Imunologi Kanker

32
KEMOTERAPI KANKER Putu Egik Prasetya Candra Gunawan NRP : 1130224 Kelas : F FAKULTAS FARMASI 1

Transcript of Imunologi Kanker

KEMOTERAPI KANKER

Putu Egik Prasetya Candra Gunawan

NRP : 1130224

Kelas : F

FAKULTAS FARMASI

1

UNIVERSITAS SURABAYA

20141. Definisi Kanker

Kanker adalah istilah yang digunakan untuk suatu

kondisi di mana sel telah kehilangan pengendalian dan

mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang

tidak normal, cepat, dan tidak terkendali. Terdapat

lebih daripada 100 jenis kanker dan setiapnya

diklasifikasi berdasarkan jenis sel yang terlibat.

Sejalan dengan pertumbuhan dan kembang biaknya, sel-sel

kanker membentuk suatu massa dari jaringan ganas yang

menyusup ke jaringan sehat di sekitarnya yang dikenal

sebagai invasif. Di samping itu, sel kanker dapat

menyebar (metastasis) ke bagian alat tubuh lainnya yang

jauh dari tempat asalnya melalui pembuluh darah dan

pembuluh getah bening sehingga tumbuh kanker baru di

tempat lain dan hasilnya adalah suatu kondisi serius

yang sangat sulit untuk diobati.

Ada lima kelompok besar yang digunakan untuk

mengklasifikasikan kanker yaitu karsinoma, sarkoma,

limfoma, adenoma dan leukemia.

Karsinoma ialah kanker yang berasal dari kulit

atau jaringan yang menutupi organ internal.

Sarkoma ialah kanker yang berasal dari tulang,

tulang rawan, lemak, otot, pembuluh darah, atau

jaringan ikat.

2

Limfoma ialah kanker yang berasal dari kelenjar

getah bening dan jaringan sistem kekebalan tubuh.

Adenoma ialah kanker yang berasal dari tiroid,

kelenjar pituitari, kelenjar adrenal, dan jaringan

kelenjar lainnya.

Leukemia ialah kanker yang berasal dari jaringan

pembentuk darah seperti sumsum tulang dan sering

menumpuk dalam aliran darah.

2. Faktor Penyebab Kanker

Terdapat empat faktor penyebab kanker seperti

biologis, lingkungan, makanan dan psikologis. Keempat-

empat faktor penyebab kanker tersebut dijelaskan

seperti berikut :

Biologis

o Keturunan

Sejumlah penelitian menemukan bahwa sekitar

5% dari kasus kanker diakibatkan oleh faktor

keturunan. Faktor keturunan ini memang susah

untuk dihindari.

o Hormon

Hormon estrogen yang berlebihan dalam tubuh

dapat meningkatkan kemungkinan terjangkitnya

kanker kandungan dan kanker payudara. Sedang

3

hormon progesteron dapat mencegah timbulnya

kanker endometrium, tetapi meningkatkan resiko

kanker payudara. Kedua jenis hormon tersebut

banyak digunakan sebagai bahan pil KB maupun

terapi hormon pada wanita menopause. Penggunaan

jangka panjang dapat mengurangi resiko kanker

kandungan dan endometrium, tetapi meningkatkan

resiko kanker payudara dan kanker hepar

o Virus dan kuman

Virus human papilloma (HPV), merupakan

penyebab utama kanker leher rahim dan dapat

meningkatkan resiko timbulnya kanker jenis lain.

Virus hepatitis B dan hepatitis C dapat memicu

timbulnya kanker hati. Virus human T-cell

leukemia/lymphoma (HTLV-1) meningkatkan resiko

limfoma dan leukemia. Virus human

immunodefisiensi (HIV) yang dikenal sebagai

penyebab AIDS ini meningkatkan resiko limfoma

dan Kaposi’s sarcoma. Virus Epstein-Barr

meningkatkan resiko terjangkitnya limfoma. Virus

human herpes 8 (HHV8) dapat menyebabkan Kaposi’s

sarcoma. Helicobacter pylori penyebab luka

lambung dan usus juga dapat menimbulkan kanker

di sepanjang saluran pencernaan. Untuk

mengurangi kemungkinan tertular virus/bakteri

tersebut, hindari berganti-ganti pasangan

4

seksual, juga jangan saling bertukar sikat gigi,

jarum, sisir, peralatan makan, dan sebagainya.

Lingkungan

o Tembakau

Asap rokok/tembakau yang dihirup baik perokok

aktif maupun perokok pasif dapat menyebabkan

kanker paru, pita suara, mulut, tenggorokan,

ginjal, kandung kencing, kerongkongan, perut,

pankreas, leukemia, dan leher rahim. Bukan hanya

asapnya, bahkan sering menghirup aroma tembakau

serta mengunyahnya juga dapat menyebabkan

kanker.

o Penyinaran yang berlebihan

Sinar matahari pagi baik untuk kesehatan.

Tetapi sinar matahari siang yang banyak

mengandung ultraviolet dapat menyebabkan kanker

kulit. Sinar ultraviolet dapat menembus kaca,

pakaian yang tipis, juga dapat dipantulkan oleh

pasir, air, salju, dan es. Perlu diingat bahwa

lampu-lampu ultraviolet yang banyak dijual di

toko juga dapat menyebabkan kanker.

o Polusi udara

Menurut Chen Zichou, seorang ahli Institut

Penelitian Kanker, penyebab utama meningkatnya

jumlah kanker di China disebabkan polusi udara,

lingkungan, dan kondisi air yang kian hari kian

memburuk.

5

o Makanan

Banyak zat kimia yang ditambahkan dalam

makanan dapat menjadi pemicu kanker, misalnya

zat pengawet, pewarna buatan, pemanis buatan dan

perasa buatan. Padahal, hampir semua

makanan/minuman produksi pabrik atau yang dijual

di restoran mengandung zat-zat tambahan

tersebut. Selain itu, kebanyakan sayur-sayuran

dan buah-buahan ditanam dengan mengandalkan

pupuk buatan dan pestisida. Makanan yang

dipanggang, dibakar, atau digoreng dengan minyak

jelantah juga berpotensi menyebabkan kanker.

Psikologis

o Stress

Kondisi stress dapat melemahkan respon

imunitas tubuh. Menurunnya sistem imunitas ini

mempermudah sel-sel kanker menyerang tubuh

karena kemampuan sel imun untuk mengenal dan

melawan musuh tidak dapat berfungsi secara baik.

3. Proses Terbentuknya Kanker

Secara singkat kanker terjadi melalui tiga tahap

yaitu tahap inisiasi, promosi, dan progresi. Tiap-tiap

tahap ini menentukan perkembangan kanker di dalam tubuh

manusia.

6

Inisiasi

Inisiasi adalah kondisi awal yang memungkinkan

terjadinya perkembangan kanker di dalam tubuh. Suatu

sel dapat rentan menjadi kanker ketika dirangsang

oleh zat kimia karsinogen yang menempel pada

reseptor sel. Zat kimia yang menempel pada reseptor

ini kemudian akan berinteraksi dengan DNA dan

mengakibatkan perubahan-perubahan struktur DNA atau

mutasi. Zat kimia juga mengakibatkan gangguan pada

sel khusus yang berperan dalam menekan pertumbuhan

kanker dalam tubuh yaitu protooncogene dan tumor

suppressor gene. Protooncogene adalah bentuk tidak

aktif dari oncogene yang berperan dalam memicu

perkembangan sel kanker, sedangkan tumor suppressor

gene adalah gen yang berperan dalam menekan

perkembangan sel-sel tumor. Pada proses inisiasi,

paparan zat kimia akan mengaktifkan protooncogene

menjadi oncogene dan menonaktifkan tumor suppressor

gene.

Sel-sel yang telah terinisiasi ini akan menjadi

sangat rentan dan berpotensi menjadi kanker. Namun,

sel inisiasi tidak akan berkembang tanpa adanya

pemicu dari agen-agen promotor di dalam tubuh.

Promosi

Sel-sel terinisiasi di dalam tubuh merupakan sel

yang sangat rentan terhadap gangguan. Sel

terinisiasi dapat menjadi kanker apabila

7

berinteraksi dengan agen promotor di dalam tubuh

seperti hormon polypetida, hidrokarbon halogen,

tingginya konsumsi kalori, dan keberadaan xenobiotic

di dalam tubuh seperti sakarin, phorbol asetat,

fenobarbital, butyl hidroksitoluen, estradiol, dan

nafenopin. Namun, perkembangan sel inisiasi menjadi

kanker dapat menghilang dengan sendirinya apabila

diikuti dengan berkurangnya paparan agen-agen

promotor tersebut di dalam tubuh melalui proses

metabolisme. Sel inisiasi dapat menjadi kanker

apabila terjadi interaksi secara terus menerus oleh

agen promotor. Jadi proses promosi ini sangat

tergantung kapada faktor fisiologis, seperti umur,

pola makan, dan faktor hormone di dalam tubuh

(individual susceptibility).

Agen promotor tidak berikatan secara langsung

dengan DNA pada sel inisiasi. Agen promotor biasanya

berikatan dengan reseptor permukaan sel. Pada ikatan

ini akan merangsang pengeluaran enzim kinase yang

berperan dalam fosforilasi dan aktivasi transkripsi

tumor suppressor gene seperti CREB, Myc, dan E2F.

Proses regulasi transkripsi DNA sangat tergantung

kepada reseptor sitoplasma bersama ligan. Pada

proses resptor sitoplasma biasanya meliputi

interaksi protein, fosforilasi, dan proses perubahan

transkripsi DNA melalui interaksi transkripsi

faktor. Pada kasus ini, pada sel yang telah

8

terinisiasi banyak agen promotor yang menyebabkan

gangguan pada proses sinyal-sinyal transkripsi DNA.

Gangguan sinyal ini kemudian akan menyebabkan

gangguan transkripsi DNA dan pembelahan sel yang

tidak terkontrol.

Progresi

Pada proses ini, terjadi perkembangan neoplasma

yang ditandai dengan pertumbuhan sel secara drastic,

invasi sel-sel baru, metastatis, respon hormonal,

dan perubahan morfologi secara independen.

Sel kanker harus melepaskan diri dari kelompoknya

(primary tumor) untuk mengadakan invasi kedaerah

sekitarnya, berusaha menembus pembuluh lymphe atau

secara langsung mencari pembuluh darah, berjuang

melawan proses pertahanan tubuh (host immune defense),

berhenti diorgan tujuannya dan memulai berkembang

biak di lingkungan barunya (secondary tumor).

Metastasis tumor ganas dapat melalui bermacam-

macam, yaitu :

o Infiltratif

Adalah penyebaran ke jaringan sekitarnya,

terjadi secara perlahan-lahan, sel-sel kanker

menyebuk ke dalam jaringan sehat sekitarnya

atau di dalam ruang antara sel.

o Limfogen

Yaitu sel-sel kanker masuk ke dalam pembuluh

limfe dan merupakan embolus masuk ke dalam

9

kelenjar getah bening regional dan melekat pada

simpainya.

o Hematogen

10

Yaitu lewat pembuluh darah. Masuknya sel-sel

kanker ke dalam pembuluh darah.

o Implantasi

11

Biasanya terjadi di meja operasi, misalnya

jika alat telah digunakan untuk operasi dan

dipakai untuk operasi lagi tanpa disterilkan

terlebih dahulu.

o Perkontinuitatum

12

Yaitu kontak langsung, misalnya tumor gaster

menjalar ke ovarium.

13Gambar 1. Proses Terbentuknya Sel Kanker

4. Antigen Kanker

Antigen kanker merupakan substansi antigenic yang

diproduksi oleh sel kanker yang menyebabkan respon imun

dalam host. Antigen kanker diklasifikasikan berdasarkan

ekspresi yang dihasilkan yaitu Tumor Spesific Antigens yang

hanya terdapat pada sel kanker dan tidak terdapat

dalam sel normal, serta Tumor Associated Antigens, yang

hanya terdapat dalam beberapa sel kanker dan juga

terdapat dalam beberapa sel normal. Selain

diklasifikasi berdasarkan bentuk ekspresi dari antigen,

antigen kanker secara modern dapat dikasifikasikan

berdasarkan struktur molecular dan asalnya yaitu :

Produk dari sel onkogen yang termutasi dan gen

tumor suppressor

Prosuk dari gen lain yang telah termutasi

Protein seluler yang tereksposur

Antigen yang dihasilkan oleh virus antigen

Antigen oncofetal

Glikolipid dan glikoprotein dari permukaan sel

yang terpengaruh oleh sel kanker

Antigen yang terdiferensiasi berdasarkan tipe sel

yang spesifik

Adapun beberapa antigen dari berbagai macam kanker

yaitu :

Tumor antigen Tumor inwhich it is

found

Remarks

Alphafetoprotein(AFP)

Germ cell tumors

14

Hepatocellular carcinoma

Carcinoembryonicantigen (CEA)

bowel cancers

Occasional lung or breast cancer

CA-125 Ovarian cancer

MUC-1 breast cancer

Epithelial tumorantigen (ETA)

Breast cancer

Tyrosinase Malignant melanoma

normally present in minute quantities; greatly elevated levels in melanoma

Melanoma-associated antigen (MAGE)

malignant melanoma

Also normally present in the testis

Abnormal products of RAS

Various tumors

5. Komponen Imun yang Terlibat dalam Respon Terhadap

Kanker

Komponen Imunitas Seluler

Sel T merupakan komponen utama dalam imunitas yang

bertanggung jawab untuk mengarahkan pengenalan dan

pembinasaan sel kanker. Sel T bertindak sebagai

pengawas imunologik (immunologic surveillance),

kemudian berproliferasi dan menghancurkan sel

kanker yang dimodulasi oleh sistem imunitas yang

lain, dimana dalam hal ini antibodi humoral (ADCC)

yang berperan dalam pengarahan melawan sel kanker

memulai interaksi yang berakibat pada kematian sel

15

kanker. Berbeda dengan sel T, suppressor T

menghambat respon imun melawat kanker

Limfosit T sitotoksik (Cytotoxic T Lymphocytes)

berperan dalam pengenalan antigen dari sel target

dan menyebabkan lisis pada sel tersebut. Antigen

dapat berada di permukaan protein sel atau berada

dalam protein intraseluler, contohnya TAA yang

diekspresikan kepermukaan dengan molekul major

histocompatibility complex kelas I. Limfosit T

sitotoksik yang spesifik terdapat pada

neuroblastoma, melanomas malignant, sackoma, dan

carcinoma paa colon, payudara, serviks,

endometrium, ovarium, testis, nasofaring, dan

ginjal.

Sel NK (Natural Killer) merupakan sel efektor dengan

aktivitas pembasmi sel kanker. Berbeda dengan CTL,

sel NK tidak dapat mengenali reseptor antigen

tetapi masih bias mengenali sel normal yang

terinfeksi virus atau sel kanker. Aktivitas

pembasmi sel kanker dikatakan bersifat alamiah

karena tidak diinduksi oleh antigen. Mekanisme sel

NK dapat mengenali sel normal dan abnormal masih

dipelajari lebih lanjut.

Makrofag dapat membunuh sel kanker spesifik

apabila dikombinasikan dengan faktor termasuk

limfokinin (faktor terlarut yang diproduksi sel T)

16

dan interferon. Mekanisme makrofag kurang efektif

dibandingkan CTL.

Sel dendritik merupakan sel pengenal antigen yang

terdapat dalam jaringan protektif (misalnya,

kulit, getah bening). Sel dendritic memainkan

peran sentral dalam inisiasi respon imun spesifik

tumor. Sel-sel ini mengambil protein tumor

terkait, mengolahnya, dan TAAS (Tumor Associated

Antigen) hadir untuk sel T untuk merangsang respon

CTL terhadap tumor. Kehadiran sel dendritik pada

jaringan tumor berkorelasi dengan peningkatan

prognosis.

Limfokin yang diproduksi oleh sel imun merangsang

pertumbuhan atau menyebabkan aktivitas sel

kekebalan lainnya. Limfokin tersebut termasuk IL-

2, juga dikenal sebagai faktor pertumbuhan sel T,

dan interferon. IL-12 yang diproduksi oleh sel

dendritik dan khusus menginduksi CTLs, sehingga

meningkatkan respon imun antitumor.

Sel T regulatory biasanya hadir dalam tubuh dan

membantu mencegah reaksi autoimun. Sel ini

diproduksi selama fase aktif respon imun terhadap

patogen dan membatasi respon kekebalan yang kuat

yang dapat merusak host. Akumulasi sel ini pada

kanker menghambat respon imun antitumor.

Sel penekan myeloid yang terdiri dari sel-sel

myeloid belum matang dan prekursornya. Sel-sel ini

17

terakumulasi dalam jumlah besar pada kanker dan

poten untuk menekan respon imun.

Komponen Imunitas Humoral

Berbeda dengan imunitas sel T sitotoksik, antibodi

humoral tidak memberikan perlindungan yang signifikan

terhadap pertumbuhan tumor. Kebanyakan antibodi tidak

bisa mengenali TAAS (Tumor Associated Antigens).

Antibodi humoral yang bereaksi dengan sel-sel tumor in

vitro telah terdeteksi dalam serum pasien dengan

berbagai tumor, termasuk limfoma Burkitt; melanoma

maligna; osteosarcoma; neuroblastoma; dan karsinoma

paru-paru, payudara, dan saluran pencernaan. Antibodi

sitotoksik diarahkan terhadap antigen permukaan sel

tumor. Antibodi ini dapat memberi efek anti-tumor

melalui fiksasi komplemen atau sebagai pemberi sinyal

untuk penghancuran sel tumor dengan sel T (sel

sitotoksisitas antibodi-dependent). Populasi lain

antibodi humoral, yang disebut meningkatkan antibodi

(blocking antibodi), sebenarnya mendukung hambatan

pertumbuhan tumor.

6. Respon Imun Terhadap Kanker

18

Dua mekanisme antibodi diketahui dapat

menghancurkan target kanker yaitu, Antibody dependent

cell mediated cytotoxicity (ADCC) dan Complement

Dependent Cytotoxicity. Pada ADCC, antibodi IgG

spesifik berikatan terhadap Tumor Associated Antigen

(TAA) dan sel efektor yang membawa reseptor untuk

bagian Fc dari molekul Ig. Antibodi bertindak sebagai

jembatan antara efektor dan target. Antibodi yang

terikat dapat merangsang pelepasan superoksida atau

peroksida dari sel efektor. Sel yang dapat bertindak

sebagai efektor di sini adalah limfosit null (sel K),

monosit, makrofag, lekosit PMN (polimorfonuklear) dan

fragmen trombosit. Ini akan mengalami lisis optimal

dalam 4 sampai 6 jam

Pada Complement Dependent Cytotoxicity, pengikatan

antibodi ke permukaan sel tumor menyebabkan rangkaian

peristiwa komplemen klasik dari C 1,4,2,3,5,6,7,8,9.

Komponen C akhir menciptakan saluran atau kebocoran

pada permukaan sel tumor. IgM lebih efisien dibanding

IgG dalam merangsang proses ini.

Pada pemeriksaan patologi-anatomik tumor, sering

ditemukan infiltrat sel-sel yang terdiri atas sel

fagosit mononuklear, limfosit, sedikit sel plasma dan

sel mastosit. Meskipun pada beberapa neoplasma,

infiltrasi sel mononuklear merupakan indikator untuk

prognosis yang baik, pada umumnya tidak ada hubungan

antara infiltrasi sel dengan prognosis. Sistem imun

19

yang nonspesifik dapat langsung menghancurkan sel tumor

tanpa sensitisasi sebelumnya. Efektor sistem imun

tersebut adalah sel Tc, fagosit mononuklear,

polinuklear, Sel NK. Aktivasi sel T melibatkan sel Th

dan Tc. Sel Th penting pada pengerahan dan aktivasi

makrofag dan sel NK.

Kontak langsung antara sel target dan limfosit T

menyebabkan interaksi antara reseptor spesifik pada

permukaan sel T dengan antigen membran sel target yang

mencetuskan induksi kerusakan membran yang bersifat

letal. Peningkatan kadar cyclic Adenosine Monophosphate

(cAMP) dalam sel T dapat menghambat sitotoksisitas dan

efek inhibisi Prostaglandin (PG) E1 dan E2 terhadap

sitotoksisitas mungkin diperantarai cAMP. Mekanisme

penghancuran sel tumor yang pasti masih belum diketahui

walaupun pengrusakan membran sel target dengan

hilangnya integritas osmotik merupakan peristiwa akhir.

Pelepasan Limfotoksin (LT), interaksi membran-membran

langsung dan aktifitas sel T diperkirakan merupakan

penyebab rusaknya membrane. Interleukin (IL),

interferon (IFN) dan sel T mengaktifkan pula sel NK.

Lisis sel target dapat terjadi tanpa paparan

pendahuluan dan target dapat dibunuh langsung. Kematian

sel tumor dapat sebagai akibat paparan terhadap toksin

yang terdapat dalam granula, produksi superoksida atau

aktivitas protease serine pada permukaan sel efektor.

20

Aktivitas NK dapat dirangsang secara in vitro dengan

pemberian IFN.

Penghambatan aktivasi sel NK terlihat pada

beberapa PG (PGE1, PGE2, PGA1 dan PGA2), phorbol ester,

glukokortikoid dan siklofosfamid. Sel NC (Natural

Cytotoxic) juga teridentifikasi menghancurkan sel

tumor. Berbeda dengan sel NK, sel NC kelihatannya

distimulasi oleh IL-3 dan relatif tahan terhadap

glukokortikoid dan siklofosfamid (Halim, B dan Sahil,

MF, 2001).

Selain itu, sitotoksisitas melalui makrofag

menyebabkan makrofag yang teraktivasi berikatan dengan

sel neoplastik lebih cepat dibanding dengan sel normal.

Pengikatan khusus makrofag yang teraktivasi ke membran

sel tumor adalah melalui struktur yang sensitif

terhadap tripsin. Pengikatan akan bertambah kuat dan

erat dalam 1 sampai 3 jam dan ikatan ini akan mematikan

sel. Sekali pengikatan terjadi, mekanisme

sitotoksisitas melalui makrofag berlanjut dengan

transfer enzim lisosim, superoksida, protease, faktor

sitotoksis yang resisten terhadap inhibitor protease

dan yang menyerupai LT. Sekali teraktivasi, makrofag

dapat menghasilkan PG yang dapat membatasi aktivasinya

sendiri. Makrofag yang teraktivasi dapat menekan

proliferasi limfosit, aktivitas NK dan produksi

mediator. Aktivasi supresi dapat berhubungan dengan

pelepasan PG atau produksi superoksida. Sebagai

21

tambahan, makrofag dapat merangsang dan juga menghambat

pertumbuhan sel tumor. Makrofag dapat pula berfungsi

sebagai efektor pada ADCC terhadap tumor. Indometasin

dapat menghambat efek perangsangan makrofag pada

pertumbuhan tumor ovarium yang diperkirakan

prostaglandin mungkin berperan sebagai mediatornya. Di

samping itu makrofag dapat menimbulkan efek negatif

berupa supresi yang disebut makrofag supresor. Hal

tersebut dapat disebabkan oleh tumor itu sendiri atau

akibat pengobatan.

7. Kemoterapi Kanker

1. Golongan sitotoksik, termasuk pada golongan ini

adalah:

Senyawa pengalkilasi dan turunannya, yang dapat

membentuk ikatan kovalen dengan DNA sehinga

terjadi hambatan replikasi sel.

Nitrogen mustard :

- Siklofosfamid digunakan sebagai imuno

supresan. Dimana mempunyai efek samping

nausea dan vomiting, depresi sumsum tulang

belakang, dan cystitik hemoragik.

- Estramustin, merupakan kombinasi mustin

atau khlor metin dengan hormone estrogen,

dengan demikian memiliki aksi sitotoksik

22

dan aksi hormonal. Banyak digunakan untuk

terapi kanker prostat.

- Nitrosurea, sperti khloro etilnitrosurea

lomustine dan carmustine keduanya bersifat

larut dalam lipid, sehingga dimanfaatkan

untuk terapi tumor otak atau selaput otak

(meninges). Namun mempunyai efek samping

depresi sumsum tulang belakang.

Senyawa platinum:

- Cisplatin, bersifat larut air, terdapat 2

atom platinum sentral yang dikelilingi

dengan dua atom khlorun dan dua gugus

ammonia. Pada saat memasuki sel, Cl- akan

mengalami disosiasi, meninggalkan kompleks

reaktif dan berinteraksi dengan DNA

sehingga terjadi denaturasi DNA local.

Cisplatin bermanfaat untuk terapi tumor

pada testis dan ovarium.

- Carboplatin; Oxaliplatin

- Dacarbazine:

Dacrabazin merupakan produk yang mengalami

aktivasi di hepar menjadi metabolit aktif,

yang pada sel sasaran akan mengalami

pemecahan dan terjadi rilis senyawa

pengalkilasi. Efek samping yang dapat

terjadi adalah mielotoksik, nausea, dan

vomiting.

23

- Temozolimid

2. Golongan antimetabolit, yaitu memiliki aksi memblok

satu atau lebih alur metabolism, sehingga menyebabkan

gangguan pada sintesis DNA dan memicu terjadinya

apoptosis, yang berakibat pada kematian sel.

Antagonis Folat:

Methotrexat, sukar larut dalam lipid sehingga

sukar menembus sawar darah otak. Folat

mengalami proses ambilan secara aktif masuk

ke dalam sel yang selanjutnya diubah menjadi

poliglutamat. Folat mengalami reduksi menjadi

dihidrofolat (FH2) oleh enzim dihidrofolat

reduktase, selanjutnya menjadi

tetrahidrofolat (FH4), yang beraksi sebagai

koenzim pada perubahan 2’-deoxyuridylat

(DUMP) menjadi 2’-deoxytimidilat (DTMP), yang

selanjutnya diperlukan untuk sintesis DNA dan

purin. Selama proses perubahan DUMP menjadi

DTMP, maka FH4 diubah kembali menjadi FH2.

Methotrexat memiliki afinitas terhadap

dihidrofolat reduktase yang lebih besar

dibandingkan dengan FH2, sehingga terjadi

inhibisi enzim dan pengosongan FH4

intraseluler. Efek samping yang dapat terjadi

adalah depresi sumsum tulang belakang,

kerusakan epithel saluran cerna, Pnemonitis.

24

Analog Pirimidin :

- Fluorousil memiliki aksi gangguan terhadap

sintesis DMTP. Fluorousil mengalami

konversi menjadi fluorodeoksiuridin

monofosfat (FDUMP), yang selanjutnya akan

berinteraksi dengan thimidilat sintase,

dengan demikian akan mencegah pembentukan

DTMP. Selanjutnya terjadi inhibisi

sintesis DNA, namun sintesis RNA dan

protein tidak dihambat. Efek samping yang

dapat terjadi adalah kerusakan ephitel

saluran cerna, mielotoksik, gangguan

cerebellum.

- Raltitrexed menginhibisi thimidilat

sintase.

- Pemetrexed menghambat thimidilat

transferase.

- Capecitabin mengalami metabolism menjadi

fluorousil. Sedangkan Gemcitabine

merupakan analog cytarabin baru dengan

efek samping yang lebih kecil, seperti

sindrom mirip influenza dan mielotoksik

ringan. Obat ini sering dikombinasikan

dengan obat lain seperti cisplatin.

- Cytarabin memiliki aksi menghambat

inhibisi terhadap DNA polymerase.

Analog Purin:

25

- Fludarabin akan mengalami metabolisme

menjadi metabolit bentuk trifosfat yang

memiliki aksi menginhibisi sintesis DNA

dengan cara yang serupa dengan cytarabin.

Efek samping yang dapat terjadi adalah

mielosupresif.

- Pentostatin memiliki aksi menginhibisi

adenosine deaminase sehingga terjadi

hambatan transformasi adenosine menjadi

inosin. Dengan demikian metabolisme purin

akan terganggu dan berdampak pada

proliferasi sel.

- Cladribine, Mercaptopurin dan Tioguanin

digunakan dalam terapi leukemia.

3. Antibiotik Sitotoksik

Golongan anthrasiklin

Doxorubicin memiliki aksi dapat menginhibisi

DNA, memiliki efek pada enzim topoimerase II

atau DNA girase, sehingga terjadi peningkatan

proliferase sel dan hambatan pembentukan

rantai helix DNA. Efek samping yang dapat

terjadi adalah ekstravasasi ditempat injeksi,

terjadi kerontokan rambut, kerusakan kardiak

yang berdampak pada disritmia dan gagal

jantung.

26

Dactinomycin berpengaruh pada enzim RNA

polymerase sehingga terjadi gangguan pada

proses transkripsi. Selain itu juga memiliki

efek pada topoisomerase II. Kegunaannya untuk

terapi kanker pada anak-anak.

Bleomisin dapat berikatan dengan logam dan

membentuk senyawa khelat. Obat ini memiliki

aksi degradasi pada pembentukan DNA, sehingga

menyebabkan fragmentasi dan rilis basa bebas.

Dalam hal ini terjadi pembentukan khelat dan

ion ferro dan berinteraksi dengan oksigen,

sehingga terjadi oksidasi senyawa besi dan

pembentukan superoksidasi dan radikal

hidroksil. Efek samping yang dapat terjadi

adalah mielosupresif yang ringan, fibrosis

pulmonary yang serius, reaksi alergi

mukokutaneous yang terjadi pada telapak

tangan (the palms), dan terjadi

hiperpireksia.

Mytomicin dapat berikatan dengan gugus

guanine di nucleus sehingga terjadi degradasi

DNA dan pembentukan radikal bebas. Pemakaian

obat ini dapat menimbulkan mielosupresif,

kerusakan ginjal serta fibrosis jaringan

paru-paru.

Procarbazin memiliki metabolit dengan aksi

menginhibisi sintesis DNA dan RNA serta

27

terjadi gangguan pada interfase mitosis. Obat

ini digunakan untuk terapi penyakit Hodgkin.

Pada sistem saraf pusat menyebabkan efek

depresan. Procarbazin merupakan inhibitor

monoamine oksidase ringan yang dapat

menimbulkan efek hipertensi apabila diberikan

bersamaan dengan obat simpatomimetik lain.

Obat ini memiliki sifat leokaemogenik,

carsinogenik dan teratogenik.

Hydroxycarbazine adalah senyawa analog urea

yang memiliki aksi menginhibisi

ribonukleotida reduktase, sehingga terjadi

gangguan konversi ribonukleotida menjadi

deoksiribonukleotida. Kegunaan utamanya

adalah terapi leukemia, namun efek sampingnya

terhadap depresi sumsum tulang belakang juga

serius.

4. Senyawa dari Tanaman

Senyawa yang berasal dari tanaman memiliki aksi

terhadap fungsi mikrotubulus sehingga meningkatkan

pembentukan spindle miotik.

Alkaloid Vinka

o Vincristin

o Vinblastin

o Vinorelbin yang secara klinis digunakan untuk

terapi kanker payudara. Senayawa ini dapat

28

berikatan dengan tubulin sehingga terjadi

inhibisi polimerisasi mikrotubulus sehingga

terjadi hambatan pembelahan sel. Senyawa ini

pada dasarnya mempengaruhi proses mitosis,

aktivitas seluler yang berkaitan dengan

mikrotubulus, seperti proses fagositosis

leukosit dan khemotaksis serta sistem

transfer di akson neuron. Efek samping yang

dapat erjadi adalah vinkristin memiliki efek

samping yaitu mielosupresif yang ringan, efek

paresthesia atau perubahan sensotis, nyeri

abdomen dan sering mengalami kelemahan otot.

o Vinblastin menimbulkan neurotoksik ringan dan

leucopenia.

o Vindesine menyebabkan mielotoksik sedang dan

neurotoksik.

Golongan Taxan

o Pacitexal memiliki aksi pada mikrotubulus,

sehingga terjadi hambatan pada proses

polimerisasi. Obat ini digunakan pada terapi

kanker payudara. Efek samping yang dapat

terjadi adalah depresi sumsum tulang

belakang, retensi cairan dengan berakibat

udem pada kaki, hipersensitivitas yang

umumnya dapat diterapi dengan kortikosteroid

dan histamin.

29

o Docetaxel memiliki aksi yang sama dengan

Pacitexal yaitu hambatan pada proses

polimerisasi, selain digunakan untuk terapi

kanker payudara, kombinasinya dengan

carboplastin digunakan untuk pengobatan

pilihan pada kanker ovarium.

o Etoposida mempunyai mekanisme aksi yang

diperkirakan mempengaruhi enzim topoimerase

II, menginhibisi fungsi mikrotubulus dan

sistem transfer nukleotida.

5. Hormon

Hormon atau analognya yang memiliki efek hambatan

pada organ atau jaringan sasaran, maka dapat

digunakan untuk terapi tumor pada jaringan tersebut.

Hormon glukokortiroid seperti prednisolone dan

dexamethasone memiliki aksi hambatan pada proses

proliferase limfosit, sehingga dapat digunakan

pada kanker limfoima dan leukemia.

Hormon Estrogen seperti dietilstillbestrol dan

etinilestradiol sering digunakan pada terapi

paliatif pada tumor protat, dengan efe samping

ringan. Selain itu tumor prostat juga dapat

diterapi dengan analog gonadotropin-realising

hormone.

Hormon progesterone digunakan pada kanker

endometrium dan tumor ginja. Senyawa golongan

30

ini yang sering digunakan adalah megestrol,

norehisteron dan medroxyprogesteron.

Analog GRH (gonadotropin-realising hormone),

yang sering digunakan adalah gaserelin,

buserelin, leuprorelin, triptorelin, cyproteron.

Senyawa ini memiliki aksi inhibisi terhadap

rilis GRH. Manfaat klinis obat ini adalah kanke

payudara pada masa premenopause, kanker prostat,

dalam hal ni gangguan skresi testoteron pada

saat terapi, dapat diatasi dengan menggunakan

obat antiandrogen sepert cyproteron, analog

somatostatin seperti octreotida dan lanreotida

digunakan untuk menghilangkan gejala tumor

neuroendokrin, termasuk tumor hormon sekretin

pada saluran pencernaan seperti glukagonoma.

6. Antagonis Hormon

Antiestrogen

o Tamoxifen yang digunakan pada terapi kanker

payudara. Pada jaringan payudara tamoxifen

berkompetisi dngan estrogen endogen pada

reseptornya, dengan demikian terjadi inhibisi

proses transkripsi gen yang responsive

estrogen. Tamoxifen memiliki efek

kardioprotektif sebab berfungsi mencegah

oksidasi terhadap LDL sehingga tehindar dari

kerusakan oksidatif.

31

o Antiandrogen

o Flutamida dapat digunakan pada terapi kanker

prostat. Senyawa ini juga digunakan untuk

mengatasi kondisi flare yang sering terjadi

pada penderita yang mendaptkan terapi dengan

analog gonadoreline.

DAFTAR PUSTAKA

32