Cara Memasak Brokoli dengan Diet Terapi Penyakit Kanker

11
Artikel Mikrobiologi 2015 Dewi Agustin/Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM Page 1 Cara Memasak Brokoli dengan Diet Terapi Penyakit Kanker Oleh Dewi Agustin E-mail: [email protected] Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguran Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Abstrak Di Indonesia penyakit kanker masuk dalam 6 urutan terbesar penyebab kematian, dan kanker paru-paru menempati urutan pertama penyebab kematian jika dibandingkan dengan penyakit kanker lainnya (Depkes, 2006). Faktor yang mempengaruhi dari penyakit kanker adalah faktor keturunan, faktor Lingkungan, faktor makanan, virus, faktor infeksi, faktor perilaku, faktor gangguan dari keseimbangan hormonalnya, dan terakhir faktor radikal bebas. Di Indonesia, brokoli merupakan sayuran yang sangat terkenal, terutama bagi orang-orang yang tinggal di perkotaan. Waktu pertama kali muncul, brokoli menjadi sayuran yang cukup langka dengan harga mahal dan dianggap sebagai sayuran kelas atas. Tanaman brokoli adalah tanaman yang termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap udara panas, tetapi juga tidak kuat dengan hujan yang terus menerus. Brokoli (Brassica oleraceae var. Italica) masuk dalam keluarga tanaman kubis- kubisan. Kerabat dekat brokoli adalah sawi putih, sawi daging, sawi hijau, kol rabi, dan sawi hitam. Fisik brokoli hampir sama dengan dengan bunga kol. Tetapi perbedaannya terletak pada warnanya. Warna bunga brokoli hijau, sedangkan bunga kol berwarna putih. Brokoli mengandung beberapa kandungan seperti protein, sulforafan, indole, gluksinolat, zat besi, beta-karoten (karotenoid), sulfur, kalium, vitamin A, B1, B2, dan C. Salah satunya khasiatnya adalah nilai gizi brokoli yang dianggap sebagai pembangkit tenaga, seperti kalsium, kromium, besi, protein, karbohidrat, vitamin C, dan vitamin A. Brokoli mengandung senyawa sianihidraksibutena (CHB), sulforafan, dan liberin yang berguna untuk merangsang pembentukan glutation, dimana sulforafan itu dapat mencegah penyakit kanker. Brokoli juga mengandung fitokimia dan antioksidan yang melawan berbagai penyakit dan infeksi. Brokoli dikenal sebagai sumber serat, vitamin C, K, E, dan A, serta berbagai mineral penting. Dengan kandungan dan fungsi yang seperti itu, brokoli dijadikan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh manusia dan mempercepat penyembuhan penyakit. Keyword: brokoli, Brassica oleraceae var. italica, diet terapi kanker, kanker

Transcript of Cara Memasak Brokoli dengan Diet Terapi Penyakit Kanker

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 1

Cara Memasak Brokoli dengan Diet Terapi Penyakit

Kanker Oleh

Dewi Agustin

E-mail: [email protected]

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

Fakultas Keguran Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

Abstrak

Di Indonesia penyakit kanker masuk dalam 6 urutan terbesar penyebab

kematian, dan kanker paru-paru menempati urutan pertama penyebab kematian

jika dibandingkan dengan penyakit kanker lainnya (Depkes, 2006). Faktor yang

mempengaruhi dari penyakit kanker adalah faktor keturunan, faktor Lingkungan,

faktor makanan, virus, faktor infeksi, faktor perilaku, faktor gangguan dari

keseimbangan hormonalnya, dan terakhir faktor radikal bebas. Di Indonesia,

brokoli merupakan sayuran yang sangat terkenal, terutama bagi orang-orang yang

tinggal di perkotaan. Waktu pertama kali muncul, brokoli menjadi sayuran yang

cukup langka dengan harga mahal dan dianggap sebagai sayuran kelas atas.

Tanaman brokoli adalah tanaman yang termasuk sayuran yang tidak tahan

terhadap udara panas, tetapi juga tidak kuat dengan hujan yang terus menerus.

Brokoli (Brassica oleraceae var. Italica) masuk dalam keluarga tanaman kubis-

kubisan. Kerabat dekat brokoli adalah sawi putih, sawi daging, sawi hijau, kol

rabi, dan sawi hitam. Fisik brokoli hampir sama dengan dengan bunga kol. Tetapi

perbedaannya terletak pada warnanya. Warna bunga brokoli hijau, sedangkan

bunga kol berwarna putih.

Brokoli mengandung beberapa kandungan seperti protein, sulforafan,

indole, gluksinolat, zat besi, beta-karoten (karotenoid), sulfur, kalium, vitamin A,

B1, B2, dan C. Salah satunya khasiatnya adalah nilai gizi brokoli yang dianggap

sebagai pembangkit tenaga, seperti kalsium, kromium, besi, protein, karbohidrat,

vitamin C, dan vitamin A. Brokoli mengandung senyawa sianihidraksibutena

(CHB), sulforafan, dan liberin yang berguna untuk merangsang pembentukan

glutation, dimana sulforafan itu dapat mencegah penyakit kanker. Brokoli juga

mengandung fitokimia dan antioksidan yang melawan berbagai penyakit dan

infeksi. Brokoli dikenal sebagai sumber serat, vitamin C, K, E, dan A, serta

berbagai mineral penting. Dengan kandungan dan fungsi yang seperti itu, brokoli

dijadikan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh

manusia dan mempercepat penyembuhan penyakit.

Keyword: brokoli, Brassica oleraceae var. italica, diet terapi kanker, kanker

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 2

A. Pendahuluan

Brokoli (Brassica oleracea L.) merupakan tanaman yang berasal dari

famili Brassicaceae atau kubis-kubisan. Brokoli merupakan sayuran yang

berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah dibudidayakan sejak zaman Yunani

kuno. Tanaman brokoli di Indonesia merupakan sayuran yang sangat terkenal,

terutama bagi orang kota. Ketika pertama kali dikenal, brokoli menjadi sayuran

yang cukup langka, harganya mahal, dan dianggap sebagai sayuran kelas atas.

Seiring perkembangan teknologi dan pengetahuan, brokoli berhasil

dibudidayakan di Indonesia, terutama di daerah-daerah dingin atau dataran

tinggi. Meskipun sekarang lebih mudah didapatkan, namun predikatnya

sebagai sayuran kelas atas tetap terjaga. Hal ini karena kandungan nutrisi

dalam brokoli yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Aminudin, 2010).

Brokoli (Brassica oleracea var. Italica) merupakan jenis sayuran hijau

yang banyak digunakan sebagai terapi anti kanker dan antioksidan.

Antioksidan yang ada pada brokoli yaitu vitamin A dan C terbukti mampu

menurunkan kadar glukosa darah sehingga mampu memperbaiki kondisi

Diabetes Militus dan mencegah terjadinya komplikasi (Setyoadi, dkk., 2014).

Brokoli (Brassica oleraceae var. Italica) masuk dalam keluarga

tanaman kubis-kubisan. Kerabat dekat brokoli adalah sawi putih, sawi daging,

sawi hijau, kol rabi, dan sawi hitam. Fisik brokoli hampir sama dengan dengan

bunga kol. Tetapi perbedaannya terletak pada warnanya. Warna bunga brokoli

hijau, sedangkan bunga kol berwarna putih. Brokoli pertama kali ditanam di

daerah Calabria, Italia dan diberi nama calabrese. Brokoli untuk pertama

kalinya dikembangkan oleh para imigram Italia di California. Sejak itu, brokoli

mulai mendunia dan brokoli sendiri diambil dari bahasa latin yaitu brachium

yang artinya cabang atau lengan. Tanaman brokoli adalah tanaman yang

termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap udara panas, tetapi juga tidak kuat

dengan hujan yang terus menerus. Brokoli akan tumbuh dengan baik apabila

tanaman brokoli ditaman di dataran tinggi yang lembab dan suhunya rendah,

tepatnya dengan ketinggian diatas 700 meter diatas permukaan laut. Sedangkan

untuk terstur tanah yang cocok untuk tanaman brokoli adalah tanah yang

mempunyai terkstur tanah liat berpasir dan banyak mengandung bahan organik.

Brokoli sendiri ada tiga jenis, yaitu pertama adalah brokoli Italia hijau yang

mempunyai daun besar dan batang tebal. Kedua adalah brokoli romanesco

yang mempunyai ciri warna hijau kekuningan dengan bentuk daun yang

menonjol. Ketiga adalah brokoli ungu adalah brokoli yang berwarna ungu dan

daunnya kecil (Aminudin, 2010).

Brokoli merupakan tanaman dari suku kubis-kubisan atau Brassicaceae.

Bagian yang dikonsumsi dari tanaman ini adalah bunganya. Brokoli termasuk

tanaman hortikultura yang merupakan sumber vitamin A, B Kompleks, C,

kalsium, besi dan mineral esensial bagi pemenuhan gizi manusia serta

mengandung zat yang dapat mencegah kanker. Peningkatan permintaan akan

brokoli seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat yang semakin sadar

akan arti penting pola hidup sehat. Namun menurut BPS Kabupaten Karo

(2013) produksi brokoli di Kabupaten Karo mengalami penurunan sebesar 5,28

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 3

% dari tahun 2008 hingga tahun 2012 dengan lahan tanam yang konstan. Agar

brokoli Indonesia mampu bersaing di pasaran Internasional, mutu brokoli harus

ditingkatkan melalui budidaya pertanian secara organik (Pinem, dkk., 2015).

Indonesia adalah negara dengan pengidap penyakit kanker yang masuk

dalam 6 urutan terbesar penyebab kematian, dan kanker paru-paru menempati

urutan pertama penyebab kematian jika dibandingkan dengan penyakit kanker

lainnya (Depkes, 2006). Kasus penyakit kanker di Indonesia terus bertambah.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian, setiap 100.000 orang terdapat

kasus baru penyakit kanker sebanyak 170–190 kasus. Adapula definisi kanker

yang mungkin mendukung dalam teori. Kanker adalah kondisi tidak normal

pada sel tubuh yang menjadikan sel tumbuh dan berkembang cepat diluar

kewajaran. Ada yang tumbuh cepat tekendali atau jinak dan ada yang tumbuh

cepat tidak terkendali dan ganas. Sel yang tumbuh dan berkembang cepat

terkendali (jinak) itulah yang dinamakan tumor sedang yang tumbuh cepat

tidak terkendali dan ganas itulah yang dinamakan dengan kanker. Dalam

tulisan ini akan dibahas tentang brokoli (Brassica oleracea), penyakit kanker,

dan cara pengolahan yang baik pada sayur brokoli (Brassica oleracea).

B. Pembahasan

1. Penyebab dan faktor terjadinya kanker

Dimanapun di dalam tubuh dapat timbul aneka jenis kanker; bahkan di

dalam satu organ, jenisnya dapat berbeda satu sama lain. Kanker yang satu

tidak ada kaitannya dengan yang lain, setiap kanker merupakan penyakit

tersendiri. Kita terlebih dulu harus tahu penyakit kanker apa yang kita hadapi,

sebelum kita dapat membahasnya. Penyebab seseorang terkena penyakit

kanker sebetulnya tidak dapat diketahui secara pasti, karena bisa jadi

disebabkan oleh beberapa kumpulan faktor yang saling terkait satu sama lain

(Jong, 2012).

Menurut (Jong, 2012), faktor yang paling dominan penyebab terjadinya

penyakit yang dapat menyebabkan kematian, yaitu:

a. Faktor Keturunan.

Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko

lebih untuk menderita penyakit kanker tertentu, jika dibandingkan dengan

keluarga yang lain. Jenis penyakit kanker yang paling sering diturunkan

dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit

dan kanker usus besar. Misalkan seorang wanita pernah mempunyai resiko

menderita penyakit kanker payudara sampai dengan 3 x lipat jika ternyata

ibunya atau saudara perempuan yang lainnya ternyata pernah menderita

juga penyakit kanker payudara.

b. Faktor Lingkungan.

Ada beberapa factor dari lingkungan yang mempengaruhi

terjadinya penyakit kanker: lingkungan perokok, dapat meningkatkan

resiko penyakit kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara); akibat sering

terkena sinar ultraviolet dari matahari; dan terkennya radiasi paparan

sinar rontgen yang dihasilkan dari pembangkit tenaga nuklir.

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 4

c. Faktor Makanan

Beberapa faktor makanan yang mempengaruhi terjadinya penyakit

kanker adalah makanan yang banyak mengandung bahan kimia, seperti:

a) Makanan yang di asap dan di asamkan (seperti acar) bisa meningkatkan

resikonya terjadi kanker lambung.

b) Minuman yang banyak mengandung alkoholnya, sering kali menjadi

penyebab timbulnya penyakit kanker kerongkongan.

c) Zat makanan yang mengandung bahan pewarna.

d. Virus

Virus yang paling sering dicurigai sebagai biang penyebab penyakit

kanker meliputi:

a) Virus Papilloma, penyebab kutil pada alat kelamin, dan juga penyebab

terjadinya penyakit kanker leher rahim pada wanita.

b) Virus Situmegalo, virus ini menyebabkan kanker sistem pembuluh

darah yang ditandai oleh lesi kulit yang berwarna merah.

c) Virus Hepatitis B, virus ini menyebabkan penyakit kanker hati.

d) Virus Epstein-Bar, di Afrika virus ini menyebabkan Limfoma Burkitt,

sedangkan di China menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan.

e. Faktor Infeksi Faktor infeksi ini meliputi:

a) Parasit Schistosoma dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena

terjadinya iritasi yang bersifat menahun pada kandung kemih.

b) Infeksi oleh Clonorchis yang dapat menyebabkan kanker pankreas dan

saluran empedu.

c) Helicobacter Pylori adalah bakteri yang dapat menyebabkan kanker

lambung, dan diduga pula bakteri ini dapat menyebabkan peradangan

lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.

f. Faktor Perilaku.

Suka merokok, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

lemak dan daging yang di awetkan. Suka mengkonsumsi alkohol, sering

melakukan hubungan intim di usia dini dan sering berganti-ganti pasangan.

g. Faktor Gangguan Keseimbangan Hormonal.

Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon esterogen dan

kekurangan hormon progesteron dapat meningkatkan terjadinya penyakit

kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim, dan kanker prostat.

h. Faktor Kejiwaan dan Emosional

Sering mengalami stres, suka marah, kebencian yang mendalam dan

selalu emosi dapat menyebabkan terjadinya penyakit kanker. Gangguan

emosi ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan seluler tubuh.

i. Faktor Radikal Bebas.

Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang

mempunyai elektron bebas yang tidak berpasangan pada lingkaran luarnya,

seperti :

a) Radikal bebas yang terbentuk sebagai produk sampingan dari proses

metabolisme.

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 5

b) Radikal bebas yang masuk kedalam tubuh dalam bentuk-bentuk racun

kimiawi dari makanan, minuman, udara yang terpolusi, dan sinar

ultraviolet dari sinar matahari.

c) Radikal bebas yang terproduksi pada waktu makan berlebihan maupun

dalam keadaan stres yang berlebihan, baik stres secara fisik, psikologis

maupun secara biologis.

2. Tanda –Tanda Penyakit Kanker Menurut (Jong, 2012), ada delapan tanda-tanda gejala kanker, antara lain:

a) Rasa sakit yang tak kunjung sembuh.

b) Benjolan/penebalan di sekitar payudara atau bagian tubuh lainnya.

c) Pendarahan yang tidak normal atau keluarnya cairan.

d) Perubahan dari kebiasaan usus normal.

e) Perubahan pada tahi lalat atau tompel.

f) Gangguan pencernaan terus menerus atau kesulitan menelan.

g) Suara serak atau batuk yang terus menerus.

h) Berkurangnya pendengaran, diiringi suara bising di telinga yang sama.

Tanda-tanda ini tidak serta merta menandakan kanker. Namun, bila terjadi

terus menerus sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter anda segera.

3. Manfaat Brokoli Untuk Kesehatan

Brokoli mengandung beberapa kandungan seperti protein, sulforafan,

indole, gluksinolat, zat besi, beta-karoten (karotenoid), sulfur, kalium, vitamin

A, B1, B2, dan C. Sedangkan khasiat dari tanaman brokoli sangat banyak.

Salah satunya adalah nilai gizi brokoli yang dianggap sebagai pembangkit

tenaga, seperti kalsium, kromium, besi, protein, karbohidrat, vitamin C, dan

vitamin A. Brokoli mengandung senyawa sianihidraksibutena (CHB),

sulforafan, dan liberin yang berguna untuk merangsang pembentukan glutation,

dimana sulforafan itu dapat mencegah penyakit kanker. Brokoli juga

mengandung fitokimia dan antioksidan yang melawan berbagai penyakit dan

infeksi. Brokoli dikenal sebagai sumber serat, vitamin C, K, E, dan A, serta

berbagai mineral penting. Dengan kandungan dan fungsi yang seperti itu,

brokoli dijadikan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan sistem

kekebalan tubuh manusia dan mempercepat penyembuhan penyakit (Amilah,

2012).

a. Rendah Kalori

Brokoli merupakan salah satu sayuran yang memiliki kalori yang

sangat rendah, yaitu hanya 34 kalori per 100 g. Namun demikian, brokoli

kaya serat, mineral, vitamin, dan anti-oksidan, yang terbukti banyak

bermanfaat untuk kesehatan. Kekuatan total antioksidan diukur dari segi

kapasitas penyerapan okseigen radikal oksigen (ORAC), dan pada brokoli

perbandingannya adalah 1632 umol TE/100 g (Gomies, dkk., 2012).

b. Brokoli Memiliki Sifat Anti Kanker

Brokoli yang masih segar adalah gudang nutrisi nabati seperti

tiosianat, indoles, sulforaphane, isothiocyanate dan flavonoid seperti beta-

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 6

karoten cryptoxanthin, lutein, dan zea-xanthin. Penelitian telah

menunjukkan bahwasanya senyawa ini memberikan sinyal positif dengan

memodifikasi pada tingkat reseptor molekul membantu melindungi kita

dari berbagai jenis kanker, seperti prostat, usus besar, kandung kemih,

pankreas, dan kanker payudara (Gomies, dkk., 2012).

c. Brokoli Kaya Zat Sebagai Antioksidan Alami Yang Kuat

Brokoli sangat populer akan sumber yang kaya vitamin C. Brokoli

mengandung 89,2 mg atau sekitar 150% per 100 g (RDA). Vitamin-C

adalah anti-oksidan dan modulatorkekebalan tubuh alami yang kuat,

berguna membantu untuk melawan virus penyebab flu (Gomies, dkk.,

2012).

d. Mengandung Vitamin A Untuk Kesehatan Mata

Selain mengandung antioksidan alami dari vitamin C, sumber

antioksidan lain dari kepala brokoli adalah vitamin-A. 100 g Brokoli segar

mengandung Vitamin A 623 IU, atau 21% dari tingkat kebutuhan harian

yang direkomendasikan. Pro-vitamin lainnya pada brokoli seperti beta-

karoten, alfa-karoten, dan zea-xanthin, berguna untuk membantu menjaga

integritas kulit dan selaput lendir. Vitamin A penting untuk kesehatan mata,

dan akan membantu mencegah degenerasi makula pada retina pada lanjut

usia.

Daun Brokoli (pucuk hijau) merupakan sumber karotenoid dan vitamin A;

(16000 IU vitamin A per 100 g), senyawa ini lebih banyak beberapa kali

dari yang di bunga (Gomies, dkk., 2012).

e. Brokoli Sumber folat yang baik

Brokoli segar adalah sumber folat yang sangat baik , mengandung

sekitar 63 μg/100 g (sebesar 16% dari RDA). Dari penelitian telah

menunjukkan bahwa mengkonsumsi sayuran segar dan buah-buahan yang

kaya folat selama sebalum, dan kehamilan dapat membantu mencegah

cacat tabung saraf pada bayi (Indrayoga, dkk., 2003).

f. Brokoli kaya vitamin K

Bunga brokoli merupakan sumber yang kaya vitamin-K, dan

kelompok vitamin B-kompleks ,seperti niacin (vit B-3), asam pantotenat

(vit.B-5), piridoksin (vit.B-6), vitamin B-12, dan riboflavin. Bunga brokoli

juga mengandung asam lemak omega-3 selain ikan (Kumarawati, dkk.,

2003).

g. Sumber mineral yang baik

Brokoli juga merupakan sumber mineral yang baik, seperti kalsium,

mangan, zat besi, magnesium, selenium, zinc dan fosfor (P, Wardhana,

dkk., 2012).

Brokoli (Brassica oleracea) mentah segar. Nilai gizi per 100 g

(Sumber: USDA – National Nutrient data base).

1) Energi 34 K

Cal 1,5%

Karbohidrat 6.64 g 5%

Protein 2.82 g 5%

Total Lemak 0.37 g 1%

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 7

Kolesterol 0 mg 0%

Diet Serat 2.60 g 7%

2) Vitamin

Thiamin 0,071 mg 6%

Vitamin A 623 IU 21%

Vitamin C 89,2 mg 149%

Vitamin E 0,17 mg 1,5%

Vitamin K 101,6 mg 85%

3) Elektrolit

Sodium 33 mg 2%

Kalium 316 mg 7%

Bahan galian

Kalsium 47 mg 5%

Tembaga 0.049 mg 5,5%

Besi 0,73 mg 9%

Magnesium 21 mg 5%

Mangan 0.210 mg 9%

Selenium 2,5 mg 5%

Zinc 0.41 mg 4%

Phyto-nutrisi

Karoten-ß 361 mg

Crypto-xanthin-ß 1 mg

Lutein-zeaxanthin 1403 ug.

4. Cara pengolahan brokoli

Brokoli umumnya dikonsumsi dengan cara diolah kedalam masakan

seperti dibuat sayur, sup, ataupun dikukus. Selain itu, brokoli juga dapat

diminum dengan cara dihaluskan atau jus. Akan tetapi, menurut beberapa

penelitian, cara terbaik untuk mengolah brokoli adalah dengan cara

mengkukus, memasaknya dalam microwave, ataupun menumisnya dengan air

atau kaldu. Sebelum anda memasak atau mengetahui bagaimana cara

pengolahan brokoli ini, terlebih dahulu pilihlah brokoli yang baik dengan

tekstur warna yang seragam (hijau tua atau ungu kehijauan) dan tidak layu

atau masih segar. Mungkin brokoli yang anda beli belum pasti bebas dari

pestisida untuk menghilangkan sisa pestisida tersebut anda cuci dengan air

bersih dan mengalir, usahakan untuk tidak merendam brokoli tersebut dengan

air, karena jika direndam akan membuat sebagian nutrisi yang terkandung

akan larut dalam air tersebut (Santoso, 2011).

Menurut (Ma’at, 2003), supaya kandungan nutrisi dan vitamin brokoli

tidak hilang sewaktu memasaknya ada dua cara yang sangat disarankan untuk

anda yaitu:

a. Direbus

Jika anda ingin cara memasak brokoli ini dengan cara direbus,

maka rebuslah brokoli tersebut dengan air yang tidak terlalu banyak dan

sudah mendidih serta wadah yang tertutup, hal ini bertujuan agar vitamin

dan nutrisinya tidak terbuang melalui uap selama proses perebusan, serta

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 8

dengan sedikit garam agar rasanya lebih gurih dengan interval waktu 1- 2

menit.

Sebelumnya anda harus siapkan air dingin dalam wadah

secukupnya. Hal ini bertujuan setelah anda merebusnya dalam waktu

tersebut segera angkat dan tiriskan brokoli tersebut kemudian anda

masukan brokoli yang sudah direbus kedalam air dingin dalam selang

waktu tertentu agar proses pemasakan brokolinya terhenti.

Satu lagi yang perlu diperhatikan yaitu, untuk memasak sayur

brokoli dengan cara direbus usahakan jangan mengunakan microwave.

Sebaiknya anda hindari menggunakan microwave tersebut walau hanya

dalam waktu dalam 1 menit, karena sebuah studi mengatakan bahwa cara

memasak brokoli dengan microwave baik direbus ataupu dikukus akan

membuat nutrisi pelawan kankernya menjadi hilang seperti zat

sulforaphane (senyawa yang telah terbukti melindungi tubuh dari kanker).

Anda bisa menjadikan brokoli yang direbus ini sebagai salad atau

dicampur dengan jenis sayuran yang anda masak lainnya. Sebagian ada

yang mengatakan mengolah brokoli untuk dikonsumsi dengan cara direbus

tidak baik, akan tetapi jika sesuai dengan cara dan metode yang digunakan

maka hal tersebut tidak masalah.

b. Dikukus

Hampir sama dengan cara memasak brokoli dengan cara direbus,

maka jika ingin dikukus, airnya harus di didihkan terlebih dahulu, kukus

brokoli tersebut sekitar 4-5 menit karena media untuk memasak brokoli ini

adalah uap air tersebut.

C. Kajian religius

Materi ini berkaitan dengan adanya ayat suci Al Quran yang

menjelaskan tentang pemetakan makanan untuk kesehatan yaitu:

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat

di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena

sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(Q. S. Al-

Baqarah:168). Maksud dari ayat ini adalah manusia sudah disediakan berbagai

jenis makanan oleh Allah yang manfaatnya sangat bermanfaat bagi manusia

itu sendiri. Tetapi manusia dilarang memakan makanan yang tidak ada

manfaatnya dan beracun/merugikan.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang

baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui

batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui

batas.” Al-Maaidah (5) : ayat 87. Maksud dari ayat tersebut ialah : makanlah

yang halal dan jangan sampai melampui batas, jika sampai melampui batas

kita akan mengalami kerugian bagi tubuh kita sendiri.

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 9

Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)

selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)

sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka

tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.” Al-Baqarah (2) : ayat 173. Maksud dari ayat tersebut ialah :

makanlah yang halal dan jangan sampai melampui batas, jika sampai

melampui batas kita akan mengalami kerugian bagi tubuh kita sendiri tetapi

tidak ada dosa bagi kita, asalkan jangan makan makanan yang haram seperti

bangkai dan daging babi.

D. Penutup

1. Kesimpulan

Kanker adalah kondisi tidak normal pada sel tubuh yang menjadikan

sel tumbuh dan berkembang cepat diluar kewajaran. Ada yang tumbuh cepat

tekendali atau jinak dan ada yang tumbuh cepat tidak terkendali dan ganas.Sel

yang tumbuh dan berkembang cepat terkendali (jinak) itulah yang dinamakan

tumor sedang yang tumbuh cepat tidak terkendali dan ganas itulah yang

dinamakan dengan kanker. Factor yang mempengaruhi yaitu virus, makanan,

gangguan hormone, dan infeksi. Brokoli yang masih segar adalah gudang

nutrisi nabati seperti tiosianat, indoles, sulforaphane, isothiocyanate dan

flavonoid seperti beta-karoten cryptoxanthin, lutein, dan zea-xanthin.

Pengolahan yang digunakan harus seimbang dan tidak boleh merendam terlalu

lama karena dapat menghilangkan kandungan yang ada di dalam sayur

tersebut.

2. Saran

Untuk penggunaan sayur brokoli, sebaiknya memilih yang segar dan

organik. Hindari dari bahan-bahan kimia, supaya penggunaannya bermanfaat

untuk kesehatan tubuh.

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 10

Daftar Pustaka

Amilah, Susie. 2012. Penggunaan Berbagai Media Tanam Terhadap

Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Brokoli (Brassica oleracea

varitalica) dan Baby Kailan (Brassica oleracea var. Alboglabra baley).

Program Studi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya. Wahana, ISSN 0853-

4403, Vol. 59, No. 2.

Aminudin. 2010. Kajian Pola Respirasi dan Mutu Brokoli (Brassica oleraceae L

var Italic) Selama Penyimpanan dengan Beberapa Tingkatan Suhu.

Jurusan Penyuuhan Pertanian STPP Manokwari.

Gomies, L., Rehatta, H., dan Nandissa, J. 2012. Pengaruh Pupuk Organik Cair

Ri1 Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kubis Bunga

(Brassica oleracea var. Botrytis L.). Program Studi Agroekoteknologi,

Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura. Agrologia, ISSN 2301-7287,

Vol. 1, No. 1, Hal. 13-20.

Indrayoga, Pande Made., Sumarda, I Made., dan Puspawati, Ni Made. 2003.

Identifikasi Jenis dan Populasi Jamur Tanah pada Habitat Tanaman

Kubis (Brassica oleracea L.) Sehat dan Sakit Akar Gada pada Sentra

Produksi Kubis di Kecamatan Baturiti Tabanan. Program Studi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali. E-Jurnal

Agroteknologi Tropika ISSN 2301-6515 Vol. 2, No. 3.

Jong, Wim de. 2002. Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan

Dukungan Keluarga. Arcan, Jakarta.

Kumarawati, Ni Putu Nia., Supartha, I Wayan., dan Yuliadhi, Ketut Ayu. 2003.

Struktur Komunitas dan Serangan Hama-hama Penting Tanaman Kubis

(Brassica oleracea L.). Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,

Universitas Udayana, Bali. E-Jurnal Agroteknologi Tropika ISSN 2301-

6515 Vol. 2, No. 4.

Ma’at, Suprapto. 2003. Tanaman Obat Untuk Pengobatan Kanker. Fakultas

Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya. Jurnal Bahan Alam

Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No. 4.

Artikel Mikrobiologi 2015

D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M

Page 11

Marpaung, Philip G., Bangun, Mbue Kata., dan Ilyas, Syafruddin. 2012. Respon

Beberapa Varietas Tanaman Sawi (Brasscia juncea L.) dengan

Pemberian Pupuk Organik. Program Studi Agroteknologi, Fakultas

Pertanian USU, Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN 2337-

6597 Vol. 2, No. 1.

P, Wardhana K., B, Kurniawan., dan S, Mustofa. 2012. Identifikasi Telur Soil

Transmitted Helminths pada Lalapan Kubis (Brassica oleracea) di

Warung-warung Makan Universitas Lampung. Universitas Lampung.

ISSN 2337-3776.

Pinem, Dedi Yanto Filo., Irmansyah, T., dan Sitepu, Ferry Ezra T. 2015. Respons

Pertumbuhan dan Produksi Brokoli Terhadap Pemberian Pupuk

Kandang Ayam dan Jamur Pelarut Fosfat. Program Studi Agroteknologi,

Fakultas Pertanian USU, Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN

2337-6597 Vol. 3, No. 1.

Santoso. Agus. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya Bagi

Kesehatan. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi

Pertanian, Unwidha Klaten. Magistra ISSN 0215-9511 No. 75.

Setyoadi., U, Yulian Wiji., Yuliatun, Leli., dan S, Lowita Fi. 2014. Jus Brokoli

Menurunkan Kadar Low Density Lipoprotein Darah pada Tikus Model

Diabetes Melitus. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang.

Tambunan, Marnangon Alfa., Barus, Asil., dan Ginting, Jasmani. 2013. Respoms

Pertumbuhan dan Produksi Saawi (Brassica Juncea. L) Terhadap

Interval Penyiraman dan Konsentrasi Larutan Pupuk NPK Secara

Hidroponik. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian USU,

Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN 2337-6597 Vol. 1, No. 3.