kualitas hidup penderita glaukoma di balai - perpustakaan ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of kualitas hidup penderita glaukoma di balai - perpustakaan ...
KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA DI BALAI
KESEHATAN MATA MASYARAKAT
KOTA MAKASSAR
QUALITY OF LIFE GLAUCOMA PATIENTS AT EYE HEALTH
COMMUNITY CENTRE OF MAKASSAR
ANDI HARDIANTI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ii
KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA DI BALAI
KESEHATAN MATA MASYARAKAT MAKASSAR
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi
Kesehatan Masyarakat
Disusun dan diajukan oleh
ANDI HARDIANTI
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Andi Hardianti
NIM : P1804216024
Program Studi : Kesehatan Masyarakat/Epidemiologi
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan
tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dimanfaatkan
sebagaimana mestinya.
Makassar, 6 Agustus 2018
Yang menyatakan
Andi Hardianti
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat, berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan
penyusunan tesis yang berjudul “Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di Balai
Kesehatan Mata Masyarakat Makassar” meskipun dalam bentuk yang sangat
sederhana. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Magister Kesehatan pada Konsentrasi Epidemiologi Program Studi Kesehatan
Masyarakat, Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
Tesis ini selain merupakan suatu karya akhir juga dilatarbelakangi suatu
keinginan dan harapan bagi perkembangan pengetahuan dan keilmuan di
bidang penelitian pada umumnya dan epidemiologi khususnya, yang dalam
perwujudannya tidak mungkin akan tercapai jika tanpa bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini. Oleh
sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat kedua
pembimbing penulis yaitu Prof. Dr. Nur Nasry Noor, MPH selaku pembimbing
I dan Dr. Lalu Muhammad Saleh, SKM., M.Kes selaku pembimbing II yang
sudah membimbing dan telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran serta
saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan
penyelesaian penyusunan tesis ini.
Ucapan terima kasih penulis persembahkan pula sebagai tanda bukti
baktiku dan hormatku dengan ungkapan rasa sayangku yang tidak terhingga
kepada Ayahanda tercinta Andi Bustam dan Ibunda tercinta Andi Mirawati yang
telah melahirkan, membina, mendidik dengan kasih sayang serta doanya yang
tak pernah berhenti dipanjatkan untuk penulis serta keteguhan hati yang
dicontohkannya sehingga menguatkan penulis. Tidak lupa pula ku ungkapkan
rasa tanda terimakasihku kepada kakakku Andi Eka Pratiwi, ST Andi Agus
Maulana,S.Kom, Andi Nur Utami, SKM., M.Kes dan keponakanku Andi Muh.
vi
Dhirgam Maulana yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi
kepada penulis.
Penulis meyadari bahwa keberhasilan penyusunan tesis ini tidak lepas
dari bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan
ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Dwia Ariestina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas
Hasanuddin;
2. Dr. Aminuddin Syam, SKM., M.Kes., M.Med.Ed selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin;
3. Dr. Ridwan M. Thaha, M.Sc selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin;
4. Ansariadi, SKM., M.Sc.PH, Ph.D selaku Ketua Jurusan Konsentrasi
Epidemiologi;
5. Prof. Dr. drg. H. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku penilai 1, Prof. Dr. drg.
A. Arsunan Arsin., M.Kes selaku penilai 2, dan Prof. Dr. dr. Muh. Tahur
Abdullah, M.Sc., MSPH selaku penilai 3 yang selalu meluangkan waktu,
dengan sabar memberi saran dan masukan yang sangat berharga dan
memberikan pengetahuan serta motivasi kepada penulis;
6. Para Bapak/Ibu dosen yang telah banyak memberikan ilmu dan
pengetahuan kepada penulis;
7. Tim Gugus Penjaminan Mutu beserta staf yang telah bersedia berbagi ilmu
dan saran;
8. Tim Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim (JKMM) Yahya Thamrin, SKM.,
M.Kes., MOHS., Ph.D dan Asriadi Masnar;
9. Staf pengelola Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah banyak
membantu administrasi penulis dalam menyelesaikan tesis ini;
10. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Kota Makassar beserta pegawai dan
staf yang sangat kooperatif selama penelitian berlangsung;
vii
11. Teman-teman departemen epidemiologi angkatan 2016 yang telah berbagi
ilmu selama dua tahun. Spesial untuk ‘keong racun’ eri, mardha, dilla,
dires, dian ihwana, ekki, dilaa, elva, tami, uswatun, feby, dan teten;
12. Penulis juga berterima kasih atas bantuan dan perhatian dari semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang tidak mungkin
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
guna penyempurnaan karya selanjutnya. Semoga tesis ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan
penelitian selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapkan semoga Allah SWT. senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Makassar, 4 Agustus 2018
Andi Hardianti
viii
ABSTRAK
ANDI HARDIANTI. Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat. (Dibimbing oleh Nur Nasry Noor dan Lalu Muhammad Saleh).
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak di seluruh dunia. Glaukoma tidak dapat disembuhkan melalui operasi sehingga kebutaan yang dialami bersifat permanen. Maka, penyakit ini akan sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita glaukoma.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional.
Wawancara dilakukan pada 250 penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup, data dianalisis dengan menggunakan chi-square, regresi logistik dan analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kualitas
hidup penderita glaukoma adalah lama sakit (p value=0.006) , riwayat medis (p value=0.018) dan waktu luang (p value=0.014). Setelah analisis lanjut ditemukan bahwa lama sakit dan riwayat medis merupakan faktor protektif terhadap kualitas hidup baik. Hasil analisis jalur menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah waktu luang (p value=0.021) dan lama sakit (p value=0.046).
Kata kunci: Kualitas Hidup, Glaukoma, Analisis Jalur.
ix
ABSTRACT
ANDI HARDIANTI. Quality of Life for Glaucoma Patients at Eye Health Community Center. (Supervised by Nur Nasry Noor and Lalu Muhammad Saleh).
Glaucoma is the second leading cause of blindness after cataracts worldwide. Glaucoma can not be cured by surgery that caused irreversible blindness. So, this disease will greatly affect the quality of life of people with glaucoma. This study aims to determine the factors that relate to the quality of life of patients with glaucoma.
This research is quantitative study with cross sectional method. Interviews were conducted among 250 glaucoma patients at Eye Health Center of Makassar. To understand factors related to quality of life, data were analyzed using chi-square, logistic regression and path analysis.
The results showed that the factors related to the quality of life of glaucoma patient were duration of illness (p value = 0.006), medical history (p value = 0.018) and leisure time (p value = 0.014). After further analysis it was found that duration of illness and medical history were protective factors against good quality of life. The result of path analysis showed that factors related to quality of life were leisure time (p value = 0.021) and duration of illness (p value = 0.046).
Keywords: Quality of Life, Glaucoma, Path Analysis
x
DAFTAR SINGKATAN
POAG : Primary Open Angle Glaucoma
PACG : Primary Angle Closed Glaucoma
QOL : Quality Of Life
BKMM : Balai Kesehatan Mata Masyarakat
TIO : Tekanan Intra Okular
ALT : Argon Laser Trabeculoplasty
ADVS : Activities Daily Vision Scale
VF : Visual Filed
VAQ : Visual Activities Questionnaire
NEI-VFQ : National Eye Institute Visual Function Questionnaire
CAI : Carbonic Anhydrase Inhibitor
THT : Telinga Hidung Tenggorokan
BUK : Bina Upaya Kesehatan
BLU : Bidang Layanan Umum
Kepmenkes : Keputusan Menteri Kesehatan
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
PT : Perguruan Tinggi
JK : Jenis Kelamin
TB : Tuberculosis
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
SPSS : Statistical Product and Service Solutions
WHO : World Health Organization
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iii
PRAKATA iv
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR SINGKATAN ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian 9
D. Manfaat Penelitian 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12
A. Tinjauan Umum Glaukoma 12
B. Tinjauan Umum Kualitas Hidup 25
C. Tinjauan Umum Faktor-Faktor Yang Berhubungan 29
Dengan Kualitas Hidup Penderita Glaukoma
D. Kerangka Teori 38
E. Kerangka Konsep 39
F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 40
G. Hipotesis Penelitian 41
BAB III METODE PENELITIAN 43
A. Desain Penelitian 43
xii
B. Lokasi dan waktu penelitian 43
C. Populasi dan sampel 43
D. Pengumpulan data 45
E. Pengolahan dan Penyajian data 47
F. Kontrol Kualitas 49
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 51
H. Analisis Data 53
I. Etika Penelitian 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 55
B. Validitas dan Realibilitas 58
C. Hasil Penelitian 59
D. Pembahasan 75
E. Keterbatasan Penelitian 89
BAB V PENUTUP 90
A. Kesimpulan 90
B. Saran 91
DAFTAR PUSTAKA 92
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
2.1 Sintesa Hubungan Karakteristik Responden
dengan Kualitas Hidup Penderita Glaukoma
32
2.2 Sintesa Hubungan Pendapatan dengan Kualitas
Hidup Penderita Glaukoma
34
2.3 Sintesa Hubungan Lama Sakit dengan Kualitas
Hidup Penderita Glaukoma
36
2.4 Sintesa Hubungan Riwayat Medis dengan Kualitas
Hidup Penderita Glaukoma
38
2.5 Sintesa Hubungan Waktu Luang dengan Kualitas
Hidup Penderita Glaukoma
39
4.1 Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di Balai
Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun
2018
60
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di
Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar
Tahun 2018
61
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
Pendapatan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Makassar Tahun 2018
63
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
Lama Sakitdi Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Makassar Tahun 2018
63
xiv
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
Riwayat Medis di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar Tahun 2018
64
4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
Waktu Luang di Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Makassar Tahun 2018
65
4.7 Distribusi Hubungan Variabel Karakteristik
Responden Dengan Kualitas Hidup di Balai
Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun
2018
66
4.8 Distribusi Hubungan Variabel Karakteristik
Responden Dengan Kualitas Hidup di Balai
Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun
2018
67
4.9 Rangkuman Hasil Analisis Bivariat Variabel
Independen dengan Kualitas Hidup Penderita
Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Makassar Tahun 2018
68
4.10 Hasil Analisis Multivariat Kualitas Hidup Penderita
Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Makassar Tahun 2018
69
4.11 Pengaruh Koefisien Analisis Jalur dan Kaitannya
Dengan Hipotesis Penelitian (Direct Effect)
74
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka Teori 38
2 Kerangka Konsep 39
3 Analisis Jalur Hubungan Antara Variabel dengan
Nilai Estimate
73
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed Consent
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian
Lampiran 3. Hasil analisis data SPSS
Lampiran 4. Surat izin penelitian
Lampiran 5. Surat Keterangan selesai penelitian
Lampiran 6. Dokumentasi penelitian
Lampiran 7. Curiculum Vitae
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penderita glaukoma kadang tidak merasa gejala dari glaukoma
hingga pada stadium akhir sehingga risiko kebutaan akan semakin
besar. Glaukoma merupakan salah satu bentuk gangguan
penglihatan, juga penyebab kebutaan kedua setelah katarak.
Namun, berbeda dengan katarak, glaukoma tidak dapat
disembuhkan melalui operasi sehingga kebutaan yang dialami
bersifat permanen.
Glaukoma merupakan penyakit yang mengakibatkan kerusakan
saraf optik sehingga terjadinya gangguan pada sebagian atau
seluruh lapang pandang, yang diakibatkan oleh tingginya tekanan
bola mata seseorang, biasanya disebabkan karena adanya
hambatan pengeluaran cairan bola mata (humor aquous) (Kemenkes
RI, 2015). Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada
glaukoma adalah gangguan aliran keluar humor akueus akibat
kelainan sistem drainase sudut kamera anterior (glaukoma sudut
terbuka) atau akses humor akueus ke sistem drainase. Kebutaan
akibat glaukoma diseluruh dunia diperkirakan lebih dari 8 juta orang
dan sekitar 4 juta orang menjadi buta akibat glaukoma sudut terbuka
(Vaughan, Asbury et al. 2000).
2
Masyarakat luas belum mengetahui penyakit glaukoma ini,
sehingga cenderung mengabaikan gejala yang terjadi. Glaukoma
kadang berkembang tanpa adanya gejala atau faktor risiko yang
nampak jelas. Padahal dengan pengobatan yang intensif dan teratur
dapat mengurangi tekanan pada bola mata sehingga memperlambat
terjadinya kebutaan.
Hasil dari Global Data on Visual Impairment 2010 menyebutkan
penyebab gangguan penglihatan terbanyak di seluruh dunia yaitu
gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, kemudian diikuti oleh
katarak dan glaukoma. Sebesar 18.0% tidak dapat ditentukan dan
satu persen adalah gangguan penglihatan sejak masa kanak-kanak
(WHO 2012). Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang tidak
dapat disembuhkan secara global. Ada sekitar 60,5 juta orang yang
terinfeksi glaukoma sudut terbuka primer (Primary Open Angle
Glaucoma, POAG) dan glaukoma sudut tertutup primer (Primary
Angle-Closed Glaukoma, PACG) tahun 2010 (Tham, Li et al. 2014).
Menurut studi epidemiologi, prevalensi glaukoma paling tinggi
terjadi di Jerman sebanyak 14% dan yang kedua adalah Eropa Utara
(Rusia) sebanyak 11.9%. Prevalensi yang paling rendah adalah
Perancis yaitu 3,4%. Pada studi yang dilakukan di Spanyol
menunjukkan bahwa prevalensi glaukoma sudut terbuka primer lebih
banyak terjadi pada pria yaitu 2,4% dibanding pada wanita yaitu
3
1.7%. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Jerman
yang mengemukakan bahwa insidensi glaukoma lebih tinggi pada
pria (6,64%) dibanding pada wanita (2,96%). Jumlah orang buta di
Eropa Barat adalah 956.000 dan ada 101.300 (10,6%) yang
mengalami glaukoma (Prokofyeva and Zrenner 2012).
Hasil berbeda dari Eropa diperoleh di Asia disebutkan bahwa
prevalensi kebutaan lebih tinggi terjadi pada wanita dibanding pada
pria. Penyebab utama dari kebutaan tersebut yang terbanyak adalah
katarak, gangguan refraktif, dan glaukoma. Jumlah penderita
glaukoma di Asia Tengah ada sebanyak 16.000 (12%) dari semua
kebutaan pada semua umur, sedangkan di Asia Selatan ada 499.000
(4,71%) yang menderita glaukoma (VLEG 2014)
Tahun 2020 diperkirakan akan ada sekitar 80 juta orang di
dunia yang menderita glaukoma sudut terbuka primer dan glaukoma
sudut tertutup primer dan 87% berada di Asia. Kebutaan akibat
glaukoma diproyeksikan akan terjadi pada 8.4 juta individu di dunia.
Tahun 2002 ada sekitar 161 juta mengalami gangguan penglihatan
dan 37 juta orang yang mengalami kebutaan. (Giangiacomo and
Coleman 2009).
Prevalensi nasional kebutaan Indonesia yaitu 0,4%. Prevalensi
Kebutaan menurut kelompok umur yang tertinggi adalah pada
kelompok umur 75 tahun keatas yaitu 8,4% kemudian 65-74 tahun
sebesar 3,5% (Riskesdas 2013). Prevalensi kebutaan penduduk
4
umur 6 tahun ke atas tertinggi adalah Gorontalo 1,1%, Nusa
Tenggara 1,0% dan diurutan ketiga yaitu Sulawesi Selatan dan
Bangka Belitung sebanyak 0,8%. Tahun 2007 Sulawesi Selatan
merupakan prevalensi tertinggi yaitu 2,6%.
Tindak lanjut dari definisi sehat menurut WHO yaitu Health is a
state of complete physical, mental and social well-being and not
merely the absence of diseases or infirmity (Sehat adalah suatu
keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan), maka perlu suatu ukuran
untuk menilai sehat tersebut. Cara untuk menilai dapat dilakukan
dengan menilai kualitas hidup (Quality of Life). Kualitas hidup dinilai
sebagai persepsi individu terhadap posisi mereka dalam
kehidupannya menurut budaya dan nilai dalam hidup. Kualitas hidup
dipengaruhi oleh kesehatan fisik, kesehatan psikologi, tingkat
kemandirian, hubungan sosial, kepercayaan dan juga hubungan
dengan lingkungannya (Quaranta, Riva et al. 2016).
Beberapa pendapat mengemukakan ada berbagai faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup penderita glaukoma. Faktor-faktor
tersebut antara lain, pendidikan, pengetahuan, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, lama sakit, riwayat pengobatan, tingkat keparahan,
ketajaman mata, luas lapangan pandang, riwayat penyakit, riwayat
keluarga dan tekanan intraokuler. Selain itu, dalam beberapa teori
juga disebutkan beberapa domain dalam kualitas hidup. Domain
5
tersebut antara lain, kesehatan, lingkungan fisik, sumber daya alam,
pengembangan komunitas, pengembangan individu, dan keamanan
(Van Kamp, Leidelmeijer et al. 2003).
Menurut Ismandari and Helda (2011) ada interaksi antara
glaukoma dengan jenis kelamin dengan nilai p=0,031 dengan
prevalensi lebih banyak pada perempuan. Hal ini dapat terjadi akibat
sudut bilik mata depan perempuan lebih dangkal dibandingkan laki-
laki. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Ilyas, 2007 kelainan mata
seperti katarak lebih banyak dialami wanita aibat perubahan fungsi
saat kehamilan dan menopause. Sedangkan menurut Budiono,2013
perempuan cenderung memiliki segmen anterior yang lebih kecil dan
axial legth lebih pendek dibanding laki-laki.
Onakoya, Mbadugha et al. (2012) mengemukakan bahwa
semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik kualitas
hidupnya (p=0,013). Hal ini dikarenakan orang dengan pendidikan
lebih tinggi akan memiliki pemahaman lebih baik tentang penyakit
yang dideritanya dan mungkin lebih tidak cemas. Hasil penelitian ini
juga mengemukakan bahwa penderita glaukoma yang buta huruf
akan sulit memahami penyakit glaukoma bahkan setelah penjelasan
yang cukup.
Hasil dari Cheung, Patel et al. (2016) menemukan bahwa
pekerjaan memiliki hubungan dengan kualitas hidup (p=0.047)
penderita sklerosing cholangitis. Hasil tersebut sejalan dengan
6
penelitian Sa’ed, Daraghmeh et al. (2016) bahwa pekerjaan
berpengaruh terhadap kualitas hidup p=0.041 pasien yang menjalani
hemodialisis. Penemuan ini juga menyatakan bahwa tidak bekerja
merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan rendahnya
kualitas hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis.
Hasil dalam penelitian Costa and Nogueira (2014) menyatakan
bahwa keluarga dengan pendapatan lebih dari 3 dalam 1 keluarga
memiliki kualitas hidup lebih baik dengan nilai p=0.02. Hasil ini
sangat terkait dengan aspek emosional pasien transplantasi ginjal.
Menurut Zagorski, Evans et al. (2014) hubungan pendapatan dan
kualitas hidup di beberapa negara Eropa bervariasi. Lithuania,
Romania, Turki dan Bulgaria memiliki nilai kualitas hidup terendah
terkait pendapatan.
Hasil penelitian oleh Ananda (2017) menunjukkan adanya
hubungan antara lama sakit dengan kualitas hidup penderita
glaukoma (p=0,035). Lama sakit meningkatkan risiko terhadap
progresitas penyakit glaukoma. Semakin lama perjalanan penyakit
maka kualitas hidup penderita glaukoma akan semakin menurun
atau memburuk.
Riwayat penyakit yang dapat berakhir menjadi glaukoma salah
satunya katarak. Skalicky, Martin et al. (2015) menyebutkan bahwa
katarak pada satu atau kedua mata berhubungan dengan kualitas
hidup (p=0,008). Hasil tersebut mungkin terpengaruh oleh ketajaman
7
penglihatan dan sensivitas kontras yang dapat memperburuk kualitas
penglihatan. Riwayat pengobatan atau operasi menurut Guedes,
Guedes et al. (2013) merupakan perawatan medis seperti operasi
berhubungan dengan kualitas hidup yang rendah pada penderita
glaukoma. Kualitas hidup rendah ini diakibatkan oleh beban
psikologis yang besar sebelum dan setelah operasi juga rehabilitasi
yang dijalani setelah operasi.
Hasil penelitian oleh Tessier, Vuillemin et al. (2007)
mendapatkan bahwa kualitas hidup akan meningkat jika ada
peningkatan skor waktu luang dengan nilai p=0.01. Meski didapatkan
hasil yang berhubungan namun kekuataan hubungannya belum
diketahui dan sangat bergantung pada jenis kelamin dan umur.
Kunjungan pasien pada Balai Kesehatan Mata Masyarakat
(BKMM) Makassar dari tahun 2012-2016 mengalami peningkatan.
Pada tahun 2012 kunjungan BKMM Makassar yaitu 30.878,
kemudian meningkat pada tahun 2013 menjadi 30.912 kunjungan.
Tahun 2014 meningkat lagi menjadi 35.833 kunjungan. Tahun 2015
ada sebanyak 47.771 kunjungan di BKMM Makassar yang pada
tahun 2016 meningkat menjadi 54.135 kunjungan. Kunjungan di
Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar untuk glaukoma pada
tahun 2017 sebanyak 1771 (BKMM Makassar, 2016).
Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar mengurutkan 10
besar prevalensi penyakit mata tahun 2016, yaitu penyakit katarak
8
(52.0%), kelainan refraksi (29.0%), glaukoma dan pterigium (5.0%),
dry eyes (3.0%), keratitis dan konjungtivis (2.0%), CA, Ulkus Kornea
dan Uveitis masing-masing (1.0%) pada tahun 2016. Berdasarkan
kelompok umur, usia yang paling banyak mengalami gangguan
penglihatan yaitu kelompok umur 45-64 tahun (12.792 orang),
kelompok umur 65 tahun keatas (7.787 orang), kelompok umur 25-
44 tahun (4.820 orang), kelompok umur 15-24 tahun (1.769 orang)
dan yang paling sedikit kelompok umur <15 tahun (916 orang).
Sedangkan, berdasarkan Jenis kelamin paling banyak pada
perempuan sebanyak 1.5781 orang (BKMM, 2016).
Kasus glaukoma tahun 2016 sebanyak 1321 yang terdiri dari
kasus lama sebanyak 985 orang dan kasus baru sebanyak 336
orang. Kelompok umur yang menderita glaukoma mulai usia 5-65
tahun keatas. Penderita glaukoma paling banyak berada pada usia
45-65 tahun sebanyak 658 orang (49,8%) serta berjenis kelamin
perempuan sebanyak 784 orang (59,3%) (BKMM, 2016).
B. Rumusan Masalah
Glaukoma merupakan penyakit yang dapat berujung pada
kebutaan. Kebutaan akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan
dengan operasi sekalipun. Namun, kebutaan tersebut dapat
diperlambat dengan pengobatan dan jika didiagnosa pada tahap
awal. Kebutaan ini tentu akan sangat berpengaruh dalam kehidupan
9
sehari-hari penderita glaukoma tersebut. Sehingga juga akan
berdampak pada kualitas hidup penderita glaukoma.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka
rumusan masalah yang dapat diajukan oleh peneliti yaitu, “Faktor-
Faktor Apakah yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Penderita
Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kualitas hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan karakteristik responden dengan
kualitas hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar.
b. Untuk mengetahui hubungan pendapatan dengan kualitas
hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar.
c. Untuk mengetahui hubungan lama sakit dengan kualitas
hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar.
10
d. Untuk mengetahui hubungan riwayat medis dengan kualitas
hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar.
e. Untuk mengetahui hubungan waktu luang dengan kualitas
hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar.
f. Untuk menilai faktor yang paling berhubungan dengan
kualitas hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi Institusi terkait. Hasil ini juga diharapkan dapat menjadi
informasi dan rekomendasi bagi pengambil kebijakan untuk
merencanakan langkah-langkah penanggulangan untuk
kebutaan akibat glaukoma dan penyakit mata lainnya.
