Lagu Iwan Fals Yang Tidak Beredar

33
Lagu Iwan Fals Yang Tidak Beredar Anak Cendana (Pola Hidup Sederhana) (Ini adalah salah satu lirik lagu Iwan Fals yang juga menjadi kontroversial. Pada tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat kepolisian dan sempat ditahan selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu ini bersama lagu-lagu berlirik keras lainnya pada sebuah konser. Pada masa itu disaat banyak penyanyi lain lebih memilih jalur cinta, Iwan Fals justru sangat berani ‘menantang’ lewat lirik-lirik lagunya yang pedas dan membuat penguasa saat itu berusaha ‘mendidik’ Iwan Fals. Lagu ini pada waktu itu sempat dibawakan pada konser-konser dan juga pernah di putar di sebuah stasiun radio amatir. Membaca judulnya saja kita pasti mudah memahami siapa yang dimaksud oleh Iwan Fals.) Anak Cendana (Pola Hidup Sederhana) Iwan Fals (1978) Anggrek anggrek subur Dalam taman yang berpagar peluru Cengkeh kopi dan teh Serta banyak pabrik di pelosok negeri ini kau punya Tak kan habis harta tuan tuk tujuh turunan Pola sederhana itu yang kau minta Bagi kami hidup berdagang Bagi kami hidup bertani Bagi kami pegawai negeri

Transcript of Lagu Iwan Fals Yang Tidak Beredar

Lagu Iwan Fals Yang Tidak Beredar

Anak Cendana (Pola Hidup Sederhana)

(Ini adalah salah satu lirik lagu Iwan Fals yang juga menjadi kontroversial. Pada tahun 1984 Iwan Fals harus berurusan dengan aparat kepolisian dan sempat ditahan selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu ini bersama lagu-lagu berlirik keras lainnya pada sebuah konser. Pada masa itu disaat banyak penyanyi lain lebih memilih jalur cinta, Iwan Fals justru sangat berani ‘menantang’ lewat lirik-lirik lagunya yang pedas dan membuat penguasa saat itu berusaha ‘mendidik’ Iwan Fals. Lagu ini pada waktu itu sempat dibawakan pada konser-konser dan juga pernah di putar di sebuah stasiun radio amatir. Membaca judulnya saja kita pasti mudah memahami siapa yang dimaksud oleh Iwan Fals.)

Anak Cendana (Pola Hidup Sederhana)

Iwan Fals (1978)

Anggrek anggrek subur

Dalam taman yang berpagar peluru

Cengkeh kopi dan teh

Serta banyak pabrik di pelosok negeri ini kau punya

Tak kan habis harta tuan tuk tujuh turunan

Pola sederhana itu yang kau minta

Bagi kami hidup berdagang

Bagi kami hidup bertani

Bagi kami pegawai negeri

Bagi kami gelandangan keki

Bagi kami pelacur kelas tinggi

Serta bagi kami yang ABRI

Pola sederhana kan kami lakukan

Asal tuan sudah melakukan

Asal tuan sudah melakukan

Semar Mendem

(Lirik lagu yang sangat lama, sebelum Iwan Fals dikenal luas. Lirik ini sempat direkam bersama grup bandnya saat itu yaitu 'Amburadul' untuk menjadi sebuah lagu, namun tidak dipasarkan atau gagal. Mengapa? Baca saja liriknya!)

Semar Mendem

Iwan Fals (1978)

Dengan langkah tegap berjalan

Seorang pria gendut ubanan

Kau menyusuri lorong pasar

Dikawal ratusan kamera para wartawan

Untuk bahan obrolan buat isi koran

Gemetar para pedagang

Waktu melihat Semar datang

Mengoreksi harga makanan

Mengoreksi harga makanan

Langsung harga turun sekejap

Karena takut Semar menindak

Ibu pejabat yang ikut rombongan

Wah kebetulan mumpung ada teman

Harga barang turun dirasakan

Setelah Semar selesai

Mengoreksi harga makanan

Terpampang dalam surat kabar

Dengan resmi dia umumkan

Harga sembilan bahan pokok tiada perubahan

Ketika ku belanja di pasar

Kaget melihat harga barang

Lalu kuhampiri seorang pedagang

Dan kutanyakan

Siti Sang Bidadari

Iwan Fals, Totok Gunarto, Helmie (1978)

Bedug Maghrib berbunyi keras sekali

Waktu itu aku sudah terbuai mimpi

Mimpi bergumul mesra dengan bidadari

Yang bernama Siti

Nikmat nian aku terbuai mimpi

Lupa pintu kamar mandi untuk dikunci

Pas pukul dua pagi datang maling

Yang tahu diri

Hilang sikat gigi

Hilang pasta gigi

Hilang sabun gigi

Hilang handuk gigi

Yang hilang memang serba gigi

Tapi justru yang hilang gigi

Aku keki

Aku cinta negeri ini

Aku puja negeri ini

Aku manja negeri ini

Aku sayang negeri ini

Makanya aku buat lagu ini

Negeri kita cantik

Bagai bidadari yang bernama Siti

Sehingga banyak diincar kaum lelaki

Negeri kita nikmat

Bagai rendang Padang buatan Gozali

Sehingga banyak yang makan gak bayar terus lari

Atau mungkin ekonomi Indonesia

Sudah kemasukan para pencuri

Itu terbukti

Belum tuntasnya kasus Budiaji

Itu terbukti

Tenang tenang saja sikap POLRI !

Lindungi Tuhan, lindungi kami dari para pencuri amiin !!

Demokrasi Nasi

(Ini adalah salah satu lirik lagu Iwan Fals yang menjadi kontroversial. Pada bulan April tahun 1984 Iwan Fals harus berurusandengan aparat keamanan dan sempat ditahan dan diinterogasi selama 2 minggu gara-gara menyanyikan lirik lagu ini bersama lagu-lagu berlirik keras lainnya pada sebuah konser di Pekanbaru. Menurut pihak keamanan, lagu semacam ini dianggap dapat mengganggu stabilitas. "Aparat keamanan nyuruh aku bikin lagu seperti lagunya Rinto Harahap dan A. Riyanto. Ya jelas dong, nggak bakalan laku!", ujar Iwan Fals sambil menyibak rambutnya. (petikan jawaban Iwan Falsdiambil dari sini). Pada masa itu disaat banyak penyanyi lain lebih memilih jalur cinta, Iwan Fals justru sangat berani ‘menantang’ lewat lirik-lirik lagunya yang pedas dan membuat penguasa saat itu berusaha ‘mendidik’ Iwan Fals. Lagu ini selain pernah dibawakan padakonser-konser, juga pernah diputar di sebuah stasiun radio amatir)

Demokrasi Nasi

Iwan Fals (1978)

Ada lagi sebuah perkara

Tentang nyawa manusia

Kisah ini memang sudah lama

Tapi benar terjadi

Anak seorang menteri

Membuat onar lagi

Menembak sampai mati

Kok nggak ada sangsi?

Tentu bukan sesuai dengan undang-undang

Di negeri ini yang katanya demokrasi

Lain lagi dengan orang biasa

Bila mereka curiga

Langsung masuk penjara

Tanpa bukti nyata

Mengapa?

Mengapa?

Undang-undang tampaknya sakit perut

Tuan tolong panggilkan dokter ahli

Untuk Indonesia yang bisa hidupnya

Mungkin terkena wabah kolera

Undang-undang tampaknya sedang sakit

Tuan tolong panggilkan dokter ahli

Untuk Indonesia

Mungkin terkena wabah selesma

Kemarau

Kemarau pasti datang

Tak mungkin ditentang

Tanah kering kerontang

Ilalang terbakar

Kehidupan merindukan air

Hawa panas sampai ke sumsum

Amarah mencoba menembus hari

Tergoda bertahan

Tergoda melawan

Kekalutan melanda situasi resah

Kemarau di hati butuh dimengerti

Karena air sulit dicari

Kemarau di hati butuh dimengerti

Kemarahan menjalar berpijar pijar

Karena api datang menyambar nyambar

Berlomba, berlari

Terkapar, terinjak injak

Mengalir, bencana

Menahun, berulang

Meleleh air mata jangan disimpan

Menggantikan hujan yang diharapkan

Meleleh air mata jangan disimpan

Biarkan membasahi tanah hitam tercinta

Lapar tercampak diujung malam

Bulan bintang cemerlang hanya menyaksikan

Hukum alam berjalan menggilas ludah

Hukum Tuhan katakan “Sabar!”

Lagu Sedih

Lagu sedih anak perawan

Menunggu pacarnya datang

Didepan sebuah pertokoan

Dibawah halte penuh coretan

Lagu sedih perjaka ting ting

Ingin disebut jagoan

Melihat temannya terkapar

Mati didalam comberan

Kisah hari hari kota besar

Menghiasi hati yang diburu

Habis disapu industri

Merubah hati menjadi mesin

Lagu sedih

Berbuih buih

Lapar sayang

Ingin disayang

Lagu sedih ibu yang sepi

Sebab suaminya bosan

Mengharap belaian sayang

Yang tulus penuh pengertian

Lagu sedih bapak yang angkuh

Sebab pekerjaannya kisruh

Pergi ketempat hiburan

Menghamburkan uang curian

Kisah hari hari kota besar

Menghiasi hati yang diburu

Habis disapu industri

Merubah hati menjadi mesin

Lagu sedih

Berbuih buih

Lapar sayang

Ingin disayang

Lagu sedih

Semakin perih

Haus sayang

Ingin disayang

Kembali Ke Masa Lalu

Aku ingin kembali ke masa lalu

Berjalan dari warung ke warung

Berjalan dari rumah ke rumah

Berada disetiap tempat sampah

Begadang, main gitar, mabuk, nyanyi

Setelah itu bercanda dengan para pelacur

Aku ingin kembali ke masa lalu

Ke masa kesalahan menjadi kebanggaan

Waktu itu aku bebas aku lepas

Aku bisa teriak sekeras aku suka

Aku bisa menangis secengeng aku mau

Langkahku ringan rasanya terbang

Aku paling suka mencari perhatian

Segala cara aku lakukan

Tak ada beban tak ada dosa

Tak ada yang aku risaukan

Paling paling hanya hari depan

Dan dituduh P K I

Mencari Kata-Kata

Iwan Fals (1998)

(lagu ini dinyanyikan saat jumpa pers di depan wartawan pada tahun 1988 sebelum konser di Batang)

Kehidupan seorang manusia selalu melamun

Dan apa yang dilamunkan

Apa yang dilamunkan itu salah satu terwujud

Seperti lamunanku yang mencari kata-kata

Bangun tidur layaknya seorang petani

Kalau petani mengambil cangkul

Aku mengambil gitar dan mencari kata-kata

Dan selalu mencari kata-kata

Kata-kata sangat bermanfaat bagiku

Dan kata-kata yang membuat kehidupanku terwujud

Mencari kata-kata

Dan selalu mencari kata-kata

Tiap hari aku mencari kata-kata

Mencari kata-kata

Suhu

Iwan Fals (1997)

(Dibawakan dalam konser Iwan Fals di ITB, 1997)

Kekerasan ada batasnya

Keluwesan tak ada batasnya

Tak ada kuda-kuda yang tak bisa dijatuhkan

Karena itu geseran lebih utama

Kekuatan geseran terletak pada keseimbangan

Rahasia keseimbangan adalah kewajaran

Wajar itu kosong

Joned

Iwan Fals (1993)

( Lagu ini dibawakan pada ‘Konser Humor Musim Panas’ di TIM Jakarta 1993. Lagu tentang prajurit tua yg disingkirkan alias veteran )

Sakit hati prajurit tua Mohamad Joned

Sumpah serapah yang keluar 'monyet'

Nasibnya sial

Karirnya sial

Puluhan tahun dia lewati

Puluhan tahun dia mengabdi

Kepala buat kaki

Jurit Joned bersabarlah sampai mati

Oii jangan frustasi

Oii badanmu kurus nanti

Oii jangan iri

Jurit Joned emang mereka turunan 'nyomet'

Kembanglah sang otak

Geraklah bergerak

Bangkitlah sang nyali

Jurit Joned menyanyi lagi

Kembanglah sang otak

Geraklah bergerak

Bangkitlah sang nyali

Jurit Joned menyanyi lagi

Aua aua..au

Yang pasti hidup ini keras

Tabahlah terimalah

Lindas melindas sudah lepas landas

Lepas landas sudah tergilas gilas

Joned awas ada BOM….

Joned awas ada BOM….

Joned awas ada BOM….

Sakit hati prajurit tua Mohamad Joned

Sumpah serapah yg keluar 'monyet'

Nasibnya sial

Karirnya sial

Puluhan tahun dia lewati

Puluhan tahun dia mengabdi

Jurit Joned bersabarlah sampai mati

Jangan frustasi

Jangan iri

Jurit Joned emang mereka turunan 'MONYET'

Anissa

Iwan Fals (1986)

(Lagu ini seharusnya ada di album “Aku Sayang Kamu” (1986) tapi karena liriknya yang terlalu keras maka pihak MUSICA tidak berani menampilkan lagu tersebut. Coba cek dicover pada bagian penata musikada kata - kata Anissa. Namun lagu ini sempat diputar di stasiun radio di Jakarta)

April pertama kali aku mulai rasa

Diperut istriku ada nafas

Saat gelisah marah dan takut menyatu

Dua belas hari aku dijamu polisi melulu

Namun semua lewatlah sudah

Batin ibu dan ayahmu selamat

Sementara Tuhan tetap teruskan niatnya

Berkembanglah benih di rahim istriku

Juli bulan keempat amuk api di Penjaringan

Hanguskan jiwa saudaramu nak

Dua puluh ribu orang dikotak katik taktik

Namun benarkah taktik hanya isyu

Tetapi ayah tak sanggup berbuat apa - apa

Sebabnya engkau tahu ayah bukan Superman

Jiwaku yang merintih melihat mereka yang gusar

Walau begitu api kian membesar

Dua belas September bulan berikutnya

Saat degup jantungmu semakin jelas

Di Tanjung Priok sana ada orang marah

Penjuru Jakarta dicumbu resah

Sementara setelah itu

Semua orang takut buang hajat juga takut

Begitu banyak kantong plastik yang tersebar

Siap janjikan maut disetiap jengkal tanah air kita

Akhir Oktober tujuh bulan usiamu

Tanpa sajen rujak tujuh rupa

Bagaimana mungkin adakan selamatan

Banyak pasar yang tutup sebab Cilandak meledak (kena mortir)

Anakku nomor dua cukup istimewa

Waktu dalam perut semua orang pada ribut

Banyaknya peristiwa menyambut tangismu

Sadarilah sadari sadarilah oh... Anissa

Cepatlah besar matahariku

Menangis yang keras janganlah ragu

Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku

Doa kami di nadimu

Cepatlah besar matahariku

Menangis yang keras janganlah ragu

Hantamlah sombongnya dunia buah hatiku

Doa kami di nadimu

Sketsa Setan Yang Bisu

Iwan Fals (single 2000)

(dibawakan live pada munas Oi tahun 2000)

Transaksi narkoba ada dimana – mana

Di perkampungan, di perumahan, di pesantren, di sekolahan

Di tempat hiburan, di kejaksaan bahkan di dalam penjara sekalipun

Bagai wabah buktinya pun bercecaran di mana – mana

Operasi narkoba apakah benar – benar bisa menyelesaikan persoalan

Atau bahkan bukan malah menjadi bagian dari promosi

Narkoba adalah gaya hidup, narkoba adalah ajang bisnis

Untuk sebagian orang, narkoba adalah jalan keluar

Dari hidup yang kian hari bertambah sumpek

Bagi para pecandu, narkobalah tuhannya

Bagi para bandar, narkoba adalah bisnis yang menggiurkan

Bagi para penegak hukum, narkoba adalah ceperan yang vital

Bagi para produser, apa sih maksudnya ?

Narkoba harus ditata, agar bisa jadi devisa

Devisa jasmani, devisa rohani, devisa Negara Indonesia

Narkoba harus bersuara, punya saluran yang resmi

Agar semuanya bisa menjadi lebih jernih

Dan tidak menjadi setan membisu

Lagu ini lagu bekas pecandu

Semoga bisa menjadi solusi

Narkoba perlu pemecahan yang bermutu

Agar tidak menjadi perang abadi

Repot Nasi (sami mawon)

Iwan Fals (single 2005)

(dibawakan live di Leuwinanggung pada acara Reuni Oi 10 – 11 September 2005)

Aku mendengar suara, tak ada wajahnya

Seribu doa – doa di atas kepala

Mencari suara dari dalam qalbu

Sulit rasanya kudengar suaranya ... kudengar suara

Hanya sampai dijakun saja ... Repot nasi !!!!!

Mencari kata – kata

Mencari kata – kata

Entah dimana apakah menempel di langit – langit tenda ???

Mencari teman dalam bersilat lidah

Mencari suara

Mencari suara

Tak ada makna menyanyi saja ... menari saja

Leher bergerak pun tak apa

Tapi sebelum tidur jangan lupa berdoa

Kadang – kadang sembuhkan luka dalam diri

Doa apa saja ... nyanyi apa saja

Doa atau nyanyi .... sami mawon

Ribuan kilo ribuan kilo sekilo seribu

Ada langka seribu ... ada langka pertama

Sebelum kedua sebelum ketiga sebelum keempat sebelum kelima

Semoga mimpi indah

Mencari kata – kata ... mencari suara

Ternyata tak perlu dicari, Ia datang sendiri

Seperti warna – warni dalam lukisan kita

Ia melukis sendiri ... ia bercerita sendiri

Ia .. ia .. ia.. aku dan kau sama ... sami mawon

Mencari kata – kata tak ada koma tak ada isi

Tak ada tanda seru

Tak tanda tanya tanda kutif pun tak apa – apa

Mencari kata – kata ternyata cape juga

Maumere

Iwan Fals (Single 1993)

(Dinyanyikan di acara lelang buat Flores, 24 Januari 1993)

Maumere ... Maumere ...

Sika ngada ende Flores Timur bersedih

Maumere ... Maumere ...

Sika ngada ende Flores Timur menangis

Sika ngada ende Flores Timur menangis

Lagu sedih nyanyian sedih

Irama sedih tarian sedih

Irama sedih tarian sedih

Maumere ... Maumere ...

Sika ngada ende Flores Timur bersedih dan menangis

Badai tsunami dan gempa bumi

Maumere ... Maumere ...

Sika ngada ende Flores Timur bersedih dan menangis

Pikiran - pikiran kotor menyingkirlah

Hati yang kotor menyingkirlah

Maumere ... Maumere ...

Rubah

Jaman berubah keadaan tak berubah

Orang berubah tingkah laku tak berubah

Wajah berubah kok seakan tambah susah

Manusia berubah berubah rubah

Kasih yang dicari yang ada komedi

Revolusi dinanti yang ada Ashari

Lembaga berdiri berselimut korupsi

Wibawa menjadi alat melindungi diri

Pendidikan adalah anak tiri yang kesepian

Agama sebagai topeng yang menjijikkan

Kemiskinan merajalela yang kaya makin rakus saja

Kesehatan dan hukum diperjual belikan

Kesaksian tergusur oleh kepentingan pribadi

Pemerintah keasyikan berpolitik

Partai politik sibuk menuhankan uang

Ada rakyat yang lapar makan daun dan arang

Televisi sibuk mencari iklan

Sementara si Iwan menunggu giliran

Raja pane dan tendri menatap dengan mata kosong

Dimana mimpi?

Apa ditelan tsunami

Malam Sunyi

Iwan Fals / Al-Zastrouw Ngatawi (Single)

(Dinyanyikan live di TVRI di era paceklik album Iwan Fals)

Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih

Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih

Malam hening sejuk sunyi

Langit cerah menaungi

Atap kehidupan nyata

Tak tembus terpandang mata

Ini sajadah panjangku

Tunduk sujud menghadap-Mu

Bisikan asma yang agung

Taqarub mengharap ridho-Mu

Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih

Allaahumma sholli wasallim wabaarik alaih

Pancaran nur suci gerbang pengampunan

Sembah sujudku hanya pada-Mu

Jasad mengitari lingkaran yang suci

Hidup matiku hanya untuk-Mu

Allaahumma sholli wasallim wabarik alaih

Allaahumma sholli wasallim wabarik alaih

Pancaran nur suci gerbang pengampunan

Sembah sujudku hanya pada-Mu

Jasad mengitari lingkaran yang suci

Hidup matiku hanya untuk-Mu

Yaa Rabbi

Hidup matiku sembah sujudku hanya untuk-Mu

Kapal Bau Pesing

Kereta didorong matahari menghadap bulan

Orang orang tidur di gelandang kapal

Lampu lampu suar kerlap kerlip

Memberi isyarat

Mengepung imaji

Warnanya kuning dan hijau

Yang lain mengintip dari jauh

Tukang foto yang foto

Peluit kapal berbunyi

Bulan sabit pindah ke samping

Bentuknya seperti celurit melentang

Laut kotor sampah plastik limbah kaleng menari

Kapal bau pesing

Suara mesinnya seperti air mendidih

Suara mesinnya seperti air mendidih

Tali kapal dilempar

Orang orang bergegas turun

Nelayan kali menjaring ikan di kali berkali kali

Berjalan di berebatu yang lain

Kadang kadang tubuhnya setengah badan basah terendam

Di air tenang ia melempar jaring

Sebab biasanya di sana ikan ikan berenang

Dari celah celah batu ikan mengintip

Nelayan kali mandi di air deras

Dari tadi ikan belum juga didapat

Penggali pasir menggali berkali kali

Ada yang tua ada yang muda

Kemudian pasir dipisah pisah

Atas bak truk terbuka mengangkutnya ke toko

Anak anak kecil ada yang menyelam berkali kali

Sambil bercanda setelah memancing berkali kali

Aku menjemur pakaian di atas batu

Pikiran dan perasaanku dipenuhi oleh air kali

Mengambang mencari makan melawan arus berkelompok

Makna Hidup Ini

Aku tak mengerti aku tak mengerti

Apa sesungguhnya makna hidup ini

Semua yang terjadi seperti serupa

Pagi yang bernyanyi akhirnya harus pergi

Aku nyatanya tak berdaya

Ingin mencoba mengerti walau tak mengerti

Harus kujalani harus tak mengeluh

Mungkin jawabannya

Adalah persoalan itu sendiri

yaya yaya yaya

yaya yaya yaya

Halau hangat tubuhku dan alunan lagu

Menemani aku dalam perjalanan

Menyebrangi sungai menerangi lautan bosan

Pasti kunikmati rasa sepi ini

Ingin ku membagi tapi tak berbagai

Keluh kesah ini milik aku sendiri

Nyanyian ini sekedar air untuk terbakar

Sebagai kaki pelepas hati yang selalu was was

Suara sang penyelamat untuk hidup sesaat

Masuk dari jendela di bawah pintu

Bangkitkan gairah bangkitkan jiwa yang tidur

Kenyataan hidup hampir saja redup

Nyatakan Saja

Nyatakan saja apa yang terasa

Walau pahit biasanya

Jangan disimpan jangan dipendam

Merdekakan jiwa

Bersuaralah kawan

Bagai ombak dilautan

Pasti lega hatimu

Jangan lagi ragu

Bersuaralah kawan

Bagai ombak dilautan

Pasti lega hatimu

Jangan lagi ragu

Walau diam adalah emas

Yang jelas diam adalah diam

Diamlah diam kalau kau suka

Tetapi kenyataan harus dinyatakan

Katakan saja

Apa yang terasa

Jangan disimpan

Jangan dipendam

Katakan saja

Semua yang terasa

Selamat Tinggal Ramadhan

Selamat tinggal ya Ramadhan

Bulan suci bulan yang penuh berkah

Bulan dimana kita kembali dilahirkan

Sebulan penuh kita berpuasa

Menahan haus menahan lapar

Menahan keinginan yang bagaikan kuda liar

Punguti pahala yang bertebaran

Pintu maaf terbuka lebar

Kini tertutup rapat sampai datang giliran

Oh ya Ramadhan kali ini

Terasa cepat sekali

Oh ya Ramadhan kali ini

Sepi dan sedihnya sampai kedalam tulang

Sepi dan sedihnya sampai kedalam tulang

DirahimMu ada ketenangan

Hangat disini dihati ini

Tapi mengapa pergi kami masih rindu

Akhirnya sampai di hari kemenangan

Hari dimana takbir membahana

Hari dimana setan setan dibebaskan

Oh ya bayi bayi yang dilahirkan

Akankah jadi santapan sang setan ?

Oh ya hantu hantu bergentayangan

Mencari jiwa yang dipenuhi dendam

Oh Tuhan tolonglah

Lindungi kami dari kekhilafan

Oh ya Tuhan tolonglah

Ramadhan mengetuk hati

Orang orang yang gila perang

Suara Dari Jalanan

Iwan Fals (1996)

Lagu ini dibawakan Iwan Fals pada Jambore Wisata di Malimping Bantentahun 1996, Iwan Fals waktu itu didampingi Iwang Noersaid, Jaloe, Karta, Anto Baret, Oyan. Mereka tampil live. Semua yang dinyanyikan Iwan Fals saat itu adalah lagu - lagu baru semua.

Jangan pernah kau berpikir yang bukan-bukan

Apalagi menuduhku sampah jalanan

Memang benar yang kupakai dekil dan kumal

Bukan berarti aku seorang kriminal

Oh malangnya kamu

Yang menilaiku seperti itu

Oh sok taunya kamu

Pergi saja sana ke ahli jiwa

Matamu sinis memandang sepatu bututku

Bibir mencibir nyindir sambil menghindar

Jangan kau sangka hatiku akan terluka

Hinaanmu membuatku semakin kasihan

Oh usilnya kamu

Yang memandangku seperti itu

Oh kemarilah kamu

Kan kukatakan aku cinta padamu

Duduk yang manis dengarkanlah laguku

Atau ikut menyanyi ikut menyanyi sambil menari

Daripada kau menangis karena frustasi

Lebih baik kau terima niat baikku

Oh suara jalanan meruntuhkan tembok feodal

Oh suara jalanan hanya mengabdi pada hati dan Tuhan

Desir angin dan deru ombak di lautan

Seperti itulah kakiku melangkah

Kisah nelayan dan batu batu karang

Sabar dan setianya jadi pedoman

Oh jangan kata hinaan

Siksa badan Insya Allah tahan

Oh suara dari jalanan

Suara murni untukmu kawan

Aku Tak Punya Apa Apa

(Iwan Fals)

Lagu ini dilihat dari liriknya mungkin dibuat sekitar tahun 1997 atau 1998, tepatnya setelah Galang Rambu Anarki meninggal (Galang adalah putra pertama Iwan Fals, lahir 1 Januari 1982 dan meninggal 25 April 1997).

Kita semua tahu, Galang adalah kebanggaan dan harapan buat Iwan Fals. Perasaan yang mendalam karena kehilangan menyebabkan Iwan Falsmenyendiri, merasa gagal sebagai orang tua. Namun pada akhirnya IwanFals bisa bangkit dan terus berkarya seperti sekarang.

Setelah sekian lama menunggu

Akhirnya datang juga giliranku

Setelah semuanya habis terkuras

Setelah tak ada lagi harapan

Pada saat semangatku bergolak

Pada saat nafsuku mendidih

Aku jatuh impianku hancur berkeping – keping

Sampai aku tak berani lagi berharap

Aku jalani saja hidup ini tanpa suka tanpa duka

Dari waktu dari waktu aku tak mau tahu

Kini kau datang menggodaku untuk bercerita

Lalu kuceritakan saja semua yang kutahu

Aku tak punya apa – apa

Bukan aku mengeluh apalagi mengiba

Memang aku punya apa – apa

Kuceritakan itupun karena kau minta

Kadang aku merasa masihkah aku menjadi manusia

Kadang aku berpikir benarkah aku tersingkir

Sedangkan pintu – pintu sudah terbuka

Cerita pun belum berakhir

Aku tak ingin apa – apa

Bukan aku berontak apalagi menghina

Memang aku tak ingin apa – apa

Kuceritakan itu pun karena kau minta

Aku tak bisa apa – apa

Bukan aku merendah apalagi jumawa

Memang aku tak bisa apa – apa

Kuceritakan itu pun karena kau minta