KUALITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI ...

85
KUALITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI TEOFILIN SALBUTAMOL SULFAT DAN METILPREDNISOLON DI RUMAH SAKIT “X” DI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: B. Karina Sekar Maheswari NIM: 188114020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2022 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of KUALITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI ...

KUALITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI TEOFILIN

SALBUTAMOL SULFAT DAN METILPREDNISOLON DI RUMAH

SAKIT “X” DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

B. Karina Sekar Maheswari

NIM: 188114020

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

KUALITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI TEOFILIN

SALBUTAMOL SULFAT DAN METILPREDNISOLON DI RUMAH

SAKIT “X” DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

B. Karina Sekar Maheswari

NIM: 188114020

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

Persetujuan Pembimbing

KUALITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI TEOFILIN

SALBUTAMOL SULFAT DAN METILPREDNISOLON DI RUMAH

SAKIT “X” DI YOGYAKARTA

Skripsi yang diajukan oleh:

B. Karina Sekar Maheswari

NIM : 188114020

Telah disetujui oleh

Pembimbing Utama

Tanggal 6 Januari 2022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Typewritten text
Dr. apt. Sri Hartati Yuliani

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

KUALITAS SEDIAAN RACIKAN KAPSUL KOMBINASI TEOFILIN

SALBUTAMOL SULFAT DAN METILPREDNISOLON DI RUMAH

SAKIT “X” DI YOGYAKARTA

Oleh:

B. Karina Sekar Maheswari

NIM : 188114020

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal : 19 Januari 2022

Mengetahui

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Dr. apt. Yustina Sri Hartini)

Panitia Penguji : Tanda tangan

1. Dr. apt. Sri Hartati Yuliani ……………….

2. apt. Dina Christin Ayuning Putri M.Sc. ……………….

3. Dr. apt. Christine Patramurti ……………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar Pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya

karya ilmiah. Apabila di kemudian hari terdapat indikasi plagiarism dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung saksi sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Yogyakarta, 5 Januari 2022

Penulis

(B. Karina Sekar Maheswari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : B Karina Sekar Maheswari

Nomor Mahasiswa : 188114020

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“Kualitas Sediaan Racikan Kapsul Kombinasi Teofilin Salbutamol Sulfat dan

Metilprednisolon di Rumah Sakit “X” di Yogyakarta”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan,

gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari

(search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Januari 2022

Yang menyatakan

(B Karina Sekar Maheswari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

ABSTRAK

Sediaan racikan kapsul kombinasi teofilin, salbutamol sulfat, dan

metilprednisolon banyak diresepkan untuk pasien dewasa dengan gangguan

pernafasan. Penilitian ini memiliki tujuan untuk mengevaluasi kualitas sediaan

kapsul racikan serta memastikan keseragaman dosis obat pada sediaan racikan

kombinasi teofilin, salbutamol sulfat, dan metilprednisolon yang diracik di Rumah

Sakit “X” di Yogyakarta. Penelitian ini berjenis penelitian non-eksperimental

dengan rancangan penelitian deskriptif. Uji kualitas yang dilakukan pada penelitian

ini adalah uji organoleptis, uji kandungan lembab, uji waktu hancur, dan uji

keseragaman kandungan menggunakan metode kombinasi kemometri-

spektrofotometri.

Hasil uji kualitas sediaan racikan kapsul kombinasi teofilin, salbutamol

sulfat dan metilprednisolon yang diracik di Rumah Sakit “X” di Yogyakarta

memenuhi uji kualitas yaitu uji organoleptis yaitu serbuk berwarna putih, cangkang

kapsul keras dan tidak berbau. Uji kandungan lembab yang diperoleh selama masa

penyimpanan memenuhi persyaratan. Uji waktu hancur sampel kapsul memenuhi

persyaratan. Uji keseragaman kandungan sediaan racikan kapsul kombinasi

teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon tidak memenuhi persyaratan

keseragaman kandungan sediaan. Nilai penerimaan L1% teofilin adalah 44,6996,

salbutamol sulfat 64,1365 dan metilprednisolon 94,1489. Nilai penerimaan L2%

teofilin adalah 28,3749, salbutamol sulfat adalah 58,3298 dan metilprednisolon

adalah 89,7355.

Kata kunci : Kapsul, uji kualitas, teofilin, salbutamol sulfat, metilprednisolon,

metode kemometrik-spektrofotometri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

ABSTRACT

Capsule combination of theophylline, salbutamol sulphate, and

methylprednisolone widely prescribed for adult patients with respiratory disorders.

This research aim is to evaluate the quality of the capsule as well as ensuring the

uniformity of the dose of the drug in dosage concoction is a combination of

theophylline, salbutamol sulfate, and methylprednisolone are prescribed in the

Hospital “X” in Yogyakarta. The type of this research is non-experimental research

design with descriptive. Quality test parameters in this study were to test the

organoleptic test, moisture content, disintegration time, and test the uniformity of

content using the method of combination chemometric-spectrophotometric.

The results of the quality test preparation concoction capsule is a

combination of theophylline, salbutamol sulfate and methylprednisolone are

formulated in the Hospital “X” in Yogyakarta meet the quality test that test the

organoleptic that is powder white, capsule shell hard and odorless. Test of moisture

content obtained during storage met the requirements. The disintegration test shows

the sample capsules met the requirements. Test the uniformity of the content of the

dosage concoction capsule is a combination of theophylline, salbutamol sulfate, and

methylprednisolone does not meet the requirements of the uniformity of the content

of the preparation. Requirement value L1% of teofilin 44,6996, salbutamol sulfat

64,1365 and metilprednisolon 94,1489. Requirement value L2% of teofilin

28,3749, salbutamol sulfat 58,3298 and metilprednisolon 89,7355.

Keyword : Capsule, quality control, theophylline, salbutamol sulphate, and

methylprednisolone, chemometric-spectrophotometric method

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………….ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………...iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... v

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

C. Keaslian Penelitian ................................................................................ 4

D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4

BAB II ................................................................................................................. 6

TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 6

A. Sediaan Racikan .................................................................................... 6

B. Sediaan Kapsul ...................................................................................... 6

C. Teofilin .............................................................................................. 7

D. Salbutamol sulfat Sulfat .................................................................... 8

E. Metilprednisolon .................................................................................... 9

F. Uji Kualitas Sediaan kapsul ................................................................. 10

1. Uji Organoleptis ............................................................................... 10

2. Uji Kandungan Lembab ................................................................... 11

3. Uji Waktu Hancur ............................................................................ 11

4. Uji Keseragaman kandungan ............................................................ 11

G. Analisis Kemometrik ........................................................................ 11

H. Instrumen Spektrofotometer UV-VIS ............................................... 12

I. Keterangan Empiris ............................................................................. 13

BAB III.............................................................................................................. 14

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 14

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

B. Variabel Penelitian .................................................................................. 14

C. Definisi Operasional ............................................................................ 14

D. Bahan Penelitian .................................................................................. 15

E. Alat Penelitian dan Instrumen Penelitian ................................................. 15

F. Tata Cara Penelitian ................................................................................ 16

1. Pemilihan dan Pengambilan Sampel ................................................. 16

2. Uji Organoleptis ............................................................................... 16

3. Uji Kandungan Lembab ................................................................... 16

4. Uji Waktu Hancur ............................................................................ 17

5. Penetapan Model Kalibrasi Multivariat ............................................ 17

6. Uji Keseragaman Kandungan ........................................................... 20

G. Analisis Hasil ...................................................................................... 20

1. Uji Organoleptis ............................................................................... 20

2. Uji Kandungan Lembab ................................................................... 21

3. Uji Waktu Hancur ............................................................................ 21

4. Analisis Kadar Sampel Multivariat ................................................... 21

5. Uji Keseragaman Kandungan ........................................................... 23

BAB IV ............................................................................................................. 24

HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 24

A. Pengambilan Sampel ............................................................................... 24

B. Uji Organoleptis ...................................................................................... 24

C. Uji Kandungan Lembab ....................................................................... 26

D. Uji Waktu Hancur ................................................................................ 27

E. Penetapan Model Kalibrasi Multivariat ................................................... 28

1. Pengamatan Spektra Larutan Baku ................................................... 28

2. Kalibrasi Multivariat menggunakan partial least square (PLS) ........ 30

3. Validasi Multivariat menggunakan partial least square (PLS) .......... 38

F. Keseragaman Kandungan ........................................................................ 41

BAB V ............................................................................................................... 45

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 45

A. Kesimpulan.......................................................................................... 45

B. Saran ................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 46

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR TABEL

Tabel I. Seri Larutan Kalibrasi ...................................................................... 18

Tabel II Seri Larutan Validasi ....................................................................... 19 Tabel III. Data Uji Organoleptis ...................................................................... 25

Tabel IV. Hasil uji kandungan lembab hari ke-1 dan hari ke-30 ....................... 27 Tabel V. Hasil Pengamatan Uji Waktu Hancur Hari ke-1 dan Hari ke-30 ....... 27

Tabel VI. Nilai konsentrasi actual vs konsentrasi calculated dari seri kalibrasi

dengan validasi silang panjang gelombang 200-400 nm untuk mencari

LOD dan LOQ ................................................................................. 33 Tabel VII. Tabel konsentrasi actual vs konsentrasi calculated dari seri kalibrasi

dengan validasi silang panjang gelombang 200-400 nm ................... 34 Tabel VIII. Hasil perhitungan nilai R-sq (Prediction), RMSECV dan PRESS yang

diperoleh dari konsentrasi actual dan calculated dengan metode validasi

silang ............................................................................................... 35

Tabel IX. Data dan parameter metode validasi silang leave-one-out untuk teofilin

pada panjang gelombang 200-400 nm .............................................. 35

Tabel X. Data dan parameter metode validasi silang leave-one-out untuk

salbutamol sulfat pada panjang gelombang 200-400 nm ................... 36

Tabel XI. Data dan parameter metode validasi silang leave-one-out untuk

metilprednisolon pada panjang gelombang 200-400 nm ................... 36

Tabel XII. Nilai konsentrasi actual vs konsentrasi calculated dari seri kalibrasi

teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon validasi silang pada

panjang gelombang 200-400 nm ...................................................... 39 Tabel XIII. Data keseragaman kandungan pada 10 unit sediaan ......................... 42

Tabel XIII. Data keseragaman kandungan pada 30 unit sediaan ......................... 43 Tabel XIV. Hasil penimbangan uji kandungan lembab hari ke-1 ........................ 56

Tabel XV. Hasil penimbangan uji kandungan lembab hari ke-30 ...................... 56 Tabel XVI. Data penimbangan baku teofilin ...................................................... 58

Tabel XVII. Data penimbangan baku salbutamol sulfat ...................................... 58 Tabel XVIII. Data penimbangan baku metilprednisolon ..................................... 58

Tabel XIX. Data persiapan baku ........................................................................ 59 Tabel XX. Tabel pemipetan seri kalibrasi ........................................................... 59

Tabel XXI. Data pemipetan seri validasi ............................................................ 60 Tabel XXII. Data keseragaman kandungan teofilin ............................................ 63

Tabel XXIII. Data keseragaman kandungan salbutamol sulfat ............................ 64 Tabel XXIV. Data keseragaman kandungan metilprednisolon ............................ 65

Tabel XXV. Data keseragaman kandungan teofilin ............................................ 66 Tabel XXVI. Data keseragaman kandungan salbutamol sulfat ........................... 68

Tabel XXVII. Data keseragaman kandungan metilprednisolon........................... 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Teofilin (Kementrian Kesehatan RI, 2020) ......................... 8

Gambar 2. Struktur Salbutamol Sulfat (Kementrian Kesehatan RI, 2020) ......... 9

Gambar 3 Struktur Metilprednisolon (Kementrian Kesehatan RI, 2020) ......... 10

Gambar 4. Skema prinsip kerja Spektrofotometri UV-Vis Double Beam (Rocha

et al, 2018) .................................................................................... 13

Gambar 5. Keadaan organoleptis serbuk kapsul racikan .................................. 25

Gambar 6. Spektra Baku Teofilin Konsentrasi 65 µg/mL ................................ 28

Gambar 7. Spektra Baku Salbutamol Sulfat Konsentrasi 1 µg/mL ................... 29

Gambar 8. Spektra Baku Metilprednisolon Konsentrasi 2 µg/mL .................... 29

Gambar 9. Spektra Tumpang Tindih Teofilin, Salbutamol Sulfat dan

Metilprednisolon ........................................................................... 30

Gambar 10. Overlay Spektra UV Baku Teofilin, Salbutamol sulfat dan

Metilprednisolon pada Panjang Gelombang 200-400 nm ............... 31

Gambar 11. Kurva hubungan konsentrasi teofilin calculated dengan actual hasil

kalibrasi silang leave-one-out ........................................................ 37

Gambar 12. Kurva hubungan konsentrasi salbutamol sulfat calculated dengan

actual hasil kalibrasi silang leave-one-out ..................................... 37

Gambar 13. Kurva hubungan konsentrasi metilprednisolon calculated dengan

actual hasil kalibrasi silang leave-one-out ..................................... 38

Gambar 14. Kurva hubungan nilai konsentrasi actual vs konsentrasi calculated

dari seri kalibrasi teofilin menggunakan validasi silang leave-one-out

pada panjang gelombang 200-400 nm ............................................ 40

Gambar 15. Kurva hubungan nilai konsentrasi actual vs konsentrasi calculated

dari seri kalibrasi salbutamol sulfat menggunakan validasi silang

leave-one-out pada panjang gelombang 200-400 nm...................... 40

Gambar 16. Kurva hubungan nilai konsentrasi actual vs konsentrasi calculated

dari seri kalibrasi metilprednisolon menggunakan validasi silang

leave-one-out pada panjang gelombang 200-400 nm...................... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis Teofilin ...................................................... 51

Lampiran 2. Certificate of Analysis Salbutamol Sulfate ..................................... 52

Lampiran 3. Certificate of Analysis Metilprednisolon ........................................ 53

Lampiran 4. Dokumentasi sampel uji organoleptis hari ke-1 dan hari ke-30 ...... 54

Lampiran 5. Pengukuran kandungan lembab menggunakan moisture analyzer .. 55

Lampiran 6. Data Hasil Penimbangan Uji Kandungan Lembab ......................... 56

Lampiran 7. Pengujian waktu hancur menggunakan alat disintegration tester ... 57

Lampiran 8. Data Penimbangan Baku ............................................................... 58

Lampiran 9. Data pemipetan seri kalibrasi dan validasi ..................................... 59

Lampiran 10. Perhitungan LOD dan LOQ ......................................................... 61

Lampiran 11. Keseragaman kandungan 10 unit kapsul ...................................... 63

Lampiran 12. Data keseragaman kandungan 30 unit kapsul ............................... 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peresepan obat berupa sediaan racikan kapsul masih diminati oleh dokter,

hal ini terjadi karena beberapa obat dengan dosis tertentu tidak tersedia dalam

bentuk sediaan jadi (Putra, Ardana, dan Fadraersada, 2017) . Peresepan obat kapsul

memudahkan pengguna karena dapat diberikan campuran kombinasi bahan obat

dan dosis yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan individu. Selain itu, pemberian

kapsul diharapkan mampu menaikkan kepatuhan pasien dalam menggunakan obat

karena tidak meminum obat dengan jumlah yang banyak (Andriani, Wijaya, dan

Utami, 2013). Andriani (2013) dalam penelitiannya disebuah apotek di Surabaya

menyatakan, resep yang mengandung kapsul racikan adalah sebesar 39,71% dari

total seluruh resep pada apotek “X”.

