakan
19 Handara Sofyan Peternakan
20 Puji Riyanto Peternakan
D. TANGGAL PELAKSANAAN
1. Kegiatan Praktek Belajar Kerja dilaksanakan mulai tanggal 18 Juli 2018 sampai
dengan 30 Agustus 2018.
2. Jam Kerja Penerima manfaat setiap harinya pukul 08.00 – 12.00 WIB
3. Tempat pelaksanaan Praktek Belajar Kerja :
a. ABBIDA Collection & Batik Bakaran
b. Batik Bakaran "Yuliati Warno"
c. Peternakan Kelinci
d. Pertanian (Taman dan Jamur)
e. Bengkel (Dinamo dan Sepeda Motor)
E. PELAKSANAAN
Pelaksanaan Praktek Belajar Kerja Penerima Manfaat PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan Jum’at dari jam 08.00 – 12.00 WIB.
Setiap harinya sebanyak 20 Penerima Manfaat diantar dan dengan pendampingan petugas
ke masing – masing lokasi PBK. Dalam pendampingan petugas melakukan evaluasi dan
monitoring terhadap Penerima Manfaat saat bekerja. Penerima Manfaat melakukan tugas
sesuai dengan tugas dan arahan dari instruktur.
Dalam pendampingan petugas melakukan kerjasama dengan instruktur agar dapat
membimbing serta memberikan motivasi kepada Penerima Manfaat, sehingga dapat
mempunyai semangat untuk mendapatkan ketrampilan tambahan sebagai bekal mereka
nanti setelah kembali ke dalam keluarga.
67
Penerima Manfaat sejauh dari monitoring yang dilakukan petugas pendamping dapat
melakukan tugas – tugas yang diberikan oleh instruktur dengan baik. Penerima Manfaat
selama Praktek Belajar Kerja di lokasi masing – masing merasa nyaman, dapat
bersosialisasi dengan lingkungan, dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Setelah jam 12.00 WIB, Penerima Manfaat kembali dijemput oleh pendamping dan
petugas untuk selanjutnya kembali di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati untuk mengikuti
kegiatan di panti.
F. HASIL YANG DICAPAI
Hasil yang dicapai dari kegiatan Praktek Belajar Kerja adalah
1. Penerima Manfaat dapat memahami, mengembangkan ketrampilan sebagai bekal nanti
setelah keluar dari panti
2. Penerima Manfaat memperoleh pengathuan dan wawasan yang lebih luas mengenai
dunia kerja
3. Penerima Manfaat dapat mengetahui arti penting disiplin dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan adanya kegiatan Praktek Belajar Kerja ini, dapat kami simpulkan bahwa
kegiatan ini sangat bermanfaat. Penerima Manfaat mendapatkan banyak
pengalamankerja yang pasti akan sangat bermanfaat untuk kedepannya. Selain itu,
Praktek Belajar Kerja yang dilakukan sangat membantu dalam meningkatkan potensi
ketrampilan yang dimiliki Penerima Manfaat.
2. Saran
Kami sadar dalam melaksanakan kegiatan Praktek Belajar Kerja masih banyak
kekurangan. namun kami telah berusaha melaksanakan secara maksimal. Selain itu,
laporan Praktek Belajar Kerja ini juga belum sempurna. Oleh karena itu, saran yang
membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki laporan ini.
Mengetahui
Kepala Seksi Yanrehsos
ttd
Dra. Erna Susilowati
3 September 2018
Penyusun,
ttd
Tika Putri Setyawati
69
LAPORAN KEGIATAN TERAPI KELOMPOK
“ MERAJUT KEBERSAMAAN CIPTAKAN KEBAHAGIAAN”
Temanggung, 29-30 Oktober 2018
70
PENGANTAR
“ Kami panjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan taufiqNya kepada kita
semua, sehingga kegiatan terapi
kelompok berjalan dengan baik dan
lancar tanpa ada halangan suatu
apapun. Kegiatan terapi kelompok di
Tawangmangu diselenggarakan selama
dua hari dari tanggal 29 – 30 Oktober 2018, dengan melibatkan seluruh pendamping. Peran
pendamping adalah memberikan pendampingan kepada para penerima manfaat selama
kegiatan yang mengusung tema “ Merajut kebersamaan ciptakan kebahagiaan”. Diharapkan
menjadi media untuk meningkatkan kebersamaan keluarga PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati
dalam memberikan pelayanan prima. Terapi kelompok sangat bermanfaat bagi pemulihan
penyandang disabilitas mental, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, berinteraksi sosial
antar penerima manfaat dan pendamping, serta bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Kami mengucapkan terimakasih atas kepedulian para pendamping dan keterlibatan
panitia sehingga kegiatan ini berjalan sesuai harapan dan rencana. Laporan kegiatan ini masih
banyak kekurangan, dan kami tetap mengharapkan masukan konstruktif demi
kesempurnaan. Demikian laporan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban.
71
“ Saya sangat senang pak, ikut kegiatan terapi kelompok ini, terhibur ....banyak hadiah dapat energen, coklat, es cream, pokoknya seneng dech... (Pay)
KESAN PENERIMA MANFAAT
Alhamdulillah saya tidak mabuk diperjalanan, saya sangat senang diajak jalan-jalan dan main - games saat terapi kelompok tadi, dapat banyak hadiah, biasanya kalo ditempat dingin saya batuk, tapi saking senangnya saya tidak batuk dan semangat (Puji)
“ Saya senang dengan kegiatan terapi kelompok di tawangmangu, biasanya mabuk diperjalanan tetapi karena sangat senang jadi tidak mabuk, saya juga dapat uang saku dari panti nanti rencana buat belanja baju untuk anak saya nanti buat oleh-oleh saat saya sudah lulus, semoga Margo Laras terus jaya”(Pur)
72
DAFTAR ISI
Pengantar Kesan Penerima manfaat BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan
BAB II. Isi Laporan
A. Judul dan tema kegiatan B. Tempat dan waktu pelaksanaan C. Peserta kegiatan D. Bentuk Kegiatan E. Susunan Panitia F. Anggaran G. Pelaksanaan kegiatan
III. Penutup Lampiran - Lampiran
73
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penerima manfaat memiliki hak untuk hidup berkelompok dimana satu
dengan yang lainya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.
Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa menjadi milik orang lain atau
keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan mendapatkan
penghargaan dari orang lain.
Pada dasarnya penerima manfaat adalah individu yang memerlukan
motivasi dan hubungan timbal balik melalui kelompok dan kerjasama. Kegiatan
terapi kelompok di Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas
Mental “ Margo Laras” di Pati diharapkan memberikan dampak positif dalam
upaya pemulihan keberfungsian sosial, meningkatkan perilaku adaptif dan
mengurangi perilaku maladaptive. Terapi kelompok yang dilaksanakan
melibatkan peran seluruh pendamping sehingga dapat mewujudkan
kebersamaan.
Terapi kelompok adalah terapi yang dilakukan melalui sebuah kelompok namun
memiliki kegiatan yang terstruktur dan memberikan efek terapeutik bagi anggotanya.
Efek terapeutik yaitu kegiatan yang dilakukan dalam kelompok akan memberikan efek
terapi kepada masing-masing anggota. Mereka akan belajar untuk membuka diri,
menceritakan masalah, mendengar pendapat atau saran dari anggota lain.
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi untuk memulihkan fungsi sosial,
terutama bagi penyandang disabilitas mental terapi kelompok dapat dikelompokan
menjadi terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif /persepsi, sensori bagi penerima
manfaat yang memiliki halusinasi, terapi kelompok orientasi realita dan sosialisasi bagi
penerima manfaat isolasi sosial atau menarik diri agar mampu bersosialisasi.
B. Maksud dan Tujuan
Kegiatan terapi kelompok (group therapy) bertujuan ;
1. Meningkatkan kemampuan sosialisasi
2. Memberikan pengalaman baru
3. Melatih proses menerima umpan balik
4. Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan orang lain
5. Meningkatkan identitas diri
6. Menyalurkan emosi secara konstruktif
7. Meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif
74
8. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
9. Meningkatkan kemampuan empati
10. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
11. Memberikan efek relaksasi
12. Membangun kebersamaan
75
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
Terapi Kelompok (Group Therapy)
B. Tema Kegiatan
Tema “ Merajut Kebersamaan Mencapai Kebahagiaan”
C. Tempat dan waktu pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan di Tawangmangu pada tanggal 29-30 Oktober 2018
D. Bentuk Kegiatan
- Wisata di tempat rekreasi
- Terapi kelompok di Taman Balekambang
E. Peserta kegiatan
Jumlah Peserta yang hadir pada kegiatan tersebut 90 orang terdiri dari:
1. Penerima manfaat berjumlah 50 orang
2. Pendamping berjumlah 40 orang
F. Susunan Panitia
1. Penasehat
: Dra. Jiwaningsih, M.Si 2. Penanggungjawab : Dra. Erna Susilowati 3. Ketua
: Suwandi, S,Sos
4. Sekretaris
: Susanto
Kristina Ratna
5. Bendahara
: Dhania Yusana Putri
Ajeng Kinasih Savitri
6. Seksi Perlengkapan : Kistanto (Koordinator)
Dwi Boy Martriosya
Yachmadi
7. Seksi Dokumentasi : Hendra Purnomo Hadi
Diah Fajarini
8. Seksi Konsumsi
: Ronanti Nurhamidah (Koordinator)
Yatin
Masmirah
Retno Dumilah
76
9. Seksi Acara
: Tri Widodo
Wahyu Sri Pamarto
Indrawan Imam Santoso
10. Seksi Kesehatan
: Semua Perawat
Andrias Sulistyo
Dian Alif Ranu
11 Koordinator Bus A : Edy Widaryanto 12 Koordinator Bus B : Joko Mardoyo
G. Anggaran
Pembiayaan kegiatan Terapi Kelompok di Tawangmangu dibebankan kepada DIPA Nomor: SP.DIPA-027.04.2.030952/2018 tanggal 5 Desember 2017 Tahun Anggaran 2018
H. Pelaksanaan kegiatan
1. Tahap persiapan
Rapat pembentukan kepanitiaan dan persiapan, Kegiatan rapat dipimpin
oleh penanggungjawab kegiatan yaitu Kasie Yanrehsos, Dra Erna Susilowati
terkait koordinasi kesiapan masing-masing koordinator kegiatan. Ketua
Panitia memimpin rapat lanjutan dan finalisasi persiapan kegiatan.
2. Pelaksananaan Kegiatan
Kegiatan terapi kelompok PSRSPDM “ Margo Laras” di Tawangmangu Solo
1. Tanggal 29 Oktober 2018
a) 06.30 – 07.00 Berkumpul di penjemputan (PSRSPDM “MARGO LARAS” DI
PATI)
b) 07.00 – 17.30 Berangkat menuju Tawangmangu
c) 07.00 – 07.30 Welcome Snack 1
d) 12.00 – 13.00 Makan siang di RM. Jimbara, Karangpandan
e) 13.15 – 13.30 Snack 2
f) 13.00 – 14.00 Perjalanan menuju Bukit Sekipan Tawangmangu
g) 14.00 – 16.30 Menikmati wisata di Bukit Sekipan Tawangmangu
h) 16.30 – 17.00 Perjalanan menuju hotel Bintang Tawangmangu, proses
check in
i) 18.00 – 19.00 Makan malam di Hotel, dilanjutkan istirahat
77
2. Tanggal 30 Oktober 2018
a) 06.00 – 07.30 Makan pagi di hotel
b) 07.30 – 08.00 Persiapan check out
c) 08.00 – 08.30 Menuju Taman Balekambang Tawangmangu
d) 08.30 – 10.30 Kegiatan Terapi Kelompok Fun Games
e) 09.00 – 09.30 Snack 3
f) 10.30 – 12.00 Perjalanan menuju Solo
g) 12.00 – 13.00 Makan siang di RM. Taman Sari Solo
h) 13.00 – 14.00 Perjalanan menuju PGS Solo
i) 14.00 – 16.00 Menikmati wisata belanja di PGS Solo
j) 16.00 – 17.30 Perjalanan menuju RM. Yayuk Sumberlawang
k) 16.00 – 16.30 Snack 4
l) 17.30 – 18.30 Menikmati Makan malam di RM. Yayuk Sumberlawang
m) 18.30 – 20.00 Melanjutkan perjalanan pulang
n) 20.00 – 21.30 Tiba di Pati
78
BAB III
PENUTUP
Alhamdulillah kegiatan Terapi Kelompok PSRSPDM “Margo Laras” di Pati telah
berjalan dengan lancar, penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
sehingga kami perlu kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan kedepan,
semoga laporan ini bermanfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban.