2. Manfaat Peneliti Lainnya
Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi
peneliti lainnya untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
3. Manfaat Bagi Masyarakat
11
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan
memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum dan pasien
Glaukoma secara khusus.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka Glaukoma
1. Defenisi Glaukoma
Glaukoma merupakan suatu kumpulan penyakit yang
mempunyai suatu karakteristik umum optik neuropati yang
berhubungan dengan hilangnya fungsi penglihatan. Walaupun
kenaikan tekanan intra okular (TIO) adalah satu dari faktor risiko
primer, ada atau tidaknya faktor ini tida k merubah definisi penyakit
(Sacramento, Clayton et al.)
2. Klasifikasi Glaukoma
Menurut Oftalmologi umum, glaukoma diklasifikasikan
berdasarkan etiologi dan mekanisme peningkatan tekanan
intraokular.
3. Klasifikasi Glaukoma Berdasarkan Etiologi
a. Glaukoma Primer
1) Glaukoma Sudut terbuka
a) Glaukoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut terbuka
kronik, glaukoma sederhana kronik)
b) Glaukoma tekanan normal (glaukoma tekanan rendah)
2) Glaukoma sudut tertutup
a) Akut
13
b) Sub akut
c) Kronik
d) Iris plateau
b. Glaukoma Kongenital
1) Glaukoma konginetal primer
2) Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan
mata lain
a) Sindrom pembelahan kamera anterior: Sindrom axenfeld,
Sindrom rieger dan Anomaly peter
b) Aniridia
3) Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan
ekstraokular
a) Sindrom sturge-Weber
b) Sindrom Marfan
c) Neurofibromatosis
d) Sindrom Lowe
e) Rubella Kongenital
c. Glaukoma sekunder
1) Glaukoma pigmentasi
2) Sindrom eksfoliasi
3) Akibat kelainan lensa
a) Dislokasi
b) Intumesensi
14
c) Fakolitik
4) Akibat kelainan traktus uvea
a) Uveitis
b) Sinekia posterior (seklusio pupilae)
c) Tumor
5) Sindrom iridokorneo endotel (ICE)
6) Trauma
a) Hifema
b) Kontusio/resesi sudut
c) Sineka anterior perifer
7) Pasca operasi
a) Glaukoma sumbatan siliaris (glaukoma maligna)
b) Sinekia anterior perifer
c) Pertumbuhan epitel kebawah
d) Pascabedah tandur kornea
e) Pascabedah pelepasan retina
8) Glaukoma neovaskular
a) Diabetes mellitus
b) Sumbatan vena retina sentralis
c) Tumor intraocular
9) Peningkatan tekanan vena episklera
a) Fistula karotis-kavernosa
b) Sindrom sturge-weber
15
10) Akibat steroid
d. Glaukoma absolut: hasil akhir semua glaukoma yang tidak
terkontrol adalah mata yang keras, tidak dapat melihat dan
sering nyeri.
4. Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intraocular
a. Glaukoma sudut terbuka
1) Membran pratrabekular: semua kelainan ini dapat
berkembang menjadi glaukoma sudut tertutup akibat
kontraksi membran pratrabekular :
a) Glaukoma neovaskular
b) Pertumbuhan epitel kebawah
c) Sindrom ICE
2) Kelainan trabecular
a) Glaukoma sudut terbuka primer
b) Glaukoma kongenital
c) Glaukoma pigmentasi
d) Sindrom eksfoliasi
e) Glaukoma akibat steroid
f) Hifema
g) Kontusio atau resesi sudut
h) Iridosiklitis (uveitis)
i) Glaukoma fakolitik
16
3) Kelainan pascatrabekular: Peningkatan tekanan vena
episklera
b. Glaukoma sudut tertutup
1) Sumbatan pupil (iris bombe)
a) Glaukoma sudut tertutup primer
b) Seklusio pupilae (sinekia posterior)
c) Intumesensi lensa
d) Dislokasi lensa interior
e) Hifema
2) Pergeseran lensa ke interior
a) Glaukoma sumbatan siliaris
b) Sumbatan vena retina sentralis
c) Skleritis posterior
d) Pascabedah pelepasan retina
3) Pendesakan sudut
a) Iris plateau
b) Intumesensi lensa
c) Midriasis untuk pemeriksaan fundus
4) Sinekia anterior perifer
a) Penyempitan sudut kronik
b) Akibat kamera interior yang datar
c) Akibat iris bombe
d) Kontraksi membrane pratrabekular
17
3. Patologis Glaukoma
Efek peningkatan tekanan intraokular di dalam mata ditemukan
pada semua bentuk glaukoma, yang manifestasinya dipengaruhi
oleh perjalanan waktu dan besar peningkatan intraokular.
Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah
atrofi sel ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat
saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di saraf
optikus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran
cekungan optikus. Iris dan korpus siliare juga menjadi atrofik, dan
prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.
Tekanan bola mata dipengaruhi oleh tiga faktor penting, yaitu :
1. Jumlah produksi akuos oleh badan siliar
2. Tahanan aliran akuos humor yang melalui sistem trabekular
meshwork-kanalis Schlem.
3. Level dari tekanan vena episklera. Umumnya peningkatan TIO
disebabkan peningkatan tahanan aliran akuos humor.
Akuos humor dibentuk oleh prosesus siliaris, dimana masing-
masing prosesus ini disusun oleh lapisan epitel ganda, dihasilkan 2-
2,5 ul/menit mengalir dari kamera okuli posterior, lalu melalui pupil
mengalir ke kamera okuli anterior. Sebagian besar akan melalui
sistem vena, yang terdiri dari jaringan trabekulum, justakanalikuler,
kanal Schlem dan selanjutnya melalui saluran pengumpul (collector
channel). Aliran akuos humor akan melewati jaringan trabekulum
18
sekitar 90%. Sebagian kecil akan melalui struktur lain pada segmen
anterior hingga mencapai ruangan supra koroid, untuk selanjutnya
akan keluar melalui sklera yang intak atau serabut saraf maupun
pembuluh darah yang memasukinya. Jalur ini disebut juga jalur
uvoesklera (10-15%) (Svern P, et.al., 2008) (Lee BL et.al., 1998)
(Nutheti R, et.al, 2006) (Freeman EE, et.al, 2008).
Tekanan bola mata yang umum dianggap normal adalah 10-21
mmHg. Pada banyak kasus peningkatan bola mata dapat
disebabkan oleh peningkatan resistensi aliran akuos humor.
Beberapa faktor risiko dapat menyertai perkembangan suatu
glaukoma termasuk riwayat keluarga, usia, jenis kelamin, ras,
genetik, variasi diurnal, olahraga, obat-obatan. (Svern P, et.al., 2008)
(Freeman EE, et.al, 2008).
Proses kerusakan papil saraf optik (cupping) akibat tekanan
intra okuli yang tinggi atau gangguan vaskular ini akan bertambah
luas seiring dengan terus berlangsungnya kerusakan jaringan
sehingga skotoma pada lapangan pandang makin bertambah luas.
Pada akhirnya terjadi penyempitan lapangan pandang dari ringan
sampai berat. (Svern P, et.al., 2008) (Nutheti R, et.al, 2006).
Glaucomatous optic neuropathy adalah tanda dari semua
bentuk glaukoma. cupping glaucomatous awal terdiri dari hilangnya
akson-akson, pembuluh darah dan sel glia. Perkembangan
glaucomatous optic neuropathy merupakan hasil dari berbagai
19
variasi faktor, baik instriksi maupun ekstrinsik. Kenaikan TIO
memegang peranan utama terhadap perkembangan glaucomatous
optic neuropathy. (Svern P, et.al., 2008).
Perkembangan glaucomatous optic neuropathy dapat
dijelaskan dengan dua hipotesis yaitu teori mekanik dan iskemik.
Teori mekanik menekankan pentingnya kompresi langsung serat-
serat akson dan struktur pendukung nervus optikus anterior, dengan
distorsi lempeng lamina kribrosa dan interupsi aliran aksoplasmik,
yang berakibat pada kematian sel ganglion retina (RGCs). Teori
iskemik fokus pada perkembangan potensial iskemik intraneural
akibat penurunan perfusi nervus atau proses instrinsik pada nervus
optikus. Gangguan autoregulasi pembuluh darah mungkin
menurunkan perfusi dan mengakibatkan gangguan saraf. Pembuluh
darah optik secara normal meningkat atau menurunkan tekanannya
memelihara aliran darah konstan, tidak tergantung TIO dan variasi
tekanan darah. (Svern P, et.al., 2008) (Lee BL et.al., 1998).
Pemikiran terbaru tentang glaucomatous optic neuropathy
mengatakan bahwa kedua faktor mekanik dan pembuluh darah
mungkin berperan terhadap kerusakan. Glaukoma adalah seperti
suatu kelainan family heterogen dan kematian sel ganglion terlihat
pada glaucomatous optic neuropathy yang bermediasi oleh banyak
faktor.
20
4. Penilaian Glaukoma Secara Klinis
1. Tonometri
Tonometri adalah istilah generik untuk pengukuran tekanan
intraokular. Instrumen yang paling luas digunakan adalah
tonometer aplanasi Goldmann, yang dilekatkan ke slitlamp dan
mengukur gaya yang diperlukan untuk meratakan luar tertentu
kornea.
Rentang tekanan intraokular normal adalah 10-24 mmHg.
Hasil sekali pembacaan tidak menyingkirkan kemungkinan
glaukoma. Pada glaukoma sudut terbuka primer, banyak pasien
kan memperlihatkan tekanan intraokular yang normal saat
pertama kali diperiksa. Sebaliknya, peningkatan tekanan
intraokular semata-mata tidak selalu berarti bahwa pasien
mengidap glaukoma sudut terbuka primer, karena untuk
menegakkan diagnosis diperlukan bukti-bukti lain berupa adanya
diskus glaukomatosa atau kelainan lapangan pandang. Apabila
tekanan intraokular terus menerus meninggi sementara diskus
optikus dan lapangan pandang normal, pasien dapat diobservasi
secara berkala sebagai suspek glaukoma.
2. Gonioskopi
Kamera anterior-ruang antara iris dan kornea- diisi cairan
humor akueus. Akueus ini, yang dihasilkan dibelakang iris oleh
korpus silisris, keluar dari mata melalui jalinan drainase mirip-
21
saringan halus yang disebut jalinan trabekel. Jalinan ini tersusun
berupa pita jaringan tipis melingkar tepat di anterior basis iris dan
di dalam sudut yang dibentuk oleh batas iris-kornea. Cerukan
sudut ini dapat bervariasi anatomi, pigmentasi, dan lebar
muaranya-semuanya dapat mempengaruhi drenase akueus dan
relevan untuk diagnosis glaukoma.
Gonioskopi adalah metoda pemeriksaan anatomi angulus
iridokornealis (kamera anterior) dengan pembesaran binokuler
dan sebuah goniolens khusus. Goniolens jenis Goldmann dan
Posner/Zeiss memiliki cermin khusus yang membentuk sudut
sedemikian rupa sehingga menghasilkan garis pandangan paralel
dengan permukaan iris dan diarahkan ke perifer ke arah cerukan
sudut ini.
Anestesi lokal diberikan setelah, pasien didudukkan pada
slitlamp dan goniolens dipasangkan pada mata. Rincian angulus
iridokornealis kamera anterior diperbesar dan tampak secara
stereoskopik. Dengan memutar cermin segenap 360 derajat
lingkaran angulus ini dapat diamati. Lensa yang sama dapat
dipakai untuk mengarahkan laser langsung ke sudut pada
pengobatan glaukoma.
3. Penilaian Diskus Optikus
Diskus optikus normal memiliki cekungan di bagian
tengahnya (depresi sentral)-cawan/cekungan fisiologik- yang
22
ukurannya bervariasi bergantung pada jumlah relatif serat yang
menyusun saraf optikus terhadap ukuran lubang sklera yang
harus dilewati oleh serta-serat tersebut. Pada mata hipermetropik,
lubang sklera kecil sehingga cekungan optik juga kecil; pada mata
miopoik hal yang sebaliknya terjadi.
Glaukoma mula-mula terjadi pembesaran konsentrik
cekungan optik yang diikuti oleh cekungan optik yang diikuti oleh
pencekungan superior dan inferior dan disertai pentakikan fokal
tepi diskus optikus. Kedalaman cekungan optik juga meningkat
sewaktu lamina kribrosa tergeser ke belakang. Seiring dengan
pembentukan cekungan, pembuluh retina di diskus tergeser ke
arah hidung. Hasil akhir proses pencekungan pada glaukoma
adalah apa yang disebut sebagai cekungan “bean-pot” (periuk),
tempat tidak terlihat jaringan saraf di bagian tepi.
Bukti klinis lainnya adanya kerusakan neuron pada glaukoma
adalah atrofi lapisan serat saraf. Hal ini dapat terdeteksi (tanda
Hoyt) dengan oftalmoskopi-terutama apabila digunakan cahaya
bebas merah- dan mendahului terbentuk perubahan-perubahan
pada diskus optikus.
4. Pemeriksaan Lapangang Pandang
Pemeriksaan lapangan pandang secara teratur penting untuk
diagnosis dan tindak lanjut glaukoma. Penurunan lapangan
pandang akibat glaukoma itu sendiri tidak spesifik karena
23
gangguan ini terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat
dijumpai pada semua penyakit saraf optikus; tetapi pola kelainan
lpanagn pandang, sifat progresivitasnya, dan hbungan dengan
kelainan-kelaianan diskus optikus adalah khas untuk penyakit ini.
Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama 30
derajat lapangan pandang bagian tengah. Perubahan paling dini
adalah semakin nyata bintik buta. Perluasan kontinyu ke daerah
Bjerrum lapangan pandang di 15 derajat dari fiksasi menimbulkan
skotoma Bjerrum kemudian skotoma arkuata. Daerah-daerah
pengecilan yang lebih parah di dalam daerah Bjerrum dikenal
sebagai skotoma Sediel.
Skotoma arkuata ganda sering disertai oleh nasl step karena
perbedaan ukuran kedua defek arkuata tersebut. Pengecilan
lapangan pandang perifer cenderung berawal di perifer nasal
sebagai kontriksi isopter. Terdapat kemungkinan hubungan ke
defek arkuata, menimbulkan breaktrough perifer. Lapangan
pandang perifer temporal dan 5-10 derajat sentral terpengaruh
pada stadium lanjut penyakit.
Ketajaman penglihatan sentral bukan merupakan indeks
perkembangan penyakit yang dapat diandalkan. Pada penyakit
stadium terakhir, ketajaman sentral mugkin normal tetapi hanya 5
derajat lapangan pandang di masing-masing mata. Pada
24
galukoma lanjut, pasien mungkin memiliki ketajaman penglihatan
20/20 tetapi secara legal buta.
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit glaukoma antara lain :
1. Medikamentosa
a. Penekanan pembentukan humor aqueus, antara lain:
1) β adrenegik bloker topikal seperti timolol maleate 0,25 -
0,50% dua kali sehari, betaxolol 0.25% dan 0.5%,
levobunolol 0.25% dan 0.5%, metipranolol 0.3%, dan
carteolol satu persen
2) apraklonidin
3) inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid (diamox)
oral 250 mg dua kali sehari, diklorofenamid, metazolamid
b. Meningkatkan aliran keluar humor aqueus
Seperti: prostaglandin analog, golongan
parasimpatomimetik, contoh: pilokarpin tetes mata satu
sampai empat persen, empat sampai enam kali sehari,
karbakol, golongan epinefrin
c. Penurunan volume korpus vitreus.
d. Obat-obat miotik, midriatikum, siklopegik
2. Terapi operatif dan laser
a. Iridektomi dan iridotomi perifer
b. Bedah drainase glaukoma dengan trabekulektomi,goniotomi.
25
c. Argon Laser Trabeculoplasty (ALT)
B. Tinjauan pustaka Kualitas Hidup
1. Definisi Kualitas Hidup
Kualitas hidup (Quality of Life) adalah persepsi individu
terhadap posisinya dalam kehidupan sesuai dengan konteks budaya
dan nilai dimana mereka tinggal dan dalam hubungannya dengan
tujuan hidup, harapan, standard dan kekhwatiran. Hal ini merupakan
konsep yang luas yang mempengaruhi kesehatan fisik seseorang,
keadaaan psikologis, tingkat ketergantungan, hubungan social,
keyakinan personal dan hubungannya dengan keinginan di masa
yang akan datang terhadap lingkungan mereka (WHO, 2004).
Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap
posisinya dalam kehidupan dilihat dari konteks budaya dan sistem
nilai dimana mereka hidup, dan berhubungan dengan perhatian,
harapan, standar hidup, kesenangan, dan tujuan hidup mereka. Hal
ini merupakan konsep luas yang terangkum secara kompleks
mencakup kesehatan fisik, kondisi psikologis, derajat kebebasan,
hubungan sosial, keyakinan individu dan hubungan seseorang
dengan lingkungannya (WHO, 1997).
Shumaker dkk (1995) mendefinisikan kualitas hidup sebagai
evaluasi subjektif orang dari pengaruh terhadap status kesehatan
mereka saat ini, perawatan kesehatan, dan aktivitas promosi
26
kesehatan pada kemampuan mereka untuk mencapai dan
mempertahankan tingkat keseluruhan fungsi yang memungkinkan
mereka untuk mengejar tujuan hidup dan tercermin dalam
kesejahteraan umum mereka (Duenas dkk, 2012). Sedangkan
menurut Stigelman dkk (2006), kualitas hidup merupakan sebuah
konsep multidimensional meliputi dimensi fisik, sosial, psikologis
yang berhubungan dengan penyakit dan terapi. Banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup seseorang seperti faktor kesehatan,
ekonomi, lingkungan, keamanan dan lainnya.
2. Domain Kualitas Hidup
Dalam konsep kualitas hidup menurut WHO, terdapat 6 domain
yang diukur meliputi beberapa aspek yaitu:
a. Kesehatan Fisik
Aspek yang dinilai : (1) Energi dan kelelahan, (2) Rasa nyeri dan
ketidaknyamanan, (3) Pola tidur dan istirahat
b. Psikologis
Aspek yang dinilai : (1) Penampilan dan body image, (2) Perasaan
negatif, (3) Perasaan positif, (4) Konsep diri (5) Berpikir, belajar,
daya ingat dan konsentrasi.
c. Tingkat Ketergantungan
Aspek yang dinilai : (1) Pergerakan, (2) Aktifitas sehari - hari, (3)
Ketergantungan terhadap substansi obat dan bantuan medis, (4)
Kemampuan bekerja
27
d. Hubungan Sosial
Yang menyangkut faktor : (1) Hubungan personal, (2) Dukungan
sosial, (3) Aktifitas seksual.
e. Aspek Lingkungan
Menyangkut masalah: (1) Kemampuan finansial, (2) Kebebasan,
rasa aman dan keselamatan secara psikis, (3) Ketersediaan dan
kualitas pelayanan kesehatan dan sosial, (4) Lingkungan rumah,
(5) Kesempatan mendapat informasi baru dan ketrampilan, (6)
Peran serta dalam aktifitas rekreasional, (7) Lingkungan fisik
(polusi, aturan hukum, iklim, dan kebisingan), (8) Transportasi.
f. Aspek Spritual, Agama dan Keyakinan
Menyangkut masalah: Spritual, agama, dan keyakinan personal.
(WHO, 2004).
3. Kualitas Hidup Berhubungan dengan Penglihatan
Instrumen kuesioner yang dikembangkan khusus untuk menilai
kualitas hidup berhubungan dengan penglihatan adalah sebagai
berikut (Spacth G., et.al, 2006):
a. Activities Daily Vision Scale (ADVS)
ADVS merupakan kuesioner pertama yang dikembangkan untuk
menilai kualitas hidup berhubungan dengan penglihatan.
b. VF-14
28
Kuesioner ini dikembangkan untuk melihat pengaruh katarak dan
aktivitas yang berhubungan dengan penglihatan. Visual Field 14
memiliki korelasi signifikan dengan ketajaman penglihatan. Hasil
evaluasi VF 14 memiliki korelasi signifikan dengan ketajaman
penglihatan.
Hasil evaluasi VF 14 3 kali lebih sensitif terhadap perubahan
penglihatan. Ketika diaplikasikan kepada penderita glaukoma
maka hasil yang didapat bersesuaian dengan kehilangan lapang
pandang yang diderita, namun saat dibandingkan dengan kontrol
orang normal secara statistik kurang signifikan.
c. Visual Activities Questionnaire (VAQ)
Kuesioner ini berisi 33 pertanyaan dalam 10 aspek penglihatan
yang juga meliputi penglihatan perifer, sensitivitas kontras, tajam
penglihatan, pengaruh glare, iluminasi pencahayaan rendah dan
adaptasi terang gelap. VAQ cukup baik berkorelasi dengan
lapang pandang. Konsistensi internal dan test-retest
reproducibility cukup baik pada penderita katarak. Salah satu
kelebihan VAQ adalah skoring untuk pertanyaan perifer
berkorelasi baik dengan defek lapang pandang perifer.
d. National Eye Institute Visual Function Questionnaire (NEI-VFQ)
Kuesioner ini terdiri dari 25 buah pertanyaan untuk mengevaluasi
fungsi kehidupan sehari-hari yang bergantung kepada
penglihatan serta kualitas hidup yang dipengaruhi berbagai
29
macam keadaan mata. Hasil penilaiannya menunjukkan korelasi
yang baik dengan variabel klinis. NEI-VFQ telah digunakan untuk
menilai pengaruh berbagai kondisi yang menyebabkan
penurunan penglihatan terhadap kualitas hidup.
Penilaian yang dilakukan dengan NEI-VFQ meliputi kesehatan
Umum, penglihatan umum, nyeri pada mata, aktivitas dengan
penglihatan dekat, aktivitas dengan penglihatan jauh, fungsi
sosial, kesehatan mental, kesulitan berperan dalam masyarakat,
ketergantungan, berkendaraan, penglihatan warna dan
penglihatan perifer.
C. Tinjauan Umum Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kualitas Hidup Penderita Glaukoma
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Glaukoma merupakan penyakit yang terkait dengan umur.
Semakin tua maka akan meningkatkan risiko untuk menderita
glaukoma. Risiko terkena glaukoma akan meningkat pada umur 40 –
64 tahun sebesar 1% dan pada umur 65 tahun keatas sebesar 5%.
Umur dikaitkan dengan faktor menuanya jaringan dan sel, lebih
lama terpapar faktor risiko dan menderita penyakit lebih lama.
Menurut Ismandari and Helda (2011) prevalensi glaukoma tertinggi
terjadi pada usia >74 tahun sebanyak 75% dari reponden.
30
Tabel 2.1 Sintesa Hubungan Karakteristik Responden dengan Kualitas
Hidup Penderita Glaukoma
No. Judul Penulis dan Tahun
Sampel dan Design Penelitian
Hasil
1
Visual Field Abnormality and Quality of Life of Patient with Primary Open Angle Glaucoma
(Rosalina and Wahjudi 2011)
1. 20 penderita glaukoma sudut terbuka
2. Cross Sectional
Rata-rata umur penderita 66,70 tahun, rata-rata mendrita glaukoma 3,92 tahun, nilai kualitas hidup terendah 20 (The Galukoma Quality of Life)
2 Cataract and quality of life in patients with glaucoma
(Skalicky, Martin et al. 2015)
1. 240 pasien glaukoma (mild=7, moderate=80, severe=45)
2. Cross Sectional
Katarak dan kualitas hidup p=0.01, CI 1.04-1.34
3 Individual quality of life in adults with congenital heart disease: a paradigm shift
(Moons, Van Deyk et al. 2004)
1. 629 pasien jantung conginetal
2. Cross sectional
Jenis Kelamin p=0.01
4 Quality of life and gender: a methodology for urban research
(Fadda and Jirón 1999)
1. Keluarga di Rural area
2. Kasus kontrol
Jenis Kelamin p=0.02
31
2. Pendapatan
Hasil dalam penelitian Costa and Nogueira (2014) menyatakan
bahwa keluarga dengan pendapatan lebih dari 3 dalam 1 keluarga
memiliki kualitas hidup lebih baik dengan nilai p=0.02. Hasil ini
sangat terkait dengan aspek emosional pasien transplantasi ginjal.
Menurut Zagorski, Evans et al. (2014) hubungan pendapatan dan
kualitas hidup di beberapa negara Eropa bervariasi. Lithuania,
Romania, Turki dan Bulgaria memiliki nilai kualitas hidup terendah
terkait pendapatan.
32
Tabel 2.2 Sintesa Hubungan Pendapatan dengan Kualitas Hidup Penderita
Glaukoma
No. Judul Penulis dan Tahun
Sampel dan Design Penelitian Hasil
1
Association between work, income and quality of life of kidney transplant recipient the municipality of Teresina, PI, Brazil
(Costa and Nogueira 2014)
1. 147 orang 2. Cross Sectional
Pendapatan lebih dari 1 dalam keluarga berhubungan dengan kualitas hidup lebih baik p=0.02
2
Does national income inequality affect individuals’ quality of life in Europe? Inequality, happiness, finances, and health
(Zagorski, Evans et al. 2014, Skalicky, Martin et al. 2015)
1. 28 negara di Eropa 2. Cross Sectional
hubungan pendapatan dan kualitas hidup di beberapa negara Eropa bervariasi.
33
3. Lama Sakit
Hasil yang didapatkan Ananda (2017) menunjukkan ada
hubungan antara variabel lama sakit dengan kualitas hidup penderita
glaukoma. Hal ini karena setelah dilakukan uji statistik p=0,035 pada
α = 0,05. Nilai p < α yang menunjukkan hasil Ho ditolak yang artinya
ada hubungan antara lama sakit dengan kualitas hidup penderita
glaukoma di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya.
Pada penelitian Rosalina and Wahjudi (2011) didapatkan rata-
rata lama menderita glaukoma 2–5 tahun (45%). Rerata lama
menderita glaukoma dalam penelitian ini adalah 3,63 ± 3,92 tahun,
terpendek 0,25 tahun dan terpanjang 16 tahun. Pada penelitian
Nelson, Aspinall et al. (2003), didapatkan rerata onset glaukoma
yaitu di atas usia 40 tahun dengan durasi 1 tahun. Gupta, Srinivasan
et al. (2005) meneliti tentang nilai utilitas penderita setelah terkena
glaukoma, dikatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi efek glaukoma terhadap kualitas hidup penderita,
salah satu di antaranya adalah lama menderita glaukoma. Pada
penelitian tersebut didapatkan perbedaan nilai utilitas, di mana
penderita dengan lama glaukoma kurang dari 5 tahun memiliki nilai
utilitas lebih rendah dari mereka yang menderita glaukoma lebih dari
10 tahun, meskipun hasil ini secara statistik tidak berbeda secara
signifikan. Hal ini dapat merupakan indikator bahwa semakin lama
34
penderita akan semakin memahami dan beradaptasi dengan
penyakitnya.
Tabel 2.3 Sintesa Hubungan Lama Sakit dengan Kualitas Hidup Penderita
Glaukoma
No. Judul Penulis dan Tahun
Sampel dan Design Penelitian
Hasil
1
Hubungan Pengetahuan, Lama Sakit Dan Tekanan Intraokuler Terhadap Kualitas Hidup Penderita Glaukoma
(Ananda 2017)
1. 68 penderita glaukoma
2. Cross Sectional
Pengetahuan p=0.033, lama sakit p=0.035, dan tekanan intraokuler p=0.317
2 Visual field abnormality and quality of life of patient with primary open angle glaucoma
(Rosalina and Wahjudi 2011)
1. 20 penderita glaukoma
2. Cross sectional
rata-rata lama menderita glaukoma 2–5 tahun (45%)
3 Quality of life in glaucoma and its relationship with visual function
(Nelson, Aspinall et al. 2003)
1. 84 kasus galukoma dan 19 kontrol
2. Cross sectional
rerata onset glaukoma yaitu di atas usia 40 tahun dengan durasi 1 tahun
4 Utility values among glaucoma patients: an impact on the quality of life
(Gupta, Srinivasan et al. 2005)
1. 105 pasien dengan glaukoma primer
2. Cross Sectional
Menderita glaukoma lebih 10 tahun p=0.04
35
4. Riwayat Medis
Hasil penelitian menunjukkan 100% penderita memiliki riwayat
penggunaan obat anti glaukoma, dengan jenis obat bervariasi yaitu
jenis Beta Blocker sekitar 95%, Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI)
baik topikal maupun oral 55%, serta Prostaglandin Analog sekitar
5%. Sedangkan penderita dengan riwayat bedah filtrasi didapatkan
sekitar 30% dari total subjek penelitian. Data tersebut di atas hampir
sama dengan penelitian Jampel, Friedman et al. (2002), di mana
79% subjek penelitian menggunakan obat anti glaukoma berbentuk
tetes mata untuk menurunkan tekanan intraokuler sedangkan sekitar
50% memiliki riwayat operasi intraokuler baik itu operasi katarak atau
glaukoma. Gupta, Srinivasan et al. (2005), menyatakan adanya nilai
utilitas lebih buruk pada penderita glaukoma dengan riwayat operasi
dibandingkan penderita tanpa riwayat operasi glaukoma
sebelumnya. Namun pada penelitian ini, jumlah maupun jenis obat
anti glaukoma yang digunakan penderita tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai utilitas penderita.
36
Tabel 2.4 Sintesa Hubungan Riwayat Medis dengan Kualitas Hidup
Penderita Glaukoma
3. Waktu Luang (Leisure Time)
Hasil penelitian oleh Tessier, Vuillemin et al. (2007)
mendapatkan bahwa kualitas hidup akan meningkat jika ada
peningkatan skor waktu luang dengan nilai p=0.01. Meski didapatkan
No. Judul Penulis dan Tahun
Sampel dan Design Penelitian
Hasil
1
Glaucoma Patients’ Assessment of Their Visual Function and Quality of Life
(Jampel, Friedman et al. 2002)
1. 191 pasien glaukoma dan 46 suspect glaukoma
2. Cross Sectional
79% subjek penelitian menggunakan obat anti glaukoma berbentuk tetes mata untuk menurunkan tekanan intraokuler sedangkan sekitar 50% memiliki riwayat operasi intraokuler
2
Utility values among glaucoma patients: an impact on the quality of life
(Gupta, Srinivasan et al. 2005)
1. 105 pasien dengan glaukoma primer
2. Cross Sectional
jumlah maupun jenis obat anti glaukoma yang digunakan penderita tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai utilitas penderita p=0.66
37
hasil yang berhubungan namun kekuataan hubungannya belum
diketahui dan sangat bergantung pada jenis kelamin dan umur. Hal
ini sejalan denganhasil penelitian Brown, Brown et al. (2004) yang
menyatakan bahwa orang yang melakukan aktivitas fisik di waktu
luang memiliki kualitas hidup lebih baik.
Tabel 2.5 Sintesa Hubungan Waktu Luang dengan Kualitas Hidup Penderita
Glaukoma
No. Judul Penulis dan Tahun
Sampel dan Design Penelitian
Hasil
1
Association between leisure-time physical activity and health-related quality of life changes over time
(Tessier, Vuillemin et al. 2007)
1. 3891 orang 2. Cross
sectional
Kualitas hidup akan meningkat jika ada peningkatan skor waktu luang dengan nilai p=0.01
2 Associations between Physical Activity Dose and Health-Related Quality of Life
(Brown, Brown et al. 2004)
1. 175.850 orang dewasa
2. Cross sectional
orang yang melakukan aktivitas fisik di waktu luang memiliki kualitas hidup lebih baik.
38
D. Kerangka Teori
Modifikasi teori Leske, Connell et al. (1995), Whoqol (1998), Quigley (1996), (Van Kamp,
Leidelmeijer et al. 2003)
Faktor Risiko Personal
Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Pendapatan, Agama,
Tempat Tinggal, BMI, Berat dan
Tinggi Badan, Lingkar Pinggang,
Warna Iris Mata, Warna Kulit
Faktor Risiko Medis
Sistolik Dan Diastol, Hipertensi,
Riwayat Pengobatan Hipertensi,
Cardio Vascular Disease, Riwayat
Migrain, DM, Merokok, Konsumsi
Alkohol, Suplement Nutrisis,
Riwayat Keluarga
Riwayat glaukoma pada orang tua,
kakek/nenek, saudara, kerabat
lainnya
Karakteristik Okular
Pengukuran Tonometri,
penggunaan kacamata/lensa,
umur pertama menggunakan
kacamata/lensa, katarak, riwayat
glaukoma, penyakit mata lainnya,
kehilangan penglihatan
sementara, operasi mata,
penggunaan obat mata.
Glaukoma
Faktor Mekanik
1. Level dari tekanan vena episklera
2. Jumlah produksi aquos oleh badan siliar
3. Tahanan aliran aquos humor yang melalui
sistem trabekular
Faktor Iskemik
1. Terjadi iskemik dan tidak cukup energi untuk
transport axonal
2. Terjadi apoptosis (kematian sel)
Kualitas Hidup
Kesehatan Fisik Kesehatan Psikologis Tingkat Aktivitas (level
of independence)
Hubungan Sosial Lingkungan Dimensi Fungsional
Sumber Daya Alam Lingkungan Bangunan Ekonomi Karakteristik personal
Gaya Hidup Budaya
Komunitas Safety dan Security Lingkungan Fisik
Akses Pelayanan
Kesehatan
39
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dengan menggunakan analisis jalur (path
analysis).
Keterangan :
= Variabel Independen (Variabel Eksogen)
= Variabel Dependen (Variabel Endogen)
40
F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Variabel Dependen
Kualitas hidup penderita glaukoma adalah persepsi atau pandangan
subjektif penderita glaukoma terhadap yang dirasakan, terhadap
kesehatan umum dan kesehatan mata, hambatan dalam beraktivitas,
dan respon terhadap gangguan penglihatan yang dialami dengan
menggunakan kuesioner NEI-VFQ 25 dengan minimal skor 0 dan
maksimal skor 164.
Kriteria Objektif
Buruk : skor >82
Baik : skor ≤ 82
2. Variabel Independen
a. Karakteristik responden
Umur
Umur yang dimaksud dalam penelitian adalah umur reponden dari
tanggal lahir hingga hari penelitian dilakukan.
Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio
Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner
b. Pendapatan
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
jumlah pendapatan yang didapat dari pekerjaan yang rutin
maupun yang tidak rutin (dari suami, anak atau kerabat lainnya).
Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio
41
Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner
c. Lama sakit
Lama Sakit yang dimaksud dalam penelitian adalah kurun waktu
responden menderita glaukoma sejak didiagnosis hingga saat
penelitian (Nelson, Aspinall et al. 2003).
Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio
Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner
d. Riwayat Medis
Riwayat Medis yang dimaksud dalam penelitian adalah waktu
responden menjalani pengobatan atau tindakan operasi
glaukoma.
Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio
Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner
e. Waktu Luang
Waktu luang dalam penelitian ini adalah waktu yang dihabiskan
responden dalam sehari melakukan kegiatan-kegiatan tanpa
tekanan dan tanpa ada paksaan.
Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio
Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner
G. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan karakteristik responden dengan kualitas hidup
penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)
Makassar
42
2. Ada hubungan pendapatan dengan kualitas hidup penderita
glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar
3. Ada hubungan lama sakit dengan kualitas hidup penderita
glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar
4. Ada hubungan riwayat medis dengan kualitas hidup penderita
glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar
5. Ada hubungan waktu luang dengan kualitas hidup penderita
glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar
43
BAB III
METODE
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat
observasional analitik dengan desain studi cross sectional. Penelitian
Cross Sectional adalah penelitian yang melihat hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen dengan cara mengamati
keduanya secara serentak (diukur pada waktu yang sama).
Penelitian ini akan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan
kualitas hidup penderita glaukoma.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat (BKMM) Makassar. Waktu penelitian direncanakan pada
bulan Maret sampai April 2018.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kunjungan
glaukoma di BKMM Makassar sebanyak 535 orang.
2. Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah penderita glaukoma di
BKMM Makassar yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi sebagai berikut:
44
a. Kriteria inklusi
1) Tercatat sebagai pasien glaukoma pada Balai Kesehatan
Mata Masyarakat Makassar
2) Berdomisili di kota Makassar
3) Memiliki catatan medis yang lengkap dan memenuhi kriteria
variabel yang diteliti.
4) Bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Ekslusi
1) Berdomisili di luar kota Sulawesi Selatan
2) Tidak bersedia jadi responden
3. Besar sampel
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel minimal
size (untuk penentuan batas minimal dari besarnya sampel),
sampel dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut
(Lemeshow S 1997):
𝑛 = 𝑍1−𝛼/2
2 𝑃 (1 − 𝑃)𝑁
𝑑2(𝑁 − 1) + 𝑍1−𝛼/22 𝑃 (1 − 𝑃)
Dimana:
𝑛 = Besar sampel
N = besar populasi (535 orang)
Z = standar deviasi normal (1,96)
d = tingkat kemaknaan 0,05
p = proporsi (0,5)
45
Q = 1-p = 0,5
Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh sampel sebesar :
𝑛 = (1,96)2 0,5 (1 − 0,5)535
0,052(535 − 1) + (1,96)2 0,5 (1 − 0,5)
𝑛 = 224
4. Teknik pengambilan sampel
Tehnik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan
metode simple random sampling. Random sampling merupakan
teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama
pada setiap unit populasi untuk dijadikan sampel. Sampel akan
di acak dari daftar pengunjung BKMM Makassar yang
mendatangi BKMM untuk periksa kesehatan selama waktu
penelitian berlangsung.
D. Pengumpulan Data
1. Persiapan Pengumpulan Data
Persiapan yang utama dalam penelitian adalah perijinan di tempat
penelitian. Persiapan dilakukan agar saat penelitian tidak
mengalami banyak hambatan.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
responden dengan melakukan wawancara dan observasi.
Responden diberikan kesempatan untuk mengisi daftar
pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner. Data untuk
46
variabel kualitas hidup penderita glaukoma menggunakan
kuesioner NEI-VFQ 25 yang telah disiapkan oleh peneliti.
Data variabel independen yaitu, karakteristik responden,
pendapatan, lama sakit, dan waktu luang dinilai dengan
kuesioner yang diberikan. Metode pengumpulan data primer
yaitu dengan wawancara kepada responden dan observasi
dengan panduan kuesioner penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung
diperoleh dari sumbernya, tetapi melalui pihak kedua.
Penelitian ini menggunakan data rekam medis yang diambil
dari BKMM Makassar. Variabel yang menggunakan data
sekunder adalah variabel riwayat medis. Data diambil dari
rekam medis sesuai responden yang menjadi sampel.
3. Cara Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Mendatangi lokasi penelitian yaitu BKMM Kota Makassar.
b. Menyampaikan surat izin penelitian kepada bagian tata usaha
untuk mendapat persetujuan. Selanjutnya di arahkan untuk
bertemu kepada petugas yang berwenang.
47
c. Menunggu kartu status pasien glaukoma dari ruangan rekam
medis. Memilih pasien dengan diagnosis glaukoma untuk
dijadikan sampel.
d. Pasien glaukoma yang datang untuk pemeriksaan ke BKMM
akan dimintai kesediaannya menjadi responden setelah
melakukan pemeriksaan.
e. Jika bersedia menjadi maka akan diberikan kuesioner untuk
diisi oleh responden dan tanpa intervensi dari pihak manapun.
Data yang kurang akan dilakukan wawancara kepada
responden.
f. Setelah selesai menjawab semua pertanyaan sesuai
kuesioner dan data dari rekam medis dicatat, peneliti akan
berterima kasih kepada responden.
g. Jika responden tidak dapat menyelesaikan kuesioner dan
bersedia melanjutkan diwaktu lain maka peneliti akan
menghubungi responden kembali.
E. Pengolahan dan penyajian data
1. Pengolahan data
Tahapan pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Screening
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan seberapa banyak data
missing yang ditemukan dalam kuesioner.
48
b. Editing
Tahap editing yaitu bila ada kesalahan yang ditemukan pada tahap
screening akan divalidasi dengan cara membuka kembali kuesioner
yang datanya tidak sesuai. Ini dilakukan agar data yang diperoleh
merupakan informasi yang benar dan lengkap sesuai dengan
variabel yang direncanakan
c. Coding
Pada tahap ini variabel yang datanya kualitatif diberikan kode
numerik. Pengkodean ini dimaksudkan untuk menyingkat data yang
diperoleh untuk mempermudah mengolah dan menganalisa data
dengan memberi kode dalam angka
d. Tabulasi
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menampilkan nilai minimum,
maksimum, mean, dan standar deviasi sesuai dengan tujuan
penelitian agar selanjutnya mudah dianalisa
e. Processing
Dalam kegiatan ini jawaban dari responden yang telah
diterjemahkan menjadi bentuk angka selanjutnya diproses agar
mudah dianalisa
f. Cleaning
Kegiatan ini merupakan pembersihan data dengan cara
pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukkan dalam master
49
tabel apakah ada kesalahan atau tidak, pemeriksaan ini meliputi
pemeriksaan ulang terhadap data dan pengkodean.
2. Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel, distribusi, dan gambar frekuensi
disertai penjelasan-penjelasan dan analitik untuk melihat hubungan
antar variabel endogen dan variabel eksogen serta variabel yang
paling berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita glaukoma.
F. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas adalah suatu upaya yang dilakukan oleh
peneliti pada semua tahapan proses penelitian untuk mencapai hasil
yang valid dan reliabel dengan harapan diperolehnya hasil
pengukuran yang dianggap mendekati karakteristik populasi
penelitian, sehingga dapat diambil kesimpulan yang baik dan tepat
untuk menjawab tujuan penelitian.
Selain itu pada setiap pelaksanaan penelitian, selalu
dihadapkan pada kesalahan pengukuran yang terdiri dari kesalahan
alpha (α) atau “sampling error” dan kesalahan betha (β) atau
“systematic error”. Tujuan pelaksanaan control kualitas pada
penelitian ini adalah untuk meminimalisasi atau menghilangkan
kesalahan-kesalahan yang timbul karena kedua jenis kesalahan
tersebut. Adapun langkah-langkah pelaksanaan kontrol kualitas pada
penilaian ini adalah:
50
1. Kesalahan alpha(sampling error). Jenis kesalahan ini terdiri dari
kesalahan yang terjadi pada jumlah sampel (ukuran sampel)
yang dianggap mewakili populasinya dan cara penarikan sampel
dari populasinya (sampling technics)
2. Jumlah sampel. Pada penelitian ini jumlah sampel dihitung
dengan menggunakan rumus perhitungan sampel dan dari hasil
perhitungan diperoleh sampel sebesar 250 responden. Jumlah
ini dianggap jumlah sampel minimal yang tidak boleh kurang.
a. Kesalahan betha (systemic error). Jenis kesalahan ini terdiri
dari kesalahan yang terjadi pada pengukur (peneliti),
kesalahan yang terjadi pada alat ukur yang digunakan
(instrument), serta kesalahan yang terjadi pada obyek yang
diukur (responden). Ketiga jenis sumber kesalahan ini
diuraikan sebagai berikut:
b. Kesalahan pengukur
Kesalahan pengukur pada umumnya dinilai melalui dua
penilaian yakni kesamaan dan stabilitas, namun kesalahan
pengukur ini tidak dilakukan karena penelitian ini dilakukan
sendiri oleh peneliti.
c. Kesalahan alat ukur
Pada instrument penelitian akan dilakukan uji coba lapangan
untuk memiliki kelayakan instrument disalah satu tempat
yang dianggap mendekati wilayah penelitian
51
d. Kesalahan objek yang diukur (responden)
Dilaksanakan dengan:
1) Terlebih dahulu minta persetujuan responden secara
sukarela untuk diikutkan dalam penelitian yang dibuktikan
dengan penandatanganan informed consent
2) Memberikan jaminan kerahasiaan terhadap hasil
wawancara yang diberikan oleh responden (confidencially)
3) Peneliti tidak mencantumkan nama responden dan hanya
menuliskan kode atau inisial nama responden pada
lembar pengumpulan data.
4) Meminta keluangan waktu dari responden untuk
diwawancarai secara bebas tanpa tekanan atau intimidasi
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validasi data dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian
pengumpul data serta keandalan instrumen penelitian. Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Agar data
yang dilakukan valid maka dilakukan langkah-langkah berikut:
a. Uji coba kuesioner terhadap beberapa responden (10% dari
jumlah sampel).
b. Setiap pertanyaan yang diajukan dapat dimengerti dan dijawab
oleh responden.
52
Pengumpulan data primer dengan instrumen pengumpul data
menggunakan kuesioner, dilakukan uji validitas dan realibilitas
guna melihat kemampuan instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data dilapangan dengan mengambil 10% dari jumlah
sampel.
1) Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat ketepatan alat ukur
terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul
mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk melihat
validitas kuesioner secara keseluruhan menggunakan
metode Rank Spearman dengan menggunakan SPSS
(Riyanto, 2009). Pengujian validitas dilakukan dengan
korelasi butir soal, yaitu konsistensi antara skor butir
pertanyan dengan skor total per aspek yang dinilah, jika
koefisien butir soal dengan totalnya lebih besar atau sama
dengan 0,3 maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
2) Uji Realibilitas
Dalam penelitian ini digunakan koefisien internal untuk
mengukur reliabilitas alat ukur dengan menggunakan metode
perhitungan koefisien reliabilitas metode Cronbach Alpha
dengan bantuan SPSS. Setiap pertanyaan dinyatakan
reliabel jika koefisen reliabilitasnya lebih dari atau sama
dengan 0,7 yang berarti bahwa secara keseluruhan alat ukur
53
memiliki konsistensi internal yang dapat diandalkan (Riyanto,
2009)
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengalisis variabel-
variabel karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan
menggunakan distribusi frekuensi dan proporsinya. Analisis
univariat pada penelitian ini dilakukan pada setiap variabel
penelitian yang meliputi: jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
lama sakit, riwayat pegobatan dan riwayat penyakit.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk
melihat hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dan
variabel terikat dari kualitas hidup penderita glaukoma. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Chi-
squre, dengan program SPSS
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah analisis data dengan variabel
lebih dari dua dan mencari hubungan masing-masing variabel
independen dan secara simultan dan mencari variabel yang
paling kuat hubungannya dengan variabel dependen dengan
menggunakan regresi logistik dan path analysis. Path analisis
dilakukan dengan menggunakan program AMOS.
54
I. Etika penelitian
Penelitian ini memerlukan izin dari Komite Etika Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin untuk dapat
melakukan penelusuran data rekam medik di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar. Selain itu, penelitian ini memberikan informed
consent pada responden. Perlindungan hak-hak responden dijamin
dan tercantum dalam lembar persetujuan. Responden harus
memahami tentang penelitian yang akan dilakukan.
55
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar sebelumnya
berbentuk seksi mata dibawah koordinasi dan pengawasan Kanwil
Departemen Kesehatan Sulawesi Selatan, dikepalai oleh Prof. DR. dr.
Waraouw, DSM yang awalnya berlokasi di Jalan Lompobattang No. 10
Makassar.
Pemerintah melalui SK Menkes RI No. 350 a/Menkes/SK/VI/1991
melembagakan 12 UPT di bidang kesehatan masyarakat; salah satu
diantaranya adalah BKMM Provinsi Sulawesi Selatan yang diresmikan
oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI yaitu Dr.Leimena, MPH di gedung baru
Kompleks Kesehatan Banta Bantaeng Jalan Wijaya Kusuma Raya No 19
Makassar.
Pada tanggal 10 Januari 2016, BKMM Sulawesi Selatan melakukan
kerjasama dengan bagian Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin mengadakan uji coba kesehatan THT Terpadu,
dengan dukungan dari Depkes RI. Pada tanggal 8 Mei 2006, kerjasama
tersebut dikukuhkan secara resmi.
Sesuai peraturan Menkes nomor 1652/Menkes/Per/XII/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Mata Masyarakat, merupakan
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang berda dibawah dan
bertanggungjawab kepada Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan (BUK).
56
BKMM Makassar meningkat dari eselon IIIa dengan wilayah kerja meliputi
13 Provinsi menjadi 15 Provinsi.
Sejak berubah dari Seksi Kesehatan Mata sampai sekarang, telah
terjadi beberapa kali pergantian pimpinan, yaitu sebagai berikut
1. Prof DR. Dr. Waraouw, DSM tahun 1955 sampai dengan 1970
2. Prof dr. Umar, DSM tahun 1970 sampai dengan 1982
3. dr. Robert Sutjiadi, DSM tahun 1982 sampai dengan 1992
4. dr. Semuel R. Dundu, DSM tahun 1992 sampai dengan 1995
5. dr. Ny. Hj. Rahasiah Taufik, DSM tahun 1995 sampai dengan
2003
6. dr. Hamzah, Sp.M tahun 2003 sampai 2011
7. dr. Noor Syamsu, Sp.M, M.Kes (Mars) tahun 2011 sampai
sekarang.
Saat ini Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar telah berubah
menjadi Badan Layanan Umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan dengan Nomor 56/KMK.05/2011 tentang penetapan Balai
Kesehatan Mata Masyarakat makassar pada kementerian kesehatan
sebagai instansi pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (PK-BLU) dengan status Badan Layanan Umum
secara Penuh (BLU secara Penuh). Dengan status BLU secara Penuh
memberikan feksibelitas pengelolaan keuangan kepada Balai Kesehatan
Mata Masyarakat Makassar sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23
tahun 2005.
57
Visi BKMM Makassar adalah Menjadi Rumah Sakit Khusus Mata kelas
A Unggulan tahun 2019. Misi BKMM Makassar
1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Mata yang Paripurna.
2. Melaksanakan Kegiatan Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian
Kesehatan Mata.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Unggulan Katarak, Glaukoma dan
Kelainan Refraksi
Tugas Pokok BKMM Makassar berdasarkan (Kepmenkes
No.1652/MENKES/PER/XII/2005) adalah:
1. Pelayanan Kesehatan Mata
2. Pendidikan dan Pelatihan Teknis
3. Peningkatan Kemitraan di Bidang Kesehatan Mata
Dengan adanya Kepmenkes No. 1652/MENKES/PER/XII/2005 yang
menyangkut Perencanaan, Koordinasi, Pelaksanaan, Evaluasi dalam
fungsi sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Mata Masyarakat
2. Urusan Tata Usaha & RT BKMM
3. Pencegahan timbulnya ganguan kesehatan Mata
4. Pengobatan mata masyarakat
5. Pelayanan penunjang di bidang Kesehatan Mata Masyarakat
6. Pemulihan & peningkatan fungsi penglihatan & kebutaan
7. Pelaksanaan rujukan Kesehatan Mata Masyarakat
8. Diklat tenaga kesehatan
58
9. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna
10. Pelaksanaan kemitraan dan sosialisasi kesehatan mata masyarakat
Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar menjalankan Sistem
Manajemen Mutu ISO 9001:2015 untuk kegiatan Pelayanan Kesehatan
Mata untuk memberikan pelayanan melalui:
1. Pelaksanaan pelayanan prima, bermutu serta professional kepada
pelanggan
2. Penyelenggaraan kemitraan dengan semua pihak
3. Pelaksanaan Diklat dan Penelitian bidang kesehatan mata
4. Pelaksanaan peraturan perundang undangan yang berlaku dan
persyaratan yang telah ditetapkan pemerintah berkaitan dengan
kegiatan Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar.
5. Pemeliharaan, peninjauan dan penyesuain Sistem Manajemen Mutu
untuk peningkatan berkelanjutan demi kepuasan pelanggan
B. Validitas dan Reliabilitas
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini di uji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Validitas
adalah kemampuan daripada tes penyaringan untuk memisahkan
mereka yang betul-betul menderita terhadap mereka yang betul-betul
sehat atau dengan kata lain besarnya kemungkinan untuk menempatkan
setiap individu pada keadaan yang sebenarnya Noor (2002). Uji validitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS. Nilai yang
59
dilihat jika item pertanyaan ≥ 0.3 maka dinyatakan valid. Setelah uji
menggunakan dengan spss hasil pearson correlation dari 62 pertanyaan
kemudian tersisa 49 item pertanyaan dengan nilai ≥ 0.3.
Reliabilitas adalah kemampuan tes memberikan hasil yang sama
atau konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran
(objek) yang sama dan pada kondisi yang sama pula Noor (2002). Item
pertanyaan dikatakan reliabel jika hasil uji menunjukkan angka Cronbach
alpha ≥ 0.7. Hasil analisis dengan SPSS menunjukkan nilai Cronbach
alpha 0.854 yang artinya item pertanyaan tersebut reliabel untuk
digunakan.
C. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balai Kesehatan Mata (BKMM) Makassar
dengan dasar pemikiran bahwa BKMM Makassar merupakan tempat
rujukan bagi penyakit mata di wilayah Indonesia Timur. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kualitas hidup penderita glaukoma di BKMM Makassar dengan
menggunakan desain studi penelitian cross sectional atau studi potong
lintang. Penelitian dilakukan mulai tanggal Rabu 14 Maret – Rabu 2 Mei
2018.
Jumlah responden yang didapatkan sebagai sampel yaitu sebanyak
250 responden dengan penyakit glaucoma yang melakukan kunjungan di
BKMM Makassar selama waktu penelitian berlangsung. Pengumpulan
60
data dilakukan dengan melihat data pasien yang berkunjung saat waktu
penelitian kemudian melakukan wawancara pada pasien dengan
menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Setelah dilakukan
wawancara tahap selanjutnya memeriksa rekam medis pasien untuk
melihat variable riwayat medis dan lama sakit.
Setelah proses pengumpulan data selesai, data tersebut kemudian
diperiksa kelengkapannya, setelah lengkap kemudian dilakukan
penginputan data dan analisis data pada program SPSS dan juga analisis
data untuk path analysis menggunakan program AMOS. Hasil penelitian
disajikan secara deskriptif dengan tabel distribusi frekuensi responden
(univariat), analisis bivariat untuk mengetahui kemaknaan hubungan
variable independen ( umur, pendapatan, lama sakit, riwayat medis, dan
waktu luang) dan variable dependen ( kualitas hidup penderita galukoma)
dan anlisis multivariat untuk melihat faktor yang paling berhubungan
dengan kualitas hidup penderita glaukoma menggunakan anlisis regresi
logistic dan path analysis.
1. Kualitas Hidup Penderita Glaukoma
Distribusi hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kualitas
hidup penderita glaukoma dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Kualitas Hidup Penderita Glaukoma
di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018
Kualitas Hidup Frekuensi
(n=250) %
Baik 224 89.6 Buruk 26 10.4
Sumber: Data Primer 2018
61
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kualitas hidup penderita glaukoma
di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar lebih banyak yang
memiliki kulitas hidup baik yaitu sebanyak 224 responden (89.6%)
sedangkan responden dengan kualitas hidup buruk yaitu 26 responden
(10.4%).
2. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran umum
penelitian dengan cara mendeskripsikan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian. Hasil analisis univariat pada penelitian ini
sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang akan digambarkan dalam penelitian ini
meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan
responden dan status pekerjaan responden.
62
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018
Karakteristik
Kualitas Hidup (n=250) Total
Buruk Baik
n % n % n %
Jenis Kelamin
Perempuan 18 12.3 128 87.7 146 100
Laki-laki 8 7.7 96 92.3 104 100
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Umur
> 57 tahun 16 11.1 128 88.9 144 100
≤ 57 tahun 10 9.4 96 90.6 106 100
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Status Pernikahan Belum Menikah 6 37.5 10 62.5 16 100 Menikah 15 7.1 196 92.9 211 100 Janda/Duda 5 21.7 18 78.3 23 100 Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Pendidikan Tidak Sekolah 1 33.3 2 66.7 3 100 SD 6 7.7 72 92.3 78 100 SMP 0 0 19 100 19 100 SMA 13 12.2 88 87.1 101 100 PT 6 12.2 43 87.8 49 100 Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100 Status Pekerjaan Ya 13 14.6 76 85.4 89 100
PNS 9 26.5 25 73.5 34 100 Swasta/BUMN 0 0 14 100 14 100 TNI/POLRI 0 0 2 100 2 100 Wiraswasta 4 13.3 26 86.7 30 100 Buruh/PRT/Petani 0 0 9 100 9 100
Tidak 13 8.1 148 91.9 161 100 Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.2 menunjukkan distribusi frekuensi responden
berdasarkan karakteristik responden yaitu jenis kelamin dan
kelompok umur, status pernikahan, pendidikan, dan status
pekerjaan. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, terlihat
63
bahwa lebih banyak jenis kelamin laki-laki yang menderita glaukoma
dengan kualitas hidup yang baik yaitu 128 responden (92.3%)
sedangkan jenis kelamin perempuan yang memiliki kualitas hidup
baik ada sebanyak 87.7% (128). Karakteristik kelompok umur ≤ 57
tahun tahun lebih banyak penderita glaukoma dengan kualitas hidup
yang baik yaitu 90.6% (96) responden sedangkan pada kelompok
umur > 57 tahun ada 88.9% (128) responden dengan kualitas hidup
baik.
Karakteristik status pernikahan dari tabel dapat terlihat bahwa,
responden yang menderita glaukoma dengan status menikah dan
memiliki kualitas hidup baik ada sebanyak 196 responden (92.9%),
sedangkan dengan status janda/duda ada 78.3% (18) responden
yang memiliki kualitas hidup baik dan untuk status belum menikah
terdapat 62.5 % (10) responden dengan kualitas hidup yang baik.
Pendidikan responden dengan kualitas hidup yang baik paling
tinggi merupakan responden dengan pendidikan SD yaitu 72
responden (92.3%) . Menurut karakteristik responden yaitu status
pekerjaan, responden dengan kualitas hidup yang baik lebih banyak
yang tidak bekerja sebanyak 148 (91.9%) dibandingkan yang
bekerja. Namun, untuk responden yang bekerja yang memiliki
kualitas hidup baik sebanyak 100 % yaitu responden dengan
pekerjaan Swasta/BUMN (14) , TNI/Polri (2), dan Buruh/PRT/Petani
(9) orang.
64
b. Variabel Penelitian
1) Pendapatan
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018
Pendapatan
Kualitas Hidup
Total % Buruk Baik
n % n %
Rendah 21 10.9 171 89.1 192 100
Tinggi 5 8.6 53 91.4 34 100
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.3, distribusi responden dengan kualitas
hidup baik yang paling tinggi pada responden dengan kategori
pendapatan tinggi yaitu > Rp. 2.700.000 sebanyak 91.4% (53)
responden. Sedangkan distribusi responden dengan kualitas
buruk paling tinggi pada responden dengan kategori pendapatan
rendah yaitu ≤ Rp. 2.700.000 sebanyak 10.9% (21).
2) Lama Sakit Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Lama Sakit di Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Makassar Tahun 2018
Lama Sakit
Kualitas Hidup
Total % Buruk Baik
n % n %
> 12 bulan 16 17.4 76 82.6 92 100
≤ 12 bulan 10 6.3 148 93.7 158 100
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.4, distribusi responden dengan kualitas
hidup baik yang paling tinggi pada responden dengan jangka
65
waktu lama sakit ≤ 12 bulan yaitu 213 (91.8%). Kualitas hidup
buruk yang paling tinggi sebanyak 38.9 % (7) responden dengan
jangka waktu lama sakit > 12 bulan.
3) Riwayat Medis
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Medis
di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018
Riwayat Medis
Kualitas Hidup
Total % Buruk Baik
n % n %
> 11 bulan 16 16.0 84 84.0 100 100
≤ 11 bulan 10 6.7 140 93.3 150 100
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.5, distribusi responden dengan kualitas
hidup baik yang paling tinggi pada responden dengan riwayat
medis pertama kali berobat ≤ 32 bulan yang lalu yaitu 213
(91.8%).
4) Waktu Luang
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Luang
di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018
Waktu Luang
Kualitas Hidup
Total % Buruk Baik
n % n %
≤ 6 jam 10 7.9 117 92.1 127 100
> 6 jam 16 13.0 107 87.0 123 100
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Sumber : Data Primer, 2018
66
Berdasarkan tabel 4.6, distribusi responden dengan kualitas
hidup baik yang paling tinggi pada responden dengan waktu
luang ≤ 6 jam yaitu 92.1 % atau 117 responden.
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen (karakteristik responden, pendapatan, lama sakit,
riwayat medis dan waktu luang) dan variabel dependen (kualitas hidup
penderita glaukoma) dengan menggunakan uji statistik.
Analisis bivariat dengan menggunakan chi square sehingga
variabel yang digunakan perlu dikategorikan. Variabel kualitas hidup
dikategorikan dengan melihat skor sesuai ketentuan kuesioner NEI-
VFQ yaitu buruk jika ≤ skor 82 dan baik jika skor >82. Variabel umur,
lama sakit, riwayat medis dan waktu luang dikategorikan dengan
melihat nilai mean. Sedangkan variabel pendapatan dikategorikan
dengan melihat upah minimum kota (umk) Makassar yaitu Rp.
2.700.000 sehingga rendah jika pendapatan ≤ Rp. 2.700.000 dan tinggi
jika pendapatan >Rp. 2.700.000. Selanjutnya hasil dari analisis bivariat
adalah sebagai berikut :
67
Tabel 4.7 Distribusi Hubungan Variabel Karakteristik Responden Dengan
Kualitas Hidup di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018
Karakteristik
Kualitas Hidup (n=250) Total P Value
Buruk Baik
n % n % n %
Jenis Kelamin
Perempuan 18 12.3 128 87.7 146 100
Laki-laki 8 7.7 96 92.3 104 100 0.237
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Kelompok Umur
> 57 tahun 16 11.1 128 88.9 144 100
≤ 57 tahun 10 9.4 96 90.6 106 100 0.668
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Sumber: Data Primer, 2018
Menurut hasil dari analisis hubungan karakteristik responden
penderita glaukoma dengan kualitas hidup pada tabel 4.7, tidak ada
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup
penderita glaukoma dengan p value=0.237 > α (0,05). Hasil serupa juga
terlihat pada kelompok umur dengan p value= 0.668 >α (0,05) sehingga
dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan kelompok umur dengan
kualitas hidup penderita glaukoma pada BKMM Kota Makassar.
68
Tabel 4.8 Distribusi Hubungan Variabel Independen Dengan Kualitas
Hidup di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018
Variabel
Kualitas Hidup (n=250) Total P Value
Buruk Baik
n % n % n %
Pendapatan
Rendah 21 10.9 171 89.1 192 100
Tinggi 5 8.6 53 91.4 34 100 0.746
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Lama Sakit
> 12 bulan 16 17.4 76 82.6 92 100
≤ 12 bulan 10 6.3 148 93.7 158 100 0.006
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Riwayat Medis
> 11 bulan 16 16.0 84 84.0 100 100
≤ 11 bulan 10 6.7 140 93.3 150 100 0.018
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Waktu Luang
≤ 6 jam 10 7.9 117 92.1 127 100
> 6 jam 16 13.0 107 87.0 123 100 0.014
Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan hasil analisis hubungan variabel pendapatan dengan
kualitas hidup penderita glaukoma pada tabel menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara pendapatan dengan kualitas hidup
penderita glaukoma dengan p value 0.746 > α (0,05). Hasil analisis
hubungan pada tabel menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama
sakit dengan kualitas hidup penderita glaukoma dengan p value 0.006 <
α (0,05) .
Hasil uji statistic dengan chi square menunjukkan bahwa ada
hubungan antara variabel riwayat medis dengan kualitas hidup
69
penderita glaukoma dengan p value 0.018 < α (0,05). Hasil uji statistic
dengan chi square menunjukkan p value 0.184 < α (0,05) sehingga
ada hubungan antara variabel waktu luang dengan kualitas hidup
penderita glaukoma.
Untuk memudahkan pada analisis multivariat, maka disajikan
rangkuman hasil analisis bivariat variabel-variabel penelitian sebagai
berikut:
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Analisis Bivariat Variabel Independen dengan
Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar
Tahun 2018
No. Variabel Penelitian Hasil Uji (p Value)
1 Jenis Kelamin 0.237
2 Kelompok Umur 0.668
3 Pendapatan 0.746
4 Lama Sakit 0.006
5 Riwayat Medis 0.018
6 Waktu Luang 0.014
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hanya terdapat 1 (satu) variabel
yang tidak dimasukkan dalam analisis multivariat yaitu variabel
pendapatan karena nilai p value variabel tersebut > 0.25 dan variabel
lainnya yaitu jenis kelamin, kelompok umur, lama sakit, riwayat medis
dan waktu luang dengan p value < 0.25 akan dianalisis lebih lanjut
dalam analisis multivariat dengan regresi logistik.
4. Analisis Multivariat
Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan yang
paling dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita
70
glaukoma. Variabel yang dimasukkan dalam analisis multivariat yaitu
variabel yang memiliki nilai p value <0.25. Hasil analisis multivariat
faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita galukoma
dengan metode Backward Stepwise (LR) adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Analisis Multivariat Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di
Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018
Variabel Penelitian
B Wald Sig. Exp (B) CI 95%
LL UL
Step 1 JK(1) 0.453 0.456 0.320 1.464 0.595 3.579 LamaSakit(1) -1.042 5.223 0.022 2.653 1.144 3.862
Riwayat Medis(1) 0.897 4.084 0.043 2.453 1.027 5.857
KlpWaktuLuang(1) 0.248 0.303 0.582 0.780 0.323 1.888
Constant -2.319 29.327 0.000 0.098
Sumber: Data Primer, 2018
Hasil analisis regresi logistik pada tabel menunjukkan bahwa
faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup penderita
glaukoma dengan nilai p value 0.022 adalah variabel lama sakit dan
bermakna sebagai faktor risiko untuk kualitas hdup buruk. Dengan nilai
Wald terhadap kualitas hidup yaitu 5.223 yang berarti bahwa lama sakit
5.223 kali berhubungan dengan kualitas hidup penderita glaukoma.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan
persamaan logistik untuk kualitas hidup penderita glaukoma adalah
sebagai berikut :
71
y = Konstanta+ b1x1 + b2x2 + …. + bixi
Logit Kualitas Hidup Penderita Glaukoma =
2.319 + (-)1.024 (lama sakit) + 0.897 (riwayat medis) + 0.248 (waktu
luang) = 1.308
Interpretasi dari persamaan logistik kualitas hidup tersebut yaitu
pada suatu kondisi dimana ada hubungan dari lama sakit, riwayat
medis, dan waktu luang dengan memperhatikan nilai konstanta berati
tanpa ada pengaruh faktor risiko tersebut, risiko kualitas hidup
penderita glaukoma untuk menjadi buruk akan menurun sebesar
1.308 kali.
Akan tetapi jika memperhitungkan nilai konstanta dengan
pengaruh penambahan faktor-faktor risiko tersebut, maka risiko
penderita glaukoma untuk memiliki kualitas hidup buruk juga akan
meningkat. Misalnya, untuk penambahan nilai lama sakit sebanyak 1
maka akan menambah risiko kualitas hidup penderita glaukoma buruk
sebanyak 1.308 kali. Begitupun dengan faktor risiko lainnya. Hasil nilai-
nilai tersebut jika dijumlahkan dengan nilai konstanta maka akan
menunjukkan suatu perbandingan lurus yaitu semakin besar nilai pada
variabel independen, maka semakin besar pula risiko penderita
glaukoma untuk memiliki kualitas hidup yang buruk. Nilai yang
dihasilkan dari persamaan yaitu 5.223 menunjukkan bahwa semakin
banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang seperti lama sakit, riwayat
72
medis dan waktu luang maka akan semakin besar risikonya untuk
memiliki kualitas hidup yang buruk. Dengan persamaan tersebut dapat
diramalkan tentang probabilitas (risiko) individu terhadap kualitas hidup
penderita glaukoma yaitu:
Dimana : P = Probabilitas untuk terjadinya suatu kejadian
Y = Constant + β1X1 + β2X2+ . . . .
e = Bilangan natural (2,72)
𝑃 =1
1 + 𝑒𝑥𝑝−(𝑦)
𝑃 =1
1 + 2,72−(1.308)
𝑃 = 1
1 + 0.11507
𝑃 = 1
1.270
𝑃 = 0,78 atau 78%
Artinya probabilitas seseorang mengalami kualitas hidup buruk
jika dia memiliki jangka waktu lama sakit yang panjang, riwayat medis
yang lama dan waktu luang yang sedikit adalah 78%.
73
5. Path Analysis
Gambar 3. Analisis Jalur Hubungan Antara Variabel Dengan Nilai Estimate
Keterangan :
Gambar 3 menunjukkan hasil setelah dilakukan analisis jalur
dengan AMOS. Angka yang muncul pada gambar merupakan nilai
Kualitas Hidup
= Variabel Independen (Variabel Eksogen)
= Variabel Dependen (Variabel Endogen)
= residue (r3, r4, r5)
74
estimates. Untuk melihat nilai p dengan jelas akan dimunculkan dalam
tabel 4.11.
Tabel 4.11. Pengaruh Koefisien Analisis Jalur dan Kaitannya Dengan Hipotesis
Penelitian (Direct Effect)
No. Variabel Penelitian Direct Effect
Estimate Nilai p Kesimpulan
1 Umur → Pendapatan -5338.575 0.291 Tidak signifikan
2 Lama Sakit → Pendapatan 8664.181 0.199 Tidak signifikan
3 Lama Sakit → Waktu Luang -.455 0.000 Signifikan
4 Riwayat Medis → Waktu Luang .509 0.000 Signifikan
5 Pendapatan → QOL .000 0.072 Tidak signifikan
6 Waktu Luang → QOL .743 0.021 Signifikan
7 Lama Sakit → QOL 1.035 0.046 Signifikan
8 Umur → QOL -.013 0.802 Tidak signifikan
9 Riwayat Medis → QOL -1.029 0.056 Tidak signifikan
Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 4.11, dapat dilihat bahwa:
1) Lama sakit memiliki hubungan terhadap tingkat waktu luang
dengan p value=0.000 <0.05 dengan nilai koefisien sebesar -0.455
artinya bahwa jika lama sakit mengalami kenaikan satu poin ke
arah yang lebih buruk maka tingkat waktu luang akan turun sebesar
-0.455 poin.
2) Riwayat medis memiliki hubungan terhadap tingkat waktu luang
dengan p value 0.000 <0.05 dengan nilai koefisien sebesar 0.509
artinya bahwa jika riwayat medis mengalami kenaikan satu poin
kearah yang buruk maka tingkat waktu luang akan naik sebesar
0.509 poin.
3) Waktu luang memiliki hubungan terhadap tingkat kualitas hidup
dengan p value=0.021 <0.05 dengan nilai koefisien 0.743 artinya
75
bahwa jika waktu luang mengalami kenaikan satu poin kearah yang
lebih buruk maka tingkat kualitas hidup akan naik sebesar 0.743
poin.
4) Lama sakit memiliki hubungan terhadap tingkat kualitas hidup
dengan p value=0.046 <0.05 dengan nilai koefisien 1.035 artinya
bahwa jika waktu luang mengalami kenaikan satu poin kearah yang
lebih buruk maka tingkat kualitas hidup akan naik sebesar 1.035
poin.
D. PEMBAHASAN
Penelitian ini memperoleh hasil bahwa dari keseluruhan responden
(250 responden) ada sebanyak 224 (89.6%) yang memiliki kualitas hidup
baik dan 26 (10.4%) yang memiliki kualitas hidup buruk. Adapun faktor-
faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup tersebut sangat
bervariasi. Pada penelitian ini faktor-faktor berhubungan yang diteliti
adalah karakteristik responden (jenis kelamin dan umur), pendapatan,
lama sakit, riwayat medis dan waktu luang.
1. Karakteristik responden
a) Jenis Kelamin
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin
dengan p value=0.237 tidak memiliki hubungan dengan kualitas
hidup penderita glaukoma. Hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa penderita glaukoma laki-laki lebih banyak memiliki kualitas
76
hidup baik yaitu 92.3% (96) di banding perempuan yaitu 87.7%
(128).
Temuan tersebut sejalan dengan Charafeddine, Demarest et al.
(2017) bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan kualitas
hidup dengan p value=0.114. Penelitian dengan metode cross
sectional tersebut menyatakan bahwa para perokok pria memiliki
kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan wanita. Hal tersebut
terkait dengan banyak wanita memiliki pendidikan rendah sehingga
rentan terhadap kecemasan atau depresi yang membuat wanita
memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibanding laki-laki. Hal
yang sama ditemukan pada penelitian Bain, Lemmon et al. (2003)
bahwa adanya perbedaan antara kualitas hidup antara laki-laki dan
perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik
daripada kualitas hidup perempuan.
Berbeda dengan hasil penelitian ini, hasil penelitian Choi,
Chang et al. (2018) mengemukakan bahwa ada hubungan antara
jenis kelamin dengan kualitas hidup (p value=0.001). Meski hasil
penelitian tersebut menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis
kelamin dengan kualitas hidup, namun penelitian ini menyebutkan
bahwa laki-laki memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibanding
perempuan. Hasil yang sama ditunjukkan oleh Hamzah and
Widaryati (2017) bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan
kualitas hidup dengan p value p=0.001. Selanjutnya dijelaskan
77
bahwa perempuan memiliki hormon estrogen yang ketika
menopause akan berkurang, sehingga meningkatkan risiko
terjadinya kecemasan dan depresi yang akan menurunkan
kesehatan mental dan kualitas hidup. Penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa perbedaan yang terjadi dapat terjadi
dikarenakan coping strategies laki-laki dan perempuan yang
berbeda. Pria cenderung berfokus pada masalah yang terjadi
sedangkan wanita lebih fokus pada emosi saat menghadapi
masalah sehingga wanita lebih cenderung mempunyai emosi
negatif yang dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan stress
dan menurunnya kualitas hidup.
Menilai dari berbagai penelitian yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa hubungan jenis kelamin dengan kualitas hidup
sangat terkait dengan faktor lain seperti pendidikan, hormon, umur
dan berbagai faktor lainnya. Selain itu, sampel dalam penelitian ini
mungkin saja belum cukup untuk menilai hubungan antara jenis
kelamin dan kualitas hidup. Seperti yang dikemukakan oleh Fadda
and Jirón (1999) bahwa laki-laki dan perempuan memiliki
perbedaan dalam peran serta akses dan kendali terhadap berbagai
sumber sehingga kebutuhan atau hal-hal yang penting bagi laki-laki
dan perempuan juga akan berbeda. Hal ini mengindikasikan
adanya perbedaan aspek-aspek kehidupan dalam hubungannya
dengan kualitas hidup pada laki-laki dan perempuan.
78
b) Umur
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa umur dengan p
value= 0.668 tidak memiliki hubungan dengan kualitas hidup
penderita glaukoma. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
penderita glaukoma dengan kualitas hidup baik lebih banyak pada
kelompok umur >57 tahun yaitu 90.5% (209) dan yang memiliki
kualitas hidup buruk lebih banyak pada kelompok umur ≤ 57 tahun.
Hal ini dapat terkait dengan lebih dari setengah dari responden
memang telah berusia > 57 tahun.
Sejalan dengan hasil penelitian ini, Yuliati and Ririanty (2014)
mendapat hasil p value=0.266 sehingga dapat diketahui bahwa
tidak ada hubungan antara umur dan kualitas hidup. Penelitian ini
menjelaskan orang tua diatas 50 tahun biasanya didampingi oleh
keluarga sehingga ada orang yang mendampingi. Usia tua juga
disebutkan bahwa lebih siap dan menerima penyakit yang diderita
sehingga cenderung sabar.
Berbeda dengan hasil dari penelitian ini, Hamzah and
Widaryati (2017) dalam penelitian dengan metode cross sectional
mengungkapkan bahwa ada hubungan antar umur dengan kualitas
hidup karena semakin bertambah usia seseorang maka akan
semakin menurun kualitas hidupnya. Glaukoma merupakan
penyakit yang terkait dengan umur. Semakin tua maka akan
meningkatkan risiko untuk menderita glaukoma. Risiko terkena
79
glaukoma akan meningkat pada umur 40 – 64 tahun sebesar 1%
dan pada umur 65 tahun keatas sebesar 5%.
Umur dikaitkan dengan faktor menuanya jaringan dan sel, lebih
lama terpapar faktor risiko dan menderita penyakit lebih lama.
Menurut Ismandari and Helda (2011) prevalensi glaukoma tertinggi
terjadi pada usia >74 tahun sebanyak 75% dari reponden.
Menurut UCC, UCC et al. (2005) bahwa ada hubungan yang
kuat antara kualitas hidup dengan bertambahnya umur. Penelitian
tersebut mendapatkan hasil dengan semakin tuanya umur maka
akan semakin banyak gangguan-gangguan kesehatan seperti
gangguan buang air kecil dan buang air besar serta pergerakan
yang terganggu sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup
orang dengan umur diatas 70 tahun.
2. Pendapatan
Setelah analisis dengan chi square dari penelitian ini didapatkan
hasil bahwa pendapatan tidak berhubungan dengan kualitas hidup
dengan hasil p value= 0.746 > α (0,05). Lebih lanjut dapat dilihat dari
hasil analisis tersebut bahwa kualitas hidup baik lebih banyak pada
penderita glaukoma dengan kategori pendapatan tinggi (> 2.700.000)
yaitu 91.2% (34) dibandingkan dengan kategori pendapatan rendah (≤
2.700.000) sebanyak 89.4% (193).
Jika dilihat dari status pekerjaan diketahui bahwa lebih banyak
responden yang tidak bekerja atau sudah berhenti dari pekerjaannya
80
yaitu sebanyak 161 responden sehingga berpengaruh pada
pendapatan responden. Beberapa responden juga mengemukakan
bahwa salah satu faktor mereka tidak bekerja dikarenakan penyakit
glaukoma yang dideritanya. Beberapa responden juga mengungkapkan
bahwa kadang mereka hanya menunggu pemberian keluarga dan
kerabat sehingga merasa tidak semua kebutuhannya terpenuhi. Hal-hal
tersebut tentu akan berpengaruh pada kualitas hidup penderita
glaukoma tersebut.
Hasil penelitian ini didukung oleh Sendow, Kandou et al. (2017)
bahwa tidak ada hubungan antara kualitas hidup dan pendapatan
dengan p value=0.273. hal tersebut dikarenakan responden lebih
banyak bekerja dengan membuka warung atau pekerjaan dengan
pendapatan yang tidak tetap.
Menurut Wangsarahardja, Dharmawan et al. (2016) dari 368
responden ada 210 responden yang termasuk dalam kategori
pendapatan rendah (< Rp. 500.000) yang mempunyai hubungan
dengan kualitas hidup orang dengan masalah kesehatan gigi dan
mulut. Hal ini diakibatkan oleh dengan pendapatan yang rendah akan
mempengaruhi perilaku responden untuk tidak mencari pelayanan
kesehatan. Secara lebih signifikan disebutkan bahwa lansia dengan
pendapatan rendah bahkan tidak pernah memeriksakan kesehatan gigi
dan mulutnya. Tidak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk gigi dan
81
mulut akan dapat berpengaruh pada kualitas hidup lansia tersebut pada
tahun-tahun yang akan datang.
3. Lama Sakit
Setelah analisis dengan chi square dari penelitian ini didapatkan
hasil bahwa lama sakit berhubungan dengan kualitas hidup dengan
hasil p value=0.000 < α (0,05). Lebih lanjut dapat dilihat dari hasil
analisis tersebut bahwa kualitas hidup baik lebih banyak pada penderita
glaukoma dengan kategori lama sakit ≤ 32 bulan yaitu 91.8% (232)
dibandingkan dengan kategori lama sakit > 32 bulan sebanyak 61.1%
(18).
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan,
dengan perjalanan penyakit yang lama hingga menimbulkan kebutaan.
Maka semakin lama seseorang menderita glaukoma maka akan
semakin terbatas aktivitas yang dapat dilakukan. Selain itu, penderita
lebih banyak berusia lanjut sehingga masalah kesehatan yang dialami
tidak hanya terkait galukoma. Orang tua biasanya memiliki riwayat
penyakit seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi, kolesterol atau
asam urat. Hal tersebut berakibat banyaknya keterbatasan yang dialami
penderita glaukoma yang juga berpengaruh pada kualitas hidup
mereka.
Hasil yang didapatkan Ananda (2017) menunjukkan ada hubungan
antara variabel lama sakit dengan kualitas hidup penderita glaukoma.
Hal ini karena setelah dilakukan uji statistik hasil menunjukkan p=0,035
82
pada α = 0,05. Nilai p < α yang menunjukkan hasil Ho ditolak yang
artinya ada hubungan antara lama sakit dengan kualitas hidup
penderita glaukoma di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya.
Berbeda dengan hasil penelitian ini, Yusra (2011) menyatakan hasil
dari penelitian dengan metode ctoss sectional yang dilakukan bahwa
tidak ada hubungan lama sakit DM dengan kualitas hidup (p
value=0.085). Penjelasan lebih dikatakan bahwa meski lama sakit
sudah berlangsung cukup lama, namun diikuti dengan kepatuhan
meminum obat dan tanpa ada komplikasi tentu kualitas hidup pasien
DM dapat dikategorikan baik.
Pada penelitian Rosalina and Wahjudi (2011) didapatkan rata-rata
lama menderita glaukoma 2–5 tahun (45%). Rerata lama menderita
glaukoma dalam penelitian ini adalah 3,63 ± 3,92 tahun, terpendek 0,25
tahun dan terpanjang 16 tahun.
Pada penelitian Nelson, Aspinall et al. (2003), didapatkan rerata
onset glaukoma yaitu di atas usia 40 tahun dengan durasi 1 tahun.
Gupta, Srinivasan et al. (2005) meneliti tentang nilai utilitas penderita
setelah terkena glaukoma, dikatakan bahwa terdapat beberapa faktor
yang memengaruhi efek glaukoma terhadap kualitas hidup penderita,
salah satu di antaranya adalah lama menderita glaukoma. Pada
penelitian tersebut didapatkan perbedaan nilai utilitas, di mana
penderita dengan lama glaukoma kurang dari 5 tahun memiliki nilai
utilitas lebih rendah dari mereka yang menderita glaukoma lebih dari 10
83
tahun, meskipun hasil ini secara statistik tidak berbeda secara
signifikan. Hal ini dapat merupakan indikator bahwa semakin lama
penderita akan semakin memahami dan beradaptasi dengan
penyakitnya.
4. Riwayat Medis
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa riwayat medis dengan
p value=0.018 memiliki hubungan dengan kualitas hidup penderita
glaukoma. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penderita
glaukoma dengan kualitas hidup baik .lebih banyak pada kelompok
dengan riwayat medis ≤ 32 bulan yaitu 91.8% (232) dibandingkan
dengan kategori riwayat medis > 32 bulan sebanyak 61.1% (18).
Hasil penelitian menunjukkan 100% penderita memiliki riwayat
penggunaan obat anti glaukoma, dengan jenis obat bervariasi yaitu
jenis Beta Blocker sekitar 95%, Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI) baik
topikal maupun oral 55%, serta Prostaglandin Analog sekitar 5%.
Sedangkan penderita dengan riwayat bedah filtrasi didapatkan sekitar
30% dari total subjek penelitian. Data tersebut di atas hampir sama
dengan penelitian Jampel, Friedman et al. (2002), di mana 79% subjek
penelitian menggunakan obat anti glaukoma berbentuk tetes mata
untuk menurunkan tekanan intraokuler sedangkan sekitar 50% memiliki
riwayat operasi intraokuler baik itu operasi katarak atau glaukoma.
Gupta, Srinivasan et al. (2005), menyatakan adanya nilai utilitas lebih
buruk pada penderita glaukoma dengan riwayat operasi dibandingkan
84
penderita tanpa riwayat operasi glaukoma sebelumnya. Namun pada
penelitian ini, jumlah maupun jenis obat anti glaukoma yang digunakan
penderita tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai utilitas
penderita.
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan,
membutuhkan pengobatan yang berkelanjutan untuk mengurangi risiko
mengalami kebutaan. Maka semakin lama seseorang melakukan
pengobatan dan check-up untuk glaukoma yang diderita maka biaya
dan waktu yang digunakan tidak sedikit. Maka secara tidak langsung
akan berakibat menurunnya kualitas hidup mereka.
Dewi and Anita (2015) dalam penelitian yang dilakukan di
Yogyakarta mengemukakan bahwa tidak ada hubungan antara lama
riwayat medis (hemodialisa) pada penderita gagal ginjal dengan p
value=0.739. Lebih lanjut disebutkan bahwa hemodialisa merupakan
terapi yang penting bagi penderita gagal ginjal. Sehingga hemodialisa
dapat memperpanjang umur penderita dan secara tidak langsung
bukan menjadi alasan bahwa kualitas hidup penderita gagal ginjal
menjadi buruk.
Hasil yang sama diperoleh Chagani, Parpio et al. (2017) bahwa ada
hubungan antara lamanya menjalani kemiterapi dengan kualitas hidup
pasien kanker dengan p value 0.046. Kemudian dijelaskan hal ini terkait
dengan kelelahan dan mual yang dialami setelah menjalani proses
85
kemoterapi. Mual hingga muntah merupakan efek samping yang alami
saat menjalani kemoterapi.
Hasil yang sejalan dengan hasil penelitian ini oleh Jannah (2015)
menyebutkan bahwa ada hubungan antara riwayat medis dengan
kualitas hidup dngan p value=0.000 dengan risiko 46.829 kali untuk
mempengaruhi kualitas hidup penderita tb paru. Pengobatan tb paru
harus dijalani minimal 6 bulan secara berkelanjutan. Lamanya masa
pengobatan tersebut dianggap mempengaruhi kualitas hidup penderita
tb paru. Hal tersebut karena meminum obat secara teratur secara
berkelanjutan tiap hari bagi beberapa orang cukup membebani aktivitas
sehari-hari.
5. Waktu Luang
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa riwayat medis dengan
p value=0.184 tidak memiliki hubungan dengan kualitas hidup penderita
glaukoma. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penderita
glaukoma dengan kualitas hidup baik lebih banyak pada kelompok
dengan waktu luang ≤ 6 jam yaitu 92.1% (117) dibandingkan dengan
kategori waktu luang > 6 jam sebanyak 87.0% (107).
Hasil penelitian oleh Tessier, Vuillemin et al. (2007) mendapatkan
bahwa kualitas hidup akan meningkat jika ada peningkatan skor waktu
luang dengan nilai p=0.01. Meski didapatkan hasil yang berhubungan
namun kekuataan hubungannya belum diketahui dan sangat
bergantung pada jenis kelamin dan umur. Hal ini sejalan dengan hasil
86
penelitian Brown, Brown et al. (2004) yang menyatakan bahwa orang
yang melakukan aktivitas fisik di waktu luang memiliki kualitas hidup
lebih baik.
Hasil penelitian oleh Nakamura, Teixeira et al. (2014) menemukan
bahwa waktu luang dan kualitas hidup memiliki hubungan. Meskipun
arah dari hubungan ini dapat bervariasi terkait domain kualitas hidup
dan jenis kelamin responden. Selanjutnya dijelaskan bahwa level
moderate atas waktu luang berhubungan dengan kualitas hidup.
Banyaknya waktu luang harus seimbang dengan aktivitas fisik yang
dilakukan. Penelitian ini juga menyebutkan orang yang tidak melakukan
apa-apa pada waktu luangnya memiliki kualitas hidup yang lebih
rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki aktifitas fisik cukup
pada waktu luangnya.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian oleh Yasunaga, Togo et al.
(2006) yang menemukan bahwa pada laki-laki waktu luang yang lebih
banyak dan diikuti dengan aktifitas fisik berhubungan dengan kualitas
hidup yang baik. Penelitian ini membagi 4 kelompok, yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi waktu luang yang diikuti aktifitas
fisik yang sesuai memiliki skor kualitas hidup yang lebih baik disbanding
kelompok lainnya.
Penemuan utama dari Blomstrand, Björkelund et al. (2009) adalah
adanya hubungan yang kuat antara level waktu luang dengan kualitas
hidup. Hasil tersebut konsisten dari penelitian cross sectional yang
87
dilakukan dengan penelitian baseline 12, 24, dan 32 tahun yang lalu.
Namun, ada hal unik yang juga ditemukan pada penelitian cross
sectional yaitu selain level dari waktu luang, pada wanita umur dan
status pekerjaan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada
kualitas hidup wanita.
Berbeda dengan hasil penelitian yang telah disebutkan
sebelumnya, hasil dari Wendel-Vos, Schuit et al. (2004) menyebutkan
bahwa tidak ada hubungan antara waktu luang dengan kualitas hidup
pada penelitian cross sectional. Hal ini terkait erat dengan perbedaan
jenis kelamin. Namun, pada penelitian longitudinal yang dilakukan
menunjukkan ada hubungan moderate antara kualitas hidup dengan
waktu luang.
6. Variabel Perancu (Confounding)
Variabel perancu atau confounding terjadi ketika hubungan antara
variabel terdistorsi oleh variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil
hubungan variabel tersebut. Secara teori ada tiga variabel yang terkait
dalam penelitian ini yatu lama sakit, riwayat medis dan waktu luang.
Hasil analisis dengan chi square menunjukkan variabel lama sakit,
riwayat medis dan waktu luang berhubungan dengan kualitas hidup
penderita glaukoma. Namun, setelah uji regresi logistik variabel waktu
luang menjadi tidak signifikan dan tidak berhubungan dengan kualitas
hidup penderita glaukoma.
88
Untuk lebih memahami mengapa hal tersebut terjadi dilakukan uji
confounding pada ketiga variabel tersebut. Hasil dari uji confounding
tersebut menunjukkan hasil lama sakit memiliki hubungan dengan
waktu luang (p value=0.00) dan riwayat medis juga memiliki hubungan
dengan waktu luang (p value=0.00). Artinya waktu luang merupakan
confounding untuk lama sakit dan riwayat medis.
Hal ini dapat terjadi akibat sangat eratnya kaitan antara variabel-
variabel tersebut. Waktu luang penderita glaukoma akan sangat
dipengaruhi oleh lama penderita mengalami glaukoma. Semakin lama
seseorang sakit maka semakin bertambah pula usianya. Pada usia tua
semakin banyak masalah kesehatan yang dialami juga energi yang
semakin kurang. Sehingga waktu luang yang dimiliki tidak akan
berkulitas dalam artian tidak produktif dan membutuhkan banyak
bantuan dari keluarga dan kerabat. Bantuan tersebut dapat berupa
bantuan secara fisik, psikologis maupun bantuan finansial.
Riwayat medis juga berkaitan dengan waktu luang. Riwayat medis
yang merupakan lamanya penderita melakukan pengobatan memiliki
hubungan dengan waktu luang. Waktu yang dihabiskan untuk
melakukan pengobatan tiap hari ditambah waktu mengunjungi BKMM
serta waktu menunggu di BKMM akan mempengaruhi waktu luang.
Penderita glaukoma mengkonsumsi obat setiap harinya untuk
mengurangi rasa sakit dan menunda kebutaan yang dapat terjadi.
89
Selain itu, secara berkelanjutan penderita juga harus melakukan
pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan glaukoma. Menurut
pengamatan selama penelitian, saat melakukan kunjungan di BKMM
penderita glaukoma perlu setidaknya 4-6 jam hingga selesai
pemeriksaan. Waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan
aktifitas lain. Namun, malah dihabiskan untuk menunggu di fasilitas
kesehatan. Hal ini menjadi sangat berkaitan sehingga waktu luang
dapat menjadi variabel perancu dalam penelitian ini.
E. KETERBATASAN PENELITIAN
Wawancara terpaksa ada intervensi dari pihak keluarga atau
kerabat karena sebagai pendamping penderita glaukoma yang menjadi
responden. Kemudian, kuesioner yang cukup panjang dan harus
dijelaskan sehingga waktu wawancara menjadi lama membuat
responden merasa jenuh dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan
mengacu kembali kepada rumusan masalah dan hipotesis, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada hubungan jenis kelamin dan umur dengan kualitas hidup
penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat
Makassar.
2. Tidak ada hubungan pendapatan dengan kualitas hidup penderita
glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar.
3. Ada hubungan lama sakit dengan kualitas hidup penderita
glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar
(p=0.006).
4. Ada hubungan riwayat medis dengan kualitas hidup penderita
glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar
(p=0.018).
5. Ada hubungan waktu luang dengan kualitas hidup penderita
glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar
(p=0.014).
6. Lama sakit merupakan faktor yang paling berhubungan dengan
kualitas hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata
Masyarakat Makassar.
91
B. Saran
1. Perlunya sosiaLisasi pentingnya pemeriksaan mata bagi kelompok
berisiko tinggi yaitu orang tua agar tidak berakhir dengan kebutaan.
Sosialisasi tidak hanya pada kelompok yang berisiko tinggi juga
pada keluarga agar mengetahui gejala awal dari glaukoma.
2. Balai Kesehatan Mata Makassar atau tempat pelayanan kesehatan
lainnya untuk melakukan konseling atau pendampingan pada
penderita glaukoma untuk menghindari terjadinya stress (coping
stress strategi) atau depresi pada penderita yang berisiko
kehilangan penglihatan dan menjadi tidak produktif.
92
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, E. P. (2017). "The Relationship between Knowledge, Sickness Period, and Intraocular Pressure to the Quality of Life of Glaucoma Patient." Jurnal Berkala Epidemiologi 4(2): 288-300.
Bain, G. H., et al. (2003). "Quality of Life in healthy old age: relationships with childhood IQ, minor psychological symptoms and optimism." Social psychiatry and psychiatric epidemiology 38(11): 632-636.
Blomstrand, A., et al. (2009). "Effects of leisure-time physical activity on well-being among women: a 32-year perspective." Scandinavian Journal of Public Health 37(7): 706-712.
Brown, D. W., et al. (2004). "Associations between physical activity dose and health-related quality of life." Medicine & Science in Sports & Exercise 36(5): 890-896.
Chagani, P., et al. (2017). "Quality of life and its determinants in adult cancer patients undergoing chemotherapy treatment in Pakistan." Asia-Pacific journal of oncology nursing 4(2): 140.
Charafeddine, R., et al. (2017). "Gender and educational differences in the association between smoking and health-related quality of life in Belgium." Preventive medicine 105: 280-286.
Cheung, A. C., et al. (2016). "Factors that influence health-related quality of life in patients with primary sclerosing cholangitis." Digestive diseases and sciences 61(6): 1692-1699.
Choi, E. S., et al. (2018). "Gender-specific associations between quality of life and leukocyte telomere length." Maturitas 107: 68-70.
Costa, J. M. and L. T. Nogueira (2014). "Association between work, income and quality of life of kidney transplant recipient the municipality of Teresina, PI, Brazil." Jornal Brasileiro de Nefrologia 36(3): 332-338.
93
Dewi, S. P. and D. C. Anita (2015). Hubungan Lamanya Hemodialisa dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta.
Fadda, G. and P. Jirón (1999). "Quality of life and gender: a methodology for urban research." Environment and Urbanization 11(2): 261-270.
Giangiacomo, A. and A. L. Coleman (2009). "The epidemiology of glaucoma." Glaucoma: 13-21.
Guedes, R. A. P., et al. (2013). "Quality of life of medically versus surgically treated glaucoma patients." Journal of glaucoma 22(5): 369-373.
Gupta, V., et al. (2005). "Utility values among glaucoma patients: an impact on the quality of life." British Journal of Ophthalmology 89(10): 1241-1244.
Hamzah, R. and W. Widaryati (2017). Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kualitas Hidup pada Penderita Gagal Jantung di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta.
Ismandari, F. and H. Helda (2011). "Kebutaan pada Pasien Glaukoma Primer di Rumah Sakit Umum Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta." Kesmas: National Public Health Journal 5(4): 185-192.
Jampel, H. D., et al. (2002). "Correlation of the binocular visual field with patient assessment of vision." Investigative ophthalmology & visual science 43(4): 1059-1067.
Jannah, A. M. (2015). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis Paru Di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Jember."
Lemeshow S (1997). Sample Size Determination In Health Studies. Geneva, WHO.
Leske, M. C., et al. (1995). "Risk factors for open-angle glaucoma: the Barbados Eye Study." Archives of ophthalmology 113(7): 918-924.
94
Moons, P., et al. (2004). "Individual quality of life in adults with congenital heart disease: a paradigm shift." European Heart Journal 26(3): 298-307.
Nakamura, P. M., et al. (2014). "Health related quality of life is differently associated with leisure-time physical activity intensities according to gender: a cross-sectional approach." Health and quality of life outcomes 12(1): 98.
Nelson, P., et al. (2003). "Quality of life in glaucoma and its relationship with visual function." Journal of glaucoma 12(2): 139-150.
Noor, N. N. (2002). Epidemiologi, Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (Lehpas).
Onakoya, A. O., et al. (2012). "Quality of life of primary open angle glaucoma patients in Lagos, Nigeria: clinical and sociodemographic correlates." Journal of glaucoma 21(5): 287-295.
Prokofyeva, E. and E. Zrenner (2012). "Epidemiology of major eye diseases leading to blindness in Europe: a literature review." Ophthalmic research 47(4): 171-188.
Quaranta, L., et al. (2016). "Quality of life in glaucoma: a review of the literature." Advances in therapy 33(6): 959-981.
Quigley, H. A. (1996). "Number of people with glaucoma worldwide." British Journal of Ophthalmology 80(5): 389-393.
Riskesdas (2013). "Laporan riskesdas 2013." Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Rosalina, D. and H. Wahjudi (2011). "Visual field abnormality and quality of life of patient with primary open angle glaucoma." Jurnal Oftalmologi Indonesia 7(5): 175-180.
Sa’ed, H. Z., et al. (2016). "Factors affecting quality of life in patients on haemodialysis: a cross-sectional study from Palestine." BMC nephrology 17(1): 44.
95
Sacramento, C., et al. "American Academy of Ophthalmology."
Sendow, F. A., Et Al. (2017). "HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON." Media Kesehatan 9(3).'
Skalicky, S. E., et al. (2015). "Cataract and quality of life in patients with glaucoma." Clinical & experimental ophthalmology 43(4): 335-341.
Tessier, S., et al. (2007). "Association between leisure-time physical activity and health-related quality of life changes over time." Preventive medicine 44(3): 202-208.
Tham, Y.-C., et al. (2014). "Global prevalence of glaucoma and projections of glaucoma burden through 2040: a systematic review and meta-analysis." Ophthalmology 121(11): 2081-2090.
UCC, M. P. D., et al. (2005). "Improving the quality of life of elderly people by co-ordinating research into malnutrition of the elderly."
Van Kamp, I., et al. (2003). "Urban environmental quality and human well-being: Towards a conceptual framework and demarcation of concepts; a literature study." Landscape and urban planning 65(1-2): 5-18.
Vaughan, D. G., et al. (2000). "Oftalmologi umum." Edisi 14: 401-406.
VLEG, G. (2014). "Prevalence and causes of vision loss in Central and South Asia: 1990-2010." British Journal of Ophthalmology 98(5).
Wangsarahardja, K., et al. (2016). "Hubungan antara status kesehatan mulut dan kualitas hidup pada lanjut usia." Universa Medicina 26(4): 186-194.
Wendel-Vos, G. W., et al. (2004). "Leisure time physical activity and health-related quality of life: cross-sectional and longitudinal associations." Quality of Life research 13(3): 667-677.
96
WHO (2012). "Global data on visual impairments 2010." Geneva: World Health Organization Organization.
Whoqol, T. (1998). "The World Health Organization quality of life assessment (WHOQOL): development and general psychometric properties." Social science & medicine 46(12): 1569-1585.
Yasunaga, A., et al. (2006). "Yearlong physical activity and health-related quality of life in older Japanese adults: the Nakanojo Study." Journal of Aging and Physical Activity 14(3): 288-301.
Yuliati, A. and M. Ririanty (2014). "Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia (The Different of Quality of Life Among the Elderly who Living at Community and Social Services)." Pustaka Kesehatan 2(1): 87-94.
Yusra, A. (2011). Hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 di Poliklink Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, Thesis Ilmiah]. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia.
Zagorski, K., et al. (2014). "Does national income inequality affect individuals’ quality of life in Europe? Inequality, happiness, finances, and health." Social Indicators Research 117(3): 1089-1110.
98
INFORMED CONSENT
Berikut ini merupakan survei dengan pernyataan tentang masalah-
masalah terkait daya penglihatan atau perasaan Anda mengenai kondisi
penglihatan Anda. Setelah pertanyaan silakan pilih jawaban terbaik yang
menggambarkan situasi Anda.
(UNTUK YANG MENGGUNAKAN KACAMATA/KONTAK LENSA) Silakan
jawab semua pertanyaan seperti seakan-akan Anda menggunakan
kacamata atau kontak lensa.
Silakan baca pertanyaan dengan perlahan kemudian jawab setiap
pertanyaan. Semua jawaban yang Anda berikan adalah RAHASIA. Agar
survei ini dapat meningkatkan pengetahuan kami tentang masalah
penglihatan dan bagaimana hal tersebut berdampak pada kualitas hidup,
diharapkan agar jawaban yang Anda berikan merupakan jawaban sejujur-
jujurnya.
INSTRUKSI:
1. Secara umum, diharapkan agar responden berusaha mengisi survei
ini. Jika Anda membutuhkan bantuan, silakan bertanya kepada peneliti
dan mereka akan membantu Anda.
2. Mohon jawab setiap pertanyaan (kecuali Anda diminta pindah ke
pertanyaan berikutnya)
3. Jawab dengan cara melingkari angka jawaban yang dipilih
4. Jika Anda tidak yakin dengan jawaban Anda, silakan menjawab sesuai
apa yang Anda rasa paling sesuai.
5. Mohon mengisi semua lembar pertanyaan dan kemudian berikan
kembali pada peneliti
PERNYATAAN KERAHASIAAN
Semua informasi yang memerlukan identitas responden akan
dirahasiakan. Informasi yang terkait dengan identitas hanya akan
digunakan untuk tujuan penelitian ini dan tidak akan diberitahu atau
dikeluarkan untuk kepentingan lainnya tanpa pemberitahuan, kecuali
dibutuhkan secara hukum.
Makassar,
2018
99
(................................
.........)
KUESIONER PENELITIAN
KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA
DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT KOTA MAKASSAR
A. IDENTITAS RESPONDEN
1 Nama :
2 Tanggal Lahir :
3 Alamat :
4 No. Hp :
5 Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
6 Pendidikan : 1. Tidak sekolah
2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT
9 Status Pernikahan : 1. Belum Menikah
2. Menikah 3. Janda/Duda 4. Cerai
10 Saat ini Anda tinggal dengan siapa?
1. Suami/Istri 2. Anak 3. Orang tua 4. Keluarga Lainnya 5. Sendiri 6. Lainnya (sebutkan)
.................................
100
11 Siapakah pemilik rumah yang Anda tinggali saat ini?
1. Sendiri 2. Anak 3. Orang tua 4. Kontrak/Sewa 5. Lainnya (sebutkan) .................................
12 Apakah saat ini Anda bekerja?
Ya 2. Tidak (pindah ke no.14)
13 Jika Ya, apakah jenis pekerjaan Anda?
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2. Pegawai swasta/BUMN 3. TNI/Polri 4. Wiraswasta 5. Lainnya, .............................................
14 Apakah 1 tahun terakhir Anda pernah melakukan kegiatan
yang menghasilkan uang?
1. Ya(Sebutkan,...........) 2. Tidak
B. KONDISI OKULAR
1 Tekanan Intra okular
2 Luas lapangan pandang
3 Ketajaman penglihatan
4 Tekanan darah
C. PENDAPATAN
1 Berapa jumlah pendapatan rata-rata Anda perbulan?
2 Dengan pendapatan tersebut, apakah Anda dapat membeli
semua kebutuhan Anda`?
Tidak pernah........................................... 5
Jarang .................................................... 4
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering ..................................................... 2
Sangat sering........................................... 1
3 Dengan penghasilan tersebut, apakah Anda dapat
membiayai seluruh pengobatan Anda?
Tidak pernah........................................... 5
Jarang .................................................... 4
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering ..................................................... 2
Sangat sering........................................... 1
D. LAMA SAKIT
1 Sudah berapa lama Anda menderita glaukoma? (bulan)
101
2 Kapan Anda pertama kali memeriksakan diri ke
dokter/pelayanan kesehatan untuk glaukoma Anda?
3 Berapa kali Anda ke dokter untuk check-up kesehatan mata
Anda?
Tidak pernah........................................... 5
Sekali tiap 2 bulan .................................. 4
Sekali sebulan ........................................ 3
2-3 kali sebulan ...................................... 2
4-5 kali sebulan...................................... 1
4 Kapan terakhir kali Anda pergi check-up kesehatan mata
Anda?
E. RIWAYAT MEDIS
1 Perawatan medis apa yang disarankan oleh dokter untuk
glaukoma Anda?
1. Obat-obatan 2. Operasi/Laser (pindah ke no. ) 3. Keduanya
2 Sejak kapan Anda mulai mengkonsumsi obat glaukoma ?
(bulan)
2 Apa jenis obat yang diberikan?
1. Obat tetes mata 2. Obat berupa pil/tablet
3 Berapa kali Anda mengkonsumsi obat glaukoma Anda?
1. ........ kali/hari 2. ........ kali/minggu 3. ........ kali/bulan
4 Sebutkan nama obat yang diberikan oleh dokter?
............................................................................................
............................................................................................
5 Kapan Anda melakukan operasi glaukoma?
F. LEISURE TIME (WAKTU LUANG)
1 Berapa jam sehari Anda menonton TV atau video?
2 Berapa jam sehari Anda membaca buku / koran / kitab suci ?
3 Berapa jam sehari Anda mengerjakan pekerjaan rumah
(memasak, mencuci, menyapu)?
4 Seberapa sering Anda keluar rumah untuk berjalan-jalan
disekitar rumah Anda?
102
5 Berapa jam dalam sehari/seminggu Anda berolahraga?
6 Seberapa sering Anda keluar untuk menonton (bioskop,
olahraga favorit, acara musik) ?
7 Seberapa sering Anda pergi rekreasi / liburan dalam 1 tahun
terakhir?
103
BAGIAN 1 (KUALITAS HIDUP)
1. Bagaimana Anda menilai kualitas hidup Anda ?
Sangat Baik ............................................ 1
Baik ........................................................ 2
Biasa saja ............................................... 3
Buruk ...................................................... 4
Buruk Sekali ........................................... 5
2 Bagaimana Anda menilai kehidupan sosial Anda ? Sangat Baik ............................................ 1
Baik ........................................................ 2
Biasa saja ............................................... 3
Buruk ...................................................... 4
Buruk Sekali............................................ 5
3. Apakah Anda merasa tidak nyaman dengan hidup Anda?
Tidak pernah .......................................... 1
Jarang .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering ..................................................... 4
Sangat sering ......................................... 5
4. Apakah Anda merasa hidup Anda tidak berarti?
Tidak pernah .......................................... 1
Jarang .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering ..................................................... 4
Sangat sering ......................................... 5
5 Apakah Anda merasa tidak bertenaga sehari-hari?
Tidak pernah .......................................... 1
Jarang .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering ..................................................... 4
Sangat sering.......................................... 5
6 Sebaik apa Anda dalam berkonsentrasi sehari-hari
Sangat Baik ............................................ 1
Baik ........................................................ 2
Biasa saja ............................................... 3
104
Buruk ...................................................... 4
Buruk Sekali............................................. 5
7 Apakah Anda menikmati hidup Anda?
Sangat sering ......................................... 1
Sering ..................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Jarang .................................................... 4
Tidak pernah.......................................... 5
8 Apakah Anda nyaman dengan penampilan fisik Anda ?
Sangat sering ......................................... 1
Sering ..................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Jarang .................................................... 4
Tidak pernah.......................................... 5
9 Apakah Anda merasa dikucilkan oleh orang-orang yang
Anda kenal?
Tidak pernah .......................................... 1
Jarang .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering ..................................................... 4
Sangat sering.......................................... 5
10 Seberapa sering Anda dapat melakukan kegiatan yang
menghibur (santai)?
Sangat sering ......................................... 1
Sering ..................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Jarang .................................................... 4
Tidak pernah.......................................... 5
105
BAGIAN 2 (KESEHATAN UMUM DAN DAYA PENGLIHATAN)
1. Secara umum, apa yang Anda katakan tentang
kesehatan Anda :
Sempurna ............................................... 1
Sangat Baik ............................................ 2
Baik ......................................................... 3
Biasa saja ............................................... 4
Buruk ...................................................... 5
2. Saat ini, apa yang Anda katakan tentang daya penglihatan Anda menggunakan kedua mata (dengan kacamata, kontak lensa, jika menggunakan)
Sempurna ............................................... 1
Sangat Baik ............................................ 2
Baik ......................................................... 3
Biasa saja ............................................... 4
Buruk ...................................................... 5
Tidak melihat sama sekali ...................... 6
3. Seberapa sering Anda mengkhawatirkan daya
penglihatan Anda?
Tidak pernah ........................................... 1
Jarang ..................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering ..................................................... 4
Sangat sering ......................................... 5
4. Seberapa sakit atau tidak nyaman yang Anda rasakan
pada mata atau sekitar mata Anda (rasa pedih, gatal,
atau sakit)?
Tidak ada ................................................ 1
Sedikit ..................................................... 2
Sedang ................................................... 3
Parah ...................................................... 4
Sangat parah .......................................... 5
106
BAGIAN 3 (KESULITAN DENGAN AKTIVITAS SEHARI-HARI)
5. Seberapa sulit Anda dalam membaca koran?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
6. Seberapa sulit Anda dalam melakukan pekerjaan atau
hobby yang membutuhkan Anda untuk melihat dekat,
seperti memasak, menjahit, memperbaiki alat-alat sekitar
rumah, atau menggunakan peralatan tangan?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
7. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam
menemukan benda pada lemari yang padat?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
8. Seberapa sulit Anda dalam membaca rambu-rambu lalu
lintas atau tanda nama toko?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2
107
Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
9. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda saat
menuruni tangga?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
10. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam
melihat objek-objek yang Anda lewati saat berjalan?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
11. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam
memilih dan memasangkan pakaian Anda sendiri?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
12. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ketika
berkunjung bersama orang lain di rumah mereka, acara,
atau tempat makan?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5
108
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
13. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ketika
pergi menonton film, acara musik, atau kegiatan olahraga?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
14. Apakah saat ini Anda masih mengemudi, setidaknya
sesekali?
Ya ................... 1 (pindah ke pertanyaan 15c) Tidak ............... 2
14a. JIKA TIDAK, Apakah Anda tidak pernah mengemudi
atau Apakah Anda sudah berhenti mengemudi?
Tidak pernah mengemudi ....... 1 (pindah ke Bagian
3, pertanyaan 17)
Berhenti mengemudi ............... 2
14b. JIKA ANDA SUDAH BERHENTI MENGEMUDI,
Apakah dikarenakan daya penglihatan Anda, karena
alasan lain, atau karena keduanya yaitu daya
penglihatan dan alasan lainnya?
Karena daya penglihatan Anda .... 1 (pindah ke bagian 3, pertanyaan 16) Karena alasan lain ....................... 2 (pindah ke bagian 3, pertanyaan 16) Sebutkan ...................................... Karena kedua alasan tersebut ..... 3 (pindah ke bagian 3, pertanyaan 16)
14c. JIKA SAAT INI ANDA MASIH MENGEMUDI,
Seberapa sulit Anda saat mengemudi siang hari di
daerah yang Anda sering lalui?
Tidak sulit sama sekali ............ 1
Sedikit kesulitan ...................... 2
Sulit ......................................... 3
Sangat Sulit ............................ 4
15. Seberapa sulit Anda saat mengemudi di malam hari ?
Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3
109
Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
110
BAGIAN 4 (RESPON PADA MASALAH PENGLIHATAN)
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang bagaimana daya penglihatan
Anda berdampak pada aktivitas Anda ? Untuk setiap pertanyaan dibawah,
Silakan lingkari angka yang menunjukkan jawaban Anda atas penyataan
tersebut benar menurut Anda Sangat sering, hampir semuanya, beberapa,
sedikit, atau tidak sama sekali.
Tidak
Pernah Jarang
Kadang-
kadang Sering
Sangat
Sering
16. Apakah Anda
menyelesaikan sesuatu
lebih sedikit daripada yang
Anda mampu akibat daya
penglihatan Anda?
1 2 3 4 5
17. Apakah Anda terbatas
dalam seberapa lama
Anda dapat bekerja atau
melakukan aktivitas
lainnya akibat daya
penglihatan Anda
1 2 3 4 5
18. Seberapa banyak sakit
atau rasa tidak nyaman
pada mata atau sekitar
mata Anda, contohnya
rasa pedih, gatal, sakit,
yang menghalangi Anda
melakukan kegiatan yang
Anda ingin lakukan?
1 2 3 4 5
111
Untuk setiap pernyataan dibawah, Silakan lingkari angka yang
menunjukkan jawaban Anda atas penyataan tersebut sangat benar,
benar, tidak yakin, salah, sangat salah.
Sangat
Salah Salah
Ragu-
ragu Benar
Sangat
Benar
19. Saya sangat sering tinggal
di rumah akibat daya
penglihatan saya
1 2 3 4 5
20. Saya merasa sering
merasa frustasi akibat
daya penglihatan saya
1 2 3 4 5
21. Saya tidak memiliki kontrol
penuh terhadap yang Saya
lakukan, akibat daya
penglihatan saya
1 2 3 4 5
22. Akibat daya penglihatan
saya, saya harus sangat
bergantung pada yang
orang lain katakan
1 2 3 4 5
23. Saya memerlukan banyak
bantuan dari orang lain
akibat daya penglihatan
saya
1 2 3 4 5
112
BAGIAN 4 (PERTANYAAN TAMBAHAN)
A1. Bagaimana Anda menilai kesehatan Anda secara keseluruhan, pada
skala 0 (sangat buruk) sampai 10 (sangat sehat)?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat buruk
Sangat baik
A2. Bagaimana Anda menilai daya penglihatan Anda (dengan kacamata
atau kontak lensa jika Anda menggunakannya), pada skala 0 (sangat
buruk seperti buta) sampai 10 (sangat baik)?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat buruk
Sangat baik
Penglihatan Jarak Dekat
A3. Saat memakai kacamata, seberapa sulit Anda dalam membaca
tulisan kecil seperti deskripsi obat di botol atau buku telepon?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit ........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6
113
A4. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda memastikan nota
yang Anda terima benar?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit ........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6
A5. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda melakukan
kegiatan seperti mencukur jenggot, menyisir rambut atau berdandan?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit ........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6
Penglihatan Jarak Jauh
A6. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda mengenali orang
yang Anda kenal sejauh 1-2 meter?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit ........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6
114
A7. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ikut serta dalam
olah raga yang anda sukai (sepak bola, bulu tangkis, lari, atau
olahraga lainnya)?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit ........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6
A8. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda menonton acara
TV ?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit ........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6
FUNGSI SOSIAL
A9. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda
bercengkrama/menghibur/berkomunikasi dengan teman dan
keluarga Anda di rumah?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit ........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6
115
Keterbatasan Kegiatan
Pertanyaan berikutnya adalah tentang hal-hal yang mungkin Anda lakukan
karena daya penglihatan Anda. Silakan lingkari angka yang menunjukkan
jawaban Anda atas penyataan tersebut benar menurut Anda Sangat
sering , hampir semuanya, beberapa, sedikit, atau tidak sama sekali.
Lingkari angka jawaban
A10a. Apakah Anda
memerlukan bantuan
lebih sering akibat
daya penglihatan
Anda?
1 2 3 4 5
A10b. Apakah kegiatan yang
Anda lakukan
terbatas akibat daya
penglihatan Anda?
1 2 3 4 5
Tidak
Pernah Jarang
Kadang-
Kadang Sering
Sangat
Sering
116
Stress dan Kemandirian
Pertanyaan berikutnya adalah tentang bagaimana Anda mengatasi
keterbatasan karena daya penglihatan Anda. Silakan lingkari angka yang
menunjukkan jawaban Anda atas penyataan tersebut benar menurut Anda
Sangat sering , hampir semuanya, beberapa, sedikit, atau tidak sama
sekali.
Lingkari angka jawaban
A11. Saya lebih sering merasa
jengkel akibat daya
penglihatan saya
1 2 3 4 5
A12. Saya tidak keluar rumah
sendirian akibat daya
penglihatan saya.
1 2 3 4 5
Sangat
Salah Salah
Ragu-
ragu Benar
Sangat
Benar
117
Frequencies
Statistics
Quality of life
N Valid 250
Missing 0
Quality of life
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Buruk 26 10.4 10.4 10.4
Baik 224 89.6 89.6 100.0
Total 250 100.0 100.0
Jenis Kelamin Responden * Quality of life Crosstabulation
Quality of life
Total Buruk Baik
Jenis Kelamin Responden Laki-Laki Count 8 96 104
% within Jenis Kelamin
Responden 7.7% 92.3% 100.0%
Adjusted Residual -1.2 1.2
Perempuan Count 18 128 146
% within Jenis Kelamin
Responden 12.3% 87.7% 100.0%
Adjusted Residual 1.2 -1.2
Total Count 26 224 250
% within Jenis Kelamin
Responden 10.4% 89.6% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Umur <=57 Count 96 10 106
% within Kategori Umur 90.6% 9.4% 100.0%
>57 Count 128 16 144
% within Kategori Umur 88.9% 11.1% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Umur 89.6% 10.4% 100.0%
118
Pendidikan Responden * Quality of life Crosstabulation
Quality of life
Total Buruk Baik
Pendidikan Responden Tidak Sekolah Count 1 2 3
% within Pendidikan
Responden 33.3% 66.7% 100.0%
Adjusted Residual 1.3 -1.3
SD Count 6 72 78
% within Pendidikan
Responden 7.7% 92.3% 100.0%
Adjusted Residual -.9 .9
SMP Count 0 19 19
% within Pendidikan
Responden 0.0% 100.0% 100.0%
Adjusted Residual -1.5 1.5
SMA Count 13 88 101
% within Pendidikan
Responden 12.9% 87.1% 100.0%
Adjusted Residual 1.1 -1.1
PT Count 6 43 49
% within Pendidikan
Responden 12.2% 87.8% 100.0%
Adjusted Residual .5 -.5
Total Count 26 224 250
% within Pendidikan
Responden 10.4% 89.6% 100.0%
Status Pernikahan Responden * Quality of life Crosstabulation
Quality of life
Total Buruk Baik
Status Pernikahan
Responden
Belum Menikah Count 6 10 16
% within Status Pernikahan
Responden 37.5% 62.5% 100.0%
Adjusted Residual 3.7 -3.7
Menikah Count 15 196 211
% within Status Pernikahan
Responden 7.1% 92.9% 100.0%
119
Adjusted Residual -4.0 4.0
Janda/Duda Count 5 18 23
% within Status Pernikahan
Responden 21.7% 78.3% 100.0%
Adjusted Residual 1.9 -1.9
Total Count 26 224 250
% within Status Pernikahan
Responden 10.4% 89.6% 100.0%
Apakah saat ini Anda Bekerja * Quality of life Crosstabulation
Quality of life
Total Buruk Baik
Apakah saat ini Anda
Bekerja
Ya Count 13 76 89
% within Apakah saat ini
Anda Bekerja 14.6% 85.4% 100.0%
Adjusted Residual 1.6 -1.6
Tidak Count 13 148 161
% within Apakah saat ini
Anda Bekerja 8.1% 91.9% 100.0%
Adjusted Residual -1.6 1.6
Total Count 26 224 250
% within Apakah saat ini
Anda Bekerja 10.4% 89.6% 100.0%
Jika YA, Apa jenis pekerjaan Anda * Quality of life Crosstabulation
Quality of life Total
Buruk Baik
Jika YA, Apa jenis pekerjaan
Anda
PNS/Pensiunan PNS Count 9 25 34
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 26.5% 73.5% 100.0%
Adjusted Residual 2.5 -2.5
Swasta/BUMN Count 0 14 14
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%
Adjusted Residual -1.7 1.7
TNI/POLRI Count 0 2 2
120
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%
Adjusted Residual -.6 .6
Wiraswasta Count 4 26 30
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 13.3% 86.7% 100.0%
Adjusted Residual -.2 .2
Buruh/PRT/Petani Count 0 9 9
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%
Adjusted Residual -1.3 1.3
Total Count 13 76 89
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 14.6% 85.4% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Lama Sakit <=12 Count 148 10 158
% within Kategori Lama Sakit 93.7% 6.3%
100.0
%
>12 Count 76 16 92
% within Kategori Lama Sakit 82.6% 17.4%
100.0
%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Lama Sakit 89.6% 10.4%
100.0
%
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Riwayat Medis <=11 Count 140 10 150
% within Kategori Riwayat
Medis 93.3% 6.7% 100.0%
>11 Count 84 16 100
% within Kategori Riwayat
Medis 84.0% 16.0% 100.0%
121
Total Count 224 26 250
% within Kategori Riwayat
Medis 89.6% 10.4% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup Total
Baik Buruk
Kategori Waktu Luang >6 Count 107 16 123
% within Kategori Waktu
Luang 87.0% 13.0% 100.0%
<=6 Count 117 10 127
% within Kategori Waktu
Luang 92.1% 7.9% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Waktu
Luang 89.6% 10.4% 100.0%
Analisis Bivariat
Kategori Umur * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Umur <=57 Count 96 10 106
% within Kategori Umur 90.6% 9.4% 100.0%
>57 Count 128 16 144
% within Kategori Umur 88.9% 11.1% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Umur 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .184a 1 .668
Continuity Correctionb .048 1 .826
Likelihood Ratio .186 1 .666
122
Fisher's Exact Test .834 .416
Linear-by-Linear Association .184 1 .668
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.02.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori Umur
(<=57 / >57) 1.200 .522 2.761
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.019 .936 1.109
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .849 .401 1.796
N of Valid Cases 250
Pendapatan * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Pendapatan >2700000 Count 53 5 58
% within Pendapatan 91.4% 8.6% 100.0%
<=2700000 Count 171 21 192
% within Pendapatan 89.1% 10.9% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Pendapatan 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .257a 1 .612
Continuity Correctionb .068 1 .794
Likelihood Ratio .267 1 .606
Fisher's Exact Test .807 .410
Linear-by-Linear Association .256 1 .613
N of Valid Cases 250
123
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.03.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendapatan
(>2700000 / <=2700000) 1.302 .468 3.620
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.026 .935 1.126
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .788 .311 1.998
N of Valid Cases 250
Kategori Lama Sakit * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Lama Sakit <=12 Count 148 10 158
% within Kategori Lama Sakit 93.7% 6.3% 100.0%
>12 Count 76 16 92
% within Kategori Lama Sakit 82.6% 17.4% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Lama Sakit 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.636a 1 .006
Continuity Correctionb 6.495 1 .011
Likelihood Ratio 7.324 1 .007
Fisher's Exact Test .009 .006
Linear-by-Linear Association 7.605 1 .006
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.57.
b. Computed only for a 2x2 table
124
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori Lama
Sakit (<=12 / >12) 3.116 1.349 7.196
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.134 1.024 1.256
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .364 .172 .768
N of Valid Cases 250
Kategori Riwayat Medis * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Riwayat Medis <=11 Count 140 10 150
% within Kategori Riwayat
Medis 93.3% 6.7% 100.0%
>11 Count 84 16 100
% within Kategori Riwayat
Medis 84.0% 16.0% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Riwayat
Medis 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.609a 1 .018
Continuity Correctionb 4.652 1 .031
Likelihood Ratio 5.479 1 .019
Fisher's Exact Test .021 .016
Linear-by-Linear Association 5.587 1 .018
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.40.
b. Computed only for a 2x2 table
125
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori
Riwayat Medis (<=11 / >11) 2.667 1.157 6.147
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.111 1.010 1.223
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .417 .197 .881
N of Valid Cases 250
Kategori Waktu Luang * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Waktu Luang >6 Count 107 16 123
% within Kategori Waktu Luang 87.0% 13.0% 100.0%
<=6 Count 117 10 127
% within Kategori Waktu Luang 92.1% 7.9% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Waktu Luang 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.767a 1 .014
Continuity Correctionb 1.259 1 .262
Likelihood Ratio 1.780 1 .182
Fisher's Exact Test .216 .131
Linear-by-Linear Association 1.760 1 .185
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.79.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
126
Odds Ratio for Kategori Waktu
Luang (>6 / <=6) .572 .249 1.314
For cohort Kualitas Hidup =
Baik .944 .867 1.028
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk 1.652 .780 3.498
N of Valid Cases 250
Jenis Kelamin Responden * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Jenis Kelamin Responden Laki-Laki Count 96 8 104
% within Jenis Kelamin
Responden 92.3% 7.7% 100.0%
Perempuan Count 128 18 146
% within Jenis Kelamin
Responden 87.7% 12.3% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Jenis Kelamin
Responden 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.401a 1 .237
Continuity Correctionb .948 1 .330
Likelihood Ratio 1.445 1 .229
Fisher's Exact Test .295 .165
Linear-by-Linear Association 1.396 1 .237
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.82.
b. Computed only for a 2x2 table
127
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jenis Kelamin
Responden (Laki-Laki /
Perempuan)
1.688 .704 4.043
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.053 .970 1.143
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .624 .282 1.380
N of Valid Cases 250
Logistic Regression
Notes
Output Created 07-JUL-2018 22:00:19
Comments
Input Data E:\D I A N\PASCA\TESIS\master tabel_1 -
Copy.sav
Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 250
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing
Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES
KualitasHidup
/METHOD=ENTER WaktuLuang1 JK
RiwayatMedis1
/CONTRAST (RiwayatMedis1)=Indicator
/CONTRAST (WaktuLuang1)=Indicator
/CONTRAST (JK)=Indicator
/SAVE=DFBETA RESID ZRESID DEV
/PRINT=CORR CI(95)
/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10)
ITERATE(20) CUT(0.5).
Resources Processor Time 00:00:00.05
Elapsed Time 00:00:00.05
128
Variables Created or Modified RES_3 Difference between observed and predicted
probabilities
ZRE_3 Normalized residual
DEV_3 Deviance value
DFB0_3 DFBETA for constant
DFB1_3 DFBETA for WaktuLuang1(1)
DFB2_3 DFBETA for JK(1)
DFB3_3 DFBETA for RiwayatMedis1(1)
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 250 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 250 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 250 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Baik 0
Buruk 1
Categorical Variables Codings
Frequency
Parameter coding
(1)
Kategori Riwayat Medis >11 100 1.000
<=11 150 .000
Jenis Kelamin Responden Laki-Laki 104 1.000
Perempuan 146 .000
Kategori waktu Luang <=6 127 1.000
>6 123 .000
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Kualitas Hidup Percentage
Correct
Baik Buruk
129
Step 0 Kualitas Hidup Baik 224 0 100.0
Buruk 26 0 .0
Overall Percentage 89.6
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -2.154 .207 108.042 1 .000 .116
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables WaktuLuang1(1) 1.767 1 .184
JK(1) 1.401 1 .237
RiwayatMedis1(1) 5.609 1 .018
Overall Statistics 7.093 3 .069
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 7.025 3 .071
Block 7.025 3 .071
Model 7.025 3 .071
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 159.867a .028 .057
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than .001.
Classification Tablea
Observed
Predicted
Kualitas Hidup Percentage
Correct
Baik Buruk
Step 1 Kualitas Hidup Baik 224 0 100.0
Buruk 26 0 .0
Overall Percentage 89.6
a. The cut value is .500
130
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a WaktuLuang1(1) -.248 .451 .303 1 .582 .780 .323 1.888
JK(1)
Lama Sakit (1)
-.453
-1.042
.456
.423
.989
5.223
1
1
.320
.022
1.464
2.653
.595
1.144
3.579
3.862
RiwayatMedis1(1) .897 .444 4.084 1 .043 2.453 1.027 5.857
Constant -2.319 .428 29.372 1 .000 .098
a. Variable(s) entered on step 1: WaktuLuang1, JK, Lama Sakit, RiwayatMedis1.
Uji Confounding
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Riwayat Medis *
Kategori Lama Sakit 250 100.0% 0 0.0% 250 100.0%
Kategori Riwayat Medis * Kategori Lama Sakit Crosstabulation
Kategori Lama Sakit
Total >12 <=12
Kategori Riwayat Medis >11 Count 92 8 100
% within Kategori Riwayat
Medis 92.0% 8.0% 100.0%
<=11 Count 0 150 150
% within Kategori Riwayat
Medis 0.0% 100.0% 100.0%
Total Count 92 158 250
% within Kategori Riwayat
Medis 36.8% 63.2% 100.0%
Chi-Square Tests
131
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 218.354a 1 .000
Continuity Correctionb 214.417 1 .000
Likelihood Ratio 273.187 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 217.481 1 .000
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 36.80.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori waktu Luang *
Kategori Riwayat Medis 250 100.0% 0 0.0% 250 100.0%
Kategori waktu Luang * Kategori Riwayat Medis Crosstabulation
Kategori Riwayat Medis
Total >11 <=11
Kategori waktu Luang <=6 Count 34 93 127
% within Kategori waktu
Luang 26.8% 73.2% 100.0%
>6 Count 66 57 123
% within Kategori waktu
Luang 53.7% 46.3% 100.0%
Total Count 100 150 250
% within Kategori waktu
Luang 40.0% 60.0% 100.0%
Chi-Square Tests
132
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 18.821a 1 .000
Continuity Correctionb 17.717 1 .000
Likelihood Ratio 19.083 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 18.746 1 .000
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49.20.
b. Computed only for a 2x2 table
133
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P
Labe
l
Pendapatan <--
- Umur
-
5338.575
5057.20
3
-
1.056
.29
1
Pendapatan <--
- D1 8664.181
6743.86
7 1.285
.19
9
JmlwktuLuan
g
<--
- D1 -.455 .097
-
4.672 ***
JmlwktuLuan
g
<--
- E2 .509 .100 5.084 ***
JumlahQL <--
- Pendapatan .000 .000
-
1.799
.07
2
JumlahQL <--
-
JmlwktuLuan
g .743 .323 2.300
.02
1
JumlahQL <--
- D1 1.035 .518 1.997
.04
6
JumlahQL <--
- Umur -.013 .050 -.250
.80
2
134
Estimate S.E. C.R. P
Labe
l
JumlahQL <--
- E2 -1.029 .538
-
1.914
.05
6
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Pendapatan <--- Umur -.067
Pendapatan <--- D1 .082
JmlwktuLuang <--- D1 -2.099
JmlwktuLuang <--- E2 2.284
JumlahQL <--- Pendapatan -.112
JumlahQL <--- JmlwktuLuang .152
JumlahQL <--- D1 .976
JumlahQL <--- Umur -.016
JumlahQL <--- E2 -.944
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
D1 <--> E2 117.374 10.566 11.108 ***
D1 <--> Umur -21.914 10.391 -2.109 .035
E2 <--> Umur -22.470 10.108 -2.223 .026
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
D1 <--> E2 .991
D1 <--> Umur -.135
E2 <--> Umur -.142
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
D1
121.850 10.920 11.158 ***
E2
115.080 10.314 11.158 ***
Umur
216.682 19.420 11.158 ***
r3
1354787162753.470 121418928820.826 11.158 ***
r4
5.042 .452 11.158 ***
r5
131.134 11.752 11.158 ***
Matrices (Group number 1 - Default model)
Total Effects (Group number 1 - Default model)
Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 .509 -.455 .000 .000
Pendapatan -5338.575 .000 8664.181 .000 .000
135
Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JumlahQL -.007 -.651 .687 .743 .000
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 2.284 -2.099 .000 .000
Pendapatan -.067 .000 .082 .000 .000
JumlahQL -.008 -.597 .648 .152 -.112
Direct Effects (Group number 1 - Default model)
Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 .509 -.455 .000 .000
Pendapatan -5338.575 .000 8664.181 .000 .000
JumlahQL -.013 -1.029 1.035 .743 .000
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 2.284 -2.099 .000 .000
Pendapatan -.067 .000 .082 .000 .000
JumlahQL -.016 -.944 .976 .152 -.112
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 .000 .000 .000 .000
Pendapatan .000 .000 .000 .000 .000
JumlahQL .006 .378 -.348 .000 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 .000 .000 .000 .000
Pendapatan .000 .000 .000 .000 .000
JumlahQL .008 .347 -.328 .000 .000
141
CURICULUM VITAE
Nama : Andi Hardianti
Tempat/tgl lahir : Watampone, 16 Maret 1991
Alamat : Jl. Kebahagiaan Utara I Blok A No. 69 BTP Makassar
Agama : Islam
Suku : Bugis
Nama Ayah : Drs. Andi Bustam
Nama Ibu : Andi Mirawati
Riwayat Pendidikan :
1. SD Inpres Tamalanrea I Tahun 1997-2003
2. SMP Negeri 30 Makassar Tahun 2003-2006
3. SMA Negeri 5 Makassar Tahun 2006-2009
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Tahun 2009-2013
INFORMED CONSENT
Berikut ini merupakan survei dengan pernyataan tentang masalah-masalah terkait
daya penglihatan atau perasaan Anda mengenai kondisi penglihatan Anda. Setelah
pertanyaan silakan pilih jawaban terbaik yang menggambarkan situasi Anda.
(UNTUK YANG MENGGUNAKAN KACAMATA/KONTAK LENSA) Silakan jawab
semua pertanyaan seperti seakan-akan Anda menggunakan kacamata atau kontak
lensa.
Silakan baca pertanyaan dengan perlahan kemudian jawab setiap pertanyaan. Semua
jawaban yang Anda berikan adalah RAHASIA. Agar survei ini dapat meningkatkan
pengetahuan kami tentang masalah penglihatan dan bagaimana hal tersebut
berdampak pada kualitas hidup, diharapkan agar jawaban yang Anda berikan
merupakan jawaban sejujur-jujurnya.
INSTRUKSI:
1. Secara umum, diharapkan agar responden berusaha mengisi survei ini. Jika Anda
membutuhkan bantuan, silakan bertanya kepada peneliti dan mereka akan
membantu Anda.
2. Mohon jawab setiap pertanyaan (kecuali Anda diminta pindah ke pertanyaan
berikutnya)
3. Jawab dengan cara melingkari angka jawaban yang dipilih
4. Jika Anda tidak yakin dengan jawaban Anda, silakan menjawab sesuai apa yang
Anda rasa paling sesuai.
5. Mohon mengisi semua lembar pertanyaan dan kemudian berikan kembali pada
peneliti
PERNYATAAN KERAHASIAAN
Semua informasi yang memerlukan identitas responden akan dirahasiakan. Informasi
yang terkait dengan identitas hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini dan
tidak akan diberitahu atau dikeluarkan untuk kepentingan lainnya tanpa
pemberitahuan, kecuali dibutuhkan secara hukum.
Makassar, 2018
(.........................................)
KUESIONER PENELITIAN
KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA
DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT KOTA MAKASSAR
A. IDENTITAS RESPONDEN
1 Nama :
2 Tanggal Lahir :
3 Alamat :
4 No. Hp :
5 Jenis Kelamin : 1. Laki-laki
2. Perempuan
6 Pendidikan : 1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. PT
9 Status Pernikahan : 1. Belum Menikah
2. Menikah
3. Janda/Duda
4. Cerai
10 Saat ini Anda tinggal dengan siapa?
1. Suami/Istri
2. Anak
3. Orang tua
4. Keluarga Lainnya
5. Sendiri
6. Lainnya (sebutkan)
.................................
11 Siapakah pemilik rumah yang Anda tinggali saat ini?
1. Sendiri
2. Anak
3. Orang tua
4. Kontrak/Sewa
5. Lainnya (sebutkan)
.................................
12 Apakah saat ini Anda bekerja?
Ya 2. Tidak (pindah ke no.14)
13 Jika Ya, apakah jenis pekerjaan Anda?
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
2. Pegawai swasta/BUMN
3. TNI/Polri
4. Wiraswasta
5. Lainnya, .............................................
14 Apakah 1 tahun terakhir Anda pernah melakukan kegiatan
yang menghasilkan uang?
1. Ya(Sebutkan,...........) 2. Tidak
B. KONDISI OKULAR
1 Tekanan Intra okular
2 Luas lapangan pandang
3 Ketajaman penglihatan
4 Tekanan darah
C. PENDAPATAN
1 Berapa jumlah pendapatan rata-rata Anda perbulan?
2 Dengan pendapatan tersebut, apakah Anda dapat membeli
semua kebutuhan Anda`?
Tidak pernah .......................................... 5
Jarang .................................................... 4
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering ..................................................... 2
Sangat sering........................................... 1
3 Dengan penghasilan tersebut, apakah Anda dapat membiayai
seluruh pengobatan Anda?
Tidak pernah .......................................... 5
Jarang .................................................... 4
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering ..................................................... 2
Sangat sering........................................... 1
D. LAMA SAKIT
1 Sudah berapa lama Anda menderita glaukoma? (bulan)
2 Kapan Anda pertama kali memeriksakan diri ke
dokter/pelayanan kesehatan untuk glaukoma Anda?
3 Berapa kali Anda ke dokter untuk check-up kesehatan mata
Anda?
Tidak pernah .......................................... 5
Sekali tiap 2 bulan .................................. 4
Sekali sebulan ........................................ 3
2-3 kali sebulan ...................................... 2
4-5 kali sebulan...................................... 1
4 Kapan terakhir kali Anda pergi check-up kesehatan mata
Anda?
E. RIWAYAT MEDIS
1 Perawatan medis apa yang disarankan oleh dokter untuk
glaukoma Anda?
1. Obat-obatan
2. Operasi/Laser (pindah ke no. )
3. Keduanya
2 Sejak kapan Anda mulai mengkonsumsi obat glaukoma ?
(bulan)
2 Apa jenis obat yang diberikan?
1. Obat tetes mata
2. Obat berupa pil/tablet
3 Berapa kali Anda mengkonsumsi obat glaukoma Anda?
1. ........ kali/hari
2. ........ kali/minggu
3. ........ kali/bulan
4 Sebutkan nama obat yang diberikan oleh dokter?
............................................................................................
............................................................................................
5 Kapan Anda melakukan operasi glaukoma?
F. LEISURE TIME (WAKTU LUANG)
1 Berapa jam sehari Anda menonton TV atau video?
2 Berapa jam sehari Anda membaca buku / koran / kitab suci ?
3 Berapa jam sehari Anda mengerjakan pekerjaan rumah
(memasak, mencuci, menyapu)?
4 Seberapa sering Anda keluar rumah untuk berjalan-jalan
disekitar rumah Anda?
5 Berapa jam dalam sehari/seminggu Anda berolahraga?
6 Seberapa sering Anda keluar untuk menonton (bioskop,
olahraga favorit, acara musik) ?
7 Seberapa sering Anda pergi rekreasi / liburan dalam 1 tahun
terakhir?
BAGIAN 1 (KUALITAS HIDUP)
1. Bagaimana Anda menilai kualitas hidup Anda ?
Sangat Baik............................................ 1
Baik ........................................................ 2
Biasa saja .............................................. 3
Buruk ..................................................... 4
Buruk Sekali ........................................... 5
2 Bagaimana Anda menilai kehidupan sosial Anda ?
Sangat Baik............................................ 1
Baik ........................................................ 2
Biasa saja .............................................. 3
Buruk ..................................................... 4
Buruk Sekali............................................ 5
3. Apakah Anda merasa tidak nyaman dengan hidup Anda?
Tidak pernah .......................................... 1
Jarang .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering .................................................... 4
Sangat sering ......................................... 5
4. Apakah Anda merasa hidup Anda tidak berarti?
Tidak pernah .......................................... 1
Jarang .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering .................................................... 4
Sangat sering ......................................... 5
5 Apakah Anda merasa tidak bertenaga sehari-hari?
Tidak pernah .......................................... 1
Jarang .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering .................................................... 4
Sangat sering.......................................... 5
6 Sebaik apa Anda dalam berkonsentrasi sehari-hari
Sangat Baik............................................ 1
Baik ........................................................ 2
Biasa saja .............................................. 3
Buruk ..................................................... 4
Buruk Sekali............................................. 5
7 Apakah Anda menikmati hidup Anda?
Sangat sering ......................................... 1
Sering .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Jarang .................................................... 4
Tidak pernah.......................................... 5
8 Apakah Anda nyaman dengan penampilan fisik Anda ?
Sangat sering ......................................... 1
Sering .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Jarang .................................................... 4
Tidak pernah.......................................... 5
9 Apakah Anda merasa dikucilkan oleh orang-orang yang Anda
kenal?
Tidak pernah .......................................... 1
Jarang .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering .................................................... 4
Sangat sering.......................................... 5
10 Seberapa sering Anda dapat melakukan kegiatan yang
menghibur (santai)?
Sangat sering ......................................... 1
Sering .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Jarang .................................................... 4
Tidak pernah.......................................... 5
BAGIAN 2 (KESEHATAN UMUM DAN DAYA PENGLIHATAN)
1. Secara umum, apa yang Anda katakan tentang kesehatan
Anda :
Sempurna .............................................. 1
Sangat Baik............................................ 2
Baik ........................................................ 3
Biasa saja .............................................. 4
Buruk ..................................................... 5
2. Saat ini, apa yang Anda katakan tentang daya penglihatan
Anda menggunakan kedua mata (dengan kacamata, kontak
lensa, jika menggunakan)
Sempurna .............................................. 1
Sangat Baik............................................ 2
Baik ........................................................ 3
Biasa saja .............................................. 4
Buruk ..................................................... 5
Tidak melihat sama sekali ...................... 6
3. Seberapa sering Anda mengkhawatirkan daya penglihatan
Anda?
Tidak pernah .......................................... 1
Jarang .................................................... 2
Kadang-kadang ...................................... 3
Sering .................................................... 4
Sangat sering ......................................... 5
4. Seberapa sakit atau tidak nyaman yang Anda rasakan pada
mata atau sekitar mata Anda (rasa pedih, gatal, atau sakit)?
