Kaleidoskop Perlindungan WNI - WordPress.com

83

Transcript of Kaleidoskop Perlindungan WNI - WordPress.com

Karena rakyat itu jantung hati bangsa. Dan

rakyat itulah yang menjadi ukuran tinggi

rendahnya derajat kita. Dengan rakyat itu kita

akan naik dan dengan rakyat itu kita akan turunMOHAMMAD HATTA (DAULAT RAKYAT: 1931)

Diterbitkan oleh: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia 2016Hak Cipta dipegang oleh Kementerian Luar Negeri RI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR MENTERI LUAR NEGERI

KATA PENGANTAR WAKIL MENTERI LUAR NEGERI

KATA PENGANTAR DIRJEN PROTOKOLDAN KONSULER

CATATAN DIREKTUR PERLINDUNGAN WNI DAN BHI

CATATAN MENTERI TENAGA KERJA

VI

VII

VIII

IX

126

Baca halaman:

61-62

Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016

01 0302

06 0807

ANAK BUAH KAPAL

Profesi anak buah kapal (ABK), terutama ABK kapal ikan,

merupakan jenis pekerjaan yang sangat rentan terhadap eksploitasi. Dalam menjalankan pekerjaannya, seorang ABK bisa bekerja... Hal 2

PENYANDERAAN ABK INDONESIA

Penyanderaan WNI merupakan salah satufenomena baru dalam

dinamika perlindungan WNI di luar negeri. Sepanjang tahun 2016,

dan dalam kurun waktu... Hal 24

HAJI DAN UMROH

Permasalahan terkait haji, umroh dan ziarah keagamaan lainnya

merupakan salah satu jenis permasalahan WNI di luar negeri

yang cukup unik dan membutuhkan penanganan khusus... Hal 16

TERORISME

Sepanjang tahun 2016, intensitas serangan teror yang terjadi di

seluruh penjuru dunia semakinmeningkat. Dewasa ini, aksi keji

para teroris dapat terjadi di mana saja, baik di kawasan... Hal 72

KASUS TKI

Berbagai macam kejadian buruk menimpa para WNI di luar negeri. Meskipun mayoritas kasus WNI di luar negeri masih didominasi oleh

kasus TKI, terutama TKI sektor domestik, namun... Hal 110

PERANG DAN KONFLIK POLITIK

Turbulensi politik di berbagai penjuru dunia masih menjadi

salah satu faktor yang mengancam keselamatan dan keamananWNI di luar negeri... Hal 94

Baca halaman:

29-30

Daftar Isi

0405

09 10

REPATRIASI

Program repatriasi (pemulangan)WNI Overstayers (WNIO) atau TKI

Undocumented (TKIU) yangdicanangkan Presiden Joko Widodo

pada 17 Desember 2014 terus berlanjut. Program... Hal 50

TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG (TPPO)

Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau trafficking in persons (TIP) di luar

negeri merupakan salah satu tugas dari Kementerian Luar... Hal 58

KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Ungkapan singkat namun mendalam yang sering

didengungkan di dunia kesehatantersebut juga... Hal 130

PENGHARGAAN DAN INOVASI

Sebagai upaya untuk memberikan apresiasi dan dorongan motivasi

terhadap para pegiat perlindungan dari berbagai kalangan,

Kementerian Luar Negeri merintis adanya penghargaan... Hal 136

IV V

P emerintahan Kabinet Kerja Jokowi-JK telah menjadikan perlindungan WNI sebagai salah satu dari sembilan kebijakan prioritas Nawacita.

Selama dua tahun periode Kabinet Kerja, Kementerian Luar Negeri, bekerja sama dengan Kementerian, Lembaga, dan Instansi terkait, secara terus-menerus mengupayakan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri dengan mengedepankan aspek kepedulian, keberpihakan, empati, dan keikhlasan.

Beragam emerging cases mewarnai dinamika perlindungan WNI di luar negeri pada tahun kedua Kabinet Kerja, antara lain kasus perdagangan orang, penyanderaan, calon haji berpaspor negara lain, hingga WNI terjebak di wilayah perang dan konflik. Permasalahan-permasalahan tersebut datang silih berganti, bahkan dalam periode waktu yang saling beririsan. Namun dengan kerja sama Kementerian Luar Negeri dengan berbagai kementerian, lembaga, maupun instansi lainnya, sebagian besar permasalahan tersebut dapat diselesaikan sebelum bergantinya tahun.

Penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan atas sinergi positif yang terjalin antara para pemangku kepentingan, baik di lembaga pemerintahan maupun pihak lain untuk terus menerus mewujudkan perlindungan WNI di luar negeri. Dengan sinergi, Pemerintah Indonesia mencatat sejumlah keberhasilan dalam pembebasan anak buah kapal yang menjadi sandera di Filipina Selatan maupun Somalia. Pemerintah

juga telah berhasil menghindarkan WNI dari kondisi berbahaya di wilayah perang seperti Suriah dan Yaman. Beberapa capaian di atas menunjukkan kesungguhan Pemerintah dalam mengejawantahkan nilai-nilai Nawacita, yakni menghadirkan negara dalam perlindungan WNI serta memberi rasa aman kepada seluruh WNI. Disamping capaian, perbaikan-perbaikan juga masih perlu terus dilakukan. Tuntutan penyempurnaan kualitas perlindungan harus menjadi daya pacu di masa mendatang.

Saya mengapresiasi penerbitan buku “Kaleidoskop Perlindungan Warga Negara Indonesia: Tahun Kedua Kabinet Kerja” yang telah merekam perjalanan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri pada tahun kedua Pemerintahan Jokowi-JK dengan baik. Kilas balik kisah serta catatan perlindungan WNI dan BHI yang dihadirkan dalam kaleidoskop ini memberi inspirasi untuk terus bergerak bersama untuk memberikan rasa aman bagi semua WNI di seluruh penjuru dunia. Buku ini juga dapat menjadi bagian dari prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan yang baik. Saya berharap anotasi keberhasilan yang telah dicatatkan dalam buku ini mendorong semua pihak terkait agar senantiasa menjaga komitmen serta meningkatkan kapasitas dan kinerja perlindungan WNI.

Dengan sinergi, Pemerintah

Indonesia mencatat

sejumlah keberhasilan dalam

pembebasan anak buah

kapal yang menjadi sandera

di Filipina Selatan maupun

Somalia. Pemerintah juga

telah berhasil menghindarkan

WNI dari kondisi berbahaya di

wilayah perang seperti Suriah

dan Yaman.

Kata Pengantar Menteri Luar NegeriRETNO L.P. MARSUDI

S aya sangat mengapresiasi penerbitan buku “Kaleidoskop Perlindungan WNI: Tahun Kedua Kabinet Kerja” ini. Buku ini memiliki arti yang

sangat penting karena berhasil merekam berbagai peristiwa, dinamika, kerja keras, dedikasi, keberanian serta capaian segenap pemangku kepentingan perlindungan WNI di luar negeri yang telah berbuat melampaui tugas dan kewajiban yang diemban.

Sebagaimana diketahui, sesuai dengan Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik dan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler, perlindungan warga negara merupakan bagian dari misi Perwakilan di luar negeri, selain misi Representasi (Representing), Negoisasi (Negotiating), Promosi (Promoting), dan Pelaporan (Reporting).

Penugasan pertama sebagai diplomat muda di Baghdad merupakan pengalaman sekaligus pembelajaran berharga bagi saya. Di dalam situasi perang pada saat invasi Irak ke Kuwait, saya harus beberapa kali menempuh perjalanan darat sejauh puluhan ribu kilometer untuk mengevakuasi WNI melalui rute Baghdad-Kuwait-Baghdad-Amman.

Upaya perlindungan WNI di luar negeri tidak hanya bermodalkan tenaga dan materi, namun memerlukan empati dan simpati yang kuat. Hal tersebut merupakan bentuk lain dari pengabdian dari seorang aparat negara. Saya sangat menghargai kerja keras Pemerintah Indonesia, para diplomat, dan semua elemen masyarakat yang

terlibat di dalamnya. Saya bersyukur menjadi salah satu dari orang-orang yang mendapatkan kesempatan untuk mengabdi lewat cara tersebut. Semakin tingginya kuantitas dan bobot permasalahan WNI di luar negeri seperti pembebasan sandera dan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) mendorong upaya untuk pembentukan sistem penanganan kasus dan perlindungan WNI di luar negeri yang kuat. Salah satu upaya pembenahan berkelanjutan tersebut adalah melalui pengembangan inovasi berbasis teknologi dalam pelayanan publik, terutama untuk perlindungan dan pelayanan WNI di luar negeri yang diharapkan dapat mencegah terjadinya masalah–masalah ataupun kasus yang tidak diinginkan yang menimpa WNI di luar negeri. Berbagai inovasi berbasis teknologi siap diterapkan untuk menaikkan level pelayanan dan perlindungan WNI ke tingkat yang lebih baik.

Dalam tahun kedua kinerja Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI bersama dengan Perwakilan–Perwakilan RI di luar negeri telah bekerja keras dan mencurahkan materi, tenaga, serta waktu yang melebihi kewajiban untuk menjamin hak–hak keselamatan dan terlindunginya WNI. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan mencatat semua kerja keras serta melindungi kita semua dalam melanjutkan pengabdian kita kepada Indonesia yang kita cintai bersama ini. Amin.

Namun diatas semua itu,

keikhlasan adalah kunci dalam

melaksanakan amanah untuk

melindungi sesama anak

bangsa di luar negeri.

Kata Pengantar WAKIL Menteri Luar NegeriA.M. FACHIR

KATA PENGANTAR

DIREKTUR JENDERALPROTOKOL DAN KONSULER

emberikan pelayanan dan perlindungan kepada warga negara Indonesia di luar negeri merupakan salah satu tugas negara yang

diemban oleh Kementerian Luar Negeri. Hal tersebut sebagaimana telah ditegaskan oleh Presiden RI Joko Widodo pada jajaran Kabinet Kerja, “untuk menghadirkan negara dalam melindungi seluruh masyarakat Indonesia di manapun berada”.

Buku Kaleidoskop Perlindungan WNI Dua Tahun Kabinet Kerja memberikan gambaran secara nyata dan komprehensif, bagaimana selama satu tahun sejak tanggal 20 Oktober 2015, Kementerian Luar Negeri melakukan berbagai terobosan dan kerja keras untuk melindungi masyarakat Indonesia di luar negeri.

Sebagaimana dimaklumi, permasalahan migrasi WNI ke luar negeri memiliki kompleksitas isu dan bersifat multidimensional, antara lain meliputi aspek sosial, ekonomi, hak asasi manusia dan ketahanan nasional.

Buku ini akan menampilkan keterkaitan erat berbagai aspek tersebut serta menyajikan bagaimana Pemerintah menjalankan roda diplomasi selama satu tahun untuk menjawab dinamika dan tantangan dalam upaya perlindungan WNI di luar negeri. Berbagai permasalahan yang telah dan masih ditangani antara lain perdagangan orang, WNI Overstayers, ABK bermasalah, penyanderaan, terorisme, perlindungan WNI di wilayah perang dan konflik, serta permasalahan buruh migran Indonesia.

Pada kesempatan ini kami haturkan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri, Ibu Retno L.P. Marsudi atas arahan dan kepedulian beliau yang begitu besar, dalam menempatkan isu perlindungan sebagai salah satu prioritas kerja sebagaimana diamanatkan Undang-undang Dasar 1945 dan Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri 2015-2019.

Apresiasi tinggi juga kami sampaikan kepada seluruh anggota tim dan pihak terkait yang telah menuangkan pemikiran terbaiknya dalam menyusun Buku Kaleidoskop Perlindungan WNI Tahun Kedua Kabinet Kerja.

Kiranya buku ini dapat menjadi salah satu rujukan penyelenggaraan pelayanan dan perlindungan WNI oleh Negara serta menjadi sarana pertanggungjawaban Kementerian Luar Negeri kepada bangsa Indonesia secara transparan dan akuntabel.

ANDRI HADI LALU MUHAMAD IQBAL

M

S elalu ada cerita di balik sebuah peristiwa. Tak jarang, satu kejadian bisa melahirkan banyak kisah di dalamnya. Tentu saja, cerita yang paling

mendekati kenyataan adalah cerita yang disampaikan oleh para pelaku peristiwa itu sendiri. Penuturan pelaku sahih, karena ia sendirilah yang mengalami dan terlibat dalam kejadian tersebut.

Dalam buku Keleidoskop Perlindungan WNI: Tahun Kedua Kabinet Kerja ini, Tim Redaksi telah merangkum

berbagai peristiwa yang terkait dengan upaya Pemerintah dalam mewujudkan salah satu amanat Konstitusi: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Selama periode tahun kedua Kabinet Kerja (20 Oktober 2015-20 Oktober 2016), berbagai kejadian penting telah terjadi. Rentetan peristiwa pembajakan kapal disertai penyanderaan telah terjadi di Filipina Selatan. Pemerintah telah membebaskan 23 dari 29 WNI yang disandera dengan selamat. Pemerintah juga telah membebaskan 4 WNI yang disandera selama 4 tahun 7 bulan di Somalia. Kedua peristiwa tersebut adalah beberapa peristiwa yang dapat ditemukan dalam buku ini.

Selain peristiwa, beberapa capaian yang terukur juga dapat dibaca di buku ini. Beberapa sudah pernah ditampilkan oleh media, beberapa yang lain belum sempat menjadi perhatian media. Pembaca dapat menengok, misalnya, jumlah hak-hak finansial WNI di luar negeri yang telah berhasil diupayakan oleh Kementerian Luar Negeri melalui KBRI, KJRI maupun KRI yang jumlahnya mencapai 80 milyar rupiah lebih - hanya di tahun ini saja.

Karena keterbatasan tempat, tentu saja tidak semua peristiwa dapat terangkum dalam buku ini. Namun

CATATAN

DIREKTUR PERLINDUNGANWNI DAN BHI

demikian, Tim telah memastikan semua peristiwa penting dapat terekam dengan baik dalam buku ini.

It takes two to Tango. Sementara pemberitaan

dari perspektif media dapat berfungsi baik

sebagai watchdog bagi Pemerintah, diperlukan

sebuah perspektif lain untuk menampilkan cerita

yang utuh, komprehensif, dan bisa jadi, belum

pernah dimunculkan sebelumnya – the untold.

Cerita dan pemberitaan dari kedua perspektif ini, media dan Pemerintah, diharapkan dapat saling mengoreksi dan melengkapi sehingga memberikan pemahaman yang utuh bagi masyarakat.

Akhirnya, kami menyadari bahwa tak ada karya manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah atribut sang Pencipta. Namun demikian, Tim Redaksi sudah berusaha sebaik mungkin dalam penyusunan buku ini. Permohonan maaf kami setulus- tulusnya apabila terdapat kekurangan di sana-sini.

Terima kasih dan selamat menikmati buku ini.

Upaya perlindungan tersebut dilakukan secara

sinergis bersama seluruh pemangku kepentingan

baik dari unsur pemerintah maupun berbagai

lapisan masyarakat, termasuk Diaspora Indonesia

di berbagai belahan dunia.

X XI

rofesi anak buah kapal (ABK), terutama ABK kapal ikan, merupakan jenis pekerjaan yang sangat rentan terhadap eksploitasi. Dalam

menjalankan pekerjaannya, seorang ABK bisa bekerja sampai dengan 18 jam sehari agar hasil tangkapan ikan semakin banyak. Tak jarang para ABK kehabisan suplai makanan dan minuman sehingga harus memakan remah-remah daging ikan yang sebetulnya diperuntukkan sebagai umpan, maupun minum dari air berbau bahan bakar. Bahkan penyiksaan fisik seperti menjadi sarapan sehari-hari. Di tengah luasnya samudera, para ABK menyabung nyawa.

P

01ANAK BUAH KAPAL

Anak Buah KapalKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Sebagian besar ABK yang menghadapi masalah dalam hal gaji dan kontrak kerja adalah yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera Taiwan dan Korea Selatan. ABK di kawasan Afrika banyak terlibat dalam kasus pidana kekerasan fisik, baik sebagai pelaku maupun korban. Di beberapa wilayah seperti di Timur Tengah, ditemukan kasus ABK yang terlantar ketika kapal mereka ditahan oleh otoritas pelabuhan setempat. Fenomena terbaru, WNI ABK mengalami penculikan dan penyanderaan di perairan Malaysia dan Filipina. Pada tahun 2015, telah terjadi beberapa peristiwa kecelakaan kapal yang menyebabkan korban jiwa kru maupun penumpang asal Indonesia. Tragedi Kapal Oryong di Laut Bering Rusia dan tenggelamnya kapal penumpang di Sabak Bernam Malaysia adalah dua peristiwa dengan korban jiwa WNI. Raibnya Kapal Hsiang Fu Chuen di sekitar perairan Falklands/Malvinas masih menjadi misteri hingga saat ini. Sepanjang tahun 2016, Kemlu mencatat tidak ada musibah serupa menimpa kapal-kapal WNI ABK di luar negeri.

Di Afrika Selatan, WNI ABK terkonsentrasi di Durban dan Cape Town yang berjarak 600 km dari Pretoria. Sepanjang April hingga Juli 2016, sejumlah kasus terkait ABK telah berhasil difasilitasi dan diselesaikan oleh KBRI Pretoria yang semuanya terjadi di Durban. Kasus-kasus tersebut

ANATOMI KASUS

antara lain 18 orang ABK WNI Kapal Ibsa Quinto yang sakit dan yang ingin dipulangkan (April 2016), 15 orang ABK WNI Kapal Polaris yang menuntut pembayaran gaji (Mei 2016), dua orang ABK WNI Kapal Kao Fong #1 yang ingin dipulangkan dan dipenuhi hak-haknya (Juni 2016), dan pemulangan ABK WNI Kapal Ibsa Quinto yang mengalami kecelakaan kerja (Juli 2016). Sementara itu, KJRI Cape Town telah menfasilitasi dan senantiasa memantau kondisi 7 ABK WNI kapal Run Da 617 yang tertahan di kapal karena kapten kapal diduga terlibat illegal fishing pada Juli 2016. Pada bulan yang sama, KJRI Cape Town juga telah menfasilitasi pemulangan jenazah ABK WNI a.n. Muchtadi asal Tegal yang meninggal dunia karena sakit saat bekerja sebagai juru masak pada Kapal Ikan MV Shinsei Maru 3. Di Seychelles, KBRI Nairobi, Kenya, berhasil mengupayakan pembayaran gaji 7 orang ABK asal Indonesia yang bekerja untuk kapal Blue Ocean I pada Mei 2016. Berdasarkan laporan ABK tersebut, agen yang mempekerjakan mereka, Marine Investment Resources Seychelles LTD, telah menunggak pembayaran gaji selama beberapa bulan. Dengan mediasi yang dilakukan KBRI Nairobi, perusahaan pemilik kapal akhirnya bersedia membayar tunggakan gaji ketujuh ABK dan memulangkan 5 orang diantara ABK tersebut pada tanggal 3 Mei 2016 dengan pembiayaan penuh oleh perusahaan. Sedangkan 2 ABK lainnya memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan hingga masa kontrak kerja berakhir pada Juli 2016.

Sementara di Mauritius, 2 orang ABK tengah menghadapi persidangan karena terlibat kasus perkelahian massal yang menyebabkan ABK asal Korea Utara meninggal pada Juni 2016. KBRI Nairobi yang merangkap Mauritius memantau agar ABK tersebut mendapatkan akses pembelaan hukum yang seadil-adilnya.

Sampai dengan Oktober 2016, Kemlu mencatat sejumlah 18.450 WNI ABK di seluruh dunia yang tersebar di berbagai kawasan antara lain di Pasifik, Asia Tenggara, Amerika Selatan, Karibia hingga Afrika Selatan. Mereka bekerja di berbagai jenis kapal asing mulai dari kapal pesiar, kapal kargo, kapal tanker, hingga kapal penangkap ikan. Pada periode tahun kedua Kabinet Kerja, 20 Oktober 2015 – 20 Oktober 2016, Kemlu telah menangani sebanyak 441 kasus ABK, dimana 210 kasus sudah berhasil diselesaikan dan 231 kasus masih berjalan.

Kesulitan yang sering ditemui dalam penanganan permasalahan ABK adalah mengidentifikasi pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi. Contoh, ABK berkewarganegaraan Indonesia, ditempatkan oleh agen penyalur (maning agent) Singapura di kapal berbendera Korea Selatan. ABK tersebut menjadi korban pembunuhan oleh warga negara Filipina ketika kapal bersandar di Cape Town, Afrika Selatan.

Sungguh sulit menghubungi agen kapal baik di negara dimana kapal bersandar maupun agen di negara asal kapal utk diminta pertangggungjawaban ketika terjadi permasalahan. Acapkali, Pemerintah RI melalui Perwakilan RI (KBRI/KJRI/KRI/KDEI) terdekat melakukan intervensi dengan membiayai pemulangan, pengobatan, maupun menyediakan pengacara.

Tidak adanya aturan jelas yang mengatur proses penempatan dan perlindungan serta perusahaan-perusahaan yang dapat merekrut ABK menyebabkan tingginya potensi perdagangan manusia (trafficking) pada penempatan ABK di luar negeri. Oleh karena itu, perlu disusun standar kesepakatan kerja yang mengatur hak-hak dan kewajikan yg jelas seperti gaji, lembur, waktu istirahat, asuransi, pemutusan hubungan kerja, dan sebagainya. Cakupan jaminan asuransi seharusnya mencakup beberapa risiko, diantaranya: gaji tdk dibayar, sakit/kecelakaan kerja, pemulangan ABK yg meninggal dunia, pemulangan ABK yang memutuskan kontrak, kapal hilang, dsb.

Kasus yang umumnya sering ditemukan antara lain tidak dipenuhinya hak-hak ABK, perselisihan dengan sesama ABK yang berujung pada tindak pidana, hingga ABK yang kecelakaan, sakit, hilang ataupun meninggal.

KENDALA-KENDALA DALAM PENANGANAN PERMASALAHAN ABK

OKTOBER 2014

SEPTEMBER 2014

Adanya indikasi positif dari Kemnaker guna adaptasi PM No. 84 tahun 2013 sebagai salah satu dasar regulasi penempatan dan perlindungan ABK Kapal Ikan.

Perlunya dibuat satu kelompok kerja guna intensifikasi realisasi tindak lanjut hasil FGD tahun 2014.

Batas minimum bobot kapal tempat kerja awak kapal penangkap ikan sebaiknya dituangkan dalam kesepakatan kerja. Hal ini mempertimbangkan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 yang membatasi aturan asuransi keselamatan kerja bagi awak kapal yakni kapal berbobot 35 GT.

Guna standardisasi pemberian endorsement kesepakatan kerja antara awak kapal dengan principal/ship owner oleh Pejabat dan Staf Konsuler di Perwakilan RI, Kemhub akan menyediakan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis prosedur pemberian endorsment tersebut.

Terkait kesepakatan kerja, BNP2TKI selaku pihak yang berwenang melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah Indonesia dengan pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan akan menyiapkan suatu kesepakatan kerja sesuai regulasi penempatan tenaga kerja oleh Kemnaker dan regulasi penempatan awak kapal oleh Kemhub.

1

5

a

Memperhatikan fakta lapangan, banyak awak kapal yang dibebani hutang guna pembelian tiket dari tempat kedudukan menuju tempat bekerja. Mengingat hal tersebut, sebaiknya kesepakatan kerja memuat secara jelas hak dan kewajiban agen/perusahaan pengawakan dan awak kapal, termasuk butir mengenai penyediaan tiket.

b

Memperhatikan jadwal operasi penangkapan ikan yang sangat panjang, sebaiknya ada pengaturan khusus terkait jam kerja awak kapal serta masa berlaku kesepakatan kerja.

c

2

3

Dalam hal pembuatan template kesepakatan kerja tersebut, didapatkan masukan, antara lain:

4

FEBRUARI DAN JUNI 2014

Telah mengadakan rapat koordinasi Interkemlem secara khusus

1 Isu pembagian kewenangan dan fungsi yang jelas dalam seluruh tahap perekrutan dan penempatan awak kapal penangkap ikan di luar negeri dengan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan sebagai Persons in Charge (PIC).

Dilanjutkan dengan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) FGD tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Kemhub, KKP, dan BNP2TKI; yang telah menyepakati hal-hal sebagai berikut :

Guna tindak lanjut hasil FGD tersebut telah dilaksanakan rapat interkemlem. Adapun butir-butir kesepakatan dalam rapat adalah sebagai berikut:

2 Isu terminologi yang jelas terkait orang yang bekerja di atas kapal penangkap ikan yang disepakati seluruh instansi terkait dengan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan sebagai PIC.

3 Isu Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Perjanjian Kerja Laut (PKL) yang sesuai dengan ketentuan nasional dan internasional dengan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan sebagai PIC.

4 Sinkronisasi database pelaut antara Kementerian Perhubungan dengan BNP2TKI. Dalam hal ini BNP2TKI disepakati bertindak sebagai PIC.

INISIATIF KEMLU dalamPENANGANAN DAN PENYELESAIAN MASALAH ABK DI LUAR NEGERI

43

Lorem ipsum dolor sit ametis baKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

PERMASALAHAN WNI ABK KAPALPENANGKAP IKAN DI LUAR NEGERI

KENDALA YANG DIHADAPI KEMLU DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ABK

PENANGANAN KE DEPAN

1.

4.

2.

5.

6.

3.

Permasalahan kompetensi dan pengetahuan:ABK di kapal penangkap ikan tidak memiliki kompetensi kerja, penguasaan bahasa, serta tidak memahami hak dan kewajiban mereka.

Permasalahan asuransi: Asuransi tidak jelas dan bahkan tidak ada asuransi bagi para ABK

Permasalahan Kontrak Kerja/Perjanjian Kerja Laut (PKL):

Masalah gaji:Gaji terlalu kecil, tidak dibayar dan manipulasi gaji dalam kontrak kerja

• Tidak ada kontrak antara ABK dengan pemilik kapal• Kontrak dibuat antara pemilik kapal dengan ABK namun hanya ditandatangani ABK

• Kontrak tidak disahkan oleh pemerintah

Perlakuan tidak manusiawi dan kondisi kerja yg tidak baik:

• Tidak diberi makan dan waktu istirahat cukup (hanya diberi waktu 3 jam utk tidur)• Kapal tidak sandar di pelabuhan hingga 1 tahun lamanya

Sulit menghubungi agen kapal baik di negara dimana kapal bersandar maupun agen di negara asal kapal utk diminta pertangggungjawaban ketika terjadi permasalahan.

Perlunya disusun secara bersama standar kesepakatan kerja yang mengatur hak-hak dan kewajiban yg jelas ABK.

Kesulitan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk meminta bantuan dalam hal pertanggung-jawaban agen kapal.

1.

1.

Perlunya dibuat database para ABK yg bekerja di kapal asing di seluruh dunia serta adanya kewajiban pelaporan ke Perwakilan RI baik di negara asal kapal maupun di negara dimana kapal sandar yg memudahkan Perwakilan RI melakukan perlindungan.

5.

Perlunya standar kompetensi bagi ABK sehingga bisa memiliki nilai tawar lebih tinggi.

4.Perlunya ada kejelasan mekanisme kerjasama antara agen/perusahaan di Indonesia yang merekrut dan mengirim ABK.

3.

Asuransi perlu menjamin risiko-risiko yang selama ini tidak dijamin, diantaranya: gaji tidak dibayar, sakit/kecelakaan kerja, pemulangan ABK yg meninggal dunia, pemulangan ABK yang memutuskan kontrak dan kapal hilang.

2.

Tidak adanya aturan jelas yang mengatur proses penempatan dan perlindungan serta perusahaan-perusahaan yang dapat merekrut ABK.

4.

2.Proses rekrutmen dan penempatan ABK yang tidak tertangani secara sinergis.

3.

Regulasi hukum setempat berkenaan dengan tanggung jawab principal/ship owner terhadap perselisihan atau kendala lain yang dapat terjadi di kemudian hari.

5.

7.

Permasalahan hukum negara bendera kapal (flag state) terkait penerbitan Surat Keterangan Kematian, pertanggungjawaban principal/ship, dan hal-hal administratif lainnya.

Masalah hukum dan dokumentasi:• Tidak memiliki dokumen perjalanan/paspor dan buku pelaut

• Tidak dibuatkan ijin tinggal di negara dimana kapal sandar• Terlibat tindak pidana/perkelahian

• Pelanggaran wilayah/illegal fishing

• Terlibat penyelundupan narkoba

Permasalahan WNI ABK Kapal Penangkap Ikan Di Luar NegeriKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

5 6

Tak Lagi Sekedar Dilarung Ke LautKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

TAK LAGI SEKEDAR DILARUNG KE LAUT

esuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan Undang-

Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, Pemerintah Indonesia wajib memberikan perlindungan kepada warga negaranya.

Sejalan dengan hal tersebut Presiden Jokowi dan Menlu Retno Marsudi serta Kepala BNP2TKI Nusron Wahid meminta agar seluruh aparat pemerintah terkait menunjukkan keberpihakan kepada TKI/WNI yang bekerja di luar negeri. Pemerintah memberikan prioritas untuk perlindungan warga negara Indonesia (WNI), termasuk saat berada di luar negeri. Hal itu tentu sudah melekat pada setiap pejabat pemerintah, termasuk pada seluruh staf Kementerian Luar Negeri baik di Pusat maupun di Perwakilan RI di seluruh dunia.

Dalam tahun kedua Kabinet Kerja perlindungan WNI untuk wilayah Argentina, dapat disimpulkan bahwa koordinasi perlindungan antara Kementerian Luar Negeri/Perwakilan RI di luar negeri, BNP2TKI dan perusahaan pengirim semakin baik dan perlindungan ABK terus dilakukan dari hulu ke hilir.

Salah satu hal yang dihadapi pemerintah di kawasan perairan Amerika Latin ini bahwa pemerintah dianggap masih belum memberikan perlindungan yang optimal. Memang persoalannya rumit. Misalnya banyak ABK yang bekerja di kapal-kapal ikan milik perusahaan dari Tiongkok (China), Taiwan, Korea Selatan, Afrika Selatan

di laut bebas di mana Pemerintah tidak memiliki informasi tentang keberadaan ABK tersebut. Kalau tidak terjadi masalah, memang tidak ada dampak negatif. Namun akan rumit jika terjadi masalah, seperti yang dialami ABK Faoji yang meninggal dunia tanggal 15 Mei 2016 akibat serangan jantung (stroke), dan mendapat berita di tanah air karena keluarga tidak rela jika jenazahnya dilarung ke laut (walaupun almarhum sudah menandatangani kontrak seperti itu). Pemerintah akhirnya bisa memulangkan jenazah pada tanggal 12 Juni 2016. Melarung jenazah ke laut adalah opsi yang tidak pernah dipilih.

Untuk itu KBRI Buenos Aires mulai 16 Januari 2016 sudah membuat group komunikasi informal (whatsapp group) para ABK yang bekerja di wilayah lingkungan KBRI Buenos Aires. Ternyata manfaatnya sangat besar seperti terlihat saat ada ABK yang mengalami kecelakaan sehingga perlindungan dapat diberikan lebih cepat dan lebih baik. Para ABK sangat menghargai inisiatiaf pemerintah memberikan perhatian kepada mereka. ABK Bayu yang sudah bekerja di kapal ikan misalanya mengatakan baru pertama kali ini dia dan kawan-kawan merasakan perhatian yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada mereka misalnya dengan Dubes mengunjungi mereka ke kapal tempat mereka bekerja dan bisa berhubungan langsung dari waktu ke waktu dengan dubes dan staf KBRI melalui whattsap.

S

KBRI Buenos Aires membina hubungan dengan pihak-pihak terkait seperti agen maritim Aldo di Montevideo yang mempekerjakan 35 ABK Indonesia di kapal yang

Oleh Jonny Sinaga

Penanganan beberaPa kasus abk

KBRI BuENos A IREs

bersangkutan bekerjasama dengan perusahaan Tohana di Indonesia.

Jika ada ABK yang meninggal dunia di luar negeri, Pemerintah terus membantu agar hak-hak keuangannya dapat diterima keluarga. Misalnya Juni 2016 KBRI Buenos Aires mendapat konfirmasi dari keluarga almarhum Sobirin bahwa santunan kematian almarhum sudah diterima keluarga dalam jumlah yang tidak kecil. Hal ini tentunya menyanggah berita seolah-olah kalau jenazah ABK tidak dilarung ke laut maka santunan kematian akan kecil seperti yang disampaikan perusahaan tempat alm. Faoji bekerja.

Pemerintah juga telah membantu ABK Jamaluddin yang mengalami kecelakaan. KBRI Buenos Aires juga telah berhasil memperjuangkan tuntutannanya dan sudah kembali ke Indonesia. Pemerintah telah memberikan bantuan biaya pengacara agar hak-haknya dapat diperjuangkan dengan baik.

Tanggal 16 Mei 2016 jenazah ABK Taufik asal Brebes yang meninggal dunia karena sakit telah dikembalikan ke tanah air dengan bantuan perusahaan. Keluarga juga sangat berterima kasih atas bantuan Pemerintah dalam memulangkan jenazah ABK Taufik asal Brebes.

Tanggal 14 Maret 2016 jenazah ABK Septiantino yang meninggal dunia dalam perjalanan dari Cape Town, Afrika Selatan menuju tempat kerja di laut bebas, telah berhasil diterbangkan ke Indonesia. KBRI Buenos Aires bekerjasama

>> Dubes RI Buenos Aires, Jonny Sinaga, mendatangi jenazah ABK yang akan dipulangkan ke Indonesia

dengan Kemlu, BNP2TKI dan perusahaan pengirim untuk membantu pemulangan jenazah dengan bekerjasama dengan pihak keluarga hingga ke Demak, Jawa Tengah. Keluarga sangat berterima kasih atas upaya Pemerintah dalam rangka membantu pemulangan jenazah Septiantino. Sesuai dengan keterangan dokter yang melakukan autopsi, almarhum meninggal dunia karena jatuh dari tempat tidur saat dalam pelayaran dan tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan yang terkait dengan kejahatan.

ABK Darminto asal Tegal yang baru bekerja tiga minggu di kapal ikan di sekitar kepulauan Falklands/Malvinas mengalami kecelakaan kerja di mana bagian kepalanya kena mesin pisau ikan yang sangat tajam. Yang bersangkutan dirawat di rumah sakit British Hospital, Montevideo dan Dubes langsung mengunjungi yang bersangkutan untuk menjamin diberikannya perawatan yang terbaik. Agen Maritim Aldo Braida yang mewakili perusahaan langsung menyanggupi dan akan memberikan pelayan yang terbaik termasuk kepada sekitar

35 ABK Indonesia yang bekerja di tiga kapal di bawah pengawasannya. Direktur PT. Nagasindo Raya Nalela, perusahan pengirim Darminto juga telah ikut membantu penanganan Darminto yang telah kembali ke Indonesia tanggal 21 Maret 2016 dengan diantar langsung oleh Aldo Braida. Saat ini Darminto sudah tinggal di Tegal dan masih menunggu santunan kecelakaaan dari perusahaan asuransi.

7 8

Selepas Pelabuhan Hai PongKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

SELEPAS PELABUHANHAI PONGOleh Eneng Siti Sondari

ada tanggal 28 Desember 2015 KBRI Hanoi menerima pengaduan melalui hotline untuk terkait permasalahan yang dihadapi ABK WNI

di kapal tanker MV Amiry. Zaheruddin selaku kapten bersama 4 orang ABK WNI lainnya yang terdiri dari Yan Erill Asbudi, Ngardi, Afid Setia Budi dan Solimin Jupri Soleh dipekerjakan di kapal tanker MV Amiry berbendera Mongolia. Mereka direkrut oleh agen Taiwan bernama Joe Chen dari Perusahaan Ever Genius di Taiwan, dan diurus oleh agen perusahaan Vietnam Minh Long Maritime Service Co Ltd. Mereka berangkat dari Indonesia pada tanggal 28 Juli 2015 menuju Noi Bai Airport, Hanoi, dan langsung dibawa ke Pelabuhan Hai Pong.

Mereka mengeluhkan kondisi bekerja di kapal yang sangat tidak kondusif karena kapal tersebut terus menetap di sekitar koordinat 19°49.715’N dan 107°24.551’E dan belum pernah berlabuh sama sekali sejak mereka meninggalkan Hai Pong. Selain itu, mereka juga kekurangan makanan sehingga mereka terpaksa memancing ikan di laut untuk makan sehari-hari. Mereka juga belum menerima gaji mereka sejak Bulan Oktober hingga Desember 2015.

KBRI Hanoi telah berupaya mendatangi Perusahaan Minh Long Maritime Service Co Ltd di Hai Pong pada tanggal 29 Desember 2015. Pada hari yang sama KBRI Hanoi langsung menghubungi kedua agen di Taiwan dan RRT untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai surat pengunduran diri dan gaji yang tertunda. Agen Celia berjanji akan menghubungi Perusahaan Taiwan

yang merekrut ABK WNI dimaksud, sedangkan agen Joe Chen menyatakan telah menerima surat pengunduran diri dari ABK WNI yang dimaksud dan permintaan tersebut telah disetujui. Para ABK dapat turun kapal pada akhir bulan Januari atau paling lambat minggu pertama bulan Februari 2016, sekaligus menyelesaikan gaji yang belum dibayarkan.

KBRI Hanoi kemudian mendatangi perusahaan Minh Long Maritime Service Co. Ltd. (LMS) di Hai Pong pada tanggal 3 Pebruari 2016 untuk melakukan mediasi mengenai penyelesaian permasalahan ABK WNI.

Keesokan harinya Kapten Kapal MV Amiry menyampaikan ke KBRI Hanoi bukti transfer uang sebesar US$ 81.542,- dari pemilik kapal di RRT kepada Agen Tenaga Kerja Ever Genius International Inc., Taiwan. Jumlah uang tersebut masih belum memenuhi jumlah gaji dan tiket kepulangan yang belum dibayarkan sejak bulan Oktober 2015. Para ABK WNI juga telah menghubungi pihak Singapore Officers Union (SMOU) yang merupakan perpanjangan tangan dari International Transport Workshop Workers Federation (ITF) guna membantu penyelesaian permasalahan dimaksud.

Awak kapal kembali menghubungi KBRI Hanoi dan menyatakan bahwa mereka telah sepakat untuk menyerahkan MV Amiry kepada awak kapal pengganti, setelah mempertimbangkan faktor keselamatan para ABK WNI. Adapun terkait masalah gaji, akan diurus kemudian

melalui agen tenaga kerja di Jakarta. Dalam pembicaraan tersebut para ABK WNI juga menyampaikan permohonan dukungan dari pihak KBRI Hanoi terkait biaya kepulangan dari Bandara Soekarno–Hatta menuju tempat tinggal masing–masing di Indonesia karena mereka tidak memiliki uang akibat gaji yang masih tertahan di agen di Taiwan. Bantuan tersebut diserahkan pada hari yang sama di Bandara Internasional Noi Bai Hanoi saat mereka akan berangkat ke Indonesia melalui Singapura dengan pesawat SQ5253.

P

>> KBRI Hanoi membantu memulangkan para awak kapal Indonesia MV Tanker Amiry yang mengalami permasalahan di Vietnam

Sekelumit Kisah ABK Di Pasifik

SEKELUMIT KISAH ABK DI PASIFIK

memanfaatkan whatsapp dan milis. KBRI Port Moresby juga bekerja sama dengan organisasi SIIFA (Solomon Islands Indonesia Friendship Association) yang diketuai oleh Elizabeth Hutagalung, seorang WNI yang tinggal di Solomon Islands. SIIFA merupakan organisasi yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah Solomon Islands, sehingga mempunyai bargaining power yang signifikan dalam memperjuangkan kepentingan WNI.

Salah satu contoh kerja sama KBRI Port Moresby dengan SIIFA terlihat pada tanggal 10 Mei 2016. Bekerja sama dengan SIIFA, Duta Besar RI, Ronald J.P.Manik memimpin langsung mediasi penyelesaian pemogokan 40 ABK dengan pemilik kapal penangkap ikan milik Taiwan yaitu, Kapal Yi Siang 0, Kapal Yi Siang 1, Kapal Yi Siang 6 dan kapal Yi Siang 8. Pemogokan terjadi dikarenakan beberapa ABK tidak mendapat pembayaran antara 4 bulan sampai dengan 19 bulan. Singkat cerita pada akhirnya pemilik kapal

ilayah Pasifik khususnya Papua Nugini (PNG) dan Solomon Islands diberkahi oleh Tuhan dengan hutan lebat, hasil bumi dan

mineral yang melimpah, serta dikelilingi lautan yang luas dengan bermacam ikan didalamnya. Anugerah alam yang melimpah ini mengundang banyaknya investor asing untuk menikmati hasil kekayaan alam PNG dan Solomon Islands, khususnya perusahaan swasta Taiwan dan Malaysia. Kedua negara tersebut memanfaatkan tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk menjalankan kegiatannya, banyak cerita indah tentang kesejahteraan TKI yang bekerja di perusahaan swasta kedua negara tersebut namun demikian terdapat juga cerita sebaliknya. Inilah yang menjadi tugas perlindungan KBRI Port Moresby, selain upaya pencegahan permasalahan TKI.

Penerbangan dari Port Moresby menuju Solomon Islands membutuhkan waktu 2 jam. Ribuan WNI tersebar di seantero PNG dan Solomon Islands, termasuk di pulau-pulau terpencil yang sulit dijangkau. Tidak adanya jaringan komunikasi dan transportasi laut menuju lokasi, serta minimnya infrastrustur jalan, menyebabkan upaya-upaya perlindungan WNI menjadi tidak mudah.

Sebagian besar permasalahan WNI yang terjadi di PNG dan Solomon Islands adalah permasalahan anak buah kapal (ABK). Oleh karenanya, KBRI Port Moresby memperkuat networking dengan pejabat setempat terkait ABK dan membentuk jalur komunikasi WNI di beberapa kantong WNI ABK yang berada diwilayah PNG dengan

WOleh Taufik Darnadi

>> Duta Besar Ronald J.P Manik dan Elizabeth Hutagalung (SIIFA) melakukan mediasi pemogokan 40 ABK dengan pemilik Kapal Penangkap Ikan Taiwan di Honiara, Solomon Islands

KBRI PoRT MoREsBY

bersedia membuat surat pernyataan dalam Bahasa Inggris dan diterjemahkan juga dalam Bahasa Indonesia agar dipahami oleh 40 ABK, sehingga pada hari Jumat, 13 Mei 2016, telah dilaksanakan pembayaran gaji 40 ABK oleh Pemilik Kapal dan keadaan menjadi normal kembali.

Hampir semua kasus di PNG dan Solomon Islands didominasi oleh perusahaan logging dan penangkapan ikan asal Malaysia dan Taiwan. Namun demikian ada beberapa kasus yang melibatkan nelayan tradisional, khususnya di wilayah perbatasan perairan PNG-RI, seperti: kasus illegal entry, illegal fishing, illegal buying, illegal processing dan illegal storing. Semua kasus tersebut telah tuntas ditangani KBRI Port Moresby dan para nelayan sudah kembali kepada keluarga masing-masing, kecuali 2 nelayan yaitu Henrikus Kabel dan Ludi Johanas. Kedua WNI tersebut dijatuhi hukuman penjara selama 6 bulan karena terbukti melakukan illegal buying, illegal processing dan illegal storing.

