Cara Memasak Brokoli dengan Diet Terapi Penyakit Kanker
Transcript of Cara Memasak Brokoli dengan Diet Terapi Penyakit Kanker
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 1
Cara Memasak Brokoli dengan Diet Terapi Penyakit
Kanker Oleh
Dewi Agustin
E-mail: [email protected]
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguran Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Abstrak
Di Indonesia penyakit kanker masuk dalam 6 urutan terbesar penyebab
kematian, dan kanker paru-paru menempati urutan pertama penyebab kematian
jika dibandingkan dengan penyakit kanker lainnya (Depkes, 2006). Faktor yang
mempengaruhi dari penyakit kanker adalah faktor keturunan, faktor Lingkungan,
faktor makanan, virus, faktor infeksi, faktor perilaku, faktor gangguan dari
keseimbangan hormonalnya, dan terakhir faktor radikal bebas. Di Indonesia,
brokoli merupakan sayuran yang sangat terkenal, terutama bagi orang-orang yang
tinggal di perkotaan. Waktu pertama kali muncul, brokoli menjadi sayuran yang
cukup langka dengan harga mahal dan dianggap sebagai sayuran kelas atas.
Tanaman brokoli adalah tanaman yang termasuk sayuran yang tidak tahan
terhadap udara panas, tetapi juga tidak kuat dengan hujan yang terus menerus.
Brokoli (Brassica oleraceae var. Italica) masuk dalam keluarga tanaman kubis-
kubisan. Kerabat dekat brokoli adalah sawi putih, sawi daging, sawi hijau, kol
rabi, dan sawi hitam. Fisik brokoli hampir sama dengan dengan bunga kol. Tetapi
perbedaannya terletak pada warnanya. Warna bunga brokoli hijau, sedangkan
bunga kol berwarna putih.
Brokoli mengandung beberapa kandungan seperti protein, sulforafan,
indole, gluksinolat, zat besi, beta-karoten (karotenoid), sulfur, kalium, vitamin A,
B1, B2, dan C. Salah satunya khasiatnya adalah nilai gizi brokoli yang dianggap
sebagai pembangkit tenaga, seperti kalsium, kromium, besi, protein, karbohidrat,
vitamin C, dan vitamin A. Brokoli mengandung senyawa sianihidraksibutena
(CHB), sulforafan, dan liberin yang berguna untuk merangsang pembentukan
glutation, dimana sulforafan itu dapat mencegah penyakit kanker. Brokoli juga
mengandung fitokimia dan antioksidan yang melawan berbagai penyakit dan
infeksi. Brokoli dikenal sebagai sumber serat, vitamin C, K, E, dan A, serta
berbagai mineral penting. Dengan kandungan dan fungsi yang seperti itu, brokoli
dijadikan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh
manusia dan mempercepat penyembuhan penyakit.
Keyword: brokoli, Brassica oleraceae var. italica, diet terapi kanker, kanker
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 2
A. Pendahuluan
Brokoli (Brassica oleracea L.) merupakan tanaman yang berasal dari
famili Brassicaceae atau kubis-kubisan. Brokoli merupakan sayuran yang
berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah dibudidayakan sejak zaman Yunani
kuno. Tanaman brokoli di Indonesia merupakan sayuran yang sangat terkenal,
terutama bagi orang kota. Ketika pertama kali dikenal, brokoli menjadi sayuran
yang cukup langka, harganya mahal, dan dianggap sebagai sayuran kelas atas.
Seiring perkembangan teknologi dan pengetahuan, brokoli berhasil
dibudidayakan di Indonesia, terutama di daerah-daerah dingin atau dataran
tinggi. Meskipun sekarang lebih mudah didapatkan, namun predikatnya
sebagai sayuran kelas atas tetap terjaga. Hal ini karena kandungan nutrisi
dalam brokoli yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Aminudin, 2010).
Brokoli (Brassica oleracea var. Italica) merupakan jenis sayuran hijau
yang banyak digunakan sebagai terapi anti kanker dan antioksidan.
Antioksidan yang ada pada brokoli yaitu vitamin A dan C terbukti mampu
menurunkan kadar glukosa darah sehingga mampu memperbaiki kondisi
Diabetes Militus dan mencegah terjadinya komplikasi (Setyoadi, dkk., 2014).
Brokoli (Brassica oleraceae var. Italica) masuk dalam keluarga
tanaman kubis-kubisan. Kerabat dekat brokoli adalah sawi putih, sawi daging,
sawi hijau, kol rabi, dan sawi hitam. Fisik brokoli hampir sama dengan dengan
bunga kol. Tetapi perbedaannya terletak pada warnanya. Warna bunga brokoli
hijau, sedangkan bunga kol berwarna putih. Brokoli pertama kali ditanam di
daerah Calabria, Italia dan diberi nama calabrese. Brokoli untuk pertama
kalinya dikembangkan oleh para imigram Italia di California. Sejak itu, brokoli
mulai mendunia dan brokoli sendiri diambil dari bahasa latin yaitu brachium
yang artinya cabang atau lengan. Tanaman brokoli adalah tanaman yang
termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap udara panas, tetapi juga tidak kuat
dengan hujan yang terus menerus. Brokoli akan tumbuh dengan baik apabila
tanaman brokoli ditaman di dataran tinggi yang lembab dan suhunya rendah,
tepatnya dengan ketinggian diatas 700 meter diatas permukaan laut. Sedangkan
untuk terstur tanah yang cocok untuk tanaman brokoli adalah tanah yang
mempunyai terkstur tanah liat berpasir dan banyak mengandung bahan organik.
Brokoli sendiri ada tiga jenis, yaitu pertama adalah brokoli Italia hijau yang
mempunyai daun besar dan batang tebal. Kedua adalah brokoli romanesco
yang mempunyai ciri warna hijau kekuningan dengan bentuk daun yang
menonjol. Ketiga adalah brokoli ungu adalah brokoli yang berwarna ungu dan
daunnya kecil (Aminudin, 2010).
Brokoli merupakan tanaman dari suku kubis-kubisan atau Brassicaceae.
Bagian yang dikonsumsi dari tanaman ini adalah bunganya. Brokoli termasuk
tanaman hortikultura yang merupakan sumber vitamin A, B Kompleks, C,
kalsium, besi dan mineral esensial bagi pemenuhan gizi manusia serta
mengandung zat yang dapat mencegah kanker. Peningkatan permintaan akan
brokoli seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat yang semakin sadar
akan arti penting pola hidup sehat. Namun menurut BPS Kabupaten Karo
(2013) produksi brokoli di Kabupaten Karo mengalami penurunan sebesar 5,28
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 3
% dari tahun 2008 hingga tahun 2012 dengan lahan tanam yang konstan. Agar
brokoli Indonesia mampu bersaing di pasaran Internasional, mutu brokoli harus
ditingkatkan melalui budidaya pertanian secara organik (Pinem, dkk., 2015).
Indonesia adalah negara dengan pengidap penyakit kanker yang masuk
dalam 6 urutan terbesar penyebab kematian, dan kanker paru-paru menempati
urutan pertama penyebab kematian jika dibandingkan dengan penyakit kanker
lainnya (Depkes, 2006). Kasus penyakit kanker di Indonesia terus bertambah.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, setiap 100.000 orang terdapat
kasus baru penyakit kanker sebanyak 170–190 kasus. Adapula definisi kanker
yang mungkin mendukung dalam teori. Kanker adalah kondisi tidak normal
pada sel tubuh yang menjadikan sel tumbuh dan berkembang cepat diluar
kewajaran. Ada yang tumbuh cepat tekendali atau jinak dan ada yang tumbuh
cepat tidak terkendali dan ganas. Sel yang tumbuh dan berkembang cepat
terkendali (jinak) itulah yang dinamakan tumor sedang yang tumbuh cepat
tidak terkendali dan ganas itulah yang dinamakan dengan kanker. Dalam
tulisan ini akan dibahas tentang brokoli (Brassica oleracea), penyakit kanker,
dan cara pengolahan yang baik pada sayur brokoli (Brassica oleracea).
B. Pembahasan
1. Penyebab dan faktor terjadinya kanker
Dimanapun di dalam tubuh dapat timbul aneka jenis kanker; bahkan di
dalam satu organ, jenisnya dapat berbeda satu sama lain. Kanker yang satu
tidak ada kaitannya dengan yang lain, setiap kanker merupakan penyakit
tersendiri. Kita terlebih dulu harus tahu penyakit kanker apa yang kita hadapi,
sebelum kita dapat membahasnya. Penyebab seseorang terkena penyakit
kanker sebetulnya tidak dapat diketahui secara pasti, karena bisa jadi
disebabkan oleh beberapa kumpulan faktor yang saling terkait satu sama lain
(Jong, 2012).
Menurut (Jong, 2012), faktor yang paling dominan penyebab terjadinya
penyakit yang dapat menyebabkan kematian, yaitu:
a. Faktor Keturunan.
Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko
lebih untuk menderita penyakit kanker tertentu, jika dibandingkan dengan
keluarga yang lain. Jenis penyakit kanker yang paling sering diturunkan
dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit
dan kanker usus besar. Misalkan seorang wanita pernah mempunyai resiko
menderita penyakit kanker payudara sampai dengan 3 x lipat jika ternyata
ibunya atau saudara perempuan yang lainnya ternyata pernah menderita
juga penyakit kanker payudara.
b. Faktor Lingkungan.
Ada beberapa factor dari lingkungan yang mempengaruhi
terjadinya penyakit kanker: lingkungan perokok, dapat meningkatkan
resiko penyakit kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara); akibat sering
terkena sinar ultraviolet dari matahari; dan terkennya radiasi paparan
sinar rontgen yang dihasilkan dari pembangkit tenaga nuklir.
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 4
c. Faktor Makanan
Beberapa faktor makanan yang mempengaruhi terjadinya penyakit
kanker adalah makanan yang banyak mengandung bahan kimia, seperti:
a) Makanan yang di asap dan di asamkan (seperti acar) bisa meningkatkan
resikonya terjadi kanker lambung.
b) Minuman yang banyak mengandung alkoholnya, sering kali menjadi
penyebab timbulnya penyakit kanker kerongkongan.
c) Zat makanan yang mengandung bahan pewarna.
d. Virus
Virus yang paling sering dicurigai sebagai biang penyebab penyakit
kanker meliputi:
a) Virus Papilloma, penyebab kutil pada alat kelamin, dan juga penyebab
terjadinya penyakit kanker leher rahim pada wanita.
b) Virus Situmegalo, virus ini menyebabkan kanker sistem pembuluh
darah yang ditandai oleh lesi kulit yang berwarna merah.
c) Virus Hepatitis B, virus ini menyebabkan penyakit kanker hati.
d) Virus Epstein-Bar, di Afrika virus ini menyebabkan Limfoma Burkitt,
sedangkan di China menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan.
e. Faktor Infeksi Faktor infeksi ini meliputi:
a) Parasit Schistosoma dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena
terjadinya iritasi yang bersifat menahun pada kandung kemih.
b) Infeksi oleh Clonorchis yang dapat menyebabkan kanker pankreas dan
saluran empedu.
c) Helicobacter Pylori adalah bakteri yang dapat menyebabkan kanker
lambung, dan diduga pula bakteri ini dapat menyebabkan peradangan
lambung kronis sehingga terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.
f. Faktor Perilaku.
Suka merokok, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
lemak dan daging yang di awetkan. Suka mengkonsumsi alkohol, sering
melakukan hubungan intim di usia dini dan sering berganti-ganti pasangan.
g. Faktor Gangguan Keseimbangan Hormonal.
Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormon esterogen dan
kekurangan hormon progesteron dapat meningkatkan terjadinya penyakit
kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim, dan kanker prostat.
h. Faktor Kejiwaan dan Emosional
Sering mengalami stres, suka marah, kebencian yang mendalam dan
selalu emosi dapat menyebabkan terjadinya penyakit kanker. Gangguan
emosi ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan seluler tubuh.
i. Faktor Radikal Bebas.
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang
mempunyai elektron bebas yang tidak berpasangan pada lingkaran luarnya,
seperti :
a) Radikal bebas yang terbentuk sebagai produk sampingan dari proses
metabolisme.
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 5
b) Radikal bebas yang masuk kedalam tubuh dalam bentuk-bentuk racun
kimiawi dari makanan, minuman, udara yang terpolusi, dan sinar
ultraviolet dari sinar matahari.
c) Radikal bebas yang terproduksi pada waktu makan berlebihan maupun
dalam keadaan stres yang berlebihan, baik stres secara fisik, psikologis
maupun secara biologis.
2. Tanda –Tanda Penyakit Kanker Menurut (Jong, 2012), ada delapan tanda-tanda gejala kanker, antara lain:
a) Rasa sakit yang tak kunjung sembuh.
b) Benjolan/penebalan di sekitar payudara atau bagian tubuh lainnya.
c) Pendarahan yang tidak normal atau keluarnya cairan.
d) Perubahan dari kebiasaan usus normal.
e) Perubahan pada tahi lalat atau tompel.
f) Gangguan pencernaan terus menerus atau kesulitan menelan.
g) Suara serak atau batuk yang terus menerus.
h) Berkurangnya pendengaran, diiringi suara bising di telinga yang sama.
Tanda-tanda ini tidak serta merta menandakan kanker. Namun, bila terjadi
terus menerus sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter anda segera.
3. Manfaat Brokoli Untuk Kesehatan
Brokoli mengandung beberapa kandungan seperti protein, sulforafan,
indole, gluksinolat, zat besi, beta-karoten (karotenoid), sulfur, kalium, vitamin
A, B1, B2, dan C. Sedangkan khasiat dari tanaman brokoli sangat banyak.
Salah satunya adalah nilai gizi brokoli yang dianggap sebagai pembangkit
tenaga, seperti kalsium, kromium, besi, protein, karbohidrat, vitamin C, dan
vitamin A. Brokoli mengandung senyawa sianihidraksibutena (CHB),
sulforafan, dan liberin yang berguna untuk merangsang pembentukan glutation,
dimana sulforafan itu dapat mencegah penyakit kanker. Brokoli juga
mengandung fitokimia dan antioksidan yang melawan berbagai penyakit dan
infeksi. Brokoli dikenal sebagai sumber serat, vitamin C, K, E, dan A, serta
berbagai mineral penting. Dengan kandungan dan fungsi yang seperti itu,
brokoli dijadikan sebagai salah satu cara untuk mempertahankan sistem
kekebalan tubuh manusia dan mempercepat penyembuhan penyakit (Amilah,
2012).
a. Rendah Kalori
Brokoli merupakan salah satu sayuran yang memiliki kalori yang
sangat rendah, yaitu hanya 34 kalori per 100 g. Namun demikian, brokoli
kaya serat, mineral, vitamin, dan anti-oksidan, yang terbukti banyak
bermanfaat untuk kesehatan. Kekuatan total antioksidan diukur dari segi
kapasitas penyerapan okseigen radikal oksigen (ORAC), dan pada brokoli
perbandingannya adalah 1632 umol TE/100 g (Gomies, dkk., 2012).
b. Brokoli Memiliki Sifat Anti Kanker
Brokoli yang masih segar adalah gudang nutrisi nabati seperti
tiosianat, indoles, sulforaphane, isothiocyanate dan flavonoid seperti beta-
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 6
karoten cryptoxanthin, lutein, dan zea-xanthin. Penelitian telah
menunjukkan bahwasanya senyawa ini memberikan sinyal positif dengan
memodifikasi pada tingkat reseptor molekul membantu melindungi kita
dari berbagai jenis kanker, seperti prostat, usus besar, kandung kemih,
pankreas, dan kanker payudara (Gomies, dkk., 2012).
c. Brokoli Kaya Zat Sebagai Antioksidan Alami Yang Kuat
Brokoli sangat populer akan sumber yang kaya vitamin C. Brokoli
mengandung 89,2 mg atau sekitar 150% per 100 g (RDA). Vitamin-C
adalah anti-oksidan dan modulatorkekebalan tubuh alami yang kuat,
berguna membantu untuk melawan virus penyebab flu (Gomies, dkk.,
2012).
d. Mengandung Vitamin A Untuk Kesehatan Mata
Selain mengandung antioksidan alami dari vitamin C, sumber
antioksidan lain dari kepala brokoli adalah vitamin-A. 100 g Brokoli segar
mengandung Vitamin A 623 IU, atau 21% dari tingkat kebutuhan harian
yang direkomendasikan. Pro-vitamin lainnya pada brokoli seperti beta-
karoten, alfa-karoten, dan zea-xanthin, berguna untuk membantu menjaga
integritas kulit dan selaput lendir. Vitamin A penting untuk kesehatan mata,
dan akan membantu mencegah degenerasi makula pada retina pada lanjut
usia.
Daun Brokoli (pucuk hijau) merupakan sumber karotenoid dan vitamin A;
(16000 IU vitamin A per 100 g), senyawa ini lebih banyak beberapa kali
dari yang di bunga (Gomies, dkk., 2012).
e. Brokoli Sumber folat yang baik
Brokoli segar adalah sumber folat yang sangat baik , mengandung
sekitar 63 μg/100 g (sebesar 16% dari RDA). Dari penelitian telah
menunjukkan bahwa mengkonsumsi sayuran segar dan buah-buahan yang
kaya folat selama sebalum, dan kehamilan dapat membantu mencegah
cacat tabung saraf pada bayi (Indrayoga, dkk., 2003).
f. Brokoli kaya vitamin K
Bunga brokoli merupakan sumber yang kaya vitamin-K, dan
kelompok vitamin B-kompleks ,seperti niacin (vit B-3), asam pantotenat
(vit.B-5), piridoksin (vit.B-6), vitamin B-12, dan riboflavin. Bunga brokoli
juga mengandung asam lemak omega-3 selain ikan (Kumarawati, dkk.,
2003).
g. Sumber mineral yang baik
Brokoli juga merupakan sumber mineral yang baik, seperti kalsium,
mangan, zat besi, magnesium, selenium, zinc dan fosfor (P, Wardhana,
dkk., 2012).
Brokoli (Brassica oleracea) mentah segar. Nilai gizi per 100 g
(Sumber: USDA – National Nutrient data base).
1) Energi 34 K
Cal 1,5%
Karbohidrat 6.64 g 5%
Protein 2.82 g 5%
Total Lemak 0.37 g 1%
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 7
Kolesterol 0 mg 0%
Diet Serat 2.60 g 7%
2) Vitamin
Thiamin 0,071 mg 6%
Vitamin A 623 IU 21%
Vitamin C 89,2 mg 149%
Vitamin E 0,17 mg 1,5%
Vitamin K 101,6 mg 85%
3) Elektrolit
Sodium 33 mg 2%
Kalium 316 mg 7%
Bahan galian
Kalsium 47 mg 5%
Tembaga 0.049 mg 5,5%
Besi 0,73 mg 9%
Magnesium 21 mg 5%
Mangan 0.210 mg 9%
Selenium 2,5 mg 5%
Zinc 0.41 mg 4%
Phyto-nutrisi
Karoten-ß 361 mg
Crypto-xanthin-ß 1 mg
Lutein-zeaxanthin 1403 ug.
4. Cara pengolahan brokoli
Brokoli umumnya dikonsumsi dengan cara diolah kedalam masakan
seperti dibuat sayur, sup, ataupun dikukus. Selain itu, brokoli juga dapat
diminum dengan cara dihaluskan atau jus. Akan tetapi, menurut beberapa
penelitian, cara terbaik untuk mengolah brokoli adalah dengan cara
mengkukus, memasaknya dalam microwave, ataupun menumisnya dengan air
atau kaldu. Sebelum anda memasak atau mengetahui bagaimana cara
pengolahan brokoli ini, terlebih dahulu pilihlah brokoli yang baik dengan
tekstur warna yang seragam (hijau tua atau ungu kehijauan) dan tidak layu
atau masih segar. Mungkin brokoli yang anda beli belum pasti bebas dari
pestisida untuk menghilangkan sisa pestisida tersebut anda cuci dengan air
bersih dan mengalir, usahakan untuk tidak merendam brokoli tersebut dengan
air, karena jika direndam akan membuat sebagian nutrisi yang terkandung
akan larut dalam air tersebut (Santoso, 2011).
Menurut (Ma’at, 2003), supaya kandungan nutrisi dan vitamin brokoli
tidak hilang sewaktu memasaknya ada dua cara yang sangat disarankan untuk
anda yaitu:
a. Direbus
Jika anda ingin cara memasak brokoli ini dengan cara direbus,
maka rebuslah brokoli tersebut dengan air yang tidak terlalu banyak dan
sudah mendidih serta wadah yang tertutup, hal ini bertujuan agar vitamin
dan nutrisinya tidak terbuang melalui uap selama proses perebusan, serta
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 8
dengan sedikit garam agar rasanya lebih gurih dengan interval waktu 1- 2
menit.
Sebelumnya anda harus siapkan air dingin dalam wadah
secukupnya. Hal ini bertujuan setelah anda merebusnya dalam waktu
tersebut segera angkat dan tiriskan brokoli tersebut kemudian anda
masukan brokoli yang sudah direbus kedalam air dingin dalam selang
waktu tertentu agar proses pemasakan brokolinya terhenti.
Satu lagi yang perlu diperhatikan yaitu, untuk memasak sayur
brokoli dengan cara direbus usahakan jangan mengunakan microwave.
Sebaiknya anda hindari menggunakan microwave tersebut walau hanya
dalam waktu dalam 1 menit, karena sebuah studi mengatakan bahwa cara
memasak brokoli dengan microwave baik direbus ataupu dikukus akan
membuat nutrisi pelawan kankernya menjadi hilang seperti zat
sulforaphane (senyawa yang telah terbukti melindungi tubuh dari kanker).
Anda bisa menjadikan brokoli yang direbus ini sebagai salad atau
dicampur dengan jenis sayuran yang anda masak lainnya. Sebagian ada
yang mengatakan mengolah brokoli untuk dikonsumsi dengan cara direbus
tidak baik, akan tetapi jika sesuai dengan cara dan metode yang digunakan
maka hal tersebut tidak masalah.
b. Dikukus
Hampir sama dengan cara memasak brokoli dengan cara direbus,
maka jika ingin dikukus, airnya harus di didihkan terlebih dahulu, kukus
brokoli tersebut sekitar 4-5 menit karena media untuk memasak brokoli ini
adalah uap air tersebut.
C. Kajian religius
Materi ini berkaitan dengan adanya ayat suci Al Quran yang
menjelaskan tentang pemetakan makanan untuk kesehatan yaitu:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena
sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(Q. S. Al-
Baqarah:168). Maksud dari ayat ini adalah manusia sudah disediakan berbagai
jenis makanan oleh Allah yang manfaatnya sangat bermanfaat bagi manusia
itu sendiri. Tetapi manusia dilarang memakan makanan yang tidak ada
manfaatnya dan beracun/merugikan.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang
baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui
batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas.” Al-Maaidah (5) : ayat 87. Maksud dari ayat tersebut ialah : makanlah
yang halal dan jangan sampai melampui batas, jika sampai melampui batas
kita akan mengalami kerugian bagi tubuh kita sendiri.
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 9
Artinya : “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya)
sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka
tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” Al-Baqarah (2) : ayat 173. Maksud dari ayat tersebut ialah :
makanlah yang halal dan jangan sampai melampui batas, jika sampai
melampui batas kita akan mengalami kerugian bagi tubuh kita sendiri tetapi
tidak ada dosa bagi kita, asalkan jangan makan makanan yang haram seperti
bangkai dan daging babi.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Kanker adalah kondisi tidak normal pada sel tubuh yang menjadikan
sel tumbuh dan berkembang cepat diluar kewajaran. Ada yang tumbuh cepat
tekendali atau jinak dan ada yang tumbuh cepat tidak terkendali dan ganas.Sel
yang tumbuh dan berkembang cepat terkendali (jinak) itulah yang dinamakan
tumor sedang yang tumbuh cepat tidak terkendali dan ganas itulah yang
dinamakan dengan kanker. Factor yang mempengaruhi yaitu virus, makanan,
gangguan hormone, dan infeksi. Brokoli yang masih segar adalah gudang
nutrisi nabati seperti tiosianat, indoles, sulforaphane, isothiocyanate dan
flavonoid seperti beta-karoten cryptoxanthin, lutein, dan zea-xanthin.
Pengolahan yang digunakan harus seimbang dan tidak boleh merendam terlalu
lama karena dapat menghilangkan kandungan yang ada di dalam sayur
tersebut.
2. Saran
Untuk penggunaan sayur brokoli, sebaiknya memilih yang segar dan
organik. Hindari dari bahan-bahan kimia, supaya penggunaannya bermanfaat
untuk kesehatan tubuh.
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 10
Daftar Pustaka
Amilah, Susie. 2012. Penggunaan Berbagai Media Tanam Terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Brokoli (Brassica oleracea
varitalica) dan Baby Kailan (Brassica oleracea var. Alboglabra baley).
Program Studi Biologi FMIPA UNIPA Surabaya. Wahana, ISSN 0853-
4403, Vol. 59, No. 2.
Aminudin. 2010. Kajian Pola Respirasi dan Mutu Brokoli (Brassica oleraceae L
var Italic) Selama Penyimpanan dengan Beberapa Tingkatan Suhu.
Jurusan Penyuuhan Pertanian STPP Manokwari.
Gomies, L., Rehatta, H., dan Nandissa, J. 2012. Pengaruh Pupuk Organik Cair
Ri1 Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kubis Bunga
(Brassica oleracea var. Botrytis L.). Program Studi Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura. Agrologia, ISSN 2301-7287,
Vol. 1, No. 1, Hal. 13-20.
Indrayoga, Pande Made., Sumarda, I Made., dan Puspawati, Ni Made. 2003.
Identifikasi Jenis dan Populasi Jamur Tanah pada Habitat Tanaman
Kubis (Brassica oleracea L.) Sehat dan Sakit Akar Gada pada Sentra
Produksi Kubis di Kecamatan Baturiti Tabanan. Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali. E-Jurnal
Agroteknologi Tropika ISSN 2301-6515 Vol. 2, No. 3.
Jong, Wim de. 2002. Kanker, Apakah Itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan
Dukungan Keluarga. Arcan, Jakarta.
Kumarawati, Ni Putu Nia., Supartha, I Wayan., dan Yuliadhi, Ketut Ayu. 2003.
Struktur Komunitas dan Serangan Hama-hama Penting Tanaman Kubis
(Brassica oleracea L.). Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Udayana, Bali. E-Jurnal Agroteknologi Tropika ISSN 2301-
6515 Vol. 2, No. 4.
Ma’at, Suprapto. 2003. Tanaman Obat Untuk Pengobatan Kanker. Fakultas
Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya. Jurnal Bahan Alam
Indonesia ISSN 1412-2855 Vol. 2, No. 4.
Artikel Mikrobiologi 2015
D e w i A g u s t i n / M a h a s i s w a P r o d i P e n d i d i k a n B i o l o g i F K I P U M M
Page 11
Marpaung, Philip G., Bangun, Mbue Kata., dan Ilyas, Syafruddin. 2012. Respon
Beberapa Varietas Tanaman Sawi (Brasscia juncea L.) dengan
Pemberian Pupuk Organik. Program Studi Agroteknologi, Fakultas
Pertanian USU, Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN 2337-
6597 Vol. 2, No. 1.
P, Wardhana K., B, Kurniawan., dan S, Mustofa. 2012. Identifikasi Telur Soil
Transmitted Helminths pada Lalapan Kubis (Brassica oleracea) di
Warung-warung Makan Universitas Lampung. Universitas Lampung.
ISSN 2337-3776.
Pinem, Dedi Yanto Filo., Irmansyah, T., dan Sitepu, Ferry Ezra T. 2015. Respons
Pertumbuhan dan Produksi Brokoli Terhadap Pemberian Pupuk
Kandang Ayam dan Jamur Pelarut Fosfat. Program Studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian USU, Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN
2337-6597 Vol. 3, No. 1.
Santoso. Agus. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya Bagi
Kesehatan. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Unwidha Klaten. Magistra ISSN 0215-9511 No. 75.
Setyoadi., U, Yulian Wiji., Yuliatun, Leli., dan S, Lowita Fi. 2014. Jus Brokoli
Menurunkan Kadar Low Density Lipoprotein Darah pada Tikus Model
Diabetes Melitus. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang.
Tambunan, Marnangon Alfa., Barus, Asil., dan Ginting, Jasmani. 2013. Respoms
Pertumbuhan dan Produksi Saawi (Brassica Juncea. L) Terhadap
Interval Penyiraman dan Konsentrasi Larutan Pupuk NPK Secara
Hidroponik. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian USU,
Medan. Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN 2337-6597 Vol. 1, No. 3.