Karya ilmiah ovi

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekarangan rumah penulis yang tidak begitu luas ditanami rumput dan berbagai tanaman diantaranya tanaman hias, buahan-buahan dan tanaman obat-obatan. Tanaman hias lebih dominan ditanam dalam pot seperti bougenfile, aglonema, jenis keladi (caladium bicolor), anggrek, kamboja, melati, euvorbia, dll. Tanaman buah- buahan diantaranya mangga, jambu biji, jambu air, rambutan, ceremai dll. Tanaman obat-obatan diantaranya rosella, sereh, kembang sepatu, mahkota dewa, kacabeling, lavenda dll. Budidaya tanaman ini digunakan untuk menghias pekarangan rumah agar kelihatan asri, ingin mendapatkan oksigen yang cukup, dan tanaman obat- obatan dapat dimanfaatkan sebagai obat. Selain itu juga merupakan suatu hobi bagi orang tua penulis sebagai salah satu cara untuk melakukan refreshing dari kesibukan tugas rutin yang dilaluinya setiap hari. Tanaman tersebut memerlukan pupuk untuk membantu pertumbuhannya, keperluan tanaman akan pupuk sama halnya dengan keperluan manusia akan makanan. Sebenarnya selain pemupukan dari luar, tanah sendiri telah menyediakan hara dan mineral yang cocok untuk tanaman. Namun dalam jangka panjang, persediaan hara dalam tanah semakin berkurang, akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara penyerapan hara yang cepat dengan pembentukan hara yang lambat. Oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman didasari dengan proses pemupukan. Pupuk yang ada di pasaran cukup kompleks, terdiri dari banyak jenis, ragam, dan bentuk. Berdasarkan bahan bakunya, jenis pupuk tersebut, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. 1

Transcript of Karya ilmiah ovi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPekarangan rumah penulis yang tidak begitu luas

ditanami rumput dan berbagai tanaman diantaranyatanaman hias, buahan-buahan dan tanaman obat-obatan.Tanaman hias lebih dominan ditanam dalam pot sepertibougenfile, aglonema, jenis keladi (caladium bicolor),anggrek, kamboja, melati, euvorbia, dll. Tanaman buah-buahan diantaranya mangga, jambu biji, jambu air,rambutan, ceremai dll. Tanaman obat-obatan diantaranyarosella, sereh, kembang sepatu, mahkota dewa,kacabeling, lavenda dll. Budidaya tanaman ini digunakanuntuk menghias pekarangan rumah agar kelihatan asri,ingin mendapatkan oksigen yang cukup, dan tanaman obat-obatan dapat dimanfaatkan sebagai obat. Selain itujuga merupakan suatu hobi bagi orang tua penulissebagai salah satu cara untuk melakukan refreshing darikesibukan tugas rutin yang dilaluinya setiap hari.

Tanaman tersebut memerlukan pupuk untuk membantupertumbuhannya, keperluan tanaman akan pupuk samahalnya dengan keperluan manusia akan makanan.Sebenarnya selain pemupukan dari luar, tanah sendiritelah menyediakan hara dan mineral yang cocok untuktanaman. Namun dalam jangka panjang, persediaan haradalam tanah semakin berkurang, akibatnya terjadiketidakseimbangan antara penyerapan hara yang cepatdengan pembentukan hara yang lambat. Oleh karena itupemupukan merupakan suatu keharusan untuk menunjangpertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertumbuhan danperkembangan tanaman didasari dengan proses pemupukan.

Pupuk yang ada di pasaran cukup kompleks, terdiridari banyak jenis, ragam, dan bentuk. Berdasarkan bahanbakunya, jenis pupuk tersebut, dapat digolongkanmenjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.

1

(Murbandono, 1998). Pupuk anorganik adalah pupuk kimiayang selalu diproduksi oleh industri sehingga dikenaljuga dengan nama pupuk kimia atau pupuk buatan. Pupukorganik merupakan hasil akhir dari perubahan atauperuraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan,misalnya bungkil, guano, tepung tulang dan sebagainya.Pupuk ini lebih dikenal dengan kompos. Primhantoro(1996) menyatakan bahwa kompos merupakan pupuk organikyang berasal dari bahan organik seperti sisa makanan,sampah dapur, sampah kota, sisa makanan ternak campurkotorannya dan lain-lain yang ditumpuk agar mengalamipelapukan sehingga dapat digunakan sebagai pupuk.

Untuk keperluan pemupukan tanaman dirumah penulisseperti yang diuraikan di atas digunakan pupuk organikberupa kompos yang diolah secara konvensional. Orangtua penulis sudah cukup lama melakukan pembuatan komposkonvensional untuk keperluan pemupukan tanaman yang adadi sekitar rumah. Mengingat manfaatnya cukup bagus bagitanaman dengan biaya rendah maka penulismempublikasikannya melalui karya ilmiah ini denganharapan dapat memberikan tambahan wawasan bagi semuapembaca. Itulah yang melatarbelakangi dan menjadialasan penulis mengambil judul “Pembuatan danPenggunaan Kompos Konvensional”.

Kompos adalah hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik yang dipercepat oleh populasi mikroba.Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahanorganik mengalami penguraian secara biologis, khususnyamikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagaisumber energi. Sampah terdiri dari dua bagian yaitubahan organik dan anorganik. Organik maksudnya berasaldari sisa-sisa makhluk hidup, yaitu tumbuhan ataukotoran hewan. Sedangkan anorganik adalah sampah yangtidak alami atau berasal dari sintesis.

2

Secara alami bahan-bahan organik akan mengalamipenguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biotatanah lainnya. Namun prosesnya yang terjadi secaraalami sangat lama dan lambat. Untuk mempercepat prosestersebut, dibantu oleh kemajuan teknologi yang sangatcepat.

Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baiksecara aerobik (memakai oksigen) maupun anaerobik(tidak memakai oksigen). Bahan baku pengomposan adalahsemua material yang mengandung karbon dan nitrogen,seperti kotoran hewan, sampah hijau, sampah kota,lumpur cair, dan limbah industri pertanian.

Kompos sebenarnya telah digunakan beberapa ratustahun lalu yang telah terbukti menangani limbahpertanian sekaligus berfungsi sebagai pupuk alami. Satucara yang efektif untuk memproses kembali bahan-bahanyang tidak terpakai menjadi bahan yang sangatbermanfaat dapat dilakukan seperti kompos. Kompos dapatdibuat dari bahan yang sangat mudah ditemukan disekeliling lingkungan kita, bahkan bahan yang kadang-kadang tidak terpakai, seperti sampah rumah tangga,dedaunan, jerami, alang-alang, rerumputan, sekam,batang jagung, dan kotoran hewan. Kompos sebagai multivitamin bagi pertumbuhan tanaman. Kompos akanmeningkatkan kesuburan tanah dan merangsang perakaranyang sehat. 1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka penulis dapatmenyimpulkan rumusan masalah, sebagai berikut.1.2.1 Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan

untuk pembutan kompos tersebut?1.2.2 Bagaimana cara pembuatan dan penggunaan

kompos konvensional?1.2.3 Apakah manfaat kompos terhadap lingkungan dan

industri rumah tangga?3

Dari beberapa masalah yang muncul tersebut,penulis hanya akan membatasi pada masalah ”Bagaimanacara pembuatan dan penggunaan kompos konvensional?”

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

1.3.1.1 Menguraikan prosedur pembuatan komposkonvensional.

1.3.1.2 Menunjukkan hasil yang diperoleh pada tanamansebagai akibat dari pemupukan menggunakankompos.

1.3.2 Manfaat

1.3.2.1 Memberikan gambaran tentang tata carapembuatan kompos konvensional.

1.3.2.2 Memberikan gambaran tentang penggunaan komposkonvensional.

1.3.2.3 Memberikan pupuk pada tanaman menggunakankompos.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalahmetode perpustakaan. Penulis menggunakan metode inidengan cara membaca buku, majalah, atau mencarireferensi-referensi lain.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.4 Metode Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

Bab II. Pembahasan

2.1 Kompos

2.2 Bahan Pembuat Kompos

2.3 Kompos Konvensional

2.4 Pembuatan dan Penggunaan Kompos Konvensional

Bab III. Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

5

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Kompos

Kompos adalah bahan-bahan organik (sampah organik)yang telah mengalami proses pelapukan karena adanyainteraksi antara mikroorganisme (bakteri pembusuk) yangbekerja di dalamnya. (Murbandono, 2005). Bahan-bahanorganik tersebut seperti dedaunan, rumput, jerami,sisa-sisa ranting dan dahan, kotoran hewan, rerontokankembang, air kencing dan kotoran hewan, dan lain-lain.Adapun kelangsungan hidup mikroorganisme tersebutdidukung oleh keadaan lingkungan yang basah dan lembab.

Di alam terbuka, kompos bisa terjadi dengansendirinya, lewat proses alamiah. Namun, prosestersebut berlangsung lama sekali, dapat mencapaipuluhan tahun, bahkan berabad-abad. Padahal kebutuhanakan tanah yang subur sudah mendesak. Oleh karenanya,proses tersebut perlu dipercepat dengan bantuanmanusia. Dengan cara yang baik, proses mempercepatpembuatan kompos berlangsung wajar sehingga bisadiperoleh kompos yang berkualitas baik. Dengandemikian, manusia tak perlu menunggu puluhan tahun jikasewaktu-waktu kompos tersebut diperlukan.

Menurut Murbandono (2005) penggunaan kompos sebagaipupuk sangat baik karena dapat memberikan beberapamanfaat diantaranya sebagai berikut.

1. Menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman.

2. Menggemburkan tanah.

3. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air.

4. Memudahkan pertumbuhan akar tanaman.

6

5. Mencegah lapisan kering pada tanah.

6. Mencegah beberapa penyakit akar.

7. Menghemat pemakaian pupuk kimia dan atau pupukbuatan.

8. Menjadi salah satu alternatif pengganti(substitusi) pupuk kimia karena harganya lebihmurah, berkualitas, dan akrab lingkungan.

Salah satu unsur pembentuk kesuburan tanah adalahbahan organik berupa kompos. Oleh karenanya, penambahanbahan organik ke dalam tanah amat penting. Bahanorganik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan kotoranhewan, sisa jutaan makhluk-makhluk kecil dan sebagainyamengalami proses perubahan dahulu agar dapat digunakanoleh tanaman. Tanpa perubahan, unsur hara dalam bahan-bahan tersebut tetap dalam keadaan terikat sehinggatidak bisa diserap oleh tanaman. Selama prosesperubahan dan peruraian bahan organik, unsur haramengalami pembebasan dan menjadi bentuk larut yang bisadiserap oleh tanaman. Proses perubahan ini disebutpengomposan.

2.2 Bahan Pembuat Kompos

Bahan pembuat kompos menurut Djuarnani (2008) dapatdikelompokkan menjadi dua yaitu berdasarkan komponenyang dikandungnya dan asal bahannya.

2.2.1 Bahan kompos berdasarkan komponen yangdikandungnya

2.2.1.1 Bahan organik lunak

Bahan organik dikatakan lunak jika bahantersebut sebagian besar terdiri dari air. Bahan yangtermasuk dalam kategori ini adalah buah-buahan,

7

sayuran, potongan rumput, dedaunan hijau, dan limbahdapur.

2.2.1.2 Bahan organik keras

Bahan organik keras memilki kadar air relatifrendah dibandingkan dengan jumlah total berat bahantersebut. Dalam proses pengomposan bahan ini akandidekomposisi secara sempurna. Namun, proses tersebuttidak akan terjadi secara sempurna tanpa tersedianyaair yang banyak. Contoh bahan organik keras adalahdedaunan segar, bunga, dan pemotongan pagar hidup.

2.2.1.3 Bahan selulosa

Bahan selulosa merupakan bahan yang strukturselularnya sebagian besar terdiri dari selulosa danlignin dengan kadar air yang relatif rendah. Bahanini akan didekomposisi bakteri dengan sangat lambat,bahkan tidak sama sekali. Contoh bahan selulosaadalah sisipan kayu, jerami padi, daun kering, kulitpohon, dan kertas.

2.2.1.4 Limbah protein

Limbah protein merupakan limbah yang mengandungbanyak protein, seperti kotoran hewan, limbah daripemotongan hewan, dan limbah makanan. Limbah yangbanyak mengandung protein ini merupakan bahan pembuatkompos yang sangat bagus karena kandungan nutrisinyabaik untuk pertumbuhan tanaman. Proses daridekomposisi dari protein ini akan menghasilkan bauyang tidak sedap. Bau ini sangat disukai oleh kumandan serangga sehingga jumlah mereka akan sangatbanyak.

2.2.1.5 Limbah manusia

8

Limbah manusia dan hewan yang dimaksud adalahkotoran (feses). Kotoran ini sangat disenangimikroorganisme.

2.2.2 Bahan kompos berdasarkan asal bahannya

2.2.2.1 Limbah pertanian

2.2.2.1.1 Limbah dan residu tanaman, contohnyajerami padi, sekam padi, gulma dan tongkoljagung, serta potongan pagar tanaman.

2.2.2.1.2 Semua bagian vegetatif tanaman, contohnyabatang pisang, sabut kelapa, dan dedaunan.

2.2.2.1.3 Limbah dan residu ternak, contohnyakotoran, limbah cair dan limbah pakan.

2.2.2.1.4 Pupuk hijau, contohnya lamtoro, orok-orok,lupin, turi, dan rumput gajah.

2.2.2.1.5 Tanaman air, contohnya azolla, ecenggondok, gulma air, dan ganggang biru.

2.2.2.2 Limbah industri

2.2.2.2.1 Limbah padat, contohnya kayu, kertas,serbuk gergaji, ampas tebu, limbah kelapasawit, limbah pengalengan makanan, dan limbahdari pemotongan hewan.

2.2.2.2.2 Limbah cair, contohnya alkohol, limbahdari pengolahan kertas dan limbah daripengolahan minyak kelapa.

2.2.2.3 Limbah rumah tangga

2.2.2.3.1 Sampah, contohnya tinja, urine, sampahrumah tangga, sampah kota, dan limbah dapur.

9

2.2.2.3.2 Garbage diartikan sebagai limbah yangberasal dari tumbuhan hasil pemeliharaan danbudi daya, dapur rumah tangga, pusatperbelanjaan, pasar, dan restoran atau tempatyang menjual makanan olahan. Garbagemengandung lebih banyak bahan organik yangmudah busuk, lembab, dan mengandung sedikitcairan.

2.2.2.3.3 Rubbish mengandung berbagai limbah padatyang mudah terbakar yang bearasal dari rumah,pusat perbelanjaan, dan kantor. Bahan-bahanyang mudah terbakar tersebut diantaranyakertas, kain, karton, kotak, kayu, papan,ranting, dan hiasan taman.

2.3 Kompos Konvensional

Kompos konvensional disebut juga dengan kompostradisional karena pembuatannya dilakukan secaratradisional. Kompos tradisional dapat berasal daribahan berupa sampah kota atau sisa pertanian. Komposyang dibuat secara tradisional diantaranya pengomposansistem keranjang dan pengomposan sistem penimbunan.

2.3.1 Pengomposan Sistem Keranjang

Tahapan pembuatan kompos sistem keranjang adalahsebagai berikut.

2.3.1.1 Persiapan Bahan

Bahan yang diperlukan adalah bilahan bambu yanglebarnya 2-3cm, pancang dari bambu yang panjangnya30cm, sampah dapur, sisa tanaman, daun lamtoro, daunleguminosae, dan pupuk kandang.

2.3.1.2 Menyiapkan Bedengan Kebun

10

Kegiatan pertama yang harus dilakukan padatahapan ini adalah membersihkan lahan yang akandigunakan. Setelah itu, membuat dan mempersiapkanbedengan yang akan digunakan.

2.3.1.3 Menyiapkan Lubang

Di tengah bedengan dibuat lubang dengankedalaman 12cm dan diameter 30cm. Lubang lain ditengah bedengan dibuat dengan jarak 1m dari lubangyang telah dibuat sebelumnya.

2.3.1.4 Membuat Keranjang

Pancang yang telah dibuat ditancapkan disekeliling lubang dengan jumlah pancangan ganjil (5,7, atau 9) sebagai alat penahan anyaman keranjang.Selanjutnya, dibuat keranjang dengan menganyam bilahbambu dengan pancang yang telah ditancapkan. Jikatidak menggunakan bilah bambu yang panjang, pancangkayu dapat ditancapkan lebih rapat lagi. Keranjangini berfungsi sebagai wadah bahan kompos agar tidaktercecer.

2.3.1.5 Pemberian Bahan Organik

Sampah organik dan pupuk kandang dimasukkan kedalam keranjang yang telah dibuat. Di lapisan atasnyadimasukkan bahan yang akan dijadikan kompos sepertidaun lamtoro, rumput, dan gulma. Setelah itu,keranjang diisi penuh dengan sampah organik lainseperti kotoran ternak yang masih segar.

2.3.1.6 Penanaman Bibit Tanaman

Setelah semua tahapan selesai, kebun dapatlangsung ditanami dengan tanaman sayuran. Sayurantersebut ditanam dengan jarak 15-20cm dari sekelilingkeranjang. Jika terlalu dekat, pertumbuhan tanaman

11

dapat terganggu karena proses dekomposisi komposdalam keranjang dapat menimbulkan panas. Selanjutnya,tanaman cukup dirawat seperti pemeliharaan biasa.Keranjang kompos yang dibuat berfungsi sebagaicadangan sumber hara sekaligus memberi kelembapanpada tanaman. Setelah tanaman sayuran dipanen, sisabahan kompos dapat dipindahkan atau dibenamkan kedalam tanah. Selama keranjang belum rusak, bahankompos yang baru dapat dimasukkan ke dalam keranjangtersebut untuk penanaman berikutnya.

2.3.2 Pengomposan Sistem Penimbunan

Secara umum proses yang dilakukan dalam pembuatandari sampah kota atau dari bahan organik lainmenggunakan tahapan: (1) pengangkutan sampah ke lokasipengomposan; (2) sortasi sampah; (3) pembuatantumpukan; (4) perlakuan (pembalikan, penyiraman, danpemantauan temperatur); (5) pengayakan; dan (6)pengemasan.

2.3.3 Pembuatan dan Penggunaan Kompos Konvensional

2.3.3.1 Pengomposan Menggunakan Lubang

Pembuatan kompos menggunakan lubang menyerupaipembuatan kompos sistem keranjang. Bahan komposdimasukkan ke dalam lubang dan ditutup. Tahapanpembuatan kompos menggunakan lubang yang penulislakukan adalah sebagai berikut.

2.3.3.1.1 Persiapan Bahan

Bahan yang diperlukan adalah: (1) sengpenutup lubang; (2) sampah dapur yang tergolongorganik berupa sisa potongan sayuran, kulit buah-buahan, dll; (3) gulma pada pekarangan berupapotongan rumput, dan tanaman hijau lainnya; dan (4)pupuk kandang yaitu pupuk dari kotoran ayam.

2.3.3.1.2 Menyiapkan Lubang12

Lubang dibuat dengan kedalaman 40cm dandiameter 50cm.

2.3.3.1.3 Pemberian Bahan Organik

Semua sampah organik dan pupuk kandangdicampur dan dimasukkan ke dalam lubang yang telahdibuat, kemudian diberi air agar lembab.

2.3.3.1.4 Menutup Lubang

Lubang yang sudah penuh ditutup dan ditunggusampai daun-daun hijau menjadi busuk selama lebihkurang 40 hari. Dalam rentang waktu lebih kurangseminggu, kompos dicek kelembabannya. Jika tidakada hujan atau tanah tidak lembab maka komposdalam lubang diberi air dan dibalik-balikan.

