uji stabilitas gel handsanitizer kombinasi
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of uji stabilitas gel handsanitizer kombinasi
UJI STABILITAS GEL HANDSANITIZER KOMBINASI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum) DAN KULIT JERUK LEMON (Citrus limon L .)
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh:
SILVI TRIANA
17081063
PROGRAM STUDY D-III FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2020
ii
UJI STABILITAS GEL HANDSANITIZER KOMBINASI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum) DAN KULIT JERUK LEMON (Citrus limon L .)
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai
Gelar Ahli Madya D-III Farmasi
Oleh:
SILVI TRIANA
17081063
PROGRAM STUDY D-III FARMASI
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2020
vii
MOTTO "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan."
(Asy Syarh ayat 5-6)
Pendidikan bukanlah suatu proses untuk mengisi wadah yang kosong, akan tetapi Pendidikan adalah suatu proses menyalakan api pikiran.
(W.B. Yeats)
Kesuksesan bukan tentang seberapa banyak uang yang kamu hasilkan, tapi seberapa besar kamu bisa membawa perubahan untuk hidup orang lain.
(Michelle Obama)
Ku persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk :
� Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam peneltian sehingga
penelitian ini bisa selesai.
� Kedua orang tua saya untuk Bapak Dulchamim dan Ibu juriah yang telah
banyak memberikan dukungan moril serta materiil dan kasih sayang yang tak
terhingga yang kalian berikan kepada saya, keikhlasan dan ketulusan kalian
dalam membesarkan saya, do’a dan senyum kalian adalah pelita hati saya.
Semoga hasil Karya Tulis Ilmiah ini akan menjadi awal buat saya untuk
memenuhi harapan kalian.
� Untuk kakak saya Tina dan Rizki serta adik saya Rohmi terimakasih atas
dukungan kalian selama proses menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
� Untuk sahabat seperjuangan saya, Yugi, Puput, Mba Alif, Mba Fitri, Mba
Veny dan Mba Nurul, terimakasih atas support dan dan bantuan kalian
sehingga bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
viii
� Untuk teman-teman kelas 5H, terimakasih atas kebersamaan dan kekompakan
yang selama ini kita jalani bersama-sama. Keseriusan, santai, canda dan tawa
adalah suatu hal yang tidak akan terlupakan.
� Serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih
atas semuanya.
ix
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Uji Stabilitas Gel
Handsanitizer Kombinasi Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) dan Kulit
Jeruk Lemon (Citrus limon L.)” ini dengan baik dan tepat waktu tanpa ada
halangan suatu apapun. Karya Tulis Imiah ini diajukan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi D III Farmasi di
Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis mendapatkan banyak
sekali bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Mc. Chambali, B.Eng, E.E, M.Kom, selaku Direktur Politeknik
Harapan Bersama
2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku ketua Program Studi D III
Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.
3. Ibu Inur Tivani, S.Si., M.Pd selaku Pembimbing I, yang telah membimbing
dan memberikan pengarahan kepada penulis dengan sabar guna
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Bapak Joko Santoso, M.Farm selaku Pembimbing II , yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dengan sabar guna
terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.
x
5. Seluruh Dosen D III Farmasi Politeknik Harapan Bersama, terimakasih atas
ilmunya yang diberikan kepada saya dari awal hingga akhir semester.
6. Para staf Laboratorium Politeknik Harapan Bersama yang telah membantu dan
membimbing selama proses penelitian.
7. Kedua orang tua dan keluarga tercinta, Terimakasih untuk doa, nasihat dan
dukungannya.
8. Almamater tercinta, Politeknik Harapan Bersama Tegal, terimakasih atas ilmu
yang diberikan selama tiga tahun.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membanu
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dalam Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran demi tercapainya kesempurnaan dari Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi penulis
maupun bagi para pembaca.
Tegal ,
SILVI TRIANA
xi
INTISARI
Triana,Silvi.,Tivani,Inur.,Santoso,Joko.,2020.UjiStabilitas Gel Handsanitizer Kombinasi Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) Dan Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon L .)
Salah satu bahan alam yang baik digunakan sebagai handsanitizer adalah ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon yang memiliki kadungan metabolit sekunder seperti minyak atsiri yang cocok digunakan sebagai antiseptik pada mikroorganisme tertentu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kombinasi dari ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon dapat digunakan sebagai handsanitizer alami dan mengetahui formula yang paling stabil dari kombinasi ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon dengan menggunakan uji stabilitas sifat fisik.
Dari penelitian ini untuk mendapatkan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi dengan bahan pelarut menggunakan etanol 96%. Maserasi dilakukan selama 5 hari sambil diaduk berulang-ulang setiap 24 jam sekali. Komponen yang digunakan pada pembuatan gel handsanitizer adalah ekstrak daun kemangi, kulit jeruk lemon, HPMC, alkohol 70%. Gliserin dan aquadest.
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa Daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kuilt jeruk lemon (Citrus limon L.) memiliki potensi alami jika digunakan sebagai sediaan gel handsanitizer. Formula gel handsanitizer dari ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk lemon (Citrus limon L.). Selama penelitian uji stabilitas dalam menggunakan metode clycling test semua sediaan stabil pada suhu penyimpanan 40C dan 400C selama 4 siklus. Kata kunci :Gel Handsanitizer Spray , Uji StabilitasFisik, Clycling Test
xii
Abstract
Triana, Silvi., Tivani, Inur., Santoso, Joko., 2020. Stability Test of Handsanitizer Gel From Combination of Basil Leaves Extract (Ocimum sanctum) and Lemon Peel (Citrus limon L.) One good natural ingredient used as a handsanitizer is basil leaves extract and lemon peel which have secondary metabolite content such as essential oils that are suitable for use as antiseptics in certain microorganisms. This study aims to determine whether the combination of basil leaves extract and lemon peel can used as a natural handsanitizer and find out the most stable formula of a combination of basil leaves extract and lemon peel by using physical stability test. From this research, extracts were carried out by maceration method is solvent by using ethanol 96%. Maceration is done for 5 days while stirring repeatedly every 24 hours. Components used in the manufacture were gel handsanitizer are basil leaves extract, lemon peel, HPMC, 70% alcohol. Glycerin and Aquadest. The results of this study indicate that the leaves of the basil (Ocimum sanctum) and the citrus lemon (Citrus limon L.) have natural potential if used as a preparation of handsanitizer gel. The formula of handsanitizer gel from the extract of basil leaves (Ocimum sanctum) and lemon peel (Citrus limon L.). During the stability test in the clycling test, all preparations were stable at 4C and 40C storage temperatures for 4 cycles. Keywords: Gel Handsanitizer Spray, Physical Stability Test, Clycling Test
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
MOTTO ................................................................................................................ vii
PRAKATA ............................................................................................................. ix
INTISARI ............................................................................................................... xi
Abstract ................................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 4
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.5 Manfaat penelitian ................................................................................. 5
1.6 Keaslian Penelitian ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS .............................................. 7
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 7
2.1.1 Tanaman Daun Kemangi (Ocimum sanctum) .............................. 7
2.1.2 Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon L .) ........................................... 10
2.1.3 Simplisia ......................................................................................... 13
2.1.4 Pengeringan ................................................................................... 14
2.1.5 Pelarut ............................................................................................ 15
2.1.6 Ekstrak dan Ekstraksi .................................................................. 17
2.1.7 Maserasi ......................................................................................... 18
2.1.8 Stabilitas ......................................................................................... 20
2.1.9 Gel semprot (spray Gel)................................................................ 23
2.1.10 Komponen Sediaan Gel Handsanitizer ........................................ 24
2.1.11 Uraian Bahan ................................................................................. 26
2.1.12 Evaluasi sediaan ( uji sifat fisik sediaan gel Handsnitizer) ........ 28
xiv
2.2 Hipotesis ...................................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 30
3.1 Objek penelitian ..................................................................................... 30
3.2 Sampel dan Teknik Sampling ................................................................. 30
3.3 Variabel Penelitian ................................................................................. 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 31
3.5 Analisis Hasil ........................................................................................... 42
BAB IV ................................................................................................................. 43
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 43
4.1 Pembuatan serbuk daun kemangi dan kulit jeruk lemon ................ 43
4.1.1 Uji Makroskopis ............................................................................ 44
4.1.2 Uji mikroskopis ............................................................................. 45
4.2 Proses maserasi daun kemangi dan kulit jeruk lemon ..................... 48
4.3 Pengujian bebas etanol ........................................................................ 49
4.5 Pembuatan Gel Handsanitizer ............................................................. 49
4.6 Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Handsanitizer .................................. 50
1. Uji Organoleptis Sediaan Gel Handsanitizer .................................. 50
2. Uji pH Sediaan Gel Handsanitizer ................................................... 52
3. Uji Homogenitas Pada Sediaan Gel Handsantizer ......................... 53
4. Uji Daya Sebar Pada Sediaan Gel Handsanitizer ........................... 54
BAB V ................................................................................................................... 56
PENUTUP ............................................................................................................. 56
5.1 Simpulan ................................................................................................ 56
5.2 Saran ...................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 57
LAMPIRAN .......................................................................................................... 60
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Uji Makroskopis Daun Kemangi ................................................. 44
Tabel 4.2 Hasil Uji Makroskopis Kulit Jeruk Lemon ........................................... 45
Tabel 4.3 Hasil Uji Mikroskopis Daun Kemangi ................................................. 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Mikroskopis Kulit Jeruk Lemon ............................................ 47
Tabel 4.5 Hasil Uji Bebas Etanol .......................................................................... 49 Tabel 4.6 Hasil Uji Organoleptis .......................................................................... 51 Tabel 4.7 Hasil Analisa Statistik Anova uji pH .................................................... 52
Tabel 4.8 Hasil Anova Uji Daya Sebar ................................................................. 54
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Daun Kemangi (Ocimum sanctum) ..................................................... 7
Gambar 2.2 Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon L.) ................................................ 10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tangan salah satu anggota tubuh yang sangat berperan penting
dalam beraktivitas sehari-hari. Masyarakat sadar bahwa saat beraktivitas
tangan seringkali terkontaminasi dengan mikroorganisme. Karena tangan
menjadi perantara masuknya mikroba ke saluran cerna, maka kebersihan
tangan sangatlah penting. Produk pembersih tangan dapat dirancang dengan
berbagai jenis, dari mulai sabun yang dicuci dengan air hingga produk
handsanitizer gel dengan antiseptik yang tidak memerlukan pencucian
dengan air (Isriany Ismail, 2013:64).
Handsanitizer memiliki keungulan yaitu mudah dibawa dan bisa
cepat digunakan tanpa perlu menggunakan air. Kelebihan Handsanitizer
diutarakan menurut US FDA (Food and Drug Administration) dapat
mumbunuh kuman dalam waktu yang relatif cepat.Merupakan dispersi
koloid mempunyai kekuatan yang disebebkan oleh jaringan yang saling
berikatan pada fase terdispersi (sholichah dkk,2019).
Beberapa sediaan gel handsanitizer yang banyak tersedia
dipasaranmasih mengandung alkohol. Senyawa fenol merupakan komposisi
terbanyak yang digunakan, karena senyawa tersebut tidak hanya terdapat
pada antibiotik sintetik. Namunjuga terdapat pada senyawa alam yang
dikenal dengan polifenol. Banyak aneka hayati yang mengandung polifenol
dan dapat dimanfaatkan. Salah satunya daun kemangi untuk handsanitizer.
2
Daun kemangi(Ocimum sanctum) memiliki kandungan flavonoid
yaitu orietin dan visenin memberikan efek antibakteri yang sinergis (saling
menguatkan). Daun kemangi terbukti memiliki daya hambat yang kuat
terhadap bakteri E.coli dan S.aureus.
Selain daun kemangi satu diantara tanaman obat lainya adalah jeruk
lemon (Citrus limon L.) merupakan salah satu bahan alami yang dapat
dimanfaatkan kulitnya. Kulit jeruk lemon mengandung minyak atsiri yang
merupakan salah satu komponen tumbuhan antibakteri. Kandung minyak
atsiri pada kulit jeruk lemon lebih dari 2,5% dan hesperidin. Kulit jeruk
lemon sering dikeringkan menjadi bahan obat-obatan. Adanya senyawa aktif
minyak atsiri pada kulit jeruk lemon diharapkan dapat digunakan sebagai
sediaan gel Handsanitizer yang aman dan alami. Kulit jeruk lemon (Citrus
limon L.) memiliki kandungan paling dominan adalah minyak atisiri yang
terdiri dari berbagai komponen seperti tepen, sesquiten, aldehida, ester, dan
limonen. Minyak atsiri kulit jeruk lemon digunakan sebagai pengharum
ruangan, bahan parfun dan juga digunakan sebagai antibakteri karena kulit
jeruk lemon bisa memberikan efek antibakteri pada kulit (Puspitasari, 2017)
Pada pembuatan gel dilakukan uji stabilitas fisik dilakukan untuk
menjamin sediaan memiliki sifat yang sama setelah sediaan dibuat dan
memenuhi parameter kriteria selama penyimpanan. Pada penelitian ini
menggunakan metode cycling test dengan cara sediaan disimpan pada suhu
40C selama 24 jam, kemudian dipindahkan kedalam suhu oven 400C selama
3
24 jam (1 siklus). Uji ini dipercepat selama 4 siklus, kemudian amati
perubahannya 1 siklus sekali.
Berdasarkan penjelasan untuk membuat sediaan gel handsanitizer
dengan memanfaatkan ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon. Penulis
memutuskan untuk mengangkat judul KaryaTulis Ilmiah “Ujistabilitasgel
handsanitizer kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum),
kulit jeruk lemon ( Citrus limon L.).
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dirumuskan
penulis dalam karya tulis ilmiah ini, sebagai berikut:
1. Apakah kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit
jeruk lemon(Citrus limon L) memiliki potensi sebagai handsatinizer
alami?
2. Formula berapa sediaan gel handsanitizer kombinasi ekstrak daun
kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk lemon (Citrus limon
L.)yang paling stabil?
1.3 Batasan Masalah
1 Daun kemangi dan kulit jeruk lemon yang digunakan adalah didapatkan
dari Pasar Pagi Kota Tegal.
2 Sampel daun kemangi dan kulit jeruk lemon yang digunakan adalah
sampel segar.
3 Ekstrak dari daun kemangi dan kulit jeruk lemon diperoleh dengan
metode Maserasi dengan pelarut etanol 96%.
4 Konsentrasi yang digunakan pada kombinasi gel handsanitizer ekstrak
daun kemangi dan kulit jeruk lemon 5% dan 10%
5 UjiStabilitas sifat fisik yang dilakukan pada sediaan gel handsaatinizer
dari ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon menggunakan uji
organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan uji daya sebar.
5
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui manfaat dari ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk
lemon sebagai sediaan gelHandsanitizer alami.
2. Untuk mengetahui formulasi gel handsanitizer yang paling stabil.
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan informasi tentang manfaatekstrak daun kemangi dan kulit
jeruk lemon pada penggunaan sediaan gel handsatinizer alami.
2. Memberikan informasi tentang formulasi handsanitizer yang paling
stabil.
6
1.6 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Kealian Penelitian
Pembeda Penulis I (Sartika dewi syaiful,2016)
Penulis II (Indri kusuma dewi, Bambang yunianto, 2016)
Peneliti (Silvi triana,2020)
Judul Penelitian
Formulasi dan uji stabilitas fisik gel ekstrak etanol daun kemangi (ocimum sanctum L.) sebagai sediaan handsanitizer
Uji efektifitas sediaan handsanitizer kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dan ekstrak kulit jeruk purut (Citrus hystrix)
Uji stabilitas ge handsanitizer ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk lemon(Citrus limon L.) dan kombinasinya.
Sampel (subjek) Penelitian
Ekstrak etanol daun kemangi
Ekstrak daun kemangi dan ekstrak kulit jeruk purut
Ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon
Metode Peneitian
Maserasi Maserasi Maserasi
Tempat Penelitian
Universitas islam negeri alauddin Makassar
Politeknik kesehatan Surakarta
Politeknik Harapan Bersama,Tegal
Hasil Pada uji organoleptis memiliki hasil yang sama antara formula I,II dan III. Pada uji ph berubah pH nya setelah mengamati selama 2 minggu begitu juga pada uji viskositas dan daya sebar. Tetapi pada pengamatan sinersis mempunyai hasil yang sama antara formula I,II ,III.
Formula sediaan handsanitizer kombinasi ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk purut pada uji organoleptis sesuai warna ekstrak yang digunakan dan gelyangdihasilkan homogen tidak terdapat butiran kasar. Sediaan mempunyai pH yang sama dengan pH kontrol positif yaitu 6.
Kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk lemon (Citrus limon L.) dapat digunakan sebagai Handsanitizer alami dan formula sediaan Handsanitizer kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk lemon (Citrus limon L.) yang paling stabil adalah formula III
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tanaman Daun Kemangi (Ocimum sanctum)
Gambar 2.1 Daun Kemangi (Ocimum sanctum)
(sumber :dokumen pribadi)
1. Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi dari tanaman daun kemangi termasuk kedalam tata
nama sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Class : Dicotyledone
Ordo : Amaranthaceae
Familia : lebiatae
Genus : Ocimum
Species : Ocimum sanctumL.
8
2. Nama Daerah
Kemangi di Indonesia dikenal berbagai nama, yaitu lampes atau
surawung di Sunda, kemangi atau kemangen di Jawa, kemanghi di
Madura, uku –uku di Bali, lufe-lufe di Ternate, sedangkan di Negara
lain kemangi di kenal dengan nama selasih di Malaysia, mangklak di
Thailand dan basil di Negara- negara Eropa (Tuchfatul, 2017).
3. Morfologi Tanaman
Tumbuhan ocimum sanctum pada batang terdapat bulu terutama
pada tanaman muda. Bentuk batang ocimum spp. Pada dasarnya ada
yang bulat atau persegi, berwarna hijau. Helaian daun bulat telur, (1-
1,7 cm x2-10 mm), tepi daun bergerigi kecil, permukaan dau berbulu
halus, lateral 4 atau 5 pasangan. Bunga kecil, berwarna putih dengan
benang sari menonjol. Mahkota bunga dan kotak sari berwarna putih.
Bentuk biji bulat telur, warna biji cokelat-hitam dengan berat 100 butir
0,091-0,125 gram (Tuchfatul, 2017).
Daun kemangi beraroma khas daun kemangi muncul dari daunya, daun
kemangi berwarna hijau muda dan bunganya berwarna putih. Sayuran
ini memiliki aroma haru dan rasa yang khas. Kemangi dapat tumbuh
disemua wilayah di Indonesisa, yang memiliki sifat tanah yang asam.
Kemangi juga mampu tumbuh, baik pada cuaca panas maupun dingin.
Namun, kemangi yang ditanam di daerah dingin daunnya lebih besar
dan lebih hijau. Sedangkan kemangi yang tumbuh didaerah yang panas
daunnya lebih kecil, tipis dan berwarna hijau pucat. Tanaman kemangi
9
diperbanyak dengan bijinya. Biji diperoleh dari bunga kemangi yang
masak dibatang. Ciri biji yang tua ialah berwarna hitam dan kering.
Lima puluh hari sesudah tanaman, daun kemangi sudah bisa dipetik
(Adolf,2009).
4. Kegunaan
Berdasarkan peneitian yang telah dilakukan terhadap kemangi,
didapatkan bahwa kemangi berkhasiat sebagai analgesik, anti-amnesik,
dan nootropik, anthelmintika, anti bakterial, anti katarak, anti fertilitas,
anti hiperlipidemi, anti inflamasi, anti malaria, anti lipidperoksidatif,
anti oksidan, anti stress, anti thyroid, antitusif, anti ulkus,
kemoprotektif, penyakit kulit, penyakit diabetes, imunomodulator,
radioprotektif, aktivitas hipoglikemik, aktivitas hipotensif, dan anti
kanker (Sartika dewi syaiful, 2016)
5. Kandungan Kimia
Daun kemangi memiliki kandungan Provitamin A yang tinggi,
setiap 100 gram daun kemangi mengandung 5.000 IU vitamin A.selain
itu, kemangi mengandung mineral, yaitu kalsium dan fosfor, masing-
masing sebesar 45 dan 75 mg per 200 gram.
Beberapa kandungan lain yang terdapat dala daun kemangi
antara lain minyak atsiri, protein, kalsium, fosfor, besi, dan
belerang.Minyak atsiri daun kemangi ditemukan memiliki beberapa
aktivitas salah satunya sebagai antibakteri (Pitojo, dalam tuchfatul
2017).
10
2.1.2 Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon L .)
Gambar 2.2 Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon L .)
(sumber : dokumen pribadi)
1. Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi tanaman buah jeruk lemon adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus x Lemon
11
2. Nama Daerah
Jeruk citrus (dari bahasa Belanda, citroen), atau lemon
adalah sejenis jeruk yang buahnya biasa dipakai sebagai penyedap
dan penyegar dalam banyak seni boga dunia. Pohon jeruk sitrun
berukuran sedang berukuran sedang (dapat mencapai 6 m) tumbuh
didaerah beriklim tropis dan sub-tropis serta tidak tahan akan cuaca
dingin. Sitrun dibudidayakan di Spanyol, Portugal, Argentina,
Brasil, Amerika serikat dan negara-negara lainya disekitar Laut
Tengah. Tumbuhan ini cocok untuk daerah beriklim kering dengan
musim dingin dengan relatif hangat. Suhu ideal untuk sitrun agar
dapat tumbuh dengan baik adalah antara 15-300C (60-85oF). Jeruk
lemon dapat tumbuh didataran rendahhingga ketinggian 800 meter
di atas permukaan (Marwanto, 2014).
3. Morfologi Tanaman
Kulit Jeruk lemon mengandungminyak atsiri yang
merupakan salah satu komponen tumbuhan antibakteri. Kandung
minyak atsiri pada kulit jeruk lemon lebih dari 2,5% dan
hesperidin. Kulit jeruk lemon sering dikeringkan menjadi bahan
obat-obatan. Adanya senyawa aktif minyak atsiri pada kulit jeruk
lemon diharapkan dapat digunakan sebagai sediaan gel
Handsanitizer yang aman dan alami.
12
4. Kegunaan
Bagian –bagian tanaman yang dimanfaatkan mulai dari
buah, daun yang memiliki nilai dekorasi serta bunga yang memiliki
warna yang menarik. Lemon juga dapat digunakan sebagai bumbu
makanan sampai pembersih. Lemon biasanya ditanam dikebun
sebagai hiasan kebun karena bentuk pohonnya. Rasa buahnya yang
manis ketahanan terhadap cuaca. Air perasan jeruk lemon sangat
bermanfaat sebagai antibakteri dan sebagai antioksidan. Vitamin C
merupakan kandungan utama air buah lemon yang bermanfaat
sebagai antioksidan. Kandungan lainya yaitu asam sitrat yang
mampu menurunkan PH sel bakteri sehingga mampu menghambat
aktivitas sel bakteri (Berti,2015).
5. Kandungan Kimia
Buah lemon mengandung asam-asam yang berperan pada
pembentukan asam buah. Buah lemon merupakan salah satu
sumber vitamin C dan antioksidan yang berkhasiat bagi kesehatan
manusia, serta sering dipakai sebagai bahan untuk penambah rasa
masakan serta menghilangkan bau amis( Nizhar, 2012).
13
2.1.3 Simplisia
Pengertian simplisia menurut farmakope Indonesia edisi III
adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, cecuali dinyatakan lain berupa
bahn yang telah dikeringkan.
Semplisia terbagi atas 3 golongan yaitu:
1. Simplisia Nabati
Simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman,
eksudat tanaman atau gabungan antara ketiganya. Eksudat
tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari
selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahn-bahan
nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan atau
diisilasi dari tanamannya.
2. Simplisia Hewani
Simplisia hewani adalah berupa hewan utuh atau zat-zat
berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan
kimia murni.
3. Simplisia Pelikan atau Mineral
Simplisia pelikan atau mineral adalah berupa bahan pelikan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa bahan kimia murni.
14
Bahan baku merupakan aspek penting yang digunakan
dalam proses produksi. Karakteristik mutu suatu simplisia
mempunyai pengertian bahwa simplisia yang akan digunakan
sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan mutu yang
tercantum dalam monografi terbitan resmi Departemen
Kesehatan seperti Materia Medika Indonesia (Depkes RI, 1989).
Persyaratan mutu simplisia sebagai bahan baku lainya adalah
kadar air. Besarnya kadar air dapat digunakan sebagai salah satu
ukuran menyatakan terjadinya kerusakan bahan pangan, kadar
air dalam jumlah tertentu yang sesuai persyaratan mutu berguna
untuk memperpanjang daya tahan bahan simplisia selama masa
penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman dan layak
digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk bila kadar air
kurang dari 10%.
2.1.4 Pengeringan
Tujuan adanya pengeringan yaitu untuk mendapatkan
simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan pada
jangka waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air yang
enzimik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia.
Pada dasarnya ada dua cara pengeringan, yaitu: pengeringan secara
alamiah dan pengeringan secara buatan.
15
1. Pengeringan Alamiah
Tergantung dari zat aktif simplisia, pengeringan dapat
dilalakukan dua cara yaitu:
a. Sinar matahari langsung, terutama pada bagian keras seperti:
kayu, kulit kayu, biji, dan sebagainya dan mengandung zat
aktif yang relatif stabil oleh panas.
b. Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara
langsung, umumnya simplisia berkarakter lunak seperti:
bunga, buah, dan lain-
lain, zat aktif yang terkandung tidak stabil oleh panas.
2. Pengeringan buatan
Pengeringan dengan melakukan alat yang dapat diukur
suhu, kelembapan, tekanan dan sirkulasi udara.
3. Susut pengeringan
Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang
mudah menguap, termasuk air, ditetapkan dengan cara
pengeringan, kecuali dinyatakan lain dilakukan pada suhu
1050C hingga bobot tetap (Depkes RI, 1995)
2.1.5 Pelarut
Larutan penyari atau pelarut harus mempertimbangkan banyak
faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
16
1. Murah, mudah didapat.
2. Stabil secara fisik dan kimia,
3. Bereaksi netral.
4. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar.
5. Selektif yaitu hanya mudah menarik zat yang dikehendaki.
6. Tidak mempengaruhi zat yang berkhasiat.
Menurut Farmakope Indonesia menetapkan bahwa sebagai
pelarut atau cairan penyari adalah air, etanol, etanol air atau eter.
Penggunaan pada penyarian obat tradisional masih terbatas pada
penggunaan cairan penyari air, etanol atau etanol air (Depkes RI,
1995).
Etanol dapat melarutkan alkoloid basa, minyak menguap,
glikosida, flavonoid, steroid, antrakinon, dammar, klorofil. Lemak
malam, tannin dan saponin hanya sedikit terlarut. Dengan demikian
zat penganggu yang larut hanya terbatas. Etanol tidak menyebabkan
pembengkakan membran sel, tapi memperbaiki stabilitas bahan obat
terlarut. Umumnya yang berlaku sebagai cairan ekstraksi adalah
campuran bahan pelarut yang berlainan, terutama campuran etanol-
air (Voight,1994).
17
2.1.6 Ekstrak dan Ekstraksi
1. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental, cair dibuat dengan
menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok,
diluar pengaruh sinar matahari langsung (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 1989). Pembuatan ekstrak dimaksudkan agar
zat berkhasiat yang terdapat pada simplisia mempunyai kadar
yang tinggi dan memudahkan dalam pengaturan dosisnya. Dalam
sediaan ekstrak dapat ditetapkan kadar zat berkhasiat, sedangkan
kadar zat berkhasiat dalam simplisia sukar didapat yang sama.
Ekstrak dikelompokan atas dasar sifatnya :
a. Ekstrak encer (extractun tenue). Sediaaan ini memiliki
konsentrasi semacam madu yang dapat dituang.
b. Ekstrak kering (extractum siccum). Sediaan ini memiliki
kandungan lembab tidak kurang dari 5%.
c. Ekstrak kental (extractum spissum). Sediaan ini kuat dalam
keadaan dingin dan tidak dapat dituang, kandungan airnya
berjumlah 30%.
d. Ekstrak cair (extractum fluidum). Diartikan sebagai ekstrak
yang dibuat sedemikian rupa sehingga satu bagian simplisia
sesuai dengan dua bagian (kadang-kadang juga satu bagian)
ekstrak cair.
18
2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia
yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak terlarut
dengan pelarut cair. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan
senyawa polar dalam pelarut polar dan senyawa non polar dalam
senyawa non polar. Secara umum ekstraksi dilakukan secara
berturut-turut mulai dengan pelarut no polar (n-heksana) lalu
pelarut yang pelarut kepolaranya menengah (diklorometan atau
etanol). Ekstraksi digolongkan kedalam dua bagian besar
berdasarkan bentuk fase yang diekstraksi yaitu ekstraksi cair-
cair dan ekstraksi cair padat.
2.1.7 Maserasi
Maserasi merupakan cara ekstraksi yang sederhana. Istilah
maceration berasal dari bahasa latin macerare, yang artinya
“merendam”. Jadi maserasi dapat diartikan sebagai proses dimana
obat yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam
menstrum sampai meresap dan melunakan susunan sel, sehingga zat-
zat yang mudah larut akan melarut (Ansel, 1989).
Prinsip dari metode maserasi adalah bahan simplisia yang
sudah dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope (umumnya
terpotong-potong atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan
pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindung
19
dari cahaya langsung dan dikocok kembali. Waktu lamanya maserasi
berbeda-beda, masing-masing farmakope mencantumkan 4-10 hari.
Menurut pengalaman, 5 hari telah memadai, untuk memungkinkan
berlangsungnya proses yang menjadi dasar pada cara ini, seperti
yang telah diuraikan diatas (melarutkan bahan kandungan simplisia
dari sel yang rusak, yang terbentuk pada saat penghalusan), ekstraksi
(difusi) bahan kandungaan dari sel yang masih utuh. Setelah selesai
waktu maserasi, artinya yang masuk kedalam cairan, telah tercapai
maka proses difusi segera berakhir. Persyaratannya adalah bahwa
rendaman tadi harus dikocok berulang (kira-kira 3 kali sehari).
Melalui upaya ini dapat dijamin keseimbangan konsentrasi bahan
ekstraksi yang lebih cepat di dalam cairan. Keadaan diam selama
maserasi menyebabkan turunya perpindahan bahan aktif. Semakin
besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan
semakin banyak hasil yang diperoleh. Setelah maserasi, rendaman
diperas dan sisanya juga diperas lagi. Cairan maserasi dan cairan
yang diperoleh melalui perasan disatukan, selanjutnya sampai
mencapai kadar dari jumlah yang diinginkan dengan cairan hasil
pencuci sisa perasan menggunakan bahan pengektraksi. Proses
pencucian dilakukan untuk memperoleh sisa kandungan bahan
ekstraktif dan juga untuk menyeimbangkan kembali kehilangan
akibat penguapan yang terjadi pada saat penyarian dan pengepresan
(Voight, 1994).
20
Kelebihan dan kekurangan metode maserasi
Kelebihan dari ekstraksi metode maserasi adalah:
1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana
perendam.
