strategi komunikasi dalam membangun citra wisata bahari
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of strategi komunikasi dalam membangun citra wisata bahari
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN
CITRA WISATA BAHARI
( STUDI KASUS PADA KABUPATEN ADM.KEPULAUAN SERIBU )
TESIS
Di ajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Magister Ilmu Komunikasi pada Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Program Pasca Sarjana Universitas Sahid
Oleh :
Hayu Lusianawati
NPM : 2007.2232.0003
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SAHID
JAKARTA
2010
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN
CITRA WISATA BAHARI
(STUDI KASUS KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU)
TESIS
Karya Tulis Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dari
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid jakarta
Oleh
Hayu Lusianawati
NPM : 200722320003
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2010
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Tesis : Strategi Komunikasi Dalam Membangun Citra Wisata
Bahari (Studi Kasus Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu)
Nama : Hayu Lusianawati
NPM : 200722320003
Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Public Relations (PR)
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
Menyetujui
Pembimbing Pertama
(Dr. Endah Murwani, M.Si)
Ketua Program Studi MIK
(Prof. Dr. Harsono Suwandi, MA)
Pembimbing Kedua
(Rachmat Baihaky, MA)
Direktur SPS USAHID Jakarta
(Prof. Ir. Nindyo Suwarno, M.Phil, PhD)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tesis : Strategi Komunikasi Dalam Membangun Citra Wisata
Bahari (Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Seribu)
Nama : Hayu Lusianawati
NPM : 200722320003
Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Public Relations (PR)
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
Pengesahan oleh :
Penguji Ahli : Prof.Dr.Harsono Suwardi,MA
Penguji Pertama : Dr. Endah Murwani, M.Si
Penguji Kedua : Rachmat Baihaky, MA
Tanggal Yudisium : 12 November 2010
Ketua Program Studi MIK: Prof. Dr. Harsono Suwandi,
iv
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilandasi oleh suatu pemikiran masih banyaknya masyarakat Indonesia,
warga Jakarta khususnya yang belum mengetahui keberadaan daerah tujuan wisata Kepulauan
Seribu di DKI Jakarta. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa strategi
komunikasi dan untuk mengetahui kebijakan dinas pariwisata DKI Jakarta dalam mencitrakan
daerah tujuan wisata bahari Kabupaten Kepulauan Seribu. Tujuan dari penelitian ini untuk
diketahui hasil strategi komunikasi yang dilakukan Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta
dan Humas Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu dalam membangun citra wisata bahari
di Kepulauan Seribu.
Penelitian ini menggunakan teori Strategic and Palnning for Public Relations yang
dikemukakan oleh Ronald D Smith. Dalam teori ini dijelaskan empat tahapan dalam proses
perencanaan Public Relations yang meliputi Formative Research Phase, Strategi Phase, Tactic
Phase dan Evaluative Research Phase. Disamping itu peneliti juga menggunakan teori pencitraan,
teori pemasaran wisata.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivisme dengan analisis
data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus untuk menggambarkan
bagaimana strategi dan kebijakan yang digunakan oleh Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dan Sudin Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu dalam membangun citra
wisata bahari.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dirancang oleh Humas
Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu dilakukan melalui penyelenggaraan berbagai event baik
ditingkat lokal maupun nasional. Dalam hal ini terdapat empat tahapan proses perencanaan seperti
yang dikemukakan oleh Smith, yaitu Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic Phase, dan
langkah terakhir adalah dengan melakukan evaluasi (evaluation) untuk melihat hasil pelaksanaan
tersebut. Dari hasil evalusi tersebut diketahui bahwa strategi komunikasi yang dilakukan telah
sesuai dengan konsep strategi komunikasi Public Relations. Metode saluran komunikasi satu arah
(media massa) dan saluran komunikasi dua arah (antar organisasi/stakeholder) menjadi salah satu
bentuk strategi yang diterapkan, sehingga dapat membangun citra Kabupaten Kepulauan Seribu
menjadi daerah tujuan wisata di Jakarta.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Public Relations, Pencitraan, Daerah Tujuan Wisata
v
ABSTRACT
The research is based on an idea there were so many understanding about
destination tourism in Thousand Islands, both public and mass media the performance of
marine tourism implementation by the agency of cultural and tourism government DKI
Jakarta. The purpose of this study was to determine the outcome of the communication
strategies that do public relations, especially the Departement of Cultural and Tourism in
the administration of the image campaign, know and explain the importance of improving
the image of marine destinations of the Thousand Islands, to know and analyze the
formation of public opinion against the agency of cultural and tourism, and to know the
existence of government public relations in the process of PR strategy in improving the
image of the institution and the formation of the public opinion, especially in the
organization of the marine tourism.
This study uses the theory of Strategic and Planning of Public Relations presented
by Ronald D Smith. This theory suggests four stages in the planning process that includes
Public Relations Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic Phase, and Evaluative
Research Phase. Beside using imaging theory and the theory of public opinion.
The paradigm used in this study is post positivism with data analysis performed
using a qualitative approach and case study method to illustrate how the strategy
artement of Cultural and Tourism in order to improve the image marine tourism.
The result of this study indicate that the activities in this imaging strategy using the
four stages of the planning process of Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic
Phase and the last step is to perform Evaluations Phase. Method of the way
communication channels (mass media) and two-way communication channels (with
stakeholders) to be one of the strategies implemented, so as to build the image and public
opinion and mass media are positive to the Departement Cultural and Tourism in the
public campaign so can to build and develope image of the Kabupaten Kepulauan Seribu
to be the best destination in Jakarta.
Key Word: Communication Strategy, Public Relations, Image, Destination, Marine Tourism
vi
RIWAYAT HIDUP
Name : Hayu Lusianawati, S.Tp, M.Si
Place/Date of birth : Jakarta/ Agust 5, 1976
Nationality : Indonesia
Gender : Female
Status : Divorced
Religion : Moslem
Permanent Address : Jalan Benteng Mas VII Rt.014 Rw.06 No. Kelurahan
Sunter Jaya, Kec Tanjung Priok Jakarta Utara, 14350
Phone : +6282122167170
Email : [email protected]
FORMAL EDUCATION
Year Description
1991 to 1994 SMAN 80 Jakarta (Senior High school)
1994 to 1999 Institut Pertanian STIPER Yogyakarta (Graduated) faculty
agricultural technology
2002 to 2003 School of Public Relations INTRSTUDI Jakarta
2007 to 2010 Postgarduate of Sekolah Pasca Sarjana Universitas SAHID Jakarta,
Communications Science Management (Graduated) - concentration
of Public Relations
NONFORMAL EDUCATION/ TRAINING
Year Description
2005 Training Humas and Protocol – Biro Humas DKI, Jakarta
2005 Personal Development Course – Martha Tilaar, Jakarta
2004 - 2010 Training of Trainers Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta
2008 -2009 Training of Trainers Aliansi Pita Putih Indonesia, Jakarta
2008 Training of Trainers Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, Jakarta
2005 – 2010 Training of Trainers Pusat Pemberdayaan Terpadu Perempuan
dan Anak ( P2TP2A) DKI, Jakarta
vii
WORK EXPERIENCE
Year Description 2003 - 2010 As Secretary of the leaders in Local Government Kabupaten
Kepulauan Seribu, Jakarta (Humas/ Protocol and Women Empowerment field)
2010-Present 2010-Present
Community of People Empowerment Indonesia-NGO Musfiratur Tour and Travel
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Perteguh Imanmu dengan keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini.
Tesis ini penulis persembahkan kepada Motivator Abadi dan Belahan Jiwa:
Muhhamad Almer Rizkiadhim
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas berkah Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis selama proses dalam
menyelesaikan tesis dengan judul “Strategi Komunikasi dalam Membangun
Citra Wisata Bahari, Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Seribu”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dr. Endah Murwani, M.Si selaku Pembimbing Pertama dan Rachmat Baihaky,
MA sebagai Pembimbing Kedua atas bimbingan, saran dan bantuannya selama
proses penelitian sampai akhir selesainya penulisan tesis ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sahid Jakarta dan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi,
Konsentrasi Magister Public Relations (PR) yang telah menjadi wadah
pengembangan intelektual selama ini. Rasa hormat penulis juga tujukan kepada
segenap Dosen & Staf Karyawan yang telah banyak berjasa bagi penulis selama
menimba ilmu di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Jakarta.
Penulis percaya bahwa dengan sistem, metode dan proses pembelajaran
yang telah diterima selama perkuliahan hingga selesai saat ini telah
meningkatkan kemampuan akademis, praktis yang sangat berguna bagi peneliti
bagi pengembangan dan peningkatan pengabdian penulis di dunia praktis
selanjutnya. Sejalan dengan hal tersebut, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada Pimpinan SPS-Usahid Jakarta Prof. Ir. Nindyo Suwarno,
M.Phil, khususnya kepada Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Bapak Prof. Dr. Harsono Suwandi, MA selaku Penguji Tesis, yang telah banyak
memberikan arahan dan kemudahan terkait penyelenggaraan dan fasilitas
pendidikan terbaik selama penulis menimba ilmu di sekolah ini.
Terima kasih dan rasa hormat kepada Dinas Pariwisata Provinsi DKI
Jakarta; Drs. Eko Guruh (Humas Eksternal), Drs. Sahat Sitorus, MM (Kepala
Sudin Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Adm.Kep. Seribu).
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa syukur dan
terima kasih kepada kedua orang tua yang telah mencurahkan perhatian yang tiada
henti, sampai akhirnya penulis mampu mempersembahkan dengan bangga nilai
akademik terbaik dan tesis ini kepada ayahanda Drs. H. Temu Wiryosumarto dan
ibunda Hj. Lilly Wamaliah, serta penulis ingin menyampaikan rasa bangga dan
sayang kepada Muhammad Almer Rizkiadhim “spirit of my life” dan kepada adik-
adik penulis: Fajar Harianto, Eis Normawati dan Satrio Kusumo Projo atas
motivasi yang tiada henti.
Terakhir, ucapan terima kasih penulis tujukan kepada sahabat-sahabat
terbaik, Mahasiswa dan Mahasiswi Sekolah PascaSarjana Usahid Program Studi
Magister Ilmu Komunikasi, khususnya angkatan tahun 2007 Tahap Kedua dan
x
umumnya angkatan sebelumnya, atas segala diskusi, kerjasama, kekompakan,
ketulusan persaudaraan yang telah terjalin sejak awal perkuliahan sampai
selesainya tesis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tesis ini masih jauh dari
sempurna dan perlu banyak perbaikan untuk menambah pengetahuan tentang
pariwisata Kepulauan Seribu. Semoga segala perhatian yang telah dicurahkan,
bantuan dan kasih sayang tulus yang diberikan pihak-pihak terkait kepada penulis
selama ini mendapatkan ridho dan berkah dari Allah SWT, Amin.
Jakarta, November 2010
Hayu Lusianawati, S.Tp. M.Si
xi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
ABSTRAKSI ..................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... . viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.............................................................. ..... ..... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 8
1.3. Tujuan Penelitia .................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
1.4.1. Aspek Teoritis (Keilmuan) ............................................. 9
1.4.2. Aspek Praktis ................................................................. 9
1.4.3. Aspek Akademis ............................................................. 10
1.5. Sistematika Penulisan ............................................................... 10
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS ...................................... 12
2.1. Paradigma Penelitian ................................................................ 12
2.2. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14
2.3. Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab PR....................….......…… 18
2.4. Konsep Strategi Komunikasi PR ............................................... 23
2.4.1. Medefinisikan Problem..................................................... 27
2.4.2. Perencanaan dan Pemrograman........................................ 28 2.4.3. Mengambil Tindakan Komunikasi......... ......................... 29
2.4.4. Mengevaluasi Program..................................................... 30
2.5. Public Relations Sebagai Konsep dalam membangun Citra ....… 31
2.6. Kerangka Konseptual.................................................................. 38
2.7. Kerangka Kerja Penelitian.......................................................... 40
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 41
3.1. Sifat Penelitian ......................................................................... 41
3.2. Metode Penelitian ..................................................................... 42
3.3. Objek Penelitian ....................................................................... 42
3.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 43
3.5. Sumber Data ............................................................................. 43
3.6. Ketentuan dan Kreteria Key Informant ....................................... 44
3.7. Unit Analisis dan Observasi ..................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 46
4.1. Hasil Penelitian...................................................................... ... 46
4.1.1. Analisis Situasi ..................................................... ......... 46
4.1.2. Key Public ............................................................. ......... 54
4.1.3. Strategi dan Taktik........................................................... 56
4.1.4. Implementasi Program dan Komunikasi.......................... 62
4.1.5. Evaluasi Program............................................................. 66
4.2. Pembahasan .............................................................................. 69
4.2.1. Hasil Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program Pariwisata
Kepulauan Seribu............................................................. 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 86
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 86
5.2. Implikasi (saran) ....................................................................... 89
5.3. Rekomendasi............................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta 2
Gambar 2. Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta……………. 3
Gambar 3. Peran Strategis Public Relations…………………………. 23
Gambar 4. Diagram Analisis SWOT………………………………… 28
Gambar 5. Kerangka Kerja Penelitian……………………………….. 40
Gambar 6. Proses Evaluasi…………………………………………... 67
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan Indonesia tahun 2001-2008 2
Tabel 2. Jumlah Pengunjung Kab Kepulauan Seribu tahun 2005-2010 5
Tabel 3. Matrix Perbandingan Penelitian 17
Tabel 4. Program Komunikasi Pariwisata Bahari Tahun 2010 83
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Wawancara Humas Pemda Kepulauan Seribu 99
Lampiran 2. Daftar Wawancara Humas Dinas Pariwisata DKI Jakarta 101
Lampiran 3. Daftar Wawancara Kepala Sudin Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu 104
Lampiran 4. Wawancara Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
DKI Jakarta 106
Lampiran 5. Wawancara Kepala Sudin Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Adm.Kepulauan Seribu 112
Lampiran 6. Dokumentasi kegiatan pelaksanaan wisata bahari
Tahun 2009-2010 120
Lampiran 7. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2008-2009 121
Lampiran 8. Data Kunjungan Wisatawan Nusantara 2008-2009 122
Lampiran 9. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata
Di Kepulauan Seribu Bulan Juni Tahun 2008 124
Lampiran 10. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata
Di kepulauan Seribu Bulan Januari-Desember 2009 125
Lampiran 11. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata 2010 127
Lampiran 12. Program Kegiatan Sudin Pariwisata Tahun 2010 128
Lampiran 13. Geografis Kabupaten Kepulauan Seribu 130
STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MEMBANGUN
CITRA WISATA BAHARI
(STUDI KASUS KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU)
TESIS
Karya Tulis Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dari
Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid jakarta
Oleh
Hayu Lusianawati
NPM : 200722320003
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2010
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Tesis : Strategi Komunikasi Dalam Membangun Citra Wisata
Bahari (Studi Kasus Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu)
Nama : Hayu Lusianawati
NPM : 200722320003
Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Public Relations (PR)
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
Menyetujui
Pembimbing Pertama
(Dr. Endah Murwani, M.Si)
Ketua Program Studi MIK
(Prof. Dr. Harsono Suwandi, MA)
Pembimbing Kedua
(Rachmat Baihaky, MA)
Direktur SPS USAHID Jakarta
(Prof. Ir. Nindyo Suwarno, M.Phil, PhD)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tesis : Strategi Komunikasi Dalam Membangun Citra Wisata
Bahari (Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Seribu)
Nama : Hayu Lusianawati
NPM : 200722320003
Program Studi : Magister Ilmu Komunikasi
Konsentrasi : Public Relations (PR)
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
Pengesahan oleh :
Penguji Ahli : Prof.Dr.Harsono Suwardi,MA
Penguji Pertama : Dr. Endah Murwani, M.Si
Penguji Kedua : Rachmat Baihaky, MA
Tanggal Yudisium : 12 November 2010
Ketua Program Studi MIK: Prof. Dr. Harsono Suwandi,
iv
ABSTRAK
Penelitian ini dilandasi oleh suatu pemikiran masih banyaknya masyarakat Indonesia,
warga Jakarta khususnya yang belum mengetahui keberadaan daerah tujuan wisata Kepulauan
Seribu di DKI Jakarta. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa strategi
komunikasi dan untuk mengetahui kebijakan dinas pariwisata DKI Jakarta dalam mencitrakan
daerah tujuan wisata bahari Kabupaten Kepulauan Seribu. Tujuan dari penelitian ini untuk
diketahui hasil strategi komunikasi yang dilakukan Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta
dan Humas Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu dalam membangun citra wisata bahari
di Kepulauan Seribu.
Penelitian ini menggunakan teori Strategic and Palnning for Public Relations yang
dikemukakan oleh Ronald D Smith. Dalam teori ini dijelaskan empat tahapan dalam proses
perencanaan Public Relations yang meliputi Formative Research Phase, Strategi Phase, Tactic
Phase dan Evaluative Research Phase. Disamping itu peneliti juga menggunakan teori pencitraan,
teori pemasaran wisata.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivisme dengan analisis
data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus untuk menggambarkan
bagaimana strategi dan kebijakan yang digunakan oleh Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dan Sudin Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu dalam membangun citra
wisata bahari.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi yang dirancang oleh Humas
Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu dilakukan melalui penyelenggaraan berbagai event baik
ditingkat lokal maupun nasional. Dalam hal ini terdapat empat tahapan proses perencanaan seperti
yang dikemukakan oleh Smith, yaitu Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic Phase, dan
langkah terakhir adalah dengan melakukan evaluasi (evaluation) untuk melihat hasil pelaksanaan
tersebut. Dari hasil evalusi tersebut diketahui bahwa strategi komunikasi yang dilakukan telah
sesuai dengan konsep strategi komunikasi Public Relations. Metode saluran komunikasi satu arah
(media massa) dan saluran komunikasi dua arah (antar organisasi/stakeholder) menjadi salah satu
bentuk strategi yang diterapkan, sehingga dapat membangun citra Kabupaten Kepulauan Seribu
menjadi daerah tujuan wisata di Jakarta.
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Public Relations, Pencitraan, Daerah Tujuan Wisata
v
ABSTRACT
The research is based on an idea there were so many understanding about
destination tourism in Thousand Islands, both public and mass media the performance of
marine tourism implementation by the agency of cultural and tourism government DKI
Jakarta. The purpose of this study was to determine the outcome of the communication
strategies that do public relations, especially the Departement of Cultural and Tourism in
the administration of the image campaign, know and explain the importance of improving
the image of marine destinations of the Thousand Islands, to know and analyze the
formation of public opinion against the agency of cultural and tourism, and to know the
existence of government public relations in the process of PR strategy in improving the
image of the institution and the formation of the public opinion, especially in the
organization of the marine tourism.
This study uses the theory of Strategic and Planning of Public Relations presented
by Ronald D Smith. This theory suggests four stages in the planning process that includes
Public Relations Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic Phase, and Evaluative
Research Phase. Beside using imaging theory and the theory of public opinion.
The paradigm used in this study is post positivism with data analysis performed
using a qualitative approach and case study method to illustrate how the strategy
artement of Cultural and Tourism in order to improve the image marine tourism.
The result of this study indicate that the activities in this imaging strategy using the
four stages of the planning process of Formative Research Phase, Strategy Phase, Tactic
Phase and the last step is to perform Evaluations Phase. Method of the way
communication channels (mass media) and two-way communication channels (with
stakeholders) to be one of the strategies implemented, so as to build the image and public
opinion and mass media are positive to the Departement Cultural and Tourism in the
public campaign so can to build and develope image of the Kabupaten Kepulauan Seribu
to be the best destination in Jakarta.
Key Word: Communication Strategy, Public Relations, Image, Destination, Marine Tourism
vi
RIWAYAT HIDUP
Name : Hayu Lusianawati, S.Tp, M.Si
Place/Date of birth : Jakarta/ Agust 5, 1976
Nationality : Indonesia
Gender : Female
Status : Divorced
Religion : Moslem
Permanent Address : Jalan Benteng Mas VII Rt.014 Rw.06 No. Kelurahan
Sunter Jaya, Kec Tanjung Priok Jakarta Utara, 14350
Phone : +6282122167170
Email : [email protected]
FORMAL EDUCATION
Year Description
1991 to 1994 SMAN 80 Jakarta (Senior High school)
1994 to 1999 Institut Pertanian STIPER Yogyakarta (Graduated) faculty
agricultural technology
2002 to 2003 School of Public Relations INTRSTUDI Jakarta
2007 to 2010 Postgarduate of Sekolah Pasca Sarjana Universitas SAHID Jakarta,
Communications Science Management (Graduated) - concentration
of Public Relations
NONFORMAL EDUCATION/ TRAINING
Year Description
2005 Training Humas and Protocol – Biro Humas DKI, Jakarta
2005 Personal Development Course – Martha Tilaar, Jakarta
2004 - 2010 Training of Trainers Yayasan Kanker Indonesia, Jakarta
2008 -2009 Training of Trainers Aliansi Pita Putih Indonesia, Jakarta
2008 Training of Trainers Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, Jakarta
2005 – 2010 Training of Trainers Pusat Pemberdayaan Terpadu Perempuan
dan Anak ( P2TP2A) DKI, Jakarta
vii
WORK EXPERIENCE
Year Description 2003 - 2010 As Secretary of the leaders in Local Government Kabupaten
Kepulauan Seribu, Jakarta (Humas/ Protocol and Women Empowerment field)
2010-Present 2010-Present
Community of People Empowerment Indonesia-NGO Musfiratur Tour and Travel
viii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Perteguh Imanmu dengan keyakinan bahwa tidak ada yang mustahil dalam hidup ini.
Tesis ini penulis persembahkan kepada Motivator Abadi dan Belahan Jiwa:
Muhhamad Almer Rizkiadhim
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas berkah Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis selama proses dalam
menyelesaikan tesis dengan judul “Strategi Komunikasi dalam Membangun
Citra Wisata Bahari, Studi Kasus Kabupaten Kepulauan Seribu”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dr. Endah Murwani, M.Si selaku Pembimbing Pertama dan Rachmat Baihaky,
MA sebagai Pembimbing Kedua atas bimbingan, saran dan bantuannya selama
proses penelitian sampai akhir selesainya penulisan tesis ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sahid Jakarta dan Program Studi Magister Ilmu Komunikasi,
Konsentrasi Magister Public Relations (PR) yang telah menjadi wadah
pengembangan intelektual selama ini. Rasa hormat penulis juga tujukan kepada
segenap Dosen & Staf Karyawan yang telah banyak berjasa bagi penulis selama
menimba ilmu di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sahid Jakarta.
Penulis percaya bahwa dengan sistem, metode dan proses pembelajaran
yang telah diterima selama perkuliahan hingga selesai saat ini telah
meningkatkan kemampuan akademis, praktis yang sangat berguna bagi peneliti
bagi pengembangan dan peningkatan pengabdian penulis di dunia praktis
selanjutnya. Sejalan dengan hal tersebut, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada Pimpinan SPS-Usahid Jakarta Prof. Ir. Nindyo Suwarno,
M.Phil, khususnya kepada Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Bapak Prof. Dr. Harsono Suwandi, MA selaku Penguji Tesis, yang telah banyak
memberikan arahan dan kemudahan terkait penyelenggaraan dan fasilitas
pendidikan terbaik selama penulis menimba ilmu di sekolah ini.
Terima kasih dan rasa hormat kepada Dinas Pariwisata Provinsi DKI
Jakarta; Drs. Eko Guruh (Humas Eksternal), Drs. Sahat Sitorus, MM (Kepala
Sudin Kebudayaan dan Pariwisata Kab.Adm.Kep. Seribu).
Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa syukur dan
terima kasih kepada kedua orang tua yang telah mencurahkan perhatian yang tiada
henti, sampai akhirnya penulis mampu mempersembahkan dengan bangga nilai
akademik terbaik dan tesis ini kepada ayahanda Drs. H. Temu Wiryosumarto dan
ibunda Hj. Lilly Wamaliah, serta penulis ingin menyampaikan rasa bangga dan
sayang kepada Muhammad Almer Rizkiadhim “spirit of my life” dan kepada adik-
adik penulis: Fajar Harianto, Eis Normawati dan Satrio Kusumo Projo atas
motivasi yang tiada henti.
2
Terakhir, ucapan terima kasih penulis tujukan kepada sahabat-sahabat
terbaik, Mahasiswa dan Mahasiswi Sekolah PascaSarjana Usahid Program Studi
Magister Ilmu Komunikasi, khususnya angkatan tahun 2007 Tahap Kedua dan
umumnya angkatan sebelumnya, atas segala diskusi, kerjasama, kekompakan,
ketulusan persaudaraan yang telah terjalin sejak awal perkuliahan sampai
selesainya tesis ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam tesis ini masih jauh dari
sempurna dan perlu banyak perbaikan untuk menambah pengetahuan tentang
pariwisata Kepulauan Seribu. Semoga segala perhatian yang telah dicurahkan,
bantuan dan kasih sayang tulus yang diberikan pihak-pihak terkait kepada penulis
selama ini mendapatkan ridho dan berkah dari Allah SWT, Amin.
Jakarta, November 2010
Hayu Lusianawati, S.Tp. M.Si
3
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
ABSTRAKSI ..................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... . viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.............................................................. ..... ..... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 8
1.3. Tujuan Penelitia .................................................................... 9
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
1.4.1. Aspek Teoritis (Keilmuan) ............................................. 9
1.4.2. Aspek Praktis ................................................................. 9
1.4.3. Aspek Akademis ............................................................. 10
1.5. Sistematika Penulisan ............................................................... 10
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS ...................................... 12
2.1. Paradigma Penelitian ................................................................ 12
2.2. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 14
2.3. Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab PR....................….......…… 18
2.4. Konsep Strategi Komunikasi PR ............................................... 23
2.4.1. Medefinisikan Problem..................................................... 27
4
2.4.2. Perencanaan dan Pemrograman........................................ 28
2.4.3. Mengambil Tindakan Komunikasi......... ......................... 29
2.4.4. Mengevaluasi Program..................................................... 30
2.5. Public Relations Sebagai Konsep dalam membangun Citra ....… 31
2.6. Kerangka Konseptual.................................................................. 38
2.7. Kerangka Kerja Penelitian.......................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 41
3.1. Sifat Penelitian ......................................................................... 41
3.2. Metode Penelitian ..................................................................... 42
3.3. Objek Penelitian ....................................................................... 42
3.4. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 43
3.5. Sumber Data ............................................................................. 43
3.6. Ketentuan dan Kreteria Key Informant ....................................... 44
3.7. Unit Analisis dan Observasi ..................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 46
4.1. Hasil Penelitian...................................................................... ... 46
4.1.1. Analisis Situasi ..................................................... ......... 46
4.1.2. Key Public ............................................................. ......... 54
4.1.3. Strategi dan Taktik........................................................... 56
4.1.4. Implementasi Program dan Komunikasi.......................... 62
4.1.5. Evaluasi Program............................................................. 66
4.2. Pembahasan .............................................................................. 69
4.2.1. Hasil Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program Pariwisata
Kepulauan Seribu............................................................. 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 86
5.1. Kesimpulan ............................................................................... 86
5.2. Implikasi (saran) ....................................................................... 89
5.3. Rekomendasi............................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93
LAMPIRAN
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta 2
Gambar 2. Jumlah Kunjungan Wisman ke DKI Jakarta……………. 3
Gambar 3. Peran Strategis Public Relations…………………………. 23
Gambar 4. Diagram Analisis SWOT………………………………… 28
Gambar 5. Kerangka Kerja Penelitian……………………………….. 40
Gambar 6. Proses Evaluasi…………………………………………... 67
6
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan Indonesia tahun 2001-2008 2
Tabel 2. Jumlah Pengunjung Kab Kepulauan Seribu tahun 2005-2010 5
Tabel 3. Matrix Perbandingan Penelitian 17
Tabel 4. Program Komunikasi Pariwisata Bahari Tahun 2010 83
7
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Daftar Wawancara Humas Pemda Kepulauan Seribu 99
Lampiran 2. Daftar Wawancara Humas Dinas Pariwisata DKI Jakarta 101
Lampiran 3. Daftar Wawancara Kepala Sudin Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu 104
Lampiran 4. Wawancara Humas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
DKI Jakarta 106
Lampiran 5. Wawancara Kepala Sudin Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Adm.Kepulauan Seribu 112
Lampiran 6. Dokumentasi kegiatan pelaksanaan wisata bahari
Tahun 2009-2010 120
Lampiran 7. Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara 2008-2009 121
Lampiran 8. Data Kunjungan Wisatawan Nusantara 2008-2009 122
Lampiran 9. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata
Di Kepulauan Seribu Bulan Juni Tahun 2008 124
Lampiran 10. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata
Di kepulauan Seribu Bulan Januari-Desember 2009 125
8
Lampiran 11. Data Pengunjung masing-masing Pulau Wisata 2010 127
Lampiran 12. Program Kegiatan Sudin Pariwisata Tahun 2010 128
Lampiran 13. Geografis Kabupaten Kepulauan Seribu 130
9
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Penelitian
Indonesia sebagai Negara Kepulauan memiliki potensi yang besar
untuk mengembangkan wisata bahari, dengan melihat potensi alam yang besar
tersebut, ditunjang dengan sumber daya hayati laut yang sangat beragam
seperti populasi ikan hias, terumbu karang dan berbagai bentang alam pesisir
yang unik dan memiliki daya tarik yang besar, maka dapat dikatakan kegiatan
wisata bahari dapat diandalkan sebagai salah satu sektor penting bagi
pengembangan perekonomian Indonesia. Apalagi dengan melihat
kecenderungan global kepariwisataan, dimana jumlah perjalanan wisata dunia
di tahun 2010 ini akan menembus 1,5 milyar orang per tahun ( Chamdani,
Usman. 2007).
Kondisi saat ini, pariwisata bahari Indonesia belum berkembang
dengan optimal, padahal potensi yang dimiliki oleh hampir sebagian daerah
pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia dapat dijadikan lokasi tujuan wisata
bahari. Padahal, jika dilihat dari potensi alamnya, Negara Kepulauan Indonesia
memiliki laut dan samudra seluas 4 juta kilometer persegi dan panjang pantai
sekitar 81.000 kilometer. Potensi alam ini ditunjang oleh iklim tropis yang
mendukung dapat dilakukannya berbagai aktivitas wisata bahari sepanjang
tahun. Pada bentang perairan dapat dilakukan aktivitas seperti berenang,
memancing, bersampan, berlayar,
10
menyelam, berselancar atau kapal pesiar. Pada bentang darat, rekreasi unsur
pantai, bola voli pantai, bersepeda pantai, panjat tebing pada dinding pantai
yang terjal, menelusuri goa pantai dan sebagainya merupakan aktivitas-
aktivitas wisata bahari yang cukup menarik (Marwadi, 2007 ).
Pengembangan di bidang pariwisata sangatlah dianggap wajar karena
bidang pariwisata termasuk dalam salah satu penyumbang devisa bagi negara
yang sangat besar, menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ( Jero Wacik)
mengatakan tahun 2008 jumlah devisa yang di hasilkan berjumlah 7,5 miliar
dolar Amerika yang diperoleh dari 6,4 juta wisatawan Asing yang datang ke
Indonesia sebagi mana yang digambarkan pada table 1 dibawah ini.
Tabel 1.Statistik Kunjungan Wisatawan di Indonesia 2001 – 2008
TAHUN JUMLAH
WISATAWAN
MANCANEGARA
RATA-RATA PENGELUARAN
PER ORANG (USD) RATA-RATA LAMA TINGGAL
(HARI)
PENERIMAAN DEVISA
(JUTA USD) PER
KUNJUNGAN
PER
HARI
2001 5.153.620 1.053,36 100,42 10,49 5.396,26
2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.305,56
2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02
2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88
2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89
2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98
2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98
2008 6.429.027 1.178,54 137,38 8,58 7.377,39
11
Sumber : http/www.jakarta.go.id, dinas pariwisata DKI Jakarta
Sumber : http/www.jakarta.go.id, dinas pariwisata DKI Jakarta
12
Oleh sebab itu, Indonesia sebagai Negara kepulauan, mempunyai
potensi yang besar untuk pengembangan wisata bahari. Kenyataan ini diikuti
oleh kekayaan alam dan budaya yang memiliki keunikan dan daya tarik bagi
wisatawan. Permasalahan yang dihadapi untuk merencanakan strategi
komunikasi wisata bahari, antara lain dibutuhkan investasi yang besar dan
analisis yang akurat dalam hal promosi serta menjaga kepercayaan kepada para
wisatawan yang telah berkunjung ke daerah tujuan, kurang optimalnya
komunikasi antar pulau/ daerah, minimnya sarana dan prasarana, belum
optimalnya sumber daya manusianya, sulitnya mendapatkan investor dan
kurangnya anggaran dalam hal pencitraan daerah tujuan wisata.
Belum banyak diketahui bahwa di Ibukota Negara Indonesia, Provinsi
DKI Jakarta mempunyai satu wilayah kepulauan, yaitu Kepulauan Seribu yang
berada di teluk Jakarta dan memiliki 110 pulau. Kepulauan Seribu semula
merupakan sebuah kecamatan di wilayah Kotamadya Jakarta Utara.
Berdasarkan UU no.34 tahun 1999 statusnya ditingkatkan menjadi Kabupaten
Administrasi yang juga telah disahkan dengan Peraturan Pemerintah No. 55
Tahun 2001. Dari 110 buah pulau tersebut 11 pulau merupakan pulau
berpenduduk, 45 pulau diperuntukan untuk rekreasi dan pariwisata ( SK
Gubernur NO. 1814/1989 ), baru 11 pulau yang telah dibangun sarana dan
dikelola sebagai objek wisata yang terbuka untuk umum. Namun demikian
Kepulauan Seribu yang masih dalam wilayah ibukota Jakarta, belum dapat
dirasakan keberadaannya oleh masyarakat Jakarta itu sendiri, hal ini
dikarenakan masih takutnya masyarakat akan isu bencana tsunami serta
13
sedikitnya informasi mengenai pariwisata Pulau Seribu dan minimnya sarana
dan prasarana yang dimiliki sampai mahalnya biaya perjalanan yang harus
dikeluarkan sehingga citra Kabupaten Pulau Seribu mengalami keterpurukan.
Tabel 2 : Jumlah Pengunjung Kabupaten Kepulauan Seribu Th. 2005-2010
Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010
(smst I)
Wisatawan
Nusantara
42.063 39.484 38.023 25.824 137.910 43.400
Wisatawan
Mancanegara
20.012 18.784 7.917 9.972 3.317 1.472
Total 62.075 58.268 45.940 35.796 141.227 44.872
Kepulauan Seribu merupakan salah satu objek lokasi wisata selam
dari 13 lokasi selam yang sangat menawan di Indonesia. Namun sangat
disayangkan, Kepulauan Seribu belum dikenal secara luas dan belum bisa
menjadi objek utama pariwisata di DKI Jakarta. Pengelolaan wisata bahari
yang kurang serius dilakukan pemerintah, pembangunan infrastruktur yang
kurang optimal serta koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah masih
sangat lemah.
Wasesa, 2010 mengatakan, Keberhasilan suatu daerah tujuan wisata
mempengaruhi wisatawan potensial sangat dipengaruhi oleh kemampuan
daerah tujuan wisata tersebut dalam memanfaatkan peluang terutama informasi
dan media komunikasi yang digunakan. Peluang tersebut antara lain
14
kemampuan dalam komunikasi yang berfungsi sebagai jembatan antara
pemerintah daerah dan wisatawan. Pengetahuan dan informasi yang dimiliki
oleh pengelola daerah wisata tentang kebutuhan wisatawan menjadi pegangan
pokok para pengambil kebijakan dalam menerapkan strategi komunikasi.
Sebaliknya pihak pelanggan (wisatawan) memperoleh informasi tujuan wisata
pada berbagai sumber baik disengaja atau tidak disengaja tergantung situasi
dan kondisi lingkungan dimana mereka berada termasuk lingkungan budaya
dan teknologi.
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta tentunya tidak terkecuali
harus menggali potensi yang ada dalam wilayah Provinsi DKI Jakarta.
Utamanya dalam rangka meningkatkan potensi wilayah di Kabupaten
administratif Kepulauan Seribu, yang menjadi bagian dari wilayah DKI
Jakarta. Potensi wisata yang ada di Kepulauan Seribu sebagai objek atau
kegiatan wisata bahari misalnya terumbu karang, ikan hias, pasir pantai,
pemandangan alam pantai, mancing, berselancar, jet ski, snorkling, diving dan
lain-lain.
Sedangkan kegiatan-kegiatan wisata yang berpotensi untuk dibuat di
Kepulauan Seribu misalnya, kolam renang, lapangan golf, hotel/ motel, gedung
kesenian/ galeri, pasar wisata, dan sebagainya. Perlu dirancang paket-paket
wisata bahari yang lebih menarik yang memungkinkan orang atau rombongan
yang berwisata bahari baik lokal maupun mancanegara dapat lebih lama tinggal
di Kepulauan Seribu.
15
Berbagai potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan
Seribu, baik pulau penduduk maupun pulau resort adalah modal dasar
pengembangan kepariwisataan. Namun, mengandalkan kekayaan alam dan
budaya saja belum cukup untuk mendongkrak angka wisatawan. Diperlukan
langkah strategis untuk memasarkan, dan merancang perencanaan strategi
komunikasi yang sesuai dengan karakter wilayah sehingga citra Kepulauan
Seribu dapat terbangun dengan baik.
Salah satu strategi yang penting dalam membangun citra wisata bahari
Kepulauan Seribu adalah melalui strategi komunikasi Public Relations.
Strategi tersebut antara lain, mengidentifikasi dan menggali potensi objek
daya tarik wisata. Langkah ini harus dilakukan dengan cermat agar dapat
mengetahui secara keseluruhan mengenai kekuatan, potensi dan daya tarik
wisata yang dimiliki. Diikuti dengan pendataan berbagai fasilitas penunjang
pariwisata seperti akomodasi, transportasi, restoran, pasar seni, kerajinan
rakyat dan lain sebagainya.
Pada tablel 2 diatas, menurunnya jumlah wisatawan nusantara dan
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pulau Seribu mengalami
penurunan yang signifikan dari kurun waktu 2005 sampai dengan 2008, secara
umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Seribu mengalami penurunan, yang
mana hal ini disebabkan kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
dan kurangnya informasi wisata bahari di Kepulauan Seribu sebagai daerah
tujuan wisata di DKI Jakarta.
16
b. Strategi komunikasi dan fungsi PR yang dilakukan oleh Humas Pemerintah
Kabupaten Kepulauan Seribu dalam mempromosikan dan pencitraan
sebagai daerah tujuan wisata belum nampak adanya respon yang baik dari
para wisatawan domestic dan wisatawan mancanegara.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis akan meneliti tentang
Strategi Komunikasi dalam Membangun Citra Wisata Bahari, studi kasus
pada Kabupaten Kepulauan Seribu.
1. 2. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian merupakan justifikasi atau alasan mengapa
penelitian tertentu dilakukan. Pentingnya permasalahan dapat ditinjau dari
berbagai aspek (budaya, teknik, social, ekonomi dan sebagainya ). Definisi
“masalah” dalam bidang penelitian mepunyai arti yang spesifik, diawali
dengan pertanyaan mengapa terjadi perbedaan antara “what is happening” dan
“what should it be” serta factor apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan.
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana strategi komunikasi Humas Dinas Pariwisata Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dalam membangun citra wisata bahari di Kabupaten
Kepulauan Seribu ?
b. Kendala apa saja yang mejadi penghambat dalam melaksanakan Strategi
komunikasi dalam membangun citra wisata bahari Kabupaten Kepulauan
Seribu.
17
1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian
a. Maksud Penelitian :
• Untuk mengetahui dan menganalisa strategi komunikasi Public
Relations dalam membangun citra wisata bahari di Kepulauan Seribu.
• Untuk mengetahui dan menganalisa kebijakan Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta khususnya Dinas Pariwisata dalam membangun citra
wisata bahari Kabupaten Kepulauan Seribu.
• Untuk mengetahui faktor penghambat dalam perencanaan dan
pelaksanaan strategi komunikasi Humas Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta dalam membangun citra wisata bahari Kabupaten Kepulauan
seribu.
b. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hasil strategi komunikasi dalam membangun citra
wisata bahari di Kabupaten Kepulauan Seribu.
1. 4. Manfaat dan Kegunaan Tesis
a. Aspek Teoritis ( Keilmuan )
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan ilmu Komunikasi khususnya berkaitan dengan studi-
studi tentang strategi komunikasi dan kampanye komunikasi di suatu
wilayah tertentu.
b. Aspek Praktis ( Guna laksana )
18
Bagi Pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu,
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para
pimpinan pemerintahan dalam mengambil suatu kebijakan yang
berkaitan dengan suatu bidang, khususnya bidang Komunikasi.
c. Aspek Akademis
Diharapkan temuan penelitian ini dapat memperkokoh pentingnya
mengetahui dan menjalankan konsep perencanaan strategi komunikasi
untuk membangun dan meningkatkan citra wisata bahari.
1. 5. Sistimatika Penulisan
Dalam penulisan tesis ini, penilis membahas bab demi bab secara berurutan
dan teratur agar dapat dipahami lebih jelas dan tidak menyimpang dari apa
yang hendak dikemukakan.
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, maksud dan tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan tesis dan
sistemetika penulisan.
BAB II Kerangka Pemikiran Teoritis
Dalam bab ini diuraikan tentang kerangka pemikiran (pemaparan
paradigma teori/penelitian), kajian pustaka (difokuskan pada penelitian
sebelumnya), dan teori-teori yang dipergunakan sebagai acuan ilmiah
19
penelitian yang dilakukan), kerangka konseptual dan Pengembangan
Model Teori/penelitian.
BAB III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini diuraikan tentang : Tipe/Sifat Penelitian, metode
penelitian, obyek penelitian, unit analisis, metode pengumpulan dan
sumber data, definisi dan operasionalisasi konsep/kategorisasi/fokus
penelitian, dan metode analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian Dan Analisis
Bab ini menguraikan tentang : Gambaran umum objek penelitian, temuan
data dan analisis data dst. Sesuai hasil analisis dan tujuan
penelitian/penulisan tesis), Kritikan, Kendala dan Rekomendasi Hasil
BAB V Kesimpulan Dan saran
Merupakan bab terakhir yang menguraikan tentang kesimpulan yang
dapat diambil dari pembahasan dan saran.
12
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
2.1. Paradigma Penelitian
Denzin & Lincoln (2000 : 123) dalam buku Handbook of Qualitative
Reserach mendefinisikan paradigma, mengikuti Guba (1990 : 17) sebagai
serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. Paradigma berurusan
dengan prinsip-prinsip pertama, atau prinsip-prinsip dasar. Paradigma adalah
konstruksi manusia. Paradigma menentukan pandangan dunia peneliti sebagai
bricoleur.
Bricoleur menurut Nelson, Treichler, dan Grossberg (1992 : 2) Levi-
Strauss (1966 : 17), dan Weinstein & Weistein (1991 : 161) seperti yang di kutip
Denzin & Lincoln (2000 : 3) menjelaskan makna dari terma tersebut. Seorang
bricoleur adalah ” manusia serba bisa atau seorang yang mandiri dan profesional
”. Bricoleur mahir dalam melaksanakan sejumlah besar pekerjaan yang berkisar
dari wawancara hingga observasi, penafsiran dokumen pribadi dan historis,
refleksi dan intropeksi yang mendalam.
Sedangkan George Ritzer (1975 : 7) yang dikutip Agus Salim (2006 : 78)
dalam bukunya Teori dan Paradigma Penelitian Sosial yang mempunyai
pemikiran dengan Thomas Kuhn mendefinisikan paradigma sebagai ’ subject
matter ’ (substansi) dalam ilmu pengetahuan. Dikatakannya paradigma adalah
”…a fundamental image of the subject metter within a science. It
serves to define what should be studied, what questions should be asked, how
13
they should be asked, and what rules should be followed in interpreting the
answer obtained. The paradigm is the broadest unit consensus within a
science and serves to differentiate on scientific community (or subcommunity)
from another. It subsumes, defines, and interrelates the exemplars, theories
and methods and instruments that exist within it. ”
Jadi, Ritzer menegaskan bahwa paradigma adalah pandangan yang
mendasar dari ilmuwan mengenai hal yang menjadi pokok kajian yang semestinya
harus dipelajari sebagai disiplin ilmu pengetahuan, hal yang harus ditanyakan dan
bagaimana cara menjawabnya. Paradigma mejadi semacam konsensus dari
komunitas ilmuwan tertentu sehingga melahirkan berbagai sub komunitas yang
berbeda. Keragaman paradigmatik dapat terjadi karena adanya perbedaan
pandangan filosofis. Konsekuensi logis dari perbedaan teori yang digunakan, dan
sifat metoologi yang digunakan untuk mencapai kebenaran.
Dari penjelasan paradigma diatas, maka penulis dalam penelitian ini
menggunakan paradigma post positivisme. Menurut Denzin & Lincoln (2000 :
136) metodologi paradigma ini bertujuan untuk memecahkan sebagian persoalan
yang dipaparkan dimuka, dengan melakukan penelitian dalam setting yang lebih
alami, mengumpulkan informasi yang lebih situasional, semua tujuan ini dicapai
sebagian besar melalui pemanfaatan teknik-teknik kualitatif yang makin
meningkat.
Dalam post positivisme, suara peneliti adalah suara ”ilmuwan yang tak
memihak” yang memberi masukkan bagi para pengambil keputusan, pembuat
kebijakan dan pelaku perubahan, yang secara bebas menggunakan informasi
ilmiah ini. (Denzin & Lincoln, 2000 : 142). Dalam post positivis metode kualitatif
14
sangat penting karena perannya dalam melaksanakan metodologi
dialogis/dialektis (Denzin & Lincoln, 2000 : 143).
Salim (2006 : 70) berpendapat, secara ontologis, cara pandang aliran ini
bersifat critical realism. Sebagaimana cara pandang kaum realis. Aliran ini juga
melihat realita sebagai hal yang memang ada dalam kenyataan sesuai dengan
hukum alam. Secara metodologis pendekatan eksperimental melalui observasi
dipandang tidak mencukupi, tetapi harus dilengkapi dengan metode triangulasi
yaitu penggunaan beragam metode, sumber data, periset dan teori.
Kemudian secara epistemologis hubungan antara periset dan objek yang
diteliti tidak bisa dipisahkan. Namun, aliran ini menambahkan pendapatnya bahwa
suatu kebenaran tidak mungkin bisa ditangkap apabila periset berada dibelakang
layar, tanpa terlibat dengan objeknya secara langsung. Aliran ini menegaskan arti
penting dari hubungan interaktif antara periset dan objek yang diteliti, sepanjang
dalam hubungan tersebut periset bisa bersifat netral. Dengan cara ini, tingkat
subjektivitas setidaknya dapat dikurangi.
2.2. Tinjauan Pustaka
Pustaka dalam suatu studi penelitian menurut John W. Creswell (1994 :
20) mempunyai bebarapa tujuan : (a) Memberitahu pembaca hasil penelitian-
penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian yang sedang ,dilaporkan
(Fraenkel & Wallen, 1990); (b) Menghubungkan suatu penelitian dengan dialog
yang lebih luas dan berkesinambungan tentang suatu topik dalam pustaka,
mengisi kekurangan dan memperluas penelitian-penelitian sebelumya (Marshall &
15
Rossman, 1989); (c) Memberikan kerangka untuk menentukan signifikansi
penelitian ; dan juga sebagai acuan untuk membandingkan hasil suatu penelitian
dengan temuan-temuan lain. Tinjauan pustaka dengan rujukan thesis terdahulu
sebagai berikut:
2.2.1. Peranan Public Relation Dalam Meningkatkan Citra Terhadap Indistri
Perhotelan (Studi Kasus : Hotel Ambhara, Hotel JW Marriott & Aston
Internasional Corporation)
Penelitian tesis ”Peranan Public Relation Dalam Meningkatkan Citra
Terhadap Indistri Perhotelan (Studi Kasus : Hotel Ambhara, Hotel JW Marriott &
Aston Internasional Corporation)” yang dilakukan oleh Dyah Hestu Lestari
seorang mahasiswi pascasarjana Usahid Jakarta tahun 2006, dilatarbelakangi
bagaimana kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha public relation dalam menciptakan
citra yang positif diketiga hotel tersebut. Tujuan dari penelitian tersebut adalah
untuk mengetahui kegiatan atau usaha public relation dalam menciptakan citra
yang positif dengan meningkatkan jumlah tamu yang datang.
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa peranan public relations
kedalam maupun keluar di ketiga hotel tersebut sudah baik sehingga terwujudnya
citra yang positif kepada tamunya dari segi pelayanan, fasilitas, keamanan dan
informasinya.
2.2.2. Strategi Public Relations Dalam Meningkatkan Citra Anteve
Penelitian jurnal yang berjudul ”Strategi Public Relations Dalam
Meningkatkan Citra Anteve” yang dilakukan oleh Yunyani Hafel ini
dilatarbelakangi oleh keterpurukan Anteve dalam mempertahankan citranya di
16
masyarakat, pamornya kalah bersaing dengan stasiun-stasiun televisi lain. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui startegi-strategi apa saja yang
dilakukan Anteve untuk meningkatkan citra positifnya dimasyarakat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan Anteve kini dikenal dengan image
yang berbeda dari sebelumnya dan tidak lagi merupakan televisi yang hanya
mengsegmenkan programnya pada kalangan remaja dan juga bukan pula sekedar
televis yang asal tayang saja, tetapi Anteve terlahir kembali menjadi televisi lokal
yang bertaraf internasional. Hal ini dibuktikan dengan kerjasamanya dengan
stasiun televisi luar negeri (Star TV milik Rupert Murdoch).
Perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah pada penelitian ini menggunakan paradigma post positivisme dan juga
mengunakan metode penelitian studi kasus selain itu subjek penelitiannya adalah
wisata bahari Kepulauan Seribu.
Perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan
dilakukan dapat dilakukan pada matriks dibawah ini :
17
Tabel 3. Matriks Perbandingan Penelitian
Peneliti Topik Paradigma Teori Metodologi Kesimpulan
Dyah Hestu
Lestari
(Tesis)
Peranan Public
Relation Dalam
Meningkatkan
Citra Terhadap
Indistri
Perhotelan
(Studi Kasus :
Hotel Ambhara,
Hotel JW
Marriott &
Aston
Internasional
Corporation)
Teori Public
Relation
Teori
Komunikasi
Organisasi
Teori
Pembentukan
Opini Public
Teori Citra
Kualitatif
dengan teknik
pengumpilan
data Focus
Group
discussion
(FGD)
peranan
public
relations
kedalam
maupun
keluar di
ketiga hotel
tersebut
sudah baik
sehingga
terwujudnya
citra yang
positif
kepada
tamunya dari
segi
pelayanan,
fasilitas,
keamanan
dan
informasinya
.
Yunyani
Hafel
(Jurnal)
Strategi Public
Relations Dalam
Meningkatkan
Citra Anteve
Teori Public
Relation
Teori Citra
Kualitatif
dengan teknik
pengumpilan
data wawancara
mendalam
(indepth
interview)
Anteve kini
dikenal
dengan
image yang
berbeda dari
sebelumnya
dan tidak
lagi
merupakan
televisi yang
hanya
mengsegmen
kan
programnya
18
2.3. Peran, Fungsi dan Tanggung Jawab Public Relations
Manusia memiliki kuasa penuh atas alat komunikasi yang begitu
cepat, begitu canggih, dan merasuk sehingga potensinya tidak dapat dipahami
sepenuhnya. Pesan disebar ke seluruh dunia melalui satelit hanya dalam
waktu beberapa detik.
Humas atau Public Relations menyangkut kepentingan. Setiap
organisasi, baik itu yang bersifat komersial maupun non komersial, karena
bagi organisasi, Public Relations tidak dapat dipisahkan dari kelangsungan
hidup organisasi tersebut dan merupakan unsur yang sangat penting bagi
management guna menciptakan tujuan yang spesifik dari organisasi.
Keberadaannya dalam organisasi adalah untuk menciptakan hubungan
yang harmonis antar suatu organisasi dengan masyarakatnya baik internal
ataupun eksternal melalui suatu proses komunikasi timbale balik dua arah.
Hubungan yang harmonis itu muncul dari adanya mutual understanding,
mutual confidence dan image yang baik (Rachmadi, 1993;22). Disamping itu
juga Public Relations merupakan kegiatan yang memperoleh Goodwill,
kepercayaan, saling pengertian dan citra yang baik atau positif dari publik.
Melihat kepada perannya yang sangat penting bagi organisasi, maka
kemampuan dan keterampilan seorang Public Relations dapat menjadikannya
sebagai PR yang handal, kreatif dan dapat membaca situasi dan bekerja
secara professional. Berdasarkan uraian diatas, maka pembinaan sumber daya
manusia yang berkelanjutan perlu dilakukan suatu organisasi kepada tenaga
PR khususnya untuk mengenal fungsi dan peran PR.
19
Tak ada yang dapat menyangkal pentingnya Humas dalam perusahaan
atau lembaga pada era sekarang ini. Hal ini karena dampak kegiatan PR pada
manajemen perusahaan dapat menghasilkan dukungan dari setiap publiknya.
Dari sekian banyak fungsi Public Relations, jika disimpulkan maka fungsi
utamanya adalah membantu perusahaan atau lembaga untuk menciptakan dan
memelihara citra baik dari suatu perusahaan atau lembaga.
Untuk memperoleh pengakuan publik terhadap prestasi yang
dihasilkan, tentunya dibutuhkan kegiatan komunikasi efektif yang dapat
menyampaikan prestasi perusahaan atau lembaga sehingga dapat menyentu
atensi publiknya. Usaha ini adalah untuk mencapai mutual understanding,
dimana syarat mutlaknya perlu adanya komunikasi dua arah (two way
communications) antara lembaga atau perusahaan dengan publiknya. Dengan
demikian tampak bahwa komunikasi adalah alat utama dalam fungsi PR.
Scoot M.Cutlip, allen H. centre, dan Glen M.Broom menyatakan
dalam edisi keenam, bukunya Effektif Public Relations, bahwa, “ Public
Relations adalah fungsi manajemen yang mengidentifikasikan, menetapkan
dan memelihara hubungan saling menguntungkan antara organisasi dengan
segala lapisan masyarakat yang menentukan keberhasilan atau kegagalan
Public Relations”.
Public Relations juga dapat diartikan sebagai proses, yaitu sebagai
suatu rangkaian, tindakan, perubahan, atau fungsi yang membawa hasil.
Dalam Dennis L.Wilcox., Philip H. ault dan Warren K.Agee, 2006,
menjelaskan bahwa satu cara popular untuk menjelaskan proses, dan untuk
20
mengingat unsur-unsurnya adalah dengan menggunakan kata singkata RAKE,
yang pertama kali dicetuskan oleh John marston dalam bukunya tahun 1963
The Nature Of Public Relations. Pada pokoknya, ini berarti bahwa kegiatan
public relations terdiri dari empat unsur utama, yaitu : Riset (apakah
masalahnya ?), Aksi dan perencanaan (apa yang dilakukan dengan masalah
itu ?), Komunikasi (bagaimana caranya memberitahu masyarakat ?) dan
Evaluasi (apakah khalayak berhasil dijangkau dan apa dampaknya ?).
Proses Public Relations mungkin juga dikonsepsikan sebagai berikut :
A. Praktisi PR menganalisis masukan ini dan membuat rekomendasi kepada
manajemen.
B. Manajemen menentukan kebijakan dan mengambil keputusan tindakan.
C. Praktisi PR melaksanakan satu program tindakan
D. Praktisi PR mengevaluasi efektifitas tindakan.
Langkah A terdiri dari masukan yang menentukan hakikat dan ukuran
masalah PR. Langkah ini mungkin termasuk umpan balik dari masyarakat,
pelaporan media dan komentar redaksi, analisis terhadap data tren, bentuk
riset lain, pengalaman pribadi dan tekanan serta peraturan pemerintah.
Pada langkah B, praktisi Public Relations menilai masukan ini,
menyusun tujuan dan agenda kegiatan dan menyampaikan rekomendasi
mereka kepada manajemen. Seperti yang telah disebutkan ini adalah peranan
PR sebagai penasihat.
Usai Manajemen mengambil keputusan, pada langkah C, karyawan
PR melaksanakan program kegiatan sebagai langkah D melalui sarana seperti
21
pernyataan pers, publikasi, sambutan dan program-program yang
berhubungan dengan masyarakat. Dampak dari segala usaha ini diperikasa
dengan adanya umpan balik dari komponen yang sama yang ditetapkan pada
langkah A. Siklus ini kemudian diulang untuk memecahkan aspek masalah
terkait yang mungkin membutuhkan pengambilan keputusan dan tindakan
tambahan.
Peran Public Relations Menurut Fariani dan Aryanto (2009) adalah
sebagai Komunikator Internal Perusahaan/ Instansi, artinya, PR sebagai
komunikator, meneruskan pesan pimpinan organisasi kepada seluruh
karyawan/ bawahannya dan kepada stakeholder. Pesan-pesan pimpinan bisa
berupa : kebijakan, instruksi, himbauan, ucapan selamat dan terima kasih. PR
juga menyampaikan aspirasi lini dibawahnya kepada pimpinan dengan media/
saluran komunikasi yang tepat yang disampaikan secara resmi.
Public Relations berperan pula sebagai Nara sumber Informasi
Perusahaa. Atinya Pesan-pesan/ informasi yang disampaikan oleh PR harus
benar-benar sesuai dengan kebijakan perusahaan.
PR sebagai Pelaku Perubahan (agent of Change) dan Penggagas
Budaya Perusahaan (Corporate Culture) serta Public Relations harus
Kampiun dalam Pengelolaan Krisis (Crisis Management Champion ).
Sebuah krisis yang menimpa organisasi atau perusahaan adalah satu
kondisi yang tidak diharapkan. Dalam krisis harus secepatnya diselesaikan,
22
namus krisis perlu dianalisis secara cermat agar segala kemungkinan yang
terburuk dapat diatasi.
Menurut Lesly (1997,p.687) fungsi Public Relations mencakup 5
(lima) fungsi dasar yaitu Advice, Communication service, Public issues
research and analysis, Public Relations action program dan Integrated of all
communication fungctions.
PR tidaklah sama dengan iklan, perbedaan-perbedaan terpenting
antara bidang Humas dengan bidang periklanan adalah sebagai berikut :
a. Tulisan-tulisan Humas harus sepenuhnya factual dan informative, serta
tidak boleh melebih-lebihkan seperti yang sering kita temukan pada tulisan-
tulisan ikalan (free of puffery). Untuk menjamin kredibilitas, kegiatan-
kegiatan humas haruslah edukatif, jauh dari nuansa emosional atau dramatic,
menghindari kecenderungan memuji diri sendiri.
b. Humas dipakai berbagai organisasi yang tidak terlibat iklan
c. Humas berhubungan dengan para editor an produser
d. Sasaran utama humas adalah menciptakan saling pengertian diantara
segenap khalayak mengenai kedudukan perusahaan yang tepat (citra
perusahaan), tentang produk atau jasanya.
Tanggung jawab besar yang diemban oleh professional PR adalah
membangun dan memelihara citra positif perusahaan/ instansi. Membangun
citra positif adalah pekerjaan yang berkesinambungan dan menuntut sinergi
yang baik dari seluruh unit di perusahaan.
23
Dalam membangun citra positif perusahaan, professional PR harus
dapat menganalisis dengan jitu bagaimana memosisikan perusahaan dibenak
public. Tanggung jawab kedua adalah mengelola komunikasi internal dan
eksternal perusahaan. Ini berarti PR menghimpun, menyaring, menganalisis
dan melancarkan arus komunikasi. Membangun hubungan baik dengan
berbagai institusi, komunitas maupun perseorangan, tokoh masyarakat adalah
tanggung jawab PR yang ketiga. Hubungan yang baik adalah pekerjaan yang
terus berkesinambungan (Fariani dan Widodo, 2009).
Gambar 3. Peran Strategis Public Relations
Peran strategis public relations
Mengintegrasikan kedua konsep strategis itu
kedalam :
sumber : Grunig, JE, 1992 dalam Oliver Sandra, 2001
2.4. Konsep Strategi Komunikasi Public Relations
Oliver, 2007 mengemukakan bahwa Strategi Komunikasi adalah
bagaimana caranya mencapai suatu tujuan yang diinginkan suatu organisasi
Perspektif internal Posisi eksternal
Mendefinisikan dan mengatur hubungan
stakeholder yang strategis
Pengembangan rencana-rencana taktis dan
strategis yang spesifik
24
sesuai dengan visi dan misinya. Jadi strategi dalam praktek komunikasi
menyangkut penentuan tujuan (sets out goals) untuk keperluan seluruh
departemen pemasaran termasuk pimpinan dalam para pengelola
pemasaran yang harus dapat mencapai tujuannya melalui sebuah strategi.
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan strategi, apakan strategi yang
disusun dapat dievaluasi atau diukur?, apakah unsur-unsur dalam
komunikasi yang disampaikan benar-benar dapat dievaluasi hasilnya sesuai
dengan keinginan organisasi ?, apa saja yang diperlukan untuk pengukuran
hasil suatu strategi ?.
Oleh karena itu Schultz,et.al (1993,h.82), setiap tujuan yang
ditetapkan harus jelas dan disetujui oleh berbagai pihak yang terlibat dalam
komunikasi. Selain itu harus dapat dipantau, apabila tujuan tidak tercapai
maka strategi dan segala komponen-komponen taktik harus ditinjau ulang
secara menyeluruh, jika perlu dilakukan perbaikan agar strategi yang dibuat
benar-benar dapat menyentuh konsumen yang diharapkan.
Strategi adalah suatu bagian dari proses perencanaan sehingga
menyangkut strategic planning. Menurut Kotler dan Amstrong
(1996,h.617), strategic planning : the process of development and
maintaining a strategic fit between the organizations goals and capabilities
and its changing marketing opportunities.Its relies on developing a clear
company mission, supporting objectives, a sound business portfolio and
coordinated fungctional strategies.
25
Menurut Wilson J, Laurie dan Ogdan D, Joseph.,2004, Strategic
Communication Planning : an approach to communications planning that
focuses actions on the accomplishment of organizational goals. Tujuannya
agar bisa menjadi master plan yang dapat dilaksanakan dan harus
didukung oleh pembuat keputusan dan pelaksana kunci dan dapat
diimplementasikan dengan memperhatikan sumberdaya dan organisasi
yang ada.
Strategi Public Relations dalam Kotler (2000,h.693) dijelaskan
sebagai berikut:
a. Publikasi : Perusahan – perusahaan sangat tergantung pada materi yang
dipublikasikan untuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasaran
mereka. Materi publikasi itu mencakup laporan tahunan, brosur, artikel,
laporan berkala dan majalah perusahaan serta materi audiovisual.
b. Peristiwa : Perusahaan dapat menarik perhatian terhadap produk baru atau
kegiatan pemasaran lainnya dengan menyelenggarakan peristiwa khusus
seperti berita, seminar, tamasya, pameran, kontes dan kompetisi,
peringatan hari jadi, serta pemberian sponsor olah raga dan budaya yang
akan menjangkau masyarakat sasaran.
c. Berita : salah satu tugas utama professional humas adalah menemukan atau
menciptakan berita yang mendukung perusahaan, produk dan orang-
orangnya. Penciptaan berita membutuhkan keahlian pengembangan
konsep cerita, pelaksanaan riset dan penulisan siaran pers. Namun keahlian
seorang humas harus lebih sekedar penyiapan naskah cerita. Membuat
26
media bersedia menerima siaran persediaan menghadiri konfrensi pers
membutuhkan keahlian pemasaran dan antar pribadi.
d. Pidato : Pidato merupakan alat lain untuk menciptakan publisitas produk
dan perusahaan. Eksekutif perusahaan yang harus menjawab pertanyaan
dari media atau member ceramah di asosiasi perdagangan atau rapat
penjualan, dan penampilan-penampilan itu dapat membangun citra
perusahaan.
e. Kegiatan pelayanan masyarakat : Perusahaan dapat meningkatkan citra
baik di masyarakatnya di daerah kantor atau paberik tempat mereka
berlokasi. Dalam kesempatan lain, perusahaan akan menyumbangkan
sejumlah uang tertentu (biasanya berhubungan dengan banyak konsumen
yang membeli produk mereka) untuk sebab tertentu. Pemasaran
berhubungan sebab (couse-related marketing), semakin banyak digunakan
untuk membangun citra baik di masyarakat.
f. Media Relations : Dalam masyarakat dengan komunikasi berlebihan,
perusahaan harus bersaing untuk menciptakan identitas visual yang dapat
segera dikenali masyarakat. Identitas visual diberikan oleh logo
perusahaan, alat tulis, brosur, tanda, formula bisnis, kartu bisnis, bangunan
dan cara berpakaian.
Laurie J. Wilson & Joseph D. Ogden (2004 ; 67) menyatakan bahwa
ada 10 langkah atau matrix dalam merencanakan program Public Relations,
yaitu melalui empat fase: penelitian/ riset, Action Planing,
Communication,dan evaluation.
27
Dalam Scoot M. Cutlip, Allen H. Centre dan Glen M. Broom (2006 ;
365) memperkuat bahwa 10 langkah proses perencanaan strategi PR adalah
sebagai berikut :
2.4.1 Mendefinisikan Problem
Dalam mendefinisikan suatu problem harus dilihat Problem, perhatian,
peluang ‘apa yang terjadi saat ini?’. Kemudian dilakukan analisis situasi
(internal dan eksternal), “apa kekuatan positif dan negative yang sedang
terjadi”, ‘siapa yang terlibat atau dipengaruhi?”, bagaimana mereka terlibat
atau dipengaruhi ?”
Dalam bukunya Manajemen Strategis Public Relations (2004: 28-30 )
Scoot M. Cutlip, et.al menyatakan dalam memilih strategi yang tepat perlu
merumuskan melalui analisis SWOT. Analisis SWOT berangkat dari asumsi
bahwa berbagai permasalahan dapat dikelompokan ke dalam 4 unsur SWOT :
Strength ( kekuatan), Weakness ( kelemahan ), Opportunity (peluang) dan
Threat (ancaman). Analisa SWOT tidak hanya penting dalam menganalisis
suatu program, seperti suatu program Public Relations, bahkan menjadi lebih
diperlukan dalam penyusunan strategi-strategi kebijakan korporasi.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 1999 : 18) yang didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis situasi ini menekankan
pentingnya suatu organisasi untuk mengetahui, memahami dan menganalisis
28
kondisi-kondisi yang strategis yang ada dilingkungan internal maupun
eksternal yang kemudian dikaitkan dengan visi dan misi perusahaan tersebut
dalam pencapaian tujuan dengan melakukan perbandingan terhadap beberapa
factor, yaitu antara factor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman
(threats) dengan factor internal kekuatan (strength) dan kelemahan
(weaknesses) dan dipergunakan untuk menentukan kinerja perusahaan.
Berbagai Peluang (Opportunities)
Kelemahan Kekuatan
Internal Internal
(Weaknesses) (Strength)
Berbagai Ancaman (Threats)
Gambar 4 : Diagram Analisa SWOT
2.4.2 Perencanaan dan Pemrograman
Hal ini dilihat apa tujuan dari program tersebut ‘ apa solusi yang
diharapkan’, kepada sasaran/ public yang mana yang harus dijangkau atau
dipengaruhi, dan bagaimana keterlibatan mereka? Serta sasaran apa yang
harus dicapai pada setiap publik untuk mencapai tujuan program tersebut ?.
29
Laurie J. Wilson & Joseph D. Ogden (2004 : 160) berpendapat
pentingnya melakukan riset formatif, yaitu riset awal maupun riset untuk
mengevaluasi program atau sebagai umpan balik termasuk dalam
perencanaan strategi komunikasi. Dalam buku mereka Strategic
Communications Planning dituliskan : Organisasi yang sukses selalu
melakukan pengecekan keadaan internal maupun eksternal, mengumpulkan
data dan mendapatkan umpan balik dari khalayak utama-nya serta
melakukan pengukuran efektifitas komunikasi organisasi untuk mencapai
tujuan.
2.4.3 Mengambil Tindakan dan Komunikasi
Langkah ketiga dalam proses manajemen mengarahkan program PR
ke dalam implementasi. Tahap ini berlaku untuk pencarian fakta dan perencanaan
strategis dari dua langkah sebelumnya.
Pada strategi aksi ini harus dilihat ‘perubahan apa yang harus
dilakukan untuk mendapatkan hasil sebagaimana dinyatakan dalam program
sasaran’. Strategi komunikasi apa yang harus disampaikan untuk mencapai hasil
seperti yang dinyatakan dalam sasaran program?, dan rencana implementasi
programnya bagaimana?, siapa yang akan bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan setiap tindakan dan taktik komunikasi ?.
Scoot M. Cutlip, Allen H. Centre dan Glen M. Broom (2006 ; 392)
mengatakan strategi aksi merupakan bagian utama dari program tetapi hanya
sebagian dari seluruh program PR yang tidak kelihatan dipermukaan.
30
Komunikasi, yang biasanya merupakan komponen yang lebih tampak, berfungsi
untuk menginterpretasikan dan mendukung strategi aksi. Komunikasi yang efektif
harus didesain agar sesuai dengan situasi, waktu, tempat dan audien.
Dalam mengimplementasikan strategi ini menurut Scoot M. Cutlip, Allen
H. Centre dan Glen M. Broom (2006 ; 408) dapat diakhiri dengan tujuh C dalam
komunikasi PR, yaitu Credibility (kredibilitas), Context (konteks), Content (isi),
Clarity (kejelasan), Continuity and Consistency (kontinuitas dan konsistensi),
Channel (saluran), dan Capability of the audience ( kapabilitas dan kemampuan
audien ).
Komunikasi dan aksi bukan tujuan, tetapi hanya sarana untuk mencapai
tujuan. Tujuan PR adalah hasil yang disebutkan dalam tujuan dan sasaran
program.
2.4.4 Mengevaluasi Program
Bagaimana hasil yang disebutkan dalam tujuan dan sasaran program
akan diukur?, dan umpan baliknya seperti apa?. Artinya bagaimana hasil evaluasi
akan dilaporkan ke manajer program atau pimpinan puncak?, apakah semua
program dapat dilaksanakan secara baik dan apakah program-program tersebut
tepat sasaran?, hasil evaluasi ini dapat menjadikan suatu perubahan dalam
melaksanakan perencanaan program-program selanjutnya.
Evaluasi program yang berguna membutuhkan perencanaan dari awal
hingga akhir proses. Perencanaan program yang efektif dan evaluasi program
yang efektif adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
31
2.5. Public Relations Sebagai Konsep Dalam Membangun Citra
Persepsi yang melekat kuat dalam benak public karena berkaitan
dengan pengalaman dalam waktu yang lama tidak selalu identik dengan
steretiotip yang buruk. Pengelolaan informasi yang baik akan memunculkan citra
positif yang membawa kepercayaan kepada public bahwa sebuah tempat tujuan
wisata yang baik, nyaman dan indah untuk dikunjungi (Wasesa, 2010; 201).
Kasus adanya mayat di Pulau Tidung Kepulauan Seribu baru-baru
ini,misalnya. Sekalipun pemerintah melakukan tugas PR yang cenderung tidak
sistematis serta tumpang tindih dalam pemberitaan, tetapi karena kepercayaan
wisatawan nusantara dan mancanegara terhadap keindahan Kepulauan Seribu
sedemikian kuat maka perlahan tapi pasti citra sudah mulai pulih. Beberapa
wisatawan sudah mulai kembali berkunjung dan mencoba kembali keelokan dan
keindahan Pulau Tidung yang telah didengarkan, diberitakan oleh para wisatawan
yang pernah berkunjung ke Pulau tersebut.
Asosiasi positif tadi harus dikembangkan menjadi fondasi citra yang
akan dikembangkan ke beberapa model informasi. Berdasarkan fondasi tadi,
beberapa informasi lainnya bisa dikembangkan sesuai dengan audiensi target.
Menurut Kottler (1993) yang diadaptasi dari buku Marketing Places dalam
Wasesa (2010) menyatakan, sebuah daerah tujuan membutuhkan penduduk
potensial yang bisa mengangkat daerah tersebut, apakah secara citra atau bahkan
perekonomian. Dengan karakter informasi yang memikat, dimana setiap orang
bisa mengembangkan diri untuk berkarya,maka akan memikat penduduk potensial
32
untuk menetap lebih lama. Hukum 80:20, diamana terdapat 20 % penduduk yang
mampu menggerakan 80 % perekonomian daerah, sangat menganjurkan daerah
untuk mencari penduduk potensial yang berjumlah 20% tadi. Misalnya, kultur
Bali yang kuat mengundang banyak seniman dunia untuk tinggal dan
mengembangkan seni di Bali
Penduduk Potensial yang merupakan target tersebut mempunyai karakter
informasi yang khas, artinya Beberapa informasi yang menarik untuk
mengundang minat mereka adalah lingkungan yang kondusif untuk menjalankan
aktivitas mereka, apakah sebagai pengusaha atau seniman,atau bahkan tenaga
pengajar. Sikap pemerintah (daerah) yang bersahabat, seperti pemberian fasilitas,
informasi tentang keringanan pajak ataupun fasilitas pemilikan alat usaha. Dan
lahan usaha yang baik, dalam artian tempat dan sarana yang mampu
mengembangkan usaha tertentu dari penduduk potensial tersebut.
Audiensi target berikutnya adalah wisatawan atau turis yang melihat
kebutuhan daerah tujuan. Dengan adanya turis domestic maupun asing, daerah
tujuan akan mendapatkan pemasukan. Sehingga selain berusaha menarik turis,
daerah tujuan juga mempunyai kepentingan untuk memperpanjang masa tinggal.
Karakter informasi yang harus disampaikan juga berbeda. Informasi yang
berkaitan dengan turis, hendaknya bersifat: Informasi tentang pengalaman-
pengalaman baru yang tidak didapatkan turis yang bersangkutan dinegara atau
daerah asalnya. Pemerintah setempat harus membuat informasi dalam segmen-
segmen yang sesuai dengan tingkatan turis, termasuk pemilihan medianya.
Informasi untuk turis back-pack tentu berbeda dengan turis biro travel, atau
33
bahkan dengan turis yang singgah dihotel-hotel mewah. Dan juga informasi yang
diberikan kepada wisatawan harus selalu diperbarui tentang kawasan wisata,
terutama penemuan-penemuan baru dari kawasan wisata tersebut.
Pelajar dan mahasiswa juga merupakan target audiensi berikutnya,
Salah satu pemasukan yang bisa dikembangkan oleh daerah tujuan adalah adanya
pelajar dan mahasiswa dari luar daerah atau bahkan luar negeri. Adapun karakter
informasinya adalah Informasi mengenai keunggulan sistim pendidikan didaerah
tujuan, yang tidak dimiliki oleh daerah ataupun Negara-negara lain. Informasi
mengenai fasilitas yang akan didapatkan, serta PR testimonial mengenai
pengalaman mereka yang pernah belajar di daerah tujuan tersebut
Aktivitas perekonomian akan semakin kuat dengan banyak investor
yang masuk, terutama bila diikuti dengan pendirian pabrik/usaha yang menjadi
unggulan didaerah tujuan tersebut. Karena berhubungan dengan investasi, maka
informasi yang harus diluncurkan oleh PR adalah bagaimana membuat investor
memiliki niat untuk meninjau daerah tujuan tersebut. Ada kemungkinan informasi
dari PR langsung meyakinkan investor, tapi kemungkinan tersebut sangat kecil.
Karena pasti investor akan melakukan riset terlebih dahulu sebelum menanamkan
modal ke sebuah daerah.
Adapun beberapa informasi yang relevan untuk memunculkan niat
investor adalah :Seberapa jauh kebijakan pemerintah daerah akan menunjang
investor yang akan masuk ke daerah. Kombinasikan informasi ini dengan event
pendukung sehingga jarak pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor
tidak terlalu lama.Informasi mengenai iklim usaha. Portfolio investor-investor lain
34
yang sudah menanamkan modal disana, serta penghargaan yang diberikan dari
pemerintah daerah
Yang penting ditekankan pula bahwa pusat aktivitas bisnis juga
merupakan target audience yang mempunyai kebutuhan daerah tujuan dan
Menjadikan kota sebagai daerah tujuan yang memiliki aktivitas bisnis akan
meningkatkan aktivitas perekonomian dan sekaligus mendatangkan turis bisnis
yang mempunyai waktu tinggal relative lebih lama. Selain memancing turisa,
informasi mengenai pusat aktivitas bisnis akan mendorong pengusaha untuk
memindahkan aktivitas bisnisnya didaerah yang dilihatnya potensial. Tidak dalam
menanamkan modal tetapi aktivitas bisnis juga akan menguatkan perekonomian.
Beberapa informasi yang dapat dilontarkan disini adalah mengenai :Perputaran
uang pemerintah daerah akibat sistim perkembangan bisnis didaerah tersebut.
Biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan Profil
pembiayaan konsumen.
Pengertian citra (image) menurut Jefkin (2004,h.412) dalam konteks
PR dapat didefinisikan sebagai berikut : Citra diartikan sebagai kesan, gambaran
atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai
berbagai kebijakan, personil, produk atau jasa-jasa dari suatu organisasi atau
perusahaan.
Dalam pengertian yang lebih luas citra perusahaan (corporate image)
adalah kesan mental atau suatu gambaran dari sebuah perusahaan dimata para
khalayaknya yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengalaman mereka
sendiri. Citra ini tidak bisa diciptakan begitu saja, tetapi bias diubah atau
35
diperbaiki. Setiap orang bisa saja memiliki kesan yang berlainan terhadap suatu
perusahaan/organisasi. Citra perusahaan dimata pegawainya sendiri, pemegang
keputusan, distributor atau konsumen tentunya berbeda satu sama lain, tergantung
pada tingkat pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Bertolak pada
kenyataan ini, maka kita tidak mungkin memoles citra yang buruk sehingga lebih
indah dari warna aslinya. Yang bisa dan harus kita lakukan oleh
perusahaan/organisasi itu adalah melui upaya-upaya PR-nya adalah membangun
suatu citra yang sebenarnya sesuai dengan kenyataan yang ada. Caranya adalah
dengan mengembangan pengetahuan dan pengalaman khalayak perihal
perusahaan/organisasi.
Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa citra (image) menurut Jefkin
(2004,h.20-21) terdiri dari 5 (lima ) jenis citra, yaitu : Citra bayangan (mirror
image) : citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap
organisasinya, Citra yang berlaku (current image) : citra atau pandangan yang
dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi, citra yang diharapkan (
wish image) suatu citra yang diharapkan oleh pihak manajemen, citra perusahaan
(corporate image) : citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan
sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Cita majemuk ( multiple image) :
citra yang lebih dari satu macam tergantung dari jumlah pegawai, cabang atau
perwakilan dari suatu perusahaan.
Strategi membangun citra menurut Bernstein (1984.h.230) dijelaskan
dalam kasus krisis manajemen yang di rinci dalam 13 langkah yang harus
dilakukan yaitu :Take the initiative, Keep in contact with the media, Speak the
36
truth, Treat the media with respect, Do not speculate, Do not ask for retraction,
Make sure internal communications are good, Keep your communications simple,
Think of the headline, Think about the questions, Think in terms of people,
Monitor all media coverage,and Follow up.
Untuk kepentingan pencitraan wisata bahari, komunikasi dapat
dikatakan memiliki peran yang penting. Komunikasi dapat menjadi alat guna
melancarkan informasi, baik komunikasi dari aspek sumber, aspek pesan maupun
komunikasi dari aspek audience ( Chamdani, usman. 2007 ).
➢ Komunikasi dari aspek Sumber
Komunikasi memiliki peran penting guna menginformasikan pesan-
pesan pariwisata, khususnya pesan yang bertemakan citra wisata bahari. Jika
Komunikasi dilihat dari aspek sumber (komunikator), yaitu komunikasi yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten dalam mengkomunikasikan wisata
bahari, baik pemerintah, lembaga, asosiasi, maupun pemerhati terhadap citra
wisata bahari. Menurut pakar komunikasi, posisi komunikator adalah pemegang
otoritas, diamana keputusan dan statmen dalam bentuk kebijakan memiliki
dampak bagi khalayak luas dan sekaligus dapat menciptakan opini public (
Nimmo 2005 ). Oleh sebab itu, kebijakan terkait dengan wisata bahari, dari
statmen yang dikeluarkan pihak komunikator, kegiatannya paling tidak memiliki
prinsip dan strategi komunikasi yang berkelanjutan, dimana dalam
mengkomunikasikannya dapat menjamin terpenuhinya informasi daerah tujuan
wisata.
➢ Komunikasi dari Aspek Pesan
37
Studi komunikasi yang terkait dengan bagaimana isi pesan yang akan
dipublikasikan, memerlukan saluran media sebagai alat. Isi pesan yang telah
dibuat dengan baik dapat dikatakan efektif apabila didukung dengan penggunaan
media yang baik. Media komunikasi massa yang baik adalah media yang memiliki
kemampuan menjaring pendengarnya secara persuasive, dimana media
komunikasi tersebut memiliki makna yang berarti bagi audience-nya.
Mengkomunikasikan wisata bahari dapat dilakukan dengan
komunikasi interpersonal, juga bisa dilakukan dengan menggunakan media massa.
