IKM FIX SIMULASI air bersih Sebagian revisi Dyani Yang teliti detil dan rapi yaa
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of IKM FIX SIMULASI air bersih Sebagian revisi Dyani Yang teliti detil dan rapi yaa
PENENTUAN AREA MASALAH
Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan
peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga
kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data yang
terdapat di puskesmas serta program-program yang ada dan mencari
prioritas permasalahan berdasarkan data yang ada. Dari hasil
observasi di puskesmas di temukan beberapa masalah besar yaitu :
a. Perilaku penggunaan air bersih
b. Sikap dalam penggunaan jamban sehat
c. Kurangnya pengetahuan tentang olahraga
d. Perilaku Merokok di dalam rumah
e. Pengetahuan tentang mengkonsumsi makanan seimbang
Setelah mendapatkan data dari puskesmas, peneliti berkunjung
ke keluarga binaan masing-masing. Setiap peneliti menemukan area
masalah pada masing-masing keluarga binaan. Berikut hasil temuan
tiap peneliti pada keluarga binaan masing-masing :
1. Peneliti Pertama : Citra Sari
a. kesadaran diri akan kesehatan kurang
b. kurangnya pendapataan ekonomi untuk mendapatkan air bersih
c. kurang tersediaanya air bersih
d. tidak tersedianya sumur sebagai sumber air keluarga
e. penggunaan air sungai sebagai sumber air keluarga
1
2. Peneliti kedua : Fatihah Iswatun Sahara
a. kesadaran diri akan kesehatan kurang
b. penghuni rumah terlalu padat
c. keterbatasan penyediaan air bersih
d. penggunaan air sungai sebagai sumber air tambahan
e. anggota keluarga menggunakan sungai sebagai sarana
pembuangan limbah sampah
3. Peneliti ketiga : Singgih Pratama Putra
a. ayah dan ibu sibuk bekerja
b. sumber air bersih jauh untuk dijangkau
c. mengandalkan tampungan air hujan sebagai sumber air bersih
d. penggunaan air sungai sebagai sumber air tambahan
e. anggota keluarga menggunakan sungai sebagai sarana
pembuangan limbah sampah
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga tersebut, kami
memutuskan untuk mengangkat permasalahan perilaku penggunaan air
bersih di Desa Tanjung Pasir. Pemilihan area masalah kesehatan
ini didasarkan atas berbagai pertimbangan:
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan didapat
hampir semua keluarga binaan tidak sepenuhnya menggunakan
air bersih.
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan sumber air
yang digunakan tidak memenuhi kriteria Persyaratan kualitas
2
dalam Permenkes No 416/1999 tentang syarat-syarat dan
kualitas air bersih
Dalam hal ini kelompok kami menentukan area masalah dengan
menggunakan metode delphi. Metode delphi adalah suatu metode
dimana dalam proses pengambilan keputusan melibatkan beberapa
pakar. Adapun para pakar tersebut tidak dipertemukan secara
langsung (tatap muka), dan identitas dari masing-masing pakar
disembunyikan sehingga setiap pakar tidak mengetahui identitas
pakar yang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya
dominasi pakar lain dan dapat meminimalkan pendapat yang bias.
Dalam penelitian ini kami melibatkan seluruh anggota kelompok,
dokter puskesmas setempat, dan keluarga binaan untuk menentukan
area masalah. Setiap peneliti menemukan area masalah pada masing-
masing keluarga binaan. Dengan mempertimbangkan hasil temuan data
di puskesmas dan hasil penentuan prioritas masalah pada keluaga
binaan menurut metode delphi, maka peneliti memutuskan memilih
area permasalahan yaitu : Perilaku penggunaan air bersih
KERANGKA TEORI1. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala
kejiwaan seperti pengetahuan, persepsi, minat, keinginan dan
3
sikap. Hal-hal yang mempengaruhi perilaku seseorang sebagian
terletak dalam diri individu sendiri yang disebut juga faktor
internal sebagian lagi terletak di luar dirinya atau disebut
dengan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan (Notoatmodjo,
2003)
Menurut Notoadmodjo (2003) seseorang yang menerima atau
mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya dalam 3 tahap,
yaitu : pengetahun, sikap, praktik atau tindakan (practice).
Menurut WHO, yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993),
perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Perubahan alamiah (natural change), ialah perubahan yang
dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial,
budaya ataupun ekonomi dimana dia hidup dan
beraktifitas.
b. Perubahan terencana (planned change), ialah perubahan ini
terjadi, karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
c. Perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (readiness
to change), ialah perubahan yang terjadi apabila terdapat
suatu inovasi atau program-program baru,maka yang
terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan
perilaku dan sebagian lagi lamban. Hal ini disebabkan
setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang
berbeda-beda
Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan
seseorang itu berperilaku ada empat alasan pokok, yaitu :
a. Pemikiran dan perasaan
4
Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan,
kepercayaan, sikap dan lain-lain.
b. Orang penting sebagai referensi
Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun
yang ia katakan dan lakukan cendrung untuk kita contoh.
Orang inilah yang dianggap kelompok referensi seperti :
guru, kepala suku dan lain-lain.
c. Sumber-sumber daya
Yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya :
waktu, uang, tenaga kerja,ketrampilan dan pelayanan.
Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat
positif maupun negatif.
d. Kebudayaan
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan
sumber daya di dalam suatumasyarakat akan menghasilkan
suatu pola hidup yang disebut kebudayaan. Perilaku yang
normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan
selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam
terhadap perilaku.
Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa, alasan
seseorang berperilaku. Oleh sebab itu, perilaku yang sama
diantara beberapa orang dapat berbeda-beda penyebab atau
latar belakangnya
1.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan
Menurut L.W.Green,di dalam Notoatmodjo ( 2003 ) faktor
penyebab masalahkesehatan adalah faktor perilaku dan faktor
5
non perilaku. Faktor perilaku khususnya perilaku kesehatan
dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu :
1. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Adalah faktor yang terwujud dalam kepercayaan, keyakinan,
nilai-nilai dan juga variasi demografi, seperti : status
ekonomi, umur, jenis kelamin dan susunan keluarga. Faktor
ini lebih bersifat dari dalam diri individu tersebut.
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (over behavior).
Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif,
mencakup proses yang berurutan , yaitu:
1. Awareness (kesadaran)
Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik)
Tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Sikap
subjek sudah mulai timbul.
6
3. Evaluation (menimbang-nimbang)
Menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya.Hal ini berarti sikap responden
sudah lebih baik lagi.
4. Trial
Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption
Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadarandan sikapnya terhadap stimulus
b. Keyakinan
Keyakinan adalah pendirian bahwa suatu fenomena atau
objek benar atau nyata.Kebenaran adalah kata-kata yang
sering digunakan untuk mengungkapkan atau menyiratkan
keyakinan agar terjadi perubahan perilaku.
a. Seseorang harus yakin bahwa kesehatannya terancam
b. Orang tersebut harus merasakan potensi keseriusan
kondisi itu dalam bentuknyeri atau ketidaknyamanan,
kehilangan waktu untuk bekerja, kesulitanekonomi.
c. Dalam mengukur keadaan tersebut, orang yang
bersangkutan harus yakinbahwa manfaat yang berasal dari
perilaku sehat melebihi pengeluaran yang harus dibayarkan
dan sangat mungkin dilaksanakan serta berada dalam
kapasitas jangkauannya.
d. Harus ada “isyarat kunci yang bertindak” atau suatu
kekuatan pencetus yang membuat orang itu merasa perlu
mengambil tindakan.
7
c. Sikap ( attitude )
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasiadanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam
kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Sikapbelum merupakan
suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka
atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakankesiapan
untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu
sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Tingkatan sikap
adalah:
a. Menerima ( memperhatikan ), meliputi kepekaan terhadap
kondisi,gejala, kerelaan, dan mengarahkan perhatian.
b. Merespon, meliputi merespon secara diam-diam, bersedia
merespon, merasa puas dalam merespon, dan mematuhi
peraturan.
c. Menghargai, meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan
suatu nilai, komitmen terhadap nilai.
d. Bertanggung jawab, meliputi mengkonseptualisasikan nilai,
memahami hubungan abstrak, dan mengorganisasi sistem
suatu nilai
(Sunaryo, 2004).
d. Tindakan ( practice )
8
Suatu sikap pada diri individu belum tentu terwujud
dalam suatu tindakan.Agar sikap terwujud dalam perilaku
nyata diperlukan faktor pendukung danfasilitas. Tingkatan
tindakan, seperti halnya pengetahuan dan sikap, tindakan
jugamemiliki tingkatan- tingkatan, yaitu:
a. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek
sesuai dengantindakanyang akan dilakukan.
b. Respon terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu
dengan urutan yang benar sesuai contoh.
c. Mekanisme, yaitu individu dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis atau sudah menjadi kebiasaan.
d. Adaptasi, yaitu suatu tindakan yang sudah berkembang dan
dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran.
1. Faktor-faktor Pemungkin (Enambling Factors)
Adalah faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan
fisik, termasuk di dalamnya adalah berbagai macam sarana
dan prasarana, misal : dana, transportasi, fasilitas,
kebijakan pemerintah dan lain sebagainya
a. Sarana
adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan
fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu
dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalamrangka
kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi
kerja.
b. Prasarana
9
adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya
yang dilakukan di dalampelayanan publik, karena apabila
kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatanyang
dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan
sesuai denganrencana.
1) Dana merupakan bentuk yang paling mudah yang dapt
digunakan untuk menyatakan nilai ekonomis dan karena dana
atau uang dapat dengan segera diubah dalam bentuk barang
dan jasa.
2) Transportasi adalah pemindahan manusia, hewan atau barang
dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan
sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia dan atau
mesin. Transportasi digunakan untukmemudahkan manusia
dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
3) Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah
upaya danmemperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu
tujuan.
4) Kebijakan Pemerintah adalah yaitu suatu aturan yang
mengatur kehidupanbersama yang harus ditaati dan berlaku
mengikat seluruh warganya. Setiappelanggaran akan diberi
sanksi sesuai dengan bobot pelanggarannya yangdilakukan
dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat oleh lembaga
yangmempunyai tugas menjatuhkan sanksi.
2. Faktor-faktor Pendukung (Reinforcing Factors)
Adalah faktor-faktor ini meliputi : faktor sikap dan
perilaku tokoh masyarakat,tokoh agama, sikap dan perilaku
petugas termasuk petugas kesehatan, undang-undang
10
peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah
daerah yang terkait dengan kesehatan.
a. Sikap
adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir,
dan merasa dalammenghadapi objek, ide, situasi, atau
nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan
kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara
tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa
benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau
kelompok.
b. Tokoh Masyarakat
adalah orang yang dianggap serba tahu dan mempunyai
pengaruh yang besarterhadap masyarakat . Sehingga
segala tindak-tanduknya merupakan pola aturan patut
diteladani oleh masyarakat.
c. Tokoh Agama
adalah panutan yang merepresentasikan kegalauan umatnya
dan persoalan yang sudah diungkap oleh para tokoh agama
menjadi perhatian untuk diselesaikan dan dicarikan
jalan keluarnya
d. Petugas Kesehatan
merupakan tenaga profesional, seyogyanya selalu
menerapkan etika dalamsebagian besar aktifitas sehari-
hari. Etika yang merupakan suatu norma perilaku
( Notoatmodjo, 2003 )
1.I.3 Bentuk perilaku
2.I.4.1. Perilaku pasif ( respons internal )
11
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi
dalam diri individu dan tidakdapat diamati secara
langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan
yang nyata, contoh: berpikir dan berfantasi.
2.I.4.2. Perilaku aktif ( respons internal )
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif
adalah perilaku yang dapat diamati secara langsung,
berupa tindakan yang nyata, contoh: mengerjakan soal
dan membaca buku (Sunaryo, 2004).
2.Konsep Air Bersih
2.1. Pengertian Air
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap
air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat
di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air adalah
substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada
satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau pada kondisi standar (Allafa, 2008).
Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak
macam molekul organik. Air sering disebut sebagai pelarut universal
karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam
kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan
12
dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat
dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-) (Allafa, 2008).
Selanjutnya yang dimaksud dengan air adalah air tawar yang tidak
termasuk salju dan es. Di Indonesia jumlah dan pemakaian air
bersumber pada air tanah, air permukaan dan air atmosfer, yang
ketersediaannya sangat ditentukan oleh air atmosfer atau sering
dikenal dengan air hujan (Kusnoputranto, 2000).
2.2. Sumber-sumber Air
Sumber air dapat dibedakan atas :
a) Air Hujan
Air hujan merupakan air yang didapat dari angkasa, karena
terjadinya proses presipitasi (peristiwa jatuhnya air ke bumi).
Air hujan merupakan penyubliman uap air menjadi air murni yang
ketika turun ke bumi melalui udara melarutkan zat-zat dan
partikel yang terdapat di udara seperti oksigen, karbondioksida,
bakteri, debu dan lain-lain sehingga kualitasnya menjadi rendah
(Kusnoputranto, 2000).
b) Air Permukaan
Air permukaan dapat berupa air yang tergenang atau air yang
mengalir seperti danau, sungai, laut, rawa dan lain-lain (Azwar,
1996). Air permukaan harus diolah terlebih dahulu sebelum
dipergunakan karena umumnya telah mengalami pencemaran (Entjang,
1985).
c) Air Tanah
13
Air tanah adalah air yang diperoleh dari pengumpulan air
pada lapisan tanah dalam. Air ini umumnya sangat bersih karena
telah mengalami penyaringan oleh tanah atau batu-batuan. Hanya
saja kemungkinan mengandung zat mineral dalam kadar yang tinggi.
Contoh air tanah, air sumur dan mata air (Azwar, 1996).
2.3. Peranan Air Bagi Kehidupan
Air mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan
kelangsungan hidup manusia. Air bukanlah sesuatu yang baru untuk
dikonsumsi, oleh karena sejak ada kehidupan tidak satu pun
manusia terlepas dari penggunaan air secara terus menerus untuk
kelangsungan hidupnya. Air merupakan bahan yang sangat vital bagi
kehidupan di atas bumi (Slamet, 1994).
Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri
dari air. Tubuh orang dewasa , sekitar 55-60% berat badan terdiri
dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%.
Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk
minum, masak, mandi, mencuci (bermacam-macam cucian) dan
sebagainya. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap
orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di
negara-negara berkembang, termasuk Indoesia tiap orang memerlukan
air antara 30-60 liter per hari (Notoatmodjo, 2003).
Adapun fungsi air bagi manusia antara lain adalah sebagai berikut
;
14
1. Mempertahankan kelembaban organ-organ tubuh. Jika organ tubuh
kekurangan air bentuknya akan mengempis karena kehilangan
kelembaban.
2. Untuk mempertahankan volume dan kekentalan darah dan getah
bening.
3. Mengatur suhu tubuh. Jika kekurangan air tubuh akan menjadi
panas.
4. Untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kulit akan menjadi
kasar dan berkerut jika kekurangan air.
5. Sebagai mediator dan saluran dari berbagai reaksi kimia di
dalam tubuh, proses metabolisme tubuh memerlukan air.
Dan masih banyak fungsi lainnya seperti sebagai pencuci, pelarut
zat-zat gizi dan sebagainya (Harini, 2007).
2.4. Peranan Air Terhadap Penularan Penyakit
Peran air dalam terjadinya penyakit menular dapat
bermacam-macam sebagai berikut (Juli Soemirat, 2007) :
1. air sebagai penyebar mikroba patogen
2. air sebagai sarang insecta penyebar penyakit
3. jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi, sehingga
orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik
4. air sebagai sarang hospes sementara penyakit
Dalam hal memindahkan penyakit, air berperan melalui 4 cara
(Kusnoputranto, 2000) yaitu :
a. Cara Water Borne
Cara water borne merupakan penularan penyakit dimana air
sebagai medianya. Kuman pathogen berada di dalam air minum untuk
manusia dan hewan. Yang termasuk penyakit yang dihantarkan
15
melalui air ini antara lain ; penyakit kolera, typhoid, hepatitis
dan disentri basiler.
b. Cara Water Washed
Cara water washed merupakan penularan penyakit berhubungan
dengan air yang digunakan untuk kebersihan. Dengan terjaminnya
kebersihan oleh tersedianya air yang cukup, maka penyakit-
penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia. Yang
termasuk penyakit karena kurangnya air untuk kebersihan seseorang
ini antara lain ; infeksi kulit dan selaput lendir, infeksi oleh
insekta parasit pada kulit.
c. Cara Water Based
Cara water based merupakan penularan penyakit melalui pejamu
(host) di air. Contoh penyakit yang ditularkan melalui water based
adalah Schistomiasis. Pejamu (host) perantara ini hidup di air
contohnya siput air. Dalam hal ini larva Schistomiasis hidup
dalam siput air hingga berubah bentuk menjadi cercaria dan
menembus kulit (kaki) manusia yang berada dalam air tersebut.
Penyakit ini disebut Schistomiasis.
d. Cara Water Related Insecta Vector
Cara water related insecta vector merupakan penularan penyakit
melalui vektor yang menggunakan air sebagai tempat
berkembangbiaknya. Contoh penyakit yang ditularkan melalui vektor
16
yang hidupnya bergantung pada air ini seperti malaria oleh vektor
nyamuk Anopheles, demam berdarah oleh vektor nyamuk Aedes
Aegypti.
2.5. Air Bersih
2.5.1. Pengertian Air Bersih
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No
416/Menkes/PER/IX/1990 yang dimaksud dengan air bersih adalah air
yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak mengandung mineral/kuman-kuman yang membahayakan tubuh.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai air
bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari
dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat
diminum apabila dimasak Air bersih merupakan air yang tidak
menyebabkan penyakit bagi manusia. Oleh karena itu, air tersebut
hendaknya diusahakan memenuhi persyaratan-persyaratan kesehatan,
sekurang-kurangnya diusahakan mendekati persyaratan air yang
telah ditentukan (Kusnoputranto, 2000).
2.5.2. Standar Kualitas Air Bersih
Untuk keperluan hidup manusia sehari-hari, air harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan berdasarkan kepentingan
kesehatan manusia. Hal yang pokok adalah agar air yang diminum
atau dipakai manusia tidak membahayakan manusia. Pada umumnya
kualitas air bersih harus memenuhi syarat-syarat kesehatan baik
17
secara fisik, kimia, bakteriologis dan radioaktif sesuai
Permenkes No 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan air
bersih (Depkes RI, 1990). Dalam menangani penyediaan air bersih umumnya dan air minum
pada khususnya perlu adanya standar kualitas air. Ada beberapa
standar kualitas air bersih, diantaranya :
1. Standar Kualitas dari Departemen Kesehatan RI
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/Menkes/IX/1990 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Peraturan ini dibuat
dengan maksud bahwa air yang memenuhi syarat kesehatan
mempunyai peranan penting dalam rangka pemeliharaan,
perlindungan dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakatnya.
2. Standar Kualitas Air WHO
Sebagai organisasi kesehatan internasional, WHO juga
mengeluarkan peraturan tentang syarat-syarat kualitas air
bersih yaitu meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi.
Peraturan yang ditetapkan oleh WHO tersebut digunakan sebagai
pedoman bagi negara anggota. Namun demikian masing-masing
negara anggota, dapat pula menetapkan syarat-syarat kualitas
air sesuai dengan kondisi negara tersebut.
2.6. Air Sungai
2.6.1. Pengertian Air Sungai
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 35 tahun 1991 tentang
sungai, yang dimaksud dengan sungai adalah tempat-tempat dan
wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air
18
sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang
pengalirannya oleh garis sempadan.
Sungai yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai
dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di
laut/danau. Sebagian besar air hujan yang turun ke permukaan
tanah, mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah dan setelah
mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat, akhirnya
melimpah ke danau atau ke laut. Suatu alur yang panjang di atas
permukaan bumi tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan
disebut alur sungai. Dan perpaduan antara alur sungai dan aliran
air di dalamnya disebut sungai (Gayo, 1994).
Jadi yang dimaksud dengan air sungai adalah salah satu badan
air yang menghasilkan air di atas permukaan daratan yang mengalir
dari dataran tinggi ke dataran rendah. Secara umum air baku yang
didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena
kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar (Kusnoputranto,
1986).
2.6.2. Pengolahan Air sungai
Secara alamiah, sungai dapat tercemar pada daerah permukaan
air saja. Pada sungai yang besar dengan arus air yang deras,
sejumlah kecil bahan pencemar akan mengalami pengenceran sehingga
tingkat pencemaran menjadi sangat rendah. Tetapi terkadang sebuah
sungai mengalami pencemaran yang berat sehingga air mengandung
bahan pencemar yang sangat besar. Hampir setiap hari sungai
menerima sejumlah besar aliran sedimen baik secara alamiah,
buangan industri, buangan limbah rumah tangga, aliran air
permukaan, daerah urban dan pertanian (Darwono, 2001).
19
Air sungai pada umumnya telah mengalami pencemaran, karena
itu perlu diolah terlebih dahulu sebelum dipergunakan untuk
keperluan rumah tangga. Pengolahan (purifikasi) air ini dapat
dibagi dalam dua golongan yaitu purifikasi alami dan purifikasi
buatan. Dalam purifikasi buatan ini air mengalami tiga proses
secara bertahap yaitu proses koagulasi, filtrasi dan desinfeksi.
Setelah mengalami ketiga proses tadi barulah air sungai dapat
dipergunakan untuk kepentingan rumah tangga (RT).
Secara sederhana di tiap-tiap rumah dapat dibuat instalasi
pengolahan air sehingga memenuhi syarat kesehatan yang akan
sangat membantu pula pada usaha pencegahan dan pemberantasan
penyakit yang ditularkan melalui air. Untuk masyarakat luas
pengolahan air permukaan ini dilaksanakan di instalasi yang
dibangun pemerintah dan dibagikan melalui pipa (Entjang, 1985).
Kerangka Teori Menurut Lawrence Green
20
PERILAKU
Faktorpredispo
Faktorpendukun
Pengetahuan Internal :
jasmani, rohani Eksternal :
pendidikan, media masa, hubungan sosial, pengalaman, ekonomi.
KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep dibangun berdasarkan teori Lawrence Green serta
berdasarkan rumusan masalah tentang perilaku mencuci tangan.
Kerangka konsep ini kami buat sebagai panduan untuk mempermudah
melakukan penelitian. Adapun kerangka konsep yang dibuat adalah
sebagai berikut :
Gambar.2. Kerangka Konsep
22
VARIABELINDEPENDENT
1.Pengetahuan
2.Perilaku
3.Sikap
4.Sarana dan prasarana
VARIABEL DEPENDENT
PERILAKU PENGGUNAANAIR BERSIH
Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala1 Pengetahu
an
tentang
air
bersih
Wawasan
mengenai segala
sesuatu yang
berhubungan
dengan air
bersih seperti
pengertian air
bersih, sumber
air bersih,
peranan
penggunaan air
bersih
Kuesio
ner
Wawanca
ra
Baik: 3
Buruk:
<3
Ordin
al
2 Perilaku
kesehatan
Suatu respon
seseorang
terhadap
stimulus atau
objek yang
berkaitan
dengan sakit
dan penyakit
terhadap
penggunaan air
Kuesio
ner
Wawanca
ra
Observa
si
Baik :
6
Buruk :
<4
Ordin
al
23
bersih3 Sikap
terhadap
penggunaa
n air
bersih
Reaksi
responden
terhadap
penggunaan air
bersih
Kuesio
ner
Wawanca
ra
Baik:2
Buruk:
< 2
Ordin
al
4 Sarana
dan
Prasarana
Semua peralatan
dan
perlengkapan
yang digunakan
dan yang
menunjang untuk
ketersediaan
air bersih
Kuesio
ner
Observ
asi
Wawanca
ra
Baik :
4
Buruk :
<4
Ordin
al
5 Peran
Petugas
Kesehatan
Peran petugas
kesehatan dalam
memberikan
informasi
mengenai
pengertian air
bersih, sumber
air bersih, dan
manfaat
penggunaan air
bersih
Kuesio
ner
Wawanca
ra
Baik :
2
Buruk :
< 2
Ordin
al
24
KUESIONER PENELITIAN
PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN AIR BERSIH DI
DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN
TANGERANG
TAHUN 2014
No. Responden :
IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
3. Umur : tahun
4. Pendidikan : a. Tidak sekolah / tidak tamat SD b. Tamat SD c. Tamat SLTP d. Tamat SLTA e. Perguruan Tinggi / Akademik
5. Pekerjaan : a. Petani b. Pedagang / wiraswasta c. Pegawai Swasta d. PNS e. Buruh
6. Pendapatan : Rp / bulan
26
A. PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH
1. Apakah bapak/ibu mengetahui yang dimaksud dengan air bersih?
a. Tahu
b. Tidak tahu
2. Apakah bapak/ibu mengetahui sumber-sumber air bersih tersebut?
a. Tahu
b. Tidak tahu
3. Apakah bapak/ibu mengetahui air bersih dimanfaatkan untuk apa
saja?
a. Tahu
b. Tidak tahu
4. Apakah bapak/ibu mengetahui dari mana sumber pencemaran air
sungai?
a. Tahu
b. Tidak tahu
5. Apakah bapak/ibu mengetahui air sungai dapat dimanfaatkan
untuk apa saja?
a. Tahu
b. Tidak tahu
6. Apakah bapak/ibu mengetahui cara pengolahan air sungai
sebaiknya sebelum digunakan?
a. Tahu
28
b. Tidak tahu
7. Apakah bapak/ibu mengetahui dari mana sumber pencemaran air
sungai Cisadane ini?
a. Tahu
b. Tidak tahu
8. Apakah bapak/ibu mengetahui akibat penggunaan air yang kotor?
a. Tahu
b. Tidak tahu
7. Apakah bapak/ibu mengetahui jenis penyakit kulit yang
diakibatkan penggunaan air yang kotor?
a. Tahu
b. Tidak tahu
B. PERILAKU KESEHATAN
1. Apakah ibu menggunakan air bersih?
a. Iya
b. Tidak
2. Dari mana sumbernya?
a. PDAM
b. Air isi Ulang (air galon)
c. Air Sungai
d. Tampungan air hujan
29
C.SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN AIR BERSIH
1. Menurut bapak/ibu menggunakan air sungai itu baik atau tidak?
a. Baik
b. Tidak
PR: bikin pertanyaan tentang sikap/pendapat/evaluasi/penilaian
terhadap air bersih
D. SARANA DAN PRASARANA AIR BERSIH
1. Apakah di lingkungan rumah bapak/ibu terdapat sumur atau
alat penampung hujan?
a. Iya
b. Tidak
2. Apakah lingkungan rumah ibu/bapak dekat dengan sungai?
a. Iya
b. Tidak
3. Apakah bapak/ibu menggunakan PDAM di rumah?
a. Iya
b. Tidak
4. Apakah bapak/ibu sulit untuk mendapatkan air bersih?
a. Iya b. Tidak
30
F. PETUGAS KESEHATAN
1. Apakah ibu pernah mendapat informasi mengenai air bersih daripetugas kesehatan?a.Iyab. Tidak
2. Apakah ibu percaya terhadap petugas kesehatan?a.Iyab. Tidak
31
SKORING OPTIONAL KUESIONER - Coba cek lagi. Sesuaikan dengankuesioner yang baru
A. PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH
1. Apakah bapak/ibu mengetahui yang dimaksud dengan air bersih? a = 1b = 0
2. Apakah bapak/ibu mengetahui sumber-sumber air bersih tersebut?a = 1b = 0
3. Apakah bapak/ibu mengetahui air bersih dimanfaatkan untuk apasaja?
a = 1 b = 0
B. PENGETAHUAN TENTANG AIR BERSIH
1. Apakah bapak/ibu mengetahui yang dimaksud dengan air bersih? a = 1b = 0
2. Apakah bapak/ibu mengetahui sumber-sumber air bersih tersebut?a = 1b = 0
3. Apakah bapak/ibu mengetahui air bersih dimanfaatkan untuk apasaja?
a = 1b = 0
32
C. PERILAKU KESEHATAN
1. Apakah bapak/ibu mengetahui dari mana sumber pencemaran airsungai?
a = 1b = 0
2. Apakah bapak/ibu mengetahui air sungai dapat dimanfaatkanuntuk apa saja?
a = 1b = 0
3. Apakah bapak/ibu mengetahui cara pengolahan air sungaisebaiknya sebelum digunakan? a = 1b = 0
4. Apakah bapak/ibu mengetahui dari mana sumber pencemaran airsungai Cisadane ini? a = 1b = 0
5. Apakah bapak/ibu mengetahui akibat penggunaan air yang kotor? a = 1b = 0
6. Apakah bapak/ibu mengetahui jenis penyakit kulit yangdiakibatkan penggunaan air yang kotor? a = 1b = 0
D.SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN AIR BERSIH1. Apakah ibu menggunakan air bersih?a = 1
33
b = 0
2. Dari mana sumbernya?a = 1b = 1
c = 0 d = 0E. SARANA DAN PRASARANA AIR BERSIH 1. Apakah di lingkungan rumah ibu/bapak terdapat sumur ataualat penampung hujan?
a = 1b = 0
2. Apa di lingkungan rumah ibu/bapak dekat dengan sungai?a = 1b = 0
3. Apakah ibu/bapak menggunakan PDAM di rumah?
a = 1 b = 0
4. Apakah ibu/bapak sulit untuk mendapatkan air bersih?
a = 1b = 0
F. PETUGAS KESEHATAN1. 1. apakah ibu pernah mendapat informasi mengenai air bersih
dari petugas kesehatan? a = 1 b = 0
34
2. apakah ibu percaya erhadap petugas kesehatan? a = 1 b = 0
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmojo S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
2. Sunaryo.2004. Psikologi untuk Keprawatan. Jakarta: EGC3. Efendi, N. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan, Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: IEGC, 4. Departemen Kesehatan RI. 1996. Buku Pedoman Petugas
Lapangan. Jakarta: Komite Nasional Posyandu, 5. Notoatmojo S. 2000. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Edisi
1. Jakarta: PT. RinekaCipta,.
35