2. Biaya operasional relatif rendah.
3. Prosesnya relatif hemat penyari dan tanpa pemanasan.
Kelemahan dari ekstraksi metode maserasi adalah:
1. Proses penyarianya tidak sempurna, karena zat aktifnya hanya
mampu mengekstraksi sebesar 50% saja.
2. Prosesnya lama butuh waktu beberapa hari.
2.1.8 Stabilitas
Stabilitas sediaan farmasi merupakan kemampuan suatu
produk atau dan penggunaan, sifat, dan karakteristiknya sama
dengan yang dimillikinya pada saat dibuat (Vadas, 2010).
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas
produk farmasi, seperti stabilitas dari bahan aktif dengan bahan
tambahan, proses pembuatan, proses pengemasan, serta kondisi
lingkungan selama pengangkutan produk, penyimpanan,
penanganan, dan jangka waktu produk antara pembuatan hingga
pemakaiaan. Faktor lingkungan seperti temperatur, radiasi, cahaya,
dan udara (khususnya oksigen, karbon dioksida, dan uap air) juga
mempengaruhi stabilitas. Demikian juga faktor formulasi seperti
21
ukuran partikel, Ph, sifat dari air dan sifat pelarutnya yang dapat
mempengaruhi prouk farmasi.
Ketidakstabilan produk obat dapat menyebabkan penurunan
hingga hilangnya khasiat, obat dapat berubah menjadi toksis, atau
terjadi perubahan penampilan dalan sediaan farmasi(warna, bau,
rasa, konsistensi, dan lain-lain) sehingga dapat merugikan pengguna.
Ketidakstabilan suatu sediaan farmasi. Kisaran perubahan kimia
yang terjadi ditentukan dari laju penguraian obat melalui hubungan
antara kadara obat dengan waktu, atau berdasarkan derajat degradasi
suatu obat yang jika dilihat dari segi kimia, stabilitas obat dapat
diketahui dari ada atau tidaknya penurunan kadar selama
penyimpanan.
Selain perubahan kimia, perlu juga menentukan perubahan
suatu sediaan secara fisik. Faktor-faktor fisika seperti cahaya, panas,
dan kelembaban, mungkin akan menyebabkan atau mempercepat
reaksi kimia. Stabilitas fisika merupakan evaluasi perubahan sifat
fisika dari suatu produk yang tergantung waktu (periode
penyimpanan). Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi
pemeriksaan organoleptis, homogenitas, pH, bobot jenis. Sedangkan
stabilitas mikrobiologi adalah keadaan tetap dimana suatu sediaan
bebas dari mikroorganisme atau memenuhi syarat batas
mikroorganisme hingga batas waktu tertentu. Ada bebagai macam
zat aktif obat, zat tambahan serta berbagai bentuk sediaan memiliki
22
sifat fitokimia masing-masing dan umumnya rentan terhadap
kontaminasi mikroorganisme atau memang sudah mengandung
mikroorganisme yang dapat memenuhi mutu sediaan karena
berpotensi menyebabkan penyakit, efek yang tidak diharapkan pada
terapi atau penggunaan obat dan kosmetik. Sehingga stabilitas ini
diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan jumlah dan
menekan pertumbuhan mikroorganisme yang terdapat dalam sediaan
tersebut hingga jangka waktu tertentu yang diharapkan.
2.1.8.1 Stabilitas Fisika
Stabilitas fisika adalahcycling testmengevaluasi
perubahan fisika dari suatu produk yang tergantung
waktu ( periode penyimpanan). Contoh perubahan fisik
antara lain: migrasi (perubahan) warna, perubahan rasa,
perubahan bau, perubahan tekstur atau penampilan.
Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi: pemeriksaan
organoleptis, homogenitas, pH dan uji daya sebar. Uji
stabilitas fisik gel dilakukan selama 4 siklus (Ashar,
2016).
Pada penelitian ini uji stabilitas gel handsanitizer
kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan
kulit jeruk lemon (Citrus limon L.) Sediaan disimpan
pada suhu 40c selama 24 jam, kemudian dipindahkan
23
kedalan oven yang bersuhu 400c selama 24 jam (1
siklus). Uji ini dilakukan selama 4 siklus, kemudian
amati perubahan fisiknya tiap siklus.
2.1.9 Gel semprot (spray Gel)
Menurut holland, troy, dkk., gel semprot berdasarkan pada dua
istilah, yaitu istilah “gel atau hidrogel” yang merupakan suatu sistem
berbasis fase berair dengan tidaknya 10% sampai 90% dari berat
sediaan, dengan istilah “spray atau semprot” merupakan suatu
komposisi yang dikabutkan, yang terdiri dalam bentuk tetesan cairan
berukuran kecil atau besar yang dterapkan menggunakan aplikator,
seperti aerosol atau pompa semprot.
Selama ini bentuk sediaan semprot yang teah banyak
diketahui yaitu seperti sediaan aerosol yang menggunakan
hidrokarbon fluoroda (seperti freon) sebagai propelan, kemudian
menggunakan alat yang di oprasikan sehingga menyemprotkan
larutan berisi zat aktif tertentu. Namun, penggunaan propelan dalam
aerosol memiliki kekurangan, dimana penghantar obat ke kulit tidak
maksimal karena sifat lekatnya dan zat yang larut dalam lemakbelum
dapat digunakan dalam bentuk sediaan aerosol, serta penggunaan
propelan dapat menghasilkan dampak negatif terhadap lapisan ozon.
Sedangkan, suatu sediaan semprot bukan aerosol yang tidak
menggunakan propelan didalamnya juga memiliki beberapa
24
kekurangan yaitu menyebabkan sifat lekat yang berlebihan pada
kulit dan pada saat penggunaan dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman karena ketika disemprotkan, larutan yang berisi zat aktif
akan menetes atau tidak menetap di tempat penyemprotan. Sehingga
untuk mengurangi kekurangan dari bentuk sediaan aerosol maupun
sediaan semprot lainya seperti yang telah dijelaskan diatas, maka
dapat dibuat suatu sediaan gel semprot yang mengandung komposisi
bahan pengikat viskositas larutan dapat tanpa penggunaan propelan
yang berbahaya (Kamishita, dalam khoirun nisak , 2016).
Bentuk sediaan gel semprot (spray gel) dapat menjadi pilihan
sebagai pengembangan sediaan farmasi terutama bentuk sediaan
topikal untuk penggunaan pada kullit, dimana sediaan gel semprot
ini memiliki kelebihan diantarannya lebih aman karena tingkat
kontaminasi mikroorganisme lebih rendah, waktu kontak obat yang
relatif lebih lama dibandind sediaan lainya dan lebih praktis
penggunaanya( Ulfa, dkk,. 2015).
2.1.10 Komponen Sediaan Gel Handsanitizer
1. Zat aktif
Menurut dirjen POM 2006, zat aktif adalah bahan yang
ditunjukan untuk menghasilkan khasiat farmakologi atau efek
langsung lain dalam diagnosis, penyembuhan, peredaan,
25
pengobatan, atau pencegahan penyakit, atau mempengaruhi
struktur atau fungsi tubuh.
Ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon yang
didapatkan dengan petode maserasi dengan pelarut etanol 96%.
Ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon berfungsi sebagai
zat aktif dari komponen sediaan gel handsanitizer.
2. Zat tambahan
Menurut farmakope edisi III, bahan tambahan adalah zat
yang dimaksud untuk mempertinggi kegunaan, kemantapan,
keawetan, dan sebagai zat warna yang dapat ditambahkan baik
pada sediaan resmi maupun pada sediaan tidak resmi. Dalam
komponen sediaan handsanitizer terdapat zat pelembut, zat
pelarut, zat pelembab, dan zat pengawet.
a. Zat pelembut
Zat pelembut adalah bahan kimia yang dapat
memberikan efek kelembutan pada sediaan, agar saat
digunakan kulit tidak kering. Contohnya gliserin, sorbitol,
dan propylengglikol.
b. Zat pelarut
Zat pelarut adalah zat yang bisa melarutkan suatu
larutan. Pada umumnya yang digunakan sebagai pelarut
adalah air selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah
alkohol, amoniak, kloroform, benzena.
26
c. Zat pelembab
Zat pelembab adalah bahan kimia yang dapat
melembankan hidrasi kulit. Hidrasi pada kulit menyebabkan
jaringan menjadi lunak, mengembang dan tidak berkeriput
sehingga penetrasi zat akan lebih efektif. Contohnya
gliserol, PEG, sorbitol.
d. Zat pengawet
Zat pengawet adalah bahan kimia yang dapat
menghambat kerusakan sediaan farmasi, karena serangan
bakteri, jamur. Contoh bahan pengawet adalah alkohol,
fenol, asam sitrat, asam asorbat, dan natrium benzoat.
e. Gelling agent
Gelling agent adalah bahan tambahan yang biasa digunakan
untuk mengentalkan berbagai macam sediaan obat dan sediaan
kosmetik. Contoh gelling agent adalah karbopol, TEA, CMC-
Na, tragakan, HPMC.
2.1.11 Uraian Bahan
1. Ekstrak dau kemangi
Digunakan sebagai bahan aktif untuk pembuatan sediaan gel
handsanitizer.
27
2. Kulit jeruk lemon
Digunakan sebagai bahan aktif untuk pembuatan gel
handsanitizer.
3. Alkohol (etanol 70%)
Alkohol 70% adalah campuran etanol dan air, mengandung
tidak kurang dari 69.1% v/v dan tidak lebih dari 71.0% v/v
C2H5OH.
Pemerian : cairan bening mudah menguap dan mudah bergerak,
Tidak berwarna, bau khas, rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak
berasap (Depkes RI, 1979).
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : sebagai antibakteri
Konsentrasi : 60-90% (Rowe et al., 2009).
4. Gliserin (Glycerolum)
Pemerian : cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa
manis hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau
tidak enak). Higroskopis, netral terhadap lakmus
kelarutanya dapat bercampur dengan iar dan dengan
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter
dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Emolient atau pelembut dengan konsentrasi <30%.
28
5. Aquadest
pemerian : cairan jernih, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : pelarut.
6. HPMC
Pemerian : serbuk putih tidak berbau, tidak memiliki rasa, larut
Dalam air.
Kelarutan : larut dalam air dingin, praktis tidak larut dalam
Kloroform, etanol, dan eter, tetapi tidakmlarut
Dalam campuran etanol dan diklometan dalam
Campuran metanol dan diklometan dan campuran
air dan alkohol
konsentrasi : 0,45%-1,05
fungsi : suspending agent (Sudjono, 2012).
2.1.12 Evaluasi sediaan ( uji sifat fisik sediaan gel Handsnitizer)
1. Uji organoleptis
Uji ini mengevaluasi sediaan dari segi bentuk, bau, rasa (tekstur),
dan warna.
2. pH
Uji pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui pH gel apakah
bersifat asam, netral atau basa dan mengamati adanya perubahan
29
pH yang mungkin terjadi selama penyimpanan. Parameter pH
untuk kulit yaitu 4,5-6,5 (Tuchfatul, 2017).
3. Homogenitas
Jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang
cocok, harus menunjukan susunan yang homogen. Uji
homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pencampuran
masing-masing komponen dalam pembuatan gel tercampur merata
(Depkes RI, 1979).
4. Uji daya sebar
Uji daya sebar merupakan karakteristik sifat yang bertujuan untuk
mengetahui kemampuan daya sebar sediaan pada kulit. Semakin
luas daya sebar sediaan, maka semakin baik penyebaran sediaan.
2.2 Hipotesis
1. Kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk
lemon (Citrus limon L.) dapat digunakan sebagai gel Handsanitizer alami.
2. Pada formulasi III kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum)
dan kulit jeruk lemon (Citrus limon L.) lebih efektif digunakan sebagai
Handsanitizer memiliki sifat stabilitas paling baik.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek penelitian
Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui formulasi yang paling baik sediaan gel handsanitizer antara
kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk limon
(Citruslimon L.)
3.2 Sampel dan Teknik Sampling
3.2.1 Sampel
Sampel yang digunakan adalah sediaan gel handsanitizer dari
kombinasi ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk
lemon (Citrus limon L.).
3.2.2 Teknik Samping
Teknik sampling adalah teknik yang dilakukan untuk menentukan
sample. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
sampling karena semua sample formula dilakukan uji stabilitas fisik.
31
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam 3 variabelmeliputi:
1. Variabel bebas
Variabel bebasdalam penelitian ini berupa konsentrasi ekstrak
daun kemangidan kulit jeruk lemon.
2. Variabel terkendali
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah metode ekstraksi
dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%.
3. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini berupa Uji Stabilitas fisik gel
handsanitizer dari ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon meliputi
uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan uji daya sebar.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Cara Pengumpulan Data
Pengambilan data dengan metode eksperimen di Laboratorium
Farmasi Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal.
3.4.2 Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam peneitian ini antara lain: timbangan
analitik, tabung bejana atau toples untuk maserasi,kertas pH
meter, objek glass,deck glass, botol semprot pastik, sudip, beaker
glass 250 ml, gelas ukur 100 ml dan 10 ml, corong, spatula, ,
32
kain flanel, batang pengaduk, pipet tetes, kaki tiga, penangas,
kompor spirtus, mortir dan stemper,alat uji daya sebar, lemari
pendingin dan oven.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah ekstrak daun
kemangi , kulit jeruk lemon, etanol 96%, sudan III, alkohol
(etanol 70%), gliserin, aquadest dan HPMC.
3.4.3 Cara Kerja
Pada penelitian uji stabilitas gel Handsanitizer kombinasi
ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk lemon
(Citrus limon L.) meliputi beberapa proses.
1. Ekstraksi Dengan Metode Maserasi Pada Daun Kemangi
Dan Kulit Jeruk Lemon
Ekstraksi daun kemangi dan kulit jeruk lemon dilakukan
sebagai berikut:
Perbandingan maserasi pada praktek kali ini menggunakan
perbandingan 1:10 yaitu ekstrak sebanyak 1% dan pelarut
sebanyak 10%. Hal pertama yang kita lakukan yaitu mencuci
daun kemangi segar dan kulit jeruk lemon dengan air mengair
kemudian tiriskan. Setelah itu rajang kedua bahan tersebut
menggunangan pisau setelah selesai dirajang kemudian jemur
kedua bahan tersebut dibawah sinar matahari langsung selama 4-
33
5 hari setelah kedua bahan tersebut mengering kemudian blender
kedua bahan tersebut hingga menjadi serbuk kasar. Setelah itu
ayak serbuk dengan menggunakan ayakan no 100 mesh. Setelah
kedua bahan sudah menjadi serbuk halus maka timbang kedua
bahan tersebut masing-masing sebanyak 25 gram dan mengukur
etanol 96% sebanyak 500 ml. Lalu memasukan masing-masing
bahan tersebut kedalam bejana/ toples maserasi yang sudah
disediakan.Tambahkan dengan etanol 96% sebanyak 250 ml
pada setiap bejana/toples maserasi lakukan selama 5 hari sambil
diaduk dan digojog setiap harinya.
Hasil maserat kemudian disaring menggunakan kain flanel
agar mendapatkan ekstrak yang cair kemudian disimpan dalam
wadah kaca tertutup rapat. Ekstraksi daun kemangi dan kulit
jeruk lemon dilakukan sebagai berikut:
34
Gambar 3.1 Ekstrasi Daun Kemangi Dan Kulit Jeruk Lemon Menggunakan Metode Maserasi.
Menyiapkan alat dan bahan
Mencuci kedua bahan tersebut dengan air mengalir dan tiriskan kedua bahan tersebut
Potong-potong kedua bahan tersebut kemudian dijemur dibawah sinar matahari langsung selama 4-5 hari kemudian blender kedua bahan tersebut
hingga menghasilkan serbuk agak kasar
Setelah itu ayak serbuk tersebut dengan ayakan no 100 mesh. Kemudian menimbang kedua bahan tersebut sebanyak 25 gram dan mengukur etanol sebanyak 500 ml.
Kemudian masukan masing-masing bahan tersebut kedalam bejana dan tambahkan etanol sebanyak 250 ml diamkan selama 5 hari sambil
diaduk dan digojog setiap harinya
Uapkan hasil ekstrak agar menghasilkan ekstrak yang kental dan simpan pada wadah tertutup rapat
Kemudian hasil maserat disaring menggunakan kain flanel. Lakukan sebanyak 3 kali agar mendapatkan ekstrak yang sempurna.
35
2. Identifikasi Ekstrak
a. Uji Makroskopis Daun Kemangi Dan Kulit Jeruk Llemon
Ambil sedikit simplisia lalu amati bentuk, bau, warna dan
rasa menggunakan panca indera.
b. Uji Mikroskopis daun Kemangi Dan Kulit Jeruk Lemon
Ambil masing-masing sampel lalu letakan pada objek glass
tetesi aquadest 1-2 tetes tutup dengan deck glass lalu amati
menggunakan mikroskop masing-masing bagian dari sampel
tersebut.
c. Uji Bebas Etanol
Pemeriksaan uji bebeas etanol dilakukan dengan cara
menambahkan H2SO4 sebanyak 2 tetes dan asam asetat
sebanyak 2 tetes lalu diuapkan selama beberapa menit atau
sampai ektrak sudah tidak mengandung bau etanol.
36
3. Formula Pembuatan Gel Handsanitizer Dari Ekstrak Daun
Kemangi Dan Kulit Jeruk Lemon.
Tabel 3.1 Formula Gel Handsanitizer
Bahan Formula Range Kegunaan Daftar pustaka
I
II
III
Ekstrak daun kemangi
10% - 5% 1-10% Ekstrak daun kemangi
Tuchfatul nabillah, 2017
Kulit jeruk lemon
- 10% 5% 1-10% Kulit jeruk lemon
Khairun nisak, 2016
HPMC 10% 1-10% Gelling agent
Khairun nisak, 2016
Alkohol 70% 70% 69-90% Antiseptik Handbook of pharmaceutical 6th edition: 110
Giserin 5% < 30% Pelembut Handbook of pharmaceutical 6th edition: 283
Aquadest Ad 60 ml Pelarut
37
4. Pembuatan gel Handsanitizer
Handsanitizer dibuat dengan mencampurkan Hpmc dengan
air panas sedikit demi sedikit lalu aduk hingga terbentuk
mucilago. Lalu mencampurkan etanol 70% dengan aquadest
secukupnya kedalam labu ukur 100 ml, lalu tambahkan gliserin
gojog sampai homogen, bahan aktif atau zat aktif ekstrak daun
kemangi dan kulit jeruk lemon dimasukan kedalam labu ukur dan
gojog hingga tercampur rata (homogen) lalu campurkan kedua
bahan tersebut lalu aduk hingga membentuk massa sediaan gel.
Tambahkan aquadest hingga batas yang teah ditentukan lalu aduk
hingga homogen dan semua bahan tercampur rata setelah itu
masukan ke dalam botol spray (Brenda dkk, 2017).
38
Gambar 3.2Pembuatan Gel Handsanitizer.
3.4.4. Uji Stabilitas Fisik pada Gel Handsanitizer
Uji stabilits fisika pada sediaan gel handsaitizer secara cycling test.
Sediaan disimpan pada suhu 40c selama 24 jam dan dipindahkan pada
suhu 400c selama 24 jam (1 siklus). Uji ini dilakukan sebanyak 4
siklus lalu amati perubahan fisiknya setiap 1 siklusnya. Meliputi uji
organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan uji daya sebar.
Menyiapkan alat dan bahan
Memasukan HPMC kedalam mortir lalu tambahkan air panas sedikit demi sedikit aduk hingga menjadi mucilogo
Mencampurkan etanol 70% kedalam labu ukur 100 ml lalu tambahkan gliserin gojog hingga homogen
Masukan zat aktif ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon kedalam labu ukur lalu gojog lagi ad homogen.
Masukan keduan bahan tersebut aduk hingga homogen dan membentuk fase gel. Tambahkan aquadest hingga batas yang telah ditentukan.
Masukan sediaan kedalam botol gel spray
39
Gambar 3.3Uji Stabilitas Fisik Gel (Muadifah dkk, 2019)
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati bentuk sediaan
yang akan diuji meluputi bentuk, warna, bau, dan rasa pada sediaan
tersebut
Gambar 3.4Uji Organoleptis
Menyiapkan dan mengamati sediaan gel
handsanitizer yang akan diuji
Mengamati bentuk, warna, bau, dan rasa
Menyiapkan gel yang akan diuji stabilitasnya
Simpan sediaan pada 40c selama 24 jam lalu dipindahkan pada suhu 400c selama 24 jam (1 siklus
Uji stabilitas fisik pada gel meliputi organoleptis, pH, homogenitas dan daya sebar
Pengujian dilakukan selama 4 siklus
Mencatat hasil pengujian stabilitas fisik yang telah dilaksanakan
40
2. Uji pH
Uji pH dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan yang dibuat
sesuai dengan pHkulit yaitu 5,0-7,0
Gambar 3.5Uji Pengukuran pH (Tuchfatul, 2017)
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pencampura
masing-masing komponen dalam pembuatan sediaan gel handsanitizer
tercampur merata. Hal ini untuk menjamin bahwa zat aktif yang
terkandung didalamnya telah teristribusi secara merata. Dikatakan
homogenitas jika disemprotkan pada sekeping kaca atau bahan
transparan yang cocok menunjukan susunan yang homogen.
Menyiapkan sediaan gel handsanitizer yang akan
Menyemprotkan sediaan gel handsanitizer spray pada kertas pH
Mengukur pHdengan melihat pada indikator pH
Mencatat hasil pH
41
Gambar 3.6Uji Homogenitas (Depkes RI, 1979)
4. Uji daya sebar
Sediaan gel ditimbang 1 gram lalu diletakan diatas plat
kaca biarkan 1 menit lalu tambahkan beban 150 gram dan diamkan
lagi selama 1 menit lalu ukur diameter sebarnya .
Menyiapkan sediaan gel handsanitizer spray yang akan diuji
Menyemprotkan gel handsanitizer spray secukupnya pada objek glass dan menutupnya dengan deck glass
Mengamatis sampel yang sudah homogen atau terdapat gumpalan
Mencatat hasil pengamatan
42
Gambar 3.7Uji Daya Sebar
3.5 Analisis Hasil
Analisis hasil dilakukan dengan menggunakan analisis one way anova
menggunakan aplikasi SPSS versi 20.
Menimbang sediaan sebanyak 1 gram letakan diatas plat kaca
Lalu diamkan selama 1 menit setelah itu tambahkan beban seberat 50 gram dan diamkan lagi selama 1 menit.
Setelah itu ukur diameter sebarnya
Menyiapkan sediaan gel handsanitizer yang akan
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang pembuatan gel handsanitizer menggunakan
bahan alami yaitu ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon. Bertujuan
untuk megetahui apakah ekstrak daun kemangi(Ocimum sanctum) dan
kulit jeruk lemon(Citrus limon L.) memiliki potensi sebagai gel
handsanitizer alami dan untuk mengetahui formula berapa yang
memberikan stabilitas fisik penyimpanan paling baik pada sediaan gel
handsanitizer ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) Penelitian
dilakukan di Laboratorium Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.
Daun kemangi dan kulit jeruk lemon diperoleh dari pasar pagi
Kota Tegal Jawa Tengah dalam keadaan segar. Pembuatan serbuk daun
kemangi dan kulit jeruk lemon merupakan langkah awal dalam
pembuatan ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon yang digunakan
sebagai zat aktif. Pada penelitian menggunakan metode maserasi dengan
menggunakan pelarut etanol 96% dan kulit jeruk lemon (Citrus limon
L.).
4.1 Pembuatan serbuk daun kemangi dan kulit jeruk lemon
Pembuatan serbuk daun kemangi dan kulit jeruk lemon dimulai
dengan pengumpulan bahan baku, sortasi basah, dicuci dengan air
mengalir untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel.
44
Kemudian daun kemangi daun kulit jeruk lemon dirajang dan
dikeringkan dibawah sinar matahari langsung selama 5-6 hari. Proses
pengeringan dilakukan sampai diperoleh simplisia yang benar-benar
kering. Pengeringan dilakukan dengan tujuan agar bahan baku tahan
lama serta mencegah terjadinya proses penjamuran.daun kemangi dan
kulit jeruk lemon yang telah kering kemudian diblender sampai halus,
kemudian diayak dengan ayakan no 100 mesh, pengayakan dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh daun kemangi dan kulit jeruk lemon
dengan ukuran yang seragam.
4.1.1 Uji Makroskopis
Pada uji makroskopis daun kemangi dan kulit jeruk lemon
dilakukan dengan pengamatan berupan bentuk, bau, warna, dan rasa
melalui panca indera. Hasil pada penelitian ini dari tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Uji Makroskopis Daun Kemangi
Keterangan Hasil Pustaka (Tuchfatul,
2017)
Bentuk Tepi daun bergerigi
kecil dan berbulu halus
Tepi daun bergerigi
kecil dan berbulu
halus
Bau Aroma khas Aroma khas
Warna Hijau muda Hijau muda
Rasa Agak pahit Agak pahit
Daun kemangi memiliki tepi daun yang bergerigi kecil dan berbulu halus,
bau aroma yang khas, warna daun kemangi yaitu hijau muda untuk daun
45
yang masih muda dan daun yang sudah tua memiliki warna hijau tua,
rasa daun kemangi agak sedikit pahit.
Tabel 4. 2 Hasil Uji Makroskopis Kulit Jeruk Lemon
Keterangan Hasil Pustaka (Andika Wati
2010)
Bentuk Permukaan mengkilap,
tepi tidak rata.
Permukaan mengkilap,
tepi tidak rata.
Bau Khas aromatik Khas aromatik
Warna Tepi berwarna kuning
dan makin kedalam
berwarna putih
kekuningan sanpai
putih
Tepi berwarna kuning
dan makin kedalam
berwarna putih
kekuningan sanpai
putih
Rasa Rasa pahit Rasa pahit
Kulit jeruk lemon memiliki tepi yang tidak rata dengan permukaan
kulit yang mengkilap, bau yang khas aromatik dan rasanya pahit. Warna
dari kulit jeruk lemon yang kuning dan kulit bagian dalamnya bewarna
putih kekuningan sanpai putih .
4.1.2 Uji mikroskopis
Pada uji mikroskopis daun kemangi dan kulit jeruk lemon
dilakukan dengan mengamati beberapa fragmen atau bagian-bagian yang
46
terdapat pada daun kemangi dan kulit jeruk lemon melalui mikroskop.
Hasil pengamatan pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 4.3 Hasil Uji Mikroskopis Daun Kemangi
No Hasil Keterangan Literatur
1.
Berkas pembuluh
2.
Fragmen trakea
3.
Epidermis atas, jaringan
palisade dan rambut penutup
4.
Parenkim
5.
Rambut penutup
Uji mikroskopis daun kemangi diatas yang didapatkan fragmen yaitu:
Berkas pembuluh, fragmen trakea, epidermis atas, jaringan palisade
dengan rambut penutup, parenkim dan rambut penutup.
47
Tabel 4. 4 Hasil Uji Mikroskopis Kulit Jeruk Lemon
No Hasil Keterangan Literatur
1
Albeda dengan trakea
2
Flaveda dengan serbuk
kalsium oksalat bentuk
prisma dan stomata
3
Flaveda dengan kristal
kalsium oksalat bentuk
prisma
4
Fragmen rongga minyak
Skizolisigen
5
Trakea
6
Kristal kalsium oksalat
bentuk prisma
48
Uji mikroskopis kulit jeruk lemon diatas didapatkan fragmen
yaitu:Albeda dengan trakea, Flaveda dengan serbuk kalsium oksalat
bentuk prisma dan stomata, Flaveda dengan kristal kalsium oksalat
bentuk prisma, Fragmen rongga minyak Skizolisigen, trakea, Kristal
kalsium oksalat bentuk prisma
4.2 Proses maserasi daun kemangi dan kulit jeruk lemon
Menyiapkan tabung bejana maserasi dengan menggunakan toples
kaca yang permukaanya dilapisi dengan lakban warna hitam supaya tidak
tembus cahaya didalamnya. Perbandingan maserasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 1:10 yang artinya jika berat simplisia 1 gram
maka pelatutnya 10 ml. Mengukur etanol 96% sebanyak 500 ml lalu
dibagi menjadi 2. Pertama masukan masing-masing simplisia yang telah
ditimbang sebanyak 25 gram kedalam masing-masing tabung bejana
maserasi lalu tambahkan etanol 96% 250 ml pada masing-masing
tabung. Ditutup dengan tutup toples dan dibungkus dengan plasrik kresek
warna hitam diamkan selama 5 hari sambil diaduk berulang-ulang setiap
24 jam sekali. Hasil maserat kemudian disaring dengan menggunakan
kain flanel agar menggunakan ekstrak yang sempurna, kemudian
disimpan dalam botol kaca dan ditutup rapat.
49
4.3 Pengujian bebas etanol
Uji bebas etanol dilakukan untuk mengetahui apakah ekstrak yang
digunakan masih mengandung etanol atau tidak. Adapun uji bebas etanol
untuk ekstraksi maserasi yang dilakukan dengan cara menambahkam 2
tetes asam asetan dan 2 tetes H2SO4 kemudian diuapkan sampai ekstrak
tidak bau etanol yang timbul pada ekstrak tersebut.
Tabel 4.5 Hasil Uji Bebas Etanol
No Perlakuan Hasil Pustaka Gambar hasil
1. Ekstrak + 2
tetes asam
asetat + 2
tetes H2SO4
Tidak
berbau eter
(+)
Tidak berbau
eter (agustie &
Samsumaharto
2013)
Hasil pengamatan diatas positif tidak berbau ester atau etanol
artinya ekstrak yang didapat murni ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk
lemon tidak tercium bau ester ketika ekstrak dipanaskan dengan
penambahan asam asetat dan H2SO4.
4.5 Pembuatan Gel Handsanitizer
Ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon yang telah
diidentifikasi kandungan kimianya, selanjutnya dibuat sediaan gel
handsanitizer. Dalam pembuatan gel handsanitzer meliputi beberapa
tahapan yaitu menyiapkan semua bahan meliputi ekstrak daun kemangi
50
dan kulit jeruk lemon, HPMC yangdigunakan sebagai gelling agent,
alkohol 70% yang digunakan sebagai antiseptik, gliserin yang digunakan
sebagi pelembut dan aquadest sebagai bahan tambahan.
Handsanitizer dibuat dengan mencampurkan HPMC dengan air
panas sedikit demi sedikit lalu aduk hingga terbentuk mucilago. Lalu
mencampurkan etanol 70% dengan aquadest secukupnya kedalam labu
ukur 100 ml, lalu tambahkan glisserin gojog sampai homogen, bahan
aktif atau zat aktif ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon
dimasukan kedalam labu ukur dan gojog hingga tercampur rata
(homogen) lalu campurkan kedua bahan tersebut lalu aduk hingga
membentuk massa sediaan gel. Tambahkan aquadest hingga batas yang
telah ditentukan lalu aduk hingga homogen dan semua bahan tercampur
rata setelah itu masukan ke dalam botol spray
4.6 Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Handsanitizer
Uji stabilitas fisik pada penelitian gel handsanitizer menggunakan
cycling test. Sediaan disimpan pada suhu 40c selama 24 jam dan
dipindahkan pada suhu 400c selama 24 jam (1 siklus). Uji ini dilakukan
sebanyak 4 siklus lalu amati perubahan fisiknya setiap 1 siklusnya.