Pati, 05 November 2018dfgdfgdfgdf
Mengetahui Kepala PSRSPDM Margo Laras Pati
Dra. Jiwaningsih, M.Si
Penanggungjawab Kegiatan Kepala Seksi Yanrehsos ttd Dra. Erna Susilowati
79
LAPORAN KEGIATAN
PERTEMUAN ORANG TUA/WALI DALAM RANGKA TERMINASI PENERIMA MANFAAT REGULER
PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI TANGGAL 18 DESEMBER 2018
KESAN DAN PESAN
“ Kami sangat berterima kasih kepada PSRSPDM “ Margo Laras “ di Pati yang telah memberikan bimbingan, pengobatan dan pelatihan ketrampilan sehingga kami memiliki bekal untuk kemandirian, terlebih kami sangat bersyukur telah diberikan bantuan usaha ekonomi produktif untuk kami kembangkan di rumah, (Pesan dan Kesan Penerima Manfaat)
“ Kami mewakili keluarga mengucapkan banyak terimakasih pada Pimpinan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati beserta jajaranya, khususnya purwatingingsih sangat banyak perkembangan yang lebih baik, dapat mengenal keluarga dan bisa membatik, semoga bantuan usaha ekonomi produktif yang diberikan dapat bermanfaat, sukses dan maju terus margo laras”
(Keluarga Penerima Manfaat)
80
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah Nya sehingga laporan kegiatan ini dapat terselesaikan dengan baik Dalam penyusunan mungkin masih banyak kekurangan sehingga kami memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan Kami mengucapkan terimakasih atas kerjasama tim yang baik dan solid serta beberapa pihak yang mendukung. Semoga laporan kegiatan ini bermanfaat, demikian kami sampaikan terimakasih Pati, 26 Desember 2018 Penanggung jawab Kegiatan ttd Dra. Erna Susilowati
81
A. GAMBARAN UMUM
Pertemuan orang tua/wali Penerima Manfaat merupakan suatu media untuk
mempertemukan orangtua/wali dengan Penerima Manfaat yang tinggal didalam panti.
Melalui pertemuan ini diharapkan akan tercipta sinergisitas yang solid antara
orangtua/wali dan lembaga berkaitan dengan rehabilitasi Penerima manfaat Disabilitas
Mental. Dalam hal ini lembaga akan menyampaikan informasi dan penguatan terkait
persiapan orang tua/wali untuk menerima kembali Penerima Manfaat ke keluarga dan
masyarakat.
B. NAMA KEGIATAN
Pertemuan Orang Tua /wali dalam Rangka Terminasi Penerima Manfaat Reguler Tahun
2018
C. MAKSUD DAN TUJUAN
c. Maksud kegiatan
Mempersiapkan keluarga untuk menerima kembali penerima manfaat di
lingkungan keluarga dan masyarakat dan memberikan bantuan usaha ekonomi
produktif kepada penerima manfaat sesuai kategori dan ketentuanya.
d. Tujuan kegiatan
- Mempersiapkan PM, orang tua/wali serta keluarga tentang pengembalian
Penerima Manfaat kedalam lingkungan keluarga dan masyarakat
- Memberikan Penguatan kepada orang tua/wali untuk melanjutkan
pendampingan sosial penerima manfaat
- Memberikan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk penerima manfaat
yang akan diterminasi
- Memberikan layanan konsultasi terkait perkembangan penerima manfaat oleh
berbagai profesi (Peksos, Psikolog, Perawat dan Pembimbing Mental Agama)
- Memberikan sertifikat keterampilan sesuai bidang vokasionalnya
D. BENTUK KEGIATAN
1. Laporan kegiatan layanan rehabilitasi sosial oleh Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial di PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati
2. Sambutan Kepala PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati
3. Kesan dan Pesan penerima manfaat dan orang tua
82
4. Pemberian bantuan Usaha Ekonomi Produktif
5. Pemberian sertifikat ketrampilan sesuai bidang vokasional /tamat layanan rehabilitasi sosial
6. Penandatanganan berita acara pemulangan penerima manfaat
7. Pemberian hak akomodasi/transportasi/perlengkapan lainya
8. Layanan konsultasi berbagai profesi seperti Peksos, Psikolog, Pembimbing mental agama, dan Perawat
E. SASARAN KEGIATAN
Penerima Manfaat dan orang tua/wali
F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Tanggal : 18 Desember 2018
Hari : Selasa
Tempat : Aula PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI
G. SUSUNAN PANITIA
Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si Penanggung Jawab : Dra. Erna Susilowati Ketua : Dwi Boy Martriyosa, S.Sos.I Sekretaris : Susanto Bendahara : Dhania Yusana Putri, S.Psi Dokumentasi : Yahmadi Seksi Acara : Giri Purwono, S.Sos (Semua Peksos) Pembawa Acara (MC) : Jauhar Khasanati Seksi Konsumsi : Ronanti Nurhamidah
Murni Masmirah
Uning Retno Dumilah Sri Lestari Perlengkapan : Soedarmono Suharto Priyo Ismoyo Administrasi : Kistanto Yatin Tika Putri S
H. ANGGARAN
Semua biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini berasal dari DIPA PSRSPDM “Margo Laras” DiPati, Nomor : SP.DIPA-027.04.2.030952/2018 tanggal 5 Desember 2017 Tahun Anggaran 2018.
83
I. HASIL
Hasil dari kegiatan yang dilakukan :
c. Orang tua/wali akan lebih siap untuk menerima kembali Penerima Manfaat
d. Orang tua/wali mengetahui perkembangan penerima manfaat dari aspek
medis/kesehatan, psikologis, sosial dan agama
e. Orang tua/wali mengetahui alur rujukan / pengobatan lanjutan ketika penerima
manfaat sudah kembali ke keluarga
f. Penerima Manfaat setelah terminasi dan mendapatkan pelayanan rehabilitasi di
PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati mampu mandiri dan mengembangkan bantuan
UEP (usaha ekonomi produktif)
J. PENUTUP
Demikian Laporan pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Orang Tua/Wali dalam rangka
terminasi penerima manfaat regular tahun 2018, Penyusunan laporan ini sebagai wujud
upaya akuntabilitas lembaga, semoga bermanfaat.
Pati, 26 Desember 2018
Mengetahui,
Kepala
Dra. Jiwaningsih, M.Si
Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial
ttd
Dra. Erna Susilowati
89
LAPORAN KEGIATAN PENINGKATAN SINERGITAS UNIT PELAKSANA TEKNIS
(UPT) REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL DITJEN REHSOS KEMENTERIAN SOSIAL RI
A. LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kelangsungan hidup setiap warga negara,
termasuk para penyandang disabilitas yang mempunyai kedudukan dalamhukum danhak yang
sama untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat.sebagai Warga Negara
Indonesia Penyandang disabilitas di Indonesia termasuk penyandang disabilitas mental, pada
umumnya hidup dalam kondisi rentan, terbelakang, dan/atau miskin dimana salah satu
penyebabnya adalah masih adanya pembatasan, hambatan, kesulitan, dan pengurangan atau
penghilangan hak-hak merekaKementerian Sosial Rehabilitasi Sosial melalui Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial mempunyi tugas untuk menjamin dan mewujudkan kesamaan hak
dan kesempatanbagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri dan
tanpa diskriminasi, salah satu diantaranya memberikan pelayanan rehabilitasi sosial bagi
mereka melalui Unit Pelaksana Teknis ( Panti Rehabilitasi Sosial ) bagi para penyandang
disabilitas. Dimana untuk penyandang disabilitas mental terdapat 4 (empat) UPT diantaranya
PSBL Phala Martha Sukabumi,PSBL Dharma Guna Bengkulu, PSBL BudiLuhur Banjar Baru
dan PSRSPDM Margo Laras di Pati.Didalam melaksanakan pelayananrehabilitasi sosial
penyandang disabilitas mental,sangat diperlukan adanya kesamaanpersepsi, pola dan tahapan
rehabilitasi, diantara ke 4 (empat) UPT sejenisyang perlu diadakan evaluasi secara
periodik,disamping juga diperlukan adanya sumber daya manusia yang profesional dan
berkinerja tinggi guna memberikan pelayanan terbaik dari masing-masing UPT tersebut.Guna
terwujudnya peningkatan kesamaan persepsi,pola dan tahapan rehabilitasi dan peningkatan
kemampuan pelaksana rehabilitasi (SDM), maka diperlukan adanya forum yang dapat
mewadahi upaya tersebut, sehingga ke 4 (empat) UPT dapat membangun sinergitas dalam
melaksanakan pelayanan rehabilitasi sosial bagi para penyandang disabilitas mental
B. TUJUAN
1. Meningkatkan koordinasi antar UPT sejenis dalam hal Pelayanan Program Rehabilitasi
Sosial Penyandang Disabilitas Mental
2. Meningkatkan pemahaman dan menyamakan presepsi antar UPT sejenis dalam memberikan
pelayanan Program Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental
3. Meningkatkan kompetensi SDM dalam hal Pelayanan Program Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental
90
C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang ‘Kesejahteraan Sosial
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa
3. Undang-Undang No 8 Tahun 2018 tentang Penyandang Disabilitas
4. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Sosial RI
5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 106/HUK/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti
Sosial di Lingkungan Departemen Sosial
6. Permensos Nomor 16 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental “Margo Laras” di pati
D. KEGIATAN
Kegiatan ini diikuti oleh pegawaidari 4 (empat)Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi
Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsos, meliputi PSRSPDM Margo Laras di
Pati;PSBL Phala Martha Sukabumi;PSBL Dharma Guna Bengkulu;PSBL Budi Luhur
Banjarbaru. Kegiatan dilaksanakan pada tangga l6-9 Mei 2018bertempat di Hotel Golden Bay
Hotel, Batam,dengan agenda kegiatan“PENINGKATAN SINERGITAS UNIT PELAKSANA
TEKNIS (UPT)REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL
DITJEN REHSOS KEMENTERIAN SOSIAL RI”di hadiri oleh narasumberdari Dirjen
Rehabilitasi Sosial, Kepala Biro Orpeg, Direktur RSPD dan STKS.
E. PESERTA
Peserta kegiatan diikuti oleh Pegawai / ASN Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsos meliputi:
1.PSRSPDM“Margo Laras” di Pati : 25orang Pegawai / ASN
2.PSBL “Phalamartha” Sukabumi: 20 orang Pegawai / ASN
3.PSBL “Dharma Guna” Bengkulu : 30 orang Pegawai / ASN
4.PSBL “Budi Luhur” Banjar Baru: 20 orang Pegawai/ ASN
F. PELAKSANA
Kegiatan sosialisasi berada dibawah tanggung jawab Kepala Sub Bagian Tata
Usaha masing –masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial
Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsosdengan membentuk tim atau kepanitian
G. ANGGARAN
Biaya penyelenggaraan kegiatanmenggunakan anggaran DIPA masing-masing Unit
91
Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen
Rehsos tahun 2018.
H. JADWAL KEGIATAN (terlampir)
I. PENUTUP
Demikianlah Laporan pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Sinergitas Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsos
Kementerian Sosial RI ini disusun kami ucapkan terimakasih atas partisipasi.
J. LAMPIRAN-LAMPIRAN
92
LEMBAR PENGESAHAN
Telah disahkan / disetujui laporan pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Sinergitas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsos Kementerian Sosial RI bukti pelaporan yang telah menjadi kewajiban panitia pelaksana.
Telah disetujui dan disahkan Pada tanggal : Mei 2018
Yang Mengesahkan. Kepala
Jiwaningsih
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL (PSRSPDM) “MARGO LARAS” DI PATI
Jl. Soediono Ds. Sukoharjo Kec. Margorejo Pati 59163 Telepon/Fax (0295) 382828 – 385939 – 384437 Fax (0295)382828
93
LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI
Yogyakarta, 26-27 NOVEMBER 2018
A. PENDAHULUAN
Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan informasi yang merealisasi atau mengimplementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam
suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.
Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang
telah dilaksanakan.
Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan
berikutnya. Evaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan
evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan tindak
lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat
berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan
menyebarluaskan program.
Berdasarkan Permensos Nomor 18 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental pada tahun 2017
Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo
Laras” di Pati mulai berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada para
penyandang Disabilitas Mental yang sebelumnya bernama PSAA (Panti Sosial Asuhan
Anak) “Tunas Bangsa” Pati yang memberikan pelayanan pada anak terlantar dan
tanpa asuhan orang tua.
Dalam kurun waktu beralihnya fungsi yang baru berjalan selama satu tahun
tersebut diperlukan evaluasi program dan kegiatan untuk mengetahui efektifitas
program yang telah dilaksanakan. Untuk itu pada tanggal 26-27 November 2018
bertempat di Prima In Malioboro Hotel Yogyakarta diselenggarakan kegiatan
Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM “Margo
Laras” di Pati.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagai panti yang baru beralihfungsi.
2. Untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk merumuskan kebijakan
pada tahun berikutnya.
3. Meningkatkan soliditas dan kinerja pegawai menyongsong tugas dan fungsi baru.
94
C. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM
“Margo Laras” di Pati dilaksanakan pada tanggal 26-27 November 2018 bertempat di
Prima In Malioboro Hotel Yogyakarta Jalan Gandekan No.47, Pringgokusuman, Gedong
Tengen, Kota Yogyakarta.
D. SASARAN KEGIATAN
Sasaran kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial
PSRSPDM “Margo Laras” di Pati adalah seluruh pegawai sejumlah 35 orang.
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Hari Pertama Senin tanggal 26 November 2018
Kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM
“Margo Laras” di Pati dimulai pada hari Senin tanggal 26 November 2018 dengan
kegiatan awal registrasi peserta dan pembekalan serta persiapan kegiatan pada
pukul 14.00-17.00 WIB.
Kemudian acara dibuka pada malam harinya setelah makan malam pukul 19.00-
19.30 WIB oleh Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati, Dra. Jiwaningsih, M.Si
dilanjutkan dengan paparan oleh beliau tentang Evaluasi Program dan Kegiatan
Rehabilitasi Sosial Tahun 2018. Di awal pemaparan beliau menjelaskan terkait
pergantian nomenklatur Panti menjadi Balai yang membawa perubahan pada
fungsi layanan yaitu rehabilitasi sosial lanjutan.
Setelah pemaparan selesai dibuka sesi tanya jawab dengan hasil sebagai berikut :
a. Bapak Yasin Pramono Adi, S.Sos, mengucapkan terima kasih atas evaluasi dari
ibu pimpinan yang dapat menjadikan bahan masukan untuk menjadi lebih
baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi baru.
b. Ibu Dra. Erna Susilowati, pertama mengucapkan terima kasih atas evaluasi
dan masukan yang diberikan oleh ibu pimpinan. Selain itu juga
menyampaikan apresiasi pada pegawai yang selama ini sudah melaksanakan
tugas dengan penuh tanggung jawab. Beliau juga menanggapi pembagian
tugas untuk ruang tenang menjadi tanggung jawab perawat.
c. Ibu Dra. Jiwaningsih, M.Si, mengucapkan terima kasih kembali kepada Bapak
Yasin Pramono Adi, S.Sos dan ibu Dra. Erna Susilowati semoga dengan adanya
evaluasi ini dapat lebih meningkatkan kinerja pegawai di lingkup PSRSPDM
“Margo Laras” di Pati.
d. Bapak Giri Purwono, S.Sos, mengusulkan agar setiap pelaksanaan bimbingan
kepada penerima manfaat ada materi (kurikulum) yang disampaikan
sehingga bisa mengukur keberhasilan bimbingan yang diberikan. Selama ini
95
rencana intervensi pada penerima manfaat masih belum bisa terukur. Dengan
adanya evaluasi program dan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
masukan untuk perbaikan program pada tahun mendatang.
e. Bapak Joko Mardoyo, menyampaikan bahwa selama ini assesmen sudah
berjalan baik tapi setelah di evaluasi ternyata masih belum relevan dengan
rencana intervensi. Pak Joko mengusulkan agar form awal seleksi calon
penerima manfaat berisi juga tentang asesmen problematika yang mencakup
seluruh aspek kondisi penerima manfaat sehingga jika dijabarkan ke dalam
rencana intervensi akan lebih relevan. Selain itu pak joko juga mengusulkan
agar informasi tentang keluarga, mental psikologi, spiritual dan kesehatan
masing-masing dibuatkan form sendiri-sendiri kemudian di CC kan sebagai
bahan pembuatan rencana intervensi. Usul berikutnya dari pak Joko adalah
ketika seleksi calon penerima manfaat hendaknya perlu pengantaran dari
pihak keluarga/masyarakat sehingga dapat memperoleh informasi yang
lengkap tentang calon penerima manfaat bila perlu juga dari Dinas Sosial.
f. Ibu Dra. Jiwaningsih, M.Si menanggapi beberapa masukan dari pak Giri dan
pak Joko bahwa untuk proses seleksi dan assesmen bisa lebih diperbaiki
untuk tahun mendatang.
g. Ibu Ajeng Kinasih S, A.Md, mengusulkan agar masing-masing bagian dan seksi
dapat membantu untuk merincikan RKA-KL
h. Ibu Dra. Jiwaningsih, M.Si menanggapi usulan dari ibu Ajeng Kinasih S, A,Md
bahwa seharusnya memang program dan kegiatan itu di buat bottom-up
dimana masing-masing sub bagian dan seksi agar membuat usulan kegiatan
dengan dibantu dibuatkan instrument oleh perencana dan diharuskan untuk
mengisi sebelum anggaran ditetapkan.
Setelah sesi paparan dan tanya jawab dilanjutkan dengan inventarisasi
permasalahan masing-masing seksi.
2. Hari Kedua, Selasa tanggal 27 November 2018
Kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM
“Margo Laras” di Pati pada hari kedua dimulai pada pukul 07.30 WIB setelah
makan pagi. Pada sesi ini seluruh peserta mengikuti Training Motivasi dengan
tema “Meningkatkan Soliditas dan Kinerja Menyongsong Tugas dan Fungsi Baru”.
Tema ini dipilih karena pada tahun 2019 Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang
Disabilitas Mental (PSRRSPDM) “Margo Laras” di Pati akan berubah nomenklatur
menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM)
“Margo Laras” di Pati. Pergantian nomenklatur ini membawa perubahan pada
pelayanan yang diberikan pada penerima manfaat yang lebih intensif dengan
96
mengedepankan rehabilitasi sosial lanjutan. Tentunya hal tersebut harus
diimbangi dengan SDM yang memiliki komitmen lebih kuat dan solid untuk
melaksanakan fungsi baru tersebut.
Dengan mengikuti motivasi ini diharapkan para pegawai dapat meningkatkan
soliditas dan kinerja menyongsong tugas dan fungsi baru.
Pada Training Motivasi ini dipandu oleh motivator Bp. Febriya Fajri, MNLP,CHT
Senior Trainer PT. ABCo Sugesti Motivatindo yang telah berpengalaman
memberikan training di bidang motivasi, character building, manajemen,
kepemimpinan dan komunikasi dengan metode pendekatan NLP dan Hypnosis.
Inti dari materi yang disampaikan antara lain bahwa sebagai seoorang Aparatur
Sipil Negara (ASN) harus menyadari bahwa seberat apapun tugas yang harus
dilaksanakan dan diperintahkan oleh pimpinan harus disikapi dan dikerjakan
dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab. Pada dasarnya sukses dan
bahagia berawal dari keputusan kita untuk sukses dan bahagia. Kita berhak
memilih keputusan yang membuat kita bahagia atau justru membuat kita
merana. Dan penghalang kemajuan kita bulan pada bisa atau tidak bisa namun
mau atau tidak mau. Masa depan kita sangat dipengaruhi oleh sikap dan respon
kita terhadap apa yang terjadi.
Perubahan panti menjadi balai hendaknya disikapi oleh seluruh pegawai bahwa
ini merupakan suatu tantangan baru yang menuntut kinerja yang lebih optimal
dan juga soliditas seluruh elemen baik pimpinan, pegawai, maupun penunjang di
lingkungan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati.
F. SUSUNAN PANITIA
Terlampir
G. ANGGARAN
Kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM
“Margo Laras” di Pati dengan DIPA Nomor : SP DIPA-027.04.2.030952/2018.
Pati, November 2018
Mengetahui,
Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Ketua Panitia
ttd
Dra. Jiwaningsih, M.Si Ronanti Nur Hamidah, SE
98
LAPORAN
KEGIATAN TEMU KONSULTASI DAN SINKRONISASI
PROGRAM REHABILITASI SOSIAL ANTAR UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
JAWA TENGAH
A. LATAR BELAKANG
Undang Undang Dasar 1945 menjamin setiap warga negara untuk dapat hidup dengan
layak,terjamin tingkat kesejahteraannya serta terlindungi hak-haknya, dan untuk
pemenuhannya telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan dan program
yang dilaksanakan oleh beberapa kementerian dan lembaga dimana satu diantaranya
melalui Kementerian Sosial.
Kementerian Sosial salah satu tugasnya adalah meningkatkan kesejahteraan dari semua
warga negara utamanya bagi mereka para penyandang masalah kesejahteraan sosial
melalui berbagai kebijakan dan program. Salah satu diantaranya adalah program
rehabilitasi sosial bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menjadi tugas
dan fungsi dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.
Pelaksanaan program dan kegiatan dari Direktorat Jenderal diantaranya dilakukan
melalui berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), termasuk diantaranya 5 (lima) UPT yang
berada di wilayah Jawa Tengah, yang terdiri dari BBRSPDF Prof. Dr.Soeharso Surakarta;
BBRSPDI Kartini Temanggung; BRSAMPK Antasena Magelang; BRSKP Napza Satria di
Baturaden serta BRSPDM Margo Laras di Pati.
Seiring dengan terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, yang membagi kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,
sudah barang tentu akan berimplikasi terhadap pelaksanaan kebijakan dan program dari
setiap kementerian dan lembaga termasuk diantaranya Kementerian Sosial c.q Direktorat
Jenderal Rehabilitasi Sosial.
Menyongsong dengan terbitnya Undang Undang tentang Pemerintah Daerah
tersebut,Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial telah menyusun konsep terkait dengan
pembagian kewenangan tersebut yang diantaranya melalui kebijakan Pogres 5.0 New
Generation. Sebagai salah satu implementasinya adalah mengubah panti yang merupakan
UPT di beberapa daerah menjadi balai dengan meningkatkan peran dan fungsinya sebagai
tempat rehabilitasi sosial tingkat lanjut. Kebijakan dan program ini akan efektif berlaku
mulai 1 Januari 2019.
Dengan adanya perubahan peran dan fungsi tersebut,sudah selayaknya apabila setiap
UPT perlu untuk mempersiapkan secara matang guna melaksanakan kebijakan tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah forum bagi beberapa UPT
99
berdekatan secara jarak yang dalam hal ini 5 (lima) UPT yang ada di wilayah Jawa
Tengah, untuk saling berkomunikasi, berkoordinasi, dan bersinergi dalam rangka
persiapan alih fungsi dan peran.
B. TUJUAN
1. Menyamakan pemahaman antar UPT di wilayah Jawa Tengah dalam menjabarkan arah
kebijakan dan program dari Ditjen Resos sebagaimana yang tertuang dalam Progres 5.0
New Generation
2. Meningkatkan koordinasi dan saling sinergi dalam rangka menyongsong perubahan
serta peningkatan peran dan fungsi dari masing-masing UPT
3. Meningkatkan semangat dan sportifitas SDM guna mendukung peningkatan kinerja
C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial 2
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
3. Undang-Undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
4. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Sosial RI
5. Peraturan Menteri Sosal RI Nomor 18 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
KerjaUnit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas di Lingkungan
Direktorat Rehabilitasi Sosial
D. KEGIATAN
Kegiatan ini diikuti oleh pegawai dari 5 (empat) Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah
Ditjen Rehabilitasi Sosial yang berada di wilayah Jawa Tengah, meliputi BBRSPDF
Prof.Dr.Soeharso Surakarta; BBRSPDI Kartini Temanggung; BRSAMPK Antasena
Magelang; BRSKP Napza Satria di Baturaden; BSPDM Margo Laras di Pati. Kegiatan
dilaksanakan pada tanggal 10-12 Desember 2018 bertempat di BRSPDM Margo Laras di
Pati, dengan mengundang Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial sebagai nara sumber.
Kegiatan dikemas dengan kegiatan pertandingan olah raga persahabatan antar ke 5
(lima) UPT di Jawa Tengah dan Focus Grup Discussion, dengan peserta perwakilan dari
masing-masing UPT.
E. PESERTA
Peserta kegiatan diikuti oleh perwakilan Pegawai / ASN dari 5 (lima) Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Ditjen Rehsos wilayah Jawa Tengah,meliputi:
1. BSRSPDF Prof.Dr.Soeharso Surakarta : 40 orang pegawai
100
2. BBRSPDI Kartini Temanggung : 35 orang pegawai
3. BRSAMPK Antasena Magelang : 24 orang pegawai
4. BSRSKP Napza Satria di Baturaden : 28 orang pegawai
5. BRSPDM “Margo Laras” di Pati : 38 orang pegawai
F. PELAKSANA
Kegiatan ini dilaksanakan bersama oleh ke 5 ( lima) UPT di wilayah Jawa Tengah dan
berada dibawah tanggung jawab Kepala UPT dari masing – masing Balai Besar dan Panti
yang ada di wilayah Jawa Tengah.
G. ANGGARAN
Biaya penyelenggaraan kegiatan menggunakan anggaran DIPA masing-masing Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Rehabilitasi Sosial Wilayah Jawa Tengah Tahun 2018.
H. JADWAL KEGIATAN
Jadwal acara kegiatan “TEMU KONSULTASI DAN SINKRONISASI PROGRAM
PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL ANTAR UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)
WILAYAH JAWA TENGAH” terlampir sebagai berikut:
Hari, Tanggal Waktu Kegiatan Ket
Senins, 10 Des 2018 11.00 – 13.00 13.00 – 14.00 14.30 – 17.00
Registrasi Penjelasan Umum Pertandingan OR
Panita Panitia Peserta
Selasa, 11 Des 2018 07.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 09.10 09.10 – 09.15 09.15 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.05 10.05 – 10.30 10.30 – 13.00 13.00 – 17.00 17.00 – 19.00
Persiapan pembukaan Tamu undangan menuju Tempat upacara pembukaan Peserta memasuki lapangan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Do’a Laporan ketua penyelenggaran Sambutan/arahan Pembina Upacara Penutup Ramah tamah ISHOMA Pertandingan OR ISHOMA Pentas Seni dan Kreatifitas 5 UPT
Panitia Panitia Panitia Panitia Panitia Kepala Margo Laras Sekretaris Ditjen Rehsos Panitia Panitia Panitia
101
19.00 – 22.00
Rabu, 12 Des 2018 08.00 – 13.00 13.00 - selesai
Focus Group Discussion Penutupan
Peserta
I. PENUTUP
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Temu Konsultasi Dan Sinkronisasi Program
Pelayanan Rehabilitasi Sosial Antar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah Jawa Tengah
tahun 2018. Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam
setiap pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk
evaluasi dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.
Pati, Desember 2018
Kepala
107
I. LATAR BELAKANG
Laporan WHO menyebutkan jumlah penderita disabilitas tubuh, mental dan
sosial di dunia saat ini sekitar lebih dari 600 juta orang atau 80 persen dari jumlah itu
berada di kalangan negara-negara berkembang. Beragam hasil penelitian
menunjukkan, persoalan utama yang banyak dihadapi penderita disabilitas saat ini
ternyata bukan hanya disebabkan oleh faktor kesehatan, tapi lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor sosial dan budaya. Sebagian besar penderita disabilitas mengalami
persoalan fisik, budaya dan sosial. Hambatan sosial, merupakan salah satu penghalang
utama bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh fasilitas publik yang layak. Di
sisi lain, tidak adanya pandangan sosial yang obyektif telah meminggirkan penderita
disabilitas dari lingkaran interaksi sosial yang sehat.
Orang seringkali tidak menyadari banyaknya penyandang disabilitas di
seluruh dunia dan tantangan yang mereka hadapi. Pemerintah dituntut
mempunyai misi untuk meningkatkan kualitas hidup bagi para penyandang
disabilitas melalui upaya nasional, regional dan global dan meningkatkan
kesadaran masyarakat mengenai fungsi penyandang disabilitas dalam
pembangunan nasional.
Tanggal 3 Desember merupakan hari khusus yang ditetapkan sebagai
Hari Penyandang Disabilitas Sedunia. Pencanangan ini merupakan bentuk
penghargaan terhadap jasa, peran dan kemampuan para penyandang disabilitas.
Moment ini merupakan peringatan bagi masyarakat internasional untuk
memperhatikan dan bersama memikirkan persoalan yang dihadapi para
penyandang disabilitas.
Komitmen bersama dan kerjasama semua gugus tugas perlindungan bagi
penyandang disabilitas perlu juga dimanifestasikan dalam rangka membela hak-
hak mereka. Komitmen ini juga sebagai babak awal dalam mendorong keluarga dan
masyarakat untuk menghargai penyandang disabilitas, mendengarkan suara
mereka, mendukung kebutuhan mereka dan untuk memastikan mereka
mendapatkan kesejahteraan sosial yang layak.
Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM)
“Margo Laras” di Pati merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI memiliki tugas utama
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2016 untuk melaksanakan rehabilitasi sosial kepada penyandang
disabilitas mental. Dalam memperingati Hari Disabilitas Internasional, PSRSPDM
“Margo Laras” di Pati meyelenggarakan kegiatan Peringatan Hari Disabilitas
Internasional Tahun 2018 melalui serangkaian kegiatan perlombaan dan aksi damai.
108
II. DASAR PEMIKIRAN
a. Internasional 1. Resolusi Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) nomor 47/3 tahun 1992
tentang Penetapan Hari Disabilitas Internasional tanggal 3 Desember.
2. PBB Nomor 48/96 tahun 1993 mengenai peraturan standar tentang
kesamaan kesempatan bagi penyandang cacat.
3. Resolusi UNESCAP Nomor 58/4 tahun 2002 Dasawarsa ke II Asia dan
Pasific Decade of Disabled Person (APDDP) Tahun 2003-2013 tentang
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat di Indonesia
yang tertuang ke Dalam Tujuh Program Aksi Millenium Biwako.
4. Resolusi Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) nomor 106/13 tahun
2006 tentang Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas.
b. Nasional
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak-
Hak Penyandang Disabilitas.
3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial (UPKS) Penyandang Cacat.
5. Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1999 Tentang Lembaga Koordinasi
Pengendalian dan Peningkatan Kesejahteaan Sosial Penyandang Cacat.
6. Keputusan Presiden No. 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional dan
Hak Azasi Manusia.
7. Intruksi Presiden No.10 Tahun 2015 tentang Aksi Hak Asasi Manusia Tahun
2015
8. Permensos No 16 tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja
PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
9. Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor:
07/KEP/MENKO/KESRA/III/2005 Tentang Koordinasi Pelaksanaan
Rencana Aksi Nasional Penyandang Cacat Tahun 2004-2013.
III. TUJUAN
Tujuan Kegiatan Peringatan HDI Tahun 2018 adalah:
a. Meningkatnya pemahaman, kepedulian, dan keberpihakan negara dan seluruh
komponen masyarakat terhadap penyandang disabilitas.
b. Terwujudnya partisipasi semua pihak dalam peran serta upaya perlindungan dan
kesejahteraan sosial penyandang disabilitas.
109
c. Menciptakan akses dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas serta terwujudnya
masyarakat yang inklusif dalam segala aspek kehidupan.
IV. NAMA KEGIATAN
Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2018
V. MATERI KEGIATAN
Adapun acara – acara yang akan terangkum dalam kegiatan tersebut antara lain
Perlombaan HDI Tahun 2018 dan Aksi Damai HDI Tahun 2018.
VI. PESERTA KEGIATAN
Peserta yang hadir pada kegiatan tersebut terdiri dari:
Keluarga Besar PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
Penerima Manfaat PSRSPDM “Margo Laras” di Pati
Siswa Siswi SLB Negeri Pati
Masyarakat luas
VII. PELAKSANAAN KEGIATAN
Dalam rangka memeriahkan Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2018,
terdapat 2 kegiatan yaitu :
1. Perlombaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2018
Kegiatan perlombaan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional
PSRSPDM “Margo Laras” di Pati dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Desember 2018
di PSRSPDM “Margo Laras” Pati. Lomba ini diikuti oleh penerima manfaat PSRSPDM
“Margo Laras” Pati dan siswa-siswi SLB Negeri Pati. Pada awalnya kegiatan
direncanakan dimulai pada pukul 08.30 WIB namun dikarenakan siswa-siswi SLB
Negeri Pati sedang melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS), maka perlombaan
baru di mulai setelah pelaksanaan (UTS).
Adapun jenis perlombaan yang diikuti oleh peserta terdiri dari :
a. Perlombaan Individu
- Lomba Makan Kerupuk
- Lomba Balap Karung
- Lomba Kelereng
- Lomba Memasukkan Pensil dalam Botol
b. Perlombaan Kelompok
- Lomba Kasti
- Lomba Mengambil Koin dalam Semangka
110
Perlombaan berlangsung dengan meriah terlihat dari antusias peserta lomba yang
sangat semangat mengikuti perlombaan. Baik peserta dari penerima manfaat maupun
siswa-siswi SLB Negeri Pati merasa sangat senang dengan diadakannya perlombaan
memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2018.
2. Aksi Damai Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2018
Selain perlombaan, untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun
2018 PSRSPDM “Margo Laras” Pati menyelenggarakan Aksi Damai Peringatan HDI
Tahun 2018 pada hari Minggu tanggal 16 Desember 2018 di Acara Car Free Day (CFD)
Jl. Panglima Sudirman Pati.
Kegiatan Aksi Damai ini diikuti oleh seluruh pegawai dan unsur penunjang serta
penerima manfaat PSRSPDM “Margo Laras” Pati. Selain itu juga terdapat masyarakat
luas yang sedang mengikuti Car Free Day ikut menyemarakkan Aksi Damai Peringatan
Hari Disabilitas Internasional Tahun 2018.
Dalam aksi damai ini selain berisi panggung hiburan juga terdapat kegiatan bagi balon,
leaflet dan souvenir untuk masyarakat luas yang sedang berolahraga di acara CFD.
Selain itu juga kegiatan senam bersama yang di pandu oleh Bapak Susanto dan
beberapa penerima manfaat, diikuti oleh seluruh peserta CFD.
Kegiatan mulai dari pukul 06.00 WIB dan berakhir hingga pukul 10.00 WIB. Dalam
sambutannya Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati menyampaikan bahwa kegiatan
ini bertujuan untuk lebih mengenalkan keberadaan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati ke
masyarakat luas mengingat baru 2 tahun ini PSRSPDM “Margo Laras” di Pati beralih
fungsi untuk melayani Penyandang Disabilitas Mental.
VIII. PANITIA PENYELENGGARA
Susunan Terlampir
IX. ANGGARAN Kegiatan Peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2018 menggunakan
anggaran PSRSPDM “Margo Laras” Pati dengan DIPA Nomor : SP DIPA-
027.04.2.030952/2018.
Pati, Desember 2018
Mengetahui,
Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Ketua Panitia
ttd
Dra. Jiwaningsih, M.Si Giri Purwono, S.Sos