JOIN CVA Feasibility Risk Assessment (FRA) FINAL FINDINGS

30
Pokja BaNTu: JOIN CVA Feasibility Risk Assessment (FRA) FINAL FINDINGS Respons Gempa Sulawesi Barat Februari 2021

Transcript of JOIN CVA Feasibility Risk Assessment (FRA) FINAL FINDINGS

Pokja BaNTu:JOIN CVA

Feasibility Risk Assessment (FRA)FINAL FINDINGS

Respons Gempa Sulawesi Barat

Februari 2021

Lembaga yang terlibat

Ruang Lingkup Kajian

Rumah Tangga

Preferensi rumah tangga

Akses rumah tangga kepasar

Sensitivitas implementasiBNT

Risiko implementasi BNT

Pemerintah/ Tokoh Masyarkat

Penerimaan terkaitmodalitas bantuan

Pengalaman dgn Program BNT

Pasar & Lembaga Keuangan

Risiko implementasi BNT

Aktor Pasar

Barang pokok (jumlah dan harga)

Rantai pasar, peningkatanpersediaan, stock ulang

Mekanisme pembayaran

Risiko implementasi BNT

Timeline Join FRA

Diskusi awal terkait ide join FRA

18 Jan.

Finalisasi instrumen dan online tools data collection

20 Jan.

Pelatihan enumerator

21 Jan.

FRA data collection

22–28 Jan.

Initial Findings

28 Jan.

Final report

3 Feb.

LimitasiBeberapa area butuh waktu agak lama untuk bisa diakses karena sempat longsor di beberapa titik

Jumlah kajian menyesuaikan dengan kapasotas dan eksistensi dari lembaga yang terlibat

Prioritas assessment adalah menangkap gambar besar dalam waktu cepat, sehingga assessment menggunakan metode kualitatif (memahami persepsi, preferens secara umum)

Proses pengumpulan data dilakukan pada H+8 sampai dengan H+ 14 setelah gempa 15 Januari 2021, maka monitoring pasar yang berkelanjutan perlu menjadi perhatian

Karena situasi Covid-19, FGD (diskusi bersama masyarakat) tidak dilakukan. Sehingga dalam pengumpulan data di tingkat masyarakat, dilakukan dengan cara KII (wawancara perwakilanmasyarakat)

Area Join CVA Feasibility & Risk

Assessment –

2 Kabupaten, 5 Kecamatan,

15 Desa

Kabupaten Kecamatan Desa

Majene

Ulumanda Kabiraan

Malunda

KayuanginLamongan Batu

LombangMekkatta Selatan

Mekkatta

Mamuju

Mamuju

BinangaKaremaRimuku

Tampalanga

SimboroTapandulluSumarea

TapalangTaan

RantedodaTakandeang

PROFIL RESPONDEN

52% 59%

30%

48% 41%

70%

Rumah Tangga(N=63)

Tokoh Masyarakat

(N=27)

Pemilik Usaha/Vendor

(N=46)

Profil Responden berdasarkanWilayah

Mamuju

Majene

Majene -Eceran

17%

Majene -Grosir13%

Mamuju -Eceran

55%

Mamuju -Grosir15%

Profil Pemilik Usaha/Vendor

3 FSP

RUMAH TANGGA

Akses Pangan Sebelum dan Sesudah Bencana

100%

33%21% 18%

3%

45%

6% 9% 6%

79%

Membeli Menanam Memeliharahewan (ikan,

ayam, dll)

Mengail/Menangkap(ikan, hewan

liar non-ternak)

Bantuan Lainnya

Akses Pangan _ Mamuju

Sebelum Setelah

87%

63%

27%

10% 10%3%

30%

10% 7%

80%

27%

Membeli Menanam Memeliharahewan (ikan,

ayam, dll)

Mengail/Menangkap(ikan, hewan

liar non-ternak)

Bantuan Lainnya

Akses Pangan_Majene

Sebelum Setelah

Beberapa informasi yang perlu digarisbawahi:• Baik rumah tangga di Kab. Mamuju maupun Kab.Majene sudah

terbiasa menggunakan uang dalam transaksi jual beli • Responden pada dua kabupaten sudah terbiasa mengakses pasar

untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. • Setelah gempa, proporsi bahan pangan dari bantuan meningkat,

dan sebagian menggunakan persedian bahan makanan yang ada, (pilihan lainnya)

Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa responden di Mamuju berada di konteks wilayah urban/peri urban, dan responden di Majene berada dikonteks wilayah rural. Hal ini terlihat dari: • 100% responden di Mamuju mengakses sumber pangan dari

Pasar (membeli di pasar), dan hanya sebagian kecil yang memproduksi sendiri (menanam, memelihara hewan, menangkap/ mengail).

• 85% responden di Majene mengakses sumber pangan dari pasar (membeli di pasar) dan menanam (63%), selain itu, mereka juga (emelihara hewan dan menangkap/ mengail.

79%

12%21%

88%

Sebelum Setelah

(Mamuju) adakah kendala untukmengakses barang di pasar ?

Tidak Ya

63%

17%

37%

83%

Sebelum Setelah

(Majene) adakah kendala untuk mengaksesbarang di pasar?

Tidak Ya

Sebelum gempa bumi:• Rumah tangga di Kabupaten Mamuju dan Majene sudah terbiasa

mengakses pasar (common practice)• Sebagian rumah tangga tinggal di lokasi yang cukup jauh dari pasar,

sehingga membutuhkan sumber daya lebih untuk pergi ke pasar (missal biaya transportasi lebih besar, perlu alokasi waktu khusus). Persentase rumah tangga tersebut lebih tinggi di Majene daripadaMamuju.

Setelah gempa bumi, rumah tangga di kedua kabupaten mengalamikesulitan untuk mengakses pasar (sd H+14 setelah bencana), dikarenakan :• Sulitnya akses transportas (jalan rusak, longsor, dll) terutama di area

Majene• Kekuatiran rumah tangga bahwa pasar dan toko banyak yang belum

buka (Mamuju dan Majene)

Rekomendasi:• Perbaikan infrastruktur (jalan, jembatan dll), perlu menjadi prioritas

untuk meningkatkan akses penyintas pada aktivitas ekonomi, juga akses bantuan (barang dan BNT) dari NGO dan pemerintah ke wilayah tersebut.

• Untuk area yang cukup terisolir, komponen nilai BNT perlu mempertimbangkan tambahan uang transportasi agar penyintas dapat berbelanja ke pasar

• Opsi lainnya adalah mendekatkan pasar pada masyarakat, mis: bekerjasama dengan pemerintah ataupun vendor, untuk mengadakan bazar di area tersebut, setelah jadwal penerimaanBantuan Non Tunai

94%

60%

6%

40%

Mamuju Majene

Adakah hambatan atau kekhawatiran tertentubila menerima/ membawa uang tunai

Tidak Ya Ada

Kekuatiran tersebut lebih dominan(40%) pada responden di Kab. Majene. Hal-hal yang menjadikekhawatiran antara lain:• Risiko kemanan (dihadang

perampok/ pencuri, tinggal di pengungsian dan tidak adatempat tertutup untukmenyimpan uang)

• Risiko adanya pungutan liar (bantuan dipotong oleh petugas)

• Kekuatiran bahwa toko/ pasar masih tutup

Tidak90%

Ya10%

apakah bantuan berupa uang dapatmenimbulkan masalah/

pertengkaran dalam kelurga

Rekomendasi mitigasi risiko yang perlu dilakukan:Risiko keamanan• mendekatkan titik distribusi ke lokasi tempat tinggal penduduk• Mendekatkan pasar ke lokasi tempat tinggal (bazar, menggunakan e-

transfer: uang langsung digunakan di vendor yang bekerja sama.)Risiko potongan/ pungutan liar:• Distribusi dilakukan melalui lembaga keuangan (Bank, Kantor POS, Fin-tech)• Menyiapkan saluran untuk penyampaian keluhan dan saran bagi benef• Melakukan PDM (monitoring pasca distribusi)Risiko pasar tutup:• Melakukan monitoring pasar• Bekerjasama dengan pemerintah dan toko setempat

MITIGASI

Preferensi Rumah Tangga

Barang14%

Uang59%

Uang/ Barang27%

modalitas bantuan yang disukai

Mayoritas responden memilih uang (59%)sebagai jenisbantuan yang disukai, dengan pertimbangan sbb:• bisa digunakan sesuai kebutuhan masing-masing

keluarga (termasuk untuk memperbaiki rumah yang rusak ataupun membeli kebutuhan pokok yang tidak terpenuhi dari bantuan lembaga/ pemerintah, dan untuk memulai kembali usahanya.

• Saat ini penghasilan belum ada (tidak stabil), sehinggapemberian bantuan akan membantu memenuhikebutuhan hidup

• Dapat diatur waktu penggunaanya supaya tidak langsung habis

Bisa Keduanya

43%

Laki-laki33%

Perempuan24%

siapakah yang sebaiknya datang untukmenerima uang bantuan

• Mayoritas rumah tangga (43%) menyatakan bahwa uang bisa diterimabaik oleh laki-laki maupun perempuan. Tergantung kesibukan pada saat jadwal distribusi bantuan.

• 24% rumah tangga menyatakan perempuan, denganmempertimbangkan kebiasaan pengelolaan uang di keluarga yang dilakukan oleh perempuan

• 33% rumah tangga menyatakaan bahwa sebaiknya laki-laki yang pergikarena mempertimbangkan jarak yang cukup jauh (bila harus ke kota).

Rekomendasi:• Mendekatkan lokasi distribusi dan pasar ke tempat tinggal untuk

meningkatkan inklusifitas perempuan• Menambahkan komponen biaya transport apabila harus dilakukan di

kota

Preferensi Rumah Tangga

Pagi hari65%

Siang hari22%

Sore hari13%

waktu distribusi/ pemberian bantuan yang cocok dengan ketersediaan waktu Ibu/Bapak

Kantor Desa56%

Sekolah terdekat

15%

Tidak Tahu3%

Lainnya26%

lokasi distribusi yang menjadi pilihan

Mayoritas rumah tangga memilih area yang dekatdengan tempat tinggal sebagai lokasi distribusi: • 56% memilih kantor desa• 15% memilih sekolah terdekat• 26% responden yang menjawab lainnya, memberi

rekomendasi: tempat terbuka/ lapangan (trauma akibat gempa), rumah masing-masing, dan Bank/ Kantor POS

Terkait waktu distribusi, pagi hari merupakan opsiyang lebih disukai oleh rumah tangga, dengan detail sbb:• 65% memilih pagi hari• 22% memilih siang hari• 13% memilih sore hari

Tidak33%

Ya67%

Apakah ada risiko konflik antarapenerima manfaat dan bukan

penerima manfaat

Menurut masyarakat, risiko konflik akan muncul bila:- Tidak ada sosialisasi / informasi terkait bantuan yang

diberikan (kriteria penerima, mekanisme distribusi, nilaibantuan)

- Tidak ada transparansi dalam proses penentuan penerimabantuan

Rekomendasi Mitigasi:- Ada koordinasi terkait area intervensi antar Lembaga- Ada informasi yang jelas terkait kriteria penerima bantuan,

besaran bantuan, peruntukan bantuan- Ada mekanisme penyampaian keluhan dan umpan balik

yang dikelola masing-masing Lembaga- Proses koordinasi dan sosialisasi pada pemerintah setempat

dilakukan dengan baik oleh Lembaga- Ada arahan/ panduan yang dikeluarkan oleh pemerintah

kabupaten/ provinsi

TOKOH MASYARAKAT

Risiko distribusi BNT

Tokoh masyarakat menyampaikan bahwa program BNT juga dapat membawa risiko bagi masyarakat (penerima manfaat dan non penerimamanfaat), apparat desa dan NGO/ Lembaga itu sendiri.

Beberapa risiko yang mereka petakan- Bantuan tumpeng tindih dan hanya menyasar sebagian kelompok saja

(tidak tepat sasaran)- Penentuan target sasaran tidak transparan- Pemerintah desa kesulitan melakukan sosialisasi pada masyarakat- Munculnya kecemburuan sosial yang bisa memicu konflik di masyarkat- Lembaga pelaksana tidak lagi dipercaya masyarakat bila prosesnya tidak

baik (tidak ada transparansi, tidak ada sosialisasi, minim koordinasi)- Voucher sulit untuk dibelanjakan di warung terdekat

Terkait hal tersebut, ada beberaparekomendasi yang diberikan oleh tomasuntuk mengelola risiko tersebut, antara lain:- Lembaga pelaksana memberikan

sosialisasi yang jelas terkait kriteriapenerima bantuan dan mekanismepenerimaan bantuan

- Penerima bantuan haruslah tepat sasaran(sesuai dengan kriteria tersebut),

- Proses koordinasi dan pendataandilakukan secara jelas

Beberapa rekomendasi mitigasi lainnya yang juga perlu dilakukan:- Ada proses transparansi penerima

bantuan, sebelum proses distribusi- Ada saluran untuk menyampaikan keluhan

dan memberikan input bagi Lembaga pelaksana (complaint and feed back mechanism)

Masyarakat Aparat Desa NGO/ Lembaga

38%45%

25%18%

38% 36%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Majene Mamuju

Siapakah yang sebaiknya datang untukmenerima bantuan berupa uang

74%

78%

89%

89%

22%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Ibu hamil dan menyusui

Keluarga dengan anak balita

Keluarga dengan anggota keluargadisabilitas

Kepala keluarga tunggal (Janda/ Duda)

Lainnya

kelompok masyarakat yang perlu menjadiprioritas penerima bantuan

• Ditemukan preferensi yang serupa pada kedua kabupaten dimana tokohmasyarakat berpendapat bahwa baik laki-laki maupun perempuan bisa menjadi orang yang mengambil bantuan tersebut (menyesuaikan siapayang bisa hadir pada waktu yang ditentukan).

• Persentase yang sedikit lebih tinggi ada pada pilihan bahwa sebaiknyalaki-laki yang mengambil bantuan tersebut dengan pertimbangankeamanan, pemegang rekening dalam keluarga, dan status sebagaikepala rumah tangga.

• Kelompok masyarakat yang dianggap paling perlu menjadi prioritaspenerima bantuan ialah: kepala keluarga tinggal, keluarga dengan anggota keluarga disabilitas, keluarga dengan anak balita, keluarga dengan ibu hamil dan menyusui, kelompok rentan lain (anak yatim piatu, lansia, warga yang mengalami kerugian material, dan masyarakat miskin)

Rekomendasi:• Mendekatkan titik distribusi pada lokasi tempat

tinggal masyarakat untuk meningkatkan keamanandan meningkatkan kesempatan perempuan untuk bisa mengambil bantuan.

• Melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat terkait kelompok prioritas, sebagai salah satu target penerima manfaat.

L LP PLP LP

21

14

Apa saja Lembaga keuangan yang dapatmenyalurkan Bantuan Non Tunai?

Bank

Kantor pos

100%91%

25%

45%

0%

36%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Majene Mamuju

Lokasi yang direkomendasikan sebagai tempatdistribusi Bantuan Non Tunai

Kantor desa Sekolah Lainnya

• Lembaga keuangan yang dapat menyalurkan BNT dan berasa di sekitar wilayah warga ialah bank dan kantor pos.

• Seluruh responden yang menyebutkan bank, kemudian menyebutkan bank BRI sebagai lembagakeuangan yang sering diakses.

• Terkait lokasi distribusi, preferensi tomas pada kedua wilayah mirip dengan preferensi rumah tangga, yaituKantor Desa, diikuti yang kedua sekolah.

• Hal ini mempertimbangkan jarak di beberapa area yang cukup jauh untuk bisa pergi ke kantor Bank atau Lembaga keuangan lain yang ditunjuk

VENDORWash Itemsabun mandi, sabun cuci, masker, pembalut, pasta gigi, popok dewasa, popok anak

Food Item beras, telur, minyak

90%82%

92% 92% 93%100%

86% 90% 88%96%

Beras Telur Minyak SabunMandi

Sabuncuci

Masker Pembalut Pasta Gigi PopokDewasa

PopokAnak

Persentase Toko yang Memiliki Persediaan Barang

• Pada periode pengumpulan data (H+8 sd H+14), belum semua pasar dan toko sudah beroperasinormal kembali.

• Meskipun demikian, mayoritas toko, baik bahan pangan maupun peralatan kebersihan pribadi, menyatakan memiliki persediaan barang. (tidak ada issue khusus terkait persediaan)

15% 22%9% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

33%19% 15%

3% 4% 0% 0% 4% 0% 0%

Beras Telur Minyak Sabun Mandi Sabun cuci Masker Pembalut Pasta Gigi Popok Dewasa Popok Anak

Persentase Toko yang Menyatakan ada Kesulitan terkait Transportasi dan Harga

Transport Harga

Jenis

BarangKesulitan

Majene +

Mamuju

Majene Mamuju

Eceran Grosir Eceran Grosir

Beras Transportasi 14% 0% 4% 4% 7%

Harga 32% 14% 4% 7% 7%

Persediaan barang 25% 7% 0% 11% 7%

Telur Transportasi 19% 0% 6% 10% 3%

Harga 16% 3% 3% 6% 3%

Persediaan barang 16% 3% 3% 6% 3%

Minyak Transportasi 10% 3% 0% 3% 3%

Harga 17% 7% 3% 3% 3%

Persediaan barang 7% 0% 0% 3% 3%

• Pada periode pengumpulan data, kesulitan terkait transportasi dan harga terjadi pada komoditas bahanpangan, sementara untuk barang kebersihan pribadi, tidak ditemukan issue khusus

• Hal tersebut disebabkan karena akses jalan yang masih rusak sehingga proses distribusi terganggudan turut mempengaruhi harga.

• Pada barang segar (telur), hal ini juga berdampakpada penurunan kualitas (rusak/ busuk).

Rekomendasi:• Perbaikan infrastruktur untuk menstabilkan

perekonomian• Bantuan non Tunai dapat mensupport pedagang

untuk kembali menjalankan usahanya dan meningkatakan dampat ekonomi di wilayah bencana

67% 70% 58%85% 100% 100% 96% 92% 86% 87%

Beras Telur Minyak Sabun Mandi Sabun cuci Masker Pembalut Pasta Gigi PopokDewasa

Popok Anak

Persentase Toko yang Menyatakan Mampu Meningkatkan Persediaan apabila adaPeningkatan Pembelian min 50%

Jenis

Barang

Majene Mamuju

Eceran Grosir Eceran Grosir

Beras 50% 50% 24% 57%

Telur 50% 67% 48% 0%

Minyak 38% 67% 36% 43%

Analisa grafik:• Pada periode pengumpulan data (H+8 sd H+14),

situasi pasar yang mulai berangsur pulih terlihat darikemampuan toko/ vendor untuk meningkatkanpersediaan barang di tokonya.

• Persentase toko barang kebersihan pribadi yang mampu meningkatkan persediaan, lebih tinggidibanding toko bahan pangan.

Informasi dalam tabel,• Toko grosir untuk ketiga komoditi bahan pangan lebih

memiliki kapasitas untuk meningkatkan persediaan. Hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan modal dan jumlah agen/ supplier yang dimiliki

• Monitoring pasar perlu terus dilakukan untuk mendapatkan informasi terbaruterkait situasi pasar di kedua area.