Kapsul merupakan sediaan padat berupa obat dalam cangkang keras atau

lunak yang dapat larut, kapsul memiliki berbagai ukuran mulai dari yang kecil yaitu

nomor kapsul (5) sampai ukuran paling besar yaitu nomor kapsul (000)

(Kementrian Kesehatan RI, 2020). Cangkang kapsul diisi dengan bahan padat

serbuk atau granul. Kelebihan sediaan kapsul adalah bentuknya menarik, praktis,

dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari obat, mudah ditelan, cepat hancur di

dalam perut, dapat dikombinasikan beberapa macam obat dalam satu kapsul, serta

pada proses pembuatannya dapat diisi dengan cepat karena tidak membutuhkan

bahan tambahan seperti tablet (Syamsuni, 2006). Sementara itu adapun kekurangan

sediaan kapsul berupa tidak dapat digunakan untuk bahan yang mudah menguap

dan menyerap lembab, tidak dapat digunakan untuk zat yang bereaksi dengan

cangkang kapsul, tidak dapat diberikan untuk balita, dan tidak dapat dibagi atau

dibelah (Syamsuni, 2006).

Permasalahan yang mungkin terjadi terkait peracikan kapsul adalah

keseragaman bobot kapsul, serbuk yang lembab sehingga menyebabkan cangkang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

kapsul menjadi rapuh, serta serbuk yang bila dicampur dapat menghasilkan titik

lebur yang lebih rendah sehingga kapsul menjadi lunak dan menempel satu dengan

yang lain (Syamsuni, 2006). Syarat sediaan kapsul yang baik adalah kering,

memenuhi persyaratan waktu hancur, serta memenuhi uji keseragaman bobot atau

uji keseragaman kandungan (Syamsuni, 2006).

Beberapa penelitian ditemukan mengenai permasalahan yang kerap terjadi

terkait dengan kualitas sediaan padat racikan. Betha, Yardi, Alvionita, Zalhadia dan

Siregar (2019) menyatakan uji mutu bobot dan kadar sampel racikan pulveres yang

berasal dari 8 apotek di kecamatan Ciputat Timur belum ada yang memenuhi

persyarakan keseragaman sediaan. Warnida, Sukawaty dan Aulya (2018)

menyatakan sediaan pulveres yang berasal dari 15 puskesmas di kota Balikpapan

tidak memenuhi mutu fisik pulveres yang tercantum pada Farmakope Indonesia.

Tidak terenuhinya kualitas sediaan padat racikan tersebut diakibatkan oleh teknik

pembagian sediaan secara visual yang memungkinkan terjadinya variasi bobot

sediaan yang diracik.

Teofilin merupakan golongan bronkodilator bekerja dengan mekanisme

spasmolitis terhadap otot polos serta menstimulasi jantung dan mendilatasinya.

(Tjay dan Raharja, 2007). Salbutamol sulfat merupakan obat golongan beta 2

agonis yang berperan pada tatalaksana asma atau PPOK, salbutamol sulfat

diberikan secara oral akan memiliki efek bronkodilator yang lebih lambat (GINA,

2020). Metilprednisolon merupakan golongan kortikosteroid yang digunakan untuk

meredakan inflamasi dan gangguan alergi (Tjay dan Raharja, 2007). Berdasarkan

analisis resiko klinis, teofilin dinyatakan memiliki indeks terapi sempit (Handiana

dan Indriyati, 2018), sehingga mengharuskan kandungan teofilin seragam pada

sediaan racikan kapsul. Salbutamol sulfat memiliki indeks terapi luas dan

metilprednisolon memiliki indeks terapi luas. Kombinasi teofilin, salbutamol sulfat

dan metilprednisolon diberikan pada pasien dewasa yang mengalami rhinitis alergi.

Bronkodilator digunakan untuk memperbaiki gejala dengan menurunkan

hiperinflasi paru dan efisiensi otot inspiratori, kortikosteroid bertujuan mengobati

inflamasi lokal pada saluran nafas dan parenkim paru. Pemberian kortikosteroid ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

dapat mengurangi lama perawatan dan peningkatan fungsi paru dan oksigenasi serta

menurunkan angka kekambuhan (Veryanti dan Wulandari, 2020).

Peresepan sediaan racikan kapsul biasanya dibagi secara rata di kertas

perkamen dengan metode visual. Metode visual adalah metode pembagian serbuk

dengan membagi serbuk ke kertas perkamen secara visual dengan jumlah yang telah

ditentukan. Metode pembagian ini umum dilakukan di rumah sakit karena cepat dan

praktis. Kekurangan metode visual adalah kurang dapat menjamin keseragaman

kandungan dan keseragaman bobot tiap kapsul racikan (Putra dkk,. 2017).

Kekurangan metode visual dalam proses peracikan, membuat kandungan obat

menjadi tidak seragam dan berpengaruh pada keamanan pasien dalam

menggunakan kapsul racikan kombinasi teofilin. Maka penelitian kontrol kualitas

sediaan kapsul ini penting untuk memastikan keseragaman dosis obat pada sediaan

yang dibuat. Adapun resiko yang muncul akibat ketidakseragaman sediaan kapsul

racikan adalah ketidakseragaman dosis obat yang diterima pasien.

Ketidakseragaman dosis obat dapat berakibat toksisitas bagi pasien, bila pasien

menerima obat dengan indeks terapi yang sempit (Kasanah, Putri, Yuliani dan

Dwiastuti, 2019)

Kemometri merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengukuran yang

dilakukan pada sistem kimia atau proses keadaan system melalui penerapan metode

matematis atau statistik (El-Gindy dan Hadad 2012). Instrumen spektrofotometri

UV-VIS dipilih karena merupakan metode yang cepat serta merupakan teknik

analisis yang terjangkau. Karena itu metode spektrofotometri sangat cocok untuk

analisis sediaan farmasi yang menyerap sinar UV. Uji keseragaman kandungan

pada penelitian ini menggunakan metode kombinasi kemometri-spektrofotometri.

Penggunaan spektrofotometri dengan kombinasi kemometri memungkinkan untuk

aplikasi analisis campuran kompleks tanpa pemisahan komponen sebelum

dianalisis (El-Gindy dan Hadad 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

B. Rumusan Masalah

Apakah sediaan racikan kapsul dengan zat aktif kombinasi Teofilin,

Salbutamol sulfat dan Metilprednisolon yang diracik pada Rumah Sakit “X” di

Yogyakarta telah memenuhi syarat mutu dengan uji organoleptis, uji kandungan

lembab, uji waktu hancur, dan uji keseragaman kandungan ?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian terkait uji kualitas sediaan racikan kapsul dengan kombinasi

pernah dilakukan oleh Prabandono (2019) dengan judul penelitian “Uji Kualitas

Sediaan Racikan Kapsul Kombinasi Tramadol dan Parasetamol pada Resep di

Sebuah Rumah Sakit Swasta tipe C di Semarang”. Sejauh penelusuran penulis pada

repository USD dan google scholar, penelitian mengenai “Kualitas Sediaan

Racikan Kapsul Kombinasi Teofilin, Salbutamol sulfat , dan Metilprednisolon di

Rumah Sakit “X” di Yogyakarta belum pernah dilakukan.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengevaluasi kualitas sediaan racikan kapsul dengan zat aktif kombinasi

Teofilin, Salbutamol sulfat , dan Metilprednisolon yang diracik di rumah sakit “X”

di Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

Mengetahui kualitas sediaan racikan kapsul dengan zat aktif kombinasi

Teofilin, Salbutamol sulfat dan Metilprednisolon yang diracik di rumah sakit “X”

di Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengembangan ilmu

pengetahuan mengenai pentingnya melakukan evaluasi kualitas sediaan racikan

kapsul yang telah dibuat untuk menjamin mutu sediaan.

2. Manfaat Praktis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada tenaga

kefarmasian terkait uji kualitas sediaan racikan kapsul sehingga diharapkan hasil

penelitian ini mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan mutu sediaan

racikan kapsul yang dibuat.

3. Manfaat Metodologis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengembangan metode

penetapan kadar menggunakan metode kemometri dengan teknik partial least

square (PLS) dalam ilmu kefarmasian yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas

sediaan racikan kapsul Teofilin, Salbutamol sulfat dan Metilprednisolon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sediaan Racikan

Sediaan racikan adalah sediaan yang dibentuk dengan mengubah atau

mencampur sediaan obat atau bahan aktif. Bentuk sediaan racikan bisa berupa semi

padat maupun cair. Sediaan diracik karena beberapa obat dengan dosis tertentu

tidak tersedia dalam bentuk sediaan jadi (Putra dkk, 2017). Peracikan memerlukan

perhatian khusus karena seringkali berkaitan dengan kesalahan dalam pengobatan

atau medication error. Kejadian kesalahan pengobatan merupakan salah satu

ukuran pencapaian keselamatan pasien (Donsu, Tjitrosantoso dan Bodhi, 2016).

Medication error meliputi prescribing error, dispensing error dan

administration error. Dispensing error adalah kesalahan yang terjadi selama proses

peracikan obat meliputi kesalahan dalam pengambilan obat yang akan diracik dan

kesalahan dalam penulisan aturan pakai obat. Dalam peracikan kapsul, obat

biasanya dibagi secara merata diatas perkamen dengan metode visual. Metode

visual adalah metode membagi obat yang telah digerus dengan jumlah yang telah

ditetapkan secara penampakan visual. Metode ini memiliki kekurangan yaitu tidak

dapat menjamin keseragaman dalam tiap kapsul racikan (Putra dkk, 2017).

Kemungkinan resiko yang muncul akibat ketidakseragaman sediaan kapsul racikan

adalah ketidakseragaman dosis obat yang diterima pasien. Ketidakseragaman dosis

obat dapat berakibat toksisitas bagi pasien, bila pasien menerima obat dengan

indeks terapi yang sempit (Kasanah, Putri, Yuliani dan Dwiastuti, 2019).

B. Sediaan Kapsul

Kapsul atau capsulae adalah bentuk sediaan padat yang terbungkus dalam

suatu cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul terdiri dari bagian wadah

dan tutup (capsulae over culatae) yang terbuat dari metilselulosa, gelatin, pati atau

bahan yang sesuai (Syamsuni, 2006). Cangkang kapsul umumnya memiliki lekuk

khas pada bagian tutup dan induk untuk memberikan penutupan yang baik bila

bagian induk dan tutup cangkangnya diletakan sepenuhnya, yang mencegah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

terbukanya cangkang kapsul yang telah diisi selama penanganan dan penyimpanan

(Kementrian Kesehatan RI, 2020). Dalam praktek pelayanan resep di apotek, kapsul

cangkang keras dapat diisi dengan tangan, dan alat sederhana bukan mesin

(Syamsuni, 2006). Syarat sediaan kapsul adalah kering, memenuhi keseragaaman

bobot, memenuhi persyaratan waktu hancur (Syamsuni, 2006).

Keuntungan sediaan kapsul adalah bentuknya menarik dan praktis,

cangkang kapsul tidak berasa pahit sehingga dapat menutupi obat yang memiliki

rasa dan bau yang tidak enak, kapsul mudah ditelan dan cepat hancur atau larut

dalam pelarut sehingga obat cepat terabsorpsi, isi kapsul mudah dikombinasikan

beberapa macam obat dan dosis yang berbeda-beda sesuai kebutuhan pasien, kapsul

dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan tambahan seperti pada

pembuatan pil dan tablet. Kapsul memiliki beberapa kekurangan yaitu tidak dapat

digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat

menahan penguapan, tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis, tidak

dapat digunakan untuk zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul, tidak dapat

diberikan untuk balita, dan kapsul tidak dapat dibagi-bagi (Syamsuni, 2006).

Kapsul cangkang keras disimpan pada tempat yang kering, tertutup rapat dan diberi

bahan pengering (silica gel) agar terhindar dari lembab yang dapat membuat kapsul

lunak dan lengket (Syamsuni, 2006).

C. Teofilin

Teofilin merupakan derivat metilxantin yang paling banyak digunakan

untuk bronkodilator karena dapat diabsorbsi dengan baik yaitu sekitar 90-95%

meskipun diberikan secara oral (Yanti, Budi, dan Rasmin, 2016). Teofilin memiliki

indeks terapi yang sempit yaitu selisih antara dosis terapi dan dosis toksiknya kecil

(Tjay dan Raharja, 2007) yaitu antara 5-20 mcg/mL sehingga memerlukan kehati-

hatian dalam melakukan peracikan teofilin (Handiana dan Indriyati, 2018). Pada

pemberian oral, teofilin memberikan efek toksik pada dosis 66 mg/kg untuk pria

dan 5 mg/kg pada wanita (MSDS, 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Gambar 1. Struktur Teofilin (Kementrian Kesehatan RI, 2020)

Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Tablet Teofilin

mengandung teofilin anhidrat, C7H8N4O2, tidak kurang dari 94,0% dan tidak lebih

dari 106,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Teofilin merupakan senyawa

berbentuk serbuk hablur, putih, tidak berbau,memiliki rasa pahit dan stabil di udara.

Kelarutan Teofilin sukar larut dalam air, pada air panas lebih mudah larut, mudah

larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonia, agak sukar larut dalam

etanol dan kloroform dan dalam eter. Titik lebur Teofilin berada pada rentang 270o

dan 274o dan rentang antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dari 3o

(Kementrian Kesehatan RI, 2020). Teofilin memiliki panjang gelombang 275 nm

(Hassaninejad-Darzi, Samadi-Maybodi, dan Nikou, 2016). Teofilin mengalami

degradasi oleh basa sebesar 7,57% dan mengalami degradasi oksidasi sebesar

2,47% pada kondisi stress. Teofilin cenderung stabil pada suasana asam, suhu tinggi

dan paparan sinar UV pada kondisi stress (Panda, Kumar, dan Mohanta 2013).

D. Salbutamol sulfat Sulfat

Salbutamol sulfat merupakan bronkodilator golongan Agonis Beta 2

adrenergik. Salbutamol sulfat memiliki mekanisme aksi menstimulasi reseptor beta

2 adrenergik dan bekerja selektif reseptor beta 2 yang terdapat banyak pada trakea

dan bronki. Salbutamol sulfat merupakan derivat isoprenaline dan merupakan obat

adrenergikum yang umum digunakan dalam pengobatan asma (Tjay dan Raharja,

2007). Salbutamol sulfat memiliki indeks terapi yang luas, salbutamol sulfat

memiliki ED 15 mcg/kgBB (Alomari, Mohamed, Basit dan Gaisford, 2014),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

salbutamol sulfat diketahui memiliki LD50 1100 mg/kg pada tikus yang diberikan

salbutamol sulfat oral (Pubchem, 2021).

Gambar 2. Struktur Salbutamol Sulfat (Kementrian Kesehatan RI, 2020)

Rumus molekul salbutamol sulfat sulfat adalah (C13H21NO3)2 H2SO4 dan

memiliki berat molekul 576,70 g/mol. Tablet Salbutamol mengandung Salbutamol

Sulfat, (C13H21NO3)2.H2SO4, setara dengan Salbutamol, C13H21NO3, tidak kurang

dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

Salbutamol sulfat sulfat memiliki bentuk fisik berupa serbuk hablur putih.

Kelarutan salbutamol sulfat adalah mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol

dalam kloroform dan dalam eter (Kementrian Kesehatan RI, 2020). Salbutamol

sulfat memiliki panjang gelombang 242 nm (Panchale, Gulhane, Manwar dan Bakal

, 2020). Salbutamol sulfat merupakan senyawa amfiroprotik karena memiliki gugus

amin dan gugus hidroksi fenolik karenanya, salbutamol sulfat dapat mengalami

fotolisis yang cepat pada kondisi basa (Zhou dkk, 2017).

E. Metilprednisolon

Metilprednisolon merupakan agen antiinflamasi golongan kortikosteroid

yang memiliki mekanisme supresi inflamasi dan gangguan alergi. Umumnya

digunakan pada penggobatan jangka pendek dan digunakan pada pengobatan asma

seksaserbasi akut (GINA, 2020). Metilprednisolon memiliki indeks terapi yang

luas, kejadian overdosis pada penggunaan metilprednisolon termasuk langka

(Pubchem,2021). Metilprednisolon memiliki nilai LD50 sebesar >4 mg/kg pada

tikus (MSDS, 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Gambar 3 Struktur Metilprednisolon (Kementrian Kesehatan RI, 2020)

Metilprednisolon memiliki rumus molekul C22H3O5, dan berat molekul

374,5 g/mol. Tablet Metilprednisolon mengandung metilprednisolon, C22H30O5,

tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera pada

etiket. Metilprednisolon merupakan serbuk hablur putih sampai hampir putih, tidak

berbau, melebur pada suhu 240o disertai penguraian. Kelarutan metilprednisolon

adalah praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, dalam dioksan

dan dalam metanol, sukar larut dalam aseton dan dalam kloroform dan sangat sukar

larut dalam eter (Kementrian Kesehatan RI, 2020). Metilprednisolon memiliki

panjang gelombang 246 nm (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Metilprednisolon mengalami degradasi saat terpapar sinar UV, Metilprednisolone

memiliki dua ikatan rangkap pada cincin A yang mudah terdegradasi jika terpapar

sinar UV dibandingkan dengan steroid yang memiliki satu ikatan rangkap pada

cincin A (Teng, Cutler, dan Davies, 2003).

F. Uji Kualitas Sediaan kapsul

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis kapsul dilakukan untuk mengetahui stabilitas fisik

sediaan racikan kapsul pada masa penyimpanan. Uji organoleptis dilakukan dengan

mengamati secara visual keseragaman serbuk serta keadaan kapsul selama masa

penyimpanan. Uji organoleptis dilakukan dengan tujuan mengetahuan kekhususan

bau, rasa, bentuk dan warna sampel yang diuji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

2. Uji Kandungan Lembab

Kandungan lembab atau Moisture Content adalah pernyataan kandungan

air berdasarkan bobot kering, yang menunjukkan kadar air yang terkandung dalam

sediaan. Kandungan lembab diukur menggunakan moisture analyzer untuk

menentukan kandungan kadar air dalam serbuk yang suhu penguapannya tinggi dan

tidak menguap saat dikeringkan dengan suhu 40o-60oC. Serbuk yang baik dan stabil

dalam penyimpanan memiliki kandungan lembab kurang dari 5% (Elisabeth,

YamLean dan Supriati, 2018).

3. Uji Waktu Hancur

Uji waktu hancur ditujukan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu

hancur kapsul atau tablet. Uji waktu hancur tidak menyatakan bawa sediaan atau

bahan aktifnya terlarut sempurna. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisa

sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak yang tidak

mempunyai inti yang jelas (Kementrian Kesehatan RI, 2020). Uji waktu hancur

menggunakan disintegration tester. Kapsul memenuhi persyaratan uji waktu

hancur apabila waktu hancurnya tidak lebih dari 15 menit (Syamsuni, 2006). Bila 1

kapsul atau 2 kapsul tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 kapsul

lainnya: tidak kurang dari 16 dari 18 kapsul yang diuji harus hancur sempurna.

4. Uji Keseragaman kandungan

Uji keseragaman kandungan dilakukan untuk menjamin konsistensi satuan

kandungan dalam sediaan farmasi. Keseragaman sediaan memenuhi syarat jika

nilai keberterimaan 10 unit sediaan pertama tidak kurang atau sama dengan L1%.

Jika nilai keberterimaan lebih besar dari L1% akan dilakukan pada 20 unit sediaan

tambahan dan dihitung nilai keberterimaan. Sediaan memenuhi syarat jika nilai

keberterimaan akhir 30 sediaan lebih kecil atau sama dengan L1%. Jika nilai

keberterimaan lebih besar dari L1 %, dilakukan pengujian pada 20 sediaan

tambahan dan dihitung nilai keberterimaan L2 yaitu 25,0 (Kementrian kesehatan

RI, 2020).

G. Analisis Kemometrik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Kemometri adalah penerapan statistik dan matematika untuk menganalisi

data pada suatu analisis kimia. Metode kemometri digunakan sebagai alat kalibrasi

multidimensi dari spektroskopi tertentu, elektrokimia dan metode kromatografi.

Penerapan kemometri terutama untuk interpretasi spektrum UV-VIS dan near-IR

(NIR), serta data yang diperoleh dengan instrumen lain, identifikasi dan analisis

kuantitatif zat aktif dalam campuran kompleks serta digunakan untuk analisis

sediaan farmasi yang beredar luas dipasaran. (El-Gindy dan Hadad, 2012).

Kalibrasi multivariat adalah penentuan konsentrasi senyawa dalam campuran analit

dengan spectral analisis. Analisis multivariat dibutuhkan ketika spektra campuran

senyawa saling tumpang tidih sehingga konsentrasi setiap senyawa tidak dapat

ditentukan tanpa pemisahan sebelumnya. (Miller dan miller, 2010).

Pada kalibrasi multivariat digunakan regresi partial least square yaitu

merupakan aplikasi regresi yang menggunakan kombinasi linear sebagai variabel

prediktor, variable yang digunakan pada regresi PLS menunjukkan korelasi yang

tinggi dengan respon variabel diberi bobot ekstra karena akan lebih efektif dalam

prediksi. Kombinasi linear dari variabel prediktor dipilih yang berkorelasi dengan

variabel respon (Miller dan Miller, 2010).

H. Instrumen Spektrofotometer UV-VIS

Spektrofotometri UV-Vis adalah metode yang sesuai untuk analisis

sediaan farmasi yang mengandung senyawa yang mampu menyerap sinar UV.

Disisi lain kekurangan metode spektrofotometer UV-Vis adalah kurangnya dalam

spesifisitas absorpsi UV-Vis menghalangi adanya keberadaan tumpang tindih

antarsenyawa. (El-Gindy dan Hadad, 2012). Sinar Ultraviolet berada pada panjang

gelombang (λ) 200-400 nm dan sinar tampak berada pada panjang gelombang (λ)

400-800 nm.

Spektrofotometer UV-VIS double beam memiliki sumber cahaya ganda.

Saat melakukan pembacaan larutan sampel dimasukkan bersama-sama dengan

pelarut yang tidak mengandung sampel. Beberapa keuntungan spektrofotometer

double beam adalah lebih praktis dan mudah dilakukan serta memberikan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

yang optimal karena sampel dan blanko diukur bersamaan (Dachriyanus, 2004).

Gambar 4. merupakan skema prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis Double Beam.

Gambar 4. Skema prinsip kerja Spektrofotometri UV-Vis Double Beam

(Rocha et al, 2018)

I. Keterangan Empiris

Sediaan racikan kapsul dengan kombinasi zat aktif teofilin, salbutamol

sulfat , dan metilprednisonol dari Rumah Sakit “X” di Yogyakarta yang diuji

kualitasnya bersifat eksploratif melalui uji organoleptis, uji kandungan lembab, uji

waktu hancur, dan uji keseragaman kandungan, menggunakan analisis kemometrik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian dengan judul “Kualitas Sediaan Racikan Kapsul Kombinasi

Teofilin Salbutamol sulfat dan Metilprednisolon di Rumah Sakit “X” di

Yogyakarta” termasuk jenis penelitian non-eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif. Termasuk jenis penelitian non-eksperimental karena dalam

penelitian ini subjek uji tidak diberikan perlakuan.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Tergantung

Kualitas sediaan racikan yaitu organoleptis, waktu hancur, kandungan lembab,

keseragaman kandungan dan kadar.

2. Variabel Pengacau Terkendali

Kemurnian pelarut metanol P , dan perbedaan instrumen alat yang digunakan

selama penelitian.

C. Definisi Operasional

Sediaan racikan kapsul yang digunakan sebagai sampel adalah sediaan

racikan kapsul yang diracik di Rumah Sakit “X” di Yogyakarta yang mengandung

bahan aktif teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon.

1. Parameter kualitas sediaan racikan kapsul meliputi : uji organoleptis, uji

kandungan lembab, uji waktu hancur, dan uji keseragaman kandungan.

2. Organoleptis kapsul diamati secara visual keadaan kapsul yang kering, tidak

lembab, cangkang kapsul tidak lunak, kapsul tidak menempel satu dengan yang

lain dan tidak terdapat bau pada sampel.

3. Uji kandungan lembab dilakukan dengan moisture analyzer. Sampel kapsul

dinyatakan memiliki kandungan lembab yang memenuhi persyaratan apabila

nilai persen moisture content serbuk di dalam kapsul nilainya kurang dari 5 %.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

4. Uji Waktu hancur kapsul dilakukan menggunakan disintegration tester.

Sampel kapsul dinyatakan memenuhi persyaratan waktu hancur apabila kapsul

hancur tidak lebih dari 15 menit.

5. Penetapan kadar diukur menggunakan instrumen Spektrofotometer UV-Vis

dengan metode analisis kemometrik dengan teknik Partial Least Square

(PLS). Keseragaman kandungan dilakukan untuk zat aktif teofilin, salbutamol

sulfat dan metilprednisolon.

6. Keseragaman kandungan sediaan racikan kapsul ditentukan dengan

perhitungan nilai penerimaan (NP). Nilai keberterimaan 10 unit sediaan

pertama tidak kurang atau sama dengan L1%. Jika nilai keberterimaan lebih

besar dari L1% akan dilakukan pada 20 unit sediaan tambahan dan dihitung

nilai keberterimaan. Sediaan memenuhi syarat jika nilai keberterimaan akhir

30 sediaan lebih kecil atau sama dengan L2% (Kementrian Kesehatan RI,

2020).

D. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk teofilin (PT.

Brataco), tablet salbutamol sulfat 4 mg (PT. Yarindo), dan tablet metilprednisolon

4 mg (PT. Yarindo) yang diracik di Rumah Sakit “X” di Yogyakarta, baku teofilin

dengan kemurnian 100% (PT. Dexa Medika), baku salbutamol sulfat dengan

kemurnian 100,3% (PT. Dexa Medika) baku metilprednisolon dengan kemurnian

100,2% (AVIK Pharmaceutical) dan metanol P dengan kemurnian 99,8% (PT.

Smartlab Indo).

E. Alat Penelitian dan Instrumen Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Spektrofotometer

(Shimadzu®) tipe UV-Visible 1800, kuvet, seperangkat komputer (HP®), aplikasi

Minitab®19, aplikasi Excel® 2019, Moisture analyzer (Kern MLS®), Disintegration

tester (Shanghai Develop Machinery BJ-2®), neraca analitik dengan kepekaan

0.0001 (Pioneer®), mikropipet (Socorex®) 0,5-10 µL, 10-100 µL, 20-200 µL, dan

100-1000µl; blue dan yellow tip (Biologic®), pipet tetes; gelas beaker (Pyrex®); labu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

takar (Pyrex®) 5 mL, 10 mL, dan 25 mL; corong kaca (Pyrex®), kertas saring merek

Whatman® no 41, mortar dan stamper.

F. Tata Cara Penelitian

1. Pemilihan dan Pengambilan Sampel

Sampel yang diuji pada penelitian ini adalah sediaan racikan kapsul

dengan zat aktif teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon yang diracik di

Rumah Sakit “X” di Yogyakarta dengan resep sebagai berikut :

R/ Teofilin pulvis 3,9 g

Salbutamol tab 4 mg 15 Tab

Metilprednisolon 4 mg 30 Tab

Mf. Caps no 60

S b dd 1 Caps

Pengambilan sampel dilakukan di Rumah Sakit “X” di Yogyakarta. Total

sampel yang diambil yaitu sebanyak 60 kapsul. Dua belas kapsul untuk uji

organoleptis, 12 kapsul untuk uji waktu hancur, 6 kapsul untuk uji kandungan

lembab, 30 kapsul untuk uji keseragaman kandungan.

2. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati secara visual keseragaman

serbuk didalam kapsul serta keadaan fisik kapsul yang diracik di rumah sakit “X”

di Yogyakarta. 10 kapsul diamati pada hari ke-1 dan hari ke-30 penyimpanan kapsul

pada tempat yang disarankan rumah sakit. Keadaan kapsul diamati berupa

kekhususan bau, bentuk kapsul dan warna sampel yang diuji.

3. Uji Kandungan Lembab

Uji kandungan lembab dilakukan menggunakan alat moisture analyzer. 5

buah kapsul diambil dibagi menjadi 2 bagian untuk hari ke-1 dan hari ke-30. Serbuk

di dalam kapsul diletakkan kedalam alat kemudian ditutup, ditunggu hingga alat

menampilkan nilai moisture content.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

4. Uji Waktu Hancur

Disiapkan 6 buah kapsul, dimasukkan masing-masing kapsul kedalam 6

tabung dari keranjang. Kasa berukuran 10 mesh ditempatkan pada permukaan

lempengan atas dari rangkaian keranjang. Alat dinyalakan, suhu air diatur 37 ± 2o

sebagai media (Kementrian Kesehatan RI, 2020). Tube kemudian dicelupkan ke

dalam gelas beker 1000 yang berisi air kemudian alat dijalankan selama 30 menit.

Waktu disintegrasi dicatat sebagai waktu dimana kapsul hancur menjadi partikel

serbuk. Uji waktu hancur dilakukan hari ke-1 dan hari ke-30 penyimpanan kapsul.

5. Penetapan Model Kalibrasi Multivariat

a. Pembuatan Larutan Baku Teofilin, Salbutamol sulfat dan

Metilprednisolon. Baku teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon ditimbang

masing-masing kurang lebih secara seksama 50 mg baku teofilin, 10 mg baku

salbutamol sulfat dan 10 mg metilprednisolon. Baku teofilin dimasukkan kedalam

labu takar 50 ml, baku salbutamol sulfat dimasukkan kedalam labu takar 25 mL dan

baku metilprednisolon dimasukkan kedalam labu takar 25 mL. Pelarut metanol

ditambahkan pada masing-masing labu takar sampai larut dan diencerkan sampai

tanda batas labu takar sehingga diperoleh larutan baku teofilin dengan konsentrasi

1 mg/mL (1000 µg/mL), serta larutan baku salbutamol sulfat dan metilprednisolon

dengan konsentrasi 0,4 mg/mL (400 µg/mL).

b. Penyiapan Larutan Seri Kalibrasi dan Seri Validasi. Dua puluh lima

larutan seri kalibrasi dan 9 seri validasi dibuat dengan cara masing-masing larutan

baku Teofilin, Salbutamol sulfat dan Metilprednisolon dipipet sejumlah yang telah

ditentukan menggunakan mikropipet dan mikro tip dan dimasukkan ke dalam labu

takar 5 mL dan ditambahkan pelarut metanol hingga tanda batas. Tabel I dan II

adalah konsentrasi larutan seri kalibrasi dan validasi yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Tabel I. Seri Larutan Kalibrasi

No Teofilin

(µg/mL)

Salbutamol sulfat

(µg/mL)

Metilprednisolon

(µg/mL)

1 140 1,8 4,6

2 36 0,6 2,4

3 135 2 3,6

4 161 2 3,2

5 124 1,8 2,4

6 128 1,8 4,2

7 148 1,4 3,2

8 69 0,6 4,8

9 49 1,2 2,2

10 82 1,6 2,2

11 61 1,6 1,8

12 54 1,4 2

13 156 1,8 2,2

14 134 1,8 2,8

15 153 1,6 3,2

16 48 1,4 1,2

17 157 2 3,6

18 158 1,8 4,2

19 41 1,2 1,6

20 114 1,6 1,6

21 121 1,8 3,4

22 93 1,4 3,6

23 98 1,8 3,4

24 140 1,8 3,8

25 59 1,2 2,8

Keterangan : Teofilin (rentang konsentrasi 32,5-162,5 µg/mL), salbutamol sulfat

(rentang 0,5-2,5 µg/mL), metilprednisolon (rentang 1,0-5,0 µg/mL)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Tabel II Seri Larutan Validasi

No Teofilin

(µg/mL)

Salbutamol sulfat

(µg/mL)

Metilprednisolon

(µg/mL)

1 151 2 2,8

2 64 0,8 3

3 57 2 1,8

4 84 1,6 2,8

5 67 2,2 2

6 100 2 3,2

7 91 1,6 3,4

8 142 1,4 3,6

9 101 1,2 2,6

Keterangan : Teofilin (rentang konsentrasi 32,5-162,5 µg/mL), salbutamol sulfat

(rentang 0,5-2,5 µg/mL), metilprednisolon (rentang 1,0-5,0 µg/mL)

c. Pengamatan spektra larutan baku. Pembacaan panjang gelombang

masing-masing larutan baku dilakukan untuk mengetahui bentuk spektra setiap

larutan baku. Larutan baku teofilin, salbutamol sulfat, metilprednisolon dibuat

dalam konsentrasi yang menyerupai perbandingan konsentrasi dalam sampel yaitu

65 µg/mL teofilin, 1µg/mL salbutamol sulfat dan 2 µg/mL metilprednisolon.

Dipipet 325 µL larutan baku teofilin, dipipet 12,5 µL larutan salbutamol sulfat dan

dipipet 25 µL larutan baku metilprednisolon lalu dimasukkan kedalam labu takar 5

mL yang berbeda. Larutan kemudian diencerkan menggunakan metanol hingga

tanda batas. Pembacaan absorbansi setiap larutan dilakukan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 200-400 nm. Hasil spektra yang

dihasilkan diamati untuk memastikan terdapat spektra yang tumpang tindih pada

ketiga larutan baku.

d. Pengukuran Larutan Seri Kalibrasi dan Seri Validasi. Absorbansi 25

larutan seri kalibrasi dan 9 seri validasi diukur menggunakan spektrofotometer UV-

Vis dengan rentang panjang gelombang 200-400 nm dan interval pengukuran yang

dipilih 2 nm.

e. Penentuan Persamaan Model Kalibrasi. Analisis seri kalibrasi

multivariat dilakukan menggunakan aplikasi Minitab versi 19 yang dilengkapi

dengan pilihan regresi PLS (Partial Least square). Model kalibrasi multivariat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon dinyatakan secara statistik dengan

nilai R2, RMSEC, RMSECV, RMSEP dan PRESS.

6. Uji Keseragaman Kandungan

Sepuluh kapsul racikan ditimbang masing-masing kemudian

dihomogenkan menggunakan mortir dan stamper. Isi kapsul racikan masing

masing dikeluarkan kemudian ditimbang seksama masing-masing cangkang

kapsul. Bobot bersih isi kapsul dihitung dengan mengurangkan bobot cangkang

kapsul dari masing-masing bobot bruto kapsul. Masing-masing serbuk kapsul

dimasukkan kedalam 10 labu takar 25 mL berbeda, kemudian dilarutkan

menggunakan metanol diencerkan sampai tanda batas lalu larutan disaring

menggunakan kertas saring. Masing-masing larutan sampel dipipet sebanyak 125

µL dimasukkan kedalam labu takar 5 mL yang berbeda, kemudian diencerkan

dengan metanol sampai tanda batas. Nilai serapannya dibaca menggunakan

spektrofotometer UV-VIS dan seperangkat komputer HP, dengan panjang

gelombang 200-400 nm dan interval pengukuran 2 nm. Hasil serapan dihitung

dengan koefisien masing-masing zat aktif teofilin, salbutamol sulfat dan

metilprednisolon. Hasil yang diperoleh dikonversi dalam bentuk pesen kadar yang

disesuaikan dalam etiket. Penentuan keseragaman kandungan sampel dihitung

dengan rumus nilai keberterimaan (NP).

G. Analisis Hasil

1. Uji Organoleptis

Parameter uji organoleptis adalah keadaan serbuk didalam kapsul hasil

pengamatan secara visual. Pemerian Teofilin adalah serbuk hablur putih,

Salbutamol sulfat berbentuk serbuk hablur putih dan Metilprednisolon berupa

serbuk hablur putih atau hampir putih. Selain itu mengamati keadaan kapsul yang

kering, tidak lembab, cangkang kapsul tidak lunak, kapsul tidak menempel satu

dengan yang lain,dan tidak terdapat bau pada sampel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

2. Uji Kandungan Lembab

Parameter yang diperoleh dari uji kandungan lembab adalah nilai %

moisture content. Penetapan uji kandungan lembab yang dapat memenuhi

persyaratan sediaan serbuk di dalam kapsul adalah kurang dari 5%.

3. Uji Waktu Hancur

Parameter yang diperoleh dari uji waktu hancur adalah waktu yang

diperlukan kapsul untuk hancur menjadi partikel serbuk. Penetapan uji waktu

hancur untuk kapsul cangkang keras adalah kurang dari 15 menit.

4. Analisis Kadar Sampel Multivariat

a. Model kalibrasi multivariat. Model kalibrasi multivariate teofilin,

salbutamol sulfat dan metilprednisolon dievaluasi dengan parameter berikut.

1) Koefisien determinasi (R2) menunjukkan nilai presisi pada kalibrasi. Nilai

presisi model kalibrasi dikatakan baik jika nilai koefisien determinasi menunjukkan

nilai tertinggi, karena nilai koefisien determinasi yang tertinggi dapat

representasikan perbedaan yang lebih kecil antara nilai aktual dan prediksi.

2) RMSEC (Root Mean Square Error in Calibration) digunakan sebagai

parameter presisi, karena hasil yang didapat mampu menggambarkan derajat

kecocokan antara nilai prediksi. Nilai RMSEC dihitung dengan persamaan:

RMSEC = √∑ (𝑦𝑖(𝑐𝑎𝑙𝑐)−𝑦𝑖(𝑡𝑟𝑢𝑒,𝑐𝑠))𝑛

𝑖=𝑙

2

𝑛 (1)

Dimana yi(calc) adalah konsentrasi dari analit, yi

(true) adalah konsentrasi yang diukur

dalam sampel dan n adalah banyaknya jumlah sampel.

3) RMSECV (Root Mean Square Error in Cross Validation) digunakan sebagai

parameter presisi, karena hasil yang didapat mampu menggambarkan derajat

kecocokan antara nilai prediksi. Perhitungan RMSECV menggunakan teknik leave-

one out yang didapatkan dengan persamaan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

RMSECV = √∑ (𝑦𝑖(𝑐𝑎𝑙𝑐)−𝑦𝑖(𝑡𝑟𝑢𝑒,𝑡𝑠))𝑛

𝑖=𝑙

2

𝑛−1 (2)

Dimana yi(calc) adalah konsentrasi dari analit, yi

(true) adalah konsentrasi yang diukur

dalam sampel dan n adalah banyaknya jumlah sampel.

4) Nilai LOD (Limit of Detection) dihitung untuk mengetahui konsentrasi analit

terendah dalam seri kalibrasi yang masih dapat dideteksi.

LOD = yB + 3 SB (3)

5) LOQ (Limit of Quantification) dihitung untuk mengetahui konsentrasi analit

terendah dalam seri kalibrasi yang masih dapat dikuantifikasi ).

LOQ = yB + 10 SB (4)

6) Nilai PRESS (Predictive Residual Error Sum of Square) digunakan untuk

mengukur seberapa baik model kalibrasi multivariate cocok dengan data

konsentrasi sampel yang merupakan parameter presisi. Perhitungan nilai PRESS

didapatkan dengan persamaan :

PRESS = ∑ (𝑦𝑖(𝑐𝑎𝑙𝑐) − 𝑦𝑖

(𝑡𝑟𝑢𝑒))𝑛𝑖=𝑙

2 (5)

Dimana yi(calc) adalah konsentrasi dari analit dan yi

(true) adalah konsentrasi yang

diukur dalam sampel.

7) RMSEP (Root Mean Square Error of Prediction) digunakan sebagai parameter

presisi. Nilai RMSEP dihitung dengan persamaan :

RMSEP : √∑ (𝑦𝑐𝑎𝑙𝑐 −𝑦𝑡𝑟𝑢𝑒)𝑛

1

𝑛 (6)

Dimana ycalc adalah konsentrasi prediksi, ytrue adalah nilai yang diamati dari sampel,

n adalah banyaknya jumlah sampel pada seri validasi.

b. Konsentrasi sampel. Konsentrasi tiap sampel dihitung dengan

persamaan berikut.

1) Konsentrasi sampel dihitung dengan koefisien masing-masing model senyawa

Teofilin, Salbutamol sulfat dan Metilprednisolon dengan rumus :

X = t1ρ1 + t2ρ2+ … + tsρs + ϵ (7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Dimana X adalah Konsentrasi terhitung sampel (µg/mL), ts adalah koefisien dari

model kalibrasi, ρs adalah absorbansi dari masing-masing pengukuran sampel, dan

ϵ adalah koreksi kesalahan yang memungkinkan terjadi pada model kalibrasi PLS.

2) Hasil konsentrasi terhitung masing-masing zat aktif dikonversi menjadi kadar

zat aktif dalam setiap kapsulnya menggunakan persamaan berikut.

Kadar terhitung = (X ×volume awal sampel x fp

1000) ×

bobot bersih isi kapsul

bobot isi kapsul yang ditimbang (8)

Dimana x adalah konsentrasi terhitung sampel (ug/mL), fp adalah Faktor

pengenceran, dan 1000 merupakan konstanta menggubah satuan menjadi mg.

3) Perhitungan % kadar zat aktif setiap kapsul yang disesuaikan dengan etiket,

maka dihitung menggunakan persamaan berikut.

%kadar = Kadar terhitung

kandungan zat aktif yang tertera pada etiket setiap kapsul × 100 % (9)

5. Uji Keseragaman Kandungan

Keseragaman sediaan memenuhi syarat jika nilai keberterimaan 10 unit

pertama tidak kurang atau sama dengan L1%. Jika nilai keberterimaan lebih besar

dari L1%, dilakukan pengujian pada 20 unit sediaan tambahan dan dihitung nilai

keberterimaan. Memenuhi syarat jika nilai keberterimaan akhir dari 30 unit sediaan,

lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada satu unitpun kurang dari [1-

(0,01)(L2)]M atau tidak satu unitpun lebih dari [1+(0,01)(L2)]M. Kecuali

dinyatakan lain L1 adalah 15,0 dan L2 adalah 25,0. Nilai keberterimaan dihitung

dengan persamaan berikut :

NP = |𝑀 − X̅| + ks (10)

Keterangan :

NP = nilai penerimaan

M = nilai rujukan

X̅=Rata-rata masing-masing kandungan

k = Konstanta keberterimaan (jika 10 sampel k = 2,4 dan jika 30 sampel maka k =

2,0)

s = Simpangan baku sampel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini merupakan sampel yang

diracik pada rumah sakit “X” di Yogyakarta. Sampel kapsul yang digunakan adalah

sediaan racikan kombinasi teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon. Sampel

diambil sebanyak 60 kapsul yang dibagi sebanyak 10 kapsul untuk uji organoleptis,

12 kapsul untuk uji waktu hancur, 6 kapsul untuk uji kandungan lembab, 30 kapsul

untuk uji keseragaman kandungan.

Cara pembuatan kapsul pada Rumah Sakit “X” di Yogyakarta adalah tablet

teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon dicampur dengan blender selama

30 detik kemudian diletakkan di atas kertas perkamen dan serbuk dibagi kedalam

setiap cangkang kapsul menggunakan pembagian secara visual. Blender yang

digunakan sebelumnya telah dicuci menggunakan air dan dibersihkan

menggunakan alkohol 70%. Setelah 60 kapsul diracik, kapsul dimasukkan kedalam

plastik klip yang telah diberi silica gel.

B. Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik sediaan

racikan selama masa penyimpanan. Pengujian organoleptis kapsul racikan

dilakukan menggunakan 10 buah kapsul yang diamati secara visual untuk

mengamati perubahan warna dari serbuk kapsul racikan, dan pengamatan

perubahan aroma yang mungkin terjadi selama masa penyimpanan kapsul.

Parameter pada uji organoleptis meliputi bentuk kapsul, kekhususan bau, dan warna

sampel serbuk racikan. Organoleptis sampel racikan dilakukan pada hari ke-1 dan

hari ke-30 penyimpanan kapsul dengan masing-masing pengujian sebanyak 5

sampel kapsul. Hasil uji organoleptis yang didapatkan adalah sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Tabel III. Data Uji Organoleptis

Hari

ke-1

Nomor

Sampel

Hasil

Organoleptis

Hari

ke-30

Nomor

sampel

Hasil

Organoleptis

Sampel

1

WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau

Sampel 1 WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau

Sampel

2

WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau

Sampel 2 WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau

Sampel

3

WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau

Sampel 3 WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau

Sampel

4

WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau

Sampel 4 WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau

Sampel

5

WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau

Sampel 5 WS : putih

BK : keras

Bau : tidak berbau Keterangan tabel : WS = Warna sampel; BK = Bentuk kapsul

Gambar 5. Keadaan organoleptis serbuk kapsul racikan

Hasil uji organoleptis sediaan racikan kapsul yang ditunjukkan pada Tabel

III selama masa penyimpanan pada hari pertama di dalam penyimpanan yang

disarankan oleh rumah sakit. Sediaan disimpan pada kotak obat. Hasil uji

organoleptis hari pertama seluruh sampel memiliki warna serbuk putih, berbentuk

serbuk hablur, bentuk kapsul keras dan masih terjaga dengan baik serta tidak

terdapat bau pada seluruh sampel. Hasil uji organoleptis hari ke-30 adalah seluruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

sampel memiliki warna serbuk putih, berbentuk serbuk hablur, bentuk kapsul keras

dan masih terjaga dengan baik serta tidak terdapat bau pada seluruh sampel. Tidak

berubahnya organoleptis kapsul racikan selama masa penyimpanan, menandakan

sediaan kapsul racikan stabil secara fisika karena mampu mempertahankan bentuk

fisik (Rahman et al, 2018).

C. Uji Kandungan Lembab

Kelembaban merupakan salah satu faktor utama yang dapat menurunkan

stabilitas obat. Banyak sediaan padat yang dibuat untuk disimpan pada kondisi

kelembaban yang rendah (Kementrian Kesehatan RI, 2020). Uji kandungan lembab

bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam sediaan. Serbuk yang

baik dan stabil dalam penyimpanan memiliki kandungan lembab kurang dari 5%

(Elisabeth, YamLean dan Supriati, 2018).

Uji kandungan lembab dilakukan terhadap 6 buah kapsul yang diuji pada

hari ke-1 dan hari ke-30, masing-masing pengujian digunakan sebanyak 3 buah

kapsul. Hasil yang diperoleh dari pengujian kandungan lembab adalah %moisture

content nilai ini diperoleh dengan membandingkan berat serbuk sebelum dan

sesudah dikeringkan menggunakan moisture analyzer. Berdasarkan Tabel IV. hasil

uji kandungan lembab pada hari ke-1 didapatkan rata-rata sebesar 3,795 % dan hari

ke-30 diperoleh rata-rata sebesar 4,33%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

seluruh kapsul racikan memenuhi persyaratan kandungan lembab sediaan yaitu

kurang dari 5%. Pada masa penyimpanan terjadi peningkatan nilai %moisture

content hal ini dipengaruhi oleh adanya potensi interaksi antara sediaan kapsul

dengan molekul air yang berada pada lingkungan tempat penyimpanan

(Armstrong,Brockbank dan Clayton, 2014). Obat-obat dengan bentuk garam akan

lebih mudah menyerap lembab dari lingkungan, sehingga kenaikan %moisture

content selama masa penyimpanan kapsul terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Tabel IV. Hasil uji kandungan lembab hari ke-1 dan hari ke-30 Hari 1 Hari 30

Kapsul Nilai MC (%) Kapsul Nilai MC (%)

1 3,937 1 3,665

2 3,623 2 4,658

3 3,825 3 4,667

Rata-Rata 3,795 Rata-Rata 4,33

CV 0,03423803 CV 0,108600546

D. Uji Waktu Hancur

Uji waktu hancur bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan

kapsul untuk hancur sempurna, tersisa massa lunak tanpa inti pada kasa alat uji.

Kapsul mampu memberikan efek terapi jika hancur menjadi partikel kecil dan isi

kapsul dapat terabsorbsi pada saluran cerna (Nurani et al., 2017). Sediaan kapsul

dinyatakan memenuhi persyaratan uji waktu hancur apabila kapsul keras mampu

hancur sempurna dalam waktu 15 menit. Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila

sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji merupakan massa lunak tidak berinti

jelas (Kementrian Kesehatan RI,2020).

Tabel V. Hasil Pengamatan Uji Waktu Hancur Hari ke-1 dan Hari ke-30

Waktu Hasil Pengamatan hari ke-1 Hasil pengamatan hari ke-30

50 detik Cangkang kapsul lunak

seluruhnya

Cangkang kapsul lunak

seluruhnya

1 Menit Cangkang kapsul tersisa sedikit Cangkang kapsul tersisa sedikit

2 Menit Serbuk dalam kapsul larut Serbuk dalam kapsul larut

3 Menit Sediaan hancur sempurna Sediaan hancur sempurna

Pengujian dilakukan terhadap 6 sampel kapsul

Hasil pengamatan uji waktu hancur pada hari ke-1 adalah cangkang kapsul

lunak seluruhnya dalam waktu 50 detik. Dalam waktu 1 menit, cangkang kapsul

tersisa sedikit. Pada waktu 2 menit, cangkang kapsul telah larut sempurna dan

serbuk dalam kapsul larut. Hasil pengamatan uji waktu hancur pada hari ke-30

adalah cangkang kapsul lunak seluruhnya dalam waktu 50 detik. Dalam waktu 1

menit, cangkang kapsul tersisa sedikit. Pada waktu 2 menit, cangkang kapsul telah

larut sempurna dan serbuk dalam kapsul larut. Tabel V. menunjukkan bahwa

sediaan kapsul racikan kombinasi teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

memenuhi persyaratan wajtu hancur sediaan oral padat. Hasil pada Tabel V.

menunjukkan tidak ada perubahan waktu hancur kapsul pada masa penyimpanan

30 hari.

E. Penetapan Model Kalibrasi Multivariat

1. Pengamatan Spektra Larutan Baku

Pengamatan spektra larutan baku teofilin, salbutamol sulfat dan

metilprednisolon dilakukan sebelum melakukan pembacaan seri kalibrasi dan

validasi, untuk mengetahui bentuk spektra setiap larutan baku.

Gambar 6. Spektra Baku Teofilin Konsentrasi 65 µg/mL Keterangan : puncak no 1= panjang gelombang Teofilin pada 275 nm

Gambar 6. merupakan spektra larutan baku teofilin. Puncak serapan

maksimum baku teofilin terdapat pada panjang gelombang 275 nm. Menurut

Hassaninejad (2016), serapan maksimum teofilin berada pada panjang gelombang

275 nm. Panjang gelombang yang diperoleh telah sesuai dengan teori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Gambar 7. Spektra Baku Salbutamol Sulfat Konsentrasi 1 µg/mL Keterangan : puncak no 1 = panjang gelombang Salbutamol Sulfat pada 276 nm

Gambar 7. merupakan spektra baku salbutamol sulfat. Puncak serapan

baku salbutamol sulfat berada pada panjang gelombang 276 nm. Menurut penelitian

Abadelah (2021), panjang gelombang teoritis salbutamol sulfat adalah 276 nm

sehingga panjang gelombang yang didapatkan sesuai teori.

Gambar 8.Spektra Baku Metilprednisolon Konsentrasi 2 µg/mL Keterangan : puncak no 1= panjang gelombang Metilprednisolon pada 248 nm

Gambar 8. menunjukkan spektra baku metilprednisolon. Puncak serapan

baku metilprednisolon berada pada panjang gelombang 248 nm. Menurut penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Garcia (2014) menyatakan bahwa panjang gelombang teoritis metilprednisolon

adalah 248. Panjang gelombang yang didapatkan telah sesuai teori.

Gambar 9.Spektra Tumpang Tindih Teofilin 65 µg/mL, Salbutamol Sulfat 1

µg/mL dan Metilprednisolon 2 µg/mL Keterangan : garis berwarna hitam = spektra salbutamol sulfat , garis berwarna biru=

spektra metilprednisolon , dan garis berwarna oranye = spektra teofilin

Gambar 9. menunjukkan spektra tumpang tindih dari teofilin, salbutamol

sulfat dan metilprednisolon. Spektra yang didapatkan menunjukkan saling tumpang

tindih. Penggunaan analisis multivariat dengan regresi partial least square (PLS)

dibutuhkan ketika spektra campuran senyawa saling tumpang tidih sehingga

konsentrasi setiap senyawa tidak dapat ditentukan tanpa adanya pemisahan

senyawa. (Miller dan miller, 2010). Spektra tumpang tinding dari teofilin,

salbutamol sulfat dan metilprednisolon yang dibuat menggunakan perbandingan

konsentrasi yang sesuai dengan perbandingan dalam resep sampel yang akan diuji

untuk memastikan spektra yang dihasilkan tumpang tindih dan mampu terbaca saat

pembuatan model kalibrasi multivariat.

2. Kalibrasi Multivariat menggunakan partial least square (PLS)

Kalibrasi multivariat partial least square (PLS) digunakan karena mampu

menunjukan menunjukkan korelasi yang tinggi dengan respon variabel diberi bobot

ekstra karena akan lebih efektif dalam prediksi. Kombinasi linear dari variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

prediktor dipilih yang berkorelasi dengan variabel respon (Miller dan Miller, 2010).

Gambar 10. menunjukkan hasil absorbansi campuran baku ketiga senyawa yang

diukur dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 200-400 nm.

Gambar 10. Overlay Spektra UV Baku Teofilin, Salbutamol sulfat dan

Metilprednisolon pada Panjang Gelombang 200-400 nm

Pada pembuatan model kalibrasi, digunakan 25 konsentrasi kalibrasi yang

diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 200-400 nm. Interval panjang gelombang yang digunakan adalah 2 nm.

Data absorbansi yang didapatkan diolah menggunakan perangkat lunak Minitab®

19.

Hasil data yang diperoleh dari perhitungan menggunakan perangkat lunak

Minitab® 19. adalah nilai koefisien yang digunakan untuk menghitung konsentrasi

terhitung Calculated. Perhitungan konsentrasi Calculated dilakukan menggunakan

perangkat lunak ms. Excel 2019. Konsentrasi terhitung (Calculated) dihitung

menggunakan persamaan regresi X = t1ρ1 + t2ρ2+ … + tsρs + ϵ dimana t1 merupakan

koefisien yang didapatkan dari model kalibrasi Minitab, ρs adalah absorbansi dari

masing-masing pengukuran sampel, dan ϵ adalah koreksi kesalahan yang

memungkinkan terjadi pada model kalibrasi PLS. Perhitungan dengan perangkat

lunak ms. Excel 2019 di dapatkan nilai RMSEC (Root Mean Square Error

Calibration) dan nilai R2 (koefisien determinasi). Tabel VI. menunjukkan hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

kalibrasi antara konsentrasi sebenarnya (Actual) dengan konsentrasi terhitung

(Calculated).

Model kalibrasi didapatkan dengan cara membandingkan konsentrasi

calculated dengan konsentrasi actual yang telah ditetapkan seperti yang tertera

pada tabel VI dan tabel VII. konsentrasi actual merupakan konsentrasi yang didapat

berdasarkan hasil acak pada pembuatan seri kalibrasi. Konsentrasi calculated

merupakan konsentrasi yang didapatkan berdasarkan hasil prediksi oleh model

kalibrasi PLS.

Tabel VII. menunjukkan nilai RMSEC dan nilai R2. Nilai RMSEC yang

baik adalah mendekati angka 0 atau semakin kecil maka tingkat kesalahan dalam

memprediksi model semakin kecil (Utami, Ryandita dan Sundhani, 2019). Nilai

RMSEC teofilin adalah 0,3227 nilai RMSEC salbutamol sulfat adalah 0,0877 dan

nilai RMSEC metilprednisolon adalah 0,1135. Pada model kalibrasi diperoleh nilai

R2 dimana nilai yang baik yaitu mendekati angka 1(Utami, Ryandita dan Sundhani,

2019). Nilai R2 pada kalibrasi teofilin adalah 0,9999 nilai R2 salbutamol sulfat

adalah 0,9125 dan nilai R2 metilprednisolon adalah 0,9847. Nilai R2 dan nilai

RMSEC sudah memenuhi syarat model kalibrasi yang baik. Pada pembuatan model

kalibrasi multivariat digunakan metode validasi silang (cross validation)

menggunakan teknik leave-one-out. Validasi menggunakan teknik leave-one-out

dihasilkan perhitungan nilai RMSECV dan nilai PRESS sebagai parameter presisi.

Pada tabel VI. menunjukkan nilai hasil perhitungan LOD (Limit of

Detection) serta LOQ (Limit of Quantification) berdasarkan 25 seri kalibrasi yang

dibuat. LOD dihitung untuk mengetahui konsentrasi analit terendah dalam seri

kalibrasi yang masih dapat dideteksi. LOQ dihitung untuk mengetahui konsentrasi

analit terendah dalam seri kalibrasi yang masih dapat dikuantifikasi (dihitung

dengan cermat dan seksama) (Gandjar dan Rohman, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Tabel VI. Nilai konsentrasi actual vs konsentrasi calculated dari seri kalibrasi

dengan validasi silang panjang gelombang 200-400 nm untuk mencari LOD

dan LOQ Konsentrasi (µg/mL)

Teofilin Salbutamol sulfat Metilprednisolon

Actual Calculated Actual Calculated Actual Calculated

140 139,822 1,8 1,91395 4,6 4,6030

36 36,0446 0,6 0,5947 2,4 2,4507

135 134,9602 2 1,87466 3,6 3,7084

161 161,0432 2 1,9572 3,2 3,2827

124 123,7794 1,8 1,7334 2,4 2,3330

128 128,2616 1,8 1,7671 4,2 4,0969

148 147,8052 1,4 1,4098 3,2 3,4345

69 68,9864 0,6 0,5840 4,8 4,8109

49 49,3692 1,2 1,2136 2,2 1,9967

82 82,8607 1,6 1,6047 2,2 2,2661

61 60,4556 1,6 1,5466 1,8 1,9115

54 53,9487 1,4 1,4850 2 2,1005

156 156,0019 1,8 1,8833 2,2 2,0727

134 134,5954 1,8 1,7552 2,8 2,7098

153 152,9082 1,6 1,6907 3,2 3,1137

48 47,9299 1,4 1,4223 1,2 1,3046

157 156,9710 2 1,9421 3,6 3,5310

158 158,1000 1,8 1,8697 4,2 4,3199

41 40,8933 1,2 1,1442 1,6 1,4903

114 113,6220 1,6 1,7179 1,6 1,7838

121 121,1372 1,8 1,7292 3,4 3,2596

93 92,3430 1,4 1,5137 3,6 3,5373

98 98,1365 1,8 1,5944 3,4 3,3131

140 140,0504 1,8 1,7948 3,8 3,7975

59 59,1597 1,2 1,2568 2,8 2,7776

LOD : 0,9687 µg/mL

LOQ : 3,22906 µg/mL

LOD : 0,2447 µg/mL

LOQ : 0,8157 µg/mL

LOD : 0,3465 µg/mL

LOQ : 1,155214 µg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Tabel VII. Tabel konsentrasi actual vs konsentrasi calculated dari seri

kalibrasi dengan validasi silang panjang gelombang 200-400 nm No

Label

Konsentrasi (µg/mL)

Teofilin Salbutamol sulfat Metilprednisolon

Actual Calculated Actual Calculated Actual Calculated

1 140 139,822 1,8 1,91395 4,6 4,6030

2 135 134,9602 2 1,87466 3,6 3,7084

3 161 161,0432 2 1,9572 3,2 3,2827

4 124 123,7794 1,8 1,7334 2,4 2,3330

5 128 128,2616 1,8 1,7671 4,2 4,0969

6 148 147,8052 1,4 1,4098 3,2 3,4345

7 49 49,3692 1,2 1,2136 2,2 1,9967

8 82 82,8607 1,6 1,6047 2,2 2,2661

9 61 60,4556 1,6 1,5466 1,8 1,9115

10 54 53,9487 1,4 1,4850 2 2,1005

11 156 156,0019 2 1,8833 2,2 2,0727

12 134 134,5954 1,8 1,7552 2,8 2,7098

13 153 152,9082 1,6 1,6907 3,2 3,1137

14 48 47,9299 1,4 1,4223 1,2 1,3046

15 157 156,9710 2 1,9421 3,6 3,5310

16 158 158,1000 1,8 1,8697 4,2 4,3199

17 41 40,8933 1 1,1442 1,6 1,4903

18 114 113,6220 1,6 1,7179 1,6 1,7838

19 121 121,1372 1,8 1,7292 3,4 3,2596

20 93 92,3430 1,4 1,5137 3,6 3,5373

21 98 98,1365 1,8 1,5944 3,4 3,3131

22 140 140,0504 1,8 1,7948 3,8 3,7975

23 59 59,1597 1,2 1,2568 2,8 2,7776

Persamaan :

Y = 1x + 0,0028

Persamaan :

Y = 0,8023x + 0,3258

Persamaan :

Y = 0,9849x + 0,0416

R2 : 0,9999 R2 : 0,9125 R2 : 0,9847

RMSEC : 0,32275894 RMSEC :0,08775739 RMSEC :0,11351701

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

Tabel VIII. Hasil perhitungan nilai R-sq (Prediction), RMSECV dan PRESS

yang diperoleh dari konsentrasi actual dan calculated dengan metode

validasi silang

Parameter Teofilin Salbutamol sulfat Metilprednisolon

R-Sq (Pred) 0,997762 0,955510 0,987065

PRESS 200,17 0,319431 1,6763

RMSECV 0,995521 0,907142 0,927495

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel VII. Menunjukkan nilai R-sq

(pred) teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon memiliki nilai yang baik,

karena mendekati 1. Nilai PRESS (Predictive Residual Error Sum of Square) yang

baik adalah nilai yang semakin kecil. Nilai PRESS yang diperoleh teofilin,

salbutamol sulfat dan metilprednisolon sudah merupakan nilai paling optimum

yang didapatkan. Nilai PRESS merupakan indikator kebaikan model dalam

menggambarkan prediksi. Tabel VIII, IX, dan X menunjukkan hasil data dan

parameter validasi silang leave-one-out.

Tabel IX. Data dan parameter metode validasi silang leave-one-out untuk

teofilin pada panjang gelombang 200-400 nm

Components X Variance Error R-Sq PRESS R-Sq (pred)

1 0,525800 3804,89 0,914856 5122,61 0,885369

2 0,919047 2122,99 0,952493 3692,56 0,917370

3 0,965582 437,80 0,990203 564,97 0,987357

4 0,980475 100,01 0,997762 200,17 0,995521

5 64,80 0,998550 493,70 0,988952

6 38,29 0,999143 548,66 0,987722

7 13,41 0,999700 697,23 0,984398

8 6,96 0,999844 535,65 0,988013

9 3,36 0,999925 475,60 0,989357

10 2,40 0,999946 424,10 0,990510

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Tabel X. Data dan parameter metode validasi silang leave-one-out untuk

salbutamol sulfat pada panjang gelombang 200-400 nm

Components X Variance Error R-Sq PRESS R-Sq (pred)

1 0,557043 0,223337 0,935077 0,322931 0,906125

2 0,795460 0,200956 0,941583 0,344042 0,899988

3 0,962483 0,176506 0,948690 0,375065 0,890970

4 0,979876 0,153046 0,955510 0,319431 0,907142

5 0,109736 0,968100 0,550119 0,840082

6 0,082391 0,976049 0,583667 0,830329

7 0,037523 0,989092 0,568543 0,834726

8 0,018470 0,994631 0,684379 0,801053

9 0,010695 0,996891 0,670604 0,805057

10 0,005735 0,998333 0,647140 0,811878

Tabel XI. Data dan parameter metode validasi silang leave-one-out untuk

metilprednisolon pada panjang gelombang 200-400 nm

Components X Variance Error R-Sq PRESS R-Sq (pred)

1 0,391100 11,3874 0,507464 17,9769 0,222451

2 0,921234 10,9828 0,524964 14,3466 0,379473

3 0,935258 2,4025 0,896084 14,2452 0,383860

4 0,972143 1,1886 0,948590 4,5208 0,804462

5 0,975608 0,3955 0,982892 1,9337 0,916361

6 0,987503 0,2991 0,987065 1,6763 0,927495

7 0,1902 0,991772 2,2385 0,903177

8 0,1147 0,995038 2,0382 0,911843

9 0,0565 0,997555 2,2199 0,903985

10 0,0263 0,998864 1,9511 0,915609

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Gambar 11. Kurva hubungan konsentrasi teofilin calculated dengan actual

hasil kalibrasi silang leave-one-out

Gambar 12. Kurva hubungan konsentrasi salbutamol sulfat calculated

dengan actual hasil kalibrasi silang leave-one-out

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Gambar 13. Kurva hubungan konsentrasi metilprednisolon calculated

dengan actual hasil kalibrasi silang leave-one-out

3. Validasi Multivariat menggunakan partial least square (PLS)

Pada proses validasi multivariat digunakan 9 konsentrasi validasi. Sepuluh

konsentrasi campuran baku teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon dibaca

absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis, kemudian dihitung hasil

konsentrasi terhitungnya menggunakan model kalibrasi yang telah dihitung

sebelumnya. Tabel XI. menunjukkan kemampuan prediksi model kalibrasi yang

divalidasi dengan metode cross validation teknik leave-one-out.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Tabel XII. Nilai konsentrasi actual vs konsentrasi calculated dari seri

kalibrasi teofilin, salbutamol sulfat dan metilprednisolon validasi silang pada

panjang gelombang 200-400 nm

No

Label

Konsentrasi (mg/mL)

Teofilin Salbutamol sulfat Metilprednisolon

Actual Calculated Actual Calculated Actual Calculated

1 151 146,804391 2 2,039463 2,8 2,9657025

2 64 67,536837 0,8 0,904261 3 2,9949396

3 57 57,08515 2 1,956535 1,8 1,5903698

4 84 83,299937 1,6 1,588349 2,8 2,9524267

5 67 63,832358 2,2 2,167125 2 2,0633766

6 100 97,507563 2 2,362662 3,2 3,0744068

7 91 93,736559 1,6 1,76061 3,4 3,6218308

8 142 145,428217 1,4 1,373792 3,6 3,4016548

9 101 102,028201 1,2 1,090544 2,6 2,7871996

Persamaan :

Y = 0,9877x + 1,2023

Persamaan :

Y = 1,0419x + 0,0196

Persamaan :

Y = 1,0155x – 0,0154

R2 : 0,9923 R2 : 0,9182 R2 : 0,928

RMSEP : 2,591419 RMSEP :0,06184 RMSEP :0,154287

Tabel XI. menunjukkan hasil validasi terhadap model kalibrasi multivariat

yang ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi (R2), serta nilai RMSEP (Root

Mean Square Error of Prediction). Nilai koefisien (R2) determinasi yang diperoleh

sudah mendekati 1 yang menandakan model kalibrasi multivariat mampu

memprediksi dengan baik. Nilai RMSEP yang dikatakan baik jika diperoleh nilai

mendekati 0. Nilai RMSEP yang diperoleh pada validasi model sudah dapat

dikatakan baik karena sudah mendekati 0. Kurva hubungan antara konsentrasi

actual dan konsentrasi calculated dengan validasi silang menggunakan teknik

leave-one-out ditunjukkan pada gambar 14, 15 dan 16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Gambar 14. Kurva hubungan nilai konsentrasi actual vs konsentrasi

calculated dari seri kalibrasi teofilin menggunakan validasi silang leave-one-

out pada panjang gelombang 200-400 nm

Gambar 15. Kurva hubungan nilai konsentrasi actual vs konsentrasi

calculated dari seri kalibrasi salbutamol sulfat menggunakan validasi silang

leave-one-out pada panjang gelombang 200-400 nm

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Gambar 16. Kurva hubungan nilai konsentrasi actual vs konsentrasi

calculated dari seri kalibrasi metilprednisolon menggunakan validasi silang

leave-one-out pada panjang gelombang 200-400 nm

F. Keseragaman Kandungan

Uji Keseragaman kandungan dilakukan untuk menguji kandungan dan

kadar suatu tablet memenuhi persyaratan atau tidak. Keseragaman kandungan

menjadi salah satu uji pemastian mutu dari suatu sediaan padat (Arista et al., 2018).

Keseragaman sediaan memenuhi syarat jika nilai keberterimaan 10 unit pertama

tidak kurang atau sama dengan L1%. Jika nilai keberterimaan lebih besar dari L1%,

dilakukan pengujian pada 20 unit sediaan tambahan dan dihitung nilai

keberterimaan. Memenuhi syarat jika nilai keberterimaan akhir dari 30 unit sediaan,

lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada satu unitpun kurang dari [1-

(0,01)(L2)]M atau tidak satu unitpun lebih dari [1+(0,01)(L2)]M. Kecuali

dinyatakan lain L1 adalah 15,0 dan L2 adalah 25,0 (Kementrian Kesehatan RI,

2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Tabel XIII. Data keseragaman kandungan pada 10 unit sediaan

Tabel XII. menunjukkan data keseragaman kandungan pada 10 unit

sediaan. Rerata kadar teofilin yang diperoleh adalah 72,6284%, rerata kadar

salbutamol sulfat yang diperoleh adalah 156,9025% dan nilai rerata

metilprednisolon yang diperoleh adalah 76,2433%. Persyaratan umum kadar

teofilin tidak kurang dari 94% dan tidak lebih dari 106,0% dari jumlah yang tertera

pada etiket, untuk persyaratan umum salbutamol sulfat adalah tidak kurang dari

90% dan tidak lebih dari 110,0%, untuk persyaratan umum metilprednisolon adalah

tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera pada

etiket (Kementrian Kesehatan RI, 2020). Hasil rerata kadar teofilin, salbutamol dan

metilprednisolon tidak memenuhi persyaratan umum kadar yang ditetapkan

kompedial. Seluruh hasil nilai penerimaan 10 unit sediaan tidak memenuhi nilai

L1% yaitu 15. Nilai penerimaan L1% teofilin adalah 44,6996, salbutamol sulfat

64,1365 dan metilprednisolon 94,1489. Hasil perhitungan nilai penerimaan 10 unit

sediaan tidak memenuhi nilai L1% yaitu 15,0 dimana hasil melebihi nilai L1%.

Maka, perlu dilakukan perhitungan L2% dengan menggunakan 20 unit kapsul

tambahan, sehingga akan didapatkan nilai L2% yang didapat dari perhitungan 30

unit sediaan.

Sampel Persen Teofilin

dalam 1 kapsul

(%)

Persen Salbutamol sulfat

dalam 1 kapsul

(% )

Persen Metilprednisolon

dalam 1 kapsul

(%)

1 63,74371 152,8413 75,7523

2 69,9615 157,1837 84,79272

3 81,22884 164,261 84,92083

4 68,26926 156,7017 79,6406

5 78,3949 159,387 93,8611

6 72,70463 157,3564 119,9917

7 88,6974 158,7313 23,151

8 64,24611 150,9232 41,7419

9 64,2581 153,1875 43,50726

10 74,77991 158,4518 115,0738

X 72,62844 156,9025 76,24332

SD 7,845028 3,639201 29,9551

NP L1% 44,6996 64,1365 94,1489

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Tabel XIV. Data keseragaman kandungan pada 30 unit sediaan

Sampel

Persen Teofilin

dalam 1 kapsul

(%)

Persen Salbutamol sulfat

dalam 1 kapsul

(% )

Persen Metilprednisolon

dalam 1 kapsul

(%)

1 77,59347 152,8413 75,7523

2 85,16221 157,1837 84,79272

3 98,87763 164,261 84,92083

4 83,10229 156,7017 79,6406

5 95,42795 159,387 93,8611

6 88,50134 157,3564 119,9917

7 107,9689 158,7313 23,151

8 78,20502 150,9232 41,7419

9 78,21961 153,1875 43,50726

10 91,02752 158,4518 115,0738

11 85,92798 155,0581 60,38394

12 83,96667 153,372 129,8894

13 94,61009 162,0925 113,8584

14 98,60459 161,5734 144,869

15 81,29479 154,8558 37,93109

16 101,2318 159,1769 37,95621

17 89,46013 154,7614 110,3523

18 110,4568 157,909 47,4956

19 94,33266 153,196 25,24752

20 102,3196 160,3693 137,3037

21 117,4257 166,4882 169,0368

22 95,47817 152,1238 76,30335

23 87,24874 149,8011 90,68679

24 81,00253 145,0535 63,53379

25 85,28664 153,2504 87,32885

26 109,1844 152,1607 54,83079

27 87,13753 154,2676 117,966

28 88,36116 148,131 161,1239

29 110,6465 155,7639 69,42273

30 79,66515 143,4388 116,178

X 92,25758 155,3956 87,13771

SD 10,8456 5,09076 39,18661

NP L2% 28,37497919 58,3298 89,7355

Tabel XIII. menunjukkan data keseragaman kandungan pada 30 unit

sediaan. Rerata kadar teofilin yang diperoleh adalah 92,25758%, rerata kadar

salbutamol sulfat yang diperoleh adalah 155,3956% dan nilai rerata

metilprednisolon yang diperoleh adalah 87,13771%. Hasil rerata kadar teofilin,

salbutamol dan metilprednisolon tidak memenuhi persyaratan umum kadar yang

ditetapkan farmakope. Seluruh hasil nilai penerimaan 30 unit sediaan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

memenuhi nilai L2% yaitu 25. Nilai penerimaan L2% teofilin adalah 28,3749,

salbutamol sulfat adalah 58,3298 dan metilprednisolon adalah 89,7355.

