Lapkas Rehab Medik

39
BAB I PENDAHULUAN Low back pain adalah suatu sindrom klinik yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah dan sekitarnya. l Low back pain merupakan keluhan yang sering dijumpai di tempat praktek sehari-hari, dan diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung, paling kurang sekali semasa hidupnya. 2 Di Amerika Serikat diperkirakan lebih dari 15% orang dewasa mengeluh nyeri punggung bagian bawah atau nyeri yang bertahan hampir dua minggu. Nyeri punggung bagian bawah telah diidentifikasi oleh Pan American Health Organization (PAHO) di antara tiga masalah kesehatan pekerjaan yang dikenal pasti oleh World Health Organization (WHO). Keluhan nyeri punggung merupakan keluhan kedua setelah nyeri kepala. Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk mengeluh nyeri punggung bagian bawah dan biaya yang dikeluarkan tiap tahun untuk pengobatan berkisar 75 juta dolar Amerika. 3 Data epidemiologi mengenai low back pain di lndonesia diperkirakan 40% penduduk Provinsi Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah menderita low back pain, prevalensi pada laki-laki l8,2% dan pada wanita l3,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di lndonesia berkisar antara 3-17%. 1 Di kota Manado sendiri tepatnya di Poli 1

Transcript of Lapkas Rehab Medik

BAB I

PENDAHULUAN

Low back pain adalah suatu sindrom klinik yang

ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan

lain yang tidak enak di daerah tulang punggung bagian

bawah dan sekitarnya.l Low back pain merupakan keluhan

yang sering dijumpai di tempat praktek sehari-hari, dan

diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri

punggung, paling kurang sekali semasa hidupnya.2 Di

Amerika Serikat diperkirakan lebih dari 15% orang

dewasa mengeluh nyeri punggung bagian bawah atau nyeri

yang bertahan hampir dua minggu. Nyeri punggung bagian

bawah telah diidentifikasi oleh Pan American Health

Organization (PAHO) di antara tiga masalah kesehatan

pekerjaan yang dikenal pasti oleh World Health Organization

(WHO). Keluhan nyeri punggung merupakan keluhan kedua

setelah nyeri kepala. Di Amerika Serikat lebih dari 80%

penduduk mengeluh nyeri punggung bagian bawah dan biaya

yang dikeluarkan tiap tahun untuk pengobatan berkisar

75 juta dolar Amerika.3 Data epidemiologi mengenai low

back pain di lndonesia diperkirakan 40% penduduk

Provinsi Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah

menderita low back pain, prevalensi pada laki-laki l8,2%

dan pada wanita l3,6%. Insiden berdasarkan kunjungan

pasien ke beberapa rumah sakit di lndonesia berkisar

antara 3-17%.1 Di kota Manado sendiri tepatnya di Poli

1

Kesehatan Fisik Dan Rehabilitasi RSUP Prof. Dr. R.D.

Kandou pada tahun 2012, low back pain menjadi insiden

terbanyak pertama dengan prevalensi 24%.

Low back pain adalah nyeri yang dirasakan di daerah

punggung bagian bawah, dapat merupakan nyeri lokal

(inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya.

Nyeri yang berasal dari punggung bagian bawah dapat

menjalar ke daerah lain atau sebaliknya yang berasal

dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah

(referred pain). Walaupun nyeri punggung bagian bawah

jarang fatal, namun nyeri yang dirasakan menyebabkan

pasien mengalami disabilitas yaitu keterbatasan

fungsional dalam aktifitas sehari-hari dan banyak

kehilangan jam kerja terutama pada usia produktif,

sehingga merupakan alasan terbanyak dalam mencari

pengobatan.2 Tulang punggung menerima beban lebih besar

sebagai konsekuensi tugasnya untuk menjaga posisi tegak

tubuh, dan beban ini akan lebih banyak terkonsentrasi

di bagian bawah dari tulang punggung tersebut. Sehingga

dengan demikian, walaupun etiologi low back pain dapat

bervariasi dari yang paling ringan (misalnya kelelahan

otot) sampai yang paling berat (misalnya tumor ganas)

tetapi sebagian besar low back pain pada masyarakat

adalah akibat adanya faktor mekanik yang tidak

menguntungkan tulang punggung bagian bawah dalam

fungsinya untuk menjaga posisi tegak tubuh (statika)

2

maupun dalam fungsinya selama pergerakan tubuh

(dinamika).1

Penyebab yang mendasari keluhan nyeri punggung

bawah bermacam-macam, salah satu diantaranya adalah

hernia nukleus pulposus (HNP). Hernia nukleus pulposus

mempunyai karakteristik berupa protusi dari annulus

fibrosus beserta nukleus pulposus yang ada didalamnya

ke dalam kanalis vertebralis. Hernia nukleus pulposus

dapat terjadi di semua diskus intervertebra, namun yang

paling sering terjadi di segmen lombosakral pada diskus

intervertebra L4-5 dan L5-Sl sekitar l0% sisanya

terjadi di diskus intervertebra segmen L3-4. Penyebab

lain yang menyebabkan low back pain yaitu oleh mekanik

kronik paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang

jelek, yaitu sikap tubuh yang membungkuk ke depan,

kepala menunduk, perut membuncit dan dada kempes

mendatar. Sikap tubuh yang demikian mendorong titik

berat badan (TBB) tergeser ke arah depan sebagai

kompensasi agar keseimbangan tubuh tetap terjaga.

