HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN ...

117
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA DI REHABILITASI MADANI MENTAL HEALTH CARE Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi DISUSUN OLEH: Bayu Sukoco Putra 205070000484 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN ...

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN

MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA

DI REHABILITASI MADANI MENTAL HEALTH CARE

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syaratmemperoleh gelar Sarjana Psikologi

DISUSUN OLEH:

Bayu Sukoco Putra

205070000484

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

ii

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI

UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA DI REHABILITAS

MADANI MENTAL HEALTH CARE

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Bayu Sukoco PutraNIM : 205070000484

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Rachmat Mulyono, M.Si.Psi. M. Avicenna, M.HSc.PsyNIP: 19650220 199903 1 003 NIP: 19770906 200112 2 004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIALDENGAN MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PENGGUNA NAPZA DIREHABILITAS MADANI MENTAL HEALTH CARE telah diujikan dalamsidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta pada tanggal 4 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterimasebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 4 Agustus 2011

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Ketua Pembantu Dekan/ Sekretaris

Jahja Umar, Ph.D a. Fadhilah Suralaga, M.Si

NIP. 130 885 522 NIP. 19561223 198303 2 001

Anggota :

Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi Prof. Hamdan Yasun, M.SiNIP. 19770608 200501 2003 NIP. 130351146

M. Avicenna, M.HSc.Psy

NIP: 19770906 200112 2 004

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bayu Sukoco Putra

NIM : 205070000484

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan antara

Dukungan Sosial antara Motivasi untuk sembuh pada Pengguna Napza di

Rehabilitasi Madani Mental Health Care” adalah benar merupakan karya saya

sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut.

Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya

cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undang-

undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari

karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 4 Agustus2011

Bayu Sukoco Putra

NIM: 205070000484

v

Motto

Di Kehidupan Ini Hal-Hal Yang Sulit dan Tidak

Mungkin Sering Kali Hanya Karena Kita Tidak Mau

Sungguh-Sungguh dalam Melakukan dan

Memperjuangkannya

(Happy Sugiarto Tjandra)

vi

Karya ini kupersembahkan kepada

Kedua orang tuaku,

Adikku,

Serta sahabat-sahabat

terbaikku

vii

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Agustus 2011

(C) Bayu Sukoco Putra

(D) 95 halaman + Lampiran

(E) Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk sembuh padaPengguna Napza di Rehabilitasi Madani Mental Health Care.

(F) Seluruh aktivitas sehari-hari yang dilakukan manusia selalu didasari olehdorongan-dorongan dan mempunyai tujuan tertentu. Salah satu doronganyang dapat dilihat dari pengguna napza adalah dorongan untuk sembuh.Maka diperlukan motivasi untuk sembuh agar membantu ia untuk terlepasdari ketergantungan napza. Motivasi adalah suatu kondisi dan dorongan yangdisebabkan oleh adanya motif atau alasan atau sebab yang muncul dalam diridan luar diri seseorang yang mendorong ia untuk melakukan usaha-usahaberupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan membuat dirinya menjadiaktif untuk terus berusaha mencapai tujuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial denganMotivasi untuk sembuh pada pengguna napza di Rehabilitasi Madani MentalHealth Care. Dukungan sosial adalah merupakan suatu proses hubunganyang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai dandihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yangmengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya. Motivasi untuk sembuhadalah suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah lakuseseorang agar bergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehinggamencapai hasil atau tujuan tertentu.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan studikorelasi dan multiple regression ini melibatkan 60 responden dari laki-laki45 orang dan perempuan 15 orang. Teknik pengambilan sampel yangdilakukan menggunakan simple random sampling. Alat ukur dukungan sosialdalam penelitian ini menggunakan “Social Previsions Scale” modifikasi dariCutrona & Russell (1987), dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,9180 danalat ukur motivasi untuk sembuh dalam penelitian ini menggunakan “TCUTreatment Motivation Scales” modifikasi dari Knight, Holcom, dan Simpson(1994), dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,8903. Jumlah item padamasing-masing skala adalah 24 item untuk skala dukungan sosial dan 29item untuk skala motivasi untuk sembuh. Hasil F hitung dari 6 aspekdukungan sosial adalah aspek Attachment memberikan kontribusi nilai

viii

2.71%, aspek Social integration 4.21%, aspek Reassurance of worth 3.21%,aspek Realible alliance 2.94%, aspek Guidance 2.32%, dan aspekOpportunity for nurturance sebesar 3.35%.Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasiPearson didapatkan r hitung 0.435 dengan signifikansi 0,001 < 0,01, makakeputusannya adalah menerima hipotesis yang menyatakan bahwa terdapathubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuksembuh pada pengguna napza di Rehabilitasi Madani mental Health Care.Berdasarkan data yang diperoleh dalam uji regresi diketahui koefisiendeterminasi R Square (R2) sebesar 0.275. Hal ini berarti seluruh aspekdukungan sosial memberikan sumbangsih sebesar 27.5% terhadap motivasiuntuk sembuh. Dengan demikian 72.5% sisanya dapat dijelaskan olehvariabel lain selain dukungan sosial. Sedangkan hasil regresi aspekdemografi pada dukungan sosial yaitu jenis kelamin dan lama tinggal direhabilitasi, hanya memberikan kontribusi 5% bagi perubahan variabelmotivasi untuk sembuh.

Berdasarkan hasil penelitian ini, dan untuk pengembangan penelitianselanjutnya disarankan untuk mengkaji variabel lain diluar penelitian ini,yang mungkin menjadi faktor berpengaruh terhadap motivasi untuk sembuhpada pengguna napza.

(G) Daftar Bacaan: 28; buku: 21 + internet: 7

ix

KATA PENGANTAR

Segenap puji dan segala rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.

Atas segala rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul ” Hubungan antara Dukungan

Sosial antara Motivasi untuk sembuh pada Pengguna Napza di Rehabilitasi

Madani Mental Health Care”.

Penulisan laporan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Penulis menyadari bahwa, tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada

penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah memberikan

kesempatan pada penulis agar dapat menuntut ilmu dengan baik.

2. Ibu Zahrotun Nihayah, M.Si, Pembimbing Akademik penulis. Terima

kasih atas bimbingannya selama penulis menjalani perkuliahan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Rachmat Mulyono, M.Si.,Psi, Pembimbing pertama penulis.

Terima kasih atas bimbingan, nasehat, semangat dan masukan yang

diberikan bapak agar penulis dapat menulis skripsi ini dengan baik.

4. Bapak M. Avicenna, M.Hsc.,Psy, Pembimbing kedua penulis. Terima

kasih atas bimbingan, nasehat, masukan yang diberikan, serta usaha bapak

yang tak pernah lelah untuk mendorong dan menyakinkan penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

x

5. Kedua orang tua Jaka Sukoco, S,Pd. dan Karminah yang banyak

memberikan dukungan baik moril maupun materiil, serta doa-doa yang

dipanjatkan agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Seluruh dosen, karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan

dan menyelesaikan skripsi.

7. Kepala Yayasan Madani Mental Health Care Jakarta yang mengizinkan

dan memfasilitasi penelitian penulis, para staf, karyawan dan responden

penelitian santri Madani mental health care Jakarta.

8. Pakde, Bukde, Om, Tante, dan Kakak, Adik sepupu atas kesabaran,

bantuan dan dukungannya yang selalu menyemangati penulis serta

menemani dalam suka maupun duka.

9. Adik-adik penulis Nisa, Wicak, dan Chandra yang selalu menyemangati

penulis dalam penulisan skripsi ini. Sahabat-sahabat The Laskar, Fandi

(Ucok tebo), Taufik (Kubu), Dimas (Pekho), Bang Wahyu, Rinto

(Jenggot), Bang Yugo, Dontel, dan teman-teman Wiesang Geni, yang

selalu memberika hari-hari yang berwarna. Niar, Nida, Rini, Bunga, Retno

yang telah banyak memberikan masukan dan bantuan dalam penulisan

skripsi ini.

10. Teman-teman angkatan 2005 yang selalu kompak dan selalu memberikan

semangat.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih

untuk segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, 4 Agustus 2011

Penulis

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan Pembimbing ................................................................... i

Lembar Pengesahan Panitia Ujian .................................................................. ii

Lembar Orisinalitas.......................................................................................... iii

Abstrak ............................................................................................................ v

Kata Pengantar ................................................................................................. vii

Daftar Isi........................................................................................................... ix

Daftar Tabel ..................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ............................................................................................... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah ............................................................. 1

1.2 Pembatasan dan perumusan masalah ......................................... 10

1.2.1 Pembatasan masalah......................................................... 10

1.2.2 Perumusan masalah.......................................................... 11

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian................................................... 12

13.1 Manfaat Teoritis ................................................................. 12

1.3.2 Manfaat Praktis ................................................................. 13

1.4 Sistematika Penulisan ................................................................ 14

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Motivasi .................................................................................... 15

2.1.1 Definisi Motivasi.............................................................. 15

2.1.2 Kesembuhan..................................................................... 19

2.1.3 Fungsi-fungsi motivasi .................................................... 20

2.1.4 Jenis-jenis motivasi .......................................................... 21

2.1.5 Teori-teori Motivasi ......................................................... 22

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.................... 23

xii

2.2 Dukungan Sosial ....................................................................... 24

2.2.1 Definisi Dukungan sosial ................................................ 24

2.2.2 Bentuk-bentuk dukungan sosial ....................................... 26

2.2.3 Efek dukungan sosial ....................................................... 29

2.2.4 Faktor-faktor mempengaruhi perolehan dukungan sosial 30

2.3 Napza......................................................................................... 31

2.3.1 Definisi napza................................................................... 31

2.3.2 Pengguna napza................................................................ 34

2.4 Panti Rehabilitasi ...................................................................... 35

2.4.1 Pengertian Rehabilitasi .................................................... 35

2.5 Kerangka berpikir....................................................................... 36

2.6 Hipotesis .................................................................................... 39

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan penelitian................................................................. 42

3.2 Definisi Variabel ........................................................................ 43

3.3.1 Definisi konseptual variabel............................................. 43

3.3.1.1 Definisi konseptual variabel Dukungan sosial... 43

3.3.1.2 Definisi konseptual variabel Motivasi untuk

sembuh .............................................................. 43

3.3.2.Definisi Operasional Variabel........................................... 44

3.3.2.1 Definisi oprasional variable Dukungan sosial ... 44

3.3.2.2 Definisi operasional variabel Motivasi untuk

sembuh .............................................................. 44

3.3 Populasi dan Sampel .................................................................. 44

3.3.1 Populasi ............................................................................. 44

3.3.2 Sampel............................................................................... 45

3.3.3 Teknik pengambilan sampel ............................................. 45

3.4 Pengumpulan data ...................................................................... 45

3.4.1 Metode pengumpulan data ................................................ 45

3.4.2 Instumen pengumpulan data ............................................. 47

xiii

3.5 Uji Instrumen Penelitian ............................................................ 49

3.5.1 Uji Validitas ...................................................................... 49

3.5.2 Uji Reliabilitas .................................................................. 50

3.6 Teknik Analisa Data .................................................................. 53

3.7 Prosedur Penelitian..................................................................... 54

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Responden .................................................... 56

4.2 Hasil Uji hipotesis ...................................................................... 58

4.3 Hasil Uji Statistik ....................................................................... 69

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 72

5.2 Diskusi ....................................................................................... 75

5.3 Saran........................................................................................... 76

5.3.1 Saran Teoritis .................................................................. 76

5.3.2 Saran Praktis ................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78

LAMPIRAN

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Distribusi skor .................................................................... 46

Tabel 3.2 Blue Print Skala Try Out Dukungan Sosial ................................. 47

Tabel 3.3 Blue Print Skala Try Out Motivasi untuk sembuh....................... 48

Tabel 3.4 Tabel Norma Reabilitas................................................................ 50

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......... 56

Tabel 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan lama tinggal di

Rehabilitasi................................................................................... 57

Tabel 4.3 Uji Korelasi Antara Dukungan Sosial

dengan Motivasi untuk sembuh ................................................... 58

Tabel 4.4 Model Summary........................................................................... 59

Tabel 4.5 ANOVAb ...................................................................................... 60

Tabel 4.6 Coefficientsa ................................................................................. 61

Tabel 4.7 Proporsi Varians pada Asepk-aspek Variabel Dukungan Sosial . 61

Table 4.8 Tabel Regresi Aspek Attachment................................................. 62

Tabel 4.9 Tabel Regresi Aspek Social Integaration..................................... 63

Tabel 4.10 Tabel Regresi Aspek Reassurance of worth................................. 63

Tabel 4.11 Tabel Regresi Aspek Realible alliance ........................................ 64

Tabel 4.12 Tabel Regresi Aspek Guidance.................................................... 64

Tabel 4.13 Tabel Regresi Aspek Opportunity for nurturance........................ 65

Tabel 4.14 Tabel Regresi Aspek Demografi Jenis kelamin ........................... 66

Tabel 4.15 Tabel Regresi Aspek Demografi Lama tinggal di rehabilitasi..... 67

Tabel 4.16 Tabel Proporsi Varians Aspek-aspek Demografi......................... 67

Tabel 4.17 Tabel Model summary Jenis kelamin .......................................... 68

Tabel 4.18 Tabel Model summary Lama tinggal di rehabilitasi .................... 68

Tabel 4.19 Tabel Uji Beda Kelompok ........................................................... 69

Tabel 4.20 Tabel Uji Beda Independen.......................................................... 70

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 3 Angket Penelitian

Lampiran 4 Skoring Dukungan Sosial Try Out

Lampiran 5 Skoring Motivasi untuk sembuh Try Out

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah mengapa perlu dilakukan penelitian,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Berbagai macam masalah muncul dan semakin banyak dijumpai pada zaman

globalisasi saat ini. Memasuki era globalisasi ini, Indonesia menghadapi persoalan

yang berarti sebagai konsekwensi hebatnya pengaruh globalisasi di segala bidang,

bukan saja dalam masalah politik, ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup serta

masalah keamanan yang akan menghadapi tantangan yang berat, akan tetapi juga

dalam masalah khusus, seperti misalnya masalah-masalah penggunaan napza.

Peredaran pasar narkoba di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke

tahun. Dalam kasus tindak pidana berdasarkan tingkat pendidikan terdapat angka-

angka yang semakin mengkhawatirkan. Diantaranya pelaku tindak pidana narkoba

dari tahun 2001 dan dibandingkan dengan data pada tahun 2006. Terdapat

perbedaan angka yang sangat signifikan. Pelaku tindak pidana narkoba oleh siswa

SD sebanyak 246 kasus pada tahun 2001, kemudian meningkat tajam menjadi

3.247 kasus di tahun 2006. Di tingkat SLTP, dari 1.832 pada tahun 2001 menjadi

6.632 kasus di tahun 2006. Jumlah kasus di SMU, dari 2.617 pada tahun 2001

2

menjadi 20.977 kasus di tahun 2006. Sedangkan pada tingkat pendidikan

perguruan tinggi dari 229 kasus pada tahun 2001 menjadi 779 kasus di tahun 2006

(Waluyo, 2008).

Sedangkan menurut Kepala Pusat Pengawasan Badan Narkotika Nasional

mengatakan DKI Jakarta merupakan kota dengan kasus penyalahgunaan narkoba

terbesar di Indonesia. Tingkat prevalensi penyalahgunaan narkoba di DKI Jakarta

mencapai 4,1%. Sesuai data Badan Narkotika Nasional, tahun 2008 terdapat

6.980.700 narkoba yang disalahgunakan di DKI Jakarta. Setelah Jakarta, ada juga

kota Yogjakarta yang tercatat memiliki penyalahgunaan narkoba tertinggi dengan

jumlah 2.537.000 disusul kota Maluku 968.900. Secara nasional, tahun 2008

terdapat 135.452 orang yang terlibat penyalahgunaan narkoba. Dan narkoba

terbanyak yang disalahgunakan adalah jenis narkotika, sebanyak 43.148

(Ningtyas, 2009).