Meliputi uji organoleptis, uji pH, uji homogenitas dan uji daya sebar.
1. Uji Organoleptis Sediaan Gel Handsanitizer
Uji organoleptis dengan mengamati bentuk, warna, bau, dan rasa
pada sediaan gel handsanitizer spray menggunakan panca indera.
51
Tabel 4.6 Hasil Uji Organoleptis
Hasil uji organoleptis Formula Siklus ke 0-4
Bentuk Warna Bau Rasa
I Gel Hijau pekat Khas daun
kemangi Lembut
II
Gel
Kuning
Khas kulit jeruk lemon
Lembut
III
Gel
Hijau
kekuningan
Khas daun kemangi dan kulit jeruk
lemon
Lembut
Keterangan:
FI = formula gel handsanitizer dengan ekstrak daun kemangi 10%
FII = formula gel handsanitizer dengan kulit jeruk lemon 10%
FIII = formula gel handsanitizer dengan ekstrak daun kemangi 5%
Dan kulit jeruk lemon 5%
Pada tabel uji organoleptis diatas dapat disimpulkan setiap
formula memiliki bentuk yang sama yaitu gel namun memiliki warna dan
bau yang berbeda. Formula 1 gel handsanitizer hanya ekstrak daun
kemangi memiliki warna hijau pekat dan bau khas ekstrak daun kemangi.
Sedangkan pada formula 2 hanya menggunakan kulit jeruk lemon
memiliki warna kuning dan bau khas kulit jeruk lemon. Dan formula 3
mengandung ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon memilii wara
hijau agak kekuningan dan berbau khas daun kemangi dan kulit jeruk
lemon. Pada uji stabilitas fisik siklus ke 0, 1, 2, 3, dan 4 dalam
penyimpanan suhu 4oc dan 400c tidak mengalami perubahan pada bentuk,
warna, dan bau.
52
2. Uji pH Sediaan Gel Handsanitizer
Uji pH dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan gel
handsanitizer yang dibuat bersifat asam, basa atau netral. Uji pH
dilakukan dengan menggunakan kertas pH dan indikator pH. Jika sediaan
yang dibuat tidak memenuhi standar akan mengakibatkan iritasi kulit.
Sediaan pH yang memenuhi kriteria pH kulit adalah 5,0-7,0
(Djajadisastra, 2009). Hasil yang diperoleh dari penelitian dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 4.7 Hasil Analisa Statistik Anova uji pH
Hasil anova Uji Ph
Formula 0 1 2 3 4 Signifikan Keterangan
I 7 7 7 7 7 - stabil
II 6,5 6,5 6,5 6,5 6,6 0,452 Stabil
III 6,5 6,5 6,5 6,5 6,5 0,452 Stabil
Dari data pengamatan uji pH diatas dengan uji yang sama
menggunakan sppss versi 20. Pada formula I tidak bisa dianalisis
menggunakan statistik anova karena nilai pH yang didapatkan sama
selama penyimpanan 4 siklus pada suhu 40C dan 400C. Hal ini dapat
dikatakan bahwa sediaan gel handsanitizer formula I stabil. Pada formula
II hasil yang didapatkan melalui uji statisik anova nilai signifikan
formula didapatkan sebesar 0,452 >0,05 maka hasil uji pH tidak terdapat
pengaruh yang signifikan selama penyimpanan, sehingga formula II
53
dikatakan stabil. Sedangkan pada formula III hasilnilai signifikan
formula didapatkan sebesar 0,452 >0,05 maka hasil uji pH tidak terdapat
pengaruh yang signifikan selama penyimpanan, sehingga formula III
dikatakan stabil .
Dari data pengamatan uji pH diatas dilihat dari uji statistik
menggunakan oneway anova dapat disimpulkan pH yang dihasilkan oleh
sediaan gel handsanitizer ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon
yang memiliki pH stabil.
3. Uji Homogenitas Pada Sediaan Gel Handsantizer
Uji homogenitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah
bahan-bahan yang digunakan tercampur secara merata dan tidak
mengandung partikel-partikel padat. Karena gel handsanitizer memiliki
sifat yang ideal baik dan tidak mengandung partikel kasar. Sehingga bila
digunakan pada kulit terasa lembut (muadifah, 2019).
Tabel uji homogenitas pada lampiran 8 formula I gel
handsanitizer ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) formula II gel
handsanitizer kulit jeruk lemon (Citrus limon L.) dan formula III gel
handsanitizer ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dankulit jeruk
lemon (Citrus limon L.)dengan interval waku pengujian dari siklus ke 0,
1, 2, 3 dan 4 menunjukan bahwa setiap formula memiliki susunan
homogen dan tidak terasa adanya partikel padat. Karena pada saat
pembuatan gel handsantizer diaduk secara konstan, sehingga gel
54
handsanitizer yang terbentuk tidak mengandung partikel kasar. Hal ini
menunjukan bahwa zat aktif dengan komponen bahan lainya telah
terdistribusi secara merata.
4. Uji Daya Sebar Pada Sediaan Gel Handsanitizer
Pengujian uji daya sebar dilakukan dengan cara menimbang
sediaan dan meletakan sediaan diantara kedua lempeng objek transparan
yang diberi beban 150 g. Pengukuran diameter daya sebar dilakukan
setelah sediaan tidak dapat menyebar kembali atau lebih kurang 1 menit
setelah pemberian beban. Diameter daya sebar sediaan yang baik antara
5-7 cm (Tranggono, 2007).
Tabel 4.8 Hasil Anova Uji Daya Sebar
Hasil anova Uji Daya Sebar
Formula 0 1 2 3 4 Signifikan Keterangan
I 6 6,2 6,6 6,1 6,3 0,839 Stabil
II 5 5,6 6,5 6,2 6,2 0,280 Stabil
III 5 6 6,1 6,3 6,1 0,844 Stabil
pada tabel perhitungan oneway anova untuk memperkuat data
penelitian sehingga menjadi lebih akurat. Diketahui pada formula I gel
Handsanitizer ekstrak daun kemani (Ocimum sanctum)nilai signifikan
formula didapatkan 0,839 >0,05 maka hasil uji daya sebar tidak terdapat
pengaruh yang signifikan selama penyimpanan, sehingga formula I
55
dikatakan stabil pada uji daya sebarnya.Pada formula II gel handsanitizer
kulit jeruk lemon (Citrus limon L.)nilainilai signifikan formula
didapatkan 0,280 >0,05 maka hasil uji daya sebar tidak terdapat pengaruh
yang signifikan selama penyimpanan, sehingga formula II dikatakan
stabil pada uji daya sebarnya. Sedangkan pada formulasi III gel
handsanitizer ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk
lemon (Citrus limon L.)nilai signifikan formula didapatkan 0,844 >0,05
maka hasil uji daya sebar tidak terdapat pengaruh yang signifikan selama
penyimpanan, sehingga formula III dikatakan stabil pada uji daya
sebarnya
Dari penelitian uji daya sebar diatas dapat disimpulkan bahwa
sediaan gel hHandsanitizer ekstrak daun kemangi dan kulit jeruk lemon
yang paling stabil adalah formula III karena memiliki nilai signifikan
yang paling tinggi dari Formula I dan Formula II.
Formula yang paling stabil adalah formula III yang
menggunakan zat aktif kombinasi ekstrak daun kemangi(Ocimum
sanctum) dan kulit jeruk lemon(Citrus limon L.). formula III memenuhi
range sebagai sediaan gel uji stabilitas fisiknya meliputi organoleptis,
ph, homogenitas dan daya sebar.
.
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kuilt jeruk lemon (Citrus
limon L.) memiliki potensi sebagai sediaan gel handsanitizer alami.
2. Formula gel handsanitizer dari ekstrak daun kemangi (Ocimum
sanctum) dan kulit jeruk lemon (Citrus limon L.)yang paling stabil
adalah formula III dilihat dari uji stabilitas fisiknya.
5.2 Saran
1. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan
uji aktivitas antibakteri dan uji Viskositas.
2. Diharapkan penelitian lebih lanjut dengan membuat sediaan dengan
bahan aktif ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum) dan kulit jeruk
lemon (Citrus limon L.) dengan konsentrasi yang berbeda.
3. Diharapkan dilakukan penelitian yang sama dengan menentukan suhu
yang tepat untuk penyimpanan uji stabilitas.
57
DAFTAR PUSTAKA Adolf, Huala. 2009. Hukum Perdagangan Internasional. Penerbit Raja grafindo Persada Jakarta. Andika, W., (2010). Pengaruh air perasan kulit jeruk lemon (Citrus limon L.)
Terhadap tinkat kematian larva. Journal of pharmaceutical Science and Clinical Reseach. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Diterjemahkan oleh Ibrahim, F, Edisi keempat, 607-608, Jakarta, Universitas Indonesia Press. Berti, Pamela Lolita, dkk. 2015. Daya antibakteri air perasan buah lemon (Citrus limon (L). Burm f) parphyromonas ginggivalis dominan periodoni tis(in vitro). Jurnal ilmiah FKG Universitas Muhammadiyah Surakarta:5-10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depkes RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). 1985. Jakarta : Ditjen POM. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI).1989. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta : Depkes RI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) 1995. Farmakope Indonesia. Edisi VI.Jakarta. Departemen Kesehatan Indonesia. Djajadisastra, (2009). Formulsi Gel Topikal dari Ekstrak Nerii folium Dalam Sediaan anti jerawat. Jurnal Farmasi Indonesia edisi 4 (4). Garg, A., Agarwal, D., Garg, S. Dan Sigala, A,K. (2019). Spreading of Semisolid Formulation: An update. Journal Pharmaceutical Technology, 20 (2, 84-102. Ismail, Isriany. Formulasi Kosmetik (Produk Perawatan Kulit dan Rambut). Makassar : Alauddin University press. 2013.Jurnal farmasi Indonesian vol.13 (2). Khoirun, N. 2016. Uji Stabilitas dan Kimia Sediaan Gel Semprot Ekstrak Etanol Tumbuhan Paku (Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr).Karya Tulis Ilmiah. Jakarta : Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi.
58
Koensoemardiyah. (2010). A to Z Minyak atsiri. Yogyakarta: Lily Publiser. Hal 15-24,38.Journalpharmacy edition 4 (4). Marwanto, 2014. Definisi jeruk lemon. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/160 Diakes 18/11/2016. Journal Fharmacy Indonesian edition 2 (2). Muhammad, A. 2016. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Gel Ekstrak Daun Botto Botto (Chromolaena odoratabL.) Sebagai Obat Jerawat Dengan Menggunakan Variasi Konsentrasi Basis Karbopol. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research 2019. Afidatul , M (2017). Aktivitas Gel Rimpang Kunyit (Curcuma domestica val) Terhadap Bakteri Staphylococcus aerus.journal SainHealt vol.3 No 1 Edisi Maret 2019 Nizhar, U. (2012). Level Opimum Sari Buah Lemon (Citrus limon) Sebagai bahan Penggumpalan pembuatan keju cottage. (skripsi). Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Diakes 18/11/2016 Rowe, R.C.et Al. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipient, 6th Ed, journal The Pharmaceutical press, London. Sartika, D.S. (2016) Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik gel ekstrak etanol daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) sebagai sediaan hand sanitizer. Karya Tulis Ilmiah. Makassar : Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Islam Negeri Alauddin. Sholichah, R et al (2019) Uji Stabilitas dan Aktivitas Gel Handsanitizer Ekstrak Daun kemangi. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research. Sudjono, T. A., dkk. (2012). Pengaruh konsentrasi gelling agent carbomer 934 Dan HPMC pada formulasi gel lavender bekicot (Athatina fulica) Jurnal Farmasi Indonesia, vol 13 (1). Tuchfatul, N. (2017). Formulasi dan Uji Sifat Fisik Hand Sanitizer Spray Kombinasi Minyak atsiri daun kemangi (Ocimum sanctum) jahe Merah (Zingiber ifficinale). Karya Tulis Ilmiah Tegal : Polteknik Harapan Bersama. Ulfa Shafira et al. (2015). Naskah Publikasi Skripsi Formulasi Sediaan Spray gel Serbuk getah jarak (jatropha curcas) dengan Variasi Jenis Polimer Pembentukan Film dan Jenis Plastisizer. Fakultas MIPA Universitas Islam Bandung.
59
Vadas, E.B. (2010). Stability Of Pharmaceutical Products. dalam Remington: Journal of the Science and Practice of Pharmacy. Volume 1.
Editor: Alfonso Gennaro London: Lippincott William & Wilkins. Halaman 988- 989.
Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan : S. Noerono Gadjah Mada University Press. Indonesia.
61
LAMPIRAN 1
Perhitungan Formula
No Nama Bahan Formula 1 Formula 2 Formula 3 1 Ekstrak daun kemangi 6 ml - 3 ml 2 Kulit jeruk lemon - 6 ml 3 ml 3 Hpmc 6 gr 6 gr 6 gr 4 Etanol 70% 42 ml 42 ml 42 ml 5 Gliserin 3 ml 3 ml 3 ml 6 Aquadest 3 ml 3 ml 3 ml
Formula 1
Ekstrak daun kemangi = 10/100 x 60 ml
= 6 ml
Hpmc = 10/100 x 60 ml
= 6 gr
Etanol 70% = 70/100 x 60 ml
= 42 ml
Gliserin = 5/ 100 x 60 ml
= 3 ml
Aquadest = 60 ml – (6 ml + 6 gr + 42 ml + 3 ml)
= 60 ml – 57 ml
= 3 ml
Formula 2
Ekstrak kulit jeruk lemon = 10/100 x 60 ml
= 6 ml
Hpmc = 10/100 x 60 ml
= 6 gr
62
Etanol 70% = 70/100 x 60 ml
= 42 ml
Gliserin = 5/ 100 x 60 ml
= 3 ml
Aquadest = 60 ml – (6 ml + 6 gr + 42 ml + 3 ml)
= 60 ml – 57 ml
= 3 ml
Formula 3
Ekstrak daun kemangi = 5/100 x 60 ml
= 3 ml
Ekstrak kulit jeruk lemon = 5/100 x 60 ml
= 3 ml
Hpmc = 10/100 x 60 ml
= 6 gr
Etanol 70% = 70/100 x 60 ml
= 42 ml
Gliserin = 5/ 100 x 60 ml
= 3 ml
Aquadest = 60 ml – (3 ml + 3 ml + 6 gr + 42 ml + 3 ml)
= 60 ml – 57 ml
= 3 ml
63
LAMPIRAN 2
Proses Pembuatan Serbuk
No Gambar Keterangan
1.
Daun Kemangi
2.
Jeruk Lemon
3.
Proses Penjemuran Daun Kemangi
4.
Proses Penjemuran Kulit Jeruk Lemon
5.
Proses Blender Daun Kemangi
65
LAMPIRAN 3
Proses Maserasi Daun Kemangi Dan Kulit Jeruk Lemon
No Gambar Keterangan 1.
Penimbangan Serbuk Daun Kemangi
2.
Penimbangan Kulit Jeruk Lemon
3.
Proses Maserasi Daun Kemangi
4.
Proses Maserasi Kulit Jeruk Lemon
5.
Proses Pemerasan Ekstrak Daun Kemangi
66
6.
Proses Penyaringan Kulit Jeruk Lemon
7.
Hasil Maserasi Daun Kemangi
8.
Hasil Maserasi Kulit Jeruk Lemon
67
LAMPIRAN 4
Uji Bebas Etanol
No Gambar Keterangan 1.
Penguapan Ekstrak Daun Kemangi
2.
Penguapan Kulit Jeruk Lemon
3.
asam Asetat dan H2SO4
4.
Cara Penguapan
68
LAMPIRAN 5
Pembuatan Sediaan Gel Handsanitizer
No Gambar Keterangan
1.
Penimbangan Hpmc
2.
Proses Pembuatan Mucilago Dengan Gelling Agent Hpmc
3.
Hasil Mucilago Yang Siap Digunakan
4.
Pengukuran Estrak Daun Kemangi dan Kulit Jeruk Lemon
5.
Pembuatan Gel Handsanitizer
69
6.
Proses Memasukan Sediaan kedalam Botol Spray
7.
Sediaan Gel Handsanitizer Formula I
8.
Sediaan Gel Handsanitizer Formula II
9.
Sediaan Gel Handsanitizer Formula III
10.
Sediaan Gel Handsanitizer Formula I,II dan III
70
LAMPIRAN 6
Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Handsanitizer
No Gambar Keterangan 1.
Penyimpanan Sediaan Gel Handsanitizer pada suhu 40C
2.
Penyimpanan Sediaan Gel Handsanitizer pada suhu 400C
3..
Pengukuran pH Pada Masing-Masing Sediaan Gel Handsanitizer
4..
Uji Homogenitas pada Formula II
72
Lampiran 7
Hasil Uji Organoleptis
Hasil uji organoleptis formula I, II, dan III dari siklus ke 0-4
Hasil uji organoleptis Formula Organoleptis Siklus ke -
0 1 2 3 4 I (Replikasi 1 2 3)
Bentuk Warna Bau
Gel Hijau pekat Khas daun kemangi
Gel Hijau pekat Khas daun kemangi
Gel Hijau pekat Khas daun kemangi
Gel Hijau pekat Khas daun kemangi
Gel Hijau pekat Khas daun kemangi
II (Replikasi 1 2 3)
Bentuk Warna Bau
Gel Kuning
Khas kulit jeruk lemon
Gel Kuning
Khas kulit jeruk lemon
Gel Kuning
Khas kulit jeruk lemon
Gel Kuning
Khas kulit jeruk lemon
Gel Kuning
Khas kulit jeruk lemon
III
(Replikas 1 2 3)
Bentuk Warna Bau
Gel Hijau
kekuningan Khas daun kemangi dan kulit
jeruk lemon
Gel Hijau
kekuningan Khas daun kemangi dan kulit
jeruk lemon
Gel Hijau
kekuningan Khas daun kemangi dan kulit
jeruk lemon
Gel Hijau
kekuningan Khas daun kemangi dan kulit
jeruk lemon
Gel Hijau
kekuningan Khas daun kemangi dan kulit
jeruk lemon
73
Lampiran 8
Hasil Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas formula I, II dan III dri siklus ke 0 – 4
Formula Replikasi Uji homogenitas siklus ke - 0 1 2 3 4
I
1 2 3
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
II
1 2 3
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
III
1 2 3
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
Homogen Homogen Homogen
FORMULA I FORMULA II FORMULA III
74
Lampiran 9
Hasil “Anova” Uji pH
FORMULA I
ANOVA Hasil
Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig. Between Groups
0,000 4 0,000
Within Groups
0,000 10 0,000
Total 0,000 14
FORMULA II
ANOVA
Hasil
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Between Groups
1,067 4 ,267 1,000 ,452
Within Groups
2,667 10 ,267
Total 3,733 14
FORMULA III
ANOVA
Hasil
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Between Groups
1,067 4 ,267 1,000 ,452
Within Groups
2,667 10 ,267
Total 3,733 14
75
Lampiran 10
Hasil “ Anova” Uji Daya Sebar
FORMULA I
ANOVA Dayasebar
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Between Groups
,636 4 ,159 ,349 ,839
Within Groups
4,553 10 ,455
Total 5,189 14
FORMULA II
ANOVA
Dayasebar
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Between Groups
1,780 4 ,445 1,477 ,280
Within Groups
3,013 10 ,301
Total 4,793 14
FORMULA III
ANOVA Dayasebar
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. Between Groups
,433 4 ,108 ,342 ,844
Within Groups
3,167 10 ,317
Total 3,600 14
78
CURRICULUM VITAE
Nama : Silvi Triana Tempat, tanggal lahir : Tegal, 07 Juni 1999 E-mail : [email protected] Alamat lengkap : Jl.Teuku Umar Gg. Bahari II No. 16 Rt 03 Rw 06 Debong Tengah Kota Tegal Telepon, HP : 085740876469 Pendidikan SD : SDN Debong Kulon 1 Tegal SMP : SMP Negeri 13 Tegal SMA : SMK Harapan Bersama Tegal D III : D III Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal Judul KTI : Uji Stabilitas Gel Handsanitizer Kombinasi Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum) dan Kulit Jeruk Lemon (Citrus lomon L.) Nama Orang Tua Ayah : Dulchamim Ibu : Juriah Pekerjaan Orang Tua Ayah : Wirausaha Ibu : Wirausaha Telepon, HP Ayah : Ibu : - Alamat Orang Tua Ayah : Jl.Teuku Umar Gg. Bahari II No. 16 Rt 03 Rw 06 Debong Tengah Kota Tegal Ibu : Jl.Teuku Umar Gg. Bahari II No. 16 Rt 03 Rw 06 Debong Tengah Kota Tegal