Konsep Pendidikan Seumur Hidup

40
3 B. PEMBAHASAN 1. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup Laporan tahun 1972 Komisi Internasional pengembangan pendidikan, dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang dikenal dengan istilah “Laporan Faure”, memuat rekomendasi pertama untuk perencanaan-perencanaan pendidikan, Rekomendasi dengan proposal yang disebut “pendidikan seumur hidup” akan diadaptasikan sebagai “master concept” untuk inovasi pendidikan di mata mendatang.rekomendasi ditujukan pada negara maju dan dan juga negara yang sedang berkembang. Sejak itu, gagasannya telah diterima dengan perhatian yang tinggi dan menjadi sangat terkenal dimana-mana. Di Eropa, pendidikan seumur hidup belum dimengerti sepenuhnya, dan konsensus yang utuh mengenai sifat, rasional dan implikasinya belum ada. Lebih jauh, pendidikan seumur hidup kurang begitu terkenal didalam lingkungan pendidikan di luar Eropa. Konsekwensinya, bab ini memuat perkenalan ringkas beberapa prinsip utama pendidikan seumur hidup seperti yang dideskripsikan dalam literatur yang membahas tentang ini. Tujuan sub bab ini bukan untuk mereview literatur secara mendetail. Karena hal ini sudah dilakukan dalam publikasi seperti yang dikerjakan oleh Dave (1973). Apa yang dimaksud disini

Transcript of Konsep Pendidikan Seumur Hidup

3

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup

Laporan tahun 1972 Komisi Internasional pengembangan

pendidikan, dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang

dikenal dengan istilah “Laporan Faure”, memuat

rekomendasi pertama untuk perencanaan-perencanaan

pendidikan, Rekomendasi dengan proposal yang disebut

“pendidikan seumur hidup” akan diadaptasikan sebagai

“master concept” untuk inovasi pendidikan di mata

mendatang.rekomendasi ditujukan pada negara maju dan dan

juga negara yang sedang berkembang. Sejak itu, gagasannya

telah diterima dengan perhatian yang tinggi dan menjadi

sangat terkenal dimana-mana.

Di Eropa, pendidikan seumur hidup belum dimengerti

sepenuhnya, dan konsensus yang utuh mengenai sifat,

rasional dan implikasinya belum ada. Lebih jauh,

pendidikan seumur hidup kurang begitu terkenal didalam

lingkungan pendidikan di luar Eropa. Konsekwensinya, bab

ini memuat perkenalan ringkas beberapa prinsip utama

pendidikan seumur hidup seperti yang dideskripsikan dalam

literatur yang membahas tentang ini. Tujuan sub bab ini

bukan untuk mereview literatur secara mendetail. Karena

hal ini sudah dilakukan dalam publikasi seperti yang

dikerjakan oleh Dave (1973). Apa yang dimaksud disini

4

adalah untuk menyajikan gagasan pemikiran dasar, dan

untuk menetapkan pengertian istilah “pendidikan seumur

hidup” seperti yang dipergunakan dalam buku ini.1

Pendidikan Seumur Hidup adalah sebuah sistem konsep-

konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-

peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung

dalam keseluruhan kehidupan manusia.2

Istilah “Pendidikan Seumur Hidup”/ ”Life-Long

Education” (bukan “long life education”) adalah makna

yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas

serta komprehensif . Konsep pendidikan seumur hidup

sangat erat kaitannya dengan pemahaman waktu

berlangsungnya pendidikan. Dan dapat dibuktikan dalam

pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan

terutama bagi para pendidik di negeri kita. Lahirnya

konsep pendidikan seumur hidup adalah bagian dari

keprihatinan pada dunia pendidikan yang ada, karena masih

banyak masyarakat yang tidak bisa menikmati pendidikan

pada dunia formal.3

1 A. J. Croply, Pendidikan Seumur Hidup (suatu analisis psikologis), Usaha Nasional, Surabaya, 1973,hal 28-29.2 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia), PT Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal 169.3

5

Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup

bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup

kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai

tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang

bernama kelas. Paradigma belajar seperti ini sangat harus

segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada

dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi

dan semua hal.Belajar merupakan kewajiban semua umat

manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin. Dengan

belajar Kita dapat mengetahui apapun yang ada di dunia

ini dalam rangka kemajuan individu atau universal. Dalam

Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara

tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan

balasan (response) dari daya dalam diri manusia.4

Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidikan berlangsung

seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah

tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan

ialah tanggung jawab bersama atara keluarga, masyarakat

dan pemerintah”. Hal ini berarti bahwa setiap manusia

indonesia diharapkan selalu berkembang sepanjang hidup,

dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan

agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk

belajar. Prinsip ini bahwa masa sekolah bukalah satu-

4

6

satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, belainkan

hanya dengan dari waktu belajar yang akan berlangsung

seumur hidup.5

Menurut Stephens (1967) belajar dan mengajar adalah

peristiwa wajar yang terjadi pada mahkluk manusia secara

terus menerus berlangsung dengan cara spontan, bahkan

tanpa disadari melakukannya. Dan pokok pendidikan seumur

hidup adalah seluruh individu harus memilki kesempaatan

sistematik, terorganisir untuk “instruction” studi dan

“learning” disetiap kesempaatan sepanjang hidup mereka.

Semua itu dengan tujuan menyembuhkan kemunduran

pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh keterampilan baru

untuk meningkatkan keahlian mereka untuk meningkatkan

pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk

meningkatkan kepribadian mereka, atau untuk beberapa

tujuan lanjutan lainnya. Dalam rangka ini pendidikan pada

dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu

pengembangan personal sepanjang hidup, dalam istilah yang

lebih luas “develooment”. Pendidikan seumur hidup

berekaan denga prinsip pengorganisasian yang akhirnya

memungkinkan pendidikan untuk melakukannya fungsinya.

5 Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010, Hal 40

7

Fungsinya adalah ”proses perubahan” yang menuntun

perkembangan individu”.6

1.1 Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Dalam pendidikan seumur hidup dikenal ada 4 macam

konsep kunci, yaitu :

a) Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Sebagaimana sebagai suatu konsep, maka

pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan

atau ide formal untuk pengorganisasian dan

penstrukturan pengalaman-pengalaman. Hal ini

berarti pendidikan akan meliputi seluruh

rentangan usia dan usia yang paling tua dan

adanya basis institusi yang amat berbeda dengan

basis yang mendasarkan persekolahan konsensional.7

Intelerasi dasar antara persekolahan dengan

belajar, kehidupan, dan pendidikan telah

didiskusikan dan terperinci dalam pembicaraan

terdahulu.

Sebagaimana Rasalullah saw bersabdah, yang

artinya:

6 7 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46

8

اط�لب� ال�علم م�ن ال�مه���������د الال�لحد

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.

b)  Konsep belajar seumur hidup

Belajar seumur hidup adalah respon terhadap

keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-

angan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu

belajar.

Istilah belajar merupakan kegiatan yang

dikelola dari proses belajar mengajar yang terus

menerus Belajar seumur hidup diartikan bahwa

seseorang dapat belajar dan berkewajiban mengajar

agar ia dapat ilmu baru dari mengajarkan ilmunya.

Ilmu dapat diperoleh dari tidak hanya dari

sekolah namun dari orang-orang yang perpengalaman

dibidang tertentu.8 Sebagaimana Firman Allah

dalam, Surah al Alaq 1- 5 yang artinya :

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

Diatelah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah,

dan Tuhanmu lah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia)

dengan perantaran kalam, dan Dia mengajar kepada manusia

apa yang tidak diketahuinya”.8 Drs. H. Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.

9

c) Konsep pelajar seumur hidup

Tampak bahwa seluruh orang adalah pelajar

seumur hidup dalam pengertian tertentu, gterlepas

dari cara-cara persekolahan yang diorganisasikan

dalam masyarakat mereka. Istilah pendidikan

seumur hidup akan digunakan untuk menyatakan

orang-orang yang sadar tentang diri mereka

sebagai pelajar seumur hidup, melihat baru

sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema,

dan terdorong tinggi sekali untuk belajar

ditingkat seluruh usia dan menerima tantangan dan

perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan

untuk belajar baru. Intelerasi pendidikan seumur

hidup dapat dilihat kaitannya pada penyediaan

system pendidikan formal (berdasarkan tujuan

pendidikan seumur hidup) yang bertujuan membantu

perkembangan orang-orang (pelajar seumur hidup),

secara sadar dan sistematik merespon unruk

beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup

(proses belajar seumur hidup).9

Belajar seumur hidup diartikan bahwa orang-

orang yang sadar tentang dirinya sebagai pelajar

9 Drs. H. Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.

10

seumur hidup, melihat belajar sebagai cara yang

logis untuk mengatasi problema. Pelajar seumur

hidup diartikan bahwa saat tiap nafas yang ia

tarik dan hembuskan padanya ada kewajiban pada

peningkatan cara menghadapi dunia. Hal itu akan

diperoleh hanya dengan penambahan ilmu beserta

pengalaman kehidupan.

ى ق� س�� ي�� وان ن$ ��ر ص��� ي� وان وغ$ ن$ ل ص��� ي��. خ$ رع ون�$ اب� ور$ ن$�� ع� ن ا8 اب� م� ي$ اوراب� وج�� �� ح� ت� ع م� ط�� ق�� رض$ ى� الأ8 وف$

لون عق� وم ي�� ق� ل� اب� �Jي Lلأ Mك ل� ى� ذ$ ن ف$ Pل ا ك� ى� الأ8 ف$ عض$ لى ي�� ها ع� عض$ ل ي�� ض$ ف$ د وي�$ ماء واح� ب��Artinya :

“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,

dan kebun-kebunanggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma

yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air

yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas

sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang

demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum

yang berpikir”.

d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

11

Kurikulum dalam hubungan ini, didesain atas

dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul

telah menghasilkan pelajaran seumur hidup yang

secara berurutan melaksanakan belajaran seumur

hidup. Cara mengajar seharusnya dilaksanakaan

berdasarkan prinsip pendidikan seumur hidup.

Pendidikan seumur hidup adalah filsafat atau ide,

pelajar seumur hidup dan belajar seumur hidup

adalah hasil yang diharapkan, dan kurikulum yang

membantu belajar seumur hidup adalah cara praktis

yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.

Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum

praktis untuk menyampaikan tujuan pendidikan dan

megimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan

seumur hidup.10

Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah

Arrahmanayat : 1-4:

من ح� ر ن )1 ) ال�� Lق��را م ال� ل ان )2( ع� س� ي�$ Pق� الأ ل� ان )3( ح�$ ن�� lب ه ال� م� ل ( ع�4)

           

10 Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.

12

Artinya :“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah

mengajarkan Al Qur'an, Dia menciptakan

manusia,danMengajarnya pandai berbicara”.

Konsep pendidikan seumur hidup merubah

pandangan terhadap pola pendidikan secara

fundamental. Pendidikan tidak lagi berarti

schooling melainkan jauh lebih luas, variatif dan

lebih mendalam.

Pendidikan tidak berhenti dengan berakhirnya

masa pendidikan formal di sekolah, melainkan

merupakan proses yang bersifat “on-going, self-creating,

continous and discontinous  until death”. Pandangan terhadap

Pendidikan seperti itu menjadi landasan yang kuat

bagi konsepsi kita tentang pendidikan sosial.11

1.2 Dasar Pemikiran Pendidikan Seumur Hidup

Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas

keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung11 Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 47.

13

selama manusia hidup,baik di dalam maupun di luar

sekolah.12

Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang

menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup sangat

penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari

beberapa segi, antara lain :

a) Dasar Ideologi

Konsep pendidikan seumur hidup bagi

umat Islam sudah ada, jauh sebelum orang-orang

barat mengangkatnya. Islam sudah mengenal

pendidikan seumur hidup, sebagai mana dinyatakan

oleh hadits Nabi SAW yang berbunyi :

اط�لب� ال�علم م�ن ال�مهد ال ال�لحدArtinya:  Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.

Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak

yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan

pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta

keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan

12 Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 63-64.

14

memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-

potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.13

Bagi umat Islam nilai religi merupakan dasar

utama dalam mendidik anak-anak. Dengan

menanamkan  nilai agama akan membantu

terbentuknya sikap dan karakter yang positif

hingga masa dewasa. Menuntut ilmu  adalah wajib

bagi seluruh umat islam, tiada batasan dan

berlangsung seumur hidup.14

b) Ekonomis 

Cara yang paling efektif untuk keluar dari

“Lingkaran Setan Kemelatan” yang menyebabkan

kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan

ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup

memungkinkan seseorang untuk :

1.Meningkatkan produktifitas

2.Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang

dimiliki

3.Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih

menyenangkan dan sehat

13 Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.

14 Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.

15

4.Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik

anak-anaknya secara tepat sehingga peranan

pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan

penting.15

c) Sosiologis

Para orang tua dinegara berkembang kerap kurang

menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi

anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering

kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus

sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan

demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua

akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.16

c) Politis

Pada Pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan

kepada setiap orang karena pada negara demokrasi

hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak

milik,dan memahami fungsi pemerintah, DPR,MPR dan

15 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.16 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.

16

lain-lain. Dengan demikian, maka inilah yang

menjadi tugas pendidikan seumur hidup.

Di Indonesia konsepsi pendidikan seumur hidup

mulai disosialisasikan kepada masyarakat melalui

kebijakan Negara yaitu:

Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No.IV/ MPR /

1978 Tentang GBHN yang menetapkan prinsip-prinsip

pembangunan nasional, antara lain :

1) Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah

pembangunan jangka panjang )

2) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan

dilaksanakan didalam keluarga (rumah tangga ),

sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan

adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian

pendidikan ).17

Didalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang

pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal

13 ayat (1) yang berbunyi:

17 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45.

17

"Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan

informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya".18

d) Teknologis

Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan

teknologi. Para sarjana,teknisi dan pemimpin

negara berkembang perlu memperbarui pengetahuan

dan keterampilan mereka.19

e) Psikologis dan Pedagogi

Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh

besar terhadap konsep tehnik dan metode

pendidikan. Akibatnya,tidak mungkin lagi

mengejarkan ilmu seluruhnya kepada peserta didik.

Karena itu,tugas pendidikan sekolah yang utama

ialah yang mengajarkan bagaiman cara

belajar,menanamkan motivasi yang kuat dalam diri

anak untuk belajar terus menerus sepanjang

hidupnya,memberikan keterampilan kepada peserta18 19 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45.

18

didik untuk secara tepat,dan mengembangkan daya

adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.20

1.3 Karakteristik dan Faktor-faktor yang Mendorong

Perlunya Pendidikan Seumur Hidup

a) KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

1. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan

tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan

pendidikan seumur hidup.

2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya

masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses

berlangsungnya sepanjang hidup.

3. Pendidikan seumur tidak diartikan sebagai

pendidikan oeang dewasa, tetapi pendidikan

seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap

pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan sebagainya).

4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola

pendidikan formal maupun pola-pola pendidikan

non formal, baik kegiatan-kegiatan belajar

20 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45

19

terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar

insidental.

5. Rumah memainkan peranan pertama, peranan yang

paling halus dan sangat penting dalam memulai

proses belajar seumur hidup.

6. Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang

penting dalam system pendidikan seumur hidup.

Mulai sejak anak mulai berinteraksi dengan

masyarakat, dan terus berlanjut fungsi

edukatifnya dalam keseluruhan hidup, baik dalam

bidang professional maupun umum.

7. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah,

universitas, dan pusat-pusat latihan tentu

mempunyai peranan penting, tetapi semuanya itu

hanya sebagai salah satu bentuk lembaga

pendidikan seumur hidup.

8. Pendidikan seumur hidup menghendaki

berkelanjutan dan kebersambungannya dimensi-

dimensi vertical dan longitudinal dari

pendidikan.

9. Pendidikan seumur hidup juga menghendaki

keterpaduan dimensi-dimensi horizontal dan

kedalaman dari pendidikan dari setiap tahap

hidup.

20

10. Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang

bersifat elitis, pendidikan seumur hidup adalah

bersifar universal.

11. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh

adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan

belajar, alat-alat, dan teknik-teknik belajar,

serta waktu belajar.21

12. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah

pendekatan yang dinamis tentang pendidikan yang

membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan media

belajar karena dan apabila perkembangan-

perkembangan baru terjadi.

13. Pendidikan seumur hidup membolehkan adanya

pola-pola dan bentuk-bentuk alternatif dalam

memperoleh pendidikan.

14. Pendidikan seumur hidup mempunyai dua

macam komponen besar, yaitu pendidikan umum dan

pendidikan professional. Komponen tersebut

tidaklah terpisah sama sekali anatara yang satu

dengan yang lainnya, tetapi saling berhubungan

dan dengan sendirinya bersifat interaktif.

21 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 169-170

21

15. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-

fungsi adaptif dan inovatif dari individu dan

masyarakat dan individu.

16. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi

perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan system

pendidikan yang ada.

17. Tujuan akhir pendidikan adalah

mempertakankan dan meningkatkan mutu hidup.

18. Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan

seumur hidup, yaitu : kesempatan, motivasi, dan

edukabilitas.

19. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah

prinsip pengorganisasian semua pendidikan.

20. Pada tingkat operasional, pendidikan

seumur hidup membentuk sebuah system

keseluruhan dari semua pendidikan.22

b) Faktor Perlunya Pendidikan Seumur Hidup :

22 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 169-170.

22

1. Keterbatasan kemampuan pendidikan sekolah.

Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi

harapan masyarakat. Terlihat antara lain dalam;

a) Banyak lulusan yang tidak dapat diserap

dalam dunia kerja yanantara lain karena

mutunyayang rendah.

b) Daya serap rata-rata lulusan sekolah

yang masih rendah, karena pelajar tidak

dapat belajar optimal.

c) Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak

efesien sehingga terjadi penghamburan

pendidikan, yang terlihat dari adanya

putus sekolah dan siswa yang mengulang.

Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan

pendidikan luar sekolah.23

2. Perubahan Masyarakatdan Peranan-peranan social

Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan

perubahan-perubahan yang cepat dalam

masyarakat, dan dengan demikian perubahan-

perubahan peranan-peranan social. Pendidikan

dituntut untuk dapat membantu individu agar

23 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 171-172

23

selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan

social sepanjang hidupnya.24

3.Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum Optimal

Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini

adalah kelangkaan sumber yang mendukung

pelaksanaannya pendidikan. Hal yang perlu

dilakukan adalah :

a) Penghematan dan optimalisasi dalam

pengunaan sumber daya yang telah tersedia

bagi pendidikan.

b) Perlu digali sumber-sumber baru yang masih

terpendam dalam masyarakat, yang dapat

dimanfaatkan untuk memperlancarkan dan

meningkatkan proses pendidikan.

Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untuk

pendidikan memerlukan kerja sama luas yang

bersifat lintas sector, sehingga perlu

penyelenggaraan pendidikan yang meluas.

4.Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang

Pesat

24 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 171-172.

24

Dalam zaman modern, Pendidikan Luar Sekolah

berkembang dengan pesat karena memberikan

manfaat kepada masyarakat banyak, sehingga

perlu mendapat tempat yang wajar dalam

penyelengaraan keseluruhan pendidikan.25

1.Kerangka Kerja Teoritis Pendidikan Seumur Hidup

1) Orientasi Umum

Secara teoritis PSH terdiri dari tiga aspek,

yaitu :

a. Hidup

b. Seumur Hidup

c. Pendidikan

2) Hidup

Ada tiga komponen yang saling berhubungan,

yang terdiri dari :

a. Individu sebagai anggota masyarakat dengan

mempunyai karakteristik tertentu.26

b. Masyarakat, yang merupakan lingkungan hidup

social, yang bentuknya dapat berupa25 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 172-173.26 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 173-174.

25

kelompok-kelompok psikologis dan organisasi

social.

c. Lingkungan fisik atau lingkungan alam tempat

hidup (habitat) manusia sebagai individu dan

anggota masyarakat.

3) Seumur hidup

a. Perkembangan Kepribadian

Setiap individu manusia dalam pengalaman

hidupnya mengelami perkembangan kepribadian

yang mencakup perkembangan; fisik, mental,

social, dan emosional.

b. Tahap-tahap Perkembangan

Setiap individu dalam perjalanan hidupnya,

sejak lahir sampai mati mengalami tahap-

tahap perkembangan: masa balita, masa kanak-

kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa,

dan masa tua.

c. Peranan-peranan Umum dan Unik

Setiap individu melaksanakan peranan-peranan

umum sebagai manusia dan peranan-peranan

unik dalam menjalankan tugas-tugas khusus,

26

misalnya sebagai guru, dokter, pengacara,

pedagang, dan lain sebagiannya.27

4) Pendidikan

Pendidikan sebagai usaha mencapai perkembangan

dan perubahan tingkah laku setiap individu

melalui hidup, mencakup tiga komponen, yaitu :

a. Landasan-landasan Pendidikan, yaitu konsep-

konsep sosiologis, ekonomik, politik,

ekologis, demografis, fisiologis, biologis,,

dan cabang-cabang ilmu lainnya, yang menjadi

dasar pelaksanaan atau praktek pendidikan.

b. Cara-cara komunikasi, verbal-non verbal,

dengan atau tanpa alat-alat bantu belajar-

mengajar, yang digunakan dalam praktek

pendidikan di sekolah atau diluar sekolah.

c. Isi pendidikan, yang berupa pengetahuan,

keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai

yang menjadi nahan ajar dalam pendidikan.

Bahan ajar dalam pendidikan berupa;

1) Stok Budaya, yang berupa ilmu, seni,

dan cita-cita manusia.

27 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 174-175.

27

2) Perkembangan pengetahuan baru dan yang

lalu .

2. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup

Implikasi disini diartikan sebagai akibat langsung atau

konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan demikian

maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut

dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan

pendidikan seumur hidup.

Fungsi dan Tujuan Sekolah

a. Pendidikan sekolah ialah salah satu tangga dari

keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung

sepanjang hidup.

b. Pendidikan sekolah ialah pendidikan untuk

mengembangkan semua aspek kepribadian, baik

kognitifdan afektif maupun keterampilan.

c. Pendidikan sekolah merupakan suatu system

terbuka.28

28 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 176-178.

28

d. Pendidikan sekolah merupakan sekelompok paket

belajar atau program belajar yang menyediakan

jalur belajar dan pengalaman belajar, yang

memungkinkan siswa dapat menunggunakan hasil

belajarnya untuk belajar sendiri dan menbina

dirinya sendiri.

e. Tujuan sekolah tidak hanya menguasai bahan

pelajaran, tetapi menggunakan apa telah dipelajari

itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri

kapanpun dan dimanapun juga, dalam rangka mencapai

tujuan Pendidikan Seumur hidup mencapai kualitas

hidup pribadi, social, dan profesional seoptimal

mungkin.

Pendidikan sekolah hendaknya bertujuan agar

siswanya :

1) Menyadari perlunya belajar seumur hidup dalam

usaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas

hidupnya dalam masyarakat.

2) Meningkatkan kemampuan belajar atau

educability.

3) Memperluas daerah belajar.

4) Memadukan pengalaman belajar disekolah dengan

pengalaman diluar sekolah.29

29 M. Sardja Kadir, Pendidikan Seumur Hidup, Usaha Nasional, Surabaya, 1900, hal 56.

29

Implikasi pendidikan seumur hidup pada program

pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Ananda W.P.

Guruge, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam

enam kategori, sebagi berikut:30

a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional

Program ini tidak saja penting bagi pendidikan

seumur hidup karena relevansinya dengan kondisi

yang ada pada negara-negara berkembang karena

masih banyaknya penduduk yang buta huruf,

melainkan juga sangat penting ditinjau dari

implementasinya. Bahkan di negara yang sudah maju

sekalipun di mana radio, film dan televisi telah

menentang ketergantungan oang, akan bahan-bahan

bacaan, namun membaa mash tetap merupakan cara

yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan

dan menyebarkan pengetahuan. Memang sulit untuk

membuktikan peranan melek huruf fungsional, namun

pengaruh jelata, misalnya para petani, disebabkan

oleh pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka.

Pegetahuan baru ini dapat diperoleh terutama

melalui bahan bacaan.

30 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.

30

Jadi melek huruf fungsional itu saming merupakan

isi program sekaligus juga merupakan sarana

terlaksanya pendidikan seumur hidup. Oleh sebab

itu realisasi baca tulis fungsional itu harus

memuat dua hal, yaitu :

1) Memberikan kecakapan membaca-menulis-

menghitung (3 M) yang fungsional bagi

anak didik,

2) Menyediakan bahan-bahan bacaan yang

diperlukan untuk mengembangkan lebih

lanjut kecakapan yang telah dimilikinya

itu.31

b. Pendidikan Vokasional

Pendidikan vokasional adalah sebuah pedidikan

diluar sekolah bagi anak didik di luar batas usia

sekolah, ataukah sebagai program pendidikan formal

dan non formal dalam rangka apprentice-skip training,

merupakan salah satu program penting dalam rangka

pendidikan seumur hidup. Pada kebanyakan negara

berkembang yang sistem pendidikan formal umumnya

diambil dari negara barat (bekas jajahan seperti

31 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.

31

halnya Indonesia), out put pendidikan sekolah pada

umumnya dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat yang sedang membangun. Sebab itu

program pendidikan yang bersifat remedial agar

para lulusan sekolah itu menjadi tenaga kerja yang

produktif dan menjadi sangat penting.

Namun yang lebih penting, ialah bahwa pendidikan

vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi

lantas selesai. Kemajuan teknologi, tentang

otomatis (otomation), dan makin meluasnya

industrialisasi menuntut pendidikan vokasional itu

terus-menerus.32

c. Pendidikan Profesional

Apa yang berlaku bagi para pekerja dan buruh,

berlaku pula bagi para profesional. Bahkan

tantangana buat merka itu lebih besar dan kat.

Mereka berusaha keras terus-menerus dan bergerak

cepat agar tidak tertinggal oleh kemajuan.

Dalam setiap profesi hendaknya telah tercipta

Built-in mechanism yang memungkinkan golongan

profesional itu selalu mengikuti perubahan dan

kemajuan dalam metode, perlengkpan, teknologi dan

32 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.

32

sikap profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari

pendidikan seumur hidup.33

d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan

pendidikan bagi anggota masyarakat dari

berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti

perubahan sosial dan pembangunan merupakan

konsekuensi penting daripada asas pendidikan

seumur hidup. Abad ilmu pengetahuan penting

daripada teknologi itu pengaruhnya telah menyusup

dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan

masyarakat, seorang ibu rumah tangga yang bekerja

dirumahnya dengan kompor listrik, mesin cuci

listrik dna perkakas rumah tangga lainya yang

serba elektronik itu bagaikan seorang sarjana yang

bekerja di Laboratoriumnya. Semua itu mengandung

konsekuensin perogram pendidikan yang terus

menerus.34

e. Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan

Politik33 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.34 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.

33

Tidak asaja bagi warga negara biasa, melainkan

para pemimpin masyarakat pun sangat membutuhkan

pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan politik

itu. Dalam alam pemerintahaan dan masyarakat yang

demokratis, maka kedewasaan warga negara dan para

pemimpinnya dalam kehidupan bernegara sangat

penting. Untuk itu program pendidikan kewargaaan

negara dan kedewasaan itu merupakan bagian yang

penting dari pendidikan seumur hidup.35

f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu luang

Spesialisasi yang berlebih-lebiahn dalam

masyarakat, bahkan yang tekah dimulai pada usia

muda dlama program pendidikan formal di sekolah,

membikin manusia menjdai pandanggan sempit pad

abidangnya sendiri, buta kekayaan nialai-nilai

kultural yang terkandung dalam warisan budaya

masyarakat sendiri. Seorang yang disebut

“education” harus mengalami dan menghargai

sejarah, kesustraan, agama filsafat hidup seni dan

musik bangsa sendiri. Sebab itu kultural dan

pendiisian waktu bangsa sendiri. Sebab itu

pendidikan kultural dan pengisian waktu seranggang

35 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.

34

secara kultural dan konstruktif merupakan bagian

penting seumur hidup.36

C. ANALISIS DAN DISKUSI

1. Analisis

Dari pembahasana diatas, menurut kelompok kami

pendidikan adalah sebuah proses pembentukan manusia

seutuhnya, yang mancakup kemampuan mental, fisik, dan

kepribadian atau watak bangsa. Pendidikan seumur hidup

adalah sebuah sistem, konsep-konsep pendidikan yang

menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan

belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan

kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup

berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh

waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur

hidup tidak hanya dilakukan seorang terpelajar tetapi

oleh semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya.

Penerapan cara berfikir menurut asas pendidikan seumur

hidup itu akan mengubah pandangan kita tentang status dan

fungsi sekolah. Dimana tugas utama pendiidkan sekolah

36 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.

35

adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar,

peranan seorang guru sebagai motifator, stimulator, dan

petunjuk jalan anak didik dalam hal balajar, sedangkan

sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar.

Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pendidikan

seumur hidup, maka semua orang secara potensial merupakan

anak didik.

2. Diskusi

Pertanyaan

1. P enjelasan lebih lanjut tentang 4 kunci

pendidikan seumur hidup ?

36

2. Penjelasan dari hadist nabi muhammad SAW,

tentang menuntut ilmu dari mulai buaian

sampai liang kubur !

3. Mengapa bisa ada pemikiran konsep pendidikan

seumur hidup ?

4. Perbedaan dan persamaan tentang pemikiran

pendidikan seumur hidup dalam prespektif

islam dan umum ?

5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup dan

ciri orang yang sudah melakukan pendidikan

seumur hidup !

6. Contoh lain dari sebuah dasar pemikiran

politik selain penerapan pembelajaran PKN

dalam sekolah itu apa ?

Jawaban

1. Penjelasan 4 kunci pendidikan seumur hidup

yaitu :

a) Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Maksudnya yaitu jika sebagai konsep maka

pendidikan seumur hidup itu dapat

diartikan sebagai tujuan atau ide formal

untuk pengorganisasian dan penstrukturan

37

pengalaman-pengalaman. Dan interelasi

dasar antara persekolahan dengan belajar,

kehidupan, dan pendidikan telah

didiskusikan dan terperinci dalam

pembicaraan terdahulu.

b) Konsep belajar seumur hidup

Belajar seumur hidup adalah respon

terhadap keinginan yang didasari untuk

belajar dan angan-angan menyediakan

kondisi-kondisi yang membantu belajar.

Belajar seumur hidup diartikan bahwa

seseorang dapat mengajarkan ilmunya. Ilmu

dapat diperoleh tidak hanya dari sekolah

namun dari orang-orang yang perpengalan

dibidang tertentu.

c) Konsep pelajar seumur hidup

Tampak bahwa seluruh oranag adalah pelajar

seumur hidup dalam pengertian tertentu,

terlepas dari cara-cara persekolahan yang

diorganisasikan dalam masyarakat mereka.

Istilah pendidikan seumur hidup digunakan

untuk menyatakan orang-orang yang sadar

38

tentang diri mereka sebagai pelajar seumur

hidup.

d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur

hidup

Kurikulum didesain atas dasar prinsip

pendidikan seumur hidup yang betul-betul

telah menghasilkan pelajaran seumur hidup

yang secara berurutan melaksanakan belajar

seumur hidup. Dan kurikulum yang membantu

belajar seumur hidup adalah cara praktis

yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.

2. Maksud dari hadist nabi muhammad SAW tentang

belajar dimulai dari buaian yaitu bahwa saat

kita kecil, kita sudah diajari oleh ibu kita

seperti apa wajah ayah kita, ibu kita,

keluarga kita, lalu diajari bagaimana cara

memanggil ayah kita, ibu kita, dan ketika

kita akan mulai berjalan, ibu kita

mengajarkan bagaimana cara belajar dengan

baik. Sampai kita sudah mulai agak besar kita

diajari ibu kita cara membaca, cara menulis

dan lain-lain sampai kita besar dan sudah

39

mulai bisa mengerti mana yang baik dan yang

buruk untuk kita.

3. Awal adanya pemikiran konsep pendidikan

seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa

pendidikan adalah suatu proses yang terus-

menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal

dunia. dan pendidikan seumur hidup ini sudah

ada lama dalam sejarah pendidikan, tetapi

baru popurel setelah terbitnya buku Paul

Langrend An Introduction to Life Long

Education (sesudah Perang Dunia II). Kemudian

diambil oleh International Commision On the

Development of Education (UNESCO). Istilah

pendidikan seumur hidup (Life Long Integrated

Education) tidak dapat diganti dengan

istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya

(Scope-nya) tidak persis sama, seperti

istilah out of school education, continuing

education, adult education, further

education, recurrent education.

40

4. Banyak kesamaan dari pengertian pendidikan

seumur hidup dalam persepektif islam dan umum

sangatlah banyak sekali. Karena dari

pengertian umum sendiri pendidikan seumur

hidup sudah menganut sesuai dengan hadist

nabi yaitu bahwa seseorang menuntuh itu/

belajar itu dimulai dari masih bayi sampai di

meninggal (kontinu). Sedangkan perbedaan dari

dua persepektif antara pengertian islam dan

umum itu sendiri belum ada dalam sejarah

pendidikan seumur hidup.

5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup

adalah kita mulai dari diri kita sendiri,

yaitu dengan cara menjadikan kita sebagai

seseorang yang haus akan ilmu sehingga kita

akan mengejar ilmu itu walaupun antara

menuntut ilmu itu dibatasi dengan lautan api.

6. Yaitu dengan mengadakan pelatiahn

kepemimpinan agar terdidik seorang pelajar

itu menjadi seorang pemimpin.

41

D. KESIMPULAN

Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-

konsep pendiidkan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-

peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung

dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan

seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak

terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses

belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang

terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa

melaksanakanya.

Implikasi konsep pendidikan seumur hidup adalah

sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu

keputusan, yang maksudnya adalah suatu yang merupakan

tindakan lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan

tetang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Beberapa

implikasi dari konsep pendidikan seumur hidup mencakup

sebagai berikut :

a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional

b. Pendidikan Vokasional

c. Pendidikan Profesional

d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan

e. Pendidikan Kewargaaan Negara dan Kedewasaan

Politik

42

f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang