3
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup
Laporan tahun 1972 Komisi Internasional pengembangan
pendidikan, dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang
dikenal dengan istilah “Laporan Faure”, memuat
rekomendasi pertama untuk perencanaan-perencanaan
pendidikan, Rekomendasi dengan proposal yang disebut
“pendidikan seumur hidup” akan diadaptasikan sebagai
“master concept” untuk inovasi pendidikan di mata
mendatang.rekomendasi ditujukan pada negara maju dan dan
juga negara yang sedang berkembang. Sejak itu, gagasannya
telah diterima dengan perhatian yang tinggi dan menjadi
sangat terkenal dimana-mana.
Di Eropa, pendidikan seumur hidup belum dimengerti
sepenuhnya, dan konsensus yang utuh mengenai sifat,
rasional dan implikasinya belum ada. Lebih jauh,
pendidikan seumur hidup kurang begitu terkenal didalam
lingkungan pendidikan di luar Eropa. Konsekwensinya, bab
ini memuat perkenalan ringkas beberapa prinsip utama
pendidikan seumur hidup seperti yang dideskripsikan dalam
literatur yang membahas tentang ini. Tujuan sub bab ini
bukan untuk mereview literatur secara mendetail. Karena
hal ini sudah dilakukan dalam publikasi seperti yang
dikerjakan oleh Dave (1973). Apa yang dimaksud disini
4
adalah untuk menyajikan gagasan pemikiran dasar, dan
untuk menetapkan pengertian istilah “pendidikan seumur
hidup” seperti yang dipergunakan dalam buku ini.1
Pendidikan Seumur Hidup adalah sebuah sistem konsep-
konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-
peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang berlangsung
dalam keseluruhan kehidupan manusia.2
Istilah “Pendidikan Seumur Hidup”/ ”Life-Long
Education” (bukan “long life education”) adalah makna
yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas
serta komprehensif . Konsep pendidikan seumur hidup
sangat erat kaitannya dengan pemahaman waktu
berlangsungnya pendidikan. Dan dapat dibuktikan dalam
pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan
terutama bagi para pendidik di negeri kita. Lahirnya
konsep pendidikan seumur hidup adalah bagian dari
keprihatinan pada dunia pendidikan yang ada, karena masih
banyak masyarakat yang tidak bisa menikmati pendidikan
pada dunia formal.3
1 A. J. Croply, Pendidikan Seumur Hidup (suatu analisis psikologis), Usaha Nasional, Surabaya, 1973,hal 28-29.2 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (sebuah studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia), PT Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal 169.3
5
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup
bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup
kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai
tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang
bernama kelas. Paradigma belajar seperti ini sangat harus
segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada
dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi
dan semua hal.Belajar merupakan kewajiban semua umat
manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin. Dengan
belajar Kita dapat mengetahui apapun yang ada di dunia
ini dalam rangka kemajuan individu atau universal. Dalam
Pendidikan atau Belajar terdapat interaksi antara
tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan
balasan (response) dari daya dalam diri manusia.4
Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidikan berlangsung
seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah
tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan
ialah tanggung jawab bersama atara keluarga, masyarakat
dan pemerintah”. Hal ini berarti bahwa setiap manusia
indonesia diharapkan selalu berkembang sepanjang hidup,
dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan
agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk
belajar. Prinsip ini bahwa masa sekolah bukalah satu-
4
6
satunya masa bagi setiap orang untuk belajar, belainkan
hanya dengan dari waktu belajar yang akan berlangsung
seumur hidup.5
Menurut Stephens (1967) belajar dan mengajar adalah
peristiwa wajar yang terjadi pada mahkluk manusia secara
terus menerus berlangsung dengan cara spontan, bahkan
tanpa disadari melakukannya. Dan pokok pendidikan seumur
hidup adalah seluruh individu harus memilki kesempaatan
sistematik, terorganisir untuk “instruction” studi dan
“learning” disetiap kesempaatan sepanjang hidup mereka.
Semua itu dengan tujuan menyembuhkan kemunduran
pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh keterampilan baru
untuk meningkatkan keahlian mereka untuk meningkatkan
pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk
meningkatkan kepribadian mereka, atau untuk beberapa
tujuan lanjutan lainnya. Dalam rangka ini pendidikan pada
dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu
pengembangan personal sepanjang hidup, dalam istilah yang
lebih luas “develooment”. Pendidikan seumur hidup
berekaan denga prinsip pengorganisasian yang akhirnya
memungkinkan pendidikan untuk melakukannya fungsinya.