Disamping akibat sikap tubuh yang jelek, pergeseran TBB

ke arah depan terlihat juga pada wanita-wanita yang

gemar memakai sepatu dengan tumit tinggi.2,4

Gejala yang dialami biasanya berupa nyeri di

punggung ataupun di sekitar ektremitas bawah yang

biasanya bersifat terus-menerus ataupun hanya timbul

pada posisi tertentu serta juga sering diikuti dengan

kekakuan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan.5

3

Nyeri punggung bawah atau low back pain dapat disebabkan

oleh banyak kondisi. Faktor yang sering adalah penuaan,

trauma, infeksi, ataupun tumor. Diagnosis banding dapat

dipersempit dengan melihat adanya nyeri pada tungkai

bawah atau tidak.6

Berikut ini akan dibahas suatu tinjauan pustaka

dan laporan kasus tentang rehabilitasi medik pada

pasien low back pain.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINSI

Low back pain adalah sindrom klinik yang ditandai

dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang

tidak enak di daerah tulang punggung bagian bawah dan

sekitarnya. Low back pain atau nyeri punggung bagian

bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal

yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Untuk dapat memahami bagaimana rasa nyeri timbul

pada low back pain maka harus dipahami anatomi dan

fisiologi tulang belakang pada umumnya dan tulang

lumbosakral pada khususnya.1

1. Kolumna Vertebralis

Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit-

unit fungsional yang terdiri dari:

a. Segmen anterior, yang berfungsi sebagai penyangga

beban, dibentuk oleh korpus vertebra yang

dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh diskus

intervertebra. Struktur ini masih diperkuat oleh

ligamen longitudinal posterior dan ligamen

longitudinal anterior. Ligamen longitudinal

posterior mempunyai arti penting dalam

patofisiologi penyakit justru karena bentuknya

5

yang unik. Sejak dari oksiput, ligamen ini

menutup seluruh permukaan belakang diskus

intervertebra. Mulai L1 ligamen ini menyempit,

hingga pada daerah L5-S1 lebar ligamen hanya

tinggal separuh asalnya. Dengan demikian pada

daerah ini terdapat daerah lemah, yakni bagian

posterolateral kanan dan kiri diskus

intervertebra, daerah tak terlindung oleh ligamen

longitudinal posterior. Akan nyata terlihat,

bahwa tingkat L5-S1 merupakan daerah paling

rawan.

Gambar 1. Segmen Anterior Kolumna Vertebrata8

b. Segmen posterior, bagian ini dibentuk oleh arkus,

prosesus transversus dan prosesus spinosus. Satu

dengan yang lainya dihubungkan oleh sepasang

artikulasi dan diperkuat oleh ligamen serta otot.

Ditinjau dari sudut kinetika tubuh (di luar

kepala dan leher), maka akan tampak bahwa gerakan

yang paling banyak dilakukan tubuh ialah fleksi,

kemudian ekstensi. Dalam kenyataannya gerakan

6

fleksi-ekstensi merupakan tugas persendian daerah

lumbal dengan pusat sendi L5-S1. Hal ini

dimungkinkan oleh bentuk dan letak bidang sendi

yang sagital. Lain halnya dengan bidang sendi

daerah torakal yang terletak frontal, bidang

sendi ini hanya memungkinkan gerakan rotasi dan

sedikit latero-fleksi.1

Anterior column posterior column

Gambar 2. Segmen Anterior Dan Posterior Columna

Vertebralis9

2. Diskus Intervertebra

Struktur lain yang tidak kalah penting

peranannya dalam persoalan low back pain adalah

diskus intervertebra. Disamping berfungsi sebagai

penyangga beban, diskus intervertebra berfungsi

pula sebagai peredam kejut. Diskus intervertebra

dibentuk oleh anulus fibrosus yang merupakan

anyaman serat-serat fibroelastik hingga membentuk

struktur mirip gentong. Tepi atas dan bawah

gentong melekat pada “end plate” vertebra

sedemikian rupa hingga terbentuk rongga antar

7

vertebra. Rongga ini berisi nukleus pulposus

suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak

mengandung air. Menjelang usia dekade kedua,

mulailah terjadi perubahan-perubahan, baik

menyangkut nukleus pulposus maupun anulus

fibrosus. Pada beberapa tempat serat-serat

fibroelastik terputus, sebagian rusak, dan

sebagian diganti jaringan ikat. Proses ini akan

berlangsung secara kontinu hingga dalam anulus

terbentuk rongga-rongga.1

Gambar 3 Diskus Intervertebra9

C. EPIDEMIOLOGI

Low back pain atau nyeri punggung bagian bawah di

Indonesia merupakan masalah kesehatan yang nyata. Kira-

kira 80% penduduk seumur hidupnya pernah sekali

merasakan nyeri punggung bagian bawah. Pada setiap saat

lebih dari l0% penduduk menderita nyeri punggung bagian

bawah. Insidensi nyeri punggung bagian bawah di

beberapa negara berkembang lebih kurang l5-20% dari

total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri

8

punggung bagian bawah akut maupun kronik termasuk tipe

benigna. Penelitian kelompok studi nyeri Perhimpunan

Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) pada bulan

Mei 2002 menunjukkan jumlah pasien nyeri punggung

bagian bawah sebesar 18,37% dari seluruh pasien nyeri.

Studi populasi di daerah pantai utara Jawa Indonesia

ditemukan insidensi 8,2% pada pria dan l3,6% pada

wanita. Rumah sakit di Jakarta, Yogyakarta dan Semarang

insidensinya sekitar 5,4-5,8%. Frekuensi terbanyak pada

usia 45-65 tahun. Dalam penelitian multisenter di 14

rumah sakit pendidikan di Indonesia yang dilakukan oleh

kelompok studi nyeri PERDOSSI pada bulan Mei 2002

menunjukkan jumlah pasien nyeri sebanyak 4456 orang

(25% dari total kunjungan), dimana 1598 orang (35,86%)

merupakan pasien nyeri kepala dan 819 orang (18,37%)

adalah pasien nyeri punggung bawah. Keluhan low back pain

ini ternyata menempati urutan kedua tersering setelah

nyeri kepala. Dari data mengenai pasien yang berobat ke

poliklinik neurologi menunjukkan bahwa jumlah pasien

diatas usia 40 tahun yang datang dengan keluhan low back

pain ternyata jumlahnya cukup banyak.10

Di Amerika Serikat lebih dari 80% penduduk pernah

mengeluh low back pain dan di negara kita sendiri

diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi. Nyeri

punggung bagian bawah merupakan 1 dari l0 penyakit

terbanyak di Amerika Serikat dengan angka prevalensi

berkisar antara 7,6-37%. Puncak insidensi nyeri

9

punggung bawah adalah pada usia 45-60 tahun. Pada 45%

pasien dewasa tua, nyeri punggung bawah dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari dan mengganggu tidur

pasien. Sebagian besar pasien (75%) akan mencari

pertolongan medis, dan 25% diantaranya perlu dirawat

inap untuk evaluasi lebih lanjut.10 Di Kota Manado

sendiri tepatnya di Poli Kesehatan Fisik dan

Rehabilitasi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou pada tahun

2012, low back pain menjadi insiden terbanyak pertama

dengan prevalensi 24%.

D. ETIOLOGI

Dalam klinik, low back pain (LBP) dibagi menjadi 4

kelompok:

1. LBP oleh faktor mekanik

a. LBP oleh mekanik akut

Biasanya timbul bila tubuh melakukan gerakan

secara mendadak melampaui batas kemampuan sendi

dan otot (range of motion) atau melakukan sesuatu

untuk jangka waktu terlampau lama.1

b. LBP oleh mekanik kronik (menahun)

Paling sering disebabkan oleh sikap tubuh yang

jelek yaitu sikap tubuh yang membungkuk ke depan,

kepala menunduk, perut membuncit dan dada kempes

mendatar. Sikap tubuh yang demikian tentunya akan

mendorong titik berat badan (TBB) tergeser ke

arah depan sebagai kompensasi agar keseimbangan

10

tubuh tetap terjaga. Disamping akibat sikap tubuh

yang jelek, pergeseran TBB ke arah depan terlihat

juga pada wanita-wanita yang gemar memakai sepatu

dengan tumit tinggi.1

2. LBP oleh faktor organik1

a. LBP osteogenik

i. Radang

ii. Trauma

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab

utama low back pain. Pada orang yang tidak biasa

melakukan pekerjaan otot atau melakukan

aktivitas dengan beban yang berat, dapat

menderita nyeri pungggung bagian bawah yang

akut. Gerakan bagian punggung yang kurang baik

dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang

tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan

terjadinya trauma punggung sehingga

menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung

dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka

waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus yang

berat memerlukan pertolongan medis agar tidak

mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut.2

iii.Keganasan

iv. Kongenital

b. LBP diskogenik

Dalam hal ini proses primer terletak pada diskus

intervertebra. Bentuk yang sering dijumpai ialah:

11

i. Spondilosis

Adalah suatu proses degenerasi progresif

diskus intervertebra.1 Keadaan ini menimbulkan

nyeri yang berasal dari dua macam sumber:

a) Osteoarthritis

b) Radikulitis jebakan, radiks terjebak dalam

perjalanannya melewati foramen

intervertebra yang menyempit. Sebenarnya

nyeri tidak bersumber pada tekanan radiks

secara langsung, melainkan dari tekanan

sarung duramater yang mengakibatkan iskemik

dan inflamasi.

