kualitas hidup penderita glaukoma di balai - perpustakaan ...

202
KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT KOTA MAKASSAR QUALITY OF LIFE GLAUCOMA PATIENTS AT EYE HEALTH COMMUNITY CENTRE OF MAKASSAR ANDI HARDIANTI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Transcript of kualitas hidup penderita glaukoma di balai - perpustakaan ...

KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA DI BALAI

KESEHATAN MATA MASYARAKAT

KOTA MAKASSAR

QUALITY OF LIFE GLAUCOMA PATIENTS AT EYE HEALTH

COMMUNITY CENTRE OF MAKASSAR

ANDI HARDIANTI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

ii

KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA DI BALAI

KESEHATAN MATA MASYARAKAT MAKASSAR

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Disusun dan diajukan oleh

ANDI HARDIANTI

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Andi Hardianti

NIM : P1804216024

Program Studi : Kesehatan Masyarakat/Epidemiologi

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-

benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan

tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat

dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain,

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, agar dimanfaatkan

sebagaimana mestinya.

Makassar, 6 Agustus 2018

Yang menyatakan

Andi Hardianti

v

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat, berkah dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan

penyusunan tesis yang berjudul “Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di Balai

Kesehatan Mata Masyarakat Makassar” meskipun dalam bentuk yang sangat

sederhana. Tesis ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Magister Kesehatan pada Konsentrasi Epidemiologi Program Studi Kesehatan

Masyarakat, Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Tesis ini selain merupakan suatu karya akhir juga dilatarbelakangi suatu

keinginan dan harapan bagi perkembangan pengetahuan dan keilmuan di

bidang penelitian pada umumnya dan epidemiologi khususnya, yang dalam

perwujudannya tidak mungkin akan tercapai jika tanpa bantuan dan bimbingan

berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini. Oleh

sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat kedua

pembimbing penulis yaitu Prof. Dr. Nur Nasry Noor, MPH selaku pembimbing

I dan Dr. Lalu Muhammad Saleh, SKM., M.Kes selaku pembimbing II yang

sudah membimbing dan telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran serta

saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian dan

penyelesaian penyusunan tesis ini.

Ucapan terima kasih penulis persembahkan pula sebagai tanda bukti

baktiku dan hormatku dengan ungkapan rasa sayangku yang tidak terhingga

kepada Ayahanda tercinta Andi Bustam dan Ibunda tercinta Andi Mirawati yang

telah melahirkan, membina, mendidik dengan kasih sayang serta doanya yang

tak pernah berhenti dipanjatkan untuk penulis serta keteguhan hati yang

dicontohkannya sehingga menguatkan penulis. Tidak lupa pula ku ungkapkan

rasa tanda terimakasihku kepada kakakku Andi Eka Pratiwi, ST Andi Agus

Maulana,S.Kom, Andi Nur Utami, SKM., M.Kes dan keponakanku Andi Muh.

vi

Dhirgam Maulana yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis.

Penulis meyadari bahwa keberhasilan penyusunan tesis ini tidak lepas

dari bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu,

pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyatakan penghargaan dan

ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Dwia Ariestina Pulubuhu, MA selaku Rektor Universitas

Hasanuddin;

2. Dr. Aminuddin Syam, SKM., M.Kes., M.Med.Ed selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin;

3. Dr. Ridwan M. Thaha, M.Sc selaku Ketua Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin;

4. Ansariadi, SKM., M.Sc.PH, Ph.D selaku Ketua Jurusan Konsentrasi

Epidemiologi;

5. Prof. Dr. drg. H. Andi Zulkifli Abdullah, M.Kes selaku penilai 1, Prof. Dr. drg.

A. Arsunan Arsin., M.Kes selaku penilai 2, dan Prof. Dr. dr. Muh. Tahur

Abdullah, M.Sc., MSPH selaku penilai 3 yang selalu meluangkan waktu,

dengan sabar memberi saran dan masukan yang sangat berharga dan

memberikan pengetahuan serta motivasi kepada penulis;

6. Para Bapak/Ibu dosen yang telah banyak memberikan ilmu dan

pengetahuan kepada penulis;

7. Tim Gugus Penjaminan Mutu beserta staf yang telah bersedia berbagi ilmu

dan saran;

8. Tim Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim (JKMM) Yahya Thamrin, SKM.,

M.Kes., MOHS., Ph.D dan Asriadi Masnar;

9. Staf pengelola Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah banyak

membantu administrasi penulis dalam menyelesaikan tesis ini;

10. Balai Kesehatan Mata Masyarakat Kota Makassar beserta pegawai dan

staf yang sangat kooperatif selama penelitian berlangsung;

vii

11. Teman-teman departemen epidemiologi angkatan 2016 yang telah berbagi

ilmu selama dua tahun. Spesial untuk ‘keong racun’ eri, mardha, dilla,

dires, dian ihwana, ekki, dilaa, elva, tami, uswatun, feby, dan teten;

12. Penulis juga berterima kasih atas bantuan dan perhatian dari semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini yang tidak mungkin

dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan

guna penyempurnaan karya selanjutnya. Semoga tesis ini dapat

bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pelaksanaan kegiatan

penelitian selanjutnya.

Akhir kata, penulis mengucapkan semoga Allah SWT. senantiasa

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Makassar, 4 Agustus 2018

Andi Hardianti

viii

ABSTRAK

ANDI HARDIANTI. Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat. (Dibimbing oleh Nur Nasry Noor dan Lalu Muhammad Saleh).

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak di seluruh dunia. Glaukoma tidak dapat disembuhkan melalui operasi sehingga kebutaan yang dialami bersifat permanen. Maka, penyakit ini akan sangat mempengaruhi kualitas hidup penderitnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita glaukoma.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional.

Wawancara dilakukan pada 250 penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup, data dianalisis dengan menggunakan chi-square, regresi logistik dan analisis jalur.

Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kualitas

hidup penderita glaukoma adalah lama sakit (p value=0.006) , riwayat medis (p value=0.018) dan waktu luang (p value=0.014). Setelah analisis lanjut ditemukan bahwa lama sakit dan riwayat medis merupakan faktor protektif terhadap kualitas hidup baik. Hasil analisis jalur menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup adalah waktu luang (p value=0.021) dan lama sakit (p value=0.046).

Kata kunci: Kualitas Hidup, Glaukoma, Analisis Jalur.

ix

ABSTRACT

ANDI HARDIANTI. Quality of Life for Glaucoma Patients at Eye Health Community Center. (Supervised by Nur Nasry Noor and Lalu Muhammad Saleh).

Glaucoma is the second leading cause of blindness after cataracts worldwide. Glaucoma can not be cured by surgery that caused irreversible blindness. So, this disease will greatly affect the quality of life of people with glaucoma. This study aims to determine the factors that relate to the quality of life of patients with glaucoma.

This research is quantitative study with cross sectional method. Interviews were conducted among 250 glaucoma patients at Eye Health Center of Makassar. To understand factors related to quality of life, data were analyzed using chi-square, logistic regression and path analysis.

The results showed that the factors related to the quality of life of glaucoma patient were duration of illness (p value = 0.006), medical history (p value = 0.018) and leisure time (p value = 0.014). After further analysis it was found that duration of illness and medical history were protective factors against good quality of life. The result of path analysis showed that factors related to quality of life were leisure time (p value = 0.021) and duration of illness (p value = 0.046).

Keywords: Quality of Life, Glaucoma, Path Analysis

x

DAFTAR SINGKATAN

POAG : Primary Open Angle Glaucoma

PACG : Primary Angle Closed Glaucoma

QOL : Quality Of Life

BKMM : Balai Kesehatan Mata Masyarakat

TIO : Tekanan Intra Okular

ALT : Argon Laser Trabeculoplasty

ADVS : Activities Daily Vision Scale

VF : Visual Filed

VAQ : Visual Activities Questionnaire

NEI-VFQ : National Eye Institute Visual Function Questionnaire

CAI : Carbonic Anhydrase Inhibitor

THT : Telinga Hidung Tenggorokan

BUK : Bina Upaya Kesehatan

BLU : Bidang Layanan Umum

Kepmenkes : Keputusan Menteri Kesehatan

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

PT : Perguruan Tinggi

JK : Jenis Kelamin

TB : Tuberculosis

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

SPSS : Statistical Product and Service Solutions

WHO : World Health Organization

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iii

PRAKATA iv

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR SINGKATAN ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 9

D. Manfaat Penelitian 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12

A. Tinjauan Umum Glaukoma 12

B. Tinjauan Umum Kualitas Hidup 25

C. Tinjauan Umum Faktor-Faktor Yang Berhubungan 29

Dengan Kualitas Hidup Penderita Glaukoma

D. Kerangka Teori 38

E. Kerangka Konsep 39

F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif 40

G. Hipotesis Penelitian 41

BAB III METODE PENELITIAN 43

A. Desain Penelitian 43

xii

B. Lokasi dan waktu penelitian 43

C. Populasi dan sampel 43

D. Pengumpulan data 45

E. Pengolahan dan Penyajian data 47

F. Kontrol Kualitas 49

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 51

H. Analisis Data 53

I. Etika Penelitian 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 55

B. Validitas dan Realibilitas 58

C. Hasil Penelitian 59

D. Pembahasan 75

E. Keterbatasan Penelitian 89

BAB V PENUTUP 90

A. Kesimpulan 90

B. Saran 91

DAFTAR PUSTAKA 92

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Sintesa Hubungan Karakteristik Responden

dengan Kualitas Hidup Penderita Glaukoma

32

2.2 Sintesa Hubungan Pendapatan dengan Kualitas

Hidup Penderita Glaukoma

34

2.3 Sintesa Hubungan Lama Sakit dengan Kualitas

Hidup Penderita Glaukoma

36

2.4 Sintesa Hubungan Riwayat Medis dengan Kualitas

Hidup Penderita Glaukoma

38

2.5 Sintesa Hubungan Waktu Luang dengan Kualitas

Hidup Penderita Glaukoma

39

4.1 Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di Balai

Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun

2018

60

4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di

Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar

Tahun 2018

61

4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

Pendapatan di Balai Kesehatan Mata Masyarakat

Makassar Tahun 2018

63

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

Lama Sakitdi Balai Kesehatan Mata Masyarakat

Makassar Tahun 2018

63

xiv

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

Riwayat Medis di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar Tahun 2018

64

4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

Waktu Luang di Balai Kesehatan Mata Masyarakat

Makassar Tahun 2018

65

4.7 Distribusi Hubungan Variabel Karakteristik

Responden Dengan Kualitas Hidup di Balai

Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun

2018

66

4.8 Distribusi Hubungan Variabel Karakteristik

Responden Dengan Kualitas Hidup di Balai

Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun

2018

67

4.9 Rangkuman Hasil Analisis Bivariat Variabel

Independen dengan Kualitas Hidup Penderita

Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat

Makassar Tahun 2018

68

4.10 Hasil Analisis Multivariat Kualitas Hidup Penderita

Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat

Makassar Tahun 2018

69

4.11 Pengaruh Koefisien Analisis Jalur dan Kaitannya

Dengan Hipotesis Penelitian (Direct Effect)

74

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka Teori 38

2 Kerangka Konsep 39

3 Analisis Jalur Hubungan Antara Variabel dengan

Nilai Estimate

73

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

Lampiran 3. Hasil analisis data SPSS

Lampiran 4. Surat izin penelitian

Lampiran 5. Surat Keterangan selesai penelitian

Lampiran 6. Dokumentasi penelitian

Lampiran 7. Curiculum Vitae

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penderita glaukoma kadang tidak merasa gejala dari glaukoma

hingga pada stadium akhir sehingga risiko kebutaan akan semakin

besar. Glaukoma merupakan salah satu bentuk gangguan

penglihatan, juga penyebab kebutaan kedua setelah katarak.

Namun, berbeda dengan katarak, glaukoma tidak dapat

disembuhkan melalui operasi sehingga kebutaan yang dialami

bersifat permanen.

Glaukoma merupakan penyakit yang mengakibatkan kerusakan

saraf optik sehingga terjadinya gangguan pada sebagian atau

seluruh lapang pandang, yang diakibatkan oleh tingginya tekanan

bola mata seseorang, biasanya disebabkan karena adanya

hambatan pengeluaran cairan bola mata (humor aquous) (Kemenkes

RI, 2015). Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada

glaukoma adalah gangguan aliran keluar humor akueus akibat

kelainan sistem drainase sudut kamera anterior (glaukoma sudut

terbuka) atau akses humor akueus ke sistem drainase. Kebutaan

akibat glaukoma diseluruh dunia diperkirakan lebih dari 8 juta orang

dan sekitar 4 juta orang menjadi buta akibat glaukoma sudut terbuka

(Vaughan, Asbury et al. 2000).

2

Masyarakat luas belum mengetahui penyakit glaukoma ini,

sehingga cenderung mengabaikan gejala yang terjadi. Glaukoma

kadang berkembang tanpa adanya gejala atau faktor risiko yang

nampak jelas. Padahal dengan pengobatan yang intensif dan teratur

dapat mengurangi tekanan pada bola mata sehingga memperlambat

terjadinya kebutaan.

Hasil dari Global Data on Visual Impairment 2010 menyebutkan

penyebab gangguan penglihatan terbanyak di seluruh dunia yaitu

gangguan refraksi yang tidak terkoreksi, kemudian diikuti oleh

katarak dan glaukoma. Sebesar 18.0% tidak dapat ditentukan dan

satu persen adalah gangguan penglihatan sejak masa kanak-kanak

(WHO 2012). Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang tidak

dapat disembuhkan secara global. Ada sekitar 60,5 juta orang yang

terinfeksi glaukoma sudut terbuka primer (Primary Open Angle

Glaucoma, POAG) dan glaukoma sudut tertutup primer (Primary

Angle-Closed Glaukoma, PACG) tahun 2010 (Tham, Li et al. 2014).

Menurut studi epidemiologi, prevalensi glaukoma paling tinggi

terjadi di Jerman sebanyak 14% dan yang kedua adalah Eropa Utara

(Rusia) sebanyak 11.9%. Prevalensi yang paling rendah adalah

Perancis yaitu 3,4%. Pada studi yang dilakukan di Spanyol

menunjukkan bahwa prevalensi glaukoma sudut terbuka primer lebih

banyak terjadi pada pria yaitu 2,4% dibanding pada wanita yaitu

3

1.7%. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Jerman

yang mengemukakan bahwa insidensi glaukoma lebih tinggi pada

pria (6,64%) dibanding pada wanita (2,96%). Jumlah orang buta di

Eropa Barat adalah 956.000 dan ada 101.300 (10,6%) yang

mengalami glaukoma (Prokofyeva and Zrenner 2012).

Hasil berbeda dari Eropa diperoleh di Asia disebutkan bahwa

prevalensi kebutaan lebih tinggi terjadi pada wanita dibanding pada

pria. Penyebab utama dari kebutaan tersebut yang terbanyak adalah

katarak, gangguan refraktif, dan glaukoma. Jumlah penderita

glaukoma di Asia Tengah ada sebanyak 16.000 (12%) dari semua

kebutaan pada semua umur, sedangkan di Asia Selatan ada 499.000

(4,71%) yang menderita glaukoma (VLEG 2014)

Tahun 2020 diperkirakan akan ada sekitar 80 juta orang di

dunia yang menderita glaukoma sudut terbuka primer dan glaukoma

sudut tertutup primer dan 87% berada di Asia. Kebutaan akibat

glaukoma diproyeksikan akan terjadi pada 8.4 juta individu di dunia.

Tahun 2002 ada sekitar 161 juta mengalami gangguan penglihatan

dan 37 juta orang yang mengalami kebutaan. (Giangiacomo and

Coleman 2009).

Prevalensi nasional kebutaan Indonesia yaitu 0,4%. Prevalensi

Kebutaan menurut kelompok umur yang tertinggi adalah pada

kelompok umur 75 tahun keatas yaitu 8,4% kemudian 65-74 tahun

sebesar 3,5% (Riskesdas 2013). Prevalensi kebutaan penduduk

4

umur 6 tahun ke atas tertinggi adalah Gorontalo 1,1%, Nusa

Tenggara 1,0% dan diurutan ketiga yaitu Sulawesi Selatan dan

Bangka Belitung sebanyak 0,8%. Tahun 2007 Sulawesi Selatan

merupakan prevalensi tertinggi yaitu 2,6%.

Tindak lanjut dari definisi sehat menurut WHO yaitu Health is a

state of complete physical, mental and social well-being and not

merely the absence of diseases or infirmity (Sehat adalah suatu

keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak

hanya bebas dari penyakit atau kecacatan), maka perlu suatu ukuran

untuk menilai sehat tersebut. Cara untuk menilai dapat dilakukan

dengan menilai kualitas hidup (Quality of Life). Kualitas hidup dinilai

sebagai persepsi individu terhadap posisi mereka dalam

kehidupannya menurut budaya dan nilai dalam hidup. Kualitas hidup

dipengaruhi oleh kesehatan fisik, kesehatan psikologi, tingkat

kemandirian, hubungan sosial, kepercayaan dan juga hubungan

dengan lingkungannya (Quaranta, Riva et al. 2016).

Beberapa pendapat mengemukakan ada berbagai faktor yang

mempengaruhi kualitas hidup penderita glaukoma. Faktor-faktor

tersebut antara lain, pendidikan, pengetahuan, umur, jenis kelamin,

pekerjaan, lama sakit, riwayat pengobatan, tingkat keparahan,

ketajaman mata, luas lapangan pandang, riwayat penyakit, riwayat

keluarga dan tekanan intraokuler. Selain itu, dalam beberapa teori

juga disebutkan beberapa domain dalam kualitas hidup. Domain

5

tersebut antara lain, kesehatan, lingkungan fisik, sumber daya alam,

pengembangan komunitas, pengembangan individu, dan keamanan

(Van Kamp, Leidelmeijer et al. 2003).

Menurut Ismandari and Helda (2011) ada interaksi antara

glaukoma dengan jenis kelamin dengan nilai p=0,031 dengan

prevalensi lebih banyak pada perempuan. Hal ini dapat terjadi akibat

sudut bilik mata depan perempuan lebih dangkal dibandingkan laki-

laki. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Ilyas, 2007 kelainan mata

seperti katarak lebih banyak dialami wanita aibat perubahan fungsi

saat kehamilan dan menopause. Sedangkan menurut Budiono,2013

perempuan cenderung memiliki segmen anterior yang lebih kecil dan

axial legth lebih pendek dibanding laki-laki.

Onakoya, Mbadugha et al. (2012) mengemukakan bahwa

semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik kualitas

hidupnya (p=0,013). Hal ini dikarenakan orang dengan pendidikan

lebih tinggi akan memiliki pemahaman lebih baik tentang penyakit

yang dideritanya dan mungkin lebih tidak cemas. Hasil penelitian ini

juga mengemukakan bahwa penderita glaukoma yang buta huruf

akan sulit memahami penyakit glaukoma bahkan setelah penjelasan

yang cukup.

Hasil dari Cheung, Patel et al. (2016) menemukan bahwa

pekerjaan memiliki hubungan dengan kualitas hidup (p=0.047)

penderita sklerosing cholangitis. Hasil tersebut sejalan dengan

6

penelitian Sa’ed, Daraghmeh et al. (2016) bahwa pekerjaan

berpengaruh terhadap kualitas hidup p=0.041 pasien yang menjalani

hemodialisis. Penemuan ini juga menyatakan bahwa tidak bekerja

merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan rendahnya

kualitas hidup pada pasien yang menjalani hemodialisis.

Hasil dalam penelitian Costa and Nogueira (2014) menyatakan

bahwa keluarga dengan pendapatan lebih dari 3 dalam 1 keluarga

memiliki kualitas hidup lebih baik dengan nilai p=0.02. Hasil ini

sangat terkait dengan aspek emosional pasien transplantasi ginjal.

Menurut Zagorski, Evans et al. (2014) hubungan pendapatan dan

kualitas hidup di beberapa negara Eropa bervariasi. Lithuania,

Romania, Turki dan Bulgaria memiliki nilai kualitas hidup terendah

terkait pendapatan.

Hasil penelitian oleh Ananda (2017) menunjukkan adanya

hubungan antara lama sakit dengan kualitas hidup penderita

glaukoma (p=0,035). Lama sakit meningkatkan risiko terhadap

progresitas penyakit glaukoma. Semakin lama perjalanan penyakit

maka kualitas hidup penderita glaukoma akan semakin menurun

atau memburuk.

Riwayat penyakit yang dapat berakhir menjadi glaukoma salah

satunya katarak. Skalicky, Martin et al. (2015) menyebutkan bahwa

katarak pada satu atau kedua mata berhubungan dengan kualitas

hidup (p=0,008). Hasil tersebut mungkin terpengaruh oleh ketajaman

7

penglihatan dan sensivitas kontras yang dapat memperburuk kualitas

penglihatan. Riwayat pengobatan atau operasi menurut Guedes,

Guedes et al. (2013) merupakan perawatan medis seperti operasi

berhubungan dengan kualitas hidup yang rendah pada penderita

glaukoma. Kualitas hidup rendah ini diakibatkan oleh beban

psikologis yang besar sebelum dan setelah operasi juga rehabilitasi

yang dijalani setelah operasi.

Hasil penelitian oleh Tessier, Vuillemin et al. (2007)

mendapatkan bahwa kualitas hidup akan meningkat jika ada

peningkatan skor waktu luang dengan nilai p=0.01. Meski didapatkan

hasil yang berhubungan namun kekuataan hubungannya belum

diketahui dan sangat bergantung pada jenis kelamin dan umur.

Kunjungan pasien pada Balai Kesehatan Mata Masyarakat

(BKMM) Makassar dari tahun 2012-2016 mengalami peningkatan.

Pada tahun 2012 kunjungan BKMM Makassar yaitu 30.878,

kemudian meningkat pada tahun 2013 menjadi 30.912 kunjungan.

Tahun 2014 meningkat lagi menjadi 35.833 kunjungan. Tahun 2015

ada sebanyak 47.771 kunjungan di BKMM Makassar yang pada

tahun 2016 meningkat menjadi 54.135 kunjungan. Kunjungan di

Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar untuk glaukoma pada

tahun 2017 sebanyak 1771 (BKMM Makassar, 2016).

Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar mengurutkan 10

besar prevalensi penyakit mata tahun 2016, yaitu penyakit katarak

8

(52.0%), kelainan refraksi (29.0%), glaukoma dan pterigium (5.0%),

dry eyes (3.0%), keratitis dan konjungtivis (2.0%), CA, Ulkus Kornea

dan Uveitis masing-masing (1.0%) pada tahun 2016. Berdasarkan

kelompok umur, usia yang paling banyak mengalami gangguan

penglihatan yaitu kelompok umur 45-64 tahun (12.792 orang),

kelompok umur 65 tahun keatas (7.787 orang), kelompok umur 25-

44 tahun (4.820 orang), kelompok umur 15-24 tahun (1.769 orang)

dan yang paling sedikit kelompok umur <15 tahun (916 orang).

Sedangkan, berdasarkan Jenis kelamin paling banyak pada

perempuan sebanyak 1.5781 orang (BKMM, 2016).

Kasus glaukoma tahun 2016 sebanyak 1321 yang terdiri dari

kasus lama sebanyak 985 orang dan kasus baru sebanyak 336

orang. Kelompok umur yang menderita glaukoma mulai usia 5-65

tahun keatas. Penderita glaukoma paling banyak berada pada usia

45-65 tahun sebanyak 658 orang (49,8%) serta berjenis kelamin

perempuan sebanyak 784 orang (59,3%) (BKMM, 2016).

B. Rumusan Masalah

Glaukoma merupakan penyakit yang dapat berujung pada

kebutaan. Kebutaan akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan

dengan operasi sekalipun. Namun, kebutaan tersebut dapat

diperlambat dengan pengobatan dan jika didiagnosa pada tahap

awal. Kebutaan ini tentu akan sangat berpengaruh dalam kehidupan

9

sehari-hari penderita glaukoma tersebut. Sehingga juga akan

berdampak pada kualitas hidup penderita glaukoma.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka

rumusan masalah yang dapat diajukan oleh peneliti yaitu, “Faktor-

Faktor Apakah yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup Penderita

Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kualitas hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan karakteristik responden dengan

kualitas hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar.

b. Untuk mengetahui hubungan pendapatan dengan kualitas

hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar.

c. Untuk mengetahui hubungan lama sakit dengan kualitas

hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar.

10

d. Untuk mengetahui hubungan riwayat medis dengan kualitas

hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar.

e. Untuk mengetahui hubungan waktu luang dengan kualitas

hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar.

f. Untuk menilai faktor yang paling berhubungan dengan

kualitas hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

bagi Institusi terkait. Hasil ini juga diharapkan dapat menjadi

informasi dan rekomendasi bagi pengambil kebijakan untuk

merencanakan langkah-langkah penanggulangan untuk

kebutaan akibat glaukoma dan penyakit mata lainnya.

2. Manfaat Peneliti Lainnya

Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi

peneliti lainnya untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Manfaat Bagi Masyarakat

11

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan

memberikan manfaat bagi masyarakat secara umum dan pasien

Glaukoma secara khusus.

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka Glaukoma

1. Defenisi Glaukoma

Glaukoma merupakan suatu kumpulan penyakit yang

mempunyai suatu karakteristik umum optik neuropati yang

berhubungan dengan hilangnya fungsi penglihatan. Walaupun

kenaikan tekanan intra okular (TIO) adalah satu dari faktor risiko

primer, ada atau tidaknya faktor ini tida k merubah definisi penyakit

(Sacramento, Clayton et al.)

2. Klasifikasi Glaukoma

Menurut Oftalmologi umum, glaukoma diklasifikasikan

berdasarkan etiologi dan mekanisme peningkatan tekanan

intraokular.

3. Klasifikasi Glaukoma Berdasarkan Etiologi

a. Glaukoma Primer

1) Glaukoma Sudut terbuka

a) Glaukoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut terbuka

kronik, glaukoma sederhana kronik)

b) Glaukoma tekanan normal (glaukoma tekanan rendah)

2) Glaukoma sudut tertutup

a) Akut

13

b) Sub akut

c) Kronik

d) Iris plateau

b. Glaukoma Kongenital

1) Glaukoma konginetal primer

2) Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan

mata lain

a) Sindrom pembelahan kamera anterior: Sindrom axenfeld,

Sindrom rieger dan Anomaly peter

b) Aniridia

3) Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan

ekstraokular

a) Sindrom sturge-Weber

b) Sindrom Marfan

c) Neurofibromatosis

d) Sindrom Lowe

e) Rubella Kongenital

c. Glaukoma sekunder

1) Glaukoma pigmentasi

2) Sindrom eksfoliasi

3) Akibat kelainan lensa

a) Dislokasi

b) Intumesensi

14

c) Fakolitik

4) Akibat kelainan traktus uvea

a) Uveitis

b) Sinekia posterior (seklusio pupilae)

c) Tumor

5) Sindrom iridokorneo endotel (ICE)

6) Trauma

a) Hifema

b) Kontusio/resesi sudut

c) Sineka anterior perifer

7) Pasca operasi

a) Glaukoma sumbatan siliaris (glaukoma maligna)

b) Sinekia anterior perifer

c) Pertumbuhan epitel kebawah

d) Pascabedah tandur kornea

e) Pascabedah pelepasan retina

8) Glaukoma neovaskular

a) Diabetes mellitus

b) Sumbatan vena retina sentralis

c) Tumor intraocular

9) Peningkatan tekanan vena episklera

a) Fistula karotis-kavernosa

b) Sindrom sturge-weber

15

10) Akibat steroid

d. Glaukoma absolut: hasil akhir semua glaukoma yang tidak

terkontrol adalah mata yang keras, tidak dapat melihat dan

sering nyeri.

4. Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intraocular

a. Glaukoma sudut terbuka

1) Membran pratrabekular: semua kelainan ini dapat

berkembang menjadi glaukoma sudut tertutup akibat

kontraksi membran pratrabekular :

a) Glaukoma neovaskular

b) Pertumbuhan epitel kebawah

c) Sindrom ICE

2) Kelainan trabecular

a) Glaukoma sudut terbuka primer

b) Glaukoma kongenital

c) Glaukoma pigmentasi

d) Sindrom eksfoliasi

e) Glaukoma akibat steroid

f) Hifema

g) Kontusio atau resesi sudut

h) Iridosiklitis (uveitis)

i) Glaukoma fakolitik

16

3) Kelainan pascatrabekular: Peningkatan tekanan vena

episklera

b. Glaukoma sudut tertutup

1) Sumbatan pupil (iris bombe)

a) Glaukoma sudut tertutup primer

b) Seklusio pupilae (sinekia posterior)

c) Intumesensi lensa

d) Dislokasi lensa interior

e) Hifema

2) Pergeseran lensa ke interior

a) Glaukoma sumbatan siliaris

b) Sumbatan vena retina sentralis

c) Skleritis posterior

d) Pascabedah pelepasan retina

3) Pendesakan sudut

a) Iris plateau

b) Intumesensi lensa

c) Midriasis untuk pemeriksaan fundus

4) Sinekia anterior perifer

a) Penyempitan sudut kronik

b) Akibat kamera interior yang datar

c) Akibat iris bombe

d) Kontraksi membrane pratrabekular

17

3. Patologis Glaukoma

Efek peningkatan tekanan intraokular di dalam mata ditemukan

pada semua bentuk glaukoma, yang manifestasinya dipengaruhi

oleh perjalanan waktu dan besar peningkatan intraokular.

Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah

atrofi sel ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat

saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di saraf

optikus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran

cekungan optikus. Iris dan korpus siliare juga menjadi atrofik, dan

prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.

Tekanan bola mata dipengaruhi oleh tiga faktor penting, yaitu :

1. Jumlah produksi akuos oleh badan siliar

2. Tahanan aliran akuos humor yang melalui sistem trabekular

meshwork-kanalis Schlem.

3. Level dari tekanan vena episklera. Umumnya peningkatan TIO

disebabkan peningkatan tahanan aliran akuos humor.

Akuos humor dibentuk oleh prosesus siliaris, dimana masing-

masing prosesus ini disusun oleh lapisan epitel ganda, dihasilkan 2-

2,5 ul/menit mengalir dari kamera okuli posterior, lalu melalui pupil

mengalir ke kamera okuli anterior. Sebagian besar akan melalui

sistem vena, yang terdiri dari jaringan trabekulum, justakanalikuler,

kanal Schlem dan selanjutnya melalui saluran pengumpul (collector

channel). Aliran akuos humor akan melewati jaringan trabekulum

18

sekitar 90%. Sebagian kecil akan melalui struktur lain pada segmen

anterior hingga mencapai ruangan supra koroid, untuk selanjutnya

akan keluar melalui sklera yang intak atau serabut saraf maupun

pembuluh darah yang memasukinya. Jalur ini disebut juga jalur

uvoesklera (10-15%) (Svern P, et.al., 2008) (Lee BL et.al., 1998)

(Nutheti R, et.al, 2006) (Freeman EE, et.al, 2008).

Tekanan bola mata yang umum dianggap normal adalah 10-21

mmHg. Pada banyak kasus peningkatan bola mata dapat

disebabkan oleh peningkatan resistensi aliran akuos humor.

Beberapa faktor risiko dapat menyertai perkembangan suatu

glaukoma termasuk riwayat keluarga, usia, jenis kelamin, ras,

genetik, variasi diurnal, olahraga, obat-obatan. (Svern P, et.al., 2008)

(Freeman EE, et.al, 2008).

Proses kerusakan papil saraf optik (cupping) akibat tekanan

intra okuli yang tinggi atau gangguan vaskular ini akan bertambah

luas seiring dengan terus berlangsungnya kerusakan jaringan

sehingga skotoma pada lapangan pandang makin bertambah luas.

Pada akhirnya terjadi penyempitan lapangan pandang dari ringan

sampai berat. (Svern P, et.al., 2008) (Nutheti R, et.al, 2006).

Glaucomatous optic neuropathy adalah tanda dari semua

bentuk glaukoma. cupping glaucomatous awal terdiri dari hilangnya

akson-akson, pembuluh darah dan sel glia. Perkembangan

glaucomatous optic neuropathy merupakan hasil dari berbagai

19

variasi faktor, baik instriksi maupun ekstrinsik. Kenaikan TIO

memegang peranan utama terhadap perkembangan glaucomatous

optic neuropathy. (Svern P, et.al., 2008).

Perkembangan glaucomatous optic neuropathy dapat

dijelaskan dengan dua hipotesis yaitu teori mekanik dan iskemik.

Teori mekanik menekankan pentingnya kompresi langsung serat-

serat akson dan struktur pendukung nervus optikus anterior, dengan

distorsi lempeng lamina kribrosa dan interupsi aliran aksoplasmik,

yang berakibat pada kematian sel ganglion retina (RGCs). Teori

iskemik fokus pada perkembangan potensial iskemik intraneural

akibat penurunan perfusi nervus atau proses instrinsik pada nervus

optikus. Gangguan autoregulasi pembuluh darah mungkin

menurunkan perfusi dan mengakibatkan gangguan saraf. Pembuluh

darah optik secara normal meningkat atau menurunkan tekanannya

memelihara aliran darah konstan, tidak tergantung TIO dan variasi

tekanan darah. (Svern P, et.al., 2008) (Lee BL et.al., 1998).

Pemikiran terbaru tentang glaucomatous optic neuropathy

mengatakan bahwa kedua faktor mekanik dan pembuluh darah

mungkin berperan terhadap kerusakan. Glaukoma adalah seperti

suatu kelainan family heterogen dan kematian sel ganglion terlihat

pada glaucomatous optic neuropathy yang bermediasi oleh banyak

faktor.

20

4. Penilaian Glaukoma Secara Klinis

1. Tonometri

Tonometri adalah istilah generik untuk pengukuran tekanan

intraokular. Instrumen yang paling luas digunakan adalah

tonometer aplanasi Goldmann, yang dilekatkan ke slitlamp dan

mengukur gaya yang diperlukan untuk meratakan luar tertentu

kornea.

Rentang tekanan intraokular normal adalah 10-24 mmHg.

Hasil sekali pembacaan tidak menyingkirkan kemungkinan

glaukoma. Pada glaukoma sudut terbuka primer, banyak pasien

kan memperlihatkan tekanan intraokular yang normal saat

pertama kali diperiksa. Sebaliknya, peningkatan tekanan

intraokular semata-mata tidak selalu berarti bahwa pasien

mengidap glaukoma sudut terbuka primer, karena untuk

menegakkan diagnosis diperlukan bukti-bukti lain berupa adanya

diskus glaukomatosa atau kelainan lapangan pandang. Apabila

tekanan intraokular terus menerus meninggi sementara diskus

optikus dan lapangan pandang normal, pasien dapat diobservasi

secara berkala sebagai suspek glaukoma.

2. Gonioskopi

Kamera anterior-ruang antara iris dan kornea- diisi cairan

humor akueus. Akueus ini, yang dihasilkan dibelakang iris oleh

korpus silisris, keluar dari mata melalui jalinan drainase mirip-

21

saringan halus yang disebut jalinan trabekel. Jalinan ini tersusun

berupa pita jaringan tipis melingkar tepat di anterior basis iris dan

di dalam sudut yang dibentuk oleh batas iris-kornea. Cerukan

sudut ini dapat bervariasi anatomi, pigmentasi, dan lebar

muaranya-semuanya dapat mempengaruhi drenase akueus dan

relevan untuk diagnosis glaukoma.

Gonioskopi adalah metoda pemeriksaan anatomi angulus

iridokornealis (kamera anterior) dengan pembesaran binokuler

dan sebuah goniolens khusus. Goniolens jenis Goldmann dan

Posner/Zeiss memiliki cermin khusus yang membentuk sudut

sedemikian rupa sehingga menghasilkan garis pandangan paralel

dengan permukaan iris dan diarahkan ke perifer ke arah cerukan

sudut ini.

Anestesi lokal diberikan setelah, pasien didudukkan pada

slitlamp dan goniolens dipasangkan pada mata. Rincian angulus

iridokornealis kamera anterior diperbesar dan tampak secara

stereoskopik. Dengan memutar cermin segenap 360 derajat

lingkaran angulus ini dapat diamati. Lensa yang sama dapat

dipakai untuk mengarahkan laser langsung ke sudut pada

pengobatan glaukoma.

3. Penilaian Diskus Optikus

Diskus optikus normal memiliki cekungan di bagian

tengahnya (depresi sentral)-cawan/cekungan fisiologik- yang

22

ukurannya bervariasi bergantung pada jumlah relatif serat yang

menyusun saraf optikus terhadap ukuran lubang sklera yang

harus dilewati oleh serta-serat tersebut. Pada mata hipermetropik,

lubang sklera kecil sehingga cekungan optik juga kecil; pada mata

miopoik hal yang sebaliknya terjadi.

Glaukoma mula-mula terjadi pembesaran konsentrik

cekungan optik yang diikuti oleh cekungan optik yang diikuti oleh

pencekungan superior dan inferior dan disertai pentakikan fokal

tepi diskus optikus. Kedalaman cekungan optik juga meningkat

sewaktu lamina kribrosa tergeser ke belakang. Seiring dengan

pembentukan cekungan, pembuluh retina di diskus tergeser ke

arah hidung. Hasil akhir proses pencekungan pada glaukoma

adalah apa yang disebut sebagai cekungan “bean-pot” (periuk),

tempat tidak terlihat jaringan saraf di bagian tepi.

Bukti klinis lainnya adanya kerusakan neuron pada glaukoma

adalah atrofi lapisan serat saraf. Hal ini dapat terdeteksi (tanda

Hoyt) dengan oftalmoskopi-terutama apabila digunakan cahaya

bebas merah- dan mendahului terbentuk perubahan-perubahan

pada diskus optikus.

4. Pemeriksaan Lapangang Pandang

Pemeriksaan lapangan pandang secara teratur penting untuk

diagnosis dan tindak lanjut glaukoma. Penurunan lapangan

pandang akibat glaukoma itu sendiri tidak spesifik karena

23

gangguan ini terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat

dijumpai pada semua penyakit saraf optikus; tetapi pola kelainan

lpanagn pandang, sifat progresivitasnya, dan hbungan dengan

kelainan-kelaianan diskus optikus adalah khas untuk penyakit ini.

Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama 30

derajat lapangan pandang bagian tengah. Perubahan paling dini

adalah semakin nyata bintik buta. Perluasan kontinyu ke daerah

Bjerrum lapangan pandang di 15 derajat dari fiksasi menimbulkan

skotoma Bjerrum kemudian skotoma arkuata. Daerah-daerah

pengecilan yang lebih parah di dalam daerah Bjerrum dikenal

sebagai skotoma Sediel.

Skotoma arkuata ganda sering disertai oleh nasl step karena

perbedaan ukuran kedua defek arkuata tersebut. Pengecilan

lapangan pandang perifer cenderung berawal di perifer nasal

sebagai kontriksi isopter. Terdapat kemungkinan hubungan ke

defek arkuata, menimbulkan breaktrough perifer. Lapangan

pandang perifer temporal dan 5-10 derajat sentral terpengaruh

pada stadium lanjut penyakit.

Ketajaman penglihatan sentral bukan merupakan indeks

perkembangan penyakit yang dapat diandalkan. Pada penyakit

stadium terakhir, ketajaman sentral mugkin normal tetapi hanya 5

derajat lapangan pandang di masing-masing mata. Pada

24

galukoma lanjut, pasien mungkin memiliki ketajaman penglihatan

20/20 tetapi secara legal buta.

5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan penyakit glaukoma antara lain :

1. Medikamentosa

a. Penekanan pembentukan humor aqueus, antara lain:

1) β adrenegik bloker topikal seperti timolol maleate 0,25 -

0,50% dua kali sehari, betaxolol 0.25% dan 0.5%,

levobunolol 0.25% dan 0.5%, metipranolol 0.3%, dan

carteolol satu persen

2) apraklonidin

3) inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid (diamox)

oral 250 mg dua kali sehari, diklorofenamid, metazolamid

b. Meningkatkan aliran keluar humor aqueus

Seperti: prostaglandin analog, golongan

parasimpatomimetik, contoh: pilokarpin tetes mata satu

sampai empat persen, empat sampai enam kali sehari,

karbakol, golongan epinefrin

c. Penurunan volume korpus vitreus.

d. Obat-obat miotik, midriatikum, siklopegik

2. Terapi operatif dan laser

a. Iridektomi dan iridotomi perifer

b. Bedah drainase glaukoma dengan trabekulektomi,goniotomi.

25

c. Argon Laser Trabeculoplasty (ALT)

B. Tinjauan pustaka Kualitas Hidup

1. Definisi Kualitas Hidup

Kualitas hidup (Quality of Life) adalah persepsi individu

terhadap posisinya dalam kehidupan sesuai dengan konteks budaya

dan nilai dimana mereka tinggal dan dalam hubungannya dengan

tujuan hidup, harapan, standard dan kekhwatiran. Hal ini merupakan

konsep yang luas yang mempengaruhi kesehatan fisik seseorang,

keadaaan psikologis, tingkat ketergantungan, hubungan social,

keyakinan personal dan hubungannya dengan keinginan di masa

yang akan datang terhadap lingkungan mereka (WHO, 2004).

Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap

posisinya dalam kehidupan dilihat dari konteks budaya dan sistem

nilai dimana mereka hidup, dan berhubungan dengan perhatian,

harapan, standar hidup, kesenangan, dan tujuan hidup mereka. Hal

ini merupakan konsep luas yang terangkum secara kompleks

mencakup kesehatan fisik, kondisi psikologis, derajat kebebasan,

hubungan sosial, keyakinan individu dan hubungan seseorang

dengan lingkungannya (WHO, 1997).

Shumaker dkk (1995) mendefinisikan kualitas hidup sebagai

evaluasi subjektif orang dari pengaruh terhadap status kesehatan

mereka saat ini, perawatan kesehatan, dan aktivitas promosi

26

kesehatan pada kemampuan mereka untuk mencapai dan

mempertahankan tingkat keseluruhan fungsi yang memungkinkan

mereka untuk mengejar tujuan hidup dan tercermin dalam

kesejahteraan umum mereka (Duenas dkk, 2012). Sedangkan

menurut Stigelman dkk (2006), kualitas hidup merupakan sebuah

konsep multidimensional meliputi dimensi fisik, sosial, psikologis

yang berhubungan dengan penyakit dan terapi. Banyak faktor yang

mempengaruhi kualitas hidup seseorang seperti faktor kesehatan,

ekonomi, lingkungan, keamanan dan lainnya.

2. Domain Kualitas Hidup

Dalam konsep kualitas hidup menurut WHO, terdapat 6 domain

yang diukur meliputi beberapa aspek yaitu:

a. Kesehatan Fisik

Aspek yang dinilai : (1) Energi dan kelelahan, (2) Rasa nyeri dan

ketidaknyamanan, (3) Pola tidur dan istirahat

b. Psikologis

Aspek yang dinilai : (1) Penampilan dan body image, (2) Perasaan

negatif, (3) Perasaan positif, (4) Konsep diri (5) Berpikir, belajar,

daya ingat dan konsentrasi.

c. Tingkat Ketergantungan

Aspek yang dinilai : (1) Pergerakan, (2) Aktifitas sehari - hari, (3)

Ketergantungan terhadap substansi obat dan bantuan medis, (4)

Kemampuan bekerja

27

d. Hubungan Sosial

Yang menyangkut faktor : (1) Hubungan personal, (2) Dukungan

sosial, (3) Aktifitas seksual.

e. Aspek Lingkungan

Menyangkut masalah: (1) Kemampuan finansial, (2) Kebebasan,

rasa aman dan keselamatan secara psikis, (3) Ketersediaan dan

kualitas pelayanan kesehatan dan sosial, (4) Lingkungan rumah,

(5) Kesempatan mendapat informasi baru dan ketrampilan, (6)

Peran serta dalam aktifitas rekreasional, (7) Lingkungan fisik

(polusi, aturan hukum, iklim, dan kebisingan), (8) Transportasi.

f. Aspek Spritual, Agama dan Keyakinan

Menyangkut masalah: Spritual, agama, dan keyakinan personal.

(WHO, 2004).

3. Kualitas Hidup Berhubungan dengan Penglihatan

Instrumen kuesioner yang dikembangkan khusus untuk menilai

kualitas hidup berhubungan dengan penglihatan adalah sebagai

berikut (Spacth G., et.al, 2006):

a. Activities Daily Vision Scale (ADVS)

ADVS merupakan kuesioner pertama yang dikembangkan untuk

menilai kualitas hidup berhubungan dengan penglihatan.

b. VF-14

28

Kuesioner ini dikembangkan untuk melihat pengaruh katarak dan

aktivitas yang berhubungan dengan penglihatan. Visual Field 14

memiliki korelasi signifikan dengan ketajaman penglihatan. Hasil

evaluasi VF 14 memiliki korelasi signifikan dengan ketajaman

penglihatan.

Hasil evaluasi VF 14 3 kali lebih sensitif terhadap perubahan

penglihatan. Ketika diaplikasikan kepada penderita glaukoma

maka hasil yang didapat bersesuaian dengan kehilangan lapang

pandang yang diderita, namun saat dibandingkan dengan kontrol

orang normal secara statistik kurang signifikan.

c. Visual Activities Questionnaire (VAQ)

Kuesioner ini berisi 33 pertanyaan dalam 10 aspek penglihatan

yang juga meliputi penglihatan perifer, sensitivitas kontras, tajam

penglihatan, pengaruh glare, iluminasi pencahayaan rendah dan

adaptasi terang gelap. VAQ cukup baik berkorelasi dengan

lapang pandang. Konsistensi internal dan test-retest

reproducibility cukup baik pada penderita katarak. Salah satu

kelebihan VAQ adalah skoring untuk pertanyaan perifer

berkorelasi baik dengan defek lapang pandang perifer.

d. National Eye Institute Visual Function Questionnaire (NEI-VFQ)

Kuesioner ini terdiri dari 25 buah pertanyaan untuk mengevaluasi

fungsi kehidupan sehari-hari yang bergantung kepada

penglihatan serta kualitas hidup yang dipengaruhi berbagai

29

macam keadaan mata. Hasil penilaiannya menunjukkan korelasi

yang baik dengan variabel klinis. NEI-VFQ telah digunakan untuk

menilai pengaruh berbagai kondisi yang menyebabkan

penurunan penglihatan terhadap kualitas hidup.

Penilaian yang dilakukan dengan NEI-VFQ meliputi kesehatan

Umum, penglihatan umum, nyeri pada mata, aktivitas dengan

penglihatan dekat, aktivitas dengan penglihatan jauh, fungsi

sosial, kesehatan mental, kesulitan berperan dalam masyarakat,

ketergantungan, berkendaraan, penglihatan warna dan

penglihatan perifer.

C. Tinjauan Umum Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kualitas Hidup Penderita Glaukoma

1. Karakteristik Responden

a. Umur

Glaukoma merupakan penyakit yang terkait dengan umur.

Semakin tua maka akan meningkatkan risiko untuk menderita

glaukoma. Risiko terkena glaukoma akan meningkat pada umur 40 –

64 tahun sebesar 1% dan pada umur 65 tahun keatas sebesar 5%.

Umur dikaitkan dengan faktor menuanya jaringan dan sel, lebih

lama terpapar faktor risiko dan menderita penyakit lebih lama.

Menurut Ismandari and Helda (2011) prevalensi glaukoma tertinggi

terjadi pada usia >74 tahun sebanyak 75% dari reponden.

30

Tabel 2.1 Sintesa Hubungan Karakteristik Responden dengan Kualitas

Hidup Penderita Glaukoma

No. Judul Penulis dan Tahun

Sampel dan Design Penelitian

Hasil

1

Visual Field Abnormality and Quality of Life of Patient with Primary Open Angle Glaucoma

(Rosalina and Wahjudi 2011)

1. 20 penderita glaukoma sudut terbuka

2. Cross Sectional

Rata-rata umur penderita 66,70 tahun, rata-rata mendrita glaukoma 3,92 tahun, nilai kualitas hidup terendah 20 (The Galukoma Quality of Life)

2 Cataract and quality of life in patients with glaucoma

(Skalicky, Martin et al. 2015)

1. 240 pasien glaukoma (mild=7, moderate=80, severe=45)

2. Cross Sectional

Katarak dan kualitas hidup p=0.01, CI 1.04-1.34

3 Individual quality of life in adults with congenital heart disease: a paradigm shift

(Moons, Van Deyk et al. 2004)

1. 629 pasien jantung conginetal

2. Cross sectional

Jenis Kelamin p=0.01

4 Quality of life and gender: a methodology for urban research

(Fadda and Jirón 1999)

1. Keluarga di Rural area

2. Kasus kontrol

Jenis Kelamin p=0.02

31

2. Pendapatan

Hasil dalam penelitian Costa and Nogueira (2014) menyatakan

bahwa keluarga dengan pendapatan lebih dari 3 dalam 1 keluarga

memiliki kualitas hidup lebih baik dengan nilai p=0.02. Hasil ini

sangat terkait dengan aspek emosional pasien transplantasi ginjal.

Menurut Zagorski, Evans et al. (2014) hubungan pendapatan dan

kualitas hidup di beberapa negara Eropa bervariasi. Lithuania,

Romania, Turki dan Bulgaria memiliki nilai kualitas hidup terendah

terkait pendapatan.

32

Tabel 2.2 Sintesa Hubungan Pendapatan dengan Kualitas Hidup Penderita

Glaukoma

No. Judul Penulis dan Tahun

Sampel dan Design Penelitian Hasil

1

Association between work, income and quality of life of kidney transplant recipient the municipality of Teresina, PI, Brazil

(Costa and Nogueira 2014)

1. 147 orang 2. Cross Sectional

Pendapatan lebih dari 1 dalam keluarga berhubungan dengan kualitas hidup lebih baik p=0.02

2

Does national income inequality affect individuals’ quality of life in Europe? Inequality, happiness, finances, and health

(Zagorski, Evans et al. 2014, Skalicky, Martin et al. 2015)

1. 28 negara di Eropa 2. Cross Sectional

hubungan pendapatan dan kualitas hidup di beberapa negara Eropa bervariasi.

33

3. Lama Sakit

Hasil yang didapatkan Ananda (2017) menunjukkan ada

hubungan antara variabel lama sakit dengan kualitas hidup penderita

glaukoma. Hal ini karena setelah dilakukan uji statistik p=0,035 pada

α = 0,05. Nilai p < α yang menunjukkan hasil Ho ditolak yang artinya

ada hubungan antara lama sakit dengan kualitas hidup penderita

glaukoma di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya.

Pada penelitian Rosalina and Wahjudi (2011) didapatkan rata-

rata lama menderita glaukoma 2–5 tahun (45%). Rerata lama

menderita glaukoma dalam penelitian ini adalah 3,63 ± 3,92 tahun,

terpendek 0,25 tahun dan terpanjang 16 tahun. Pada penelitian

Nelson, Aspinall et al. (2003), didapatkan rerata onset glaukoma

yaitu di atas usia 40 tahun dengan durasi 1 tahun. Gupta, Srinivasan

et al. (2005) meneliti tentang nilai utilitas penderita setelah terkena

glaukoma, dikatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang

memengaruhi efek glaukoma terhadap kualitas hidup penderita,

salah satu di antaranya adalah lama menderita glaukoma. Pada

penelitian tersebut didapatkan perbedaan nilai utilitas, di mana

penderita dengan lama glaukoma kurang dari 5 tahun memiliki nilai

utilitas lebih rendah dari mereka yang menderita glaukoma lebih dari

10 tahun, meskipun hasil ini secara statistik tidak berbeda secara

signifikan. Hal ini dapat merupakan indikator bahwa semakin lama

34

penderita akan semakin memahami dan beradaptasi dengan

penyakitnya.

Tabel 2.3 Sintesa Hubungan Lama Sakit dengan Kualitas Hidup Penderita

Glaukoma

No. Judul Penulis dan Tahun

Sampel dan Design Penelitian

Hasil

1

Hubungan Pengetahuan, Lama Sakit Dan Tekanan Intraokuler Terhadap Kualitas Hidup Penderita Glaukoma

(Ananda 2017)

1. 68 penderita glaukoma

2. Cross Sectional

Pengetahuan p=0.033, lama sakit p=0.035, dan tekanan intraokuler p=0.317

2 Visual field abnormality and quality of life of patient with primary open angle glaucoma

(Rosalina and Wahjudi 2011)

1. 20 penderita glaukoma

2. Cross sectional

rata-rata lama menderita glaukoma 2–5 tahun (45%)

3 Quality of life in glaucoma and its relationship with visual function

(Nelson, Aspinall et al. 2003)

1. 84 kasus galukoma dan 19 kontrol

2. Cross sectional

rerata onset glaukoma yaitu di atas usia 40 tahun dengan durasi 1 tahun

4 Utility values among glaucoma patients: an impact on the quality of life

(Gupta, Srinivasan et al. 2005)

1. 105 pasien dengan glaukoma primer

2. Cross Sectional

Menderita glaukoma lebih 10 tahun p=0.04

35

4. Riwayat Medis

Hasil penelitian menunjukkan 100% penderita memiliki riwayat

penggunaan obat anti glaukoma, dengan jenis obat bervariasi yaitu

jenis Beta Blocker sekitar 95%, Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI)

baik topikal maupun oral 55%, serta Prostaglandin Analog sekitar

5%. Sedangkan penderita dengan riwayat bedah filtrasi didapatkan

sekitar 30% dari total subjek penelitian. Data tersebut di atas hampir

sama dengan penelitian Jampel, Friedman et al. (2002), di mana

79% subjek penelitian menggunakan obat anti glaukoma berbentuk

tetes mata untuk menurunkan tekanan intraokuler sedangkan sekitar

50% memiliki riwayat operasi intraokuler baik itu operasi katarak atau

glaukoma. Gupta, Srinivasan et al. (2005), menyatakan adanya nilai

utilitas lebih buruk pada penderita glaukoma dengan riwayat operasi

dibandingkan penderita tanpa riwayat operasi glaukoma

sebelumnya. Namun pada penelitian ini, jumlah maupun jenis obat

anti glaukoma yang digunakan penderita tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap nilai utilitas penderita.

36

Tabel 2.4 Sintesa Hubungan Riwayat Medis dengan Kualitas Hidup

Penderita Glaukoma

3. Waktu Luang (Leisure Time)

Hasil penelitian oleh Tessier, Vuillemin et al. (2007)

mendapatkan bahwa kualitas hidup akan meningkat jika ada

peningkatan skor waktu luang dengan nilai p=0.01. Meski didapatkan

No. Judul Penulis dan Tahun

Sampel dan Design Penelitian

Hasil

1

Glaucoma Patients’ Assessment of Their Visual Function and Quality of Life

(Jampel, Friedman et al. 2002)

1. 191 pasien glaukoma dan 46 suspect glaukoma

2. Cross Sectional

79% subjek penelitian menggunakan obat anti glaukoma berbentuk tetes mata untuk menurunkan tekanan intraokuler sedangkan sekitar 50% memiliki riwayat operasi intraokuler

2

Utility values among glaucoma patients: an impact on the quality of life

(Gupta, Srinivasan et al. 2005)

1. 105 pasien dengan glaukoma primer

2. Cross Sectional

jumlah maupun jenis obat anti glaukoma yang digunakan penderita tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai utilitas penderita p=0.66

37

hasil yang berhubungan namun kekuataan hubungannya belum

diketahui dan sangat bergantung pada jenis kelamin dan umur. Hal

ini sejalan denganhasil penelitian Brown, Brown et al. (2004) yang

menyatakan bahwa orang yang melakukan aktivitas fisik di waktu

luang memiliki kualitas hidup lebih baik.

Tabel 2.5 Sintesa Hubungan Waktu Luang dengan Kualitas Hidup Penderita

Glaukoma

No. Judul Penulis dan Tahun

Sampel dan Design Penelitian

Hasil

1

Association between leisure-time physical activity and health-related quality of life changes over time

(Tessier, Vuillemin et al. 2007)

1. 3891 orang 2. Cross

sectional

Kualitas hidup akan meningkat jika ada peningkatan skor waktu luang dengan nilai p=0.01

2 Associations between Physical Activity Dose and Health-Related Quality of Life

(Brown, Brown et al. 2004)

1. 175.850 orang dewasa

2. Cross sectional

orang yang melakukan aktivitas fisik di waktu luang memiliki kualitas hidup lebih baik.

38

D. Kerangka Teori

Modifikasi teori Leske, Connell et al. (1995), Whoqol (1998), Quigley (1996), (Van Kamp,

Leidelmeijer et al. 2003)

Faktor Risiko Personal

Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,

Pekerjaan, Pendapatan, Agama,

Tempat Tinggal, BMI, Berat dan

Tinggi Badan, Lingkar Pinggang,

Warna Iris Mata, Warna Kulit

Faktor Risiko Medis

Sistolik Dan Diastol, Hipertensi,

Riwayat Pengobatan Hipertensi,

Cardio Vascular Disease, Riwayat

Migrain, DM, Merokok, Konsumsi

Alkohol, Suplement Nutrisis,

Riwayat Keluarga

Riwayat glaukoma pada orang tua,

kakek/nenek, saudara, kerabat

lainnya

Karakteristik Okular

Pengukuran Tonometri,

penggunaan kacamata/lensa,

umur pertama menggunakan

kacamata/lensa, katarak, riwayat

glaukoma, penyakit mata lainnya,

kehilangan penglihatan

sementara, operasi mata,

penggunaan obat mata.

Glaukoma

Faktor Mekanik

1. Level dari tekanan vena episklera

2. Jumlah produksi aquos oleh badan siliar

3. Tahanan aliran aquos humor yang melalui

sistem trabekular

Faktor Iskemik

1. Terjadi iskemik dan tidak cukup energi untuk

transport axonal

2. Terjadi apoptosis (kematian sel)

Kualitas Hidup

Kesehatan Fisik Kesehatan Psikologis Tingkat Aktivitas (level

of independence)

Hubungan Sosial Lingkungan Dimensi Fungsional

Sumber Daya Alam Lingkungan Bangunan Ekonomi Karakteristik personal

Gaya Hidup Budaya

Komunitas Safety dan Security Lingkungan Fisik

Akses Pelayanan

Kesehatan

39

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dengan menggunakan analisis jalur (path

analysis).

Keterangan :

= Variabel Independen (Variabel Eksogen)

= Variabel Dependen (Variabel Endogen)

40

F. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Variabel Dependen

Kualitas hidup penderita glaukoma adalah persepsi atau pandangan

subjektif penderita glaukoma terhadap yang dirasakan, terhadap

kesehatan umum dan kesehatan mata, hambatan dalam beraktivitas,

dan respon terhadap gangguan penglihatan yang dialami dengan

menggunakan kuesioner NEI-VFQ 25 dengan minimal skor 0 dan

maksimal skor 164.

Kriteria Objektif

Buruk : skor >82

Baik : skor ≤ 82

2. Variabel Independen

a. Karakteristik responden

Umur

Umur yang dimaksud dalam penelitian adalah umur reponden dari

tanggal lahir hingga hari penelitian dilakukan.

Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio

Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner

b. Pendapatan

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

jumlah pendapatan yang didapat dari pekerjaan yang rutin

maupun yang tidak rutin (dari suami, anak atau kerabat lainnya).

Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio

41

Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner

c. Lama sakit

Lama Sakit yang dimaksud dalam penelitian adalah kurun waktu

responden menderita glaukoma sejak didiagnosis hingga saat

penelitian (Nelson, Aspinall et al. 2003).

Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio

Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner

d. Riwayat Medis

Riwayat Medis yang dimaksud dalam penelitian adalah waktu

responden menjalani pengobatan atau tindakan operasi

glaukoma.

Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio

Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner

e. Waktu Luang

Waktu luang dalam penelitian ini adalah waktu yang dihabiskan

responden dalam sehari melakukan kegiatan-kegiatan tanpa

tekanan dan tanpa ada paksaan.

Skala data : Skala data yang digunakan adalah skala rasio

Alat ukur : Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner

G. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan karakteristik responden dengan kualitas hidup

penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)

Makassar

42

2. Ada hubungan pendapatan dengan kualitas hidup penderita

glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar

3. Ada hubungan lama sakit dengan kualitas hidup penderita

glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar

4. Ada hubungan riwayat medis dengan kualitas hidup penderita

glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar

5. Ada hubungan waktu luang dengan kualitas hidup penderita

glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar

43

BAB III

METODE

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat

observasional analitik dengan desain studi cross sectional. Penelitian

Cross Sectional adalah penelitian yang melihat hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen dengan cara mengamati

keduanya secara serentak (diukur pada waktu yang sama).

Penelitian ini akan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan

kualitas hidup penderita glaukoma.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat (BKMM) Makassar. Waktu penelitian direncanakan pada

bulan Maret sampai April 2018.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kunjungan

glaukoma di BKMM Makassar sebanyak 535 orang.

2. Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita glaukoma di

BKMM Makassar yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi sebagai berikut:

44

a. Kriteria inklusi

1) Tercatat sebagai pasien glaukoma pada Balai Kesehatan

Mata Masyarakat Makassar

2) Berdomisili di kota Makassar

3) Memiliki catatan medis yang lengkap dan memenuhi kriteria

variabel yang diteliti.

4) Bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Ekslusi

1) Berdomisili di luar kota Sulawesi Selatan

2) Tidak bersedia jadi responden

3. Besar sampel

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel minimal

size (untuk penentuan batas minimal dari besarnya sampel),

sampel dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut

(Lemeshow S 1997):

𝑛 = 𝑍1−𝛼/2

2 𝑃 (1 − 𝑃)𝑁

𝑑2(𝑁 − 1) + 𝑍1−𝛼/22 𝑃 (1 − 𝑃)

Dimana:

𝑛 = Besar sampel

N = besar populasi (535 orang)

Z = standar deviasi normal (1,96)

d = tingkat kemaknaan 0,05

p = proporsi (0,5)

45

Q = 1-p = 0,5

Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh sampel sebesar :

𝑛 = (1,96)2 0,5 (1 − 0,5)535

0,052(535 − 1) + (1,96)2 0,5 (1 − 0,5)

𝑛 = 224

4. Teknik pengambilan sampel

Tehnik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan

metode simple random sampling. Random sampling merupakan

teknik pengambilan sampel yang memberi peluang yang sama

pada setiap unit populasi untuk dijadikan sampel. Sampel akan

di acak dari daftar pengunjung BKMM Makassar yang

mendatangi BKMM untuk periksa kesehatan selama waktu

penelitian berlangsung.

D. Pengumpulan Data

1. Persiapan Pengumpulan Data

Persiapan yang utama dalam penelitian adalah perijinan di tempat

penelitian. Persiapan dilakukan agar saat penelitian tidak

mengalami banyak hambatan.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

responden dengan melakukan wawancara dan observasi.

Responden diberikan kesempatan untuk mengisi daftar

pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner. Data untuk

46

variabel kualitas hidup penderita glaukoma menggunakan

kuesioner NEI-VFQ 25 yang telah disiapkan oleh peneliti.

Data variabel independen yaitu, karakteristik responden,

pendapatan, lama sakit, dan waktu luang dinilai dengan

kuesioner yang diberikan. Metode pengumpulan data primer

yaitu dengan wawancara kepada responden dan observasi

dengan panduan kuesioner penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung

diperoleh dari sumbernya, tetapi melalui pihak kedua.

Penelitian ini menggunakan data rekam medis yang diambil

dari BKMM Makassar. Variabel yang menggunakan data

sekunder adalah variabel riwayat medis. Data diambil dari

rekam medis sesuai responden yang menjadi sampel.

3. Cara Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan tahapan sebagai

berikut :

a. Mendatangi lokasi penelitian yaitu BKMM Kota Makassar.

b. Menyampaikan surat izin penelitian kepada bagian tata usaha

untuk mendapat persetujuan. Selanjutnya di arahkan untuk

bertemu kepada petugas yang berwenang.

47

c. Menunggu kartu status pasien glaukoma dari ruangan rekam

medis. Memilih pasien dengan diagnosis glaukoma untuk

dijadikan sampel.

d. Pasien glaukoma yang datang untuk pemeriksaan ke BKMM

akan dimintai kesediaannya menjadi responden setelah

melakukan pemeriksaan.

e. Jika bersedia menjadi maka akan diberikan kuesioner untuk

diisi oleh responden dan tanpa intervensi dari pihak manapun.

Data yang kurang akan dilakukan wawancara kepada

responden.

f. Setelah selesai menjawab semua pertanyaan sesuai

kuesioner dan data dari rekam medis dicatat, peneliti akan

berterima kasih kepada responden.

g. Jika responden tidak dapat menyelesaikan kuesioner dan

bersedia melanjutkan diwaktu lain maka peneliti akan

menghubungi responden kembali.

E. Pengolahan dan penyajian data

1. Pengolahan data

Tahapan pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Screening

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan seberapa banyak data

missing yang ditemukan dalam kuesioner.

48

b. Editing

Tahap editing yaitu bila ada kesalahan yang ditemukan pada tahap

screening akan divalidasi dengan cara membuka kembali kuesioner

yang datanya tidak sesuai. Ini dilakukan agar data yang diperoleh

merupakan informasi yang benar dan lengkap sesuai dengan

variabel yang direncanakan

c. Coding

Pada tahap ini variabel yang datanya kualitatif diberikan kode

numerik. Pengkodean ini dimaksudkan untuk menyingkat data yang

diperoleh untuk mempermudah mengolah dan menganalisa data

dengan memberi kode dalam angka

d. Tabulasi

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menampilkan nilai minimum,

maksimum, mean, dan standar deviasi sesuai dengan tujuan

penelitian agar selanjutnya mudah dianalisa

e. Processing

Dalam kegiatan ini jawaban dari responden yang telah

diterjemahkan menjadi bentuk angka selanjutnya diproses agar

mudah dianalisa

f. Cleaning

Kegiatan ini merupakan pembersihan data dengan cara

pemeriksaan kembali data yang sudah dimasukkan dalam master

49

tabel apakah ada kesalahan atau tidak, pemeriksaan ini meliputi

pemeriksaan ulang terhadap data dan pengkodean.

2. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel, distribusi, dan gambar frekuensi

disertai penjelasan-penjelasan dan analitik untuk melihat hubungan

antar variabel endogen dan variabel eksogen serta variabel yang

paling berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita glaukoma.

F. Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas adalah suatu upaya yang dilakukan oleh

peneliti pada semua tahapan proses penelitian untuk mencapai hasil

yang valid dan reliabel dengan harapan diperolehnya hasil

pengukuran yang dianggap mendekati karakteristik populasi

penelitian, sehingga dapat diambil kesimpulan yang baik dan tepat

untuk menjawab tujuan penelitian.

Selain itu pada setiap pelaksanaan penelitian, selalu

dihadapkan pada kesalahan pengukuran yang terdiri dari kesalahan

alpha (α) atau “sampling error” dan kesalahan betha (β) atau

“systematic error”. Tujuan pelaksanaan control kualitas pada

penelitian ini adalah untuk meminimalisasi atau menghilangkan

kesalahan-kesalahan yang timbul karena kedua jenis kesalahan

tersebut. Adapun langkah-langkah pelaksanaan kontrol kualitas pada

penilaian ini adalah:

50

1. Kesalahan alpha(sampling error). Jenis kesalahan ini terdiri dari

kesalahan yang terjadi pada jumlah sampel (ukuran sampel)

yang dianggap mewakili populasinya dan cara penarikan sampel

dari populasinya (sampling technics)

2. Jumlah sampel. Pada penelitian ini jumlah sampel dihitung

dengan menggunakan rumus perhitungan sampel dan dari hasil

perhitungan diperoleh sampel sebesar 250 responden. Jumlah

ini dianggap jumlah sampel minimal yang tidak boleh kurang.

a. Kesalahan betha (systemic error). Jenis kesalahan ini terdiri

dari kesalahan yang terjadi pada pengukur (peneliti),

kesalahan yang terjadi pada alat ukur yang digunakan

(instrument), serta kesalahan yang terjadi pada obyek yang

diukur (responden). Ketiga jenis sumber kesalahan ini

diuraikan sebagai berikut:

b. Kesalahan pengukur

Kesalahan pengukur pada umumnya dinilai melalui dua

penilaian yakni kesamaan dan stabilitas, namun kesalahan

pengukur ini tidak dilakukan karena penelitian ini dilakukan

sendiri oleh peneliti.

c. Kesalahan alat ukur

Pada instrument penelitian akan dilakukan uji coba lapangan

untuk memiliki kelayakan instrument disalah satu tempat

yang dianggap mendekati wilayah penelitian

51

d. Kesalahan objek yang diukur (responden)

Dilaksanakan dengan:

1) Terlebih dahulu minta persetujuan responden secara

sukarela untuk diikutkan dalam penelitian yang dibuktikan

dengan penandatanganan informed consent

2) Memberikan jaminan kerahasiaan terhadap hasil

wawancara yang diberikan oleh responden (confidencially)

3) Peneliti tidak mencantumkan nama responden dan hanya

menuliskan kode atau inisial nama responden pada

lembar pengumpulan data.

4) Meminta keluangan waktu dari responden untuk

diwawancarai secara bebas tanpa tekanan atau intimidasi

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Validasi data dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian

pengumpul data serta keandalan instrumen penelitian. Instrumen

yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Agar data

yang dilakukan valid maka dilakukan langkah-langkah berikut:

a. Uji coba kuesioner terhadap beberapa responden (10% dari

jumlah sampel).

b. Setiap pertanyaan yang diajukan dapat dimengerti dan dijawab

oleh responden.

52

Pengumpulan data primer dengan instrumen pengumpul data

menggunakan kuesioner, dilakukan uji validitas dan realibilitas

guna melihat kemampuan instrumen yang digunakan dalam

pengumpulan data dilapangan dengan mengambil 10% dari jumlah

sampel.

1) Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat ketepatan alat ukur

terhadap konsep yang diukur, sehingga betul-betul

mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk melihat

validitas kuesioner secara keseluruhan menggunakan

metode Rank Spearman dengan menggunakan SPSS

(Riyanto, 2009). Pengujian validitas dilakukan dengan

korelasi butir soal, yaitu konsistensi antara skor butir

pertanyan dengan skor total per aspek yang dinilah, jika

koefisien butir soal dengan totalnya lebih besar atau sama

dengan 0,3 maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.

2) Uji Realibilitas

Dalam penelitian ini digunakan koefisien internal untuk

mengukur reliabilitas alat ukur dengan menggunakan metode

perhitungan koefisien reliabilitas metode Cronbach Alpha

dengan bantuan SPSS. Setiap pertanyaan dinyatakan

reliabel jika koefisen reliabilitasnya lebih dari atau sama

dengan 0,7 yang berarti bahwa secara keseluruhan alat ukur

53

memiliki konsistensi internal yang dapat diandalkan (Riyanto,

2009)

H. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengalisis variabel-

variabel karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan

menggunakan distribusi frekuensi dan proporsinya. Analisis

univariat pada penelitian ini dilakukan pada setiap variabel

penelitian yang meliputi: jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

lama sakit, riwayat pegobatan dan riwayat penyakit.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk

melihat hubungan dua variabel yaitu antara variabel bebas dan

variabel terikat dari kualitas hidup penderita glaukoma. Analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Chi-

squre, dengan program SPSS

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat adalah analisis data dengan variabel

lebih dari dua dan mencari hubungan masing-masing variabel

independen dan secara simultan dan mencari variabel yang

paling kuat hubungannya dengan variabel dependen dengan

menggunakan regresi logistik dan path analysis. Path analisis

dilakukan dengan menggunakan program AMOS.

54

I. Etika penelitian

Penelitian ini memerlukan izin dari Komite Etika Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin untuk dapat

melakukan penelusuran data rekam medik di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar. Selain itu, penelitian ini memberikan informed

consent pada responden. Perlindungan hak-hak responden dijamin

dan tercantum dalam lembar persetujuan. Responden harus

memahami tentang penelitian yang akan dilakukan.

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Makassar sebelumnya

berbentuk seksi mata dibawah koordinasi dan pengawasan Kanwil

Departemen Kesehatan Sulawesi Selatan, dikepalai oleh Prof. DR. dr.

Waraouw, DSM yang awalnya berlokasi di Jalan Lompobattang No. 10

Makassar.

Pemerintah melalui SK Menkes RI No. 350 a/Menkes/SK/VI/1991

melembagakan 12 UPT di bidang kesehatan masyarakat; salah satu

diantaranya adalah BKMM Provinsi Sulawesi Selatan yang diresmikan

oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI yaitu Dr.Leimena, MPH di gedung baru

Kompleks Kesehatan Banta Bantaeng Jalan Wijaya Kusuma Raya No 19

Makassar.

Pada tanggal 10 Januari 2016, BKMM Sulawesi Selatan melakukan

kerjasama dengan bagian Ilmu Kesehatan THT Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin mengadakan uji coba kesehatan THT Terpadu,

dengan dukungan dari Depkes RI. Pada tanggal 8 Mei 2006, kerjasama

tersebut dikukuhkan secara resmi.

Sesuai peraturan Menkes nomor 1652/Menkes/Per/XII/2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Mata Masyarakat, merupakan

Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang berda dibawah dan

bertanggungjawab kepada Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan (BUK).

56

BKMM Makassar meningkat dari eselon IIIa dengan wilayah kerja meliputi

13 Provinsi menjadi 15 Provinsi.

Sejak berubah dari Seksi Kesehatan Mata sampai sekarang, telah

terjadi beberapa kali pergantian pimpinan, yaitu sebagai berikut

1. Prof DR. Dr. Waraouw, DSM tahun 1955 sampai dengan 1970

2. Prof dr. Umar, DSM tahun 1970 sampai dengan 1982

3. dr. Robert Sutjiadi, DSM tahun 1982 sampai dengan 1992

4. dr. Semuel R. Dundu, DSM tahun 1992 sampai dengan 1995

5. dr. Ny. Hj. Rahasiah Taufik, DSM tahun 1995 sampai dengan

2003

6. dr. Hamzah, Sp.M tahun 2003 sampai 2011

7. dr. Noor Syamsu, Sp.M, M.Kes (Mars) tahun 2011 sampai

sekarang.

Saat ini Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar telah berubah

menjadi Badan Layanan Umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Keuangan dengan Nomor 56/KMK.05/2011 tentang penetapan Balai

Kesehatan Mata Masyarakat makassar pada kementerian kesehatan

sebagai instansi pemerintah yang menerapkan Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (PK-BLU) dengan status Badan Layanan Umum

secara Penuh (BLU secara Penuh). Dengan status BLU secara Penuh

memberikan feksibelitas pengelolaan keuangan kepada Balai Kesehatan

Mata Masyarakat Makassar sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 23

tahun 2005.

57

Visi BKMM Makassar adalah Menjadi Rumah Sakit Khusus Mata kelas

A Unggulan tahun 2019. Misi BKMM Makassar

1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Mata yang Paripurna.

2. Melaksanakan Kegiatan Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian

Kesehatan Mata.

3. Menyelenggarakan Pelayanan Unggulan Katarak, Glaukoma dan

Kelainan Refraksi

Tugas Pokok BKMM Makassar berdasarkan (Kepmenkes

No.1652/MENKES/PER/XII/2005) adalah:

1. Pelayanan Kesehatan Mata

2. Pendidikan dan Pelatihan Teknis

3. Peningkatan Kemitraan di Bidang Kesehatan Mata

Dengan adanya Kepmenkes No. 1652/MENKES/PER/XII/2005 yang

menyangkut Perencanaan, Koordinasi, Pelaksanaan, Evaluasi dalam

fungsi sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Mata Masyarakat

2. Urusan Tata Usaha & RT BKMM

3. Pencegahan timbulnya ganguan kesehatan Mata

4. Pengobatan mata masyarakat

5. Pelayanan penunjang di bidang Kesehatan Mata Masyarakat

6. Pemulihan & peningkatan fungsi penglihatan & kebutaan

7. Pelaksanaan rujukan Kesehatan Mata Masyarakat

8. Diklat tenaga kesehatan

58

9. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna

10. Pelaksanaan kemitraan dan sosialisasi kesehatan mata masyarakat

Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar menjalankan Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001:2015 untuk kegiatan Pelayanan Kesehatan

Mata untuk memberikan pelayanan melalui:

1. Pelaksanaan pelayanan prima, bermutu serta professional kepada

pelanggan

2. Penyelenggaraan kemitraan dengan semua pihak

3. Pelaksanaan Diklat dan Penelitian bidang kesehatan mata

4. Pelaksanaan peraturan perundang undangan yang berlaku dan

persyaratan yang telah ditetapkan pemerintah berkaitan dengan

kegiatan Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar.

5. Pemeliharaan, peninjauan dan penyesuain Sistem Manajemen Mutu

untuk peningkatan berkelanjutan demi kepuasan pelanggan

B. Validitas dan Reliabilitas

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini di uji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya. Validitas

adalah kemampuan daripada tes penyaringan untuk memisahkan

mereka yang betul-betul menderita terhadap mereka yang betul-betul

sehat atau dengan kata lain besarnya kemungkinan untuk menempatkan

setiap individu pada keadaan yang sebenarnya Noor (2002). Uji validitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS. Nilai yang

59

dilihat jika item pertanyaan ≥ 0.3 maka dinyatakan valid. Setelah uji

menggunakan dengan spss hasil pearson correlation dari 62 pertanyaan

kemudian tersisa 49 item pertanyaan dengan nilai ≥ 0.3.

Reliabilitas adalah kemampuan tes memberikan hasil yang sama

atau konsisten bila tes diterapkan lebih dari satu kali pada sasaran

(objek) yang sama dan pada kondisi yang sama pula Noor (2002). Item

pertanyaan dikatakan reliabel jika hasil uji menunjukkan angka Cronbach

alpha ≥ 0.7. Hasil analisis dengan SPSS menunjukkan nilai Cronbach

alpha 0.854 yang artinya item pertanyaan tersebut reliabel untuk

digunakan.

C. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balai Kesehatan Mata (BKMM) Makassar

dengan dasar pemikiran bahwa BKMM Makassar merupakan tempat

rujukan bagi penyakit mata di wilayah Indonesia Timur. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kualitas hidup penderita glaukoma di BKMM Makassar dengan

menggunakan desain studi penelitian cross sectional atau studi potong

lintang. Penelitian dilakukan mulai tanggal Rabu 14 Maret – Rabu 2 Mei

2018.

Jumlah responden yang didapatkan sebagai sampel yaitu sebanyak

250 responden dengan penyakit glaucoma yang melakukan kunjungan di

BKMM Makassar selama waktu penelitian berlangsung. Pengumpulan

60

data dilakukan dengan melihat data pasien yang berkunjung saat waktu

penelitian kemudian melakukan wawancara pada pasien dengan

menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Setelah dilakukan

wawancara tahap selanjutnya memeriksa rekam medis pasien untuk

melihat variable riwayat medis dan lama sakit.

Setelah proses pengumpulan data selesai, data tersebut kemudian

diperiksa kelengkapannya, setelah lengkap kemudian dilakukan

penginputan data dan analisis data pada program SPSS dan juga analisis

data untuk path analysis menggunakan program AMOS. Hasil penelitian

disajikan secara deskriptif dengan tabel distribusi frekuensi responden

(univariat), analisis bivariat untuk mengetahui kemaknaan hubungan

variable independen ( umur, pendapatan, lama sakit, riwayat medis, dan

waktu luang) dan variable dependen ( kualitas hidup penderita galukoma)

dan anlisis multivariat untuk melihat faktor yang paling berhubungan

dengan kualitas hidup penderita glaukoma menggunakan anlisis regresi

logistic dan path analysis.

1. Kualitas Hidup Penderita Glaukoma

Distribusi hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kualitas

hidup penderita glaukoma dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Kualitas Hidup Penderita Glaukoma

di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018

Kualitas Hidup Frekuensi

(n=250) %

Baik 224 89.6 Buruk 26 10.4

Sumber: Data Primer 2018

61

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kualitas hidup penderita glaukoma

di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar lebih banyak yang

memiliki kulitas hidup baik yaitu sebanyak 224 responden (89.6%)

sedangkan responden dengan kualitas hidup buruk yaitu 26 responden

(10.4%).

2. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran umum

penelitian dengan cara mendeskripsikan variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian. Hasil analisis univariat pada penelitian ini

sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang akan digambarkan dalam penelitian ini

meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan

responden dan status pekerjaan responden.

62

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik

di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018

Karakteristik

Kualitas Hidup (n=250) Total

Buruk Baik

n % n % n %

Jenis Kelamin

Perempuan 18 12.3 128 87.7 146 100

Laki-laki 8 7.7 96 92.3 104 100

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Umur

> 57 tahun 16 11.1 128 88.9 144 100

≤ 57 tahun 10 9.4 96 90.6 106 100

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Status Pernikahan Belum Menikah 6 37.5 10 62.5 16 100 Menikah 15 7.1 196 92.9 211 100 Janda/Duda 5 21.7 18 78.3 23 100 Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Pendidikan Tidak Sekolah 1 33.3 2 66.7 3 100 SD 6 7.7 72 92.3 78 100 SMP 0 0 19 100 19 100 SMA 13 12.2 88 87.1 101 100 PT 6 12.2 43 87.8 49 100 Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100 Status Pekerjaan Ya 13 14.6 76 85.4 89 100

PNS 9 26.5 25 73.5 34 100 Swasta/BUMN 0 0 14 100 14 100 TNI/POLRI 0 0 2 100 2 100 Wiraswasta 4 13.3 26 86.7 30 100 Buruh/PRT/Petani 0 0 9 100 9 100

Tidak 13 8.1 148 91.9 161 100 Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 4.2 menunjukkan distribusi frekuensi responden

berdasarkan karakteristik responden yaitu jenis kelamin dan

kelompok umur, status pernikahan, pendidikan, dan status

pekerjaan. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, terlihat

63

bahwa lebih banyak jenis kelamin laki-laki yang menderita glaukoma

dengan kualitas hidup yang baik yaitu 128 responden (92.3%)

sedangkan jenis kelamin perempuan yang memiliki kualitas hidup

baik ada sebanyak 87.7% (128). Karakteristik kelompok umur ≤ 57

tahun tahun lebih banyak penderita glaukoma dengan kualitas hidup

yang baik yaitu 90.6% (96) responden sedangkan pada kelompok

umur > 57 tahun ada 88.9% (128) responden dengan kualitas hidup

baik.

Karakteristik status pernikahan dari tabel dapat terlihat bahwa,

responden yang menderita glaukoma dengan status menikah dan

memiliki kualitas hidup baik ada sebanyak 196 responden (92.9%),

sedangkan dengan status janda/duda ada 78.3% (18) responden

yang memiliki kualitas hidup baik dan untuk status belum menikah

terdapat 62.5 % (10) responden dengan kualitas hidup yang baik.

Pendidikan responden dengan kualitas hidup yang baik paling

tinggi merupakan responden dengan pendidikan SD yaitu 72

responden (92.3%) . Menurut karakteristik responden yaitu status

pekerjaan, responden dengan kualitas hidup yang baik lebih banyak

yang tidak bekerja sebanyak 148 (91.9%) dibandingkan yang

bekerja. Namun, untuk responden yang bekerja yang memiliki

kualitas hidup baik sebanyak 100 % yaitu responden dengan

pekerjaan Swasta/BUMN (14) , TNI/Polri (2), dan Buruh/PRT/Petani

(9) orang.

64

b. Variabel Penelitian

1) Pendapatan

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018

Pendapatan

Kualitas Hidup

Total % Buruk Baik

n % n %

Rendah 21 10.9 171 89.1 192 100

Tinggi 5 8.6 53 91.4 34 100

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.3, distribusi responden dengan kualitas

hidup baik yang paling tinggi pada responden dengan kategori

pendapatan tinggi yaitu > Rp. 2.700.000 sebanyak 91.4% (53)

responden. Sedangkan distribusi responden dengan kualitas

buruk paling tinggi pada responden dengan kategori pendapatan

rendah yaitu ≤ Rp. 2.700.000 sebanyak 10.9% (21).

2) Lama Sakit Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Lama Sakit di Balai Kesehatan Mata Masyarakat

Makassar Tahun 2018

Lama Sakit

Kualitas Hidup

Total % Buruk Baik

n % n %

> 12 bulan 16 17.4 76 82.6 92 100

≤ 12 bulan 10 6.3 148 93.7 158 100

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.4, distribusi responden dengan kualitas

hidup baik yang paling tinggi pada responden dengan jangka

65

waktu lama sakit ≤ 12 bulan yaitu 213 (91.8%). Kualitas hidup

buruk yang paling tinggi sebanyak 38.9 % (7) responden dengan

jangka waktu lama sakit > 12 bulan.

3) Riwayat Medis

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Medis

di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018

Riwayat Medis

Kualitas Hidup

Total % Buruk Baik

n % n %

> 11 bulan 16 16.0 84 84.0 100 100

≤ 11 bulan 10 6.7 140 93.3 150 100

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.5, distribusi responden dengan kualitas

hidup baik yang paling tinggi pada responden dengan riwayat

medis pertama kali berobat ≤ 32 bulan yang lalu yaitu 213

(91.8%).

4) Waktu Luang

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Luang

di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018

Waktu Luang

Kualitas Hidup

Total % Buruk Baik

n % n %

≤ 6 jam 10 7.9 117 92.1 127 100

> 6 jam 16 13.0 107 87.0 123 100

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Sumber : Data Primer, 2018

66

Berdasarkan tabel 4.6, distribusi responden dengan kualitas

hidup baik yang paling tinggi pada responden dengan waktu

luang ≤ 6 jam yaitu 92.1 % atau 117 responden.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen (karakteristik responden, pendapatan, lama sakit,

riwayat medis dan waktu luang) dan variabel dependen (kualitas hidup

penderita glaukoma) dengan menggunakan uji statistik.

Analisis bivariat dengan menggunakan chi square sehingga

variabel yang digunakan perlu dikategorikan. Variabel kualitas hidup

dikategorikan dengan melihat skor sesuai ketentuan kuesioner NEI-

VFQ yaitu buruk jika ≤ skor 82 dan baik jika skor >82. Variabel umur,

lama sakit, riwayat medis dan waktu luang dikategorikan dengan

melihat nilai mean. Sedangkan variabel pendapatan dikategorikan

dengan melihat upah minimum kota (umk) Makassar yaitu Rp.

2.700.000 sehingga rendah jika pendapatan ≤ Rp. 2.700.000 dan tinggi

jika pendapatan >Rp. 2.700.000. Selanjutnya hasil dari analisis bivariat

adalah sebagai berikut :

67

Tabel 4.7 Distribusi Hubungan Variabel Karakteristik Responden Dengan

Kualitas Hidup di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018

Karakteristik

Kualitas Hidup (n=250) Total P Value

Buruk Baik

n % n % n %

Jenis Kelamin

Perempuan 18 12.3 128 87.7 146 100

Laki-laki 8 7.7 96 92.3 104 100 0.237

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Kelompok Umur

> 57 tahun 16 11.1 128 88.9 144 100

≤ 57 tahun 10 9.4 96 90.6 106 100 0.668

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Sumber: Data Primer, 2018

Menurut hasil dari analisis hubungan karakteristik responden

penderita glaukoma dengan kualitas hidup pada tabel 4.7, tidak ada

hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup

penderita glaukoma dengan p value=0.237 > α (0,05). Hasil serupa juga

terlihat pada kelompok umur dengan p value= 0.668 >α (0,05) sehingga

dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan kelompok umur dengan

kualitas hidup penderita glaukoma pada BKMM Kota Makassar.

68

Tabel 4.8 Distribusi Hubungan Variabel Independen Dengan Kualitas

Hidup di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018

Variabel

Kualitas Hidup (n=250) Total P Value

Buruk Baik

n % n % n %

Pendapatan

Rendah 21 10.9 171 89.1 192 100

Tinggi 5 8.6 53 91.4 34 100 0.746

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Lama Sakit

> 12 bulan 16 17.4 76 82.6 92 100

≤ 12 bulan 10 6.3 148 93.7 158 100 0.006

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Riwayat Medis

> 11 bulan 16 16.0 84 84.0 100 100

≤ 11 bulan 10 6.7 140 93.3 150 100 0.018

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Waktu Luang

≤ 6 jam 10 7.9 117 92.1 127 100

> 6 jam 16 13.0 107 87.0 123 100 0.014

Jumlah 26 10.4 224 89.6 250 100

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil analisis hubungan variabel pendapatan dengan

kualitas hidup penderita glaukoma pada tabel menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara pendapatan dengan kualitas hidup

penderita glaukoma dengan p value 0.746 > α (0,05). Hasil analisis

hubungan pada tabel menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama

sakit dengan kualitas hidup penderita glaukoma dengan p value 0.006 <

α (0,05) .

Hasil uji statistic dengan chi square menunjukkan bahwa ada

hubungan antara variabel riwayat medis dengan kualitas hidup

69

penderita glaukoma dengan p value 0.018 < α (0,05). Hasil uji statistic

dengan chi square menunjukkan p value 0.184 < α (0,05) sehingga

ada hubungan antara variabel waktu luang dengan kualitas hidup

penderita glaukoma.

Untuk memudahkan pada analisis multivariat, maka disajikan

rangkuman hasil analisis bivariat variabel-variabel penelitian sebagai

berikut:

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Analisis Bivariat Variabel Independen dengan

Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar

Tahun 2018

No. Variabel Penelitian Hasil Uji (p Value)

1 Jenis Kelamin 0.237

2 Kelompok Umur 0.668

3 Pendapatan 0.746

4 Lama Sakit 0.006

5 Riwayat Medis 0.018

6 Waktu Luang 0.014

Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa hanya terdapat 1 (satu) variabel

yang tidak dimasukkan dalam analisis multivariat yaitu variabel

pendapatan karena nilai p value variabel tersebut > 0.25 dan variabel

lainnya yaitu jenis kelamin, kelompok umur, lama sakit, riwayat medis

dan waktu luang dengan p value < 0.25 akan dianalisis lebih lanjut

dalam analisis multivariat dengan regresi logistik.

4. Analisis Multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan yang

paling dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita

70

glaukoma. Variabel yang dimasukkan dalam analisis multivariat yaitu

variabel yang memiliki nilai p value <0.25. Hasil analisis multivariat

faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita galukoma

dengan metode Backward Stepwise (LR) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Hasil Analisis Multivariat Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di

Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar Tahun 2018

Variabel Penelitian

B Wald Sig. Exp (B) CI 95%

LL UL

Step 1 JK(1) 0.453 0.456 0.320 1.464 0.595 3.579 LamaSakit(1) -1.042 5.223 0.022 2.653 1.144 3.862

Riwayat Medis(1) 0.897 4.084 0.043 2.453 1.027 5.857

KlpWaktuLuang(1) 0.248 0.303 0.582 0.780 0.323 1.888

Constant -2.319 29.327 0.000 0.098

Sumber: Data Primer, 2018

Hasil analisis regresi logistik pada tabel menunjukkan bahwa

faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup penderita

glaukoma dengan nilai p value 0.022 adalah variabel lama sakit dan

bermakna sebagai faktor risiko untuk kualitas hdup buruk. Dengan nilai

Wald terhadap kualitas hidup yaitu 5.223 yang berarti bahwa lama sakit

5.223 kali berhubungan dengan kualitas hidup penderita glaukoma.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan

persamaan logistik untuk kualitas hidup penderita glaukoma adalah

sebagai berikut :

71

y = Konstanta+ b1x1 + b2x2 + …. + bixi

Logit Kualitas Hidup Penderita Glaukoma =

2.319 + (-)1.024 (lama sakit) + 0.897 (riwayat medis) + 0.248 (waktu

luang) = 1.308

Interpretasi dari persamaan logistik kualitas hidup tersebut yaitu

pada suatu kondisi dimana ada hubungan dari lama sakit, riwayat

medis, dan waktu luang dengan memperhatikan nilai konstanta berati

tanpa ada pengaruh faktor risiko tersebut, risiko kualitas hidup

penderita glaukoma untuk menjadi buruk akan menurun sebesar

1.308 kali.

Akan tetapi jika memperhitungkan nilai konstanta dengan

pengaruh penambahan faktor-faktor risiko tersebut, maka risiko

penderita glaukoma untuk memiliki kualitas hidup buruk juga akan

meningkat. Misalnya, untuk penambahan nilai lama sakit sebanyak 1

maka akan menambah risiko kualitas hidup penderita glaukoma buruk

sebanyak 1.308 kali. Begitupun dengan faktor risiko lainnya. Hasil nilai-

nilai tersebut jika dijumlahkan dengan nilai konstanta maka akan

menunjukkan suatu perbandingan lurus yaitu semakin besar nilai pada

variabel independen, maka semakin besar pula risiko penderita

glaukoma untuk memiliki kualitas hidup yang buruk. Nilai yang

dihasilkan dari persamaan yaitu 5.223 menunjukkan bahwa semakin

banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang seperti lama sakit, riwayat

72

medis dan waktu luang maka akan semakin besar risikonya untuk

memiliki kualitas hidup yang buruk. Dengan persamaan tersebut dapat

diramalkan tentang probabilitas (risiko) individu terhadap kualitas hidup

penderita glaukoma yaitu:

Dimana : P = Probabilitas untuk terjadinya suatu kejadian

Y = Constant + β1X1 + β2X2+ . . . .

e = Bilangan natural (2,72)

𝑃 =1

1 + 𝑒𝑥𝑝−(𝑦)

𝑃 =1

1 + 2,72−(1.308)

𝑃 = 1

1 + 0.11507

𝑃 = 1

1.270

𝑃 = 0,78 atau 78%

Artinya probabilitas seseorang mengalami kualitas hidup buruk

jika dia memiliki jangka waktu lama sakit yang panjang, riwayat medis

yang lama dan waktu luang yang sedikit adalah 78%.

73

5. Path Analysis

Gambar 3. Analisis Jalur Hubungan Antara Variabel Dengan Nilai Estimate

Keterangan :

Gambar 3 menunjukkan hasil setelah dilakukan analisis jalur

dengan AMOS. Angka yang muncul pada gambar merupakan nilai

Kualitas Hidup

= Variabel Independen (Variabel Eksogen)

= Variabel Dependen (Variabel Endogen)

= residue (r3, r4, r5)

74

estimates. Untuk melihat nilai p dengan jelas akan dimunculkan dalam

tabel 4.11.

Tabel 4.11. Pengaruh Koefisien Analisis Jalur dan Kaitannya Dengan Hipotesis

Penelitian (Direct Effect)

No. Variabel Penelitian Direct Effect

Estimate Nilai p Kesimpulan

1 Umur → Pendapatan -5338.575 0.291 Tidak signifikan

2 Lama Sakit → Pendapatan 8664.181 0.199 Tidak signifikan

3 Lama Sakit → Waktu Luang -.455 0.000 Signifikan

4 Riwayat Medis → Waktu Luang .509 0.000 Signifikan

5 Pendapatan → QOL .000 0.072 Tidak signifikan

6 Waktu Luang → QOL .743 0.021 Signifikan

7 Lama Sakit → QOL 1.035 0.046 Signifikan

8 Umur → QOL -.013 0.802 Tidak signifikan

9 Riwayat Medis → QOL -1.029 0.056 Tidak signifikan

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel 4.11, dapat dilihat bahwa:

1) Lama sakit memiliki hubungan terhadap tingkat waktu luang

dengan p value=0.000 <0.05 dengan nilai koefisien sebesar -0.455

artinya bahwa jika lama sakit mengalami kenaikan satu poin ke

arah yang lebih buruk maka tingkat waktu luang akan turun sebesar

-0.455 poin.

2) Riwayat medis memiliki hubungan terhadap tingkat waktu luang

dengan p value 0.000 <0.05 dengan nilai koefisien sebesar 0.509

artinya bahwa jika riwayat medis mengalami kenaikan satu poin

kearah yang buruk maka tingkat waktu luang akan naik sebesar

0.509 poin.

3) Waktu luang memiliki hubungan terhadap tingkat kualitas hidup

dengan p value=0.021 <0.05 dengan nilai koefisien 0.743 artinya

75

bahwa jika waktu luang mengalami kenaikan satu poin kearah yang

lebih buruk maka tingkat kualitas hidup akan naik sebesar 0.743

poin.

4) Lama sakit memiliki hubungan terhadap tingkat kualitas hidup

dengan p value=0.046 <0.05 dengan nilai koefisien 1.035 artinya

bahwa jika waktu luang mengalami kenaikan satu poin kearah yang

lebih buruk maka tingkat kualitas hidup akan naik sebesar 1.035

poin.

D. PEMBAHASAN

Penelitian ini memperoleh hasil bahwa dari keseluruhan responden

(250 responden) ada sebanyak 224 (89.6%) yang memiliki kualitas hidup

baik dan 26 (10.4%) yang memiliki kualitas hidup buruk. Adapun faktor-

faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup tersebut sangat

bervariasi. Pada penelitian ini faktor-faktor berhubungan yang diteliti

adalah karakteristik responden (jenis kelamin dan umur), pendapatan,

lama sakit, riwayat medis dan waktu luang.

1. Karakteristik responden

a) Jenis Kelamin

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin

dengan p value=0.237 tidak memiliki hubungan dengan kualitas

hidup penderita glaukoma. Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa penderita glaukoma laki-laki lebih banyak memiliki kualitas

76

hidup baik yaitu 92.3% (96) di banding perempuan yaitu 87.7%

(128).

Temuan tersebut sejalan dengan Charafeddine, Demarest et al.

(2017) bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan kualitas

hidup dengan p value=0.114. Penelitian dengan metode cross

sectional tersebut menyatakan bahwa para perokok pria memiliki

kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan wanita. Hal tersebut

terkait dengan banyak wanita memiliki pendidikan rendah sehingga

rentan terhadap kecemasan atau depresi yang membuat wanita

memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibanding laki-laki. Hal

yang sama ditemukan pada penelitian Bain, Lemmon et al. (2003)

bahwa adanya perbedaan antara kualitas hidup antara laki-laki dan

perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik

daripada kualitas hidup perempuan.

Berbeda dengan hasil penelitian ini, hasil penelitian Choi,

Chang et al. (2018) mengemukakan bahwa ada hubungan antara

jenis kelamin dengan kualitas hidup (p value=0.001). Meski hasil

penelitian tersebut menyatakan bahwa ada hubungan antara jenis

kelamin dengan kualitas hidup, namun penelitian ini menyebutkan

bahwa laki-laki memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibanding

perempuan. Hasil yang sama ditunjukkan oleh Hamzah and

Widaryati (2017) bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan

kualitas hidup dengan p value p=0.001. Selanjutnya dijelaskan

77

bahwa perempuan memiliki hormon estrogen yang ketika

menopause akan berkurang, sehingga meningkatkan risiko

terjadinya kecemasan dan depresi yang akan menurunkan

kesehatan mental dan kualitas hidup. Penelitian ini juga

mengungkapkan bahwa perbedaan yang terjadi dapat terjadi

dikarenakan coping strategies laki-laki dan perempuan yang

berbeda. Pria cenderung berfokus pada masalah yang terjadi

sedangkan wanita lebih fokus pada emosi saat menghadapi

masalah sehingga wanita lebih cenderung mempunyai emosi

negatif yang dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan stress

dan menurunnya kualitas hidup.

Menilai dari berbagai penelitian yang telah disebutkan

sebelumnya bahwa hubungan jenis kelamin dengan kualitas hidup

sangat terkait dengan faktor lain seperti pendidikan, hormon, umur

dan berbagai faktor lainnya. Selain itu, sampel dalam penelitian ini

mungkin saja belum cukup untuk menilai hubungan antara jenis

kelamin dan kualitas hidup. Seperti yang dikemukakan oleh Fadda

and Jirón (1999) bahwa laki-laki dan perempuan memiliki

perbedaan dalam peran serta akses dan kendali terhadap berbagai

sumber sehingga kebutuhan atau hal-hal yang penting bagi laki-laki

dan perempuan juga akan berbeda. Hal ini mengindikasikan

adanya perbedaan aspek-aspek kehidupan dalam hubungannya

dengan kualitas hidup pada laki-laki dan perempuan.

78

b) Umur

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa umur dengan p

value= 0.668 tidak memiliki hubungan dengan kualitas hidup

penderita glaukoma. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

penderita glaukoma dengan kualitas hidup baik lebih banyak pada

kelompok umur >57 tahun yaitu 90.5% (209) dan yang memiliki

kualitas hidup buruk lebih banyak pada kelompok umur ≤ 57 tahun.

Hal ini dapat terkait dengan lebih dari setengah dari responden

memang telah berusia > 57 tahun.

Sejalan dengan hasil penelitian ini, Yuliati and Ririanty (2014)

mendapat hasil p value=0.266 sehingga dapat diketahui bahwa

tidak ada hubungan antara umur dan kualitas hidup. Penelitian ini

menjelaskan orang tua diatas 50 tahun biasanya didampingi oleh

keluarga sehingga ada orang yang mendampingi. Usia tua juga

disebutkan bahwa lebih siap dan menerima penyakit yang diderita

sehingga cenderung sabar.

Berbeda dengan hasil dari penelitian ini, Hamzah and

Widaryati (2017) dalam penelitian dengan metode cross sectional

mengungkapkan bahwa ada hubungan antar umur dengan kualitas

hidup karena semakin bertambah usia seseorang maka akan

semakin menurun kualitas hidupnya. Glaukoma merupakan

penyakit yang terkait dengan umur. Semakin tua maka akan

meningkatkan risiko untuk menderita glaukoma. Risiko terkena

79

glaukoma akan meningkat pada umur 40 – 64 tahun sebesar 1%

dan pada umur 65 tahun keatas sebesar 5%.

Umur dikaitkan dengan faktor menuanya jaringan dan sel, lebih

lama terpapar faktor risiko dan menderita penyakit lebih lama.

Menurut Ismandari and Helda (2011) prevalensi glaukoma tertinggi

terjadi pada usia >74 tahun sebanyak 75% dari reponden.

Menurut UCC, UCC et al. (2005) bahwa ada hubungan yang

kuat antara kualitas hidup dengan bertambahnya umur. Penelitian

tersebut mendapatkan hasil dengan semakin tuanya umur maka

akan semakin banyak gangguan-gangguan kesehatan seperti

gangguan buang air kecil dan buang air besar serta pergerakan

yang terganggu sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup

orang dengan umur diatas 70 tahun.

2. Pendapatan

Setelah analisis dengan chi square dari penelitian ini didapatkan

hasil bahwa pendapatan tidak berhubungan dengan kualitas hidup

dengan hasil p value= 0.746 > α (0,05). Lebih lanjut dapat dilihat dari

hasil analisis tersebut bahwa kualitas hidup baik lebih banyak pada

penderita glaukoma dengan kategori pendapatan tinggi (> 2.700.000)

yaitu 91.2% (34) dibandingkan dengan kategori pendapatan rendah (≤

2.700.000) sebanyak 89.4% (193).

Jika dilihat dari status pekerjaan diketahui bahwa lebih banyak

responden yang tidak bekerja atau sudah berhenti dari pekerjaannya

80

yaitu sebanyak 161 responden sehingga berpengaruh pada

pendapatan responden. Beberapa responden juga mengemukakan

bahwa salah satu faktor mereka tidak bekerja dikarenakan penyakit

glaukoma yang dideritanya. Beberapa responden juga mengungkapkan

bahwa kadang mereka hanya menunggu pemberian keluarga dan

kerabat sehingga merasa tidak semua kebutuhannya terpenuhi. Hal-hal

tersebut tentu akan berpengaruh pada kualitas hidup penderita

glaukoma tersebut.

Hasil penelitian ini didukung oleh Sendow, Kandou et al. (2017)

bahwa tidak ada hubungan antara kualitas hidup dan pendapatan

dengan p value=0.273. hal tersebut dikarenakan responden lebih

banyak bekerja dengan membuka warung atau pekerjaan dengan

pendapatan yang tidak tetap.

Menurut Wangsarahardja, Dharmawan et al. (2016) dari 368

responden ada 210 responden yang termasuk dalam kategori

pendapatan rendah (< Rp. 500.000) yang mempunyai hubungan

dengan kualitas hidup orang dengan masalah kesehatan gigi dan

mulut. Hal ini diakibatkan oleh dengan pendapatan yang rendah akan

mempengaruhi perilaku responden untuk tidak mencari pelayanan

kesehatan. Secara lebih signifikan disebutkan bahwa lansia dengan

pendapatan rendah bahkan tidak pernah memeriksakan kesehatan gigi

dan mulutnya. Tidak mendapatkan pelayanan kesehatan untuk gigi dan

81

mulut akan dapat berpengaruh pada kualitas hidup lansia tersebut pada

tahun-tahun yang akan datang.

3. Lama Sakit

Setelah analisis dengan chi square dari penelitian ini didapatkan

hasil bahwa lama sakit berhubungan dengan kualitas hidup dengan

hasil p value=0.000 < α (0,05). Lebih lanjut dapat dilihat dari hasil

analisis tersebut bahwa kualitas hidup baik lebih banyak pada penderita

glaukoma dengan kategori lama sakit ≤ 32 bulan yaitu 91.8% (232)

dibandingkan dengan kategori lama sakit > 32 bulan sebanyak 61.1%

(18).

Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan,

dengan perjalanan penyakit yang lama hingga menimbulkan kebutaan.

Maka semakin lama seseorang menderita glaukoma maka akan

semakin terbatas aktivitas yang dapat dilakukan. Selain itu, penderita

lebih banyak berusia lanjut sehingga masalah kesehatan yang dialami

tidak hanya terkait galukoma. Orang tua biasanya memiliki riwayat

penyakit seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi, kolesterol atau

asam urat. Hal tersebut berakibat banyaknya keterbatasan yang dialami

penderita glaukoma yang juga berpengaruh pada kualitas hidup

mereka.

Hasil yang didapatkan Ananda (2017) menunjukkan ada hubungan

antara variabel lama sakit dengan kualitas hidup penderita glaukoma.

Hal ini karena setelah dilakukan uji statistik hasil menunjukkan p=0,035

82

pada α = 0,05. Nilai p < α yang menunjukkan hasil Ho ditolak yang

artinya ada hubungan antara lama sakit dengan kualitas hidup

penderita glaukoma di Rumah Sakit Mata Undaan Surabaya.

Berbeda dengan hasil penelitian ini, Yusra (2011) menyatakan hasil

dari penelitian dengan metode ctoss sectional yang dilakukan bahwa

tidak ada hubungan lama sakit DM dengan kualitas hidup (p

value=0.085). Penjelasan lebih dikatakan bahwa meski lama sakit

sudah berlangsung cukup lama, namun diikuti dengan kepatuhan

meminum obat dan tanpa ada komplikasi tentu kualitas hidup pasien

DM dapat dikategorikan baik.

Pada penelitian Rosalina and Wahjudi (2011) didapatkan rata-rata

lama menderita glaukoma 2–5 tahun (45%). Rerata lama menderita

glaukoma dalam penelitian ini adalah 3,63 ± 3,92 tahun, terpendek 0,25

tahun dan terpanjang 16 tahun.

Pada penelitian Nelson, Aspinall et al. (2003), didapatkan rerata

onset glaukoma yaitu di atas usia 40 tahun dengan durasi 1 tahun.

Gupta, Srinivasan et al. (2005) meneliti tentang nilai utilitas penderita

setelah terkena glaukoma, dikatakan bahwa terdapat beberapa faktor

yang memengaruhi efek glaukoma terhadap kualitas hidup penderita,

salah satu di antaranya adalah lama menderita glaukoma. Pada

penelitian tersebut didapatkan perbedaan nilai utilitas, di mana

penderita dengan lama glaukoma kurang dari 5 tahun memiliki nilai

utilitas lebih rendah dari mereka yang menderita glaukoma lebih dari 10

83

tahun, meskipun hasil ini secara statistik tidak berbeda secara

signifikan. Hal ini dapat merupakan indikator bahwa semakin lama

penderita akan semakin memahami dan beradaptasi dengan

penyakitnya.

4. Riwayat Medis

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa riwayat medis dengan

p value=0.018 memiliki hubungan dengan kualitas hidup penderita

glaukoma. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penderita

glaukoma dengan kualitas hidup baik .lebih banyak pada kelompok

dengan riwayat medis ≤ 32 bulan yaitu 91.8% (232) dibandingkan

dengan kategori riwayat medis > 32 bulan sebanyak 61.1% (18).

Hasil penelitian menunjukkan 100% penderita memiliki riwayat

penggunaan obat anti glaukoma, dengan jenis obat bervariasi yaitu

jenis Beta Blocker sekitar 95%, Carbonic Anhydrase Inhibitor (CAI) baik

topikal maupun oral 55%, serta Prostaglandin Analog sekitar 5%.

Sedangkan penderita dengan riwayat bedah filtrasi didapatkan sekitar

30% dari total subjek penelitian. Data tersebut di atas hampir sama

dengan penelitian Jampel, Friedman et al. (2002), di mana 79% subjek

penelitian menggunakan obat anti glaukoma berbentuk tetes mata

untuk menurunkan tekanan intraokuler sedangkan sekitar 50% memiliki

riwayat operasi intraokuler baik itu operasi katarak atau glaukoma.

Gupta, Srinivasan et al. (2005), menyatakan adanya nilai utilitas lebih

buruk pada penderita glaukoma dengan riwayat operasi dibandingkan

84

penderita tanpa riwayat operasi glaukoma sebelumnya. Namun pada

penelitian ini, jumlah maupun jenis obat anti glaukoma yang digunakan

penderita tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai utilitas

penderita.

Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan,

membutuhkan pengobatan yang berkelanjutan untuk mengurangi risiko

mengalami kebutaan. Maka semakin lama seseorang melakukan

pengobatan dan check-up untuk glaukoma yang diderita maka biaya

dan waktu yang digunakan tidak sedikit. Maka secara tidak langsung

akan berakibat menurunnya kualitas hidup mereka.

Dewi and Anita (2015) dalam penelitian yang dilakukan di

Yogyakarta mengemukakan bahwa tidak ada hubungan antara lama

riwayat medis (hemodialisa) pada penderita gagal ginjal dengan p

value=0.739. Lebih lanjut disebutkan bahwa hemodialisa merupakan

terapi yang penting bagi penderita gagal ginjal. Sehingga hemodialisa

dapat memperpanjang umur penderita dan secara tidak langsung

bukan menjadi alasan bahwa kualitas hidup penderita gagal ginjal

menjadi buruk.

Hasil yang sama diperoleh Chagani, Parpio et al. (2017) bahwa ada

hubungan antara lamanya menjalani kemiterapi dengan kualitas hidup

pasien kanker dengan p value 0.046. Kemudian dijelaskan hal ini terkait

dengan kelelahan dan mual yang dialami setelah menjalani proses

85

kemoterapi. Mual hingga muntah merupakan efek samping yang alami

saat menjalani kemoterapi.

Hasil yang sejalan dengan hasil penelitian ini oleh Jannah (2015)

menyebutkan bahwa ada hubungan antara riwayat medis dengan

kualitas hidup dngan p value=0.000 dengan risiko 46.829 kali untuk

mempengaruhi kualitas hidup penderita tb paru. Pengobatan tb paru

harus dijalani minimal 6 bulan secara berkelanjutan. Lamanya masa

pengobatan tersebut dianggap mempengaruhi kualitas hidup penderita

tb paru. Hal tersebut karena meminum obat secara teratur secara

berkelanjutan tiap hari bagi beberapa orang cukup membebani aktivitas

sehari-hari.

5. Waktu Luang

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa riwayat medis dengan

p value=0.184 tidak memiliki hubungan dengan kualitas hidup penderita

glaukoma. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penderita

glaukoma dengan kualitas hidup baik lebih banyak pada kelompok

dengan waktu luang ≤ 6 jam yaitu 92.1% (117) dibandingkan dengan

kategori waktu luang > 6 jam sebanyak 87.0% (107).

Hasil penelitian oleh Tessier, Vuillemin et al. (2007) mendapatkan

bahwa kualitas hidup akan meningkat jika ada peningkatan skor waktu

luang dengan nilai p=0.01. Meski didapatkan hasil yang berhubungan

namun kekuataan hubungannya belum diketahui dan sangat

bergantung pada jenis kelamin dan umur. Hal ini sejalan dengan hasil

86

penelitian Brown, Brown et al. (2004) yang menyatakan bahwa orang

yang melakukan aktivitas fisik di waktu luang memiliki kualitas hidup

lebih baik.

Hasil penelitian oleh Nakamura, Teixeira et al. (2014) menemukan

bahwa waktu luang dan kualitas hidup memiliki hubungan. Meskipun

arah dari hubungan ini dapat bervariasi terkait domain kualitas hidup

dan jenis kelamin responden. Selanjutnya dijelaskan bahwa level

moderate atas waktu luang berhubungan dengan kualitas hidup.

Banyaknya waktu luang harus seimbang dengan aktivitas fisik yang

dilakukan. Penelitian ini juga menyebutkan orang yang tidak melakukan

apa-apa pada waktu luangnya memiliki kualitas hidup yang lebih

rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki aktifitas fisik cukup

pada waktu luangnya.

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian oleh Yasunaga, Togo et al.

(2006) yang menemukan bahwa pada laki-laki waktu luang yang lebih

banyak dan diikuti dengan aktifitas fisik berhubungan dengan kualitas

hidup yang baik. Penelitian ini membagi 4 kelompok, yang

menunjukkan bahwa semakin tinggi waktu luang yang diikuti aktifitas

fisik yang sesuai memiliki skor kualitas hidup yang lebih baik disbanding

kelompok lainnya.

Penemuan utama dari Blomstrand, Björkelund et al. (2009) adalah

adanya hubungan yang kuat antara level waktu luang dengan kualitas

hidup. Hasil tersebut konsisten dari penelitian cross sectional yang

87

dilakukan dengan penelitian baseline 12, 24, dan 32 tahun yang lalu.

Namun, ada hal unik yang juga ditemukan pada penelitian cross

sectional yaitu selain level dari waktu luang, pada wanita umur dan

status pekerjaan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada

kualitas hidup wanita.

Berbeda dengan hasil penelitian yang telah disebutkan

sebelumnya, hasil dari Wendel-Vos, Schuit et al. (2004) menyebutkan

bahwa tidak ada hubungan antara waktu luang dengan kualitas hidup

pada penelitian cross sectional. Hal ini terkait erat dengan perbedaan

jenis kelamin. Namun, pada penelitian longitudinal yang dilakukan

menunjukkan ada hubungan moderate antara kualitas hidup dengan

waktu luang.

6. Variabel Perancu (Confounding)

Variabel perancu atau confounding terjadi ketika hubungan antara

variabel terdistorsi oleh variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil

hubungan variabel tersebut. Secara teori ada tiga variabel yang terkait

dalam penelitian ini yatu lama sakit, riwayat medis dan waktu luang.

Hasil analisis dengan chi square menunjukkan variabel lama sakit,

riwayat medis dan waktu luang berhubungan dengan kualitas hidup

penderita glaukoma. Namun, setelah uji regresi logistik variabel waktu

luang menjadi tidak signifikan dan tidak berhubungan dengan kualitas

hidup penderita glaukoma.

88

Untuk lebih memahami mengapa hal tersebut terjadi dilakukan uji

confounding pada ketiga variabel tersebut. Hasil dari uji confounding

tersebut menunjukkan hasil lama sakit memiliki hubungan dengan

waktu luang (p value=0.00) dan riwayat medis juga memiliki hubungan

dengan waktu luang (p value=0.00). Artinya waktu luang merupakan

confounding untuk lama sakit dan riwayat medis.

Hal ini dapat terjadi akibat sangat eratnya kaitan antara variabel-

variabel tersebut. Waktu luang penderita glaukoma akan sangat

dipengaruhi oleh lama penderita mengalami glaukoma. Semakin lama

seseorang sakit maka semakin bertambah pula usianya. Pada usia tua

semakin banyak masalah kesehatan yang dialami juga energi yang

semakin kurang. Sehingga waktu luang yang dimiliki tidak akan

berkulitas dalam artian tidak produktif dan membutuhkan banyak

bantuan dari keluarga dan kerabat. Bantuan tersebut dapat berupa

bantuan secara fisik, psikologis maupun bantuan finansial.

Riwayat medis juga berkaitan dengan waktu luang. Riwayat medis

yang merupakan lamanya penderita melakukan pengobatan memiliki

hubungan dengan waktu luang. Waktu yang dihabiskan untuk

melakukan pengobatan tiap hari ditambah waktu mengunjungi BKMM

serta waktu menunggu di BKMM akan mempengaruhi waktu luang.

Penderita glaukoma mengkonsumsi obat setiap harinya untuk

mengurangi rasa sakit dan menunda kebutaan yang dapat terjadi.

89

Selain itu, secara berkelanjutan penderita juga harus melakukan

pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan glaukoma. Menurut

pengamatan selama penelitian, saat melakukan kunjungan di BKMM

penderita glaukoma perlu setidaknya 4-6 jam hingga selesai

pemeriksaan. Waktu tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan

aktifitas lain. Namun, malah dihabiskan untuk menunggu di fasilitas

kesehatan. Hal ini menjadi sangat berkaitan sehingga waktu luang

dapat menjadi variabel perancu dalam penelitian ini.

E. KETERBATASAN PENELITIAN

Wawancara terpaksa ada intervensi dari pihak keluarga atau

kerabat karena sebagai pendamping penderita glaukoma yang menjadi

responden. Kemudian, kuesioner yang cukup panjang dan harus

dijelaskan sehingga waktu wawancara menjadi lama membuat

responden merasa jenuh dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan

mengacu kembali kepada rumusan masalah dan hipotesis, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan jenis kelamin dan umur dengan kualitas hidup

penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat

Makassar.

2. Tidak ada hubungan pendapatan dengan kualitas hidup penderita

glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar.

3. Ada hubungan lama sakit dengan kualitas hidup penderita

glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar

(p=0.006).

4. Ada hubungan riwayat medis dengan kualitas hidup penderita

glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar

(p=0.018).

5. Ada hubungan waktu luang dengan kualitas hidup penderita

glaukoma di Balai Kesehatan Mata Masyarakat Makassar

(p=0.014).

6. Lama sakit merupakan faktor yang paling berhubungan dengan

kualitas hidup penderita glaukoma di Balai Kesehatan Mata

Masyarakat Makassar.

91

B. Saran

1. Perlunya sosiaLisasi pentingnya pemeriksaan mata bagi kelompok

berisiko tinggi yaitu orang tua agar tidak berakhir dengan kebutaan.

Sosialisasi tidak hanya pada kelompok yang berisiko tinggi juga

pada keluarga agar mengetahui gejala awal dari glaukoma.

2. Balai Kesehatan Mata Makassar atau tempat pelayanan kesehatan

lainnya untuk melakukan konseling atau pendampingan pada

penderita glaukoma untuk menghindari terjadinya stress (coping

stress strategi) atau depresi pada penderita yang berisiko

kehilangan penglihatan dan menjadi tidak produktif.

92

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, E. P. (2017). "The Relationship between Knowledge, Sickness Period, and Intraocular Pressure to the Quality of Life of Glaucoma Patient." Jurnal Berkala Epidemiologi 4(2): 288-300.

Bain, G. H., et al. (2003). "Quality of Life in healthy old age: relationships with childhood IQ, minor psychological symptoms and optimism." Social psychiatry and psychiatric epidemiology 38(11): 632-636.

Blomstrand, A., et al. (2009). "Effects of leisure-time physical activity on well-being among women: a 32-year perspective." Scandinavian Journal of Public Health 37(7): 706-712.

Brown, D. W., et al. (2004). "Associations between physical activity dose and health-related quality of life." Medicine & Science in Sports & Exercise 36(5): 890-896.

Chagani, P., et al. (2017). "Quality of life and its determinants in adult cancer patients undergoing chemotherapy treatment in Pakistan." Asia-Pacific journal of oncology nursing 4(2): 140.

Charafeddine, R., et al. (2017). "Gender and educational differences in the association between smoking and health-related quality of life in Belgium." Preventive medicine 105: 280-286.

Cheung, A. C., et al. (2016). "Factors that influence health-related quality of life in patients with primary sclerosing cholangitis." Digestive diseases and sciences 61(6): 1692-1699.

Choi, E. S., et al. (2018). "Gender-specific associations between quality of life and leukocyte telomere length." Maturitas 107: 68-70.

Costa, J. M. and L. T. Nogueira (2014). "Association between work, income and quality of life of kidney transplant recipient the municipality of Teresina, PI, Brazil." Jornal Brasileiro de Nefrologia 36(3): 332-338.

93

Dewi, S. P. and D. C. Anita (2015). Hubungan Lamanya Hemodialisa dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta.

Fadda, G. and P. Jirón (1999). "Quality of life and gender: a methodology for urban research." Environment and Urbanization 11(2): 261-270.

Giangiacomo, A. and A. L. Coleman (2009). "The epidemiology of glaucoma." Glaucoma: 13-21.

Guedes, R. A. P., et al. (2013). "Quality of life of medically versus surgically treated glaucoma patients." Journal of glaucoma 22(5): 369-373.

Gupta, V., et al. (2005). "Utility values among glaucoma patients: an impact on the quality of life." British Journal of Ophthalmology 89(10): 1241-1244.

Hamzah, R. and W. Widaryati (2017). Hubungan Usia dan Jenis Kelamin dengan Kualitas Hidup pada Penderita Gagal Jantung di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas' Aisyiyah Yogyakarta.

Ismandari, F. and H. Helda (2011). "Kebutaan pada Pasien Glaukoma Primer di Rumah Sakit Umum Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta." Kesmas: National Public Health Journal 5(4): 185-192.

Jampel, H. D., et al. (2002). "Correlation of the binocular visual field with patient assessment of vision." Investigative ophthalmology & visual science 43(4): 1059-1067.

Jannah, A. M. (2015). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis Paru Di Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Paru Jember."

Lemeshow S (1997). Sample Size Determination In Health Studies. Geneva, WHO.

Leske, M. C., et al. (1995). "Risk factors for open-angle glaucoma: the Barbados Eye Study." Archives of ophthalmology 113(7): 918-924.

94

Moons, P., et al. (2004). "Individual quality of life in adults with congenital heart disease: a paradigm shift." European Heart Journal 26(3): 298-307.

Nakamura, P. M., et al. (2014). "Health related quality of life is differently associated with leisure-time physical activity intensities according to gender: a cross-sectional approach." Health and quality of life outcomes 12(1): 98.

Nelson, P., et al. (2003). "Quality of life in glaucoma and its relationship with visual function." Journal of glaucoma 12(2): 139-150.

Noor, N. N. (2002). Epidemiologi, Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin (Lehpas).

Onakoya, A. O., et al. (2012). "Quality of life of primary open angle glaucoma patients in Lagos, Nigeria: clinical and sociodemographic correlates." Journal of glaucoma 21(5): 287-295.

Prokofyeva, E. and E. Zrenner (2012). "Epidemiology of major eye diseases leading to blindness in Europe: a literature review." Ophthalmic research 47(4): 171-188.

Quaranta, L., et al. (2016). "Quality of life in glaucoma: a review of the literature." Advances in therapy 33(6): 959-981.

Quigley, H. A. (1996). "Number of people with glaucoma worldwide." British Journal of Ophthalmology 80(5): 389-393.

Riskesdas (2013). "Laporan riskesdas 2013." Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Rosalina, D. and H. Wahjudi (2011). "Visual field abnormality and quality of life of patient with primary open angle glaucoma." Jurnal Oftalmologi Indonesia 7(5): 175-180.

Sa’ed, H. Z., et al. (2016). "Factors affecting quality of life in patients on haemodialysis: a cross-sectional study from Palestine." BMC nephrology 17(1): 44.

95

Sacramento, C., et al. "American Academy of Ophthalmology."

Sendow, F. A., Et Al. (2017). "HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON." Media Kesehatan 9(3).'

Skalicky, S. E., et al. (2015). "Cataract and quality of life in patients with glaucoma." Clinical & experimental ophthalmology 43(4): 335-341.

Tessier, S., et al. (2007). "Association between leisure-time physical activity and health-related quality of life changes over time." Preventive medicine 44(3): 202-208.

Tham, Y.-C., et al. (2014). "Global prevalence of glaucoma and projections of glaucoma burden through 2040: a systematic review and meta-analysis." Ophthalmology 121(11): 2081-2090.

UCC, M. P. D., et al. (2005). "Improving the quality of life of elderly people by co-ordinating research into malnutrition of the elderly."

Van Kamp, I., et al. (2003). "Urban environmental quality and human well-being: Towards a conceptual framework and demarcation of concepts; a literature study." Landscape and urban planning 65(1-2): 5-18.

Vaughan, D. G., et al. (2000). "Oftalmologi umum." Edisi 14: 401-406.

VLEG, G. (2014). "Prevalence and causes of vision loss in Central and South Asia: 1990-2010." British Journal of Ophthalmology 98(5).

Wangsarahardja, K., et al. (2016). "Hubungan antara status kesehatan mulut dan kualitas hidup pada lanjut usia." Universa Medicina 26(4): 186-194.

Wendel-Vos, G. W., et al. (2004). "Leisure time physical activity and health-related quality of life: cross-sectional and longitudinal associations." Quality of Life research 13(3): 667-677.

96

WHO (2012). "Global data on visual impairments 2010." Geneva: World Health Organization Organization.

Whoqol, T. (1998). "The World Health Organization quality of life assessment (WHOQOL): development and general psychometric properties." Social science & medicine 46(12): 1569-1585.

Yasunaga, A., et al. (2006). "Yearlong physical activity and health-related quality of life in older Japanese adults: the Nakanojo Study." Journal of Aging and Physical Activity 14(3): 288-301.

Yuliati, A. and M. Ririanty (2014). "Perbedaan Kualitas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia (The Different of Quality of Life Among the Elderly who Living at Community and Social Services)." Pustaka Kesehatan 2(1): 87-94.

Yusra, A. (2011). Hubungan antara dukungan keluarga dan kualitas hidup pasien DM tipe 2 di Poliklink Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta, Thesis Ilmiah]. Jakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia.

Zagorski, K., et al. (2014). "Does national income inequality affect individuals’ quality of life in Europe? Inequality, happiness, finances, and health." Social Indicators Research 117(3): 1089-1110.

97

DAFTAR LAMPIRAN

98

INFORMED CONSENT

Berikut ini merupakan survei dengan pernyataan tentang masalah-

masalah terkait daya penglihatan atau perasaan Anda mengenai kondisi

penglihatan Anda. Setelah pertanyaan silakan pilih jawaban terbaik yang

menggambarkan situasi Anda.

(UNTUK YANG MENGGUNAKAN KACAMATA/KONTAK LENSA) Silakan

jawab semua pertanyaan seperti seakan-akan Anda menggunakan

kacamata atau kontak lensa.

Silakan baca pertanyaan dengan perlahan kemudian jawab setiap

pertanyaan. Semua jawaban yang Anda berikan adalah RAHASIA. Agar

survei ini dapat meningkatkan pengetahuan kami tentang masalah

penglihatan dan bagaimana hal tersebut berdampak pada kualitas hidup,

diharapkan agar jawaban yang Anda berikan merupakan jawaban sejujur-

jujurnya.

INSTRUKSI:

1. Secara umum, diharapkan agar responden berusaha mengisi survei

ini. Jika Anda membutuhkan bantuan, silakan bertanya kepada peneliti

dan mereka akan membantu Anda.

2. Mohon jawab setiap pertanyaan (kecuali Anda diminta pindah ke

pertanyaan berikutnya)

3. Jawab dengan cara melingkari angka jawaban yang dipilih

4. Jika Anda tidak yakin dengan jawaban Anda, silakan menjawab sesuai

apa yang Anda rasa paling sesuai.

5. Mohon mengisi semua lembar pertanyaan dan kemudian berikan

kembali pada peneliti

PERNYATAAN KERAHASIAAN

Semua informasi yang memerlukan identitas responden akan

dirahasiakan. Informasi yang terkait dengan identitas hanya akan

digunakan untuk tujuan penelitian ini dan tidak akan diberitahu atau

dikeluarkan untuk kepentingan lainnya tanpa pemberitahuan, kecuali

dibutuhkan secara hukum.

Makassar,

2018

99

(................................

.........)

KUESIONER PENELITIAN

KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA

DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT KOTA MAKASSAR

A. IDENTITAS RESPONDEN

1 Nama :

2 Tanggal Lahir :

3 Alamat :

4 No. Hp :

5 Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan

6 Pendidikan : 1. Tidak sekolah

2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT

9 Status Pernikahan : 1. Belum Menikah

2. Menikah 3. Janda/Duda 4. Cerai

10 Saat ini Anda tinggal dengan siapa?

1. Suami/Istri 2. Anak 3. Orang tua 4. Keluarga Lainnya 5. Sendiri 6. Lainnya (sebutkan)

.................................

100

11 Siapakah pemilik rumah yang Anda tinggali saat ini?

1. Sendiri 2. Anak 3. Orang tua 4. Kontrak/Sewa 5. Lainnya (sebutkan) .................................

12 Apakah saat ini Anda bekerja?

Ya 2. Tidak (pindah ke no.14)

13 Jika Ya, apakah jenis pekerjaan Anda?

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2. Pegawai swasta/BUMN 3. TNI/Polri 4. Wiraswasta 5. Lainnya, .............................................

14 Apakah 1 tahun terakhir Anda pernah melakukan kegiatan

yang menghasilkan uang?

1. Ya(Sebutkan,...........) 2. Tidak

B. KONDISI OKULAR

1 Tekanan Intra okular

2 Luas lapangan pandang

3 Ketajaman penglihatan

4 Tekanan darah

C. PENDAPATAN

1 Berapa jumlah pendapatan rata-rata Anda perbulan?

2 Dengan pendapatan tersebut, apakah Anda dapat membeli

semua kebutuhan Anda`?

Tidak pernah........................................... 5

Jarang .................................................... 4

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering ..................................................... 2

Sangat sering........................................... 1

3 Dengan penghasilan tersebut, apakah Anda dapat

membiayai seluruh pengobatan Anda?

Tidak pernah........................................... 5

Jarang .................................................... 4

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering ..................................................... 2

Sangat sering........................................... 1

D. LAMA SAKIT

1 Sudah berapa lama Anda menderita glaukoma? (bulan)

101

2 Kapan Anda pertama kali memeriksakan diri ke

dokter/pelayanan kesehatan untuk glaukoma Anda?

3 Berapa kali Anda ke dokter untuk check-up kesehatan mata

Anda?

Tidak pernah........................................... 5

Sekali tiap 2 bulan .................................. 4

Sekali sebulan ........................................ 3

2-3 kali sebulan ...................................... 2

4-5 kali sebulan...................................... 1

4 Kapan terakhir kali Anda pergi check-up kesehatan mata

Anda?

E. RIWAYAT MEDIS

1 Perawatan medis apa yang disarankan oleh dokter untuk

glaukoma Anda?

1. Obat-obatan 2. Operasi/Laser (pindah ke no. ) 3. Keduanya

2 Sejak kapan Anda mulai mengkonsumsi obat glaukoma ?

(bulan)

2 Apa jenis obat yang diberikan?

1. Obat tetes mata 2. Obat berupa pil/tablet

3 Berapa kali Anda mengkonsumsi obat glaukoma Anda?

1. ........ kali/hari 2. ........ kali/minggu 3. ........ kali/bulan

4 Sebutkan nama obat yang diberikan oleh dokter?

............................................................................................

............................................................................................

5 Kapan Anda melakukan operasi glaukoma?

F. LEISURE TIME (WAKTU LUANG)

1 Berapa jam sehari Anda menonton TV atau video?

2 Berapa jam sehari Anda membaca buku / koran / kitab suci ?

3 Berapa jam sehari Anda mengerjakan pekerjaan rumah

(memasak, mencuci, menyapu)?

4 Seberapa sering Anda keluar rumah untuk berjalan-jalan

disekitar rumah Anda?

102

5 Berapa jam dalam sehari/seminggu Anda berolahraga?

6 Seberapa sering Anda keluar untuk menonton (bioskop,

olahraga favorit, acara musik) ?

7 Seberapa sering Anda pergi rekreasi / liburan dalam 1 tahun

terakhir?

103

BAGIAN 1 (KUALITAS HIDUP)

1. Bagaimana Anda menilai kualitas hidup Anda ?

Sangat Baik ............................................ 1

Baik ........................................................ 2

Biasa saja ............................................... 3

Buruk ...................................................... 4

Buruk Sekali ........................................... 5

2 Bagaimana Anda menilai kehidupan sosial Anda ? Sangat Baik ............................................ 1

Baik ........................................................ 2

Biasa saja ............................................... 3

Buruk ...................................................... 4

Buruk Sekali............................................ 5

3. Apakah Anda merasa tidak nyaman dengan hidup Anda?

Tidak pernah .......................................... 1

Jarang .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering ..................................................... 4

Sangat sering ......................................... 5

4. Apakah Anda merasa hidup Anda tidak berarti?

Tidak pernah .......................................... 1

Jarang .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering ..................................................... 4

Sangat sering ......................................... 5

5 Apakah Anda merasa tidak bertenaga sehari-hari?

Tidak pernah .......................................... 1

Jarang .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering ..................................................... 4

Sangat sering.......................................... 5

6 Sebaik apa Anda dalam berkonsentrasi sehari-hari

Sangat Baik ............................................ 1

Baik ........................................................ 2

Biasa saja ............................................... 3

104

Buruk ...................................................... 4

Buruk Sekali............................................. 5

7 Apakah Anda menikmati hidup Anda?

Sangat sering ......................................... 1

Sering ..................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Jarang .................................................... 4

Tidak pernah.......................................... 5

8 Apakah Anda nyaman dengan penampilan fisik Anda ?

Sangat sering ......................................... 1

Sering ..................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Jarang .................................................... 4

Tidak pernah.......................................... 5

9 Apakah Anda merasa dikucilkan oleh orang-orang yang

Anda kenal?

Tidak pernah .......................................... 1

Jarang .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering ..................................................... 4

Sangat sering.......................................... 5

10 Seberapa sering Anda dapat melakukan kegiatan yang

menghibur (santai)?

Sangat sering ......................................... 1

Sering ..................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Jarang .................................................... 4

Tidak pernah.......................................... 5

105

BAGIAN 2 (KESEHATAN UMUM DAN DAYA PENGLIHATAN)

1. Secara umum, apa yang Anda katakan tentang

kesehatan Anda :

Sempurna ............................................... 1

Sangat Baik ............................................ 2

Baik ......................................................... 3

Biasa saja ............................................... 4

Buruk ...................................................... 5

2. Saat ini, apa yang Anda katakan tentang daya penglihatan Anda menggunakan kedua mata (dengan kacamata, kontak lensa, jika menggunakan)

Sempurna ............................................... 1

Sangat Baik ............................................ 2

Baik ......................................................... 3

Biasa saja ............................................... 4

Buruk ...................................................... 5

Tidak melihat sama sekali ...................... 6

3. Seberapa sering Anda mengkhawatirkan daya

penglihatan Anda?

Tidak pernah ........................................... 1

Jarang ..................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering ..................................................... 4

Sangat sering ......................................... 5

4. Seberapa sakit atau tidak nyaman yang Anda rasakan

pada mata atau sekitar mata Anda (rasa pedih, gatal,

atau sakit)?

Tidak ada ................................................ 1

Sedikit ..................................................... 2

Sedang ................................................... 3

Parah ...................................................... 4

Sangat parah .......................................... 5

106

BAGIAN 3 (KESULITAN DENGAN AKTIVITAS SEHARI-HARI)

5. Seberapa sulit Anda dalam membaca koran?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

6. Seberapa sulit Anda dalam melakukan pekerjaan atau

hobby yang membutuhkan Anda untuk melihat dekat,

seperti memasak, menjahit, memperbaiki alat-alat sekitar

rumah, atau menggunakan peralatan tangan?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

7. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam

menemukan benda pada lemari yang padat?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

8. Seberapa sulit Anda dalam membaca rambu-rambu lalu

lintas atau tanda nama toko?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2

107

Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

9. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda saat

menuruni tangga?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

10. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam

melihat objek-objek yang Anda lewati saat berjalan?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

11. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam

memilih dan memasangkan pakaian Anda sendiri?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

12. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ketika

berkunjung bersama orang lain di rumah mereka, acara,

atau tempat makan?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5

108

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

13. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ketika

pergi menonton film, acara musik, atau kegiatan olahraga?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3 Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

14. Apakah saat ini Anda masih mengemudi, setidaknya

sesekali?

Ya ................... 1 (pindah ke pertanyaan 15c) Tidak ............... 2

14a. JIKA TIDAK, Apakah Anda tidak pernah mengemudi

atau Apakah Anda sudah berhenti mengemudi?

Tidak pernah mengemudi ....... 1 (pindah ke Bagian

3, pertanyaan 17)

Berhenti mengemudi ............... 2

14b. JIKA ANDA SUDAH BERHENTI MENGEMUDI,

Apakah dikarenakan daya penglihatan Anda, karena

alasan lain, atau karena keduanya yaitu daya

penglihatan dan alasan lainnya?

Karena daya penglihatan Anda .... 1 (pindah ke bagian 3, pertanyaan 16) Karena alasan lain ....................... 2 (pindah ke bagian 3, pertanyaan 16) Sebutkan ...................................... Karena kedua alasan tersebut ..... 3 (pindah ke bagian 3, pertanyaan 16)

14c. JIKA SAAT INI ANDA MASIH MENGEMUDI,

Seberapa sulit Anda saat mengemudi siang hari di

daerah yang Anda sering lalui?

Tidak sulit sama sekali ............ 1

Sedikit kesulitan ...................... 2

Sulit ......................................... 3

Sangat Sulit ............................ 4

15. Seberapa sulit Anda saat mengemudi di malam hari ?

Tidak sulit sama sekali ......................................... 1 Sedikit kesulitan ................................................... 2 Sulit ...................................................................... 3

109

Sangat sulit .......................................................... 4 Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ................................... 5 Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

110

BAGIAN 4 (RESPON PADA MASALAH PENGLIHATAN)

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang bagaimana daya penglihatan

Anda berdampak pada aktivitas Anda ? Untuk setiap pertanyaan dibawah,

Silakan lingkari angka yang menunjukkan jawaban Anda atas penyataan

tersebut benar menurut Anda Sangat sering, hampir semuanya, beberapa,

sedikit, atau tidak sama sekali.

Tidak

Pernah Jarang

Kadang-

kadang Sering

Sangat

Sering

16. Apakah Anda

menyelesaikan sesuatu

lebih sedikit daripada yang

Anda mampu akibat daya

penglihatan Anda?

1 2 3 4 5

17. Apakah Anda terbatas

dalam seberapa lama

Anda dapat bekerja atau

melakukan aktivitas

lainnya akibat daya

penglihatan Anda

1 2 3 4 5

18. Seberapa banyak sakit

atau rasa tidak nyaman

pada mata atau sekitar

mata Anda, contohnya

rasa pedih, gatal, sakit,

yang menghalangi Anda

melakukan kegiatan yang

Anda ingin lakukan?

1 2 3 4 5

111

Untuk setiap pernyataan dibawah, Silakan lingkari angka yang

menunjukkan jawaban Anda atas penyataan tersebut sangat benar,

benar, tidak yakin, salah, sangat salah.

Sangat

Salah Salah

Ragu-

ragu Benar

Sangat

Benar

19. Saya sangat sering tinggal

di rumah akibat daya

penglihatan saya

1 2 3 4 5

20. Saya merasa sering

merasa frustasi akibat

daya penglihatan saya

1 2 3 4 5

21. Saya tidak memiliki kontrol

penuh terhadap yang Saya

lakukan, akibat daya

penglihatan saya

1 2 3 4 5

22. Akibat daya penglihatan

saya, saya harus sangat

bergantung pada yang

orang lain katakan

1 2 3 4 5

23. Saya memerlukan banyak

bantuan dari orang lain

akibat daya penglihatan

saya

1 2 3 4 5

112

BAGIAN 4 (PERTANYAAN TAMBAHAN)

A1. Bagaimana Anda menilai kesehatan Anda secara keseluruhan, pada

skala 0 (sangat buruk) sampai 10 (sangat sehat)?

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sangat buruk

Sangat baik

A2. Bagaimana Anda menilai daya penglihatan Anda (dengan kacamata

atau kontak lensa jika Anda menggunakannya), pada skala 0 (sangat

buruk seperti buta) sampai 10 (sangat baik)?

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sangat buruk

Sangat baik

Penglihatan Jarak Dekat

A3. Saat memakai kacamata, seberapa sulit Anda dalam membaca

tulisan kecil seperti deskripsi obat di botol atau buku telepon?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit ........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6

113

A4. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda memastikan nota

yang Anda terima benar?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit ........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6

A5. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda melakukan

kegiatan seperti mencukur jenggot, menyisir rambut atau berdandan?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit ........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6

Penglihatan Jarak Jauh

A6. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda mengenali orang

yang Anda kenal sejauh 1-2 meter?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit ........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6

114

A7. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ikut serta dalam

olah raga yang anda sukai (sepak bola, bulu tangkis, lari, atau

olahraga lainnya)?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit ........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6

A8. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda menonton acara

TV ?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit ........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6

FUNGSI SOSIAL

A9. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda

bercengkrama/menghibur/berkomunikasi dengan teman dan

keluarga Anda di rumah?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit ........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ..... 6

115

Keterbatasan Kegiatan

Pertanyaan berikutnya adalah tentang hal-hal yang mungkin Anda lakukan

karena daya penglihatan Anda. Silakan lingkari angka yang menunjukkan

jawaban Anda atas penyataan tersebut benar menurut Anda Sangat

sering , hampir semuanya, beberapa, sedikit, atau tidak sama sekali.

Lingkari angka jawaban

A10a. Apakah Anda

memerlukan bantuan

lebih sering akibat

daya penglihatan

Anda?

1 2 3 4 5

A10b. Apakah kegiatan yang

Anda lakukan

terbatas akibat daya

penglihatan Anda?

1 2 3 4 5

Tidak

Pernah Jarang

Kadang-

Kadang Sering

Sangat

Sering

116

Stress dan Kemandirian

Pertanyaan berikutnya adalah tentang bagaimana Anda mengatasi

keterbatasan karena daya penglihatan Anda. Silakan lingkari angka yang

menunjukkan jawaban Anda atas penyataan tersebut benar menurut Anda

Sangat sering , hampir semuanya, beberapa, sedikit, atau tidak sama

sekali.

Lingkari angka jawaban

A11. Saya lebih sering merasa

jengkel akibat daya

penglihatan saya

1 2 3 4 5

A12. Saya tidak keluar rumah

sendirian akibat daya

penglihatan saya.

1 2 3 4 5

Sangat

Salah Salah

Ragu-

ragu Benar

Sangat

Benar

117

Frequencies

Statistics

Quality of life

N Valid 250

Missing 0

Quality of life

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 26 10.4 10.4 10.4

Baik 224 89.6 89.6 100.0

Total 250 100.0 100.0

Jenis Kelamin Responden * Quality of life Crosstabulation

Quality of life

Total Buruk Baik

Jenis Kelamin Responden Laki-Laki Count 8 96 104

% within Jenis Kelamin

Responden 7.7% 92.3% 100.0%

Adjusted Residual -1.2 1.2

Perempuan Count 18 128 146

% within Jenis Kelamin

Responden 12.3% 87.7% 100.0%

Adjusted Residual 1.2 -1.2

Total Count 26 224 250

% within Jenis Kelamin

Responden 10.4% 89.6% 100.0%

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Umur <=57 Count 96 10 106

% within Kategori Umur 90.6% 9.4% 100.0%

>57 Count 128 16 144

% within Kategori Umur 88.9% 11.1% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Umur 89.6% 10.4% 100.0%

118

Pendidikan Responden * Quality of life Crosstabulation

Quality of life

Total Buruk Baik

Pendidikan Responden Tidak Sekolah Count 1 2 3

% within Pendidikan

Responden 33.3% 66.7% 100.0%

Adjusted Residual 1.3 -1.3

SD Count 6 72 78

% within Pendidikan

Responden 7.7% 92.3% 100.0%

Adjusted Residual -.9 .9

SMP Count 0 19 19

% within Pendidikan

Responden 0.0% 100.0% 100.0%

Adjusted Residual -1.5 1.5

SMA Count 13 88 101

% within Pendidikan

Responden 12.9% 87.1% 100.0%

Adjusted Residual 1.1 -1.1

PT Count 6 43 49

% within Pendidikan

Responden 12.2% 87.8% 100.0%

Adjusted Residual .5 -.5

Total Count 26 224 250

% within Pendidikan

Responden 10.4% 89.6% 100.0%

Status Pernikahan Responden * Quality of life Crosstabulation

Quality of life

Total Buruk Baik

Status Pernikahan

Responden

Belum Menikah Count 6 10 16

% within Status Pernikahan

Responden 37.5% 62.5% 100.0%

Adjusted Residual 3.7 -3.7

Menikah Count 15 196 211

% within Status Pernikahan

Responden 7.1% 92.9% 100.0%

119

Adjusted Residual -4.0 4.0

Janda/Duda Count 5 18 23

% within Status Pernikahan

Responden 21.7% 78.3% 100.0%

Adjusted Residual 1.9 -1.9

Total Count 26 224 250

% within Status Pernikahan

Responden 10.4% 89.6% 100.0%

Apakah saat ini Anda Bekerja * Quality of life Crosstabulation

Quality of life

Total Buruk Baik

Apakah saat ini Anda

Bekerja

Ya Count 13 76 89

% within Apakah saat ini

Anda Bekerja 14.6% 85.4% 100.0%

Adjusted Residual 1.6 -1.6

Tidak Count 13 148 161

% within Apakah saat ini

Anda Bekerja 8.1% 91.9% 100.0%

Adjusted Residual -1.6 1.6

Total Count 26 224 250

% within Apakah saat ini

Anda Bekerja 10.4% 89.6% 100.0%

Jika YA, Apa jenis pekerjaan Anda * Quality of life Crosstabulation

Quality of life Total

Buruk Baik

Jika YA, Apa jenis pekerjaan

Anda

PNS/Pensiunan PNS Count 9 25 34

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 26.5% 73.5% 100.0%

Adjusted Residual 2.5 -2.5

Swasta/BUMN Count 0 14 14

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%

Adjusted Residual -1.7 1.7

TNI/POLRI Count 0 2 2

120

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%

Adjusted Residual -.6 .6

Wiraswasta Count 4 26 30

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 13.3% 86.7% 100.0%

Adjusted Residual -.2 .2

Buruh/PRT/Petani Count 0 9 9

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%

Adjusted Residual -1.3 1.3

Total Count 13 76 89

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 14.6% 85.4% 100.0%

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Lama Sakit <=12 Count 148 10 158

% within Kategori Lama Sakit 93.7% 6.3%

100.0

%

>12 Count 76 16 92

% within Kategori Lama Sakit 82.6% 17.4%

100.0

%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Lama Sakit 89.6% 10.4%

100.0

%

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Riwayat Medis <=11 Count 140 10 150

% within Kategori Riwayat

Medis 93.3% 6.7% 100.0%

>11 Count 84 16 100

% within Kategori Riwayat

Medis 84.0% 16.0% 100.0%

121

Total Count 224 26 250

% within Kategori Riwayat

Medis 89.6% 10.4% 100.0%

Crosstab

Kualitas Hidup Total

Baik Buruk

Kategori Waktu Luang >6 Count 107 16 123

% within Kategori Waktu

Luang 87.0% 13.0% 100.0%

<=6 Count 117 10 127

% within Kategori Waktu

Luang 92.1% 7.9% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Waktu

Luang 89.6% 10.4% 100.0%

Analisis Bivariat

Kategori Umur * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Umur <=57 Count 96 10 106

% within Kategori Umur 90.6% 9.4% 100.0%

>57 Count 128 16 144

% within Kategori Umur 88.9% 11.1% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Umur 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .184a 1 .668

Continuity Correctionb .048 1 .826

Likelihood Ratio .186 1 .666

122

Fisher's Exact Test .834 .416

Linear-by-Linear Association .184 1 .668

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.02.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori Umur

(<=57 / >57) 1.200 .522 2.761

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.019 .936 1.109

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .849 .401 1.796

N of Valid Cases 250

Pendapatan * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Pendapatan >2700000 Count 53 5 58

% within Pendapatan 91.4% 8.6% 100.0%

<=2700000 Count 171 21 192

% within Pendapatan 89.1% 10.9% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Pendapatan 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .257a 1 .612

Continuity Correctionb .068 1 .794

Likelihood Ratio .267 1 .606

Fisher's Exact Test .807 .410

Linear-by-Linear Association .256 1 .613

N of Valid Cases 250

123

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.03.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pendapatan

(>2700000 / <=2700000) 1.302 .468 3.620

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.026 .935 1.126

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .788 .311 1.998

N of Valid Cases 250

Kategori Lama Sakit * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Lama Sakit <=12 Count 148 10 158

% within Kategori Lama Sakit 93.7% 6.3% 100.0%

>12 Count 76 16 92

% within Kategori Lama Sakit 82.6% 17.4% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Lama Sakit 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.636a 1 .006

Continuity Correctionb 6.495 1 .011

Likelihood Ratio 7.324 1 .007

Fisher's Exact Test .009 .006

Linear-by-Linear Association 7.605 1 .006

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.57.

b. Computed only for a 2x2 table

124

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori Lama

Sakit (<=12 / >12) 3.116 1.349 7.196

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.134 1.024 1.256

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .364 .172 .768

N of Valid Cases 250

Kategori Riwayat Medis * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Riwayat Medis <=11 Count 140 10 150

% within Kategori Riwayat

Medis 93.3% 6.7% 100.0%

>11 Count 84 16 100

% within Kategori Riwayat

Medis 84.0% 16.0% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Riwayat

Medis 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.609a 1 .018

Continuity Correctionb 4.652 1 .031

Likelihood Ratio 5.479 1 .019

Fisher's Exact Test .021 .016

Linear-by-Linear Association 5.587 1 .018

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.40.

b. Computed only for a 2x2 table

125

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori

Riwayat Medis (<=11 / >11) 2.667 1.157 6.147

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.111 1.010 1.223

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .417 .197 .881

N of Valid Cases 250

Kategori Waktu Luang * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Waktu Luang >6 Count 107 16 123

% within Kategori Waktu Luang 87.0% 13.0% 100.0%

<=6 Count 117 10 127

% within Kategori Waktu Luang 92.1% 7.9% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Waktu Luang 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.767a 1 .014

Continuity Correctionb 1.259 1 .262

Likelihood Ratio 1.780 1 .182

Fisher's Exact Test .216 .131

Linear-by-Linear Association 1.760 1 .185

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.79.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

126

Odds Ratio for Kategori Waktu

Luang (>6 / <=6) .572 .249 1.314

For cohort Kualitas Hidup =

Baik .944 .867 1.028

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk 1.652 .780 3.498

N of Valid Cases 250

Jenis Kelamin Responden * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Jenis Kelamin Responden Laki-Laki Count 96 8 104

% within Jenis Kelamin

Responden 92.3% 7.7% 100.0%

Perempuan Count 128 18 146

% within Jenis Kelamin

Responden 87.7% 12.3% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Jenis Kelamin

Responden 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.401a 1 .237

Continuity Correctionb .948 1 .330

Likelihood Ratio 1.445 1 .229

Fisher's Exact Test .295 .165

Linear-by-Linear Association 1.396 1 .237

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.82.

b. Computed only for a 2x2 table

127

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jenis Kelamin

Responden (Laki-Laki /

Perempuan)

1.688 .704 4.043

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.053 .970 1.143

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .624 .282 1.380

N of Valid Cases 250

Logistic Regression

Notes

Output Created 07-JUL-2018 22:00:19

Comments

Input Data E:\D I A N\PASCA\TESIS\master tabel_1 -

Copy.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 250

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing

Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES

KualitasHidup

/METHOD=ENTER WaktuLuang1 JK

RiwayatMedis1

/CONTRAST (RiwayatMedis1)=Indicator

/CONTRAST (WaktuLuang1)=Indicator

/CONTRAST (JK)=Indicator

/SAVE=DFBETA RESID ZRESID DEV

/PRINT=CORR CI(95)

/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10)

ITERATE(20) CUT(0.5).

Resources Processor Time 00:00:00.05

Elapsed Time 00:00:00.05

128

Variables Created or Modified RES_3 Difference between observed and predicted

probabilities

ZRE_3 Normalized residual

DEV_3 Deviance value

DFB0_3 DFBETA for constant

DFB1_3 DFBETA for WaktuLuang1(1)

DFB2_3 DFBETA for JK(1)

DFB3_3 DFBETA for RiwayatMedis1(1)

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 250 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 250 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 250 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Baik 0

Buruk 1

Categorical Variables Codings

Frequency

Parameter coding

(1)

Kategori Riwayat Medis >11 100 1.000

<=11 150 .000

Jenis Kelamin Responden Laki-Laki 104 1.000

Perempuan 146 .000

Kategori waktu Luang <=6 127 1.000

>6 123 .000

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Kualitas Hidup Percentage

Correct

Baik Buruk

129

Step 0 Kualitas Hidup Baik 224 0 100.0

Buruk 26 0 .0

Overall Percentage 89.6

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -2.154 .207 108.042 1 .000 .116

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables WaktuLuang1(1) 1.767 1 .184

JK(1) 1.401 1 .237

RiwayatMedis1(1) 5.609 1 .018

Overall Statistics 7.093 3 .069

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 7.025 3 .071

Block 7.025 3 .071

Model 7.025 3 .071

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 159.867a .028 .057

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter

estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed

Predicted

Kualitas Hidup Percentage

Correct

Baik Buruk

Step 1 Kualitas Hidup Baik 224 0 100.0

Buruk 26 0 .0

Overall Percentage 89.6

a. The cut value is .500

130

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a WaktuLuang1(1) -.248 .451 .303 1 .582 .780 .323 1.888

JK(1)

Lama Sakit (1)

-.453

-1.042

.456

.423

.989

5.223

1

1

.320

.022

1.464

2.653

.595

1.144

3.579

3.862

RiwayatMedis1(1) .897 .444 4.084 1 .043 2.453 1.027 5.857

Constant -2.319 .428 29.372 1 .000 .098

a. Variable(s) entered on step 1: WaktuLuang1, JK, Lama Sakit, RiwayatMedis1.

Uji Confounding

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori Riwayat Medis *

Kategori Lama Sakit 250 100.0% 0 0.0% 250 100.0%

Kategori Riwayat Medis * Kategori Lama Sakit Crosstabulation

Kategori Lama Sakit

Total >12 <=12

Kategori Riwayat Medis >11 Count 92 8 100

% within Kategori Riwayat

Medis 92.0% 8.0% 100.0%

<=11 Count 0 150 150

% within Kategori Riwayat

Medis 0.0% 100.0% 100.0%

Total Count 92 158 250

% within Kategori Riwayat

Medis 36.8% 63.2% 100.0%

Chi-Square Tests

131

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 218.354a 1 .000

Continuity Correctionb 214.417 1 .000

Likelihood Ratio 273.187 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 217.481 1 .000

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 36.80.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori waktu Luang *

Kategori Riwayat Medis 250 100.0% 0 0.0% 250 100.0%

Kategori waktu Luang * Kategori Riwayat Medis Crosstabulation

Kategori Riwayat Medis

Total >11 <=11

Kategori waktu Luang <=6 Count 34 93 127

% within Kategori waktu

Luang 26.8% 73.2% 100.0%

>6 Count 66 57 123

% within Kategori waktu

Luang 53.7% 46.3% 100.0%

Total Count 100 150 250

% within Kategori waktu

Luang 40.0% 60.0% 100.0%

Chi-Square Tests

132

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 18.821a 1 .000

Continuity Correctionb 17.717 1 .000

Likelihood Ratio 19.083 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 18.746 1 .000

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49.20.

b. Computed only for a 2x2 table

133

Estimates (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P

Labe

l

Pendapatan <--

- Umur

-

5338.575

5057.20

3

-

1.056

.29

1

Pendapatan <--

- D1 8664.181

6743.86

7 1.285

.19

9

JmlwktuLuan

g

<--

- D1 -.455 .097

-

4.672 ***

JmlwktuLuan

g

<--

- E2 .509 .100 5.084 ***

JumlahQL <--

- Pendapatan .000 .000

-

1.799

.07

2

JumlahQL <--

-

JmlwktuLuan

g .743 .323 2.300

.02

1

JumlahQL <--

- D1 1.035 .518 1.997

.04

6

JumlahQL <--

- Umur -.013 .050 -.250

.80

2

134

Estimate S.E. C.R. P

Labe

l

JumlahQL <--

- E2 -1.029 .538

-

1.914

.05

6

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Pendapatan <--- Umur -.067

Pendapatan <--- D1 .082

JmlwktuLuang <--- D1 -2.099

JmlwktuLuang <--- E2 2.284

JumlahQL <--- Pendapatan -.112

JumlahQL <--- JmlwktuLuang .152

JumlahQL <--- D1 .976

JumlahQL <--- Umur -.016

JumlahQL <--- E2 -.944

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

D1 <--> E2 117.374 10.566 11.108 ***

D1 <--> Umur -21.914 10.391 -2.109 .035

E2 <--> Umur -22.470 10.108 -2.223 .026

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

D1 <--> E2 .991

D1 <--> Umur -.135

E2 <--> Umur -.142

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

D1

121.850 10.920 11.158 ***

E2

115.080 10.314 11.158 ***

Umur

216.682 19.420 11.158 ***

r3

1354787162753.470 121418928820.826 11.158 ***

r4

5.042 .452 11.158 ***

r5

131.134 11.752 11.158 ***

Matrices (Group number 1 - Default model)

Total Effects (Group number 1 - Default model)

Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 .509 -.455 .000 .000

Pendapatan -5338.575 .000 8664.181 .000 .000

135

Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JumlahQL -.007 -.651 .687 .743 .000

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 2.284 -2.099 .000 .000

Pendapatan -.067 .000 .082 .000 .000

JumlahQL -.008 -.597 .648 .152 -.112

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 .509 -.455 .000 .000

Pendapatan -5338.575 .000 8664.181 .000 .000

JumlahQL -.013 -1.029 1.035 .743 .000

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 2.284 -2.099 .000 .000

Pendapatan -.067 .000 .082 .000 .000

JumlahQL -.016 -.944 .976 .152 -.112

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 .000 .000 .000 .000

Pendapatan .000 .000 .000 .000 .000

JumlahQL .006 .378 -.348 .000 .000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 .000 .000 .000 .000

Pendapatan .000 .000 .000 .000 .000

JumlahQL .008 .347 -.328 .000 .000

136

137

DOKUMENTASI PENELITIAN

138

139

140

141

CURICULUM VITAE

Nama : Andi Hardianti

Tempat/tgl lahir : Watampone, 16 Maret 1991

Alamat : Jl. Kebahagiaan Utara I Blok A No. 69 BTP Makassar

Agama : Islam

Suku : Bugis

Nama Ayah : Drs. Andi Bustam

Nama Ibu : Andi Mirawati

Riwayat Pendidikan :

1. SD Inpres Tamalanrea I Tahun 1997-2003

2. SMP Negeri 30 Makassar Tahun 2003-2006

3. SMA Negeri 5 Makassar Tahun 2006-2009

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Tahun 2009-2013

DAFTAR LAMPIRAN

INFORMED CONSENT

Berikut ini merupakan survei dengan pernyataan tentang masalah-masalah terkait

daya penglihatan atau perasaan Anda mengenai kondisi penglihatan Anda. Setelah

pertanyaan silakan pilih jawaban terbaik yang menggambarkan situasi Anda.

(UNTUK YANG MENGGUNAKAN KACAMATA/KONTAK LENSA) Silakan jawab

semua pertanyaan seperti seakan-akan Anda menggunakan kacamata atau kontak

lensa.

Silakan baca pertanyaan dengan perlahan kemudian jawab setiap pertanyaan. Semua

jawaban yang Anda berikan adalah RAHASIA. Agar survei ini dapat meningkatkan

pengetahuan kami tentang masalah penglihatan dan bagaimana hal tersebut

berdampak pada kualitas hidup, diharapkan agar jawaban yang Anda berikan

merupakan jawaban sejujur-jujurnya.

INSTRUKSI:

1. Secara umum, diharapkan agar responden berusaha mengisi survei ini. Jika Anda

membutuhkan bantuan, silakan bertanya kepada peneliti dan mereka akan

membantu Anda.

2. Mohon jawab setiap pertanyaan (kecuali Anda diminta pindah ke pertanyaan

berikutnya)

3. Jawab dengan cara melingkari angka jawaban yang dipilih

4. Jika Anda tidak yakin dengan jawaban Anda, silakan menjawab sesuai apa yang

Anda rasa paling sesuai.

5. Mohon mengisi semua lembar pertanyaan dan kemudian berikan kembali pada

peneliti

PERNYATAAN KERAHASIAAN

Semua informasi yang memerlukan identitas responden akan dirahasiakan. Informasi

yang terkait dengan identitas hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini dan

tidak akan diberitahu atau dikeluarkan untuk kepentingan lainnya tanpa

pemberitahuan, kecuali dibutuhkan secara hukum.

Makassar, 2018

(.........................................)

KUESIONER PENELITIAN

KUALITAS HIDUP PENDERITA GLAUKOMA

DI BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT KOTA MAKASSAR

A. IDENTITAS RESPONDEN

1 Nama :

2 Tanggal Lahir :

3 Alamat :

4 No. Hp :

5 Jenis Kelamin : 1. Laki-laki

2. Perempuan

6 Pendidikan : 1. Tidak sekolah

2. SD

3. SMP

4. SMA

5. PT

9 Status Pernikahan : 1. Belum Menikah

2. Menikah

3. Janda/Duda

4. Cerai

10 Saat ini Anda tinggal dengan siapa?

1. Suami/Istri

2. Anak

3. Orang tua

4. Keluarga Lainnya

5. Sendiri

6. Lainnya (sebutkan)

.................................

11 Siapakah pemilik rumah yang Anda tinggali saat ini?

1. Sendiri

2. Anak

3. Orang tua

4. Kontrak/Sewa

5. Lainnya (sebutkan)

.................................

12 Apakah saat ini Anda bekerja?

Ya 2. Tidak (pindah ke no.14)

13 Jika Ya, apakah jenis pekerjaan Anda?

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

2. Pegawai swasta/BUMN

3. TNI/Polri

4. Wiraswasta

5. Lainnya, .............................................

14 Apakah 1 tahun terakhir Anda pernah melakukan kegiatan

yang menghasilkan uang?

1. Ya(Sebutkan,...........) 2. Tidak

B. KONDISI OKULAR

1 Tekanan Intra okular

2 Luas lapangan pandang

3 Ketajaman penglihatan

4 Tekanan darah

C. PENDAPATAN

1 Berapa jumlah pendapatan rata-rata Anda perbulan?

2 Dengan pendapatan tersebut, apakah Anda dapat membeli

semua kebutuhan Anda`?

Tidak pernah .......................................... 5

Jarang .................................................... 4

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering ..................................................... 2

Sangat sering........................................... 1

3 Dengan penghasilan tersebut, apakah Anda dapat membiayai

seluruh pengobatan Anda?

Tidak pernah .......................................... 5

Jarang .................................................... 4

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering ..................................................... 2

Sangat sering........................................... 1

D. LAMA SAKIT

1 Sudah berapa lama Anda menderita glaukoma? (bulan)

2 Kapan Anda pertama kali memeriksakan diri ke

dokter/pelayanan kesehatan untuk glaukoma Anda?

3 Berapa kali Anda ke dokter untuk check-up kesehatan mata

Anda?

Tidak pernah .......................................... 5

Sekali tiap 2 bulan .................................. 4

Sekali sebulan ........................................ 3

2-3 kali sebulan ...................................... 2

4-5 kali sebulan...................................... 1

4 Kapan terakhir kali Anda pergi check-up kesehatan mata

Anda?

E. RIWAYAT MEDIS

1 Perawatan medis apa yang disarankan oleh dokter untuk

glaukoma Anda?

1. Obat-obatan

2. Operasi/Laser (pindah ke no. )

3. Keduanya

2 Sejak kapan Anda mulai mengkonsumsi obat glaukoma ?

(bulan)

2 Apa jenis obat yang diberikan?

1. Obat tetes mata

2. Obat berupa pil/tablet

3 Berapa kali Anda mengkonsumsi obat glaukoma Anda?

1. ........ kali/hari

2. ........ kali/minggu

3. ........ kali/bulan

4 Sebutkan nama obat yang diberikan oleh dokter?

............................................................................................

............................................................................................

5 Kapan Anda melakukan operasi glaukoma?

F. LEISURE TIME (WAKTU LUANG)

1 Berapa jam sehari Anda menonton TV atau video?

2 Berapa jam sehari Anda membaca buku / koran / kitab suci ?

3 Berapa jam sehari Anda mengerjakan pekerjaan rumah

(memasak, mencuci, menyapu)?

4 Seberapa sering Anda keluar rumah untuk berjalan-jalan

disekitar rumah Anda?

5 Berapa jam dalam sehari/seminggu Anda berolahraga?

6 Seberapa sering Anda keluar untuk menonton (bioskop,

olahraga favorit, acara musik) ?

7 Seberapa sering Anda pergi rekreasi / liburan dalam 1 tahun

terakhir?

BAGIAN 1 (KUALITAS HIDUP)

1. Bagaimana Anda menilai kualitas hidup Anda ?

Sangat Baik............................................ 1

Baik ........................................................ 2

Biasa saja .............................................. 3

Buruk ..................................................... 4

Buruk Sekali ........................................... 5

2 Bagaimana Anda menilai kehidupan sosial Anda ?

Sangat Baik............................................ 1

Baik ........................................................ 2

Biasa saja .............................................. 3

Buruk ..................................................... 4

Buruk Sekali............................................ 5

3. Apakah Anda merasa tidak nyaman dengan hidup Anda?

Tidak pernah .......................................... 1

Jarang .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering .................................................... 4

Sangat sering ......................................... 5

4. Apakah Anda merasa hidup Anda tidak berarti?

Tidak pernah .......................................... 1

Jarang .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering .................................................... 4

Sangat sering ......................................... 5

5 Apakah Anda merasa tidak bertenaga sehari-hari?

Tidak pernah .......................................... 1

Jarang .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering .................................................... 4

Sangat sering.......................................... 5

6 Sebaik apa Anda dalam berkonsentrasi sehari-hari

Sangat Baik............................................ 1

Baik ........................................................ 2

Biasa saja .............................................. 3

Buruk ..................................................... 4

Buruk Sekali............................................. 5

7 Apakah Anda menikmati hidup Anda?

Sangat sering ......................................... 1

Sering .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Jarang .................................................... 4

Tidak pernah.......................................... 5

8 Apakah Anda nyaman dengan penampilan fisik Anda ?

Sangat sering ......................................... 1

Sering .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Jarang .................................................... 4

Tidak pernah.......................................... 5

9 Apakah Anda merasa dikucilkan oleh orang-orang yang Anda

kenal?

Tidak pernah .......................................... 1

Jarang .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering .................................................... 4

Sangat sering.......................................... 5

10 Seberapa sering Anda dapat melakukan kegiatan yang

menghibur (santai)?

Sangat sering ......................................... 1

Sering .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Jarang .................................................... 4

Tidak pernah.......................................... 5

BAGIAN 2 (KESEHATAN UMUM DAN DAYA PENGLIHATAN)

1. Secara umum, apa yang Anda katakan tentang kesehatan

Anda :

Sempurna .............................................. 1

Sangat Baik............................................ 2

Baik ........................................................ 3

Biasa saja .............................................. 4

Buruk ..................................................... 5

2. Saat ini, apa yang Anda katakan tentang daya penglihatan

Anda menggunakan kedua mata (dengan kacamata, kontak

lensa, jika menggunakan)

Sempurna .............................................. 1

Sangat Baik............................................ 2

Baik ........................................................ 3

Biasa saja .............................................. 4

Buruk ..................................................... 5

Tidak melihat sama sekali ...................... 6

3. Seberapa sering Anda mengkhawatirkan daya penglihatan

Anda?

Tidak pernah .......................................... 1

Jarang .................................................... 2

Kadang-kadang ...................................... 3

Sering .................................................... 4

Sangat sering ......................................... 5

4. Seberapa sakit atau tidak nyaman yang Anda rasakan pada

mata atau sekitar mata Anda (rasa pedih, gatal, atau sakit)?

Tidak ada ............................................... 1

Sedikit .................................................... 2

Sedang .................................................. 3

Parah ..................................................... 4

Sangat parah ......................................... 5

BAGIAN 3 (KESULITAN DENGAN AKTIVITAS SEHARI-HARI)

5. Seberapa sulit Anda dalam membaca koran?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

6. Seberapa sulit Anda dalam melakukan pekerjaan atau hobby

yang membutuhkan Anda untuk melihat dekat, seperti

memasak, menjahit, memperbaiki alat-alat sekitar rumah,

atau menggunakan peralatan tangan?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

7. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam

menemukan benda pada lemari yang padat?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

8. Seberapa sulit Anda dalam membaca rambu-rambu lalu lintas

atau tanda nama toko?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

9. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda saat

menuruni tangga?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

10. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam

melihat objek-objek yang Anda lewati saat berjalan?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

11. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda dalam

memilih dan memasangkan pakaian Anda sendiri?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

12. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ketika

berkunjung bersama orang lain di rumah mereka, acara, atau

tempat makan?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

13. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ketika pergi

menonton film, acara musik, atau kegiatan olahraga?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

14. Apakah saat ini Anda masih mengemudi, setidaknya sesekali?

Ya .................. 1 (pindah ke pertanyaan 15c)

Tidak .............. 2

14a. JIKA TIDAK, Apakah Anda tidak pernah mengemudi atau

Apakah Anda sudah berhenti mengemudi?

Tidak pernah mengemudi ....... 1 (pindah ke Bagian 3,

pertanyaan 17)

Berhenti mengemudi .............. 2

14b. JIKA ANDA SUDAH BERHENTI MENGEMUDI, Apakah

dikarenakan daya penglihatan Anda, karena alasan lain,

atau karena keduanya yaitu daya penglihatan dan alasan

lainnya?

Karena daya penglihatan Anda ... 1 (pindah ke bagian 3,

pertanyaan 16)

Karena alasan lain ...................... 2 (pindah ke bagian 3,

pertanyaan 16)

Sebutkan .....................................

Karena kedua alasan tersebut .... 3 (pindah ke bagian 3,

pertanyaan 16)

14c. JIKA SAAT INI ANDA MASIH MENGEMUDI, Seberapa

sulit Anda saat mengemudi siang hari di daerah yang

Anda sering lalui?

Tidak sulit sama sekali ........... 1

Sedikit kesulitan ..................... 2

Sulit ........................................ 3

Sangat Sulit............................ 4

15. Seberapa sulit Anda saat mengemudi di malam hari ?

Tidak sulit sama sekali ........................................ 1

Sedikit kesulitan .................................................. 2

Sulit ..................................................................... 3

Sangat sulit ......................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

masalah daya penglihatan .................................. 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena

alasan lain atau tidak tertarik ............................... 6

BAGIAN 4 (RESPON PADA MASALAH PENGLIHATAN)

Pertanyaan selanjutnya adalah tentang bagaimana daya penglihatan Anda berdampak

pada aktivitas Anda ? Untuk setiap pertanyaan dibawah, Silakan lingkari angka yang

menunjukkan jawaban Anda atas penyataan tersebut benar menurut Anda Sangat

sering, hampir semuanya, beberapa, sedikit, atau tidak sama sekali.

Tidak

Pernah Jarang

Kadang-

kadang Sering

Sangat

Sering

16. Apakah Anda menyelesaikan

sesuatu lebih sedikit daripada

yang Anda mampu akibat

daya penglihatan Anda?

1 2 3 4 5

17. Apakah Anda terbatas dalam

seberapa lama Anda dapat

bekerja atau melakukan

aktivitas lainnya akibat daya

penglihatan Anda

1 2 3 4 5

18. Seberapa banyak sakit atau

rasa tidak nyaman pada mata

atau sekitar mata Anda,

contohnya rasa pedih, gatal,

sakit, yang menghalangi

Anda melakukan kegiatan

yang Anda ingin lakukan?

1 2 3 4 5

Untuk setiap pernyataan dibawah, Silakan lingkari angka yang menunjukkan jawaban

Anda atas penyataan tersebut sangat benar, benar, tidak yakin, salah, sangat salah.

Sangat

Salah Salah

Ragu-

ragu Benar

Sangat

Benar

19. Saya sangat sering tinggal di

rumah akibat daya

penglihatan saya

1 2 3 4 5

20. Saya merasa sering merasa

frustasi akibat daya

penglihatan saya

1 2 3 4 5

21. Saya tidak memiliki kontrol

penuh terhadap yang Saya

lakukan, akibat daya

penglihatan saya

1 2 3 4 5

22. Akibat daya penglihatan saya,

saya harus sangat bergantung

pada yang orang lain katakan

1 2 3 4 5

23. Saya memerlukan banyak

bantuan dari orang lain akibat

daya penglihatan saya

1 2 3 4 5

BAGIAN 4 (PERTANYAAN TAMBAHAN)

A1. Bagaimana Anda menilai kesehatan Anda secara keseluruhan, pada skala 0

(sangat buruk) sampai 10 (sangat sehat)?

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sangat buruk Sangat baik

A2. Bagaimana Anda menilai daya penglihatan Anda (dengan kacamata atau

kontak lensa jika Anda menggunakannya), pada skala 0 (sangat buruk seperti

buta) sampai 10 (sangat baik)?

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sangat buruk Sangat baik

Penglihatan Jarak Dekat

A3. Saat memakai kacamata, seberapa sulit Anda dalam membaca tulisan kecil

seperti deskripsi obat di botol atau buku telepon?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6

A4. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda memastikan nota yang Anda

terima benar?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6

A5. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda melakukan kegiatan seperti

mencukur jenggot, menyisir rambut atau berdandan?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6

Penglihatan Jarak Jauh

A6. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda mengenali orang yang Anda

kenal sejauh 1-2 meter?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6

A7. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda ikut serta dalam olah raga

yang anda sukai (sepak bola, bulu tangkis, lari, atau olahraga lainnya)?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6

A8. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda menonton acara TV ?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6

FUNGSI SOSIAL

A9. Akibat daya penglihatan Anda, seberapa sulit Anda

bercengkrama/menghibur/berkomunikasi dengan teman dan keluarga Anda di

rumah?

Tidak sulit sama sekali .............................................................................. 1

Sedikit kesulitan ........................................................................................ 2

Sulit........................................................................................................... 3

Sangat sulit ............................................................................................... 4

Berhenti melakukan kegiatan ini karena masalah daya penglihatan ......... 5

Berhenti melakukan kegiatan ini karena alasan lain atau tidak tertarik ...... 6

Keterbatasan Kegiatan

Pertanyaan berikutnya adalah tentang hal-hal yang mungkin Anda lakukan karena

daya penglihatan Anda. Silakan lingkari angka yang menunjukkan jawaban Anda atas

penyataan tersebut benar menurut Anda Sangat sering , hampir semuanya, beberapa,

sedikit, atau tidak sama sekali.

Lingkari angka jawaban

A10a. Apakah Anda

memerlukan bantuan

lebih sering akibat daya

penglihatan Anda?

1 2 3 4 5

A10b. Apakah kegiatan yang

Anda lakukan terbatas

akibat daya penglihatan

Anda?

1 2 3 4 5

Tidak

Pernah Jarang

Kadang-

Kadang Sering

Sangat

Sering

Stress dan Kemandirian

Pertanyaan berikutnya adalah tentang bagaimana Anda mengatasi keterbatasan

karena daya penglihatan Anda. Silakan lingkari angka yang menunjukkan jawaban

Anda atas penyataan tersebut benar menurut Anda Sangat sering , hampir semuanya,

beberapa, sedikit, atau tidak sama sekali.

Lingkari angka jawaban

A11. Saya lebih sering merasa

jengkel akibat daya

penglihatan saya

1 2 3 4 5

A12. Saya tidak keluar rumah

sendirian akibat daya

penglihatan saya.

1 2 3 4 5

Sangat

Salah Salah

Ragu-

ragu Benar

Sangat

Benar

Frequencies

Statistics

Quality of life

N Valid 250

Missing 0

Quality of life

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Buruk 26 10.4 10.4 10.4

Baik 224 89.6 89.6 100.0

Total 250 100.0 100.0

Jenis Kelamin Responden * Quality of life Crosstabulation

Quality of life

Total Buruk Baik

Jenis Kelamin Responden Laki-Laki Count 8 96 104

% within Jenis Kelamin

Responden 7.7% 92.3% 100.0%

Adjusted Residual -1.2 1.2

Perempuan Count 18 128 146

% within Jenis Kelamin

Responden 12.3% 87.7% 100.0%

Adjusted Residual 1.2 -1.2

Total Count 26 224 250

% within Jenis Kelamin

Responden 10.4% 89.6% 100.0%

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Umur <=57 Count 96 10 106

% within Kategori Umur 90.6% 9.4% 100.0%

>57 Count 128 16 144

% within Kategori Umur 88.9% 11.1% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Umur 89.6% 10.4% 100.0%

Pendidikan Responden * Quality of life Crosstabulation

Quality of life

Total Buruk Baik

Pendidikan Responden Tidak Sekolah Count 1 2 3

% within Pendidikan

Responden 33.3% 66.7% 100.0%

Adjusted Residual 1.3 -1.3

SD Count 6 72 78

% within Pendidikan

Responden 7.7% 92.3% 100.0%

Adjusted Residual -.9 .9

SMP Count 0 19 19

% within Pendidikan

Responden 0.0% 100.0% 100.0%

Adjusted Residual -1.5 1.5

SMA Count 13 88 101

% within Pendidikan

Responden 12.9% 87.1% 100.0%

Adjusted Residual 1.1 -1.1

PT Count 6 43 49

% within Pendidikan

Responden 12.2% 87.8% 100.0%

Adjusted Residual .5 -.5

Total Count 26 224 250

% within Pendidikan

Responden 10.4% 89.6% 100.0%

Status Pernikahan Responden * Quality of life Crosstabulation

Quality of life

Total Buruk Baik

Belum Menikah Count 6 10 16

Status Pernikahan

Responden

% within Status Pernikahan

Responden 37.5% 62.5% 100.0%

Adjusted Residual 3.7 -3.7

Menikah Count 15 196 211

% within Status Pernikahan

Responden 7.1% 92.9% 100.0%

Adjusted Residual -4.0 4.0

Janda/Duda Count 5 18 23

% within Status Pernikahan

Responden 21.7% 78.3% 100.0%

Adjusted Residual 1.9 -1.9

Total Count 26 224 250

% within Status Pernikahan

Responden 10.4% 89.6% 100.0%

Apakah saat ini Anda Bekerja * Quality of life Crosstabulation

Quality of life

Total Buruk Baik

Apakah saat ini Anda

Bekerja

Ya Count 13 76 89

% within Apakah saat ini

Anda Bekerja 14.6% 85.4% 100.0%

Adjusted Residual 1.6 -1.6

Tidak Count 13 148 161

% within Apakah saat ini

Anda Bekerja 8.1% 91.9% 100.0%

Adjusted Residual -1.6 1.6

Total Count 26 224 250

% within Apakah saat ini

Anda Bekerja 10.4% 89.6% 100.0%

Jika YA, Apa jenis pekerjaan Anda * Quality of life Crosstabulation

Quality of life Total

Buruk Baik

Jika YA, Apa jenis pekerjaan

Anda

PNS/Pensiunan PNS Count 9 25 34

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 26.5% 73.5% 100.0%

Adjusted Residual 2.5 -2.5

Swasta/BUMN Count 0 14 14

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%

Adjusted Residual -1.7 1.7

TNI/POLRI Count 0 2 2

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%

Adjusted Residual -.6 .6

Wiraswasta Count 4 26 30

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 13.3% 86.7% 100.0%

Adjusted Residual -.2 .2

Buruh/PRT/Petani Count 0 9 9

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 0.0% 100.0% 100.0%

Adjusted Residual -1.3 1.3

Total Count 13 76 89

% within Jika YA, Apa

jenis pekerjaan Anda 14.6% 85.4% 100.0%

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Lama Sakit <=12 Count 148 10 158

% within Kategori Lama Sakit 93.7% 6.3%

100.0

%

>12 Count 76 16 92

% within Kategori Lama Sakit 82.6% 17.4%

100.0

%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Lama Sakit 89.6% 10.4%

100.0

%

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Riwayat Medis <=11 Count 140 10 150

% within Kategori Riwayat

Medis 93.3% 6.7% 100.0%

>11 Count 84 16 100

% within Kategori Riwayat

Medis 84.0% 16.0% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Riwayat

Medis 89.6% 10.4% 100.0%

Crosstab

Kualitas Hidup Total

Baik Buruk

Kategori Waktu Luang >6 Count 107 16 123

% within Kategori Waktu

Luang 87.0% 13.0% 100.0%

<=6 Count 117 10 127

% within Kategori Waktu

Luang 92.1% 7.9% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Waktu

Luang 89.6% 10.4% 100.0%

Analisis Bivariat

Kategori Umur * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Umur <=57 Count 96 10 106

% within Kategori Umur 90.6% 9.4% 100.0%

>57 Count 128 16 144

% within Kategori Umur 88.9% 11.1% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Umur 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .184a 1 .668

Continuity Correctionb .048 1 .826

Likelihood Ratio .186 1 .666

Fisher's Exact Test .834 .416

Linear-by-Linear Association .184 1 .668

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.02.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori Umur

(<=57 / >57) 1.200 .522 2.761

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.019 .936 1.109

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .849 .401 1.796

N of Valid Cases 250

Pendapatan * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Pendapatan >2700000 Count 53 5 58

% within Pendapatan 91.4% 8.6% 100.0%

<=2700000 Count 171 21 192

% within Pendapatan 89.1% 10.9% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Pendapatan 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .257a 1 .612

Continuity Correctionb .068 1 .794

Likelihood Ratio .267 1 .606

Fisher's Exact Test .807 .410

Linear-by-Linear Association .256 1 .613

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.03.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pendapatan

(>2700000 / <=2700000) 1.302 .468 3.620

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.026 .935 1.126

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .788 .311 1.998

N of Valid Cases 250

Kategori Lama Sakit * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Lama Sakit <=12 Count 148 10 158

% within Kategori Lama Sakit 93.7% 6.3% 100.0%

>12 Count 76 16 92

% within Kategori Lama Sakit 82.6% 17.4% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Lama Sakit 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 7.636a 1 .006

Continuity Correctionb 6.495 1 .011

Likelihood Ratio 7.324 1 .007

Fisher's Exact Test .009 .006

Linear-by-Linear Association 7.605 1 .006

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.57.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori Lama

Sakit (<=12 / >12) 3.116 1.349 7.196

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.134 1.024 1.256

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .364 .172 .768

N of Valid Cases 250

Kategori Riwayat Medis * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Riwayat Medis <=11 Count 140 10 150

% within Kategori Riwayat

Medis 93.3% 6.7% 100.0%

>11 Count 84 16 100

% within Kategori Riwayat

Medis 84.0% 16.0% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Riwayat

Medis 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.609a 1 .018

Continuity Correctionb 4.652 1 .031

Likelihood Ratio 5.479 1 .019

Fisher's Exact Test .021 .016

Linear-by-Linear Association 5.587 1 .018

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.40.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori

Riwayat Medis (<=11 / >11) 2.667 1.157 6.147

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.111 1.010 1.223

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .417 .197 .881

N of Valid Cases 250

Kategori Waktu Luang * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Kategori Waktu Luang >6 Count 107 16 123

% within Kategori Waktu Luang 87.0% 13.0% 100.0%

<=6 Count 117 10 127

% within Kategori Waktu Luang 92.1% 7.9% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Kategori Waktu Luang 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.767a 1 .014

Continuity Correctionb 1.259 1 .262

Likelihood Ratio 1.780 1 .182

Fisher's Exact Test .216 .131

Linear-by-Linear Association 1.760 1 .185

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.79.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Kategori Waktu

Luang (>6 / <=6) .572 .249 1.314

For cohort Kualitas Hidup =

Baik .944 .867 1.028

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk 1.652 .780 3.498

N of Valid Cases 250

Jenis Kelamin Responden * Kualitas Hidup

Crosstab

Kualitas Hidup

Total Baik Buruk

Jenis Kelamin Responden Laki-Laki Count 96 8 104

% within Jenis Kelamin

Responden 92.3% 7.7% 100.0%

Perempuan Count 128 18 146

% within Jenis Kelamin

Responden 87.7% 12.3% 100.0%

Total Count 224 26 250

% within Jenis Kelamin

Responden 89.6% 10.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 1.401a 1 .237

Continuity Correctionb .948 1 .330

Likelihood Ratio 1.445 1 .229

Fisher's Exact Test .295 .165

Linear-by-Linear Association 1.396 1 .237

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.82.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jenis Kelamin

Responden (Laki-Laki /

Perempuan)

1.688 .704 4.043

For cohort Kualitas Hidup =

Baik 1.053 .970 1.143

For cohort Kualitas Hidup =

Buruk .624 .282 1.380

N of Valid Cases 250

Logistic Regression

Notes

Output Created 07-JUL-2018 22:00:19

Comments

Input Data E:\D I A N\PASCA\TESIS\master tabel_1 -

Copy.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 250

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing

Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES

KualitasHidup

/METHOD=ENTER WaktuLuang1 JK

RiwayatMedis1

/CONTRAST (RiwayatMedis1)=Indicator

/CONTRAST (WaktuLuang1)=Indicator

/CONTRAST (JK)=Indicator

/SAVE=DFBETA RESID ZRESID DEV

/PRINT=CORR CI(95)

/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10)

ITERATE(20) CUT(0.5).

Resources Processor Time 00:00:00.05

Elapsed Time 00:00:00.05

Variables Created or Modified RES_3 Difference between observed and predicted

probabilities

ZRE_3 Normalized residual

DEV_3 Deviance value

DFB0_3 DFBETA for constant

DFB1_3 DFBETA for WaktuLuang1(1)

DFB2_3 DFBETA for JK(1)

DFB3_3 DFBETA for RiwayatMedis1(1)

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 250 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 250 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 250 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Baik 0

Buruk 1

Categorical Variables Codings

Frequency

Parameter coding

(1)

Kategori Riwayat Medis >11 100 1.000

<=11 150 .000

Jenis Kelamin Responden Laki-Laki 104 1.000

Perempuan 146 .000

Kategori waktu Luang <=6 127 1.000

>6 123 .000

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

Kualitas Hidup Percentage

Correct

Baik Buruk

Step 0 Kualitas Hidup Baik 224 0 100.0

Buruk 26 0 .0

Overall Percentage 89.6

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -2.154 .207 108.042 1 .000 .116

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables WaktuLuang1(1) 1.767 1 .184

JK(1) 1.401 1 .237

RiwayatMedis1(1) 5.609 1 .018

Overall Statistics 7.093 3 .069

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 7.025 3 .071

Block 7.025 3 .071

Model 7.025 3 .071

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 159.867a .028 .057

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter

estimates changed by less than .001.

Classification Tablea

Observed Predicted

Kualitas Hidup Percentage

Correct

Baik Buruk

Step 1 Kualitas Hidup Baik 224 0 100.0

Buruk 26 0 .0

Overall Percentage 89.6

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a WaktuLuang1(1) -.248 .451 .303 1 .582 .780 .323 1.888

JK(1)

Lama Sakit (1)

-.453

-1.042

.456

.423

.989

5.223

1

1

.320

.022

1.464

2.653

.595

1.144

3.579

3.862

RiwayatMedis1(1) .897 .444 4.084 1 .043 2.453 1.027 5.857

Constant -2.319 .428 29.372 1 .000 .098

a. Variable(s) entered on step 1: WaktuLuang1, JK, Lama Sakit, RiwayatMedis1.

Uji Confounding

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori Riwayat Medis *

Kategori Lama Sakit 250 100.0% 0 0.0% 250 100.0%

Kategori Riwayat Medis * Kategori Lama Sakit Crosstabulation

Kategori Lama Sakit

Total >12 <=12

Kategori Riwayat Medis >11 Count 92 8 100

% within Kategori Riwayat

Medis 92.0% 8.0% 100.0%

<=11 Count 0 150 150

% within Kategori Riwayat

Medis 0.0% 100.0% 100.0%

Total Count 92 158 250

% within Kategori Riwayat

Medis 36.8% 63.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 218.354a 1 .000

Continuity Correctionb 214.417 1 .000

Likelihood Ratio 273.187 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 217.481 1 .000

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 36.80.

b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori waktu Luang *

Kategori Riwayat Medis 250 100.0% 0 0.0% 250 100.0%

Kategori waktu Luang * Kategori Riwayat Medis Crosstabulation

Kategori Riwayat Medis

Total >11 <=11

Kategori waktu Luang <=6 Count 34 93 127

% within Kategori waktu

Luang 26.8% 73.2% 100.0%

>6 Count 66 57 123

% within Kategori waktu

Luang 53.7% 46.3% 100.0%

Total Count 100 150 250

% within Kategori waktu

Luang 40.0% 60.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymptotic

Significance (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 18.821a 1 .000

Continuity Correctionb 17.717 1 .000

Likelihood Ratio 19.083 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 18.746 1 .000

N of Valid Cases 250

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 49.20.

b. Computed only for a 2x2 table

Estimates (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label

Pendapatan <--- Umur -5338.575 5057.203 -1.056 .291

Pendapatan <--- D1 8664.181 6743.867 1.285 .199

JmlwktuLuang <--- D1 -.455 .097 -4.672 ***

JmlwktuLuang <--- E2 .509 .100 5.084 ***

JumlahQL <--- Pendapatan .000 .000 -1.799 .072

JumlahQL <--- JmlwktuLuang .743 .323 2.300 .021

JumlahQL <--- D1 1.035 .518 1.997 .046

JumlahQL <--- Umur -.013 .050 -.250 .802

JumlahQL <--- E2 -1.029 .538 -1.914 .056

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model) Estimate

Pendapatan <--- Umur -.067

Estimate

Pendapatan <--- D1 .082

JmlwktuLuang <--- D1 -2.099

JmlwktuLuang <--- E2 2.284

JumlahQL <--- Pendapatan -.112

JumlahQL <--- JmlwktuLuang .152

JumlahQL <--- D1 .976

JumlahQL <--- Umur -.016

JumlahQL <--- E2 -.944

Covariances: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label

D1 <--> E2 117.374 10.566 11.108 ***

D1 <--> Umur -21.914 10.391 -2.109 .035

E2 <--> Umur -22.470 10.108 -2.223 .026

Correlations: (Group number 1 - Default model) Estimate

D1 <--> E2 .991

D1 <--> Umur -.135

E2 <--> Umur -.142

Variances: (Group number 1 - Default model) Estimate S.E. C.R. P Label

D1 121.850 10.920 11.158 ***

E2 115.080 10.314 11.158 ***

Umur 216.682 19.420 11.158 ***

r3 1354787162753.470 121418928820.826 11.158 ***

r4 5.042 .452 11.158 ***

r5 131.134 11.752 11.158 ***

Matrices (Group number 1 - Default model)

Total Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 .509 -.455 .000 .000

Pendapatan -5338.575 .000 8664.181 .000 .000

JumlahQL -.007 -.651 .687 .743 .000

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 2.284 -2.099 .000 .000

Pendapatan -.067 .000 .082 .000 .000

JumlahQL -.008 -.597 .648 .152 -.112

Direct Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 .509 -.455 .000 .000

Pendapatan -5338.575 .000 8664.181 .000 .000

JumlahQL -.013 -1.029 1.035 .743 .000

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 2.284 -2.099 .000 .000

Pendapatan -.067 .000 .082 .000 .000

JumlahQL -.016 -.944 .976 .152 -.112

Indirect Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 .000 .000 .000 .000

Pendapatan .000 .000 .000 .000 .000

JumlahQL .006 .378 -.348 .000 .000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model) Umur E2 D1 JmlwktuLuang Pendapatan

JmlwktuLuang .000 .000 .000 .000 .000

Pendapatan .000 .000 .000 .000 .000

JumlahQL .008 .347 -.328 .000 .000

DOKUMENTASI PENELITIAN

CURICULUM VITAE

Nama : Andi Hardianti

Tempat/tgl lahir : Watampone, 16 Maret 1991

Alamat : Jl. Kebahagiaan Utara I Blok A No. 69 BTP Makassar

Agama : Islam

Suku : Bugis

Nama Ayah : Drs. Andi Bustam

Nama Ibu : Andi Mirawati

Riwayat Pendidikan :

1. SD Inpres Tamalanrea I Tahun 1997-2003

2. SMP Negeri 30 Makassar Tahun 2003-2006

3. SMA Negeri 5 Makassar Tahun 2006-2009

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Tahun 2009-2013