HIPERLIPIDEMIA

31
HIPERLIPIDEMIA A. DEFINISI Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi kadar normalnya. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena sering disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia (Kumalasari, 2005). Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah; gabungan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah : 1. Kilomikron 2. VLDL (Very Low Density Lipoproteins) 3. LDL (Low Density Lipoproteins) 4. HDL (High Density Lipoproteins) Sintesis dan metabolisme 1. Kilomikron

Transcript of HIPERLIPIDEMIA

HIPERLIPIDEMIA

 

A. DEFINISI

Hiperlipidemia adalah suatu kondisi  kadar lipid darah

yang melebihi kadar normalnya. Hiperlipidemia disebut juga

peningkatan lemak dalam darah dan karena sering disertai

peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga

hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemik dapat berupa

hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia (Kumalasari,

2005).

Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi,

yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses

metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk

di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam

sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak

juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi

tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari

selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf

serta empedu. Dua lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan

trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu

sehingga bisa larut dalam darah; gabungan antara lemak dan

protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah :

1. Kilomikron

2. VLDL (Very Low Density Lipoproteins)

3. LDL (Low Density Lipoproteins)

4. HDL (High Density Lipoproteins)

Sintesis dan metabolisme

1. Kilomikron

Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di

usus dan membawa trigliserida yang berasal dari makanan.

Beberapa ester kolestril juga terdapat pada kilomikron.

Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah.

Trigliserida dikeluarkan dari kilomikron pada jaringan

ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan

VLDL yang mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein

(LPL), suatu penurunan progresif pada diameter partikel

terjadi ketika trigliserida di dalam inti tersebut

dikosongkan. Lipid permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan

apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit.

2. Lipoportein berdensitas sangat rendah (VLDL)

Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk

mengekspor trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung

Apo-B-100 dan Apo-C. trigliserida VLDL dihidrolisis oleh

lipase lipoprotein menghasilkan asam lemak bebas untuk

disimpan didalam jaringan seperti di otot jantung dan otot

rangka. Hasil dari deplesi trigliserida menghasilkan sisa

yang disebut lipoprotein berdensitas menengah (IDL).

Partikel LDL mengalami endositosis secara langsung oleh

hati, sisa HDL dikonversi menjadi LDL dengan menghilangkan

trigliserida yang diperantaraioleh lipase hati. Proses

tersebut menjelaskan fenomena klinis pergeseran beta (beta

shift). Peningkatan VLDL dalam plasma dapat disebabkan karena

peningkatan sekresi precursor VLDL dan juga penurunan

katabolisme LDL.

3. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL)

Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam

sebagian besar sel bernukleus melibatkan endositosis yang

diperantarai oleh reseptor berafinitas tinggi. Ester

kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis, yang

menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis membrane sel.

Ses-sel juga mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo

melalui suatu jalur yang melibatkan pembentukan asam

mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA reduktase. Hati

memainkan peran utama dalam pengolahan kolesterol tubuh.

Tidak seperti sel lainnya, hepatosit mampu mengeliminasi

kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol dalam

empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu

yang juga disekresikan dalam empedu.

4. Lipoprotein Berdensitas Tinggi (HDL)

Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar

lipid dari permukaan satu lapis kilomikron dan VLDL selama

liposis. HDL juga mendapatkan kolesterol dari jaringan

perifer dari suatu jalur yang melindungi homeostasis

kolesterol sel. HDL juga dapat membawa ester kolestril

langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking

(reseptor scavenger, SR-BI) yang tidak melakukan endositosis

terhadap lipoprotein (Bertram, Katzung).

 

Tabel 1. Komposisi Lipoprotein dari Subjek Normal (dipiro,

2005)

  Komposisi berat (% b/b)Kolesterol

KelasLipoprotei

Rangedensity

Diameter  (nm)

Protein

trigliserida

bebas ester Fosfolipid

n (g/mL)kilomikron<0.94 75-1200 1-2 80-95 1-3 2-4 3-9VLDL 0.94-

1.00630-80 6-10 55-80 4-8 16-22 10-20

LDL 1.006-1.063

18-25 18-22 5-15 6-8 45-50 18-24

HDL 1.063-1.21

5-12 45-55 5—10 3-5 15-20 20-30

Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda

dan dipecah serta dibuang dengan cara yang sedikit berbeda.

Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan membawa lemak jenis

tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah.

Serangkaian enzim kemudian mengambil lemak dari kilomikron yang

digunakan sebagai energi atau untuk disimpan di dalam sel-sel

lemak. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya

telah diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati. Tubuh

mengatur kadar lipoprotein melalui beberapa cara :

1. Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah

lipoprotein yang masuk ke dalam darah.

2. Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan

lipoprotein dari dalam darah.

Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah

(terutama kolesterol) bisa menyebabkan masalah jangka panjang.

Resiko terjadinya aterosklerosis dan penyakit arteri koroner atau penyakit

arteri karotis meningkat pada seseorang yang memiliki kadar

kolesterol total yang tinggi. Kadar kolesterol rendah biasanya

lebih baik dibandingkan dengan kadar kolesterol yang tinggi,

tetapi kadar yang terlalu rendah juga tidak baik. Kadar

kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau kurang.

Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka resiko

terjadinya serangan jantung adalah lebih dari 2 kali.