Hasil yang tidak sesuai dengan dengan persyaratan keseragaman kandungan

yang terdapat pada farmakope, dapat disebabkan karena penggunaan alat bantu

blender pada saat racikan sediaan kapsul. Blender memiliki bagian yang

memungkinkan dosis obat akan berkurang karena tertinggal pada bagian blender

yang sulit dijangkau (Chaliks dan Hasanah, 2017). Pembagian visual dapat

mempengaruhi dosis dan keseragaman kandungan kapsul yang dihasilkan (Rahayu

dan Mulatasih, 2020).

Kadar salbutamol sulfat yang diperoleh memiliki konsentrasi yang lebih

besar dari yang terdapat pada etiket. Ketidaksesuaian hasil pada kadar sampel

salbutamol sulfat yang diperoleh dapat disebabkan karena model prediksi yang

kurang dapat membaca konsentrasi sampel dengan baik. Model prediksi salbutamol

sulfat yang dibuat pada kalibrasi model memiliki perbandingan konsentrasi yang

terkecil sehingga sulit untuk membuat prediksi konsentrasi yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sediaan racikan kapsul kombinasi teofilin, salbutamol sulfat dan

metilprednisolon yang diracik di Rumah Sakit “X” di Yogyakarta memenuhi uji

kualitas yaitu uji organoleptis, uji kandungan lembab dan uji waktu hancur. Uji

keseragaman kandungan sediaan racikan kapsul kombinasi teofilin, salbutamol

sulfat dan metilprednisolon tidak memenuhi persyaratan keseragaman kandungan

sediaan. Nilai penerimaan L1% teofilin adalah 44,6996, salbutamol sulfat 64,1365

dan metilprednisolon 94,1489. Nilai penerimaan L2% teofilin adalah 28,3749,

salbutamol sulfat adalah 58,3298 dan metilprednisolon adalah 89,7355.

B. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

terkait faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian hasil dengan persyaratan

yang ditetapkan. Penelitian terkait metode kombinasi kemometri-spektrofotometri

dengan analisis multivariat perlu dikembangkan pada beberapa obat. Perlu

dilakukan perbaikan teknik pengukuran kadar menggunakan teknik

spektrofotometri serta menghitung LOD (Limit of Detection) dan LOQ (Limit of

Quantification) untuk validasi metode yang digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

DAFTAR PUSTAKA

Abadelah, M., Thevarajah, U., Ahmed, M., Seton, L., Supuk, E., Conway, B. R., &

Larhrib, H., 2021. Novel spherical lactose produced by solid state

crystallisation as a carrier for aerosolised salbutamol sulphate, beclomethasone

dipropionate and fluticasone propionate. Journal of Drug Delivery Science and

Technology, 68 (103040).

Alomari, M., Mohamed, F. H., Basit,A.W., Gaisford, S., 2014. Personalised

Dosing: Printing a Dose of One’s Own Medicine. International Journal of

Pharmaceutic, 494(2). 68-577

Andriani, D., Wijaya, I.N., Utami, W., 2013. Diana Dkk Kapsul Racikan Surabaya.

Farmasi Komunitas, 1(2), 41–44.

Arista, R.B., Saputra, S.A., Zummah, A., 2018. Keseragaman Kandungan Tablet

Ambroxol HCl Generik dan Bermerek Dagang Menggunakan Metode

Spektrofotometri Ultraviolet. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Sains, (36),

227–235.

Armstrong, B., Brockbank, K., dan Clayton, J., 2014. Understand the Effects of

Moisture on Powder Behavior. Chemical Engineering Progress. 110. 25-30.

Betha, O.S., Yardi, Alvionita, Y., Zilhadia, Siregar, B.J., 2019. Mutu Sediaan

Racikan Puyer di Kecamatan Ciputat Timur. Pharmaceutical and Biomedical

Sciences Journal, 1(November), 21–28.

Chaliks, R.R., Hasanah, N., 2017. Identifikasi Medication Error Fase Compounding

pada Pasien Anak Rawat Jalan di RSUD Labuang Baji Makassar. Media

Farmasi, 8(2), 33–35.

Dachriyanus., 2004. Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.

LPTIK Universitas Andalas : Padang

Donsu,Y., Tjitrosantoso,H., Bodhi,W., 2016. Faktor Penyebab Medication Error

Pada Pelayanan Kefarmasian Rawat Inap Bangsal Anak Rsup Prof. Dr. R.D.

Kandou Manado. Pharmacon, 5(3), 66-74

El-Gindy, A., Hadad, G.M., 2012. Chemometrics in pharmaceutical analysis: An

introduction, review, and future perspectives. Journal of AOAC International,

95(3), 609–623.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2008. Kimia Farmasi Analisis, 1st Ed. Pustaka

Pelajar, Yogyakarta.

Garcia-Muñoz,R., Morales,V., Linares,M., González,P., Sanz, R., Serrano, D.,

2014. Influence of the Structural and Textural Properties of Ordered

Mesoporous Materials and Hierarchical Zeolitic Supports on the Controlled

Release of Methylprednisolone Hemissucinate. Journal of Materials

Chemistry. 2. pp 7996-8004

Global Initiative For Asthma (GINA), 2020. Pocket Guide for Asthma Management

and Prevention. Global Initiative For Asthma, Fontana.

Handiana, I.R., Indriyati, W., 2018. Formulasi Sediaan Tablet Lepas Lambat

Teofilin Dengan Bahan Matriks Yang Berkarakteristik Hidrofilik : Review.

Farmaka Suplemen, 14(1), 213–221.

Hassaninejad-Darzi, S.K., Samadi-Maybodi, A., Nikou, S.M., 2016. UV-Vis

spectrophotometry and multivariate calibration method for simultaneous

determination of theophylline, montelukast and loratadine in tablet

preparations and spiked human plasma. Iranian Journal of Pharmaceutical

Research, 15(3), 379–391.

Kalyani, L., Rao, C. V. N., 2018 . Simultaneous spectrophotometric estimation of

Salbutamol, Theophylline and Ambroxol three component tablet formulation

using simultaneous equation methods. Karbala International Journal of

Modern Science, 4(1), 171–179.

Kasanah, D.A., Putri, D.C.A., Yuliani, S.H., Dwiastuti, R., 2019. Kajian Potensi

Inkompatibilitas dan Instabilitas: Studi Kasus Sediaan Racikan Mengandung

Amitriptilin, Trifluoperazine Dihidroklorida dan Alprazolam. JPSCR : Journal

of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 4(2), 120.

Kementrian Kesehatan RI, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI

Miller,J., Miller J.,2010. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, Ed

6. Pearson Education Limited. pp 237-238

Muhamadiyah, S., 2018. Formulasi Sediaan Granul Dengan Bahan Pengikat Pati

Kulit Pisang Goroho (Musa Acuminafe L.) Dan Pengaruhnya Pada Sifar Fisik

Granul. Pharmacon, 7(4), 1–11.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

MSDS, 2020, Methylprednisolone, https://caymanchem.com/msdss/15013m

diakses tanggal 22 April 2021

MSDS, 2020, Theophylline, https://caymanchem.com/msdss/23760m diakses

tanggal 22 April 2021

Nurani, L.H., Kumalasari, E., Rohman, A., Widyarini, S., 2017. Formulasi Kapsul

Ekstrak Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack.,) dan

Pengaruhnya terhadap Vital Sign Manusia Sehat. Traditional Medicine

Journal, 22(2), 91–96.

Panchale,W. A., Gulhane,C.A., Manwar,J.V., Bakal,R.L., 2020. Simultaneous

Estimation of Salbutamol Sulphate and Ambroxol HCl from Their Combine

Dosage Form by UV-VIS Spectroscopy Using Simuktaneous Equation

Method. GSC Biological and Pharmaceutical Sciences. 13(3), 127-134

Pubchem,2021,Methylprednisolone,https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/

Methylprednisolone, diakses 19 April 2021

Pubchem,2021.Salbutamol,https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Salbuta

mol, diakses 19 April 2021

Panda, S.S., Kumar, B.V.V.R., Mohanta, G., 2013. Stability-indicating RP-HPLC

method for simultaneous estimation of levosalbutamol sulfate and theophylline

in combined dosage form. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences,

49(3), 475–490.

Prof, R., Manado, R.D.K., 2016. Faktor Penyebab Medication Error Pada

Pelayanan Kefarmasian Rawat Inap Bangsal Anak Rsup Prof. Dr. R.D. Kandou

Manado. Pharmacon, 5(3).

Putra, M.E., Ardana, M., Fadraersada, J., 2017. Deteksi Dispensing Error Pada

Peresepan Sediaan Kapsul Racikan di Apotek Wilayah Kecamatan Samarinda

Ulu. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 6, 141–145.

Rahayu, P., Mulatasih, E.R., 2020. Pelatihan peracikan yang bertanggungjawab

bagi tenaga teknis kefarmasian dan juru racik di apotek kota bandar lampung

4(3), 1–4.

Rahman, Z., Dharani, S., Ali, S. F. B., Afrooz, H., Reddy, I. K., Khan, M. A.,

2018. Effect of processing parameters and controlled environment storage on

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

the disproportionation and dissolution of extended release capsule of phenytoin

sodium. International Journal of Pharmaceutics, 550 (2), 290-299

Rocha, F. S., Gomes, A. J., Lunardi, C. N., Kaliaguine, S., Patience, G. S. 2018.

Experimental methods in chemical engineering: Ultraviolet visible

spectroscopy—UV‐Vis. The Canadian Journal of Chemical

Engineering, 96(12), 2512-2517.

Syamsuni, H.A., 2006. Ilmu Resep Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Teng, X.W., Cutler, D.C., Davies, N.M., 2003. Degradation kinetics of mometasone

furoate in aqueous systems. International Journal of Pharmaceutics, 259(1–2),

129–141.

Utami, P. I., Ryandita, I., Sundhani, E., 2019. Fourier Transform Infra Red

Spectroscopy Untuk Identifikasi Minyak Babi Dalam Minyak Bumbu Mie

Instan Impor. Proceeding of The URECOL, 686-694.

Veryanti, P.R., Wulandari,A., 2020. Analisis Efektifitas Biaya Penggunaan

Bronkodilator Dibandingkan Kombinasi Bronkodilator-Kortikosteroid Pada

Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), Jurnal Farmasi Udayana,

9(1), 13-18

Warnida, H., Sukawaty, Y., 2018. Evaluasi Mutu Fisik Sediaan Pulveres Pada

Puskesmas Di Kota Balikpapan. Jurnal Ilmu Kesehatan, 6(1), 36–43.

Yanti, B., Rasmin, M., F., Syiah, U., Aceh, B., 2016. Peran Xantin pada Penyakit

Obstruksi Paru 36(4).

Zhou, L., Wang, Q., Zhang, Y., Ji, Y., Yang, X., 2017. Aquatic photolysis of β2-

agonist salbutamol: kinetics and mechanism studies. Environmental Science

and Pollution Research, 24(6), 5544–5553.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Lampiran 1. Certificate of Analysis Teofilin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Lampiran 2. Certificate of Analysis Salbutamol Sulfate

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Lampiran 3. Certificate of Analysis Metilprednisolon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Lampiran 4. Dokumentasi sampel uji organoleptis hari ke-1 dan hari ke-30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Lampiran 5. Pengukuran kandungan lembab menggunakan moisture analyzer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Lampiran 6. Data Hasil Penimbangan Uji Kandungan Lembab

Tabel XVI. Hasil penimbangan uji kandungan lembab hari ke-30

Kapsul Nilai MC (%) Bobot Awal (g) Bobot akhir (g)

1 3,937 0,127 g 0,122 g

2 3,623 0,138 g 0,133 g

3 3,825 0,183 g 0,176 g

Rata-Rata 3,795

CV 0,03423803

Tabel XV. Hasil penimbangan uji kandungan lembab hari ke-1

Kapsul Nilai MC (%) Bobot Awal (g) Bobot akhir (g)

1 3,665 0,191 g 0,184 g

2 4,658 0,183 g 0,174 g

3 4,667 0,150 g 0,143 g

Rata-Rata 4,33

CV 0,108600546

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Lampiran 7. Pengujian waktu hancur menggunakan alat disintegration tester

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Lampiran 8. Data Penimbangan Baku

Tabel XVII. Data penimbangan baku teofilin

Keterangan Bobot (g)

Bobot Wadah 0,24575

Bobot wadah + isi 0,29575

Wadah + sisa 0,24575

Bobot Isi 0,05

Tabel XVIII. Data penimbangan baku salbutamol sulfat

Keterangan Bobot (g)

Bobot Wadah 0,24599

Bobot wadah + isi 0,2561

Wadah + sisa 0,2461

Bobot Isi 0,01

Tabel XIX. Data penimbangan baku metilprednisolon

Keterangan Bobot (g)

Bobot Wadah 0,23432

Bobot wadah + isi 0,24433

Wadah + sisa 0,23434

Bobot Isi 0,00999

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Lampiran 9. Data pemipetan seri kalibrasi dan validasi

Tabel XX. Data persiapan baku

Penimbangan Ukuran labu Konsentrasi (µg/mL)

Teofilin 50 mg 50 mL 1000 µg/mL

Salbutamol sulfat 10 mg 25 mL 400 µg/mL

Metilprednisolon 10 mg 25 mL 400 µg/mL

Tabel XXI. Tabel pemipetan seri kalibrasi

No Konsentrasi (µg/mL) Volume yang diambil (µL)

Teofilin Salbutamol

sulfat

Metilprednisolon Teofilin Salbutamol

sulfat

Metilprednisolon

1 140 1,8 4,6 700 22,5 57,5

2 36 0,6 2,4 180 7,5 30

3 135 2 3,6 675 25 45

4 161 2 3,2 805 25 40

5 124 1,8 2,4 620 22,5 30

6 128 1,8 4,2 640 22,5 52,5

7 148 1,4 3,2 740 17,5 40

8 69 0,6 4,8 345 7,5 60

9 49 1,2 2,2 245 15 27,5

10 82 1,6 2,2 410 20 27,5

11 61 1,6 1,8 305 20 22,5

12 54 1,4 2 270 17,5 25

13 156 1,8 2,2 780 22,5 27,5

14 134 1,8 2,8 670 22,5 35

15 153 1,6 3,2 765 20 40

16 48 1,4 1,2 240 17,5 15

17 157 2 3,6 785 25 45

18 158 1,8 4,2 790 22,5 52,5

19 41 1,2 1,6 205 15 20

20 114 1,6 1,6 570 20 20

21 121 1,8 3,4 605 22,5 42,5

22 93 1,4 3,6 465 17,5 45

23 98 1,8 3,4 490 22,5 42,5

24 140 1,8 3,8 700 22,5 47,5

25 59 1,2 2,8 295 15 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Tabel XXII. Data pemipetan seri validasi

No Konsentrasi (µg/mL) Volume yang diambil (µL)

