Kayu Dan Baja Utk Atap

10
No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471 KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP Yervi Hesna 1 , Elim Hasan 1 , Harri Novriadi 2 1 Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas 2 Asisten Lab. MKR Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas ABSTRAK Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai kemajuan telah berhasil dicapai oleh manusia. Hal tersebut meliputi segala aspek kehidupan, termasuk di dalam dunia konstruksi. Berbagai kemajuan dalam dunia konstruksi telah melahirkan banyak hal-hal baru yang melingkupi aspek metoda konstruksi, manajemen, dan berbagai aspek lainnya. Salah satu yang penting adalah kemajuan dalam penggunaan bahan bangunan. Bahan bangunan baru yang banyak digunakan oleh masyarakat pada saat sekarang ini adalah baja ringan yang mulai menggantikan kayu dalam hal penggunaannya sebagai materi konstruksi rangka atap. Pekerjaan rangka atap baja ringan sampai sekarang masih menjadi monopoli agen-agen penyalur tanpa masyarakat mengetahui bagaimana desain rangka atap baja ringan yang benar. Dengan mengetahui konsep desain yang benar baik itu baja ringan maupun kayu, diharapkan dapat memberikan pertimbangan ekonomis bagi konsumen dalam menentukan pemilihan materi rangka atap. Kata Kunci : Baja Ringan, Kayu, Konstruksi Atap, Konsep Desain 1. Pendahuluan Tingginya tingkat intensitas gempa di Sumatera Barat membuat masyarakat memikirkan penggunaan bahan bangunan yang jauh lebih aman, terutama untuk konstruksi rangka atap. Selain kekuatan yang tidak kalah kuat dibanding kayu, baja ringan juga mempunyai berat yang jauh lebih minim jika digunakan sebagai konstruksi rangka atap dibandingkan dengan menggunakan kayu, sehingga dapat mengurangi beban yang dipikul oleh bangunan. Namun dengan menggunakan baja ringan, konsumen terpaksa mengeluarkan biaya lebih mengingat harga baja ringan yang jauh lebih mahal dibanding menggunakan kayu. Sampai saat ini belum ada standar perencanaan resmi yang dikeluarkan pemerintah berhubungan dengan pekerjaan baja ringan. Pekerjaan rangka atap baja ringan masih menjadi monopoli agen-agen penyalur tanpa masyarakat mengetahui bagaimana desain rangka atap baja ringan yang benar. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada mayarakat tentang konsep- konsep desain rangka atap menggunakan baja ringan, sehingga masyarakat dapat mendesain sendiri rangka atap mereka dengan menggunakan baja ringan. Manakah yang lebih ekonomis penggunaan kayu yang mempunyai ketahanan yang tidak kalah dengan baja ringan? Atau bagaimanakah perbandingan berat total antara kayu dan baja ringan dihubungkan dengan bertambahnya bentang kuda- kuda mengingat rangka atap baja ringan akan semakin rapat diiringi dengan bertambahnya bentang kuda- kuda. Melalui kajian ini dapat menerangkan hal tersebut, sehingga semua pihak dapat terbantu dalam menentukan pilihan. Perbandingan antara dua Materi tersebut akan menentukan terciptanya suatu Konstruksi Kuda-kuda yang aman, hemat, kuat dan memberikan kemudahan dalam pelaksanaannya TeknikA 83

Transcript of Kayu Dan Baja Utk Atap

No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGANSEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

Yervi Hesna1, Elim Hasan1, Harri Novriadi2

1 Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas2 Asisten Lab. MKR Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas

ABSTRAK

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai kemajuan telahberhasil dicapai oleh manusia. Hal tersebut meliputi segala aspek kehidupan, termasukdi dalam dunia konstruksi. Berbagai kemajuan dalam dunia konstruksi telah melahirkanbanyak hal-hal baru yang melingkupi aspek metoda konstruksi, manajemen, danberbagai aspek lainnya. Salah satu yang penting adalah kemajuan dalam penggunaanbahan bangunan. Bahan bangunan baru yang banyak digunakan oleh masyarakatpada saat sekarang ini adalah baja ringan yang mulai menggantikan kayu dalam halpenggunaannya sebagai materi konstruksi rangka atap. Pekerjaan rangka atap bajaringan sampai sekarang masih menjadi monopoli agen-agen penyalur tanpamasyarakat mengetahui bagaimana desain rangka atap baja ringan yang benar.Dengan mengetahui konsep desain yang benar baik itu baja ringan maupun kayu,diharapkan dapat memberikan pertimbangan ekonomis bagi konsumen dalammenentukan pemilihan materi rangka atap.Kata Kunci : Baja Ringan, Kayu, Konstruksi Atap, Konsep Desain

1. PendahuluanTingginya tingkat intensitas

gempa di Sumatera Barat membuatmasyarakat memikirkan penggunaanbahan bangunan yang jauh lebihaman, terutama untuk konstruksirangka atap. Selain kekuatan yangtidak kalah kuat dibanding kayu,baja ringan juga mempunyai beratyang jauh lebih minim jikadigunakan sebagai konstruksirangka atap dibandingkan denganmenggunakan kayu, sehingga dapatmengurangi beban yang dipikul olehbangunan. Namun denganmenggunakan baja ringan, konsumenterpaksa mengeluarkan biaya lebihmengingat harga baja ringan yangjauh lebih mahal dibandingmenggunakan kayu.

Sampai saat ini belum adastandar perencanaan resmi yangdikeluarkan pemerintah berhubungandengan pekerjaan baja ringan.Pekerjaan rangka atap baja ringanmasih menjadi monopoli agen-agenpenyalur tanpa masyarakatmengetahui bagaimana desain rangka

atap baja ringan yang benar.Diharapkan dengan penelitian inidapat memberikan pengetahuankepada mayarakat tentang konsep-konsep desain rangka atapmenggunakan baja ringan, sehinggamasyarakat dapat mendesain sendirirangka atap mereka denganmenggunakan baja ringan.

Manakah yang lebih ekonomispenggunaan kayu yang mempunyaiketahanan yang tidak kalah denganbaja ringan? Atau bagaimanakahperbandingan berat total antarakayu dan baja ringan dihubungkandengan bertambahnya bentang kuda-kuda mengingat rangka atap bajaringan akan semakin rapat diiringidengan bertambahnya bentang kuda-kuda. Melalui kajian ini dapatmenerangkan hal tersebut, sehinggasemua pihak dapat terbantu dalammenentukan pilihan. Perbandinganantara dua Materi tersebut akanmenentukan terciptanya suatuKonstruksi Kuda-kuda yang aman,hemat, kuat dan memberikankemudahan dalam pelaksanaannya

TeknikA 83

No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-84712. Tujuan dan Metodologi

PenelitianPenelitian ini dilakukan untuk

memberikan gambaran yang jelastentang penggunaan kayu ataupunbaja ringan sebagai bahankonstruksi rangka atap. Bahasanpenulisan ini terfokus pada aspekekonomis dan aspek perencanaanyang membahas konsep-konsepdesign, antara struktur rangkaatap kayu dan struktur rangka atapbaja ringan.

Batasan pembahasan dilakukanterhadap 3 bentang kuda-kudayaitu: bentang 6 m, 12 m, dan 15m; dengan tipe kuda-kuda yang akandi gunakan adalah tipe kuda-kudaperisai, dan penutup atap adalahseng. Dengan adanya perbedaan inidiharapkan mewakili tiap bangunanuntuk dapat digunakan sebagaipertimbangan dalam memilih materikonstruksi kuda-kuda.

Data-data yang dikumpulkan darilapangan meliputi perbandinganantara: konsep desain dari rangkaatap kayu maupun baja ringan,analisa pekerjaan untuk menentukanHarga Satuan Pekerjaan (HSP) yangakan digunakan dalam perencanaanRencana Anggaran Biaya (RAB),serta data-data properties keduabahan tersebut yang akan bergunadalam perencanaan rangka atap danuntuk pembahasan penelitian ini.

Untuk perencanaan rangka atapkayu digunakan Kayu Jati. Hal inimengingat kayu Jati mempunyai dayatahan yang kuat yang mendekatiproperties Baja Ringan.

Untuk perencanaan konstruksiRangka Atap Baja Ringan berpedomanpada perencanaan yang akan dibantuoleh salah satu distributor bajaringan setempat. Khusus dalampenelitian ini perencanaandilakukan oleh PT. AlsunSusesfindo yang merupakandistributor resmi dari PT.BlueScoop Steel Indonesia.

Detail pekerjaan yang di dapatdari pelaksanaan di lapangandigunakan dalam perancanganKonstruksi Kuda-kuda untukdihitung RAB nya, kemudian akandisajikan dalam bentuk tabelperbandingan yang akan mensajikankekurangan dan kelebihan masing-masing materi Kayu atau BajaRingan, yang akan memberikanpanduan yang jelas bagi pihak-pihak yang akan mengerjakanKonstruksi Kuda-kuda di lapanganbaik menggunakan Kayu ataupun BajaRingan. Baik dalam hal menentukanpilihan antara penggunaan Kayuatau Baja Ringan sebagai materiKuda-kuda, maupun dalammengerjakan Konstruksi Kuda-kudatersebut.

Secara lengkap bagan alir penelitian ini adalah

TeknikA 84

Pengumpulan data

Perbandingan Kuda-kuda

Observasi lapangan

Type 3 : Bentang 15 m

Type 2 : Bentang 12

m

Type 1 : Bentang 6 m

Properties bahan

Konsep Desain & Metoda Pelaksanaan

Mulai

Kayu

Baja Ringan

Kayu

Baja Ringan

Kayu

Baja Ringan

Study Literatur

Komparasi Perhitungan Biaya

Tabel Perbandingan Penggunaan

kedua material sebagai bahan

konstruksi kuda-kuda

Kesimpulan dan Saran

Selesai

No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471

Gambar 1 Bagan Alir Penelitian.

3. Tinjauan PustakaKonstruksi rangka atap adalah

suatu bentuk konstruksi yangberfungsi untuk menyanggakostruksi atap yang terletak diatas kuda-kuda tersebut. Padaintinya, atap adalah bagian palingatas bangunan yang memberikanperlindungan bagian bawahnyaterhadap cuaca, panas, hujan danterik matahari. Fungsi rangka atapyang lebih spesifik adalahmenerima beban oleh bobot sendiri,yaitu beban kuda-kuda dan bahanpelapis berarah vertikal kemudianmeneruskannya pada kolom danpondasi, sertadapat berfungsiuntuk menahan tekanan angin muatanyang berarah horizontal pada gevel(Felix Yap, 2001).

Atap yang sudah biasa ditemuidi rumah-rumah di Indonesia adalahatap dengan konstruksi kayu.Belakangan ini marak penyediakonstruksi atap berbahan bajaringan. Baik konstruksi atap kayumaupun baja ringan memiliki

kelebihandan kekurangan sendiri-sendiri. Sekilas tentangperbandingan kedua materialtersebut

Tabel 1. Perbandingan AntaraMaterial Kayu dan Baja Ringan

(Sumber : Heinz frick &Moediartianto, 2002)

JenisMaterial

Kelebihan Kekurangan

Kayu - Mudahdidapatkan ditoko-tokomaterial

- Banyakdikuasai olehtukang local

- Bahan kayudapatdibentuk,dipotong, dandigunakansecarafleksibel

- Mudahterbakar,dan dapatdimakanrayap

- Dapatmengembangdan menyusup

- Bentang atapdengankonstruksikayuseringkaliterbataskarenaukuran kayu

TeknikA 85

No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471di pasaranadalah 4meter

- Harga kayusemakin lamasemakinmahal

BajaRingan

- Dapat dibuatdenganbermacambentangan(panjang ataulebar atap)

- Biladirancangdengan benarlebih kuatdari kayuserta lebihaman.

- Material inilebih awet,dan tidakbisadimakanrayap

- Meterial bajaringan tahanapi

- Pengerjaanmenjadi lebihcepat

- Anti karat

- Atap bajaringan harusdibuat olehkontraktoryangspesialis.

- Harga permeterpersegi atapbaja ringanlebih mahal

Tabel 1. Perbandingan AntaraMaterial Kayu dan Baja Ringan

(Sumber : Heinz frick &Moediartianto, 2002)

Struktur baja ringan yangdiyakini mempunyai kelebihan dalamhal umur pakai dan kekuatan,memang mempunyai perilaku yangberbeda dibandingkan denganstruktur kuda-kuda kayu. Strukturkuda-kuda baja ringan memilikidimensi yang lebih tipisdibandingkan kuda-kuda kayu, mulaidari ketebalan 0,75 mm hinggaketebalan 1 mm. Baja ringan initermasuk jenis baja yang dibentuksetelah dingin (cold form steel) (ReneAmon, 2002). Rangka atap bajaringan diciptakan untuk memudahkanperakitan atap baja ringan dan

konstruksi sipil. Meskipun tipis,baja ringan memiliki derajatkekuatan tarik yang tinggi yaitusekitar 550 MPa, sementara bajabiasa sekitar 300 MPa (Oentoeng,2001). Kekuatan tarik dan teganganuntuk rangka atap ini untukmengkompensasi bentuk atap bajayang tipis. Ketebalan baja ringanuntuk atap ringan yang beredarsekarang ini berkisar dari 0,4mm –1mm.

Perhitungan kuda-kuda rangkabaja ringan amat berbeda dengankayu, yakni cenderung lebih rapat.Semakin besar beban yang harusdipikul, jarak kuda-kuda akansemakin pendek (Salmon, 2000).Misalnya untuk genteng denganbobot 40 kg/m2 jarak kuda-kudaatap baja bisa dibuat setiap 1,4m. Sementara bila bobot gentengmencapai 75kg/m2, maka jarak kuda-kuda atap baja ringan menjadi 1,2m.

Kayu yang biasa digunakan untukkonstruksi rangka atap berbeda-beda tergantung daerahnya. Jenis-jenis kayu tersebut antara lain:Kayu meranti, Kayu merawan(sumatera) atau, damar putih(Kalimantan), Kayu mersawa atautenam (Palembang) atau keruing,sesawa (Riau), Kayu sintok/kapur(Kalimantan Tenggara), Kayuberangan/tunggeureuk/saninten/kihiur (Sunda), dan lainsebagainya.Berikut adalah sekilas gambarandari konstruksi rangka atap kayudan baja ringan

a. Rangka Kayub.Rangka Baja Ringan

TeknikA 86

No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471Gambar 2 Struktur Rangka Atap

Untuk struk rangka atap, profilbaja ringan yang biasa digunakanadalah : profil C (komponenstruktur utama), profil U(biasanya untuk reng), dan profil-profil tambahan lain sepertitalang, dan sebagainya. Untukketebalan profil baja ringan dipasaran berkisar antara 0,4 – 1,0mm. Biasanya, untuk profil Cdalam kondisi normal, ketebalanprofil yang digunakan sampai 0,7mm. sedangkan pada kondisikhusus, dimana beban yangditanggung struktur lebih besardari kondisi normal ( sepertibentang kuda-kuda yang terlalubesar, atau adanya beban akibatstruktur lain seperti elektrikaldan plumbing) digunakan profildengan ketebalan 0,1 mm, selaincara-cara memperkuat struktur bajaringan yang akan dibahas.

Di pasaran, perbedaan yangterjadi pada profil baja ringanada pada dimensi dan guratan sisi.Guratan sisi dimaksudkan untukmeningkatkan inersia dari profilbaja ringan, dan guratan sisi iniada bermacam-macam bentuknya.Penamaan pada profil baja ringanbiasanya ditulis dengan format :namaprofil tebal tinggi. Sebagaicontoh : Profil HC dengan tinggi100 mm dan tebal 1,6 mm biasanyaditulis : HC10016.

a. Profil C b. Profil UGambar 3 Profil Baja Ringan

4. Hasil dan Pembahasan4.1 Perencanaan Rangka Atap

Rangka Atap dibedakan menjadi 3yaitu berdasarkan bentang kuda-kuda yang digunakan. Yaitubentang kuda-kuda 6 m, 12 m, dan15 m. Jenis atap yang digunakanadalah atap perisai dengan

kemiringan atap 300, dan jurai luaratap sebesar 1 m. Sedangkanpenutup atap yang digunakan adalahseng.

Data perencanaan terdiri atasbeberapa bagian yaitu : denah kapatap, detail kuda-kuda, dan detailsambungan. Dari perencanaan ininantinya akan dapat dihitungjumlah pemakaian material untukmenghitung berat total rangkaatap, serta untuk perhitunganbiaya nantinya. Ukuran kayu yangdigunakan untuk kuda-kuda (bentang6 dan 12 m) adalah kayu 6/12,sedangkan untuk kuda-kuda bentang15 m digunakan kayu 8/16. Ukurangording yang digunakan adalah6/12. Sambungan kayu menggunakanbaut dan plat baja.

Untuk perencanaan baja ringan,profil yang digunakan adalahprofil C81.075, sedangkan untukreng digunakan profil U37.050.Kuda-kuda di pasang pada jarak 1,5m. Braklet dipasang padasambungan antara kuda-kuda denganbalok beton, diameter dynaboltyang digunakan 1,4 mm. Sedangkanjenis baut sekrup yang digunakan :baut 12-14 x 50 HEX. Gambarperencanaan dapat dilihat padalampiran.

Hasil penelitian tentang desainpraktis antara pemakaian kayu danbaja ringan sebagai materi rangkaatap dapat dilihat dari tableberikut :

TeknikA 87

No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471

Tabel 2 Desain Praktis Rangka Atap Kayu dan Baja RinganDESAIN PRAKTIS RANGKA ATAP KAYU DAN BAJA RINGAN

No BENTANGKonstruksi KAYU* BAJA RINGAN KETERANGAN

           

1 6 mKuda-kuda Kayu 6/12 Profil C (C81.075)

Cx.y = x : tinggi profil

   Bentuk Kuda-kuda Biasa

y : tebal profil

     Jarak antar kuda-kuda

: 1.5 m  

  Reng Kayu 6/12 Profil U (U37.0,50)

Ux.y = x : tinggi profil

   

Jarak antar reng tergantung penutup atap

y = tebal profil

         

 Penyambung

Paku, BautBesi, BesiPelat

Sekrup, Dynabolt, L Plate (Bracklet)  

           

2 12 mKuda-kuda Kayu 6/12 Profil C (C81.075)

Cx.y = x : tinggi profil

   Bentuk Kuda-kuda Biasa

y : tebal profil

     Jarak antar Kuda-kuda: 1.5 m  

  Reng Kayu 6/12 Profil U (U37.0,50)

Ux.y = x : tinggi profil

   

Jarak antar reng tergantung penutup atap

y = tebal profil

         

 Penyambung

Paku, BautBesi, BesiPelat

Sekrup, Dynaolt, L Plate (Bracklet)  

           

3 15 mKuda-kuda

Kayu 6/12atau Kayu 8/16 Profil C (C81.075)

Cx.y = x : tinggi profil

   

Bentuk Kuda-kuda Biasa atau lihat Gambar 2.b

y : tebal profil

     Jarak antar Kuda-kuda: 1.5 m  

  Reng Kayu 6/12 Profil U (U37.0,50) Ux.y = x : tinggi

TeknikA 88

No. 32 Vol.1 Thn. XVI November 2009 ISSN: 0854-8471profil

   

Jarak antar reng tergantung penutup atap

y = tebal profil

         

 Penyambung

Paku, BeutBesi, BesiPlat

Sekrup, Dynabolt, L Plate (Bracklet)  

           

4 18 mKuda-kuda Paku 8/16 Profil C (C81.10)

Cx.y = x : tinggi profil

   Bentuk Kuda-kuda lihat gambar 2.b

y : tebal profil

     Jarak antar kuda-kuda: 1.4 m - 1.2 m  

  Reng Paku 6/12 Profil U (U37.0,50)

Ux.y = x : tinggi profil

   

Jarak antar reng tergantung penutup atap

y = tebal profil

         

 Penyambung

Paku, BautBesi. BesiPelat

Sekrup, Dynabolt, L Plate (Bracklet)  

           * Dimensi penampang, jarak antar reng, dan sambungan harus di disain berdasarkan Standar Nasional indonesia (SNI)

TeknikA 89

Perencanan kayu secara praktisdapat diambil dari daftar di atas,namun harus diperhatikan bahwauntuk perencanaan kayu harusmemenuhi kaedah perencanaan yangsudah ditetepkan pemerintah.Perhitungan struktur harusdidasarkan pada PeraturanKonstruksi Kayu Indonesia (PKKI)atau menggunakan SNI. Sedangkanuntuk perencanaan rangka atap bajaringan, data dalam tabel adalahdata praktis perencanaan bajaringan berdasarkan perencanaanyang selama ini pernah dilakukan.

Dari data perencanaan ininantinya akan dilakukanperhitungan terhadap beban totalrangka atap baik menggunakan kayumaupun baja ringan, serta biayarangka atap terhadap kedua materitersebut.4.2 Berat Total StrukturPerbandingan berat total struktur antara kayu dan baja ringan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4 Perbandingan Berat TotalRangka Atap Kayu dan Baja

RinganDari grafik dapat dilihat bahwa

dengan menggunakan baja ringan,beban rangka atap yang dipikuloleh struktur dibawahnya menjadijauh lebih ringan. Ini akanmemperhemat biaya pada strukturdibawahnya. Dengan kata lain,struktur dibawahnya dapatdirancang dengan dimensi yanglebih kecil dibandingkan jika

menggunakan kayu sebagai bahanrangka atap.

Adapun besar persentasepengurangan beban struktur rangkaatap akibat penggunaan baja ringanmengganti kayu dapat dilihat padatable 3

Tabel 3 Persentase PenguranganBeban Di Setiap Bentang

Bentang

BeratKayu(kg)

BeratBajaRingan(kg)

%pengurangan beban

6 m1,073.00 320.00 70,17%

12 m2,800.00 1,011.00 63,89%

15 m4,924.00 2,070.00 57,96%

Dari tabel diatas dapatterlihat bahwa ada kenaikan beratkayu 450% dari bentang 6 m kebentang 15 m, sedangkan untuk bajaringan terdapat kenaikan 650%berat baja dari bentang 6 m kebentang 15 m. Sehingga disimpulkanbahwa semakin lebar bentang kuda-kuda maka persentase penguranganbeban dari berat kayu ke bajaringan akan semakin berkurangsehubungan dengan bertambahnyamaterial yang dipakai.4.3 Biaya Total Rangka Atap

Perhitungan biaya untukkonstruksi rangka atap dibatasihanya pada biaya material saja.Untuk biaya upah tidak disertakandalam perhitungan mengingat belumada standar untuk menentukanindeks tenaga kerja pada pekerjaanbaja ringan. Material yangdigunakan untuk rangka atap kayuadalah Kayu 8/16, Kayu 6/12, baut,plat dan paku. Material yangdigunakan untuk rangka atap bajaringan adalah Smartruss C. 75.0,75, Reng/Topspan, Baut/Screw14/ 20, L Plate dan Dinybolt

Perbandingan biaya rangka atapantara penggunaan kayu dan bajaringan dapat dilihat hasilnya padagrafik dibawah ini:

Gambar 5 Perbandingan Biaya RangkaAtap Kayu dan Baja Ringan

Untuk perbandingan penggunaanantara kayu dan baja ringan, dapatdilihat bahwa selisih harga antarapenggunaan kedua materi tersebutberkisar pada angka 1 – 3 juta.Pada bentang 6 m didapatkan biayaper meter penggunaan baja ringandesain sendiri adalah Rp 808.166/mserta biaya penggunaan kayu Rp826.666/m. Pada bentang 12 mdidapatkan biaya per meterpenggunaan baja ringan desainsendiri adalah Rp 1.234.583/mserta biaya penggunaan kayu Rp998.333/m. Pada bentang 15 mdidapatkan biaya per meterpenggunaan baja ringan desainsendiri adalah Rp 1.625.133/mserta biaya penggunaan kayu Rp1.401.000/m. Dapat disimpulkanbahwa selisih biaya per meternyauntuk material baja ringan dankayu adalah berkisar Rp.200.000/m.

Pada bentang yang pendek yaknibentang 6 m, didapati biayapenggunaan baja ringan lebih murahdibandingkan kayu. Hal ini dapatdijelaskan bahwa pada bentangpendek, kekhawatiran terhadaplentur yang merupakan kelemahanbaja ringan lebih sedikit,sehingga penggunaan material dapatdiminimkan. Berbeda denganbentang besar, dimana kekhawatiranakan lentur yang menjadi kelemahan

baja ringan sangat besar, sehinggaperlu penambahan-penambahanstruktur yang menyebabkanbertambahnya biaya akibatpenambahan material.

Apabila dibandingkan antaraperencanaan sendiri baja ringandengan pelaksanaan oleh agendistributor baja ringan, terdapatselisih harga yang sangat jauhpada setiap bentang kuda-kuda yangdigunakan. Maka dari itu,pengetahuan tentang perencanaanstruktur rangka atap dapat menjadikunci untuk memangkas biayakonstruksi bangunan. Dan denganadanya pengetahuan tentangperancangan baja ringan sebagairangka atap, dapat dijadikan salahsatu kunci dalam mengatur biayaproyek.5. Kesimpulan

Melalui penelitian inimasyarakat dapat melakukanpemilihan antara penggunaan kayudan baja ringan sebagai penutupatap terhadap bangunan yang akandibangun. Panduan desainpraktisnya dapat dipakai baikuntuk bentang pendek dan bentanglebar dari kuda-kuda. Dua hal yangmesti dipedomani dalam pemilihanjenis rangka atap, yakni aspekberat struktur kuda-kuda dan aspekekonomisnya. Pertambahan beratstruktur kuda-kuda baja ringanakan lebih besar dibandingkandengan pertambahan berat strukturkayu untuk setiap pertambahanlebar bentang kuda-kuda. Hal iniperlu diketahui untuk perencanaanstuktur dibawahnya. Walaupundemikian secara umum materialkayu akan lebih berat strukturnyadibandingkan dengan baja ringanuntuk setiap bentang yangdigunakan. Untuk bentang yangkecil, biaya rangka atap bajaringan dapat lebih murah dari kayudengan meminimalkan struktur yangdipasang, sedangkan untuk bentangbesar struktur rangka atap baja

ringan cenderung bertambahpenggunaan materialnya untukmengantisipasi lentur yang menjadikelemahan baja ringan sehinggamengakibatkan biaya rangka atapbaja ringan lebih mahaldibandingkan kayu.6. Daftar Pustaka

Heinz Frick dan Moediartianto, 2002, ”Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu”, Penerbit Kanisius Yogyakarta.

Heinz Frick, 2002, ”Ilmu Konstruk Bangunan 2”, Penerbit Kanisius Yogyakarta.

K.H. Felix Yap, 2001, ”Konstruksi Kayu , Penerbit Bma Cipta, Bandung.

Oentoeng,lr, 2001, ”Konstruksi Baja”, ANDI, Surabaya.

Rene Amon, Bruce Knobloch,Atanu Mazumder, 2002,”Perencanaan Konstruksi Baja UntukInsinyur dan Arsitek 2”, PT. PradnyaParamita, Jakarta.

Salmon, Charles G, Thon EJhonson, 2000, ”Struktur Baja Desaindan Perilaku”, PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta.

LAMPIRAN

Rencana Rangka Atap BajaRIngan-Model6

Rencana Rangka Tap Kayu-Model