KBRI HANoI

9 10

Melindung ABK Di Negeri MandelaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

ntuk sebuah negara yang terletak di ujung selatan benua Afrika dan berjarak lebih dari 8.500 kilometer dari Indonesia, mungkin tidak

terbayangkan bagi sebagian orang bahwa Pemerintah RI juga hadir untuk melindungi. Di Republik Afrika Selatan ada 2 perwakilan Pemri yaitu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Pretoria dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town. Wilayah kerja KBRI Pretoria sendiri meliputi beberapa provinsi di Republik Afrika Selatan seperti Gauteng, Kwazulu-Natal, Limpopo, Mpumalanga, dan North West. Selain itu, ada pula beberapa negara yang menjadi wilayah rangkapan yaitu Kerajaan Lesotho, Kerajaan Swaziland, dan Republik Botswana.

Jumlah WNI yang teridentifikasi sekitar 250 orang yang terdiri dari pelajar/mahasiswa, ibu rumah tangga/wanita yang menikah dengan WNA, anak-anak/balita, pengusaha, rohaniawan, dosen, dll. Adapun jenis permasalahan yang dihadapi mulai dari permasalahan rumah tangga, kasus kekerasan (penganiayaan), hingga keluhan ABK (Anak Buah Kapal) WNI yang sakit, yang ingin dipulangkan, maupun yang gajinya tidak dibayar. Khusus untuk penanganan ABK WNI, pada periode April hingga Juli 2016 KBRI Pretoria sudah menangani setidaknya empat kasus yang kesemuanya terjadi di Durban, Kwazulu-Natal. Kasus-kasus tersebut antara lain 18 orang ABK WNI Kapal Ibsa Quinto yang sakit dan yang ingin dipulangkan (April 2016), 15 orang ABK WNI Kapal Polaris yang menuntut pembayaran gaji (Mei 2016), dua orang ABK WNI Kapal Kao Fong #1 yang ingin dipulangkan dan dipenuhi hak-haknya (Juni 2016), dan pemulangan ABK WNI Kapal Ibsa Quinto yang mengalami kecelakaan kerja (Juli 2016).Secara jumlah, kasus yang muncul mungkin tidak bisa

dibandingkan dengan perwakilan-perwakilan RI citizen service. Namun, jarak 600 kilometer lebih antara Pretoria dan Durban, kota pelabuhan terdekat, tidak menyurutkan komitmen perlindungan Pemri. Dalam menyikapi tantangan tersebut, kemitraan menjadi kata kuncinya. Terdengar klasik, tapi sejauh ini cukup efektif.

Dalam upaya perlindungan WNI, diperlukan dukungan dari individu yang tidak hanya mengenal lapangan tapi juga memiliki networking yang mumpuni. Hal ini dapat ditemui misalnya dari staf lokal yang telah tinggal lama di suatu negara dan berpengalaman dalam berurusan dengan otoritas setempat. Selain itu, individu tersebut juga harus luwes dalam menghadapi hal-hal yang mungkin tidak terkait langsung dengan urusan kekonsuleran, seperti misalnya membantu menyelesaikan perselisihan suami istri.

UMELINDUNGI ABK DI NEGERI MANDELAOleh Agus Maulana Attabrani

KBRI PREToRIA

Menerima laporan dari pelapor yang tidak mengetahui posisi pastinya saat berada di Afrika Selatan merupakan tantangan tersendiri. Ini yang terjadi saat ABK WNI Kapal Ibsa Quinto melaporkan bahwa ada anggotanya yang sakit dan yang ingin dipulangkan. Pada awalnya keberadaan kapal tersebut tidak mampu terdeteksi oleh data port terminal. Kemudian, dengan bantuan Durban Seafarer’s Mission melalui petugasnya di pelabuhan maka posisi kapal bersandar dapat ditemukan. Begitu juga saat akan berurusan dengan kapten kapal, KBRI Pretoria harus menemui South African ITF (International Transport Workers Federation) yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk mengkomunikasikan permasalahan yang dihadapi. Dalam hal pelanggaran berat, misalnya

Dinamika Penanganan kasus Di laPangan

penganiayaan dan/atau hak-hak yang tidak dipenuhi, ITF dapat melarang kapal untuk berlayar.

Masyarakat Indonesia yang dibesarkan melalui semangat tenggang rasa dan gotong royong biasanya bersemangat untuk membantu sesama, apalagi diantara WNI yang berada di perantauan. Mengingat jarak Pretoria-Durban yang cukup jauh, maka diperlukan proksi yang dapat membantu tugas KBRI Pretoria, khususnya untuk urusan kekonsuleran. Mei 2016, KBRI Pretoria telah menjajaki WNI Calon Satgas di Durban dan menjelaskan mengenai tugas-tugas yang perlu dilakukan seperti pendataan, pelaporan, maupun asistensi bagi WNI yang membutuhkan bantuan, seperti pada kasus-kasus yang melibatkan ABK. WNI Calon Satgas dimaksud sudah mulai dikenalkan dengan tugas di lapangan pada saat penanganan pengaduan ABK WNI Kapal Polaris.

Sifat kemitraan ini mungkin lebih kasuistis. Namun, dalam penanganan kasus ABK WNI Kapal Kao Fong #1 (Juni 2016) dan kasus ABK WNI Kapal Ibsa Quinto yang mengalami kecelakaan kerja (Juli 2016), KBRI Pretoria harus menanganinya secara jarak jauh karena keterbatasan sumber daya. Dalam menangani kasus ABK WNI Kapal Kao Fong #1, KBRI Pretoria menghubungi agen penyalur di Indonesia yang selanjutnya berkomunikasi dengan pihak perusahaan di Taiwan. Sedangkan, dalam kasus ABK WNI Kapal Ibsa Quinto yang mengalami kecelakaan kerja (patah tulang tangan kanan), KBRI Pretoria berkoordinasi dengan pihak agen di Durban serta pihak asuransi yang ada di Johannesburg. KBRI Pretoria memastikan bahwa ABK WNI tersebut mendapatkan perawatan yang diperlukan (operasi tulang/open reduction and internal

fixation), dipenuhi hak-haknya, dan diberikan tiket penerbangan untuk kembali ke Indonesia.

Dalam hal perlindungan WNI, Perwakilan RI di luar negeri tidak dapat bekerja sendiri. KBRI Pretoria senantiasa berkonsultasi dengan Pemerintah Pusat (melalui Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia) dalam banyak hal seperti

misalnya komunikasi dengan agen pengirim, keluarga, instansi-instansi terkait, maupun pemangku kepentingan lainnya.

Perbedaan waktu dan jarak diantara benua yang berbeda bukan merupakan penghalang bagi perwakilan dan pemerintah pusat untuk memastikan kelangsungan WNI yang membutuhkan perlindungan dan bantuan dari negara.

>> KBRI Pretoria dan ABK WNI Kapal Ibsa Quinto a.n. Nur Jazaman yang menjalani operasi hernia di Entabeni Hospital –Durban, April 2016

11 12

Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016

JUMLAH DAN SEBARAN KASUS WNI ABK DI LUAR NEGERI

Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016

JUMLAH WNI ABK DI SELURUH DUNIA JUMLAH ABK INDONESIA DI SELURUH DUNIA(Yang teregistrasi dalam sistem e-perlindungan)Jumlah Wni abk mencapai 18.450 orang, atau

hanya 0.64% dari keseluruhan jumlah Wni di seluruh dunia. namun jumlah tersebut tidak mencerminkan kompleksnya penanganan kasus abk

JUMLAH WNI DI SELURUH DUNIA

2.862.495

0.58%

98.9%

non-tki

non-tki

16.721

2.827.324 Oceania11.316 orang

Karibia12 orang

Asia Timur dan Tenggara844 orang

Asia Selatan dan Tengah 338 orang

Amerika Utara dan Tengah612 orang

Timur Tengah2.196 orang

Eropa Barat571 orang

Amerika Selatan 20 orang

Afrika2.113 orang

JUMLAH KASUS WNI ABK DI SELURUH DUNIA20 OKTOBER 2015 - 20 OKTOBER 2016

PENYANDERAAN ABK ASAL INDONESIA

7 NEGARA DENGAN JUMLAH KASUS WNI ABK TERBANYAK

kawasan asia timur dan tenggara, oceania, timur tengah dan amerika selatan merupakan 4 wilayah dengan jumlah kasus Wni abk terbanyak.

kasus selesaikasus berjalan48%52%

210 orang231 orang

TOTAL KASUS

441

SOMALIA

FILIPINA

FILIPINA - 25 orang SOMALIA - 5 orang

10

20

30

40

50

60

70

Malaysia Timor Leste Taiwan Thailand RRC (Tiongkok) Yaman Filipina

65 5444 43 41

31250.64%

abk 18.450

Jumlah dan Sebaran Kasus WNI ABK Di Luar Negeri

(yang teregistrasi dalam sistem e-Perlindungan)

13 14

ermasalahan terkait haji, umroh dan ziarah keagamaan lainnya merupakan salah satu jenis permasalahan WNI di luar negeri yang cukup

unik dan membutuhkan penanganan khusus. Pada tahun-tahun sebelumnya, kasus WNI jemaah haji hanya berkutat pada kasus-kasus seperti tuduhan melakukan praktek yang tidak sesuai dengan ritual keagamaan, melakukan sihir karena membawa jimat dari Indonesia, dan menunaikan ibadah haji tanpa izin, baik visa maupun tasreh haji.

P

02HAJI DAN UMROH

Haji dan UmrohKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Untuk umroh dan ziarah keagamaan lainnya, telah terjadi beberapa kasus penelantaran oleh biro/agen umroh dan ziarah sepanjang tahun 2016. Kementerian Luar Negeri mencatat beberapa kasus jemaah umroh yang ditelantarkan di hotel dan tidak diberikan tiket kembali ke Indonesia. Terdapat juga kasus WNI yang ditelantarkan oleh agen perjalanan ketika jatuh sakit saat melakukan ziarah di wilayah Israel.

Kejadian jatuhnya crane di Masjidil Haram Mekkah, Arab Saudi pada 11 September 2015 menjadi salah satu peristiwa yang menarik perhatian dunia. Sebanyak 12 orang WNI meninggal dunia dan 49 luka-luka. Tahun ini, penanganan kasus tersebut telah menemukan titik terang. Pada 23 Mei 2016, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan Arab Saudi sedang melakukan verifikasi korban dan kelengkapan administratif untuk mencairkan kompensasi sebesar 1 juta riyal Arab Saudi (bagi korban meninggal dunia) atau

500.000 riyal (bagi korban cedera) sesuai komitmen Raja Salman Bin Abdulaziz Al Saud sebelumnya.

Tak lama berselang, pada 24 September 2016 kembali terjadi tragedi kemanusiaan yang memakan banyak korban jiwa, yakni Tragedi Mina. Dari total 2.431 nyawa jemaah haji melayang, 120 diantaranya merupakan jamaah haji asal Indonesia. Upaya perlindungan WNI yang dilakukan Pemerintah RI adalah menugaskan Tim yang terdiri atas unsur Kementerian Agama, Kementerian Sosial, TNI dan Disastem Victim Identification (DVI) Polri bekerjasama dengan Perwakilan RI di Arab Saudi, yakni KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah, termasuk Panita Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) .

Pertengahan Agustus 2016 publik dikejutkan oleh pecekalan 177 orang WNI calon haji dan penahanan 106 WNI jamaah haji pengguna paspor Filipina pada periode 22-29 September 2016, oleh Otoritas Imigrasi Filipina.

Pada tanggal 19 Agustus 2016, sebanyak 177 calon jemaah haji asal Indonesia ditahan otoritas imigrasi Filipina saat akan berangkat dari Bandara Internasional Ninoy Aquino, Filipina menuju Madinah, Arab Saudi. Mereka ditahan setelah terbukti menggunakan paspor Filipina untuk berangkat ke Arab Saudi dalam rangka menunaikan ibadah haji.

Berbekal hubungan baik yang telah terjalin selama ini antara RI dengan Filipina. Pada 26 Agustus 2016, Pemerintah Filipina mengizinkan 177 WNI tersebut dipindahkan ke KBRI Manila. Untuk mendapatkan keterangan utuh terkait kasus ini, 9 WNI diminta menjalani pemeriksaan lanjutan sebagai saksi.

Mengedepankan pemahaman bahwa para WNI bukan pelanggar hukum melainkan korban sindikat penipuan, maka koordinasi intensif antara Kementerian Luar Negeri dengan KBRI Manila membuahkan hasil diantaranya pemulangan 168 WNI pada 4 September 2016 tanpa menjalani hukuman. 9 WNI lainnya dipulangkan secara bertahap pada 30 September dan 2 Oktober 2016.

Tidak hanya para WNI calon jamaah haji, selama periode 22-29 September 2016 Pemerintah RI yang terdiri atas unsur Kementerian Luar Negeri dan Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM bekerjasama dengan Pemerintah Filipina telah mengamankan 106 WNI yang berhasil meloloskan diri ke Arab Saudi menggunakan paspor Filipina untuk menunaikan ibadah haji. Mereka kemudian dipulangkan secara bertahap pada 25 dan 26 Oktober 2016.

Menunaikan ibadah haji tanpa izin (tasreh) kerap dipraktekkan oleh WN Arab Saudi sendiri maupun WNA termasuk WNI. Hal tersebut dilakukan baik oleh mereka yang sudah lama tinggal di Arab Saudi (dikenal dengan istilah “Haji Koboy”) atau mereka yang datang ke Arab Saudi menggunakan visa kunjungan (ziarah) dengan mekanisme calling visa keluarga dan tinggal di Arab Saudi untuk beberapa lama, lalu berangkat untuk menetap sementara di Mekkah dan menunaikan ibadah haji ketika musimnya tiba.

Para WNI yang ditangkap tersebut ditengarai membayar sejumlah uang kepada oknum tertentu yang berjanji dapat memberangkatkan mereka menunaikan ibadah haji tanpa izin.

Cukup banyak WNI yang sudah lama tinggal di Arab Saudi menjalankan usaha biro perjalanan umroh dan haji. Tidak menutup kemungkinan adanya keterlibatan mereka sebagai oknum yang telah menjanjikan 229 WNI yang ditangkap tersebut atas dasar kewarganegaraan dan menggunakan bahasa yang sama sehingga lebih dapat dipercaya.

Di samping itu patut dipertimbangkan pula kemungkinan beberapa WNI dalam kasus tersebut adalah penduduk ilegal yang tidak memiliki dokumen keimigrasian dan kependudukan (undocumented) dan pelanggar ketentuan izin tinggal (overstayer), yang menggunakan modus ‘penangkapan di musim haji’, untuk meninggalkan Arab Saudi melalui mekanisme deportasi. Saat ini, KJRI Jeddah sedang mengupayakan pemulangan ke-229 WNI tersebut kembali ke Indonesia.

Sebagai komitmen Pemerintah RI dalam memberikan perlindungan bagi warga negaranya di luar negeri, Presiden RI, Joko Widodo pada Senin, 12 September 2016 telah menyampaikan pesan akan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi WNI terkait pelaksanaan ibadah haji.

Selain itu, telah terjadi penangkapan 229 WNI yang hendak menunaikan ibadah haji tanpa izin di daerah Aziziyah, Mekkah pada 8 September 2016.

Para WNI calon haji berpaspor Filipina yang ditahan oleh imigrasi setempat <<

Presiden Jokowi membahas permasalahan WNI haji Filipina dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte <<

WNI JEMAAH HAJI PENGGUNA PASPOR FILIPINA

JEMAAH HAJI TAK BERIzIN

Permasalahan-permasalahan yang melibatkan WNI dalam jumlah cukup banyak tersebut merupakan fenomena baru perlindungan WNI di luar negeri, yang dilatarbelakangi pemahaman keimanan masyarakat muslim Indonesia yang sangat kuat untuk menunaikan rukun iman kelima. Namun sayang, dorongan untuk menyempurnakan kewajiban tersebut tidak diikuti peningkatan kesabaran menunggu antrian menurut quota jamaah haji asal Indonesia yang telah ditetapkan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Sejak proyek pembangunan Masjid Al Haram Mekkah dimulai pada tahun 2013, kuota haji seluruh negara dipotong 20 persen demi alasan kenyamanan dan keselamatan jemaah. Sejak saat itu kuota haji asal Indonesia menjadi sebanyak 168.000 orang, berkurang dari kuota sebelumnya sebanyak 221.000 orang. Hal tersebut menyebabkan masa penungguan untuk menunaikan ibadah haji bagi WNI makin lama. Di beberapa daerah,

FENOMENA BARU antrian sudah mencapai 20 tahun, bahkan untuk pendaftar haji di Kabupaten Sidrap pada tahun 2016, harus menunggu 40 tahun atau baru akan berangkat haji pada tahun 2056.

Menyiasati realitas tersebut, Pemerintah RI secara intensif melakukan upaya-upaya diplomasi untuk mendapat tambahan kuota haji bagi Indonesia dari Pemerintah Arab Saudi. Diantaranya saat melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman bin Abdulaziz Al Saud pada 4 September 2016 lalu di sela-sela pertemuan G-20, Presiden Joko Widodo menyampaikan permintaan penambahan kuota haji Indonesia, termasuk pemanfaatan kuota haji negara lain yang belum dimaksimalkan.

Upaya Pemerintah membuahkan hasil cukup signifikan dengan penambahan 10.000 quota haji bagi Indonesia, sebagaimana disampaikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Bapak Agus Maftuh Abegebriel pada 30 Agustus 2016.

17 18

JALAN PANJANG MENUJU TANAH SUCI

ndonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, lebih dari 218 juta atau sekitar 88 persen dari total populasi Indonesia

beragama Islam (2014). Jumlah tersebut berbanding lurus dengan kompleksitas permasalahan yang berhubungan dengan kepentingan umat muslim di Indonesia, seperti penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal, pengelolaan dana ZIS (Zakat, Infaq, dan Sedekah), termasuk pengaturan penyelenggaraan haji.

Tantangan pengelolaan penyelenggaraan haji di Indonesia antara lain asal jamaah haji yang berbeda-beda, tingkat pendidikan yang beragam, serta sebagian jamaah yang sudah berusia senja. Demikian pula dengan permasalahan gap yang signifikan antara jumlah pendaftar haji dengan keterbatasan kuota yang diberikan pemerintah Arab Saudi, yaitu 168.000 orang, berkurang dari 221.000 orang, akibat pemotongan 20 persen sebab perluasan masjid al-Haram.

Efek dari gap tersebut adalah masa tunggu pendaftar haji di Indonesia sudah berada pada titik yang tidak rasional. Berdasarkan data Kementerian Agama, di sebagian besar daerah di Indonesia, pendaftar haji harus menunggu hingga 20-30 tahun untuk dapat menunaikan ibadah haji. Bahkan di Kab. Sidrap, pendaftar haji tahun 2016, baru dapat berangkat tahun 2056, atau 40 tahun kemudian. Pada Jumat (19/8) dini hari, 177 calon jamaah haji asal Indonesia ditangkap oleh pihak Imigrasi Manila saat hendak berangkat haji melalui Manila, Filipina, menggunakan paspor Filipina. Setelah Pemerintah Indonesia berkomunikasi secara intensif dengan otoritas terkait di Filipina, seluruh calon jamaah haji tersebut

berhasil dipindahkan ke KBRI Manila dari rumah detensi imigrasi Manila.

Para WNI tersebut merupakan korban penipuan oknum yang menjanjikan dapat memberangkatkan tanpa harus menunggu puluhan tahun dengan membayar sejumlah uang. Berdasarkan pengakuan beberapa keluarga korban penipuan dimaksud, kasus tersebut bukan yang pertama. Biro perjalanan haji yang sama telah memberangkatkan jamaah haji melalui Filipina sejak tahun 2012. Bahkan untuk tahun 2016, sudah terdapat beberapa rombongan yang berhasil lolos dan tiba di Arab Saudi.

Kasus di atas menggambarkan realita permasalahan lamanya masa tunggu haji Indonesia. Oleh karenanya, butuh keberanian untuk memberlakukan kebijakan pembatasan/larangan haji lebih dari sekali. Selain itu, perlu skala prioritas bagi calon jamaah haji berusia di atas 60 tahun, untuk mendapatkan jatah sisa kuota nasional, bukan di atas usia 75 tahun sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agama No. 29 Tahun 2015. Di saat bersamaan, Pemerintah Indonesia terus berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi untuk dapat segera

mengembalikan 20 persen kuota haji Indonesia yang dikurangi, serta realisasi komitmen tambahan kuota 10.000 bagi Indonesia pada tahun 2017.

Di berbagai kesempatan pertemuan bilateral Indonesia-Arab Saudi, Pemerintah RI telah dan akan terus menyampaikan harapan tambahan kuota haji Indonesia tersebut. Sebagaimana Presiden Joko Widodo sampaikan kepada Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Abdulaziz Al Saud, dalam pertemuan bilateral RI-Arab Saudi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 pada 4 September 2016, di RRT, Presiden menyampaikan kembali permintaan penambahan kuota haji Indonesia, termasuk kuota haji negara lain yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Perubahan penyelenggaraan ibadah haji ke arah yang baik, khususnya pengelolaan kuota haji merupakan bentuk hadirnya negara dalam memberikan pelayanan terbaik bagi calon jamaah haji Indonesia, termasuk mencegah jatuhnya korban penipuan haji yang lebih banyak di masa mendatang.

WNI yang akan menunaikan ibadah Haji <<

I

PROVINSI ASAL CALON HAJI PENGGUNA PASPOR FILIPINA PALSU

MASA TUNGGU HAJI DI INDONESIA

BIRO PERJALANAN YANG MEMBERANGKATKAN CALON HAJI 177 PENGGUNA PASPOR FILIPINA PALSU

Banten

Jatim

Jakarta

Kaltim

Jambi

Kaltara

Sumut

Jabar

Sulsel

DIY

Jateng

Sulbar

Riau

101

4

4

6

6

19

12

13

7

1

1

2

1

PT TASKIAH PT AULAD AMIN

PT AULAD AMINTOURS MAKASAR

TRAVEL HADE EL BARDE

KBIH ARAFAHPANDAAN

TRAVEL SHAFWAMAKASAR

KBIH ARAFAH

Oleh Moh. Arif Ramadhan

Jalan Panjang Menuju Tanah SuciKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

2024Kab. SelumaKab. Sanggau

2025Kab.

Kayong Utara

2026Kab.

Landak

2027

2030 2031

Kab. KaurKab. Bengkulu Tengah

Kab. SekadauKab. Maluku TenggaraKab. Kepulauansula

Kab. Halmahera SelatanKab. WondamaKab. Fak-Fak

Kab. Raja Ampat

2028Kab. Bengkulu Utara

Kab. LebongKab. Sukabumi

Kab. CianjurKab. Pangandaran

Kab. MelawiKab. Halmahera BaratKab. Halmahera Timur

Kab. Pulau Marotai

2029Kab. MukomukoKab. Sumedang

Kab. GarutKab. TasikmalayaKab. Halmahera

TengahKab. Kaimana

2032

2035 20362038 2039 2040

2033

Kab. Subang Kab. Bandung

Kab. BanjarKab. Bandung Barat

Kab. SambasKab. Sintang

Kab. PontianakKab. Ketapang

Kota AmbonKab. Seram Bagian Barat

Kab. Halmahera UtaraKota Tidore Kepulauan

Kab. Manokwari

Kab. Bengkulu SelatanKab. Sukabumi

Kab. BogorKab. Karawang

Kab. PurwakartaKab. KuninganKab. IndramayuKab. MajalengkaKota Kubu RayaKab. Malinau,

Kab. Kepulauan AruKab. Mamasa

Kab. Sorong SelatanKota Sorong

Kab. CiamisKab. Cirebon

Kota TasikmalayaKab. Kapuas HuluKab. Kutai Barat

Kota TuaiKab. Majene

2034

Kab. Rejang LebongKota Bandung

Kota BogorKota CirebonKab. BekasiKota CimahiKab. Maluku

Tenggara Barat

Kab. KapahiangKota Depok

Kota SingkawangKab. Luwu

Kab. EnrekangKab. Maluku Tengah

Kota Ternate

Kota BekasiKab. SelayarKab. PalopoKab. Seram Bagian TimurKab. Sorong

2041

DKI JakartaKota Pontianak

Tana TidungKab. Buru

Kab. Buru SelatanKab. Teluk Bintuni

Kab. BulunganKab. Luwu Utara

Kab. Mamuju UtaraKab. Polewali

Mandar

Kab. Kutai KertanegaraKota Tarakan

Kab. Tana TorajaKab. Sinjai

Kota Bengkulu Kota Balikpapan

Kab.PenajamPaser Utara

Kab. Luwu Timur

Kab. Tanah PasirKab. Berau

Kab. Kutai TimurKota Bontang

Kab. Barru

2042 2043

Kota SamarindaKab. NunukanKab. Pangkep

Kab. TakalarKab. Mamuju

2046 2047 2048

Kota Ujung PandangKab. Gowa

Kab. Bulukumba

Kota Pare-PareKab. Jeneponto

Kab. Bone

2049 2054 2055 2056

Kab. MarosKab. Sopeng

2052

Kab. Pinrang Kab. Wajo Kab. Bantaeng Kab. SidrapSumber : haji.kemenag.go.id <<

19 20

Peristiwa Penting Penanganan Kasus Haji Dan UmrohKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Peristiwa-peristiwa penting penanganan kasus haji dan umroh(20 Oktober 2015 - 20 Oktober 2016)

Kementerian Luar Negeri menginformasikan bahwa santunan korban musibah crane akan segera dicairkan (disampaikan Duta Besar Republik Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh dalam press conference, 31 Mei 2016).

23 Mei 2016

Pemulangan 2 WNI calon jamaah haji pengguna paspor Filipina

Pengiriman Tim Perbantuan Teknis Kementerian Luar Negeri Tahap III

Pemulangan 57 WNI jamaah haji pengguna paspor Filipina

Pemulangan 49 WNI calon jamaah haji pengguna paspor Filipina

Pencekalan 177 WNI calon jamaah haji pengguna paspor Filipina

Duta Besar Agus Maftuh menyampaikan konfirmasi Arab Saudi memberi tambahan 10.000 kuota jamaah haji asal Indonesia.

19 Agustus 2016 30 Agustus 2016

Penahanan 28 WNI jamaah haji pengguna paspor Filipina

Pertemuan Bilateral Presiden Jokowi dan Presiden Duterte untuk diantaranya membahas kasus WNI jamaah haji pengguna paspor Filipina dan pemanfaatan quota haji Filipina yang tidak terpakai untuk Indonesia.

Penahanan 42 WNI jamaah haji pengguna paspor Filipina

29 September 2016

Dalam pertemuan bilateral RI-Arab Saudi di sela-sela KTT G20 di RRT Presiden Joko Widodo kembali meminta penambahan quota haji Indonesia kepada Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Abdulaziz Al Saud

Pemulangan 168 WNI calon jamaah haji pengguna paspor Filipina

4 September 2016

Pengiriman Tim Perbantuan Teknis Kementerian Luar Negeri Tahap I

16 September 2016

Pengiriman Tim Perbantuan Teknis Kementerian Luar Negeri Tahap II

25 September 2016

Penahanan 21 WNI jamaah haji pengguna paspor Filipina

Penahanan 7 WNI jamaah haji pengguna paspor Filipina

22 September 2016

Penahanan 8 WNI jamaah haji pengguna paspor Filipina

20 Oktober 2016 21 Oktober 2016

Pemulangan 7 WNI calon jamaah haji pengguna paspor Filipina

30 September 2016 2 Oktober 2016 16 Oktober 2016

27 September 2016 26 September 2016 24 September 2016

21 22

enyanderaan WNI merupakan salah satu fenomena baru dalam dinamika perlindungan WNI di luar negeri. Sepanjang tahun 2016,

dan dalam kurun waktu 5 bulan (Maret-Agustus 2016), telah terjadi 5 kali insiden penyanderaan terhadap total 25 orang WNI yang berprofesi sebagai anak buah kapal (ABK) di Filipina Selatan. Para penyandera mengklaim diri mereka sebagai bagian dari kelompok Abu Sayyaf Group (ASG). Sampai dengan Oktober 2016, Pemerintah telah membebaskan 23 dari 25 sandera dengan selamat.

Selain penyanderaan WNI di Filipina, Pemerintah RI juga telah berhasil menyelesaikan kasus penyanderaan WNI ABK Kapal Naham 3 oleh perompak di Somalia yang telah berlangsung sejak Maret 2012. Meskipun satu orang meninggal dunia karena penyakit malaria, namun 4 orang WNI eks ABK kapal Naham 3 berhasil dibebaskan pada tanggal 24 Oktober 2016.

P

03PENYANDERAAN ABK INDONESIA

Akhir Bahagia Sandera FilipinaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Untuk penanganan penyanderaan yang terjadi, Pemerintah mendirikan cricis center yang terdiri atas perwakilan dari Kemlu, TNI, BIN, Kemenhan dan Kemenkopolhukam. Penyusunan strategi pembebasan sandera dilakukan di level teknis setiap seminggu sekali, dan di level menteri setiap 2 minggu sekali. Adapun komunikasi dengan sandera dan penyandera nyaris selalu dilakukan 24 jam setiap hari. Tim crisis center juga melakukan pendampingan terhadap perusahaan dalam berkomunikasi dengan penyandera. Bahkan, Kemlu juga melakukan pendampingan psikologis maupun pembaruan informasi terhadap keluarga.

RESPON CEPAT DAN TINDAKAN PENCEGAHAN

AKHIR BAHAGIA SANDERA FIL IPINAOleh Hernawan Bagaskoro Abid

Dengan kerja sama yang baik antara Pemerintah RI dan Pemerintah Filipina, sebanyak 23 dari 25 orang WNI yang disandera sudah berhasil dibebaskan. Rata-rata WNI yang disandera dapat dibebaskan dalam waktu 57 hari, jauh lebih cepat daripada pembebasan sandera warga negara lain dalam 5 tahun terakhir yang mencapai rata-rata 255 hari. Selain itu, tidak ada satu pun sandera WNI yang dieksekusi oleh ASG.

Upaya pembebasan sandera WNI berlangsung dengan sangat kompleks serta melibatkan banyak pihak baik di Filipina, Malaysia maupun Indonesia. Pembebasan 4 orang WNI ABK Henry–Christy12 tercatat sebagai salah satu pembebasan sandera warga negara asing tercepat dalam sejarah panjang penyanderaan yang dilakukan oleh ASG dan afiliasinya di Filipina sejak tahun 1960-an. Keempat WNI tersebut dapat dibebaskan hanya dalam waktu 26 hari.

Selain crisis center di Jakarta, Pemerintah juga mengirimkan Tim untuk melakukan diplomasi lapangan di Filipina Selatan. Tim tersebut kemudian menjalin kerja sama dengan berbagai elemen di Filipina yang bersimpati dengan upaya Indonesia dalam membebaskan sandera. Elemen-elemen tersebut termasuk unsur dalam Pemerintah Filipina maupun kelompok non-pemerintah seperti komunitas keturunan masyarakat Indonesia di Filipina, LSM pendidikan hingga para tokoh setempat.

DIPLOMASI TOTAL

Untuk mencegah terulangnya kembali tragedi pembajakan, Pemerintah telah melakukan moratorium pelayaran kapal berbendera Indonesia ke wilayah perairan Filipina Selatan. Melalui Maklumat Pelayaran No. 130/VI/DN-16, Kemenhub melarang keras penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) oleh syahbandar bagi semua kapal berbendera Indonesia yang akan berlayar ke Filipina. Sayangnya, tidak semua pemilik kapal mematuhi himbauan ini. Insiden pembajakan dan penyanderaan kru Kapal Charles-Robby terjadi di luar rute pelayaran aman yang sudah ditetapkan oleh otoritas perhubungan. Setelah terjadinya peristiwa penculikan dan penyanderaan 3 WNI ABK kapal penangkap ikan berbendera Malaysia

>> Lokasi Kejadian pembajakan kapal di Filipina

>> Menlu Retno L.P Marsudi memberikan briefing singkat pada saat pertemuan trilateral RI-Malaysia-Filipina >> Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris (kiri) dan Irine Yusiana (kanan) turut serta dalam pertemuan keluarga sandera

LLD113/5/F, KRI Tawau telah mengeluarkan himbauan kepada semua WNI ABK di wilayah Sabah untuk tidak melaut, guna menghindari menjadi sasaran penculikan ASG.

enyanderaan kru kapal di perairan Filipina Selatan dan perbatasan Malaysia-Filipina telah menjadi perhatian publik sepanjang tahun

2016. Sebanyak 25 WNI yang menjadi kru kapal, baik kapal pengangkut batu bara maupun kapal penangkap ikan, telah disandera oleh kelompok bersenjata yang mengklaim sebagai bagian dari Abu Sayaf Group (ASG) dalam 5 kejadian yang terpisah. Penyanderaan diawali dengan penyerangan dan pembajakan terhadap kapal yang ditumpangi oleh para ABK. Kelompok penyandera kemudian meminta tebusan dengan jumlah yang beragam, mulai dari 50 juta peso hingga 200 juta peso Filipina.

Karena lokasi penyanderaan berada di wilayah Filipina, Pemerintah RI tidak dapat melakukan operasi militer bersenjata per se. Selain untuk menghormati kedaulatan Filipina, operasi militer sangat berpotensi membahayakan keselamatan para sandera. Pada 17 November 2015, seorang sandera berkebangsaan Malaysia bernama Bernard Then dibunuh oleh ASG menyusul serangan militer Filipina untuk membebaskan sandera di Indanan, Sulu.

Sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi, Kemenlu kemudian mengintensifkan diplomasi total secara klendestin dengan dukungan intelejen TNI. Kemenlu melakukan pendekatan kepada berbagai unsur atau kelompok di Filipina, mulai dari pemuka agama setempat, tokoh masyarakat Tausuk, aktivis pendidikan Mindanao hingga organisasi internasional yang bergerak di Filipina Selatan. Pendekatan kepada unsur-unsur non-pemerintah tersebut merupakan trek-kedua yang mendukung kerja sama trek-pertama antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Filipina.

P

FELDA SAHABAT,LAHAT DATU

KINABATANGAN

MATAKING

LANGUYAN

LAUT SULUFILIPINA

25 26

Kelompok Abu Sayyaf merupakan kelompok teror yang memiliki jaringan intelijen di seantero Mindanao. Kelompok ini bukan hanya mengawasi pergerakan fisik dari para target namun juga perkembangan informasi, termasuk media massa. Untuk menekan Pemerintah RI agar memenuhi tuntutan mereka, para penyandera mengintimidasi keluarga sandera. Dengan mengintimidasi keluarga sandera, penyandera berharap bahwa keluarga dapat menekan Pemerintah untuk membebaskan sandera dengan memenuhi ransom (uang tebusan) yang mereka inginkan.

Banyak pihak yang berspekulasi bahwa WNI menjadi sasaran karena pendekatan yang salah pada pembebasan kelompok sandera pertama (ABK Brahma 12-Anand 12). Beberapa bahkan menuding Pemerintah RI membayar ransom kepada para penyandera. Spekulasi tersebut sama sekali tidak benar. Pemerintah RI tidak pernah memenuhi permintaan penyandera sepeser pun.

Berdasarkan keterangan para WNI eks. sandera dalam debriefing yang dilakukan oleh Kemlu, para eks. sandera menyampaikan bahwa penyandera menyangka bahwa kapal yg akan dibajak berisi warga negara lain, bukan Indonesia. Dalam kasus kapal Charles-Roby, otoritas pelabuhan sudah melarang kapal melewati rute berbahaya perairan Sulu. Namun peringatan tersebut tidak diindahkan oleh kapten kapal yang memilih untuk memotong jalur melalui perairan Sulu.

Alih-alih menjadi bagian dari upaya pembebasan sandera, sebagian media di Indonesia justru larut terbawa skenario Abu Sayyaf. Beberapa media menurunkan berita yang mendesak Pemerintah untuk segera membebaskan sandera at any cost. Pembentukan opini publik seperti ini dapat menguntungkan posisi penyandera vis a vis Pemerintah RI dalam negosiasi yang berlangsung. Dalam beberapa kesempatan komunikasi dengan negosiator dan keluarga, penyandera sempat meminta agar “pemerintah Indonesia segera membayar uang tebusan apabila perusahaan tidak mampu membayar”. Penyandera bahkan mengirimkan pesan pendek kepada keluarga untuk “mendesak pemerintah melalui siaran televisi”.

Pemerintah RI mendukung penuh kebijakan Pemerintah Filipina untuk tidak melakukan pembebasan sandera dengan membayar uang tebusan, karena hal tersebut justru akan memperkuat kelompok penyandera di masa

yang akan datang. Upaya Tim di lapangan berkali-kali terhambat karena penyandera selalu berada di atas angin setiap media massa menekan Pemerintah RI. Untuk mengatasi hal ini, Kemlu kemudian melakukan pendampingan keluarga secara intensif 24 jam sehari untuk memastikan keluarga tidak dieksploitasi oleh penyandera. Dengan demikian keluarga akan menjadi bagian dari upaya bersama pembebasan sandera.

Selain itu, beberapa pihak tertentu di Indonesia terburu-buru ingin berkontribusi dalam upaya pembebasan, sehingga membahayakan keselamatan proksi-proksi yang telah diturunkan oleh Tim di lapangan. Pemerintah RI sangat menghargai niat baik untuk berkontribusi dalam perlindungan WNI, namun seharusnya segenap upaya dilakukan secara koordinatif dan terpadu supaya tidak timbul ekses yang tidak diinginkan dalam upaya pembebasan sandera.

KENDALA YANG DIHADAPI

APAKAH WNI MENJADI INCARAN?

>> Rencana ekstraksi 10 ABK Brahma 12-Anand 12

Upaya di lapangan ini didukung penuh dengan diplomasi tingkat tinggi yang dilakukan melalui pertemuan trilateral RI-Malaysia-Filipina yang dilaksanakan di Yogyakarta, 5 Mei 2016. Sementara itu, pada tanggal 14 Juli 2016, ketiga negara juga menandatangani "Framework Trilateral Cooperative Arrangement (“FoA”) on Immediate Measures to Address Security Issues in the Maritime Areas of Common Concerns", di Jakarta. FoA dimaksud menyepakati beberapa hal, yaitu: patroli bersama, sharing informasi intelijen, respon cepat keadaan darurat dan pembuatan hotline tiga negara.Upaya di lapangan ini didukung penuh dengan diplomasi tingkat tinggi yang dilakukan melalui pertemuan trilateral RI-Malaysia-Filipina yang dilaksanakan di Yogyakarta, 5 Mei 2016 yang menyepakati beberapa hal yaitu patroli bersama, sharing informasi intelijen, respon cepat darurat dan pembuatan hotline 3 negara.

Berbekal hubungan baik yang selama ini terjalin dengan Pemerintah Filipina dan unsur-unsur non-pemerintah di Filipina Selatan, Tim berhasil membebaskan WNI yang disandera satu per satu tanpa menimbulkan korban sama sekali.

>> Menlu Retno bersama keluarga eks sandera dan perwakilan perusahaan>> Menlu Retno menemui Presiden Filipina saat itu, Benigno Aquino III, membahas strategi pembebasan sandera

Kita mengutamakan

keselamatan WNI. Ini kata

kunci. Kita melaksanakan

diplomasi total, formal

dan informalPANGLIMA TNI, JENDERAL GATOT NURMANTYO

Akhir Bahagia Sandera FilipinaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

27 28

"Ayah sudah kembali ya dek", ujar Menlu Retno kepada anak ABK eks sandera <<>> Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menlu Retno L.P Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengumumkan pembebasan 4 ABK eks Kapal Henry-Christy di Istana Negara, 11 Agustus 2016

Akhir Bahagia Sandera FilipinaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

29 30

Akhir Bahagia Sandera FilipinaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

>> Keluarga Ismail dan M. Sofyan diperlakukan bagai keluarga sendiri di ruang kerja Menlu Retno L.P. Marsudi. Rasyid, anak M. Sofyan, tampak nyaman lesehan di karpet.

>> Kebahagiaan terpancar dari keluarga kecil Ismail dan M.Sofyan saat dipertemukan kembali di Gedung Pancasila, Kementerian Luar negeri RI pada 27 Agustus 2016

31 32

Jumlah Penyanderaan Durasi Penyanderaan WNIKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

1

2

3

4

5

No

Brahma 12-Anand 12

Charles 001-Robby 152

SN6599/4/F

Henry-Christy

LLD113/5/F

Nama Kapal

25/03/2016

20/06/2016

03/08/2016

15/04/2016

09/07/2016

Tanggal Dibajak

01/05/2016

02/10/2016

21/09/2016

Rata-rata

11/05/2016

17/09/2016

Tanggal Bebas

37

104

49

57,2

26

70

Jumlah Hari

Sandera yang dieksekusi

Rekor pembebasan sandera tercepat (26 hari)

Sandera yang berhasil dibebaskan

DURASI PENYANDERAAN WNA OLEH ASG (HARI )Warren Rodwell

Australia 474hari

Rolando Del Torchio Italia 184hari

2 wisatawanMalaysia 178hari

Robert Hall Kanada

John Ridsdel Kanada

266hari

217hari

TB Henry-BG Christy Indonesia

2 wisatawanTaiwan 36hari

SN6599/4/F Indonesia 49hari

26hari

JUMLAHPENYANDERAAN

30 Maret 2005 15 April 2016

25 Maret 2016

3 orang kru Kapal Bonggaya 91 diculik

dan disandera kelompok Abu Sayyaf.

2 orang sandera berhasil dibebaskan dalam operasi militer Filipina pada 12 Juni

2005. 1 orang sandera lainnya dibebaskan pada 9 September

2005 melalui operasi tertutup (negosiasi).

4 orang kru Kapal Henry-Christy diculik

dan disandera. Dibebaskan tanggal 11

Mei 2016.

10 orang kru Kapal Brahma 12-Anand 12 diculik dan disandera. Dibebaskan tanggal 1

Mei 2016.

20 Juni 2016 3 Agustus 2016

9 Juli 2016

7 orang kru Kapal Charles 001-Robby

152 diculik dan disandera oleh 2 kelompok yang

berbeda. Kelompok pertama menculik 3

orang sedangkan kelompok kedua

menculik 4 orang. 2 orang berhasil bebas

pada 17 Agustus 2016. 3 orang dibebaskan

pada 2 Oktober 2016.

Kapal pencari udang berbendera Malaysia SN6599/4/F dibajak

ketika sedang mencari ikan di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia.

Kapten kapal berkebang-saan Indonesia diculik

dan disandera. Dibebaskan tanggal 21

September 2016.

3 orang kru kapal penangkap ikan

berbendera Malaysia LLD113/5/F diculik dan

disandera ketika berada di sekitar perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia. Dibebaskan tanggal 17

September 2016.

Kjartan Sekkingstad Norwegia 362hari

TB Charles 001-BG Robby 152 Indonesia 104hari

LLD113/5/FIndonesia 70hari

4 ABkMalaysia 68hari

TB Brahma 12-BG Anand 12 Indonesia 68hari

>> Pembebasan sandera Indonesia menjadi berita utama media Filipina

23 Sudah dibebaskan 2 Masih disandera

JUMLAH WNI YANG DISANDERA

33 34

ASG mencegat kapal berbendera Indonesia, tugboat Henry dan tongkang Christy yang sedang dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Utara, Indonesia. Kedua kapal memulai perjalanan sejak 11 April 2016. Dari 10 orang WNI/ABK, penyandera mengambil 4 orang perwiranya dan dibawa ke arah Filipina. Sisa 6 ABK lainnya tidak dibawa, namun 1 orang diantaranya sempat mendapat tembakan. Keenam ABK tersebut bersama dengan kedua kapal kemudian menuju Semporna, Malaysia, untuk meminta pertolongan.

Sekelompok orang bersenjata anggota Kelompok Abu Sayyaf (Abu Sayyaf Group/ASG) membajak 2 kapal berbendera Indonesia, kapal tunda (tugboat/TB) Brahma 12 dan tongkang Anand 12, bersama dengan 10 (sepuluh) orang ABK yang seluruhnya berkewarganegaraan Indonesia. Kedua kapal tersebut berlayar sejak tanggal 15 Maret 2016 dari Tanjung Puting, Kalimatan Selatan (Indonesia) menuju Batangas di Filipina Selatan dengan membawa muatan 7.000 ton batubara.

