GURU SEBAGAI SUPPLEMENT PEMBELAJARANOleh:
Masrurotul Mahmudah, M.Pd.I
ABSTRAK: Dalam Undang-Undang RepublikIndonesia No. 2 Tahun 1989 tentang SistemPendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat (1)dikemukakan bahwa Pendidikan adalah usahasadar untuk menyiapkan peserta didikmelalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan bagi peranannya dimasa yangakan datang.1 Dari pengertian pendidikanyang diungkapkan dalam undang-undangtersebut membuktikan bahwa dalam suatuproses belajar mengajar membutuhkan waktu,ruang, bahan ajar dan tempat. Dengandemikian maka pada setiap pembelajaran iniharus ada keterikatan dan keterkaitanantara pendidik dan peserta didik. Prosespembelajaran akan sangat mempengaruhitingkat keberhasilan setiap peserta didik,dalam proses pembelajaran akan ada feed backantara pendidik dan peserta didik, sehinggaakan sangat mempengaruhi kenyamananbelajar, kemudahan pemahaman materi, dansikap mahasiswa terhadap pendidik dan masadepan peserta didik tersebut.
1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1
1
ABSTRACTION:In the Law of the Republic of Indonesia No. 2 Year 1989 onNational Education System Chapter I Article 1 Paragraph(1) stated that education is a conscious effort to preparestudents through guidance, teaching, and or training fortheir role in the future. From the definition of educationthat is expressed in the law prove that in a learningprocess takes time, space, materials and places. Thus, inthis study there should be any attachment andrelationship between educators and learners. The learningprocess will greatly affect the level of success of eachlearner, the learning process will be tradeoffs betweeneducators and learners, so it will greatly affect the comfortof learning, ease of understanding of the material, and theattitude of students towards teachers and learners of thefuture.
Kata Kunci : Guru, Supplement, Strategi,
Metode, dan Tekhnik Belajar
A. PENDAHULUAN
Mutu pendidikan di Indonesia bisa kita
lihat dan rasakan bersama bahwa sejak
jatuhhnya kepemimpinan orde baru maka
selanjutnya masyarakat Indonesia memasuki
tonggak sejarah baru atau yang lebih
2
dikenal dengan era reformasi. Masyarakat
Indonesia sejak tahun 1998 hingga kini
telah 16 tahun meneliti era reformasi.
Dinamika perubahan berjalan terus sesuai
dengan arus perubahan dunia alam demokrasi.
Perubahan demi perubahan untuk mencapai
arah dan tujuan yang lebih baik terus
menerus dilakukan guna untuk mewujudkan
pendidikan yang bermutu. Pendidikan bermutu
adalah pendidikan yang berhasil membentuk
generasi muda yang cerdas, berkarakter,
bermoral, dan berkepribadian.2
Sebagaimana telah termaktup dalam UU RI
No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional (Sisdiknas), bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk2 Isjoni, Menuju Masyarakat Belajar, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009. Hal.263
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.3
Dalam hal ini sepadan dengan pendapat
Ahmad. D. Marimba bahwa pendidikan adalah
bimbingan secara sadar oleh si pendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani si
terdidik menuju terbentuknya kepribadian
yang utama.4
Dari beberapa pengertian belajar dan
pendidikan yang penulis kutip, maka dapat
diambil kesimpulan bahwasannya dalam dunia
pendidikan akan selalu melibatkan pendidik
dan peserta didik, sehingga terwujud suatu
proses belajar mengajar yang akan
mendapatkan hasil. 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 1.4 Ahmad. D. Marimba, Fisafat Pendidikan Islam,
(Bandung: Al ma’arif , 1980), cet, ke -4, hal. 194
Akan tetapi, sampai saat ini
permasalahan dalam proses pembelajaran
masih mendapatkan polemik yang begitu rumit
dan selalu berkembang. Sehingga sampai
sekarang semua masyarakat memandang bahwa
guru adalah tumpuan utama dalam
keberhasilan peserta didiknya. Hanya saja
masih banyak guru yang masih terlena akan
urgensi proses belajar itu sendiri,
sehingga masih banyak pembelajaran yang
masih stagnan atau diam ditempat. Para guru
tersebut bukan berarti guru yang kurang
akan pengetahuan tentang pendidikan, akan
tetapi mereka lebih pada mengesampingkan
dan menganggap remeh terhadap pengetahuan
tersebut.
Dengan demikian penulis akanmenguraikan tentang strategi belajar,metode pembelajaran dan tekhnik dalampembelajaran. Menurut penulis supplementyang sangat signifikan untuk menumbuhkan
5
semangat belajar adalah dengan kekreatifanseorang guru dalam memilih strategi belajaruntuk menyajikan materi-materi pelajarantersebut.
B. METODE PENELITIANDalam hal ini kajian ini menggunakan
metode analisis kritis, sehingga kajian ini
bersifat deskriptif analitis kualitatif.
C. PEMBAHASAN DAN HASIL PEMBAHASAN1. Pengertian Guru Sebagai Supplement
Guru yang secara luas juga berfungsi
sebagai pendidik, merupakan salah satu
faktor dominan dalam proses belajar
mengajar. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang mengutip Pullias dan Young dalam
bukunya yang berjudul “A Theacher is Menu
Things”, yang menulis tentang peran guru
sebagai berikut: “Teaching is many things, The
teacher is many person”. Selanjutnya dikatakan:
Teaching is do dynamic and so concerned with people,
6
who are always changing, that final solutions will
probably never exist”.5
Mengajar adalah aktivitas yang begitudinamis dan banyak menyangkut kepentinganmasyarakat yang selalu berubah sehinggapemecahan terakhir barangkali tidak akanpernah ada.6 Adapun guru sebagai “manythings” dan “many person” digambarkannya dengan14 fungsi guru sebagai berikut:1. A teacher is a Guide (guru sebagaipemandu)
2. A teacher is a Teacher (guru adalahpengajar)
3. A teacher is Modernizer (guru adalahpelopor/modernisasi)
4. A teacher is an Example (guru adalahcontoh atau teladan)
5. A teacher is Searcher (guru adalahpencari; ilmu, kebenaran)
6. A teacher is a Conselor (guru adalahpenasehat)
7. A teacher is a Creator (guru adalahpencipta)
8. A teacher is an Authority (guru adalahseorang ahli)
5 Tim Fakultas Tarbiyah IAIN WaisongoSemarang, PBM-PAI Di Sekolah (Eksistensi Dan Proses BelajarMengajar Pendidikan Agama Islam), Yogyakarta: PustakaPelajar, 1988, cet. ke I, hal. 24
6 Ibid., hal. 24-257
9. A teacher is an Inspirer of vision (guruadalah pembangkit aspirasi cita ideal)
10. A teacher is Doer of routine (guru adalahpelaksanaan tugas rutin)
11. A teacher is a Beaker of Camp (guru adalahpencetus ide-ide baru)
12. A teacher is Stipryteller and an Actor (guruadalah ahli cerita dan aktor)
13. A teacher is Facer of reality (guru adalahseorang yang bisa menghadapi kenyataan)
14. A teacher is an Evaluator (guru adalahseorang penilai hasil didikannya).Dengan demikian supplement sendiri
mempunyai makna “ tambahan, lampiran,
pelengkap (sesuatu) yang ditambahkan untuk
melengkapi, tambahan, … ”7. Sehingga dapat
disimpulkan bahwasannya guru sebagai
supplement dalam pembelajaran yaitu guru
yang mempunyai fungsi yang berpengaruh
untuk seluruh aspek peserta didik, baik
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dari beberapa fungsi yang disebutkan di
atas, dapat disimpulkan bahwasannya adanya
7 Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya:Karya Agung,2005, hal.292
8
hubungan yang sangat erat antara guru dan
murid. Sehingga karakter guru menentukan
karakter murid, sikap guru menentukan sikap
murid, pengetahuan guru mempengaruhi
pengetahuan murid, dan prilaku guru
merupakan contoh bagi murid.
2. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi merupakan suatu keputusan
bertindak dari guru dengan menggunakan
kecakapan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia untuk mencapai tujuan melalui
hubungan yang efektif antara lingkungan dan
kondisi yang paling menguntungkan.
Lingkungan disini adalah lingkungan yang
memungkinkan peserta didik belajar dan guru
mengajar. Sedangkan kondisi yang dimaksud
adalah sebagai situasi kondusif dalam
belajar mengajar, seperti disiplin,
9
kreatifitas, inisiatif, inovasi,
karakteristik, humanistik dan sebagainya.
Memperhatikan beberapa pengertian
strategi pembelajaran di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang akan dipilih dan
digunakan oleh seorang pengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga
akan memudahkan peserta didik menerima dan
memahami materi pembelajaran, yang pada
akhirnya tujuan pembelajaran dapat
dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
Ada beberapa konsep yang perlu
diketahui berkaitan dengan strategi
pembelajaran, diataranya yaitu:
menyangkut strategi, metode, dan tekhnik.
Ketiga konsep tersebut mempunyai bagian-
bagian tersendiri.
10
3. Perbedaan Antara Strategi, Metode, dan
Tekhnik.
Pada berbagai situasi proses
pembelajaran seringkali digunakan berbagai
istilah yang pada dasarnya dimaksudkan
untuk menjelaskan cara, tahapan, atau
pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apabila
dikaji secara detail, maka strategi
pembelajaran mengandung arti yang sangat
luas dari pada metode dan tekhnik maka
penulis menbuat alur pembelajaran sebagai
berikut:
11
Dari diagram diatas dapat dijelaskan
bahwa hubungan antara strategi, tujuan dan
metode pembelajaran dapat digambarkan
sebagai suatu kesatuan yang bertitik tolak
dari penentuan tujuan pembelajaran,
pemilihan strategi pembelajaran, dan
perumusan tujuan, yang kemudian
diimplementasikan ke dalam berbagai metode
yang relevan selama proses pembelajaran
berlangsung. Setelah adanya pembelajaran
12
maka diperlukannya sebuah evaluasi yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan, sehingga dengan hasil
evaluasi tersebut maka akan lebih mudah
menentukan system inovasi pembelajaran yang
akan lebih baik. Akan tetapi pada umumnya
banyak para pendidik hanya berhenti pada
tahap evaluasi dan mengabaikan inovasi,
sehingga masih banyak pembelajaran yang
tidak produktif.
Pada teori lain mengatakan bahwa
strategi pembelajaran adalah cara-cara yang
akan digunakan oleh pengajar untuk memilih
kegiatan belajar yang akan digunakan selama
proses pembelajaran.8 Pemilihan tersebut
dilakukan dengan mempertimbangkan situasi
dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan
karakteristik peserta didik yang dihadapi
8 Hamzah, B. Uno, Model Pembelajaran (MenciptakanProses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif), (Jakarta: Bumiaksara: 2010), cek ke- 6, hal. 3
13
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. metode pembelajaran didefinisikan
sebagai cara yang digunakan guru, yang
dalam menjalankan fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun metode pembelajaran lebih
bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan
tertentu, sedangkan tekhnik adalah cara
yang digunakan, yang bersifat
implementatif.9 Secara garis besar metode
mengajar diklasifikasikan menjadi 2
bagian,10 yaitu:
1) Metode mengajar konvensional, dan
2) Metode mengajar inkonvensional.
Metode mengajar konvensional yaitu metode
mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau
sering disebut metode tradisional. Berikut
9 Ibid., hal. 310 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran
Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers: 2002), cet. keI, hal. 33
14
ini adalah beberapa metode-metode mengajar
konvensional,11 diantaranya yaitu:
1. Metode ceramah2. Metode diskusi 3. Metode tanya jawab4. Metode demonstrasi dan eksperimen5. Metode resitasi6. Metode kerja kelompok7. Metode sosio-drama dan bermainperanan8. Metode karya wisata9. Metode driil10. Metode sistem regu
Sedangkan metode mengajar inkonvensional
yaitu suatu teknik mengajar yang baru
berkembang dan belum lazim digunakan secara
umum, seperti metode mengajar dengan modul,
pengajaran berprogram, pengajaran unit,
machine program, pembelajaran berbasis ICT,
atau bahkan pembelajaran melalui blooger.
Hal ini masih merupakan metode yang baru
dikembangkan dan diterapkan oleh beberapa
11 Ibid., hal. 3315
sekolah tertentu yang mempunyai peralatan
dan media yang lengkap serta guru-guru yang
ahli menanganinya.
Dengan beberapa pertimbangan dalam
memilih metode akan sangat membantu
keberhasilan suatu pembelajaran yang tepat
guna. Pada situasi tertentu (saat peserta
didik jenuh, bosan, kurang perhatian) guru
sebaiknya menggunakan metode permainan,
game, atau kesenian sehingga akan
memunculkan stimulus yang positif agar
peserta didik kembali memperhatikan dan
bersemangat lagi untuk mengikuti
pembelajaran.
4. Komponen Dan Tekhnik Dalam
Pembelajaran.
Proses pembelajaran mempunyai komponen-
komponen pembelajaran yang menunjang
keberhasilan belajar dengan efektif,
16
efisien dan menarik. Hamzah , B. Uno
mengutip Dick dan Cery menjelaskan bahwa
komponen-komponen pembelajaran ada lima
diantaranya yaitu: a) Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan, b) Penyampaian Informasi, c)
Partisipasi Peserta Didik, d) Tes, dan e)
Kegiatan Lanjutan.12 Adapun penjelasan
masing-masing komponen adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan ini guru
harus memberikan stimulus yang dapat
menarik minat peserta didik atas materi
pelajaran yang akan disampaikan. Karena
pada awal pelajaran, tidak semua siswa
memiliki kesiapan mental dan tertarik untuk
mengikuti hal-hal yang akan dipelajari.
Cara guru memperkenalkan materi pelajaran
melalui contoh-contoh ilustrasi tentang
12 Hamzah, B. Uno, Model Pembelajaran …, hal. 317
kehidupan sehari-hari atau cara guru untuk
meyakinkan apa manfaat untuk mempelajari
pokok bahasan tertentu sehingga akan sangat
mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik. Persoalan motivasi ekstrensik ini
menjadi sangat penting bagi peserta didik
yang belum dewasa, sedangkan motivasi
intrinsik sangat penting bagi peserta didik
yang lebih dewasa karena kelompok ini lebih
menyadari pentingnya kewajiban belajar
serta manfaatnya bagi mereka.
Menurut Hamzah , B. Uno, kegiatan
pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan
dengan teknik:
a. Jelaskan tujuan pembelajaran khusus
yang diharapkan dapat dicapai oleh
semua peserta didik di akhir kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian, peserta
didik akan menyadari pengetahuan,
keterampilan, sekaligus manfaat, yang
18
akan diperoleh setelah mempelajari
pokok bahasan tersebut. Dalam
menyampaikan pendahuluan diharapkan
guru harus menggunakan kata-kata yang
mudah dipahami atau dimengerti oleh
peserta didik. Pada umumnya penjelasan
dilakukan dengan menggunakan ilustrasi
kasus yang sering dialami oleh peserta
didik dalam kehidupannya sehari-hari.
b. Lakukan apresiasi, berupa kegiatan
yang merupakan jembatan antara
pengetahuan lama dengan pengetahuan
baru yang akan dipelajari. Tunjukkan
pada peserta didik tentang eratnya
hubungan antara pengetahuan yang
mereka miliki dengan pengetahuan yang
akan dipelajari. Kegiatan ini akan
menimbulkan rasa mampu dan percaya
diri sehingga mereka terhindar dari
19
rasa cemas dan takut menemui kesulitan
atau kegagalan.
Dalam usaha menarik perhatian siswa
dan memotivasi siswa, guru dapat
menggunakan alat bantu seperti alat
peraga/ surat kabar/ gambar-gambar,
video, film dan kemudian guru dapat
menceritakan kejadian aktual, atau guru
dapat memberi contoh atau perbandingan
yang menarik. Akan tetapi perlu
diperhatikan cara-cara yang digunakan
harus sesuai dengan isi dan indikator
kompetensi hasil belajar yang akan
dipelajari siswa.
Dalam usaha mengaitkan antara
pelajaran baru dengan materi yang sudah
dikuasai siswa, guru hendaknya mengadakan
apersepsi. Apersepsi merupakan mata rantai
penghubung antara pengetahuan yang
dimiliki oleh setiap siswa untuk
20
digunakan sebagai batu loncatan atau
titik pangkal menjelaskan hal-hal baru
atau materi baru yang akan di pelajari
siswa. Tujuan umum membuka pelajaran
adalah agar proses dan hasil belajar
dapat tercapai secara afektif dan
efisien.13 Efektivitas proses dapat
dikenali dari ketepatan langkah-langkah
belajar siswa, sehingga didapatkan
efisien belajar yang maksimal. Sedangkan
efektivitas hasil belajar dapat dilihat
dari taraf penguasaan siswa terhadap
kompetensi dasar yang dapat dicapai.
Di samping tujuan khusus tersebut,
membuka pelajaran yang baik adalah
apabila peserta didik mempunyai “peta-
kognitif” atau skema mengenai keterkaitan
inti-inti materi pokok atau satuan-satuan
bahasan yang menjadi pokok pembahasan.
13 Ibid., hal. 7721
Dengan demikian peta kognitif bisa
memudahkan siswa untuk memahami
keterkaitan konsep, fakta, prinsip,
dalil, hukum, dan prosedur secara utuh
dari keseluruhan materi yang dipelajari.
b. Penyampaian Informasi
Sehubungan dengan kewajiban mengajar,
Rasulullah saw. memperingatkan agar orang
yang sudah memiliki ilmu pengetahuan
('âlim, ustaz, guru) agar tidak kikir dalam
memberikan ilmunya, apalagi sampai
menyembunyikannya. Sehubungan dengan ini
terdapat hadis antara lain:
لم ن ع� ل ع� ئ� ن س� ه وس�لم- » م� -ص�لى ال�له ع�لي� ول اهلل! ال رس� ال ق�) رة) ق�) ي-� ر ى ه� ب23 ن ا� ع�ح�مد و داود وا� ب�2 «.رواة ا� امه) ئ� ق) وم ال� ار ب�� B ن�ن ام م� لج2 Fن� مه اهلل! ج2 ل� مه ا� ت) ك Lق�
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullahsaw. bersabda: Siapa yang ditanya tentang suatuilmu, lalu ia menyembunyikannya (tidak
22
menjawabnya), Allah akan mengekangnya dengankekangan api neraka pada hari kiamat nanti.14
Dari hadis di atas berhubungan dengan
penyampaian informasi dalam pembelajaran
karena hal ini adalah bagian dari komponen
strategi pembelajaran. Dalam kegiatan ini,
diharapkan guru mampu memahami situasi dan
kondisi yang dihadapinya. Menyampaikan
informasi dapat diartikan sebagai
pemberitahuan dangan menyatakan bahwa “ini
adalah begini”, sehingga menyampaikan
informasi adalah bentuk menyampaikan fakta
dan memberikan instruksi.15 Isi materi yang
disampaikan menunjukkan “apa”, “mengapa”,
“untuk apa” atau “bagaimana” sesungguhnya
sesuatu itu. Dengan demikian informasi yang
disampaikan dapat diserap oleh peserta
14 Muhammad Nashiruddin Al-Bani, Shahih Sunan Abu Daud, Pustaka Azzam, Juz 3, hal. 321
15 Marno & M. Idris, Strategi & Metode Pengajaran …, hal. 96
23
didik dengan baik. Menurut Hamzah B. Uno,16
ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan dalam penyampaian informasi
adalah urutan ruang lingkup dan jenis
materi, diantaranya yaitu:
1) Urutan penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus
menggunakan pola yang tepat. Urutan
materi yang diberikan tahapan berfikir
dari hal-hal yang bersifat kongkret ke
hal-hal yang bersifat abstrak atau dari
hal-hal yang sederhana atau mudah
dilakukan dengan hal-hal yang kompleks
atau sulit dilakukan. Urutan penyampaian
yang sistematis memudahkan peserta didik
untuk memahami apa yang ingin di
sampaikan oleh gurunya.
2) Ruang lingkup materi yang disampaikan
16 Hamzah, B. Uno, Model Pembelajaran ..., hal. 424
Materi yang akan disampaikan atau ruang
lingkup materi sangat bergantung pada
karakteristik peserta didik dan jenis
materi yang akan dipelajari. Pada
penyampaian materi seorang guru harus
memahami gaya belajar siswa, adapun gaya
belajar terbagi menjadi tiga macam yaitu
audio, visual dan kinestetik. Sehingga
pembelajaran akan maksimal karena sesuai
dengan kebutuhan peserta didik tersebut.
3) Materi yang akan disampaikan
Hamzah B. Uno mengutip Merril bahwa
membedakan isi pelajaran menjadi empat
jenis yakni; fakta, konsep, prosedur, dan
prinsip.17 Materi pelajaran umumnya
merupakan gabungan antara jenis materi
yang berbentuk pengetahuan (fakta dan
informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan dan
17 Ibid., hal. 525
syarat-syarat tertentu), dan sikap
(berisi pendapat, ide, saran atau
tanggapan). 18 Dalam isi pelajaran ini
terlihat masing-masing jenis pelajaran
dan sudah pasti memerlukan strategi
penyampaian yang berbeda-beda. Sehingga
dalam menentukan strategi pembelajaran,
guru harus terlebih dahulu memahami jenis
materi pelajaran yang akan disampaikan
agar diperoleh strategi pembelajaran yang
sesuai.
Dalam Al-qur’an di jelaskan dalam surat
Ar-Ra’d ayat 11 adalah sebagai berikut:19
Artinya : Bagi manusia ada malaikat-
malaikat yang selalu mengikutinya
18 Ibid., hal. 519 Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemah,
Bandung: Jumanatul ‘Ali, 2004,hal. 24926
bergiliran, di muka dan dibelakangnya, mereka menjaganya atasperintah Allah[767]. SesungguhnyaAllah tidak merobah keadaan sesuatukaum sehingga mereka merobahkeadaan[768] yang ada pada diri merekasendiri. dan apabila Allah menghendakikeburukan terhadap sesuatu kaum, Makatak ada yang dapat menolaknya; dansekali-kali tak ada pelindung bagimereka selain Dia.
Hubungan ayat tersebut dengan
penelitian ini adalah berkaitan dengan
proses belajar, karena dalam proses belajar
tersebut ada suatu usaha untuk mencari
kebenaran dan kebaikan baik dalam ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Oleh
karena itu keberhasilan seseorang itu
tergantung pada usaha seseorang tersebut.
c. Partisipasi Peserta Didik
Berdasarkan prinsip student centered,
peserta didik merupakan pusat dari suatu
kegiatan belajar. Terdapat beberapa hal
27
penting yang berhubungan dengan partisipasi
peserta didik, yaitu sebagai berikut:
1. Latihan dan praktik seharusnya
dilakukan setelah peserta didik diberi
informasi tentang suatu pengetahuan,
sikap atau keterampilan tertentu. Agar
materi tersebut benar-benar
terinternalisasi (relatif mantap dan
termantapkan dalam diri mereka) maka
kegiatan selanjutnya adalah kehendaknya
peserta didik diberi kesempatan untuk
berlatih atau mempraktikan pengetahuan,
sikap, atau keterampilan tersebut.
2. Umpan balik, setelah peserta didik
menunjukkan perilaku sebagai hasil
belajarnya, maka guru memberikan umpan
balik (feedback) terhadap hasil belajar
tersebut. Melalui umpan balik yang
diberikan oleh guru, maka peserta didik
akan tahu apakah jawaban merupakan
28
kegiatan yang mereka lakukan benar/salah,
tepat/tidak tepat, atau ada sesuatu yang
harus diperbaiki. Umpan balik bisa berupa
penguatan positif (baik, bagus, tepat
sekali, dan sebagainya) dan penguatan
negatif (kurang tepat, salah, perlu
disempurnakan, dan sebagainya). Akan
tetapi diharapkan pada semua guru agar
bisa memberikan kesan yang positif dalam
setiap pembelajarannya, sehingga peserta
didik akan selalu termotivasi dan terus
berkembang.
Menyadari pentingnya peranan
penghargaan atas siswa yang berprestasi,
calon guru atau guru perlu manguasai
keterampilan dasar memberi penghargaan yang
disebut dengan penguatan. Penguatan adalah
respons positif yang dilakukan guru atas
perilaku positif yang dicapai anak dalam
proses belajarnya, dengan tujuan untuk
29
mempertahankan dan meningkatakan perilaku
tersebut.20 Selain itu penguatan dapat
diartikan sebagai respons terhadap suatu
tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah
laku tersebut.
Untuk itu keterampilan memberi
penguatan perlu mendapat perhatian, sebab
respons positif adalah penghargaan yang
diberikan guru karena guru menunjukkan
perilaku positif (berprestai dalam
belajarnya). Dengan respons tersebut, pada
gilirannya memotivasi anak untuk
mempertahankan prestasi, bahkan
meningkatkannya.
d. Tes
Serangkaian tes umumnya digunakan oleh
guru untuk mengetahui (a) apakah tujuan
pembelajaran khusus telah tercapai atau
20 Marno & M. Idris, Strategi & Metode Pengajaran …, hal. 132
30
belum, dan (b) apakah pengetahuan sikap dan
keterampilan telah benar-benar dimiliki
oleh peserta didik atau belum. Pelaksanaan
tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan
pembelajaran setelah peserta didik melalui
berbagai proses pembelajaran, penyampaian
informasi berupa materi pelajaran
pelaksanaan tes juga dilakukan setelah
peserta didik melakukan latihan atau
praktik.
e. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang sering dikenal dengan
follow up dari suatu hasil kegiatan yang
dilakukan seringkali tidak dilaksanakan
dengan baik oleh guru. Dalam kenyataanya,
setiap kali setelah tes dilakukan selalu
terdapat peserta didik yang berhasil dengan
bagus atau diatas rata-rata, (a) hanya
menguasai sebagian atau cenderung di rata-
rata tingkat penguasaan yang diharapkan
31
dapat dicapai, (b) peserta didik seharusnya
menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai
konsekuensi dari hasil belajar yang
bervariasi tersebut. Seperti pengayaan yang
bertujuan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar, sehingga
dengan diadakannya pengayaan siswa dapat
memahami kembali materi-materi yang
dianggapnya susah dan menjadi kesulitan
bagi mereka.
5. Guru Sebagai Suplement Pembelajaran.
Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi dalam
kelas untuk membantu proses perkembangan
anak. Dalam proses belajar-mengajar, guru
mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing, dan memberikan fasilitas
belajar bagi murid-murid untuk mencapai
tujuan.21
21 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta: 2004), cet ke -2, hal. 105
32
Untuk menjadi seorang guru yangprofesional harus memenuhi empat kompetensiguru yaitu:22
1.Kompetensi Pedagogik2.Kompetensi Kepribadian3.Kompetensi Profesional, dan4.Kompetensi Sosial
Empat kompetensi di atas adalah standar
profesional guru yang di jadikan pedoman
atau acuan dalam menilai keberhasilan
proses suatu pembelajaran. Tugas guru tidak
hanya mengajar semata, akan tetapi
menanamkan nilai-nilai yang terdapat pada
setiap materi yang diajarkan. Dalam
pembelajaran guru mempunyai banyak tanggung
jawab yang harus dilaksanakan bahwa guru
adalah sebagai perencana, pelaksana dan
pengendali.
Penyampaian materi pelajaran hanyalah
merupakan salah satu dari berbagai kegiatan
dalam belajar sebagai suatu proses yang22 E. Mulyasa Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,
(Bandung: Rosda Karya, 2007), hal. 26-2733
dinamis dalam segala fase dan proses
perkembangan anak. Demikianlah dalam proses
belajar mengajar guru tidak terbatas
sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan
tetapi lebih dari itu, ia bertanggung jawab
akan keseluruhan perkembangan kepribadian
murid. Ia harus mampu menciptakan proses
belajar yang sedemikian rupa, sehingga
dapat merangsang murid untuk belajar secara
aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan.
Pada saat ini perkembangan ilmu,
tekhnologi dan perkembangan sosial-budaya
telah berlangsung dengan cepat sehingga
menjadi tantangan bagi setiap individu.
Guru hanya merupakan salah satu sumber
diantara berbagai sumber dan media belajar.
Maka dengan demikian peranan guru dalam
belajar ini menjadi lebih luas dan lebih
34
mengarah kepada peningkatan motivassi
belajar anak-anak.
Dari uraian di atas, jelas bahwa
peranan guru telah meningkat dari segala
pengajar menjadi sebagai direktur
(pengarah) belajar (direction of learning).
Sebagai perencana pengajaran, seorang guru
diharapkan mampu untuk merencanakan
kegiatan belajar mengajar secara efektif.
Untuk itu dia harus memiliki pengetahuan
yang cukup tentang prinsip-prinsip belajar
sebagai dasar dalam merancang kegiatan
belajar mengajar, seperti merumuskan
tujuan, memiliki bahan, memilih metode,
menetapkan evaluasi, dan sebagainya.
Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru
harus mampu mengelola seluruh proses
kegiatan belajar-mengajar dengan
menciptakan kondisi-kondisi belajar
35
sedemikian rupa, sehingga setiap anak dapat
belajar secara efektif dan efisien.
Selanjutnya dalam peranannya sebagai
direktur belajar, hendaknya guru senantiasa
berusaha untuk menimbulkan, memelihara, dan
meningkatkan motivasi anak untuk belajar.
Tinggi rendahnya prestasi belajar banyak
ditentukan oleh tinggi rendahnya motif
berprestasi. Dalam hubungan ini guru
mempunyai fungsi sebagai motivator dalam
keseluruhan kegiatan belajar mengajar.23 Ada
empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam
memberikan motivasi ini yaitu:
a. Membangkitkan dorongan kepada siswa
untuk belajar.
b. Menjelaskan secara konkret kepada
siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir
pengjaran.
23 Ibid., hal. 106-10736
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi
yang dicapai sehingga dapat merangsang
untuk mencapai prestasi yang lebih baik
dikemudian hari.
d. Membentuk belajar yang baik.
Dengan perkataan lain, sebagai direktur
belajar guru sekaligus berperan sebagai
pembimbing dalam proses belajar mengajar.
Sebagai pembimbing dalam belajar, guru
diharapkan mampu untuk:
a. Mengenal dan memahami setiap murid
baik secara individual maupun kelompok.
b. Memberikan penerangan kepada murid
mengenal hal-hal yang diperlukan dalam
proses belajar.
c. Memberikan kesempatan yang memadai
agar setiap murid dapat belajar sesuai
dengan kemampuan pribadinya.
d. Membantu setiap murid dalam mengatasi
masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.
37
e. Menilai keberhasilan setiap langkah
kegiatan yang telah dilakukannya.
Guru yang dapat berperan sebagai
pembimbing yang efektif:
1. Mengajar bidang studi, yaitu guru
yang:
a. Dapat menimbulkan minat dan semangat
belajar murid-murid melalui bidang
studi yang diajarkannya.
b. Memiliki kecakapan untuk memimpin.
c. Dapat menghubungkan materi pelajaran
dengan pekerjaan-pekerjaan praktis.
2. Hubungan murid dengan guru, yaitu guru
yang:
a. Dicari oleh murid untuk memperoleh
nasihat dan bantuan.
b. Mencari kontak dengan murid di luar
kelas.
c. Memimpin kegiatan kelompok.
d. Memiliki minat dalam pelayanan sosial.
38
e. Membuat kontak dengan orang tua murid.
3. Hubungan guru dengan guru, yaitu
dengan:
a. Menunjukkan kecakapan bekerja sama
dengan guru lain.
b. Tidak menimbulkan pertentangan.
c. Menunjukkan kecakapan untuk berdiri
sendiri.
d. Menunjukkan kepemimpinan yang baik dan
tidak mementingkan diri sendiri.
4. Pencatatan dan penelitian, yaitu guru
yang:
a. Mempunyai sikap ilmiah objektif.
b. Lebih suka mengukur dan tidak menebak.
c. Berminat dalam masalah-masalah
penalitian.
d. Efisien dalam pekerjaan tulis menulis.
e. Melihat kesempatan untuk penelitian
dalam kgiatan-kegiatan tulis menulis.
5. Sikap profesional, yaitu guru yang:
39
a. Sukarela untuk melakukan pekerjaan
ekstra.
b. Telah menunjukkan dapat menyesuaikan
diri dan sabar.
c. Memiliki sikap yang konstruktif dan
rasa tanggung jawab.
d. Berkemauan untuk melatih diri.
e. Memiliki semangat untuk memberikan
layanan kepada siswa, sekolah, dan
masyarakat.
Dari beberapa peran guru yang telah
disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa profesi guru bukanlah profesi yang
mudah dikerjakan, bahkan dapat
dikategorikan profesi yang paling rumit dan
selalu mendapat sorotan special dari banyak
kalangan praktisi pendidikan, sehingga
sering muncul kritik dan saran untuk guru.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
40
Dari pemaparan teori-teori di atas,
dapat disimpulkan bahwasannya sesosok
guru harus menguasai setrategi, metode
dan tekhnik. Karena selama ini proses
belajar mengajar merupakan suatu proses
yang banyak mendapat perhatian khusus
oleh praktisi pendidikan. Di mana para
pendidik harus kompetitif, imajinatif,
kreatif dan inovatif. Sehingga dapat
memberikan suplement bagi peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga mempermudah cara memahami
materi-materi yang disampaikan oleh guru
dengan tercapaiya ketiga ranah yaitu
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
dengan maksimal. Sehingga antara pendidik
dan peserta didik dapat mengetahui
urgensi dari pembelajaran tersebut baik
yang bersifat permanen maupun non
permanen.
41
E. Daftar Pustaka
Ahmadi , Abu & Supriyono Widodo, PsikologiBelajar, 2004, Jakarta: Rineka Cipta.
Budiono, Kamus Ilmiah Popular Internasional, 2005,Surabaya: Alumni.
B. Uno, Hamzah, Orientasi Baru Dalam PsikologiPembelajaran, 2010, Jakarta: Bumi Aksara.
____________, Model Pembelajaran (MenciptakanProses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif),2010, Jakarta: Bumi Aksara.
Baharuddin & Moh. Makin, Pendidikan Humanistik(konsep, teori, dan aplikasi dalam duniapendidikan), 2007, Yogyakarta: AR-RUZZMEDIA.
____________, Model Pembelajaran MenciptakanProses Belajar Mengajar Yang kreatif dan efektif,2010, Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar,2008, Jakarta: Rineka Cipta.
Hamruni, Edutainment Dalam Pendidikan Islam DanTeori-Teori Pembelajaran Quantum, 2009,
42
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN SunanKali Jaga.
Mansyur, strategi Belajar Mengajar, ProgramPenyetaraan D-II Guru Agama SLTP/MTs,Depag, Jakarta, Dirjen PembinaanKelembagaan Agama Islam dan UniversitasTerbuka, 1995/1996, Jakarta.
Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,2007, Bandung: PT.Rosda Karya.
_______, Menjadi Guru Profesional (MenciptakanPembelajaran Yang Kreatif dan Menyenangkan),2005, Bandung: PT Rosdakarya.
Marno& M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran(menciptakan keterampilan mengajar yang efektifdan edukatif), 2010, Jogjakarta: AR-RUZZMEDIA GROUP.
Moeliono , Anton M, dkk. Kamus Baesar BahasaIndonesia, 1989, Jakarta: Balai Pustaka.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan suatuPendekatan Baru, 2000, Bandung: PT. RemajaRosdakarya,
_____________, Psikologi Belajar, 2009, Jakarta:PT Raja Grafindo Pustaka,
43
Saiful, D. Bahri, Prestasi dan Kompetensi Guru,1994, Surabaya: Usaha Nasional.
Sumantri, Mulyani & Permana, Johari, StrategiBelajar Mengajar, 1999, Depdikbud. Dirjend,PT Proyek Pendidikan Guru SD.
Tim Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel,Teori Belajar, 2009, Surabaya.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun2003 Tentang Sisdiknas.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Zulaifah, Emi. Student Centered Learning (makalahpada Workshop di SMP Muhamadiyah 2Yogyakarta ), 2007.
44