Berhenti operasion

al7%

Lebih ramai karena

dibeli LSM2%

Normal11%

Pembeli kurang

15%

Stok yang masuk

terbatas/terhambat

52%

Tidak menjawab

13%

Dampak Bencana terhadap Rantai Pasokan Informasi yang dikumpulkan dari para pemilik toko, terkait dampak

bencana terhadap rantai pasokan, antara lain: • Terhambatnya persediaan (stok) barang yang masuk dari supplier

(52%)• Penurunan daya beli masyarakat (pembeli berkurang)• Sebagian toko berhenti beroperasional,• Sedikit sekali (2%) yang menyatakan omsetnya meningkat karena

dibeli Lembaga NGO

Rekomendasi:• Perbaikan akses / infrastruktur jalan perlu segera dilakukan

untuk meningkatkan ketersediaan barang di kedua wilayah• Bantuan Non Tunai bisa mendorong peningkatan daya beli

masyarakat• Peningkatan daya beli tersebut, bisa mendorong toko untuk

kembali beroperasional kembali

89%

4%

2%

2%

2%

Tunai

Kartu kredit

Kartu debit

Mobil money/e-money

Lainnya (transfer atm)

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Mekanisme pembayaran saat membeli barangdari suplier

98%

0%

4%

2%

0%

Tunai

Kartu kredit

Kartu debit

Mobil money/e-money

Lainnya

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Mekanisme pembayaran saat menjual barangpada pembeli

• Penggunaan uang sudah menjadi hal yang umum dilakukan dalam transaksi di kedua area.• Mekanisme pembayaran yang paling sering digunakan oleh pedagang, baik saat membeli

maupun saat menjual barang ialah uang tunai.• Penggunaan alat pembayaran lain (kartu kredit/ debit/ emoney), juga dilakukan oleh

Sebagian kecil pedagang dan pembeli di kedua area

FSP

• Melayani jasa transfer dan pengambilanuang (di konter dan ATM)

• Memiliki pengalaman menyalurkanBantuan Non Tunai Pemerintah (belumpernah dalam program respon bencana)

• Memiliki 38 kantor cabang dan 47 kantorkas di Sulawesi Selatan dan Barat.

• Data yang dibutuhkan untuk membukarekening: KTP dan KK

• Melayani jasa pengiriman uang (di konter), pembayaran cicilan, air, listrik dan pengirimanbarang

• Memiliki pengalaman menyalurkan Bantuan Non Tunai Pemerintah dan non-pemerintah

• Memiliki 18 kantor cabang di Provinsi Sulawesi Barat

• Lokasi distribusi dapat dilakukan diluar kantor(menyesuaikan dengan lokasi penerima manfaat)

• Memiliki 25 kendaraan (mobil pos) yang beroperasi di provinsi Sulawesi Barat

• Bekerjasama pengawalan kepolisian untuk perjalanan menuju titik distribusi

• Data yang dibutuhkan untuk proses transfer: KTP/ KK

• Lembaga keuangan berbasis teknologi

• Menyediakan fasilitas transfer uang dan voucher dalam secara digital, tanpa mewajibkan penerima manfaat untuk memiliki android

• Memiliki pengalaman distribusi bantuan non tunai dari program pemerintah dan non pemerintah, termasuk dalam respon bencana kemanusiaan (± 41.195 beneficiaries)

• Data yang dibutuhkan untuk pendaftaran penerima manfaat: nama, wajah, usia, gender, agama (didaftarkan dalam app duithape)

• Menyediakan aplikasi pendaftaran calon penerima manfaat yang bisa digunakan oleh Lembaga secara langsung di lapangan

• Memiliki call center yang aktif 7 hari seminggu (08.00 – 22.00)

• Mengelola data pribadi klien berdasarkan aturan yang berlaku di Indonesia dan mengikuti standar internasional

• Memiliki ISMS (sistim manajemen kemanan informasi) sesuai aturan BI

• Memiliki 100 agen di Sulawesi Barat, untuk penambahan agen ±2 minggu untuk 80 agen

Kesimpulan

Rumah Tangga (RT)

Sejak sebelum bencana, RT sudah terbiasamengakses pasar dan menggunakan uang.

Akses jalan saat ini belum semuanya baik

RT lebih menyukai Bantuan Non Tunai karena bisadigunakan sesuai kebutuhan masing-masing keluarga, dan dapat dikelola waktu penggunaanya

Baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadipihak yang mengambil/ menerima bantuan. Lokasi distribusi yang dekat dengan tempat tinggal dapatmeningkatkan kesempatan perempuan untukmengambil bantuan

Risiko implementasi BNT dapat muncul apabilaproses penentuan penerima tidak dilakukansecara transparan, tumpeng tindih dan tidakdisosialisasikan dengan baik

Pemerintah/ TokohMasyarkat

Tomas melihat BNT menjadi opsi modalitas yang tepat. Perlu proses koordinasi dan komunikasiyang baik

Masyarakat sudah memiliki pengalamanmenerima bantuan pemerintah melalui Lembaga keuangan (Bank, Kantor POS)

Masyarkat sudah terbiasa mengakses pasar sejaksebelum bencana, meskipun saat ini Sebagian akses transportasi masih rusak dan toko/ pasar belum semua buka

Risiko implementasi BNT dapat muncul bilakoordinasi dan sosialisai tidak dilakukan denganbaik bersama apparat desa. Bantuan sebaiknyatepat sasaran

Aktor Pasar

Pasar mulai berangsur pulih.

Saat ini barang tersedia di pasar (H+8 sd H+14)

Pemilik usaha menyatakan kesulitan untukmeningkatkan persediaan karena akses jalan yang masih rusak, dan turut berpengaruh pada harga

Umumnya menggunakan uang tunai, barusebagian kecil yang menggunakan debit/ kredit/ emoney

BNT tidak memiliki risiko khusus terhadap hargaharga barang di pasar. Harga saat ini lebihdipengaruhi ketersediaan, karena aksestransportasi masih terhambat

RekomendasiBantuan Non Tunai dapat dilaksanakan, karena merupakan preferensi modalitas dari rumah tangga, mendapat dukungan dari tokoh masyarakat dan saat ini barang saat tersedia di pasar.

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian khusus adalah hal-hal sebagai berikut:

Infrastruktur:

perbaikan akses jalan dan transportasi diperlukan agar proses koordinasi dan distribusi bantuan (non tunai dan barang) dapat dilakukan, sekaligus untuk meningkatkan aktivitas masyarakat setempat

Desain Bantuan:- Kriteria penerima manfaat perlu dibangun berdasarkan tujuan (indicator) dari bantuan tersebut- Distribusi bantuan diberikan melalui lembaga keuangan (Bank, Kantor POS, Fin Tech) untuk menghindari

risiko pungutan liar dan mengelola akuntabilitas. - Pengarusutamaan gender dalam desain dapat dikelola salah 1 nya melalui lokasi distribusi yang dekat

dengan tempat tinggal- Penentuan nilai transfer perlu melihat tujuan/ desain program- Komponen tambahan (transport) perlu dipertimbangkan untuk area yang aksesnya cukup jauh dari kota

RekomendasiImplementasi:

- Koordinasi lintas Lembaga (antar NGO, pemerintah dan pihak swasta) perlu dilakukan untuk meningkatkan sinergi program dan menghindari risiko tumpang tindih (overlapping) di lapangan

- Koordinasi dengan pemerintah setempat (kepala desa, to-mas) perlu dilakukan sejak awal oleh lembagayang hendak mengimplementasikan bantuan di wilayah tersebut. (bagian dari mitigasi risiko konflik)

- Sosialisasi program perlu dilakukan dengan baik pada calon penerima manfaat, termasuk penjelasanterkait kriteria penerima manfaat dan Identifikasi penerima manfaat (bagian dari mitigasi risiko konflik)

- Perlu memastikan akuntabilitas program dengan mengelola transparansi, menyediakan saluran untuk menyampaikan kritik dan saran

- Koordinasi rutin dalam Kelompok Kerja Bantuan Non Tunai perlu dilakukan dengan turut melibatkanpemerintah

Beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti:

- Melakukan monitoring pasar

- Membangun komunikasi dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan dukungan dan melakukan kerja kerja bersama.