Teofilin Salbutamol

sulfat

Metilprednisolon Teofilin Salbutamol

sulfat

Metilprednisolon

1 151 2 2,8 755 25 35

2 64 0,8 3 320 10 37,5

3 57 2 1,8 285 25 22,5

4 84 1,6 2,8 420 20 35

5 67 2,2 2 335 27,5 25

6 100 2 3,2 500 25 40

7 91 1,6 3,4 455 20 42,5

8 142 1,4 3,6 710 17,5 45

9 101 1,2 2,6 505 15 32,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Lampiran 10. Perhitungan LOD dan LOQ

Teofilin

Y = 1x + 0,0088

Simpangan Baku

= √∑ (𝑦𝑐𝑎𝑙𝑐 −𝑦 𝑡𝑟𝑢𝑒

)

2

𝑛−2 = √

2,39817

23 = 0,32291

yLOD

= intercept + 3SB

= 0,0088 + 3 x 0,32291 = 0,97752

LOD

= (yLOD – intercept)/slope

= (0,97752 – 0,0088)/1 = 0,96872

yLOQ

= intercept+ 10SB

= 0,0088 + 10 x 0,32291 = 3,32786

LOQ

= (yLOQ – intercept)/slope

= (3,32786 – 0,0088)/1 = 3,22906

Salbutamol Sulfat

Y = 1x + 0,00005

Simpangan Baku

= √∑ (𝑦𝑐𝑎𝑙𝑐 −𝑦 𝑡𝑟𝑢𝑒

)

2

𝑛−2 = √

0,153046

23 = 0,081573

yLOD

= intercept + 3SB

= 0,00005 + 3 x 0,081573 = 0,244769

LOD

= (yLOD – intercept)/slope

= (0,244769 – 0,00005)/1 = 0,244719

yLOQ

= intercept+ 10SB

= 0,00005+ 10 x 0,244769 = 0,815781

LOQ

= (yLOQ – intercept)/slope

= (0,815781– 0,00005)/1 = 0,815731

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Metilprednisolon

Y = 0,9871 x + 0,0385

Simpangan Baku

= √∑ (𝑦𝑐𝑎𝑙𝑐 −𝑦 𝑡𝑟𝑢𝑒

)

2

𝑛−2 = √

0,299071

23 = 0,114031

yLOD

= intercept + 3SB

= 0,0385+ 3 x 0,114031= 0,380593

LOD

= (yLOD – intercept)/slope

= (0,380593– 0,0385)/ 0,9871 = 0,346564

yLOQ

= intercept+ 10SB

= 0,0385+ 10 x 0,114031= 3,029214

LOQ

= (yLOQ – intercept)/slope

= (0,815781– 0,0385)/ 0,9871 = 3,029798

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Lampiran 11. Keseragaman kandungan 10 unit kapsul

Tabel XXIII. Data keseragaman kandungan teofilin

Sampel Actual Faktor

Pengencer

Volume

Labu

(mL)

Zat aktif

dalam

setiap

kapsul

(mg)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Persen zat aktif

dibandingkan

kandungan zat

aktif sesuai

resep (%)

1 41,43341

40 25

41,43341

65

63,74371

2 45,47497 45,47497 69,9615

3 52,79875 52,79875 81,22884

4 44,37502 44,37502 68,26926

5 50,95669 50,95669 78,3949

6 47,25801 47,25801 72,70463

7 57,65331 57,65331 88,6974

8 41,75997 41,75997 64,24611

9 41,76776 41,76776 64,2581

10 48,60694 48,60694 74,77991

Mean 72,62844

SD 7,845028

CV 10,80159

NP 44,69963

Perhitungan nilai penerimaan teofilin

T pada Teofilin adalah 100%

Rata-rata : 72,62844

Menggunakan rumus NP = 98,5 - X + ks

Perhitungan nilai penerimaan teofilin 10 unit

NP = 98,5 - X + ks

NP= 98,5 - 72,62844+ (2,4 x 10,80159)

NP= 44,69963

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Tabel XXIV. Data keseragaman kandungan salbutamol sulfat

Sampel Actual Faktor

Pengencer

Volume

Labu

(mL

Zat aktif

dalam

setiap

kapsul

(mg)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Persen zat aktif

dibandingkan

kandungan zat

aktif sesuai

resep (%)

1 1,528413

40 25

1,528413

1

152,8413

2 1,571837 1,571837 157,1837

3 1,64261 1,64261 164,261

4 1,567017 1,567017 156,7017

5 1,59387 1,59387 159,387

6 1,573564 1,573564 157,3564

7 1,587313 1,587313 158,7313

8 1,509232 1,509232 150,9232

9 1,531875 1,531875 153,1875

10 1,584518 1,584518 158,4518

Mean 156,9025

SD 3,639201

CV 2,319403

NP 64,13657

Perhitungan nilai penerimaan salbutamol sulfat

T pada Salbutamol adalah 100%

Rata-rata : 156,9025

Menggunakan rumus NP = X -101,5 + ks

Perhitungan nilai penerimaan salbutamol sulfat 10 unit

NP = X -101,5 + ks

NP = 156,9025+ (2,4 x 3,639201)

NP = 64,13657

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Tabel XXV. Data keseragaman kandungan metilprednisolon

Sampel Actual Faktor

Pengencer

Volume

Labu

(mL)

Zat aktif

dalam

setiap

kapsul

(mg)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Persen zat aktif

dibandingkan

kandungan zat

aktif sesuai

resep (%)

1 1,515046

40 25

1,515046

2

75,7523

2 1,695854 1,695854 84,79272

3 1,698417 1,698417 84,92083

4 1,592812 1,592812 79,6406

5 1,877222 1,877222 93,8611

6 2,399833 2,399833 119,9917

7 0,46302 0,46302 23,151

8 0,834838 0,834838 41,7419

9 0,870145 0,870145 43,50726

10 2,301476 2,301476 115,0738

Mean 76,24332

SD 29,9551

CV 39,28881

NP 94,14891

Perhitungan nilai penerimaan metilprednisolon

T pada Metilprednisolon adalah 100%

Rata-rata : 76,24332

Menggunakan rumus NP = 98,5 - X + ks

Perhitungan nilai penerimaan metilprednisolon 10 unit

NP = 98,5 - X + ks

NP = 98,5 - 76,24332+ (2,4 x 29,9551)

NP= 94,14891242

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Lampiran 12. Data keseragaman kandungan 30 unit kapsul

Tabel XXVI. Data keseragaman kandungan teofilin

Sampel Actual Faktor

Pengencer

Volume

Labu

(mL)

Zat aktif

dalam

setiap

kapsul

(mg)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Persen zat aktif

dibandingkan

kandungan zat

aktif sesuai resep

(%)

1 50,43575

40 25

50,43575

65

77,59347

2 55,35543 55,35543 85,16221

3 64,27046 64,27046 98,87763

4 54,01649 54,01649 83,10229

5 62,02817 62,02817 95,42795

6 57,52587 57,52587 88,50134

7 70,17978 70,17978 107,9689

8 50,83326 50,83326 78,20502

9 50,84275 50,84275 78,21961

10 59,16789 59,16789 91,02752

11 55,85319 55,85319 85,92798

12 54,57833 54,57833 83,96667

13 61,49656 61,49656 94,61009

14 64,09298 64,09298 98,60459

15 52,84162 52,84162 81,29479

16 65,80067 65,80067 101,2318

17 58,14908 58,14908 89,46013

18 71,79689 71,79689 110,4568

19 61,31623 61,31623 94,33266

20 66,50773 66,50773 102,3196

21 76,3267 76,3267 117,4257

22 62,06081 62,06081 95,47817

23 56,71168 56,71168 87,24874

24 52,65165 52,65165 81,00253

25 55,43632 55,43632 85,28664

26 70,96985 70,96985 109,1844

27 56,63939 56,63939 87,13753

28 57,43475 57,43475 88,36116

29 71,92022 71,92022 110,6465

30 51,78235 51,78235 79,66515

Mean 92,25758

SD 10,8456

NP 28,37498

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Perhitungan nilai penerimaan teofilin 30 unit kapsul

T pada teofilin adalah 100%

Rata-rata 91,81621751

M 98,50%

menggunakan rumus NP = 98,5 - x + ks

NP = 98,5 - X+ ks

NP = 98,5 - 91,8162 + (2 x 10,8786)

NP = 28,44098249

Nilai penerimaan 30 unit sediaan lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada

satu unitpun kurang dari [1-(0,01)(L2)]M atau tidak satu unitpun lebih dari

[1+(0,01)(L2)]M.

Rentang bawah = [ 1-(0,01)(L2)] M

= [ 1-(0,01)(25)] 98,5%

= 73,875 %

Rentang atas = [ 1+(0,01)(L2)] M

= [ 1+(0,01)(25)] 98,5%

= 123,125 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tabel XXVII. Data keseragaman kandungan salbutamol sulfat

Sampel Actual Faktor

Pengencer

Volume

Labu

(mL)

Zat aktif

dalam

setiap

kapsul

(mg)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Persen zat aktif

dibandingkan

kandungan zat

aktif sesuai

resep (%)

1 1,528413

40 25

1,528413

1

152,8413

2 1,571837 1,571837 157,1837

3 1,64261 1,64261 164,261

4 1,567017 1,567017 156,7017

5 1,59387 1,59387 159,387

6 1,573564 1,573564 157,3564

7 1,587313 1,587313 158,7313

8 1,509232 1,509232 150,9232

9 1,531875 1,531875 153,1875

10 1,584518 1,584518 158,4518

11 1,550581 1,550581 155,0581

12 1,53372 1,53372 153,372

13 1,620925 1,620925 162,0925

14 1,615734 1,615734 161,5734

15 1,548558 1,548558 154,8558

16 1,591769 1,591769 159,1769

17 1,547614 1,547614 154,7614

18 1,57909 1,57909 157,909

19 1,53196 1,53196 153,196

20 1,603693 1,603693 160,3693

21 1,664882 1,664882 166,4882

22 1,521238 1,521238 152,1238

23 1,498011 1,498011 149,8011

24 1,450535 1,450535 145,0535

25 1,532504 1,532504 153,2504

26 1,521607 1,521607 152,1607

27 1,542676 1,542676 154,2676

28 1,48131 1,48131 148,131

29 1,557639 1,557639 155,7639

30 1,434388 1,434388 143,4388

Mean 155,3956

SD 5,09076

NP 58,32985

Perhitungan keseragaman kandungan salbutamol sulfat

T pada Salbutamol adalah 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Rata-rata 155,3956

M 101,50%

menggunakan rumus NP = 98,5 - x + ks

NP = X- 101,5 + ks

NP = 155,3956- 101,5 + ( 2 x 5,09076)

NP = 58,32985

Nilai penerimaan 30 unit sediaan lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada

satu unitpun kurang dari [1-(0,01)(L2)]M atau tidak satu unitpun lebih dari

[1+(0,01)(L2)]M.

Rentang bawah = [ 1-(0,01)(L2)] M

= [ 1-(0,01)(25)] 101,5%

= 76,125 %

Rentang atas = [ 1+(0,01)(L2)] M

= [ 1+(0,01)(25)] 101,5%

= 126,875 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel XXVIII. Data keseragaman kandungan metilprednisolon

Sampel Actual Faktor

Pengencer

Volume

Labu

(mL)

Zat aktif

dalam

setiap

kapsul

(mg)

Kandungan

zat aktif

sesuai

resep (mg)

Persen zat aktif

dibandingkan

kandungan zat

aktif sesuai resep

(%)

1 1,515046

40 25

1,515046

2

75,7523

2 1,695854 1,695854 84,79272

3 1,698417 1,698417 84,92083

4 1,592812 1,592812 79,6406

5 1,877222 1,877222 93,8611

6 2,399833 2,399833 119,9917

7 0,46302 0,46302 23,151

8 0,834838 0,834838 41,7419

9 0,870145 0,870145 43,50726

10 2,301476 2,301476 115,0738

11 1,207679 1,207679 60,38394

12 2,597788 2,597788 129,8894

13 2,277168 2,277168 113,8584

14 2,89738 2,89738 144,869

15 0,758622 0,758622 37,93109

16 0,759124 0,759124 37,95621

17 2,207046 2,207046 110,3523

18 0,949912 0,949912 47,4956

19 0,50495 0,50495 25,24752

20 2,746074 2,746074 137,3037

21 3,380736 3,380736 169,0368

22 1,526067 1,526067 76,30335

23 1,813736 1,813736 90,68679

24 1,270676 1,270676 63,53379

25 1,746577 1,746577 87,32885

26 1,096616 1,096616 54,83079

27 2,35932 2,35932 117,966

28 3,222478 3,222478 161,1239

29 1,388455 1,388455 69,42273

30 2,323559 2,323559 116,178

Mean 87,13771

SD 39,18661

NP 89,73552

Perhitungan keseragaman kandungan metilprednisolon

T pada metilprednisolon adalah 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Rata-rata 87,13771

M 98,50%

Menggunakan rumus NP = 98,5 - x + ks

NP = 98,5 - X+ ks

NP = 98,5 - 81,4524 + (2 x 39,18661)

NP = 89,73552

Nilai penerimaan 30 unit sediaan lebih kecil atau sama dengan L1% dan tidak ada

satu unitpun kurang dari [1-(0,01)(L2)]M atau tidak satu unitpun lebih dari

[1+(0,01)(L2)]M.

Rentang bawah = [ 1-(0,01)(L2)] M

= [ 1-(0,01)(25)] 98,5%

= 73,875 %

Rentang atas = [ 1+(0,01)(L2)] M

= [ 1+(0,01)(25)] 98,5%

= 123,125 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Kualitas Sediaan Racikan

Kapsul Kombinasi Teofilin Salbutamol Sulfat Dan

Metilprednisolon Di Rumah Sakit “X” Di Yogyakarta”

memiliki nama lengkap Bernadeta Karina Sekar

Maheswari. Penulis lahir di Bekasi tanggal 3 Maret 2000

merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Totok

Trisunu Suhirman dan Ibu Maria Yosefine Astuti

Prabaningrum. Pendidikan formal yang telah ditempuh

penulis yaitu TK Marsudirini Bekasi (2006-2007), SD

ST.Bellarminus Bekasi (2007-2012), SMP ST.

Bellarminus Bekasi (2012-2015), dan SMA ST.

Bellarminus Bekasi (2015-2018). Penulis melanjutkan pendidikannya pada tahun

2019 ke perguruan tinggi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama masa studi, penulis terlibat aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan,

seperti menjadi anggota divisi Dana dan Usaha TITRASI 2019 dan 2020, anggota

divisi konsumsi kepanitiaan Pharmacy Performance 2019, anggota divisi

perlengkapan kepanitiaan Latihan Kepemimpinan 1 BEMF, anggota divisi LO

kepanitiaan Pharmacy Performance 2020, dan ketua Cosmetic Student Club periode

2020. Pada tahun 2019, penulis menjadi delegasi pada kegiatan Asia Pacific

Pharmaceutical Symposium yang diadakan di ITB Bandung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI