PENGARUH PEMBIASAAN SHALAT ... - etheses UIN Mataram

134
i PENGARUH PEMBIASAAN SHALAT TAHAJUD TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-AZIZIYAH PUTRI KAPEK GUNUNGSARI Oleh Suhaeni NIM 160101120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM MATARAM 2020

Transcript of PENGARUH PEMBIASAAN SHALAT ... - etheses UIN Mataram

i

PENGARUH PEMBIASAAN SHALAT TAHAJUD TERHADAP

KECERDASAN SPIRITUAL SANTRIWATI PONDOK PESANTREN

AL-AZIZIYAH PUTRI KAPEK GUNUNGSARI

Oleh

Suhaeni

NIM 160101120

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

ii

PENGARUH PEMBIASAAN SHALAT TAHAJUD TERHADAP

KECERDASAN SPIRITUAL SANTRIWATI PONDOK PESANTREN

AL-AZIZIYAH PUTRI KAPEK GUNUNGSARI

Skripsi

diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram

untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

oleh

Suhaeni

NIM 160101120

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM

2020

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh : Suhaeni, NIM. 160.101.120 dengan judul “Pengaruh

Pembiasaan Shalat Tahajud Terhadap Kecerdasan Spiritual Santriwati Pondok

Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari” telah memenuhi syarat dan

disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal : 13 Agustus 2020

Pembimbing I, Dr. H. Lukman Hakim, M. Pd NIP. 196602151997031001

Pembimbing II, Erlan Muliadi, M. Pd. I NIP.198304272015031004

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING

Mataram, 13 Agustus 2020

Hal: Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

di Mataram

Assalamuailaikum, Wr.Wb.

Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi, kami berpendapat bahwa skripsi Saudara :

Nama Mahasiswa : Suhaeni

NIM : 160.101.120

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud Terhadap Kecerdasan Spiritual Santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari

telah memenuhi syarat untuk diajukkan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar skripsi ini dapat segera di-munaqasyah-kan.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing 1

Dr. H. Lukman Hakim, M. Pd NIP. 196602151997031001

Pembimbing II,

Erlan Muliadi, M. Pd. I NIP.198304272015031004

vi

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Suhaeni, NIM: 160101120 dengan judul “Pengaruh

Pembiasaan Shalat Tahajud Terhadap Kecerdasan Spiritual Santriwati

Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari,” telah

dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram pada tanggal_19 Agustus

2020

Dewan Penguji

Dr. H. Lukamn Hakim, M. Pd

( Ketua Sidang/Pemb. I )

Erlan Muliadi, M. Pd. I

( Sekertaris Sidang/Pemb. II)

Drs. Musta‟in, M. Ag

( Penguji I )

Prof. Dr. H. Nashuddin, M. Pd

( Penguji II)

Mengetahui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Hj. Lubna, M.Pd

NIP: 196812311993032008

vii

MOTTO

Artinya, “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan)

keji dan mungkar”. ( QS. Al-Ankabut [ 29 ] : 45 )1

1Departemen Agama RI, Al-Qur’a da Terje ah ya, ( Solo: Tiga Serangkai, 2012), hlm. 289.

viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skiripsi ini untuk

almamaterku, semua guru dan dosenku, ibuku

Fitriah, bapakku H. Mahrip, keluarga besarku

dan adik-adikku serta teman-teman

seperjuanganku UIN Mataram”

.

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahamatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya dan tidak

lupa pula shalawat dan salam penulis sanjung kepangkuan alam Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam

yang penuh ilmu pengetahuan. Adapun nmaksud penulisan proposal ini

adalah satu syarat dalam menyelesaikan program Sarjana Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Mataram, dengan judul “Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud Terhadap

Kecerdasan Spiritual Santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah PutriKapek

Gunungsari”.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa izin Allah SWT serta

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan

penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu, yaitu beliau antara lain adalah.

1. Bapak Dr. H. Lukman Hakim, M. Pd. sebagai pembimbing 1 dan Erlan

Muliadi, M. Pd. I. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan,

motivasi, dan koreksi mendetail terus-menerus dan tanpa bosan ditengah

x

kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih

matang dan cepat selesai;

2. Bapak Prof. Dr. H. Nashuddin, M. Pd. Selaku penguji I dan Drs. Musta‟in,

M. Ag. Selaku penguji II yang telah memberikan saran konstruktif bagi

perbaikan skripsi ini;

3. Bapak Dr. Saparudin, M. Ag sebagai ketua jurusan Pendidikan Agama

Islam

4. Ibu Dr. Hj. Lubna, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan;

5. Bapak Prof. Dr. H. Mutawali, M. Ag. selaku Rektor Universitas UIN

Mataram yang telah member tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan

memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus

tanpa pernah selesai .

6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi dan

mencari serta menemukan sumber bacaan dan refrensi sehingga penulis

mampu menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat

pahala yang berlipat-ganda dari Allah SWT dan semoga penyusunan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca pada

umumnya, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang

pendidikan khususnya pada “Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud

Terhadap Kecerdasaan Spiritual Santriwati. AamiinYaaRabbal‟Alamiin…

xi

Mataram, 10 Juni 2020.

Penulis,

Suhaeni

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i

HALAMAN JUDUL…………………….................................................... … ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………. iii

NOTA DINAS PEMBIMBING…………………………………………….. iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………………………… v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI……………………………………… vi

HALAMAN MOTTO……………………………………………………….. vii

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… … xvii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ … xviii

ABSTRAK…………………………………………………………………… xix

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………...... 1

A.Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................... 7

xiii

E. Definisi Operasional…………………………………………………… 9

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN…..... …. 11

A. Kajian Pustaka……………………………………………………….. 11

1. Teori Pembiasaan.. ………..………………………………............ 11

a. Pengertian Pembiasaan……….. …………..…………………… 11

b.Manfaat Teori Pembiasaan……………………………………… 12

2. Shalat Tahajud…… ……………………………………………..... 13

a. Pengertian Shalat Tahajud……………………………………... 13

b. Dalil Shalat Tahajud………………………………………….... 16

c. Hukum Shalat Tahajud………………………………………… 17

d. Etika Shalat Tahajud…………………………………………… 19

e. Hikmah Shalat Tahajud………………………………………… 20

3. Kecerdasan Spiritual……………………………………………..... 22

a. Pengertian Kecerdasan Spiritual……………………………...... 22

b. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual….………………………………. 24

c. Indikator-indicator Kecerdasan Spiritual……………………… 26

d. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual……………. 29

e. Fungsi Kecerdasan Spiritual………………………………….... 33

B. Kerangka Berpikir…………………………………………………….. 35

C. Hipotesis Penelitian…………………………………………………… 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………....... 38

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ……………..………………….….. 38

B. Populasi dan Sampel…………………………………………….…… 40

C. Waktu dan Tempat Penelitian..…………….………………………… 43

D. Variabel dan Indikator Penelitian……………….…….…………….. 44

E. DesainPenelitian…………………………………………………….. 47

xiv

F. Instrumen Penelitian……………………………………………….... 47

G. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 56

H. Teknik Analisis Data………………………………………………… 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 65

A. Hasil Penelitian………………………………………………………… 65

1. Deskripsi Umum Pondok Pesantren................................................... 65

a. Profil Pondok Pesantren............................................................... 65

b. Sejarah Pondok Pesantren............................................................ 66

c. Visi dan Misi Pondok Pesantren.................................................. 68

d. Lokasi Pondok Pesantren............................................................ 69

2. Kebiasaan Shalat Tahajud Santriwati............................................... 69

a. Data Kebiasaan Shalat Tahajud................................................... 70

b. Analisa Data Kebiasaan Shalat Tahajud...................................... 71

3. Kecerdasan Spiritual Santriwati....................................................... 71

a. Data Kecerdasan Spiritual........................................................... 71

b. Analisa Data Kecerdasan Spiritual............................................. 73

4. Kegiatan Shalat Tahajud dan Kecerdasan Spiritual........................ 74

a. Data Shalat Tahajud dan Kecerdasan Spiritual.......................... 74

b. Analisa Data Shalat Tahajud dan Kecerdasan Spiritual.......... ... 75

B. Pembahasan…………………………………………………………... 79

1. Kebiasaan Shalat Tahajud Santriwati............................................... 79

2. Kecerdasan Spiritual Santriwati....................................................... 80

3. Pengaruh Shalat Tahajud Terhadap Kecerdasan Spiritual................ 81

4. Deskripsi Penelitian........................................................................... 86

BAB V PENUTUP…………………………………………………………… 102

A. Kesimpulan…………………………………………………………… 102

B. Saran………………………………………………………………….. 103

xv

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xvi

DAFTAR TABEL

HAL

Tabel 3.1 Populasi Penelitian 41

Tabel 3.2 Skor Skala Angket 49

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket 49

Tabel 4.1 Data Kebiasaan Shalat Tahajud 70

Tabel 4.2 Data Kecerdasan Spiritual 72

Tabel 4.3 Data Shalat Tahajud dan Kecerdasan Spiritual 74

Tabel 4.4 Uji Hipotesis 75

Tabel 4.5 Uji Validitas 95

Tabel 4.6 Uji Realibilitas 98

Tabel 4.7 Uji Normalitas 99

Tabel 4.8 Uji Homogenitas 100

xvii

DAFTAR GAMBAR

HAL

Gambar 1 Kerangka Berpikir 36

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Keaktifan Variabel X dan Y

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Pedoman Observasi

Lampiran 4 Dokumentasi Keadaan Pondok Pesantren

Lampiran 5 Surat Keterangan Penlitian

Lampiran 6 Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 7 Surat Keterangan Izin Penelitian

Lampiran 8 Kartu Konsultasi Skripsi

xix

PENGARUH PEMBIASAAN SHALAT TAHAJUD TERHADAP

KECERDASAN SPIRITUAL SANTRIWATI PONDOK PESANTREN

AL-AZIZIYAH PUTRI KAPEK GUNUNGSARI

Oleh

Suhaeni

NIM 160101120

ABSTRAK

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah proses pelaksanaan pembiasaan shalat tahajud dan adakah pengaruh shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santriwati di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari?. Penelitian ini menjelaskan pengaruh pembiasaan shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santriwati di pondok pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari.

Dalam menjawab permasalahan di atas, maka peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif pre-eksperimen analisis uj-T (Paired ample T-Test). Untuk menganalisa proses shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santriwati di pondok pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari yang digunakan berupa tabulasi dari hasil angket yang disajikan dalam bab penyajian data dan analisis data.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Proses pelaksanaan konseling dengan shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santriwati di pondok pesantren Al-Azizizyah Putri Kapek Gunungsari dengan memberikan sebuah treatment berupa shalat tahajud kepada santri yang berjumlah 20. Kemudian untuk mengukur hasil shalat tahajud adalah posttest. Dalam mengukur konseling dengan shalat tahajud ini maka konseling melakukan beberapa hal yaitu : a. Mengisi angket sebelum diadakanya treatment atau dinamakan pretest. b. konseli bersedia melakukan treatment dengan shalat tahajud. c. sebelum memulai shalat tahajud peneliti dan pengurus pondok menentukan jadwal pelaksanaan treatment. d. konseli melakukan proses treatment dengan tertib. e. mengisi lembar angket posttest.

Kata Kunci: Pembiasaan, Shalat Tahajud, Kecerdasan Spiritual.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari pasti manusia memiliki kesibukan yang

tersendiri apalagi seorang santri yang memiliki agenda pondok yang harus di taati

ketika sedang atau masih berada dipondok pesantren. Hal yang selalu di

perhatikan ketika didalam pondok pesantren adalah peraturan dan tata tertib

pondok pesantren itu sendiri, karena semua santri memiliki sifat yang berbeda

seperti yang biasa di rasakan adalah rasa malas ketika melakukan kegiatan

dipondok pesantren. Dengan hal ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif

tentang pengaruh sholat tahajjud di pondok tersebut.

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan

sangat maju, membuat manusia dengan mudah untuk mendapatkan sesuatu yang

di inginkannya, namun tidak selamanya manusia akan mendapatkan kepuasan

dari hasil kecanggihan teknologi yang telah di perolehnya. Manusia merupakan

makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, karena mempunyai dua sisi yaitu

sisi rohaniah dan sisi jasmaniyah, di hadapan Allah SWT semua manusia sama,

hanya saja yang membedakan adalah keimanannya. Seringkali manusia menjalani

kehidupannya di dunia tidak selamanya akan mendapatkan kepuasan dan

ketrentaman jiwa selama hidupnya, banyak berbagai persoalan yang timbul dari

2

dalam dirinya baik dari segi fisik maupun psikisnya, dengan kata lain kehidupan

di dunia penuh dengan suka dan duka, kesenangan dan kesedihan hati secara silih

berganti.2

Akibat kegagalan dan kesalahan manusia sendiri dalam mengembangkan

sebuah potensi dalam dirinya, maka manusia terkadang merasa tidak sanggup

akan menjalani ujian yang Allah berikan yang berupa ketaatan menjalankan

segala yang diperintahkan dan menjauhi apa yang telah dilarangNya, tanpa dia

sadar ada hikmah dibalik setiap ujian yang Allah berikan. Terkadang di iringi

dengan rasa khawatir, cemas dan takut, setres. Dia akan merasa tidak mampu

menghadapi setiap ujian yang Allah berikan. Keadaan tersebut akan sangat

berpengaruh pada kesehatan jasmani seseorang, sehingga dapat menyebabkan

kesehatan rohani (jiwa) akan terganggu. Bahkan akan datang fase keletihan

seseorang terjadi jika setres berlanjut atau adaptasi tidak berhasil, tanda akhir dari

keletihan adalah gangguan respons umum, gagal jantung, dan gagal ginjal yang

menyebabkan kematian.3

Islam hadir dengan membawa sebuah ajaran bagi manusia yang

menawarkan kebebasan untuk segala pemikiran, dan segala penafsiran tentang

hukum Ilahi yang menyangkut dengan segala urusan demi kepentingan sosial

maupun individu. Islam berpandangan bahwa manusia itu memiliki karakteristik

2 Halimah Sa‟diyah, “Shalat Tahajud dalam Perspektif Bimbingan Konseling Islam, (Skripsi,

UIN Yogyakarta, Yogyakarta, 2013), hlm. 4. 3 Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajud, (Bandung : Noura, 2016), hlm. 37.

3

tertentu yang menghubungkannya dengan dunia, baik materi maupun karakteristik

tertentu lainnya yang menghubungkan dengan dunia nonmateri sekaligus

mendorong hasrat dan tujuannya untuk meraih kemuliaan dirinya.4 Sehingga

Islam mampu mengajak manusia untuk memecahkan sebuah masalah dengan

melibatkan Allah SWT.

Shalat adalah salah satu kewajiban bagi kaum muslim yang sudah

mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi kaum muslimin yang berada dalam

ruangan maupun kaum muslimin yang sedang berada dalam perjalanan. Shalat

akan membuat hati merasa tenang saat seseorang dalam keadaan terpuruk, salah

satu hal yang paling membuat seseorang dekat dengan Allah adalah dengan cara

shalat, dalam shalat ada sujud adalah salah satu simbol bahwa tidak ada yang

lebih agung dari Allah untuk tempat bergantung segala sesuatu.5

Salah satu shalat yang sangat direkomendasikan oleh Rasulullah SAW

untuk berkomunikasi dengan Allah SWT adalah shalat tahajud. Karena Allah

menganugerahkan shalat tahajud bertujuan untuk modal agar bisa mencapai

kesuksesan dunia maupun akhirat.

Allah berfirman dalam Q.S. Al-Isra‟ ayat 79 :

4 Mujtaba Musawi Lari, Islam Spirit Sepanjang Zaman, (Jakarta: Al-Huda, 2010), hlm. 12. 5 Nurhasanah Namin, Panduan Pintar Shalat Khusyu, ( Jakarta Selatan: Saelova Media,

2014), hlm. 7.

4

Artinya :“Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat ke tempat yang terpuji”.6

Kemudian terlepas dari hal tersebut, peneliti akan mencoba meneliti

pengaruh shalat tahajud dengan kecerdasaan manusia. Secara klasifikasi

kecerdasan manusia itu terbagi menjadi tiga: ada kecerdasan intelektual (IQ),

kecerdasaan emosional (EQ), dan kecerdasaan spiritual (SQ). Disini penulis

lebih memfokuskan kepada kecerdasaan spiritual (SQ). Banyak diantara kita yang

menganggap bahwa spiritualitas adalah agama. Padahal sesungguhnya kecerdasan

spiritual tidak berhubungan dengan agama, tetapi berhubungan erat dengan

kejiwaan seseorang. Dalam kehidupan manusia pada umumnya, ada sesuatu yang

mendasar terkait dengan kejiwaannya, yakni keyakinan atau agama.7

Manusia juga mempunyai kecerdasan yang luar biasa dibanding makhluk

yang lainnya, kecerdasan merupakan salah satu anugerah terbesar dari Allah

kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan dibandingkan

dengan makhluk lainnya, Salah satu kecerdasan yang ada pada manusia adalah

kecerdasan spiritual. Manusia di dalam dirinya ada bagian ruh, maka secara

kodrati, manusia memiliki potensi spiritualitas dan mempunyai hardware Tuhan

dalam otaknya. Dalam konteks Islam kecerdasan spiritual disebut juga dengan

6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Solo : Tiga Serangkai, 2012, hlm.

313. 7 Akmad Muhaimin Azzet, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak, ( Yogyakarta :

Kata Hati, 2010 ), hlm. 38-39.

5

fitrah, yaitu potensi yang ada pada diri manusia untuk mengenal Tuhannya.8

Penjelasan diatas, mengisyaratkan bahwasannya tingkat pengalaman dan

penghayatan agama akan berdampak pada kecerdasan spiritual seseorang. Karena

shalat tahajud ajang sebagai seorang hamba untuk nampak sholeh dihadapan serta

bertaqorub kepada Allah, shalat tahajud yang dikerjakan dengan khusyu dapat

berpengaruh pada kecerdasan spiritualitas seseorang.

Masyarakat bertambah minat untuk menitipkan putra putrinya ke pondok

pesantren disebabkan karena buruknya pergaulan remaja pada saat ini, yang

banyak di alami oleh remaja yang tidak pernah menyentuh bangku madrasah

sehingga para wali santri mempunyai inisiatif untuk menitipkan putra putrinya di

pondok pesantren dengan tujuan agar akhlak putra putrinya dapat berakhlak

mulia, selain itu keunggulan yang dapat diperoleh dari pondok pesanten tidak

hanya bidang akademik namun juga non akademik keagamaan.

Salah satu pendidikan di Kabupaten Lombok Barat yang bernaung

dibawah lembaga pondok pesantren Al-Aziziyah Putri yang berlokasi di Dusun

Kapek Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat telah rutin dan

istiqomah melaksanakan bimbingan dengan membiasakan setiap santrinya untuk

malaksanakan shalat malam (qiyamul al-lail) atau shalat tahajud. Di Pondok

pesantren Al-Aziziyah Putri setiap santri di anjurkan untuk melaksanakan shalat

tahajud secara munfarid namun terkadang juga berjamaah.

8 Ahmad Badawi,, “Konsep Spiritual Quotienta (SQ) Sebagai Arah Baru Pengembangan

Pendidikan Islam, (Skripsi, Malang, 2008), hlm. 20.

6

Berdasarkan atas observasi dan wawancara kepada pengurus pondok

pesantren Al-Aziziyah Purti Kapek Gunungsari . Dari narasumber tersebut

diperoleh hasil secara umum santri mengalami kemalasan saat berjamaah

khususnya pada saat pembiasaan pelaksanaan shalat tahajud dan sering telat

ketika melaksanakan kegiatan atau ketika berangkat sekolah. Sehingga tingkat

kecerdasasan spiritualitasnya masih dikatakan standar dan masih belum

terkontrol. Maka dari itu para pengurus di pondok pesantren Al-Aziziyah Putri

Kapek Gunungsari melakukan kegiatan atau aktivitas dengan pembiasaan shalat

tahajud terhadap santriwati. Dengan harapan agar kecerdasan spiritual para santri

bisa meningkat serta akhlak atau tingkah laku bisa terkontrol serta membentuk

pribadi yang lebih baik lagi bagi para santri.9

Adapaun alasan peneliti untuk melakukan penelitian di yayasan pondok

pesantren Al-Aziziyah Putri karena telah ditemukan bahwa santri putri di bimbing

langsung para ustadzah. Usaha untuk menertibkan pelaksanaan shalat tahajud

tidaklah mudah, berbagai kendala, namun para pengurus dan ustadz/ustadzah

tetap semangat dan bersabar untuk memberikan arahan yang baik bagi para

santrinya, karena sesuatu yang baik itu memang harus di awali dengan paksaan

namun jika sudah terbiasa, maka akan enggan untuk meninggalkan meskipun

hanya sekali saja ia akan merasa sangat rugi, bahkan perasaan takut akan

menghantuinya, karena mereka sudah merasa nikmat untuk menjalaninya dan

9Munawir Haris, Wawancara, Gunungsari, 2020.

7

waktu sebaik mungkin untuk bermunajat kepada Allah, karena sudah merasa hal

tersebut sudah menjadi sebuah kebutuhan hidupnya yang harus di penuhi secara

ukhrawi. Selain itu hikmah dari shalat tahajud juga akan mendatangkan sikap

fleksibel, sikap tawadhu‟, dan juga dapat mempunyai sikap tawakal pada diri

santri. Sehingga peneliti lebih mantap dan merasa tertarik untuk meneliti hal

tersebut, pada penelitian ini peneliti memfokuskan penelitiannya pada santriwati

di pondok pesantren Al-Aziziyah Putri, berdasarkan alasan tersebut peneliti

mengambil judul penelitian “Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud terhadap

Kecerdasan Spiritual Santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek

Gunungsari”.10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan

penelitian ini sebegai berikut : Apakah pengaruh pembiasaan shalat tahajud

terhadap kecerdasaan spiritual santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri

Kapek Gunungsari ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diuraikan tujuan

penelitian, antara lain: Untuk mengetahui pengaruh pembiasaan shalat tahajud

terhadap kecerdasaan spiritual santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri

Kapek Gunungsari.

10Ibid.

8

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memiliki kegunaan

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis Penelitian

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi pembaca

tentang bagaimana pengaruh pembiasaan shalat tahajud terhadap

kecerdasan spiritual santriwati Pondok Pesantren Al-Azziziyah Putri

Kapek Gunungsari.

b. Bagi akademis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah

dalam upaya mengembangkan kompetensi peneliti serta untuk

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana

strata satu (S1).

2. Manfaat Praktis Penelitian

a. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas

pembiasaan shalat tahajud dengan memperhatikan keadaan para

santriwati.

b. Bagi Guru

9

Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong pembiasaan shalat

tahajud santriwati.

c. Bagi Siswa,

Dengan pembiasaan shalat tahajud diharapkan dapat meningkatkan

kecerdasan spiritual dan memudahkan siswa untuk tidak hanya

mengetahui teori saja akan tetapi langsung dibuktikan.

d. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang pembiasaan shalat tahajud dengan

kecerdasan spiritual.

D. Definisi Operasional

Sebagai upaya antisipasi agar judul atau tema yang penulis angkat tidak

menimbulkan persepsi dan interpretasi yang keliru atau ambigu, maka diperlukan

penjelasan lebih detail tentang judul.

1. Pembiasaan Shalat Tahajud

Pembiasaan adalah cara untuk menciptakan suatu kebiasaan atau

tingkah laku tertentu bagi anak didik.11 Pembiasaan dapat diartikan dengan

proses membuat sesuatu/seseorang menjadi terbiasa. Dalam kaitannya dengan

metode pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa

pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan

11 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 103.

10

anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran

agama Islam.

Shalat tahajud ialah shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam,

sedikitnya dua raka‟at dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Waktunya

sesudah shalat isya‟ sampai terbit fajar. Shalat diwaktu malam hanya dapat

disebut shalat tahajud dengan syarat apabila dilakukan sesudah bangun dari

tidur malam, sekalipun tidur itu hanya sebentar. Jadi apabila dikerjakan tanpa

tidur sebelumnya, maka ini bukan shalat tahajud, tetapi shalat-shalat sunah

saja seperti witir dan sebagainya.12

Dari penjelasan di atas, dapat diasumsikan bahwa dengan pembiasaan

shalat tahajud yang dilakukan secara individual ataupun berjamaah dalam

keheningan di penghujung malam ketika orang-orang sedang terlelap tidur.

Hal itu bisa meninggikan jiwa manusia dan mendekatkannya kepada Allah.

Seseorang bisa merasakan kehadiran Allah dalam hatinya dan dalam lubuk

jiwa yang paling dalam sehingga tercipta kesadaran untuk mengagungkan dan

mengimani kehadiran Allah.

2. Kecerdasan Spritual (SQ)

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa. Ia adalah kecerdasan

yang dapat membantu kita menyembuhkan dan membangun diri kita secara

utuh. Danah Zohar, dalam bukunya yang berjudul SQ: Spiritual Inteligence,

The Ultimate Inteligence, Menilai bahwa kecerdasan spiritual merupakan

12Moh. Rifa‟i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: PT Karya Putra, 2014), hlm. 88.

11

bentuk kecedasan tertinggi yang memadukan kedua bentuk kecerdasan

sebelumnya, yakni kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

Kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang tertinggi karena erat

kaitannya dengan kesadaran seseorang untuk bisa memaknai segala sesuatu

dan merupakan jalan untuk bisa merasakan sebuah kebahagiaan.13

Dengan demikian dengan kecerdasan spiritualitas ini seseorang

khususnya para santri diharapkan akhlak ataupun tingkah laku para santri bisa

terkontol sehingga bisa membentuk pribadi yang lebih baik lagi sesuai dengan

tuntunan ajaran syariat Islam.

13 Danah Zohar dan Lan Marshall, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berfikir

Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 8.

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESISI PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka membahas semua yang berkaitan dengan

pembiasaan, shalat tahajud dan kecerdasan spiritual.

1. Teori Pembiasaan

a. Pengertian Pembiasaan

Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah biasa.

Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam,

dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat

dilakukan untuk membiasakan anak didik berpikir, bersikap dan

bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.14

Hakikat pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman.

Pembiasaan adalah sesuatu yang diamalkan. Inti dari pembiasaan

adalah pengulangan. Dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan

sangat efektif digunakan karena akan melatih kebiasaan-kebiasaan

yang baik kepada anak sejak dini. Pembiasaan pada hakikatnya

14Armai Arief ,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Grasindo,

2002), hlm. 110.

13

mempunyai implikasi yang lebih mendalam daripada penanaman

cara-cara berbuat dan mengucapkan.15

Pembiasaan dapat mendorong mempercepat perilaku, dan

tanpa pembiasaan hidup seseorang akan berjalan lamban, sebab

sebelum melakukan sesuatu harus memikirkan terlebih dahulu apa

yang akan dilakukannya. Metode pembiasaan perlu diterapkan oleh

guru dalam proses pembentukan karakter, untuk membiasakan peserta

didik dengan sifat-sifat terpuji dan baik, sehingga aktivitas yang

dilakukan oleh peserta didik terekam secara positif.16

b. Manfaat Pembiasaan

Tidak satupun dari hasil pemikiran manusia yang sempurna

dan bebas dari kelemahan. Adapun manfaat metode pembiasaan

sebagai berikut:17

1) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan mempergunakan

metode pembiasaan akan menambah ketepatan dan kecepatan

pelaksanaan.

2) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak

konsentrasi dalam pelaksanaannya.

15 Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:

Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 172. 16 H. E. Mulyasa, Dewi Ispurwanti, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT.

Grasindo, 2006), hlm. 167. 17 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm . 217.

14

3) Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks

dan rumit menjadi otomatis.

4) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan lahiriyah tetapi juga

berhubungan dengan aspek batiniyah.

2. Shalat Tahajud

a. Pengertian Shalat Tahajud

Secara umum, kata shalat itu berasal dari kata dasar

shollashollatan yang berarti do‟a atau permohonan berkah, do‟a

dengan orientasi kebaikan. Ibnu Mandzur memaknai As-Sholah

sebagai “ruku dan sujud”, yang merupakan gerakan inti dari ibadah

shalat. Maka disini bisa berarti As - Sholah (sholah bentuk mufrod

jamaknya shalawat) yang berarti kewajiban atau kebutuhan manusia

(untuk berdo‟a terhadap dirinya sendiri, atau seruan seorang hamba

kepada Tuhan) juga berarti shalat merupakan Ash-sholatun min Allah

(rahmat dari Allah).18

Istilah shalat sebagai do‟a ini kemudian dipadankan ke bahasa

Inggris dengan prayer (do‟a) maka secara tegas bisa dikatakan, shalat

adalah bentuk do‟a paling murni atau paling tinggi (par excellent).

Tujuan utama dari sholat jelas adalah membina “kontak” dengan

Tuhan, sebagai tujuan intrinsik, dimana hal tersebut telah

18Ibid., hlm. 5.

15

diperintahkan Tuhan kepada Nabi Musa dalam Q.S. Thoha (20) ayat

14 yang berbunyi :

Artinya:“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”.( Q.S. Thoha: 14 ).19

Sedangkan dalam fikih shalat diberi batasan pengertian sebagai

sekumpulan bacaan (ucapan), dan tingkah laku yang dibuka dengan

takbir dan ditutup dengan salam disertai dengan persyaratan-

persyaratan khusus.

Secara bahasa tahajud berasal dari kata tahajud yang artinya

bangun tidur dengan berat, sehingga syarat melaksanakan shalat

tahajud menurut mayoritas Ulama harus tidur terlebih dahulu.

Sedangkan tahajud secara istilah adalah shalat sunnah yang dilakukan

pada malam hari setelah melaksanakan shalat isya‟ dan setelah bangun

tidur.20 Jadi, tahajud adalah shalat sunnah yang dilakukan setelah tidur

meskipun hanya sebentar. Karenanya, bila shalat ini dilakukan

sebelum tidur maka ia tidak lagi dapat dinamakan shalat tahajud

melainkan hanya shalat malam biasa seperti halnya shalat sunnah yang

lain.

19 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Solo: Tiga Serangkai, 2012), hlm. 313.

20Sobron Zayyan, Dahsyatnya Shalat Fardhu dan Sunnah, (Bandung: Kawan Pustaka, 2011), hlm. 123.

16

Shalat tahajud merupakan shalat sunnah yang dikerjakan pada

malam hari sesudah mengerjakan shalat isya‟ sampai terbitnya fajar

dan sesudah bangun tidur, meskipun itu hanya sebentar. Hukum shalat

tahajud adalah sunnah mu‟akkad yaitu sunnah yang sangat dianjurkan

untuk dikerjakan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW sangat

menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa mengerjakan shalat

tahajud.21

Shalat tahajud termasuk amalan yang paling utama, lebih

utama dari shalat sunah di siang hari. Alasannya, shalat tahajud yang

dikerjakan dengan diam-diam pada malam hari akan lebih menjamin

terwujudnya rasa ikhlas dan keselamatan ibadah dari unsur ria. Shalat

tahajud adalah salah satu sebab yang dapat mengantarkan seseorang ke

surga. Rasulullah SAW bersabda,

يل ا بال ص ، ا اأرحـا ص ، ا الطعا ع أ ، ا السا ا الناس أفش يا أيا الجنة ، تدخ بسا الناس نيا

Artinya: “Wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah di malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke dalam Surga dengan selamat.” (HR. At-Tirmidzi)

Sampai pada batas Tuhan mewajibkannya bagi hamba

kesayangan-Nya, Muhammad SAW.22 Oleh sebab itu, shalat malam

21Muhammad Muhlisin, Amalkan Shalat Tahajud & Dhuha Pasti Hidupmu Sukses, Kaya &

Bahagia, (Yogyakarta: Lafal, 2014), hlm. 35. 22 Muhsin Qira‟ati, Pancaran Cahaya Shalat, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2006), hlm. 203.

17

sangat dipentingkan oleh semua Nabi. Rasulullah SAW sendiri

beberapa kali mewasiatkannya kepada Imam „Ali a.s. Beliau bersabda,

“Hendaknya engkau mementingkan shalat malam”. (Beliau

mengucapkannya tiga kali).

b. Dalil Yang Menganjurkan Shalat Tahajud

Banyak anjuran untuk melaksanakan shalat tahajud. Allah

berjanji kepada hamba-Nya yang mau mengerjakan shalat tahajud,

Allah akan memberi imbalan dan ganjaran yang besar di dunia

maupun di akhirat. Diantara dalil yang menerangkan shalat tahajud

terdapat dalam Q.S. Al-Muzammil ayat 1-7 :

Artinya: “Hai orang-orang yang berselimut! Bangunah malam hari untuk mendirikan shalat, sepanjang malam kurang sedikit, yaitu di tengah malam, atau kurang sedikit dari itu. Atau lebih dari setengah malam itu. Bacalah Al-Qur’an dengan penuh perhatian. Sesungguhnya kami akan mewahyukan Al-Qur’an kepadamu berupa perkataan yang mengandung peristiwa. Sesungguhnya beribadah waktu malam itu lebih mantap, dan bacaan waktu itu lebih berkesan. Di siang hari kamu sugguh-sungguh banyak urusan.”23

23 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Solo: Tiga Serangkai, 2011), hlm. 574.

18

Allah SWT menuturkan sifat orang-orang yang bertakwa, yaitu

mereka yang bangun di tengah malam untuk shalat, berikut pahala

yang akan diraih oleh mereka.24

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar”. (Q.S. Adz-Zariyat: 15-18).25 Shalat tahajud merupakan sifat orang yang bertakwa dan calon

penghuni surga. Mereka bersengaja melaksanakan qiyamul lail (shalat

tahajud). Di malam hari, mereka hanya tidur sedikit saja. Mereka

menghidupkan malam hingga sahur (menjelang shubuh). Dan meraka

pun banyak memohon ampunan hingga waktu fajar tiba.

c. Hukum Shalat Tahajud

Hukum shalat tahajud adalah sunnah mu‟akkad yaitu sunnah

yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan. Oleh karena itu, Nabi

24 Abdullah Ath-Tayyar, Ensiklopedia Shalat, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006), hlm. 305. 25 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Solo: Tiga Serangkai, 2012), hlm

518.

19

Muhammad SAW sangat menganjurkan kepada umatnya untuk

senantiasa mengerjakan shalat tahajud.26 Hal itu didasarkan pada ayat-

ayat Al-Qur‟an, sunnah Rasulullah SAW, dan ijma‟ kaum muslimin.

Sebuah riwayat yang menguatkan akan hal ini yang bersumber dari Ali

bin Abi Thalib r.a. yang menuturkan bahwa Rasulullah SAW datang

kepadanya dan kepada putri beliau Fathimah, pada malam hari, lalu

beliau berkata, “mengapa kalian tidak shalat?” Aku (Ali) berkata,

“wahai Rasulullah, jiwa kami ada di tangan Allah, jika Allah

berkehendak membangunkan kami (untuk shalat) tentu kami akan

bangun,” Nabi Muhammad SAW kemudian pergi ketika kami

mengatakan begitu dan beliau sama sekali tidak membalas kami

kemudian aku mendengarnya sambil memukul pahanya.27

Semua kaum muslimin juga telah berijma‟ bahwa hukum

shalat tahajud adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang di

tekankan. Nabi Muhammad SAW bersabda tentang keutamaan shalat

tahajud :

ة ل الصاة بعد الفري أف ، حر ر ه ال ا ش ل الصيا بعـد رم أفيل صاة ال

26Muhammad Muhlisin, Amalkan Shalat Tahajud & Dhuha Pasti Hidupmu Sukses, Kaya &

Bahagia, (Yogyakarta: Lafal, 2014), hlm. 35. 27Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi, KitabLengkap Panduan Shalat,

(Jakarta: Wahyu Qalbu, 2016), hlm. 436.

20

“sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah bulan Allah,

Muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat

malam”. (HR.Muslim).28

d. Etika Melaksanakan Shalat Tahajud

Hasbi Ash-Shiddiqy dalam bukunya pedoman shalat

menyebutkan ada 6 adab yang harus dipelihara oleh mereka yang akan

melaksanakan shalat malam, diantaranya adalah sebagai berikut:29

1) Berniat

Dengan berniat ketika akan tidur, bahwa dia akan bangun

melaksanakan shalat malam.

2) Berwudhu

Ketika bangun dari tidur, maka berwudhulah serta

menggosok gigi untuk menyegarkan mulut. Dan dilanjutkan

dengan memandang langit disertai degan membaca do‟a.

3) Membuka Shalat Tahajud dengan Shalat Iftitah

Setelah itu, dilanjutkan sesuai dengan jumlah rakaat yang

diinginkan.

4) Membangunkan Anggota Keluarga yang Tidur

28Said bin Ali bin Wahf al-Qathani, Ensiklopedi Shalat, (Jakarta, Pustaka Imam Syafi‟i,

2006), hlm. 422. 29Ibid., hlm. 164.

21

Pada saat kita bangun untuk shalat tahajud maka di

anjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk membangunkan

anggota keluarga yang tertidur untuk mengajak shalat tahajud.

5) Menghentikan Shalat Ketika Mengantuk

Apabila terasa mengantuk lebih baik menghentikan

shalatnya terlebih dahulu hingga kantuknya hilang.

6) Tidak Memaksakan Diri

Yang dimaksud disini hendaknya melakukan shalat sesuai

dengan kemampuan. Misalnya, ia hanya mampu melaksanakan

shalat malam dua rakaat dan ditutup dengan satu atau tiga rakaat

witir, hendaknya dilakukan secara istiqomah kecuali dalam

keadaan darurat.

e. Hikmah Melaksanakan Shalat Tahajud

Berikut adalah manfaat, tujuan, atau makna anjuran Allah SWT

kepada kita agar mengerjakan shalat sunnah tahajud pada malam hari,

diantaranya sebagai berikut :30

1) Orang yang shalat tahajud akan memperoleh macam-macam

nikmat yang menyejukkan pandangan mata. Berdasarkan Q.S. As-

Sajdah (32) ayat 16-17 :

30 Abdullah Ath-Thayyar, Ensiklopedia Shalat, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006), hlm 310.

22

Artinya: “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezki yang Kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. Tutur kata yang berbobot, mantap dan berkualitas.”

2) Dihapuskan segala dosa dan kejelekannya dan terhindar dari

penyakit. (H.R. At-Tirmidzi).

3) Shalat sunnah tahajud merupakan pelengkap bagi shalat fardhu.

4) Shalat sunnah tahajud merupakan cara, sarana, metode, atau jalan

untuk memohon kepada Allah SWT sesuai dengan keperluan

masing- masing.

5) Shalat sunnah tahajud juga dimaksudkan untuk memuji kebesaran

Allah SWT.

6) Shalat sunnah tahajud merupakan shalat tambahan yang berfungsi

meningkatkan pendekatan dan kedekatan kita kepada Allah SWT.

23

3. Kecerdasan Spiritual

a. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan (dalam bahasa inggris disebut Intelligence

sedangkan dalam bahasa Arab disebut Al-Dzaka'). Menurut arti

bahasa kecerdasan adalah pemahaman, kecepatan dan kesempurnaan

sesuatu, atau berarti kemampuan (Al-Qudrah) dalam memahami

sesuatu secara tepat dan sempurna. Intelligence berarti kapasitas

umum seorang individu yang dapat dilihat pada kesanggupan

pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru,

keadaan rohani secara umum yang dapat disesuaikan dengan

problema-problema dan kondisi-kondisi yang baru di dalam

kehidupan.31

Spiritual adalah suatu dimensi yang terkesan maha luas, tak

tersentuh, jauh diluar sana karena Tuhan dalam pengertian Yang

Maha Kuasa, benda dalam semesta yang metafisis dan transenden,

sehingga sekaligus meniscayakan nuansa mistis dan supra rasional.

Untuk keperluan itu perlulah kiranya Allah mengutus seorang

Rasul yaitu Muhammad SAW sebagaimana yang disebutkan

dalam firman-Nya Q.S. Al-Jumu‟ah, 62 ayat 2 :

31Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa - Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002), hlm. 317.

24

Artinya : “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (sunnah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (Q.S. Al-Jumu‟ah: 2). 32

Danah Zohar dan Ian Marshal mengatakan bahwa:

“kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi perilaku

atau hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya,

kecerdasan untuk menilai bahwa hidup seseorang lebih bermakna

bila dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang

diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif bahkan

SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia”.33

Selanjutnya Ary Ginanjar Agustian mendefinisikan bahwa

kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna

ibadah pada setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah

dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia seutuhnya, dan

32 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahnya, (Solo: Tiga Serangkai, 2012), hlm 516. 33Danah Zohar dan Lan Marshall, Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berfikir

Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 8.

25

memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik) serta berprinsip

hanya karena Allah.34

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan manusia yang harus

diasah dengan baik dan digunakan untuk berhubungan dengan

Tuhan serta untuk menempatkan makna pada konteks yang lebih

luas sehingga dapat berinteraksi antar sesama manusia dengan

interaksi yang baik. Manusia akan jadi hati-hati dalam bertingkah

laku dan berfikir sebelum bertindak karena kemampuan intelektual

bawaan otak dan jiwa manusia yang sumber terdalamnya adalah inti

alam semesta sendiri. Manusia yang memiliki kecerdasan spiritual

biasanya memiliki pola berfikir yang lebih luas dan jauh dari

kepentingan pribadi, apalagi bertindak zalim kepada orang lain. Hal

ini memotivasi untuk melakukan sesuatu juga sangat berhati-hati

karena didasari dengan ilmu pengetahuan.35

b. Ciri- Ciri Kecerdasan Spiritual

Adapaun tanda-tanda atau ciri-ciri orang yang kecerdasan

spiritualnya berkembang dengan baik diantaranya sebagai berikut :

1) Kemampuan bersikap fleksibel yaitu menyesuaikan diri secara

spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik.

34Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & Spritual ESQ,

(Jakarta: Agra, 2001),, hlm. 57. 35Suharsono, Melejitkan IQ, IE dan IS, (Depok: Inisiasi Press, 2005), hlm. 151.

26

2) Tingkat kesadaran yang tinggi.

3) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.

4) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.

5) Kualitas hidup yang diIlhami oleh visi dan nilai-nilai.

6) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.

7) Berpandangan holistik. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan

antara berbagai hal, melihat diri sendiri dan orang lain saling

terkait.

8) Refleksi diri. Kecenderungan untuk mencari jawaban-jawaban

yang mendasar.

9) Menjadi bidang mandiri, yaitu memiliki kemudahan untuk

bekerja melawan konvensi.36

Menurut Marshall Sinetar, pribadi yang memiliki

kecerdasan spiritual (SQ) mempunyai kesadaran diri yang

mendalam, intuisi dankekuatan “keakuan” atau “otoritas”

tinggi, kecendrungan merasakan “pengalaman puncak” dan

bakat-bakat “estetis”.37

Jadi dari bebarapa ciri-ciri spiritual diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi, maka seseorang tersebut akan mampu

36Zohar, Marsahl, SQ Kecerdasan Spiritual, (Bandung: Mizan Pustaka, 2000), hlm. 14.

37Monty P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, (Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003), hlm. 46.

27

memberikan inspirasi dan mampu untuk memberikan solusi

kepada orang lain serta cenderung sebagai pemimpin yang

memiliki tujuan visi dan misinya serta nilai-nilai sosial yang

tinggi kepada orang lain dan mampu untuk memberikan

petunjuk secara benar.

c. Indikator-indikator Kecerdasan Spiritual

Indikator kecerdasan spiritual adalah :38

1) Memiliki Visi

Visi adalah cara untuk melihat hari esok, menetapkan visi

berdasarkan alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Visi disebut juga dengan tujuan. Tujuan yang cerdas secara

spiritual akan menjadikan pertemuan dengan Allah sebagai

puncak dari pertanyaan visi pribadinya yang kemudian dijabarkan

dalam bentuk yang baik dan terarah.

2) Merasakan Kehadiran Allah

Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual akan

merasakan dirinya berada dalam limpahan karunia Allah dalam

suka ataupun duka.

3) Berdzikir dan Berdo‟a

38 Ibi.d, hlm. 57.

28

Berdzikir dan berdo‟a merupakan sarana untuk

memotivasi diri agar menampakan wajah seorang yang

bertanggung jawab.

4) Memiliki Kualitas Sabar

Sabar adalah sebuh harapan yang kuat untuk menggapai

cita-cita atau sebuah harapan, sehingga orang yang putus asa

berarti orang yang kehilangan harapan atau terputusnya cita-cita

tersebut. Sabar juga diartikan sebagai wujud ketabahan yang

sangat kuat untuk menerima beban, ujian atau tantangan tanpa

mengeluh dan mengubah harapan untuk menuai hasil yang telah

ditanam.

Seperti yang dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 45 :

Artinya :“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu‟.

5) Cenderung Pada Kebaikan

Orang yang cenderung kepada kebaikan adalah tipe

manusia yang bertanggung jawab.

29

6) Memiliki Empati

Empati adalah kemampuan sesorang untuk memahami

orang lain. Merasakan rintihan dan mendengarkan debar jantung,

sehingga mereka mampu beradaptasi dengan merasakan kondisi

batiniah dari orang lain. Seperti yang terkandung dalam Q.S. Al-

Qalam ayat 4 :

Artinya: “Dan Sesungguhnya kau benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

7) Berjiwa Besar

Berjiwa besar adalah keberanian untuk memaafkan dan

sekaligus melupakan perbuatan yang pernah dilakukan oleh orang

lain.

8) Melayani dan Menolong

Budaya melayani dan menolong (salvation) merupakan

bagian dari citra diri seorang muslim. Mereka sadar bahwa

kehadiran dirinya tidak lepas dari tanggung jawab terhadap

lingkungan. Individu ini akan senantiasa terbuka hatinya terhadap

keberadaan orang lain dan merasa terpanggil atau ada semacam

panggilan jiwa yang sangat keras dari lubuk hatinya untuk

menolong dan berbuat kebajikan.

30

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual

Ada beberapa faktor yang menentukan kecerdasan spiritual

seseorang. Diantaranya sumber kecerdasan itu sendiri (God-Spot),

potensi qalbu (hati nurani) dan kehendak nafsu. Ketiga hal ini perlu

dikaji lebih jauh karena manusia dimanapun di dunia ini selalu

merindukan puncak keagungan yang ditandai dengan segala dimensi

eksistensinya, yaitu hubungan yang harmonis antara Tuhan, manusia

dan alam sekitar. Agar terhindar dari kesesatan hidup yang sedang di

jalani ini, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1) God-Spot (Fitrah)

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa

seorang ahli syaraf dari California University yaitu V.S.

Ramachandran telah berhasil menemukan eksistensi God-Spot

dalam otak manusia, yang merupakan pusat spiritual terletak

antara jaringan saraf dan otak.39 Karena God-Spot adalah pusat

spiritual, maka ia di pandang sebagai faktor penentu. God-Spot di

samping sebagai penentu spiritual, maka ia dipandang sebagai

sumber suara hati manusia. Hal ini dapat dijumpai dalam Q.S. Al-

A‟raf ayat: 172:

39Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ, (Jakarta: Arga, 2001), hlm. 38.

31

Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah Aku ini Tuhanmu?”Mereka menjawab:“Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:”Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”.

2) Potensi Qalbu

Menggali potensi qalbu, secara klasik sering dihubungkan

dengan polemos, amarah, eros, cinta dan logos pengetahuan.40

Padahal dimensi qalbu tidak hanya mencakup atau dicakup dengan

pembatasan kategori yang pasti. Menangkap dan memahami

pengertian qalbu secara utuh adalah kemustahilan. Itu hanyalah

sebagai asumsi dari proses perenungan yang sangat personal

karena didalam qalbu terdapat potensi yang sangat multi

dimensional. Diantaranya adalah sebagai berikut:

40 Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta: Gema Insani, 2001), hlm. 93.

32

a) Fu‟ad

Merupakan potensi qalbu yang sangat berkaitan dengan

indrawi, mengolah informasi yang sering dilambangkan berada

dalam otak manusia (fungsi rasional kognitif). Fu‟ad memberi

ruang untuk akal, berpikir, bertafakur, memilih dan memilah

seluruh datayang masuk dalam qalbu. Fungsi akal adalah

membantu fu‟ad untuk menangkap seluruh fenomena yang

bersifat lahir, wujud, dan nyata dengan mempergunakan fungsi

nazhar indra penglihatan.41

b) Shadr

Shadr berperan untuk merasakan dan menghayati atau,

mempunyai fungsi emosi (marah, benci, cinta, indah, efektif).

Shadr adalah dinding hati yang menerima limpahan cahaya

keindahan, sehingga mampu menerjemahkan segala sesuatu

serumit apapun menjadi indah dari karyanya. Shadr adalah

pelita orang-orang yang berilmu. Shadr mempunyai potensi

besar untuk hasrat, kemauan, niat, kebenaran, dan keberanian

yang sama besarnya dengan keberanian untuk menerima

kejahatan dan kemunafikan. Didalam ini pula tersimpan rasa

cemas dan takut, berbeda dengan Fu‟ad yang berorientasi

kedepan.

41Ibid., hlm. 96.

33

c) Hawaa

Hawaa merupakan potensi qalbu yang mengarahkan

kemauan. Didalamnya ada ambisi, kekuasaan, pengaruh, dan

keinginan untuk mendunia. Potensi hawaa cendrung untuk

membumi dan merasakan nikmat dunia yang bersifat fana.

Walaupun cahaya didalam qalbu pada fitrahnya selalu

benderang, tetapi karena manusia mempunyai hawaa ini, maka

seluruh qalbu bisa rusak binasa karena keterpikatan dan bisikan

yang dihembuskan setan kedalam potensi seluruh hawaa.42

Adapun pendapat para tokoh mengenai faktor-faktor

kecerdasan spiritual anatara lain: Menurut Sinetar, faktor-faktor

yang mendukung kecerdasan spiritual otoritas intuitif, yaitu

kejujuran, keadilan, kesamaan perlakuan terhadap semua orang

dan mempunyai faktor yang mendorong (motivasi) kecerdasan

spiritual. Suatu dorongan yang disertai oleh pandangan luas

tentang tuntutan hidup dan komitmen untuk memenuhinya.43

Sedangkan menurut Agustian adalah pertama inner value

(nilai-nilai spiritual dari dalam) yang berasal dari dalam diri (suara

hati), seperti transparency (keterbukaan), responsibilities

(tanggung jawab), accountabilities (kepercayaan), fairness

42Ibid., hlm. 104 43 Sineter, Kecerdasan Spiritual, (Bandung: Mizan Pustaka, 2001), hlm. 42.

34

(keadilan) dan social wareness (kepedulian sosial). Faktor kedua

adalah drive yaitu dorongan dan usaha untuk mencapai kebenaran

dan kebahagiaan.44

Jadi dari kedua para tokoh tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa faktor-faktor kecerdasan spiritual adalah suatu

dorongan yang berasal dari dalam diri seseorang itu sendiri untuk

mencapai sebuah kebenaran dan kebahagian dalam mencapai

sebuah tujuan.

e. Fungsi Kecerdasan Spiritual

Manusia yang memiliki spiritual yang baik akan memiliki

hubungan yang kuat dengan Allah, sehingga akan berdampak pula

kepada kepandaian dia dalam berinteraksi dengan manusia, karena

dibantu oleh Allah yaitu hati manusia dijadikan cenderung kepada-

Nya.45

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan beberapa fungsi

kecerdasan spiritual, antara lain:

1) Mendidik Hati Menjadi Benar

Pendidikan sejati adalah pendidikan hati, karena

pendidikan hati tidak saja menekankan segi-segi pengetahuan

44Ary Ginanjar Agustian, ESQ Power, (Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001), hlm. 45. 45 Mas Udik Abdullah, Meledakkan IESQ dengan Langkah Taqwa dan Tawakal, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2005), hlm.181.

35

kognitif intelektual saja tetapi juga menumbuhkan segi-segi

kualitas psikomotorik dan kesadaran spiritual yang reflektif dalam

kehidupan sehari-hari.46 Ada 2 metode mendidik hati menjadi

benar, antara lain:

a) Jika kita mendefinisikan diri kita sebagai bagian dari kaum

beragama, tentu kecerdasan spiritual mengambil metode

vertikal, bagaimana kecerdasan spiritual bisa mendidik hati

anak untuk menjalin hubungan kemesraan kepada Allah SWT.

Sebagaimana dalam firman Allah Q.S. Ar-Ra‟d (13) ayat 28.

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.

b) Implikasinya secara horizontal, yaitu kecerdasan spiritual

mendidik hati kita kedalam budi pekerti yang baik dan moral

yang beradab.

2) Kecerdasan spiritual dapat mengantarkan kepada kesuksesan.

3) Kecerdasan spiritual dapat membuat manusia memiliki hubungan

yang kuat dengan Allah SWT. Ini akan berdampak pada

46Sukidi, Kecerdasan Spritual, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 28.

36

kepandaian dia berinteraksi dengan manusia lainnya, karena

dibantu oleh Allah yaitu hati manusia dijadikan cenderung

kepada-Nya.47

4) Kecerdasan spiritual membimbing kita untuk meraih kebahagiaan

hidup hakiki.48

5) Kecerdasan spiritual mengarahkan hidup kita untuk selalu

berhubungan dengan kebermaknaan hidup agar hidup kita

menjadi lebih bermakna.49

6) Dengan menggunakan kecerdasan spiritual, dalam pengambilan

keputusan cenderung akan melahirkan keputusan yang terbaik,

yaitu keputusan spiritual.

7) Kecerdasan Spiritual merupakan landasan yang diperlukan untuk

menfungsikan IQ dan EQ secara efektif, dan kecerdasan spiritual

ini adalah kecerdasan tertinggi manusia.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah argumentasi dalam perumusan hipotesis

yang merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang

diajukan. Kerangka berfikir juga merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi

47Mas Udik Abdullah, Meledakkan IE, SQ dengan Langkah Taqwa dan Tawakal, (Jakarta:

PT. Grasindo, 2002), hlm. 181. 48Sukidi, Kecerdasan Spritua, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 103. 49Monty P. Satiadarma & Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, ( Jakarta: Pustaka

Populer Obor, 2003), hlm. 48.

37

sebagai masalah penting. Selain itu kerangka berfikir baik akan menjelaskan

teoritis peraturan antar variabel yang di teliti.50

Berikut adalah kerangka berfikir hubungan antar variabel dependen

dan independen yang dapat peneliti gambarkan sebagai berikut:

Gambar Kerangka Berpikir 2.1

Keterangan :

X : Pembiasaan Shalat Tahajud

Y : Kecerdasan Spiritual ( SQ )

50 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan RnD, ( Bandung:

Afabeta, 2009), hlm. 64.

( X )

Pembiasaan Shalat Tahajud

Sikap Fleksibel

Sikap Tawadhu‟

Sikap Tawakal

( Y )

Kecerdasan Spiritual

38

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul.51 Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum di dasarkan pada data yang empiris

yang di peroleh melalui pengumpulan data. Adapun hipotesis yang

dirumuskan pada penelitian ini adalah :

1. Hipotesis kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya pengaruh antara variabel

X dan Y (Independent dan Dependent Variable). Hipotesis kerja (Ha)

dalam penelitian ini adalah “Adanya Pengaruh Pembiasaan Shalat Tahajud

Terhadap Kecerdasan Spiritual Santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Putri Kapek Gunungsari”.

2. Hipotesis Nol atau Hipotesis Nihil (Ho)

Yaitu hipotesis yang menyatakan tidak ada pengaruh antara

variabel X dan Y (Independent dan Dependent Variable). Hipotesis nol

dalam penelitian ini adalah “Tidak Ada Pengaruh Pembiasaan Shalat

Tahajud Terhadap Kecerdasan Spiritual Santriwati Pondok Pesantren Al-

Aziziyah Putri Kapek Gunungsari”.

51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hlm. 71.

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan yang bersifat ilmiah melalui prosedur

yang telah ditentukan.52 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis

penelitian kuantitatif.

2. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan jenis permasalahan yang dibahas pendekatan

penelitian yang digunakan adalah metode penelitian expost fakto. Dalam

penelitian expost fakto bertujuan menemukan penyebab yang

memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang

disebabkan oleh suatu peristiwa , perilaku atau hal-hal yang menyebabkan

perubahan suatu variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi.53

52 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),

hlm. 39. 53 Widarto, Penelitian Expost Facto, ( Yogyakarta: Graha Pustaka, 2013), hlm. 3.

40

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi ialah terdiri atas sekumpulan objek menjadi pusat

perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui.54

Populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.55

Nazir menyatakan bahwa populasi adalah kumpulan dari individu

dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan.56 Kualitas atau ciri

tersebut dinamakan variabel. Sebuah populasi dengan jumlah individu

tertentu dinamakan populasi finit. Sedangkan, jika jumlah individu dalam

kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak

terhingga, disebut populasi infinit.

Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh santriwati kelas

VIII pondok pesantren Al-Aziziyah tahun 2019/2020 yang terdiri dari

tujuh kelas dan keseluruhannya berjumlah 140 orang. Santriwati berada

pada latar yang berbeda, dari berbagai wilayah, ras, sikap, sifat, keadaan

ekonomi orangtua serta lingkungan keluarga dan masyarakat tempat

54 W.Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), hlm. 76. 55Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuntitatif kualitatif dan R n D, ( Bandung:

Alfabeta, 2009), hlm. 117. 56 Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 271.

41

tinggalnya. Dimana perbedaan tersebut tentunya juga akan mempengaruhi

kecerdasan spiritualitasnya.

Tabel 3.1

Daftar Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah santri

1 VIII 1 20

2 VIII 2 20

3 VIII 3 20

4 VIII 4 20

5 VIII 5 20

6 VIII 6 20

7 VIII 7 20

Jumlah 140

Dari tabel populasi di atas, dapat dirumuskan bahwa populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh santriwati kelas VIII yang

melaksankan shalat tahajud yang dimana seluruhnya berjumlah 140

orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.57 Untuk

mengetahui besar kecilnya sampel ini, tidak ada ketentuan yang baku.

“tidak ada ketentuan yang baku atau rumus yang pasti tentang besarnya

57Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakte, ( Jakarta: Rineka Cipta,

2006), hlm. 131.

42

sampel”.58 Sampling adalah bagian dari jumlah karakteristk yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar peneliti tidak bisa mempelajari

semua yang ada dalam populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, maka peneliti dapat mengambil sampel dari populasi

tersebut.

Mengingat jumlah populasi dalam penelitian ini cukup besar, maka

untuk menghemat biaya, tenaga dan waktu, peneliti menggunakan cara

mengambil 15% dari kelompok yang dimana dalam pengambilan

sampelnya peneliti menggunakan subjek-subjek didalam populasi.

Apabila subjek kurang dari 100 sampel diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi, akan tetapi jika jumlah

subjeknya besar maka dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25%

lebih, tergantung setidak tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit dan luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena

halini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

Jika, dilihat dari populasi di atas menunjukkan bahwa subjek

penelitian lebih dari 100, maka penarikan sampel dalam penelitian ini

58Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuntitatif kualitatif dan R n D, ( Bandung:

Alfabeta, 2009), hlm. 72.

43

yakni 15% dari populasi, dengan perhitungan sebagai berikut: 15x 140

= 21 ( digenapkan jadi 20 ) 100

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah

dilakukan dengan teknik acak ( random ) yaitu teknik simple (

sederhana ) yang diambil secara acak, dengan mencampur subjek-

subjek dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan

demikian penelitian member perlakuan sama kepada setiap subjek

untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.59

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2020.

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa kegiatan antara lain, membuat

instrumen penelitian yang dibuat pada tanggal 7 Juli 2020. Selanjutnya

peneliti melakukan penyebaran angket yang dilaksankan pada tanggal 10

Juli 2020 dan angket ditarik kembali pada tanggal 11 juli 2020. Kemudian

kegiatan terakhir peneliti melakukan analisis data yang dilakukan pada

tanggal 12 Juli 2020.

2. Tempat Penelitian

59

Suharsimi Arikunto, Prosedur Pendekatan Penelitian Praktek, ( Jakarta: Rineka Cipta,

2006), hlm. 14.

44

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Putri Kapek Gunungsari dengan subjek penelitian peserta didik kelas VIII

tahun angkatan 2019/2020.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sesuatu yang menjadi obyek penelitian.60

Secara teoritis variabel dapat di definisikan sebagai atribut seseorang atau

obyek-obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang

lain atau obyek satu dengan obyek lain. Dimana variabel itu ada dua,

yaitu; variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen).

Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat

(dependen). Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat dirumuskan

disini bahwa variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.61 Seringkali

variabel penelitian dinyatakan sebagai faktor yang berperan dalam

60Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), hlm . 18. 61Sugyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R n D, (Bandung: Alfabeta, 2009),

hlm. 38.

45

peristiwa yang akan diteliti. Variabel penelitian yang digunakan ada dua

jenis yaitu variabel Independen sebagai variabel bebas (X) dan variabel

Dependen sebagai variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variabel terikat ( independent variable).62 Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel bebas adalah shalat tahajud, dan yang menjadi variabel

terikat adalah kecerdasan spiritual.

E. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maksudnya penelitian

ini diarahkan dalam bentuk materi data-data kuantitatif melalui hasil uji coba

eksperimen. Data-data kuantitatif diperoleh dari hasil menyelesaikan tes, baik

tes sebelum perlakuan (pro-test) maupun tes akhir setelah perlakuan (post-

test). Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan alasan

penelitian ini berusaha untuk mencari pengaruh suatu variable terhadap

variable lainnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya baik.63 Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

metode angket, dan dokumentasi. Metode ini bertujuan untuk mengetahui

62Ibid., hlm. 61. 63Sanapiah Faisal, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982),

hlm. 151.

46

adakah pengaruh kegiatan shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual

santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari.

Dari pernyataan diatas dapat di pahami bahwa instrumen merupakan

suatu alat bantu yang di gunakan oleh peneliti dalam menggunakan metode

pengumpulan data secara sistematis dan mudah. Instrumen penelitian

menempati tempat yang amat penting dalam hal bagaimana dan apa yang

harus di lakukan untuk memperoleh data di lapangan. Dalam penelitian ini,

instrument yang digunakan adalah :

1. Lembar Angket

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data

dimana partisipan/ responden mengisi pertanyaan atau pernyataan

kemudian setelah diisi dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti. 64

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui kegiatan shalat

tahajud dan kecerdasan spiritual santriwati yang diberikan kepada

santriwati. Adapun pemberian skor pada tiap-tiap item pernyataan sebagai

berikut:

64 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif dan RnD, (

Bandung: Alfabeta: 2009), hlm. 192.

47

Tabel 3.2

Skor Skala Likert

Jawaban Skor

Selalu 4

Sering 3

Kadang-kadang 2

Tidak pernah 1

Instrumen untuk metode angket atau kuesioner yang merujuk pada

kisi-kisi instrumen sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Angket

Variabel Sub Variabel Indikator Butir Soal

Shalat Tahajud

( X )

1. Mengerjakan shalat

tahajud atas dasar

kesadaran

1

2. Melaksanakan shalat

tahajud karena ingin

dekat dengan Allah

2

3. Mengerjakan shalat

tahajud agar selalu di

3

48

jalan yang lurus

4. Setiap mengerjakan

shalat tahajud selalu

ingat Allah

4

5. Mengerjakan shalat

tahajud berusaha

untuk tenang

5

6. Mengerjakan shalat

tahajud agar

terhindar dari

berbuat munkar

6

7. Melaksanakan shalat

tahajud husnudzon

pada Allah

7

8. Mengerjakan shalat

tahajud agar lebih

semangat hidup

8

9. Mengerjakan shalat

tahajud menjadi

lebih terbuka

9

10. Melaksankan shalat 10

49

tahajud agar merasa

nyaman

11. Mengerjakan shalat

tahajud merasa lebih

sehat

11

12. Mengerjakan shalat

tahajud tidak ada

gangguan fisik

12

13. Mengerjakan shalat

tahajud jiwa menjadi

tenang

13

14. Melaksanakan shalat

tahajud hati

terkontrol

14

15. Melaksanakan shalat

tahajud hati damai.

15

Kecerdasan

Spiritual

( Y )

1. Mempunyai tujuan

hidup yang pasti

1

2. Senantiasa memiliki

pemikiran yang

positif

2

50

3. Tidak memiliki rasa

dendam dalam

hatiya

3

4. Meyakini setiap

kejadian pasti ada

hikmahnya

4

5. Selesai shalat berdzikir

dan berdo‟a

5

6. Senantiasa berdzikir

disela-sela waktu

luang

6

7. Tidak banyak bicara

ketika direndahkan

orang lain

7

8. Tidak mudah putus asa

dan mengeluh

8

9. Senantiasa jujur dalam

segala hal

9

10. Sopan dan santun

dalam bertingkah

laku

10

51

11. Memiliki sensitivitas

yang tinggi

11

12. Memiliki intuisi yang

tinggi

12

13. Tidak memiliki sikap

sombong ketika

sukses

13

14. Ketika dikritik tidak

mudah sakit hati

14

15. Senantiasa membantu

orang yang sedang

kesusahan

15

Instrumen yang baik itu harus memenuhi dua persyaratan instrumen

yaitu instrumen harus valid dan reliabel. Di dalam uji instrumen terdapat dua

uji yaitu uji validitas dan uji reliabelitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah salah salah satu alat ukur instrumen yang akan

digunakan. Validitas instrumen berkenaan dengan kesanggupan alat

penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya. Artinya, angket tersebut

52

mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak

diukur.65

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan validasi konstruksi

dengan dosen. Selain validasi berupa konstruksi, peneliti melakukan

validasi instrumen menggunakan rumus hitung korelasi product moment

(� ). Adapun rumus yang di gunakan untuk menguji validitas adalah

sebagai berikut:

� = ∑ − ∑ ∑ )

√{ ∑ 2− ∑ )2 }−{ ∑ 2− ∑ )

2 }

Keterangan : � = Koefesien korelasi variabel x dan y

= Banyak subyek uji coba

X = Skor tiap item

Y = Skor total

XY = Perkalian skor item dengan skor total

Hasil dari penelitian uji validitas akan dibandingkan dengan nilai � tabel atau � �� dengan kriteria sabagai berikut:

1) r ℎ � � < � , maka butir soal angket valid

2) r ℎ � � > � , maka butir soal angket valid

65 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (PT Remaja Rosdakarya,

Bandung: 2005), hlm. 13.

53

b. Uji Reliabelitas

Uji reliabelitas adalah salah satu alat ukur instrumen. Uji

reliabelitas sama dengan konsistensi atau keajekan. Suatu instrumen

penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabelitas yang tinggi, apabila

angket yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur

yang hendak di ukur. Pengujian ini menggunakan teknik Alpha

Cronbach’s atau koefesien Alpha. Teknik ini tidak hanya di gunakan

untuk tes dengan dua pilihan saja, tetapi penerapannya lebih luas, seperti

menguji reliabilitas skala pengukuran sikap dengan tiga, lima atau tujuh

pilihan. Adapun rumus yang digunakan untuk koefesien Alpha adalah

sebagai berikut:66 � = 1 ∑�2 1

�−1 � 2

Keterangan :

R = Jumlah butir soal � 2� = Varian butir soal � 2 = Varian skor total

2. Lembar Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat bantu yang dipergunakan dalam

pengumpulan benda-benda tertulis yang telah didokumentasikan.

Misalnya kegiatan pembiasaan shalat tahajud santriwati Pondok pesantren

66 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2011), hlm. 264.

54

Al-Aziziyah Kapek Gunungsari, dokumentasi ini bertujuan untuk

memudahkan peneliti dalam menyusun laporan, selain itu menggunakan

dokumentasi bisa memperkuat laporan hasil penelitian.67

Dokumentasi diperoleh dari dari pihak-pihak pondok terkait,

seperti kepala pondok untuk memperoleh data-data sarana dan prasarana

pondok, keadaan santri serta masalah-masalah yang berhubungan dengan

administrasi pondok yaitu berupa arsip dan tabel-tabel yang didapat dari

kantor pondok.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti

tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.68

Pengumpulan data dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas pembiasaan

shalat tahajud dalam meningkatkan kecerdasan spiritual santri di pondok

pesantren. Adapun macam-macam teknik pengumpulan data sebagai berikut:

67 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006),

hlm. 130. 68 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan dan R & D, ( Bandung:

Alfabeta, 2009), hlm. 224.

55

1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.69

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti secara pasti tahu variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Sehubungan dengan itu angket bisa disebut

juga sebagai interview tertulis.70 Metode ini digunakan dengan cara

membuat daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden disertai

dengan alternatif jawaban.

Data yang harus dicari melalui angket adalah pengaruh kegiatan

shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santriwati.

Adapun angket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

angket tertutup. Dalam angket tertutup pertanyaan yang mengharapkan

jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu

alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.71

Sehingga responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang sudah

disediakan. Angket dalam penelitian ini terdiri dari pernyataan yang

bersifat positif dan negatif.

69Ibid., hlm. 142. 70Hadari Nawawi dan Martini Hadari, Instrument Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 1995), hlm. 120. 71 Sugionyo, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

ibid, hlm. 200.

56

Skala yang digunakan adalah skala likert, maka variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen

yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif,72

seperti: Selalu (SL) mempunyai nilai 4, Sering (SR): 3, Jarang (JR) : 2,

dan Tidak Pernah (TP) : 1 ,sedangkan pernyataan negatif: Selalu (SL)

mempunyai nilai 1, Sering (SR): 2, Kadang-kadang (KK) : 3, dan Tidak

Pernah (TP) : 4.

Instrumen yang telah disusun diuji cobakan untuk mengetahui

validitas dan reabilitas suatu instrumen. Tujuannya untuk mengetahui

apakah item-item tersebut telah memenuhi syarat tes yang baik atau tidak.

2. Metode Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda, dan

lain sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperkuat data

sebelumnya dengan mengumpulkan bukti-bukti tertulis.

72Ibid., hlm. 134.

57

H. Teknik Analisis Data

Data-data yang sudah ada (terkumpul), sebelum dianalisis terlebih

dahulu dilakukan pengolahan data. Pengolahan data melalui proses sebagai

berikut:

1. Pengolahan Data

a. Checking Data

Pada tahap ini peneliti harus mengecek lagi kelengkapan data, memilih

dan menyeleksi saja sehingga hanya yang relevan saja yang digunakan

dalam analisis.73 Hasil checking ini berupa pembetulan kesalahan,

kembali ke lapangan atau mengedrop item yang yang tak dapat

dibetulkan.

b. Editing (penyuntingan), yaitu dengan memeriksa seluruh daftar

pertanyaan yang dikembangkan responden.

c. Coding (pengkodean), yaitu memberi tanda (simbol) yang berupa

angket pada jawaban respondent yang diterima.

d. Tabulating (tabulasi), yaitu menyusun dan menghitung data

hasil pengkodean untuk disajikan dalam bentuk tabel.74

73

Moh. Kasiram. Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang : UIN Maliki Press, 2010), hlm. 124.

74 Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 186

58

2. Analisis Data

Dalam menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan

metode statistik. Karena penelitian yang digunakan adalah penelitan

kuantitatif. Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang

digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah

atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Karena datanya kuantitatif,

maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah

tersedia. Pada kali ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa

kuesioner (angket). Setelah data terkumpul, lalu data diukur dan

dimasukkan pada formulasi analisis uji Paired Samples T-Test yang

merupakan bagian dari T-Tes correlated sample. Tujuannya adalah untuk

melihat pengaruh dan membandingkan antara variabel bebas dan variabel

terikat. Sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang telah dijelaskan

di atas. Tujuan analisis ini adalah “menyederhanakan data dalam bentuk

yang mudah dibaca dan di interpretasikan”.75

Setelah pengolahan data lalu dilakukan analisis data untuk

membuktikan ada pengaruh atau tidak pengaruh kegiatan shalat tahajud

terhadap kecerdasan spiritual. Sesuai dengan jenis data pada variabel

tersebut, maka peneliti menggunakan analisa data sebagai berikut :

a. Tahap Deskripsi Data

75Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 263.

59

Langkah-langkah yang di tempuh adalah menyiapkan data,

yaitu data tentang pengaruh pembiasaan shalat tahajud terhadap

kecerdasan spiritual santriwati Pondok Pesantren Al-Azizizyah Putri

Kapek Gunungsari.

b. Tahap pengujian Persyaratan

Sebelum dilakukan analisis data data pengajuan hipotesis

dilakukan, terlebih dahulu dilakukan analisis persyaratan meliputi:

1) Uji Prasyarat

a) Uji Normalitas

Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa

data variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.

Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka

terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data.76

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu

variabel normal atau tidak. Normal disini dalam arti

mempunyai distribusi data yang normal. Untuk menguji

normalitas data dapat menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

dengan ketentuan jika Asymp. Sig > 0,05 maka data

berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan menggunakan

bantuan program komputer SPSS (Statistical Product and

Service Solution) for Windows.

76 Ibid., hlm. 241.

60

b) Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

antara variabel bebas dan variabel terikat terdapat hubungan

yang linier atau tidak. Apabila hasil linieritas didapatkan

kesimpulan bahwa distribusi data penelitian di kategorikan

linier maka data penelitian harus diselesaikan dengan teknik

anareg linier. Demikian juga sebaliknya apabila ternyata tidak

ada linier maka distribusi data harus di analisis dengan non-

linier.77

Uji ini akan mempengaruhi uji yang akan di gunakan

selanjutnya, untuk mengetahui linier tidaknya data penelitian

dapat menggunakan progam komputer SPSS (Statistical

Product and Service Solution) 16.0 for Windows dengan

melihat tingkat signifikasinya dengan ketentuan:78

1) Jika sig > 0. 05 maka hubungan dua variabel linier .

2) Jika sig < 0.05 maka hubungan dua variabel tidak linier.

2) Uji Hipotesis

a) Regresi Linier Sederhana

77

Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Pendidikan Psikologi dan Pendidikan, (Malang: Umniversitas Muhammadiyah Malang), hlm. 180.

78 Duwi Priyatno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava Media: 2010), hlm.46.

61

Untuk menguji hipotesis peneliti menggunkan uji regresi

linier sederhana yaitu satu variabel dipandang sebagai variasinya

di pengaruhi (dependen) oleh variabel lainnya. Variabel yang

mempengaruhi di sebut variabel bebas dan variabel yang di

pengaruhi disebut variabel terikat.79 Regresi linier sederhana

digunakan untuk menguji rumusan masalah diantaranya sebagai

berikut :

1) Apakah ada pengaruh pembiasaan shalat tahajud terhadap

kecerdasaan spiritual santriwati Pondok Pesantren Al-

Aziziyah Putri Kapek Gunungsari ?

Untuk mengetahui linier tidaknya data penelitian dapat

menggunakan progam komputer SPSS (Statistical Product

and Service Solution) dengan melihat tingkat signifikasinya

dengan ketentuan:80

1) Jika sig > 0. 05 maka hubungan dua variabel tidak linier .

2) Jika sig < 0.05 maka hubungan dua variabel linier.

79 Partino & Idrus, Statistik Inferensial, (Yogyakarta: Safiria Insana Press, 2010), hlm. 39. 80 Duwi Priyatno, Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan

SPSS, (Yogyakarta: Gava Media: 2010), hlm. 46.

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Umum Pondok Pesantren Al-Azizizyah Putri Kapek Gunungsari

Agar bisa memberikan informasi yang konprehensif dan totalitas, di

bawah ini peneliti akan menyajikan data berupa profil Pondok Pesantren Al-

Aziziyah Putri Kapek Gunungsari meliputi; kondisi lingkungan pesantren,

lembaga-lembaga di pesantren, tenaga pendidik, ekstrakulikuler serta jadwal

kegiatan harian santri.

a. Profil Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari

Secara singkat, profil Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek

Gunungsari yang dijadikan tempat penelitian oleh peneliti, dapat

digambarkan seperti berikut ini:81

1) Nama Pondok Pesantren : Pondok Pesantren Al-Aziziyah

2) Alamat : Jalan TGH. Umar Abdul Aziz No. 17

Desa : Kapek

81 TGH. Umar Abdul Aziz, Profil Pondok Pesantren Al-Aziziyah. ( Gunungsari: 1989), hlm.

5.

63

Kecamatan : Gunungsari

Kota/Kabupaten : Lombok Barat

Provinsi : Nusa Tenggara Barat

Kode Pos : 8335

3) Tahun Berdiri : Minggu 03 November 1987

4) Pengasuh/Pendiri : TGH. Musthofa Umar Abdul Aziz

5) Mu‟addalah Kesetaraan : Kementrian Agama RI

b. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Keberadaan pondok pesantren Al-Aziziyah tidak terlepas dari

keberadaan sosok ulama kharismatik TGH. Musthofa Umar Abdul Aziz.

Sosok ulama kharismatik ini pulang ke Tanah Air pada penghujung tahun

1985 setelah menyelesaikan kegiatan belajar sekaligus turun mengajar di

Masjidil Haram Makkah.

Ada sesuatu yang menarik mengenai latar belakang kepulangan

beliau ke Tanah Air waktu itu, yaitu adanya suatu kebijakan dari

Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia yang menghendaki agar seluruh Ulama

non Saudi (bukan warga asli Saudi) yang mengajar di Masjid Al-Haram

harus diganti dan dipulangkan ke negara masing-masing. Uang pesangon

64

dan tiket pesawatpun ditanggung oleh kerajaan demi memulangkan Para

Ulama non Saudi ini. Konon kebijakan ini merupakan pesanan dari

Amerika Serikat yang tidak menghendaki Islam bangkit kembali

sebagaimana fakta sejarah yang membuktikan bahwa panji-panji keilmuan

Islam yang berpusat di Kota Suci Makkah, justru dikibarkan oleh Ulama-

ulama Besar dari kalangan Ulama non Saudi. Lihatlah nama-nama besar

seperti Imam Bukhori (Rusia), Imam Syafi‟i (Palestina), Imam Ahmad bin

Hanbal (Iraq), Imam Abu Hanifah (Iraq) dan masih banyak lagi Para

Ulama non Saudi yang berkiprah di Kota Suci Makkah sekaligus telah

memberi warna pada khazanah keilmuan Dunia Islam hingga kini. Inilah

yang tidak dikehendaki oleh mereka, musuh-musuh Allah itu.82

Namun demikian, mereka boleh menyusun rencana tapi sebaik-

baik Perencana adalah Allah. Dampak dari dipulangkannya Para Ulama

non Saudi ini justru telah menjadikan cahaya ilmu pengetahuan semakin

tersebar dan menerangi berbagai belahan dunia, tak terkecuali negeri

tercinta Indonesia. Pada saat itulah Tuan Guru Haji Musthofa Umar Abdul

Aziz beserta keluarga tiba di Tanah Air, tepatnya di Kampung Kapek -

Desa Gunungsari - Kecamatan Gunungsari - Kabupaten Lombok Barat

Nusa Tenggara Barat. Segera setelah kedatangan beliau, tokoh-tokoh

82

Ibid., hlm. 7.

65

masyarakat Gunungsari melakukan musyawarah dalam rangka mengambil

manfaat dari kedatangan Sang Pembawa Obor Keberkahan.

Akhirnya tepat pada tanggal 06 Jumadil Akhir 1405 Hijriah yang

bertepatan dengan tanggal 03 November 1985 Masehi, dengan

mengucapkan: Bismillahirrahmaanirrahim Pondok Pesantren Al-

Aziziyah resmi didirikan. Nama Al-Aziziyah sendiri diambil dari nama

kakek beliau yaitu Tuan Guru Haji Abdul Aziz, seorang Ulama yang

sangat disegani pada waktu itu.83

c. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Aziziyah

1) Visi

Visi dari pondok pesantren Al-Azizizyah Putri Kapek -

Gunungsari adalah “Unggul dalam prestasi, berkarakter Islami dan

berwawasan lingkungan”.

2) Misi

Misi pondok pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek - Gunungsari :

a) Menyelenggarakan pendidikan yang berkarakter sesuai dengan

standar nasional pendidikan agar siswa memiliki pengetahuan,

keterampilan dan sikap sehingga menjadi lulusan yang memiliki

83 Semua data dalam bab ini diperoleh melalui teknik dokumentasi baik dari buku profile

pondok, pengambilan gambar, dan soft file yang dimiliki pondok

66

kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual,

beriman dan berahlak mulia.

b) Menumbuh kembangkan lingkungan dan perilaku Islami sehingga

siswa mau dan dapat mengamalkan ajaran agama Islam secara

nyata.

c) Menyelenggarakan pengembangan diri sesuai dengan minat siswa

agar bakatnya dapat berkembang secara optimal sehingga dapat

berprestasi ditingkat yang lebih luas.

d. Lokasi atau Gambaran Umum Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Adapun letak dan kondisi geografis Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Kapek – Gunungsari adalah sebagai berikut:

1) Geografis : Dataran Rendah

2) Potensi Wilayah : Perkotaan

3) Wilayah : 7-8 km

4) Jarak ke Kecamatan : 400-500 meter

5) Jarak ke Pusat Kota : 15-20 km

6) Jarak ke Kemenag : 20-22 km

2. Kebiasaan Shalat Tahajud

Berdasarkan informasi dari narasumber pimpinan pondok pesantren Al-

Aziziyah Putri Kapek Gunungsari yang diperoleh oleh peneliti pada saat

melakukan observasi awal, yakni dimana para santri saat melakukan aktivitas

67

atau kegiatan shalat tahajud terbilag masih kurang karena ketika mereka ketika

diperintahkan untuk melakukan kebiasaan shalat tahajud masih sering malas

dan ada juga yang tidak ikut mengerjakan shalat tahajud dengan berbagai alas

an, seperti misalnya lagi halangan ( untuk santriwati ).

a. Data Kebiasaan Shalat Tahajud

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Angket Kebiasaan Shalat Tahajud (Variabel X)

No Nama Responden Skor

1 Amelia Ankopa Saputri 62

2 Elvina Maharani 65

3 Nurul Afiva 50

4 Weny Maharani 47

5 Fika Sapdiarsyah Putri 58

6 Alya Salsabilla 59

7 Reza Almafira 50

8 Ikke Aprianti 54

9 Della Sapitri 60

10 Adelya Ananda Esma 54

11 Nanda Rahmatia 56

68

12 Sabila Rizkiani 62

13 Alifiya Rosihatus 55

14 Nabila Zaqiran 63

15 Metha Triani Zahara 51

16 Aura Nazila 51

17 Shaffiyah 61

18 Lufia Imelani 56

19 Nayla Naza Fitri 68

20 Lutpiatul Azizah 61

Jumlah 1143

b. Analisa Data Kebiasaan Shalat Tahajud

Pada tabel perhitungan angket kebiasaan shalat tahajud bahwa

tingkat kebiasaan shlat tahajud santriwati pondok pesantren Al-Aziziyah

Putri Kapek Gunungsari masih dikatakan baik. Dimana dari 20 reponden

didapatkan skor tertinggi 60 dengan 15 butir pernyataan angket.

3. Kecerdasan Spiritual

a. Data Kecerdasan Spiritual

69

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Angket Kecerdasan Spiritual (Variabel Y)

No Nama Responden Skor

1 Amelia Ankopa Saputri 64

2 Elvina Maharani 67

3 Nurul Afiva 53

4 Weny Maharani 50

5 Fika Sapdiarsyah Putri 60

6 Alya Salsabilla 60

7 Reza Almafira 53

8 Ikke Aprianti 57

9 Della Sapitri 61

10 Adelya Ananda Esma 56

11 Nanda Rahmatia 59

12 Sabila Rizkiani 65

13 Alifiya Rosihatus 57

14 Nabila Zaqiran 66

15 Metha Triani Zahara 55

70

16 Aura Nazila 53

17 Shaffiyah 62

18 Lufia Imelani 58

19 Nayla Naza Fitri 70

20 Lutpiatul Azizah 63

Jumlah 1189

b. Analisa Data Kecerdasan Spiritual

Pada tabel perhitungan angket kecerdasan spiritual santriwati bahwa

tingkat kebiasaan shlat tahajud santriwati pondok pesantren Al-Aziziyah

Putri Kapek Gunungsari masih dikatakan baik. Dimana dari 20 reponden

didapatkan skor tertinggi 60 dengan 15 butir pernyataan atau pertanyaan

angket.

71

4. Kegiatan Shalat Tahajud dan Kecerdasan Spiritual

a. Data Shalat Tahajud dan Kecerdasan Spiritual

Tabel 4.3

Hasil Angket Shalat Tahajud dan Kecerdasan Spiritual

No Nama Responden Shalat Tahajud Kecerdasan

Spiritual

1 Amelia Ankopa Saputri 62 64

2 Elvina Maharani 65 67

3 Nurul Afiva 50 53

4 Weny Maharani 47 50

5 Fika Sapdiarsyah Putri 58 60

6 Alya Salsabilla 59 60

7 Reza Almafira 50 53

8 Ikke Aprianti 54 57

9 Della Sapitri 60 61

10 Adelya Ananda Esma 54 56

11 Nanda Rahmatia 56 59

12 Sabila Rizkiani 62 65

13 Alifiya Rosihatus 55 57

72

14 Nabila Zaqiran 63 66

15 Metha Triani Zahara 51 55

16 Aura Nazila 51 53

17 Shaffiyah 61 62

18 Lufia Imelani 56 58

19 Nayla Naza Fitri 68 70

20 Lutpiatul Azizah 61 63

Jumlah 1143 1189

b. Analisa Data Shalat Tahajud dan Kecerdasan Spiritual

. 1) Uji Hipotesis

Tabel 4.6

Uji Hipotesis

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .991a .982 .981 .735

73

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .991a .982 .981 .735

a. Predictors: (Constant), tahajud

b. Dependent Variable: kecerdasan spiritual

Pada tabel model summary, diperoleh hasil R Square sebesar

0,991. R Squere disebut juga koefisien determinansi, yang berarti 58%

variabel kecerdasan spritual dipengaruhi shalat tahajud sisanya sebesar

42 % oleh variabel lainnya. R square berkisar dalam rentang antara 0

sampai 1, semakin besar harga R square maka semakin kuat hubungan

kedua variabel.

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 535.228 1 535.228 991.004 .000a

Residual 9.722 18 .540

Total 544.950 19

a. Predictors: (Constant), tahajud

b. Dependent Variable: sq

Pada tabel ANOVA, dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 991.004, dengan

tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Berarti model regresi yang diperoleh nantinya

dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kecerdasan sepritual.

74

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.941 1.708 3.479 .003

Tahajud .936 .030 .991 31.480 .000

a. Dependent Variable: sq

Pada tabel coefisient, diperoleh model regresi yaitu sebagai berikut:

Y = 5.941 + 0.936 X

Y = kecerdasan spiritual santri

X = shalat tahajud

Atau dengan kata lain : shalat tahajud = 5.941 + 0.936 kecerdasan spiritual siswa.

a) Konstanta sebesar 5.941 menyatakan bahwa jika tidak ada kegiatan shalat

tahajud, maka kecerdasan spiritual siswa 5.941

b) Koefisien regresi sebesar 0.936 menyatakan bahwa setiap penambahan (karena

tanda positif (+) ) 1 skor kegiatan shalat tahajud akan meningkatkan kecerdasan

spiritual siswa 5.941.

Uji signifikansi digunakan untuk menguji kesignifikanan koefisien regresi

Hipotesis:

Ho: koefisien regresi tidak signifikan

Ha: koefisien regresi signifikan

75

Sesuai dengan kriteria pengujiannya yaitu:

- Ha diterima jika thitung < ttabel

- Ho ditolak jika thitung > ttabel

- Ho ditolak jika nilai signifikan > 0,05

- Ha diterima jika nilai signifikan < 0,05

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka yang diperoleh adalah

thitung > ttabel yaitu (3479 > 0,4438) selanjutnya adalah nilai signifikan 0,03 <

0,05 sehingga Hipotesis (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima.

Dalam kesimpulan ini dapat diindikasikan bahwa Shalat Tahajud

berpengaruh Terhadap Kecerdasan Spiritual Santriwati di Pondok Pesantren Al-

Azizizyah Putri Kapek Gunungsari.

Berdasarkan data diatas Ha diterima karena nilai signifikansinya 0,003 <

0,05

a) Terdapat hubungan yang sigifikan antara kegiatan shalat tahajud dengan

kecerdasan spiritual santri. (menggunakan cara perbandingan taraf

signifikansi, data menunjukkan 0,00 < 0,05 , maka data dapat dikatakan

signifikan.

b) Terdapat 58 % variabel kecerdasan spiritual santri dipengaruhi oleh kegiatan

shalat tahajud, sisanya sebesar 42 % dipengaruhi oleh variabel lainnya.

c) Berdasar pada besarnya pengaruh variabel kegiatan shalat tahajud terhadap

kecerdasan spiritual santri, menandakan bahwa kegiatan shalat tahajud masih

kuat pengaruhnya untuk kecerdasan spiritual santri.

76

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek

Gunungsari, dengan menggunakan sampel kelas VIII I dan kelas VIII 2 yang

berjumlah 20 orang santri.

1. Kebiasaan Shalat Tahajud Santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri

Kapek Gunungsari

Di pondok pesantren Al-Aziziyah diperoleh bahwa santri mengalami

kemalasan saat berjamaah dan sering telat ketika melaksanakan kegiatan

ponndok, terutama pada kegiatan atau aktivitas pembiasaan shalat tahajud. Di

pondok pesantren para santri telah terbiasa bangun antara 03 – 04 untuk

mengerjakan shalat tahajud. Bahkan diantara para tersebut ada yang

memanfaatkan waktunya untuk membaca dan menghafal Al-Quran serta

membaca buku pelajaran agama. Hal ini sejalan dengan pendapat Zakiah

bahwa pola penjadwalan atau pembiasaan pada anak dalam menjalankan

kegiatan diawali dari proses penekanan.84

Dengan hal ini dapat diasumsikan bahwa dengan pembiasaan maka

akan menjadi kebutuhan untuk selalu melakukan pekerjaan atau hal-hal positif

lainnya. Berdasarkan dari data penelitian bahwa pembiasaan shalat tahajud di

pondok pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari bisa dikatakan baik

sebagaimana dapat dilihat pada data penilaian angket.

84

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara,2011), hlm 97.

77

2. Kecerdasan Spiritual Santriwati Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek

Gunungsari

Secara klasifikasi kecerdasan manusia itu terbagi menjadi tiga: ada

kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasaan emosional (EQ), dan kecerdasaan

spiritual (SQ). Banyak diantara kita yang menganggap bahwa spiritualitas

adalah agama. Padahal sesungguhnya kecerdasan spiritual tidak berhubungan

dengan agama, tetapi berhubungan erat dengan kejiwaan seseorang. Dalam

kehidupan manusia padaumumnya, ada sesuatu yang mendasar terkait dengan

kejiwaannya, yakni keyakinan atau agama. Khususnya pada santriwati di

pondok pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari tingkat kecerdasan

spiritualitas santriwatinya bisa dikatakan baik. Pada umumnya sudah kita

ketahui bersama aktivitas keagamaan di pondok pesantren cukup banyak. Hal

ini juga bisa membentuk pribadi santri untuk bisa bertingkah laku sesuai

dengan aturan syariat yang lebih baik lagi tentunya.

Hal ini sejalan dengan temuan Ary Ginanjar Agustian bahwa

kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk memberi makna ibadah

pada setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran

yang bersifat fitrah, menuju manusia seutuhnya, dan memiliki pola pemikiran

tauhid (integralistik) serta berprinsip hanya karena Allah. 85 Dengan demikian

85Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & Spritual ESQ,

(Jakarta: Agra, 2001), hlm. 57.

78

dapat diasumsikan bahwa dengan kecerdasan bisa membentuk pribadi

menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam

3. Pengaruh Shalat Tahajud Terhadap Kecerdasan Spiritual

Dalam penelitian yang telah saya lakukan mengenai awal dari proses

shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren Al-

Aziziyah Putri Kapek Gunungsari mendapatkan suatu yang berfaedah bagi

santri, salah satunya adalah melakukan suatu hal ibadah sunnah yang penuh

dengan barokah. Selain itu juga terdapat pengaruh shalat tahajud terhadap

kecerdasan spiritual yang dimana dalam penelitian shalat tahajud ini

menghasilkan perubahan dari sebelum diberikan treatment atau shalat tahajud

dan setelah diberikanya treatment.

Dengan ini dari berbagai hasil uji yang telah peneliti lakukan mulai

dari proses penyebaran angket, uji validitas, uji reliabelitas sampai dengan

diberikanya treatmen adalah berpengaruh terhadap kecerdasan spiritual santri.

Dan itu dibuktikan oleh hasil T-test yang telah dilakukan oleh peneliti.

Jadi dalam penjabaran di atas adalah bagaimana tentang shalat tahajud

dengan cara yang baik dan benar serta khusyuk dapat mengakibatkan akal dan

fikiran manusia menjadi rilex atau santai, sama halnya pada penelitian tentang

pengaruh pembiasaan shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santri di

Pondok Pesantren Al-Azizizyah Putri Kapek Gunungsari yang dapat

menjadikan santri bisa lebih baik dari sebelumnya. Walaupun hasil yang telah

diperoleh dari peneliti tidak terlalu banyak.

79

Pembiasaan shalat tahajud yang dilakukan secara rutin akan

meningkatkan kecerdasan spiritual seseorang, karena dengan melaksanakan

shalat tahajud secara rutin dan menghayati maknanya maka akan tertanam

akhlak yang baik. Sehingga hati dan jiwannya selalu mendapat ketenangan

dari Allah SWT. Agar tidak menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Menurut

Quraish Shihab suara hati yang benar dapat menjadi kemuliaan batin bagi

seseorang dan membantu tindakan atau keputusan yang di ambil benar

ataukah salah, baik ataukah buruk.86

Dapat dipahami bahwa pelaksanaan shalat tahajud yang dilaksanakan

dengan khusyu‟ akan mendatangkan ketenangan dan dan keseimbangan

mental spiritual yang tercermin dalam sikap maupun perilaku seseorang yang

terealisasikan dengan baik dikehidupanya. Penjelasan di atas menunjukan

bahwa semakin seseorang mampu melaksankan shalat tahajud dengan

istiqomah dan khusyu‟ maka akan semakin baik kecerdasan spiritualnya baik

dari segi pemikiran, pengambilan keputusan, maupun berperilaku yang

menyesuaikan keadaan.

Jadi pembiasaan melaksanakan shalat tahajud mempunyai keterkaitan

dengan kecerdasan spiritual seseorang khususnya seorang santriwati, dengan

demikian shalat tahajud mempunyai pengaruh terhadap kecerdasan spiritual

santriwati. Apabila santriwati itu melaksanakan shalat tahajud maka akan

86

M. Rusli Amin, Belajar Sukses Dari Shalat, (Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima, 2004), hlm. 38.

80

menjadi dekat dengan Allah SWT sehingga mempunyai kecerdasan spiritual

yang tinggi maka secara otomatis akhlak santriwati itu terkontrol dan

timbullah perlakuan-perlakuan yang baik sehingga santri tersebut akan

berhati-hati apabila akan berbuat sesuatu serta akan merasa hidupnya lebih

tenang dan bermakna.87

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak hanya menggunakan

angket untuk mncapai tujuan dalam penelitian. Karena penelitian ini bersifat

kuantitatif yang mana menggunakan pungumpulan data juga melakukan

wawancara dan observasi untuk mengetahui sejauh mana pengaruh shalat

tahajud terhadap kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Putri Kapek Gunungasri.

a. Pada Tabel Uji Normalitas

Pada tabel tersebut telah diketahui ringkasan deskriptif dari kedua sampel

dengan nilai signifikan adalah 997, karena nilai signifikan lebih besar

dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi

normal.

b. Pada Tabel Uji Homogenitas

Dalam tabel tersebut telah memuat dua hasil Uji-T dua sampel

berpasangan yang meliputi thitung dan signifikan. Setelah itu nantinya

akan terbukti adanya pengaruh atau tidak pada shalat tahajud dalam

meningkatkan kedisiplinan santri.

87 Ibid.,hlm. 37.

81

Gambaran tingkat kecerdasan spiritual sesudah diberikan pemberian

Shalat Tahajud Pada Santri dapat dilihat dari perhitungan variabel yang

totalnya 1189. Setelah dihitung terlihat tingkat kenaikan yang signifikan,

yang mana sebelum diberikan treatment yang totalnya 1143, kemudian

diberikan treatment oleh peneliti memiliki kenaikan menjadi 1189 dapat

dilihat pada table Uji Homogenitas.

c. Pada Tabel Uji Hipotesis

Pada tabel model summary, diperoleh hasil R Square sebesar 0,991. R

Squere disebut juga koefisien determinansi, yang berarti 58% variabel

kecerdasan spritual dipengaruhi shalat tahajud sisanya sebesar 42 % oleh

variabel lainnya. R square berkisar dalam rentang antara 0 sampai 1,

semakin besar harga R square maka semakin kuat pengaruh kedua

variabel.

Kemudian pada tabel coefisient, diperoleh model regresi yaitu sebagai

berikut:

Y = 5.941 + 0.936 X

Y = kecerdasan spiritual santri

X = shalat tahajud

Atau dengan kata lain : shalat tahajud = 5.941 + 0.936 kecerdasan spiritual

siswa.

82

1) Konstanta sebesar 5.941 menyatakan bahwa jika tidak ada kegiatan

shalat tahajud, maka kecerdasan spiritual siswa 5.941

2) Koefisien regresi sebesar 0.936 menyatakan bahwa setiap penambahan

(karena tanda positif (+) ) 1 skor kegiatan shalat tahajud akan

meningkatkan kecerdasan spiritual siswa 5.941.

Uji signifikansi digunakan untuk menguji kesignifikanan koefisien

regresi Hipotesis:

Ho: koefisien regresi tidak signifikan

Ha: koefisien regresi signifikan

Sesuai dengan kriteria pengujiannya yaitu:

- Ha diterima jika thitung < ttabel

- Ho ditolak jika thitung > ttabel

- Ho ditolak jika nilai signifikan > 0,05

- Ha diterima jika nilai signifikan < 0,05

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka yang

diperoleh adalah thitung > ttabel yaitu (3479 > 0,4438) selanjutnya

adalah nilai signifikan 0,03 < 0,05 sehingga Hipotesis (Ho) ditolak dan

hipotesis alternative (Ha) diterima.

Dalam kesimpulan ini dapat diindikasikan bahwa Shalat Tahajud

berpengaruh Terhadap Kecerdasan Spiritual Santriwati di Pondok

Pesantren Al-Azizizyah Putri Kapek Gunungsari.

83

Berdasarkan data diatas Ha diterima karena nilai signifikansinya

0,003 < 0,05

a) Terdapat hubungan yang sigifikan antara kegiatan shalat tahajud

dengan kecerdasan spiritual santri. (menggunakan cara perbandingan

taraf signifikansi, data menunjukkan 0,00 < 0,05 , maka data dapat

dikatakan signifikan.

b) Terdapat 58 % variabel kecerdasan spiritual santri dipengaruhi oleh

kegiatan shalat tahajud, sisanya sebesar 42 % dipengaruhi oleh

variabel lainnya.

c) Berdasar pada besarnya pengaruh variabel kegiatan shalat tahajud

terhadap kecerdasan spiritual santri, menandakan bahwa kegiatan

shalat tahajud masih kuat pengaruhnya untuk kecerdasan spiritual

santri.

4. Deskripsi Penelitian

Deskripsi pelaksanaan penelitian “Pengaruh Pembiasaan Sholat Tahajud

Terhadap Kecerdasan Spiritual Santriwati di Pondok Pesantren Al-Aziziyah

Putri Kapek Gunungsari” ada dua, yaitu mengenai proses dan pengaruh sholat

tahajud terhadap kecerdasan spiritual santriwati di pondok pesantren Al-

Aziziyah Putri Kapek Gunungsari. Untuk memberikan informasi yang

komprehensif tentang data yang telah diperoleh peneliti, peneliti akan

menyajikannya secara detail sebagaimana berikut ini:

84

a. Proses Pelaksanaan

Proses pelaksanaan treatment bagi para santri untuk mencapai tujuan

yang diharapkan yaitu terhadap kecerdasan spiritual mereka dengan cara

melaksanakan shalat tahajud atau terapi shalat tahajud.

Tempat penelitian ini dilakukan di pondok pesantrenAl-Aziziyah

Gunungsari. Adapun perencanaan penelitian yang dilakukan peneliti mulai

tanggal 5 Agustus 2020. Adapun deskripsi pelaksanaanya adalah sebagai

berikut:88

1) Tahap Identifikasi

Pada tahapan ini peneliti melakukan wawancara kepada pengurus

pondok pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari . Dari narasumber

tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: Secara umum santri mengalami

kemalasan saat berjamaah dan sering telat ketika melaksanakan kegiatan

atau ketika berangkat sekolah.

Adapun tahap identifikasi penelitian dilakukan mulai tanggal 5

Agustus 2020 deskripsinya adalah sebagai berikut:

a) Pada tanggal 6 Agustus 2020, peneliti melakukan kunjungan pertama

ke pondok pesantren untuk mengantarkan surat penelitian kepada

pengurus pondok, sekaligus sharing masalah tentang pelaksanaan

shalat tahajud dan kecerdasan spiritual santri ketika dipondok serta

juga mengatur jadwal penelitian supaya ketika berjalanya penelitian 88

Ibid., hlm. 10

85

nanti akan berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh peneliti

dan para pengurus pondok.

b) 6 Agustus 2020 peneliti mengkonfirmasikan jadwal yang telah

ditetapkan sebelumnya yang membahas jadwal dilaksanakanya

pengisian angket pretest, postest dan shalat tahajud. Selain

mengonfirmasi jadwal para pengurus juga mendatangkan santri

bagian keamanan pondok untuk meminta tolong agar nanti sebelum

treatment santrri bisa dikondisikan ataupun dibangunkan ketika

sebelum melaksanakan treatment.

2) Tahap Treatment

a) 7 Agustus 2020 peneliti kembali berkunjung ke pondok pesantren

untuk konfirmasi menyiapkan para santri untuk melakukan pretest

dan posttest dengan cara mengisi angket yang telah ter uji oleh

SPSS. Adapun yang telah dilakukan oleh peneliti adalah

menyampaikan beberapa definisi dari kecerdasan spiritual dan juga

menjelaskan sedikit apa itu pretest dan posttest supaya para santri

dapat memahami maksud dan tujuan dari peneliti tersebut.

b) 7 Agustus 2020 peneliti melakukan penyebaran angket untuk

pengujian prretest, dalam penyebaran angket ini peneliti dan

pengurus pondok mengumpulkan responden di ruangan kelas untuk

melaksanakan pengisian angket sebelum treatment dan juga

memberikan penjelesasan tentang kecerdasan spiritual sekaligus

86

meneliti mengingatkan untuk mengatur jadwal shalat tahajud atau

melakukan treatment.

Pukul 20:15 WIB peneliti memulai membuka acara, Hal

yang pertama kali dilakukan dan menjadi hal esensial yaitu peneliti

mengajak santri untuk saling memperkenalkan diri (membangun

hubungan). Dimulai oleh peneliti sendiri dengan menyampaikan

nama, alamat, hobi, dan cita-cita. Setelah peneliti selesai

memperkenalkan diri, para santri diberi kesempatan untuk

memperkenalkan diri.

Peneliti mengajak santri untuk berdiskusi guna menetapkan

tujuan yang ingin dicapai setelah melakukan treatment dan

menyepakatinya bersama-sama. Hal ini menjadi penting mengingat

harus adanya tujuan dalam pelaksanaan treatment sebagai indikator

keberhasilan treatment. Setelah diskusi untuk menyepakati tujuan

yang dilakukan, peneliti selanjutnya menerangkan secara singkat apa

itu kecerdasan spiritual dan bagaimana cara melakukannya. Hal ini

menjadi penting agar santri mengerti dan memahami apa yang harus

mereka lakukan.

Kegiatan terakhir adalah peneliti memberikan arahan kepada

santri agar menyiapkan dirinya untuk tidur terlebih dahul sebelum

melaksanakan shalat tahajud. Tidak hanya melaksanakan shalat

tahajud saja namun setelah melaksanakan shalat tahajud ada dzikir.

87

Tepat pada pukul 21.10 santri melaksanakan tidur dan akan

dibangunkan pada pukul 2.45 WIB.

Peneliti bersama para pengurus dan ustadzah membantu

persiapan shalat tahajud di aula santriwati dan menunggu santri yang

mengambil air wudhu di kamar mandi.

Kurang lebih jam 03.00 semua santri siap melaksanakan

shalat tahajud, peneliti juga turut mengikuti shalat tahajud bersama

para santri. Shalat tahajud yang dilakukan atau dilaksanakan oleh

santri adalah shalat tahajud pada umumnya yang dilaksanakan

setelah tidur dan minimal 2 rakatat salam, yang membedakan adalah

ketika setelah sholat tahajud santri diperkenakan untuk berdzikir dan

membaca do‟a. Setelah melakukan dzikir dan do‟a santri, pengurus

dan juga peneliti melakukan review kegiatan 1 pada hari

sebelumnya, dalam hal ini santri diperkenakan untuk merenung

sejenak dan mengingat hal-hal baik dan buruk apa yang telah

dilakukan pada hari kemarin, pentingnya review ini adalah supaya

santri dapat melakukan evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan,

dalam hal ini peneliti menekankan fokus kepada pembahasan tentang

kecerdasan spiritual santri. Setelah review dilakukan peneliti

meminta untuk melakukan dan menuliskan kebaikan dalam satu

lembar kertas tentang kecerdasan spiritual di hari berikutnya dan tak

lupa juga peneliti mengingatkan bahwa sangat penting sekali

88

melakukan suatu hal kebaikan apalagi tentang kecerdasan spiritual

santri, betapa pentingnya melakukan hal baik ke orang lain maupun

diri sendiri.

Setelah peneliti melakukan review kegiatan kemarin akhirnya

peneliti menutup acara tersebut pada pukul 03.45 dan sambil

menunggu adzan subuh datang para santri mengaji atau membaca

Al-Qur‟an di masjid.

b. Pertemuan Penutup Tgl 8 Agustus 2020 Di Aula Santriwati Pondok

Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari Pada Pukul 06:00 WIB.

Adapun deskripsi kegiatanya adalah sebagai berikut:

1) Peneliti membuka kegiatan dengan basmalah dan membaca surah Al-

Fatihah, kemudian menanyakan kabar para santri.

2) Selanjutnya peneliti menjelaskan definisi kecerdasan spiritual, apa itu

kecerdasan spiritual, apa untungnya melakukan kecerdasan spiritual, dan

bagaimana melakukannya. Peneliti juga menyampaikan pentingnya

kecerdasan spiritual untuk melaksanakan suatu hal yang baik.

3) Peneliti menjelaskan pentingnya menjadi santri yang memiliki

kecerdasan spiritual yang tinggi dan rajin melaksanakan kegiataan-

kegiatan positif.

4) Peneliti melakukan pembagian angket atau kuisioner posttest setelah

melakukan treatment sebelumnya.

89

5) Setelah semuanya mengisi kuisioner posttest peneliti meminta untuk

mengumpulkanya.

6) Selanjutnya peneliti memberikan kesempatan kepada santri untuk

bertanya terkait apa yang sudah dijelaskan sama peneliti.

7) Peneliti kemudian menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan santri,

dan meminta santri untuk menanggapinya kembali.

8) Selanjutnya peneliti memberikan waktu kepada santri untuk istirahat

sejenak. Hal ini sangat penting diberikan, tidak hanya untuk bersitirahat

saja, akan tetapi memberikan waktu kepada santri untuk menerima,

memproses, dan mengolah informasi yang telah di dapat, agar

selanjutnya santri dapat melakukannya tanpa hambatan.

9) Peneliti memberikan arahan kepada santri untuk bersiap-siap

meninggalkan aula pondok pesantren.

10) Setelah semua santri melaksanakan shalat tahajud, peneliti memberikan

masukan serta memberikan motivasi. Hal ini menjadi penting agar santri

tetap semangat, rajin dan istiqomah dalam melaksanakan shalat tahajud

yang rutin untuk meningkatkan kecerdasan spiritualnya.

11) Akhirnya semuanya telah selesai, peneliti mengucapkan banyak

terimakasih kepada santri dan pengurus pondok tak lupa berjabat tangan

dan peneliti meninggalkan pondok pesantren.

90

c. Tahap Penyajian Data

Untuk menyajikan fakta Pengaruh Shalat Tahajud Terhadap

Kecerdasan Spiritual Santriwati di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri

Kapek Gunungsari yang dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2020, maka

peneliti menyajikan hasil tes angket sebelum dan sesudah shalat tahajud

untuk meningkatkan kecerdasan spiritual santri dipondok pesantren.

1) Uji Keabsahan Instrummen

a) Uji Validitas

Untuk memastikan bahwa angket yang dipakai oleh peneliti

adalah dapat menghasilkan data yang valid dan bisa dipertanggung

jawabkan, maka peneliti menempuh proses uji validitas data. Validitas

data sendiri diartikan sebagai ketetapan atau kecermatan suatu

instrument yang digunakan oleh seorang peneliti di dalam mengukur

apa yang ingin diukur dalam penelitiannya.89

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu

alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur ( a valid measure if

it successfully measure the phenomenon). Misalkan, seseorang ingin

mengukur berat suatu benda, maka alat ukur yang digunakan adalah

timbangan. Setelah membuat kuisioner (instrumen penelitian) langkah

selanjutnya adalah menguji apakah kuisioner yang dibuat valid atau

tidak.

89 Duwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Yogyakarta: MediaKom, 2009), hlm. 16.

91

Jadi, uji validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk

mengukur kevalidan atau kesahihan suatu item pernyataan yang

digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Untuk menguji

validitas, peneliti menggunakan IBM Statistical Package for the

Social Science SPSS. Untuk proses ini, akan digunakan Uji Korelasi

Person Product Moment. Dalam uji validitas ini, setiap item akan diuji

relasinya dengan skor total variabel yang dimaksud. Dalam hal ini,

masing-masing item yang ada di dalam variabel Y akan diuji relasinya

dengan skor total variabel tersebut. Dalam pengujian penelitian ini

menggunakan 20 responden dijadikan sampel penelitian, untuk

mengetahui koefisien product moment menggunakan rumus: r- tabel

(α = n-2) n = jumlah sampel, maka (α = 20-2), jadi nilai r tabel 18 pada

taraf signifikan 5% adalah 0,4438.

Agar penelitian lebih teliti, sebuah item sebaiknya memiliki

korelasi (r) dengan skor total masing-masing variabel ≥ 0,4438 item

yang skor r hitung < 0,4438 akan disingkirkan. Dan jika hasil dari

SPSS koefisien hasilnya sama 0,4438 atau lebih, maka dapat dikatakan

item instrumen tersebut dinyatakan valid. Adapun perhitungan

angketnya adalah sebagai berikut :

92

Tabel 4.5 Validitas Item SkalaVariabel Y

No r Hitung r Tabel Keterangan

1 0.59715

0.4438

Valid

2 0.51054

0.4438

Valid

3 0.4093

Valid

4 0.67092

Valid

5 0.3429

tidak valid

6 0.5968

Valid

7 0.4547

Valid

8 0.576333

Valid

9 0.5047

Valid

10 0.554318

Valid

11 0.570198

Valid

12 0.4791

Valid

13 0.1701

tidak valid

93

14 -0.09605547

tidak valid

15 0.2673

tidak valid

16 0.490651

Valid

17 0.363222

tidak valid

18 0.04942

tidak valid

19 0.474

tidak valid

20 0.479082

Valid

Dalam penelitian ini menggunakan 20 responden dijadikan sampel

penelitian, untuk mengetahui koefisien product moment menggunakan rumus: r-

tabel (α = n-2) n = jumlah sampel, maka (α = 20-2), jadi nilai r-tabel 18 pada

taraf signifikan 5% adalah 0,4438.

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah sebuah pengujian yang ditempuh oleh peneliti

guna memastikan bahwa instrumen atau angket yang dipakai benar-benar

konsisten, konsisten dapat dimaksudkan dengan “apakah alat ukur itu bisa

94

diandalkan dan masih konsisten jika instrumen tersebut dipakai berulang

kali”.90

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur

dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai

hasil yang konsisten. Apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang

berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti menguji reliabilitas menggunakan uji

Alpha Cronbach. Pengujian Alpha Cronbach digunakan untuk menguji

tingkat keandalan (reliability) dari masing-masing angket variabel. Rumus

yang digunakan untuk mencari nilai reliabilitas instrumen adalah alpha. Syarat

instrument dikatakan reliable jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari alpha

minimal yaitu 0,6. Jika koefisien reliabilitas > alpha 0,6 maka instrumen

dinyatakan reliable, dan jika koefisien reliabilitas ˂ 0,6 maka instrumen

dinyatakan tidak reliable, atau jika nilai Alpha Cronbach semakin mendekati

1, maka teridentifikasi bahwa semakin tinggi pula konsistensi reliabilitasnya.

90 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 137.

95

Tabel 4.6 Kriteria Reliabilitas Menurut Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Kurang reliable

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Agak reliable

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup reliable

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Reliable

Antara 0,800 sampai dengan 1000 Sangat reliable

c) Uji Normalitas

Setelah diketahui data dari hasil shalat tahajud dan kecerdasan spiritual

dilakukan analisis data menggunakan Uji Normalitas. Menurut metode

Normalitas kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a) Jika signifikasi dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai

perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut

tidak normal.

b) Jika signifikasi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, berarti

data tersebut normal.

Dalam hal itu, peneliti memilih menggunakan IBM Statistical Package

for the Social Science (SPSS) sebagai alat bantu yang lebih sederhana

96

untuk mengetahui hasil perbandingan. Adapun hasilnya adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.7 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 20

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation .75713535

Most Extreme Differences Absolute .090

Positive .068

Negative -.090

Kolmogorov-Smirnov Z .401

Asymp. Sig. (2-tailed) .997

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari hasil diatas, diketahui bahwa nilai signifikan adalah 997, karena

nilai signifikan lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

data tersebut berdistribusi normal.

c) Uji Homogenitas

Selanjutnya yang dilakukan adalah uji homogenitas, pedoman untuk

pengambilan keputusan varian uji homogenitas yaitu apabila signifikan, atau

nilai probabilitas mean (rata-rata) > 0.05 maka, variannya homogeny sebagai

berikut:

97

Tabel 4.15 Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic

Posttest df1 df2 Sig.

.187 1 38 .668

Dalam tabel hasil output test of homogeneity of variances diketahui

bahwa levene statistic diperoleh 187 dengan significant sebesar 6,68 (nilai

pretest – posttest). Dengan demikian probabilitas 6,68> 0.05 yang berarti

bahwa kesimpulan data diatas adalah homogen.

Dari hasil perhitungan variabel di atas dapat diketahui sebelum dan

sesudah diberikan treatment memiliki perbedaan. Setelah dihitung terlihat

tingkat kenaikan yang signifikan, yang mana sebelum diberikan treatment

yang totalnya 1143, kemudian diberikan treatment oleh peneliti memiliki

kenaikan menjadi 1189.

d) Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Hipotesis Alternatif (Ha)

dan Hipotesis Nihil (Ho), (Ho) digunakan yang ada kaitannya dengan

analisis statistik, sedangkan (Ha) digunakan untuk lebih mengarah pada

tujuan penelitian itu sendiri. Penulis mencoba membuktikan hipotesis nihil

(Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).

98

Ho: Tidak ada pengaruh shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santri

di pondok pesantren Al-Azizizyah Putri Gunungsari.

Ha: Ada pengaruh shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santri di

pondok pesantren Al-Azizizyah Putri Gunungsari.

Dari hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji.

Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah Ho atau Ha yang akan

diterima. Jika Ho diterima dan Ha ditolak, maka shalat tahjud tidak

memiliki pengaruh terhadap kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren

Al-Aziziyah Putri Gunungsari. Namun, jika Ha diterima secara otomatis Ho

ditolak yang berarti bahwa shalat tahajud memiliki pengaruh terhadap

kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren Al-Aziziyah Putri

Gunungsari. Setelah data terkumpul dan diseleksi, maka data tersebut

dianalisa dengan menggunakan metode statistik.

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santriwati

pondok pesantren Al-Azizizyah Putri Kapek Gunungsari dilakukan

melalui beberapa tahap. Yang pertama adalah tahap permulaan yang

berisi kegiatan sebelum melaksanakan Shalat Tahajud, kemudian tahap

pelaksanaan atau treatment yang berisi kegiatan atau proses Shalat

Tahajud. Setelah penelitian usai dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai jawaban dari rumusan masalah yang telah dijelaskan, yaitu

pengaruh shalat tahajud terhadap kecerdasan spiritual santriwati di

Pondok pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari ternyata cukup

mengagumkan. Treatment tersebut memberkan dampak positif terhadap

kecerdasan spiritual santri, berdasarkan analisis data dapat diperoleh

thitung>ttabelyaitu (3479 > 0,4438) selanjutnya nilai signifikan 0,03 <

0,05 sehingga Hipotesis (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)

diterima. Dari hasil analisis data pada penelitian ini maka dapat

disimpulkan bahwa shalat tahajud berpengaruh terhadap kecerdasan

spiritual santrwatii di pondok pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek

Gunungsari.

100

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut :

1. Untuk Pondok Pesantren Al-Aziziyah Putri Kapek Gunungsari

Dengan diadakanya penelitian shalat tahajud terhadap kecerdasan

spiritual santriwati, semoga para pengurus tetap menjalankan

rutinitas shalat tahajud setiap malam. Dengan harapan supaya para

santri mampu melakukan kegiatan pondok pesantren yang wajib

maupun yang sunah dengan secara tertib dan tepat waktu, karena

waktu adalah ibarat uang.

2. Untuk Santriwati

Para santri di pondok pesantren Al-Azizyah Putri Kapek Gunungasri,

tetap melakukan hal-hal yang baik hilangkan semua rasa malas

karena kita semua sedang berproses menuju kemuliaan di jalan Allah,

tak usah mengeluh tak usah melanggar peraturan pondok yang ada

karena insyaallah semua yang lah di programkan oleh pengurus dan

para kiyai itu sangat bermanfaat sekali bagi para santri yang mau

melaksanakan tanpa melanggar aturan yang telah ditetapkan.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hendaknya peneliti selanjutnya lebih mendalami lagi untuk meneliti

tentang kecerdasan spiritual ataupun sasaran lainnya. Karena hal ini

sangatlah penting untuk ditumbuhkan sejak muda hingga tua, karena

101

hidup tak selamanya bisa mudah kalau tidak didasari dengan

mendalami dulu.

102

DAFTAR PUSTAKA

Sholihin, Muhammad. 2011. The Miracle Of Sholat, Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Departemen Agama RI. 2012. Al-Qur’an dan Terjeamahnya, Solo: Tiga

Serangkai.

Khadimulah, Zamry. 2001. Qiyamul Lail Power, Bandung: Penerbit Marja.

Marwa, Maulana . 2010. Dahsyatnya Sholat Sunnah, Yogyakarta: Pustaka

Marwah.

Azzet , Akhmad Muhaimin. 2010. Mengembangkan Kecerdasan Spritual

Bagi Anak, Jogjakarta: Kata Hati.

Salim Peter, dan Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,

Jakarta: Modern English Press.

Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia

Rifa‟i, Moh. 2014. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang: PT Karya

Putra

Zohar, Danah. dan Lan Marshall. 2001. Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual

Dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan,

Bandung: Mizan

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,

Jakarta: PT. Grasindo

103

LAMPIRAN

104

LAMPIRAN 1

A. Angket Keaktifan Shalat Tahajud

1. Alternatif Jawaban

SL : Selalu

SR : Sering

KK : Kadang-kadang

TP : Tidak pernah

Petunjuk pengisian angket !

1) Agar diisi sesuai dengan kondisi sebenarnya, bukan sebaliknya atau

idealnya.

2) Dari 4 ( empat ) alternatif jawaban pilih salah satu yang paling sesuai.

a. SL ( selalu ) : apabila hampir tidak pernah tidak melaksanakan

b. SR ( sering ) : lebih banyak melaksanakan daripada tidak

c. KK ( kadang-kadang : sedikit sekali melaksanakan

d. TP ( tidak pernah ) : tidak pernah melaksanakan

Catatan : atas pengisian anda dijamin rahasia dan tidak berpengaruh

pada penilaian anda.

105

2. Angket Shalat Tahajud

No Indikator Keterangan

SL SR KK TP

1 Anda mengerjakan shalat tahajud atas kesadaran.

2 Anda melaksanakan shalat karena ingin dekat dengan Allah.

3 Anda melaksankan shalat agar selalu di jalan yang lurus.

4 Anda selau ingat Allah saat shalat tahajud.

5 Anda melaksanakan shalat tahajud, selalu berusaha untuk tenang.

6 Anda melaksankan shalat tahajud agar terhindar dari berbuat munkar.

7 Anda melaksanakan shalat tahajud selalu husnudzon pada Allah.

8 Dengan shalat tahajud anda lebih semangat hidup.

9 Dengan mengerjakan shalat tahajud anda menjadi lebih terbuka.

10 Dalam menjalakan shalat tahajud anda merasa nyaman.

11 Dengan anda shalat tahajud merasa lebih sehat.

12 Anda shalat tahajud tidak ada gangguan fisik.

13 Anda dengan shalat tahajud merasakan ketenangan jiwa.

14 Anda dengan melaksankan shalat tahajud hati menjadi lebih terkontrol?

15 Setelah anda melaksanakan shalat tahajud selalu berdzikir dan merasakan kedamaian hati.

106

3. Angket Kecerdasan Spiritual

No Indikator Keterangan

SL SR KK TP

1 Anda memiliki tujuan hidup yang pasti.

2 Anda selalu memiliki pemikiran yang positif

3 Anda tidak memiliki rasa dendam dalam hati.

4 Setiap kejadian yang anda alami, anda yakin pasti ada hikmahnya.

5 Selesai shalat anda berdzikir dan berdo‟a.

6 Anda senantiasa berdzikir disela-sela waktu luang.

7 Anda tidak banyak bicara ketika direndahkan orang lain.

8 Anda tidak mudah putus asa dan mengeluh.

9 Anda senantiasa jujur dalam segala hal.

10 Anda selalu bersikap sopan dan santun dalam bertingkah laku.

11 Anda memiliki sensitivitas yang tinggi.

12 Anda memiliki intuisi yang tinggi.

13 Anda tidak memiliki sikap sombong ketika sukses.

14 Ketika anda dikritik tidak mudah sakit hati.

15 Anda senantiasa membantu orang yang sedang dalam kesusahan.

107

LAMPIRAN 2

Pedoman Wawancara

No Kisi-kisi Pertanyaan

1 Mengetahui informasi awal tentang pembiasaanshalat tahajud

2 Perencanaan pembiasaan shalat tahajud

3 Langkah-langkah yang dilaksankan dalam pembiasaan shalat

tahajud

4 Metode yang digunakan dalam pembiasaan shalat tahajud

5 Media yang digunakan dalam pelaksanaan shalat tahajud

6 Respon terhadap proses pelaksanaan shalat tahajud

7 Penilaian dalam pembiasaan shalat tahajud

8 Kendala yang terjadi dalam pembiasaan shalat tahajud

9 Solusi dalam pembiasaan shalat tahajud

10 Refleksi pembiasaan shalat tahajud

108

LAMPIRAN 3

Pedoman Observasi

No Tahap Indikator Item

1

Pendahuluan

1. Mengucapkan salam

dengan ramah kepada

siswa ketika memasuki

ruang kelas sebagai

contoh sikap santun

kepada peserta didik.

1

2. Berdoa sebelum

membuka pelaksanaan

shalat tahajud untuk

menanamkan nilai

religious.

2

3. Menanyakan karakter

apa yang sudah dimiliki

siswa untuk pelaksanaan

pembiasaan shalat tahajud

3

4. Dengan merujuk

kepada bahan ajar

menyampaikan butir-butir

yang akan dikembangkan

terkait shalat tahajud

4

2 Inti

a. Eksplorasi

1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik yang akan

109

dipelajari sehingga menumbuhkan sikap mandiri dan gemar membaca.

5

2. Menggunakan beragam

pendekatan, supaya siswa

mempunyai sikap rasa

ingin tahu

6

3.Memfasilitasi terjadinya interaksi antarapeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lain untuk menanamkan sikap kerjasama, saling menghargai dan peduli lingkungan.

7

4. Melibatkan peserta

didik secara aktif dalam

setiap kegiatan sehingga

mereka mempunyai sikap

percaya diri dan mandiri.

8

b. Eborasi 1. Memfasilitasi peserta didik untuk memperdalam pengetahuan tentang shalat tahajud

9

2. Memberi kesempatan berfikir dan menyelesaikan masalah untuk menumbuhkan sikap pembiasaan shalat tahajud

10

c. Konfirmasi 1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam

110

bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik untuk memberikan contoh sikap menghargai.

11

2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan eborasi peserta didik supaya mampu melaksanakan shalat tahajud dengan istiqomah

12

3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk menambah pengalaman mengenai pelaksanaan sholat tahajud

13

3 Penutup

1. membimbing siswa untuk membuat kesimpulan/rangkuman terkait shalat tahajud

14

2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan.

15

3. Memberikan umpan balik terhadap proses pelaksanaan shalat tahajud

16

4. Menutup pertemuan dengan salam

17

113

114

115

116

117

118