IPN 7 SAPONIN

15
Laporan Praktikum ke-7 Hari/Tanggal : Kamis/ 24 April 2014 MK. Integrasi Proses NutrisiTempat praktikum : Laboratorium Biokimia dan Mikrobiologi Nutrisi (BMN) Asisten : Nurul Azizah (D24100090) SAPONIN Akri Sanjani D14135001

Transcript of IPN 7 SAPONIN

Laporan Praktikum ke-7 Hari/Tanggal : Kamis/ 24April 2014MK. Integrasi Proses NutrisiTempat praktikum :

Laboratorium Biokimia dan Mikrobiologi Nutrisi

(BMN) Asisten : Nurul Azizah

(D24100090)

SAPONINAkri SanjaniD14135001

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKANFAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saponin adalah suatu senyawa glikoksida yangmerupakan suatu senyawa anti nutrisi dan banyak terdapatpada tanama hijauan pakan, ini dapat dilihat darisifatnya yang khas seperti membentuk koloid ddakam airdan membentuk busa atau buih bila di kocok.Saponin dapatmenurunkan tingkat konsumsi karna memiiliki rasa yangpahit dan juga dapat menimbulkan iritasi pada mukosasaluran penceernaan, serta dapat menurunkan pertumbuhandan absorbsi.Pada babi saponin tersifat toksik, namunpada ruminansia saponin dapat ditolerir dikarnakanruminansia memiliki mikroba rumen.

Selain efek negative, saponin juga memiliki efekpositif sebagai agen defaunasi yang merupakan agen yangdapat menurunkan atau mengurangi jumlah populasi protozoabaik sebagian maupun secaara keseluruhan yang dapatmeningkatkan keefektifan kecernaan serat kasar.Ini sangatdiperlukan dikarenakan protozoa merupakan predator bagimikroba rumen yang merupan sumber protein bagi ternakruminansia. Menurut Hungate jumlah populasi protozoadalam rumen dengan kondisi nomal adalah berkisar sekitar106 sel/ml cairan rumen, dan jumlah tersebut dapatdipengaruhi oleh ransum degan 40 % dari total nitrogendari mikroba rumen. Untuk mengendalikan protozoa tersebutmaka perlu diberikan agen defaunasi pada ransum yang akan

diberikan untuk dikonsumsi. Oleh karena itu dalampraktikum ini perlu dilakukan uji mengenai keberadaansaponin pada hijauan pakan yang akan diuji sebagai sampelseperti gamal, lamtoro, kembang sepatu, kaliandra, sanbeberapa cantoh sabun.

Tujuan

Praktikum ini memiliki tujuan untuk mendeteksikeberadaan saponin dalam hijauan pakan ternak denganmenggunakan pelarut air, kemudian untuk mengetahuikestabilan busa saponin didalam larutan saliva buatan danintuk mengetahui pengaruh penggunaan saponin terhadappopulasi protozoa rumen.

MATERI DAN METODE

Materi

Dalam materi praktikum mengenai saponin diperlukanbahan dan alat-alat sebagai penunjang dalampraktikum.Adapun alat yang digunakan seperti mortar danpestel, corong, kapas, tabung reaksi atau tabung hungute,rak tabung reaksi, pipet tetes, objek glass, spoit,mikroskop, dan roller. Sedangkan bahan yang di perlukanyakni seperti larutan NaOH 0,1 N, saliva buatan, mineral,cairan rumen, daun lamtoro, daun gamal, daun kembangsepatu, daun kaliandra, sabun colek dan sabun cair, gasCO2 dan aquadest.

