09 KTI Full - Jl. Mataram No. 9 Pesurungan Lor Tegal ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of 09 KTI Full - Jl. Mataram No. 9 Pesurungan Lor Tegal ...
GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN DI PUSKESMAS TARUB
KABUPATEN TEGAL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Ahli
Madya Program Studi DIII Farmasi
Oleh:
AN’IMFALAKHUDIN
17080143
PROGRAM STUDI DIII FARMASI POLITEKNIK
HARAPAN BERSAMA
2020
ii
GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN DI PUSKESMAS TARUB
KABUPATEN TEGAL
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Ahli
Madya Program Studi DIII Farmasi
Oleh:
AN’IMFALAKHUDIN
17080143
PROGRAM STUDI DIII FARMASI POLITEKNIK
HARAPAN BERSAMA
2020
iii
GAMBARAN PENGOBATAN PASIEN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN DI PUSKESMAS TARUB
KABUPATEN TEGAL
Oleh :
AN’IMFALAKHUDIN
17080143
DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
ROSARIA IKA PRATIWI, S.Farm, M.Sc, Apt HENI PURWAN TININGRUM,M.Farm.,Apt NIDN : 0611108102 NIPY:990696698
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :
NAMA : AN’IMFALAKHUDIN
NIM : 17080143
Jurusan / Program Studi : DIII FARMASI
Judul Karya Tulis Ilmiah : GAMBARAN PENGOBATAN GANGGUAN
SALURAN PENCERNAAN DI PUSKESMAS
TARUB KABUPATEN TEGAL
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Tim Penguji dan di terima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Farmasi pada Jurusan / Program Studi DIII Farmasi
Politeknik Harapan Bersama Tegal.
TIM PENGUJI
Penguji 1 : Heru Nurcahyo S.Farm. M.Sc.,Apt ( …………………….)
Penguji 2 : Rosaria Ika Pratiwi,S.Farm, M.Sc,Apt ( …………………….)
Penguji 3 : Heni Purwantiningrum,M.Farm.,Apt ( …………………….)
Tegal, April 2019
Program Studi DIII Farmasi
Ketua Program Studi,
(Heru Nurcahyo S.Farm. M.Sc.,Apt) NIDN. 0611 8001
v
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
NAMA : AN’IMFALAKHUDIN
NIM : 17080143
Tanda Tangan :
Tanggal : April 2019
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : AN’IMFALAKHUDIN
NIM :17080143
Jurusan / Program studi : DIII FARMASI
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Noneksklisif (None-
exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
GAMBARAN PENGOBATAN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN
DI PUSKESMAS TARUB KABUPATEN TEGAL. Beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Noneksklusif ini Politeknik Harapan
Berasama Tegal berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan karya ilmiah
saya selama tetep mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Tegal
Yang menyatakan
(An’imfalakhudin)
vii
MOTTO
Untuk menjadi sukses bukanlah hal yang instan. Sukses butuh yang namanya usaha. Setiap usaha kecil kecil yang dilakukan harus dengan
sepenuh hati, dan jangan pernah berhenti untuk melakukan usaha tersebut sebelum kamu mencapai tujuanmu.
(Nabi Muhammad SAW)
Tuhan tidak mengharuskan kita sukses, Tuhan hanya mengharapkan kita
mencoba.
(Mario Teguh)
Terkadang kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum
kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu.
(R.A Kartini)
Kupersembahkan Buat:
� Allah SWT � Kedua orang tuaku � Keluarga besarku di Tegal � Sahabat-sahabat ku � Teman-teman satu angkatan � Dosen pembimbingku � Keluarga kecil DIII Farmasi � Almamaterku
viii
PRAKATA
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena dengan rahmat, hidayah dan izin- Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Gambaran
Pengobatan Gangguan Saluran Pencernaan Di Puskesmas Tarub
Kabupaten Tegal”. Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi
syarat dalam menyelesaikan Program DIII Farmasi Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan
kepada penulis. Ucapan terima kasih ini penulis berikan terutama kepada:
1. Bapak Mc. Chambali, B.Eng,E.E, M.Kom selaku Direktur Politeknik
Harapan Bersama kota Tegal.
2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm, M.Sc., Apt selaku Kaprodi DIII Farmasi di
Politeknik Harapan Bersama kota Tegal.
3. Ibu Rosaria Ika Pratiwi, M.Sc, Apt selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
memberikan kritik, saran, nasehat, petunjuk, dan bimbingan kepada penulis
dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu Heni Purwantiningrum, M.Farm.,Apt selaku Dosen Pembimbing 2 yang
telah memberikan kritik, saran, nasehat, petunjuk, dan bimbingan kepada
penulis dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
ix
5. Bapak dan Mamah yang telah memberikan dukungan moral maupun
material serta do’a dan semangat sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
selesai.
6. Sahabat-sahabat semua yang selalu memberikan dukungan serta dorongan
untuk terus semangat dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
7. Teman-teman Farmasi Angkatan 17 yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu terimakasih atas pertemanan selama ini.
Semoga Allah SWT memberikan ampunan, melimpahkan rahmat, dan
mencurahkan karunia-Nya serta melipat gandakan pahala amal kebaikan
semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama proses
penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Untuk itu, penulis sangat mengharap kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun lebih baiknya karya tulis. Akhirnya penulis berharap
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tegal, April 2020
An’imfalakhudin
x
INTISARI
FALAKHUDIN, AN’IM, PRATIWI, ROSARIA IKA., PURWANTININGRUM, HENI., 2019. GAMBARAN PENGOBATAN GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN DI PUSKESMAS TARUB KABUPATEN TEGAL.
Gangguan Saluran Pencernaan adalah masalah yang terjadi pada
salah satu organ sistem pencernaan, atau lebih dari satu organ pencernaan
secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengobatan pasien tukak lambung di Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal.
Metode penelitian ini merupakan penelitian metode deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif yang bersifat retrospektif, dengan
menggunakan data resep pasien gangguan saluran pencernaan di Puskesmas
Tarub pada bulan September – Oktober 2019. Sampel diambil berdasarkan
metode Purposive sampling.
Hasil penelitian ini diperoleh data karakteristik pasien berdasarkan
usia terbanyak yaitu pada usia dewasa (26-45 tahun) sebanyak 33 pasien
(47,14%), jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 47 pasien
(67,14%). Berdasarkan hasil penelitian jenis obat yang digunakan untuk
pasien gangguan saluran pencernaan adalah antasida sebesar 50%, ranitidin
28,57% dan omeprazol 21,42%.
Kata Kunci: Pengobatan Saluran Pencernaan,Purposive sampling,
Puskesmas
xi
ABSTRACT
FALAKHUDIN, AN'IM, PRATIWI, ROSARIA IKA.,
PURWANTININGRUM, HENI., 2019. DESCRIPTION OF
TREATMENT DISORDERS OF LIFESTIME CHANNELS IN
TARUB PUBLIC HEALTH CENTER, TEGAL DISTRICT.
Digestive Tract Disorders are problems that occur in one organ of
the digestive system, or more than one digestive organ simultaneously.
This study aims to determine the description of treatment of patients with
peptic ulcers in the Tegal Regency Tarub Health Center.
This research method is a descriptive method research with a
quantitative approach that is retrospective, using prescription data for
patients with digestive disorders in the Tarub health center in September -
October 2019. Samples were taken based on purposive sampling method.
The results of this study obtained data on the characteristics of
patients based on the most age, namely in adulthood (26-45 years) as
many as 33 patients (47.14%), the most sex was female as many as 47
patients (67.14%). Based on research results the types of drugs used for
patients with digestive disorders are 50% antacids, ranitidine 28.57% and
omeprazole 21.42%.
Keywords: Digestive Disorders, Types of Drugs, Treatment
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. v
HALAMANNPERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .....................
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
PRAKATA ....................................................................................................... viii
INTISARI ......................................................................................................... x
ABSTRAK ....................................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ........................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
1.6 Keaslian Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN UMUM........................................................................ 8
2.1 Gangguan Saluran Pencernaan .................................................. 8
2.1.1 Definisi Gangguan Saluran Peencernaan ......................... 8
2.1.2 Penyebab Gangguan Saluran Pencernaan ........................ 9
2.1.3 Faktor Risiko Gangguan Saluran Pencernaan .................. 11
2.2 Pengobatan Gangguan Saluran Pencernaan .............................. 12
2.3 Antasida .................................................................................... 14
2.3.1 Definisi Antasida............................................................. 14
xiii
2.3.2 Indikasi Antasida............................................................. 14
2.3.3 Efek Samping Antasida ................................................... 15
2.4 Ranitidine................................................................................... 15
2.4.1 Definisi Ranitidin ............................................................ 15
2.4.2 Indikasi Ranitidin ............................................................ 16
2.4.3 Efek Samping Ranitidin .................................................. 16
2.5 Omeprazole ................................................................................ 16
2.5.1 Definisi Omeprazole ....................................................... 16
2.5.2 Indikasi Omeprazole ....................................................... 16
2.5.3 Efek Samping Omeprazole ............................................. 17
2.6 Kerasionalan Obat ..................................................................... 17
2.7 Puskesmas .................................................................................. 18
2.7.1 Tugas dan Fungsi Puskesmas ........................................... 19
2.7.2 Tujuan Puskesmas ............................................................. 20
2.8 Puskesmas Tarub ....................................................................... 20
2.8.3 Profil Puskesmas Tarub .................................................... 20
2.8.4 Personalia Puskesmas ....................................................... 21
2.9 Kerangka Teori .......................................................................... 22
3.0 Kerangka Konsep ...................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 24
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 24
3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu ........................................................ 24
3.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian .................................. 24
3.1.3 Ruang Lingkup Waktu Penelitian .................................... 24
3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian ................................................. 24
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 25
3.3.1 Populasi ............................................................................ 25
3.3.2 Sampel .............................................................................. 25
3.4 Teknik Sampel ........................................................................... 26
3.5 Variabel Penelitian .................................................................... 27
3.6 Definisi Operasional .................................................................. 27
xiv
3.7 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 30
3.7.1 Jenis Data ......................................................................... 30
3.7.2 Cara Pengumpulan Data .................................................. 30
3.8 Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 30
3.8.1 Pengolahan Data .............................................................. 30
3.8.2 Analisis Data .................................................................... 31
3.9 Etika Penelitian .......................................................................... 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34
LAMPIRAN ..................................................................................................... 36
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Kerangka Teori ................................................................................ ..23
Gambar 2.Kerangka Konsep...............................................................................24
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Keaslian Penelitian...................................................................................5
Tabel. 2 Definisi Oprasional.................................................................................29
Tabel. 3 Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin......................................33
Tabel. 4. Karakteristik pasien berdasarkan umur.................................................34
Tabel.5. Jenis penggunaan obat tukak lambung....................................................35
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tukak lambung merupakan merupakan penyakit yang dapat
diderita segala golongan masyarakat dan usia yang penyebabnya adalah
karena ketidakseimbangan enzim pencernaan dan agen yang bersifat
merusak dan mekanisme pertahanan lambung, bersifat lebih jarang
daripada tukak lambung duodenal serta lebih banyak diderita
priandaripada wanita (Valle, 2010).
Setiap tahun 4 juta orang menderita ulkus peptikum di seluruh
dunia, sekitar 10% - 20% terjadi komplikasi dan sebanyak 2% - 14%
didapatkan ulkus peptikum perforasi. Perforasi ulkus peptikum relatif kecil
tetapi dapat mengancam kehidupan dengan angka kematian yang
bervariasi dari 10% - 40%. Lebih dari setengah kasus adalah perempuan
dan biasanya mengenai usia lanjut yang mempunyai lebiih banyak resiko
komorbiditas daripada laki-laki. Penyebab utama adalah penggunaan Non
Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID), steroids, merokok,
Helicobater pylori dan diet tinggi garam (Saverio et al, 2014).
Pengobatan tukak peptik ditujukan untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien, menghilangkan keluhan, menyembuhkan tukak, mencegah
kekambuhan dan komplikasi ( Sanusi, 2011). Pilihan pengobatan yang
paling tepat untuk penyakit tukak lambung tergantung pada penyebabnya.
Terapi kombinasi obat maupun pemberian obat secara tunggal diperlukan
2
untuk penyakit tukak lambung. Kombinasi obat dengan golongan PPI
(Proton Pump Inhibitor H2 histamin) jenis obatnya yaitu semitidin,
famotidin, ranitidin nizatidin agau golongan ( inhibitor pompa proton)
jenis obatnya omeprazol dan lansoprazol, sedangkan pemberian obat
secara tunggal untuk pasien tukak lambung yaitu dengan menggunakan
obat antasida maupun golongan (inhibitor pepsin) jenis obatnya yaitu
sukralfat dengan tujuan untuk menetralisasikan asam lambung untuk
pasien tukak lambung. Peresepan obat yang tidak rasional bisa
dideskripsikan sebagai tidak tepat secara medis dan tidak efektif dalam
pembiayaan pengobatan (Agabana, 2014).
Secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal
yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi.
Beberapa faktor resiko gastritis adalah menggunakan obat aspirin atau anti
radang non steroid, infeksi kuman Helicobacter pylori, memiliki kebiasaan
minum-minuman beralkohol, memiliki kebiasaan merokok, sering
mengalami stress, kebiasaan makan yaitu waktu makan yang tidak teratur,
serta terlalu banyak makan-makanan yang pedas dan asam ( Gustin, 2011).
Pemilihan lokasi penelitian adalah Puskesmas Tarub dikarenakan
berdasarkan wawancara yang dilakukan pada bulan Oktober 2019 kepada
Tata Usaha sehingga peneliti tertarik untuk melakukan diketahui banyak
kasus pasien tukak lambung yang terjadi di Puskesmas tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
3
penelitian tentang “ Gambaran Pengobatan Pasien Tukak Lambung di
Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal”.
Dilihat dari sumber daya manusia yang rendah memungkinkan
sekali tingkat pengetahuan yang rendah sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Puskesmas Tarub.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah
penelitian ini adalah
1. Bagaimana karakteristik pasien gangguan saluran pencernaan di
Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal
2. Bagaimana gambaran pengobatan pada pasien gangguan saluran
pencernaan di Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal?
1.3 Batasan Masalah
1. Pengobatan meliputi karakteristik pasien gangguan saluran pencernaan
berdasarkan pada jenis kelamin, usia, jenis pengobatan untuk pasien
gangguan saluran pencernaan.
2. Penelitian ini dilakukan pada pasien rawat jalan di Puskesmas Tarub
3. Data yang diambil adalah data resep dan rekam medik pasien rawat jalan
pada penyakit gangguan saluran pencernaan pada bulan September –
Oktober 2019 di Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal.
4
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik pasien gangguan saluran pencernaan di
Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal.
2. Untuk mengetahui gambaran pengobatan pasien gangguan saluran
pencernaan di Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi Profesi
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan
pengetahuan tenaga kesehatan khususnya untuk tenaga kefarnasian dalam
upaya peningkatan pengetahuan tentang pengobatan pasien penderita
penyakit gangguan saluran pencernaan.
b. Bagi ilmu farmasi
Hasil Penelitian ini diharapkan mampu memberikan ilmu yang
manfaat khususnya ilmu farmasi sosial.
c. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca yaitu mahasiswa, tentang
pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan.
1.5.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Tempat Penelitian ( Puskesmas )
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi
tentang pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan.
5
1.6 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
NO Pembeda Wardianti, 2016
Desnita,2019 falakhudin 2019
1
Judul Penelitian
Gambaran terapi kombinasi ranitidin dengan sukralfat dan ranitidin dengan antasida dalam pengobatan gastritis di SMF penyakit dalam rumah sakit umum daerah(RSUD) Akhmad Mochtar Bukit tinggi
Evaluasi penggunaan obat tukak peptik pada pasien tukak peptik di instalasi rawat inap RSUD Sultan syarif Mohamad Alkadrie Pontianak
Gambaran pengobatan pasien gangguan saluran pencernaan di Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal
2
Sampel penelitian
Penderita Gastritis yang memenuhi kriteria inklusi di SMF penyakit dalam RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi mulai bulan November 2010 sampai Mei 2011
P Pengobatan pasien tukak peptik yang terdapat dalam rekam medis di Instalasi Rawat Inap RSUD Sultan syarif Mohamad Alkadrie Pontianak periode Januari – Desember 2017
Pasien gangguan saluran pencernaan rawat jalan di Puskesmas Tarub periode bulan September – Oktober 2019
6
3 Metode penelitian
Deskriptif
Deskriptif Deskriptif
4 Hasil penelitian
Da Penelitian yang dilakukan pemeriksaan endoskopi dengan keluhan nyeri ulu hati, pedih sebelum atau sesudah makan, perasaan mual kadang-kadang disertai muntah, rasa panas di
epigastrium,
lekas kenyang,
kembung,
kadang-kadang
nafsu makan
berkurang
ditemukan 10
kasus dengan
tanda-tanda
gastritis.
penggunaan obat tukak peptik yang paling banyak digunakan dirawat inap Sukralfat(85,29%), pantoprazol(75,53%), antasida(58,82%), ondansetron(52,94%)
Penggunaan obat gangguan saluran pencernaan yang paling sering digunakan antasida (50%), ranitidin (28,57%),omeprazol (21,42%).
Lanjutan tabel 1.1 keaslian penelitian
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gangguan Saluran Pencernaan
Gangguan pencernaan adalah masalah yang terjadi pada salah satu
organ sistem pencernaan, atau lebih dari satu organ pencernaan secara
bersamaan. Sistem pencernaan terdiri dari sejumlah organ, mulai dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Organ
hati, pankreas, dan kantung empedu juga berperan dalam mencerna
makan, namun tidak dilewati oleh makanan atau terletak diluar saluran
pencernaan (Anonim, 2011)
2.1.1 Definisi Gangguan Saluran Pencernaan
Lambung merupakan kantong yang terletak di bawah sekat rongga
badan. Fungsi lambung secara umum adalah tempat makanan dicerna dan
sejumlah kecil sari-sari makanan diserap. Lambung dapat dibagi tiga
daerah, yaitu daerah kardia, fundus dan pilorus. Kardia adalah bagian atas,
daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan itu sendiri. Fundus
adalah bagian tengah bentuknya membulat. Pilorus adalah bagian bawah,
daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari atau sering disebut
duodenum (Anonim, 2011)
8
2.1.2 Penyebab Gangguan Saluran Pencernaan
Gangguan saluran pencernaan disebabkan karena adanya aktifitas
pepsin dan asam lambung serta radikal bebas sebagai faktor perusak.
Permukaan epitelium dari lambung atau usus rusak dan berulkus dan hasil
dari inflamasi menyebar sampai ke dasar mukosa dan submukosa. Ada
hipotesis yang menyatakan bahwa inflamasi merangsang peningkatan
produksi gastrin. Urease juga merupakan faktor penting untuk timbulnya
infeksi (Tahuteru, 2014).
Terjadinya gangguan saluran pencernaan melalui mekanisme ROS
( Reaktif Oksigen Spesies) yaitu dengan memediasi kerusakan mitokondria
yaitu lipid, protein, dan oksidasi DNA yang sehingga sistem pertahanan
menurun dan menyebabkan apoptosis dan cedera mukosa.
Diketahui ada dua faktor utama penyebab gangguan saluran
pencernaan yaitu, infeksi Helicobacter pylori, dan penggunaan NSAID.
1. Infeksi Helicobacterpylori
Infeksi Helicobacterpylori merupakan penyebab tukak lambung.
Dua pertiga bagian lambung adalah Helicobacterpylori positif yang
menginduksi sejumlah inflamasi, yang mengarah ke generasi ROS dan
spesies nitrogen reaktif (RNS), yang dimediasi neutrofil dan makrofag.
Mekanisme penyebab tukak lambung akibat dari infeksi
Helicobacterpylori belum pasti, namun terapi eradikasi yang efektif
menyebabkan penyembuhan tukak lambung (Lockrey dan Lim, 2011).
9
2. NSAID
Non Steroid Anti Implamatory Drug (NSAID) digunakan untuk
menghilangkan nyeri sendi dan radang atau inflamasi. NSAID seperti
aspirin, indometasin menimbulkan efek samping pada saluran cerna atau
lambung (Sadikin, 2011).
NSAID digunakan untuk mengobati reumatoid artritis, osteoartritis
atau nyeri dengan mekanisme menghambat enzim cyclooxsigenase dan
menghambat prostlagandin. Prostlagandin inilah yang merupakan
mediator inflamasi yang mengakibatkan berkurangnya tanda – tanda
inflamasi. Akan tetapi prostlagandin juga merupakan zat yang bersifat
protektor pada mukosa lambung. Hambatan sintesis prostlagandin akan
mengurangi protektif mukosa lambung yang berakibat kerusakan atau
cidera lambung oleh faktor agresif endogen (Gosal et al., 2012).
Mekanisme NSAID selain menghambat siklooksigenase dan
penurunan produksi prostlagandin, NSAID menginduksi kerusakan
mukosa melalui ROS yang dihasilkan oleh leukosit yang dimediasi
kerusakan mitokondria serta lipid, protein, dan DNA yang menyebabkan
apoptosis dan cidera mukosa. Obat – obat NSAID ini memang secara
umum dikenal sebagai salah satu faktor agresif eksogen yang dapat
merusak mukosa lambung baik secara lokal dengan menyebabkan iritasi
langsung yang mendifusi kembali asam lambung ke mukosa sehingga
terjadi kerusakan jaringan. Dan secara sistemik dengaan menghambat
enzim constitutive cyclooxigenase-1 sehingga mensistesis prostaglandin
10
dari asam arakidonat sehingga tidak adalagi proteksi dari mukosa lambung
(Suzuki et al., 2011)
2.1.3 Faktor Resiko Gangguan Saluran Pencernaan
1. Faktor demografi umur dan jenis kelamin
Umur merupakan prognostik faktor sesudah pembedahan pada
peptic ulcer perforasi karena diikuti oleh penyakit penyerta seperti
COPD, kelainan jantung maupun sepsis. Pada pasien usia lanjut yang
diikuti penyakit penyerta memberikan hasil yang lebih buruk karena
beberapa penyebab dan tingginya angka kematian. Nilai rata umur
pasien yang meninggal sesduah pembedahan lebih signifikan pada
pasien yang lebih tua dari pada pasien muda ( Bas et al, 2010). Lebih
dari setengah kasus adalah perempuan dan biasanya mengenai usia
lanjut yang mempunyai lebih banyak risiko komorbiditas daripada laki
– laki (Saverio et al, 2014).
2. Lokasi Ulkus
Penelitian Tas et al, 2015 menyebutkan nahwa besarnya ukuran
ulkus dari 1 cm sebagai faktor resiko dari mortalitas pada tukak
lambung.
3. Merokok
Bukti yang cukup kuat menunjukan bahwa mengkonsumsi
rokok merupakan faktor yang cukup besar yang berhubungan dengan
kejadian, lama kejadian, rekurensi dan komplikasi dari tukak lambung
yang disebabkan oleh Helicobacterpylori. Suatu penelitian
11
epidemologi menunjukan merokok meningkatkan risiko baik ulkus
duodenal maupun ulkus lambung dan risikonya tergantung pada
jumlah rokok yang dikonsumsi. Merokok memperlambat
penyembuhan ulkus, menyebabkan rekurensi, dan meningkatkan risiko
komplikasi. Berhenti merokok sangat penting untuk mencegah
rekurensi dari ulkus duodenal (Tas et al,2015).
4. Konsumsi alkohol
Konsentrasi tinggi dari alkohol menyebabkan kerusakan pembatas
mukosa lambung terhadap ion hidrogen dan berhubungan dengan lesi
mukosa lambung akut yang disebabkan pendarahan mukosa. Alkohol
sendiri menstimulasi sekresi asam, dan komposisi dari minuman
alkohol selain dari alkohol juga menstimulasi sekresi asam (Luo et al,
2012).
2.2 Pengobatan Ganggguan Saluran Pencernaan
a. Non-Farmakologi
1) Istirahat
Secara umum pasien tukak lambung dianjurkan rawat jalan,
bila kurang berhasil atau ada komplikasi baru dianjurkan rawat inap.
Penyembuhan akan lebih cepat dengan rawat inap walaupun
mekanismenya belum jelas, kemungkinan oleh bertambahnya jumlah
istirahat, berkurangnya refluks empedu, stress, dan penggunaan
analgetik. Stress dan kecemasan memegang peran dalam peningkatan
asam lambung dan penyakit tukak (Tarigan,2009).
12
2) Diet
Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang
mengandung susu tidak lebih dari pada makanan biasa, karena
makanan halus akan merangsang pengeluaran asam. Cabai, makanan
yang merangsang, makanan mengandung asam dapat menimbulkan
rasa sakit pada beberapa pasien ulkus dan dispepsia non ulkus,
walaupun belum dapat dibuktikan keterkaitannya. Alkohol belum
terbukti mempunyai efek yang merugikan. Air jeruk yang asam, coca –
cola, bir, kopi tidak mempunyai pengaruh ulserogenik pada mukosa
lambung tetapi dapat menambah sekresi asam dan belum jelas dapat
menghalangi penyembuhan ulkus dan sebaiknya diminum jangan pada
waktu perut kosong (Tarigan,2009).
3) Tidak merokok
Merokok menghalangi penyembuhan tukak gaster kronik,
menghambat sekresi bikarbonat pankreas, menambah keasaman bulbus
duodenim, menambah refluks duodenogastrik akibat relaksasi sfingter
pilorus sekaligus meningkatkan kekambuhan tukak (Tarigan,2009)..
b. Farmakologi
Beberapa obat yang termasuk anti tukak.
1. Antasida
Pada saat ini antasida digunakan untuk menghilangkan keluhan
nyeri dan obat dispepsia. Mekanisme kerjanya menetralkan asam
lambung secara lokal. Preparat yang mengandung magnesium akan
13
menyebabkan diare sedangkan aluminium menyebabkan konstipasi.
Kombinasi keduanya saling menghilangkan pengaruh sehingga tidak
terjadi diare dan konstipasi. Dosis: 3x1 tablet, 4x30 cc (3 kali sehari
malam dan sebelum tidur). Efek samping diare, berinteraksi dengan
obat digitalis, barbiturat, salisilat, dankinidin (Tarigan, 2009).
2. Inhibitor Pompa Proton
Mekanisme kerja PPI adalah memblokir kerja enzim KH
ATPase yang akan memecah KH ATP akan menghasilkan energi yang
digunakan untuk mengeluarkan asam dari kanalikuli serta parietal
kedalam lambung. Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
tumor karsinoid pada tikus percobaan. Pada manusia belum terbukti
gangguan keamanannya pada pemakaian jangka panjang (Tarigan,
2009).
3. Antagonis reseptor H2
Antagonis reseptor H2 yang pertama adalah simetidin, yang
diperkenalkan pada tahun 1975. Simetidin memiliki waktu paruh dan
lama kerja yang singkat. Simetidin menghambat sekitar 70% sekresi
asam untuk selang waktu 4 jam. Antagonis reseptor H2 yang lebih
baru, ranitidin, famotidin dan nizatidin juga mempercepat
penyembuhan tukak dengan menyingkirkan penyebabnya. Lama kerja
ranitidin, famotidin dan nizatidin lebih panjang, sehingga menurunkan
kekerapan pemberian obat dan efek samping lebih kecil dibandingkan
dengan sinetidin karena dosis pemakaian simetidin lebih besar. Efek
14
samping antagonis reseptor H2 antara lain agranulositosis,
ginekomastis, konfusi mental khusus pada usia lanjut dan gangguan
fungsi ginjal dijumpai terutama pada pemberian simetidin. Simetidin
sebaiknya jangan dikombinasikan dengan walfarin, teofilin,
siklokapron dan diazepam.
2.3 Antasida
2.3.1 Definisi Antasida
Antasida berasal dari kata anti yaitu lawan, dan acidus yaitu asam.
Antasida adalah basa-lemah yang digunakan untuk mengikat
secara kimiawi dan mentetralkan asam lambung. Efeknya adalah
peningkatan pH, yang mengakibatkan berkurangnya kerja
proteolitis dari pepsin jika pH diatas 4 (optimal pada pH 2) (Tjay
dan Rahardja, 2010).
2.3.2 Indikasi Antasida
1. Pemberian antasida dapat mengurangi rasa nyeri pada ulkus
peptikum
2. Mengurangi hiperasidasi
3. Mengobati rasa panas di ulu hati
4. Mencegah pembentukan batu fosfat dalam ginjal
5. Mencegah pembentukan batu/kristal obat-obat yang
menyebabkan pH urin menjadi asam
6. Efek samping antasida dapat mengobati penyakit diare
15
2.3.3 Efek Samping
Pemberian antasida dalam dosis besar secara terus –
menerus dapat memberikan efek samping sebagai berikut:
1. Alkalosis (karena dapat diserapnya kation – kation antasida),
retensi cairan dan gejala keracunan Mg dengan depresi SSP (
karena diserapnya Mg) dapat terjadi pada pemakaian antasida
2. Perubahan fungsional usus besar, dapat berupa konstipasi pada
pemakaian Ca-Carbonat, diare pada pemakaian preparat Mg,
susah buang air besar akibat pemakaian hidrat garam – garam
alumunium yang terdapat di dalam usus besar terpisah dari
tinja dan menjadi keras sehingga susah dikeluarkan. Untuk
mecegah efek samping diatas dianjurkan untuk menggunakan
kombinasi (Anwar, 2010).
2.4 Ranitidin
2.4.1 Definisi Ranitidin
Ranitidin adalah obat untuk menangani beberapa kondisi akibat
produksi asam lambung yang berlebihan. Asam yang diproduksi secara
alami oleh sel – sel didalam lapisan lambung ini sebenarnya sangat
penting untuk proses pencernaan. Namun, jika jumlah asam lambung
terlalu banyak, maka bisa berdampak buruk bagi kesehatan ( Ikatan Dokter
Anak Indonesia, 2013).
16
2.4.2 Indikasi Ranitidin
Tukak lambung dan tukak duodenum jinak, tukak stomal, refluks
esofagitis, sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana pengurangan
asam lambung akan bermanfaat ( Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2013)
2.4.3 Efek Samping
Ranitidin mempunyai efek samping myeri otot, pusinhg, sakit
kepala, diare, mengantuk, pembesaran payudara. Walau sering terjadi,
ranitidin dapat menimbulkan efek samping serius dengan gejala berupa
depresi, gugup, linglung, halusinasi yaitu mendengar atau melihat hal yang
tidak nyata, penurunan kesadaran ( Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2013)
2.5 Omeprazole
2.5.1 Definisi Omeprazole
Omeprazole adalah obat untuk mengatasi gangguan lambung,
seperti penyakit asam lambung dan tukak lambung, obat ini dapat
mengurangi produksi asam di dalam lambung (Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2013).
2.5.2 Indikasi Omeprazole
Gastroesophageal reflux disease (GERD), esofagitis, gastritis,
ulkus gaster, ulkus duodenum, profilaksis stress ulcer, infeksi H.pylori (
Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2013).
17
2.5.3 Efek Samping
Konstipasi, kembung, mual, mintah, diare, sakit kepala, spasme
otot, demam (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2013).
2.6 Kerasionalan Penggunaan Obat
Kriteria penggunaan obat rasional sebagai berikut ( Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2011) :
a. Tepat Diagnosa
Penggunaan obat disebut rasional jika diberikan untuk diagnosis
yang tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar, maka pemilihan
obat akan terpaksa mengacu pada diagnosis yang keliru tersebut. Akibatnya
obat yang diberikan juga tidak akan sesuai dengan indikasinya.
b. Tepat Indikasi
Tepat indikasi yaitu terapi obat yang diberikan sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien. Adanya kesalahan dalam penegakkan
diagnosis akan berpengaruh pada ketidak tepatan dalam pemilihan obat,
hal ini akan menyebabkan terapi obat yang diberikan akan memberikan
efek yang tidak diinginkan
c. Tepat Pemilihan Obat
Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis
ditegakkan dengan benar. Dengan demikian obat yang dipilih harus yang
memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit dan selalu waspada
terhadap kemungkinan pasien alergi terhadap obat-obat tersebut.
18
d. Tepat Dosis
Tepat dosis, cara dan lama pemberian obat sangat berpengaruh
terhadap efek terapi obat. Pemberian dosis yang berlebih, khususnya untuk
obat yang dengan terapi yang sempit, akan sangat berisiko timbulnya efek
samping, sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan menjamin
tercapainya kadar terapi yang diharapkan.
e. Tepat Lama Pemberian
Interval waktu pemberian merupakan hal yang harus diperhatikan.
Pada umumnya efek obat tergantung pada konsentrasinya di target site
yang berhubungan dengan konsentrasi plasma. Setiap obat memiliki waktu
paruh berbeda(Nila & Halim, 2013). Cara pemberian obat hendaknya
dibuat sesederhana mungkin dan praktis, agar mudah ditaati oleh pasien.
Makin sering frekuensi pemberian obat per hari (misalnya 4 kali sehari),
semarin rendah tingkat ketaatan minum obat. Obat yang harus diminum 3
kali sehari harus diartikan bahwa obat tersebut harus diminum dengan
interval setiap 8 jam.
2.7 Puskesmas
Puskesmas adalah salah satu saran yang penting di Indonesia.
Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan (Depkes RI,2009).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2016, Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang
19
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada
satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan
bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa puskesmas
merupakan salah satu fasilitas atau sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, mempunyai wewenang dan
tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat, dan berperan
penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2.7.1 Tugas dan Fungsi Puskesmas
Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, puskesmas menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut:
20
1. Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2. Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan)
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
3. Sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
2.7.2 Tujuan Puskesmas
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomer 75 tahun 2014
memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran dan
kemampuan hidup sehat.
2. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
3. Hidup dalam lingkungan sehat. Memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2.8 Puskesmas Tarub
2.8.1 Profil Puskesmas Tarub
Puskesmas Tarub yang terletak di jalan raya Tangkil Mindaka
kecamatan Tarub Kabupaten Tegal dibangun pada tahun 1996 sebagai
Puskesmas rawat jalan, dan sejak tahun 2013 Puskesmas Tarub berubah
status menjadi Puskesmas rawat inap sesuai SK Kementrian Kesehatandan
SK Bupati Tegal. Puskesmas Tarub mempunyai beberapa layanan
kesehatan perorangan yaitu : Layanan Gawat Darurat, Perawatan, Layanan
Persalinan, Layanan Konseling Terpadu, Layanan KIA, Layanan
21
Kesehatan gigi dan mulut, Layanan Pemeriksaan umum, Layanan
Kefarmasian.
2.8.2 Personalia Puskesmas Tarub
1. Struktur organisasi
Struktur organisasi Puskesmas bergantung dari beban tugas
masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di
suatu wilayah kabupaten atau kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur
organisasi puskesmas sebagai berikut
2. Kepala Puskesmas
3. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
a. Data dan Informasi.
b. Perencanaan dan penilaian.
c. Umum dan kepegawaian.
d. Unit pelaksanaan teknis fungsional Puskesmas.
e. Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap
UKBM.
f. Upaya kesehatan perorangan.
g. Jaringan pelayanan perorangan.
h. Unit puskesmas pembantu.
i. Unit puskesmas keliling.
22
j. Unit bidan di desa atau komunitas (Kemenkes RI,2015)
4. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tegas dan tanggung jawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2015)
2.9 Kerangka Teori
Kerangka teori adalah penjabaran dari tinjauan teori serta disusun
untuk memecahkan masalah penelitian (Notoatmodjo, 2009).
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Pasien gangguan pencernaan
Pengobatan
Karakteristik pasien:
Jenis kelamin
Usia
Pendidikan
I Inhibitor Pompa Proton
Antasida
Antagonis reseptor H2
23
3.0 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah gambaran suatu hubungan atau kaitan
antara satu konsep dengan konsep lainnya, antara satu variabel dengan
variabel lainnya dari masalah yang akan ditelii (Notoadmodjo, 2010).
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Pasien Gangguan Saluran
Pencernaan
Karakteristik pengobatan:
-Inhibtor pompa proton ( omeprazol)
-Antasida
-Antagonis Reseptor H2 ( Ranitidin)
Resep pasien yang mengunakan terapi obat
gangguan saluran pencernaan
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
3.1.1. Ruang Lingkup Ilmu
Ruang lingkup penelitian ini adalah farmasi sosial.
3.1.2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Tempat penelitian bertempat di Puskesmas Tarub yang
beralamat di Jalan raya Tangkil, Mindaka Kecamatan Tarub.
3.1.3 Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2019
sampai April 2020.
3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental
dengan rancangan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif
yaitu, dengan melakukan penelusuran catatan pengobatan pasien gangguan
saluran pencernaan yang terdapat pada data resep pada bulan September-
Oktober di Puskesmas Tarub tahun 2019. Data yang diperoleh dianalisis
secara deskriptif yang menggambarkan pengobatan gangguan saluran
pencernaan dilihat dari jenis kelamin, umur dan pengobatan gangguan
saluran pencernaan.
Penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populas
25
sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum (Sugiyono, 2009).
3.3. Populasi dan Teknik Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah anggota dari suatu himpunan
yang ingin diketahui karakteristiknya berdasarkan inferensi atau
generalisasi (Supardi dan Surahman, 2014). Populasi penelitian ini adalah
data resep pasien gangguan saluran pencernaan di Puskesmas Tarub pada
bulan September – Oktober 2019.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki
oleh populasi(Sugiyono, 2010). Besar sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e2 = persentase kelonggaran ketidak telitian (10% = 0,1)
Jumlah populasi diambil pada bulan September sampai Oktober
2019 sebanyak 200 pasien , dari data tersebut sehingga :
26
n = 66,66 sampel
n = 70 yang digunakan
Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini sebanyak 70 resep yang
pernah menggunakan obat gangguan saluran pencernaan dan telah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Penelitian ini dilakukan retrospektif (penelitian yang
berusaha meneliti kebelakang) dengan teknik sampling metode
purposive sampling yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan
kriteria yang ditentukan oleh peneliti untuk dapat dianggap mewakili
karakteristik populasinya (Supardi dk, 2014)
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien yang terapi obat gangguan saluran pencernaan pada bulan
September-Oktober 2019
b. Data pasien lengkap meliputi nama, umur, jenis kelamin
c. Resep pasien gangguam saluran pencernaan tanpa penyakit
penyerta
2. Kriteria Eksklusi
a. Data pasien lengkap meliputi nama, umur, jenis kelamin
b. Resep yang tidak bisa di baca
27
3.4 Teknik sampling
Teknik pengambilan sampling atau teknik pengambilan sampel
merupakan sebuah proses penyeleksian jumlah dan populasi untuk dapat
mewakili populasi teknik pengambilan sampel adalah sebagai cara yang
ditempuh untuk pengambilan sampel agar mendapat sampel yang benar-
benar sesuai dengan seluruh objek penelitian tersebut (Nur salam, 2013).
Teknik pengambilan sampel dalam peneliian ini adalah Purpossive
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi (Sugiyono, 2011).
3.5 Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik dari subjek penelitian, atau fenomena
yang memiliki beberapa nilai (variasi nilai) (Supardi dan Surahman,
2014). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengobatan
pasien gangguan saluran di Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal.
3.6 Definsi Operasional
Definisi operasional merupakan bagian penelitian yang diperlukan
agar pengukuran variabel atau pengumpulan data(variabel) itu konsisten
antar sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lain.
Dalam mendefinisikan suatu variabel, peneliti perlu cara dan metode
pengukuran, hasil ukuran atau kategorinya, serta skala pengukuran yang
digunakan (Notoatmodjo, 2010).
28
Tabel 2.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional
Cara ukur Alat
ukur
Hasil ukur Skala
1. Jenis
kelamin
Jenis
kelamin
Reponden
pasien di
puskesmas
tarub
Melihat
identitas
jenis
kelamin
responden
yang
terdapat di
resep
Resep 1.Laki-laki
2.Perempuan
Nominal
2. Usia Usia
respoden
yang
memenuhi
kriteria
Melihat
identitas
usia
responden
yang
terdapat
diresep
Resep 1. 12-25 tahun
2. 26-45 tahun
3. 46-65 tahun
(Depkes,
Nominal
3. Obat
gangguan
saluran
pencernaan
1.Antasida
Resep yang
- Dosis
200mg
Melihat dari
pengamatan
dan seleksi
resep.
Nominal
29
2. Ranitidin
3.Omeprazol
mengandung
Resep yang
mengandung
Resep yang
mengadung
-Frekuensi
-Dosis
-Frekuensi
-Dosis
-Frekuensi
3x1
150mg
2x1
20mg
1x1
3.7 Jenis dan Sumber Data
3.7.1. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh berupa data sekunder. Data sekunder
adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
( Sugiyono, 2010). Data sekunder yang diperoleh peneliti yaitu data resep
pasien gangguan saluran pencernaan di Puskesmas Tarub bulan September
– Oktober 2019.
3.7.2. Cara Pengumpulan Data
1. Melakukan pengambilan sampel yaitu data resep pasien yang
menggunakan obat gangguan saluran pencernaan.
2. Menelusuri dan mencatat data yang diperlukan meliputi :Jenis
kelamin, umur, pengobatan.
Lanjutan tabel 2.1 Definisi Operasional
30
3.8 Pengolahan dan Analisis Data
3.8.1 Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
mendapatkan data atau ringkasan data berdasarkan suatu kelompok data
mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan
informasi yang dibutuhkan (Khotijah, 2016).
Pengolahan data akan dilakukan dengan:
a. Editting (Febriani, 2012).
Editting dilakukan dengan memeriksa ulang kelengkapan data-data
yang diperoleh dari rekam medis pasien gangguan saluran pencernaan
di Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal periode September– Oktober
2019 .
b. Coding (Febriani, 2012)
Coding dilakukan untuk memberi kode atau mengelompokkan data-
data yang diperoleh.
c. Entry Data (Febriani, 2012)
Penilaian rasionalitas penggunaan obat pasien gangguan saluran
pencernaan akan diukur berdasarkan ISO Farmakoterapi 2008.
d. Cleaning (Febriani, 2012).
Cleaning dilakukan dengan memeriksa ulang data-data yang telah
dimasukkan.
31
3.8.2. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisa
univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian yang
mengjasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2010). Analisa univariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
karakteristik pasien meliputi jenis kelamin dan usia pasien.
3.9 Etika penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mendapat
rekomendasi dari Politeknik Harapan Bersama Prodi DIII Farmsi dan
pemintaan ijin kepada pihak yang bersangkutan sebagai subjek yang
diteliti. Peneliti mengajukan surat permohonan izin kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Tegal dan kepada Kepala Puskesmas Tarub. Peneliti
menjelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan dengan menekankan
pada etika penelitian yang meliputi:
1. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika memberikan jaminan dalm penggunaan subjek
penelitian dengan cara tidak memberikan atau tidak mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang dilakukan.
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah etika memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian,
baik informasi maupun masalah lainnya. Semua informasi yang telah
32
dikumpulkan oleh peneliti dijamin kerahasiaannya, hanya data kelompok
tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap sampel yang
didapatkan diresep pasien gangguan saluran pencernaan di Puskesmas
Tarub Kabupaten Tegal pada bulan September – Oktober 2019 yaitu
sebanyak 70 resep.
Pada penelitian ini dilihat berdasarkan jenis kelamin, umur,
diagnosa terkena penyakit gangguan saluran pencernaan yang banyak
terjadi di Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal.
4.1 Karakteristik Pasien Gangguan Saluran Pencernaan Berdasarkan
Kelompok Jenis Kelamin
Tabel 4.1 Pasien Gangguan Saluran Pencernaan Berdasarkan Jenis
Kelamin.
No Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase(%)
1 Laki – laki 23 32,8
2 Perempuan 47 67,14
Total Pasien 70 100
(Sumber: Data resep pasien gangguan saluran pencernaan)
Dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah pasien pria sebanyak
32,8% dan pasien wanita sebanyak 67,14%. Penelitian tentang
penggunaan obat gangguan saluran pencernaan di Puskesmas Tarub
Kabupaten Tegal Tahun 2019 pada bulan September- Oktober didapatkan
34
hasil bahwa penderita gangguan saluran pencernaan didominasi
oleh perempuan.