Data yang dihimpun oleh Badan Narkotika Nasional memperkirakan

kerugian ekonomi akibat penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang

mencapai 57 triliun di tahun 2013. Jumlah tersebut naik drastis 75,93 % dari

angka Rp 32,4 triliun pada 2008. Sebab Indonesia tidak hanya menjadi negara

peredaran narkoba, melainkan sudah menjadi negara produksi narkoba. Di tahun

2008, kerugian 32,4 triliun terdiri dari kerugian biaya individual sebesar 26,5

triliun dan biaya sosial sebesar 5,9 triliun. Dalam biaya individual itu sebagian

besar, yakni 58 % dipakai untuk mengkonsumsi narkoba bagi para pecandu.

3

Sedangkan 66% biaya sosial digunakan untuk kerugian biaya kematian dini akibat

narkoba (Manggiasih, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth pada bulan Mei dan

Oktober 2003 (Ratih, 2004), bahwa rata-rata pecandu narkoba berasal dari

kalangan ekonomi menengah ke bawah. Hampir 60 % adalah keluarga yang

berpenghasilan di bawah 500 ribu. Dan Elizabeth mengatakan berdasarkan hasil

penelitiannya banyak masyarakat kalangan bawah yang terjebak narkoba. Bahkan

untuk meningkatkan taraf hidupnya mereka kemudian menjadi bandar narkoba.

Kondisi semacam ini sering menjadi sasaran bagi bandar narkoba untuk

masuk keperangkap mereka sampai pada akhirnya tercipta sebuah ketergantungan

yang sangat sulit untuk dilepaskan. Dukungan dari keluarga tetap diperlukan agar

para pecandu narkoba, tidak semakin terjerumus lebih parah sehingga proses

penyembuhan menjadi lebih mudah.

Permasalahan penyalahgunaan Napza mempunyai dimensi yang luas dan

kompleks, baik dari sudut medik, psikiatrik (kedokteran jiwa), kesehatan jiwa,

maupun psikososial (ekonomi, politik, sosial-budaya, kriminalitas, kerusuhan

massal dan lain sebagainya). Dari sekian banyak permasalahan yang ditimbulkan

sebagai dampak penyalahgunaan Napza adalah antara lain, merusak hubungan

kekeluargaan, menurunkan kemampuan belajar dan produktivitas kerja secara

drastis, ketidakmampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk (Hawari,

2009).

4

United Nations Office on Drugs and Crime (dalam Amrie, 2008)

menjelaskan bahwa menetapkan, keberhasilan penanganan terhadap kasus

penyalahgunaan narkoba ditentukan oleh tiga pencapaian. Pertama, berhenti atau

berkurangnya penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol. Kedua, meningkatnya

kesehatan dan keberfungsian individu. Ketiga, menurunnya ancaman terhadap

kesehatan dan keselamatan masyarakat, termasuk dari ancaman mewabahnya

penyakit-penyakit yang juga disebabkan oleh gaya hidup manusia yang identik

dengan penyalahgunaan narkoba.

Mengingat bahwa masalahnya sangat kompleks maka upaya

penanggulangannya harus bersifat menyeluruh, multi disipliner mengikuti

sertakan masyarakat secara aktif, dilaksanakan semua pihak secara

berkesinambungan dan konsisten (BNN, 2004).

Upaya untuk memberantas atau menanggulangi Napza, banyak pihak

terkait mengalami kesukaran padahal sesungguhnya mudah apabila diketahui pola

penyebarannya. Untuk memahaminya pola pemberantasan dapat dijadikan sebagai

analogi atau model untuk pemberantasan Napza (Hawari, 2008).

Penerapan hukuman yang berat sesuai dengan undang-undang, masih

dirasakan perlu untuk menerapkan efek jera maupun rasa takut bagi para bandar

maupun produsen narkoba, mengingat akibat yang di timbulkannya begitu luas

serta berbahaya bagi kuantitas dan kualitas generasi muda kita. Oleh sebab itu,

5

tidak ada jalan lain bagi kita semua untuk menyatakan perang terhadap narkoba

dengan melihat narkoba sebagai musuh bersama.

Mereka yang mengkonsumsi Napza akan mengalami gangguan mental dan

perilaku, sebagai akibat terganggunya sistem neuron transmitter (zat kimia di otak

yang menghubungkan informasi antar sel saraf), maka dapat mengakibatkan

terganggunya fungsi kognitif (alam fikiran), afektif (perasaan) dan perilaku

(Hawari, 2009).

Penyalahgunaan napza menimbulkan dampak jangka panjang terhadap

kesehatan jasmani dan rohani, gangguan fungsi sampai kerusakan organ vital

seperti otak, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal serta dampak sosial termasuk

putus kuliah, putus kerja, hancurnya kehidupan rumah tangga, serta penderitaan

dan kesengsaraan berkepanjangan (BNN, 2004).

Dengan begitu salah satu upaya yang umumnya dilakukan ketika

seseorang melakukan penggunaan napza adalah memasukkan individu tersebut

ke rehabilitasi. Ketika masuk ke rehabilitasi individu dihadapkan dengan berbagai

macam program untuk membantu individu sembuh dari ketergantungannya.

Rehabilitasi adalah bukan sekadar memulihkan kesehatan semula si pemakai,

melainkan memulihkan serta menyehatkan seseorang secara utuh dan menyeluruh

(Somar, 2001).

6

United Nations Office on Drugs and Crime (dalam Amrie, 2008) juga

merumuskan, rehabilitasi memiliki empat tujuan. Pertama, mempertahankan

kemajuan fisiologis dan psikologis sebagai tindak lanjut tahap detoksifikasi.

Kedua, mempertajam dan meneruskan berhentinya perilaku adiktif. Ketiga,

mendidik serta mendorong individu pengguna agar dapat memodifikasi perilaku

gaya hidup yang lebih konstruktif sebagai daya tangkal terhadap godaan narkoba.

Keempat, mendidik dan mendukung perilaku yang mengarah pada terbentuknya

kesehatan pribadi, keberfungsian sosial, serta menekan resiko mewabahnya

penyakit yang mengancam kesehatan dan keselamatan publik.

Banyak sikap atau perlakuan dari orang sekitar akan sangat berpengaruh

terhadap kesembuhannya. Pengaruhnya sangat besar terhadap keberhasilan

individu untuk sembuh. Di satu sisi individu ingin diterima dan didukung

usahanya untuk sembuh dari ketergantungan terhadap napza. Di sisi yang lain

orang sekitar masih memberikan penilaian negatif terhadap mereka, tetap

mencurigai, terjadinya penolakan terhadap mereka dan tidak menghargai usaha

yang dilakukannya (Somar, 2001).

Suandana (2009) mengemukakan bahwa paradigma yang dianut oleh

Indonesia selama ini harus diakui sebagai faktor utama dari terjadinya

dehumanisasi (penghilangan harkat manusia) terhadap para pengguna napza di

panti rehabilitasi, paradigma negara yang steoritif terhadap pengguna napza

menular dan membentuk paradigma yang sama ke dalam masyarakat. Paradigma

7

ini secara tidak langsung memberikan pengaruh negatif pada pengguna napza

dalam menumbuhkan motivasi dalam proses penyembuhannya di panti

rehabilitasi.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Papalia & Olds (1995) yang

menyatakan bahwa pemberian dukungan sosial dari orang yang berarti di seputar

kehidupan individu memberi kontribusi yang terbesar dalam meningkatkan harga

diri seseorang dan dengan harga diri yang tinggi dapat mempercepat proses

penyembuhan individu yang mengalami ketergantungan narkoba.

Kurangnya dukungan sosial untuk proses kesembuhannya atau lingkungan

yang justru merendahkan atau tidak menghargai usaha-usaha untuk sembuh yang

dilakukan mereka akan bertambah stres dan sulit untuk mengendalikan perasaan

sehingga membuat individu rentan untuk menggunakan napza kembali.

Thombs (dalam Amita, 2001) menyatakan bahwa seorang pecandu atau

pengguna narkoba sering merasa tidak mampu melewati stres dan tekanan atas

simptom disfungsi otak seperti penurunan daya ingat, penurunan daya

konsentrasi, serta sugesti yang dialaminya. Sebagian dari mereka juga sering

merasa kesulitan memaksimalkan perawatan yang mereka jalani dan merasa tidak

yakin bahwa mereka dapat mencapai kesembuhan dan terlepas dari

ketergantungan narkoba yang ia alami.

8

Individu yang sedang menjalani proses penyembuhan dari suatu penyakit

juga memerlukan dukungan sosial yang seringkali sulit mereka dapatkan. Individu

yang mengalami pengguna napza juga merupakan salah satu kelompok yang

memerlukan dukungan khusus. Mereka membutuhkan dukungan khusus karena

adanya penolakan terhadap diri mereka, rasa malu, proses penyembuhan yang

relatif lama atau rasa frustasi menurut Wortman (dalam Orford, 1992).

Menurut Orford (1992) dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk

memperkecil tekanan-tekanan atau stres yang dialami individu. Dengan kata lain

jika tidak ada tekanan atau stres maka dukungan sosial tidak berpengaruh.

Selanjutnya Orford menyatakan bahwa bentuk dukungan sosial yang diperlukan

oleh individu dengan penerimaan diri yang rendah, membutuhkan dukungan

sosial yang bersifat emosional dan kelompok sosial. Mengingat hal tersebut, maka

dukungan sosial sangat berperan dalam kehidupan individu yang mengalami

ketergantungan napza.

Menurut Cutrona (1987) dukungan sosial merupakan suatu proses

hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai

dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yang

mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya. Selanjutnya Weis (dalam

Cutrona, 1987) menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki beberapa aspek,

yaitu Attachment, social intergration, reassurance of worth, realible alliance,

guidance, opportunity for nurturance.

9

Berbagai penelitian telah mengidentifikasi dukungan sosial sebagai faktor

pelindung dalam berbagai kesulitan, termasuk kemiskinan, perang,

penyalahgunaan obat-obatan, kekerasan terhadap anak-anak, ADHD, perceraian,

pertentangan dalam keluarga, dan kehilangan orang tua pada usia dini (Wolkow &

Ferguson, 2001).

Berbagai peristiwa di atas sangat memprihatinkan kita semua. Kehidupan

seorang yang terjebak dalam belenggu napza sekeras apapun pengguna napza

berusaha sepenuhnya untuk sembuh, dalam penyembuhannya mereka berusaha

melawan keinginannya untuk menggunakan napza kembali, badan keringat,

menggigil, sendi terasa sakit, rasa bosan di panti rehabilitasi, selain itu pengguna

napza selalu mendapat stigma negatif dan di cap sebagai sampah masyarakat

selalu melekat dalam diri pengguna napza. Stigma negatif itu yang akhirnya

kembali membuat seorang mantan pengguna napza kembali terpuruk. Perasaan

kesendirian, tak punya kawan, membuat mereka kembali terbenam dalam

gemilang napza. Hanya segelintir mantan pengguna yang berhasil menata kembali

hidupnya walau harus lewat perjuangan keras dan berliku. Oleh sebab itu

pengguna napza diperlukan memiliki motivasi untuk sembuh yang tinggi dan

dukungan dari lingkungan masyarakat, keluarga, dan kerabat.

Dari berbagai fenomena yang sudah dijelaskan di atas, menjadikan peneliti

tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai hubungan dukungan sosial dengan

motivasi untuk sembuh pada pengguna napza. Maka berdasarkan latar belakang

10

ini pula penulis melakukan penelitian mengenai, “ Hubungan Dukungan Sosial

dengan Motivasi untuk Sembuh pada Pengguna Napza di Panti Rehabilitasi

Madani Mental Health Care”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembahasan dalam permasalahan ini tidak meluas, maka diperlukan

pembatasan masalah mengenai dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh

pada pengguna napza :

1. Motivasi untuk sembuh yang dimaksud peneliti adalah suatu kondisi dan

dorongan yang disebabkan oleh adanya motif atau alasan atau sebab yang

muncul dalam diri dan luar diri seseorang yang mendorong ia untuk

melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan

membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan.

2. Dukungan sosial yang dimaksud peneliti disini adalah merupakan suatu

proses hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa

seseorang dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan

kepada individu yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.

3. Penggunaan napza adalah penggunaan zat di luar indikasi medis tanpa

petunjuk atau resep dokter, dimana pemakaiannya sendiri dilakukan secara

relative teratur atau berkali-kali, sekurang-kurangnya selama satu bulan

(BNN, 2003). Panti rehabilitasi yang ingin diteliti adalah Panti Rehabilitasi

MMCH (Madani Mental Health Care).

11

1.2.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka permasalahan yang

akan diungkap sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Attachment dari

variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Social intergration dari

variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Reassurance of worth

dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?

4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Realible alliance dari

variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?

5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Guidance dari variabel

Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada pengguna

napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care?

6. Apakah ada hubungan yang signifikan antara “Aspek Opportunity for

nurturance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk

sembuh pada pengguna napza di panti Rehabilitasi Madani Mental Health

Care?

12

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek Attachment, social intergration,

reassurance of worth, realible alliance, guidance, opportunity for nurturance,

dari variabel dukungan sosial dengan variabel motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Manfaat teoritis

Diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan kalangan akademis

khususnya ilmu psikologi terutama psikologi sosial dan psikologi kesehatan untuk

mengungkap kompleksitas permasalahan tentang dukungan sosial dengan

motivasi untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi.

1.3.2.2 Manfaat praktis

Memberikan informasi tentang bahaya narkoba terhadap kesehatan. Dan

penelitian ini dapat menjadi masukan yang berharga bagi masyarakat umum

terutama para orang tua agar lebih memperhatikan bahaya yang ditimbulkan dari

penyalahgunaan narkoba. Dan peneliti menginginkan dari penelitian ini dapat

dijadikan acuan bagi keluarga agar lebih memperhatikan lagi dan memberikan

dukungan bagi anggota keluarganya yang telah terjerumus napza untuk selalu

memberikan motivasi agar tercapai taraf kesembuhannya.

13

1.4. Sistematika Penulisan

Agar dalam penyusunan penelitian lebih terarah dan sistematis, maka penulis

membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian

serta sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan membahas definisi motivasi untuk sembuh,

aspek-aspek motivasi, fungsi-fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi,

peranan motivasi, pengertian dukungan sosial, jenis-jenis dukungan

sosial, efek dukungan sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi

perolehan dukungan sosial, pengertian napza, kerangka berpikir.

BAB III : METODELOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan jenis penelitian, meliputi

pendekatan dan metode penelitian, variabel penelitian dan definisi

operasional variabel, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

instrumen penelitian data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan hasil dan analisis data.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, diskusi, dan Saran.

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dipaparkan tentang definisi motivasi, definisi kesembuhan,

fungsi-fungsi motivasi, jenis-jenis motivasi, teori-teori motivasi, definisi

dukungan sosial, bentuk-bentuk dukungan sosial, efek dukungan sosial, faktor-

faktor yang mempengaruhi dukungan sosial, definisi napza, definisi pengguna

napza, definisi rehabilitasi, serta hipotesis penelitian.

2.1. Motivasi

2.1.1. Pengertian Motivasi

Seluruh aktivitas sehari-hari yang dilakukan manusia selalu didasari oleh

dorongan-dorongan dan mempunyai tujuan tertentu. Salah satu dorongan yang

mungkin dapat dilihat dari pengguna adalah dorongan untuk sembuh. Dorongan-

dorongan tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri individu itu sendiri atau berasal dari luar diri individu.

Pendapat yang juga dikemukakan oleh Davidoff (1991), bahwa motif atau

motivasi menunjukkan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari

akibat suatu kebutuhan, motif inilah yang mengaktifkan atau membangkitkan

perilaku yang biasanya tertuju pada pemenuhan kebutuhannya.

15

Menurut Purwanto (2004), motif merupakan suatu dorongan yang timbul

dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak

melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk

mempengaruhi tingkah laku seseorang agar bergerak hatinya untuk bertindak

melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

Menurut Gerungan (1996), motif merupakan dorongan, keinginan, hasrat,

dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dalam diri individu untuk melakukan

sesuatu. Motif itu memberikan tujuan dan arah terhadap tingkah laku individu.

Sedangkan Staton (dalam Mangkunegara, 1988), mendefinisikan bahwa, “ Motive

is a stimulated need which a goal oriented individual seeks to satisfy.” Yang

diartikan suatu motif adalah kebutuhan yang distimulasi yang dicari oleh individu

yang berorientsi pada tujuan untuk mencapai rasa puas.

Menurut Sarwono (2000), motif berarti rangsangan, dorongan atau

pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Sedangkan motivasi merupakan

istilah yang lebih umum, yang menunjuk pada seluruh proses penggerak,

termasuk didalamnya situasi yang mendorong timbulnya tindakan atau tingkah

laku individu. Pengertian tersebut menggambarkan bahwa motif tidak sebatas

pada pelaksanaan perilaku, tetapi juga berkenaan dengan keadaan organisme yang

menerangkan mengapa tingkah laku terarah kepada suatu tujuan tertentu. Jadi,

motif merupakan latar belakang atau alasan mengapa seseorang melakukan

kegiatan tertentu.

16

Wolfolk (1998), dalam bukunya Educational Psychology mengatakan

bahwa motivasi adalah kegiatan internal individu yang bersifat membangun,

langsung, dan menimbulkan tingkah laku yang terdiri dari kebutuhan (needs),

minat (interest), kesenangan (enjoyment), ganjaran (reward), dan hukuman

(punishment).

Motivasi (motivation) adalah keseluruhan dorongan, keinginan,

kebutuhan, dan daya sejenis yang mengarah pada perilaku. Motivasi juga

diartikan sebagai satu variabel penyelenggara yang digunakan untuk

menimbulkan faktor-faktor tertentu yang di dalam organisme, yang

membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku

menuju satu sasaran (Chaplin, 2006).

Adapun Munandar (2001), mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu

proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan

serangkaian kegiatan yang mengarah ketercapaiannya tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Mc Donald (dalam Hamalik, 2005) merumuskan bahwa,

“Motivation is an energy change within the person characterized by affective

arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan, bahwa motivasi adalah

suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya

perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

17

Petri (dalam Ghufron & Risnawita, 2010) mengemukakan bahwa motivasi

adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu

untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi

yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada

tujuan mencapai sasaran kepuasan.

Stanfrod (dalam Mangkunegara, 1988), “Motivation as an energizing

condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a

certain class.” menyatakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi (energi) yang

menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.

Motivasi merupakan suatu kondisi dan dorongan yang disebabkan oleh

adanya motif atau alasan atau sebab yang muncul dalam diri seseorang yang

mendorong ia untuk melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap

tertentu dan membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan

Simpson (1994). Selanjutnya Knight, Holcom & Simpson (1994) melanjutkan

bahwa motivasi memiliki 3 aspek yaitu,

a. Problem recogniton (pengakuan terhadap masalah), yaitu masalah dalam

pengakuan penggunaan napza yang kemungkinan di dapat dari tekanan

intrinsik seperti keinginan untuk hidup, bebas dari narkoba.

b. Desire for help (keinginan untuk dibantu), yaitu mendapatkan bantuan dari

keluarga berupa dorongan semangat, dan perhatian.

18

c. Treatment readiness (kesiapan mengikuti treatmen), yaitu ketika pengguna

napza sudah mengakui masalah yang di hadapinya dan keinginan untuk dibantu

maka selanjutnya kesiapan mengikuti treatmen dalam proses kesembuhannya.

2.1.2. Kesembuhan

Di dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990), dikatakan bahwa sembuh berarti

orang yang sakit atau menderita suatu penyakit menjadi pulih atau sehat kembali.

Di dalam kamus Psikologi istilah kesembuhan (recovery) dapat diartikan sebagai

kembalinya seseorang pada suatu kondisi kenormalan setelah menderita suatu

penyakit, baik penyakit mental atau penyakit fisik (Chaplin, 2006).

Jadi dari penjabaran tentang motivasi dapat di ambil suatu kesimpulan

bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah

laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk

melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu

perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema

sesuai dengan yang didasarinya. Motivasi dapat juga diartikan sebagai proses

untuk mempengaruhi orang lain agar melakukan suatu tindakan yang sesuai

dengan keinginannya. Dapat diketahui bahwa motivasi terjadi apabila seseorang

mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu tindakan tertentu.

Dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah motivasi untuk sembuh

dalam kaitannya dengan dukungan sosial pada pengguna napza. Motivasi untuk

19

sembuh adalah sesuatu yang mendorong dan memperkuat perilaku serta

memberikan arahan pada individu dengan tujuan agar dapat mencapai taraf

kesembuhan pada pengguna napza. Pengguna napza yang memiliki motivasi

untuk sembuh umumnya dapat dilihat dari keseluruhannya untuk melakukan

pengobatan dan informasi sebanyak mungkin agar dapat mencapai kesembuhan

yang optimal juga selalu menjaga kesehatannya dengan tidak memakai napza

kembali.

2.1.4. Fungsi-fungsi Motivasi

Menurut Rahman (2004) motivasi memiliki tiga komponen pokok meliputi:

a. Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu,

membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan

dalam hal ingatan, respon-respon efektif, dan kecenderungan mendapat

kesenangan.

b. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian

ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan

terhadap sesuatu.

c. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang

tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah

dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

20

Sedangkan menurut Hamalik (2005) fungsi motivasi adalah:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak

akan ada suatu perbuatan atau tindakan.

b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Dari penjabaran diatas dapat diketahui tentang fungsi-fungsi motivasi.

Tiga fungsi tersebut sangat penting peranannya bagi individu untuk mencapai apa

yang diinginkan guna mencapai suatu tujuan.

2.1.5. Jenis-jenis Motivasi

Individu dapat dikatakan mempunyai motivasi yang tinggi dapat dilihat dari

kemampuannya serta usahanya guna mencapai suatu tujuan. Dalam kaitannya hal

di atas, motivasi menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Motivasi intrinsik

Beach (dalam Ghufron & Risnawita, 2010), menyatakan bahwa

motivasi intrinsik sebagai suatu hal yang terjadi selama seseorang menikmati

suatu aktivitas dan memperoleh kepuasan selama terlibat dalam aktivitas

tersebut. Elliot (dalam Ghufron & Risnawita, 2010) mendefinisikan motivasi

intrinsik sebagai sesuatu dorongan yang ada di dalam diri individu yang mana

individu tersebut merasa senang dan gembira setelah melakukan serangkaian

21

tugas. Adapun sumber motivasi intrinsik menurut Woolfolk (1993) meliputi

kebutuhan (needs), minat (interest), kesenangan (enjoyment), dan rasa ingin

tahu (curiosity).

2. Motivasi ekstrinsik

Petri (dalam ghufron & Risnawita, 2010) motivasi ekstrinsik sendiri

pada dasarnya merupakan tingkah laku yang digerakkan oleh kekuatan

eksternal individu. Sumber motivasi ekstrinsik menurut woolfork (1993)

meliputi imbalan (rewards), tekanan sosial (social pressure), dan

penghindaran diri dari hukuman (punishment).

2.1.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Menurut Handoko (1998) dan Widayatun (1999), ada dua faktor yang

mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia, biasanya

timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas.

Faktor internal meliputi :

1) Faktor fisik

Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi

fisik misal status kesehatan pengguna napza. Fisik yang kurang

sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi

penyesuaian pribadi dan sosial. Pengguna napza yang mempunyai

22

hambatan fisik karena kesehatannya buruk sebagai akibat mereka

selalu frustasi terhadap kesehatannya.

2) Faktor proses mental

Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja,

tetapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut.

Pengguna napza dengan fungsi mental yang normal akan

menyebabkan bias yang positif terhadap diri. seperti halnya adanya

kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian dalam hidup yang

harus dihadapi, keadaan pemikiran dan pandangan hidup yang

positif dari diri pengguna napza dalam reaksi terhadap perawatan

akan meningkatkan penerimaan diri serta keyakinan diri sehingga

mampu mengatasi kecemasan dan selalu berpikir optimis untuk

kesembuhannya.

3) Faktor herediter

Bahwa manusia diciptakan dengan berbagai macam tipe

kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Ada tipe

kepribadian tertentu yang mudah termotivasi atau sebaliknya.

Orang yang mudah sekali tergerak perasaannya, setiap kejadian

menimbulkan reaksi perasaan padanya. Sebaliknya ada yang hanya

bereaksi apabila menghadapi kejadian-kejadian yang memang

sungguh penting.

4) Keinginan dalam diri sendiri

23

Misalnya keinginan untuk terlepas dari napza yang mengganggu

aktivitasnya sehari-hari, masih ingin menikmati prestasi yang

berada dipuncak karir, merasa belum sepenuhnya mengembangkan

potensi-potensi yang dimiliki.

5) Kematangan usia

Kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berpikir dan

pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan yang

menunjang kesembuhan pengguna napza.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri seseorang

yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor eksternal ini

meliputi :

1) Faktor lingkungan

Lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pengguna napza baik fisik,

psikologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan rehabilitasi

sangat berpengaruh terhadap motivasi pengguna napza untuk sembuh.

Lingkungan rehabilitasi yang tidak mendukung dan kurang kondusif akan

membuat stress bertambah. Secara fisik misalnya penataan ruangan di

rehabilitasi, konstruksi bangunan akan meningkatkan ataupun mengurangi

stress dan secara biologis lingkungan ini tidak mengganggu kenyamanan

yang dapat memicu stress, sedangkan lingkungan sosial salah satunya

adalah dukungan sosial.

2) Dukungan sosial

24

Gottieb (1983) menyatakan bahwa bentuk perilaku dukungan sosial terdiri

dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau

tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena

kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku

bagi pihak penerima. Dukungan sosial sangat mempengaruhi dalam

memotivasi pengguna napza untuk sembuh, meliputi dukungan emosional,

informasi, penghargaan, instrumental, jaringan (network support).

3) Fasilitas (sarana dan prasarana)

Ketersediaan fasilitas yang menunjang kesembuhan pengguna napza

tersedia, mudah terjangkau menjadi motivasi pengguna untuk sembuh.

Termasuk dalam fasilitas adalah tersedianya sumber biaya yang mencukupi

bagi kesembuhan pengguna napza, tersedianya alat-alat medis yang

menunjang kesembuhan pengguna napza.

4) Media

Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau info kesehatan

(Sugiono, 1999). Adanya media ini pengguna napza menjadi lebih tahu

tentang kesehatannya dan pada akhirnya dapat menjadi motivasi untuk

sembuh.

2.1.7 Teori-teori motivasi

Motivasi memang bidang yang lebih sering dipelajari oleh para psikolog. Sebab

motivasi ini akan mewujudkan motif-motif tertentu yang akan menimbulkan suatu

perilaku atau tindakan tertentu. Dan determinan perilaku atau tindakan ini akan

25

banyak membantu meramalkan dan mengendalikan dampak-dampak dari suatu

keadaan. Determinan perilaku ataupun tindakan tersebut dapat berasal dari dalam

diri individu baik yang bersifat biologis maupun psikologis, ataupun dari

lingkungan. Maka teori-teori motivasi yang ada berupaya membuat perbedaan

paling penting, teori-teori tersebut yaitu (Rahman, 2004):

a. Teori Hedonisme

Hedonisme adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau

kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang

bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan

yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa

semua orang cenderung menghindari hal-hal yang menyulitkan dan lebih

menyukai melakukan perbuatan yang mendatangkan kesenangan.

b. Teori Naluri

Naluri merupakan suatu kebutuhan biologis bawaan, yang mempengaruhi

anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalam keadaan tepat.

Sehingga semua pemikiran dan perilaku manusia merupakan hasil dari naluri

yang diwariskan dan tidak ada hubungannya dengan akal. Menurut teori

naluri, seseorang tidak memiliki tujuan dan perbuatan, akan tetapi dikuasai

oleh kekuatan-kekuatan bawaan, yang menentukan tujuan dari perbuatan yang

akan dilakukan.

c. Teori reaksi yang dipelajari

Teori ini berbeda pandangan dengan tindakan atau perilaku manusia yang

berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola dan tingkah laku yang

dipelajari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Oleh karena itu, teori ini

26

disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang

pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak

didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar

latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.

d. Adanya teori pendorong (Drive Theory)

Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang

dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu

dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu

daya pendorong pada lawan jenis. Namun, cara-cara yang digunakan berlain-

lainan bagi tiap individu, menurut latar belakang dan kebudayaan masing-

masing.

e. Teori kebutuhan

Teori beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada hakikatnya

adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun

kebutuhan psikis. Menurut Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan

yaitu kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan

vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis, seperti kebutuhan akan pangan,

sandang, dan papan, kesehatan, kebutuhan seks. Kebutuhan rasa aman dan

perlindungan (safety and security), seperti perlindungan dari bahaya dan

ancaman, penyakit, perang, kelaparan, dan perlakuan tidak adil. Kebutuhan

sosial, yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan

sebagai pribadi, diakui sebagai kelompok, rasa setia kawan, dan kerja sama.

Kebutuhan akan penghargaan, termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi,

27

kemampuan, status, pangkat. Kebutuhan akan aktualisasi diri, seperti antara

lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, mengembangkan

diri secara maksimum, kreativitas, dan ekspresi diri.

2.2. Dukungan Sosial

2.2.1. Pengertian Dukungan Sosial

Banyak ahli yang menjelaskan dukungan sosial, antaranya adalah Sarafino (1998)

menyatakan bahwa “ Social support refers to the perceived comfort, caring

esteem, or help a person receives from other people or groups”. Definisi ini dapat

diartikan adanya dukungan sosial berarti adanya penerimaan dari orang atau

kelompok terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya bahwa ia

disayangi, diperhatikan, dihargai dan ditolong.

Menurut Schwarzer dan Leppin (dalam Smet, 1994) dukungan sosial dapat

dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang sebenarnya terjadi atau diberikan

oleh orang lain kepada individu (perceived support) dan sebagai kognisi individu

yang mengacu pada persepsi terhadap dukungan yang diterima (received support).

Dukungan sosial menunjukkan suatu perilaku yang dianggap mendukung

karena memiliki sifat yang menghibur atau perilaku yang mengarahkan keyakinan

individu bahwa ia dicintai dan dihargai. Ada beberapa bentuk perilaku dukungan

sosial yang dikemukakan oleh Gottieb (1983), yaitu :

28

“Social support consists of verbal and non verbal information or aduice,

tangible aid, or action that is proffered by social intimates or inferred by their

presence and has beneficial emotional or behavioral effect on the recipient”.

Gottieb (1983) menyatakan bahwa bentuk perilaku dukungan sosial terdiri

dari informasi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata, atau tindakan

yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan

mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.

Rook (dalam Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai salah

satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari

hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari konsekuensi stres.

Menurut Cutrona (1987) dukungan sosial merupakan suatu proses

hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang dicintai

dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu yang

mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.

Sedangkan menurut Cobb (dalam Smet, 1994) menekankan orientasi

subjektif yang memperlihatkan bahwa dukungan sosial itu terdiri atas informasi

yang menuntun orang menyakini bahwa dirinya diurus dan disayangi.

29

Berdasarkan definisi diatas peneliti mendefinisikan dukungan sosial

adalah penerimaan bantuan dalam berbagai bentuk seperti perhatian, kasih sayang,

dihargai, dan nasehat yang berdampak positif bagi individu.

2.2.2. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial

Sarafino (2002) membagi bentuk dukungan sosial menjadi lima bentuk antara

lain:

1. Dukungan emosional (emotional support)

Dukungan emosi mengacu pada bantuan yang berbentuk empati, kepedulian

dan perhatian terhadap individu. Selain itu, dukungan emosional melibatkan

ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu, sehingga individu

tersebut merasa nyaman, terlindungi, kebersamaan, dicintai.

2. Dukungan penghargaan (esteem support)

Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan, penghargaan atau penilaian

yang positif untuk individu, dorongan maju dan semangat, dan perbandingan

positif individu dengan orang lain. Dukungan ini menitikberatkan pada adanya

ungkapan penilaian yang positif atas individu dan penerimaan individu apa

adanya. Bentuk dukungan ini membentuk perasaan dalam diri individu bahwa

ia berharga, mampu dan berarti.

3. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support)

Dukungan instrumental adalah dukungan berbentuk bantuan nyata. Dukungan

ini biasanya berbentuk bantuan finansial dan bantuan dalam mengerjakan

30

tugas-tugas tertentu. Contohnya, pinjaman sumbangan uang dari orang lain

atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.

4. Dukungan informasi (informational support)

Dukungan informasi adalah dukungan yang diberikan dengan cara

memberikan informasi baik berupa nasehat, saran atau pengarahan ataupun

umpan balik untuk memecahkan suatu permasalahan.

5. Dukungan jaringan (network support)

Bentuk dukungan ini akan membuat individu merasa sebagai anggota dari

suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial

dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman senasib.

Merupakan perasaan menjadi anggota suatu kelompok yang saling berbagi

dan memiliki keterikatan dan aktivitas sosial.

Weis (dalam Cutrona, 1987), mengembangkan social provisions scale

untuk mengukur ketersediaan dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan

individu dengan orang lain. Terdapat enam aspek didalamnya, yaitu:

1. Attachment (kasih sayang atau kelekatan), yaitu perasaan kedekatan secara

emosional kepada orang lain yang memberikan rasa aman, biasanya

didapatkan dari pasangan, teman dekat, atau hubungan keluarga.

2. Social integration (integrasi sosial), merujuk pada adanya perasaan memiliki

minat, kepedulian, dan rekresional yang sama.

31

3. Reassurance of worth (penghargaan atau pengakuan), yaitu adanya pengakuan

dari orang lain terhadap kompetensi, keterampilan, dan nilai yang dimiliki

seseorang.

4. Reliable alliance (ikatan atau hubungan yang dapat diandalkan), yaitu adanya

keyakinan bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan untuk membantu

penyelesaian masalah dan kepastian atau jaminan bahwa anak dapat

mengharapkan orangtua dalam membantu semua keadaan.

5. Guidance (bimbingan), yaitu adanya seseorang yang memberikan nasehat dan

pemberian informasi oleh orangtua kepada anak.

6. Opportunity for nurturance (kemungkinan dibantu), merupakan perasaan anak

akan tanggung jawab orangtua terhadap kesejahteraan anak.

Aspek-aspek tersebut menurut Cutrona & Russell (1987) pada dasarnya

dapat disamakan dengan klasifikasi dukungan sosial berdasarkan fungsinya

seperti disebutkan diatas. Aspek attachment, social integaration, dan Reassurance

of worth dapat disamakan dengan dukungan emosional, Reliable alliance dapat

disamakan dengan dukungan instrumental, sedangkan Guidance dapat disamakan

dengan dukungan informasi, Opportunity for nurturance tidak dapat disamakan

dengan tipe dukungan sosial yang ada, karena aspek tersebut merupakan aspek

unik yang ada di dalam model teoritis Weiss. Weiss menambahkan aspek tersebut

karena perasaan dibutuhkan oleh orang lain merupakan suatu aspek yang penting

dalam hubungan interpersonal.

32

2.2.3. Efek Dukungan Sosial

Smet (1994) mengemukakan bahwa ada dua model peranan dukungan sosial

dalam kehidupan, yaitu model efek langsung (direct effect) dan model efek

penyangga (buffer effect). Dalam efek langsung tetap berpendapat bahwa

dukungan sosial itu bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan tidak perduli

banyaknya stres yang dialami seseorang. Menurut efek dukungan sosial yang

positif sebanding di bawah intensitas-intensitas stres tinggi dan rendah.

Contohnya, orang-orang dengan dukungan sosial tinggi dapat memiliki

penghargaan diri yang lebih tinggi yang membuat mereka tidak begitu mudah

diserang stres. Sedangkan efek penyangga, dukungan sosial mempengaruhi

kesehatan dengan melindungi orang itu terhadap efek negatif dari stres berat.

Fungsi yang bersifat melindungi ini hanya atau terutama efektif kalau orang itu

menjumpai stres yang kuat. Efek penyangga bekerja paling sedikit dengan dua

cara. Orang-orang dengan dukungan sosial tinggi mungkin akan kurang menilai

situasi penuh stres (mereka tahu bahwa mungkin akan ada seorang yang dapat

membantu mereka). Orang-orang dengan dukungan sosial tinggi akan mengubah

respon mereka terhadap sumber stres (contohnya seorang teman pergi ke

sahabatnya untuk membicarakan masalah itu). Kedua segi itu mempengaruhi

dampak sumber stres.

2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan Dukungan Sosial

Sarafino (1994) dalam bukunya Health Psychology menguraikan beberapa faktor

yang mempengaruhi perolehan dukungan sosial dari orang lain, yaitu :

33

1. Penerima Dukungan (Recipients)

Seseorang tidak akan memperoleh dukungan bila mereka tidak ramah, tidak

mau menolong orang lain dan tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa

mereka membutuhkan pertolongan. Ada orang yang kurang asertif untuk

meminta bantuan, atau mereka berpikir bahwa mereka seharusnya tidak

tergantung dan membebani orang lain, merasa tidak enak mempercayakan

sesuatu pada orang lain atau tidak tahu siapa yang dapat diminta bantuannya.

2. Penyedia Dukungan

Individu tidak akan memperoleh dukungan jika penyedia tidak memiliki

sumber-sumber yang dibutuhkan oleh individu, penyedia dukungan sedang

berada dalam keadaan stres dan sedang membutuhkan bantuan, atau mungkin

juga mereka tidak cukup sensitif terhadap kebutuhan orang lain.

3. Komposisi dan struktur jaringan sosial (hubungan individu dengan keluarga

dan masyarakat).

Hubungan ini bervariasi dalam hal ukuran, yaitu jumlah orang yang biasa

dihubungi; frekuensi hubungan, yaitu seberapa sering individu bertemu

dengan orang tersebut; komposisi, yaitu apakah orang tersebut adalah

keluarga, teman, rekan kerja, atau yang lainnya; dan keintiman, yaitu

kedekatan hubungan individu dan adanya keinginan untuk saling

mempercayai (Sarafino, 1994).

34

2.3 Napza

2.3.1 Pengertian napza

Istilah napza, narkoba, narkotika dan obat terlarang merupakan istilah yang

beredar di masyarakat baik melalui media maupun pembicaraan langsung. Semua

istilah ini mengacu kepada sekelompok zat yang nampaknya mempunyai satu

resiko yang oleh masyarakat disebut bahaya yakni kecanduan atau

ketergantungan. Salah satunya adalah NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika

dan zat adiktif lainnya) yang merupakan bahan atau zat yang bila masuk ke dalam

tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat atau otak, sehingga

menyebabkan gangguan fisik, psikis dan fungsi sosial (BNN dan Departemen

Kesehatan RI, 2004).

BNN dan Departemen Kesehatan RI, (2004) menjelaskan jenis-jenis

Napza yang sering disalahgunakan:

1. Narkotika, merupakan zat yang berasal dari tanaman atau bukan tananaman

baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau

perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

2. Psikotropika, merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan

narkotika yang bersifat proaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf

pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

3. Zat Adiktif Lainnya, bahan ini merupakan zat yang membuat pengaruh

psikoaktif di luar narkotika dan psikotropika, yang diantaranya seperti:

35

1) Minuman beralkohol, adalah larutan yang mengandung atlialkohol, yang

berpengaruh terhadap sistem saraf pusat dan sering menjadi bagian dari

budaya tertentu.

2) Tembakau, ialah zat yang sangat luas digunakan oleh masyarakat,

mengandung nikotin dan berbagai zat berbahaya akibat proses

pembakarannya.

BNN dan Departemen Kesehatan RI, (2004) menjelaskan berdasarkan

tingkat-tingkat pemakaian Napza terbagi menjadi 5, yaitu:

1. Pemakaian Coba-coba

Yaitu pemakaian Napza yang tujuannya ingin mencoba untuk memenuhi rasa

ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan sebagian lain

berlanjut pada tahap yang lebih berat.

2. Pemakaian Sosial atau Rekreasi

Yaitu pemakaian Napza dengan tujuan bersenang-senang saat rekreasi atau

santai. Sebagian bertahan pada tahap ini, yang lain meningkat pada tahap yang

lebih berat.

3. Pemakaian Situasional

Yaitu pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu, seperti ketegangan,

kesedihan, kekecewaan dan sebagainya, dengan maksud menghilangkan

perasaan-perasaan tersebut.

4. Penyalahgunaan

Yaitu suatu pola penggunaan yang bersifat patologik yang ditandai oleh

intoksikasi sepanjang hari, tak mampu mengurangi atau menghentikan,

36

berusaha berulang kali mengendalikan, terus menggunakan walaupun sakit

fisiknya cukup berat akibat zat tersebut. Keadaan ini menimbulkan gangguan

antara lain: perilaku agresif dan tidak wajar, hubungan dengan teman

terganggu, sering bolos sekolah atau kerja, melanggar hukum dan tak mampu

berfungsi secara efektif.

5. Ketergantungan

Yaitu telah terjadinya toleransi dan gejala putus zat, bila pemakaian zat

dihentikan atau dikurangi dosisnya. Agar tidak berlanjut pada tingkat yang

lebih berat (ketergantungan), maka sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian

tersebut memerlukan perhatian dan kewaspadaan keluarga dan masyarakat.

BNN dan Departemen Kesehatan RI (2004) menjelaskan terjadinya

penyalahgunaan Napza terjadi akibat interaksi 2 faktor berikut:

1. Faktor Individu, kebanyakan penyalahgunaan napza dimulai atau terdapat

pada masa remaja, sebab masa remaja yang sedang mengalami perubahan

biologik, psikologik maupun sosial yang pesat merupakan individu yang

rentan untuk menyalahgunakan Napza.

2. Faktor Lingkungan, meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan, baik

pergaulan dilingkungan rumah, disekolah maupun di tempat-tempat umum.

Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Napza

merupakan jenis-jenis dari narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya.

Sehingga ketika seseorang mengkonsumsinya, maka akan menimbulkan ketagihan

37

atau ketergantungan serta memiliki efek yang negatif terhadap fungsi otak serta

organ tubuh. Dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya

penyalahgunaan Napza, dapat terjadi akibat adanya tiga interaksi yang

diantaranya, faktor Napza sebagai zat yang dapat memberikan penghayatan

kenikmatan sesaat pada otak, kemudian faktor individu dimana penggunaan

Napza dijadikan sebagai suatu peralihan dari masalah yang dihadapinya atau suatu

percobaan akibat rasa ingin tahu yang lebih, dan yang terakhir adalah faktor

lingkungan yang tidak kondusif sehingga memiliki pengaruh yang besar terhadap

terjadinya penyalahgunaan Napza.

2.4 Pengguna Napza

Pengguna Napza atau penyalahguna Napza adalah individu yang menggunakan

narkotika atau psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak dalam pengawasan

dokter (BNN, 2003). Korban penyalahguna Napza atau pengguna Napza adalah

orang yang menderita ketergantungan terhadap Napza yang disebabkan oleh

penyalahgunaan Napza, baik atas kemauan sendiri maupun paksaan dari orang

lain (BNN dan Departemen Kesehatan RI, 2003).

Seseorang yang mengkonsumsi Napza tidak lagi dapat membedakan mana

yang baik dan buruk, mana yang halal dan yang haram. Untuk menghindari Napza

maka jangan mencoba-coba, sebab sekali mencoba bagaikan ikan kena pancingan

dan sukar melepaskan diri, yang pada gilirannya jatuh dalam ketergantungan

dengan segala akibatnya (Hawari, 2008).

38

2.5. Panti Rehabilitasi

2.5.1 Pengertian Rehabilitasi

Rehabilitasi berarti restorasi (perbaikan, pemulihan) mengarah pada normalitas,

atau pemulihan menuju status yang paling memuaskan terhadap individu yang

pernah menderita luka atau menderita satu penyakit mental (Chaplin, 2006).

Rehabilitasi adalah bukan sekadar memulihkan kesehatan semula si

pemakai, melainkan memulihkan serta menyehatkan seseorang secara utuh dan

meyeluruh. Rehabilitasi pengguna napza adalah suatu proses yang berkelanjutan

dan meyeluruh. Rehabilitasi untuk pengguna napza harus meliputi usaha-usaha

untuk mendukung para pengguna, hari demi hari dalam pengembangan dan

pengisian hidup secara bermakna serta berkualitas di bidang fisik, mental,

spiritual dan sosial (Somar, 2001). Rehabilitasi adalah upaya memulihkan dan

mengembalikan kondisi pengguna napza dalam arti sehat fisik, psikologik, sosial

dan spiritual (Hawari, 2009).

2.6. Kerangka Berpikir

Pembahasan masalah narkoba semakin terbuka dan banyak dibicarakan di kota-

kota besar hingga pelosok-pelosok tanah air. Mengingat obat-obat terlarang sudah

menjadi barang konsumsi sehari-hari bagi mereka yang sudah kecanduan.

Penyebaran dan pemakaiannya sudah semakin merata dan tidak pandang bulu.

Cepat atau lambat penyalahgunaan atau ketergantungan napza akan

menghancurkan generasi bangsa.

39

Pengguna Napza atau penyalahguna Napza adalah individu yang

menggunakan narkotika atau psikotropika tanpa indikasi medis dan tidak dalam

pengawasan dokter (BNN, 2003). Korban penyalahguna Napza atau pengguna

Napza adalah orang yang menderita ketergantungan terhadap Napza yang

disebabkan oleh penyalahgunaan Napza, baik atas kemauan sendiri maupun

paksaan dari orang lain (BNN dan Departemen Kesehatan RI, 2003).

Lingkungan pergaulan sering mempunyai pengaruh kuat dalam perilaku

mereka. Emosi yang masih meluap-luap, keinginan untuk mencoba sesuatu yang

baru, kecenderungan hanya berpikir linier sehingga mudah terprovokasi

merupakan beberapa ciri umum yang sering mereka alami. Belum lagi masalah

sosial lingkungan dan keluarga, yang sering bermuara pada rasa keterasingan

mereka, sehingga mereka cenderung mencari alternatif pemecahannya secara

sepintas, sepihak, tanpa mempertimbangkan matang-matang kemungkinan akibat

yang dapat timbul. Kondisi semacam ini sering menjadi sasaran bagi bandar

narkoba untuk masuk keperangkap mereka sampai pada akhirnya tercipta sebuah

ketergantungan yang sangat sulit untuk dilepaskan. Berdasarkan pengalaman,

dukungan dari keluarga, sahabat, tetap diperlukan agar para pecandu Narkoba,

agar tidak semakin terjerumus lebih parah sehingga proses penyembuhan menjadi

lebih mudah.

Menurut Orford (1992) dukungan sosial bekerja dengan tujuan untuk

memperkecil pengaruh tekanan-tekanan atau stres yang dialami individu. Dengan

kata lain jika tidak ada tekanan atau stres maka dukungan sosial tidak

40

berpengaruh. Selanjutnya Orford menyatakan bahwa bentuk dukungan sosial yang

diperlukan oleh individu dengan penerimaan diri yang rendah, membutuhkan

dukungan sosial yang bersifat emosional dan kelompok sosial. Mengingat hal

tersebut, maka dukungan sosial sangat berperan dalam kehidupan individu yang

mengalami ketergantungan napza.

2.7. Hipotesa

1. Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Attachment dari variabel

Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

41

H01: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Attachment dari

variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

2. Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Social intergaration dari

variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

H02: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Social intergaration

dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh

pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

3. Ha3: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Reassurance of worth dari

variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

H03: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Reassurance of worth

dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh

pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

4. Ha4: Ada hubungan yang signfikan antara aspek Realible alliance dari

variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

H04: Tidak ada hubungan yang signfikan antara aspek Realible alliance dari

variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

42

5. Ha5: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Guidance dari variabel

Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

H05: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Guidance dari

variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh pada

pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

6. Ha6: Ada hubungan yang signifikan antara aspek Opportunity for nurturance

dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi untuk sembuh

pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental health care.

H06: Tidak ada hubungan yang signifikan antara aspek Opportunity for

nurturance dari variabel Dukungan Sosial dengan variabel Motivasi

untuk sembuh pada pengguna napza di panti rehabilitasi madani mental

health care.

43

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan lebih lanjut mengenai metode yang digunakan

dalam penelitian ini. Adapun penjelasan mengenai metode dimulai dengan

deskripsi mengenai populasi dan sampel, variabel penelitian, metode

pengumpulan data, serta metode analisis data.

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu

pendekatan penelitian yang menghasilkan data berupa angka-angka dan kemudian

dianalisis dengan statisktik (Sugiono, 2008).

Pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono,

2008).

Sedangkan metode yang Metode penelitian yang digunakan adalah

deskripsi korelasi (corelational descriptive study). Penilitian korelasi dirancang

untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berada dalam suatu

44

populasi. Penelitian korelasi dirancang untuk menentukan besarnya arah

hubungan antar variabel yang diteliti (Sevilla, 1993).

