KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020

186
KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020 Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Transcript of KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 FEBRUARI 2020

KLIPING KETENAGAKERJAAN

18 FEBRUARI 2020 Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia

Page 1 of 185.

Newstrend Ketenagakerjaan 18 Februari 2020

NEWSTREND

Judul : MENTERI IDA TEPIS BAKAL HAPUS UPAH MINIMUM & PESANGON

Sentimen : Positif

RINGKASAN

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menilai, penolakan kaum buruh terhadap

draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja karena

masalah mis komunikasi. Pemerintah membuka ruang dialog bersama DPR sepakat

akan melakukan sosialisasi dan membedah RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja

dengan stakeholder antara lain dengan pelaku usaha dan buruh.

Seperti diketahui, penolakan terhadap RUU Cipta Lapangan Kerja makin kencang. Isi

penolakan beredar luas di media sosial. Ada beberapa poin penting ditentang buruh.

Antara lain, pertama, hilangnya upah minimum. Indikasi itu terkuak dengan

munculnya pembayaran upah per satuan waktu.

Selain itu, upah hanya akan didasari Upah Minimum Provinsi (UMP) sehingga Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK) diprediksi akan hilang. Padahal, UMP tidak

dibutuhkan. Karena, selama ini pengusaha mengacu pada UMK, selama ini juga

UMK lebih besar dibandingkan UMP. Kedua, masalah hilangnya pesangon. Dalam

RUU Cipta Lapangan Kerja, pekerjaan outsourcing dibebaskan sebebas-bebasnya

sehingga pekerja berpotensi tidak mendapatkan pesangon.

Positif; 48

Negatif; 30

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Positif Negatif

Berita Terbaru

Page 2 of 185.

Title PELUANG LEBIH TERBUKA, ASING CERMATI RUU CIPTA KERJA

Media Name Kontan

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 1

Media Type Koran

Sentiment Positive

Sambungan….

Page 3 of 185.

Sambungan…..

Page 4 of 185.

Title PRO KONTRA RUU CIPTA KERJA BAGI SEKTOR MIGAS

Media Name Kontan

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 14

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 5 of 185.

Page 6 of 185.

Title IMPOR PANGAN AKAN LEBIH TERBUKA

Media Name Kontan

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 15

Media Type Koran

Sentiment Positive

Sambungan….

Page 7 of 185.

Page 8 of 185.

Title OMNIBUS LAW BERI KARPET MERAH BAGI PEKERJA ASING

Media Name Kontan

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 18

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 9 of 185.

Page 10 of 185.

Title TARGET INVESTASI 2020 NAIK

Media Name Kompas

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 13

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 11 of 185.

Page 12 of 185.

Page 13 of 185.

Title DPR BERJANJI LIBATKAN PUBLIK BAHAS OMNIBUS LAW

Media Name Republika

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 1&9

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 14 of 185.

Page 15 of 185.

Page 16 of 185.

Page 17 of 185.

Page 18 of 185.

Title OMNIBUS LAW CIPTA KERJA PERMUDAH JALAN TKA? IN KATA MENAKER

Media Name republika.co.id

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL https://nasional.republika.co.id/berita/q5vbr0428/omnibus-law-cipta-ke rja-permudah-jalan-tka-in-kata-menaker

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menepis tudingan rancangan omnibus law cipta kerja atau RUU Ketenagakerjaan akan mempermudah masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia. Ida menekankan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) oleh pemberi kerja justru semakin diatur dalam omnibus law cipta kerja ini. Menurutnya, tenaga kerja asing yang diberi ruang untuk masuk adalah profesi dan jabatan tertentu yang memang belum bisa dipenuhi oleh tenaga kerja Indonesia. Pemerintah, ujar Ida, juga mengatur perihal transfer teknolgi dari pekerja asing kepada pekerja lokal sehingga sejumlah pekerjaan yang saat ini masih ditangani tenaga kerja asing, nantinya bisa dikerjakan oleh pekerja lokal. "RPTKA itu pada jabatan-jabatan tertentu yang di UU itu strict sekali siapa yang akan kita berikan RPTKA. Jabatan-jabatan tertentu yang memang kita tidak memiliki ahlinya. Kemudian diharapkan ada transfer of knowledge kepada kita," kata Ida di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/2).

Page 19 of 185.

Dalam draft Omnibus Law Cipta Kerja yang beredar memang ditemukan poin tentang kebijakan tenaga kerja asing. Bab II pasal 4 ayat 4 jelas menyebutkan bahwa "Kebijakan strategis cipta kerja mengatur kemudahan perizinan bagi tenaga kerja asing yang memiliki keahlian tertentu yang masih diperlukan untuk proses produksi barang dan jasa". Namun pasal tersebut kembali diatur oleh pasal selanjutnya. Bab IV pasal 42 ayat 1 misalnya, menyebutkan bahwa "Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki pengesahan rencana penggunaan tenaga kerja asing dari pemerintah pusat." Tak hanya itu, Bab IV pasal 45 juga mengatur tentang peran pendamping bagi tenaga kerja asing untuk memastikan terjadinya transfer teknologi.

Page 20 of 185.

Title AIRLANGGA: RUU CIPTA KERJA JUSTRU UNTUNGKAN BURUH

Media Name Investor Daily

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 1&11

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 21 of 185.

Page 22 of 185.

Page 23 of 185.

Page 24 of 185.

Page 25 of 185.

Title UPAH NOMINAL BURUH TANI NAIK TIPIS

Media Name Investor Daily

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 7

Media Type Koran

Sentiment Positive

Sambungan….

Page 26 of 185.

Title POIN-POIN OMNIBUS LAW USIK BURUH

Media Name merdeka.com

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL https://www.merdeka.com/uang/poin-poin-omnibus-law-usik-buruh.html

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

POIN-POIN OMNIBUS LAW USIK BURUH Draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja sudah diserahkan ke DPR. Aturan 'sapu jagat' itu langsung memantik polemik. Dari banyak pasal, dirampingkan dalam satu undang-undang. Banyak pasal-pasal dihapus. Dalam pembahasan UU Ketenagakerjaan misalnya. Beberapa pasal hilang. Namun ada aturan baru yang justru memicu protes dari kalangan buruh. Mulai dari soal kontrak kerja sampai jam kerja. Buruh pun mengancam akan melakukan protes. Seperti diketahui, pemerintah saat ini tengah gencar melakukan reformasi struktural menangkal resesi ekonomi global. Salah satunya melalui bersih-bersih aturan lewat Omnibus Law. Tujuannya tak lain perbaikan tata kelola perekonomian. Pemerintah menyadari banyaknya peraturan membuat daya saing Indonesia kalah dibandingkan negara tetangga di Asia Tenggara. Pada 2019, menurut laporan World Economic Forum (WEF), peringkat daya saing Indonesia turun 5 posisi ke 50. Indonesia berada pada peringkat keempat di ASEAN. Negara ini di belakang Singapura (1), Malaysia (27) dan Thailand (40). Hal ini tentu merugikan. Di saat, Indonesia membutuhkan banyak suntikan dana investasi guna menjaga otot perekonomian. Presiden Jokowi menilai banyaknya perizinan, baik di tingkat pusat maupun daerah, menjadi masalah investor tak melirik Indonesia. Presiden pun meminta untuk dilakukan perbaikan aturan-aturan yang dinilai menghambat. "Ini ada apa? Kita harus mau introspeksi. Masalahnya ada pada ruwetnya perizinan di pusat termasuk di daerah. Ruwet semuanya," tegas Presiden Jokowi saat pembukaan rakornas di Sentul, Bogor. Atas dari inilah pemerintah mencetuskan Omnibus Law atau peleburan Undang-Undang. Menurut Asisten Deputi Humas Kementerian Sekretariat Negara, Eddy Cahyono Sugiarto, Omnibus Law dilakukan untuk menyederhanakan, memangkas, serta menyelaraskan berbagai regulasi yang tumpang--tindih atau pun bertentangan dalam rumpun bidang yang sama. Secara historis, praktik penerapan Omnibus Law telah banyak diterapkan di negara--negara penganut sistem common law yang bertujuan untuk memperbaiki regulasi dalam rangka meningkatkan iklim serta daya saing investasi. Sebagai gambaran, penerapan Omnibus Law di Amerika Serikat (AS) cukup sering menggunakan hukum omnibus, utamanya untuk merangkum beberapa aturan yang

Page 27 of 185.

lebih kecil. Penggunaan hukum itu biasanya terjadi dalam aturan untuk mendanai badan pemerintah, dan mencegah penutupan layanan negara (shutdown). Adapun jika dirunut sejarahnya, pada abad 19, setidaknya AS mencatat mempunyai tiga Omnibus Law yang cukup signifikan. Salah satunya adalah Kompromi 1850 berisi lima ketentuan berbeda yang dirancang oleh Senator Henry Clay dari Kentucky. Saat itu, Clay membuat kompromi tersebut guna meredam perbedaan yang bisa mengancam pemisahan diri dari negara bagian yang tidak melarang perbudakan. Satu lagi adalah Omnibus Law pada 22 Februari 1889. Mengatur penerimaan empat negara bagian ke AS: North dan South Dakota, Montana, dan Washington. Di Irlandia, pemerintah setempat mengesahkan Amendemen Kedua Konstitusi pada 1941, berisi perubahan fundamental pada aturan hukum di sana. Kemudian di Selandia Baru, sebuah Omnibus Law disahkan pada November 2016 berisi legislasi bagi Wellington untuk memasuki Kerja Sama Trans Pasifik (TPP). Kemudian di Australia, Canberra menelurkan Artikel 55 dalam Konstitusi berisi UU yang mengubah sejumlah perpajakan. Oleh karena itu, dia melanjutkan, pilihan strategi Indonesia dalam menerapkan Omnibus Law sangatlah make sense mengingat iklim investasi dan daya saing Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain (peer group) seperti Malaysia dan Thailand. "Hal tersebut tercermin dari laporan 'Ease of Doing Business (EODB)' 2020 yang dirilis oleh Bank Dunia, Indonesia masih berada di peringkat 6 besar negara di ASEAN dengan total skor 69,6 sedangkan Malaysia dan Thailand masing masing memiliki total skor 81,5 serta 80,1," jelas Eddy seperti dikutip dari laman Setneg.go.id. Eddy menilai upaya untuk menciptakan lompatan besar demi mendekatkan visi Indonesia Maju pasti membutuhkan sinergi berbagai bauran kebijakan dalam mendukung investasi yang dapat dilakukan menggunakan instrumen Omnibus Law. Upaya pemerintah Indonesia dalam menggenjot laju investasi untuk pertumbuhan ekonomi nasional selaras dengan argumen Hermes & Lensink (2003) yang menyatakan bahwa Foreign Direct Investment (FDI) memiliki dampak positif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi terhadap negara penerima di mayoritas negaranegara Amerika Latin dan Asia. Sebagai negara berkembang dengan mayoritas penduduk usia produktif, peran investasi dalam menyediakan lapangan kerja untuk mendorong sektorsektor produktif menjadi fokus yang perlu mendapat perhatian. Dalam publikasi World Bank pada September 2019 dengan judul 'Global Economic Risks and Implications for Indonesia', kunci dari pertumbuhan ekonomi terletak

Page 28 of 185.

pada seberapa besar Penanaman Modal Asing (PMA). Persoalan yang digarisbawahi World Bank mengenai masih rendahnya kontribusi PMA Indonesia terhadap PDB terletak pada regulasi Indonesia yang dinilai terlalu rigid sehingga menyebabkan kurang kompetitif di pasar global. Maka dari itu, dia menilai dengan adanya rencana penerapan Omnibus Law memiliki nilai strategis pada masa mendatang untuk mendorong iklim investasi yang lebih dinamis. Skema Omnibus Law diharapkan menjadi terobosan yang inovatif dalam upaya debirokratisasi dan deregulasi sesuai dengan arahan Presiden Jokowi serta menjadi momentum krusial dalam mendobrak laju investasi nasional. Sebab, penerapan Omnibus Law akan dapat mengarahkan pada cipta lapangan kerja yang substansinya menciptakan ekosistem investasi yang kondusif untuk penguatan perekonomian dengan penciptaan dan perluasan lapangan kerja, peningkatan ekosistem investasi dan kemudahan serta perlindungan UMKM. Omnibus Law Ramai Penolakan Deputi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KPSI), Muhammad Rusdi, menyebut pihaknya tegas menolak Omnibus Law Cipta Kerja yang diusulkan pemerintah. Dia menilai proses pembahasan RUU Omnibus Law yang berlangsung tertutup melanggar aturan perundang-undangan yang berlaku. "Bahasan RUU Omnibus itu dari awal tertutup, bertentangan dengan undang-undang. KSPI tidak pernah diundang dan tidak pernah diminta pandangan oleh menko perekonomian, masuk ke dalam tim yang dibentuk berdasarkan SK Menko Perekonomian No.121 Tahun 2020," tegasnya. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Andi Gani mengaku kecewa dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Andi menilai UU ini aneh dan terkesan disembunyikan. Andi meminta Jokowi untuk melibatkan kaum buruh dalam pembahasannya. Tapi, yang terjadi malah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membentuk Satgas Omnibus Law, yang ditugaskan untuk merancang UU tersebut, berisi para pengusaha. Andi mengatakan, para buruh bergejolak menanggapi Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja karena ada kesan disembunyikan pemerintah. Anggota Ombudsman RI, Alamsyah Saragih, mengkritik pemerintah yang terkesan tertutup dalam membahas Omnibus Law. Alamsyah mengatakan, banyak pihak termasuk akademisi sulit mengakses isi Omnibus Law tersebut. Menurut Alamsyah, pembahasan Omnibus Law malah dilakukan dengan penerima manfaat yaitu para pengusaha dan Kadin. Dia nilai langkah ini berbahaya. "Pembahasan lebih banyak ke dunia pengusaha yang kita tahu tidak semua pengusaha itu oke."

Page 29 of 185.

Poin-Poin yang Tuai Sorotan Presiden KSPI, Said Iqbal, menilai upah minimum dalam RUU Cipta Kerja hanya didasarkan pada Upah Minimum Provinsi (UMP). Padahal, UMP tidak dibutuhkan. Sebab, tidak ada daerah di seluruh wilayah Indonesia, pengusahanya membayar pakai UMP. Tetapi mereka membayar upah minimum buruh dengan menggunakan UMK atau UMSK, kecuali di DKI Jakarta dan Yogyakarta. Selain itu, pada pasal 95, tidak ada denda bagi pengusaha yang terlambat membayar upah. Padahal dalam UU 13/2003, pengusaha yang terlambat membayar upah bisa dikenakan denda keterlambatan.Pasal 95 UU 13/2003 mengatakan: (1) Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda. (2) Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah pekerja/buruh. (3) Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh, dalam pembayaran upah. (4) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Sementara, di aturan Omnibus Law pasal 95 diubah menjadi: (1) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, upah dan hak lainnya yang belum diterima oleh pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. (2) Upah pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahulukan pembayarannya sebelum pembayaran kepada para kreditur pemegang hak jaminan kebendaan. (3) Hak lainnya dari pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahulukan pembayarannya setelah pembayaran kepada para kreditur pemegang hak jaminan kebendaan. "Dampaknya, pengusaha akan semena-mena dalam membayar upah kepada buruh," ujar Said Iqbal.Said Iqbal menambahkan, ketentuan pesangon pun menjadi sorotan. Salah satunya, nantinya pekerja yang resign tidak lagi mendapatkan pesangon karena ketentuan pasal pada UU 13/2003 dihapus pada Omnibus Law. Pekerja yang melakukan hal ini, nantinya tidak akan mendapatkan pesangon. Antara lain:

Page 30 of 185.

Ketentuan pesangon dalam Pasal 161 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang di PHK karena mendapatkan Surat Peringatan Ketiga tidak lagi mendapatkan pesangon. Ketentuan pesangon dalam Pasal 162 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang mengundurkan diri tidak mendapatkan pesangon. Ketentuan pesangon dalam Pasal 163 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang di PHK karena terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan tidak lagi mendapatkan pesangon. Ketentuan pesangon dalam Pasal 164 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang di PHK karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama 2 (dua) tahun, atau keadaan memaksa (force majeur), tidak lagi mendapatkan pesangon. Ketentuan pesangon dalam Pasal 165 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang di PHK karena perusahaan pailit tidak lagi mendapatkan pesangon. Ketentuan pesangon dalam Pasal 166 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang meninggal dunia, kepada ahli warisnya tidak lagi diberikan sejumlah uang sebagai pesangon. Ketentuan pesangon dalam Pasal 167 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang di PHK karena memasuki usia pensiun tidak lagi mendapatkan pesangon. Ketentuan pesangon dalam Pasal 172 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang di PHK karena mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kecelakaan kerja ketika di PHK tidak lagi mendapatkan pesangon. Said Iqbal juga mengungkapkan di Omnibus Law, hari libur yang biasanya 2 hari dalam seminggu, dibuat hanya 1 hari. Seperti tertuang dalam RUU Omnibus Law Cipta Kerja pasal 79 ayat 2 (b) disebutkan "Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu." Padahal, dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 79 ayat 2 (b) dituliskan bahwa; "Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu."Terakhir, Said Iqbal juga mengungkapkan perhatiannya pada pasal 59 UU 13/2003 yang dihapus dalam RUU Omnibus Law. Padahal, dalam pasal ini diatur syarat kerja kontrak, batasan waktu agar tidak mudah di PHK dan menghindarkan buruh dari eksploitasi yang terus menerus.

Page 31 of 185.

"Dengan hilangnya pasal ini, bisa dipastikan tidak ada lagi pengangkatan pekerja tetap," jelasnya. Adapun pasal 59 UU 13/2003 berbunyi: (1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu: a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya; b. pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama 3 tahun; c. pekerjaan yang bersifat musiman; atau d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan. (2) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap. (3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dapat diperpanjang atau diperbaharui. (4) Perjanjian kerja waktu tertentu yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan untuk paling lama 2 tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling lama 1 tahun. (5) Pengusaha yang bermaksud memperpanjang perjanjian kerja waktu tertentu tersebut, paling lama 7 hari sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh yang bersangkutan. (6) Pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat diadakan setelah melebihi masa tenggang waktu 30 hari berakhirnya perjanjian kerja waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan 1 kali dan paling lama 2 tahun. (7) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) maka demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu. (8) Hal-hal lain yang belum diatur dalam Pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri. Respons Pemerintah Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyebut ruang untuk berdialog masih terbuka. Pemerintah dan DPR juga terus mensosialisasikan Omnibus Law tersebut.

Page 32 of 185.

"Ruang dialog masih terbuka. Kita sudah menyampaikan kepada DPR. Kita juga sepakat dengan DPR akan menyosialisasikan RUU tersebut ke seluruh stakeholder," kata Menteri Ida. Menteri Ida menambahkan, pihaknya punya tim sosialisasi yang modelnya tripartit, yaitu pemerintah, pekerja dan buruh. Tim ini di samping melakukan sosialisasi, juga membahas soal substansi. "Termasuk bersama-bersama membahas menyiapkan peraturan teknis perintah dari UU," kata Ida. Menurut politikus PKB itu, penolakan RUU dari kalangan buruh karena adanya miss komunikasi. Oleh sebab itu Ida dam tim tripartit terus melakukan sosialisasi. "Saya bisa mengerti ada miskomunikasi, saya rasa kita akan terus melakukan sosialisasikan itu," ucapnya. Menteri Ida juga mengklarifikasi tudingan kalangan buruh bahwa upah minimum hingga pesangon akan dihapuskan di Omnibus Law Cipta Kerja. Dia menegaskan bahwa upah minimum dan pesangon masih tetap ada. Justru, lanjut Menteri Ida, pemerintah akan memperkenalkan program jaminan kehilangan pekerjaan. Di situ, ada uang saku dan pelatihan vokasi yang diberikan. Kemudian, jaminan atau akses penempatan. "Justru hal baru ini yang tidak ada dan tidak diatur dalam UU 13 tahun 2003. Kita memperkenalkan ada program jaminan kehilangan pekerjaan, yang dalam konsepnya tidak menambah iuran baru, nanti ada restrukturisasi manfaat yang diberikan kepada pekerja kita," tuturnya. Kemudian RUU tersebut akan memperketat pemberian izin Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). Menteri Ida menepis bahwa Omnibus Law Cipta Kerja akan mempermudah TKA (Tenaga Kerja Asing) masuk. "Di undang-udang itu strict sekali, siapa yang akan kita berikan RPTKA. Jabatan-jabatan tertentu yang memang kita tidak memiliki ahlinya. Kemudian diharapkan ada transfer of knowledge kepada kita, Jadi justru di UU Cipta Kerja itu ada batasannya siapa saja TKA yang bisa masuk ke Indonesia," tutup Menteri Ida. [bim]

Page 33 of 185.

Title NARASI KEPENTINGAN OMNIBUS LAW

Media Name Republika

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 6

Media Type Koran

Sentiment Negative

Page 34 of 185.

Page 35 of 185.

Title MENTERI IDA TEPIS BAKAL HAPUS UPAH MINIMUM & PESANGON

Media Name Rakyat Merdeka

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 6

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 36 of 185.

Page 37 of 185.

Title JALAN MASLAHAT OMNIBUS LAW

Media Name Media Indonesia

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 2

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 38 of 185.

Page 39 of 185.

Title BURUH TOLAK OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

Media Name Ekonomi Neraca

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 1

Media Type Koran

Sentiment Negative

Page 40 of 185.

Page 41 of 185.

Page 42 of 185.

Title KEPALA DAERAH MINTA DILIBATKAN DALAM PEMBAHASAN RUU CIPTA KERJA

Media Name Koran Tempo

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 2

Media Type Koran

Sentiment Negative

Page 43 of 185.

Page 44 of 185.

Sambungan…..

Page 45 of 185.

Page 46 of 185.

Title SUKSESKAH UU SAPU JAGAT?

Media Name Ekonomi Neraca

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 2

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 47 of 185.

Page 48 of 185.

Title UPAH MINIMUM TERGANTUNG PERTUMBUHAN DAERAH

Media Name Koran Sindo

Pub. Date 18 Februari 2020

Page/URL 2

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 49 of 185.

Page 50 of 185.

Page 51 of 185.

Title MELAWAN, KSPI TAK MAU MASUK TIM OMNIBUS LAW BENTUKAN PEMERINTAH

Media Name tempo.co

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://bisnis.tempo.co/read/1308295/melawan-kspi-tak-mau-masuk-tim-om nibus-law-bentukan-pemerintah

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan bahwa para buruh yang tergabung di organisasinya tidak pernah diundang maupun diminta masuk dalam tim pembahasan Omnibus Law atau RUU Cipta Kerja.

Untuk itu, KSPI menolak bergabung dalam tim bentukan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tersebut.

"KSPI tidak pernah dan tidak akan masuk tim Menko Perekonomian," kata Iqbal dalam konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu, 16 Februari 2020.

Untuk itu, kata dia, KSPI juga menolak semua pasal yang ada dalam draf Rancangan Undang-Undang atau RUU Cipta Kerja tersebut.

"KSPI tidak bertanggung jawab terhadap satu pasal pun di dalamnya," kata dia.

Sejak 7 Februari 2020, pemerintah telah membentuk tim pembahas Omnibus Law. Airlangga Hartarto mengklaim konfederasi serikat pekerja sudah diajak berdialog ihwal pembentukan tim tersebut.

"Beberapa konfederasi, sepuluh konfederasi sudah dialog dengan Menaker dan tentunya ada dibentuk tim dan seluruhnya sudah diajak dalam sosialisasi," kata Airlangga saat menyerahkan draf RUU Cipta Kerja ke DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2020.

Iqbal menyebut sejumlah hal yang menjadi alasan KSPI menolak masuk dalam tim bentukan Airlangga. Pertama, proses penyusunan RUU dilakukan secara tertutup.

Menurut dia, hal ini bertentangan dengan Undang-Undang Keterbukaan Informasi dan Undang-Undang mengenai Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Kedua, RUU Cipta Kerja ini telah diserahkan ke DPR, sehingga tidak lagi membutuhkan tim pembahas.

Page 52 of 185.

Seharusnya, kata Iqbal, pemerintah membahas RUU ini bersama para buruh sedari awal, bukan setelah diserahkan ke DPR.

Atas situasi ini, Iqbal mengatakan buruh akan mengadakan demonstrasi besar-besaran.

Rencananya aksi dilaksanakan pada saat DPR menggelar rapat paripurna untuk mengambil keputusan menerima atau tidak draf RUU Cipta Kerja.

Said memperkirakan puluhan ribu orang akan datang, dan akan lebih besar daripada aksi 20 Januari 2020 lalu. Serikat buruh lain, menurutnya, juga akan bergabung di aksi tersebut.

Page 53 of 185.

Title ACT KIRIM BANTUAN MASKER KE TIGA NEGARA ASIA TENGGARA

Media Name republika.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/20/02/16/q5syvk36 6-act-kirim-bantuan-masker-ke-tiga-negara-asia-tenggara

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

MAKASSAR -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah mengirim bantuan masker tahap pertamanya ke tiga negara di Asia Tenggara yakni, Hong Kong, Singapura, dan Taiwan untuk mengantisipasi penularan virus baru corona (Covid-19).

"Yang mengirim itu kantor pusat, kami di ACT Sulsel dan ACT daerah lainnya di Indonesia hanya mengumpulkan donasi masyarakat lalu disatukan di kantor pusat. Selanjutnya, pusat akan mengadakan kebutuhannya yang akan dikirimkan," ujar Ketua ACT Sulsel Faizal Agunisman di Makassar, Ahad (16/2).

Ia mengatakan pengiriman masker ke tiga negara itu berdasarkan data dari BNP2TKI. Hong Kong, Taiwan, dan Singapura termasuk tiga dari empat negara dengan jumlah tenaga kerja asal Indonesia terbanyak.

Para TKI ini sangat membutuhkan perlindungan dari ancaman merebaknya virus corona. Terlebih, kelangkaan masker seketika tak terhindarkan di negara-negara tersebut. Antrean panjang para pencari masker dilaporkan masih terjadi di toko-toko farmasi di sana.

Faizal menyatakan semua donasi masyarakat dikumpulkan untuk membantu warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri, dan untuk kebutuhan masyarakat negara tujuan. Dia menjelaskan, ACT sebagai lembaga kemanusiaan global akan selalu hadir untuk memberikan bantuan dan manfaat kepada siapa saja, apalagi dengan adanya wabah virus corona saat ini.

"ACT adalah lembaga kemanusiaan global dan kami hadir untuk memberikan bantuan dan manfaat. Salah satu bantuan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah masker untuk mengurangi penularan virus corona," katanya.

Tim Global Humanity Response (GHR)-ACT Sucita mengatakan ACT mengirimkan 1.610 kotak masker dengan keterangan 1.210 kotak ke Hong Kong, 300 kotak ke Taiwan, dan 100 kotak ke Singapura. Dia menyebutkan, ACT akan terus mengupayakan pencarian stok masker untuk warga negara Indonesia maupun masyarakat umum di Hong Kong, Makau, Singapura, dan Taiwan.

"Alhamdulillah, Ahad malam sudah kami kirim sebagai tahap pertama ke Hong Kong, Taiwan, dan Singapura. Insya Allah upaya pencarian stok untuk pengiriman

Page 54 of 185.

selanjutnya masih terus kami lakukan agar bisa melayani lebih banyak lagi saudara-saudara kita," katanya.

Ia mengatakan, jumlah tersebut baru 65 persen dari total target masker yang dikirimkan, yaitu 2.500 kotak. Menurut Sucita, keadaan tersebut disebabkan harga masker yang naik hingga dua kali lipat dalam hitungan jam.

"ACT akan terus berikhtiar memberikan bantuan terbaik dalam mengantisipasi penularan Covid-19 ini," ucapnya..

Page 55 of 185.

Title PESANGON TERANCAM HILANG

Media Name Pikiran Rakyat

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL 19

Media Type Koran

Sentiment Negative

Page 56 of 185.

Page 57 of 185.

Page 58 of 185.

Title BURUH TOLAK OMNIBUS LAW CIPTA KERJA!

Media Name detik.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/4901694/buruh-tolak-om nibus-law-cipta-kerja

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Jakarta - Pemerintah terus mempercepat penyelesaian Rencana Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker). Kini RUU Ciptaker sudah masuk ke DPR.

Namun, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) justru menolak RUU Ciptaker. Para buruh menilai justru RUU ini memberikan ketidakpastian kerja, jaminan sosial, dan pendapatan.

"Di dalam RUU Cipta Kerja ini, tidak ada kepastian kerja, kepastian jaminan sosial, kepastian pendapatan," ungkap Presiden KSPI Said Iqbal, di Ballroom Hotel Mega Proklamasi, Menteng Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2020).

Bahkan, buruh juga menolak duduk bersama dengan pemerintah untuk membahas omnibus law RUU Ciptaker. Said mengatakan, buruh tidak akan pernah mau berdiskusi soal RUU ini karena mereka tegas menolak RUU itu.

"Jadi kami tidak pernah diundang, tidak pernah dimintai pandangan, tidak juga bersedia masuk ke dalam tim. Dengan demikian, melalui kawan-kawan media, dengan tegas kami menyatakan tidak pernah dan tidak akan masuk ke tim Menko Perekonomian dalam bahasan RUU Cipta Kerja omnibus law yang drafnya sudah resmi disampaikan Menko Perekonomian, perwakilan pemerintah, kepada pimpinan DPR," kata Said.

"KSPI tidak bertanggung jawab satu pasal pun terhadap isinya," tegasnya.

Said menilai setidaknya ada sembilan poin yang ditolak dan dinilai membebani para pekerja yang masuk dalam RUU Ciptaker. Apa saja?

Poin pertama menurut Said adalah terkait upah minimum. Justru, dalam RUU ini upah minimum untuk buruh jumlahnya menjadi semakin kecil.

Pasalnya, upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan upah sektoral kabupaten/kota (UMSK) yang dihapuskan. Sementara itu, untuk upah minimum ditetapkan lewat upah minimum provinsi (UMP) yang tercantum dalam pasal 88 C yang berbunyi gubernur menetapkan upah minimum sebagai jaring pengaman.

Page 59 of 185.

"Dalam RUU Cipta kerja UMK dan UMSK yang selama ini berlaku dihapus. Berarti upah minimum hilang. Kalau dipaksakan UMP Jawa Barat Rp1,8 juta, UMK Kabupaten Bekasi Rp4,4 juta, masa turun upah mereka," ungkap Said.

Kemudian, Said menolak aturan mengenai pesangon dalam RUU Ciptaker. Pasalnya besaran pesangon yang harus dibayarkan perusahaan maksimalnya hanya 17 kali gaji, padahal harusnya bisa hingga 34 kali gaji kalau ada pekerja yang terkena PHK karena kesalahan perusahaan.

Berikutnya, Said menolak aturan yang menyebutkan bahwa hak perusahaan untuk menggunakan pegawai outsource dengan kuota tidak terbatas. Dalam aturan baru tersebut perusahaan dibebaskan untuk menambah karyawan outsource di berbagai bidang bahkan bekerja sebagai profesi inti dan strategis dalam sebuah perusahaan.

"Pengunaan outsource yang bebas untuk semua jenis kerja dan waktu yang tak terbatas. Ini kenapa malah dibenarkan, berarti karyawan outsource bisa kerja di profesi yang core-nya. Ini ko bisa seperti ini," sebut Said.

Kemudian Said pun menolak aturan mengenai upah sesuai jam kerja. Pasalnya hal ini memicu perusahaa menetapkan waktu kerja yang eksploitatif dan berlebihan.

Berikutnya, Said juga menolak adanya potensi penggunaan tenaga kerja asing (TKA) unskilled workers atau buruh kasar. Menurutnya dalam RUU Ciptaker, TKA bisa masuk ke Indonesia tanpa izin tertulis Menteri Ketenagakerjaan.

"Jadi tak perlu izin tertulis Menteri. Pakai izin menteri saja masuk TKA China di proyek Meikarta malah ketahuan tuh gara-gara Corona. Kalau itu dihapus, maka makin aja mudah TKA buruh kasar masuk," kata Said.

Selanjutnya, Said juga menolak ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menurutnya makin dimudahkan dalam RUU Ciptaker. Kemudian hal yang juga ditolak adalah berkurangnya jaminan sosial bagi pekerja buruh, khususnya jaminan kesehatan dan jaminan pensiun.

Lalu, ada juga aturan mengenai penggunaan karyawan kontrak yang tak terbatas ditolak Said. Terakhir, Said juga menolak RUU Ciptaker menghilangkan pasal mengenai sanksi pidana untuk pengusaha yang telat membayar upah maupun pesangon.

Page 60 of 185.

Title UANG PENGHARGAAN YANG DIPANGKAS HINGGA BONUS UNTUK PEKERJA, INI FAKTA-FAKTA OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

Media Name kompas.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://money.kompas.com/read/2020/02/17/070700626/uang-penghargaan-ya ng-dipangkas-hingga-bonus-untuk-pekerja-ini-fakta-fakta

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

JAKARTA, - Pemerintah resmi menyerahkan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja kepada DPR RI pada pekan lalu. Berbagai aturan yang tercantum dalam Undang-Undang terdahulu siap direvisi untuk menggenjot realisasi investasi RI.

Ketenagakerjaan merupakan salah satu bahasan yang tercantum dalam draf RUU sapu jagat tersebut.

Dalam draf RUU Omnibus Law yang diterima Kompas.com, pemerintah berencana menghapuskan, mengubah, dan menambahkan pasal terkait dengan UU Ketenagakerjaan.

Berikut beberapa poin yang dicanangkan pemerintah terkait ketenagakerjaan dalam RUU Omnibus Law.

Pemerintah berencana mengubah skema pemberian uang penghargaan kepada pekerja yang terkena PHK.

Dikutip dari draf RUU yang diperoleh Kompas.com , besaran uang penghargaan ditentukan berdasarkan lama karyawan bekerja di satu perusahaan.

Namun, jika dibandingkan aturan yang berlaku saat ini, UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, skema pemberian uang penghargaan RUU Omnibus Law Cipta Kerja justru mengalami penyusutan.

Dalam draf RUU Omnibus Law, skema pemberian penghargaan hanya dibagi menjadi 7 periode. Adapun detail besaran uang penghargaan adalah sebagai berikut:

a. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 2 bulan upah . b. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun, 3 bulan upah. c. Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun, 4 bulan upah. d. Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun, 5 bulan upah. e. Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun, 6 bulan upah. f. Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun, 7 bulan upah. g. Masa kerja 21 tahun atau lebih, 8 bulan upah.

Page 61 of 185.

Padahal, di dalam UU No 13 Tahun 2003, besaran uang penghargaan terbagi menjadi 8 periode. Dengan periode masa kerja paling lama adalah 24 tahun atau lebih, dengan uang penghargaan sebesar 10 bulan upah.

Dalam aturan yang berlaku saat ini, pekerja memiliki hak untuk mengajukan gugatan kepada pemberi kerja ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial ketika terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Hal ini diatur dalam Pasal 159 UU Nomor 13 Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan.

"Apabila pekerja atau buruh tidak menerima pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 ayat 2, pekerja atau buruh yang bersangkutan dapapt mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial," tulis beleid tersebut.

Akan tetapi, dalam draf RUU Omnibus Law Cipta Kerja pemerintah memutuskan untuk menghapus ketentuan mengenai hak pekerja tersebut.

Pemerintah menghapus pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dihapus. Pasal ini mengatur mengenai jenis pekerja kontrak.

Menurut Ketua Departemen Komunikasi dan Media Komite Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Kahar S Cahyono, dengan dihapusnya pasal tersebut, maka penggunaan pekerja kontrak yang dalam UU disebut perjanjian kerja waktu tertentu bisa diperlakukan untuk semua jenis pekerjaan.

"Dengan dihapuskannya pasal 59, tidak ada lagi batasan seorang pekerja bisa dikontrak. Akibatnya, bisa saja seorang pekerja dikontrak seumur hidup," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (14/2/2020).

Padahal, lanjut dia, dalam UU Ketenagakerjaan pekerja kontrak hanya dapat digunakan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu.

Seperti, pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya, pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama tiga tahun.

Selanjutnya, pasal tersebut juga mengatur pekerjaan yang bersifat musiman atau pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.

Melalui draf RUU ini juga, pemerintah berencana mewajibkan perusahaan besar untuk memberikan bonus kepada pekerjanya.

Aturan mengenai pemberian gaji ini diatur dalam Pasal 92 tentang penghargaan lainnya.

Page 62 of 185.

"Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, pemberi kerja berdasarkan Undang-Undang ini memberikan penghargaan lainnya kepada pekerja atau buruh," demikian bunyi pasal 92.

Adapun besaran penghargaan lainnya atau bonus ini ditentukan berdasarkan lama karyawan bekerja di satu perusahaan. Besaran bonus ini dibagi menjadi 5 periode yang berbeda.

Berikut detail besaran bonus yang harus diberikan oleh perusahaan :

a. Pekerja atau buruh yang memiliki masa kerja kurang dari 3 tahun, sebesar 1 kali upah.

b. Pekerja atau buruh yang memiliki masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, sebesar 2 kali upah.

c. Pekerja atau buruh yang memiliki masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun, sebesar 3 kali upah;

d. Pekerja atau buruh yang memiliki masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun, sebesar 4 kali upah.

e. Pekerja atau buruh yang memiliki masa kerja 12 tahun atau lebih, sebesar 5 kali upah.

Pasal ini juga mewajibkan perusahaan untuk membayarkan bonus kepada pekerja sebanyak 1 kali, selambat-lambatnya 1 tahun setelah aturan ini berlaku.

Page 63 of 185.

Title JANGAN TERBURU-BURU SAHKAN OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

Media Name sindonews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.sindonews.com/read/1528714/12/jangan-terburu-buru-sah kan-omnibus-law-cipta-kerja-1581901637

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Pemerintah telah menyerahkan draf Rancangan Undang-undang (RUU) penyederhanaan Undang-undang atau Omnibus Law Cipta Kerja ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemerintah berharap, Omnibus Law bisa selesai dibahas dan diputuskan DPR dalam waktu singkat.

"Omnibus Law Cipta Kerja banyak ditolak oleh kalangan buruh, karena sangat merugikan buruh," kata analis politik asal Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin saat dihubungi SINDOnews, Senin (17/2/2020).

Ujang menyatakan, sejatinya pemerintah dan DPR tidak memaksakan RUU Omnibus Lawa Cipta Kerja untuk cepat-cepat disahkan atau diketok palu. Terlebih, 100 hari masa kerja pemerintahan Jokowi-KH. Ma'ruf Amin juga sudah lewat. Sehingga, hal ini juga harus menjadi perhatian partai-partai politik, utamanya pendukung pemerintah.

Menurutnya, RUU tersebut dibuat untuk kepentingan rakyat termasuk kaum buruh. Jika rakyat dan kaum buruhnya saja sudah menolak, buruhlah yang akan jadi korban oleh Omnibus Law Cipta Kerja seandainya disahkan.

"Jadi DPR dan pemerintah harus dengar dulu aspirasi buruh. Jika ada pasal yang merugikan kaum buruh, tentu harus cepat diubah," ujar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu.

Page 64 of 185.

Title OMNIBUS LAW: DISANJUNG PENGUSAHA DITENTANG PEKERJA

Media Name kontan.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.kontan.co.id/news/omnibus-law-disanjung-pengusaha-dit entang-pekerja

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Pemerintah telah memberikan draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law Cipta Kerja kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI beberapa waktu lalu. Sejalan dengan beredarnya draf RUU Cipta Kerja, muncul sejumlah penolakan yang diberikan oleh masyarakat terkait dengan isi RUU tersebut.

Namun demikian, Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam menilai, Omnibus Law Cipta Kerja saat ini memang dibutuhkan untuk mengubah atau mentransformasi kesejahteraan para pekerja. Adanya RUU ini dinilai akan menjamin penyerapan tenaga kerja baru.

"Jika bisnis bagus, artinya pekerja juga bagus. Ini juga menyangkut transformasi kesejahteraan pekerja. Waktu UU No. 13 banyak pekerja yang diberikan upah di bawah Kebutuhan Hidup Minimum (KHM), tetapi sekarang sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)," jelas dia kepada Kontan.co.id, Minggu (16/2).

Bob menambahkan, produk asuransi saat ini makin membaik yang turut menjadi nilai plus bagi pekerja. Apalagi dengan adanya layanan seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, serta BPJS Ketenagakerjaan.

Menurut dia, yang harus dipikirkan saat ini tinggal jaminan pekerjaan. Terlebih setiap tahun ada sebanyak 2,3 juta pencari kerja baru, sedangkan perekonomian Indonesia hanya tumbuh sebesar 5%, atau dengan kata lain, hanya dapat menyerap 1 juta hingga 1,5 juta tenaga kerja baru setiap tahunnya.

Adanya Omnibus Law ini kemudian akan membuka peluang investasi baru, sehingga para tenaga kerja baru juga dapat terserap di dalamnya.

"Memang para pekerja eksisting seolah jadi dirugikan, tetapi sebenarnya ini juga akan berdampak bagi pekerja eksisting," ungkapnya.

Bob menambahkan, kesejahteraan buruh tidak bisa hanya dilihat dari tingginya besaran upah minimum ataupun pesangon. Kesejahteraan buruh ini juga dilihat berdasarkan besarnya tenaga kerja baru yang dapat terserap oleh perusahaan.

Page 65 of 185.

"Apabila dilihat dari besaran upah, pesangon Indonesia terbaik nomor tiga di dunia, tetapi apa buruh sejahtera? Upah minimum juga naik lebih dari 100% dalam 5 tahun terakhir sebelum ada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78, apa buruh sejahtera?," kata Bob.

Lebih lanjut, Bob mengatakan memang sudah menjadi tugas pemerintah untuk memperbaiki perkembangan dunia usaha yang mulai terhambat, salah satunya dengan membuat RUU Cipta Kerja.

Apalagi, saat ini juga muncul beberapa pemain baru di dalam sektor industri, seperti Vietnam, Bangladesh dan negara-negara lain di samping negara-negara yang sudah menjadi pemimpin dalam sektor industri, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.

"Beberapa UU ini sudah berusia lebih dari 16 tahun. Jadi sudah saatnya direvisi karena ada beberapa hal di dalam UU tersebut yang menghambat atau bahkan sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan di bidang ketenagakerjaan," ucap dia.

Page 66 of 185.

Title OMNIBUS LAW DAN SISTEM HUKUM NASIONAL

Media Name sindonews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.sindonews.com/read/1528609/18/omnibus-law-dan-sistem- hukum-nasional-1581874042

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Guru Besar Ilmu Hukum UGM KORAN SINDO edisi 31 Januari 2020 menurunkan Tajuk, "Omnibus Law Harus Transparan". Pemerintah harus terbuka dan melibatkan banyak pihak dalam penyusunan omnibus law . Pemerintah daerah, akademisi, universitas, dan pihak-pihak lain yang memiliki kompetensi perlu dilibatkan, agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.

Pastilah semua pihak sependapat tentang pentingnya transparansi. Dapat dinyatakan bahwa transparansi pembuatan omnibus law merupakan prasyarat terwujudnya legitimasi publik. Bukankah omnibus law dimaksudkan untuk menyejahterakan masyarakat? Maka masyarakat--siapa pun dan dalam posisi apapun--selagi ada kompetensi mesti dilibatkan dalam proses pembuatannya.

Dalam rangka Dies Natalis Ke-74 Fakultas Hukum UGM pada 13 Februari 2020 diselenggarakan seminar nasional "Peluang dan Tantangan Menuju Omnibus Law di Indonesia". Melengkapi pendapat para pakar, izinkan saya membicarakan sisi lain yang tak kalah pentingnya, yakni terwujudnya sistem hukum nasional.

Oleh pemerintah diharapkan omnibus law dapat digunakan sebagai "sapu jagat" untuk menyapu seluruh regulasi-regulasi bermasalah. Dicermati, banyak regulasi tumpang-tindih. Masalah demikian itu menghambat akses pelayanan publik dan kemudahan investasi. Implikasinya, program percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sulit tercapai. Dengan omnibus law , direncanakan akan diselaraskan 82 undang-undang dan 1.194 pasal.

Bicara perihal sistem hukum, identik bicara hukum sebagai teks, perundang-undangan, (disebut legislated law ). Diidealkan, berdasarkan sistem hukum, seluruh aspek kehidupan bernegara hukum dapat dikelola dan dikendalikan sesuai skema yang diatur dalam perundang-undangan.

Omnibus law digadang-gadang menjadi instrumen untuk pengendalian seluruh regulasi, agar sesuai dengan skema (politik hukum) pemerintah dalam hal investasi, perpajakan, ketenagakerjaan, dan substansi lainnya. Bila yang diskemakan adalah peningkatan investasi dan peningkatan perolehan pajak, maka seluruh regulasi wajib disinkronkan dengan skema tersebut. Sebaliknya, bila ada regulasi yang tidak selaras (berseberangan) dengan skema omnibus law , maka terkategorikan

Page 67 of 185.

sebagai melawan sistem hukum, dan oleh karenanya sah untuk dikoreksi atau dibatalkan.

Di balik keinginan adanya omnibus law , tampak bahwa para penguasa dan pengusaha di negeri ini umumnya larut dalam filsafat positivisme. Ajaran Hans Kelsen--sebagai tokoh positivisme--senantiasa dijadikan sandaran berpikir, bersikap dan berperilaku hukum. Diprediksi omnibus law --sebagai bagian utama sistem hukum nasional--akan terwujud sebagai bangunan perundang-undangan yang disusun dari blok ke blok dengan akurasi rasional tinggi. Demi rasionalitas tinggi itu maka intervensi faktor-faktor nilai, filsafat, atau ilmu lain ditabukan.

Dalam teori sistem hukum yang logis dan berjenjang (logische Stufenbauutheorie) struktur rasional hukum amatlah ketat, tidak boleh ada cacat barang sedikit pun. Dalam sistem hukum, tidak dimungkinkan ada celah-celah, tumpang-tindih, disharmoni, dan inkonsistensi di antara blok-blok perundang-undangan.

Disadari, perkembangan kehidupan berbangsa di era industri 4.0 memerlukan kehadiran sistem hukum nasional yang positivistik. Sistem perekonomian kapitalistik, misalnya, sangat membutuhkan percepatan, kepastian dan ketepatan langkah-langkah investasi, produksi, distribusi, dan lain-lainnya. Segalanya harus terukur dan terencana. Untuk itu, basis tatanan, order , atau sistem hukum yang eksak amat diperlukan.

Bila omnibus law nantinya berhasil digunakan untuk penyelarasan 82 undang-undang dan 1.194 pasal yang dinilai pemerintah bermasalah, sungguh ini prestasi besar yang patut diacungi jempol. Pada ranah niat baik ke arah terwujudnya sistem hukum nasional itulah layak semua pihak mendukungnya. Perundang-undangan apa pun--di tingkat pusat ataukah tingkat daerah--yang terkena pangkasan atau pembatalan, harus dipahami merupakan konsekuensi pemberlakuan omnibus law sebagai sistem hukum nasional.

Perlu dimengerti bahwa salah satu sifat menonjol dari sistem hukum, atau hukum sebagai teks, atau perundang-undangan, adalah kekakuannya. Ada ungkapan: Lex dura sed tamen scripta . Artinya, hukum itu kaku (keras), tetapi begitulah sifat tertulis itu. Bila omnibus law nanti telah diundangkan, menjadi dokumen tertulis, kemudian diberlakukan dengan tegas, keras, kaku pada siapa pun sasarannya, maka sejak pemberlakuan demikian omnibus law tidak fasilitatif terhadap keadilan substantif, melainkan sekadar akomodatif terhadap keadilan formal (keadilan perundang-undangan) saja.

Implikasi lain pemberlakuan omnibus law dengan tegas adalah terjadinya penyempitan atau penutupan lorong-lorong hukum, sekaligus cara-cara berhukum dengan akal sehat (fairness, reasonableness, common sense). Tiada lorong lain boleh dilalui kecuali melalui teks-teks omnibus law . Lorong hukum adat atau lorong lainnya tidak berlaku. Diperkirakan ke depan persoalan besar akan dihadapi masyarakat yang terbiasa hidup secara tradisional berdasarkan interactional law . Masyarakat hukum adat, petani, nelayan, termasuk rentan terjebak ke dalam lorong sempit itu.

Page 68 of 185.

Omnibus law sebagai tatanan simetris, rasional, sistemik, tidaklah imun dari relasi kekuatan-kekuatan (power relationships) di negeri ini. Ada kekuatan formal dan ada pula kekuatan nonformal. Ketika masalah, perkara, atau sengketa muncul (tak terhindarkan) sebagai akibat pemberlakuan omnibus law dipastikan pemerintah--melalui lembaga-lembaga formal--akan menggunakan kekuatan dan kekuasaannya agar kepentingannya terlindungi. Masyarakat--terkena dampak--akan melihatnya sebagai ketidakadilan karena "tindakan sewenang-wenang" pemerintah. Para advokat -sebagai pembela pemerintah atau pembela rakyat--bekerja secara profesional demi nasib kliennya masing-masing. Ketika suatu perkara sampai di pengadilan, hakim mungkin membuat putusan (vonis) atas pertimbangan keyakinannya, tetapi bisa pula berkiblat pada teks-teks omnibus law.

Dalam situasi kompleks demikian, tidaklah mudah menjadikan omnibus law sebagai sistem hukum nasional. Siapa pun tidak boleh terkorbankan karena omnibus law . Keterbukaan, kejujuran, kenasionalan, sikap populis, perlu dikedepankan.

Wallahu a'lam.

(mhd).

Page 69 of 185.

Title SEMBILAN ALASAN BURUH TOLAK OMNIBUS LAW

Media Name tribunnews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.tribunnews.com/nasional/2020/02/17/sembilan-alasan-buruh-t olak-omnibus-law

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

JAKARTA - Omnibus penciptaan lapangan kerja terus menuai gelombang protes dari kalangan buruh.

Peraturan perundangan yang akan jadi induk beberapa sektor seperti perizinan, upah buruh, investasi dan UMKN, dianggap merugikan buruh.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) , Said Iqbal menyebutkan, ada sembilan poin di draft Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja yang ditolak pihaknya.

Hal itu disampaikan Said saat konferensi pers di Jakarta, Minggu (16/2/2020).

Pertama, terkait perubahan aturan upah minimum.

Said mempermasalahkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan upah sektoral kabupaten/kota (UMSK) yang dihapuskan.

Page 70 of 185.

Sementara upah minimum provinsi (UMP) masih tercantum dalam pasal 88 C yang berbunyi gubernur menetapkan upah minimum sebagai jaring pengaman.

"Ada yang bilang UMP ada, tapi itu tak dibutuhkan oleh buruh kecuali DKI Jakarta dan DIY. Di luar itu, UMP tidak dipakai. Yang dipakai UMK dan upah minimum sektoral," katanya.

Menurutnya, dalam RUU Cipta kerja, UMK dan UMSK yang selama ini berlaku dihapus. Berarti upah minimum hilang.

Kalau dipaksakan UMP Jawa Barat Rp 1,8 juta, katanya, UMK Kabupaten Bekasi yang besarnya Rp 4,4 juta, jadi turun.

Poin kedua yang ditolak adalah terkait pesangon. Dia memprotes ketentuan yang menyebutkan besaran pesangon yang harus dibayarkan maskimal hanya 17 kali gaji.

Ketiga, Said menyebut draft RUU Cipta Kerja membebaskan penggunaan tenaga kerja outsourcing di semua jenis pekerjaan dengan jam kerja tak terbatas.

"RUU cipta kerja bolehkan karyawan kontrak dan outsourcing bebas. Itu nyambung ke yang sebelumnya, berarti hilangkan pesangon dong. Bu Menaker bilang ada sweetener 5 bulan. Kita enggak butuh itu, butuhnya job security dan salary security," katanya.

Keempat, jam kerja yang dinilainya eksploitatif. Kelima, adanya potensi penggunaan tenaga kerja asing (TKA) unskilled workers atau buruh kasar.

"Jadi tak perlu izin tertulis menteri. Pakai izin menteri saja masuk TKA China di proyek Meikarta ketahuan tuh gara-gara corona. Kalau itu dihapus, maka mudah TKA buruh kasar masuk," kata dia.

Selanjutnya, Said memprotes poin mengenai ketentuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang menurutnya dipermudah.

Ketujuh, berkurangnya jaminan sosial bagi pekerja buruh, khususnya jaminan kesehatan dan jaminan pensiun. Lalu, penggunaan karyawan kontrak yang tak terbatas.

"Pekerja sakit. Pekerja yang dapat haid. UU 13 tahun 2003, 2 hari haid upah dibayar. Yang keluarga nikah, orang tua meninggal libur 1 hari tidak dipotong gaji. Di Omnibus law tidak dibayar," kata dia.

Terakhir, soal sanksi pidana yang, kata dia, dihilangkan. Menurutnya, belum ada pasal yang menyebutkan bahwa pengusaha akan mendapat sanksi apabila telat membayar upah maupun tak memberi pesangon.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, juga mengungkapkan hal yang sama dengan Said Iqbal.

Page 71 of 185.

Ia mengaku sangat terkejut dengan isi draf Omnibus Law Cipta Kerja karena banyak poin yang merugikan buruh.

"Saya masih teringat cita-cita ayahanda Almarhum Jacob Nuwa Wea saat menyusun UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakaerjaan. Aturan ini dibuat saat Jacob Nuwa Wea menjabat Menakertrans di era Presiden Megawati," ujar Andi di Jakarta, Minggu (16/2/2020).

"Isinya sangat melindungi nasib buruh, berbeda 180 derajat dengan Omnibus Law Cipta Kerja yang justru menyulitkan nasib buruh," sambungnya.

Menurutnya, ada banyak hak buruh yang dihapus tak lagi berlaku dengan hadirnya omnibus law tersebut, seperti perubahan jam kerja, sistem kerja, kerja kontrak, outsourcing, upah minimum, dan pesangon.

Selain itu, aturan tenaga kerja asing, sistem kerja dari long life menjadi fleksibel, serta soal jaminan sosial.

"Aturan yang membela nasib buruh dengan membatasi masa kontrak kerja, pesangon yang memadai, outsourcing terbatas untuk 5 jenis pekerjaan, sanksi pidana untuk pengusaha yang tidak menaati aturan dalam UU No 13 Tahun 2013, kenapa itu semua harus dihapuskan?," paparnya.

Andi pun menyebut serikat buruh hingga saat ini tidak pernah diajak berdiskusi dalam Omnibus Law Cipta Kerja, meski pemerintah mengklaim telah berkomunikasi.

"Sebutkan dengan jelas pimpinan buruh yang terlibat dari awal penyusunan RUU Cipta Kerja, jangan mengada-ada," ucapnya.

Sekretaris Umum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI), Afif Johan juga memprotes hal yang sama.

Ia mengatakan, pemerintah tidak transparan dalam perumusan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.

"Dalam proses pembuatan RUU Omnibus, Undang-undang Cipta Karya ini, kurang transparan. Karena kami tidak dilibatkan secara keseluruhan," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Surat Presiden (Surpres) terkait draft omnibus law cipta lapangan kerja sudah ditandatangani Presiden Joko Widodo dan disampaikan kepada pimpinan DPR RI pada Rabu (13/2/2020) lalu.

Staf Ahli Bidang Hubungan Ekonomi dan Politik Hukum Keamanan Kemenko Perekonomian Elen Setiadi mengatakan, saat ini ada 45 juta orang angkatan kerja yang bekerja tidak penuh.

Jumlah itu terjadi karena mereka disebut tidak tercover penuh oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan.

Page 72 of 185.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, kata Elen, Presiden Joko Widodo kemudian selalu menegaskan perlu adanya pembukaan lapangan kerja baru.

Hal ini itu disampaikan Elen dalam diskusi RUU Omnibus Law Cipta Kerja di Gedung Asta Gatra, Komplek Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Jakarta Pusat, Kamis (13/2/2020) malam.

"Ada 45 juta orang angkatan kerja yang bekerja tidak penuh, alias 38,3 persen. Dia tidak tercover penuh dengan Undang-Undang Tenaga kerja. Jumlah ini harus dipikirkan," kata Elen.

Kepala Subdirektorat Standarisasi dan Fasilitas Pengupahan, Kemenakertrans, Amelia Diatri Tuangga Dewi, menyebut Omnibus Law merupakan kompilasi dari banyak Undang-undang untuk mengatasi undang-undang yang tumpang tindih.

Omnibus Law juga berangkat dari situasi perubahan cepat dunia saat ini yang harus direspon dengan cepat pula.

"Melalui Omnibus Law , mekanisme perubahan hukum dapat lebih cepat dilakukan. Misalnya saja, melalui RUU Cipta Kerja kita dapat memanusiakan manusia," ujar Amelia dalam pernyataannya, Kamis (13/2/2020) lalu.

Amelia juga menjelaskan bahwa Omnibus Law RUU Cipta Kerja tetap mengutamakan perlindungan dan kesejahteraan para pekerja.

Adapun terkait pernyataan bahwa Omnibus Law RUU Cipta kerja ini tertutup dari publik, ia menanggapi bahwa hal ini bukan ditutup-tutupi, namun memang belum waktunya untuk dibuka ke publik karena masih pada tahap identifikasi masalah.

"Ketika sudah rampung keseluruhan draftnya dan diberikan kepada DPR untuk dibahas, barulah draft RUU tersebut dapat dikritisi atau ditanggapi oleh publik melalui mekanisme yang berlaku," ujarnya.

(tribunnetwork/ria/seni/wly/cep).

Page 73 of 185.

Title PAK JOKOWI, INI ADA 4 PASAL KRUSIAL DI OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

Media Name mediaindonesia.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://mediaindonesia.com/read/detail/290404-pak-jokowi-ini-ada-4-pas al-krusial-di-omnibus-law-cipta-kerja

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Pemerintah menginginkan agar pembahasan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law bisa berlangsung dengan cepat.

Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi sinyal agar pembahasannya dapat tuntas dalam 100 hari. Jokowi siap mengacungkan dua jempol kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Namun bila melihat banyaknya pro kontra yang menyertai pembahasan RUU ini, target 100 hari sulit tercapai. Belum lagi ada sejumlah pasal yang ditolak kaum buruh dan juga pengusaha.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan bahwa draft RUU Omnibus Law Cipta Kerja memiliki 4 pasal krusial bila melihat dari substansi ketenagakerjaan.

"Pertama saya lihat Pasal 88D terkait kenaikan upah minimum berdasarkan pada pertumbuhan ekonomi daerah berbahaya bagi daya beli masyarakat. Kalau daerah pertumbuhan ekonominya negatif seperti kita lihat di Papua 2019 lalu, maka tahun depan upahnya justru minus. Ekonomi daerah bukan makin membaik tapi justru memburuk karena konsumsi rumah tangga turun," ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (16/2).

Lebih lanjut, Bima menambahkan bahwa Pasal 88E terkait upah minimum padat karya yang diatur terpisah, juga dikatakan sangat mengkawatirkan. Hal ini dikarenakan dapat memicu terjadinya rezim upah murah yang merugikan pekerja khususnya di sektor tekstil pakaian jadi dan alas kaki.

"Selain itu, Pasal 42 ayat 3 soal kemudahan tenaga kerja asing (TKA) untuk perusahaan startup. Ini kan aneh. Startup katanya mau berdayakan talent lokal. Faktanya justru mau undang TKA," lanjutnya.

Terakhir, Bima mengatakan bahwa ada pasal yang dihapus yakni Pasal 66 dalam UU Ketenagakerjaan Tahun 2003. Hal ini berkaitan dengan membuat batasan outsourcing atau perusahaan alih daya yang saat ini berubah menjadi tidak adanya pengaturan.

Page 74 of 185.

"Berarti pekerjaan yang core atau inti produksi pun bisa dialihdayakan. Ini bisa ciptakan job insecurity ," pungkas Bima.

Bima juga menekankan sedari aspek pembuatan draft dirasa seakan dirahasiakan dan menabrak aturan terkait transparansi. Padahal isi Omnibus Law akan berdampak luas ke seluruh lapisan masyarakat baik buruh maupun pelaku usaha umkm.

"Saya cuma khawatir pembahasan ke depan akan menimbulkan diskusi yang kontraproduktif. Ini bisa dikatakan RUU terburuk sepanjang sejarah. Pelaku usaha justru menjadi kebingungan karena adanya perubahan peraturan yang berdampak pada rencana jangka panjang," tutupnya. (Des/E-).

Page 75 of 185.

Title BPJS WATCH DESAK PEMERINTAH DAN DPR TRANSPARAN SOAL OMNIBUS LAW

Media Name kompas.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://money.kompas.com/read/2020/02/17/080900026/bpjs-watch-desak-pe merintah-dan-dpr-transparan-soal-omnibus-law-

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

JAKARTA, - Koordinator Advokasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS),

Watch Timboel Siregar berpendapat, Rancangan Undang-Undang ( RUU )

Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja tersebut harus transparan dan dapat diakses ke

publik. Termasuk ke Serikat Pekerja atau Serikat Buruh (SP/SB).

Menurut dia, apabila pembahasan RUU Omnibus Law dilakukan tertutup maka

akan terjadi prasangka buruk dan kualitas undang-undang nantinya akan rendah

dan mudah dibatalkan Mahkamah Konstitusi.

"Saya kira dengan pasal yang akan dibahas sedemikian banyak (seribuan pasal)

maka untuk memastikan efektivitas dan kualitas pembahasannya maka seharusnya

seluruh komisi dilibatkan berdasarkan klasternya, tidak hanya dibahas di Baleg,"

katanya dalam keterangan tertulis diterima Kompas.com, Jakarta, Minggu

(16/2/2020).

"Pembahasan draft ini harus benar-benar dicermati dan tidak dicepat-cepatin

sehingga kualitasnya menjadi rendah," lanjut Timboel.

RUU Omnibus Law telah diserahkan pemerintah ke DPR RI. Pemerintah pun

memnta DPR segera membahas RUU tersebut sehingga ditargetkan dalam tiga

bulan selesai.

Menurut dia, persoalan RUU Omnibus Law ini ada di ranah formil dan materil.

Secara formil, pembuatan draft RUU ini dilakukan dengan tidak transparan. Naskah

akademik tidak terpublikasi, peran serta masyarakat tidak terakomodir, draft RUU

yang muncul terus berganti sehingga kerap kali disebut hoaks.

Demikian juga dengan materialnya yaitu substansi pasal-pasal di draft RUU ini

khususnya di klaster ketenagakerjaan, menyiratkan secara terang-terangan

penurunan manfaat kepada pekerja.

Sebagai contoh, kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang

menghilangkan penggantian hak dan tertulis di pasal 156 ayat 4 UU Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta menurunkan nilai penghargaan masa

kerja (pasal 156 ayat 3) menjadi maksimal 8 kali.

Page 76 of 185.

Demikian juga dengan proses PHK yang dipermudah seperti pasal 161 yaitu

pelanggaran peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama tanpa lagi harus

diberikan surat peringatan. Pasal 168 tentang mangkir lima hari berturut-turut tanpa

lagi ada kewajiban pengusaha memanggil kerja dua kali secara patut dan layak.

Dia menilai, banyak lagi yang harus dikritisi dalam RUU Omnibus Law Cipta

Lapangan Kerja seperti nilai kompensasi PHK yang sebelumnya diatur UU Nomor 13

Tahun 2003, di draft RUU justru kewenangan ada di tangan pemerintah eksekutif

melalui peraturan pemerintah.

"Jadi, nanti pemerintah bisa mengubah kompensasi PHK sendiri. Masih banyak hal

lain yang harus dikritisi karena memang banyak hal yang turun. Oleh karenanya

memang proses perundingan draft RUU ini antara DPR dan pemerintah menjadi hal

penting untuk dikawal oleh masyarakat." tegasnya.

Menurut BPJS Watch, Komisi IX DPR RI pernah berjanji kepada Serikat Pekerja atau

buruh untuk melakukan pembahasan dengan pemerintah secara terbuka. Tentunya

janji ini biasa dilakukan dengan membolehkan masyarakat menyaksikannya dari

mimbar atas atau balkon di Gedung Legislatif DPR RI.

Namun dalam tata tertib (tatib) DPR ada juga mekanisme pembahasan yang

dilakukan tertutup dan ini menjadi hal lumrah dilakukan.

"Nah untuk pembahasan tertutup, saya kira ini yang harus diminimalisir. Semoga

semuanya bisa diakses langsung oleh publik," ujarnya Pasalnya, keterbukaan akses

penting sekali mengingat draft RUU Omnibus Law yang dibuat pemerintah sangat

rahasia dan sulit diakses publik.

Timboel juga menjelaskan, sebelumnya dalam Surat Keputusan (SK) Menko

Perekenomian Nomor 121 Tahun 2020, dalam pasal 2-nya disebut tugas tim yang

melibatkan para Serikat Pekerja atau buruh akam membuat substansi RUU dan

regulasi.

Kenyataannya saat implementasi tidak berjalan sesuai SK. "Surat Keputusan Nomor

121 itu hanya basa-basi," tegasnya.

Adapun catatan penting keterbukaan pembahasan RUU Omnibus Law, menurut

BPJS Watch akan sangat berperan untuk memastikan beberapa hal, antara lain:

1. Adanya keterbukaan dari anggota DPR dalam pembahasan RUU tersebut

sehingga publik tahu pembahasan pasal per pasal dan argumentasinya serta

kaitannya dengan UU Nomor 13, UU Nomor 40 Tahun 2004 dan UU Nomor 24

Tahun 2011 yang masih eksis saat ini.

Page 77 of 185.

Rakyat wajib tahu kualitas pembahasannya sehingga kualitas RUU Omnibus Law

Cipta Lapangan Kerja benar-benar baik sehingga tidak mudah dibatalkan oleh

Mahkamah Konstitusi. Ini juga akan memastikan apakah memang DPR

memperjuangkan rakyat atau tidak.

2. Keterbukaan tersebut sangat penting mengingat DPR dikuasai oleh parpol koalisi

pemerintah, sehingga janji-janji yang pernah disampaikan anggota DPR bahwa

mereka tetap berjuang untuk rakyat walaupun mereka anggota dari parpol koalisi.

Masyarakat bisa melihat langsung anggota DPR tersebut apakah konsisten berjuang

untuk rakyat atau takut sama ketua umum parpol koalisi.

3. Masyarakat dan SP/SB bisa memberikan masukan langsung ke anggota DPR saat

pembahasan lewat WA atau SMS sehingga anggota DPR bisa lebih mengetahui

masalah-masalah perburuhan. Dan rakyat pun bisa mengkritisi langsung ketika

pemerintah dan DPR tidak serius membahas RUU ini.

Page 78 of 185.

Title BANTUAN RIBUAN MASKER DIKIRIMKAN ACT KE MANCANEGARA

Media Name jogja.antaranews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://jogja.antaranews.com/nasional/berita/1300874/bantuan-ribuan-ma sker-dikirimkan-act-ke-mancanegara

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Makassar - Sukarelawan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyiapkan masker untuk dikirimkan ke mancanegara. Bantuan masker itu untuk mengantisipasi penularan virus baru corona yakni COVID-19 dan pada Ahad (16/2/2020) telah dikirimkan bantuan masker tahap pertamanya ke negeri jiran Singapura, dan wilayah Hong Kong dan Taiwan. (FOTOHO-ACT) Aksi Cepat Tanggap (ACT) telah mengirim bantuan masker tahap pertamanya ke mancanegara, yakni ke negeri jiran Singapura, dan wilayah Hong Kong dan Taiwan untuk mengantisipasi penularan virus baru corona yakni COVID-19.

"Yang mengirim itu kantor pusat, kami di ACT Sulsel dan ACT daerah lainnya di Indonesia hanya mengumpulkan donasi masyarakat lalu disatukan di kantor pusat. Selanjutnya, pusat akan mengadakan kebutuhannya dan akan dikirimkan," kata Ketua ACT Sulsel Faizal Agunisman di Makassar, Minggu.

Ia mengatakan pengiriman masker ke mancanegara itu berdasarkan data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang kini berganti menjadi Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) -- karena Singapura, Hong Kong dan Taiwan, termasuk kawasan dengan jumlah tenaga kerja asal Indonesia terbanyak.

Para TKI ini sangat membutuhkan perlindungan dari ancaman merebaknya virus COVID-19, terlebih kelangkaan masker seketika tidak terhindarkan di negara dan wilayah tersebut. Dilaporkan bahwa antrean panjang para pencari masker masih terjadi di toko-toko farmasi di sana.

Faizal menyatakan semua donasi masyarakat dikumpulkan untuk membantu warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri, maupun untuk kebutuhan masyarakat negara tujuan Dia menjelaskan, ACT sebagai lembaga kemanusiaan global akan selalu hadir untuk memberikan bantuan dan manfaat kepada siapa saja, apalagi dengan adanya wabah virus COVID-9 saat ini.

"ACT adalah lembaga kemanusiaan global dan kami hadir untuk memberikan bantuan dan manfaat. Salah satu bantuan yang sangat dibutuhkan saat ini adalah masker untuk mengurangi penularan virus COVID-119," kata Faizal Agunisman.

Page 79 of 185.

Sementara itu, Sucita dari Tim Global Humanity Response (GHR)-ACT mengatakan ACT mengirimkan sebanyak 1.610 kotak masker dengan rincian 1.210 kotak ke Hong Kong, 300 kotak ke Taiwan, dan 100 kotak ke Singapura.

Dia menyebutkan ACT akan terus mengupayakan pencarian stok masker untuk warga negara Indonesia maupun masyarakat umum di Hong Kong, Macau, Singapura, dan Taiwan.

"Alhamdulillah, Ahad (16/2) malam sudah kami kirim sebagai tahap pertama ke Hong Kong, Taiwan, dan Singapura. Insya Allah upaya pencarian stok untuk pengiriman selanjutnya masih terus kami lakukan agar bisa melayani lebih banyak lagi saudara-saudara kita," katanya.

Ia mengatakan, jumlah tersebut baru 65 persen dari total target masker yang dikirimkan, yaitu 2.500 kotak karena keadaan tersebut disebabkan harga masker yang naik hingga dua kali lipat dalam hitungan jam.

"ACT akan terus berikhtiar memberikan bantuan terbaik dalam mengantisipasi penularan COVID-19 ini," demikian Sucita.

Page 80 of 185.

Title DPR DIDESAK LIBATKAN BURUH BAHAS RUU CIPTA KERJA

Media Name tempo.co

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://bisnis.tempo.co/read/1308449/dpr-didesak-libatkan-buruh-bahas- ruu-cipta-kerja

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

BPJS Watch mendesak Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR segera melibatkan buruh dan masyarakat dalam membahas Omnibus Law Rancangan Undang-undang Cipta Lapangan Kerja atau RUU Cipta Kerja.

Ketua Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar mengatakan peran masyarakat luas penting untuk memastikan produk RUU Cipta Kerja tak mudah dibatalkan di Mahkamah Konstitusi.

Sebab sebelumnya perancangan Omnibus Law RUU Cipta Kerja ini kerap dikritik lantaran tidak bersifat terbuka sehingga rentan dipersoalkan.

"Secara formil, pembuatan RUU ini dilakukan dengan tidak transparan. Peran masyarakat tidak terakomodasi," kata Timboel dalam pesan tertulis pada Senin, 17 Februari 2020.

Menurut Timboel, meski perancangannya bersifat tertutup, pembahasan RUU harus transparan karena masyarakat wajib tahu kualitas produk undang-undang tersebut.

Masyarakat juga berhak menyatakan argumen untuk pasal per pasal, khususnya pasal dalam undang-undang sensitif seperti Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Jaminan Sosial Nasional.

Keterbukaan pembahasan, kata dia, juga akan menggambarkan seberapa jauh legislator memperjuangkan kepentingan rakyat. Selanjutnya, keterbukaan dianggap penting lantaran DPR saat ini dikuasai oleh partai koalisi.

"Kita bisa melihat langsung apakah anggota DPR konsisten berjuang untuk rakyat atau takut dengan ketua umum parpol," tutur Timboel.

Lebih lanjut, Timboel mendesak agar masyarakat dan serikat pekerja buruh diberi akses untuk memberikan masukan langsung terkait Omnibus Law RUU Cipta Kerja melalui pesan instan kepada anggota DPR.

Page 81 of 185.

Dengan begitu, DPR dapat menerima kritik secara langsung terkait poin-poin yang dianggap bermasalah.

Timboel khawatir, seandainya pembahasan RUU Cipta Kerja bersifat tertutup, DPR akan dihujani oleh kritik dan prasangka oleh masyarakat. Masyarakat akan mempertanyakan kualitas undang-undang yang nantinya akan terbit.

"Dengan pasal yang akan dibahas berjumlah seribuan, untuk memastikan efektivitas dan kualitas, seluruh komisi dan masyarakat harus dilibatkan, tidak hanya di baleg (badan legislasi)," tuturnya.

Pemerintah sebelumnya telah menyampaikan draf Omnibus Law RUU Cipta Kerja beserta naskah akademik ke DPR. Ketua DPR Puan Maharani mengatakan pembahasan RUU ini akan melibatkan tujuh komisi lantaran menyangkut banyak klaster.

Adapun RUU ini berisi 78 undang-undang, 15 bab, dan 174 pasal. Mengingat banyaknya pasal yang akan dibahas, Puan meminta pemerintah segera mensosialisasikan naskah akademik RUU Cipta Kerja kepada masyarakat. "Jangan sampai draf belum tersosialisasi, menunjukkan prasangka yang lain," katanya.

Page 82 of 185.

Title PHK DIPERMUDAH, PESANGON TAK JELAS

Media Name Malang Post

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL 5

Media Type Koran

Sentiment Negative

Page 83 of 185.

Page 84 of 185.

Page 85 of 185.

Title 9 POIN KONTROVERSIAL OMNIBUS LAW CIPTA KERJA VERSI KSPI

Media Name sindonews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.sindonews.com/read/1528756/12/9-poin-kontroversial-om nibus-law-cipta-kerja-versi-kspi-1581905366

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengungkap sembilan poin kontroversial dalam draf Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja. Maka itu, KSPI menolak draf Omnibus Law Cipta Kerja yang telah diserahkan pemerintahan ke DPR, pekan lalu.

Berikut ini sembilan poin kontroversial tersebut:

1. Hilangnya Upah Minimum

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, hal tersebut terlihat dengan munculnya pasal yang menyebutkan bahwa upah didasarkan per satuan waktu. Dia mengatakan, ketentuan itu membuka ruang adanya upah per jam. Ketika upah dibayarkan per jam, lanjut dia, otomatis upah minimum akan hilang.

Selain itu, kata dia, dalam RUU Cipta Kerja, upah minimun hanya didasarkan pada Upah Minimum Provinsi (UMP). Dengan demikian, lanjut dia, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) dan Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) dihapus.

Padahal, kata dia, UMP tidak dibutuhkan dan tidak ada daerah di seluruh wilayah Indonesia pengusahanya membayar pakai UMP, tetapi mereka membayar upah minimum buruh dengan menggunakan UMK atau UMSK, kecuali di DKI Jakarta dan Yogjakarta. "Dengan kata lain, berarti RUU ini menghilangkan upah minimum," ujarnya.

Dia pun memberikan contoh Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan UMP 2020 sebesar Rp1,81 juta. Angka itu, kata dia, jauh lebih rendah dibandingkan dengan UMK di sejumlah kabupaten/kota lain di Jawa Barat.

Misalnya, UMK 2020 di Kabupaten Karawang Rp 4.594.324, di Kota Bekasi Rp 4.589.708, sementara di Kabupaten Bekasi sebesar Rp. 4.498.961. "Jika yang berlaku hanya UMP, maka upah pekerja di Karawang yang saat ini 4,5 juta bisa turun menjadi hanya 1,81 juta," kata Iqbal.

Page 86 of 185.

Tidak hanya itu, kata Iqbal, kenaikan upah minimum hanya didasarkan pada pertumbuhan ekonomi di tingkat provinsi. Padahal sebelumnya, ujar dia, kenaikan upah minimum didasarkan pada pertumbuhan ekonomi dan inflansi nasional.

Karena itu, Iqbal mengatakan, jika RUU ini disahkan, maka diberlakukan kembali kebijakan upah murah dan buruh akan semakin miskin. "Serta KHL berdasarkan survei pasar akan hilang berarti tidak bisa lagi dihitung kebutuhan riil minimum seorang buruh berapa?" tuturnya.

Dia mengatakan, RUU Cipta Kerja memuat ketentuan upah minimum padat karya. Artinya, kata dia, akan ada upah di bawah upah minimum. Padahal, ujar Iqbal, fungsi upah minimum sendiri merupakan jaring pengaman, tidak boleh ada upah yang nilainya di bawah upah minimum.

Menurut dia, Negara bertindak otoriter dalam menetapkan upah minimum. Karena, kata dia, dalam RUU Cipta Kerja, gubernur diancam akan dijatuhi sanksi kalau tidak menetapkan upah minimum sesuai dengan undang-undang ini. "Ini jelas melanggar Konvensi ILO, yang menyebut penentuan upah minimum harus dirundingkan dalam Dewan Pengupahan," tuturnya.

Dia melanjutkan, Upah minimum semakin tidak lagi berarti, karena sanksi pidana bagi pengusaha yang membayar upah di bawah upah minimum dihilangkan. Dia membeberkan, dalam Undang-undang 13/2003, jika membayar upah di bawah upah minimum, pengusaha bisa dipidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak 400 juta.

"Karena tidak ada sanksi pidana, pengusaha akan seenaknya membayar upah buruh semurah-murahnya, jadi RUU ini dengan sangat jelas telah menghilangkan makna upah minimum sebagai jaring pengaman safety net agar buruh tidak absolut miskin. Negara telah lalai dan gagal melindungi buruh dan rakyat kecil," ujarnya.

Kemudian, dia mengatakan, RUU Cipta Kerja juga mengatur UMKM boleh membayar upah di bawah upah minimum. "Dengan demikian, siapa yang akan memberikan perlindungan terhadap pekerja di UMKM? Bagaimanapun, perusahaan UMKM akan seenak-enaknya membayar upah buruh," ungkapnya.

Belum lagi, kata dia, pekerja yang tidak masuk bekerja karena sakit, perempuan yang haid, menikah dan menikahkan anak, menjankan tugas negara, hingga menjalankan tugas serikat pekerja upahnya tidak dibayar. Padahal, kata dia, dalam UU 13/2003 pekerja yang tidak masuk kerja karena hal tersebut di atas upahnya tetap dibayar.

Selain itu, kata dia, tidak ada denda bagi pengusaha yang terlambat membayar upah. Padahal dalam UU 13/2003, pengusaha yang terlambat membayar upah bisa dikenakan denda keterlambatan. "Dampaknya, pengusaha akan semena-mena dalam membayar upah kepada buruh," imbuhnya.

Page 87 of 185.

2. Hilangnya Pesangon"Siapa bilang di RUU Cipta Kerja pesangon tidak hilang? Kalau kita baca secara keseluruhan dari RUU ini, pesangon akan hilang," ujarnya.

Hal tersebut, kata dia, karena penggunaan pekerja outsourcing dan pekerja kontrak seumur hidup dibebaskan sebebas-bebasnya. Dia mengatakan, outsourcing dan kontrak tidak mendapatkan pesangon. "Dengan sendirinya, pesangon akan hilang," ungkapnya.

Dia menambahkan, selama ini yang dimaksud pesangon ada tiga komponen. Pertama, uang pesangon itu sendiri. Kedua, penghargaan masa kerja, dan yang ketiga penggantian hak. "Dalam RUU Cipta Kerja, uang penggantian hak dihilangkan. Sedangkan uang penghargaan masa kerja dari maksimal 10 bulan hanya menjadi 8 bulan," bebernya.

Selain itu, kata dia, ketentuan pesangon dalam Pasal 161 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, lanjut Iqbal, pekerja yang di PHK karena mendapatkan Surat Peringatan Ketiga tidak lagi mendapatkan pesangon. "Ketentuan pesangon dalam Pasal 162 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang mengundurkan diri tidak mendapatkan apa-apa," ujarnya.

Dampak lain dari dihapusnya ketentuan pesangon itu adalah pekerja yang di-PHK karena terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan tidak lagi mendapatkan pesangon.

Di samping itu, pekerja yang di-PHK karena perusahaan tutup yang disebabkan perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus selama dua tahun, atau keadaan memaksa (force majeur), tidak lagi mendapatkan pesangon. Lalu, pekerja yang di-PHK karena perusahaan pailit tidak lagi mendapatkan pesangon.

Selain itu, pekerja yang meninggal dunia, kepada ahli warisnya tidak lagi diberikan sejumlah uang sebagai pesangon. Selanjutnya, pekerja yang di-PHK karena memasuki usia pensiun tidak lagi mendapatkan pesangon.

"Ketentuan pesangon dalam Pasal 172 UU 13/2003 dihapus. Dengan demikian, pekerja yang di-PHK karena mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kecelakaan kerja ketika di-PHK tidak lagi mendapatkan pesagon. Dari penjelasan di atas maka pesangon hilang," ungkapnya.

3. PHK Sangat Mudah Dilakukan

Iqbal mengatakan, dalam UU 13/2003 diatur, pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja. "Tetapi alam RUU Cipta Kerja, ketentuan yang mengatur segala upaya agar tidak terjadi PHK ini dihilangkan," ujarnya.

Dampaknya, lanjut dia, PHK semakin mudah dilakukan. Dia mengungkapkan jika dalam UU 13/2003 jenis PHK yang bisa dilakukan tanpa izin hanya mencakup 4

Page 88 of 185.

jenis, dalam RUU Cipta Kerja terdiri dari 8 jenis. "Celakanya, PHK tanpa izin bisa dilakukan karena perusahaan melakukan efisiensi. Dengan alasan melakukan efisiensi, pekerja bisa dengan mudah di PHK," imbuhnya.

Selain itu, kata dia, tidak ada lagi perundingan PHK dengan serikat pekerja. Dalam UU 13/2003, ketika PHK tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh. "Tetapi ketentuan ini dihilangkan. Artinya, peran serikat pekerja dalam membela buruh agar tidak di PHK dihilangkan," imbuhnya.

4. Karyawan Kontrak Seumur Hidup

Iqbal mengatakan, RUU Cipta Kerja membebaskan kerja kontrak di semua jenis pekerjaan. Bahkan bisa saja, kata dia, buruh dikontrak seumur hidup. Karena, lanjut dia, kontrak kerja hanya didasarkan pada kesepakatan pengusaha dan buruh.

Padahal, sebelumnya kerja kontrak hanya diperbolehkan untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara dan tidak untuk pekerjaan yang bersifat tetap. Waktu kontrak pun hanya boleh dilakukan maksimal dua tahun dan hanya boleh diperpanjang satu kali maksimal satu tahun.

"Selain itu, RUU Cipta Kerja menghilangkan pasal yang mengatakan bahwa perjanjian kontrak yang dilakukan tidak secara tertulis demi hukum menjadi pekerja tetap," ujarnya.

Dia melanjutkan, Pasal 59 UU 13/2003 juga dihapus. Padahal, kata dia, dalam pasal itu diatur syarat kerja kontrak, batasan waktu agar tidak mudah di-PHK. dan menghindarkan buruh dari eksploitasi yang terus-menerus.

"Dengan hilangnya pasal ini, bisa dipastikan tidak ada lagi pengangkatan pekerja tetap. Dampak yang lain, otomatis pesangon hilang. Karena pekerja kontrak tidak perlu diberikan pesangon jika dipecat oleh perusahaan," imbuhnya.

5. Outsourcing Seumur Hidup

Di dalam RUU Cipta Kerja, kata dia, outsourcing bebas dipergunakan di semua jenis pekerjaan dan tidak ada batas waktu. Dengan demikian, buruh bisa saja di-outsourcing seumur hidup. Padahal dalam UU 13/2003, outsourcing hanya dibatasi untuk 5 (lima) jenis pekerjaan yang bukan core bisnis. "Dengan ketentuan ini, bisa dipastikan perbudakan modern akan terjadi di mana-mana," ungkapnya.

Karena, kata dia, perusahaan akan berbondong-bondong mempekerjakan buruh outsourcing untuk menghindari tuntutan dari pekerja. Semua jenis pekerjaan bisa mempekerjakan buruh outsourcing tanpa melihat pekerjaan inti (core) atau tidak core. Sebelumnya, buruh outsourcing hanya boleh digunakan hanya untuk pekerjaan bukan core/inti dengan batas waktu tertentu.

Page 89 of 185.

Pekerja outsourcing tidak mendapatkan pesangon. Bahkan bisa dibayar per jam (satuan waktu) yang mengakibatkan upah yang diterima di bawah upah minimum. Dampak yang lain, outsourcing tidak mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan pensiun akibat hanya dipekerjakan beberapa jam.

6. Jam Kerja yang Eksploitatif

Dia mengatakan, di dalam RUU Cipta Kerja diatur waktu atau jam kerja adalah 40 jam seminggu. Hal tersebut, kata dia, menyebabkan pengusaha bisa mengatur seenaknya jam kerja dengan upah per jam. Padahal dalam UU 13/2003 diatur waktu kerja maksimal 7 jam per hari untuk 6 hari kerja dan 8 jam sehari untuk 5 hari kerja. "Lalu buat apa ada negara kalau tidak melindungi rakyatnya,. Ini tak ubahnya seperti kerja rodi dan bersifat eksploitatif," ujarnya.

Karena, kata dia, bisa saja pengusaha memerintahkan buruh bekerja 12 jam sehari selama empat hari kerja tanpa dibayar upah lembur, seperti kerja rodi dan bersifat eksploitatif. "Berarti tidak ada perlindungan negara terhadap rakyat dan buruh Indonesia. Dengan RUU Cipta Kerja ini akan terjadi situasi waktu/jam kerja yang eksploitatif, upah murah, outsourcing dan karyawan kontrak seumur hidup, serta mudah di-PHK tanpa pesangon," imbuhnya.

Selain itu, kata dia, lembur bisa dilakukan lebih lama. Jika dalam UU 13/2003 hanya boleh maksimal 14 jam, dalam RUU Cipta Kerja menjadi 18 jam. Akibatnya buruh akan kelelahan dan rentan terjadi kecelakaan kerja.

Bahkan, hari libur yang biasanya dua hari dalam seminggu, dalam RUU Cipta Kerja dibuat hanya satu hari. Dia mengatakan, hal lain yang menyakitkan bagi buruh, cuti besar atau istirahat panjang selama 2 bulan bagi kelipatan masa kerja 6 tahun dihilangkan. "RUU Cipta Kerja benar-benar membuat kaum buruh tertindas. Seolah olah negara ini hanya melindungi kepentingan pengusaha saja atas nama investasi. Apakah negara ini hanya milik pemilik modal?" kata Iqbal.

7. TKA Buruh Kasar Unskill Worker Berpotensi Bebas Masuk ke Indonesia

Dia menuturkan, hal tersebut terlihat dari dihapuskannya izin tertulis dari Menteri bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) yang hendak bekerja di Indonesia. Selain itu, kata dia, TKA untuk start-up dan lembaga pendidikan dibebaskan, bahkan tanpa perlu membuat rencana penggunaan TKA. Tidak adanya izin, menyebabkan TKA buruh kasar bisa masuk ke Indonesia dengan mudah tanpa terdeteksi.

Kewajiban TKA untuk memahami budaya Indonesia hilang. Dengan demikian, TKA tidak diwajibkan bisa berbahasa Indonesia. Dampaknya, transfer of job dan transfer of knowledge sulit untuk dilakukan.

Jika dalam UU 13/2003 setiap TKA berkewajiban melakukan pendidikan dan pelatihan dalam rangka transfer of job dan knowledge terkecuali untuk direksi dan komisaris, dalam RUU Cipta Kerja pengecualian juga berlaku bagi TKA dengan

Page 90 of 185.

jabatan tertentu. Hal ini menjadi pintu masuk bagi TKA buruh kasar yang tidak memiliki keterampilan untuk masuk ke Indonesia.

Jika sebelumnya TKA dilarang untuk jabatan tertentu, dalam RUU Cipta Kerja jabatan tertentu untuk lembaga pendidikan dihilangkan. Ini artinya, sektor dan dosen asing bebas masuk. Bahkan tenaga administrasi di lembaga pendidikan bisa diisi TKA.

8. Hilangnya Jaminan Sosial

Dia menjelaskan, akibat penggunaan buruh kontrak, outsourcing, dan upah dibayarkan per satuan waktu (upah per jam), maka jaminan kesehatan dan jaminan pensiun akan hilang.

9. Sanksi Pidana Hilang

Dia mengatakan, dalam UU 13/2003, pengusaha yang tidak memberikan kepada pekerja/buruh yang memasuki usia pensiun, dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 tahun dan paling 5 tahun dan/atau dengan paling sedikit 100 juta dan paling banyak 500 juta. "Dalam RUU Cipta Kerja sanksi pidana ini dihilangkan," ujarnya.

Dalam UU 13/2003, pengusaha yang melanggar ketentuan berikut ini: (a) mempekerjakan TKA wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk, (b) membayar upah lebih rendah dari upah minimum, (c) kewajiban untuk membayar pesangon kepada buruh yang di PHK; dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 tahun dan paling lama 4 tahun dan/atau denda paling sedikit 100 juta dan paling banyak 400 juta. "Dalam RUU Cipta Kerja sanksi pidana untuk pelanggaran hal-hal tersebut di atas dihilangkan," imbuhnya.

Dalam UU 13/2003, pengusaha yang melanggar ketentuan berikut ini: (a) lembaga penempatan tenaga kerja swasta dalam melaksanakan pelayanan penempatan tenaga kerja wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk, (b) pemberi kerja TKA wajib menaati ketentuan mengenai jabatan dan standar kompetensi yang berlaku, (c) pemberi kerja TKA wajib menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai tenaga pendamping yang dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing dan melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia, (d) kewajiban pengusaha terhadap pekerja perempuan yang dipekerjakan di malam hari; dipidana dengan pidana penjara paling sedikit 1 bulan dan paling lama 12 bulan dan/atau denda paling sedikit 10 juta dan paling banyak 100 juta. Dalam RUU Cipta Kerja sanksi pidana untuk pelanggaran hal-hal tersebut di atas dihilangkan. "Selain itu, masih banyak sanksi pidana lain yang dihapus dalam RUU Cipta Kerja," kata Said Iqbal.

(zik)

Page 91 of 185.

Title TKI DI HONG KONG MINTA MASKER MELALUI MEDSOS, BUPATI MAGETAN AKAN KIRIM 20.000 MASKER

Media Name kompas.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://regional.kompas.com/read/2020/02/17/09204951/tki-di-hong-kong- minta-masker-melalui-medsos-bupati-magetan-akan-kirim-20000

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Bupati Magetan Suprawoto memastikan telah menyiapkan 20.000 masker yang akan dikirm ke Hong Kong untuk tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Magetan yang meminta masker melalui Facebook.

