Download - LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2018

Transcript

1 LAKIP Margo Laras TA 2018

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2018

PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI

Jalan Soediono Desa Sukoharjo, KecamatanMargorejo Pati 59163 Telp. (0295) 382828 - 385939 – 384437, Fax. (0295) 382828

Email : [email protected]

2 LAKIP Margo Laras TA 2018

KATA PENGANTAR

P uji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat

dan ridho-Nya, penyusunan LAKIP PSRSPDM Margo Laras di

Pati dapa diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kewajiban menyusun LAKIP didasarkan pada Instruksi

Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah.

LAKIP PSRSPDM Margo Laras di Pati ini merupakan bentuk pertanggung jawaban

sebagai instansi pemerintah dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi

serta berpedoman padaPeraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tenntang Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini

merupakan sarana mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugas yang

diamanahkan negara selama kurun waktu 1 tahun yang memuat pencapaian kinerja

pelaksanaan program/kegiatan tahun 2018 sesuai dengan tugas dan fungsi

PSRSPDM Margo Laras di Pati.

LAKIP juga menguraikan keberhasilan maupun kegagalan serta hal–hal yang perlu

mendapatkan perhatian untuk perbaikan pada masa mendatang. Akhir kata,

mudah–mudahan LAKIP ini dapat menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja

yang nantinya akan diperoleh manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan

kinerja PSRSPDM Margo Laras di Pati pada masa yang akan datang.

Pati, Januari 2019

Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

ttd

Dra. Jiwaningsih, M.Si

3 LAKIP Margo Laras TA 2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................4

B. Tugas dan Fungsi .........................................................7

C. Struktur Organisasi ..................................................................7

D. Sistematika Penyajian ........................................................9

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Organisasi ..........................................11

B. Perjanjian Kinerja .............................................................15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi .............................................16

B. Realisasi Anggaran ................................................19

BAB IV PENUTUP

Simpulan Kinerja ...............................................................21

LAMPIRAN

1. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 Lampiran 1

2. Rencana Kinerja Tahun 2018 Lampiran 2

3. Pencapaian Rencana Aksi Tahun 2018 Lampiran 3

4. Succes Story Penerima Manfaat Lampiran 4

5. Laporan Kegiatan Tahun 2018 Lampiran 5

4 LAKIP Margo Laras TA 2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang Dengan Gangguan Jiwa yang selanjutnya disingkat ODGJ

sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2014

tentang Kesehatan Jiwa adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran,

perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala

dan/atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan

penderitaan dan hambatan dalammenjalankan fungsi orang sebagai manusia.

Meski sakit, penderita gangguan jiwa tetaplah manusia, makhluk Tuhan

yang paling mulia.Sayang, banyak anggota masyarakat yang masih

memperlakukan mereka secara tidak adil. Di Indonesia, data Riskesdas 2013

menunjukkan angka rata-rata gangguan jiwa berat seperti skizofrenia sebesar

0,17 persen atau sekitar 400.000 orang.Orang dengan Gangguan Jiwa yang tidak

mendapat pengobatan berisiko menimbulkan masalah di masyarakat dan

meningkatkan angka pemasungan.

Melihat semakin banyaknya populasi ODGJ di Indonesia mendorong

pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial RI untuk mengalihfungsikan panti

sosial di bawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial. Sebagaimana yang

dilakukan terhadap Panti Sosial Asuhan Anak “Tunas Bangsa” Pati yang

berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2016 tentang “Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas Mental “Margo Laras” di Pati bahwa per 1 Januari 2017

telah beralih fungsi menjadi Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang

Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati.

Berbeda dengan ranah Kementerian Kesehatan yang lebih bertendensi

untuk melakukan pemulihan secara medis, Panti sosial rehabilitasi social

penyandang disabilitas mental lebih condong untuk melakukan pemulihan yang

bersifat rehabilitatif antara lain untuk mencegah atau mengendalikan

disabilitas, memulihkan fungsi sosial, memulihkan fungsi

5 LAKIP Margo Laras TA 2018

okupasional,danmempersiapkan dan memberi kemampuan ODGJ agar mandiri

di masyarakat.

Satuan Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

Mental (PSRSPDM) ” Margo Laras” di Pati merupakan unit pelaksana teknis di

bidang rehabilitasi sosial untuk penyandang disabilitas mental yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial dan

pembinaan secara teknis fungsional dilaksanakan oleh Direktur Rehabilitasi

Sosial Penyandang Disabilitas.mempunyai visi untuk mewujudkan

kesejahteraan sosial penyandang disabilitas mental. Visi tersebut

terejawantahkan melalui misi antara lain meningkatnya kemampuan

penyandang disabilitas mental dalam memanfaatkan bantuan pemenuhan

kebutuhan dasar, meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang memiliki regulasi

untuk mengembangkan akses lingkungan inklusi bagi penyandang disabilitas

mental,

Untuk mempertanggungjawabkan kinerja pelaksanaan visi dan misi

tersebut, disusunlah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang telah ditetapkan

dalam Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahun 2017 serta sebagai bahan

pertimbangan untuk perencanaan kinerja Satuan Kerja Panti Sosial

Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) ” Margo

Laras” di Pati pada tahun berikutnya.

1. Landasan Hukum

Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyadang Disabilitas Mental (PSRSPDM)

“Margo Laras” di Pati merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berada

langsung di bawah Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial. Dalam

melaksanakan tugas pokok dan pelaporan akuntabilitas kinerjanya, dilandasi

oleh peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;

3. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

6 LAKIP Margo Laras TA 2018

4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP-

153/M.PAN/9/2004 Tentang Pedoman Umum Evaluasi AKIP;

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan;

6. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 111 /HUK/2009 tentang Indikator

Kinerja Pembangunan Kesejahteraan Sosial;

7. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Sosial;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

9. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 16 Tahun 2016 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental

“Margo Laras” di Pati.

10. DIPA PSRSPDM ”Margo Laras” di Pati Nomor SP DIPA-

027.04.2.030952/2018 tanggal 05 Desember 2017;

2. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Laporan Kinerja Tahun 2018 Panti Sosial Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati

dimaksudkan untuk menyajikan laporan pertanggungjawaban dan

informasi mengenai rencana kerja (performance plan) dengan capaian

kinerja (performance result)dan selanjutnya mengidentifikasi sejumlah

celah kinerja (performance gap) untuk perbaikan kinerja di masa

mendatang di Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati.

2. Tujuan

Sebagai bahan evaluasi atas keberhasilan dan kegagalan serta hambatan,

permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Panti

Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM)

“Margo Laras” di Pati sehingga dapat diambil langkah-langkah perbaikan

7 LAKIP Margo Laras TA 2018

B. Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 16 Tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati

mempunyai tugas dan fungsi, sebagai berikut :

1. Tugas

Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental

(PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati mempunyai tugas melaksanakan

rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.

2. Fungsi

Adapun fungsi yang diembanPanti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang

Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati meliputi:

a. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan.

b. Pelaksanaan registrasi dan asesmen penyandang disabilitas mental.

c. Pelaksanaan advokasi sosial

d. Pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.

e. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.

f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan terminasi penyandang disabilitas

mental.

g. Pemetaan data dan informasi penyandang disabilitas mental

h. Pelaksanaan urusan tata usaha.

C. Struktur Organisasi

Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental

(PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati sebagai salah satu Unit Kerja Eselon III

dilingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, struktur organisasinya

berdasarkan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 16 Tahun 2016 tetang

Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang

Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati. Sesuai dengan kedudukan

tersebut, maka struktur organisasi Panti Sosial Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati adalah:

8 LAKIP Margo Laras TA 2018

Gambar 1. Struktur organisasi PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

Seperti dapat dilihat pada bagan struktur diatas, Kepala PSRSPDM “Margo

Laras” di Pati yang membawahi :

1. Sub Bagian Tata Usaha, mempunyai tugasmelakukan penyiapan

penyusunan rencana anggaran, urusan surat-menyurat, kepegawaian,

keuangan, kehumasan, perlengkapan dan rumah tangga, serta evaluasi dan

pelaporan.

2. Seksi Asesmen dan Advokasi Sosial, mempunyai tugas melakukan

perencanaan, registrasi dan fasilitas pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan, observasi dan identifikasi, advokasi sosial dan pengelolaan

informasi serta pemetaan data penyandang disabilitas mental.

KEPALA

SUBBAGIAN TATA USAHA

SEKSI LAYANAN REHABILITASI

SOSIAL

SEKSI ASESMEN DAN

ADVOKASI SOSIAL

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

INSTALASI PRODUKSI (WORKSHOP)

9 LAKIP Margo Laras TA 2018

3. Seksi Rehabilitasi Sosial,mempunyai tugas melakukan perencanaan, fasilitasi

serta pemantauan dan evaluasi penyandang disabilitas mental.

4. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan fungsional masing-masing sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan.

5. Instalasi Produksi (workshop), mempunyai tugas kegiatanketerampilankerja

yang bersifat ekonomis produktif.

Adapun SDM yang ada berdasarkan pendidikan dan golongan sebagai berikut :

Jenis Pendidikan Jmlh

Gol. Jmlh SMP SMA D2/D3 S1 S2 I II III IV

2 10 4 20 1 36 1 9 25 2 47

Sedangkan berdasarkan kelas jabatan sebagai berikut :

No. Jabatan Jumlah 1 Kepala Panti 1 2 Pejabat Struktural 3 3 Fungsional Pekerja Sosial 10 4 Arsiparis 1 5 Pranata Komputer 2 6 Psikolog 1 7 Penyuluh Sosial 1 8 Perawat 1 9 Staf Umum 17

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Pada dasarnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah untuk

mengkomunikasikan pencapaian kinerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati selama

tahun 2018. Capaian kinerja (performance result) tahun 2018 diperbandingkan

dengan Rencana kinerja (performance plan) tahun 2017 dan dianalisis sebagai

tolak ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis capaian kinerja terhadap

rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikanya sejumlah celah

kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa mendatang. Dengan

pola pikir tersebut maka sistematika penyajian Laporan kinerja Panti Sosial

10 LAKIP Margo Laras TA 2018

Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo

Laras” di Pati adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang aspek

strategis dan struktur organisasi.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan Kinerja, menjelaskan muatan rencana strategis Panti

Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental

(PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati tahun 2015-2019 dan Penetapan

Kinerja 2018.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja, menyajikan ikhtisar capaian kinerja organisasi

dan realisasi anggaran tahun 2018.

BAB IV PENUTUP

Penutup, menjelaskan kesimpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial dan

menguraikan rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja

di masa yang akan datang.

11 LAKIP Margo Laras TA 2018

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Organisasi

Pelaksanaan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP),

merupakan salah satu bahan instrumen LAKIN yang disinergikan dengan

perencanaan strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga. LAKIN merupakan

langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah,

dengan melihat capaian indikator kinerja yang ditetapkan. Hasil LAKIN,

selanjutnya di sandingkan dengan Renstra yang merupakan integrasi antara

keahlian sumber daya manusia, waktu dan sumber daya lainnya agar mampu

melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang menjadi

tanggungjawabnya.

Berdasarkan Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem

perencanaan pembangunan nasional pasal 15 ayat (1) dan pasal 19 ayat (2),

dimana setiap Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) untuk menjamin

keterkaitan dan konsentrasi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan

dan pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara

efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

Disamping itu sesuai dengan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah diktum kedua, bahwa setiap instansi

pemerintah sampai tingkat eselon II wajib menyusun Renstra untuk

melaksanakan akuntabilitas kinerja sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja

instansi pemerintah, termasuk dalam konteks ini adalah Panti Sosial

Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo

Laras” di Pati pada Kementerian Sosial RI.

Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental

(PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di

bawah Kementerian Sosial RI, mempunyai tugas melaksanakan rehabilitasi

sosial kepada penyandang disabilitas mental.

12 LAKIP Margo Laras TA 2018

Selain itu yang menjadi fungsi Panti Sosial Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati antara

lain:

a. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan.

b. Pelaksanaan registrasi dan asesmen penyandang disabilitas mental.

c. Pelaksanaan advokasi sosial

d. Pelaksanaan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas mental.

e. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.

f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan terminasi penyandang disabilitas

mental.

g. Pemetaan data dan informasi penyandang disabilitas mental

h. Pelaksanaan urusan tata usaha.

Memperhatikan tugas dan fungsinya, maka Panti Sosial Rehabilitasi

Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo Laras” di Pati

menetapkan visinya sebagai berikut:

1. Visi

Visi PSRSPDM “Margo Laras” di Pati adalah terwujudnya kesejahteraan

sosial penyandang disabilitas mental.

2. Misi

Untuk mendukung terwujudnya Visi PSRSPDM “Margo Laras” di Pati telah

ditetapkan Misi sebagai tugas lembaga/organisasi yang harus dilaksanakan

sebagai berikut :

a. Meningkatnya kemampuan penyandang disabilitas mental dalam

memanfaatkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar.

b. Meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang memiliki regulasi untuk

mengembangkan akses lingkungan inklusi bagi penyandang disabilitas

mental.

3. Tujuan

Tujuan pelayanan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas mental yang

diselenggarakan oleh PSRSPDM “Margo Laras” di Pati dalam kurun waktu

13 LAKIP Margo Laras TA 2018

2015 – 2019 sesuai dengan tujuan yang canangkan oleh Direktorat Orang

Dengan Kecacatanadalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kemampuan penyandang disabilitas fisik, mental,

intelektual dan sensorik dalam memanfaatkan bantuan pemenuhan

kebutuhan dasar.

b. Meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang memiliki regulasi untuk

mengembangkan akses lingkungan inklusi bagi penyandang disabilitas

fisik, mental, intelektual dan sensorik.

4. Sasaran Strategis

Sejalan dengan sasaran strategis yang ingin dicapai oleh kementerian Sosial

RI maka PSRSPDM “Margo Laras” di Pati juga merumuskan sasaran

strategis yang akan dicapai dalam lima tahun ke depan (2015-2019) sebagai

berikut:

a. Meningkatnya keselarasan peraturan perundang-undangan dan

kebijakan teknis terhadap rehabilitasi sosial bagi Penyandang Disabilitas.

b. Meningkatnya rehabilitasi dan perlindungan sosial Penyandang

Disabilitas.

c. Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang rehabilitasi

sosial Penyandang Disabilitas.

d. Meningkatnya rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitas berbasis

institusi masyarakat.

Untuk sasaran strategis PSRSPDM “Margo Laras” di Pati tahun 2018 adalah

sebagai berikut :

Meningkatnya Jumlah Penyandang Disibilitas Mental yang menerima

kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar.

5. Indikator Pencapaian Kinerja

Untuk mengukur capaian indikator kinerja dari strategi dan proses

yang digunakan dalam penyelenggaraan layanan kesejahteraan sosial anak

di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati, indikatornya diukur dari jumlah

sasaran yang diberikan layanan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas

14 LAKIP Margo Laras TA 2018

mental. Artinya, persentase dihitung berdasarkan pada jumlah PMKS yang

di intervensi selama tahun 2015-2019 bukan pada total populasi PMKS

yang ada, baik capaian pertahun maupun capaian selama lima tahun.

Pencapaian indikator kinerja PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

tersebut akan dapat dimungkinkan apabila mendapat dukungan optimal

dari APBN, peran aktif Pemerintah Daerah serta partisipasi aktif

masyarakat dan Dunia Usaha. Hal yang lebih penting adalah adanya political

will pemerintah melalui kerangka kebijakan nasional dan kerangka

kebijakan anggaran nasional untuk mengatasi permasalahan kesejahteraan

sosial penyandang disabilitas mental.

Untuk melihat keterkaitan antara tujuan, sasaran strategis dan indikator

pencapaian kinerja dapat dilihat sebagai berikut:

Sasaran Strategis

Tahun 2018

Indikator Kinerja Target

Meningkatnya Jumlah

penyandang Disibilitas

Mental yang menerima

kebutuhan dasar dan fasilitas

hak dasar

Jumlah Penyandang disabilitas

mental yang memperoleh Rehabilitasi

dan perlindungan sosial di dalam

panti

50 orang

Jumlah Penyandang disabilitas

mental yang mendapat rehabilitasi

dan perlindungan sosial di luar panti

260 orang

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut ditetapkan

Indikator Kinerja utama sebagai berikut:

Indikator Kinerja Utama(IKU) Target 2018 Ket

Jumlah Penyandang disabilitas mental

yang memperoleh Rehabilitasi dan

perlindungan sosial di dalam panti

50 orang Layanan Regular

dalam panti

Jumlah Penyandang disabilitas mental yang

mendapat rehabilitasi dan perlindungan

sosial di luar panti

260 orang Rehabilitasi

Berbasis

masyarakat (RBM)

15 LAKIP Margo Laras TA 2018

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja didasarkan pada penetapan kinerja yang telah ditandatangani

oleh kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati dan Direktur Jenderal Rehabilitasi

Sosial pada tanggal 2 Januari 2018 dengan uraian sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Tahun 2018

Indikator Kinerja Utama

(IKU)

Target

Meningkatnya Jumlah

penyandang Disibilitas Mental

yang menerima kebutuhan

dasar dan fasilitas hak dasar

Jumlah Penyandang disabilitas

mental yang memperoleh

Rehabilitasi dan perlindungan

sosial di dalam panti

50 orang

Jumlah Penyandang disabilitas

mental yang mendapat

rehabilitasi dan perlindungan

sosial di luar panti

260 orang

16 LAKIP Margo Laras TA 2018

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Tahun 2018

Berikut ini adalah uraian realisasi pencapaian sasaran PSRSPDM “Margo

Laras” di Pati pada Tahun 2018 yang diukur dengan menggunakan indikator

kinerja yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 1

Capaian Kinerja PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Tahun 2018

Sasaran Strategis

Tahun 2018

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Capaian

(%)

Meningkatnya Jumlah penyandang Disibilitas Mental yang menerima kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar

Jumlah Penyandang Disabilitas Mental yang memperoleh Rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di dalam panti

50 Orang 50 Orang 100%

Jumlah Penyandang Disabilitas Mental yang mendapat rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di luar panti

260 Orang 260

Orang

100%

Berdasarkan Tabel.1 Capaian Kinerja Berdasarkan Output di atas dapat dilihat bahwa

capaian realisasi untuk tahun 2018 pada masing-masing Indikator Kinerja yaitu Indikator

Kinerja 1. dan Indikator Kinerja 2. sudah memenuhi target dengan tingkat capaian kinerja

100%.

17 LAKIP Margo Laras TA 2018

Tabel 2 Capaian Kinerja

Sasaran Strategis

Tahun 2018 Indikator Kinerja Target Realisasi

Outcome Target

Realisasi Outcome

Meningkatnya Jumlah penyandang Disibilitas Mental yang menerima kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar

Jumlah Penyandang Disabilitas Mental yang memperoleh Rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di dalam panti

50 Orang 50 Orang 50 orang 50 Orang lulus di

Terminasi

Jumlah Penyandang Disabilitas Mental yang mendapat rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di luar panti

260 Orang 260 Orang 260 Orang semua mendapat Bansos untuk pengembangan UEP

Berdasarkan tabel 2 Capaian Kinerja Berdasarkan Outcome di atas dapat

dilihat bahwa capaian realisasi outcome untuk tahun 2018 pada Indikator Kinerja 1.

belum memenuhi target sedangkan pada Indikator Kinerja 2. sudah memenuhi

target.

Pada Indikator Kinerja 1. Jumlah Penyandang Disabilitas Mental Yang

Memperoleh Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

outcome target sebanyak 50 penerima manfaat dengan realisasi outcome sebanyak

40 Orang lulus di Terminasi dengan Bansos untuk Pengembangan UEP

dan 10 Orang lulus di terminasi tanpa bansos dengan penguatan ADL dan Rehab

Medis lanjutan.

Pada Indikator Kinerja 2. Jumlah Penyandang Disabilitas mental yang

memperoleh Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial di luar PSRSPDM “Margo Laras” di

Pati berupa Penjangkauan dengan outcome target sebanyak 260 orang sedangkan

realisasi outcome 260 orang, sehingga capaian telah memenuhi outcome target

untuk tahun 2018.

Capaian Kinerja 2018 PSRSPDM “Margo Laras” di Pati pada Tahun 2018

secara kuantitatif maupun kualitatif telah tercapai 100%. Adapun analisis

akuntabilitas kinerja pencapaian sasaran yang diukur melalui pencapaian target

18 LAKIP Margo Laras TA 2018

indikator kinerja utama PSRSPDM “Margo Laras” di Pati pada Tahun 2018 sebagai

berikut :

Sasaran I : Meningkatnya Jumlah penyandang Disibilitas Mental yang

menerima kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar di PSRSPDM “Margo Laras”

di Pati.

Pada sasaran pertama ini terbagi menjadi 2 target indikator kinerja, yaitu :

1) Jumlah Penyandang disabilitas mental yang memperoleh

Rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di dalam panti.

Jumlah penerima manfaat dalam panti yang terpenuhi kebutuhan dasar

dan kemampuan sosialnya pada Tahun 2018 adalah 50 orang. Adapun

kebutuhan dasar tersebut meliputi :

Pengadaan Permakanan

Pengadaan permakanan pada PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

dilakukan melalui lelang pengadaan barang/jasa oleh panitia

pengadaan barang/jasa dengan pemenang lelang adalah CV. Sakura

dengan kontrak 11 bulan .

Pengadaan kebutuhan asrama

Pengadakan kebutuhan asrama dilaksanakan dengan cara swakelola

oleh sub bagian tata usaha. Pengadaannya dilaksanakan di PSRSPDM

“Margo Laras” di Pati secara periodik setiap bulannya. Jenis barang

kebutuhan asrama meliputi perlengkapan asrama (sapu, pel, ember,

gantungan baju, kaca hias, seprei dsb), serta alat kebersihan diri

(sabun mandi, sabun cuci, shampoo, odol dsb)

Pengadaan kebutuhan Kesehatan

Pengadaan kebutuhan kesehatan dilaksanakan secara swakelola oleh

seksi rehabilitasi sosial. Kebutuhan kesehatan meliputi kebutuhan

obat-obatan, medical check up dan rujukan ke dokter/rumah sakit.

Pengadaan kebutuhan kesehatan dilaksanakan di PSRSPDM “Margo

Laras” di Pati secara periodik tiap bulannya dan berdasarkan

kebutuhan.

Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan ketrampilan

Kegiatan bimbingan dan ketrampilan dilaksanakan sesuai jadwal yang

telah dibuat meliputi bimbingan sosial,psikososial,fisik ,mental

19 LAKIP Margo Laras TA 2018

sedangkan ketrampilan meliputi tata boga,pertanian

peternakan,membatik

2) Jumlah Penyandang disabilitas mental yang mendapat rehabilitasi

dan perlindungan kesejahteraan sosial di luar panti.

Untuk indikator kinerja ke 2 : Penerima manfaat layanan

penjangkauan/luar panti yang terpenuhi kebutuhan dasar dan

kemampuan sosialnya pada Tahun 2018 telah tercapai atau terealisasinya

100%

B. Analisis Akuntabilitas Keuangan

Realisasi keuangan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati sampai dengan 31

Desember 2018 Rp. 8,561,340,148,- dari pagu Rp .8.753.739.000, atau

dengan persentase sebesar 97.80 persen. Secara lebih rinci, realisasi

keuangan per output kegiatan tersaji pada Tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2 Realisasi Anggaran Tahun 2018

No.

Nama Output

Anggaran Output

Ket. Pagu (Rp.)

Total Realisasi (Rp.) Target

(volume) Total

Realisasi (volume)

Total Progres

( % )

1 2243.001 Penyandang Disabilitas Fisik, Mental, Sensorik dan Intelektual yang mendapatkan Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial

2,346,650,000

2,258,594,296

310 Orang

300 Orang + Bansos

Dan

10 Orang tanpa

Bansos

96.25

2 2243.950

Layanan Dukungan Manajemen Eselon I

462,441,000 405,141,100 6 Layanan

80 Layanan

87.61

3 2243.951

Layanan Internal (Overhead)

375.000.000 372,667,200 2 Layanan

100 Layanan

99.38

4 2243.994

Layanan Perkantoran

5,569,648,000 5,410,866,752 1 Layanan

90 Layanan

97.15

Total 8.753.739.000 8,561,340,148 332 54 97.80

20 LAKIP Margo Laras TA 2018

Sedangkan untuk realisasi berdasarkan jenis belanja pada Tahun 2018 disajikan dalam Tabel.3 sebagai berikut :

Tabel. 3 Realisasi Anggaran Tahun 2018

No. Jenis Belanja Kode Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Prosentase

1 Belanja Pegawai 51 4,368,369,000 4,286,636,252 98.13%

2 Belanja Barang 52 3,710,370,000 3,602,036,696 97.08%

3 Belanja Modal 53 375,000,000 372,667,200 99.38%

4 Bantuan Sosial 57 300,000,000 300,000,000 100.00%

Total 8.753.739.000 8.480.010.948 97.80%

Dari data tersebut secara realisasi keuangan pada Tahun 2018 untuk

satker PSRSPDM “Margo Laras” di Pati baru 97.80%. Realisasi ini lebih baik

dibandingkan realiasi tahun sebelumnya.

21 LAKIP Margo Laras TA 2018

BAB IV

PENUTUP

Simpulan Kinerja

Secara umum Kinerja PSRSPDM “Margo Laras” di Pati untuk periode Tahun

2018 dapat dinyatakan berhasil, hal ini dapat dilihat dari pencapaian kinerja sasaran. Dari

1 (satu) sasaran strategis dengan 2 target indikator kinerja telah terlaksana semua dan

tercapai realisasi 100 persen sedangkan untuk realisasi keuangan sebesar 97.80 persen.

Demikian laporan kinerja ini disusun, selanjutnya kritik dan saran untuk

perbaikan program dan kegiatan kedepan sangat kami harapkan.

Pati, 31 Desember 2018

Kepala

PSRSPDM ”Margo Laras” di Pati

Dra. Jiwaningsih, M,Si NIP. 19650604 199203 2 001

22 LAKIP Margo Laras TA 2018

L A M P I R A N

23 LAKIP Margo Laras TA 2018

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Dra. Jiwaningsih, M,Si

Jabatan : Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

Selanjutnya disebut pihak pertama

Nama : Edi Suharto,Ph.D

Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial

Selaku atasan langsung pihak pertama

Selanjutnya disebut pihak kedua

Pihak pertama pada tahun 2018 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.

Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.

Jakarta, 2 Januari 2018

Pihak Kedua, Pihak Pertama,

Edi Suharto, Ph.D Dra. Jiwaningsih, M,Si NIP.196511061992011001 NIP.196506041992032001

24 LAKIP Margo Laras TA 2018

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL

“MARGO LARAS” DI PATI Jalan Soediono Desa Sukoharjo, KecamatanMargorejo Pati59163

Telepon (0295)382828 - 385939 – 384437, Faximile (0295) 382828 Email : [email protected]

PERJANJIAN KINERJA

Kementerian/Lembaga : PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Tahun : 2018

Sasaran Strategis Tahun 2018

Indikator Kinerja Target

Meningkatnya Jumlah penyandang Disibilitas Mental yang menerima kebutuhan dasar dan fasilitas hak dasar

Jumlah Penyandang disabilitas mental yang memperoleh Rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di dalam panti

50 orang

Jumlah Penyandang disabilitas mental yang mendapat rehabilitasi dan perlindungan kesejahteraan sosial di luar panti

260 orang

JumlahAnggaran : PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Rp 8.033.739.000,- (Delapan Milyar Tiga Puluh Tiga JutaTujuhRatusTiga Puluh Sembilan Ribu Rupiah) Jakarta, 2 Januari 2018

Kepala PSRSPDM Margo Laras´di Pati

Dra.Jiwaningsih,M,Si

NIP.196506041992032001

25 LAKIP Margo Laras TA 2018

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL

“MARGO LARAS” DI PATI Jalan Soediono Desa Sukoharjo, KecamatanMargorejo Pati59163

Telepon (0295)382828 - 385939 – 384437, Faximile (0295) 382828 Email : [email protected]

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI

TAHUN 2018

A. PENDAHULUAN

Rencana Kinerja Tahunan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati supaya menjadi

acuan dalam pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan dalam tahun 2018.

Tahun 2018 merupakan tahun kedua dalam rencana strategis lima tahunan

yang akan berakhir pada tahun 2021 mendatang, sehingga diharapkan di

tahun ini target serta sasaran kegiatan yang disusun dan ditetapkan dapat

dilaksanakan secara maksimal dan berkesinambungan.

B. VISI

Mewujudkan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati sebagai lembaga

penyelenggara rehabilitasi sosial bagi Penyandang Disabilitas Mental Eks

Psikotik secara prima.

C. MISI

Demi mewujudkan visi tersebut, PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

menetapkan misi sebagai berikut :

1. Melaksanakan rehabilitasi sosial bagi Penerima Manfaat sesuai dengan

Standar Pelayanan

2. Melaksanakan penyusunan program pelayanan rehabilitasi sosial dan

advokasi sosial serta penjangkauan rehabilitasi sosial bagi penerima

manfaat secara kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

3. Melaksanakan dukungan, manajemen pelayanan rehabilitasi sosial dalam

panti yang akuntabel, transparan dan efisien

26 LAKIP Margo Laras TA 2018

D. TUJUAN

Adapun tujuan kegiatan rehabilitasi sosial di PSRSPDM “Margo Laras” di

Pati tahun 2018 diarahkan untuk mendukung capaian kinerja Direktorat

Jenderal Rehabilitasi Sosial secara khusus maupun Kementerian Sosial

secara umum, yaitu :

a. Terwujudnya rehabilitasi sosial bagi Penerima Manfaat sesuai dengan

standar pelayanan

b. Terwujudnya target program pelayanan rehabilitasi sosial dan advokasi

sosial serta penjangkauan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat

secara kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

c. Terwujudnya manajemen penyelenggaraan rehabilitasi sosial yang

akuntabel, transparan dan efisien

E. SASARAN

Untuk mendukung pencapaian Visi dan Misi serta tujuan di atas sasaran

strategis PSRSPDM “Margo Laras” di Pati dalam Renstra Tahun ini adalah :

a. Meningkatnya kualitas pemenuhan hak penerima manfaat

b. Melaksanakan program dan advokasi sosial serta penjangkauan rehabilitasi sosial

c. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan rehabilitasi sosial yang akuntabel, transparandanefisien

F. RENCANA KINERJA TAHUNAN

Terlampir

Pati, 2 Januari 2018

Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

Dra. Jiwaningsih, M.Si NIP. 196506041992032001

27 LAKIP Margo Laras TA 2018

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL

“MARGO LARAS” DI PATI Jalan Soediono Desa Sukoharjo, KecamatanMargorejo Pati59163

Telepon (0295)382828 - 385939 – 384437, Faximile (0295) 382828 Email : [email protected]

RENCANA KINERJA TAHUNAN SATKER PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI

TAHUN 2018

Sasaran Strategis

Tahun 2018

Indikator Kinerja Target

Meningkatnya Jumlah

penyandang Disibilitas Mental

yang menerima kebutuhan

dasar dan fasilitas hak dasar

Jumlah Penyandang disabilitas

mental yang memperoleh

Rehabilitasi dan perlindungan

kesejahteraan sosial di dalam panti

50 orang

Jumlah Penyandang disabilitas

mental yang mendapat rehabilitasi

dan perlindungan sosial di luar

panti

260 orang

Pati, 2 Januari 2018

Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

Dra. Jiwaningsih, M.Si NIP.196506041992032001

28 LAKIP Margo Laras TA 2018

PENCAPAIAN RENCANA AKSI PENCAPAIAN SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI

TA 2018

NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kegiatan Target Penanggung Jawab

Pelaksana Waktu Pelaksanaan

Lokasi Ket

1 Terlaksananya Program rehabilitasi dan

perlindungan sosial Penyandang disabilitas

mental di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

Jumlah penerima manfaat dalam panti yang terpenuhi

kebutuhan dasar dan kemampuan sosialnya

Penerimaan 50 orang Kepala Panti Yanrehsos-AAS Maret-Des Panti

Pengasramaan 50 orang Kepala Panti Yanrehsos Januari-Desember Panti

orientasi 50 orang Kepala Panti Yanrehsos Juni Panti

Asesmen 50 orang Kepala Panti Yanrehsos-AAS Maret-Des Panti

Rencana Intervensi 50 orang Kepala Panti Yanrehsos Maret-Des Panti

Pelaksanaan Program Rehabilitasi Sosial (intervensi)

50 orang Kepala Panti Yanrehsos Maret-Des Panti

Jumlah penerima manfaat layanan penjangkauan/ luar

panti yang terpenuhi kebutuhan dasar dan

kemampuan sosialnya

RBM Kab. Pati RBM Kab. Grobogan RBM Kab. Tuban RBM Kab. Sleman

65 orang 65 orang 65 orang 65 orang

Kepala Panti Yanrehsos-AAS April-September Pati Grobogan

Tuban Sleman

2 Terlaksananya Dukungan manajemen

sosial Penyandang disabilitas mental

Rencana anggaran tersusun dengan baik

Kegiatan Penyusunan Rencana Anggaran

1 layanan Kepala Panti Subbag TU Maret-Oktober Panti

Adanya evaluasi dan monitoring hasil rehabilitasi

sosial

Kegiatan Evaluasi program dan kegiatan, menyusun LAKIN, PP 39 dan PMK 249

Kepala Panti Subbag TU Januari-Desember Panti

Data dan informasi terkelola dengan baik

Pengeloaan data dan informasi serta kearsipan

Kepala Panti Subbag TU Juni - Desember Panti

Laporan keuangan terkelola dengan baik transparan dan

akuntabel

Laporan SAI dan Pengurusan SPM ke KPPN

Kepala Panti Subbag TU Januari-Desember Pati

SDM terkelola dengan baik Kegiatan Sinergitas 4 UPT Penyandang Disabilitas

Kepala Panti Subbag TU Mei Batam

Pembinaan Pegawai PSRSPDM “Margo Laras”

Kepala Panti Subbag TU September DIY Yogyakarta

29 LAKIP Margo Laras TA 2018

Pati, Januari 2018 Mengetahui, Kepala PSRSPDM “Margo Laras” Pati ttd Dra. Jiwaningsih, M.Si

Outbound Pegawai PSRSPDM Margo Laras

Kepala Panti Subbag TU November Dieng, Wonosobo

Koordinasi dan sinkronisasi UPT Jateng

Kepala Panti Subbag TU Desember Pati

Terlaksananya layanan public melalui pengelolaan humas

yang baik

Pameran EXPO Kepala Panti Desmber Gorontalo

Media Publikasi Kepala Panti Subbag TU Desember Panti Laporan IKM Kepala Panti Subbag TU Desember Panti

Kegiatan HDI Kepala Panti Subbag TU Desember Pati

3 Meningkatnya kualitas tata kelola organisasi

untuk mendukung layanan perkantoran

dalam penyelanggaraan rehabilitasi sosial

penyandang disabilitas mental

Terpenuhinya gaji pegawai Pembayaran gaji dan tunjangan

1 layanan Kepala Panti Subbag TU Januari-Desember Panti

Terselenggaranya Operasional dan

pemeliharaan perkantoran

Tersediannya penambah daya tahan tubuh,perawatan kantor/bangunan,Perbaikan peralatan kantor/sarana gedung,Perawatan kendaraan roda 2/4/6,Langganan daya dan jasa,Pengadaan pakaian tenaga kontrak,Layanan operasional kantor lainnya.

Kepala Panti Subbag TU Januari-Desember Panti

Terselenggaranya Pengadaan Belanja Modal Peralatan dan

Renovasi Gedung dan bangunan

Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

2 layanan Kepala Panti Subbag TU Agustus Panti

Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan

Kepala Panti Subbag TU Maret-September Panti

30

LAPORAN

SUCCESS STORY

PENERIMA MANFAAT

PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL” MARGOLARAS”

DI PATI TAHUN 2018

31

Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah Nya sehingga Rekap Kegiatan Rehabilitasi Sosial dan Success History Penerima Manfaat ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan mungkin masih banyak kekurangan sehingga kami memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan. Kami mengucapkan terimakasih atas kerjasama tim yang baik dan solid serta beberapa pihak yang mendukung. Semoga catatan keberhasilan penerima manfaat ini dapat memberikan gambaran tentang kemampuan dan potensi dari para eks penerima manfaat di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati. Pati, Januari 2019 Kepala

PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Dra. Jiwaningsih, M.Si

32

Success Story “ ILYAS”

Alumni Penerima Manfaat Program Penjangkauan RBM 2017

Penerima manfaat atas nama Ilyas adalah

alumni program penjangkauan rehabilitasi

berbasis masyarakat di Bantul DIY. Lahir di

Bantul tanggal 8 Juli 1982, alamat Kelurahan

Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kab Bantul.

Pada tanggal 22 September 2017 setelah

mengikuti kegiatan penjangkauan penerima

manfaat mendapatkan bantuan sosial dari

PSRSPDM Margo Laras Pati sebesar Rp.

1.000.000 melalui rekening. Bantuan tersebut

telah di manfaatkan sebagai modal usaha

ternak kambing, dengan pembelian 1 ekor

kambing. Pada saat di lakukan supervisi dan

monitoring oleh petugas panti dan inspektorat.

Usaha peternakan kambing berkembang

menjadi dua ekor dan ada tambahan ternak

bebek. “ Alhamdulillah mas Ilyas mengalami kemajuan yang sangat pesat, kondisi stabil dan tenang,

minum obat rutin, dan rajin merawat ternaknya sehingga berkembang. Menurut keterangan Rondiyah,

TSKS Srandakan Bantul.

33

Alumni Penerima Manfaat Reguler di Dalam Panti

Success Story Supriyanto

Penerima manfaat atas nama Supriyanto atau

terkenal dengan panggilan “ Pak RT” merupakan

penerima manfaat perdana di PSRSPDM “ Margo

Laras” di Pati pasca alih fungsi layanan. Lahir di

Pati, tanggal 14 Maret 1977. Penerima manfaat

ketika awal masuk kurang percaya diri, banyak

diam, menyendiri dan malu bergaul atau

bersosialisasi. setelah mendapatkan pelayanan

rehabilitasi sosial selama 2 tahun, penerima

manfaat mengalami perkembangan secara signifikan, mudah bergaul, ramah, berkepribadian baik,

santun, komunikasi baik, rajin mengikuti kegiatan dipanti, membantu tenaga penunjang tiap pagi

bersih-bersih lingkungan panti. Penerima manfaat telah menyelesaikan kegiatan Praktik Belajar Kerja

(PBK) bidang vokasional pertanian di budi daya dan pengolahan jamur di Gembong Pati selama 2

bulan. hobi pertanian dan peternakan ia tekuni. “ Alhamdulillah saya sangat senang dapat kesempatan

belajar di PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati, saya sudah tidak malu berinteraksi dengan banyak orang,

Terimakasih atas bimbingan Ibu Kepala Panti dan seluruh jajaranya serta bapak ibu pendamping.

Pelatihan ketrampilan yang diberikan dan bantuan UEP kambing akan saya rawat dengan baik ,

semoga kambing ini berkembang.Demikian kesan pesan penerima manfaat ketika terminasi tanggal 18

Desember 2018.

34

Success Story Purwatiningsih

Penerima manfaat atas nama Purwatiningsih, lahir di Gunung Kidul,

tanggal 4 Pebruari 1983. Alamat Desa Ngebrak Barat RT 01 rw 28

Kec Gunungkidul. DIY. Awal masuk di Panti Sosial Rehabilitasi

Sosial Penyandang Disabilitas Mental “ Margo Laras” di Pati,

penerima manfaat terdiagnosa medis F.20.3 (Skizofrenia Tak

Terinci), masih ada gejala halusinasi dan waham, sulit menghadapi

realita, tidak kooperatif kemudian di masukan ke ruang observasi

dan diberikan farmakoterapi dosis tinggi sesuai resep psikiater untuk

mengendalikan halusinasinya. Setelah 2 tahun mendapatkan

pelayanan rehabilitasi sosial bimbingan fisik, bimbingan sosial,

bimbingan psikologis, bimbingan mental agama, bimbingan vokasional dan terapi lainya dari berbagai

profesi, Penerima manfaat tersebut banyak mengalami perkembangan, tidak ada gejala halusinasi dan

waham, minum obat teratur dengan dosis mantainance /rendah, interaksi sosial baik, mengikuti

pelatihan membatik di UPT Dinas Tenaga Kerja, Balai Latihan Kerja (BLK) Pati selama kurang lebih 1

bulan terhitung tanggal 19 Februari 2018 sampai dengan 26 Maret 2018 selama 240 Jam pelajaran,

dan mendapatkan sertifikat pelatihan dengan hasil berkompeten. kemudian penerima manfaat

mengikuti kegiatan Praktik Belajar Kerja (PBK) di Abbida Collection & Batik Bakaran Juwana selama 2

bulan dan dinyatakan lulus. Pada saat lomba kreatifitas dan bakat disabilitas di acara puncak Hari

Disabilitas Internasional 2018, penerima manfaat berhasil meraih juara 2 baca puisi, berani tampil

percaya diri di Drama musikal sebagai peran seorang Ibu, serta bernyanyi dengan baik sebagai vokalis

marawis dan musik modern. Keberfungsian sosial penerima manfaat sangat baik. “ Alhamdulillah saya

sangat senang mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial di Margo Laras ini, karena saya dulu tidak

ingat dengan keluarga, sekarang sudah mengenal seluruh anggota keluarga saya dengan baik, di Panti

saya dapat banyak ilmu dan keterampilan, rencana saya ingin buka kios untuk mengembangkan

bantuan usaha ekonomi produktif yang diberikan, terimakasih atas bimbingan PSRSPDM “ Margo

Laras” di Pati, semoga saya dapat mandiri dan usaha saya maju”, Ujar penerima manfaat saat acara

pertemuan orang tua /wali dalam rangka terminasi penerima manfaat regular Tahun 2018. Pada

tanggal 18 Desember 2018 penerima manfaat dikembalikan ke keluarga dan diberikan bantuan usaha

ekonomi produktif untuk dikembangkan.

Dokumentasi Pemanfaatan Bantuan Usaha Ekonomi Produktif Penerima Manfaat

35

LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018

LAPORAN KEGIATAN

PSRSPDM “MARGO LARAS”

TAHUN 2018

2018

PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL” MARGOLARAS”

DI PATI TAHUN 2018

LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018

LAPORAN KEGIATAN SELEKSI

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya

mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa

“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan

berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.

Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of

Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas)

pada tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan

kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan

memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang

disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan

disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention

on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.

Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap

penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang

kejam, tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi,

kekerasan dan perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan

penghormatan atas integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang

lain. Termasuk didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan

sosial dalam rangka kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara

berkewajiban untuk merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui

penyesuaian peraturan perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap

negara, termasuk mengubah peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-

praktik yang diskriminatif terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun

anak, menjamin partisipasi penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan

seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta

pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan

perlindungan sosial.

LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018

UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas

dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan

jiwa dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan

penampungan di fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah

sembuh dan terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.

Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di

Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut

Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://

www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-

edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013

itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah

penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki

4 UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna

Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan

PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Pati dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100

orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas untuk

memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.

PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial

kepada penyandang disabilitas mental, sebagai langkah awal untuk menjaring

penerima manfaat yang sesuai kriteria, maka dilaksanakan tahapan seleksi. Seleksi

merupakan pemilihan calon penerima manfaat yang sudah menyerahkan kelengkapan

berkas dengan cara diperiksa oleh masing-masing profesi apakah layak atau tidak

diterima sebagai Penerima Manfaat di PSRSPDM “ Margo Laras” Di Pati.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

1. Maksud

Kegiatan seleksi diselenggarakan dengan maksud memilih penerima manfaat yang

sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan oleh PSRSPDM “Margo Laras” di

Pati.

2. Tujuan

a. Memilih penerima manfaat yang dapat mengikuti tahapan rehabilitasi sosial di

panti.

b. Memberikan rekomendasi yang tepat bagi calon penerima manfaat yang tidak

diterima.

LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018

3. Manfaat

a. Dipilihnya penerima manfaat yang dapat mengikuti tahapan rehabilitasi sosial di

panti.

b. Diberikannya rekomendasi yang tepat bagi calon penerima manfaat yang tidak

diterima.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

1. Waktu

Kegiatan Seleksi dilaksanakan pada saat ada berkas yang masuk

2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Seleksi dilaksanakan di Panti dan tempat tinggal Calon Penerima

Manfaat

D. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan Calon Penerima Manfaat

E. PELAKSANA

Pelaksana Kegiatan adalah, Pekerj Sosial, Psikolog, Perawat, Pembimbing Mental

Agama, Pengadministrasi AAS

F. ANGGARAN BIAYA

Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati menggunakan

anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Pati tahun 2018

G. PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan sesuai tahapan sebagai berikut :

1. Calon Penerima Manfaat mengirimkan berkasi yang berisi sebagai berikut :

a. Usia antara 15 – 45 tahun

b. Surat pengantar dari Dinas Sosial setempat (Kabupaten/Kota).

c. Surat Permohonan untuk mendapatkan pelayanan & rehabilitasi sosial di panti.

d. Mempunyai KIS (Kartu Indonesia Sehat) / BPJS

e. Surat Rujukan dari Psikiater/Rumah Sakit Jiwa yang menyatakan pasien dalam

kondisi tenang, membutuhkan pelayanan rehabilitasi sosial, dan resep obat yang

harus dilanjutkan.

f. Surat Keterangan Dari Rumah Sakit/ Puskesmas yang menyatakan tidak cacat

ganda (Misalnya : Mental Retardasi) , epilepsi & tidak mempunyai penyakit

menular

g. Foto kopi Kartu Keluarga

h. Foto Kopi KTP Orang tua/ wali penanggungjawab dan PM

LAPORAN KEGIATAN SELEKSI TAHUN 2018

i. Pas foto berwarna ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar dan foto berwarna

seluruh tubuh ukuran Post Card sebanyak 1 (satu) lembar.

2. Pengadministrasi AAS merekap berkas yang masuk dan menyerahkan kepada

sekretaris Tim Seleksi

3. Sekretaris Tim Seleksi mendistribusikan berkas kepada para profesi untuk

dipelajari sehingga dapat mengeluarkan rekomendasi.

4. Temu Bahas Kasus

5. Hasil Temu Bahas Kasus

a. Diterima

b. Ditolak

6. Pengadministrasi AAS mengirimkan surat pemberitahuan diterima atau ditolak.

a. Apabila diterima, dicantumkan tanggal masuk ke panti

b. Apabila Ditolak, dicantumkan rekomendasi yang harus dilakukan oleh calon

penerima manfaat dan keluarga.

H. HASIL

Tahun 2018, Calon penerima manfaat yang diseleksi sejumlah 22 orang dan yang

diterima sebanyak 6 orang.

I. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati tahun 2018.

Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap

pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi

dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.

Pati, November 2018

Mengetahui

Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial

ttd

Yasin Pramono Adi

Penyusun

ttd

Diah Fajarini

LAPORAN KEGIATAN MOTIVASI

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya

mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa

“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan

berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.

Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of

Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada

tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan

kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan

memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang

disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan

disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention

on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.

Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap

penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,

tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan

perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas

integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk

didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka

kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk

merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan

perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah

peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif

terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi

penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,

pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi

dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.

UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas

dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa

dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di

7

fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan

terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.

Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di

Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut

Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://

www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-

edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013

itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah

penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4

UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna

Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan

PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Pati dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100

orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun..

PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati sebagai UPT yang menangani penyandang

disabilitas mental , melakukan tahapan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat yang

meliputi :

1. Pendekatan awal

a. Orientasi dan konsultasi

b. Identifikasi

c. Motivasi

2. Penerimaan

a. Registrasi

b. Pengungkapan dan pemahaman masalah (asesmen):

c. Penempatan dalam program

3. Bimbingan sosial dan keterampilan

a. Bimbingan fisik dan mental

b. Bimbingan sosial

c. Bimbingan keterampilan kerja

4. Tahap resosialisasi

a. Bimbingan kesiapan hidup bermasyarakat

b. Bimbingan bantuan stimulant

c. Penyaluran

5. Pembinaan lanjut

a. Bimbingan peningkatan kehidupan bermasyarakat

b. Bantuan perkembangan usaha/keterampilan

Kegiatan Motivasi merupakan salah satu awal dari tahap rehabilitasi sosial yang

bertujuan untuk memberikan penguatan kepada calon penerima manfaat, keluarga dan

masyarakat agar bersedia menjalankan rehabilitasi sosial di panti.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

8

1. Maksud

Kegiatan motivasi calon penerima manfaat diselenggarakan dengan maksud

memberikan informasi yang tepat agar penerima manfaat bersedia menjalankan

rehabilitasi sosial.

2. Tujuan

c. Menumbuhkan kesadaran calon penerima manfaat untuk mendapatkan

pelayanan.

d. Menumbuhkan kesadaran keluarga calon penerima manfaat untuk mendapatkan

pelayanan

e. Menumbuhkan kesadaran masyarakat di lingkungan tempat tinggal calon

penerima manfaat untuk mendukung calon penerima manfaat mendapatkan

pelayanan

3. Manfaat

a. Tumbuhnya kesadaran calon penerima manfaat untuk mendapatkan pelayanan.

b. Tumbuhnya kesadaran keluarga calon penerima manfaat untuk mendapatkan

pelayanan.

c. Tumbuhnya kesadaran masyarakat di lingkungan tempat tinggal calon penerima

manfaat untuk mendukung calon penerima manfaat mendapatkan pelayanan

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

1. Waktu

Kegiatan Motivasi dilaksanakan bersamaan dengan proses seleksi.

2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Motivasi dilaksanakan di tempat tinggal calon penerima manfaat dan

lingkungan sekitarnya.

D. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan motivasi adalah calon penerima manfaat, keluarga

dan masyarakat sekitarnya.

E. PELAKSANA

Pelaksana kegiatan adalah Pekerja Sosial

F. PELAKSANAAN

Memberikan motivasi kepada penerima manfaat agar tumbuh kesadarannya untuk

mendapatkan pelayanan di PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati.

Petugas memberikan motivasi dengan materi sebagai berikut :

a. Calon Penerima Manfaat

1. Penjelasan Program Panti

9

2. Penerimaan dan Pengembangan Diri

3. Penguatan diri dalam menghadapi masalah

b. Keluarga

1. Penjelasan Program Panti

2. Penanganan Penyandang Disabilitas Mental di rumah

3. Dukungan kepada CPM agar mau menjalankan rehabilitasi di panti

c. Masyarakat

1. Penjelasan Program Panti

2. Dukungan kepada CPM dan keluarga agar mau menjalankan rehabilitasi di

panti

G. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan motivasi tahun 2018. Penyusunan laporan ini

sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap pelaksanaan operasional kegiatan

sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi dan peningkatan kinerja lembaga

untuk periode selanjutnya.

Pati, November 2018

Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial

ttd

Yasin Pramono Adi

Penyusun,

ttd

Diah Fajarini

10

LAPORAN KEGIATAN ASSESMEN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya

mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa

“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan

berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.

Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of

Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada

tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan

kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan

memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang

disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan

disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention

on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.

Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap

penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,

tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan

perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas

integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk

didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka

kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk

merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan

perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah

peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif

terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi

penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,

pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi

dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.

UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas

dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa

dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di

11

fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan

terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.

Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di

Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut

Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://

www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-

edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013

itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah

penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4

UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna

Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan

PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Pati dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100

orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun.

PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati melaksanakan kegiatan rehabilitasi sosial

kepada penyandang disabilitas mental, sebagai langkah awal guna memahami

permasalahan dari penerima manfaat dilaksanakan tahapan assesmen. Menurut

Bomstein dan Kazdin (1985) assesmen adalah :

Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi

Memilih dan mendesain program treatmen

Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus.

Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

1. Maksud

Kegiatan assesmen diselenggarakan dengan maksud memahami dan menggali

permasalahan, yang dihadapi penerima manfaat serta potensi dan system sumber

yang dimiliki.

2. Tujuan

f. Mengetahui dan memahami latar belakang penerima manfaat

g. Mengetahui dan memahami permasalahan penerima manfaat.

h. Mengatahui dan memahami potensi dan kemampuan penerima manfaat.

i. Mengatahui dan memahami sistem sumber yang dapat dipergunakan untuk

memecahkan masalah.

3. Manfaat

a. Diketahui dan dipahaminya latar belakang penerima manfaat

b. Diketahui dan dipahaminya permasalahan penerima manfaat.

c. Diketahui dan dipahaminya potensi dan kemampuan penerima manfaat.

12

d. Diketahui dan dipahaminya sistem sumber yang dapat dipergunakan untuk

memecahkan masalah.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

3. Waktu

Kegiatan assesmen dilaksanakan sepuluh kali selama tahun 2018

4. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan assesmen dilaksanakan di PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati.

D. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan assesmen adalah penerima manfaat.

E. PELAKSANA

Pelaksana kegiatan adalah pekerja sosial, psikolog, perawat, pembimbing mental

agama

F. ANGGARAN BIAYA

Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati menggunakan

anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Pati tahun 2018

G. PELAKSANAAN

Assesmen dilaksanakan selama tahun 2018 sebanyak 10 kali, dari bulan Maret s.d.

Desember 2018

H. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan assesmen tahun 2018. Penyusunan laporan ini

sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap pelaksanaan operasional kegiatan

sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi dan peningkatan kinerja lembaga

untuk periode selanjutnya.

Pati, Desember 2018

Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial

ttd

Yasin Pramono Adi

Penyusun,

ttd

Diah Fajarini

13

LAPORAN KEGIATAN KOORDINASI

DI KABUPATEN PATI

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya

mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa

“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan

berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.

Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of

Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada

tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan

kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan

memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang

disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan

disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention

on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.

Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap

penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,

tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan

perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas

integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk

didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka

kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk

merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan

perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah

peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif

terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi

penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,

pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi

dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.

UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas

dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa

dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di

14

fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan

terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.

Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di

Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut

Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://

www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-

edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013

itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah

penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4

UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna

Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan

PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Pati dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100

orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas untuk

memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.

Untuk merespon permasalahan kekurangan fasilitas layanan rehabilitasi sosial

bagi penyandang disabilitas mental di dalam panti , PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati

melaksanakan kegiatan penjangkauan dimana masyarakat diberdayakan untuk ikut

menangani penyandang disabilitas mental di lingkungannya secara aktif. Program ini

memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kader yang nantinya akan

mendampingi penyandang disabilitas mental. Selain itu juga memberikan pelatihan

kepada penyandang disabilitas dalam masalah sosial, psikologi, mental dan ketrampilan

melalui Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat.

Sebagai langkah awal Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat, diperlukan

koordinasi untuk mengetahui potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk program

ketrampilan, pemetaan wilayah penyandang disabilitas mental dan menjalin kerjasama

dengan aparat setempat, dinas sosial dan kader yang bisa bekerjasama untuk

pelaksanaan kegiatan tersebut. Koordinasi dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama

adalah koordinasi dengan dinas terkait, yang kedua koordinasi dengan kader.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

1. Maksud

Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati diselenggarakan dengan maksud menjalin

kerjasama dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental pada umumnya dan

Pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat pada khususnya.

2. Tujuan

a. Tersampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis

masyarakat.

15

b. Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam

penanganan Penyandang Disabilitas Mental.

c. Tersedianya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat.

3. Manfaat

a. Disampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis

masyarakat.

b. Dijalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam

penanganan Penyandang Disabilitas Mental.

c. Diperolehnya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

1. Waktu

Kegiatan Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 12 dan 28 Maret 2018

2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati dilaksanakan di Dinas Sosial Kabupaten Pati.

D. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati adalah 10 orang TKSK.

E. PELAKSANA

Keseluruhan rangkaian kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati berada di bawah

tanggung jawab Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan membentuk tim

yang terdiri dari :

a. Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si

b. Penanggung Jawab : Yasin Pramono Adi, S.Sos

c. Pelaksana : 1) Edy Widaryanto,S.ST

2) Masmirah, S.ST

3) Diah Fajarini,S.ST

F. ANGGARAN BIAYA

Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati menggunakan anggaran

DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Pati tahun 2018

G. PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan dalam dua thap sebagai berikut :

1. Tahap Pertama

16

Dilaksanakan pada tanggl 12 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Pati , bertemu

dengan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Ibu Rinda. Menjelaskan mengenai

maksud dan tujuan koordinasi, menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan

Penjangkauan Berbasis Masyarakat, menyerahkan form intake untuk diisi oleh Calon

Penerima Manfaat ( CPM ) serta menentukan jadwal koordinasi kedua.

2. Tahap Kedua

Dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Pati, bertemu

dengan 10 orang kader. Menjelaskan teknis pelaksanaan kegiatan Penjangkauan

Berbasis Masyarakat. Memeriksa form intake yang sudah diisi serta berdiskusi

mengenai kegiatan bimbingan ketrampilan yang akan diberikan berdasarkan hasil

isin form intake. Menentukan lokasi dan jadwal pelaksanaan Penjangkauan Berbasis

Masyarakat. Mendiskusikan kendala dan faktor pendukung dalam pelaksanaan

kegiatan.

H. HASIL

Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Koordinasi di Kabupaten Pati adalah :

1. Terlaksananya kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati dengan jumlah peserta

sebanyak 10 orang.

2. Pemahaman peserta tentang bagaimana pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat

3. Terjalinnya kerjasama dengan stakeholder untuk penanganan penyandang disabilitas

mental.

I. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

1. Faktor Pendukung

1. Adanya respon yang positif dari stakeholder untuk penanganan penyandang

disabilitas mental dan program penjangkuan berbasis masyarakat.

2. Tersedianya sarana prasarana berupa tempat yang layak untuk pelaksanaan

kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati.

2. Faktor Penghambat

a. Beberapa form intake yang tidak diisi dengan lengkap terutama bagian

ketrampilan yang diminati, sehingga ada hambatan dalam menentukan bimbingan

ketrampilan yang akan diberikan

b. Beberapa peserta yang tidak datang tepat waktu sehingga berdampak pada kurang

lengkapnya informasi yang dipahami.

17

J. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Pati tahun 2018.

Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap

pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi

dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.

Pati, Maret 2018

Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial

ttd

Yasin Pramono Adi

Penyusun,

ttd

Diah Fajarini

18

GALERI FOTO

19

LAPORAN KEGIATAN KOORDINASI

DI KABUPATEN GROBOGAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya

mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa

“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan

berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.

Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of

Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada

tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan

kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan

memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang

disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan

disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention

on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.

Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap

penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,

tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan

perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas

integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk

didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka

kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk

merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan

perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah

peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif

terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi

penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,

pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi

dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.

UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas

dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa

dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di

20

fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan

terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.

Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di

Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut

Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://

www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-

edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013

itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah

penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4

UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna

Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan

PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Grobogan dengan daya tampung masing-masing 50 s.d

100 orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas

untuk memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.

Untuk merespon permasalahan kekurangan fasilitas layanan rehabilitasi sosial

bagi penyandang disabilitas mental di dalam panti , PSRSPDM “ Margo Laras” di

Grobogan melaksanakan kegiatan penjangkauan dimana masyarakat diberdayakan

untuk ikut menangani penyandang disabilitas mental di lingkungannya secara aktif.

Program ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kader yang nantinya

akan mendampingi penyandang disabilitas mental. Selain itu juga memberikan

pelatihan kepada penyandang disabilitas dalam masalah sosial, psikologi, mental dan

ketrampilan melalui Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat.

Sebagai langkah awal Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat, diperlukan

koordinasi untuk mengetahui potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk program

ketrampilan, pemetaan wilayah penyandang disabilitas mental dan menjalin kerjasama

dengan aparat setempat, dinas sosial dan kader yang bisa bekerjasama untuk

pelaksanaan kegiatan tersebut. Koordinasi dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama

adalah koordinasi dengan dinas terkait, yang kedua koordinasi dengan kader.

Untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah dipilih Kabupaten Grobogan karena

jumlah penyandang disabilitas mental yang cukup banyak, respon stakeholder yang

positif serta belum pernah dilaksanakannya kegiatan penanganan penyandang

disabilitas mental oleh PSRSPDM “ Margo Laras” di Grobogan

B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

1. Maksud

Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan diselenggarakan dengan maksud

menjalin kerjasama dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental pada

umumnya dan Pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat pada

khususnya.

21

2. Tujuan

a. Tersampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis

masyarakat.

b. Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam

penanganan Penyandang Disabilitas Mental.

c. Tersedianya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat.

3. Manfaat

a. Disampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis

masyarakat.

b. Dijalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam

penanganan Penyandang Disabilitas Mental.

c. Diperolehnya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

3. Waktu

Kegiatan Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2018 dan 5 April 2018

4. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan dilaksanakan di Dinas Sosial

Kabupaten Grobogan.

D. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan adalah 10 orang

TKSK.

E. PELAKSANA

Keseluruhan rangkaian kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan berada di bawah

tanggung jawab Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan membentuk tim

yang terdiri dari :

a. Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si

b. Penanggung Jawab : Yasin Pramono Adi, S.Sos

c. Pelaksana : 1) Wahyu Sri Pamarto Putro,S.ST

2) Suwandi, S.Sos

F. ANGGARAN BIAYA

Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan menggunakan

anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Grobogan tahun 2018

22

G. PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan dalam dua thap sebagai berikut :

1. Tahap Pertama

Dilaksanakan pada tanggl 16 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Grobogan ,

bertemu dengan Sekretaris Dinsos, Bapak Hadi Widoyoko, Menjelaskan mengenai

maksud dan tujuan koordinasi, menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan

Penjangkauan Berbasis Masyarakat, menyerahkan form intake untuk diisi oleh Calon

Penerima Manfaat ( CPM ) serta menentukan jadwal koordinasi kedua.

2. Tahap Kedua

Dilaksanakan pada tanggal 5 April 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Grobogan,

bertemu dengan 10 orang kader. Menjelaskan teknis pelaksanaan kegiatan

Penjangkauan Berbasis Masyarakat. Memeriksa form intake yang sudah diisi serta

berdiskusi mengenai kegiatan bimbingan ketrampilan yang akan diberikan

berdasarkan hasil isin form intake. Menentukan lokasi dan jadwal pelaksanaan

Penjangkauan Berbasis Masyarakat. Mendiskusikan kendala dan faktor pendukung

dalam pelaksanaan kegiatan.

H. HASIL

Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Koordinasi di Kabupaten Grobogan adalah :

1. Terlaksananya kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan dengan jumlah peserta

sebanyak 10 orang.

2. Pemahaman peserta tentang bagaimana pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat

3. Terjalinnya kerjasama dengan stakeholder untuk penanganan penyandang disabilitas

mental.

I. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

1. Faktor Pendukung

a. Adanya respon yang positif dari stakeholder untuk penanganan penyandang

disabilitas mental dan program penjangkuan berbasis masyarakat.

b. Tersedianya sarana prasarana berupa tempat yang layak untuk pelaksanaan

kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan.

2. Faktor Penghambat

a. Beberapa form intake yang tidak diisi dengan lengkap terutama bagian

ketrampilan yang diminati, sehingga ada hambatan dalam menentukan

bimbingan ketrampilan yang akan diberikan.

23

b. Beberapa peserta yang tidak datang tepat waktu sehingga berdampak pada kurang

lengkapnya informasi yang dipahami.

J. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Grobogan tahun

2018. Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap

pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi

dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.

Pati, April 2018

Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial

ttd

Yasin Pramono Adi

Penyusun,

ttd

Diah Fajarini

24

GALERI FOTO

LAPORAN

25

KEGIATAN KOORDINASI

DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya

mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa

“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan

berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.

Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of

Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada

tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan

kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan

memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang

disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan

disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention

on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.

Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap

penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,

tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan

perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas

integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk

didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka

kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk

merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan

perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah

peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif

terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi

penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,

pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi

dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.

UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas

dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa

dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di

26

fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan

terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.

Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di

Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut

Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://

www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-

edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013

itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah

penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4

UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna

Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan

PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Sleman dengan daya tampung masing-masing 50 s.d

100 orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini

menunjukkan bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas

untuk memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.

Untuk merespon permasalahan kekurangan fasilitas layanan rehabilitasi sosial

bagi penyandang disabilitas mental di dalam panti , PSRSPDM “ Margo Laras” di

Sleman melaksanakan kegiatan penjangkauan dimana masyarakat diberdayakan untuk

ikut menangani penyandang disabilitas mental di lingkungannya secara aktif. Program

ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kader yang nantinya akan

mendampingi penyandang disabilitas mental. Selain itu juga memberikan pelatihan

kepada penyandang disabilitas dalam masalah sosial, psikologi, mental dan ketrampilan

melalui Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat.

Sebagai langkah awal Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat, diperlukan

koordinasi untuk mengetahui potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk program

ketrampilan, pemetaan wilayah penyandang disabilitas mental dan menjalin kerjasama

dengan aparat setempat, dinas sosial dan kader yang bisa bekerjasama untuk

pelaksanaan kegiatan tersebut. Koordinasi dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama

adalah koordinasi dengan dinas terkait, yang kedua koordinasi dengan kader.