Tidak ada ............................................... 1
Sedikit .................................................... 2
Sedang .................................................. 3
Parah ..................................................... 4
Sangat parah ......................................... 5
BAGIAN 3 (KESULITAN DENGAN AKTIVITAS SEHARI-HARI)
5. Seberapa sulit Anda dalam membaca koran?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
6. Seberapa sulit Anda dalam melakukan pekerjaan atau hobby
yang membutuhkan Anda untuk melihat dekat, seperti
memasak, menjahit, memperbaiki alat-alat sekitar rumah,
atau menggunakan peralatan tangan?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
7. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam
menemukan benda pada lemari yang padat?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
8. Seberapa sulit Anda dalam membaca rambu-rambu lalu lintas
atau tanda nama toko?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
9. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda saat
menuruni tangga?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
10. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam
melihat objek-objek yang Anda lewati saat berjalan?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
11. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam
memilih dan memasangkan pakaian Anda sendiri?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
12. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ketika
berkunjung bersama orang lain di rumah mereka, acara, atau
tempat makan?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
13. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ketika pergi
menonton film, acara musik, atau kegiatan olahraga?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
14. Apakah saat ini Anda masih mengemudi, setidaknya sesekali?
Ya .................. 1 (pindah ke pertanyaan 15c)
Tidak .............. 2
14a. JIKA TIDAK, Apakah Anda tidak pernah mengemudi atau
Apakah Anda sudah berhenti mengemudi?
Tidak pernah mengemudi ....... 1 (pindah ke Bagian 3,
pertanyaan 17)
Berhenti mengemudi .............. 2
14b. JIKA ANDA SUDAH BERHENTI MENGEMUDI, Apakah
dikarenakan daya penglihatan Anda, karena alasan lain,
atau karena keduanya yaitu daya penglihatan dan alasan
lainnya?
Karena daya penglihatan Anda ... 1 (pindah ke bagian 3,
pertanyaan 16)
Karena alasan lain ...................... 2 (pindah ke bagian 3,
pertanyaan 16)
Sebutkan .....................................
Karena kedua alasan tersebut .... 3 (pindah ke bagian 3,
pertanyaan 16)
14c. JIKA SAAT INI ANDA MASIH MENGEMUDI, Seberapa
sulit Anda saat mengemudi siang hari di daerah yang
Anda sering lalui?
Tidak sulit sama sekali ........... 1
Sedikit kesulitan ..................... 2
Sulit ........................................ 3
Sangat Sulit............................ 4
15. Seberapa sulit Anda saat mengemudi di malam hari ?
Tidak sulit sama sekali ........................................ 1
Sedikit kesulitan .................................................. 2
Sulit ..................................................................... 3
Sangat sulit ......................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
masalah daya penglihatan .................................. 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena
alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6
BAGIAN 4 (RESPON PADA MASALAH PENGLIHATAN)
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang bagaimana daya penglihatan Anda berdampak
pada aktivitas Anda ? Untuk setiap pertanyaan dibawah, Silakan lingkari angka yang
menunjukkan jawaban Anda atas penyataan tersebut benar menurut Anda Sangat
sering, hampir semuanya, beberapa, sedikit, atau tidak sama sekali.
Tidak
Pernah Jarang
Kadang-
kadang Sering
Sangat
Sering
16. Apakah Anda menyelesaikan
sesuatu lebih sedikit daripada
yang Anda mampu akibat
daya penglihatan Anda?
1 2 3 4 5
17. Apakah Anda terbatas dalam
seberapa lama Anda dapat
bekerja atau melakukan
aktivitas lainnya akibat daya
penglihatan Anda
1 2 3 4 5
18. Seberapa banyak sakit atau
rasa tidak nyaman pada mata
atau sekitar mata Anda,
contohnya rasa pedih, gatal,
sakit, yang menghalangi
Anda melakukan kegiatan
yang Anda ingin lakukan?
1 2 3 4 5
Untuk setiap pernyataan dibawah, Silakan lingkari angka yang menunjukkan jawaban
Anda atas penyataan tersebut sangat benar, benar, tidak yakin, salah, sangat salah.
Sangat
Salah Salah
Ragu-
ragu Benar
Sangat
Benar
19. Saya sangat sering tinggal di
rumah akibat daya
penglihatan saya
1 2 3 4 5
20. Saya merasa sering merasa
frustasi akibat daya
penglihatan saya
1 2 3 4 5
21. Saya tidak memiliki kontrol
penuh terhadap yang Saya
lakukan, akibat daya
penglihatan saya
1 2 3 4 5
22. Akibat daya penglihatan saya,
saya harus sangat bergantung
pada yang orang lain katakan
1 2 3 4 5
23. Saya memerlukan banyak
bantuan dari orang lain akibat
daya penglihatan saya
1 2 3 4 5
BAGIAN 4 (PERTANYAAN TAMBAHAN)
A1. Bagaimana Anda menilai kesehatan Anda secara keseluruhan, pada skala 0
(sangat buruk) sampai 10 (sangat sehat)?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat buruk Sangat baik
A2. Bagaimana Anda menilai daya penglihatan Anda (dengan kacamata atau
kontak lensa jika Anda menggunakannya), pada skala 0 (sangat buruk seperti
buta) sampai 10 (sangat baik)?
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat buruk Sangat baik
Penglihatan Jarak Dekat
A3. Saat memakai kacamata, seberapa sulit Anda dalam membaca tulisan kecil
seperti deskripsi obat di botol atau buku telepon?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6
A4. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda memastikan nota yang Anda
terima benar?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6
A5. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda melakukan kegiatan seperti
mencukur jenggot, menyisir rambut atau berdandan?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6
Penglihatan Jarak Jauh
A6. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda mengenali orang yang Anda
kenal sejauh 1-2 meter?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6
A7. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ikut serta dalam olah raga
yang anda sukai (sepak bola, bulu tangkis, lari, atau olahraga lainnya)?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6
A8. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda menonton acara TV ?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6
FUNGSI SOSIAL
A9. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda
bercengkrama/menghibur/berkomunikasi dengan teman dan keluarga Anda di
rumah?
Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1
Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2
Sulit........................................................................................................... 3
Sangat sulit ............................................................................................... 4
Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5
Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6
Keterbatasan Kegiatan
Pertanyaan berikutnya adalah tentang hal-hal yang mungkin Anda lakukan karena
daya penglihatan Anda. Silakan lingkari angka yang menunjukkan jawaban Anda atas
penyataan tersebut benar menurut Anda Sangat sering , hampir semuanya, beberapa,
sedikit, atau tidak sama sekali.
Lingkari angka jawaban
A10a. Apakah Anda
memerlukan bantuan
lebih sering akibat daya
penglihatan Anda?
1 2 3 4 5
A10b. Apakah kegiatan yang
Anda lakukan terbatas
akibat daya penglihatan
Anda?
1 2 3 4 5
Tidak
Pernah Jarang
Kadang-
Kadang Sering
Sangat
Sering
Stress dan Kemandirian
Pertanyaan berikutnya adalah tentang bagaimana Anda mengatasi keterbatasan
karena daya penglihatan Anda. Silakan lingkari angka yang menunjukkan jawaban
Anda atas penyataan tersebut benar menurut Anda Sangat sering , hampir semuanya,
beberapa, sedikit, atau tidak sama sekali.
Lingkari angka jawaban
A11. Saya lebih sering merasa
jengkel akibat daya
penglihatan saya
1 2 3 4 5
A12. Saya tidak keluar rumah
sendirian akibat daya
penglihatan saya.
1 2 3 4 5
Sangat
Salah Salah
Ragu-
ragu Benar
Sangat
Benar
Frequencies
Statistics
Quality of life
N Valid 250
Missing 0
Quality of life
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Buruk 26 10.4 10.4 10.4
Baik 224 89.6 89.6 100.0
Total 250 100.0 100.0
Jenis Kelamin Responden * Quality of life Crosstabulation
Quality of life
Total Buruk Baik
Jenis Kelamin Responden Laki-Laki Count 8 96 104
% within Jenis Kelamin
Responden 7.7% 92.3% 100.0%
Adjusted Residual -1.2 1.2
Perempuan Count 18 128 146
% within Jenis Kelamin
Responden 12.3% 87.7% 100.0%
Adjusted Residual 1.2 -1.2
Total Count 26 224 250
% within Jenis Kelamin
Responden 10.4% 89.6% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Umur <=57 Count 96 10 106
% within Kategori Umur 90.6% 9.4% 100.0%
>57 Count 128 16 144
% within Kategori Umur 88.9% 11.1% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Umur 89.6% 10.4% 100.0%
Pendidikan Responden * Quality of life Crosstabulation
Quality of life
Total Buruk Baik
Pendidikan Responden Tidak Sekolah Count 1 2 3
% within Pendidikan
Responden 33.3% 66.7% 100.0%
Adjusted Residual 1.3 -1.3
SD Count 6 72 78
% within Pendidikan
Responden 7.7% 92.3% 100.0%
Adjusted Residual -.9 .9
SMP Count 0 19 19
% within Pendidikan
Responden 0.0% 100.0% 100.0%
Adjusted Residual -1.5 1.5
SMA Count 13 88 101
% within Pendidikan
Responden 12.9% 87.1% 100.0%
Adjusted Residual 1.1 -1.1
PT Count 6 43 49
% within Pendidikan
Responden 12.2% 87.8% 100.0%
Adjusted Residual .5 -.5
Total Count 26 224 250
% within Pendidikan
Responden 10.4% 89.6% 100.0%
Status Pernikahan Responden * Quality of life Crosstabulation
Quality of life
Total Buruk Baik
Belum Menikah Count 6 10 16
Status Pernikahan
Responden
% within Status Pernikahan
Responden 37.5% 62.5% 100.0%
Adjusted Residual 3.7 -3.7
Menikah Count 15 196 211
% within Status Pernikahan
Responden 7.1% 92.9% 100.0%
Adjusted Residual -4.0 4.0
Janda/Duda Count 5 18 23
% within Status Pernikahan
Responden 21.7% 78.3% 100.0%
Adjusted Residual 1.9 -1.9
Total Count 26 224 250
% within Status Pernikahan
Responden 10.4% 89.6% 100.0%
Apakah saat ini Anda Bekerja * Quality of life Crosstabulation
Quality of life
Total Buruk Baik
Apakah saat ini Anda
Bekerja
Ya Count 13 76 89
% within Apakah saat ini
Anda Bekerja 14.6% 85.4% 100.0%
Adjusted Residual 1.6 -1.6
Tidak Count 13 148 161
% within Apakah saat ini
Anda Bekerja 8.1% 91.9% 100.0%
Adjusted Residual -1.6 1.6
Total Count 26 224 250
% within Apakah saat ini
Anda Bekerja 10.4% 89.6% 100.0%
Jika YA, Apa jenis pekerjaan Anda * Quality of life Crosstabulation
Quality of life Total
Buruk Baik
Jika YA, Apa jenis pekerjaan
Anda
PNS/Pensiunan PNS Count 9 25 34
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 26.5% 73.5% 100.0%
Adjusted Residual 2.5 -2.5
Swasta/BUMN Count 0 14 14
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%
Adjusted Residual -1.7 1.7
TNI/POLRI Count 0 2 2
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%
Adjusted Residual -.6 .6
Wiraswasta Count 4 26 30
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 13.3% 86.7% 100.0%
Adjusted Residual -.2 .2
Buruh/PRT/Petani Count 0 9 9
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%
Adjusted Residual -1.3 1.3
Total Count 13 76 89
% within Jika YA, Apa
jenis pekerjaan Anda 14.6% 85.4% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Lama Sakit <=12 Count 148 10 158
% within Kategori Lama Sakit 93.7% 6.3%
100.0
%
>12 Count 76 16 92
% within Kategori Lama Sakit 82.6% 17.4%
100.0
%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Lama Sakit 89.6% 10.4%
100.0
%
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Riwayat Medis <=11 Count 140 10 150
% within Kategori Riwayat
Medis 93.3% 6.7% 100.0%
>11 Count 84 16 100
% within Kategori Riwayat
Medis 84.0% 16.0% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Riwayat
Medis 89.6% 10.4% 100.0%
Crosstab
Kualitas Hidup Total
Baik Buruk
Kategori Waktu Luang >6 Count 107 16 123
% within Kategori Waktu
Luang 87.0% 13.0% 100.0%
<=6 Count 117 10 127
% within Kategori Waktu
Luang 92.1% 7.9% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Waktu
Luang 89.6% 10.4% 100.0%
Analisis Bivariat
Kategori Umur * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Umur <=57 Count 96 10 106
% within Kategori Umur 90.6% 9.4% 100.0%
>57 Count 128 16 144
% within Kategori Umur 88.9% 11.1% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Umur 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .184a 1 .668
Continuity Correctionb .048 1 .826
Likelihood Ratio .186 1 .666
Fisher's Exact Test .834 .416
Linear-by-Linear Association .184 1 .668
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.02.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori Umur
(<=57 / >57) 1.200 .522 2.761
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.019 .936 1.109
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .849 .401 1.796
N of Valid Cases 250
Pendapatan * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Pendapatan >2700000 Count 53 5 58
% within Pendapatan 91.4% 8.6% 100.0%
<=2700000 Count 171 21 192
% within Pendapatan 89.1% 10.9% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Pendapatan 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .257a 1 .612
Continuity Correctionb .068 1 .794
Likelihood Ratio .267 1 .606
Fisher's Exact Test .807 .410
Linear-by-Linear Association .256 1 .613
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.03.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendapatan
(>2700000 / <=2700000) 1.302 .468 3.620
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.026 .935 1.126
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .788 .311 1.998
N of Valid Cases 250
Kategori Lama Sakit * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Lama Sakit <=12 Count 148 10 158
% within Kategori Lama Sakit 93.7% 6.3% 100.0%
>12 Count 76 16 92
% within Kategori Lama Sakit 82.6% 17.4% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Lama Sakit 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.636a 1 .006
Continuity Correctionb 6.495 1 .011
Likelihood Ratio 7.324 1 .007
Fisher's Exact Test .009 .006
Linear-by-Linear Association 7.605 1 .006
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.57.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori Lama
Sakit (<=12 / >12) 3.116 1.349 7.196
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.134 1.024 1.256
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .364 .172 .768
N of Valid Cases 250
Kategori Riwayat Medis * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Riwayat Medis <=11 Count 140 10 150
% within Kategori Riwayat
Medis 93.3% 6.7% 100.0%
>11 Count 84 16 100
% within Kategori Riwayat
Medis 84.0% 16.0% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Riwayat
Medis 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.609a 1 .018
Continuity Correctionb 4.652 1 .031
Likelihood Ratio 5.479 1 .019
Fisher's Exact Test .021 .016
Linear-by-Linear Association 5.587 1 .018
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.40.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori
Riwayat Medis (<=11 / >11) 2.667 1.157 6.147
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.111 1.010 1.223
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .417 .197 .881
N of Valid Cases 250
Kategori Waktu Luang * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Kategori Waktu Luang >6 Count 107 16 123
% within Kategori Waktu Luang 87.0% 13.0% 100.0%
<=6 Count 117 10 127
% within Kategori Waktu Luang 92.1% 7.9% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Kategori Waktu Luang 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.767a 1 .014
Continuity Correctionb 1.259 1 .262
Likelihood Ratio 1.780 1 .182
Fisher's Exact Test .216 .131
Linear-by-Linear Association 1.760 1 .185
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.79.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Kategori Waktu
Luang (>6 / <=6) .572 .249 1.314
For cohort Kualitas Hidup =
Baik .944 .867 1.028
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk 1.652 .780 3.498
N of Valid Cases 250
Jenis Kelamin Responden * Kualitas Hidup
Crosstab
Kualitas Hidup
Total Baik Buruk
Jenis Kelamin Responden Laki-Laki Count 96 8 104
% within Jenis Kelamin
Responden 92.3% 7.7% 100.0%
Perempuan Count 128 18 146
% within Jenis Kelamin
Responden 87.7% 12.3% 100.0%
Total Count 224 26 250
% within Jenis Kelamin
Responden 89.6% 10.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.401a 1 .237
Continuity Correctionb .948 1 .330
Likelihood Ratio 1.445 1 .229
Fisher's Exact Test .295 .165
Linear-by-Linear Association 1.396 1 .237
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.82.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jenis Kelamin
Responden (Laki-Laki /
Perempuan)
1.688 .704 4.043
For cohort Kualitas Hidup =
Baik 1.053 .970 1.143
For cohort Kualitas Hidup =
Buruk .624 .282 1.380
N of Valid Cases 250
Logistic Regression
Notes
Output Created 07-JUL-2018 22:00:19
Comments
Input Data E:\D I A N\PASCA\TESIS\master tabel_1 -
Copy.sav
Active Dataset DataSet2
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 250
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing
Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES
KualitasHidup
/METHOD=ENTER WaktuLuang1 JK
RiwayatMedis1
/CONTRAST (RiwayatMedis1)=Indicator
/CONTRAST (WaktuLuang1)=Indicator
/CONTRAST (JK)=Indicator
/SAVE=DFBETA RESID ZRESID DEV
/PRINT=CORR CI(95)
/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10)
ITERATE(20) CUT(0.5).
Resources Processor Time 00:00:00.05
Elapsed Time 00:00:00.05
Variables Created or Modified RES_3 Difference between observed and predicted
probabilities
ZRE_3 Normalized residual
DEV_3 Deviance value
DFB0_3 DFBETA for constant
DFB1_3 DFBETA for WaktuLuang1(1)
DFB2_3 DFBETA for JK(1)
DFB3_3 DFBETA for RiwayatMedis1(1)
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 250 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 250 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 250 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Baik 0
Buruk 1
Categorical Variables Codings
Frequency
Parameter coding
(1)
Kategori Riwayat Medis >11 100 1.000
<=11 150 .000
Jenis Kelamin Responden Laki-Laki 104 1.000
Perempuan 146 .000
Kategori waktu Luang <=6 127 1.000
>6 123 .000
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
Kualitas Hidup Percentage
Correct
Baik Buruk
Step 0 Kualitas Hidup Baik 224 0 100.0
Buruk 26 0 .0
Overall Percentage 89.6
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -2.154 .207 108.042 1 .000 .116
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables WaktuLuang1(1) 1.767 1 .184
JK(1) 1.401 1 .237
RiwayatMedis1(1) 5.609 1 .018
Overall Statistics 7.093 3 .069
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 7.025 3 .071
Block 7.025 3 .071
Model 7.025 3 .071
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 159.867a .028 .057
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter
estimates changed by less than .001.
Classification Tablea
Observed Predicted
Kualitas Hidup Percentage
Correct
Baik Buruk
Step 1 Kualitas Hidup Baik 224 0 100.0
Buruk 26 0 .0
Overall Percentage 89.6
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a WaktuLuang1(1) -.248 .451 .303 1 .582 .780 .323 1.888
JK(1)
Lama Sakit (1)
-.453
-1.042
.456
.423
.989
5.223
1
1
.320
.022
1.464
2.653
.595
1.144
3.579
3.862
RiwayatMedis1(1) .897 .444 4.084 1 .043 2.453 1.027 5.857
Constant -2.319 .428 29.372 1 .000 .098
a. Variable(s) entered on step 1: WaktuLuang1, JK, Lama Sakit, RiwayatMedis1.
Uji Confounding
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori Riwayat Medis *
Kategori Lama Sakit 250 100.0% 0 0.0% 250 100.0%
Kategori Riwayat Medis * Kategori Lama Sakit Crosstabulation
Kategori Lama Sakit
Total >12 <=12
Kategori Riwayat Medis >11 Count 92 8 100
% within Kategori Riwayat
Medis 92.0% 8.0% 100.0%
<=11 Count 0 150 150
% within Kategori Riwayat
Medis 0.0% 100.0% 100.0%
Total Count 92 158 250
% within Kategori Riwayat
Medis 36.8% 63.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 218.354a 1 .000
Continuity Correctionb 214.417 1 .000
Likelihood Ratio 273.187 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 217.481 1 .000
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 36.80.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kategori waktu Luang *
Kategori Riwayat Medis 250 100.0% 0 0.0% 250 100.0%
Kategori waktu Luang * Kategori Riwayat Medis Crosstabulation
Kategori Riwayat Medis
Total >11 <=11
Kategori waktu Luang <=6 Count 34 93 127
% within Kategori waktu
Luang 26.8% 73.2% 100.0%
>6 Count 66 57 123
% within Kategori waktu
Luang 53.7% 46.3% 100.0%
Total Count 100 150 250
% within Kategori waktu
Luang 40.0% 60.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 18.821a 1 .000
Continuity Correctionb 17.717 1 .000
Likelihood Ratio 19.083 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 18.746 1 .000
N of Valid Cases 250
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49.20.
b. Computed only for a 2x2 table
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label
Pendapatan <--- Umur -5338.575 5057.203 -1.056 .291
Pendapatan <--- D1 8664.181 6743.867 1.285 .199
JmlwktuLuang <--- D1 -.455 .097 -4.672 ***
JmlwktuLuang <--- E2 .509 .100 5.084 ***
JumlahQL <--- Pendapatan .000 .000 -1.799 .072
JumlahQL <--- JmlwktuLuang .743 .323 2.300 .021
JumlahQL <--- D1 1.035 .518 1.997 .046
JumlahQL <--- Umur -.013 .050 -.250 .802
JumlahQL <--- E2 -1.029 .538 -1.914 .056
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model) Estimate
Pendapatan <--- Umur -.067
Estimate
Pendapatan <--- D1 .082
JmlwktuLuang <--- D1 -2.099
JmlwktuLuang <--- E2 2.284
JumlahQL <--- Pendapatan -.112
JumlahQL <--- JmlwktuLuang .152
JumlahQL <--- D1 .976
JumlahQL <--- Umur -.016
JumlahQL <--- E2 -.944
Covariances: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label
D1 <--> E2 117.374 10.566 11.108 ***
D1 <--> Umur -21.914 10.391 -2.109 .035
E2 <--> Umur -22.470 10.108 -2.223 .026
Correlations: (Group number 1 - Default model) Estimate
D1 <--> E2 .991
D1 <--> Umur -.135
E2 <--> Umur -.142
Variances: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label
D1 121.850 10.920 11.158 ***
E2 115.080 10.314 11.158 ***
Umur 216.682 19.420 11.158 ***
r3 1354787162753.470 121418928820.826 11.158 ***
r4 5.042 .452 11.158 ***
r5 131.134 11.752 11.158 ***
Matrices (Group number 1 - Default model)
Total Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 .509 -.455 .000 .000
Pendapatan -5338.575 .000 8664.181 .000 .000
JumlahQL -.007 -.651 .687 .743 .000
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 2.284 -2.099 .000 .000
Pendapatan -.067 .000 .082 .000 .000
JumlahQL -.008 -.597 .648 .152 -.112
Direct Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 .509 -.455 .000 .000
Pendapatan -5338.575 .000 8664.181 .000 .000
JumlahQL -.013 -1.029 1.035 .743 .000
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 2.284 -2.099 .000 .000
Pendapatan -.067 .000 .082 .000 .000
JumlahQL -.016 -.944 .976 .152 -.112
Indirect Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 .000 .000 .000 .000
Pendapatan .000 .000 .000 .000 .000
JumlahQL .006 .378 -.348 .000 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan
JmlwktuLuang .000 .000 .000 .000 .000
Pendapatan .000 .000 .000 .000 .000
JumlahQL .008 .347 -.328 .000 .000
CURICULUM VITAE
Nama : Andi Hardianti
Tempat/tgl lahir : Watampone, 16 Maret 1991
Alamat : Jl. Kebahagiaan Utara I Blok A No. 69 BTP Makassar
Agama : Islam
Suku : Bugis
Nama Ayah : Drs. Andi Bustam
Nama Ibu : Andi Mirawati
Riwayat Pendidikan :
1. SD Inpres Tamalanrea I Tahun 1997-2003
2. SMP Negeri 30 Makassar Tahun 2003-2006
3. SMA Negeri 5 Makassar Tahun 2006-2009
4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Tahun 2009-2013