3.2 Definisi Variabel

Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008).

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel bebas (independent variable) adalah Dukungan Sosial.

b. Variabel terikat (dependent variable) adalah Motivasi untuk sembuh.

3.2.2 Definisi Konseptual

Adapun definisi konseptual dalam penelitian ini, diantaranya adalah :

1. Cutrona (1987) menjelaskan dukungan sosial merupakan suatu proses

hubungan yang terbentuk dari individu dengan persepsi bahwa seseorang

dicintai dan dihargai, disayangi, untuk memberikan bantuan kepada individu

yang mengalami tekanan-tekanan dalam kehidupannya.

2. Sedangkan definisi konseptual motivasi untuk sembuh Motivasi merupakan

suatu kondisi dan dorongan yang disebabkan oleh adanya motif atau alasan

atau sebab yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong ia untuk

melakukan usaha-usaha berupa pekerjaan, berperilaku, sikap tertentu dan

45

membuat dirinya menjadi aktif untuk terus berusaha mencapai tujuan Simpson

(1994).

3.2.3 Definisi Operasional

1. Dukungan sosial yang dimaksud adalah skor yang diperoleh dari skala

dukungan sosial yang terdiri dari aspek Attachment, Social integration,

Reassurance of worth, Reliable alliance, Guidance, Opportunity for

nurturance.

2. Motivasi untuk sembuh yang dimaksud adalah skor yang diperoleh dari skala

motivasi untuk sembuh yang meliputi aspek Problem recognition, Desire for

help, Treatment readiness.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993), populasi adalah kelompok dimana peneliti

akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sedangkan menurut Kerlinger

(dalam Sevilla, 1993), populasi adalah keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-

objek yang telah ditetapkan dengan baik. Populasi dalam penelitian ini adalah

pengguna napza yang berada di Panti Rehabilitasi Madani Mental Health Care

yang berjumlah 120 orang. Laki-laki berjumlah 102 orang sedangkan perempuan

berjumlah 18 orang.

46

3.3.2 Sampel

Menurut Ferguson (dalam Sevilla, 1993) mendefinisikan sampel adalah beberapa

bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi, atau porsi dari suatu

populasi. Dalam penelitian ini sampel tersebut adalah pasien Panti Rehabilitasi

Madani Mental Health Care. Jumlah sampel yang direncanakan berjumlah 60

orang, sebab menurut Gay (dalam Sevilla,1993) Jumlah sampel minimal dari

suatu penelitan korelasi adalah 30 orang. Penetapan jumlah sampel tersebut

disesuaikan dengan kemampuan penulis berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga

dan dana penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel 60 orang.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah sample random sampling.

Menurut Sugiyono (2008) dikatakan sample (sederhana) karena pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu. Maka semua individu akan mempunyai kesempatan

yang sama untuk terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini. Sesuai dengan

tujuan penelitian, yang menjadi subyek penelitian adalah pasien Madani Mental

Health Care yang masih terdaftar.

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan skala. Penggunaan skala pada pengumpulan data

47

didasarkan bahwa untuk mengungkap data seperti mengenai sikap terhadap

sesuatu. Adapun skala yang digunakan adalah model skala likert dengan empat

alternative jawaban. Selain itu pernyataannya dibuat dengan kategori positif atau

kesetujuan (favorable) dan item yang disebut negative atau ketidaksetujuan

(unfavorable) (Sevilla, 1993).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert dengan

menggunakan 4 pilihan jawaban yakni sebagai berikut:

• Sangat Setuju (SS)

• Setuju (S)

• Tidak Setuju (TS)

• Sangat Tidak Setuju (STS).

Adapun perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang

dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yakni favorable atau unfavorable. Untuk

jawaban favorable skornya bergerak dari kanan ke kiri (SSSTSSTS)

dengan nilai (1234). Sedangkan untuk unfavorable cara skornya bergerak

sebaliknya dari kiri ke kanan, (STSTSSSS) dengan nilai (4321). Jika

digambarkan dalam bentuk tabel, maka hasilnya sebagai berikut:

Tabel 3.1Bobot Nilai

Kategori Respon SS S TS STS

Favorabel 4 3 2 1

Unfavorabel 1 2 3 4

48

3.4.2 Instumen Penelitian

Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu:

1. Skala Dukungan sosial

Skala dukungan sosial dalam penelitian ini diadaptasi oleh peneliti

menggunakan skala model likert dengan aspek-aspek dukungan sosial yang

dibuat oleh Cutrona & Russell, “Social Previsions Scale” yang selanjutnya

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Tabel 3.2Blue Print Try Out Skala Dukungan Sosial

No Aspek Indikator Fav Unfav Total1 Attachment (kasih

sayang/kelekatan)- Merasakan kedekatan

emosional dan rasaaman dengan oranglain.

11,17 14,21 4

2 Social Intergaration(integrasi sosial)

- Mempunyaikesempatan untukberbagi minat dankesenangan sertamempunyaikesempatan untukmelakukan aktivitas.

5,8 2,22 4

3 Reassurance of worth(penghargaan/pengakuan)

- Mendapatkanpersetujuan terhadapide dan pendapat

13,20 6,9 4

4 Realible Alliance(ikatan/hubunganyang dapatdiandalkan)

- Mendapatkankesempatan untukberbagi cerita sukadan duka denganorang lain

1,23 10,18 4

5 Guidance(bimbingan)

- Mendapatkan nasehat/ saran dari orang lain

12,16 2,19 4

6 Opportunity fornurturance(kemungkinandibantu)

- Pemenuhankebutuhan sehari-hari

4,7 15,24 4

Total 12 12 24Item Valid (*)

49

Skala dukungan sosial yang akan di uji terdiri dari 24 item, terdiri dari 12

item favorabel dan 12 item unfavorabel. Selanjutnya untuk menginterpretasi skor

responden, penulis menentukan 4 kategori jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

2. Skala Motivasi untuk sembuh

Skala motivasi untuk sembuh dalam penelitian ini diadaptasi oleh peneliti

menggunakan skala model Likert dengan aspek-aspek motivasi untuk sembuh

yang dibuat oleh Knight, Holcom, dan Simpson, “TCU Treatment Motivation

Scales” yang selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Tabel 3.3Blue Print Try Out Skala Motivasi untuk sembuh

No Faktor Indikator Fav Unfav Total1 Problem

recognition(masalahpengakuan)

-keinginan untukterlepas dari napza.

1,4,6,8,11,15,20,24,27 9

2 Desire for help(keinginanuntuk dibantu)

-bantuan dari keluarga,teman berupa dorongansemangat, perhatian.

9,13,18,22,28,29 2,16,19,23 10

3 Treatmentreadiness(kesiapan dalamkesembuhan)

-ikut serta dalamaktivitas programkesembuhan

12,17,25,26 3,5,7,10,14,21

10

Total 19 10 29Item Valid (*)

Skala motivasi untuk sembuh yang akan di uji terdiri dari 29 item, terdiri

dari 19 item favorabel dan 10 item unfavorabel. Selanjutnya untuk

menginterpretasi skor responden, penulis menentukan 4 kategori jawaban, yaitu :

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

50

3.5. Teknik Uji Instrumen

3.5.1 Uji Instrumen

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan pengujian validitas dan

reliabilitas alat (try out) terhadap 60 pasien Rehabilitasi Madani Mental Health

Care yang diberikan pada tanggal 8 Oktober 2010 dengan 53 item dari 2 skala

yaitu skala Dukungan Sosial sebanyak 24 item dan Motivasi untuk sembuh

sebanyak 29 item.

3.5.2 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan dan ketelitian atau

akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Menurut Sevilla (1993)

validitas merupakan derajat ketepatan suatu alat tentang pokok isi yang

sebenarnya yang diukur.

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian

yang valid bila terdapat kesamaan data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan

dapat dilihat pada hasil penghitungan SPSS (Statistical Package for the Social

Sciences) versi 11,5 for windows.

3.5.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur derajat ketepatan suatu alat ukur

tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Menurut Sevilla (1993)

51

reliabilitas merupakan derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang

ditunjukkan oleh instrumen penelitian. Tes dikatakan sebagai reliabilitas tinggi

apabila skor tampak tes itu dikatakan konsisten dan dapat diandalkan.

Adapun uji reliabilitas alat tes atau skala dengan rumus Alpha Cronbach

dan perhitungan menggunakan SPSS 11.5 for windows.

Menurut J.P. Guilford (dalam Kuncoro, 2005), prinsip umum yang

digunakan untuk menafsirkan nilai r adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4Interpretasi Nilai r

Besarnya r Interpretasi

>0,9 Sangat reliable

>0,7 Reliabel

>0,4 Cukup reliable

>0,2 Kurang reliable

< 0,2 Tidak reliable

3.5.4 Hasil Uji Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan jumlah

total keseluruhan item sebanyak 53 item dari dua skala, yaitu skala dukungan

sosial yang berjumlah 24 item dan skala motivasi untuk sembuh yang berjumlah

29 item. Uji instrumen diberikan pada 60 pasien Rehabilitasi Madani Mental

Health Care.

• Uji Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam

penelitian, yaitu uji validitas skala dukungan sosial dan uji validitas skala

motivasi untuk sembuh. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik

52

korelasi Product Moment Pearson. Pada skala dukungan sosial, dari 24 item

yang diuji cobakan, terdapat 24 item yang valid sedangkan tidak ada item

yang tidak valid. Nomor item skala dukungan sosial yang valid dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.2Blue Print Setelah try out Skala Dukungan Sosial

No Aspek Indikator Fav Unfav Total1 Attachment (kasih

sayang/kelekatan)- Merasakan

kedekatan emosionaldan rasa amandengan orang lain.

11*,17* 14*,21* 4

2 Social Intergaration(integrasi sosial)

- Mempunyaikesempatan untukberbagi minat dankesenangan sertamempunyaikesempatan untukmelakukan aktivitas.

5*,8* 2*,22* 4

3 Reassurance ofworth(penghargaan/pengakuan)

- Mendapatkanpersetujuan terhadapide dan pendapat

13*,20* 6*,9* 4

4 Realible Alliance(ikatan/hubunganyang dapatdiandalkan)

- Mendapatkankesempatan untukberbagi cerita sukadan duka denganorang lain

1*,23* 10*,18* 4

5 Guidance(bimbingan)

- Mendapatkannasehat / saran dariorang lain

12*,16* 2*,19* 4

6 Opportunity fornurturance(kemungkinandibantu)

- Pemenuhankebutuhan sehari-hari

4*,7* 15*,24* 4

Total 12 12 24Item Valid (*)

53

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 24 item skala dukungan sosial,

kesemuanya valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24. Item yang valid pada skala dukungan sosial

diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar 0, 9180. Angka tersebut dapat

dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2004), koefisien reliabilitas yang tinggi

adalah yang mendekati angka 1.00.

Sedangkan pada skala motivasi untuk sembuh, dari 29 item yang di uji

cobakan, terdapat 24 item yang valid sedangkan 5 item lainnya tidak valid. No

item yang valid dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3Blue Print Setelah Try Out Skala Motivasi untuk sembuh

No Faktor Indikator Fav Unfav Total1 Problem

recognition(masalahpengakuan)

- keinginan untukterlepas dari napza.

1*,4*,6*,8*,11*,15*,20*,24*,27

8

2 Desire for help(keinginanuntuk dibantu)

- bantuan darikeluarga, temanberupa dorongansemangat,perhatian.

9*,13*,18*,22*,28,29 2*,16*,19*,23* 8

3 Treatmentreadiness(kesiapan dalamkesembuhan)

- ikut serta dalamaktivitas programkesembuhan

12*,17*,25,26 3*,5*,7*,10*,14*,21*

8

Total 19 10 24Item Valid (*)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 29 item skala motivasi untuk

sembuh, ada 24 item yang valid, yaitu item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24. Item yang valid pada skala

motivasi untuk sembuh diperoleh koefisien alpha cronbach sebesar 0,8903.

54

Angka tersebut dapat dikatakan reliabel karena menurut Azwar (2004), koefisien

reliabilitas yang tinggi adalah yang mendekati angka 1.00.

3.5.5 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar

variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Untuk mengukur keeratan

hubungan antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua

variabel. Maka dalam penelitian ini, analisisnya menggunakan korelasi Product

Moment Pearson. Untuk memudahkan hitungan kesemua koefisien menggunakan

hitungan komputerisasi dengan program SPSS versi 11,5. Untuk menghitung

reliabilitas alat pengumpulan data (uji reliabilitas) akan digunakan teknik Alpha

Cronbach, dengan penghitungannya menggunakan program SPSS versi 11.5.

3.5.6 Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dalam perhitungannya menggunakan program SPSS versi 11,5.

Pengujian instrument dilakukan pada item-item yang valid dari setiap skala

penelitian. Pada skala dukungan sosial yang berjumlah 24, Dan pada skala

motivasi untuk sembuh yang berjumlah 24. Dari hasil hitungan uji reliabilitas

terhadap instrumen penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.7Koefisien Reliabilitas Instrumen Penelitian

Instrumen Koefisien Alpha Cronbach Keterangan

Dukungan Sosial 0, 9180 Reliabel

Motivasi untuk sembuh 0,8903 Reliabel

55

Dari perhitungan menggunakan SPSS 11,5 didapat Alpha Cronbach

sebesar 0,9180 untuk skala dukungan sosial dengan kriteria reliabel. Dan

koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,8903 untuk skala motivasi untuk sembuh

dengan kriteria reliabel.

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Tahap Persiapan

1. Dimulai dengan perumusan masalah

2. Menentukan variabel penelitian

3. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapat gambaran dan landasan teoritis

yang tepat.

4. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu skala dukungan sosial dan skala motivasi untuk sembuh.

5. Menentukan lokasi penelitian

6. Melakukan uji coba alat ukur (try out)

3.6.2 Tahap Pengambilan Data

1. Menentukan sampel penelitian.

2. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan

subyek untuk mengisi skala penelitian.

3. Melaksanakan pengambilan data dengan memberikan skala yang telah

disiapkan kepada subyek penelitian.

56

3.6.3 Tahap Pengolahan Data

1. Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah di isi oleh responden.

2. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat

tabel data.

3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji

hipotesis penelitian.

3.6.4 Tahap Pembahasan

1. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori.

2. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas

berdasarkan data dan teori yang ada.

57

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian yaitu, analisis deskriptif, uji validitas

alat ukur, dan terakhir pengujian hipotesis penelitian.

4.1 Gambaran Umum Responden

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Februari 2011 di Madani Mental Health

Care. Dengan jumlah rincian 60 responden untuk try out dan 60 responden dalam

penelitian. Responden yang di ambil untuk penelitian yang masih tinggal di

madani dan pengguna napza serta yang sudah dapat berkomunikasi. Responden

yang tinggal di rehabilitasi Madani Mental Health Care yaitu

4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

1. Laki-laki 45 75%

2. Perempuan 15 25%

Total 60 100%

58

Jenis kelamin merupakan salah satu aspek yang diambil dalam dukungan

sosial yang mengukur motivasi untuk sembuh. Responden yang berjenis kelamin

laki-laki diberi dengan simbol angka 1 sedangkan berjenis kelamin perempuan

diberi dengan simbol angka 2. Dari hasil penelitian diatas maka diketahui yang

berjenis kelamin laki-laki sebesar 45 responden dengan presentase 75% dan

perempuan sebesar 15 responden dengan presentase 25%.

4.2.1 Responden berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi

Responden yang di ambil dalam penelitian yaitu yang lama tinggal di rehabilitasi

dan dapat digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 4.2Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi

No Tinggal di rehabilitasi Frekuensi Presentase

1. 1-3 bulan 24 40%

2. 4-6 bulan 17 28.33%

3. 7-9 bulan 19 31.67%

Total 60 100%

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tinggal di rehabilitasi 1-3 bulan

berjumlah 24 responden dengan presentase 40%, 4-6 bulan berjumlah 17

responden dengan presentase 28.33%, dan 7-9 bulan berjumlah 19 responden

dengan presentase 31.67%.

59

4.2 Hasil Uji Hipotesis

4.2.1 Hasil Uji Korelasi

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini peneliti melakukan uji korelasi

Product Moment Pearson dan penghitungannya dibantu dengan sistem

komputerisasi SPSS versi 11,5 dari hasil uji korelasi antar dua variabel ini,

didapatkan hasil:

Tabel 4.3Uji Korelasi Antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk sembuh

Correlation

Dukungan Sosial Motivasi untuksembuh

DUKUNGAN Pearson CorrelationSOSIAL Sig. (2-tailed) N

1

60

.435**.00160

Motivasi Pearson Correlationuntuk Sig. (2-tailed)sembuh N

.435**.00160

1

60**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa nilai korelasi (rhitung) antara

dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh menunjukkan angka sebesar

0.435. Dengan demikian nilai (rhitung) > (rtabel) pada taraf signifikansi 1% (0.330).

Hal tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha tidak ditolak, yaitu ada

hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh

pada pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care.

4.2.2 Hasil Uji Regresi

Peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui lebih jauh hubungan

antar variabel dengan cara mencari nilai koefisien determinasi. Koefisien

60

determinasi (R square) merupakan suatu nilai yang menggambarkan seberapa

besar sumbangsih aspek-aspek dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh

pada pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care. Hasil

perhitungannya akan ditampilkan pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.4

Model Summary

Change Statistic

Model RR

SquareAdjust RSquare

Std. Errorof the

Estimate R SquareChange

FChange

df1 df2Sig. F

Change

1 .525a .275 .193 5,18185 .275 3,355 6 53 .007

a. Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance ,attachment, Reassurance of worth, social integaration

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square)

yang didapat adalah sebesar 0.275. Hal ini berarti bahwa keenam aspek dari

dukungan sosial memberikan sumbangsih sebesar 27.5% bagi perubahan variabel

dukungan sosial. Dengan demikian 72.5% dipengaruhi oleh aspek lain selain

keenam aspek dari indikator dukungan sosial yang tidak terukur dalam penelitian

ini yang dapat memberikan perubahan terhadap variabel motivasi untuk sembuh.

Setelah dilakukan perhitungan nilai R square maka diketahui sumbangsih

dari aspek-aspek dukungan sosial terhadap motivasi untuk sembuh, kemudian

dilakukan penghitungan Anova untuk mengetahui aspek-aspek pada model

persamaan regresi ini. Hasilnya disajikan pada tabel Anova (b) berikut :

61

Tabel 4.5Anova (b)

Model Sum ofSquares

Df Mean Square F Sig.

Regression 540,601 6 90,100 3,355 .007

Residual 1423,132 53 26,852

1

Total 1963,733 59a. Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integaration

b. Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat

adalah sebesar 3.355 sementara nilai F tabel dengan df 6 dan 53 adalah sebesar

2.27 maka nilai F hitung yang di dapat > F tabel dan dapat disimpulkan bahwa

model persamaan regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat

diterapkan. Sementara nilai probabilitas hitung atau taraf signifikansi yang didapat

adalah sebesar 0.007. Karena taraf signifikansi < 0.05, maka persamaan regresi

yang dipergunakan dapat diterapkan dalam analisis data. Hal ini berarti ada

pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh

pada pengguna napza di rehabilitasi madani mental health care.

Setelah diketahui nilai f hitung untuk menguji persamaan regresi,

kemudian dilakukan penghitungan uji signifikansi konstanta dari aspek-aspek

variabel independen yang diukur. Hasilnya disajikan pada tabel Coefficients (a)

berikut:

62

Tabel 4.6

Coefficients (a)

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

Model

BStd.

ErrorBeta

t Sig.

(Constant) 35.547 11.225 3.167 .003

Attachment .381 .790 .076 .482 .632

Social integaration 1.101 .592 .249 1.861 .068

Reassurance of worth .225 .638 .058 .352 .726

Realible Alliance .741 .604 .157 1.227 .225

Guidance -.274 .642 -.055 -.426 .671

Opportunity for nurturance 1.397 .521 .341 2.680 .010

1

a. Dependent Variable: Motivasi untuk sembuh

Tabel 4.7Proporsi Varian Pada Aspek-Aspek Variabel Dukungan Sosial

IV R2 R2 Change Fhitung Df Ftabel Signifikansi

X1 0.045 0.045 2.71 1,58 4.00 Tidak Signifikan

X12 0.129 0.084 4.21 1,57 4.00 Signifikan

X123 0.147 0.018 3.21 1,56 4.00 Tidak Signifikan

X1234 0.177 0.03 2.94 1,55 4.02 Tidak Signifikan

X12345 0.177 0 2.32 1,54 4.02 Tidak Signifikan

X123456 0.275 0.098 3.35 1,53 4.02 Tidak Signifikan

Total 0.275

63

Keterangan:

X1 = Attachment

X12 = Social integaration

X123 = Reassurance of worth

X1234 = Realible Alliance

X12345 = Guidance

X123456 = Opportunity for nurturance

Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing aspek

tipe kepribadian lima faktor, sebagai berikut:

1. Aspek Attachment dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk

sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 2.71 pada signifikansi 0.105 lebih

kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek attachment dengan motivasi

untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan. Hasil pada aspek

attachment dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 4.8Model Summary

Model R

RSquar

eAdjusted R

Square

Std.Error of

theEstimate Change Statistics

RSquareChange

FChange

df1

df2

Sig. FChange

1 .211(a) .045 .028 5.68717 .045 2.714 1 58 .105a Predictors: (Constant), attachment

64

2. Aspek Social integration dari variabel dukungan sosial dengan motivasi

untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 4.21 pada signifikansi 0.020

lebih besar dengan F tabel 4.00, sehingga antara aspek Social integaration

dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang signifikan. Hasil

pada aspek Social integaration dapat dilihat dibawah ini :

Tabel 4.9Model Summary

Model R

RSquare

AdjustedR Square

Std. Errorof the

Estimate Change Statistics

R SquareChange

FChange

df1

df2

Sig. FChange

1 .359(a) .129 .098 5.47837 .129 4.215 2 57 .020a Predictors: (Constant), social intergaration, attachment

3. Aspek Reassurance of worth dari variabel dukungan sosial dengan motivasi

untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 3.21 pada signifikansi 0.030

lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga dapat di simpulkan antara aspek

Reassurance of worth dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan

yang tidak signifikan. Hasil pada aspek Reassurance of worth dapat dilihat

dibawah ini :

Tabel 4.10Model Summary

Model RR

SquareAdjustedR Square

Std.Error of

theEstimate Change Statistics

RSquareChange

FChange

df1

df2

Sig. FChange

1 .383(a) .147 .101 5.46944 .147 3.215 3 56 .030a Predictors: (Constant), reassurance, social intergaration, attachment

65

4. Aspek Realible Alliance dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk

sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 2.94 pada signifikansi 0.028 lebih

kecil dengan F tabel 4.02, sehingga dapat disimpulkan antara aspek Realible

Alliance dengan perilaku konsumtif terdapat hubungan yang tidak signifikan.

Tabel 4.11Model Summary

Model RR

SquareAdjustedR Square

Std. Errorof the

Estimate Change Statistics

RSquareChange

FChange df1 df2

Sig.FChange

1 .420(a) .177 .117 5.42221 .177 2.948 4 55 .028 a Predictors: (Constant), realible, social intergaration, attachment, reassurance

5. Aspek Guidance dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk

sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 2.32 pada signifikansi 0.055 lebih

kecil dengan F tabel yaitu 4.02, sehingga dapat disimpulkan antara aspek

Guidance dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak

signifikan.

Tabel 4.12Model Summary

Model R R SquareAdjustedR Square

Std. Errorof the

Estimate Change Statistics

R SquareChange

FChange

df1

df2

Sig. FChange

1 .421(a) .177 .101 5.47033 .177 2.325 5 54 .055

a Predictors: (Constant), guidance, realible, social intergaration, attachment, reassurance

66

6. Aspek Opportunity for nurturance dari variabel dukungan sosial dengan

motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 3.35 pada

signifikansi 0.007 lebih besar dengan F tabel yaitu 4.02, sehingga dapat

disimpulkan antara aspek Opportunity for nurturance dengan motivasi untuk

sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan.

Tabel 4.13Model Summary

Model R

RSquar

e

Adjusted RSquar

eStd. Error ofthe Estimate Change Statistics

RSquareChange

FChange

df1

df2

Sig. FChange

1 .525(a) .275 .193 5.18185 .275 3.355 6 53 .007

a Predictors: (Constant), opportunity, attachment, social intergaration, guidance, realible,reassurance

Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari

keenam aspek variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh dihasilkan

yang memberikan sumbangsih signifikan adalah Social integaration. Sedangkan

yang memberikan sumbangsih secara tidak signifikan adalah Attachment, Realible

alliance, Reassurance of worth, Guidance, dan Opportunity for nurturance.

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sumbangsih masing-masing

adalah sebagai berikut :

1. F hitung sebesar 2.71 pada aspek Attachment.

2. F hitung sebesar 4.21 pada aspek Social integaration.

3. F hitung sebesar 3.21 pada aspek Reassurance of worth.

67

4. F hitung sebesar 2.94 pada aspek Realible alliance.

5. F hitung sebesar 2.32 pada aspek Guidance.

6. F hitung sebesar 3.35 pada aspek Opportunity for nurturance.

4.2.3 Hasil Uji Regresi Demografi Jenis Kelamin

Dalam hasil uji regresi pada penelitian ini, selain aspek-aspek dari dukungan

sosial, motivasi untuk sembuh diukur juga berdasarkan demografi yaitu di lihat

berdasarkan jenis kelamin dan lama tinggal di rehabilitasi. Berikut adalah hasil

penelitian berdasarkan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.14Berdasarkan Jenis kelamin

Model RR

Square

Adjusted R

Square

Std. Errorof the

Estimate Change StatisticsR SquareChange F Change

df1

df2

Sig. FChange

1 ,059(a) ,003 -,014 5,80869 ,003 ,200 1 58 ,656a Predictors: (Constant), Jenis kelamin

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square)

yang didapat adalah sebesar 0.003. Hal ini berarti bahwa jenis kelamin dari

dukungan sosial memberikan sumbangsih sebesar 3% bagi perubahan variabel

motivasi untuk sembuh. Di bawah hasil uji regresi demografi berdasarkan lama

tinggal di rehabilitasi, yaitu :

68

Tabel 4.15Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi

Model RR

SquareAdjustedR Square

Std. Errorof the

Estimate Change StatisticsR

SquareChange

FChange

df1

df2

Sig. FChange

1 ,050(a) ,002 -,015 5,81145 ,002 ,145 1 58 ,705a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square)

yang didapat adalah sebesar 0.002. Hal ini berarti bahwa memberikan sumbangsih

sebesar 2% bagi perubahan variabel motivasi untuk sembuh.

Tabel 4.16Proporsi Varian Pada Demografi Variabel Dukungan Sosial

IV R2 R2 Change Fhitung Df Ftabel Signifikansi

X1 0.003 0.003 0.20 1,58 4.00 Tidak Signifikan

X12 0.002 -0.001 0.145 1,57 4.00 Tidak Signifikan

Total 0.002

Keterangan:

X1 = Jenis kelamin

X12 = Lama tinggal di rehabilitasi

Dari tabel di atas dapat di lihat besarnya kontribusi masing-masing

demografi kompetensi interpersonal, sebagai berikut:

1. Demografi berdasarkan jenis kelamin dari variabel dukungan sosial dengan

motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 0.20 pada signifikansi

69

0.656 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara demografi berdasarkan

jenis kelamin dengan motivasi untuk sembuh terdapat hubungan yang tidak

signifikan.

Tabel 4.17Berdasarkan Jenis kelamin

Model RR

SquareAdjustedR Square

Std.Error of

theEstimate Change Statistics

R SquareChange F Change

df1

df2

Sig. FChange

1 ,059(a) ,003 -,014 5,80869 ,003 ,200 1 58 ,656a Predictors: (Constant), Jenis kelamin

2. Demografi berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi dari variabel dukungan

sosial dengan motivasi untuk sembuh diperoleh nilai F hitung sebesar 0.145

pada signifikansi 0.705 lebih kecil dengan F tabel 4.00, sehingga antara

demografi berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi dengan motivasi untuk

sembuh terdapat hubungan yang tidak signifikan.

Tabel 4.18Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi

Model RR

SquareAdjustedR Square

Std. Errorof the

Estimate Change StatisticsR

SquareChange

FChange

df1

df2

Sig. FChange

1 ,050(a) ,002 -,015 5,81145 ,002 ,145 1 58 ,705a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab

Dari hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dari dua

demografi yaitu jenis kelamin dan lama tinggal di rehabilitasi dari variabel

70

dukungan sosial di dapatkan bahwa keduanya tidak memberikan sumbangsih yang

tidak signifikan terhadap motivasi untuk sembuh.

4.3 Hasil Uji Statistik

4.3.1 Hasil Uji t

Uji t ini khusus digunakan untuk menentukan apakah ada perbedaan yang

signifikan rata-rata yang dimaksud (Sevilla, 1993). Dalam uji t ini peneliti

menggunakan uji Indenpendent Sample Test dan perhitungannya menggunakan

sistem komputerisasi SPSS versi 11.5 Hasil uji t ini, didapatkan hasil :

Tabel 4.19

Group Statistic

Jenis kelamin N MeanStd.

DeviationStd. Error

Mean

Laki-laki 29 76.5862 5.15833 .95788Motivasi untuksembuh

Perempuan 31 77.2581 6.35593 1.14156

71

Tabel 4.20

Independent Samples Test

Levene'sTest for

Equality ofVariances

t-test for Equality of Means

95% ConfidenceInterval of the

Difference

F Sig. t DfSig.

(2-tailed)Mean

DifferenceStd. ErrorDifference

Lower Upper

Equalvariancesassumed

2.727 .104 -.448 58 .656 -.6719 1.50063 -3.67570 2.33198Motivasiuntuk sembuh

Equalvariances

notassumed

-.451 56.897 .654 -.6719 1.49020 -3.65604 2.31233

Dari hasil perhitungan diketahui terdapat perbedaan yang signifikan pada

mean skor variabel motivasi untuk sembuh antara jenis kelamin laki-laki dan

perempuan dengan taraf signifikansi 0,656 > 0,05. Dengan demikin dapat

dikatakan terdapat perbedaan motivasi untuk sembuh yang signifikan antara

responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden berjenis kelamin

perempuan. Artinya baik responden yang berjenis kelamin laki-laki dan responden

yang berjenis kelamin perempuan memiliki motivasi untuk sembuh yang

berbeda.

4.3.2 Hasil Uji Anova

Uji anova ini digunakan untuk mengetahui perbedaan pada lebih dari dua

kelompok (dua kategori yang tidak saling berhubungan). Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan variabel lama tinggal di rehabilitasi dalam uji anova. Uji

72

anova yang digunakan yaitu menggunakan One Way Anova dan perhitungannya

menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 11.5 Hasil uji t ini, didapatkan

hasil :

Tabel 4.22 (Anova)

Motivasi untuk sembuh Berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi

Motivasi untuk sembuh

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 4.900 1 4.900 .145 .705

Within Groups 1958.833 58 33.773

Total 1963.733 59

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.22 diketahui F hitung sebesar 0.145

dengan taraf signifikansi 0.705 > 0.05, maka terdapat perbedaan yang signifikan

pada mean skor variabel motivasi untuk sembuh antara lama tinggal di

rehabilitasi. Dengan demikin dapat dikatakan terdapat perbedaan motivasi untuk

sembuh yang signifikan antara responden yang tinggal di rehabilitasi 1-3 bulan, 4-

6 bulan, 7-9 bulan. Artinya baik responden yang tinggal di rehabilitasi 1-3 bulan,

4-6 bulan, 7-9 bulan memiliki motivasi untuk sembuh yang berbeda.

73

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian

serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran

untuk penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih

berkembang dan tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah :

1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek attachment (kasih

sayang atau kelekatan) dari variabel dukungan sosial dengan variabel motivasi

untuk sembuh.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Social integration (integrasi

sosial) dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh.

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Reassurance of worth

(penghargaan atau pengakuan) dari variabel dukungan sosial dengan motivasi

untuk sembuh.

4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Realible Alliance

(ikatan atau hubungan yang dapat diandalkan) dari variabel dukungan sosial

74

dengan motivasi untuk sembuh.

5. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek Guidance (bimbingan)

dari variabel dukungan sosial dengan motivasi untuk sembuh.

6. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek opportunity for

nurturance (kemungkinan dibantu) dari variabel dukungan sosial dengan

motivasi untuk sembuh.

7. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek demografi berdasarkan

jenis kelamin dengan motivasi untuk sembuh.

8. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aspek demografi berdasarkan

lama tinggal di rehabilitasi dengan motivasi untuk sembuh.

5.2 Diskusi

Sumbangsih dari aspek dukungan sosial dapat dilihat dari uji regresi pada

tabel model summary yang hasilnya didapatkan koefisien determinasi R square

menunjukkan dukungan sosial memberikan nilai sebesar 0.275 atau 27.5%. Hal

ini berarti bahwa variabel dukungan sosial hanya memberikan sumbangsih

sebesar 27.5% terhadap perubahan variabel motivasi untuk sembuh. Dari keenam

aspek variabel dukungan sosial yang memiliki sumbangsih secara signifikan

adalah Social Interagation dengan nilai f hitung 4.21 dan nilai f tabel 4.00, dengan

demikian bahwa aspek ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

variabel motivasi untuk sembuh, maka dapat disimpulkan bahwa semakin positif

dukungan sosial terhadap pengguna napza, maka semakin tinggi motivasi untuk

sembuh pada pengguna napza.

75

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Papalia & Olds (1995) yang

menyatakan bahwa pemberian dukungan sosial dari orang yang berarti di seputar

kehidupan individu memberi kontribusi yang terbesar dalam meningkatkan harga

diri seseorang dan dengan harga diri yang tinggi dapat mempercepat proses

penyembuhan individu yang mengalami ketergantungan narkoba.

Untuk melihat perbedaan pada demografi antara jenis kelamin dan lama

tinggal di rehabilitasi digunakan uji anova menggunakan One Way Anova. Pada

jenis kelamin didapatkan hasil yaitu F hitung sebesar 0.200 dengan taraf

signifikansi 0.656 > 0.05, maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara jenis kelamin dengan motivasi untuk sembuh. Hasil demografi

berdasarkan lama tinggal di rehabilitasi di dapatkan, F hitung sebesar 0.145

dengan taraf signifikansi 0.705 > 0.05, maka disimpulkan tidak ada perbedaan

yang signifikan antara lama tinggal di rehabilitasi dengan motivasi untuk sembuh.

Sedangkan hasil demografi pada jenis kelamin menggunakan uji Indenpendent

Sample Test yang hasilnya didapatkan taraf signifikansi sebesar 0,654 > 0,05,

maka terdapat perbedaan yang signifikan pada mean skor variabel motivasi untuk

sembuh antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Artinya baik responden

yang berjenis kelamin laki-laki dan responden yang berjenis kelamin perempuan

memiliki kebahagiaan yang berbeda.

76

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pengalaman yang dialami

dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam

penulisan ini. Untuk itu, ada beberapa saran untuk bahan pertimbangan sebagai

penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa dan

ada beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya, yaitu :

5.3.1 Saran Teoritis

Peneliti selanjutnya perlu mengembangkan penelitian tentang motivasi untuk

sembuh pada pengguna napza yang dipengaruhi oleh variabel lainnya selain

aspek dari dukungan sosial. Diharapkan penelitian selanjutnya akan semakin

menyempurnakan hasil penelitian sebelumnya.

5.3.2 Saran Praktis

1. Bagi karyawan di rehabilitasi Madani Mental Health Care, hendaknya

memberikan pengarahan bagi pengguna napza untuk memiliki motivasi untuk

sembuh yang tinggi agar ia terlepas dari napza dan memberikan kegiatan

dalam hal meningkatkan interaksi seperti pengajian bersama, forum diskusi

dan lain-lain.

2. Bagi individu, semoga penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk lebih

memahami dan melihat kehidupan pengguna napza bahwa ia ingin disayangi,

diperhatikan bukan sebaliknya ia diacuhkan dan dicap sebagai sampah

masyarakat.

77

DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional dan Departemen Kesehatan RI. (2003). Pelayananrehabilitasi terpadu bagi korban penyalahgunaan narkoba. Jakarta: BNN.

Badan Narkotika Nasional. (2003). Pedoman standar pelayanan korbanpenyalahgunaan narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lain. Jakarta:BNN.

Badan Narkotika Nasional dan Departemen Kesehatan RI. (2004). Modulpelatihan teknis medis masalah penyalahgunaan narkoba. Jakarta : BNN.

Badan Narkotika Nasional. (2008). Pencegahan penyalahgunaan narkoba untukpelajar dan mahasiswa. Jakarta : BNN.

Chaplin, J.P. (2006). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Rajawali Press.

Colondam, V. (2008). Motivasi modal sembuh pecandu narkoba.http://kickandy.com/friend/4/6/1108/read.

Cutrona, C. E., & Russell, D. W. (1987). The provisions of social relationshipsand adaptation to stress. Advances in Personal Relationships, 1, 37-67.

Gottieb, B.H. (1983). Social support strategies : gudelines for mental healthpractice. beverly hills, California : Sage Publication, inc.

Hamalik, O. (2001). Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Hawari, D. (2006). Penyalahgunaan dan ketergantungan naza (narkotika, alkoholdan zat adiktif). Jakarta : FKUI.

Kevin K, Melvin H, and Dwayne D, S. (1994). Psychosocial functioning andmotivation scales: Manual on Psychometric Properties.

Manggiasih, B. (2010). Kerugian ekonomi akibat narkoba 57 triliun.http:www.tempointeraktif.com

Mangkunegara, A. A. (1988). Perilaku konsumen. Bandung: PT. Eresco.

Ningtyas, I. (2009). Jakarta kota penyalahguna narkoba terbesar di Indonesia.http: www.tempointeraktif.com

Orford. (1992). Community psychology: theory and practice. John-Wiley and son.

78

Papalia, D.E., Olds, S.W. (1995). Human development (6th edition). McGraw-HillInc.

Purwanto, N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ratih. (2004). 97 Persen masyarakat jakarta tahu bahaya narkoba.http:www.tempointeraktif.com

Sarafino, E.P. (2002). Health psychology : biopsychosocial interactions. JohnWilley & Sons, inc.

Sarwono, W.S. (2000). Pengantar umum psikologi, Jakarta : PT. Bulan Bintang.

Smet, B. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo.

Suryabrata, S. (2002). Psikologi pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif Dan R & D.Bandung : Alfabeta.

Sevilla, C. G. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI.

Somar, L. (2001). Rehabilitasi pecandu narkoba. Jakarta : PT. GramediaWidiasarana Indonesia.

Woolfolk, A. E. (1998). Educational psychology, Boston : Allyn & Bacon.

79

LAMPIRAN

80

Assalamualaikum Wr Wb.

Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

sedang mengadakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi untuk

memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Adapun judul yang diambil adalah

“Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Motivasi untuk Sembuh pada

pengguna Napza. Skala ini merupakan instrumen yang digunakan untuk dapat

mengungkap tema yang sesuai dengan judul penelitian tersebut. Oleh karenanya,

saya sangat mengharapkan jawaban anda yang sejujur-jujurnya dan sesuai dengan

yang anda alami dan anda rasakan. Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar

atau salah, semua jawaban adalah benar sejauh jawaban tersebut benar-benar

mencerminkan pribadi anda. Skala ini hanya untuk tujuan ilmiah, setiap jawaban

yang anda berikan akan terjamin kerahasiaannya. Baca dengan seksama

petunjuk pengisian yang ada agar tidak terjadi kesalahan pengisian. Setelah

selesai, teliti sekali lagi jawaban anda agar tidak terdapat pernyataan yang terlewat

atau tidak diisi. Saya sangat mengharapkan kesungguhan anda dalam mengisi

skala ini, karena data yang anda berikan sangat penting artinya bagi penelitian ini.

Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan waktu

yang anda berikan untuk membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini.

Salam

Bayu Sukoco P

81

Petunjuk Pengisian

Anda diminta untuk memberi tanda (√) pada kolom huruf yang anda rasa paling

sesuai dengan keadaan anda. Alternative jawaban yang disediakan untuk bagian

pertama adalah : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh

No. Pernyataan SS S TS STS1. Menurut saya kesembuhan dari napza itu sangatlah

penting. √

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Lama tinggal di Rehabilitasi :

Bagian I

No. Pernyataan SS S TS STS1. Ada seseorang yang dapat saya andalkan ketika saya

membutuhkannya.2. Tidak ada orang yanga dapat saya jadikan penasihat

ketika saya mengalami stres.

3. Saya merasa tidak mempunyai hubungan yang dekatdengan orang lain.

4. Ada seseorang yang dapat mengandalkan saya.

5. Ada seseorang yang menikmati aktivitas sosial yangsama dengan saya.

6. Orang lain tidak melihat sayan sebagai orang yangberkualitas.

7. Saya merasa mempunyai respon yang baik untukmengenal orang lain.

8. Saya merasa menjadi bagian dari orang yangmenceritakan sikap saya dan perasaan saya.

82

9. Saya tidak berpikir bahwa orang lain respek terhadapkemampuan dan keterampilan saya.

10. Jika sesuatu terjadi yang buruk, tidak ada yang akanmembantu saya.

11. Saya mempunyai hubungan yang dekat dengan oranglain yang memberikan saya kesejahteraan.

12. Ada seseorang yang dapat saya ajak berbicara tentangkeputusan penting dalam hidup saya.

13. Saya mempunyai hubungan dimana kompetisi dandan keterampilan saya diakui.

14. Tidak ada dapat yang berbagi dalam minat danperhatian dengan saya.

15. Tidak ada yang mempercayakan kesejahteraan kepadasaya.

16. Ada seseorang yang jujur yang dapat memberikannasehat jika saya mempunyai masalah.

17. Saya merasa mempunyai perasaan emosional yangtinggi sedikitnya satu orang.

18. Tidak ada yang dapat saya andalkan pertolongannyaketika saya membutuhkannya.

19. Tidak ada yang membuat saya merasa nyaman ketikaberbicara tentang masalah.

20. Ada seseorang yang kagum dekat bakat dankemampuan saya.

21. Saya merasa kurang rukun dengan orang lain.22. Tidak ada orang yang suka dengan yang saya

kerjakan.23. Ada seseorang bisa membawa saya jika sedang

mengalami keadaan yang darurat.24. Tidak ada yang membutuhkan saya untuk peduli

kepada mereka.

83

Bagian IINo. Pernyataan SS S TS STS1 Menggunakan narkoba adalah masalah untuk saya.2. Saya membutuhkan pertolongan dalam menghadapi

penggunaan narkoba.3. Ketika saya mengikuti program ini sekarang banyak

tanggung jawab yang saya tinggalkan.4. Menggunakan narkoba membuat saya banyak

masalah daripada manfaatnya.5. Saya akan dihukum jika tidak mengikuti program ini.6. Menggunakan narkoba membuat saya berurusan

dengan hukum.7. Mengikuti program ini sangat menyulitkan bagi saya.8. Menggunakan narkoba menjadikan permasalahan

dalam pikiran dan pekerjaan saya.9. Sangat penting bagi saya untuk mencari pertolongan

segera dalam penggunaan narkoba.10. Saya akan merasa tertekan jika mengikuti program

ini.11. Menggunakan narkoba membuat permasalahan

dengan keluarga dan teman-teman saya.12. Program ini pilihan terakhir untuk mengatasi masalah

narkoba yang saya alami.13. Saya merasa lelah dengan permasalahan narkoba yang

saya alami.14. Program ini tidak membantu banyak dalam

permasalahan narkoba saya.15. Menggunakan narkoba membuat permasalahan dalam

mencari dan menjaga pekerjaan saya.16. Saya memiliki permasalahan hukum yang membuat

saya untuk mengikuti program ini.17. Saya merencanakan mengikuti program ini untuk

sementara waktu.18. Saya akan menyerah dan mengajak teman untuk

mencari jalan keluar permasalahan narkoba yang sayaalami.

19. Saya bisa meninggalkan narkoba tanpa pertolongansiapapun.

20. Narkoba menyebabkan kesehatan saya memburuk.21. Saya berada di program ini karena ajakan dari orang

lain.22. Saya sangat peduli dengan permasalahan hukum.23. Kehidupan saya tidak terkendali.24. Menggunakan narkoba membuat kehidupan saya

semakin buruk dan memburuk.

84

Try Out Skala Dukungan Sosial

ITEMSubjek

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 241 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 32 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 33 3 2 1 1 3 2 4 4 2 4 4 1 1 3 1 4 4 3 3 4 1 1 4 34 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 4 2 2 3 3 1 3 3 35 3 2 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 26 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 37 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 38 3 2 4 4 3 3 3 4 3 1 4 4 3 2 2 3 4 2 1 4 4 4 3 39 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2

10 2 3 2 3 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 4 411 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 312 3 3 2 3 2 3 3 3 4 1 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 313 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 4 2 2 4 3 3 2 3 214 3 3 1 1 2 4 3 1 2 4 2 3 1 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 115 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 316 2 3 2 3 2 1 1 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 1 317 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 1 3 4 3 1 118 3 3 1 2 3 3 1 3 1 4 2 3 2 1 2 2 3 4 2 2 1 2 2 219 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 320 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 321 4 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 4 3 322 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 323 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 124 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 125 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 4 126 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 227 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 128 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 229 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 230 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 2 2 1 2 2 3 331 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 232 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 333 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3 234 2 2 4 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 335 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 236 3 3 2 3 2 2 2 3 1 4 3 2 2 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 237 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 238 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 439 3 3 2 3 4 4 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 440 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 4 2 2 241 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 242 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 343 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 344 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 445 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 446 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 447 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 3

48 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

49 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

50 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

51 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

52 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

53 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 4 1 2 1 2 2 1 2

54 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

85

55 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 1 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

57 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4

58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4

59 4 4 4 4 4 3 3 2 4 1 3 2 4 2 3 4 3 1 1 4 2 3 3 1

60 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3

61 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

62 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4

63 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

64 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2

65 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3

66 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3

67 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4

68 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4

69 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 2 3 4 1 2 3 4 3 4 4 4 3

70 2 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4

71 2 2 2 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4

72 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

73 2 2 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4

74 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3

75 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3

76 1 3 2 3 1 3 2 2 4 2 1 2 1 3 1 2 2 2 3 1 2 3 4 3

77 3 3 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4

78 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 4 2 3 1 2 3 4 4 4 4

79 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4

80 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 3 3

86

Try Out Skala Motivasi untuk sembuh

ITEMSubjek1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 42 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 43 3 2 1 1 3 2 4 4 2 4 4 1 1 3 1 4 4 3 3 4 1 1 4 3 3 3 3 3 34 2 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 4 2 2 3 3 1 3 3 3 4 4 4 4 45 3 2 2 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 2 4 4 3 46 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 47 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 38 3 2 4 4 3 3 3 4 3 1 4 4 3 2 2 3 4 2 1 4 4 4 3 3 4 4 4 4 49 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3

10 2 3 2 3 2 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 4 4 4 4 4 4 411 2 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 312 3 3 2 3 2 3 3 3 4 1 2 4 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 4 3 4 3 4 4 313 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 3 4 2 2 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 314 3 3 1 1 2 4 3 1 2 4 2 3 1 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 1 3 3 4 4 315 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 416 2 3 2 3 2 1 1 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 2 3 1 3 4 4 4 4 417 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 3 1 3 4 3 1 1 3 2 2 3 418 3 3 1 2 3 3 1 3 1 4 2 3 2 1 2 2 3 4 2 2 1 2 2 2 3 2 4 4 419 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3

20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 4 421 4 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 4 2 4 3 3 3 2 3 3 322 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 323 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 1 2 1 3 3 324 3 2 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 4 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 1 3 2 3 3 325 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 4 1 2 4 4 2 326 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 427 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 1 3 3 4 4 328 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 4 4 429 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 330 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 2 2 1 2 2 3 3 4 3 4 4 431 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 332 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 3 333 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 434 2 2 4 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 335 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 336 3 3 2 3 2 2 2 3 1 4 3 2 2 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 4 2 3 4 437 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 338 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 439 3 3 2 3 4 4 3 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 4 4 240 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 341 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 4 4 3 4 442 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4 443 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 244 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 345 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 346 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 347 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 3 2 4 3 3 348 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 349 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 4 450 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 451 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 252 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 353 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 4 1 2 1 2 2 1 2 2 2 3 3 354 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 455 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 1 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 356 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 357 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 2 3 3 3 358 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 359 4 4 4 4 4 3 3 2 4 1 3 2 4 2 3 4 3 1 1 4 2 3 3 1 4 2 3 3 360 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 361 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 362 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 363 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 3 364 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 365 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 366 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 367 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4