Untuk wilayah Provinsi Daerah Intimewa Yogyakarta dipilih Kabupaten Sleman

karena jumlah penyandang disabilitas mental yang cukup banyak, respon stakeholder

yang positif serta belum pernah dilaksanakannya kegiatan penanganan penyandang

disabilitas mental oleh PSRSPDM “ Margo Laras” di Sleman

B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

1. Maksud

Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman diselenggarakan dengan maksud

menjalin kerjasama dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental pada

umumnya dan Pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat pada

khususnya.

27

2. Tujuan

a. Tersampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis

masyarakat.

b. Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam

penanganan Penyandang Disabilitas Mental.

c. Tersedianya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat.

3. Manfaat

c. Disampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis

masyarakat.

d. Dijalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam

penanganan Penyandang Disabilitas Mental.

e. Diperolehnya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

1. Waktu

Kegiatan Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2018 dan 6 April 2018

2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman dilaksanakan di Dinas Sosial Kabupaten

Sleman.

D. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman adalah 10 orang TKSK.

E. PELAKSANA

Keseluruhan rangkaian kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman berada di bawah

tanggung jawab Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan membentuk tim

yang terdiri dari :

d. Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si

e. Penanggung Jawab : Yasin Pramono Adi, S.Sos

f. Pelaksana : 1) Edy Widaryanto,S.ST

2) Joko Mardoyo

F. ANGGARAN BIAYA

Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman menggunakan

anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Sleman tahun 2018

G. PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan dalam dua thap sebagai berikut :

3. Tahap Pertama

28

Dilaksanakan pada tanggl 16 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Sleman ,

bertemu dengan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Bapak Surono. Menjelaskan

mengenai maksud dan tujuan koordinasi, menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan

Penjangkauan Berbasis Masyarakat, menyerahkan form intake untuk diisi oleh Calon

Penerima Manfaat ( CPM ) serta menentukan jadwal koordinasi kedua.

4. Tahap Kedua

Dilaksanakan pada tanggal 6 April 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Sleman, bertemu

dengan 10 orang kader. Menjelaskan teknis pelaksanaan kegiatan Penjangkauan

Berbasis Masyarakat. Memeriksa form intake yang sudah diisi serta berdiskusi

mengenai kegiatan bimbingan ketrampilan yang akan diberikan berdasarkan hasil

isin form intake. Menentukan lokasi dan jadwal pelaksanaan Penjangkauan Berbasis

Masyarakat. Mendiskusikan kendala dan faktor pendukung dalam pelaksanaan

kegiatan.

H. HASIL

Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Koordinasi di Kabupaten Sleman adalah :

4. Terlaksananya kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman dengan jumlah peserta

sebanyak 10 orang.

5. Pemahaman peserta tentang bagaimana pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat

6. Terjalinnya kerjasama dengan stakeholder untuk penanganan penyandang disabilitas

mental.

I. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

1. Faktor Pendukung

1. Adanya respon yang positif dari stakeholder untuk penanganan penyandang

disabilitas mental dan program penjangkuan berbasis masyarakat.

2. Tersedianya sarana prasarana berupa tempat yang layak untuk pelaksanaan

kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman.

2. Faktor Penghambat

a. Beberapa form intake yang tidak diisi dengan lengkap terutama bagian

ketrampilan yang diminati, sehingga ada hambatan dalam menentukan bimbingan

ketrampilan yang akan diberikan

b. Beberapa peserta yang tidak datang tepat waktu sehingga berdampak pada kurang

lengkapnya informasi yang dipahami.

29

J. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Sleman tahun 2018.

Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap

pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi

dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.

Pati, April 2018

Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial

ttd

Yasin Pramono Adi

Penyusun,

ttd

Diah Fajarini

30

GALERI FOTO

31

LAPORAN KEGIATAN KOORDINASI

DI PROVINSI JAWA TIMUR

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya

mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa

“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan

berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.

Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of

Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada

tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan

kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan

memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang

disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan

disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention

on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.

Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap

penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,

tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan

perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas

integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk

didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka

kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk

merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan

perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah

peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif

terhadap penyandang disabilitas, baik perempuan maupun anak, menjamin partisipasi

penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan,

pekerjaan, politik, olah raga, seni dan budaya, serta pemanfaatan teknologi, informasi

dan komunikasi termasuk untuk mendapatkan perlindungan sosial.

UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas

dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana dalam upaya kesehatan jiwa

32

dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib melakukan penampungan di

fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh dan

terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau terlantar.

Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di

Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut

Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://

www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-

edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013

itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah

penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 4

UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna

Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, PSBL Budi Luhur Banjarbaru dan

PSRSPDM “ Margo Laras “ Di Tuban dengan daya tampung masing-masing 50 s.d 100

orang, dan lamanya layanan per orang adalah maksimal 2 tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa saat ini kemampuan Kementerian Sosial RI masih sangat terbatas untuk

memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada penyandang disabilitas mental.

Untuk merespon permasalahan kekurangan fasilitas layanan rehabilitasi sosial

bagi penyandang disabilitas mental di dalam panti , PSRSPDM “ Margo Laras” di

Tuban melaksanakan kegiatan penjangkauan dimana masyarakat diberdayakan untuk

ikut menangani penyandang disabilitas mental di lingkungannya secara aktif. Program

ini memberikan pelatihan dan pendampingan kepada kader yang nantinya akan

mendampingi penyandang disabilitas mental. Selain itu juga memberikan pelatihan

kepada penyandang disabilitas dalam masalah sosial, psikologi, mental dan ketrampilan

melalui Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat.

Sebagai langkah awal Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat, diperlukan

koordinasi untuk mengetahui potensi daerah yang bisa dikembangkan untuk program

ketrampilan, pemetaan wilayah penyandang disabilitas mental dan menjalin kerjasama

dengan aparat setempat, dinas sosial dan kader yang bisa bekerjasama untuk

pelaksanaan kegiatan tersebut. Koordinasi dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama

adalah koordinasi dengan dinas terkait, yang kedua koordinasi dengan kader.

Untuk wilayah Provinsi Jawa Timur dipilih Kabupaten Tuban karena jumlah

penyandang disabilitas mental yang cukup banyak, respon stakeholder yang positif

serta lokasi yang paling strategis mengingat wilayah Provinsi Jawa Timur yang sangat

luas.

B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

1. Maksud

Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban diselenggarakan dengan maksud menjalin

kerjasama dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental pada umumnya dan

Pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis Masyarakat pada khususnya.

33

2. Tujuan

a. Tersampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis

masyarakat.

b. Terjalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam

penanganan Penyandang Disabilitas Mental.

c. Tersedianya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat.

3. Manfaat

a. Disampaikannya informasi mengenai program penjangkauan berbasis

masyarakat.

b. Dijalinnya kerjasama dengan Dinas Terkait, TKSK, stakeholder dalam

penanganan Penyandang Disabilitas Mental.

c. Diperolehnya data Calon Penerima Manfaat Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

1. Waktu

Kegiatan Koordinasi dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2018 dan 12 April 2018

2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban dilaksanakan di Dinas Sosial Kabupaten

Tuban.

D. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban adalah 10 orang TKSK.

E. PELAKSANA

Keseluruhan rangkaian kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban berada di bawah

tanggung jawab Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan membentuk tim

yang terdiri dari :

a. Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si

b. Penanggung Jawab : Yasin Pramono Adi, S.Sos

c. Pelaksana : 1) Kistanto

2) Masmirah, S.ST

3) Uning,S.ST

F. ANGGARAN BIAYA

Biaya penyelenggaraan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban menggunakan

anggaran DIPA PSRSPDM “Margo Laras” di Tuban tahun 2018

34

G. PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan dalam dua thap sebagai berikut :

1. Tahap Pertama

Dilaksanakan pada tanggl 26 Maret 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Tuban ,

bertemu dengan Kasie Paca, Bapak Hermawan Wiratno. Menjelaskan mengenai

maksud dan tujuan koordinasi, menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan

Penjangkauan Berbasis Masyarakat, menyerahkan form intake untuk diisi oleh Calon

Penerima Manfaat ( CPM ) serta menentukan jadwal koordinasi kedua.

2. Tahap Kedua

Dilaksanakan pada tanggal 12 April 2018 di Dinas Sosial Kabupaten Tuban, bertemu

dengan 10 orang kader. Menjelaskan teknis pelaksanaan kegiatan Penjangkauan

Berbasis Masyarakat. Memeriksa form intake yang sudah diisi serta berdiskusi

mengenai kegiatan bimbingan ketrampilan yang akan diberikan berdasarkan hasil

isin form intake. Menentukan lokasi dan jadwal pelaksanaan Penjangkauan Berbasis

Masyarakat. Mendiskusikan kendala dan faktor pendukung dalam pelaksanaan

kegiatan.

H. HASIL

Hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan Koordinasi di Kabupaten Tuban adalah :

1. Terlaksananya kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban dengan jumlah peserta

sebanyak 10 orang.

2. Pemahaman peserta tentang bagaimana pelaksanaan Program Penjangkauan Berbasis

Masyarakat

3. Terjalinnya kerjasama dengan stakeholder untuk penanganan penyandang disabilitas

mental.

I. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

1. Faktor Pendukung

1. Adanya respon yang positif dari stakeholder untuk penanganan penyandang

disabilitas mental dan program penjangkuan berbasis masyarakat.

2. Tersedianya sarana prasarana berupa tempat yang layak untuk pelaksanaan

kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban.

2. Faktor Penghambat

c. Beberapa form intake yang tidak diisi dengan lengkap terutama bagian

ketrampilan yang diminati, sehingga ada hambatan dalam menentukan bimbingan

ketrampilan yang akan diberikan

35

d. Beberapa peserta yang tidak datang tepat waktu sehingga berdampak pada kurang

lengkapnya informasi yang dipahami.

J. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Koordinasi di Kabupaten Tuban tahun 2018.

Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap

pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi

dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.

Pati, April 2018

Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial

ttd

Yasin Pramono Adi

Penyusun,

ttd

Diah Fajarini

36

GALERI FOTO

37

LAPORAN KEGIATAN ADVOKASI SOSIAL

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan perwujudan dari upaya

mencapai tujuan bangsa, sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945. Amanat ini dijabarkan dalam Undang-Undang RI Nomor

11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa

“penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu dan

berkelanjutan yang dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat”.

Pemerintah Indonesia telah menandatangani Convention on the Rights of

Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas) pada

tanggal 30 Maret 2007 di New York.Penandatanganan tersebut menunjukan

kesungguhan Negara Indonesia untuk menghormati, melindungi, memenuhi, dan

memajukan hak-hak penyandang disabilitas, yang pada akhirnya diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan para penyandang disabilitas khususnya penyandang

disabilitas mental. Kesungguhan pemerintah lebih lanjut lagi diperkuat dengan

disahkannya Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention

on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas) pada tanggal 10 November 2011.

Mengacu kepada Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas, setiap

penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam,

tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan

perlakuan semena-mena, serta memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan atas

integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain. Termasuk

didalamnya hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan sosial dalam rangka

kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Serta negara berkewajiban untuk

merealisasikan hak yang termuat dalam Konvensi, melalui penyesuaian peraturan

perundang-undangan, hukum dan administrasi dari setiap negara, termasuk mengubah

peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan praktik-praktik yang diskriminatif

terhadap penyandang disabilitas. UU No. 18 Tahun 2014 Pasal 72 “Pemerintah dan

Pemerintah Daerah bertugas dan bertanggung jawab menyediakan sarana dan prasarana

dalam upaya kesehatan jiwa dan Pasal 82 “Pemerintah dan Pemerintah Daerah Wajib

melakukan penampungan di fasilitas pelayanan diluar sektor kesehatan bagi ODGJ

yang telah sembuh dan terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarganya dan/atau

terlantar.

38

Menurut data Riskesdas tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di

Indonesia adalah 1,7 permil. Data penduduk Indonesia tahun 2013 menurut

Kemendagri adalah 253.602.815 jiwa ( sumber: http://

www.dukcapil.kemendagri.go.id/detail/rekapitulasi-data-kependudukan-per-provinsi-

edisi-31-desember-2013). Jika kedua data ini kita sandingkan, berarti pada tahun 2013

itu terdapat sekitar 430.000 orang mengalami gangguan jiwa berat.Dengan jumlah

penyandang disabilitas mental yang cukup besar, Kementerian Sosial hanya memiliki 3

UPT yang menangani penyandang disabilitas mental yaitu PSBL Dharma Guna

Bengkulu, PSBL Phala Martha Sukabumi, dan PSBL Budi Luhur Banjarbaru dengan

daya tampung masing-masing 100 orang, dan lamanya layanan per orang adalah

maksimal 2 tahun.

Sebagai panti yang memberikan pelayanan kepada penyandang disabilitas

mental, PSRSPDM “ Margo Laras” Di Pati juga memberikan pelayanan berupa

advokasi sosial. Advokasi sosial adalah Upaya memberikan pendampingan,

perlindungan dan pembelaan terhadap seseorang, keluarga, kelompok dan/atau

masyarakat yang dilanggar haknya. (UU No.11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan

Sosial).

B. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT

1. Maksud

Kegiatan Advokasi Sosial Bagi Penanganan Penyandang Disabilitas Mental

diselenggarakan dengan maksud memberikan pendampingan dan memastikan hak-hak

penerima manfaat dan keluarga sudah dipenuhi serta memastikan kewajiban penerima

manfaat dan keluarga juga sudah dilaksanakan.

2. Tujuan

a. Melakukan pendampingan kepada penerima manfaat dan keluarga dalam

menerima hak-haknya

b. Melakukan pendampingan kepada penerima manfaat dan keluarga dalam

melaksanakan kewajibannya.

3. Manfaat

a. Dilaksanakannya pendampingan kepada penerima manfaat dan keluarga dalam

menerima hak-haknya

b. Dilaksanakannya pendampingan kepada penerima manfaat dan keluarga dalam

melaksanakan kewajibannya.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

1. Waktu

Kegiatan Advokasi Sosial dilaksanakan pada bulan Juli s.d. November 2018.

39

2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Advokasi Sosial dilaksanakan di tempat tinggal penerima manfaat/

keluarganya.

D. SASARAN

Sasaran pelaksanaan kegiatan Advokasi Sosial adalah penerima manfaat dan

keluarganya. Jumlah penerima manfaat yang didampingi adalah : 10 penerima manfaat

untuk dalam kota dan 10 penerima manfaat untuk luar kota.

E. PELAKSANA

Keseluruhan rangkaian kegiatan Advokasi Sosial berada di bawah tanggung jawab

Seksi Assesmen dan Advokasi Sosial (AAS) dengan pelaksana kegiata adalah para

Pekerja Sosial

F. ANGGARAN BIAYA

Biaya penyelenggaraan kegiatan Advokasi Sosial Bagi Petugas Penanganan

Penyandang Disabilitas Mental menggunakan anggaran DIPA PSRSPDM “Margo

Laras” di Pati tahun 2018

G. PELAKSANAAN

Kegiatan dilaksanakan dengan kunjungan rumah dan mengisi formulir advokasi sosial

yang berisi pertanyaan tentang perkembangan penerima manfaat dan pengetahuan

keluarga serta masyarakat tentang penerima manfaat dan perawatan diri bagi

penyandang disabilitas mental.

H. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Advokasi Sosial tahun 2018. Penyusunan

laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam setiap pelaksanaan

operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk evaluasi dan

peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.

Pati, April 2018

Mengetahui, Kasie Assesmen dan Advokasi Sosial

ttd

Yasin Pramono Adi

Penyusun,

ttd

Diah Fajarini

40

LAPORAN CASE CONFERENCE PENERIMA MANFAAT REGULER

PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI

TANGGAL : 31 Januari 2018

TEMPAT : Ruang Rapat PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati

PIMPINAN SIDANG : Dra. Erna Susilowati

PENYAJI : Feni Handaningrum, S.ST

Edy Widaryanto, S.ST

PENERIMA MANFAAT / PM : “ISW”

“AGAI”

1. “ISW”

A. Peksos (Feni Handaningrum) 1) Aspek sosial

Belum mampu beradaptasi dengan lingkungan PSRSPDM “Margo Laras”, berpengaruh tidak mampu mengikuti kegiatan di panti baik vokasional / bimbingan lain

2) Latar belakang Masa kehamilan ibu PM pernah jatuh / depresi Sejak 2008 Gangguan Jiwa kambuh 5x Kurang perhatian ortu Kondisi kemampuan keluarga : tidak mampu

Kesimpulan Tidak dapat melaksanakan / mengikuti pelayanan rehabilitasi di panti. Masih memerlukan rehabilitasi medis. Tahap observasi : PM dikembalikan ke keluarga

B. Psikolog (Rif’atul Khoiriyah) 1) Riwayat agresif 2) Keterangan Orangtua : ada penolakan oleh orang tua 3) Ada keturunan keluarga 4) Umur 1,5th mengalami step, jatuh terbentur di kepala 5) Keparahan meningkat tahun 2017 6) Gejala mania, hiperaktif 7) Orientasi waktu buruk 8) Jalan pikir : inkoheren 9) Gejala psikiatri buruk – hubungan interpersonal sulit 10) Kekambuhan berulang Kesimpulan

Gangguan jiwa berat, tidak mampu rehabilitasi, sering kambuh tidak dapat mengikuti kegiatan rehabsos Rekomendasi : rehab medik psikiater/ syaraf

41

C. Perawat

1) Epilepsi hasil EEG di RSUD Kudus 2) Menciderai orang lain di Magelang 3) Sempat kejang 4) Masih diperdalam lagi EEG di RSUD Kudus Kesimpulan

Tidak dapat rehabsos, mempengaruhi PM lain, danperlu pengobatan medis D. Pembimbing agama

1) Waham dajal 2) Halusinasi 3) Awal rajin sholat, lama kelamaan tidak mau 4) Hadir dalam kegiatan bimbingan mental, setelah kambuh sampai saat ini tidak

mampu mengikuti E. Kesimpulan sementara (koordinator Peksos : Asep Hidayat)

PM dikembalikan kepada keluarga F. Pimpinan Sidang

1) Erna Susilowati a. Untuk tanggal masu disamakan dengan buku registrasi / induk b. Perawat (Ranu) diharapkan cek ke RSJ kapan dipulangkan c. Penguatan kepada keluarga jika diembalikan

- Menghubungi keluarga Jika tidak ada yang menjemput, nanti minta kebijakan lembaga untuk pengantaran

- Penguatan keluarga - Pengembalian kepada keluarga

2) Yasin Pramono Adi Kita sudah bertindak secara profesional PM dapat dikembalikan ke keluarga jika tidak dapat mengikuti rehabsos a. Secara rekomendasi disetujui untuk dipulangkan

Menyampaikan kepada keluarga bahwa secara profesi sudah dilakukan oleh peksos/ perawat / mental agama/ psikolog

b. Pembuatan berita acara pengembalian c. Dilampiri hasil profesi d. Membekali keterangan secara lisan / tertulis e. Selama 5 bulan sudah ditangani tapi belum ada perubahan f. Alternatif pemulangan diantar agar sisi manusiawi dari dana home visit g. Pendampingan dengan keluarga agar tidak ada pemasungan di rumah h. Sebelum berada di keluarga perlu diberikan bimbingan/ penyuluhan / surat

dokter untuk tindak lanjut. Petugas :

Pendekatan keluarga : Rif’atul Khoriyah (hubungi keluarga) Persiapan berkas serah terima : Sukardi / Kistanto Hasil resume profesi : Feni Handaningrum (Jum’at pagi) Data kesehatan : perawat

42

2. “AGAI” A. Peksos (Edy Widaryanto)

1) Kondisi ADL dengan motivasi, egois, pernah lari keluar panti, mondar – mandir, masih emosional, keinginan pulang, kurang adaptasi, untuk aspek sosial (kondisi kurang), kelainan tingkah laku PM cukup tinggi dan cenderung negatif

Kesimpulan Tidak dapat mengikuti rehabsos di panti Dikembalikan keluarga / rehab medik sesuai dengan disabilitas

B. Psikolog (Rif’atul Khoiriyah) 1) Paranoid, kekakuan otot, sering marah 2) Kecelakaan , koma 3) Sekarang : sindromturex. Mudah tersinggung, mau ikut bimbingan psikologis

tap memahaminya kurang, waham kebesaran, pikiran bloking. Obat sering dimuntahkan

4) Diagnosa : skizofrenia tak terinci 5) Cidera orak, epilepsi

C. Pembimbing Agama (Dwi Boy Martriosya) 1) Tidak bisa ngaji 2) Secara muamalah sulit

D. Perawat 1) Minum obat sulit, kekauan leher / tangan 2) Belum ada perubahan 3) DX : extra piramidal syndrome 4) Awal komunikasi : di awal masuk tidak baik pihak keluarga

E. Pimpinan Sidang 1) Yasin Pramono Adi

“AGAI” ingin disingkiran dari keluarga 2) Kepala PSRSPDM (Jiwaningsih)

Data harus update dan valid

3. KESIMPULAN / HASIL Kedua PM tidak mampu mengikuti layanan rehabilitasi A. PM “AGAI” dipulangkan B. PM “ISW” dipulangkan / dirujuk ke panti Provinsi (DIY)

Mengetahui,

Kepala Seksi Yanrehsos

Erna Susilowati

Pati, 5 Februari 2018 Sekretaris,

Tika Putri Setyawati

Menyetujui, Kepala PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati

Jiwaningsih

43

LAPORAN CASE CONFERENCE PENERIMA MANFAAT REGULER

PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI TANGGAL : 20 Februari 2018

TEMPAT : Ruang Rapat PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati

PIMPINAN SIDANG : Dra. Erna Susilowati

PENYAJI : Feni Handaningrum, S.ST

Sutini, S.ST / Tika Putri Setyawati

PENERIMA MANFAAT / PM : “NWT”

“RDY”

“MFS”

1. Pembukaan

CC hari ini PM a.n : “NWT”, “RDY”, dan “ MFS”

2. Pelaksanaan CC A. “RDY”

1) Peksos a. PM tinggal dengan saudara, dipasung b. PM pernah menikah, kambuh setelah anaknya meninggal c. Lulus SD d. Pernah bekerja di Garuda Food e. Riwayat perawatan

1994 : di RSJ Semarang 2015 : di RSJ Semarang 2017 : di RSJ Semarang

f. Kondisi keluarga kurang mampu g. Sering ngomel, marah, dan halusinasi h. PM tidak dapat ADL i. Agresif j. Ada cacat ganda : katarak dan diabetes Kesimpulan

PM kesulitan Rehabsos Rekomendasi

PM dikembalikan ke keluarga 2) Perawat

a. Memliki cacat ganda : diabetus melitus, dan katarak b. Skizofrenia tak terinci c. Selama di panti sudah 3x dirujuk ke RSJ : 1x di Semarang dan 2x di

Magelang d. Setelah rujuk, PM belum ada perubahan

44

Rekomendasi Pemeriksaan lebih lanjut, penanganan fisik, tidak dapat rehabsos

3) Psikolog a. Belum pernah bimbingan b. Bicara kacau c. Sering telanjang d. Ada indikasi menyakiti diri sendiri dan orang lain ketika marah e. Ada gangguan penglihatan f. Ada diabetes g. Di masa pubertas PM introvert h. Di panti sudah 3x rujuk i. PM hanya bicara seperlunya karena introvert j. Kondisi sekarang : PM tidak telanjang

4) Koordinator Peksos a. Tidak dapat rehabsos b. Keluarga diberitahu ada progres perubahan c. Edukasi keluarga, langkah pengasuhan agar kondisi tetap bertahan dan

atau lebih baik lagi 5) Pimpinan Sidang

a. Yasin Pramono Adi - Program bebas pasung bereda dengan program seleksi lainnya,

memiliki standar yang berbeda - Adanya progres perubahan, tidak terlepas dari sinergi perawat, psikolog

dan peksos - Edukasi awal kepada keluarga, sebeluk PM kembali ke keluarga, pola

pengasuhan kepada keluarga terhadap PM

B. “MFS” 1. Peksos

a. Datang Desember, sudah minta pulang. PM tahu jalan pulang b. Tidak betah di wisma, takut dengan PM “PNW” c. Kenginan pulang kuat

2. Perawat a. Pergi meninggalkan panti tanggal 9 Februari 2018 b. Tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan c. Setelah meninggalkan panti tanpa ijin, PM pulang ke ruah d. Kooperatif dalam minum obat

3. Psikolog a. Sedikit intrivert b. Rendah diri c. Mulai gangguan saat kelas 3 SMP, Panas, curiga tinggi d. Mulai bulan Januari mulai meninggalkan panti tana ijin / kabur e. Pengalaman kerja banyak

4. Koordinator Peksos PM merasa tidak diterima di lingkungan teman

5. Pimpinan Sidang

45

a. Erna Susilowati Menjadi contoh PM lain untuk ikut kabur

b. Yasin Pramono Adi Berita Acara harus di tanda tangani di panti sesuai dengan prosedurdan pembelajaran bagi PM lain. Sehingga perlu diupayakan bagi keluarga PM “MFS” untuk tetap ke panti menyelesaikan urusan administrasi tersebut

C. “NWT” 1. Peksos

a. Mengalami gangguan jiwa sejak tahun 2001, saat PM duduk di kelas 2 Aliah.

b. Kambuh lagi setelah PM melahirkan dan mengalami baby blues c. PM saat kambuh sulit dikendalikan dan sering pergi keluar rumah dalam

keadaan telanjang, sehingga PM dipasung karena keluarga merasa malu d. Penyebab sakit : percintaan, PM panas dingin, PM merasa ketakutan e. Selama di panti:

- Fisik normal, sehat, berat badan ideal, gerakan agak lamban, kebersihan diri kurang

- ADL masih dibantu - Sudah dirujuk ke RSJ sebanyak 2x di RSJ Magelang - Halusinasi, curiga - Belum stabil - Tidak paham perintah - Belum mampu mengikuti kegiatan bimbingan ketrampilan

2. Perawat a. Masih bicara sendiri b. ADL perlu bimbingan c. Rujuk Magelang 2x d. ECT 6x, tidak ada perubahan

3. Psikolog a. Minum obat mudah b. Pasung sejak tahun 2007 – 2017 c. Sudah tidak telanjang d. Emosi labil

46

3. Kesimpulan / Hasil a. “RDY”

Kembali ke keluarga, namun perlu penguatan kepada keluarga sekaligus memberitahukan progres PM dan memberikan edukasi pengasuhan kepada keluarga terhadap pengasuhan PM. Dan tetap melakukan monitoring agar PM tidak dipasung lagi

b. “MFS” PM kembali ke keluarga. Namun tetap diupayakan agar keluarga tetap ke panti untuk menyelesaikan administrasi di dalam panti

c. “NWT” d. Kembali ke keluarga, namun perlu penguatan kepada keluarga sekaligus

memberitahukan progres PM dan memberikan edukasi pengasuhan kepada keluarga terhadap pengasuhan PM. Dan tetap melakukan monitoring agar PM tidak dipasung lagi

Mengetahui,

Kepala Seksi Yanrehsos

ttd Erna Susilowati

Pati, 21 Februari 2018 Sekretaris,

ttd

Tika Putri Setyawati

Menyetujui,

Kepala PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati

ttd Jiwaningsih

47

LAPORAN KEGIATAN VALIDASI, BIMTEK DAN INTERVENSI PENJANGKAUAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2018

Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan

fisik, intelektual, mental dan sensorik dalam jangka waktu yang lama dalam

berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan atau kesulitan untuk

berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainya berdasarkan

persamaan hak. Sedangkan penyandang disabilitas mental Penyandang disabilitas

mental adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa yang dalam jangka waktu lama

mengalami hambatan dalam interaksi dan partisipasi di masyarakat berdasarkan

kesetaraan dengan yang lainnya. Permasalahan gangguan jiwa menurut Undang-

Undang Kesehatan Jiwa No. 18 Tahun 2014 merupakan permasalahan yang berkaitan

dengan gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam

bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan perilaku. Permasalahan gangguan jiwa

dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat menimbulkan beban tidak saja bagi

penyandangnya tetapi juga bagi keluarganya, apabila tidak mendapatkan penanganan

secara tepat. Kurang lebih Sekitar 15% dari jumlah penduduk dunia, atau

sebanyak satu milyar orang, adalah penyandang disabilitas. Orang seringkali tidak

menyadari banyaknya penyandang disabilitas di seluruh dunia dan tantangan yang

mereka hadapi. Pemerintah dituntut mempunyai misi untuk meningkatkan kualitas

hidup bagi para penyandang disabilitas melalui upaya nasional, regional dan

global dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai fungsi penyandang

disabilitas dalam pembangunan nasional.

Laporan WHO juga menyebutkan, jumlah penderita disabilitas tubuh,

mental dan sosial di dunia saat ini sekitar lebih dari 600 juta orang. 80 persen dari

jumlah itu berada di kalangan negara-negara berkembang. Perlu diketahui juga,

anak-anak mengambil porsi sepertiga dari total penderita disabilitas dunia.

Berdasarkan pelbagai data yang ada, dari setiap sepuluh anak yang lahir di dunia,

seorang diantaranya menderita disabilitas bawaan atau pun mengalami disabilitas

pasca masa kelahiran akibat beragam insiden. Beragam hasil penelitian

menunjukkan, persoalan utama yang banyak dihadapi penderita disabilitas saat ini

ternyata bukan hanya disebabkan oleh faktor kesehatan, tapi lebih banyak

dipengaruholeh faktor sosial dan budaya. Sebagian besar penderita disabilitas

mengalami persoalan fisik, budaya dan sosial. Hambatan sosial, merupakan salah

A. LATAR BELAKANG

48

satu penghalang utama bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh fasilitas

publik yang layak.

Di sisi lain, tidak adanya pandangan sosial yang obyektif telah meminggirkan

penderita disabilitas dari lingkaran interaksi sosial yang sehat. Sasaran penerima

manfaat penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui pelayanan rehabilitasi

sosial terdiri atas dua aspek yaitu pelayanan berbasis institusi dalam panti dan

pelayanan berbasis keluarga atau masyarakat melalui program outreach

(penjangkauan)

PSRSPDM Margo Laras di Pati sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Sosial

RI yang berada digarda terdepan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

penyelenggaraan kesejahteraan sosial dari pilar intervensi pelayanan rehabilitasi

sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), oleh karena itu

PSRSPDM Margo Laras Pati menyelenggarakan kegiatan penjangkauan (outreach)

berbasis masyarakat di 3 (tiga) provinsi meliputi Jateng, Jatim dan DIY dengan

sasaran / target 120 kader dan 260 penerima manfaat terbagi atas Kabupaten

Pati (65 penerima manfaat, 30 kader), Kabupaten Grobogan (65 penerima

manfaat, 30 kader), Kabupaten Sleman ( 65 penerima manfaat, 30 kader), dan

Kabupaten Tuban (65 penerima manfaat, 30 kader). Kemudian 260 penerima

manfaat tersebut akan mendapatkan bantuan sosial Usaha Ekonomi Produktif

melalui rekening.

Kegiatan ini bermaksud memberikan bimbingan teknis dan edukasi pada kader

rehabilitasi sosial, penderita gangguan jiwa tentang bagaimana penanganan yang

tepat pada penderita gangguan jiwa, menggali permasalahan yang muncul pada

keluarga penyandang disabilitas mental dan memberikan saran bagaimana

penanganan yang tepat dengan mengutamakan prinsip persamaan hak, non stigma

dan ras. Sehingga diharapkan setelah mengikuti kegiatan penjangkauan ini kader

mendapatkan pengetahuan praktis dan merawat penyandang disabilitas mental

dirumah dan mendukung pengembangan dan pemanfaatan bantuan sosial Usaha

Ekonomi Produktif.

Sedangkan kegiatan penyangkauan dapat berjalan dengan baik jika data

penerima manfaat dan kader valid, sehingga pelaksanaan kegiatan validasi adalah

tahapan paling penting dalam proses kegiatan penjangkauan berbasis masyarakat,

Validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa

tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang

digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang

diinginkan.

49

Validasi data calon penerima manfaat dan kader adalah suatu tindakan

pembuktian dengan cara memeriksa kelengkapan berkas administrasi penerima

manfaat dan kader sebagai sasaran layanan penyangkauan berbasis masyarakat.

Pada tahapan selanjutnya diperlukan bimbingan teknis karena hal ini

sebagai dasar awal pembekalan kepada para kader pendamping disabilitas

mental, hingga pada tahap intervensi layanan dengan memberikan materi

oleh para narasumber ahli.

Berdasarkan tema penjangkauan berbasis masyarakat “ Implementasi rehabilitasi

sosial berbasis masyarakat (RSBM) sebagai langkah kepedulian masyarakat dalam

upaya pemulihan keberfungsian sosial penyandang disabilitas mental”, tujuan

kegiatan Validasi, Bimtek dan Intervensi ini sebagai berikut.

1. Validasi Data

- Melakukan pemeriksaan berkas atau dokumen calon peserta kegiatan

penjangkauan berbasis masyarakat agar tidak salah sasaran

- Menjaga keabsahan dan mengecek kelengkapan dokumen

- Menghimpun data valid untuk di buatkan Surat Keputusan sebagai

peserta kegiatan penjangkauan yang syah dan dapat

dipertanggungjawabkan

2. Bimtek

- Memberikan bimbingan teknis kepada kader agar mampu melakukan

pendampingan dan perawatan pada penyandang disabilitas

- Memberikan pengarahan agar kader mengetahui tugas pokok dan

fungsi sebagai pendamping disabilitas mental

- Memberikan bimbingan dalam pemanfaatan bantuan agar tidak salah

penggunaan

- Menjelaskan form dan instrument pelaporan sebagai bentuk

pertanggungjawaban melaksanakan kegiatan pendampingan

- Meningkatkan wawasan terkait pemberdayaan disabilitas mental di

keluarga dan masyarakat

3. Intervensi

- Memperluas jangkauan pelayanan rehabilitasi sosial berbasis

masyarakat bagi kader dan

B. TUJUAN

50

- Membangun kepedulian dan kerjasama dari para stake holder, dan

masyarakat dalam menangani Penyandang disabilitas

- Memberikan stimulan kepada disabilitas mental untuk

mengembangkan usaha melalui pemanfaatan bantuan sosial

- Memberdayakan peran masyarakat untuk peduli kepada disabilitas

mental

- Meningkatkan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas mental

- Membantu memecahkan permasalahan terkait penanganan

Penyandang disabilitas mental di keluarga dan masyarakat melalui

konseling

1. Undang Undang No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

2. Undang –Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

3. Permensos RI No 16 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial

Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental “Margo Laras” Pati

Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Pati sebagai berikut;

1. Kegiatan Validasi dilaksanakan pada tanggal 2 April 2018

2. Kegiatan Bimtek dilaksanakan oleh tim panitia /profesi margo laras pada tanggal 3

April 2018

3. Kegiatan Intervensi dengan mendatangkan narasumber ahli dari Perawat Jiwa dari

IPKJI Jateng, terkait penanganan disabilitas mental di Masyarakat disertai

penyerahan bantuan alat kebersihan diri, kegiatan tersebut dilaksanakan pada

tanggal 4 April 2018

Kegiatan Validasi, bimtek dan intervensi diikuti oleh 6 petugas dari PSRSPDM “ Margo

Laras” di Pati, kemudian pesertanya 30 orang kader disabilitas mental dan 60 penerima

manfaat ditambah orang tua/wali, Narasumber kegiatan terdiri atas narasumber ahli

keperawatan Jiwa dari IPKJI Jateng.

Kegiatan Penjangkauan Berbasis Masyarakat PSRSPDM Margo laras di Pati berdasarkan

DIPA: Sp. DIPA-027.04.2.030952/2018

C. DASAR HUKUM

D. WAKTU DAN TEMPAT

G. ANGGARAN

E. PESERTA DAN NARASUMBER

51

Demikian Laporan kegiatan Validasi, Bimtek dan Intervensi Penjangkauan Berbasis

Masyarakat Tahun 2018, kegiatan telah berjalan dengan lancar dan bermanfaat

Pati, 28 April 2018

Plt. Kepala

ttd

Dra. Erna Susilowati

I. PENUTUP

52

JADWAL KEGIATAN SUPERVISI DAN MONITORING REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT PSRSPDM MARGO LARAS DI PATI

TAHUN 2018

No Waktu Nama Petugas Tempat

BULAN MEI 1 4 Mei 2018 Pak Yasin, Bu Erna, Bu Dhania, Bu

Dina, Pak Asep, Pak Sukardi Pati

2 7 Mei 2018 Bu Jiwa, Bu Erna, Bu Dhania, Bu Uning, Pak Ranu, Pak Joko

Grobogan

3 8-9 Mei 2018 Bu Jiwa, Pak Sukardi, Bu Diah, Pak Santo, Pak Dwi Boy, Pak Wahyu

Sleman

4 8-9 Mei 2018 Bu Erna, Bu Dhania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Hendra, Bu Yatin

Tuban

BULAN JUNI 1 29 Juni 2018 Bu Erna, Pak Wandi, Bu Dhania, Pak

Ranu, Pak Asrofi, Pak Kistanto Grobogan

BULAN JULI 1 3-4 Juli 2018 Pak Sukardi, Pak Wandi, Pak Tri, Pak

Andrias, Pak Edy, Pak Kistanto Tuban

2 3-4 Juli 2018 Bu Dhania, Pak Santo, Bu Sutini, Pak Wahyu, Pak Dwi Boy, Bu Yatin

Sleman

3 9 Juli 2018 Pak Yasin, Bu Erna, Bu Dhania, Bu Dina, Pak Asrofi, Bu Tika

Pati

4 16 Juli 2018 Bu Erna, Pak Tri, Bu Dania, Bu Dina, Bu Sutini, Bu Tika

Pati

5 18 Juli 2018 Bu Erna, Pak Giri, Pak Kistanto, Pak Tri, Pak Ranu, Bu Masmirah

Grobogan

6 23-24 Juli 2018 Bu Erna, Bu Dhania, Pak Santo, Pak Hendra, Pak Wahyu, Pak Boy

Sleman

7 30-31 Juli 2018 Bu Erna, Pak Giri, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Wandi

Tuban

BULAN AGUSTUS 1 1 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Yasin, Pak Tri, Bu Dania,

Bu Dina, Pak Asrofi Pati

2 2 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Yasin, Bu Yatin, Pak Tri, Bu Dania, Pak Ranu

Grobogan

3 20-21 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Giri, Bu Dania, Pak Santo, Bu Yatin, Pak Wahyu

Sleman

4 27-28 Agustus 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Sukardi, Bu Masmirah

Tuban

BULAN SEPTEMBER 1 3 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Bu Dina, Bu Feni,

Bu Uning, Bu Tika Pati

2 4 September 2018 Bu Erna, Bu Yatin, Pak Tri, Bu Dania, Pak Ranu, Pak Indra

Grobogan

3 18-19 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Santo, Bu Ajeng, Pak Wahyu, Pak Boy

Sleman

4 24-25 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Bu Ajeng, Pak Hendra

Tuban

53

LAPORAN KEGIATAN PENJANGKAUAN BERBASIS

MASYARAKAT DI KABUPATEN PATI, KABUPATEN

GROBOGAN, KABUPATEN SLEMAN, DAN

KABUPATEN TUBAN

TEMA KEGIATAN

“ IMPLEMENTASI REHABILITASI SOSIAL BERBASIS MASYARAKAT (RSBM)

SEBAGAI LANGKAH KEPEDULIAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PEMULIHAN

KEBERFUNGSIAN SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL”

54

Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami

keterbatasan fisik, intelektual, mental dan sensorik dalam jangka waktu yang

lama dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan atau

kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara

lainya berdasarkan persamaan hak. Sedangkan penyandang disabilitas mental

Penyandang disabilitas mental adalah Orang Dengan Gangguan Jiwa yang dalam

jangka waktu lama mengalami hambatan dalam interaksi dan partisipasi di

masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan yang lainnya. Permasalahan gangguan

jiwa menurut Undang-Undang Kesehatan Jiwa No. 18 Tahun 2014 merupakan

permasalahan yang berkaitan dengan gangguan dalam pikiran, perilaku, dan

perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan

perilaku. Permasalahan gangguan jiwa dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat

menimbulkan beban tidak saja bagi penyandangnya tetapi juga bagi keluarganya,

apabila tidak mendapatkan penanganan secara tepat.

Kurang lebih Sekitar 15% dari jumlah penduduk dunia, atau sebanyak

satu milyar orang, adalah penyandang disabilitas. Orang seringkali tidak

menyadari banyaknya penyandang disabilitas di seluruh dunia dan tantangan

yang mereka hadapi. Pemerintah dituntut mempunyai misi untuk meningkatkan

kualitas hidup bagi para penyandang disabilitas melalui upaya nasional, regional

dan global dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai fungsi

penyandang disabilitas dalam pembangunan nasional.

Laporan WHO juga menyebutkan, jumlah penderita disabilitas tubuh,

mental dan sosial di dunia saat ini sekitar lebih dari 600 juta orang. 80 persen

dari jumlah itu berada di kalangan negara-negara berkembang. Perlu diketahui

juga, anak-anak mengambil porsi sepertiga dari total penderita disabilitas dunia.

Berdasarkan pelbagai data yang ada, dari setiap sepuluh anak yang lahir di

dunia, seorang diantaranya menderita disabilitas bawaan atau pun mengalami

disabilitas pasca masa kelahiran akibat beragam insiden. Beragam hasil

penelitian menunjukkan, persoalan utama yang banyak dihadapi penderita

disabilitas saat ini ternyata bukan hanya disebabkan oleh faktor kesehatan, tapi

lebih banyak dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya. Sebagian besar

penderita disabilitas mengalami persoalan fisik, budaya dan sosial. Hambatan

sosial, merupakan salah satu penghalang utama bagi penyandang disabilitas

untuk memperoleh fasilitas publik yang layak. Di sisi lain, tidak adanya

pandangan sosial yang obyektif telah meminggirkan penderita disabilitas dari

lingkaran interaksi sosial yang sehat.

Sasaran penerima manfaat penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui

pelayanan rehabilitasi sosial terdiri atas dua aspek yaitu pelayanan berbasis

B. LATAR BELAKANG

55

institusi dalam panti dan pelayanan berbasis keluarga atau masyarakat melalui

program outreach (penjangkauan)

PSRSPDM Margo Laras di Pati sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian

Sosial RI yang berada digarda terdepan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi

penyelenggaraan kesejahteraan sosial dari pilar intervensi pelayanan rehabilitasi

sosial bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), oleh karena itu

PSRSPDM Margo Laras Pati menyelenggarakan kegiatan penjangkauan (outreach)

berbasis masyarakat di 3 (tiga) provinsi meliputi Jateng, Jatim dan DIY dengan

sasaran / target 120 kader dan 260 penerima manfaat terbagi atas Kabupaten

Pati (65 penerima manfaat, 30 kader), Kabupaten Grobogan (65 penerima

manfaat, 30 kader), Kabupaten Sleman ( 65 penerima manfaat, 30 kader), dan

Kabupaten Tuban (65 penerima manfaat, 30 kader). Kemudian 260 penerima

manfaat tersebut akan mendapatkan bantuan sosial Usaha Ekonomi Produktif

melalui rekening.

Kegiatan ini bermaksud memberikan bimbingan teknis dan edukasi pada kader

rehabilitasi sosial, penderita gangguan jiwa tentang bagaimana penanganan yang

tepat pada penderita gangguan jiwa, menggali permasalahan yang muncul pada

keluarga penyandang disabilitas mental dan memberikan saran bagaimana

penanganan yang tepat dengan mengutamakan prinsip persamaan hak, non stigma

dan ras. Sehingga diharapkan setelah mengikuti kegiatan penjangkauan ini kader

mendapatkan pengetahuan praktis dan merawat penyandang disabilitas mental

dirumah dan mendukung pengembangan dan pemanfaatan bantuan sosial Usaha

Ekonomi Produktif.

Berdasarkan tema penjangkauan berbasis masyarakat “ Implementasi rehabilitasi sosial berbasis masyarakat (RSBM) sebagai langkah kepedulian masyarakat dalam upaya pemulihan keberfungsian sosial penyandang disabilitas mental”, tujuan kegiatan ini sebagai berikut.

1. Memperluas jangkauan pelayanan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat bagi kader dan

2. Membangun kepedulian dan kerjasama dari para stake holder, dan masyarakat dalam

menangani Penyandang disabilitas

3. Memberikan bimbingan teknis dan intervensi kepada kader agar mampu melakukan

pendampingan dan perawatan pada penyandang disabilitas

4. Memberikan stimulan kepada disabilitas mental untuk mengembangkan usaha melalui

pemanfaatan bantuan sosial

5. Memberdayakan peran masyarakat untuk peduli kepada disabilitas mental

6. Meningkatkan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas mental

7. Membantu memecahkan permasalahan terkait penanganan Penyandang disabilitas mental

di keluarga dan masyarakat.

B. TUJUAN

56

1. Undang Undang No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial

2. Undang –Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

3. Permensos RI No 16 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial

Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental “Margo Laras” Pati

Kegiatan Penjangkauan dilaksanakan di tiga provinsi meliputi Jateng, Jatim dan DIY

1. Kab. Pati

Bimtek : 3 April 2018

Intervensi : 4 April 2018

Supervisi dan Monitoring : 4 Mei, 16 Juni, 16 Juli, 1 Agustus, 3 September 2018

2. Kab. Grobogan

Bimtek : 10 April 2018

Intervensi : 11 April 2018

Supervisi dan Monitoring : 7 Mei, 27 Juni, 18 Juli, 2 Agustus, 4 September 2018

3. Kab. Sleman

Bimtek : 18 April 2018

Intervensi : 19 April 2018

Supervisi dan Monitoring : 8-9 Mei, 28-29 Juni, 23-24 Juli, 20-21 Agustus, 18-19

September 2018

4. Kabupaten Tuban

Bimtek : 25 April 2018

Intervensi : 26 April 2018

Supervisi dan Monitoring: 8-9 Mei, 28-29 Juni, 17-18 Agustus, 24-25 September 2018

Kegiatan Penjangkauan diikuti oleh 120 orang kader disabilitas mental dan 260 penerima

manfaat

Narasumber kegiatan terdiri atas narasumber ahli dan instruktur vokasional

JADWAL KEGIATAN PENJANGKAUAN BERBASIS MASYARAKAT

PSRSPDM “MARGO LARAS” PATI (terlampir)

C. DASAR HUKUM

D. WAKTU DAN TEMPAT

E. PESERTA DAN NARASUMBER

F. JADWAL KEGIATAN

57

KEGIATAN PENJANGKAUAN BERBASIS MASYARAKAT “MARGO LARAS” PATI,

1. Pengarah : Dra. Jiwaningsih

2. Penanggung Jawab : Dra. Erna Susilowati

3. Sekretaris : Susanto dan Sukardi

4. Bendahara : Dhania YP, Diah Fajarini, Ajeng Kinasih Savitri

5. Seksi pelaksanaan disesuaikan Tim Yang berangkat

Kegiatan Penjangkauan Berbasis Masyarakat PSRSPDM Margo laras di Pati berdasarkan

DIPA: Sp. DIPA-027.04.2.030952/2018

Demikian proposal kegiatan Penjangkauan RBM Tahun 2018, diharapkan kegiatan

berjalan dengan baik

Pati, 28 Maret 2018

Kepala

Dra. Jiwaningsih, M.Si

G. SUSUNAN PANITIA

H. ANGGARAN

II. PENUTUP

58

JADWAL KEGIATAN SUPERVISI DAN MONITORING REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT PSRSPDM MARGO LARAS DI PATI

TAHUN 2018

No Waktu Nama Petugas Tempat

BULAN MEI 1 4 Mei 2018 Pak Yasin, Bu Erna, Bu Dhania, Bu

Dina, Pak Asep, Pak Sukardi Pati

2 7 Mei 2018 Bu Jiwa, Bu Erna, Bu Dhania, Bu Uning, Pak Ranu, Pak Joko

Grobogan

3 8-9 Mei 2018 Bu Jiwa, Pak Sukardi, Bu Diah, Pak Santo, Pak Dwi Boy, Pak Wahyu

Sleman

4 8-9 Mei 2018 Bu Erna, Bu Dhania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Hendra, Bu Yatin

Tuban

BULAN JUNI 1 29 Juni 2018 Bu Erna, Pak Wandi, Bu Dhania, Pak

Ranu, Pak Asrofi, Pak Kistanto Grobogan

BULAN JULI 1 3-4 Juli 2018 Pak Sukardi, Pak Wandi, Pak Tri, Pak

Andrias, Pak Edy, Pak Kistanto Tuban

2 3-4 Juli 2018 Bu Dhania, Pak Santo, Bu Sutini, Pak Wahyu, Pak Dwi Boy, Bu Yatin

Sleman

3 9 Juli 2018 Pak Yasin, Bu Erna, Bu Dhania, Bu Dina, Pak Asrofi, Bu Tika

Pati

4 16 Juli 2018 Bu Erna, Pak Tri, Bu Dania, Bu Dina, Bu Sutini, Bu Tika

Pati

5 18 Juli 2018 Bu Erna, Pak Giri, Pak Kistanto, Pak Tri, Pak Ranu, Bu Masmirah

Grobogan

6 23-24 Juli 2018 Bu Erna, Bu Dhania, Pak Santo, Pak Hendra, Pak Wahyu, Pak Boy

Sleman

7 30-31 Juli 2018 Bu Erna, Pak Giri, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Wandi

Tuban

BULAN AGUSTUS 1 1 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Yasin, Pak Tri, Bu Dania,

Bu Dina, Pak Asrofi Pati

2 2 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Yasin, Bu Yatin, Pak Tri, Bu Dania, Pak Ranu

Grobogan

3 20-21 Agustus 2018 Bu Erna, Pak Giri, Bu Dania, Pak Santo, Bu Yatin, Pak Wahyu

Sleman

4 27-28 Agustus 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Pak Sukardi, Bu Masmirah

Tuban

BULAN SEPTEMBER 1 3 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Bu Dina, Bu Feni,

Bu Uning, Bu Tika Pati

2 4 September 2018 Bu Erna, Bu Yatin, Pak Tri, Bu Dania, Pak Ranu, Pak Indra

Grobogan

3 18-19 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Santo, Bu Ajeng, Pak Wahyu, Pak Boy

Sleman

4 24-25 September 2018 Bu Erna, Bu Dania, Pak Andrias, Pak Edy, Bu Ajeng, Pak Hendra

Tuban

59

Galeri Foto

60

61

LAPORAN

PERTEMUAN ORANG TUA/WALI PENERIMA MANFAAT REGULER

PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI

TANGGAL 21 S/D 22 JUNI 2018

1. Pendahuluan

Pertemuan orang tua/wali Penerima Manfaat reguler merupakan suatu wadah untuk

mempertemukan orangtua/wali dengan Penerima Manfaat regular yang tinggal didalam

panti. Melalui pertemuan ini diharapkan akan tercipta sinergitas yang solid antara

orangtua/wali dan lembaga berkaitan dengan rehabilitasi Penerima manfaat eks

psikotik. Dalam hal ini lembaga akan menyampaikan informasi tentang Program

Pelayanan Rehabilitasi serta mempersiapkan orang tua/wali tentang pengembalian

Penerima Manfaat kedalam keluarga.

2. Nama Kegiatan

PERTEMUAN ORANG TUA / WALI PENERIMA MANFAAT REGULER

Dengan Tema “Meningkatkan Kerja Sama Dengan Orang Tua/Wali Penerima

Manfaat Dalam Rangka Keberhasilan Program Rehabilitasi Sosial”

3. Maksud dan tujuan

a. Maksud kegiatan

- Sebagai upaya untuk meningkatkan kerjasama antara orang tua/wali Penerima

Manfaat dengan PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati dalam rangka keberhasilan

Program Rehabilitasi Sosial bagi para Penerima Manfaat.

b. Tujuan kegiatan

- Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan orang tua/wali tentang program

rehabilitasi bagi penyandang disabilitas mental

- Mempersiapkan PM, orang tua/wali serta keluarga tentang proses Resosialisasi

Penerima Manfaat ke dalam lingkungan keluarga dan masyarakat

4. Waktu dan tempat pelaksanaan

Tanggal : 21 s/d 22 Juni 2018

Hari : Kamis s/d Jumat

Tempat : PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI

( Kegiatan terlampir )

5. Sasaran

- Penerima Manfaat dan Orang tua/wali sebanyak 100 orang

62

6. Manfaat / hasil yang dicapai

a. Orang tua/wali akan lebih siap untuk menerima kembali Penerima Manfaat

b. Penerima Manfaat akan lebih percaya diri setelah mendapatkan pelayanan

rehabilitasi di PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati

7. Biaya

Semua biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini berasal dari DIPA PSRSPDM “Margo

Laras” DiPati, Nomor : SP.DIPA-027.04.2.030952/2018 tanggal 5 Desember 2017

Tahun Anggaran 2018. MAK : 2243.001.021.101 point G : Pertemuan Orang Tua

8. Penutup

Demikian proposal kegiatan Pertemuan Orang Tua / Wali Penerima Manfaat kami

sampaikan semoga dapat bermanfaat, berjalan dengan baik dan lancar.

Pati, 7 Juni 2018

Kepala Seksi Rehsos Petugas

ttd ttd

Dra. Erna Susilowati K i s t a n t o

Mengetahui

Kepala PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati

Dra. Jiwaningsih, M.Si

63

Susunan Panitia:

Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si

Penanggung Jawab : Dra. Erna Susilowati

Ketua : Suwandi, S.Sos

Sekretaris : Kistanto

Bendahara : Dhania Yusana Putri, S.Psi

Dokumentasi : Diah Fajarini

Seksi Acara : Edy Widaryanto, SST (Semua Peksos)

Pembawa Acara (MC) : Jauhar Khasanati

Seksi Konsumsi : Yatin Sutini

Ronanti Kristin

Jauhar Uning

Perlengkapan : Suharto Kamin

Yahmadi Priyo Ismono

Pengasramaan : Sukardi, SH

Dwi Boy Martriosya

Seksi Kesehatan : Dian Alif Ranu Dewa

Andre S

Kesar Dina

Dokumentasi

64

Susunan acara Pertemuan Orang Tua/Wali Penerima Manfaat

PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati

NO HARI/JAM ACARA PEMATERI KETERANGAN PIC

1 Kamis

12.30 – 14.00 Registrasi Peserta Absen

Kistanto,

Sukardi

2 Kamis

14.00 – 15.00 ISOMA

3 Kamis

15.00 – 17.00

Konsultasi Wali

Pengampu Peksos Materi Peksos

4 Kamis

17.00 – 17.30 ISOMA

5 Kamis

17.30 – 21.00

Konsultasi Wali

Pengampu Peksos Materi Peksos

6 Jumat

08.00 – 08.10 Pembukaan, Materi, Sound Jauhar K

7 Jumat

08.10 – 08.20 Pembacaan Doa Materi, Sound Susanto

8 Jumat

08.20 – 08.40

Laporan Penyelenggara

oleh Dra. Erna. S Dra. Erna. S Materi, Sound Jauhar K

9 Jumat

08.40 – 09.00

Pembukaan Kegiatan oleh

Kepala PSRSPDM

Dra.

Jiwaningsih Materi, Sound Jauhar K

10 Jumat

09.00 – 11.00 Materi tentang ODGJ Psikiater Materi, Sound Jauhar K

11 Jumat

11.00 - selesai Pembagian Transport Tim Rehsos

Daftar Peserta,

uang transport Dhania

Pati, 7 Juni 2018

Kepala

PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati

Dra. Jiwaningsih, M.Si

65

LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK BELAJAR KERJA (PBK)

TAHUN 2018 A. PENDAHULUAN

Praktek Belajar Kerja merupakan kegiatan yang berorientasi pada bentuk pembelajaran

kepada Peneriama Manfaat untuk mengembangkan dan meningkatkan tenaga kerja

disabilitas mental yang berkualitas. Dengan mengikuti Praktek Belajar Kerja diharapkan

dapat menambah pengetahuan, ketrampilan Penerima Manfaat dalam mempersiapkan diri

untuk menghadapi masyarakat dan dunia kerja yang sebenarnya.

Selain Praktek Belajar Kerja mampu mengembangkan kemampuan Penerima Manfaat

PSRSPDM “Margo Laras” di Pati sekaligus persiapan dalam mengahadapi masyarakat

luar dan mengatasi masalah yang muncul dalam Praktek Belajar Kerja.

Praktek Belajar Kerja ini dilaksanakan kepada Penerima Manfaat sebelum kegiatan

resosialisasi. Kegiatan ini akan dilaksanakan di beberapa tempat sesuai dengan asessmen

Penerima Manfaat yang dilakukan oleh Pekerja Sosial.

B. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan Praktek Belajar Kerja antara lain,

1. Memberikan motivasi kerja yang baik bagi Penerima Manfaat

2. Melatih ketrampilan yang dimiliki Penerima Manfaat sehingga dapat bekerja dengan

baik

3. Menambah kreativitas Penerima Manfaat agar dapat mengembangkan dalam dirinya

4. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik serta

dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

C. SASARAN

Sasaran dalam kegiatan ini adalah Penerima Manfaat sejumlah 20 orang, yaitu

NO NAMA PM LOKASI PBK

1 Ikha Rahmawati ABBIDA Collection & Batik Bakaran

2 Purwatiningsih ABBIDA Collection & Batik Bakaran

3 Pranowo Batik Bakaran "Yuliati Warno"

4 Yatmanto Batik Bakaran "Yuliati Warno"

5 Moh. Asyhari Batik Bakaran "Yuliati Warno"

6 Agus Triyono Pertanian

7 Hamzah Pertanian

8 Slamet Riyadi Pertanian

9 Supriyanto Pertanian

66

10 Arif Budiman Pertanian

11 Giyanto Pertanian

12 Dhani Sukoco Pertanian

13 Moh. Mawardi Bengkel

14 Tri Zaenuri Bengkel

15 Alif Febrianto Bengkel

16 Slamet Karianto Bengkel

17 Aji Kisworo Peternakan

18 Edi Prayitno Peternakan

19 Handara Sofyan Peternakan

20 Puji Riyanto Peternakan

D. TANGGAL PELAKSANAAN

1. Kegiatan Praktek Belajar Kerja dilaksanakan mulai tanggal 18 Juli 2018 sampai

dengan 30 Agustus 2018.

2. Jam Kerja Penerima manfaat setiap harinya pukul 08.00 – 12.00 WIB

3. Tempat pelaksanaan Praktek Belajar Kerja :

a. ABBIDA Collection & Batik Bakaran

b. Batik Bakaran "Yuliati Warno"

c. Peternakan Kelinci

d. Pertanian (Taman dan Jamur)

e. Bengkel (Dinamo dan Sepeda Motor)

E. PELAKSANAAN

Pelaksanaan Praktek Belajar Kerja Penerima Manfaat PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan Jum’at dari jam 08.00 – 12.00 WIB.

Setiap harinya sebanyak 20 Penerima Manfaat diantar dan dengan pendampingan petugas

ke masing – masing lokasi PBK. Dalam pendampingan petugas melakukan evaluasi dan

monitoring terhadap Penerima Manfaat saat bekerja. Penerima Manfaat melakukan tugas

sesuai dengan tugas dan arahan dari instruktur.

Dalam pendampingan petugas melakukan kerjasama dengan instruktur agar dapat

membimbing serta memberikan motivasi kepada Penerima Manfaat, sehingga dapat

mempunyai semangat untuk mendapatkan ketrampilan tambahan sebagai bekal mereka

nanti setelah kembali ke dalam keluarga.

67

Penerima Manfaat sejauh dari monitoring yang dilakukan petugas pendamping dapat

melakukan tugas – tugas yang diberikan oleh instruktur dengan baik. Penerima Manfaat

selama Praktek Belajar Kerja di lokasi masing – masing merasa nyaman, dapat

bersosialisasi dengan lingkungan, dan dapat berkomunikasi dengan baik.

Setelah jam 12.00 WIB, Penerima Manfaat kembali dijemput oleh pendamping dan

petugas untuk selanjutnya kembali di PSRSPDM “Margo Laras” di Pati untuk mengikuti

kegiatan di panti.

F. HASIL YANG DICAPAI

Hasil yang dicapai dari kegiatan Praktek Belajar Kerja adalah

1. Penerima Manfaat dapat memahami, mengembangkan ketrampilan sebagai bekal nanti

setelah keluar dari panti

2. Penerima Manfaat memperoleh pengathuan dan wawasan yang lebih luas mengenai

dunia kerja

3. Penerima Manfaat dapat mengetahui arti penting disiplin dan tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas.

G. PENUTUP

1. Kesimpulan

Dengan adanya kegiatan Praktek Belajar Kerja ini, dapat kami simpulkan bahwa

kegiatan ini sangat bermanfaat. Penerima Manfaat mendapatkan banyak

pengalamankerja yang pasti akan sangat bermanfaat untuk kedepannya. Selain itu,

Praktek Belajar Kerja yang dilakukan sangat membantu dalam meningkatkan potensi

ketrampilan yang dimiliki Penerima Manfaat.

2. Saran

Kami sadar dalam melaksanakan kegiatan Praktek Belajar Kerja masih banyak

kekurangan. namun kami telah berusaha melaksanakan secara maksimal. Selain itu,

laporan Praktek Belajar Kerja ini juga belum sempurna. Oleh karena itu, saran yang

membangun sangat kami perlukan guna memperbaiki laporan ini.

Mengetahui

Kepala Seksi Yanrehsos

ttd

Dra. Erna Susilowati

3 September 2018

Penyusun,

ttd

Tika Putri Setyawati

68

69

LAPORAN KEGIATAN TERAPI KELOMPOK

“ MERAJUT KEBERSAMAAN CIPTAKAN KEBAHAGIAAN”

Temanggung, 29-30 Oktober 2018

70

PENGANTAR

“ Kami panjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan taufiqNya kepada kita

semua, sehingga kegiatan terapi

kelompok berjalan dengan baik dan

lancar tanpa ada halangan suatu

apapun. Kegiatan terapi kelompok di

Tawangmangu diselenggarakan selama

dua hari dari tanggal 29 – 30 Oktober 2018, dengan melibatkan seluruh pendamping. Peran

pendamping adalah memberikan pendampingan kepada para penerima manfaat selama

kegiatan yang mengusung tema “ Merajut kebersamaan ciptakan kebahagiaan”. Diharapkan

menjadi media untuk meningkatkan kebersamaan keluarga PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati

dalam memberikan pelayanan prima. Terapi kelompok sangat bermanfaat bagi pemulihan

penyandang disabilitas mental, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, berinteraksi sosial

antar penerima manfaat dan pendamping, serta bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Kami mengucapkan terimakasih atas kepedulian para pendamping dan keterlibatan

panitia sehingga kegiatan ini berjalan sesuai harapan dan rencana. Laporan kegiatan ini masih

banyak kekurangan, dan kami tetap mengharapkan masukan konstruktif demi

kesempurnaan. Demikian laporan ini dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban.

71

“ Saya sangat senang pak, ikut kegiatan terapi kelompok ini, terhibur ....banyak hadiah dapat energen, coklat, es cream, pokoknya seneng dech... (Pay)

KESAN PENERIMA MANFAAT

Alhamdulillah saya tidak mabuk diperjalanan, saya sangat senang diajak jalan-jalan dan main - games saat terapi kelompok tadi, dapat banyak hadiah, biasanya kalo ditempat dingin saya batuk, tapi saking senangnya saya tidak batuk dan semangat (Puji)

“ Saya senang dengan kegiatan terapi kelompok di tawangmangu, biasanya mabuk diperjalanan tetapi karena sangat senang jadi tidak mabuk, saya juga dapat uang saku dari panti nanti rencana buat belanja baju untuk anak saya nanti buat oleh-oleh saat saya sudah lulus, semoga Margo Laras terus jaya”(Pur)

72

DAFTAR ISI

Pengantar Kesan Penerima manfaat BAB 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan

BAB II. Isi Laporan

A. Judul dan tema kegiatan B. Tempat dan waktu pelaksanaan C. Peserta kegiatan D. Bentuk Kegiatan E. Susunan Panitia F. Anggaran G. Pelaksanaan kegiatan

III. Penutup Lampiran - Lampiran

73

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penerima manfaat memiliki hak untuk hidup berkelompok dimana satu

dengan yang lainya saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa menjadi milik orang lain atau

keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan mendapatkan

penghargaan dari orang lain.

Pada dasarnya penerima manfaat adalah individu yang memerlukan

motivasi dan hubungan timbal balik melalui kelompok dan kerjasama. Kegiatan

terapi kelompok di Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas

Mental “ Margo Laras” di Pati diharapkan memberikan dampak positif dalam

upaya pemulihan keberfungsian sosial, meningkatkan perilaku adaptif dan

mengurangi perilaku maladaptive. Terapi kelompok yang dilaksanakan

melibatkan peran seluruh pendamping sehingga dapat mewujudkan

kebersamaan.

Terapi kelompok adalah terapi yang dilakukan melalui sebuah kelompok namun

memiliki kegiatan yang terstruktur dan memberikan efek terapeutik bagi anggotanya.

Efek terapeutik yaitu kegiatan yang dilakukan dalam kelompok akan memberikan efek

terapi kepada masing-masing anggota. Mereka akan belajar untuk membuka diri,

menceritakan masalah, mendengar pendapat atau saran dari anggota lain.

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi untuk memulihkan fungsi sosial,

terutama bagi penyandang disabilitas mental terapi kelompok dapat dikelompokan

menjadi terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif /persepsi, sensori bagi penerima

manfaat yang memiliki halusinasi, terapi kelompok orientasi realita dan sosialisasi bagi

penerima manfaat isolasi sosial atau menarik diri agar mampu bersosialisasi.

B. Maksud dan Tujuan

Kegiatan terapi kelompok (group therapy) bertujuan ;

1. Meningkatkan kemampuan sosialisasi

2. Memberikan pengalaman baru

3. Melatih proses menerima umpan balik

4. Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan orang lain

5. Meningkatkan identitas diri

6. Menyalurkan emosi secara konstruktif

7. Meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif

74

8. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri

9. Meningkatkan kemampuan empati

10. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

11. Memberikan efek relaksasi

12. Membangun kebersamaan

75

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Nama Kegiatan

Terapi Kelompok (Group Therapy)

B. Tema Kegiatan

Tema “ Merajut Kebersamaan Mencapai Kebahagiaan”

C. Tempat dan waktu pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di Tawangmangu pada tanggal 29-30 Oktober 2018

D. Bentuk Kegiatan

- Wisata di tempat rekreasi

- Terapi kelompok di Taman Balekambang

E. Peserta kegiatan

Jumlah Peserta yang hadir pada kegiatan tersebut 90 orang terdiri dari:

1. Penerima manfaat berjumlah 50 orang

2. Pendamping berjumlah 40 orang

F. Susunan Panitia

1. Penasehat

: Dra. Jiwaningsih, M.Si 2. Penanggungjawab : Dra. Erna Susilowati 3. Ketua

: Suwandi, S,Sos

4. Sekretaris

: Susanto

Kristina Ratna

5. Bendahara

: Dhania Yusana Putri

Ajeng Kinasih Savitri

6. Seksi Perlengkapan : Kistanto (Koordinator)

Dwi Boy Martriosya

Yachmadi

7. Seksi Dokumentasi : Hendra Purnomo Hadi

Diah Fajarini

8. Seksi Konsumsi

: Ronanti Nurhamidah (Koordinator)

Yatin

Masmirah

Retno Dumilah

76

9. Seksi Acara

: Tri Widodo

Wahyu Sri Pamarto

Indrawan Imam Santoso

10. Seksi Kesehatan

: Semua Perawat

Andrias Sulistyo

Dian Alif Ranu

11 Koordinator Bus A : Edy Widaryanto 12 Koordinator Bus B : Joko Mardoyo

G. Anggaran

Pembiayaan kegiatan Terapi Kelompok di Tawangmangu dibebankan kepada DIPA Nomor: SP.DIPA-027.04.2.030952/2018 tanggal 5 Desember 2017 Tahun Anggaran 2018

H. Pelaksanaan kegiatan

1. Tahap persiapan

Rapat pembentukan kepanitiaan dan persiapan, Kegiatan rapat dipimpin

oleh penanggungjawab kegiatan yaitu Kasie Yanrehsos, Dra Erna Susilowati

terkait koordinasi kesiapan masing-masing koordinator kegiatan. Ketua

Panitia memimpin rapat lanjutan dan finalisasi persiapan kegiatan.

2. Pelaksananaan Kegiatan

Kegiatan terapi kelompok PSRSPDM “ Margo Laras” di Tawangmangu Solo

1. Tanggal 29 Oktober 2018

a) 06.30 – 07.00 Berkumpul di penjemputan (PSRSPDM “MARGO LARAS” DI

PATI)

b) 07.00 – 17.30 Berangkat menuju Tawangmangu

c) 07.00 – 07.30 Welcome Snack 1

d) 12.00 – 13.00 Makan siang di RM. Jimbara, Karangpandan

e) 13.15 – 13.30 Snack 2

f) 13.00 – 14.00 Perjalanan menuju Bukit Sekipan Tawangmangu

g) 14.00 – 16.30 Menikmati wisata di Bukit Sekipan Tawangmangu

h) 16.30 – 17.00 Perjalanan menuju hotel Bintang Tawangmangu, proses

check in

i) 18.00 – 19.00 Makan malam di Hotel, dilanjutkan istirahat

77

2. Tanggal 30 Oktober 2018

a) 06.00 – 07.30 Makan pagi di hotel

b) 07.30 – 08.00 Persiapan check out

c) 08.00 – 08.30 Menuju Taman Balekambang Tawangmangu

d) 08.30 – 10.30 Kegiatan Terapi Kelompok Fun Games

e) 09.00 – 09.30 Snack 3

f) 10.30 – 12.00 Perjalanan menuju Solo

g) 12.00 – 13.00 Makan siang di RM. Taman Sari Solo

h) 13.00 – 14.00 Perjalanan menuju PGS Solo

i) 14.00 – 16.00 Menikmati wisata belanja di PGS Solo

j) 16.00 – 17.30 Perjalanan menuju RM. Yayuk Sumberlawang

k) 16.00 – 16.30 Snack 4

l) 17.30 – 18.30 Menikmati Makan malam di RM. Yayuk Sumberlawang

m) 18.30 – 20.00 Melanjutkan perjalanan pulang

n) 20.00 – 21.30 Tiba di Pati

78

BAB III

PENUTUP

Alhamdulillah kegiatan Terapi Kelompok PSRSPDM “Margo Laras” di Pati telah

berjalan dengan lancar, penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan

sehingga kami perlu kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan kedepan,

semoga laporan ini bermanfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Pati, 05 November 2018dfgdfgdfgdf

Mengetahui Kepala PSRSPDM Margo Laras Pati

Dra. Jiwaningsih, M.Si

Penanggungjawab Kegiatan Kepala Seksi Yanrehsos ttd Dra. Erna Susilowati

79

LAPORAN KEGIATAN

PERTEMUAN ORANG TUA/WALI DALAM RANGKA TERMINASI PENERIMA MANFAAT REGULER

PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI TANGGAL 18 DESEMBER 2018

KESAN DAN PESAN

“ Kami sangat berterima kasih kepada PSRSPDM “ Margo Laras “ di Pati yang telah memberikan bimbingan, pengobatan dan pelatihan ketrampilan sehingga kami memiliki bekal untuk kemandirian, terlebih kami sangat bersyukur telah diberikan bantuan usaha ekonomi produktif untuk kami kembangkan di rumah, (Pesan dan Kesan Penerima Manfaat)

“ Kami mewakili keluarga mengucapkan banyak terimakasih pada Pimpinan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati beserta jajaranya, khususnya purwatingingsih sangat banyak perkembangan yang lebih baik, dapat mengenal keluarga dan bisa membatik, semoga bantuan usaha ekonomi produktif yang diberikan dapat bermanfaat, sukses dan maju terus margo laras”

(Keluarga Penerima Manfaat)

80

Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah Nya sehingga laporan kegiatan ini dapat terselesaikan dengan baik Dalam penyusunan mungkin masih banyak kekurangan sehingga kami memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan Kami mengucapkan terimakasih atas kerjasama tim yang baik dan solid serta beberapa pihak yang mendukung. Semoga laporan kegiatan ini bermanfaat, demikian kami sampaikan terimakasih Pati, 26 Desember 2018 Penanggung jawab Kegiatan ttd Dra. Erna Susilowati

81

A. GAMBARAN UMUM

Pertemuan orang tua/wali Penerima Manfaat merupakan suatu media untuk

mempertemukan orangtua/wali dengan Penerima Manfaat yang tinggal didalam panti.

Melalui pertemuan ini diharapkan akan tercipta sinergisitas yang solid antara

orangtua/wali dan lembaga berkaitan dengan rehabilitasi Penerima manfaat Disabilitas

Mental. Dalam hal ini lembaga akan menyampaikan informasi dan penguatan terkait

persiapan orang tua/wali untuk menerima kembali Penerima Manfaat ke keluarga dan

masyarakat.

B. NAMA KEGIATAN

Pertemuan Orang Tua /wali dalam Rangka Terminasi Penerima Manfaat Reguler Tahun

2018

C. MAKSUD DAN TUJUAN

c. Maksud kegiatan

Mempersiapkan keluarga untuk menerima kembali penerima manfaat di

lingkungan keluarga dan masyarakat dan memberikan bantuan usaha ekonomi

produktif kepada penerima manfaat sesuai kategori dan ketentuanya.

d. Tujuan kegiatan

- Mempersiapkan PM, orang tua/wali serta keluarga tentang pengembalian

Penerima Manfaat kedalam lingkungan keluarga dan masyarakat

- Memberikan Penguatan kepada orang tua/wali untuk melanjutkan

pendampingan sosial penerima manfaat

- Memberikan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) untuk penerima manfaat

yang akan diterminasi

- Memberikan layanan konsultasi terkait perkembangan penerima manfaat oleh

berbagai profesi (Peksos, Psikolog, Perawat dan Pembimbing Mental Agama)

- Memberikan sertifikat keterampilan sesuai bidang vokasionalnya

D. BENTUK KEGIATAN

1. Laporan kegiatan layanan rehabilitasi sosial oleh Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial di PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati

2. Sambutan Kepala PSRSPDM “ Margo Laras” di Pati

3. Kesan dan Pesan penerima manfaat dan orang tua

82

4. Pemberian bantuan Usaha Ekonomi Produktif

5. Pemberian sertifikat ketrampilan sesuai bidang vokasional /tamat layanan rehabilitasi sosial

6. Penandatanganan berita acara pemulangan penerima manfaat

7. Pemberian hak akomodasi/transportasi/perlengkapan lainya

8. Layanan konsultasi berbagai profesi seperti Peksos, Psikolog, Pembimbing mental agama, dan Perawat

E. SASARAN KEGIATAN

Penerima Manfaat dan orang tua/wali

F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Tanggal : 18 Desember 2018

Hari : Selasa

Tempat : Aula PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI

G. SUSUNAN PANITIA

Pengarah : Dra. Jiwaningsih, M.Si Penanggung Jawab : Dra. Erna Susilowati Ketua : Dwi Boy Martriyosa, S.Sos.I Sekretaris : Susanto Bendahara : Dhania Yusana Putri, S.Psi Dokumentasi : Yahmadi Seksi Acara : Giri Purwono, S.Sos (Semua Peksos) Pembawa Acara (MC) : Jauhar Khasanati Seksi Konsumsi : Ronanti Nurhamidah

Murni Masmirah

Uning Retno Dumilah Sri Lestari Perlengkapan : Soedarmono Suharto Priyo Ismoyo Administrasi : Kistanto Yatin Tika Putri S

H. ANGGARAN

Semua biaya yang diperlukan dalam kegiatan ini berasal dari DIPA PSRSPDM “Margo Laras” DiPati, Nomor : SP.DIPA-027.04.2.030952/2018 tanggal 5 Desember 2017 Tahun Anggaran 2018.

83

I. HASIL

Hasil dari kegiatan yang dilakukan :

c. Orang tua/wali akan lebih siap untuk menerima kembali Penerima Manfaat

d. Orang tua/wali mengetahui perkembangan penerima manfaat dari aspek

medis/kesehatan, psikologis, sosial dan agama

e. Orang tua/wali mengetahui alur rujukan / pengobatan lanjutan ketika penerima

manfaat sudah kembali ke keluarga

f. Penerima Manfaat setelah terminasi dan mendapatkan pelayanan rehabilitasi di

PSRSPDM “Margo Laras” Di Pati mampu mandiri dan mengembangkan bantuan

UEP (usaha ekonomi produktif)

J. PENUTUP

Demikian Laporan pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Orang Tua/Wali dalam rangka

terminasi penerima manfaat regular tahun 2018, Penyusunan laporan ini sebagai wujud

upaya akuntabilitas lembaga, semoga bermanfaat.

Pati, 26 Desember 2018

Mengetahui,

Kepala

Dra. Jiwaningsih, M.Si

Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial

ttd

Dra. Erna Susilowati

84

LAPORAN PENANGGUNGJAWAB KEGIATAN DAN SAMBUTAN KEPALA PANTI

PEMBERIAN BANTUAN UEP SECARA SIMBOLIS

85

PESAN DAN KESAN PENERIMA MANFAAT

86

PEMBERIAN SERTIFIKAT /TANDA TAMAT REHABILITASI SOSIAL

KESAN PESAN ORANG TUA/WALI

87

LAYANAN KONSULTASI OLEH PROFESI KESEHATAN

LAYANAN KONSULTASI OLEH PROFESI PEKSOS

88

LAYANAN KONSULTASI BIMBINGAN MENTAL

89

LAPORAN KEGIATAN PENINGKATAN SINERGITAS UNIT PELAKSANA TEKNIS

(UPT) REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL DITJEN REHSOS KEMENTERIAN SOSIAL RI

A. LATAR BELAKANG

Negara Kesatuan Republik Indonesia menjamin kelangsungan hidup setiap warga negara,

termasuk para penyandang disabilitas yang mempunyai kedudukan dalamhukum danhak yang

sama untuk hidup maju dan berkembang secara adil dan bermartabat.sebagai Warga Negara

Indonesia Penyandang disabilitas di Indonesia termasuk penyandang disabilitas mental, pada

umumnya hidup dalam kondisi rentan, terbelakang, dan/atau miskin dimana salah satu

penyebabnya adalah masih adanya pembatasan, hambatan, kesulitan, dan pengurangan atau

penghilangan hak-hak merekaKementerian Sosial Rehabilitasi Sosial melalui Direktorat

Jenderal Rehabilitasi Sosial mempunyi tugas untuk menjamin dan mewujudkan kesamaan hak

dan kesempatanbagi penyandang disabilitas menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri dan

tanpa diskriminasi, salah satu diantaranya memberikan pelayanan rehabilitasi sosial bagi

mereka melalui Unit Pelaksana Teknis ( Panti Rehabilitasi Sosial ) bagi para penyandang

disabilitas. Dimana untuk penyandang disabilitas mental terdapat 4 (empat) UPT diantaranya

PSBL Phala Martha Sukabumi,PSBL Dharma Guna Bengkulu, PSBL BudiLuhur Banjar Baru

dan PSRSPDM Margo Laras di Pati.Didalam melaksanakan pelayananrehabilitasi sosial

penyandang disabilitas mental,sangat diperlukan adanya kesamaanpersepsi, pola dan tahapan

rehabilitasi, diantara ke 4 (empat) UPT sejenisyang perlu diadakan evaluasi secara

periodik,disamping juga diperlukan adanya sumber daya manusia yang profesional dan

berkinerja tinggi guna memberikan pelayanan terbaik dari masing-masing UPT tersebut.Guna

terwujudnya peningkatan kesamaan persepsi,pola dan tahapan rehabilitasi dan peningkatan

kemampuan pelaksana rehabilitasi (SDM), maka diperlukan adanya forum yang dapat

mewadahi upaya tersebut, sehingga ke 4 (empat) UPT dapat membangun sinergitas dalam

melaksanakan pelayanan rehabilitasi sosial bagi para penyandang disabilitas mental

B. TUJUAN

1. Meningkatkan koordinasi antar UPT sejenis dalam hal Pelayanan Program Rehabilitasi

Sosial Penyandang Disabilitas Mental

2. Meningkatkan pemahaman dan menyamakan presepsi antar UPT sejenis dalam memberikan

pelayanan Program Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental

3. Meningkatkan kompetensi SDM dalam hal Pelayanan Program Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas Mental

90

C. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang ‘Kesejahteraan Sosial

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa

3. Undang-Undang No 8 Tahun 2018 tentang Penyandang Disabilitas

4. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Sosial RI

5. Peraturan Menteri Sosial Nomor 106/HUK/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti

Sosial di Lingkungan Departemen Sosial

6. Permensos Nomor 16 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial

Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental “Margo Laras” di pati

D. KEGIATAN

Kegiatan ini diikuti oleh pegawaidari 4 (empat)Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi

Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsos, meliputi PSRSPDM Margo Laras di

Pati;PSBL Phala Martha Sukabumi;PSBL Dharma Guna Bengkulu;PSBL Budi Luhur

Banjarbaru. Kegiatan dilaksanakan pada tangga l6-9 Mei 2018bertempat di Hotel Golden Bay

Hotel, Batam,dengan agenda kegiatan“PENINGKATAN SINERGITAS UNIT PELAKSANA

TEKNIS (UPT)REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL

DITJEN REHSOS KEMENTERIAN SOSIAL RI”di hadiri oleh narasumberdari Dirjen

Rehabilitasi Sosial, Kepala Biro Orpeg, Direktur RSPD dan STKS.

E. PESERTA

Peserta kegiatan diikuti oleh Pegawai / ASN Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsos meliputi:

1.PSRSPDM“Margo Laras” di Pati : 25orang Pegawai / ASN

2.PSBL “Phalamartha” Sukabumi: 20 orang Pegawai / ASN

3.PSBL “Dharma Guna” Bengkulu : 30 orang Pegawai / ASN

4.PSBL “Budi Luhur” Banjar Baru: 20 orang Pegawai/ ASN

F. PELAKSANA

Kegiatan sosialisasi berada dibawah tanggung jawab Kepala Sub Bagian Tata

Usaha masing –masing Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial

Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsosdengan membentuk tim atau kepanitian

G. ANGGARAN

Biaya penyelenggaraan kegiatanmenggunakan anggaran DIPA masing-masing Unit

91

Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen

Rehsos tahun 2018.

H. JADWAL KEGIATAN (terlampir)

I. PENUTUP

Demikianlah Laporan pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Sinergitas Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsos

Kementerian Sosial RI ini disusun kami ucapkan terimakasih atas partisipasi.

J. LAMPIRAN-LAMPIRAN

92

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan / disetujui laporan pelaksanaan Kegiatan Peningkatan Sinergitas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental Ditjen Rehsos Kementerian Sosial RI bukti pelaporan yang telah menjadi kewajiban panitia pelaksana.

Telah disetujui dan disahkan Pada tanggal : Mei 2018

Yang Mengesahkan. Kepala

Jiwaningsih

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

PANTI SOSIAL REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS MENTAL (PSRSPDM) “MARGO LARAS” DI PATI

Jl. Soediono Ds. Sukoharjo Kec. Margorejo Pati 59163 Telepon/Fax (0295) 382828 – 385939 – 384437 Fax (0295)382828

93

LAPORAN KEGIATAN EVALUASI PROGRAM DAN KEGIATAN PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSRSPDM “MARGO LARAS” DI PATI

Yogyakarta, 26-27 NOVEMBER 2018

A. PENDAHULUAN

Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan

untuk mengumpulkan informasi yang merealisasi atau mengimplementasi dari suatu

kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam

suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.

Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang

telah dilaksanakan.

Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk

melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan

berikutnya. Evaluasi sama artinya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan

evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan tindak

lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat

berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan

menyebarluaskan program.

Berdasarkan Permensos Nomor 18 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental pada tahun 2017

Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM) “Margo

Laras” di Pati mulai berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada para

penyandang Disabilitas Mental yang sebelumnya bernama PSAA (Panti Sosial Asuhan

Anak) “Tunas Bangsa” Pati yang memberikan pelayanan pada anak terlantar dan

tanpa asuhan orang tua.

Dalam kurun waktu beralihnya fungsi yang baru berjalan selama satu tahun

tersebut diperlukan evaluasi program dan kegiatan untuk mengetahui efektifitas

program yang telah dilaksanakan. Untuk itu pada tanggal 26-27 November 2018

bertempat di Prima In Malioboro Hotel Yogyakarta diselenggarakan kegiatan

Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM “Margo

Laras” di Pati.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan yang telah

dilaksanakan sebagai panti yang baru beralihfungsi.

2. Untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk merumuskan kebijakan

pada tahun berikutnya.

3. Meningkatkan soliditas dan kinerja pegawai menyongsong tugas dan fungsi baru.

94

C. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM

“Margo Laras” di Pati dilaksanakan pada tanggal 26-27 November 2018 bertempat di

Prima In Malioboro Hotel Yogyakarta Jalan Gandekan No.47, Pringgokusuman, Gedong

Tengen, Kota Yogyakarta.

D. SASARAN KEGIATAN

Sasaran kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial

PSRSPDM “Margo Laras” di Pati adalah seluruh pegawai sejumlah 35 orang.

E. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Hari Pertama Senin tanggal 26 November 2018

Kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM

“Margo Laras” di Pati dimulai pada hari Senin tanggal 26 November 2018 dengan

kegiatan awal registrasi peserta dan pembekalan serta persiapan kegiatan pada

pukul 14.00-17.00 WIB.

Kemudian acara dibuka pada malam harinya setelah makan malam pukul 19.00-

19.30 WIB oleh Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati, Dra. Jiwaningsih, M.Si

dilanjutkan dengan paparan oleh beliau tentang Evaluasi Program dan Kegiatan

Rehabilitasi Sosial Tahun 2018. Di awal pemaparan beliau menjelaskan terkait

pergantian nomenklatur Panti menjadi Balai yang membawa perubahan pada

fungsi layanan yaitu rehabilitasi sosial lanjutan.

Setelah pemaparan selesai dibuka sesi tanya jawab dengan hasil sebagai berikut :

a. Bapak Yasin Pramono Adi, S.Sos, mengucapkan terima kasih atas evaluasi dari

ibu pimpinan yang dapat menjadikan bahan masukan untuk menjadi lebih

baik dalam melaksanakan tugas dan fungsi baru.

b. Ibu Dra. Erna Susilowati, pertama mengucapkan terima kasih atas evaluasi

dan masukan yang diberikan oleh ibu pimpinan. Selain itu juga

menyampaikan apresiasi pada pegawai yang selama ini sudah melaksanakan

tugas dengan penuh tanggung jawab. Beliau juga menanggapi pembagian

tugas untuk ruang tenang menjadi tanggung jawab perawat.

c. Ibu Dra. Jiwaningsih, M.Si, mengucapkan terima kasih kembali kepada Bapak

Yasin Pramono Adi, S.Sos dan ibu Dra. Erna Susilowati semoga dengan adanya

evaluasi ini dapat lebih meningkatkan kinerja pegawai di lingkup PSRSPDM

“Margo Laras” di Pati.

d. Bapak Giri Purwono, S.Sos, mengusulkan agar setiap pelaksanaan bimbingan

kepada penerima manfaat ada materi (kurikulum) yang disampaikan

sehingga bisa mengukur keberhasilan bimbingan yang diberikan. Selama ini

95

rencana intervensi pada penerima manfaat masih belum bisa terukur. Dengan

adanya evaluasi program dan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan

masukan untuk perbaikan program pada tahun mendatang.

e. Bapak Joko Mardoyo, menyampaikan bahwa selama ini assesmen sudah

berjalan baik tapi setelah di evaluasi ternyata masih belum relevan dengan

rencana intervensi. Pak Joko mengusulkan agar form awal seleksi calon

penerima manfaat berisi juga tentang asesmen problematika yang mencakup

seluruh aspek kondisi penerima manfaat sehingga jika dijabarkan ke dalam

rencana intervensi akan lebih relevan. Selain itu pak joko juga mengusulkan

agar informasi tentang keluarga, mental psikologi, spiritual dan kesehatan

masing-masing dibuatkan form sendiri-sendiri kemudian di CC kan sebagai

bahan pembuatan rencana intervensi. Usul berikutnya dari pak Joko adalah

ketika seleksi calon penerima manfaat hendaknya perlu pengantaran dari

pihak keluarga/masyarakat sehingga dapat memperoleh informasi yang

lengkap tentang calon penerima manfaat bila perlu juga dari Dinas Sosial.

f. Ibu Dra. Jiwaningsih, M.Si menanggapi beberapa masukan dari pak Giri dan

pak Joko bahwa untuk proses seleksi dan assesmen bisa lebih diperbaiki

untuk tahun mendatang.

g. Ibu Ajeng Kinasih S, A.Md, mengusulkan agar masing-masing bagian dan seksi

dapat membantu untuk merincikan RKA-KL

h. Ibu Dra. Jiwaningsih, M.Si menanggapi usulan dari ibu Ajeng Kinasih S, A,Md

bahwa seharusnya memang program dan kegiatan itu di buat bottom-up

dimana masing-masing sub bagian dan seksi agar membuat usulan kegiatan

dengan dibantu dibuatkan instrument oleh perencana dan diharuskan untuk

mengisi sebelum anggaran ditetapkan.

Setelah sesi paparan dan tanya jawab dilanjutkan dengan inventarisasi

permasalahan masing-masing seksi.

2. Hari Kedua, Selasa tanggal 27 November 2018

Kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM

“Margo Laras” di Pati pada hari kedua dimulai pada pukul 07.30 WIB setelah

makan pagi. Pada sesi ini seluruh peserta mengikuti Training Motivasi dengan

tema “Meningkatkan Soliditas dan Kinerja Menyongsong Tugas dan Fungsi Baru”.

Tema ini dipilih karena pada tahun 2019 Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang

Disabilitas Mental (PSRRSPDM) “Margo Laras” di Pati akan berubah nomenklatur

menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM)

“Margo Laras” di Pati. Pergantian nomenklatur ini membawa perubahan pada

pelayanan yang diberikan pada penerima manfaat yang lebih intensif dengan

96

mengedepankan rehabilitasi sosial lanjutan. Tentunya hal tersebut harus

diimbangi dengan SDM yang memiliki komitmen lebih kuat dan solid untuk

melaksanakan fungsi baru tersebut.

Dengan mengikuti motivasi ini diharapkan para pegawai dapat meningkatkan

soliditas dan kinerja menyongsong tugas dan fungsi baru.

Pada Training Motivasi ini dipandu oleh motivator Bp. Febriya Fajri, MNLP,CHT

Senior Trainer PT. ABCo Sugesti Motivatindo yang telah berpengalaman

memberikan training di bidang motivasi, character building, manajemen,

kepemimpinan dan komunikasi dengan metode pendekatan NLP dan Hypnosis.

Inti dari materi yang disampaikan antara lain bahwa sebagai seoorang Aparatur

Sipil Negara (ASN) harus menyadari bahwa seberat apapun tugas yang harus

dilaksanakan dan diperintahkan oleh pimpinan harus disikapi dan dikerjakan

dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab. Pada dasarnya sukses dan

bahagia berawal dari keputusan kita untuk sukses dan bahagia. Kita berhak

memilih keputusan yang membuat kita bahagia atau justru membuat kita

merana. Dan penghalang kemajuan kita bulan pada bisa atau tidak bisa namun

mau atau tidak mau. Masa depan kita sangat dipengaruhi oleh sikap dan respon

kita terhadap apa yang terjadi.

Perubahan panti menjadi balai hendaknya disikapi oleh seluruh pegawai bahwa

ini merupakan suatu tantangan baru yang menuntut kinerja yang lebih optimal

dan juga soliditas seluruh elemen baik pimpinan, pegawai, maupun penunjang di

lingkungan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati.

F. SUSUNAN PANITIA

Terlampir

G. ANGGARAN

Kegiatan Evaluasi Program dan Kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial PSRSPDM

“Margo Laras” di Pati dengan DIPA Nomor : SP DIPA-027.04.2.030952/2018.

Pati, November 2018

Mengetahui,

Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Ketua Panitia

ttd

Dra. Jiwaningsih, M.Si Ronanti Nur Hamidah, SE

97

LAMPIRAN:

DOKUMENTASI KEGIATAN

98

LAPORAN

KEGIATAN TEMU KONSULTASI DAN SINKRONISASI

PROGRAM REHABILITASI SOSIAL ANTAR UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

JAWA TENGAH

A. LATAR BELAKANG

Undang Undang Dasar 1945 menjamin setiap warga negara untuk dapat hidup dengan

layak,terjamin tingkat kesejahteraannya serta terlindungi hak-haknya, dan untuk

pemenuhannya telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai kebijakan dan program

yang dilaksanakan oleh beberapa kementerian dan lembaga dimana satu diantaranya

melalui Kementerian Sosial.

Kementerian Sosial salah satu tugasnya adalah meningkatkan kesejahteraan dari semua

warga negara utamanya bagi mereka para penyandang masalah kesejahteraan sosial

melalui berbagai kebijakan dan program. Salah satu diantaranya adalah program

rehabilitasi sosial bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial yang menjadi tugas

dan fungsi dari Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial.

Pelaksanaan program dan kegiatan dari Direktorat Jenderal diantaranya dilakukan

melalui berbagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), termasuk diantaranya 5 (lima) UPT yang

berada di wilayah Jawa Tengah, yang terdiri dari BBRSPDF Prof. Dr.Soeharso Surakarta;

BBRSPDI Kartini Temanggung; BRSAMPK Antasena Magelang; BRSKP Napza Satria di

Baturaden serta BRSPDM Margo Laras di Pati.

Seiring dengan terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah, yang membagi kewenangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah,

sudah barang tentu akan berimplikasi terhadap pelaksanaan kebijakan dan program dari

setiap kementerian dan lembaga termasuk diantaranya Kementerian Sosial c.q Direktorat

Jenderal Rehabilitasi Sosial.

Menyongsong dengan terbitnya Undang Undang tentang Pemerintah Daerah

tersebut,Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial telah menyusun konsep terkait dengan

pembagian kewenangan tersebut yang diantaranya melalui kebijakan Pogres 5.0 New

Generation. Sebagai salah satu implementasinya adalah mengubah panti yang merupakan

UPT di beberapa daerah menjadi balai dengan meningkatkan peran dan fungsinya sebagai

tempat rehabilitasi sosial tingkat lanjut. Kebijakan dan program ini akan efektif berlaku

mulai 1 Januari 2019.

Dengan adanya perubahan peran dan fungsi tersebut,sudah selayaknya apabila setiap

UPT perlu untuk mempersiapkan secara matang guna melaksanakan kebijakan tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah forum bagi beberapa UPT

99

berdekatan secara jarak yang dalam hal ini 5 (lima) UPT yang ada di wilayah Jawa

Tengah, untuk saling berkomunikasi, berkoordinasi, dan bersinergi dalam rangka

persiapan alih fungsi dan peran.

B. TUJUAN

1. Menyamakan pemahaman antar UPT di wilayah Jawa Tengah dalam menjabarkan arah

kebijakan dan program dari Ditjen Resos sebagaimana yang tertuang dalam Progres 5.0

New Generation

2. Meningkatkan koordinasi dan saling sinergi dalam rangka menyongsong perubahan

serta peningkatan peran dan fungsi dari masing-masing UPT

3. Meningkatkan semangat dan sportifitas SDM guna mendukung peningkatan kinerja

C. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial 2

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

3. Undang-Undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

4. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Sosial RI

5. Peraturan Menteri Sosal RI Nomor 18 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata

KerjaUnit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas di Lingkungan

Direktorat Rehabilitasi Sosial

D. KEGIATAN

Kegiatan ini diikuti oleh pegawai dari 5 (empat) Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah

Ditjen Rehabilitasi Sosial yang berada di wilayah Jawa Tengah, meliputi BBRSPDF

Prof.Dr.Soeharso Surakarta; BBRSPDI Kartini Temanggung; BRSAMPK Antasena

Magelang; BRSKP Napza Satria di Baturaden; BSPDM Margo Laras di Pati. Kegiatan

dilaksanakan pada tanggal 10-12 Desember 2018 bertempat di BRSPDM Margo Laras di

Pati, dengan mengundang Sekretaris Ditjen Rehabilitasi Sosial sebagai nara sumber.

Kegiatan dikemas dengan kegiatan pertandingan olah raga persahabatan antar ke 5

(lima) UPT di Jawa Tengah dan Focus Grup Discussion, dengan peserta perwakilan dari

masing-masing UPT.

E. PESERTA

Peserta kegiatan diikuti oleh perwakilan Pegawai / ASN dari 5 (lima) Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Ditjen Rehsos wilayah Jawa Tengah,meliputi:

1. BSRSPDF Prof.Dr.Soeharso Surakarta : 40 orang pegawai

100

2. BBRSPDI Kartini Temanggung : 35 orang pegawai

3. BRSAMPK Antasena Magelang : 24 orang pegawai

4. BSRSKP Napza Satria di Baturaden : 28 orang pegawai

5. BRSPDM “Margo Laras” di Pati : 38 orang pegawai

F. PELAKSANA

Kegiatan ini dilaksanakan bersama oleh ke 5 ( lima) UPT di wilayah Jawa Tengah dan

berada dibawah tanggung jawab Kepala UPT dari masing – masing Balai Besar dan Panti

yang ada di wilayah Jawa Tengah.

G. ANGGARAN

Biaya penyelenggaraan kegiatan menggunakan anggaran DIPA masing-masing Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Rehabilitasi Sosial Wilayah Jawa Tengah Tahun 2018.

H. JADWAL KEGIATAN

Jadwal acara kegiatan “TEMU KONSULTASI DAN SINKRONISASI PROGRAM

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL ANTAR UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)

WILAYAH JAWA TENGAH” terlampir sebagai berikut:

Hari, Tanggal Waktu Kegiatan Ket

Senins, 10 Des 2018 11.00 – 13.00 13.00 – 14.00 14.30 – 17.00

Registrasi Penjelasan Umum Pertandingan OR

Panita Panitia Peserta

Selasa, 11 Des 2018 07.00 – 08.15 08.15 – 08.30 08.30 – 09.00 09.00 – 09.10 09.10 – 09.15 09.15 – 09.30 09.30 – 10.00 10.00 – 10.05 10.05 – 10.30 10.30 – 13.00 13.00 – 17.00 17.00 – 19.00

Persiapan pembukaan Tamu undangan menuju Tempat upacara pembukaan Peserta memasuki lapangan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Do’a Laporan ketua penyelenggaran Sambutan/arahan Pembina Upacara Penutup Ramah tamah ISHOMA Pertandingan OR ISHOMA Pentas Seni dan Kreatifitas 5 UPT

Panitia Panitia Panitia Panitia Panitia Kepala Margo Laras Sekretaris Ditjen Rehsos Panitia Panitia Panitia

101

19.00 – 22.00

Rabu, 12 Des 2018 08.00 – 13.00 13.00 - selesai

Focus Group Discussion Penutupan

Peserta

I. PENUTUP

Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Temu Konsultasi Dan Sinkronisasi Program

Pelayanan Rehabilitasi Sosial Antar Unit Pelaksana Teknis (UPT) Wilayah Jawa Tengah

tahun 2018. Penyusunan laporan ini sebagai wujud upaya akuntabilitas lembaga dalam

setiap pelaksanaan operasional kegiatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk

evaluasi dan peningkatan kinerja lembaga untuk periode selanjutnya.

Pati, Desember 2018

Kepala

102

LAMPIRAN

103

104

105

106

KEGIATAN PERINGATAN HARI DISABILITAS

INTERNASIONAL (HDI) TAHUN 2018

107

I. LATAR BELAKANG

Laporan WHO menyebutkan jumlah penderita disabilitas tubuh, mental dan

sosial di dunia saat ini sekitar lebih dari 600 juta orang atau 80 persen dari jumlah itu

berada di kalangan negara-negara berkembang. Beragam hasil penelitian

menunjukkan, persoalan utama yang banyak dihadapi penderita disabilitas saat ini

ternyata bukan hanya disebabkan oleh faktor kesehatan, tapi lebih banyak dipengaruhi

oleh faktor sosial dan budaya. Sebagian besar penderita disabilitas mengalami

persoalan fisik, budaya dan sosial. Hambatan sosial, merupakan salah satu penghalang

utama bagi penyandang disabilitas untuk memperoleh fasilitas publik yang layak. Di

sisi lain, tidak adanya pandangan sosial yang obyektif telah meminggirkan penderita

disabilitas dari lingkaran interaksi sosial yang sehat.

Orang seringkali tidak menyadari banyaknya penyandang disabilitas di

seluruh dunia dan tantangan yang mereka hadapi. Pemerintah dituntut

mempunyai misi untuk meningkatkan kualitas hidup bagi para penyandang

disabilitas melalui upaya nasional, regional dan global dan meningkatkan

kesadaran masyarakat mengenai fungsi penyandang disabilitas dalam

pembangunan nasional.

Tanggal 3 Desember merupakan hari khusus yang ditetapkan sebagai

Hari Penyandang Disabilitas Sedunia. Pencanangan ini merupakan bentuk

penghargaan terhadap jasa, peran dan kemampuan para penyandang disabilitas.

Moment ini merupakan peringatan bagi masyarakat internasional untuk

memperhatikan dan bersama memikirkan persoalan yang dihadapi para

penyandang disabilitas.

Komitmen bersama dan kerjasama semua gugus tugas perlindungan bagi

penyandang disabilitas perlu juga dimanifestasikan dalam rangka membela hak-

hak mereka. Komitmen ini juga sebagai babak awal dalam mendorong keluarga dan

masyarakat untuk menghargai penyandang disabilitas, mendengarkan suara

mereka, mendukung kebutuhan mereka dan untuk memastikan mereka

mendapatkan kesejahteraan sosial yang layak.

Panti Sosial Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (PSRSPDM)

“Margo Laras” di Pati merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah

Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI memiliki tugas utama

sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor

16 Tahun 2016 untuk melaksanakan rehabilitasi sosial kepada penyandang

disabilitas mental. Dalam memperingati Hari Disabilitas Internasional, PSRSPDM

“Margo Laras” di Pati meyelenggarakan kegiatan Peringatan Hari Disabilitas

Internasional Tahun 2018 melalui serangkaian kegiatan perlombaan dan aksi damai.

108

II. DASAR PEMIKIRAN

a. Internasional 1. Resolusi Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) nomor 47/3 tahun 1992

tentang Penetapan Hari Disabilitas Internasional tanggal 3 Desember.

2. PBB Nomor 48/96 tahun 1993 mengenai peraturan standar tentang

kesamaan kesempatan bagi penyandang cacat.

3. Resolusi UNESCAP Nomor 58/4 tahun 2002 Dasawarsa ke II Asia dan

Pasific Decade of Disabled Person (APDDP) Tahun 2003-2013 tentang

Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat di Indonesia

yang tertuang ke Dalam Tujuh Program Aksi Millenium Biwako.

4. Resolusi Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) nomor 106/13 tahun

2006 tentang Konvensi Hak-hak Penyandang Disabilitas.

b. Nasional

1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial.

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak-

Hak Penyandang Disabilitas.

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan

Kesejahteraan Sosial (UPKS) Penyandang Cacat.

5. Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1999 Tentang Lembaga Koordinasi

Pengendalian dan Peningkatan Kesejahteaan Sosial Penyandang Cacat.

6. Keputusan Presiden No. 75 Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional dan

Hak Azasi Manusia.

7. Intruksi Presiden No.10 Tahun 2015 tentang Aksi Hak Asasi Manusia Tahun

2015

8. Permensos No 16 tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja

PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

9. Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor:

07/KEP/MENKO/KESRA/III/2005 Tentang Koordinasi Pelaksanaan

Rencana Aksi Nasional Penyandang Cacat Tahun 2004-2013.

III. TUJUAN

Tujuan Kegiatan Peringatan HDI Tahun 2018 adalah:

a. Meningkatnya pemahaman, kepedulian, dan keberpihakan negara dan seluruh

komponen masyarakat terhadap penyandang disabilitas.

b. Terwujudnya partisipasi semua pihak dalam peran serta upaya perlindungan dan

kesejahteraan sosial penyandang disabilitas.

109

c. Menciptakan akses dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas serta terwujudnya

masyarakat yang inklusif dalam segala aspek kehidupan.

IV. NAMA KEGIATAN

Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2018

V. MATERI KEGIATAN

Adapun acara – acara yang akan terangkum dalam kegiatan tersebut antara lain

Perlombaan HDI Tahun 2018 dan Aksi Damai HDI Tahun 2018.

VI. PESERTA KEGIATAN

Peserta yang hadir pada kegiatan tersebut terdiri dari:

Keluarga Besar PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

Penerima Manfaat PSRSPDM “Margo Laras” di Pati

Siswa Siswi SLB Negeri Pati

Masyarakat luas

VII. PELAKSANAAN KEGIATAN

Dalam rangka memeriahkan Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2018,

terdapat 2 kegiatan yaitu :

1. Perlombaan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2018

Kegiatan perlombaan dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional

PSRSPDM “Margo Laras” di Pati dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Desember 2018

di PSRSPDM “Margo Laras” Pati. Lomba ini diikuti oleh penerima manfaat PSRSPDM

“Margo Laras” Pati dan siswa-siswi SLB Negeri Pati. Pada awalnya kegiatan

direncanakan dimulai pada pukul 08.30 WIB namun dikarenakan siswa-siswi SLB

Negeri Pati sedang melaksanakan Ujian Tengah Semester (UTS), maka perlombaan

baru di mulai setelah pelaksanaan (UTS).

Adapun jenis perlombaan yang diikuti oleh peserta terdiri dari :

a. Perlombaan Individu

- Lomba Makan Kerupuk

- Lomba Balap Karung

- Lomba Kelereng

- Lomba Memasukkan Pensil dalam Botol

b. Perlombaan Kelompok

- Lomba Kasti

- Lomba Mengambil Koin dalam Semangka

110

Perlombaan berlangsung dengan meriah terlihat dari antusias peserta lomba yang

sangat semangat mengikuti perlombaan. Baik peserta dari penerima manfaat maupun

siswa-siswi SLB Negeri Pati merasa sangat senang dengan diadakannya perlombaan

memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun 2018.

2. Aksi Damai Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2018

Selain perlombaan, untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) Tahun

2018 PSRSPDM “Margo Laras” Pati menyelenggarakan Aksi Damai Peringatan HDI

Tahun 2018 pada hari Minggu tanggal 16 Desember 2018 di Acara Car Free Day (CFD)

Jl. Panglima Sudirman Pati.

Kegiatan Aksi Damai ini diikuti oleh seluruh pegawai dan unsur penunjang serta

penerima manfaat PSRSPDM “Margo Laras” Pati. Selain itu juga terdapat masyarakat

luas yang sedang mengikuti Car Free Day ikut menyemarakkan Aksi Damai Peringatan

Hari Disabilitas Internasional Tahun 2018.

Dalam aksi damai ini selain berisi panggung hiburan juga terdapat kegiatan bagi balon,

leaflet dan souvenir untuk masyarakat luas yang sedang berolahraga di acara CFD.

Selain itu juga kegiatan senam bersama yang di pandu oleh Bapak Susanto dan

beberapa penerima manfaat, diikuti oleh seluruh peserta CFD.

Kegiatan mulai dari pukul 06.00 WIB dan berakhir hingga pukul 10.00 WIB. Dalam

sambutannya Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati menyampaikan bahwa kegiatan

ini bertujuan untuk lebih mengenalkan keberadaan PSRSPDM “Margo Laras” di Pati ke

masyarakat luas mengingat baru 2 tahun ini PSRSPDM “Margo Laras” di Pati beralih

fungsi untuk melayani Penyandang Disabilitas Mental.

VIII. PANITIA PENYELENGGARA

Susunan Terlampir

IX. ANGGARAN Kegiatan Peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2018 menggunakan

anggaran PSRSPDM “Margo Laras” Pati dengan DIPA Nomor : SP DIPA-

027.04.2.030952/2018.

Pati, Desember 2018

Mengetahui,

Kepala PSRSPDM “Margo Laras” di Pati Ketua Panitia

ttd

Dra. Jiwaningsih, M.Si Giri Purwono, S.Sos

111

DOKUMENTASI KEGIATAN

I. PERLOMBAAN MEMPERINGATI HARI DISABILITAS INTERNASIONAL (HDI) TAHUN 2018

112

2. AKSI DAMAI PERINGATAN HARI DISABILITAS INTERNASIONAL

(HDI) TAHUN 2018