HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN ...
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA
DI REHABILITASI MADANI MENTAL HEALTH CARE
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syaratmemperoleh gelar Sarjana Psikologi
DISUSUN OLEH:
Bayu Sukoco Putra
205070000484
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI
UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA DI REHABILITAS
MADANI MENTAL HEALTH CARE
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh :
Bayu Sukoco PutraNIM : 205070000484
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Rachmat Mulyono, M.Si.Psi. M. Avicenna, M.HSc.PsyNIP: 19650220 199903 1 003 NIP: 19770906 200112 2 004
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIALDENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA DIREHABILITAS MADANI MENTAL HEALTH CARE telah diujikan dalamsidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterimasebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 4 Agustus 2011
Sidang Munaqasyah
Dekan/ Ketua Pembantu Dekan/ Sekretaris
Jahja Umar, Ph.D a. Fadhilah Suralaga, M.Si
NIP. 130 885 522 NIP. 19561223 198303 2 001
Anggota :
Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi Prof. Hamdan Yasun, M.SiNIP. 19770608 200501 2003 NIP. 130351146
M. Avicenna, M.HSc.Psy
NIP: 19770906 200112 2 004
iv
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Bayu Sukoco Putra
NIM : 205070000484
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan antara
Dukungan Sosial antara Motivasi untuk sembuh pada Pengguna Napza di
Rehabilitasi Madani Mental Health Care” adalah benar merupakan karya saya
sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut.
Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya
cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-
undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari
karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 4 Agustus2011
Bayu Sukoco Putra
NIM: 205070000484
v
Motto
Di Kehidupan Ini Hal-Hal Yang Sulit dan Tidak
Mungkin Sering Kali Hanya Karena Kita Tidak Mau
Sungguh-Sungguh dalam Melakukan dan
Memperjuangkannya
(Happy Sugiarto Tjandra)
vii
ABSTRAK
(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(B) Agustus 2011
(C) Bayu Sukoco Putra
(D) 95 halaman + Lampiran
(E) Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk sembuh padaPengguna Napza di Rehabilitasi Madani Mental Health Care.
(F) Seluruh aktivitas sehari-hari yang dilakukan manusia selalu didasari olehdorongan-dorongan dan mempunyai tujuan tertentu. Salah satu doronganyang dapat dilihat dari pengguna napza adalah dorongan untuk sembuh.Maka diperlukan motivasi untuk sembuh agar membantu ia untuk terlepasdari ketergantungan napza. Motivasi adalah suatu kondisi dan dorongan yangdisebabkan oleh adanya motif atau alasan atau sebab yang muncul dalam diridan luar diri seseorang yang mendorong ia untuk melakukan usaha-usahaberupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan membuat dirinya menjadiaktif untuk terus berusaha mencapai tujuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial denganMotivasi untuk sembuh pada pengguna napza di Rehabilitasi Madani MentalHealth Care. Dukungan sosial adalah merupakan suatu proses hubunganyang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dandihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yangmengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya. Motivasi untuk sembuhadalah suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah lakuseseorang agar bergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehinggamencapai hasil atau tujuan tertentu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan studikorelasi dan multiple regression ini melibatkan 60 responden dari laki-laki45 orang dan perempuan 15 orang. Teknik pengambilan sampel yangdilakukan menggunakan simple random sampling. Alat ukur dukungan sosialdalam penelitian ini menggunakan “Social Previsions Scale” modifikasi dariCutrona & Russell (1987), dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,9180 danalat ukur motivasi untuk sembuh dalam penelitian ini menggunakan “TCUTreatment Motivation Scales” modifikasi dari Knight, Holcom, dan Simpson(1994), dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,8903. Jumlah item padamasing-masing skala adalah 24 item untuk skala dukungan sosial dan 29item untuk skala motivasi untuk sembuh. Hasil F hitung dari 6 aspekdukungan sosial adalah aspek Attachment memberikan kontribusi nilai
viii
2.71%, aspek Social integration 4.21%, aspek Reassurance of worth 3.21%,aspek Realible alliance 2.94%, aspek Guidance 2.32%, dan aspekOpportunity for nurturance sebesar 3.35%.Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasiPearson didapatkan r hitung 0.435 dengan signifikansi 0,001 < 0,01, makakeputusannya adalah menerima hipotesis yang menyatakan bahwa terdapathubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuksembuh pada pengguna napza di Rehabilitasi Madani mental Health Care.Berdasarkan data yang diperoleh dalam uji regresi diketahui koefisiendeterminasi R Square (R2) sebesar 0.275. Hal ini berarti seluruh aspekdukungan sosial memberikan sumbangsih sebesar 27.5% terhadap motivasiuntuk sembuh. Dengan demikian 72.5% sisanya dapat dijelaskan olehvariabel lain selain dukungan sosial. Sedangkan hasil regresi aspekdemografi pada dukungan sosial yaitu jenis kelamin dan lama tinggal direhabilitasi, hanya memberikan kontribusi 5% bagi perubahan variabelmotivasi untuk sembuh.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dan untuk pengembangan penelitianselanjutnya disarankan untuk mengkaji variabel lain diluar penelitian ini,yang mungkin menjadi faktor berpengaruh terhadap motivasi untuk sembuhpada pengguna napza.
(G) Daftar Bacaan: 28; buku: 21 + internet: 7
ix
KATA PENGANTAR
Segenap puji dan segala rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.
Atas segala rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul ” Hubungan antara Dukungan
Sosial antara Motivasi untuk sembuh pada Pengguna Napza di Rehabilitasi
Madani Mental Health Care”.
Penulisan laporan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Penulis menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah memberikan
kesempatan pada penulis agar dapat menuntut ilmu dengan baik.
2. Ibu Zahrotun Nihayah, M.Si, Pembimbing Akademik penulis. Terima
kasih atas bimbingannya selama penulis menjalani perkuliahan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Rachmat Mulyono, M.Si.,Psi, Pembimbing pertama penulis.
Terima kasih atas bimbingan, nasehat, semangat dan masukan yang
diberikan bapak agar penulis dapat menulis skripsi ini dengan baik.
4. Bapak M. Avicenna, M.Hsc.,Psy, Pembimbing kedua penulis. Terima
kasih atas bimbingan, nasehat, masukan yang diberikan, serta usaha bapak
yang tak pernah lelah untuk mendorong dan menyakinkan penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
x
5. Kedua orang tua Jaka Sukoco, S,Pd. dan Karminah yang banyak
memberikan dukungan baik moril maupun materiil, serta doa-doa yang
dipanjatkan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Seluruh dosen, karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan
dan menyelesaikan skripsi.
7. Kepala Yayasan Madani Mental Health Care Jakarta yang mengizinkan
dan memfasilitasi penelitian penulis, para staf, karyawan dan responden
penelitian santri Madani mental health care Jakarta.
8. Pakde, Bukde, Om, Tante, dan Kakak, Adik sepupu atas kesabaran,
bantuan dan dukungannya yang selalu menyemangati penulis serta
menemani dalam suka maupun duka.
9. Adik-adik penulis Nisa, Wicak, dan Chandra yang selalu menyemangati
penulis dalam penulisan skripsi ini. Sahabat-sahabat The Laskar, Fandi
(Ucok tebo), Taufik (Kubu), Dimas (Pekho), Bang Wahyu, Rinto
(Jenggot), Bang Yugo, Dontel, dan teman-teman Wiesang Geni, yang
selalu memberika hari-hari yang berwarna. Niar, Nida, Rini, Bunga, Retno
yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan dalam penulisan
skripsi ini.
10. Teman-teman angkatan 2005 yang selalu kompak dan selalu memberikan
semangat.
11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih
untuk segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Jakarta, 4 Agustus 2011
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan Pembimbing ................................................................... i
Lembar Pengesahan Panitia Ujian .................................................................. ii
Lembar Orisinalitas.......................................................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................................. vii
Daftar Isi........................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah ............................................................. 1
1.2 Pembatasan dan perumusan masalah ......................................... 10
1.2.1 Pembatasan masalah......................................................... 10
1.2.2 Perumusan masalah.......................................................... 11
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian................................................... 12
13.1 Manfaat Teoritis ................................................................. 12
1.3.2 Manfaat Praktis ................................................................. 13
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................ 14
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Motivasi .................................................................................... 15
2.1.1 Definisi Motivasi.............................................................. 15
2.1.2 Kesembuhan..................................................................... 19
2.1.3 Fungsi-fungsi motivasi .................................................... 20
2.1.4 Jenis-jenis motivasi .......................................................... 21
2.1.5 Teori-teori Motivasi ......................................................... 22
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.................... 23
xii
2.2 Dukungan Sosial ....................................................................... 24
2.2.1 Definisi Dukungan sosial ................................................ 24
2.2.2 Bentuk-bentuk dukungan sosial ....................................... 26
2.2.3 Efek dukungan sosial ....................................................... 29
2.2.4 Faktor-faktor mempengaruhi perolehan dukungan sosial 30
2.3 Napza......................................................................................... 31
2.3.1 Definisi napza................................................................... 31
2.3.2 Pengguna napza................................................................ 34
2.4 Panti Rehabilitasi ...................................................................... 35
2.4.1 Pengertian Rehabilitasi .................................................... 35
2.5 Kerangka berpikir....................................................................... 36
2.6 Hipotesis .................................................................................... 39
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan penelitian................................................................. 42
3.2 Definisi Variabel ........................................................................ 43
3.3.1 Definisi konseptual variabel............................................. 43
3.3.1.1 Definisi konseptual variabel Dukungan sosial... 43
3.3.1.2 Definisi konseptual variabel Motivasi untuk
sembuh .............................................................. 43
3.3.2.Definisi Operasional Variabel........................................... 44
3.3.2.1 Definisi oprasional variable Dukungan sosial ... 44
3.3.2.2 Definisi operasional variabel Motivasi untuk
sembuh .............................................................. 44
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 44
3.3.1 Populasi ............................................................................. 44
3.3.2 Sampel............................................................................... 45
3.3.3 Teknik pengambilan sampel ............................................. 45
3.4 Pengumpulan data ...................................................................... 45
3.4.1 Metode pengumpulan data ................................................ 45
3.4.2 Instumen pengumpulan data ............................................. 47
xiii
3.5 Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 49
3.5.1 Uji Validitas ...................................................................... 49
3.5.2 Uji Reliabilitas .................................................................. 50
3.6 Teknik Analisa Data .................................................................. 53
3.7 Prosedur Penelitian..................................................................... 54
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Responden .................................................... 56
4.2 Hasil Uji hipotesis ...................................................................... 58
4.3 Hasil Uji Statistik ....................................................................... 69
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 72
5.2 Diskusi ....................................................................................... 75
5.3 Saran........................................................................................... 76
5.3.1 Saran Teoritis .................................................................. 76
5.3.2 Saran Praktis ................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Distribusi skor .................................................................... 46
Tabel 3.2 Blue Print Skala Try Out Dukungan Sosial ................................. 47
Tabel 3.3 Blue Print Skala Try Out Motivasi untuk sembuh....................... 48
Tabel 3.4 Tabel Norma Reabilitas................................................................ 50
Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......... 56
Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan lama tinggal di
Rehabilitasi................................................................................... 57
Tabel 4.3 Uji Korelasi Antara Dukungan Sosial
dengan Motivasi untuk sembuh ................................................... 58
Tabel 4.4 Model Summary........................................................................... 59
Tabel 4.5 ANOVAb ...................................................................................... 60
Tabel 4.6 Coefficientsa ................................................................................. 61
Tabel 4.7 Proporsi Varians pada Asepk-aspek Variabel Dukungan Sosial . 61
Table 4.8 Tabel Regresi Aspek Attachment................................................. 62
Tabel 4.9 Tabel Regresi Aspek Social Integaration..................................... 63
Tabel 4.10 Tabel Regresi Aspek Reassurance of worth................................. 63
Tabel 4.11 Tabel Regresi Aspek Realible alliance ........................................ 64
Tabel 4.12 Tabel Regresi Aspek Guidance.................................................... 64
Tabel 4.13 Tabel Regresi Aspek Opportunity for nurturance........................ 65
Tabel 4.14 Tabel Regresi Aspek Demografi Jenis kelamin ........................... 66
Tabel 4.15 Tabel Regresi Aspek Demografi Lama tinggal di rehabilitasi..... 67
Tabel 4.16 Tabel Proporsi Varians Aspek-aspek Demografi......................... 67
Tabel 4.17 Tabel Model summary Jenis kelamin .......................................... 68
Tabel 4.18 Tabel Model summary Lama tinggal di rehabilitasi .................... 68
Tabel 4.19 Tabel Uji Beda Kelompok ........................................................... 69
Tabel 4.20 Tabel Uji Beda Independen.......................................................... 70
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3 Angket Penelitian
Lampiran 4 Skoring Dukungan Sosial Try Out
Lampiran 5 Skoring Motivasi untuk sembuh Try Out
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah mengapa perlu dilakukan penelitian,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbagai macam masalah muncul dan semakin banyak dijumpai pada zaman
globalisasi saat ini. Memasuki era globalisasi ini, Indonesia menghadapi persoalan
yang berarti sebagai konsekwensi hebatnya pengaruh globalisasi di segala bidang,
bukan saja dalam masalah politik, ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup serta
masalah keamanan yang akan menghadapi tantangan yang berat, akan tetapi juga
dalam masalah khusus, seperti misalnya masalah-masalah penggunaan napza.
Peredaran pasar narkoba di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Dalam kasus tindak pidana berdasarkan tingkat pendidikan terdapat angka-
angka yang semakin mengkhawatirkan. Diantaranya pelaku tindak pidana narkoba
dari tahun 2001 dan dibandingkan dengan data pada tahun 2006. Terdapat
perbedaan angka yang sangat signifikan. Pelaku tindak pidana narkoba oleh siswa
SD sebanyak 246 kasus pada tahun 2001, kemudian meningkat tajam menjadi
3.247 kasus di tahun 2006. Di tingkat SLTP, dari 1.832 pada tahun 2001 menjadi
6.632 kasus di tahun 2006. Jumlah kasus di SMU, dari 2.617 pada tahun 2001
2
menjadi 20.977 kasus di tahun 2006. Sedangkan pada tingkat pendidikan
perguruan tinggi dari 229 kasus pada tahun 2001 menjadi 779 kasus di tahun 2006
(Waluyo, 2008).
Sedangkan menurut Kepala Pusat Pengawasan Badan Narkotika Nasional
mengatakan DKI Jakarta merupakan kota dengan kasus penyalahgunaan narkoba
terbesar di Indonesia. Tingkat prevalensi penyalahgunaan narkoba di DKI Jakarta
mencapai 4,1%. Sesuai data Badan Narkotika Nasional, tahun 2008 terdapat
6.980.700 narkoba yang disalahgunakan di DKI Jakarta. Setelah Jakarta, ada juga
kota Yogjakarta yang tercatat memiliki penyalahgunaan narkoba tertinggi dengan
jumlah 2.537.000 disusul kota Maluku 968.900. Secara nasional, tahun 2008
terdapat 135.452 orang yang terlibat penyalahgunaan narkoba. Dan narkoba
terbanyak yang disalahgunakan adalah jenis narkotika, sebanyak 43.148
(Ningtyas, 2009).
Data yang dihimpun oleh Badan Narkotika Nasional memperkirakan
kerugian ekonomi akibat penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang
mencapai 57 triliun di tahun 2013. Jumlah tersebut naik drastis 75,93 % dari
angka Rp 32,4 triliun pada 2008. Sebab Indonesia tidak hanya menjadi negara
peredaran narkoba, melainkan sudah menjadi negara produksi narkoba. Di tahun
2008, kerugian 32,4 triliun terdiri dari kerugian biaya individual sebesar 26,5
triliun dan biaya sosial sebesar 5,9 triliun. Dalam biaya individual itu sebagian
besar, yakni 58 % dipakai untuk mengkonsumsi narkoba bagi para pecandu.
3
Sedangkan 66% biaya sosial digunakan untuk kerugian biaya kematian dini akibat
narkoba (Manggiasih, 2010).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth pada bulan Mei dan
Oktober 2003 (Ratih, 2004), bahwa rata-rata pecandu narkoba berasal dari
kalangan ekonomi menengah ke bawah. Hampir 60 % adalah keluarga yang
berpenghasilan di bawah 500 ribu. Dan Elizabeth mengatakan berdasarkan hasil
penelitiannya banyak masyarakat kalangan bawah yang terjebak narkoba. Bahkan
untuk meningkatkan taraf hidupnya mereka kemudian menjadi bandar narkoba.
Kondisi semacam ini sering menjadi sasaran bagi bandar narkoba untuk
masuk keperangkap mereka sampai pada akhirnya tercipta sebuah ketergantungan
yang sangat sulit untuk dilepaskan. Dukungan dari keluarga tetap diperlukan agar
para pecandu narkoba, tidak semakin terjerumus lebih parah sehingga proses
penyembuhan menjadi lebih mudah.
Permasalahan penyalahgunaan Napza mempunyai dimensi yang luas dan
kompleks, baik dari sudut medik, psikiatrik (kedokteran jiwa), kesehatan jiwa,
maupun psikososial (ekonomi, politik, sosial-budaya, kriminalitas, kerusuhan
massal dan lain sebagainya). Dari sekian banyak permasalahan yang ditimbulkan
sebagai dampak penyalahgunaan Napza adalah antara lain, merusak hubungan
kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar dan produktivitas kerja secara
drastis, ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk (Hawari,
2009).
4
United Nations Office on Drugs and Crime (dalam Amrie, 2008)
menjelaskan bahwa menetapkan, keberhasilan penanganan terhadap kasus
penyalahgunaan narkoba ditentukan oleh tiga pencapaian. Pertama, berhenti atau
berkurangnya penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Kedua, meningkatnya
kesehatan dan keberfungsian individu. Ketiga, menurunnya ancaman terhadap
kesehatan dan keselamatan masyarakat, termasuk dari ancaman mewabahnya
penyakit-penyakit yang juga disebabkan oleh gaya hidup manusia yang identik
dengan penyalahgunaan narkoba.
Mengingat bahwa masalahnya sangat kompleks maka upaya
penanggulangannya harus bersifat menyeluruh, multi disipliner mengikuti
sertakan masyarakat secara aktif, dilaksanakan semua pihak secara
berkesinambungan dan konsisten (BNN, 2004).
Upaya untuk memberantas atau menanggulangi Napza, banyak pihak
terkait mengalami kesukaran padahal sesungguhnya mudah apabila diketahui pola
penyebarannya. Untuk memahaminya pola pemberantasan dapat dijadikan sebagai
analogi atau model untuk pemberantasan Napza (Hawari, 2008).
Penerapan hukuman yang berat sesuai dengan undang-undang, masih
dirasakan perlu untuk menerapkan efek jera maupun rasa takut bagi para bandar
maupun produsen narkoba, mengingat akibat yang di timbulkannya begitu luas
serta berbahaya bagi kuantitas dan kualitas generasi muda kita. Oleh sebab itu,
5
tidak ada jalan lain bagi kita semua untuk menyatakan perang terhadap narkoba
dengan melihat narkoba sebagai musuh bersama.
Mereka yang mengkonsumsi Napza akan mengalami gangguan mental dan
perilaku, sebagai akibat terganggunya sistem neuron transmitter (zat kimia di otak
yang menghubungkan informasi antar sel saraf), maka dapat mengakibatkan
terganggunya fungsi kognitif (alam fikiran), afektif (perasaan) dan perilaku
(Hawari, 2009).
Penyalahgunaan napza menimbulkan dampak jangka panjang terhadap
kesehatan jasmani dan rohani, gangguan fungsi sampai kerusakan organ vital
seperti otak, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal serta dampak sosial termasuk
putus kuliah, putus kerja, hancurnya kehidupan rumah tangga, serta penderitaan
dan kesengsaraan berkepanjangan (BNN, 2004).
Dengan begitu salah satu upaya yang umumnya dilakukan ketika
seseorang melakukan penggunaan napza adalah memasukkan individu tersebut
ke rehabilitasi. Ketika masuk ke rehabilitasi individu dihadapkan dengan berbagai
macam program untuk membantu individu sembuh dari ketergantungannya.
Rehabilitasi adalah bukan sekadar memulihkan kesehatan semula si pemakai,
melainkan memulihkan serta menyehatkan seseorang secara utuh dan menyeluruh
(Somar, 2001).
6
United Nations Office on Drugs and Crime (dalam Amrie, 2008) juga
merumuskan, rehabilitasi memiliki empat tujuan. Pertama, mempertahankan
kemajuan fisiologis dan psikologis sebagai tindak lanjut tahap detoksifikasi.
Kedua, mempertajam dan meneruskan berhentinya perilaku adiktif. Ketiga,
mendidik serta mendorong individu pengguna agar dapat memodifikasi perilaku
gaya hidup yang lebih konstruktif sebagai daya tangkal terhadap godaan narkoba.
Keempat, mendidik dan mendukung perilaku yang mengarah pada terbentuknya
kesehatan pribadi, keberfungsian sosial, serta menekan resiko mewabahnya
penyakit yang mengancam kesehatan dan keselamatan publik.
Banyak sikap atau perlakuan dari orang sekitar akan sangat berpengaruh
terhadap kesembuhannya. Pengaruhnya sangat besar terhadap keberhasilan
individu untuk sembuh. Di satu sisi individu ingin diterima dan didukung
usahanya untuk sembuh dari ketergantungan terhadap napza. Di sisi yang lain
orang sekitar masih memberikan penilaian negatif terhadap mereka, tetap
mencurigai, terjadinya penolakan terhadap mereka dan tidak menghargai usaha
yang dilakukannya (Somar, 2001).
Suandana (2009) mengemukakan bahwa paradigma yang dianut oleh
Indonesia selama ini harus diakui sebagai faktor utama dari terjadinya
dehumanisasi (penghilangan harkat manusia) terhadap para pengguna napza di
panti rehabilitasi, paradigma negara yang steoritif terhadap pengguna napza
menular dan membentuk paradigma yang sama ke dalam masyarakat. Paradigma
7
ini secara tidak langsung memberikan pengaruh negatif pada pengguna napza
dalam menumbuhkan motivasi dalam proses penyembuhannya di panti
rehabilitasi.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Papalia & Olds (1995) yang
menyatakan bahwa pemberian dukungan sosial dari orang yang berarti di seputar
kehidupan individu memberi kontribusi yang terbesar dalam meningkatkan harga
diri seseorang dan dengan harga diri yang tinggi dapat mempercepat proses
penyembuhan individu yang mengalami ketergantungan narkoba.
Kurangnya dukungan sosial untuk proses kesembuhannya atau lingkungan
yang justru merendahkan atau tidak menghargai usaha-usaha untuk sembuh yang
dilakukan mereka akan bertambah stres dan sulit untuk mengendalikan perasaan
sehingga membuat individu rentan untuk menggunakan napza kembali.
Thombs (dalam Amita, 2001) menyatakan bahwa seorang pecandu atau
pengguna narkoba sering merasa tidak mampu melewati stres dan tekanan atas
simptom disfungsi otak seperti penurunan daya ingat, penurunan daya
konsentrasi, serta sugesti yang dialaminya. Sebagian dari mereka juga sering
merasa kesulitan memaksimalkan perawatan yang mereka jalani dan merasa tidak
yakin bahwa mereka dapat mencapai kesembuhan dan terlepas dari
ketergantungan narkoba yang ia alami.
8
Individu yang sedang menjalani proses penyembuhan dari suatu penyakit
juga memerlukan dukungan sosial yang seringkali sulit mereka dapatkan. Individu
yang mengalami pengguna napza juga merupakan salah satu kelompok yang
memerlukan dukungan khusus. Mereka membutuhkan dukungan khusus karena
adanya penolakan terhadap diri mereka, rasa malu, proses penyembuhan yang
relatif lama atau rasa frustasi menurut Wortman (dalam Orford, 1992).
Menurut Orford (1992) dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk
memperkecil tekanan-tekanan atau stres yang dialami individu. Dengan kata lain
jika tidak ada tekanan atau stres maka dukungan sosial tidak berpengaruh.
Selanjutnya Orford menyatakan bahwa bentuk dukungan sosial yang diperlukan
oleh individu dengan penerimaan diri yang rendah, membutuhkan dukungan
sosial yang bersifat emosional dan kelompok sosial. Mengingat hal tersebut, maka
dukungan sosial sangat berperan dalam kehidupan individu yang mengalami
ketergantungan napza.
Menurut Cutrona (1987) dukungan sosial merupakan suatu proses
hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai
dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yang
mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya. Selanjutnya Weis (dalam
Cutrona, 1987) menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki beberapa aspek,
yaitu Attachment, social intergration, reassurance of worth, realible alliance,
guidance, opportunity for nurturance.
9
Berbagai penelitian telah mengidentifikasi dukungan sosial sebagai faktor
pelindung dalam berbagai kesulitan, termasuk kemiskinan, perang,
penyalahgunaan obat-obatan, kekerasan terhadap anak-anak, ADHD, perceraian,
pertentangan dalam keluarga, dan kehilangan orang tua pada usia dini (Wolkow &
Ferguson, 2001).
Berbagai peristiwa di atas sangat memprihatinkan kita semua. Kehidupan
seorang yang terjebak dalam belenggu napza sekeras apapun pengguna napza
berusaha sepenuhnya untuk sembuh, dalam penyembuhannya mereka berusaha
melawan keinginannya untuk menggunakan napza kembali, badan keringat,
menggigil, sendi terasa sakit, rasa bosan di panti rehabilitasi, selain itu pengguna
napza selalu mendapat stigma negatif dan di cap sebagai sampah masyarakat
selalu melekat dalam diri pengguna napza. Stigma negatif itu yang akhirnya
kembali membuat seorang mantan pengguna napza kembali terpuruk. Perasaan
kesendirian, tak punya kawan, membuat mereka kembali terbenam dalam
gemilang napza. Hanya segelintir mantan pengguna yang berhasil menata kembali
hidupnya walau harus lewat perjuangan keras dan berliku. Oleh sebab itu
pengguna napza diperlukan memiliki motivasi untuk sembuh yang tinggi dan
dukungan dari lingkungan masyarakat, keluarga, dan kerabat.
Dari berbagai fenomena yang sudah dijelaskan di atas, menjadikan peneliti
tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada pengguna napza. Maka berdasarkan latar belakang
10
ini pula penulis melakukan penelitian mengenai, “ Hubungan Dukungan Sosial
dengan Motivasi untuk Sembuh pada Pengguna Napza di Panti Rehabilitasi
Madani Mental Health Care”.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar pembahasan dalam permasalahan ini tidak meluas, maka diperlukan
pembatasan masalah mengenai dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh
pada pengguna napza :
1. Motivasi untuk sembuh yang dimaksud peneliti adalah suatu kondisi dan
dorongan yang disebabkan oleh adanya motif atau alasan atau sebab yang
muncul dalam diri dan luar diri seseorang yang mendorong ia untuk
melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan
membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan.
2. Dukungan sosial yang dimaksud peneliti disini adalah merupakan suatu
proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa
seseorang dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan
kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.
3. Penggunaan napza adalah penggunaan zat di luar indikasi medis tanpa
petunjuk atau resep dokter, dimana pemakaiannya sendiri dilakukan secara
relative teratur atau berkali-kali, sekurang-kurangnya selama satu bulan
(BNN, 2003). Panti rehabilitasi yang ingin diteliti adalah Panti Rehabilitasi
MMCH (Madani Mental Health Care).
11
1.2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka permasalahan yang
akan diungkap sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Attachment dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Social intergration dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Reassurance of worth
dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Realible alliance dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Guidance dari variabel
Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna
napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?
6. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Opportunity for
nurturance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk
sembuh pada pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health
Care?
12
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek Attachment, social intergration,
reassurance of worth, realible alliance, guidance, opportunity for nurturance,
dari variabel dukungan sosial dengan variabel motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1.3.2.1 Manfaat teoritis
Diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan kalangan akademis
khususnya ilmu psikologi terutama psikologi sosial dan psikologi kesehatan untuk
mengungkap kompleksitas permasalahan tentang dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi.
1.3.2.2 Manfaat praktis
Memberikan informasi tentang bahaya narkoba terhadap kesehatan. Dan
penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi masyarakat umum
terutama para orang tua agar lebih memperhatikan bahaya yang ditimbulkan dari
penyalahgunaan narkoba. Dan peneliti menginginkan dari penelitian ini dapat
dijadikan acuan bagi keluarga agar lebih memperhatikan lagi dan memberikan
dukungan bagi anggota keluarganya yang telah terjerumus napza untuk selalu
memberikan motivasi agar tercapai taraf kesembuhannya.
13
1.4. Sistematika Penulisan
Agar dalam penyusunan penelitian lebih terarah dan sistematis, maka penulis
membuat sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
serta sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan membahas definisi motivasi untuk sembuh,
aspek-aspek motivasi, fungsi-fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi,
peranan motivasi, pengertian dukungan sosial, jenis-jenis dukungan
sosial, efek dukungan sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi
perolehan dukungan sosial, pengertian napza, kerangka berpikir.
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan jenis penelitian, meliputi
pendekatan dan metode penelitian, variabel penelitian dan definisi
operasional variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
instrumen penelitian data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan hasil dan analisis data.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, diskusi, dan Saran.
14
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dipaparkan tentang definisi motivasi, definisi kesembuhan,
fungsi-fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi, teori-teori motivasi, definisi
dukungan sosial, bentuk-bentuk dukungan sosial, efek dukungan sosial, faktor-
faktor yang mempengaruhi dukungan sosial, definisi napza, definisi pengguna
napza, definisi rehabilitasi, serta hipotesis penelitian.
2.1. Motivasi
2.1.1. Pengertian Motivasi
Seluruh aktivitas sehari-hari yang dilakukan manusia selalu didasari oleh
dorongan-dorongan dan mempunyai tujuan tertentu. Salah satu dorongan yang
mungkin dapat dilihat dari pengguna adalah dorongan untuk sembuh. Dorongan-
dorongan tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu itu sendiri atau berasal dari luar diri individu.
Pendapat yang juga dikemukakan oleh Davidoff (1991), bahwa motif atau
motivasi menunjukkan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari
akibat suatu kebutuhan, motif inilah yang mengaktifkan atau membangkitkan
perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan kebutuhannya.
15
Menurut Purwanto (2004), motif merupakan suatu dorongan yang timbul
dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak
melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar bergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Menurut Gerungan (1996), motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat,
dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dalam diri individu untuk melakukan
sesuatu. Motif itu memberikan tujuan dan arah terhadap tingkah laku individu.
Sedangkan Staton (dalam Mangkunegara, 1988), mendefinisikan bahwa, “ Motive
is a stimulated need which a goal oriented individual seeks to satisfy.” Yang
diartikan suatu motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang dicari oleh individu
yang berorientsi pada tujuan untuk mencapai rasa puas.
Menurut Sarwono (2000), motif berarti rangsangan, dorongan atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Sedangkan motivasi merupakan
istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses penggerak,
termasuk didalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan atau tingkah
laku individu. Pengertian tersebut menggambarkan bahwa motif tidak sebatas
pada pelaksanaan perilaku, tetapi juga berkenaan dengan keadaan organisme yang
menerangkan mengapa tingkah laku terarah kepada suatu tujuan tertentu. Jadi,
motif merupakan latar belakang atau alasan mengapa seseorang melakukan
kegiatan tertentu.
16
Wolfolk (1998), dalam bukunya Educational Psychology mengatakan
bahwa motivasi adalah kegiatan internal individu yang bersifat membangun,
langsung, dan menimbulkan tingkah laku yang terdiri dari kebutuhan (needs),
minat (interest), kesenangan (enjoyment), ganjaran (reward), dan hukuman
(punishment).
Motivasi (motivation) adalah keseluruhan dorongan, keinginan,
kebutuhan, dan daya sejenis yang mengarah pada perilaku. Motivasi juga
diartikan sebagai satu variabel penyelenggara yang digunakan untuk
menimbulkan faktor-faktor tertentu yang di dalam organisme, yang
membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku
menuju satu sasaran (Chaplin, 2006).
Adapun Munandar (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu
proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan
serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapaiannya tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Mc Donald (dalam Hamalik, 2005) merumuskan bahwa,
“Motivation is an energy change within the person characterized by affective
arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan, bahwa motivasi adalah
suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
17
Petri (dalam Ghufron & Risnawita, 2010) mengemukakan bahwa motivasi
adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi
yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada
tujuan mencapai sasaran kepuasan.
Stanfrod (dalam Mangkunegara, 1988), “Motivation as an energizing
condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a
certain class.” menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi (energi) yang
menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.
Motivasi merupakan suatu kondisi dan dorongan yang disebabkan oleh
adanya motif atau alasan atau sebab yang muncul dalam diri seseorang yang
mendorong ia untuk melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap
tertentu dan membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan
Simpson (1994). Selanjutnya Knight, Holcom & Simpson (1994) melanjutkan
bahwa motivasi memiliki 3 aspek yaitu,
a. Problem recogniton (pengakuan terhadap masalah), yaitu masalah dalam
pengakuan penggunaan napza yang kemungkinan di dapat dari tekanan
intrinsik seperti keinginan untuk hidup, bebas dari narkoba.
b. Desire for help (keinginan untuk dibantu), yaitu mendapatkan bantuan dari
keluarga berupa dorongan semangat, dan perhatian.
18
c. Treatment readiness (kesiapan mengikuti treatmen), yaitu ketika pengguna
napza sudah mengakui masalah yang di hadapinya dan keinginan untuk dibantu
maka selanjutnya kesiapan mengikuti treatmen dalam proses kesembuhannya.
2.1.2. Kesembuhan
Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990), dikatakan bahwa sembuh berarti
orang yang sakit atau menderita suatu penyakit menjadi pulih atau sehat kembali.
Di dalam kamus Psikologi istilah kesembuhan (recovery) dapat diartikan sebagai
kembalinya seseorang pada suatu kondisi kenormalan setelah menderita suatu
penyakit, baik penyakit mental atau penyakit fisik (Chaplin, 2006).
Jadi dari penjabaran tentang motivasi dapat di ambil suatu kesimpulan
bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah
laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk
melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu
perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema
sesuai dengan yang didasarinya. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses
untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan suatu tindakan yang sesuai
dengan keinginannya. Dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila seseorang
mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
Dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah motivasi untuk sembuh
dalam kaitannya dengan dukungan sosial pada pengguna napza. Motivasi untuk
19
sembuh adalah sesuatu yang mendorong dan memperkuat perilaku serta
memberikan arahan pada individu dengan tujuan agar dapat mencapai taraf
kesembuhan pada pengguna napza. Pengguna napza yang memiliki motivasi
untuk sembuh umumnya dapat dilihat dari keseluruhannya untuk melakukan
pengobatan dan informasi sebanyak mungkin agar dapat mencapai kesembuhan
yang optimal juga selalu menjaga kesehatannya dengan tidak memakai napza
kembali.
2.1.4. Fungsi-fungsi Motivasi
Menurut Rahman (2004) motivasi memiliki tiga komponen pokok meliputi:
a. Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu,
membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan
dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat
kesenangan.
b. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian
ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan
terhadap sesuatu.
c. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang
tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah
dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
20
Sedangkan menurut Hamalik (2005) fungsi motivasi adalah:
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak
akan ada suatu perbuatan atau tindakan.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Dari penjabaran diatas dapat diketahui tentang fungsi-fungsi motivasi.
Tiga fungsi tersebut sangat penting peranannya bagi individu untuk mencapai apa
yang diinginkan guna mencapai suatu tujuan.
2.1.5. Jenis-jenis Motivasi
Individu dapat dikatakan mempunyai motivasi yang tinggi dapat dilihat dari
kemampuannya serta usahanya guna mencapai suatu tujuan. Dalam kaitannya hal
di atas, motivasi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Motivasi intrinsik
Beach (dalam Ghufron & Risnawita, 2010), menyatakan bahwa
motivasi intrinsik sebagai suatu hal yang terjadi selama seseorang menikmati
suatu aktivitas dan memperoleh kepuasan selama terlibat dalam aktivitas
tersebut. Elliot (dalam Ghufron & Risnawita, 2010) mendefinisikan motivasi
intrinsik sebagai sesuatu dorongan yang ada di dalam diri individu yang mana
individu tersebut merasa senang dan gembira setelah melakukan serangkaian
21
tugas. Adapun sumber motivasi intrinsik menurut Woolfolk (1993) meliputi
kebutuhan (needs), minat (interest), kesenangan (enjoyment), dan rasa ingin
tahu (curiosity).
2. Motivasi ekstrinsik
Petri (dalam ghufron & Risnawita, 2010) motivasi ekstrinsik sendiri
pada dasarnya merupakan tingkah laku yang digerakkan oleh kekuatan
eksternal individu. Sumber motivasi ekstrinsik menurut woolfork (1993)
meliputi imbalan (rewards), tekanan sosial (social pressure), dan
penghindaran diri dari hukuman (punishment).
2.1.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Menurut Handoko (1998) dan Widayatun (1999), ada dua faktor yang
mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia, biasanya
timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas.
Faktor internal meliputi :
1) Faktor fisik
Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi
fisik misal status kesehatan pengguna napza. Fisik yang kurang
sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi
penyesuaian pribadi dan sosial. Pengguna napza yang mempunyai
22
hambatan fisik karena kesehatannya buruk sebagai akibat mereka
selalu frustasi terhadap kesehatannya.
2) Faktor proses mental
Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja,
tetapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut.
Pengguna napza dengan fungsi mental yang normal akan
menyebabkan bias yang positif terhadap diri. seperti halnya adanya
kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian dalam hidup yang
harus dihadapi, keadaan pemikiran dan pandangan hidup yang
positif dari diri pengguna napza dalam reaksi terhadap perawatan
akan meningkatkan penerimaan diri serta keyakinan diri sehingga
mampu mengatasi kecemasan dan selalu berpikir optimis untuk
kesembuhannya.
3) Faktor herediter
Bahwa manusia diciptakan dengan berbagai macam tipe
kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Ada tipe
kepribadian tertentu yang mudah termotivasi atau sebaliknya.
Orang yang mudah sekali tergerak perasaannya, setiap kejadian
menimbulkan reaksi perasaan padanya. Sebaliknya ada yang hanya
bereaksi apabila menghadapi kejadian-kejadian yang memang
sungguh penting.
4) Keinginan dalam diri sendiri
23
Misalnya keinginan untuk terlepas dari napza yang mengganggu
aktivitasnya sehari-hari, masih ingin menikmati prestasi yang
berada dipuncak karir, merasa belum sepenuhnya mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki.
5) Kematangan usia
Kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berpikir dan
pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan yang
menunjang kesembuhan pengguna napza.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri seseorang
yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor eksternal ini
meliputi :
1) Faktor lingkungan
Lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pengguna napza baik fisik,
psikologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan rehabilitasi
sangat berpengaruh terhadap motivasi pengguna napza untuk sembuh.
Lingkungan rehabilitasi yang tidak mendukung dan kurang kondusif akan
membuat stress bertambah. Secara fisik misalnya penataan ruangan di
rehabilitasi, konstruksi bangunan akan meningkatkan ataupun mengurangi
stress dan secara biologis lingkungan ini tidak mengganggu kenyamanan
yang dapat memicu stress, sedangkan lingkungan sosial salah satunya
adalah dukungan sosial.
2) Dukungan sosial
24
Gottieb (1983) menyatakan bahwa bentuk perilaku dukungan sosial terdiri
dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau
tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena
kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku
bagi pihak penerima. Dukungan sosial sangat mempengaruhi dalam
memotivasi pengguna napza untuk sembuh, meliputi dukungan emosional,
informasi, penghargaan, instrumental, jaringan (network support).
3) Fasilitas (sarana dan prasarana)
Ketersediaan fasilitas yang menunjang kesembuhan pengguna napza
tersedia, mudah terjangkau menjadi motivasi pengguna untuk sembuh.
Termasuk dalam fasilitas adalah tersedianya sumber biaya yang mencukupi
bagi kesembuhan pengguna napza, tersedianya alat-alat medis yang
menunjang kesembuhan pengguna napza.
4) Media
Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau info kesehatan
(Sugiono, 1999). Adanya media ini pengguna napza menjadi lebih tahu
tentang kesehatannya dan pada akhirnya dapat menjadi motivasi untuk
sembuh.
2.1.7 Teori-teori motivasi
Motivasi memang bidang yang lebih sering dipelajari oleh para psikolog. Sebab
motivasi ini akan mewujudkan motif-motif tertentu yang akan menimbulkan suatu
perilaku atau tindakan tertentu. Dan determinan perilaku atau tindakan ini akan
25
banyak membantu meramalkan dan mengendalikan dampak-dampak dari suatu
keadaan. Determinan perilaku ataupun tindakan tersebut dapat berasal dari dalam
diri individu baik yang bersifat biologis maupun psikologis, ataupun dari
lingkungan. Maka teori-teori motivasi yang ada berupaya membuat perbedaan
paling penting, teori-teori tersebut yaitu (Rahman, 2004):
a. Teori Hedonisme
Hedonisme adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan
yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa
semua orang cenderung menghindari hal-hal yang menyulitkan dan lebih
menyukai melakukan perbuatan yang mendatangkan kesenangan.
b. Teori Naluri
Naluri merupakan suatu kebutuhan biologis bawaan, yang mempengaruhi
anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan tepat.
Sehingga semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri
yang diwariskan dan tidak ada hubungannya dengan akal. Menurut teori
naluri, seseorang tidak memiliki tujuan dan perbuatan, akan tetapi dikuasai
oleh kekuatan-kekuatan bawaan, yang menentukan tujuan dari perbuatan yang
akan dilakukan.
c. Teori reaksi yang dipelajari
Teori ini berbeda pandangan dengan tindakan atau perilaku manusia yang
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola dan tingkah laku yang
dipelajari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Oleh karena itu, teori ini
26
disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak
didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar
latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.
d. Adanya teori pendorong (Drive Theory)
Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang
dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu
dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu
daya pendorong pada lawan jenis. Namun, cara-cara yang digunakan berlain-
lainan bagi tiap individu, menurut latar belakang dan kebudayaan masing-
masing.
e. Teori kebutuhan
Teori beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada hakikatnya
adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun
kebutuhan psikis. Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan
yaitu kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan
vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan,
sandang, dan papan, kesehatan, kebutuhan seks. Kebutuhan rasa aman dan
perlindungan (safety and security), seperti perlindungan dari bahaya dan
ancaman, penyakit, perang, kelaparan, dan perlakuan tidak adil. Kebutuhan
sosial, yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan
sebagai pribadi, diakui sebagai kelompok, rasa setia kawan, dan kerja sama.
Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi,
27
kemampuan, status, pangkat. Kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti antara
lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan
diri secara maksimum, kreativitas, dan ekspresi diri.
2.2. Dukungan Sosial
2.2.1. Pengertian Dukungan Sosial
Banyak ahli yang menjelaskan dukungan sosial, antaranya adalah Sarafino (1998)
menyatakan bahwa “ Social support refers to the perceived comfort, caring
esteem, or help a person receives from other people or groups”. Definisi ini dapat
diartikan adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang atau
kelompok terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia
disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong.
Menurut Schwarzer dan Leppin (dalam Smet, 1994) dukungan sosial dapat
dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang sebenarnya terjadi atau diberikan
oleh orang lain kepada individu (perceived support) dan sebagai kognisi individu
yang mengacu pada persepsi terhadap dukungan yang diterima (received support).
Dukungan sosial menunjukkan suatu perilaku yang dianggap mendukung
karena memiliki sifat yang menghibur atau perilaku yang mengarahkan keyakinan
individu bahwa ia dicintai dan dihargai. Ada beberapa bentuk perilaku dukungan
sosial yang dikemukakan oleh Gottieb (1983), yaitu :
28
“Social support consists of verbal and non verbal information or aduice,
tangible aid, or action that is proffered by social intimates or inferred by their
presence and has beneficial emotional or behavioral effect on the recipient”.
Gottieb (1983) menyatakan bahwa bentuk perilaku dukungan sosial terdiri
dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau tindakan
yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.
Rook (dalam Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai salah
satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari
hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari konsekuensi stres.
Menurut Cutrona (1987) dukungan sosial merupakan suatu proses
hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai
dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yang
mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.
Sedangkan menurut Cobb (dalam Smet, 1994) menekankan orientasi
subjektif yang memperlihatkan bahwa dukungan sosial itu terdiri atas informasi
yang menuntun orang menyakini bahwa dirinya diurus dan disayangi.
29
Berdasarkan definisi diatas peneliti mendefinisikan dukungan sosial
adalah penerimaan bantuan dalam berbagai bentuk seperti perhatian, kasih sayang,
dihargai, dan nasehat yang berdampak positif bagi individu.
2.2.2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial
Sarafino (2002) membagi bentuk dukungan sosial menjadi lima bentuk antara
lain:
1. Dukungan emosional (emotional support)
Dukungan emosi mengacu pada bantuan yang berbentuk empati, kepedulian
dan perhatian terhadap individu. Selain itu, dukungan emosional melibatkan
ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu
tersebut merasa nyaman, terlindungi, kebersamaan, dicintai.
2. Dukungan penghargaan (esteem support)
Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan, penghargaan atau penilaian
yang positif untuk individu, dorongan maju dan semangat, dan perbandingan
positif individu dengan orang lain. Dukungan ini menitikberatkan pada adanya
ungkapan penilaian yang positif atas individu dan penerimaan individu apa
adanya. Bentuk dukungan ini membentuk perasaan dalam diri individu bahwa
ia berharga, mampu dan berarti.
3. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support)
Dukungan instrumental adalah dukungan berbentuk bantuan nyata. Dukungan
ini biasanya berbentuk bantuan finansial dan bantuan dalam mengerjakan
30
tugas-tugas tertentu. Contohnya, pinjaman sumbangan uang dari orang lain
atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.
4. Dukungan informasi (informational support)
Dukungan informasi adalah dukungan yang diberikan dengan cara
memberikan informasi baik berupa nasehat, saran atau pengarahan ataupun
umpan balik untuk memecahkan suatu permasalahan.
5. Dukungan jaringan (network support)
Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa sebagai anggota dari
suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial
dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman senasib.
Merupakan perasaan menjadi anggota suatu kelompok yang saling berbagi
dan memiliki keterikatan dan aktivitas sosial.
Weis (dalam Cutrona, 1987), mengembangkan social provisions scale
untuk mengukur ketersediaan dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan
individu dengan orang lain. Terdapat enam aspek didalamnya, yaitu:
1. Attachment (kasih sayang atau kelekatan), yaitu perasaan kedekatan secara
emosional kepada orang lain yang memberikan rasa aman, biasanya
didapatkan dari pasangan, teman dekat, atau hubungan keluarga.
2. Social integration (integrasi sosial), merujuk pada adanya perasaan memiliki
minat, kepedulian, dan rekresional yang sama.
31
3. Reassurance of worth (penghargaan atau pengakuan), yaitu adanya pengakuan
dari orang lain terhadap kompetensi, keterampilan, dan nilai yang dimiliki
seseorang.
4. Reliable alliance (ikatan atau hubungan yang dapat diandalkan), yaitu adanya
keyakinan bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan untuk membantu
penyelesaian masalah dan kepastian atau jaminan bahwa anak dapat
mengharapkan orangtua dalam membantu semua keadaan.
5. Guidance (bimbingan), yaitu adanya seseorang yang memberikan nasehat dan
pemberian informasi oleh orangtua kepada anak.
6. Opportunity for nurturance (kemungkinan dibantu), merupakan perasaan anak
akan tanggung jawab orangtua terhadap kesejahteraan anak.
Aspek-aspek tersebut menurut Cutrona & Russell (1987) pada dasarnya
dapat disamakan dengan klasifikasi dukungan sosial berdasarkan fungsinya
seperti disebutkan diatas. Aspek attachment, social integaration, dan Reassurance
of worth dapat disamakan dengan dukungan emosional, Reliable alliance dapat
disamakan dengan dukungan instrumental, sedangkan Guidance dapat disamakan
dengan dukungan informasi, Opportunity for nurturance tidak dapat disamakan
dengan tipe dukungan sosial yang ada, karena aspek tersebut merupakan aspek
unik yang ada di dalam model teoritis Weiss. Weiss menambahkan aspek tersebut
karena perasaan dibutuhkan oleh orang lain merupakan suatu aspek yang penting
dalam hubungan interpersonal.
32
2.2.3. Efek Dukungan Sosial
Smet (1994) mengemukakan bahwa ada dua model peranan dukungan sosial
dalam kehidupan, yaitu model efek langsung (direct effect) dan model efek
penyangga (buffer effect). Dalam efek langsung tetap berpendapat bahwa
dukungan sosial itu bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan tidak perduli
banyaknya stres yang dialami seseorang. Menurut efek dukungan sosial yang
positif sebanding di bawah intensitas-intensitas stres tinggi dan rendah.
Contohnya, orang-orang dengan dukungan sosial tinggi dapat memiliki
penghargaan diri yang lebih tinggi yang membuat mereka tidak begitu mudah
diserang stres. Sedangkan efek penyangga, dukungan sosial mempengaruhi
kesehatan dengan melindungi orang itu terhadap efek negatif dari stres berat.
Fungsi yang bersifat melindungi ini hanya atau terutama efektif kalau orang itu
menjumpai stres yang kuat. Efek penyangga bekerja paling sedikit dengan dua
cara. Orang-orang dengan dukungan sosial tinggi mungkin akan kurang menilai
situasi penuh stres (mereka tahu bahwa mungkin akan ada seorang yang dapat
membantu mereka). Orang-orang dengan dukungan sosial tinggi akan mengubah
respon mereka terhadap sumber stres (contohnya seorang teman pergi ke
sahabatnya untuk membicarakan masalah itu). Kedua segi itu mempengaruhi
dampak sumber stres.
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan Dukungan Sosial
Sarafino (1994) dalam bukunya Health Psychology menguraikan beberapa faktor
yang mempengaruhi perolehan dukungan sosial dari orang lain, yaitu :
33
1. Penerima Dukungan (Recipients)
Seseorang tidak akan memperoleh dukungan bila mereka tidak ramah, tidak
mau menolong orang lain dan tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa
mereka membutuhkan pertolongan. Ada orang yang kurang asertif untuk
meminta bantuan, atau mereka berpikir bahwa mereka seharusnya tidak
tergantung dan membebani orang lain, merasa tidak enak mempercayakan
sesuatu pada orang lain atau tidak tahu siapa yang dapat diminta bantuannya.
2. Penyedia Dukungan
Individu tidak akan memperoleh dukungan jika penyedia tidak memiliki
sumber-sumber yang dibutuhkan oleh individu, penyedia dukungan sedang
berada dalam keadaan stres dan sedang membutuhkan bantuan, atau mungkin
juga mereka tidak cukup sensitif terhadap kebutuhan orang lain.
3. Komposisi dan struktur jaringan sosial (hubungan individu dengan keluarga
dan masyarakat).
Hubungan ini bervariasi dalam hal ukuran, yaitu jumlah orang yang biasa
dihubungi; frekuensi hubungan, yaitu seberapa sering individu bertemu
dengan orang tersebut; komposisi, yaitu apakah orang tersebut adalah
keluarga, teman, rekan kerja, atau yang lainnya; dan keintiman, yaitu
kedekatan hubungan individu dan adanya keinginan untuk saling
mempercayai (Sarafino, 1994).
34
2.3 Napza
2.3.1 Pengertian napza
Istilah napza, narkoba, narkotika dan obat terlarang merupakan istilah yang
beredar di masyarakat baik melalui media maupun pembicaraan langsung. Semua
istilah ini mengacu kepada sekelompok zat yang nampaknya mempunyai satu
resiko yang oleh masyarakat disebut bahaya yakni kecanduan atau
ketergantungan. Salah satunya adalah NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika
dan zat adiktif lainnya) yang merupakan bahan atau zat yang bila masuk ke dalam
tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat atau otak, sehingga
menyebabkan gangguan fisik, psikis dan fungsi sosial (BNN dan Departemen
Kesehatan RI, 2004).
BNN dan Departemen Kesehatan RI, (2004) menjelaskan jenis-jenis
Napza yang sering disalahgunakan:
1. Narkotika, merupakan zat yang berasal dari tanaman atau bukan tananaman
baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
2. Psikotropika, merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang bersifat proaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
3. Zat Adiktif Lainnya, bahan ini merupakan zat yang membuat pengaruh
psikoaktif di luar narkotika dan psikotropika, yang diantaranya seperti:
35
1) Minuman beralkohol, adalah larutan yang mengandung atlialkohol, yang
berpengaruh terhadap sistem saraf pusat dan sering menjadi bagian dari
budaya tertentu.
2) Tembakau, ialah zat yang sangat luas digunakan oleh masyarakat,
mengandung nikotin dan berbagai zat berbahaya akibat proses
pembakarannya.
BNN dan Departemen Kesehatan RI, (2004) menjelaskan berdasarkan
tingkat-tingkat pemakaian Napza terbagi menjadi 5, yaitu:
1. Pemakaian Coba-coba
Yaitu pemakaian Napza yang tujuannya ingin mencoba untuk memenuhi rasa
ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lain
berlanjut pada tahap yang lebih berat.
2. Pemakaian Sosial atau Rekreasi
Yaitu pemakaian Napza dengan tujuan bersenang-senang saat rekreasi atau
santai. Sebagian bertahan pada tahap ini, yang lain meningkat pada tahap yang
lebih berat.
3. Pemakaian Situasional
Yaitu pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu, seperti ketegangan,
kesedihan, kekecewaan dan sebagainya, dengan maksud menghilangkan
perasaan-perasaan tersebut.
4. Penyalahgunaan
Yaitu suatu pola penggunaan yang bersifat patologik yang ditandai oleh
intoksikasi sepanjang hari, tak mampu mengurangi atau menghentikan,
36
berusaha berulang kali mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit
fisiknya cukup berat akibat zat tersebut. Keadaan ini menimbulkan gangguan
antara lain: perilaku agresif dan tidak wajar, hubungan dengan teman
terganggu, sering bolos sekolah atau kerja, melanggar hukum dan tak mampu
berfungsi secara efektif.
5. Ketergantungan
Yaitu telah terjadinya toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian zat
dihentikan atau dikurangi dosisnya. Agar tidak berlanjut pada tingkat yang
lebih berat (ketergantungan), maka sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian
tersebut memerlukan perhatian dan kewaspadaan keluarga dan masyarakat.
BNN dan Departemen Kesehatan RI (2004) menjelaskan terjadinya
penyalahgunaan Napza terjadi akibat interaksi 2 faktor berikut:
1. Faktor Individu, kebanyakan penyalahgunaan napza dimulai atau terdapat
pada masa remaja, sebab masa remaja yang sedang mengalami perubahan
biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang
rentan untuk menyalahgunakan Napza.
2. Faktor Lingkungan, meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan, baik
pergaulan dilingkungan rumah, disekolah maupun di tempat-tempat umum.
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Napza
merupakan jenis-jenis dari narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya.
Sehingga ketika seseorang mengkonsumsinya, maka akan menimbulkan ketagihan
37
atau ketergantungan serta memiliki efek yang negatif terhadap fungsi otak serta
organ tubuh. Dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
penyalahgunaan Napza, dapat terjadi akibat adanya tiga interaksi yang
diantaranya, faktor Napza sebagai zat yang dapat memberikan penghayatan
kenikmatan sesaat pada otak, kemudian faktor individu dimana penggunaan
Napza dijadikan sebagai suatu peralihan dari masalah yang dihadapinya atau suatu
percobaan akibat rasa ingin tahu yang lebih, dan yang terakhir adalah faktor
lingkungan yang tidak kondusif sehingga memiliki pengaruh yang besar terhadap
terjadinya penyalahgunaan Napza.
2.4 Pengguna Napza
Pengguna Napza atau penyalahguna Napza adalah individu yang menggunakan
narkotika atau psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak dalam pengawasan
dokter (BNN, 2003). Korban penyalahguna Napza atau pengguna Napza adalah
orang yang menderita ketergantungan terhadap Napza yang disebabkan oleh
penyalahgunaan Napza, baik atas kemauan sendiri maupun paksaan dari orang
lain (BNN dan Departemen Kesehatan RI, 2003).
Seseorang yang mengkonsumsi Napza tidak lagi dapat membedakan mana
yang baik dan buruk, mana yang halal dan yang haram. Untuk menghindari Napza
maka jangan mencoba-coba, sebab sekali mencoba bagaikan ikan kena pancingan
dan sukar melepaskan diri, yang pada gilirannya jatuh dalam ketergantungan
dengan segala akibatnya (Hawari, 2008).
38
2.5. Panti Rehabilitasi
2.5.1 Pengertian Rehabilitasi
Rehabilitasi berarti restorasi (perbaikan, pemulihan) mengarah pada normalitas,
atau pemulihan menuju status yang paling memuaskan terhadap individu yang
pernah menderita luka atau menderita satu penyakit mental (Chaplin, 2006).
Rehabilitasi adalah bukan sekadar memulihkan kesehatan semula si
pemakai, melainkan memulihkan serta menyehatkan seseorang secara utuh dan
meyeluruh. Rehabilitasi pengguna napza adalah suatu proses yang berkelanjutan
dan meyeluruh. Rehabilitasi untuk pengguna napza harus meliputi usaha-usaha
untuk mendukung para pengguna, hari demi hari dalam pengembangan dan
pengisian hidup secara bermakna serta berkualitas di bidang fisik, mental,
spiritual dan sosial (Somar, 2001). Rehabilitasi adalah upaya memulihkan dan
mengembalikan kondisi pengguna napza dalam arti sehat fisik, psikologik, sosial
dan spiritual (Hawari, 2009).
2.6. Kerangka Berpikir
Pembahasan masalah narkoba semakin terbuka dan banyak dibicarakan di kota-
kota besar hingga pelosok-pelosok tanah air. Mengingat obat-obat terlarang sudah
menjadi barang konsumsi sehari-hari bagi mereka yang sudah kecanduan.
Penyebaran dan pemakaiannya sudah semakin merata dan tidak pandang bulu.
Cepat atau lambat penyalahgunaan atau ketergantungan napza akan
menghancurkan generasi bangsa.
39
Pengguna Napza atau penyalahguna Napza adalah individu yang
menggunakan narkotika atau psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak dalam
pengawasan dokter (BNN, 2003). Korban penyalahguna Napza atau pengguna
Napza adalah orang yang menderita ketergantungan terhadap Napza yang
disebabkan oleh penyalahgunaan Napza, baik atas kemauan sendiri maupun
paksaan dari orang lain (BNN dan Departemen Kesehatan RI, 2003).
Lingkungan pergaulan sering mempunyai pengaruh kuat dalam perilaku
mereka. Emosi yang masih meluap-luap, keinginan untuk mencoba sesuatu yang
baru, kecenderungan hanya berpikir linier sehingga mudah terprovokasi
merupakan beberapa ciri umum yang sering mereka alami. Belum lagi masalah
sosial lingkungan dan keluarga, yang sering bermuara pada rasa keterasingan
mereka, sehingga mereka cenderung mencari alternatif pemecahannya secara
sepintas, sepihak, tanpa mempertimbangkan matang-matang kemungkinan akibat
yang dapat timbul. Kondisi semacam ini sering menjadi sasaran bagi bandar
narkoba untuk masuk keperangkap mereka sampai pada akhirnya tercipta sebuah
ketergantungan yang sangat sulit untuk dilepaskan. Berdasarkan pengalaman,
dukungan dari keluarga, sahabat, tetap diperlukan agar para pecandu Narkoba,
agar tidak semakin terjerumus lebih parah sehingga proses penyembuhan menjadi
lebih mudah.
Menurut Orford (1992) dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk
memperkecil pengaruh tekanan-tekanan atau stres yang dialami individu. Dengan
kata lain jika tidak ada tekanan atau stres maka dukungan sosial tidak
40
berpengaruh. Selanjutnya Orford menyatakan bahwa bentuk dukungan sosial yang
diperlukan oleh individu dengan penerimaan diri yang rendah, membutuhkan
dukungan sosial yang bersifat emosional dan kelompok sosial. Mengingat hal
tersebut, maka dukungan sosial sangat berperan dalam kehidupan individu yang
mengalami ketergantungan napza.
2.7. Hipotesa
1. Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Attachment dari variabel
Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
41
H01: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Attachment dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
2. Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Social intergaration dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
H02: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Social intergaration
dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh
pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
3. Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Reassurance of worth dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
H03: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Reassurance of worth
dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh
pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
4. Ha4: Ada hubungan yang signfikan antara aspek Realible alliance dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
H04: Tidak ada hubungan yang signfikan antara aspek Realible alliance dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
42
5. Ha5: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Guidance dari variabel
Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
H05: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Guidance dari
variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada
pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
6. Ha6: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Opportunity for nurturance
dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh
pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.
H06: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Opportunity for
nurturance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi
untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental
health care.
43
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai metode yang digunakan
dalam penelitian ini. Adapun penjelasan mengenai metode dimulai dengan
deskripsi mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian, metode
pengumpulan data, serta metode analisis data.
3.1 Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu
pendekatan penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka dan kemudian
dianalisis dengan statisktik (Sugiono, 2008).
Pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2008).
Sedangkan metode yang Metode penelitian yang digunakan adalah
deskripsi korelasi (corelational descriptive study). Penilitian korelasi dirancang
untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berada dalam suatu
44
populasi. Penelitian korelasi dirancang untuk menentukan besarnya arah
hubungan antar variabel yang diteliti (Sevilla, 1993).