87

68 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 369 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 2 2 3 4 1 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 370 2 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 2 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 371 2 2 2 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 372 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3

73 2 2 2 2 3 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 3 374 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 375 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 376 1 3 2 3 1 3 2 2 4 2 1 2 1 3 1 2 2 2 3 1 2 3 4 3 3 4 4 4 377 3 3 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 378 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 4 2 3 1 2 3 4 4 4 4 2 3 2 3 379 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 3 4 4 4 480 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3 2 4 4 4

88

Regresi keseluruhanModel Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics

RSquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChange

1 ,559(a) ,312 ,235 5,04709 ,312 4,015 6 53 ,002a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integaration

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 613,656 6 102,276 4,015 ,002(a)

Residual 1350,078 53 25,473

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integarationb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

Coefficients(a)

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.(Constant) 37,238 12,997 2,865 ,006attachment 1,324 ,419 ,377 3,161 ,003socialintegaration -,551 ,549 -,129 -1,004 ,320

Reassurance ofworth ,119 ,515 ,028 ,231 ,818

Realible Alliance ,934 ,571 ,189 1,634 ,108Guidance 1,066 ,414 ,314 2,572 ,013

1

Opportunity fornurturance ,402 ,554 ,093 ,726 ,471

a Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

89

regresi per aspek

Attachment

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics

RSquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChange

1 ,438(a) ,192 ,178 5,22986 ,192 13,796 1 58 ,000a Predictors: (Constant), attachment

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 377,350 1 377,350 13,796 ,000(a)

Residual 1586,383 58 27,351

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), attachmentb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

Rumus F hitung :

R2 : k1 0.192 : 1 (1 – R2) : n - k1 -1 ( 1 – 0.192) : 60 - 1 - 1

Social Integaration

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics

RSquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChang

e1 ,438(a) ,192 ,164 5,27546 ,192 6,780 2 57 ,002

a Predictors: (Constant), social integaration, attachment

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 377,398 2 188,699 6,780 ,002(a)

Residual 1586,335 57 27,830

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), social integaration, attachmentb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

F = = = 14.71

1

90

Rumus F hitung :

R2 - R2 : k12 – k1 0.192 - 0.192 : 1 (1 – R2 ) : n - k12 - 1 (1 - 0.192) : 60 - 2 - 1

Reassurance of worth

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

Square

Std. Errorof the

Estimate Change Statistics

R SquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChange

1 ,439(a) ,192 ,149 5,32143 ,192 4,449 3 56 ,007a Predictors: (Constant), Reassurance of worth, social integaration, attachment

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 377,945 3 125,982 4,449 ,007(a)

Residual 1585,789 56 28,318

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Reassurance of worth, social integaration, attachmentb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

Rumus F hitung :

R2 - R2 : k123 - k12 0.192 - 0.192 : 1(1 – R2 ) : n - k123 - 1 (1 - 0.192) : 60 - 3 - 1

F = 12 1

12

= = 0

F = 123 12

123

= = 0

91

Realible Alliance

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics

RSquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChange

1 ,469(a) ,220 ,163 5,27717 ,220 3,879 4 55 ,008a Predictors: (Constant), Realible Alliance , attachment, social integaration, Reassurance of worth

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 432,065 4 108,016 3,879 ,008(a)

Residual 1531,668 55 27,849

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Realible Alliance , attachment, social integaration, Reassurance of worthb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

Rumus F hitung :

R2 - R2 : k1234 - k123 0.220 - 0.192 : 1(1 – R2 ) : n - k1234 - 1 (1 - 0.220) : 60 - 4 - 1

Guidance

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

Square

Std. Errorof the

Estimate Change StatisticsR

SquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChange

1 ,553(a) ,306 ,241 5,02498 ,306 4,754 5 54 ,001a Predictors: (Constant), Guidance , Realible Alliance , attachment, Reassurance of worth, socialintegaration

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 600,212 5 120,042 4,754 ,001(a)

Residual 1363,522 54 25,250

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Guidance , Realible Alliance , attachment, Reassurance of worth, socialintegarationb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

F = 1234 123

1234 = = 2

92

Rumus F hitung :

R2 - R2 : k12345 - k1234 0.306- 0.220 : 1 (1 – R2 ) : n - k12345 - 1 (1 - 0.306) : 60 - 5 - 1

Opportunity for nurturance

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics

R SquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChange

1 ,559(a) ,312 ,235 5,04709 ,312 4,015 6 53 ,002a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integaration

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 613,656 6 102,276 4,015 ,002(a)

Residual 1350,078 53 25,473

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Opportunity for nurturance , Realible Alliance , Guidance , attachment,Reassurance of worth, social integarationb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

Rumus F hitung :

R2 - R2 : k123456 - k12345 0.312- 0.306 : 1 (1 – R2 ) : n - k123456 - 1 (1 - 0.312) : 60 - 6 - 1

F = 12345 1234

12345

= = 7.167

F = 123456 12345

123456 = = 5

93

Tabel 4.20

Proporsi Varian Pada Aspek-Aspek Variabel Trait Kepribadian Lima

Faktor

IV R2 R2 Change Fhitung df Ftabel Signifikansi

X1 0.352 0.352 31.4 1,58 4.00 Signifikan

X12 0.359 0.007 0.625 1,58 4.00 Tidak Signifikan

X123 0.399 0.040 3.7 1,58 4.00 Tidak Signifikan

X1234 0.506 0.107 12 1,58 4.00 Signifikan

X12345 0.537 0.031 3.6 1,58 4.00 Tidak Signifikan

X123456

Total

Keterangan:

X1 =

X12 =

X123 =

X1234 =

X12345 =

X123456 =

94

Regresi jenis kelamin

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics

RSquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChange

1 ,059(a) ,003 -,014 5,80869 ,003 ,200 1 58 ,656a Predictors: (Constant), Jenis kelamin

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 6,763 1 6,763 ,200 ,656(a)

Residual 1956,970 58 33,741

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Jenis kelaminb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

Rumus F hitung :

R2 : k1 0.003 : 1(1 – R2) : n - k1 - 1 (1 - 0.003) : 60 - 1 - 1

Jenis kelamin

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics

R SquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChange

1 ,087(a) ,008 -,010 5,79662 ,008 ,443 1 58 ,508a Predictors: (Constant), Jenis kelamin

F = 1

1

= = 0.17

95

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 14,884 1 14,884 ,443 ,508(a)

Residual 1948,850 58 33,601

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), Jenis kelaminb Dependent Variable: Motivasi untuk sembuh

Regresi lama tiggl d rehab

Model Summary

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate Change Statistics

RSquareChange

FChange df1 df2

Sig. FChange

1 ,050(a) ,002 -,015 5,81145 ,002 ,145 1 58 ,705a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehab

ANOVA(b)

ModelSum of

Squares df Mean Square F Sig.Regression 4,900 1 4,900 ,145 ,705(a)

Residual 1958,833 58 33,773

1

Total 1963,733 59a Predictors: (Constant), lama tinggal di rehabb Dependent Variable: motivasi untuk sembuh

Rumus F hitung :

R2 - R2 : k12 – k1 0.002 - 0.003: 1 (1 – R2 ) : n - k12 - 1 (1 - 0.002) : 60 - 2 - 1

F = 12 1

12

= = -0.058

96

Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation Ndukungan sosial 70,9000 4,40993 60motivasi untuk sembuh 76,9333 5,76920 60

Correlations

dukungansosial

motivasiuntuk

sembuhPearson Correlation 1 ,435(**)Sig. (2-tailed) . ,001

dukungan sosial

N 60 60Pearson Correlation ,435(**) 1Sig. (2-tailed) ,001 .

motivasi untuk sembuh

N 60 60** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviationdukungan sosial 60 58,00 86,00 70,9000 4,40993motivasi untuk sembuh 60 62,00 88,00 76,9333 5,76920Valid N (listwise) 60

97

RELIABILITY DUKUNGAN SOSIAL

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis*****_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. VAR00001 2,9000 ,7222 80,02. VAR00002 2,7750 ,6556 80,03. VAR00003 2,7250 ,8416 80,04. VAR00004 2,9125 ,8143 80,05. VAR00005 2,8500 ,7647 80,06. VAR00006 2,6500 ,8434 80,07. VAR00007 2,8375 ,8182 80,08. VAR00008 2,8500 ,7811 80,09. VAR00009 2,7875 ,8065 80,0

10. VAR00010 2,8250 ,8385 80,011. VAR00011 2,9625 ,7194 80,012. VAR00012 2,9000 ,7564 80,013. VAR00013 2,8000 ,8175 80,014. VAR00014 2,6000 ,8206 80,015. VAR00015 2,7125 ,7826 80,016. VAR00016 3,0125 ,7875 80,017. VAR00017 2,9250 ,7425 80,018. VAR00018 2,7875 ,8523 80,019. VAR00019 2,7625 ,8604 80,020. VAR00020 3,0500 ,7940 80,021. VAR00021 2,8750 ,9053 80,022. VAR00022 2,8500 ,8283 80,023. VAR00023 3,1375 ,7915 80,024. VAR00024 2,8625 ,8965 80,0

N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 68,3500 128,8886 11,3529 24_

98

RELIABILITY DUKUNGAN SOSIAL

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00001 65,4500 118,8582 ,6039 ,9137VAR00002 65,5750 120,3741 ,5620 ,9146VAR00003 65,6250 117,2500 ,5997 ,9136VAR00004 65,4375 120,9328 ,4072 ,9172VAR00005 65,5000 117,3671 ,6600 ,9126VAR00006 65,7000 118,7443 ,5132 ,9152VAR00007 65,5125 118,6581 ,5364 ,9148VAR00008 65,5000 120,4810 ,4547 ,9162VAR00009 65,5625 119,0847 ,5200 ,9151VAR00010 65,5250 120,6323 ,4101 ,9172VAR00011 65,3875 118,6707 ,6189 ,9135VAR00012 65,4500 119,6430 ,5242 ,9150VAR00013 65,5500 117,9722 ,5771 ,9140VAR00014 65,7500 117,7595 ,5871 ,9138VAR00015 65,6375 118,5884 ,5683 ,9142VAR00016 65,3375 119,8720 ,4869 ,9157VAR00017 65,4250 122,3994 ,3614 ,9178VAR00018 65,5625 118,0720 ,5448 ,9146VAR00019 65,5875 116,9290 ,6029 ,9135VAR00020 65,3000 117,4532 ,6279 ,9131VAR00021 65,4750 117,4677 ,5402 ,9148VAR00022 65,5000 117,6709 ,5861 ,9138VAR00023 65,2125 118,5745 ,5620 ,9143VAR00024 65,4875 117,5948 ,5395 ,9148

Reliability Coefficients

N of Cases = 80,0 N of Items = 24

Alpha = ,9180

99

RELIABILITY MOTIVASI UNTUK SEMBUH

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00001 81,3750 116,7690 ,5921 ,8839VAR00002 81,5000 117,7975 ,5835 ,8845VAR00003 81,5500 114,8076 ,6108 ,8830VAR00004 81,3625 118,4619 ,4178 ,8874VAR00005 81,4250 115,4373 ,6395 ,8828VAR00006 81,6250 116,1867 ,5298 ,8849VAR00007 81,4375 116,2998 ,5418 ,8846VAR00008 81,4250 118,2222 ,4532 ,8866VAR00009 81,4875 117,0125 ,5082 ,8854VAR00010 81,4500 118,6557 ,3926 ,8880VAR00011 81,3125 116,5973 ,6061 ,8837VAR00012 81,3750 117,5285 ,5140 ,8854VAR00013 81,4750 116,1259 ,5526 ,8844VAR00014 81,6750 116,1968 ,5461 ,8845VAR00015 81,5625 116,7049 ,5449 ,8847VAR00016 81,2625 117,7657 ,4766 ,8861VAR00017 81,3500 120,8380 ,3150 ,8894VAR00018 81,4875 116,1264 ,5269 ,8849VAR00019 81,5125 114,9872 ,5855 ,8835VAR00020 81,2250 115,9741 ,5805 ,8839VAR00021 81,4000 115,9392 ,5012 ,8855VAR00022 81,4250 115,7411 ,5669 ,8841VAR00023 81,1375 116,2214 ,5674 ,8842VAR00024 81,4125 115,0049 ,5577 ,8841VAR00025 81,0750 125,0323 ,0611 ,8940VAR00026 81,3625 125,4998 ,0220 ,8956VAR00027 81,0375 125,5809 ,0347 ,8940VAR00028 80,9875 129,3543 -,2274 ,8977VAR00029 80,9875 127,2277 -,0816 ,8946

Reliability Coefficients

N of Cases = 80,0 N of Items = 29

Alpha = ,8903

100

RELIABILITY MOTIVASI UNTUK SEMBUH

****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis*****_

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. VAR00001 2,9000 ,7222 80,02. VAR00002 2,7750 ,6556 80,03. VAR00003 2,7250 ,8416 80,04. VAR00004 2,9125 ,8143 80,05. VAR00005 2,8500 ,7647 80,06. VAR00006 2,6500 ,8434 80,07. VAR00007 2,8375 ,8182 80,08. VAR00008 2,8500 ,7811 80,09. VAR00009 2,7875 ,8065 80,0

10. VAR00010 2,8250 ,8385 80,011. VAR00011 2,9625 ,7194 80,012. VAR00012 2,9000 ,7564 80,013. VAR00013 2,8000 ,8175 80,014. VAR00014 2,6000 ,8206 80,015. VAR00015 2,7125 ,7826 80,016. VAR00016 3,0125 ,7875 80,017. VAR00017 2,9250 ,7425 80,018. VAR00018 2,7875 ,8523 80,019. VAR00019 2,7625 ,8604 80,020. VAR00020 3,0500 ,7940 80,021. VAR00021 2,8750 ,9053 80,022. VAR00022 2,8500 ,8283 80,023. VAR00023 3,1375 ,7915 80,024. VAR00024 2,8625 ,8965 80,025. VAR00025 3,2000 ,7186 80,026. VAR00026 2,9125 ,7986 80,027. VAR00027 3,2375 ,6607 80,028. VAR00028 3,2875 ,6202 80,029. VAR00029 3,2875 ,5323 80,0

N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 84,2750 126,5310 11,2486 29_

101

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

VAR00001 81,3750 116,7690 ,5921 ,8839VAR00002 81,5000 117,7975 ,5835 ,8845VAR00003 81,5500 114,8076 ,6108 ,8830VAR00004 81,3625 118,4619 ,4178 ,8874VAR00005 81,4250 115,4373 ,6395 ,8828VAR00006 81,6250 116,1867 ,5298 ,8849VAR00007 81,4375 116,2998 ,5418 ,8846VAR00008 81,4250 118,2222 ,4532 ,8866VAR00009 81,4875 117,0125 ,5082 ,8854VAR00010 81,4500 118,6557 ,3926 ,8880VAR00011 81,3125 116,5973 ,6061 ,8837VAR00012 81,3750 117,5285 ,5140 ,8854VAR00013 81,4750 116,1259 ,5526 ,8844VAR00014 81,6750 116,1968 ,5461 ,8845VAR00015 81,5625 116,7049 ,5449 ,8847VAR00016 81,2625 117,7657 ,4766 ,8861VAR00017 81,3500 120,8380 ,3150 ,8894VAR00018 81,4875 116,1264 ,5269 ,8849VAR00019 81,5125 114,9872 ,5855 ,8835VAR00020 81,2250 115,9741 ,5805 ,8839VAR00021 81,4000 115,9392 ,5012 ,8855VAR00022 81,4250 115,7411 ,5669 ,8841VAR00023 81,1375 116,2214 ,5674 ,8842VAR00024 81,4125 115,0049 ,5577 ,8841VAR00025 81,0750 125,0323 ,0611 ,8940VAR00026 81,3625 125,4998 ,0220 ,8956VAR00027 81,0375 125,5809 ,0347 ,8940VAR00028 80,9875 129,3543 -,2274 ,8977VAR00029 80,9875 127,2277 -,0816 ,8946

Reliability Coefficients

N of Cases = 80,0 N of Items = 29

Alpha = ,8903

102