Kti bahari

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Terumbu karang merupakan salah satu sumber alam yang memberikan devisa atau pemasukan yang sangat besar bagi negara.Terumbu karang juga membantu kelestarian biota di laut terutama bagi ikan-ikan yang tergolong kecil.Tanpa terumbu karang ikan-ikan akan sulit hidup,karena terumbu karang merupakan tempat hidupnya ikan-ikan ini. Terumbu karang memiliki berbagai peranan yang sangat penting dalam tetanan linkungan kawasan pesisir dan lautan,baik ditinjau dari segi ekologi maupun biotanya.Terumbu karang berfungsi sebagai gudang makanan berbagai produktif untuk perikanan,tempat memijah,tempat bertelur,dan mencari makanan berbagai biota laut yang bernilai ekonomis tinggi. Banyak daerah di wilayah pesisir Indonesia memiliki berbagai ekosistem pantai yang meliputi:perairan astuari,hutan mangrove,padang lamun,terumbu karamg.Masing-masing ekosistem ini,bersamaan dengan berbagai macam habitat di dalamnya,mengandung keanekaragaman hayati laut yang kaya (Dahuri,dkk.,1998). Daerah yang kaya akan terumbu karang.bisa dibilang mencapai wilayah yang cukup luas.Banyak daerah di Indonesia yang tergolong kaya akan terumbu karang yaitu: Sulawesi,Sumatra,Jawa,dan Papua.Namun masih banyak juga daerah yang sampai sekarang masih belum diketahui juga kekayaannya.Saat

Transcript of Kti bahari

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Terumbu karang merupakan salah satu sumber alam yang

memberikan devisa atau pemasukan yang sangat besar bagi

negara.Terumbu karang  juga membantu kelestarian biota di laut

terutama bagi ikan-ikan yang tergolong kecil.Tanpa terumbu karang

ikan-ikan akan sulit hidup,karena terumbu karang merupakan tempat

hidupnya ikan-ikan ini.

            Terumbu karang memiliki berbagai peranan yang sangat 

penting dalam tetanan linkungan kawasan pesisir dan lautan,baik

ditinjau dari segi ekologi maupun biotanya.Terumbu karang

berfungsi sebagai gudang makanan berbagai produktif  untuk 

perikanan,tempat memijah,tempat bertelur,dan mencari makanan

berbagai biota laut  yang bernilai ekonomis tinggi.        

            Banyak daerah di wilayah pesisir Indonesia memiliki

berbagai ekosistem pantai yang meliputi:perairan astuari,hutan

mangrove,padang lamun,terumbu karamg.Masing-masing ekosistem

ini,bersamaan dengan berbagai macam habitat di

dalamnya,mengandung keanekaragaman hayati laut yang kaya

(Dahuri,dkk.,1998).

            Daerah yang kaya akan terumbu karang.bisa dibilang

mencapai wilayah yang cukup luas.Banyak  daerah di Indonesia yang

tergolong kaya akan terumbu karang  yaitu:

Sulawesi,Sumatra,Jawa,dan Papua.Namun masih banyak juga daerah

yang sampai sekarang masih belum diketahui juga kekayaannya.Saat

ini banyak aktivitas penduduk yang menyebabkan kerusakan terumbu

karang antara lain  mengambil  terumbu karang tersebut dengan

berbagai cara misalnya meledahkan.

1.2 Pembatasan Masalah.     

Dalam karya tulis ini, penulis hanya menuliskan tentang 

bagaimana cara melestarikan terumbu karang dengan baik, jenis-

jenis terumbu karang dan faktor  penghalang  berkembangnya

terumbu karang, serta cara mengatasinya.

1.3 Perumusan Masalah.

Masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini antara lain:

1.      Apa saja faktor  penghalang pelestarian terumbu karang?

2.   Bagaimana mengatasi terumbu karang yang telah mengalami

kerusakan?

1.4 Tujuan Penulisan.

Berdasarakan permasalahan yang diajukan oleh penulis,maka karya

tulis ini bertujuan antara lain:

1.      Sebagai salah satu syarat kenaikan ke kelas XII di SMA Sint

Louis Semarang tahun pelajaran 2012/2013.

2.      Mengetahui berbagai macam jenis terumbu karang.

3.      Mengetahui bagaimana melestarikan terumbu karang dengan benar.

4.      Mengetahui faktor-faktor  penghalang berkembangnya terumbu

karang.