Metode

Dalam praktikum uji saponin dilakukan bebrapapengujian. Hal yang pertama yang perlu dilakukan adalahtahap prsiapan sampel daun dan sampel sabun, kemudianbeberapa pengujian seperti uji saponin, uji kesatabilanbusa dalam larutan saliva buatan dan cairan rumen, danujipengaruh saponin terhadap populasi protozoa..Persiapan Sampel Daun

Sampel daun (daun kaliandra, kembang sepatu, gamal,dan lamtoro)dihaluskan dengan digiling dengan menggunakanpestel dan mortar, kemudian diasiapkan gelas pialamasing-masing 2 untuk tiap sampel, masukkan 200 ml airpanas untuk gelas piala pertama dan 200 ml air dinginpada gelas piala yang ke dua. Tambahkan 2 g masing-masingsampel ke dalam gelas piala, kemudian diaduk.Tunggubebrapa saat dan kemudian disaring menggunakan corongdengan kapas.Ambil filtrat yang sudah disaring danampasnya dapat dibuang.Persiapan Sampel Sabun

Disiapkan 4 buah gelas piala.yang kemudian 2 buahgelas piala diisi dengan air panas 200 ml, dan 2 buahlagi dengan air dingin. Kemudian larutkan 1 gram sabuncolek atau sabun cair pada gelas piala dan diaduk.Uji Saponin

Dimasukkan filtrate sampel daun dan sampel sabun airpanas sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi. Kemudiandikocok selama 10 detik dan didiamkan selama 10menit.Kemudian diamati adanya busa atau buih yang stabilsebagai indicator adanya saponin, lalu dilakukanpengukuran ketinggian busa dengan roller. Cara yang samajuga dilakukan untuk sampel daun dan sabun dengan airdingin. Setelah dimasukkan dedalam tabung reaksi kocoksampel selama 10 detik dan diadiamkan selama 10 menit.Kemudian dilakukan pengamatan adanya busa, lalu diukurketinggian busa yang terbentukUji Kestabilan Busa Dalam Saliva Buatan dan Cairan Rumen.

Tabung reaksi disiapkan sebanyak 12 buah, kemudiandimasukkan masing-masing filtrat sampel daun dan sampelsabun air panas untuk 6 tabung reaksi pertama an sampeldaun dan sampel sabun air dingin untuk 6 tabung reaksi kedua.Sebanyak 5 ml larutan saliva buatan atau cairan rumendimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudang berisisampel.Kemudian dikocok selama 10 detik dan dibiarkanselama 10 menit.Lalu ukur ketinggian busa yangterbentuk.Lihat perbedaan pada tiap sampel.Uji pengaruh saponin terhadap populasi protozoa.

Disiapkan tabung reaksi (tabung Hungate), yang berisigs CO2, lalu masukkan sebyak 1 ml tiap-tiap filtratehijauan pakan dengan menggunakan spoid ke dalam masing-

masing tabung reaksi (tabung hungate).kemudian tambahkansebanyak 5 ml caran rumen kedalam masing-masing tabunghungate,lalu kocok perlahan tabung reaksi kedalampenangas air bergoyang atau shaker water bath selama 10menit. Ambil cairan dalam tanung hungate denganmenggunakan spoid, lalu letakkan kedalam gelas objek lalututup dengan gelas penutup. Kemudian amati gelas objekdengan mikroskop dengan pembesaran 100 x. setealah itudilakukan pengamatan dari cairan rumen baik denganperlakuan hijauan, maupun cairan rumen yang tanpaperlakuan hijauan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Untuk mengetahui keberadaan saponin pada beberapahijuan pakan dengan menggunakan beberapa perlakuan, danberdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapatdiperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Uji Kualitatif Pada Hijauan PakanBahan Lamtor

oGamal Kemban

g Sepatu

Kaliandra

Sabun Colek

Sabun Cair

Perlakuan Panas

0.05 0.2 0.1 0.6 7.9 9

Perlakuan Dingin

0.1 1.1 0.4 0.5 7.8 10.7

Brdasarkan praktikum yang telah dilakukan untuk mengaetaui kestabilan busa saponin dalam larutan saliva buatan dan cairan rumen maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Kestabilan Busa dalam Larutan Saliva Buatan dan Cairan Rumen

Bahan Larutan Saliva Buatan Cairan RumenPanas Dingin Panas Dingin

Lamtoro 0.4 0.8 - -Gamal 0.3 1.8 - -Kembang Sepatu

0.7 1.9 - -

Kaliandra 1.7 0.6 - 0.4Sabun Colek

6.5 6 2.6 6.8

Sabun Cair 6.7 7 5 5.8

Dari praktikum yang telah dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan saponin terhadap populasi protozoa rumen maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 3. Pengaruh Saponin Terhadap Populasi ProtozoaJenis Bahan Ʃ Protozoa

Kaliandra ɳ = 11 3.437.000

Kembang Sepatu ɳ = 15 4.687.500

Gamal ɳ = 44 13.900.000

Lamtoro ɳ = 114.5 35.781.250

Pembahasan

Saponin berasal dari bahasa latin yaitu sapo yangartinya dapat mengacaukan ikatan hydrogen pada air.Saponin merupakan jenis glikosida yang terdiri daribebrapa glikon seperti glukosa, fruktosa, dan sebagainyadan beberapa senyawa alam lainnya. Saponin adalah suatukelas gabungansenyawa kimia, salah satu senyawa metabolitsekunder yang ditemukan dari sumberalami dan dariberbagai macam spesies tanaman.Secara spesifik, saponinmerupakanglikosida amphiatik dengan struktur seperti busasabun yang dihasilkan bila dikocok padalarutan berair danstrukturnya terdiri dari satu atau lebih glikosidahidrofilikdikombinasikan dengan derivat triterpenelipofilik.Senyawa ini tersusun atas inti steroid C27

dengan molekul karbohidrat.Steroid saponin dapatdihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenalsebagai saraponin. Sedagkan saponin triterpenoid tersusunatas inti triterpenoid dengan senyawa karbohidrat yangdapat dihidrolisis sehingga dapat menghasilkan aglikonyang biasa dikenal sebagai sapogenin (Dwi Arif, 2010).

Akhir-akhir ini manipulasi kondisi fermentasi rumenberbasis bahan antibiotika mulai ditinggalkanseiringadanya kesadaran akan bahaya residu yangditinggalkan oleh bahan tersebut ke dalam produk ternakyang dihasilkannya. Uni Eropa telah melarang penggunaanantibiotik sebagai growth promotorsejak tahun 2003 danberlaku efektif mulai tahun 2006.Alternatif yang banyakdikembangkan untuk mengatasi hal tersebut adalah melaluipenggunaan bahan organik berasal dari tumbuhan yangmemiliki fungsi medis terutama untuk ternak, teknik inidikenal sebagai fitoterapi(HOFFMANNet al., 2008).Beberapatanaman sumber saponin seperti teh (HU et al., 2005),akasia (SANTOSOdan HARIADI, 2007), buah-buahan tropik(HESSet al., 2003), rumput kebar (SANTOSO et al., 2007)telah terbukti memiliki kemampuan memanipulasi kondisifermentasi rumen seperti menurunkan populasiprotozoa,meningkatkan protein mikroba, dan menurunkanproduksi metana.konsentrasi saponin yang cukup tinggi iniberpotensi untuk menurunkan produksi metana pada ternakruminansia seperti yang dilaporkan MAOet al. (2010).

HUet al.(2005) yang menunjukkan bahwa efekpenambahan ekstrak saponin dari teh (0,2-0,4 mg/ml)menurunkan populasi protozoa cairan rumen. Hal yang samadilaporkan oleh SANTOSOet al.(2007), yang menunjukkanpenurunan populasi protozoa cairan rumen kambing akibatpenambahan saponin dari Biophytum petersianum(13-26 mg/kgBH). Pengaruh penurunan populasi protozoa ini disebabkanterjadinya mekanisme gangguan terhadap protozoa sebagaiakibat terjadinya ikatan antara saponin dengan sterolyang terdapat pada permukaan protozoa.Mekanisme ini tidakterjadi pada bakteri karena bakteri tidak memiliki sterolpada membrannya. Ikatan iniakanmengubah permeabilitasmembran sel(PATRAet al., 2006).Hasil ini didukung olehhasil penelitian HUet al. (2005) yang menunjukkanpengaruh penambahan ekstrak saponin teh pada level 0,2-

0,4 mg meningkatkan kandungan protein mikroba cairanrumen faunasi dan defaunasi in vitro.

Selain efek diatas saponin juga memilki efeknegative bagi ternak.Saponin dapat menyebabkan bersindanmengakibatkan iritasi terhadap selaput lender. Saponinjuga dapat menghancurkan butir darah merah memalui reaksihemolisis, dan racun bagi hewan berdarah dingin.

Trypan Blue Formalin Salin (TBFS) merupakan larutanyang biasa dipakai dalam teknik pewarnaan. Larutan TBFSterdiri dari 100 ml formaldehid 35%, 2 g triphan blue, 9g NaCl, dan 900 ml air (Hvelplund, 1991). Dalam larutanini, protozoa yang ingin diamati otomatis akan mati danberwarna biru.

Dari hasil pengujian saponin dengan indikasi adanyabusa dapat diketahui bahwa bahan dengan perlakuan airdingin mengandung saponin lebih tinggi dibandiangkanpadaperlakuan dengan air panas, sedangkan untuk hijauan yangmengandung saponin tertinggi yaitu terdapat pada hijauandaun gamal dan yang terrendah yaitu pada hijauan daunlamtoro. Ini dikarenakan daun gamal memiliki kandunganantinutrisi flavano 1-3,5% dan total phenol sekitar 3-5%berdasarkan berat kering yang dapat mempertahan kan busa.Ruminansia yang tidal biasa mengkonsumsi dasun gamalumumnya tidak akan memakannya untuk yang pertama kalibila dicampurkan pada ransum. Dalam pemberiaannyasebaiknya dilayukan dulu. Kecernaan bahan kering daungamal adalah 48-77%.( Nahrowi,2008 ).Pada sampel sabuncair didapatkan hasil busa yang sangat banyak, haltersebut mengindikasikan tingginya saponifikasi padasabun cair.

Berdasarkan prcobaan ke dua mengenai kestabilan busapada larutan saliva buatan dan cairan rumen, didapatkanhasil bahwa hijauan pada cairan rumen busa memilikikestablan yang lebih baik dibandingkan saliva buatan inidapat dilihat dari hasil busan yang dihasilkan. Padasaliva buatan menunjuakkan ternyata busa terbentuk padasemua sampel yang diuji. Sampel yang paling banyakterdapat pada sampel sabun cair dan yang paling sedikitterdapat pada sampel daun lamtoro. Kejadiaan inidisebabkan oleh  saliva buatan hampir sama dengan salivayang ada pada mulut ternak ruminansia. Saliva berfungsi

sebagai buffer dan membantu mempertahankan pH tetap pada6,8. Saliva bertipe cair, membuffer asam-asam, hasilfermentasi mikroba rumen. Selain itu juga salivamerupakan zat pelumas dan surfactant yang membantu di dalamproses mastikasi dan ruminasi. Saliva mengandungelektrolit-elektrolit tertentu seperti Na, K, Ca, Mg, P,dan urea yang mempertinggi kecepatan fermentasi mikroba.Jadi sangat jelas bahwa busa yang dihasilkan oleh saponinbisa diminimalkan oleh saliva karena sifatnya yangsurfactant.

Pada percobaan ke tiga mengenai pengaruh saponintehadap populasi protozoa didalaptkan hasil bahwa banyakterdapat protozoa yang hidup. Protozoa yang paling banyakyaitu pada hijauan lamtoro sebanyak 35,781,250 sedangkanyang paling sedikit pada hijauan sammpel kaliandrasebanyak 3,437,000.Menurut literature, pada kondisi rumennormal populasi protozoa sebanyak 105-106 per ml isirumen (januarti, 2009). Berdasarkan hasil praktikumdiatas maka dapat diketahui sampel hijauan kaliandramemiliki pangaruh dalam menurunkan populasi protozoarumen.Sedangkan untuk jumlah populasi protozoa padasampel hijauan lamtoro yaitu melebihi jumlah populasinormal, ini mungkin dapat disebabkan karena adanyakesalahan saat perhitungan di mikroskop.

KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilakaukan dapat disimppulkanbahwa keberadaan saponin pada sapel hijauan akan yang diuji mengandun saponin dan yang paling banyak yaituterdapat pada hijauan kaliandra dan gamal. Kestabilanbusa terbentuk banyak pada cairan rumen dari pada salivabuatan, karna saliva buatan berfungsi sebagai buffer.Untuk pengaruh saponin terhadap polulasi protozoa,saponin memiliki pengaaruh sebagai agen defaunasi. Bahanhijauan kaliandra sangat baik untuk menurunkan jumlahpopulasi protozoa.

DAFTAR PUSTAKA

Hoffmann,E.M., N. Selje-ASssmann and K. Becker.2008. Dosestudies on anti

proteolytic effects of a methanol extract from Knautia arvensis on in vitro ruminal fermentation. Anim. Feed Sci. Technol.145: 285-301.

HU,W.L.,W.Yue-Ming,L.Jian-Xin,G.Yan-Qiu and Y.Jun-An. 2005. Tea

saponins affect in vitrofermentation and metanaogenesis in faunated and

defaunated rumen fluid. Zhejiang Univ.SCI. 6B: 787-792.Santoso, B. dan B.TJ.Hariadi. 2007. Pengaruh suplementasiAcacia mangium

Wild pada Pennisetum purpureumterhadap karakteristikfermentasi dan

produksi gas metana in vitro. Med. Petern.30: 106-113.Santoso, B., A. Kilmassukoand P. Sambodo. 2007. Effects of saponin from

Biophytum petersianum Klotzsch on ruminal fermentation, microbial protein

synthesis and nitrogenutilization in goats. Anim. Feed Sci. Technol.137: 58-68.

Mao, H.L., J.K.Wang, Y.Y.Zhou andJ.X.Liu.2010. Effects ofaddition of tea

saponin and soybean oil on methane production, fermentation, and microbial population in the rumen of growing lambs. Livest. Sci.129: 56-62.

Patra, A.K., D.N. Kamra and N. Agarwal. 2006. Effect of plant extracts on in vitro

methanogenesis, enzyme activities and fermentation of feed in rumen liquor

of buffalo. Anim. Feed Sci. Technol.128: 276-291.Nahrowi.2008. Pengetahuan Bahan Pakan.Nutri SejahtraPress. Bogor.Abadi, R. 2004. Dog Foods & Saponins. (terhubungberkala)www. pinnnaclepetsupply .com/-saponin.htm(06 Mei2014).

Januarti, R. (2009). Total Produksi Gas dan Degradasi Berbagai Hijauan Tropis pada

Media Rumen Domba Yang Diberi Pakan Mengandung Saponin dan Tanin.Hvelplund,T. 1991. Volatile Fatty Acids and ProteinProduction in The Rumen. In :

J.P.Jouvany (Ed), Rumen Microbial Metabolism and RuminantDigestion

Inra: Paris.

Lampiran 1. Perhitungan jumlah protozoa Rumus untuk mencari total populasi protozoa rumen

Totalpopulasiprotozoarumen= 10,000×n×fp0.1×0.0025×16×16

Keterangan :n = Jumlah Protozoafp = Factor Pengenceran = 20.1

1. Lamtorototalpopulasiprotozoasample= 10,000×114.5×2

0,1×0.0025×16×16=35,781,250

totalpopulasiprotozoablanko= 10,000×86.5×20,1×0.0025×16×16

=27,031,250

2. Kaliandratotalpopulasiprotozoasample= 10,000×11×2

0,1×0.0025×16×16=3,437,500

3. Kembang sepatuTotalpopulasiprotozoasample=

10,000×15×20,1×0.0025×16×16

=4,687,500

4. GamalTotalpopulasiprotozoasample=

10,000×44×20,1×0.0025×16×16

=13,900,000

Lampiran 2. Hasil Photo Kerja Praktikum

Jumlah Populasai Protozoa PerlakuanPanas Dengan Indikasi Busa

Perlakuan Dingin Indikasi adanya Busa KestabilanBusa Rumen Dingin

Kestabilan Busa Rumen Panas Kestabilan BusaSaliva Panas

Kestabilan Busa Saliva Dingin KontrolSaliva Dingin

Kontrol Saliva Panas