3.2 Definisi Variabel
Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008).
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis
menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
a. Variabel bebas (independent variable) adalah Dukungan Sosial.
b. Variabel terikat (dependent variable) adalah Motivasi untuk sembuh.
3.2.2 Definisi Konseptual
Adapun definisi konseptual dalam penelitian ini, diantaranya adalah :
1. Cutrona (1987) menjelaskan dukungan sosial merupakan suatu proses
hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang
dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu
yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.
2. Sedangkan definisi konseptual motivasi untuk sembuh Motivasi merupakan
suatu kondisi dan dorongan yang disebabkan oleh adanya motif atau alasan
atau sebab yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong ia untuk
melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan
45
membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan Simpson
(1994).
3.2.3 Definisi Operasional
1. Dukungan sosial yang dimaksud adalah skor yang diperoleh dari skala
dukungan sosial yang terdiri dari aspek Attachment, Social integration,
Reassurance of worth, Reliable alliance, Guidance, Opportunity for
nurturance.
2. Motivasi untuk sembuh yang dimaksud adalah skor yang diperoleh dari skala
motivasi untuk sembuh yang meliputi aspek Problem recognition, Desire for
help, Treatment readiness.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993), populasi adalah kelompok dimana peneliti
akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan menurut Kerlinger
(dalam Sevilla, 1993), populasi adalah keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-
objek yang telah ditetapkan dengan baik. Populasi dalam penelitian ini adalah
pengguna napza yang berada di Panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care
yang berjumlah 120 orang. Laki-laki berjumlah 102 orang sedangkan perempuan
berjumlah 18 orang.
46
3.3.2 Sampel
Menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993) mendefinisikan sampel adalah beberapa
bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi, atau porsi dari suatu
populasi. Dalam penelitian ini sampel tersebut adalah pasien Panti Rehabilitasi
Madani Mental Health Care. Jumlah sampel yang direncanakan berjumlah 60
orang, sebab menurut Gay (dalam Sevilla,1993) Jumlah sampel minimal dari
suatu penelitan korelasi adalah 30 orang. Penetapan jumlah sampel tersebut
disesuaikan dengan kemampuan penulis berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga
dan dana penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel 60 orang.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah sample random sampling.
Menurut Sugiyono (2008) dikatakan sample (sederhana) karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu. Maka semua individu akan mempunyai kesempatan
yang sama untuk terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini. Sesuai dengan
tujuan penelitian, yang menjadi subyek penelitian adalah pasien Madani Mental
Health Care yang masih terdaftar.
3.4 Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan skala. Penggunaan skala pada pengumpulan data
47
didasarkan bahwa untuk mengungkap data seperti mengenai sikap terhadap
sesuatu. Adapun skala yang digunakan adalah model skala likert dengan empat
alternative jawaban. Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori positif atau
kesetujuan (favorable) dan item yang disebut negative atau ketidaksetujuan
(unfavorable) (Sevilla, 1993).
Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert dengan
menggunakan 4 pilihan jawaban yakni sebagai berikut:
• Sangat Setuju (SS)
• Setuju (S)
• Tidak Setuju (TS)
• Sangat Tidak Setuju (STS).
Adapun perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang
dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yakni favorable atau unfavorable. Untuk
jawaban favorable skornya bergerak dari kanan ke kiri (SSSTSSTS)
dengan nilai (1234). Sedangkan untuk unfavorable cara skornya bergerak
sebaliknya dari kiri ke kanan, (STSTSSSS) dengan nilai (4321). Jika
digambarkan dalam bentuk tabel, maka hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.1Bobot Nilai
Kategori Respon SS S TS STS
Favorabel 4 3 2 1
Unfavorabel 1 2 3 4
48
3.4.2 Instumen Penelitian
Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu:
1. Skala Dukungan sosial
Skala dukungan sosial dalam penelitian ini diadaptasi oleh peneliti
menggunakan skala model likert dengan aspek-aspek dukungan sosial yang
dibuat oleh Cutrona & Russell, “Social Previsions Scale” yang selanjutnya
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Tabel 3.2Blue Print Try Out Skala Dukungan Sosial
No Aspek Indikator Fav Unfav Total1 Attachment (kasih
sayang/kelekatan)- Merasakan kedekatan
emosional dan rasaaman dengan oranglain.
11,17 14,21 4
2 Social Intergaration(integrasi sosial)
- Mempunyaikesempatan untukberbagi minat dankesenangan sertamempunyaikesempatan untukmelakukan aktivitas.
5,8 2,22 4
3 Reassurance of worth(penghargaan/pengakuan)
- Mendapatkanpersetujuan terhadapide dan pendapat
13,20 6,9 4
4 Realible Alliance(ikatan/hubunganyang dapatdiandalkan)
- Mendapatkankesempatan untukberbagi cerita sukadan duka denganorang lain
1,23 10,18 4
5 Guidance(bimbingan)
- Mendapatkan nasehat/ saran dari orang lain
12,16 2,19 4
6 Opportunity fornurturance(kemungkinandibantu)
- Pemenuhankebutuhan sehari-hari
4,7 15,24 4
Total 12 12 24Item Valid (*)
49
Skala dukungan sosial yang akan di uji terdiri dari 24 item, terdiri dari 12
item favorabel dan 12 item unfavorabel. Selanjutnya untuk menginterpretasi skor
responden, penulis menentukan 4 kategori jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
2. Skala Motivasi untuk sembuh
Skala motivasi untuk sembuh dalam penelitian ini diadaptasi oleh peneliti
menggunakan skala model Likert dengan aspek-aspek motivasi untuk sembuh
yang dibuat oleh Knight, Holcom, dan Simpson, “TCU Treatment Motivation
Scales” yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Tabel 3.3Blue Print Try Out Skala Motivasi untuk sembuh
No Faktor Indikator Fav Unfav Total1 Problem
recognition(masalahpengakuan)
-keinginan untukterlepas dari napza.
1,4,6,8,11,15,20,24,27 9
2 Desire for help(keinginanuntuk dibantu)
-bantuan dari keluarga,teman berupa dorongansemangat, perhatian.
9,13,18,22,28,29 2,16,19,23 10
3 Treatmentreadiness(kesiapan dalamkesembuhan)
-ikut serta dalamaktivitas programkesembuhan
12,17,25,26 3,5,7,10,14,21
10
Total 19 10 29Item Valid (*)
Skala motivasi untuk sembuh yang akan di uji terdiri dari 29 item, terdiri
dari 19 item favorabel dan 10 item unfavorabel. Selanjutnya untuk
menginterpretasi skor responden, penulis menentukan 4 kategori jawaban, yaitu :
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
50
3.5. Teknik Uji Instrumen
3.5.1 Uji Instrumen
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan pengujian validitas dan
reliabilitas alat (try out) terhadap 60 pasien Rehabilitasi Madani Mental Health
Care yang diberikan pada tanggal 8 Oktober 2010 dengan 53 item dari 2 skala
yaitu skala Dukungan Sosial sebanyak 24 item dan Motivasi untuk sembuh
sebanyak 29 item.
3.5.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan dan ketelitian atau
akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Menurut Sevilla (1993)
validitas merupakan derajat ketepatan suatu alat tentang pokok isi yang
sebenarnya yang diukur.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian
yang valid bila terdapat kesamaan data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan
dapat dilihat pada hasil penghitungan SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) versi 11,5 for windows.
3.5.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan suatu alat ukur
tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Menurut Sevilla (1993)
51
reliabilitas merupakan derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang
ditunjukkan oleh instrumen penelitian. Tes dikatakan sebagai reliabilitas tinggi
apabila skor tampak tes itu dikatakan konsisten dan dapat diandalkan.
Adapun uji reliabilitas alat tes atau skala dengan rumus Alpha Cronbach
dan perhitungan menggunakan SPSS 11.5 for windows.
Menurut J.P. Guilford (dalam Kuncoro, 2005), prinsip umum yang
digunakan untuk menafsirkan nilai r adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4Interpretasi Nilai r
Besarnya r Interpretasi
>0,9 Sangat reliable
>0,7 Reliabel
>0,4 Cukup reliable
>0,2 Kurang reliable
< 0,2 Tidak reliable
3.5.4 Hasil Uji Instrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan jumlah
total keseluruhan item sebanyak 53 item dari dua skala, yaitu skala dukungan
sosial yang berjumlah 24 item dan skala motivasi untuk sembuh yang berjumlah
29 item. Uji instrumen diberikan pada 60 pasien Rehabilitasi Madani Mental
Health Care.
• Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam
penelitian, yaitu uji validitas skala dukungan sosial dan uji validitas skala
motivasi untuk sembuh. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik
52
korelasi Product Moment Pearson. Pada skala dukungan sosial, dari 24 item
yang diuji cobakan, terdapat 24 item yang valid sedangkan tidak ada item
yang tidak valid. Nomor item skala dukungan sosial yang valid dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.2Blue Print Setelah try out Skala Dukungan Sosial
No Aspek Indikator Fav Unfav Total1 Attachment (kasih
sayang/kelekatan)- Merasakan
kedekatan emosionaldan rasa amandengan orang lain.
11*,17* 14*,21* 4
2 Social Intergaration(integrasi sosial)
- Mempunyaikesempatan untukberbagi minat dankesenangan sertamempunyaikesempatan untukmelakukan aktivitas.
5*,8* 2*,22* 4
3 Reassurance ofworth(penghargaan/pengakuan)
- Mendapatkanpersetujuan terhadapide dan pendapat
13*,20* 6*,9* 4
4 Realible Alliance(ikatan/hubunganyang dapatdiandalkan)
- Mendapatkankesempatan untukberbagi cerita sukadan duka denganorang lain
1*,23* 10*,18* 4
5 Guidance(bimbingan)
- Mendapatkannasehat / saran dariorang lain
12*,16* 2*,19* 4
6 Opportunity fornurturance(kemungkinandibantu)
- Pemenuhankebutuhan sehari-hari
4*,7* 15*,24* 4
Total 12 12 24Item Valid (*)
53
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 24 item skala dukungan sosial,
kesemuanya valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24. Item yang valid pada skala dukungan sosial
diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar 0, 9180. Angka tersebut dapat
dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2004), koefisien reliabilitas yang tinggi
adalah yang mendekati angka 1.00.
Sedangkan pada skala motivasi untuk sembuh, dari 29 item yang di uji
cobakan, terdapat 24 item yang valid sedangkan 5 item lainnya tidak valid. No
item yang valid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3Blue Print Setelah Try Out Skala Motivasi untuk sembuh
No Faktor Indikator Fav Unfav Total1 Problem
recognition(masalahpengakuan)
- keinginan untukterlepas dari napza.
1*,4*,6*,8*,11*,15*,20*,24*,27
8
2 Desire for help(keinginanuntuk dibantu)
- bantuan darikeluarga, temanberupa dorongansemangat,perhatian.
9*,13*,18*,22*,28,29 2*,16*,19*,23* 8
3 Treatmentreadiness(kesiapan dalamkesembuhan)
- ikut serta dalamaktivitas programkesembuhan
12*,17*,25,26 3*,5*,7*,10*,14*,21*
8
Total 19 10 24Item Valid (*)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 29 item skala motivasi untuk
sembuh, ada 24 item yang valid, yaitu item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24. Item yang valid pada skala
motivasi untuk sembuh diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar 0,8903.
54
Angka tersebut dapat dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2004), koefisien
reliabilitas yang tinggi adalah yang mendekati angka 1.00.
3.5.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar
variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Untuk mengukur keeratan
hubungan antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua
variabel. Maka dalam penelitian ini, analisisnya menggunakan korelasi Product
Moment Pearson. Untuk memudahkan hitungan kesemua koefisien menggunakan
hitungan komputerisasi dengan program SPSS versi 11,5. Untuk menghitung
reliabilitas alat pengumpulan data (uji reliabilitas) akan digunakan teknik Alpha
Cronbach, dengan penghitungannya menggunakan program SPSS versi 11.5.
3.5.6 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dalam perhitungannya menggunakan program SPSS versi 11,5.
Pengujian instrument dilakukan pada item-item yang valid dari setiap skala
penelitian. Pada skala dukungan sosial yang berjumlah 24, Dan pada skala
motivasi untuk sembuh yang berjumlah 24. Dari hasil hitungan uji reliabilitas
terhadap instrumen penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.7Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian
Instrumen Koefisien Alpha Cronbach Keterangan
Dukungan Sosial 0, 9180 Reliabel
Motivasi untuk sembuh 0,8903 Reliabel
55
Dari perhitungan menggunakan SPSS 11,5 didapat Alpha Cronbach
sebesar 0,9180 untuk skala dukungan sosial dengan kriteria reliabel. Dan
koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,8903 untuk skala motivasi untuk sembuh
dengan kriteria reliabel.
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Tahap Persiapan
1. Dimulai dengan perumusan masalah
2. Menentukan variabel penelitian
3. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapat gambaran dan landasan teoritis
yang tepat.
4. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu skala dukungan sosial dan skala motivasi untuk sembuh.
5. Menentukan lokasi penelitian
6. Melakukan uji coba alat ukur (try out)
3.6.2 Tahap Pengambilan Data
1. Menentukan sampel penelitian.
2. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan
subyek untuk mengisi skala penelitian.
3. Melaksanakan pengambilan data dengan memberikan skala yang telah
disiapkan kepada subyek penelitian.
56
3.6.3 Tahap Pengolahan Data
1. Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah di isi oleh responden.
2. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat
tabel data.
3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji
hipotesis penelitian.
3.6.4 Tahap Pembahasan
1. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori.
2. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas
berdasarkan data dan teori yang ada.
57
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian yaitu, analisis deskriptif, uji validitas
alat ukur, dan terakhir pengujian hipotesis penelitian.
4.1 Gambaran Umum Responden
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Februari 2011 di Madani Mental Health
Care. Dengan jumlah rincian 60 responden untuk try out dan 60 responden dalam
penelitian. Responden yang di ambil untuk penelitian yang masih tinggal di
madani dan pengguna napza serta yang sudah dapat berkomunikasi. Responden
yang tinggal di rehabilitasi Madani Mental Health Care yaitu
4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
1. Laki-laki 45 75%
2. Perempuan 15 25%
Total 60 100%
58
Jenis kelamin merupakan salah satu aspek yang diambil dalam dukungan
sosial yang mengukur motivasi untuk sembuh. Responden yang berjenis kelamin
laki-laki diberi dengan simbol angka 1 sedangkan berjenis kelamin perempuan
diberi dengan simbol angka 2. Dari hasil penelitian diatas maka diketahui yang
berjenis kelamin laki-laki sebesar 45 responden dengan presentase 75% dan
perempuan sebesar 15 responden dengan presentase 25%.
4.2.1 Responden berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi
Responden yang di ambil dalam penelitian yaitu yang lama tinggal di rehabilitasi
dan dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.2Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi
No Tinggal di rehabilitasi Frekuensi Presentase
1. 1-3 bulan 24 40%
2. 4-6 bulan 17 28.33%
3. 7-9 bulan 19 31.67%
Total 60 100%
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tinggal di rehabilitasi 1-3 bulan
berjumlah 24 responden dengan presentase 40%, 4-6 bulan berjumlah 17
responden dengan presentase 28.33%, dan 7-9 bulan berjumlah 19 responden
dengan presentase 31.67%.
59
4.2 Hasil Uji Hipotesis
4.2.1 Hasil Uji Korelasi
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini peneliti melakukan uji korelasi
Product Moment Pearson dan penghitungannya dibantu dengan sistem
komputerisasi SPSS versi 11,5 dari hasil uji korelasi antar dua variabel ini,
didapatkan hasil:
Tabel 4.3Uji Korelasi Antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk sembuh
Correlation
Dukungan Sosial Motivasi untuksembuh
DUKUNGAN Pearson CorrelationSOSIAL Sig. (2-tailed) N
1
60
.435**.00160
Motivasi Pearson Correlationuntuk Sig. (2-tailed)sembuh N
.435**.00160
1
60**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa nilai korelasi (rhitung) antara
dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh menunjukkan angka sebesar
0.435. Dengan demikian nilai (rhitung) > (rtabel) pada taraf signifikansi 1% (0.330).
Hal tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, yaitu ada
hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh
pada pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care.
4.2.2 Hasil Uji Regresi
Peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui lebih jauh hubungan
antar variabel dengan cara mencari nilai koefisien determinasi. Koefisien
60
determinasi (R square) merupakan suatu nilai yang menggambarkan seberapa
besar sumbangsih aspek-aspek dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh
pada pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care. Hasil
perhitungannya akan ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4
Model Summary
Change Statistic
Model RR
SquareAdjust RSquare
Std. Errorof the
Estimate R SquareChange
FChange
df1 df2Sig. F
Change
1 .525a .275 .193 5,18185 .275 3,355 6 53 .007
a. Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance ,attachment, Reassurance of worth, social integaration
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square)
yang didapat adalah sebesar 0.275. Hal ini berarti bahwa keenam aspek dari
dukungan sosial memberikan sumbangsih sebesar 27.5% bagi perubahan variabel
dukungan sosial. Dengan demikian 72.5% dipengaruhi oleh aspek lain selain
keenam aspek dari indikator dukungan sosial yang tidak terukur dalam penelitian
ini yang dapat memberikan perubahan terhadap variabel motivasi untuk sembuh.
Setelah dilakukan perhitungan nilai R square maka diketahui sumbangsih
dari aspek-aspek dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh, kemudian
dilakukan penghitungan Anova untuk mengetahui aspek-aspek pada model
persamaan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut :
61
Tabel 4.5Anova (b)
Model Sum ofSquares
Df Mean Square F Sig.
Regression 540,601 6 90,100 3,355 .007
Residual 1423,132 53 26,852
1
Total 1963,733 59a. Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integaration
b. Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat
adalah sebesar 3.355 sementara nilai F tabel dengan df 6 dan 53 adalah sebesar
2.27 maka nilai F hitung yang di dapat > F tabel dan dapat disimpulkan bahwa
model persamaan regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat
diterapkan. Sementara nilai probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat
adalah sebesar 0.007. Karena taraf signifikansi < 0.05, maka persamaan regresi
yang dipergunakan dapat diterapkan dalam analisis data. Hal ini berarti ada
pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh
pada pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care.
Setelah diketahui nilai f hitung untuk menguji persamaan regresi,
kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari aspek-aspek
variabel independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients (a)
berikut:
62
Tabel 4.6
Coefficients (a)
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
Model
BStd.
ErrorBeta
t Sig.
(Constant) 35.547 11.225 3.167 .003
Attachment .381 .790 .076 .482 .632
Social integaration 1.101 .592 .249 1.861 .068
Reassurance of worth .225 .638 .058 .352 .726
Realible Alliance .741 .604 .157 1.227 .225
Guidance -.274 .642 -.055 -.426 .671
Opportunity for nurturance 1.397 .521 .341 2.680 .010
1
a. Dependent Variable: Motivasi untuk sembuh
Tabel 4.7Proporsi Varian Pada Aspek-Aspek Variabel Dukungan Sosial
IV R2 R2 Change Fhitung Df Ftabel Signifikansi
X1 0.045 0.045 2.71 1,58 4.00 Tidak Signifikan
X12 0.129 0.084 4.21 1,57 4.00 Signifikan
X123 0.147 0.018 3.21 1,56 4.00 Tidak Signifikan
X1234 0.177 0.03 2.94 1,55 4.02 Tidak Signifikan
X12345 0.177 0 2.32 1,54 4.02 Tidak Signifikan
X123456 0.275 0.098 3.35 1,53 4.02 Tidak Signifikan
Total 0.275
63
Keterangan:
X1 = Attachment
X12 = Social integaration
X123 = Reassurance of worth
X1234 = Realible Alliance
X12345 = Guidance
X123456 = Opportunity for nurturance
Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing aspek
tipe kepribadian lima faktor, sebagai berikut:
1. Aspek Attachment dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk
sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 2.71 pada signifikansi 0.105 lebih
kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek attachment dengan motivasi
untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan. Hasil pada aspek
attachment dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 4.8Model Summary
Model R
RSquar
eAdjusted R
Square
Std.Error of
theEstimate Change Statistics
RSquareChange
FChange
df1
df2
Sig. FChange
1 .211(a) .045 .028 5.68717 .045 2.714 1 58 .105a Predictors: (Constant), attachment
64
2. Aspek Social integration dari variabel dukungan sosial dengan motivasi
untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 4.21 pada signifikansi 0.020
lebih besar dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek Social integaration
dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang signifikan. Hasil
pada aspek Social integaration dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 4.9Model Summary
Model R
RSquare
AdjustedR Square
Std. Errorof the
Estimate Change Statistics
R SquareChange
FChange
df1
df2
Sig. FChange
1 .359(a) .129 .098 5.47837 .129 4.215 2 57 .020a Predictors: (Constant), social intergaration, attachment
3. Aspek Reassurance of worth dari variabel dukungan sosial dengan motivasi
untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 3.21 pada signifikansi 0.030
lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga dapat di simpulkan antara aspek
Reassurance of worth dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan
yang tidak signifikan. Hasil pada aspek Reassurance of worth dapat dilihat
dibawah ini :
Tabel 4.10Model Summary
Model RR
SquareAdjustedR Square
Std.Error of
theEstimate Change Statistics
RSquareChange
FChange
df1
df2
Sig. FChange
1 .383(a) .147 .101 5.46944 .147 3.215 3 56 .030a Predictors: (Constant), reassurance, social intergaration, attachment
65
4. Aspek Realible Alliance dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk
sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 2.94 pada signifikansi 0.028 lebih
kecil dengan F tabel 4.02, sehingga dapat disimpulkan antara aspek Realible
Alliance dengan perilaku konsumtif terdapat hubungan yang tidak signifikan.
Tabel 4.11Model Summary
Model RR
SquareAdjustedR Square
Std. Errorof the
Estimate Change Statistics
RSquareChange
FChange df1 df2
Sig.FChange
1 .420(a) .177 .117 5.42221 .177 2.948 4 55 .028 a Predictors: (Constant), realible, social intergaration, attachment, reassurance
5. Aspek Guidance dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk
sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 2.32 pada signifikansi 0.055 lebih
kecil dengan F tabel yaitu 4.02, sehingga dapat disimpulkan antara aspek
Guidance dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak
signifikan.
Tabel 4.12Model Summary
Model R R SquareAdjustedR Square
Std. Errorof the
Estimate Change Statistics
R SquareChange
FChange
df1
df2
Sig. FChange
1 .421(a) .177 .101 5.47033 .177 2.325 5 54 .055
a Predictors: (Constant), guidance, realible, social intergaration, attachment, reassurance
66
6. Aspek Opportunity for nurturance dari variabel dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 3.35 pada
signifikansi 0.007 lebih besar dengan F tabel yaitu 4.02, sehingga dapat
disimpulkan antara aspek Opportunity for nurturance dengan motivasi untuk
sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan.
Tabel 4.13Model Summary
Model R
RSquar
e
Adjusted RSquar
eStd. Error ofthe Estimate Change Statistics
RSquareChange
FChange
df1
df2
Sig. FChange
1 .525(a) .275 .193 5.18185 .275 3.355 6 53 .007
a Predictors: (Constant), opportunity, attachment, social intergaration, guidance, realible,reassurance
Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari
keenam aspek variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh dihasilkan
yang memberikan sumbangsih signifikan adalah Social integaration. Sedangkan
yang memberikan sumbangsih secara tidak signifikan adalah Attachment, Realible
alliance, Reassurance of worth, Guidance, dan Opportunity for nurturance.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sumbangsih masing-masing
adalah sebagai berikut :
1. F hitung sebesar 2.71 pada aspek Attachment.
2. F hitung sebesar 4.21 pada aspek Social integaration.
3. F hitung sebesar 3.21 pada aspek Reassurance of worth.
67
4. F hitung sebesar 2.94 pada aspek Realible alliance.
5. F hitung sebesar 2.32 pada aspek Guidance.
6. F hitung sebesar 3.35 pada aspek Opportunity for nurturance.
4.2.3 Hasil Uji Regresi Demografi Jenis Kelamin
Dalam hasil uji regresi pada penelitian ini, selain aspek-aspek dari dukungan
sosial, motivasi untuk sembuh diukur juga berdasarkan demografi yaitu di lihat
berdasarkan jenis kelamin dan lama tinggal di rehabilitasi. Berikut adalah hasil
penelitian berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.14Berdasarkan Jenis kelamin
Model RR
Square
Adjusted R
Square
Std. Errorof the
Estimate Change StatisticsR SquareChange F Change
df1
df2
Sig. FChange
1 ,059(a) ,003 -,014 5,80869 ,003 ,200 1 58 ,656a Predictors: (Constant), Jenis kelamin
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square)
yang didapat adalah sebesar 0.003. Hal ini berarti bahwa jenis kelamin dari
dukungan sosial memberikan sumbangsih sebesar 3% bagi perubahan variabel
motivasi untuk sembuh. Di bawah hasil uji regresi demografi berdasarkan lama
tinggal di rehabilitasi, yaitu :
68
Tabel 4.15Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi
Model RR
SquareAdjustedR Square
Std. Errorof the
Estimate Change StatisticsR
SquareChange
FChange
df1
df2
Sig. FChange
1 ,050(a) ,002 -,015 5,81145 ,002 ,145 1 58 ,705a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square)
yang didapat adalah sebesar 0.002. Hal ini berarti bahwa memberikan sumbangsih
sebesar 2% bagi perubahan variabel motivasi untuk sembuh.
Tabel 4.16Proporsi Varian Pada Demografi Variabel Dukungan Sosial
IV R2 R2 Change Fhitung Df Ftabel Signifikansi
X1 0.003 0.003 0.20 1,58 4.00 Tidak Signifikan
X12 0.002 -0.001 0.145 1,57 4.00 Tidak Signifikan
Total 0.002
Keterangan:
X1 = Jenis kelamin
X12 = Lama tinggal di rehabilitasi
Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing
demografi kompetensi interpersonal, sebagai berikut:
1. Demografi berdasarkan jenis kelamin dari variabel dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 0.20 pada signifikansi
69
0.656 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi berdasarkan
jenis kelamin dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak
signifikan.
Tabel 4.17Berdasarkan Jenis kelamin
Model RR
SquareAdjustedR Square
Std.Error of
theEstimate Change Statistics
R SquareChange F Change
df1
df2
Sig. FChange
1 ,059(a) ,003 -,014 5,80869 ,003 ,200 1 58 ,656a Predictors: (Constant), Jenis kelamin
2. Demografi berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi dari variabel dukungan
sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 0.145
pada signifikansi 0.705 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara
demografi berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi dengan motivasi untuk
sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan.
Tabel 4.18Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi
Model RR
SquareAdjustedR Square
Std. Errorof the
Estimate Change StatisticsR
SquareChange
FChange
df1
df2
Sig. FChange
1 ,050(a) ,002 -,015 5,81145 ,002 ,145 1 58 ,705a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab
Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari dua
demografi yaitu jenis kelamin dan lama tinggal di rehabilitasi dari variabel
70
dukungan sosial di dapatkan bahwa keduanya tidak memberikan sumbangsih yang
tidak signifikan terhadap motivasi untuk sembuh.
4.3 Hasil Uji Statistik
4.3.1 Hasil Uji t
Uji t ini khusus digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang
signifikan rata-rata yang dimaksud (Sevilla, 1993). Dalam uji t ini peneliti
menggunakan uji Indenpendent Sample Test dan perhitungannya menggunakan
sistem komputerisasi SPSS versi 11.5 Hasil uji t ini, didapatkan hasil :
Tabel 4.19
Group Statistic
Jenis kelamin N MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
Laki-laki 29 76.5862 5.15833 .95788Motivasi untuksembuh
Perempuan 31 77.2581 6.35593 1.14156
71
Tabel 4.20
Independent Samples Test
Levene'sTest for
Equality ofVariances
t-test for Equality of Means
95% ConfidenceInterval of the
Difference
F Sig. t DfSig.
(2-tailed)Mean
DifferenceStd. ErrorDifference
Lower Upper
Equalvariancesassumed
2.727 .104 -.448 58 .656 -.6719 1.50063 -3.67570 2.33198Motivasiuntuk sembuh
Equalvariances
notassumed
-.451 56.897 .654 -.6719 1.49020 -3.65604 2.31233
Dari hasil perhitungan diketahui terdapat perbedaan yang signifikan pada
mean skor variabel motivasi untuk sembuh antara jenis kelamin laki-laki dan
perempuan dengan taraf signifikansi 0,656 > 0,05. Dengan demikin dapat
dikatakan terdapat perbedaan motivasi untuk sembuh yang signifikan antara
responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden berjenis kelamin
perempuan. Artinya baik responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden
yang berjenis kelamin perempuan memiliki motivasi untuk sembuh yang
berbeda.
4.3.2 Hasil Uji Anova
Uji anova ini digunakan untuk mengetahui perbedaan pada lebih dari dua
kelompok (dua kategori yang tidak saling berhubungan). Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan variabel lama tinggal di rehabilitasi dalam uji anova. Uji
72
anova yang digunakan yaitu menggunakan One Way Anova dan perhitungannya
menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 11.5 Hasil uji t ini, didapatkan
hasil :
Tabel 4.22 (Anova)
Motivasi untuk sembuh Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi
Motivasi untuk sembuh
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.900 1 4.900 .145 .705
Within Groups 1958.833 58 33.773
Total 1963.733 59
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.22 diketahui F hitung sebesar 0.145
dengan taraf signifikansi 0.705 > 0.05, maka terdapat perbedaan yang signifikan
pada mean skor variabel motivasi untuk sembuh antara lama tinggal di
rehabilitasi. Dengan demikin dapat dikatakan terdapat perbedaan motivasi untuk
sembuh yang signifikan antara responden yang tinggal di rehabilitasi 1-3 bulan, 4-
6 bulan, 7-9 bulan. Artinya baik responden yang tinggal di rehabilitasi 1-3 bulan,
4-6 bulan, 7-9 bulan memiliki motivasi untuk sembuh yang berbeda.
73
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian
serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran
untuk penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih
berkembang dan tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah :
1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek attachment (kasih
sayang atau kelekatan) dari variabel dukungan sosial dengan variabel motivasi
untuk sembuh.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Social integration (integrasi
sosial) dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Reassurance of worth
(penghargaan atau pengakuan) dari variabel dukungan sosial dengan motivasi
untuk sembuh.
4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Realible Alliance
(ikatan atau hubungan yang dapat diandalkan) dari variabel dukungan sosial
74
dengan motivasi untuk sembuh.
5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Guidance (bimbingan)
dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh.
6. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek opportunity for
nurturance (kemungkinan dibantu) dari variabel dukungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh.
7. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek demografi berdasarkan
jenis kelamin dengan motivasi untuk sembuh.
8. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek demografi berdasarkan
lama tinggal di rehabilitasi dengan motivasi untuk sembuh.
5.2 Diskusi
Sumbangsih dari aspek dukungan sosial dapat dilihat dari uji regresi pada
tabel model summary yang hasilnya didapatkan koefisien determinasi R square
menunjukkan dukungan sosial memberikan nilai sebesar 0.275 atau 27.5%. Hal
ini berarti bahwa variabel dukungan sosial hanya memberikan sumbangsih
sebesar 27.5% terhadap perubahan variabel motivasi untuk sembuh. Dari keenam
aspek variabel dukungan sosial yang memiliki sumbangsih secara signifikan
adalah Social Interagation dengan nilai f hitung 4.21 dan nilai f tabel 4.00, dengan
demikian bahwa aspek ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
variabel motivasi untuk sembuh, maka dapat disimpulkan bahwa semakin positif
dukungan sosial terhadap pengguna napza, maka semakin tinggi motivasi untuk
sembuh pada pengguna napza.
75
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Papalia & Olds (1995) yang
menyatakan bahwa pemberian dukungan sosial dari orang yang berarti di seputar
kehidupan individu memberi kontribusi yang terbesar dalam meningkatkan harga
diri seseorang dan dengan harga diri yang tinggi dapat mempercepat proses
penyembuhan individu yang mengalami ketergantungan narkoba.
Untuk melihat perbedaan pada demografi antara jenis kelamin dan lama
tinggal di rehabilitasi digunakan uji anova menggunakan One Way Anova. Pada
jenis kelamin didapatkan hasil yaitu F hitung sebesar 0.200 dengan taraf
signifikansi 0.656 > 0.05, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara jenis kelamin dengan motivasi untuk sembuh. Hasil demografi
berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi di dapatkan, F hitung sebesar 0.145
dengan taraf signifikansi 0.705 > 0.05, maka disimpulkan tidak ada perbedaan
yang signifikan antara lama tinggal di rehabilitasi dengan motivasi untuk sembuh.
Sedangkan hasil demografi pada jenis kelamin menggunakan uji Indenpendent
Sample Test yang hasilnya didapatkan taraf signifikansi sebesar 0,654 > 0,05,
maka terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor variabel motivasi untuk
sembuh antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Artinya baik responden
yang berjenis kelamin laki-laki dan responden yang berjenis kelamin perempuan
memiliki kebahagiaan yang berbeda.
76
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengalaman yang dialami
dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam
penulisan ini. Untuk itu, ada beberapa saran untuk bahan pertimbangan sebagai
penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa dan
ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya, yaitu :
5.3.1 Saran Teoritis
Peneliti selanjutnya perlu mengembangkan penelitian tentang motivasi untuk
sembuh pada pengguna napza yang dipengaruhi oleh variabel lainnya selain
aspek dari dukungan sosial. Diharapkan penelitian selanjutnya akan semakin
menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.
5.3.2 Saran Praktis
1. Bagi karyawan di rehabilitasi Madani Mental Health Care, hendaknya
memberikan pengarahan bagi pengguna napza untuk memiliki motivasi untuk
sembuh yang tinggi agar ia terlepas dari napza dan memberikan kegiatan
dalam hal meningkatkan interaksi seperti pengajian bersama, forum diskusi
dan lain-lain.
2. Bagi individu, semoga penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk lebih
memahami dan melihat kehidupan pengguna napza bahwa ia ingin disayangi,
diperhatikan bukan sebaliknya ia diacuhkan dan dicap sebagai sampah
masyarakat.
77
DAFTAR PUSTAKA
Badan Narkotika Nasional dan Departemen Kesehatan RI. (2003). Pelayananrehabilitasi terpadu bagi korban penyalahgunaan narkoba. Jakarta: BNN.
Badan Narkotika Nasional. (2003). Pedoman standar pelayanan korbanpenyalahgunaan narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain. Jakarta:BNN.
Badan Narkotika Nasional dan Departemen Kesehatan RI. (2004). Modulpelatihan teknis medis masalah penyalahgunaan narkoba. Jakarta : BNN.
Badan Narkotika Nasional. (2008). Pencegahan penyalahgunaan narkoba untukpelajar dan mahasiswa. Jakarta : BNN.
Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Press.
Colondam, V. (2008). Motivasi modal sembuh pecandu narkoba.http://kickandy.com/friend/4/6/1108/read.
Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationshipsand adaptation to stress. Advances in Personal Relationships, 1, 37-67.
Gottieb, B.H. (1983). Social support strategies : gudelines for mental healthpractice. beverly hills, California : Sage Publication, inc.
Hamalik, O. (2001). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Hawari, D. (2006). Penyalahgunaan dan ketergantungan naza (narkotika, alkoholdan zat adiktif). Jakarta : FKUI.
Kevin K, Melvin H, and Dwayne D, S. (1994). Psychosocial functioning andmotivation scales: Manual on Psychometric Properties.
Manggiasih, B. (2010). Kerugian ekonomi akibat narkoba 57 triliun.http:www.tempointeraktif.com
Mangkunegara, A. A. (1988). Perilaku konsumen. Bandung: PT. Eresco.
Ningtyas, I. (2009). Jakarta kota penyalahguna narkoba terbesar di Indonesia.http: www.tempointeraktif.com
Orford. (1992). Community psychology: theory and practice. John-Wiley and son.
78
Papalia, D.E., Olds, S.W. (1995). Human development (6th edition). McGraw-HillInc.
Purwanto, N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ratih. (2004). 97 Persen masyarakat jakarta tahu bahaya narkoba.http:www.tempointeraktif.com
Sarafino, E.P. (2002). Health psychology : biopsychosocial interactions. JohnWilley & Sons, inc.
Sarwono, W.S. (2000). Pengantar umum psikologi, Jakarta : PT. Bulan Bintang.
Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo.
Suryabrata, S. (2002). Psikologi pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif Dan R & D.Bandung : Alfabeta.
Sevilla, C. G. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI.
Somar, L. (2001). Rehabilitasi pecandu narkoba. Jakarta : PT. GramediaWidiasarana Indonesia.
Woolfolk, A. E. (1998). Educational psychology, Boston : Allyn & Bacon.
80
Assalamualaikum Wr Wb.
Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk
memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Adapun judul yang diambil adalah
“Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk Sembuh pada
pengguna Napza. Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat
mengungkap tema yang sesuai dengan judul penelitian tersebut. Oleh karenanya,
saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan
yang anda alami dan anda rasakan. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar
atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban tersebut benar-benar
mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban
yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya. Baca dengan seksama
petunjuk pengisian yang ada agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah
selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat pernyataan yang terlewat
atau tidak diisi. Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi
skala ini, karena data yang anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu
yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Salam
Bayu Sukoco P
81
Petunjuk Pengisian
Anda diminta untuk memberi tanda (√) pada kolom huruf yang anda rasa paling
sesuai dengan keadaan anda. Alternative jawaban yang disediakan untuk bagian
pertama adalah : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh
No. Pernyataan SS S TS STS1. Menurut saya kesembuhan dari napza itu sangatlah
penting. √
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Lama tinggal di Rehabilitasi :
Bagian I
No. Pernyataan SS S TS STS1. Ada seseorang yang dapat saya andalkan ketika saya
membutuhkannya.2. Tidak ada orang yanga dapat saya jadikan penasihat
ketika saya mengalami stres.
3. Saya merasa tidak mempunyai hubungan yang dekatdengan orang lain.
4. Ada seseorang yang dapat mengandalkan saya.
5. Ada seseorang yang menikmati aktivitas sosial yangsama dengan saya.
6. Orang lain tidak melihat sayan sebagai orang yangberkualitas.
7. Saya merasa mempunyai respon yang baik untukmengenal orang lain.
8. Saya merasa menjadi bagian dari orang yangmenceritakan sikap saya dan perasaan saya.
82
9. Saya tidak berpikir bahwa orang lain respek terhadapkemampuan dan keterampilan saya.
10. Jika sesuatu terjadi yang buruk, tidak ada yang akanmembantu saya.
11. Saya mempunyai hubungan yang dekat dengan oranglain yang memberikan saya kesejahteraan.
12. Ada seseorang yang dapat saya ajak berbicara tentangkeputusan penting dalam hidup saya.
13. Saya mempunyai hubungan dimana kompetisi dandan keterampilan saya diakui.
14. Tidak ada dapat yang berbagi dalam minat danperhatian dengan saya.
15. Tidak ada yang mempercayakan kesejahteraan kepadasaya.
16. Ada seseorang yang jujur yang dapat memberikannasehat jika saya mempunyai masalah.
17. Saya merasa mempunyai perasaan emosional yangtinggi sedikitnya satu orang.
18. Tidak ada yang dapat saya andalkan pertolongannyaketika saya membutuhkannya.
19. Tidak ada yang membuat saya merasa nyaman ketikaberbicara tentang masalah.
20. Ada seseorang yang kagum dekat bakat dankemampuan saya.
21. Saya merasa kurang rukun dengan orang lain.22. Tidak ada orang yang suka dengan yang saya
kerjakan.23. Ada seseorang bisa membawa saya jika sedang
mengalami keadaan yang darurat.24. Tidak ada yang membutuhkan saya untuk peduli
kepada mereka.
83
Bagian IINo. Pernyataan SS S TS STS1 Menggunakan narkoba adalah masalah untuk saya.2. Saya membutuhkan pertolongan dalam menghadapi
penggunaan narkoba.3. Ketika saya mengikuti program ini sekarang banyak
tanggung jawab yang saya tinggalkan.4. Menggunakan narkoba membuat saya banyak
masalah daripada manfaatnya.5. Saya akan dihukum jika tidak mengikuti program ini.6. Menggunakan narkoba membuat saya berurusan
dengan hukum.7. Mengikuti program ini sangat menyulitkan bagi saya.8. Menggunakan narkoba menjadikan permasalahan
dalam pikiran dan pekerjaan saya.9. Sangat penting bagi saya untuk mencari pertolongan
segera dalam penggunaan narkoba.10. Saya akan merasa tertekan jika mengikuti program
ini.11. Menggunakan narkoba membuat permasalahan
dengan keluarga dan teman-teman saya.12. Program ini pilihan terakhir untuk mengatasi masalah
narkoba yang saya alami.13. Saya merasa lelah dengan permasalahan narkoba yang
saya alami.14. Program ini tidak membantu banyak dalam
permasalahan narkoba saya.15. Menggunakan narkoba membuat permasalahan dalam
mencari dan menjaga pekerjaan saya.16. Saya memiliki permasalahan hukum yang membuat
saya untuk mengikuti program ini.17. Saya merencanakan mengikuti program ini untuk
sementara waktu.18. Saya akan menyerah dan mengajak teman untuk
mencari jalan keluar permasalahan narkoba yang sayaalami.
19. Saya bisa meninggalkan narkoba tanpa pertolongansiapapun.
20. Narkoba menyebabkan kesehatan saya memburuk.21. Saya berada di program ini karena ajakan dari orang
lain.22. Saya sangat peduli dengan permasalahan hukum.23. Kehidupan saya tidak terkendali.24. Menggunakan narkoba membuat kehidupan saya
semakin buruk dan memburuk.
84
Try Out Skala Dukungan Sosial
ITEMSubjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 32 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 33 3 2 1 1 3 2 4 4 2 4 4 1 1 3 1 4 4 3 3 4 1 1 4 34 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 4 2 2 3 3 1 3 3 35 3 2 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 26 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 37 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 38 3 2 4 4 3 3 3 4 3 1 4 4 3 2 2 3 4 2 1 4 4 4 3 39 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2
10 2 3 2 3 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 4 411 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 312 3 3 2 3 2 3 3 3 4 1 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 313 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 4 2 2 4 3 3 2 3 214 3 3 1 1 2 4 3 1 2 4 2 3 1 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 115 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 316 2 3 2 3 2 1 1 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 1 317 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 1 3 4 3 1 118 3 3 1 2 3 3 1 3 1 4 2 3 2 1 2 2 3 4 2 2 1 2 2 219 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 320 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 321 4 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 4 3 322 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 323 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 124 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 125 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 4 126 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 227 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 128 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 229 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 230 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 2 2 1 2 2 3 331 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 232 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 333 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3 234 2 2 4 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 335 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 236 3 3 2 3 2 2 2 3 1 4 3 2 2 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 237 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 238 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 439 3 3 2 3 4 4 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 440 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 4 2 2 241 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 242 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 343 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 344 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 445 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 446 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 447 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 3
48 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
49 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
50 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
51 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
52 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
53 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 4 1 2 1 2 2 1 2
54 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
85
55 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 1 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
57 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4
59 4 4 4 4 4 3 3 2 4 1 3 2 4 2 3 4 3 1 1 4 2 3 3 1
60 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3
61 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
62 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4
63 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
64 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2
65 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3
66 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
67 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4
68 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4
69 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 2 3 4 1 2 3 4 3 4 4 4 3
70 2 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
71 2 2 2 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4
72 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
73 2 2 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4
74 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3
75 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3
76 1 3 2 3 1 3 2 2 4 2 1 2 1 3 1 2 2 2 3 1 2 3 4 3
77 3 3 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4
78 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 4 2 3 1 2 3 4 4 4 4
79 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4
80 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 3 3
86
Try Out Skala Motivasi untuk sembuh
ITEMSubjek1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 42 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 43 3 2 1 1 3 2 4 4 2 4 4 1 1 3 1 4 4 3 3 4 1 1 4 3 3 3 3 3 34 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 4 2 2 3 3 1 3 3 3 4 4 4 4 45 3 2 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 2 4 4 3 46 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 47 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 38 3 2 4 4 3 3 3 4 3 1 4 4 3 2 2 3 4 2 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 49 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3
10 2 3 2 3 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 4 4 4 4 4 4 411 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 312 3 3 2 3 2 3 3 3 4 1 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 4 3 4 4 313 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 4 2 2 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 314 3 3 1 1 2 4 3 1 2 4 2 3 1 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 1 3 3 4 4 315 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 416 2 3 2 3 2 1 1 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 1 3 4 4 4 4 417 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 1 3 4 3 1 1 3 2 2 3 418 3 3 1 2 3 3 1 3 1 4 2 3 2 1 2 2 3 4 2 2 1 2 2 2 3 2 4 4 419 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 421 4 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 4 3 3 3 2 3 3 322 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 323 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 1 2 1 3 3 324 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 1 3 2 3 3 325 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 4 1 2 4 4 2 326 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 427 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 1 3 3 4 4 328 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 4 4 429 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 330 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 2 2 1 2 2 3 3 4 3 4 4 431 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 332 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 333 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 434 2 2 4 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 335 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 336 3 3 2 3 2 2 2 3 1 4 3 2 2 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 4 2 3 4 437 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 338 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 439 3 3 2 3 4 4 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 4 4 240 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 341 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 4 3 4 442 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 443 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 244 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 345 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 346 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 347 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 3 2 4 3 3 348 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 349 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 450 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 451 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 252 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 353 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 4 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3 3 354 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 455 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 1 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 356 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 357 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 358 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 359 4 4 4 4 4 3 3 2 4 1 3 2 4 2 3 4 3 1 1 4 2 3 3 1 4 2 3 3 360 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 361 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 362 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 363 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 3 364 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 365 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 366 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 367 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4
87
68 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 369 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 2 3 4 1 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 370 2 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 371 2 2 2 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 372 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3
73 2 2 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 374 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 375 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 376 1 3 2 3 1 3 2 2 4 2 1 2 1 3 1 2 2 2 3 1 2 3 4 3 3 4 4 4 377 3 3 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 378 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 4 2 3 1 2 3 4 4 4 4 2 3 2 3 379 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 480 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4
88
Regresi keseluruhanModel Summary
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics
RSquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 ,559(a) ,312 ,235 5,04709 ,312 4,015 6 53 ,002a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integaration
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 613,656 6 102,276 4,015 ,002(a)
Residual 1350,078 53 25,473
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integarationb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Coefficients(a)
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.(Constant) 37,238 12,997 2,865 ,006attachment 1,324 ,419 ,377 3,161 ,003socialintegaration -,551 ,549 -,129 -1,004 ,320
Reassurance ofworth ,119 ,515 ,028 ,231 ,818
Realible Alliance ,934 ,571 ,189 1,634 ,108Guidance 1,066 ,414 ,314 2,572 ,013
1
Opportunity fornurturance ,402 ,554 ,093 ,726 ,471
a Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
89
regresi per aspek
Attachment
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics
RSquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 ,438(a) ,192 ,178 5,22986 ,192 13,796 1 58 ,000a Predictors: (Constant), attachment
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 377,350 1 377,350 13,796 ,000(a)
Residual 1586,383 58 27,351
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), attachmentb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung :
R2 : k1 0.192 : 1 (1 – R2) : n - k1 -1 ( 1 – 0.192) : 60 - 1 - 1
Social Integaration
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics
RSquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChang
e1 ,438(a) ,192 ,164 5,27546 ,192 6,780 2 57 ,002
a Predictors: (Constant), social integaration, attachment
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 377,398 2 188,699 6,780 ,002(a)
Residual 1586,335 57 27,830
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), social integaration, attachmentb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
F = = = 14.71
1
90
Rumus F hitung :
R2 - R2 : k12 – k1 0.192 - 0.192 : 1 (1 – R2 ) : n - k12 - 1 (1 - 0.192) : 60 - 2 - 1
Reassurance of worth
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted R
Square
Std. Errorof the
Estimate Change Statistics
R SquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 ,439(a) ,192 ,149 5,32143 ,192 4,449 3 56 ,007a Predictors: (Constant), Reassurance of worth, social integaration, attachment
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 377,945 3 125,982 4,449 ,007(a)
Residual 1585,789 56 28,318
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Reassurance of worth, social integaration, attachmentb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung :
R2 - R2 : k123 - k12 0.192 - 0.192 : 1(1 – R2 ) : n - k123 - 1 (1 - 0.192) : 60 - 3 - 1
F = 12 1
12
= = 0
F = 123 12
123
= = 0
91
Realible Alliance
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics
RSquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 ,469(a) ,220 ,163 5,27717 ,220 3,879 4 55 ,008a Predictors: (Constant), Realible Alliance , attachment, social integaration, Reassurance of worth
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 432,065 4 108,016 3,879 ,008(a)
Residual 1531,668 55 27,849
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Realible Alliance , attachment, social integaration, Reassurance of worthb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung :
R2 - R2 : k1234 - k123 0.220 - 0.192 : 1(1 – R2 ) : n - k1234 - 1 (1 - 0.220) : 60 - 4 - 1
Guidance
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted R
Square
Std. Errorof the
Estimate Change StatisticsR
SquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 ,553(a) ,306 ,241 5,02498 ,306 4,754 5 54 ,001a Predictors: (Constant), Guidance , Realible Alliance , attachment, Reassurance of worth, socialintegaration
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 600,212 5 120,042 4,754 ,001(a)
Residual 1363,522 54 25,250
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Guidance , Realible Alliance , attachment, Reassurance of worth, socialintegarationb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
F = 1234 123
1234 = = 2
92
Rumus F hitung :
R2 - R2 : k12345 - k1234 0.306- 0.220 : 1 (1 – R2 ) : n - k12345 - 1 (1 - 0.306) : 60 - 5 - 1
Opportunity for nurturance
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics
R SquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 ,559(a) ,312 ,235 5,04709 ,312 4,015 6 53 ,002a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integaration
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 613,656 6 102,276 4,015 ,002(a)
Residual 1350,078 53 25,473
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integarationb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung :
R2 - R2 : k123456 - k12345 0.312- 0.306 : 1 (1 – R2 ) : n - k123456 - 1 (1 - 0.312) : 60 - 6 - 1
F = 12345 1234
12345
= = 7.167
F = 123456 12345
123456 = = 5
93
Tabel 4.20
Proporsi Varian Pada Aspek-Aspek Variabel Trait Kepribadian Lima
Faktor
IV R2 R2 Change Fhitung df Ftabel Signifikansi
X1 0.352 0.352 31.4 1,58 4.00 Signifikan
X12 0.359 0.007 0.625 1,58 4.00 Tidak Signifikan
X123 0.399 0.040 3.7 1,58 4.00 Tidak Signifikan
X1234 0.506 0.107 12 1,58 4.00 Signifikan
X12345 0.537 0.031 3.6 1,58 4.00 Tidak Signifikan
X123456
Total
Keterangan:
X1 =
X12 =
X123 =
X1234 =
X12345 =
X123456 =
94
Regresi jenis kelamin
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics
RSquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 ,059(a) ,003 -,014 5,80869 ,003 ,200 1 58 ,656a Predictors: (Constant), Jenis kelamin
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 6,763 1 6,763 ,200 ,656(a)
Residual 1956,970 58 33,741
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Jenis kelaminb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung :
R2 : k1 0.003 : 1(1 – R2) : n - k1 - 1 (1 - 0.003) : 60 - 1 - 1
Jenis kelamin
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics
R SquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 ,087(a) ,008 -,010 5,79662 ,008 ,443 1 58 ,508a Predictors: (Constant), Jenis kelamin
F = 1
1
= = 0.17
95
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 14,884 1 14,884 ,443 ,508(a)
Residual 1948,850 58 33,601
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Jenis kelaminb Dependent Variable: Motivasi untuk sembuh
Regresi lama tiggl d rehab
Model Summary
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics
RSquareChange
FChange df1 df2
Sig. FChange
1 ,050(a) ,002 -,015 5,81145 ,002 ,145 1 58 ,705a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab
ANOVA(b)
ModelSum of
Squares df Mean Square F Sig.Regression 4,900 1 4,900 ,145 ,705(a)
Residual 1958,833 58 33,773
1
Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehabb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh
Rumus F hitung :
R2 - R2 : k12 – k1 0.002 - 0.003: 1 (1 – R2 ) : n - k12 - 1 (1 - 0.002) : 60 - 2 - 1
F = 12 1
12
= = -0.058
96
Correlations
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation Ndukungan sosial 70,9000 4,40993 60motivasi untuk sembuh 76,9333 5,76920 60
Correlations
dukungansosial
motivasiuntuk
sembuhPearson Correlation 1 ,435(**)Sig. (2-tailed) . ,001
dukungan sosial
N 60 60Pearson Correlation ,435(**) 1Sig. (2-tailed) ,001 .
motivasi untuk sembuh
N 60 60** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviationdukungan sosial 60 58,00 86,00 70,9000 4,40993motivasi untuk sembuh 60 62,00 88,00 76,9333 5,76920Valid N (listwise) 60
97
RELIABILITY DUKUNGAN SOSIAL
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis*****_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. VAR00001 2,9000 ,7222 80,02. VAR00002 2,7750 ,6556 80,03. VAR00003 2,7250 ,8416 80,04. VAR00004 2,9125 ,8143 80,05. VAR00005 2,8500 ,7647 80,06. VAR00006 2,6500 ,8434 80,07. VAR00007 2,8375 ,8182 80,08. VAR00008 2,8500 ,7811 80,09. VAR00009 2,7875 ,8065 80,0
10. VAR00010 2,8250 ,8385 80,011. VAR00011 2,9625 ,7194 80,012. VAR00012 2,9000 ,7564 80,013. VAR00013 2,8000 ,8175 80,014. VAR00014 2,6000 ,8206 80,015. VAR00015 2,7125 ,7826 80,016. VAR00016 3,0125 ,7875 80,017. VAR00017 2,9250 ,7425 80,018. VAR00018 2,7875 ,8523 80,019. VAR00019 2,7625 ,8604 80,020. VAR00020 3,0500 ,7940 80,021. VAR00021 2,8750 ,9053 80,022. VAR00022 2,8500 ,8283 80,023. VAR00023 3,1375 ,7915 80,024. VAR00024 2,8625 ,8965 80,0
N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 68,3500 128,8886 11,3529 24_
98
RELIABILITY DUKUNGAN SOSIAL
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAR00001 65,4500 118,8582 ,6039 ,9137VAR00002 65,5750 120,3741 ,5620 ,9146VAR00003 65,6250 117,2500 ,5997 ,9136VAR00004 65,4375 120,9328 ,4072 ,9172VAR00005 65,5000 117,3671 ,6600 ,9126VAR00006 65,7000 118,7443 ,5132 ,9152VAR00007 65,5125 118,6581 ,5364 ,9148VAR00008 65,5000 120,4810 ,4547 ,9162VAR00009 65,5625 119,0847 ,5200 ,9151VAR00010 65,5250 120,6323 ,4101 ,9172VAR00011 65,3875 118,6707 ,6189 ,9135VAR00012 65,4500 119,6430 ,5242 ,9150VAR00013 65,5500 117,9722 ,5771 ,9140VAR00014 65,7500 117,7595 ,5871 ,9138VAR00015 65,6375 118,5884 ,5683 ,9142VAR00016 65,3375 119,8720 ,4869 ,9157VAR00017 65,4250 122,3994 ,3614 ,9178VAR00018 65,5625 118,0720 ,5448 ,9146VAR00019 65,5875 116,9290 ,6029 ,9135VAR00020 65,3000 117,4532 ,6279 ,9131VAR00021 65,4750 117,4677 ,5402 ,9148VAR00022 65,5000 117,6709 ,5861 ,9138VAR00023 65,2125 118,5745 ,5620 ,9143VAR00024 65,4875 117,5948 ,5395 ,9148
Reliability Coefficients
N of Cases = 80,0 N of Items = 24
Alpha = ,9180
99
RELIABILITY MOTIVASI UNTUK SEMBUH
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAR00001 81,3750 116,7690 ,5921 ,8839VAR00002 81,5000 117,7975 ,5835 ,8845VAR00003 81,5500 114,8076 ,6108 ,8830VAR00004 81,3625 118,4619 ,4178 ,8874VAR00005 81,4250 115,4373 ,6395 ,8828VAR00006 81,6250 116,1867 ,5298 ,8849VAR00007 81,4375 116,2998 ,5418 ,8846VAR00008 81,4250 118,2222 ,4532 ,8866VAR00009 81,4875 117,0125 ,5082 ,8854VAR00010 81,4500 118,6557 ,3926 ,8880VAR00011 81,3125 116,5973 ,6061 ,8837VAR00012 81,3750 117,5285 ,5140 ,8854VAR00013 81,4750 116,1259 ,5526 ,8844VAR00014 81,6750 116,1968 ,5461 ,8845VAR00015 81,5625 116,7049 ,5449 ,8847VAR00016 81,2625 117,7657 ,4766 ,8861VAR00017 81,3500 120,8380 ,3150 ,8894VAR00018 81,4875 116,1264 ,5269 ,8849VAR00019 81,5125 114,9872 ,5855 ,8835VAR00020 81,2250 115,9741 ,5805 ,8839VAR00021 81,4000 115,9392 ,5012 ,8855VAR00022 81,4250 115,7411 ,5669 ,8841VAR00023 81,1375 116,2214 ,5674 ,8842VAR00024 81,4125 115,0049 ,5577 ,8841VAR00025 81,0750 125,0323 ,0611 ,8940VAR00026 81,3625 125,4998 ,0220 ,8956VAR00027 81,0375 125,5809 ,0347 ,8940VAR00028 80,9875 129,3543 -,2274 ,8977VAR00029 80,9875 127,2277 -,0816 ,8946
Reliability Coefficients
N of Cases = 80,0 N of Items = 29
Alpha = ,8903
100
RELIABILITY MOTIVASI UNTUK SEMBUH
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis*****_
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. VAR00001 2,9000 ,7222 80,02. VAR00002 2,7750 ,6556 80,03. VAR00003 2,7250 ,8416 80,04. VAR00004 2,9125 ,8143 80,05. VAR00005 2,8500 ,7647 80,06. VAR00006 2,6500 ,8434 80,07. VAR00007 2,8375 ,8182 80,08. VAR00008 2,8500 ,7811 80,09. VAR00009 2,7875 ,8065 80,0
10. VAR00010 2,8250 ,8385 80,011. VAR00011 2,9625 ,7194 80,012. VAR00012 2,9000 ,7564 80,013. VAR00013 2,8000 ,8175 80,014. VAR00014 2,6000 ,8206 80,015. VAR00015 2,7125 ,7826 80,016. VAR00016 3,0125 ,7875 80,017. VAR00017 2,9250 ,7425 80,018. VAR00018 2,7875 ,8523 80,019. VAR00019 2,7625 ,8604 80,020. VAR00020 3,0500 ,7940 80,021. VAR00021 2,8750 ,9053 80,022. VAR00022 2,8500 ,8283 80,023. VAR00023 3,1375 ,7915 80,024. VAR00024 2,8625 ,8965 80,025. VAR00025 3,2000 ,7186 80,026. VAR00026 2,9125 ,7986 80,027. VAR00027 3,2375 ,6607 80,028. VAR00028 3,2875 ,6202 80,029. VAR00029 3,2875 ,5323 80,0
N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 84,2750 126,5310 11,2486 29_
101
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
VAR00001 81,3750 116,7690 ,5921 ,8839VAR00002 81,5000 117,7975 ,5835 ,8845VAR00003 81,5500 114,8076 ,6108 ,8830VAR00004 81,3625 118,4619 ,4178 ,8874VAR00005 81,4250 115,4373 ,6395 ,8828VAR00006 81,6250 116,1867 ,5298 ,8849VAR00007 81,4375 116,2998 ,5418 ,8846VAR00008 81,4250 118,2222 ,4532 ,8866VAR00009 81,4875 117,0125 ,5082 ,8854VAR00010 81,4500 118,6557 ,3926 ,8880VAR00011 81,3125 116,5973 ,6061 ,8837VAR00012 81,3750 117,5285 ,5140 ,8854VAR00013 81,4750 116,1259 ,5526 ,8844VAR00014 81,6750 116,1968 ,5461 ,8845VAR00015 81,5625 116,7049 ,5449 ,8847VAR00016 81,2625 117,7657 ,4766 ,8861VAR00017 81,3500 120,8380 ,3150 ,8894VAR00018 81,4875 116,1264 ,5269 ,8849VAR00019 81,5125 114,9872 ,5855 ,8835VAR00020 81,2250 115,9741 ,5805 ,8839VAR00021 81,4000 115,9392 ,5012 ,8855VAR00022 81,4250 115,7411 ,5669 ,8841VAR00023 81,1375 116,2214 ,5674 ,8842VAR00024 81,4125 115,0049 ,5577 ,8841VAR00025 81,0750 125,0323 ,0611 ,8940VAR00026 81,3625 125,4998 ,0220 ,8956VAR00027 81,0375 125,5809 ,0347 ,8940VAR00028 80,9875 129,3543 -,2274 ,8977VAR00029 80,9875 127,2277 -,0816 ,8946
Reliability Coefficients
N of Cases = 80,0 N of Items = 29
Alpha = ,8903