Media massa dalam hal ini sebagai alat bantu dalam menginformasikan citra
wisata bahari kepada khalayak luas. Sebab dengan mengkomunikasikan beragam
informasi wisata, wisatawan akan memperoleh kesempatan mendapatkan pesan-
pesan tentang wisata bahari yang dibutuhkan hingga diharapkan adanya
perubahan sikap, persepsi, kepercayaan yang baik akan citra wisata bahari.
➢ Komunikasi dari Aspek Audience
Kegiatan komunikasi akan efektif apabila audience dapat merespon secara
positif pesan-pesan tersebut. Audience dalam hal ini akan mendukung pesan-
pesan wisata bahari, baik dukungan dalam bentuk pengetahuan, sikap maupun
prilakunya. Audience dalam merespon pesan wisata bahari sangat dipengaruhi
oleh citra positif pesan tersebut. Selanjutnya citra ditentukan oleh sumber-sumber
informasi, diantaranya adalah media massa.
Faktor yang dapat dikatakan pesan-pesan wisata bahari melalui media
dapat diterima oleh audience, sangat ditentukan oleh daya tarik pesan, jenis media
38
yang digunakan, serta faktor pesan tersebut dapat memberikan manfaat dan tidak
bertentangan dengan norma-norma budaya audience-nya. Dengan kondisi
demikian komunikasi yang disampaikan dapat berjalan lancar, efektif dan bisa
diterima audience.
2.6. Kerangka Konseptual
Penelitian ini menggunakan teori strategi perencanaan dan teori humas
pemerintah sebagai salah satu landasannya karena penelitian ini meneliti strategi-
strategi apa saja yang diterapkan oleh humas dinas pariwisata Provinsi DKI
Jakarta dan Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu. Untuk mendapatkan
strategi-strategi tersebut peneliti terlebih dahulu akan menganalisis situasi dengan
menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats)
dilanjutkan dengan langkah-langkah Strategis Hubungan Masyarakat. (Smith,
2005 : 12).
Dalam humas pemerintahan tugas pokok dan kewajiban humas
pemerintahan adalah bertindak sebagai komunikator (narasumber) untuk
membantu keberhasilan program pembangunan pemerintah (back up the
government work program supporting), memiliki kemampuan membangun
hubungan yang positif (good relationship), konsep kerja yang terencana baik
(work program concept), hingga mampu menciptakan citra baik bagi lembaga
yang diwakilinya, serta membangun opini publik yang positif (good image maker
and positive of public opinion).
39
Pencitraan yang positif melalui penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan
yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Sudin, hal ini tidak terlepas dari peran
humas dalam menjalankan strategi-strategi komunikasinya.
Dalam beberapa kasus kepariwisataan, starategi-strategi yang dilakukan
humas menjadi sangat krusial karena sebagai komunikator dalam membantu
keberhasilan program-program pemerintah selain itu itu aktivitas humas dalam
mewakili lembaga/organisasi tersebut dapat dipertegas berkenaan dengan batas-
batas wewenang dan tanggung jawab dalam memberikan keterangan (sebagai juru
bicara).
40
2.7. Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 3 : Kerangka Kerja Penelitian
Sumber : Rachmat Kriyantono, S. Sos, M. Si
Riset Komunikasi (2009 : 75)
Temuan dan Analisa
Kesimpulan
Analisa Data
Strategi Analisis Data
Kualitatif-Verifikatif.
STRATEGI KOMUNIKASI
DALAM MEMBANGUN CITRA
WISATA BAHARI ( STUDI KASUS
KABUPATEN KEPULAUAN SERIBU)
Metodologi
- Tipe Penelitian
Kualitatif
- Metode Studi Kasus
- Paradigma
Postpositivisme
Sampel
- Key person
Konsep
- Strategi
perencanaan
- Humas Pariwisata
- Citra/Image
- Marine Tourism
Sumber Data
- Wawancara
Mendalam
- Dokumentasi
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk
menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data
sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi. Jika data
yang sudah terkumpul sudah bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka
tidak perlu mencari sampling yang lainnya. Disini yang tekankan adalah
persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data
(Kriyantono 2006: 58).
Apabila peneliti membandingkan antara metode kualitatif dengan
kuantitatif, maka keduanya bukanlah dalam ekslusif timbal balik. Perbedaan
antara keduanya menurut peneliti adalah terletak pada keseluruhan bentuk,
focus, serta pada penekanan studinya. Disamping itu metoda kualitatif pada
dasarnya merupakan metoda perpaduan antara pikiran-pikiran rasional dengan
kemampuan dalam mengungkapkan data secara mendalam. Dalam pendekatan
kualitatif kemampuan intuitif peneliti dianggap sebagai pengalaman-
pengalaman pribadi, dianggap sebagai key informant yang dapat dipahami dan
dianalisis sebagai suatu data.
42
3.2. Metode Penelitian
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Studi Kasus.
Kriyantono, 2006; 66 menyatakan bahwa Studi Kasus adalah metode riset yang
menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data ) yang bisa
digunakan untuk meneliti, menguraikan, menjelaskan secara komperhensif
berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa
secara sistematis.
Karena itu peneliti dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi
partisipan, dokumentasi, dan rekaman serta bukti-bukti flainnya. Pilihan ini
ditempuh mengingat bahwa melalui studi kasus peneliti akan mampu
menghimpun data dari sumber informasi sebanyak mungkin, yang secara
sistematis akan melakukan investigasi terhadap individu yang menjadi sumber
data tersebut. Sumber data bisa didapat dari kelompok, organisasi atau juga dari
event yang ada.
3.3. Objek Penelitian
Objek studi ini adalah mengenai bagaimana Strategi Komunikasi yang
dilakukan Humas Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam
Membangun Citra Wisata Bahari di Kepulauan Seribu.
Alasan dipilihnya wisata bahari Kepulauan Seribu adalah karena
Kepulauan seribu merupakan kabupaten satu-satunya yang ada di Ibukota
Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai objek wisata bahari yang sangat
potensial sebagai tempat tujuan wisata.
43
3.4. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data akan dihimpun melalui dua cara. Yang
pertama melalui sumber primer. Sumber primer akan dihimpun melalui
wawancara yang mendalam (in-depth interview) dengan bantuan suatu
interview guide. Data primer juga akan didukung melalui observasi langsung di
objek-objek penelitian (on the spot). Cara kedua adalah melalui data skunder,
yaitu semua informasi tertulis yang sudah ada di Kabupaten Kepulauan Seribu
dan Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta.
3.5. Sumber Data
Sumber data akan diperoleh melalui key informants yang terdiri dari
Dinas Pariwista Provinsi DKI Jakarta, Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu dan
Sudin Kominfo di lingkungan kabupaten Kepulauan Seribu. Penentuan Key
Informants didasarkan atas pertimbangan bahwa mereka adalah orang-orang
yang paling banyak memiliki informasi penting yang dibutuhkan untuk
penelitian ini. Mereka semua ditentukan secara sengaja, hanya jumlahnya tidak
ditentukan secera definitive. Pertanyaan yang diajukan kepada informants
umumnya berkaitan dengan Strategi Komunikasi, antara lain mengenai :
a. Perencanaan Strategi Komunikasi
b. Program-program yang telah dan akan dilaksanakan
c. Kebijakan Pariwisata
d. Kendala/ masalah dalam mengkomunikasikan wisata bahari
Sementara informasi untuk Public Relations terdiri dari :
44
a. Kegiatan publisitas yang dilakukan secara eksternal
b. Kegiatan special event, social maupun mengenai suatu kegiatan
kampanye wisata bahari
Sementara itu mengenai citra sendiri terdiri dari :
a. Persepsi konsumen/ wisatawan terhadap wisata bahari Kabupaten
Kepulauan Seribu
b. Persepsi konsumen/ wisatawan terhadap kebijakan dan program
pariwisata Kepulauan Seribu.
3.6. Ketentuan atau criteria informans,
Hal ini dilakukan berdasarkan struktur pada Organisasi Sudin Pariwisata
Provinsi DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu, Yang ditekankan adalah dari
perspektif fungsi dan peran dari pada key informant tersebut dan yang punya
kaitan langsung dengan aktivitas Humas/PR serta kegiatan kepariwisataan dan
terkait pula dengan kegiatan peningkatan citra wisata bahari. Kreteria lain yang
dijadikan pertimbangan adalah bahwa para informants memiliki kedudukan
dan wewenang sesuai dengan bidangnya dalam organisasi, punya wewenang
dalam pengambilan keputusan, serta memiliki kompetensi dalam bidangnya
masing-masing serta berpendidikan memadai. Secara organisatoris mereka
adalah :
a. Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI jakarta
b. Kasudin Humas Kabupaten Kepulauan Seribu
c. Kepala Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu
45
Jadi, para informant ditentukan secara purposive. Semua informant dianggap
sebagai ‘expert’, karena informasi yang diberikan mewakili keahlian dalam
bidangnya (Broom & Dozier, 1990:2).
3.7. Unit analisis dan observasi
Unit dari penelitian ini adalah Wisata Bahari Kabupaten Kepulauan
Seribu, dimana strategi komunikasi dijadikan salah satu kasus dalam penelitian
ini. Sementara unit observasinya adalah para individu sebagai key
informantnya. Artinya masing-masing informasi akan diuraikan secara lengkap
dan mendalam, mulai dari identitas informan sampai kepada pendapatnya
mengenai strategi komunikasi wisata bahari Kabupaten Kepulauan Seribu
dalam konteks membangun citra wisata bahari.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancaradengan para nara
sumber, observasi, pengumpulan dokumen baik berupa hardcopy, website dan
studi kepustakaan, diketahui bahwa program komunikasi yang diterapkanoleh
Suku Dinas Pariwisata dalam mengkomunikasikan daerah tujuan wisata bahari
menunjukan peningkatan citra terhadap kepariwisataan di Kepulauan Seribu.
Hasil penelitian ini akan dijabarkan selanjutnya pada bab ini.
4.1.1. Analisis Situasi
Kabupaten Kepulauan Seribu merupakan gugusan pulau-pulau kecil yang
terbentang dari teluk Jakarta hingga pulau sebira. Luas total wilayah kurang lebih
11 kali luas daratan Jakarta, dengan luas lautan mencapai 6.997,50 Km2 dan
daratan 864,59 Hektar.
Pulau-pulau di Kepulauan Seribu berjumlah 110 pulau, dengan
peruntukan yang beragam, diantaranya 11 pulau untuk pemukiman, 9 pulau wisata
umum, 36 pulau wisata lainnya, 4 pulau dengan bangunan sejarah, 2 pulau cagar
alam serta sisanya diperuntukan bagi penghijauan dan peruntukan khusus.
Selain itu, Kepulauan Seribu juga terbagi atas empat zona. Diantaranya,
zona inti yang diperuntukan bagi perlindungan bangunan cagar budaya, zona
perlindungan yang diperuntukan bagi penunjang dan pengaman bangunan cagar
47
budaya dan zona pemanfaatan diperuntukan bagi pengadaan fasilitas dan sarana
penunjang kepariwisataan.
Untuk menuju Kepulauan Seribu, saat ini dapat ditempuh melalui
beberapa dermaga yang terdapat di pesisir teluk Jakarta, seperti muara angke,
rawa saban, tanjung pasir dan dari dermaga-dermaga ini tersedia angkutan laut
berupa kapal-kapal kayu tradisional yang biasa dimanfaatkan sehari-hari oleh
masyarakat Pulau Seribu. Sedangkan dari Marina Ancol tersedia kapal-kapal yang
disediakan pengelola resort dan kapal milik Pemerintah Daerah seperti trans
lumba-lumba, kapal kerapu yang pemanfaatannya masih sangat terbatas.
Penduduk Kepulauan Seribu terdiri dari beragam suku bangsa
diantaranya Bugis, Banten, Madura dan Betawi. Jumlah penduduk Kepulauan
Seribu mencapai 20.376 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan penduduk berkisar
3,5 % pertahun.
Sebagai salah satu dari enam wilayah yang ada di Provinsi DKI Jakarta,
Kabupaten Kepulauan Seribu mempunyai visi, misi dan tujuan yang telah
dicanangkan dalam Rencana Strategis Jangka Pendek dan Jangka Menengah.
Sebagai wilayah yang memiliki gugusan kepulauan, maka sektor pariwisata
merupakan sektor unggulan yang juga merupakan prioritas dalam pembangunan
pariwisata DKI Jakarta.
Secara geografis yang berdekatan dengan pesisir Jakarta, Pulau Seribu
sudah sepatutnya menjadi suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik orang-
orang Jakarta untuk menghabiskan akhir minggunya di Kepulauan Seribu. Dengan
daya tarik wisata yang dimiliki Kepulauan Seribu diharapkan citra Jakarta sebagai
48
destinasi pariwisata Internasional bisa terwujud. Untuk mencapai hal tersebut,
dalam penelitian ini diuraikan strategi komunikasi yang dilakukan oleh Sudin
Pariwisata Kepulauan Seribu yang tugas pokok dan fungsinya sebagai pelaksana
kebijakan program daerah serta Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta sebagai
pembuat kebijakan program pariwisata.
Ada beberapa faktor kekuatan potensi yang dimiliki Kepulauan Seribu
sebagai daerah tujuan wisata bahari.Dari hasil wawancara maupun data yang
didapatkan, bahwa untuk membuat suatu perencanaan kerja Public Relations
peneliti menggunakan analisis SWOT sebagai analisis situasi. Analisis situasi ini
menekankan pentingnya suatu organisasi untuk mengetahui, memahami dan
menganalisis kondisi-kondisi strategis yang ada dilingkungan eksternal yang
kemudian dikaitkan dengan visi dan misi organisasi tersebut dalam pencapaian
tujuan dengan melakukan perbandingan terhadap beberapa faktor eksternal yaitu
peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal yaitu
kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weaknesses) dan dipergunakan untuk
menentukan kinerja organisasi ( Rangkuti, 1999 : 18 ).
Hasil analisis SWOT Public RelationsKepulauan Seribu sebagai tujuan
wisata bahari memiliki beberapa faktor penunjang atau pendukung sebagai
kekuatan dalam meningkatkan potensi pariwisata. Sebagai destinasi wisata, secara
geografis Kepulauan Seribu merupakan bagian dari wilayah DKI Jakarta yang
termasuk sebagai 1 (satu) dari dua puluh Sembilan (29) pulau yang ada di
Indonesia yang tercantum dalam program pembangunan jangka panjang dan
menengah (RPJMP) dari pariwisata Pemerintah Pusat. Kekuatan lain yang
49
memiliki potensi pengembangan pariwisata di kepulauan seribu adalah kepulauan
ini memiliki daya tarik wisata yang eksotis, terdapat : 9 pulau wisata umum dan
36 pulau yang berpotensi dikembangkan sebagai tempat wisata, terdapat 4 pulau
dengan bangunan bersejarah, 2 cagar alam.
Potensi lain yang dimiliki oleh Kepulauan Seribu adalah terletak pada
potensi wisata bahari yang merupakan salah satu objek lokasi wisata selam dari 13
lokasi selam yang sangat menawan di Indonesia. Pulau-pulau wisata tersebut
diantaranya adalah Pulau Karang Beras, Pulau Putri, Pulau Air dan Pulau
Tidung.Pulau-pulau ini diketahui sebagai lokasi tereksotik dalam wisata
baharinya.Koordinasi berpararel yang terbangun antar-stakeholder juga menjadi
kekuatan lain yang dimiliki manajemen pariwisata Kepulauan Seribu. Dalam hal
ini adalah komunikasi internal yang terbangun di antara suku dinas-suku dinas
terkait di Pemda Kepulauan Seribu.
Selain faktor kekuatan yang dimiliki oleh Kepulauan Seribu, terdapat pula
faktor kelemahan antara lain adalah: kurangnya komunikasi dengan pemerintah
pusat dan daerah(Public Affairs). Dalam hal ini belum terbangun komunikasi yang
intensif secara spesifik menyangkut pengembangan pariwisata kepulauan Seribu
antara pemerintah pusat dengan daerah.Selanjutnya adalah hal yang berkaitan
dengan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility).Dalam hal ini
adalah tidak adanya perhatian khusus menyangkut pengembangan potensi
pariwisata di Kepulauan Seribu.Di samping itu juga terdapat kelemahan dalam
segi komunikasi antara pemerintah dengan investor-investor (Investor Relations)
baik lokal maupun nasional.
50
Di sisi lain dari kelemahan yang dimiliki oleh manajemen pariwisata
Kepulauan Seribu adalah terbatasnya manajemen publikasi (Publication
Management). Hal ini tentu saja menjadi sangat penting mengingat aktivitas
publikasi merupakan ujung tombak dari peningkatan pengetahuan public terhadap
pariwisata Kepulauan Seribu.Tidak terbangunnya komunikasi yang baik
(Strategic Communications) antar-stakholder di lingkungan Kepulauan Seribu
menjadi kelemahan lain yang ditemui di lapangan.Selain itu sarana dan prasarana
tempat penyebrangan yang belum ada juga menjadi kelemahan yang harus dicari
jalan keluarnya.
Ada beberapa peluang yang dapat dijadikan peluang bagi pengembangan
pariwisata Kepulauan Seribu.Peluang pertama adalah bahwa Kepulauan Seribu
merupakan destinasi wisata bahari yang berada di wilayah DKI Jakarta.Program
pariwisata Kepulauan Seribu merupakan salah satu program pengembangan
tujuan wisata (MarineTourism) di DKI Jakarta.Peluang ini tentunya ditangkap
oleh para investor yang berminat dalam hal kepariwisataan, baik lokal, nasional
maupun internasional. Selain itu sikap dan persepsi wisatawan terhadap suatu
daerah tujuan juga asset peluang yang tidak kalah penting. Bisa dilihat dari jumlah
kunjungan wisatawan yang ada pada waktu libur nasional, wisata laut Pulau
Seribu menjadi tujuan wisata yang paling diminati dikalangan remaja dan
kalangan penikmat mancing di Ibukota.
Peluang lain yang juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan
pariwisata Kepulauan Seribu adalah peningkatan pendapatan wisatawansangat
berpengaruh terhadap minat berwisataserta peluang dari pemerintah dalam hal
51
kebijakan.Dalam hal ini seperti visa kunjungan wisatawan (visa on arrival) yang
berlaku tentunya sangat memudahkan wisatawan untuk bisa tinggal lebih lama
lagi di Jakarta. Peluang terakhir adalah kecintaan dan kepedulian akan alam laut
yang indah yang dimiliki oleh Kepulauan Seribu itu sendiri. Peluang terakhir
inilah yang paling potensial untuk dijaring mengingat Jakarta sebagai Ibukota
sungguh sangat padat mobilitasnya, hal ini memungkinkan para calon wisatawan
menghabiskan liburan akhir pekannya di kepulauan Seribu.
Dalam pengembangan potensi pariwisata Kepulauan Seribu juga ada
beberapa masalah yang perlu diperhatikan terutama yang berkaitan dengan
ancaman terhadap keberlengasungan dan perkembangan wisata di Kepulauan
Seribu. Ancaman yang paling penting antara lain adalah menyangkut stabilitas
yang berkaitan dengan situasi keamanan daerah tujuan wisata. Hal ini penting
untuk diperhatikan mengingat stigma public akhir-akhir ini yang banyak
menyoroti masalah-masalah keamanan.Ancaman berikutnya adalah menyangkut
kebijakan pemerintah tentang pengelolaan tujuan wisata. Jika ancaman ini tidak
mendapatkan perhatian yang serius dari pihak pemerintah maka ini akan menjadi
masalah besar bagi keberlangsungan pariwisata di Kepulauan Seribu. Di samping
itu perkembangan segala bentuk teknologi dalam pengelolaan industry pariwisata
juga menjadi penting untuk dikelola dengan baik. Salah atau gagal dalam
menangani pengembangan teknologi dan pengelolaan industry pariwisata akan
menjadi hambatan yang berpotensi mengancam perkembangan dunia pariwisata
Kepulauan Seribu. Ancaman lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah
menyangkut dengan daerah tujuan wisata saingan lain yang bertambah dalam hal
52
kualitas dan kuantitas.Dan terakhir yang perlu untuk diperhatikan adalah ancaman
yang bersifat natural, dalam hal ini adalah keadaan dan kondisi cuaca dan iklim
tujuan wisata.Ada banyak contoh yang berkaitan dengan masalah natural seperti
masalah pelarangan berkunjung pemerintah asal wisatawan terhadap suatu daerah
tujuan wisata, Cuaca yang tidak menentu, Isu tsunami, bencana dan masalah
geografis dan ekologis laiannya.
Dari hasil analisis situasi diatas dan diperkuat oleh hasil wawancara
dengan Kasudin Pariwisata Kepulauan seribu, bahwa :
“Peningkatan pendapatan wisatawanmerupakan peluang yang besar
bagi pariwisata Kepulauan Seribu. Dengan meningkatnya pendapatan
masyarakat sangat diyakini bahwa masyarakat akan lebih meningkatkan aktivitas
berliburnya ke Kepulauan Seribu”.
Humas pemda Kabupaten dan Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan
Seribu sebelum melakukan perencanaan program kegiatan kehumasan dan
promosi pariwisata bahari terlebuh dahulu melakukan riset. Riset yang dilakukan
adalah berupa pengumpulan informasi, penggabungan data dan penyusunan fakta
dilapangan sehingga dengan melakukan riset dapat diatur keputusan kebijakan dan
strategi program komunikasi efektif.
Riset atau pengumpulan fakta yang dilakukan oleh humas pemda
Kepulauan Seribubertujuan untuk :
1. Membatu humas dalam menyelidiki sikap dasar masyarakat, wisatawan,
stakeholder sehingga pesan program dapat ditata.
53
2. Mengukur opini sesungguhnya dari berbagai kelompok masyarakat dan
wisatawan yang sudah dan belum berkunjung ke Pulau Seribu.
3. Mengidentifikasi para pemuka opini seperti pemerintah dan masyarakat
yang dapat mempengaruhi publik sasaran.
4. Menekan biaya dengan memusatkan perhatian pada sasaran pada sasaran
valid dan khalayak kunci.
5. Membantu pelaksanaan pra uji pesan pariwisata dan saluran komunikasi
yang disarankan sebelum mengimplementasi program keseluruhan.
6. Membantu menentukan waktu yang tepat bagi program Humas untuk
mendapatkan manfaat dari minat dan kepentingan pariwisata bahari secara
umum.
7. Menciptakan komunikasi dua arah. Umpan balik dari masyarakat yang
dapat menyelaraskan pesan dan pilihan media.
8. Mengetahui letak masalah dan kepentingan publik sebelum menjadi suatu
berita.
9. Menciptakan kredibilitas dimata pimpinan daerah dan pimpinan pusat.
Riset Humas yang digunakan dalam rangka perencanaan program kegiatan
kepariwisataan adalah berupa laporan tahunan terdahulu, riset perpustakaan,
talkshow dengan lembaga swadaya masyarakat yang ada di kepulauan seribu,
audiensi dengan pimpinan daerah (Bupati), menganalisis dengan analisis surat dan
telepon serta bertatap muka dengan kelompok fokus.
54
4.1.2. Key Public
Destinasi Kepulauan Seribu yang merupakan wisata bahari mempunyai
publik kunci yang potensial, dalam hal ini adalah wisatawan yang memiliki
identitas dan karakteristik yang sama, baik secara geografis, psikografi, sosio-
ekonomi dan demografi serta secara perilaku, seperti para pecinta wisata bahari
seperti penyelam, pemancing, peneliti kelautan dan pecinta pantai. Menurut
Kotler, 2002 ada beberapa klasifikasi yang telah dipakai untuk menggambarkan
segmen tempat tujuan pengunjung yang berbeda-beda. Klasifikasi yang sering
dipakai didasarkan pada pengunjung yang bepergian secara kelompok atau
sendiri-sendiri. Istilah umumnya adalah group inclusive tour (GIT) dan
independent traveler (IT).
Berikut ini adalah beberapa klasifikasi yang menguraikan turis
berdasarkan tingkat kelembagaan dan dampaknya pada tempat tujuan: pertama,
turis masal terorganisasi, yaitu mereka hanya sedikit atau tidak ada pengaruhnya
terhadap pengalaman perjalanan mereka selain untuk membeli satu paket
perjalanan atau lainnya. Biasanya mereka bepergian dalam kelompok pecinta
bahari, menikmati tempat tujuan dari kapal laut/boat, dan tinggal di cottage yang
telah dipesan terlebih dahulu. Memesan makanan laut ataupun memancing
merupakan satu-satunya sarana kontak mereka dengan populasi setempat. Kedua
adalah turis masal individu, yaitu turis yang serupa dengan turis diatas tetapi
mempunyai kendali lebih besar atas jadwal mereka. Misalnya mereka akan
menyelam ataupun mancing dalam waktu lebih lama. Ketiga adalah penjelajah,
55
yaitu turis yang merencanakan sendiri tempat yang akan dikunjungi dan memesan
tempat sendiri, meskipun mereka mungkin menggunakan biro perjalanan.
Biasanya mereka sangat mudah bergaul dan senang berinteraksi dengan orang-
orang ditempat jauh. Dan yang terakhir adalah Nomaden, yaitu kelompok
penyandang ransel. Biasanya mereka tinggal dan menginap dirumah-rumah
penduduk atau berkemah ditempat terbuka. Mereka cenderung berbaur dengan
kelompok penduduk dari sosial ekonomi rendah, dan umumnya naik melalui
pelabuhan-pelabuhan laut tradisional an kebanyakan mereka berusia muda. Tour
operator juga merupakan key public
Publik kunci selanjutnya adalah para tour operator yang banyak tersebar di
beberapa pulau di Kepulauan Seribu, di daratan Jakarta dan daerah-daerah. Biro
perjalanan wisata bekerja sama dengan tour operator yang berada di Pulau seribu
sebagai guide para turis. Kurang lebih terdapat 7 (tujuh) operator tour yang ada di
Kepulauan Seribu. Turis perorangan atau pun kelompok biasanya menggunakan
biro perjalanan wisata atau mereka langsung mengubungi tour operator yang
tersedia secara online.
Pemerintah dan stakeholder juga merupakan publik kunci untuk
mengembangkan pariwisata Kepulauan Seribu. Hal ini dituangkan dalam
kebijakan-kebijakan pemda mengenai kepariwisataan daerah, seperti
pembangunan destinasi wisata bahari seperti sarana dan prasarana kepariwisataan.
Sarana didalamnya antara lain transportasi, akomodasi dan layanan yang
diberikan kepada turis.
56
Masyarakat setempat khususnya dan masyarakat yang tinggal di wilayah
DKI Jakarta umumnya, adalah key public potensial karena mereka dapat secara
langsung mempromosikan keberadaan pariwisata kepulauanseribu melalaui
organisasi, sekolah, tempat bekerja dan melalui media-media sosial yang
berkembang sekarang ini.
4.1.3. Strategi dan Taktik
Dalam menjalankan strategi dan taktik untuk meningkatkan citra wisata
bahari,Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu menggunakan beberapa strategi antara
lain: strategi promosi melalui media cetak dan elektronik, strategi publisitas,
strategi edukasi dan strategi komunikasi persuasif dengan menggandeng
pemerintah pusat dan daerah serta melibatkan stakeholder, investor dan penduduk
setempat dan biro perjalanan wisata.Dengan melibatkan unsur terkait yang telah
disebutkan diatas diharapkan dapat meningkatkan citra Kepulauan Seribu sebagai
daerah tujuan wisata favorit di DKI Jakarta. Strategi peningkatan citra ini
diungkapkan oleh informan Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta
sebagai berikut:
“peran humas sangat penting, karena salah satu fungsi humas adalah
mempublikasikan kebijakan strategis tentang kepariwisataan di provinsi dki
jakarta,khususnya wisata bahari yang ada di kepulauan seribu. Kita selalu
berkoordinasi dengan sudin kepulauan seribu, mengadakan pertemuan dan
membahas agenda kegiatan-kegiatan apa saja yang akan diselenggarakan di
darat. Seperti kegiatan dalam rangka HUT Dki Jakarta, sudin kepulauan seribu
setiap tahunnya berpartisipasi dalam acara Mobil Hias, nah acara ini tentu saja
membawa nama harus kepulauan seribu, sehingga masyarakat luas yg menonton
acara ini menjadi tahu peran aktif dari pulau seribu..”
57
Pada tahun 2009 hingga 2011 ada beberapa program yang direncanakan
oleh Dinas Pariwisata kabupaten Kepulauan Seribu dalam rangka membangun
citra wisata bahari Kepulauan Seribu, program tersebut adalah : program
peningkatan kaidah Good Governance dalam penyelenggaraan urusan pariwisata,
program singkronisasi kebijakan pembiayaan, kelembagaan dan regulasi, program
pengembangan destinasi pariwisata, program pengembangan pemasaran
pariwisata, program pengembangan kemitraan pariwisata, program
pengembangan kebijakan urusan pariwisata, program fasilitasi wisata MICE (
Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), program peningkatan iklim usaha
kepariwisataan, program pembinaan keanggotaan pada lembaga pariwisata
nasional maupun internasional serta program peningkatan sarana dan prasarana
pariwisata.
Dari perencanaan program tersebut diatas Kepala Sudin Pariwisata
mengatakan bahwa :
“ dari sekian banyak rencana program kami mempunyai program yang sangat
prioritas yang dilaksanakan setiap tahunnya (rutin dilaksanakan) seperti program
pemilihan abang nona Kepulauan Seribu, pemilihan putra putrid bahari, festival
pulau seribu, keikutsertaan promosi pariwisata pada pameran gebyar nusantara,
pameran Deep Indonesia 2011, promosi pariwisata di tiga kota besar nusantara,
pembuatan bahan informasi pariwisata dalam bentuk booklet, cd dan souvenir
sebagai alat penyampai informasi serta program wisata remaja bahari”.
Program-program yang telah direncanakan tersebut akan dilaksanakan
sesuai dengan penjadwalan yang telah disetujui dan ditetapkan oleh pemerintah
provinsi DKI Jakarta selaku pembuat kebijakan.
58
Dalalam merencanakan beberapa program tersebut diatas Sudin Pariwisata
Kepulauan Seribu bekerjasama dengan para pihak terkait di dalam pemda Pulau
Seribu sendiri dan bekerjasama dengan pemerintah provinsi.
Untuk menjalankan program-program kegiatan tersebut, maka sudin
pariwisata membuat strategi komunikasi yang lebih menekankan kepada
pemilihan segmentasi wisatawan. Strategi dipilah berdasarkan audiensi target dan
karakter informasinya, yaitu;
a. Turis, informasi yang berkaitan dengan turis bersifat tentang pengalaman-
pengalaman baru yang tidak didapatkan turis yang bersangkutan di negara atau
daerah asalnya, membuat informasi dalam segmen-segmen yang sesuai dengan
tingkatan turis, termasuk pemilihan medianya. Informasi untuk turis back-pack
tertentu berbeda dengan turis biro travel atau bahkan dengan turis yang tinggal di
hotel-hotel mewah serta informasi yang ada harus selalu diperbarui terutama
tentang atraksi terbaru, penemuan-penemuan baru dan lokasi diving/lokasi
mancing terbaru di pulau tersebut.
b. Pelajar dan mahasiswa
Informasi mengenai keunggulan sistim pendidikan didaerah tujuan wisata
tersebut yang tidak dimiliki oleh daerah wisata lainnya dan informasi mengenai
fasilitas yanag akan didapatkan, serta PR testimonial mengenai pengalaman
mereka yang pernah berwisata, belajar, maupun penelitian di Kepulauan Seribu.
c. Investor
Aktivitas perekonomian akan semakin kuat dengan banyak investor yang
masuk, terutama bila diikuti dengan pendirian suatu usaha yang menjadi unggulan
59
didaerah tujuan tersebut. Karakter informasi yang harus disampaikan karena
berhubungan dengan investasi, maka informasi yang diluncurkan oleh PR adalah
bagaimana membuat investor memiliki niat untuk meninjau daerah tujuan
tersebut.Ada kemungkinan informasi informasi tersebut sangat kecil. Karena pasti
investor akan melakukan riset terlebih dahulu sebelum menanamkan modal ke
sebuah daerah.Adapun beberapa informasi yang relevan untuk memunculkan niat
investor adalah seberapa jauh kebijakan pemerintah daerah akan menunjang
investor yang akan masuk ke daerah. Kombinasikan informasi ini dengan event
pendukung sehingga jarak pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor
tidak terlalu lama.Dapat diinformasikan pula mengenai iklim usaha dan portfolio
investor-investor lain yang sudah menanamkan modal di kepulauan seribu serta
penghargaan yang diberikan oleh pemerintah daerah.
d. Penduduk potensial setempat
Sebuah daerah tujuan mebutuhkan penduduk potensial yang bisa mengangkat
daerah tujuan wisata di kepulauan seribu, apakah secara citra maupun
perekonomian. Dengan karakter informasi yang memikat, dimana setiap orang
bisa mengembangkan diri untuk berkarya, maka akan memikat penduduk
potensial untuk menetap lebih lama. Adapun informasi yang menarik untuk
mengundang minat mereka adalah lingkungan yang kondusif untuk menjalankan
aktivitas mereka, apakah sebagai pengusaha atau seniman atau bahwan peneliti,
sikap pemerintah daerah yang bersahabat seperti pemberian fasilitas pemilikan
alat usaha, lahan usaha yang baik dalam artian tempat dan sarana yang mampu
mengembangkan usaha tertentu dari penduduk pulau tersebut.
60
Adapun strategi promosi yang dilakukan oleh Sudin Pariwisata Kepulauan
Seribu dilakukan dengan menggandeng media cetak dan elektronik termasuk
media online. Promosi melalui media cetak berupa tulisan/ fitur yang ada di media
nasional seperti harian Kompas dan harian Media Indonesia. Sedangkan promosi
melalui media elektronik yaitu dengan menggandeng stasiun-stasiun TV, seperti
Trans tv pada program acara Bolang dan program wisata lainnya. Promosi
melalui Film juga sudah dilakukan dengan judul film ‘hantu pulau’. Film ini
selain disiarkan di tv juga ditayangkan dibioskop-bioskop seluruh Indonesia.
Promosi destinasi pulau seribu melalui radio-radio di jakarta seperti D-radio,
Elshinta radio, dan radio pulau seribu khususnya juga dilaksanakan setiap tahun
dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Pemanfaatan media cetak yang lain, seperti
booklet, brosur, flayer dan majalah merupakan media yang efektif untuk diketahui
oleh publik atau calon wisatawan. Sedangkan media online dapat dilihat di
www.pulauseribu.net,www.wisatapulautidung.com,www.pulauseribujakarta.com,
www.pulauseributour.com,www.tourkepulauanseribu.com,www.bidadariisland.c
om,www.putriisland.com, dan www.pulauputri.blogspot.com. Selain itu promosi
secara online juga dilakukan melalui media jejaring sosial seperti facebook dan
twitter.
Strategi publisitas yang diandalkan oleh Humas Kepulauan Seribu adalah
bahan fisik komunikasi yang berguna untuk mencapai dan mempengaruhi
audience/ calon wisatawan. Termasuk diantaranya adalah laporan tahunan, kartu,
artikel-artikel, bahan fisik audiovisual (dvd, slide bersuara), surat berita dan
majalah. Beberapa resor seperti pulau putri, pulau matahari menggunakan video
61
untuk mempromosikan produk wisatanya. Publikasi dapat disebarkan melalui
berita-berita pristiwa dalam penyelenggaraan even pariwisata. Peristiwa dapat
berupa konfrensi berita, seminar-seminar yang diselenggarakan oleh pemda
Kepulauan Seribu, kegiatan luar ruang seperti pameran-pameran, event kompetisi
olahraga yang diikuti oleh masyarakat pulau seribu, peristiwa ulang tahun
kabupaten pulau seribu yang diliput oleh media, dan budaya serta sejarah musium
yg ada di pulau onrus dan pulau bidadari yang semua itu akan menjangkau publik
sasaran. Menjadi sponsor kegiatan-kegiatan seperti event ulang tahun Jakarta juga
memberi peluang bagi kepariwisataan kepualauan seribu untuk mengundang dan
menjamu pemasok, wartawan, distributor dan wisatawan, disamping peluang
memperoleh perhatian yang berulang-ulang terhadap destinasi wisata kepulauan
seribu.
Strategi edukasi melibatkan sekolah-sekolah mulai dari tingkat
SD,SMP,SLTA dan Universitas. Pada masing-masing institusi pendidikan
diadakan seminar dan sosialisasi mengenai wisata bahari, permusiuman, budidaya
terumbu karang dan beberapa kegiatan penelitian bagi mahasiswa. Kegiatan
edukasi ini tidak hanya mengedukasi tentang keindahan alam laut saja tetapi juga
memberikan pengetahuan tentang kegiatan olah raga bagi pecinta selam dan
pecinta kegiatan memancing.
Adapun taktik komunikasi yang dijalankan sudin pariwisata kabupaten
Kepulauan Seribu adalah sebagai berikut :
1. Promosi melalui media cetak, TV, radio dan internet.
62
Beberapa media cetak seperti Kompas, Republika dan Media Indonesia sering
mengulas berita tentang pariwisata Kepulauan Seribu.TV swasta seperti Trans
TV membuat liputan atraksi dan panorama Pulau Seribu. Sedangkan di
Radio, pihak pemda pun mengadakan talkshow on air dengan beberapa radio
di Jakarta dan pada media internet tersedia akun facebook (pulau seribu,
berita pulau seribu, penginapan pulau seribu) ,blog (pulau seribu.net) serta
website (www.pulauseribu-wisata.com, www.tourkepulauanseribu.com))
2. Promosi melalui event-event pameran pariwisata di beberapa mal yang ada di
Jakarta (dengan penyebaran brosur, flayer)
3. Bekerjasama dengan beberapa biro perjalanan wisata (ramantha tour travel,
musfiratour dll)
4. Fiture di koran dan majalah (klasika kompas dsb)
4.1.4 Implementasi Program dan Komunikasi
Program kegiatan Sudin Pariwista yang telah dilaksanakan dalam rangka
membangun citra wisata bahari tahun 2009 dan 2010 telah diimplementasikan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Program pemilihan abang dan none Kepulauan Seribu yang dilaksanakan
rutin setiap tahunnya merupakan ajang pemilihan yang bertujuan untuk
peningkatan pengembangan destinasi wisata bahari.Dengan terlaksananya
pemilihan ini diharapkan citra wisata bahari bisa terbangun oleh promosi –
promosi yang disampaikan oleh para wakil abang none Kepulauan Seribu.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT DKI Jakartapada
63
bulan Juli 2010.Demikian halnya dengan program pemilihan putra-putri bahari
yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya yang merupakan kegiatan kebanggaan
bagi terpilihnya remaja dengan minat yang tinggi terhadap masalah-masalah
pariwisata di Kepulauan Seribu.
Pada program kegiatan promosi kepariwisataan yang dilaksanakan
sepanjang tahun 2010, Sudin Pariwisata bekerjasama dengan beberapa biro
perjalanan wisata yang ada di Jakarta dan pengelola pulau resort mempromosikan
paket-paket wisata menarik yang ada Kepulauan Seribu. Program ini berjalan di
beberapa tempat wisata belanja di Jakarta, seperti di ITC Cempaka Mas, Thamrin
City dan Senayan City serta Mall Of Indonesia. Program ini bertujuan untuk
mempromosikan keindahan wisata bawah laut yang ada di Pulau Seribu. Dalam
kesempatan road show wisata bahari ini dilengkapi pula dengan acara talkshow
yang dibawakan oleh Wakil Bupati Kepulauan Seribu, yang menjelaskan
keberadaan Kepulauan Seribu yang letak wilayahnya ada di DKI Jakarta. Wakil
Bupati menyerukan supaya warga Jakarta tidak perlu jauh-jauh berlibur ke kota-
kota lain untuk menikmati pemandangan laut karena di Jakarta punya wisata
bahari yang sangat indah.
Keikutsertaan promosi wisata yang diselenggarakan di tiga kota di
Indonesia, yaitu di Surabaya, Bali, Medan, Batam dan beberapa kota lain
terlaksanadengan respon yang cukup baik. Tujuan dari penyelenggaraan acara ini
adalah untuk mengenalkan potensi bahari yang ada di Jakarta yaitu Kepulauan
Seribu, yang tidak kalah menariknya dengan wisata bahari yang ada di
64
kotaprovinsi lain.Dalam kesempatan ini Dinas Pariwisata menyebarkan informasi
melalui brosur, booklet pariwisata dan cinderamata kepada pengunjung.
Program wisata remaja bahari sebagai salah satu segmen pasar yang sangat
potensial selama ini kurang diperhitungkan oleh penyelenggara perjalanan
wisata.Secara kuantitas remaja menempati posisi tertinggi dan merupakan pasar
yang potensial pengembangan produk wisata remaja. Tujuan diselenggarakan
kegiatan ini adalah untuk mempromosikan wisata bahari Kepulauan Seribu
dikalangan remaja dan untuk menambah kecintaan remaja Indonesia akan
keindahan lautnya.
Program promosi yang paling spektakuler yang dilakukan oleh Dinas
Pariwisata Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu adalah dengan mengundang
selebritis dari negara Chechya, untuk mempromosikan wisata Kepulauan Seribu
melalui beberapa media internasional seperti CNN, majalah TIME dan beberapa
media komunikasi lainnya di luar negeri. Program promosi ini diharapkan dapat
meningkatkan citra wisata bahari di DKI Jakarta serta menjadikan Kepulauan
Seribu menjadi destinasi favorit calon wisatawan.
Dalam melaksanakan program kegiatan tersebut diatas Sudin Pariwisata
Kepulauan Seribu mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata dalam hal
penyebaran informasi dan mengkomunikasikannya kepada khalayak masyarakat.
Beberapa program HumasDinas Pariwisata yang membantu dalam penyebaran
informasi wisata bahari Kepulauan Seribu adalah : adanya program media
discussion, yaitu merupakan media diskusi informal antara pimpinan Dinas
Pariwisata dengan beberapa media nasiional. Pada program ini Pimpinan Dinas
65
Pariwisata mensosialisasikan program kegiatan 6 wilayah di DKI Jakarta
termasuk Kepulauan Seribu. Tidak hanya itu saja, pada forum ini pimpinan juga
mencari masukan informasi dari para wartawan tentang persoalan seputar
kepariwisataan di DKI Jakarta.Pelaksanaan ini dilakukukan dua minggu satu kali
di beberapa tempat.
Menurur Humas Dinas Pariwisata “ selain program media discussion ada
beberapa program lain, yaitu special interview, special write-up, media
invitation, tv talkshow, radio talkshow, press convference, press release, dan
media analysis”.
Special interview program merupakan kegiatan wawancara khusus media
lokal dan nasional yang dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan
dengan Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta dengan mengakat tema-tema khusus
dan dilaksanakan dua minggu satu kali.Selain itu program Special write –up yang
penjadwalannya dilakukan secara rutin sangat membantu dalam mempromosikan
destinasi Kepulauan Seribu.Dengan adanya tulisan berita-berita dan opini dari
masyarakat diharapkan semakin menambah minat masyarakat untuk berkunjung
ke Pulau Seribu.
Media Visit dan Media Invitation merupakan program kegiatan antara
unsur Dinas dan Sudin Pariwisata kepada media. Pada program ini dilakukan
kunjungan silaturahmi oleh Dinas Pariwisata ke redaksi media massa nasional
yang ada di Jakarta. Sedangkan program media invitation adalah kegiatan untuk
mengundang wartawan media nasional dan internasional untuk meliput beberapa
objek wisata di DKI Jakarta khususnya ke Kepulauan Seribu.Media dapat
mereportase secara langsung keindahan bawah laut Kepulauan Seribu.Program
ini sangat efisien mengingat sebagian besar informasi yang disampaikan bisa
66
langsung di reportase melalui media TV dan disaksikan oleh jutaan pemirsa
ditanah air.
Humas dinas Pariwisata juga mengatakan bahwa “ program TV dan radio
talk show sangat efektif dilakukan, mengingat media tv dan radio adalah media
yang cukup ampuh untuk mempromosikan destinasi Kepulauan Seribu, program
ini dilaksanakan secara berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan disepakati
sebelumnya. Sedangkan press conference merupakan sebuah acara sosialisai
program, pemikiran maupun konfirmasi sebuah persoalan dengan mengundang
media massa lokal maupun nasional.
4.1.5 Evaluasi Program
Sebelum kegiatan evaluasi program yang telah dilaksanakan oleh Dinas
Pariwisata DKI Jakarta maupun Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu
terlebihdahulu dilakukan kegiatan supervisi dan monitoring di lapangan, baru
kemudian dilakukan evaluasi berdasarkan laporan kegiatan yang masuk dan
laporan penyerapan anggaran yang telah dikeluarkan pada masing-masing satuan
kegiatan. Dengan melaksanakan program evaluasi ini diharapkan bisa menjadi
indicator selanjutnya dalam menentukan dan merencanakan program
pembangunan pariwisata berikutnya.
Tujuan evaluasi disini adalah untuk mengukur hasil proses yang sedang
berjalan dan sasaran rencana tersebut, agar dapat diambil tindakan perbaikan pada
saat yang tepat bila dianggap perlu. Tindakan perbaikan tersebut dapat berupa
67
perubahan sasaran atau rencana, sesuai dengan kondisi dan situasi lingkungan
yang baru.
Evaluasi komunikasi bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri,
melainkan meliputi tiga jenis evaluasi, masing-masing adalah:
➢ Evaluasi rencana tahunan yang mengacu pada langkah-langkah yang diambil
dalam tahun bersangkutan untuk memonitor dan memperbaiki kinerja yang
menyimpang dari rencana. Evaluasi rencana tahunan dimaksudkan untuk
memastikan bahwa sasaran yang telah ditetapkan bagi suatu daerah sedang
dalam keadaan pencapaian. Kotler (1982: 182) mengemukakan proses empat
langkah, sebagaimana gambar 3 berikut ini;
Penetapan Pengukuran Diagnosis Tindakan
Sasaran kinerja Kinerja Perbaikan
Gambar 6: Proses Evaluasi
Bila dihubungkan dengan pariwisata daerah, langkah-langkah yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Objek pariwisata daerah dan perusahaan-perusahaan kelompok industri
pariwisata harus menetapkan sasaran yang jelas dari setiap periode
(bulanan, triwulan, atau periode berkala lainnya) selama tahun berjalan.
2. Harus diambil langkah-langkah untuk memonitor perkembangan dari hasil
rencana selama tahun perjalanan (penilaian kinerja).
68
3. Suatu usaha bersama harus dilakukan untuk dicari penyebab
penyimpangan pelaksanaan yang terjadi.
4. Harus memilih tindakan-tindakan perbaikan apa saja yang diharapkan
dalam menutup kesenjangan antara sasaran dan pelaksanaan.
➢ Evaluasi kelayakan terdiri dari upaya-upaya menetapkan kelayakan yang
sesungguhnya dari produk industri pariwisata, segmen pasar dan saluran
distribusi. Bersamaan dengan evaluasi rencana tahunan, objek pariwisata
daerah harus menetapkan kelayakan yang sesungguhnya dari berbagai paket
wisata. Dalam prakteknya, analisis kelayakan dapat memberikan informasi
mengenai daya tahan hidup relatif dari berbagai produk, segmen dan wujud-
wujud pemasaran lainnya.
➢ Evaluasi strategi, terdiri dari evaluasi sistimatis kinerja daerah maupun
perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata dan berkaitan dengan
peluang-peluang pasarnya.
Dalam kerangka perencanaan pemasaran strategis daerah,sangat penting
sekali untuk membuat penilaian kinerja secara keseluruihan dari daerah dan
perusahaan kelompok industri pariwisata di daerah kepulauan seribu. Hal ini
dikarenakan pariwisata merupakan bidang dimana tujuan, kebijakan program,
sering dengan amat cepat menjadi usang dan tidak sesuai dengan selera pasar
lagi
69
4.2. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang berupa observasi, pengamatan langsung, data-
data, dan wawancara serta analisis situasi/ analisis SWOTditemukan bahwa sikap
dan persepsi wisatawan terhadap suatu daerah tujuan wisata adalah merupakan
sebagai peluang bagi pengembangan destinasi wisata bahari Kepulauan
Seribu.Masyarakat nasional dan Internasional atau calon wisatawan diyakini,
sudah memiliki sikap dan persepsi yang semakin baik terhadap suatu daerah
tujuan wisata.Terlepas dari berbagai isu-isu atau peristiwa-peristiwa yang merusak
citra atau reputasi Kepulauan Seribu, maka sikap dan persepsi masyarakat yang
semakin baik menyebabkan mereka memilih berkunjung ke Kepulauan Seribu.
Indikator nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing berada pada posisi
berikutnya adalah salah satu peluang pariwisata. Nilai tukar rupiah yang
cenderung cukup ‘tinggi’ terhadap mata uang dari Negara-negara asal wisatawan
mancanegara menjadikan Kepulauan Seribu adalah tempat berlibur yang
menyenangkan dengan ‘biaya’ yang dianggap tidak terlalu mahal. Indikator
berikutnya sebagai peluang oleh para pelaku pariwisata adalah visa kunjungan
wisatawan ( VOA ). Visa On Arrival adalah salah satu strategi pemerintah untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dengan memberi
kemudahan ijin masuk (visa) ke Indonesia langsung pada saat wisatawan masuk
Negara Indonesia.
Kemudahan ijin masuk ini oleh para pelaku pariwisata diyakini akan
meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia khususnya DKI Jakarta –
70
Kepulauan Seribu sebagai daerah pariwisata andalah di DKI Jakarta. Indikator
perkembangan suatu daerah tujuan wisata yang dianggap sebagai peluang terakhir
bagi pariwisata Kepulauan Seribu.Kepulauan Seribu sebagai daerah tujuan wisata
selama ini diyakini telah mengalami beberapa perkembangan seperti semakin
bervariasi dan bertambahnya obyek dan atraksi wisata yang ditawarkandan sangat
diharapkan mampu mendongkrak angka kunjungan wisatawan.
Indikator-indikator yang dianggap sebagai ancaman bagi periwisata
Kepulauan Seribu yaitu stabilitas segala bentuk keamanan daerah tujuan wisata,
kebijakan pemerintah tentang pengelolaan daerah tujuan wisata, dan
perkembangan segala bentuk teknologi dalam pengelolaan industry pariwisata dan
keadaan cuaca dan isu Tsunami. Kempatindikator tersebut diyakini menjadi
ancaman serius bagi pariwisata Kepulauan Seribu.
Indikator berikutnya adalah jumlah daerah tujuan wisata saingan yang
bertambah dalah hal kualitas maupun kuantitas. Sudah diketahui bersama bahwa
DKI Jakarta khususnya Kepulauan Seribu secara khusus bersaing secara ketat dan
serius dengan berbagai tujuan wisata bahari di tanah air ataupun dengan beberapa
objek wisata lainnya di Jakarta dan semakin banyaknya paket-paket wisata
maupun daerah tujuan wisata yang lain. Di DKI Jakarta sendiri Kepulauan Seribu
adalah daerah tujuan wisata andalan dan terkemuka. Indikator terakhir yang
merupakan ancaman bagi pariwisata Kepualauan Seribu adalah larangan
berkunjung pemerintah asal wisatawan terhadap suatu daerah tujuan wisata.
Situasi politik dan kemanan seperti serangan teroris, bencana alam,
kerusuhanpolitik telah membuat beberapa Negara melakukan Travel Warning
71
yang dengan tegas dan menghimbau bahkan melarang warga negaranya untuk
berkunjung ke DKI Jakarta dan tentunya mempengaruhi kunjungan ke Kepulauan
Seribu.Sedangkan faktor cuaca yang tidak menentu (angin dan ombak yang
besar), dan adanya larangan dari BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) juga
sangat berpengaruh pada kunjungan wisatawan yang akan berkunjung ke
Kepulauan Seribu.
Kekuatan utama Public Relations Pariwisata Kepulauan Seribu adalah
Event Management mencakup berbagai jenis acara yang diadakan didan oleh serta
dalam hubungannya dengan pariwisata Kepulauan Seribu baik bersifat lokal
maupun Nasional yang diliput oleh berbagai jenis media cetak ataupun elektronik
lokal maupun nasional yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung
ke Kepualauan Seribu. Acara yang dimaksud seperti Festival Pulau Seribu, road
show promosi wisata Kepualauan Seribu di pusat-pusat perbelanjaan di DKI
Jakarta, Wisata remaja bahari, pemilihan abang dan none Kepualauan Seribu,
Pemilihan putra putri bahari serta keikut sertaan dalam Karnaval Jakarta, bernagai
jenis lomba maupun olahraga maupun budaya seperti lomba diving dan lain
sebagainya. Berbagai jenis kegiatan tersebut diyakini oleh para pelaku pariwisata
sebagai kekuatan utama dari Public Relations pariwisata Kepulauan Seribu dalam
membangun citra dan reputasi Kepulauan Seribu.
Berikutnya adalah komunikasi organisasi pariwisata (Bussines to
Bussines Organization) yang mengacu pada komunikasi dan pembinaan hubungan
antar organisasi-organisasi pariwisata di Kepulauan Seribu dalam hal pelaksanaan
segala kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata Kepulauan Seribu.Sebagai
72
contoh pembinaan hubungan antara organisasi penyelenggara wisata, termasuk
pemilik resort, pemilik homestay, biro perjalanan wisata serta pelaksana kegiatan
pariwisata Kepulauan Seribu. Lalu kemudian ada manajemen isu dan krisis ( Issue
and Crisis Management) yaitu usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dan para
pelaku pariwisata dalam melakukan persiapan-persiapan untuk menanggulangi
segala jenis isu-isu negative dan peristiwa-peristiwa tertentu yang berpotensi
untuk merusak citra dan reputasi Kepulauan Seribu. Sebagai contoh adalah
pembentukan Media Centre di kantor Pemda Kepulauan Seribu.
Indikator selanjutnya adalah hubungan media ( Media Relations) yaitu
bagaimana pariwisata Kepulauan Seribu menjalin dan membina hubungan dengan
segala jenis media massa baik cetak dan elektronik didalam maupun luar negeri
yang berhubungan dengan segala hal tentang yang terjadi di Kepulauan Seribu
khususnya yang terkait dengan dunia pariwisata. Terakhir ada komunikasi internal
( Internal Communications) atau bagaimana selama ini pariwisata Kepulauan
Seribumenjalin komunikasi dan membina hubungan dengan segala lapisan
masyarakat Kepulauan Seribu mengenai segala hal yang berkaitan dengan
kegiatan pariwisata bahari Kepulauan Seribu.
Adapun yang menjadi kelemahan Public Relations pariwisata Kepulauan
Seribu yang pertama adalah Komunikasi Pemerintah (Public Affairs).Pariwisata
Kepulauan Seribu selama ini kurang mengadakan hubungan dengan aparat dan
organisasi pemerintah daerah dan pusat sehingga kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintah berkaitan dengan pariwisata Kepulauan Seribu cenderung
tidak begitu sesuai dengan harapan dan keinginan dari organisasi dan atau para
73
pelaku pariwisata Kepulauan Seribu. Berikutnya adalah Tanggung Jawab Sosial (
Corporate Social Responsibility) bahwa pelaksanaan pariwisata di Kepualauan
Seribu dinilai belum begitu menunjukan kepedulian terhadap masalah-masalah
sosial masyarakat atau kelestarian lingkungan.
Segala kebijakan pariwisata yang diambil masih dirasakan kurang
berpihak terhadap aspek social dan lingkungan pada daerah atau masyarakat
Kepulauan Seribu itu sendiri. Lalu kemudian Komunikasi Investor ( Investor
Relations) dimana para pelaku pariwisata Kepulauan Seribu meyakini bahwa
selama ini mereka belum maksimal dalam menjalin hubungan dengan para
investor pariwisata Kepulauan Seribu, hal ini dikarenakan kurangnya dukungan
Infrastruktur yang memadai dari Pemerintah sehingga mereka enggan untuk
berinvestasi di Kepulauan Seribu. Kelemahan berikutnya yaitu Manajemen
Publikasi ( Publication Management ). Publikasi sebagai bagian yang sangat
penting dari sebuah aktivitas Public Relations dalam pariwisata ternyata belumm
dianggap perlu, sehingga kualitas publikasi pariwisata kepulauan Seribu selama
ini dianggap belum maksimal dalam mengkomunikasikan pariwisata Kepulauan
Seribu dimata masyarakat. Komunikasi strategis dalam situasi-situasi tertentu
yang sangat membutuhkan tindakan yang cepat dan tepat.Hal tersebut diatas
sangatlah penting untuk mencagah suatu isu atau peristiwa menyebar lebih lanjut
dan memberikan efek tidak baik lebih banyak mengingat pariwisata adalah suatu
industry yang sangat membutuhkan jaminan terhadap keselamatan hidup
wisatawan terutama berkaitan dengan keselamatan, rasa aman dan nyaman selama
di Kepulauan Seribu.
74
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang didukung oleh factor eksternal
dan internal, data-data yang dikumpulkan serta hasil wawancara mendalam para
key informan, peneliti melihat, bahwa strategi Public Relations pariwisata
Kepulauan Seribu terletak pada pelaksanaan program-program pembangunan
pariwisata yang tertuang dalam Renstra dan RPJM serta kebijakan pemerintah
dalam upaya mencapai tujuan utama membangun citra dan reputasi wisata bahari
Kepulauan Seribu sebagai daerah tujuan wisata unggulan. Variabel-variabel yang
menjadi kekuatan Public Relations pariwisata Kepulauan Seribu hendaknya
dipertahankan dan ditingkatkan sedemikian rupa disesuaikan dengan ancaman dan
peluang yang dihadapi pariwisata Kepulauan Seribu sekarang.Menyikapi
beberapa ancaman dalam penelitian ini, menunjukan beberapa langkah strategis
yang sebaiknya diambil oleh pemerintah setempat. Langkah tersebut adalah
dengan lebih memantapkan dan mensosialisasikan perlunya manajemen isu dan
krisis ( Issue and Crisis Management) yang tepat waktu dan guna, menjaga dan
meningkatkan kualitas daerah tujuan wisata yang ada di Kepulauan Seribu, selalu
mengikuti perkembangan teknologi dengan tidak takut untuk melakukan investasi
dalam bidang teknologi serta memperluas hubungan kerjasama dengan sebanyak
mungkin media cetak dan elektronik maupun online dalam dan luar negeri.
Manajemen isu dan krisis sangatlah penting untuk dipersiapkan dengan lebih baik
karena pariwisata adalah suatu industry yang sangat rentan terhadap isu-isu
tertentu terutama mengenai jaminan keselamatan wisatawan selama berpergian di
Kepulauan Seribu.
75
Manajemen isu adalah proses proses pengidentifikasian isu-isu,
malakukan analisis, menetapkan skala prioritas dan merencanakan dan
melaksanakan program-program kegiatan serta mengevaluasi efektivitasnya (
Cutlip dkk, 1985: 15 dalam Theaker, 2001 ). Keterlambatan atau kesalahan suatu
daerah tujuan wisata dalam menangani isu akan berakibat fatal dan berkembang
menjadi krisis yang memiliki tantangan lebih besar. Suatu daerah tujuan wisata
yang berhasil menangani suatu isu atau masalah akan membuat kepercayaan
masyarakat para calon wisatawan terhadap daerah tersebut akan semakin
meningkat juga. Kepulauan Seribu sempat beberapa kali diguncang isu yang
sangat mempengaruhi keinginan wisatawan untuk berkunjung ke Kepulauan
Seribu yang salah satunya adalah ketika bencana Tsunami melanda wilayah Asia
khususnya Asia Tenggara (pada bulan Desember 2004).Saat itu beredar isu bahwa
Kepulauan Seribu juga terkena imbas Tsunami dan kedepannya sangat berpotensi
untuk terkena Tsunami mengingat letak geografis Kepulauan Seribu yang
dikelilingi oleh lautan. Tentu saja hal ini tidak benar karena Kepulauan Seribu,
yang merupakan wilayah DKI Jakarta, tidak mempunyai lempengan di dalam laut
yang berpotensi patah dan mengakibatkan tsunami. Hal tersebut diatas
memerlukan manajemen isu yang efektif agar sampai isu tersebut meluas dan
menimbulkan ekses yang lebih parah dan biasanya disebut dengan
krisis.Masyarakat sebenarnya menilai suatu daerah tujuan wisata lebih pada
bagaimana daerah tersebut menangani suatu isu atau krisis dari pada isu atau
krisis itu sendiri. Masyarakat juga akan menilai persiapan-persiapan apa yang
sudah dilakukansuatu daerah wisata dalam mengantisipasi peristiwa-peristiwa
76
tertentu yang berpotensi menurunkan dan merusak citra serta reputasi daerah
tersebut.
Selain itu, dalam mengantisipasi ancaman-ancaman seperti tersebut
diatas, Public Relations pariwisata Kepulauan Seribu juga perlu untuk selalu
mengikuti perkembangan teknologi dalam memperluas hubungan dengan
sebanyak mungkin media massa baik lokal, nasinal maupun internasional (media
relations). Theaker, 2001 memastikan bahwa media relations, dengan dukungan
teknologi terkini dan tepat guna, memungkinkan untuk memperluas hubungan dan
jaringan dan organisasi yang lebih besar dan saluran komunikasi yang lebih
banyak serta bentuk-bentuk komunikasi yang lebih responsive. Public Relations
Kepulauan Seribu hendaknya terus meningkatkan kualitas dan kuantitas
penerapan teknologi-teknologi informasi dan komunikasi terbaru yang tepat guna
dalam membangun citra dan reputasi wisata Kepulauan Seribu seperti penggunaan
internet, website, teleconference dan hal-hal yang berbau teknologi
lainnya.Hubungan dengan media juga perlu diperluas lagi karena media
merupakan ujung tombak dari aktifitas Public Relations dan sangat bermanfaat
dalam membangun citra wisata Kepulauan Seribu. Theaker ( 2001) menyebutkan
bahwa media mampu mempengaruhi pikiran seseorang atau bagaimana seseorang
menilai sesuatu. Hubungan dengan media yang luas dan baik juga mampu
memberikan manfaat jangka panjang yang tentunya sangat penting bagi
Kepulauan Seribu dalam penciptaan pariwisata bahari berkelanjutan seperti yang
diyakini oleh Theaker (2001) bahwa hubungan dengan media yang baik dalam
jangka panjang sangat bermanfaat dalam : membangun dan meningkatkan citra
77
daerah tujuan wisata. Profil media yang lebih tinggi dan lebih baik mempengaruhi
dan merubah sikap dan persepsi masyarakat sasaran ( calon wisatawan),
meningkatkan hubungan dengan lingkungan sekitar, meningkatkan pangsa pasar,
mempengaruhi pengambilan keputusan pemerintah pada tingkat lokal, nasional
dan internasional, meningkatkan komunikasi dengan para investor dan calon
investor dan meningkatkan hubungan dengan pihak industry terkait.
Menyikapi adanya beberapa faktor yang merupakan kelemahan Public
Relations Pariwisata Kepulauan Seribu seperti kurangnya komunikasi dengan
pemerintah, belum maksimalnya kegiatan-kegiatan social masyarakat, minimnya
komunikasi dengan para investor dan calon investor, manajemen publikasi yang
masih harus dibenahi dan komunikasi strategis yang selama ini dirasakan masih
kurang, maka langkah –langkah yang perlu diambil adalah dengan meningkatkan
kualitas publikasi pariwisata kepulauan Seribu, melakukan kegiatan-kegiatan
untuk merangkul kembali para investor agar selalu mempercayai Kepulauan
Seribu sebagai tempat yang cocok untuk berinvestasi serta lebih memaksimalkan
kemampuan strategis pariwisata Kepulauan Seribu dalam pengambilan keputusan
strategis yang penting baik dalam menyelesaikan masalah-masalah pariwisata
maupun kegiatan-kegiatan pengembangan pariwisata Kepulauan Seribu
kedepannya. Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut diatas maka Public
Relations ke depannya harus melakukan beberapa langkah strategis seperti
kembali melakukan konsolidasi dengan organisasi-organisasi pariwisata untuk
membina hubungan dengan pemerintah sehingga kebijakan-kebijakan pariwisata
yang nantinya diambil diharapkan sesuai dengan harapan dan keinginan dari para
78
pelaku organisasi pariwisata di Kepulauan Seribu.Selain itu, para stakeholder
harus lebih melakukan program-program edukasi tentang pentingnya melakukan
kegiatan social yang kaitannya misalnya dengan cara – cara menjaga ekosistim
alam. Melakukan kegiatan sosial sekarang ini bukan saja kewajiban ataupun
tanggung jawab pemerintah saja tetapi kalangan dunia usaha juga berkewajiban
menyisihkan sejumlah keuntungan usaha mereka untuk kepentingan sosial
masyarakat karena bagaimanapun juga keuntungan yang diperoleh bersumber dari
masyarakat sekitar, sehingga ke depannya Kepulauan seribu sebagai suatu daerah
tujuan wisata dengan para stakeholder sebagai pelakunya harus selalu
memperhatikan aspek-aspek social masyarakat, pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan dalam seluruh penetapan kebijakan-kebijakan dan pelaksanaan
kegiatan kepariwisataan sehingga citra dan reputasi Kepulauan Seribu menjadi
terangkat sebagai suatu daerah tujuan wisata yang berwawasan lingkungan dan
masyarakat, serta memiliki nilai kepekaan social yang tinggi.
Apa yang dikatakan Philip Kotler dan Nancy Lee yang memberikan
contoh melalui studi kasus mereka bahwa CSR meningkatkan reputasi korporasi,
melalui kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Peningkatan
reputasi merupaka hasil program-program CSR yang dirasakan sangat bermanfaat
bagi masyarakat dan pada waktu yang sama menumbuhkan perasaan memiliki
bagi masyarakat, hal ini terbukti dengan perhatian dan kerjasama stakeholder baik
yang langsung berkenaan dengan tanggung jawab mereka sendiri disetiap jajaran
maupun yang berkaitan dengan pelayanan jasa kepada wisatwan dan pihak-pihak
lainnya yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama.
79
Paket-paket wisata yang menarik berikut atraksi wisata di Kepulauan
Seribu juga semakin banyak dan berkembang sehingga wisatawan memiliki lebih
banyak pilihan tempat dan atraksi yang dinikmati. Untuk itu strategi Public
Relations yang harus diambil adalah dengan semakin kreatif dan inovatif dalam
membuat acara-acara khusus yang bertemakan kelautan (special event) yang lebih
banyak dan menarik serta tidak lupa untuk semakin agresif dalam
mempromosikan kegiatan-kegiatan khusus tersebut dimedia-media internasional
sehingga coverage dari kegiatan tersebut akan semakin luas dan semakin banyak
masyarakat internasional akan mengetahui keberadaan dari kegiatan
tersebut.Untuk lebih meningkatkan motivasi masyarakat untuk merancang
kegiatan-kegiatan pariwisata khusus maka hubungan dengan organisasi pariwisata
terkait dan masyarakat Kepulauan Seribu harus lebih ditingkatkan. Bagaimanapun
juga pariwisata adalah industry yang memiliki keterkaitan dengan segala pihak
sehingga keberhasilan dari industry ini sangat tergantung dari pembinaan
hubungan dengan pihak-pihak terkait baik secara langsung maupun tidak
langsung termasuk didalamnya pembinaan hubungan dengan masyarakat
Kepulauan Seribu itu sendiri.
Acara-acara khusus ( special event/ event magement) sebagai suatu
bagian dari aktivitas PR (Fakwes, 2001), merupakan hal yang terus harus
ditingkatkan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas serta variasi dari acara
tersebut. Acara khusus yang dimaksud termasuk didalamnya adalah festival,
lomba berskala internasional, MICE ( Meeting, Incentive, Confrence,
Exhibition), konser music dan berbagai kegiatan yang memungkinkan untuk
80
diperlihatkan serta dikunjungi oleh sebanyak mungkin orang dan diliput oleh
sebanyak mungkin media. Adanya pelaksanaan acara-acara khusus tersebut diatas,
pada dasarnya, selain menarik wisatawan untuk berkunjung juga menentukan
kualitas suatu daerah tempat acara tersebut diadakan dan sebagai tanda bahwa
daerah tersebut aman untuk dikunjungi. Semakin menarik, semakin banyak,
semakin bervariasi dan semakin luas pemberitaan media massa terhadap suatu
kegiatan tentunya akan semakin mengangkat citra dan reputasi suatu daerah
tujuan wisata, dimana acara-acara tersebut berlangsung dimata internasional.
Acara-acara yang selama ini digelar di Kepulauan Seribu seperti Festival Bahari,
Festival Makanan Pesisir, partisipasi Karnaval Jakarta dan berbagai acara lainnya
yang bersifat rutin telah terbukti identik dengan pariwisata Kepulauan Seribu.
Kreativitas masyarakat pun semakin meningkat dalam setiap penyelenggaraan
yang diadakan oleh pemda, organisasi maupun masyarakat itu sendiri. Di masa
mendatang diharapkan potensi wisata bahari Kepulauan Seribu mendapatkan
perhatian yang maksimal dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat, sehingga
citra wisata bahari sebagai daerah tujuan wisata di DKI Jakarta dapat terwujud.
4.2.1 Pelaksanaan Strategi Komunikasi Program Pariwisata dalam
Membangun Citra Wisata bahari Kepulauan Seribu
Sesuai konsep strategi perencanaan komunikasi / Public Relations yang
mengatakan bahwa strategi jika direncanakan dengan sungguh-sungguh
merupakan rancangan yang menyeluruh bagi aktivitas tindakan. Strategi
berfokus pada usaha-usaha untuk menghasilkan pencapaian tujuan yang
berpandangan jangka panjang kedepan. Strategi merupakan pendekatan
81
pendekatan program menyeluruh yang merupakan koordinasi dari tema, acuan
pada prinsip dasar yang merupakan gagasan besar dan merupakan rasional untuk
aktifitas taktikal. Dari objektif, tujuan dan sasaran dipikirkan strateginya untuk
dijalankan dengan taktik yang sesuai.
Berdasarkan program prioritas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
DKI Jakarta pada Tahun 2010 – 2012, Kabupaten Kepulauan Seribu masuk
dalam program prioritas pembangunan pariwisata DKI Jakarta, yaitu dengan
membagi wilayah pengembangan wisata bahari
Kep.Seribu menjadi 2 kawasan, yaituKawasan pariwisata taman laut (k.p.t.l.)
dengan lokasi : kecamatan kepulauan seribu utara.sebagai kawasan
pariwisata eklusif (exclusive tourism) sertaKawasan pariwisata teluk (k.p. teluk)
dengan lokasi : kecamatan kepulauan seribu selatan.sebagai kawasan
wisata masal (mass tourism). Yang mana telah ditetapkan bahwa kedua kawasan
sebagai “the international marine tourism destination area” dan
Mengembangkan pulau-pulau permukiman sebagai kawasan andalan wisata
yang mudah, murah dan masal dengan cara mengoptimalkan pemberdayaan
masyarakat sebagai pelaku industri pariwisata.
Mengacu pada Kebijakan Program pengembangan promosi pariwisata
Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta tahun 2010 – 2012 yang terdiri dari
:Peningkatan kuantitas dan frekwensi promosi pariwisata dan kebudayaan
kedalam dan keluar negeri, Peningkatan kualitas materi promosi, Perluasan
pemanfaatan media promosi serta peningkatan pemanfaatan sistem informasi,
maka pada tahun 2010 ini program kerja bidang promosi pariwisata Sudin
82
Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu melaksanakan kegiatan yang
mendukung program promosi antara lain: Pemilihan abang dan none Kepulauan
Seribu, road show promosi wisata Bahari Pulau Seribu pada pusat-pusat wisata
belanja di DKI Jakarta, Keikutsertaan promosi Pariwisata pada pameran gebyar
wisata Nusantara, Promosi Pariwisata Daerah, Pembuatan desain Booklet
“Promosi Wisata Bahari “,Pengadaan Souvenir Kepulauan Seribu, danPPeemmbbuuaattaann
ddeessaaiinn CCDD PPrroommoossii PPaarriiwwiissaattaa BBaahhaarrii KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu..
PPeenneelliittii mmeemmppeerrttaannyyaakkaann kkeeppaaddaa kkeeppaallaa SSuuddiinn KKoommiinnffoo,, mmeennggaappaa
ppeemmiilliihhaann AAbbaanngg ddaann NNoonnee PPuullaauu sseerriibbuu ddiijjaaddiikkaann kkeeggiiaattaann rruuttiinn sseettiiaapp ttaahhuunnnnyyaa??
““ hhaall iinnii mmeennjjaaddii rruuttiinn,, kkaarreennaa ppeemmiilliihhaann iinnii mmeerruuppaakkaann aaggeennddaa bbeessaarr SSuuddiinn
PPaarriiwwiissaattaa.. DDeennggaann tteerrppiilliihhnnyyaa AAbbaanngg ddaann NNoonnee KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu ddiihhaarraappkkaann
AAbbnnoonn mmeennjjaaddii jjeemmbbaattaann aaggaarr tteerrccaappaaiinnyyaa kkoommuunniikkaassii aannttaarraa ppeemmeerriinnttaahh ddaann
mmaassyyaarraakkaatt,, mmaassyyaarraakkaatt sseemmaakkiinn mmeennggeennaall lleebbiihh ddeekkaatt ddaann sseellaannjjuuttnnyyaa ttiiddaakk
aakkaann ttaakkuutt bbeerrlliibbuurr ddiippuullaauu sseerriibbuu..
MMeennuurruutt kkeeppaallaa SSuukkuu DDiinnaass PPaarriiwwiissaattaa KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu,, uunnttuukk rreennccaannaa
pprrooggrraamm ppeennggeemmbbaannggaann ddeessttiinnaassii wwiissaattaa bbaahhaarrii ttaahhuunn 22001111 ssuuddaahh ddiissuussuunn
sseeddeemmiikkiiaann rruuppaa sseessuuaaii ddeennggaann kkeebbuuttuuhhaann ddaann ppootteennssii mmaassyyaarraakkaatt sseetteemmppaatt,, yyaaiittuu
:: PPeemmiilliihhaann AAbbaanngg ddaann NNoonnee KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu,, PPeemmiilliihhaann PPuuttrraa ddaann PPuuttrrii
RReemmaajjaa BBaahhaarrii sseerrttaa FFeessttiivvaall KKeeppuullaauuaann SSeerriibbuu.. SSeeddaannggkkaann pprrooggrraamm
ppeennggeemmbbaannggaann ppeemmaassaarraann ppaarriiwwiissaattaa aaddaallaahh ddeennggaann kkeeiikkuuttsseerrttaaaann pprroommoossii
ppaarriiwwiissaattaa ppaaddaa ppaammeerraann ggeebbyyaarr wwiissaattaa nnuussaannttaarraa 2200001111,, kkeeiikkuuttsseerrttaaaann pprroommoossii
ppaarriiwwiissaattaa ppaaddaa DDeeeepp IInnddoonneessiiaa,, kkeeiikkuuttsseerrttaaaann ppaaddaa pprroommoossii ppaarriiwwiissaattaa ppaaddaa
ffeessttiivvaall NNuussaa DDuuaa,, kkeeiikkuuttsseerrttaaaann pprroommoossii PPeessoonnaa WWiissaattaa ddii BBaattaamm,, kkeeiikkuuttsseerrttaaaann
83
pprroommoossii ppaarriiwwiissaattaa ppaaddaa FFeessttiivvaall NNTTBB,, RRooaadd SShhooww PPrroommoossii WWiissaattaa BBaahhaarrii PPuullaauu
SSeerriibbuu ppaaddaa ppuussaatt--ppuussaatt wwiissaattaa bbeellaannjjaa ddii DDKKII JJaakkaarrttaa ddaann ppeennggaaddaaaann BBooookklleett
pprroommoossii wwiissaattaa bbaahhaarrii..
Dengan pelaksanaan program kegiatan tahun 2010 Suku Dinas
Pariwisata Kepulauan Seribu, diharapkan akan semakin dikenal masyarakat luas
dan dapat membangun citra Kepulauan Seribu sebagai daerah tujuan wisata bahari
yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestic dan internasional.
Tabel 4. Program Komunikasi Kegiatan Pariwisata Bahari tahun 2010 yang
dilaksanakan oleh Sudin Pariwisata Kabupaten Kepulauan Seribu.
No Nama Kegiatan Strategi dan taktik Komunikasi
1 Pagelaran kesenian masyarakat
Kepulauan Seribu di Pekan raya Jakarta
2010
Pers conference, talk show,
penyebaran brosur dan booklet.
2 Karnaval dan Mobil Hias, dalam rangka
memeriahkan HUT Jakarta di Monas
Pers Conference, Penyebaran brosur
dan booklet, liputan di 4 media cetak
dan elektronik
3 Kunjungan musium bagi siswa siswi
SMP dan SMA ke pulau bidadari dan
pulau Onrust
Liputan di media, talk show dan
penyebaran booklet
4 Program Regulasi Pariwisata dengan
pengadaan Web
Pembuatan WEB
5 Pemilihan Putra dan Putri Bahari 2010 Pers Conference, Talkshow,
penyebaran brosur dan booklet serta
liputan di media cetak dan elektronik
6 Pemilihan Abang None Jakarta
Kepulauan Seribu tahun 2010
Pers Conference, Talkshow,
penyebaran brosur dan booklet serta
liputan di media cetak dan elektronik
7 Roadshow promosi pariwisata
kepulauan seribu di 5 pusat
perbelanjaan di Jakarta: Senayan city,
Pers Conference, talkshow,
penyebaran brosur dan booklet,
liputan di media cetak, internet dan
84
mal artha gading, pasar festival, ITC
cempaka mas, mal of Indonesia
media elektronik
8 Pameran gebyar wisata nusantara 2010
di hall B- JCC senayan
Penyebaran brosur dan booklet,
penyebaran cd wisata bahari, liputan
media cetak, internet dan media
elektronik
9 Wisata Remaja Bahari di pulau kotok Talkshow, pers conferance dan
penyebaran cd wisata bahari
10 Bimbingan teknis tenaga kerja
homestay di pulau kotok
Talkshow dan liputan media cetak
11 Bimbingan teknis masyarakat sadar
wisata
Talkshow dan liputan media cetak
dan media elektronik
12 Lebaran betawi dalam rangka hari raya
idul fitri di jakarta barat
Penyebaran brosur dan booklet,
penyebaran cd wisata bahari, liputan
media cetak dan elektronik
Dengan pelaksanaan program kegiatan pariwisata bahari tersebut diatass,
masyarakat sebagai wisatawan dapat bisa berperan aktif dalam memilih wisata
bahari Kepulauan seribu sebagai daerah tujuan wisata favorit di DKI Jakarta.
Sedangkan dari hasil evaluasi laporan pelaksanaan kinerja kegiatan tahun
2010 dapat dilakukan perencanaan program kembali untuk kegiatan tahun 2011.
Walaupun evaluasi berkaitan dengan pemeriksaan kinerja dan pelaksanaan kinerja
dan perubahan dimana perlu, tetapi juga dicarikan peluang-peluang
(opportunities) baru melakukan antisipasi terhadap ancaman yang mungkin
timbul diwaktu yang akan datang.Untuk itu diperlukan perencanaan
communication mix dalam menentukan kegiatan selanjutnya.
85
Mengenai communication mix, IUOTO (International Union of Official
Travel Organization), yang sekarang menjadi World Tourism Organization
(WTO), memberikan pengertian sebagai berikut : “The process by which the
tourist product of a country is bougth to the attraction of : potential customers,
organizations who directly or indirectly can influence the attitude of those
potential customers towards the country and intermediariers in the markets
including the transport concerns, who collectively provide the distribution mix by
which the cunsumers buys has travel and physically gets to his destination”.
Termasuk dalam communication mix ini diantaranya adalah: advertising,sales
promotions, personal selling, brochures printing, publicity and trade
presentations.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa diatas, peneliti menyimpilkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Program pengembangan wisata bahari Kepulauan Seribu merupakan
program yang dibangun berlandaskan kebijakan pemerintah daerah serta
visi dan misi dari Kabupaten Kepulauan Seribu. Dalam melaksanakan
program komunikasi kepariwisataan, dibutuhkan strategi dan taktik PR
yang mumpuni, kerjasama yang baik dengan para stakeholder dan
hubungan yang harmonis antar pemerintah pusat dan daerah serta
penggunaan media yang tepat sangat dibutuhkan untuk menjadikan wista
bahari sebagai daerah tujuan wisata favorit di DKI Jakarta.
Potensi yang dimiliki Kepulauan Seribu saat ini belum sepenuhnya
menjadi keunggulan kompetitif (competitive advantage) DKI Jakarta
yang dapat memberikan kontribusi besar bagi daerah. Oleh karena itu
diperlukan pemetaan dan perencanaan program kegiatan yang matang
dengan melihat kondisi eksternal dan internal Kepulauan Seribu. Peneliti
menganalisis factor-faktor tersebut dengan menggunakan analisis SWOT
(Strength, Weaknesses, Opportunity, dan Threats).
2. Strategi Public Relations yang digunakan untuk menjalankan program-
program komunikasi kepariwisataan, mengacu kepada konsep Public
87
Relations, antara lain : Strategi direncanakan dengan sungguh-sungguh
merupakan rancangan yang menyeluruh bagi aktivitas tindakan. Strategi
berfokus pada usaha-usaha untuk menghasilkan pencapaian tujuan yang
berpandangan jangka panjang ke depan. Program pengembangan
pariwisata Kepulauan Seribu dilaksanakan selama 10 (sepuluh ) tahun
kedepan, dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2018, dengan indikator
kinerja yang akan dicapai antara lain: Tersedianya informaasi pariwisata
bahari melalui situs resmi; tersedianya sarana informasi pariwisata bahari
berupa media cetak dan elektronik; tercapainya target kunjungan
wisatawan dalam dan luar negeri; tersedianya jasa pelayanan angkutan
wisata yang berkualitas dan aksesibilitas; tersedianya strategi dan dan
program investasi pemasaran pariwisata ; dan terjalinnya kerjasama
peningkatan investasi pembangunan pariwisata dan dampak gulir positif
kepariwisataan di Kepulauan Seribu Khususnya dan DKI Jakarta pada
Umumnya.
Strategi mengacu pada tiga macam strategi : publisitas, nilai informasi
dan komunikasi pemasaran. Publisitas dilaksanakan melalui media cetak
dan elektronik, website dan internet.
Dari wawancara dengan informan, Humas Dinas Pariwisata Provinsi DKI
Jakarta, strategi PR yang efektif dilakukan oleh Dinas Pariwisata
sekarang ini adalah melalui media relations dan telah tersedianya sarana
media centre guna mengakomodir berita dan isu-isu seputar
kepariwisataan di Kepulauan Seribu.
88
3. Program pengembangan promosi dan komunikasi destinasi wisata bahari
bagi Kepulauan Seribu bermanfaat untuk:
• Terwujudnya Kepulauan Seribu menjadi salah satu destinasi utama
wisata bahari di DKI Jakarta.
• Terwujudnya citra positif Pariwisata Kepulauan Seribu; terbinanya
sumber daya alam, dan terbinanya sebagai potensi daerah tujuan
wisata.
• Meningkatnya daya tarik pariwisata Kepulauan Seribu bagi
wisatawan domestic dan wisatawan internasional.
4. Manfaat program pengembangan promosi destinasi wisata bahari
Kepulauan Seribu bagi pemangku kepentingan (Stakeholder):
• Bagi Pemerintah, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
menyusun kembali rencana strategis pembangunan keperiwisataan
kedepan.
• Bagi Masyarakat, program kegiatan yang telah dijalankan dapat
menjadi penopang perekonomian yang berkelanjutan
(economically sustainable)
• Bagi Investor dan pihak swasta, semakin yakin untuk
menginvestasikan bisnisnya di bidang pariwisata dan bisa semakin
kreatif dan inofatif dalam membuat paket-paket atraksi wisata.
• Bagi wisatawan, dengan banyaknya pilihan daerah tujuan wisata
khususnya ke Kepulauan Seribu diharapkan bisa lebih mencintai
89
kekayaan alam dan menjadikan wisata bahari sebagai wisata
favorit.
5. 2. Saran
Dari hasil analisis, interpretasi dan kesimpulan, beberapa temuan dari hasil
penelitian ini dapat direkomendasikan, dilanjutkan dan dikembangkan dalam
wacana strategi perencanaan humas pemerintahan sebagai berikut:
1. Bagi akademis maupun peneliti berikutnya, penelitian dapat dilakukan
dalam jangka waktu yang cukup panjang untuk melihat kelanjutan dari
upaya-upaya instansi pemerintah dalam menetapkan program strategi
perencanaan pencitraan. Penggunaan metode kuantitatif-kualitatif kiranya
dapat menjadi alternatif bagi peneliti selanjutnya. Perencanaan dan
pelaksanaan program promosi pariwisata Kepulauan Seribu dan berbagai
program pengembangan pariwisata pada umumnya membutuhkan evaluasi
yang dapat dijadikan penelitian akademis.
2. Saran Untuk Pemda Kepulauan Seribu
Dalam strategic Communications Planing riset yang dilakukan oleh
organisasi/ instansi yang sukses, selalu melakukan pemetaan keadaan internal
dan eksternal terlebih dahulu, mengumpulkan data dan mendapatkan umpan
balik dari khalayak utamanya serta melakukan pengukuran efektivitas
komunikasi organisasi untuk maju terus sampai tujuan. Pengukuran disebut
sebagai evaluasi, karena program kegiatan yang telah direncanakan dan
dilaksanakan kesuksesannya bukan terletak pada saat acara / event itu
90
berlangsung namun kesuksesan dalam suatu program kegiatan diukur oleh
evaluasi program. Sehingga apa yang didapat dari evaluasi yang diintegrasikan
dengan informasi dan komunikasi yang terus menerus akan menjadi basis bagi
pengambangan kebijakan baru/ program yang baru.
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan, sistim evaluasi
pelaksanaan program kegiatan belum dijalankan secara professional, artinya
dalam tahapan ini hanya dilakukan sebatas laporan tertulis saja dan tidak
dilakukan tahapan-tahapan riset untuk tindakan koreksi dan penilaian hasil
akhir. Informan mengakui tidak melakukannya karena factor kurangnya
sumber daya manusia dan pendanaan yang costly. Namun dapat dimaklumi
sesungguhnya bahwa program-program yang berbasis riset, baik riset
kuantitatif maupun kualitatif merupakan keharusan dalam manajemen resiko.
Demikian pula dalam proses perencanaan strategis Public Relations yang
dimulai dengan tahapan analisis situasi, harusnya diakhiri dengan riset untuk
mengevaluasi perencanaan strategis yang telah dilaksanakan.
Metode evaluasi yang dapat digunakan yaitu melalui siklus PDCA (
Plan- Do- Check- Action ). Plan atau perencanaan strategi keberlanjutan juga
untuk mengevaluasi tujuan dan sasaran, mendisain program lanjutan. Do,
melakukan pengembangan, melakukan pelatihan, melakukan introduksi dan
program kelanjutan. Check, mengecek melalui audit internal, memakai
monitoring dan pengukuran kinerja. Action, Pelaksanaan.
91
Maka saran peneliti, perlu melakukan riset-riset secara periodic guna
mencocokkan tujuan, sasaran dan pencapaian serta mnngambil langkah-
langkah perbaikan dan koreksi. Untuk itu perlu dialokasikan dana, dianggarkan
riset mana yang perlu di prioritaskan. Sebaiknya riset dilakukan oleh badan
independent agar hasil yang didapatkan tidak bias. Semoga saran ini dapat
diterima demi kemajuan dalam menentukan kebijakan Pemerintah setempat
khususnya dibidang pariwisata sehingga program yang direncanakan dalam
rangka pengembangan promosi wisata bahari dapat berjalan dan berkembang
secara professional.
5.3 Rekomendasi
Dari uraian hasil penelitian diatas, peneliti merekomendasikan beberapa
program kegiatan untuk dapat dikembangkan lebih lanjut guna semakin
meningkatnya citra wisata bahari kepulauan seribu, melalui evaluasi dan strategi
communications mix serta dalam hal menerapkan kebijakan-kebijakan program
pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta, dibuat perencanaan kegiatan
promosi wisata bahari Kepulauan Seribu tahun 2011 sebagai berikut :
Table 5. Rekomendasi Program Kegiatan Kepariwisataan tahun 2011
(Program Jangka Pendek)
No Program Kegiatan Strategi Komunikasi
1 Festival Pulau Seribu
Dilaksanakan oleh Pemda utk
masyarakat secara gratis selama 3
bulan, setiap hari sabtu dan minggu.
Liputan Media cetak, radio dan
internet/ jejaring sosial, iklan,
merchandising, pameran, brosur, cd,
talkshow.
2 Penyebaran informasi di tempat- Pemasangan billboard, penyebaran
92
tempat strategis :di depan gd istana
merdeka/pintu monas, di bandara
soekarno hatta.
cd dan booklet serta majalah khusus
wisata bahari pulau seribu.
3 Educational tours for journalists,
Melakukan kegiatan diving/snorkling
dan kunjungan ke pulau rambut yang
dikenal sebagai pulau cagar alam.
Pers conference dan liputan media
cetak dan media sosial
4 Travel agent gathering Liputan media cetak dan
internet/media sosial, penyebaran
brosur, booklet dan cd wisata pulau
seribu
5 Lomba diving, lomba mancing dan
lomba penulisan dan lomba foto
wisata pulau seribu
Pers conference dan iklan di media
massa
6 Pengenalan sejarah, kebudayaan dan
pariwisata kepulauan seribu
Pembuatan film
7 Lomba Layar dan Lomba Jetski
Liputan media cetak, internet dan
iklan
8 Bersih-bersih Laut Liputan media cetak, internet dan
pers conference
9 Pemberian beasiswa untuk anak
nelayan
Liputan media cetak dan internet
10 Pengadaan Tourism Centre Pulau
Seribu, di bandara Sukarno Hatta dan
di stasiun-stasiun Kereta api dan
terminal Bis
Iklan dan media sosial
93
Tabel. 6 Rekomendasi Program Kegiatan Kepariwisataan tahun 2011-2016
(Program Jangka Panjang)
No Program – Strategi Komunikasi Wisata Bahari Kep. Seribu
Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
1 Penyelenggaraan Enjoy Jakarta Sea Tourism International
2 Penyelenggaraan tahun Kunjungan Wisata Pulau Seribu
3 Penyusunan Standar Usaha Tour Operator Pulau Seribu
4 Seminar pengelolaan industri pariwisata yang berwawasan Bahari
5 Perencanaan pengembangan sarana/fasilitas penunjang pariwisata Pulau
Seribu
6 Penyusunan Panduan Siaga Bencana bagi Industri Pariwisata Bahari
7 Pembuatan Calender of Event tahunan
8 Penyelenggaraan Jakarta Fashion Week bertempat di Pulau Seribu (pulau
Ayer)
9 Penyelenggaraan Festival Batik Nusantara dengan Tema Bahari (di Pulau
Bidadari)
10
Branchmark Pemasaran Pariwisata Kepulauan Seribu di Asia
11 Pencetakan promotion bag
12 Pencetakan mechandising souvenir
13 Pencetakan brosur Kenalilah Pulau seribu
14 Pembuatan design kreatif iklan media cetak dalam negeri
15 Pemasangan iklan di media cetak China, Arab saudi
16 Pemasangan iklan pariwisata Kepulauan Seribu di Garuda Inflight
17 Pemasangan Iklan Pariwisata Kepulauan Seribu di media cetak Jawa
Tengah
18 Pemasangan Iklan Pariwisata Kepulauan Seribu di media cetak Bali
19 Pemasangan Iklan Pariwisata di media cetak Makasar
20 Pemasangan Iklan Pariwisata di media cetak Surabaya
21 Partisipasi pada Majapahit Travel Fair
22 Partisipasi pada Nusa Tenggara Barat Expo
23 Partisipasi pada Festiva Nusa Dua
24 Partisipasi pada Arabian Travel Market (ATM)
25 Partisipasi pada Malaysia Association Tour and Travel Agent (MATTA)
26 Partisipasi pada Incentive, Travel, Convention and Meeting Asia
(IT&CMA)
27 Pemasangan iklan pariwisata Kepulauan Seribu di media cetak Batam
(Riau)
28 Pemasangan iklan pariwisata Kepulauan Seribu di media cetak Yogyakarta
29 Pembuatan produksi materi iklan media cetak 3 versi/model
30 Placement Internet Pariwisata Kepulauan Seribu
94
31 Pembuatan CD promosi pariwisata Kepulauan Seribu
32 Pendistribusian bahan promosi pariwisata Kepulauan Seribu
33 Pembuatan Billboard/ Signeon wisata Bahari di pintu masuk kota Jakarta
34 Sosialisasi wisata Bahari Pulau Seribu Jakarta sebagai pendukung Visit
Indonesian Year 2011-2016
35 Partisipasi pada Indonesia International Travel Fair 2012-2016
36 Penyelenggaraan Sea Tourism Expo
37 Pembuatan/produksi 3 versi materi iklan televisi
38 Pemasangan iklan di media elektronik (TV) Luar Negeri
39 Pemasangan iklan di media elektronik (TV) Dalam Negeri
40 Pemasangan iklan di media cetak (nasional dan internasional)
41 Partisipasi promosi pariwisata luar negeri lainnya (IMEX, KOFTA,
Roadshow, Jeddah, Hongkong, OTM, TTF, India, JATA)
42 Partisipasi promosi dalam negeri lainnya (Festival Krakatau, padang Fair,
Menado)
43 Pembuatan booklet pariwisata Kepulauan Seribu- Jakarta dalam sembilan
bahasa (Jerman, China, Arab, Jepang, Korea, Inggris, Malaysia, Belanda,
dan Perancis)
95
Daftar Pustaka
Baskin, Otis; Aronoff, Craig; Lattimore, Dan. (1997). Public Relations The
Profesion and The Practice. Brown & Benchmark, Madison.
Benstein, D. (1984). Company Image and Reality : A Critique of Corporate
Communications. London.
Bungin, Burhan. (2001). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Caywood, Clarke L. (1997). The Handbooks of Strategic Public Relations &
Integrated Communications.Mc Graw Hill. New York.
Centre, Allen H; Jackson Patrick. (1995). Public Relations Practices. Prantice-
Hall, New Jersey.
Chamdani Usman. (2007). Pentingnya Komunikasi dalam Pengembangan Wisata,
Jurnal Kepariwisataan Indonesia, vol 2. No.3, September 2007.
Cornellisen, Joep. (2004). Coorporate Communications Theory and Practice.
SAGE. London
Cutlip, Scott M; Centre, Allen H; Broom, Glenn M.( 2006). Effektif Public
Relations. Edisi Kesembilan. Alih Bahasa : Tri Wibowo B.S. Kencana
Prenada Media Group.
Daymon, Christine; Holloway Immy. (2008). Riset Kualitatif dalam Public
Relations & Marketing Communications. Bentang. Jakarta.
Dennis L.Wilcox., Philip H. ault dan Warren K.Agee. ( 2006 ). Public Relations
Strategi dan Taktik, jilid 1.Interaksara.
Duncan, Tom. (2005). Principles of Advertising & Promotion to Build Brands,
McGraw-Hill, New York.
Elfindri, dkk. (2009). Manajemen Pembangunan Kepulauan dan Pesisir. Baduose
Media. Jakarta.
Fawkes,J. (2001) What Is Public Relations? Dalam The Handbook of Public
Relations. Diedit oleh : Theaker,A. 2nd. London: Routladge.
96
Rangkuti, F. (2002). Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
-------------- (1997). Analisis SWOT; Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia.
Jakarta
Rita, Fariani.Silvana, dan Aryanto, Widodo. ( 2009). Panduan Praktisi PR.
Kompas Gramedia. Jakarta
Gregory, Anne. (2003). Planing and Managing A Public Relations Campaign.
New Delhi.
Grunig, James. (1995). Manager’s Guide in Exellent Public Relations &
Communication, Erlbaum. London
Griffin, EM. (2006). A First Look At Communication Theory, Sixth Edition.
McGraw-Hill, New York.
Harrison, Shirly. (2000). Public Relations An Introduction. Thomson Learning,
Bussiness Press, London.
Harris, Thomas L & Whalen, Patricia T, (2006). The Marketing Guide to Public
Relations in The 21st Century, Thomson. New York.
Hamidi. (2008). Metode Penelitian Kualitatif – Pendekatan Praktis Penulisan
Proposal dan Laporan Penelitian. UMM Press. Malang.
Hendrix, Jerry A. (2004). Public Relations Cases. Thomson Wadsworth,
Australia.
Hidayat, N Dedy, (2002). Paradigma dan Metode Penelitian. Pusat kajian
Komunikasi. Fisip UI
Irianta, Yosal. (2004). Manajemen Strategis Public Relations. Ghalia, Jakarta
---------. (2004). Community Relations - Konsep dan Aplikasinya. Simbiosa
Rekatama Media. Bandung.
Jefkins, F, disempurnakan oleh D. Yadin. Public Relations. 2003. Alih Bahasa :
Haris Munandar. Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Kasali, Rhenald. (2003). Manajemen Public Relations, Grafiti. Jakarta.
---------. ( 2008 ). Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relations &
Marketing Communications. Alih Bahasa: Cahya Wiratama. Mizan.
Bandung.
---------.(2007). Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi Targeting Positioning,
Gramedia. Jakarta.
97
Kennedy, John E; Soemanagara, R. Darmawan. (2009). Marketing
Communications Taktik & Strategi. BIP- Gramedia. Jakarta.
Kriyantono, Rachmat. (2007). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta
Kottler, P. 1993. How Audience Can Be Measured, Marketing Places, The Free
Press, New York
Kotler, P. ( 2000). Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Alih Bahasa:
Benjamin Molan. Prenhallindo. Jakarta.
Kotler, P; Bowen, John; Makens, James. (2002). Pemasaran Perhotelan dan
Kepariwisataan. Edisi Kedua. Alih Bahasa : Alexander Sindoro dan Renata
Pohan. Pearson Education Asia dan Prenhallindo, Jakarta
Lamb, dkk. 2001. Pemasaran. Penerjemah : David Octarevia. Salemba Empat.
Jakarta.
Lesly, P (Editor). 1997. Lesly’s handbook of Public Relations and
Communications : Section 1 and 2. 5th Edition. Contemporary Books.
Illions.
Lesly, P (Editor). 1997. Lesly’s handbook of Public Relations and
Communications : Section 6. 5th Edition. Contemporary Books. Illions
Learmer, Richard and Princhenello, Michael.(2009). Full Frontal PR. Alih Bahasa
: Lenny Hidayat. BIP- Gramedia. Jakarta.
Lubis,S.B. Hari. (1992) Pengantar manajemen Strategjk. Bandung.
Litllejohn,S.W; Foss, K.A. (2008). Theories Of Human Communication.
Thomson Wadsworth, Belmont. USA.
Marwadi, Ikhwan 2007. Upaya Mendorong Kerjasama Pengembangan Wisata
Bahari antar Daerah Pesisir. Makalah workshop Akselerasi Wisata Bahari
Nasional.
Mulyana, Deddy. (2001). Metode Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial lainnya.Rosdakarya.Bandung.
Muljadi, A.J. ( 2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. Sekolah Tinggi Manajemen
Transpor Trisakti. Jakarta.
Oliver, Sandra. ( 2007 ). Strategi Public Relations. Alih Bahasa : Sigit Purwanto.
Erlangga. Jakarta.
Pitana, I Gde; Diarta, Surya, I Ketut. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit
Andi. Yogyakarta.
98
Rachmadi, F, 1993. Public Relations dalam teori dan Praktek, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. (1998). Metode Penelitian Komunikasi; Dilengkapi Contoh
Analisis Statistik. Rosdakarya.Bandung.
Rumanti, Asssumta Maria. ( 2005). Dasar-Dasar Public Relations; Teori dan
Praktik. Grasindo. Jakarta.
Rangkuti, F (1997). Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia,
Jakarta
Ruslan, Rosady. ( 2000). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Raja
Grafindo Persada.Jakarta.
Smith, Ronald D, 2002. Strategic Planing For Public Relations. Buffalo State
Collage. London
Theaker, A. (2001). Media Relations. Dalam The Public Relations Handbook.
Diedit oleh ;Theaker, A. 2nd Ed. London. Routladge.
Vellas, Francois dan Becherel, Lionel ( 2008). Pemasaran Pariwisata
Internasional; Sebuah Pendekatan Strategis. Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta.
Wasesa, Silih Agung dan Macnamara, Jim ( 2010 ). Strategi Public Relations;
Membangun Pencitraan Berbiaya Minimal dengan Hasil Maksimal.
Gramedia. Jakarta
----------- ( 2005 ). Strategi Public Relations; Bagaimana Strategi Public Relations
dari 36 Merek Global dan Lokal Membangun Citra, Mengendalikan Krisis
dan Merebut Hati Konsumen. Gramedia. jakarta
Wilson J, Lauris dan Ogdan D, Joseph.,2004. Strategic Communications Planing
for Effective Public Relations and Marketing. 4th edition.
Windahl, S. et.al. ( 1992). Using Communication Theory: An Introduction to
Planed Communication. Sage Publication. London
Yoeti, Oka. A.( 1996 ). Pemasaran Pariwisata. Angkasa.Bandung
99
JURNAL PENELITIAN dan BACAAN LAIN
Chamdani, Usman (2007). Pentingnya Komunikasi Dalam Pengembangan Wisata
Bahari di Pulau-Pulau Kecil.Vol 2, No.3, September 2007. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan. Badan Pengembangan
Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata. Departemen Kebudayaan dan
Pariiwisata
Dwi cahya Putra,Kedek. (2006). Public Relations in Bali’s Tourism Industry.
Thesis Pasca Sarjana; London; Themes Valley University.
Malik, Farmawati. (2007). Cara Mudah Memahami dan Mengembangkan
Pariwisata Indonesia. Vol 2, No.3, September 2007. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kepariwisataan. Badan Pengembangan Sumber Daya
Kebudayaan dan Pariwisata. Departemen Kebudayaan dan Pariiwisata
Keminfokom (20010). 10 (sepuluh ) Kumpulan Karya Ilmiah Peneliti. (2010).
Peningkatan Kompetensi Peneliti Komunikasi dan Informatika Dalam
Mendukung Kinerja Balitbang SDM Sebagai Lembaga Riset. Pusat
Pengembangan Profesi Komunikasi dan Informatika- Balitbang SDM,
Kementrian Komunikasi dan Informatika. Jakarta.
Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu. (2010). Bahan paparan : Pengembangan
Pariwisata Kepulauan Seribu. Kabupaten Adm.Kepulauan Seribu. Jakarta
Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu. (2010). Bahan paparan : Rencana Kerja
SKPD- Rakorwil Perencanaan. Kabupaten Adm.Kepulauan Seribu.
Jakarta.
Dinas Pariwisata DKI. (2010). Kebijakan Pengembangan Pariwisata Provinsi DKI
Jakarta. Jakarta.
100
WEB
Sumber: http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521&id=1154
(http://epaper.republika.co.id/berita/19127/Devisa_pariwisata_2008_Sebesar_7_5
_Miliar_Dolar).
Sumber : http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521&id=1427
Sumber : http/www.jakarta.go.id, dinas pariwisata DKI Jakarta
101
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Pertanyaan untuk Humas Pemda Kabupaten Kepulauan Seribu:
1. Program / kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan untuk menunjang
program wisata di Kepulauan Seribu?
2. Program kegiatan apa yg sangat spesifik yang menunjang publikasi wisata
di Kepulauan Seribu?
3. Strategi apa yang dilaksanakan oleh Sudin Kominfo untuk membangun
citra wisata bahari di Kepulauan Seribu?
4. Kepulauan Seribu itu peluangnya seperti apa ?
5. Apa saja hambatan dalam melaksanakan kegiatan publikasi wisata bahari
di Kepulauan Seribu ?
6. Sarana komunikasi apa saja yang digunakan untuk menunjang publikasi
dalam membangun citra wisata bahari di Kepulauan Seribu ?
7. Kepulauan Seribu sudah menjadi suatu Kabupaten di Provinsi DKI Jakarta,
apa saja program jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjangnya ?
8. Apakah program yang sudah berjalan telah dievaluasi ? bagaimana
hasilnya?
102
9. Mohon diberikan data, jika ada. sudah berapa banyak kah program televisi
yang menayangkan tentang wisata bahari Kepulauan Seribu?
10. Bagaimana kerjasama pemda Kabupaten Kepulauan Seribu dengan
Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat, kaitannya dengan promosi
wisata bahari di Kepulauan Seribu ? adakah program kegitan khusus secara
Nasional guna mengkampanyekan tujuan wisata Kepulauan Seribu ?
11. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah Provinsi yang
dialokasikan untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata
Kepulauan Seribu?
12. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan
dari kerja PR/ Humas dalam mempromosikan pariwisata di Kepulauan
Seribu?
13. Adakah sarana informasi khusus (online berupa web sites) untuk
mempromosikan wisata Kepulauan Seribu?
14. Seberapa sering peng-apdate-an informasi tersebut?
15. Bagaimana Humas mensikapi pemberitaan yang ada, kaitannya dengan
sampahYang begitu banyak di perairan ini, tumpahan minyak, adanya
mayat dan sebagainya, yang akhirnya berujung pada menurunnya citra
kepulauan seribu sebagai destinasi wisata??
16. Sudah layak belum sih kepulauan seribu sebagai destinasi wisata bahari di
Jakarta??
103
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Pertanyaan untuk Humas Dinas Pariwisata DKI Jakarta
1. Kegiatan / program apa saja yg sudah dibuat dinas pariwisata untuk
menjadikan dki Jakarta sebagai kota tujuan wisata ?
2. Kebijakan apa yang dibuat untuk meningkatkan citra wisata di DKI
Jakarta, khususnya di Kepulauan Seribu ?
3. Strategi perencanaan apa yang dibuat Dinas Pariwisata guna menunjang
promosi wistata bahari Kepulauan seribu ??
4. Apa yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program kegiatan
kampanye wisata bahari di Kepulauan Seribu ?
5. Bagaimana rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang program pariwisata di DKI Jakarta, khususnya Kepulauan
Seribu.?
6. Bagaimana dengan Enjoy Jakarta, apakah program ini menunjang
promosi wisata Kepulauan Seribu ?
7. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah pusat yang
dialokasikan untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata di dki
Jakarta ? boleh tahu ?
8. Berapa pendapatan daerah dari sector pariwisata pertahunnya?
104
9. Adakah informasi tentang dan transportasi menuju kepulauan seribu di
pintu kedatangan di bandara SOETA baik domestic maupun luar negeri?
10. Jika rangking satu adalah destinasi wisata yang paling banyak dikungjungi
dan rangking 10 adalah destinasi wisata yang jarang dikunjungi di DKI
Jakarta, berapa rangking kepulauan seribu?
11. Jika rangking satu adalah destinasi wisata yang menjadi prioritas
marketing komunikasi dan rangking 10 adalah destinasi wisata yang tidak
diprioritaskan, berapa rangking kepulauan seribu?
12. Secara geografis dan demografis apa peluang dan tantangan kepulaunan
seribu untuk dijadikan destinasi wisata?
13. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan
dari kerja PR dalam mempromosikan pariwisata di DKI Jakarta?
14. Bagaimana pola promosi yang dilakukan dinas pariwisata untuk
menunjang enjoy Jakarta? Karena sebenarnya sudah tidak enjoy lagi,
karna macet dimana-mana, apa terobosan utk perkembangan pariwisata ??
15. Positioning Pulau seribu itu seperti apa ?
16. Banyak Pulau yang sangat potensial untuk di “jual”, kenapa tidak dibuat
seperti ‘bali’-nya Jakarta saja ??
17. Apa yang sudah dilakukan sector terkait untuk menunjang pariwisata
Jakarta, khususnya Kepulauan Seribu?
105
18. Progress ke depan untuk pariwisata Pulau bagaimana? Wacana Pulau
Seribu digunakan untuk Wisata Judi, menurut bapak bagaimana ? kan
bisa menambah pendapatan daerah dan hasilnya untuk membangun
monorel misalnya?
19. Knapa tidak dibuat saja,event kegiatan Gratis kunjungan ke Pulau Seribu
selama sepekan utk wisatawan lokal & wisatawan mancanegara. Dengan
memaksimalkan fungsi abnon utk mengkampanyekan wisata pulau seribu
di kalangan expat misalnya???
20. Sebenarnya pola promosi yang ideal yang seperti apa? Mengingat
anggaran yang terbatas?
21. Ukuran kinerja Promosi seperti apa? Atau hanya dilihat dari jumlah
wisatawan yang datang ?
22. Jakarta Punya Konsultan Komunikasi tidak?
23. Apa solusinya jika masalah pembangunan wisata bahari Kepulauan Seribu
ada pada ‘masalah anggaran’ ??
106
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Pertanyaan untuk Sudin Pariwisata Kepulauan Seribu :
1. Dari sekian banyak tempat wisata di DKI, Urutan keberapa wisata ke
kepulauan seribu ??
2. Program/ kegiatan apa yang dilaksanakan sudin pariwisata kepulauan
seribu selama 3 tahun terakhir dan program apa saja yang sudah
dijalankan, khususnya dalam hal mempromosikan wisata di Kepulauan
Seribu?
3. Strategi apa yang dijalankan untuk membangun citra wisata bahari
Kepulauan Seribu kepada wisatawan lokal dan mancanegara.?
4. Apa kendala yang dihadapi kaitannya dengan wisata bahari Kepulauan
Seribu?
5. Dilihat dari tingkat pengunjung/wisatawan yang datang ke kepulauan
seribu,dari pengunjung domestic dan luar negeri mana yang lebih
banyak?
6. Dari pengunujung domestic jika di bandingkan antara pengunjung yang
berasal dari Jakarta dan luar Jakarta mana yang lebih banyak?
107
7. Dari pengunujung yang berasal dari Jakarta, wilayah Jakarta mana
(Pusat, Selatan, Barat, Utara, dan Timur) yang paling banyak menunjungi
kepulauan seribu?
8. Dilihat dari destinasi/lokal yang yang di tuju di kepulauan seribu, pulau
mana/local mana yang paling banyak dikunjungi?
9. Dan pulau mana yang sepi/jarang/tidak pernah dikunjungi?
10. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah kabupaten/profinsi
yang dialokasikan untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata
kepulauan seribu?
11. Berapa pendapatan daerah dari sector pariwisata pertahunnya?
12. Secara geografis dan demografis apa peluang dan tantangan kepulaunan
seribu untuk dijadikan destinasi wisata?
13. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan
dari kerja PR dalam mempromosikan pariwisata Di Kepulauan Seribu?
14. Adakah sarana informasi khusus (online berupa web sites) untuk
mempromosikan wisata kepulauan seribu?
15. Seberapa sering peng-apdate-an informasi tersebut?
16. Harapan bapak untuk wisata kepulauan seribu 5 – 10 tahun kedepan
seperti apa?
108
TRANSCRIP WAWANCARA dengan Humas Dinas Pariwisata Provinsi
DKI Jakarta
Informan : Bp. Eko Guruh/ Humas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI
Jakarta
Tanggal : 18 Oktober 2010
Tempat di : Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kuningan- Jakarta Selatan
1. Kegiatan / program apa saja yg sudah dibuat dinas pariwisata untuk
menjadikan dki Jakarta sebagai kota tujuan wisata ?
Baik, DKI Jakarta ini merupakan kota tujuan wisata Indonesia yang berskala
internasional, kita masih butuh banyak wisatawan mancanegara untuk
mendatangkan devisa bagi Ibukota, kami mempunyai program prioritas tahun
2010 - 2012 yaitu (1) program pengembangan produk; yaitu dengan
mengembangkan kawasan potensi pariwisata yaitu Kepulauan Seribu,
kawasan kota tua dan pengembangan kawasan pusat turis. lalu meningkatkan
kualitas event unggulan yang bersifat nasional dan internasional serta event
dari unggulan wilayah masing-masing dan pelestarian budaya betawi, dengan
melakukan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan. Lalu program
prioritas yang kedua (2) adalah program pemberdayaan SDM ; nah dalam
program ini kami punya kegiatan peningkatan profesi kepariwisataan seperti
pentas seni diruang public, pelatihan pelaku kesenian serta terlibat aktif dalam
komunitas pendukung seperti (3) adalah pengembangan sarana dan prasarana
dan yang terpenting adalah (4) pengembangan promosi, dalam dan luar negeri
serta penyediaan sistim informasi pariwisata dan budaya, seperti media cetak,
elektronik, internet dan media luar ruangan.
109
2.Strategi perencanaan kerja Humas apa yang dibuat Dinas Pariwisata guna
menunjang promosi DKI Jakarta dan wistata bahari Kepulauan seribu
khususnya ?
Ya betul, Jakarta merupakan kota tujuan wisata Indonesia yang berskala
internasional, kita masih butuh banyak wisatawan mancanegara untuk
mendatangkan devisa bagi Ibukota, untuk itu diperlukan adanya program
Public Relations, publikasi dan promosi yang strategis dalam rangka
meningkatkan kota Jakarta sebagai kota tujuan wisata.
Program rutin yang kami lakukan di bidang Humas adalah (1) Media
Discussion, yaitu sebuah forum diskusi informal antara Kepala Dinas
Pariwisata DKI Jakarta dengan wartawan dari beberapa media nasional,(
ada 5 media) dengan tema tertentu, untuk mensosialisasikan gagasan atau
pemikiran Kepala Dinas, atau mencari masukan informasi dari para
wartawan tentang persoalan seputar pariwisata di DKI. Yang ke (2) adalah
special Interview, merupakan wawancara khusus media lokal dan nasional
( secara berkesinambungan ) dengan Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta
dengan tema-tema khusus. Ke (3) kami punya kegiatan Special write –
Ups, yaitu berita tulisan opini maupun artikel yang ditulis oleh Kepala
Dinas, atau ditulis oleh pihak ketiga, yang mendukung gagasan maupun
program Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Ke (4) yaitu Media Visit,
merupakan kunjungan silaturahmi dan tukar pikiran Kepala Dinas ke
redaksi media massa nasional yang ada di Jakarta. (5) Media Invitation,
kepala Dinas mengundang wartawan media nasional dan lokal dalam
jumlah tertentu, untuk mereportase secara langsung tempat-tempat wisata
di wilayah Jakarta. Kegiatan ke (6) TV Talkshow, adalah wawancara
khusus media televise nasional dengan kepala Dinas tentang masalah dan
tema yang sudah disepakati sebelumnya. Kemudian yang ke (7) dengan
kegiatan Radio Talkshow, yaitu wawancara khusus radio lokal maupun
nasional. (8) melakukan Press Conference, yang merupakan sebuah acara
sosialisasi program pemikiran, maupun konfirmasi sebuah persoalan
110
dengan mengundang media massa lokal dan nasional dan bersifat formal.
(9) Kita juga melaksanakan kegiatan press Release distribution, yaitu
penyebaran siaran pers tentang aktivitas dinas Pariwisata kepada redaksi-
resaksi media massa. dan yang ke (10) kami melakukan Media Analysis,
yaitu program menganalisa berita-berita yang muncul setiap hari tentang
aktivitas wisata dan tulisan tentang Dinas pariwisata, yang dengan analisis
htersebut diharapkan muncul tema maupun wacana baru yang perlu
dipublikasikan oleh Kepala Dinas kepada masyarakat Jakarta.
Untuk kepulauan seribu tentunya program-program yang kami buat
tersebut sangat erat kaitannya..mengingat Kepulauan seribu merupakan
wilayah DKI Jakarta dan merupakan tanggung jawab bersama dalam hal
perencanaan serta pelaksanaannya.
3.Apa yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program kegiatan kampanye
wisata bahari di Kepulauan Seribu ?
Hambatan terbesar kami adalah dana. Klasik memang, namun suatu
pengembangan potensi pariwisata membutuhkan dana yang besar. Dalam
hal ini pemerintah harus saling bergandeng tangan antara pemerintah pusat
dan daerah serta mengajak para investor sebagai pihak ketiga untuk turut
serta dalam membangun. Kalau segala sarana dan prasarananya sudah
memadai tentunya tinggal kita komunikasikan saja kepada para
wisatawan.
Selain itu juga yg menjadi hambatan adalah sgala bentuk keamanan untuk
daerah tujuan wisata. Mana mau datang wisatawan, kalau daerah yang
dituju tidak aman, misalnya ada terror bom, bencana dan lain sebagainya..
tentunya hal-hal tersebut harus diantisipasi.
4. Bagaimana dengan Enjoy Jakarta, apakah program ini menunjang promosi
wisata Kepulauan Seribu ?
111
Pulau Seribu adalah salah satu potensi wisata di Jakarta dan Kami punya
program promosi Enjoy Jakarta, artinya segala kebutuhan tentang
kepariwisataan yang ada di Jakarta orang akan bisa menikmatinya.
Contohnya saja enjoy art & culture, enjoy shooping, enjoy spa, enjoy
marine dansebagainya.
Anda bisa lihat juga di web site enjoy Jakarta, kami menampilkan pula
wisata pulau seribu, walaupun khusus hanya pulau-pulau resort saja.
Artinya, apapun yang wisatawan inginkan di Jakarta ini, kita bisa
menyajikannya..mulai dari kota Jakarta itu sendiri sampai kepada wisata
lautnya..semua ada di Jakarta.
5. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah pusat yang dialokasikan
untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata di dki Jakarta ? boleh
tahu ?
Secara khusus tinggal dilihat saja dalam mata anggaran yang sudah kami
berikan, misalnya saja untuk bidang promise (pengadaan booklet) danya
sekitar Rp. 30.000.000. silahkan saja dilihat datanya, sejauh untuk
kepentingan penelitian.
Dari alokasi anggran yang disediakan tentunya sangatlah jauh dari
harapan. Karena kita punya target untuk meningkatkan jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Jakarta. Hal ini tentunya kita
membutuhkan dana jauh lebih besar untuk mensukseskan program ini.
6. Adakah informasi tentang dan transportasi menuju kepulauan seribu di pintu
kedatangan di bandara SOETA baik domestic maupun luar negeri?
Informasi melalui brosur dan leaflet yang terkait dengan Kepulauan
Seribu - enjoy Jakarta sudah ada dibandara Soeta. Kami juga
bekerjasama dengan pemerintah setempat/ pemda kepulauan seribu untuk
menyediakan informasi tsb.
112
Mengenai hal transportasi dari Soeta menuju Kepulauan seribu memang
belum ada, sejauh ini masih dalam wacana dan akan diprogramkan tahun
berikutnya. Namun untuk kemudahan, kami bekerjasama dengan pt
pembangunan jaya ancol, menyediakan bus khusus dari Soeta ke Ancol.
Diharapkan melalui bus tersebut wisatawan yang akan berkunjung ke
Pulau Seribu melalui Ancol semakin meningkat.
7. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan dari
kerja PR dalam mempromosikan pariwisata di DKI Jakarta?
Sistim evaluasi dalam mengukur kerja Humas dalam mempromosikan
pariwisata memang belum ada. Sangat terbatas kemampuan SDM, namun
memang seharusnya meimiliki sisti yang sesuai dengan prosedur. Sejauh
ini sitim evaluasi berdasarkan laporan kegiatan yang ada saja, yaitu
berdasarkan laporan administrasi dan laporan keuangan saja, karena
kaitannya dengan penyerapan anggaran.
8. Bagaimana pola promosi yang dilakukan dinas pariwisata untuk menunjang
enjoy Jakarta? Karena sebenarnya sudah tidak enjoy lagi, karna macet dimana-
mana, apa terobosan utk perkembangan pariwisata ??
Ok, sebenarnya kalu untuk bidang pariwisata pola promosi dari mulut ke
mulut bisa dibilang sangat efektif. Karena apabila seseorang berkunjung ke
suatu daerah tujuan wisata, keindahan dan kenyamanan maupun kurang
baiknya tempat tersebut sudah bisa langsung dirasakan. Nah apabila
tempat wisata itu indah, nyaman, terjangkau harganya, menyenagkan dan
aman tentunya orang yang berkunjung tersebut akan merekomendasikan
kepada teman-teman maupun kerabatnya agar turut merasakan keindahan
tempat wisata tersebut.
113
Namun apabila tempat wisata itu kurang nyaman, bising, banyak sampah,
tidak terawatt tentunya akan memberikan citra negative dan pada akhirnya
ya cukup sampai situ saja, artinya dia tidak akan merekomendasinya
aktivitas liburannya kepada teman atau kerabatnya.
9. Progress ke depan untuk pariwisata Kepulauan Seribu bagaimana?
Pengembangan pariwisata bahari di Kepulauan Seribu memang harus
digiatkan, perlu kerjasama dengan berbagai pihak untuk membenahi sector
periwisata. Pembangunan air strip di pulau panjang sedang dibangun untuk
memudahkan akses menuju pulau, akomodasi, paket-paket wisata tentunya dibuat
lebih menarik lagi dan kami juga sedang membenahi bangunan-bangunan
bersejarah seperti yang ada di pulau onrust. Kami berharap dengan semakin
banyaknya pengunjung yang datang untuk menikmati keindahan alam, bisa
menjadi pemacu bagi kami untuk bergerak lebih cepat lagi mempromosikan
kepulauan Seribu ini melalui event-event yang bersifat internasional, seperti
Maluku yang berhasil dengan sail Indonesia 2010.
10.Jakarta Punya Konsultan Komunikasi Pariwisata tidak ?
Kami punya konsultan khusus untuk mengkomunikasikan Enjoy Jakarta,
Dinas Pariwisata bermitra dengan MEDA PRO Communication yang
membantu mengkomunikasikan pesan-pesan enjoy Jakarta. Tentunya
Kepulauan seribu masuk dalam promosi enjoy Jakarta tersebut.
114
TRANSCRIPT INTERVIEW DENGAN SUDIN PARIWISATA
KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU.
Informan : Drs. Sahat Sitorus,MM. Kepala Suku Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu – DKI Jakarta
Tanggal : 19 Oktober 2010
Bertempat di kantor Sudin pariwisata kepulauan Seribu, Kuningan
1.Saya membaca dan melihat perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung
ke Kepulauan Seribu dua tahun belakangan ini cukup meningkat, terutama pada
tujuan wisata ke pulau-pulau penduduk. Seperti Pulau Pramuka, Pulau Tidung,
Pulau Untung Jawa dan Pulau Harapan, apakah pulau-pulau ini juga menjadi
suatu pengembangan destinasi wisata bahari unggulan di Kepulauan Seribu, apa
upaya yang dilakukan ?
➢ Jadi begini, sebelumnya harus kita samakan presepsi kita dulu bahwa wisata
bahari adalah wisata minat khusus. Pembangunan pariwisata bahari di
Kepulauan Seribu pada hakikatnya adalah upaya mengembangkan dan
memanfaatkan objek serta daya tarik wisata bahari di kawasan pesisir dan
lautan di Jakarta, berupa kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan
fauna seperti terumbu karang dan berbagai jenis ikan hias, sunset dsb.
Beberapa jenis kegiatan wisata bahari pada saat ini sudah dikembangkan
oleh pemerintah dan swasta, khususnya di pulau-pulau penduduk tadi, di
antaranya wisata alam, pemancingan, berenang, selancar, berlayar, rekreasi
pantai dan wisata pesiar, snorkeling dan diving. Namun ada juga pulau
bersejarah, yaitu pulau Bidadari (ada benteng Martelo- peninggalan jaman
Belanda), Pulau Onrust ( dahulu kala pulau ini merupakan pulau untuk
galangan kapal di jaman VOC dan sebagi pulau karantina haji) dan pulau
Rambut ( sebagai pulau konservasi sumber daya alam dan cagar alam).
115
Dengan demkian terdapat dua faktor penting dalam strategi pembangunan
kegiatan pariwisata Kepulauan Seribu. Pertama, faktor internal berupa
strategi terukur manajemen daya tarik objek wisata, yang terkait mulai dari
aspek teknis, strategi jasa pelayanan sampai kepada strategi penawaran.
Kedua, faktor eksternal berupa dukungan perangkat kebijakan dari
pemerintah serta penciptaan iklim keamanan yang kondusif bagi kegiatan
pariwisata di Kepulauan Seribu.
Selanjutnya, dalam membenahi strategi pengembangan pariwisata bahari,
maka secara teknis ada sejumlah upaya yang dilakukan. Pertama,
pengembangan sarana dan prasarana wisata bahari. Kedua, peningkatan
kualitas sumber daya manusia di bidang pengembangan wisata bahari secara
terpadu. Ketiga, penyediaan sistem informasi pariwisata dan program
promosi yang tepat.
Sudah ada wacana dan sekarang sedang dalam proses, tentang menetapkan
pelabuhan Muara Angke sebagai ”pintu masuk” wisata dan
mengembangkannya sesuai standar nasional. Juga upaya menciptakan
suasana aman dan nyaman sebagai iklim yang kondusif demi berlansungnya
kegiatan pariwisata di DKI Jakarta, khususnya Kepulauan Seribu.
Nah, masing-masing pulau yang ada di Kepulauan Seribu ini memiliki
kharateristik sendiri-sendiri, di Pulau Pramuka misalnya, disana ada
beberapa objek wisata bahari yang bisa kita nikmati seperti pemandangan
bawah laut yang eksotis, ada pusat penangkaran penyu dan kupu-kupu,
keramba ikan yang terbesar yang kita punya dan sekarang ini produk ikan
bandengnya sudah go internasional, dengan didukung fasilitas transportasi
dan akomodasi yang memadai. Di Pulau Untung Jawa, sudah kita tetapkan
sebagai kawasan desa nelayan andalan sejak tahun 2005 yang lalu.
Sedangkan di Pulau Tidung, bisa kita nikmati pemandangan laut yang indah
dan hamparan pasir putih. Jadi potensi tersebut kita kembangkan sesuai
dengan karakteristik masing- masing pulau-pulau tadi. Pulau seribu ini
116
merupakan 1 dari 29 program destinasi yang di tetapkan di Renstra
Pemerintah Pusat. Artinya semua ini dikomunikasikan dengan Pemerintah
Pusat, pemerintah daerah dan Pemerintah Kabupaten.
2.Dari sekian banyak tempat wisata di DKI, Urutan keberapa wisata ke
kepulauan seribu ??
➢ Untuk mengetahui berapa persisnya urutan tersebut, kami belum ada
penelitian khusus atau penghitungan secara khusus, namun dari beberapa
sumber media, pada moment hari libur nasional maupun akhir pekan
menyebutkan wisata bahari Kepulauan Seribu menduduki urutan ke 5
setelah Ancol, Dufan, Ragunan dan Taman Mini.
3.Program/ kegiatan apa yang dilaksanakan sudin pariwisata Kepulauan Seribu
selama 3 tahun terakhir dan program apa saja yang sudah dijalankan, khususnya
dalam hal mempromosikan wisata di Kepulauan Seribu?
➢ Dalam 3 tahun terakhir program kerja pariwisata sudah kita laksanakan
dengan baik dan berkesinambungan. Artinya program kerja yang
direncanakan dan yang akan dilaksanakan atas skala prioritas mengacu
kepada Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Tahun 2007 – 2012 tanggal 21 Februari 2009, dengan program yaitu :
- Program Penetapan Prinsip Good Govermance dalam penyelenggaraan
urusan Pariwisata
- Program Sinkronisasi Kebijakan Pembiyayaan, Kelembagaan dan
Regulasi Pariwisata
- Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
- Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
117
- Program Pengembangan Kemitraan Pariwisata
- Program Pengembangan Kebijakan Urusan Pariwisata
- Program Fasilitasi Wisata Meeting, Incentive, Convention, Exhibition
(MICE).
- Program Peningkatan Iklim Usaha Kepariwisataan
- Program Pembinaan Keanggotaan pada lembaga / forum kepariwisataan
nasional / internasional
- Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pariwisata.
Adapun program khusus untuk promosi pariwisata kepulauan Seribu antara
lain adalah melalui program kegiatan Pemilihan Putra Putri Bahari,
Pemilihan Abang dan None Kepulauan Seribu, kegiatan Road Show pada
pusat-pusat perbelanjaan di DKI Jakarta serta program kegiatan Wisata
Remaja Bahari melalui Program Cinta Laut.
Nah kegitan-kegiatan tersebut merupakan Roh-nya destinasi wisata bahari.
Harapannya bahwa melalui kegiatan tersebut keberadaan wisata di
Kepualauan Seribu menjadi semakin dikenal.
4.Strategi apa yang dijalankan untuk membangun citra wisata bahari
Kepulauan Seribu kepada wisatawan lokal dan mancanegara.?
➢ Dalam menjalankan strategi kami bekerjasama dengan para pihak
terkait, yaitu mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
masyarakat, kalangan swasta dalam hal ini para pengelola pulau resort,
dan investor bahu membahu untuk menciptakan iklim yang kondusif
bagi wisata bahari di Kepulauan Seribu ini. Kami menjalankan program/
kegiatan yang telah dituangkan dalam Renstra melalui kegiatan yang
telah disebutkan diatas.
Nah Strategi komunikasi yang digunakan melalui kegiatan promosi yang
meliputi publisitas, penggunaan media cetak dan elektronik, maupun
website. Booklet, brosur, CD film tentang wisata Kepulauan Seribu,
118
dialog interaktif dan feature (kerjasama beberapa majalah wisata dengan
RRI, TVRI, RCTI, TRANS TV dll ). Juga diadakan suatu pameran
dalam bentuk roadshow yang rutin dilakukan setiap tahunnya.
Bahwasanya dengan adanya kegiatan pelaksanaan strategi komunikasi
ini diharapkan dapat meningkatkan minat pengunjung dan citra
kepulauan seribu itu sendiri, terbukti dengan naiknya jumlah
pengunjung di pulau-pulau pada setiap tahunnya.
Dan untuk mempromosikan Wisata bahari Kepulauan Seribu di
Mancanegara, Dinas Pariwisata Provinsi DKI Jakarta mengikuti
pameran di Luar Negeri. Dan yang spektakuler saya baru saja
mendatangkan artis/ model dari Negara Checnya tujuannya dengan
mengundang sosok model ini bisa membantu mengkampanyekan dan
mencitrakan Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata bahari yang
aman, nyaman dan indah, dan hal ini akan dipublikasikan di beberapa
stasiun tv luar negeri seperti CNN dsb.
5.Dilihat dari tingkat pengunjung/wisatawan yang datang ke kepulauan
seribu,dari pengunjung domestic dan luar negeri mana yang lebih banyak?
➢ Kalau dilihat dari data pengunjung winus atau wisman Tahun 2009 dan
2010, lebih banyak adalah wisatawan domestic.
6. Dari pengunujung domestic jika di bandingkan antara pengunjung yang
berasal dari Jakarta dan luar Jakarta mana yang lebih banyak?
➢ Jelas untuk saat ini, Karena Pulau Seribu ada di wilayah Jakarta
pengunjung yang datang lebih banyak ya dari Jakarta. Yang kedua
adalah dari daerah tanggerang, karena pintu masuk ke Pulau seribu juga
ada di daerah Mauk dan Tanjung Pasir- Tanggerang
119
7. Dari pengunujung yang berasal dari Jakarta, wilayah Jakarta mana (Pusat,
Selatan, Barat, Utara, dan Timur) yang paling banyak menunjungi Kepulauan
Seribu?
➢ Sejauh ini belum ada data spesifik mengenai asal daerah pengunjung
8. Dilihat dari destinasi/lokal yang yang di tuju di kepulauan seribu, pulau
mana/local mana yang paling banyak dikunjungi?
➢ Pulau lokal yang dimaksud disini mungkin pulau penduduk ya, yaitu
Pulau Untung Jawa, hal ini dikarenakan secara geografis berdekatan
dengan Jakarta, dari dermaga Marina Ancol, Muara Angke dan dari
Tanggerang – Tanjung Pasir
9. Berapa anggaran dana yang ditetapkan pemerintah kabupaten/profinsi yang
dialokasikan untuk perencanaan kerja PR dalam promosi pariwisata kepulauan
seribu?
➢ Baiklah, sebenarnya belum ada penganggaran di bidang PR, karena
kami di Sudin kerja PR ada di bawah bagian seksi kepariwisataan.
Mengenai anggaran dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui dana
DPA yang diperuntukan untuk program Pengembangan Destinasi
Pariwisata ( yaitu pemilihan ABNON dan Putra Putri Bahari Kepulauan
Seribu) dan road show. Semuanya telah direalisasikan pada tahun 2009
kurang lebih senilai Rp. 900.000.000 dan untuk tahun 2010 ini masih
dalam proses penyelesaian. Dengan dana yang ada kami semaksimal
mungkin memanfaatkannya untuk program pengembangan
kepariwisataan Pulau Seribu dan kami pertanggung jawabkan secara
administrasi kepada Pemerintah Daerah.
10. Secara geografis dan demografis apa peluang dan tantangan kepulauan
seribu untuk dijadikan destinasi wisata?
120
➢ Peluang secara Geografis adalah : adanya batas kewilayahan secara
administrasi, yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah
Timur berbatasan dengan laut Jawa, sebelah selatan berbatasan dengan
wilayah Jakarta Utara, Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat,
sedangkan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Lampung dan Laut
Jawa.
Peluang secara demografis adalah :
Kepulauan Seribu itu memiliki penduduk dari beberapa campuran suku,
yaitu suku bugis dan Madura yang bercirikan masyarakat pesisir.
Mereka adalah masyarakat yang sadar akan potensi wilayahnya yang
merupakan potensi daerah tujuan wisata. Nah, dengan potensi yang ada
inilah mereka tidak lagi bergantung kepada laut, sebagai sumber
penghasilan ( sebagian besar nelayan), artinya mereka bisa
meningkatkan perekonomian mereka dengan melalui usaha pariwisata.
11. Adakah system evaluasi yang diterapkan untuk mengukur keberhasilan dari
kerja PR dalam mempromosikan pariwisata Di Kepulauan Seribu?
Untuk mengevaluasi program kegiatan secara khusus, kami memang
belum mempunyai system yang sesuai. Evaluasi yang dijalankan selama
ini hanya secara administrative saja berupa laporan kegiatan biasa dan
laporan keuangan, yang merupakan tanggung jawab kepada pimpinan
pusat dan daerah.
12. Adakah sarana informasi khusus (online berupa web sites) untuk
mempromosikan wisata kepulauan seribu?
121
Untuk Website Kepulauan Seribu sudah ada, bisa dilihat di
http://puloseribu.com, http://tourkepulauanseribu.com, dan facebook
Wisata Pulau Seribu
13. Seberapa sering peng-apdate-an informasi tersebut?
Untuk update informasi tentunya dilakukan setiap hari, kami mempunyai
tenaga khusus untuk menangani informasi seputar pariwisata Kepulauan
Seribu
14. Harapan bapak untuk wisata kepulauan seribu 5 – 10 tahun kedepan seperti
apa?
Harapan saya tentunya Kabupaten Kepulauan Seribu ini dapat menjadi
tujuan wisata favorit sebagaimana halnya Bali, sehingga masyarakatnya
juga ikut merasakan dampak positif dari berkembangnya pariwisata
berbasis komunitas di daerahnya yaitu meningkatnya kesejahteraan
masyarakatnya.
15. Apa kendala yang dihadapi kaitannya dengan wisata bahari Kepulauan
Seribu?
Pengembangan Industri pariwisata di Kepulauan Seribu memang belum
cukup maksimal, hal ini terkait dengan sarana dan prasarananya, infrastrukturnya.
Tidak itu saja polusi dari darat ( sampah ) juga menjadi kendala serta pencemaran
air laut dari limbah minyak. Hal-hal inilah yang perlu dibenahi agar tujuan
Kepulauan Seribu menjadi tujuan wisata bahari dapat berkelanjutan.