Gangguan saluran pencernaan banyak terjadi pada perempuan.Hal
tersebut menunjukan bahwa perempuan beresiko terkena gangguan saluran
pencernaan karena tingkat emosional pada perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki (Ronald H.Sitorus, 2011).
Karakteristik jenis kelamin pada penelitian ini sebenarnya bukan
merupakan faktor resiko akan tetapi kemungkinan dipengaruhi oleh
kebiasaan pasien seperti mengkonsumsi alkohol, merokok, kurang
menjaga pola makan dan stres sehingga dapat memicu terjadinya tukak
peptik. Sebaiknya pasien menghindari kebiasaan tersebut agar dapat
meningkatkan kualitas hidup (McGuidan,2011).
J
35
Tabel 4.2 Karakteristik Pasien Gangguan Saluran Pencernaan
Berdasarkan Kelompok Umur
No Kelompok
Umur
Jumlah Pasien Persentase(%)
1 12-25 tahun 17 24,28
2 26-45 tahun 33 47,14
3 46-65 tahun 20 28,57
Total Pasien 70 100
(Sumber: Data Resep pasien gangguan saluran pencernaan)
Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa usia dewasa beresiko
terkena tukak peptik karena adanya faktor stress yang berhubungan
dengan pekerjaan. Jumlah pasien dilihat dari usia adalah pada usia 26-45
tahun yaitu sebanyak 33 orang (47,14%), kemudian diikuti usia 46-65
tahun sebanyak 20 orang (28,57%), rentang usia 12-25 tahun sebanyak 17
orang (24,28%). Pasien terbanyak pada usia 26-45 tahun sebanyak 33
orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa usia dewasa beresiko terkena
tukak peptik karena adanya faktor stress yang berhubungan dengan
pekerjaan (Bertleff MJOE,2011).
4.2 Jenis Penggunaan Obat Gangguan Saluran Pencernaan
Berikut jenis obat gangguan saluran pencernaan yang digunakan
pada pasien gangguan saluran pencernaan di Puskesmas Tarub Kabupaten
Tegal mengandung tiap resep dapat lebih dari satu jenis obat.
36
Tabel 4.3 Jenis Obat Pasien Gangguan Saluran Pencernaan
No Nama Obat Jumlah Resep Persentase(%)
1 Antasida 35 50
2 Ranitidin 20 28,57
3 Omeprazol 15 21,42
Jumlah 70 100
(Sumber: Data resep pasien gangguan saluran pencernaan)
Berdasarkan hasil diketahui penggunaan obat-obat untuk penyakit
gangguan saluran pencernaan pasien rawat jalan di Puskesmas Tarub
Kabupaten Tegal periode bulan September-Oktober 2019 penggunaan obat
yang paling banyak untuk pasien rawat jalan penyakit gangguan saluran
pencernaan yaitu antasida sebanyak 35 resep (50%) dan ranitidin sebanyak
20 resep (28,57%), Omeprazol sebanyak 15 resep (21,42%).
Dari hasil penelitian di Puskesmas Tarub pengobatan untuk pasien
gangguan saluran pencernaan yang paling banyak adalah antasida.
Antasida obat yang digunakan untuk menetralkan kadar asam didalam
lambung dengan mempertahankan Ph cukup tinggi sehingga pepsin tidak
diaktifkan, jadi mukosa terlindungi dan nyeri mereda. Preparat antasida
yang paling banyak digunakan adalah campuran dari alumunium
hidroksida dengan magnesium hidroksida. Efek samping yang sering
terjadi adalah konstipasi dan diare (Wilson and Lindseth 2011 ).
Ranitidin merupakan golongan antagonis reseptor H2, dimanaobat-
obat ini menempati golongan reseptor histamin H2 secara selektif di
37
permukaan sel-sel parietal sehingga sekresi asam lambung dan pepsin
sangat dikurangi (Tjay & Rahardja, 2011).
Omeprazol memiliki efek yang sangat besar terhadap produksi
asam. Jika diberikan dalam dosis yang cukup, produksi asam harian dapat
dikurangi hingga lebih dari 95%. Sekresi asam akan kembali normal
setelah molekul pompa yang baru dimasukkan kedalam membran lumen.
Omeprazol secara selektif menghambat karbonat anhidrase mukosa
lambung yang kemungkinan turut berkontribusi terhadap sifat supresi
asamnya (Pasricha and Hoogerwefh, 2011).
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan:
1. Karakteristik pasien penggunaan obat gangguan saluran pencernaan
berdasarkan jenis kelamin pasien terbanyak adalah perempuan 47
pasien dengan presentase 67,14 dan laki-laki sebanyak 23 pasien
dengan presentase 32,8%, dan berdasarkan usia terbanyak adalah usia
dewasa (26-45 tahun) dengan presentase 47,14%.
2. Jenis obat yang digunakan berdasarkan peresepan di Puskesmas Tarub
yaitu Antasida (50%), Ranitidin (28,57%), Omeprazol (21,42%).
5.2 Saran
Kepada mahasiswa atau penelitian selanjutnya, agar dapat meneliti tentang
rasionalitas penggunaan obat gangguan saluran pencernaan.
39
DAFTAR PUSTAKA Crow, LD & Crow, A.(Editor). (1963). Readings in abnormal psychology. New
Jersey Littlefield adams,co.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Depkes RI: 2009.
Gustin, RK. 2011. Faktor – faktor yang berhubungan dengan Kejadian Gastritis
Pada Pasien Berobat Jalan diPuskesmas Gulai Bancah Kota Bukittinggi.
2011. Bukittinggi.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Data Dasar Puskesmas.
Kementrian Kesehatan RI
Khotijah, S. 2016. Gambaran Penggunaan Obat-Obat Gastritis di Apotek Daerah
Kendal pada Periode Januari – Desember 2015.Karya Tulis Ilkmiah.
Kendal : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.
Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nursalam, 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendeketan Praktis.
Edisi 3 Jakarta. Salemba Medika.
Pangestu, 2013. Forecasting Konsep dan Aplikasi Edisi Ketiga, Yogyakarta :
BPFE – Yogyakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, 2014.
Sanusi, I. A, 2011. Tukak Lambung, In A, A, Rani, M, S, K, & A, F, Syam (Eds).
Buku Ajar Gastroenterologi, Jakarta : Interna Publishing.
Saverio, S. Di et al., 2014. A cost-Effective Technique for Laparoscopic
Appendectomy : Outcomes and Costs of a CaseControl Prospective
Single- Operator Study of 112 Unselected Consecutive Cases of
Complicated Acute Appendicitis. Journal of the American College of
surgeon.
40
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendeketan Kuantitatif, kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Afabeta
Supardi, 2014. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Farmasi,Jakarta, Trans
Indo Media.
Surahman, 2014. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Farmasi, Jakarta,
Trans Indo Media.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengkajian Pragmatik. Bandung: Angkasa .
Triwibowo, Cecep. 2012. Perizinan dan Akreditasi Rumah Sakit. Yogyakarta:
Medika
Valentina Annisa Febriani, 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi pada Pasien Poliklinik Rawat Jalan
Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo) Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.
Valle, J. D., 2010, Penyakit Tukak Peptik dan Gangguan Terkait, dalam Longo,
D.L., Fauci, A.,S. Gastroenterologi adn Hepatologi, Penerbit Buku
Kedokteran , Jakarta, hal. 113-137.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,2011. Pedoman Pelayanan di
Puskesmas Tingkat Pelayanan Dasar, Jakarta
Valle, J. D., 2010, Penyakit Tukak Peptik dan Gangguan Terkait, dalam Longo,
D.L., Fauci, A.,S. Gastroenterologi adn Hepatologi, Penerbit Buku Kedokteran ,
Jakarta, hal. 113-137.
42
Lampiran 1. Analisis Data
No Nama Umur Jenis
kelamin
Antasida Omeprazol Ranitidin
dosis Frekuensi Dosis frekuensi dosis Frekuensi
1 Nurhikmah 25 P 150mg 2x1
2 Fitri 24 P 150mg 2x1
3 Imroatul 25 P 150mg 2x1
4 Ulinuha 19 P 150mg 2x1
5 Sri wahyuni 18 P 150mg 2x1
6 Siti muslimah 12 P 200mg 3x1
7 Aliana salma 18 P 150mg 2x1
8 Triyas juliana 23 P 150mg 2x1
9 Siti aulia 19 P 200mg 3x1
10 Ziadatul husna 15 P 200mg 3x1
11 Nurwahyuningsih 23 P 150mg 2x1
12 Rohmatul 24 P 150mg 2x1
43
13 Tuti handayani 23 P 150mg 2x1
14 Mirza 24 L 200mg 3x1
15 Furqon 12 L 200mg 3x1
16 Alby 14 L 200mg 3x1
17 Sifa Maulida 18 P 200mg 3x1
18 Sri mulyati 44 P 200mg 3x1
19 Karomah 32 P 200mg 3x1
20 Akhmad bawanir 31 L 200mg 3x1
21 Nila Uswatun 35 P 200mg 3x1
22 Daryatun 38 P 150mg 2x1
23 Nur azizah 45 P 150mg 2x1
24 Julimah 33 P 150mg 2x1
25 Jumeni 27 P 200mg 3x1
26 Anis kurniasih 26 150mg 2x1
27 Gunawan 42 L 200mg 3x1
44
28 Denka ali 40 L 200mg 3x1
29 Mujiasih 43 P 200mg 3x1
30 Umi hani 35 P 150mg 2x1
31 Mubarokah 38 P 200mg 3x1
32 Mulyati 37 P 200mg 3x1
33 Khaerul Umam 28 L 200mg 3x1
34 Endang 26 P 200mg 3x1
35 Taip 39 L 200mg 3x1
36 Watri 42 P 200mg 3x1
37 Slamet 44 L 200mg 3x1
38 Tono 40 L 200mg 3x1
39 Tarinah 43 P 200mg 3x1
40 Yanti 38 P 200mg 3x1
41 Hadi 42 L 200mg 3x1
42 Mariyah 36 P 200mg 3x1
45
43 Amin waluyo 40 L 200mg 3x1
44 Rohman 38 L 200mg 3x1
45 Warningsih 41 P 200mg 3x1
46 Maesaroh 43 P 200mg 3x1
47 Ropik 37 L 200mg 3x1
48 Surdini 39 P 200mg 3x1
49 Kholipah 36 P 200mg 3x1
50 Kustoro 40 L 200mg 3x1
51 Taryono 55 L 150mg 2x1
52 Abdul somad 64 L 20mg 1x1
53 Tono 47 L 150mg 2x1
54 Kasriyah 65 P 20mg 1x1
55 Suratmo 57 L 20mg 1x1
56 Warno 54 L 150mg 2x1
57 Salim 64 L 20mg 1x1
46
58 Kasni 59 P 20mg 1x1
59 Saeni 47 P 20mg 1x1
60 Mukhayah 58 P 20mg 1x1
61 Sunarti 63 P 20mg 1x1
62 Rochyati 60 P 20mg 1x1
63 Wastijah 50 P 20mg 1x1
64 Samsiyah 48 P 20mg 1x1
65 Sulastri 47 P 150mg 2x1
66 Mudrikah 54 P 20mg 1x1
67 Sumiyati 55 P 150mg 2x1
68 Paricha 55 P 20mg 1x1
69 Sumarmi 58 P 20mg 1x1
70 Muryati 56 P 20mg 1x1
52
Puskesmas Tarub
No Gambar Keterangan
1.
Puskesmas Tarub Kabupaten Tegal
2.
Denah letak Puskesmas Tarub
53
Struktur Organisasi Puskemas Tarub
STRUKTUR ORGANISASIUPTD PUSKESMAS TARUB KABUPATEN TEGAL
KEPALA PUSKESMAS TARUB
AKHMAD BUKHORI,SKM.M.Kes
PENANGGUNG JAWAB
JARINGAN PELAYANAN
PUSKESMAS DAN JEJARING
FASYANKES
ENDAH IRBIYANTI ,Amd Keb
PUSTU
SITI MUNAWIROH,Amd Keb
PUSLING / PKD
NURUL HIDAYAH ,Amd Keb
BIDAN DESA
ENDANG SUKOSIH
JEJARING FASYANKES
MOH.ZAKARIA,AMK
PENANGGUNG JAWAB
UKP,LABORAT,FARMASI
dr.FAILA SOFA
PEMERIKSAAN UMUM
dr. MOH BAHRIYAL H
KESEHATAN GIGI DAN
MULUT drg. OIIS PARAMITA H S
KB UKP
YETI NURUL S,Amd Keb
KIA UKP
MUSLIKHA,SST
IGD / PERAWATAN
GIZI UKP
ANNISA RENY O,Amd
PERSALINAN / PONED
PINTALIT BR PURBA,S.ST
LABORATORIUM
SUNARTI,Amd
KEFARMASIAN
BINTORO EKO L,AMF
PENANGGUNG JAWAB UKM
DAN KEPERAWATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
ANDI SETIAWAN,S.Kep
UKM ESENSIAL
KEPALA SUB BAG TATA
USAHA
KEPEGAWAIAN KEUANGAN RUMAH
TANGGASISTEM
INFORMASI
AMAD SUTRISNO SUNTORO,SKMMOH.ZAKARIA
PROMKES
PENI OCKTI B,SKM.
KESLING
SUNTORO,AMKL
KIA - KB UKM
IDA ALFIYAH,Amd Keb
GIZI UKM
ANNISA RENY O,Amd
P2 P
DWI ARDIYANTI S.Kep
PERKESMAS /PHN
ELLY MULYATI
KETUA TIM MUTU
ALFISYAHER V
ENDANG SUCIATI,SH
YETI NURUL SALATIN
YULI ASTUTI,S.Kep
UKM PENGEMBANGAN
KESLING
WASIAH
54
BIODATA
Nama : An’imfalakhudin NIM :17080143 Jenis Kelamin : Laki-laki TTL : Tegal, 01 Februari 1999 Agama : Islam Alamat : Jl.Mandiri Rt 08/ Rw 04, Dukuhjati Wetan, Kec.Kedungbanteng,
Kab.Tegal No Hp : 085894310384 Riwayat Pendidikan TK : TK Masyitoh Dukuhjati Wetan SD : SDN 01 Dukuhjati Wetan SMP : MTs Negeri Slawi SMA : SMA Negeri 02 Slawi DIII : DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal Judul KTI :” GAMBARAN PENGOBATAN GANGGUAN SALURAN
PENCERNAAN DI PUSKESMAS TARUB KABUPATEN TEGAL
Nama Orang Tua: Nama Ayah : Imron Rosyadi Nama Ibu : Siti Maryatun Pekerjaan Orang Tua Ayah : Guru Ibu : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.Mandiri Rt08/ Rw04 Dukuhjati Wetan,
Kec.Kedungbanteng, Kab.Tegal