Tidak semua kolesterol meningkatkan resiko terjadinya

penyakit jantung. Kolesterol yang dibawa oleh LDL (disebut

juga kolesterol jahat) menyebabkan meningkatnya resiko; kolesterol

yang dibawa oleh HDL (disebut juga kolesterol baik) menyebabkan

menurunnya resiko dan menguntungkan. Idealnya, kadar

kolesterol LDL tidak boleh lebih dari 130 mg/dL dan kadar

kolesterol HDL tidak boleh kurang dari 40 mg/dL. Kadar HDL

harus meliputi lebih dari 25 % dari kadar kolesterol total.

Sebagai faktor resiko dari penyakit jantung atau stroke, kadar

kolesterol total tidak terlalu penting dibandingkan dengan

perbandingan kolesterol total dengan kolesterol HDL atau

perbandingan kolesterol LDL dengan kolesterol HDL. Apakah

kadar trigliserida yang tinggi meningkatkan resiko terjadinya

penyakit jantung atau stroke, masih belum jelas. Kadar

trigliserida darah diatas 250 mg/dL dianggap abnormal, tetapi

kadar yang tinggi ini tidak selalu meningkatkan resiko

terjadinya aterosklerosis maupun penyakit arteri koroner.

Kadar trigliserid yang sangat tinggi (sampai lebih dari 800

mg/dL) bisa menyebabkan pankreatitis.

 

B. KLASIFIKASI HIPERLIPIDEMIA

1. Hiperlipidemia Primer

Hiperlipidemia herediter (hiperlipoproteinemia) adalah

kadar kolseterol dan trigliserida yang sangat tinggi, yang

sifatnya diturunkan. Hiperlipidemia herediter mempengaruhi

system tubuh dalam fungsi metabolisme dan membuang lemak

(Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009). Terdapat 5 jenis

hiperlipoproteinemia yang masing-masing memiliki gambaran

lemak darah serta resiko yang berbeda :

a. Hiperlipoproteinemia tipe I

Disebut juga hiperkilomikronemia familial, merupakan penyakit

keturunan yang jarang terjadi dan ditemukan pada saat lahir.

Dimana tubuh penderita tidak mampu membuang kilomikron dari

dalam darah. Anak-anak dan dewasa muda dengan kelainan ini

mengalami serangan berulang dari nyeri perut. Hati dan limpa

membesar, pada kulitnya terdapat pertumbuhan lemak berwarna 

kuning pink (xantoma eruptif). Pemeriksaan darah menunjukkan

kadar trigliserida yang sangat tinggi. Penyakit ini tidak

menyebabkan terjadi aterosklerosis tetapi bisa menyebabkan

pankreatitis, yang bisa berakibat fatal Penderita diharuskan

menghindari semua jenis lemak (baik lemah jenuh, lemak tak

jenuh maupun lemak tak jenuh ganda).

b. Hiperlipoproteinemia tipe II

Disebut juga hiperkolesterolemia familial, merupakan suatu penyakit

keturunan yang mempercepat terjadinya aterosklerosis dan

kematian dini, biasanya karena serangan jantung. Kadar

kolesterol LDLnya tinggi. Endapan lemak membentuk

pertumbuhan xantoma di dalam tendon dan kulit. 1 diantara 6

pria penderita penyakit ini mengalami serangan jantung pada

usia 40 tahun dan 2 diantara 3 pria penderita penyakit ini

mengalami serangan jantung pada usia 60 tahun. Penderita

wanita juga memiliki resiko, tetapi terjadinya lebih lambat.

1 dari 2 wanita penderita penyakit ini akan mengalami

serangan jantung pada usia 55 tahun. Orang yang memiliki 2

gen dari penyakit ini (jarang terjadi) bisa memiliki kadar

kolesterol total sampai 500-1200 mg/dL dan seringkali

meninggal karena penyakit arteri koroner pada masa kanak-kanak.

Tujuan pengobatan adalah untuk menghindari faktor resiko,

seperti merokok, dan obesitas, serta mengurangi kadar

kolesterol darah dengan mengkonsumsi obat-obatan. Penderita

diharuskan menjalani diet rendah lemak atau tanpa lemak,

terutama lemak jenuh dan kolesterol serta melakukan olah

raga secara teratur. Menambahkan bekatul gandum pada makanan

akan membantu mengikat lemak di usus. Seringkali diperlukan

obat penurun lemak.

c. Hiperlipoproteinemia tipe III

Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, yang

menyebabkan tingginya kadar kolesterol VLDL dan

trigliserida. Pada penderita pria, tampak pertumbuhan lemak

di kulit pada masa dewasa awal. Pada penderita wanita,

pertumbuhan lemak ini baru muncul 10-15 tahun kemudian. Baik

pada pria maupun wanita, jika penderitanya mengalami obesitas,

maka pertumbuhan lemak akan muncul lebih awal. Pada usia

pertengahan, aterosklerosis seringkali menyumbat arteri dan

mengurangi aliran darah ke tungkai. Pemeriksaan darah

menunjukkan tingginya kadar kolesterol total dan

trigliserida. Kolesterol terutama terdiri dari VLDL.

Penderita seringkali mengalami diabetes ringan dan peningkatan

kadar asam urat dalam darah. Pengobatannya meliputi pencapaian

dan pemeliharaan berat badan ideal serta mengurangi asupan

kolesterol dan lemak jenuh. Biasanya diperlukan obat penurun

kadar lemak. Kadar lemak hampir selalu dapat diturunkan

sampai normal, sehingga memperlambat terjadinya

aterosklerosis.

d. Hiperlipoproteinemia tipe IV

Merupakan penyakit umum yang sering menyerang beberapa

anggota keluarga dan menyebabkan tingginya kadar

trigliserida. Penyakit ini bisa meningkatkan resiko

terjadinya aterosklerosis. Penderita seringkali mengalami

kelebihan berat badan dan diabetes ringan. Penderita

dianjurkan untuk mengurangi berat badan, mengendalikan

diabetes dan menghindari alkohol. Bisa diberikan obat

penurun kadar lemak darah.

e. Hiperlipoproteinemia tipe V

Merupakan penyakit keturunan yang jarang terjadi, dimana

tubuh tidak mampu memetabolisme dan membuang kelebihan

trigliserida sebagaimana mestinya. Selain diturunkan,

penyakit ini juga bisa terjadi akibat :

– Penyalahgunaan alkohol

– Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

– Gagal ginjal

– Makan setelah menjalani puasa selama beberapa waktu.

Jika diturunkan, biasanya penyakit ini muncul pada masa

dewasa awal. Ditemukan sejumlah besar pertumbuhan lemak

(xantoma) di kulit, pembesaran hati dan limpa serta nyeri

perut. Biasanya terjadi diabetes ringan dan peningkatan asam

urat. Banyak penderita yang mengalami kelebihan berat badan.

Komplikasi utamanya adalah pankreatitis, yang seringkali

terjadi setelah penderita makan lemak dan bisa berakibat

fatal. Pengobatannya berupa penurunan berat badan,

menghindari lemak dalam makanan dan menghindari alkohol.

Bisa diberikan obat penurun kadar lemak.

(http://www.medicastore.com).

 Tabel 2. Klasifikasi Hiperproteinuremia menurut Fredrickson-Levy-

Less

Tipe EvaluasiLipoprotein

I KilomikronIIa LDLIIb LDL + VLDLIII IDL (LD1)IV VLDLV VLDL + kilomikron

LDL=low density protein

VLDL = very low density protein

IDL = intermediate-density protein

 

Tipe I

Tipe I, sangat jarang, dikarakteristik dengan tingginya

kilomikron dan trigliserida di dalam darah. Tipe ini

merupakan penyakit genetik karena kekurangan enzim

lipoprotein lipase atau apo C-II yang merupakan kofaktor

untuk aktivitas enzim LPL, sehingga menyebabkan

ketidakmampuan pembersihan kilomikron dan VLDL trigliserida

dari darah secara efektif.

Tipe II

Tipe ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat

merupakan kondisi awal (primer) ataupun kelanjutan

(sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya.

Hiperlipoprotein primer disebabkan oleh beberapa kondisi

genetik, sedangkan hiperlipoprotein sekunder dapat

disebabkan oleh endokrinopati (hipotiroid, hipopituitari,

diabetes melitus) dan biasanya dapat pulih dengan terapi

hormon.

Tipe II terdiri atas 2 tipe yaitu hiperlipidemia tipe IIa

dan IIb :

1) Tipe IIa, ditandai dengan tingginya kadar LDL di dalam

darah tapi kadar VLDLnya normal. Tipe ini dapat

disebabkan beberapa kondisi genetik yaitu hiperkolesterol

familial,defectiv e apolipoprotein B familial,

hiperkolesterolemia poligenik.

2) Tipe IIb, ditandai dengan tingginya kadar LDL dan VLDL,

kolesteroldan trigliserida dalam darah. Tipe ini disebut

kombinasi hiperlipidemia familial. Penyakit ini

disebabkan karena meningkatnya produksi hepatik Apo B

(merupakan protein utama pada LDL dan VLDL). Xanthoma

pada tipe ini jarang terjadi, tetapi tipe ini ditandai

dengan predisposisi CAD (Coronary Artery Disease) prematur.

Tipe III

Karakteristiknya yaitu meningkatnya kadar IDL dan VLDL

remnant. Tipe ini terkait dengan abnormalitas pada Apo E

(merupakan petanda pengenalan oleh reseptor -reseptor sel

hati untuk menghilangkan kilomikron remnant) dan

ketidaksempurnaan konversi VLDL dalam plasma dan terjadi

peningkatan kadar IDL. Kondisi ini dapat pula terjadi pada

hipotiroidisme. Gangguan ini terjadi lebih awal pada pria

dibandingkan pada wanita. Abnormalitas pada toleransi

glukosa dan hiperurikemia dapat terjadi.

Tipe IV

Karakteristiknya yaitu peningkatan kadar trigliserida

plasma yang terkandung di dalam VLDL dan kemungkinan akan

berkembang menjadi aterosklerosis. Kondisi berhubungan

dengan abnormalitas toleransi glukosa ( resisten insulin)

dan obesitas. Kadar kolesterol total normal atau meningkat

sedangkan kadar HDL rendah.

Tipe V

Karakteristiknya terjadi peningkatan kadar VLDL dan

kilomikron sehingga dapat disebut sebagai

hipertrigliseridemia. Kadar lipoproteinlipase umumnya

normal. Tipe ini merupakan gangguan yang jarang terjadi.