Proses pembuatan kompos ini dapat dinyatakanmelalui diagram berikut.

Diagram Pengomposan Menggunakan Lubang

2.3.3.2 Pengomposan Sistem Penimbunan dan Pembenaman

Pembuatan kompos cara kedua ini mengacu padateori pengomposan sistem penimbunan. Sampah dapuratau gulma pekarangan dimasukkan ke dalam tong sampahdengan melakukan pemisahan sampah organik dan non

13

Sampah dan kotoran hewan

dicampur

Masukkan dalam lubang

Tutup dan pembusukan

Masih Lembab?

Buka penutup lubang

Tutup kembali

ya

tidakTambahkan air dan

sampah dibalikkanTunggu sampai

busuk dan hitam lembek

organik. Sampah tersebut dibakar. Hasil pembakarandijadikan sebagai pupuk tanaman dengan caramemasukkannya pada tanah sekitar tanaman. Selain itusetiap bulan rumput yang sudah tinggi/panjang danrumput-rumput liar yang tumbuh di pekarangan yangmerupakan gulma dibersihkan kemudian dibenamkan padatanah di bawah pohon buah-buahan seperti mangga.

2.3.4 Penggunaan Kompos

Setelah dilakukan tahapan di atas dan diperolehkompos maka kompos dapat digunakan untuk memupuksemua tanaman. Untuk tanaman hias yang terdapat dalampot, kompos dimasukkan dalam pot dengan dicampurtanah, selanjutnya tanaman hias ditanam dalam pottersebut. Untuk tanaman buah-buahan dan obat-obatanyang terdapat di pekarangan, kompos dibenamkan dibawah pohon atau diletakkan di sekitar tanaman. Hasilpemupukan dapat dilihat pada foto-foto terlampir.

14

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1.1 Pembuatan kompos konvensional dapat dilakukandengan mudah oleh setiap rumah tangga.

3.1.2 Membiasakan pembuatan kompos konvensional disetiap rumah tangga akan menjadikan pekaranganrumah bersih dan lingkungan yang sehat.

3.1.3 Kompos dapat dimanfaatkan untuk keperluanpemupukan semua tanaman di sekitar rumah tanpamenggunakan biaya yang besar.

3.2 Saran

3.2.1 Lakukan pembuatan kompos konvensional ini,sehingga semua sampah dapat dikelola dengan baikdan lingkungan rumah menjadi bersih.

3.2.2 Budayakan penggunaan kompos bagi setiap rumahtangga.

3.2.3 Lakukan secara rutin pembuatan dan penggunaankompos ini, agar dapat mengurangi dampak globalwarming dan lingkungan menjadi sehat.

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1989. Jenis Pupuk, Sifat dan Kandungannya. Medan: PusatPenelitian Perkebunan.

_______. 1991. Pemanfaatan Limbah Peternakan Sebagai BahanDasar Pembuatan Pupuk Organik. Jakarta: PusatInformasi Pertanian Trubus.

Djuarnani, Nan, dkk. 2008. Cara Cepat Membuat Kompos.Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Handojo, O. 1993. Daur Ulang Sampah. Bandung: ProyekPengembangan Pusat Studi Lingkungan.

Murbandono, L. 2005. Membuat Kompos. Jakarta: PenebarSwadaya.

Primhamtoro, H. 1996. Memupuk Tanaman Buah. Jakarta:Penebar Swadaya.

Sudirdja, dkk. 2008. Seri Pendalaman Materi Bahasa IndonesiaSMP/MTs. Jakarta: Esis.

16

17

LAMPIRAN A.

FOTO PROSES PEMBUATAN KOMPOS KONVENSIONAL

18

LAMPIRAN B.

FOTO TANAMAN HIAS

19

LAMPIRAN C.

FOTO TANAMAN OBAT-OBATAN

20

LAMPIRAN D.

FOTO TANAMAN BUAH-BUAHAN

21