Suprawoto mengatakan, saat ini, tinggal menunggu teknis pengiriman masker ke Hong Kong melalui KJRI di sana.

"Ya, tinggal nunggu teknis pengiriman. Masker sudah disiapkan 20.000," ujar Suprawoto, melalui pesan singkat, Senin (17/2/2020).

Sementara, Kasubag Humas Pemkab Magetan Eko Budiono mengatakan, pemerintah daerah saat ini masih melakukan koordinasi dengan KJRI Hong Kong untuk mengetahui jumlah TKI asal Magetan yang berada di sana.

Serta mengetahui teknis pengiriman masker karena sejak virus corona merebak pengiriman barang ke Hong Kong diperketat.

Menurutnya, pengiriman barang ke Hong Kong saat ini lebih sulit dari hari biasanya sejak Hong Kong terdampak virus corona.

"Kami masih melakukan koordinasi dengan KJRI di sana untuk memastikan pengiriman masker karena pengiriman saat ini tidak semudah biasanya," kata Eko.

Eko menambahkan, data dari KJRI Hong Kong menyebutkan, TKI asal Kabupaten Magetan saat ini mencapai 1.960 orang.

Sebelumnya, unggahan buruh migran asal Magetan Jawa Timur yang bekerja di Hong Kong menjadi perbincangan warganet karena meminta bantuan masker melalui media sosial.

Dalam unggahan yang diunggah pada Jumat (14/2/2020) pukul 15.00 WIB tersebut, pemilik akun Nurul Budiyanti mengaku, saat ini TKI di Hong Kong asal Magetan kekurangan masker.

"Di sini saat ini dikarenakan kekurangan stok, kami meminta kepada Bupati selaku Pemimpin penata kota kami apa kami salah?" tulis dia.

Page 92 of 185.

Title CEGAH VIRUS CORONA, SBMI HONGKONG BAGIKAN 3 RIBU MASKER

Media Name kumparan.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://kumparan.com/ciremaitoday/cegah-virus-corona-sbmi-hongkong-bag ikan-3-ribu-masker-1sr7W1zfC5R

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Untuk mencegah penyebaran virus corona, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hongkong membagikan 3 ribu masker bagi tenaga kerja Indonesia di Hongkong pada Minggu (16/02/2020).

Ketua SBMI Hongkong, Nurhalimah mengatakan pembagian masker gratis ini dilaksanakan di empat tempat yaitu Taman Nam Cheong Street Sham Shui Po, Pintu keluar MTR Sham Shui Po exit B2, Jembatan Mong Kok dan Lapangan Victoria Park Causeway Bay.

"Alhamdulillah, proses pembagian sesuai yang diharapkan, berjalan tertib dan semoga bermanfaat," kata Ketua SBMI Hongkong saat dihubungi, Senin (17/02/2020).

Adapun pengadaan masker diperoleh dari sejumlah donatur yakni Koperasi SBMI Jakarta, anggota SBMI Hong Kong, WNI di Bangkok, WNI Hong Kong.

Page 93 of 185.

Nurhalimah menambahkan, masih ada hampir 10.000 masker yang masih dalam proses pengiriman yaitu dari SBMI Malang, Pemkab Malang dan SBMI lampung.

Nurhalimah mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung gerakan donasi masker untuk mencegah virus corona, terutama kepada tim SBMI Hongkong yang sudah membantu membagikan masker secara sukarela.

"Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada kawan-kawan yang telah membantu pangadaan masker, DPN SBMI, SBMI Malang, SBMI Lampung, mbak Nurul Qoiriah, mbak Erni, Riri Malikah, Niken Anjar Wulan, Ricky, mbak Among dan Patrick, dan kawan-kawan lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu," pungkas Nurhalimah.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah Ketua SBMI Indramayu, Juwarih mengatakan, SBMI juga tengah mengupayakan bantuan masker untuk WNI di Hongkong dengan bantuan dari Pemkab Indramayu. "Pemkab Indramayu juga akan membantu pasokan masker untuk WNI di Hongkong," kata dia.

Page 94 of 185.

Title BINGUNGNYA PKS OMNIBUS LAW MUNGKINKAN JOKOWI UBAH UU LEWAT PP

Media Name detik.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://news.detik.com/berita/4901839/bingungnya-pks-omnibus-law-mungk inkan-jokowi-ubah-uu-lewat-pp

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Jakarta - PKS mengomentari salah satu isi omnibus law Cipta Kerja , yang memberi kewenangan presiden ubah Undang-undang dengan peraturan pemerintah (PP). Bagi PKS, aturan itu aneh karena mengubah UU merupakan domain dari legislatif.

"Ide tentang Presiden bisa mengubah undang-undang dengan PP aneh. Level UU di atas PP. UU domainnya legislatif," ucap Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, saat dihubungi, Minggu (16/2/2020) malam.

Bagi Mardani, publik perlu mencermati isi Omnibus law tersebut karena bisa mengubah peraturan yang sudah ada. "Dampaknya signifikan," ucap Mardani.

Selain itu, Mardani mengkritik proses omnibus law secara umum. Ada hal-hal yang disebut Mardani aneh.

"Untuk bab omnibus law terasa kian aneh. Selain mazhab yang tidak jelas, mestinya UU induk tidak dimasukkan dan tetap berlaku kecuali pasal-pasal yang direvisi," ucap Mardani.

Diberitakan, Omnibus law terus membuat kejutan. Kali ini terkait kewenangan Presiden Joko Widodo yang akan diberi kewenangan mengubah UU lewat Peraturan Pemerintah (PP). Padahal sesuai aturan, yang berhak mengubah UU adalah DPR-Presiden atau lewat Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu).

"Dalam rangka percepatan pelaksanaan kebijakan strategis cipta kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), berdasarkan Undang-Undang ini Pemerintah Pusat berwenang mengubah ketentuan dalam Undang-Undang ini dan/atau mengubah ketentuan dalam Undang-Undang yang tidak diubah dalam Undang-Undang ini," demikian bunyi Pasal 170 ayat 1.

Pasal 4 RUU Cipta Kerja mengatur mengenai kebijakan Cipta Kerja. Yaittu: a. peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha; b. peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja; c. kemudahan, pemberdayaan, dan perlindungan UMK-M serta perkoperasian; dan d. peningkatan investasi pemerintah dan percepatan proyek strategis nasional.

Page 95 of 185.

"Perubahan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah," demikian bunyi pasal 170 ayat 2.

Anehnya, PP adalah mutlak kewenangan eksekutif. Namun dalam omnibus law, penyusunan PP dilakukan dengan konsultasi bersama DPR.

"Dalam rangka penetapan Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah Pusat dapat berkonsultasi dengan pimpinan Dewan Perwakilan rakyat Republik Indonesia," demikian bunyi Pasal 170 ayat 3.

(aik/gbr)

Page 96 of 185.

Title SERIKAT PEKERJA: BUAT APA INVESTOR KALAU NASIB RAKYAT SEMAKIN SULIT?

Media Name kompas.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.kompas.com/read/2020/02/17/09395771/serikat-pekerja-b uat-apa-investor-kalau-nasib-rakyat-semakin-sulit

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

JAKARTA, - Pemerintah dianggap telah melakukan kebohongan kepada publik terkait dengan pembuatan Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Sabda Pranawa Djati mengatakan, pihaknya tidak keberatan dengan tujuan pembentukan omnibus law untuk mempermudah investor menanamkan modalnya di Tanah Air.

Namun menurut dia, hal tersebut akan percuma apabila nasib rakyat Indonesia sendiri semakin sulit.

"Buat apa investor kalau nasib rakyat semakin sulit? Kami tidak tolak investasi, tapi memiskinkan rakyat dan menggerus kesejahteraan ini kami tolak," kata Sabda saat konferensi pers di kawasan Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2020).

Hal itu tercermin dalam pasal-pasal yang ada dalam Omnibus Law Cipta Kerja seperti soal penghapusan upah minimum hingga ketentuan terkait outsourcing dan kontrak kerja tanpa batas waktu.

"Naskah (RUU) yang sudah masuk tanggal 12 ke DPR itu mengonfirmasi banyak hal. Intinya pemerintah telah melakukan kebohongan massal kepada publik," tegas dia.

Sementara itu dari sisi proses, terdapat keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk pembentukan tim atau satuan tugas penyusunan omnibus law.

Tim tersebut, kata dia, hanya berasal dari 16 pengurus Kadin pusat dan daerah serta 22 orang ketua asosiasi pengusaha sektoral.

"Tapi di beberapa kesempatan, Menteri Tenaga Kerja dan Menko Perekonomian mengatakan sudah lakukan pembahasan dengan serikat pekerja, itu bohong," kata dia.

Sabda mengatakan, yang dilakukan pemerintah saat mengundang serikat pekerja adalah sosialisasi RUU dan tak ada satu pun draf RUU yang disampaikan kepada serikat pekerja.

Dengan demikian, pihaknya pun tak mengerti apa isi dari draf RUU tersebut.

Page 97 of 185.

Pemerintah hanya mengatakan bahwa Omnibus Law RUU tersebut dibuat agar regulasi tidak tumpang tindih dan jaminan pekerja yang lebih baik.

"Tapi faktanya kosong," kata dia.

Selain itu, Sabda juga menyebut Menko Perekonomian telah mencatut nama serikat pekerja terkait penerbitan SK Nomor 121 Tahun 2020 tentang pembentukan tim pembahasan RUU Cipta Kerja.

Surat tersebut dikeluarkan pada 11 Februari, sedangkan draf naskah sudah diserahkan ke DPR pada 12 Februari.

"Buat apa ada tim itu? Akal-akalan pemerintah seolah libatkan serikat pekerja, padahal tidak," kata dia.

Adapun Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja karena dianggap tidak memiliki tiga hal.

Ketiga hal itu adalah job security atau perlindungan kerja, income security atau perlindungan terhadap pendapatan, serta social security atau jaminan sosial terhadap pekerjaan.

Alasannya pun cukup banyak, setidaknya ada 9 alasan mengapa mereka menolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja.

Kesembilan alasan itu adalah soal hilangnya upah minimum, hilangnya pesangon, penggunaan outsourcing yang bebas di semua jenis pekerjaan dan tak berbatas waktu.

Kemudian jam kerja eksploitatif, penggunaan karyawan kontrak yang tidak terbatas, penggunaan tenaga kerja asing (TKA), PHK yang dipermudah, hilangnya jaminan sosial bagi pekerja buruh khususnya kesehatan dan pensiun, serta sanksi pidana terhadap perusahaan yang dihilangkan..

Page 98 of 185.

Title PEMKAB KIRIM 5.000 MASKER UNTUK PEKERJA MIGRAN ASAL INDRAMAYU DI TAIWAN, HONG KONG & SINGAPURA

Media Name jabar.tribunnews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://jabar.tribunnews.com/2020/02/17/pemkab-kirim-5000-masker-untuk -pekerja-migran-asal-indramayu-di-taiwan-hong-kong-singapura

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Suspect virus corona yang menyebar ke berbagai negara, seperti Taiwan, Hong Kong, dan Singapura mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Indramayu .

Terlebih di negara-negara itu ada ribuan warga asal Kabupaten Indramayu yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKI.

Kondisi tersebut pun mendapat respons dari Plt Bupati Indramayu, Taufik Hidayat.

Melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Indramayu Rinto Waluyo, Pemkab Indramayu menyerahkan sebanyak 5.000 masker bagi warga Kabupaten Indramayu di tiga negara tersebut.

Penyerahan masker itu diserahkan secara simbolis kepada Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu dan Keluarga Migran Indramayu saat pelaksanaan apel di Alun-alun Indramayu, Senin (17/2/2020).

"Ini sebagai bentuk simpati kami untuk mencegah agar jangan sampai teman-teman di sana terkena virus corona ," ujar Rinto Waluyo kepada Tribuncirebon.com.

Pencegahan melalui pemberian masker ini dinilai penting dilakukan, mengingat Kabupaten Indramayu menjadi salah satu daerah pemasok PMI terbesar di Indonesia.

Kendati demikian, disampaikan Rinto Waluyo, hingga saat ini belum ada laporan adanya warga asal Kabupaten Indramayu yang terpapar virus mematikan tersebut.

"Alhamdulillah belum ada laporan dari masyarakat Indramayu yang terjangkit di luar negeri," ujar dia.

Page 99 of 185.

Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, dipilihnya ketiga negara tersebut karena menjadi negara penempatan dengan tingkat PMI asal Kabupaten Indramayu terbanyak.

Selain itu, pengiriman masker ini juga berdasarkan permintaan dari para PMI karena sudah mulai langkanya masker di negara-negara tersebut.

"Awalnya itu, banyak dari temen-temen pekerja migran di negara Taiwan, Hong Kong, dan Singapura mengadu ke kita agar pemerintah Indramayu segera memberi bantuan, atas dasar tersebut kita mengajukan permohonan ke Disnaker dan alhamdulillah pengaduan dari kami direspons," ujar dia.

Page 100 of 185.

Title BURUH KECEWA TAK DILIBATKAN DALAM PEMBAHASAN RUU OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

Media Name liputan6.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.liputan6.com/bisnis/read/4180484/buruh-kecewa-tak-dilibatk an-dalam-pembahasan-ruu-omnibus-law-cipta-kerja

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Jakarta - Deputi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KPSI) Muhammad Rusdi menyebut KPSI tegas menolak Omnibus Law Cipta Kerja yang diusulkan pemerintah.

Ia menilai proses pembahasan RUU Omnibus Law yang berlangsung tertutup melanggar aturan perundang-undangan yang berlaku.

"Bahasan RUU Omnibus itu dari awal tertutup, bertentangan dengan undang-undang," ungkapnya dalam acara konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, seperti ditulis Senin (17/2).

Rusdi juga mengutarakan rasa kekecewaan terhadap pemerintah, karena tidak dilibatkannya perwakilan buruh dalam proses penyusunan Omnibus Law Cipta Kerja.

"KSPI tidak pernah di undang dan tidak pernah di minta pandangan oleh Menko perekonomian, masuk ke dalam tim yang di bentuk berdasarkan SK Menko Perekonomian No 121 Tahun 2020," tegasnya.

Ia pun, memastikan bahwa KPSI tidak bertanggung jawab terhadap setiap pasal di Omnibus Law Cipta Kerja. "Karena drafnya sendiri sudah diserahkan pemerintah ke pimpinan DPR RI ibu Puan Maharani," pungkasnya.

Akan tetapi, pernyataaan berbeda dikemukakam oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang memastikan pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja sudah melibatkan seluruh konfederasi serikat pekerja. Sehingga menurutnya sudah tidak ada lagi masalah mengenai isi daripada draf omnibus law tersebut.

"Jadi beberapa konfederasi 10 konfederasi sudah diajak dialog. Dengan menteri tenaga kerja," kata Airlangga di temui di DPR, Jakarta, Rabu (12/2).

Pemerintah telah menyerahkan draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja ke DPR untuk segera disahkan jadi Undang-Undang.

Page 101 of 185.

Dalam RUU ini, pemerintah hanya memberi waktu istirahat atau waktu libur minimal satu hari dalam satu minggu atau sepekan.

Dikutip dari draf RUU Omnibus Law Cipta Kerja pasal 79 ayat 2 (b), Minggu (16/2/2020), disebutkan bahwa: Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Sedangkan dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 79 ayat 2 (b) dituliskan: Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja diklaim pemerintah dapat mendorong sektor ekonomi dan investasi di Indonesia yang kini lesu.

Pemerintah berencana melarang tenaga kerja konstruksi tak bersertifikat bekerja. Hal ini tertuang dalam draf rancangan undang-undang (RUU) omnibus law cipta kerja.

Seperti tertuang dalam pasal 99 dalam UU No 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi mengatur bahwa pekerja tak bersertifikat kompetensi yang kedapatan bekerja akan diberhentikan.

"Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi tidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja dikenai sanksi administratif berupa pemberhentian dari tempat kerja," tulis pasal 99 ayat 1 tersebut.

Sementara, kepada pemberi kerja pekerja tak bersertifikat kompetensi juga akan dikenakan sanksi. Mulai dari denda administratif sampai penghentian sementara kegiatan layanan jasa konstruksi.

Di ayat 3 bagian dari omnibus law ini menyebutkan setiap tenaga kerja konstruksi bersertifikat yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi dan tidak berpraktik sesuai dengan standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional, dan atau standar khusus dikenakan sanksi berupa peringatan tertulis, denda administratif, pembekuan sertifikat kompetensi kerja, dan/atau pencabutan sertifikat kompetensi kerja.

Reporter: Sulaeman Sumber: Merdeka.com.

Page 102 of 185.

Title RUU OMNIBUS LAW CIPTA LAPANGAN KERJA DISAHKAN, BURUH MENGANCAM

Media Name jpnn.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.jpnn.com/news/ruu-omnibus-law-cipta-lapangan-kerja-disahka n-buruh-mengancam

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dengan tegas menolak RUU Cipta Kerja karena tidak mengandung tiga prinsip ketenagakerjaan yakni kepastian kerja, jaminan pendapatan, dan jaminan sosial, atau dengan kata lain tidak ada perlindungan bagi buruh. ""Dalam RUU Cipta Lapangan Kerja sama sekali tidak tercermin adanya prinsip ketenagakerjaan bahkan menghilangkan kesejahteraan yang selama ini didapat buruh," ujar Presiden KSPI, Said Iqbal, di Jakarta, Minggu (16/2).

Tidak adanya kepastian kerja, lanjut dia, tercermin dari outsourcing dan kerja kontrak seumur hidup tanpa batas. PHK bisa dilakukan dengan mudah, dan tenaga kerja asing buruh kasar yang tidak memiliki keterampilan berpotensi bebas masuk ke Indonesia.

Kemudian tidak adanya kepastian pendapatan terlihat dari hilangnya upah minimum, tidak ada lagi sanksi pidana bagi pengusaha yang membayar upah di bawah upah minimum, dan hilangnya pesangon.

Sementara itu, karena sistem alih daya dan kerja kontrak dibebaskan, maka buruh tidak lagi mendapatkan jaminan sosial, seperti jaminan pensiun, jaminan hari tua, jaminan kesehatan dan yang lainnya. Selain itu, Iqbal menilai RUU itu terlalu eksploitatif, tenaga kerja asing buruh kasar berpotensi bebas masuk ke Indonesia, dan PHK dipermudah.

Iqbal menjelaskan jika RUU itu tetap dipaksakan disahkan, maka KSPI dan buruh akan menggelar aksi besar-besaran secara nasional dan di daerah terus-menerus. Aksi besar akan dimulai saat sidang paripurna DPR yang akan membahas Omnibus Law.

Langkah hukum juga akan dilakukan, yaitu "judicial review" formil UU tersebut di Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan seluruh isi Omnibus Law Cipta Kerja, "judicial review" materiil di Mahkamah Konstitusi terhadap pasal yang merugikan buruh, dan gugatan warga negara "citizen law suit" di PN Jakarta Pusat.

KSPI juga meminta DPR menghapus semua pasal kluster ketenagakerjaan di RUU Cipta Kerja dan kembali kepada UU No 13/2003. (antara/jpnn)

Page 103 of 185.

Title TIDAK SESUAI PRINSIP KETENAGAKERJAAN, RUU CIPTA KERJA DITOLAK

Media Name Suara Merdeka

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL 2

Media Type Koran

Sentiment Negative

Page 104 of 185.

Title OMNIBUS LAW DAN KEKERASAN STRUKTURAL

Media Name sindonews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.sindonews.com/read/1528744/12/omnibus-law-dan-kekeras an-struktural-1581904249

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Bhakti Eko Nugroho Staf Pengajar Departemen Kriminologi Universitas Indonesia Surat Presiden (Surpres) beserta draf Omnibus Law/Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja telah disampaikan pemerintah kepada parlemen pada Rabu, 12 Februari 2020. Enam orang Menteri Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 hadir langsung dalam prosesi penyerahan draf Omnibus Law tersebut kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Secara prinsip, tujuan Pemerintahan Jilid II Joko Widodo menginisiasi Omnibus Law adalah menciptakan lompatan pertumbuhan ekonomi. Produk Domestik Bruto (GDP) Indonesia yang berada di peringkat ke-7 pada tahun 2019 ditargetkan meningkat ke posisi 5 besar pada 2045 nanti.

Menurut pemerintah, lompatan economic growth Indonesia akan lebih mudah tercapai apabila postur peraturan perekonomian ramah terhadap investasi. Dua elemen kunci yang dianggap memiliki signifikansi terhadap hadirnya investasi adalah prosedur izin bisnis dan tenaga kerja. Para promotor Omnibus Law menganggap bahwa kedua aspek tersebutlah yang justru masih menjadi kelemahan Indonesia.

Berdasarkan Ease Business Survey2020 yang dirilis Bank Dunia, kemudahan izin usaha di Indonesia berada diperingkat ke-73 dari total 190 negara. Jauh dibawah posisi Singapura yang berada di peringkat ke-2 atau Malaysia dan Thailand yang berada di urutan ke-12 dan 21.

Omnibus Law diharapkan mampu meringkas prosedur izin bisnis di Indonesia yang saat ini diatur oleh lebih dari 24.000 peraturan, baik peraturan pemerintah pusat maupun daerah.

Konon para investor juga tidak tertarik dengan urusan ketenagakerjaan di Indonesia. Selama periode waktu tahun 2004-2018, tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia berada di bawah Tiongkok dan Malaysia, namun biaya tenaga kerja (Indeks Unit Tenaga Kerja) Indonesia justru lebih tinggi dari kedua negara tersebut.

Proses pengesahan Omnibus Law akan berdampak terhadap sedikitnya 81 UU dengan 1.244 pasal. 11 klaster pembahasan yang akan menjadi kerangka pewacanaan lanjutan RUU ini adalah (1) penyederhanaan izin bisnis; (2) prasyarat

Page 105 of 185.

investasi; (3) ketenagakerjaan; (4) pemudahan, pemberdayaan, dan perlindungan Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM); (5) kemudahan usaha; (6) fasilitasi kegiatan riset dan inovasi; (7) administrasi pemerintahan; (9) pengenaan sanksi; (10) pengadaan tanah dan pemanfaatan kawasan hutan; (11) proyek dan investasi pemerintah, dan optimalisasi kawasan ekonomi.

Esai ini fokus pada pembahasan izin usaha dan kaitannya dengan pelestarian lingkungan serta aspek ketenagakerjaan yang berkaitan dengan perlindungan hak-hak pekerja.

Potensi Kekerasan Struktural

Membangun infrastruktur yang ramah terhadap investasi dengan melonggarkan prosedur pelestarian lingkungan hidup sekaligus abai pada kesejahteraan pekerja akan berpotensi pada berlangsungnya kekerasan struktural. Terminologi kekerasan struktural diperkenalkan oleh Johan Galtung, sosiolog asal Norwegia yang fokus pada studi-studi mengenai konflik dan perdamaian.

Menurut Galtung, peristiwa kekerasan tidak melulu harus dilakukan secara langsung (directviolence) dalam bentuk perlukaan fisik atau psikis di mana pelaku dan korbannya berada dalam satu momen waktu dan/atau lokasi yang sama (Galtung & Hoivik,1971).

Kekerasan, sebagai suatu alat kontrol dan alat kuasa (Parsons, 2007), juga bisa terjadi secara tidak langsung. Kekerasan struktural dimulai saat sumber daya terdistribusikan secara timpang. Galtung memberikan contoh bahwa membiarkan kelompok marjinal tidak bisa mengakses layanan kesehatan merupakan bentuk kekerasan struktural; sebab secara substansial, tidak memberikan pertolongan medik kepada orang sakit yang lemah secara ekonomi memiliki dampak penderitaan yang sama dengan peristiwa penyerangan fisik kepada seseorang yang dilakukan secara langsung.

Dalam konteks Omnibus Law, kekerasan struktural bisa berpotensi terjadi apabila wacana perizinan amdal (analisa dampak lingkungan hidup) jadi diperlonggar atau dihapuskan. Dalam proyeksi RUU ini, terdapat diversitas mekanisme penilaian terhadap dampak linkungan berdasarkan jenis usaha. Hanya jenis usaha yang di anggap "memiliki dampak penting" terhadap lingkungan yang membutuhkan izin lingkungan.

Prosedur untuk memastikan terjaganya keseimbangan ekologi bisa jadi memakan waktu. Bagi badan usaha, bisa jadi proses ini dianggap tidak ekonomis.

Dengan prosedur amdal saja sebenarnya bukan jaminan lingkungan hidup kita tetap lestari, apalagi jika prosedur tersebut diperlonggar atau dihilangkan. Suhu panas yang ekstrem, polusi udara, asap akibat pembakaran hutan, banjir, dan peristiwa alam lain yang telah kerap muncul sebagai dampak dari rusaknya lingkungan, akan semakin parah apabila pelestarian alam dikesampingkan dalam upaya pencapaian kemajuan ekonomi. Potensi kekerasan struktural lain yang berpotensi terjadi adalah

Page 106 of 185.

wacana munculnya sejumlah gagasan dalam RUU yang tidak berpihak pada kesejahteraan pekerja.

Sejauh ini sejumlah kekhawatiran kelompok-kelompok buruh terhadap Omnibus Law antara lain, wacana penghapusan pengaturan tentang upah minimum, pengurangan jumlah pesangon, dan dekriminalisasi kejahatan yang dilakukan perusahaan dengan memindahkannya kedalam wilayah hukum perdata.

Dengan sudut pandang kekerasan struktural, Omnibus Law berpotensi memiliki fungsi sama dengan buldoser yang menumbangkan pohon-pohon dan mengeksploitasi hutan dalam jumlah masif, serta menjadi mesin yang merepresi posisi pekerja dalam hubungan kerja industrial dengan pemilik modal.

Ekses lain dari dampak kekerasan struktural ini (ketidakadilan dan ketimpangan akses terhadap sumber daya dan kesejahteraan) adalah potensi lahirnya kejahatan-kejahatan yang bersifat konvensional. Saat struktur sosial tidak memberikan individu pilihan untuk secara sah memenuhi kebutuhan hidup, maka cara tidak sah akan menjadi jalan keluar yang terpaksa harus dipilih individu untuk bertahan.

Minim Ruang Partisipasi

Muncul kesan bahwa pemerintah menginginkan agar proses pembahasan dan pengesahan Omnibus Law berlangsung cepat. Bahkan, perampungan draf RUU itu menjadi salah satu target dalam 100 hari pertama masa jabatan periode ke-2 Presiden Joko Widodo. Namun proses penyusunan produk hukum yang memiliki dampak luas ini sepatutnya dilakukan dengan membuka ruang partisipasi selebar mungkin. Komunikasi politik dengan seluruh pemangku kepentingan harus segera dilakukan.

Saat esai ini diajukan, belum satu pun situs laman resmi, baik dari lembaga eksekutif maupun legislatif yang mengumumkan RUU Cipta Kerja beserta naskah akademiknya kepada publik. Termasuk kantor-kantor kementerian yang para menterinya mengantarkan langsung draf Omnibus Law itu ke Senayan.

Pada beberapa kalangan beredar dokumen digital naskah akademik RUU Cipta Karya setebal 2.276 halaman. Namun, pada naskah tersebut tidak terdapat keterangan tertulis yang jelas bahwa dokumen itu adalah rancangan milik pemerintah yang diajukan ke DPR RI.

Protes publik yang luas selama proses Revisi UU KPK dan RUU KUHP yang berlangsung pada akhir tahun 2019 lalu, selain problem substansi, juga dipengaruhi buruknya komunikasi politik yang dilakukan oleh eksekutif dan parlemen kepada warga. Harapannya, pemerintah dan DPR RI tidak kembali melakukan kegagalan komunikasi serupa ketika menyusun Omnibus Law ini. Para pembahas Omnibus Law harus memperhatikan betul prinsip efisiensi berkeadilan dan prinsip berwawasan lingkungan yang merupakan basis dalam penyelenggaraan eko nomi nasional (Pasal33 Ayat 4 UUD 1945). Konstitusi harus menjadi mantra yang bisa mencegah negara melakukan praktik kekerasan struktural.

Page 107 of 185.

Title OMNIBUS LAW CIPTA KERJA DITOLAK BURUH, PEMERINTAH-DPR TAK USAH KEJAR TAYANG

Media Name sindonews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.sindonews.com/read/1528858/12/omnibus-law-cipta-kerja -ditolak-buruh-pemerintah-dpr-tak-usah-kejar-tayang-1581913022

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

JAKARTA - Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja yang diserahkan pemerintah kepada DPR dinilai banyak kelemahan dan perlu dikritisi. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno meminta DPR dan pemerintah tidak perlu buru-buru merampungkan RUU itu karena masih banyak penolakan dari buruh.

"Untuk urusan buruh baiknya keputusan yang dibuat harus komprehensif, tak usah kejar tayang. Buruh perlu didengar aspirasinya," kata Adi saat dihubungi SINDOnews , Senin (17/2/2020).

Adi meminta pemerintah dan DPR tak terburu-buru mengesahkan Omnibus Law Cipta Kerja. Sebelumnya, Presiden Jokowi mendesak bisa diselesaikan dalam waktu 100 hari. ( ).

Menurut dia, seharusnya pemerintah dan DPR mengajak para buruh dan karyawan dialog dan berdiskusi. Ia menganggap, zaman sekarang era keterbukaan infomasi, segala hal bisa didialogkan dengan baik antara pemerintah, DPR, dan buruh sebagai rakyat.

"Ada sejumlah klausul krusial yang merugikan buruh. Misalnya penghapusan poin upah yang harus diterima buruh jika berhalangan hadir. Atau penghapusan poin cuti panjang bagi yang sudah kerja enam tahun," ungkap analis politik asal UIN Jakarta itu. ( ).

(zik).

Page 108 of 185.

Title AKSI BAKAR BAN, MASSA DIDUGA PRO OMNIBUS LAW KEPUNG KANTOR KASBI

Media Name suara.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.suara.com/news/2020/02/17/121649/aksi-bakar-ban-massa-didu ga-pro-omnibus-law-kepung-kantor-kasbi

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Sekelompok orang mengepung dan menggelar aksi bakar ban di depan Kantor Sekretariat Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Jalan Cipinang Kebembem, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (17/2/2020). Massa tersebut diduga merupakan kelompok yang pro terhadap Omnibus Law.

Ketua Konfederasi KASBI Nining Elitos mengungkapkan berdasar informasi yang diterimanya massa tersebut menggelar aksi pada pagi tadi. Nining menduga massa tersebut merupakan kelompok yang pro terhadap Omnibus Law.

"Demonya informasinya mereka ngomong soal Omnibus Law dan menuntut KASBI dibubarkan dan katanya mereka juga mau aksi di Kemenkopolhukam," kata Nining saat dihubungi Suara.com, Senin (17/2/2020).

Nining menyampaikan bahwa aksi yang digelar oleh massa tersebut dilakukan tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Nining juga menduga bahwa aksi bakar ban itu dilakukan erat kaitannya dengan sikap Konfederasi KASBI kerap bersuara keras menolak Omnibus Law dan RUU Cipta Lapangan Kerja atau Cilaka.

"Konfederasi KASBI dengan seluruh gerakan rakyat hari ini memperjuangkan bagaimana penolakan Omnibus Law dan kemudian menolak Rancangan Undang-undang Cilaka yang kita tahu adalah pertama itu dibahas secara diam-diam, tidak demokratis, dan tidak partisipatif," katanya.

Sebelumnya, Nining mengaku geram namanya dicatut oleh pemerintah, dalam tim pembahas draf RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja.

Padahal, kata dia, dirinya tak pernah diajak bicara atau diundang saat merumuskan RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

"Kami pastikan bahwa penyebutan tersebut adalah pencatutan ataupun klaim secara sepihak terhadap organisasi Konfederasi KASBI seolah-olah terlibat dalam prosesnya," kata Nining kepada Suara.com, Minggu

Page 109 of 185.

Title DIMINTA BERI BONUS 5 KALI UPAH, PENGUSAHA CUMA BISA PASRAH

Media Name mediaindonesia.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://mediaindonesia.com/read/detail/290451-diminta-beri-bonus-5-kal i-upah-pengusaha-cuma-bisa-pasrah

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W menyebut regulasi pemberian bonus senilai 5 kali upah memberatkan pengusaha dari segi cash flow perusahaan. Namun kendati demikian Shinta menyebut pihak pengusaha akan mencoba menerima regulasi tersebut.

"Bagi pengusaha ini mengejutkan dan sangat berat dari aspek cash flow , tapi demi kemajuan ekonomi yang lebih baik kami akan berkonsultasi dengan para pelaku usaha dan mencoba menerima keputusan ini," tutur Shinta saat dihubungi di Jakarta, Minggu (16/2).

Shinta melanjutkan, pihak pengusaha menyadari bahwa saat ini target pertumbuhan ekonomi dalam negri belum tercapai. Proses ekspor komoditas non minyak dan gas (migas) stagnan sejak 5 tahun terakhir. Begitupun dengan neraca perdagangan yang masih mengalami deifisit.

"Dampaknya penciptaan lapangan kerja sangat kecil," ungkapnya.

Dirinya berharap, Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker) mampu membantu para pengusaha dalam melakukan penyerapan tenaga kerja di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif dan tuntutan globalisasi ekpnomi.

"Kalau ini berjalan saya pikir ini tidak hanya memenuhi keinginan pengusaha, tapi terlebih menjadi keinginan seluruh masyarakat," pungkasnya.

Selain itu, dikatakan oleh Shinta poin penting dari kehadiran Omnibus Law Ciptaker ialah penyederahaan regulasi secara struktural yang akan merubah wajah perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik dan efisien. Omnibus Law Ciptaker diharapkan mampu mengakomodir kepentingan industri manufaktur baik itu padat karya maupun padat modal.

"Semua ini akan berimbas pada cipta kerja yang optimal yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan produktivitas dan performa perekonomian," paparnya. (Uta/E-1).

Page 110 of 185.

Title BPJAMSOSTEK PEKALONGAN PANGGIL 100 PERUSAHAAN YANG BANDEL

Media Name jateng.antaranews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://jateng.antaranews.com/berita/292022/bpjamsostek-pekalongan-pan ggil-100-perusahaan-yang-bandel

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Pekalongan - Badan Penjamin Jamsostek Cabang Pekalongan, Jawa Tengah, telah mengirimkan surat pemanggilan pada 100 perusahaan yang tidak mengikutkan program kepesertaan jaminan sosial pada para pekerjanya.

Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Pekalongan Budi Jatmiko di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa pada 2020 adalah sebagai program tahun kepatuhan sebagai upaya meningkatkan jumlah kepesertaan dalam penyelenggaraan jaminan sosial.

"Pada program tahun kepatuhan ini, kami akan mengarah dan memberikan sanksi bagi pemilik pekerja yang membandel. Sanksinya, mulai dari sanksi administrasi hingga perusahaan tidak mendapat pelayanan publik tertentu (TMP2T)," katanya.

Sanksi TMP2T, kata dia, akan diberikan pada perusahaan atau badan usaha yang membandel yang belum juga mendaftarkan tenaga kerjanya untuk memperoleh jaminan sosial.

Jatmiko mengatakan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013, telah diatur mengenai sanksi administrasi bagi pemberi kerja tidak patuh, yaitu sanksi teguran, denda, dan TMP2T.

"Akan tetapi, apabila sanksi berupa teguran dan denda sudah sering dilakukan maka sanksi TMP2T akan dijadikan sanksi ikonik pada 2020. Bagi perusahaan yang tidak patuh setelah dua kali diberikan surat pemberitahuan, dua kali kunjungan, serta kunjungan bersama dengan kejaksaan diabaikan maka kami akan memberikan TMP2T," katanya.

Menurut dia, bagi perusahaan yang mendapat sanksi TMP2T maka tempat usahanya akan terancam tutup.

"Oleh karena, kami berharap pada perusahaan bisa patuh memberikan jaminan sosial pada pekerjanya, sebelum kami memberikan sanksi administrasi hingga sampai TMP2T," katanya..

Page 111 of 185.

Title KSPI MINTA DPR BATALKAN OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

Media Name republika.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.republika.co.id/berita/q5u1cn409/kspi-minta-dpr-batal kan-omnibus-law-cipta-kerja

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menilai bahwa RUU Omnibus Law Cipta Kerja akan merugikan para kelas pekerja. Maka dari itu, mereka meminta DPR untuk mengkritisi bahkan membatalkan RUU tersebut. "Khususnya klaster ketenagakerjaan dan semua yang berhubungan dengan ketenagakerjaan," ujar Presiden KSPI Said Iqbal saat dikonfirmasi, Senin (17/2).Sebelumnya, Said menjelaskan, draf salinan resmi RUU Cipta Kerja menghapus upah minimum kabupaten dan kota serta menggunakan upah minimun provinsi. Padahal, seluruh daerah, kecuali DKI Jakarta dan Yogyakarta, mengacu kepada upah minimum kabupaten kabupaten kota. Upah minimun provinsi tidak dipakai dan angka acuannya juga jauh lebih kecil. Sebagai contoh di wilayah Jawa Barat, upah minimum di Kabupaten Bekasi sebesar Rp 4,4 juta per bulan dan di Karawang Rp 4,5 juta per bulan. Namun, upah provinsi Jawa Barat hanya Rp 1,8 juta per bulan. "Apakah ini mau diturunkan dari Rp 4,5 juta jadi Rp 1,8 juta. Saya katakan pemerintah tidak ada otak. Tidak ada otaknya," kata Said di Jakarta, Ahad (16/2). Lebih lanjut, RUU Cipta Kerja juga mengenal istilah upah per satuan waktu atau upah per jam. Dibayarnya pekerja berdasarkan jam kerja maka secara nyata menghilangkan upah minimum per bulan yang selama ini digunakan. KSPI kemudian menyoroti hilangnya pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam UU itu diatur tentang sanksi bagi pengusaha yang tidak membayar upah sesuai upah minimum. "Kami sudah teliti, antar pasal-pasal tentang upah kalau disinkronkan sama saja dengan menghapus upah minimum. Kalau tidak jeli, akan menganggap masih ada. Padahal tidak. Konseptornya sangat pandai memecah-mecah pasal upah minimum," ujar dia. Said menambahkan, kenaikan upah juga hanya akan diatur berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan saat ini yang memformulasikan

Page 112 of 185.

pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Pertumbuhan ekonomi, kata Said, dihitung tanpa melihat inflasi sehingga akan kurang mencerminkan kebutuhan hidup pekerja. Belum lagi, soal nasib pekerja outsorcing dan karyawan kontrak yang bisa dikontrak seumur hidup. Perusahaan, lanjut Said, tentu akan lebih memilih outsorcing atau kontrak ketimbang mengangkat karyawan tetap demi mengurangi biaya pekerja. Selain soal upah minimum yang disebut hilang, KSPI juga menggarisbawahi delapan persoalan lain dalam RUU Cipta Kerja. Di antaranya potensi hilangnya pesangon, penggunaan outsorcing yang bebas untuk semua jenis pekerjaan dan waktu yang tak terbatas, dan penggunaan karyawan kontrak yang tak terbatas. Selanjutnya, KSPI menilai RUU Cipta Kerja memuat jam kerja menjadi eksploitatif, potensi penggunaan buruh kasar asing yang bebas, PHK yang dipermudah, hilangnya jaminan sosial bagi buruh, serta sanksi-sanksi pidana bagi perusahaan yang dihilangkan. Ia menambahkan, KSPI juga menyangkan pernyataan pemerintah yang menyebut bahwa penyusunan RUU Cipta Kerja telah melibatkan serikat pekerja sejak awal. Ia menegaskan, KSPI tidak pernah diundang dan diminta Kementerian Koordinator Perekonomian untuk ikut membahas RUU Cipta Kerja. "Semua draf RUU Cipta Kerja yang telah disampaikan ke DPR, KSPI tidak bertanggung jawab. Kami tidak pernah diundang dan dimintai pandangan. Kami tidak terlibat," ujarnya. KSPI mengaku masih percaya bahwa anggota DPR merupakan wakil rakyat yang akan menyampaikan aspirasinya. Meskipun saat ini mayoritas partai berada di koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. "Pendekatan-pendekatan kami kepada anggota DPR mereka masih punya hati nurani dan pikiran yang jernih," ujar Said. Sejumlah serikat pekerja di Indonesia juga sudah menyiapkan daftar permasalahan yang disebabkan oleh RUU Cipta Kerja. Khususnya yang berhubungan langsung dengan kelas pekerja. "Draf sandingan KSPI lebih sebagai sebuah argumentasi yang dipersiapkan mengapa KSPI dan buruh Indonesia menolak draf RUU Cipta Kerja tersebut," ujar Said. Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyerahkan langsung draf RUU Cipta Kerja ke Ketua DPR RI Puan Maharani pada Rabu (12/2). Draf itu berbeda dari yang disampaikan Presiden Joko Widodo sebelumnya yakni Cipta Lapangan Kerja. Airlangga menegaskan, bahwa pemerintah bakal menyosialisasikan Omnibus Law ke publik. "Jadi sesudah surpres ini dberikan baik dari pemerintah ataupun DPR akan

Page 113 of 185.

melakukan sosialiasi ke masyarakat," kata Airlangga di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu. Airlangga mengaku tidak bisa memastikan kapan draf Omnibus Law mulai dibagikan ke publik. Ia menyerahkan sepenuhnya mekanisme tersebut ke DPR. Ia menambahkan, nantinya bentuk sosialisasi ke masyarakat juga bisa melalui rapat dengar pendapat umum (RDPU) dalam setiap pembahasan Omnibus Law Ciptaker. "Public hearing kan dilakukan mekanisme saat pembahasan di DPR, namanya RDPU," ucap Ketua Umum Partai Golkar tersebut. Airlangga juga memastikan bahwa pemerintah bakal melibatkan buruh dalam pembahasan Omnibus Law. Dirinya mengatakan pemerintah melalui menteri tenaga kerja (menaker) sudah mengajak sepuluh konfederasi untuk diajak berdiskusi. "Jadi sepuluh konfederasi sudah diajak dialog dengan menaker dan tentunya ada di bentuk tim dan demikian seluruhnya sudah diajak dalam sosialisasi," ungkapnya. Pada hari yang sama Airlangga menyerahkan draf Omnibus Law Cipta Kerja ke DPR, sejumlah Pimpinan Komisi IX (Ketenagakerjaan) DPR menemui ribuan buruh yang menggelar demo di Depan Kompleks DPR/MPR RI. Mereka berjanji akan mengajak buruh dalam pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja, khususnya terkait pasal bagian ketenagakerjaan. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning Proletariyati yang turut menemui buruh naik ke mobil komando dan turut berorasi di hadapan buruh. Ribka menjanjikan, Komisi IX akan mengajak buruh dalam pembahasan di DPR terkait RUU Cipta Kerja. "Kita semua telah bersepakat berada di pihak buruh," kata politikus PDI Perjuangan itu melalui pengeras suara di mobil komando. Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene juga turut menyampaikan orasi pada para buruh yang menggelar aksi. Ia mengatakan, Komisi IX DPR RI akan membedah secara rinci poin-poin, pasal demi pasal yang termuat dalam draf RUU Cipta Kerja. "Kami sudah mendengarkan apa yang disampaikan. Semuanya kami menginginkan adanya investasi tapi bukan semuanya urusan ketenagakerjaan lalu diambil," kata politikus Nasdem itu.

Page 114 of 185.

Title SEMBILAN ALASAN KSPI TOLAK RUU CIPTA KERJA

Media Name rmol.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://politik.rmol.id/read/2020/02/17/421779/sembilan-alasan-kspi-to lak-ruu-cipta-kerja

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dengan tegas menolak RUU Cipta Kerja (omnibus law) yang draftnya sudah diserahkan pemerintah ke DPR RI.

Buruh Diterima DPR Presiden KSPI, Said Iqbal menilai RUU Cipta Kerja sama sekali tidak tercermin adanya kepastian kerja, jaminan pendapatan, dan jaminan sosial. Dengan kata lain, omnibus law tersebut tidak memberi perlindungan bagi buruh, bahkan menghilangkan kesejahteraan yang selama ini didapat oleh buruh.

Said Iqbal menyebut ada sembilan alasan KSPI menolak isi omnibus law, khususnya untuk kluster ketenagakerjaan.

Pertama karena omnibus law RUU Cipta Kerja menghilangkan upah minimum. Hal ini terlihat dengan munculnya pasal yang menyebutkan bahwa upah didasarkan per satuan waktu.

"Ketentuan ini membuka ruang adanya upah per jam. Ketika upah dibayarkan per jam, maka otomatis upah minimum akan hilang," terangnya.

Kedua adalah pesangon yang hilang. Kalau kita baca secara keseluruhan dari RUU ini, pesangon akan hilang. Hal ini, karena penggunaan pekerja outsourcing dan pekerja kontrak seumur hidup dibebaskan sebebas-bebasnya. Outsourcing dan kontrak tidak mendapatkan pesangon. Dengan sendirinya, pesangon akan hilang.

Selama ini, yang dimaksud pesangon ada tiga komponen. Pertama, uang pesangon itu sendiri. Kedua, penghargaan masa kerja, dan yang ketiga penggantian hak.

"Dalam RUU Cipta Kerja, uang penggantian hak dihilangkan. Sedangkan uang penghargaan masa kerja dari maksimal 10 bulan hanya menjadi 8 bulan," urai Said Iqbal.

Ketiga, outsourcing seumur hidup. RUU Cipta Kerja membebaskan kerja kontrak di semua jenis pekerjaan. Bahkan bisa saja, buruh dikontrak seumur hidup. Karena kontrak kerja hanya didasarkan pada kesepakatan pengusaha dan buruh.

Padahal, kata Said Iqbal, sebelumnya kerja kontrak hanya diperbolehkan untuk pekerjaan yang sekali selesai atau sementara dan tidak untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

Page 115 of 185.

"Waktu kontrak pun hanya boleh dilakukan maksimal 2 tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 kali maksimal 1 tahun," tegasnya.

Keempat, karyawan kontrak seumur hidup. Di dalam RUU Cipta Kerja, outsourcing bebas dipergunakan di semua jenis pekerjaan dan tidak ada batas waktu. Dengan demikian, buruh bisa saja di outsourcing seumur hidup.

"Padahal dalam UU 13/2003, outsourcing hanya dibatasi untuk lima jenis pekerjaan yang bukan core bisnis," sambungnya.

Kelima, waktu kerja yang eksploitatif. Di dalam RUU Cipta Kerja diatur waktu atau jam kerja adalah 40 jam seminggu. Hal ini menyebabkan pengusaha bisa mengatur seenaknya jam kerja dengan upah per jam.

"Padahal dalam UU 13/2003 diatur waktu kerja maksimal 7 jam per hari untuk 6 hari kerja dan 8 jam sehari untuk 5 hari kerja," lanjut Said Iqbal.

Keenam, TKA buruh kasar unskill worker berpotensi bebas masuk ke Indonesia. Hal ini terlihat dari dihapuskannya izin tertulis dari menteri bagi TKA yang hendak bekerja di Indonesia. Selain itu, TKA untuk start-up dan lembaga pendidikan dibebaskan, bahkan tanpa perlu membuat rencana penggunaan TKA.

"Tidak adanya izin, menyebabkan TKA buruh kasar bisa masuk ke Indonesia dengan mudah tanpa terdeteksi," masih kata Said Iqbal.

Sementara alasan ketujuh adalah hilangnya jaminan sosial dengan adanya sistem outsourcing seumur hidup dan karyawan kontrak seumur hidup. Kedelapan, PHK yang dipermudah, dan terakhir hilangnya sanksi pidana untuk pengusaha.

EDITOR: WIDIAN VEBRIYANTO Tag: KSPI RUU CIPTA KERJA BURUH PEKERJA.

Page 116 of 185.

Title BP JAMSOSTEK BANDUNG SUCI SOSIALISASIKAN PENINGKATAN MANFAAT PESERTA

Media Name bandung.bisnis.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://bandung.bisnis.com/read/20200217/550/1202292/bp-jamsostek-band ung-suci-sosialisasikan-peningkatan-manfaat-peserta-

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

BANDUNG-- BPJS Ketenagakerjaan atau yang kini juga dikenal BP Jamsostek Kantor Cabang Bandung Suci menggelar Sosialisasi Peningkatan Manfaat Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) kepada 100 perusahaan.

Sosialisasi ini merupakan tindak lanjut BP Jamsostek di daerah atas diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2019 tentang Perubahan PP 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.

PP 82 Tahun 2019 sebelumnya telah resmi ditandatangani oleh Presiden Jokowi pada 29 November 2019, melalui Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 231 dan mulai berlaku sejak 2 Desember 2019.

"Peningkatan manfaat ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan dan wajib diketahui seluruh peserta BP Jamsostek, khususnya seluruh peserta BP Jamsostek di Kota Bandung, mengingat manfaat yang tertuang dalam PP 82/2019 sangat signifikan tanpa adanya kenaikan persentase iuran," ungkap Kepala BP Jamsostek Kantor Cabang Bandung Suci, Suhedi, Senin (17/2/2020).

Suhedi juga menjelaskan peningkatan manfaat yang tertuang dalam aturan tersebut diantaranya biaya transportasi bagi peserta yang mengalami kecelakaan kerja, di mana penggantian biaya transportasi darat yang semula maksimal Rp1 juta menjadi maksimal Rp5 juta, transportasi laut dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta, dan transportasi udara dari Rp2,5 juta menjadi Rp10 juta.

"Selain itu bagi peserta yang mengalami kecelakaan kerja terdapat beberapa tambahan manfaat diantaranya biaya penunjang diagnostik, biaya alat bantu dengar, biaya kacamata, dan ditambah lagi manfaat yang terbaru yaitu biaya homecare dengan maksimum manfaat hingga Rp20 juta." Adapun peningkatan juga diberikan dalam bentuk bantuan beasiswa bagi ahli waris peserta yang mengalami kematian juga mengalami kenaikan yang sangat signifikan sampai dengan 1350% dari sebelumnya Rp12 juta menjadi total Rp174 juta untuk dua orang anak dengan

Page 117 of 185.

perincian apabila anak ahli waris masih sekolah TK/SD diberikan beasiswa Rp1,5 juta per tahun maksimal selama 8 tahun. Sedangkan bagi anak ahli waris peserta yang masih bersekolah di tingkat SMP diberikan bantuan beasiswa Rp2 juta per tahun maksimal selama 3 tahun.

Selanjutnya, ahli waris peserta yang bersekolah di tingkat SMA diberikan bantuan beasiswa sebesar Rp3 juta per tahun selama maksimal 3 tahun, dan bagi ahli waris peserta tengah menjalani kuliah diberikan bantuan beasiswa sebesar Rp 12 juta per tahun selama maksimal 5 tahun.

Bagi peserta yang mengalami kecelakaan kerja dan sementara tidak mampu bekerja, semula hanya mendapatkan manfaat 75 persen dari upah yang dilaporkan untuk enam bulan kedua, kini menjadi 100 persen upah selama satu tahun.

Selain manfaat tambahan program kecelakan kerja, terdapat beberapa peningkatan manfaat jaminan kematian diantaranya santunan kematian yang sebelumnya Rp 16,2 juta meningkat menjadi Rp20 juta. Biaya pemakaman yang semula Rp3 juta menjadi Rp10 juta, santunan berkala yang semula Rp4,8 juta menjadi Rp12 juta. Sehingga total santunan sebesar Rp42 juta.

Suhedi berharap dengan adanya sosialisasi ini perusahaan dapat menyampaikan kepada tenaga kerjanya tentang peningkatan manfaat BP Jamsostek sehingga tenaga kerja menjadi lebih tenang dalam melakukan pekerjaannya yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas kerjanya. (K34)

Page 118 of 185.

Title BURUH NILAI PEMERINTAH LANGGAR UNDANG-UNDANG TERKAIT OMNIBUS LAW

Media Name merdeka.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.merdeka.com/uang/buruh-nilai-pemerintah-langgar-undang-und ang-terkait-omnibus-law.html

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Deputi Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KPSI), Muhammad Rusdi, menyebut pihaknya tegas menolak Omnibus Law Cipta Kerja yang diusulkan pemerintah. Dia menilai proses pembahasan RUU Omnibus Law yang berlangsung tertutup melanggar aturan perundang-undangan yang berlaku.

"Bahasan RUU Omnibus itu dari awal tertutup, bertentangan dengan undang-undang," ungkapnya dalam acara konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, kemarin.

Rusdi juga mengutarakan rasa kekecewaan terhadap pemerintah, karena tidak dilibatkannya perwakilan buruh dalam proses penyusunan Omnibus Law Cipta Kerja.

"KSPI tidak pernah diundang dan tidak pernah diminta pandangan oleh menko perekonomian, masuk ke dalam tim yang dibentuk berdasarkan SK Menko Perekonomian No.121 Tahun 2020," tegasnya.

Dia pun, memastikan bahwa KPSI tidak bertanggung jawab terhadap setiap pasal di Omnibus Law Cipta Kerja. "Karena draf nya sendiri sudah diserahkan pemerintah ke pimpinan DPR ibu Puan Maharani," pungkasnya.

Pemerintah Sebut Seluruh Serikat Buruh Sudah Diajak Komunikasi

Pernyataan berbeda dikemukakan oleh Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang memastikan pembahasan mengenai Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja sudah melibatkan seluruh konfederasi serikat pekerja. Sehingga menurutnya sudah tidak ada lagi masalah mengenai isi daripada draf omnibus law tersebut.

"Jadi beberapa konfederasi 10 konfederasi sudah diajak dialog. Dengan menteri tenaga kerja," kata Menko Airlangga di temui di DPR, Jakarta.

Page 119 of 185.

Title PANTAI DUGONG BINTAN, JALUR BARU PENYELUNDUPAN TKI ILEGAL KE MALAYSIA

Media Name suara.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.suara.com/partner/content/batamnews/2020/02/17/120658/pant ai-dugong-bintan-jalur-baru-penyelundupan-tki-ilegal-ke-malaysia

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Page 120 of 185.

Title TOLAK OMNIBUS LAW RUU CIPTA KERJA, BURUH ANCAM GELAR DEMO BESAR-BESARAN

Media Name kontan.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.kontan.co.id/news/tolak-omnibus-law-ruu-cipta-kerja-b uruh-ancam-gelar-demo-besar-besaran

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mengancam akan menggelar aksi besar-besaran bila Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja disahkan. KSPI menolak Omnibus Law Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja yang drafnya telah diserahkan pemerintah ke DPR RI.

Presiden KSPI Said Iqbal menjelaskan, hukum ketenagakerjaan harus mengandung prinsip kepastian pekerjaan, jaminan pendapatan, dan kepastian jaminan sosial. Namun, ia menilai RUU tersebut sama sekali tak tecermin adanya ketiga prinsip yang disebutkan.

"Karena tiga prinsip tadi tidak terdapat dalam RUU Cipta Kerja, maka KSPI menyatakan dengan tegas menolak RUU Cipta Kerja Omnibus Law," kata Iqbal dalam siaran pers, Jakarta, Minggu (16/2/2020).

Selain itu, menurut dia, ada 9 alasan KSPI menolak isi RUU Cipta Kerja, khususnya untuk klaster ketenagakerjaan, di antaranya terkait upah minimum, pesangon, outsourcing, karyawan kontrak, dan waktu kerja yang dinilai eksploitatif.

Selanjutnya, KSPI juga menilai RUU Cipta Kerja berpotensi membuat tenaga kerja asing buruh kasar atau unskill worker bebas masuk ke Indonesia, membuat jaminan sosial hilang, PHK dipermudah, dan hilangnya sanksi pidana untuk pengusaha.

Selain itu, dalam RUU Cipta Kerja, upah minimun hanya didasarkan pada upah minimum provinsi (UMP). KSPI menilai upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) akan dihapus.

"Jika yang berlaku hanya UMP, maka upah pekerja di Karawang yang saat ini Rp 4,5 juta bisa turun menjadi hanya Rp 1,81 juta," katanya.

Selain itu, tidak ada denda bagi pengusaha yang terlambat membayar upah. Padahal, dalam UU Nomor 13 Tahun 2003, pengusaha yang terlambat membayar upah bisa dikenakan denda keterlambatan. "Dampaknya, pengusaha akan semena-mena dalam membayar upah kepada buruh," ujarnya.

Page 121 of 185.

Terkait uang pesangon, KSPI juga menilai RUU Cipta Kerja akan membuat sebagian hak pekerja hilang. Selama ini pesangon ada tiga komponen, yakni uang pesangon itu sendiri, penghargaan masa kerja, dan penggantian hak.

Sementara dalam RUU Cipta Kerja, uang penggantian hak dihilangkan. Sedangkan uang penghargaan masa kerja dari maksimal 10 bulan hanya menjadi 8 bulan.

"Bilamana RUU Cipta Kerja ini tetap dipaksakan disahkan, maka KSPI dan buruh Indonesia akan menggelar aksi besar-besaran secara nasional dan di daerah terus-menerus. Aksi besar akan dimulai saat sidang paripurna DPR RI yang akan membahas Omnibus Law ini," katanya.

Page 122 of 185.

Title RUU CIPTA KERJA DAN PROBLEMATIKA KETENAGAKERJAAN

Media Name detik.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://news.detik.com/kolom/4902062/ruu-cipta-kerja-dan-problematika- ketenagakerjaan

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Jakarta - Pemerintah telah menyelesaikan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja. Harapannya dengan adanya Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja ini dapat menciptakan lapangan kerja yang seluasnya bagi rakyat Indonesia.

Pada bidang ketenagakerjaan setidaknya memuat perubahan pengaturan perlindungan tentang pekerja dengan perjanjian kerja tertentu, hubungan kerja atas pekerjaan yang didasarkan pada alih daya, dan kebutuhan layak melalui upah minimum.

Selain itu RUU ini mengatur pula pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja serta perizinan bagi tenaga kerja asing yang memiliki keahlian tertentu.

Setidaknya terdapat tiga undang-undang yang akan diubah, dihapus, atau ditetapkan peraturan baru. Pertama adalah Undang-Undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Kedua, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, dan ketiga Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Dengan komposisi pengaturan perubahan tersebut, menurut pandangan saya, pengaturan ketenagakerjaan dalam RUU Cipta Lapangan Kerja pada dasarnya tidak menyentuh sedikit pun akar persoalan pengaturan hukum ketenagakerjaan di Indonesia secara menyeluruh.

Pemerintah selaku penyusun konsep seolah lebih banyak hanya berusaha menambahkan dari bahan peraturan yang sudah berlaku terutama dari ketentuan pelaksana Undang-Undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan kemudian di- copy paste pada aturan RUU Cipta Lapangan Kerja. Selesai.

Sebuah metode yang sama persis dilakukan pada saat proses pembentukan aturan ketenagakerjaan di masa lalu jika kita melihat sejarah isi aturan hukum ketenagakerjaan di Indonesia dari masa ke masa.

Ambil contoh sederhananya, pengaturan tentang rumus upah minimum yang telah diatur pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2015

Page 123 of 185.

tentang Pengupahan kemudian dipindahkan ke RUU Cipta Kerja. Demikian juga perihal pengusaha menyusun struktur dan skala upah di perusahaan yang telah diatur sebelumnya.

Termasuk penyisipan aturan bahwa selama proses penyelesaian perselisihan hubungan industrial, pengusaha dan pekerja harus tetap melaksanakan kewajibannya. Sebuah hal yang sebenarnya juga telah ada sejak lama.

Contoh lainnya dari "daur ulang" pasal atau puzzle pasal adalah beberapa pasal hanya dipindah begitu saja, misalkan tentang pekerja asing. Termasuk aturan bagi pekerja asing dilarang menduduki personalia pada Undang-Undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang saat ini masih berlaku hanya dipindahkan posisinya di rancangan RUU Cipta Lapangan Kerja.

Bahkan untuk pengaturan strategis seperti perjanjian kerja waktu tertentu seolah hanya perlu sedikit "tambal sulam" dengan kalimat berdasarkan kesepakatan para pihak. Bagai kehabisan ide dan mungkin keterbatasan waktu penyusunan, dengan ringan disebutkan akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Adanya begitu banyak pasal yang menyebutkan akan diatur lebih lanjut dengan peraturan lainnya membuat RUU Cipta Lapangan Kerja ini akan sangat rawan menurunkan "anak cucu" ketentuan peraturan perundang-undangan di masa mendatang. Niatan awal penyederhanaan aturan pada akhirnya menjadi kehilangan makna.

Saya tidak akan membahas lebih jauh tentang begitu banyak aturan yang telah ada ditulis ulang sehingga mungkin akan membuat pembaca bosan mengingat memang begitu banyaknya pasal yang pengulangan atau berasal dari pijakan kerangka berpikir yang sama.

Pembahasan selanjutnya mungkin lebih baik adalah perihal kelebihan dari aturan yang hendak diatur pada RUU Cipta Lapangan Kerja. Sesuatu hal yang baru. Inovasi aturan.

Hal Positif Saya mencermati setidaknya ada beberapa hal positif yang bisa langsung diterima oleh pekerja, terutama dalam masalah upah, yaitu seperti kewajiban pengusaha memberikan uang kompensasi kepada pekerja dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu berakhir.

Selain itu adanya Jaminan Kehilangan Pekerjaan merupakan sebuah ide luar biasa yang patut diapresiasi sehingga pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja masih terjamin kehidupannya.

Semua hal positif ini seolah menjadi "bonus" selain mendapatkan ketentuan uang pesangon dan/atau penghargaan masa kerja.

Kemanfaatan dan perlindungan seperti hal positif di atas seharusnya dapat diperbanyak jika pemerintah pada saat penyusunannya lebih berani lagi melakukan

Page 124 of 185.

penjelajahan pokok-pokok masalah kekosongan hukum ketenagakerjaan atau melakukan kodifikasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia jauh hari sebelum ada ide menyusun rancangan perundangan baru.

Pengaturan mutasi atau demosi, misalnya, yang saat ini kosong tentunya dapat diatur lebih jauh sehingga membawa kemanfaatan. Atau aturan penahan ijazah yang seringkali merugikan pekerja baru.

Tentunya memang tidak mungkin segalanya kekosongan hukum tersebut diatur dan itulah sebabnya ada aturan yang menyatakan bahwa syarat kerja dapat diatur sendiri di antara pengusaha dan pekerja melalui perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

Perhatian Khusus Meskipun demikian, menurut hemat saya, terdapat beberapa hal pokok yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk segera diatur ulang dalam RUU Cipta Lapangan Kerja ini, terutama tata cara penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Pemerintah perlu menuangkan sebuah aturan baru pada UU Cipta Lapangan Kerja tentang metode penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Metode yang ada sekarang ini sangat tidaklah bersahabat dan seringkali menyulitkan bagi pekerja saat berselisih.

Ketentuan mengikuti hukum acara perdata pada saat penyelesaian perselisihan hubungan industrial dan tidak difungsikan maksimal peran Mediator Hubungan Industrial sebagai lapis pertama pada penyelesaian perselisihan hubungan industrial seolah menjadikan kendala paling utama bagi pekerja dalam membela dirinya saat berselisih.

Hal ini akan semakin diperparah jika pekerja tersebut tidak pernah mengikuti pendidikan fakultas hukum. Asas mudah dan cepat dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial seolah menjadi jargon yang tidak menyentuh dasar.

Selain kekosongan hukum dan tata cara penyelesaian perselisihan hubungan industrial, saya menilai, pemerintah seharusnya sudah mulai memikirkan dan menjelajahi konsep ketenagakerjaan yang berkaitan dengan usaha rintisan berbasis teknologi sehingga tidak ada "mitra ilusi".

"Mitra ilusi" di sini dalam artian, seharusnya hubungan kerjanya itu adalah antara pekerja dan pengusaha namun sebagai mitra seolah mereka saling memiliki hak dan kewajiban yang sama serta berimbang.

Di masa mendatang, usaha rintisan berbasis teknologi akan tumbuh dan berkembang semakin pesat di Indonesia. Sebuah konsep pengaturan ketenagakerjaan yang jelas pada usaha bentuk ini tentunya akan memberikan kepastian investasi dan menciptakan lapangan kerja baru secara benar.

Page 125 of 185.

Kata kunci pada Undang-Undang 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tentang definisi hubungan kerja sudah selayaknya mendapatkan tinjauan ulang guna memperbaiki persoalan "mitra ilusi" ini.

Patut Didukung Secara keseluruhan meskipun terdapat kekurangan kesempurnaan di sana-sini, saya melihat bahwa RUU Cipta Lapangan Kerja tidaklah buruk dan patut didukung.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan pada konsep RUU Cipta Lapangan Kerja bidang Ketenagakerjaan. Dalam arti, memang tidak ada sesuatu hal pokok dasar yang diatur kecuali pengulangan yang telah ada.

Saya pada pijakan pandangan ini lebih melihat bahwa RUU Cipta Lapangan Kerja sebagai sebuah niatan positif pemerintah semata yang tentunya masih perlu dilakukan beberapa perbaikan di tingkat pembahasan bersama Dewan Perwakilan Rakyat.

Saya yakin dan percaya sebuah konsep hukum ketenagakerjaan yang baik dan menyeluruh serta guna mengisi kekosongan hukum selama ini akan menjadi jawaban atas segala problematika ketenagakerjaan di Indonesia, dan pada akhirnya terciptanya masyarakat adil dan makmur sebagaimana cita-cita kita bersama.

Gede Arya Wiryana, SH, MH, MHRM praktisi ketenagakerjaan, alumni Universitas Canberra (mmu/mmu)

Page 126 of 185.

Title BURUH TOLAK OMNIBUS LAW, BOS BKPM BILANG BEGINI

Media Name suara.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.suara.com/news/2020/02/17/125946/buruh-tolak-omnimbus-law- bos-bkpm-bilang-begini

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Kalangan kaum buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dengan tegas menolak Rancangan Undang-undang Omnibus Law atau RUU Cipta Lapangan Kerja. Penolakan ini imbas dari isi RUU setebal 1.000 halaman itu dinilai sangat merugikan buruh.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menganggap wajar penolakan dari kaum buruh dan hal seperti itu biasa-biasa saja.

"Penolakan bagian dari dinamika saya yakin ada solusi," kata Bahlil saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Menurut Bahlil kaum buruh pun sudah diajak berbicara dalam merancang RUU ini. Di mana, kata dia, ada perwakilan buruh dalam pembahasan RUU tersebut.

"Ini kan sudah dibuka, diberikan kesempatan pada publik termasuk buruh, untuk memberikan masukan terhadap draft UU Omnibus Law," katanya.

Menurut dia, tujuan dari RUU ini salah satu instrumennya untuk tarik invstasi, karena memudahkan perizinan dan tidak berbelit belit, disamping itu dalam RUU ini berbagai intensif juga di tawarkan oleh pemerintah.

Bahlil pun yakin pasti ada titik temu antara pemerintah dan kaum buruh terkait RUU ini, karena menurut dia ketika pemerintah ingin mendatangkan investasi masuk ke Indonesia, investasi tersebut pasti membutuhkan para tenaga kerja.

"Lapangan kerja, investasi butuh tenaga kerja. Dan sebaliknya. Kedua duanya tidak bisa dipisahkan, tinggal kita cari titik temu di mana yang saling untuk mencapai keduanya," kata Bahlil.

Kaum buruh yang tergabung Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) secara tegas menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja dibahas lebih lanjut antara DPR dengan pemerintah.

Pasalnya kaum buruh menilai formulasi pengupahan dalam RUU tersebut justru membuat kaum buruh makin miskin.

Deputi Presiden dan Ketua Harian KSPI Muhammad Rusdi mengatakan

Page 127 of 185.

RUU Omnimbus Law Cipta Lapangan Kerja akan mengurangi kesejahteraan dan perlindungan kaum buruh Indonesia dan akan menghancurkan masa depan anak bangsa.

"Ada poin-poin penting terkait kebijakan perburuhan yang akan dikurangi yang ini merupakan roh dari kebijakan perburuhan selama ini," kata Rusdi di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta, Minggu (16/2/2020).

Rusdi bilang poin-poin yang dihilangkan dalam RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja adalah dengan menghilangkan upah minimum, menghilangkan pesangon, membebaskan buruh kontrak dan outsourcing (fleksibilitas pasar kerja), mempermudah masuknya tenaga kerja asing (TKA), menghilangkan jaminan sosial, dan menghilangkan sanksi pidana bagi pengusaha.

"Nasib buruh akan jauh dari kesejahteraan, Pak Jokowi ingin membuat kebijakan upah minimum dibawah upah minimum, dahsyat Pak Jokowi ingin memiskinkan kaum buruh Indonesia," kata Rusdi.

Dia menambahkan kebijakan pemerintah menerbitkan PP 78/2015 untuk menahan laju kenaikan upah minimum telah berdampak pada turunnya daya beli buruh dan masyarakat. Daya beli yang menurun, lanjut Rusdi, juga terjadi akibat dicabutnya berbagai macam subsidi.

Untuk itu, dalam tuntutannya KSPI meminta agar negara harus hadir dan berpihak dalam melindungi kaum buruh dan masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah.

Page 128 of 185.

Title MEWUJUDKAN SDM UNGGUL PERLU PROSES

Media Name Riau Post

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL 22

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 129 of 185.

Page 130 of 185.

Title FAKTA-FAKTA OMNIBUS LAW CIPTA KERJA, DARI PESANGON HINGGA JAM KERJA

Media Name viva.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1200153-fakta-fakta-omnibus-law-c ipta-kerja-dari-pesangon-hingga-jam-kerja

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Pemerintah sudah menyerahkan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja kepada DPR RI. Omnibus Law diklaim Pemerintah akan mendorong penciptaan lapangan kerja dan investasi asing ke dalam negeri.

Namun, rancangan undang-undang ini mendapat penolakan dari serikat pekerja Indonesia. RUU ini dinilai tidak berpihak kepada pekerja.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, Said Iqbal mengatakan, RUU itu telah menghilangkan prinsip kesejahteraan buruh. Beberapa prinsip tersebut di antaranya tidak adanya jaminan pekerjaan, perlindungan mengenai pendapatan bagi pekerja, dan hilangnya jaminan sosial.

Pemerintah berencana menghapuskan, mengubah, dan menambah pasal terkait dengan UU Ketenagakerjaan. Berikut beberapa fakta terkait Omnibus Law Cipta Kerja.

1. Uang Pesangon

Berdasarkan pasal 156 draf Rancangan Undang-undang Omnibus Law Cipta, disebutkan pengusaha wajib membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja ketika melakukan pemutusan hubungan kerja.

Di pasal 157 RUU tersebut dijelaskan pula dasar perhitungan uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap yang diberikan pekerja/buruh dan keluarganya.

Berikut ketentuan besaran pesangon yang terkena PHK dalam RUU Cipta Kerja:

a. Pesangon masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 bulan upah;

b. Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun, 2 bulan upah

c. Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun, 3 bulan upah

d. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun, 4 bulan upah

e. Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun, 5 bulan upah

Page 131 of 185.

f. Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 6 bulan upah

g. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun, 7 bulan upah

h. Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun, 8 bulan upah

i. Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 bulan upah

2. Uang Penghargaan Pekerja Dipangkas

Pemerintah mengubah skema pemberian uang penghargaan kepada pekerja yang terkena PHK. Dibanding dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, skema pemberian uang penghargaan Omnibus Law justru lebih kecil. Adapun detail besaran uang penghargaan adalah sebagai berikut:

a. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 2 bulan upah

b. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun, 3 bulan upah

c. Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun, 4 bulan upah

d. Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun, 5 bulan upah

e. Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun, 6 bulan upah

f. Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun, 7 bulan upah

g. Masa kerja 21 tahun atau lebih, 8 bulan upah

Padahal, di dalam UU No 13 Tahun 2003, besaran uang penghargaan terbagi menjadi 8 periode. Dengan periode masa kerja paling lama adalah 24 tahun atau lebih, dengan uang penghargaan sebesar 10 bulan upah.

3. Pekerja Kontrak Seumur Hidup

Pemerintah menghapus pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang mengatur mengenai jenis pekerja kontrak.

Menurut Ketua Departemen Komunikasi dan Media Komite Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Kahar S Cahyono, dengan dihapusnya pasal tersebut, maka penggunaan pekerja kontrak yang dalam UU disebut perjanjian kerja waktu tertentu bisa diperlakukan untuk semua jenis pekerjaan.

"Dengan dihapuskannya pasal 59, tidak ada lagi batasan seorang pekerja bisa dikontrak. Akibatnya, bisa saja seorang pekerja dikontrak seumur hidup," katanya.

Padahal, dalam UU Ketenagakerjaan pekerja kontrak hanya dapat digunakan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu. Seperti, pekerjaan yang sekali selesai atau yang

Page 132 of 185.

sementara sifatnya, pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama tiga tahun.

4. Hilangnya Jaminan Sosial, Kesehatan dan Pensiun

"Dengan karyawan kontrak dan outsourcing, tak ada jaminan sosial pensiun. Pekerja yang haid, sakit, dipotong gaji," Presiden KSPI, Said Iqbal.

5. Aturan Mengenai Jam Kerja yang Dianggap Eksploitatif.

Pada draf RUU Cipta Kerja ketentuan pasal 77 UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 diubah menjadi tiga poin aturan saja.

Tiga poin itu sebagai berikut:

1. Setiap Pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja.

2. Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling lama 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu.

3. Pelaksanaan jam kerja bagi pekerja/buruh di perusahaan diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

Kemudian, draf RUU Cipta Kerja memasukkan satu pasal baru yang dinamai pasal 77 A. Pasal ini mengatur tiga hal, salah satunya memperbolehkan pengusaha memberlakukan waktu kerja yang melebihi ketentuan pada pasal 77 ayat (2) dalam draf RUU Cipta Kerja.

Page 133 of 185.

Title KSPI: RUU CIPTAKER MENIMBULKAN KETIDAKPASTIAN KERJA

Media Name Analisa Daily

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL 1

Media Type Koran

Sentiment Negative

Page 134 of 185.

Page 135 of 185.

Title BERPOTENSI HILANGKAN HAK PEKERJA, PENGAMAT: KAJI ULANG OMNIBUS LAW

Media Name sindonews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.sindonews.com/read/1528960/12/berpotensi-hilangkan-ha k-pekerja-pengamat-kaji-ulang-omnibus-law-1581922713

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Keluarnya draft RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja menuai polemik di masyarakat. Terlebih, penyederhanaan regulasi itu diketahui mengatur penghapusan upah bagi buruh jika berhalangan kerja hingga masalah cuti panjang untuk buruh atau karyawan dengan masa kerja 6 tahun.

Pengamat Hukum Universitas Al Azhar Indonesia, Suparji Ahmad menyatakan, keluarnya draft tersebut momentum untuk menguji responsitas para pemegang fungsi legislasi. "Memori masih segar ketika akhir periode DPR kemarin ada sikap yang berbeda dalam menyikapi RUU yang ditolak masyarakat, UU KPK tetap saja disahkan meski ditolak," kata Suparji saat dihubungi SINDOnews, Senin (17/2/2020).

Sedangkan, kata Suparji, RUU KUHP yang sudah puluhan tahun dibahas akhirnya ditunda karena ada penolakan masyarakat. Begitu juga dengan Omnibus Law, kata Suparji, sekarang ini banyak pihak yang menolak dari mulai serikat pekerja termasuk insan pers. Sehingga RUU seharusnya tidak dipaksakan.

Terlebih, kata Suparji, urgensinya Omnibus Law tak terlihat nyata dan substansinya cenderung kompilatif atau kodifikatif yang berpotensi menimbulkan masalah ditinjau aspek konstitusionalitas. "Sekiranya ini tetap jalan berarti selera pembuat UU yang menentukan bukan sikap masyarakat terhadap suatu RUU," ucapnya.

Ditambah, kata Suparji, Omnibus law yang sudah diserahkan ke DPR itu juga ternyata mengatur soal upah dan cuti bagi buruh atau karyawan. Dia menganggap, regulasi ini bisa menguntungkan perusahaan, tapi menghilangkan hak buruh.

"Penyederhanaan UU harus membawa perbaikan kesejahteraan. Termasuk kalangan media, bukan malah sebaliknya. Tidak bisa atas nama kemudahan investasi dan dunia usaha merugikan pihak lain. Oleh karenanya RUU tersebut perlu dikaji ulang secara komprehensif," katanya.

Page 136 of 185.

Title AKSI BURUH KAWAL PENUTUPAN PT MPOIN DI JEMBER BERLANGSUNG TEGANG

Media Name rri.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL http://rri.co.id/post/berita/787954/daerah/aksi_buruh_kawal_penutupan_ pt_mpoin_di_jember_berlangsung_tegang.html

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Jember: Aksi unjuk rasa puluhan Buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Muslim Indonesia (Sarbumusi) di depan pintu masuk Pabrik PT Mpoin di Kelurahaan Keranjingan, Kecamataan Sumbersari,Jember berlangsung tegang.

Sejumlah buruh sempat terlibat saling dorong dan harus diamankan personil Kepolisiaan yang mengawal jalannya aksi unjuk rasa menuntut penutupan sementara Operasional PT Mpoin sesuai keputusan Pemerintah Kabupaten Jember.

"Hari ini kami kembali datangi PT Mpoin ini,karena kami angap pihak management perusahaa telah melanggar aturan hukum atas penyalahgunaan ijin usaha industrinya, termasuk juga 14 temuan pelanggaran dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur," ujar Ketua DPC Sarbumusi Kabupaten Jember,Umar Faruq kepada RRI disela-sela berlangsungnya aksi unjuk rasa buruh.

Atas temuaan sejumlah pelanggaran itu,Pemerintah Kabupaten Jember sebelumnya juga telah meindaklanjuti dengan memasang baner himbauaan agar pihak perusahaan menghentikan sementara seluruh operasional hingga ada keputusan pasti atas penyelsaiaan dari temuan pelanggaran dan persoalan hubungan industrial PHK secara sepihak yang dialami 22 orang buruh dari perusahaan itu.

Page 137 of 185.

"Ada 22 pekerja yang merupakan pekerja disini dan menjadi anggota kami ditolak tidak diijinkan mendirikan basis serikat pekerja dan langsung di PHK oleh pihak perusahaan,ini tentunya sudah kesewanang-wenangan dari perusahaan dan menjadi bentuk pelanggaran terhadap UU, oleh karenanya kita menempuh upaya sesuai mekanisme aturan untuk memperjuangkan hak dari saudara-saudara kami melalui jalur Hukum sesuai perundang-undangan yang ada," tegasnya.

Pantauaan di lapangan,meski sempat diwarnai insiden dan berlangsung tegang, namun akhirnya para buruh dapat kembali melanjutkan aksinya.

Para buruh mendirikan tenda didepan pintu masuk PT Mpoin sebagai upaya untuk mengawal agar pihak perusahaan mematuhi dan menyelsaikan seluruh persoalan sesuai dengan kebijakan larangan operasional sementara yang dukeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Jember.

Puluhan personil kepolisiaan dari Polres Jember tetap berjaga-jaga disekitar lokasi untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa..

Page 138 of 185.

Title BOS BKPM JANJI CARI SOLUSI PENOLAKAN OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

Media Name merdeka.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.merdeka.com/uang/bos-bkpm-janji-cari-solusi-penolakan-omni bus-law-cipta-kerja.html

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan penolakan buruh terhadap RUU Omnibus Law Cipta Kerja bukan bentuk sentimen negatif terhadap investasi. Dia berjanji akan mencari solusi terbaik bagi investor dan para buruh.

"Penolakan bagian dari dinamika saya yakin ada solusi," tegasnya di Komplek Gedung BKPM, Jakarta, Senin (17/2).

"Kedua-duanya tidak bisa dipisahkan tinggal kita cari titik temu, di mana untuk mencapai keduanya (kesepakatan)," sambungnya.

Bahlil juga membantah informasi terkait penyusunan RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang tidak melibatkan perwakilan dari kaum buruh.

"Ini kan sudah di buka, diberikan kesempatan pada publik termasuk buruh, untuk membrikan masukan terhadap draf UU omnibus law terkait lapangan kerja, investasi butuh tenaga kerja dan sebaliknya," paparnya.

KSPI Tak Dilibatkan

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal yang menyayangkan langkah pemerintah yang tidak melibatkan perwakilan buruh dalam pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

"Bahwa KSPI selaku perwakilan buruh, tidak pernah di undang dan di mintai pandangan-pandangan oleh Menko perekonomian (Airlangga)," tegasnya dalam acara konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, Minggu (16/2).

KSPI pun mengklaim tidak bertanggung jawab terkait pembentukan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang dicanangkan pemerintah.

"Tidak bertanggung jawab terhadap setiap pasalnya, jika ada yang mencantumkan tanpa seizin KSPI," ujarnya.

Terkait, langkah pemerintah yang membahas Omnibus Law Cipta Kerja secara tertutup KPSI menilai sebagai suatu tindakan yang menyalahi perundang-undangan.

"Bahasan cipta omnibus itu dari awal tertutup, bertentangan dengan undang-undang," pungkasnya.

Page 139 of 185.

Title POLEMIK RUU CIPTAKER: MENGACU UMP, UPAH BURUH TERANCAM TURUN DRASTIS

Media Name jawapos.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.jawapos.com/nasional/17/02/2020/polemik-ruu-ciptaker-menga cu-ump-upah-buruh-terancam-turun-drastis/

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja (Ciptaker) yang diinisiasi pemerintah sudah diserahkan ke DPR. Bersamaan dengan itu pula, naskah RUU tersebut beredar luas ke publik. Polemik mencuat. Serikat buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menolak omnibus law tersebut.

Presiden KSPI Said Iqbal menyampaikan, pihaknya tidak mau duduk bersama pemerintah untuk membahas regulasi tersebut. Alasannya, RUU Ciptaker, khususnya terkait dengan klaster ketenagakerjaan, sangat merugikan pekerja.

''Kami tidak bertanggung jawab atas satu pasal pun dalam RUU ini,'' kata Said Iqbal kepada wartawan di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, kemarin (16/2).

Said Iqbal menyebut sembilan alasan yang memicu penolakan pada omnibus law RUU Ciptaker. Di antaranya, hilangnya upah minimum yang diganti per satuan waktu.

''Ketika upah dibayarkan per jam, otomatis upah minimum hilang,'' jelasnya. Dalam RUU Ciptaker, upah minimum hanya didasarkan pada upah minimum provinsi (UMP). Artinya, upah minimum kabupaten/kota (UMK) dan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) akan hilang. Padahal, UMP tidak dibutuhkan karena upah pekerja di kabupaten/kota mengacu pada UMK.

Dia memberikan contoh Provinsi Jawa Barat (Jabar). UMP Jabar 2020 sebesar Rp 1,81 juta. Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan UMK di semua kabupaten/kota di Jawa Barat. Kabupaten Karawang, misalnya. UMK 2020 Karawang mencapai Rp 4.594.324. Lalu, Kota Bekasi Rp 4.589.708 dan Kabupaten Bekasi Rp 4.498.961. ''Jika yang berlaku hanya UMP, upah pekerja di kabupaten/kota di Jabar akan turun drastis,'' ujarnya.

Penolakan lain berkaitan dengan longgarnya aturan pengusaha melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada buruh. Dalam draf omnibus law RUU Cipta Kerja, poin tentang PHK diatur dalam pasal 150--152. Dalam pasal (1) disebutkan, pemutusan hubungan kerja dilaksanakan berdasarkan kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja/buruh.

Bandingkan dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam pasal 151 disebutkan, pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan

Page 140 of 185.

pemerintah dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan kerja.

''Jadi jelas sekali, aturan PHK di UU Ketenagakerjaan sangat ketat. Sedangkan RUU Ciptaker sangat mudah mengobral PHK,'' jelas Iqbal.

Pihaknya juga menyoroti hilangnya pesangon korban PHK, outsourcing yang dibebaskan, pegawai kontrak seumur hidup, waktu kerja yang eksploitatif, tenaga kerja asing (TKA) unskill yang berpotensi bebas masuk Indonesia, hilangnya jaminan sosial, dan hilangnya sanksi pidana bagi pengusaha yang tidak memenuhi hak pekerja.

Ketua Departemen Komunikasi dan Media KSPI Kahar S. Cahyono menambahkan, hukum ketenagakerjaan harus mengandung tiga prinsip. Yaitu, kepastian pekerjaan (job security), kepastian pendapatan (salary security), dan kepastian jaminan sosial (social security). Namun, dalam RUU Cipta Kerja, tiga unsur tersebut sama sekali tidak tecermin.

''Tidak ada kepastian kerja, kepastian pendapatan, dan jaminan sosial atas pekerja,'' paparnya.

KSPI akan mengawal ketat pembahasan RUU Ciptaker. Bahkan, mereka mengancam untuk melakukan demonstrasi yang lebih besar daripada aksi 20 Januari lalu.

''Kami akan datang ke gedung DPR secara bergelombang dari seluruh daerah. Bukan tidak mungkin buruh akan menghentikan produksi sampai DPR menghentikan pembahasan,'' ancamnya.

Terpisah, Wakil Presiden Ma'ruf Amin tidak mempersoalkan polemik di masyarakat terkait dengan omnibus law yang dinilai merugikan tenaga kerja.

''Saya kira memang harus keluar di publik,'' katanya di sela kunjungan kerja di kompleks Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama kemarin.

Ma'ruf menyatakan, draf RUU Ciptaker memang sebaiknya dibuka untuk publik. Dengan begitu, masyarakat bisa ikut menanggapi dan terlibat dalam pembahasan di DPR. Dia menegaskan bahwa pembahasan akan terbuka.

Ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu berharap prinsip-prinsip dalam RUU Ciptaker bisa dipahami masyarakat. Bukan hanya soal teknis. Dia mengatakan, ketentuan prinsip dalam RUU Ciptaker adalah mempermudah usaha di Indonesia. Kemudian, menghilangkan birokrasi yang rumit.

''Aturan-aturan yang selama ini menghambat harus kita hilangkan. Jadi, dalam rangka perbaikan. Intinya (RUU Ciptaker, Red) perbaikan,'' jelasnya.

Page 141 of 185.

Title SERIKAT PEKERJA TOLAK OMNIBUS LAW

Media Name Riau Post

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL 1&11

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 142 of 185.

Page 143 of 185.

Page 144 of 185.

Title 35 TKI ILEGAL DITANGKAP DI PANTAI DUGONG BINTAN, KEPRI

Media Name kumparan.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://kumparan.com/batamnews-admin/35-tki-ilegal-ditangkap-di-pantai -dugong-bintan-kepri-1srEnFHCbHQ

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Satpolairud Polres Bintan berhasil mengamankan 35 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di pelabuhan tak resmi wilayah Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kapulauan Riau, Sabtu (15/2/2020) sekitar pukul 22.00 WIB.

Kapolres Bintan, AKBP Boy Herlambang mengatakan TKI ilegal diamankan di sekitar Trikora, tepatnya di Pantai Dugong. Saat itu, mereka hendak diberangkatkan ke Malaysia.

"Operasi itu dipimpin langsung oleh Kasatpolairud, AKP Suardi. Bersama anggota, mereka berhasil mengamankan 35 TKI ilegal," ujar Boy, Minggu (16/2/2020).

TKI ilegal yang diamankan terdiri dari 29 orang laki-laki dan 6 orang perempuan. Mereka ditampung di Kota Tanjungpinang terlebih dahulu sebelum diberangkatkan ke Malaysia melalui Kabupaten Bintan.

Lokasi keberangkatan para TKI ini tergolong baru. Biasanya para TKI diberangkatkan di pelabuhan tikus yang berada di Desa Berakit, Kampung Bugis Tanjunguban dan beberapa wilayah lainnya. Namun, sekarang berada di pelabuhan Desa Malang Rapat.

"Operasi ini berhasil dilakukan berkat informasi yang diperoleh dari warga. Diharapkan kepada warga untuk terus aktif melaporkan segala sesuatu kejadian ataupun kejahatan ke pihak polisi," katanya.

Page 145 of 185.

Title BURUH TOLAK OMNIBUS LAW, KEPALA BKPM: PASTI ADA SOLUSI

Media Name tempo.co

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://bisnis.tempo.co/read/1308626/buruh-tolak-omnibus-law-kepala-bk pm-pasti-ada-solusi

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menilai penolakan kelompok buruh terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja merupakan bagian dari dinamika publik. Menurut dia, pemerintah pasti akan memberi kesempatan kepada publik dan buruh untuk memberi masukan terhadap RUU Cipta Kerja ini.

"Pasti ada solusi," kata Bahlil saat ditemui usai acara Indonesia Economic and Investment Outlook 2020 di Kantor BKPM, Jakarta, Senin, 17 Februari 2020.

Selain itu, Bahlil juga mengingatkan bahwa investasi membutuhkan lapangan kerja, begitu pula sebaliknya. "Tenaga kerja butuh investasi, keduanya tidak bisa dipisahkan, tinggal dicari titik temu untuk mencari kebaikan," kata dia.

Sejak 12 Februari 2020, pemerintah telah menyerahkan draf RUU Cipta Kerja ke DPR. Bersamaan dengan itu, serikat buruh menolak sejumlah pasal dalam beleid ini. Bahkan, serikat buruh pun menolak terlibat dalam tim pembahas Omnibus Law yang dibentuk pemerintah.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal pun menyatakan kegeramannya pada draf RUU ini. Dalam konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta Pusat, Ahad kemarin, Iqbal sampai menyebut para perancang RUU ini tidak memiliki otak.

Sebab, Iqbal menilai tidak ada job security atau kepastian kerja dalam RUU Cipta Kerja ini. Salah satunya karena RUU ini membuat praktik kerja outsourcing bisa dilakukan secara bebas tanpa batas waktu. Agen penyalur tenaga alih daya pun diberi ruang resmi oleh pemerintah. "Enggak ada otaknya itu, pemerintah dan pengusaha, kamu boleh kutip itu," kata Iqbal.

Selain itu, kata Iqbal, RUU Cipta Kerja juga membuat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan menjadi lebih mudah. Bukan hanya itu, penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) unskilled labor pun dipermudah. Inilah tiga alasan Iqbal menilai tidak ada job security dalam Omnibus Law ini.

Page 146 of 185.

Title BURUH TOLAK OMNIBUS LAW CIPTA KERJA, BKPM: INVESTASI DAN PEKERJA SALING MEMBUTUHKAN

Media Name kontan.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.kontan.co.id/news/buruh-tolak-omnibus-law-cipta-kerja -bkpm-investasi-dan-pekerja-saling-membutuhkan

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Upaya pemerintah menciptakan kemudahan berbisnis dan berinvestasi melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja atau Omnibus Law Cipta Kerja menuai kontroversi penolakan dari kalangan buruh dan pekerja. Aturan sapu jagad tersebut dianggap tak ramah pada hak-hak pekerja, dan sebaliknya terlalu menguntungkan investor dan pengusaha.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menanggapi gelombang penolakan tersebut dengan maklum. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari dinamika dalam proses pembuatan kebijakan pemerintah.

"Penolakan itu bagian dari dinamika dan saya yakin akan ada solusi," tuturnya, Senin (17/2).

Bahlil mengatakan, saat ini pemerintah membuka kesempatan bagi publik, termasuk para buruh, untuk memberikan masukan terhadap draf RUU Cipta Kerja terutama pada klaster ketenagakerjaan yang belakangan menjadi kontroversi. Masukan tersebut tentunya akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah nanti dalam agenda pembahasan dengan parlemen DPR RI. Di samping itu, Bahlil menjelaskan bahwa sejatinya investor atau pengusaha dan para pekerja saling membutuhkan.

"Investasi butuh tenaga kerja, begitu juga tenaga kerja membutuhkan investasi untuk membuka lapangan kerja. Keduanya tidak bisa dipisahkan sehingga kita sebenarnya tinggal mencari titik temu mana yang saling menguntungkan untuk keduanya," ujar Bahlil.

Ia menegaskan bahwa Omnibus Law Cipta Kerja bertujuan untuk mendorong perekonomian Indonesia, terutama dari sisi investasi. Esensi dari aturan super tersebut adalah menyederhanakan regulasi dan memudahkan proses bisnis dan perizinan agar realisasi investasi bisa meningkat di dalam negeri.

"Kalau Omnibus Law ini bisa cepat dilakukan, kami perhitungkan sumbangannya pada pertumbuhan realisasi investasi bisa sekitar 0,2%-0,3% untuk (realisasi Omnibus Law) tahap pertama," tandas Bahlil.

Page 147 of 185.

Title DPR PASTIKAN TERBUKA BAHAS OMNIBUS LAW RUU CIPTAKER

Media Name beritasatu.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.beritasatu.com/politik/600643/dpr-pastikan-terbuka-bahas-o mnibus-law-ruu-ciptaker

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Transparansi pembahasan undang-undang oleh DPR dan pemerintah merupakan keniscayaan. DPR menjamin setiap pembahasan omnibus law rancangan undang-undang (RUU) Cipta Kerja (Ciptaker) berlangsung terbuka.

"Setiap pembahasan undang-undang itu kan harus terbuka. Kecuali diminta pihak tertentu. Pihak tertentu itu siapa, biasa anggota, pemerintah, meminta dilakukan tertutup," kata Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Azis pun menyebut, "Tapi tertutup tidak bisa menyeluruh. Harus parsial. Nah nanti kalau ada pihak yang merasa tidak diakomodasi dalam bentuk rapat dengar pendapat umum atau aspirasinya tidak itu tinggal kirim surat ke kita. Nanti kita bisa lakukan (pembahasan) atau kirim surat ke MK (Mahkamah Konstitusi) saja."

Page 148 of 185.

Azis menegaskan pembahasan suatu RUU pasti melibatkan unsur elemen intelektual, mahasiswa, dan masyarakat. Mengenai RUU Ciptaker, lanjut Azis, DPR tentu bakal mengundang perwakilan organisasi buruh.

Di sisi lain, menurut Azis, rapat pimpinan (rapim) DPR belum dilaksanakan untuk memutuskan RUU Ciptaker dibahas tingkat panitia khusus (pansus) atau hanya di Badan Legislasi (Baleg) DPR.

"Rapim kemudian untuk dibawa ke Bamus (Badan Musyawarah). Lalu Bamus yang akan memutuskan apakah ini di Baleg atau pansus atau AKD (alat kelengkapan dewan)," ungkap Azis.

Menurut Azis, pembahasan RUU di Pansus dan Baleg tidak memiliki perbedaan mendasar. Sebab Baleg pun gabungan dari berbagai komisi.

"Pansus juga gabungan berbagai komisi. Kapasitasnya sama. Tidak ada hal yang berbeda. Substansinya sama. Jadi tidak usah diperdebatkan. Sekarang yang perlu diperdebatkan substansi dan transparansi yang melakukan pembahasan," imbuh Azis.

Page 149 of 185.

Title MERUGIKAN, BURUH TOLAK OMNIBUS LAW CILAKA

Media Name Harian Terbit

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL 1&7

Media Type Koran

Sentiment Positive

Page 150 of 185.

Page 151 of 185.

Page 152 of 185.

Title TINJAU LANGSUNG TES CPNS, MENAKER : HARUS PERCAYA DIRI

Media Name suara.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.suara.com/news/2020/02/17/163433/tinjau-langsung-tes-cpns- menaker-harus-percaya-diri

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Kementerian Ketenagakerjaan hari ini menyelenggarakan proses Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk lokasi Jakarta. SKD CPNS Kemnaker ini berlokasi di Gedung Pencak Silat TMII, Jakarta Timur. SKD ini akan diikuti oleh 11.407 peserta mulai tanggal17 - 21 Februari 2020.

Menaker Ida Fauziyah mengingatkan agar para peserta ujian CPNS percaya terhadap kemampuan dan potensi diri sendiri selama mengikuti tes dan jangan pernah tergoda berbagai modus penipuan.

"Kalian harus percaya diri. Jangan percaya kepada siapapun yang menawarkan bisa lolos! Itu semua hoaks. Karena saya sendiri tidak bisa menolong, yang bisa menolong adalah diri kalian sendiri, kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Jakarta (17/2/2020).

Page 153 of 185.

Turun hadir dalam kesempatan ini Plh. Sekjen Kemnaker Haiyani Rumondang, Deputi Bidang SINKA BKN Suharmen, Kepala Pusat PSR Heri Susilowati serta Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia (OSDM) Kemnaker Helmiaty Basri.

Menaker Ida juga mengapresiasi antusiasme para peserta seleksi CPNS yang sudah datang satu setengah jam sebelumnya. PNS merupakan suatu cara untuk mendedikasikan diri kepada negara.

"Karena bagian kecil dari Indonesia kalian harus bersyukur dan bangga. Karena untuk masuk ke sini tidaklah gampang, dari 21.229 yang daftar, yang lolos dan berhak ikut SKD hanya 17.623 pelamar. Jika kalian bekerja keras dan berhasil lulus maka kalian akan menjadi bagian dari 416 cpns kemnaker," kata Ida.

Restu orang tua lanjut Ida merupakan suatu yang penting lainnya disamping percaya pada kompetensi dan kemampuan diri. Jika itu dilalui maka niscaya kalian akan lolos."Saya yakin dan percaya kalian itu semua baik, tapi harus diseleksi lagi yang terbaik," kata Ida.

Namun, Menaker Ida berpesan jika nanti peserta tidak lolos SKD jangan berkecil hati.

"Jika kalian tidak lolos maka ada cara lain untuk mengabdikan diri kepada negara ini, tidak hanya melalui PNS. Jangan berkecil hati dan tetap semangat," kata Ida.

Menaker Ida memastikan proses seleksi di lingkungan Kemnaker berjalan secara transparan dengan adanya sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dibangun oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

"Saya mengucapkan terimakasih kepada BKN yang menjadi mitra tes pada SKD ini. Kita semua berharap pelaksanaan tes SKD CPNS di seluruh Indonesia dapat berjalan lancar dan baik," tutup Ida.

Page 154 of 185.

Title MENTERI IDA FAUZIYAH TINJAU LANGSUNG UJIAN CPNS KEMNAKER

Media Name merdeka.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.merdeka.com/peristiwa/menteri-ida-fauziyah-tinjau-langsung -ujian-cpns-kemnaker.html

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah membuka dan meninjau langsung pelaksanaan proses Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk lokasi Jakarta.

SKD CPNS Kemnaker ini berlokasi di Gedung Pencak Silat TMII, Jakarta Timur. SKD ini akan diikuti oleh 11.407 peserta mulai tanggal17 - 21 Februari 2020.

Menaker Ida mengingatkan agar para peserta ujian CPNS percaya terhadap kemampuan dan potensi diri sendiri selama mengikuti tes dan jangan pernah tergoda berbagai modus penipuan.

"Kalian harus percaya diri. Jangan percaya kepada siapapun yang menawarkan bisa lolos! Itu semua hoaks. Karena saya sendiri tidak bisa menolong, yang bisa menolong adalah diri kalian sendiri, kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Jakarta (17/2).

Page 155 of 185.

Turun hadir dalam kesempatan ini Plh. Sekjen Kemnaker Haiyani Rumondang, Deputi Bidang SINKA BKN Suharmen, Kepala Pusat PSR Heri Susilowati serta Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia (OSDM) Kemnaker Helmiaty Basri.

Menaker Ida juga mengapresiasi antusiasme para peserta seleksi CPNS yang sudah datang satu setengah jam sebelumnya. PNS merupakan suatu cara untuk mendedikasikan diri kepada negara.

"Karena bagian kecil dari Indonesia kalian harus bersyukur dan bangga. Karena untuk masuk ke sini tidaklah gampang, dari 21.229 yang daftar, yang lolos dan berhak ikut SKD hanya 17.623 pelamar. Jika kalian bekerja keras dan berhasil lulus maka kalian akan menjadi bagian dari 416 cpns kemnaker," kata Ida.

Restu orang tua lanjut Ida merupakan suatu yang penting lainnya di samping percaya pada kompetensi dan kemampuan diri. Jika itu dilalui maka niscaya kalian akan lolos."Saya yakin dan percaya kalian itu semua baik, tapi harus diseleksi lagi yang terbaik," kata Ida.

Namun, Menaker Ida berpesan jika nanti peserta tidak lolos SKD jangan berkecil hati.

"Jika kalian tidak lolos maka ada cara lain untuk mengabdikan diri kepada negara ini, tidak hanya melalui PNS. Jangan berkecil hati dan tetap semangat," kata Ida.

Menaker Ida memastikan proses seleksi di lingkungan Kemnaker berjalan secara transparan dengan adanya sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dibangun oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

"Saya mengucapkan terima kasih kepada BKN yang menjadi mitra tes pada SKD ini. Kita semua berharap pelaksanaan tes SKD CPNS di seluruh Indonesia dapat berjalan lancar dan baik," tutup Ida.

Page 156 of 185.

Title BERI MOTIVASI KE PESERTA CPNS, MENAKER: KALIAN HARUS PERCAYA DIRI!

Media Name liputan6.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.liputan6.com/news/read/4181065/beri-motivasi-ke-peserta-cp ns-menaker-kalian-harus-percaya-diri

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mulai menggelar proses Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah membuka dan meninjau langsung pelaksanaan SKD untuk lokasi Jakarta, tepatnya di Gedung Pencak Silat TMII, Jakarta Timur. Seleksi itu diikuti oleh 11.407 pada 17-21 Februari 2020.

Menaker Ida mengingatkan agar para peserta ujian CPNS percaya terhadap kemampuan dan potensi diri sendiri selama mengikuti tes dan jangan pernah tergoda berbagai modus penipuan.

"Kalian harus percaya diri. Jangan percaya kepada siapapun yang menawarkan bisa lolos! Itu semua hoaks. Karena saya sendiri tidak bisa menolong, yang bisa menolong adalah diri kalian sendiri," kata Menaker Ida, Jakarta (17/2).

Page 157 of 185.

Turut hadir dalam kesempatan itu Plh. Sekjen Kemnaker Haiyani Rumondang, Deputi Bidang SINKA BKN Suharmen, Kepala Pusat PSR Heri Susilowati serta Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia (OSDM) Kemnaker Helmiaty Basri.

Menaker Ida juga mengapresiasi antusiasme para peserta seleksi CPNS yang sudah datang satu setengah jam sebelumnya. PNS merupakan suatu cara untuk mendedikasikan diri kepada negara.

"Itu karena bagian kecil dari Indonesia kalian harus bersyukur dan bangga. Karena untuk masuk ke sini tidaklah gampang, dari 21.229 yang daftar, yang lolos dan berhak ikut SKD hanya 17.623 pelamar. Jika kalian bekerja keras dan berhasil lulus maka kalian akan menjadi bagian dari 416 cpns kemnaker," kata Ida.

Restu orang tua lanjut Ida merupakan suatu yang penting lainnya disamping percaya pada kompetensi dan kemampuan diri. Jika itu dilalui maka niscaya kalian akan lolos."Saya yakin dan percaya kalian itu semua baik, tapi harus diseleksi lagi yang terbaik," kata Ida.

Namun, Menaker Ida berpesan jika nanti peserta tidak lolos SKD jangan berkecil hati."Jika kalian tidak lolos maka ada cara lain untuk mengabdikan diri kepada negara ini, tidak hanya melalui PNS. Jangan berkecil hati dan tetap semangat," kata Ida.

Menaker Ida memastikan proses seleksi di lingkungan Kemnaker berjalan secara transparan dengan adanya sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dibangun oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

"Saya mengucapkan terima kasih kepada BKN yang menjadi mitra tes pada SKD ini. Kita semua berharap pelaksanaan tes SKD CPNS di seluruh Indonesia dapat berjalan lancar dan baik," tutup Ida.

Page 158 of 185.

Title ADA OMNIBUS LAW, BOS BKPM YAKIN TARGET INVESTASI 2020 RP886 T BAKAL TERCAPAI

Media Name merdeka.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.merdeka.com/uang/ada-omnibus-law-bos-bkpm-yakin-target-inv estasi-2020-rp-886-t-bakal-tercapai.html

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menyebut Omnibus Law Cipta Kerja merupakan instrumen untuk menggaet investor. Omnibus Law dilakukan untuk menyederhanakan sejumlah peraturan di Indonesia selama ini.

"Omni salah satu instrumen untuk tarik investasi, karena memudahkan untuk berizin dan tidak berbelit belit," ucapnya di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (17/2).

Dia juga memastikan Omnibus Law Cipta Kerja dapat dirasakan manfaatnya pada kuartal pertama pasca disahkan DPR RI. "Di samping itu ada insentif juga yang kita tawarkan. Kalau bisa cepet dilakukan (disahkan), maka pertumbuhan realisasi investasi dari omni dapat menyumbang di tahap pertama," paparnya.

Bahlil optimistis realisasi penerimaan dari sektor investasi akan meningkat hingga mencapai target Rp886 triliun di 2020, setelah diberlakukannya Ommibus Law Cipta Kerja.

Page 159 of 185.

"Kita berpijak pada tahun 2019, 2019 itu per realisasi investasi lampaui target dari Rp790,2 triliun menjadi Rp809,6 triliun beranjak dari apa yang terjadi di tahun 2019, realisasi yang ditargetkan tahun 2020 mencapai Rp886 triliun," tegasnya.

Maka dari itu, dia optimistis dengan adanya Omnibus Law target penerimaan investasi yang dipatok akan tercapai. "Saya ingin katakan dari data-data BKPM yang sudah punya potensi investasi yang akan direalisasikan bakal mencapai target," pungkasnya.

Bos BKPM Janji Cari Solusi Penolakan Omnibus Law Cipta Kerja

Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan penolakan buruh terhadap RUU Omnibus Law Cipta Kerja bukan bentuk sentimen negatif terhadap investasi. Dia berjanji akan mencari solusi terbaik bagi investor dan para buruh.

"Penolakan bagian dari dinamika saya yakin ada solusi," tegasnya di Komplek Gedung BKPM, Jakarta, Senin (17/2).

"Kedua-duanya tidak bisa dipisahkan tinggal kita cari titik temu, di mana untuk mencapai keduanya (kesepakatan)," sambungnya.

Bahlil juga membantah informasi terkait penyusunan RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang tidak melibatkan perwakilan dari kaum buruh.

"Ini kan sudah dibuka, diberikan kesempatan pada publik termasuk buruh, untuk memberikan masukan terhadap draf UU omnibus law terkait lapangan kerja, investasi butuh tenaga kerja dan sebaliknya," paparnya.

Page 160 of 185.

Title OMNIBUS LAW DITOLAK PEKERJA, MENAKER: RUANG DIALOG TERBUKA

Media Name republika.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.republika.co.id/berita/q5ue7t382/omnibus-law-ditolak- pekerja-menaker-ruang-dialog-terbuka

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Menteri Ketenegakerjaan Ida Fauziah menegaskan bahwa ruang dialog bagi buruh masih terbuka lebar. Ida menanggapi gelombang penolakan yang terus mengalir terhadap penyusunan Omnibus Law Cipta Kerja oleh pemerintah dan DPR.

Ida mengungkapkan, pemerintah dan DPR sudah sepakat untuk secara masif melakukan sosialisasi omnibus law cipta kerja kepada seluruh pemangkut kepentingan, termasuk kepada buruh melalui seluruh perserikatan. Bahkan Ida mengaku sudah memiliki tim sosialisasi yang terdiri dari tiga pihak, yakni pemerintah, pengusaha, dan pekerja atau buruh.

"Tim ini di samping lakukan sosialisasi, tim ini juga membahas tentang substansi termasuk sampai menyiapkan bersama-sama membahas, menyiapkan, peraturan teknis perintah dari UU. Ruang dialog masih terbuka," ujar Ida di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (17/2).

Ida pun menepis anggapan bahwa RUU Ketenagakerjaan melalui omnibus law cipta kerja hanya memihak pada pengusaha saja. Ia menekankan bahwa pemerintah berusaha menyeimbangkan antara kepentingan buruh dan pengusaha.

"Kalau masih ada keberatan, ruang itu masih terbuka untuk dialog. Bahkan tim yang saya ceritakan tadi, teman-teman dari tripartit bisa membahas substansi itu," katanya lagi.

Ida bahkan mengaku memberi waktu kepada serikat pekerja dan buruh yang masih menolak sejumlah pasal di Omnibus Law Cipta Kerja. Ia pun memaklumi bahwa ada miskomunikasi antara pihak pekerja dan pemerintah terkait sejumlah pasal kontroversi. Menurutnya, yang terpenting adalah menjaga komunikasi antara tiga pihak, pemerintah, pengusaha, dan pekerja, terus berjalan dalam pembahasan omnibus law ini.

"Kalau ada yang menolak, kami tunggu sampai bisa bergabung lagi. Sampai hari apa, memang ada satu yang menolak. Namun kami harap teman-teman buruh masuk. Pikiran dan gagasan bisa didalogkan di dalam," katanya.

Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menilai bahwa RUU Omnibus Law Cipta Kerja akan merugikan para kelas pekerja. Maka dari itu, mereka meminta DPR untuk mengkritisi bahkan membatalkan RUU tersebut.

Page 161 of 185.

"Khususnya klaster ketenagakerjaan dan semua yang berhubungan dengan ketenagakerjaan," ujar Presiden KSPI Said Iqbal saat dikonfirmasi, Senin (17/2).

Sebelumnya, Said menjelaskan, draf salinan resmi RUU Cipta Kerja menghapus upah minimum kabupaten dan kota serta menggunakan upah minimun provinsi. Padahal, seluruh daerah, kecuali DKI Jakarta dan Yogyakarta, mengacu kepada upah minimum kabupaten kabupaten kota. Upah minimun provinsi tidak dipakai dan angka acuannya juga jauh lebih kecil.

RUU Cipta Kerja juga mengenal istilah upah per satuan waktu atau upah per jam. Dibayarnya pekerja berdasarkan jam kerja maka secara nyata menghilangkan upah minimum per bulan yang selama ini digunakan.

KSPI kemudian menyoroti hilangnya pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam UU itu, diatur tentang sanksi bagi pengusaha yang tidak membayar upah sesuai upah minimum.

Page 162 of 185.

Title CATUT NAMA PRESIDEN KSPI, YLBHI: ITU CARA UNTUK MEMECAH BELAH

Media Name jawapos.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.jawapos.com/nasional/17/02/2020/catut-nama-presiden-kspi-y lbhi-itu-cara-untuk-memecah-belah/

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto lewat Surat Keterangan (SK) Nomor 121 Tahun 2020 membentuk tim koordinasi pembahasan dan konsultasi publik substansi ketenagakerjaan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja.

Dalam tim tersebut tercatut nama Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPI) Said Iqbal. Padahal, Said tidak pernah sekalipun setuju untuk bergabung dalam tim tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati mengatakan bahwa pencatutan nama itu bisa memicu perpecahan. Padahal, serikat buruh merupakan salah satu pihak yang dibahas dan akan terdampak langsung dengan RUU ini.

"Ini cara-cara lama, cara-cara untuk menjustifikasi (melakukan pembenaran terhadap RUU) sekaligus memecah belah. Hal ini juga menunjukkan pemerintah tidak punya itikad baik untuk melibatkan masyarakat," katanya kepada JawaPos.com, Senin (17/2).

Ia juga menyebutkan bahwa kasus ini bisa dibawa ke ranah hukum. Pasalnya telah melanggar Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan ini bisa disebut sebagai pemalsuan dengan mengambil keuntungan secara sepihak.

"Kalau kita liat itu sebagai pemalsuan ya masuk KUHP. Hanya saja memang harus dibuktikan niatnya (pemalsuan atau bukan). Iya (yang digugat Menko Perekonomian)," kata dia.

Sebelumnya, Said Iqbal juga dengan tegas membantah bahwa dirinya masuk ke dalam tim pembahasan RUU Omnibus Law. Bahkan, ia mengaku tidak pernah menerima ajakan masuk menjadi anggota tim.

"KSPI tidak pernah dan tidak akan masuk ke dalam tim yang dibentuk berdasarkan SK Kemenko Perekonomian nomor 121 Tahun 2020 terkait pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, isi draf itu, KSPI tidak bertanggungjawab atas isi pasalnya," tegas Iqbal di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta, Minggu (16/2).

Page 163 of 185.

Title SOAL OMNIBUS LAW, FAHRI HAMZAH: ENGGAK PERLU REPOT, KITA TAK BIASA BIKIN BEGINI

Media Name kompas.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.kompas.com/read/2020/02/17/18023141/soal-omnibus-law- fahri-hamzah-enggak-perlu-repot-kita-tak-biasa-bikin-begini

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Mantan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menilai, seharusnya pemerintah tak perlu repot-repot menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja. Ia tak sepakat adanya omnibus law semacam itu.

"Enggak perlu repot, kita enggak biasa bikin begini-begini, nanti jadi kacau," kata Fahri selepas mengikuti diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Fahri menilai, keberadaan Omnibus Law Cipta Kerja rentan dipersoalkan publik. Apalagi, jika aturan tersebut dinilai tak mewakili kepentingan buruh.

Bahkan, bukan tidak mungkin jika di tengah jalan aturan ini digugat ke Mahkamah Konstitusi dan hakim MK memutuskan bahwa Omnibus Law Cipta Kerja bertentangan dengan konstitusi. Jika hal itu terjadi, justru akan mengacaukan peraturan-peraturan lainnya yang termaktub dalam Omnibus Law Cipta Kerja.

"Daripada itu diikat dalam undang-undang nanti di tengah jalan undang-undang harus disinkronisasi dengan yang lain, di tengah jalan nanti di-judicial review di MK, misalnya hakimnya menjatuhkan, mematahkan, maka semua aturan lain jadi kacau," ujar dia.

Fahri berpendapat, demokrasi dan aturan yang ada di Indonesia untuk saat ini sudah cukup.

Oleh karenanya, alih-alih menyusun omnibus law ini, ia menilai akan lebih baik jika presiden menggunakan kewenangannya untuk menyelesaikan persoalan regulasi dalam hal cipta kerja.

"Kalau saya ya, mendingan presiden gunakan presidensialismenya untuk mensinkronisasi semua aturan teknis yang ada masalah. Panggil semua stakeholder-nya selesai, selesaikan secara sepihak di eksekutif," kata dia.

DPR telah menerima draf serta surat presiden (surpres) Omnibus Law RUU Cipta Kerja.

Draf dan surpres diserahkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto kepada Ketua DPR Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Page 164 of 185.

Title OMNIBUS LAW BISA JADI ANGIN SEGAR UNTUK INVESTOR ASING, TAPI..

Media Name kontan.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.kontan.co.id/news/omnibus-law-bisa-jadi-angin-segar-u ntuk-investor-asing-tapi

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

American Chamber of Commerce Indonesia (AMCHAM Indonesia) menilai Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja bisa memberikan angin segar bagi investor asing.

Managing Director American Chamber, Lin Neumann menyatakan jika Rancangan Undang-Undang Omnibus Law benar-benar merujuk kepada investasi asing, bukan hanya "investasi" serta perubahan Daftar Negatif Investigasi (DNI) yang dijanjikan bisa terlaksana,

"Akan menjadi berita baik bagi investor," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (17/2).

Lin menyatakan jika pemerintah Indonesia bisa membuka 100% investasi asing di sektor kesehatan, pendidikan dan manufaktur alat medis, tentu akan meningkatkan minat perusahaan Amerika Serikat untuk berinvestasi.

Menurut Lin, kunci utama untuk menarik minat investasi asing jika pemerintah mampu mengendurkan proteksionisme atau kebijakan ekonomi yang mengetatkan perdagangan antarnegara, menuju keterbukaan.

Lin bilang dengan kebijakan yang terbuka akan investasi bersamaan dengan reformasi tenaga kerja, dapat membuat Indonesia lebih kompetitif dibandingkan negara tetangga. Adapun bisa memicu jenis pertumbuhan investasi yang diinginkan pemerintah.

Meski demikian, Lin menilai masih terlalu dini bagi Indonesia untuk menyatakan bakal ada perubahan besar-besaran. Justru menurutnya, pengesahan RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, bisa menjadi ujian utama untuk masa jabatan kedua Presiden Joko Widodo.

Page 165 of 185.

Title 5.000 MASKER DIKIRIM UNTUK PEKERJA MIGRAN ASAL INDRAMAYU

Media Name republika.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://republika.co.id/berita/q5ugxa414/5000-masker-dikirim-untuk-pek erja-migran-asal-indramayu

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu, Jawa Barat, mengirimkan sebanyak 5.000 masker untuk para pekerja migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Kota Mangga. Hal itu dilakukan karena di beberapa negara sudah sangat sulit mendapatkan masker.

"Masker ini sangat dibutuhkan oleh para pekerja migran, karena di sana harganya mahal, sekarang kami kirimkan 5.000 masker melalui perwakilan organisasi pekerja migran," kata Sekretaris Daerah Indramayu Rinto Waluyo di Indramayu, Senin.

Rinto mengatakan, pengiriman masker kepada para pekerja migran di luar negeri merupakan kepedulian Pemkab Indramayu bagi warganya. Para pekerja migran yang berada di Singapura, Hong Kong, dan Taiwan kesulitan untuk mendapatkan masker di tempatnya bekerja. Selain itu harganya pun saat ini melambung tinggi.

"Pengiriman masker tersebut diharapkan dapat meminimalkan penyebaran virus corona tipe baru, Covid-19, terhadap pekerja migran sehingga mereka dapat bekerja dengan tenang," ujarnya.

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu Juwarih mengatakan, Singapura, Hong Kong, dan Taiwan merupakan negara dengan tingkat penempatan PMI asal Kabupaten Indramayu terbanyak. Selain itu, pengiriman masker ini juga berdasarkan permintaan PMI karena sudah mulai langkanya masker di negara-negara tersebut.

"Awalnya banyak dari temen-temen pekerja migran di Taiwan, Hong Kong, dan Singapura mengadu ke kami agar Pemerintah Kabupaten Indramayu segera memberi bantuan, atas dasar tersebut kami mengajukan permohonan dan alhamdulillah pengaduan dari kami direspons dengan cepat oleh Pemkab Indramayu," katanya.

Page 166 of 185.

Title RUU CIPTAKER WUJUDKAN INDONESIA MASUK 5 BESAR EKONOMI DUNIA

Media Name mediaindonesia.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://mediaindonesia.com/read/detail/290630-ruu-ciptaker-wujudkan-in donesia-masuk-5-besar-ekonomi-dunia

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

MENTERI Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan pimpinan media untuk menjelaskan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja, di Jakarta, Senin (17/2).

Arlangga menjelaskan RUU Ciptaker dilatarbelakangi hiper regulasi daya saing yang masih rendah, tingginya kebutuhan kerja, serta ketidakpastian ekonomi global.

Terkait hiper regulasi, Indonesia mengalami kompleksitas dan obesitas regulasi di pusat dan daerah. Dewasa ini terdapat 8.470 peraturan pusat, 14.758 peraturan menteri, 4.317 peraturan LPNK, dan 15.966 peraturan daerah. Total terdapat 43.512 peraturan.

Daya saing rendah karena korupsi, inefisiensi birokrasi, akses pendanaan, infrastruktur, kepastian kebijakan, kenaikan upah, nilai tukar.

Isi RUU Cipta Kerja Banyak Disorot, Yasonna Sebut Ada Salah ketik "Dengan UU Cipta Kerja kita targetkan daya saing kita yang kini 73 berangsur-angsur menjadi 51," kata Airlangga.

Ihwal kebutuhan kerja, tercatat 7,05 juta angkatan kerja. Setiap tahun terdapat 2,24 angkatan kerja baru. Setengah pengangguran tercatat 8,14 juta. Pekerja paruh waktu 28,42 juta. Total 46,84 jutabatau 35,4% angkatan kerja bekerja tidak penuh waktu.

Perekonomian global tidak menentu karena perang dagang Amerika-Tiongkok, ketegangan di Timur Tengah. "Ditambak karena virus korona," ucap Airlangga.

Airlangga menegaskan RUU Cipta Kerja yang kelak disahkan menjadi UU bertujuan mewujudkan visi Indonesia 2045, yakni menjadi 5 besar kekuatan ekonomi dunia serta menjadikan Indonesia negara maju dengan pendapatan tertinggi keempat di dunia. (OL-7).

Page 167 of 185.

Title OMNIBUS LAW DITOLAK BURUH, BAHLIL: BAGIAN DARI DINAMIKA

Media Name gatra.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.gatra.com/detail/news/469494/ekonomi/omnibus-law-ditolak-b uruh-bahlil-bagian-dari-dinamika

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Jakarta, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan tanggapannya mengenai sikap penolakan buruh terhadap Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker). Menurut mantan pengusaha itu, sikap penolakan buruh merupakan bagian dari dinamika sosial.

Sebab, akan selalu ada penolakan terhadap hal-hal yang baru, termasuk salah satunya adalah aturan baru. "Penolakan (merupakan) bagian dari dinamika, saya yakin ada solusi," ujar dia, di Jakarta, Senin (17/2).

Bahlil menjelaskan, pemerintah bakal memberikan ruang bagi para buruh untuk menyampaikan aspirasinya, yakni di dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama DPR RI. Sehingga, nantinya para buruh juga dapat memberikan masukan-masukan terhadap draft Omnibus Law, khususnya Cipta Kerja (Ciptaker).

Buruh Bandung Barat Tolak UU Omnibus Law Di sisi lain, mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia itu juga menganggap, bahwa dunia investasi tidak akan bergerak tanpa adanya buruh, begitu juga sebaliknya.

"Investasi membutuhkan lapangan kerja dan tenaga kerja butuh inevstasi. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Tinggal cari titik temu mencari kebaikan," kata dia.

Sementara itu, pemerintah yang diwakili oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan (Menkeu), Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Menteri Hukum dan HAM (Menkumham), Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) telah menyerahkan draft Omnibus Law Cipta Kerja kepada Ketua DPR RI, pada 12 Februari lalu..

Page 168 of 185.

Title OMNIBUS LAW UBAH PENGHITUNGAN UPAH MINIMUM GUNAKAN PERTUMBUHAN DAERAH

Media Name kontan.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.kontan.co.id/news/omnibus-law-ubah-penghitungan-upah- minimum-gunakan-pertumbuhan-daerah

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Reporter: Abdul Basith | Editor: Yoyok - JAKARTA.

Rancangan Undang Undang (RUU) omnibus law cipta kerja akan mengubah penghitungan upah minimum. Sebelumnya upah minimum dihitung menggunakan instrumen pertumbuhan ekonomi nasional dan inflasi. Dalam RUU Cipker upah minimum menggunakan pertumbuhan daerah tanpa menyertakan komponen inflasi.

"Upah minimum itu, upah minimum yang ada ditambah dengan pertumbuhan daerah," ujar Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (17/2).

Meski begitu Ida menegaskan bahwa upah minimum tidak bisa mengalami penurunan. Walau pun nantinya di daerah tersebut mengalami koreksi atas pertumbuhan ekonomi daerah. "Kalau pertumbuhan stuck, maka prinsipnya upah minimum tidak boleh turun jadi tetap pada upah minimum yang berjalan pada waktu itu," terang Ida.

Upah minimum tersebut berlaku bagi pekerja dengan masa kerja nol sampai satu tahun. Sementara pihak yang sudah bekerja tetap menggunakan struktur skala upah di masing-masing perusahaan. Asal tahu saja saat ini di Indonesia terdapat perbedaan pertumbuhan ekonomi daerah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) masih terdapat wilayah Indonesia yang mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Papua dan Maluku tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar -7,4% Year on Year (YoY). Namun, melihat pertumbuhan ekonomi Maluku yang masih positif, lebih lanjut BPS menyampaikan pertumbuhan ekonomi Papua terkontraksi hingga -15,72% YoY..

Page 169 of 185.

Title FPI SOAL OMNIBUS LAW: INI NEGARA KEKUASAAN, BUKAN LAGI HUKUM

Media Name cnnindonesia.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200217142345-12-475369/fpi-soa l-omnibus-law-ini-negara-kekuasaan-bukan-lagi-hukum

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) berpendapat Rancangan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja membuktikan pemerintah menggunakan kekuasaan untuk menabrak ketentuan hukum.

Diketahui, Pasal 170 UU Omnibus Law Ciptaker menuai polemik karena memuat aturan bahwa Peraturan Pemerintah (PP) bisa mengubah UU lain. Naskah RUU ini sendiri sudah diserahkan Pemerintah untuk dibahas di DPR.

"Jelas sekali ini membuktikan sudah menjadi negara kekuasaan bukan lagi negara hukum," kata Sekretaris Umum FPI Munarman, melalui keterangan pers yang diterima, Senin (17/2).

Ia, yang merupakan mantan pengacara publik di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) itu, juga menyebut isi dari Omnibus Law bertentangan dengan prinsip kerakyatan yang kerap ditonjolkan rezim.

Sejumlah poin-poin yang dipersoalkan dalam aturan itu, misalnya, adalah penghilangan perizinan lingkungan, penghapusan cuti panjang pekerja, penghapusan upah bagi buruh sakit, karpet merah untuk pebisnis batubara.

"Semua retorika dan pencitraan kerakyatan hanya omong kosong dan pembohongan publik," cetus Munarman.

Ia juga mengkritik sikap Parlemen yang seakan tidak berdaya menindaklanjuti keinginan pemerintah terkait UU ini. Menurut dia, parlemen sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya.

"Semua sistem ketatanegaraan sudah keropos digerogoti oleh kelompok yang paling sering teriak 'Aku Pancasila'," ucap dia.

Buruh menolak Omnibus Law karena ketentuannya merugikan mereka dan memberi karpet merah kepada pengusaha. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay) "Ternyata hanya sekadar tikus politik yang rebutan remah-remah untuk mengisi perut," sindirnya.

Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD mengakui ada kemungkinan salah ketik dalam draf Omnibus Law Ciptaker.

Page 170 of 185.

"Mungkin itu keliru ketik. Kalau isi Undang-undang diganti dengan PP diganti dengan Perpres itu tidak bisa," kata Mahfud usai menghadiri acara Bincang Seru Mahfud di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, Senin (17/2).

Menurutnya, UU bisa diubah oleh Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).

"Lewat Perppu kan sejak dulu. Kalau undang-undang diganti Perppu kan sejak dulu bisa, sampai kapan pun bisa. Tapi kalau isi undang-undang diganti PP, tidak bisa," kata Mahfud.

Terpisah, Wakil Ketua DPR RI Aziz Syamsuddin menyatakan PP tidak bisa mengubah sebuah undang-undang (UU).

"Enggak bisa ini. Enggak bisa. Secara hukum normatif, PP enggak bisa ubah UU," kata dia, kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (17/2).

Namun begitu, ia tak mau menyebut bahwa pemerintah melakukan kesalahan dalam penyusunan draf regulasi tersebut. Ia menduga poin tersebut masuk ke draf Omnibus Law RUU Ciptaker karena kesalahan dalam pengetikan saja.

"Saya enggak bisa bilang salah. Mungkin salah ketik," dalih politikus Partai Golkar itu.

Aziz pun menyatakan bahwa DPR akan menyoroti poin tersebut dalam pembahasan Omnibus Law RUU Ciptaker dengan pemerintah. Menurutnya, semua poin dalam rancangan regulasi tersebut masih bisa diubah.

"Nanti dalam pembahasan saja. Dalam pembahasan bisa dibahas. ini bukan rigid , paten. Masih dimungkinkan dilakukan perubahan," ujarnya.

Pasal 170 Ayat (1) RUU Omnibus Law Ciptaker menyatakan bahwa dalam rangka percepatan pelaksanaan kebijakan strategis cipta kerja pemerintah pusat berwenang mengubah ketentuan dalam Undang-undang yang tidak diubah dalam Undang-undang ini.

Kemudian dalam ayat (2) diperjelas bahwa perubahan ketentuan itu diatur dengan PP. Ayat (3) menyatakan bahwa pemerintah pusat dapat berkonsultasi dengan Pimpinan DPR RI terkait perubahan itu.

Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, secara hierarkis PP berada di bawah UU. Konsekuensinya, aturan yang ada di bawah tak bisa mengubah yang ada di atasnya.

(ryn/mts/arh).

Page 171 of 185.

Title RUU CIPTAKER BANYAK PENOLAKAN, MAHFUD: AJUKAN MASUKAN

Media Name mediaindonesia.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://mediaindonesia.com/read/detail/290617-ruu-ciptaker-banyak-peno lakan-mahfud-ajukan-masukan

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

MENTERI Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mempersilakan seluruh elemen masyarakat untuk menyampaikan masukan untuk pembahasan Omnibus Law RUU Cipta Kerja.

"Silakan ditolak, "kan baru RUU. Kalau Anda punya masukan, buruh punya masukan, sekarang waktunya," kata Mahfud MD di Jakarta, Senin, menanggapi adanya penolakan Omnibus Law RUU Cipta Kerja.

Hal tersebut disampaikannya usai Pertemuan Koordinasi Membangun Sinergi Penguatan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kebijakan Pembangunan di Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta. Mahfud mempersilakan masyarakat untuk datang ke DPR menyampaikan masukan, terutama pada saat rapat dengar pendapat umum (RDPU) yang akan mengundang berbagai pihak.

"Saya mau memberikan pasal sekian pasal sekian. Kalau enggak bisa, lewat saya. Ini enggak apa-apa, kalau betul ada yang tidak disetujui, diajukan saja," katanya.

Yang terpenting, kata dia, semua pihak harus menyepakati secara prinsip bahwa proses perizinan harus disederhanakan dan tidak merugikan buruh.

"Karena ini UU sebenarnya dahulu UU Cipta Lapangan Kerja, bukan undang-undang investasi. Jadi, jangan dikaitkan dengan investor," katanya.

Mengenai banyaknya penolakan terhadap muatan omnibus law itu, menurut Mahfud, justru bagus karena ada yang menanggapi.

"Semuanya terbuka. Silakan Anda beri masukan, ini bagus untuk semua karena ini negara demokrasi," kata Mahfud menegaskan.

Sebelumnya, pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyerahkan draf RUU Cipta Kerja kepada DPR RI, Rabu (12/2). Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa pembahasan Omnibus Law Cipta Kerja akan sesuai dengan mekanisme di DPR RI, yaitu dibahas di Baleg atau Pansus.

"Nantinya akan dijalankan melalui mekanisme yang ada di DPR RI apakah itu melalui Baleg atau Pansus karena melibatkan tujuh komisi terkait," kata Puan.

Draf Omnibus Law Cipta Kerja terdiri atasi 79 UU, 15 BAB dengan 174 pasal yang menyasar 11 klaster.(OL-4).

Page 172 of 185.

Title MENAKER: BURUH TOLAK RUU CIPTAKER KARENA MISKOMUNIKASI

Media Name cnnindonesia.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200217193832-20-475481/menaker -buruh-tolak-ruu-ciptaker-karena-miskomunikasi

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker ) Ida Fauziyah merasa ada miskomunikasi dengan kalangan buruh hingga berujung penolakan terhadap Omnibus Law Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja . Penolakan itu terkait sejumlah poin dalam draf RUU yang berpotensi mengganggu buruh seperti penghapusan pesangon dan upah minimum.

"Ya saya bisa mengerti ada miskomunikasi. Saya kira kita akan terus menyosialisasikan," ujar Ida di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (17/2).

Ida memastikan pemerintah masih membuka ruang diskusi bagi seluruh pelaku usaha maupun buruh terkait pembahasan UU tersebut. Politikus PKB itu juga menyatakan bakal menyosialisasikan isi draf RUU bersama DPR kepada seluruh pihak.

Ia sendiri telah membentuk tim khusus berkonsep tripartit yang terdiri dari pemerintah, pekerja, dan buruh untuk membahas substansi serta menyiapkan peraturan teknis terkait beleid tersebut.

"Selain sosialisasi, tim ini juga membahas substansi termasuk menyiapkan bersama-sama dan membahas peraturan teknis perintah dari UU," katanya.

Adapun, kata Ida, banyak poin dalam RUU tersebut yang kerap disalah artikan. Salah satunya adalah penghapusan upah minimum yang menurut Ida tak dihilangkan dalam RUU.

Dalam RUU Cipta Kerja, lanjut Ida, pemerintah justru mengatur tentang program jaminan kehilangan pekerjaan yang tak diatur dalam UU Ketenagakerjaan. Program itu mengatur soal pemberian uang saku, pelatihan vokasi, hingga jaminan akses penempatan.

"Upah minimum tidak hilang, pesangon juga tidak hilang. Tetap ada. Malah dalam UU itu kami kenalkan program jaminan kehilangan pekerjaan, dalam konsepnya tidak menambah iuran baru. Nanti ada restrukturisasi manfaat yang akan diberikan kepada pekerja," jelasnya.

"Makanya mari kita sama-sama baca. Kita berusaha, pemerintah berusaha menyeimbangkan antara kepentingan buruh dengan kepentingan pengusaha. Kalau masih ada keberatan, ruang itu masih terbuka untuk dialog," sambung Ida.

Page 173 of 185.

Penolakan terhadap RUU Ciptaker sebelumnya juga disampaikan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Alasannya, karena perubahan aturan terkait upah minimum.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan dalam draf Omnibus Law Cipta Kerja tak lagi diatur soal upah minimum kabupaten (UMK) dan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK). Dengan demikian, penentuan upah minimum hanya berdasarkan upah minimum provinsi (UMP).

"Ada yang bilang UMP, ada tapi sebenarnya tidak dibutuhkan oleh buruh, kecuali untuk DKI Jakarta dan Yogyakarta. Di luar itu, UMP biasanya tidak digunakan. Kalau dipaksakan jadi turun," ungkap Said, Minggu (16/2).

Ia mencontohkan saat ini upah minimum di Kabupaten Bekasi sebesar Rp4,4 juta dan Karawang Rp4,5 juta. Namun, jika mengacu pada UMP Jawa Barat yang hanya Rp1,8 juta, artinya akan ada potensi pengurangan penghasilan bagi buruh usai Omnibus Law Cipta Kerja disahkan.

(psp/ain).

Page 174 of 185.

Title MENAKER DINILAI TAK MENGERTI ISI OMNIBUS LAW CIPTA KERJA

Media Name suaramerdeka.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://www.suaramerdeka.com/news/baca/217789/menaker-dinilai-tak-meng erti-isi-omnibus-law-cipta-kerja

Media Type Pers Online

Sentiment Negative

Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja, yang draftnya telah diserahkan kepada pimpinan DPR RI, pekan lalu, terus menuai kecaman sekaligus penolakan dari kalangan pekerja atau buruh. Hal itu ditandai dengan aksi yang dilakukan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nina Wea , kemudian Aksi yang dilakukan oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dibawa komando Said Iqbal.

Pada intinya, mereka mendesak DPR RI agar menolak draft RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang dibuat Pengusaha dan Pemerintah tanpa melibatkan pekerja buruh. Kecaman dan penolakan juga datang dari Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), Saepul Tavip, di Jakarta, Senin. Organisasi serikat pekerja ini mengirimkan surat elektronik kepada Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah.

Page 175 of 185.

"Saya menyaksikan di layar kaca, Ibu memberikan keterangan pers tentang Omnibus Law Ciker yang menyatakan penolakan kaum buruh terhadap RUU tersebut karena belum baca materi yang ada di dalamnya," bunyi surat di awal kalimat.

Saepul melalui suratnya menyebut pernyataan Menakeri menyesatkan dan membodohkan. "Penolakan itu dasarnya karena kami sudah membaca secara seksama pasal demi pasal yang ada dalam RUU tersebut."

Surat OPSI mempertanyakan bagaimana mungkin mau menerima RUU CK jika dalam cluster Ketenagakerjaan, hak-hak buruh dan serikat buruh malah banyak diamputasi dan dikebiri.

"Sebagai seorang Menteri yang membidangi Ketenagakerjaan, seharusnya Ibu memiliki concern yang besar terhadap upaya melindungi hak-hak dasar buruh yang menjadi tanggung jawab Kemnaker, bukan sebaliknya."

Di tengah kondisi ketenagakerjaan yang sangat buruk (dengan kualitas UU Ketenagakerjaan yg tidak bagus-bagus amat , ditambah lemahnya pengawasan dan penegakan hukum), RUU CK ini dinilai justru malah semakin memperparah kondisi buruh di Indonesia.

Jangan karena demi investasi dan penciptaan lapangan kerja baru, justru malah menciptakan pengangguran pengangguran baru dari mereka yang saat ini sudah bekerja karena dengan RUU ini tidak ada lagi perlindungan thd buruh. Buruh semakin mudah di-PHK (easy hiring, easy firing)

(Wahyu Atmadji/CN26/SM Network)

Page 176 of 185.

Title MENAKER SEBUT RUU CIPTA KERJA LEBIH PRO PEKERJA KARENA INI

Media Name tempo.co

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://bisnis.tempo.co/read/1308795/menaker-sebut-ruu-cipta-kerja-leb ih-pro-pekerja-karena-ini

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah membantah tudingan sejumlah pihak yang menyebut RUU Omnibus Law atau RUU Cipta Kerj a, akan menghilangkan upah minimum dan pesangon bagi pekerja. Justru Ida meyakinkan bahwa RUU ini akan lebih mensejahterakan pekerja.

"Upah minimum dan pesangon tetap ada. Malah justru dalam Undang-Undang cipta kerja itu kami kenalkan program jaminan kehilangan pekerjaan," kata Ida saat ditemui di Kantor Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2020.

Ia mengatakan nantinya, ada uang saku yang diberikan. kepada pekerja, hingga pelatihan vokasi, dan jaminan atau akses penempatan. Ida mengatakan insentif tersebut adalah hal baru yang tidak ada dan tidak diatur dalam aturan sebelumnya. Ia mengatakan kesalahan tafsir itu hanyalah miskomunikasi semata. Mk "Ya saya bisa mengerti ada miskomunikasi. Saya kira kita akan terus menyosialisasikan," kata Ida.

Terkait upah minimum, Ida mengatakan dalam RUU ini, skema perhitungannya adalah upah minimum yang ada ditambah dengan pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini berubah dari aturan sebelumnya, yang ditambah pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun Ida mengatakan, skema baru ini tak akan mempertimbangkan inflasi. "Enggak ada (inflasi ikut dihitung). Tapi pertumbuhan daerah. Karena upah minimum basicnya adalah lingkup minimum yang ada," kata Ida.

Jika suatu daerah mengalami pertumbuhan ekonomi minus seperti Papua yang menyentuh angka -15,72 persen, Ida menjawab upah minimun tetap tak boleh turun. "Balik lagi, prinsipnya upah minimum tidak boleh turun," kata Ida..

Page 177 of 185.

Title MENAKER: PENENTUAN UPAH MINIMUM TERGANTUNG PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Media Name sindonews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.sindonews.com/read/1529536/15/menaker-penentuan-upah- minimum-tergantung-pertumbuhan-ekonomi-daerah-1581950012

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Omnibus Law Cipta Kerja mengatur ketentuan soal skema pengupahan. Dimana ada perbedaan skema penghitungan upah minimum saat ini. "Upah minimum itu, upah minimum yang ada ditambah dengan pertumbuhan daerah. Kalau dulu pertumbuhan nasional sekarang pertumbuhan daerah," kata Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziah di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/2/2020).

Dengan skema tersebut maka penghitungan upah minimum tak lagi mempertimbangkan laju inflasi. Selain itu mengganti variabel pertumbuhan ekonomi nasional menjadi pertumbuhan ekonomi provinsi. "Enggak ada (laju inflasi). Tapi pertumbuhan daerah. Karena upah minimum basic-nya adalah lingkup minimum yang ada," ungkapnya.

Namun penghitungan ini hanya berlaku bagi pekerja dengan periode kerja di bawah satu tahun. Sementara pekerja yang sudah lebih dari satu tahun masa kerjanya akan menggunakan skema berbeda. "Yang mau saya sampaikan, upah minimum ini berlaku dengan pekerja dengan masa kerja nol-satu tahun. Teman-teman yang sudah bekerja tidak menggunakan skema ini. Dia menggunakan struktur skala upah di masing-masing perusahaan," paparnya.

Namun begitu Ida menekankan formula ini tidak menghendaki adanya penurunan upah minimum. Dia mengatakan jika pertumbuhan ekonomi daerah turun maka menggunakan upah minimum yang berjalan. "Upah minimum adalah upah minimum plus pertumbuhan di provinsi. kalau pertumbuhan stuck, maka prinsipnya upah minimum tidak boleh turun jadi tetap pada upah minimum yang berjalan pada waktu itu," katanya.

(cip).

Page 178 of 185.

Title MENAKER IDA TINJAU LANGSUNG UJIAN CPNS KEMNAKER

Media Name sindonews.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.sindonews.com/read/1529416/15/menaker-ida-tinjau-lang sung-ujian-cpns-kemnaker-1581944508

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah membuka dan meninjau langsung pelaksanaan proses Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk lokasi Jakarta.

SKD CPNS Kemnaker ini berlokasi di Gedung Pencak Silat TMII, Jakarta Timur. SKD ini akan diikuti oleh 11.407 peserta mulai tanggal 17 - 21 Februari 2020.

Menaker Ida mengingatkan agar para peserta ujian CPNS percaya terhadap kemampuan dan potensi diri sendiri selama mengikuti tes dan jangan pernah tergoda berbagai modus penipuan.

"Kalian harus percaya diri. Jangan percaya kepada siapapun yang menawarkan bisa lolos! Itu semua hoaks. Karena saya sendiri tidak bisa menolong, yang bisa menolong adalah diri kalian sendiri, kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Jakarta (17/2/2020).

Page 179 of 185.

Turun hadir dalam kesempatan ini Plh. Sekjen Kemnaker Haiyani Rumondang, Deputi Bidang SINKA BKN Suharmen, Kepala Pusat PSR Heri Susilowati serta Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia (OSDM) Kemnaker Helmiaty Basri.

Menaker Ida juga mengapresiasi antusiasme para peserta seleksi CPNS yang sudah datang satu setengah jam sebelumnya. PNS merupakan suatu cara untuk mendedikasikan diri kepada negara.

"Karena bagian kecil dari Indonesia kalian harus bersyukur dan bangga. Karena untuk masuk ke sini tidaklah gampang, dari 21.229 yang daftar, yang lolos dan berhak ikut SKD hanya 17.623 pelamar. Jika kalian bekerja keras dan berhasil lulus maka kalian akan menjadi bagian dari 416 cpns kemnaker," kata Ida.

Restu orang tua lanjut Ida merupakan suatu yang penting lainnya disamping percaya pada kompetensi dan kemampuan diri. Jika itu dilalui maka niscaya kalian akan lolos."Saya yakin dan percaya kalian itu semua baik, tapi harus diseleksi lagi yang terbaik," kata Ida.

Namun, Menaker Ida berpesan jika nanti peserta tidak lolos SKD jangan berkecil hati.

"Jika kalian tidak lolos maka ada cara lain untuk mengabdikan diri kepada negara ini, tidak hanya melalui PNS. Jangan berkecil hati dan tetap semangat," kata Ida.

Menaker Ida memastikan proses seleksi di lingkungan Kemnaker berjalan secara transparan dengan adanya sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dibangun oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

"Saya mengucapkan terimakasih kepada BKN yang menjadi mitra tes pada SKD ini. Kita semua berharap pelaksanaan tes SKD CPNS di seluruh Indonesia dapat berjalan lancar dan baik," tutup Ida.

(atk).

Page 180 of 185.

Title MENAKER IDA TINJAU LANGSUNG UJIAN CPNS KEMNAKER

Media Name tempo.co

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.tempo.co/read/1308681/menaker-ida-tinjau-langsung-uji an-cpns-kemnaker/full&view=ok

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, membuka dan meninjau langsung pelaksanaan proses Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk lokasi Jakarta di Gedung Pencak Silat TMII, Jakarta Timur. SKD ini akan diikuti oleh 11.407 peserta mulai 17-21 Februari 2020.

Menaker Ida mengingatkan agar para peserta ujian CPNS percaya terhadap kemampuan dan potensi diri sendiri selama mengikuti tes dan jangan pernah tergoda berbagai modus penipuan.

"Kalian harus percaya diri. Jangan percaya kepada siapa pun yang menawarkan bisa lolos! Itu semua hoaks. Karena saya sendiri tidak bisa menolong, yang bisa menolong adalah diri kalian sendiri," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, di Jakarta, 17 Februari 2020.

Page 181 of 185.

Turut hadir dalam kesempatan ini Plh. Sekjen Kemnaker, Haiyani Rumondang; Deputi Bidang SINKA BKN, Suharmen; Kepala Pusat PSR, Heri Susilowati; serta Kepala Biro Organisasi dan Sumber Daya Manusia (OSDM) Kemnaker, Helmiaty Basri.

Menaker Ida juga mengapresiasi antusiasme para peserta seleksi CPNS yang sudah datang satu setengah jam sebelumnya.

"Karena bagian kecil dari Indonesia kalian harus bersyukur dan bangga. Karena untuk masuk ke sini tidaklah gampang, dari 21.229 yang daftar, yang lolos dan berhak ikut SKD hanya 17.623 pelamar. Jika kalian bekerja keras dan berhasil lulus maka kalian akan menjadi bagian dari 416 CPNS Kemnaker," kata Ida.

Restu orang tua lanjut Ida merupakan suatu yang penting lainnya di samping percaya pada kompetensi dan kemampuan diri. Jika itu dilalui maka niscaya kalian akan lolos."Saya yakin dan percaya kalian itu semua baik, tapi harus diseleksi lagi yang terbaik," kata Ida.

Namun, Menaker Ida berpesan jika nanti peserta tidak lolos SKD jangan berkecil hati. "Jika kalian tidak lolos maka ada cara lain untuk mengabdikan diri kepada negara ini, tidak hanya melalui PNS. Jangan berkecil hati dan tetap semangat," kata Ida.

Menaker Ida memastikan proses seleksi di lingkungan Kemnaker berjalan secara transparan dengan adanya sistem Computer Assisted Test (CAT) yang dibangun oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN).

"Saya mengucapkan terimakasih kepada BKN yang menjadi mitra tes pada SKD ini. Kita semua berharap pelaksanaan tes SKD CPNS di seluruh Indonesia dapat berjalan lancar dan baik," tutur Ida.

Page 182 of 185.

Title KATA KEMENAKER PERIHAL TUDINGAN PELONGGARAN TKA DALAM OMNIBUS LAW RUU CIPTA KERJA

Media Name kontan.co.id

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://nasional.kontan.co.id/news/kata-kemenaker-perihal-tudingan-pel onggaran-tka-dalam-omnibus-law-ruu-cipta-kerja

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto - JAKARTA.

Sejumlah pihak menilai terdapat pelonggaran penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dalam draf omnibus law rancangan undang-undang (RUU) Cipta Kerja. Menanggapi hal itu, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, penggunaan TKA bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan profesional untuk bidang tertentu yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja Indonesia. Nantinya, melalui TKA tersebut juga diharapkan terjadinya proses alih teknologi kepada tenaga kerja Indonesia.

"Penggunaan TKA tetap dibatasi dengan memperhatikan jabatan, kompetensi pekerjaan dan juga dalam hubungan kerja dan waktu tertentu dengan mempertimbangkan kondisi pasar kerja dalam negeri," kata Ida Fauziyah kepada Kontan.co.id, Senin (17/2).

Lebih lanjut Ida mengatakan, terkait adanya penolakan RUU tersebut dari sejumlah pihak. Ia mengatakan, pemerintah akan mensosialisasikan dengan pihak-pihak terkait.

"Kami akan sosialisasikan terus bersama dengan serikat pekerja atau serikat buruh dan Apindo, tim sudah kami bentuk. Dan nanti sosialisasi juga akan dilakukan bersama dengan DPR (hasil konsultasi dengan Pimpinan DPR )," ujar Ida.

Di tempat lain, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM, Mahfud MD mendorong, pihak-pihak yang menolak RUU Cipta Kerja untuk memberikan masukan karena ini baru berupa rancangan undang-undang.

"Kalau anda punya masukan, buruh punya masukan, sekarang waktunya. Silahkan datang ke DPR, nanti ada RDPU," kata Mahfud.

Kemudian, terkait adanya salah satu pasal yang menyebutkan bahwa Peraturan Pemerintah yang bisa mengubah ketentuan UU. Menurut Mahfud, hal itu tidak bisa dilakukan.

"Bahkan ada yang mengatakan UU ini bisa diubah, tidak bisa mana ada UU bisa diubah dengan PP, kalau ada muatan begitu di (rancangan) UU itu pasti salah, mungkin ketentuan lebih lanjut tentang UU nya diatur dengan Perpres bisa. Itu bisa diperbaiki dalam proses pembahasan ke depan," jelas Mahfud..

Page 183 of 185.

Title MENAKER BUKA SUARA SOAL PHK 677 KARYAWAN INDOSAT

Media Name kumparan.com

Pub. Date 17 Februari 2020

Page/URL https://kumparan.com/kumparanbisnis/menaker-buka-suara-soal-phk-677-ka ryawan-indosat-1srInOYpnOD

Media Type Pers Online

Sentiment Positive

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menyebut Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 677 karyawan yang dilakukan oleh PT Indosat Tbk (ISAT) masih didasarkan pada peraturan ketenagakerjaan sebelumnya.

Dia memastikan pemberhentian sepihak ratusan karyawan Indosat itu tak menggunakan dasar hukum dalam peraturan Cipta Kerja (Ciker) yang saat ini tengah digodok pemerintah dan DPR.

"Tentu bagaimana PHK itu diberikan masih mengikuti UU ketenagakerjaan. Karena UU Cipta Kerja kan baru dalam proses pembahasan, tentu mengikuti aturan dan ketentuan UU 13 2003," ujar Ida usai menghadiri Rapat Terbatas di Istana Presiden, Jakarta, Senin (17/2).

Berkaca pada buruknya penanganan terhadap tenaga kerja dalam turuna aturan yang tertuang di UU Ketenagakerjaan terdahulu, menurut Ida, pemerintah berbenah melalui Omnibus Law.

Melalui RUU Omnibus Law Cipta Kerja, kata Ida, tak hanya nasib pekerja yang diperhatikan, pemerintah berupaya membuka lapangan kerja seluas mungkin untuk menyerap tingginya angka pengangguran.

"Harapan kami Omnibus Law ini buka kesempatan kerja bagi pengangguran kita yang masih tinggi," katanya.

"Kami berpikir tak hanya berikan perlindungan kepada mereka yang sudah bekerja, namun juga kesempatan kerja bagi pengangguran yang 7 juta itu. (Pemerintah) juga berpikir angkatan kerja yang setiap tahun 2 jutaan. Mereka ini butuh kesempatan juga untuk diterima di pasar kerja," sambungnya.

Page 184 of 185.

Kendati demikian, terkait PHK yang telah dilakukan oleh Indosat, Ida berharap perusahaan dapat lebih transparan dalam memberikan alasan terkait pemutusan kerja kepada karyawannya.

"Kami berharap proses PHK kan ada tahapan. Kami harap teman-teman masih pertimbangkan agar mereka tidak ter-PHK," kata Ida.

Sebelumnya Indosat Ooredoo atau PT Indosat Tbk (ISAT) melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 677 karyawannya. Para karyawan mendapatkan surat PHK sejak Jumat (14/2).

Terkait hal ini, manajemen Indosat Ooredoo menyatakan bahwa hal tersebut merupakan langkah perubahan organisasi yang dirancang untuk menjadikan bisnis lebih lincah sehingga lebih fokus kepada pelanggan dan lebih dekat dengan kebutuhan pasar.

Namun, di sisi lain, kinerja Indosat ternyata masih merah. Seperti diketahui, perusahaan telekomunikasi ini sudah menanggung rugi sejak 2018. Dilansir dari laporan keuangan PT Indosat Tbk, Sabtu (15/2), hingga triwulan III 2019, ISAT masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 284,59 miliar.

Page 185 of 185.

Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Ketenagakerjaan RI

TERIMA KASIH

TELAH MEMBACA