5 Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010, Hal 40
7
Fungsinya adalah ”proses perubahan” yang menuntun
perkembangan individu”.6
1.1 Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Dalam pendidikan seumur hidup dikenal ada 4 macam
konsep kunci, yaitu :
a) Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Sebagaimana sebagai suatu konsep, maka
pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan
atau ide formal untuk pengorganisasian dan
penstrukturan pengalaman-pengalaman. Hal ini
berarti pendidikan akan meliputi seluruh
rentangan usia dan usia yang paling tua dan
adanya basis institusi yang amat berbeda dengan
basis yang mendasarkan persekolahan konsensional.7
Intelerasi dasar antara persekolahan dengan
belajar, kehidupan, dan pendidikan telah
didiskusikan dan terperinci dalam pembicaraan
terdahulu.
Sebagaimana Rasalullah saw bersabdah, yang
artinya:
6 7 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46
8
اط�لب� ال�علم م�ن ال�مه���������د الال�لحد
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.
b) Konsep belajar seumur hidup
Belajar seumur hidup adalah respon terhadap
keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-
angan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu
belajar.
Istilah belajar merupakan kegiatan yang
dikelola dari proses belajar mengajar yang terus
menerus Belajar seumur hidup diartikan bahwa
seseorang dapat belajar dan berkewajiban mengajar
agar ia dapat ilmu baru dari mengajarkan ilmunya.
Ilmu dapat diperoleh dari tidak hanya dari
sekolah namun dari orang-orang yang perpengalaman
dibidang tertentu.8 Sebagaimana Firman Allah
dalam, Surah al Alaq 1- 5 yang artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Diatelah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah,
dan Tuhanmu lah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, dan Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya”.8 Drs. H. Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.
9
c) Konsep pelajar seumur hidup
Tampak bahwa seluruh orang adalah pelajar
seumur hidup dalam pengertian tertentu, gterlepas
dari cara-cara persekolahan yang diorganisasikan
dalam masyarakat mereka. Istilah pendidikan
seumur hidup akan digunakan untuk menyatakan
orang-orang yang sadar tentang diri mereka
sebagai pelajar seumur hidup, melihat baru
sebagai cara yang logis untuk mengatasi problema,
dan terdorong tinggi sekali untuk belajar
ditingkat seluruh usia dan menerima tantangan dan
perubahan seumur hidup sebagai pemberi kesempatan
untuk belajar baru. Intelerasi pendidikan seumur
hidup dapat dilihat kaitannya pada penyediaan
system pendidikan formal (berdasarkan tujuan
pendidikan seumur hidup) yang bertujuan membantu
perkembangan orang-orang (pelajar seumur hidup),
secara sadar dan sistematik merespon unruk
beradaptasi dengan lingkungan mereka seumur hidup
(proses belajar seumur hidup).9
Belajar seumur hidup diartikan bahwa orang-
orang yang sadar tentang dirinya sebagai pelajar
9 Drs. H. Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.
10
seumur hidup, melihat belajar sebagai cara yang
logis untuk mengatasi problema. Pelajar seumur
hidup diartikan bahwa saat tiap nafas yang ia
tarik dan hembuskan padanya ada kewajiban pada
peningkatan cara menghadapi dunia. Hal itu akan
diperoleh hanya dengan penambahan ilmu beserta
pengalaman kehidupan.
ى ق� س�� ي�� وان ن$ ��ر ص��� ي� وان وغ$ ن$ ل ص��� ي��. خ$ رع ون�$ اب� ور$ ن$�� ع� ن ا8 اب� م� ي$ اوراب� وج�� �� ح� ت� ع م� ط�� ق�� رض$ ى� الأ8 وف$
لون عق� وم ي�� ق� ل� اب� �Jي Lلأ Mك ل� ى� ذ$ ن ف$ Pل ا ك� ى� الأ8 ف$ عض$ لى ي�� ها ع� عض$ ل ي�� ض$ ف$ د وي�$ ماء واح� ب��Artinya :
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,
dan kebun-kebunanggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma
yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air
yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas
sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum
yang berpikir”.
d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
11
Kurikulum dalam hubungan ini, didesain atas
dasar prinsip pendidikan seumur hidup betul-betul
telah menghasilkan pelajaran seumur hidup yang
secara berurutan melaksanakan belajaran seumur
hidup. Cara mengajar seharusnya dilaksanakaan
berdasarkan prinsip pendidikan seumur hidup.