Penyebabnya terkadang dipengaruhi faktor keluarga, terkait

dengan ketidaksempurnaan pembersihan trigliserida eksogen

maupun endogen yang tidak sempurna dapat dan ancaman resiko

pancreatitis seumur hidup. Pada beberapa pasien dapat

diakibatkan alkohol dan diabetes.

 

2. Hiperlipidemia Sekunder

Hiperlipidemia sekunder merupakan gangguan yang disebabkan

oleh faktor tertentu seperti penyakit dan obat-obatan.

Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia :

a. Diabetes melitus

Penderita NIDDM umumnya akan menyebabkan terjadinya

hipertrigliseridemia. Penyebabnya pada glukosa darah tinggi

akan menginduksi sintesis kolesterol dan glukosa akan

dimetabolisme menjadi Acetyl Co A. Acetyl Co A ini merupakan

prekusor utama dalam biosintesis kolesterol. Sehingga akan

menyebabkan produksi VLDL-trigliserida yang berlebihan oleh

hati dan adanya pengurangan proses lipolisis pada

lipoprotein yang kaya trigliserida.

b. Hipotiroidisme

Pengaruh hipotiroidisme pada metabolisme lipoprotein adalah

peningkatan kadar kolesterol-LDL yang diakibatkan oleh

penekanan metabolik pada reseptor LDL, sehingga kadar-LDL

akan meningkat antara 180-250 mg/dL. Di samping itu, bila

penderita ini menjadi gemuk kaqrena kurangnya pemakaian

energi oleh jaringan perifer, maka kelebihan kalori ini akan

merangsang hati untuk meningkatkan produksi VLDL-

trigliserida dan menyebabakan peningkatan kadar trigliserida

juga.

c. Sindrom nefrotik

Sindrom nefrotik akan menyebabkan terjadinya

hiperkolesterolemia. Hal ini diakibatkan oleh adanya

hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk memproduksi

lipoprotein berlebih.

d. Gangguan hati

Sirosis empedu primer dan obstruksi empedu ekstra hepatik

dapat menyebabakan hiperkolesterolemia dan peningkatan kadar

fosfolipid plasma yang berhubungan dengan abnormalitas

lipoprotein, kerusakan hati yang parah dapat menyebabakan

penurunan kadar kolesterol dan trigliserida. Hepatitis akut

juga dapat menyebabkan kenaikan kadar VLDL dan kerusakan

formasi LCAT.

e. Obesitas

Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi

oleh jaringan perifer akan meyebabkan kelebihan kalori yang

dapat merangsang hati untuk menungkatkan produksi VLDL-

trigliserida dan peningkatan trigliserida.

http://www.scribd.com/doc/43372517/Makalah-Farmakoterapi-

Hiperlipidemia

 

Tabel 3. Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002)

   Penyebabpenyakit Obat-obatan

Hiperkolesterolemia

Hipotiroidisme, penyakit hati obstruktif, sindrom nefrotik, anorexia nervosa,intermiten porphyria akut 

Progestin, diuretiktiazid,glukokortikoid, β-bloker,isotretionin, inhibitor protease,siklosforin,mirtazapin, sirolimus

Hipertrigliseridemia

Obesitas, diabetes melitus,lipodystrophy, sepsis,kehamilan, hepatitis akut, lupus erythematosis sistemik. Monoklonal gammathophy: multiple myeloma, lymphoma 

Alkohol, estrogen,isotretionin, β-bloker,glukokortikoid, resin asamempedu, tiazid,asparaginase, interperon,antijamur golongan Azol,mirtazopin, steroidanabolik, sirolimus, bexaroten

HDL rendah Obesitas, malnutrisi Non-ISA β-bloker, steroidanabolik, probukol,isotretionin, progestin

 

C. GEJALA

Hiperlipidemia ditandai dengan tanda gelaja sebagai berikut :

1. Sakit dada

2. Jantung berdebar

3. Berkeringat

4. Cemas

5. Nafas pendek

6. Hilangnya kesadaran atau kesulitan berbicara atau

bergerak

7. Sakit abdominal

8. Kematian mendadak

D. PATOFISIOLOGI HIPERLIPIDEMIA

Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh

dan dibagi menjadi LDL, HDL, Total kolesterol dan Trigliserida

dari hati, kolesterol di angkut oleh lipoprotein yang bernama

LDL( Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang

memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain

agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

HDL (High Densiy Lippoprotein) adalah bentuk Lipoprotein yang

memlliki komponen kolesterol paling sedikit. Dibentuk di usus

dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas dari pembuluh

darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian

membawanya ke hati. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) adalah

Lipoprotein yang dibentuk di hati yang kemudian akan diubah di

pembuluh darah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein). Bentuk

Lipoprotein ini memiliki kolesterol paling banyak dan akan

membawa kolesterol tersebut ke jaringan seperti dinding

pembuluh darah (Jeffry Tenggara, 2008).

Kelebihan kolesterol akan diangkat kembali oleh

lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa

kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang

ke dalam kantung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL

mengandung lebih banyak lemak dari pada HDL sehingga ia akan

mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL

adalah Apo-B (Apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak

yang “jahat” karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di

dinding pembuluh darah.

Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang “baik” karena

dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari

dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati.

Protein utama yang membentuk HDL Apo-a (Apolipoprotein-A). HDL

ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai

kepadatan tinggi sehingga lebih berat.

Konsentrasi kolesterol pada HDL dan LDL atau VLDL

lipoprotein adalah prediktor kuat untuk penyakit jantung

koroner. HDL fungsional menawarkan perlindungan dengan cara

memindahkan kolesterol dari sel dan atheroma. Konsentrasi

tinggi dari LDL dan konsentrasi rendah dari HDL fungsional

sangat terkait dengan penyakit kardiovaskuler karena beresiko

tinggi terkena ateroklerosis. Keseimbangan antara HDL dan LDL

semata-mata ditentukan secara genetikal, tetapi dapat diubah

dengan pengobatan, pemilihan makanan dan faktor lainnya

(Anonim, 2008).

 

Tabel 4. Klasifikasi kolesterol total, LDL, HDL dan

trigliserida

Jenis Kolesterol NilaiKolesterol  totalDiinginkanCukup tinggiTinggi

 < 200 mg/dL200-239 mg/dL≥ 240 mg/dL

Kolesterol LDLOptimalJauh atau diatas optimalCukup tinggiTinggiSangat tinggi

 <100 mg/dL100-129130-159160-189≥190

Kolesterol HDLRendahTinggi

 <40 mg/dL≥60 mg/dL

TrigliseridaNormalCukup tinggiTinggiSangat tinggi

 <150 mg/dL150-199 mg/dL200-499 mg/dL≥500 mg/dL

 

Seperti yang telah disebutkan diatas lipid memiliki

banyak manfaat bagi tubuh. Namun, apabila terjadi keadaan

hiperlipidemia, akan menyebabkan kelainan metabolism lipid.

Kelainan metabolism lipid pada keadaan hiperlipidemia dapat

terjadi pada tapak–tapak produksi atau penggunaan lipoprotein

yang menyebabkan keadaan hipolipoproteinemia atau

hiperlipoproteinemia (Murrey, 2003).

E. ETIOLOGI HIPERLIPIDEMIA

Hiperlipidemia biasanya disebabkan oleh :

1. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia

2. Obesitas

3. Diet kaya lemak

4. Kurang melakkuakn olahraga

5. Penggunaan alcohol

6. Merokok sigaret

7. Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik

8. Kelenjar tiroid yang kurang aktif

Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan

kolesterol total bersifat sementara dan tidak berat, dan

terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan lemak

dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda.

Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak

pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dl,

sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat

dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total di bawah

260mg/dl. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik dan secara

luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan

keluarnya lipoprotein dari aliran darah (Balai Informasi

Tekhnologi Lipid, 2009).

F. TATALAKSANA TERAPI HIPERLIPIDEMIA

1. Terapi non farmakologi :

Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh akan mengurangi kadar

LDL. Olahraga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL

dan menambah kadar kolesterol HDL. Biasanya pengobatan

terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol dan

trigliserida tinggi adalah:

a. Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan

berat badan

b. Berhenti merokok

c. Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam tubuhnya

d. Menambah porsi olahraga

e. Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan)

Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan

respon terhadap tindakan diatas, maka dicari penyebabnya

yang spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus

sehingga bisa diberikan pengobatan yang khusus (Balai

Informasi Tekhnologi Lipi, 2009).

2. Terapi farmakologi

Tabel 5. Terapi Farmakologi (Balai Informasi Tekhnologi Lipi,

2009)

Jenis Obat Contoh Cara KerjaPenyerap asam empedu

KolestiraminKolestipol

Mengikat asam empedu di usus, dan meningkatkan pembuangan LDL dari alirandarah

Penghambat sintesa protein

Niasin Mengurangi kecepatan VLDL (VLDL merupakan prekursos dari LDL)

Penghambat HMGKoenzim-A reduktase

Adrenalin, FlufastatinLovastatinVlavastatinSinvastatin

Menghambat pembentukan kolesterol, dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah

Derivat asam fibrat

KlofibratFenofibratGemfibrosil

Meningkatkan pemecahan lemak

 

a. Niasin (asam nikotinat)

Asam nikotinat mempunyai kemampuan menurunkan lipid yang

luas, tetapi penggunaaan dalam klinik terbatas karena efek

samping yang tidak menyenangkan. Mekanisme kerja: pada dosis

dalam gram, niasin (NYE a sin) merupakan vitamin larut air,

menghambat lipolisis dengan kuat dalam jaringan lemak-

penghasil utama asam lemak bebas yang beredar. Hati umumnya

menggunakan asam lemak dalam sirkulasi sebagai precursor

utama untuk sintesis triasilgliserol. Karena itu, niasin

menyebabkan penurunan sintesis triasilgliserol yang

diperlukan untuk produksi VLDL (lipoprotein densitas sangat

rendah). Lipoprotein densitas rendah (LDL, lipoprotein kaya

kolesterol) berasal dari VLDL dalam plasma. Karena itu,

reduksi VLDL juga mengakibatkan penurunan konsentrasi LDL

plasma. Dengan demikian, baik triasilgliserol (dalam VLDL)

dan kolesterol (dalam VLDL dan LDL) dalam plasma menjadi

rendah. Selanjutnya, pengobatan dengan niasin akan

meningkatkan kadar kolesterol-HDL (HDL merupakan karier

kolesterol yang “baik”). Selanjutnya, dengan meningkatkan

sekresi aktivator plasminogen jaringan dan merendahkan

fibrinogen plasma, niasin dapat mengubah beberapa disfungsi

sel endotel penyebab thrombosis yang ada kaitannya dengan

hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.

Penggunaan dalam terapi : niasin merendahkan kadar plasma

kolesterol dan triasilgliserol. Karena itu, obat ini berguna

pada pengobatan hiperlipoproteinemia tipe II b dan IV,

dengan VLDL dan LDL naik. Niasin juga diguanakan untuk

pengobatan hiperkolesterolemia lain yang berat, sering

dengan kombinasi antihiperlipidemia lain. Selain itu, obat

ini merupakan obat antihiperlipidemia paling poten untuk

meningkatkan kadar HDL plasma.

Farmakokinetik : niasin diberikan per oral. Zat ini diubah

dalam tubuh menjadi nikotinamid yang dimasukkan dalam

kofaktor nikotinamid adenine dinukleotida (NAD). Niasin

adalah derivat nikotinamid dan metabolit lain dikeluarkan

dalam urin. Nikotinamid sendiri tidak menurunkan kadar lipid

dalam plasma.

Efek samping : efek samping niasin yang paling menonjol

adalah kemerahan pada kulit (disertai perasaan panas yang

tidak nyaman) dan pruritus. Pemberian aspirin sebelum minum

niasin mengurangi rasa panas yang diantar oleh

prostaglandin. Beberapa pasien juga mengalami mual dan sakit

pada abdomen. Asam nikotinat menghambat sekresi tubular asam

urat dan karena itu mudah terjadi hiperurisemia dan pirai.

Telah dilaporkan adanya gangguan toleransi glukosa dan

hepatotoksisitas.

b. Fibrat-Klofibrat dan Gemfibrozil

Obat-obat tersebut merupakan derivat asam fibrat dan

keduanya mempunyai mekanisme kerja yang sama. Gamfibrozil

dalam klinik telah menggantikan klofibrat karena kematian

akibat klofibrat lebih tinggi. Kematian tersebut tidak ada

hubungannya dengan penyebab kardiovaskular tetapi lebih

ganasan atau komplikasi pasca kolesistektomi dan

pankreasitis.

Mekanisme kerja : Kedua obat menyebabkan penurunan

trigliserol plasma dengan memacu aktifitas lipase

lipoprotein, sehingga menghidrolisis triasilgliserol pada

kilomikron dan VLDL, sehingga dapat mempercepat pengeluaran

partikel-partikel ini dari plasma. Penelitian pada hewan

menunjukkan bahwa fibrat dapat menyebabkan penurunan

kolesterol plasma dengan menghambat sintesis kolesterol

dalam hati dan meningkatkan ekskresi biliar kolesterol ke

dalam feses. Fibrat juga merendahkan kadar fibrinogen

plasma.

Penggunaan Terapi : Fibrat digunakan dalam pengobatan

hipertrigliseridemia, menyebabkan penurunan yang signifikan

pada kadar triasilgliserol plasma. Klofibrat dan gamfibrozil

berguna dalam mengobati hiperlipidemia tipe III

(disbetalipoproteinemia),  dengan penumpukan partikel

lipoprotein densitas sedang (IDL). Pasien dengan

hipertrigliseridemia (tipe IV) (VLDL meningkat) atau

penyakit tipe V (peningkatan VLDL dan kilomiron) yang tidak

responsif dengan diet atau obat lain dapat mengambil manfaat

obat-obat ini.

Farmakokinetik : Kedua obat diabsorpsi sempurna setelah

dosis oral. Klofibrat mengalami esterifikasi menjadi asam

klofibrat yang aktif terikat pada albumin dan tersebat luas

seluruh jaringan tubuh. Untuk gamfibrizil secara luas

menyebar ke seluruh tubuh dan terikat pada albumin

juga.Keduanya mengalami biotransformasi sempurna dan

dikeluarkan dalam urin sebagai konjugat glukuronida.

Efek samping :

1) Efek Gastrointestinal

Efek samping paling umum adalah gangguan pencernaan

ringan. Efek samping akan berkurang dengan berkembangnya

terapi.

2) Litiasis

Karena obat-obat ini meningkatkan ekskresi kolesterol

biliar,terdapat predisposisi untuk pembentukan batu

empedu.

3) Keganasan

Pengobatan dengan kolifibrat telah menyebabkan sejumlah

keganasan-terkait dengan kematian.

4) Otot

Miositis atau peradangan otot polos dapat terjadi dengan

kedua obat sehingga pelemahan otot atau nyeri otot harus

dievaluasi. Meskipun jarang, pasien dengan insufisiensi

ginjal mengandung resiko. Miopati dan rhabdomiolisis

telah dilaporkan pada beberapa pasien yang menggunakan

gamfibrozil dan lovastatin bersamaan.

Interaksi Obat :

Kedua fibrat bersaing dengan antikoagulan kumarin dalam

pengikatan pada protein plasma, sehingga meningkatkan efek

antikoagulan sepintas. Karena itu kadar protrombin perlu

dimonitor jika pasien meminum kedua obat ini.

Kontraindikasi :

Keamanan obat-obat ini pada ibu hamil atau menyusui belum

jelas. Seharusnya obat-obat ini tidak digunakan pada pasien

dengan kelainan fungsi hati atau ginjal atau pasien dengan

penyakit kandung empedu.

c. Resin pengikat asam empedu : kolestiramin dan kolestipol

Mekanisme kerja: kolestiramin dan kolestipol adalah resin

pertukaran anion yang terikat pada asam dan garam empedu

bermuatan negatif dalam usus halus. Kompleks resin atau asam

empedu ini dikeluarkan melalui feses, sehingga mencegah asam

empedu kembali ke hati melalui sirkulasi enterohepatik.

Berkurangnya konsentrasi asam empedu menyebabkan hepatosit

meningkatkan konversi kolesterol ke asam empedu, menyebabkan

suplai senyawa ini baik kembali, sebagai komponen penting

empedu. Akibatnya, konsentrasi kolesterol intraseluler,

mengaktifkan hati untuk meningkatkan ambilan partikel LDL

yang mengandung kolesterol, sehingga LDL plasma turun.

Ambilan yang miningkat ini dilakukan melalui upregulasi

reseptor LDL pada permukaan sel.

Penggunaan dalam terapi : resin yang mengikat asam empedu

(sering dikombinasi dengan diet atau niasin) adalah obat-

obat pilihan dalam mengobati hiperlipidemia tipe II a dan II

b. kolestiramin juga dapat meringankan pruritus akibat

akumulasi asam empedu pada pasien dengan obstruksi biliar.

Farmakokinetik : kolestiramin dan kolestipol diminum per

oral. Karena tidak larut dalam air dan merupakan molekul

yang sangat bessar (berat molekul lebih dari 106), keduanya

tidak diabsorbsi atau dimetabolisme dalam usus. Sebaliknya

semua dikeluarkan dalam feses.

Efek samping :

1) Efek Gastrointestinal : efek samping paling sering adalah

gangguan pencernaan seperti konstipasi, mual dan flatus.

2) Gangguan Absorbsi : absorbsi vitamin larut lemak A,D,E,K

dapat terganggu jika terdapat dosis resin yang tinggi.

Absorbsi asam folat dan askorbat juga dapat berkurang.

3) Interaksi Obat : kolestiramin dan kolestipol mengganggu

absorbsi beberapa obat dalam usus, misalnya tetrasiklin,

fenobarbital, digoksin, warfarin, pravastatin,

fluvastatin, aspirin, dan diuretic thiazid. Karena itu,

obat-obat harus diminum 1-2 jam sebelum atau 4-6 jam

setelah resin pengikat asam empedu ini diminum.

d. Inhibitor HMG – CoA reduktase : Lovastatin, praavastatin,

simvastatin, dan fluvastatin

Kelompok antihiperlipidemia yang baru ini menghambat tahap

pertama aktifitas enzim dalam sintesis sterol. Analog dengan

struktural alamia, asam3-hidroksi-3metil Glutarat (HMG),

semua obat dalam grup ini berpacu dalam menghambat hidrosi

metil glutaril koenzim A (HMG-CoA reduktase). Kecuali

fluvastati, inhibitor HMG reduktase lainnya merupakan

modifikasi kimia dari senyawa alamia yang terdapat dalam

jamur.

Mekanisme Kerja Inhibisi

1) HMG-CoA reduktase

Lovastatin, simvastatin, pravastatin, fluvastain adalah

analog 3-tatin dan simvastatin adalah lakton yang

dihidrolisis menjadi obat aktif. Pravastatin dan

fluvastatin aktif dengan cara demikian. Karena

afinitasnya yang kuat terhadap enzim, semua efektif

berpacu menghambat HMG-CoA reduktase, tahapan terbatas

dalam sintesis kolesterol. Dengan menghambat sintesis

kolesterol denovo-, obat  akan menghabiskan simpanan

kolesterol.

2) Penurunan reseptor LDL

Penghapusan kolesterol intraseluler menyebabkan sel

meningkat jumlah resepto LDL permukaan sel spesifik yang

dapat mengikat dan menginternalisasikan LDL yang beredar.

Sehingga, hasil akhir adalah penurunana kolesterolplsama

karena sintesis berkurang dan peningkatan katabolisme

LDL. Inhibitor HMG-CoA reduktase, seperti kolestiramin ,

dapat meningkatkan kadar HDL plasma pada beberapa pasien

sehingga menurunkanresiko mendapatkan penyakit PJK.

Penurunan triasilgliserol juga terjadi sedikit.

3) Penggunaan Dalam Terapi

Obat-obat ini efektif dalam menurunkan kadar kolesterol

plasma pada semua jenis hiperlipidemia. Namun pasien yang

homozigot untuk penyakit hiperkolesterolemia kekurangan

reseptor LDL dan oleh karenanya mendapatkan keuntungan

sedikit dari obat-obat ini. Perlu diperhatikan bahwa

meskipun proteksi diberikan karena pengurangan kadar

kolesterol, kira-kira ¼ pasien yang diobati dengan obat

ini masih menderita masalah koroner. Karena itu

diperlukan strategi tambahan seperti diet, latihan, atau

obat tambahan perlu diberikan.

Farmakokinetik: pravastatin dan fluvastatin hamper

seluruhnya dapat diabsorbsi setelah pemberian oral; dosis

oral lovastatin dan simvastatin diabsorbsi 30-50%.

Pravastatin dan fluvastatin adalah obat aktif langsung,

sedangkan lovastatin dan simvastatin harus dihidrolisis

menjadi asam. Karena ekstraksi first pass, kerja utama

obat-obat ini pada hati. Semua mengalami biotransformasi,

beberapa produk masih tetap aktif. Ekskresi terjadi

terutama melalui empedu dan feses, tetapi pengeluaran

melalui urin juga terjadi. Waktu paruh berkisar antara

1,5-2 jam.

Efek samping :

1) Hati : kelainan biokimiawi fungsi hati telah terjadi

dalam penggunaan inhibitor HMG-CoA reduktase. Karena itu,

sangat diperlukan menilai fungsi hati dan mengukur kadar

serum transaminase secara periodic. Semua akan kembali

normal jika obat dihentikan.

2) Otot : miopati dan rhabdomiolisis (disintegrasi atau

disolusi otot) jarang dilaporkan. Dalam beberapa kasus,

pasien biasanya menderita insufisiensi ginjal atau

mengambil obat seperti siklosporin, itrakonazol,

eritromisin, gemfibrosil atau niasin. Kadar keratin

kinase plasma harus diperiksa secara teratur.

3) Interaksi obat : inhibitor HMG-CoA reduktase juga

meningkatkan kadar kumarin. Sehingga, penting untuk

sering mengevaluasi waktu protrombin.

4) Kontra indikasi : obat-obat ini merupakan kontraindikasi

bagi ibu hamil atau menyusui. Obat-obat ini tidak boleh

digunakan pada anak-anak atau remaja.

 

e. Terapi obat kombinasi

Kadang-kadang perlu memberikan 2 antihiperlipidemia untuk

mendapatkan penurunan kadar lipid plasma yang signifikan.

Sebagai contoh, pada hiperlipidemia terapi II, pasien sering

diobati dengan kombinasai niasin ditambah obat pengikat asam

empedu, seperti kolestiramin. Kombinasi inhibitor HMG-CoA

reduktase dengan zat pengikat asam empedu juga telah

menunjukkan manfaat dalam menurunkan kolesterol LDL.

Tabel 6. Efek Terapi Obat Lipid dan Lipoprotein

Obat Mekanisme Aksi

Efek Lipid

Efek Lipoprotein

Keterangan

Cholestyramine,colestipol, colesevam

Naiknya katabolisme LDL, turunnya Absorpsi kolesterol,

Turunnyakolesterol

Turunnya LDLPermasalahan akibat komplikasi, ikatan dengan beberapa obat golongan asam

Niacin Turunnya LDL, sintesis VLDL

Turunnyatrigliserida dankolesterol

Turunnya VLDL,LDL,HDL

Masalah dengan penerimaan pasaien, kombinasi yg baik dengan resin obat,menyebabkan hepatotoksik yang rendah

Probucol Naiknya bersihan LDL

Turunnyakolesterol

Turunnya LDLdan HDL

Menurunnya HDL,efikasi dengan menghambat oksidasi LDL dan fasilitatorbolak balik kolesterol

Gemfibrozil, fenofibrate, clofibrate

Naiknya bersihan VLDL dan turunnya sintesis VLDL

Turunnyatrigliserida dankolesterol

Turunnya VLDL, LDL dan naiknya HDL

Menyebabkan kolesterol, rendahnya lDL akibat HDL, Gemfibrosil menghambat glukoronidasi oleh simvastatin, lovastatin, atorvastatin

Lomvastatin, pravastatin, simvastatin,fluvastatin, atrovastatin, furvastatin

Naiknya katabolisme LDL dan menghambatsintesis LDL

Turunnyakolesterol

Turunnya LDLNaiknya aktivitas family heterozygote hiperkolestrolemia dengan kombinasi beberapa agen

Ezetimibe Menghambatabsorpsi koloesterol dan melewati saluran

Turunnyakolesterol

Turunnya LDLMenimbulkan reaksi efek samping dan reaksi additivedengan obat lain

intestinal

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, Manfaat Antithrombosis dan Thrombolisis, 

http://perdossijaya.org/perdossijaya/index.php?view-

artikel&id-71:manfaat-obat-antithrosis-antithrombolisis dan

option-com_content&itemed-63. Di akses pada tanggal 24

september 2010.

Anderson, D.M, 2007, Dorlands Illustrated Medical Dictionary, 31st Ed,

Philadelphia, Saunders.

ATP III, 2002, US Departemen of Health and Human Service Public Health

Service, National Institut of Health, National Health and blood

Institut.

Chien PC, frishman WH, 2003,  lipid disorder in curent diagnosis and

treatment in cardialogy.2nd second edition, ed.crawfosd M Lange medical

book, new york.

Katzung, Bertram,G.,2002, Farmakologi Dasar dan Klinik,Penerbit

Salemba Medika, Jakarta.

Kumalasari, N.D. 2005. Pengaruh Berbagai Dosis Filtrat Daun

Putri Malu (Mimosa pudica) terhadap Kadar Glukosa Darah pada

Tikus (Rattus norvegicus). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang:

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA FKIP U MM.

Mycek, Mary,J., dkk, 2001, Farmakologi Ulasan Bergambar, PT Widya

Medika Jakarta.

Robert murray, 2003, Biokima Harper, penerbit EGC, Jakarta.

Talbert, Robert L., 2005, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach,

sixth edition, Mcgraw-Hill, Medical Publishing Division, USA.