strategi komunikasi dalam membangun citra wisata bahari

155
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN CITRA WISATA BAHARI ( STUDI KASUS PADA KABUPATEN ADM.KEPULAUAN SERIBU ) TESIS Di ajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister Ilmu Komunikasi pada Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana Universitas Sahid Oleh : Hayu Lusianawati NPM : 2007.2232.0003 PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA 2010

Transcript of strategi komunikasi dalam membangun citra wisata bahari

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN

CITRA WISATA BAHARI

( STUDI KASUS PADA KABUPATEN ADM.KEPULAUAN SERIBU )

TESIS

Di ajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister Ilmu Komunikasi pada Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Program Pasca Sarjana Universitas Sahid

Oleh :

Hayu Lusianawati

NPM : 2007.2232.0003

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SAHID

JAKARTA

2010

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN

CITRA WISATA BAHARI

(STUDI KASUS KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU)

TESIS

Karya Tulis Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dari

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid jakarta

Oleh

Hayu Lusianawati

NPM : 200722320003

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

2010

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Tesis : Strategi Komunikasi Dalam Membangun Citra Wisata

Bahari (Studi Kasus Kabupaten Administrasi Kepulauan

Seribu)

Nama : Hayu Lusianawati

NPM : 200722320003

Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Public Relations (PR)

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

Menyetujui

Pembimbing Pertama

(Dr. Endah Murwani, M.Si)

Ketua Program Studi MIK

(Prof. Dr. Harsono Suwandi, MA)

Pembimbing Kedua

(Rachmat Baihaky, MA)

Direktur SPS USAHID Jakarta

(Prof. Ir. Nindyo Suwarno, M.Phil, PhD)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : Strategi Komunikasi Dalam Membangun Citra Wisata

Bahari (Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Seribu)

Nama : Hayu Lusianawati

NPM : 200722320003

Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Public Relations (PR)

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

Pengesahan oleh :

Penguji Ahli : Prof.Dr.Harsono Suwardi,MA

Penguji Pertama : Dr. Endah Murwani, M.Si

Penguji Kedua : Rachmat Baihaky, MA

Tanggal Yudisium : 12 November 2010

Ketua Program Studi MIK: Prof. Dr. Harsono Suwandi,

iv

ABSTRAKSI

Penelitian ini dilandasi oleh suatu pemikiran masih banyaknya masyarakat Indonesia,

warga Jakarta khususnya yang belum mengetahui keberadaan daerah tujuan wisata Kepulauan

Seribu di DKI Jakarta. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa strategi

komunikasi dan untuk mengetahui kebijakan dinas pariwisata DKI Jakarta dalam mencitrakan

daerah tujuan wisata bahari Kabupaten Kepulauan Seribu. Tujuan dari penelitian ini untuk

diketahui hasil strategi komunikasi yang dilakukan Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta

dan Humas Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu dalam membangun citra wisata bahari

di Kepulauan Seribu.

Penelitian ini menggunakan teori Strategic and Palnning for Public Relations yang

dikemukakan oleh Ronald D Smith. Dalam teori ini dijelaskan empat tahapan dalam proses

perencanaan Public Relations yang meliputi Formative Research Phase, Strategi Phase, Tactic

Phase dan Evaluative Research Phase. Disamping itu peneliti juga menggunakan teori pencitraan,

teori pemasaran wisata.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivisme dengan analisis

data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus untuk menggambarkan

bagaimana strategi dan kebijakan yang digunakan oleh Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

dan Sudin Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu dalam membangun citra

wisata bahari.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dirancang oleh Humas

Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu dilakukan melalui penyelenggaraan berbagai event baik

ditingkat lokal maupun nasional. Dalam hal ini terdapat empat tahapan proses perencanaan seperti

yang dikemukakan oleh Smith, yaitu Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic Phase, dan

langkah terakhir adalah dengan melakukan evaluasi (evaluation) untuk melihat hasil pelaksanaan

tersebut. Dari hasil evalusi tersebut diketahui bahwa strategi komunikasi yang dilakukan telah

sesuai dengan konsep strategi komunikasi Public Relations. Metode saluran komunikasi satu arah

(media massa) dan saluran komunikasi dua arah (antar organisasi/stakeholder) menjadi salah satu

bentuk strategi yang diterapkan, sehingga dapat membangun citra Kabupaten Kepulauan Seribu

menjadi daerah tujuan wisata di Jakarta.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Public Relations, Pencitraan, Daerah Tujuan Wisata

v

ABSTRACT

The research is based on an idea there were so many understanding about

destination tourism in Thousand Islands, both public and mass media the performance of

marine tourism implementation by the agency of cultural and tourism government DKI

Jakarta. The purpose of this study was to determine the outcome of the communication

strategies that do public relations, especially the Departement of Cultural and Tourism in

the administration of the image campaign, know and explain the importance of improving

the image of marine destinations of the Thousand Islands, to know and analyze the

formation of public opinion against the agency of cultural and tourism, and to know the

existence of government public relations in the process of PR strategy in improving the

image of the institution and the formation of the public opinion, especially in the

organization of the marine tourism.

This study uses the theory of Strategic and Planning of Public Relations presented

by Ronald D Smith. This theory suggests four stages in the planning process that includes

Public Relations Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic Phase, and Evaluative

Research Phase. Beside using imaging theory and the theory of public opinion.

The paradigm used in this study is post positivism with data analysis performed

using a qualitative approach and case study method to illustrate how the strategy

artement of Cultural and Tourism in order to improve the image marine tourism.

The result of this study indicate that the activities in this imaging strategy using the

four stages of the planning process of Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic

Phase and the last step is to perform Evaluations Phase. Method of the way

communication channels (mass media) and two-way communication channels (with

stakeholders) to be one of the strategies implemented, so as to build the image and public

opinion and mass media are positive to the Departement Cultural and Tourism in the

public campaign so can to build and develope image of the Kabupaten Kepulauan Seribu

to be the best destination in Jakarta.

Key Word: Communication Strategy, Public Relations, Image, Destination, Marine Tourism

vi

RIWAYAT HIDUP

Name : Hayu Lusianawati, S.Tp, M.Si

Place/Date of birth : Jakarta/ Agust 5, 1976

Nationality : Indonesia

Gender : Female

Status : Divorced

Religion : Moslem

Permanent Address : Jalan Benteng Mas VII Rt.014 Rw.06 No. Kelurahan

Sunter Jaya, Kec Tanjung Priok Jakarta Utara, 14350

Phone : +6282122167170

Email : [email protected]

FORMAL EDUCATION

Year Description

1991 to 1994 SMAN 80 Jakarta (Senior High school)

1994 to 1999 Institut Pertanian STIPER Yogyakarta (Graduated) faculty

agricultural technology

2002 to 2003 School of Public Relations INTRSTUDI Jakarta

2007 to 2010 Postgarduate of Sekolah Pasca Sarjana Universitas SAHID Jakarta,

Communications Science Management (Graduated) - concentration

of Public Relations

NONFORMAL EDUCATION/ TRAINING

Year Description

2005 Training Humas and Protocol – Biro Humas DKI, Jakarta

2005 Personal Development Course – Martha Tilaar, Jakarta

2004 - 2010 Training of Trainers Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta

2008 -2009 Training of Trainers Aliansi Pita Putih Indonesia, Jakarta

2008 Training of Trainers Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, Jakarta

2005 – 2010 Training of Trainers Pusat Pemberdayaan Terpadu Perempuan

dan Anak ( P2TP2A) DKI, Jakarta

vii

WORK EXPERIENCE

Year Description 2003 - 2010 As Secretary of the leaders in Local Government Kabupaten

Kepulauan Seribu, Jakarta (Humas/ Protocol and Women Empowerment field)

2010-Present 2010-Present

Community of People Empowerment Indonesia-NGO Musfiratur Tour and Travel

viii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Perteguh Imanmu dengan keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini.

Tesis ini penulis persembahkan kepada Motivator Abadi dan Belahan Jiwa:

Muhhamad Almer Rizkiadhim

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas berkah Allah SWT, yang telah

memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis selama proses dalam

menyelesaikan tesis dengan judul “Strategi Komunikasi dalam Membangun

Citra Wisata Bahari, Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Seribu”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Dr. Endah Murwani, M.Si selaku Pembimbing Pertama dan Rachmat Baihaky,

MA sebagai Pembimbing Kedua atas bimbingan, saran dan bantuannya selama

proses penelitian sampai akhir selesainya penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Sahid Jakarta dan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi,

Konsentrasi Magister Public Relations (PR) yang telah menjadi wadah

pengembangan intelektual selama ini. Rasa hormat penulis juga tujukan kepada

segenap Dosen & Staf Karyawan yang telah banyak berjasa bagi penulis selama

menimba ilmu di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Jakarta.

Penulis percaya bahwa dengan sistem, metode dan proses pembelajaran

yang telah diterima selama perkuliahan hingga selesai saat ini telah

meningkatkan kemampuan akademis, praktis yang sangat berguna bagi peneliti

bagi pengembangan dan peningkatan pengabdian penulis di dunia praktis

selanjutnya. Sejalan dengan hal tersebut, penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih kepada Pimpinan SPS-Usahid Jakarta Prof. Ir. Nindyo Suwarno,

M.Phil, khususnya kepada Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Bapak Prof. Dr. Harsono Suwandi, MA selaku Penguji Tesis, yang telah banyak

memberikan arahan dan kemudahan terkait penyelenggaraan dan fasilitas

pendidikan terbaik selama penulis menimba ilmu di sekolah ini.

Terima kasih dan rasa hormat kepada Dinas Pariwisata Provinsi DKI

Jakarta; Drs. Eko Guruh (Humas Eksternal), Drs. Sahat Sitorus, MM (Kepala

Sudin Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Adm.Kep. Seribu).

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa syukur dan

terima kasih kepada kedua orang tua yang telah mencurahkan perhatian yang tiada

henti, sampai akhirnya penulis mampu mempersembahkan dengan bangga nilai

akademik terbaik dan tesis ini kepada ayahanda Drs. H. Temu Wiryosumarto dan

ibunda Hj. Lilly Wamaliah, serta penulis ingin menyampaikan rasa bangga dan

sayang kepada Muhammad Almer Rizkiadhim “spirit of my life” dan kepada adik-

adik penulis: Fajar Harianto, Eis Normawati dan Satrio Kusumo Projo atas

motivasi yang tiada henti.

Terakhir, ucapan terima kasih penulis tujukan kepada sahabat-sahabat

terbaik, Mahasiswa dan Mahasiswi Sekolah PascaSarjana Usahid Program Studi

Magister Ilmu Komunikasi, khususnya angkatan tahun 2007 Tahap Kedua dan

x

umumnya angkatan sebelumnya, atas segala diskusi, kerjasama, kekompakan,

ketulusan persaudaraan yang telah terjalin sejak awal perkuliahan sampai

selesainya tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tesis ini masih jauh dari

sempurna dan perlu banyak perbaikan untuk menambah pengetahuan tentang

pariwisata Kepulauan Seribu. Semoga segala perhatian yang telah dicurahkan,

bantuan dan kasih sayang tulus yang diberikan pihak-pihak terkait kepada penulis

selama ini mendapatkan ridho dan berkah dari Allah SWT, Amin.

Jakarta, November 2010

Hayu Lusianawati, S.Tp. M.Si

xi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

ABSTRAKSI ..................................................................................................... iv

ABSTRACT ........................................................................................................ v

RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... . viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang.............................................................. ..... ..... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 8

1.3. Tujuan Penelitia .................................................................... 9

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 9

1.4.1. Aspek Teoritis (Keilmuan) ............................................. 9

1.4.2. Aspek Praktis ................................................................. 9

1.4.3. Aspek Akademis ............................................................. 10

1.5. Sistematika Penulisan ............................................................... 10

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS ...................................... 12

2.1. Paradigma Penelitian ................................................................ 12

2.2. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14

2.3. Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab PR....................….......…… 18

2.4. Konsep Strategi Komunikasi PR ............................................... 23

2.4.1. Medefinisikan Problem..................................................... 27

2.4.2. Perencanaan dan Pemrograman........................................ 28 2.4.3. Mengambil Tindakan Komunikasi......... ......................... 29

2.4.4. Mengevaluasi Program..................................................... 30

2.5. Public Relations Sebagai Konsep dalam membangun Citra ....… 31

2.6. Kerangka Konseptual.................................................................. 38

2.7. Kerangka Kerja Penelitian.......................................................... 40

xii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 41

3.1. Sifat Penelitian ......................................................................... 41

3.2. Metode Penelitian ..................................................................... 42

3.3. Objek Penelitian ....................................................................... 42

3.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 43

3.5. Sumber Data ............................................................................. 43

3.6. Ketentuan dan Kreteria Key Informant ....................................... 44

3.7. Unit Analisis dan Observasi ..................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 46

4.1. Hasil Penelitian...................................................................... ... 46

4.1.1. Analisis Situasi ..................................................... ......... 46

4.1.2. Key Public ............................................................. ......... 54

4.1.3. Strategi dan Taktik........................................................... 56

4.1.4. Implementasi Program dan Komunikasi.......................... 62

4.1.5. Evaluasi Program............................................................. 66

4.2. Pembahasan .............................................................................. 69

4.2.1. Hasil Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program Pariwisata

Kepulauan Seribu............................................................. 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 86

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 86

5.2. Implikasi (saran) ....................................................................... 89

5.3. Rekomendasi............................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93

LAMPIRAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta 2

Gambar 2. Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta……………. 3

Gambar 3. Peran Strategis Public Relations…………………………. 23

Gambar 4. Diagram Analisis SWOT………………………………… 28

Gambar 5. Kerangka Kerja Penelitian……………………………….. 40

Gambar 6. Proses Evaluasi…………………………………………... 67

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan Indonesia tahun 2001-2008 2

Tabel 2. Jumlah Pengunjung Kab Kepulauan Seribu tahun 2005-2010 5

Tabel 3. Matrix Perbandingan Penelitian 17

Tabel 4. Program Komunikasi Pariwisata Bahari Tahun 2010 83

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Wawancara Humas Pemda Kepulauan Seribu 99

Lampiran 2. Daftar Wawancara Humas Dinas Pariwisata DKI Jakarta 101

Lampiran 3. Daftar Wawancara Kepala Sudin Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu 104

Lampiran 4. Wawancara Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

DKI Jakarta 106

Lampiran 5. Wawancara Kepala Sudin Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Adm.Kepulauan Seribu 112

Lampiran 6. Dokumentasi kegiatan pelaksanaan wisata bahari

Tahun 2009-2010 120

Lampiran 7. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2008-2009 121

Lampiran 8. Data Kunjungan Wisatawan Nusantara 2008-2009 122

Lampiran 9. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata

Di Kepulauan Seribu Bulan Juni Tahun 2008 124

Lampiran 10. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata

Di kepulauan Seribu Bulan Januari-Desember 2009 125

Lampiran 11. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata 2010 127

Lampiran 12. Program Kegiatan Sudin Pariwisata Tahun 2010 128

Lampiran 13. Geografis Kabupaten Kepulauan Seribu 130

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN

CITRA WISATA BAHARI

(STUDI KASUS KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU)

TESIS

Karya Tulis Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dari

Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid jakarta

Oleh

Hayu Lusianawati

NPM : 200722320003

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

2010

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Tesis : Strategi Komunikasi Dalam Membangun Citra Wisata

Bahari (Studi Kasus Kabupaten Administrasi Kepulauan

Seribu)

Nama : Hayu Lusianawati

NPM : 200722320003

Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Public Relations (PR)

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

Menyetujui

Pembimbing Pertama

(Dr. Endah Murwani, M.Si)

Ketua Program Studi MIK

(Prof. Dr. Harsono Suwandi, MA)

Pembimbing Kedua

(Rachmat Baihaky, MA)

Direktur SPS USAHID Jakarta

(Prof. Ir. Nindyo Suwarno, M.Phil, PhD)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Tesis : Strategi Komunikasi Dalam Membangun Citra Wisata

Bahari (Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Seribu)

Nama : Hayu Lusianawati

NPM : 200722320003

Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi

Konsentrasi : Public Relations (PR)

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

Pengesahan oleh :

Penguji Ahli : Prof.Dr.Harsono Suwardi,MA

Penguji Pertama : Dr. Endah Murwani, M.Si

Penguji Kedua : Rachmat Baihaky, MA

Tanggal Yudisium : 12 November 2010

Ketua Program Studi MIK: Prof. Dr. Harsono Suwandi,

iv

ABSTRAK

Penelitian ini dilandasi oleh suatu pemikiran masih banyaknya masyarakat Indonesia,

warga Jakarta khususnya yang belum mengetahui keberadaan daerah tujuan wisata Kepulauan

Seribu di DKI Jakarta. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa strategi

komunikasi dan untuk mengetahui kebijakan dinas pariwisata DKI Jakarta dalam mencitrakan

daerah tujuan wisata bahari Kabupaten Kepulauan Seribu. Tujuan dari penelitian ini untuk

diketahui hasil strategi komunikasi yang dilakukan Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta

dan Humas Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu dalam membangun citra wisata bahari

di Kepulauan Seribu.

Penelitian ini menggunakan teori Strategic and Palnning for Public Relations yang

dikemukakan oleh Ronald D Smith. Dalam teori ini dijelaskan empat tahapan dalam proses

perencanaan Public Relations yang meliputi Formative Research Phase, Strategi Phase, Tactic

Phase dan Evaluative Research Phase. Disamping itu peneliti juga menggunakan teori pencitraan,

teori pemasaran wisata.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivisme dengan analisis

data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus untuk menggambarkan

bagaimana strategi dan kebijakan yang digunakan oleh Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

dan Sudin Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu dalam membangun citra

wisata bahari.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dirancang oleh Humas

Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu dilakukan melalui penyelenggaraan berbagai event baik

ditingkat lokal maupun nasional. Dalam hal ini terdapat empat tahapan proses perencanaan seperti

yang dikemukakan oleh Smith, yaitu Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic Phase, dan

langkah terakhir adalah dengan melakukan evaluasi (evaluation) untuk melihat hasil pelaksanaan

tersebut. Dari hasil evalusi tersebut diketahui bahwa strategi komunikasi yang dilakukan telah

sesuai dengan konsep strategi komunikasi Public Relations. Metode saluran komunikasi satu arah

(media massa) dan saluran komunikasi dua arah (antar organisasi/stakeholder) menjadi salah satu

bentuk strategi yang diterapkan, sehingga dapat membangun citra Kabupaten Kepulauan Seribu

menjadi daerah tujuan wisata di Jakarta.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Public Relations, Pencitraan, Daerah Tujuan Wisata

v

ABSTRACT

The research is based on an idea there were so many understanding about

destination tourism in Thousand Islands, both public and mass media the performance of

marine tourism implementation by the agency of cultural and tourism government DKI

Jakarta. The purpose of this study was to determine the outcome of the communication

strategies that do public relations, especially the Departement of Cultural and Tourism in

the administration of the image campaign, know and explain the importance of improving

the image of marine destinations of the Thousand Islands, to know and analyze the

formation of public opinion against the agency of cultural and tourism, and to know the

existence of government public relations in the process of PR strategy in improving the

image of the institution and the formation of the public opinion, especially in the

organization of the marine tourism.

This study uses the theory of Strategic and Planning of Public Relations presented

by Ronald D Smith. This theory suggests four stages in the planning process that includes

Public Relations Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic Phase, and Evaluative

Research Phase. Beside using imaging theory and the theory of public opinion.

The paradigm used in this study is post positivism with data analysis performed

using a qualitative approach and case study method to illustrate how the strategy

artement of Cultural and Tourism in order to improve the image marine tourism.

The result of this study indicate that the activities in this imaging strategy using the

four stages of the planning process of Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic

Phase and the last step is to perform Evaluations Phase. Method of the way

communication channels (mass media) and two-way communication channels (with

stakeholders) to be one of the strategies implemented, so as to build the image and public

opinion and mass media are positive to the Departement Cultural and Tourism in the

public campaign so can to build and develope image of the Kabupaten Kepulauan Seribu

to be the best destination in Jakarta.

Key Word: Communication Strategy, Public Relations, Image, Destination, Marine Tourism

vi

RIWAYAT HIDUP

Name : Hayu Lusianawati, S.Tp, M.Si

Place/Date of birth : Jakarta/ Agust 5, 1976

Nationality : Indonesia

Gender : Female

Status : Divorced

Religion : Moslem

Permanent Address : Jalan Benteng Mas VII Rt.014 Rw.06 No. Kelurahan

Sunter Jaya, Kec Tanjung Priok Jakarta Utara, 14350

Phone : +6282122167170

Email : [email protected]

FORMAL EDUCATION

Year Description

1991 to 1994 SMAN 80 Jakarta (Senior High school)

1994 to 1999 Institut Pertanian STIPER Yogyakarta (Graduated) faculty

agricultural technology

2002 to 2003 School of Public Relations INTRSTUDI Jakarta

2007 to 2010 Postgarduate of Sekolah Pasca Sarjana Universitas SAHID Jakarta,

Communications Science Management (Graduated) - concentration

of Public Relations

NONFORMAL EDUCATION/ TRAINING

Year Description

2005 Training Humas and Protocol – Biro Humas DKI, Jakarta

2005 Personal Development Course – Martha Tilaar, Jakarta

2004 - 2010 Training of Trainers Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta

2008 -2009 Training of Trainers Aliansi Pita Putih Indonesia, Jakarta

2008 Training of Trainers Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, Jakarta

2005 – 2010 Training of Trainers Pusat Pemberdayaan Terpadu Perempuan

dan Anak ( P2TP2A) DKI, Jakarta

vii

WORK EXPERIENCE

Year Description 2003 - 2010 As Secretary of the leaders in Local Government Kabupaten

Kepulauan Seribu, Jakarta (Humas/ Protocol and Women Empowerment field)

2010-Present 2010-Present

Community of People Empowerment Indonesia-NGO Musfiratur Tour and Travel

viii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Perteguh Imanmu dengan keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini.

Tesis ini penulis persembahkan kepada Motivator Abadi dan Belahan Jiwa:

Muhhamad Almer Rizkiadhim

1

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan atas berkah Allah SWT, yang telah

memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis selama proses dalam

menyelesaikan tesis dengan judul “Strategi Komunikasi dalam Membangun

Citra Wisata Bahari, Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Seribu”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

Dr. Endah Murwani, M.Si selaku Pembimbing Pertama dan Rachmat Baihaky,

MA sebagai Pembimbing Kedua atas bimbingan, saran dan bantuannya selama

proses penelitian sampai akhir selesainya penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Sahid Jakarta dan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi,

Konsentrasi Magister Public Relations (PR) yang telah menjadi wadah

pengembangan intelektual selama ini. Rasa hormat penulis juga tujukan kepada

segenap Dosen & Staf Karyawan yang telah banyak berjasa bagi penulis selama

menimba ilmu di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Jakarta.

Penulis percaya bahwa dengan sistem, metode dan proses pembelajaran

yang telah diterima selama perkuliahan hingga selesai saat ini telah

meningkatkan kemampuan akademis, praktis yang sangat berguna bagi peneliti

bagi pengembangan dan peningkatan pengabdian penulis di dunia praktis

selanjutnya. Sejalan dengan hal tersebut, penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih kepada Pimpinan SPS-Usahid Jakarta Prof. Ir. Nindyo Suwarno,

M.Phil, khususnya kepada Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Bapak Prof. Dr. Harsono Suwandi, MA selaku Penguji Tesis, yang telah banyak

memberikan arahan dan kemudahan terkait penyelenggaraan dan fasilitas

pendidikan terbaik selama penulis menimba ilmu di sekolah ini.

Terima kasih dan rasa hormat kepada Dinas Pariwisata Provinsi DKI

Jakarta; Drs. Eko Guruh (Humas Eksternal), Drs. Sahat Sitorus, MM (Kepala

Sudin Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Adm.Kep. Seribu).

Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa syukur dan

terima kasih kepada kedua orang tua yang telah mencurahkan perhatian yang tiada

henti, sampai akhirnya penulis mampu mempersembahkan dengan bangga nilai

akademik terbaik dan tesis ini kepada ayahanda Drs. H. Temu Wiryosumarto dan

ibunda Hj. Lilly Wamaliah, serta penulis ingin menyampaikan rasa bangga dan

sayang kepada Muhammad Almer Rizkiadhim “spirit of my life” dan kepada adik-

adik penulis: Fajar Harianto, Eis Normawati dan Satrio Kusumo Projo atas

motivasi yang tiada henti.

2

Terakhir, ucapan terima kasih penulis tujukan kepada sahabat-sahabat

terbaik, Mahasiswa dan Mahasiswi Sekolah PascaSarjana Usahid Program Studi

Magister Ilmu Komunikasi, khususnya angkatan tahun 2007 Tahap Kedua dan

umumnya angkatan sebelumnya, atas segala diskusi, kerjasama, kekompakan,

ketulusan persaudaraan yang telah terjalin sejak awal perkuliahan sampai

selesainya tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tesis ini masih jauh dari

sempurna dan perlu banyak perbaikan untuk menambah pengetahuan tentang

pariwisata Kepulauan Seribu. Semoga segala perhatian yang telah dicurahkan,

bantuan dan kasih sayang tulus yang diberikan pihak-pihak terkait kepada penulis

selama ini mendapatkan ridho dan berkah dari Allah SWT, Amin.

Jakarta, November 2010

Hayu Lusianawati, S.Tp. M.Si

3

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

ABSTRAKSI ..................................................................................................... iv

ABSTRACT ........................................................................................................ v

RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... . viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang.............................................................. ..... ..... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 8

1.3. Tujuan Penelitia .................................................................... 9

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 9

1.4.1. Aspek Teoritis (Keilmuan) ............................................. 9

1.4.2. Aspek Praktis ................................................................. 9

1.4.3. Aspek Akademis ............................................................. 10

1.5. Sistematika Penulisan ............................................................... 10

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS ...................................... 12

2.1. Paradigma Penelitian ................................................................ 12

2.2. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14

2.3. Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab PR....................….......…… 18

2.4. Konsep Strategi Komunikasi PR ............................................... 23

2.4.1. Medefinisikan Problem..................................................... 27

4

2.4.2. Perencanaan dan Pemrograman........................................ 28

2.4.3. Mengambil Tindakan Komunikasi......... ......................... 29

2.4.4. Mengevaluasi Program..................................................... 30

2.5. Public Relations Sebagai Konsep dalam membangun Citra ....… 31

2.6. Kerangka Konseptual.................................................................. 38

2.7. Kerangka Kerja Penelitian.......................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 41

3.1. Sifat Penelitian ......................................................................... 41

3.2. Metode Penelitian ..................................................................... 42

3.3. Objek Penelitian ....................................................................... 42

3.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 43

3.5. Sumber Data ............................................................................. 43

3.6. Ketentuan dan Kreteria Key Informant ....................................... 44

3.7. Unit Analisis dan Observasi ..................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 46

4.1. Hasil Penelitian...................................................................... ... 46

4.1.1. Analisis Situasi ..................................................... ......... 46

4.1.2. Key Public ............................................................. ......... 54

4.1.3. Strategi dan Taktik........................................................... 56

4.1.4. Implementasi Program dan Komunikasi.......................... 62

4.1.5. Evaluasi Program............................................................. 66

4.2. Pembahasan .............................................................................. 69

4.2.1. Hasil Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program Pariwisata

Kepulauan Seribu............................................................. 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 86

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 86

5.2. Implikasi (saran) ....................................................................... 89

5.3. Rekomendasi............................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93

LAMPIRAN

5

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta 2

Gambar 2. Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta……………. 3

Gambar 3. Peran Strategis Public Relations…………………………. 23

Gambar 4. Diagram Analisis SWOT………………………………… 28

Gambar 5. Kerangka Kerja Penelitian……………………………….. 40

Gambar 6. Proses Evaluasi…………………………………………... 67

6

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan Indonesia tahun 2001-2008 2

Tabel 2. Jumlah Pengunjung Kab Kepulauan Seribu tahun 2005-2010 5

Tabel 3. Matrix Perbandingan Penelitian 17

Tabel 4. Program Komunikasi Pariwisata Bahari Tahun 2010 83

7

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Daftar Wawancara Humas Pemda Kepulauan Seribu 99

Lampiran 2. Daftar Wawancara Humas Dinas Pariwisata DKI Jakarta 101

Lampiran 3. Daftar Wawancara Kepala Sudin Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu 104

Lampiran 4. Wawancara Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

DKI Jakarta 106

Lampiran 5. Wawancara Kepala Sudin Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Adm.Kepulauan Seribu 112

Lampiran 6. Dokumentasi kegiatan pelaksanaan wisata bahari

Tahun 2009-2010 120

Lampiran 7. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2008-2009 121

Lampiran 8. Data Kunjungan Wisatawan Nusantara 2008-2009 122

Lampiran 9. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata

Di Kepulauan Seribu Bulan Juni Tahun 2008 124

Lampiran 10. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata

Di kepulauan Seribu Bulan Januari-Desember 2009 125

8

Lampiran 11. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata 2010 127

Lampiran 12. Program Kegiatan Sudin Pariwisata Tahun 2010 128

Lampiran 13. Geografis Kabupaten Kepulauan Seribu 130

9

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai Negara Kepulauan memiliki potensi yang besar

untuk mengembangkan wisata bahari, dengan melihat potensi alam yang besar

tersebut, ditunjang dengan sumber daya hayati laut yang sangat beragam

seperti populasi ikan hias, terumbu karang dan berbagai bentang alam pesisir

yang unik dan memiliki daya tarik yang besar, maka dapat dikatakan kegiatan

wisata bahari dapat diandalkan sebagai salah satu sektor penting bagi

pengembangan perekonomian Indonesia. Apalagi dengan melihat

kecenderungan global kepariwisataan, dimana jumlah perjalanan wisata dunia

di tahun 2010 ini akan menembus 1,5 milyar orang per tahun ( Chamdani,

Usman. 2007).

Kondisi saat ini, pariwisata bahari Indonesia belum berkembang

dengan optimal, padahal potensi yang dimiliki oleh hampir sebagian daerah

pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia dapat dijadikan lokasi tujuan wisata

bahari. Padahal, jika dilihat dari potensi alamnya, Negara Kepulauan Indonesia

memiliki laut dan samudra seluas 4 juta kilometer persegi dan panjang pantai

sekitar 81.000 kilometer. Potensi alam ini ditunjang oleh iklim tropis yang

mendukung dapat dilakukannya berbagai aktivitas wisata bahari sepanjang

tahun. Pada bentang perairan dapat dilakukan aktivitas seperti berenang,

memancing, bersampan, berlayar,

10

menyelam, berselancar atau kapal pesiar. Pada bentang darat, rekreasi unsur

pantai, bola voli pantai, bersepeda pantai, panjat tebing pada dinding pantai

yang terjal, menelusuri goa pantai dan sebagainya merupakan aktivitas-

aktivitas wisata bahari yang cukup menarik (Marwadi, 2007 ).

Pengembangan di bidang pariwisata sangatlah dianggap wajar karena

bidang pariwisata termasuk dalam salah satu penyumbang devisa bagi negara

yang sangat besar, menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ( Jero Wacik)

mengatakan tahun 2008 jumlah devisa yang di hasilkan berjumlah 7,5 miliar

dolar Amerika yang diperoleh dari 6,4 juta wisatawan Asing yang datang ke

Indonesia sebagi mana yang digambarkan pada table 1 dibawah ini.

Tabel 1.Statistik Kunjungan Wisatawan di Indonesia 2001 – 2008

TAHUN JUMLAH

WISATAWAN

MANCANEGARA

RATA-RATA PENGELUARAN

PER ORANG (USD) RATA-RATA LAMA TINGGAL

(HARI)

PENERIMAAN DEVISA

(JUTA USD) PER

KUNJUNGAN

PER

HARI

2001 5.153.620 1.053,36 100,42 10,49 5.396,26

2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.305,56

2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02

2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88

2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89

2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98

2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98

2008 6.429.027 1.178,54 137,38 8,58 7.377,39

11

Sumber : http/www.jakarta.go.id, dinas pariwisata DKI Jakarta

Sumber : http/www.jakarta.go.id, dinas pariwisata DKI Jakarta

12

Oleh sebab itu, Indonesia sebagai Negara kepulauan, mempunyai

potensi yang besar untuk pengembangan wisata bahari. Kenyataan ini diikuti

oleh kekayaan alam dan budaya yang memiliki keunikan dan daya tarik bagi

wisatawan. Permasalahan yang dihadapi untuk merencanakan strategi

komunikasi wisata bahari, antara lain dibutuhkan investasi yang besar dan

analisis yang akurat dalam hal promosi serta menjaga kepercayaan kepada para

wisatawan yang telah berkunjung ke daerah tujuan, kurang optimalnya

komunikasi antar pulau/ daerah, minimnya sarana dan prasarana, belum

optimalnya sumber daya manusianya, sulitnya mendapatkan investor dan

kurangnya anggaran dalam hal pencitraan daerah tujuan wisata.

Belum banyak diketahui bahwa di Ibukota Negara Indonesia, Provinsi

DKI Jakarta mempunyai satu wilayah kepulauan, yaitu Kepulauan Seribu yang

berada di teluk Jakarta dan memiliki 110 pulau. Kepulauan Seribu semula

merupakan sebuah kecamatan di wilayah Kotamadya Jakarta Utara.

Berdasarkan UU no.34 tahun 1999 statusnya ditingkatkan menjadi Kabupaten

Administrasi yang juga telah disahkan dengan Peraturan Pemerintah No. 55

Tahun 2001. Dari 110 buah pulau tersebut 11 pulau merupakan pulau

berpenduduk, 45 pulau diperuntukan untuk rekreasi dan pariwisata ( SK

Gubernur NO. 1814/1989 ), baru 11 pulau yang telah dibangun sarana dan

dikelola sebagai objek wisata yang terbuka untuk umum. Namun demikian

Kepulauan Seribu yang masih dalam wilayah ibukota Jakarta, belum dapat

dirasakan keberadaannya oleh masyarakat Jakarta itu sendiri, hal ini

dikarenakan masih takutnya masyarakat akan isu bencana tsunami serta

13

sedikitnya informasi mengenai pariwisata Pulau Seribu dan minimnya sarana

dan prasarana yang dimiliki sampai mahalnya biaya perjalanan yang harus

dikeluarkan sehingga citra Kabupaten Pulau Seribu mengalami keterpurukan.

Tabel 2 : Jumlah Pengunjung Kabupaten Kepulauan Seribu Th. 2005-2010

Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010

(smst I)

Wisatawan

Nusantara

42.063 39.484 38.023 25.824 137.910 43.400

Wisatawan

Mancanegara

20.012 18.784 7.917 9.972 3.317 1.472

Total 62.075 58.268 45.940 35.796 141.227 44.872

Kepulauan Seribu merupakan salah satu objek lokasi wisata selam

dari 13 lokasi selam yang sangat menawan di Indonesia. Namun sangat

disayangkan, Kepulauan Seribu belum dikenal secara luas dan belum bisa

menjadi objek utama pariwisata di DKI Jakarta. Pengelolaan wisata bahari

yang kurang serius dilakukan pemerintah, pembangunan infrastruktur yang

kurang optimal serta koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah masih

sangat lemah.

Wasesa, 2010 mengatakan, Keberhasilan suatu daerah tujuan wisata

mempengaruhi wisatawan potensial sangat dipengaruhi oleh kemampuan

daerah tujuan wisata tersebut dalam memanfaatkan peluang terutama informasi

dan media komunikasi yang digunakan. Peluang tersebut antara lain

14

kemampuan dalam komunikasi yang berfungsi sebagai jembatan antara

pemerintah daerah dan wisatawan. Pengetahuan dan informasi yang dimiliki

oleh pengelola daerah wisata tentang kebutuhan wisatawan menjadi pegangan

pokok para pengambil kebijakan dalam menerapkan strategi komunikasi.

Sebaliknya pihak pelanggan (wisatawan) memperoleh informasi tujuan wisata

pada berbagai sumber baik disengaja atau tidak disengaja tergantung situasi

dan kondisi lingkungan dimana mereka berada termasuk lingkungan budaya

dan teknologi.

Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta tentunya tidak terkecuali

harus menggali potensi yang ada dalam wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Utamanya dalam rangka meningkatkan potensi wilayah di Kabupaten

administratif Kepulauan Seribu, yang menjadi bagian dari wilayah DKI

Jakarta. Potensi wisata yang ada di Kepulauan Seribu sebagai objek atau

kegiatan wisata bahari misalnya terumbu karang, ikan hias, pasir pantai,

pemandangan alam pantai, mancing, berselancar, jet ski, snorkling, diving dan

lain-lain.

Sedangkan kegiatan-kegiatan wisata yang berpotensi untuk dibuat di

Kepulauan Seribu misalnya, kolam renang, lapangan golf, hotel/ motel, gedung

kesenian/ galeri, pasar wisata, dan sebagainya. Perlu dirancang paket-paket

wisata bahari yang lebih menarik yang memungkinkan orang atau rombongan

yang berwisata bahari baik lokal maupun mancanegara dapat lebih lama tinggal

di Kepulauan Seribu.

15

Berbagai potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan

Seribu, baik pulau penduduk maupun pulau resort adalah modal dasar

pengembangan kepariwisataan. Namun, mengandalkan kekayaan alam dan

budaya saja belum cukup untuk mendongkrak angka wisatawan. Diperlukan

langkah strategis untuk memasarkan, dan merancang perencanaan strategi

komunikasi yang sesuai dengan karakter wilayah sehingga citra Kepulauan

Seribu dapat terbangun dengan baik.

Salah satu strategi yang penting dalam membangun citra wisata bahari

Kepulauan Seribu adalah melalui strategi komunikasi Public Relations.

Strategi tersebut antara lain, mengidentifikasi dan menggali potensi objek

daya tarik wisata. Langkah ini harus dilakukan dengan cermat agar dapat

mengetahui secara keseluruhan mengenai kekuatan, potensi dan daya tarik

wisata yang dimiliki. Diikuti dengan pendataan berbagai fasilitas penunjang

pariwisata seperti akomodasi, transportasi, restoran, pasar seni, kerajinan

rakyat dan lain sebagainya.

Pada tablel 2 diatas, menurunnya jumlah wisatawan nusantara dan

wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Seribu mengalami

penurunan yang signifikan dari kurun waktu 2005 sampai dengan 2008, secara

umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Seribu mengalami penurunan, yang

mana hal ini disebabkan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai

dan kurangnya informasi wisata bahari di Kepulauan Seribu sebagai daerah

tujuan wisata di DKI Jakarta.

16

b. Strategi komunikasi dan fungsi PR yang dilakukan oleh Humas Pemerintah

Kabupaten Kepulauan Seribu dalam mempromosikan dan pencitraan

sebagai daerah tujuan wisata belum nampak adanya respon yang baik dari

para wisatawan domestic dan wisatawan mancanegara.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis akan meneliti tentang

Strategi Komunikasi dalam Membangun Citra Wisata Bahari, studi kasus

pada Kabupaten Kepulauan Seribu.

1. 2. Rumusan Masalah

Permasalahan penelitian merupakan justifikasi atau alasan mengapa

penelitian tertentu dilakukan. Pentingnya permasalahan dapat ditinjau dari

berbagai aspek (budaya, teknik, social, ekonomi dan sebagainya ). Definisi

“masalah” dalam bidang penelitian mepunyai arti yang spesifik, diawali

dengan pertanyaan mengapa terjadi perbedaan antara “what is happening” dan

“what should it be” serta factor apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas rumusan masalah

yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana strategi komunikasi Humas Dinas Pariwisata Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta dalam membangun citra wisata bahari di Kabupaten

Kepulauan Seribu ?

b. Kendala apa saja yang mejadi penghambat dalam melaksanakan Strategi

komunikasi dalam membangun citra wisata bahari Kabupaten Kepulauan

Seribu.

17

1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian

a. Maksud Penelitian :

• Untuk mengetahui dan menganalisa strategi komunikasi Public

Relations dalam membangun citra wisata bahari di Kepulauan Seribu.

• Untuk mengetahui dan menganalisa kebijakan Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta khususnya Dinas Pariwisata dalam membangun citra

wisata bahari Kabupaten Kepulauan Seribu.

• Untuk mengetahui faktor penghambat dalam perencanaan dan

pelaksanaan strategi komunikasi Humas Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta dalam membangun citra wisata bahari Kabupaten Kepulauan

seribu.

b. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hasil strategi komunikasi dalam membangun citra

wisata bahari di Kabupaten Kepulauan Seribu.

1. 4. Manfaat dan Kegunaan Tesis

a. Aspek Teoritis ( Keilmuan )

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

perkembangan ilmu Komunikasi khususnya berkaitan dengan studi-

studi tentang strategi komunikasi dan kampanye komunikasi di suatu

wilayah tertentu.

b. Aspek Praktis ( Guna laksana )

18

Bagi Pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu,

penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para

pimpinan pemerintahan dalam mengambil suatu kebijakan yang

berkaitan dengan suatu bidang, khususnya bidang Komunikasi.

c. Aspek Akademis

Diharapkan temuan penelitian ini dapat memperkokoh pentingnya

mengetahui dan menjalankan konsep perencanaan strategi komunikasi

untuk membangun dan meningkatkan citra wisata bahari.

1. 5. Sistimatika Penulisan

Dalam penulisan tesis ini, penilis membahas bab demi bab secara berurutan

dan teratur agar dapat dipahami lebih jelas dan tidak menyimpang dari apa

yang hendak dikemukakan.

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan tesis dan

sistemetika penulisan.

BAB II Kerangka Pemikiran Teoritis

Dalam bab ini diuraikan tentang kerangka pemikiran (pemaparan

paradigma teori/penelitian), kajian pustaka (difokuskan pada penelitian

sebelumnya), dan teori-teori yang dipergunakan sebagai acuan ilmiah

19

penelitian yang dilakukan), kerangka konseptual dan Pengembangan

Model Teori/penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini diuraikan tentang : Tipe/Sifat Penelitian, metode

penelitian, obyek penelitian, unit analisis, metode pengumpulan dan

sumber data, definisi dan operasionalisasi konsep/kategorisasi/fokus

penelitian, dan metode analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian Dan Analisis

Bab ini menguraikan tentang : Gambaran umum objek penelitian, temuan

data dan analisis data dst. Sesuai hasil analisis dan tujuan

penelitian/penulisan tesis), Kritikan, Kendala dan Rekomendasi Hasil

BAB V Kesimpulan Dan saran

Merupakan bab terakhir yang menguraikan tentang kesimpulan yang

dapat diambil dari pembahasan dan saran.

12

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

2.1. Paradigma Penelitian

Denzin & Lincoln (2000 : 123) dalam buku Handbook of Qualitative

Reserach mendefinisikan paradigma, mengikuti Guba (1990 : 17) sebagai

serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. Paradigma berurusan

dengan prinsip-prinsip pertama, atau prinsip-prinsip dasar. Paradigma adalah

konstruksi manusia. Paradigma menentukan pandangan dunia peneliti sebagai

bricoleur.

Bricoleur menurut Nelson, Treichler, dan Grossberg (1992 : 2) Levi-

Strauss (1966 : 17), dan Weinstein & Weistein (1991 : 161) seperti yang di kutip

Denzin & Lincoln (2000 : 3) menjelaskan makna dari terma tersebut. Seorang

bricoleur adalah ” manusia serba bisa atau seorang yang mandiri dan profesional

”. Bricoleur mahir dalam melaksanakan sejumlah besar pekerjaan yang berkisar

dari wawancara hingga observasi, penafsiran dokumen pribadi dan historis,

refleksi dan intropeksi yang mendalam.

Sedangkan George Ritzer (1975 : 7) yang dikutip Agus Salim (2006 : 78)

dalam bukunya Teori dan Paradigma Penelitian Sosial yang mempunyai

pemikiran dengan Thomas Kuhn mendefinisikan paradigma sebagai ’ subject

matter ’ (substansi) dalam ilmu pengetahuan. Dikatakannya paradigma adalah

”…a fundamental image of the subject metter within a science. It

serves to define what should be studied, what questions should be asked, how

13

they should be asked, and what rules should be followed in interpreting the

answer obtained. The paradigm is the broadest unit consensus within a

science and serves to differentiate on scientific community (or subcommunity)

from another. It subsumes, defines, and interrelates the exemplars, theories

and methods and instruments that exist within it. ”

Jadi, Ritzer menegaskan bahwa paradigma adalah pandangan yang

mendasar dari ilmuwan mengenai hal yang menjadi pokok kajian yang semestinya

harus dipelajari sebagai disiplin ilmu pengetahuan, hal yang harus ditanyakan dan

bagaimana cara menjawabnya. Paradigma mejadi semacam konsensus dari

komunitas ilmuwan tertentu sehingga melahirkan berbagai sub komunitas yang

berbeda. Keragaman paradigmatik dapat terjadi karena adanya perbedaan

pandangan filosofis. Konsekuensi logis dari perbedaan teori yang digunakan, dan

sifat metoologi yang digunakan untuk mencapai kebenaran.

Dari penjelasan paradigma diatas, maka penulis dalam penelitian ini

menggunakan paradigma post positivisme. Menurut Denzin & Lincoln (2000 :

136) metodologi paradigma ini bertujuan untuk memecahkan sebagian persoalan

yang dipaparkan dimuka, dengan melakukan penelitian dalam setting yang lebih

alami, mengumpulkan informasi yang lebih situasional, semua tujuan ini dicapai

sebagian besar melalui pemanfaatan teknik-teknik kualitatif yang makin

meningkat.

Dalam post positivisme, suara peneliti adalah suara ”ilmuwan yang tak

memihak” yang memberi masukkan bagi para pengambil keputusan, pembuat

kebijakan dan pelaku perubahan, yang secara bebas menggunakan informasi

ilmiah ini. (Denzin & Lincoln, 2000 : 142). Dalam post positivis metode kualitatif

14

sangat penting karena perannya dalam melaksanakan metodologi

dialogis/dialektis (Denzin & Lincoln, 2000 : 143).

Salim (2006 : 70) berpendapat, secara ontologis, cara pandang aliran ini

bersifat critical realism. Sebagaimana cara pandang kaum realis. Aliran ini juga

melihat realita sebagai hal yang memang ada dalam kenyataan sesuai dengan

hukum alam. Secara metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi

dipandang tidak mencukupi, tetapi harus dilengkapi dengan metode triangulasi

yaitu penggunaan beragam metode, sumber data, periset dan teori.

Kemudian secara epistemologis hubungan antara periset dan objek yang

diteliti tidak bisa dipisahkan. Namun, aliran ini menambahkan pendapatnya bahwa

suatu kebenaran tidak mungkin bisa ditangkap apabila periset berada dibelakang

layar, tanpa terlibat dengan objeknya secara langsung. Aliran ini menegaskan arti

penting dari hubungan interaktif antara periset dan objek yang diteliti, sepanjang

dalam hubungan tersebut periset bisa bersifat netral. Dengan cara ini, tingkat

subjektivitas setidaknya dapat dikurangi.

2.2. Tinjauan Pustaka

Pustaka dalam suatu studi penelitian menurut John W. Creswell (1994 :

20) mempunyai bebarapa tujuan : (a) Memberitahu pembaca hasil penelitian-

penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian yang sedang ,dilaporkan

(Fraenkel & Wallen, 1990); (b) Menghubungkan suatu penelitian dengan dialog

yang lebih luas dan berkesinambungan tentang suatu topik dalam pustaka,

mengisi kekurangan dan memperluas penelitian-penelitian sebelumya (Marshall &

15

Rossman, 1989); (c) Memberikan kerangka untuk menentukan signifikansi

penelitian ; dan juga sebagai acuan untuk membandingkan hasil suatu penelitian

dengan temuan-temuan lain. Tinjauan pustaka dengan rujukan thesis terdahulu

sebagai berikut:

2.2.1. Peranan Public Relation Dalam Meningkatkan Citra Terhadap Indistri

Perhotelan (Studi Kasus : Hotel Ambhara, Hotel JW Marriott & Aston

Internasional Corporation)

Penelitian tesis ”Peranan Public Relation Dalam Meningkatkan Citra

Terhadap Indistri Perhotelan (Studi Kasus : Hotel Ambhara, Hotel JW Marriott &

Aston Internasional Corporation)” yang dilakukan oleh Dyah Hestu Lestari

seorang mahasiswi pascasarjana Usahid Jakarta tahun 2006, dilatarbelakangi

bagaimana kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha public relation dalam menciptakan

citra yang positif diketiga hotel tersebut. Tujuan dari penelitian tersebut adalah

untuk mengetahui kegiatan atau usaha public relation dalam menciptakan citra

yang positif dengan meningkatkan jumlah tamu yang datang.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peranan public relations

kedalam maupun keluar di ketiga hotel tersebut sudah baik sehingga terwujudnya

citra yang positif kepada tamunya dari segi pelayanan, fasilitas, keamanan dan

informasinya.

2.2.2. Strategi Public Relations Dalam Meningkatkan Citra Anteve

Penelitian jurnal yang berjudul ”Strategi Public Relations Dalam

Meningkatkan Citra Anteve” yang dilakukan oleh Yunyani Hafel ini

dilatarbelakangi oleh keterpurukan Anteve dalam mempertahankan citranya di

16

masyarakat, pamornya kalah bersaing dengan stasiun-stasiun televisi lain. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui startegi-strategi apa saja yang

dilakukan Anteve untuk meningkatkan citra positifnya dimasyarakat.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan Anteve kini dikenal dengan image

yang berbeda dari sebelumnya dan tidak lagi merupakan televisi yang hanya

mengsegmenkan programnya pada kalangan remaja dan juga bukan pula sekedar

televis yang asal tayang saja, tetapi Anteve terlahir kembali menjadi televisi lokal

yang bertaraf internasional. Hal ini dibuktikan dengan kerjasamanya dengan

stasiun televisi luar negeri (Star TV milik Rupert Murdoch).

Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya

adalah pada penelitian ini menggunakan paradigma post positivisme dan juga

mengunakan metode penelitian studi kasus selain itu subjek penelitiannya adalah

wisata bahari Kepulauan Seribu.

Perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan

dilakukan dapat dilakukan pada matriks dibawah ini :

17

Tabel 3. Matriks Perbandingan Penelitian

Peneliti Topik Paradigma Teori Metodologi Kesimpulan

Dyah Hestu

Lestari

(Tesis)

Peranan Public

Relation Dalam

Meningkatkan

Citra Terhadap

Indistri

Perhotelan

(Studi Kasus :

Hotel Ambhara,

Hotel JW

Marriott &

Aston

Internasional

Corporation)

Teori Public

Relation

Teori

Komunikasi

Organisasi

Teori

Pembentukan

Opini Public

Teori Citra

Kualitatif

dengan teknik

pengumpilan

data Focus

Group

discussion

(FGD)

peranan

public

relations

kedalam

maupun

keluar di

ketiga hotel

tersebut

sudah baik

sehingga

terwujudnya

citra yang

positif

kepada

tamunya dari

segi

pelayanan,

fasilitas,

keamanan

dan

informasinya

.

Yunyani

Hafel

(Jurnal)

Strategi Public

Relations Dalam

Meningkatkan

Citra Anteve

Teori Public

Relation

Teori Citra

Kualitatif

dengan teknik

pengumpilan

data wawancara

mendalam

(indepth

interview)

Anteve kini

dikenal

dengan

image yang

berbeda dari

sebelumnya

dan tidak

lagi

merupakan

televisi yang

hanya

mengsegmen

kan

programnya

18

2.3. Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab Public Relations

Manusia memiliki kuasa penuh atas alat komunikasi yang begitu

cepat, begitu canggih, dan merasuk sehingga potensinya tidak dapat dipahami

sepenuhnya. Pesan disebar ke seluruh dunia melalui satelit hanya dalam

waktu beberapa detik.

Humas atau Public Relations menyangkut kepentingan. Setiap

organisasi, baik itu yang bersifat komersial maupun non komersial, karena

bagi organisasi, Public Relations tidak dapat dipisahkan dari kelangsungan

hidup organisasi tersebut dan merupakan unsur yang sangat penting bagi

management guna menciptakan tujuan yang spesifik dari organisasi.

Keberadaannya dalam organisasi adalah untuk menciptakan hubungan

yang harmonis antar suatu organisasi dengan masyarakatnya baik internal

ataupun eksternal melalui suatu proses komunikasi timbale balik dua arah.

Hubungan yang harmonis itu muncul dari adanya mutual understanding,

mutual confidence dan image yang baik (Rachmadi, 1993;22). Disamping itu

juga Public Relations merupakan kegiatan yang memperoleh Goodwill,

kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik atau positif dari publik.

Melihat kepada perannya yang sangat penting bagi organisasi, maka

kemampuan dan keterampilan seorang Public Relations dapat menjadikannya

sebagai PR yang handal, kreatif dan dapat membaca situasi dan bekerja

secara professional. Berdasarkan uraian diatas, maka pembinaan sumber daya

manusia yang berkelanjutan perlu dilakukan suatu organisasi kepada tenaga

PR khususnya untuk mengenal fungsi dan peran PR.

19

Tak ada yang dapat menyangkal pentingnya Humas dalam perusahaan

atau lembaga pada era sekarang ini. Hal ini karena dampak kegiatan PR pada

manajemen perusahaan dapat menghasilkan dukungan dari setiap publiknya.

Dari sekian banyak fungsi Public Relations, jika disimpulkan maka fungsi

utamanya adalah membantu perusahaan atau lembaga untuk menciptakan dan

memelihara citra baik dari suatu perusahaan atau lembaga.

Untuk memperoleh pengakuan publik terhadap prestasi yang

dihasilkan, tentunya dibutuhkan kegiatan komunikasi efektif yang dapat

menyampaikan prestasi perusahaan atau lembaga sehingga dapat menyentu

atensi publiknya. Usaha ini adalah untuk mencapai mutual understanding,

dimana syarat mutlaknya perlu adanya komunikasi dua arah (two way

communications) antara lembaga atau perusahaan dengan publiknya. Dengan

demikian tampak bahwa komunikasi adalah alat utama dalam fungsi PR.

Scoot M.Cutlip, allen H. centre, dan Glen M.Broom menyatakan

dalam edisi keenam, bukunya Effektif Public Relations, bahwa, “ Public

Relations adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasikan, menetapkan

dan memelihara hubungan saling menguntungkan antara organisasi dengan

segala lapisan masyarakat yang menentukan keberhasilan atau kegagalan

Public Relations”.

Public Relations juga dapat diartikan sebagai proses, yaitu sebagai

suatu rangkaian, tindakan, perubahan, atau fungsi yang membawa hasil.

Dalam Dennis L.Wilcox., Philip H. ault dan Warren K.Agee, 2006,

menjelaskan bahwa satu cara popular untuk menjelaskan proses, dan untuk

20

mengingat unsur-unsurnya adalah dengan menggunakan kata singkata RAKE,

yang pertama kali dicetuskan oleh John marston dalam bukunya tahun 1963

The Nature Of Public Relations. Pada pokoknya, ini berarti bahwa kegiatan

public relations terdiri dari empat unsur utama, yaitu : Riset (apakah

masalahnya ?), Aksi dan perencanaan (apa yang dilakukan dengan masalah

itu ?), Komunikasi (bagaimana caranya memberitahu masyarakat ?) dan

Evaluasi (apakah khalayak berhasil dijangkau dan apa dampaknya ?).

Proses Public Relations mungkin juga dikonsepsikan sebagai berikut :

A. Praktisi PR menganalisis masukan ini dan membuat rekomendasi kepada

manajemen.

B. Manajemen menentukan kebijakan dan mengambil keputusan tindakan.

C. Praktisi PR melaksanakan satu program tindakan

D. Praktisi PR mengevaluasi efektifitas tindakan.

Langkah A terdiri dari masukan yang menentukan hakikat dan ukuran

masalah PR. Langkah ini mungkin termasuk umpan balik dari masyarakat,

pelaporan media dan komentar redaksi, analisis terhadap data tren, bentuk

riset lain, pengalaman pribadi dan tekanan serta peraturan pemerintah.

Pada langkah B, praktisi Public Relations menilai masukan ini,

menyusun tujuan dan agenda kegiatan dan menyampaikan rekomendasi

mereka kepada manajemen. Seperti yang telah disebutkan ini adalah peranan

PR sebagai penasihat.

Usai Manajemen mengambil keputusan, pada langkah C, karyawan

PR melaksanakan program kegiatan sebagai langkah D melalui sarana seperti

21

pernyataan pers, publikasi, sambutan dan program-program yang

berhubungan dengan masyarakat. Dampak dari segala usaha ini diperikasa

dengan adanya umpan balik dari komponen yang sama yang ditetapkan pada

langkah A. Siklus ini kemudian diulang untuk memecahkan aspek masalah

terkait yang mungkin membutuhkan pengambilan keputusan dan tindakan

tambahan.

Peran Public Relations Menurut Fariani dan Aryanto (2009) adalah

sebagai Komunikator Internal Perusahaan/ Instansi, artinya, PR sebagai

komunikator, meneruskan pesan pimpinan organisasi kepada seluruh

karyawan/ bawahannya dan kepada stakeholder. Pesan-pesan pimpinan bisa

berupa : kebijakan, instruksi, himbauan, ucapan selamat dan terima kasih. PR

juga menyampaikan aspirasi lini dibawahnya kepada pimpinan dengan media/

saluran komunikasi yang tepat yang disampaikan secara resmi.

Public Relations berperan pula sebagai Nara sumber Informasi

Perusahaa. Atinya Pesan-pesan/ informasi yang disampaikan oleh PR harus

benar-benar sesuai dengan kebijakan perusahaan.

PR sebagai Pelaku Perubahan (agent of Change) dan Penggagas

Budaya Perusahaan (Corporate Culture) serta Public Relations harus

Kampiun dalam Pengelolaan Krisis (Crisis Management Champion ).

Sebuah krisis yang menimpa organisasi atau perusahaan adalah satu

kondisi yang tidak diharapkan. Dalam krisis harus secepatnya diselesaikan,

22

namus krisis perlu dianalisis secara cermat agar segala kemungkinan yang

terburuk dapat diatasi.

Menurut Lesly (1997,p.687) fungsi Public Relations mencakup 5

(lima) fungsi dasar yaitu Advice, Communication service, Public issues

research and analysis, Public Relations action program dan Integrated of all

communication fungctions.

PR tidaklah sama dengan iklan, perbedaan-perbedaan terpenting

antara bidang Humas dengan bidang periklanan adalah sebagai berikut :

a. Tulisan-tulisan Humas harus sepenuhnya factual dan informative, serta

tidak boleh melebih-lebihkan seperti yang sering kita temukan pada tulisan-

tulisan ikalan (free of puffery). Untuk menjamin kredibilitas, kegiatan-

kegiatan humas haruslah edukatif, jauh dari nuansa emosional atau dramatic,

menghindari kecenderungan memuji diri sendiri.

b. Humas dipakai berbagai organisasi yang tidak terlibat iklan

c. Humas berhubungan dengan para editor an produser

d. Sasaran utama humas adalah menciptakan saling pengertian diantara

segenap khalayak mengenai kedudukan perusahaan yang tepat (citra

perusahaan), tentang produk atau jasanya.

Tanggung jawab besar yang diemban oleh professional PR adalah

membangun dan memelihara citra positif perusahaan/ instansi. Membangun

citra positif adalah pekerjaan yang berkesinambungan dan menuntut sinergi

yang baik dari seluruh unit di perusahaan.

23

Dalam membangun citra positif perusahaan, professional PR harus

dapat menganalisis dengan jitu bagaimana memosisikan perusahaan dibenak

public. Tanggung jawab kedua adalah mengelola komunikasi internal dan

eksternal perusahaan. Ini berarti PR menghimpun, menyaring, menganalisis

dan melancarkan arus komunikasi. Membangun hubungan baik dengan

berbagai institusi, komunitas maupun perseorangan, tokoh masyarakat adalah

tanggung jawab PR yang ketiga. Hubungan yang baik adalah pekerjaan yang

terus berkesinambungan (Fariani dan Widodo, 2009).

Gambar 3. Peran Strategis Public Relations

Peran strategis public relations

Mengintegrasikan kedua konsep strategis itu

kedalam :

sumber : Grunig, JE, 1992 dalam Oliver Sandra, 2001

2.4. Konsep Strategi Komunikasi Public Relations

Oliver, 2007 mengemukakan bahwa Strategi Komunikasi adalah

bagaimana caranya mencapai suatu tujuan yang diinginkan suatu organisasi

Perspektif internal Posisi eksternal

Mendefinisikan dan mengatur hubungan

stakeholder yang strategis

Pengembangan rencana-rencana taktis dan

strategis yang spesifik

24

sesuai dengan visi dan misinya. Jadi strategi dalam praktek komunikasi

menyangkut penentuan tujuan (sets out goals) untuk keperluan seluruh

departemen pemasaran termasuk pimpinan dalam para pengelola

pemasaran yang harus dapat mencapai tujuannya melalui sebuah strategi.

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan strategi, apakan strategi yang

disusun dapat dievaluasi atau diukur?, apakah unsur-unsur dalam

komunikasi yang disampaikan benar-benar dapat dievaluasi hasilnya sesuai

dengan keinginan organisasi ?, apa saja yang diperlukan untuk pengukuran

hasil suatu strategi ?.

Oleh karena itu Schultz,et.al (1993,h.82), setiap tujuan yang

ditetapkan harus jelas dan disetujui oleh berbagai pihak yang terlibat dalam

komunikasi. Selain itu harus dapat dipantau, apabila tujuan tidak tercapai

maka strategi dan segala komponen-komponen taktik harus ditinjau ulang

secara menyeluruh, jika perlu dilakukan perbaikan agar strategi yang dibuat

benar-benar dapat menyentuh konsumen yang diharapkan.

Strategi adalah suatu bagian dari proses perencanaan sehingga

menyangkut strategic planning. Menurut Kotler dan Amstrong

(1996,h.617), strategic planning : the process of development and

maintaining a strategic fit between the organizations goals and capabilities

and its changing marketing opportunities.Its relies on developing a clear

company mission, supporting objectives, a sound business portfolio and

coordinated fungctional strategies.

25

Menurut Wilson J, Laurie dan Ogdan D, Joseph.,2004, Strategic

Communication Planning : an approach to communications planning that

focuses actions on the accomplishment of organizational goals. Tujuannya

agar bisa menjadi master plan yang dapat dilaksanakan dan harus

didukung oleh pembuat keputusan dan pelaksana kunci dan dapat

diimplementasikan dengan memperhatikan sumberdaya dan organisasi

yang ada.

Strategi Public Relations dalam Kotler (2000,h.693) dijelaskan

sebagai berikut:

a. Publikasi : Perusahan – perusahaan sangat tergantung pada materi yang

dipublikasikan untuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasaran

mereka. Materi publikasi itu mencakup laporan tahunan, brosur, artikel,

laporan berkala dan majalah perusahaan serta materi audiovisual.

b. Peristiwa : Perusahaan dapat menarik perhatian terhadap produk baru atau

kegiatan pemasaran lainnya dengan menyelenggarakan peristiwa khusus

seperti berita, seminar, tamasya, pameran, kontes dan kompetisi,

peringatan hari jadi, serta pemberian sponsor olah raga dan budaya yang

akan menjangkau masyarakat sasaran.

c. Berita : salah satu tugas utama professional humas adalah menemukan atau

menciptakan berita yang mendukung perusahaan, produk dan orang-

orangnya. Penciptaan berita membutuhkan keahlian pengembangan

konsep cerita, pelaksanaan riset dan penulisan siaran pers. Namun keahlian

seorang humas harus lebih sekedar penyiapan naskah cerita. Membuat

26

media bersedia menerima siaran persediaan menghadiri konfrensi pers

membutuhkan keahlian pemasaran dan antar pribadi.

d. Pidato : Pidato merupakan alat lain untuk menciptakan publisitas produk

dan perusahaan. Eksekutif perusahaan yang harus menjawab pertanyaan

dari media atau member ceramah di asosiasi perdagangan atau rapat

penjualan, dan penampilan-penampilan itu dapat membangun citra

perusahaan.

e. Kegiatan pelayanan masyarakat : Perusahaan dapat meningkatkan citra

baik di masyarakatnya di daerah kantor atau paberik tempat mereka

berlokasi. Dalam kesempatan lain, perusahaan akan menyumbangkan

sejumlah uang tertentu (biasanya berhubungan dengan banyak konsumen

yang membeli produk mereka) untuk sebab tertentu. Pemasaran

berhubungan sebab (couse-related marketing), semakin banyak digunakan

untuk membangun citra baik di masyarakat.

f. Media Relations : Dalam masyarakat dengan komunikasi berlebihan,

perusahaan harus bersaing untuk menciptakan identitas visual yang dapat

segera dikenali masyarakat. Identitas visual diberikan oleh logo

perusahaan, alat tulis, brosur, tanda, formula bisnis, kartu bisnis, bangunan

dan cara berpakaian.

Laurie J. Wilson & Joseph D. Ogden (2004 ; 67) menyatakan bahwa

ada 10 langkah atau matrix dalam merencanakan program Public Relations,

yaitu melalui empat fase: penelitian/ riset, Action Planing,

Communication,dan evaluation.

27

Dalam Scoot M. Cutlip, Allen H. Centre dan Glen M. Broom (2006 ;

365) memperkuat bahwa 10 langkah proses perencanaan strategi PR adalah

sebagai berikut :

2.4.1 Mendefinisikan Problem

Dalam mendefinisikan suatu problem harus dilihat Problem, perhatian,

peluang ‘apa yang terjadi saat ini?’. Kemudian dilakukan analisis situasi

(internal dan eksternal), “apa kekuatan positif dan negative yang sedang

terjadi”, ‘siapa yang terlibat atau dipengaruhi?”, bagaimana mereka terlibat

atau dipengaruhi ?”

Dalam bukunya Manajemen Strategis Public Relations (2004: 28-30 )

Scoot M. Cutlip, et.al menyatakan dalam memilih strategi yang tepat perlu

merumuskan melalui analisis SWOT. Analisis SWOT berangkat dari asumsi

bahwa berbagai permasalahan dapat dikelompokan ke dalam 4 unsur SWOT :

Strength ( kekuatan), Weakness ( kelemahan ), Opportunity (peluang) dan

Threat (ancaman). Analisa SWOT tidak hanya penting dalam menganalisis

suatu program, seperti suatu program Public Relations, bahkan menjadi lebih

diperlukan dalam penyusunan strategi-strategi kebijakan korporasi.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis

untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 1999 : 18) yang didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis situasi ini menekankan

pentingnya suatu organisasi untuk mengetahui, memahami dan menganalisis

28

kondisi-kondisi yang strategis yang ada dilingkungan internal maupun

eksternal yang kemudian dikaitkan dengan visi dan misi perusahaan tersebut

dalam pencapaian tujuan dengan melakukan perbandingan terhadap beberapa

factor, yaitu antara factor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman

(threats) dengan factor internal kekuatan (strength) dan kelemahan

(weaknesses) dan dipergunakan untuk menentukan kinerja perusahaan.

Berbagai Peluang (Opportunities)

Kelemahan Kekuatan

Internal Internal

(Weaknesses) (Strength)

Berbagai Ancaman (Threats)

Gambar 4 : Diagram Analisa SWOT

2.4.2 Perencanaan dan Pemrograman

Hal ini dilihat apa tujuan dari program tersebut ‘ apa solusi yang

diharapkan’, kepada sasaran/ public yang mana yang harus dijangkau atau

dipengaruhi, dan bagaimana keterlibatan mereka? Serta sasaran apa yang

harus dicapai pada setiap publik untuk mencapai tujuan program tersebut ?.

29

Laurie J. Wilson & Joseph D. Ogden (2004 : 160) berpendapat

pentingnya melakukan riset formatif, yaitu riset awal maupun riset untuk

mengevaluasi program atau sebagai umpan balik termasuk dalam

perencanaan strategi komunikasi. Dalam buku mereka Strategic

Communications Planning dituliskan : Organisasi yang sukses selalu

melakukan pengecekan keadaan internal maupun eksternal, mengumpulkan

data dan mendapatkan umpan balik dari khalayak utama-nya serta

melakukan pengukuran efektifitas komunikasi organisasi untuk mencapai

tujuan.

2.4.3 Mengambil Tindakan dan Komunikasi

Langkah ketiga dalam proses manajemen mengarahkan program PR

ke dalam implementasi. Tahap ini berlaku untuk pencarian fakta dan perencanaan

strategis dari dua langkah sebelumnya.

Pada strategi aksi ini harus dilihat ‘perubahan apa yang harus

dilakukan untuk mendapatkan hasil sebagaimana dinyatakan dalam program

sasaran’. Strategi komunikasi apa yang harus disampaikan untuk mencapai hasil

seperti yang dinyatakan dalam sasaran program?, dan rencana implementasi

programnya bagaimana?, siapa yang akan bertanggung jawab untuk

mengimplementasikan setiap tindakan dan taktik komunikasi ?.

Scoot M. Cutlip, Allen H. Centre dan Glen M. Broom (2006 ; 392)

mengatakan strategi aksi merupakan bagian utama dari program tetapi hanya

sebagian dari seluruh program PR yang tidak kelihatan dipermukaan.

30

Komunikasi, yang biasanya merupakan komponen yang lebih tampak, berfungsi

untuk menginterpretasikan dan mendukung strategi aksi. Komunikasi yang efektif

harus didesain agar sesuai dengan situasi, waktu, tempat dan audien.

Dalam mengimplementasikan strategi ini menurut Scoot M. Cutlip, Allen

H. Centre dan Glen M. Broom (2006 ; 408) dapat diakhiri dengan tujuh C dalam

komunikasi PR, yaitu Credibility (kredibilitas), Context (konteks), Content (isi),

Clarity (kejelasan), Continuity and Consistency (kontinuitas dan konsistensi),

Channel (saluran), dan Capability of the audience ( kapabilitas dan kemampuan

audien ).

Komunikasi dan aksi bukan tujuan, tetapi hanya sarana untuk mencapai

tujuan. Tujuan PR adalah hasil yang disebutkan dalam tujuan dan sasaran

program.

2.4.4 Mengevaluasi Program

Bagaimana hasil yang disebutkan dalam tujuan dan sasaran program

akan diukur?, dan umpan baliknya seperti apa?. Artinya bagaimana hasil evaluasi

akan dilaporkan ke manajer program atau pimpinan puncak?, apakah semua

program dapat dilaksanakan secara baik dan apakah program-program tersebut

tepat sasaran?, hasil evaluasi ini dapat menjadikan suatu perubahan dalam

melaksanakan perencanaan program-program selanjutnya.

Evaluasi program yang berguna membutuhkan perencanaan dari awal

hingga akhir proses. Perencanaan program yang efektif dan evaluasi program

yang efektif adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

31

2.5. Public Relations Sebagai Konsep Dalam Membangun Citra

Persepsi yang melekat kuat dalam benak public karena berkaitan

dengan pengalaman dalam waktu yang lama tidak selalu identik dengan

steretiotip yang buruk. Pengelolaan informasi yang baik akan memunculkan citra

positif yang membawa kepercayaan kepada public bahwa sebuah tempat tujuan

wisata yang baik, nyaman dan indah untuk dikunjungi (Wasesa, 2010; 201).

Kasus adanya mayat di Pulau Tidung Kepulauan Seribu baru-baru

ini,misalnya. Sekalipun pemerintah melakukan tugas PR yang cenderung tidak

sistematis serta tumpang tindih dalam pemberitaan, tetapi karena kepercayaan

wisatawan nusantara dan mancanegara terhadap keindahan Kepulauan Seribu

sedemikian kuat maka perlahan tapi pasti citra sudah mulai pulih. Beberapa

wisatawan sudah mulai kembali berkunjung dan mencoba kembali keelokan dan

keindahan Pulau Tidung yang telah didengarkan, diberitakan oleh para wisatawan

yang pernah berkunjung ke Pulau tersebut.

Asosiasi positif tadi harus dikembangkan menjadi fondasi citra yang

akan dikembangkan ke beberapa model informasi. Berdasarkan fondasi tadi,

beberapa informasi lainnya bisa dikembangkan sesuai dengan audiensi target.

Menurut Kottler (1993) yang diadaptasi dari buku Marketing Places dalam

Wasesa (2010) menyatakan, sebuah daerah tujuan membutuhkan penduduk

potensial yang bisa mengangkat daerah tersebut, apakah secara citra atau bahkan

perekonomian. Dengan karakter informasi yang memikat, dimana setiap orang

bisa mengembangkan diri untuk berkarya,maka akan memikat penduduk potensial

32

untuk menetap lebih lama. Hukum 80:20, diamana terdapat 20 % penduduk yang

mampu menggerakan 80 % perekonomian daerah, sangat menganjurkan daerah

untuk mencari penduduk potensial yang berjumlah 20% tadi. Misalnya, kultur

Bali yang kuat mengundang banyak seniman dunia untuk tinggal dan

mengembangkan seni di Bali

Penduduk Potensial yang merupakan target tersebut mempunyai karakter

informasi yang khas, artinya Beberapa informasi yang menarik untuk

mengundang minat mereka adalah lingkungan yang kondusif untuk menjalankan

aktivitas mereka, apakah sebagai pengusaha atau seniman,atau bahkan tenaga

pengajar. Sikap pemerintah (daerah) yang bersahabat, seperti pemberian fasilitas,

informasi tentang keringanan pajak ataupun fasilitas pemilikan alat usaha. Dan

lahan usaha yang baik, dalam artian tempat dan sarana yang mampu

mengembangkan usaha tertentu dari penduduk potensial tersebut.

Audiensi target berikutnya adalah wisatawan atau turis yang melihat

kebutuhan daerah tujuan. Dengan adanya turis domestic maupun asing, daerah

tujuan akan mendapatkan pemasukan. Sehingga selain berusaha menarik turis,

daerah tujuan juga mempunyai kepentingan untuk memperpanjang masa tinggal.

Karakter informasi yang harus disampaikan juga berbeda. Informasi yang

berkaitan dengan turis, hendaknya bersifat: Informasi tentang pengalaman-

pengalaman baru yang tidak didapatkan turis yang bersangkutan dinegara atau

daerah asalnya. Pemerintah setempat harus membuat informasi dalam segmen-

segmen yang sesuai dengan tingkatan turis, termasuk pemilihan medianya.

Informasi untuk turis back-pack tentu berbeda dengan turis biro travel, atau

33

bahkan dengan turis yang singgah dihotel-hotel mewah. Dan juga informasi yang

diberikan kepada wisatawan harus selalu diperbarui tentang kawasan wisata,

terutama penemuan-penemuan baru dari kawasan wisata tersebut.

Pelajar dan mahasiswa juga merupakan target audiensi berikutnya,

Salah satu pemasukan yang bisa dikembangkan oleh daerah tujuan adalah adanya

pelajar dan mahasiswa dari luar daerah atau bahkan luar negeri. Adapun karakter

informasinya adalah Informasi mengenai keunggulan sistim pendidikan didaerah

tujuan, yang tidak dimiliki oleh daerah ataupun Negara-negara lain. Informasi

mengenai fasilitas yang akan didapatkan, serta PR testimonial mengenai

pengalaman mereka yang pernah belajar di daerah tujuan tersebut

Aktivitas perekonomian akan semakin kuat dengan banyak investor

yang masuk, terutama bila diikuti dengan pendirian pabrik/usaha yang menjadi

unggulan didaerah tujuan tersebut. Karena berhubungan dengan investasi, maka

informasi yang harus diluncurkan oleh PR adalah bagaimana membuat investor

memiliki niat untuk meninjau daerah tujuan tersebut. Ada kemungkinan informasi

dari PR langsung meyakinkan investor, tapi kemungkinan tersebut sangat kecil.

Karena pasti investor akan melakukan riset terlebih dahulu sebelum menanamkan

modal ke sebuah daerah.

Adapun beberapa informasi yang relevan untuk memunculkan niat

investor adalah :Seberapa jauh kebijakan pemerintah daerah akan menunjang

investor yang akan masuk ke daerah. Kombinasikan informasi ini dengan event

pendukung sehingga jarak pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor

tidak terlalu lama.Informasi mengenai iklim usaha. Portfolio investor-investor lain

34

yang sudah menanamkan modal disana, serta penghargaan yang diberikan dari

pemerintah daerah

Yang penting ditekankan pula bahwa pusat aktivitas bisnis juga

merupakan target audience yang mempunyai kebutuhan daerah tujuan dan

Menjadikan kota sebagai daerah tujuan yang memiliki aktivitas bisnis akan

meningkatkan aktivitas perekonomian dan sekaligus mendatangkan turis bisnis

yang mempunyai waktu tinggal relative lebih lama. Selain memancing turisa,

informasi mengenai pusat aktivitas bisnis akan mendorong pengusaha untuk

memindahkan aktivitas bisnisnya didaerah yang dilihatnya potensial. Tidak dalam

menanamkan modal tetapi aktivitas bisnis juga akan menguatkan perekonomian.

Beberapa informasi yang dapat dilontarkan disini adalah mengenai :Perputaran

uang pemerintah daerah akibat sistim perkembangan bisnis didaerah tersebut.

Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan Profil

pembiayaan konsumen.

Pengertian citra (image) menurut Jefkin (2004,h.412) dalam konteks

PR dapat didefinisikan sebagai berikut : Citra diartikan sebagai kesan, gambaran

atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai

berbagai kebijakan, personil, produk atau jasa-jasa dari suatu organisasi atau

perusahaan.

Dalam pengertian yang lebih luas citra perusahaan (corporate image)

adalah kesan mental atau suatu gambaran dari sebuah perusahaan dimata para

khalayaknya yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengalaman mereka

sendiri. Citra ini tidak bisa diciptakan begitu saja, tetapi bias diubah atau

35

diperbaiki. Setiap orang bisa saja memiliki kesan yang berlainan terhadap suatu

perusahaan/organisasi. Citra perusahaan dimata pegawainya sendiri, pemegang

keputusan, distributor atau konsumen tentunya berbeda satu sama lain, tergantung

pada tingkat pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Bertolak pada

kenyataan ini, maka kita tidak mungkin memoles citra yang buruk sehingga lebih

indah dari warna aslinya. Yang bisa dan harus kita lakukan oleh

perusahaan/organisasi itu adalah melui upaya-upaya PR-nya adalah membangun

suatu citra yang sebenarnya sesuai dengan kenyataan yang ada. Caranya adalah

dengan mengembangan pengetahuan dan pengalaman khalayak perihal

perusahaan/organisasi.

Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa citra (image) menurut Jefkin

(2004,h.20-21) terdiri dari 5 (lima ) jenis citra, yaitu : Citra bayangan (mirror

image) : citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap

organisasinya, Citra yang berlaku (current image) : citra atau pandangan yang

dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi, citra yang diharapkan (

wish image) suatu citra yang diharapkan oleh pihak manajemen, citra perusahaan

(corporate image) : citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan

sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Cita majemuk ( multiple image) :

citra yang lebih dari satu macam tergantung dari jumlah pegawai, cabang atau

perwakilan dari suatu perusahaan.

Strategi membangun citra menurut Bernstein (1984.h.230) dijelaskan

dalam kasus krisis manajemen yang di rinci dalam 13 langkah yang harus

dilakukan yaitu :Take the initiative, Keep in contact with the media, Speak the

36

truth, Treat the media with respect, Do not speculate, Do not ask for retraction,

Make sure internal communications are good, Keep your communications simple,

Think of the headline, Think about the questions, Think in terms of people,

Monitor all media coverage,and Follow up.

Untuk kepentingan pencitraan wisata bahari, komunikasi dapat

dikatakan memiliki peran yang penting. Komunikasi dapat menjadi alat guna

melancarkan informasi, baik komunikasi dari aspek sumber, aspek pesan maupun

komunikasi dari aspek audience ( Chamdani, usman. 2007 ).

➢ Komunikasi dari aspek Sumber

Komunikasi memiliki peran penting guna menginformasikan pesan-

pesan pariwisata, khususnya pesan yang bertemakan citra wisata bahari. Jika

Komunikasi dilihat dari aspek sumber (komunikator), yaitu komunikasi yang

dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten dalam mengkomunikasikan wisata

bahari, baik pemerintah, lembaga, asosiasi, maupun pemerhati terhadap citra

wisata bahari. Menurut pakar komunikasi, posisi komunikator adalah pemegang

otoritas, diamana keputusan dan statmen dalam bentuk kebijakan memiliki

dampak bagi khalayak luas dan sekaligus dapat menciptakan opini public (

Nimmo 2005 ). Oleh sebab itu, kebijakan terkait dengan wisata bahari, dari

statmen yang dikeluarkan pihak komunikator, kegiatannya paling tidak memiliki

prinsip dan strategi komunikasi yang berkelanjutan, dimana dalam

mengkomunikasikannya dapat menjamin terpenuhinya informasi daerah tujuan

wisata.

➢ Komunikasi dari Aspek Pesan

37

Studi komunikasi yang terkait dengan bagaimana isi pesan yang akan

dipublikasikan, memerlukan saluran media sebagai alat. Isi pesan yang telah

dibuat dengan baik dapat dikatakan efektif apabila didukung dengan penggunaan

media yang baik. Media komunikasi massa yang baik adalah media yang memiliki

kemampuan menjaring pendengarnya secara persuasive, dimana media

komunikasi tersebut memiliki makna yang berarti bagi audience-nya.

Mengkomunikasikan wisata bahari dapat dilakukan dengan

komunikasi interpersonal, juga bisa dilakukan dengan menggunakan media massa.

Media massa dalam hal ini sebagai alat bantu dalam menginformasikan citra

wisata bahari kepada khalayak luas. Sebab dengan mengkomunikasikan beragam

informasi wisata, wisatawan akan memperoleh kesempatan mendapatkan pesan-

pesan tentang wisata bahari yang dibutuhkan hingga diharapkan adanya

perubahan sikap, persepsi, kepercayaan yang baik akan citra wisata bahari.

➢ Komunikasi dari Aspek Audience

Kegiatan komunikasi akan efektif apabila audience dapat merespon secara

positif pesan-pesan tersebut. Audience dalam hal ini akan mendukung pesan-

pesan wisata bahari, baik dukungan dalam bentuk pengetahuan, sikap maupun

prilakunya. Audience dalam merespon pesan wisata bahari sangat dipengaruhi

oleh citra positif pesan tersebut. Selanjutnya citra ditentukan oleh sumber-sumber

informasi, diantaranya adalah media massa.

Faktor yang dapat dikatakan pesan-pesan wisata bahari melalui media

dapat diterima oleh audience, sangat ditentukan oleh daya tarik pesan, jenis media

38

yang digunakan, serta faktor pesan tersebut dapat memberikan manfaat dan tidak

bertentangan dengan norma-norma budaya audience-nya. Dengan kondisi

demikian komunikasi yang disampaikan dapat berjalan lancar, efektif dan bisa

diterima audience.

2.6. Kerangka Konseptual

Penelitian ini menggunakan teori strategi perencanaan dan teori humas

pemerintah sebagai salah satu landasannya karena penelitian ini meneliti strategi-

strategi apa saja yang diterapkan oleh humas dinas pariwisata Provinsi DKI

Jakarta dan Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu. Untuk mendapatkan

strategi-strategi tersebut peneliti terlebih dahulu akan menganalisis situasi dengan

menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats)

dilanjutkan dengan langkah-langkah Strategis Hubungan Masyarakat. (Smith,

2005 : 12).

Dalam humas pemerintahan tugas pokok dan kewajiban humas

pemerintahan adalah bertindak sebagai komunikator (narasumber) untuk

membantu keberhasilan program pembangunan pemerintah (back up the

government work program supporting), memiliki kemampuan membangun

hubungan yang positif (good relationship), konsep kerja yang terencana baik

(work program concept), hingga mampu menciptakan citra baik bagi lembaga

yang diwakilinya, serta membangun opini publik yang positif (good image maker

and positive of public opinion).

39

Pencitraan yang positif melalui penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan

yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Sudin, hal ini tidak terlepas dari peran

humas dalam menjalankan strategi-strategi komunikasinya.

Dalam beberapa kasus kepariwisataan, starategi-strategi yang dilakukan

humas menjadi sangat krusial karena sebagai komunikator dalam membantu

keberhasilan program-program pemerintah selain itu itu aktivitas humas dalam

mewakili lembaga/organisasi tersebut dapat dipertegas berkenaan dengan batas-

batas wewenang dan tanggung jawab dalam memberikan keterangan (sebagai juru

bicara).

40

2.7. Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 3 : Kerangka Kerja Penelitian

Sumber : Rachmat Kriyantono, S. Sos, M. Si

Riset Komunikasi (2009 : 75)

Temuan dan Analisa

Kesimpulan

Analisa Data

Strategi Analisis Data

Kualitatif-Verifikatif.

STRATEGI KOMUNIKASI

DALAM MEMBANGUN CITRA

WISATA BAHARI ( STUDI KASUS

KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU)

Metodologi

- Tipe Penelitian

Kualitatif

- Metode Studi Kasus

- Paradigma

Postpositivisme

Sampel

- Key person

Konsep

- Strategi

perencanaan

- Humas Pariwisata

- Citra/Image

- Marine Tourism

Sumber Data

- Wawancara

Mendalam

- Dokumentasi

41

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk

menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data

sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi. Jika data

yang sudah terkumpul sudah bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka

tidak perlu mencari sampling yang lainnya. Disini yang tekankan adalah

persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data

(Kriyantono 2006: 58).

Apabila peneliti membandingkan antara metode kualitatif dengan

kuantitatif, maka keduanya bukanlah dalam ekslusif timbal balik. Perbedaan

antara keduanya menurut peneliti adalah terletak pada keseluruhan bentuk,

focus, serta pada penekanan studinya. Disamping itu metoda kualitatif pada

dasarnya merupakan metoda perpaduan antara pikiran-pikiran rasional dengan

kemampuan dalam mengungkapkan data secara mendalam. Dalam pendekatan

kualitatif kemampuan intuitif peneliti dianggap sebagai pengalaman-

pengalaman pribadi, dianggap sebagai key informant yang dapat dipahami dan

dianalisis sebagai suatu data.

42

3.2. Metode Penelitian

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Studi Kasus.

Kriyantono, 2006; 66 menyatakan bahwa Studi Kasus adalah metode riset yang

menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data ) yang bisa

digunakan untuk meneliti, menguraikan, menjelaskan secara komperhensif

berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa

secara sistematis.

Karena itu peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi

partisipan, dokumentasi, dan rekaman serta bukti-bukti flainnya. Pilihan ini

ditempuh mengingat bahwa melalui studi kasus peneliti akan mampu

menghimpun data dari sumber informasi sebanyak mungkin, yang secara

sistematis akan melakukan investigasi terhadap individu yang menjadi sumber

data tersebut. Sumber data bisa didapat dari kelompok, organisasi atau juga dari

event yang ada.

3.3. Objek Penelitian

Objek studi ini adalah mengenai bagaimana Strategi Komunikasi yang

dilakukan Humas Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam

Membangun Citra Wisata Bahari di Kepulauan Seribu.

Alasan dipilihnya wisata bahari Kepulauan Seribu adalah karena

Kepulauan seribu merupakan kabupaten satu-satunya yang ada di Ibukota

Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai objek wisata bahari yang sangat

potensial sebagai tempat tujuan wisata.

43

3.4. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data akan dihimpun melalui dua cara. Yang

pertama melalui sumber primer. Sumber primer akan dihimpun melalui

wawancara yang mendalam (in-depth interview) dengan bantuan suatu

interview guide. Data primer juga akan didukung melalui observasi langsung di

objek-objek penelitian (on the spot). Cara kedua adalah melalui data skunder,

yaitu semua informasi tertulis yang sudah ada di Kabupaten Kepulauan Seribu

dan Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta.

3.5. Sumber Data

Sumber data akan diperoleh melalui key informants yang terdiri dari

Dinas Pariwista Provinsi DKI Jakarta, Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu dan

Sudin Kominfo di lingkungan kabupaten Kepulauan Seribu. Penentuan Key

Informants didasarkan atas pertimbangan bahwa mereka adalah orang-orang

yang paling banyak memiliki informasi penting yang dibutuhkan untuk

penelitian ini. Mereka semua ditentukan secara sengaja, hanya jumlahnya tidak

ditentukan secera definitive. Pertanyaan yang diajukan kepada informants

umumnya berkaitan dengan Strategi Komunikasi, antara lain mengenai :

a. Perencanaan Strategi Komunikasi

b. Program-program yang telah dan akan dilaksanakan

c. Kebijakan Pariwisata

d. Kendala/ masalah dalam mengkomunikasikan wisata bahari

Sementara informasi untuk Public Relations terdiri dari :

44

a. Kegiatan publisitas yang dilakukan secara eksternal

b. Kegiatan special event, social maupun mengenai suatu kegiatan

kampanye wisata bahari

Sementara itu mengenai citra sendiri terdiri dari :

a. Persepsi konsumen/ wisatawan terhadap wisata bahari Kabupaten

Kepulauan Seribu

b. Persepsi konsumen/ wisatawan terhadap kebijakan dan program

pariwisata Kepulauan Seribu.

3.6. Ketentuan atau criteria informans,

Hal ini dilakukan berdasarkan struktur pada Organisasi Sudin Pariwisata

Provinsi DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu, Yang ditekankan adalah dari

perspektif fungsi dan peran dari pada key informant tersebut dan yang punya

kaitan langsung dengan aktivitas Humas/PR serta kegiatan kepariwisataan dan

terkait pula dengan kegiatan peningkatan citra wisata bahari. Kreteria lain yang

dijadikan pertimbangan adalah bahwa para informants memiliki kedudukan

dan wewenang sesuai dengan bidangnya dalam organisasi, punya wewenang

dalam pengambilan keputusan, serta memiliki kompetensi dalam bidangnya

masing-masing serta berpendidikan memadai. Secara organisatoris mereka

adalah :

a. Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI jakarta

b. Kasudin Humas Kabupaten Kepulauan Seribu

c. Kepala Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu

45

Jadi, para informant ditentukan secara purposive. Semua informant dianggap

sebagai ‘expert’, karena informasi yang diberikan mewakili keahlian dalam

bidangnya (Broom & Dozier, 1990:2).

3.7. Unit analisis dan observasi

Unit dari penelitian ini adalah Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan

Seribu, dimana strategi komunikasi dijadikan salah satu kasus dalam penelitian

ini. Sementara unit observasinya adalah para individu sebagai key

informantnya. Artinya masing-masing informasi akan diuraikan secara lengkap

dan mendalam, mulai dari identitas informan sampai kepada pendapatnya

mengenai strategi komunikasi wisata bahari Kabupaten Kepulauan Seribu

dalam konteks membangun citra wisata bahari.

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancaradengan para nara

sumber, observasi, pengumpulan dokumen baik berupa hardcopy, website dan

studi kepustakaan, diketahui bahwa program komunikasi yang diterapkanoleh

Suku Dinas Pariwisata dalam mengkomunikasikan daerah tujuan wisata bahari

menunjukan peningkatan citra terhadap kepariwisataan di Kepulauan Seribu.

Hasil penelitian ini akan dijabarkan selanjutnya pada bab ini.

4.1.1. Analisis Situasi

Kabupaten Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang

terbentang dari teluk Jakarta hingga pulau sebira. Luas total wilayah kurang lebih

11 kali luas daratan Jakarta, dengan luas lautan mencapai 6.997,50 Km2 dan

daratan 864,59 Hektar.

Pulau-pulau di Kepulauan Seribu berjumlah 110 pulau, dengan

peruntukan yang beragam, diantaranya 11 pulau untuk pemukiman, 9 pulau wisata

umum, 36 pulau wisata lainnya, 4 pulau dengan bangunan sejarah, 2 pulau cagar

alam serta sisanya diperuntukan bagi penghijauan dan peruntukan khusus.

Selain itu, Kepulauan Seribu juga terbagi atas empat zona. Diantaranya,

zona inti yang diperuntukan bagi perlindungan bangunan cagar budaya, zona

perlindungan yang diperuntukan bagi penunjang dan pengaman bangunan cagar

47

budaya dan zona pemanfaatan diperuntukan bagi pengadaan fasilitas dan sarana

penunjang kepariwisataan.

Untuk menuju Kepulauan Seribu, saat ini dapat ditempuh melalui

beberapa dermaga yang terdapat di pesisir teluk Jakarta, seperti muara angke,

rawa saban, tanjung pasir dan dari dermaga-dermaga ini tersedia angkutan laut

berupa kapal-kapal kayu tradisional yang biasa dimanfaatkan sehari-hari oleh

masyarakat Pulau Seribu. Sedangkan dari Marina Ancol tersedia kapal-kapal yang

disediakan pengelola resort dan kapal milik Pemerintah Daerah seperti trans

lumba-lumba, kapal kerapu yang pemanfaatannya masih sangat terbatas.

Penduduk Kepulauan Seribu terdiri dari beragam suku bangsa

diantaranya Bugis, Banten, Madura dan Betawi. Jumlah penduduk Kepulauan

Seribu mencapai 20.376 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk berkisar

3,5 % pertahun.

Sebagai salah satu dari enam wilayah yang ada di Provinsi DKI Jakarta,

Kabupaten Kepulauan Seribu mempunyai visi, misi dan tujuan yang telah

dicanangkan dalam Rencana Strategis Jangka Pendek dan Jangka Menengah.

Sebagai wilayah yang memiliki gugusan kepulauan, maka sektor pariwisata

merupakan sektor unggulan yang juga merupakan prioritas dalam pembangunan

pariwisata DKI Jakarta.

Secara geografis yang berdekatan dengan pesisir Jakarta, Pulau Seribu

sudah sepatutnya menjadi suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik orang-

orang Jakarta untuk menghabiskan akhir minggunya di Kepulauan Seribu. Dengan

daya tarik wisata yang dimiliki Kepulauan Seribu diharapkan citra Jakarta sebagai

48

destinasi pariwisata Internasional bisa terwujud. Untuk mencapai hal tersebut,

dalam penelitian ini diuraikan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Sudin

Pariwisata Kepulauan Seribu yang tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana

kebijakan program daerah serta Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta sebagai

pembuat kebijakan program pariwisata.

Ada beberapa faktor kekuatan potensi yang dimiliki Kepulauan Seribu

sebagai daerah tujuan wisata bahari.Dari hasil wawancara maupun data yang

didapatkan, bahwa untuk membuat suatu perencanaan kerja Public Relations

peneliti menggunakan analisis SWOT sebagai analisis situasi. Analisis situasi ini

menekankan pentingnya suatu organisasi untuk mengetahui, memahami dan

menganalisis kondisi-kondisi strategis yang ada dilingkungan eksternal yang

kemudian dikaitkan dengan visi dan misi organisasi tersebut dalam pencapaian

tujuan dengan melakukan perbandingan terhadap beberapa faktor eksternal yaitu

peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal yaitu

kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknesses) dan dipergunakan untuk

menentukan kinerja organisasi ( Rangkuti, 1999 : 18 ).

Hasil analisis SWOT Public RelationsKepulauan Seribu sebagai tujuan

wisata bahari memiliki beberapa faktor penunjang atau pendukung sebagai

kekuatan dalam meningkatkan potensi pariwisata. Sebagai destinasi wisata, secara

geografis Kepulauan Seribu merupakan bagian dari wilayah DKI Jakarta yang

termasuk sebagai 1 (satu) dari dua puluh Sembilan (29) pulau yang ada di

Indonesia yang tercantum dalam program pembangunan jangka panjang dan

menengah (RPJMP) dari pariwisata Pemerintah Pusat. Kekuatan lain yang

49

memiliki potensi pengembangan pariwisata di kepulauan seribu adalah kepulauan

ini memiliki daya tarik wisata yang eksotis, terdapat : 9 pulau wisata umum dan

36 pulau yang berpotensi dikembangkan sebagai tempat wisata, terdapat 4 pulau

dengan bangunan bersejarah, 2 cagar alam.

Potensi lain yang dimiliki oleh Kepulauan Seribu adalah terletak pada

potensi wisata bahari yang merupakan salah satu objek lokasi wisata selam dari 13

lokasi selam yang sangat menawan di Indonesia. Pulau-pulau wisata tersebut

diantaranya adalah Pulau Karang Beras, Pulau Putri, Pulau Air dan Pulau

Tidung.Pulau-pulau ini diketahui sebagai lokasi tereksotik dalam wisata

baharinya.Koordinasi berpararel yang terbangun antar-stakeholder juga menjadi

kekuatan lain yang dimiliki manajemen pariwisata Kepulauan Seribu. Dalam hal

ini adalah komunikasi internal yang terbangun di antara suku dinas-suku dinas

terkait di Pemda Kepulauan Seribu.

Selain faktor kekuatan yang dimiliki oleh Kepulauan Seribu, terdapat pula

faktor kelemahan antara lain adalah: kurangnya komunikasi dengan pemerintah

pusat dan daerah(Public Affairs). Dalam hal ini belum terbangun komunikasi yang

intensif secara spesifik menyangkut pengembangan pariwisata kepulauan Seribu

antara pemerintah pusat dengan daerah.Selanjutnya adalah hal yang berkaitan

dengan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility).Dalam hal ini

adalah tidak adanya perhatian khusus menyangkut pengembangan potensi

pariwisata di Kepulauan Seribu.Di samping itu juga terdapat kelemahan dalam

segi komunikasi antara pemerintah dengan investor-investor (Investor Relations)

baik lokal maupun nasional.

50

Di sisi lain dari kelemahan yang dimiliki oleh manajemen pariwisata

Kepulauan Seribu adalah terbatasnya manajemen publikasi (Publication

Management). Hal ini tentu saja menjadi sangat penting mengingat aktivitas

publikasi merupakan ujung tombak dari peningkatan pengetahuan public terhadap

pariwisata Kepulauan Seribu.Tidak terbangunnya komunikasi yang baik

(Strategic Communications) antar-stakholder di lingkungan Kepulauan Seribu

menjadi kelemahan lain yang ditemui di lapangan.Selain itu sarana dan prasarana

tempat penyebrangan yang belum ada juga menjadi kelemahan yang harus dicari

jalan keluarnya.

Ada beberapa peluang yang dapat dijadikan peluang bagi pengembangan

pariwisata Kepulauan Seribu.Peluang pertama adalah bahwa Kepulauan Seribu

merupakan destinasi wisata bahari yang berada di wilayah DKI Jakarta.Program

pariwisata Kepulauan Seribu merupakan salah satu program pengembangan

tujuan wisata (MarineTourism) di DKI Jakarta.Peluang ini tentunya ditangkap

oleh para investor yang berminat dalam hal kepariwisataan, baik lokal, nasional

maupun internasional. Selain itu sikap dan persepsi wisatawan terhadap suatu

daerah tujuan juga asset peluang yang tidak kalah penting. Bisa dilihat dari jumlah

kunjungan wisatawan yang ada pada waktu libur nasional, wisata laut Pulau

Seribu menjadi tujuan wisata yang paling diminati dikalangan remaja dan

kalangan penikmat mancing di Ibukota.

Peluang lain yang juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan

pariwisata Kepulauan Seribu adalah peningkatan pendapatan wisatawansangat

berpengaruh terhadap minat berwisataserta peluang dari pemerintah dalam hal

51

kebijakan.Dalam hal ini seperti visa kunjungan wisatawan (visa on arrival) yang

berlaku tentunya sangat memudahkan wisatawan untuk bisa tinggal lebih lama

lagi di Jakarta. Peluang terakhir adalah kecintaan dan kepedulian akan alam laut

yang indah yang dimiliki oleh Kepulauan Seribu itu sendiri. Peluang terakhir

inilah yang paling potensial untuk dijaring mengingat Jakarta sebagai Ibukota

sungguh sangat padat mobilitasnya, hal ini memungkinkan para calon wisatawan

menghabiskan liburan akhir pekannya di kepulauan Seribu.

Dalam pengembangan potensi pariwisata Kepulauan Seribu juga ada

beberapa masalah yang perlu diperhatikan terutama yang berkaitan dengan

ancaman terhadap keberlengasungan dan perkembangan wisata di Kepulauan

Seribu. Ancaman yang paling penting antara lain adalah menyangkut stabilitas

yang berkaitan dengan situasi keamanan daerah tujuan wisata. Hal ini penting

untuk diperhatikan mengingat stigma public akhir-akhir ini yang banyak

menyoroti masalah-masalah keamanan.Ancaman berikutnya adalah menyangkut

kebijakan pemerintah tentang pengelolaan tujuan wisata. Jika ancaman ini tidak

mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pemerintah maka ini akan menjadi

masalah besar bagi keberlangsungan pariwisata di Kepulauan Seribu. Di samping

itu perkembangan segala bentuk teknologi dalam pengelolaan industry pariwisata

juga menjadi penting untuk dikelola dengan baik. Salah atau gagal dalam

menangani pengembangan teknologi dan pengelolaan industry pariwisata akan

menjadi hambatan yang berpotensi mengancam perkembangan dunia pariwisata

Kepulauan Seribu. Ancaman lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah

menyangkut dengan daerah tujuan wisata saingan lain yang bertambah dalam hal

52

kualitas dan kuantitas.Dan terakhir yang perlu untuk diperhatikan adalah ancaman

yang bersifat natural, dalam hal ini adalah keadaan dan kondisi cuaca dan iklim

tujuan wisata.Ada banyak contoh yang berkaitan dengan masalah natural seperti

masalah pelarangan berkunjung pemerintah asal wisatawan terhadap suatu daerah

tujuan wisata, Cuaca yang tidak menentu, Isu tsunami, bencana dan masalah

geografis dan ekologis laiannya.

Dari hasil analisis situasi diatas dan diperkuat oleh hasil wawancara

dengan Kasudin Pariwisata Kepulauan seribu, bahwa :

“Peningkatan pendapatan wisatawanmerupakan peluang yang besar

bagi pariwisata Kepulauan Seribu. Dengan meningkatnya pendapatan

masyarakat sangat diyakini bahwa masyarakat akan lebih meningkatkan aktivitas

berliburnya ke Kepulauan Seribu”.

Humas pemda Kabupaten dan Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan

Seribu sebelum melakukan perencanaan program kegiatan kehumasan dan

promosi pariwisata bahari terlebuh dahulu melakukan riset. Riset yang dilakukan

adalah berupa pengumpulan informasi, penggabungan data dan penyusunan fakta

dilapangan sehingga dengan melakukan riset dapat diatur keputusan kebijakan dan

strategi program komunikasi efektif.

Riset atau pengumpulan fakta yang dilakukan oleh humas pemda

Kepulauan Seribubertujuan untuk :

1. Membatu humas dalam menyelidiki sikap dasar masyarakat, wisatawan,

stakeholder sehingga pesan program dapat ditata.

53

2. Mengukur opini sesungguhnya dari berbagai kelompok masyarakat dan

wisatawan yang sudah dan belum berkunjung ke Pulau Seribu.

3. Mengidentifikasi para pemuka opini seperti pemerintah dan masyarakat

yang dapat mempengaruhi publik sasaran.

4. Menekan biaya dengan memusatkan perhatian pada sasaran pada sasaran

valid dan khalayak kunci.

5. Membantu pelaksanaan pra uji pesan pariwisata dan saluran komunikasi

yang disarankan sebelum mengimplementasi program keseluruhan.

6. Membantu menentukan waktu yang tepat bagi program Humas untuk

mendapatkan manfaat dari minat dan kepentingan pariwisata bahari secara

umum.

7. Menciptakan komunikasi dua arah. Umpan balik dari masyarakat yang

dapat menyelaraskan pesan dan pilihan media.

8. Mengetahui letak masalah dan kepentingan publik sebelum menjadi suatu

berita.

9. Menciptakan kredibilitas dimata pimpinan daerah dan pimpinan pusat.

Riset Humas yang digunakan dalam rangka perencanaan program kegiatan

kepariwisataan adalah berupa laporan tahunan terdahulu, riset perpustakaan,

talkshow dengan lembaga swadaya masyarakat yang ada di kepulauan seribu,

audiensi dengan pimpinan daerah (Bupati), menganalisis dengan analisis surat dan

telepon serta bertatap muka dengan kelompok fokus.

54

4.1.2. Key Public

Destinasi Kepulauan Seribu yang merupakan wisata bahari mempunyai

publik kunci yang potensial, dalam hal ini adalah wisatawan yang memiliki

identitas dan karakteristik yang sama, baik secara geografis, psikografi, sosio-

ekonomi dan demografi serta secara perilaku, seperti para pecinta wisata bahari

seperti penyelam, pemancing, peneliti kelautan dan pecinta pantai. Menurut

Kotler, 2002 ada beberapa klasifikasi yang telah dipakai untuk menggambarkan

segmen tempat tujuan pengunjung yang berbeda-beda. Klasifikasi yang sering

dipakai didasarkan pada pengunjung yang bepergian secara kelompok atau

sendiri-sendiri. Istilah umumnya adalah group inclusive tour (GIT) dan

independent traveler (IT).

Berikut ini adalah beberapa klasifikasi yang menguraikan turis

berdasarkan tingkat kelembagaan dan dampaknya pada tempat tujuan: pertama,

turis masal terorganisasi, yaitu mereka hanya sedikit atau tidak ada pengaruhnya

terhadap pengalaman perjalanan mereka selain untuk membeli satu paket

perjalanan atau lainnya. Biasanya mereka bepergian dalam kelompok pecinta

bahari, menikmati tempat tujuan dari kapal laut/boat, dan tinggal di cottage yang

telah dipesan terlebih dahulu. Memesan makanan laut ataupun memancing

merupakan satu-satunya sarana kontak mereka dengan populasi setempat. Kedua

adalah turis masal individu, yaitu turis yang serupa dengan turis diatas tetapi

mempunyai kendali lebih besar atas jadwal mereka. Misalnya mereka akan

menyelam ataupun mancing dalam waktu lebih lama. Ketiga adalah penjelajah,

55

yaitu turis yang merencanakan sendiri tempat yang akan dikunjungi dan memesan

tempat sendiri, meskipun mereka mungkin menggunakan biro perjalanan.

Biasanya mereka sangat mudah bergaul dan senang berinteraksi dengan orang-

orang ditempat jauh. Dan yang terakhir adalah Nomaden, yaitu kelompok

penyandang ransel. Biasanya mereka tinggal dan menginap dirumah-rumah

penduduk atau berkemah ditempat terbuka. Mereka cenderung berbaur dengan

kelompok penduduk dari sosial ekonomi rendah, dan umumnya naik melalui

pelabuhan-pelabuhan laut tradisional an kebanyakan mereka berusia muda. Tour

operator juga merupakan key public

Publik kunci selanjutnya adalah para tour operator yang banyak tersebar di

beberapa pulau di Kepulauan Seribu, di daratan Jakarta dan daerah-daerah. Biro

perjalanan wisata bekerja sama dengan tour operator yang berada di Pulau seribu

sebagai guide para turis. Kurang lebih terdapat 7 (tujuh) operator tour yang ada di

Kepulauan Seribu. Turis perorangan atau pun kelompok biasanya menggunakan

biro perjalanan wisata atau mereka langsung mengubungi tour operator yang

tersedia secara online.

Pemerintah dan stakeholder juga merupakan publik kunci untuk

mengembangkan pariwisata Kepulauan Seribu. Hal ini dituangkan dalam

kebijakan-kebijakan pemda mengenai kepariwisataan daerah, seperti

pembangunan destinasi wisata bahari seperti sarana dan prasarana kepariwisataan.

Sarana didalamnya antara lain transportasi, akomodasi dan layanan yang

diberikan kepada turis.

56

Masyarakat setempat khususnya dan masyarakat yang tinggal di wilayah

DKI Jakarta umumnya, adalah key public potensial karena mereka dapat secara

langsung mempromosikan keberadaan pariwisata kepulauanseribu melalaui

organisasi, sekolah, tempat bekerja dan melalui media-media sosial yang

berkembang sekarang ini.

4.1.3. Strategi dan Taktik

Dalam menjalankan strategi dan taktik untuk meningkatkan citra wisata

bahari,Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu menggunakan beberapa strategi antara

lain: strategi promosi melalui media cetak dan elektronik, strategi publisitas,

strategi edukasi dan strategi komunikasi persuasif dengan menggandeng

pemerintah pusat dan daerah serta melibatkan stakeholder, investor dan penduduk

setempat dan biro perjalanan wisata.Dengan melibatkan unsur terkait yang telah

disebutkan diatas diharapkan dapat meningkatkan citra Kepulauan Seribu sebagai

daerah tujuan wisata favorit di DKI Jakarta. Strategi peningkatan citra ini

diungkapkan oleh informan Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta

sebagai berikut:

“peran humas sangat penting, karena salah satu fungsi humas adalah

mempublikasikan kebijakan strategis tentang kepariwisataan di provinsi dki

jakarta,khususnya wisata bahari yang ada di kepulauan seribu. Kita selalu

berkoordinasi dengan sudin kepulauan seribu, mengadakan pertemuan dan

membahas agenda kegiatan-kegiatan apa saja yang akan diselenggarakan di

darat. Seperti kegiatan dalam rangka HUT Dki Jakarta, sudin kepulauan seribu

setiap tahunnya berpartisipasi dalam acara Mobil Hias, nah acara ini tentu saja

membawa nama harus kepulauan seribu, sehingga masyarakat luas yg menonton

acara ini menjadi tahu peran aktif dari pulau seribu..”

57

Pada tahun 2009 hingga 2011 ada beberapa program yang direncanakan

oleh Dinas Pariwisata kabupaten Kepulauan Seribu dalam rangka membangun

citra wisata bahari Kepulauan Seribu, program tersebut adalah : program

peningkatan kaidah Good Governance dalam penyelenggaraan urusan pariwisata,

program singkronisasi kebijakan pembiayaan, kelembagaan dan regulasi, program

pengembangan destinasi pariwisata, program pengembangan pemasaran

pariwisata, program pengembangan kemitraan pariwisata, program

pengembangan kebijakan urusan pariwisata, program fasilitasi wisata MICE (

Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), program peningkatan iklim usaha

kepariwisataan, program pembinaan keanggotaan pada lembaga pariwisata

nasional maupun internasional serta program peningkatan sarana dan prasarana

pariwisata.

Dari perencanaan program tersebut diatas Kepala Sudin Pariwisata

mengatakan bahwa :

“ dari sekian banyak rencana program kami mempunyai program yang sangat

prioritas yang dilaksanakan setiap tahunnya (rutin dilaksanakan) seperti program

pemilihan abang nona Kepulauan Seribu, pemilihan putra putrid bahari, festival

pulau seribu, keikutsertaan promosi pariwisata pada pameran gebyar nusantara,

pameran Deep Indonesia 2011, promosi pariwisata di tiga kota besar nusantara,

pembuatan bahan informasi pariwisata dalam bentuk booklet, cd dan souvenir

sebagai alat penyampai informasi serta program wisata remaja bahari”.

Program-program yang telah direncanakan tersebut akan dilaksanakan

sesuai dengan penjadwalan yang telah disetujui dan ditetapkan oleh pemerintah

provinsi DKI Jakarta selaku pembuat kebijakan.

58

Dalalam merencanakan beberapa program tersebut diatas Sudin Pariwisata

Kepulauan Seribu bekerjasama dengan para pihak terkait di dalam pemda Pulau

Seribu sendiri dan bekerjasama dengan pemerintah provinsi.

Untuk menjalankan program-program kegiatan tersebut, maka sudin

pariwisata membuat strategi komunikasi yang lebih menekankan kepada

pemilihan segmentasi wisatawan. Strategi dipilah berdasarkan audiensi target dan

karakter informasinya, yaitu;

a. Turis, informasi yang berkaitan dengan turis bersifat tentang pengalaman-

pengalaman baru yang tidak didapatkan turis yang bersangkutan di negara atau

daerah asalnya, membuat informasi dalam segmen-segmen yang sesuai dengan

tingkatan turis, termasuk pemilihan medianya. Informasi untuk turis back-pack

tertentu berbeda dengan turis biro travel atau bahkan dengan turis yang tinggal di

hotel-hotel mewah serta informasi yang ada harus selalu diperbarui terutama

tentang atraksi terbaru, penemuan-penemuan baru dan lokasi diving/lokasi

mancing terbaru di pulau tersebut.

b. Pelajar dan mahasiswa

Informasi mengenai keunggulan sistim pendidikan didaerah tujuan wisata

tersebut yang tidak dimiliki oleh daerah wisata lainnya dan informasi mengenai

fasilitas yanag akan didapatkan, serta PR testimonial mengenai pengalaman

mereka yang pernah berwisata, belajar, maupun penelitian di Kepulauan Seribu.

c. Investor

Aktivitas perekonomian akan semakin kuat dengan banyak investor yang

masuk, terutama bila diikuti dengan pendirian suatu usaha yang menjadi unggulan

59

didaerah tujuan tersebut. Karakter informasi yang harus disampaikan karena

berhubungan dengan investasi, maka informasi yang diluncurkan oleh PR adalah

bagaimana membuat investor memiliki niat untuk meninjau daerah tujuan

tersebut.Ada kemungkinan informasi informasi tersebut sangat kecil. Karena pasti

investor akan melakukan riset terlebih dahulu sebelum menanamkan modal ke

sebuah daerah.Adapun beberapa informasi yang relevan untuk memunculkan niat

investor adalah seberapa jauh kebijakan pemerintah daerah akan menunjang

investor yang akan masuk ke daerah. Kombinasikan informasi ini dengan event

pendukung sehingga jarak pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor

tidak terlalu lama.Dapat diinformasikan pula mengenai iklim usaha dan portfolio

investor-investor lain yang sudah menanamkan modal di kepulauan seribu serta

penghargaan yang diberikan oleh pemerintah daerah.

d. Penduduk potensial setempat

Sebuah daerah tujuan mebutuhkan penduduk potensial yang bisa mengangkat

daerah tujuan wisata di kepulauan seribu, apakah secara citra maupun

perekonomian. Dengan karakter informasi yang memikat, dimana setiap orang

bisa mengembangkan diri untuk berkarya, maka akan memikat penduduk

potensial untuk menetap lebih lama. Adapun informasi yang menarik untuk

mengundang minat mereka adalah lingkungan yang kondusif untuk menjalankan

aktivitas mereka, apakah sebagai pengusaha atau seniman atau bahwan peneliti,

sikap pemerintah daerah yang bersahabat seperti pemberian fasilitas pemilikan

alat usaha, lahan usaha yang baik dalam artian tempat dan sarana yang mampu

mengembangkan usaha tertentu dari penduduk pulau tersebut.

60

Adapun strategi promosi yang dilakukan oleh Sudin Pariwisata Kepulauan

Seribu dilakukan dengan menggandeng media cetak dan elektronik termasuk

media online. Promosi melalui media cetak berupa tulisan/ fitur yang ada di media

nasional seperti harian Kompas dan harian Media Indonesia. Sedangkan promosi

melalui media elektronik yaitu dengan menggandeng stasiun-stasiun TV, seperti

Trans tv pada program acara Bolang dan program wisata lainnya. Promosi

melalui Film juga sudah dilakukan dengan judul film ‘hantu pulau’. Film ini

selain disiarkan di tv juga ditayangkan dibioskop-bioskop seluruh Indonesia.

Promosi destinasi pulau seribu melalui radio-radio di jakarta seperti D-radio,

Elshinta radio, dan radio pulau seribu khususnya juga dilaksanakan setiap tahun

dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Pemanfaatan media cetak yang lain, seperti

booklet, brosur, flayer dan majalah merupakan media yang efektif untuk diketahui

oleh publik atau calon wisatawan. Sedangkan media online dapat dilihat di

www.pulauseribu.net,www.wisatapulautidung.com,www.pulauseribujakarta.com,

www.pulauseributour.com,www.tourkepulauanseribu.com,www.bidadariisland.c

om,www.putriisland.com, dan www.pulauputri.blogspot.com. Selain itu promosi

secara online juga dilakukan melalui media jejaring sosial seperti facebook dan

twitter.

Strategi publisitas yang diandalkan oleh Humas Kepulauan Seribu adalah

bahan fisik komunikasi yang berguna untuk mencapai dan mempengaruhi

audience/ calon wisatawan. Termasuk diantaranya adalah laporan tahunan, kartu,

artikel-artikel, bahan fisik audiovisual (dvd, slide bersuara), surat berita dan

majalah. Beberapa resor seperti pulau putri, pulau matahari menggunakan video

61

untuk mempromosikan produk wisatanya. Publikasi dapat disebarkan melalui

berita-berita pristiwa dalam penyelenggaraan even pariwisata. Peristiwa dapat

berupa konfrensi berita, seminar-seminar yang diselenggarakan oleh pemda

Kepulauan Seribu, kegiatan luar ruang seperti pameran-pameran, event kompetisi

olahraga yang diikuti oleh masyarakat pulau seribu, peristiwa ulang tahun

kabupaten pulau seribu yang diliput oleh media, dan budaya serta sejarah musium

yg ada di pulau onrus dan pulau bidadari yang semua itu akan menjangkau publik

sasaran. Menjadi sponsor kegiatan-kegiatan seperti event ulang tahun Jakarta juga

memberi peluang bagi kepariwisataan kepualauan seribu untuk mengundang dan

menjamu pemasok, wartawan, distributor dan wisatawan, disamping peluang

memperoleh perhatian yang berulang-ulang terhadap destinasi wisata kepulauan

seribu.

Strategi edukasi melibatkan sekolah-sekolah mulai dari tingkat

SD,SMP,SLTA dan Universitas. Pada masing-masing institusi pendidikan

diadakan seminar dan sosialisasi mengenai wisata bahari, permusiuman, budidaya

terumbu karang dan beberapa kegiatan penelitian bagi mahasiswa. Kegiatan

edukasi ini tidak hanya mengedukasi tentang keindahan alam laut saja tetapi juga

memberikan pengetahuan tentang kegiatan olah raga bagi pecinta selam dan

pecinta kegiatan memancing.

Adapun taktik komunikasi yang dijalankan sudin pariwisata kabupaten

Kepulauan Seribu adalah sebagai berikut :

1. Promosi melalui media cetak, TV, radio dan internet.

62

Beberapa media cetak seperti Kompas, Republika dan Media Indonesia sering

mengulas berita tentang pariwisata Kepulauan Seribu.TV swasta seperti Trans

TV membuat liputan atraksi dan panorama Pulau Seribu. Sedangkan di

Radio, pihak pemda pun mengadakan talkshow on air dengan beberapa radio

di Jakarta dan pada media internet tersedia akun facebook (pulau seribu,

berita pulau seribu, penginapan pulau seribu) ,blog (pulau seribu.net) serta

website (www.pulauseribu-wisata.com, www.tourkepulauanseribu.com))

2. Promosi melalui event-event pameran pariwisata di beberapa mal yang ada di

Jakarta (dengan penyebaran brosur, flayer)

3. Bekerjasama dengan beberapa biro perjalanan wisata (ramantha tour travel,

musfiratour dll)

4. Fiture di koran dan majalah (klasika kompas dsb)

4.1.4 Implementasi Program dan Komunikasi

Program kegiatan Sudin Pariwista yang telah dilaksanakan dalam rangka

membangun citra wisata bahari tahun 2009 dan 2010 telah diimplementasikan

sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.

Program pemilihan abang dan none Kepulauan Seribu yang dilaksanakan

rutin setiap tahunnya merupakan ajang pemilihan yang bertujuan untuk

peningkatan pengembangan destinasi wisata bahari.Dengan terlaksananya

pemilihan ini diharapkan citra wisata bahari bisa terbangun oleh promosi –

promosi yang disampaikan oleh para wakil abang none Kepulauan Seribu.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT DKI Jakartapada

63

bulan Juli 2010.Demikian halnya dengan program pemilihan putra-putri bahari

yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya yang merupakan kegiatan kebanggaan

bagi terpilihnya remaja dengan minat yang tinggi terhadap masalah-masalah

pariwisata di Kepulauan Seribu.

Pada program kegiatan promosi kepariwisataan yang dilaksanakan

sepanjang tahun 2010, Sudin Pariwisata bekerjasama dengan beberapa biro

perjalanan wisata yang ada di Jakarta dan pengelola pulau resort mempromosikan

paket-paket wisata menarik yang ada Kepulauan Seribu. Program ini berjalan di

beberapa tempat wisata belanja di Jakarta, seperti di ITC Cempaka Mas, Thamrin

City dan Senayan City serta Mall Of Indonesia. Program ini bertujuan untuk

mempromosikan keindahan wisata bawah laut yang ada di Pulau Seribu. Dalam

kesempatan road show wisata bahari ini dilengkapi pula dengan acara talkshow

yang dibawakan oleh Wakil Bupati Kepulauan Seribu, yang menjelaskan

keberadaan Kepulauan Seribu yang letak wilayahnya ada di DKI Jakarta. Wakil

Bupati menyerukan supaya warga Jakarta tidak perlu jauh-jauh berlibur ke kota-

kota lain untuk menikmati pemandangan laut karena di Jakarta punya wisata

bahari yang sangat indah.

Keikutsertaan promosi wisata yang diselenggarakan di tiga kota di

Indonesia, yaitu di Surabaya, Bali, Medan, Batam dan beberapa kota lain

terlaksanadengan respon yang cukup baik. Tujuan dari penyelenggaraan acara ini

adalah untuk mengenalkan potensi bahari yang ada di Jakarta yaitu Kepulauan

Seribu, yang tidak kalah menariknya dengan wisata bahari yang ada di

64

kotaprovinsi lain.Dalam kesempatan ini Dinas Pariwisata menyebarkan informasi

melalui brosur, booklet pariwisata dan cinderamata kepada pengunjung.

Program wisata remaja bahari sebagai salah satu segmen pasar yang sangat

potensial selama ini kurang diperhitungkan oleh penyelenggara perjalanan

wisata.Secara kuantitas remaja menempati posisi tertinggi dan merupakan pasar

yang potensial pengembangan produk wisata remaja. Tujuan diselenggarakan

kegiatan ini adalah untuk mempromosikan wisata bahari Kepulauan Seribu

dikalangan remaja dan untuk menambah kecintaan remaja Indonesia akan

keindahan lautnya.

Program promosi yang paling spektakuler yang dilakukan oleh Dinas

Pariwisata Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu adalah dengan mengundang

selebritis dari negara Chechya, untuk mempromosikan wisata Kepulauan Seribu

melalui beberapa media internasional seperti CNN, majalah TIME dan beberapa

media komunikasi lainnya di luar negeri. Program promosi ini diharapkan dapat

meningkatkan citra wisata bahari di DKI Jakarta serta menjadikan Kepulauan

Seribu menjadi destinasi favorit calon wisatawan.

Dalam melaksanakan program kegiatan tersebut diatas Sudin Pariwisata

Kepulauan Seribu mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata dalam hal

penyebaran informasi dan mengkomunikasikannya kepada khalayak masyarakat.

Beberapa program HumasDinas Pariwisata yang membantu dalam penyebaran

informasi wisata bahari Kepulauan Seribu adalah : adanya program media

discussion, yaitu merupakan media diskusi informal antara pimpinan Dinas

Pariwisata dengan beberapa media nasiional. Pada program ini Pimpinan Dinas

65

Pariwisata mensosialisasikan program kegiatan 6 wilayah di DKI Jakarta

termasuk Kepulauan Seribu. Tidak hanya itu saja, pada forum ini pimpinan juga

mencari masukan informasi dari para wartawan tentang persoalan seputar

kepariwisataan di DKI Jakarta.Pelaksanaan ini dilakukukan dua minggu satu kali

di beberapa tempat.

Menurur Humas Dinas Pariwisata “ selain program media discussion ada

beberapa program lain, yaitu special interview, special write-up, media

invitation, tv talkshow, radio talkshow, press convference, press release, dan

media analysis”.

Special interview program merupakan kegiatan wawancara khusus media

lokal dan nasional yang dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan

dengan Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta dengan mengakat tema-tema khusus

dan dilaksanakan dua minggu satu kali.Selain itu program Special write –up yang

penjadwalannya dilakukan secara rutin sangat membantu dalam mempromosikan

destinasi Kepulauan Seribu.Dengan adanya tulisan berita-berita dan opini dari

masyarakat diharapkan semakin menambah minat masyarakat untuk berkunjung

ke Pulau Seribu.

Media Visit dan Media Invitation merupakan program kegiatan antara

unsur Dinas dan Sudin Pariwisata kepada media. Pada program ini dilakukan

kunjungan silaturahmi oleh Dinas Pariwisata ke redaksi media massa nasional

yang ada di Jakarta. Sedangkan program media invitation adalah kegiatan untuk

mengundang wartawan media nasional dan internasional untuk meliput beberapa

objek wisata di DKI Jakarta khususnya ke Kepulauan Seribu.Media dapat

mereportase secara langsung keindahan bawah laut Kepulauan Seribu.Program

ini sangat efisien mengingat sebagian besar informasi yang disampaikan bisa

66

langsung di reportase melalui media TV dan disaksikan oleh jutaan pemirsa

ditanah air.

Humas dinas Pariwisata juga mengatakan bahwa “ program TV dan radio

talk show sangat efektif dilakukan, mengingat media tv dan radio adalah media

yang cukup ampuh untuk mempromosikan destinasi Kepulauan Seribu, program

ini dilaksanakan secara berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disepakati

sebelumnya. Sedangkan press conference merupakan sebuah acara sosialisai

program, pemikiran maupun konfirmasi sebuah persoalan dengan mengundang

media massa lokal maupun nasional.

4.1.5 Evaluasi Program

Sebelum kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan oleh Dinas

Pariwisata DKI Jakarta maupun Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu

terlebihdahulu dilakukan kegiatan supervisi dan monitoring di lapangan, baru

kemudian dilakukan evaluasi berdasarkan laporan kegiatan yang masuk dan

laporan penyerapan anggaran yang telah dikeluarkan pada masing-masing satuan

kegiatan. Dengan melaksanakan program evaluasi ini diharapkan bisa menjadi

indicator selanjutnya dalam menentukan dan merencanakan program

pembangunan pariwisata berikutnya.

Tujuan evaluasi disini adalah untuk mengukur hasil proses yang sedang

berjalan dan sasaran rencana tersebut, agar dapat diambil tindakan perbaikan pada

saat yang tepat bila dianggap perlu. Tindakan perbaikan tersebut dapat berupa

67

perubahan sasaran atau rencana, sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan

yang baru.

Evaluasi komunikasi bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri,

melainkan meliputi tiga jenis evaluasi, masing-masing adalah:

➢ Evaluasi rencana tahunan yang mengacu pada langkah-langkah yang diambil

dalam tahun bersangkutan untuk memonitor dan memperbaiki kinerja yang

menyimpang dari rencana. Evaluasi rencana tahunan dimaksudkan untuk

memastikan bahwa sasaran yang telah ditetapkan bagi suatu daerah sedang

dalam keadaan pencapaian. Kotler (1982: 182) mengemukakan proses empat

langkah, sebagaimana gambar 3 berikut ini;

Penetapan Pengukuran Diagnosis Tindakan

Sasaran kinerja Kinerja Perbaikan

Gambar 6: Proses Evaluasi

Bila dihubungkan dengan pariwisata daerah, langkah-langkah yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Objek pariwisata daerah dan perusahaan-perusahaan kelompok industri

pariwisata harus menetapkan sasaran yang jelas dari setiap periode

(bulanan, triwulan, atau periode berkala lainnya) selama tahun berjalan.

2. Harus diambil langkah-langkah untuk memonitor perkembangan dari hasil

rencana selama tahun perjalanan (penilaian kinerja).

68

3. Suatu usaha bersama harus dilakukan untuk dicari penyebab

penyimpangan pelaksanaan yang terjadi.

4. Harus memilih tindakan-tindakan perbaikan apa saja yang diharapkan

dalam menutup kesenjangan antara sasaran dan pelaksanaan.

➢ Evaluasi kelayakan terdiri dari upaya-upaya menetapkan kelayakan yang

sesungguhnya dari produk industri pariwisata, segmen pasar dan saluran

distribusi. Bersamaan dengan evaluasi rencana tahunan, objek pariwisata

daerah harus menetapkan kelayakan yang sesungguhnya dari berbagai paket

wisata. Dalam prakteknya, analisis kelayakan dapat memberikan informasi

mengenai daya tahan hidup relatif dari berbagai produk, segmen dan wujud-

wujud pemasaran lainnya.

➢ Evaluasi strategi, terdiri dari evaluasi sistimatis kinerja daerah maupun

perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata dan berkaitan dengan

peluang-peluang pasarnya.

Dalam kerangka perencanaan pemasaran strategis daerah,sangat penting

sekali untuk membuat penilaian kinerja secara keseluruihan dari daerah dan

perusahaan kelompok industri pariwisata di daerah kepulauan seribu. Hal ini

dikarenakan pariwisata merupakan bidang dimana tujuan, kebijakan program,

sering dengan amat cepat menjadi usang dan tidak sesuai dengan selera pasar

lagi

69

4.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian yang berupa observasi, pengamatan langsung, data-

data, dan wawancara serta analisis situasi/ analisis SWOTditemukan bahwa sikap

dan persepsi wisatawan terhadap suatu daerah tujuan wisata adalah merupakan

sebagai peluang bagi pengembangan destinasi wisata bahari Kepulauan

Seribu.Masyarakat nasional dan Internasional atau calon wisatawan diyakini,

sudah memiliki sikap dan persepsi yang semakin baik terhadap suatu daerah

tujuan wisata.Terlepas dari berbagai isu-isu atau peristiwa-peristiwa yang merusak

citra atau reputasi Kepulauan Seribu, maka sikap dan persepsi masyarakat yang

semakin baik menyebabkan mereka memilih berkunjung ke Kepulauan Seribu.

Indikator nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing berada pada posisi

berikutnya adalah salah satu peluang pariwisata. Nilai tukar rupiah yang

cenderung cukup ‘tinggi’ terhadap mata uang dari Negara-negara asal wisatawan

mancanegara menjadikan Kepulauan Seribu adalah tempat berlibur yang

menyenangkan dengan ‘biaya’ yang dianggap tidak terlalu mahal. Indikator

berikutnya sebagai peluang oleh para pelaku pariwisata adalah visa kunjungan

wisatawan ( VOA ). Visa On Arrival adalah salah satu strategi pemerintah untuk

meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dengan memberi

kemudahan ijin masuk (visa) ke Indonesia langsung pada saat wisatawan masuk

Negara Indonesia.

Kemudahan ijin masuk ini oleh para pelaku pariwisata diyakini akan

meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia khususnya DKI Jakarta –

70

Kepulauan Seribu sebagai daerah pariwisata andalah di DKI Jakarta. Indikator

perkembangan suatu daerah tujuan wisata yang dianggap sebagai peluang terakhir

bagi pariwisata Kepulauan Seribu.Kepulauan Seribu sebagai daerah tujuan wisata

selama ini diyakini telah mengalami beberapa perkembangan seperti semakin

bervariasi dan bertambahnya obyek dan atraksi wisata yang ditawarkandan sangat

diharapkan mampu mendongkrak angka kunjungan wisatawan.

Indikator-indikator yang dianggap sebagai ancaman bagi periwisata

Kepulauan Seribu yaitu stabilitas segala bentuk keamanan daerah tujuan wisata,

kebijakan pemerintah tentang pengelolaan daerah tujuan wisata, dan

perkembangan segala bentuk teknologi dalam pengelolaan industry pariwisata dan

keadaan cuaca dan isu Tsunami. Kempatindikator tersebut diyakini menjadi

ancaman serius bagi pariwisata Kepulauan Seribu.

Indikator berikutnya adalah jumlah daerah tujuan wisata saingan yang

bertambah dalah hal kualitas maupun kuantitas. Sudah diketahui bersama bahwa

DKI Jakarta khususnya Kepulauan Seribu secara khusus bersaing secara ketat dan

serius dengan berbagai tujuan wisata bahari di tanah air ataupun dengan beberapa

objek wisata lainnya di Jakarta dan semakin banyaknya paket-paket wisata

maupun daerah tujuan wisata yang lain. Di DKI Jakarta sendiri Kepulauan Seribu

adalah daerah tujuan wisata andalan dan terkemuka. Indikator terakhir yang

merupakan ancaman bagi pariwisata Kepualauan Seribu adalah larangan

berkunjung pemerintah asal wisatawan terhadap suatu daerah tujuan wisata.

Situasi politik dan kemanan seperti serangan teroris, bencana alam,

kerusuhanpolitik telah membuat beberapa Negara melakukan Travel Warning

71

yang dengan tegas dan menghimbau bahkan melarang warga negaranya untuk

berkunjung ke DKI Jakarta dan tentunya mempengaruhi kunjungan ke Kepulauan

Seribu.Sedangkan faktor cuaca yang tidak menentu (angin dan ombak yang

besar), dan adanya larangan dari BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) juga

sangat berpengaruh pada kunjungan wisatawan yang akan berkunjung ke

Kepulauan Seribu.

Kekuatan utama Public Relations Pariwisata Kepulauan Seribu adalah

Event Management mencakup berbagai jenis acara yang diadakan didan oleh serta

dalam hubungannya dengan pariwisata Kepulauan Seribu baik bersifat lokal

maupun Nasional yang diliput oleh berbagai jenis media cetak ataupun elektronik

lokal maupun nasional yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung

ke Kepualauan Seribu. Acara yang dimaksud seperti Festival Pulau Seribu, road

show promosi wisata Kepualauan Seribu di pusat-pusat perbelanjaan di DKI

Jakarta, Wisata remaja bahari, pemilihan abang dan none Kepualauan Seribu,

Pemilihan putra putri bahari serta keikut sertaan dalam Karnaval Jakarta, bernagai

jenis lomba maupun olahraga maupun budaya seperti lomba diving dan lain

sebagainya. Berbagai jenis kegiatan tersebut diyakini oleh para pelaku pariwisata

sebagai kekuatan utama dari Public Relations pariwisata Kepulauan Seribu dalam

membangun citra dan reputasi Kepulauan Seribu.

Berikutnya adalah komunikasi organisasi pariwisata (Bussines to

Bussines Organization) yang mengacu pada komunikasi dan pembinaan hubungan

antar organisasi-organisasi pariwisata di Kepulauan Seribu dalam hal pelaksanaan

segala kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata Kepulauan Seribu.Sebagai

72

contoh pembinaan hubungan antara organisasi penyelenggara wisata, termasuk

pemilik resort, pemilik homestay, biro perjalanan wisata serta pelaksana kegiatan

pariwisata Kepulauan Seribu. Lalu kemudian ada manajemen isu dan krisis ( Issue

and Crisis Management) yaitu usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dan para

pelaku pariwisata dalam melakukan persiapan-persiapan untuk menanggulangi

segala jenis isu-isu negative dan peristiwa-peristiwa tertentu yang berpotensi

untuk merusak citra dan reputasi Kepulauan Seribu. Sebagai contoh adalah

pembentukan Media Centre di kantor Pemda Kepulauan Seribu.

Indikator selanjutnya adalah hubungan media ( Media Relations) yaitu

bagaimana pariwisata Kepulauan Seribu menjalin dan membina hubungan dengan

segala jenis media massa baik cetak dan elektronik didalam maupun luar negeri

yang berhubungan dengan segala hal tentang yang terjadi di Kepulauan Seribu

khususnya yang terkait dengan dunia pariwisata. Terakhir ada komunikasi internal

( Internal Communications) atau bagaimana selama ini pariwisata Kepulauan

Seribumenjalin komunikasi dan membina hubungan dengan segala lapisan

masyarakat Kepulauan Seribu mengenai segala hal yang berkaitan dengan

kegiatan pariwisata bahari Kepulauan Seribu.

Adapun yang menjadi kelemahan Public Relations pariwisata Kepulauan

Seribu yang pertama adalah Komunikasi Pemerintah (Public Affairs).Pariwisata

Kepulauan Seribu selama ini kurang mengadakan hubungan dengan aparat dan

organisasi pemerintah daerah dan pusat sehingga kebijakan-kebijakan yang

diambil pemerintah berkaitan dengan pariwisata Kepulauan Seribu cenderung

tidak begitu sesuai dengan harapan dan keinginan dari organisasi dan atau para

73

pelaku pariwisata Kepulauan Seribu. Berikutnya adalah Tanggung Jawab Sosial (

Corporate Social Responsibility) bahwa pelaksanaan pariwisata di Kepualauan

Seribu dinilai belum begitu menunjukan kepedulian terhadap masalah-masalah

sosial masyarakat atau kelestarian lingkungan.

Segala kebijakan pariwisata yang diambil masih dirasakan kurang

berpihak terhadap aspek social dan lingkungan pada daerah atau masyarakat

Kepulauan Seribu itu sendiri. Lalu kemudian Komunikasi Investor ( Investor

Relations) dimana para pelaku pariwisata Kepulauan Seribu meyakini bahwa

selama ini mereka belum maksimal dalam menjalin hubungan dengan para

investor pariwisata Kepulauan Seribu, hal ini dikarenakan kurangnya dukungan

Infrastruktur yang memadai dari Pemerintah sehingga mereka enggan untuk

berinvestasi di Kepulauan Seribu. Kelemahan berikutnya yaitu Manajemen

Publikasi ( Publication Management ). Publikasi sebagai bagian yang sangat

penting dari sebuah aktivitas Public Relations dalam pariwisata ternyata belumm

dianggap perlu, sehingga kualitas publikasi pariwisata kepulauan Seribu selama

ini dianggap belum maksimal dalam mengkomunikasikan pariwisata Kepulauan

Seribu dimata masyarakat. Komunikasi strategis dalam situasi-situasi tertentu

yang sangat membutuhkan tindakan yang cepat dan tepat.Hal tersebut diatas

sangatlah penting untuk mencagah suatu isu atau peristiwa menyebar lebih lanjut

dan memberikan efek tidak baik lebih banyak mengingat pariwisata adalah suatu

industry yang sangat membutuhkan jaminan terhadap keselamatan hidup

wisatawan terutama berkaitan dengan keselamatan, rasa aman dan nyaman selama

di Kepulauan Seribu.

74

Berdasarkan hasil analisis SWOT yang didukung oleh factor eksternal

dan internal, data-data yang dikumpulkan serta hasil wawancara mendalam para

key informan, peneliti melihat, bahwa strategi Public Relations pariwisata

Kepulauan Seribu terletak pada pelaksanaan program-program pembangunan

pariwisata yang tertuang dalam Renstra dan RPJM serta kebijakan pemerintah

dalam upaya mencapai tujuan utama membangun citra dan reputasi wisata bahari

Kepulauan Seribu sebagai daerah tujuan wisata unggulan. Variabel-variabel yang

menjadi kekuatan Public Relations pariwisata Kepulauan Seribu hendaknya

dipertahankan dan ditingkatkan sedemikian rupa disesuaikan dengan ancaman dan

peluang yang dihadapi pariwisata Kepulauan Seribu sekarang.Menyikapi

beberapa ancaman dalam penelitian ini, menunjukan beberapa langkah strategis

yang sebaiknya diambil oleh pemerintah setempat. Langkah tersebut adalah

dengan lebih memantapkan dan mensosialisasikan perlunya manajemen isu dan

krisis ( Issue and Crisis Management) yang tepat waktu dan guna, menjaga dan

meningkatkan kualitas daerah tujuan wisata yang ada di Kepulauan Seribu, selalu

mengikuti perkembangan teknologi dengan tidak takut untuk melakukan investasi

dalam bidang teknologi serta memperluas hubungan kerjasama dengan sebanyak

mungkin media cetak dan elektronik maupun online dalam dan luar negeri.

Manajemen isu dan krisis sangatlah penting untuk dipersiapkan dengan lebih baik

karena pariwisata adalah suatu industry yang sangat rentan terhadap isu-isu

tertentu terutama mengenai jaminan keselamatan wisatawan selama berpergian di

Kepulauan Seribu.

75

Manajemen isu adalah proses proses pengidentifikasian isu-isu,

malakukan analisis, menetapkan skala prioritas dan merencanakan dan

melaksanakan program-program kegiatan serta mengevaluasi efektivitasnya (

Cutlip dkk, 1985: 15 dalam Theaker, 2001 ). Keterlambatan atau kesalahan suatu

daerah tujuan wisata dalam menangani isu akan berakibat fatal dan berkembang

menjadi krisis yang memiliki tantangan lebih besar. Suatu daerah tujuan wisata

yang berhasil menangani suatu isu atau masalah akan membuat kepercayaan

masyarakat para calon wisatawan terhadap daerah tersebut akan semakin

meningkat juga. Kepulauan Seribu sempat beberapa kali diguncang isu yang

sangat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk berkunjung ke Kepulauan

Seribu yang salah satunya adalah ketika bencana Tsunami melanda wilayah Asia

khususnya Asia Tenggara (pada bulan Desember 2004).Saat itu beredar isu bahwa

Kepulauan Seribu juga terkena imbas Tsunami dan kedepannya sangat berpotensi

untuk terkena Tsunami mengingat letak geografis Kepulauan Seribu yang

dikelilingi oleh lautan. Tentu saja hal ini tidak benar karena Kepulauan Seribu,

yang merupakan wilayah DKI Jakarta, tidak mempunyai lempengan di dalam laut

yang berpotensi patah dan mengakibatkan tsunami. Hal tersebut diatas

memerlukan manajemen isu yang efektif agar sampai isu tersebut meluas dan

menimbulkan ekses yang lebih parah dan biasanya disebut dengan

krisis.Masyarakat sebenarnya menilai suatu daerah tujuan wisata lebih pada

bagaimana daerah tersebut menangani suatu isu atau krisis dari pada isu atau

krisis itu sendiri. Masyarakat juga akan menilai persiapan-persiapan apa yang

sudah dilakukansuatu daerah wisata dalam mengantisipasi peristiwa-peristiwa

76

tertentu yang berpotensi menurunkan dan merusak citra serta reputasi daerah

tersebut.

Selain itu, dalam mengantisipasi ancaman-ancaman seperti tersebut

diatas, Public Relations pariwisata Kepulauan Seribu juga perlu untuk selalu

mengikuti perkembangan teknologi dalam memperluas hubungan dengan

sebanyak mungkin media massa baik lokal, nasinal maupun internasional (media

relations). Theaker, 2001 memastikan bahwa media relations, dengan dukungan

teknologi terkini dan tepat guna, memungkinkan untuk memperluas hubungan dan

jaringan dan organisasi yang lebih besar dan saluran komunikasi yang lebih

banyak serta bentuk-bentuk komunikasi yang lebih responsive. Public Relations

Kepulauan Seribu hendaknya terus meningkatkan kualitas dan kuantitas

penerapan teknologi-teknologi informasi dan komunikasi terbaru yang tepat guna

dalam membangun citra dan reputasi wisata Kepulauan Seribu seperti penggunaan

internet, website, teleconference dan hal-hal yang berbau teknologi

lainnya.Hubungan dengan media juga perlu diperluas lagi karena media

merupakan ujung tombak dari aktifitas Public Relations dan sangat bermanfaat

dalam membangun citra wisata Kepulauan Seribu. Theaker ( 2001) menyebutkan

bahwa media mampu mempengaruhi pikiran seseorang atau bagaimana seseorang

menilai sesuatu. Hubungan dengan media yang luas dan baik juga mampu

memberikan manfaat jangka panjang yang tentunya sangat penting bagi

Kepulauan Seribu dalam penciptaan pariwisata bahari berkelanjutan seperti yang

diyakini oleh Theaker (2001) bahwa hubungan dengan media yang baik dalam

jangka panjang sangat bermanfaat dalam : membangun dan meningkatkan citra

77

daerah tujuan wisata. Profil media yang lebih tinggi dan lebih baik mempengaruhi

dan merubah sikap dan persepsi masyarakat sasaran ( calon wisatawan),

meningkatkan hubungan dengan lingkungan sekitar, meningkatkan pangsa pasar,

mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah pada tingkat lokal, nasional

dan internasional, meningkatkan komunikasi dengan para investor dan calon

investor dan meningkatkan hubungan dengan pihak industry terkait.

Menyikapi adanya beberapa faktor yang merupakan kelemahan Public

Relations Pariwisata Kepulauan Seribu seperti kurangnya komunikasi dengan

pemerintah, belum maksimalnya kegiatan-kegiatan social masyarakat, minimnya

komunikasi dengan para investor dan calon investor, manajemen publikasi yang

masih harus dibenahi dan komunikasi strategis yang selama ini dirasakan masih

kurang, maka langkah –langkah yang perlu diambil adalah dengan meningkatkan

kualitas publikasi pariwisata kepulauan Seribu, melakukan kegiatan-kegiatan

untuk merangkul kembali para investor agar selalu mempercayai Kepulauan

Seribu sebagai tempat yang cocok untuk berinvestasi serta lebih memaksimalkan

kemampuan strategis pariwisata Kepulauan Seribu dalam pengambilan keputusan

strategis yang penting baik dalam menyelesaikan masalah-masalah pariwisata

maupun kegiatan-kegiatan pengembangan pariwisata Kepulauan Seribu

kedepannya. Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut diatas maka Public

Relations ke depannya harus melakukan beberapa langkah strategis seperti

kembali melakukan konsolidasi dengan organisasi-organisasi pariwisata untuk

membina hubungan dengan pemerintah sehingga kebijakan-kebijakan pariwisata

yang nantinya diambil diharapkan sesuai dengan harapan dan keinginan dari para

78

pelaku organisasi pariwisata di Kepulauan Seribu.Selain itu, para stakeholder

harus lebih melakukan program-program edukasi tentang pentingnya melakukan

kegiatan social yang kaitannya misalnya dengan cara – cara menjaga ekosistim

alam. Melakukan kegiatan sosial sekarang ini bukan saja kewajiban ataupun

tanggung jawab pemerintah saja tetapi kalangan dunia usaha juga berkewajiban

menyisihkan sejumlah keuntungan usaha mereka untuk kepentingan sosial

masyarakat karena bagaimanapun juga keuntungan yang diperoleh bersumber dari

masyarakat sekitar, sehingga ke depannya Kepulauan seribu sebagai suatu daerah

tujuan wisata dengan para stakeholder sebagai pelakunya harus selalu

memperhatikan aspek-aspek social masyarakat, pelestarian sumber daya alam dan

lingkungan dalam seluruh penetapan kebijakan-kebijakan dan pelaksanaan

kegiatan kepariwisataan sehingga citra dan reputasi Kepulauan Seribu menjadi

terangkat sebagai suatu daerah tujuan wisata yang berwawasan lingkungan dan

masyarakat, serta memiliki nilai kepekaan social yang tinggi.

Apa yang dikatakan Philip Kotler dan Nancy Lee yang memberikan

contoh melalui studi kasus mereka bahwa CSR meningkatkan reputasi korporasi,

melalui kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Peningkatan

reputasi merupaka hasil program-program CSR yang dirasakan sangat bermanfaat

bagi masyarakat dan pada waktu yang sama menumbuhkan perasaan memiliki

bagi masyarakat, hal ini terbukti dengan perhatian dan kerjasama stakeholder baik

yang langsung berkenaan dengan tanggung jawab mereka sendiri disetiap jajaran

maupun yang berkaitan dengan pelayanan jasa kepada wisatwan dan pihak-pihak

lainnya yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama.

79

Paket-paket wisata yang menarik berikut atraksi wisata di Kepulauan

Seribu juga semakin banyak dan berkembang sehingga wisatawan memiliki lebih

banyak pilihan tempat dan atraksi yang dinikmati. Untuk itu strategi Public

Relations yang harus diambil adalah dengan semakin kreatif dan inovatif dalam

membuat acara-acara khusus yang bertemakan kelautan (special event) yang lebih

banyak dan menarik serta tidak lupa untuk semakin agresif dalam

mempromosikan kegiatan-kegiatan khusus tersebut dimedia-media internasional

sehingga coverage dari kegiatan tersebut akan semakin luas dan semakin banyak

masyarakat internasional akan mengetahui keberadaan dari kegiatan

tersebut.Untuk lebih meningkatkan motivasi masyarakat untuk merancang

kegiatan-kegiatan pariwisata khusus maka hubungan dengan organisasi pariwisata

terkait dan masyarakat Kepulauan Seribu harus lebih ditingkatkan. Bagaimanapun

juga pariwisata adalah industry yang memiliki keterkaitan dengan segala pihak

sehingga keberhasilan dari industry ini sangat tergantung dari pembinaan

hubungan dengan pihak-pihak terkait baik secara langsung maupun tidak

langsung termasuk didalamnya pembinaan hubungan dengan masyarakat

Kepulauan Seribu itu sendiri.

Acara-acara khusus ( special event/ event magement) sebagai suatu

bagian dari aktivitas PR (Fakwes, 2001), merupakan hal yang terus harus

ditingkatkan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas serta variasi dari acara

tersebut. Acara khusus yang dimaksud termasuk didalamnya adalah festival,

lomba berskala internasional, MICE ( Meeting, Incentive, Confrence,

Exhibition), konser music dan berbagai kegiatan yang memungkinkan untuk

80

diperlihatkan serta dikunjungi oleh sebanyak mungkin orang dan diliput oleh

sebanyak mungkin media. Adanya pelaksanaan acara-acara khusus tersebut diatas,

pada dasarnya, selain menarik wisatawan untuk berkunjung juga menentukan

kualitas suatu daerah tempat acara tersebut diadakan dan sebagai tanda bahwa

daerah tersebut aman untuk dikunjungi. Semakin menarik, semakin banyak,

semakin bervariasi dan semakin luas pemberitaan media massa terhadap suatu

kegiatan tentunya akan semakin mengangkat citra dan reputasi suatu daerah

tujuan wisata, dimana acara-acara tersebut berlangsung dimata internasional.

Acara-acara yang selama ini digelar di Kepulauan Seribu seperti Festival Bahari,

Festival Makanan Pesisir, partisipasi Karnaval Jakarta dan berbagai acara lainnya

yang bersifat rutin telah terbukti identik dengan pariwisata Kepulauan Seribu.

Kreativitas masyarakat pun semakin meningkat dalam setiap penyelenggaraan

yang diadakan oleh pemda, organisasi maupun masyarakat itu sendiri. Di masa

mendatang diharapkan potensi wisata bahari Kepulauan Seribu mendapatkan

perhatian yang maksimal dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sehingga

citra wisata bahari sebagai daerah tujuan wisata di DKI Jakarta dapat terwujud.

4.2.1 Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program Pariwisata dalam

Membangun Citra Wisata bahari Kepulauan Seribu

Sesuai konsep strategi perencanaan komunikasi / Public Relations yang

mengatakan bahwa strategi jika direncanakan dengan sungguh-sungguh

merupakan rancangan yang menyeluruh bagi aktivitas tindakan. Strategi

berfokus pada usaha-usaha untuk menghasilkan pencapaian tujuan yang

berpandangan jangka panjang kedepan. Strategi merupakan pendekatan

81

pendekatan program menyeluruh yang merupakan koordinasi dari tema, acuan

pada prinsip dasar yang merupakan gagasan besar dan merupakan rasional untuk

aktifitas taktikal. Dari objektif, tujuan dan sasaran dipikirkan strateginya untuk

dijalankan dengan taktik yang sesuai.

Berdasarkan program prioritas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi

DKI Jakarta pada Tahun 2010 – 2012, Kabupaten Kepulauan Seribu masuk

dalam program prioritas pembangunan pariwisata DKI Jakarta, yaitu dengan

membagi wilayah pengembangan wisata bahari

Kep.Seribu menjadi 2 kawasan, yaituKawasan pariwisata taman laut (k.p.t.l.)

dengan lokasi : kecamatan kepulauan seribu utara.sebagai kawasan

pariwisata eklusif (exclusive tourism) sertaKawasan pariwisata teluk (k.p. teluk)

dengan lokasi : kecamatan kepulauan seribu selatan.sebagai kawasan

wisata masal (mass tourism). Yang mana telah ditetapkan bahwa kedua kawasan

sebagai “the international marine tourism destination area” dan

Mengembangkan pulau-pulau permukiman sebagai kawasan andalan wisata

yang mudah, murah dan masal dengan cara mengoptimalkan pemberdayaan

masyarakat sebagai pelaku industri pariwisata.

Mengacu pada Kebijakan Program pengembangan promosi pariwisata

Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta tahun 2010 – 2012 yang terdiri dari

:Peningkatan kuantitas dan frekwensi promosi pariwisata dan kebudayaan

kedalam dan keluar negeri, Peningkatan kualitas materi promosi, Perluasan

pemanfaatan media promosi serta peningkatan pemanfaatan sistem informasi,

maka pada tahun 2010 ini program kerja bidang promosi pariwisata Sudin

82

Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu melaksanakan kegiatan yang

mendukung program promosi antara lain: Pemilihan abang dan none Kepulauan

Seribu, road show promosi wisata Bahari Pulau Seribu pada pusat-pusat wisata

belanja di DKI Jakarta, Keikutsertaan promosi Pariwisata pada pameran gebyar

wisata Nusantara, Promosi Pariwisata Daerah, Pembuatan desain Booklet

“Promosi Wisata Bahari “,Pengadaan Souvenir Kepulauan Seribu, danPPeemmbbuuaattaann

ddeessaaiinn CCDD PPrroommoossii PPaarriiwwiissaattaa BBaahhaarrii KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu..

PPeenneelliittii mmeemmppeerrttaannyyaakkaann kkeeppaaddaa kkeeppaallaa SSuuddiinn KKoommiinnffoo,, mmeennggaappaa

ppeemmiilliihhaann AAbbaanngg ddaann NNoonnee PPuullaauu sseerriibbuu ddiijjaaddiikkaann kkeeggiiaattaann rruuttiinn sseettiiaapp ttaahhuunnnnyyaa??

““ hhaall iinnii mmeennjjaaddii rruuttiinn,, kkaarreennaa ppeemmiilliihhaann iinnii mmeerruuppaakkaann aaggeennddaa bbeessaarr SSuuddiinn

PPaarriiwwiissaattaa.. DDeennggaann tteerrppiilliihhnnyyaa AAbbaanngg ddaann NNoonnee KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu ddiihhaarraappkkaann

AAbbnnoonn mmeennjjaaddii jjeemmbbaattaann aaggaarr tteerrccaappaaiinnyyaa kkoommuunniikkaassii aannttaarraa ppeemmeerriinnttaahh ddaann

mmaassyyaarraakkaatt,, mmaassyyaarraakkaatt sseemmaakkiinn mmeennggeennaall lleebbiihh ddeekkaatt ddaann sseellaannjjuuttnnyyaa ttiiddaakk

aakkaann ttaakkuutt bbeerrlliibbuurr ddiippuullaauu sseerriibbuu..

MMeennuurruutt kkeeppaallaa SSuukkuu DDiinnaass PPaarriiwwiissaattaa KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu,, uunnttuukk rreennccaannaa

pprrooggrraamm ppeennggeemmbbaannggaann ddeessttiinnaassii wwiissaattaa bbaahhaarrii ttaahhuunn 22001111 ssuuddaahh ddiissuussuunn

sseeddeemmiikkiiaann rruuppaa sseessuuaaii ddeennggaann kkeebbuuttuuhhaann ddaann ppootteennssii mmaassyyaarraakkaatt sseetteemmppaatt,, yyaaiittuu

:: PPeemmiilliihhaann AAbbaanngg ddaann NNoonnee KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu,, PPeemmiilliihhaann PPuuttrraa ddaann PPuuttrrii

RReemmaajjaa BBaahhaarrii sseerrttaa FFeessttiivvaall KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu.. SSeeddaannggkkaann pprrooggrraamm

ppeennggeemmbbaannggaann ppeemmaassaarraann ppaarriiwwiissaattaa aaddaallaahh ddeennggaann kkeeiikkuuttsseerrttaaaann pprroommoossii

ppaarriiwwiissaattaa ppaaddaa ppaammeerraann ggeebbyyaarr wwiissaattaa nnuussaannttaarraa 2200001111,, kkeeiikkuuttsseerrttaaaann pprroommoossii

ppaarriiwwiissaattaa ppaaddaa DDeeeepp IInnddoonneessiiaa,, kkeeiikkuuttsseerrttaaaann ppaaddaa pprroommoossii ppaarriiwwiissaattaa ppaaddaa

ffeessttiivvaall NNuussaa DDuuaa,, kkeeiikkuuttsseerrttaaaann pprroommoossii PPeessoonnaa WWiissaattaa ddii BBaattaamm,, kkeeiikkuuttsseerrttaaaann

83

pprroommoossii ppaarriiwwiissaattaa ppaaddaa FFeessttiivvaall NNTTBB,, RRooaadd SShhooww PPrroommoossii WWiissaattaa BBaahhaarrii PPuullaauu

SSeerriibbuu ppaaddaa ppuussaatt--ppuussaatt wwiissaattaa bbeellaannjjaa ddii DDKKII JJaakkaarrttaa ddaann ppeennggaaddaaaann BBooookklleett

pprroommoossii wwiissaattaa bbaahhaarrii..

Dengan pelaksanaan program kegiatan tahun 2010 Suku Dinas

Pariwisata Kepulauan Seribu, diharapkan akan semakin dikenal masyarakat luas

dan dapat membangun citra Kepulauan Seribu sebagai daerah tujuan wisata bahari

yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestic dan internasional.

Tabel 4. Program Komunikasi Kegiatan Pariwisata Bahari tahun 2010 yang

dilaksanakan oleh Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu.

No Nama Kegiatan Strategi dan taktik Komunikasi

1 Pagelaran kesenian masyarakat

Kepulauan Seribu di Pekan raya Jakarta

2010

Pers conference, talk show,

penyebaran brosur dan booklet.

2 Karnaval dan Mobil Hias, dalam rangka

memeriahkan HUT Jakarta di Monas

Pers Conference, Penyebaran brosur

dan booklet, liputan di 4 media cetak

dan elektronik

3 Kunjungan musium bagi siswa siswi

SMP dan SMA ke pulau bidadari dan

pulau Onrust

Liputan di media, talk show dan

penyebaran booklet

4 Program Regulasi Pariwisata dengan

pengadaan Web

Pembuatan WEB

5 Pemilihan Putra dan Putri Bahari 2010 Pers Conference, Talkshow,

penyebaran brosur dan booklet serta

liputan di media cetak dan elektronik

6 Pemilihan Abang None Jakarta

Kepulauan Seribu tahun 2010

Pers Conference, Talkshow,

penyebaran brosur dan booklet serta

liputan di media cetak dan elektronik

7 Roadshow promosi pariwisata

kepulauan seribu di 5 pusat

perbelanjaan di Jakarta: Senayan city,

Pers Conference, talkshow,

penyebaran brosur dan booklet,

liputan di media cetak, internet dan

84

mal artha gading, pasar festival, ITC

cempaka mas, mal of Indonesia

media elektronik

8 Pameran gebyar wisata nusantara 2010

di hall B- JCC senayan

Penyebaran brosur dan booklet,

penyebaran cd wisata bahari, liputan

media cetak, internet dan media

elektronik

9 Wisata Remaja Bahari di pulau kotok Talkshow, pers conferance dan

penyebaran cd wisata bahari

10 Bimbingan teknis tenaga kerja

homestay di pulau kotok

Talkshow dan liputan media cetak

11 Bimbingan teknis masyarakat sadar

wisata

Talkshow dan liputan media cetak

dan media elektronik

12 Lebaran betawi dalam rangka hari raya

idul fitri di jakarta barat

Penyebaran brosur dan booklet,

penyebaran cd wisata bahari, liputan

media cetak dan elektronik

Dengan pelaksanaan program kegiatan pariwisata bahari tersebut diatass,

masyarakat sebagai wisatawan dapat bisa berperan aktif dalam memilih wisata

bahari Kepulauan seribu sebagai daerah tujuan wisata favorit di DKI Jakarta.

Sedangkan dari hasil evaluasi laporan pelaksanaan kinerja kegiatan tahun

2010 dapat dilakukan perencanaan program kembali untuk kegiatan tahun 2011.

Walaupun evaluasi berkaitan dengan pemeriksaan kinerja dan pelaksanaan kinerja

dan perubahan dimana perlu, tetapi juga dicarikan peluang-peluang

(opportunities) baru melakukan antisipasi terhadap ancaman yang mungkin

timbul diwaktu yang akan datang.Untuk itu diperlukan perencanaan

communication mix dalam menentukan kegiatan selanjutnya.

85

Mengenai communication mix, IUOTO (International Union of Official

Travel Organization), yang sekarang menjadi World Tourism Organization

(WTO), memberikan pengertian sebagai berikut : “The process by which the

tourist product of a country is bougth to the attraction of : potential customers,

organizations who directly or indirectly can influence the attitude of those

potential customers towards the country and intermediariers in the markets

including the transport concerns, who collectively provide the distribution mix by

which the cunsumers buys has travel and physically gets to his destination”.

Termasuk dalam communication mix ini diantaranya adalah: advertising,sales

promotions, personal selling, brochures printing, publicity and trade

presentations.

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisa diatas, peneliti menyimpilkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Program pengembangan wisata bahari Kepulauan Seribu merupakan

program yang dibangun berlandaskan kebijakan pemerintah daerah serta

visi dan misi dari Kabupaten Kepulauan Seribu. Dalam melaksanakan

program komunikasi kepariwisataan, dibutuhkan strategi dan taktik PR

yang mumpuni, kerjasama yang baik dengan para stakeholder dan

hubungan yang harmonis antar pemerintah pusat dan daerah serta

penggunaan media yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjadikan wista

bahari sebagai daerah tujuan wisata favorit di DKI Jakarta.

Potensi yang dimiliki Kepulauan Seribu saat ini belum sepenuhnya

menjadi keunggulan kompetitif (competitive advantage) DKI Jakarta

yang dapat memberikan kontribusi besar bagi daerah. Oleh karena itu

diperlukan pemetaan dan perencanaan program kegiatan yang matang

dengan melihat kondisi eksternal dan internal Kepulauan Seribu. Peneliti

menganalisis factor-faktor tersebut dengan menggunakan analisis SWOT

(Strength, Weaknesses, Opportunity, dan Threats).

2. Strategi Public Relations yang digunakan untuk menjalankan program-

program komunikasi kepariwisataan, mengacu kepada konsep Public

87

Relations, antara lain : Strategi direncanakan dengan sungguh-sungguh

merupakan rancangan yang menyeluruh bagi aktivitas tindakan. Strategi

berfokus pada usaha-usaha untuk menghasilkan pencapaian tujuan yang

berpandangan jangka panjang ke depan. Program pengembangan

pariwisata Kepulauan Seribu dilaksanakan selama 10 (sepuluh ) tahun

kedepan, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018, dengan indikator

kinerja yang akan dicapai antara lain: Tersedianya informaasi pariwisata

bahari melalui situs resmi; tersedianya sarana informasi pariwisata bahari

berupa media cetak dan elektronik; tercapainya target kunjungan

wisatawan dalam dan luar negeri; tersedianya jasa pelayanan angkutan

wisata yang berkualitas dan aksesibilitas; tersedianya strategi dan dan

program investasi pemasaran pariwisata ; dan terjalinnya kerjasama

peningkatan investasi pembangunan pariwisata dan dampak gulir positif

kepariwisataan di Kepulauan Seribu Khususnya dan DKI Jakarta pada

Umumnya.

Strategi mengacu pada tiga macam strategi : publisitas, nilai informasi

dan komunikasi pemasaran. Publisitas dilaksanakan melalui media cetak

dan elektronik, website dan internet.

Dari wawancara dengan informan, Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI

Jakarta, strategi PR yang efektif dilakukan oleh Dinas Pariwisata

sekarang ini adalah melalui media relations dan telah tersedianya sarana

media centre guna mengakomodir berita dan isu-isu seputar

kepariwisataan di Kepulauan Seribu.

88

3. Program pengembangan promosi dan komunikasi destinasi wisata bahari

bagi Kepulauan Seribu bermanfaat untuk:

• Terwujudnya Kepulauan Seribu menjadi salah satu destinasi utama

wisata bahari di DKI Jakarta.

• Terwujudnya citra positif Pariwisata Kepulauan Seribu; terbinanya

sumber daya alam, dan terbinanya sebagai potensi daerah tujuan

wisata.

• Meningkatnya daya tarik pariwisata Kepulauan Seribu bagi

wisatawan domestic dan wisatawan internasional.

4. Manfaat program pengembangan promosi destinasi wisata bahari

Kepulauan Seribu bagi pemangku kepentingan (Stakeholder):

• Bagi Pemerintah, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

menyusun kembali rencana strategis pembangunan keperiwisataan

kedepan.

• Bagi Masyarakat, program kegiatan yang telah dijalankan dapat

menjadi penopang perekonomian yang berkelanjutan

(economically sustainable)

• Bagi Investor dan pihak swasta, semakin yakin untuk

menginvestasikan bisnisnya di bidang pariwisata dan bisa semakin

kreatif dan inofatif dalam membuat paket-paket atraksi wisata.

• Bagi wisatawan, dengan banyaknya pilihan daerah tujuan wisata

khususnya ke Kepulauan Seribu diharapkan bisa lebih mencintai

89

kekayaan alam dan menjadikan wisata bahari sebagai wisata

favorit.

5. 2. Saran

Dari hasil analisis, interpretasi dan kesimpulan, beberapa temuan dari hasil

penelitian ini dapat direkomendasikan, dilanjutkan dan dikembangkan dalam

wacana strategi perencanaan humas pemerintahan sebagai berikut:

1. Bagi akademis maupun peneliti berikutnya, penelitian dapat dilakukan

dalam jangka waktu yang cukup panjang untuk melihat kelanjutan dari

upaya-upaya instansi pemerintah dalam menetapkan program strategi

perencanaan pencitraan. Penggunaan metode kuantitatif-kualitatif kiranya

dapat menjadi alternatif bagi peneliti selanjutnya. Perencanaan dan

pelaksanaan program promosi pariwisata Kepulauan Seribu dan berbagai

program pengembangan pariwisata pada umumnya membutuhkan evaluasi

yang dapat dijadikan penelitian akademis.

2. Saran Untuk Pemda Kepulauan Seribu

Dalam strategic Communications Planing riset yang dilakukan oleh

organisasi/ instansi yang sukses, selalu melakukan pemetaan keadaan internal

dan eksternal terlebih dahulu, mengumpulkan data dan mendapatkan umpan

balik dari khalayak utamanya serta melakukan pengukuran efektivitas

komunikasi organisasi untuk maju terus sampai tujuan. Pengukuran disebut

sebagai evaluasi, karena program kegiatan yang telah direncanakan dan

dilaksanakan kesuksesannya bukan terletak pada saat acara / event itu

90

berlangsung namun kesuksesan dalam suatu program kegiatan diukur oleh

evaluasi program. Sehingga apa yang didapat dari evaluasi yang diintegrasikan

dengan informasi dan komunikasi yang terus menerus akan menjadi basis bagi

pengambangan kebijakan baru/ program yang baru.

Dari hasil wawancara dengan beberapa informan, sistim evaluasi

pelaksanaan program kegiatan belum dijalankan secara professional, artinya

dalam tahapan ini hanya dilakukan sebatas laporan tertulis saja dan tidak

dilakukan tahapan-tahapan riset untuk tindakan koreksi dan penilaian hasil

akhir. Informan mengakui tidak melakukannya karena factor kurangnya

sumber daya manusia dan pendanaan yang costly. Namun dapat dimaklumi

sesungguhnya bahwa program-program yang berbasis riset, baik riset

kuantitatif maupun kualitatif merupakan keharusan dalam manajemen resiko.

Demikian pula dalam proses perencanaan strategis Public Relations yang

dimulai dengan tahapan analisis situasi, harusnya diakhiri dengan riset untuk

mengevaluasi perencanaan strategis yang telah dilaksanakan.

Metode evaluasi yang dapat digunakan yaitu melalui siklus PDCA (

Plan- Do- Check- Action ). Plan atau perencanaan strategi keberlanjutan juga

untuk mengevaluasi tujuan dan sasaran, mendisain program lanjutan. Do,

melakukan pengembangan, melakukan pelatihan, melakukan introduksi dan

program kelanjutan. Check, mengecek melalui audit internal, memakai

monitoring dan pengukuran kinerja. Action, Pelaksanaan.

91

Maka saran peneliti, perlu melakukan riset-riset secara periodic guna

mencocokkan tujuan, sasaran dan pencapaian serta mnngambil langkah-

langkah perbaikan dan koreksi. Untuk itu perlu dialokasikan dana, dianggarkan

riset mana yang perlu di prioritaskan. Sebaiknya riset dilakukan oleh badan

independent agar hasil yang didapatkan tidak bias. Semoga saran ini dapat

diterima demi kemajuan dalam menentukan kebijakan Pemerintah setempat

khususnya dibidang pariwisata sehingga program yang direncanakan dalam

rangka pengembangan promosi wisata bahari dapat berjalan dan berkembang

secara professional.

5.3 Rekomendasi

Dari uraian hasil penelitian diatas, peneliti merekomendasikan beberapa

program kegiatan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut guna semakin

meningkatnya citra wisata bahari kepulauan seribu, melalui evaluasi dan strategi

communications mix serta dalam hal menerapkan kebijakan-kebijakan program

pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta, dibuat perencanaan kegiatan

promosi wisata bahari Kepulauan Seribu tahun 2011 sebagai berikut :

Table 5. Rekomendasi Program Kegiatan Kepariwisataan tahun 2011

(Program Jangka Pendek)

No Program Kegiatan Strategi Komunikasi

1 Festival Pulau Seribu

Dilaksanakan oleh Pemda utk

masyarakat secara gratis selama 3

bulan, setiap hari sabtu dan minggu.

Liputan Media cetak, radio dan

internet/ jejaring sosial, iklan,

merchandising, pameran, brosur, cd,

talkshow.

2 Penyebaran informasi di tempat- Pemasangan billboard, penyebaran

92

tempat strategis :di depan gd istana

merdeka/pintu monas, di bandara

soekarno hatta.

cd dan booklet serta majalah khusus

wisata bahari pulau seribu.

3 Educational tours for journalists,

Melakukan kegiatan diving/snorkling

dan kunjungan ke pulau rambut yang

dikenal sebagai pulau cagar alam.

Pers conference dan liputan media

cetak dan media sosial

4 Travel agent gathering Liputan media cetak dan

internet/media sosial, penyebaran

brosur, booklet dan cd wisata pulau

seribu

5 Lomba diving, lomba mancing dan

lomba penulisan dan lomba foto

wisata pulau seribu

Pers conference dan iklan di media

massa

6 Pengenalan sejarah, kebudayaan dan

pariwisata kepulauan seribu

Pembuatan film

7 Lomba Layar dan Lomba Jetski

Liputan media cetak, internet dan

iklan

8 Bersih-bersih Laut Liputan media cetak, internet dan

pers conference

9 Pemberian beasiswa untuk anak

nelayan

Liputan media cetak dan internet

10 Pengadaan Tourism Centre Pulau

Seribu, di bandara Sukarno Hatta dan

di stasiun-stasiun Kereta api dan

terminal Bis

Iklan dan media sosial

93

Tabel. 6 Rekomendasi Program Kegiatan Kepariwisataan tahun 2011-2016

(Program Jangka Panjang)

No Program – Strategi Komunikasi Wisata Bahari Kep. Seribu

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

1 Penyelenggaraan Enjoy Jakarta Sea Tourism International

2 Penyelenggaraan tahun Kunjungan Wisata Pulau Seribu

3 Penyusunan Standar Usaha Tour Operator Pulau Seribu

4 Seminar pengelolaan industri pariwisata yang berwawasan Bahari

5 Perencanaan pengembangan sarana/fasilitas penunjang pariwisata Pulau

Seribu

6 Penyusunan Panduan Siaga Bencana bagi Industri Pariwisata Bahari

7 Pembuatan Calender of Event tahunan

8 Penyelenggaraan Jakarta Fashion Week bertempat di Pulau Seribu (pulau

Ayer)

9 Penyelenggaraan Festival Batik Nusantara dengan Tema Bahari (di Pulau

Bidadari)

10

Branchmark Pemasaran Pariwisata Kepulauan Seribu di Asia

11 Pencetakan promotion bag

12 Pencetakan mechandising souvenir

13 Pencetakan brosur Kenalilah Pulau seribu

14 Pembuatan design kreatif iklan media cetak dalam negeri

15 Pemasangan iklan di media cetak China, Arab saudi

16 Pemasangan iklan pariwisata Kepulauan Seribu di Garuda Inflight

17 Pemasangan Iklan Pariwisata Kepulauan Seribu di media cetak Jawa

Tengah

18 Pemasangan Iklan Pariwisata Kepulauan Seribu di media cetak Bali

19 Pemasangan Iklan Pariwisata di media cetak Makasar

20 Pemasangan Iklan Pariwisata di media cetak Surabaya

21 Partisipasi pada Majapahit Travel Fair

22 Partisipasi pada Nusa Tenggara Barat Expo

23 Partisipasi pada Festiva Nusa Dua

24 Partisipasi pada Arabian Travel Market (ATM)

25 Partisipasi pada Malaysia Association Tour and Travel Agent (MATTA)

26 Partisipasi pada Incentive, Travel, Convention and Meeting Asia

(IT&CMA)

27 Pemasangan iklan pariwisata Kepulauan Seribu di media cetak Batam

(Riau)

28 Pemasangan iklan pariwisata Kepulauan Seribu di media cetak Yogyakarta

29 Pembuatan produksi materi iklan media cetak 3 versi/model

30 Placement Internet Pariwisata Kepulauan Seribu

94

31 Pembuatan CD promosi pariwisata Kepulauan Seribu

32 Pendistribusian bahan promosi pariwisata Kepulauan Seribu

33 Pembuatan Billboard/ Signeon wisata Bahari di pintu masuk kota Jakarta

34 Sosialisasi wisata Bahari Pulau Seribu Jakarta sebagai pendukung Visit

Indonesian Year 2011-2016

35 Partisipasi pada Indonesia International Travel Fair 2012-2016

36 Penyelenggaraan Sea Tourism Expo

37 Pembuatan/produksi 3 versi materi iklan televisi

38 Pemasangan iklan di media elektronik (TV) Luar Negeri

39 Pemasangan iklan di media elektronik (TV) Dalam Negeri

40 Pemasangan iklan di media cetak (nasional dan internasional)

41 Partisipasi promosi pariwisata luar negeri lainnya (IMEX, KOFTA,

Roadshow, Jeddah, Hongkong, OTM, TTF, India, JATA)

42 Partisipasi promosi dalam negeri lainnya (Festival Krakatau, padang Fair,

Menado)

43 Pembuatan booklet pariwisata Kepulauan Seribu- Jakarta dalam sembilan

bahasa (Jerman, China, Arab, Jepang, Korea, Inggris, Malaysia, Belanda,

dan Perancis)

95

Daftar Pustaka

Baskin, Otis; Aronoff, Craig; Lattimore, Dan. (1997). Public Relations The

Profesion and The Practice. Brown & Benchmark, Madison.

Benstein, D. (1984). Company Image and Reality : A Critique of Corporate

Communications. London.

Bungin, Burhan. (2001). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada,

Jakarta.

Caywood, Clarke L. (1997). The Handbooks of Strategic Public Relations &

Integrated Communications.Mc Graw Hill. New York.

Centre, Allen H; Jackson Patrick. (1995). Public Relations Practices. Prantice-

Hall, New Jersey.

Chamdani Usman. (2007). Pentingnya Komunikasi dalam Pengembangan Wisata,

Jurnal Kepariwisataan Indonesia, vol 2. No.3, September 2007.

Cornellisen, Joep. (2004). Coorporate Communications Theory and Practice.

SAGE. London

Cutlip, Scott M; Centre, Allen H; Broom, Glenn M.( 2006). Effektif Public

Relations. Edisi Kesembilan. Alih Bahasa : Tri Wibowo B.S. Kencana

Prenada Media Group.

Daymon, Christine; Holloway Immy. (2008). Riset Kualitatif dalam Public

Relations & Marketing Communications. Bentang. Jakarta.

Dennis L.Wilcox., Philip H. ault dan Warren K.Agee. ( 2006 ). Public Relations

Strategi dan Taktik, jilid 1.Interaksara.

Duncan, Tom. (2005). Principles of Advertising & Promotion to Build Brands,

McGraw-Hill, New York.

Elfindri, dkk. (2009). Manajemen Pembangunan Kepulauan dan Pesisir. Baduose

Media. Jakarta.

Fawkes,J. (2001) What Is Public Relations? Dalam The Handbook of Public

Relations. Diedit oleh : Theaker,A. 2nd. London: Routladge.

96

Rangkuti, F. (2002). Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

-------------- (1997). Analisis SWOT; Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia.

Jakarta

Rita, Fariani.Silvana, dan Aryanto, Widodo. ( 2009). Panduan Praktisi PR.

Kompas Gramedia. Jakarta

Gregory, Anne. (2003). Planing and Managing A Public Relations Campaign.

New Delhi.

Grunig, James. (1995). Manager’s Guide in Exellent Public Relations &

Communication, Erlbaum. London

Griffin, EM. (2006). A First Look At Communication Theory, Sixth Edition.

McGraw-Hill, New York.

Harrison, Shirly. (2000). Public Relations An Introduction. Thomson Learning,

Bussiness Press, London.

Harris, Thomas L & Whalen, Patricia T, (2006). The Marketing Guide to Public

Relations in The 21st Century, Thomson. New York.

Hamidi. (2008). Metode Penelitian Kualitatif – Pendekatan Praktis Penulisan

Proposal dan Laporan Penelitian. UMM Press. Malang.

Hendrix, Jerry A. (2004). Public Relations Cases. Thomson Wadsworth,

Australia.

Hidayat, N Dedy, (2002). Paradigma dan Metode Penelitian. Pusat kajian

Komunikasi. Fisip UI

Irianta, Yosal. (2004). Manajemen Strategis Public Relations. Ghalia, Jakarta

---------. (2004). Community Relations - Konsep dan Aplikasinya. Simbiosa

Rekatama Media. Bandung.

Jefkins, F, disempurnakan oleh D. Yadin. Public Relations. 2003. Alih Bahasa :

Haris Munandar. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.

Kasali, Rhenald. (2003). Manajemen Public Relations, Grafiti. Jakarta.

---------. ( 2008 ). Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relations &

Marketing Communications. Alih Bahasa: Cahya Wiratama. Mizan.

Bandung.

---------.(2007). Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi Targeting Positioning,

Gramedia. Jakarta.

97

Kennedy, John E; Soemanagara, R. Darmawan. (2009). Marketing

Communications Taktik & Strategi. BIP- Gramedia. Jakarta.

Kriyantono, Rachmat. (2007). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta

Kottler, P. 1993. How Audience Can Be Measured, Marketing Places, The Free

Press, New York

Kotler, P. ( 2000). Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Alih Bahasa:

Benjamin Molan. Prenhallindo. Jakarta.

Kotler, P; Bowen, John; Makens, James. (2002). Pemasaran Perhotelan dan

Kepariwisataan. Edisi Kedua. Alih Bahasa : Alexander Sindoro dan Renata

Pohan. Pearson Education Asia dan Prenhallindo, Jakarta

Lamb, dkk. 2001. Pemasaran. Penerjemah : David Octarevia. Salemba Empat.

Jakarta.

Lesly, P (Editor). 1997. Lesly’s handbook of Public Relations and

Communications : Section 1 and 2. 5th Edition. Contemporary Books.

Illions.

Lesly, P (Editor). 1997. Lesly’s handbook of Public Relations and

Communications : Section 6. 5th Edition. Contemporary Books. Illions

Learmer, Richard and Princhenello, Michael.(2009). Full Frontal PR. Alih Bahasa

: Lenny Hidayat. BIP- Gramedia. Jakarta.

Lubis,S.B. Hari. (1992) Pengantar manajemen Strategjk. Bandung.

Litllejohn,S.W; Foss, K.A. (2008). Theories Of Human Communication.

Thomson Wadsworth, Belmont. USA.

Marwadi, Ikhwan 2007. Upaya Mendorong Kerjasama Pengembangan Wisata

Bahari antar Daerah Pesisir. Makalah workshop Akselerasi Wisata Bahari

Nasional.

Mulyana, Deddy. (2001). Metode Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya.Rosdakarya.Bandung.

Muljadi, A.J. ( 2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. Sekolah Tinggi Manajemen

Transpor Trisakti. Jakarta.

Oliver, Sandra. ( 2007 ). Strategi Public Relations. Alih Bahasa : Sigit Purwanto.

Erlangga. Jakarta.

Pitana, I Gde; Diarta, Surya, I Ketut. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit

Andi. Yogyakarta.

98

Rachmadi, F, 1993. Public Relations dalam teori dan Praktek, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Rakhmat, Jalaluddin. (1998). Metode Penelitian Komunikasi; Dilengkapi Contoh

Analisis Statistik. Rosdakarya.Bandung.

Rumanti, Asssumta Maria. ( 2005). Dasar-Dasar Public Relations; Teori dan

Praktik. Grasindo. Jakarta.

Rangkuti, F (1997). Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia,

Jakarta

Ruslan, Rosady. ( 2000). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Raja

Grafindo Persada.Jakarta.

Smith, Ronald D, 2002. Strategic Planing For Public Relations. Buffalo State

Collage. London

Theaker, A. (2001). Media Relations. Dalam The Public Relations Handbook.

Diedit oleh ;Theaker, A. 2nd Ed. London. Routladge.

Vellas, Francois dan Becherel, Lionel ( 2008). Pemasaran Pariwisata

Internasional; Sebuah Pendekatan Strategis. Yayasan Obor Indonesia.

Jakarta.

Wasesa, Silih Agung dan Macnamara, Jim ( 2010 ). Strategi Public Relations;

Membangun Pencitraan Berbiaya Minimal dengan Hasil Maksimal.

Gramedia. Jakarta

----------- ( 2005 ). Strategi Public Relations; Bagaimana Strategi Public Relations

dari 36 Merek Global dan Lokal Membangun Citra, Mengendalikan Krisis

dan Merebut Hati Konsumen. Gramedia. jakarta

Wilson J, Lauris dan Ogdan D, Joseph.,2004. Strategic Communications Planing

for Effective Public Relations and Marketing. 4th edition.

Windahl, S. et.al. ( 1992). Using Communication Theory: An Introduction to

Planed Communication. Sage Publication. London

Yoeti, Oka. A.( 1996 ). Pemasaran Pariwisata. Angkasa.Bandung

99

JURNAL PENELITIAN dan BACAAN LAIN

Chamdani, Usman (2007). Pentingnya Komunikasi Dalam Pengembangan Wisata

Bahari di Pulau-Pulau Kecil.Vol 2, No.3, September 2007. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan. Badan Pengembangan

Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata. Departemen Kebudayaan dan

Pariiwisata

Dwi cahya Putra,Kedek. (2006). Public Relations in Bali’s Tourism Industry.

Thesis Pasca Sarjana; London; Themes Valley University.

Malik, Farmawati. (2007). Cara Mudah Memahami dan Mengembangkan

Pariwisata Indonesia. Vol 2, No.3, September 2007. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Kepariwisataan. Badan Pengembangan Sumber Daya

Kebudayaan dan Pariwisata. Departemen Kebudayaan dan Pariiwisata

Keminfokom (20010). 10 (sepuluh ) Kumpulan Karya Ilmiah Peneliti. (2010).

Peningkatan Kompetensi Peneliti Komunikasi dan Informatika Dalam

Mendukung Kinerja Balitbang SDM Sebagai Lembaga Riset. Pusat

Pengembangan Profesi Komunikasi dan Informatika- Balitbang SDM,

Kementrian Komunikasi dan Informatika. Jakarta.

Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu. (2010). Bahan paparan : Pengembangan

Pariwisata Kepulauan Seribu. Kabupaten Adm.Kepulauan Seribu. Jakarta

Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu. (2010). Bahan paparan : Rencana Kerja

SKPD- Rakorwil Perencanaan. Kabupaten Adm.Kepulauan Seribu.

Jakarta.

Dinas Pariwisata DKI. (2010). Kebijakan Pengembangan Pariwisata Provinsi DKI

Jakarta. Jakarta.

100

WEB

Sumber: http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521&id=1154

(http://epaper.republika.co.id/berita/19127/Devisa_pariwisata_2008_Sebesar_7_5

_Miliar_Dolar).

Sumber : http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521&id=1427

Sumber : http/www.jakarta.go.id, dinas pariwisata DKI Jakarta

101

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Pertanyaan untuk Humas Pemda Kabupaten Kepulauan Seribu:

1. Program / kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan untuk menunjang

program wisata di Kepulauan Seribu?

2. Program kegiatan apa yg sangat spesifik yang menunjang publikasi wisata

di Kepulauan Seribu?

3. Strategi apa yang dilaksanakan oleh Sudin Kominfo untuk membangun

citra wisata bahari di Kepulauan Seribu?

4. Kepulauan Seribu itu peluangnya seperti apa ?

5. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan publikasi wisata bahari

di Kepulauan Seribu ?

6. Sarana komunikasi apa saja yang digunakan untuk menunjang publikasi

dalam membangun citra wisata bahari di Kepulauan Seribu ?

7. Kepulauan Seribu sudah menjadi suatu Kabupaten di Provinsi DKI Jakarta,

apa saja program jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjangnya ?

8. Apakah program yang sudah berjalan telah dievaluasi ? bagaimana

hasilnya?

102

9. Mohon diberikan data, jika ada. sudah berapa banyak kah program televisi

yang menayangkan tentang wisata bahari Kepulauan Seribu?

10. Bagaimana kerjasama pemda Kabupaten Kepulauan Seribu dengan

Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat, kaitannya dengan promosi

wisata bahari di Kepulauan Seribu ? adakah program kegitan khusus secara

Nasional guna mengkampanyekan tujuan wisata Kepulauan Seribu ?

11. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah Provinsi yang

dialokasikan untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata

Kepulauan Seribu?

12. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan

dari kerja PR/ Humas dalam mempromosikan pariwisata di Kepulauan

Seribu?

13. Adakah sarana informasi khusus (online berupa web sites) untuk

mempromosikan wisata Kepulauan Seribu?

14. Seberapa sering peng-apdate-an informasi tersebut?

15. Bagaimana Humas mensikapi pemberitaan yang ada, kaitannya dengan

sampahYang begitu banyak di perairan ini, tumpahan minyak, adanya

mayat dan sebagainya, yang akhirnya berujung pada menurunnya citra

kepulauan seribu sebagai destinasi wisata??

16. Sudah layak belum sih kepulauan seribu sebagai destinasi wisata bahari di

Jakarta??

103

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Pertanyaan untuk Humas Dinas Pariwisata DKI Jakarta

1. Kegiatan / program apa saja yg sudah dibuat dinas pariwisata untuk

menjadikan dki Jakarta sebagai kota tujuan wisata ?

2. Kebijakan apa yang dibuat untuk meningkatkan citra wisata di DKI

Jakarta, khususnya di Kepulauan Seribu ?

3. Strategi perencanaan apa yang dibuat Dinas Pariwisata guna menunjang

promosi wistata bahari Kepulauan seribu ??

4. Apa yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program kegiatan

kampanye wisata bahari di Kepulauan Seribu ?

5. Bagaimana rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang program pariwisata di DKI Jakarta, khususnya Kepulauan

Seribu.?

6. Bagaimana dengan Enjoy Jakarta, apakah program ini menunjang

promosi wisata Kepulauan Seribu ?

7. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah pusat yang

dialokasikan untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata di dki

Jakarta ? boleh tahu ?

8. Berapa pendapatan daerah dari sector pariwisata pertahunnya?

104

9. Adakah informasi tentang dan transportasi menuju kepulauan seribu di

pintu kedatangan di bandara SOETA baik domestic maupun luar negeri?

10. Jika rangking satu adalah destinasi wisata yang paling banyak dikungjungi

dan rangking 10 adalah destinasi wisata yang jarang dikunjungi di DKI

Jakarta, berapa rangking kepulauan seribu?

11. Jika rangking satu adalah destinasi wisata yang menjadi prioritas

marketing komunikasi dan rangking 10 adalah destinasi wisata yang tidak

diprioritaskan, berapa rangking kepulauan seribu?

12. Secara geografis dan demografis apa peluang dan tantangan kepulaunan

seribu untuk dijadikan destinasi wisata?

13. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan

dari kerja PR dalam mempromosikan pariwisata di DKI Jakarta?

14. Bagaimana pola promosi yang dilakukan dinas pariwisata untuk

menunjang enjoy Jakarta? Karena sebenarnya sudah tidak enjoy lagi,

karna macet dimana-mana, apa terobosan utk perkembangan pariwisata ??

15. Positioning Pulau seribu itu seperti apa ?

16. Banyak Pulau yang sangat potensial untuk di “jual”, kenapa tidak dibuat

seperti ‘bali’-nya Jakarta saja ??

17. Apa yang sudah dilakukan sector terkait untuk menunjang pariwisata

Jakarta, khususnya Kepulauan Seribu?

105

18. Progress ke depan untuk pariwisata Pulau bagaimana? Wacana Pulau

Seribu digunakan untuk Wisata Judi, menurut bapak bagaimana ? kan

bisa menambah pendapatan daerah dan hasilnya untuk membangun

monorel misalnya?

19. Knapa tidak dibuat saja,event kegiatan Gratis kunjungan ke Pulau Seribu

selama sepekan utk wisatawan lokal & wisatawan mancanegara. Dengan

memaksimalkan fungsi abnon utk mengkampanyekan wisata pulau seribu

di kalangan expat misalnya???

20. Sebenarnya pola promosi yang ideal yang seperti apa? Mengingat

anggaran yang terbatas?

21. Ukuran kinerja Promosi seperti apa? Atau hanya dilihat dari jumlah

wisatawan yang datang ?

22. Jakarta Punya Konsultan Komunikasi tidak?

23. Apa solusinya jika masalah pembangunan wisata bahari Kepulauan Seribu

ada pada ‘masalah anggaran’ ??

106

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Pertanyaan untuk Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu :

1. Dari sekian banyak tempat wisata di DKI, Urutan keberapa wisata ke

kepulauan seribu ??

2. Program/ kegiatan apa yang dilaksanakan sudin pariwisata kepulauan

seribu selama 3 tahun terakhir dan program apa saja yang sudah

dijalankan, khususnya dalam hal mempromosikan wisata di Kepulauan

Seribu?

3. Strategi apa yang dijalankan untuk membangun citra wisata bahari

Kepulauan Seribu kepada wisatawan lokal dan mancanegara.?

4. Apa kendala yang dihadapi kaitannya dengan wisata bahari Kepulauan

Seribu?

5. Dilihat dari tingkat pengunjung/wisatawan yang datang ke kepulauan

seribu,dari pengunjung domestic dan luar negeri mana yang lebih

banyak?

6. Dari pengunujung domestic jika di bandingkan antara pengunjung yang

berasal dari Jakarta dan luar Jakarta mana yang lebih banyak?

107

7. Dari pengunujung yang berasal dari Jakarta, wilayah Jakarta mana

(Pusat, Selatan, Barat, Utara, dan Timur) yang paling banyak menunjungi

kepulauan seribu?

8. Dilihat dari destinasi/lokal yang yang di tuju di kepulauan seribu, pulau

mana/local mana yang paling banyak dikunjungi?

9. Dan pulau mana yang sepi/jarang/tidak pernah dikunjungi?

10. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah kabupaten/profinsi

yang dialokasikan untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata

kepulauan seribu?

11. Berapa pendapatan daerah dari sector pariwisata pertahunnya?

12. Secara geografis dan demografis apa peluang dan tantangan kepulaunan

seribu untuk dijadikan destinasi wisata?

13. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan

dari kerja PR dalam mempromosikan pariwisata Di Kepulauan Seribu?

14. Adakah sarana informasi khusus (online berupa web sites) untuk

mempromosikan wisata kepulauan seribu?

15. Seberapa sering peng-apdate-an informasi tersebut?

16. Harapan bapak untuk wisata kepulauan seribu 5 – 10 tahun kedepan

seperti apa?

108

TRANSCRIP WAWANCARA dengan Humas Dinas Pariwisata Provinsi

DKI Jakarta

Informan : Bp. Eko Guruh/ Humas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI

Jakarta

Tanggal : 18 Oktober 2010

Tempat di : Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kuningan- Jakarta Selatan

1. Kegiatan / program apa saja yg sudah dibuat dinas pariwisata untuk

menjadikan dki Jakarta sebagai kota tujuan wisata ?

Baik, DKI Jakarta ini merupakan kota tujuan wisata Indonesia yang berskala

internasional, kita masih butuh banyak wisatawan mancanegara untuk

mendatangkan devisa bagi Ibukota, kami mempunyai program prioritas tahun

2010 - 2012 yaitu (1) program pengembangan produk; yaitu dengan

mengembangkan kawasan potensi pariwisata yaitu Kepulauan Seribu,

kawasan kota tua dan pengembangan kawasan pusat turis. lalu meningkatkan

kualitas event unggulan yang bersifat nasional dan internasional serta event

dari unggulan wilayah masing-masing dan pelestarian budaya betawi, dengan

melakukan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan. Lalu program

prioritas yang kedua (2) adalah program pemberdayaan SDM ; nah dalam

program ini kami punya kegiatan peningkatan profesi kepariwisataan seperti

pentas seni diruang public, pelatihan pelaku kesenian serta terlibat aktif dalam

komunitas pendukung seperti (3) adalah pengembangan sarana dan prasarana

dan yang terpenting adalah (4) pengembangan promosi, dalam dan luar negeri

serta penyediaan sistim informasi pariwisata dan budaya, seperti media cetak,

elektronik, internet dan media luar ruangan.

109

2.Strategi perencanaan kerja Humas apa yang dibuat Dinas Pariwisata guna

menunjang promosi DKI Jakarta dan wistata bahari Kepulauan seribu

khususnya ?

Ya betul, Jakarta merupakan kota tujuan wisata Indonesia yang berskala

internasional, kita masih butuh banyak wisatawan mancanegara untuk

mendatangkan devisa bagi Ibukota, untuk itu diperlukan adanya program

Public Relations, publikasi dan promosi yang strategis dalam rangka

meningkatkan kota Jakarta sebagai kota tujuan wisata.

Program rutin yang kami lakukan di bidang Humas adalah (1) Media

Discussion, yaitu sebuah forum diskusi informal antara Kepala Dinas

Pariwisata DKI Jakarta dengan wartawan dari beberapa media nasional,(

ada 5 media) dengan tema tertentu, untuk mensosialisasikan gagasan atau

pemikiran Kepala Dinas, atau mencari masukan informasi dari para

wartawan tentang persoalan seputar pariwisata di DKI. Yang ke (2) adalah

special Interview, merupakan wawancara khusus media lokal dan nasional

( secara berkesinambungan ) dengan Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta

dengan tema-tema khusus. Ke (3) kami punya kegiatan Special write –

Ups, yaitu berita tulisan opini maupun artikel yang ditulis oleh Kepala

Dinas, atau ditulis oleh pihak ketiga, yang mendukung gagasan maupun

program Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Ke (4) yaitu Media Visit,

merupakan kunjungan silaturahmi dan tukar pikiran Kepala Dinas ke

redaksi media massa nasional yang ada di Jakarta. (5) Media Invitation,

kepala Dinas mengundang wartawan media nasional dan lokal dalam

jumlah tertentu, untuk mereportase secara langsung tempat-tempat wisata

di wilayah Jakarta. Kegiatan ke (6) TV Talkshow, adalah wawancara

khusus media televise nasional dengan kepala Dinas tentang masalah dan

tema yang sudah disepakati sebelumnya. Kemudian yang ke (7) dengan

kegiatan Radio Talkshow, yaitu wawancara khusus radio lokal maupun

nasional. (8) melakukan Press Conference, yang merupakan sebuah acara

sosialisasi program pemikiran, maupun konfirmasi sebuah persoalan

110

dengan mengundang media massa lokal dan nasional dan bersifat formal.

(9) Kita juga melaksanakan kegiatan press Release distribution, yaitu

penyebaran siaran pers tentang aktivitas dinas Pariwisata kepada redaksi-

resaksi media massa. dan yang ke (10) kami melakukan Media Analysis,

yaitu program menganalisa berita-berita yang muncul setiap hari tentang

aktivitas wisata dan tulisan tentang Dinas pariwisata, yang dengan analisis

htersebut diharapkan muncul tema maupun wacana baru yang perlu

dipublikasikan oleh Kepala Dinas kepada masyarakat Jakarta.

Untuk kepulauan seribu tentunya program-program yang kami buat

tersebut sangat erat kaitannya..mengingat Kepulauan seribu merupakan

wilayah DKI Jakarta dan merupakan tanggung jawab bersama dalam hal

perencanaan serta pelaksanaannya.

3.Apa yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program kegiatan kampanye

wisata bahari di Kepulauan Seribu ?

Hambatan terbesar kami adalah dana. Klasik memang, namun suatu

pengembangan potensi pariwisata membutuhkan dana yang besar. Dalam

hal ini pemerintah harus saling bergandeng tangan antara pemerintah pusat

dan daerah serta mengajak para investor sebagai pihak ketiga untuk turut

serta dalam membangun. Kalau segala sarana dan prasarananya sudah

memadai tentunya tinggal kita komunikasikan saja kepada para

wisatawan.

Selain itu juga yg menjadi hambatan adalah sgala bentuk keamanan untuk

daerah tujuan wisata. Mana mau datang wisatawan, kalau daerah yang

dituju tidak aman, misalnya ada terror bom, bencana dan lain sebagainya..

tentunya hal-hal tersebut harus diantisipasi.

4. Bagaimana dengan Enjoy Jakarta, apakah program ini menunjang promosi

wisata Kepulauan Seribu ?

111

Pulau Seribu adalah salah satu potensi wisata di Jakarta dan Kami punya

program promosi Enjoy Jakarta, artinya segala kebutuhan tentang

kepariwisataan yang ada di Jakarta orang akan bisa menikmatinya.

Contohnya saja enjoy art & culture, enjoy shooping, enjoy spa, enjoy

marine dansebagainya.

Anda bisa lihat juga di web site enjoy Jakarta, kami menampilkan pula

wisata pulau seribu, walaupun khusus hanya pulau-pulau resort saja.

Artinya, apapun yang wisatawan inginkan di Jakarta ini, kita bisa

menyajikannya..mulai dari kota Jakarta itu sendiri sampai kepada wisata

lautnya..semua ada di Jakarta.

5. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah pusat yang dialokasikan

untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata di dki Jakarta ? boleh

tahu ?

Secara khusus tinggal dilihat saja dalam mata anggaran yang sudah kami

berikan, misalnya saja untuk bidang promise (pengadaan booklet) danya

sekitar Rp. 30.000.000. silahkan saja dilihat datanya, sejauh untuk

kepentingan penelitian.

Dari alokasi anggran yang disediakan tentunya sangatlah jauh dari

harapan. Karena kita punya target untuk meningkatkan jumlah wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke Jakarta. Hal ini tentunya kita

membutuhkan dana jauh lebih besar untuk mensukseskan program ini.

6. Adakah informasi tentang dan transportasi menuju kepulauan seribu di pintu

kedatangan di bandara SOETA baik domestic maupun luar negeri?

Informasi melalui brosur dan leaflet yang terkait dengan Kepulauan

Seribu - enjoy Jakarta sudah ada dibandara Soeta. Kami juga

bekerjasama dengan pemerintah setempat/ pemda kepulauan seribu untuk

menyediakan informasi tsb.

112

Mengenai hal transportasi dari Soeta menuju Kepulauan seribu memang

belum ada, sejauh ini masih dalam wacana dan akan diprogramkan tahun

berikutnya. Namun untuk kemudahan, kami bekerjasama dengan pt

pembangunan jaya ancol, menyediakan bus khusus dari Soeta ke Ancol.

Diharapkan melalui bus tersebut wisatawan yang akan berkunjung ke

Pulau Seribu melalui Ancol semakin meningkat.

7. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan dari

kerja PR dalam mempromosikan pariwisata di DKI Jakarta?

Sistim evaluasi dalam mengukur kerja Humas dalam mempromosikan

pariwisata memang belum ada. Sangat terbatas kemampuan SDM, namun

memang seharusnya meimiliki sisti yang sesuai dengan prosedur. Sejauh

ini sitim evaluasi berdasarkan laporan kegiatan yang ada saja, yaitu

berdasarkan laporan administrasi dan laporan keuangan saja, karena

kaitannya dengan penyerapan anggaran.

8. Bagaimana pola promosi yang dilakukan dinas pariwisata untuk menunjang

enjoy Jakarta? Karena sebenarnya sudah tidak enjoy lagi, karna macet dimana-

mana, apa terobosan utk perkembangan pariwisata ??

Ok, sebenarnya kalu untuk bidang pariwisata pola promosi dari mulut ke

mulut bisa dibilang sangat efektif. Karena apabila seseorang berkunjung ke

suatu daerah tujuan wisata, keindahan dan kenyamanan maupun kurang

baiknya tempat tersebut sudah bisa langsung dirasakan. Nah apabila

tempat wisata itu indah, nyaman, terjangkau harganya, menyenagkan dan

aman tentunya orang yang berkunjung tersebut akan merekomendasikan

kepada teman-teman maupun kerabatnya agar turut merasakan keindahan

tempat wisata tersebut.

113

Namun apabila tempat wisata itu kurang nyaman, bising, banyak sampah,

tidak terawatt tentunya akan memberikan citra negative dan pada akhirnya

ya cukup sampai situ saja, artinya dia tidak akan merekomendasinya

aktivitas liburannya kepada teman atau kerabatnya.

9. Progress ke depan untuk pariwisata Kepulauan Seribu bagaimana?

Pengembangan pariwisata bahari di Kepulauan Seribu memang harus

digiatkan, perlu kerjasama dengan berbagai pihak untuk membenahi sector

periwisata. Pembangunan air strip di pulau panjang sedang dibangun untuk

memudahkan akses menuju pulau, akomodasi, paket-paket wisata tentunya dibuat

lebih menarik lagi dan kami juga sedang membenahi bangunan-bangunan

bersejarah seperti yang ada di pulau onrust. Kami berharap dengan semakin

banyaknya pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan alam, bisa

menjadi pemacu bagi kami untuk bergerak lebih cepat lagi mempromosikan

kepulauan Seribu ini melalui event-event yang bersifat internasional, seperti

Maluku yang berhasil dengan sail Indonesia 2010.

10.Jakarta Punya Konsultan Komunikasi Pariwisata tidak ?

Kami punya konsultan khusus untuk mengkomunikasikan Enjoy Jakarta,

Dinas Pariwisata bermitra dengan MEDA PRO Communication yang

membantu mengkomunikasikan pesan-pesan enjoy Jakarta. Tentunya

Kepulauan seribu masuk dalam promosi enjoy Jakarta tersebut.

114

TRANSCRIPT INTERVIEW DENGAN SUDIN PARIWISATA

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU.

Informan : Drs. Sahat Sitorus,MM. Kepala Suku Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – DKI Jakarta

Tanggal : 19 Oktober 2010

Bertempat di kantor Sudin pariwisata kepulauan Seribu, Kuningan

1.Saya membaca dan melihat perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung

ke Kepulauan Seribu dua tahun belakangan ini cukup meningkat, terutama pada

tujuan wisata ke pulau-pulau penduduk. Seperti Pulau Pramuka, Pulau Tidung,

Pulau Untung Jawa dan Pulau Harapan, apakah pulau-pulau ini juga menjadi

suatu pengembangan destinasi wisata bahari unggulan di Kepulauan Seribu, apa

upaya yang dilakukan ?

➢ Jadi begini, sebelumnya harus kita samakan presepsi kita dulu bahwa wisata

bahari adalah wisata minat khusus. Pembangunan pariwisata bahari di

Kepulauan Seribu pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan

memanfaatkan objek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan

lautan di Jakarta, berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan

fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias, sunset dsb.

Beberapa jenis kegiatan wisata bahari pada saat ini sudah dikembangkan

oleh pemerintah dan swasta, khususnya di pulau-pulau penduduk tadi, di

antaranya wisata alam, pemancingan, berenang, selancar, berlayar, rekreasi

pantai dan wisata pesiar, snorkeling dan diving. Namun ada juga pulau

bersejarah, yaitu pulau Bidadari (ada benteng Martelo- peninggalan jaman

Belanda), Pulau Onrust ( dahulu kala pulau ini merupakan pulau untuk

galangan kapal di jaman VOC dan sebagi pulau karantina haji) dan pulau

Rambut ( sebagai pulau konservasi sumber daya alam dan cagar alam).

115

Dengan demkian terdapat dua faktor penting dalam strategi pembangunan

kegiatan pariwisata Kepulauan Seribu. Pertama, faktor internal berupa

strategi terukur manajemen daya tarik objek wisata, yang terkait mulai dari

aspek teknis, strategi jasa pelayanan sampai kepada strategi penawaran.

Kedua, faktor eksternal berupa dukungan perangkat kebijakan dari

pemerintah serta penciptaan iklim keamanan yang kondusif bagi kegiatan

pariwisata di Kepulauan Seribu.

Selanjutnya, dalam membenahi strategi pengembangan pariwisata bahari,

maka secara teknis ada sejumlah upaya yang dilakukan. Pertama,

pengembangan sarana dan prasarana wisata bahari. Kedua, peningkatan

kualitas sumber daya manusia di bidang pengembangan wisata bahari secara

terpadu. Ketiga, penyediaan sistem informasi pariwisata dan program

promosi yang tepat.

Sudah ada wacana dan sekarang sedang dalam proses, tentang menetapkan

pelabuhan Muara Angke sebagai ”pintu masuk” wisata dan

mengembangkannya sesuai standar nasional. Juga upaya menciptakan

suasana aman dan nyaman sebagai iklim yang kondusif demi berlansungnya

kegiatan pariwisata di DKI Jakarta, khususnya Kepulauan Seribu.

Nah, masing-masing pulau yang ada di Kepulauan Seribu ini memiliki

kharateristik sendiri-sendiri, di Pulau Pramuka misalnya, disana ada

beberapa objek wisata bahari yang bisa kita nikmati seperti pemandangan

bawah laut yang eksotis, ada pusat penangkaran penyu dan kupu-kupu,

keramba ikan yang terbesar yang kita punya dan sekarang ini produk ikan

bandengnya sudah go internasional, dengan didukung fasilitas transportasi

dan akomodasi yang memadai. Di Pulau Untung Jawa, sudah kita tetapkan

sebagai kawasan desa nelayan andalan sejak tahun 2005 yang lalu.

Sedangkan di Pulau Tidung, bisa kita nikmati pemandangan laut yang indah

dan hamparan pasir putih. Jadi potensi tersebut kita kembangkan sesuai

dengan karakteristik masing- masing pulau-pulau tadi. Pulau seribu ini

116

merupakan 1 dari 29 program destinasi yang di tetapkan di Renstra

Pemerintah Pusat. Artinya semua ini dikomunikasikan dengan Pemerintah

Pusat, pemerintah daerah dan Pemerintah Kabupaten.

2.Dari sekian banyak tempat wisata di DKI, Urutan keberapa wisata ke

kepulauan seribu ??

➢ Untuk mengetahui berapa persisnya urutan tersebut, kami belum ada

penelitian khusus atau penghitungan secara khusus, namun dari beberapa

sumber media, pada moment hari libur nasional maupun akhir pekan

menyebutkan wisata bahari Kepulauan Seribu menduduki urutan ke 5

setelah Ancol, Dufan, Ragunan dan Taman Mini.

3.Program/ kegiatan apa yang dilaksanakan sudin pariwisata Kepulauan Seribu

selama 3 tahun terakhir dan program apa saja yang sudah dijalankan, khususnya

dalam hal mempromosikan wisata di Kepulauan Seribu?

➢ Dalam 3 tahun terakhir program kerja pariwisata sudah kita laksanakan

dengan baik dan berkesinambungan. Artinya program kerja yang

direncanakan dan yang akan dilaksanakan atas skala prioritas mengacu

kepada Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1

Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Tahun 2007 – 2012 tanggal 21 Februari 2009, dengan program yaitu :

- Program Penetapan Prinsip Good Govermance dalam penyelenggaraan

urusan Pariwisata

- Program Sinkronisasi Kebijakan Pembiyayaan, Kelembagaan dan

Regulasi Pariwisata

- Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

- Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

117

- Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata

- Program Pengembangan Kebijakan Urusan Pariwisata

- Program Fasilitasi Wisata Meeting, Incentive, Convention, Exhibition

(MICE).

- Program Peningkatan Iklim Usaha Kepariwisataan

- Program Pembinaan Keanggotaan pada lembaga / forum kepariwisataan

nasional / internasional

- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pariwisata.

Adapun program khusus untuk promosi pariwisata kepulauan Seribu antara

lain adalah melalui program kegiatan Pemilihan Putra Putri Bahari,

Pemilihan Abang dan None Kepulauan Seribu, kegiatan Road Show pada

pusat-pusat perbelanjaan di DKI Jakarta serta program kegiatan Wisata

Remaja Bahari melalui Program Cinta Laut.

Nah kegitan-kegiatan tersebut merupakan Roh-nya destinasi wisata bahari.

Harapannya bahwa melalui kegiatan tersebut keberadaan wisata di

Kepualauan Seribu menjadi semakin dikenal.

4.Strategi apa yang dijalankan untuk membangun citra wisata bahari

Kepulauan Seribu kepada wisatawan lokal dan mancanegara.?

➢ Dalam menjalankan strategi kami bekerjasama dengan para pihak

terkait, yaitu mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

masyarakat, kalangan swasta dalam hal ini para pengelola pulau resort,

dan investor bahu membahu untuk menciptakan iklim yang kondusif

bagi wisata bahari di Kepulauan Seribu ini. Kami menjalankan program/

kegiatan yang telah dituangkan dalam Renstra melalui kegiatan yang

telah disebutkan diatas.

Nah Strategi komunikasi yang digunakan melalui kegiatan promosi yang

meliputi publisitas, penggunaan media cetak dan elektronik, maupun

website. Booklet, brosur, CD film tentang wisata Kepulauan Seribu,

118

dialog interaktif dan feature (kerjasama beberapa majalah wisata dengan

RRI, TVRI, RCTI, TRANS TV dll ). Juga diadakan suatu pameran

dalam bentuk roadshow yang rutin dilakukan setiap tahunnya.

Bahwasanya dengan adanya kegiatan pelaksanaan strategi komunikasi

ini diharapkan dapat meningkatkan minat pengunjung dan citra

kepulauan seribu itu sendiri, terbukti dengan naiknya jumlah

pengunjung di pulau-pulau pada setiap tahunnya.

Dan untuk mempromosikan Wisata bahari Kepulauan Seribu di

Mancanegara, Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta mengikuti

pameran di Luar Negeri. Dan yang spektakuler saya baru saja

mendatangkan artis/ model dari Negara Checnya tujuannya dengan

mengundang sosok model ini bisa membantu mengkampanyekan dan

mencitrakan Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata bahari yang

aman, nyaman dan indah, dan hal ini akan dipublikasikan di beberapa

stasiun tv luar negeri seperti CNN dsb.

5.Dilihat dari tingkat pengunjung/wisatawan yang datang ke kepulauan

seribu,dari pengunjung domestic dan luar negeri mana yang lebih banyak?

➢ Kalau dilihat dari data pengunjung winus atau wisman Tahun 2009 dan

2010, lebih banyak adalah wisatawan domestic.

6. Dari pengunujung domestic jika di bandingkan antara pengunjung yang

berasal dari Jakarta dan luar Jakarta mana yang lebih banyak?

➢ Jelas untuk saat ini, Karena Pulau Seribu ada di wilayah Jakarta

pengunjung yang datang lebih banyak ya dari Jakarta. Yang kedua

adalah dari daerah tanggerang, karena pintu masuk ke Pulau seribu juga

ada di daerah Mauk dan Tanjung Pasir- Tanggerang

119

7. Dari pengunujung yang berasal dari Jakarta, wilayah Jakarta mana (Pusat,

Selatan, Barat, Utara, dan Timur) yang paling banyak menunjungi Kepulauan

Seribu?

➢ Sejauh ini belum ada data spesifik mengenai asal daerah pengunjung

8. Dilihat dari destinasi/lokal yang yang di tuju di kepulauan seribu, pulau

mana/local mana yang paling banyak dikunjungi?

➢ Pulau lokal yang dimaksud disini mungkin pulau penduduk ya, yaitu

Pulau Untung Jawa, hal ini dikarenakan secara geografis berdekatan

dengan Jakarta, dari dermaga Marina Ancol, Muara Angke dan dari

Tanggerang – Tanjung Pasir

9. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah kabupaten/profinsi yang

dialokasikan untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata kepulauan

seribu?

➢ Baiklah, sebenarnya belum ada penganggaran di bidang PR, karena

kami di Sudin kerja PR ada di bawah bagian seksi kepariwisataan.

Mengenai anggaran dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui dana

DPA yang diperuntukan untuk program Pengembangan Destinasi

Pariwisata ( yaitu pemilihan ABNON dan Putra Putri Bahari Kepulauan

Seribu) dan road show. Semuanya telah direalisasikan pada tahun 2009

kurang lebih senilai Rp. 900.000.000 dan untuk tahun 2010 ini masih

dalam proses penyelesaian. Dengan dana yang ada kami semaksimal

mungkin memanfaatkannya untuk program pengembangan

kepariwisataan Pulau Seribu dan kami pertanggung jawabkan secara

administrasi kepada Pemerintah Daerah.

10. Secara geografis dan demografis apa peluang dan tantangan kepulauan

seribu untuk dijadikan destinasi wisata?

120

➢ Peluang secara Geografis adalah : adanya batas kewilayahan secara

administrasi, yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah

Timur berbatasan dengan laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan

wilayah Jakarta Utara, Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat,

sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Lampung dan Laut

Jawa.

Peluang secara demografis adalah :

Kepulauan Seribu itu memiliki penduduk dari beberapa campuran suku,

yaitu suku bugis dan Madura yang bercirikan masyarakat pesisir.

Mereka adalah masyarakat yang sadar akan potensi wilayahnya yang

merupakan potensi daerah tujuan wisata. Nah, dengan potensi yang ada

inilah mereka tidak lagi bergantung kepada laut, sebagai sumber

penghasilan ( sebagian besar nelayan), artinya mereka bisa

meningkatkan perekonomian mereka dengan melalui usaha pariwisata.

11. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan dari

kerja PR dalam mempromosikan pariwisata Di Kepulauan Seribu?

Untuk mengevaluasi program kegiatan secara khusus, kami memang

belum mempunyai system yang sesuai. Evaluasi yang dijalankan selama

ini hanya secara administrative saja berupa laporan kegiatan biasa dan

laporan keuangan, yang merupakan tanggung jawab kepada pimpinan

pusat dan daerah.

12. Adakah sarana informasi khusus (online berupa web sites) untuk

mempromosikan wisata kepulauan seribu?

121

Untuk Website Kepulauan Seribu sudah ada, bisa dilihat di

http://puloseribu.com, http://tourkepulauanseribu.com, dan facebook

Wisata Pulau Seribu

13. Seberapa sering peng-apdate-an informasi tersebut?

Untuk update informasi tentunya dilakukan setiap hari, kami mempunyai

tenaga khusus untuk menangani informasi seputar pariwisata Kepulauan

Seribu

14. Harapan bapak untuk wisata kepulauan seribu 5 – 10 tahun kedepan seperti

apa?

Harapan saya tentunya Kabupaten Kepulauan Seribu ini dapat menjadi

tujuan wisata favorit sebagaimana halnya Bali, sehingga masyarakatnya

juga ikut merasakan dampak positif dari berkembangnya pariwisata

berbasis komunitas di daerahnya yaitu meningkatnya kesejahteraan

masyarakatnya.

15. Apa kendala yang dihadapi kaitannya dengan wisata bahari Kepulauan

Seribu?

Pengembangan Industri pariwisata di Kepulauan Seribu memang belum

cukup maksimal, hal ini terkait dengan sarana dan prasarananya, infrastrukturnya.

Tidak itu saja polusi dari darat ( sampah ) juga menjadi kendala serta pencemaran

air laut dari limbah minyak. Hal-hal inilah yang perlu dibenahi agar tujuan

Kepulauan Seribu menjadi tujuan wisata bahari dapat berkelanjutan.