KLIPING PMR

26
KLIPING PMR(PALANG MERAH REMAJA) NAMA : MUHAMAD IMRON KELAS : 8A NO : 12 SMP NEGERI 1 PAKISAJI TAHUN AJARAN 2013/2014

Transcript of KLIPING PMR

KLIPING PMR(PALANG MERAH REMAJA)

NAMA : MUHAMAD IMRONKELAS : 8ANO : 12

SMP NEGERI 1 PAKISAJITAHUN AJARAN 2013/2014

KAB. MALANG

Masa depan Bangsa dan Negara terletak di tangan para remaja dan pemuda. Oleh karena itu mereka perlu dipersiapkan dan dipupuk dengan baik dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua, pembina pemuda dan masyarakat.

Palang Merah Remaja (PMR) merupakan wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya di sebut PMR. PMR ini terdapat di PMI Cabang diseluruh Indonesia, dengan anggota lebih dari 3 juta orang, anggota pmr merulpakansalah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan - kegiatankemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan Palang Merah danBulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitasorganisasi PMI.

PMI menghendaki agar anggota PMR kelak menjadi manusia

Indonesia yang berkeprimanusiaan, berbudi luhur dan Sukarela membantu sesama, dengan dibekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang disesuaikan dengan jenjang usianya baik itu calon pembina PMR, Pelatih PMR, dan calon anggota PMR hal ini sesuai dengan Pedoman Palang Merah tahun 1995.

Visi dan Misi PMR

Visi PMR adalah sebagai generasi muda kader PMI mampu dan siapmenjalankan kegiatn sosial kemanusiaan sesuai dengan Prinsip -prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Misi PMR terdiri dari:

1. Membangun karakter kader muda PMI sesuai dengan Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional serta Tri Bhakti PMR

2. Menanamkan jiwa Sosial kemanusiaan3. Menanamkan rasa kesukarelaan

Tri Bhakti PMR

1. Peningkatan ketrampilan hidup sehat2. Berbakti dan berkarya di Masyarakat 3. Persahabatan Nasional dan Internasional

Keterlibatan anggota remaja PMI dalam kegiatan Tri bakti PMR disesuaikan dengan kompetensi dan ketertarikan mereka, serta kebutuhan PMI dan remaja. Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan, mereka memerankan fungsi yang berbeda - beda, contoh:

PMR Mula berfungsi sebgai peer leadership, yaitu dapat menjadi contoh / model ketrampilan hidup sehat bagi temansebaya.

PMR Madya berfungsi sebagai peer support, yaitu memberikan dukungan bantuan, semangat kepada teman sebayaagar meningkatkan ketrampilan hidup sehat.

PMR Wira berfungsi sebagai peer educator, yaitu pendidik sebaya ketrampilan hidup sehat.

Syarat menjadi anggota:

a. Warga negara Republik Indonesiab. Berusia siswa SD/Mt s/d SLTA, SMK/MA dan berusia antara 7

tahun s/d 20 tahun c. Dapat membaca dan menulisd. Atas dasar kemauan sendiri e. Dapat persetujuan orang tua /walif. Sebelum menjadi anggota penuh, bersedia mengikuti

pendidikan dan latihan dasar Kepalangmerahang. Permintaan menjadi anggota disampaikan kepada Pengurus

Cabang Palang Merah Indonesia setempat, melalui Pembina PMR masing - masing.

h. Setelah dilantik menjadi anggota penuh, bersedia melaksanakan tugas - tugas Kepalangmerahan selaku anggota- anggota Palang Merah Remaja secara sukarela.

Keanggotaan Palang Merah Remaja berakhir karena:

a. minta berhentib. meninggal duniac. diberhentikan karena melakukan perbuatan yang jelas -

jelas merugikan nama dan kedudukan Palang Merah Remaja khususnya dan Palang Merah Indonesia pada umumnya

PMR terbagi dalam 3 (tiga) jenjang:

1. PMR Mula Setingkat usia siswa Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (Mt) dan berusia 7 s/d 12 tahun

2. PMR MadyaSetingkat siswa SLTP / Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan berusia 13 s/d 16 tahun

3. PMR WiraSetingkat siswa SLTA,SMK / Madrasah Aliyah (MA) dan berusia 17 s/d 21 tahun

Perekrutan adalah peningkatan jumlah anggota dan kelompok PMR.Melalui proses promosi, pendaftaran, dan wawancara, maka perekrutan memberitahukan remaja bahwa dengan bergabung denganPMI, mereka dapat melakukna sesuatu yang memang mereka ingin lakukan.

Perekrutan dilakukan minimal setahun sekali pada bulan Juli - Agustus, sebagai Bulan Perekrutan Nasional sekaligus memperingati Hari Remaja Internasional dan Hari PMR (12 Agustus)

Perekrutan Anggota PMR

a. Anggota PMR adalah remaja yang mendaftarkan sebagai anggota remaja PMI

b. Calon anggota PMR mengisi dan mengumpulkan kembali formulir pendaftaran kepada pihak sekolah, instansi atau sekelompok remaja masing-masing

c. Syarat pendaftaran Calon anggota baru PMRo Memenuhi syarat keanggotaano Mengisi formulir pendaftaran calon anggota PMIo Mengumpulkan foto 2x3 sebanyak 4 lembar, untuk

formulir pendaftaran buku induk unit PMR, buku sistem pendataan PMI Cabang dan KTA (Kartu Tanda Anggota)

Perekrutan Unit PMR

1. Unit PMR adalah sekolah, instansi, kelompok reja yang bersedia membentuk PMR

2. Pimpinan sekolah, instansi, kelompok remaja mengajukan surat permohonan pembentukan unit PMR kepada PMI Cabang

3. PMI Cabang mengesahkan unit PMR setelah seluruh persyaratan pembentukan unit PMR terpenuhi.

4. PMI Cabang memberikan nomor unit PMR5. Pemberian nama unit PMR sekolah sesuai dengan nama

sekolah, sedangkan diluar sekolah diambil dari nama desa / Kecamatan / Organisasi remaja tersebut.

Hak

1. Mendapatkan KTA2. Mendapatkan pembinaan dan pengembangan dari PMI3. Menyampaikan pendapat dalam forum pertemuan PMI melalui

kegiatan atau rapat PMI4. mendapatkan pengakuan dan penghargaan berdasarkan

prestasi

Kewajiban

1. Membayar iuran keanggotaan2. Melaksanakan Tri Bhakti PMR3. Menjalankan dan membantu menyebarluaskan Prinsip -

prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

4. Mematuhi AD/ART PMI5. Menjaga nama baik dan kehormatan PMI

Peranan PMR

a. Masing - masing anggota PMR menghayat maksud dan tujuan pendidikan PMR, secara partisipatif ikut dalam segala metode dan tata cara yang diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan.

b. Anggota PMR memanfaatkan waktu dan peluang yang ada untukberdialog dan berdiskusi secara rasional - efektif denganpara fasilitator / pengajar.

c. Anggota PMR harus sadar bahwa setiap pengajar adalah sokoguru pendidikan PMR

d. Tiap anggota PMR tanpa ragu - ragu dapat mengutarakan pandangannya sendiri dalam tiap diskusi atau kesempatan yang diberikan

e. Tiap anggota PMR meresap bahwa untuk menjadi anggota PMR ia perlu selalu mengembangkan diri dan turut aktif dalam pelbagai kegiatan PMR

Kenaikan Jenjang

1. PMR Mula - PMR MadyaSetelah seorang PMR Mula memasuki usia ke - 13, masuk SLTP maka ia dapat menjadi PMR Madya, harus mengikuti pendidikan dasar PMR Madya. Atau diberikan tugas khusus,

dengan rekomendasi dari Pelatih PMR Madya, Kelompok PMR yang bersangkutan

2. PMR Madya - PMR Wira Setelah seorang PMR Madya memasuki usia ke -17, masuk SLTA maka ia dapat menjadi PMR Wira dan harus mengikuti pendidikan dasar. Selama mengikuti pendidikan untuk kenaikan jenjang diberikan tugas khusus, dengan rekomendasi dari Pelatih PMR Wira, Kelompok PMR yang bersangkutan

3. PMR Wira - KSRSetelah seorang PMR Wira mencapai usia 21 tahun, ia dipersiapkan untuk menjadi KSR dan harus mengikuti pendidikan tingkat dasar.

Siapa yang terlibat dalam pembinaan PMR?

Pengurus bidang PMR dan Relawan Staf Bidang PMR dan Relawan Penanggung Jawab unit PMR secara fungsional anggota TSR,

meliputi Kepsek dalam unit PMR sekolah, atau pimpinan instansi dalam unit luar sekolah, yang bertanggung jawab terhadap unit tersebut

Pembina PMR secara fungsional anggota TSR seperti guru dalam unit sekolah atau staf instansi unit PMR luar sekolah yang melakukan pembinaan di unit tersebut

Relawan (KSR dan TSR) meliputi pelatih, fasilitator Pihak ketiga meliputi diknas, unicef, instansi lokal,

orang tua, murid.

Pengakuan dan Penghargaan

Peranan pengurus, staf,. Pembina PMR, Pelatih, dan fasilitatorsangatlah penting dalam menyampaikan penghargaan dan pengakuanatas peran dan kegiatan PMR. Hal ini akan memberikan dampak yang besar dan sangat efektif karena kita bagian dari Markas PMI dan yang berinteraksi dengan PMR

Pengakuan dan penghargaan ini bertujuan:

Memotivasi PMR agar tetap bersama dengan PMI

Memberikan rasa bangga dan kesadaran akan kualitasnya bahwa meskipun masih remaja mereka dapat berperan untuk kemanusiaan

Meningkatkan kepercayaan diri dan komitmen Meningkatkan kualitas kegiatan kepalangmerahan Meyakinkan anggota PMR bahwa mereka akan mendapatkan

informasi yang mereka inginkan Mengijinkan mereka mengembangkan kualitasnya Mengunjungi mereka saat mengadakan kegiatan

Formal

Pemberian sertifikat, plakat, pin, uji syarat kecakapan, upacara di PMI atau pemerintahan lokal

Mengikut sertakan anggota PMR untuk pertukaran remaja dankonferensi merekomendasikan untuk terlibat dalam kegiatandengan tanggung jawab yang lebih besar.

Mengirimkan profil dan apa yang telah mereka lakukan untuk tugas - tugas kemanusiaan ke majalah remaja koran harian lokal atau acara - acara khusus untuk penghargaan dan pengakuan anggota PMR merupakan cara formal yang dapat dilakukan.

Pendidikan dan pelatihan PMR

Palang Merah Remaja atau PMR adalah suatu organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat disekolah-sekolah ataupun kelompok-kelompok masyarakat (sanggar,kelompok belajar, dll.) dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kegiatan kemanusiaan.

Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja di sekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta jugamendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja di sekolah.

PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:

1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.

2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.

3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.

4. Remaja adalah kader relawan.5. Remaja calon pemimpin PMI masa depan.

Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan:

1. Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter.2. Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat

bagi teman sebaya.3. Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya

untuk berperilaku hidup sehat.4. Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.5. Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

Jumbara

Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah salah satu kegiatan besar organisasi PMI disetiap tingkatan untuk pembinaan dan pengembangan PMR seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka. Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan PMI . Ada jumbara tingkat kecamatan, kabupaten/kota , provinsi dan Jumbara Nasional, di mana pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan PMI di wilayah yang bersangkutan.

Tribakti PMR

Setiap anggota PMR memiliki tugas yang harus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus diketahui, dipahami dandilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut adalah:

1. Meningkatkan nilai keterampilan dalam kebersihan dan kesehatan.

2. Berkarya dan berbakti kepada masyarakat.3. Mempererat tali persahabatan nasional dan internasional.

Tingkatan PMR

Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjangpendidikan atau usianya

1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna syal/slayer Hijau

2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna syal/slayerBiru Langit

3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-20 tahun). Warna syal/slayer Kuning cerah

Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Dan Bulan Sabit Merah Internasional

Dalam PMR dikenalkan 7 Prinsip Dasar yang harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama "7 Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional" (Seven Fundamental Principle of Red cross and Red Crescent).

Kemanusiaan

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lahir dari keinginan untuk memberikan pertolongan kepada korban yang terluka dalam pertempuran tanpa membeda-bedakan mereka dan untuk mencegah serta mengatasi penderitaan sesama. Tujuannya ialah melindungi jiwa dan kesehatan serta menjamin penghormatan terhadap umat manusia. Gerakan menumbuhkan salingpengertian, kerja sama dan perdamaian abadi antarsesama manusia.

Kesamaan

Gerakan memberi bantuan kepada orang yang menderita tanpa membeda-bedakan mereka berdasarkan kebangsaan, ras, agama, tingkat sosial, atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata

ialah mengurangi penderitaan orang lain sesuai dengan kebutuhannya dengan mendahulukan keadaan yang paling parah.

Kenetralan

Gerakan tidak memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, ras, agama, atau ideologi.

Kemandirian

Gerakan bersifat mandiri, setiap perhimpunan Nasional sekalipun merupakan pendukung bagi pemerintah di bidang kemanusiaan dan harus menaati peraturan hukum yang berlaku di negara masing-masing, namun gerakan bersifat otonom dan harus menjaga tindakannya agar sejalan dengan prinsip dasar gerakan.

Kesukarelaan

Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun.

Kesatuan

Di dalam satu Negara hanya boleh ada satu perhimpunan nasionaldan hanya boleh memilih salah satu lambang yang digunakan Palang merah atau Bulan Sabit Merah. Gerakan bersifat terbuka dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah negara bersangkutan.

Kesemestaan

Gerakan bersifat semesta, artinya gerakan yang ada di seluruh dunia. Setiap perhimpunan nasional mempunyai status yang sederajat, serta memiliki hak dan tanggung jawab yang sama dalam membantu sama lain.

SEJARAH KEPALANG MERAHANPalang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruhIndonesia.Palang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu. Palang Merah Indonesia dalampelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera untuk keselamatan jiwanya.Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori Dr. R. C. L. Senduk dan Dr.Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkei pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan

tersebut kembali disimpan.Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.Dibantu Panitia lima orang terdiri atas Dr. R. Mochtar sebagaiKetua, Dr. Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr.Sitanala, mempersiapkan terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saatini dikenal sebagai Hari PMI.Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkanKeputusan Presiden No 25 tahun 1925 dan dikukuhkan kegiatannyasebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963. ''''Teks tebalKemanusiaan dan Kerelawanan

Dalam berbagai kegiatan PMI komitmen terhadap kemanusiaan seperti Strategi 2010 berisi tentang memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan melalui promosi prinsip nilai kemanusiaan, penanggulangan bencana, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, kesehatan dan perawatan di masyarakat, Deklarasi Hanoi (Unitedfor Action) berisi penanganan program pada isu-isu penanggulangan bencana, penanggulangan wabah penyakit, remaja dan manula, kemitraan dengan pemerintah, organisasi dan manajemen kapasitas sumber daya serta humas dan promosi, maupun Plan of Action merupakan keputusan dari Konferensi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa Swiss tahun1999.Dalam konferensi tersebut Pemerintah Indonesia dan PMI sebagaipeserta menyatakan ikrar di bidang kemanusiaan.Hal ini sangat sejalan dengan tugas pokok PMI adalah membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan terutama tugas-tugas kepalangmerahan yang meliputi: Kesiapsiagaan Bantuan dan Penanggulangan Bencana, Pelatihan Pertolongan Pertama untuk Sukarelawan, Pelayanan Kesehatan dan

Kesejahteraan Masyarakat, Pelayanan Transfusi Darah. Kinerja PMI dibidang kemanusiaan dan kerelawanan mulai dari tahun 1945sampai dengan saat ini antara lain sebagai berikut:Membantu saat terjadi peperangan/konflik. Tugas kemanusiaan yang dilakukan PMI pada masa perang kemerdekaan RI, saat pemberontakan RMS, peristiwa Aru, saat gerakan koreksi daerah melalui PRRI di Sumbar, saat Trikora di Irian Jaya, Timor Timur dengan operasi kemanusiaan di Dilli, pengungsi di Pulau Galang.Membantu korban bencana alam. Ketika gempa terjadi di Pulau Bali (1976), membantu korban gempa bumi (6,8 skala Richter) diKabupaten Jayawijaya, bencana Gunung Galunggung (1982), Gempa di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi (1994), gempa di Bengkulu dengan 7,9 skala Richter (1999), konflik horizontal di Poso-Sulteng dan kerusuhan di Maluku Utara (2001), korban gempa di Banggai di Sulawesi Tengah (2002) dengan 6,5 skala Richter, serta membantu korban banjir di Lhokseumawe Aceh, Gorontalo, Nias, Jawa Barat, Tsunami di Nangroe Aceh Darussalam, Pantai Pangandaran, dan gempa bumi diDI Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Semua dilakukan jajaran PMI demi rasa kemanusiaan dan semangat kesukarelawananyang tulus membantu para korban dengan berbagai kegiatan mulaidari pertolongan dan evakuasi, pencarian, pelayanan kesehatan dan tim medis, penyediaan dapur umum, rumah sakit lapangan, pemberian paket sembako, pakaian pantas pakai dan sebagainya.Transfusi darah dan kesehatan. Pada tahun 1978 PMI memberikan penghargaan Pin Emas untuk pertama kalinya kepada donor darah sukarela sebanyak 75 kali. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1980 telah diatur tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah. Keberadaan Unit Transfusi Darah PMI diakui telah banyak memberikan manfaat dan pertolongan bagi para pasien/penderita sakit yang sangat membutuhkan darah. Ribuan atau bahkan jutaan orang terselamatkan jiwanya berkat pertolongan Unit Transfusi Darah PMI. Demikian pula halnya dengan pelayanan kesehatan, hampir di setiap PMI di berbagai daerah memiliki poliklinik secara lengkap guna memberikan pelayanan kepada masyarakat secara murah.untuk menjaga perdamaian duniaBasis MasyarakatGuna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi pada saat-saat yang akan datang saat ini PMI tengah mengembangkan

Program Community Based Disarter Preparedness (Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat). Program ini dimaksudkan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan dalam mencegah serta mengurangi dampak dan risiko bencana yangterjadi di lingkungannya. Hal ini sangat penting karena masyarakat sebagai pihak yang secara langsung terkena dampak bila terjadi bencana.Selain itu di Palang Merah Indonesia juga marak di selenggarakan pelatihan untuk Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (Community Based First Aid/ CBFA)Pada dasarnya seluruh gerakan kepalangmerahan haruslah berbasis masyarakat, ujung tombak gerakan kepalangmerahan adalah unsur unsur kesukarelaan seperti Korps Sukarela atau KSR maupun Tenaga Sukarela atau TSR dan juga Palang Merah Remaja atau PMR dan seluruh unsur ini selalu berbasis pada anggota masyarakat sesuai salah satu prinsip kepalangmerahan yaitu kesemestaan7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah InternasionalKemanusiaan (humanity)Kesamaan (impartiality)Kenetralan (neutrality)Kemandirian (independence)Kesukarelaan (voluntary service)Kesatuan (unity)Kesemestaan (universality)

Hymne PMI

Palang merah IndonesiaWujud kepedulian nyataNurani yang suciUntuk membantu menolong sesama

PMISiaga setiap waktuBerbakti, dan mengabdiBagi hidup manusiaAgar sehat sejahtera di seluruh duniaMars Palang Merah Indonesia

Mars PMI

Palang Merah IndonesiaSumber kasih umat manusiaWarisan luhur, nusa dan bangsaWujud nyata pengayom Pancasila

Gerak juangnya keseluruh nusaMendarmakan bhakti bagi amperaTunaikan tugas suci tujuan PMIDi Persada Bunda Pertiwi

Untuk umat manusiaDi seluruh duniaPMI menghantarkan jasa

Lagu yang pertama kali dikumandangkan tahun 1967 ini adalah ciptaan Mochtar H. S. yang adalah seorang tokoh PMI yang terkemuka waktu itu. Lagu ini juga menandai pembentukan PalangMerah Remaja (PMR) Kudus. PMR Kudus merupakan yang kedua di Indonesia setelah Bandung. Bisa dibayangkan, PMI Kudus pada masa itu adalah cabang terkemuka di Indonesia.Mars Palang Merah Remaja

Bhakti Remaja

Palang Merah Remaja Indonesia warga Palang Merah seduniaBerjuang berbakti penuh kasih sayang untuk rakyat semuaBekerja dengan rela tulus ikhlas untuk yang tertimpa sengsaraPuji dan puja tidak dikejar… mengabdi tuk sesama…

Putra Putri Palang Merah Remaja IndonesiaAbdi rakyat sedunia luhur budinyaPutra Putri Palang Merah Remaja IndonesiaAbdi rakyat sedunia mulya citanyaLihat pula

PMI Cabang SurakartaPMRmania Indonesia

PMR Cabang SurakartaTransfusi darahDonor darah

Pranala luar

(Indonesia) Palang Merah Indonesia (PMI)PMI Cabang Surakarta(Indonesia) Palang Merah Indonesia Kabupaten KapuasPosted Yesterday by Single Sudrajat0Add a commentPMR Sudrajatblog ini adalah berisi tentang kehidupan seseorang dan perjuangan serta kepalang merahan. Semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua......

kepalang merahankepramukaanpendidikan

PALANG MERAH INTERNASIONAL

ARTI PALANG MERAH : Suatu perhimpunan yang anggotanya memberikan pertolongan secara sukarela kepada setiap manusia yang sedang menderita tanpa membeda – bedakan bangsa, golongan, agama dan politik.

SEJARAH

Berawal dengan pecahnya perang antara pasukan Perancis dan Italia melawanAustria

pada tahun 1859 di Selferino (Italia Utara), Henry Dunant menyaksikan terjadinya perang tersebut dimana banyak korban perang yang tidak mendapat pertolongan, sehingga timbul ide atau gagasan untuk memberi pertolongan kepada korban perang tersebut. Pengalaman selama beberapa hari bergelut di

medan

perang, ia tuangkan di dalam buku yang ditulisnya pada tahun 1962 bejudul “ A Memory of Solferino “ (Kenangan di Solferino). Buku tersebut berkisah tentang kondisi yang ditimbulkan oleh peperangan dan mengusulkan agar dibentuk satuan tenaga sukarela yang bernaung di bawah suatu lembaga yang memberikan pertolongan kepada orang yang terluka di medanperang.

1. KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH ( KIPM ) (International Committee of the Red Cross)

Latar belakang berdirinya

Buku kenangan di Solferino (a memory of solferino) sangat menarik perhatian masyarakat diantaranya 4 orang penduduk Jenewa, yaitu :

1. General Dufour 3. Dr. Theodore Maunoir

2. Dr. Louis Appia 4. Gustave Moynier

4 orang tersebut bersama Henry Dunant membentuk Komite Lima

(1963), mereka merintis terbentuknya KIPM yang kemudian menjadi Internasional Committee of the Red Cross (ICRC). Pada tanggal 22 agustus 1864 atas prakarsa ICRC, pemerintah Swiss menyelenggarakan suatu konferensi yang diikuti oleh 12 kepala negara yang menandatangani perjanjian Internasional yang dikenal dengan :

KONVENSI JENEWA I Tentara yang terluka atau sakit harus diobati.

Sebagai penghargaan terhadap negara Swiss, maka lambang perlindungan menggunakan tanda Palang Merah di atas dasar putih, yang terjadi dengan mempertukarkan warna – warna federal. Lambang ini hendaknya dipakai untuk Rumah Sakit, Ambulance dan para petugas penolong dimedanperang/konflik bersenjata.

Karena tanda Palang Merah diasumsikan mempunyai arti khusus, maka pada tahun 1876 simbol bulan sabit merah disahkan untuk digunakan oleh Negara-negara Islam. Kedua symbol tersebut memiliki arti dan nilai yang sama.

“Konferensi Internasional Palang Merah “ yang diselenggarakan 4 tahun sekali dan dihadiri oleh ICRC, Federasi, Perhimpunan Nasional dan Pemerintah peserta peratifikasi Konvensi Jenewa tahun 1949. Pertemuan itu membahas persoalan – persoalan umum dan menampung usul– usul serta resolusi di samping mengambil keputusan.Para

peserta konferensi memilih anggota Standing Commission (KomisiTetap) yang bersidang pada waktu diantara dua konferensi Internasional.

2. FEDERASI INTERNASIONAL PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH (IFRC)

(International Federation of The Red Cross)

Latar belakang berdirinya

Dengan berakhirnya Perang Dunia I, berbagai epidemi penyakit berjangkit bencana kelaparan menjalar. Melihat kenyataan itu, Henry P. Davidson warga negara Amerika, merasa perlu mendirikan suatu organisasi yang menangani masalah bantuan tersebut. Organisasi ini resmi didirikan pada tanggal 5 Mei 1919 dalam suatu Konferensi Kesehatan Internasional di Cannas Perancis. Palang Merah Indonesia termasuk anggota ke 68.

Organisasi

BADAN TERTINGGI ORGANISASI :

Badan tertinggi penentuan kebijaksanaan adalah disebut “General Assembly Board of Gevernors”. General Assembly atau sidang umum dihadiri oleh wakil-wakil dari semua anggota federasi dan bersidang tiap 2 tahun, Presiden Federasi dipilih tiap 4 tahun. Jika General Assembly tidak besidang, maka kebijakan tertinggi dilaksanakan oleh “Executive” yang aggotanya terdiri dari 16 Perhimpunan Nasional (dipilih berdasarkan letak goegrafis), Presiden dan Sekjen Federasi.

PALANG MERAH INDONESIA

Seperti Palang Merah Internasional, lahirnya PMI juga berkaitan dengan kancah peperangan, diawali pada :

A. MASA SEBELUM PERANG DUNIA II

1. 21 Oktober 1873 Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie ( NERKAI ) didirikan Belanda.

2. Tahun 1932 Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan merencanakan mendirikan badan PMI.

3. Tahun 1940 pada sidang konperensi NERKAI, rencana diatas ditolak karena menurut Pemerintah Belanda, rakyatIndonesia

belum mampu mengatur Badan Palang Merah Nasional.

B. MASA PENDUDUKAN JEPANG.

Dr. RCL Senduk berusaha lagi untuk mendirikan Badan PMI namun gagal, ditolak Pemerintah Dai Nippon.

C. MASA KEMERDEKAAN RI

1. 17 Agustus 1945 RI Merdeka.

2. 3 September 1945 Presiden Soekarno memerintahkan kepada Menteri Kesehatan Dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional. Pembentukan PMI dimaksudkan juga untuk menunjukan pada dunia Internasional bahwa negaraIndonesiaadalah suatu fakta yang nyata.

D. MASA PERANG KEMERDEKAAN.

Pada masa itu peperangan terjadi dimana – mana, dalam usia muda PMI menghadapi kesulitan, kurang pengalaman, kurang peralatan dan dana. Namun orang – orang secara sukarela mengerahkan tenaganya, sehingga urusan Kepalangmerahan dapat diselenggarakan. Dari pertolongan dan bantuan seperti :

§ Dapur Umum ( DU ).

§ Pos PPPK ( P3K ).

§ Pengangkutan dan perawatan korban pertempuran.

§ Sampai penguburan jika ada yang meninggal.

Dilakukan oleh laskar – laskar Sukarela dibawah Panji Palang Merah yang tidak memandang golongan, agama dan politik.

Pada waktu itu dibentuk Pasukan Penolong Pertama ( Mobile Colone ) oleh cabang – cabang, anggotanya terdiri dari pelajar.

E. BEBERAPA PERISTIWA SEJARAH PMI

1. Tanggal 16 Januari 1950.

Dikeluarkan Keputusan Presiden RI No. 25 / 1950 tentang pengesahan berdirinya PMI.

2. Tanggal 15 Juni 1950.

PMI diakui oleh ICRC.

3. Tanggal 16 Oktober 1950.

PMI diterima menjadi anggota Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dengan keanggotaan No. 68.

F. NAMA – NAMA TOKOH YANG PERNAH MENJADI KETUA PMI

1. Ketua PMI ke 1 ( 1945 – 1946 ) : Drs. Moch. Hatta.

2. Ketua PMI ke 2 ( 1945 – 1948 ) : Soetarjo Kartohadikoesoemo.

3. Ketua PMI ke 3 ( 1948 – 1952 ) : BPH Bintoro.

4. Ketua PMI ke 4 ( 1952 – 1954 ) : Prof. Dr. Bahder Djohan.

5. Ketua PMI ke 5 ( 1954 – 1966 ) : P. A. A. Paku Alam VIII.

6. Ketua PMI ke 6 ( 1966 – 1969 ) : Letjen Basuki Rachmat.

7. Ketua PMI ke 7 ( 1970 – 1982 ) : Prof. Dr. Satrio.

8. Ketua PMI ke 8 ( 1982 – 1986 ) : Dr. H. Soeyoso Soemodimedjo.

9. Ketua PMI ke 9 ( 1986 – 1992 ) : Dr. H. Ibnu Sutowo.

10. Ketua PMI ke 10 ( 1992 – 1998 ) : Hj. Siti Hardianti Rukmana.

11. Ketua PMI ke 11 ( 1998 – 2004 ) : Mari’e Muhammad.

12. Ketua PMI ke 12 (2004 – sekarang : Mari’e Muhammad

G. STRUKTUR ORGANISASI PMI

M U N A S —————————————— PENGURUS PUSAT M U S D A —————————————— PENGURUS DAERAH

M U S C A B —————————————— PENGURUS CABANG M U S R A N —————————————— PENGURUS RANTING

A N G G O T A

KETERANGAN : ————————– GARIS KOORDINASI

__________________ GARIS KOMANDO

Musyawarah Nasional adalah pemegang kekuasaan tertinggi didalam perhimpunan PMI, dihadiri oleh utusan – utusan Cabang,Daerah serta Pengurus Pusat. Diadakan tiap 4 tahun. Saat ini PMI memiliki 306 Cabang dari 31 Propinsi ( Daerah ).

TUJUAN PMI :

Meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya, dengantidak membedakan golongan, bangsa, warna kulit, jenis kelamin,bahasa, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

LAMBANG PMI :

1. PMI menggunakan lambang Palang Merah di atas dasar putih sebagai tanda PERLINDUNGAN sesuai dengan ketentuan Palang Merah Internasional,

2. Lambang PMI sebagai anggota Palang Merah Internasional adalah Palang Merah di atas dasar warna putih,

3. Lambang PMI sebagai Perhimpunan Nasional adalah Palang Merah di atas dasar putih dilingkari bunga berkelopaklima

.

KEANGGOTAAN PALANG MERAH INDONESIA

Didalam Anggaran Dasar PMI pada Bab VII pasal 11 disebutkan : Organisaasi PMI mempunyai anggota yaitu :

1. Anggota Remaja.

2. Anggota Biasa.

3. Anggota Kehormatan.

1. ANGGOTA REMAJA.

§ Wanita – Pria usia di bawah 18 tahun Warga NegaraIndonesia

.

§ Mendaftarkan diri secara sukarela di sekolah masing – masing.

§ Mendapat ijin atau persetujuan orang tua.

KEWAJIBAN :

A. Mengikuti pendidikan dan latihan dasar Kepalangmerahan.

B. Bersedia membantu tugas – tugas Kepalangmerahan dan tergabung dalam wadah / kegiatan Palang Merah Remaja.

C. Menjaga nama baik organisasi serta mempererat persahabatan baik nasional maupun internasional.

D. Mempertinggi ketrampilan dan kecakapan dalam tugas Kepalangmerahan.

HAK :

A. Dapat menjadi Anggota Biasa PMI jika telah mencapai usia 18tahun.

B. Mendapat kesempatan pendidikan Kepalangmerahan.

C. Ikut aktif dalam Palang Merah Remaja.

D. Dapat mengikuti kegiatan – kegiatan sebagai Anggota Remaja baik di Dalam Negeri maupun di Luar Negeri.

PALANG MERAH REMAJA

Palang Merah Remaja di bentuk oleh PMI pada bulan Maret 1950yang merupakan perwujudan dari keputusan Liga Palang Merah( League of the Red Cross and Red Crescent Societies ).Terbentuknya PMR di Indonesia ini dan juga PMR dibeberapaPalang Merah Nasional lainnya dilatarbelakangi oleh pecahnyaPerang Dunia ke 1, dimana pada waktu itu Palang MerahAustralia mengerahkan anak – anak sekolah supaya turutmembantu sesuai dengan kemampuannya. Kepada mereka diberikantugas ringan, seperti mengumpulkan pakaian bekas, majalah –majalah bekas dari dermawan, menggulung pembalut dansebagainya. Anak – anak ini dihimpun dalam sebuah organisasi

yang dinamakan “ Palang Merah Remaja “, kemudian prakarsa inidiikuti oleh negara – negara lain.

Keanggotaan PMR dibagi dalam tiga tingkatan antara lain :

PMR MULA : Setingkat usia murid SD, 7 – 12 tahun, Badge warna HIJAU.

PMR MADYA : Setingkat usia murid SLTP, 13 – 16 tahun, Badge warna BIRU.

PMR WIRA : Setingkat usia murid SLTA, 17 – 21 tahun, Badge warna KUNING.

Walaupun PMR sesuai dengan tingkatnya, adakalanya diperbantukan pula dalam tugas – tugas Kepalangmerahan, seperti turut membantu memberikan pertolongan P3K, dan lain – lain, namun tugas kewajiban utama yang dibebankan kepada PMR adalah :

1. Berbakti kepada masyarakat.

2. Mempertinggi ketrampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan.

3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

2. ANGGOTA BIASA PMI

§ Wanita – Pria usia di atas 19 tahun Warga NegaraIndonesia

.

§ Mendaftarkan diri secara sukarela atas nama pribadi.

§ Mengetahui azas dan tujuan PMI dan bersedia mengikuti tata tertib organisasi PMI.

KEWAJIBAN :

A. Membayar iuran anggota.

B. Menyumbangkan pikiran, tenaga dan dana untuk menolong sesama yang menderita sesuai dengan kemampuan.

C. Menjaga nama baik organisasi.

D. Memajukan organisasi.

HAK :

A. Hak suara dalam rapat organisasi.

B. Hak memilih dan dipilih, menjadi Pengurus PMI.

C. Mendapatkan informasi tentang organisasi.

D. Mendapatkan kesempatan pendidikan dan latihan Kepalangmerahan.

E. Ikut aktif dalam Korps Sukarela.

F. Mendapatkan kesempatan begotongroyong, dan saling menolong antara anggota PMI.

G. Menikmati kepuasan batin sebagai insan yang memperhatikan nasib sesama.