Sekitar pukul 15:20, di perairan perbatasan Malaysia-Filipina, di dekat Pulau Languyan, provinsi Tawi-Tawi, Filipina.

25 MARET 201628 MARET 2016

Tugboat Brahma12 ditemukan oleh aparat Filipina di wilayah Tawi-Tawi, Filipina.

Pulau Tawi-TawiTongkang Anand 12 ditemukan di perairan Lahad Datu, negara bagiah Sabah, Malaysia, utuh bersama dengan muatannya. Tongkang tersebut kemudian ditarik ke pelabuhan Lahad Datu.

ASG membebaskan mantan pastor berkewarganegaraan Italia bernama Rolando Del Torchio, setelah menculiknya dari kota kediamannya di Dipolog City dan menyanderanya selama sekitar 6 bulan.

Pukul 18:31, lokasi 4°31’26”N, 118°58’44”E (dekat pulau Mataking).

ASG mengeksekusi sandera WN Canada a.n. John Risdel yang telah disandera mereka sejak tahun 2015, diduga karena uang tebusan yang diminta tidak kunjung dibayarkan.

Kunjungan Presiden Filipina

Penandatanganan Framework of Arrangement (FoA) SOP Patroli Maritim Trilateral RI-Malaysia-Filipina.

Jakarta, Indonesia5 WN Malaysia diyakini telah menjadi korban penculikan ASG setelah aparat Malaysia menemukan tugboat dan tongkang berbendera Malaysia yang mereka awaki dalam keadaan kosong, walaupun mesin tetap menyala. Tugboat Serundung 3 dan tongkang Serundung 4 tengah dalam perjalanan dari Sandakan menuju Semporna ketika ASG dipercaya menculik para ABK-nya.

Lepas pantai negara bagian Sabah.Trilateral Defense Minister Meeting.

Nusa Dua, Bali, Indonesia

Pertemuan antara Dit. Perlindungan WNI dan BHI dengan perwakilan keluarga 7 ABK TB Charles 001 sandera ASG dan pihak-pihak terkait lainnya. Pertemuan bertujuan memberikan update perkembangan penanganan kasus penyanderaan ABK TB Charles 001.

Ruang rapat Dit. Perlindungan WNI dan BHI, Kemlu, Jakarta

ASG menyandera Herman Manggak, kapten kapal pencari udang berbendera Malaysia SN6599/4/F ketika sedang mencari ikan di perairan Lahad Datu, negara bagian Sabah, Malaysia. 2 ABK lainnya yang berkewarganegaraan Indonesia dilepaskan oleh ASG walaupun sempat ditahan selama lebih kurang 12 jam. Penculik menuntut tebusan 3 juta RM.Dit. Perlindungan WNI dan BHI mengadakan pertemuan lanjutan dengan perwakilan keluarga ABK TB Charles 001.

Sekitar pukul 16:00, di perairan wilayah

Kertam Kuala, Kinabatangan, Sabah,

sebelah Timur perbatasan Laut

Filipina.

Perwakilan Dit. Perlindungan WNI dan BHI mengunjungi keluarga dari 3 ABK kapal penangkap ikan berbendera Malaysia LLD 113/5/F sandera ASG di Nusa Tenggara Timur. Pada waktu yang bersamaan perwakilan Dit. Perlindungan WNI dan BHI juga mengunjungi salah satu keluarga ABK TB Charles 001 di Pare-Pare, Sulawesi Selatan.

Pare-Pare, Sulawesi Selatan dan Flores, Nusa Tenggara Timur.

Pertemuan dengan keluarga ABK TB Charles 001 guna memberikan update penanganan kasus dan pendampingan psikologis oleh psikolog.

Semarang, Jawa Tengah dan Samarinda,

Kalimantan Timur.

Dua ABK TB Charles 001 a.n. Muhammad Sofyan dan Ismail, berhasil lolos dari penyanderaan Abu Sayyaf, masing-masing pada kesempatan yang berbeda. M. Sofyan lebih dahulu ditemukan oleh warga lokal tersangkut pada jaring ikan di perairan dekat Barangay Bual setelah berhasil meloloskan diri dari tempat penyekapannya dengan berenang. Militer Filipina yang sedang berpatroli kemudian menemukan Ismail di sekitar Barangay Bual.

Barangay Bual, Luuk, Sulu, Filipina, pada pukul 7:30 dan 16:30 waktu setempat.

Pertemuan dengan keluarga guna memberikan update penanganan kasus dan pendampingan psikologis oleh psikolog.

Makassar, Sulawesi Selatan.ASG mengeksekusi mati sandera WN Filipina a.n. Patrick James Aldovar, yang telah disandera oleh

ASG sejak 16 Juli 2016. Keluarga Aldovar tidak mampu memenuhi tebusan yang dituntut oleh ASG.

Sulu, FilipinaSerahterima 2 ABK TB Charles 001 yang lolos dari penyanderaan ASG kepada keluarga. Serah terima dilakukan secara tertutup dari media atas dasar permintaan keluarga.

Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta.

Presiden Jokowi menerima kunjungan Presiden Duterte dari Filipina. Salah satu agenda yang dibicarakan adalah mengenai kerja sama pengamanan maritim di perbatasan.

ASG diduga telah menculik dan menyandera 3 nelayan permanent resident Malaysia.3 WNI awak kapal penangkap ikan

berbendera Malaysia LLD113/5/F yang diculik pada 9 Juli 2016 lalu berhasil dibebaskan dari penyanderaan Abu Sayyaf oleh MNLF. MNLF kemudian menyerahkan ketiganya kepada militer Filipina.

Sekitar pukul 23:00 WS

WNI sandera Abu Sayyaf a.n. Herman Manggak diberhasil dibebaskan oleh MNLF, yang kemudian menyerahkannya kepada militer Filipina.

Herman Manggak dibebaskanWakil Menteri Luar Negeri menyerahkan ke-4 WNI/ABK ex sandera Abu Sayyaf kepada perwakilan keluarga.

2 Oktober 2016Tiga WNI/AB tugboat Charels 001 a.n. Ferry Arifin, Edi Suryono, dan Mohammad Mabrur Dahri berhasil dibebaskan dari penyanderaan Abu Sayyaf.

7 Oktober 2016Serahterima 3 WNI eks sandera kapal TB Charles

ASG mencegat sebuah kapal tunda berbendera Malaysia Massive 6 yang sedang dalam perjalanan dari Manila ke Tawau dan menyandera 4 orang ABK-nya yang berkewarganegaraan Malaysia. Selain ABK WN Malaysia, Massive 6 juga diawaki oleh 2 orang WN Myanmar dan 3 orang WNI. Para ABK lainnya, termasuk ABK WNI dilepaskan oleh ASG.

Perairan dekat Pulau Ligitan, Malaysia.

1 APRIL 2016 4 APRIL 2016 8 APRIL 2016 15 APRIL 2016 25 APRIL 2016

3 AGUSTUS 2016 7-9 AGUSTUS 2016 12-14 AGUSTUS 2016

18-20 AGUSTUS 2016

17 AGUSTUS 2016

24 AGUSTUS 201627 AGUSTUS 20169 SEPTEMBER 2016

14 JULI 2016 18 JULI 2016 1-2 AGUSTUS 2016 1 AGUSTUS 2016

OKTOBER 2016 26 SEPTEMBER 2016 21 SEPTEMBER 2016 17 SEPTEMBER 2016 10 SEPTEMBER 2016

Sepuluh orang ABK TB Brahma 12 dibebaskan oleh ASG dengan cara ditaruh di depan rumah dinas Gubernur Sulu.

1 MEI 2016

Menlu melakukan serah terima 10 ABK TB Brahma 12 kepada keluarga.

Gedung Pancasila, Jakarta.

2 MEI 2016

Pertemuan trilateral menteri luar negeri dan panglima angkatan bersenjata dari Indonesia, Malaysia dan Filipina dalam rangka merespon ancaman laut di jalur-jalur perdagangan ketiga negara.

Gedung Agung, Yogyakarta.

5 MEI 2016

Menlu melakukan serah terima 4 ABK TB Henry kepada keluarga.

4 ABK TB Henry DibebaskanEmpat orang ABK TB Henry dibebaskan oleh ASG dengan cara yang sama saat membebaskan 10 ABK TB Brahma 12, dilepaskan di depan rumah dinas Gubernur Sulu.

13 MEI 2016

ASG melepaskan 4 sandera WN Malaysia ABK Massive 6.

8 JUNI 2016

ASG mengekesekusi sandera WN Canada bernama Robert Hall karena uang tebusan yang diminta tidak kunjung dibayarkan. Robert Hall telah disandera oleh Abu Sayyaf sejak tahun 2015

bersama dengan kompatriotnya, John Risdel yang telah dieksekusi sebelumnya.

Robert Hall

13 JUNI 2016

Sandera WN Filipina a.n. Marites Flot, teman perempuan dari sandera WN

Kanada Robert Hall yang telah dieksekusi sebelumnya oleh

ASG, dilepaskan.

Dua kelompok yang berbeda dari ASG mencegat iring-iringan TB Charles 001 dan tongkang Robby 152 yang sedang dalam

perjalanan pulang dari Cagayan de Oro ke Samarinda, Kalimantan Timur. Dari 13 WNI yang mengawaki kedua kapal, kelompok ASG pertama

membawa 3 orang ABK termasuk kapten

Pukul 11:30 dan 12:45.

kapal, sementara kelompok ASG kedua membawa 4 ABK. Enam orang ABK lainnya tidak ikut diambil dan akhirnya melanjutkan perjalanan pulang. ABK yang disandera kemudian menghubungi keluarga memberitahukan kabar penyanderaan dan meminta keluarga untuk melapor kepada perusahaan. Penculik menuntut tebusan antara 150-250 juta peso.

24 JUNI 2016 20 JUNI 2016

Menlu RI bertemu dengan Menlu baru Filipina, Perfecto Yasay Jr. untuk menyerahkan surat dari Presiden Jokowi kepada Presiden Duterte yang baru dilantik.

Manila, Filipina.T

ASG menculik 3 WNI awak kapal penangkap ikan berbendera Malaysia LLD113/5/F yang diawaki oleh 7 ABK(4 WNI, 3 WN Filipina). Para penculik membawa ketiga sandera ke arah Tawi-Tawi, Filipina. Para penculik kemudian menghubungi perusahaan meminta tebusan 200 juta peso. Ktiga WNI/ABK tersebut bernama Laurensius Laga Doni Koten, Emanuel Arakian Maran, dan Theodorus Kopong Koten.

Sekitar pukul 23:30, perairan wilayah Felda Sahabat, Lahad Datu, Sabah, Malaysia.

9 JULI 2016 1 JULI 2016 11 MEI 2016

Peristiwa - peristiwa penting penyanderaan WNI di Filipina

Peristiwa-Peristiwa Penting Penyanderaan WNI Di FilipinaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

35 36

olong kami Pak. Kapal kami diserang dan kami disandera di Somalia”, sebuah pesan pendek diterima oleh KBRI Riyadh, Arab Saudi, pada

tengah hari tanggal 17 April 2012. Setelah ditelusuri, pesan tersebut berasal dari Sudirman, seorang anak buah kapal (ABK) yang bekerja di kapal penangkap ikan berbendera Oman, FV Naham 3.

Pada tanggal 26 Maret 2012, FV Naham 3 diserang oleh sekawanan perompak Somalia di sebuah perairan sekitar 65 mil laut sebelah selatan Seychelles. Perompak merangsek dan menguasai kapal, kemudian menembak mati kapten kapal yang mencoba melawan. Sebanyak 28 kru kapal yang masih hidup kemudian diculik dan dibawa ke Hobyo, sebuah kota kecil berjarak 511 kilometer dari Ibukota Mogadishu. Adapun kru kapal nahas tersebut berasal dari berbagai negara yaitu Indonesia, Kamboja, China (Tiongkok), Filipina, Taiwan dan Vietnam.

Upaya Pemerintah RI melalui Kemlu untuk membebaskan para sandera mengalami pasang surut. Kemlu telah melakukan pendekatan dan komunikasi ke berbagai pihak di Somalia selama kurun waktu 2012-2014. Kondisi politik serta keamanan dalam negeri Somalia yang tidak stabil menyebabkan komunikasi sempat terputus dalam waktu yang lama. Komunikasi dengan pihak-pihak yang mempekerjakan para ABK juga terus dijalin meskipun tidak mudah.

Perlu diketahui, perusahaan pemilik FV Naham 3 adalah Al-Naham Fishing Company LLc yang berdomisili di Muscat, Oman. Adapun perusahaan operator kapal tersebut adalah Jiang Chang Marine Enterprises yang beralamat di Taiwan. Para ABK diberangkatkan oleh

HARI PEMBEBASAN ITU DATANG JUGA

Hari Pembebasan Itu Datang JugaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

perusahaan agen kapal Step Up Marine Enterprises Pte Ltd. di Singapura. Sedangkan, agen pengawakan di Indonesia adalah Rangga Buana Sakti yang berada di Batam. Rumitnya jalur komunikasi dengan berbagai pihak di berbagai negara, ditambah dengan jumlah permintaan uang tebusan yang melebihi harga kapal itu sendiri menjadikan pihak-pihak terkait angkat tangan.

Sempat terhenti cukup lama, Kemlu baru dapat kembali intensif melakukan penanganan kasus ini pada tahun 2014 dengan bantuan dari badan PBB, United Nations Office on Drugs and Crimes (UNODC) dan Oceans Beyond Piracy, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan kerja sama dan solusi atas permasalahan yang terjadi di laut.

Pada bulan Januari 2015, Menlu Retno mendapatkan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo untuk melakukan percepatan pembebasan sandera Naham 3. Sebelumnya, kasus tersebut ditangani secara sporadis, dimana masing–masing negara menangani sendiri ABK yang menjadi disandera. Hal tersebut menjadikan upaya pembebasan sandera menjadi berlarut-larut.

Pemerintah RI kemudian berkomunikasi secara intensif dengan 4 negara lainnya untuk memadukan upaya-upaya pembebasan sandera. KABAR DUKA DI TENGAH UPAYA PEMBEBASANDi tengah intensifnya upaya pembebasan, sebuah kabar duka didapat oleh Kemlu. Seorang sandera WNI bernama Nasirin meninggal dunia karena terkena penyakit malaria. Kemlu kemudian mengirimkan tim ke rumah keluarga Nasirin di Cirebon untuk memberitahukan kabar duka tersebut. Dengan ketabahan dan keikhlasan, keluarga dapat menerima berita tersebut. Dengan wafatnya Nasirin, WNI ABK yang masih disandera tersisa 4 orang. Selain almarhum Nasirin, seorang sandera lainnya juga meninggal dunia karena sakit. Dengan demikian jumlah sandera eks FV Naham 3 tersisa 26 orang.

Medio Februari sampai dengan Agustus 2016, Kemlu beberapa kali mengirimkan tim ke Medan, Cirebon dan Ambon untuk menemui keluarga keempat ABK yang >> Foto para sandera sebagai salah satu "proof of life" yang diberikan penyandera

T

Oleh Hernawan Bagaskoro Abid

>> Tim Kemlu mencocokkan foto kepada orang tua ABK yang disandera

ELSON PASIRERON32 Tahun, Seram–Ambon

SUPARDI34 Tahun, Cirebon–Jabar

ADI MANURUNG32 Tahun, Medan–Sumut

SUDIRMAN24 Tahun, Medan–Sumut

37 38

disandera. Tim membawa proof of life berupa dokumentasi yang didapat dari negosiator di Somalia. Dokumentasi tersebut terdiri foto 26 sandera yang berada di tangan perompak Somalia. Keluarga diminta untuk melakukan verifikasi dengan melihat foto yang dibawa. Dari beberapa foto awal yang dimiliki oleh Tim, keluarga belum dapat mengonfirmasi bahwa orang dalam foto tersebut adalah anggota keluarga mereka yang disandera. Kemlu terus berupaya dengan mencarikan foto-foto yang lain selama 6 bulan. Akhirnya, satu per satu keluarga dapat mengonfirmasi benar keempat WNI ABK keluarga mereka

berada di foto tersebut setelah mendapatkan beberapa foto tambahan.

HARI PEMBEBASANSetelah disandera selama 1.672 hari, atau sekitar 4 tahun 6 bulan, ke-26 orang sandera eks kru Naham 3 akhirnya dibebaskan pada tanggal 22 Oktober 2016, termasuk keempat ABK asal Indonesia: Sudirman, Supardi, Adi Manurung dan Elson Pesireron. Semua sandera dibawa dari Budbud (287 km dari Mogadishu) menuju ke Galkayo Town (689 km dari Mogadishu). Dari Galkayo Town, ke-26

sandera diterbangkan dengan menggunakan penerbangan khusus UN Humanitarian menuju Bandara Wajir, untuk kemudian melanjutkan ke Bandara Nairobi, Kenya.

Setibanya di Nairobi, keempat ABK Indonesia langsung dijemput oleh Tim Kemlu yang dipimpin langsung oleh Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhamad Iqbal dan Dubes RI di Nairobi Soehardjono Sastromihardjo. Tim Kemlu telah berada di Nairobi beberapa hari sebelum pembebasan sandera untuk mengintensifkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait pembebasan sandera. “Kami

sempat mengira bahwa kami akan menghabiskan sisa hidup kami di Somalia”, ungkap Adi Manurung, mengingat masa-masa penyanderaan. Keempat eks sandera kemudian dibawa ke KBRI Nairobi untuk beristirahat.

Kemlu memfasilitasi keluarga keempat eks sandera untuk berkomunikasi secara langsung dengan anggota keluarga mereka yang telah berada di KBRI Nairobi melalui video conference. Dalam video conference yang dihelat di kantor Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kemlu pada tanggal 26 dan 27 Oktober 2016 tersebut, tangis bahagia dan haru menyeruak tak terbendung. Keluarga tak pernah menyangka bahwa mereka dapat melihat kembali Sudirman, Supardi, Adi dan Elson dalam keadaan sehat dan selamat setelah 4 tahun 6 bulan terpisah.

>> Para sandera di Bandara Wajir, 22 Oktober 2016

>> Tangis haru para ABK setibanya di Nairobi>> Tim Kemlu akhirnya bertemu dengan para ABK di Nairobi

Tangis haru menyambut kepulangan korban sandera <<

Hari Pembebasan Itu Datang JugaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Pada tanggal 28 Oktober 2016, keempat WNI ABK eks sandera telah tiba kembali ke tanah air untuk menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan. Pada 31 Oktober 2016, Menlu Retno L.P. Marsudi secara resmi menyerahkan keempat eks sandera kepada keluarga dan perwakilan pemerintah daerah masing-masing di Gedung Pancasila, Kemlu.

BELAJAR DARI PENYANDERAAN DI SOMALIAProses dan upaya pembebasan WNI yang nyaris tidak menimbulkan kegaduhan di ruang publik merupakan kondisi yang memudahkan Pemerintah RI dalam upaya pembebasan. Faktor keluarga ternyata memiliki peranan yang sangat penting. Selama penanganan kasus ini, Kemlu selalu menghimbau kepada keluarga untuk

mempercayakan proses pembebasan sandera sepenuhnya kepada Pemerintah RI serta menghindari sorotan media maupun iming-iming bantuan dari pihak ketiga selain Pemerintah. Selama proses pembebasan, keluarga mematuhi himbauan Pemerintah dengan sangat baik dan koordinatif sehingga keluarga tidak dimanfaatkan oleh para penyandera untuk menaikkan nilai tawar penyandera vis a vis Pemerintah dan negosiator.

Media dan keluarga perlu menyadari, bahwa dalam kasus penyanderaan, media dan keluarga dapat menjadi bidak catur yang dimainkan oleh penyandera untuk menekan pihak-pihak yang diinginkan penyandera. Kerja sama dan koordinasi yang baik antara Pemerintah, media dengan keluarga dapat mencegah terjadinya hal tersebut.

39 40

Mengharu biru setelah 4,6 tahun disandera akhirnya para ABK dapat kembali ke nusantara <<

Hari Pembebasan Itu Datang JugaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

>> Konferensi video antara eks sandera di KBRI Nairobi, Kenya dengan keluarga mereka di kantor Kemlu, Jakarta. Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal turut mendampingi langsung di Nairobi

41 42

Upaya-Upaya Pemerintah Membebaskan Sandera Di SomaliaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

KBRI Riyadh, Arab Saudi, menerima telepon dari Sudirman bahwa ia dan 4 orang WNI lainnya disandera oleh perompak Somalia. Seseorang yang mengaku sebagai pimpinan perompak bernama Abdullah kemudian meminta sejumlah tebusan. Nomor telepon

yang digunakan oleh Sudirman dan Abdullah tidak bisa dihubungi setelahnya.

26 ABK eks Kapal Naham 3 dibebaskan oleh perompak Somalia. Ke-26 ABK tersebut kemudian dibawa ke Nairobi, Kenya

Komunikasi langsung melalui video conference antara 4 WNI eks sandera dengan keluarga yang dihadirkan di kantor Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Kemlu

Keempat eks sandera tiba di Indonesia kemudian menjalani pemeriksaan kesehatan

Sudirman, Elson, Supardi dan Adi Manurung diantarkan oleh Kemlu kembali ke keluarga di daerah asal masing-masing

Kapal Naham 3 dibajak oleh perompak Somalia ketika di perairan Somalia

26 Maret 2012 17 April 2012

Kemlu mendatangi keluarga WNI ABK yang disandera ke rumah masing-masing di Medan, Cirebon dan Batam untuk menyampaikan perkembangan penanganan kasus dan melakukan verifikasi proof of life.

26 Januari 2016

Januari 2015

Kemlu menerima proof of life awal yang menunjukkan bahwa para sandera eks Kapal Naham 3 masih hidup

Presiden Jokowi memberikan instruksi untuk melakukan percepatan upaya pembebasan sandera

Tim Kemlu tiba di Nairobi dan melakukan komunikasi serta koordinasi secara insentif dengan UNODC dan Oceans Beyond Piracy untuk pembebasan sandera

20 Oktober 201622 Oktober 201626-27 Oktober 2016

28 Oktober 2016 31 Oktober 2016

8-10 Januari 2016, 26-28 Februari 2016, 24-26 Maret 2016, 22-23 Juni 2016

SOMALIA

12 April 2016

Kemlu memfasilitasi keluarga dari WNI/ABK Naham 3 ke Jakarta untuk penyampaian perkembangan penanganan kasus penyanderaan oleh Kemlu dan BIN.

Februari 2015

Konsolidasi Indonesia dengan 4 negara dan organisasi internasional yang warganya menjadi korban sandera Naham 3

UPAYA-UPAYA PEMERINTAH MEMBEBASKAN SANDERA DI SOMALIA

43 44

DATA DAN STATISTIK PENYANDERAAN WNI DI SOMALIA

Identitas WNI ABK Naham 3TESTIMONI

Asal negara 29 kru FV Naham 3

China / Taiwan12

Vietnam3

Filipina5

Kamboja4

Indonesia5

Saya sempat putus asa. Tak mungkin ada yang bisa membebaskan kami. Ternyata Pemerintah RI bisa membebaskan kami yang jauh di Afrika. Puji Tuhan

Elson Pesireron

Kami ini sudah seperti mayat hidup. Hidup enggak, mati juga enggak. Makan apa saja yang ditemui. Syukurlah, semua sudah berakhir. Terima kasih Kemlu, KBRI Nairobi dan semua yang mengupayakn pembebasan kami

Sudirman

PETA PEMBAJAKAN DI SOMALIA

UN HUMANITARIANFLIGHT

NAIROBI

SOMALIA

KENYA

MOGADISHU

GALKAYO TOWN(689 KM dari MOGADISHU)

Safe house setelah pembebasan

HOBYO(511 KM dari MOGADISHU)

Lokasi penyanderaan pertama

BUDBUD(287 KM dari MOGADISHU)Lokasi penyandraan kedua

WAJIR AIRPORT(260 KM dari NAIROBI)Check Point / Refueling

65 NAUTICAL MILES(114 KM dari

Kepulauan Seychelles)

Sudirman

Medan

Elson Pesireron

Seram Bagian Barat

Adi Manurung

Medan

Nasirin

Cirebon

Supardi

Cirebon

Nasirin meninggal dunia pada bulan Mei 2014 karena sakit malaria.

LOKASI PEMBAJAKAN

Data Dan Statistik Penyanderaan WNI Di SomaliaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

45 46

Bebasnya Sandera SomaliaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

>> Keluarga Sudirman sempat tak percaya anaknya masih hidup setelah 4,6 tahun disandera di somalia

>> Tim Kemlu mengantarkan Elson Pesireron ke kampung halamannya di Ariate, Maluku , 3 November 2016

>> Supardi disambut oleh orang sekampungnya di Gunungjati, Cirebon

47 48

rogram repatriasi (pemulangan) WNI Overstayers (WNIO) atau TKI Undocumented (TKIU) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada

17 Desember 2014 terus berlanjut. Program tersebut dimaksudkan untuk memulangkan secara bertahap sekitar 1,8 juta WNIO/TKIU yang tersebar di berbagai negara, utamanya di Malaysia, Saudi Arabia dan Timur Tengah, kembali ke Indonesia. Pemerintah menargetkan sebanyak 50.000 orang WNIO/TKIU dapat dipulangkan setiap tahunnya.

P

04REPATRIASI

Selama tahun 2015, sudah ada 90.891 orang WNIO/TKIU yang dipulangkan ke Indonesia, melampaui target 50.000 orang. Program tersebut terus dilanjutkan sebagai bentuk kehadiran dan perlindungan negara terhadap warga negaranya di seluruh penjuru dunia. Meskipun demikian, Pemerintah tidak dapat memaksakan kehendaknya terhadap WNIO/TKIU yang memilih untuk tetap tinggal dengan berbagai alasan.

Sebagai overstayers/undocumented yang pada hakikatnya berstatus ilegal berdasarkan UU Keimigrasian negara setempat, posisi WNI/TKI tersebut menjadi sangat rentan. Hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti kekerasan fisik, penipuan dan berbagai kejahatan lainnya. Oleh karena itu, Pemerintah RI, khususnya Kemlu dan Perwakilan-Perwakilan RI di luar negeri senantiasa mendorong dan memfasilitasi pemulangan WNIO/TKIU.

Tidak hanya memulangkan, Pemerintah juga memberikan solusi melalui program pemberdayaan bagi WNIO/TKIU di sektor-sektor industri: pertanian, peternakan dan perikanan; industri kreatif; pariwisata dan kuliner; dan sektor produksi kreatif.

Tidak sedikit kendala yang dihadapi untuk memulangkan WNIO/TKIU yang tersebar di berbagai negara di dunia. Sebagian besar WNIO/TKIU memilih untuk tetap tinggal meskipun statusnya ilegal dengan tujuan untuk dapat mengumpulkan uang dengan bekerja secara serabutan. Beberapa negara, seperti Malaysia dan Korea Selatan, memang masih memberikan peluang bagi WNIO/TKIU untuk melanjutkan pekerjaannya. Arab Saudi, bahkan baru-baru ini menerapkan peraturan denda yang nilainya sangat tinggi bagi pelanggar ijin tinggal, yaitu SR 10.000 (sekitar 35 juta rupiah). WNIO/TKIU harus membayar denda tersebut sebagai salah satu persyaratan meninggalkan Arab Saudi kembali ke Indonesia.

Arab Saudi, bahkan baru-baru ini menerapkan peraturan denda yang nilainya sangat tinggi bagi pelanggar ijin tinggal, yaitu SR 10.000 (sekitar 35 juta rupiah).

Di sisi lain, masih banyak WNIO/TKIU yang enggan untuk mengikuti program repatriasi yang telah dicanangkan Pemerintah dengan berbagai alasan. Misalnya, masih banyak TKIU yang merasa tidak akan mendapatkan penghasilan yang sesuai dengan penghasilan mereka di luar negeri apabila mereka kembali ke Indonesia

Meskipun harus menghadapi berbagai kendala, program pemulangan WNIO/TKIU terus dilakukan Selama periode Oktober 2015 sampai dengan Oktober 2016, Kemlu telah memulangkan 34.389 orang WNIO/TKIU dari berbagai negara.

Kemlu dan Perwakilan RI juga berkomitmen untuk senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanan/perlindungan melalui pemulangan WNIO/TKIU. Upaya tersebut membuahkan hasil dengan diterimanya Sertifikat ISO 9001:2008 di bidang proses repatriasi dalam kerangka perlindungan WNI di luar negeri pada bulan Desember 2015.

Lebih lanjut, guna mempercepat pemulangan WNIO/TKIU yang masih sangat besar jumlahnya, Kemlu membentuk Satuan Tugas Percepatan Pemulangan WNIO/TKIU pada bulan April 2016. Satuan Tugas tersebut telah melaksanakan Program Percepatan Pemulangan WNIO/TKIU di 21 Perwakilan Citizen Service.

KENDALA-KENDALA PEMULANGAN

STANDAR PELAYANAN PRIMA

PELIBATAN KELOMPOK MASYARAKAT INDONESIA

>> Dubes Gatot Abdullah Mansyur menyampaikan proses pendataan WNI yang direpatriasi ke Indonesia

Untuk melakukan pendekatan kepada para WNIO/TKIU, Pemerintah memberdayakan unsur-unsur kelompok masyarakat Indonesia di luar negeri. Rintisan pelibatan kelompok masyarakat maupun LSM telah dimulai secara

bertahap sejak akhir tahun 2013 dimana Arab Saudi menjadi negara pilot project dalam program tersebut.

Pada tahun 2015, beberapa LSM diikutsertakan sebagai sebagai anggota dari Satuan Tugas Percepatan Pemulangan WNI Overstayer dan TKI Undocumented (Satgas Pemulangan WNIO/TKIU) di Arab Saudi pada tahun 2015. Keunikan inisiatif pelibatan LSM tersebut dilanjutkan dalam program percepatan WNIO/TKIU tahun 2016. Dengan pendekatan dari kelompok masyarakat, WNIO/TKIU yang tadinya enggan untuk mengikuti pemulangan akhirnya bersedia untuk kembali ke Indonesia.

RepatriasiKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

SANKSI KEIMIGRASIAN BAGI WNA DI ARAB SAUDI

SANKSI BAGI WNA OVERSTAYER

SANKSI BAGI ORANG YANG MEMPEKERJAKAN OVERSTAYER

SANKSI BAGI AGEN HAJI/UMROH YANG TIDAK MELAPORKAN JAMAAHNYA OVERSTAYER

• Pelanggaran Pertama: Denda 15.000 Real Dan Deportasi• Pelanggaran Kedua (Pengulangan): Denda 25.000 Real, Penjara 3

Bulan Dan Deportasi• Pelanggaran Ketiga (Pengulangan): Denda 50.000 Real, Penjara 6

Bulan Dan Deportasi

• Pelanggaran Pertama: Denda 15.000 Real dan Deportasi Bagi Pelaku WNA

• Pelanggaran Kedua (Pengulangan): Denda 15.000 Real, Penjara 3 Bulan dan Deportasi Bagi Pelaku WNA

• Pelanggaran Ketiga (Pengulangan): Denda 100.000 Real, Penjara 6 Bulan dan Deportasi Bagi Pelaku WNA

• Pelanggaran Pertama: Denda 25.000 Real • Pelanggaran Kedua (Pengulangan): Denda 50.000 Real• Pelanggaran Ketiga (Pengulangan): Denda 100.000 Real

51 52

RepatriasiKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

>> Foto kiri dan kanan Para TKI turut serta membawa anak-anak mereka ketika dipulangkan ke Indonesia

53 54

RepatrisiKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Jumlah TKI yang dipulangkan oleh Pemerintah RI (20 Oktober 2015 – 20 Oktober 2016)

WNI Overstay

WNI Overstay

Kerja seadanya, bersih-bersih. Uang habis sudah lama, tapi mau pulang enggak ada (uang). Kebanyakan teman-teman juga mikir, kalau pulang mau kerja apa?

Daripada rumahnya diketok-ketok, lebih baik kita menyerahkan diri. Di kantor polisi didata, ternyata ada orang KJRI yang sedang melakukan pemulangan WNI yang overstay. Ya sudah, akhirnya dipulangkan

HANWARI

FADLI

MENGAPAENGGAN PULANG?

MENGAPAMEMILIH PULANG?

260SURIAH

89

70% 21%

6% 3%

YORDANIA

MALAYSIA ARAB SAUDI

PERSATUAN EMIRAT ARAB

LAINNYA

146BAHRAIN

153KUWAIT

207OMAN

167QATAR

45KOREA

SELATAN

2.044PERSATUAN

EMIRAT ARAB

24.044MALAYSIA

Sepanjang Oktober 2015 - Oktober 2016, Pemerintah RI melalui Kemlu telah berhasil memulangkan sebanyak 34.389 orang TKI dari seluruh penjuru dunia.

Jumlah TKI terbanyak dipulangkan berasal dari Malaysia, Arab Saudi, dan Persatuan Arab Emirat (PEA).

BRUNEI

16

MESIR

28

LIBYA

2

HONGKONG

14

7.077ARAB SAUDI

55 56

enanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau trafficking in persons (TIP) di luar negeri merupakan salah satu tugas dari

Kementerian Luar Negeri. Pasal 54 Undang-Undang No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO mengamanatkan bahwa “dalam hal korban berada di luar negeri memerlukan perlindungan hukum akibat tindak pidana perdagangan orang, maka Pemerintah RI melalui perwakilannya di luar negeri wajib melindungi pribadi dan kepentingan korban (TPPO), dan mengusahakan untuk memulangkan korban ke Indonesia atas biaya negara”. Hal tersebut sejalan dengan Pasal 18 UU No. 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri, “Pemerintah Republik Indonesia melindungi kepentingan warga negara atau badan hukum Indonesia yang menghadapi permasalahan hukum dengan perwakilan negara asing di Indonesia”.

P

05TINDAK PIDANAPERDAGANgAN ORANG (TPPO)

Tindak Pidana Perdagangan OrangKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Modus pengiriman WNI menggunakan visa kunjungan merupakan bom waktu dengan kapasitas ledak sangat besar karena sejak tahun 2014 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menetapkan denda sebesar SR. 15.000 atau sebesar kurang lebih 52 juta rupiah bagi pihak yang mempekerjakan pekerja migran menggunakan visa selain visa kerja. Di samping itu, sejak medio Agustus 2016 Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan denda sebesar SR. 10.000 bagi para pekerja migran yang pergi dari rumah majikannya (kaburan).

Pada akhirnya, kedua aturan tersebut membebani para WNI yang ingin pulang, khususnya mereka yang berangkat ke Arab Saudi secara unprocedural, serta turut memberi andil pada jumlah warga negara asing overstayer di Arab Saudi.

Kategori ketiga adalah pengiriman WNI antarnegara. Hal ini merupakan temuan kasus sisa dampak moratorium TKI ke luar negeri, khususnya kawasan Timur Tengah, karena periode penerapan moratorium TKI tidak seragam (diantaranya ke Kuwait sejak 2009, Arab Saudi sejak

Juni 2011, Persatuan Emirat Arab sejak Oktober 2013 serta Oman dan Bahrain sejak Mei 2015). Moratorium dan tingginya permintaan, didukung kesanggupan sebagian warganya untuk mengeluarkan biaya mahal mendatangkan TKI menjadikan Arab Saudi sebagai negara tujuan utama pengiriman WNI antarnegara untuk menjadi TKI, yang berasal dari negara-negara tetangga seperti Bahrain, Kuwait, PEA dan Qatar.

Salah satunya adalah hasil temuan KBRI Riyadh yang berujung pada penyelamatan 16 WNI overstayers/TKI undocumented di Pulau Tarut medio April 2016 lalu. Para WNI didatangkan dari Bahrain untuk bekerja sebagai PLRT di Arab Saudi. Selama di Arab Saudi mereka ditampung oleh WN Arab Saudi dan dipekerjakan dengan sistem sewa baik harian, mingguan, dan bulanan. Pengguna jasa para WNI tersebut membayar SR. 240 perhari namun para WNI hanya menerima SR. 1.000 perbulan. Selain itu, para WNI tersebut kerap menderita karena kekerasan fisik, akomodasi dan konsumsi yang tidak layak hingga eksploitasi seksual - dijual sebagai PSK bila tidak ada panggilan kerja.

Sementara itu, terkait dengan penanganan kasus WNI korban tindak pidana perdagangan orang di luar negeri, pada tahun 2016 (per Oktober 2016) sejumlah 208 kasus telah berhasil ditangani, sedangkan 66 kasus masih terus ditangani baik oleh Perwakilan RI di luar negeri, Kementerian Luar Negeri dan K/L terkait lainnya.

Berdasarkan temuan beberapa Perwakilan RI, setidaknya terdapat 3 kategori modus pengiriman WNI terindikasi korban TPPO ke luar negeri. Pertama, mengirim WNI sebagai pekerja formal pada perusahaan-perusahaan tertentu, namun dipekerjakan sebagai PLRT. Kepala BNP2TKI Nusron Wahid menggunakan istilah “Perusahaan Minyak Babi Cap Onta” bagi perusahaan yang menggunakan modus pengiriman TKI seperti ini. Awalnya, para WNI dijanjikan bekerja sebagai cleaning service, perawat orang sakit, bahkan baby sitter namun sesampainya di negara tujuan bekerja mereka dipekerjakan sebagai PLRT.

Kategori Kedua adalah memberangkatkan WNI ke negara tujuan dengan mekanisme calling visa kunjungan ke Warga Negara tujuan atau visa umroh, namun kemudian dipekerjakan sebagai PLRT. Modus ini sangat populer di negara-negara kawasan Timur Tengah. Untuk menyebut diantaranya yang sering terjadi adalah di Arab Saudi, yang sehari-harinya ditangani KBRI Riyadh dan KJRI Jeddah.

Terdapat berbagai macam modus trafficking. Ada yang dijanjikan bekerja di sektor formal, bekerja selama delapan jam sehari atau diberikan hari libur. Kenyataannya, korban dikelabui. Alih-alih bekerja sesuai dengan yang dijanjikan, korban dijadikan pembantu rumah tangga, dan bekerja nyaris 20 jam sehari tanpa libur. Dalam hal trafficking, eksploitasi bukan hanya terjadi kepada mereka yang bekerja di daratan, namun juga terjadi kepada para anak buah kapal (ABK) asal Indonesia, terutama yang bekerja di kapal ikan.

ANATOMI KASUS TPPO

Kawasan Timur Tengah masih menjadi tujuan utama pengiriman WNI korban TPPO di luar negeri. Saat ini pengiriman dan penempatan TKI sektor domestik ke 21 negara Timur Tengah telah dilarang melalui Surat Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 260 tahun 2015 Tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia pada Pengguna Perorangan di Negara-negara Kawasan Timur Tengah (Kepmenaker No. 260/2015).

Meski Kepmenaker No. 260/2015 telah diberlakukan, ternyata tetap ada modus upaya mengirimkan WNI untuk

PASCA KEPMENAKER NO. 260/2015: TREN DAN TANTANGAN

SINERGI DALAM TUBUH PEMERINTAH

Tahun 2016 membawa angin segar terhadap upaya

>> Upaya pembebasan WNI korban TPPO di Turki

Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Penanganan TPPO di Gedung Nusantara, Kemlu, 23 Agustus 2016 <<

bekerja di Timur Tengah sebagai pada sektor domestik sebagai pembantu rumah tangga, tukang kebun maupun supir pribadi. Diantaranya sebanyak 12 WNI yang telah dipulangkan ke Indonesia pada 11 Januari 2016 lalu. Para WNI dijanjikan akan dipekerjakan di negara-negara seperti Persatuan Emirat Arab (PEA), Oman dan Turki namun dengan alasan tidak menemukan majikan yang bersedia mempekerjakannya, mereka dipaksa bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Libya dan dieksploitasi dengan jam kerja sangat panjang, jam istirahat yang kurang, gaji tidak dibayar, paspor ditahan serta mendapat penganiayaan dari majikannya.

pemberantasan pencegahan dan penanganan TPPO di Indonesia. Pada tanggal 23 Agustus 2016, Kementerian Luar Negeri bersama dengan enam Kementerian/Lembaga yaitu Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Sosial, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia, serta Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyepakati peningkatan efektifitas kerja sama dan koordinasi dalam rangka memberantas kejahatan trafficking yang melibatkan WNI di luar negeri sebagai korban. Komitmen tersebut dituangkan melalui penandatanganan “Nota Kesepahaman tentang Pencegahan dan Penanganan WNI Terindikasi atau Korban TPPO di Luar Negeri.”

59 60

Pada tataran regional, Indonesia juga aktif terlibat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan TPPO. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-27 ASEAN yang diselenggarakan tanggal 21 November 2015, Presiden Joko Widodo telah menandatangani ASEAN Convention Against Trafficking in Persons, Especially Women and Children (ACTIP) yang membuktikan kesungguhan komitmen Indonesia dalam menanggulangi TPPO di kawasan Asia Tenggara secara kolektif.

Selanjutnya, Indonesia saat ini sedang dalam tahap ratifikasi konvensi tersebut agar dapat diimplementasikan ke dalam hukum nasional, sehingga penanganan TPPO dapat dilakukan secara lebih terpadu dengan negara anggota ASEAN lainnya. Saat ini Singapura, Kamboja, dan Thailand telah meratifikasi dan menyerahkan instrumen ratifikasinya ke Sekretariat ASEAN. Konvensi ACTIP baru akan berlaku ketika telah diratifikasi oleh minimal 6 negara anggota ASEAN.

Melalui 6th Ministerial Conference of the Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime yang dilaksanakan di Bali, 22-23 Maret 2016, Pemerintah RI berupaya untuk meningkatkan komitmen multilateral dalam upaya bersama untuk menghadapi tantangan bersama dari penyelundupan manusia, perdagangan orang, serta permasalahan migrasi irregular lainnya.

KERJA SAMA REGIONAL DAN BILATERAL

Pada tataran bilateral, menindaklanjuti penandatanganan MoU on Cooperation in Combating Trafficking in Persons and Protection of Victims of Trafficking yang telah dilakukan pada tanggal 13 September 2015 di Abu Dhabi, Pemerintah Indonesia dan Persatuan Emirat Arab kembali melakukan pertemuan bilateral guna merumuskan implementasi teknis dari MoU dimaksud. Dalam pertemuan tanggal 23 Maret 2016 di Bali, kedua belah pihak telah menyepakati pembentukan Komite Bersama beserta Pogram Bersama, diantaranya: peningkatan kapasitas penegak hukum di kedua negara, identifkasi dan

Untuk menangani permasalahan TPPO di luar negeri maka diadakan pelatihan peningkatan kemampuan (capacity building) penanggulangan TPPO secara berkala, yang ditujukan kepada para pejabat dan staf fungsi konsuler di Perwakilan RI agar membentuk keseragaman persepsi dalam memberi pelayanan dan perlindungan korban perdagangan orang di luar negeri.

PENINGKATAN KAPASITAS

CAPAIAN–CAPAIAN

KBRI Riyadh telah menangani dan memulangkan 20 WNI dari Qatif, Provinsi Timur Arab Saudi, pada 25 Oktober 2015. Januari 2016, sebanyak 19 orang WNI lainnya dipulangkan ke Indonesia. Para WNI adalah korban TPPO dengan modus pengiriman antar negara. Mereka didatangkan dari Bahrain untuk dipekerjakan sebagai PLRT di Arab Saudi dengan sistem sewa, baik secara harian, mingguan maupun bulanan.

Pada 10 Juni 2016 KBRI Amman berhasil menyelamatkan 2 WNI, yakni Leni binti Budiman Selemah (25 thn) dan Warti Bidawati (20 thn) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terindikasi sebagai korban TPPO yang dilakukan kelompok Rudi yang berdomisili di Malang dan komplotannya di Malaysia. Penggagalan dilakukan di Bandara Internasional Queen Allia Yordania setelah KBRI Amman bekerjasama dengan polisi dan otoritas bandara setelah sebelumnya Pihak Kepolisian mencurigai dan menahan dua WNI yang akan melanjutkan perjalanan ke Damaskus, Suriah tersebut.

Di Turki, KBRI Ankara dan Istanbul bekerja sama dengan kepolisian Turki dan International Organization of Migration (IOM) untuk membongkar sindikat orang Suriah pelaku trafficking. Sindikat tersebut telah menyekap 11 orang WNI di Aksaray, Istanbul. Pada 3 Maret 2016, para korban telah dipulangkan ke tanah air.

Selain dari kawasan Timur Tengah, upaya perlindungan WNI korban TPPO dari kawasan Asia Timur juga mencatat sukses dengan pemulangan 26 WNI korban TPPO dari Korea Selatan pada 17 Februari 2016 lalu. Menggunakan rute Jakarta-Hongkong-Jeju, Korea Selatan, mereka menjadi korban dengan modus dipekerjakan tidak sesuai dengan perjanjian kerja dimana awalnya mereka dijanjikan bekerja sebagai Awak Buah Kapal dengan iming-iming gaji hingga 100 ribu won namun kenyataannya mereka dipekerjakan sebagai tukang panen lobak dengan gaji sebesar 80 ribu won.

>> Penyelematan TKI yang disekap di Aksaray, Turki

>> Menlu Retno dan Menlu Australia Julie Bishop dalam Bali Process

Nota Kesepahaman dimaksud bertujuan untuk menciptakan suatu national referral mechanism dalam penanganan WNI korban TPPO di luar negeri sehingga para korban dan kasus-kasus yang ada dapat tertangani dengan lebih optimal. Nota Kesepahaman ini memuat berbagai bentuk kerja sama yang akan dilakukan oleh ketujuh Kementerian/Lembaga terkait di 5 bidang yaitu identifikasi bersama, oenanganan korban, kegiatan pencegahan bersama, pertukaran data dan peningkatan kapasitas sumber saya manusia.

Pelatihan tersebut telah dilaksanakan 3 kali, yakni pada bulan Mei 2014, bulan Juni 2015, dan Mei 2016. Pelatihan Identifikasi Korban Perdagangan Orang yang ketiga di Yogyakarta, diikuti 39 pejabat dan staf dari 22 Perwakilan RI. Sampai dengan saat ini, program pelatihan tersebut telah meluluskan sebanyak 133 pejabat dan staf victim identifier dari 45 Perwakilan RI di luar negeri.

Selain itu, Kemlu juga memberi pembekalan bagi calon pelaksana fungsi konsuler yang akan bertugas di Perwakilan RI. Selama periode Januari hingga Juni 2016,

investigasi bersama, serta pengelolaan penampungan dan rehabilitasi bagi korban TPPO.

telah terlaksana 5 kali pembekalan calon staf konsuler, staf teknis, dan pegawai setempat.

Tindak Pidana Perdagangan OrangKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

61 62

paya Perlindungan WNI di Arab Saudi tidak hanya memerlukan diplomat Indonesia yang bisa berbahasa Arab saja, namun mereka yang memiliki

kepedulian.” Duta Besar Republik Indonesia untuk Kuwait, Tatang Budie Utama Razak, 2013.

Kepedulian tersebut dapat diartikan menindaklanjuti laporan pengaduan masalah WNI di luar negeri, yang kadang-kadang hanya surat kaleng yang tidak jelas identitas pengadunya. Namun demikian, sebagai bentuk pelayanan dan perlindungan masyarakat, semua pengaduan harus ditindaklanjuti.

U

LANGKAH LANGKAH PENANGANANAwalnya pada Maret 2016 KBRI Riyadh menerima informasi dari masyarakat melalui media sosial whatsapp mengenai 17 WNI yang didatangkan dari Bahrain untuk dipekerjakan secara ilegal sebagai PLRT di Arab Saudi dengan sistem sewa harian, mingguan dan bulanan. Bahkan disebut juga bahwa beberapa diantaranya dieksploitasi secara seksual sebagai pelacur. Menindaklanjuti laporan tersebut, KBRI Riyadh melakukan penelusuran mendalam, dan mendapatkan nomor kontak 2 dari 16 WNI tersebut. Berbekal kepedulian akan nasib warganya, KBRI menjalin komunikasi intensif dengan kedua WNI tersebut melalui WA untuk mengetahui identitas lengkap para WNI, kronologis dan lokasi mereka.

SR. 200. Bahkan bila menolak, mereka kerap mendapat penganiayaan.

Setelah membuat tuntutan melalui Kantor Dinas Ketenagakerjaan setempat, dan surat untuk mewakilkan tuntutannya (wakalah) kepada KBRI Riyadh, para WNI dipulangkan ke Indonesia pada 13 Oktober 2016, dan saat ini ditampung di Rumah Perlindungan dan Trauma Center Bambu Apus milik Kementerian Sosial.

Catatan keberhasilan ini merupakan operasi tangkap tangan kedua yang dilakukan KBRI Riyadh bekerjasama dengan Kepolisian setempat, setelah sebelumnya pada Agustus 2015 lalu berhasil menyelamatkan 39 WNI di Qatif, Provinsi Timur Arab Saudi, yang didatangkan dari Bahrain untuk dipekerjakan secara ilegal sebagai PRT di Arab Saudi dengan sistem disewa-sewakan baik harian, mingguan dan bulanan.

Penanganan korban dalam kasus ini merupakan yang pertama pasca penandatanganan Nota Kesepahaman Antara K/L Tentang Pencegahan dan Penanganan WNI Terindikasi Korban TPPO yang diselenggarakan 23 Agustus 2016 lalu, dan telah disepakati sebagai pilot project mekanisme penanganan WNI korban TPPO.

Secara formal KBRI melaporkan temuan kasus tersebut melalui Nota Diplomatik ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi pada Maret 2016. Tanpa menunggu lama untuk mendapatkan tanggapan balik, pada 17 April 2016 KBRI Riyadh melakukan koordinasi dengan Kepolisian Resort Pulau Tarut yang membuahkan hasil penggrebekan penampungan gelap ke-17 WNI tersebut dan menyelamatkan 16 diantaranya.

Berdasarkan penelusuran lebih lanjut diperoleh informasi bahwa para WNI didatangkan dari Bahrain menggunakan visa kunjungan lewat jalur darat dan ditampung WN Arab Saudi bernama Ibrahim Al Hayan serta istrinya yang bernama Zaenab dalam kondisi tidak layak, berdesak-desakan dalam 2 kamar dan diberi konsumsi hanya sekali dalam sehari.

Selain itu mereka juga dipekerjakan sebagai PLRT dengan sistem sewa, baik harian, mingguan maupun bulanan. Untuk 8 jam bekerja perharinya pengguna jasa yang menyewa mereka membayar SR. 240 kepada Ibrahim Al Hayan, yang hanya menggaji para WNI sebesar SR. 1.000 perbulan. Bila tidak ada panggilan kerja, 5 dari 17 WNI tersebut dijual sebagai pelacur dengan imbalan SR. 500 perhari selama 8 jam, namun hanya menerima

KBRI Riyadh Bebaskan 16 WNI Korban TPPOKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

KBRI RIYADH BEBASKAN 16 WNI KORBAN TPPOOleh Chairil Anhar Siregar

KBRI R IYADH

KRONOLOGISPENYELAMATAN WNI DARI PULAU TARUT

7-17MARET2016

Mereka masuk dari Bahrain untuk dipekerjakan sebagai PLRT di Arab Saudi. Sebagian dari mereka bahkan dipekerjakan sebagai PSK.

melaporkan informasi penampungan ilegal 17 WNI tersebut.

Penyampaian Nota Diplomatik KBRI Riyadh ke Kementerian Luar Negeri Arab Saudi

KBRI Riyadh menerima informasi melalui whattsapp

yang berada di Pulau Tarut, Provinsi Timur Arab Saudi.

17WNI

DARIN

ASH SHATI

AL JAMIYIN

AS SAWARI

Pemeriksaan dan pembuatan Berita Acara di Biro Investigasi dan Penuntutan Umum Qatif.

Negosiasi dan penjajakan ke Kantor Urusan Ketenagakerjaan Wanita (KUKW/Tasawul) Dammam, Provinsi Timur Arab Saudi untuk mau menampung 16 WNI tersebut.

KUKW/Tasawul Dammam, Provinsi Timur Arab Saudi bersedia menampung 16 WNI tersebut

Pengumpulan informasi para WNI

Identitas Kronologis Lokasi

Rapat-rapat persiapan langkah-langkah tindak lanjut

Termasuk pembahasan strategi penyelamatan serta identifikasi kebutuhan SDM dan persiapan teknis lainnya.

Komunikasi intensif dengan para WNI dalam rangka koordinasi.

Tim Perlindungan WNI KBRI Riyadh bekerja sama dengan Kepolisian Resort Qatif dan Pulau Tarut menggerebek penampungan dan menyelamatkan 16 WNI yang ditampung.

16WNI

6MARET2016

20MARET2016

21 MARET2016 3 APRIL

2016

4-14APRIL2016

17APRIL2016

18APRIL2016

19-20APRIL2016

21APRIL2016

-

PULAU TARUT

>> WNI di pulau Tarut yang berhasil diselamatkan

63 64

Pasca Kepmenaker 260/2015: Studi Kasus DubaiKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

PASCA KEPMENAKER 260/2015: STUDI KASUS DUBAIOleh Rijal Al Huda

KJR I DuBAI

anggal 26 Mei 2015, Menaker RI menerbitkan Keputusan No. 260 Tahun 2015 (Kepmenaker 260/2015) tentang Penghentian dan Pelarangan

Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pada Pengguna Perseorangan di Negara-Negara Kawasan Timur Tengah, atau yang lebih dikenal dengan TKI penata laksana rumah tangga (PLRT). Sebagaimana tertera dalam keputusan tersebut, salah satu pertimbangannya adalah "banyaknya permasalahan yang menimpa TKI yang bekerja pada pengguna perseorangan dan lemahnya jaminan di negara-negara kawasan Timur Tengah." Lebih lanjut keputusan dimaksud juga menjelaskan bahwa penghentian dan pelarangan tersebut merupakan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan TKI di Luar Negeri.

Pertimbangan yang mendasari keputusan tersebut dinilai cukup tepat, setidaknya untuk wilayah kerja KJRI Dubai. Hampir seluruh kasus perlindungan WNI yang dihadapi oleh KJRI Dubai adalah kasus TKI-PLRT. Pada tahun 2013, di wilayah KJRI Dubai terdapat 1.596 kasus terkait TKI-PLRT dari total 1.602 kasus (99,63%). Angka tersebut sempat turun pada tahun 2014 menjadi 1.429 kasus dari total 1.431 kasus (99,86%), namun meningkat kembali pada tahun 2015 menjadi 1.912 dari 1.930 kasus (99,07%). Untuk tahun 2016 sendiri, hingga 22 Agustus 2016, sudah terdapat 1.738 kasus terkait TKI-PLRT dan ada kemungkinan hingga 2016 berakhir angka tersebut akan mendekati angka tahun sebelumnya.

T INSTRUMEN HUKUM DI NEGARA TUJUAN

Jika dicermati, Kepmenaker RI 260/2015 dapat diterbitkan jauh lebih awal tanpa menunggu banyaknya permasalahan yang terjadi. Undang-undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, khususnya Pasal 27 ayat (1) secara tepat mengatur bahwa "penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke negara tujuan yang pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah RI atau ke negara tujuan yang mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing." Ayat (2) dari pasal tersebut dengan pertimbangan ayat (1) lebih lanjut mengharuskan Pemerintah RI untuk menetapkan negara-negara tertentu yang tertutup bagi penempatan TKI. Pasal tersebut merupakan bentuk safeguard yang diletakkan oleh negara untuk mencegah pelanggaran hak TKI yang sangat mungkin terjadi jika ditempatkan di negara yang tidak memiliki kerangka ketentuan hukum yang memadai dalam melindungi tenaga kerja asing.

UU Ketenagakerjaan Persatuan Emirat Arab (PEA) sebenarnya memberikan perlindungan yang memadai bagi tenaga kerja asing. Sayangnya, UU tersebut mengecualikan sektor rumah tangga (PLRT) dan keberadaan mereka di PEA hanya diatur oleh UU Imigrasi dalam hal sponsorship/wakalah. Adapun perlindungan hak-hak mereka hanya didasari klausul-klausul perjanjian kerja standar berbahasa Arab-Inggris yang dibuatkan oleh Ditjen Imigrasi setempat yang tidak dimengerti oleh TKI-PLRT dan sulit

untuk dijadikan pegangan ketika mereka mengalami masalah dengan majikannya. Di sisi lain, MoU Bidang Ketenagakerjaan tahun 2007 antara RI dan PEA hanya mengatur pekerja sektor formal dan tidak mengatur pekerja TKI-PLRT, sehingga prasyarat yang ditetapkan oleh Pasal 27 UU 39/2004 tidak terpenuhi untuk penempatan TKI-PLRT di PEA.

KJRI Dubai dan KBRI Abu Dhabi sendiri sejak 15 Oktober 2013 telah menghentikan proses verifikasi/legalisasi job order dan perjanjian kerja untuk TKI-PLRT, antara lain karena alasan tersebut di atas. Meski demikian, arus pengiriman TKI-PLRT ke PEA dengan melanggar ketentuan perundang-undangan terus berlangsung hingga saat ini, bahkan setelah terbitnya Kepmenaker RI 260/2015.

>> Visa salah satu WNI di Dubai

TERUS DATANG MESKI SUDAH DILARANGDi tahun kedua Kabinet Kerja, sejak 1 Oktober 2015 hingga 22 Agustus 2016, jumlah TKI yang datang ke KJRI Dubai untuk meminta perlindungan dan ditampung di penampungan sementara KJRI adalah sebanyak 732 orang. 701 orang dari jumlah tersebut merupakan TKI-PLRT yang diberangkatkan secara ilegal dari Indonesia oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dengan melanggar ketentuan UU 39/2004 dan PP 3/2013. Meski demikian, KJRI Dubai tetap berupaya menyelesaikan setiap kasus para TKI-PLRT tersebut dan menanggung biaya-biaya yang diperlukan untuk setiap proses. Untuk periode tersebut, KJRI telah merepatriasi 281 orang, menyerahkan 283 orang untuk dipulangkan melalui Kantor Imigrasi setempat dan memindahkan 110 orang ke KBRI Abu Dhabi untuk dibantu prosesnya oleh KBRI sesuai dengan visa mereka. 45 orang lainnya memilih untuk kembali bekerja dengan majikan mereka setelah permasalahan ketenagakerjaan mereka selesai.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, jumlah kasus TKI yang tetap konstan jika dibandingkan total tahun 2015 tersebut cukup merisaukan. Pelarangan pengiriman TKI-PLRT ke Timur Tengah oleh Kepmenaker RI 260/2015 seharusnya memicu penurunan jumlah kasus. Lebih merisaukan lagi karena angka tersebut masih lebih tinggi dari angka tahun 2013, yaitu 682 orang. Sebagaimana diketahui, di tahun 2013 pengiriman TKI-PLRT ke PEA umumnya masih melalui prosedur yang diakui oleh Pemerintah RI, dan KJRI Dubai bersama KBRI Abu Dhabi baru mulai menghentikan proses verifikasi/legalisasi job order dan perjanjian kerja untuk TKI-PLRT terhitung mulai tanggal 15 Oktober 2013.

Meski Kepmenaker 260/2015 telah disosialisasikan secara luas ke media massa dan perwakilan negara sahabat terkait di Indonesia, hingga saat ini alur pengiriman TKI-PLRT ke Timur Tengah, termasuk ke PEA, tidak kunjung surut. Khusus untuk penempatan TKI-PLRT ke PEA, aktivitas pengiriman cukup terfasilitasi dengan kemudahan pemberangkatan melalui Bandara Soekarno-Hatta dan bandara-bandara besar lainnya di Indonesia meski para

TKI tersebut jelas-jelas berangkat dengan visa PLRT. Para pelaku pengiriman TKI-PLRT ilegal sepertinya cukup percaya diri untuk mengirim para korban melalui pintu-pintu gerbang utama Indonesia dengan menggunakan visa PLRT tanpa harus bersusah payah mengambil jalur tikus yang biasa digunakan para pelaku TPPO (seperti melalui jalur laut ke Malaysia ataupun Singapura). Sebagian lainnya juga cukup berhasil mengirimkan TKI-PLRT ke PEA dengan menggunakan visa wisata dari pintu-pintu gerbang utama tersebut tanpa menemui kesulitan yang berarti.

PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN TETAP DILAKUKANSelama para TKI-PLRT tersebut berada di penampungan, KJRI Dubai menyediakan makanan tiga kali sehari, penyediaan kebutuhan obat-obatan, penyediaan alat kebersihan badan, perangkat tidur, pakaian, dan lain-lain yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dengan keterbatasan staf yang ada, maka KJRI Dubai memberdayakan para penghuni penampungan tersebut untuk membantu pengelolaan shelter dengan piket terjadwal (kebersihan dan memasak), menginventarisir persediaan makanan dan keperluan lainnya, menyimpan bahan makanan, dan melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan KJRI Dubai seperti pengajian, perayaan hari-hari besar nasional dan keagamaan, pelatihan Bahasa Inggris dan program belajar membaca, dan lain-lain.

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah RI, baik melalui penetapan kerangka peraturan, maupun melalui praktik langsung di lapangan dalam menangani kasus demi kasus, merupakan wujud nyata dari kesungguhan pengelola negara dalam melaksanakan amanah yang diembankan kepadanya. Upaya-upaya tersebut dan hasil-hasilnya sangat tepat untuk dijadikan indikator capaian-capaian Pemerintah RI di bidang perlindungan warga pada tahun kedua Kabinet Kerja. Sayangnya, indikator yang sama juga dapat dijadikan tolok ukur kurang berhasilnya upaya penegakan hukum dan peraturan di Indonesia terkait penempatan dan perlindungan TKI-PLRT.

65 66

SAMPAI KAPAN KRAN PENEMPATAN AKAN DITUTUP?

Di antara TKI-PLRT korban penempatan ilegal, sebagian memiliki masalah kesehatan yang cukup serius. Ada yang sempat lari dan menghuni penampungan sementara KJRI karena bermasalah dengan majikannya, ada pula yang meninggal tidak lama setelah datang dan bekerja. Baru-baru ini setidaknya ada tujuh kasus TKI-PLRT di wilayah kerja KJRI Dubai yang diberangkatkan secara ilegal dan kemudian meninggal karena penyakit serius yang diderita sejak sebelum berangkat ke PEA, seperti pneumonia, hipertensi, dan penyakit jantung. Dua di antaranya meninggal beberapa hari setelah tiba di PEA. Pada saat ini KJRI Dubai juga menangani seorang TKI-PLRT yang masih koma karena mengalami spontaneous intracerebral intraventricular hemorrhage. Yang bersangkutan sendiri diketahui memiliki sejarah hipertensi.

Kondisi kesehatan maupun keterampilan TKI yang dikirim secara ilegal pasca Kepmenaker 260/2015 dapat dipastikan buruk. Hal ini dikarenakan seluruh TKI-PLRT yang diberangkatkan pasca Kepmenaker 260/2015 tidak melalui proses persiapan dan screening (termasuk kesehatan dan psikis) sebagaimana ditetapkan UU No. 39/2004 sehingga memperbesar peluang permasalahan ketika tiba di negara penempatan. Permasalahan menjadi sangat serius ketika TKI-PLRT tersebut datang dengan penyakit berat yang sudah diderita sejak di tanah air. Sebagian bahkan berakhir dengan meninggalnya para TKI-PLRT korban penempatan ilegal tersebut, yang sebenarnya dapat dicegah jika seluruh instansi terkait di Indonesia disiplin dalam kerja sama menerapkan UU 39/2004, PP 3/2013 dan Kepmenaker 260.

Sebagian kalangan kembali mempertanyakan untung-rugi dari penetapan penghentian dan pelarangan penempatan TKI-PLRT ke wilayah Timur Tengah. Sebagian bahkan menilai hal tersebut mengebiri hak warga,

terutama kalangan tidak mampu, untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik di luar negeri dan meminta agar Pemerintah menarik ketetapannya dan fokus pada pembenahan peraturan dan penerapannya. Apalagi saat ini demand untuk mendapatkan PLRT asal Indonesia di kawasan Timur Tengah tetap tinggi. Disinyalir harga yang harus dibayar calon majikan di PEA untuk mendapatkan TKI-PLRT saat ini bisa mencapai AED 18 ribu (sekitar Rp 65 juta) tiap orangnya. Secara logika, Indonesia akan sangat diuntungkan jika tata kelola penempatan dibenahi, sehingga lebih banyak uang yang masuk secara legal dibandingkan yang terjadi saat ini di mana mayoritas uang yang dibayarkan majikan tersebut adalah untuk membiayai berbagai pelanggaran peraturan demi memberangkatkan seorang TKI-PLRT.

Logika miopia seperti ini gagal melihat lebih jauh dari sekedar keuntungan materi sesaat tanpa niat tulus memperbaiki keadaan. Jaminan hak warga (khususnya dari kalangan tidak mampu) untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak di luar negeri harus paralel dengan jaminan hak warga untuk mendapatkan perlindungan maksimal. Asumsi keuntungan hanya memperhitungkan pendapatan dan devisa, tanpa mempertimbangkan pengeluaran negara dalam menanggulangi ekses dari eksploitasi kelompok rentan seperti PLRT dan lebih dari itu, tanpa mau mengakui adanya social costs yang diakibatkan terhadap tatanan kemasyarakatan di tempat asal.

Menghadapi realita perlindungan hak pekerja yang berbeda di tiap negara, Indonesia dalam hal ini cukup dilengkapi dengan safeguard Pasal 27 UU 39/2004 yang secara tepat melarang pengiriman TKI ke negara tujuan yang belum diperalati dengan ketentuan yang memadai dalam melindungi tenaga kerja asing. Rambu

tersebut merupakan indikator keberadaan negara dalam melindungi bangsanya karena tidak sudi "menjudikan" nasib warganya dengan membiarkan pengiriman ke belantara yang pekat dengan ketidakjelasan aturan.Selanjutnya, jika penempatan TKI-PLRT ke negara di kawasan Timur Tengah dinilai masih perlu dilakukan, Pemerintah tidak punya pilihan selain memastikan dipenuhinya seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh UU 39/2004. Karena negara tujuan di Timur Tengah tidak mempunyai peraturan perundang-undangan yang melindungi PLRT, Pemerintah RI harus terlebih dahulu memiliki perjanjian bilateral dengan negara tujuan untuk menjamin perlindungan TKI-PLRT yang mengadopsi norma-norma UU 39/2004 dan Konvensi Internasional Mengenai Perlindungan Hak-Hak Seluruh Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui UU 20/2012. Perjanjian bilateral tersebut harus dapat diterapkan di negara tujuan layaknya ketentuan hukum setempat dan tidak hanya menjadi secarik dokumen yang tidak diindahkan oleh petugas-petugas terkait di lapangan.

Di sisi lain, Pemerintah RI perlu secara sinergis memfokuskan sumber daya yang dimilikinya untuk mengembangkan penempatan TKI sektor formal, selain untuk memaksimalkan kualitas pemasukan devisa (mengingat pendapatan TKI formal relatif lebih tinggi dibanding TKI informal), juga untuk lebih mengamankan nasib mereka karena perlindungan hak-hak TKI formal di kawasan Timur Tengah relatif lebih terjamin. Pemerintah Indonesia harus meningkatkan kelas keterwakilan bangsa Indonesia di mata masyarakat internasional sebagai bagian dari G-20 yang tidak lagi rela menjerumuskan warganya hanya demi devisa.

tki

abk

Wni nontki

2012

746

klasifikasi Wni

total

2013

189

2014

328

2015

543 321

Per 14 oktober 2016

Pemulangan WnI korban TPPo ke IndonesIa

selama periode 2012 s/d 12 Juni 2016 kemlu telah menangani sebanyak 2.118 WNI korban tPPo dengan perincian sebagai berikut:

100

50

100

150

200

10

20

30

40

200

300

400

500

600

50

579

155

12

185

0 0

4

272

8

48

278

43

436

68

29

Pasca Kepmenaker 260/2015: Studi Kasus DubaiKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

67 68

Pemulangan sisa 19 dari 39 Wni korban tPPo dari Qatif, arab saudi

Pelatihan identifikasi korban perdagangan orang, diikuti oleh sebanyak 39 pejabat dan staf dari 22 Perwakilan ri.

Pemulangan 26 Wni korban tPPo dari korea selatan

Penggagalan upaya penyelundupan 2 orang Wni ke Yordania

Pemulangan 20 dari 39 Wni korban tPPo dari Qatif, arab saudi

25 OKTOBER 2015 JANUARI 2016

MARET 2016

22-23 MARET 2016

MEI 2016

3 MARET 2016

10 JUNI 2016

17 FEBRUARI 2016

23 AGUSTUS 2016

Direktorat Perlindungan Wni dan bHi kemlu bekerja sama dengan bareskrim Polri melakukan penyidikan korban di kbri abu Dhabi dan kJri Dubai, Persatuan emirat arab (Pea). Dari kegiatan tersebut teridentifikasi korban sebanyak 119 orang.

"6th ministerial Conference of the bali Process on People smuggling, trafficking in Persons and related transnational Crime".

Pemerintah ri menggalang komitmen bersama dengan 41 negara dan 3 organisasi internasional untuk upaya penanggulangan kejahatan perdagangan manusia.

Pemulangan WNI korban TPPO dari Turki

Penandatanganan nota kesepahaman tentang Pencegahan dan Penanganan Wni yang terindikasi atau korban tindak Pidana Perdagangan orang (mou anti tPPo) yang ditandatangani pimpinan 7 kementerian/lembaga di kementerian luar negeri. mou ini merupakan tonggak komitmen nasional penanganan tPPo.

PER IsT IWA PENT ING DALAM PENANGANAN TPPo DI TAHUN KEDUA KABINET KERJA

Peristiwa Penting Dalam Penanganan TPPO Di Tahun Kedua Kabinet KerjaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

119 korban

69 70

TERORISMEepanjang tahun 2016, intensitas serangan teror yang terjadi di seluruh penjuru dunia semakin meningkat. Dewasa ini, aksi keji para teroris dapat

terjadi di mana saja, baik di kawasan konflik seperti di Afganistan, Irak atau Libya, maupun di tempat-tempat yang selama ini dianggap aman seperti di kawasan Eropa dan Amerika. Siapa yang menyangka bahwa kelompok teroris dapat menyerang kota-kota seperti Paris, Istanbul, Brussels hingga Orlando?

S

06

TerorismeKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Meskipun terletak jauh dari Suriah, nyatanya pengaruh berbagai kelompok radikal terasa sampai di Korsel. Seorang TKI diadili di Korsel karena diduga terlibat dalam aktivitas maupun kampanye dukungan terhadap kelompok Jabhat An-Nusra. Secara paralel, otoritas keamanan Korsel juga menahan 7 orang TKI lainnya yang diduga terkait dengan kelompok teror. Bukan hanya TKI saja yang dapat terpapar propaganda ISIS. Di Turki, setidaknya 2 orang pelajar asal Indonesia telah menyeberang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS.

MENYASAR TKI HINGGA PELAJAR Di Malaysia, 3 WNI ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam gerakan terorisme. Selain itu, Kemenlu mencatat 2 WNI ditangkap di Arab Saudi dan 4 WNI di Singapura. Sebagian besar dari WNI yang ditangkap di Korsel, Malaysia, Arab Saudi dan Singapura sudah dideportasi kembali ke Indonesia. Beberapa yang lain masih menunggu proses hukum yang belum paripurna. Konflik politik dan perebutan wilayah antar-kelompok di Suriah memberikan tantangan tersendiri bagi upaya perlindungan WNI, khususnya bagi para TKI yang sudah bekerja di berbagai kota di Suriah sebelum terjadinya konflik. Dengan upaya yang gigih, dua orang TKI yang

Berbagai kejadian teror yang terjadi di negara-negara di dunia tentu saja dapat menjadi ancaman bagi keselamatan WNI di yang berada di luar negeri. Perwakilan RI di luar negeri baik KBRI, KJRI, KRI maupun KDEI menjadi benteng pertama bagi upaya perlindungan WNI di negara masing-masing.

Kemenlu mencatat dari rangkaian aksi teror di berbagai negara pada tahun 2016, terdapat 3 orang WNI yang menjadi korban luka parah yaitu pada saat serangan di Bandara Brussels, Zaventem, Belgia pada tanggal 22 Maret 2016.

Ironisnya, di saat Pemerintah terus berupaya melindungi WNI dari berbagai serangan teror di dunia, segelintir WNI justru kepincut bergabung dengan kelompok teror Islamic State in Iraq and Syria (ISIS) atau Daesh. Sampai dengan September 2016, terdapat sedikitnya 212 orang WNI yang ditangkap oleh otoritas Turki dengan dugaan akan menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan Daesh. Motifnya beragam, ada yang secara terang-terangan menyatakan ingin bergabung dengan ISIS sebagai milisi, ada pula yang sekedar terbuai iming-iming gaji ribuan dolar per bulan untuk mengabdi sebagai “PNS” ISIS. Bahkan, diduga terdapat sekitar 483 orang WNI yang telah berada di Suriah untuk bergabung dengan ISIS ataupun kelompok lainnya seperti Jabhat Al-Nusra.

terjebak di wilayah berbahaya di Suriah yaitu Deir Ezzor dan Raqqah berhasil dievakuasi oleh KBRI Damaskus. Padahal Raqqah merupakan kota yang didaulat sebagai ibukota “kekhilafahan” ISIS.

Ekses dari konflik berkepanjangan di Suriah dirasakan pula oleh Perwakilan RI di Jerman. KJRI Hamburg mendapati seorang WNI di kota Autal, Negara Bagian Niedersachsen, yang ikut mengungsi bersama ratusan pengungi lainnya dari Suriah ke Jerman. Beruntung WNI tersebut ditemukan dalam keadaan sehat. Tak sedikit pengungsi Suriah yang harus kehilangan nyawa ketika berusaha melarikan diri dari wilayah Suriah.

>> Pintu perbatasan Turki-Suriah di Cilvegozu Hatay

>> Dubes Wardana dengan Gubernur Adana

konsisten menyerukan kerja sama internasional untuk bersama-sama menanggulangi terorisme. Pada 21 September 2016, Menlu Retno L.P Marsudi memimpin langsung delegasi RI dalam "Ministerial Meeting on Counter Terrorism" di New York, Amerika Serikat.

Kegiatan kampanye penyadaran publik terus ditingkatkan untuk menangkal propaganda kelompok teror, terutama di negara-negara dimana ditemukan kasus WNI terpapar paham radikal seperti di Turki dan Korsel. Terkait hal tersebut, Kemenlu menggandeng semua unsur masyarakat: tokoh agama, pemerhati terorisme hingga akademisi, untuk bersama-sama melindungi anak bangsa dari bahaya paham radikal. Beberapa Perwakilan RI telah melakukan pelatihan dan peningkatan kapasitas khususnya untuk menghadapi aksi teror yang dapat terjadi di mana saja. KJRI Los Angeles di Amerika Serikat misalnya. Dengan cukup banyaknya peristiwa penembakan dan aksi teror di AS, KJRI telah pelatihan penanganan situasi active shooter dan menyusun sebuah Standard Operating Procedure (SOP) sebagai pedoman langkah–langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi active shooter. Dengan demikian, diharapkan Perwakilan RI sebagai kepanjangan tangan negara telah siap untuk melakukan langkah-langkah yang diperlukan ketika terjadi situasi penembakan.

Dalam hal penanggulangan terorisme, Pemerintah memikul dua tugas sekaligus yang tidak mudah. Pertama adalah melindungi keselamatan fisik WNI di luar negeri. Sedangkan yang kedua adalah melindungi WNI dari pengaruh dan propaganda berbagai kelompok ekstrimis dan teroris. Semua Perwakilan RI sudah memiliki nomor hotline yang dapat dihubungi kapan saja apabila ada WNI yang terancam. Pengaduan juga dapat dilakukan melalui surat elektronik, media sosial hingga pengirim pesan seperti whattsap.

Melalui panggung multilateral, Indonesia terus

STRATEGI–STRATEGI KEDEPAN

Perwakilan RI di luar negeri baik KBRI, KJRI, KRI maupun KDEI menjadi benteng pertama bagi upaya perlindungan WNI di negara masing-masing.

73 74

Ministerial Meeting on Counter-terrorism, New York, 21 September 2016 <<

Keterkaitan Wni Dengan Kelompok TerorKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

No

1

2

3

4

5

6

7

Negara

Turki

Korea Selatan

Singapura

Malaysia

Arab Saudi

Jepang

Sudan

Total

Jumlah WNI yang ditangkap 2015–2016

215

8

4

3

2

2

1

235

JUMLAH WNI YANG TERTANGKAP 2015–2016

KETERKAITAN WNI DENGANKELOMPOK TEROR

DEPORTASI225 Orang

TIDAK TERBUKTI3 Orang

MENJALANI PROSES HUKUM

4 Orang

50

100

150

200

2015 2016(s/d September)

ejak Januari 2015 – September 2016, Kemenlu mencatat 232 kasus WNI yang ditangkap di berbagai negara karena diduga terlibat dalam

aktivitas terorisme. 3 WNI dibebaskan karena tidak terbukti, 4 WNI masih menjalani proses hukum dan 225 WNI lainnya telah dideportasi kembali ke Indonesia.

Berdasarkan jenis kelamin, tercatat sebanyak 98 WNI yang ditangkap adalah perempuan. Jumlah tersebut mencapai 42 persen dari keseluruhan WNI yang ditangkap.Sedangkan berdasarkan usia, sebanyak 84 WNI masih berusia di bawah 17 tahun. Bahkan 26 diantaranya adalah balita.

Sepanjang tahun 2015, terdapat 206 kasus WNI yang ditangkap diduga terkait aktivitas terorisme. Sedangkan pada tahun 2016 (sampai dengan September 2016), Kemenlu mencatat terdapat 29 jumlah kasus.

MENGAPA TERTARIKBERGABUNG ISIS?

Hasil wawancara dengan WNI yang dideportasi dari Turki dan WNI yang sempat akan pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

PeremPuan

DeWasa

laki–laki

DibaWaH 17

baliTa

42%

71%

58%

20%

9%

98 orang

206 orang

134 orang

58 orang

26 orang

JUMLAH WNI YANG

TERTANGKAPBERDASARKAN JENIS KELAMIN

JUMLAH WNI YANG

TERTANGKAPBERDASARKAN

USIA

S206

29

Orang

Orang

“Saya harus melakukan hijrah ke negeri yang menegakkan khilafah. Saya akan menjadi tentara untuk isis dan berperang melawan kafir!”

“Sebetulnya saya tidak tahu mau dibawa kemana. Tapi karena diajak oleh orang yang saya percaya ya harus ikut”

RES, Deportan Turki

“Mereka menawarkan gaji yang menggiurkan. Ribuan dolar per bulan. Sangat besar dibandingkan gaji saya saat ini”

SSY, Deportan Turki

AS, Deportan Turki

“Disana bisa pegang senjata AK-47, mendapat dolar dan tiap hari makan bisa daging kuda. Sepertinya keren sekali”

TEUKU AKBAR, Pelajar Indonesia di Turki

IDEOLOGIS IKUT–IKUTAN

EKONOMI INGIN TERLIHAT KEREN

77 78

Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016

SEBARAN SERANGAN TEROR SKALA BESAR DI DUNIA

NOVEMBER 2015

FEBRUARI2016

Paris, Perancis13 November 2015Korban jiwa: 130Korban luka: 368

KETERANGANBesar lingkaran merepresentasikan jumlah korban.Semakin besar lingkaran semakin banyak jumlah korban.

Istanbul, Turki12 Januari 2016Korban jiwa: 13Korban luka: 14

Grand–Bassam, Pantai Gading13 Maret 2016Korban jiwa: 18Korban luka: 33

Ankara, Turki13 Maret 2016Korban jiwa: 37Korban luka: 127

Ankara, Turki17 Februari 2016Korban jiwa: 29Korban luka: 60

Bamako, Mali20 November 2015Korban jiwa: 20

Jakarta, Indonesia14 Januari 2016Korban jiwa: 4Korban luka: 24

Istanbul, Turki19 Maret 2016Korban jiwa: 4Korban luka: 36

San Bernardino, California, Amerika Serikat 2 Desember 2015Korban jiwa: 14Korban luka: 22

Tunis, Tunisia24 November 2015Korban jiwa: 13

Ouagadougou, Burkina Faso15 Januari 2016Korban jiwa: 30Korban luka: 56

Sebaran Serangan Teror Skala Besar Di Dunia

Mogadishu, Somalia26 Februari 2016Korban jiwa: 15

MEI2016

AGUSTUS2016

Yemen15 Mei 2015Korban jiwa: 47Korban luka: 60

Istanbul, Turki28 Juni 2016Korban jiwa: 45Korban luka: 200

Nice, Perancis14 Juli 2016Korban jiwa: 84Korban luka: 202

Oktobe, Kazakhstan5–10 Juni 2016Korban jiwa: 7Korban luka: 40

Balad, Iraq7 Juli 2016Korban jiwa: 56Korban luka: 70

Orlando, Amerika Serikat12 Juni 2016Korban jiwa: 49Korban luka: 53

Aleppo, Suriah8 Juli 2016Korban jiwa: 34Korban luka: 200

Mogadishu, Somalia2 Juni 2016Korban jiwa: 16

Dhaka, Bangladesh 1 July 2016Korban jiwa: 22

Brussels, Belgia22 Maret 2016Korban jiwa: 35Korban luka: 222

JUMLAH KORBAN LUKA WNI3

79 80

Overview Terorisme GlobalKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

ISIS FOREIGN FIGHTERS FOREIGN FIGHTERS BY REGION

TOP FOREIGN FIGHTER NATIONALITIES

Dalam sepuluh tahun belakangan popularitas ISIS semakin meningkat dan mendorong ribuan orang untuk bergabung bersama ISIS di Siria untuk menjadi foreign fighters atau sekedar menjadi simpatisan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soufan Groups, mayoritas foreign figthers ISIS berasal dari negara-negara Arab seperti Tunisia, Jordania dan Arab Saudi. Walau cukup sulit untuk mendata jumlah secara pasti, namun terdapat indikasi meningkatnya jumlah foreign fighters dari negara-negara barat seperti Perancis dan Russia. Rekruitmen dilakukan baik melalui media social maupun pendekatan individu (melalui keluarga, teman atau tetangga). Motivasi bergabungnya para foreign fighters ini lebih cenderung karena alasan personal ketimbang politis.

Western Europe (5.000)

North America (280)

The Maghreb (8.000)

Former Soviet Republics (4.700)

The Balkans (875)

The Middle East (8.240)

Southeast Asia (900)

Sumber: Soufan Group. FTF in 2015 <<Sumber: Soufan Group. FTF in 2015 <<

1000

2000

3000

4000

6000

5000

7000

Tunisia Saudi Arabia

Russia Turkey Jordan

6000

2500 240020002100

ESTIMATED NUMBER OF FOREIGN FIGHTERS IN IRAQ AND SYRIA

>2.500 >1.500 – 2.500 >750 – 1.499 >300 – 749

Morocco 1200

Tunisia 6000

Jordan 2000

Turkey 1800

Russia 2400

Kazachstan 300

Turkmenistan 360

Saudi Arabia 2500

Libya 600

Egypt 600

France 1200

Belgium 470Germany 760

Austria 300

Bosnia 330

Sweden 300

UK 760

Krygyzstan 500

Tajikistan 386

China 300

Indonesia 700

Source: Soufan Group. FTF in 2015 <<

MILISI MANCANEGARA IS ISOleh Agnes Chronika M

81 82

DATA JUMLAH FTF 2015

DEFINISI FOREIGN FIGHTERS

Seorang foreign fighters pada dasarnya adalah individu yang meninggalkan negara tempat tinggalnya untuk bergabung dengan kelompok bersenjata non-pemerintah di luar negeri dan dimotivasi oleh alasan ideologi, agama serta kekerabatan ketimbang moneter.

Fenomena foreign fighters pada dasarnya bukan suatu yang baru atau spesifik digunakan dalam konteks Islam.

Keberadaan foreign fighters telah banyak ditemui dalam sejarah peperangan dunia, seperti pada Perang Bersaudara di Spanyol, Perang Arab-Israel di tahun 1948 dan Perang di Afganistan yang diikuti oleh invasi Uni Soviet. Istilah ini mulai diketahui oleh masyarakat awam paska serangan 9/11 di Amerika Serikat dan korelasinya dengan kelompok Al-qaeda.

Overview Terorisme GlobalKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Afghanistan

Cambodia

Austria

Finland

1

11 1

6 300

16 70

Algeria

China

Belgium

Georgia

Australia

Egypt

Brazil

India

Ireland

Albania

Canada

Azerbaijan

France

2 90

12 130

7 104+

17 1700

3 170

13 300

8 470

18

4

14 125

9 330

19 760

21 700

5 120

15 600+

10 3

20 23

22 30

Argentina

Denmark

Bosnia

Germany

Indonesia

No Negara Official Counts

Libya

Kazakhstan

Moldova

32

27 300

37 1+

Italy

Madagascar

Kuwait

Morocco

Jordan

Maldives

Lebanon

New Zealand

Pakistan

Philipines

Israel

Macedonia

Kosovo

Montenegro

23 40–50

33 146

28 232

38

24 87

34 3+

29

39 1200

25

35 100

30

40 220

42 81

26 2000+

36 200

31 900

41 5–10

43

44

70

100

Japan

Malaysia

Kyrgyzstan

Netherlands

Norway

No Negara Official Counts No Negara Official Counts

Sumber: CAT, June 2016 <<

Spain

Saudi Arabia

Trinidad

133

2500

Qatar

Sweden

Singapore

Turkey

Russia

Tajikistan

Somalia

UAE

USA

Uzbekistan

Portugal

Sudan

Serbia

Tunisia

70

6000

300

2

2000–2200

57

1+

760

2400

386

150

Romania

Switzerland

South Africa

Turkmenistan

UK

54

49

59

45

55

50

60

46

56

51

61

47 1+

57

52

62

64

48

58

53

63

65

66

SUMBER PENDANAAN ISIS

ISIS berhasil menguasai beberapa wilayah pengeboran minyak di Siria dan Irak dan menjualnya di pasar gelap. Walau hasil pendanaan minyak sempat menjadi sumber pendanaan utama ISIS, namun akibat semakin meningkatnya serangan pasukan koalisi US dan Russia di wilayah pengeboran minyak ISIS di tahun 2015 dan 2016, penerimaan ISIS melalui penjualan minyak semakin menurun. Berdasarkan laporan dari IHS Group, di tahun 2016, ISIS berupaya menutupi berkurangnya penerimaan melalui minyak melalui peningkatan pajak terhadap masyarakat lokal.

Illustrasi foto sumber dana ISIS <<

Oil & Gas Extortion

Cement Donations

Phosphate Ransom

Agriculture Trafficking antiquities

>> Sumber: CAT, June 2016

83 84

Kegiatan PAC dilakukan dengan menggelar dialog dengan masyarakat Indonesia yang di empat tempat yaitu KBRI Seoul, Masjid Al-Mujahidin di Incheon, Masjid Al-Fatah Busan, dan Masjid Al-Barokah Gimhae. Seoul, Incheon, Busan dan Gimhae adalah beberapa kota yang menjadi kantong WNI di Korsel. Masjid dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan untuk menunjukkan bahwa masjid seharusnya menjadi tempat penyebaran ajaran-ajaran Islam yang penuh kedamaian. Selain itu, dengan kegiatan tersebut diharapkan WNI di Korsel tidak lagi takut untuk beraktivitas di masjid. Dialog di empat tempat tersebut berjalan dengan penuh antusiasme dan dihadiri sekitar 389 orang WNI.

ebagai upaya untuk mencegah WNI di luar negeri terpapar paham terorisme, Kemenlu mengadakan kegiatan kampanye penyadaran publik (Public

Awareness Campaign/PAC) pada tanggal 24-27 Agustus 2016 di Korea Selatan. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Wamenlu A.M Fachir dengan melibatkan Imam Besar Masjid Raya Istiqlal Prof. Nasarudin Umar dan Noor Huda Ismail, seorang pegiat reintegrasi sosial para mantan terpidana kasus terorisme.

Negeri Ginseng dipilih sebagai tempat dilakukannya PAC karena pada rentang waktu 2015-2016, Kemlu menemukan 8 kasus WNI yang ditangkap oleh otoritas keamanan Korsel karena diduga terlibat aktivitas kelompok teror. Beberapa WNI terbukti telah mengunggah dan menyebarluaskan konten-konten yang mendukung aktivitas teror ke media sosial maupun pengirim pesan. Kasus WNI bernama Carsim bahkan perhatian publik Korsel karena sempat ramai menghiasi berbagai media disana.

Penangkapan tersebut tentunya berdampak negatif. Aparat semakin intensif mengamati WNI, termasuk memasuki 42 tempat ibadah WNI muslim dan mendalami latar belakang pengurus serta jamaahnya. Walhasil, masyarakat Indonesia di Korsel menjadi bimbang dan galau ketika akan memasuki masjid untuk menjalankan ibadah. Bahkan, beberapa perusahaan khawatir untuk mempekerjakan TKI yang mengenakan atribut Islam. Kondisi tersebut harus segera diantisipasi karena kecurigaan dan penangkapan terus menerus dapat menurunkan kuota pengiriman TKI ke Korea Selatan.

S

Umat muslim di Korea Selatan <<

Menepis Galau Di Masjid KorselKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

MENEPIS GALAU DIMASJID KORSEL

Wakil Menteri Luar Negeri RI

“Tujuan utama merantau dan bekerja di Korsel adalah untuk menghidupi keluarga di Indonesia. Ini adalah jihad fisabilillah. Jadi tidak perlu lagi berpikir jihad-jihad yang lain”

“Fungsi masjid yang pada zaman Nabi (Muhammad SAW, red) adalah pusat segala kegiatan mulai dari tempat ibadah, kesenian, olah raga, peradilan, pendidikan hingga diskusi. Anutlah Islam sebagaimana dikembangkan di Indonesia. Sesuaikan diri dan hormati hukum negara setempat”

A.M FACHIR

Imam Besar Masjid IstiqlalPROF. NASARUDDIN UMAR

ada tanggal 22 Agustus 2016 bertempat di Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri telah dilaksanakan kegiatan pemutaran film

Jihad Selfie karya Noor Huda Ismail. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kegiatan kampanye penyadaran publik (Public Awareness Campaign) sebagai upaya pencegahan permasalahan WNI di luar negeri. Kegiatan pemutaran film ini juga merupakan bagian dari strategi menggandeng kalangan masyarakat madani untuk bersama-sama melakukan upaya preventif menanggulangi permasalahan meningkatnya WNI di luar negeri yang terindikasi hendak bergabung dengan kelompok Foreign Terrorist Fighters (FTF).

Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Dirjen Protokol dan Konsuler Andri Hadi. Selanjutnya Wakil Menteri Luar Negeri A.M Fachir membuka secara resmi kegiatan pemutaran film Jihad Selfie. Pemutaran film dilaksanakan selama kurang lebih 50 menit. Kegiatan ini diikuti secara antusias oleh sekitar 200 penonton yang terdiri atas para pejabat dan staf Kemlu, jurnalis, mahasiswa, pengamat pendidikan, pengamat isu terorisme, LSM, maupun masyarakat umum.

Usai pemutaran film, dilaksanakan kegiatan diskusi terkait fenomena bergabungnya warga negara asing dengan kelompok-kelompok teror di Suriah. Produser Jihad Selfie sekaligus pegiat integrasi sosial eks narapidana teorisme, Noorhuda Ismail didapuk untuk menjadi pembicara. Hadir pula Teuku Akbar Maulana, pelajar sekolah Imam Hatip Kayseri Turki yang merupakan pemeran utama dalam film tersebut. Selain Huda dan

Akbar, Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata (KIPS) Kemlu Andy Rachmianto juga menjadi narasumber internal.

Jihad Selfie sendiri bercerita tentang pergolakan batin Teuku Akbar Maulana, seorang pemuda asal Aceh yang bersekolah di Turki. Tergoda dengan imaji maskulinitas yang dibangun oleh para milisi ISIS, ia sempat tertarik untuk bergabung dan menyeberang ke Suriah. Di persimpangan jalan ia bertemu dengan Huda yang saat itu sedang melakukan penelitian di Turki. Huda menyarankan Akbar untuk menceritakan keinginannya “berjihad” ke Suriah kepada orangtuanya. Singkat cerita, ikatan batin yang kuat antara Akbar dengan ayah dan ibunya telah memupuskan keinginannya untuk bergabung ISIS.

P

>> Diskusi film Jihad Selfie

Pemutaran Film Jihad Selfie

PEMUTARAN FILMJIHAD SELFIE

Oleh Hadyan Tamimi Oleh Hadyan Tamimi

85 86

Menembus Ibukota ISISKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

MENEMBUS IBUKOTA IS IS

edutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus merupakan salah satu dari sedikit perwakilan diplomatik yang masih bertahan

di Suriah dengan misi utama perlindungan WNI di tengah gejolak konflik. Selain bertahan di ibukota Damaskus, KBRI Damaskus juga memiliki kantor cabang konsuler/penampungan WNI di kota Lattakia dan kota Aleppo serta menugaskan pengacara, contact persons, dan petugas konsuler di wilayah-wilayah di Suriah. Sebagai wujud totalitas perlindungan, pada 14—16 Juni 2016, KBRI Damaskus melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Aleppo dengan agenda utama meninjau secara langsung kantor cabang konsuler/penampungan (shelter) WNI di wilayah Aleppo, mengadakan sosialisasi dengan WNI di shelter Aleppo, serta menyelesaikan permasalahan TKI ke Kantor Kepolisian dan Imigrasi Aleppo.

Aleppo merupakan wilayah paling utara Suriah yang berbatasan langsung dengan Turki sekaligus merupakan kota terbesar kedua Suriah setelah Damaskus. Aleppo adalah wilayah yang paling hancur di Suriah sehingga mendapatkan pemberitaan luas di media-media massa internasional. Di tengah porak porandanya Aleppo, Indonesia adalah satu-satunya perwakilan asing yang masih mempertahankan kantor cabang konsulernya di Aleppo. Masih banyaknya TKI yang terkepung, majikan yang bermasalah, dan letak geografis menjadikan Aleppo sebuah tantangan tersendiri.

Keberanian dan totalitas KBRI Damaskus dalam mengemban misi perlindungan WNI ke Aleppo menjadi perhatian banyak pihak di Suriah, seperti pemerintah

Suriah, pihak keamanan, pemerintah daerah, hingga media massa. Selain disambut dengan antusias oleh Gubernur Aleppo, kunjungan kerja KBRI Damaskus yang dipimpin langsung oleh Dubes Djoko Harjanto juga mendapatkan liputan dari banyak media di Suriah.

“Dubes Djoko merupakan duta besar paling berani dan satu-satunya duta besar yang datang ke Aleppo selama lima tahun konflik ini,” tegas Gubernur Aleppo Mr. Mohammad Marwan Olabi. “Kami salut atas totalitas seorang Duta Besar Indonesia dalam melindungi warganya.”

Jika kita tarik ke belakang, sejak konflik Suriah meletus pada 2012 silam hingga Agustus 2016, KBRI Damaskus telah merepatriasi sebanyak 12.455 WNI dari Suriah dalam 277 gelombang. Prioritas KBRI Damaskus adalah keselamatan fisik dan melakukan repatriasi WNI sebanyak-banyaknya keluar dari Suriah, dengan tetap

memperjuangkan hak-hak TKI. Hingga Agustus 2016 ini saja, KBRI Damaskus telah merepatriasi sebanyak 229 WNI/TKI dari Suriah dalam 8 gelombang. Sebanyak 59 dari 229 WNI/TKI tersebut diduga kuat merupakan korban perdagangan orang yang masih terus diperjual-belikan dari Indonesia ke Suriah - padahal Suriah masih dilanda konflik berkepanjangan. Ironis.

K

Awal tahun 2016, KBRI Damaskus telah berhasil menyelamatkan seorang TKI bernama Casih Binti Waan asal Subang Jawa Barat dari kepungan ISIS di kota Deir Ezzor. Casih bekerja di Suriah sejak tahun 2011 dan bermaksud pulang ke tanah air setelah menyelesaikan kontrak kerjanya. Namun, perjalanan darat keluar/dari kota Deir Ezzor diputus, karena dan dikepung oleh para pemberontak dan teroris.

Deir Ezzor, propinsi paling timur Suriah berbatasan dengan Irak, merupakan salah satu wilayah paling parah sekaligus medan perang paling hebat antara Angkatan Bersenjata Suriah dengan pemberontak Free Syrian Army (FSA), Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), serta Jabhat Fatah al-Syam (Jabhat Al-Nusra). Sejak tahun 2014, ISIS berhasil menguasai hampir 80 persen wilayah Provinsi Deir Ezzor, sedangkan sisanya dikuasai Pemerintah Suriah, yakni di wilayah sekitar Pangkalan Militer kota Deir Ezzor.

Pada bulan Mei 2015, ISIS berhasil menguasai Palmyra dan memotong jalur suplai yang masih tersisa untuk Deir Ezzor. Sejak dikepung oleh ISIS, maka kebutuhan penduduk Deir Ezzor hanya dapat dipasok melalui udara WNI/TKI memasuki pesawat untuk kembali ke Indonesia <<

Oleh A.M. Sidqi

EVAKUASI TKW DARI DEIR EzzORMENGGUNAKAN HELIKOPTER

KBRI DAMAsKus

dengan menggunakan helikopter. Meskipun kelompok ISIS terus berusaha untuk menghentikan pasokan dengan menyerang Pangkalan Udara Deir Ezzor, tetapi upaya tesebut selalu berhasil digagalkan oleh pasukan elit Pemerintah, Republican Guards of the 104th Airborne Brigade.

Setelah mempelajari berbagai alternatif evakuasi, pada tanggal 6 Desember 2015, KBRI Damaskus mengirim Nota Diplomatik kepada Pemerintah Suriah agar dapat membantu penjemputan TKI dari Deir Ezzor menggunakan fasilitas militer Suriah. Selanjutnya, KBRI Damaskus melakukan pendekatan kepada Kementerian Dalam Negeri Suriah agar memerintahkan Kepala Kepolisian Suriah Wilayah Timur bekerja sama dengan Komando Militer Deir Ezzor agar mengevakuasi TKI tersebut dengan menggunakan helikopter ke wilayah aman di Kota Hasakah. Setelah diinapkan selama kurang lebih satu minggu di sebuah hotel di Hasakah, Casih diterbangkan ke Damaskus dengan menggunakan penerbangan swasta Suriah, Cham Wings Air. Ia lalu tinggal di shelter KBRI Damaskus sejak tanggal 14 Januari 2016 hingga dipulangkan ke Indonesia pada gelombang repatriasi ke-274 tanggal 25 April 2016.

Perlindungan WNI di wilayah konflik dapat terlaksana berkat hubungan yang terjalin baik dan terus dibina

antara KBRI Damaskus dengan Kementerian terkait di Suriah. Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Suriah dalam penyelamatan Casih patut dihargai mengingat dalam kondisi sulit dan terkepung, militer Suriah masih bersedia menyelamatkan seorang TKI. Pemerintah Suriah sangat menghargai posisi Pemerintah Indonesia yang tidak berpihak dalam konflik yang terjadi di Suriah dan tetap membuka Kedutaan Besarnya di Damaskus dengan dipimpin oleh seorang Duta Besar.

Foto B <<

konsuler cabang Aleppo pada Januari 2016. Setelah semua hak dan urusan selesai diperjuangkan di Aleppo, Sri Rahayu diantarkan ke shelter Damaskus pada 12 Maret 2016 dan direpatriasi pada 28 Maret 2016 pada gelombang ke-273.

Casih dan Sri Rahayu adalah sedikit nama dari dua belas ribu WNI/TKI yang diselamatkan dan diperjuangkan hak-haknya oleh KBRI Damaskus di tengah gejolak konflik di Suriah. Pemerintah pun telah menerapkan moratorium (penghentian sementara) pengiriman TKI/penata laksana rumah tangga (PLRT) ke Suriah sejak September 2011. Moratorium tersebut diperkuat jadi penghentian permanen sejak 2015. Sejak penerapan moratorium dimaksud, TKI yang dikirim ke Suriah dinyatakan sebagai korban perdagangan manusia (tindak pidana perdagangan orang/TPPO) karena dikirim melalui cara yang tidak prosedural dan ilegal.

Selain Casih, KBRI Damaskus juga telah berhasil mengeluarkan seorang TKI, Sri Rahayu Binti Masdin Nur, dari kota Raqqah. Sejak menerima informasi tentang keberadaan Sri Rahayu pada Juni 2015, KBRI Damaskus selalu mencari cara agar bisa mengevakuasi Sri Rahayu dari Raqqah. Pemerintah Suriah telah kehilangan kontrol terhadap Raqqah sejak lama, sedangkan akses dari/ke Raqqah ditutup ketat oleh ISIS. Melalui pengacara retainer KBRI Damaskus di Aleppo, Mr. Muhammad Akra, KBRI Damaskus terus-menerus menekan agen tenaga kerja yang mengirim Sri Rahayu ke Raqqah agar bertanggung jawab. Agen tenaga kerja tersebut selalu beralasan bahwa mustahil mengeluarkan Sri Rahayu dari Raqqah. Sejak konflik di Suriah meletus, Raqqah merupakan medan pertempuran paling parah sekaligus medan perang paling berat antara Tentara Pemerintah Suriah, pemberontak Free Syrian Army, dan ISIS. Sejak akhir 2013, ISIS berhasil merebut Kota Raqqah dari pemberontak Free Syrian Army dan menjadikannya sebagai “ibukota” ISIS.

Setelah menyusun rencana bersama, dipilihlah seorang pegawai agen tenaga kerja yang mengenal wilayah medan pegunungan Aleppo—Raqqah untuk menjemput Sri Rahayu. Setelah mencermati waktu yang tepat dan rencana matang disusun, Sri Rahayu dievakuasi melalui perjalanan darat Raqqah—Aleppo dari gunung ke gunung secara rahasia siang dan malam selama 6 hari. Untuk mengelabui tentara ISIS, Sri Rahayu dan pegawai agen Sana mengaku sebagai suami istri. Sri Rahayu berhasil dibawa ke kantor

PENYELAMATAN TKI DARI IBUKOTA ISIS

DUBES DJOKO HARJANTO

Tanpa jejaring yang kuat antara

KBRI Damaskus, pemerintah

Suriah, dan tokoh masyarakat,

mustahil dapat mengemban misi

utama perlindungan WNI di tengah

gejolak konflik Suriah ini,”

87 88

araknya peristiwa penembakan (active shooter) di beberapa wilayah negara bagian di Amerika Serikat, termasuk California,

mendorong KJRI Los Angeles untuk melakukan upaya – upaya perlindungan terhadap WNI yang berada dalam wilayah akreditasi KJRI Los Angeles. Tercatat Insiden penembakan massal yang pernah terjadi berturut-turut dalam lima tahun terakhir adalah pada tahun 2012 insiden terjadi di Sandyhook Elementary School, Newton, Connecticut dengan 26 korban jiwa, kemudian di tahun 2013 Washington Navy Yard, Washington D.C. dengan 13 korban jiwa dan 8 korban luka-luka, di tahun 2014 terjadi penusukan dan penembakan di La Isla Vista dekat campus UC Santa Barbara dengan korban 7 orang terbunuh dan 8 lainnya terluka dan yang terparah di tahun 2015 berturut-turut pada bulan Mei 2015 pada perayaan memorial day di Chicago dengan korban 12 meninggal dan 44 terluka, yang disusul pada bulan Juli 2015 pada perayaan Fourth of July dengan korban 10 meninggal dan 54 orang terluka. Akhir tahun 2015 ditutup di bulan Desember saat terjadi penembakan massal di San Bernardino yang menelan korban jiwa sebanyak 14 orang meninggal dan 21 lainnya terluka.

M

SAN BERNARDINO

University Mendical Center dan Arrowhead Regional Medical Center. Motif penembakan sendiri tidak jelas mengingat lokasi penembakan adalah gedung organisasi swasta masyarakat nirlaba yang utamanya membantu masyarakat penyandang cacat mental dan mobilitas. Terdapat sekitar 31.000 orang yang mendapatkan pelayanan dari organisasi nirlaba tersebut dan secara positif menjadi pusat pelayanan masyarakat yang cukup terkenal di San Bernardino.

Menurut informasi dari aparat keamanan setempat, pelaku penembakan merupakan pasangan suami-istri keturunan asing yang telah memiliki kewarganegaraan AS. Saat kejadian, telah mengemuka spekulasi yang mengaitkan insiden ini sebagai lanjutan pasca serangan Paris. Namun demikian pihak FBI dan Attorney General Office masih belum secara eksplisit serta nampak berusaha menahan spekulasi tersebut dengan menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan meminta masyarakat untuk bersabar hingga penyelidikan dapat dituntaskan. Hal ini juga mengingat insiden mass shooting bukanlah hal baru karena kerap terjadi. Presiden Obama dalam pernyataan pers resminya juga lebih cenderung melakukan framing insiden ini kearah “Gun Control Issue”.

Dalam peristiwa tersebut, KJRI Los Angeles mendapatkan informasi seorang WN AS keturunan Indonesia bernama Anies Kondoker yang mengalami luka di tangan kanan dan kiri. Ybs telah mendapatkan penanganan perawatan di RS Arrowhead. Ybs memiliki keluarga di Indonesia dan KJRI Los Angeles segera melakukan kontak dengan pihak keluarga untuk menyampaikan keadaan ybs dalam keadaan selamat namun mengalami luka – luka.

Peristiwa penembakan terjadi di San Bernardino pada tanggal 2 Desember 2015 pukul 12.14 waktu setempat. Penembakan dilakukan oleh 1 sampai 3 orang dengan menggunakan senjata laras panjang AK – 47 yang memanfaatkan momen pesta liburan Department of Public Health di sebuah conference center. Jumlah korban meninggal mencapai 14 orang dan 21 orang menderita luka – luka. Para korban dilarikan ke Loma Linda

Menyikapi peristiwa penembakan ini, KJRI Los Angeles mengunjungi simpul – simpul masyarakat Indonesia di wilayah San Bernardino untuk memberikan simpati dan memastikan kembali bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban. Selain itu, KJRI Los Angeles juga secara informal menjalin komunikasi dengan pemerintah dan aparat keamanan setempat untuk mengantisipasi spekulasi isu yang berdampak pada masyarakat muslim di California.

Di tahun 2016, peristiwa active shooter kembali terjadi di wilayah akreditasi KJRI Los Angeles, yaitu di area kampus University of California Los Angeles (UCLA).

Insiden Penembakan di San Bernardino<<

Insiden Penembakan di UCLA<<

Penmbakan Di Negeri Paman SamKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

PENEMBAKAN DI NEGERI PAMAN SAMOleh Victor M. Sibarani dan Benny K. Rahman

KJR I Los ANGELEsKAMPUS UNIVERSITY OF CALIFORNIA LOS ANGELES (UCLA)Penembakan terjadi di kampus UCLA pada tanggal 1 Juni 2016 sekitar jam 10.00 pagi waktu Los Angeles. Peristiwa penembakan berlangsung di salah satu ruangan kantor gedung engineering IV kampus UCLA. Mengetahui hal tersebut, pihak kampus UCLA menghubungi pihak kepolisian Los Angeles Police Department (LAPD) yang dengan segera melakukan pengamanan terhadap seluruh area kampus (blockade). Pihak LAPD juga menginstruksikan kepada seluruh mahasiswa dan civitas akdemika yang berada dalam area kampus untuk segera mengamankan diri dalam ruangan – ruangan terkunci di dalam kampus. Penyampaian informasi mengenai situasi yang berkembang dalam area kampus bagi seluruh mahasiswa dan civitas akademika dilakukan dengan cara mengirimkan sms massal (Bruin Alerts).

Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam hingga pihak LAPD menyatakan bahwa situasi telah dapat dikendalikan dan area kampus UCLA telah berhasil diamankan. Dalam perkembangan penyelidikan pihak LAPD kemudian didapatkan bahwa peristiwa penembakan merupakan murder suicide case yang melibatkan 1 pelaku dan menelan 1 korban, keduanya laki – laki dan dalam keadaan tewas. Pihak LAPD juga menginformasikan bahwa hasil penyelidikan terhadap identitas kedua korban di TKP terdapat indikasi suicide note.

Sehari setelah peristiwa penembakan, pihak LAPD mengumumkan bahwa pelaku penembakan murder suicide case bernama Mainak Sarkar, seorang alumni UCLA dari jurusan mechanical engineering, sementara korban adalah William S. Klug, professor pengajar jurusan engineering di UCLA. Pada tahun 2013 Mr. Sarkar memperoleh gelar PhD-nya dimana Prof. Klug tercatat sebagai salah satu dosen pembimbing Mr. Sarkar. Hasil penyelidikan pihak LAPD lebih lanjut menemukan sebuah “kill list” di kediaman Mr. Sarkar di wilayah Minnesota. “Kill list” tersebut berisikan nama 3 orang dimana salah satunya adalah Prof. Klug dan seorang professor UCLA lainnya. Sedangkan satu

nama perempuan yang juga terdapat dalam daftar, telah ditemukan tewas dengan luka tembakan di Minnesota. Motif pembunuhan Prof. Klug diduga merupakan perselisihan mengenai intellectual property, sedangkan motif untuk kedua target lainnya masih belum dirilis oleh pihak LAPD.

Menyikapi peristiwa penembakan tersebut, pihak UCLA mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk melapor kepada pihak kampus, dan khusus mahasiswa pascasarjana diwajibkan untuk melapor kepada dosen pembimbing masing – masing. UCLA juga meninjau prosedur pengamanan kampus terkait beberapa ruang kelas yang ditemukan tidak dapat dikunci.

Melalui komunikasi intensif KJRI Los Angeles dengan perwakilan dari Indonesian Bruin Student Association (sebuah organisasi mahasiswa Indonesia di UCLA dan tenaga pengajar Indonesia) dan hasil kunjungan staf KJRI Los Angeles ke TKP, dapat dipastikan bahwa keseluruhan 87 mahasiswa Indonesia aktif dan 1 tenaga pengajar di UCLA berada dalam keadaan selamat dan aman. Pada bulan Desember 2015, pasca insiden penembakan di San Bernardino, KJRI Los Angeles telah menyusun sebuah Standard Operating Procedure (SOP) Tanggap Darurat Bencana sebagai pedoman langkah – langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi bencana gempa, kebakaran, dan active shooter situation. SOP ini telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Konsul Jenderal RI Los Angeles tentang Standard Operational Procedure (SOP) Tanggap Darurat Bencana Bagi Staf Konsulat Jenderal Republik Indonesia Los Angeles Nomor 027/SK/KP/XII/2015.

SOP ini sangat diperlukan untuk menghindari segala risiko ataupun ancaman yang semakin meningkat setiap harinya dalam setiap rutinitas pekerjaan. Melalui prinsip “personal safety first” sebagai dasar pedoman, diharapkan seluruh staf KJRI Los Angeles mampu memperhatikan keselamatan diri pribadi dimana saja dan kapan saja agar peran strategis KJRI dalam memberikan pelayanan dan perlindungan dapat dilakukan dengan lancar meskipun terjadi bencana.

Terdapat 3 langkah utama dari SOP ini yang terkait dengan active shooter situation yaitu evakuasi, sembunyi, dan lawan dengan perincian sebagai berikut:

• Langkah evakuasi dilakukan apabila terdapat rute evakuasi/exit, usahakan untuk segera melarikan diri dan persiapkan diri dengan merencanakan dalam pikiran mengenai rute keluar dan cegah orang lain masuk ke dalam area active shooter. Disarankan agar dalam langkah evakuasi ini untuk tidak memindahkan orang yang terluka dan hubungi 911 ketika situasi sudah aman.

• Langkah sembunyi dilakukan apabila evakuasi tidak memungkinkan, dimana individu harus mencari tempat persembunyian yang tidak mungkin ditemukan oleh pelaku penembakan. Selain itu, matikan handphone, TV atau radio dan tetap diam serta tenang.

• Langkah lawan merupakan opsi terakhir apabila tidak ada cara lain, dengan menjadi agresif dan melumpuhkan pelaku, dengan cara melempar apapun kepada pelaku, berteriak, dan menunjukkan keseriusan memberikan perlawanan.

Pada tanggal 20 April 2016, KJRI Los Angeles juga telah melaksanakan Pelatihan Kesiapan Staf Menghadapi Situasi Penembakan Massal (Active Shooter) yang didukung oleh pembicara dari Los Angeles Police Department (LAPD) Senior Lead Officer John Biondo. Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran realita lapangan mengenai kejahatan penembakan massal ini dan bagaimana cara mengantisipasi seorang/grup penembak massal.

>> Active Shooter Training

89 90

eorang WNI berinisial ZHT ditangkap oleh aparat Kepolisian Wilayah Bahri pada malam hari tanggal 28 Juli 2015, tidak lama setelah

keluar dari rumah Syekh Musa’ad Basyir. ZHT ditangkap karena diduga memiliki hubungan khusus dengan Syekh Musa’ad Basyir, seorang tokoh agama berpengaruh di Sudan yang dicurigai memiliki afiliasi dengan gerakan ISIS. Penangkapan tersebut dilakukan karena ZHT cukup sering ke rumah Syekh Musa’ad Basyir untuk mengikuti pengajian, sehingga yang bersangkutan dianggap telah menjadi bagian atau mungkin kaki tangan ulama tersebut.

Sehari setelah penangkapan, KBRI Khartoum didampingi pengacara langsung mendatangi kantor Kepolisian Wilayah Bahri untuk melihat keadaan ZHT sekaligus memohon agar ZHT dapat dilepaskan dengan jaminan KBRI Khartoum. Permohonan tersebut ditolak oleh pihak Kepolisian.

Duta Besar RI untuk Sudan dan Eritrea, Burhanuddin Badruzzaman kemudian mengontak koleganya di SNCCT (Sudan national Commission fot Counter Terrorism), Mayor Jenderal Jamaluddin untuk meminta informasi alasan dan latar belakang penangkapan ZHT serta informasi mengenai Syekh Musa’ad Basyir. Pertemuan antara Dubes Burhanuddin dengan Mayjen Jamaluddin berlangsung pada 30 Juli 2016 di kantor SNCCT, hanya berselang dua hari setelah insiden penangkapan. Dalam pertemuan tersebut, Dubes Burhanuddin meminta agar ZHT dapat dibebaskan jika tidak terdapat terbukti kuat mengenai keterlibatan ZHT dengan jaringan ISIS. Menanggapi permohonan ini, Mayjen Jamaluddin yang telah mengenal baik Dubes Burhanuddin kemudian menyampaikan akan berusaha melakukan yang terbaik untuk membantu ZHT. Namun

S demikian, semuanya kembali kepada proses hukum yang berlaku di Sudan.

Pada 31 Juli 2015, KBRI Khartoum kembali menemui Kepolisian Wilayah Bahri dengan membawa surat jaminan dari KBRI untuk membebaskan ZHT sementara waktu, mengingat statusnya sebagai pelajar yang akan menempuh ujian semester. Namun ternyata pihak Kepolisian Wilayah Bahri tetap menolaknya. Tidak patah semangat, selanjutnya pada 2 Agustus 2015, KBRI Khartoum menemui Kepala Kepolisian Bahri untuk melobi pihak Kepolisian agar membebaskan ZHT. Kepala Kepolisian Bahri merespon secara normatif dengan menyebutbahwa proses penyidikan sedang berlangsung dan jika tidak terbukti bersalah akan dilepaskan.

Kemudian pada 4 Agustus 2015, ZHT dipindahkan ke penjara NISS (National Intelligence and Security Service) untuk menjalani investigasi mendalam. Mengingat kondisi di sel tahanan NISS yang fasilitasnya amat terbatas, KBRI Khartoum dan pengacara mendatangi kantor cabang NISS di kawasan Amarat untuk memberikan pakaian dan makanan kepada ZHT dengan metitipkan melalui petugas. Sesuai dengan Konvensi Wina Tahun 1961 dan 1963, warga negara asing yang ditangkap/ditahan di sebuah negara berhak mendapatkan kunjungan kekonsuleran dari Kedutaan Besarnya/Kantor Perwakilan Negaranya di negara dimana dia ditangkap. Maka pada 10 Agustus 2015, KBRI mengirim surat permohonan kepada NISS untuk dapat bertemu ZHT dalam rangka pemberian hak-hak kekonsuleran dan NISS mengabulkan permohonan KBRI Khartoum tersebut.

13 Agustus 215, KBRI Khartoum mendatangai kantor

cabang NISS di Amarat dan berhasil bertemu dengan ZHT selama 15 menit. Dalam pertemuan dengan ZHT, KBRI Khartoum menyampaikan concern dari Menteri Luar Negeri RI yang peduli kepada ZHT. Mendengar hal ini, ZHT tiba-tiba tersenyum walau secara fisik dan batin dalam keadaan tertekan. Selama KBRI berbincang

dengan ZHT, seorang petugas bersejata AK 47 perwira menengah dari NISS. Apapun yang dikatakan KBRI kepada ZHT harus diterjemahkan dalam bahasa Arab agar petugas mendengarnya. KBRI menanyakan tentang benar atau tidaknya ZHT punya kaitan khusus atau tidak dengan ISIS dan Syekh Musa’ad Basyir dengan cara disumpah atas nama Allah dan Rasulullah Muhammad SAW. ZHT menjawab bahwa ia sama sekali tidak terkait ISIS dan hanya ingin belajar ilmu hadist kepada Syekh Musa’ad Basyir.

Mengingat belum diterimanya konfirmasi dari NISS mengenai perkembangan kasus ZHT, pada 16 Agustus 2015, KBRI mengirim nota diplomatik ke Kemlu Sudan yang berisi permohonan klarifikasi penahanan ZHT oleh NISS karena bukti-bukti yang ada sangat lemah yaitu

hanya berupa kiriman pesan iseng dari seorang temannya tentang cara merakit bom yang didapat dari internet. Ketika dikonfirmasi ke ZHT tentang sms tersebut, ia mengatakan bahwa SMS itu tidak pernah ia minta dan entah kenapa dikirim kepadanya. Berkat usaha yang gigih dan dengan semangat pantang menyerah, KBRI Khartoum terus mendesak aparat NISS dan Kemlu Sudan untuk membebaskan ZHT. Pada 26 Agustus 2016, pimpinan NISS menelpon Dubes Burhanuddin agar dapat menjemput ZHT di kantor NISS dan dinyatakan bebas tanpa syarat. Berita ini kemudian disampaikan ke PPI Sudan dan teman-teman mahasiswa ZHT yang juga sedang menempuh pendidikan di Khartoum. Isak tangis dan haru bercampur aduk ketika teman-teman ZHT menyambutnya di depan gerbang KBRI Khartoum.

Dari pengalaman proses pemulangan WNI/TKIO dan pembebasan ZHT ini, segenap pejabat dan staf KBRI Khartoum mendapatkan pelajaran yang berharga betapa pentingnya “jejaring”itu untuk selalu dipelihara dan dikembangkan dalam rangka memberi perlindungan yang maksimal kepada seluruh WNI di luar negeri. Penugasan di negara rawan seperti Sudan membutuhkan tidak hanya tekad yang kuat tapi juga kesabaran yang tinggi untuk bisa beradaptasi dengan berbagai hambatan di lapangan yang terkadang tanpa kepastian dan tidak terduga.

>> ZHT (kanan) bersama staf konsuler KBRI Khartoum

Kantor imigrasi di Khartoum <<

Karena Salah Mencari GuruKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

KARENA SALAH MENCARI GURUOleh Asrarudin Salam

KBRI KHARTouM

91 92

PERANG DANKONFLIK POLITIK

urbulensi politik di berbagai penjuru dunia masih menjadi salah satu faktor yang mengancam keselamatan dan keamanan

WNI di luar negeri. Beberapa negara di Timur Tengah seperti Yaman, Suriah, Libya, Irak dan Sudan masih terus bergejolak. Konflik politik yang berkepanjangan kemudian melahirkan perang saudara, kerusuhan horizontal hingga aksi terorisme. Padahal masih cukup banyak WNI berada di wilayah Timur Tengah baik sebagai TKI maupun pelajar/mahasiswa.

T

07

Perang Dan Konflik PolitikKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Terdapat 4 orang WNI berstatus mahasiswa yang ditangkap oleh otoritas keamanan Turki dengan tuduhan terlibat dalam kelompok Fethulah Gulen Terrorist Organization (FETO). FETO adalah kelompok yang dituduh oleh Pemerintah Turki sebagai dalang di balik upaya kudeta pada tanggal 15 Juli 2016.

Sebelum terjadi upaya kudeta, Pemerintah Turki menuduh organisasi-organisasi yang terafiliasi dengan Fethullah Gullen telah berupaya untuk mendirikan parallel structure di dalam tubuh pemerintahan yang sah. Salah satu organisasi terkait FETO adalah yayasan Pacific Countries Social and Economic Solidarity (PASIAD) yang mengoperasikan beberapa sekolah di Indonesia dan memberikan beasiswa bagi pelajar Indonesia untuk bersekolah di Turki. Tak pelak, PASIAD telah dianggap sebagai bagian dari parallel structure sekaligus mendukung upaya kudeta di Turki.

Dalam catatan Kemenlu, pada saat terjadinya kudeta, terdapat 248 orang pelajar/mahasiswa Indonesia yang

mendapatkan beasiswa yayasan PASIAD di Turki. Nyaris semua mahasiswa beasiswa PASIAD dari berbagai negara tinggal di rumah yang disewa secara khusus oleh yayasan, pun begitu dengan mahasiswa penerima beasiswa asal Indonesia.

Pasca kudeta, otoritas keamanan Turki melakukan razia dan mengawasi secara ketat semua fasilitas yang diduga terafiliasi PASIAD, termasuk sekolah, kampus dan rumah. KBRI Ankara dan KJRI Istanbul telah menghimbau kepada semua mahasiswa Indonesia yang menerima beasiswa dari PASIAD untuk meninggalkan semua fasilitas PASIAD, termasuk rumah yang selama ini mereka tinggali. KBRI

dan KJRI bahkan menawarkan wisma dan kantor KBRI dan KJRI untuk menjadi tempat tinggal sementara bagi para mahasiswa PASIAD yang ingin meninggalkan rumah PASIAD namun tidak memiliki uang untuk mencari tempat tinggal yang baru. Sekitar 50 mahasiswa kemudian menerima himbauan dan tinggal di KBRI Ankara mauoun KJRI Istanbul. Sayangnya, masih ada yang memilih untuk bertahan menempati dan menggunakan fasilitas PASIAD.

Hal yang tidak diinginkan akhirnya terjadi. Otoritas keamanan menangkap 3 mahasiswa Indonesia yang masih menempati rumah PASIAD. Dua orang ditangkap di Bursa, seorang lainnya ditangkap di Ankara. Sebelum terjadi upaya kudeta, seorang mahasiswa Indonesia juga

telah ditangkap di Gaziantep. Dengan demikian, terdapat 4 orang mahasiswa Indonesia yang ditangkap dengan tuduhan keterkaitan dengan PASIAD/Fethullah Gullen.

KBRI Ankara dan KJRI Istanbul terus menghubungi semua mahasiswa Indonesia penerima beasiswa yayasan PASIAD untuk meninggalkan semua fasilitas dan kegiatan terkait dengan yayasan tersebut. Sekelompok mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam “Gerakan Turun Tangan” secara sukarela membantu KBRI dan KJRI dengan melakukan pendataan, penjemputan ke wisma KBRI Ankara, hingga membantu mencarikan tempat

PENANGKAPAN MAHASISWA INDONESIA DI TURKI

PASCA KUDETA GAGAL

UPAYA-UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN

Sepanjang tahun 2016, dinamika politik dalam negeri Turki telah berimbas pada para mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di bekas Kesultanan Ottoman tersebut. Empat mahasiswa asal Indonesia ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam gerakan teror bersenjata terafiliasi Fethullah Gullen.

Seorang anak menonton aksi kudeta Turki << Dirjen Protkons Andri Hadi memimpin langsung proses verifikasi dokumen mahasiswa eks beasiswa PASIAD di Wisma KBRI Ankara <<

STATISTIK

300

28396000

15

2100

2745

Selama terjadinya kudeta di Turki:

Setelah kudeta di Turki Berakhir

Tidak ada WNI yang kehilangan nyawaatau terluka akibat kudeta

Terbunuh

Tentara

Universitas & Lembaga Negara Ditutup SelamaKudeta Berlangsung

Orang ditangkap

Termasuk

Terluka

Hakim

Jumlah WNI di Turki

2700

728282

800 400Orang

Mahasiswa

Diduga terkait kelompok

Fettulah GulenPenerima beasiswaPASIAD

di Istanbul di Ankara

95 96

Perang Dan Konflik PolitikKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Setelah PASIAD dinyatakan sebagai salah satu organisasi terlarang terafiliasi FETO, otoritas Turki kemudian melakukan penangkapan kepada para donatur, sponsor dan pengurus di yayasan tersebut. Penangkapan tersebut menyebabkan terhentinya program beasiswa sehingga tidak ada lagi pihak yang akan membiayai kuliah maupun kebutuhan hidup para mahasiswa eks penerima beasiswa.Namun karena tekad yang kuat untuk menyelesaikan pendidikan di Turki, nyaris semua mahasiswa eks. PASIAD menolak untuk kembali ke Indonesia. Mereka siap untuk melakukan ikhtiar demi keberlanjutan studi mereka. Selain itu, belum ada mekanisme transfer studi yang disepakati apabila mereka memutuskan kembali ke Indonesia. Padahal banyak dari mereka yang saat ini sudah berada di semester akhir dan akan segera menempuh tugas akhir. Pemerintah jelas tidak bisa memaksa para mahasiswa untuk pulang kembali ke Indonesia.Pemerintah RI tidak bisa membiarkan para mahasiswa eks PASIAD mencari sendiri sumber pendanaan untuk membiayai kuliah dan hidup mereka di Turki. Hal ini

PEMULANGAN BUKANLAH SOLUSI TERBAIK

riskan karena mahasiswa dapat kembali menggunakan fasilitas dan rumah yang telah diawasi oleh aparat, juga bersinggungan dan terlibat dengan berbagai anasir FETO. Apabila hal ini terjadi, kemungkinan penangkapan kembali oleh aparat keamanan akan semakin besar. Menyadari kondisi mahasiswa eks PASIAD yang rentan, Dubes Wardana kemudian menerbitkan SK kedaruratan.Karena kondisi kedaruratan yang terjadi, Wapres Jusuf Kalla kemudian menginstruksikan Kemenlu untuk menggunakan anggaran perlindungan WNI untuk memastikan keberlanjutan pendidikan para mahasiswa di Turki sampai dengan Desember 2016 dan memikirkan mekanisme bantuan setelahnya. Pada tanggal 5 dan 6 Oktober 2016, Kemenlu melalui KBRI Ankara dan KJRI

tinggal baru. Dubes RI di Ankara, Wardana, membuka selebar-lebarnya wisma KBRI untuk ditempati oleh para mahasiswa eks. PASIAD dan para sukarelawan. Seluruh sumber daya dan akses pun diberikan seluas-luasnya.

Pendekatan kepada otoritas setempat di Turki juga terus dilakukan, termasuk menemui pejabat pengadilan, kejaksaan dan kepolisian setempat. KBRI Ankara juga

>> Yumelda dan Dwi disambut tangis haru para mahasiswa yang sudah menunggu di Wisma KBRI Ankara, 25 Agustus 2016

>> Dirjen Protkons Kemlu Andri Hadi menyerahkan secara langsung bantuan kedaruratan kepada perwakilan mahasiswa Indonesia di Ankara

telah melakukan kunjungan ke beberapa penjara untuk menguatkan mental para mahasiswa yang ditahan. Hal ini tidaklah mudah, mengingat kondisi politik dalam negeri Turki yang masih berada dalam state of emergency.

KBRI Ankara bahkan menunjuk pengacara khusus untuk melakukan pembelaan hukum kepada Handika Lintang Saputra, mahasiswa yang ditangkap di Gaziantep, sebelum

terjadi upaya kudeta. Padahal nyaris semua pengacara menolak untuk mengadvokasi dan terlibat dalam kasus semacam ini karena takut dituduh sebagai Gullenist (sebutan bagi para pengikut Fethullah Gullen).

Di Indonesia, Kemenlu terus melakukan komunikasi dengan orang tua/keluarga dari para mahasiswa. Sebuah grup komunikasi khusus melalui platform whattsap

Istanbul akhirnya dapat mencairkan dana bantuan kedaruratan kepada para mahasiswa eks. PASIAD yang berada di Ankara, Istanbul, dan kota-kota sekitarnya. Pemberian bantuan di kota-kota lain akan dilakukan pada kesempatan berikutnya. Dengan diberikannya bantuan kedaruratan, para mahasiswa eks. PASIAD kini telah dapat melanjutkan pendidikannya di Turki.

Saat ini, Kemenlu, Kemenristek dan Dikti, Kemenkeu dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sedang menyusun solusi yang komprehensif untuk memastikan keberlanjutan pendidikan para mahasiswa eks PASIAD pasca masa kedaruratan September-Desember 2016.

juga dibuat untuk mengintensifkan komunikasi dan perkembangan terbaru.

Secara khusus, Kemenlu menggandeng pemerintah daerah untuk berkomunikasi dengan orang tua empat mahasiswa yang ditahan. Kemenlu bahkan melakukan pertemuan langsung dengan Pemkab Wonosobo dan orang tua Handika Lintang Saputra, mahasiswa yang ditangkap di Gaziantep, untuk menjelaskan perkembangan penanganan kasus serta strategi-strategi yang akan dilakukan untuk membebaskan Handika.

Akhirnya upaya yang dilakukan oleh Pemerintah RI menemui jalan terang. Otoritas keamanan membebaskan 3 orang mahasiswa yang ditangkap serta memberikan akses kekonsuleran secara lebih luas kepada KBRI Ankara untuk menemui Handika di Gaziantep. Handika sendiri dijadwalkan akan mengikuti persidangan pada tanggal 22 November 2016.

97 98

>>Dubes Wardana menerima kedatangan Syaiful Iman yang baru dibebaskan >>Ketibaan Yumelda dan Dwi Puspita di Wisma KBRI Ankara >>KBRI Ankara bersama para mahasiswa eks penerima beasiswa PASIAD mengadakan "syukuran" atas kebebasan Yumelda, Dwi dan Syaiful Iman.

>>KBRI Ankara mengadakan berbagai kegiatan untuk mengisi waktu luang mahasiswa yang ditampung di Wisma KBRI. Tampak seorang mahasiswa sedang menjajal kemampuan Dubes Wardana bermain tenis meja.

Perang Dan Konflik PolitikKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

99 100

Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016Data Dan JumlahKronologis Upaya Kudeta Turki

DATA DAN JUMLAH

Jumlah WNI di Turki saat ini ada 2700 orang diantaranya 800 orang di Istanbul dan 400 orang di Ankara. Mahasiswa Indonesia yang berada di Turki berjumlah 728 orang. 282 diantaranya adalah penerima beasiswa PASIAD dari berbagai universitas dan lembaga di Turki yang diduga terkait kelompok Fethullah Gulen.

Daftar WNI yang ditangkap di Turki diduga terkait gerakan Fethulah Gullen Terrorist Organization (FETO)

JUMLAH MAHASISWA EKS PENERIMA BEASISWA YAYASAN PASIAD

INFOGRAFIS JUMLAH

Mahasiswa beasiswaPASIAD

Handika Lintang Saputra (HLS)

Saat ini berada di Penjara Gaziantep

Dijadwalkan disidangkan pada 22 November 2016

1 3 Juni 2016

Dwi Puspita Ari Wijayanti (DPA)

Dibebaskan pada 25 Agustus 2016

2 11 Agustus 2016

Yumelda Ulan Afrilian (YUA)

Dibebaskan pada 25 Agustus 2016

3 11 Agustus 2016

Syaiful Iman (SI) Dibebaskan pada 8 September 2016

4 26 Agustus 2016

No Nama Status KeteranganTanggal Ditangkap

34%

Mahasiswa beasiswalainnya

66%

300Selama terjadinya kudeta, kurang lebih

orang terbunuh, dan

lainnya terluka.2100

Setelah kudeta berakhir sekitar

orang telah ditangkap, termasuk sebanyak

tentara &

6.0002.839

hakim2.745

universitas dan lembagatelah ditutup

sejak kudeta pemerintah Turki.Dari 15 universitas tersebut, terdapat orang

mahasiswa Indonesia.

1540

Satu orang mahasiswa Indonesia berinisial ditangkap sebelum terjadinya upaya kudeta, sedangkan 3 orang lainnya ditangkap pasca kudeta gagal. Saat ini terdapat 248 mahasiswa Indonesia beasiswa PASIAD yang tersebar di berbagai universitas di Turki. Keseluruhan mahasiswa tersebut terancam tidak dapat meneruskan pendidikan mereka karena PASIAD sudah tidak memberikan beasiswa lagi.

15 JULI2016

JUMAT,

16 JULI2016

SABTU,

KRONOLOGIS UPAYA KUDETA TURKI

22.50

Pada Jumat malam, tank-tank terlihat di jalan-jalan Ankara dan Istanbul. Tentara berseragam memblokir Jembatan Bosphorus yang menghubungkan bagian Asia dan Eropa kota Istanbul. Kendaraan diperbolehkan menuju bagian Asia dari Eropa tetapi arah sebaliknya diblokir. Ratusan orang berkumpul di Taksim Square dengan dikelilingi tank dan tentara.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pesan ke rakyat Turki melalui FaceTime. Berbicara pada seorang wartawan CNN Turki yang menunjukkan ponselnya agar penonton dapat melihat, Erdogan meminta rakyat Turki untuk turun ke jalan untuk menentang pihak pengkudeta sambil menyatakan bahwa mereka yang terlibat kudeta akan menerima hukuman.

Suara tembakan terdengar di kompleks Presiden di Ankara dan ada laporan helikopter menembaki markas intelijen nasional Turki. Media sosial menunjukkan penduduk melakukan march di jalanan dan banyak orang terlihat berkumpul di bandara Istanbul, dimana sebuah serangan teroris terjadi dua minggu sebelumnya.

Media sosial Facebook, Twitter, dan Youtube mengalami gangguan atau diblokir.

Penyiar publik TRT (Turkey Radio and Television Corporation) diserang dan diambil alih oleh tentara pemberontak. Para pelaku menyampaikan pesan bahwa pemerintah telah kehilangan legitimasi.

Intelijen Nasional Turki menyampaikan bahwa kudeta telah berakhir. Terdapat laporan bom yang dilempar di luar gedung parlemen Ankara.

Presiden Erdogan mendarat di bandara Istanbul dari Marmaris. Wakil PM Turki, Mehmet Simsek menyampaikan kepada media CNN bahwa pemerintah telah mengambil kendali.

Presiden Erdogan menyatakan di hadapan orang banyak bahwa kudeta telah berakir dan merupakan sebuah pengkhianatan. Liputan dari Jembatan Bosphorus menunjukkan banyak tentara yang menyerah. Media sosial menunjukkan banyak mayat terlihat di jalanan. Selain itu, gedung palemen Turki terlihat rusak parah.

Presiden Erdogan menuduh Fethullah Gulen, seorang ulama yang tinggal di Amerika Serikat sebagai dalang kudeta.

PM Turki Binali Yildirim menyatakan pada konferensi pers bahwa kudeta tersebut adalah noda pada demokrasi dan para pengkudeta akan mendapatkan hukuman yang pantas.

23.25

00.26

01.50

02.51

03.20

06.30

12.20

07.30

101 102

DAMPAK UPAYA KUDETA TURKI DAN PENANGKAPAN MAHASISWA

15 JULI 2016 16 JULI 2016

29 JULI 2016Kedutaan Besar Turki di Jakarta mengeluarkan pernyataan tentang aktivitas kelompok yang terkait Gulen di Indonesia, yaitu yayasan PASIAD. Kemenlu menyatakan bahwa kerja sama dengan PASIAD telah berakhir pada bulan Desember 2015 dan selama ini, sekolah-sekolah tersebut mengikuti aturan-aturan yang berlaku di Indonesia. Sekolah-sekolah tersebut baru akan ditindak jika melanggar hukum.

Tentara berseragam memblokir Jembatan Bosphorus yang menghubungkan bagian Asia dan Eropa kota Istanbul. Ratusan orang berkumpul di Taksim Square dengan dikelilingi tank dan tentara. Penyiar publik TRT (Turkey Radio and Television Corporation) diserang dan diambil alih oleh tentara yang menamakan dirinya sebagai “Peace at Home Council”. Para pelaku menyampaikan pesan bahwa pemerintah telah kehilangan legitimasi.

Sekitar 30 orang WNI terjebak di Bandara Attaturk di Istanbul. Menlu Retno L.P. Marsudi menelepon perwakilan WNI yang terjebak menyampaikan bahwa Pemerintah RI telah mengetahui kondisi mereka. Beberapa waktu kemudian, KJRI Istanbul tiba di bandara dan melakukan pendampingan para WNI.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pesan ke rakyat Turki melalui FaceTime dan meminta rakyat Turki untuk turun ke jalan untuk menentang pihak pengkudeta sambil manyataan bahwa mereka yang terlibat kudeta akan menerima hukuman. Erdogan menuduh Fethullah Gulen, seorang ulama yang tinggal di Amerika Serikat sebagai dalang kudeta.

17 JULI 2016Kemenlu melalui KBRI Ankara dan KJRI Istanbul mengumumkan himbauan kepada para mahasiswa eks penerima beasiswa PASIAD untuk meninggalkan fasilitas yayasan tersebut.

11 AGUSTUS 2016 2-3 OKTOBER 2016 6 OKTOBER 2016Dua orang mahasiswi Indonesia, Dwi Puspita dan Yumelda Ulan, ditangkap otoritas kemanan Turki di kota Bursa.

26 AGUSTUS 2016Seorang mahasiswa Indonesia, Syaiful Iman, ditangkap otoritas keamanan Turki di Ankara.

04 OKTOBER 2016Kemenlu dan KBRI Ankara menemui Handika Lintang di penjara Gaziantep. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan yang ke-3. Selain itu, Kemenlu juga menemui pengacara Orgun Duran untuk membahas strategi persidangan.

8 SEPTEMBER 2016Otoritas Turki membebaskan Syaiful Iman. KBRI Ankara kemudian membawa Syaiful Iman ke wisma KBRI Ankara.

25 AGUSTUS 2016Otoritas Turki membebaskan Dwi Puspita dan Yumelda Ulan. Jaksa Penuntut Umum menyerahkan keduanya kepada KBRI Ankara di kota Bursa. Keduanya kemudian dibawa ke wisma KBRI Ankara.

Kemenlu dan KBRI Ankara melakukan survei langsung kebutuhan hidup mahasiswa selama kondisi darurat. Kemenlu juga melakukan interviu langsung kepada para mahasiswa.

Kemenlu memberikan bantuan biaya kedaruratan kepada para mahasiswa eks penerima beasiswa yayasan PASIAD di. Bantuan tersebut meliputi biaya kuliah, biaya hidup, transportasi dan akomodasi selama September-Desember 2016.

Intan Quratul AiniMahasiswi Universitas Hacceteppe Ankara

Kami lega karena Pemerintah RI telah mengembalikan harapan dan mimpi-mimpi kami untuk menyelesaikan pendidikan di Turki. Sekembalinya dari sini, kami akan membuktikan diri mengabdi pada negeri

Kami tekankan kembali bahwa Indonesia berprinsip bahwa kami tidak mengurusi urusan dalam negeri negara lain dan kami berharap negara lain menghormati hal tersebut.

Armanatha Natsir Juru Bicara Kemenlu

5 OKTOBER 2016

Dirjen Protokol dan Konsuler Kemenlu, Dubes Andri Hadi mewakili Kemenlu memberikan bantuan biaya kedaruratan kepada para mahasiswa eks penerima beasiswa yayasan PASIAD di Ankara. Bantuan tersebut meliputi biaya kuliah, biaya hidup, transportasi dan akomodasi selama September-Desember 2016.

Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016Dampak Upaya Kudeta Turki Dan Penangkapan Mahasiswa

103 104

ebih dari 1 juta pengungsi memasuki Jerman pada tahun 2015 yang umumnya datang dari negara-negara yang sedang bergejolak

seperti Suriah, Irak atau Afghanistan. Diantara jutaan pengungsi tersebut ternyata terdapat seorang WNI yang turut mengungsi dari Suriah dan kemudian ditampung di tempat pengungsian di Jerman. WNI itu bernama Sayati, seorang ibu berusia 46 tahun dan bekerja sebagai TKI di Suriah sekitar 5 tahun. Sayati meninggalkan Suriah karena merasa tidak aman lagi dan hanya mengikuti pengungsi lainnya yang kemudian membawanya masuk ke Jerman.

Berita tentang adanya WNI yang masuk ke Jerman sebagai pengungsi bersumber dari informasi yang diperoleh KBRI Berlin dari warga Jerman tanggal 13 Januari 2016 yang melaporkan bahwa ada seorang pengungsi wanita yang mengaku berkebangsaan Indonesia dan kini ditampung di rumahnya.

Karena merupakan wilayah kerja KJRI Hamburg, pada hari yang sama saat menerima informasi dari KBRI Berlin, KJRI Hamburg segera melakukan penelusuran dan berhasil menghubungi Mohamed, seorang warga negara Jerman yang menampung pengungsi WNI. Keesokan harinya, 14 Januari 2016, Tim KJRI Hamburg segera menuju kota Autal di Negara Bagian Niedersachsen untuk menemui Mohamed dan menjemput Sayati. Putri dari Mohamed adalah relawan yang bekerja di tempat penampungan pengungsi dan dia lah yang pertama kali bertemu dengan Sayati yang saat itu masih bersama ratusan pengungsi lainnya. Keluarga

L

DARI JEMBER KE SURIAH, BERAKHIR DI JERMANOleh Gudadi Bambang

KJR I HAMBuRG

>> Ibu Sayati (berkerudung) staf KJRI Hamburg, Staf Dit Perlindungan WNI dan BHI dan BNPPTKI

ebagai bekas jajahan Perancis, Lebanon telah menjadi negara yang kental dengan unsur “barat”-nya. Hampir semua orang yang pernah

mengunjungi Lebanon akan mengatakan bahwa negara ini bukanlah seperti negara Timur Tengah, melainkan negara Eropa. Lebanon layak disebut sebagai Paris-nya Timur Tengah. Namun keindahan negara ini nampaknya tidak membuat Lebanon bebas dari permasalahan.

Sejak terjadinya konflik Suriah pada tahun 2011, Lebanon dibanjiri dengan pengungsi. Pada awalnya, eskalasi pengungsi dari Suriah tidak menjadi permasalahan bagi Lebanon. Namun seiring dengan berjalannya waktu, berbagai permasalahan seperti masalah keimigrasian dan kesenjangan sosial membuat Pemerintah Lebanon semakin kesulitan.

Dampak konflik Suriah juga dirasakan Indonesia. Banyaknya WNI yang berada di Suriah baik sebagai mahasiswa ataupun TKI Pemerintah RI harus melakukan tindakan untuk melindungi mereka. Sejak akhir tahun 2011 KBRI Damaskus telah melakukan program repatriasi WNI. Secara bertahap, WNI yang berada di Suriah dipulangkan ke Indonesia melalui negara-negara yang masih dianggap aman seperti Yordania, Lebanon dan Turki.

Namun dengan semakin parahnya konflik yang terjadi di Suriah, perbatasan antara Suriah-Yordania dan Suriah-Turki menjadi semakin rawan. Akibatnya proses repatriasi WNI melalui Yordania dan Turki tidak dapat dilakukan lagi. Walhasil, Lebanon menjadi satu-satunya negara yang aman untuk dijadikan jalur pemulangan bagi para WNI ke Indonesia.

Semenjak dimulainya program repatriasi WNI dari Suriah,

SJALAN KELUAR MELALUI “PARIS”Oleh Charles Miduk Somara

KBRI BE IRuT

KBRI Beirut telah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Lebanon yang dapat membantu kelancaran program tersebut. Berkat hubungan baik yang telah dibina KBRI Beirut, Pemerintah Lebanon memberikan kebijakan pembebasan biaya ijin masuk Lebanon bagi seluruh WNI yang masuk dalam program tersebut. Kebijakan tersebut tidak diberikan kepada Kedutaan negara lain di Lebanon.

Untuk meningkatkan hubungan baik ini, Dubes RI Beirut melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Direktur Jenderal Imigrasi Lebanon, Jenderal Abbas Ibrahim, yang merupakan penentu atas kebijakan perijinan masuknya WNI program repatriasi dari Suriah. Sebagai dampak positif dari hubungan baik tersebut, Pemerintah Lebanon hingga saat ini tetap memberlakukan kebijakan pembebasan biaya ijin masuk ke Lebanon.

Sejak akhir tahun 2011 hingga bulan Oktober 2015, KBRI Beirut mencatat sejumlah 7.261 orang WNI telah berhasil dipulangkan dari Suriah melalui Lebanon. Dengan ijin masuk yang seharusnya dibayar sebesar 33 dolar AS per orang, maka hingga tahun 2015 saja, Pemerintah RI telah dibantu oleh Pemerintah Lebanon sebesar kurang lebih 239.613 dolar AS.

Kondisi di Suriah sejak akhir 2015 hingga saat ini masih belum stabil. Sejak Oktober 2015 hingga pertengahan 2016, bandara di Damaskus telah beroperasi kembali sehingga program repatriasi WNI dari Suriah dapat dilakukan langsung oleh KBRI Damaskus. Namun ketika kondisi sedang tidak kondusif, seperti pada bulan Juni dan Juli 2016, dimana bandara Damaskus ditutup, maka program repatriasi tersebut dilakukan kembali melalui Lebanon. Selama berada di penampungan KBRI Beirut, seluruh WNI yang masuk program pemulangan diberikan pembinaan baik materi peraturan maupun kerohanian, dengan

harapan para WNI tidak kembali menjadi TKI di daerah konflik Timur Tengah.

Banyaknya arus pengungsi Suriah pada awal konflik membuat Pemerintah Lebanon tidak dapat mengontrol siapa saja yang dapat masuk ke wilayah Lebanon. Walhasil, WN Suriah yang mengungsi ke Lebanon juga membawa WNI/TKI, yang bekerja dengan mereka semenjak dari Suriah, pindah ke Lebanon.

Dengan ikut majikan ke Lebanon, para TKI berharap untuk dapat ke Indonesia di kemudian hari. Sayangnya, kenyataan tak semulus yang dibayangkan. KBRI Beirut telah dan masih menangani kasus WNI/TKI yang bekerja dengan WN Suriah, dimana WNI tersebut sejak kedatangan mereka ke Lebanon tidak mendapatkan gaji dari majikan, dan tidak dipulangkan ke Indonesia. Alasan majikan selalu sama: tidak mempunyai uang karena perang.

KBRI Beirut telah berkoordinasi dengan pihak imigrasi Lebanon dengan meminta data TKI yang masuk bersama WN Suriah ke Lebanon. KBRI juga meminta bantuan penyelesaian kasus-kasus seperti ini. Namun upaya tersebut kerap menemui jalan buntu karena keterbatasan data yang dimiliki oleh imigrasi. Kontrak kerja TKI juga tidak dibuat di Lebanon, mereka tidak mempunyai ijin tinggal di Lebanon. Masalah ini rumit, namun KBRI selalu berupaya semaksimal mungkin untuk mendahulukan keselamatan WNI di Suriah.

Lebanon adalah Paris-nya Timur Tengah. Di tengah kondisi yang terjadi hingga saat ini di Suriah, jalan keluar satu-satunya bagi WNI yang terjebak dalam konflik di Suriah memang hanyalah melalui “Paris”.

Dari Jember Ke Suriah, Berakhir Di Jerman Jalan Keluar Melalui "Paris"Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Mohamed kemudian memutuskan untuk menampung Sayati di rumahnya, lalu melaporkannya ke KBRI Berlin.

Pihak keluarga yang menampung Sayati sangat kooperatif dan memfasilitasi dengan baik saat Tim KJRI Hamburg bertemu dengan pejabat berwenang setempat untuk mengurus dokumen yang diperlukan bagi kepulangan Sayati ke Indonesia. Proses administrasi pun berlangsung cepat dan dokumen-dokumen yang diperlukan diperoleh pada hari itu juga. Usai pengurusan administrasi, KJRI Hamburg menuju rumah Mohamed untuk menjemput Ibu Sayati dan membawanya ke Hamburg.

Sayati sebelumnya telah berada di tempat penampungan sekitar 2 minggu. Kemudian ia tinggal bersama keluarga Mohamed sekitar 1 minggu. Di Hamburg, Ibu Sayati ditampung di kediaman resmi Konsul

Jenderal selama 24 hari.

KJRI Hamburg kemudian berhasil menghubungi mantan suami Sayati guna memastikan semua informasi yang disampaikan oleh Sayati. Terkait dengan hal ini, Kemlu melalui Direktorat Perlindungan WNI dan BHI juga memastikan status kependudukan Ibu Sayati yang mengaku bertempat tinggal di Jember dan konfirmasi dari pihak keluarga.

Pada tanggal 7 Februari 2016, Sayati kembali ke Indonesia dengan menggunakan pesawat terbang. Dengan pertimbangan keamanan, kepulangan Sayati ke Indonesia didampingi oleh Staf KJRI Hamburg. Proses ketibaan Sayati di Bandara Soekarno Hatta pun berjalan lancar berkat kerjasama, dukungan dan bantuan Kemlu dan BNPPTKI. Sayati kemudian diserahkan kepada pihak keluarga yang diwakili oleh mantan suaminya.

105 106

erjadinya Arab Spring tahun 2011 disusul dengan pecahnya perang saudara pada pertengahan 2014, telah menyebabkan kondisi Libya menjadi

tidak menentu. Negara yang pernah menjadi tujuan primadona para pekerja asing di benua Afrika tersebut telah menjadi salah satu negara yang paling berbahaya dari segi keamanan. Munculnya pemerintahan ganda yang berdampak pada instabilitas politik dan keamanan telah memaksa sejumlah kantor perwakilan asing termasuk KBRI Tripoli memindahkan operasional kantornya keluar Libya.

Pemerintahan ganda di Libya telah membuat upaya perlindungan WNI menjadi tidak mudah. Hal ini dikarenakan seluruh perangkat aparatur negara juga berada dalam dua kubu yang berbeda. Pemerintahan yang diakui dunia internasional berada di kota Tobruk (1.000 km dari Tripoli). Sedangkan pemerintahan yang berkedudukan di Tripoli tidak diakui oleh dunia internasional. Sejak akhir Desember 2015, telah terbentuk pemerintah gabungan yang diakui PBB dan diharapkan dapat menyatukan 2 kubu yang bertikai. Namun hal ini justru memperburuk situasi di Libya. Hingga saat ini, pemerintahan baru tersebut belum mendapatkan pengesahan dari parlemen yang sah di Libya.

TSEPENGGAL CERITA DARI LIBYAOleh Pejabat Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Tripoli

KBRI TR IPoL I

Sepenggal Cerita Dari LibyaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Ketidakpastian politik berdampak luas. Gaji para pegawai negeri di Libya menjadi terhambat dan bahkan pada tahun 2016 telah terjadi keterlambatan pembayaran gaji yang berakibat kepada semakin turunnya kinerja para abdi negara tersebut. Selama ini kinerja para aparatur negara di Libya telah membuat perwakilan asing “mengurut dada” karena ketidakjelasan dalam penyelesaian sebuah urusan.

Saat ini terdapat 272 orang WNI yang di Libya. Jumlah tersebut belum termasuk WNI yang keberadaannya tidak diketahui KBRI Tripoli karena tidak pernah melaporkan ketibaan atau keberadaannya di Libya. Umumnya para WNI tinggal di ibukota Tripoli yang merupakan kota terbesar di Libya. Beberapa WNI lainnya tinggal di daerah rawan pertempuran seperti di Benghazi serta Sirte. Kondisi Benghazi sangat rawan sehingga akses keluar/masuk kota tersebut juga hampir mustahil dilakukan melalui darat.

Perlu kewaspadaan tinggi dalam penanganan perlindungan bagi WNI di tengah kondisi keamanan yang tidak menentu di Libya. Sedikit terjadi kecerobohan, maka keselamatan jiwa Staf KBRI Tripoli yang menjadi taruhannya. Beberapa lokasi tertentu di Tripoli telah dikuasai oleh milisi sipil yang tidak jelas garis komandonya. Jika terpaksa harus melalui lokasi dimaksud, KBRI perlu menanyakan terlebih dahulu kepada orang-orang yang paham wilayah tersebut agar terhindar dari

Keberadaan para mahasiswa di Libya dijamin keamanannya selama berada di lingkungan kampus yang mendapat penjagaan super ketat dari pihak keamanan Libya. Mengingat situasi di Libya yang belum kondusif, KBRI Tripoli telah menghimbau kepada organisasi kemasyarakatan Islam serta lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang selama ini memberikan rekomendasi kepada pemerintah Libya melalui Kedutaan Besar Libya di Jakarta, untuk menghentikan untuk sementara waktu kegiatan rekrutmen mahasiswa baru.

Para TKI yang bekerja di sejumlah restoran maupun cafe umumnya mendapatkan gaji yang memadai, namun mereka tetap mengeluhkan kondisi keamanan di Libya serta gaji yang terkadang terlambat dan khususnya jam kerja yang cukup panjang. Mereka menyadari bahwa keberadaannya di Libya merupakan kesalahan mereka karena menelan mentah-mentah janji para agen dan sponsor di Indonesia. Namun demikian, mereka tetap akan berusaha menyelesaikan kontrak kerjanya sesuai yang disepakati dan akan meminta bantuan KBRI Tripoli jika menemui permasalahan.

KARENA GAJI TELAT 6 BULAN

MENEMBUS BENGHAzITINGKATKAN KEWASPADAAN

MAHASISWA DAN TKI

Namun terdapat satu hal positif bahwa mereka tidak pernah meminta adanya imbalan meskipun kondisi negara sangat tidak menentu. Sikap profesional tersebut akhirnya luntur dan mulai terjadi permintaan extra fee seperti pengurusan exit visa bagi WNI/TKI yang akan keluar Libya. Semua menyalahkan gaji yang terlambat sampai 6 bulan.

Sebagian besar WNI/TKI di Libya memiliki permasalahan paspor disimpan majikan. Mereka yang melarikan diri dari majikannya secara otomatis tidak memiliki dokumen dimaksud. Akhirnya KBRI Tripoli membuatkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk menggantikan paspor. Proses pengurusan exit visa bagi WNI/TKI pemegang SPLP tidak memiliki kejelasan waktu. Petugas Imigrasi berdalih bahwa mereka harus mengetahui secara pasti kapan WNI tersebut tiba di Libya dan sudah berapa lama bekerja serta apakah WNI tersebut pernah tersangkut perkara hukum atau tidak di Libya. Di Libya tidak terdapat aturan serta prosedur yang baku mengenai hal-hal terkait seperti pengurusan exit visa. Semuanya didasarkan kepada niat dan kemauan para aparatur tersebut dalam mengerjakan tugasnya.

Desember 2015, Tim KBRI Tripoli berhasil mengevakuasi 2 WNI/TKI dengan satu balita, yang terjebak di rumah majikannya sementara majikannya telah melarikan diri keluar Benghazi. Karena sulitnya jalur darat, evakuasi dilakukan melalui udara dengan menggunakan penerbangan komersial dengan jadwal yang tidak menentu. Untuk memudahkan penjemputan, para TKI tersebut diminta melarikan diri dan berlindung di kantor polisi untuk mempermudah penjemputan. Di Libya tidak terdapat nama jalan dan nomor rumah sehingga sangat menyulitkan dalam membantu para TKI yang membutuhkan pertolongan.

Sejak awal Agustus 2016, pasukan AS telah melakukan serangan udara ke Sirte yang selama ini menjadi basis anggota teroris Islamic State (IS). Tercatat terdapat 1 orang TKI yang bekerja di Sirte sejak 2012. Pada saat terjadinya serangan, ia bersama majikannya telah keluar dari Sirte dan tinggal disebuah perkebunan. Saat dihubungi KBRI Tripoli, TKI tersebut menyampaikan bahwa ia dalam keadaan aman dan selalu keep contact dengan KBRI Tripoli.

tindakan yang membahayakan keselamatan Tim KBRI. Tidak jarang milisi tersebut saling berebut pengaruh sehingga tidak terdapat jaminan apabila hari ini kita bisa melintas dengan aman maka pada keesokan harinya akan aman pula.

Pada pertengahan 2015, seorang staf KBRI Tripoli sempat mengalami penganiayaan pada saat akan mengevakuasi TKI dari salah satu lokasi di Tripoli yang ternyata dikuasai milisi yang tidak dikenal. Sempat terjadi kesalahpahaman yang berakibat kepada pengeroyokan terhadap staf KBRI yang menyebabkan luka-luka cukup parah. Beruntung tidak ada nyawa yang melayang.

Kejadian berbahaya pernah dialami Tim KBRI Tripoli saat kembali dari Tripoli pada pertengahan 2015 menuju tempat relokasi KBRI Tripoli di Djerba setelah melakukan kegiatan pembinaan dan perlindungan bagi WNI di Libya. Di salah satu ruas jalan utama yang menghubungkan perbatasan Libya-Tunisia, kendaraan dinas KBRI diberhentikan sekelompok milisi yang kemudian melakukan penggeledahan. Meskipun sudah dijelaskan bahwa kendaraan dinas dimaksud merupakan kendaraan berplat diplomatik, mereka tidak memperdulikannya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka seluruh penumpang kendaraan menuruti kemauan mereka dan keluar dari kendaraan. Setelah berlangsung 30 menit dan tanpa penjelasan apapun yang mereka cari, seluruh penumpang dipersilahkan naik dan kendaraan diijinkan melintas.

Para anggota milisi yang tidak jelas identitasnya seringkali melakukan tindakan kriminalitas dengan mengincar kendaraan berplat nomor diplomatik maupun orang asing, khususnya staf diplomatik karena diduga para diplomat memiliki uang banyak serta harta benda yang berharga. Meningkatnya kriminalitas terjadi setelah pihak Pemerintah Libya terlambat membayar gaji para pegawai pemerintahnya termasuk para aparat keamanan dan juga gaji bagi para anggota milisi.

KBRI Tripoli tidak henti-hentinya mengingatkan para WNI yang ingin bepergian ke Libya dengan tujuan bekerja agar mengurungkan niatnya terlebih dahulu. Sejak 2012, KBRI Tripoli telah mengeluarkan travel warning untuk TKI yang ingin bepergian ke Libya dengan tujuan mencari nafkah maupun menuntut ilmu. Himbauan tersebut nampaknya kurang didengar atau bahkan tidak diketahui oleh para WNI yang tidak menyadari akan dipekerjakan ke Libya, maupun para TKI yang ditawari pekerjaan di Libya karena telah dibohongi oleh para pelaku trafficking jika kondisi di Libya telah aman tidak seperti yang digambarkan di sejumlah media di Indonesia. Tujuan awal TKI bukanlah Libya melainkan PEA, Turki, Oman, dan Qatar.

KBRI Tripoli sebagai kepanjangan tangan Kemlu di Libya senantiasa berada di garis depan perlindungan bagi setiap WNI. Dibutuhkan semangat dan mental yang kuat untuk bisa melaksanakan fungsi perlindungan secara maksimal, karena fungsi perlindungan merupakan prioritas utama Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Dengan disertai doa kepada Yang Maha Kuasa serta restu dan dukungan dari segenap pihak di Indonesia, maka setiap tugas yang diembankan kepada KBRI Tripoli dalam hal perlindungan WNI di Libya, Insya Allah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Tripoli, Ibukota Libya <<

107 108

KASUS TKIerbagai macam kejadian buruk menimpa para WNI di luar negeri. Meskipun mayoritas kasus WNI di luar negeri masih didominasi oleh kasus

TKI, terutama TKI sektor domestik, namun beberapa kasus WNI non-TKI juga dapat dijadikan pelajaran tersendiri dalam khazanah perlindungan WNI di luar negeri sepanjang tahun 2016.

Dalam perlindungan WNI di luar negeri, Pemerintah dituntut bukan hanya dapat memberikan perlindungan kepada WNI yang menjadi korban tindak kejahatan, tapi juga memastikan proses hukum yang adil dan non-diskriminatif kepada WNI yang menjadi pelaku tindak kejahatan. Bentuk perlindungan yang dilakukan sangat beragam, mulai dari pelayanan kekonsuleran (pembuatan paspor, visa, legalisasi dokumen, dsb), pendampingan hukum, hingga mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya menjadi beban pemberi kerja/penyalur atau WNI/TKI itu sendiri: membiayai pemulangan, biaya pengobatan, hingga biaya pengacara.

B

08

Kasus TKIKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

dengan kasus ketenagakerjaan, dalam kasus pidana TKI dapat menjadi korban maupun pelaku. TKI banyak menjadi korban dalam kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan penganiayaan.

Dalam hal kasus pidana, meskipun secara presentase jumlah kasus tidak terlalu signifikan, namun kasus narkoba, zinah, sihir dan pembunuhan dapat mengakibatkan WNI terancam hukuman mati sehingga membutuhkan penanganan khusus.

Jumlah WNI di luar negeri saat ini mencapai 2.862.495 orang. Jumlah tersebut tidak termasuk mereka yang tidak melaporkan keberadaan mereka dan mereka yang masuk melalui jalur-jalur ilegal. Sepanjang masa kerja tahun kedua Kabinet Kerja (20 Oktober 2015 - 20 Oktober 2016), Kemlu mencatat terdapat 15.756 kasus WNI di luar negeri. Sebanyak 86 persen (13.568 kasus) dari keseluruhan kasus WNI di luar negeri merupakan kasus TKI. Bahkan jumlah kasus TKI domestik (PLRT, supir, tukang kebun) mencapai 55 persen (8.669 kasus) dari keseluruhan kasus WNI di luar negeri.

Wilayah Asia Timur dan Tenggara merupakan wilayah dengan jumlah kasus WNI terbanyak yaitu 10.613 kasus disusul Timur Tengah dengan 4.652 kasus. Malaysia merupakan negara dengan jumlah kasus WNI terbanyak (sejumlah 9.727 kasus) bukan hanya di wilayah Asia Timur dan Tenggara saja, tapi juga di seluruh dunia. Di Timur Tengah, jumlah kasus WNI terbanyak tercatat di Arab Saudi dan Persatuan Emirat Arab (PEA) dengan jumlah masing masing sebanyak 1.503 dan 798 kasus. Nyaris semua kasus WNI yang terjadi di Arab Saudi dan PEA adalah kasus TKI, terutama TKI domestik.

Ditilik dari jenis kasus, WNI di luar negeri paling banyak mengalami kasus keimigrasian (10.414 kasus). Kasus-kasus keimigrasian meliputi penyalahgunaan izin tinggal/visa, melebihi masa tinggal (overstay), hingga tidak memiliki dokumen lengkap (undocumented). Selain kasus keimigrasian, WNI juga banyak terjerat permasalahan ketenagakerjaan (2.344 kasus) dan pidana (1.111 kasus). Sebanyak 60 persen masalah ketenagakerjaan didominasi oleh WNI yang berprofesi sebagai TKI sektor domestik, seperti PLRT atau supir pribadi. Beberapa masalah ketenagakerjaan yang sering dialami oleh TKI sektor domestik adalah: gaji tidak dibayar, gaji tidak sesuai kontrak dan bekerja melebihi jam kerja dalam kontrak. TKI sektor domestik juga menjadi kelompok WNI di luar negeri yang paling banyak terlibat kasus pidana. Berbeda

Sebagaimana hukum di Indonesia, beberapa negara di dunia juga menerapkan hukuman mati untuk beberapa tindak kejahatan tertentu. Di kawasan Timur Tengah, hukuman mati diterapkan bagi pelaku pembunuhan, zinah, sihir, narkoba, terorisme, dan beberapa kejahatan berat lainnya. Di Malaysia dan China (Tiongkok) hukuman mati diterapkan pada tindak kejahatan seperti penyalahgunaan narkoba dan terorisme.Sampai dengan 20 Oktober 2016, Kemlu telah berhasil

Dengan adanya penghentian penempatan TKI sektor domestik sesuai dengan Kepmenaker No. 260/2015, seharusnya terjadi penurunan jumlah kasus TKI –sebagai konsekuensi penurunan jumlah TKI itu sendiri. Alih-alih turun, jumlah kasus TKI cenderung stagnan dari tahun lalu (2015). Fenomena tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dikarenakan beberapa negara tujuan TKI masih mengeluarkan visa pekerjaan domestik

KOMPOSISI DAN JENIS KASUS WNI DI LUAR NEGERI

WNI TERANCAM HUKUMAN MATITREN KASUS

>> Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhamad Iqbal bercengkerama dengan para TKI di penampungan KBRI Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab

>>Diskusi dengan TKI yang bermasalah dilakukan secara rutin oleh Perwakilan RI

(PLRT, supir, dsb) meskipun telah menerima edaran terkait Kepmenaker No. 260/2015 tersebut. Modus lain pengiriman TKI domestik ke Timur Tengah adalah dengan menggunakan visa wisata atau pekerja semi-terampil.

Beberapa jenis kasus baru mengemuka di tahun 2016. Termasuk diantaranya adalah kasus penyanderaan WNI di Filipina dan Malaysia. Pada tahun ini pula, Kemlu kembali

mengintensifkan upaya pembebasan WNI yang disandera di Somalia sejak tahun 2012. Selain penyanderaan beberapa kasus seperti WNI yang terlibat foreign terrorist fighters, jemaah haji Indonesia berpaspor Filipina, serta WNI yang ditangkap karena konflik politik di Turki merupakan jenis-jenis kasus baru dalam perlindungan WNI di luar negeri.

Karena kasus-kasus tersebut terjadi dalam kurun waktu yang nyaris berbarengan, maka penanganan dilakukan secara paralel dan maraton sehingga membutuhkan menyita banyak resources. Jenis-jenis kasus tersebut merupakan tantangan baru dalam upaya perlindungan WNI di luar negeri yang dilakukan oleh Pemerintah RI.

membebaskan 339 WNI dari hukuman mati di seluruh dunia. Namun demikian, masih terdapat 184 WNI yang terancam hukuman mati di Malaysia, Arab Saudi, China, Singapura, Laos dan PEA. Sebagian besar WNI terancam hukuman mati karena tindak kejahatan narkoba (112 orang) dan pembunuhan (52 orang). Kemlu terus melakukan pengawalan secara intens terhadap ke-184 kasus tersebut. Beberapa langkah yang telah dan masih dilakukan oleh Kemlu diantaranya dengan menyediakan pengacara, melakukan pendekatan diplomatik dan kultural serta melakukan pendampingan kepada keluarga.

111 112

jumlah kasus per wilayah

TOTAL KASUS

10.6137.477SELESAI

ASIA TIMUR DAN TENGGARA

3.136ON GOING

TOTAL KASUS

3417SELESAI

ASIA SELATAN DAN TENGAH

17ON GOING

TOTAL KASUS

17425SELESAI

OSEANIA

149ON GOING

TOTAL KASUS

3310SELESAI

EROPA BARAT

23ON GOING

TOTAL KASUS

4.6522.605SELESAI

TIMUR TENGAH

2.047ON GOING

TOTAL KASUS

2214SELESAI

EROPA TENGAH DAN TIMUR

8ON GOING

TOTAL KASUS

4218SELESAI

AMERIKA UTARA DAN TENGAH

24ON GOING

TOTAL KASUS

--SELESAI

KARIBIA

-ON GOING

TOTAL KASUS

302SELESAI

AMERIKA SELATAN

28ON GOING

TOTAL KASUS

14875SELESAI

AFRIKA

73ON GOING

REKAPITULASI KASUS WNI DI SELURUH DUNIA

SemuaKasus

TotalKasus

Selesai

On Going

Pidana Perdata Keimigrasian Ketenagakerjaan

LAINLAIN

15.748

10.243

5.505

10.414

7.983

2.431

2.344

865

1.479

1.851

934

917

1.111

451

660

27

10

17

11 NEGARA DENGAN KASUS WNI TERBANYAK

TOTAL KASUS

MALAYSIA

6.919SELESAI

2.808ON GOING

9.727

ARAB SAUDITOTAL KASUS

526SELESAI

977ON GOING

1.503

PERSATUANEMIRAT ARAB

TOTAL KASUS

560SELESAI

238ON GOING

798

YORDANIATOTAL KASUS

175SELESAI

469ON GOING

644

KUWAITTOTAL KASUS

444SELESAI

90ON GOING

534

SURIAHTOTAL KASUS

329SELESAI

54ON GOING

383

RRCTOTAL KASUS

211SELESAI

39ON GOING

250

QATARTOTAL KASUS

108SELESAI

66ON GOING

174

OMANTOTAL KASUS

85SELESAI

88ON GOING

173

BAHRAINTOTAL KASUS

128SELESAI

30ON GOING

158

TAIWANTOTAL KASUS

72SELESAI

73ON GOING

145semua jenis kasus

kasus keimigrasian ketenagakerjaan

TotalKasus

Selesai

On Going

Pidana PerdataImigrasi Ketenagakerjaan

LAINLAIN

10.414

7.983

2.431

1.111

451

660

27

10

17

1.851

934

917

2.344

865

1.479 Jumlah

OverstayMasalah

GajiMelarikan

DiriBeban Kerja

dan Tidak BetahKontrak Selesai

Tidak DipulangkanUndocumented dan

Penyalahgunaan Izin Tinggal

LAINLAIN

7.431 1902.793 Jumlah 904 413 398 384

LAINLAIN

245

(20 Oktober 2015 – 20 Oktober 2016)

SEMUA JENIS KASUS

65% 35%

KEIMIGRASIAN

77% 23%

PERSENTASE PENYELESAIAN KASUS

KASUS PIDANA

41% 59%

LAIN-LAIN

50% 50%

PERDATA

63% 37%

KETENAGAKERJAAN

37% 63%

Kasus Selesai

Kasus Selesai

Kasus Berjalan

Kasus Berjalan

Rekapitulasi Kasus WNI Di Seluruh DuniaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

113 114

Kasus-Kasus Yang Menonjol Terkait TKI Di Luar NegeriKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

Kementerian Luar Negeri RI telah menyerahkan uang diyat kepada ahli waris korban kecelakaan a.n. Tuti Sutiah WNI/TKI asal Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Uang tersebut diserahkan kepada suami dan anak dari almarhumah selaku ahli waris. Almarhumah WNI/TKI a.n. Tuti Sutiah meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pada tanggal 17 Juni 2013 di kota Thatilith, Provinsi Asir, Arab Saudi.

Pemerintah Arab Saudi mengeksekusi mati WN Pakistan, Amal Jan Haj di Halaman Masjid Imam Turki Bin Abdullah, Riyadh yang

dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan 2 WNI bernama Bambang Sugianto dan Suriati Widiastuti yang ditemukan tewas pada 2 November 2012 dalam kamar yang dibakar pelaku dan terkunci. KBRI Riyadh mendampingi kasus tersebut sedari awal untuk memastikan hukum ditegakkan dan memberi keadilan bagi kedua WNI yang

menjadi korban. Sebagaimana amanat keluarga korban, perwakilan KBRI Riyadh menolak

memaafkan pelaku, dan menyaksikan langsung pelaksanaan eksekusi.

28 Oktober 2015 11 Januari 2016

KJRI Johor Bahru mendapatkan informasi dari pihak kepolisian di Johor bahwa pada tanggal 26 Januari 2016 telah ditemukan 13 (tiga belas) jenazah, terdiri dari 9 perempuan dan 4 laki-laki, yang diduga WNI di

perairan laut Tanjung Kelise, Sungai Tengah, Bandar Penawar, Kota Tinggi, Johor, Malaysia (sekitar 90 menit dari Johor Bahru). Jenazah tersebut diduga merupakan korban kapal tenggelam akibat pukulan ombak yang tingginya mencapai 3 m. Didapatkan informasi bahwa kapal tersebut diduga

dari perairan Indonesia dan masuk ke Malaysia secara illegal. Disekitar lokasi penemuan jenazah di Tanjung Kelise juga diketemukan sebanyak 27 (dua puluh tujuh) dokumen WNI (paspor, KTP, SIM, kartu pramuka). Sampai dengan hari terakhir pencarian, ditemukan lagi 10 jenazah, sehingga total korban meninggal menjadi 23 orang (13 laki-laki dan 10 perempuan). Dari jumlah 23 jenazah tersebut, berhasil diidentifikasi sebanyak 18 jenazah. 15 jenazah dipulangkan ke daerah asal dan 3 jenazah dimakamkan di Malaysia. Terhadap 5 jenazah yang tidak berhasil diidentifikasi, dilakukan temporary burial di Makam Dagang Kota Tinggi. Di batu nisan masing-masing makam dicantumkan informasi mengenai masing-masing jenazah untuk memudahkan identifikasi sekiranya ada informasi baru yang didapatkan di kemudian hari.

26 Januari 2016 21 April 2016

28 April 2016

23 Oktober 2016

Napisah Binti Saman, tenaga kerja wanita (TKW) asal Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, berhasil diselamatkan KBRI Damaskus dari Aleppo dan dipulangkan ke tanah air pada 25 April 2016. Napisah sempat membuat video yang disebar di Youtube berisi permintaan dirinya kepada Presiden Joko Widodo agar bisa dipulangkan dari Suriah. Video tersebut sempat menjadi viral dan ramai diperbincangkan di dunia maya.

Menlu RI Retno L.P. Marsudi, didampingi oleh Dharmakirty S. Putra selaku mantan Konjen RI Jeddah (periode 2013 – 2016) telah menyerahkan uang diyat sebesar SR 750.000 (setara dengan 2,6 Milyar Rupiah) kepada Siti Nuraisah Bt Dimyati Memed. Almarhumah meninggal dunia karena penganiayaan oleh majikan. Peristiwa penganiayaan terjadi pada 19 Mei 2015.

Jenazah Nurlista, TKW asal Grobogan yang meninggal karena terjatuh dari lantai 3 apartemen di Kairo, berhasil dipulangkan ke kampung halaman di Grobogan. Nurlista merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang berangkat secara non prosedural. Setelah melalui desakan KBRI Kairo, majikan bersedia membiayai seluruh biaya pemulangan, melunasi hak-hak almarhumah dan memberikan uang santunan.