Pendidikan seumur hidup adalah filsafat atau ide,
pelajar seumur hidup dan belajar seumur hidup
adalah hasil yang diharapkan, dan kurikulum yang
membantu belajar seumur hidup adalah cara praktis
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.
Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum
praktis untuk menyampaikan tujuan pendidikan dan
megimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan
seumur hidup.10
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah
Arrahmanayat : 1-4:
من ح� ر ن )1 ) ال�� Lق��را م ال� ل ان )2( ع� س� ي�$ Pق� الأ ل� ان )3( ح�$ ن�� lب ه ال� م� ل ( ع�4)
10 Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.
12
Artinya :“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah
mengajarkan Al Qur'an, Dia menciptakan
manusia,danMengajarnya pandai berbicara”.
Konsep pendidikan seumur hidup merubah
pandangan terhadap pola pendidikan secara
fundamental. Pendidikan tidak lagi berarti
schooling melainkan jauh lebih luas, variatif dan
lebih mendalam.
Pendidikan tidak berhenti dengan berakhirnya
masa pendidikan formal di sekolah, melainkan
merupakan proses yang bersifat “on-going, self-creating,
continous and discontinous until death”. Pandangan terhadap
Pendidikan seperti itu menjadi landasan yang kuat
bagi konsepsi kita tentang pendidikan sosial.11
1.2 Dasar Pemikiran Pendidikan Seumur Hidup
Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas
keyakinan bahwa proses pendidikan dapat berlangsung11 Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 47.
13
selama manusia hidup,baik di dalam maupun di luar
sekolah.12
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang
menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup sangat
penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari
beberapa segi, antara lain :
a) Dasar Ideologi
Konsep pendidikan seumur hidup bagi
umat Islam sudah ada, jauh sebelum orang-orang
barat mengangkatnya. Islam sudah mengenal
pendidikan seumur hidup, sebagai mana dinyatakan
oleh hadits Nabi SAW yang berbunyi :
اط�لب� ال�علم م�ن ال�مهد ال ال�لحدArtinya: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.
Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak
yang sama, khususnya hak untuk mendapatkan
pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta
keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan
12 Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 63-64.
14
memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-
potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya.13
Bagi umat Islam nilai religi merupakan dasar
utama dalam mendidik anak-anak. Dengan
menanamkan nilai agama akan membantu
terbentuknya sikap dan karakter yang positif
hingga masa dewasa. Menuntut ilmu adalah wajib
bagi seluruh umat islam, tiada batasan dan
berlangsung seumur hidup.14
b) Ekonomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari
“Lingkaran Setan Kemelatan” yang menyebabkan
kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan
ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup
memungkinkan seseorang untuk :
1.Meningkatkan produktifitas
2.Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang
dimiliki
3.Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih
menyenangkan dan sehat
13 Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
14 Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
15
4.Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik
anak-anaknya secara tepat sehingga peranan
pendidikan keluarga menjadi sangat besar dan
penting.15
c) Sosiologis
Para orang tua dinegara berkembang kerap kurang
menyadari pentingnya pendidikan sekolah bagi
anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka sering
kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus
sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan
demikian, pendidikan seumur hidup bagi orang tua
akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.16
c) Politis
Pada Pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan
kepada setiap orang karena pada negara demokrasi
hendaknya seluruh rakyat menyadari pentingnya hak
milik,dan memahami fungsi pemerintah, DPR,MPR dan
15 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.16 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
16
lain-lain. Dengan demikian, maka inilah yang
menjadi tugas pendidikan seumur hidup.
Di Indonesia konsepsi pendidikan seumur hidup
mulai disosialisasikan kepada masyarakat melalui
kebijakan Negara yaitu:
Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No.IV/ MPR /
1978 Tentang GBHN yang menetapkan prinsip-prinsip
pembangunan nasional, antara lain :
1) Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah
pembangunan jangka panjang )
2) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan didalam keluarga (rumah tangga ),
sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan
adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian
pendidikan ).17
Didalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang
pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam pasal
13 ayat (1) yang berbunyi:
17 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45.
17
"Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya".18
d) Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan
teknologi. Para sarjana,teknisi dan pemimpin
negara berkembang perlu memperbarui pengetahuan
dan keterampilan mereka.19
e) Psikologis dan Pedagogi
Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh
besar terhadap konsep tehnik dan metode
pendidikan. Akibatnya,tidak mungkin lagi
mengejarkan ilmu seluruhnya kepada peserta didik.
Karena itu,tugas pendidikan sekolah yang utama
ialah yang mengajarkan bagaiman cara
belajar,menanamkan motivasi yang kuat dalam diri
anak untuk belajar terus menerus sepanjang
hidupnya,memberikan keterampilan kepada peserta18 19 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45.
18
didik untuk secara tepat,dan mengembangkan daya
adaptasi yang besar dalam diri peserta didik.20
1.3 Karakteristik dan Faktor-faktor yang Mendorong
Perlunya Pendidikan Seumur Hidup
a) KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
1. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan
tiga istilah pokok yang menentukan lingkup dan
pendidikan seumur hidup.
2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya
masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses
berlangsungnya sepanjang hidup.
3. Pendidikan seumur tidak diartikan sebagai
pendidikan oeang dewasa, tetapi pendidikan
seumur hidup mencakup dan memadukan semua tahap
pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan sebagainya).
4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola
pendidikan formal maupun pola-pola pendidikan
non formal, baik kegiatan-kegiatan belajar
20 Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45
19
terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar
insidental.
5. Rumah memainkan peranan pertama, peranan yang
paling halus dan sangat penting dalam memulai
proses belajar seumur hidup.
6. Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang
penting dalam system pendidikan seumur hidup.
Mulai sejak anak mulai berinteraksi dengan
masyarakat, dan terus berlanjut fungsi
edukatifnya dalam keseluruhan hidup, baik dalam
bidang professional maupun umum.
7. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah,
universitas, dan pusat-pusat latihan tentu
mempunyai peranan penting, tetapi semuanya itu
hanya sebagai salah satu bentuk lembaga
pendidikan seumur hidup.
8. Pendidikan seumur hidup menghendaki
berkelanjutan dan kebersambungannya dimensi-
dimensi vertical dan longitudinal dari
pendidikan.
9. Pendidikan seumur hidup juga menghendaki
keterpaduan dimensi-dimensi horizontal dan
kedalaman dari pendidikan dari setiap tahap
hidup.
20
10. Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang
bersifat elitis, pendidikan seumur hidup adalah
bersifar universal.
11. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh
adanya kelenturan dan peragaman dalam isi bahan
belajar, alat-alat, dan teknik-teknik belajar,
serta waktu belajar.21
12. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah
pendekatan yang dinamis tentang pendidikan yang
membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan media
belajar karena dan apabila perkembangan-
perkembangan baru terjadi.
13. Pendidikan seumur hidup membolehkan adanya
pola-pola dan bentuk-bentuk alternatif dalam
memperoleh pendidikan.
14. Pendidikan seumur hidup mempunyai dua
macam komponen besar, yaitu pendidikan umum dan
pendidikan professional. Komponen tersebut
tidaklah terpisah sama sekali anatara yang satu
dengan yang lainnya, tetapi saling berhubungan
dan dengan sendirinya bersifat interaktif.
21 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 169-170
21
15. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-
fungsi adaptif dan inovatif dari individu dan
masyarakat dan individu.
16. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi
perbaikan terhadap kelemahan-kelemahan system
pendidikan yang ada.
17. Tujuan akhir pendidikan adalah
mempertakankan dan meningkatkan mutu hidup.
18. Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan
seumur hidup, yaitu : kesempatan, motivasi, dan
edukabilitas.
19. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah
prinsip pengorganisasian semua pendidikan.
20. Pada tingkat operasional, pendidikan
seumur hidup membentuk sebuah system
keseluruhan dari semua pendidikan.22
b) Faktor Perlunya Pendidikan Seumur Hidup :
22 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 169-170.
22
1. Keterbatasan kemampuan pendidikan sekolah.
Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi
harapan masyarakat. Terlihat antara lain dalam;
a) Banyak lulusan yang tidak dapat diserap
dalam dunia kerja yanantara lain karena
mutunyayang rendah.
b) Daya serap rata-rata lulusan sekolah
yang masih rendah, karena pelajar tidak
dapat belajar optimal.
c) Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak
efesien sehingga terjadi penghamburan
pendidikan, yang terlihat dari adanya
putus sekolah dan siswa yang mengulang.
Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan
pendidikan luar sekolah.23
2. Perubahan Masyarakatdan Peranan-peranan social
Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan
perubahan-perubahan yang cepat dalam
masyarakat, dan dengan demikian perubahan-
perubahan peranan-peranan social. Pendidikan
dituntut untuk dapat membantu individu agar
23 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 171-172
23
selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan
social sepanjang hidupnya.24
3.Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum Optimal
Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini
adalah kelangkaan sumber yang mendukung
pelaksanaannya pendidikan. Hal yang perlu
dilakukan adalah :
a) Penghematan dan optimalisasi dalam
pengunaan sumber daya yang telah tersedia
bagi pendidikan.
b) Perlu digali sumber-sumber baru yang masih
terpendam dalam masyarakat, yang dapat
dimanfaatkan untuk memperlancarkan dan
meningkatkan proses pendidikan.
Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untuk
pendidikan memerlukan kerja sama luas yang
bersifat lintas sector, sehingga perlu
penyelenggaraan pendidikan yang meluas.
4.Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang
Pesat
24 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 171-172.
24
Dalam zaman modern, Pendidikan Luar Sekolah
berkembang dengan pesat karena memberikan
manfaat kepada masyarakat banyak, sehingga
perlu mendapat tempat yang wajar dalam
penyelengaraan keseluruhan pendidikan.25
1.Kerangka Kerja Teoritis Pendidikan Seumur Hidup
1) Orientasi Umum
Secara teoritis PSH terdiri dari tiga aspek,
yaitu :
a. Hidup
b. Seumur Hidup
c. Pendidikan
2) Hidup
Ada tiga komponen yang saling berhubungan,
yang terdiri dari :
a. Individu sebagai anggota masyarakat dengan
mempunyai karakteristik tertentu.26
b. Masyarakat, yang merupakan lingkungan hidup
social, yang bentuknya dapat berupa25 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 172-173.26 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 173-174.
25
kelompok-kelompok psikologis dan organisasi
social.
c. Lingkungan fisik atau lingkungan alam tempat
hidup (habitat) manusia sebagai individu dan
anggota masyarakat.
3) Seumur hidup
a. Perkembangan Kepribadian
Setiap individu manusia dalam pengalaman
hidupnya mengelami perkembangan kepribadian
yang mencakup perkembangan; fisik, mental,
social, dan emosional.
b. Tahap-tahap Perkembangan
Setiap individu dalam perjalanan hidupnya,
sejak lahir sampai mati mengalami tahap-
tahap perkembangan: masa balita, masa kanak-
kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa,
dan masa tua.
c. Peranan-peranan Umum dan Unik
Setiap individu melaksanakan peranan-peranan
umum sebagai manusia dan peranan-peranan
unik dalam menjalankan tugas-tugas khusus,
26
misalnya sebagai guru, dokter, pengacara,
pedagang, dan lain sebagiannya.27
4) Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha mencapai perkembangan
dan perubahan tingkah laku setiap individu
melalui hidup, mencakup tiga komponen, yaitu :
a. Landasan-landasan Pendidikan, yaitu konsep-
konsep sosiologis, ekonomik, politik,
ekologis, demografis, fisiologis, biologis,,
dan cabang-cabang ilmu lainnya, yang menjadi
dasar pelaksanaan atau praktek pendidikan.
b. Cara-cara komunikasi, verbal-non verbal,
dengan atau tanpa alat-alat bantu belajar-
mengajar, yang digunakan dalam praktek
pendidikan di sekolah atau diluar sekolah.
c. Isi pendidikan, yang berupa pengetahuan,
keterampilan-keterampilan, dan nilai-nilai
yang menjadi nahan ajar dalam pendidikan.
Bahan ajar dalam pendidikan berupa;
1) Stok Budaya, yang berupa ilmu, seni,
dan cita-cita manusia.
27 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 174-175.
27
2) Perkembangan pengetahuan baru dan yang
lalu .
2. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Implikasi disini diartikan sebagai akibat langsung atau
konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan demikian
maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut
dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan
pendidikan seumur hidup.
Fungsi dan Tujuan Sekolah
a. Pendidikan sekolah ialah salah satu tangga dari
keseluruhan proses pendidikan yang berlangsung
sepanjang hidup.
b. Pendidikan sekolah ialah pendidikan untuk
mengembangkan semua aspek kepribadian, baik
kognitifdan afektif maupun keterampilan.
c. Pendidikan sekolah merupakan suatu system
terbuka.28
28 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 176-178.
28
d. Pendidikan sekolah merupakan sekelompok paket
belajar atau program belajar yang menyediakan
jalur belajar dan pengalaman belajar, yang
memungkinkan siswa dapat menunggunakan hasil
belajarnya untuk belajar sendiri dan menbina
dirinya sendiri.
e. Tujuan sekolah tidak hanya menguasai bahan
pelajaran, tetapi menggunakan apa telah dipelajari
itu untuk mampu belajar sendiri dan membina diri
kapanpun dan dimanapun juga, dalam rangka mencapai
tujuan Pendidikan Seumur hidup mencapai kualitas
hidup pribadi, social, dan profesional seoptimal
mungkin.
Pendidikan sekolah hendaknya bertujuan agar
siswanya :
1) Menyadari perlunya belajar seumur hidup dalam
usaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas
hidupnya dalam masyarakat.
2) Meningkatkan kemampuan belajar atau
educability.
3) Memperluas daerah belajar.
4) Memadukan pengalaman belajar disekolah dengan
pengalaman diluar sekolah.29
29 M. Sardja Kadir, Pendidikan Seumur Hidup, Usaha Nasional, Surabaya, 1900, hal 56.
29
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program
pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Ananda W.P.
Guruge, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam
enam kategori, sebagi berikut:30
a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan
seumur hidup karena relevansinya dengan kondisi
yang ada pada negara-negara berkembang karena
masih banyaknya penduduk yang buta huruf,
melainkan juga sangat penting ditinjau dari
implementasinya. Bahkan di negara yang sudah maju
sekalipun di mana radio, film dan televisi telah
menentang ketergantungan oang, akan bahan-bahan
bacaan, namun membaa mash tetap merupakan cara
yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan
dan menyebarkan pengetahuan. Memang sulit untuk
membuktikan peranan melek huruf fungsional, namun
pengaruh jelata, misalnya para petani, disebabkan
oleh pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka.
Pegetahuan baru ini dapat diperoleh terutama
melalui bahan bacaan.
30 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
30
Jadi melek huruf fungsional itu saming merupakan
isi program sekaligus juga merupakan sarana
terlaksanya pendidikan seumur hidup. Oleh sebab
itu realisasi baca tulis fungsional itu harus
memuat dua hal, yaitu :
1) Memberikan kecakapan membaca-menulis-
menghitung (3 M) yang fungsional bagi
anak didik,
2) Menyediakan bahan-bahan bacaan yang
diperlukan untuk mengembangkan lebih
lanjut kecakapan yang telah dimilikinya
itu.31
b. Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional adalah sebuah pedidikan
diluar sekolah bagi anak didik di luar batas usia
sekolah, ataukah sebagai program pendidikan formal
dan non formal dalam rangka apprentice-skip training,
merupakan salah satu program penting dalam rangka
pendidikan seumur hidup. Pada kebanyakan negara
berkembang yang sistem pendidikan formal umumnya
diambil dari negara barat (bekas jajahan seperti
31 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
31
halnya Indonesia), out put pendidikan sekolah pada
umumnya dirasakan kurang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang sedang membangun. Sebab itu
program pendidikan yang bersifat remedial agar
para lulusan sekolah itu menjadi tenaga kerja yang
produktif dan menjadi sangat penting.
Namun yang lebih penting, ialah bahwa pendidikan
vokasional ini tidak boleh dipandang sekali jadi
lantas selesai. Kemajuan teknologi, tentang
otomatis (otomation), dan makin meluasnya
industrialisasi menuntut pendidikan vokasional itu
terus-menerus.32
c. Pendidikan Profesional
Apa yang berlaku bagi para pekerja dan buruh,
berlaku pula bagi para profesional. Bahkan
tantangana buat merka itu lebih besar dan kat.
Mereka berusaha keras terus-menerus dan bergerak
cepat agar tidak tertinggal oleh kemajuan.
Dalam setiap profesi hendaknya telah tercipta
Built-in mechanism yang memungkinkan golongan
profesional itu selalu mengikuti perubahan dan
kemajuan dalam metode, perlengkpan, teknologi dan
32 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
32
sikap profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari
pendidikan seumur hidup.33
d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
pendidikan bagi anggota masyarakat dari
berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan merupakan
konsekuensi penting daripada asas pendidikan
seumur hidup. Abad ilmu pengetahuan penting
daripada teknologi itu pengaruhnya telah menyusup
dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan
masyarakat, seorang ibu rumah tangga yang bekerja
dirumahnya dengan kompor listrik, mesin cuci
listrik dna perkakas rumah tangga lainya yang
serba elektronik itu bagaikan seorang sarjana yang
bekerja di Laboratoriumnya. Semua itu mengandung
konsekuensin perogram pendidikan yang terus
menerus.34
e. Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan
Politik33 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.34 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
33
Tidak asaja bagi warga negara biasa, melainkan
para pemimpin masyarakat pun sangat membutuhkan
pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan politik
itu. Dalam alam pemerintahaan dan masyarakat yang
demokratis, maka kedewasaan warga negara dan para
pemimpinnya dalam kehidupan bernegara sangat
penting. Untuk itu program pendidikan kewargaaan
negara dan kedewasaan itu merupakan bagian yang
penting dari pendidikan seumur hidup.35
f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu luang
Spesialisasi yang berlebih-lebiahn dalam
masyarakat, bahkan yang tekah dimulai pada usia
muda dlama program pendidikan formal di sekolah,
membikin manusia menjdai pandanggan sempit pad
abidangnya sendiri, buta kekayaan nialai-nilai
kultural yang terkandung dalam warisan budaya
masyarakat sendiri. Seorang yang disebut
“education” harus mengalami dan menghargai
sejarah, kesustraan, agama filsafat hidup seni dan
musik bangsa sendiri. Sebab itu kultural dan
pendiisian waktu bangsa sendiri. Sebab itu
pendidikan kultural dan pengisian waktu seranggang
35 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
34
secara kultural dan konstruktif merupakan bagian
penting seumur hidup.36
C. ANALISIS DAN DISKUSI
1. Analisis
Dari pembahasana diatas, menurut kelompok kami
pendidikan adalah sebuah proses pembentukan manusia
seutuhnya, yang mancakup kemampuan mental, fisik, dan
kepribadian atau watak bangsa. Pendidikan seumur hidup
adalah sebuah sistem, konsep-konsep pendidikan yang
menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan
belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan
kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup
berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh
waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur
hidup tidak hanya dilakukan seorang terpelajar tetapi
oleh semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya.
Penerapan cara berfikir menurut asas pendidikan seumur
hidup itu akan mengubah pandangan kita tentang status dan
fungsi sekolah. Dimana tugas utama pendiidkan sekolah
36 Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
35
adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar,
peranan seorang guru sebagai motifator, stimulator, dan
petunjuk jalan anak didik dalam hal balajar, sedangkan
sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar.
Sehingga dalam rangka pandangan mengenai pendidikan
seumur hidup, maka semua orang secara potensial merupakan
anak didik.
2. Diskusi
Pertanyaan
1. P enjelasan lebih lanjut tentang 4 kunci
pendidikan seumur hidup ?
36
2. Penjelasan dari hadist nabi muhammad SAW,
tentang menuntut ilmu dari mulai buaian
sampai liang kubur !
3. Mengapa bisa ada pemikiran konsep pendidikan
seumur hidup ?
4. Perbedaan dan persamaan tentang pemikiran
pendidikan seumur hidup dalam prespektif
islam dan umum ?
5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup dan
ciri orang yang sudah melakukan pendidikan
seumur hidup !
6. Contoh lain dari sebuah dasar pemikiran
politik selain penerapan pembelajaran PKN
dalam sekolah itu apa ?
Jawaban
1. Penjelasan 4 kunci pendidikan seumur hidup
yaitu :
a) Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Maksudnya yaitu jika sebagai konsep maka
pendidikan seumur hidup itu dapat
diartikan sebagai tujuan atau ide formal
untuk pengorganisasian dan penstrukturan
37
pengalaman-pengalaman. Dan interelasi
dasar antara persekolahan dengan belajar,
kehidupan, dan pendidikan telah
didiskusikan dan terperinci dalam
pembicaraan terdahulu.
b) Konsep belajar seumur hidup
Belajar seumur hidup adalah respon
terhadap keinginan yang didasari untuk
belajar dan angan-angan menyediakan
kondisi-kondisi yang membantu belajar.
Belajar seumur hidup diartikan bahwa
seseorang dapat mengajarkan ilmunya. Ilmu
dapat diperoleh tidak hanya dari sekolah
namun dari orang-orang yang perpengalan
dibidang tertentu.
c) Konsep pelajar seumur hidup
Tampak bahwa seluruh oranag adalah pelajar
seumur hidup dalam pengertian tertentu,
terlepas dari cara-cara persekolahan yang
diorganisasikan dalam masyarakat mereka.
Istilah pendidikan seumur hidup digunakan
untuk menyatakan orang-orang yang sadar
38
tentang diri mereka sebagai pelajar seumur
hidup.
d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur
hidup
Kurikulum didesain atas dasar prinsip
pendidikan seumur hidup yang betul-betul
telah menghasilkan pelajaran seumur hidup
yang secara berurutan melaksanakan belajar
seumur hidup. Dan kurikulum yang membantu
belajar seumur hidup adalah cara praktis
yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.
2. Maksud dari hadist nabi muhammad SAW tentang
belajar dimulai dari buaian yaitu bahwa saat
kita kecil, kita sudah diajari oleh ibu kita
seperti apa wajah ayah kita, ibu kita,
keluarga kita, lalu diajari bagaimana cara
memanggil ayah kita, ibu kita, dan ketika
kita akan mulai berjalan, ibu kita
mengajarkan bagaimana cara belajar dengan
baik. Sampai kita sudah mulai agak besar kita
diajari ibu kita cara membaca, cara menulis
dan lain-lain sampai kita besar dan sudah
39
mulai bisa mengerti mana yang baik dan yang
buruk untuk kita.
3. Awal adanya pemikiran konsep pendidikan
seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa
pendidikan adalah suatu proses yang terus-
menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal
dunia. dan pendidikan seumur hidup ini sudah
ada lama dalam sejarah pendidikan, tetapi
baru popurel setelah terbitnya buku Paul
Langrend An Introduction to Life Long
Education (sesudah Perang Dunia II). Kemudian
diambil oleh International Commision On the
Development of Education (UNESCO). Istilah
pendidikan seumur hidup (Life Long Integrated
Education) tidak dapat diganti dengan
istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya
(Scope-nya) tidak persis sama, seperti
istilah out of school education, continuing
education, adult education, further
education, recurrent education.
40
4. Banyak kesamaan dari pengertian pendidikan
seumur hidup dalam persepektif islam dan umum
sangatlah banyak sekali. Karena dari
pengertian umum sendiri pendidikan seumur
hidup sudah menganut sesuai dengan hadist
nabi yaitu bahwa seseorang menuntuh itu/
belajar itu dimulai dari masih bayi sampai di
meninggal (kontinu). Sedangkan perbedaan dari
dua persepektif antara pengertian islam dan
umum itu sendiri belum ada dalam sejarah
pendidikan seumur hidup.
5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup
adalah kita mulai dari diri kita sendiri,
yaitu dengan cara menjadikan kita sebagai
seseorang yang haus akan ilmu sehingga kita
akan mengejar ilmu itu walaupun antara
menuntut ilmu itu dibatasi dengan lautan api.
6. Yaitu dengan mengadakan pelatiahn
kepemimpinan agar terdidik seorang pelajar
itu menjadi seorang pemimpin.
41
D. KESIMPULAN
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-
konsep pendiidkan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-
peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung
dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan
seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak
terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal, proses
belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang
terpelajar tetapi semua lapisan masyarakat bisa
melaksanakanya.
Implikasi konsep pendidikan seumur hidup adalah
sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu
keputusan, yang maksudnya adalah suatu yang merupakan
tindakan lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan
tetang pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Beberapa
implikasi dari konsep pendidikan seumur hidup mencakup
sebagai berikut :
a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional
b. Pendidikan Vokasional
c. Pendidikan Profesional
d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
e. Pendidikan Kewargaaan Negara dan Kedewasaan
Politik
Top Related