5.      Mengetahui cara mengatasi kerusakan  terumbu karang.

1.5 Manfaat Penulisan.

1.      Manfaat bagi pembaca.

a.       Pembaca dapat mengerti tentang pentingnya pelestarian terumbu

karang

2.      Manfaat bagi penulis.

a.       Penulis dapat menganalisa tentang pentingnya kelestarian

terumbu karang  dan ternyata  terumbu karang merupakan salah satu

faktor yang penting bagi kelestarian ekosistem air laut.

b.      Penulis dapat memahami cara penulisan karya tulis dengan baik

1.6 Sistematika Penulisan.

Adapun sistematika penulisan karya tulis ini sebagai berikut.

Bab I.Pendahuluan,pada bab ini penulis akan menguraikan tentang

latar belakang masalah,pembatasan masalah,perumusan

masalah,tujuan penulisan,dan manfaat penulisan sistematika

penulisan.

Bab II.Landasan Teori,menguraikan tentang  budidaya terumbu

karang, dan jenis-jenis terumbu karang.

Bab III pembahasan masalah, yang mengungkapkan tentang faktor

pembatasan kelestarian terumbu karang dan bagaimana mengatasi

terumbu karang yang telah mengalami kerusakan

Bab IV.Penutup,berisi kesimpulan dan saran

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Budidaya Terumbu Karang.

Terumbu karang adalah ekosistem maritime yang unik,kompleks

dan khas,terdapat di wilayah tropis dan subtropis,dibentuk oleh

komunitas binatang karang selama ratusan tahun.Secara

geomorfologi,terumbu karang dapat berbantuk karang tepi (fringing

reef), karang penghalang (barrief reef) dan karang cincin (atoll),serta karang

datar/takat (platform reef/patchreef).

            Bentuk wilayah terumbu karang,pada umumnya di wilayah

laut yang sangat dangkal dan pada umumnya pada pantai dan dekat

pantai.Luas terumbu karang di kabupaten pendelglang seluas 1.315

hektar,namun 543 hektar  atau 41,29% mengalami kerusakan.Sebaran

terumbu karang terdapat pada wilayah kepulauan atau pulau-pulau

kecil dengan curah hujan yang relative rendah,ataupun pantai

pulau besar yang jauh dari muara sungai delta dan pantai

berlumpur.

Terumbu karang banyak di jumpai diwilayah pesisir Ujung Kulon (33

jenis terumbu karang) dan beberapa wilayah pesisir di pulau-pulau

kecil seperti Pamagangan,Boboko,Handeuleum,Peucang,Panaitan dan

Badul (Nontji,1984;Nyinakken,1988).

Melihat dari bentuk wilayah pada umumnya telah  diketahui di

atas,maka banyak fungsi dari ekosistem terumbu karang dan juga

hal-hal yang merusak  ekosistem terumbu karang serta sedikit cara

yang digunakan  untuk  menjaga kelestarian  terumbu karang antara

lain:

1.      Fungsi Ekosistem Terumbu karang.

2.      Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang.

1. Ekosistem Terumbu karang.

a.      Pelindung ekosistem pantai.

Terumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga

mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya.

b. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut..

Terumbu karang bagaikan oase di padang pasir untuk lautan.

Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk

mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi

manusia, ini artinya terumbu karng mempunyai potensial perikanan

yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata

pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat

menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 500 juta orang di

dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang, termasuk

didalamnya 30 juta yang bergantung secara total  pada terumbu

karang sebagai penhidupan.

            c. Sumber obat-obatan

Pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang

diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini banyak

penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan

untuk mengobati berbagai manusia.

 d. Objek wisata

Terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga

meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar.

Diperkirakan sekitra 20 juta penyelam , menyelam dan menikmati

terumbu karang per tahun.

e.Daerah Penelitian.

Penelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai

dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis

ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan

terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu

penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui ‘misteri’ laut

tersebut.

f. Mempunyai nilai spiritual

Bagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat

penting, Laut yang terjaga karena terumbu karang yang baik

tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.

2. Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang.

Terumbu karang hampir punah Karena aktivitas manusia yang

sengaja merusak biota laut ini.Kerusakan ini juga di sebabkan

karena aktivitas manusia yang tanpa disadari  oleh mengganggunya

keseimbangan ekosistem.Ekosistem terumbu karang dan berbagai ulah

manusia terus memaksa terdegradasinya terumbu karang.Kebijakan

pengelolaan terumbu karang  sangat diperlukan mengingat adanya

dua kepentingan utama,yakni adanya kebutuhan untuk melindungi 

dan melestarikan terumbu karang serta kebutuhan untuk  mengelola

terumbu karang secara rasional,mengatasi konfilik pemanfaatan dan

mencapai keseimbangan antara pemanfaatan  dan pelestarian.

Terumbu karang memiliki banyak kegunaan.Tidak hanya menjadi rumah

bagi ikan-ikan namun menjadi pelindung terhadap pulau-pulau.Namun

sayangnya tidak banyak yang menyadari akan keberadaan  terumbu

karang sangat penting bagi kehidupan manusia.

2.2 Jenis-Jenis Terumbu Karang a. Acropora digitifera

Family : Acroporidae

Genus : Acropora

Spesies : Acropora digitifera

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

meter.

Ciri-ciri : Koloni berbentuk digitata, umumnya permukaannya rata

dengan ukuran bisa mencapai lebih dari 1 meter. Percabangannya

kecil, berbentuk bulat atau pita. Aksial koralit kecil. Radial

koralit berbentuk bulat, memiliki ukuran yang sama, pinggir

koloni berwarna terang.

Warna : Jingga, krem atau kuning, sering berwarna biru muda.

Umumnya memiliki warna krem atau kuning pada ujung koloni.

Kemiripan : Acropora  japonica, Acropora  humilis, Acropora

gemmifera.

Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina, Australia,

Mikronesia, Jepang, Zanzibar,Tanzania.

Habitat : Di daerah yang bergelombang dan perairan dangkal.

b. Acropora acuminate

Family : Acroporidae

Genus : Acropora

Spesies : Acropora acuminata

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

meter.

Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit

mempunyai 2 ukuran.

Warna : Biru muda atau coklat.

Kemiripan : Acropora hoeksemai, Acropora abrotanoides.

Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New

Guinea dan Philipina.Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng

karang yang jernih atau pun keruh.

c.             Acropora micropthalma

Family : Acroporidae

Genus : Acropora

Spesies : Acropora micropthalma

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

meter.

Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya

terdiri dari satu spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak

dan ukurannya sama.

Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.

Kemiripan : Acropora copiosa, Acropora  Parilis, Acropora 

Horrida, Acropora Vaughani, dan Acropora exquisita.

Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New

Guinea.Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun

berpasir.

d. Acropora millepora

Family : Acroporidae

Genus : Acropora

Spesies : Acropora millepora

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

meter.

Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan

cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial

koralit tersusun rapat.

Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.

Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan Acropora convexa,

Acropora  prostrata, Acropora  aspera dan  Acropora pulchra.

Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan

Australia.Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan

yang dangkal.

e. Acropora grandis

Family : Acroporidae

Genus : Acropora

Spesies : Acropora grandis

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

meter.

Ciri-ciri : Koloni arborescens. Cabang tebal. Pada perairan

dangkal cabangnya pendek, pada perairan yang lebih dalam

cabangnya lebih terbuka. Radial koralit ukurannya beragam.

Warna : Coklat tua kemerahan, ujung cabang lebih muda. Warna lain

biru, jingga dan hijau.

Kemiripan : Acropora  formosa, dan Acropora  nobilis.

Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina, Madagaskar, Solomon,

Australia, Jepang dan Papua New Guinea.

Habitat : Lereng karang bagian atas dan lagun.

f. Acropora elseyi

Family : Acroporidae

Genus : Acropora

Spesies : Acropora elseyi

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

meter.

Ciri-ciri : Koloni menyerupai pohon cemara Kemiringan cabang

beradaptasi dengan lingkungan Aksial dan radial koralit sama,

keduanya kecil dengan dikelilingi dinding yang tebal.

Warna : Kuning atau krem dengan warna cabang lebih muda.

Kemiripan : A. Carduus dan A. longicyathus.

Distribusi : Perairan Indonesia, , Australia, Papua New Guinea

dan Philipina.

Habitat : Fringing reefs dan Lereng karang yang dangkal

g. Acropora kimbeensis

Family : Acroporidae

Genus : Acropora

Spesies : Acropora kimbeensis

Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15

meter.

Ciri-ciri : Koloni seperti semak. Cabangnya runcing dan menghadap

ke atas. Aksial koralit kecil. Radial koralit berbentuk pipa.

Warna : Kuning, krem atau biru..

Kemiripan : Acropora  cerealis dan Acropora parilis.

Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina, Australia, dan Papua

New Guinea.

Habitat : Lagun dan lereng karang bagian atas.

h. Montipora stilosa

       Family : Acroporidae

Genus : Montipora

Spesies : Montipora stilosa

Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.

Ciri-ciri : Koloni mengerak atau submasif. Koralit dikelilingi

oleh thekal papila. Koeneteum papila kepermukaan sehingga

terlihat seperti tulang.

Warna : Coklat berbintik, krem atau coklat kemerahan.

Kemiripan : Montipora  efflorescens dan Montipora peltiformis.

Distribusi : Perairan Indonesia, Kep. Pemba, tanzania, Mesir.

Habitat : Karang ini dijumpai hidup di daerah goba dan daerah

yang terlindung

i. Montipora aquituberculata

 Family : Acroporidae

Genus : Montipora

Spesies : Montipora aquituberculata

Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.

Ciri-ciri : Koloni mengerak atau tersusun dari lapisan yang tipis

menyerupai corong. Koralit dikelilingi oleh papila thecal.

Koenesteum papila tebal.

Warna : Coklat, krem atau jingga.

Kemiripan : Montipora  crassituberculata, Montipora peltiformis.

Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kep.

Ryukyu-Jepang, Madagaskar, Tanzania, Kep. Solomon dan Australia.

Habitat : Lingkungan perairan karang yang dangkal.

j. montipora digitata

Family : Acroporidae

Genus : Montipora

Spesies : Montipora digitata

Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.

Ciri-ciri : Koloninya digitata atau arborescent dengan cabang

menghadap keatas. Koralit kecil, terutama yang hidup di perairan

dangkal. Koenesteum halus.

Warna : Krem muda atau coklat, kadang berwarna merah muda atau

biru

Kemiripan : Montipora samarensis.

Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina,

Jepang, Madagaskar, Solomon, Tanzania dan Australia.

Habitat: lingkungan karang yang dangkal.

k. Montipora danae

Family : Acroporidae

Genus : Montipora

Spesies : Montipora danae

Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.

Ciri-ciri : Koloni berbentuk plat yang menyerupai kubah. Koralit

kecil.

Warna : Coklat muda. Polip berwarna terang.

Kemiripan : Montipora verrucosa, Montipora culosus, dan Montipora

palawanensis.

Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kep.

Ryukyu-Jepang, Madagaskar, Tanzania, Solomon dan Australia.

Habitat : Lereng karang bagian atas dan lagun.

k. Montipora tuberculosa:

Family : Acroporidae

Genus : Montipora

Spesies : Montipora tuberculosa

Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.

Ciri-ciri : Koloni submasif atau berlapis. Koralit kecil. Koralit

dipisahkan oleh papila.

Warna : Coklat, hijau, biru terang.

Kemiripan : Montipora monasteriata.

Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina,

Jepang, Tanzania, Madagaskar, Mesir dan Australia.Habitat : Dapat

ditemui hampir di semua lingkungan perairan karang.

BAB III

PEMBAHASAN

                                                                           3.1 Faktor  Penghalang

Berkembangnya Terumbu KarangBerbagai kegiatan manusia yang seringkali menjadi  factor-

faktor yang mengancam kelestarian terumbu karang. Dengan

mempelajari setiap dampak yang munkin timbul, kita dapat mencegah

atau menghindari kegiatan semacam itu.

Kerusakan terumbu  karang memang dapat di akibatkan faktor

alam.Misalnya hampasan ombak yang mematakan karang atau berbagai

jenis ikan dan hewan yang memangsa karang.Akan tetapi regenerasi

dan pertumbuhan karang yang sehat dapat menggantikan kerusakan 

ini.

Faktor yang dapat merusakan terumbu karang antara lain:

1.  Pengendapan kapur

Pengendapan kapur dapat berasal dari penebangan pohon yang dapat

mengakibatkan pengikisan tanah (erosi) yang akan  terbawa ke laut

dan menutupi karang sehingga karang tidak dapat tumbuh karena

sinar matahari tertutup oleh sedimen.

2. Aliran air tawar

Aliran air tawar yang terus menerus juga dapat membunuh

karang.Air tawar tersebut dapat berasal dari pipa pembuangan,pip

air hujan ataupun  limbah pabrik yang tidak seharusnya mengalir

ke wilayah terumbu karang.

3. Berbagai jenis limbah dan sampah

Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber,di antaranya

limbah pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan

perminyakan.

4. Pemanasan suhu di permukaan bumi

Pemanasan suhu di permukaan bumi di sebabkan oleh pelepasan

karbondi oksida (CO2) ke udara.Tinggi kadar  (CO2) di udara

berpotensi meningkatkan suhu secara global.Yang dapat

mengakibatkan naiknya suhu  air laut sehingga karang menjadi

memutih (bleaching) sehiring dengan perginya zooxanthelae dari

jaringan kulit karang,jika terjadi terus menerus maka pertumbuhan

terumbu karang terhambat dan akan mati.

5. Uji coba senjara militer

Pengujian bahan peledak dan nuklir di laut serta kebocoran dan

buangan reactor nuklir menyebabkan radiasi di laut ,bahan radio

aktif tersebut dapat bertahan hingga ribuan tahuna yang

berpotensi meningkatkan jumlah kerusakan dan perubahan genetis

(mutasi) biota laut.

6. Cara tangkap yang  merusak

Cara tangkap yang merusakan antara lain penggunan muro-ami, racun

serta bahan peledak.

7. penambangan dan pengambilan karang.

Pengambilan dan penambangan karang umumnya digunakan sebagai

bahan bangunan.penambangan karang berpotensi menghancurkan ribuan

meter persegi terumbu dan mengubah terumbu menjadi gurun pasir

bawa air.

8. Penambatan jangkar yang berjalan pada  terumbu.

Nelayan dan wisatawan seringkali menambahkan jangkar perauh pada

terumbu karang.Jankar di jatuhkan dan di tarik diantara karang

maupun hampasan rantainya yang sangat merusak koloni karang.

9. Serangan binatang laut berduri.

Binatang laut berduri adalah jenis binatang laut besar pemangsa

karang yang permukaan tubuhnya berduri.Ia memakan karang dengan

menjulurkan bagian perutnya kearah koloni karang, Untuk kemudian

di mencerna dan membungkus polip-polip di permukaan koloni

tersebut.

10. Pemanfataan sumber daya laut yang berlebihan.

Adanya beberapa jenis biota laut di terumbu karang bisa jadi

merupakan factor penentu kesehatan dan factor dan kelangsungan

hidup koloni terumbu karang.

3.2 Melestarikan Terumbu Karang Yang Telah Mengalami Kerusakan.

Ada salah satu cara di mana mengembalikan fungsi awalnya antara

lain:

1.     Pemulihan Ekosistem Terumbu Karang..

Kemampuan pemulihan terumbu karang adalah kemampuan dari

suatu system terumbu karang (termasuk semua penhuninya) untuk

mempertahankan diri dari dampak linkungan,serta menjaga

kemampuan  untuk pemulihan  dan berkembang  (Moberg dan

Folke,1999).

Pemulihan juga merupakan salah satu usaha untuk mengembalikan

fungsi semula dari terumbu karang yang telah mengalami

kerusakan.Seperti yag kita ketahui bahwa terumbu karang  di

Indonesia maupun di dunia,sebagian besar telah mengalami

kerusakan  yang sangat parah.Pada prinsipnya terumbu karang

adalah menyambung rantai ekosistem  yang hilang akibat kerusakan

terumbu karang.Rantai terumbu karang berupa substrat dan

biotanya.Teknologi yang telah di coba antara lain: Terumbu

buatan,Transplanasi karang,sea ranching (Moosa dan Suharsono,1997).

2. Melestarikan Terumbu Karang  dengan Benar

Berikut ini adalah 3 cara yang dapat  di lakukan untuk menjaga

agar terumbu karang tetap terjaga kelestariannya.

1. Transplantasi terumbu karangTransplantasi terumbu karang merupakan salah satu metode

pelestarian terumbu karang dengan teknik pencangkokan,dari karang

lain sebagai indukan yang kondisinya  masih bagus , menggunakan

media  tumbuh semen atau beton.Transplantasi terumbu karang

berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah

rusak.

2. Melakukan Snorkeling Tanpa Merusak Terumbu Karang.

Terumbu karang merupakan sebuah ekosistem yang  spektakuler

dan snorkeling merupakan salah satu cara yang paling baik untuk

mengeksplorasinya.Terumbu karang tengah menghadapi masa depan

yang serba tidak menentu,para snorkelers maupun para pengunjung

terumbu karang dapat  memainkan peran yang sangat penting dalam

melindungi keberadaan habitat ekosistem ini.

3. Kepedulian Masyarakt Terhadap Lingkungan.(Terumbu karang)

Langkah kebijakan yang perlu di lakukan untuk mengurangi

ancaman terhadap terumbu karang di indonesia adalah dengan

meningkatan kesadaran terhadap perlunya menjaga kelestarian

terumbu karang dan mengadakan perencanan pengelolaan wilayah

pesisir yang baik  dengan cara mengidentifikasi tingkat kerawanan

dari terumbu karang dan meningkatkan pengelolaan yang

berkesinambungan.

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan bab-bab yang penulis telah dibahas, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1.      Terumbu karang merupakan organisme terpenting dalam mendukung

keberlangsungan hidup biota yang ada di laut dan juga merupakan

pelindung daerah pantai serta sebagai mata pencaharian bagi

masyarakat sekitarnya.sehingga keberadaan dari ekosistem ini

harus di lestarikan,karena merupakan kunci keseimbangan perairan

laut.

2.      Terumbu karang juga merupakan kebutuhan yang cukup penting

bagi kehidupan manusia. Terumbu karang mempunyai manfaat dan

keuntungan bagi manusia dan hewan. Bagi manusi antara lain

sebagai tempat untuk mendirikan pusat-pusat penyelaman,

snorkeling, memancing, restoran, penginapan sehingga pendapatan

mereka bertambah. Sedangkan bagi hewan,sebagai tempat tinggal,

berkembang biak, dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan,

tumbuhan dan makanan laut lainnya yang mengandung protein tinggi,

yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan dan menjadi

tumpuan kita.

3.        Berbagai macam factor yang menghalang perkembangan terumbu

karang di laut. Manusia merupakan salah satu penyebab

menghilangnya terumbu karang. Serangan berupa peledakan di laut   

menyebabkan kematian pada terumbu karang dan ikan ikan yg masih

kecil yang dipelihara. Karena itu, perlu adanya pengetahuan dan

penyuluhan kepada masyarakat tentang pentinya terumbu karang bagi

umat manusia.

               

4.2 Saran

1.       Dengan adanya kenyataan di atas,maka terumbu karang harus

selalu kita jga dengan meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat

di manapun tentang pentingya menjaga kelestarian ekosistem

tersebut.

2.       Mengingat dan menyadari begitu banyak cara untuk mengelola

termbu karang berbasis masyarakat, maka penulis menyarankan

sebagai berikut:

a.       Agar pemanfaatan Sumber Daya Alam terutama terumbu karang

dapat dimanfaatkan secara efektif.

b.       Supaya pemanfaatan terumbu karang dilakukan secara bijaksana

untuk kepentingan masyarakat umum.

3.      Peranan pemerintah sangat di butuhkan masyarakat,dalam

membantu masyarakat  menyelesaikan persoalan terumbu karang

4.      Pemerintah berperan aktif dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat berupa,penyuluhan akan pentingnya terumbu karang di

daerah pesisir.

DAFTAR PUSTAKA

Saleh,M.G.1993.Sekelumit tentang Terumbu Karang.Majalah Technerc No.5

Th.I,Jakarta:54-55

 http://tkarang.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang

http://beritaalam.wordpress.com/2011/03/18/pengertian-fungsi-dan-cara-

merawat-dan-terumbu-karang/

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Pembatasan Masalah

1.3 Perumusan Masalah

1.4 Tujuan Penulisan

1.5 Manfaat Penulisan

1.6 Sistematika Penulisan

Bab II Landasan Teori

2.1 budidaya Terumbu Karang

2.2 Jenis Terumbu Karang

Bab III Pembahasan Masalah

3.1 Faktor Penghalang Berkembangnya Terumbu Karang

3.2 Melestarikan Terumbu Karang Yang Telah Mengalami

Kerusakan

Bab IV

Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran