IP DI EDOMAN PENGO!.AHAN PROGRAfuI PADI 3OO ...

44
H IP DI EDOMAN PENGO!.AHAN PROGRAfu PADI 3OO SPESIFIK LOKASI PROPINSI D.I. YOGYAKARTA lri*::r,tiit?S$Al&#,.i jf, l1sri.,i;i&i1.fj{ :,: :l:.$*rl:,1 BADANPENELITIAN DAN PENGEI\,4BANGAN PERTAN]AN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGi PERTANIAN UNGARAN INSTALAS PENEL]TIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOG PERTAN]AN YOGYAI(ARTA PROYEK PEMBINAAN KELEI"IBAGAAN PENELIT AN DAN PENGEfu]BANGAN PERTAI! ANiAR[4P I YOGYAKARTA 2000

Transcript of IP DI EDOMAN PENGO!.AHAN PROGRAfuI PADI 3OO ...

HI PDI

EDOMAN PENGO!.AHAN PROGRAfuIPADI 3OO SPESIFIK LOKASIPROPINSI D.I. YOGYAKARTA

lri*::r,tiit?S$Al&#,.i jf, l1sri.,i;i&i1.fj{ :,: :l:.$*rl:,1

BADAN PENELITIAN DAN PENGEI \ ,4BANGAN PERTAN]ANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGi PERTANIAN UNGARANINSTALAS PENEL]TIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOG PERTAN]AN YOGYAI(ARTAPROYEK PEMBINAAN KELEI" IBAGAAN PENELIT AN DAN PENGEfu ]BANGAN PERTAI ! ANiAR[4P IYOGYAKARTA2000

I(ATA PENGANTAR

Menghadapi siluasi tahun yang akan mendatangseperti kondisi iklim tahun 1997 <iimana terjadi kemaraukering panjang yang diakibatkan oleh El-Nino dan tiahun1 gg8-terjaai bisah

-panjang akibat terjadi La-Nlna, perlu

upaya aintisipatif jangka pendek dan jangka panjgngguna menghindari krisis pangan dimasa yang al€ndatang. Ramalan akan adanya gejala La-ilina yangmenyebabkan penanaman palawija mempunyai risikogagal yang besar, karena tingginya curah hujan danieleknva drainase pada lahan sawah.'

Seperti kasus yang diralami tahun 1998, masihbanyak petani kita yang secara naluri atau atasdorongan pemerintah yang tetap bertahan untukmenanam palavvija, walaupun risiko gagal lebih besar.Hal ini mengindikasikan bahwa kita belum siapmenghadapi perubahan iklim, dan ini dapatmemperbesar risiko krisis pangan dimasa depan,terutdma karena kecenderungan penyimpangan alamvanq teriadi semakin ekstrim dan kerino.' -

Adanya fenomena El-Nind- dan La-Ninamerupakan pelajaran penting bagi kitr. Oleh karena ituIPPTP Yogyakarta menyusun Pedoman PengelolaanProgram lP Padi-300 Spesifik Lokasi di Propinsi Daerahlslimewa Yogyakarta dengan harapan dapat digunakansebagai salah satu altematif cara pemecahan masalahpenyimpangan iklim dimasa mendatang, Saran dan kdtikdari pembaca demi penyempumaan buku ini sangatkamiharapkan.

Yogyakafta,Agu$us 2000

DAFTAR ISI

LETBAR PEiIGESA}IAN ..........KATA PENGANTARDAFTAR ISII. PENDAHTJLUANII. PERENCANAAN

A. Penentuan Calon LokasiB. Penentuan Calon Petani(PCP)

ilr. PEI{GoRGANISASIAN .........A. Tingkat KelomPok TaniB. Tingkat Pe{ugas LaPanganC. Tingkat kabuPatenD. Tingkat ProPinsi

IV.PENGKOORDINASIANA. Antar Petanidalam Satu KelomPok """"""""

B. Antar Petugas Lapangan dengan Petani """"

C. Antar Petugas Lapangan dengan'PetugaskabuPaten

O. nntaipauga Daerafr dengan Petugaqv$hyah'V. MEKANIST6E KETL'A

A. Pendataan Calon Lokasi dan Calon Petani ""'

B. PenYusunan RDKKC. Pelaksanaan KUTg. Farg#tdar PaqrerTpr*ilt SaranaProdLilqi """

E. Operasional Kegiatan """"""'vr. PENGAWASAN ......'.

HalamanI

iiIl

1335IIII

1 01 11 11 2

1 31 41 51 51 51 7171 81 9

vr. pERstApAt{ KEGTATAN .................. 20A. ldentiFrkasi dan lmplementasi Inovasi Tekno-

logilP Pdi-300 ........... 20B. Langkah Operasional lp padl-S00 .................. 21

VIII. PELAKSAI{AAN PROGRAII IP PADI-3OO ,.,.....,. 22A. Apresiasi dan Sosialisasi program ................. 22B. Karakterisasi Lokasi dan petani ...................... 26C. Paket Teknologi .......... 2gD. Sarana Produksi dan permodalan (KUT) ........ 35

IX, PENN'SU]{AN DATA BASE PROTIIJKSI PAGAI.T .. SgX. IJPNITORfI{G, EITALUAS| DAlrt pElJ{pORAN ...... 39

DAFTAR PUSTAKA ........... 40

i i i

I. PENDAHULUAN

Upaya peningkatan produksi padi di PropinsiDaerah lstimewa Yogyakarta terutama diarahkandengan peningkatan produktivitas tanaman dengan carapeningkatan mutu intensifikasi mengingat bahwapenambahan areal sawah (ekstensifikasi) rasanya sudahtidak mungkin lagi. Namun demikian penambahan arealtanam padi rnasih ada peluang untuk ditingkatkandengan c€ra pengaturan iata tanam, pola tanam, danpenggunaan varietas padi berumur pendek. dengandemikian diharapkan akan terjadi peluang peningkatanfrekuensi tanam padi pada periode tertentu sehinggamembuka peluang untuk menambah luas panen padipada periode tertentu.

Pada akhir-akhir ini kita telah merasakan teiahterjadinya fenomena La-Nina pada tahun lalu yangberakibat terjadinya curah hujan darl hari hujan diatasnormal. Sebagai akibatnya pola pergiliran tanaman yangsudah disepakati oleh kelompok tani yaitu dalamsetahun bertanam padidua kali dan palawija sekali tidakdapat ditaksanakan. Namun apabila dipaksakan untuktanam palawija justru petaniakan mengalami kerugian.

Berangkat dari kondisi alam yang tidak cocokuntuk bertanam palawija tersebut terpaksa petanidiarahkan menanam padi iiga kali berturut-turut dalamsatu tahun meskipun pola seperti ini dalam kondisinormatif tidak dianjurkan. Sebagai realisasinya padatahun 1998 pola tersebut telah dicanangkan sebagaiprogram lP Padi-300 dari Badan Litbang Pertanian.

Oleh karena itu, bila dilahun-tahun mendatangkondisi iklim seperti tahun 1997 kering panjang akibatterjadinya El-Nino, dan tahun 1998 basah panjang akibatterjadi La-Nina, maka program lP Padi-300 perlu untukdicanangkan. Namun demikian sangat diharapkankiranya harus dipersiapkan dan dilata sedemikian rupasehingga dapat berhasil lebih baik dan tidak ada yangmerasa dirugikan akibat salah dalam menggunakanteknologi yang diterapkan.

Berikut ini kami sampaikan Pedoman PengelolaanlP Padi-300 spesifik lokasi di Propinsi Daerah lstimewaYogyakarta dengan harapan dapat digunakan sebagaiacuan di lapangan bila sewaktu-waktu terjadipenyimpangan iklim yang tidak kita inginkan. Saran dankritik dari pembaca sangat kami harapkan, demipenyempurnaan buku ini.

II. PERENCANMN

A. Penentuan Calon Lokasi1. Rencana Indikatif

Merujuk panduan : Inovasi Teknologi lPPadi-300 yang dikeluarkan oleh Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian DepademenPertanian mengisyaratkan bahwa lahan yangmemenuhi syarat untuk dilaksanakan program lPPadF300 adalah lahan yang memiliki durasiketersediaan air dalam 10 bulan, sehingga denganpedoman tersebut kiranya dapat dilakukanpemetaan wilayah kelompok (bulak) yang dihirnpundari masing-masing desa dengan memperhatikansumber air, daerah irigasi mana, waktu tanam(kebiasaan petani setempat), vanetas yangditanam. keserempakan tanam dan kemungkinanuntuk dapat dilaksanakan program lP Padi-300diwilayah kelompok tersebut. Himpunan datakelompok perdesa tersebut sangat dibutuhkanbagi para penyuluh pertanian sebagai data indikatffuntuk dibawa dalam forum konsultasi denganperangkat desa setempat.

Data indikatif dari kelompok-kelompok ter-sebut setidak-tidaknya sudah dimiliki oleh petugaslapangan sekitar delapan minggu sebelum waktusebar tanaman padi kemarau (bhs. Jawa = ketigo),(F{-8} lebih kurang pada awal bulan Juni.

2. Rencana Konsultatif

Atas dasar indikatif tersebut para petugaslapangan sesuai dengan wilayah binaankhususnya membawa rencana tersebut untukdikonsultasikan dengan pihak-pihak lain yangterkait untuk diminta pertimbangannya. Pihak yangterkait tersebut antara lain kadus/kaur ekbangdesa, petugas pengairan setempat, ketua kelom-pok tani setempat dan KTNA tingkat kecamatan.Pertimbangan tersebut meliputi ketersediaan air,keserempakan tanam, kesiapan kelompok dalamupaya penanggulangan/ pengendalian hama/penyakit, tenaga kerja alat pengolahan, tenagatanam untuk mendukung tertib tanam dan responkelompok tani terhadap anjuran teknologi lP Padi-300 yang akan diterapkan.

3. Rencana Definitif

Hasil dari konsultasi tersebut akhirnya akandiperoleh calon kelompok-kelompok tani y?ngbetul-betul memenuhi syarat untuk melaksanakanprogram lP Padi-300 setidak-tidalfny.? .sudahinet-atui tahapan seleksi dari berbagai pihak yangmemiliki pbranan dalam proses produksi.Selanjutnya dari data kelompok yang lolos seleksitersebut segera ditindak lanjuti untuk mendatalebih lanjut

-tentang luas tanam, jumlah. petani

pemilik penggarap, penggarap, rencana sebar danvarietas yang Oitanam. Data tersebut dapat dipakaisebagai bahan awal dalam perencanaan, yangnantiiya akan dibawa dalam musyawarah tingkatdesa,

- tingkat kecamatan maupun tingkat

kabupaten dala.m rangka mempersiapkan saranaqloduksi .sepe$ pupuk, benih, KUT, sehinggigapgt melayani petani secara tepat; tepat wafrt-u,tepat mutu, tepat jenis, tepat tempat, teilat jumlahdan tepat harga.

B. Penentuan Calon petani{pCp)

1. Pertemuan Petani Tingkat Kelompok

Atas dasar rencana definitif kelompok vanotg-lgh diperoleh dengan tahapan tonsuhasi

'GiRontngKar desa maupun ditingkat kelompok tanitersebut pe4.!J sFgera ditinda[ hnjuti pehemuan-pertemuan ditingkat petani dengan koordinasi desa{11 Renyuluh setemfat Koordin?si fJpita OesaOJnt-lpl setempat, diperlukan untuk mengatur jadwalq9'1?qu,al perketompok agar dapat O64alan iancaioan iloaK berbenturan waktu.

Materi yang perlu diangkat dan dibahas dalampertemuan kelompok tersebut adalah sebaoaiberikut; (1) wilayah dan tuas tahan; iilkepengurusan/peningkatan aktivitas pengurir6.Xgtognok,_ pembagian tugas pengurus;- (3)identifi kasi/inventarisasi sarana/prasarana yang men_dukung kegiatan intensifikasi antara lain:ketersediaan air, tenaga kerja, traktor, tenaga tanam,kios TPK, kios saprodi dan lain_lain; 1ai renJnJvanetas padiyang akan ditanam; (S) rencina sebar,rencana tanam; (6) rencana pengolahan lahan; (7)fungsi kelompok terhadap pengimbangan .' igievaluasi terhadap penerapan teknologi pr6Oufsi Oinproduktivitas yang diperoleh paOa husim tanamyang lalu; (9) perbaikan teknologi/rencanapenerapan teknologi yang akan diterapkan pada

musim tanam yang akan datang; (10) rencanapenyusunan RDKK; (11) rcncana pengkajian, pe4akpengalaman, demplot yang akan datang.

Pertemuan tingkat kelompok tersebut setidak-tidaknya dapat dilaksanakan pada H - 6 (enamminggu sebelum sebar).

Pertemuan Petani Tingkat Desa

Musyawarah antar kelompok tani se.desapelaksana lP Padi-300 diperlukan dalam rangkamenyamakan persepsi dan langkah operasionalsehingga tidak terjadi bentunan kepentingan antarkelompok tani. Pertemuan tersebut jus{ru diharapkanakan dapd memperlancar dan memperkuat peranankelompok saling mendukung dan saling membantu.

dalam musyawarah kelompok tani perdesatersebut perlu inventarisasi dan pendataan masalahsebagai berikut: (1) luas areal,tanam dari masing-masing kelompok tani; (2) varietas yang ditanam; (3)waktu sebar, pengolahan lahan dan tanam darimasing-masing kelompok; (a) ketersediaan sarana/prasamna usahatani; (5) ketersediaan tenaga kerja;(6) peluang kedasarna dalam pemasaran,pengadaan samna produksi; (7) kesiapan RDKK danrekapitulasi RDKK; (8) kesepakatan pengelolaanTPK; (9) kesepakatan pengambilan KUT danpengembalian KUT; (10) penerapanipengesahansangsi kelompok oleh kepala desa terhadap petani-petani yang melanggar kesepakatan.

Pertemuan tingkat desa ini setidak-tidaknyaharus sudah dapat dilaksanakan pada H-5 (limaminggu sebelum sebar benih).

3. Pertemuan Petani Tingkat kecamatan

Pertemuan petani/pengurus kelompok tanitingkat kecamatan untuk membahas permasalah-an, menggunakan persepsi maupun menetapkankegiatan yang ruang lingkupnya harus diangkatditingkat kecamatan. Materi-materi yang diangkatd a l a m t i n g k a t k e c a m a t a n a n t a r a l a i n : ( 1 )penataan/pengaturan penggunaan air irigasi;(2) kesepakatan gerakan pembersihan irigasi; (3)kesepakatan persiapan/pengolahan lahan, wakusebar dan waktu tanam dari masing-masing desadisesuaikan dengan kemampuan air maupunkebiasaan petani; (4) kesepakatan dalampenggunaan varietas maupun pergiliran varietas;(5) kesepakatan kerjasama antara kelompoUantardesa dalam wilayah kecamatan dalam berbagaikegiatan usahatani; (6) keeepakatan tentangketentuan harga sarana produksi dan jasa/feepupuk bagi kelompok tani maupun TpK (7)rekapitulasi RDKK, jumlah kebutuhan pupuk, benihdan sarana produksi yang lain; (B) kesepakatanpengukuran produksi (ubinan), target ubinan tiapkelompoUluasan tertentu; (9) temu lapang,kompetisi/lomba produksi dalam rangkamenggairahkan semangat petani (bila perlu);(10) gerakan pengendalian hama dan penyakit.

Pertemuan pengurus kelompok tani tingkatkecamatan ini setidak-tidaknya dapat dila ksanakanH-5 (lima minggu sebelum waktu sebar).

III. PENGORGANISASIAN

A. Tingkat KelomPok Tani

Untuk mendukung suksesnya program lP Pad.i-300 ditingkat kelompok t"!! wajib .memrllKlkepengurusan yang aktif, memiliki seksi-seksi yangO"'p"t'mengafomodasikan semua kebutuhan dalammenjamin terlaksananya Program.

Standar minimil yang harus dimiliki olehkelompok tani pelaksana irogram lP Padi-300 sepertinatnyd dalam organisasi Supra Insus adalah sebagaiOen(ut (1) ketui, sekretaris, bendahara; (2) seksi-teksi : idrsi sarana produksi' pengolahan lahan'pengairan; (3) penataan sebar, tanam; (4)

iengendalian hama/penyakit; (5) panen' pasca panendan pemasaran.

Disamping seksi tersebut dalam rangka kontroldan kelancaran penyusunan , sarana produksi

diterapkan sistem Dasa Tani. Setiap lebih kurang- 10-

12 orang diketuai oleh seorang petani yang dipilih

oleh mereka dan dapat bertindak atas nama mereka

misalnya dalam penyusunan RDKK, menerima paket

kredit maupun dalam rapat-rapat koordinasi'

B. Tingkat Petugas LaPangan

Organisasi petugas ditingkat lapangan akan

sangat menentukan ketepatan dan kelancaranpelaksanaan program lP PadF300, karena ditangan

merekalah yang paling mengetahui tentang data dan

fakta wilayah yang mengikuti program !P Padi-300'

8

Agar tidak menambah organisasi di lapanganTim Sukses program tP padi-.300 melekat padasatuan pelaksana tugas kecamatan dimana strukturorganisasinya adalah sebagai berikut:Ketua : CamatSekretaris : Sekretaris Penggerak Satpel Bimas

kecamatanAnggota : PPL, Mantri Tani, Pengairan, Koperasi,

Kades, Kaur. Ek. Bang, KTNAkecamatan dan Instansi/lembaga lainyang dipandang pedu.

Organisasi ditingkat lapangan ini bertugasmempersiapkan, mengakomodasikan, bimbingan,supervisi, laporan, evaluasi serta usul dan sarantqgkat kabupaten dalam rangka suksesnya programlP Padi-300 diwilayah kerjanya.

G. Tingkat kabupaten

Sebagaimana organisasi ditingkat kecamatan,organisasi ditingkat kabupaten sebaiknya jugamemanfaatkan organisasi Satuan pelaksana HariinBimas kabupaten dengan penugasan khusus kepadainstansi/lembaga yang dipandang tepat untukmenduduki jabatan organisasi sesuai denganfungsinya. Memperhatikan pedoman/panduan daripusat serta belajar dari pengalaman pelaksanaan lpPadi-300 pada tahun 1gg8, susunan organisasipalaksana lP Padi-300 ditingkat kabupaten adalahsebagai berikut :

Ketua :

Ketua Harian :Sekretaris :

Anggota :

Ketua Harian SatPel Bimaskabupaten (Asek ll Sekwilda)Kepala Dinas Pertanianl. Kepala BIPPll. SPH Bimas kabuPaten- KakandeP KoPerasi. BRI- PT Pusri- PT. Pertani- P. U. Pengairan- KTNA Tk. kabuPaten

D. Tingkat ProPinsi

Sebagaimana organisasi ditingkat $Ouryi91maupun kdcamatan, organisasi ditingkat proplnsljrg"';"tanfaatkan orianisasi. Satuan PembinaHarian Bimas yang tela-h ada dan memfungsikaniemnagalOinas- instansi yalg-lanyak berperandalamhendukung program lP Peidi-300'

Adapun susunan organisasi dilingkat propinsi

adalah sebagai berikut:Ketua Harian : Kepala Dinas Pertanian Tanaman

PanganSekretarisl : KePala|PPTPSekretaris ll : Sekretaris Pembina Harian Bimas

Propinsi D.l. YogYakarta. .Anggota : Dinbs-dinas terkait antara lain:

Kanwil Bl, BRl, BukoPin, KanwilKoperasi, Dinas PengairaniDPU,PT Pusri, PT Pertani, BPSB,BPTPH, dII.

1 0

IV. PENGKOORDINASIAN

A. Antar Petani dalam Satu Kelompok

Koordinasi antar petani dalam satu kelompokmemegang peranan penting dalam menciptakan"suasana yang kondusif, kompak dan menggairah-kan dalam kehidupan berkelompok. Untuk mencipta-kan suasana tersebut perlu adanya kesepakatanyang diputuskan lewat musyawarah dan mufakat.Untuk menciptakan musyawarah tersebut kelompoktani harus menyelenggarakan rapatl pertemuansetidak{idaknya setiap bulan sekali, bila dipandangperlu dapat dua minggu sekali atau sewaktu-waktusesuaidengan kondisi dan situasi.

Materi koordinasi adalah membahas berbagaimasalah dan upaya pemecahannya dalam kegiatanusaha tani sejak dari persiapan, pelaksanaan, panen,pasca panen, evaluasi maupun pemanenan yangakan datang.

Dalam koordinasi tersebut agar dilandasidengan semangat kebersamaan, rasa tanggungjawab disiplin pengurus/anggota dan diperankansecara optimal fungsi-fungsi pengurus/seksi-seksiyang telah dibentuk.

Kesimpulan maupun kesepakatan-kesepakatanhasil musyawarah mufakat hendaknya dibuat secaratertulis dalam notulen/kesepakatan rapat dan disebarluaskan kepada seluruh anggota maupun pihak-pihakyang terkait dengan hasil kesimpulan/kesepakatantersebut.

1 1

Konsep 'Dasa Tani" dimana setiap 10 orang

diketuai oleh satu or€lng sebagaiwakil mereka kiranya

Japat dipergunakanTseoagli jembatan untuk

m "nV.O"t luas-kan hasil kesepakatan/kesimpulan dan

seOiifnya akan dapat menjadi jembatan. untuk

t*V"niprikan inspirasi dari bawah (anggota) untuk

ai""*p"if"n kepada pengurus kelompok' dengan

demikian bagi kelompok tani yang belum membentuk"Dasa Tani" perlu dibentuk dan ditumbuhkan'

B. Antar Petugas Lapangan dengan Petani

Koordinasi antar petugas lapangan dimoton

oleh PPL koordinasi/sekretaris penggerak bimbingan

masal. Koordinasi ini diperlakukan agar pelaksanaan

kegiatan lapangan dapat berjalan lancar' Materi yang

peiu Oiangkat dalam koordinasitersebut antara lain :

i persiaian/kesiapan kelompok tani untuk

mempbroleh pelayanan samna produksi baik

dengan KUT mauPun dengan swadana'. Up"-y" melakukan bimbingan peneraPan teknologi

Produksi, Pasca Panen, Pemas€lran'. b"ng"tatan hamalpenyakil tanaman dan upaya

pengendaliannYa. Evaluasi proaufsi dan pendapatan usahatani

dengan melakukan ubinan/panenan maupun

wawancara kePada Petani'. Perencanaan kelompok tani dalam rangka mem-

perbaiki kegiatan-kegiatan pada musim tanam

berikutnYa.

1 2

Peran penyuluh pertanian/pembina wilayahbinaan khusus sangat penting untuk dapatmengangkat masalah-masalah yang riil yang terjadidilapangan untuk dibawa dalam forum koordinasi, untukselanjutnya hasil koordinasi tersebut akandisampaikan kepada kelompok tani lewat penyuluhpertanian setempat.

Koordinasi ini agar dapat dilakukan bersamapetugas terkait antara lain: pengairan, koperasi,kades, pedagang dan lain-lain, paling tidak setiap duaminggu sekaliatau kapan saja dipandang perlu.

C. Antar Pefugas l*apangan dengan petugas kabupaten

Koordinasi tingkat kabupaten dengan parapetugas lapang diperlukan paling tidak setjap bulansekali. Materi yang perlu diangkat dalam koordinasitersebut antara lain;. Masalah- masalah yang terjadi ditingkat lapang

yang belum dapat dipecahkan.. PetunjuMnformasi yang diterbitkan ditingkat

propinsi atau tingkat pusat. Ketentuan-ketentuan yang menyangkut pengatur-

an harga, pelayanan sarana produksi, KUT danketentuan-ketentuan lain yang sifatnya merupakankebijakkan ditingkat kabupaten.

. Laporan hasil-hasil kegiatan yang telah dicapai dirnasing-masing BPP/kecamatan.

. Saran-saran dari lapangan untuk memperbaiki/pelaksanaan intensifikasi dan lain-lain.

1 . )

D. Antar Petugas Daerah dengan Petugas Wilayah

Koordinasi ditingkat propinsi antara petugastingkat propinsi dengan petugas tingkat duadiharapkan dapat dilaksanakan paling tidak satubulan sekali. Agenda pertemuan yang perlu diangkatdalam perternuan tersebut antara lain;. Berbagai masalah yang terjadi ditingkat dua yang

belum mampu diPecahkan'. Berbagai kegiatan yang memerlukan dari

dukungan tingkat satu misalnya pengaturanairlpembagian air.

. Penyebaranlpemahaman petunjuk-petunjuk daritingkat pusat.

. Laporan hasil/pelaksana€ln ditingkat lapangan.

. dan lain-lain

1 4

V. MEKANISME KERJA

A. Pendataan Galon Lokasi dan Calon petani

Atas dasar rencana definitif yang telah disusun,data calon lokasi dan calon lokasi hendafnya sudahdapat tersusun paling tidak pada H_6 (enam minggusebelum sebar).

Pendataan calon lokasi tersebut agardilaksanakan para ppl pembina wilayah khusus dindlrekap oleh pimpinan Bpp setempat selanjutnyaditindak lanjuti penyusunan RDKK.

B. Penyusunan RDKK

Penyusunan RDKK hendaknya segeradilaksanakan, tebih awal lebih baik sehingga tlCakterjadi keterlambatan dan dapat mendukung peren-canaan yang lebih awal sehingga unsur pelayanandapat mempersiapkan lebih dini sesuai permintaandar i lapangan.

Penyusunan RDKKdiagendakan pada saatsebagaimana kegiatantingkat kelompok.

hendaknya sekaligus dapatpertemuan kelompok tanidalam pertemuan petani

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam o€_nyusunan RDKK tersebut antara lain :. Setiap kelompok sebaiknya dapat menyetenggara_

kan rapat sendiri dalam rangka penyusunanRDKK

i f ,

Untuk lebih memudahkan penyusunan RDKK

diharapkan agar dibentuk sistem "Dasa Tani"

;i;; setiap-* 10 orang dapat diwakili oleh satu

;*"g sebagai penanggung ... J:*"b dalam

o"no""iu"n fUf, penerimaan KUT' pembagian

!"trni produksi dan pengembalian kredit'

Rngfa-angXa luas areallluas garapan agar

ffip;k"ti untuk dibutatkan sehingga memudah-

kan perhitungan penggunaan -:ana produksi'

"tgfJ1"t"fni, diUawan-50 dibulatkan ke bawah'

"n6f" terakhir diatas 50 dibulatkan ke atas'

Contoh : 1.840 m2 menjadi 1'800 m21.875 m' meniadi 1 '900 m2

dalam pembagian pupuUsaprodi ditingkat "Dasa

irni" "irt oapit disepakati bagaimana memecah-

tan m-asalah penyusutan akibat penimbangan

secara e@ran, misalnya setiap satu kilogram

Olutrt 0,05 kg (0,s onl) dengan catatan bahwa

p""Vr"rtin ter-se'Out telah disepakati oleh anggota

Dasa Tani.dalam PenyusunansebaiknYa ditarget

RDKK PerkelomPok tersebutdalam waktu 1'3 hari sudah

selesai.. PPL pembina wilayah khusus wajib untuk .cek

i"t["d"p isi RDKK yang dipandang meragukan'

bita perlu dicroscek dengan Ketu3 RT atau Kadus

seteinpat sehingga dapat menjamin kebenaran

RDKK Yang tersusun'. RDKK tersebui hendaknya sudah siap H-5 (lima

minggu sebelum sebar)'

16

C. Pelaksanaan KUT

RDKK yang telah tersusun sesuai denganpedoman yang tdah ditetapkan harus disampaikankepada koperasi penyalur/KUD dimana koperasitersebut sebagai penyalur saprodilkredit dari kelompokyang bersangkutan. Selanjutnya antara kelompok tanidengan koperasilKUD hendaknya sudah adakesepakatan kapan sarana produksi tersebut akandidrop, didrop di TPK mana, siapa penanggungjawabnya harus sudah disepakatisejak awal.

D. Pengadaan dan Penyampaian Sarana produksi

Pengadaan saprodi bagi kelompok tani yang tidakmelalui KUT biasanya membeli sendiri-sendiri secaraswadaya sedang kelompok tani yang mengembil KUTbiasanya samna produlcsinya disiapkan oleh koperasi/KUD penyalurdimana RDKK tersebut diserahkan kepadamereka, selanjutnya terhadap sarana produksi yang tidakmampu disiapkan deh koperasiKUD yang bersangkutanhendaknya dapat diterimakan berujud uang sehinggakdompok tani dapat mencari sendiri sesuai dengankeinginan mereka.

Ditargetkan agar sarana produksi tersebut baikKUT maupun non KUT sudah dapat diterima oleh petanipaling lambat Ff l (satu minggu sebelum sebar),sehingga setelah saprodi tersebut didrop dr TpfVdipengurus kelompok, harus segera dibagikan kepadaanggotanya lewat penggurus "Dasa Tani".

1 aI I

E. Operasional Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan usahatani program lPPadi-300 merupakan rentetan kegiatan sejakpendataan kelompok, penyusunan RDKK, penerimaanlpembagian KUT dan atau sarana produksi, pengolahanlahan, persemaian, pemeliharaan, panen, pasca panendan pemasaran.

Agar pelaksanaannya dapat berjalan denganlancar dan terprograrn sebaiknya kelompok tanimaulmampu menyusun jadwal dan disertai langkahyang riil dan disiplin sehingga jadwal yang telah disusuntersebut dapat terlaksana dengan baik.

Jadwal yang tersusun tersebut hendaknyadikonsultasikan dan dikonfi rmasikan kepada pihak-pihakyang terkait dengan kegiatan tersebut baik dari unsurpenyuluhan, pelayanan maupun pengaturan.

1 8

VI. PENGAWASAN

Pengawasan terhadap kegiatan lP Padi-300 agardapat dilaksanakan lewat supervisi dan monitoring.Supervisi dan monitoring dapat dilaksanakan lewatrapat, kunjungan lapang, maupun konsuftasi denganpara pelaku-pelaku Program.

Pelaksanaan supeMsi/ monitoring dapatdilaksanakan secara bertahap dan atau langsungkepada obyek yang dikehendaki baik ditingkatkabupaten, kecamatan, desa maupun kelompok(lapangan).

1 9

VII. PERSIAPANKEGIATAN

A. ldentiflkasl dan lmplementasi Inovasi TeknologilP Padl-300

1. Faktor Penuniango Potensi sumberdaya alam yang tersedia dan

memungkinkan untuk ditanami padi lagi.o Jumlah petani sebagai produsen usahatani

padi misalnya seluas 3.000 ha sebanyak +9.000 orang.

. Tersedianya paket teknologi spesifik yang siapuntuk direkomendasikan.

r Peluang untuk pemasaran hasil padi masihterbuka.

o Koordinasi yang mantap dengan dinas terkait(Dinas, BIPP, Kelompok Tani dsb.

2. Faktor Penghambat. Benih bermutu kemungkinan besar kurang

tersedia terutama untuk pergiliran varietas padaMH berikutnya.

o Ramalan akan adanya curah hujan yang tinggidan pengaruh La-Nina yang beriklim basahyang diperkirakan akan adanya banjir.

c Adanya beberapa organisme pengganggutanaman (OPT) yang menoniol di PropinsiDaerah lstimewa Yogyakarta antara lain: tikus,penggerek batang padi, wereng batang coklat,walang sangit dan tungro.

* Mutu gabah dan beras yang rendah danpemasaran yang kurang lancar akibat panen dimusim hujan.

20

B. l-angkah Operasircnal lP PadiSfil

. Mengidentifikasi faktor-faktor penghambat danpenunjang lP Padi-300.

. Melaksanakan pergiliran varietas tahan hama danpenyakit serta aplikasi penggunaan pestisida.

r Inventarisasi lokasi-lokasi rawan banjir.. Penerapan teknologi Alsintan dalam menunjang

kegiatan olah tanah, tanam, panen dan pascapanen.

. Koordinasi yang mantap dengan pengusahabenih (PT. Pertani, Perum Sang Hyang Seri.Penangkar Benih, dsb), dalam penyediaan benihbermutu.

. Koordinasi dengan instansi dalam hal perencana-an, pelaksanaan, pengendalian hama/penyakit.panen dan pasca panen serta evaluasi hasil.

z l

VIII. PEI.AKSANAAN PROGRAM IP PADI.3OO

A. Apresiasi dan Sosialisasi Program

1. Organisasi

Program lP Padi-300 tahap I d.i PropinsiDaerah Gtimewa Yogyakarta diawali kunjunganTim Pusat Badan Litbang Pertanian pada bulanMei 1998. Tim pusat menginformasikan kepadaKanwil Deptan, Dinas Pertanian Tk. l, SPH-Bimas,Kanwil P6kerjaan Umum, BPSB, PT' Pertani,Dolog dan instansi terkait lainnyq tentang akanadanya program lP Padi-300 di Propinsi Daerahlstimewa YogYakarta.

Pelaksanaan program lP Padi-300 dlPropinsi Daerah lstimewa Yogyakarta-diketuailangsung oleh Kepala Dinas Pertanian TanamanPaigan-dengan Wakil Ketuanya SPH-Bimas danSekretarisnyi Kepala IPPTP Yogyakarta sebagaipelaksana harian.

Langkah kebijaksanaan dalam memperlan-car distribusi saprodi (pupuk, benih dan obat-cbatan) dikoordinasikan dalam suatu pertemuanrutin I - 2 minggu sekali oleh Kepala DinasPertanian Tanaman Pangan kepada instansiterkait. Peran BRl, PT. Pertani, Dinas Pertanian Tk'l i , Camat, BIPP dalam hal penyusunan RDK danRDKK guna memperoleh KUT sangat menonlol'Disamping itu peranan P.U. Pengairan dalammengaiasi dan mengatur ketersediaan air sangatmenenluKan.

22

dalam pelaksanaan kegiatan dikoordinasikanoleh peneliti selaku Koordinator penelitian dansekaligus sebagai penanggung jawab kegiatan.ueKeryasama clengan Blpp, pelaksana kegiatandilakukan _ol9! para peneliti dan penyuluh yangada di IPPTP maupun di Blpp. Oitempdtfanbeberapa orang peneliti, penyuluh sebagai ienagadetasering yang secara rutin melakukinpengawalan teknologi secara ketat dan melakukankegiatan pengamatan/ pengukuran lapang.

2. Pelatihan dan Sistem pengawalan Teknologi

Agar pelaksanaan program lp padi-300dapat berjalan sesuai dengan rencana, makadipedukan tenaga peneliti, penyuluh, dan teknisilapang yang terampil dan mampu dalammenangani krisis produksi padi di propinsi Daerahlstimewa Yogyakarta. perlu , dilakukan sistempelatihan (TOT) dan pengawalan teknologi gunamenunjang kegiatan di lapangan.

Apresiasi pelatihan untuk menunjangprogram lP Padi-300 di Propinsi Daerah lstimewaYogyakarta diselenggarakan di tingkat propinsimaupun kabupaten. Sedangkan praktek dankunjungan lapangan (field fips) disetenggarakan diwilayah kecamatan dengan salah satu obyek carapengendalian OPT, misalnya tikus dengan sistemTBS.

23

Peserta TOT seluruhnya berjumlah 50 orang

yang'teioiri atas 25 oran! penyuluh pertanian

sarjana dan para- koordinitdr PPL di wilayah

p",ig"tO"ngan program lP Padi-300 Propinsi

Daerah lstimewa Yoiyakarta, ditambah sejumlah

I""O"i dari daerah- Tk ll yang terkait dengan

br6gram lP Padi-300.

a. Pelatihan

Materi-materi pelatihan :(1)' Pengjrahanofen (epafa Dinas Pertanian Tanaman Pangan

ii. i Fropinsi Daerah lstimewa Yogyakarta

tentang Keragaan Produksi padi; (2)' PengarahanPembina Pusat tentang kebijakan Program .lPP;ilCoo tingkat nasioial; (3)' Penjel1;lal 9TCamUaran Uhum tentang program lP Padi-300;(4\ Pola Tanam, TOT dln Walik Jerami Pada

5aem U;hatani Padi Sawan; (5)' PerbaikanV"tl"t". Padi Unggul Baru;'(6)' Beberapa Jenis

Cufma Penting -

Padi Sawah dan Cara

eengenoafi"nnyi; (7)' Teknologi PengendalianWH;g-Coktai Terpidu; l8) Pengamdan, danpengeioatian Penyql$ .Ilfgglerens l-lii"''paOl

paCi Sawah lP Padi-300; (S)' pengenda.lian

ffama Tikus Padi Sarruah; (10)' Kehilangan Hasilp"Oi O"n Cara Pencegahannya; (11)' KunjunganLapang berupa peragq!^penangkapan tikus

sawah- dengan sistem TBS- Kegiatan tgrsebytlnutr.ny" rio (3) sampai dengan no (11) dipandui".g.rtd oen' p"* peneliti dari Batttpa

Sukamandidan IPPTP'

. A

b. Pengawalan Teknologi

Akibat fenomena iklirn yakni terjadinyaEl-Nino diperkirakan produksi padi di PropinsiDaerah lstimerrva Yogyakarta akan turun. Olehkarena itu diperlukan upaya terobosan yangbersifat busrness unusual yang mampumeningkatkan Indeks Per-tanaman padimenjadi 3 kali tanam dan 3 kali panen dalamse{ahun atau lP Padi-300. Diperlukanpenyuluhan dan bimbingan secara terpadudalam menggerakkan petani untuk menerapkan teknologi, agar penerapannya dapatterkendalikan. Selain itu, peranan pemanfaatanKUT oleh petani dalam program lP Padi-300diharapkan dapat dilaksanakan secarakonsekuen. dengan demikian, penerapanteknologi dapat dikenda$kan yang padaakhimya keberhasilan progem dapat dicapai.

dalam pelaksanaan bimbingan tekno-logi, perlu diadakan pertemuan ditingkatkabupaten yang dihadiri oleh para pejabatterkait, masing-masing pejabat menyampai-kan secara oral kepada forum tentangbeberapa masalah yang pedu untukditangani.

25

B. Karakteristik Lokasi dan Petani

{. Lokasi

Penetapan lokasi lP Padi-300 berdasarkanidentifikasi dan konsuttasi dengan petugaspertanian di tingkat kabupaten dan kecamatansehingga didapatkan calon lokasi secara definitif.Lokasi berada pada pengairan setengah teknisdari selokan Van Der Wjk dan aliran sungaiWinongo, Bedog, Progo, Opak, Code, dan lain-lain.

2. Petani

Petani pelaksana lP Padl'300 di PropinsiDaerah lstimewa Yogyakarta umumnya petanikecil dengan pemilikan garapan kurang dari 1.000m2 jumlahnya melebihidari 69'0/o, sebagian antara1.000 - 2.000 m2 , dan sebagian kecil * 5 7ometebihi 2.000 m2. Garapan diatas t ha umumnyasawah bengkok yang dimilikioleh pamong desa.

26

Selain sebagai petani padi, umumnya jugamenanam palawija, memelihara temak ayamburas dan sabagian memelihara temakkambing/ternak besar. Sebagai contoh beberapapetani di kecamatan Minggir, Godean danMoyudan, di kabupaten Sleman, kecamatanSewon, Kasihan dan Sedayu di kabupaten Bantulumumnya juga sebagai pegawai negeri.

3. Pola Tanam Existing Petani

Pola tanam yang ada di kabupaten Slernanumumnya padi-padi-padi dan padi-padi-palawrla.Untuk kabupaten Bantul pola tanam diatur denganSK Bupati yang mengatur pola tanam denganpadi-padi-palawija atau padi-patawija.padi, danpada pertengahan bulan Juli sampai denganpertengahan Agustus tidak boleh ada tanamanpadi.

Untuk kabupaten Sleman lP Padi diterapkanpada areal cukup air dengan pola tanam padi-padLpadi, yang sebelumnya menanarn dengan varietasumur panjang antara lain Cisedane. Di dalampelaksanaan lP Padi-300 diganti dengan varietasumur pendek, antara lain lR-64, Memberamo, WayApo Buru, Cirata, dan lain-lain. Di kabupatenBantul diterapkan pada daerah dengan pola tanampadi-padi-palawija digeser dengan pola padi-padi-padi.

a t

C. Paket Teknologi

1. Introduksi. Varietas Unggul Baru

Varietas unggul baru (VUB) Yanqdiintroduksikan pada program lP PadF300 di

Propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta selain

VUB yang telah lama dikenal oleh masyarakat

taniseperti lR-64ada|ahvarietas-varietaspadiunggul baru sebagai pendamping lR-6-4

diantaranya adalah Way Apo Buru' Towuli'

Memberamo, Cirata dsb' Varietas ini memiliki

sifat yang hampir menyerupai lR-64 kecuali

Cirata, sehingga oleh masyarakat tani langsung

dapat diteriirl' Umur yang relatif pendek

menjadi prasyarat dalam introduksi varietas

ungiut baru 'ini

untuk dapat diprogramkan

dalam lP Padi-300'

. Sistem Pengolahan Tanah

dalam mengantisipasi singkatnya waKu

persiapan tanam pda pdaksanaan program lP

Padi.3oOdiPropinsiDaerah|stimewaYogyakartasistem pengonnan tanah dabm waktu singkat

dikerahkan Ltat pengotah tanah (traktofl seqra

masal. Pada sistem olah tanah berat ddam waktu

singkat mutlak diperlukan dat-aht mekanisasi

peianian seperti tra'l<tor tarqan dergan singkal dan

rotari yang O'*"n"k"n siang dan malam' sehingga

28

dalam waktu yang rdatif singlet yaitu antana 3 - Shari lahan sudah siap tanam. Sedangkan beberapagetani yang masih tersedia tenaga temaKpengdahan dengan menggunakan temak dandilakukan secae sempuma.

Sistem Pertanaman

Sistem pertanaman yang diintroduksikanpada pelaksanaan program lP Padi-300 diPropinsi Daerah lstimewa Yogyakarta adalahsistem tanam pindah dengan pesemaianpendahufuan ("ngrowoK) dan sistem TanamBenih Langsung (Tabela). Hat ini dimaksudkanuntuk mengantisipasi singkatnya waktupersiapan tanam agar dapat dicapai indekpertanaman 3 kali panen dalam satu tahun (lpPadi-300).

Sistem Panen dan Pasca Panen

Panen padi diintroduksikan dengansistem panen beregu dengan mekanisasi alatmesin pertanian terutama untuk perontok gabahbermotor (power thrcshefl. Hal ini dimaksudkanagar lebih efektif dan efisien dalam pengelolaanwaktu panen dan pasca panen.

29

o Sistem PemuPukan

Sistem pemupukan berimbang dengan

dosis an.luran berdasarkan rekomendasi

regional dimana seluruh lahan pertanaman padi

diinggap sebagai suatu iahan yang seragam'

d;; ' sesuJ bagi daerah ,

tertentu Yang

*"*ififi spesiflkasi khusus' Oleh karena itu'

sistem pemupukan berimbang spesifik lokasi

Vang Oibadasarkan pada hasil. analisis tanah

l"t"-rnp"t dipandang sebagai . salah satu

aiternatif pilihan dalam menentukan rekomen-

dasi pemupuKan yang lebih efektif-dan efisien'

eenggunaln iupur fosphat seperti TSP

yang dilakr["n s""ara terus menerus dalam

i*dr" waktu yang relatrf lama pada lahan

sawah, akan heiyeoaora.n .lahan menjadi

pnun fosphat yang mengakibatkan pemupukan

iospnat pada hhln tersebut menjadi kurang

"l"ftit dan eflsien' Akibat lain dari penjenuhan

iotpn"t di lahan sawah adalah akan memper-

dalam lapisan lumpur sehingga hara tanaman

Vang O"iada didekat lapisan kedapnya tidak

i"tj"ngf"u oleh perakaran tanaman padi yang

retltit -Oang

kal' Sistem Tabeta yan g tanaman nya

tidak mengalami sfagnasi pertumbuhan dan

pemotongan akar, m-rupakan jawaban untuk

mengantisiPasi keadaan ini'

30

Dari hasil penelitian yang dilakukan olehPusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Bogordiperoleh informasi bahwa rekomendasipemupukan spesifik lokasi dapat didasarkanatas analisis tanah terhadap kandungan unsurK (kalium) dan P (fosphat) potensiat sebagaiberikut (Tabel 1).

Sedangkan untuk penentuan rekomen-dasi pemupukan unsur nitrogen (N) didasarkanatas kebutuhan nitrogen optimum bagipertumbuhan dan perkembangan varietas padiyang digunakan (Tabet 2).

Tabel 1. Dasar umum rekomendasi pemupukan spesifiklokasi

Sumber : Anonimus (1996)

Waktu dan cara pemupukan tergantung padasistem tanam yang diterapkan. Untuk sistem tanampindah dan legowo seperti yang biasa dilakukan olehpetani selama ini sedangkan khusus untuk sistemTabela, waktu pelaksanaan pemupukan untuk pupuk

? 1

UnsurHara

HasilAnalisaTanah di

Laboratorium

Status P/Ktanah

Pemberian,sP-36(kq/ha)

PemberianKCI(kg/ha)

P d a n K< 20 mg/100 g

20 - 40 mg/100 g> rl0 mg/1009

RendahSedangTinggi

100 - 15050 -100

50

100 - 150100100

dasar yang terdiri atas ZA' TSP/SP36 dan KCI diberikan

pada saat umur tanaman menca9i 7 hari setelah

pelaksanaan ptnJ"t"n benih' Sedangkan untuk

pupuk susulan y"nJt"Citi hanya-Urea tablet diberikan

pada saat tanairan berumur 21 hari setelah

pelaksanaan Penebaran benih'

Tabel 2. Dasar rekomendasi pemupukan spesifik lokasi

untuk propinsi Daerah lstimewa Yogyakarta

(Anonimus, 1999)

Gerangan " =UreaTablet

VUB = Varietas padi unggul baru (lR-64' Memberamo'

Cirata, Towuti, Way npo Buru' dan Wdas)

Lokasi

Pupuk Urea' Pupuk SP-36 PuFuk KCI

/arietasRekomendasi(kg/ha)

P,Potenslalppm)

Rekomendasi

(kq/ha)

K. Holen- I KenulrErrL

sial(ppm) | (tonal

Bantul VUB 187.50-225 86,00 50,00 31,40

32,73

5 0 - / c

5 0 - 7 5SlemanVUB 187,50-225 88,63 50,00

3Z

2. Teknologi Petani

o Varietas Unggul

Varietas unggul yang digunakan dandisenangi petani diantaranya adalah varietasyang telah lama dikenal oleh masyarakat taniseperti lR-64, Cisedane, Way Sepuiih. Varietasini telah terlalu lama digunakan dan tidakdengan pergiliran varietas oleh petani sehinggasangat rawan terhadap serangan hama dinpenyakit tertentu sepertiwereng dan tungro.

o Sistem Pengolahan Tanah

Sistem pengolahan tanah dengantenggang waktu yang cukup lama ("dayuig')antara panen dan persiapan tanam telihterbiasa dilaksanakan oleh petani sehinggatidak mungkin dapat mencdpai lp padi-3b-O,sebab diperlukan tenggang waktu antara 30 -40 hari untuk mempersiapan lahan yang akanditanami, sambil menunggu umur bibi[ yangcukup dipesemaian. pengolahan dengaimenggunakan traktor tangan, bajak dengantenaga ternak dan sebagian menggunakancangkul.

o Sistem Pertanaman

Sistem pertanaman yang biasa digunakanpetani adalah sistem tanam pindah denganumur bibit di pesemaian antara ZS - 35 hari. Hal

ini dimaksudkan untuk menunggu sistemii"vi'i'i p;4." gepgqnT_-la{. densansistem seperu ,ni iridek pertanaman 3 kali

oanen dalam satu tjnun (tp paoi-soO) tidak

inungkin daPat dicaPai'

Sistem Panen dan Pasca Panen

Panen Padi umumnya dilaksanakan

secara individual, dengan peralatan yang

t".g"l sederhana yaitu kltam' sabit biasa dan

o!tg.';gi untuk pemungutan hasil' Sedangkan

,ntur. ierontokannya ala yang..menggunaKancara digebot ut"upun dengan diiles' Hal inilah

;;;; ;;;tlu"ox"h banvalinva kehilansan hasil

panen.

o Sistem PemuPukan

Sistem pemupukan yang dilakukan oleh

petani masih' jauh dari -sislem

pemupukan

berimbang dengan dosis anjuran berdasarkan

rekomendasi iegionat' Kebanyakan petani

hanya m"muPuf Padi dengan urea dan

iSilSp-go sedangkin pupuk. KCI hampir t idakp"in"n dibenkan' At<iOat oari sistem pemupuKan

ffi;i -;i

produktivitas padi tidak dapat

ditingkatkan. Penggunaan. pupuk fosphat

.ipJJi rsp vang -

dilakukan-,:"*t" terus

t"nutut oieh fetani dalam jangka waktu yang

relatif lama Pada lahan sawah' akan

menyebaUfan lahan menjadi jenuh fosphat

;;il;;;g;rio"tt"n lahah tersebut menjadi

J.+

kurang efektif dan efisien. Akibat lain daripenjenuhan fosphat di lahan sawah adalahakan memperdalam lapisan lumpur sehinggahara tanaman yang berada di dekat lapisankedapnya tidak terjangkau oleh perakarantanaman padi yang relatif dangkal. Akibat tidakberimbangnya sistem pemupukan oleh petani.maka tanaman padi akan sangat rawanterhadap serangan hama dan penyakittanaman.

D. Sarana Produksidan Permodalan (KUT)

Sarana produksi yang meliputi benih, pupukdan pestisida untuk pelaksanaan intensifikasi padipada umumnya dan lP Padi-300 pada khususnyatidak mengalami kesulitan karena selaindisediakan oleh KUD juga tersedia di kios swastamaupun kios kelompok tani.

Kredit KUT yang disediakan oleh BRI cukupbanyak, untuk tahun 1998/1999 disediakan plafonkredit sebesar 129 milyar rupiah untuk KUT padidan palawija se Propinsi Daerah lstimewaYogyakarta. KUT untuk petani pelaksana lP Padi-300 sangat menarik karena disediakan subsidiuntuk pupuk KCl. Harga pupuk KCI di pasar bebassebesar Rp. 2.000,-/kg sedang untuk KUT hanyasebesar Rp. 850,-/kg pada tahun 1998.

{. Pengadaan Sarana Produksi

Dapat melalui Kredit Usaha Tani (KUT)

Y.a?s- -*:"','s[ ;e':r 5""19# B.:ililll:ffrJfi. rl"[n,{p"r inorx) , sepertr benih';;ilk; n"tnitJu

'd'n ' -obat-obatan

latnnva

Penyusunan npiVnOff dilakukan bersama

aniara kepala J"*'-t"fom.pok tani dan PPL'

Untuk *u*p"tr"nJi penyaturan KUT ke petant

rlikenal sist# iitanetling dan Executing'

perbedaannv' xup Pilpui?l sebagai pencatat

dan kelompol i"ni aktif pada sistem chanelttng

dan KUD ariit paOa progr,?m executing' Fee

pupuk paoa'sisifr-"f i"nltt ing diberikan lebih

banyak ke *"'ii,'o"i.j"tl g:leada !:^,ly:setelah putunasan' KUT' Prosedyr'qen'V'':]il

;ilk o"ti ruo ke petani disajikan paoa

Gambar 1 '

2 ' M a s u k a n T e k n o | o g i B u d i d a y a l P P a d i - 3 0 0dan Kelembagaan

Dapat berupa beni! unggul baru' sistem

tanam, pu*uput"n berimbang' pemberantasan

hama dan penyakit terpadu {SPHT)' dan pasca

panen- Sistem'tanam dapat dilakukan dengan

l,unggun"r;n' Tabela' T"!]n' Tanam Jalar

Legowo trfu*oi Tanpa Olah Tanah (TOT)'

Gogo n"n6'-Jln Mina Padi' Pengendalian

hama O"n J"nv"kit dapat menggunaf"is:t-"IPengendalln''H"t"' O"n Penyakit Terpaou

36

(SPHT). Panen dilakukan pada umur panenoptimum dengan sabit bergerigi sedangkanpenanganan pasc€r panen dengan memanfaat-kan fasilitas unit penggilingan KUD/desa atauRMU setempat. Untuk meningkatkankemampuan petani dalam keterlibatan merekadilakukan pelatihan, temu teknis, temu lapangs@ara periodik. Perlu disiapkan Posko lP Padi-300 sebagai sumber komunikasi, informasi dankonsultasi baik di kabupaten, kecamatan dandesa serta UHP.

3. Tenaga Detasering

Terdiri dari peneliti, penyuluh dan teknisiyang bersifat multi disiplin dengan beberapatugas antara lain: (a) membantu menyusunRDI(RDKK; (b) menyusup pola tanam;(c) melakukan penyuluhan/ pelatihan/ pembim-bingan petani peserta dalam penerapan tek-nologi; (d) melaksanakan koordinasi/ konsuftasidengan pihak-pihak terkait; (e) monitoringperkembangan lP Padi-300 dilapangan dan; (0melaksanakan kegiatan Super lmposed Trialserta melakukan pengamatan dan pengukurandalam memperoleh data penelitian.

37

PT. PUSRI ILINI.II

1. KUT

Gambar 1. Penyafuran pupuk dari KUD ke Petani, sistemKUT dan non KUT

Keterangan :1. KUD penyalur menerima pupuk KUT dari PT Pusri yang

telah dicairkan dari BRl.2. Pupuk non KUT dibeli dari PT Pusri oleh KUD penyalur

langsung disalurkan ke TPK KUD atau pengecer pupukswasta.

3. a. KUD menyalurkan KUT ke kelompok tani dengan sistemExeanting.

b. KUD menyalurkan KUT ke kelompok tani dengnn sistemChanelling

38

1. KUT Eiecuting2. Non KUT

PETANI PETANI PETANI PETANI PETANI

IX.PENYUSUNAN DATA BASE PRODUKSI PAI.IGAN

Selama kegiatan lP padi-300 diupayakan untukdapat menghasilkan data yang akurat tentang informasiyang teqadi di lapangan. Beberapa data yangdimaksudkan adalah data hasil lp padi 300, polaketersediaan lahan, lokasi, areal, analisis ekonomi.teknologi untuk pengembangan selanjutnya, analisisdinamika kelompok tani, dinamika kelembagaankeragaan usahatani serta data lain yang di pandangterkait dengan kegiatan dan yang sangat diperlukan.Farm Record Keeping diperlukan dalam setiap kegiatanlP Padi-300 untuk melakukan data di lapangan.

X. MONITORING, EVALUAST DAN PELAPORAN

Tingkat keberhasilan program lp padi-300 dapatdipantau dari kegiatan monitoring ,dan evaluasi dilapangan oleh tim komisi pengkajian dan tim teknispengkajian Propinsi Daerah lstimewa yogyakarta dantingkat kabupaten, kecamatan, Desa dan kelompok tani.Hasil-hasil dari pemantauan sebaiknya dilaporkan setiapdua mingguan, bulanan, dan triwulan secara berkala danintensif. Sedangkan evaluasi dilakukan setiap bujansemua dengan jadwal palang operasional

39

PUSTAKA

Anonimus, 1996' Laporan Teknis^ SUTPA Propinsi

Daerah lstimewa Yogyakarta- 27 hal

Anonimus, 1998' ffi;'Jinouati Teknologi lP Padi-

3oQ'.Badan'-fitb'*g Pertanian' Departemen

Pertanian, Juli 1998' 52 ha\' .Anonimus, 1998. f"ngk"h Operasional SUP Padi MH

1998/199s JiJ"*" tengah' Raker Badan Litbang

pertanian, tgi. a - 13 Agustus 1998, Yogyakarta.

5 hal.Anon imus, lggg.Laporantekn is .p rogram|P.Pad i .300

Proipinsi O""i"n lstimewa Yogvakarta ?q h1-

--Mangkey, A, rggS' l-angkah Operasional Pelaksanaan

Sup MH.'Gs8/rdgg di Propinsi Sulawesi Utara'

Raker eaaan- UitOang Pertanian' tgl' 12 - 13

Agustus 1998, YogYakarta ' 24 hal

Mudjisihono, n, rg!i' AJhan rekomen'dasi tanam benih

hngsung Oabela)' -Disampaikan pada pertemuan

koordinasi' -intensifikasi

nasional SESDAL ' -

BIMAS, tgf if - ro Jufi 1997' Semarang' 21 hal'

40