GURU SEBAGAI SUPPLEMENT PEMBELAJARAN

44
GURU SEBAGAI SUPPLEMENT PEMBELAJARAN Oleh: Masrurotul Mahmudah, M.Pd.I ABSTRAK: Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat (1) dikemukakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. 1 Dari pengertian pendidikan yang diungkapkan dalam undang-undang tersebut membuktikan bahwa dalam suatu proses belajar mengajar membutuhkan waktu, ruang, bahan ajar dan tempat. Dengan demikian maka pada setiap pembelajaran ini harus ada keterikatan dan keterkaitan antara pendidik dan peserta didik. Proses pembelajaran akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan setiap peserta didik, dalam proses pembelajaran akan ada feed back antara pendidik dan peserta didik, sehingga akan sangat mempengaruhi kenyamanan belajar, kemudahan pemahaman materi, dan sikap mahasiswa terhadap pendidik dan masa depan peserta didik tersebut. 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1 1

Transcript of GURU SEBAGAI SUPPLEMENT PEMBELAJARAN

GURU SEBAGAI SUPPLEMENT PEMBELAJARANOleh:

Masrurotul Mahmudah, M.Pd.I

ABSTRAK: Dalam Undang-Undang RepublikIndonesia No. 2 Tahun 1989 tentang SistemPendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat (1)dikemukakan bahwa Pendidikan adalah usahasadar untuk menyiapkan peserta didikmelalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan bagi peranannya dimasa yangakan datang.1 Dari pengertian pendidikanyang diungkapkan dalam undang-undangtersebut membuktikan bahwa dalam suatuproses belajar mengajar membutuhkan waktu,ruang, bahan ajar dan tempat. Dengandemikian maka pada setiap pembelajaran iniharus ada keterikatan dan keterkaitanantara pendidik dan peserta didik. Prosespembelajaran akan sangat mempengaruhitingkat keberhasilan setiap peserta didik,dalam proses pembelajaran akan ada feed backantara pendidik dan peserta didik, sehinggaakan sangat mempengaruhi kenyamananbelajar, kemudahan pemahaman materi, dansikap mahasiswa terhadap pendidik dan masadepan peserta didik tersebut.

1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1

1

ABSTRACTION:In the Law of the Republic of Indonesia No. 2 Year 1989 onNational Education System Chapter I Article 1 Paragraph(1) stated that education is a conscious effort to preparestudents through guidance, teaching, and or training fortheir role in the future. From the definition of educationthat is expressed in the law prove that in a learningprocess takes time, space, materials and places. Thus, inthis study there should be any attachment andrelationship between educators and learners. The learningprocess will greatly affect the level of success of eachlearner, the learning process will be tradeoffs betweeneducators and learners, so it will greatly affect the comfortof learning, ease of understanding of the material, and theattitude of students towards teachers and learners of thefuture.

Kata Kunci : Guru, Supplement, Strategi,

Metode, dan Tekhnik Belajar

A. PENDAHULUAN

Mutu pendidikan di Indonesia bisa kita

lihat dan rasakan bersama bahwa sejak

jatuhhnya kepemimpinan orde baru maka

selanjutnya masyarakat Indonesia memasuki

tonggak sejarah baru atau yang lebih

2

dikenal dengan era reformasi. Masyarakat

Indonesia sejak tahun 1998 hingga kini

telah 16 tahun meneliti era reformasi.

Dinamika perubahan berjalan terus sesuai

dengan arus perubahan dunia alam demokrasi.

Perubahan demi perubahan untuk mencapai

arah dan tujuan yang lebih baik terus

menerus dilakukan guna untuk mewujudkan

pendidikan yang bermutu. Pendidikan bermutu

adalah pendidikan yang berhasil membentuk

generasi muda yang cerdas, berkarakter,

bermoral, dan berkepribadian.2

Sebagaimana telah termaktup dalam UU RI

No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional (Sisdiknas), bahwa pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk2 Isjoni, Menuju Masyarakat Belajar, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009. Hal.263

memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.3

Dalam hal ini sepadan dengan pendapat

Ahmad. D. Marimba bahwa pendidikan adalah

bimbingan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani si

terdidik menuju terbentuknya kepribadian

yang utama.4

Dari beberapa pengertian belajar dan

pendidikan yang penulis kutip, maka dapat

diambil kesimpulan bahwasannya dalam dunia

pendidikan akan selalu melibatkan pendidik

dan peserta didik, sehingga terwujud suatu

proses belajar mengajar yang akan

mendapatkan hasil. 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 1.4 Ahmad. D. Marimba, Fisafat Pendidikan Islam,

(Bandung: Al ma’arif , 1980), cet, ke -4, hal. 194

Akan tetapi, sampai saat ini

permasalahan dalam proses pembelajaran

masih mendapatkan polemik yang begitu rumit

dan selalu berkembang. Sehingga sampai

sekarang semua masyarakat memandang bahwa

guru adalah tumpuan utama dalam

keberhasilan peserta didiknya. Hanya saja

masih banyak guru yang masih terlena akan

urgensi proses belajar itu sendiri,

sehingga masih banyak pembelajaran yang

masih stagnan atau diam ditempat. Para guru

tersebut bukan berarti guru yang kurang

akan pengetahuan tentang pendidikan, akan

tetapi mereka lebih pada mengesampingkan

dan menganggap remeh terhadap pengetahuan

tersebut.

Dengan demikian penulis akanmenguraikan tentang strategi belajar,metode pembelajaran dan tekhnik dalampembelajaran. Menurut penulis supplementyang sangat signifikan untuk menumbuhkan

5

semangat belajar adalah dengan kekreatifanseorang guru dalam memilih strategi belajaruntuk menyajikan materi-materi pelajarantersebut.

B. METODE PENELITIANDalam hal ini kajian ini menggunakan

metode analisis kritis, sehingga kajian ini

bersifat deskriptif analitis kualitatif.

C. PEMBAHASAN DAN HASIL PEMBAHASAN1. Pengertian Guru Sebagai Supplement

Guru yang secara luas juga berfungsi

sebagai pendidik, merupakan salah satu

faktor dominan dalam proses belajar

mengajar. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang mengutip Pullias dan Young dalam

bukunya yang berjudul “A Theacher is Menu

Things”, yang menulis tentang peran guru

sebagai berikut: “Teaching is many things, The

teacher is many person”. Selanjutnya dikatakan:

Teaching is do dynamic and so concerned with people,

6

who are always changing, that final solutions will

probably never exist”.5

Mengajar adalah aktivitas yang begitudinamis dan banyak menyangkut kepentinganmasyarakat yang selalu berubah sehinggapemecahan terakhir barangkali tidak akanpernah ada.6 Adapun guru sebagai “manythings” dan “many person” digambarkannya dengan14 fungsi guru sebagai berikut:1. A teacher is a Guide (guru sebagaipemandu)

2. A teacher is a Teacher (guru adalahpengajar)

3. A teacher is Modernizer (guru adalahpelopor/modernisasi)

4. A teacher is an Example (guru adalahcontoh atau teladan)

5. A teacher is Searcher (guru adalahpencari; ilmu, kebenaran)

6. A teacher is a Conselor (guru adalahpenasehat)

7. A teacher is a Creator (guru adalahpencipta)

8. A teacher is an Authority (guru adalahseorang ahli)

5 Tim Fakultas Tarbiyah IAIN WaisongoSemarang, PBM-PAI Di Sekolah (Eksistensi Dan Proses BelajarMengajar Pendidikan Agama Islam), Yogyakarta: PustakaPelajar, 1988, cet. ke I, hal. 24

6 Ibid., hal. 24-257

9. A teacher is an Inspirer of vision (guruadalah pembangkit aspirasi cita ideal)

10. A teacher is Doer of routine (guru adalahpelaksanaan tugas rutin)

11. A teacher is a Beaker of Camp (guru adalahpencetus ide-ide baru)

12. A teacher is Stipryteller and an Actor (guruadalah ahli cerita dan aktor)

13. A teacher is Facer of reality (guru adalahseorang yang bisa menghadapi kenyataan)

14. A teacher is an Evaluator (guru adalahseorang penilai hasil didikannya).Dengan demikian supplement sendiri

mempunyai makna “ tambahan, lampiran,

pelengkap (sesuatu) yang ditambahkan untuk

melengkapi, tambahan, … ”7. Sehingga dapat

disimpulkan bahwasannya guru sebagai

supplement dalam pembelajaran yaitu guru

yang mempunyai fungsi yang berpengaruh

untuk seluruh aspek peserta didik, baik

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Dari beberapa fungsi yang disebutkan di

atas, dapat disimpulkan bahwasannya adanya

7 Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya:Karya Agung,2005, hal.292

8

hubungan yang sangat erat antara guru dan

murid. Sehingga karakter guru menentukan

karakter murid, sikap guru menentukan sikap

murid, pengetahuan guru mempengaruhi

pengetahuan murid, dan prilaku guru

merupakan contoh bagi murid.

2. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi merupakan suatu keputusan

bertindak dari guru dengan menggunakan

kecakapan dan sumber daya pendidikan yang

tersedia untuk mencapai tujuan melalui

hubungan yang efektif antara lingkungan dan

kondisi yang paling menguntungkan.

Lingkungan disini adalah lingkungan yang

memungkinkan peserta didik belajar dan guru

mengajar. Sedangkan kondisi yang dimaksud

adalah sebagai situasi kondusif dalam

belajar mengajar, seperti disiplin,

9

kreatifitas, inisiatif, inovasi,

karakteristik, humanistik dan sebagainya.

Memperhatikan beberapa pengertian

strategi pembelajaran di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

merupakan cara-cara yang akan dipilih dan

digunakan oleh seorang pengajar untuk

menyampaikan materi pembelajaran sehingga

akan memudahkan peserta didik menerima dan

memahami materi pembelajaran, yang pada

akhirnya tujuan pembelajaran dapat

dikuasainya di akhir kegiatan belajar.

Ada beberapa konsep yang perlu

diketahui berkaitan dengan strategi

pembelajaran, diataranya yaitu:

menyangkut strategi, metode, dan tekhnik.

Ketiga konsep tersebut mempunyai bagian-

bagian tersendiri.

10

3. Perbedaan Antara Strategi, Metode, dan

Tekhnik.

Pada berbagai situasi proses

pembelajaran seringkali digunakan berbagai

istilah yang pada dasarnya dimaksudkan

untuk menjelaskan cara, tahapan, atau

pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila

dikaji secara detail, maka strategi

pembelajaran mengandung arti yang sangat

luas dari pada metode dan tekhnik maka

penulis menbuat alur pembelajaran sebagai

berikut:

11

Dari diagram diatas dapat dijelaskan

bahwa hubungan antara strategi, tujuan dan

metode pembelajaran dapat digambarkan

sebagai suatu kesatuan yang bertitik tolak

dari penentuan tujuan pembelajaran,

pemilihan strategi pembelajaran, dan

perumusan tujuan, yang kemudian

diimplementasikan ke dalam berbagai metode

yang relevan selama proses pembelajaran

berlangsung. Setelah adanya pembelajaran

12

maka diperlukannya sebuah evaluasi yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan, sehingga dengan hasil

evaluasi tersebut maka akan lebih mudah

menentukan system inovasi pembelajaran yang

akan lebih baik. Akan tetapi pada umumnya

banyak para pendidik hanya berhenti pada

tahap evaluasi dan mengabaikan inovasi,

sehingga masih banyak pembelajaran yang

tidak produktif.

Pada teori lain mengatakan bahwa

strategi pembelajaran adalah cara-cara yang

akan digunakan oleh pengajar untuk memilih

kegiatan belajar yang akan digunakan selama

proses pembelajaran.8 Pemilihan tersebut

dilakukan dengan mempertimbangkan situasi

dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan

karakteristik peserta didik yang dihadapi

8 Hamzah, B. Uno, Model Pembelajaran (MenciptakanProses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif), (Jakarta: Bumiaksara: 2010), cek ke- 6, hal. 3

13

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran

tertentu. metode pembelajaran didefinisikan

sebagai cara yang digunakan guru, yang

dalam menjalankan fungsinya merupakan alat

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun metode pembelajaran lebih

bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan

tertentu, sedangkan tekhnik adalah cara

yang digunakan, yang bersifat

implementatif.9 Secara garis besar metode

mengajar diklasifikasikan menjadi 2

bagian,10 yaitu:

1) Metode mengajar konvensional, dan

2) Metode mengajar inkonvensional.

Metode mengajar konvensional yaitu metode

mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau

sering disebut metode tradisional. Berikut

9 Ibid., hal. 310 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran

Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers: 2002), cet. keI, hal. 33

14

ini adalah beberapa metode-metode mengajar

konvensional,11 diantaranya yaitu:

1. Metode ceramah2. Metode diskusi 3. Metode tanya jawab4. Metode demonstrasi dan eksperimen5. Metode resitasi6. Metode kerja kelompok7. Metode sosio-drama dan bermainperanan8. Metode karya wisata9. Metode driil10. Metode sistem regu

Sedangkan metode mengajar inkonvensional

yaitu suatu teknik mengajar yang baru

berkembang dan belum lazim digunakan secara

umum, seperti metode mengajar dengan modul,

pengajaran berprogram, pengajaran unit,

machine program, pembelajaran berbasis ICT,

atau bahkan pembelajaran melalui blooger.

Hal ini masih merupakan metode yang baru

dikembangkan dan diterapkan oleh beberapa

11 Ibid., hal. 3315

sekolah tertentu yang mempunyai peralatan

dan media yang lengkap serta guru-guru yang

ahli menanganinya.

Dengan beberapa pertimbangan dalam

memilih metode akan sangat membantu

keberhasilan suatu pembelajaran yang tepat

guna. Pada situasi tertentu (saat peserta

didik jenuh, bosan, kurang perhatian) guru

sebaiknya menggunakan metode permainan,

game, atau kesenian sehingga akan

memunculkan stimulus yang positif agar

peserta didik kembali memperhatikan dan

bersemangat lagi untuk mengikuti

pembelajaran.

4. Komponen Dan Tekhnik Dalam

Pembelajaran.

Proses pembelajaran mempunyai komponen-

komponen pembelajaran yang menunjang

keberhasilan belajar dengan efektif,

16

efisien dan menarik. Hamzah , B. Uno

mengutip Dick dan Cery menjelaskan bahwa

komponen-komponen pembelajaran ada lima

diantaranya yaitu: a) Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan, b) Penyampaian Informasi, c)

Partisipasi Peserta Didik, d) Tes, dan e)

Kegiatan Lanjutan.12 Adapun penjelasan

masing-masing komponen adalah sebagai

berikut:

a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan

Pada kegiatan pendahuluan ini guru

harus memberikan stimulus yang dapat

menarik minat peserta didik atas materi

pelajaran yang akan disampaikan. Karena

pada awal pelajaran, tidak semua siswa

memiliki kesiapan mental dan tertarik untuk

mengikuti hal-hal yang akan dipelajari.

Cara guru memperkenalkan materi pelajaran

melalui contoh-contoh ilustrasi tentang

12 Hamzah, B. Uno, Model Pembelajaran …, hal. 317

kehidupan sehari-hari atau cara guru untuk

meyakinkan apa manfaat untuk mempelajari

pokok bahasan tertentu sehingga akan sangat

mempengaruhi motivasi belajar peserta

didik. Persoalan motivasi ekstrensik ini

menjadi sangat penting bagi peserta didik

yang belum dewasa, sedangkan motivasi

intrinsik sangat penting bagi peserta didik

yang lebih dewasa karena kelompok ini lebih

menyadari pentingnya kewajiban belajar

serta manfaatnya bagi mereka.

Menurut Hamzah , B. Uno, kegiatan

pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan

dengan teknik:

a. Jelaskan tujuan pembelajaran khusus

yang diharapkan dapat dicapai oleh

semua peserta didik di akhir kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian, peserta

didik akan menyadari pengetahuan,

keterampilan, sekaligus manfaat, yang

18

akan diperoleh setelah mempelajari

pokok bahasan tersebut. Dalam

menyampaikan pendahuluan diharapkan

guru harus menggunakan kata-kata yang

mudah dipahami atau dimengerti oleh

peserta didik. Pada umumnya penjelasan

dilakukan dengan menggunakan ilustrasi

kasus yang sering dialami oleh peserta

didik dalam kehidupannya sehari-hari.

b. Lakukan apresiasi, berupa kegiatan

yang merupakan jembatan antara

pengetahuan lama dengan pengetahuan

baru yang akan dipelajari. Tunjukkan

pada peserta didik tentang eratnya

hubungan antara pengetahuan yang

mereka miliki dengan pengetahuan yang

akan dipelajari. Kegiatan ini akan

menimbulkan rasa mampu dan percaya

diri sehingga mereka terhindar dari

19

rasa cemas dan takut menemui kesulitan

atau kegagalan.

Dalam usaha menarik perhatian siswa

dan memotivasi siswa, guru dapat

menggunakan alat bantu seperti alat

peraga/ surat kabar/ gambar-gambar,

video, film dan kemudian guru dapat

menceritakan kejadian aktual, atau guru

dapat memberi contoh atau perbandingan

yang menarik. Akan tetapi perlu

diperhatikan cara-cara yang digunakan

harus sesuai dengan isi dan indikator

kompetensi hasil belajar yang akan

dipelajari siswa.

Dalam usaha mengaitkan antara

pelajaran baru dengan materi yang sudah

dikuasai siswa, guru hendaknya mengadakan

apersepsi. Apersepsi merupakan mata rantai

penghubung antara pengetahuan yang

dimiliki oleh setiap siswa untuk

20

digunakan sebagai batu loncatan atau

titik pangkal menjelaskan hal-hal baru

atau materi baru yang akan di pelajari

siswa. Tujuan umum membuka pelajaran

adalah agar proses dan hasil belajar

dapat tercapai secara afektif dan

efisien.13 Efektivitas proses dapat

dikenali dari ketepatan langkah-langkah

belajar siswa, sehingga didapatkan

efisien belajar yang maksimal. Sedangkan

efektivitas hasil belajar dapat dilihat

dari taraf penguasaan siswa terhadap

kompetensi dasar yang dapat dicapai.

Di samping tujuan khusus tersebut,

membuka pelajaran yang baik adalah

apabila peserta didik mempunyai “peta-

kognitif” atau skema mengenai keterkaitan

inti-inti materi pokok atau satuan-satuan

bahasan yang menjadi pokok pembahasan.

13 Ibid., hal. 7721

Dengan demikian peta kognitif bisa

memudahkan siswa untuk memahami

keterkaitan konsep, fakta, prinsip,

dalil, hukum, dan prosedur secara utuh

dari keseluruhan materi yang dipelajari.

b. Penyampaian Informasi

Sehubungan dengan kewajiban mengajar,

Rasulullah saw. memperingatkan agar orang

yang sudah memiliki ilmu pengetahuan

('âlim, ustaz, guru) agar tidak kikir dalam

memberikan ilmunya, apalagi sampai

menyembunyikannya. Sehubungan dengan ini

terdapat hadis antara lain:

لم ن ع� ل ع� ئ� ن س� ه وس�لم- » م� -ص�لى ال�له ع�لي� ول اهلل! ال رس� ال ق�) رة) ق�) ي-� ر ى ه� ب23 ن ا� ع�ح�مد و داود وا� ب�2 «.رواة ا� امه) ئ� ق) وم ال� ار ب�� B ن�ن ام م� لج2 Fن� مه اهلل! ج2 ل� مه ا� ت) ك Lق�

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullahsaw. bersabda: Siapa yang ditanya tentang suatuilmu, lalu ia menyembunyikannya (tidak

22

menjawabnya), Allah akan mengekangnya dengankekangan api neraka pada hari kiamat nanti.14

Dari hadis di atas berhubungan dengan

penyampaian informasi dalam pembelajaran

karena hal ini adalah bagian dari komponen

strategi pembelajaran. Dalam kegiatan ini,

diharapkan guru mampu memahami situasi dan

kondisi yang dihadapinya. Menyampaikan

informasi dapat diartikan sebagai

pemberitahuan dangan menyatakan bahwa “ini

adalah begini”, sehingga menyampaikan

informasi adalah bentuk menyampaikan fakta

dan memberikan instruksi.15 Isi materi yang

disampaikan menunjukkan “apa”, “mengapa”,

“untuk apa” atau “bagaimana” sesungguhnya

sesuatu itu. Dengan demikian informasi yang

disampaikan dapat diserap oleh peserta

14 Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Shahih Sunan Abu Daud, Pustaka Azzam, Juz  3, hal. 321

15 Marno & M. Idris, Strategi & Metode Pengajaran …, hal. 96

23

didik dengan baik. Menurut Hamzah B. Uno,16

ada beberapa langkah yang perlu

diperhatikan dalam penyampaian informasi

adalah urutan ruang lingkup dan jenis

materi, diantaranya yaitu:

1) Urutan penyampaian

Urutan penyampaian materi pelajaran harus

menggunakan pola yang tepat. Urutan

materi yang diberikan tahapan berfikir

dari hal-hal yang bersifat kongkret ke

hal-hal yang bersifat abstrak atau dari

hal-hal yang sederhana atau mudah

dilakukan dengan hal-hal yang kompleks

atau sulit dilakukan. Urutan penyampaian

yang sistematis memudahkan peserta didik

untuk memahami apa yang ingin di

sampaikan oleh gurunya.

2) Ruang lingkup materi yang disampaikan

16 Hamzah, B. Uno, Model Pembelajaran ..., hal. 424

Materi yang akan disampaikan atau ruang

lingkup materi sangat bergantung pada

karakteristik peserta didik dan jenis

materi yang akan dipelajari. Pada

penyampaian materi seorang guru harus

memahami gaya belajar siswa, adapun gaya

belajar terbagi menjadi tiga macam yaitu

audio, visual dan kinestetik. Sehingga

pembelajaran akan maksimal karena sesuai

dengan kebutuhan peserta didik tersebut.

3) Materi yang akan disampaikan

Hamzah B. Uno mengutip Merril bahwa

membedakan isi pelajaran menjadi empat

jenis yakni; fakta, konsep, prosedur, dan

prinsip.17 Materi pelajaran umumnya

merupakan gabungan antara jenis materi

yang berbentuk pengetahuan (fakta dan

informasi yang terperinci), keterampilan

(langkah-langkah, prosedur, keadaan dan

17 Ibid., hal. 525

syarat-syarat tertentu), dan sikap

(berisi pendapat, ide, saran atau

tanggapan). 18 Dalam isi pelajaran ini

terlihat masing-masing jenis pelajaran

dan sudah pasti memerlukan strategi

penyampaian yang berbeda-beda. Sehingga

dalam menentukan strategi pembelajaran,

guru harus terlebih dahulu memahami jenis

materi pelajaran yang akan disampaikan

agar diperoleh strategi pembelajaran yang

sesuai.

Dalam Al-qur’an di jelaskan dalam surat

Ar-Ra’d ayat 11 adalah sebagai berikut:19

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-

malaikat yang selalu mengikutinya

18 Ibid., hal. 519 Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemah,

Bandung: Jumanatul ‘Ali, 2004,hal. 24926

bergiliran, di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atasperintah Allah[767]. SesungguhnyaAllah tidak merobah keadaan sesuatukaum sehingga mereka merobahkeadaan[768] yang ada pada diri merekasendiri. dan apabila Allah menghendakikeburukan terhadap sesuatu kaum, Makatak ada yang dapat menolaknya; dansekali-kali tak ada pelindung bagimereka selain Dia.

Hubungan ayat tersebut dengan

penelitian ini adalah berkaitan dengan

proses belajar, karena dalam proses belajar

tersebut ada suatu usaha untuk mencari

kebenaran dan kebaikan baik dalam ranah

kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh

karena itu keberhasilan seseorang itu

tergantung pada usaha seseorang tersebut.

c. Partisipasi Peserta Didik

Berdasarkan prinsip student centered,

peserta didik merupakan pusat dari suatu

kegiatan belajar. Terdapat beberapa hal

27

penting yang berhubungan dengan partisipasi

peserta didik, yaitu sebagai berikut:

1. Latihan dan praktik seharusnya

dilakukan setelah peserta didik diberi

informasi tentang suatu pengetahuan,

sikap atau keterampilan tertentu. Agar

materi tersebut benar-benar

terinternalisasi (relatif mantap dan

termantapkan dalam diri mereka) maka

kegiatan selanjutnya adalah kehendaknya

peserta didik diberi kesempatan untuk

berlatih atau mempraktikan pengetahuan,

sikap, atau keterampilan tersebut.

2. Umpan balik, setelah peserta didik

menunjukkan perilaku sebagai hasil

belajarnya, maka guru memberikan umpan

balik (feedback) terhadap hasil belajar

tersebut. Melalui umpan balik yang

diberikan oleh guru, maka peserta didik

akan tahu apakah jawaban merupakan

28

kegiatan yang mereka lakukan benar/salah,

tepat/tidak tepat, atau ada sesuatu yang

harus diperbaiki. Umpan balik bisa berupa

penguatan positif (baik, bagus, tepat

sekali, dan sebagainya) dan penguatan

negatif (kurang tepat, salah, perlu

disempurnakan, dan sebagainya). Akan

tetapi diharapkan pada semua guru agar

bisa memberikan kesan yang positif dalam

setiap pembelajarannya, sehingga peserta

didik akan selalu termotivasi dan terus

berkembang.

Menyadari pentingnya peranan

penghargaan atas siswa yang berprestasi,

calon guru atau guru perlu manguasai

keterampilan dasar memberi penghargaan yang

disebut dengan penguatan. Penguatan adalah

respons positif yang dilakukan guru atas

perilaku positif yang dicapai anak dalam

proses belajarnya, dengan tujuan untuk

29

mempertahankan dan meningkatakan perilaku

tersebut.20 Selain itu penguatan dapat

diartikan sebagai respons terhadap suatu

tingkah laku yang dapat meningkatkan

kemungkinan berulangnya kembali tingkah

laku tersebut.

Untuk itu keterampilan memberi

penguatan perlu mendapat perhatian, sebab

respons positif adalah penghargaan yang

diberikan guru karena guru menunjukkan

perilaku positif (berprestai dalam

belajarnya). Dengan respons tersebut, pada

gilirannya memotivasi anak untuk

mempertahankan prestasi, bahkan

meningkatkannya.

d. Tes

Serangkaian tes umumnya digunakan oleh

guru untuk mengetahui (a) apakah tujuan

pembelajaran khusus telah tercapai atau

20 Marno & M. Idris, Strategi & Metode Pengajaran …, hal. 132

30

belum, dan (b) apakah pengetahuan sikap dan

keterampilan telah benar-benar dimiliki

oleh peserta didik atau belum. Pelaksanaan

tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan

pembelajaran setelah peserta didik melalui

berbagai proses pembelajaran, penyampaian

informasi berupa materi pelajaran

pelaksanaan tes juga dilakukan setelah

peserta didik melakukan latihan atau

praktik.

e. Kegiatan Lanjutan

Kegiatan yang sering dikenal dengan

follow up dari suatu hasil kegiatan yang

dilakukan seringkali tidak dilaksanakan

dengan baik oleh guru. Dalam kenyataanya,

setiap kali setelah tes dilakukan selalu

terdapat peserta didik yang berhasil dengan

bagus atau diatas rata-rata, (a) hanya

menguasai sebagian atau cenderung di rata-

rata tingkat penguasaan yang diharapkan

31

dapat dicapai, (b) peserta didik seharusnya

menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai

konsekuensi dari hasil belajar yang

bervariasi tersebut. Seperti pengayaan yang

bertujuan untuk membantu siswa yang

mengalami kesulitan belajar, sehingga

dengan diadakannya pengayaan siswa dapat

memahami kembali materi-materi yang

dianggapnya susah dan menjadi kesulitan

bagi mereka.

5. Guru Sebagai Suplement Pembelajaran.

Guru mempunyai tanggung jawab untuk

melihat segala sesuatu yang terjadi dalam

kelas untuk membantu proses perkembangan

anak. Dalam proses belajar-mengajar, guru

mempunyai tugas untuk mendorong,

membimbing, dan memberikan fasilitas

belajar bagi murid-murid untuk mencapai

tujuan.21

21 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta: 2004), cet ke -2, hal. 105

32

Untuk menjadi seorang guru yangprofesional harus memenuhi empat kompetensiguru yaitu:22

1.Kompetensi Pedagogik2.Kompetensi Kepribadian3.Kompetensi Profesional, dan4.Kompetensi Sosial

Empat kompetensi di atas adalah standar

profesional guru yang di jadikan pedoman

atau acuan dalam menilai keberhasilan

proses suatu pembelajaran. Tugas guru tidak

hanya mengajar semata, akan tetapi

menanamkan nilai-nilai yang terdapat pada

setiap materi yang diajarkan. Dalam

pembelajaran guru mempunyai banyak tanggung

jawab yang harus dilaksanakan bahwa guru

adalah sebagai perencana, pelaksana dan

pengendali.

Penyampaian materi pelajaran hanyalah

merupakan salah satu dari berbagai kegiatan

dalam belajar sebagai suatu proses yang22 E. Mulyasa Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,

(Bandung: Rosda Karya, 2007), hal. 26-2733

dinamis dalam segala fase dan proses

perkembangan anak. Demikianlah dalam proses

belajar mengajar guru tidak terbatas

sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan

tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab

akan keseluruhan perkembangan kepribadian

murid. Ia harus mampu menciptakan proses

belajar yang sedemikian rupa, sehingga

dapat merangsang murid untuk belajar secara

aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan

dan mencapai tujuan.

Pada saat ini perkembangan ilmu,

tekhnologi dan perkembangan sosial-budaya

telah berlangsung dengan cepat sehingga

menjadi tantangan bagi setiap individu.

Guru hanya merupakan salah satu sumber

diantara berbagai sumber dan media belajar.

Maka dengan demikian peranan guru dalam

belajar ini menjadi lebih luas dan lebih

34

mengarah kepada peningkatan motivassi

belajar anak-anak.

Dari uraian di atas, jelas bahwa

peranan guru telah meningkat dari segala

pengajar menjadi sebagai direktur

(pengarah) belajar (direction of learning).

Sebagai perencana pengajaran, seorang guru

diharapkan mampu untuk merencanakan

kegiatan belajar mengajar secara efektif.

Untuk itu dia harus memiliki pengetahuan

yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar

sebagai dasar dalam merancang kegiatan

belajar mengajar, seperti merumuskan

tujuan, memiliki bahan, memilih metode,

menetapkan evaluasi, dan sebagainya.

Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru

harus mampu mengelola seluruh proses

kegiatan belajar-mengajar dengan

menciptakan kondisi-kondisi belajar

35

sedemikian rupa, sehingga setiap anak dapat

belajar secara efektif dan efisien.

Selanjutnya dalam peranannya sebagai

direktur belajar, hendaknya guru senantiasa

berusaha untuk menimbulkan, memelihara, dan

meningkatkan motivasi anak untuk belajar.

Tinggi rendahnya prestasi belajar banyak

ditentukan oleh tinggi rendahnya motif

berprestasi. Dalam hubungan ini guru

mempunyai fungsi sebagai motivator dalam

keseluruhan kegiatan belajar mengajar.23 Ada

empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam

memberikan motivasi ini yaitu:

a. Membangkitkan dorongan kepada siswa

untuk belajar.

b. Menjelaskan secara konkret kepada

siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir

pengjaran.

23 Ibid., hal. 106-10736

c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi

yang dicapai sehingga dapat merangsang

untuk mencapai prestasi yang lebih baik

dikemudian hari.

d. Membentuk belajar yang baik.

Dengan perkataan lain, sebagai direktur

belajar guru sekaligus berperan sebagai

pembimbing dalam proses belajar mengajar.

Sebagai pembimbing dalam belajar, guru

diharapkan mampu untuk:

a. Mengenal dan memahami setiap murid

baik secara individual maupun kelompok.

b. Memberikan penerangan kepada murid

mengenal hal-hal yang diperlukan dalam

proses belajar.

c. Memberikan kesempatan yang memadai

agar setiap murid dapat belajar sesuai

dengan kemampuan pribadinya.

d. Membantu setiap murid dalam mengatasi

masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.

37

e. Menilai keberhasilan setiap langkah

kegiatan yang telah dilakukannya.

Guru yang dapat berperan sebagai

pembimbing yang efektif:

1. Mengajar bidang studi, yaitu guru

yang:

a. Dapat menimbulkan minat dan semangat

belajar murid-murid melalui bidang

studi yang diajarkannya.

b. Memiliki kecakapan untuk memimpin.

c. Dapat menghubungkan materi pelajaran

dengan pekerjaan-pekerjaan praktis.

2. Hubungan murid dengan guru, yaitu guru

yang:

a. Dicari oleh murid untuk memperoleh

nasihat dan bantuan.

b. Mencari kontak dengan murid di luar

kelas.

c. Memimpin kegiatan kelompok.

d. Memiliki minat dalam pelayanan sosial.

38

e. Membuat kontak dengan orang tua murid.

3. Hubungan guru dengan guru, yaitu

dengan:

a. Menunjukkan kecakapan bekerja sama

dengan guru lain.

b. Tidak menimbulkan pertentangan.

c. Menunjukkan kecakapan untuk berdiri

sendiri.

d. Menunjukkan kepemimpinan yang baik dan

tidak mementingkan diri sendiri.

4. Pencatatan dan penelitian, yaitu guru

yang:

a. Mempunyai sikap ilmiah objektif.

b. Lebih suka mengukur dan tidak menebak.

c. Berminat dalam masalah-masalah

penalitian.

d. Efisien dalam pekerjaan tulis menulis.

e. Melihat kesempatan untuk penelitian

dalam kgiatan-kegiatan tulis menulis.

5. Sikap profesional, yaitu guru yang:

39

a. Sukarela untuk melakukan pekerjaan

ekstra.

b. Telah menunjukkan dapat menyesuaikan

diri dan sabar.

c. Memiliki sikap yang konstruktif dan

rasa tanggung jawab.

d. Berkemauan untuk melatih diri.

e. Memiliki semangat untuk memberikan

layanan kepada siswa, sekolah, dan

masyarakat.

Dari beberapa peran guru yang telah

disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa profesi guru bukanlah profesi yang

mudah dikerjakan, bahkan dapat

dikategorikan profesi yang paling rumit dan

selalu mendapat sorotan special dari banyak

kalangan praktisi pendidikan, sehingga

sering muncul kritik dan saran untuk guru.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

40

Dari pemaparan teori-teori di atas,

dapat disimpulkan bahwasannya sesosok

guru harus menguasai setrategi, metode

dan tekhnik. Karena selama ini proses

belajar mengajar merupakan suatu proses

yang banyak mendapat perhatian khusus

oleh praktisi pendidikan. Di mana para

pendidik harus kompetitif, imajinatif,

kreatif dan inovatif. Sehingga dapat

memberikan suplement bagi peserta didik

dalam mengikuti proses pembelajaran,

sehingga mempermudah cara memahami

materi-materi yang disampaikan oleh guru

dengan tercapaiya ketiga ranah yaitu

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik

dengan maksimal. Sehingga antara pendidik

dan peserta didik dapat mengetahui

urgensi dari pembelajaran tersebut baik

yang bersifat permanen maupun non

permanen.

41

E. Daftar Pustaka

Ahmadi , Abu & Supriyono Widodo, PsikologiBelajar, 2004, Jakarta: Rineka Cipta.

Budiono, Kamus Ilmiah Popular Internasional, 2005,Surabaya: Alumni.

B. Uno, Hamzah, Orientasi Baru Dalam PsikologiPembelajaran, 2010, Jakarta: Bumi Aksara.

____________, Model Pembelajaran (MenciptakanProses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif),2010, Jakarta: Bumi Aksara.

Baharuddin & Moh. Makin, Pendidikan Humanistik(konsep, teori, dan aplikasi dalam duniapendidikan), 2007, Yogyakarta: AR-RUZZMEDIA.

____________, Model Pembelajaran MenciptakanProses Belajar Mengajar Yang kreatif dan efektif,2010, Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar,2008, Jakarta: Rineka Cipta.

Hamruni, Edutainment Dalam Pendidikan Islam DanTeori-Teori Pembelajaran Quantum, 2009,

42

Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN SunanKali Jaga.

Mansyur, strategi Belajar Mengajar, ProgramPenyetaraan D-II Guru Agama SLTP/MTs,Depag, Jakarta, Dirjen PembinaanKelembagaan Agama Islam dan UniversitasTerbuka, 1995/1996, Jakarta.

Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,2007, Bandung: PT.Rosda Karya.

_______, Menjadi Guru Profesional (MenciptakanPembelajaran Yang Kreatif dan Menyenangkan),2005, Bandung: PT Rosdakarya.

Marno& M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran(menciptakan keterampilan mengajar yang efektifdan edukatif), 2010, Jogjakarta: AR-RUZZMEDIA GROUP.

Moeliono , Anton M, dkk. Kamus Baesar BahasaIndonesia, 1989, Jakarta: Balai Pustaka.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan suatuPendekatan Baru, 2000, Bandung: PT. RemajaRosdakarya,

_____________, Psikologi Belajar, 2009, Jakarta:PT Raja Grafindo Pustaka,

43

Saiful, D. Bahri, Prestasi dan Kompetensi Guru,1994, Surabaya: Usaha Nasional.

Sumantri, Mulyani & Permana, Johari, StrategiBelajar Mengajar, 1999, Depdikbud. Dirjend,PT Proyek Pendidikan Guru SD.

Tim Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel,Teori Belajar, 2009, Surabaya.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun2003 Tentang Sisdiknas.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Zulaifah, Emi. Student Centered Learning (makalahpada Workshop di SMP Muhamadiyah 2Yogyakarta ), 2007.

44