ii. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

Hernia nukleus pulposus (HNP) yaitu

keluarnya nukleus pulposus dari diskus

intervertebra melalui robekan annulus fibrosus

keluar ke arah belakang/dorsal menekan medulla

spinalis atau mengarah ke dorsolateral menekan

saraf spinalis sehingga menimbulkan gangguan.2

Nukleus pulposus adalah gel viskus yang

terdiri dari proteoglikan yang mengandung

kadar air yang tinggi. Nukleus pulposus

memiliki fungsi menahan beban sekaligus

sebagai bantalan. Dengan bertambahnya usia

kemampuan nukleus pulposus menahan air sangat

berkurang sehingga diskus intervertebra

12

mengerut, terjadi penurunan vaskularisasi

sehingga diskus intervertebra menjadi kurang

elastis. Pada diskus intervertebra yang sehat,

nukleus pulposus akan mendistribusikan beban

secara merata ke segala arah, namun nukleus

pulposus yang mengerut akan mendistribusikan

beban secara asimetris, akibatnya dapat

terjadi cedera atau robekan pada anulus

fibrosus.2

Hernia nukleus pulposus (HNP) paling

sering terjadi pada pria dewasa, dengan

insiden puncak pada dekade ke-4 dan ke-5.

Kelainan ini lebih banyak terjadi pada

individu dengan pekerjaan, yang banyak

membungkuk dan mengangkat.2

Manifestasi klinik HNP adalah sebagai berikut:

a) Ischialgia. Nyeri dirasakan mulai dari

pinggang menjalar ke bokong, paha, belakang

tumit, dan telapak kaki. Nyeri bersifat

tajam, seperti terbakar, dan berdenyut

sampai ke bawah lutut. lschialgia

merupakan nyeri yang terasa sepanjang

perjalanan nervus ischiadicus sampai ke

tungkai, pada tes provokasi percobaan

laseque didapatkan hasil positif.1,2

b) Dapat ditemukan defisit neurologi berupa

hipestesia tumit dan lateral kaki. Refleks

13

tendon tumit merendah. Dapat timbul juga

gejala kesemutan atau rasa baal.1,2

c) Nyeri bertambah dengan batuk bersin

mengangkat benda berat membungkuk akibat

bertambahnya tekanan intratekal, pada tes

provokasi dengan cara percobaan valsava

ditemukan hasil yang positif.1,2

iii.Spondilitis ankilosa

Biasanya dimulai dari sendi sakroiliaka,

lalu menjalar ke atas daerah leher. Gejala

permulaan bersifat ringan, sering hanya berupa

kaku. Keluhan terutama dirasakan pada waktu

pagi bangun tidur, membaik setelah melakukan

pergerakan. Khas ditemukan gambaran ruas-ruas

bambu (bamboo spine) pada pemeriksaan

radiologik.1

c. LBP neurogenik.

i. Neoplasma

ii. Arakhnoiditis

iii.Stenosis kanal

3. Nyeri Rujukan

4. Nyeri Psikogenik

E. FAKTOR RESIKO

Faktor risiko terjadinya low back pain adalah usia,

kondisi kesehatan yang buruk, masalah psikologik dan

psikososial, artritis degeneratif, merokok, skoliosis

14

mayor, obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang

berhubungan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam

waktu lama duduk, atau berdiri berjam-jam (posisi tubuh

kerja yang statik), mengangkat dan membawa beban yang

berat, menarik beban, membungkuk serta kehamilan.11

F. GAMBARAN KLINIK

Pada umumnya low back pain terjadi pada pasien berusia

dekade kedua. Keluhan nyeri dapat menjalar dan tidak

menjalar. Pada tahap yang lebih ringan, nyeri biasanya

hanya di sekitar daerah pinggang dan tidak menjalar,

bisa juga dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau

hanya pegal pada otot pinggang. Pada tahap yang lain,

nyeri dirasakan dari daerah pinggang dapat menjalar ke

arah leher ataupun ke arah bokong, paha belakang tumit

dan telapak kaki. Jika nyeri menjalar ke arah daerah

leher, dapat dipikirkan adanya spondilitis ankilosa,

terlebih jika nyeri terutama dirasakan pada waktu

bangun pagi dan menghilang saat melakukan pergerakan.

Jika nyeri menjalar ke arah bokong, paha belakang,

tumit hingga telapak kaki, maka dapat dipikirkan adanya

gejala iskias yang khas pada penderita hernia nukleus

pulposus.3,8

G. DIAGNOSIS

15

Pendekatan diagnostik dimulai dengan anamnesis,

pemeriksaan fisik umum dan khusus, serta pemeriksaan

penunjang.

1. Anamnesis: 4

a. Kapan mulai sakit, sebelumnya pernah tidak?

b. Apakah nyeri diawali oleh suatu kegiatan fisik

tertentu? Apa pekerjaan sehari-hari? Adakah suatu

trauma?

c. Dimana letak nyeri? (sebaiknya pasien sendiri

yang disuruh menunjukkan dimana letak nyerinya).

Ada tidak penjalaran?

d. Bagaimana sifat nyeri? Apakah nyeri bertambah

pada sikap tubuh tertentu? Apakah betambah pada

kegiatan tertentu?

e. Apakah nyeri berkurang pada waktu istirahat?

