Perencanaan jaringan air bersih dengan air tanah dangkal (Full)

186
PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT DENGAN AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANGGUAR DESA KEDARO-LOMBOK BARAT Design of Water Supply For Community With Shallow Ground Water At Lendangguar Kedaro Village – West Lombok District Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil Oleh : MARTA SYA’BANI F1A 009 040 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM 2014

Transcript of Perencanaan jaringan air bersih dengan air tanah dangkal (Full)

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT

DENGAN AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANGGUAR

DESA KEDARO-LOMBOK BARAT

Design of Water Supply For Community With Shallow Ground Water

At Lendangguar Kedaro Village – West Lombok District

Tugas Akhir

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil

Oleh :

MARTA SYA’BANI

F1A 009 040

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

2014

PERENCANAAN

DENGAN AIR TANAH

DESA KEDARO

Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing

1. Pembimbing Utama

I D G. Jaya Negara, ST.,

NIP. 19690624 199703

2. Pembimbing Pendamping

Agustono Setiawan

NIP. 19700113 199702 1 001

ii

Tugas Akhir

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT

AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANGGUAR

DESA KEDARO - LOMBOK BARAT

Oleh :

Marta Sya’bani

F1A 009 040

Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing

Pembimbing Utama

Jaya Negara, ST., MT. Tanggal : September

199703 1 001

Pembimbing Pendamping

Setiawan, ST., MSc. Tanggal : September

199702 1 001

PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT

DUSUN LENDANGGUAR

Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing

September 2014

September 2014

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT

DENGAN AIR TANAH

DESA KEDARO

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

1. Penguji I

Salehudin, ST., MNIP. 19661231 199512 1 001

2. Penguji II

Lalu Wirahman WNIP . 19680201 199703 1 002

3. Penguji III

Humairo Saidah, ST., MT.NIP . 19720609 199703 2 001

iii

Tugas Akhir

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT

AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANGGUAR

DESA KEDARO - LOMBOK BARAT

Oleh :

Marta Sya’bani

F1A 009 040

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 6 September 2014 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

MT. 19661231 199512 1 001

Lalu Wirahman W., ST., MSc. NIP . 19680201 199703 1 002

Saidah, ST., MT. 720609 199703 2 001

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT

DANGKAL DI DUSUN LENDANGGUAR

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga dengan usaha yang maksimal akhirnya penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas akhir ini berjudul “Perencanaan Penyediaan Air Bersih Masyarakat

Dengan Air Tanah Dangkal Di Dusun Lendangguar Desa Kedaro-Lombok

Barat”. Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan wajib akademis yang

harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Mataram untuk memperoleh gelar sarjana (S-1).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, dengan kerendahan hati penulis menerima segala kritik dan saran

yang membangun dari pembaca. Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Terima kasih.

Mataram, September 2014

Penulis

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Tugas Akhir ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan baik moril

maupun materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya terutama kepada :

1. Bapak Yusron Saadi, ST.,MSc(Eng).,Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Teknik Universitas Mataram,

2. Bapak Jauhar Fajrin, ST.,MSc(Eng).,Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik

Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram,

3. Ibu Tri Sulistyowati, ST.,MT., selaku Sekretaris Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Mataram,

4. Bapak IDG. Jaya Negara, ST.,MT., selaku Dosen Utama yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan

Tugas Akhir ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik,

5. Bapak Agustono Setiawan, ST.,MSc., selaku Dosen Pembimbing

Pendamping yang telah memberikan ide, saran dan arahan serta

motivasinya,

6. Bapak Salehudin, ST., MT., selaku Dosen Penguji I.

7. Bapak Lalu Wirahman W., ST., MSc., selaku Dosen Penguji II.

8. Ibu Humairo Saidah, ST., MT., selaku Dosen Penguji III.

9. Ibu Shofia Rawiana, ST.,MT., selaku Dosen wali yang telah memberikan

banyak saran dan arahannya selama perkuliahan,

10. Keluarga kecilku, orang tuaku dan adik-adikku yang selalu memberikan

dukungan semangat dan doanya,

11. Rekan seperjuangan dan teman-teman angkatan 2009, terima kasih untuk

semua bantuan ide dan dukungannya,

12. Serta semua pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung

maupun tidak langsung selama pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan dan

dukungan semuanya, dalam usaha penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini.

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ x

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ......................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

INTISARI...................................................................................................... ..... xvi

ABSTRACT.................................................................................................. ..... xvii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2

1.3 Tujuan Perencanaan ........................................................................ 3

1.4 Batasan Masalah .............................................................................. 3

1.5 Manfaat Perencanaan ...................................................................... 3

BAB II. DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 4

2.2 Landasan Teori .................................................................................. 5

2.2.1 Sumber Air Bersih .............................................................. 5

2.2.2 Standar Kualitas Air Bersih ................................................. 7

2.2.3 Pengambilan Air Tanah ....................................................... 7

2.2.4 Kebutuhan Air Bersih ...................................................... ... 9

2.2.5 Sistem Penyediaan Air Bersih ............................................ . 15

2.2.6 Analisis Jaringan Pipa ......................................................... 16

2.2.7 Sistem Jaringan Transmisi ................................................... 27

2.2.8 Sistem Jaringan Distribusi ................................................... 29

vii

2.2.9 Bak Pelepas Tekan (BPT) ................................................... 30

2.2.10 Pemilihan Pipa ................................................... ..................30

BAB III. METODOLOGI PERENCANAAN

3.1 Lokasi Perencanaan .......................................................................... 32

3.2 Pelaksanaan Perencanaan.................................................................. 33

3.2.1 Tahap Persiapan................................................................... .33

3.2.2 Pengumpulan Data............................................................... 33

3.2.3 Analisis Data........................................................................ .34

3.3 Bagan Alir Perencanaan ............................................................ ........37

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Perhitungan Debit Potensi Sumber Air .......................................... .38

4.2. Analisis Kualitas Sumber Air ....................................................... ...42

4.3. Proyeksi Jumlah Penduduk ........................................................ .....43

4.4. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih ................................................ 50

4.5. Analisis Hidrolika Jaringan Pipa ................................................ .....54

4.6. Analisis Struktur dan Konstruksi .................................................. ..68

4.6.1. Perencanaan Reservoir........................................................ 68

4.6.2. Perencanaan Bak Penampungan.......................................... 84

4.6.3. Perencanaan Sumur ............................................................ 86

4.7. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) .............................. ..91

4.7.1. Volume Pekerjaan .............................................................. 91

4.7.2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) ....................................... 111

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.......................................................................................118

5.2. Saran ............................................................................................... 119

DAFTAR PUSTAKA

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Besaran hubungan koefisien korelasi ..........................................… 11

Tabel 2.2 Jumlah kebutuhan air sehari-hari .................................................... 11

Tabel 2.3 Kriteria Kebutuhan Air Bersih ........................................................ 12

Tabel 2.4 Kekentalan Kinematik (ν) ....………............................................... 19

Tabel 2.5 Koefisien Kekasaran Pipa Hazen – Williams................................... 20

Tabel 2.6 Koefisien Kekasaran Pipa Hazen-Williams (CH) ............................ 20

Tabel 2.7 Koefisien kekasaran mutlak, � ....................................................... 22

Tabel 2.8 Koefisien kehilangan tinggi tekan (K) ........................................... 23

Tabel 2.9 Nilai ke sebagai fungsi dari α .......................................................... 25

Tabel 2.10 Koefisien kehilangan untuk penyempitan tiba-tiba ........................ 26

Tabel 2.11 Koefisien kehilangan pada belokan pipa, Kb .................................. 26

Tabel 2.12 Jenis pipa, tanah dan pemasangan pipa .......................................... 31

Tabel 4.1 Dalam air yang dipulihkan sesudah pemompaan berhenti ............. 39

Tabel 4.2 Besarnya penurunan permukaan air yang tersisa dari air semula.... 40

Tabel 4.3 Hasil uji kualitas air ........................................................................ 43

Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Dusun Lendangguar Selatan dan Timur ........... 44

Tabel 4.5 Laju Pertumbuhan Penduduk Dusun Lendangguar Selatan dan

Timur .............................................................................................. 45

Tabel 4.6 Perhitungan statistik jumlah penduduk .......................................... 46

Tabel 4.7 Hasil perhitungan mundur jumlah penduduk ................................. 47

Tabel 4.8 Koefisien korelasi dari hasil perhitungan metode aritmatik ........... 48

Tabel 4.9 Koefisien korelasi dari hasil perhitungan metode geometrik ......... 48

Tabel 4.10 Koefisien korelasi dari hasil perhitungan metode least square ...... 48

Tabel 4.11 Metode yang digunakan untuk tiap dusun ..................................... 49

Tabel 4.12 Proyeksi jumlah penduduk tiap dusun dari tahun 2013-2018......... 50

Tabel 4.13 Kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar Selatan sampai tahun

2018 ................................................................................................ 52

Tabel 4.14 Kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar Timur sampai tahun

2018 ................................................................................................ 53

ix

Tabel 4.15 Analisis hidrolika jaringan pipa transmisi (Sistem Pompa) ........... 59

Tabel 4.16 Analisis hidrolika jaringan pipa transmisi (Sistem Gravitasi)......... 63

Tabel 4.17 Rekapitulasi dimensi pipa ............................................................... 68

Tabel 4.18 Tampungan reservoir ...................................................................... 69

Tabel 4.19 Rangkuman Penulangan Struktur Reservoir ................................... 84

Tabel 4.20 Rangkuman Penulangan Struktur Bak Penampungan Air .............. 85

Tabel 4.21 Gaya vertikal dan momen tahanan pada kondisi terisi air .............. 89

Tabel 4.22 Tekanan horizontal dan momen tahanan pada kondisi terisi air ..... 89

Tabel 4.23 Tekanan horizontal dan momen tahanan sumur pada kondisi

Kosong ............................................................................................ 90

Tabel 4.24 Rangkuman Penulangan Pelat penutup sumur ................................ 91

Tabel 4.25 Panjang kebutuhan pipa .................................................................. 92

Tabel 4.26 Rekapitulasi volume galian dan timbunan pipa .............................. 93

Tabel 4.27 Rekapitulasi volume pekerjaan pelat reservoir................................ 93

Tabel 4.28 Rekap volume pekerjaan balok, sloof dan kolom reservoir ........... 93

Tabel 4.29 Rekapitulasi volume pekerjaan pelat bak penampungan ................ 93

Tabel 4.30 Rekap volume pekerjaan balok, sloof dan kolom bak .................... 93

Tabel 4.31 Rekap volume pekerjaan sumur rencana ........................................ 93

Tabel 4.32 Rekapitulasi RAB untuk pekerjaan galian dan timbunan pada

pekerjaan pipa ................................................................................. 111

Tabel 4.33 Rencana anggaran biaya pekerjaan reservoir .................................. 112

Tabel 4.34 Rencana anggaran biaya pekerjaan bak penampungan sementara... 113

Tabel 4.35 Rencana anggaran biaya pekerjaan sumur gali rencana .................. 114

Tabel 4.36 Rencana anggaran biaya pekerjaan pemasangan pipa & aksesoris.. 115

Tabel 4.37 Rencana anggaran biaya pekerjaan instalasi listrik ......................... 116

Tabel 4.38 Rencana anggaran biaya pekerjaan hidran umum (HU) ................. 116

Tabel 4.39 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB) ............................... 117

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Garis tenaga dan garis tekanan …………….........……………. 17

Gambar 2.2 Diagram Moody .......………………………………….....…..... 22

Gambar 2.3 Pembesaran penampang berangsur-angsur ………………........ 25

Gambar 2.4 Belokan pipa sebagai fungsi sudut belokan α ...........……........ 26

Gambar 2.5 Sistem transmisi gravitasi ......……………………………........ 27

Gambar 2.6 Sistem transmisi pompa ...........……………………………...... 28

Gambar 2.7 Pipa dengan pompa ...........…………….......………………...... 28

Gambar 3.1 Peta Lokasi Perencanaan ............................................………... 32

Gambar 3.2 Bagan Alir Perencanaan ..................…….....…………………. 37

Gambar 4.1 Foto sumber air rencana ..................…….....…………………. 38

Gambar 4.2 Sketsa penampang sumber air .........…….....…………………. 39

Gambar 4.3 Perkiraan besarnya air yang keluar dengan pemompaan

langsung .........…….....………………..................................…. 41

Gambar 4.4 Pengambilan sampel air sumur ................................…….....…. 42

Gambar 4.5 Skema Jaringan Air Bersih Dusun Lendangguar .....…….....…. 44

Gambar 4.6 Peta Situasi Jaringan Pipa Air Bersih ......................…….....…. 55

Gambar 4.7 Skema Perencanaan Jaringan Air Bersih untuk Dusun

Lendangguar ......................…......................................….....…. 56

Gambar 4.8 Koefisien fluktuasi kebutuhan air bersih.................................... 68

Gambar 4.9 Grafik Tampungan Reservoir ..................................…….....…. 70

Gambar 4.10 Tekanan gaya-gaya pada dinding dalam kondisi penuh .......…. 71

Gambar 4.11 Distribusi tekanan pada dinding dan dasar reservoir ............…. 71

Gambar 4.12 Distribusi momen pada pelat ................................................…. 73

Gambar 4.13 Pembagian beban luasan pada pelat .....................................…. 79

Gambar 4.14 Sketsa tekanan tanah akibat pengaruh kohesi (c) .................…. 88

Gambar 4.15 Sketsa berat sendiri dinding ..................................................…. 89

Gambar 4.16 (a) Galian tanah dan (b) timbunan tanah ..............................…. 93

Gambar 4.17 Galian tanah dibawah pelat reservoir ...................................…. 93

Gambar 4.18 Pelat penutup reservoir .........................................................…. 94

xi

Gambar 4.19 Dinding luar reservoir ...........................................................…. 96

Gambar 4.20 Pelat dasar reservoir ..............................................................…. 97

xii

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Q : Debit air (m3/det)

K : Koefisien permeabilitas (m/jam)

s : Besar penurunan permukaan air (m)

rw : Jari – jari sumur (m)

R : Jari – jari lingkaran pengaruh (m)

h : Dalam dari permukaan air yang dipompa ke permukaan lapisan kedap air

di bawah (m)

hs : Dalam air di sumur pada waktu pemompaan

d : Jarak dari sumur ke tepi sungai (m)

m : Tebal akuifer (m)

α : Kapasitas spesifik yakni banyaknya air yang keluar per-satuan dalam dari

sumur (m2/jam)

Pt : Jumlah penduduk tahun proyeksi

Po : Jumlah penduduk tahun ke 0

t : Periode perencanaan

Pn : Jumlah penduduk pada tahun ke-n

Pn+1 : Jumlah penduduk pada tahun ke-n+1

r : Persen pertambahan penduduk tiap tahun

n : Tahun proyeksi

JP : Jumlah penduduk saat ini (jiwa)

pl% : Prosentase pelayanan yang akan dilayani

qD : Kebutuhan air domestik (lt/org/hari)

S : Standar kebutuhan air rata-rata (lt/org/hari)

qnD : Kebutuhan air non domestik (lt/org/hari)

nD% : Prosentase kebutuhan air non domestik

qD : Kebutuhan air domestik (lt/org/hari)

qT : Kebutuhan air total (lt/hari)

qHL : Kebocoran atau kehilangan air

Kt% : Prosentase kehilangan atau kebocoran

xiii

qRH : Kebutuhan air rata-rata (lt/hari)

qm : Kebutuhan air maksmum (lt/hari)

F : Faktor hari maksimum (antara 1,15 - 1,7)

z1 : Energi statis batas (m)

h : Kehilangan tenaga selama pengaliran dalam sistem (m)

V : Kecepatan aliran (m/det)

A : Tampang saluran (m2)

D : Diameter pipa (m)

Re : bilangan Reynold tak berdimensi,

υ : kekentalan kinematik (m2/dt) (Tabel 2.4)

Rh : Jari-jari hidrolis (m)

I : Kemiringan gradien hidrolis

n : Koefisien kekasaran pipa Manning

hf : Kehilangan tenaga akibat gesekan (m)

L : Panjang pipa (m)

CH : Koefisien gesekan Hazen – Williams

S : Kemiringan garis energi

f : Koefisien tahananan permukaan pipa atau dikenal dengan koefisien

gesekan Darcy-Weisbach (faktor gesekan) yang nilainya ditentukan oleh

bilangan Reynolds

P : Keliling basah (m)

g : Percepatan gravitasi (m/det2)

K : Koefisien kehilangan tinggi tekan minor (tabel)

hm : Kehilangan tenaga minor akibat lubang masuk pipa (m)

km : Koefisien kehilangan energi minor

he : Kehilangan tenaga minor akibat pembesaran penampang (m)

V1 : Kecepatan aliran di pipa pertama (m/det)

A1, A2 : Luas penampang pipa pertama dan pipa kedua (m2)

hc : Kehilangan tenaga minor akibat pengecilan penampang (m)

kc : Koefisien kehilangan energi akibat penyempitan

ε : Kekasaran pipa Darcy-Weisbach (mm)

xiv

Mu : Momen maksimal penampang struktur (N.m)

Ø/D : Diameter tulangan pada struktur (mm)

h : Ukuran tebal/ tinggi penampang struktur (mm)

b : Ukuran lebar penampang struktur (mm)

be : Ukuran lebar efektif pada balok L/T (mm)

Sb : Tebal selimut beton (mm)

d : Tebal efektif penampang struktur (mm)

a : Tinggi blok tekan ekivalen (mm)

Mn : Momen nominal penampang struktur (N.mm)

K : Faktor momen pikul (Mpa)

As : Luas tulangan tarik (mm2)

S : Jarak penulangan (mm)

As : Luas tulangan tarik (mm2)

As’ : Luas tulangan tekan (mm2)

As,u : Luas tulangan perlu (mm2)

Mr : Momen rencana (N.mm)

f’c : Kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur beton 28 hari (Mpa)

ρ : Ratio penulangan pada struktur

n : Jumlah tulangan (batang)

fy : Kuat tarik atau kuat leleh baja tulangan (Mpa)

Cl : Koefisien momen pelat lapangan dari PBI 1971

Ct : Koefisien momen pelat tumpuan dari PBI 1971

Mlx : Momen lapangan arah x (kg.m)

Mly : Momen lapangan arah y (kg.m)

Mtx : Momen tumpuan arah x (kg.m)

Mty : Momen tumpuan arah y (kg.m)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

Foto Sumur Dangkal Eksisting

Hasil Analisis Uji Kualitas Air Sumur Gali

Hasil Pengukuran Jalur Pipa

Hasil Pengujian Fisik dan Geser Tanah

Peta Situasi Jaringan Pipa

Skema Perencanaan Jaringan Air Bersih Dusun Lendangguar

Lampiran II

Long Section Dan Cross Section

Gambar Kerja/Gambar Teknis Perencanaan

Daftar Upah Dan Harga Satuan Pekerjaan

Daftar Analisa SNI Harga Satuan Pekerjaan

Rekapitulasi Analisa Harga Satuan Pekerjaan

xvi

INTISARI

Tingkat kebutuhan masyarakat akan air bersih yang kian bertambah menuntut pula adanya sistem penyediaan air bersih. Pada daerah permukiman yang jauh lebih tinggi dari sumber air, tentu akan mengalami kesulitan untuk mensuplai air tersebut ke permukiman penduduk karena belum tersedianya jaringan PDAM dari pemerintah setempat. Kondisi seperti ini dialami oleh masyarakat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan jaringan air bersih yang sesuai dengan keadaan topografi di wilayah tersebut.

Perencanaan ini menganalisis proyeksi laju pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air bersih sampai tahun 2018. Selanjutnya menganalisis hidrolika sistem penyediaan air bersih menggunakan program microsoft exel, yaitu meliputi dimensi pipa, kecepatan aliran, debit yang mengalir ke lokasi sasaran, perhitungan volume pekerjaan serta menghitung rencana anggaran biaya.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh jumlah kebutuhan air bersih untuk Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat sebesar 0,45 l/dt. Sistem jaringan air bersih berupa pipa trasmisi pompa Ø31,25 mm dan pipa trasmisi gravitasi Ø100 mm, Ø75 mm, Ø63 mm, serta Ø50 mm. Dilengkapi dengan bangunan pelengkap yaitu 1 sumur rencana, 1 bak penampungan sementara dan 1 reservoir serta bangunan bagi yaitu 6 Hidran Umum. Untuk rencana anggaran biaya pada perencanaan air sumur dangkal untuk jaringan air bersih masyarakat di Dusun Lendangguar, Desa Kedaro dibutuhkan anggaran biaya sebesar Rp.424.360.000,00. Kata kunci: Penyediaan air bersih, jaringan air bersih, sumur dangkal, rencana

anggaran biaya.

xvii

ABSTRACT

The level of public demand for fresh water is growing as the demand of system of water supply keep increasing. In residential areas that are much higher than the water source, it would be difficult to supply water to the population because of the unavailability of PDAM network from local government. This kind of conditions experienced by Lendangguar, Kedaro Village, Sekotong District, West Lombok regency. Therefore, it is necessary to design the clean water network in accordance with the topography of the region.

This plan analyzes the rate of population growth and water needs until the year of 2018, then analyze the hydraulics of water supply systems using microsoft exel program, which includes the dimensions of the pipe, the flow velocity, discharge that flow to the target location, calculation the volume of work, as well as calculating the budget plan.

Based on the results obtained by analysis of the amount of water needs for Lendangguar, Kedaro Village, Sekotong District, West Lombok regency is 0.45 l/s. Water network system in the form of transmission pipeline pump are Ø31,25 mm and Ø100 mm pipe trasmisi gravity, Ø75 mm, o63 mm, and Ø50 mm. Equipped with complementary building plan that is 1 wells, 1 tank and 1 reservoir and temporary buildings for the Public Hydrant 6. For a budget plan on shallow wells for planning water supply network people in Lendangguar, Kedaro village, budget needed is Rp.424.360.000,00.

Keywords: The supply of water, network water, shallow wells, budget plans.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia dan setiap kehidupan

lainnya selain makanan. Lebih luas dari sekedar makanan dan minuman, air

diperlukan untuk berbagai kepentingan yang saat ini merupakan kebutuhan pokok

seperti memasak, mandi dan mencuci atau berbagai bentuk kebersihan lingkungan

lainnya. Kesehatan lingkungan dapat terwujud jika didukung oleh kesehatan air di

lingkungan tersebut. Oleh karenanya air benar-benar menjadi kebutuhan pokok

dalam kehidupan yang sehat.

Bagi daerah permukiman yang permukaan tanahnya lebih rendah dari

sumber air, kebutuhan air bersih mungkin tidak akan menjadi masalah karena air

akan mengalir dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah.

Pada daerah permukiman yang permukaan tanahnya jauh lebih tinggi dari sumber

air, tentu akan mengalami kesulitan yang cukup berarti untuk mensuplai air

tersebut ke permukiman penduduk, oleh karena itu diperlukan suatu rancangan

agar mampu menaikkan air tersebut.

Kondisi seperti ini dialami oleh masyarakat Dusun Lendangguar Selatan

dan Timur, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Tidak

adanya sumber air seperti mata air, air permukaan (air sungai, waduk maupun

danau) yang mengalir sehingga satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan akan air

bersih, penduduk menggunakan air tanah yang diambil dari sumur-sumur gali

yang berada di sekitar rumah mereka karena belum tersedianya jaringan PDAM

dari pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Keberadaan air sumur di daerah ini

berfluktuasi berdasarkan musim, jika pada musim hujan semua sumur-sumur gali

sekitar rumah warga terisi oleh air tanah. Namun ketika musim kemarau, sumur-

sumur tersebut menjadi kering sehingga penduduk perlu membeli air sumur

dengan harga Rp. 150.000/1100 liter dan air sungai Rp. 100.000/1100 liter untuk

memenuhi kebutuhan akan air bersih. Bagi masyarakat yang kurang mampu

mungkin membeli air akan terasa sangat sulit sehingga sebagian masyarakat

2

masih harus turun perbukitan menuju sumur-sumur dangkal yang merupakan satu-

satunya sumber air terdekat. Daerah permukiman penduduk yang jauh berada di

atas sumber air serta kondisi topografi yang kurang mendukung, sehingga

dimusim kemarau masyarakat kesulitan mendapatkan pasokan air dan sampai saat

ini masyarakat masih kekurangan air bersih.

Oleh karena itu, perlu ada upaya bagaimana air tersebut dapat dinaikkan

sehingga pengambilannya menjadi lebih mudah dan operasionalnya sederhana.

Untuk kasus ini, perlu ada rancangan bagaimana air sumur dapat dinaikkan. Selain

itu data debit keluaran sumur perlu direncanakan sebagai data dasar penyediaan

air untuk potensi air baku masyarakat. Data topografi dan jalur pipa juga

diperlukan untuk desain, agar rancangan menjadi lengkap. Dengan data-data

tersebut diharapkan rancangan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka hal ini perlu dicarikan solusi

terbaik didalam merancang suatu pemanfaatan air sumur dangkal untuk jaringan

pipa air bersih dengan menggunakan teknologi yang tepat, agar distribusi jaringan

air bersih bisa mencukupi dan terbagi secara merata ke permukiman penduduk di

Dusun Lendangguar, Desa Kedaro.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Berapa besar debit potensi sumur dangkal yang akan dijadikan sumber air

bersih masyarakat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro?

2. Berapa besar kebutuhan air bersih penduduk di Dusun Lendangguar, Desa

Kedaro?

3. Bagaimana sistem jaringan pengambilan dan distribusi air bersih serta

bangunan pelengkap yang akan digunakan di Dusun Lendangguar, Desa

Kedaro?

4. Berapa besar biaya (Rencana Anggaran Biaya) yang dibutuhkan?

3

1.3. Tujuan Perencanaan

Pada dasarnya tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui besar debit potensi air sumur dangkal untuk kebutuhan air

bersih masyarakat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro Lombok Barat.

2. Untuk mengetahui kebutuhan air bersih penduduk Dusun Lendangguar, Desa

Kedaro.

3. Mengetahui sistem jaringan pipa air bersih dan bangunan pelengkap yang akan

digunakan di Dusun Lendangguar, Desa Kedaro.

4. Untuk mengetahui besar biaya (Rencana Anggaran Biaya) yang dibutuhkan.

1.4. Batasan Masalah

Untuk membatasi permasalahan yang terlalu luas maka diperlukan

batasan-batasan permasalahan sebagai berikut :

1. Analisis yang dilakukan membahas perencanaan jaringan air bersih.

2. Data debit air bersih yang digunakan untuk perencanaan adalah data debit pada

sumur dangkal existing,

3. Perhitungan kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar hanya diproyeksi sampai

5 tahun mendatang yaitu sampai tahun 2018,

4. Perencanaan skema jaringan pipa transmisi dan distribusi dengan

menggunakan pipa konvensional,

5. Tidak melakukan uji kualitas air yang bersifat biologis,

6. Pengujian kualitas air yang bersifat fisik dan kimiawi dilakukan di Balai

Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok, Mataram.

1.5. Manfaat Perencanaan

Hasil yang diperoleh dari perencanaan ini nantinya dapat diketahui

tahapan-tahapan dalam menganalisis dan merencanakan sistem jaringan perpipaan

untuk mendistribusi air bersih masyarakat serta memberikan solusi bagi

masyarakat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong dalam

mengatasi masalah kekurangan atau kelangkaan air bersih secara tepat

berdasarkan kondisi topografi daerah setempat.

4

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Lalu Turmuji Azhar (1999), perencanaan jalur pipa didasarkan pada hasil

pemetaan tofografi pada survey pendahuluan. Jalur pipa diusahakan dengan

jarak yang terpendek dan kehilangan energi sekecil mungkin, dengan

mempertimbangkan kondisi geologi di daerah setempat. Jika kapasitas debit

maksimal yang dapat dialirkan pipa lebih kecil dari debit yang harus dialirkan,

maka diameter pipa harus direncanakan lagi. Selanjutnya jaringan transmisi

dievaluasi lagi terhadap aspek hidrolika aliran dan kemampuan bahan pipa

menahan tekanan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan

pengaliran air dalam pipa dan kemampuan pipa manahan tekanan, agar

kebocoran pipa akibat tekanan hidrolika yang berlebihan dapat dihindari.

Tauhid Ichyar, dkk (2005), sistem jaringan pendistribusian air yang baik

adalah dengan mengalirkan air dengan debit dan pressure (tekanan) yang cukup,

serta melaksanakan pengendalian program jaringan pipa dengan memperhatikan

hal-hal berikut :

a. Pengaliran air harus senantiasa dikendalikan secara terpadu, sehingga

pressure dan debit di daerah pelayanan lebih kurang akan sama.

b. Bila pressure dan debit terlalu tinggi, maka kebocoran air akan sering terjadi.

Idealnya air maksimum yang baik di jaringan pipa 4,00kg/cm2.

Rozi Munawijaya Hamdani (2011), melakukan perencanaan pemanfaatan

sumber air Rajimas untuk kebutuhan air bersih di Desa Pelangan Kecamatan

Sekotong Kabupaten Lombok Barat. Dari hasil penelitian besar pontensi mata

air rajimas dengan debit 2,2796 l/dtk dengan kebutuhan pendistribusian ke

masyarakat sebesar 2,2326 l/dtk. Besar dimensi pipa transmisi menggunakan

pipa Ø75 mm (3 inc), sedangkan pipa distribusi Ø75 mm (3 inc), Ø50 mm (2

inc), Ø40 mm (1,5 inc), Ø25 mm (1 inc). Dan hasil perhitungan RAB didapatkan

sebesar Rp 406.817.00,00.

5

Putrie Riezkiarrosyadie (2013), sistem jaringan penyediaan air bersih

untuk hasil proyeksi 5 dan 10 tahun kedepan didapatkan total jumlah kebutuhan

air bersih untuk daerah pelayanan PDAM Cabang Utama Tanjung sebesar 51

liter/detik dan 82 liter/detik. Berdasarkan hasil simulasi program Epanet 2.0

untuk proyeksi tahun rencana didapatkan nilai tekanan yang masih memenuhi

kriteria standart Dirjen Cipta Karya (10 m sampai 100 m) setelah dilakukan

perubahan dimensi untuk beberapa pipa transmisi dan distribusi. Pada tahun

2017 dan 2022 kisaran nilai tekanan air berturut-turut adalah 29,52 m sampai

70,38 m dan 21,84 m sampai 67,59 m.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Sumber Air Bersih

Menurut Soemarto (1987), air yang dapat kita manfaatkan bagian dari

daur hidrologi (Hydrology Cycle) dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut ini.

1) Air permukaan, seperti air danau, air rawa, air sungai dan sebagainya,

2) Air tanah, seperti mata air, air tanah dalam atau air tanah dangkal,

3) Air atmosfer, seperti hujan, es atau salju

Anonim (2011), Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk

penyediaan air bersih dikelompokkan sebagai berikut:

1) Air Hujan

Air hujan disebut dengan air angkasa. Beberapa sifat kualitas dari air

hujan adalah sebagai berikut:

a. Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat-zat

mineral dan air hujan pada umumnya bersifat lebih bersih

b. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara

seperti NH3, CO2, ataupun SO2.

2) Air Permukaan

Linsley dan Franzini (1991), Air permukaan adalah air yang mengalir di

permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan akan mengalami pengotoran

6

selama pengalirannya, pengotoran tersebut disebabkan oleh lumpur, batang-

batang kayu, daun-daun, limbah industri, kotoran penduduk dan sebagainya.

Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai sumber atau bahan

baku air bersih adalah:

a. Air waduk (berasal dari air hujan)

b. Air sungai (berasal dari air hujan dan mata air)

c. Air danau (berasal dari air hujan, air sungai atau mata air)

3) Air tanah

Linsley dan Franzini (1991), Air tanah adalah air yang terdapat dalam

lapisan tanah, yang dibedakan menjadi:

a. Air tanah dangkal

Air ini terdapat pada kedalaman sekitar 15 m dari permukaan tanah

dangkal sebagai sumber air bersih, dari segi kualitas agak baik namun dari

segi kuantitas sangat tergantung pada musim.

b. Air tanah dalam

Air ini memiliki kualitas yang agak baik dibandingkan dengan air tanah

dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan bebeas dari bakteri,

sedangkan kuantitasnya tidak dipengaruhi oleh musim.

4) Mata air

Dari segi kualitas, mata air sangat baik bila dipakai sebagai air baku.

Karena berasal dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat

tekanan, sehingga belum terkontaminasi oleh zat-zat pencemar. Biasanya

lokasi mata air merupakan daerah terbuka, sehingga mudah terkontaminasi

oleh lingkungan sekitar. Contohnya banyak ditemui bakteri E.–coli pada air

tanah.

Dilihat dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat

terbatas sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk

tertentu.

7

2.2.2. Standar Kualitas Air Bersih

Di indonesia ketentuan pengolahan air dalam rangka meningkatkan

kualitas air tidak terlepas dari tujuan penyediaannya. Ketentuan umum dalam

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 / MENKES/ PER/IX/1990

membedakan antara istilah air minum dan air bersih dimana air minum adalah

air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum,

sedangkan air bersih adalah air yang diperlukan untuk keperluan sehari-hari

yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak.

Dalam peraturan tersebut juga dijelaskan tentang syarat-syarat dan

pengawasan kualitas air antara lain sebagai berikut ini.

1. Syarat fisik, antara lain: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna,

tidak berasa, tidak berbau dan suhu antara 10o - 25 o C (sejuk)

2. Syarat kimiawi, antara lain: tidak mengandung bahan kimiawi yang

mengandung racun, tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan,

cukup yodium dan pH air antara 6,5 – 9,2.

3. Syarat bakteriologi, antara lain: tidak mengandung kuman-kuman penyakit

seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.

2.2.3. Pengambilan Air Tanah

Sosrodarsono dan Takeda (2003), menjelaskan bahwa air tanah dapat

diambil melalui sumur atau serambi infiltrasi. Besarnya air yang keluar dalam

sumur dapat diketahui dengan 2 cara yaitu sebagai berikut.

1) Perhitungan dengan rumus

a. Untuk akuifer yang tebal dan air keluar dari dasar sumur. Jika dasar sumur

itu berbentuk bola, maka:

Q = 2�Ksrw (2.1)

dengan :

Q = banyaknya air yang keluar (m3/jam)

K = koefisien permeabilitas (m/jam)

s = besar penurunan permukaan air (m)

8

rw = jari – jari sumur (m)

b. Rumus Forchheimer : Jika akuifer itu tidak terlalu tebal dan air keluar dari

dasar dan sisi sumur, maka:

� =�,���

����

��

�����

��

��� �,�����,�

��

�������,�� (2.2)

dengan :

R = jari – jari lingkaran pengaruh (m)

H = tebal akuifer (m)

h = dalam dari permukaan air yang dipompa ke permukaan lapisan

kedap air di bawah (m)

hs = dalam air di sumur pada waktu pemompaan (m)

c. Sumur-sumur lain : jika sumur itu digali dalam dataran banjir di tepi sungai,

maka aliran di dalam tanah dari sungai itu langsung masuk ke dalam sumur.

Banyak air yang keluar untuk air tanah bebas adalah sebagai berikut.

� =�,���(�����)

�����

��

(2.3)

dengan :

d = jarak dari sumur ke tepi sungai (m)

H = tebal akuifer (m)

h = dalam dari permukaan air yang dipompa ke permukaan lapisan

kedap air (m).

2) Perhitungan dengan pemompaan langsung

Konsep perhitungan pemompaan langsung yaitu diumpamanya air keluar

dari dasar sumur dan waktu yang diperlukan untuk pemulihan permukaan air

sampai setengahnya setelah pemompaan dihentikan. Persamaan yang

digunakan adalah:

ℎ� =���

(������) (2.4)

9

s = (h0 – h) (2.5)

α =�,���

�� (2.6)

dengan :

h0 = Pemulihan permukaan air sampai ke permukaanya semula sebelum

pemompaan dimulai (m)

h = Dalam air yang dipulihkan sesudah pemompaan berhenti (m)

s = Penurunan permukaan air yang tersisa dari air semula (m)

α = Kapasitas spesifik yakni banyaknya air yang keluar per-satuan

dalam dari sumur (m2/jam)

t = Waktu yang diperlukan untuk mencapai setengah kedalaman air

sampai ke permukaan semula (jam)

A = Luas dasar sumur (m2)

Q = α.H (2.7)

Q = Banyaknya air yang keluar (m3/jam)

H = Dalam air efektif yaitu dalamnya air di atas kaki kelep pompa (m)

2.2.4. Kebutuhan Air Bersih

1) Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk

Metode proyeksi jumlah penduduk yang digunakan dalam perencanaan

sistem penyediaan air bersih sebagai berikut (Anonim, 2011):

1) Metode Rata-rata Aritmatik

Pn = Po + (Tn – To) Ka (2.8)

Ka =�����

����� (2.9)

dengan:

Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n

Po = jumlah penduduk pada tahun dasar

Tn = tahun ke n

To = tahun dasar

Ka = konstanta aritmatik

10

P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun pertama

P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir

T1 = tahun ke I yang diketahui

T2 = tahun ke II yang diketahui

2) Metode Geometrik

Metode ini banyak dipakai karena mudah dan mendekati kebenaran.

Pt = Po (1 + r)n (2.10)

dengan :

Po = jumlah penduduk tahun yang diketahui

r = persen pertambahan penduduk tiap tahun

n = tahun proyeksi

3) Metode Least Square

Y = a + bX (2.11)

dengan :

Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi

X = variabel independen

a = konstanta

b = koefisien arah regresi linier

Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut:

a=∑ �.∑ � ��∑ �.∑ ��

�.∑ � ��(∑ �)� (2.12)

b =�.∑ �� �∑ �.∑ �

�.∑ � ��(∑ �)� (2.13)

Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan

digunakan dengan hasil perhitungan yang paling mendekati kebenaran harus

dilakukan analisis dengan menghitung koefisien korelasi (Pearson Correlation

Coefficient). Rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

(2.14)

))((

22

ii

ii

YX

YXr

11

Pengujian hipotesis atau model mengenai korelasi adalah sebagai berikut :

r = 0, maka tidak ada hubungan antara dua variabel tersebut

r > 0, maka ada hubungan positif

r < 0, maka ada hubungan negatif

Tabel 2.1. Besaran hubungan koefisien korelasi No r (Koefisien korelasi) Ukuran tingkat hubungan

1 0,0 < r < 0,2 Sangat rendah

2 0,2 < r < 0,4 rendah

3 0,4 < r < 0,6 Sedang

4 0,6 < r < 0,8 Kuat

5 0,8 < r < 1,0 Sangat kuat

Sumber : Dillon dan Goldstein (1984)

Metode perhitungan proyeksi jumlah penduduk yang paling mendekati 1 adalah

metode yang terpilih.

2) Macam Kebutuhan Air Bersih

Clark (1977 dalam Radianta Triatmadja,2006), memperkirakan kebutuhan

manusia akan air untuk kegiatan sehari-hari sebagai berikut.

Tabel 2.2. Jumlah kebutuhan air sehari-hari

Kegunaan Jumlah yang dikonsumsi

Liter/orang/hari % total

Minum

Memasak

Ablution

Bersih-bersih

Cuci pakaian

WC

Mandi

Lain-lain

5

5

10

10

30

45

70

25

2,5

2,5

5

5

15

22,5

35

12,5

Total 200 100%

Sumber : Radianta Triatmadja (2006)

12

R. Triatmadja (2006), Kebutuhan air berfluktuasi berdasarkan musim.

Kebutuhan air maksimum pada hari puncak mencapai 20% lebih banyak

dibanding kebutuhan rerata harian. Berikut tabel kriteria kebutuhan air bersih

Dirjen Cipta Karya, 1998 (dalam D. Sumartoro, 2013):

Tabel 2.3. Kriteria Kebutuhan Air Bersih

No. Uraian

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( Jiwa )

Kota Kota Kota Kota Desa

Metropolitan Besar Sedang Kecil

> 1.000.000 500.000 s/d

1.000.000

100.000 s/d

500.000

20.000 s/d

100.000 < 20.000

1 Konsumsi Unit Sambungan

Rumah (SR) (liter/orang/hari) 190 170 150 130 100

2 Konsumsi Unit Hindran Umum

(HU) (liter/orang/hari) 30 30 30 30 30

3 Konsumsi unit non domestik

a. Niaga Kecil (liter/orang/hari) 600 – 900 600 - 900 600

b. Niaga Besar (liter/orang/hari) 1000 - 5000 1000 - 5000 1500

c. Industri Besar (liter/orang/hari) 0,2 - 0,8 0,2 - 0,8 0,2 - 0,8

d. Pariwisata (liter/orang/hari) 0,1 - 0,3 0,1 - 0,3 0,1 - 0,3

4 Persentase kehilangan air (%) 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 - 30 20 – 30

5 Faktor Jam Puncak 1,5 - 1,7 1,5 - 1,7 1,5 - 1,7 1,5 - 1,7 1,5 - 1,7

6 Jumlah Jiwa Per SR (Jiwa) 5 5 5 5 5

7 Jumlah Jiwa Per HU ( Jiwa) 100 100 100 100 100

8 Jam Operasi (Jam) 24 24 24 24 24

9 SR : HU

50 : 50 50 : 50

80 : 20 70 : 30. 70 : 30. s/d s/d

80 : 20 80 : 20

10 Cakupan Pelayanan (%) 90 90 90 80 70

Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya (1998)

Secara teoritis perbedaan karakter pemanfaatan air dan kebutuhan air

tergantung pada beberapa hal berikut :

1. Usia pengguna (anak, pertumbuhan dan produktifitas, lanjut usia)

2. Adat istiadat, kebiasaan serta agama

3. Ketersediaan air dari jaringan pemberi layanan dan kualitas air

13

4. Cuaca dan iklim

5. Harga layanan Air

6. Tingkat pendapatan (individual atau keluarga)

7. Tingkat kesadaran masyarakat akan air bersih yang sehat.

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air yang harus disediakan

tergantung dari jenis pemakaian air untuk berbagai macam keperluan, yang

pada umumnya terbagi dalam :

1) Kebutuhan air domestik

Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air rumah tangga untuk

berbagai keperluan seperti memasak, mandi, mencuci, dan lain-lain.

2) Kebutuhan air non-domestik

Kebutuhan air non-domestik adalah kebutuhan air yang digunakan

untuk beberapa kegiatan meliputi kebutuhan air untuk:

a. Kebutuhan institusional seperti perkantoran dan tempat pendidikan,

b. Industri dan komersial seperti pasar, rumah makan, hotel dan lain-lain,

c. Kebutuhan fasilitas umum yaitu tempat ibadah, rekreasi dan terminal.

3) Perhitungan Jumlah Kebutuhan Air

Anonim (2005 dalam D. Sumartoro,2013), Langkah-langkah yang perlu

dilakukan dalam menghitung jumlah kebutuhan air bersih, antara lain:

1. Kebutuhan Air Domestik

Untuk jumlah kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah

penduduk yang dilayani dikalikan dengan standar kebutuhan air perorang

perhari (S), sedangkan jumlah penduduk yang dilayani dapat dihitung

dengan jumlah penduduk dikalikan dengan prosentase pelayanan yang

akan dilayani (pl%), dihitung dengan persamaan berikut:

qD = JP x (pl%) x S (2.15)

dengan :

JP = Jumlah penduduk saat ini (jiwa)

pl% = Prosentase pelayanan yang akan dilayani

14

qD = Kebutuhan air domestik (lt/org/hari)

S = Standar kebutuhan air rata-rata

2. Kebutuhan Air Non Domestik

Untuk keperluan air non-domestik dihitung dengan cara kebutuhan air

domestik dikalikan dengan prosentase kebutuhan air non-domestik.

Dihitung menggunakan persamaan berikut :

qnD = (nD%) x qD (2.16)

dengan :

qnD = Kebutuhan air non domestik (lt/org/hari)

nD% = Prosentase kebutuhan air non domestik

qD = Kebutuhan air domestik (lt/org/hari)

3. Kebutuhan Air Total

Kebutuhan air total adalah kebutuhan air domestik yang ditambahkan

dengan kebutuhan air non domestik, dihitung dengan persamaan berikut:

qT = qD+ qnD (2.17)

dengan :

qT = Kebutuhan air total (lt/hari)

4. Kehilangan dan Kebocoran

Kehilangan air akibat kebocoran dapat dihitung dengan persamaan

berikut:

qHL = qT x (Kt%) (2.18)

dengan :

qHL = Kebocoran atau kehilangan air

Kt% = Prosentase kehilangan atau kebocoran

5. Kebutuhan Air Rata-rata

Dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

qRH = qT+ qHL (2.19)

15

dengan :

qRH = Kebutuhan air rata-rata (lt/hari)

qT = Kebutuhan air total (lt/hari)

qHL = Kebocoran atau kehilangan air (lt/hari)

6. Kebutuhan Air Jam Maksimum/puncak

Kebutuhan air jam maksimum yaitu besar air maksimum yang

dibutuhkan pada jam tertentu pada kondisi kebutuhan air maksimum.

Didapatkan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

qm = qRH x F (2.20)

dengan :

qm = Kebutuhan air maksmum (lt/hari)

qRH = Kebutuhan air rata-rata (lt/hari)

F = Faktor hari maksimum = 1,2 (Radianta Triadmadja, 2006)

2.2.5. Sistem Penyediaan Air Bersih

Anonim (1980 dalam L. Turmuji, 1999), secara garis besar bangunan dan

perlengkapan yang mungkin terdapat pada sistem penyediaan air bersih sebagai

berikut.

1) Bangunan penangkap (pengambilan) air

Bangunan penangkap air adalah suatu bangunan dibuat sedemikian rupa

sehingga dapat menangkap air dari sumber air agar dapat digunakan sebagai

sumber air baku pada sistem penyediaan air bersih. Secara garis besar

bangunan penangkap air ini dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

a. Bangunan penangkap air dari mata air yang disebut broundcaptering

b. Bangunan penangkap air dari air permukaan yang disebut intake

c. Bangunan penangkap air dari air tanah dangkal/air tanah dalam yang disebut

sumur dangkal atau sumur bor.

2) Jaringan perpipaan

Jaringan pipa yang umunya terdapat pada sistem penyediaan air bersih

adalah sebagai berikut ini.

16

a. Jaringan pipa transmisi (pipa pembawa air), yaitu pipa yang mengalirkan air

dari bangunan penangkap air ke bangunan pengolah air atau reservoir (bila

tidak ada bangunan pengolah air).

b. Jaringan pipa distribusi (pipa pembagi air), yaitu jaringan pipa yang

mengalirkan air dari unit pengolahan atau reservoir pembagi menuju

konsumen dan semua perlengkapan yang ada untuk menjaga kelancaran

pembagian dan kualitas air.

Linsley dan Franzini (1991), syarat pipa untuk sistem distribusi adalah

cukupnya kekuatan dan ketahanan terhadap karat setinggi mungkin. Besi

tuang, baja berlapis semen, plastik dan semen asbes dapat diandalkan untuk

ukuran kecil, sedangkan baja dan beton bertulang lebih kompetitip untuk

ukuran besar.

3) Perlengkapan jaringan pipa

Yang dimaksud dengan perlengkapan jaringan pipa adalah seluruh

peralatan yang dipasang pada jaringan pipa, antara lain sambungan-sambungan

pipa seperti kran, valve (katup pengatur aliran) dan sebagainya.

4) Fasilitas mesin

Fasilitas mesin pada sistem penyediaan air bersih ini adalah pompa.

2.2.6. Analisis Jaringan Pipa

Robert J. Kodoatie (2001), Perbedaan mendasar antara aliran pada saluran

terbuka dan aliran pada pipa adalah adanya permukaan yang bebas yang (hampir

selalu) berupa udara pada saluran terbuka. Jadi seandainya pada pipa alirannya

tidak penuh sehingga masih ada rongga yang berisi udara maka sifat dan

karakteristik alirannya sama dengan aliran pada saluran terbuka. Oleh karena itu

konsep analisis aliran pada pipa harus pada kondisi pipa terisi penuh dengan air.

1) Teori kekekalan energi (Hukum Bernoulli)

Bambang triatmodjo (2008), sesuai dengan prinsip bernoulli, tinggi tenaga

total di setiap titik pada saluran pipa adalah jumlah dari tinggi elevasi, tinggi

tekanan, dan tinggi kecepatan.

17

Gambar 2.1. Garis tenaga dan garis tekanan

Energi total adalah jumlah energi karena ketinggian elevasi (potensial

energy), energi tekanan (pressure energy), dan energi kecepatan (velocityhead).

Prinsip energi kekal ini lebih dikenal dengan Theorema Bernoulli dan dengan

persamaan dapat ditulis :

�� +��

�+

���

��= �� +

��

�+

���

�� (2.21)

Persamaan ini berlaku untuk zat cair ideal. Dalam suatu sistem yang

mengalirkan zat cair selalu diikuti dengan kehilangan energi/tenaga. Dengan

memperhitungan kehilangan tenaga ini, maka persamaan tersebut menjadi :

�� +��

�+

���

��= �� +

��

�+

���

��+ ℎ (2.22)

dengan :

z1 = energi statis batas (m)

� = energi tekanan (m)

��

�� = energi kecepatan (m)

h = kehilangan tenaga selama pengaliran dalam sistem (m)

2) Kehilangan Energi Pada Pipa (friction loss)

Douglas (1986 dalam Klaas,2009), menyebut tahanan hf sebagai kehilangan

tinggi besar dan hm sebagai kehilangan tinggi kecil seperti dalam uraian berikut :

18

a. Kehilangan tinggi besar (major losses), hf

Walau menggunakan teorema bernoulli untuk kondisi ideal tanpa gesekan

(frictionless), setiap pipa memiliki tahanan gesekan terhadap gerak air

(frictional resistance) oleh karena kekasaran pipa.

b. Kehilangan tinggi kecil (minor losses), hm

Kehilangan tinggi ini disebabkan oleh gangguan lokal terhadap aliran normal

dalam pipa. Beberapa contoh gangguan lokal tersebut adalah:

1. Lubang masuk dan keluar ke dan dari dalam pipa

2. Perubahan bentuk penampang tiba-tiba (pembesaran dan penyempitan)

3. Belokan pipa

4. Halangan (tirai, pintu air)

5. Perlengkapan pipa (sambungan, katup, percabangan, dan lain-lain)

Bilangan Reynolds menunjukkan bahwa aliran dapat diklasifikasikan

berdasarkan suatu angka tertentu. Angka tersebut diturunkan dengan membagi

kecepatan aliran didalam pipa dengan nilai kekentalan zat cair dibagi rapat

massa zat cair dikali diameter pipa. Angka Reynolds mempunyai bentuk

berikut (B. Triatmodjo,2008):

Re = v

VD. (2.23)

dengan :

Re = bilangan Reynold tak berdimensi,

D = diameter pipa (m),

V = kecepatan rerata aliran (m/dt),

υ = kekentalan kinematik (m2/dt) (Tabel 2.4)

Nilai batas Reynold untuk kondisi aliran pada saluran tertutup (pipa) adalah

sebagai berikut :

NR < 2000 = aliran laminer

NR > 4000 = aliran turbulen

2000 < NR < 4000 = aliran transisi

19

Tabel 2.4. Kekentalan Kinematik (ν)

Suhu (0C) Kekentalan Kinematik

Suhu (0C) Kekentalan Kinematik

(m2/dt) (m2/dt)

0 1,785.10-6 40 0,658.10-6

5 1,519.10-6 50 0,553.10-6

10 1,306.10-6 60 0,474.10-6

15 1,139.10-6 70 0,413.10-6

20 1,003.10-6 80 0,364.10-6

25 0,893.10-6 90 0,326.10-6

30 0,800.10-6 100 0,294.10-6

Sumber: Radianta Triatmadja (2006:3-39)

a. Kehilangan Energi Primer (Major Losses)

Untuk menentukan besarnya kehilangan tenaga akibat gesekan (Mayor

loss) didasarkan pada persamaan kontinuitas.

Q = V .A (2.24)

� =�

�π��

(2.25)

Untuk mengetahui kebutuhan tinggi tekan yang sesuai dengan

karakteristik sistem pemasangan dan dimensi pipa serta bangunan

pelengkap yang diperlukan dengan pendekatan Formulasi Hazen-Williams

(Streeter dan Wylie, 1998) sesuai persamaan berikut:

ℎ� =��,���.��,���

���,����,����

�� (2.26)

dengan :

hf = Kehilangan tinggi tekan/tenaga (m)

CH = Koefisien gesekan Hazen – Williams

L = Panjang pipa (m)

D = Diameter pipa (m)

Linsley dan Franzini (1991), debit aliran pada pipa dalam satuan metrik SI

dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54 (2.27)

dengan :

Q = Debit aliran pada pipa (m3/dt)

20

S = ∆h/jarak (2.28)

S = Kemiringan garis energi

Sedangkan untuk mengetahui kecepatan aliran dalam pipa dapat dihitung

dengan persamaan 2.29 berikut.

V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54 (2.29)

dengan :

V = Kecepatan aliran (m/dt)

R = D/4 = Jari-jari hidrolis pipa (m)

Nilai CH tergantung pada kekasaran masing-masing jenis pipa seperti pada

Tabel-tabel berikut.

Tabel 2.5. Koefisien Kekasaran Pipa Hazen – Williams No. Jenis Bahan Pipa Koefisien Kekasaran

1 AC 130

2 Ductile, Cart Iron, GIP 120

3 PVC 130

4 DICL, MSCL 130 Sumber:Spesifikasi Teknis Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku, Departemen PU 1998

Tabel 2.6. Koefisien Kekasaran Pipa Hazen-Williams (CH) No Bahan pipa CH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Alumunium Asbes semen Lapisan aspal Polivinil klorida, PVC, CPVC Pipa halus HDPE GIP Plastik Beton Tembaga Kuningan Cast iron-baru tak bergaris (CIP) Pipa fiber glass (FRP) Serat Polyethylene, PE, PEH Baja baru tak bergaris Baja bergelombang Baja dilas dan mulus

130-150 140

130-140 130 140 130 120

130-150 100-140 130-140 130-140

130 150 140 140

140-150 60 100

Sumber : Http://Engineering tool box.com/hazen-william–cofficient-d_798.html

21

Bambang Triatmodjo (2008), kecepatan aliran dalam pipa dapat dihitung

dengan menggunakan rumus Manning yang dalam bentuk persamaan dapat

ditulis sebagai berikut :

V = �

� . Rh

2/3. I1/2 (2.30)

dengan :

V = kecepatan aliran (m/det)

Rh = radius hidraulik (m) = �

A = luas penampang pipa (m2)

P = keliling basah (m)

n = koefisien kekasaran pipa Manning

Sedangkan untuk kemiringan gradien hidrolis (I) digunakan persamaan :

I = L

h f

(2.31)

dan untuk pipa lingkaran,

D = 4 Rh (2.32)

Maka persamaan kehilangan tenaga akibat gesekan (mayor loss) menjadi :

hf = ��.�

�,����.��,�����

.� (2.33)

Selain itu juga persamaan yang digunakan untuk menentukan kehilangan

tinggi besar adalah Darcy-Weisbach. Persamaan dasarnya adalah sebagai

berikut (Klaas, 2009) :

hf = ��

���

�� (2.34)

atau,

hf = �.�.���

��.�.�� (2.35)

dengan :

f = Koefisien tahananan permukaan pipa atau koefisien gesekan Darcy-

Weisbach yang nilainya ditentukan oleh bilangan Reynolds.

Penentuan nilai koefisien gesekan Darcy-Weisbach dapat ditentukan

dengan dua cara yaitu Metode Diagram Moody dan Metode Empiris.

22

Penentuan nilai f secara langsung dengan persamaan empiris yang

dikembangkan oleh Swamee & Sharma yang berlaku untuk semua kondisi

turbulen, transisi, dan laminer seperti berikut.

f = ����

���

+ 9,5�����

�,�.�+

�,��

��,��−�

����

���

����

�,���

(2.36)

Tabel 2.7. Koefisien kekasaran mutlak, � Bahan Nilai � dalam mm

Kuningan, timah, gelas, semen yang diaduk secara

sentrifugal, lapisan batu bara

Baja yang diperdagangkan atau besi tempa, pipa baja

yang dilas

Polyvinyl Chloride (PvC)

Besi cor diaspal

Besi berlapis seng (galvanisir)

Besi cor

Papan dari kayu

Beton

Baja dikeling

0,0015

0,046

0,05

0,12

0,15

0,26

0,18 – 0,9

0,3 – 3,0

9 Sumber: Bambang Triatmodjo (2008)

Gambar 2.2. Diagram Moody

23

b. Kehilangan Energi Sekunder (Minor Losses)

R. Triatmadja (2006), walaupun disebut minor, kehilangan ditempat-

tempat tersebut mungkin saja jauh lebih besar debandingkan dengan

kehilangan energi akibat gesekan dengan pipa. Dengan demikian kehilangan

energi tersebut harus diperhatikan dalam perhitungan. Persamaan

kehilangan energi minor:

g

VKh f

2

2

(2.37)

dengan :

V = kecepatan rata-rata dalam pipa (m/dt)

g = percepatan gravitasi = 9,81 (m/dt2)

K = koefisien kehilangan tinggi tekan minor (tabel)

Kehilangan energi sekunder diabaikan apabila kurang dari 5% kehilangan

energi primer.

Tabel 2.8. Koefisien kehilangan tinggi tekan (K)

Perubahan Bentuk Pipa K Perubahan Bentuk

Pipa K

Awal masuk ke pipa Belokan 900

Bell 0,03-0,05 R/D = 4 0,16-0,18

Melengkung 0,12-0,25 R/D = 2 0,19-0,25

Membelok tajam 0,5 R/D = 1 0,35-0,40

Projecting 0,8 Belokan tertentu

θ= 150 0,05

Pengecilan tiba-tiba θ= 300 0,1

D2/D1 = 0,80 0,18 θ= 450 0,2

D2/D1 = 0,50 0,37 θ= 600 0,35

D2/D1 = 0,20 0,49 θ= 900 0,8

Pengecilan mengerucut T (Tee)

D2/D1 = 0,80 0,05 aliran searah 0,30-0,40

D2/D1 = 0,50 0,07 aliran bercabang 0,75-1,80

24

Tabel 2.8. (Lanjutan)

D2/D1 = 0,20 0,08

Pembesaran tiba-tiba Persilangan

D2/D1 = 0,80 0,16 aliran searah 0,5

D2/D1 = 0,50 0,57 aliran bercabang 0,75

D2/D1 = 0,20 0,92

Pembesaran mengerucut 450 Wye

D2/D1 = 0,80 0,03 aliran searah 0,3

D2/D1 = 0,50 0,08 aliran bercabang 0,5

D2/D1 = 0,20 0,13

Sumber: R. Triatmadja (2006)

Lebih jauh klass (2009), mengemukakan bahwa kehilangan energi sekunder

disebabkan oleh beberapa hal seperti:

1. Lubang yang masuk ke pipa (entrance)

ℎ� = ����

�� (2.38)

dengan :

hm = kehilangan tenaga minor akibat lubang masuk pipa (m)

v = kecepatan aliran di pipa pertama (m/det)

km = koefisien kehilangan energi minor

a. Lubang masuk ujung persegi, km = 0,5

b. Lubang masuk ujung menonjol ke luar, km = 0,8

25

c. Lubang masuk ujung bulat radius kecil, km = 0,4

2. Pembesaran penampang (expansion)

Dimana Kehilangan tenaga pada pembesaran penampang pipa dapat

dicari dengan persamaan berikut :

ℎ� = ��(�����)

�� (2.39)

dengan :

ke = �1 −��

����

(2.40)

he = kehilangan tenaga minor akibat pembesaran penampang (m)

V1 = kecepatan aliran di pipa pertama (m/det)

A1 = luas penampang pipa pertama (m2)

A2 = luas penampang pipa kedua (m2)

B. Triatmodjo (2008), Kehilangan tenaga pada pembesaran penampang

akan berkurang apabila pembesaran dibuat secara berangsur-angsur seperti

ditunjukkan dalam gambar 2.3.

Gambar 2.3. Pembesaran penampang berangsur-angsur

Tabel 2.9. Nilai ke sebagai fungsi dari α α 10º 20º 30º 40º 50º 60º 75º

K’ 0,078 0,31 0,49 0,60 0,67 0,72 0,72

Sumber: Bambang Triatmodjo (2008)

26

3. Pengecilan penampang (contraction)

Dimana kehilangan energinya dihitung dengan persamaan (kodoatie, 2001):

ℎ� = �����

�� (2.41)

dengan :

hc = kehilangan tenaga minor akibat pengecilan penampang (m)

kc = koefisien kehilangan energi akibat penyempitan

v2 = kecepatan rata-rata aliran dengan diameter D2 (yaitu di hilir dari

penyempitan) (m/det)

D1 = diameter pipa hulu (m)

D2 = diameter pipa hilir (m)

Tabel 2.10. Koefisien kehilangan untuk penyempitan tiba-tiba D2/D1 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0

Kc 0,50 0,45 0,42 0,39 0,36 0,33 0,28 0,22 0,15 0,06 0,00

Sumber : Klaas (2009)

4. Belokan pipa

Kehilangan tenaga yang terjadi pada belokan tergantung pada sudut

belokan pipa. Rumus kehilangan tenaga pada belokan, yaitu :

ℎ� = k���

�� (2.42)

Gambar 2.4. Belokan pipa sebagai fungsi sudut belokan α

Tabel 2.11. Koefisien kehilangan pada belokan pipa, Kb

Dinding α

15º 30º 45º 60º 90º

Halus 0,042 0,130 0,236 0,471 1,129

Kasar 0,062 0,165 0,320 0,684 1,265 Sumber : Klaas (2009)

27

2.2.7. Sistem Jaringan Transmisi

Jaringan transmisi merupakan jaringan perpipaan yang menghubungkan

sumber air bersih dengan jaringan distribusi. Menurut Klaas,(2009), sistem

transmisi merupakan sistem yang terdiri dari pipa panjang yang membawa air dari

penampungan atau reservoir ke jaringan distribusi di lokasi konsumen.

Berdasarkan kondisi tinggi tekan yang tersedia, maka sistem transmisi dibagi

menjadi 2 yaitu:

a. Sistem Transmisi Gravitasi

Gambar 2.5. Sistem transmisi gravitasi

Klaas (2009), Pada sistem gravitasi, letak penampungan cukup tinggi

sehingga air dapat mengalir dengan prinsip gravitasi oleh karena tersedia tinggi

tekan yang cukup. Persamaan dasar yang digunakan adalah:

ℎ�+ �� −�� =��.�.��

��.�.�� (2.43)

dengan :

h0 = tinggi air pada penampungan

zo = elevasi penampungan

z1 = elevasi titik tinjauan

f = koefisien gesekan Darcy-Weisbach

L = panjang pipa (m)

Q = debit aliran (m/det)

28

b. Sistem Transmisi Pompa

Gambar 2.6. Sistem transmisi pompa

Klaas (2009), Dalam sistem pompa elevasi outlet lebih tinggi dari elevasi

bak penampungan, sehingga jika kehilangan tinggi minor ditiadakan maka

persamaan dasar yang digunakan untuk sistem transmisi pompa adalah:

ℎ�+ �� −�� − � =��.�.��

��.�.�� (2.44)

Sistem pompa pada umumnya menggunakan pompa sentrifugal yang

mengalirkan air langsung ke pipa distribusi atau bak penampungan.

Bambang Triatmodjo (2008), kehilangan tenaga adalah ekivalen dengan

penambahan tinggi elevasi, sehingga efeknya sama dengan jika pompa

menaikkan zat cair setinggi H = Hs + ∑ hf. Dalam gambar 2.7. tinggi kecepatan

diabaikan sehingga garis tenaga berimpit dengan garis tekanan.

Gambar 2.7. Pipa dengan pompa

29

Kehilangan tenaga terjadi pada pengaliran pipa 1 dan 2 yaitu sebesar hf1

dan hf2. Pada pipa 1 yang merupakan pipa isap, garis tenaga (dan tekanan)

menurun sampai di bawah pipa. Bagian pipa dimana garis tekanan di bawah

sumbu pipa mempunyai tekanan negatif. Sedangkan pipa 2 merupakan pipa

tekan. Daya yang diperlukan pompa untuk menaikkan zat cair adalah :

� =���

� (kgf .m/dt) (2.45)

dengan :

D = daya pompa (hp/horse power)

η = efisiensi pompa (%)

Q = debit aliran (m3/det)

γ = Bj air = 1000 kg/m3

H = tinggi tekanan total/total head (m)

= Hs + ∑ hf

2.2.8. Sistem Jaringan Distribusi

Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air

melalui sistem perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah

pelayanan (konsumen). Anonim (2011), dalam perencanaan sistem distribusi air

bersih, beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain adalah:

1) Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Jumlah penduduk

yang dilayani tergantung pada:

a. Kebutuhan

b. Kemauan/minat

c. Kemampuan atau tingkat sosial ekonomi masyarakat

2) Kebutuhan air adalah debit yang harus disediakan untuk distribusi daerah

pelayanan.

3) Letak topografi daerah layanan, yang akan menentukan sistem jaringan dan

pola aliran yang sesuai.

4) Jenis sambungan dalam sistem distribusi air bersih dibedakan menjadi:

a. Sambungan halaman,

30

b. Sambungan rumah,

c. Hidran umum,

d. Terminal air,

e. Kran umum.

Klaas (2009), jaringan distribusi dapat dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Sistem distribusi bercabang

b. Sistem distribusi tertutup (loop)

c. Sistem distribusi campuran.

Pemilihan tergantung dari layout lokasi distribusi. Umumnya di daerah

perkotaan seperti perumahan yang letak rumahnya berdekatan dan tata letaknya

telah didesain dengan baik maka sistem jaringan distribusi yang sering digunakan

adalah sistem tertutup sedangkan daerah pedesaaan dimana letak rumah biasanya

berpencar sistem bercabang lebih sering dijumpai.

2.2.9. Bak Pelepas Tekan (BPT)

Bak Pelepas Tekanan berupa bak atau reservoir kecil yang terbuat dari

konstruksi beton. Disini tekanan air dalam pipa transmisi akan dilepas sehingga

tekanan air akan menjadi sama dengan tinggi muka air dalam Bak Pelepas

Tekanan. Anonim (2008), Bak Pelepas Tekan adalah suatu bangunan yang

berfungsi untuk menurunkan tekanan hidrostatis didalam pipa menjadi nol dan

ditempatkan bilamana selisih tinggi (ΔH) sebagai berikut:

- 80 meter untuk jenis pipa besi (Galvanis Iron)

- 65 meter untuk jenis pipa PVC (Poly vinyl Carbonat)

2.2.10. Pemilihan pipa

Bahan pipa dipilih atas pertimbangan faktor : keadaan tanah/topografi,

tekanan, diameter, kualitas air, dan kemudahan saat pemasangan. Pada tanah

korosif, diusulkan pemanfaatan Polivynil Chloride Pipe (PVC) untuk diameter <

150 mm dan Asbeston Ductile Pipe (ACP) untuk diameter lebih besar. Jika

topografi daerah bergelombang dan tekanan dalam pipa besar, dianjurkan

menggunakan Galvanis Iron Pipe (GIP) atau Dectile Cast Iron Pipe (DCIP),

31

pemilihan jenis pipa apapun asal dalam jangkauan yang diijinkan, termasuk

pemilihan jenis pipa yang menyangkut kualitas air. Beberapa dari faktor-faktor

penting yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pipa adalah :

Kekuatan pipa terhadap cairan yang akan ditransportasikan

Kondisi pipa, ketersediaan, bahan baku dan biaya pemeliharaan

Pemilihan jenis pipa salah satunya didasarkan kandungan yang terkandung

dalam tanah, berikut tabel macam-macam jenis pipa berdasarkan jenis tanah dan

cara pemasangannya.

Tabel 2.12. Jenis pipa, tanah dan pemasangan pipa

Jenis tanah Cara

pemasangan

Tekanan

maks

Diameter (mm)

50 80-100 150 >200

korosif Ditanam 10 PVC PVC PVC PVC

>10 DCIP DCIP DCIP DCIP

Tidak ditanam 10 GIP GIP GIP GIP

Tidak korosif Ditanam 10 PVC PVC PVC PVC

>10 GIP GIP GIP GIP

Tidak ditanam 10 GIP GIP GIP GIP

Sumber : Direktorat Jenderal Cipta Karya 1998

32

BAB III

METODOLOGI PERENCANAAN

3.1. Lokasi Perencanaan

Lokasi perencanaan ini dilakukan pada Dusun Lendangguar, Desa Kedaro,

Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sumber air baku yang digunakan berasal dari air sumur dangkal (sumur gali)

existing pada posisi 8o45’16,8” LS dan 115o59’0,3” BT, dengan tinggi elevasi

+214 m DPL. Berikut peta lokasi perencanaan:

Gambar 3.1. Peta Lokasi Perencanaan

Desa Kedaro

Lokasi Sumur

Dusun Lendangguar Selatan

Banjar Desa, Dusun Lendangguar Timur

Banjar Dadap, Dusun Lendangguar Timur

Bukit Seratang

33

3.2. Pelaksanaan Perencanaan

Secara garis besar langkah perencanaan yang dilakukan adalah sebagai

berikut ini:

3.2.1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dimaksud adalah survey lokasi yang merupakan

langkah awal yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran sementara tentang

lokasi perencanaan, pengumpulan literatur–literatur dan referensi yang menjadi

landasan teori dalam perencanaan.

3.2.2. Pengumpulan Data

Ada dua jenis data yang akan digunakan dalam perencanaan ini yaitu

data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan

dan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui instansi-instansi terkait.

a. Data Primer

Pengambilan data primer meliputi survey lapangan terhadap sumur-sumur

gali (sumur dangkal) untuk mengetahui debit airnya sebagai data dasar untuk

melakukan perhitungan kebutuhan air baku. Sumur gali tidak banyak di daerah

ini, berdasarkan informasi yang diperoleh dari penduduk sekitar maka sumur

penduduk yang berpotensi cukup yang diukur debit airnya. Data yang akan

dikumpulkan sebagai berikut :

1) Kedalaman air setelah dilakukan pemompaan

2) Waktu yang diperlukan air sumur terisi kembali

3) Dimensi penampang dan kedalaman sumur

b. Data Sekunder

Adapun data-data sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan ini adalah

sebagai berikut:

1) Data kependudukan

Data ini digunakan untuk mengetahui kondisi dan jumlah penduduk

pada dusun tersebut. Data tersebut akan menjadi dasar analisis jumlah

kebutuhan air penduduk.

34

2) Data Topografi

Data topografi ini digunakan untuk pelaksanaan desain teknis dari

perencanaan bangunan dan rute atau jalur yang akan digunakan pipa tranmisi

jaringan air baku, dengan adanya data topografi ini dapat diketahui hambatan

apa saja yang berhubungan dengan kondisi alam yang dapat menghambat

kelancaran pembuatan jalur pipa distribusi ke permukiman penduduk, selain

itu mempermudah dalam perencanaan penentuan lokasi reservoir.

3.2.3. Analisis Data

Setelah data diperoleh, maka selanjutnya dilakukan analisis. Adapun

langkah-langkah analisis sebagai berikut:

1) Perhitungan Debit Potensi Sumber Air

Langkah–langkah yang dilakukan dalam perhitungan debit air sumur gali

sebagai berikut :

a. Melakukan pemompaan pada kedalaman tertentu,

b. Menghitung waktu air terisi kembali,

c. Menghitung debit air sumur.

2) Analisis Kualitas Sumber Air

Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengujian kualitas sumber air

sebagai berikut :

a. Pengambilan sampel air

b. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan

3) Proyeksi Jumlah Penduduk

Untuk analisa proyeksi jumlah penduduk digunakan metode pilihan yang

menghasilkan nilai koefisien korelasi terbesar diantara metode sebagai berikut:

a. Metode Aritmatik

b. Metode Geometri

c. Metode Least Square

35

Dimana nantinya analisa proyeksi jumlah penduduk digunakan untuk

mengetahui perkiraan laju pertumbuhan penduduk dan mengetahui perkiraan

total debit air yang dibutuhkan.

4) Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

Langkah-langkah perhitungan kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut:

a. Menentukan data-data dasar perhitungan, yaitu:

- Jumlah penduduk di daerah pelayanan

- Cakupan pelayanan

- Tingkat pelayanan domestik (rumah tangga),

- Koefisien kehilangan air.

b. Perhitungan jumlah kebutuhan air

- Kebutuhan domestik (Hanya Sambungan hidran umum /HU),

- Kehilangan air (Kebocoran)

- Kebutuhan rata-rata

- Kebutuhan air maksimum

5) Analisis Hidrolika Jaringan Pipa Air Bersih

Analisis hidrolika menggunakan Microsoft office exel 2007. Adapun

langkah-langkah secara umum analisis jaringan pipa adalah sebagai berikut :

a. Membuat skema jaringan transmisi dan distribusi,

b. Menentukan elevasi dari tiap titik pengambilan,

c. Menghitung kemiringan hidrolis,

d. Menentukan pembagian debit ke masing-masing daerah layanan,

e. Menentukan sistem jaringan distribusi termasuk bak tampungannya,

f. Merencanakan dimensi pipa pada masing-masing daerah layanan,

g. Menganalisis hidrolika untuk jaringan pipa transmisi dan distribusi

berdasarkan skema hingga sesuai dengan standar yang dibutuhkan.

36

6) Analisis Struktur dan Konstruksi

Untuk perhitungan analisa struktur meliputi :

a. Perhitungan kapasitas bangunan yang dibutuhkan,

b. Perhitungan dimensi bangunan yang dibutuhkan,

c. Perhitungan tingkat keamanan kontruksi bangunan.

7) Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Perhitungan volume atau Bill Of Quantity (BOQ) dalam perencanaan

sistem jaringan air bersih ini meliputi :

a. Perhitungan panjang pipa transmisi maupun pipa distribusi.

b. Perhitungan galian dan timbunan tanah dalam pelaksanaan konstruksi

bangunan dan pemasangan pipa.

c. Perhitungan volume kebutuhan bangunan pelengkap pada jaringan sistem

air bersih.

Untuk rencana anggaran biaya pada perencanaan sistem jaringan air bersih

ini analisis harga satuan pekerjaan diperoleh dari daftar standar harga upah dan

bahan Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014.

37

3.3. Bagan Alir Perencanaan

Gambar 3.2. Bagan Alir Perencanaan

Debit Potensi & Kualitas Air

Sumur

Kebutuhan Air

Perencanaan

Jaringan Air Bersih

(Microsoft Exel 2007)

Perencanaan

Bangunan Pelengkap

Gambar Teknis & Perhitungan RAB

Peta Topografi Data Penduduk

Persiapan

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Data Lokasi Sumur

Mulai

Selesai

38

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Beberapa tahapan analisis yang dilakukan dalam merencanakan sistem

penyediaan air bersih di Dusun Lendangguar Desa Kedaro, antara lain:

1. Perhitungan Debit Potensi Sumber Air

2. Analisis Kualitas Sumber Air

3. Proyeksi Jumlah Penduduk

4. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

5. Analisis Hidrolika Jaringan Pipa

6. Analisis Struktur dan Konstruksi

7. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

4.1. Perhitungan Debit Potensi Sumber Air

Lokasi sumber air (sumur gali) terletak di kawasan Sub-Das Pelangan di

Dusun Lendangguar Timur tepatnya di sebelah utara banjar desa dan sebelah

barat banjar dadap serta berada dibawah kaki bukit seratang. Lokasi sumur

berjarak 534 m dari banjar desa seperti terlihat pada gambar 3.1.

Gambar 4.1 Foto sumber air rencana

39

Dalam perhitungan debit potensi sumber air (sumur gali) mengunakan

beberapa perlengkapan, antara lain:

1. Lembar kerja dan alat tulis, untuk mencatat data hasil pengamatan.

2. Meteran, untuk mengukur tinggi dan diameter sumur.

3. Stopwatch, untuk menghitung waktu air sumur terisi kembali.

4. Pompa hidraulik, untuk menguras air sumur.

Gambar 4.2. Sketsa penampang sumber air

Pengukuran debit air sumur dengan menggunakan Metode Pemompaan

Langsung (Sosrodarsono & Takeda, 1993:125). Air dipompa pada kedalaman

tertentu dari sumur dan banyaknya air yang keluar dihitung berdasarkan besarnya

kemampuan pemulihan permukaan air sumur. Pemulihan permukaan air sesudah

pemompaan dihentikan dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Dalam air yang dipulihkan sesudah pemompaan berhenti

Lamanya sesudah Dalam Air yang dipulihkan

pemompaan berhenti sesudah pemompaan

t (menit) t (jam) berhenti h (m).

1 0,02 0,005

2 0,03 0,012

3 0,05 0,026

4 0,07 0,053

40

Tabel 4.1. (Lanjutan) 5 0,08 0,086

10 0,17 0,182

15 0,25 0,285

20 0,33 0,393

25 0,42 0,498

30 0,50 0,586

40 0,67 0,739

50 0,83 0,858

60 1,00 0,960

90 1,50 1,177

120 2,00 1,305

185 3,08 1,456 Sumber : Hasil pengukuran dilapangan (2014)

Pemulihan permukaan air sampai ke permukaanya semula sebelum

pemompaan dimulai h0 dihitung dari pemulihan dalamnya air h1 dan h2 pada

waktu t1 dan t2 sesudah pemompaan berhenti.

Diambil nilai h1 = 0,96 m dalam t1 = 1 jam dan h2 = 1,305 m dalam t2 = 2 jam.

Perhitungan nilai h0 berdasarkan persamaan 2.4.

ℎ� =���

(������) =

(�,��)�

(���,����,���) = 1,499 m

Selanjutnya dilakukan perhitungan sisa penurunan permukaan air s = (h0 – h)

berdasarkan persamaan 2.5, dengan pemulihan permukaan air dalam setiap waktu.

Berikut data penurunan permukaan air yang tersisa dari air semula pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Besarnya penurunan permukaan air yang tersisa dari air semula

Lamanya sesudah Dalam Air yang dipulihkan Besarnya penurunan permukaan

pemompaan berhenti sesudah pemompaan air yang tersisa dari air semula s (m).

t (menit) t (jam) berhenti h (m). (s = ho - h)

1 0,02 0,005 1,494

2 0,03 0,012 1,487

3 0,05 0,026 1,473

4 0,07 0,053 1,446

5 0,08 0,086 1,413

10 0,17 0,182 1,317

15 0,25 0,285 1,214

41

Tabel 4.2. (Lanjutan)

20 0,33 0,393 1,106

25 0,42 0,498 1,001

30 0,50 0,586 0,913

40 0,67 0,739 0,760

50 0,83 0,858 0,641

60 1,00 0,960 0,539

90 1,50 1,177 0,322

120 2,00 1,305 0,194

185 3,08 1,456 0,043

Sumber : Hasil analisis di lapangan (2014)

Selanjutnya, dengan metode ini dibuat grafik hubungan antara nilai s dan t

dengan s dicantumkan pada sumbu logaritmis dan t dicantumkan pada sumbu

normal. Berikut grafik hubungan s dan t dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Hubungan penurunan permukaan air dan waktu pemulihannya

Dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai setengah kedalaman

air sampai ke permukaan semula, (1,499/2) = 0,750 m adalah t = 0,68 jam.

Diketahui diameter sumur (d) = 0,8 m, maka:

Luas dasar sumur (A) = ¼.π.d2

0,1

1

0 1 2

S (

m)

t (waktu)0,68

0,750

42

= ¼ x (22/7) x (0,8)2 = 0,503 m2

Jadi, besarnya nilai kapasitas spesifik (�) dihitung berdasarkan persamaan 2.6.

� =�,���

�� =

�,���

�,���(0,503) = 0,512 m2/jam

Jika dalam efektif air sumur H = 1,5 m, maka:

Debit air sumur dihitung berdasarkan persamaan 2.7 sebagai berikut.

Q = α H

= 0,512 x 1,5 = 0,77 m3/jam = 0,214 lt/dt.

4.2. Analisis Kualitas Sumber Air

Banyaknya penggelondongan emas oleh masyarakat yang ada di Kecamatan

Sekotong khususnya Desa Kedaro dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas air

sumur yang ada di daerah tersebut yang akan dijadikan sumber air untuk

perencanaan air bersih masyarakat. Untuk itu, perlu dilakukan suatu pengujian

terhadap kandungan mercury (air raksa) yang terkandung dalam air sumur dengan

mengambil sampel air untuk di uji di laboratorium.

Gambar. 4.4 Pengambilan sampel air sumur

Pengujian kualitas air dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan

Masyarakat Pulau Lombok terhadap sampel air yang diambil dari mata air sumur

gali Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat.

Hasil analisis parameter fisik dan kimia sampel air tersebut dapat dilihat pada

Tabel 4.3.

43

Tabel 4.3. Hasil uji kualitas air

Parameter Satuan

Kadar Maksimum

yang

diperbolehkan

Hasil

Pengujian

Pertimbangan

(Kualitas Air)

A. Kimia

- Air Raksa

B. Fisik

- Kekeruhan

mg/l

NTU

0,001

5

< 0,001

0,34

memenuhi syarat

memenuhi syarat

Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium (2014)

Hasil pengujian Laboratorium terlampir pada lembar Lampiran I. Metode dan

parameter air yang dianalisis mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No.

416/MENKES/Per/IX/1990 (Lampiran). Kelayakan air dilakukan dengan

membandingkan kualitas sampel air dengan baku mutu air bersih dan air minum

berdasarkan Peraturan Menkes No. 416 tahun 1990. Hasil analisis menunjukkan

bahwa air sumur tersebut layak untuk dikonsumsi sebagai sumber air bersih.

4.3. Proyeksi Jumlah Penduduk

Untuk menentukan kebutuhan air bersih pada masa mendatang pada

masing-masing zona perlu terlebih dahulu diperhatikan keadaan pertumbuhan

penduduk yang ada pada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk pada masa

mendatang.

Dalam perencanaan ini proyeksi jumlah penduduk direncanakan untuk 5

tahun yang akan datang yaitu sampai tahun 2018. Data jumlah penduduk yang

digunakan untuk menghitung rerata pertumbuhan penduduk adalah data jumlah

penduduk 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Berikut

data jumlah penduduk di Dusun Lendangguar Selatan dan Lendangguar Timur

tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 4.4.

44

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Dusun Lendangguar Selatan dan Timur

Nama Dusun Nama Banjar Jumlah Penduduk (Jiwa)

2009 2010 2011 2012 2013

L. Selatan

Banjar Tengah 159 157 176 184 195

Lekong Samah 238 236 264 276 293

Montong Bagek 183 181 202 211 224

L. Timur

Banjar Desa 186 195 185 204 242

Banjar Dadap 285 264 272 256 289

Banjar Karang 155 162 181 177 208

Sumber : Kantor Desa Kedaro, Kec. Sekotong (2013)

Berikut skema jaringan air bersih Dusun Lendangguar Selatan dan Dusun

Lendangguar Timur dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Skema Jaringan Air Bersih Dusun Lendangguar

45

Selanjutnya dilakukan perhitungan laju pertumbuhan untuk menentukan

berapa tingkat pertambahan penduduk yang akan datang. Namun, untuk Banjar

Dadap dan Banjar Karang, Dusun Lendangguar Timur tidak diproyeksi laju

pertumbuhan penduduk karena tidak termasuk dalam daerah pelayanan. Berikut

contoh perhitungan laju pertumbuhan penduduk:

Untuk Dusun Lendangguar Selatan.

Selisih jumlah penduduk 2009-2010 = 574 – 580 = -6 jiwa

Selisih jumlah penduduk 2010-2011 = 642 – 574 = 68 jiwa

Selisih jumlah penduduk 2011-2012 = 671 – 642 = 29 jiwa

Selisih jumlah penduduk 2012-2013 = 712 – 671 = 41 jiwa

Persentase selisih jumlah penduduk 2009 – 2010 = -6 / 580 = -1,03 %

Persentase selisih jumlah penduduk 2010 – 2011 = 68 / 574 = 11,85 %

Persentase selisih jumlah penduduk 2011 – 2012 = 29 / 642 = 4,52 %

Persentase selisih jumlah penduduk 2012 – 2013 = 41 / 671 = 6,11 %

Rerata persentase selisih dari tahun 2009 – 2013 = (-1,03+11,85+4,52+6,11)/4

= 5,36 %

Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Laju Pertumbuhan Penduduk Dusun Lendangguar Selatan dan Timur No Dusun Laju Pertumbuhan (%)

1 Lendangguar Selatan 5,36

2 Lendangguar Timur 5,93

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Selanjutnya menentukan metode yang akan digunakan untuk perhitungan

jumlah penduduk. Dimana hasil korelasi yang terbesar yang akan digunakan

sebagai metode untuk perhitungan jumlah penduduk yang akan datang. Dengan

bertolak dari data penduduk tahun 2013 hitung kembai jumlah penduduk pertahun

dari tahun 2009 sampai dengan 2012 dengan menggunakan 3 metode antara lain:

Metode Aritmatik, Geometrik dan Least Square.

46

Untuk Dusun Lendangguar Selatan :

1) Metode Aritmatik

Berdasarkan persamaan 2.8 proyeksi jumlah penduduk metode aritmatik :

Pn = Po + (Tn – To) Ka

Rata-rata pertambahan penduduk dari tahun 2009 sampai 2013 adalah:

Ka = (P13 – P09) / (2013 –2009)

Ka = (712– 580)/4 = 33 jiwa/tahun

Po = P13 = 712 jiwa

P09 = 712 – 33 (2013-2009) = 580 jiwa

Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

2) Metode Geometrik

Berdasarkan persamaan 2.10 proyeksi jumlah penduduk metode geometrik :

Pt = Po (1 + r)n

Persentase pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun (r) = 5,36 %

P09 = P13/(1 + r)(13-09)

P09 = 712/(1,0536)4 = 578 jiwa

Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

3) Metode Least Square

Berdasarkan persamaan 2.11 proyeksi jumlah penduduk metode least square :

Y = a + bX

Tabel 4.6. Perhitungan statistik jumlah penduduk Tahun Tahun ke (x) Jumlah Penduduk (jiwa) x.y x2

2009 1 580 580 1

2010 2 574 1148 4

2011 3 642 1926 9

2012 4 671 2684 16

2013 5 712 3560 25

Jumlah 15 3179 9898 55

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

47

Berdasarkan persamaan 2.12 dan 2.13 didapatkan nilai a dan b sebagai berikut:

a=∑ �.∑ � ��∑ �.∑ ��

�.∑ � ��(∑ �)� =

(����∗��)�(��∗����)

(�∗��)�(��)�= 527,5

b =�.∑ ���∑ �.∑ �

�.∑ � ��(∑ �)� =

(�∗����)�(��∗����)

(�∗��)�(��)�= 36,1

Y09 = 527,5+36,1(2009-2009) = 528 jiwa

Untuk perhitungan mundur jumlah penduduk dari 3 metode yang digunakan

dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Hasil perhitungan mundur jumlah penduduk Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Hasil Perhitungan

(x) (Y) Aritmatik Geometrik Least Square

2009 580 580 578 528

2010 574 613 609 564

2011 642 646 641 600

2012 671 679 676 636

2013 712 712 712 712

Jumlah 3179 - - -

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Untuk menentukan metode proyeksi jumlah penduduk yang paling mendekati

kebenaran terlebih dahulu perlu dihitung Koefisien Korelasi (r) dari hasil

perhitungan ketiga metode di atas berdasarkan persamaan 2.14 sebagai berikut:

Hasil perhitungan koefisien korelasi dari ketiga metode perhitungan tersebut

dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut.

))((

22

ii

ii

YX

YXr

48

Tabel 4.8. Koefisien korelasi dari hasil perhitungan metode aritmatik

Tahun Tahun Jumlah Hasil

x.y x² y² ke (x) Statistik Perhitungan (y)

2009 1 580 580 580 1 336400

2010 2 574 613 1226 4 375769

2011 3 642 646 1938 9 417316

2012 4 671 679 2716 16 461041

2013 5 712 712 3560 25 506944

Jumlah 15 3179 3230 10020 55 2097470

Koefisien Korelasi 0,933 Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Tabel 4.9. Koefisien korelasi dari hasil perhitungan metode geometrik

Tahun Tahun Jumlah Hasil

x.y x² y² ke (x) Statistik Perhitungan (y)

2009 1 580 578 578 1 334084

2010 2 574 609 1218 4 370600

2011 3 642 641 1924 9 411393

2012 4 671 676 2703 16 456676

2013 5 712 712 3560 25 506944

Jumlah 15 3179 3216 9983 55 2079697

Koefisien Korelasi 0,933 Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Tabel 4.10. Koefisien korelasi dari hasil perhitungan metode least square

Tahun Tahun Jumlah Hasil

x.y x² y² ke (x) Statistik Perhitungan (y)

2009 1 580 528 528 1 278256

2010 2 574 564 1127 4 317645

2011 3 642 600 1799 9 359640

2012 4 671 636 2543 16 404242

2013 5 712 712 3560 25 506944

Jumlah 15 3179 3039 9557 55 1866727

Koefisien Korelasi 0,943 Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Dari ketiga metode di atas ternyata metode perhitungan proyeksi jumlah

penduduk yang menghasilkan nilai koefisien korelasi terbesar adalah metode least

49

square. Sehingga untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk pada Dusun

Lendangguar Selatan dipakai Metode Least Square.

Untuk perhitungan penentuan metode yang akan digunakan untuk tiap Dusun

dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.

Tabel 4.11. Metode yang digunakan untuk tiap dusun No Desa Metode

1 Lendangguar Selatan Least Square

2 Lendangguar Timur Least Square

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

Selanjutnya menghitung besar jumlah penduduk sampai dengan tahun yang

direncanakan.

a. Dusun Lendangguar Selatan

Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa) = 712

a = Konstanta = Jumlah penduduk awal proyeksi = 712

b = Koefisien arah regresi linear = 36,1

n = Kurun waktu proyeksi (tahun) = 5

Pn = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa) = 712 + (36,1 x 5)

= 893

b. Dusun Lendangguar Timur

Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa) = 232

a = Konstanta = Jumlah penduduk awal proyeksi = 232

b = Koefisien arah regresi linear = 10,1

n = Kurun waktu proyeksi (tahun) = 5

Pn = Jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa) = 232 + (10,1 x 5)

= 384

Untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk 5 tahun rencana di tiap dusun

dapat dilihat pada Tabel 4.12

50

Tabel 4.12. Proyeksi jumlah penduduk tiap dusun dari tahun 2013-2018

No. Tahun Jumlah penduduk rencana (jiwa)

Lendangguar Selatan Lendangguar Timur

1 2013 712 232

2 2014 748 242

3 2015 784 262

4 2016 820 293

5 2017 856 333

6 2018 893 384

Sumber : Hasil pengolahan data (2014)

4.4. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

Tingkat pemakaian air bersih masyarakat Dusun Lendangguar Selatan

difokuskan pada kebutuhan air rumah tangga (domestik) terutama untuk air

minum, memasak, ablution dan bersih-bersih. Dari tabel 2.2. didapatkan tingkat

pemakaian air untuk kegiatan sehari-hari antara lain:

1. Air minum = 5 liter/orang/hari

2. Memasak = 5 liter/orang/hari

3. Ablution = 10 liter/orang/hari

4. Bersih-bersih = 10 liter/orang/hari

Jumlah pemakaian air bersih (Spd) = 5 + 5 +10+10 = 30 liter/orang/hari

Karena terbatasnya debit sumber air yang digunakan maka perencanaan

kebutuhan air bersih ini tidak direncanakan untuk Sambungan Rumah (SR), tetapi

lebih pada perencanaan kebutuhan Hindran Umum (HU). Berdasarkan Tabel 2.3.

(Cipta karya, 1998) untuk kebutuhan Hindran Umum (HU) sebesar 30 lt/org/hr

dimana jumlah ini sama dengan jumlah pemakaian air seperti pada Tabel 2.2. dan

kehilangan air diambil 20% dari total kebutuhan domestik. Berikut contoh

perhitungan kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar Selatan tahun 2018:

Jumlah penduduk = 893 jiwa

Persentase pelayanan = 70 % (tabel 2.3)

51

Jumlah penduduk terlayani = 70% x 893 = 625 jiwa

Kebutuhan domestik

Persentase Hidran Umum (HU) = 100 %

Jumlah penduduk terlayani = 100% x 625 = 625 jiwa

Jumlah jiwa/HU = 100

Jumlah HU = 625/100 = 6 unit

Pemakaian air = 30 lt/org/hr

Kebutuhan air = (625 x 30) / (24 x 3600) = 0,217 lt/dt

Kehilangan air (20%) = 20% x kebutuhan air

= 20% x 0,217 = 0,043 lt/dt

Kebutuhan rata–rata = Kebutuhan air + Kehilangan air

= 0,217 + 0,043 = 0,26 lt/dt

Kebutuhan air maksimum = 1,2 x kebutuhan rata-rata

= 1,2 x 0,26 = 0,312 lt/dt

Kapasitas yang dibutuhkan = 0,312 lt/dt

Perhitungan lebih lengkap untuk kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar

Selatan dari tahun 2013-2018 dapat dilihat pada Tabel 4.13

52

Tabel 4.13. Kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar Selatan sampai tahun 2018

No. Uraian Satuan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2018

A. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah Penduduk Jiwa 712 748 784 820 856 893

2. Cakupan Pelayanan (%) 70% 70% 70% 70% 70% 70%

3. Penduduk Terlayani Jiwa 498 524 549 574 599 625

B. Kebutuhan Domestik

1. Hidran Umum (HU)

- Tingkat Pelayanan (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100%

- Penduduk Terlayani Jiwa 498 524 549 574 599 625

- Jumlah HU Unit 5 5 5 6 6 6

- Jumlah Jiwa / HU Jiwa/HU 100 100 100 100 100 100

- Pemakaian Air lt/org/hr 30 30 30 30 30 30

- Kebutuhan Air lt/dt 0,173 0,182 0,191 0,199 0,208 0,217

C. Kehilangan Air (20%) lt/dt 0,035 0,036 0,038 0,040 0,042 0,043

D. Kebutuhan Rata-rata lt/dt 0,208 0,218 0,229 0,239 0,250 0,260

E. Kebutuhan Air Max. lt/dt 0,249 0,262 0,274 0,287 0,300 0,312

F. Kapasitas Yang Dibutuhkan lt/dt 0,249 0,262 0,274 0,287 0,300 0,312

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)

53

Tabel 4.14. Kebutuhan air bersih Dusun Lendangguar Timur sampai tahun 2018

No. Uraian Satuan Tahun

2013 2014 2015 2016 2017 2018

A. Pelayanan Penduduk

1. Jumlah Penduduk Jiwa 232 242 262 293 333 384

2. Cakupan Pelayanan (%) 70% 70% 70% 70% 70% 70%

3. Penduduk Terlayani Jiwa 162 169 184 205 233 268

B. Kebutuhan Domestik

1. Hidran Umum (HU)

- Tingkat Pelayanan (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100%

- Penduduk Terlayani Jiwa 162 169 184 205 233 268

- Jumlah HU Unit 1 2 2 2 2 3

- Jumlah Jiwa / HU Jiwa/HU 100 100 100 100 100 100

- Pemakaian Air lt/org/hr 30 30 30 30 30 30

- Kebutuhan Air lt/dt 0,056 0,059 0,064 0,071 0,081 0,093

C. Kehilangan Air (20%) lt/dt 0,011 0,012 0,013 0,014 0,016 0,019

D. Kebutuhan Rata-rata lt/dt 0,068 0,071 0,077 0,085 0,097 0,112

E. Kebutuhan Air Max. lt/dt 0,081 0,085 0,092 0,102 0,117 0,134

F. Kapasitas Yang Dibutuhkan lt/dt 0,081 0,085 0,092 0,102 0,117 0,134

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)

Total kapasitas debit yang dibutuhkan = 0,312 + 0,134 = 0,446 lt/dt ≈ 0,45 lt/dt

54

4.5. Analisis Hidrolika Jaringan Pipa

Dalam perencanaan sistem jaringan air bersih ini digunakan kemampuan

model hidraulik untuk mendapatkan hasil berupa dimensi pipa. Elevasi letak

bangunan pelengkap dan panjang pipa diperoleh dari peta kontur Kecamatan

Sekotong serta dilengkapi secara detail dengan pengukuran langsung di lapangan

dengan alat Theodolit yang terlampir pada lembar Lampiran I.

Setelah menghitung besar kebutuhan air bersih untuk kedua Dusun tersebut,

maka dilakukan analisis hidrolika terhadap sistem jaringan pipa. Untuk pengaliran

air bersih dari reservoir kepada masyarakat direncanakan dengan sistem gravitasi.

Dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007 dapat direncanakan

panjang pipa jaringan transmisi pompa dari sumber air hingga bak penampungan

adalah 172,2 m dan dari bak penampungan ke reservoir adalah 116,45 m,

Sedangkan pipa jaringan transmisi gravitasi dari reservoir ke daerah pelayanan

2151,8 m. Bangunan pelengkap pada sistem jaringan ini terdapat 1 sumur

dangkal, 1 reservoir dan 1 bak penampungan air sementara. Letak lokasi untuk

setiap bangunan pelengkap adalah sebagai berikut:

Sumber air (sumur) pada elevasi 214 m DPL

Bak Penampungan sementara pada elevasi 256 m DPL

Reservoir pada elevasi 291 m DPL

Berikut Peta Situasi Jaringan Pipa Air Bersih disajikan dalam gambar 4.6. dan

Skema Perencanaan Jaringan Air Bersih untuk Dusun Lendangguar disajikan

dalam gambar 4.7.

55

Gambar 4.6. Peta Situasi Jaringan Pipa Air Bersih

56

Gambar 4.7. Skema Perencanaan Jaringan Air Bersih untuk Dusun Lendangguar

Berikut contoh perhitungan analisis hidrolika sistem perpipaan jaringan air

bersih Dusun Lendangguar untuk ruas pipa Sumber Air – Bak Penampungan –

Reservoir – HU, dalam perencanaan ini BPT tidak direncanakan. Berikut contoh

perhitungan untuk jaringan pipa transmisi (Sistem pompa) :

1. Nomor patok (kode posisi)

2. Keterangan Lokasi

3. Q kebutuhan = 0,45 l/dt = 1,62 m3/jam (Hasil perhitungan total

kebutuhan air untuk Dusun Lendangguar sampai tahun 2018).

Jika dalam satu hari dilakukan pemompaan 3 kali, maka Q keb. = 0,15 l/dt

57

4. Elevasi pipa (Elevasi statis batas)

Patok P0 = 214 (Elevasi muka sumur)

Patok P1 = 216,105

Jenis pompa yang digunakan adalah pompa benam (submersible).

5. Elv. dasar air sumur = 214 – kedalaman sumur rencana

= 214 + 2,5 = 211,5 m

6. Panjang pipa = 36,507 m

7. Beda tinggi (∆h) = 216,105 – 211,5 = 4,605 m

Berdasarkan persamaan 2.28 dihitung kemiringan garis energi (S):

8. Kemiringan (S) = ∆h/jarak

= 4,605 / 36,507 = 0,126

9. Diameter pipa (m) = 0,03125 m (Pipa Outlet/dorong)

10. Diameter pipa (inchi) = 1,25 inchi

11. Jari-jari hidrolis (R) = D/4 (untuk pipa)

= 0,03125/4 = 0,008 m

Pipa HDPE nilai CH = 130 (Lihat tabel 2.6)

Selanjutnya, dihitung kecepatan aliran pipa berdasarkan persamaan 2.29.

12. Kecepatan aliran (V) = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54

= 0,85 x 130 x 0,0080,63 x 0,1260,54

= 1,70 m/det

Berdasarkan persamaan 2.23 dihitung bilangan Reynolds (Re):

13. Re =

D x V

= 6- 10 x 893,0

0,03125 x 1,70

= 59467 ( pada suhu 250C)

Selanjutnya, dihitung kehilangan energi primer berdasarkan persamaan 2.26.

14. hf (mayor) LdC

Q.

.

.675,10

8704,485,1

852,1

(Hazen – William)

= 507,36.03125,0.130

00015,0.675,10

8704,485,1

852,1

= 0,085 m

15. Koefisien minor (Kb) = 0,2 ( sudut belokan pipa 450 pada tabel 2.8 )

58

Selanjutnya, dihitung kehilangan energi sekunder berdasarkan persamaan 2.42.

16. hf (minor) =∑2.g

VK

2

b ;

= 0,2 x

9,81 x 2

70,1 2

= 0,029 m

17. Total hf = 0,085 + 0,029 = 0,114 m

18. Total head (H) = ∆h + Total hf

= 4,605 + 0,114 = 4,719 m

19. Efisiensi pompa (ɳ) = 80 % = 0,8

20. Berat jenis air (γ) = 1000 kg/m3

Berdasarkan persamaan 2.45, dihitung daya hidraulik pompa (D) berikut.

21. Daya pompa (D) =

QH

= 75,0

0001 x 4,719 x 0,00015

= 0,944 kgf.m/det atau horse power (hp).(water)

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.15. berikut.

59

Tabel 4.15. Analisis hidrolika jaringan pipa transmisi (Sistem Pompa)

Patok Ket.

Q. Keb.

Elv. Pipa

Elevasi Jarak ΔΗ S

Ø pipa HDPE R V Re

hf. Mayor Kb

hf. Minor

hf. Total

H ɳ γ D

l/dt m air (m) m m m inchi m m/dt m m m m % kg/m³ hp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 18 20 21

P0 Sumur

Dangkal 214 211,5

0,15 36,507 4,605 0,126 0,03125 1,25 0,008 1,70 59467 0,085 0,20 0,029 0,114 4,719 75 1000 0,944

P1 216,105

0,15 17,518 1,298 0,074 0,03125 1,25 0,008 1,27 44618 0,041 0,04 0,003 0,044 1,342 75 1000 0,268

P2 217,403

0,15 21,795 4,182 0,192 0,03125 1,25 0,008 2,13 74585 0,051 0,04 0,010 0,060 4,242 75 1000 0,848

P3 221,585

0,15 33,889 11,905 0,351 0,03125 1,25 0,008 2,95 103391 0,079 0,04 0,019 0,097 12,002 75 1000 2,400

P4 233,49

0,15 62,484 20,911 0,335 0,03125 1,25 0,008 2,88 100718 0,145 0,88 0,373 0,518 21,429 75 1000 4,286

P5 Bak

penampung 255,901 254,401

Total 172,193 43,735 8,747

P5 Bak

penampung 255,901 254,401

0,15 37,29 11,5 0,308 0,03125 1,25 0,008 2,75 96369 0,087 0,09 0,034 0,121 11,621 75 1000 2,324

P6 265,901

0,15 35,737 9,113 0,255 0,03125 1,25 0,008 2,49 86966 0,083 0,04 0,013 0,096 9,209 75 1000 1,842

P7 275,014

0,15 43,418 16,247 0,374 0,03125 1,25 0,008 3,06 106978 0,101 0,80 0,381 0,482 16,729 75 1000 3,346

P8 Reservoir 291,261 293,261

Total 116,445 37,559 7,512

Sumber Hasil Perhitungan (2014)

60

Dari hasil analisis data di atas diperoleh data sebagai berikut:

a. Sumur – Bak Penampungan

- Total head : 43,735 m

- Daya pompa yang dibutuhkan : 8,747 hp

b. Bak Penampungan – Reservoir

- Total Head : 37,559 m

- Daya pompa yang dibutuhkan : 7,512hp

Pemilihan jenis pompa harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Harus mempunyai debit ≥ 0,45 liter/detik

2) Pada total head ≥ 43,735 m

3) Daya (tenaga penggerak) pompa harus ≥ 8,747 hp(water)

Daya pompa = 8,747 Hp = 8,747 x 0,746 kW = 6,53 kW (Kilowatt)

Efisiensi motor = 90% = 0,9

Daya motor = 6,53 kW/0,9 = 7,3 kW

Untuk menjaga kehandalan motor sebaiknya dipilih daya motor sedikit lebih

besar.

Dipilih pompa benam submersible dengan spesifikasi sebagai berikut:

Merk pompa : Pedrollo

Jenis pompa : Pompa Sentrifugal 7.5kW 3 phase F32/200A

Daya Energi Pompa : 7500 watt = 7,5 kW (3 Phase)

Total Hisap Max : 7 m

Total Head Max : 67 m dengan Kapasitas dorong maks. : 60 m

Kapasitas Max : 500 liter/menit = 8,3 liter/det

Pipa outlet : 1,25 inchi

Pipa Inlet : 2 inchi

61

Untuk jaringan pipa transmisi (Sistem gravitasi) :

1. Nomor patok (kode posisi node/junction)

2. Keterangan Lokasi

3. Q kebutuhan = 0,45 liter/detik (Hasil perhitungan total kebutuhan

air untuk Dusun Lendangguar sampai tahun 2018 atau kebutuhan air pada

masing-masing bak/HU).

4. Q supply = 0,45 liter/detik = 4,5 x 10-4 m3/detik (Debit dari bak

tampungan akhir/reservoir dan HU)

5. Elevasi pipa (Elevasi statis batas)

Patok 9 = 290,469 (Elevasi Reservoir)

Patok 10 = 280,274

6. Elv. muka air = 290,469 + tinggi air di reservoir

= 290,469 + 2 = 292,469 m

7. Panjang pipa = 36,861 m

8. Beda tinggi (∆h) = 290,469 – 280,274 = 10,195 m

Berdasarkan persamaan 2.28 dihitung kemiringan garis energi (S):

9. Kemiringan (S) = ∆h/jarak = 10,195 / 36,861 = 0,277

10. Diameter pipa (m) = 0,10 m

11. Diameter pipa (inchi) = 4 inchi

(Rumus Hazen-williams lebih sederhana karena koefisien kehilangan

energinya tidak berubah terhadap Reynold number).

Untuk pipa PVC nilai C = 130 (lihat tabel 2.5)

Selanjutnya, dihitung debit aliran dalam pipa berdasarkan persamaan 2.27.

12. Q aliran (dalam pipa) = 0,279 x C x D2,63 x S0,54

= (0,279 x 130 x 0,102,63 x 0,2770,54) x103

= 42,4 lt/dt

Q aliran > Q kebutuhan, maka diameter pipa 4 inchi dapat digunakan dalam

perencanaan.

Selanjutnya, dihitung kecepatan berdasarkan persamaan 2.25 sebagai berikut.

13. V (kecepatan) = 2

Supply

D x

Q x 4

62

= 210,0x

0,00045 x 4

= 0,06 m/dt

Berdasarkan persamaan 2.23 dihitung bilangan Reynolds (Re):

14. Re =

D x V

= 6- 10 x 893,0

0,10 x 0,06

= 6367,6 ( pada suhu 250C)

Selanjutnya, dihitung kehilangan energi primer berdasarkan persamaan 2.26.

15. hf (mayor) LdC

Q.

.

.675,10

8704,485,1

852,1

(Hazen – William)

= 861,36.10,0.130

00045,0.675,10

8704,485,1

852,1

= 0,002 m

16. Koefisien minor (Km) = 0,4 (air masuk pipa)

Selanjutnya, dihitung kehilangan energi sekunder berdasarkan persamaan 2.38.

17. hf (minor) =∑2.g

VK

2

m ;

= 0,4 x

9,81 x 2

0,062

= 0,00007 m

18. Total hf = 0,002 + 0,00007 = 0,0023 m

19. EGL = elevasi air di sumber – total hf

= 292,469 – 0,0023 = 292,467 m

20. Tinggi kecepatan = v2/(2.g)

= 0,062/(2 x 9,81) = 0,00016 m

21. HGL = EGL – v2/2.g

= 290,423 – 0,00016 = 292,467 m

22. Residu = HGL – elevasi patok 10

= 292,467 – 280,274 = 12,193 m

Jika nilai HGL – elevasi pipa bernilai positif ( > 0), maka air dapat mengalir.

23. Keterangan (air mengalir).

Berikut perhitungan hasil analisis hidrolika jaringan pipa transmisi gravitasi

dapat dilihat pada tabel 4.16.

63

Tabel 4.16. Analisis hidrolika jaringan pipa transmisi (Sistem Gravitasi)

Patok Ket.

Q. Keb. Q. Sup. Elv. Pipa Elevasi Jarak ΔΗ

S

Ø pipa PVC Q. Alir. V

Re

hf. Mayor

Kb

hf. Minor

hf. Total

EGL v²/2.g HGL Residu

Ket.

l/dt l/dt M air (m) m m m inchi l/dt m/dt m m m m m m m

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

P9 Reservoir 0,45 290,469 292,469 292,469

0,45 36,861 10,195 0,277 0,1 4 42,4 0,06 6367,6 0,002 0,4 0,00007 0,0023 0,00016

P10 280,274 292,467 292,467 12,193 Mengalir

0,45 29,307 6,067 0,207 0,1 4 36,3 0,06 6367,6 0,002 0,22 0,00004 0,0018 0,00016

P11 274,207 292,465 292,465 18,258 Mengalir

0,45 18,719 3,314 0,177 0,1 4 33,3 0,06 6367,6 0,001 0,04 0,00001 0,0011 0,00016

P12 270,893 292,464 292,464 21,571 Mengalir

0,45 34,806 5,912 0,170 0,1 4 32,6 0,06 6367,6 0,002 0,10 0,00002 0,0021 0,00016

P13 264,981 292,462 292,461 27,480 Mengalir

0,45 38,814 0,68 0,018 0,1 4 9,6 0,06 6367,6 0,002 0,04 0,00001 0,0024 0,00016

P14 264,301 292,459 292,459 28,158 Mengalir

0,45 26,152 0,323 0,012 0,1 4 7,9 0,06 6367,6 0,002 0,14 0,00002 0,0016 0,00016

P15 263,978 292,458 292,457 28,479 Mengalir

0,45 18,058 0,907 0,050 0,1 4 16,9 0,06 6367,6 0,001 0,04 0,00001 0,0011 0,00016

P16 264,885 292,457 292,456 27,571 Mengalir

0,45 42,936 1,387 0,032 0,1 4 13,3 0,06 7107,9 0,003 0,48 0,00008 0,0027 0,00016

P17 Banjar Desa 0,13 266,272 268,372 292,454 292,454 26,182 Mengalir

0,31 60,085 3,589 0,060 0,08 3 8,7 0,07 6628,8 0,008 0,04 0,00001 0,0077 0,00025

P18 262,683 292,446 292,446 29,763 Mengalir

0,31 52,93 3,102 0,059 0,08 3 8,6 0,07 6628,8 0,007 0,04 0,00001 0,0067 0,00025

P19 259,581

292,439 292,439 32,858 Mengalir

0,31 102,015 4,846 0,048 0,08 3 7,7 0,07 6628,8 0,013 0,04 0,00001 0,0130 0,00025

64

Tabel 4.16. (Lanjutan) P20 254,735 292,426 292,426 37,691 Mengalir

0,31 28,121 1,142 0,041 0,08 3 7,1 0,07 6628,8 0,004 0,04 0,00001 0,0036 0,00025

P21 253,593 292,423 292,423 38,830 Mengalir

0,31 41,265 2,713 0,066 0,08 3 9,2 0,07 6628,8 0,005 0,04 0,00001 0,0053 0,00025

P22 250,88 292,418 292,417 41,537 Mengalir

0,31 24,928 0,000 0,000 0,08 3 0,0 0,07 6628,80 0,003 0,04 0,00001 0,0032 0,00025

P23 250,88 292,414 292,414 41,534 Mengalir

0,31 175,562 3,561 0,020 0,08 3 4,9 0,07 6628,8 0,022 0,04 0,00001 0,0223 0,00025

P24 247,319 292,392 292,392 45,073 Mengalir

0,31 52,585 1,663 0,032 0,08 3 6,2 0,07 6628,8 0,007 0,04 0,00001 0,0067 0,00025

P25 245,656 292,385 292,385 46,729 Mengalir

0,31 103,843 2,402 0,023 0,08 3 5,2 0,07 6628,8 0,013 0,04 0,00001 0,0132 0,00025

P26 248,058 292,372 292,372 44,314 Mengalir

0,31 25,553 0,328 0,013 0,08 3 3,8 0,07 6628,8 0,003 0,04 0,00001 0,0033 0,00025

P27

248,386

292,369 292,369 43,983 Mengalir

0,31 30,665 0,386 0,013 0,08 3 3,8 0,07 6628,8 0,004 0,04 0,00001 0,0039 0,00025

P28 248,772 292,365 292,365 43,593 Mengalir

0,31 17,384 0,016 0,001 0,08 3 0,9 0,07 6628,8 0,002 0,04 0,00001 0,0022 0,00025

P29 248,788 292,363 292,362 43,574 Mengalir

0,31 39,282 0,48 0,012 0,08 3 3,7 0,07 6628,8 0,005 0,04 0,00001 0,0050 0,00025

P30 249,268 292,358 292,357 43,089 Mengalir

0,31 14,035 0,152 0,011 0,08 3 3,5 0,07 6628,8 0,002 0,04 0,00001 0,0018 0,00025

P31 249,42 292,356 292,356 42,936 Mengalir

0,31 19,806 0,048 0,002 0,08 3 1,5 0,07 6628,8 0,003 0,04 0,00001 0,0025 0,00025

P32 249,372 292,353 292,353 42,981 Mengalir

0,31 52,797 2,562 0,049 0,08 3 7,8 0,07 6628,8 0,007 0,04 0,00001 0,0067 0,00025

65

Tabel 4.16. (Lanjutan) P33 246,81 292,347 292,346 45,536 Mengalir

0,31 60,082 0,518 0,009 0,08 3 3,1 0,07 6628,8 0,008 0,45 0,00011 0,0078 0,00025

P34 Banjar Tengah

0,09 246,292 248,392 292,339 292,339 46,047 Mengalir

0,23 94,497 0,143 0,002 0,0625 2,5 0,7 0,07 5776,0 0,016 0,04 0,00001 0,0162 0,00028

P35 246,149 292,323 292,322 46,173 Mengalir

0,23 43,368 1,355 0,031 0,0625 2,5 3,8 0,07 5776,0 0,007 0,04 0,00001 0,0074 0,00028

P36 247,504 292,315 292,315 44,811 Mengalir

0,23 10,851 0,587 0,054 0,0625 2,5 5,1 0,07 5776,0 0,002 0,04 0,00001 0,0019 0,00028

P37 248,091 292,313 292,313 44,222 Mengalir

0,23 56,132 1,782 0,032 0,0625 2,5 3,8 0,07 5776,0 0,010 0,04 0,00001 0,0096 0,00028

P38 246,309 292,304 292,304 45,995 Mengalir

0,23 44,503 0,061 0,001 0,0625 2,5 0,7 0,07 5776,0 0,008 0,04 0,00001 0,0076 0,00028

P39 246,37 292,296 292,296 45,926 Mengalir

0,23 58,832 2,425 0,041 0,0625 2,5 4,4 0,07 5776,0 0,010 0,04 0,00001 0,0101 0,00028

P40 248,795 292,286 292,286 43,491 Mengalir

0,23 31,389 0,051 0,002 0,0625 2,5 0,8 0,07 5776,0 0,005 0,04 0,00001 0,0054 0,00028

P41 248,744 292,281 292,281 43,537 Mengalir

0,23 9,425 0,59 0,063 0,0625 2,5 5,5 0,07 5776,0 0,002 0,04 0,00001 0,0016 0,00028

P42 248,154 292,279 292,279 44,125 Mengalir

0,23 29,334 2,958 0,101 0,0625 2,5 7,1 0,07 5776,0 0,005 0,04 0,00001 0,0050 0,00028

P43 245,196 292,274 292,274 47,078 Mengalir

0,23 26,682 10,903 0,409 0,0625 2,5 15,2 0,07 5776,0 0,005 0,04 0,00001 0,0046 0,00028

P44 256,099 292,270 292,269 36,170 Mengalir

0,23 24,393 4,23 0,173 0,0625 2,5 9,6 0,07 5776,0 0,004 0,04 0,00001 0,0042 0,00028

P45 251,869 292,265 292,265 40,396 Mengalir

0,23 25,999 1,055 0,041 0,0625 2,5 4,4 0,07 5776,0 0,004 0,45 0,00013 0,0046 0,00028

66

Tabel 4.16. (Lanjutan) P46 Lekong samah 0,13 250,814 252,914 292,261 292,261 41,447 Mengalir

0,10 29,395 0,55 0,019 0,050 2 1,6 0,05 3128,2 0,003 0,04 0,00001 0,0032 0,00013

P47 251,364 292,258 292,258 40,894 Mengalir

0,10 23,572 1,573 0,067 0,050 2 3,2 0,05 3128,2 0,003 0,04 0,00001 0,0025 0,00013

P48 252,937 292,255 292,255 39,318 Mengalir

0,10 32,235 0,502 0,016 0,050 2 1,4 0,05 3128,2 0,003 0,09 0,00001 0,0035 0,00013

P49 252,435 292,252 292,251 39,816 Mengalir

0,10 16,413 0,104 0,006 0,050 2 0,9 0,05 3128,2 0,002 0,07 0,00001 0,0018 0,00013

P50 252,331 292,250 292,250 39,919 Mengalir

0,10 24,264 0,616 0,025 0,050 2 1,9 0,05 3128,2 0,003 0,04 0,00001 0,0026 0,00013

P51 251,715 292,247 292,247 40,532 Mengalir

0,10 40,224 1,158 0,029 0,050 2 2,0 0,05 3128,2 0,004 0,04 0,00001 0,0043 0,00013

P52 250,557 292,243 292,243 41,686 Mengalir

0,10 10,442 0,429 0,041 0,050 2 2,4 0,05 3128,2 0,001 1,13 0,00014 0,0013 0,00013

P53 250,128 292,242 292,241 42,113 Mengalir

0,10 60,605 3,953 0,065 0,050 2 3,1 0,05 3128,2 0,007 0,04 0,00001 0,0065 0,00013

P54 246,175 292,235 292,235 46,060 Mengalir

0,10 15,242 0,735 0,048 0,050 2 2,7 0,05 3128,2 0,002 0,04 0,00001 0,0016 0,00013

P55 245,44 292,233 292,233 46,793 Mengalir

0,10 30,86 0,259 0,008 0,050 2 1,0 0,05 3128,2 0,003 0,04 0,00001 0,0033 0,00013

P56 245,699 292,230 292,230 46,531 Mengalir

0,10 25,329 1,887 0,074 0,050 2 3,4 0,05 3128,2 0,003 0,04 0,00001 0,0027 0,00013

P57 247,586 292,227 292,227 44,641 Mengalir

0,10 17,975 1,342 0,075 0,050 2 3,4 0,05 3128,2 0,002 0,04 0,00001 0,0019 0,00013

P58 248,928 292,225 292,225 43,297 Mengalir

0,10 31,934 1,953 0,061 0,050 2 3,0 0,05 2802,4 0,003 0,04 0,00001 0,0034 0,00013

67

Tabel 4.16. (Lanjutan) P59 250,881 292,222 292,222 41,341 Mengalir

0,10 37,65 0,453 0,012 0,050 2 1,3 0,05 2802,4 0,004 0,04 0,00001 0,0041 0,00013

P60 250,428 292,218 292,218 41,790 Mengalir

0,10 33,174 0,77 0,023 0,050 2 1,8 0,05 2802,4 0,004 0,17 0,00002 0,0036 0,00013

P61 251,198 292,214 292,214 41,016 Mengalir

0,10 38,822 3,493 0,090 0,050 2 3,7 0,05 2802,4 0,004 0,04 0,00001 0,0042 0,00013

P62

254,691

292,210 292,210 37,519 Mengalir

0,10 32,702 4,007 0,123 0,050 2 4,4 0,05 2802,4 0,004 0,04 0,00001 0,0035 0,00013

P63 258,698 292,207 292,206 33,508 Mengalir

0,10 48,939 2,241 0,046 0,050 2 2,6 0,05 2802,4 0,005 0,90 0,00012 0,0054 0,00013

P64 Montong bagek 260,939 263,039 263,039 263,039 2,100 Mengalir

Sumber Hasil Peritungan (2014)

Catatan : Untuk Kolom 13 debit yang digunakan adalah debit kebutuhan,

HGL (Hydraulic Grade Line) merupakan garis yang menunjukkan tekanan air disetiap titik yang ditinjau.

EGL (Energy Grade Line) merupakan garis energi air disetiap titik yang ditinjau.

Berikut adalah rekapitulasi dimensi pipa berdasarkan tabel 4.1

Tabel 4.17. Rekapitulasi dimensi pipa

No Patok Panjang

(m)

P1 - P5 172,2

P5 - P8 116,4

P9 - P17 245,7

P17 - P34 900,9

P34 - P46 455,4

P46 - P64 549,8

Sumber Hasil Peritungan (201

4.6. Analisis Struktur dan Konstruksi

4.6.1. Perencanaan Reservoir

1) Analisis Kapasitas Reservoir

R. Triatmadja (

bersih pada kondisi jumlah air terbatas pada waktu

musim kering.

Gambar 4.

Berikut adalah rekapitulasi dimensi pipa berdasarkan tabel 4.15. dan tabel

Rekapitulasi dimensi pipa Panjang Diameter Debit

(m) Inchi (l/det)

172,2 1,25 0,45

116,4 1,25 0,45

245,7 4,00 0,45

900,9 3,00 0,31

455,4 2,50 0,23

549,8 2,00 0,10

Sumber Hasil Peritungan (2014)

Analisis Struktur dan Konstruksi

Perencanaan Reservoir

Analisis Kapasitas Reservoir

R. Triatmadja (2006), mendapatkan koefisien fluktuasi kebutuhan air

bersih pada kondisi jumlah air terbatas pada waktu-waktu tertentu

Gambar 4.8. Koefisien fluktuasi kebutuhan air bersih

68

dan tabel 4.16.

luktuasi kebutuhan air

waktu tertentu yaitu pada

Koefisien fluktuasi kebutuhan air bersih

69

Direncanaan reservoir berada di elevasi +291 m, dengan kebutuhan air rencana

sebesar 0,45 lt/dt = 1,608 m3/jam. Perhitungan tampungan reservoir dapat dilihat

pada Tabel 4.18. sebagai berikut:

Tabel 4.18. Tampungan reservoir

Jam

Pola Debit Debit Volume Volume Vol. Air

Dalam

Kebutuhan Keluar Masuk Keluar Masuk Reservoir

Air (m³/jam) (m³/jam) (m³/jam) (m³/jam) (m³/jam)

1 2 3 4 5 6

1 0,69 1,11 1,608 1,11 1,61 0,50

2 0,8 1,29 1,608 2,40 3,22 0,82

3 0,8 1,29 1,608 3,68 4,82 1,14

4 0,91 1,46 1,608 5,14 6,43 1,29

5 1,0 1,61 1,608 6,75 8,04 1,29

6 1,11 1,78 1,608 8,54 9,65 1,11

7 1,2 1,93 1,608 10,47 11,25 0,79

8 1,2 1,93 1,608 12,40 12,86 0,47

9 1,11 1,78 1,608 14,18 14,47 0,29

10 1,0 1,61 1,608 15,79 16,08 0,29

11 1,0 1,61 1,608 17,40 17,69 0,29

12 1,0 1,61 1,608 19,00 19,29 0,29

13 1,0 1,61 1,608 20,61 20,90 0,29

14 1,1 1,77 1,608 22,38 22,51 0,13

15 1,2 1,93 1,608 24,31 24,12 -0,19

16 1,1 1,77 1,608 26,08 25,72 -0,35

17 1,2 1,93 1,608 28,01 27,33 -0,68

18 1,2 1,93 1,608 29,94 28,94 -1,00

19 1,1 1,77 1,608 31,71 30,55 -1,16

20 0,9 1,45 1,608 33,15 32,16 -1,00

21 0,9 1,45 1,608 34,60 33,76 -0,84

22 0,9 1,45 1,608 36,05 35,37 -0,68

23 0,8 1,29 1,608 37,33 36,98 -0,35

24 0,8 1,29 1,608 38,62 38,59 -0,03 Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

70

Gambar 4.9. Grafik tampungan reservoir

Dari tabel 4.17. dan gambar 4.8. didapatkan volume air maksimum = 1,29

dan minimum = 1,16, Sehingga volume air dalam reservoir diperlukan sebesar

1,29+1,16 = 2,45 m3/jam. Direncanakan pendistribusian air ke masyarakat dari

reservoir yang dibangun dilakukan 3 tahap yaitu pada pukul 05.00; 13.00 dan

21.00, dengan kapasitas 19,60 m3/hari, berikut rincian dimensi reservoir:

Panjang = 3,2 m

Lebar = 3,2 m

Tinggi = 2,0 m

Tinggi jagaan = 0,5 m (Free Board Cipta Karya)

Dimensi reservoir = 3,2 m x 3,2 m x 2,5 m

2) Perhitungan Hidrostatika dan Struktur Reservoir

Dalam perhitungan struktur ditinjau pada kondisi reservoir terisi air penuh,

sebab pada saat kondisi tersebut dinding reservoir menahan tekanan dari 2 arah

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Vo

lum

e (

m³)

Jam

Debit Keluar

Debit Masuk

71

yaitu tekanan tanah dan tekanan air. Gaya-gaya yang bekerja pada reservoir dalam

kondisi penuh dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10. Tekanan gaya-gaya pada dinding dalam kondisi penuh

Data-data yang diperlukan dalam perhitungan gaya-gaya yang bekerja dalam

struktur adalah:

1. Berat sendiri beton bertulang (γc) = 2400 kg/m³ = 24 kN/m3 (PPIUG 1983)

2. Berat sendiri beton (spesi) = 2200 kg/m3 = 22 kN/m3 (PPIUG 1983)

3. Berat sendiri air (ρair) = 1.000 kg/m³

4. Tinggi dinding reservoir (hb) = 2,5 m

5. Tinggi air dalam reservoir = 2 m

6. Kedalaman tanah (H) = 0,5 m

7. Lebar reservoir = 3,2 m

8. Panjang reservoir = 3,2 m

a. Analisis Hidrostatika

Gambar 4.11. Distribusi tekanan pada dinding dan dasar reservoir

72

Distribusi tekanan maksimum di dasar adalah merata, yaitu:

Ρmaksimum = ρ air .g. h = 1000 . 9,81 .2,0 = 19620 N/m2

Gaya tekanan pada dinding reservoir yang diterima untuk 1 m ( horizontal ) :

Fx = Tekanan x 1 m bentang horizontal

= Ρmaksimum x 1 = 19620 x 1 = 19620 N/m

Gaya hidrostatika selanjutnya dijadikan beban dalam perhitungan struktur.

b. Analisis Struktur

Reservoir direncanakan menggunakan struktur beton bertulang.

Tebal pelat atas = 100 mm = 0,10 m

Tebal dinding = 100 mm = 0,10 m

Tebal pelat dasar = 150 mm = 0,15 m

Mutu beton (K250) setara f’c = 20 MPa

Mutu baja standar BJ37 (fy) = 240 Mpa

1) Perhitungan pelat:

Pembebanan :

a. Pelat atas (penutup)

Berat sendiri pelat : 0,10 x 24 = 2,40 kN/m2

Beban air hujan : 20 kg/m2 (PPIUG 1983) = 0,2 kN/m2

Beban Mati (qD) : = 2,60 kN/m2

Beban Hidup (qL) : 100 kg/m2 (PPIUG 1983) = 1,0 kN/m2

qult = 1,2 qD + 1,6 qL = = 4,72 kN/m2

b. Dinding

Momen yang diterima oleh dinding dari beban plat 0 kN.m karena beban

terpusat plat sejajar dengan dinding.

Beban Hidrostatis : Fx = 19620 N/m = 19,620 kN/m

Beban Hidup (qL) Terfaktor : 1,6 qL = 31,392 kN/m

c. Pelat Dasar

Berat sendiri pelat dasar

Berat spesi :

Beban Mati (qD) :

Beban hidrostatis (

qult = 1,2 qD + 1,6 q

Perhitungan Momen :

Perhitungan pelat

dimana tebal pelat direncanakan terlebih dahulu

momen yang terjadi berdasarkan nilai koefisien momen pelat dari Peraturan

Beton Indonesia (PBI) 1971

berikut.

a. Pelat atas (penutup)

Berdasarkan rasio sisi panjang (l

koefisien momen tumpuan

kearah lx PBI 1971

x

y

l

l =

2,3

2,3 = 1

Jika x

y

l

l > 2, maka desain dengan sistem 1 arah dimana beban yang bekerja

diterima oleh bentang pendek.

Gambar 4.

Berat sendiri pelat dasar : 0,15 x 24 =

: 0,015 x 22 = 0,33

=

Beban hidrostatis (qL) : P = 19620 N/m2 =

+ 1,6 qL = =

Perhitungan Momen :

erhitungan pelat menggunakan metode amplop (koefisien momen)

dimana tebal pelat direncanakan terlebih dahulu dengan memperhitungkan

momen yang terjadi berdasarkan nilai koefisien momen pelat dari Peraturan

Beton Indonesia (PBI) 1971. Dengan rumus momen perlu (Mu) sebagai

Mi = 0,001 . Ci . q . lx2

Pelat atas (penutup)

Berdasarkan rasio sisi panjang (ly) dan sisi pendek (lx) p

koefisien momen tumpuan (Ct) dan lapangan (Cl) baik terhadap ar

kearah lx PBI 1971.

≤ 2 (Desain dengan sistem pelat 2 arah)

maka desain dengan sistem 1 arah dimana beban yang bekerja

diterima oleh bentang pendek.

Gambar 4.12. Distribusi momen pada pelat

73

= 3,600 kN/m2

0,015 x 22 = 0,330 kN/m2

= 3,930 kN/m2

= 19,620 kN/m2

= 36,108 kN/m2

(koefisien momen)

dengan memperhitungkan

momen yang terjadi berdasarkan nilai koefisien momen pelat dari Peraturan

Dengan rumus momen perlu (Mu) sebagai

) pelat, diperoleh

baik terhadap arah ly maupun

maka desain dengan sistem 1 arah dimana beban yang bekerja

74

Diasumsikan keempat sisi pelat penutup terjepit penuh sehingga koefisien

momen pelat dari PBI 1971, yaitu:

Cly = Clx = 21

Cty = Ctx = 52

Maka :

Mlx(+)= Mly

(+) = 0,001xClx,ly xqu x lx,y2 = 0,001 x 21x 4,72 x 3,22 = 1,01 kNm

Mtx(-)= Mty

(-) =0,001 x Ctx,ty xqu x lx,y2 = 0,001 x 52 x 4,72 x 3,22 = 2,51 kNm

b. Pelat dinding

Kedua tumpuan atas dan bawah diasumsi terjepit penuh elastis. Dari tabel

momen primer (Lampiran) Mekanika Teknik II (Heinz Frick, 1978), untuk

statis tak tentu diperoleh nilai momen.

Mu = 1/20 . qL . H2

= 1/20 . 391,392 . 2,02 = 6,268 kN.m

c. Pelat dasar (Lantai)

Mlx(+) = Mly

(+) = 0,001 x 21 x 36,108 x 3,22 = 7,76 kNm

Mtx(-) = Mty

(-) = 0,001 x 52 x 36,108 x 3,22 = 19,23 kNm

Penulangan Pelat :

a. Pelat penutup (atas)

Tulangan lapangan (Mlx(+) = Mly

(+) = 1,01 kNm)

Penulangan pada arah bentang pendek lx

D ≤ 36 mm, tebal selimut beton minimal ≥ 20 mm (SNI Beton 2002)

ds = 20 + 10/2 = 25 mm, maka tebal efektif (d):

dx = h - ds = 100 – 25 = 75 mm

Untuk lebar (b) = 1000 mm (desain pada pelat lebar ditinjau pada 1 m bentang)

Momen pikul atau momen tahanan pelat (K)

Kdx = � �

�.�� =

�,������

�,���������� = 0,2244 MPa < Kmaks = 5,979 MPa

Tinggi blok tekan ekivalen (a) :

a = �1 − �1 −��

�,��.����.d= �1 − �1 −

���,����

�,��.���.75 = 0,997 mm

75

Tulangan pokok : As = �,��.��

�.�.�

�� =

�,��.��.�,��������

��� = 70,608 mm2

fc’ ≤ 31,36 MPa, jadi As,u ≥ (1,4/fy) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 75

= 437,50 mm2

Dipilih yang besar, jadi As,u = 437,50 mm2

Jarak tulangan (s) =�

�.�.���

��,� =

�.�.���.����

���,�� = 179,52 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm)

Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 150 mm (< 179,52 mm)

Luas tulangan = �

�.�.���

� =

�.�.���.����

��� = 523,60 mm2 > As,u (okey)

Jadi dipakai tulangan pokok As = D10 – 150 = 523,60 mm2

Penulangan pada arah bentang panjang ly

ds = 20 + 10 + 10/2 = 35 mm

dy = h - ds = 100 – 35 = 65 mm

Kdy = � �

�.�� =

�,������

�,���������� = 0,299 MPa < Kmaks = 5,979 MPa

a = �1 − �1 −��

�,��.����.d= �1 − �1 −

���,���

�,��.���.65 = 1,153 mm

Tulangan pokok : As = �,��.��

�.�.�

�� =

�,��.��.�,��������

��� = 81,654 mm2

fc’ ≤ 31,36 MPa, jadi As,u ≥ (1,4/fy) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 65

= 379,17 mm2

Dipilih yang besar, jadi As,u = 379,17 mm2

Jarak tulangan (s) =�

�.�.���

��,� =

�.�.���.����

���,�� = 207,14 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm)

Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 200 mm (< 207,14 mm)

Luas tulangan = �

�.�.���

� =

�.�.���.����

��� = 392,7 mm2 > As,u (okey)

Jadi dipakai tulangan pokok As = D10 – 200 = 392,7 mm2

Tulangan tumpuan (Mtx(-) = Mty

(-) = 2,51 kNm)

76

Penulangan pada arah bentang tx

Kdx = � �

�.�� =

�,������

�,���������� = 0,558 MPa

a = �1 − �1 −��

�,��.����.d= �1 − �1 −

���,���

�,��.���.75 = 2,503 mm

Tulangan pokok : As = �,��.��

�.�.�

�� =

�,��.��.�,��������

��� = 177,263 mm2

fc’ ≤ 31,36 MPa, jadi As,u ≥ (1,4/fy) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 75

= 437,5 mm2

Dipilih yang besar, jadi As,u = 437,5 mm2

Jarak tulangan (s) =�

�.�.���

��,� =

�.�.���.����

���,� = 179,52 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm)

Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 150 mm (< 179,52 mm)

Luas tulangan = �

�.�.���

� =

�.�.���.����

��� = 523,6 mm2 > As,u (okey)

Jadi dipakai tulangan pokok As = D10 – 150 = 523,6 mm2

Penulangan pada arah bentang ty

Kdy = � �

�.�� =

�,������

�,���������� = 0,743 MPa

a = �1 − �1 −��

�,��.����.d= �1 − �1 −

���,���

�,��.���.65 = 2,904 mm

Tulangan pokok : As = �,��.��

�.�.�

�� =

�,��.��.�,��������

��� = 205,718 mm2

fc’ ≤ 31,36 MPa, jadi As,u ≥ (1,4/fy) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 65

= 379,17 mm2

Dipilih yang besar, jadi As,u = 379,17 mm2

Jarak tulangan (s) =�

�.�.���

��,� =

�.�.���.����

���,�� = 207,14 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm)

Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 200 mm (< 207,14 mm)

Luas tulangan = �

�.�.���

� =

�.�.���.����

��� = 392,7 mm2 > As,u (okey)

Jadi, dipakai tulangan pokok As = D10 – 200 = 392,7 mm2

77

Tulangan bagi dipasang pada arah memanjang reservoir (Ly) dan melintang

(Lx). Luas tulangan bagi diambil 20% luas tulangan lentur yang diperlukan (Ali

Asroni, 2010).

Tulangan bagi : Asb = 20% As,u = 0,2 x 392,7 = 78,5 mm2

Asb = 0,002.b.h = 0,002 x 1000 x 100 = 200 mm2

Dipilih yang besar, jadi Asb,u = 200 mm2

Jarak tulangan (s) =�

�.�.���

��,� =

�.�.��.����

��� = 251,33 mm

s ≤ (5.h = 5 x 100 = 500 mm)

Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 200 mm

Luas tulangan = �

�.�.���

� =

�.�.��.����

��� = 251,33 mm2 > Asb,u (okey)

Jadi, dipakai tulangan bagi Asb = D8 – 200 = 251,33 mm2

b. Pelat Dinding

Tulangan Pokok (Mu = 6,28 kNm)

ds = 20 + 10/2 = 25 mm, maka : d = h – ds = 100 – 25 = 75 mm

Untuk lebar (b) = 1000 mm

Momen pikul (K) = � �

�.�� =

�,������

�,���������� = 1,395 Mpa

a = �1 − �1 −��

�,��.����.d= �1 − �1 −

���,���

�,��.���.75 = 6,433 mm

Tulangan pokok : As = �,��.��

�.�.�

�� =

�,��.��.�,��������

��� = 455,65 mm2

fc’ ≤ 31,36 Mpa, jadi As,u ≥ (1,4/fy) x b x d = (1,4/240) x 1000 x 75

= 437,5 mm2

Dipilih yang besar, jadi As,u = 455,65 mm2

Jarak tulangan (s) =�

�.�.���

��,� =

�.�.���.����

���,�� = 172,37 mm

s ≤ (2.h = 2x100 = 200 mm)

Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 150 mm (< 172,37 mm)

Luas tulangan = �

�.�.���

� =

�.�.���.����

��� = 523,6 mm2 > As,u (okey)

78

Jadi dipakai tulangan pokok As = D10 – 150 = 523,6 mm2

Tulangan pembagi dipasang pada arah memanjang reservoir (tinggi reservoir).

Luas tulangan bagi dapat diambil 30% - 67% luas tulangan lentur yang

diperlukan.

Tulangan bagi : Asb,u = 50% As,u = 0,5 x 455,65 = 277,82 mm2

Jarak tulangan (s) =�

�.�.���

���,� =

�.�.���.����

���,�� = 282,56 mm

s ≤ (5.h = 5x100 = 500 mm)

Dipilih yang kecil, jadi dipakai s = 250 mm

Luas tulangan = �

�.�.���

� =

�.�.���.����

��� = 314,2 mm2 > Asb,u (okey)

Jadi, dipakai tulangan pembagi Asb = D10 – 250 = 314,2 mm2

Catatan : Penulangan pada dinding baik tulangan pokok atau tulangan bagi

dipasang rangkap pada sisi depan dan sisi belakang.

c. Pelat dasar (lantai)

Momen lapangan (Mlx(+) = Mly

(+) = 7,76 kNm)

Momen tumpuan (Mtx(-) = Mty

(-) = 19,23 kNm)

Karena dimensi arah x dan y sama dengan pelat penutup reservoir, maka

perhitungan penulangan pelat dasar lapangan dan tumpuan arah x dan y tidak

dijabarkan secara detail. Hasil penulangan pelat dasar reservoir selengkapnya

dapat dilihat pada tabel 4.19.

2) Perhitungan Balok :

Dimensi balok direncanakan sebagai berikut:

Untuk balok atas : Tinggi (h) : 200 mm = 0,20 m

Lebar (b) : 150 mm = 0,15 m

Untuk balok Sloof: Tinggi (h) : 300 mm = 0,30 m

Lebar (b) : 200 mm = 0,20 m

Pembebanan :

a) Balok atas (penutup)

Perataan beban akibat pelat (khusus pelat dua arah) dimaksud

menyederhanakan perhi

merata tersebut eqivalen dengan beban pelat aktualnya.

panjang dan lebar sama, maka beban luasan yang terbentuk adalah beban segi

tiga. Berikut contoh

Gambar 4.

Dimana: L = 3,2

L/2 = 1,6

a = 1,6 m

1) Diagram bidang pembebanan awal

w = luas segitiga = 0,5 x 1,

RA = w = 1,28 m²

MC1 = RA (L/2)

2) Diagram bidang pembebanan setelah merata (beban pelat eqivalen)

MC2 = 1/8. heq.

Pers. 1 = Pers. 2

heq = 1,067 m

Pembebanan pelat : q

Beban pelat :

Berat sendiri balok :

Beban Mati (qD) :

(penutup)

Perataan beban akibat pelat (khusus pelat dua arah) dimaksud

menyederhanakan perhitungan pembebanan sedemikian rupa sehingga beban

merata tersebut eqivalen dengan beban pelat aktualnya. Karena dimensi

panjang dan lebar sama, maka beban luasan yang terbentuk adalah beban segi

tiga. Berikut contoh perhitungan selengkapnya.

Gambar 4.13. Pembagian beban luasan pada pelat

m

m

m

Diagram bidang pembebanan awal

w = luas segitiga = 0,5 x 1,6 x 1,6 = 1,28 m²

(L/2) – w(a/3) = 1,365 (m3) ............ pers. 1

Diagram bidang pembebanan setelah merata (beban pelat eqivalen)

. L2 = 1,28. heq. (m2) .............. pers. 2

Pers. 1 = Pers. 2

Pembebanan pelat : qDL = 2,60 kN/m2

qLL = 1,0 kN/m2

pelat : 2,6 x 1,067

Berat sendiri balok : 0,15 x 0,2 x 24 = 0,

79

Perataan beban akibat pelat (khusus pelat dua arah) dimaksudkan untuk

tungan pembebanan sedemikian rupa sehingga beban

Karena dimensi

panjang dan lebar sama, maka beban luasan yang terbentuk adalah beban segi

Pembagian beban luasan pada pelat

Diagram bidang pembebanan setelah merata (beban pelat eqivalen)

67 = 2,773 kN/m

x 24 = 0,720 kN/m

= 3,493 kN/m

80

Beban Hidup (qL) : 100 kg/m2 x 1,067 = 106,7 kg/m = 1,067 kN/m

qu = 1,2 qD + 1,6 qL = = 5,899 kN/m

b) Balok Sloof

Beban Dinding : 0,10 x 2,0 x 24 = 4,800 kN/m

Beban pelat (slab) : 3,93 x 1,067 = 4,192 kN/m

Beban balok : 0,2 x 0,3 x 24 = 1,440 kN/m

Beban Mati (qD) : = 10,432 kN/m

Beban Hidup (qL) : 19,62 x 1,067 = 20,928 kN/m

qu = 1,2 qD + 1,6 qL = = 46,000 kN/m

Penulangan Balok:

a) Balok atas

Untuk f’c = 20 < 30 MPa, maka β1 =0,85

ds = 40+8+½.16 = 56 mm, maka tinggi efektif (d) :

d = h-ds = 200 – 56 = 144 mm

Jumlah tulangan maksimal per baris (m):

m =���.���

����+ 1 =

�����.��

�����+ 1 =1,93 maksimal 2 batang

Momen maksimum daerah lapangan (momen positif) :

Mmax = 1/8 . qul. L2 = 1/8 x 5,90 x 3,22 = 7,55 kN.m

Untuk f’c = 20 MPa & fy = 240 MPa, maka Kmaks = 5,979 MPa (Tabel Asroni)

Momen pikul (K):

K =� �

Ø.�.�� =

�,������

�,���������� = 3,035 < Kmaks, maka digunakan tulangan tunggal.

Tinggi blok tekan beton ekivalen (a):

a = �1 − �1 −��

�,��.����.d= �1 − �1 −

���,���

�,��.����144 = 28,535 mm

Luas tulangan tarik (As) =�,��.���.�.�

��=

�,��.��.��,���.���

��� = 303,19 mm2

Jadi, tulangan perlu As,u = 303,19 mm2

Jumlah tulangan (n) :

n = As,u/(1/4.π.D2) = 303,19 /(1/4.3,14.162) = 1,51 dipakai 2 batang

81

Jadi, tulangan tarik digunakan 2D16, As = 2x1/4x3,14x162 = 402,12 mm2

Tambahan tulangan tekan 2D16, As’ = 2x1/4x3,14x162 = 402,12 mm2

Momen daerah tumpuan (momen negatif) :

Momen tumpuan diambil 30% dari momen lapangan (Hariyadi, 2010).

Mu(-) = 30% x Mu(+) = 0,3 x 7,55 = 2,27 kN.m

K =� �

Ø.�.�� =

�,������

�,���������� = 0,91

a = �1 − �1 −��

�,��.����.d= �1 − �1 −

���,��

�,��.����144= 7,93 mm

Luas tulangan tekan (As’) =�,��.���.�.�

��=

�,��.��.�,��.���

��� = 84,26 mm2

Jadi, tulangan perlu As,u = 133,878 mm2

n = As,u/(1/4.π.D2) = 84,26 /(1/4.3,14.162) = 0,42 dipakai 2 batang

Jadi, tulangan tekan digunakan 2D16, As’ = 2x1/4x3,14x162 = 402,12 mm2

Balok dianalisis dengan perhitungan balok L :

Penulangan lentur daerah lapangan:

Tebal pelat (hf) = 100 mm

Mmax = 7,55 kN.m

Lebar efektif (be) : be ≤ (1/12).λ + b = (1/12).3350 + 150 = 429,17 mm

be ≤ 6 hf + b = (6.100) + 150 = 750 mm

be ≤ ½.λn + b = ½ . 3200 + 150 = 1750 mm

Dipilih yang terkecil, yaitu be = 429,17 mm

Jarak bersih antar tulangan Sn = 25 mm (Untuk D < 29 mm)

Momen pikul (K)=� �

Ø.��.�� =

�,������

�,�����,������� = 1,061 < Kmaks, (tulangan tunggal)

a = �1 − �1 −��

�,��.��′�.d= �1 − �1 −���,���

�,��.����144 = 9,29 mm < hf

Karena a < hf, maka garis netral jatuh di sayap, jadi dihitung sebagai balok L

palsu (dihitung sebagai balok persegi panjang dengan lebar balok = be).

Luas tul. perlu (As,u): As =�,��.��′.�.��

��=

�,�������,������,��

��� = 282,25 mm2

82

n = As,u/(1/4.π.D2) = 282,25/(1/4.3,14.162) = 1,4 dipakai 2 batang

Jadi, tulangan tarik digunakan 2D16, As = 2x1/4x3,14x162 = 402,12 mm2

Tambahan tulangan tekan 2D16, As’ = 2x1/4x3,14x162 = 402,12 mm2

Penulangan Geser

Tulangan geser (Gaya Lintang) maksimum terjadi di dekat tumpuan:

Vu = ½. qu.L

= ½.5,90 x 3,2 = 9,438 kN

Kekuatan/kemampuan beton untuk menahan gaya geser tampa tul. geser ( Vc )

Vc = 1/6 x ��′� x bw x d

= 1/6 x √20 x 150 x 144 = 16,10 kN

1/2 ø Vc = 0,5 x 0,6 x 16,10 = 4,83 kN < Vu, maka diperlukan sengkang

Menghitung gaya geser yang di sumbangkan oleh tulangan geser/sengkang

pada tempat dukungan balok ( Vs ).

Vsperlu = Vu -1/2 ø Vc = 4,61 kN

Kemiringan garis diagram Vs = Vsperlu /qu = 0,781 kN/m

Menghitung gaya geser yang disumbangkan sengkang pada daerah kritis,

dengan letak daerah kritis adalah sama dengan tinggi efektif (defk.) diukur

dari titik pusat tumpuan.

Vs kritis = Vs perlu - defektif x Vs permeter

= 4,61-(144 x 0,781) x 10-3 = 4,495 kN

Menghitung jarak sengkang berdasarkan kekuatan geser sengkang pada daerah

kritis. Dengan tulangan sengkang Ø8 :

1Ø8 As = 1/4.. D² = 50,265 mm2

Av = 2 As = 100,53 mm2

S perlu = Av x fy x defektif / Vs kritis

= (100,53 x 240 x 144) x 10-3

4,495

= 772,86 mm, dipakai jarak spasi = 200 mm

Menentukan jarak maksimum tulangan sengkang yang dibutuhkan.

83

Kebutuhan jarak maksimum tulangan sengkang ditentukan dengan cara

mengambil nilai terkecil dari dua ketentuan dibawah ini antara lain :

Dengan membandingkan nilai Vs kritis dengan 1/3.��′� x bw x d

1/3.��′� x bw x d = 32,199 kN > Vs kritis, maka jarak maksimum sengkang

adalah nilai terkecil dari 1/2d & 600 mm.

1/2d = 0,5 x 144 = 72 ~ 300 mm

S maks = 3Av x fy / bw = 482,55 mm

Diperoleh spasi sengkang :

Berdasarkan kekuatan geser : Ø8 – 200 Pada tumpuan ( 1/4L)

Berdasarkan persyaratan penulangan geser minimum : Ø8 – 300 Pada tengah

bentang (sepanjang 1/2 L)

b) Balok Sloof

Dengan cara yang sama seperti perhitungan balok, maka untuk perhitungan

penulangan sloof tidak dijabarkan secara detail. Beban terfaktor yang bekerja pada

sloof diasumsikan terbagi 2, hal ini karena dalam perencanaan pelat dasar berada

0,5 m di bawah permukaan tanah dan beban hidrostatis yang diterima langsung di

distribusikan ke tanah. Berikut rekapitulasi penulangan struktur reservoir dapat

dilihat pada Tabel 4.19.

84

Tabel 4.19. Rangkuman Penulangan Struktur Reservoir Komponen

Struktur Ukuran Arah Tulangan Pakai

Pelat Penutup

Tebal : 100 mm Lapangan arah x Ø 10 - 150

Lapangan arah y Ø 10 - 200

Tumpuan arah x Ø 10 - 150

Tumpuan arah y Ø 10 - 200

Tulangan bagi Ø 8 - 200

Pelat Dinding Tebal : 100 mm Tulangan pokok Ø 10 - 150

Tulangan pembagi Ø 10 - 250

Pelat Lantai

(Dasar)

Tebal : 150 mm Lapangan arah x Ø 12 - 150

Lapangan arah y Ø 12 - 150

Tumpuan arah x Ø 12 - 100

Tumpuan arah y Ø 12 - 100

Tulangan bagi Ø 10 - 150

Balok Atas

Lebar (b): 150 mm Pokok Atas 2 Ø - 16

Tinggi (h): 200 mm Pokok Bawah 2 Ø - 16

Skng Tumpuan Ø 8 - 200

Skng ½ Bentang Ø 8 - 300

Sloof

Lebar (b): 200 mm Pokok Atas 2 Ø - 16

Tinggi (h): 300 mm Pokok Bawah 4 Ø - 16

Skng Tumpuan Ø 8 - 100

Skng ½ Bentang Ø 8 - 200

Kolom b : 200 mm Tulangan Pokok 4 Ø - 12

h : 200 mm Sengkang Ø 8 - 200

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

4.6.2. Perencanaan Bak Penampungan

Bak penampungan berfungsi untuk menampung air sementara yang

selanjutnya akan dipompa kembali ke atas reservoir.

Digunakan dimensi bak penampung air dengan ketentuan:

Panjang = 1,5 m

Lebar = 1,5 m

Tinggi = 1,0 m

Tinggi jagaan = 0,5 m (Free Board Cipta Karya)

Dimensi reservoir = 1,5 m x 1,5 m x 1,5 m

85

Untuk perhitungan analisis hidrostatika dan struktur bak penampungan

hampir sama dengan perhitungan pada reservoir sehingga tidak dijabarkan secara

detail. Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulangan pada komponen struktur

dapat dilihat pada Tabel 4.20. berikut ini.

Tabel 4.20. Rangkuman Penulangan Struktur Bak Penampungan Air Komponen

Struktur Ukuran Arah Tulangan Pakai

Pelat Penutup

Tebal : 100 mm Lapangan arah x Ø 10 - 150

Lapangan arah y Ø 10 - 200

Tumpuan arah x Ø 10 - 150

Tumpuan arah y Ø 10 - 200

Tulangan bagi Ø 6 - 200

Pelat Dinding Tebal : 100 mm Tulangan pokok Ø 10 - 150

Tulangan pembagi Ø 10 - 300

Pelat Lantai

(Dasar)

Tebal : 150 mm Lapangan arah x Ø 10 - 100

Lapangan arah y Ø 10 - 100

Tumpuan arah x Ø 10 - 100

Tumpuan arah y Ø 10 - 100

Tulangan bagi Ø 8 - 200

Balok Atas

Lebar (b): 150 mm Pokok Atas 2 Ø - 10

Tinggi (h): 150 mm Pokok Bawah 2 Ø - 10

Skng Tumpuan Ø 6 - 150

Skng ½ Bentang Ø 6 - 200

Sloof

Lebar (b): 150 mm Pokok Atas 2 Ø - 10

Tinggi (h): 150 mm Pokok Bawah 2 Ø - 10

Skng Tumpuan Ø 6 - 150

Skng ½ Bentang Ø 6 - 200

Kolom b : 150 mm Tulangan Pokok 4 Ø - 10

h : 150 mm Sengkang Ø 6 - 300

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

86

4.6.3. Perencanaan Sumur

Kapasitas sumur eksisting:

Debit sumur (Qs) = 0,214 lt/det

Tinggi sumur (hs) = 2,5 m

Tinggi muka air dari dasar sumur (hw) = 1,5 m

Tinggi muka air ke permukaan sumur (T) = 1,0 m

Diameter sumur (d) = 0,8 m

Volume air sumur (Vs) = A x hw = �

���� x hw

= 0,754 m3 /185 menit

1) Analisis Kapasitas Sumur Rencana

Perencanaan dimensi berdasarkan debit sumur dan waktu tinggal air

dalam sumur selama pengimbuhan. Debit air tanah (sumur dangkal)

berfluktuasi berdasarkan musim.

Debit kebutuhan total (Qt) = 0,45 liter/detik

Jika satu sumur menghasilkan debit 0,214 lt/det, untuk memenuhi kebutuhan

penduduk sebesar 0,45 lt/det, maka:

Volume air sumur (Vt) = Qs

Qt

x Vs = 2,103 x 0,754 m3 /185 menit

= 1,6 m3/185 menit

Waktu detensi dalam 24 jam (1 hari) = 1440 menit

Tinggi muka air sumur rencana (hw) : 1,5 m

Kapasitas sumur direncakan (V) = Volume air sumur x Waktu detensi

= 1,6 m3/185 menit x 1440 menit

= 12,45 m3

Luas Penampang sumur (A) = V / hw = 12,45 / 1,5 = 8,3 m2

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dimensi sumur yang digunakan :

Panjang (L) = 4,0 m

Lebar (B) = 2,5 m

Tinggi (hw) = 1,5 m

Tinggi Jagaan (Fb = T) = 1,0 m (lihat gambar 4.2)

Dimensi sumur = 4,0 m x 2,5 m x 2,5 m

87

2) Analisis Stabilitas Sumur Rencana

Berdasarkan hasil pengujian karakteristik tanah di Laboratorium

Geoteknik & Geodesi Fakultas Teknik Universitas Mataram didapatkan hasil

sebagai berikut:

- Jenis tanah : Pasir halus berlempung

- Berat volume tanah basah (γb ) : 2,05 gr/cm3 = 20,5 kN/m3

- Berat volume tanah kering (γd ) : 1,67 gr/cm3 = 16,7 kN/m3

- Berat volume tanah jenuh (γsat ) : 21,5 kN/m3

- Kohesi (c) : 0,017 kg/cm² = 17 kN/m²

- Sudut geser (φ) : 16°

- Koefesien geser (f) = tg δb= tg φ : 0,29

- Berat volume air (γw) : 1,0 kN/m²

Analisis sumur dengan sistem dinding penahan tanah, dengan gaya-gaya

yang bekerja antara lain:

1. Tekanan lateral tanah

2. Berat sendiri dinding penahan

3. Tekanan hidrostatis

Dinding penahan tanah ditinjau terhadap hal-hal berikut, (Hardiyatmo, 2010) :

a. Faktor aman terhadap penggeseran

Fgs ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif (Bowles, 1997)

b. Faktor aman terhadap penggulingan

Fgl ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif

c. Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah

(F ≥ 3)

Tetapi tidak melakukan analisis terhadap daya dukung karena diketahui bahwa

dasar tanah sumur merupakan batuan (Cadas muda).

Perhitungan tekanan tanah didasarkan pada teori Rankine (Hardiyatmo, 2010) :

- Koefisien Tanah Aktif (Ka)

Ka = tg2(45° - φ/2) = tg2(45° - 16/2) = 0,57

- Pengurangan tekanan aktif akibat pengaruh kohesi:

-2c ��� = -2 x 17 x �0,57= -25,669 kN/m²

88

- Tekanan tanah aktif (Pa) pada dasar diniding :

Pa = γb HKa – 2c ��� = 20,5 x 2,5 x 0,57-25,67= 3,543 kN/m²

- Kedalaman retakan hc (dari muka tanah) dimana Pa = 0 kN/m² adalah:

ℎ� =��

����� =

����

��,���,���= 2,2 m (dari dasar dinding)

- Tekanan tanah aktif total :

Pa = ½ Pa x (H - hc) = 0,537 kN/m’

- Titik tangkap gaya tekanan tanah aktif = (H - hc)/3 = 0,101 m, dari dasar

dinding.

Gambar 4.14. Sketsa tekanan tanah akibat pengaruh kohesi (c)

Direncanakan dinding sumur harus bisa menahan gaya-gaya pada saat air

penuh dan saat kosong. Direncanakan dimensi dinding sumur trapesium

dengan ketentuan:

Lebar bawah (B) = 30 cm = 0,3 m

Lebar atas (b) = 20 cm = 0,2 m

Tinggi muka air (hw) = 1,5 m

Perhitungan berat sendiri dinding :

Jenis dinding penahan yang digunakan adalah dinding gravitasi, dengan

ketentuan sesuai (PPIUG 1987) sebagai berikut:

Berat sendiri beton/pas. batu (γc) = 2,2 kN/m3

Beban hidup terbagi rata (qL) = 0,1 kN/m2

89

Gambar 4.15. Sketsa berat sendiri dinding

Perhitungan gaya -gaya yang bekerja pada dinding:

a. Kondisi sumur terisi air

Tabel 4.21. Gaya vertikal dan momen tahanan pada kondisi terisi air

Notasi Uraian Berat W Lengan Momen terhadap

(kN) Jarak dari O (m) titik O ( kN.m )

W1 b x H x γc 1,100 0,100 0,110

W2 1/2 x (B-b) x H x γc 0,275 0,233 0,064

W3 1/2 x (B-b) x H x γb 2,563 0,267 0,683

qL (B-b) x q 0,010 0,267 0,003

∑W 3,948 ∑Mw 0,860

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Tabel 4.22. Tekanan horizontal dan momen tahanan pada kondisi terisi air

Notasi Uraian Tekanan

Air (kN)

Lengan Jarak

dari O (m)

Momen terhadap

titik O ( kN.m )

Pw 1/2 x hw x γw 0,750 0,500 0,375

Notasi Uraian Tekanan

Tanah (kN)

Lengan Jarak

dari O (m)

Momen terhadap

titik O ( kN.m )

Pa1 0,5 x (H-hc)² x Pa 0,163 0,101 0,016

Pa2 q x H x Ka 0,143 1,250 0,178

∑P =P(+) - P(-) 0,445 ∑Mgl 0,180 Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

90

Kontrol stabilitas untuk kondisi sumur terisi air

~ Terhadap Penggulingan

��=∑ ��

∑ ���≥ 1,5

= �,���

�,���= 4,77 > 1,5…………(Oke)

~ Terhadap Penggeseran

Tahanan geser pada dinding sepanjang B = 0,3 m, dihitung dengan

menganggap dasar dinding sangat kasar. Sehingga sudut gesek δb = φ dan

adhesi cd = c (cohesi tanah).

Tahanan dinding penahan :

Rh = cd.B + ∑W. tg δb = (17 x 0,3) + (3,948 x 0,29) = 6,245 kN/m

��=∑ ��

∑ ��≥ 1,5

= �,���

�,���= 14,04 > 1,5…………(Oke)

b. Kondisi saat air sumur kosong

Gaya vertikal dan momen tahanan sama dengan tabel 4.21.

Tabel 4.23. Tekanan horizontal dan momen tahanan sumur pada kondisi kosong

Notasi Uraian Tekanan

Tanah (kN)

Lengan Momen terhadap

Jarak dari O (m) titik O ( kN.m )

Pa1 0,5 x (H-hc)² x Pa 0,163 0,101 0,016

Pa2 q x H x Ka 0,143 1,250 0,178

∑Pa 0,305 ∑Mgl 0,195

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Kontrol stabilitas dinding sumur pada kondisi kosong.

~ Terhadap Penggulingan

��=∑ ��

∑ ���≥ 1,5

= �,���

�,���= 4,42 > 1,5…………(Oke)

91

~ Terhadap Penggeseran

Tahanan dinding penahan :

Rh = cd.B + ∑W. tg δb = (17 x 0,4) + (3,948 x 0,29) = 6,245 kN/m

��=∑ ��

∑ ��≥ 1,5

= �,���

�,���= 20,45 > 1,5…………(Oke)

3) Pelat penutup sumur

Untuk pelat penutup sumur tidak dijabarkan secara detail karena secara

prinsip analisisnya sama seperti menghitung pelat penutup pada reservoir.

Tabel 4.24. Rangkuman Penulangan Pelat penutup sumur Komponen

Struktur Ukuran Arah Tulangan Pakai

Pelat

Penutup

Tebal : 100 mm Lapangan arah x Ø 10 - 150

Lapangan arah y Ø 10 - 200

Tumpuan arah x Ø 10 - 150

Tumpuan arah y Ø 10 - 200

Tulangan bagi Ø 6 - 200

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

4.7. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

4.7.1. Volume Pekerjaan

Dalam merencanakan suatu proyek, perhitungan volume pekerjaan

merupakan bagian dasar dalam menentukan anggaran yang dibutuhkan.

Perhitungan volume pekerjaan didasarkan pada gambar kerja dan perhitungan

volume pekerjaan dihitung pada semua pekerjaan kecuali pekerjaan item

pengadaaan.

1. Pekerjaan persiapan

- Pembersihan dan pemasangan bowplank

Pekerjaan ini meliputi pembersihan lapangan dan pengukuran bangunan

serta pemasangan bowplank sebelum melaksanakan pekerjaan pondasi

bangunan pelengkap seperti sumur, reservoir dan bak penampungan air.

92

- Pengukuran pipa

Berdasakan skema perencanaan jaringan air bersih di Dusun Lendangguar

didapatkan panjang keseluruhan jalur distribusi pipa dari sumber air sampai ke

dusun terakhir sepanjang 2440,411 m, sehingga volume pekerjaan pengukuran

dan pematokan pipa adalah 2440,411 m.

2. Pekerjaan Pipa

Panjang pipa digunakan untuk perhitungan panjang pekerjaan galian dan

timbunan tanah. Diasumsikan semua jalur yang dilewati pipa sebagai pekerjaan

galian dan timbunan. Volume galian dihitungan dengan cara mengalikan luas

penampang galian dengan panjang pipa, dengan luas penampang galian 0,2 m x

0,4 m, jenis pipa yang digunakan pada perencanaan adalah pipa HDPE dan PVC.

Rekapitulasi kebutuhan panjang pipa pada perencanaan air bersih di Dusun

Lendangguar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.25. Panjang kebutuhan pipa Ø Jenis Pipa Panjang kebutuhan pipa (m)

1¼" HDPE 288,638

2,0" PVC 549,777

2,5" PVC 455,405

3,0" PVC 900,938

4,0" PVC 245,653

Jumlah 2440,411

Sumber : Hasil perhitungan (2014)

Berikut adalah contoh perhitungan volume galian dan timbunan pipa :

- Volume galian pipa PVC Ø 2”

= B x H x panjang pipa= 0,20 x 0,4 x 549,777 = 43,982 m3

- Volume timbunan pipa PVC Ø 2”

= (luas galian – luas diameter pipa) x panjang pipa

= ((0,2 x 0,4) -(1/4 x π x 0,0502)) x 549,777 = 42,903 m3

93

Berikut gambar sederhana galian dan timbunan tanah untuk pekerjaan pipa

(a) (b)

Gambar 4.16. (a) Galian tanah dan (b) timbunan tanah

Untuk hasil perhitungan yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.26. Rekapitulasi volume galian dan timbunan pipa Diameter Pipa

(inchi)

Diameter Pipa

(mm)

Volume galian

(m3)

Volume timbunan

(m3)

1¼ 31,25 23,091 22,870

2 50,00 43,982 42,903

2,5 63,00 36,432 35,035

3 75,00 72,075 68,095

4 100,00 19,652 17,723

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

3. Pekerjaan Reservoir

- Volume galian tanah pada reservoir

Berikut gambar sederhana galian tanah reservoir

Gambar 4.17. Galian tanah dibawah pelat reservoir

H = 0,4 m

B= 0,20 m

B= 0,20 m

H = 0,4 m

P = 3,2 m

L = 3,2 m

t = 0,5 m

94

Pelat dasar reservoir diletakkan 0,5 m dan pondasi 1,45 m dibawah

permukaan tanah, sehingga volume galian adalah

a. Volume galian tanah dibawah pelat dasar

= P x l x t = 2,2 x 2,2 x 0,45 = 2,18 m3

b. Volume galian tanah untuk pondasi

= P x l x t = (4 x 3,2) x 1 x 1,45 = 18,56 m3

- Volume pekerjaan beton

Pada perhitungan volume pekerjaan beton mencangkup enam item yaitu

pekerjaan volume pada plat penutup, dinding, plat lantai/dasar, balok, sloof dan

kolom. Berikut contoh perhitungan volume pekerjaan beton untuk masing-

masing item pekerjaan :

1. Volume pekerjaan plat penutup reservoir

Berikut gambar sederhana pelat penutup

Gambar 4.18. Pelat penutup reservoir

- Volume beton

Pada plat atap terdapat lubang untuk penempatan manhole, sehingga

volume beton pada plat atap reservoir:

Luas plat = 3,2 m x 3,2 m = 10,24 m2

Luas manhole = 0,60 m x 0,60 m = 0,36 m2

= 0.36 m2 x 2 = 0,72 m2

Luas sebenarnya = 10,24 m2 – 0,72 m2 = 9,52 m2

Volume = luas x tinggi

= 9,52 m2 x 0,10 m = 0,952 m3

P = 3,2 m

L = 3,2 m

t = 0,10 m

95

- Pekerjaan besi

a. Arah y / Tumpuan dan lapangan ( tul. pokok)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak tulangan

= 3,2 / 0,2 = 16 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= 3,2 x 16 = 51,2 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah y

= 0,62 kg/m x 51,2 m = 31,744 kg

b. Arah x (tul. pokok)

Jumlah tulangan = panjang plat / jarak tulangan

= 3,2 / 0,15 = 22 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan

= 3,2 x 22 = 70,4 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x

= 0,62 kg/m x 70,4 m = 43,648 kg

c. Arah y (tul. bagi)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak tulangan

= 3,2 / 0,20 = 16 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= (3,2/2) x 16 = 25,6 m

Berat besi Ø 8 mm = 0,4 kg/m x panjang besi arah x

= 0,4 kg/m x 25,6 m = 10,24 kg

Berat tulangan bagi untuk arah x = arah y karena dimensi sama

Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup reservoir adalah :

Berat besi arah y + berat besi arah = (31,744 + 10,24) + (43,648 x 10,24)

= 95,872 kg

- Pekerjaan begisting

Luas bawah = (panjang x lebar) = 3,2 m x 3,2 m = 10,24 m2

96

2. Volume pekerjaan dinding reservoir

Gambar 4.19. Dinding luar reservoir

Berikut contoh perhitungan volume pekerjaan pada dinding reservoir :

- Volume beton

Volume = (panjang x tinggi x tebal) x jumlah dinding

= (3,2 m x 2,5 m x 0,10 m ) x 4 = 3,2 m3

- Pembesian

a. Tulangan pokok (arah vertikal)

Jumlah tulangan = panjang reservoir / jarak tulangan

= 3,2 / 0,15 = 22 bh

Panjang besi pokok = tinggi reservoir x jumlah tulangan

= 2,5 x 22 = 55 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang pokok

= 0,62 x 55 m= 34,1 kg

b. Tulangan bagi pada dinding (arah horizontal)

Jumlah tulangan = tinggi reservoir / jarak tulangan

= 2,5 / 0,250 = 10 bh

Panjang besi horizontal = panjang reservoir x jumlah tulangan

= 3,2 x 10 = 32 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi horizontal

P = 3,2 m

T = 2,5 m

l = 0,10 m

97

= 0,62 kg/m x 32 m = 19,84 kg

Jadi total berat besi tulangan untuk dinding reservoir adalah :

(Berat besi pokok + berat besi bagi) x jumlah dinding x rangkap

= (34,1 + 19,84) x 4 x 2 = 431,52 kg

- Begisting

Perhitungan volume begisting dihitung dengan luas dikalikan dengan

jumlah sisi yang akan dibegisting. Berikut contoh perhitungan begisting

pada dinding reservoir :

luas = (panjang x lebar) x jumlah sisi (dalam dan luar)

luas = (3,2 m x 2,0 m) x 4 + (3,2 m x 2,5 m) x 4 = 25,6 + 32 = 57,6 m2

3. Volume pekerjaan plat dasar/lantai reservoir

Berikut gambar sederhana pelat dasar reservoir

Gambar 4.20. Pelat dasar reservoir

- Volume beton

Volume = (panjang x lebar x tinggi/tebal)

= 3,2 m x 3,2 m x 0,15 m = 1,536 m3

- Pekerjaan pembesian

a. Arah y (tul. lapangan)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak tulangan

= (3,2/2) / 0,15 = 11 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

P = 3,2 m

L = 3,2 m

t = 0,15 m

98

= (3,2/2) x 11 = 17,6 m

Berat besi Ø 12 mm = 0,89 kg/m x panjang besi arah y

= 0,89 kg/m x 17,6 m = 15,664 kg

b. Arah y (tul. tumpuan)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak tulangan

= (3,2/2) / 0,10 = 16 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= (3,2/2) x 16 = 25,6 m

Berat besi Ø 12 mm = 0,89 kg/m x panjang besi arah y

= 0,89 kg/m x 25,6 m = 22,784 kg

c. Arah x (tul. lapangan)

Jumlah tulangan = panjang plat / jarak tulangan

= (3,2/2) / 0,15 = 11 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan

= (3,2/2) x 11 = 17,6 m

Berat besi Ø 12 mm = 0,89 kg/m x panjang besi arah x

= 0,89 kg/m x 17,6 m = 15,664 kg

d. Arah x (tul. tumpuan)

Jumlah tulangan = panjang plat / jarak tulangan

= (3,2/2) / 0,10 = 16 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan

= (3,2/2) x 16 = 25,6 m

Berat besi Ø 12 mm = 0,89 kg/m x panjang besi arah x

= 0,89 kg/m x 25,6 m = 22,784 kg

e. Arah y (tul. bagi)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak tulangan

= 3,2 / 0,150 = 22 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= (3,2/2) x 22 = 35,2 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x

= 0,62 kg/m x 35,2 m = 21,824 kg

99

Tulangan bagi untuk arah x = arah y karena dimensi sama

Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup reservoir adalah

Berat besi arah y + berat besi arah x

= (15,664+22,784+21,824)+( 15,664+22,784+21,824) = 120,544 kg

Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan pada pelat reservoir :

Tabel 4.27. Rekapitulasi volume pekerjaan pelat reservoir No Item pekerjaan Pelat Penutup Dinding Pelat Dasar Sat.

1 Pekerjaan beton 0,952 3,2 1,536 m3

2 Pekerjaan besi 95,872 431,52 120,544 kg

3 Pekerjaan begisting 10,24 57,6 - m2

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

4. Pekerjaan balok, sloof dan kolom

- Pekerjaan pembesian

a. Tulangan Balok atas

Tulangan Pokok

Luas tulangan 4Ø16 mm = ¼ x π x D2 x jumlah tulangan

= ¼ x 3,14 x 0,0162 x 4 = 0,0032154 m2

Volume tulangan = Panjang balok x Luas tulangan x jumlah balok

= 3,2 x 0,0032154 x 4 = 0,04116 m3

Berat besi 4Ø16 mm = 1,57 kg/m x panjang balok x jml tul. x jml blk

= 1,57 x 3,2 m x 4 x 4 = 80,384 kg

Tul. sengkang tumpuan pada setiap ¼ bentang balok

Luas tulangan Ø8 mm = ¼ x π x D2

As = ¼ x 3,14 x 0,0082 = 0,00005024 m2

Jumlah sengkang = (½ x panjang balok) / jarak sengkang

= (½ x 3,2) / 0,20 = 8 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml balok

= 0,00005024x(2.0,2+2.0,15)x8x 4= 0,00113 m3

Berat besi Ø8 mm = 0,4 x keliling blk x jml sengkang x jml blk

100

= 0,4 x (2.0,2+2.0,15) x 8 x 4 = 8,96 kg

Tul. sengkang tengah pada tengah bentang balok

Jumlah sengkang = (½ x panjang balok) / jarak sengkang

= (½ x 3,2) / 0,30 = 6 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml balok

= 0,00005024x(2.0,2+2.0,15)x6x4 = 0,00084 m3

Berat besi Ø8 mm = 0,4 x keliling blk x jml sengkang x jml blk

= 0,4 x(2.0,2+2.0,15)x 6 x 4 = 6,72 kg

Jadi Berat total tulangan = 80,384 kg + 8,96 kg + 6,72 kg = 96,064 kg

Volume total tulangan = 0,04116 + 0,00113 + 0,00084 = 0,043 m3

b. Tulangan Sloof

Tulangan Pokok

Luas tulangan 6Ø16 mm = ¼ x π x D2 x jumlah tulangan

= ¼ x 3,14 x 0,0162 x 6 = 0,0048 m2

Volume tulangan = Panjang balok x Luas tulangan x jumlah sloof

= 3,2 x 0,0048 x 4 = 0,0614 m3

Berat besi 6Ø16 mm = 1,57 kg/m x panjang sloof x jml tul. x jml slf

= 1,57 x 3,2 m x 6 x 4 = 120,576 kg

Tul. sengkang tumpuan pada setiap ¼ bentang balok

Luas tulangan Ø8 mm = ¼ x π x D2

As = ¼ x 3,14 x 0,0082 = 0,00005024 m2

Jumlah sengkang = (½ x panjang balok) / jarak sengkang

= (½ x 3,2) / 0,10 = 16 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml sloof

= 0,00005 x 2(0,2+0,3) x 16 x 4 = 0,0032 m3

Berat besi Ø8 mm = 0,4 kg/m x keliling slf x jml sengkang x jml slf

= 0,4 x 2(0,2+0,3) x 16 x 4 = 25,6 kg

Tul. sengkang tengah pada tengah bentang balok

Jumlah sengkang = (½ x panjang balok) / jarak sengkang

= (½ x 3,2) / 0,20 = 8 bh

101

Volume tulangan = As x Keliling slf x jml sengkang x jml sloof

= 0,00005 x 2(0,2+0,3) x 8 x 4 = 0,0016 m3

Berat besi Ø8 mm = 0,4 kg/m x keliling slf x jml sengkang x jml slf

= 0,4 x 2(0,2+0,3) x 8 x 4 = 12,8 kg

Jadi Berat total tulangan = 120,576 kg + 25,6 kg + 12,8 kg = 158,976 kg

Volume total tulangan = 0,0614 + 0,0032 + 0,0016 = 0,0662 m3

c. Tulangan Kolom

Tulangan Pokok

Luas tulangan 4Ø12 mm = ¼ x π x D2 x jumlah tulangan

= ¼ x 3,14 x 0,0122 x 4 = 0,0004524 m2

Volume tulangan = tinggi kolom x Luas tulangan x jumlah kolom

= 2,5 x 0,0004524 x 4 = 0,004524 m3

Berat besi 4Ø12 mm = 0,89 kg/m x tinggi kolom x jml tul. x jml klm

= 0,89 x 2,5 m x 4 x 4 = 35,6 kg

Tul. sengkang

Luas tulangan Ø8 mm = ¼ x π x D2

As = ¼ x 3,14 x 0,0082 = 0,00005024 m2

Jumlah sengkang = tinggi kolom / jarak sengkang

= 2,5 / 0,20 = 13 bh

Volume tulangan = As x Keliling klm x jml sengkang x jml klm

= 0,00005024 x (4 x 0,2) x 13 x 4 = 0,0293 m3

Berat besi Ø8 mm = 0,4 kg/m x keliling klm x jml sengkang x jml klm

= 0,4 x (4 x 0,2) x 13 x 4 = 16,64 kg

Jadi Berat total tulangan = 35,6 kg + 16,64 kg = 52,24 kg

Volume total tulangan = 0,004524 + 0,0293 = 0,034 m3

- Volume beton

Volume balok = (P x L x H x jumlah) – volume total tulangan

= (3,2 m x 0,15 m x 0,2 m x 4) – 0,043 = 0,341 m3

Volume sloof = (P x L x H x n) - volume total tulangan

102

= (3,2 m x 0,2 m x 0,3 m x 4) - 0,0662 = 0,702 m3

Volume kolom = (P x L x H x n) - volume total tulangan

= (2,5 m x 0,2 m x 0,2 m x 4) - 0,034 = 0,366 m3

- Volume Begisting

Bekisting Balok = (panjang x tinggi) x jumlah sisi x jumlah balok

= (3,2 m x 0,2 m) x 2 x 4 = 5,12 m2

Bekisting Sloof = (panjang x ½ tinggi) x sisi dalam x jumlah sloof

= (3,2 m x 0,15 m) x 1 x 4 = 1,92 m2

Bekisting Kolom = (tinggi x lebar) x jumlah sisi x jumlah balok

= (2,5 m x 0,2 m) x 2 x 4 = 4,0 m2

Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan balok, sloof dan kolom reservoir :

Tabel 4.28. Rekap volume pekerjaan balok, sloof dan kolom reservoir No Item pekerjaan Balok Sloof Kolom Sat.

1. Pekerjaan beton 0,341 0,702 0,366 m3

2. Pekerjaan besi 96,064 158,976 52,24 kg

3. Pekerjaan begisting 5,12 1,92 4,0 m2

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

4. Bak Penampungan Air Sementara

- Volume galian tanah pada bak

Pelat dasar bak diletakkan 0,5 m dan pondasi batu kali 1,2 m dibawah

permukaan tanah, sehingga volume galian adalah

a. Volume galian tanah dibawah pelat dasar

= P x l x t = 1,0 x 1,0 x 0,5 = 0,5 m3

b. Volume galian tanah pondasi

Vmemanjang = P x l x t = (2 x 1,5) x 0,6 x 1,2 = 2,16 m3

Vmelintang = P x l x t = (2 x 1,5) x 0,6 x 1,2 = 2,16 m3

- Volume pekerjaan beton

1. Volume pekerjaan dinding bak penampungan

103

- Volume beton

Volume = (panjang x lebar x tinggi) x jumlah dinding

= (1,5 m x 1,5 m x 0,10 m ) x 4 = 0,9 m3

- Pembesian

a. Tulangan pokok (arah vertikal)

Jumlah tulangan = panjang bak / jarak tulangan

= 1,5 / 0,150 = 10 bh

Panjang besi pokok = tinggi bak x jumlah tulangan

= 1,5 x 10 = 15 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang pokok

= 0,62 x 15 m = 9,3 kg

b. Tulangan bagi pada dinding (arah horizontal)

Jumlah tulangan = tinggi bak / jarak tulangan

= 1,5 / 0,300 = 5 bh

Panjang besi pembagi = panjang bak x jumlah tulangan

= 1,5 x 5 = 7,5 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi horizontal

= 0,62 kg/m x 7,5 m = 4,65 kg

Jadi total berat besi tulangan untuk dinding bak penampungan adalah :

berat besi pokok + berat besi bagi x jumlah dinding x rangkap

= (9,3 + 4,65) x 4 x 2 = 111,6 kg

- Pekerjaan begisting

luas bekisting = (panjang x lebar) x jumlah sisi (luar dan dalam)

= 4 x (1,5 m x 1 m) x 4 x (1,5 m x 1,5 m) = 15 m2

2. Volume pekerjaan plat penutup bak penampungan

- Volume beton

Pada plat atap terdapat lubang untuk penempatan manhole, sehingga

volume beton pada plat atap bak penampungan air:

104

Luas plat = 1,5 m x 1,5 m = 2,25 m2

Luas manhole = 0,60 m x 0,60 m = 0,36 m2

= 0.36 m2 x 1 = 0,36 m2

Luas sebenarnya = 2,25 m2 – 0,36 m2 = 1,89 m2

Volume = luas x tebal pelat

= 1,89 m2 x 0,10 m = 0,189 m3

- Pekerjaan penulangan besi

a. Arah y (tul. pokok)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak tulangan

= 1,5 / 0,200 = 8 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= 1,5 x 8 = 12 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah y

= 0,62 kg/m x 12 m = 7,44 kg

b. Arah x (tul. pokok)

Jumlah tulangan = panjang plat / jarak tulangan

= 1,5 / 0,150 = 10 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan

= 1,5 x 10 = 15 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x

= 0,62 kg/m x 15 m = 9,3 kg

c. Arah y (tul. bagi)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak tulangan

= 1,5 / 0,200 = 8 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= 0,75 x 8 = 6 m

Berat besi Ø 6 mm = 0,22 kg/m x panjang besi arah x

= 0,22 kg/m x 6 m = 1,32 kg

Berat tulangan bagi arah x = arah y (dimensi pelat sama)

Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup bak adalah :

105

berat besi arah y + berat besi arah x = (7,44 + 1,32) + (9,3 + 1,32)= 19,38 kg

- Pekerjaan begisting

luas bawah = (panjang x lebar)

= (1,5 m x 1,5 m) = 2,25 m2

3. Volume pekerjaan pelat dasar bak penampungan

- Volume beton

Volume = (panjang x lebar x tinggi/tebal)

= 1,5 m x 1,5 m x 0,15 m = 0,3375 m3

- Pekerjaan pembesian

a. Arah y (tul. pokok)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak sengkang tulangan

= 1,5 / 0,100 = 15 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= 1,5 x 15 = 22,5 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah y

= 0,62 kg/m x 22,5 m = 13,95 kg

b. Arah x (tul. pokok)

Jumlah tulangan = panjang plat / jarak tulangan

= 1,5 / 0,100 = 15 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan

= 1,5 x 15 = 22,5 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x

= 0,62 kg/m x 22,5 m = 13,95 kg

c. Arah y (tul. bagi)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak tulangan

= 1,5 / 0,200 = 8 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= 0,75 x 8 = 6 m

106

Berat besi Ø 8 mm = 0,4 kg/m x panjang besi arah x

= 0,4 kg/m x 6 m = 2,4 kg

Berat tulangan bagi arah x = arah y (dimensi pelat sama)

Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup bak adalah

berat besi arah y + berat besi arah x = (13,95 + 2,4) + (13,95 +2,4) = 32,7 kg

Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan pada pelat bak penampungan:

Tabel 4.29. Rekapitulasi volume pekerjaan pelat bak penampungan.

No Item pekerjaan Pelat Penutup Dinding Pelat Dasar Sat.

1. Pekerjaan beton 0,189 0,9 0,3375 m3

2. Pekerjaan besi 19,38 111,6 32,7 kg

3. Pekerjaan begisting 2,25 15 - m2

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

4. Pekerjaan balok, sloof dan kolom

- Pekerjaan pembesian

a. Tulangan Balok atas

Tulangan Pokok

Luas tulangan 4Ø10 mm = ¼ x π x D2 x jumlah tulangan

= ¼ x 3,14 x 0,0102 x 4 = 0,000314 m2

Volume tulangan = Panjang balok x Luas tulangan x jumlah balok

= 1,5 x 0,000314 x 4 = 0,0019 m3

Berat besi 4Ø10 mm = 0,62 kg/m x panjang balok x jml tul. x jml blk

= 0,62 x 1,5 m x 4 x 4 = 14,88 kg

Tul. sengkang tumpuan pada setiap ¼ bentang balok

Luas tulangan Ø6 mm = ¼ x π x D2

As = ¼ x 3,14 x 0,0062 = 0,000028 m2

Jumlah sengkang = (½ x panjang balok) / jarak sengkang

= (½ x 1,5) / 0,150 = 5 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml balok

= 0,000028 x (4 x 0,15) x 5 x 4 = 0,00034 m3

107

Berat besi Ø6 mm = 0,22 x keliling blk x jml sengkang x jml blk

= 0,22 x (4 x 0,15) x 5 x 4 = 2,64 kg

Tul. sengkang tengah pada tengah bentang balok

Jumlah sengkang = (½ x panjang balok) / jarak sengkang

= (½ x 1,5) / 0,20 = 4 bh

Volume tulangan = As x Keliling blk x jml sengkang x jml balok

= 0,000028 x (4 x 0,15) x 4 x 4 = 0,0003 m3

Berat besi Ø6 mm = 0,22 x keliling blk x jml sengkang x jml blk

= 0,22 x (4 x 0,15) x 4 x 4 = 2,112 kg

Jadi Berat total tulangan = 14,88 kg + 2,64 kg + 2,112 kg = 19,632 kg

Volume total tulangan = 0,0019 + 0,00034 + 0,0003 = 0,00254 m3

b. Tulangan Sloof

Karena dimensi dan diameter tulangan pokok serta tulangan

sengkangnya sama dengan balok maka perhitungan tidak dijabarkan.

Jadi Berat total tulangan = 14,88 kg + 2,64 kg + 2,112 kg = 19,632 kg

Volume total tulangan = 0,0019 + 0,00034 + 0,0003 = 0,00254 m3

c. Tulangan Kolom

Tulangan Pokok

Luas tulangan 4Ø10 mm = ¼ x π x D2 x jumlah tulangan

= ¼ x 3,14 x 0,0102 x 4 = 0,000314 m2

Volume tulangan = tinggi kolom x Luas tulangan x jumlah kolom

= 1,5 x 0,000314 x 4 = 0,0019 m3

Berat besi 4Ø10 mm = 0,62 kg/m x tinggi kolom x jml tul. x jml klm

= 0,62 x 1,5 m x 4 x 4 = 14,88 kg

Tul. sengkang

Luas tulangan Ø6 mm = ¼ x π x D2

As = ¼ x 3,14 x 0,0062 = 0,000028 m2

Jumlah sengkang = tinggi kolom / jarak sengkang

= 1,5 / 0,30 = 5 bh

108

Volume tulangan = As x Keliling klm x jml sengkang x jml klm

= 0,000028 x (4 x 0,15) x 5 x 4 = 0,00034 m3

Berat besi Ø6 mm = 0,22 kg/m x kel. sloof x jml sengkang x jml slf

= 0,22 x (4 x 0,15) x 5 x 4 = 2,64 kg

Jadi Berat total tulangan = 14,88 kg + 2,64 kg = 17,52 kg

Volume total tulangan = 0,0019 + 0,00034 = 0,0022 m3

- Volume beton

Volume balok = (P x L x H x jumlah) – volume total tulangan

= (1,5 m x 0,15 m x 0,15 m x 4) – 0,00254 = 0,132 m3

Volume sloof = (P x L x H x n) - volume total tulangan

= (1,5 m x 0,15 m x 0,15 m x 4) – 0,00254 = 0,132 m3

Volume kolom = (P x L x H x n) - volume total tulangan

= (1,5 m x 0,15 m x 0,15 m x 4) - 0,0022 = 0,133 m3

- Volume Begisting

Bekisting Balok = (panjang x lebar) x jumlah sisi x jumlah balok

= (1,5 m x 0,15 m) x 2 x 4 = 1,8 m2

Bekisting Sloof = (panjang x lebar) x sisi dalam x jumlah sloof

= (1,5 m x 0,15 m) x 1 x 4 = 0,9 m2

Bekisting Kolom = (tinggi x lebar) x jumlah sisi x jumlah kolom

= (1,5 m x 0,15 m) x 2 x 4 = 1,8 m2

Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan balok, sloof dan kolom bak :

Tabel 4.30. Rekap volume pekerjaan balok, sloof dan kolom bak No Item pekerjaan Balok Sloof Kolom Sat.

1. Pekerjaan beton 0,132 0,132 0,133 m3

2. Pekerjaan besi 19,632 19,632 17,52 kg

3. Pekerjaan begisting 1,8 0,9 1,8 m2

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

109

5. Volume Pekerjaan Sumur Rencana

- Volume galian tanah sumur

Volume = 4 x 2,5 x 2,5 = 25 m3

- Volume pekerjaan beton

Pada perhitungan volume pekerjaan beton mencangkup dua item yaitu

pekerjaan volume pada plat penutup dan pekerjaan volume pada dinding

penahan. Berikut contoh perhitungan volume pekerjaan beton untuk masing-

masing item pekerjaan :

1. Volume pekerjaan plat penutup sumur

- Volume beton

Pada pelat atap terdapat lubang untuk penempatan 2 unit manhole,

sehingga volume beton pada plat atap reservoir:

Luas plat = 4 m x 2,5 m = 10 m2

Luas manhole = 0,60 m x 0,60 m x 2 = 0,72 m2

Luas sebenarnya = 10 m2 – 0,72 m2 = 9,28 m2

Volume = luas x tebal = 9,28 m2 x 0,1 m = 0,928 m3

- Pekerjaan besi

a. Arah y (tul. pokok)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak sengkang tulangan

= 2,5 / 0,200 = 13 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= 4 x 13 = 52 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah y

= 0,62 kg/m x 52 m = 32,24 kg

b. Arah x (tul. pokok)

Jumlah tulangan = panjang plat / jarak sengkang tulangan

= 4 / 0,150 = 27 bh

Panjang besi arah x = lebar plat x jumlah tulangan

= 2,5 x 27 = 67,5 m

Berat besi Ø 10 mm = 0,62 kg/m x panjang besi arah x

110

= 0,62 kg/m x 67,5 m = 41,85 kg

c. Arah y (tul. bagi)

Jumlah tulangan = lebar plat / jarak sengkang tulangan

= 2,5 / 0,200 = 5 bh

Panjang besi arah y = panjang plat x jumlah tulangan

= 4 x 5 = 20 m

Berat besi Ø 6 mm = 0,22 kg/m x panjang besi arah y

= 0,22 kg/m x 20 m = 4,4 kg

Jadi total berat besi tulangan pokok untuk pelat penutup sumur adalah

Berat besi arah y + berat besi arah x = (32,24 + 4,4) + 41,85 = 78,49 kg

- Pekerjaan begisting

luas bawah = (panjang x lebar) = (4 m x 2,5 m) = 10 m2

2. Volume pekerjaan dinding sumur

Perhitungan volume pekerjaan pada dinding sumur sama seperti pada

pondasi karena dinding merupakan pasangan batu kali. Berikut contoh

perhitungan volume pekerjaan dinding penahan tanah pada sumur:

Volume arah x = ½ (lebar atas + lebar bawah) x panjang x tinggi x jumlah

= ½ (0,2 m + 0,3 m) x 4 m x 2,5 m x 2 m = 5,0 m3

Volume arah y = ½ (lebar atas + lebar bawah) x panjang x tinggi x jumlah

= ½ (0,2 m + 0,3 m) x 2,5 m x 2,5 m x 2 m = 3,125 m3

Total volume pekerjaan dinding = 5,0 m3 + 3,125 m3 = 8,125 m3

Berikut tabel rekapitulasi volume pekerjaan pada sumur rencana :

Tabel 4.31. Rekap volume pekerjaan sumur rencana No Item pekerjaan Pelat Penutup Dinding penahan tanah Sat.

1. Pekerjaan beton/pas. batu 0,928 8,125 m3

2. Pekerjaan besi 78,49 - kg

3. Pekerjaan begisting 10 - m2

Sumber: Hasil perhitungan (2014)

111

4.7.2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Perencanaan air bersih di Dusun Lendangguar menggunakan standar satuan

harga upah dan bahan tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Gubernur NTB. Harga

upah dan bahan terdapat pada lampiran I, sedangkan analisis harga satuan

pekerjaan terdapat pada lampiran SNI 2007/2008.

Berikut contoh perhitungan RAB untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah pada

pekerjaan pipa.

- Galian tanah pipa PVC Ø 2”

= Volume galian (tabel 4.26) x analisis harga satuan pekerjaan (galian tanah)

= 43,982 x Rp. 63.527,20 = Rp. 2.794.063,47

- Timbunan tanah pipa PVC Ø 2”

= Volume timbunan (tabel 4.26) x harga satuan pekerjaan (timbunan tanah)

= 42,903 x Rp.21.175.,73 = Rp. 908.495,61

Harga satuan pekerjaan timbunan (urugan tanah kembali) sama dengan 1/3 x

harga indeks pekerjaan penggalian.

Untuk hasil perhitungan yang lebih lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.32. Rekapitulasi RAB untuk pekerjaan galian dan timbunan pada pekerjaan pipa

Diameter Pipa (mm) Volume galian (Rp.) Volume timbunan (Rp.)

31,25 1.466.909,12 484.281,77

50,00 2.794.063,47 908.495,61

62,50 2.314.448,36 741.896,79

75,00 4.578.725,48 1.441.957,70

100,00 1.248.451,78 375.295,10

Jumlah 12.402.598,21 3.951.926,98

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Rencana Anggaran Biaya (RAB) perencanaan jaringan air bersih di Dusun

Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat

secara detail dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.

112

1. Pekerjaan Resevoir

Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.33.

Tabel. 4.33. Rencana anggaran biaya pekerjaan reservoir

NO URAIAN PEKERJAAN KODE

VOLUME SAT HARGA JUMLAH

ANALISA SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp )

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Membersihkan lapangan dengan peralatan SNI-01.2.6.1 10,24 M2 10.780,00 110.387,20

2 Pengukuran/Pemasangan Bowplank SNI-01.2.6.2 12,80 M' 94.090,00 1.204.352,00

1.314.739,20

II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

1 Galian Tanah

SNI-02.2.6.5 20,74 M3 96.426,00 1.999.682,39

2 Mengurug Kembali

SNI-02.2.6.9 6,19 M3 32.142,00 666.560,80

3 Pasir Urug Bawah Pondasi

SNI-07.6.6.11 1,92 M3 177.496,00 340.792,32

4 Pasir Urug Bawah Lantai

SNI-07.6.6.11 1,02 M3 177.496,00 181.755,90

3.188.791,41

III PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN

1 Pas. Pondasi Batu Kosong

SNI-07.7.6.9 2,56 M3 356.030,40 911.437,82

2 Pas. Pondasi Batu Kali

SNI-07.7.6.1 4,61 M3 750.469,50 3.458.163,46

3 Plesteran Dinding Luar Camp. 1 Pc : 2 Psr SNI-07.10.6.2 25,60 M2 52.091,42 1.333.540,45

4 Plesteran Dinding Dalam Camp. 1 Pc : 2 Psr SNI-07.10.6.2 32,00 M2 52.091,42 1.666.925,57

5 Plesteran Lantai Camp. 1 Pc : 2 Psr SNI-07.10.6.2 8,00 M2 52.091,42 416.731,39

6 Acian Dinding dan Lantai

SNI-07.10.6.27 65,60 M2 24.002,55 1.574.567,28

9.361.365,97

IV PEKERJAAN BETON

1 Beton Sloof 20/30

SNI-07.8.6.29a 0,77 M3 6.131.758,22 4.709.190,32

2 Beton Kolom 20/20

SNI-07.8.6.30b 0,51 M3 6.474.195,01 3.314.787,84

3 Beton Balok 15/20

SNI-07.8.6.31a1 0,26 M3 9.560.499,89 2.447.487,97

4 Pelat Lantai Penutup = 10 cm (dgn manhole) SNI-07.8.6.36d1 0,95 M3 8.766.886,35 8.346.075,80

5 Pelat Lantai Dasar = 15 cm

SNI-07.8.6.36d 1,54 M3 2.714.171,05 4.168.966,73

6 Dinding Beton Bentang Panjang (t = 0,10 m) SNI-07.8.6.33a 2,05 M3 10.001.362,15 20.482.789,69

7 Dinding Beton Bentang Pendek (t = 0,10 m) SNI-07.8.6.33a 2,05 M3 10.001.362,15 20.482.789,69

63.952.088,04

V PEKERJAAN PENGUNCI

Menhole Lengkap ukuran 0,60 x 0,60 m Sp. 9 2,00 Unit 904.186,00 1.808.372,00

1.808.372,00

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

113

2. Pekerjaan Bak Penampungan Sementara

Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.34.

Tabel. 4.34. Rencana anggaran biaya pekerjaan bak penampungan sementara

NO URAIAN PEKERJAAN KODE

VOLUME SAT HARGA JUMLAH

ANALISA SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp )

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Membersihkan lapangan dengan peralatan SNI-01.2.6.1 2,25 M2 10.780,00 24.255,00

2 Pengukuran / Pemasangan Bowplank SNI-01.2.6.2 6,00 M' 94.090,00 564.540,00

588.795,00

II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

1 Galian Tanah

SNI-02.2.6.5 4,82 M3 96.426,00 464.773,32

2 Mengurug Kembali

SNI-02.2.6.9 1,44 M3 32.142,00 46.284,48

3 Pasir Urug Bawah Pondasi

SNI-07.6.6.11 0,18 M3 177.496,00 31.949,28

4 Pasir Urug Bawah Lantai

SNI-07.6.6.11 0,11 M3 177.496,00 19.968,30

562.975,38

III PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN

1 Pas. Pondasi Batu Kosong

SNI-07.7.6.9 0,36 M3 356.030,40 128.170,94

2 Pas. Pondasi Batu Kali

SNI-07.7.6.1 0,36 M3 750.469,50 270.169,02

3 Plesteran Dinding Luar Camp. 1 Pc : 2 Psr SNI-07.10.6.2 4,50 M2 52.091,42 234.411,41

4 Plesteran Dinding Dalam Camp. 1 Pc : 2 Psr SNI-07.10.6.2 4,50 M2 52.091,42 234.411,41

5 Plesteran Lantai Camp. 1 Pc : 2 Psr SNI-07.10.6.2 2,25 M2 52.091,42 117.205,70

6 Acian Dinding & Lantai

SNI-07.10.6.27 15,75 M2 24.002,55 378.040,16

1.362.408,65

IV PEKERJAAN BETON

1 Beton Sloof 15/15

SNI-07.8.6.29b 0,07 M3 11.011.588,54 743.282,23

2 Beton Kolom 15/15

SNI-07.8.6.30c 0,14 M3 9.364.326,63 1.264.184,10

3 Beton Balok 15/15

SNI-07.8.6.31b 0,07 M3 19.319.375,21 1.304.057,83

4 Pelat Lantai Penutup = 10 cm (dgn manhole) SNI-07.8.6.36d1 0,19 M3 9.401.818,78 1.776.943,75

5 Pelat Lantai Dasar = 15 cm

SNI-07.8.6.36d 0,34 M3 3.100.582,65 1.046.446,64

6 Dinding Beton Bentang Panjang = 10 cm SNI-07.8.6.33b 0,45 M3 11.637.812,40 5.237.015,58

7 Dinding Beton Bentang Pendek = 10 cm SNI-07.8.6.33b 0,45 M3 11.637.812,40 5.237.015,58

16.608.945,71

V PEKERJAAN PENGUNCI

Menhole Lengkap ukuran 0,60 x 0,60 m Sp. 9 1,00 Unit 904.186,00 904.186,00

904.186,00

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

114

3. Pekerjaan Sumur Gali Rencana

Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.35.

Tabel. 4.35. Rencana anggaran biaya pekerjaan sumur gali rencana

NO URAIAN PEKERJAAN KODE

VOLUME SAT HARGA JUMLAH

ANALISA SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp )

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Membersihkan lapangan dengan peralatan SNI-01.2.6.1 10,00 M2 10.780,00 107.800,00

2 Pengukuran / Pemasangan Bowplank SNI-01.2.6.2 13,00 M' 94.090,00 1.223.170,00

1.330.970,00

II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

1 Galian Tanah

SNI-02.2.6.5 25,00 M3 96.426,00 2.410.650,00

2 Mengurug Kembali

SNI-02.2.6.9 2,08 M3 96.426,00 200.887,50

2.611.537,50

III PEK. DINDING PENAHAN TANAH

1 Pas. Batu Kosong

- M3 -

2 Pas. Batu kali (Dinding Penahan Tanah ) SNI-07.7.6.1 8,13 M3 750.469,50 6.097.564,69

6.097.564,69

IV PEKERJAAN BETON

Plat Lantai Penutup = 10 cm SNI-07.8.6.36d1 0,28 M3 25.498.633,00 7.139.617,24

7.139.617,24

V PEKERJAAN PENGUNCI

Menhole Lengkap ukuran 0,60 x 0,60 m Sp. 9 2,00 Unit 904.186,00 1.808.372,00

1.808.372,00

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

4. Pekerjaan 6 Unit Hidran Umum (HU)

Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.36.

Tabel. 4.36. Rencana anggaran biaya pekerjaan hidran umum (HU)

NO URAIAN PEKERJAAN KODE

VOLUME SAT HARGA JUMLAH

ANALISA SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp )

I PEKERJAAN PERSIAPAN

Pengukuran / Pemasangan Bowplank SNI-01.2.6.2 30,16 M' 94.090,00 2.837.687,55

2.837.687,55

II PEKERJAAN TANAH

1 Galian Tanah

SNI-02.2.6.4 5,43 M3 63.527,20 344.868,34

2 Tanah Urug Bawah Lantai

SNI-07.6.6.11a 1,30 M3 144.496,00 187.253,37

532.121,71

III PEKERJAAN PASANGAN DAN BETON

1 Pas. Pondasi Batu Kosong

SNI-07.7.6.9 3,62 M3 356.030,40 1.288.514,87

2 Pas. Pondasi Batu Kali SNI-07.7.6.1 8,14 M3 750.469,50 6.111.079,26

3 Beton Rabat & Lantai Kerja 1:3:5

SNI-07 12,06 M2 704.550,00 8.499.490,96

4 Pemasangan Tangki Fiberglass Lengkap Kap. 3 M3 SNI-02.1.6.11.a

6,00

12.011.264,00 72.067.584,00

87.966.669,09

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

115

5. Pekerjaan Pemasangan Pipa dan Aksesoris

Untuk lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.37.

Tabel. 4.37. Rencana anggaran biaya pekerjaan pemasangan pipa dan aksesoris

NO URAIAN PEKERJAAN KODE

VOLUME SAT HARGA JUMLAH

ANALISA SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp )

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Uitzet Pipa, Pengukuran dan Pematokan PU.1 2.440,41 M' 909,80 2.220.276,78

2 Pembuatan Papan Nama Proyek L.04 1,00 Ls 279.686,00 279.686,00

2.499.962,78

II PEKERJAAN TANAH

1 Galian Tanah Keras

195,23 M3 63.527,20 12.402.598,21

2 Mengurug Kembali/Timbunan tanah

186,63 M3 21.175,73 3.951.926,98

16.354.525,20

III PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

1 Pipa PVC Ø 50 mm

SNI-02.10.6.29 549,78 M' 40.943,53 22.509.809,03

2 Pipa PVC Ø 63 mm

SNI-02.10.6.30 455,41 M' 44.525,03 20.276.921,29

3 Pipa PVC Ø 75 mm

SNI-02.10.6.31 900,94 M' 61.266,76 55.197.547,72

4 Pipa PVC Ø 100 mm

SNI-02.10.6.32 245,65 M' 63.776,20 15.666.814,55

5 Pipa HDPE Ø 31,25 mm PU.A.8.4.1.17d 288,64 M' 16.125,63 4.654.470,55

118.305.563,14

IV PEK. PENGADAAN PIPA DAN AKSESORIS

1 Gate Valve Ø 100 mm (4")

@ 2,00 Bh 1.259.500,00 2.519.000,00

2 Stop Kran Ø 50 mm (2")

@ 1,00 Bh 549.200,00 549.200,00

3 Reducer Tee All Socket PVC Ø100 x 75 mm @ 1,00 Bh 264.000,00 264.000,00

4 Tee PVC Ø 75 mm

@ 1,00 Bh 150.900,00 150.900,00

5 Reducer Socket PVC Ø75 x 63 mm @ 1,00 Bh 126.300,00 126.300,00

6 Reducer Socket PVC Ø63 x 50 mm @ 1,00 Bh 96.600,00 96.600,00

7 Tee PVC Ø 50 mm

@ 1,00 Bh 79.000,00 79.000,00

9 Bend PVC Ø 100 mm x 90° (Knee) @ 2,00 Bh 103.000,00 206.000,00

10 Bend GI Ø 38 mm x 90°

@ 4,00 Bh 17.700,00 70.800,00

4.061.800,00

V PEKERJAAN PENGETESAN PIPA HDPE

Pipa HDPE Ø 31,25 mm

PU.A.8.4.5.1 288,64 M' 1.305,48 376.811,14

376.811,14

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

116

6. Pekerjaan Instalasi Listrik

Selain pekerjaan pipa untuk jaringan air bersih juga terdapat pekerjaan pipa

untuk kabel (listrik) sebagai energi penggerak pompa pada tabel berikut. Untuk

lebih jelasnya tentang uraian pekerjaan dapat dilihat pada tabel 4.38.

Tabel. 4.38. Rencana anggaran biaya pekerjaan instalasi listrik

NO URAIAN PEKERJAAN KODE

VOLUME SAT HARGA JUMLAH

ANALISA SATUAN ( Rp ) HARGA ( Rp )

I PENGADAAN ACESSORIES LISTRIK

1 Kabel

@ 473,30 M' 1.686,00 797.983,80

2 Saklar Majemuk

@ 2,00 Bh 25.000,00

50.000,00

847.983,80

II PEK. PEMASANGAN PIPA LISTRIK & POMPA

1 Pipa PVC diameter ½" (1,25 cm) SNI-02.10.6.25 473,30 M' 9.753,82 4.616.484,78

2 Pompa Sentrifugal 7.5kW 3 phase F32/200A @ 2,00 Bh 14.370.000,00 28.740.000,00

33.356.484,78

Sumber : Hasil Perhitungan (2014)

Berikut hasil rekapitulasi rencana anggaran biaya perencanaan jaringan air

bersih di Dusun Lendangguar, Desa Kedaro dapat dilihat pada Tabel 39.

117

Tabel 4.39. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Sumber: Hasil pengolahan data (2014)

Jadi, biaya yang diperlukan untuk membangun jaringan air bersih di Dusun

Lendangguar, Desa Kedaro sebesar Rp.424.360.000,00 (Empat Ratus Dua Puluh

Empat Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah).

Harga ini sudah termasuk biaya persiapan, keuntungan dan PPN, tetapi belum

termasuk biaya mobilisasi, demobilisasi, bea materai dan pungutan resmi lainnya.

JUMLAH

HARGA ( Rp )

A

I 1.314.739,20Rp

II 3.188.791,41Rp

III 9.361.365,97Rp

IV 63.952.088,04Rp

V 1.808.372,00Rp

B KONSTRUKSI BAK PENAMPUNGAN

I 588.795,00Rp

II 562.975,38Rp

III 1.362.408,65Rp

IV 16.608.945,71Rp

V 904.186,00Rp

C KONSTRUKSI SUMUR GALI

I 1.330.970,00Rp

II 2.611.537,50Rp

III 6.097.564,69Rp

IV 7.139.617,24Rp

V 1.808.372,00Rp

D PEKERJAAN PIPA DAN ACCESORIS

I 2.499.962,78Rp

II 16.354.525,20Rp

III 118.305.563,14Rp

IV 4.061.800,00Rp

V 376.811,14Rp

E PEKERJAAN LISTRIK

I 847.983,80Rp

II 33.356.484,78Rp

F PEMBANGUNAN 6 UNIT HIDRAN UMUM

I 2.837.687,55Rp

II 532.121,71Rp

III 87.966.669,09Rp

385.780.337,96Rp

38.578.033,80Rp

424.358.371,76Rp

424.360.000,00Rp

Terbilang : Empat Ratus Dua Puluh Empat Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah

PEKERJAAN PASANGAN DAN BETON

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) 10 %

TOTAL

DI BULATKAN

REAL COAST

PEKERJAAN PENGETESAN PIPA HDPE

PENGADAAN ACESSORIES LISTRIK

PEK. PEMASANGAN PIPA LISTRIK & POMPA

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN TANAH

NO URAIAN PEKERJAAN

PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN

KONSTRUKSI RESERVOIR

PEKERJAAN BESI DAN PENGUNCI

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

PEK. PASANGAN, PLESTERAN DAN ACIAN

PEKERJAAN PENGUNCI

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN BESI DAN PENGUNCI

PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

PEK. DINDING PENAHAN TANAH

PEKERJAAN BETON

PEKERJAAN TANAH

PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

PEK. PENGADAAN PIPA DAN AKSESORIS

118

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari perencanaan jaringan air bersih untuk Dusun Lendangguar, Desa

Kedaro, maka dapat disimpulkan antara lain:

1. Besarnya debit sumur eksisting yang akan dijadikan sumber air bersih

masyarakat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro sebesar 0,214 liter/detik.

2. Kebutuhan air bersih untuk Dusun Lendangguar, Desa Kedaro sampai 5 tahun

mendatang (tahun 2018) sebesar 0,45 liter/detik .

3. Sistem jaringan penyediaan air bersih berdasarkan hasil dari perhitungan

manual menggunakan software microsoft exel 2007 sebagai berikut:

a. Sistem jaringan transmisi (pembawa) yang digunakan adalah sistem

transmisi pompa dan sistem transmisi gravitasi.

b. Jenis pipa untuk jaringan transmisi pompa yaitu pipa HDPE diameter 31,25

mm (panjang 288,638 m), sedangkan jaringan transmisi gravitasi

menggunakan pipa PVC diameter 50 mm (panjang 549,777 m, diameter 63

mm (panjang 455,405 m), diameter 75 mm (panjang 900,938 m) dan

diameter 100 mm (panjang 245,653 m).

c. Bangunan pelengkap berupa 1 sumur gali, 1 reservoir dan 1 bak

penampungan air sementara serta 6 hidran umum.

4. Rencana anggaran biaya untuk sistem jaringan penyediaan air bersih di Dusun

Lendangguar sebesar Rp.424.360.000,00 (Empat Ratus Dua Puluh Empat Juta

Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah).

5.2. Saran

Berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

disampaikan adalah:

1. Perlu adanya konservasi terhadap hutan di sekitar Sub-Das Pelangan untuk

menjaga daya resapan air tanah. Berdasarkan penelitian Saifurrahman Nurman

(2014) hasil pengujian laju infiltrasi rata-rata sebesar 18,00 cm/jam, dan

119

119

menurut Konkhe (1968) laju infiltrasi pada interval 12,7 – 25,7 cm/jam

dikategorikan cepat.

2. Dalam perencanaan jaringan air bersih diharapkan agar dapat dilakukan

peninjauan terhadap aspek sosial dan dampak terhadap lingkungan.

3. Perencanaan jaringan air bersih disarankan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat mengingat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro,

Kecamatan Sekotong merupakan salah satu dari daerah di selatan pulau

lombok yang mengalami krisis air bersih.

4. Peningkatan sumber daya masyarakat berupa kemampuan teknis, guna

mengurangi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proses pembagian

dan pengaliran air bersih.

120

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983).

Dirjen Dinas Pekerjaan Umum:Bandung.

Anonim.2000. Buku Manual Program Epanet 2, http://darmadi18.files.wordpress

.com/2010/11/buku-manual-programepanetversibahasaindonesia.pdf.

Diunduh Tanggal 18 Desember 2013

Anonim.2005.Petunjuk Teknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana,

Cipta Karya NTB, Jakarta.

Anonim.2008.Panduan Air Bersih PNPM.

Anonim.2011.Sistem Penyediaan Air Bersih, http://adiprawito.dosen.narotama.ac.

id/files/2011/10/BAB_VII_sistem_penyedian_air_bersih.pdf. Diunduh 18

Desember 2013.

Anonim.2010.Koefisien Hazen-williams, http://www.engineeringtoolbox.com/haz

en-williams-coefficients-d_798.html. Diakses Tanggal 10 Mei 2014

Anonim.2013.Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk, http://leum

burkuring.files.wordpress.com/2012/05/download-cara-menghitug-pertumb

uhan-penduduk.pdf. Diunduh 18 Desember 2013.

Asroni, Ali.2010.Balok dan Pelat Beton Bertulang.Graha Ilmu:Yogyakarta.

Asroni, Ali.2010.Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang.Graha Ilmu:

Yogyakarta.

Azhar, Lalu Turmuji.1999.Perancangan Instalasi Jaringan Transmisi Pipa Air

Bersih Mencerit-Selong Dengan Sistem Pengaliran Gravitasi.Skripsi S-1

Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram:Mataram.

Frick, Ir. Heinz.1978.Mekanika Teknik II.Kanisius:Yogyakarta

Hamdani, Rozi Munawijaya.(2011).Perencanaan Pemanfaatan Sumber Air

Rajimas Untuk Kebutuhan Air Bersih Di Desa Pelangan Kecamatan

Sekotong Kabupaten Lombok Barat.Skripsi S-1 Jurusan Teknik Sipil

Universitas Mataram:Mataram.

Hardiyatmo, Hary Christady.2010.Analisis & Perancangan Fondasi Bagian I.

Gajah Mada University Press:Yogyakarta.

121

Hardiyatmo, Hary Christady.2010.Mekanika Tanah II Edisi IV.Gajah Mada

University Press:Yogyakarta.

Ichyar, Tauhid, dkk.2005.Analisis Hidrolis Jaringan Pipa Transmisi Air Minum

Di Kecamatan Medan Helvetia.Bidang Manajemen Pembangunan Kota

Program Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara:Medan.

Klass, Dua K., S., Y.2009.Desain Jaringan Pipa.CV. Mandar Maju:Bandung.

Kodoatie, Robert J.2001. Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka dan

Pipa, Edisi Revisi.Andi Offset: Yogyakarta.

Linsley, R.K. dan Franzini, J.B.1991.Teknik Sumber Daya Air I dan II.

Erlangga:Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 Tentang:

Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.Departemen Kesehatan

Republik Indonesia:Jakarta.

Riezkiarrosyadie, Putrie.2013.Evaluasi Sistem Jaringan Penyediaan Air Bersih

Pada Sistem Jaringan Distribusi PDAM Cabang Utama Tanjung,

Kabupaten Lombok Utara.Skripsi S-1 Jurusan Teknik Sipil Universitas

Mataram:Mataram.

Soemarto.1987.Hidrologi Teknik.Usaha Nasional:Surabaya.

Sosrodarsono, S. dan Takeda, K.2003.Hidrologi Untuk Pengairan.Pradnya

Paramitha:Jakarta.

Sumartoro, Dedi.2013.Perencanaan Pengembangan Penyediaan Air Bersih di

Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara.Skripsi S-1 Jurusan Sipil

Fakultas Teknik Universitas Mataram:Mataram.

Triatmadja, Radianta.2006.Draft Jaringan Air Bersih.Beta Offset:Yogyakarta.

Triatmodjo, Bambang.2008.Hidraulika I, Edisi Revisi.Beta Offset:Yogyakarta.

Triatmodjo, Bambang.2008.Hidraulika II, Edisi Revisi.Beta Offset:Yogyakarta.

Lampiran I

FOTO SUMUR DANGKAL EKSISTING

HASIL ANALISIS UJI KUALITAS AIR SUMUR GALI

HASIL PENGUKURAN JALUR PIPA

HASIL PENGUJIAN FISIK & GESER TANAH

PETA SITUASI JARINGAN PIPA

SKEMA PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DUSUN LENDANGGUAR

Sumur Dangkal Eksisting

Koordinat Lokasi 8o45’16,8” LS dan 115o59’0,3” BT

Tanggal Pengambilan Foto : 09 Juni 2014

Tengah Atas Bawah o ' " o ' " X Y Z

(1) (2) (3) (4) (7) (8) (9) (10) (11) (11) (12) (13)

P.0 1425 100 100 214,000

P.1 182 48 21 182,806 86 42 2 1,5132 36,507 182,806 3,19056 (1,787) (36,463) 2,105 98,213 63,537 216,105

P.2 180 42 54 180,715 86 27 42 1,5090 54,025 180,715 3,15407 (0,674) (54,021) 3,403 99,326 45,979 217,403

P.3 181 47 10 181,786 84 17 18 1,4711 75,82 181,786 3,17277 (2,363) (75,783) 7,585 97,637 24,217 221,585

P.3 1410 97,637 24,217 221,585

P.0 0 0 0 - 95 37 37 1,6690 75,845 - - - 75,845 (7,472) 97,637 100,062 214,113

P.4 159 56 20 159,939 70 38 39 1,2330 33,889 159,939 2,79146 11,625 (31,833) 11,905 109,261 (7,616) 233,490

P.4 1425 109,261 (7,616) 233,490

P.3 0 0 0 - 109 11 38 1,9058 33,938 - - - 33,938 (11,811) 109,261 26,322 221,679

P.5 206 41 35 206,693 70 22 28 1,2283 62,848 206,693 3,60747 (28,232) (56,150) 22,411 81,029 (63,766) 255,901

P.5 1410 81,029 (63,766) 255,901

P.4 0 0 0 - 109 31 56 1,9117 62,836 - - - 62,836 (22,929) 81,029 (0,930) 232,972

P.6 249 42 6 249,702 74 59 16 1,3088 37,29 249,702 4,35812 (34,974) (12,936) 10,000 46,055 (76,702) 265,901

P.6 1415 46,055 (76,702) 265,901

P.5 0 0 0 - 104 49 13 1,8295 37,27 - - - 37,270 (9,860) 46,055 (39,432) 256,041

P.7 173 54 24 173,907 75 41 40 1,3211 35,737 173,907 3,03524 3,793 (35,535) 9,113 49,849 (112,237) 275,014

P.7 1460 49,849 (112,237) 275,014

P.6 0 0 0 - 104 14 7 1,8192 35,738 - - - 35,738 (9,063) 49,849 (76,499) 265,951

P.8 166 58 0 166,967 69 28 49 1,2127 43,418 166,967 2,91412 9,792 (42,300) 16,247 59,640 (154,537) 291,261

P.8 1415 59,640 (154,537) 291,261

P.7 0 0 0 - 110 25 58 1,9274 43,393 - - - 43,393 (16,166) 59,640 (111,144) 275,095

P.9 97 56 57 97,949 94 58 33 1,6576 7,86 97,949 1,70954 7,784 (1,087) (0,792) 67,425 (155,624) 290,469

P.9 1400 67,425 (155,624) 290,469

P.8 0 0 0 - 74 9 7 1,2942 36,741 - - - 36,741 10,431 67,425 (118,883) 300,900

P.10 162 26 4 162,434 105 27 38 1,8406 36,861 162,434 2,83502 11,125 (35,142) (10,195) 78,549 (190,766) 280,274

P.10 1300 78,549 (190,766) 280,274

P.9 0 0 0 - 74 9 7 1,2942 36,741 - - - 36,741 10,431 78,549 (154,025) 290,705

P.11 173 42 5 173,701 101 41 48 1,7749 29,307 173,701 3,03166 3,215 (29,130) (6,067) 81,764 (219,896) 274,207

P.11 1330 81,764 (219,896) 274,207

P.10 0 0 0 - 77 40 13 1,3556 29,209 - - - 29,209 6,385 81,764 (190,687) 280,592

P.12 192 45 15 192,754 100 2 15 1,7460 18,719 192,754 3,36419 (4,133) (18,257) (3,314) 77,632 (238,153) 270,893

P.12 1405 77,632 (238,153) 270,893

P.11 0 0 0 - 79 32 23 1,3882 18,67 - - - 18,670 3,447 77,632 (219,483) 274,340

P.13 217 33 21 217,556 99 38 26 1,7391 34,806 217,556 3,79707 (21,215) (27,593) (5,912) 56,416 (265,746) 264,981

P.13 1400 56,416 (265,746) 264,981

P.12 0 0 0 - 80 15 7 1,4007 34,798 - - - 34,798 5,980 56,416 (230,948) 270,961

(4) (5) (6)

DY

(d cos a)

Beda

Tinggi (m)

DX

(d sin a)Azimuth

Bacaan benang Sudut horizontal Sudut vertikal Jarak

datar (m)

DATA SEKOTONG :

Koordinat

Te

m

pa

t

Tin

g

gi

Tit

ik

bid

ik

PENGUKURAN SUDUT DAN JARAK (RANTAI UKUR/OPTIS)

P.14 189 41 14 189,687 90 54 50 1,5867 38,814 189,687 3,31067 (6,531) (38,261) (0,680) 49,885 (304,007) 264,301

P.15 174 8 6 174,135 90 53 9 1,5863 64,966 174,135 3,03923 6,639 (64,626) (1,003) 63,055 (330,372) 263,978

P.16 170 42 170,700 90 4 1 1,5720 83,024 170,700 2,97928 13,417 (81,933) (0,096) 69,833 (347,679) 264,885

P.16 1440 69,833 (347,679) 264,885

P.13 0 0 0 - 89 51 31 1,5683 83,031 - - - 83,031 0,206 69,833 (264,648) 265,091

P.17 162 32 13 162,537 88 9 5 1,5385 42,936 162,537 2,83680 12,885 (40,957) 1,387 82,718 (388,636) 266,272

P.17 1435 82,718 (388,636) 266,272

P.16 0 0 0 - 91 45 16 1,6014 42,934 - - - 42,934 (1,315) 82,718 (345,702) 264,957

P.18 178 13 45 178,229 93 25 8 1,6305 60,085 178,229 3,11069 1,857 (60,056) (3,589) 84,575 (448,692) 262,683

P.19 178 16 58 178,283 93 23 18 1,6299 113,015 178,283 3,11162 3,387 (112,964) (6,691) 86,105 (501,600) 259,581

P.19 1380 86,105 (501,600) 259,581

P.17 0 0 0 - 86 27 30 1,5090 113,019 - - - 113,019 6,996 86,105 (388,581) 266,577

P.20 178 54 23 178,906 92 41 38 1,6178 102,015 178,906 3,12251 1,947 (101,996) (4,846) 88,052 (603,597) 254,735

P.21 178 56 9 178,936 92 37 59 1,6168 130,136 178,936 3,12302 2,417 (130,114) (5,988) 88,522 (631,714) 253,593

P.22 179 32 44 179,546 92 46 29 1,6192 171,401 179,546 3,13366 1,359 (171,396) (8,701) 87,464 (672,996) 250,880

P.23 179 37 54 179,632 92 32 28 1,6151 196,329 179,632 3,13516 1,262 (196,325) (8,701) 87,367 (697,925) 250,880

P.23 1405 87,367 (697,925) 250,880

P.19 0 0 0 - 87 22 39 1,5250 196,153 - - - 196,153 8,986 87,367 (501,772) 259,866

P.24 181 40 16 181,671 91 9 48 1,5911 175,562 181,671 3,17076 (5,120) (175,487) (3,561) 82,247 (873,412) 247,319

P.25 182 4 29 182,075 91 17 43 1,5934 228,147 182,075 3,17780 (8,260) (227,997) (5,224) 79,107 (925,923) 245,656

P.25 1370 79,107 (925,923) 245,656

P.23 0 0 0 - 88 38 31 1,5471 228,132 - - - 228,132 5,411 79,107 (697,791) 251,067

P.26 179 0 8 179,002 88 40 31 1,5477 103,843 179,002 3,12418 1,808 (103,827) 2,402 80,916 (1.029,750) 248,058

P.27 178 53 23 178,890 88 47 32 1,5497 129,396 178,890 3,12221 2,507 (129,372) 2,730 81,615 (1.055,294) 248,386

P.28 178 55 29 178,925 88 53 6 1,5513 160,061 178,925 3,12283 3,004 (160,033) 3,116 82,111 (1.085,955) 248,772

P.29 178 40 3 178,668 88 59 22 1,5532 177,445 178,668 3,11834 4,126 (177,397) 3,132 83,234 (1.103,320) 248,788

P.30 178 24 0 178,400 89 2 31 1,5541 216,727 178,400 3,11367 6,051 (216,643) 3,612 85,159 (1.142,565) 249,268

P.31 178 25 4 178,418 89 3 59 1,5545 230,762 178,418 3,11398 6,372 (230,674) 3,764 85,479 (1.156,597) 249,420

P.32 178 49 29 178,825 89 9 4 1,5560 250,568 178,825 3,12108 5,139 (250,515) 3,716 84,247 (1.176,438) 249,372

P.32 1385 84,247 (1.176,438) 249,372

P.25 0 0 0 - 90 47 19 1,5846 250,524 - - - 250,524 (3,446) 84,247 (925,914) 245,926

P.33 171 44 26 171,741 92 46 49 1,6193 52,797 171,741 2,99744 7,585 (52,249) (2,562) 91,831 (1.228,687) 246,810

P.34 174 19 18 174,322 91 33 49 1,5981 112,879 174,322 3,04249 11,169 (112,325) (3,080) 95,415 (1.288,763) 246,292

P.34 1555 95,415 (1.288,763) 246,292

P.32 0 0 0 - 88 24 12 1,5429 112,875 - - - 112,875 3,146 95,415 (1.175,888) 249,438

P.35 192 30 2 192,501 90 5 14 1,5723 94,497 192,501 3,35977 (20,454) (92,257) (0,143) 74,962 (1.381,020) 246,149

P.36 193 19 12 193,320 89 29 50 1,5620 137,865 193,320 3,37407 (31,763) (134,156) 1,212 63,653 (1.422,919) 247,504

P.37 194 5 40 194,094 89 17 44 1,5585 148,716 194,094 3,38759 (36,215) (144,239) 1,799 59,200 (1.433,002) 248,091

P.37 1610 59,200 (1.433,002) 248,091

P.34 0 0 0 - 88 24 12 1,5429 148,626 - - - 148,626 (2,011) 59,200 (1.284,376) 246,080

P.38 188 14 54 188,248 91 49 6 1,6025 56,132 188,248 3,28555 (8,053) (55,551) (1,782) 51,147 (1.488,553) 246,309

P.39 187 44 43 187,745 90 58 49 1,5879 100,635 187,745 3,27677 (13,563) (99,717) (1,721) 45,637 (1.532,719) 246,370

P.39 1550 45,637 (1.532,719) 246,370

P.37 0 0 0 - 89 9 55 1,5562 100,622 - - - 100,622 1,468 45,637 (1.432,097) 247,838

P.40 164 39 41 164,661 87 38 16 1,5296 58,823 164,661 2,87388 15,560 (56,728) 2,425 61,198 (1.589,447) 248,795

P.41 165 5 53 165,098 88 29 38 1,5445 90,212 165,098 2,88150 23,199 (87,178) 2,374 68,837 (1.619,897) 248,744

P.42 165 25 42 165,428 88 58 28 1,5529 99,637 165,428 2,88727 25,068 (96,432) 1,784 70,705 (1.629,151) 248,154

P.42 1630 70,705 (1.629,151) 248,154

P.39 0 0 0 - 91 8 25 1,5907 99,574 - - - 99,574 (1,981) 70,705 (1.529,577) 246,173

P.43 183 55 22 183,923 95 45 28 1,6713 29,334 183,923 3,21006 (2,007) (29,265) (2,958) 68,698 (1.658,416) 245,196

P.44 190 44 1 190,734 98 6 14 1,7122 56,016 190,734 3,32893 (10,433) (55,036) 7,945 60,273 (1.684,187) 256,099

P.44 1605 60,273 (1.684,187) 256,099

P.42 0 0 0 - 82 7 36 1,4334 55,97 - - - 55,970 7,740 60,273 (1.628,217) 263,839

P.45 175 46 38 175,777 99 50 19 1,7425 24,393 175,777 3,06789 1,796 (24,327) (4,230) 62,069 (1.708,514) 251,869

P.46 183 44 24 183,740 99 1 10 1,7282 50,392 183,740 3,20687 (3,287) (50,285) (5,285) 56,986 (1.734,472) 250,814

P.47 182 29 16 182,488 93 24 6 1,6302 79,787 182,488 3,18501 (3,463) (79,712) (4,735) 56,809 (1.763,899) 251,364

P.48 182 30 51 182,514 91 45 8 1,6014 103,359 182,514 3,18547 (4,534) (103,260) (3,162) 55,739 (1.787,446) 252,937

P.48 1495 55,739 (1.787,446) 252,937

P.44 0 0 0 - 88 15 56 1,5405 103,506 - - - 103,506 3,136 55,739 (1.683,940) 256,073

P.49 144 55 0 144,917 90 53 34 1,5864 32,235 144,917 2,52927 18,528 (26,378) (0,502) 74,266 (1.813,825) 252,435

P.50 139 29 44 139,496 90 42 49 1,5833 48,648 139,496 2,43466 31,597 (36,990) (0,606) 87,336 (1.824,436) 252,331

P.50 1485 87,336 (1.824,436) 252,331

P.48 0 0 0 - 89 20 9 1,5592 48,687 - - - 48,687 0,565 87,336 (1.775,749) 252,896

P.51 166 58 42 166,978 91 27 16 1,5962 24,268 166,978 2,91432 5,468 (23,644) (0,616) 92,804 (1.848,080) 251,715

P.52 164 37 23 164,623 91 34 38 1,5983 64,492 164,623 2,87321 17,101 (62,183) (1,774) 104,437 (1.886,619) 250,557

P.53 165 26 19 165,439 91 41 3 1,6002 74,934 165,439 2,88745 18,840 (72,527) (2,203) 106,176 (1.896,963) 250,128

P.53 1490 106,176 (1.896,963) 250,128

P.50 0 0 0 - 0 43 5 0,0125 74,895 - - - 74,895 2,230 106,176 (1.822,068) 252,358

P.54 270 34 24 270,573 93 44 19 1,6360 60,605 270,573 4,72240 (60,602) 0,606 (3,953) 45,574 (1.896,357) 246,175

P.55 267 22 33 267,376 93 32 20 1,6326 75,847 267,376 4,66659 (75,767) (3,473) (4,688) 30,408 (1.900,436) 245,440

P.55 1495 30,408 (1.900,436) 245,440

P.53 0 0 0 - 86 26 34 1,5087 75,857 - - - 75,857 4,717 30,408 (1.824,579) 250,157

P.56 153 36 34 153,609 89 31 8 1,5624 30,86 153,609 2,68099 13,717 (27,644) 0,259 44,125 (1.928,080) 245,699

P.57 156 44 1 156,734 87 48 47 1,5326 56,189 156,734 2,73552 22,195 (51,620) 2,146 52,603 (1.952,055) 247,586

P.58 156 50 35 156,843 87 18 29 1,5238 74,164 156,843 2,73743 29,165 (68,189) 3,488 59,573 (1.968,624) 248,928

P.58 1445 59,573 (1.968,624) 248,928

P.55 0 0 0 - 92 38 39 1,6169 74,216 - - - 74,216 (3,427) 59,573 (1.894,408) 245,501

P.59 165 49 2 165,817 86 29 41 1,5096 31,934 165,817 2,89406 7,824 (30,961) 1,953 67,398 (1.999,585) 250,881

P.60 166 10 40 166,178 88 45 55 1,5492 69,584 166,178 2,90035 16,624 (67,569) 1,500 76,197 (2.036,193) 250,428

P.60 1650 76,197 (2.036,193) 250,428

P.58 0 0 0 - 91 21 17 1,5944 69,584 - - - 69,584 (1,645) 76,197 (1.966,609) 248,783

P.61 143 54 40 143,911 84 40 8 1,4778 33,174 143,911 2,51172 19,541 (26,808) 0,770 95,738 (2.063,001) 251,198

P.62 140 55 8 140,919 86 36 23 1,5116 71,996 140,919 2,45950 45,388 (55,887) 4,263 121,585 (2.092,081) 254,691

P.63 139 34 15 139,571 85 28 14 1,4917 104,698 139,571 2,43597 67,897 (79,697) 8,270 144,095 (2.115,890) 258,698

P.63 1545 144,095 (2.115,890) 258,698

P.60 0 0 0 - 94 36 38 1,6513 104,438 - - - 104,438 (8,421) 144,095 (2.011,452) 250,277

P.64 209 47 44 209,796 87 22 42 1,5250 48,939 209,796 3,66162 (24,318) (42,469) 2,241 119,777 (2.158,360) 260,939

Laboratorium Geoteknik & GeodesiJURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ilATARAiI

Certritungan Stabilitas Sumur

Dsn. Lendangguar

FORM PENGUJIAN

Report No.Project

Tgl Pengujbn : 15 Mei 2014Dikerjakan : Marta Sya'bani

Diperiksa : -Paraf : ...............-..Location

Code

sampelsampel

samp€l

UDS

0,51,O m6,00 qn2,86 cm

28,29 cm280,90 cm'

165,80 gram2,05 gram/crTt3

1,67 grarn/cmt

Kalibrasi Pmving RingNo. :T1003/5A-000520'!4KaDastt* :2KNisi basah

isi kering

".4h. ik & GeodesiJURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MATARAM

Kode Sampel : -Lokasi : Dsn LendangguarKedalaman :4,61,0 m

FORM PENGUJIAN

Tgl Pengujian : 15 Mei 2014Tipe Sampel : UDSDS

SampleCode

NormalStress

lkdlemz\

shearStrength/kdl.mtl

FriclionAngle(Deo)

Cohesionlkdl.m2\

A o.177 0.081

jt6, 0,017B 0.354 0.1 13

0,530 0_130

D o.707 o.241

Grafik Geser Langsung

c

E

4odooE

o,26

0,150

0,100

0,050

0,000

o,t77

Normal Strss (ttlcttl1

0,15

oo('g 0.1Cds-o

Grafik Hubungan Tegangan Geser & Regangan Horizontal

0 0,10,20,30,40,50,6o,7o,a0,91,07,rL,2r,3L,41,51,6L,71,A!,92,O2,12'22,32,42,52,62,'12,8L93,03,13'23'33'43'53,63'73'A

Lampiran II

LONG SECTION & CROSS SECTION

GAMBAR KERJA/GAMBAR TEKNIS PERENCANAAN

DAFTAR UPAH DAN HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN

REKAPITULASI ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR UPAH DAN HARGA SATUAN PEKERJAAN

PEKERJAAN : PERENCANAAN PENYEDIAAN JARINGAN AIR BERSIH

LOKASI : DUSUN LENDANGGUAR, KABUPATEN LOMBOK BARAT

TAHUN ANGGARAN : 2014 (SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR NTB TAHUN 2014)

A HARGA SATUAN UPAH

No. Satuan Keterangan

1 Pekerja Rp. 55.000,00 / Hari

2 Mandor Rp. 86.000,00 / Hari

3 Tukang Batu Rp. 75.000,00 / Hari

4 Tukang Kayu Rp. 75.000,00 / Hari

5 Tukang Besi Beton Rp. 75.000,00 / Hari

6 Tukang Cat Rp. 75.000,00 / Hari

7 Tukang Las Rp. 77.500,00 / Hari

8 Tukang Pipa Rp. 62.500,00 / Hari

9 Kepala Tukang Batu Rp. 80.000,00 / Hari

10 Kepala Tukang Kayu Rp. 80.000,00 / Hari

11 Kepala Tukang Besi Beton Rp. 80.000,00 / Hari

12 Kepala Tukang Cat Rp. 80.000,00 / Hari

13 Kepala Tukang Las Rp. 82.500,00 / Hari

14 Kepala Tukang Pipa Rp. 80.000,00 / Hari

16 Operator Rp. 62.500,00 / Hari

17 Pembantu Operator Rp. 60.000,00 / Hari

18 Tukang Ukur/Surveyor Rp. 62.500,00 / Hari

B HARGA SATUAN BAHAN

No. Satuan Keterangan

I. BAHAN PASANGAN

1 Batu Kali Alam Rp. 161.000,00 / M3

2 Batu Kali Belah Rp. 161.000,00 / M3

3 Kerikil Alam 2/3 cm Rp. 279.000,00 / M3

4 Batu Pecah 2 - 3 cm Rp. 279.400,00 / M3

5 Kerikil Pecah 1/2 cm Rp. 270.000,00 / M3

6 Batu Bata Klas I Rp. 650,00 / Bh

7 Pasir Pasang (PP) Rp. 135.000,00 / M3

8 Pasir Beton (PB) Rp. 150.000,00 / M3

9 Pasir Urug Rp. 120.000,00 / M3

10 Tanah Urug Biasa Rp. 95.000,00 / M3

11 Tanah Urug Pilhan Rp. 125.000,00 / M3

12 Sirtu Rp. 131.450,00 / M3

13 Portlan Cemen / PC (Tiga Roda) Rp. 70.500,00 / Zak 50 Kg

14 Portlan Cemen / PC (Tiga Roda) Rp. 1.410,00 / Kg

15 Semen Warna Rp. 12.500,00 / Kg

16 Air Bersih Rp. 120,00 / Ltr

17 Minyak Bekisting Rp. 15.000,00 / Ltr

18 Spacer Rp. 10.000,00 / Bh

19 Koral Beton Rp. 150.000,00 / M3

II BAHAN KAYU

1 Balok Kayu Kls. II Rp. 12.000.000,00 / M3

2 Balok Kayu Kls. III Rp. 4.000.000,00 / M3

3 Papan Kayu Kls. III Rp. 4.500.000,00 / M3

4 Dolken kayu galam Ø-8-10/4 m Rp. 17.500,00 / Btg

5 Triplek 9 mm Rp. 144.000,00 / lembar

6 Patok Kayu Rp. 5.000,00 / Bh

7 Multiplek tebal 12 mm Rp. 192.000,00 / lembar

Uraian Satuan Harga

Uraian Satuan Harga

III. BAHAN BESI

1 Besi Beton Polos Rp. 17.000,00 / Kg

2 Besi Siku 50 x 50 x 5 mm Rp. 37.500,00 / Kg

3 Kawat Ikat Beton Rp. 23.100,00 / Kg

4 Plat Baja Rp. 125.000,00 / M2

5 Kawat Las Rp. 33.000,00 / Kg

6 Paku Biasa 1/2" - 1" Rp. 20.400,00 / Kg

7 Paku Biasa 2" - 5" Rp. 18.000,00 / Kg

8 Paku Biasa 4" - 6" Rp. 18.000,00 / Kg

9 Besi Pelat Tebal 8 mm Rp. 18.200,00 / Kg

10 Pegangan Besi Ø12 mm Rp. 7.500,00 / Bh

11 Engsel Kupu-kupu Rp. 12.500,00 / Bh

12 Kunci Gembok Lengkap Rp. 50.000,00 / Bh

IV. BAHAN FINISHING

1 Minyak Cat Rp. 40.100,00 / Ltr

2 Cat Kayu Mutu Menengah Rp. 51.400,00 / Kg

3 Kuas Rp. 9.600,00 / Bh

4 Cat Tembok Mutu Tinggi Rp. 96.500,00 / Kg

5 Cat Besi Rp. 33.000,00 / Kg

6 Plamir tembok Rp. 9.200,00 / Kg

7 Cat tembok dasar Rp. 57.000,00 / Kg

V. BAHAN LANTAI

1 Keramik Lantai KW 1 (polos) Rp. 53.700,00 / M2

2 Keramik Lantai KW 1 (polos) Rp. 5.370,00 /Bh

3 Batu Koral/Granit Rp. 10.400,00 / Kg

VI. BAHAN & PERLENGKAPAN PIPA

A PIPA PVC & Accessories AW1 Pipa PVC Ø 150 mm Rp. 261.000,00 / M' 4 meter

2 Pipa PVC Ø 150 mm Rp. 65.250,00 / Meter

3 Pipa PVC Ø 100 mm Rp. 124.900,00 / M' 4 meter

4 Pipa PVC Ø 100 mm Rp. 31.225,00 / Meter

5 Pipa PVC Ø 75 mm Rp. 118.000,00 / M' 4 meter

6 Pipa PVC Ø 75 mm Rp. 29.500,00 / Meter

7 Pipa PVC Ø 63 mm Rp. 100.000,00 / M' 4 meter

8 Pipa PVC Ø 63 mm Rp. 25.000,00 / Meter

9 Pipa PVC Ø 50 mm Rp. 80.300,00 / M' 4 meter

10 Pipa PVC Ø 50 mm Rp. 20.075,00 / Meter

11 Pipa PVC Ø 25 mm Rp. 10.800,00 / M' 4 meter

12 Pipa PVC Ø 25 mm Rp. 2.700,00 / Meter

13 Pipa PVC Ø 12,5 mm Rp. 5.300,00 / M' 4 meter

14 Pipa PVC Ø 12,5 mm Rp. 1.325,00 / Meter

B PIPA HDPE1 Pipa HDPE Ø 100 mm Rp. 198.700,00 / M' 6 meter

2 Pipa HDPE Ø 100 mm Rp. 33.116,67 / Meter

3 Pipa HDPE Ø 63 mm Rp. 91.100,00 / M' 6 meter

4 Pipa HDPE Ø 63 mm Rp. 15.183,33 / Meter

5 Pipa HDPE Ø 50 mm Rp. 65.000,00 / M' 6 meter

6 Pipa HDPE Ø 50 mm Rp. 10.833,33 / Meter

7 Pipa HDPE Ø 31,25 mm Rp. 26.800,00 / M' 6 meter

8 Pipa HDPE Ø 31,25 mm Rp. 4.466,67 / Meter

9 Pipa HDPE Ø 25 mm Rp. 16.600,00 / M' 6 meter

10 Pipa HDPE Ø 25 mm Rp. 2.766,67 / Meter

C Accessories

1 Bend GI All Flanged Ø 100 mm x 90° Rp. 141.300,00 / Bh

2 Bend GI All Flanged Ø 75 mm x 90° Rp. 83.500,00 / Bh

3 Bend GI All Flanged Ø 63 mm x 90° Rp. 46.300,00 / Bh

4 Bend GI Ø 50 mm x 90° Rp. 27.000,00 / Bh

5 Bend GI Ø 38 mm x 90° Rp. 17.700,00 / Bh

6 Bend GI Ø 25 mm x 90° Rp. 8.900,00 / Bh

7 Bend PVC Ø 100 mm x 90° (Knee) Rp. 103.000,00 / Bh

8 Bend PVC Ø 75 mm x 90° Rp. 64.200,00 / Bh

9 Bend PVC Ø 63 mm x 90° Rp. 54.600,00 / Bh

10 Bend PVC Ø 50 mm x 90° Rp. 45.000,00 / Bh

11 Bend PVC Ø 25 mm x 90° Rp. 7.700,00 / Bh

12 Long Bend PVC Ø 100 mm x 90° Rp. 256.800,00 / Bh

13 Stop Kran Ø 50 mm (2") Rp. 549.200,00 / Bh

14 Gate Valve Ø 63 mm (2½") Rp. 747.700,00 / Bh

15 Gate Valve Ø 75 mm (3") Rp. 1.006.400,00 / Bh

16 Gate Valve Ø 100 mm (4") Rp. 1.259.500,00 / Bh

17 Tee PVC Ø 25 mm Rp. 3.900,00 / Bh

18 Tee PVC Ø 38 mm (1½") Rp. 12.600,00 / Bh

19 Tee PVC Ø 50 mm Rp. 79.000,00 / Bh

20 Tee PVC Ø 75 mm Rp. 150.900,00 / Bh

21 Tee PVC 100 mm Rp. 217.400,00 / Bh

22 Tee PVC 150 mm Rp. 348.300,00 / Bh

23 Reducer Socket PVC Ø100 x 75 mm Rp. 156.000,00 / Bh

24 Reducer Socket PVC Ø75 x 63 mm Rp. 126.300,00 / Bh

25 Reducer Socket PVC Ø63 x 50 mm Rp. 96.600,00 / Bh

26 Reducer Tee All Socket PVC Ø100 x 75 mm Rp. 264.000,00 / Bh

27 Reducer Tee All Socket PVC Ø75 x 50 mm Rp. 149.600,00 / Bh

28 Gilbolt joint PVC Ø 100 mm (4") Rp. 224.700,00 / Bh

29 Gilbolt joint PVC Ø 75 mm (3") Rp. 179.400,00 / Bh

30 Gilbolt joint PVC Ø 63 mm (2½") Rp. 171.200,00 / Bh

31 Gilbolt joint PVC Ø 50 mm (2") Rp. 160.500,00 / Bh

32 Keran air biasa Ø ½ " Rp. 16.200,00 / Bh

33 Seal tape Rp. 3.000,00 / Bh

VII. BAHAN INSTALASI LISTRIK

1 Sakelar Majemuk/Ganda Rp. 25.000,00 / Bh

2 Kabel Uk. 1½ mm (focus) 1 x 1,5 Rp. 168.600,00 / rol 100 Meter

3 Kabel Uk. 1½ mm (focus) 1 x 1,5 Rp. 1.686,00 / Meter

VIII. BAHAN TAMBAHAN

1 Oli SAE 100 Rp. 24.000,00 / Liter

2 Air Test (Air Bersih) Rp. 120.000,00 / M³

3 Air Test (Air Bersih) Rp. 120,00 / Liter

4 Kaporit 60% Rp. 150,00 / Gram

5 Pelicin/Lubircan Rp. 75.000,00 / Kg

6 Lem PVC Rp. 117.100,00 / Kg

7 Premium/Bensin Rp. 6.500,00 / Liter

8 Pompa Air Submersible Rp. 14.370.000,00 / Unit

9 Tangki Air Fiberglass 3.000 Lt. Vertikal Rp. 10.122.200,00 / Bh

IX. PERALATAN

1 Sewa Molen Rp. 285.670,00 /hari

2 Sewa Mesin Pompa Rp. 150.000,00 /hari

3 Sewa Alat Ukur Total Stasion (TS) Rp. 250.000,00 /hari

4 Sewa Stamper (Stamper Vibrator Plate) Rp. 12.353,54 /jam

5 Sewa Tripot Rp. 350.000,00 /hari

ITAFTAR ANALISA SNI SARGA SATUAN PEKEN.IAANPf,Kf,RJAAN : PERtrNCANAAN PENYNDIAAN JARINGAN AIR BERSIELOKASI : DUSUN LEI{I}ANGCUAR. KABUPATEN LOMBOK BARATTA-HUNANGGARAN :2014

A UKSI PEKER,IAAI\I PERSIAPANiNt.0l.2.6. t I mr Mcobenihlan hpangan delqrn Oerrlatrn

Tenaga

0,10000-0500

ohoh

'ekerjavfandor

tp.lD.

55.000,00

86.000.005.500,00

4.300,00

tumlah (I) 9.800-00

fverhead l0 % 980.00fotal Junlah 10.780.00

jNI.O1.2.6.2 I mr Penqukuran dan Demasangln bowolankBahan

0,0120

0,0200

0.0070

NfjKgM3

Balok Kalu Klas IIIPaku biasa 4" - 6"PaDan kavu 3/20'

Rp.

Rp

Rp.

4.000.000,00

18.000,00

4.500.000,00

48.000,00

360,0031.500.00

Jumlah O) 79.860.00Tenaga

0,10000,10000,01m0 0050

ohohOhoh

tukang kayu)ekerja

(epala tukang kayuWandor

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

75.000,00

55.000,00

80.000,00

86.000.00

7,500,00

5.500,00

800,00

430.00

fi(II) 14.230.00

Jumlah0) + ru) 94.090-00

f,verhead 10 %Total Jumlah 94.090.00

tu.l 1.ru m' Uitzet Pioa/Pematokan

Bahan

20,0000

0,75000.3750

BhKgLtr

Patok KayuCat KaluMiniak Cat

lp.rp.Lo.

5.000,00

5 1.,100,00

40.100_00

100.000,00

3E.550,00

15.037,50

Jumlah (I) I 53.587.50

Tenaga

1,0000

5,0000

I,00001.0000

ohOhohl{ari

Tukang UkurPekerja

MandorAlat Ukur

(ptptp.ln.

62.500,00

55.000,00

86.000,00

250.000.00

62.500,00

275.000,00

86.000,00

250.000.00

fmlah(tr| 673.500-00lumlah(lI+(lll 827.087.50

)verhead l0 % 82.708.75

total Jumlah 909.796.25

,.o4 I m, Pembuatal Prmn Nam ProyekBahan

I,00000:5001-0000

LbrKgKo

V{ultiplek tebal 12 mm)aku biasa 4" - 7"lat Knur

Rp.

Rp.

Ro.

192.000,00

18.000,00

51.400-00

192.000,00

4.500,00

51.400.00

Jumlah ( 247.gW-OO

Tenaga

0,1000

0-0100

ohnh

tekerja

Wandor

Rp 55.000,00Rn *6 ff)n OO

5.500,00RrSO nn

Jumlah (II) 6.360.00

Jumlah (I) + (Il) 254.260,00

)verhead l0 % 25.426-00Iolal Jumlah 279.686.00

AI{ALISA BIAYA {AH P

;NI-O2.2.6,5 ln' Galien taneh cadas s€ddam I meter

Tenaga

1,5000n 0600

ohrlh

)ekerja Rp. 55.000,00

Ro. 86.000.00

82.500,00

5.160-00

Jumlah (I) 87.660.00

)ver Hsd l0 %o 8.766_00

larsd Satuan 96.426,W

sNI{2.2.6.4 lm' Gdirn tanah keras sedalam I meter

Tenaga

1,0000

0.0320ohoh

'ekerjavtandor

Rp.

Rn55.000,0086 0(n 00

55.000,00

275200tmrlah (I) 57.152-00

]ver Had l0 7o s.775-20{arm Satuan 63.s27-20

tNI-02.2.6.9 lm" Urugrn kemb{li dibitung dari l/3 kali dari Indeks pekerjaen galien

INI-07_6.6.10 lm- Memrdrtkrtr tsnrhTenaga

0,50000,01300 2500

ohohJam

Peke{aMandorSewa StamDer

lp.Lp.

lD.

55.000,00

E6.000,00

12.353_54

27.500,00l.l 18,00

3.088.39Iumlah (I) 31.706.39

fverHead l0 % 3.r70-64:{area Satuan 34.877.02

lM-07.6.6.1l I m" Urupan uasir

Bahan

1.2000 M' Pasir urus {D. 120.000.00 1.14.000.00

Jumlah {I'l t44 mo 00

Tenaga

0,30000.0100

ohoh

Peke{aMandor

(plD.

55.000,00

86.000.00

16.500,00

860.00IumlahflI) t7.350-00lmlah(ll+(lll 161.360.00

)verHead l0 % 16. t36.00{aren Satuan 177.496.00

iNI47.6.6.1la I n- Uruqen trneh birsrBahan

1.2000 }F Tanah urus biasa lD. 95.000.00 114.000.00

Jumlah (I) I14.000,00Tenaga

0,3000

0.0100ohoh

:ekerjaV{sndor

Rp.

Rn55.000,00*6flmm

16.J00,00R60 0()

mlah (II) | 7.360-00

Jumlah fI) + fII) 131.360.00

llvs Had l0 o/o 13.136-00

Flarea Salua, 144.496.00

ANALISA BIAYA PEKER.TAAN PIONDASI BATU KALI;M-07.7.6.1 lm" Pesengrn Pondesi Brtu Keli I Pc: J Ps

Bahan

l,2M202,0000

o 4850

M3KC

Mr

Satu kali Alatnlortlan Cemen / PC

Rp.

Rp.

Ro.

161.000,00

1.410,00

135.000-00

193.200,00

2&t.820,0065.475.00

Jumlah {t) 543.495-00

Tenaga

1,5000

0,60000,0600o 0750

ohohohoh

)ekerja

fukang batufupala tukang batuvhnrlor

RpRp

Rp.

RD.

55.000,00

75.000,00

80.000,00

86.000.00

82.500,00

45.000,004.800,006.450.00

Iumlah (tr) 138.750-00(l) + (IIl 6U.245-00

)vs Hed l0 o/. 68.224-50

Jarea Satuan 750.469.50

sNI47.7.6.2 lu" Pesansetr Pondasi Brtu Kali t Pc : 4 Ps

Bahan

12000163,m00

0.5200

BhKglw

Batu krliPortlan Cemen / PC

3.p.

lp.ln.

161.000,00

1.410,00

135.000-00

193.200,00

229.830,0070 2fi) OO

Jumlah (I) 493.230,00

Tenaga

1,5000

0,60000,06000.0750

ohobohoh

Pekerja

Iukang batuKepala tukang baru

rp.lp.lp.ln

55.000,00

75.000,00

E0.000,00R6 000 00

82.500,00

45.000,004.800,00

6.450.00

lumlah (tr) 13t.750-00{t\+fltI 631.980.00

fver Head 10 % 63.198-00

{area Satuan 695.1 78.00

sNI-07.7.6.9 ln'Pasangan batu kqongBrhan

12000o 4320

M3llfj

latu kali rp.lD.

161.000,00

120.000.00

193.200,00

51.840.00

Jumlah (I) 245.040.00

Tenaga

0,78000,3900

0,0390o o1q)

ohohoh

Peke{aIukang batuKepala tukang batuMandnr

lp.lp.lp.lD.

55.000,00

75.000,00

80.000,00

86.000.00

42.900,0029.250,W

3.120,00

3.354,00

Iumlah (II) 78.624-ffian+{il) 323.664^00

jverHadlOYo 32.366-40

{area Satuan 356.030,40

ANALISA BIAYA KONSTRT]KSI PEKNruAAII PLE.STERAN

tM47.10.6.2 lm'Plesterrn I Pc :2 h tebal 15 mm.

B.han1o,22400 0200

KC

M3

Portlan Cemenl PC

Pasir pasangtpln.

1.410,00

135.0{A^00

t4.415,U2.700-00

Jumlah fl) 17. I 15.84

Tenaga

0,30000,15000,01500.0150

ohohohoh

PekerjaTukang batuKepala tukang batuMan&r

tp{p(p.

ln

55.000,00

75.000,00

80.0m,00nff) f)(l

16.500,00

I 1.250,00

1.200,00

1.290-00rumhh{tr) 30.2,10.00hrmlsh {I\ + 47.355-8r'.

fverHead 10 7o 4.735,58{arm Satuan 52.091.42

;NI-07.10.6.27 lm'Acirn PC

Bahm325W Ks Portlan Cemen/PC {n. 1.410-00 4.582-50

Jumlah(I) 4.582.50

Tenaga

0,15000,10000,0100o fi)80

ohohohoh

Pekeda

Tukang batuKepalatukangbatuMaldor

tprplplo.

55.000,00

75.000,00

80.000,00

86.000_00

8.250,00

7.500,00

800,006RR OO

tumlah(II) 17.23E.00h,mlch /I\ + rTI) 21.820-50

)verHead l0 % 2.182"05

{aJga Satuan 24.002-55

BIAYA KONSTRUIGI PEKEIT'AAFI BETON

tNI-07.8.6.8 I m' Membuat beton mutu fc = 21,7 MPa (K 2fl))

Bahan

384,m000,49430,76%

215.0000

KgllFlr[]liter

Portlan Cemen / PC

Pasir Beton (PB)

Kerikil pecah max 3 cmAir bersih

tprprplo.

1.410,00

150.000,00

270.000,00120.00

541.440,00

74.142,%207.800,00

25.800.00

Jumlah (I) 849.182-M

TenagF

1,6500

0,27500,0280o 0t10

ohohohoh

Pekerja

Tukang batuKepala tukang batuMandor

lp.lp.rp.ln

55.000,00

75.000,00

80.000,00t6 (xx] oo

90.750,00

20.625,N2.240,W7,138.00

Imlah (Il) 120.753.00hrmlth lIl + alll 969.93s.86

)verHead 10 % 96.993.59

{arsa Satuan t.066.929.44

lNr-O7 1 mz Membual bntai keria l:3:$ tebtl 5 cm

Bahan

232,M0,52000-7800

Kgltfj}vIJ

Portlan Cemen/ PC

Pasir Beton (PB)

Koral B6ton

lp.lp.ln

1.410,00

150.000,00r50 {xn fi)

327.t20,0078.000,00

I 17.000"00

Jumlah (I) s22.r20-00

TenagB

1,6500

0,25000,0250o o*0{)

ohohohoh

Peke4ia

Tutang batuKepalatukang batuMsndor

Rp.

Rp

Rp.

Rn-

55.000,00

75.000,00

80.000,00

86.000.00

90.750,00

18.750,00

2.000,00

6.880.00

Iumlah(tr) 1 18.380-00ftrmlnh /Il + III) 640.500.00

f,verHend 10 o/o 64.050-00

{arsa Satuan 704,550.00

INI-07.8.6.17a I Ks Pembeirn ders$ b6i Dolos

1,0500

0-0100

KCKo

Besi beton polos

Kswat beton

Rp.

Rn.

17.000,00

23.100.00

17.850,0023 l -00

Jumlah (I) 18.081.00

Tenaga

0,00700,00700,0007o oo.)!

ohohohoh

lekerjatukang besi

tupalatukangbesivfanrkrr

RpRp.

Rp.Rn

55.000,00

75.0S,0080.000,0085fln 00

3E5,00

525,00

56,00

34.40

trmlab (tr) 1.000.40

Junlah (I) + itr) r9.081.40

OverHead l0 % r.908.14

Har@ Satuan 20.989-54

iNI{7.8.6.21 I m' Pslrne b€tbtios llntuL rbofBahan

0,04500,3000o lflY)

M3

KgLtr

Papn Kalu Hs. ItrPaku biasa 2" - 5"Minvck hekisfino

(ptp.fD.

4.500.000,00

18.000.00

15.000.00

202.500,00

5.400,00

1.500.00

Jumlah O) 209.400-00

Tenaga

0,52000,26000,0260i fi)K\

ohohohoh

Pekerja

Tukang kayuKepala tukang kayuMlndor

Rp.

Rp.

Rp.

RD.

55.000,00

75.000,00

80.000,00

86,000.00

2E.600,00

19.500,00

2.080,002.236.00

Imlah (II) 52.416-ffilumlah 0) + (n) 261.816.00OvsHad l0 % 26.181.60

larsa Satuan 287.997.60

iM47.8.6.22 m" Pesrnc bekirtinc untuk Kolom

Bahan

0,0,{n0,40000,20000,01500,35002 ffXX)

N{]

KgLtrM3

LbrRtq

?apan Kayu kls. IIIlaku biasa 2" - 5"vtinyak bekisting3alok Kayu kls. ItrIriplek ( 120x 240) 9 mm)olken kaw ealsm ?l.8-101 4 m

Rp. 4.500.0m,00Rp. 18.000,00

Rp. 15.000,00

Rp. 4.000.000,00

Rp. 144.000,00

RD. 17.500,00

180.000,00

7.2W,W3.000,00

60.000,00

50.400,001{ {YVl fit

Jumlah (I) 335.600.00

Tenaga

0J0000,33000,0330O fi)r60

ohohohoh

lekerjafukaag kayu

kpala tukang kayuU{an<lot

Rp.

Rp.

Rp.Pn

55.m0,0075.000,00

80.000,00R6 avx) fvl

16.500,00

24.750,40

2.&0,w{16 ara)

Judah 0I) 44.406.Wlumlah (l) + fil) 380.006-00

Cver Head 10 % 38.000.60

Flars Satusn 418.006.60

iM-07.8.6.23 I m2 Parsns bekbtine untuk b{trok

Bahan

0,04000,lm000,2m00,01800,35002 {Xr00

lvfKgLtrl\,{J

LbrFho

lapan Kayu kls. Itrlaku biasa 2' - 5'llinyak bekisting

3alok Kayu kls. IIIIriplek ( l20x 240) 9 mm)rrlken kaw qlm @.-8-1O/4 m

Rp.

Rp.

RpRpRp.Rn

4.500.0ff),0018.000,00

15.000,00

4.000.000,00

144.000,00t? 500 fto

180.m0,007.200903.000,00

72.000,00

50.400,0035 ff10 00

Jumlah O) 347.600-00

Tenaga

0,66000J3000,03300.0330

ohohohoh

)eke{a

Iukang kayuKepala tukang kayuV{andor

Rp.

Rp.

RpRn

55.000,00

75.000,00

80.000,00Rl5 (Xn {X)

36.300,00

24.750,00

2.640,00

2.838.00

Iumlah (tr) 66.528^00Lrmlah {l} + llt\ 414.128.00

)ver Hsd l0 oZ 41.4t2-80

{ar@ Satuan 455.540.80

iM47.8.6.24 I m'Paseng bekirting untuk plet lantri

Bahan0,04000,,m{n0,20000,01500-3500

6 Offn

tvfKC

Ltrlv{!

LbrBta

PapanKapkls. IIIPaku biasa 2' - 5'Minyak bekistingBalok Kayu kls. ItrTriplek ( l20x 240) 9 mmDolken kavu mlam O-8-1O/4 m

Rp.

Rp

Rp

Rp

Rp

RD

4.500.000,0018.000,00

15.000,00

4.000.000,00144.0{n,00

17.500,00

180.000,00

7.zW.303.000,00

60.000,0050.4m,00

105.000-00

Junlah (I) 405.600-00

Tenaga

0,66tx)0,33000,03300 0330

ohohohoh

Peke{aTukang kaluKepala tukang kayuMrnrlnr

rp.lp.lp.lD.

55.000,00

75.000,00

80.000,00

86.000.00

36.300,00

24-750,N2.640,00? Rl* 00

IImilah fll) 66.528.00lumlahll!+{ll} 472.128-OO

)verHead l0 % 47.2n.nJarea Satuan 519.340.80

iNr47.8.6.25 I m' Pasang bekirting untuk dinding

Bahan

0,03000,40000,20000,02000,35003,00004-0000

M3

KcLNlfLbrBtgBh

Balok Kay,u kls. IIIPaku biasa 2" - 5"Minyak bekistingBalokKayukls. trTriplek ( 120x 240) 9 mmDolken kalt galam 0-8-10/4 mSoacer

rp.lp.rp.tptp.tp.tp.

4.500.000,00

1E.000,00

15.000,00

4.000.000,001,t4.000,00

17.500,00

10.000.00

135.000,00

7.200,00

3.000,00

80.0m,0050.400,00

52.500,00

40.000.00

Jumlah O) 368.100-00Tenaga

0,66000,33000,03300_0330

ohohoh

lekerjafukang kaynGpola tukang kayuWandor

Rp.

Rp.

Rp.

Rn

55,000,00

75.000,00

80.000,0085 000 00

36.300,00

24.750"O0

2.640,M2 838 00

Iumlah {II) 66.528-00)+ailI 434.628-00

f,verHead l0 % 43.462_W

Flarga Satuan 478.090.80

1NI47.8.6.29a I m" Membuet sloof beton bertulrng ( 20 x 30 ) cn (Bccervoir)

t{o.Analis]NI47.8.6.5

tNI47.8.6.21INIJ)? t 6 r?e

Bahan1,0000

2,5000?o7 {vxY}

M3

\,fKs

BetonK.250Mp

Bekisting slcofBesi beton { Polos )

Rp.

Rp.

RD.

1.06r.929,44

287.997,ffi20.989-54

1.066.929,44

719.9'.4,M4.344.834-78

Jrmlah 6.131.758.22

JM-07.8.6.29b I n- Menburt sloof bcton bertulang ( 15 r 15 ) cm (Bol Penenpurg){o.Analis;M-07.E.6.5

iNl{7.8.6.21lNI{7.8.6.17a

Bahan

1,0000

13,3333)qt 8,444

lt1f3

Lt'Ko

Beton K. 250Mpo

Bekisting sloofBesi beton ( Polos )

tp. 1.0ff'.-92944

lp. 287.997,60ln tO SRq S4

r.066.929,44

3.839.968,006 1()4691 ln

Jumlah I l.0l 1.588-54

;M47.8.6.30b I m" Membuat kolom betor bertuleng ( 20 x 20 ) cm (Reservoir)

NO.Analrs

sM-07.8.6.5

3Nr47.8.6.22SNI{7.8.6.17a

m

1,0000

7,8125102.0313

t\,fr

M.Kg

3aonK 250Mpa

Sekisting kolom]esi beion { Polos )

Rp. 1.066.929,44

Rp 418.m6,60RD. 20.989.54

1.066.92944

3.?65.676,56

2.141.589.00Jumlah 0.4/4, tv)-ut

iNI47.8.6.30c I m" Mernbuet kolom beton bertuleng ( 15 r 15 ) cm (Bak Penempung)

No.AnalissM-07.E.6.5

sNI-07.8.6.223M47-8.6.17a

Bahan

1,0000

13,33331)A 771*.

IVIJ

NdKc

3eton K. 250 Mpa

Sekisting kolomlei hernn f Polm \

Rp. 1.066.92914

Rp. 41E.006,60

Rn- 20.989-54

1.offi.92914

5.573.421,33

2.123.975-86Jumlah 93U.326.63

SM47.8.6.31a1 m" Membuet brbk beton bcrtulens ( 15 x 20 ) cm (Reservoir)

No.AnalissNI47.8.6.5

sM47.8.6.23SM47-8.6-17a

Bahan

1,0000

10,0000

187-6250

lv{t

M,Ko

Seton K 250 Mpa

lekisting balokllesi beton { Polos }

Rp.

Rp.

RD.

1.066.929,44

455.5,$0,80

20.989.54

1.066.929,M

4.555.408,00

3.938.162-44Jumlah 9.560.499_89

tNI-07.8.6.31b m'Membuat balok bcton bertulug ( l5 r 15 ) cm @ak Penrmpung)

\o.AnalrstNI4?.8.6.5

sNr{?.8.6.23SNI47.8.6.17a

Sanan

1,0000

26,6667290.8,444

t\.fr

#Kp

Beton K. 250 Mpa

Bekisting balokBesi bcton ( Polos )

Rp.

Rp.

Rn.

t.06,6.92914

455.5,t0,8020.989.54

r.0fr.92934

12.147.7s4,67

6.104.691-10

Jumlah 19.3\9.375.21

lM{7.8.6.31c I n" lllembuat pht pcnutup beton bertuhtrg tcbd 10 cn (Sumur)

![o.AnalislNI-07.8.6.7

tM47.8.6.24INI{?-8.6.17a

Bahan

1,0000

3s,7143280-3214

M,Ko

Baon IC 250 Mpa

Bekisting pelat

B€si beton ( Polos )

R.p.

lp.RD.

r.w"929,44

519.340,E0

20.989.54

1.w.929,M18.547.885,71

5.E83.E17.84

Jumlah 25.498.63!-00

JNI-07.8.6.36d I D' Memburt pht drsrr beton bertulang tebd 15 cm (Reservoir)

No.AnalisSNI-O7.8.6.7

sM{7.8.6.24SNI47.8.6.17a

Bahan

1,0000

7* 479t

lvfj

M'Ko

BaonK.250MpBekisting pelat

Besi beton ( Polos )

Rp

3.p.

Rn.

t.066.929,U

519.340,80

20.989-54

t.066.92914

| 6,!1 )41 41

Junlah 2,714.171-45

1NI47.8.6.3&l m" Membuat plet penotup beton bertuhng tebal t0 cm (Rserroir)!,lo.Analis

tM{7.8.6.5

tM-07.8.6.24lNI47-8.6-l7a

Bahan

1,0000

10,7563loo msq

M3

M,Ko

Beton K. 250 MpBekisting pelat

Besi betoo ( Polos )

rp.

tp.lD.

1.06,6.92944

519.3,10,80

20.989.54

1.$ffi.929,44

5.586. I E6,76

2.113.770-tsJumlah 8.766.886.35

JNI-07.8.6.3ft I n'Menbuet plat dassr b€ton bertuhng tebd 12 cn @ Penrmpung)

!{o.AmlistNI47.8.6.7

sNI-07.8.6.24lNI{7.8.6.17a

Bahan

1,0000

96 RRR9

r}fM,Kp

SetorK. 250 Mpa

Sekisting pelatlesi heton ( Polos )

Rp. r.066.929t4.

Rp. 519.340,80

Rn. 20.989.54

r.066.929,44

2.033.653-21

Jumlah 3.100.582.65

lNt{7.E.6.36d1 t m" Memburit plrt pcnbtup beton bertulang tebat l0 cm (8. Penampung)

No-Analis

tM47.8.6.5

rNI{7.8.6.?4{Nr-ft?i6l?q

Bahan

r,0000

11,9048

to2-5397

Iv[.

M,Ko

ieton K. 250 Mpa

Sekisting pelat

Sesi beton { Polos )

Rp.

lp-Ro.

1.M6.v29,44

519.340,E0

20.989-54

r.466.929,44

6.182.62E,s7

2.152.260.77Jumlah 9.40r.818-78

$NI{7.8.6.33a I m' Memburt dinding beton bertulNng tebll l0 cm (Reservoir)

tlo.AlulistNI{7.8.6.5tNr-07.8.6.25lM{7.8.6.17a

Bahan

1,0000

14,06.25

105-3516

}!fM,Ks

letonl( 250MFlekisting dindinglw'heton ( Polos )

Rp.

RpPn

r.066.92944

478.090,E0tn qRs il

1.crl6.v29,M

6.723.151,882.211.284-lJ4

Jumlah 10.001.362.15

;NI-07.8.6.33b I n' Menbuat dinding betou bertulang tebel l0 cm (Beh Pemnpung)\o.AnallstM-07.8.6.5

tNI{7.8.6.25sNI47.8.6.17a

Bahan

1,0000

16,6667124 0m0

}vfj

I\,fKs

Beton K. 250 Mpa

Bekisting dindingRaci heron / Pnlm \

Rp.

R.p.

R.n.

1.066.929,44

478.090,8020.9E9.54

r.066.929,44

7.968.1E0,00

2.602.702-96Jumlah 1 1.637.EI2-40

ANALISA BHYA KONSTRUKSI PEKf,R.IAAI{ Pf,]\IUTUP I.,AI\TTAI DAI\I

lM-07.12.6-35 I n'P$.ng hntri kerrnik l(ft' I uk (30 x fl)) cm

Bahan

I r,870010,0000

0,M501.5000

BhKgM3Ks

Jbin Keramik)ortlan Cemen / PCtasir pasang

iemm Wmabutim hdm

Rp.

Rp.

Rp.

Ro.

5.370,00

1.410,00

r35.000,0012.500-00

63.741,90

14.100,00

6.075,00

18.750.00

Imrlah(l) 102.666.90

Tenaga

0,70000,35000,03500.0350

ohohohoh

)ekerja

tuksng batuGpalahrkangbatu

rp.lp.Rp.

Ro.

55.0CO,00

75.000,00

80.000,00

86.000.00

38.500,00

26.250,n2.800,00

3.010.00

Jumlah(tr) 70.560-00+ llI) 173.226-90

)ver Head l0 o/o 17.322-69

i{aGa Satuart 1qJ.549,59

ANALISA BIAYA KONSTRIJXSI PEKEruAAII

1M42.14.6.14 I m' Pengeclten tembokbaru

Bahsn0,1m00,1000o ?6fi)

KgKgKo

?lamir temboklat tembok dasar

lat tetnbok penutuo

Rp.

Rp.

Ro.

9.200,00

57.000,00

96.500-00

920,00

5.700,00

25.090.00

umlxhO 31.710,00

Tenaga

0,02000,06300,0063

0-0025

ohohohoh

>eko{a

fukang cat(epala tukang catWandor

Rp.

Rp.

Rp.Rn

55.000,00

75.000,00

80.000,00Rl5 fln (t0

1.100,00

4.725,N504,00215.00

'umlahru) 6.544-00hrmhh 1l\ + {lI) 38.254.00

)verHead 10 o/o 3.825.40

{arsa Satoan 42.079,40

A KONSTRUXSI PNKNR.'AAN PIPA

iNI42.t0.6-25 mesrns f n' pim PVC Tipe ATV diarder lt"

1,2000o 15fi) T

?ipaPVC dia Y:" + Assesoristerlmgkam

Rp.

Rn.

1.325,00

4f.3-75

1.590,00

162.31

Jumlah O) 1.752,31

Tenaga0p3600,06000,00600-0018

ohohohoh

Pekerja

Tukang KayuKepala tukang kayu

Man&r

tp.tp.tp.ln

55.000,0075.m0,0080.000,00R6 {X}0 00

1.980,00

4.500,00480,00t54-80

lumlah fll) ?.114.80

{n+{ilt 8.867-l I)ver Head 10 % 886.71

:Iarsa Satuan 9.75

;M-02.10.6.27 ilIe['sans I m' nioa PVC Tine AW diameter IBahan

r,2000o i5{x)

M ?ipa PVC dia l" + Assesoris)erlendcanan

Rp.

RD.

2.700,00

945.003.240,00

330-75umlah O) 3,570-75

Tenaga

0,03600,06000,00600.0018

ohohohoh

)ekerja

fukangltuytrfupolatukang kayuv{*arior

Rp.

Rp.

RpRn

55.000,00

75.000,00

E0.000,00

86.000 fi)

1.980,00

4.500,00480,00154.80

lumlah {In 7.1 14-80Imlah (I) + (n) 10.685.55)verHad 10 % 1.068-56{arga Satuan I 1.754.1 I

tNr42.10.6.29 Uemasene I mr nine PVC Tioe AW diameter 2"Baban

1,20m0.3500 Y

Pipe PVC dia 2' + Assesoris lptD.

20.075,ffi7.026.25

24.090,00

2.4s9.r9Jumlah 0) 26.549-r9

Tenaga

0,05400,09000,0090oilt'l

ohohohoh

lembantu TukangIukang Kayu(epala tukangWanrlor

Rp.

Rp.

Rp.

Rn.

55.000.00

75.000,00

80.000,00

86.0{n.00

2.970906.750,00

720,00171 7n

Jumlah (II) r0.672-20h /I\ + /TIl 37.221.39

]verHead 10 % 3.722-t4i{arsa Satuan ,$0.943,53

iNI42.10.6.30 Uemesrng I m' pioe PVC Tipe AW digmeter 2X"Bahan

1,2000o i500 Y

Pip PVC dtz 2%' + AssesorisPedenqtcmn

Rp.Rn

25.000,00I 750 {n

30.000,00? 06, 5n

Jumlah 0) 33.062.50Tenaga

0,03600,0600

0,00600.0018

ohohohoh

Penbantu TukangTukaog BatuKepola tukangMandor

Rp.

tp.lp.ln

55.000,00

80.000,00

80.000,00*6 {t{x} (){t

1.980,00

4.800,00

480,00154^80

Iumlah (II) 7.414-W/I) + /II\ 40.477-30

)ver Head 10 % 4.M7-73.Iarsa Satuan u.525_03

tNI-02.10.6.31 Uemrsans 1 m' DiDe PVC TiDc AW dirneter 3r'

Balan1,2000o ?srx)

l!{ Pipa PVC dia 3' + AssesorisPmlerotemn

lp. ?9.500,mln lO i?5 nO

35.400,00

3.613.75

Jmrlah(I) 39.013.75

Tenaga

0,08100,13500,0135

0-0041

ohohohoh

Pekerja

Tukang batu

Kepala tukangbatuMandor

tp.tp.tp.ln

55.000,00

80.000,00

80.000,00R6 000 rx)

4.455,W10.800,00

1.080,0014* iO

rumlah (tr) r6.683.30Iumlah (I) + ftr) 55.697-05

OverHead l0 % 5.569.71

{arsa Satuan 61.266-76

;M42.10.6.32 Uemrsrls I m' DiDs PVC TiDe AW dianeter 4r'

Bahan

r,2000o Ssoo

M lipa PVC dia 4" + Ass€soristmlenqkamn

Rp.

RD.

3r.225,ffi14.928-75

37.470,00

3.825-Mumlah fi) 41.295-06

Tenaga

0,08100,13500,0135

0-0041

ohohohoh

?ekerja

tukang batuaepala tukang batuv{cillor

RpRpRp.

Ro.

55.000,00

80.fix),0080.000,00

86.000.00

4.455,0010.800,00

1.080,0014R 30

mlah (Il) t6.683-30

Jumlah 0) + fi) 57.97E-36

]vsHad l0 % 5.797-Uilarsa Satuan 63.77620

PU.A.8.4.1.5 llemasens I m' oioa PVC Tioe AW diameter 6" (150 nm|Bahan

1,0000

0-0120

MHr

Pipa PVC dia 6" + Assesoris

Sewa Trimt/Tackel & handle crane 2 TRpRD.

65.250,00

350.000.00

65.250,00

4.200.00Jumlah fl) 69.450.00

Tenaga

0,1 180

0,05900-0120

ohoh

Pekerja

Iukang PipaManr|{ir

RpRp.Rn

55.000,00

80.000,00*6 rxnfi)

6.490,00

4.720,N1.032.00

lumlah (Il) 12.242.ffi+(IIl 81.692.00

)verHead l0 7o 8. I 69,20

Jarsa Satuan 89.861.20

?u.A.8.4.1.17c :nrsens I n' ninr f,DPE diam€t€r lil (25 mE)

1,0000o otoo

M'Hr

PipaHDPE O 25 mmSewTrinot/Tackel & handle crane 2 T

,Rp. 2.76,67lD. 350.000.00

2.766,676.650.00

Jmlah fl) 9.4t6.67Tenaga

0,03500,01700 0030

ohohoh

Peke{aTukangPipMandor

Rp.

fp.ln

55.000,00

80.000,00R( {Y)f} rX)

1.925,00

r.360.00t5R OO

Iumlah{tr) 3.543.00

Imlr} fn + ([l 12.959,67

fverHead 10 % 1.295.97

Jarsa Satuan 14.2s5-63

lU.A.8.4.1.17d Uemrsrnr I m'Dim IIDPE dirmeter lX" {JlJs mD)

Bahan

1,0000

0.0190MHr

Pipa HDPE @ 31,25 mmSewa Trioot/Iackel & bandle crane 2 T

Rp

Rn.

4.46657350.000-00

4.466,676 650 t)0

Jumlah O) l 1.1 16.67

Temga0,03500,01700-0030

ohoh

PekerjaTukang PipaManl|nr

lp.tp.lD.

55.000,00

80.000,00

86.000.00

1.925,001.360,00

258 00

Imlah(II) 3.543.00+{il) 14.659,67

fver Had 10 7o r.465.9?:Iarsa Satuan t6.125,63

PU.A.8.4.l.l7e l{emassnq I m' piDr HDPE diameter Z" (5ll mm)

Bahn1,0000

0-0190

MHr

PipaHDPE @ 50 mmSewa Trinot/Iackel & handle crarc 2 T

vRD.

10.833,33

350.000.00

10.833,33

6_550^00

Jumlah fi) 17.483.33

Tenaga

0,03500,0170o oo?o

ohohoh

Pekerja

IukangPipaMqndor

Rp.

Rp.Rn

55.000,00

80.000,00t6 {xn oo

1.925.00

1_360,00

258.00

Jumlah (II) 3.543.00

tumlah (I) + ([) 2 r.026.33

]verHead 10 % 2.rw-63FIareB Satuan 23.128.97

PU.A.E.4.t.l7 :rasrnq I ln' pioe HDPE dirb€ter zX" (6J mm)

1,0000

0-0190

MHr

PipaHDPEO63 mmSewa Tripot/Tackel & hsndle crane 2 T

RpRn.

15.183,33

350.000.00

15.1 83,33

6.650.00

Jumlah O) 2r.833,33

Tenaga

0,03500,0170

0.0030

ohohoh

lekerjalukang Pipa

Rp.

Rp.Rn

55.000,00

80.000,00

86.000-00

1.925,00

r.360,0025R fX)

Iumlah fil) 3.543.00

lmlah fl\ + fil\ 25.376.33

CverHead 10 % 2.537.63

Harm Satuan 27.913.97

)u.A.E.4.1.18 Uenesrnc I n' pipe HDPE diameter 4" {llX) nn)Bahan

1,0000

0.0190M'Hr

fipa HDPE O 100 mm$ewa Trioot/Tackel & handle crane 2 T

Rp.Rn

33.t16,67350.frn-00

33.fi6,676.650.00

Jumlah (I) 32Jl.57Tenaga

0,04000,0200o ff)40

ohohoh

Pekerja

T"kang PipaMandor

Rp.

Rp

RD.

55.000,00

80.000,00

86.000.00

2.200,00

r.600,00344-OO

lmlah flI) 4.144.00

il)+fln 43.9t0-67

)ver Had l0 7o 4.391-O7

Jarsa Satuan 48.301.73

lM-02.t0.6.35 Vlemasotrs I Bh krsn rirdirmeterX" rtrr,t"Bahan

1,0000

0.0250BhBh

Kran airbiasaSeal taDe

Rp.

Ro.

16.200,00

3.000.00

16.200,0075 {X)

Jumlah fi) 16.275.00

Tenaga

0,01000,10000,01000 0005

ohohohoh

PekerjaTukang batuKepala tukang batuMmdor

(p.

Rp.

rp.1o.

55.000,00

75.000,00

80.mo,0086.000.00

550,00

7.500,00

800,00

43 00

tumlahfi) 8.893-00lumlahlll+alll 25.168.00

)verHead 10 %{arfg Satuan 25.168,00

1U.A-8.4.5.1a m Pengetesrn pipa Ql 25 mm

Bahan

0,00100,0600o fl)?o

m!LtrLrr

Air BersihBahan Bakaroli

lp{plD.

r20.000,006.500,00

24.000.00

120,00

390,004R OO

Junlah (l) 558.00

Tenagt0,0080o {noR

ohoh

Pekerja

Mandor{pln

55.000,0085 000 00

,140,00

6R RO

rumlab ([) 508.80{t) + {In 1.066.E0

)ver Head l0 %o r06-68{area Satuan 1.173.48

'u.A.8.4.5_l b I m Pensetean DiDr O 3lJ5 mm

Bahan

0,001I0,06000 0020

m3

LtrLtr

furBersihBahan Bakarr)t;

lptp.ln

120.000,00

6.500,00)afinfil

132,00

390,004R {r{)

Jumlah (I) 570.00

Tenaga

0,00800 0008

ohoh

lekerja Rp.Rn

55.000,00R6 {YX) fn

440,00t(R RO

Iumtah(tr) 508.80Irrmlch {l\ + /U\ 1.078-80

)ver Head 10 % 107.88

{ars Satua! 1. l 86.68>u.A.8.4.5.1 I m Pensetrson pim 0 50 mm

Bahan

0,0020

0,0600o on?o

m'LtrLtr

{irBersihSahan Bakar1ti

Rp.

RpRD.

120.000,00

6.500,00

24.000.00

244,00390,00

48 00

u$lah(I) 678,00

Tenaga

0,0080o 0{n*

ohoh

lekerjaWandor

Rp

RD.

5s.000,0086.000.00

440.0068 80

Iumlahfi) 508.E0

Jumlah (I) + (tr) 186,80

lverHead 10 % l r8-68Flarea Satuan t.305,48

,u-A.8-4.5-la I m Peneetesrtr DiD. (t 6J mm

0,00300,06000 f|020

m3

LtrLtr

dr Bersihlehan Balzr1)li

Rp.

RpRn

120.000,00

6.500,00?4 {m0 00

360,00390,0048 00

Jumlah O) 79E,00

Tenaga

0,0080o ffn8

ohoh

lekerja RpRn

J5.000,00*6 00,0 0{)

,140,00

68 80

Iumtah (tr) 508-80)+ailI 1.306.80

)ver Head 10 % 130-68

{arsa Satuan 1.437.48,u.A_8.4-5.2 I m Pengetg.n oipa O 75 mm

Bahan0,0040

0,0600o noto

m3

LtrLtr

A,ir BersihSahan BakarTi

RpRp.Pn

120.000,00

6.500,00?4 {l{m (*t

480,00390,004t {x)

Junlah (I) 918.00

Tenaga

0,0080o ffnR

ohoh

?eke{aV{andor

Rp.

Ro

55.000,00

86.000-00

440,006R RO

rumlah fII) 508.mlumlah {D + {II) 1.426-80

)ver Head l0 % 142.68

{arya Satuan 1.569.48

>u.A.8.4.5.3 I m Pengelesan nim 0 lil mm

Bahan

0,00800,0600o ft(}70

m3

LtrLtr

Air BersihBahan Bakaroti

tptp.ln

120.000,00

6.500,00?4 ofit ft{l

960,00390,004fl fn

Jumlah O) 1.398.00

Tenaga

0,0080o ffrO*

ohoh

Pekeqia

Mardortp?6

55.000,00tl( ffn fn

440,006Rm

rurnlah (tr) 508.80rll + flI) 1.906-80

)verHead l0 % 190.68

{area Satuan 2.097-48

0.9 I Unit menhole Lencksn ukuran 0.d) r O60 m

Bahan

0,902010,9900

2,00001"6400

1,0000

l-m00

M2KgBhKgBhBh

?elat BajaSesi Siku 50.50.5

Sngsel Kupu-kupukwat Ins(unci Gembokl,engkap)esansan Besi O 12

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rp.

Rn.

125.000,00

37.500,00

12.500,00

33.000,0050.000,00

7.500-00

r12.7s0,00412.t25,M25.m0,0054.120,00

50.000,00

7.500-00

Jumlah (I) 661.495,00

Tenaga

2,20800,09601.4580

ohohoh

?ekerja

Wandorl'ukans las

Rp

Rp.

Rn.

55.000,00

86.000,00Tt sffi.Oo

121.440,N8.256,00

l t2 995-00

umlah m) 242.691-OOumlah(ll+(lll 904.186.00

]ver Head 10 %Harga Satuan 904. I E6-00

iM{2.1.6.11.a Memeseng I Buah Tangki Fib€rslas! Krp,3 M3Bahan

1,0000 Bh }ak Fiberglass>ctlmokamn l)o/^ I{qtaq t*nc|rl

Rp.Rn.

10.122.200,w1.214.6&.00

10.122.200,00

t.2r4.ffi.4oumlah O) I I.336.864.00

Tenaga

3,0000

4,50000,90000.9000

ohohohoh

tembantu tukangtukang botutupala Tukangvlandor

Rp.

Rp.

Rp.

Rn.

55.000,00

80.000,00

80.000,00

85.000_00

165.000,00

360.000,00

72.000,00

77.400.,W

tumlahfID 674.400.00mlah fl! + (II) t2,01 1.264-00jverHead 10 o/o

{arsa Satun t2.011.26/.-00

PEKE.RJAANLOKASITAIIUN ANGGARAN

RI.KAPITUI,ASI ANALISA HARGA SATUAI\' PEKSRJAANPER-ENCANAAIT PENYEDIAAN JARINGAN AIR. BERSIITDUSIJN Lf,NDANiGGUA& KABTJPATEN LOMBOK BANAT2014

NOT'RT'T

NOMORANALISA

URAIAN PEKEN.JAAN MKUA JAI. TLL/ppr KET.

1 t 4SI\II DT-91-{XXt6-2lr0t ANALISA BIAYA KONST. PEIC PERSIAPAN

sNI-o1.2.6.1 m' Mmbssilrkm lapangm dagm pualaa Rp 10.780,00

sM-01.2.6.2 m' Pasukure dm D€masqm bomlank RD 94.09O.0O3 PU.I .0O0 mr UiEet PiDaiPfldotan Rr N9.7 .254 L.04 nn3 Pembum Pom Nama Prov* RD 279.6%.Ntr DT-tl4firc2rxlr ANALISA SIAYA XONST. PEIC TANAU

sNr-02.2.6.5 m3 Galiiltanahcadss€dalm I m€t€r RD %.426-00sM-02_2_6.4 m3 Galim tmai k€f,as sedalam I mets RD 63j27.20

sNl-02.2.6.9 m'Urugan kmbali dihiare dtri 1/3 kdi dd Ind€ks D€kaiam ealiu RD 32.142.004 sNI-o7_6.6.10 d Mmadalkmtmah Rp 34.877.02

) sNI-07_6.6.11 mt Urocan Dsit RD 177.4%.W6 SNl47.6.6.lla n3 Umtanahbim RD 144.496.00

m sl\ll DT-91{XX}7-2fitt ANALISA BIAYA PEIC PON'DASI BATU KALIsM-07,7.6.1 I rni Pewsa Pmdsi Baru Kali I Pc : 3 Ps RD 750.469.50

2 sNr47.7.6-2 I dPasamar Pmdai BauKali I Pc : 4 Ps RD 695.178-00sM47.7.6.9 I m3 Pmmbafirkmne Rp 356.030,40

IV sNI DT-91-{XXF2{mt ANALISA BIAYA KONST. PEIC BITONsNl{7.8.6.8 m3 Membuat betm mutu fc = 21.7 MPa (K 250) Rp 1.M6.929,44sN1-07 n2 Mfil$uat lmtai Ldia 1:3:5, tebal 5 cm RD 704.550.00SNI{?^8.5.17a KgPmbcsindsmbsi mtos RD 20.989.54

4 SNI-O7.E.6.21 m" Pasag behising mtu& slmf RD 2a7.WI.&f, sNl{7.8.6.22 f Pasas Hdstins mtuk Kolm kmslrulsi RD 418.006-60

6 sNI-07.8.6.23 -' P* bekistim mtuk bslok RD 455.540,80

sM-o7.E_6.24 m'Pasdg brtdsting untuk laotai RD 519.340.E0

8 sNl{7.8.6.25 n2 Pases Histins mtuk dinding RD 478.090,809 SNI{7.8.6.29a m3 Mmbuat slmf bam benulme ( 20 x 30 ) m (Rmoir) RD 6.131.75a.22l0 sNr-07.8.6.29b n3 Membust slmf bam bertulas ( 15 x 15 ) cln (Brk PamDW) RD 11.011.588.54

ll sNr-07.8.6.30b m3 M€mbual kolom beion bertulas ( 20 x 20 ) cm (Res€rvoir) Ro 6.474.195.01

sNl4?.8.6.30c m3 Mmha kolm bam bstulmg( 15 x 15 )m (Bak Paanprmg) Ro 9364326.63IJ SNI{7.8.6.31a1 m3 Mmbud balok betm berblms ( 15 x 20 ) m (Rmoir) RD 9.560.499.89l4 sNI-o7.8.6.31b m3 Membuat belo& beton bertulas ( 15 x 15 ) m (Bak Pms) RD 19.319.375.21

t5 SNI{7.8.6.31c n3 Mcmhnt olat oenutu beton bertutoc t€bal l0 cm (Sumu) RD 25.498.633.00t6 sN147.8.6.36d RD 2.714.1?1-05

sNr47.8.6.3ft1 m3 Mabuat o|d m[hD b€tm bstulmo tebal I0 m (Rewoir) RD 8.766.886.35t8 sNI47.8.6.36d m3 Membuc ol* dm bam bstulme tebal 12 cn {8. PaanDms) Ro 3.100.582.65t9 sM,07.8.6.36d1 m3 MmbuatohtD€nunrD betmbstulostebsl l0 cm (B. Pamoune) RD 9.401.818.7820 SNI-07.8.6.33a m3 Memhd dinding betol bertulme t€bal l0 m (Reervoir) Ro 10-00l-362-15

sNr47.8.6.33b m3 Mmbua dindine betoa bernlloe ttbal l0 m {Bak Penamomc) RD | 1.637.E12.40

v sNI ltT-91-{X}llt-2tn8 ANALISA BTAYA KONST. PETC PLESTERAFI

sN147.10.6.2 m2 I Pc : Z Ps tebal 15 Ro 52.W1-42

sNI{7.r0.6.27 1m'AcimPc RD 24.002.55

VI SIIII IrT-91-{Xn2-2lX}E ANALISA BIAYA I(ONST. PEIi PENUTUPI,AI\'TAf & DII{DINGsNI47.12.6_35 I m2 Passoc lmtai kelmik KW I uk. (30 x 30) cm RD 190.549,59

vtr sI\lIDT-9t{nl&2mE ANAIISA BIAYA KONST. PEIC PENGECATAIII sNI{2.14.6.14 I m'Fagecmmbokbaru Rr 42.079,40

vm sNl I'T-91-001G2008 ANAT,ISA BIAYA KONST.PEI( PIPAI sNl42.1O.6.25 Mm m uimPVCTimAW diffist/2" RD 9.753.42

sNI42.10.6.27 Mmos m'riDaPVCTiEAWdida I RD 11.75,{.l lsM-02.10.6.29 Mernrsag m'oim PVC TioeAW diaffita2" Rp 40.943,53

4 sNI-02.10.6.30 Mmas&s n pipa PVC Tipe AW dim€i€r zVi RD u.525-035 sNH2.r0.6_31 Mffi m oioa PVC Tioe AW dim€ter 3" RD 61.26r..76

6 sNr42.10.6.32 Mmasms m pioa PvC Tipe Aw dime*er 4' RD 63-776,20

PU,A.E.4.1,5 Memasos m pipa PVC Tipe AW diffiet€r 6" {150 rm) RD 89.t61-20

8 PU.48.4.1.t7c Memasag n pipaHDPE dianeter l'(25 nm) RD 14.255.63

9 PU.A8.,l.l.l7d M6M m'oim HDPE diarcts l%" (31.25 'm) Rr 16.125.63tn PU.A.E.4.l.l7e Memasanc m'aioaHDPE dioeter2" (50 m) RD ZJ.I?E,YI1l PU.A8.4.l.l7 Memsses m orpo HDPE dimerr 2%* (63 m\ RD 27.913-97

12 PU.A8.4.l.lE Mareme m' pim HDPE dimets 4" (l@ m) RD 48.301.73

l3 sNI{2.10.6.35 Mffie Bh kmairdimeta%'MtYr' Bo 25.168.00t4 SNI42.l.6.ll.a Mffic Buah Tsp&i Fibaslass K@. 3 M3 RD 12.011,264,00

D( PU.A.E,L5 ANALISA PENGETESAI{ PIPA HI'PEI ,u.4.E.4.5.t a m Psc€tsail DiDa (, 25 m Ro l-173-4E

'u.A.8.4.5.1 b m Pagci€se pipa 0 31,25 mm RD 1.186.68

ru.a8.4.5.1 mP@elEsDiDaO50lm Ro 1.305.48

4 'U.A.8-4.5.1a mPiletffiDiDaO63m RD 1.437.48

5 tu-48.4.5.2 mP€nset€smr'iDaO 75 |m P.o 1.569,48

6 >u.4t.4.5.3 m P€nsetesm Dipa @ l0O nm PJ 2.097.44

x SNI DT-91-7393:2008 ANALISA PEKERJAAI\I PENGUNCIRr 904.186.00