19 Mei 2016

17 Oktober 2016

Pada tanggal 30 Mei 2016, pada persidangan ke 21, Pengadilan Tinggi Pulau Penang Pengadilan Tingkat Pertama telah menjatuhkan putusan hukuman mati bagi seorang WNI asal Ponorogo a.n. Rita Krisdianti. Rita ditahan ditahan sejak 10 Juli 2013 oleh Otoritas Malaysia karena tertangkap basah membawa 4016.4 (empat ribu enam belas koma empat) gram narkotika jenis methamphetamine atau shabu yang disembunyikan dalam tas pada saat pemeriksaan bea cukai di Lapangan Terbang Antar Bangsa (LTAB) Penang.Tim gabungan Kemenlu dan Badan Narkotika

4.016 gram

Methamphetamine yang dibawa oleh Rita Krisdianti

30 Mei 201615 Juni 2016

24 Juli 2016 20 Agustus 2016

Nasional (BNN) telah mengadakan pemetaan WNI yang tersangkut kasus narkoba di Malaysia, membahas strategi pembelaan dan kemungkinan novum dan saksi-saksi baru terkait kasus Rita. Pada 16 Oktober 2016, atas persetujuan pengadilan mahkamah tinggi Pulau Penang, Kemlu telah mengirimkan psikolog guna melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi yang lebih komprehensif dari Rita.

Jenazah Faozi, ABK asal Tegal yang meninggal di perairan dekat Uruguay, tiba di Jakarta. Pemulangan jenazah Faozi ini melalui proses negosiasi yang cukup lama dengan pihak perusahaan dan pemilik kapal. Pada awalnya pemilik dan

kapten kapal memutuskan untuk melarung jenazah Faozi ke laut. Namun melalui proses koordinasi dan negosiasi intensif yang melibatkan

KBRI Beijing dan KBRI Buenos Aires, akhirnya jenazah Faozi berhasil dipulangkan ke kampung halamannya di Tegal.

Pada tanggal 24 Juli 2016, sekitar pukul 08:00, KJRI Johor Bahru mendapatkan informasi dari Tendara Darat DiRaja Malaysia Wilayah Kota Tinggi bahwa telah ditemukan 6 jenazah WNI (3 perempuan, 2 laki-laki, dan 1 bayi perempuan yang dikeluarkan dari perut salah seorang korban) korban kapal tenggelam di perairan batu Layar, Bandar Penawar, Kota Tinggi, Johor (sekitar 2 jam dari Johor Bahru). Kapal tersebut, yang diduga berangkat dari perairan Malaysia dan dalam perjalanan ke Indonesia secara illegal, tenggelam akibat dihantam ombak besar. Selain korban meninggal, ditemukan juga korban selamat

sebanyak 34 orang WNI (26 laki-laki dan 8 perempuan). Sampai dengan hari terakhir pencarian, ditemukan lagi 9 jenazah, sehingga total korban meninggal menjadi 15 orang (8 laki-laki dan 6 perempuan). Dari jumlah 15 jenazah tersebut, berhasil diidentifikasi dan dipulangkan ke daerah asal sebanyak 12 jenazah. Terhadap 3 jenazah yang tidak berhasil diidentifikasi, dilakukan temporary burial di Johor.

Tarsinah, seorang TKW asal Indramayu yang bekerja di Baghdad Irak, berhasil dipulangkan ke tanah air pada 20 Agustus 2016. Ia menyampaikan keinginan untuk kembali ke tanah air melalui social media (video facebook) dan mendapat perhatian luas masyarakat. Pemulangan ini merupakan hasil dari upaya persuasif tanpa henti oleh Tim Perlindungan WNI KBRI Baghdad. Sebelumnya, pada tanggal 11 Agustus 2016, majikan Tarsinah akhirnya mengizinkan Tarsinah diambil secara

baik-baik dan dibawa ke shelter KBRI untuk proses pemulangan ke tanah air. Tarsinah berangkat ke Irak secara non-prosedural pada tahun 2014.

Kementerian Luar Negeri berkoordinasi dengan KBRI Riyadh dan Pemprov Banten telah memulangkan WNI/TKI asal Banten yang menderita sakit stroke a.n. Dede Yeti Bt Sulaeman Marhali. Pemulangan tersebut dilakukan dengan menggunakan maskapai Saudia Airlines SV 814 yang tiba di Bandara Soekarno – Hatta pada pukul 14.35 WIB.Sdri. Dede Yeti merupakan WNI/TKI yang bekerja di Al Khobar, Arab Saudi dan sempat mengalami koma akibat stroke dan dirawat di RS King Fahd University, Al Khobar, Arab Saudi sejak tahun 2014. Sdri. Dede Yeti menderita sakit setelah dirinya pulang cuti ke Indonesia dan ketika kembali ke Arab Saudi.

23 Oktober 2016 seorang WNI bernama Christanto Bakri telah menjadi korban perampokan dan penembakan di Vanimo. Ia bekerja di perusahaan Malaysia di Vanimo.Ia ditembak perampok berjumlah 4-5 orang. Konsulat RI Vanimo telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan untuk memfasilitasi korban ke Rumah Sakit di perbatasan dan kemudian dibawa ke Rumah Sakit di Jayapura. Korban dipindahkan di Jakarta pada 24 Oktober 2016 untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

KASUS-KASUS YANG MENONJOL TERKAIT TKI DI LUAR NEGERI (20 Oktober 2015 – 20 Oktober 2016)

115 116

ak, kami ditipu travel agent. Sekarang kami terlantar di Belanda. Apa yang bisa KBRI bantu? Tolong sediakan kami akomodasi dan kendaraan

ya? Jangan cuma informasi.” Komplain bernada sinis tersebut merupakan realita yang sering diterima oleh KBRI Den Haag melalui telepon atau whattsap. Tak jarang staf KBRI terkejut dan merasa shock “dipojokan” sebagai pihak yang salah. Di banyak kasus, WNI tidak melaporkan keberadaan mereka di suatu negara kepada KBRI, namun ketika terjadi masalah sekonyong-konyong melimpahkan kesalahan dan kemarahan kepada KBRI. KBRI diharapkan menjadi “dewa penyelamat” yang datang dengan membawa sejumlah fasilitas dan solusi total.

KBRI Den Haag secara bijak dan terukur menyampaikan batasan-batasan KBRI dalam memberikan perlindungan sembari mengingatkan kewajiban wisatawan terkait aktivitasnya melancong yakni kapasitas finansial, kalkulasi risiko dan kewajiban membiayai hal-hal terkait dengan dirinya.

WNI wisatawan yang berkunjung ke Eropa atau Belanda secara khusus, merupakan golongan menengah ke atas. Mereka sebagian besar bukan pertama kali melancong ke luar negeri sehingga mereka melihat dirinya sebagai klien yang harus dilayani (oleh agen perjalanan, asuransi, maskapai penerbangan). Sikap ini tertanam dalam mindset mereka sejak berangkat dari tanah air. Sehingga ketika muncul permasalahan di luar negeri, karakter kustomer serta merta muncul sehingga menuntut adanya “layanan prima” sebagaimana apabila mereka menggunakan jasa semacam agen perjalanan. Berbeda dengan pelajar,

P TKI maupun ABK, WNI wisatawan sebetulnya tidak memerlukan KBRI kecuali terpaksa, misalnya karena kehilangan dokumen. Sebaliknya, posisi TKI, mahasiswa atau ABK relatif rentan dan posisi tawarnya relatif lebih rendah vis-à-vis masyarakat/instansi setempat.

Perlindungan WNI Wisatawan Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016

PERLINDUNGAN WNI WISATAWANOleh June Kuncoro Hadiningrat

KBRI DEN HAAG

KASUS SEORANG WISATAWANPada bulan Mei 2016, saat bunga tulip tengah bermekaran di Keukenhof, hotline KBRI Den Haag menerima telepon dan pesan whattsap dari seseorang yang mengatakan dirinya sebagai “WNI wisatawan yang bermasalah” bernama Roni (bukan nama sebenarnya). Secara singkat, Roni mengatakan bahwa sebuah biro perjalanan Indonesia menipunya dan ia telah memanggil polisi Belanda untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Ia menyebut bahwa dirinya berada di Rotterdam, tanpa merinci lokasi persisnya. Informasi terputus dan KBRI kesulitan menghubunginya, baik melalui telepon maupun pengirim pesan. Nomor yang semula digunakan untuk menghubungi KBRI tidak dapat dihubungi.

Salah satu hotel yang dihubungi oleh KBRI Den Haag dalam upaya pencarian Roni adalah Bastion Hotel. Hotel-hotel di Belanda, seperti halnya hotel di Eropa pada umumnya, sangat menjunjung privasi tamu mereka. Manajemen hotel menolak menyebutkan tamu atas nama Roni dan rombongan di hotel tersebut. Karena pihak hotel tidak mengungkapkan datanya, KBRI Den Haag mengirimkan Tim untuk langsung menuju lokasi meskipun belum tentu orang yang dicari berada di tempat tersebut.

Sesampainya di hotel, melalui pendekatan kepapda petugas hotel, akhirnya diperoleh sedikit informasi bahwa

memang terdapat sejumlah wisatawan asal Indonesia yang sempat tinggal di hotel tersebut dan memanggil polisi Belanda karena terjadi konflik antara anggota rombongan dengan tour leader. Namun pihak polisi Belanda tidak mengambil tindakan karena pelakunya berada di Indonesia dan tidak terkait dengan pihak-pihak di Belanda. Pada saat Tim KBRI tiba di hotel Bastion, seluruh rombongan tur sudah bubar. Mereka sudah meninggalkan hotel dan pihak hotel tidak bersedia memberikan satu nomor telepon pun dari anggota rombongan.

Tim mencoba mengirim pesan ke nomor telepon tersebut. Beberapa saat menanti, Tim mendapat jawaban dari seorang anggota rombongan tur bernama Dewi (bukan nama sebenarnya) yang sudah berada di sebuah hotel di Jerman. Menurut Dewi, seluruh rombongan yang berjumlah 45 orang sudah terpencar-pencar dan memilih nekat melanjutkan wisata di Eropa meski tanpa biro perjalanan dan asuransi. Sedangkan pelapor awal, Roni, Informasi masih ada di Belanda dan kemungkinan tinggal ke sebuah hotel kecil di Amsterdam, sebelum bertolak ke negara lain.

Tim tidak menyia-nyiakan informasi ini. Sebelum meluncur dari Rotterdam ke Amsterdam (sekitar 72 km), Tim kembali mencoba mengirim pesan kepada Roni, namun tidak dijawab, sementara waktu telah menunjukan pukul 23.30 malam. Tidak ada pilihan lain selain melakukan “blusukan” ke Amsterdam, malam ini juga. Sambil berharap ada informasi yang lebih jelas, Tim KBRI menggunakan mobil menembus malam menuju Amsterdam. Setelah memasuki kota Amsterdam, kendaraan berhenti beberapa saat dan berulang kali Tim memeriksa telepon seluler, berharap ada respons dari Roni.

Bagai mendapat durian runtuh, akhirnya muncul Roni memberitahukan nama hotel dan alamatnya. Selanjutnya Tim menelusuri sejumlah hotel kecil di kawasan Darmak Amsterdam, meski malam telah larut. Menjelang dini hari, Tim berhasil menemukan Roni tengah duduk di lobi hotel dengan wajah tanpa dosa. “Habis melapor ke Bapak, saya tidak dapat kirim whattsap lagi, karena tidak ada wifi gratis,” begitu alasan Roni sulit dihubungi. Ia menambahkan bahwa nomor telepon Indonesianya tidak dipasangi fasilitas roaming, sehingga KBRI tidak dapat mengontaknya. “Barusan saya dapat signal, jadi baru bisa saya hubungi Bapak.”

Roni kemudian mengajukan semacam wish-list yang harus dipenuhi Tim KBRI untuk membantu mereka, mulai dari pesan tiket, bantuan untuk bis, mengantar, meminjamkan uang dan masih banyak lagi. Duh !

KASUS SEORANG WISATAWANKetika Tim sudah berhasil menemui dan memastikan kondisi Roni dan/atau anggota rombongan tur lainnya, selayaknya tugas pelayanan dan perlindungan WNI

yang utama sudah terpenuhi. Namun sebagai bagian dari institusi negara tugas edukasi mendidik WNI wisatawan belum selesai dan menjadi pekerjaan rumah bagi KBRI Den Haag yang berpotensi kembali menangani WNI wisatawan yang bermasalah di masa yang akan datang. Terkait dengan ini, maka KBRI Den Haag mengembangkan konsep perlindungan WNI wisatawan, dengan fokus utama adalah prevention (pencegahan). Bentuk kongkritnya adalah penyediaan informasi agar WNI wisatawan dapat melakukan safe travelling dan melibatkan biro perjalanan yang memegang peran kunci untuk meminimalisir munculnya masalah wisatawan asal Indonesia.

Mengadopsi sistem perlindungan di negara maju seperti Inggris dimana pelayanan kepada warganegaranya yang melancong harus “luwes tapi tegas”, KBRI Den Haag -setelah memberikan pelayanan dan perlindungan secara basic- akan menyampaikan kepada mereka limitasi pelayanan yang diberikan KBRI. KBRI mengingatkan bahwa pada prinsipnya WNI wisatawan harus bertanggung jawab akan nasibnya sendiri, mengingat wisatawan mampu secara finansial dan sistem perlindungan WNI bermasalah di Belanda sudah baik. Tuntutan pemberian fasilitas akomodasi, penjemputan, kendaraan dan uang, harus disikapi dengan dingin dan diberikan secara proporsional. Yang perlu diberikan secara maksimal adalah informasi dan empati tinggi. Bantuan yang diberikan kepada mereka juga bersifat gesture dan at least sebagai bargaining position bahwa KBRI membantu mereka dan tidak mengabaikan. Salah satu cara mencegah penyebarluasan komplain sepihak secara meluas ke media sosial adalah menjawab dan menindaklanjuti laporan yang masuk via text atau telepon sesegera mungkin sehingga wisatawan asal Indonesia tenang dan merasakan “kehadiran negara” yang melindungi warganegaranya.

Khusus untuk WNI wisatawan memang bentuk perlindungan sudah saatnya tidak sekedar ad hoc atau situasional. Dengan jumlah wisatawan yang banyak dan kompleksnya masalah dan musibah mereka, maka konsep perlindungan WNI wisatawan perlu segera diformalkan.

KBRI Den Haag telah melakukan inisiatif untuk menghubungi agen perjalanan agar mereka mendata dan mengumpulkan data WNI wisatawan yang akan bergerak ke negara akreditasi dan melaporkannya ke KBRI. Data ini menjadi langkah dasar awal perlindungan WNI wisatawan bagi KBRI Den Haag.

Melalui kerjasama dengan asosiasi biro perjalanan, kami juga dapat menyebarluaskan informasi tentang safe travelling dan hotline yang dapat mereka hubungi jika terjadi masalah. Semakin banyak informasi yang diperoleh calon wisatawan, semakin kecil kemungkinan kasus menimpa mereka. Mengingat Eropa negara maju dengan sistem perlindungan terhadap WNA yang baik, maka peran dari lembaga yang sudah established dan menghormati hukum setempat diperlukan dalam perlindungan WNI wisatawan. Untuk itu yayasan/LSM yang dikelola diaspora (stichting) dan khusus menangani perlindungan WNI di Belanda dapat diberdayakan untuk kegiatan ini.

Khusus untuk WNI wisatawan, limitasi tersebut perlu diedukasi kepada mereka karena akan menghabiskan anggaran negara yang dibiayai oleh tax payers Indonesia. Kita dapat mencontoh yang telah dilakukan negara lain, dalam hal ini Inggris. Perwakilan Inggris ketika warga negara nya meminta bantuan dan perlindungan secara berlebihan, pejabat Konsuler akan memberikan argumentasi sebagai berikut :

“Pay any bills or give you money from public funds are not allowed, because we are not funded to do this and it is the obligation of individuals to take responsibility for themselves. It would also be unfair for those who take out insurance to subsidise those who do not, and you would not normally get these bills paid if you were in the UK”.

“Make travel arrangements for you, or find you work or accommodation, or make business arrangements on your behalf because these are private arrangements which are your responsibility to make for yourself”.

>> Penanganan kasus WNI wisatawan oleh KBRI Den Haag

117 118

eorang WNI bernama Novalina melaporkan suaminya kepada polisi Australia karena tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang

dilakukan sang suami, seorang pejabat pemerintah setempat. Novalina kemudian memohon bantuan KJRI Perth memfasilitasi untuk mendapat violence restraining order (VRO) atau perintah pengekangan sehingga suaminya tidak dapat mendekati dirinya dan puterinya.

KJRI segera menghubungi West Australian Legal Aid (sejenis LBH di Indonesia) untuk memberikan pendampingan hukum kepada Novalina. Pengacara WA Legal Aid bekerja cepat dan pada waktu bersamaan Nova dan puterinya dipindahkan ke rumah penampungan yang disediakan pihak swasta yang mendapat dukungan dari Pemerintah Australia. Dengan status permanent resident, Novalina lalu mengurus jaminan sosial dari Pemerintah Australia, hingga dapat memperoleh bantuan seperti crisis payment sebesar 360 dolar Australia dan parenting support sebesar 750 dolar Australia setiap dua minggu.

Pada tanggal 21 Mei 2016 di KJRI Perth, Novaliana dengan percaya diri mengutarakan kisahnya di hadapan 70 orang wakil-wakil ormas Indonesia di Perth serta beberapa nara sumber seminar KDRT dari beberapa instansi setempat (WA Legal Aid, Imigrasi Australia dan Womens Health & Family Services). Kesaksiannya telah menginspirasi wakil-wakil ormas Indonesia di Perth untuk bergerak dari hanya memahami kasus KDRT menjadi aktif memerangi kasus-kasus KDRT yang cenderung meningkat beberapa tahun terakhir ini di Australia Barat.

S

PENANGANAN KDRTPERKAWINAN CAMPUROleh Rosihan Saragih

KJR I PERTH

>> Novalina menyampaikan pengalamannya menghadapi KDKRT perkawinan campuran

iti Nur Fatimah adalah seorang TKI asal Malang yang telah bekerja di Arab Saudi sejak tahun 2001. Wanita kelahiran 1982 tersebut bekerja sebagai

pembantu laksana rumah tangga (PLRT) di rumah seorang majikan yang berprofesi sebagai seorang polisi dengan 11 orang anak.

Pada tahun pertama Siti bekerja di rumah majikan di kota Jizan, semua berjalan lancar. Namun pada tahun kedua, keadaan berubah. Bukan hanya mengalami kesulitan pada saat akan keluar rumah, majikan bahkan menahan paspornya. Gajinya selama bekerja bertahun-tahun pun tak pernah dibayar. Menurut majikan, Siti tak mau dibayar tiap bulan. Ia lebih memilih mengumpulkan dahulu semua gajinya untuk kemudian diambil pada saat akan pulang ke kampung halamannya. Kenyataannya, majikan selalu menolak keinginan Siti untuk kembali ke Indonesia. Bekerja tanpa dibayar dan tidak diperbolekan pulang, Siti seperti mengalami perbudakan.

Namun keberadaan jejaring dan komunitas WNI di berbagai kota di Arab Saudi, termasuk Jizan, memberikan kontribusi dalam pembebasan Siti dari perbudakan yang dialaminya. Kisah penderitaan Siti ini pertama kali diketahui oleh organisasi Buruh Migran Indonesia (BMI) Jeddah yang kemudian memberikan informasi kepada KJRI Jeddah.

Berbekal informasi mentah tersebut, Tim KJRI kemudian menghubungi intelejen kepolisian Jizan untuk meminta bantuan penelusuran. Berbekal hubungan baik yang selama ini telah dibina oleh KJRI Jeddah, polisi intelejen

S

AKHIR DERITA 15 TAHUN SIT I Oleh Rahmat Aming Lasim

KJR I JEDDAH

Jizan bersedia menyusuri beberapa kampung di pelosok Jizan untuk melacak keberadaan TKI asal Malang tersebut. Jejak mulai terlacak ketika nomor telepon sang majikan diketahui dan pihak otoritas komunikasi memberi tahu posisinya melalui global positioning system (GPS).

Tepat setelah azan Isya berkumandang, polisi merangsek ke rumah majikan dan mengambil paksa Siti Nur Fatimah. Wanita malang tersebut kemudian dibawa ke kantor polisi setempat. Majikan tidak bisa berkutik lagi. Pada akhirnya ia dan menandatangani surat pernyataan kesediaan

membayar semua gaji yang belum dibayarkan di depan petugas kepolisian. Hari itu, Selasa, 12 Januari 2016, Siti mengakhiri perbudakan yang ia alami selama 15 tahun di Arab Saudi. Jika diakumulasikan, tunggakan gaji yang akan diterima Siti mencapai 108 ribu riyal atau setara 380 juta rupiah.

Saat ini dugaan pidana dalam kasus Siti masih bergulir di pengadilan setempat. Sementara Siti sudah diamanakan di penampungan, KJRI Jeddah terus memonitor perkembangan proses hukum kasusnya

>>Tenaga Kerja Indonesia, Siti Nur Fatimah, yang tak dibayar selama 15 tahun bekerja di Arab Saudi berhasil dibebaskan dari majikan nya pada Selasa (12/1).

Penanganan KDRT Perkawinan Campur Akhir Derita 15 Tahun SitiKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

119 120

Memperjuangkan Hak Hak Finansial WNI/TKI Di Seluruh DuniaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

MEMPERJUANGKAN HAK-HAK FINANSIAL WNI/TKI DI SELURUH DUNIAKemlu melalui Perwakilan RI di luar negeri telah melakukan upaya-upaya untuk mendapatkan hak-hak finansial WNI/TKI/ABK yang bermasalah. Hak-hak finansial tersebut meliputi diyat, asuransi, gaji dan tiket pemulangan, serta kompensasi lainnya.

DIYATDiyat hanya berlaku di negara-negara

yang menerapkan hukum Islam seperti

negara di kawasan Timur Tengah.

Perwakilan RI melakukan pendampingan

hukum pada beberapa kasus

meninggalnya WNI, terutama TKI, di Timur Tengah, sehingga

pelaku kejahatan dijatuhi hukuman qisas atau membayar diyat,

bila keluarga korban meminta. Pada beberapa kasus kecelakaan

lalu lintas, diyat bagi korban dibayarkan oleh perusahaan asuransi

yang digunakan oleh pelaku/orang yang dinyatakan bersalah.

Untuk kasus berat seperti pembunuhan, Perwakilan RI dapat

menyewa pengacara dari negara tersebut untuk melakukan

tuntutan.

TIKET PEMULANGANBiaya pemulangan TKI, baik pulang

karena kontrak telah habis maupun

karena suatu permasalahan tertentu,

merupakan tanggung jawab mutlak

pemberi kerja (majikan, agen, sponsor, PPTKIS). Meskipun

demikian, pemberi kerja acapkali mangkir dari kewajiban tersebut.

Pemerintah RI melalui Kemlu kemudian melakukan pendekatan,

mediasi, bahkan menempuh jalur hukum bagi pihak-pihak yang

mangkir dari tanggung jawab tersebut.

ASURANSIPembayaran klaim asuransi yang

dimaksud dalam konteks ini bukanlah

konsorsium asuransi TKI di Indonesia,

melainkan skema asuransi di negara

tempat WNI tersebut berada. Perwakilan

RI mengupayakan dengan mengumpulkan bukti-bukti yang

mendukung persyaratan klaim asuransi tersebut.

KOMPENSASI LAINNYAKompensasi lainnya termasuk biaya

kargo pemulangan jenazah, ambulans dan

biaya pemakaman jenazah di Indonesia

maupun di negara tempat meninggalnya

seorang WNI/TKI/ABK. Selain itu, terkadang pemberi kerja

bersedia memberikan uang duka bagi TKI yang meninggal dunia,

uang loyalitas bagi TKI yang bersedia memperpanjang kontrak,

biaya pengobatan bagi TKI sakit, ganti rugi TKI yang mengalami

penyikasaan, serta uang pisah bagi TKI yang telah selesai masa

kerjanya.

GAJIKurangnya literasi-finansial

menyebabkan banyak TKI mengalami

kebingungan dalam penuntutan

dan pengawasan terhadap gaji yang

seharusnya mereka terima. Di kawasan

Timur Tengah, gaji TKI dapat ditahan oleh majikan selama belasan

tahun dengan berbagai macam alasan. Modus lain, pemberi

kerja mengatakan sudah mengirim gaji melalui rekening kepada

keluarga di Indonesia namun sebetulnya gaji tidak pernah dikirim.

Dalam hal ini, Perwakilan RI melakukan upaya recovery gaji

TKI dengan dua cara, mediasi dan jalur hukum. Meskipun lebih

diutamakan, apabila mediasi mentok maka Perwakilan RI tak

akan sungkan untuk melakukan tuntutan hukum. Sayangnya,

di beberapa negara kawasan Timur Tengah, TKI domestik tidak

menjadi subyek hukum ketenagakerjaan sehingga tuntutan hukum

acapkali menemui kebuntuan.

PERSATUAN EMIRAT ARAB

Rp. 5.445.784.750

ARAB SAUDI

Rp. 39.866.360.700

SURIAH

Rp. 9.766.263.000

MALAYSIA

Rp. 4.380.316.664

YORDANIA

Rp. 6.173.874.600

Jumlah hak-hak finansial WNI/TKI yang berhasil didapatkan

84.903.246.542,46 Rp

dengan jumlah recovery hak-hak finansial WNI/TKI terbanyak

5 PERWAKILAN RI

dengan jumlah recovery hak-hak finansial WNI/TKI terbanyak

1 Januari - 20 Oktober 2016

5 NEGARA

Rp 23.617.005.200KBRI RIYADH

Rp 9.766.263.000KBRI DAMASKUS

Rp 16.249.355.500KJRI JEDDAH

Rp 6.173.874.600KBRI AMAN

Rp 4.918.156.250 KBRI DUBAI

121 122

Memperjuangkan Hak Hak Finansial WNI/TKI Di Seluruh DuniaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

WNI YANG MENDAPATKAN HAK-HAK FINANSIAL

• Para TKI menerima hak-hak finansial baik secara langsung maupun ditransfer melalui rekening bank masing-masing.

• Hak-hak finansial termasuk diantaranya gaji, asuransi, kompensasi, uang diyat hingga uang tiket.

123 124

REKAPITULASI KASUS HUKUMAN MATI (HUKTI)(Sampai dengan 20 Oktober 2016)

339 184

PENYELESAIAN KASUS HUKTI OLEH KEMLU(2012 – OKTOBER 2016)

Dari tahun 2011 hingga 20 Oktober 2016, Kemlu telah berhasil membebaskan 339 WNI dari hukti. Namun demikian, hingga saat ini masih terdapat 184 WNI yang terancam hukuman mati di seluruh dunia. Dalam 2 tahun terakhir (2015 dan 2016), jumlah WNI yang berhasil

dibebaskan dari hukti lebih banyak dari jumlah kasus baru

PERBANDINGAN KASUS HUKTI BARU DENGAN WNI YANG DIBEBASKAN DARI HUKTI(2012 – OKTOBER 2016)

Kasus masih berjalan

WNI terbebasdari Hukti

281

627151

60 59

29

60

31

54

20122013201420152016Jumlah kasus baru Jumlah WNI yang dibebaskan dari hukti

SEBARAN 184 KASUS HUKTI YANG MASIH BERJALAN (PER 20 OKTOBER 2016)

RRT 20

PEA 4 Laos 2

Malaysia 130Singapore3

Arab Saudi25

Malaysia

Singapore

Laos

2232

RRT 37

3

Iran 3

Brunei 2

Thailand3

Arab Saudi70

SEBARAN JUMLAH WNI YANG BERHASILDIBEBASKAN DARI HUKUMAN MATI (20 OKTOBER 2016)

JENIS KASUS

NARKOBA PEMBUNUHAN

SIHIR PENCULIKAN SENJATA API

ZINA

145

854112Sepanjang tahun 2016, Pemerintah RI melalui Kemlu telah berhasil membebaskan dari hukuman mati.

dari ancaman hukuman mati.

Dengan demikian, sepanjang tahun 2011-2016, Kemlu telah berhasil membebaskan

54 WNI

339 WNI

Sebagian besar WNI terancam Huktiberada di Malaysiadan Arab Saudi

130 kasus25 kasus

Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016Rekapitulasi Kasus Hukti

125 126

Perlindungan Tenaga Kerja IndonesiaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIAOleh M. Hanif Dzakiri

Perlindungan TKI di luar negeri menjadi sama pentingnya dengan politik, keamanan dan pertumbuhan ekonomi baik di kawasan regional maupun internasional.

Komitmen Indonesia tidak sekadar didasarkan pada kepentingan subyektif, bahwa negara ini memiliki 6 juta lebih pekerja migran yang sebagian di antaranya bekerja di beberapa negara Asia Pasifik dan Timur Tengah. Lebih dari itu, pembelaan terhadap pekerja migran juga didasarkan pada ketulusan menjunjung tinggi prinsip-prinsip HAM. Memang, tingginya angka pekerja migran serta kompleksitas masalah yang melingkupinya, menyisakan kisah buruk yang menimpa pekerja migran Indonesia. Namun negara berkomitmen kuat untuk senantiasa hadir memberikan perlindungan. Tidak hanya kepada pekerja, melainkan kepada juga keluarganya.

Khusus di kawasan Asia Tenggara, komitmen negara-negara anggota ASEAN terhadap pekerja migran sampai saat ini dirasa masih sangat lemah, terutama negara-negara tujuan kerja seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Lemahnya komitmen sebagian negara ASEAN terbaca jelas pada pertemuan tingkat pejabat senior Kementerian Ketenagakerjaan negara ASEAN di Jakarta saat membahas finalisasi draft perlindungan dan promosi pekerja migran. Dalam pertemuan tersebut, sikap dan posisi Indonesia sangat jelas, bahwa upaya perlindungan terhadap pekerja migran harus menjadi legally binding (hukum yang mengikat) seluruh anggota ASEAN. Tak hanya kepada pekerja migran, tapi juga kepada keluarga serta pekerja migran yang undocumented (bermasalah dalam dokumen).

"Dengan adanya legal binding, para pekerja migran memiliki hak dan perlakuan hukum yang sama dengan warga negara tempat ia bekerja."

Dengan demikian, tak ada lagi cerita polisi tidak memproses aduan atau tidak memberi perlindungan hukum kepada pekerja migran, karena ia memiliki hak perlindungan hukum yang sejajar dengan warga negara setempat. Tegasnya sikap Indonesia tersebut didasarkan pada nilai-nilai HAM serta dokumen-dokumen

operasional pada perekrutan adil, termasuk tidak ada pengenaan biaya perekrutan atau biaya terkait dengan pekerja dan hak pekerja untuk tetap dokumen perjalanan dan identitas mereka miliki; (3) memberikan perlindungan yang memadai untuk semua pekerja migran, termasuk melalui portabilitas yang lebih baik dari keterampilan dan manfaat jaminan sosial, (4) memperhitungkan Kerangka Kerja Multilateral ILO tentang Migrasi Tenaga Kerja (2005); dan (4) hubungan ganti rugi majikan-pekerja yang menghambat kebebasan bergerak para buruh, hak mereka untuk memutuskan hubungan kerja atau berganti majikan, memperhitungkan kewajiban kontraktual yang mungkin berlaku, dan hak mereka untuk kembali bebas ke negara asal mereka.

Tentu saja, komitmen-komitmen tersebut di atas tak sebatas pada "kampanye udara" di forum internasional. Di dalam negeri, upaya melindungi pekerja migran terus dilakukan dengan mendesak Rancangan Undang Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (RUU PPMI) sebagai penyempurna UU Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.

emerintah Indonesia memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam menghadirkan kembali negara untuk memberikan perlindungan

kepada TKI. Hal ini sangat tergambar jelas dalam Nawa Cita Kabinet Kerja pada era Pemerintahan Jokowi – JK. Komitmen ini tentunya wajib kita dukung dan diimplementasikan bersama. Sebagai pemangku kepentingan dalam bidang ketenagakerjaan, Kementerian Ketenagakerjaan harus mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagaimana amanat konstitusi guna mewujudkan Nawa Cita tersebut.

Komitmen Pemerintah tidak hanya untuk melindungi hak-hak para pekerja migran, tapi juga keluarganya. Isu

P

KERJA SAMA REGIONAL DAN MULTILATERAL

PEMBERDAYAAN DARI KAMPUNG HALAMAN

Ditingkat yang lebih luas, komitmen RI dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan pekerja migran juga disampaikan pada forum internasional, seperti Colombo Process dan Asia Pasific Regional Meeting (APRM). Pada forum konsultasi regional para menteri negara pengirim tenaga kerja se-Asia, Indonesia mengusulkan dua hal penting: perlunya membangun jejaring dalam membangun sistem informasi pasar kerja (labour market information), serta jejaring pengawasan pekerja migran (labour inspector networking). Jejaring informasi pasar kerja akan mempermudah pekerja migran mendapat informasi pasar kerja seperti skill yang dibutuhkan, perusahaan tempat bekerja, kontrak kerja, hak yang akan didapatkan dan sebagainya. Sedangkan jejaring pengawasan pekerja akan mempermudah mengawasi dan mengadvokasi pekerja migran. Kedua usulan Indonesia itu melengkapi pembahasan agenda yang telah disepakati forum, antara lain skill and qualification recognition (keterampilan dan pengakuan kualifikasi), promoting ethical recruitment (etika promosi perekrutan), pre departure orientation and empowerment (orientasi sebelum keberangkatan dan pemberdayaan), serta remitansi.

Selanjutnya, pada forum APRM yang diselenggarakan di Bali pada Desember 2016, negara-negara anggota International Labour Organization (ILO) yang berada di kawasan Asia-Pasifik dan kawasan Arab menyepakati Deklarasi Bali sebagai hasil dari pertemuan The 16th Asia and the Pacific Regional Meeting (APRM). Kesimpulan atau Deklarasi Bali ini bertujuan untuk mewujudkan kerja layak dalam upaya menciptakan pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Deklarasi tersebut juga memuat isu perlindungan pekerja migran, seperti meningkatkan kebijakan migrasi tenaga kerja berdasarkan standar ketenagakerjaan internasional yang relevan dengan: (1) mengenali kebutuhan pasar tenaga kerja dari semua; (2) berdasarkan prinsip-prinsip umum dan pedoman

kesepakatan ASEAN sebelumnya. Namun sikap Indonesia mendapat tentangan keras dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Laos.

Selain regulasi, pemerintah juga mengupayakan perlindungan dan meningkatkan kesejahteraan pekerja migran dari kampung halaman. Akhir Agustus lalu, Menaker meresmikan enam desa di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur sebagai Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi). Keenam desa tersebut adalah Tagawiti, Beutaran, Dulitukan yang berada di Kecamatan Ili Ape, serta Desa Lamatokan, Lamawolo dan Bao Lali Duli di Kecamatan Iliape Timur. Program ini diprakarsai oleh Migrant Care, Yayasan Kesehatan untuk Semua (YKS), MAMPU (Maju Perempuan Indonesia untuk Penanggulangan Kemiskinan) dan pemerintah setempat. Program Desbumi ini menjadi dasar replikasi Program Desa Migran Produktif yang disingkat Desmigratif oleh Kemnaker.

Tahap pertama Desmigratif akan dikembangkan di 50 Kabupaten/Kota dengan target 100 desa dan 20 desa dari 10 kabupaten ditangani secara khusus di wilayah Nusa Tenggara Timur, dimana tiap kabupaten sasar program akan memilih 2 desa sebagai Desmigratif yang mengusung konsep pelatihan berbasis masyarakat. Program meliputi pelatihan, produksi, dan pemasaran. Program ini akan dipadukan dengan Program Kemendes one village one product. Untuk mewujudkan ini, Kemnaker kerjasama dengan Kemendes (Kemendes dan PDT RI) bantuan sarana produksi, KUR (Kredit Usaha Rakyat) juga dengan koperasi.

Melalui kerja sama yang dijalin dengan sejumlah kementerian/lembaga, diharapkan desa yang banyak menyumbang TKI bekerja di luar negeri dapat diberdayakan. Tidak hanya bagi TKI yang bekerja di luar negeri saja, tetapi pemberdayaan tersebut juga diperuntukan bagi keluarga TKI. Sehingga, masyarakat yang selama ini memiliki ketergantungan terhadap bekerja di luar negeri, memiliki bekal kemampuan dan modal untuk mengembangkan wirausaha di daerahnya. Selain sebagai upaya pemberdayaan masyarakat desa kantong-kantong TKI, program Desmigratif juga ditujukan untuk melengkapi program perlindungan TKI, Desa Buruh Migran (Desbumi). Dengan konsep ini, pemerintah desa sabagai unit terkecil struktur pemerintahan akan dilibatkan lebih aktif dalam persoalan penempatan TKI. Desa akan menjadi pusat informasi, komunikasi, bagian integral penempatan, hingga koordinasi terhadap perlindungan TKI sejak pra penempatan, hingga purna penempatan. Hal ini juga untuk menunjukkan bahwa negara hadir dalam setiap proses penempatan TKI hingga purna menjadi TKI. Balai desa dijadikan sebagai pusat layanan dan perlindungan pertama untuk TKI. Intinya desa harus jadi pusat informasi. Selain pemberdayaan TKI dan anggota keluarganya, program ini diharapkan mampu menekan tindak pidana perdagangan manusia (human trafficking) yang kerap

melibatkan masyarakat desa sebagai korbannya, utamanya desa-desa di Provinsi NTT. Selanjutnya, terkait dengan banyaknya permasalahan yang menimpa CTKI/TKI, Kemnaker mencatat bahwa salah satu kelemahan yang selama ini terjadi adalah TKI kurang memiliki self defence capacity atau kapasitas pertahanan diri. Tak heran, jika di luar negeri banyak ditemukan TKI menjadi obyek pemerasan atau TKI yang tak diberi gaji hingga bertahun-tahun. Oleh karena itu, sudah selayaknya para calon TKI diberikan kemandirian dalam berproses, dengan menyiapkan lebih banyak pilihan, tanpa mengurangi aspek perlindungan dan kepastian. Pemerintah berharap, dalam era ekonomi digital ini, pelayanan dapat sepenuhnya bersifat online hingga ke kantong-kantong TKI di daerah asal. Pola-pola pelayanan yang bersifat manual, konvensional, dengan banyaknya tatap muka, harus dikurangi. Kami berharap ketentuan baru ini meletakkan dasar-dasar bagi pola pelayanan migrasi tenaga kerja yang lebih modern dan akuntabel. Pola rekrutmen yang selama ini berjalan sangat mengandalkan uang dan calo. Para calo menentukan sepenuhnya penempatan, jenis mata pencarian, hingga gaji yang diterima TKI. Posisi tawar TKI menjadi sangat lemah. Pola yang merugikan TKI tersebut terus berjalan hampir ke seluruh daerah kantong TKI. Posisi TKI sejajar dengan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS), sebagai subjek yang punya hak dan pilihan dalam bekerja.

Akhir kata, Kemnaker selalu mengimbau masyarakat yang berminat untuk menjadi TKI di luar negeri untuk mengikuti jalur yang sesuai prosedur yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Menjadi TKI di luar melalui jalur-jalur non prosedural akan sangat beresiko bagi setiap individu yang melakoninya.

CATATAN MENAKER

127 128

KAMPANYEPENYADARAN PUBLIK

encegah lebih baik daripada mengobati. Ungkapan singkat namun mendalam yang sering didengungkan di dunia kesehatan

tersebut juga diaplikasikan di Direktorat PWNI dan BHI. Upaya mengurangi permasalahan terkait perlindungan bagi WNI di luar negeri dilakukan melalui kegiatan kampanye penyadaran publik (Public Awareness Campaign/ PAC).

Walaupun kegiatan kampanye penyadaran publik merupakan kegiatan yang rutin diprogramkan setiap tahun, namun strategi dan pendekatan kegiatan selalu diperkaya dan dikembangkan setiap tahun. Sebagai contoh, majalah Peduli dalam edisi delapan yang terbit pada Juni 2016 telah menggunakan format e-book yang dilengkapi fitur animasi dan suara serta link ke berbagai laman terkait.

Kegiatan rutin lain seperti siaran radio di RRI dan daerah-daerah juga tetap dilakukan, namun dengan mengangkat tema-tema perlindungan terkini dan relevan dengan kondisi masyarakat setempat. Untuk tahun 2016, dimunculkan inovasi baru yaitu video animasi yang dapat dengan mudah di upload dan di akses di berbagai media sosial. Di masa depan, inovasi-inovasi dan pendekatan baru akan selalu ditempuh guna semakin memperluas penyebaran informasi bermanfaat bagi masyarakat.

M

09

INFORMASI ADALAH KUNCI

Informasi Adalah KunciKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

aya tidak tahu bahwa itu paspor. Saya pikir itu tiket naik pesawat sehingga saya robek ,”ungkap salah satu calon jemaah haji asal Jember.

“Paspor saya diminta majikan, jadi saya berikan saja. Soalnya saya takut hilang juga kalau dipegang sendiri,” ujar wanita setengah baya yang bekerja di sebagai penata rumah tangga di Jeddah.

“Emang kita butuh visa kerja ya Pak kalau mau bekerja di Malaysia. Kan saya sudah nyampe Sabah, kenapa perlu repot-repot urus visa kerja lagi,” jawab pemuda tanggung yang bekerja sebagai buruh sawit di Sabah.Dialog-dialog singkat di atas hanyalah sepenggal kisah yang mewakili permasalahan kurangnya pemahaman informasi bagi para WNI yang akan bermigrasi ke luar negeri. Seolah sudah menjadi pameo klasik bahwa begitu banyak permasalahan yang menimpa para WNI di luar negeri disebabkan oleh kurangnya informasi dan pemahaman mengenai bagaimana bermigrasi aman ke luar negeri. Sungguh ironis bahwa di jaman yang disebut sebagai era informasi ini, masih saja informasi menjadi barang langka yang sukar diakses oleh masyarakat.

Direktorat Perlindungan WNI dan BHI sungguh menyadari akar permasalahan ini dan berupaya untuk mengurainya. Benar bahwa wewenang Kemlu terkait perlindungan adalah ketika para WNI tersebut berada di luar negeri. Namun demikian, Kemlu secara aktif juga berupaya memadamkan, atau setidaknya mengurangi akar permasalahan melalui upaya diseminasi informasi program kampanye penyadaran publik (public awareness campaign).

S“ Terdapat dua isu ketika berbicara mengenai diseminasi informasi yang efektif yaitu ketersediaan dan akses. Strategi diseminasi informasi yang dilaksanakan pun mengacu pada dua tema besar tersebut, yaitu bagaimana memperbanyak ketersediaan bahan-bahan informasi dan bagaimana memperluas akses masyarakat terhadap informasi yang ada tersebut.

Sejauh program reguler masih dinilai cukup efektif dalam menyampaikan informasi maka program-program tersebut masih tetap dipertahankan. Program tersebut antara lain siaran radio di RRI pusat maupun radio radio di daerah, kampanye publik terintegrasi di daerah, safari Ramadhan, penerbitan majalah Peduli, pencetakan pamflet dan brosur informasi, dll. Walaupun demikian, Dit. PWNI dan BHI menolak untuk terjebak dalam rutinitas. Setiap tahun akan

selalu dimunculkan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan kampanye publik.

Pada tahun 2016 , dimunculkan beberapa gagasan baru dalam menyebarluaskan informasi bermanfaat terkait perlindungan. Pada 22 Agustus 2016 bersamaan dengan momen penandatanganan MoU Pencegahan dan Penanganan WNI terindikasi/ korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) oleh 7 Kementerian/ Lembaga terkait, diluncurkan film animasi singkat tentang Perdagangan Manusia. Film animasi tersebut dibuat dalam format yang mudah disebarluaskan melalui media sosial seperti Facebook, Whatsapp, Instagram, dll. Efeknya dahsyat. Dalam waktu kurang dari sebulan, video yang dimuat di laman Facebook Peduli WNI di Luar Negeri tersebut telah di share 84 kali dan dilihat oleh lebih dari 9.000 orang. Direncanakan pembuatan film animasi akan

dilakukan secara rutin dengan menghadirkan pesan yang sederhana, mudah dicerna namun tetap menarik. Pada hari sebelumnya, juga dilakukan pemutaran film Jihad Selfie di ruang Nusantara Kemlu. Kegiatan ini mengundang ratusan hadirin yang datang baik dari internal Kemlu maupun berbagai kelompok masyarakat lain seperti mahasiswa, peneliti, pengajar, jurnalis, dll. Acara ini memiliki nilai yang sangat penting untuk memberikan pemahaman tentang bahaya paham radikalisme yang banyak menyasar generasi muda melalui media sosial. Kegiatan pemutaran film diliput secara luas di berbagai media massa Nasional.

Bukan saja inovasi dan pembuatan sebanyak mungkin konten informasi, tetapi yang tidak kalah penting adalah

bagaimana memperluas akses informasi bagi masyarakat sehingga pesan yang disampaikan dapat tersebar secara luas serta mudah dicerna dan dipahami.

Untuk itu, Dit. PWNI bersama LSM Infest untuk pertama kalinya menyelenggarakan pelatihan bersama pembuatan konten informasi dengan menggandeng para pembuat konten informasi. Kegiatan ini dihadiri wakil radio komunitas purna TKI, organisasi festival film pelajar, kelompok LSM penggiat perlindungan, akademisi, dll. Dengan menggandeng seluas mungkin berbagai mitra dari masyarakat madani maupun instansi terkait lain maka diharapkan pesan penyadaran publik akan semakin luas menjangkau berbagai kalangan masyarakat.

Kegiatan kampanye publik di tahun 2016 dengan dialog dan tatap muka langsung bukan hanya menyasar kota-kota di dalam negeri, tetapi juga dilakukan di berbagai kota di luar negeri seperti Seoul, Busan, Incheon, Gimhae, Ansan dan Shanghai.

Penajaman strategi, evaluasi dan perbaikan pelaksanaan kegiatan kampanye penyadaran publik akan terus dilaksanakan sehingga pesan yang disampaikan dapat sungguh-sungguh menjangkau target masyarakat yang dituju. Informasi yang berkualitas dan tepat sasaran merupakan kunci untuk mencegah munculnya permasalahan terkait WNI di luar negeri.

STRATEGI KAMPANYE PUBLIK

Siaran radio di RRI <<Kampanye publik di Universitas Pancasila, Tegal <<

>> Presiden Joko Widodo, Menkopolhukam (saat itu) Luhut Panjaitan dan Menlu Retno L.P. Marsudi dalam kegiatan kampanye penyadaran publik di Shanghai, Tiongkok.

Oleh Bonifasius Agung Nugroho

131 132

KEGIATAN KAMPANYE PENYADARAN PUBLIK(PER 20 Oktober 2016)

10KALI

Siaran radio di RRI Pro 3 FM Pusat Jakarta

6KALI

Siaran radio daerah dan pertemuan dengan media di daerah di Banyuwangi, Karawang, Cilacap,Madura, Lampung, Subang

1KALI

Penerbitan majalah Peduli yang dibuat dalam format cetak maupun e book

2KALI

Pencetakan buku, booklet dan pamflet

2KALI

Pembuatan film animasi dengan Tema TPPO dan Tema Migrasi Aman

2KALI

Berpartisipasi dalam kegiatan pameran di Jakarta

2KALI

Kegiatan PAC kepada WNI/ kelompok masyarakat di Korea Selatan dan RepublikRakyat Tiongkok

3KALI

Kegiatan PAC Safari Ramadhan melalui ceramah, siaran radio dan pertemuan dengan mediadi Kendal, Lampung, Serang

1KALI

Kegiatan PAC terpadu di daerah yang meliputi siaran radio dan televisi, pertemuan dengan kelompok masyarakat dan instansi terkait di daerah, publikasi di media danpemasangan baliho di Tegal

Andri HadiDirjen Protokol dan Konsuler

Kemlu tidak dapat melakukan upaya perlindungan WNI sendirian. Masyarakatlah yang memegang peranan penting karena mereka dapat menjadi first-responder perlindungan WNI di luar negeri

KOREA SELATANRRT

HONGKONGSAUDI ARABIA

TAIWAN

BRUNEIMALAYSIASINGAPURA

SULAWESI UTARA

SULAWESI SELATAN

NTT

JAWA TIMURDKI JAKARTA

NTBBALIJAWA BARAT

BANTEN

SUMATERA UTARASUMATERA SELATAN

LAMPUNG

Sebaran pelaksanaan kampanye penyadaranpublik di dalam negeri dan luar negeri

Perkiraan jumlah audiens yang telah terinformasi terkait perlindunganWINI di luar negeri

96 JUTA

Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016Kegiatan Kampanye Penyadaran Publik

133 134

PENGHARGAANDAN INOVASI

ebagai upaya untuk memberikan apresiasi dan dorongan motivasi terhadap para pegiat perlindungan dari berbagai kalangan, Kementerian

Luar Negeri merintis adanya penghargaan khusus bagi para pegiat perlindungan melalui penyelenggaraan Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award (HWPA). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2015, bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Perlindungan WNI dengan Perwakilan RI dan Pemangku Kepentingan Nasional tahun 2015.

Selain penghargaan, Kemlu terus membuat berbagai inovasi berbasis teknologi untuk memudahkan berbagai pelayanan serta memperkuat upaya perlindungan WNI di luar negeri. Pendekatan teknologi adalah sebuah keniscayaan dalam pelayanan publik dewasa ini, dimana akselerasi penggunaan internet dan telepon pintar di Indonesia semakin masif dan cepat. Mau tidak mau, sebuah generasi bangsa “pecandu” teknologi telah lahir, dan Pemerintah harus siap menyambutnya.

S

10

ementerian Luar Negeri menggelar perhelatan Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award (HWPA) pada Selasa, 20 Oktober 2015 di

Balai Kartini, Jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional Perlindungan WNI di luar negeri tahun 2015.

Momen penganugerahan HWPA ini merupakan momen yang bersejarah bagi Kementerian Luar Negeri karena menandai sebuah tradisi baru dimana Kementerian Luar Negeri memberikan pengakuan dan apresiasi secara resmi bagi segenap pegiat perlindungan WNI di luar negeri.Nama penghargaan diambil dari nama Mantan Menteri Luar Negeri periode 2001-2009, Nur Hassan Wirajuda. Beliau merupakan figure yang berhasil mengarusutamakan isu perlindungan WNI khususnya di lingkungan Kementerian Luar Negeri dan pemerintah Indonesia pada umumnya. Hal ini ditandai dengan pembentukan secara khusus Direktorat Perlindungan WNI dan BHI di Kementerian Luar Negeri pada tahun 2002.

Dalam sambutannya, Menlu Retno LP Marsudi menyampaikan selamat kepada seluruh penerima penghargaan HWPA tahun 2015, yang terdiri dari 13 orang dan kelompok yang berasal dari berbagai macam latar belakang, yang terbagi dalam 7 kategori.

"Perlindungan WNI adalah sebuah kerja tim, Kemlu ingin menumbuhkembangkan tradisi memberikan pengakuan dan penghargaan kepada mereka yang dipandang telah memberikan kontribusi signifikan dalam upaya perlindungan WNI di luar negeri," ujar Menlu dalam sambutannya Balai Kartini, Jakarta. “13 individu

K

PAHLAWAN-PAHLAWAN DARI MEDAN PERLINDUNGANHAssAN WIRAJuDA PERL INDuNGAN WNI AWARD 2015

Lorem Ipsum Dolor Sit Amet<<

Pahlawan-Pahlawan Dari Medan PerlindunganKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

dan lembaga ini adalah sedikit dari mereka yang telah berkontribusi nyata dalam menghadirkan kembali negara bagi melindungi WNI di luar negeri,” tambah Menlu.Adapun 13 penerima penghargaan HWPA 2015 adalah sebagai berikut:

1. Disaster Victim Identification (DVI) Polri dan TNI AU untuk kategori Mitra Kerja Kementerian Luar Negeri.

2. Dubes RI Kuala Lumpur Herman Prayitno dan Konjen RI Jeddah Dharmakirty Syailendra untuk kategori Kepala Perwakilan RI.

3. Veronika Sedo Barek dan Mohamad Abdulkader Akraa untuk kategori Mitra Kerja Perwakilan RI.

4. Buruh Migran Indonesia Saudi Arabia (BMI SA) dan International Migrant Workers Union (IMWU) Hong Kong untuk kategori Masyarakat Madani Indonesia.

5. Kompas.com dan Tempo.co untuk kategori Jurnalis/Media.

6. Anis Setyorini dan Fadhly Ahmad untuk kategori Staf Perwakilan RI.

7. Tim Percepatan Repatriasi WNI dari Suriah untuk kategori Tim Perlindungan WNI Kemlu RI.

Para penerima penghargaan merupakan hasil seleksi Dewan Juri yang terdiri dari berbagai unsur dan kalangan masyarakat. Dewan juri atas 9 tokoh yaitu Prof. Hikmahanto Juwana (akademisi dan ahli hukum internasional dari Universitas Indonesia), Muhammad Hawin (Dekan Fakultas Hukum UGM), Siti Ruhaini Dzuhayatin (komisioner HAM Organisasi Konferensi Islam), Yuniyanti Chuzaifah (Wakil Ketua Komnas Perempuan), Suwardjono (Ketua Aliansi Jurnalis

Independen), Dubes Salman Al Farisi (Sahli Menlu bidang Kelembagaan), Dubes Ahmad Rusdi (Dirjen Protokol dan Konsuler), Lalu Muhammad Iqbal (Plt Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri), serta Teguh Hendra Cahyono (Direktur Mediasi dan Advokasi BNP2TKI).

Dengan dimulainya tradisi baru pemberian penghargaan bagi para pegiat perlindungan, diharapkan dapat memupuk semangat dan dapat memunculkan role model baru dalam perlindungan terhadap WNI di luar negeri.

Lorem Ipsum Dolor Sit Amet<<

Selain itu, penghargaan ini juga memacu semangat perlindungan dalam masyarakat Indonesia.

Para penerima penghargaan merupakan pahlawan-pahlawan yang berjuang di medan perlindungan. Medan perjuangan yang jauh dari dunia glamour dan penuh tantangan. Namun mereka membuktikan bahwa medan pengabdian bagi bangsa dan negara bisa dilakukan di mana saja, termasuk dalam memberikan perlindungan bagi WNI di luar negeri. Sekali lagi, selamat atas penghargaan HWPA yang telah diterima!

Oleh Bonifasius Agung Nugroho

137 138

Salam Hormat Untuk Empat SahabatKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

BRI Seoul memberikan penghargaan kepada empat pengusaha Korea Selatan yang dinilai telah berjasa mendorong kemajuan dan

kesejahteraan para pekerja Indonesia yang bekerja di masing-masing perusahaannya. Penganugerahan penghargaan yang bertajuk Ambassador Award ini dihadiri secara langsung oleh Wakil Menteri Luar Negeri pada tanggal 26 Agustus 2016 di Wisma Duta, Seoul.

Menurut Dubes John A. Prasetio, penganugerahan Ambassador Award ini merupakan terobosan penting untuk meningkatkan kerjasama antar pihak baik majikan/ perusahaan, pekerja Indonesia maupun pemerintah Indonesia. Dengan jumlah TKI di Korea Selatan yang telah mencapai 33 ribu maka diperlukan langkah-langkah strategis dari KBRI Seoul guna memperkuat upaya perlindungan.

Proses seleksi terhadap seluruh nominee telah melalui proses yang panjang dan sistematis. Dari 513 perusahaan di Korea Selatan yang tercatat mempekerjakan tenaga kerja Indonesia (TKI), 234 perusahaan diantaranya bersedia untuk bekerjasama dengan KBRI Seoul guna dilakukan survey. Pada akhirnya berhasil terpilih empat perusahaan yang berhak memperoleh penghargaan Ambassador Award. Empat perusahaan tersebut adalah Shin Youn Metal, International Laser Corp, Hansung Food dan Seewon Co Ltd.

K Selain berbagai kriteria umum seperti fasilitas dan tingkat kesejahteraan yang baik, salah satu kriteria khusus yang menjadi pertimbangan juri adalah adanya kebijakan tertentu dari perusahaan yang memberikan toleransi dan bahkan fasilitasi terhadap sifat kekhususan pekerja asal Indonesia. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan tersebut menyediakan makanan halal, ruang ibadah khusus dan memberikan libur untuk hari-hari besar

tertentu. Bahkan salah satu perusahaan mendapatkan award karena dianggap sangat humanis. Perusahaan tersebut membantu pengobatan seorang TKI yang terkena penyakit kanker yang akut hingga sembuh lalu mempekerjakannya kembali.

Salah satu peraih penghargaan yakni CEO Sewon Co Ltd, Mr. Oh Il Sung menyatakan apresiasi yang sangat tinggi

Wamenlu A.M Fachir memberikan penghargaan kepada pemenang Ambassador Award di Seoul, Korsel <<

WNI bekerja di Korea <<

atas penghargaan yang diterimanya. Kegiatan perdana pemberian penghargaan terhadap pengusaha di Korea Selatan ini menjadi pemicu semangatnya untuk lebih baik lagi membina dan meningkatkan kualitas para TKI di perusahaannya.

Selain para CEO perusahaan Korea Selatan, KBRI Seoul juga memberikan penghargaan kepada Indra Wijayanto, Kepala Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) di Busan, karena selama dua tahun lebih terus memberikan pembinaan dan perlindungan kepada WNI di Busan dan sekitarnya.

Malam penganugerahan the Ambassador Award yang diselenggarakan di Wisma Duta Seoul, Jumat 26 Agustus 2016 berlangsung dengan meriah dan lancar. Selain pengusaha Korea penerima award yang mengikutsertakan sejumlah pekerja Indonesia, hadir pula Wamenlu AM

John A. PrasetioA.M. Fachir Jin-Ho Chung

Duta Besar RI Seoul dari Shin Young MetalWakil Menteri Luar Negeri

“Cerita sukses ibu-bapak sekalian para pekerja

Indonesia di Korea Selatan menjadi bagian

kesuksesan hubungan Indonesia dan Korea”.

"Kita berharap, mereka menjadi suri tauladan

bagi pengusaha lain di Korea dalam arti lebih

memperhatikan kekhususan kebutuhan pekerja

asal Indonesia”.

“Sudah menjadi kewajiban kami untuk

memberikan hak yang cukup kepada karyawan,

termasuk dari Indonesia. Bangsa Korea dulu

juga pernah menjadi tenaga kerja di Jerman,

lalu pulang membangun negaranya hingga

maju. Saya berharap pekerja Indonesia juga

dapat kembali ke Indonesia untuk membangun

negeri”.

Fachir dan imam besar masjid Istiqlal, Prof. Dr. Nasaruddin Umar yang sedang melaksanakan kegiatan kampanye public di Korea Selatan.

Dalam kesempatan tersebut, Wamenlu secara khusus menyampaikan apresiasinya terhadap ide KBRI Seoul untuk melaksanakan kegiatan penganugerahan Ambasador Award. Pemberian penghargaan ini merupakan bagian dari strategi diplomasi Indonesia yang diterjemahkan dengan baik oleh Duta Besar RI dan segenap staf di KBRI Seoul.

Ambassador Award adalah sebuah bentuk nyata inovasi Perwakilan untuk memperkuat upaya perlindungan dengan menggandeng para pengusaha Korea Selatan yang sungguh-sungguh memperhatikan kemajuan dan kesejahteraan para TKI di perusahaannya. Tiada lain, penghargaan ini adalah sebuah bentuk apresiasi dan salam hormat dari Pemerintah Indonesia bagi para sahabat.

AMBAssADoR AWARDSALAM HORMAT UNTUK EMPAT SAHABATOleh M. Aji Surya

KBRI sEouL

139 140

Nyala Inspirasi dari SarawakKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

i wilayah Sarawak, diperkirakan terdapat sekitar 200.000 sampai 400.000 buruh migran Indonesia. Angka pasti keberadaan buruh

migrant Indonesia di wilayah ini sulit didapatkan mengingat banyaknya WNI yang masuk ke wilayah Sarawak melalui jalur tidak resmi. Kedekatan wilayah geografis dengan Indonesia dan adanya pola migrasi tradisional dari beberapa daerah di Indonesia ke wilayah Sarawak merupakan sejumlah faktor yang menjadi penyebab tingginya angka migrasi dari Indonesia ke wilayah timur Malaysia ini.

Banyaknya buruh migran Indonesia yang masuk secara resmi maupun tidak resmi telah menimbulkan berbagai potensi permasalahan. KJRI Kuching dengan segenap sumberdaya yang ada terus berupaya untuk mencegah sekaligus menanggulangi berbagai permasalahan terkait WNI yang terjadi di wilayah kerjanya.

Salah satu upaya inovatif yang dilakukan adalah dengan menggelar kegiatan Indonesian Migrant Workers Award (IMWA). Kegiatan IMWA merupakan kegiatan pemberian penghargaan pertama di Malaysia yang diberikan pada buruh migrant berprestasi di 3 kategori yaitu di bidang perkebunan kelapa sawit, industri kayu dan industri konstruksi dan pabrik.

D

SWADAYA PENDANAAN DAN KEPANITIAAN INDEPENDENPada dasarnya, tujuan dari penyelenggaraan kegiatan IMWA ini adalah untuk mengangkat sosok Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) yang dapat menjadi suri tauladan dan sumber inspirasi bagi para TKI lainnya. Pada saat yang sama, kegiatan ini juga dapat mendorong para penyedia kerja di Sarawak untuk lebih meningkatkan kualitas dan kapasitas para pekerja asal Indonesia yang bekerja di perusahaannya. Dalam jangka panjang, kegiatan ini diharapkan dapat mengangkat citra, harkat dan martabat para TKI di wilayah Sarawak. Satu hal yang menarik dari kegiatan IMWA ini adalah sistem kepanitiaan independen dan model swadaya

pendanaan, dimana sumber pendanaan kegiatan murni dari swadaya Komite IMWA tanpa dukungan dana dari KJRI Kuching. Selain Konjen RI Kuching, anggota Dewan Penasihat IMWA terdiri sejumlah pakar di bidang ketenagakerjaan dan pekerja asing, pengusaha serta mantan pejabat pemerintah Sarawak.

Secara keseluruhan, panitia IMWA telah menerima 65 pekerja Indonesia dari 14 perusahaan yang mewakili 3 sektor yaitu Industri Kelapa Sawit, Industri Perkayuan dan Konstruksi dan Manufaktur. Dari 65 pekerja tersebut,

INDoNEs IAN MIGRANT WoRKERs AWARD NYALA INSPIRASI DARI SARAWAK

KJR I KuCH ING

>> Para Dewan Penasehat IMWA2015 pada kegiatan Press Conference 14 November 2015 (tidak hadir didalam foto YBhg. Tan Sri Datuk Abang Haji Ahmad Urai Bin Datu Hakim Abang Haji Mohideen

setelah melalui seleksi administrasi, diperoleh calon yang memenuhi syarat sebanyak 45 orang. Selanjutnya Tim seleksi melakukan Roadshow dan Field Trip ke berbagai lokasi dimana para pekerja tesebut berdomisili, yang

meliputi wilayah Kuching, Miri, Sibu dan Bintulu.`Kegiatan tersebut sukses dilaksanakan dan berhasil menggalang dana cukup besar dimana keseluruhan pemenang menerima total hadiah hingga 50 juta rupiah.

>> Gubernur Sarawak, Tuan Yang Terutama Tun Pehin Sri Abdul Taib Mahmud menjadi saksi peluncuran IMWA 2015 dalam acararESEPSI dIPLOMATIK 70 Tahun Indonesia Merdeka

Oleh Bonifasius Agung Nugroho

>> Field Trip ke salah satu perusahaan perkayuan tempat WNI Bekerja

Komite IMWA bergerak mandiri tanpa dukungan dana KJRI Kuching. Kegiatan ini diapresiasi dengan sangat positif oleh Pemerintah Sarawak dan mereka siap menjadi penyandang dana untuk penyelenggaraan IMWA berikutnya.

Nilai strategis dari penyelenggaraan IMWA adalah insentif terhadap TKI yang berkualitas agar muncul sebagai role model/ teladan serta meningkatkan kesadaran majikan untuk hanya merekrut TKI yang memenuhi hukum karena hanya TKI yang sah yang bisa dicalonkan sebagai nominee di IMWA.

Peluncuran resmi IMWA dilaksanakan pada saat malam resepsi diplomatik pada tanggal 26 Agustus 2015, disaksikan oleh Gubernur Sarawak, Tuan Yang Terutama Tun Pehin Sri Abdul Taib Mahmud.

141 142

PERLINDUNGAN 2.0

Perlindungan 2.0Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016

enurut sebuah riset, pada tahun 2013 terdapat 84 juta orang Indonesia yang aktif mengakses internet. Jumlah tersebut

merupakan yang terbanyak ke-6 di antara seluruh negara di dunia (eMarketer: Nov 2016). Riset yang sama bahkan memproyeksikan bahwa pada tahun 2015 jumlah pengguna internet Indonesia akan menjadi 112 juta orang, menggeser posisi Jepang di posisi ke-5. Jumlah tersebut mencapai hampir 50 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia saat ini. Penggunaan internet, diiringi dengan perkembangan teknologi telepon pintar dan berbagai aplikasi pendukungnya, telah menciptakan sebuah generasi yang disebut dengan ‘ Generasi Z’ – generasi pasca milenial (Bruce Horovitz: 2014). Generasi ini adalah mereka yang lahir pada rentang tahun 1994 sampai dengan 2004.

Karakteristik generasi pasca milenial yang terbiasa menggunakan berbagai gawai sejak usia dini telah mempengaruhi ku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Pola pengambilan keputusan serta pendekatan dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan yang mereka alami sangat dipengaruhi dengan teknologi dan internet. Di Indonesia, jumlah penduduk dalam kelompok usia Generasi Z (antara 19-30 tahun) mencapai 20 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Saat ini, nyaris semua angkatan kerja baru Indonesia adalah generasi pasca milenial, termasuk para TKI yang bekerja di luar negeri. Kurang lebih 1.500.000 TKI atau 51 persen dari jumlah total seluruh TKI yang berada di seluruh dunia berumur antara 19-30 tahun (e-Perlindungan: Oktober 2016).

kerja baru, merupakan generasi TKI pasca milenial. Karakter generasi TKI pasca milenial tidak jauh berbeda dengan angkatan kerja pasca milenial lainnya. Mereka tidak canggung terhadap penggunaan teknologi dan internet. Mereka adalah generasi Facebook, Whattsap, Path, Twitter, Youtube hingga yang terkini: Bigo. Berbagai istilah seperti upload, share, selfie, check-in dan foll-back begitu fasih mereka ucapkan.

Medio 2015-an, aksi saling unggah video curhatan TKI di Taiwan, Korsel dan Hongkong silih berganti bermunculan di Facebook dan Youtube sehingga menjadi perhatian publik. Seorang TKI Taiwan asal Cilacap, Marya Isma, pernah mengunggah video di Youtube dimana berduet dengan Jessie J menyanyikan single Flashlight melalui aplikasi Smule. Video tersebut saat ini telah ditonton oleh 2.985.578 orang, lebih banyak dari jumlah penduduk kota Bandung. Gila!

Keganderungan para generasi pasca milenial terhadap berbagai macam produk teknologi juga berimbas pada mobilitas mereka, baik di dalam maupun di luar negeri. Coba tilik ke Google Play, aplikasi-aplikasi yang mendukung mobilitas manusia adalah jenis aplikasi yang paling sering diunduh. Di Indonesia, aplikasi Grab berada di peringkat 20, disusul dengan Gojek dan Uber di posisi 29 dan 33. Aplikasi perjalanan dan akomodasi semacam Traveloka juga masuk dalam 50 besar aplikasi paling sering diunduh. Kemudahan dalam melakukan aktivitas yang membutuhkan mobilitas benar-benar telah berada di ujung jari kita masing-masing.

Fenomena penggunaan teknologi yang begitu masif merupakan sebuah tantangan tersendiri dalam upaya perlindungan WNI di luar negeri oleh Pemerintah RI. Apabila Pemerintah tidak dapat menyediakan pelayanan yang sesuai dengan karakter generasi

Para TKI yang bekerja di berbagai negara atau wilayah di kawasan Asia Timur seperti Korea Selatan, Tiongkok Taipei (Taiwan) dan Hongkong, terutama TKI angkatan

Melalui aplikasi tersebut, WNI yang berada di luar negeri dapat mengakses persyaratan dokumen dan waktu layanan untuk berbagai jenis pelayanan di perwakilan RI seperti pembuatan paspor baru, legalisasi dokumen penting hingga pengaduan permasalahan. Khusus untuk pengaduan permasalahan, WNI bahkan dapat menggunakan fitur darurat yang akan menghubungkan WNI tersebut dengan hotline perwakilan RI untuk melaporkan kondisi darurat yang dialaminya. Dengan mengaktifkan global positioning system (GPS) di telepon pintar, perwakilan RI akan secara otomatis mengetahui posisi mereka dan dapat segera melakukan respon cepat.

Mencari alamat perwakilan RI seperti KBRI maupun KJRI sudah semudah mencari tempat retoran waralaba ternama. Mengapa demikian? WNI hanya perlu menekan alamat KBRI/KJRI yang terdapat di dalam aplikasi. Google Map dapat langsung menunjukkan arah/posisi KBRI/KJRI tersebut beserta bagaimana cara

Menyadari perlunya pendekatan teknologi, Kemlu telah memulai mengadopsi berbagai inovasi berbasis teknologi dalam pelayanan publik, terutama untuk perlindungan dan pelayanan WNI di luar negeri. Kemlu telah memiliki aplikasi pelaporan kasus bernama e-Perlindungan sejak tahun 2013. Pada tahun 2014, Kemlu bekerjasama dengan penyedia layanan komunikasi memperkenalkan SMS Perlindungan yang secara otomatis mengirimkan alamat dan nomor telepon KBRI terdekat ketika WNI menjejakkan kaki di luar negeri. Beberapa perwakilan RI telah memiliki aplikasi pelayananan publik berplatform android, seperti KBRI Seoul, KBRI Den Haag, KBRI Bangkok, KBRI Brussels, KJRI Hongkong dan KRI Tawau. Semuanya dibuat untuk memudahkan pelayanan WNI di luar negeri.

Di penghujung tahun 2016 ini, Kemlu telah menyiapkan sebuah aplikasi berbasis sistem operasi android yang dapat menyediakan informasi dan pelayanan sekaligus dalam satu aplikasi. Android dipilih karena sistem operasi tersebut menguasai 73 persen dari pang sa pasar telepon pintar di Indonesia (Statista: Juli 2016).

WAJAH BARU TKI KITA

MUDAH, MURAH DAN AMAN

PENDEKATAN TEKNOLOGI

Oleh Hernawan Bagaskoro Abid

Tanpa harus mendaftar, WNI dapat mengakses informasi-informasi penting negara di seluruh dunia. Informasi tersebut meliputi persyaratan keimigrasian, kondisi keamanan, hukum dan kebiasaan setempat, cuaca, kuliner halal hingga tempat ibadah. Dengan mengetahui berbagai informasi tersebut, Kemlu berharap WNI memiliki bekal pengetahuan yang cukup sebelum melakukan perjalanan ke luar negeri. Pengetahuan mengenai hukum dan aturan setempat misalnya, dapat menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan selama di luar negeri. Mengutip Francis Bacon: knowledge is power.

Dalam hal pelayanan, aplikasi tersebut dapat digunakan untuk melaporkan keberadaan WNI di luar negeri atau lapor diri. Dalam catatan Kemlu, masih banyak WNI yang enggan melaporkan keberadaan diri mereka ketika berada di luar negeri. Lapor diri diperlukan sebagai prasyarat mutlak agar Pemerintah dapat memberikan pelayanan, terutama dalam perlindungan WNI. Nyaris setiap hari Kemlu mendapatkan pengaduan pencarian WNI di luar negeri, dan nyaris semua WNI yang dilaporkan tidak pernah melaporkan diri kepada perwakilan RI di negara tempat mereka berada. Akibatnya, KBRI/KJRI di negara tersebut kesulitan untuk melacak keberadaan terlapor.

April 2015, ketika terjadi gempa dahsyat di Nepal, tak banyak yang tahu bahwa pada saat itu terdapat cukup banyak WNI yang sedang berada di Nepal. Kurang lebih 200-an orang menelepon Kemlu dan menanyakan keberadaan dan kondisi sanak saudara atau rekan mereka yang putus kontak di Nepal. Pencarian pun dilakukan namun tak mudah karena sebagian besar WNI yang sedang berada di Nepal tidak pernah memberitahukan keberadaan maupun alamat mereka di Nepal kepada perwakilan Kemlu, KBRI terdekat. Dengan adanya aplikasi ini, proses lapor diri dapat dilakukan hanya dengan menggerakkan ujung jari, seperti bermain Angry Birds.

menuju kesana. Anda kehabisan kuota internet dan tidak dapat menemukan wifi gratis? Tenang, anda dapat menelepon dan biarkan KBRI/KJRI memandu anda. Mudah.

Ke depan, aplikasi tersebut bukan hanya tersedia dalam platform android, tapi juga iOS maupun website. Perwakilan RI di luar negeri sebagai kepanjangan tangan Kemlu akan selalu melakukan pembaruan informasi secara berkala dan dinamis untuk memastikan informasi terbaru suatu negara dapat diakses oleh para WNI yang akan ke luar negeri –melalui ujung jari mereka. Dengan asumsi semakin banyaknya WNI yang menggunakan internet, serta generasi baru yang tidak dapat melepaskan hidup mereka dari berbagai gawai, maka Kemlu akan terus mengembangkan berbagai inovasi berbasis teknologi untuk mewujudkan amanat Konstitusi: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

Selamat datang di perlindungan WNI 2.0!

Duet Marya Isma dan Jessie J di Youtube <<

baru “kustomer”tersebut, maka Pemerintah akan ditinggalkan. Pemerintah dapat dianggap hanya sebagai kontruksi politik artifisial yang nir-manfaat dan menyusahkan. Padahal dalam banyak urusan, mau-tidak-mau dan suka-tidak-suka, hanya perwakilan Pemerintah yang dapat membantu. Anda kehilangan paspor ketika wisata di luar negeri, bisakah entitas privat/swasta menyediakan paspor pengganti? Anda membutuhkan legalisasi dokumen resmi, bisakah aplikasi privat/swasta menyediakan? Tentu tidak.

M

143 144

ARUS DERAS INOVASI DALAM PERLINDUNGAN WARGA

Arus Deras Inovasi Dalam Perlindungan WargaKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

alam rangka mendorong perlindungan yang semakin baik kepada WNI di luar negeri, diperlukan upaya - upaya terobosan yang

berkesinambungan. Hal ini mutlak diperlukan guna mengimbangi dinamika perkembangan masyarakat yang terus berubah mengikuti arus jaman.

Kesadaran untuk terus berinovasi dalam meningkatkan pelayanan ternyata telah tumbuh subur di berbagai Perwakilan RI di luar negeri. Pada tahun 2016, tercatat sejumlah Perwakilan RI di luar negeri telah melakukan berbagai upaya inovatif untuk semakin memperkuat perlindungan di wilayah akreditasinya. Yang patut digarisbawahi adalah fakta bahwa inovasi-inovasi tersebut muncul atas inisiatif mandiri di masing-masing Perwakilan, bukan sesuatu yang bersifat top down dari Pusat. Sungguh membanggakan!

Proses ini juga membuktikan bahwa pimpinan Kementerian Luar Negeri memberikan ruang seluas-luasnya bagi kemunculan ide-ide kreatif yang bersifat terobosan guna menyelesaikan berbagai tantangan permasalahan nyata di lapangan, khususnya dalam memperkuat perlindungan WNI di luar negeri. Dari sejumlah Perwakilan yang telah melaksanakan upaya inovasi di bidang perlindungan pada tahun 2016, cerita inovasi dari KBRI Seoul, KJRI Jeddah dan KRI Tawau berikut ini dapat menjadi sumber inspirasi dalam memperkuat kehadiran Negara untuk melindungi warganya di luar negeri.

D dipresentasikan kepada Presiden RI dan rombongan pada saat kunjungan kenegaraan Presiden RI Joko Widodo ke Korea Selatan pada tanggal 18 Mei 2016.

Aplikasi yang disebut Mobile KBRI Seoul atau sering disingkat M KBRI ini, memang layak menjadi kebanggaan mengingat hampir semua yang dibutuhkan WNI di Korea yang terkait dengan pelayanan KBRI dan informasi bermanfaat lainnya cukup diakses melalui aplikasi yang berbasis android dan iOS tersebut.

Di depan Presiden RI, Wakil Dubes RI Seoul, Cecep Herawan memaparkan konsep pentingnya M KBRI Seoul yang dikaitkan dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan yang mencapai 40 ribu orang, pekerjaan yang beragam, masalah yang terus bertambah serta kondisi dimana kepemilikan smart phone yang sangat tinggi di kalangan WNI di Korea Selatan. Secara teori, di negara yang maju teknologi informasinya ini, maka perlindungan yang paling cocok adalah menggunakan aplikasi berbasis smartphone.

“Apa saja yang dibutuhkan warga, semua ada disini. Mulai aneka info layanan KBRI, mengontak KBRI dengan berbagai fasilitas, lapor diri hingga membantu saat warga merasa tidak tahu dimana mereka berada,” ungkap Cecep.

Menurut Koordinator Fungsi Konsuler, M. Aji Surya, M KBRI Seoul dibuat dengan seksama dalam jangka waktu hampir dua bulan dengan biaya yang relatif murah. Bahkan yang mengerjakan adalah mahasiswa Indonesia yang pernah belajar di Korea. Melalui aplikasi ini, WNI di Korea disuguhi aneka layanan kekonsuleran yang jelas dan transparan. Bahkan arah masjid dan gereja Indonesia pun bisa diakses dengan mudah. “Bagi pelancong Indonesia yang datang di Korea juga tidak

Dari negeri ginseng, meluncur inovasi unik dalam perlindungan warga yaitu aplikasi unik yang disebut Mobile KBRI Seoul. Aplikasi perlindungan warga negara Indonesia di Korea Selatan ini secara khusus

Lebih cepat lebih baik. Tampaknya motto tersebut menjadi ungkapan yang khas bagi KRI Tawau dalam mendorong inovasi di lingkungan kerjanya Tak tanggung-tanggung, pada tanggal 3 November 2016 KRI Tawau meluncurkan dua program inovatif sekaligus yakni aplikasi Pendataan dan Perlindungan WNI (DATLINI) serta aplikasi SMS Progress Pelayanan Paspor (SP3).

DATLINI adalah aplikasi berbasis android yang dapat diunduh gratis yang sangat memudahkan pendataan maupun penyampaian pengaduan apabila WNI mengalami permasalahan di wilayah Malaysia Timur, khususnya di sekitar Tawau, Lahad Datu, Semporna dan Kunak. Sebagai informasi, hingga November 2016 telah tercatat sebanyak 251.000 WNI di wilayah kerja KRI Tawau berdasar data lapor diri. Jumlah ini kemungkinan besar belum mewakili jumlah sesungguhnya para WNI di wilayah kerja KRI Tawau karena banyak warga yang belum melakukan lapor diri. Dengan adanya kemudahann lapor diri melalui DATLINI maka diharapkan data para WNI akan semakin akurat di masa depan.

Dari tanah suci, muncul inovasi baru guna memperluas jangkauan informasi bagi masyarakat Indonesia di wilayah Saudi Arabia. Pada Jumat, 26 Agustus 2016, KJRI Jeddah meluncurkan KJRI Jeddah Mobile, sebuah aplikasi informasi berbasis android yang sangat mudah diakses oleh berbagai kalangan masyarakat.

Walaupun masih sebatas layanan informasi online, namun hal ini telah membuktikan komitmen KJRI Jeddah dalam upaya memberikan pelayanan terbaik kepada para WNI. Merespon tanggapan positif dari para TKI, salah satu Punggawa Fungsi Konsuler KJRI Jeddah, Rahmat Aming merendah. “Belum apa-apa, masih banyak mimpi kami” ungkap Aming.

Aplikasi yang dapat diunduh oleh para pengguna Android ini menyediakan beragam informasi penting seputar keimigrasian, mulai dari penerbitan paspor, visa, pendaftaran anak berkewarganegaraan ganda dan beberapa fitur lainnya.

Aplikasi yang diberi nama KJRI Jeddah Mobile ini akan terus ditingkatkan baik fitur maupun kontennya. Beberapa

MOBILE KBRI SEOUL: SATU WADAH BERANEKA MANFAAT

DATLINI DAN SMS APLIKASI DARI KRI TAWAU

LAYANAN INFORMASI KOMPREHENSIF VIA KJRI JEDDAH MOBILE

Oleh Bonifasius Agung Nugroho

fitur yang akan segera diterapkan yaitu antrian online dan daf tar paspor online. Di masa depan, fitur KJRI Jeddah Mobile direncanakan akan mencakup proses legalisasi dokumen di KJRI dimana proses aplikasi dapat sepenuhnya dilakukan secara online. Hal ini akan sangat memudahkan WNI di Jeddah karena mereka cukup sekali datang ke KJRI. “Saya ingin semua itu bukan hanya informatif tapi aplikatif dan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegas Aming. Peluncuran KJRI Jeddah Mobile ini bukanlah upaya pertama yang dilakukan KJRI Jeddah untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam memperkuat perlindungan WNI di wilayahnya. Sebelumnya, dalam upayanya untuk lebih dekat dengan masyarakat, KJRI Jeddah telah meluncurkan program layanan informasi melalui berbagi media sosial seperti Facebook, WhatsApp Center dan Telegram KJRI.

Berbeda dengan DATLINI, SP3 khusus diciptakan guna memudahkan para warga yang ingin mengetahui perkembangan pengurusan paspornya. Dengan konsentrasi penyebaran WNI di lokasi ladang sawit yang sebagian besar berada di wilayah terpencil, maka SP3 ini sungguh memberikan manfaat. Para WNI tidak lagi harus menanggung risiko menempuh perjalanan jauh ke KRI Tawau namun ternyata paspornya belum terselesaikan.

akan hilang karena sekali punya aplikasi ini bisa langsung berhubungan dengan KBRI atau mendapatkan penjelasan melalui peta dimana ia berada dan harus kemana ia pergi,” ujar Aji Surya.

Dalam tanggapannya, Presiden RI menyambut baik upaya terobosan melalui M KBRI Seoul ini. Di era informasi ini, aplikasi seperti M KBRI Seoul merupakan sebuah terobosan yang harus dilakukan oleh semua pihak. “Jangan pernah ditunda (berinovasi). Laksanakan mulai sekarang,” ungkap Presiden dengan tegas.

Dengan biaya hanya 12 sen Ringgit Malaysia per SMS, para WNI tidak perlu lagi datang bolak-balik ke kota Tawau untuk memperoleh informasi perkembangan pembuatan paspornya. “Bukan hanya dapat menghemat biaya dan waktu, SMS Progress juga dapat mencegah keberadaan calo paspor”, ungkap Krishna Djelani, Kepala Perwakilan RI di Tawau. Sungguh mantab terobosan pak Konsul Tawau dan timnya!

>> Peluncuran Aplikasi Datlini dan SMS Progress di KRI Tawau

>> Tampilan KJRI Jeddah Mobile >> Tampilan Mobile KBRI Seoul

145 146

PETA INOVASI BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN LUAR NEGERI

ALDITA(Aplikasi Lapor Diri Kita)

KBRI Den Haag, Belanda

INDONESIAN EMBASSYBRUSSELS

KBRI Brussels, Belgia

Platform :Tahun :

Android2016

DATLINI(Sistem Pendataan dan Perlindungan

WNI dan BMI Konsulat Republik Indonesia)

KRI Tawau, MalaysiaPlatform :

Tahun :Android2016

KJRI JEDDAH MOBILE

KJRI Jeddah, Arab SaudiPlatform :

Tahun :Android2016

KEMLU

Kemlu RIPlatform :

Tahun :Android2016

E-PERLINDUNGAN

Kemlu RIPlatform : Website

SMS-PERLINDUNGAN

Kemlu RIPlatform : SMS Blast

E-LAYANAN

KJRI Hong KongHong Kong, Tiongkok

Platform :Tahun :

Android2016

M-KBRI SEOUL

KJRI Jeddah, Arab SaudiPlatform :

Tahun :Android,IOS2016

Platform :Tahun :

Android2014

SAWADI(Sistem Aplikasi Wajib Lapor Diri)

KBRI Bangkok, ThailandPlatform :

Tahun :Android2016

Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016Kaleidoskop Perlindungan WNI 2016Peta Inovasi Berbasi Teknologi Kementerian Luar Negeri

147 148

TAHuN KEDuA KABINET KERJAKALEIDOSKOP PERLINDUNGAN WNI

HERNAWAN BAGASKORO ABID PRATOMO ADI NUGROHO

CHAIRIL ANHAR SIREGAR INDRA KURNIAWAN

AGUS HERYANA ENENG SITI SONDARI

YOGI ROHIM ARYANIHERMAN F.L MUNTE

RUDI HARTANTO BONIFASIUS AGUNG NUGROHO

M. ARIF RAMADHAN RIZKY ANUGERAH PUTRA

Editor in Chief DEsK PERANG DAN KoNFLIK PoLITIK

DEsK HAJI DAN uMRoH DEsK PERANG DAN KoNFLIK PoLITIK

DEsK REPATRIAsI WNI DEsK ABK

DEsK KAsus TKIDEsK PENYANDERAAN WNI

DEsK ABK DEsK KAMPANYE PENYADARAN PuBLIK

DEsK HAJI DAN uMRoH DEsK TPPo

Who rules the worldby Noam Chomsky

Mr. Justice Rafflesby E.W.Hornung

A Little Lifeby Hanya Yanagihara

Project of Happinessby Greatchen Rubin

@Pratomo_AN

@wanindrak

@chocolattamocca

@yogiaryani

RedaksiKaleidoskop Perlindungan WNI 2016

HADYAN TAMIMI I KETUT TRI MARTANA

SITTI MUTHIA HASANAHAGNES CHRONIKA M

sEKRETARIs REDAKsI DEsK KAsus TKI

DEsK REPATRIAsI WNIDEsK TERoRIsME

Freakonomicsby Steven Levitt

Anything by Harper Lee

-

@cccumulonimbus

Rogue Lawyerby John Grisham

Mengapa Negara Gagalby Acemoglu & Robinson

When China Rules The Worldby Martin Jacques

To Kill a Mockingbird by Harper Lee

@Ilil_siregar @hermanmunte @adonbalikpapan @arizkyputra

Foto:Biro Pers, Media dan Informasi, Sekretariat PresidenDirektorat Infomed, KemluDirektorat Perlindungan WNI dan BHI, KemluBiro Administrasi Menteri, Kemlu

ADMINISTRASI:Amalia Budi KurniawatiDiah Fachiani

Il Principeby Nicolo Machiavelli@awx19

And The Mountains Echoedby Khalaed Hosseini@tamimid

Jewel From Heavenby Erika B Kothe@haryana_ags

Manhaj Salafby Yazid bin Abdul Qadir Jawaz@Rudhie_hartanto

We Should Be Feministsby Chimamanda Ngozi@chornika

The Black Swanby Nassem Taleb@nugrohoboni1

149 150

And whoever saves one - it is as if

he had saved mandkind entirely.HOLY QUR'AN