2. Pemeriksaan fisik: 9

a. Inspeksi

Perhatikan cara berjalan, berdiri, duduk.

Inspeksi daerah punggung, perhatikan lurus tidaknya

tulang belakang, lordosis, kiphosis, gibus,

deformitas, ada tidak jalur spasme otot

paravertebral.

b. Palpasi

Palpasi sepanjang kolumna vertebralis (ada

tidaknya nyeri tekan pada salah satu prosessus

16

spinosus, atau gibus/deformitas kecil dapat teraba

pada palpasi atau adanya spasme otot para

vertebral).

c. Pemeriksaan Neurologik

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan

apakah kasus nyeri punggung bawah adalah benar

karena adanya gangguan saraf atau karena sebab yang

lain.

3. Pemeriksaan motorik:

Apakah ada kelumpuhan, atrofi, fasikulasi.

Kalau ada kelumpuhan segmen mana yang terganggu.

4. Tes-tes Provokasi11

a. Tes Laseque (straight leg raising)

Tungkai difleksikan pada sendi coxae sedangkan

sendi lutut tetap lurus. Saraf ischiadicus akan

tertarik. Bila nyeri punggung dikarenakan

iritasi pada saraf ini maka nyeri akan dirasakan

pada sepanjang perjalanan saraf ini, mulai dari

pantat sampai ujung kaki.

Gambar 4. Test Laseque12

b. Tes Bragard

17

Modifikasi yang lebih sensitif dari tes

laseque. Caranya sama seperti tes laseque dengan

ditambah dorsofleksi kaki. Bila nyeri punggung

dikarenakan iritasi pada saraf ini maka nyeri akan

dirasakan pada sepanjang perjalanan saraf ini,

mulai dari pantat sampai ujung kaki.

Gambar 6. Tes Bragard 14

c. Tes Sicard

Sama seperti tes laseque namun ditambah

dorsofleksi dari ibu jari kaki. Bila nyeri

punggung dikarenakan iritasi pada saraf ini maka

nyeri akan dirasakan pada sepanjang perjalanan

saraf ini, mulai dari pantat sampai ujung kaki.

d. Tes Patrick

Pada tes ini pasien berbaring, tumit dari

salah satu kaki diletakkan pada sendi lutut

tungkai yang lain. Setelah ini dilakukan

penekanan pada sendi lutut hingga terjadi rotasi

keluar. Bila timbul rasa nyeri, maka hal ini

berarti ada suatu sebab yang non neurologik

18

misalnya coxitis. Tes ini dilakukan pada kedua

kaki.

Gambar 5. Tes Patrick13

e. Tes Kontra Patrick

Tes kontra patrick dilakukan saat pasien

tidur terlentang, sama halnya dengan melakukan

tes patrick akan tetapi kaki dirotasi kedalam

(internal). Tangan pemeriksa memegang

pergelangan kaki dan bagian lateral dari lutut.

Setelah itu lakukan penekanan pada sendi lutut

ke rotasi dalam. Apabila nyeri timbul (+)

menunjukkan sumber nyeri di sacroiliaka.

f. Tes Valsalva

Pasien disuruh menutup mulut dan hidung

kemudian meniup sekuat-kuatnya. Hasil positif

pada hernia nukleus pulposus (HNP).

19

Gambar 7. Tes Valsava 15

5. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa macam metode diagnostik yang dapat

dipakai untuk memastikan penyebab low back pain1:

a. Foto polos tulang belakang khususnya daerah

lumbosakral yang bermanfaat untuk diagnostik faktor

mekanik, osteogenik, dan sebagian diskogenik.

b. Pemeriksaan elektromiografi, merupakan diagnosis

pasti untuk membuktikan adanya keterlibatan radiks

pada kasus-kasus tertentu.

c. Pemeriksaan mieolografi (untuk indikasi tertentu)

H. PENATALAKSANAAN

Pada prinsipnya penanganan low back pain terdiri dari:

1. Obat-obatan

Langkah pertama adalah pemberian obat-obatan,

untuk mengurangi nyeri tanpa menghiraukan penyebab

dasar low back pain. Obat yang diberikan berupa

golongan analgetik dimana golongan ini terdiri dari

analgetik antipiretik dan analgetik narkotik. Yang

umum digunakan analgetik antipiretik yang bekerja

menghambat sintesa dan pelepasan endogenous pain

20

substance sehingga mencegah sensitisasi reseptor

nyeri. Disamping itu dikenal pula obat yang

mempunyai potensi anti-inflamasi disamping

analgetik misalnya pirasolon dan derivat-derivat

asam organik lainya dikenal sebagai non steroidal anti-

inflamatory drugs (NSAID). Selain itu juga dapat

digunakan tranquilizer minor yang bekerja sentral

menurunkan respon terhadap rangsangan nyeri.

Disamping itu untuk mengurangi kegelisahan dan

untuk relaksasi otot.1

2. Program Rehabilitasi Medik

a. Low back pain oleh faktor mekanik akut

Tirah baring total disertai pemanasan

setempat seperti infra merah, kompres air

hangat, bantal panas. Biasanya kesembuhan 4-5

hari.1

b. Low back pain oleh faktor mekanik kronis

Pada keadaan ini hiperlordosis mendasari

patofisiologis nyeri. Karena itu tatalaksana

ditujukan pada latihan-latihan untuk

menghilangkan hiperlordosis tersebut.1

Tujuan pemberian latihan, yaitu1:

i. Mengurangi hiperlordosis/memperbaiki postur

tubuh

21

ii. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-

gerakan yang sesuai dengan biomekanik tulang

punggung.

Prinsip pemberian latihan, yaitu1:

i. Latihan penguatan dinding perut otot gluteus

maksimus

ii. Latihan peregangan otot yang memendek,

terutama otot punggung dan hamstring

Teknik latihan1:

i. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul dan

lutut dalam keadaan fleksi. Dengan kekuatan otot

perut, tekan pinggang hingga menempel dasar.

Kemudian angkat pinggul keatas sementara posisi

pinggang tetap dipertahankan melekat pada dasar.

Hal ini dimungkinkan oleh kontraksi otot gluteus

maksimus.

ii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul

dan lutut dalam keadaan fleksi. Dengan kedua

belah tangan di dada angkatlah kepala dan bahu

hingga dagu menempel di dada.

iii. Pasien berbaring terlentang, sendi panggul

dan lutut dalam keadaan fleksi. Tarik salah satu

lutut ke arah perut sambil mengangkat kepala dan

bahu seolah-olah hendak mencium lutut. Lakukan

bergantian dengan tungkai satunya.

iv. Sama seperti latihan sebelumnya tetapi

dilakukan pada dua lutut sekaligus.

22

v. Berdiri membelakangi dinding dengan jarak kurang

lebih 15 cm dari dinding. Tekan pinggang kearah

dinding hingga tidak lagi ada celah antara

pinggang dan dinding.

3. Tindakan operatif1:

a. Kegagalan konservatif (kekambuhan sering

terjadi).

b. Adanya gangguan neurologis yang progresif

kelemahan otot.

23

BAB III

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PENDERITA

Nama : Ny. JT

Umur : 53 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Sawangan, Airmadidi

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Kristen

Tangal Pemeriksaan : 20 Oktober 2014

ANAMNESIS

1. Keluhan Utama

Nyeri punggung bawah

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri punggung bawah dirasakan sejak ± 4 bulan

yang lalu. Nyeri bertambah berat sejak 2 minggu

terakhir setelah berjalan dan berdiri lama di

kegiatan Organisasi. Nyeri bersifat hilang timbul

dan dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri tidak

menjalar ke anggota tubuh lain hanya bersifat

setempat yaitu pada punggung bagian bawah. Nyeri

dirasakan jika berjalan jauh, beridiri lama, dan

saat duduk lama. Pada saat nyeri timbul, pasien,

mengoleskan minyak tawon, dan nyeri berkurang. Nyeri

24

tidak bertambah saat batuk, bersin atau mengejan.

Rasa kesemutan, pada tungkai tidak dirasakan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

a. Hipertensi terkontrol dengan obat telmisartan 80

mg

b. Asam Urat mendapat pengobatan allopurinol 300 mg

c. Diabetes Melitus terkontrol dengan Metformin 500

mg + Gliquidone 30 mg

d. Kolesterol terkontrol dengan simvastatin 10 mg

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Hanya penderita yang menderita sakit seperti ini.

5. Riwayat Kebiasaan

Penderita tidur menggunakan kasur yang lembek

(spon). Setiap hari selama 10 jam penderita harus

menjaga tokonya dengan lebih banyak posisi duduk.

Kursi yang digunakan adalah kursi plastik dengan

punggung kursi miring ke belakang, dan penderita

lebih sering duduk dengan punggung tubuh tidak

bersandar pada punggung kursi. Kadang penderita

harus membantu dalam mengambil atau mengangkat

barang-barang berat, seperti beras 10 kg, tabung gas

3 kg. Penderita biasa memakai sepatu hak tinggi

semenjak usia 20 tahun dengan tinggi ± 7 cm, dan

diganti ± 3 cm, pada 3 bulan terakhir.

25

6. Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita bekerja sebagai wiraswasta. Rumah 1

lantai tanpa anak tangga, penderita tinggal bersama

suami dan 3 anak di rumah. Water closed (WC) yang

digunakan adalah WC duduk. Sumber air adalah sumur

bor atau pompa. Biaya pengobatan ditanggung oleh

ASKES dan biaya sehari-hari cukup. Suami penderita

adalah pensiunan PNS.

7. Riwayat Psikologis

Penderita merasa cemas dengan nyeri yang

dirasakan, karena mengganggu aktivitas kehidupan

sehari-hari dan pekerjaannya. Karena nyeri yang

dirasakan penderita tidak dapat bekerja lama dan

berat.

PEMERIKSAAN FISIK

1. Status Generalis

Tanggal 20 oktober 2014

Keadaan Umum : Cukup

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : E4M6V5

Tanda vital : Tekanan darah =

120/80 mmHg

Nadi = 80 kali/menit

Napas = 20 kali/menit

26

Suhu badan = 36,5OC

Visual Analogue Scale (VAS) = 4

0 10

Berat bada : 88 kgTinggi badan : 160 cm

Indeks massa tubuh : 31.25 (obese II)

Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera

ikterik (-),

pupil bulat isokor Ø 3 mm kiri =

kanan,

refleks cahaya langsung (+/+),

refleks cahaya tidak langsung (+/+)

Leher : Trakhea letak tengah,

pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks : Simetris kiri = kanan, retraksi (-)

Cor : Suara I-II normal, bising (-)

Pulmo : Suara pernapasan vesikuler,

ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Cembung, lemas, bising usus (+)

normal, nyeri tekan (-)

Hepar/Lien : Tidak teraba

Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-)

2. Status Lokalis

Regio Lumbosakral

Inspeksi : rubor (-), edema (-), alignment

vertebra baik

27

Palpasi : spasme otot (+) regio lumbosakral dan

nyeri tekan (+) pada vertebra L5-S1, kalor

(-)

3. Status Motorik dan Sensorik

Ket: L2: fleksor panggul (muskulus iliopsoas)L3 : Ekstensor lutut (m. quadrisep)L4 : Dorsofleksi pergelangan kaki ( m.

tibialis anterior)L5 : ekstensor jari kaki II ( ekstensor

halucis Longus)S1 : fleksi pergelangan kaki (m.

gastrocnemius, soleus)

4. Lingkup Gerak SendiLGS Trunkus Hasil

PemeriksaanNormal

28

NO Segmen Kekuatan ototD S

1. L2 5 52. L3 5 53. L4 5 54 L5 5 55 S1 5 5

NO Segmen SensibilitasD S

1. L2 2 22. L3 2 23. L4 2 24 L5 2 25 S1 2 2

Fleksi 0O – 80O 0O – 80O

Ekstensi 0O – 45O 0O – 45O

Lateral Banding D/S 0O – 45O 0O – 45O

Rotasi D/S 0O – 60O 0O – 60O

LGS Hip Dekstra Sinistra NormalFleksi – Ekstensi 110O – 0 –

30O110O – 0 –

30O120O–0–30O

Abduksi – Adduksi 45O – 0 –35O

45O – 0 –35O

45O-0-35O

Internal Rotasi – Eksternal Rotasi

45O – 0 –45O

45O – 0 –45O

45O-0-45O

5. Tes ProvokasiTEST Dekstra Sinistra

Lasegue - -Braggard - -Sicard - -Patrick - -

Kontra Patrick - -

6. Pemeriksaan Penunjang

Gambar 8. X-ray foto Lumbosacral AP/Lat7. Resume

29

Pasien perempuan usia 53 tahun, dengan keluhan

utama nyeri punggung bawah sejak ± 4 bulan,

bertambah berat sejak 2 minggu terakhir. Nyeri

hilang timbul seperti ditusuk-tusuk, tidak

menjalar. Nyeri bertambah jika berjalan jauh,

berdiri lama, dan saat duduk lama, berkurang jika

pasien tidur terlentang, tidak bertambah saat

batuk, bersin, dan mengejan. Dari pemeriksaan fisik

didapatkan tanda vital dalam batas normal, VAS 4,

IMT 31,25 (obese II), spasme otot dan nyeri tekan

regio lumbosakral (+) L4-S1.

8. Diagnosis

Diagnosis Klinis : Low Back Pain

Diagnosis Topis :M. Paravertebralis lumbosacral L4-

S1

Diagnosis Etiologi : Mekanik kronik, dan

Degeneratif

Diagnosis Fungsional :

a. Impairment : Nyeri punggung bagian bawah, spasme

otot-otot regio lumbosakral L4-S1

b. Disability : Gangguan Aktifitas kehidupan

sehari-hari (AKS) (perubahan posisi

bangun tidur, duduk lama) dan

pekerjaan (mengangkat barang,

mencuci piring).

c. Handicap : (-)

30

9. Problem Rehabilitasi

- Nyeri punggung bawah. (VAS =4)

- Spasme otot regio lumbosakral. (L4-S1)

- Gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari dan

pekerjaan.

- Cemas terhadap kondisinya.

10. Program Pengobatan : Asam mefenamat jika nyeri

11. Program Rehabilitasi Medik

Fisioterapi

Evaluasi: spasme muskulus paravertebra Lumbal L4-

S1

Program: - Micro Wave Diathermi regio Lumbosacral

- Massage regio lumbosacral

- Proper back positioning

- Back exercise

Okupasi Terapi

Evaluasi: -Nyeri Punggung bawah (VAS 4)

- Gangguan aktivitas kehidupan sehari seperti

mencuci piring, baju.

Program: - Edukasi

- Latihan proper back mechanism.

Ortotik Prostetik

31

Evaluasi: - Nyeri punggung bawah (VAS 4).

- Gangguan aktivitas sehari seperti duduk

lama

Program: LSO (Lumbosacral orthose) saat ini belum

diperlukan.

Psikologi

Evaluasi: Penderita merasa cemas dengan kondisinya.

Program: Dukungan mental pada penderita dan edukasi

untuk melakukan proper back

Sosial Medik

Evaluasi:

Menilai kasur yang digunakan dan kursi.

Menilai cara penderita menggangkat dan membawa

barang.

Program:

Edukasi penderita untuk menggunakan kasur yang

padat dan datar.

Edukasi penderita untuk menggunakan kursi dengan

punggung kursi berbentuk huruf S.

Edukasi penderita cara mengangkat dan membawa

barang tanpa menimbulkan nyeri dengan proper back

mechanism

Edukasi

Waktu beraktivitas:

32

Dianjurkan pada saat beraktivitas penderita

jangan dulu mengangkat barang terlalu berat.

Waktu berdiri:

Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan

periode duduk sebentar.

Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan

membungkuk, tetapi jongkoklah pada lutut.

Waktu berjalan:

Berjalanlah dengan posisi tegak, rileks dan

jangan tergesa-gesa.

Waktu duduk:

Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk,

lutut lebih rendah dari paha.

Bila duduk seluruh punggung sebanyak mungkin

kontak dengan punggung kursi.

Waktu tidur:

Sebaiknya menggunakan alas yang padat.

Saat akan bangun tidur, posisi tubuh menyamping

dan angkat tubuh anda dengan tangan, lutut

ditekuk disamping tempat tidur sehingga kaki

menyentuh lantai, bangunlah dengan menggunakan

kekuatan kaki.

33

Gambar 9. Posisi tidur dan cara bangun tidur16

Gambar 10. Posisi duduk dan cara mengambil barang16

Gambar 11. Posisi memakai kaos kaki dan menggosok gigi16

Gambar 12. Posisi duduk membaca dan bekerja16

34

Gambar 13. posisi naik dan turun mobil16

Gambar 14.Posisi mengabil barang dilaci16

Gambar 15. Posisi memakai komputer16

35

Gambar 16. Hip Flexors dan Hamstrings17

Gambar 17. Prop Up on Elbows dan pelvic Tilt17

Gambar 18. Lumbar Rotation dan Cat & Camel17

36

Gambar 19. Single Knee to Chest dan Tail Wag17

PROGNOSIS

Quo ad vitam :dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

37

DAFTAR PUSTAKA

1. Sengkey L, Angliadi LS, Gessal J, Mogi TI. Diktatilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi. Manado: FKUNSRAT; 2006. h.79-90

2. Anonim. Low back pain. Diakses tanggal 21 oktober2014.. Diunduh dari: http://www.repository.usu.ac.id

3. Negrini N, Zaina F, Somano H, Atanasio T, TrevisanC. Rehabilitation of lumbar spine disorder. Edisike-5. Lippincolt; 2010. p.186

4. Giuffre. The prevalence of low back pain in theeldery: a systematic review of the literature.Diakses tanggal 21 oktober 2014. Diunduh dari :http://journals.lww.com

5. Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Edisi ke-2.Yogyakarta: Gajah mada University Press; 2010.

6. Sjamsuhidrajad G. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2.Jakarta: EGC; 2004. h.756-763

7. Cooper PG. Low back pain. Columbia: McKesson HealthSolution LLC; 2004.

8. Anonim. Anatomi dan fisiologi tulang belakang.Diakses tanggal 21 oktober 2014. Diunduh dari:http://rsop.co.id/orthopaedi/anatomi-dan-fisiologi-tulang-belakang-bagian-1

9. Anonim. Struktur tulang belakang, sakit pinggang danskiatika. Diakses tanggal 21 oktober 2014. Diunduhdari:http://ortotik-prostetik.blogspot.com/2013/07/struktur-tulang-belakang-sakit-pinggang.html

10. Yasin MM, Agung K, Sustini F, Andreani S, RochmanF. Hubungan antara karakteristik antropometrik

38

kebiasaan, status psikososiati, dan gambaranradiografis responden dengan kejadian spandilogenielow back pain. Diakses tanggal 9 Desember 2013.Diunduh dari: joumal.unair.ac.id

11. Furnama S. Low back pain. Diakses tanggal 21oktober 2014.. Diunduh darihttp://repository.maranatha.ed/..,/3/l04l-chapterl.pdf

12. Miguel AJ. Dor lombar – como previnir. Diaksestanggal 21 oktober 2014.. Diunduh dari:http://www.medicinageriatrica.com.br/tag/sinal-de-laseque

13. Anonim. Physical therapy management of hip OA.Diakses tanggal 21 oktober 2014.. Diunduh dari :http://morphopedics.wikidot.com/physical-therapy-management-of-hip-oa

14. Anonim. Test di bragard. Diakses tanggal 21oktober 2014.. Diunduh dari :http://dottoraus.blogspot.com/2009/07/test-di-bragard.html

15. Anonim. The valsava manuver. Diakses tanggal 21oktober 2014.. Dinduh dari:http://fervorate.tumblr.com/post/408007205

16. Proper body mechanics. Piedmont. Atlanta. Diaksestanggal 21 Oktober 2014. www.piedmont.org

17. Low back pain. Physical therapy. Diakses tanggal21 oktober 2014. https://uhs.berkeley.edu/

39