Full Tesis Magister (3 MB) - Repository BSI
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Full Tesis Magister (3 MB) - Repository BSI
Strategi Customer Relations dan Kekayaan
Media (Media Richness) PT Mandiri Cipta
Sejahtera Pada Masa Pandemi COVID-19
TESIS
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Master Ilmu Komunikasi dari
Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta
Oleh
Susilowati
2019620048
(Program Studi Magister Ilmu Komunikasi)
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SAHID
JAKARTA 2021
ABSTRAK
Strategi Customer Relations dan Kekayaan Media
(Media Richness) PT Mandiri Cipta Sejahtera
Pada Masa Pandemi COVID-19
Susilowati
NPM: 2019620048
(Program Studi Magister Ilmu Komunikasi)
Dampak yang terjadi pada saat pandemic COVID-19 dengan ketetapan untuk
bekerja dari rumah (WFH) yang berimbas pada terhalangnya kegiatan komunikasi
tatap muka dengan pelanggan, sehingga memerlukan strategi untuk menjalin
hubungan serta melakukan komunikasi yang baik dengan pelanggan. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi custommer relations
serta penggunaan video conference menggunakan Zoom Cloud Meeting. Konsep
Strategi Customer Relations yang digunakan dari Qutlip dan Teori Computer
Mediated Communicationc (CMC) Wood dan Smith serta teori Kekayaan Media
(Media Richness Theory) Daft dan Lengel dalam menggunakan video conference.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Mandiri Cipta Sejahtera dan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif serta mengggunakan paradigma
postpositivisme. Analisis data menggunakan analisis data Huberman dan Miles
yaitu Reduksi Data dengan mengumpulkan data lapangan seperti hasil wawancara,
video pelaksanaan Zoom Meeting, data-data dari website dan media social
perusahaan. Penyajian data menginterpretasikan hasil wawancara dan
mendeskripsikan data video pelaksanaan Zoom Meeting perusahaan dengan
pelanggan, serta penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian adalah (1) strategi
customer perusahaan yang dilakukan perusahaan telah memenuhi tahapan strategi
customer relations, yaitu; Fact Finding, Planning and programming, Taking action
and communicating, evaluation, serta perusahaan telah melakukan kegiatan
customer relations yaitu pelayanan yang unggul pada pelanggan, pelayanan prima
(service off excellence) dan melakukan hubungan baik dengan pelanggan (good
relationship). (2) Pada penggunaan Zoom Cloud Meeting sebagai kekayaan media,
pelaksaan Zoom Meeting tidak sepeuhnya media mampu untuk mengirimkan
banyak isyarat, dan mampu untuk kesegeraan menyampaikan umpan balik, dapat
melakukan beragam bahasa, symbol dan share data, juga mampu untuk fokus pada
penyampaian pesan.
Kata kunci : Strategi Customer Relations, Video Konfrensi, Computer
Mediated Communications, Kekayaan Media
vii
ABSTRACT
Customer Relations Strategy and Media Wealth
(Media Richness) PT Mandiri Cipta Sejahtera
During the COVID-19 Pandemic
Susilowati
NPM: 2019620048
(Master of Communication Studies Program)
The impact that occurred during the COVID-19 pandemic with the determination
to work from home (WFH) which resulted in the obstruction of face-to-face
communication activities with customers, thus requiring a strategy to establish
relationships and carry out good communication with customers. The purpose of
this study is to identify and describe the strategy of customer relations and the use
of video conferencing using Zoom Cloud Meeting. The concept of Customer
Relations Strategy used is Qutlip and Wood and Smith's Computer Mediated
Communication (CMC) Theory and Daft and Lengel's Media Richness Theory in
using video conferencing. This research was conducted at PT Mandiri Cipta
Sejahtera and used a qualitative approach with descriptive methods and used the
postpositivism paradigm. Data analysis uses Huberman and Miles data analysis,
namely Data Reduction by collecting field data such as interviews, videos of the
Zoom Meeting, data from the company's website and social media. The presentation
of the data interprets the results of the interviews and describes the video data of
the company's Zoom Meeting with customers, as well as drawing conclusions. The
results of the research are (1) the company's customer strategy carried out by the
company has fulfilled the stages of the customer relations strategy, namely; Fact
Finding, Planning and programming, Taking action and communicating,
evaluation, and the company has carried out customer relations activities, namely
superior service to customers, excellent service (service off excellence) and good
relations with customers (good relationship). (2) In the use of Zoom Cloud Meetings
as a media resource, the implementation of Zoom Meetings is not entirely capable
of sending many signals, and being able to provide immediate feedback, being able
to perform various languages, symbols and sharing data, as well as being able to
focus on delivering messages.
Keywords : Customer Relations Strategy, Video Conference, Computer Mediated
Communications, Rich Media
viii
KATA PENGANTAR
Penulis sangat berterima kasih pada Dr. Titi Widaningsih M.Si dan Dr. Toto
Subandoro M.M sebagai pembimbing pertama dan kedua atas segala saran,
bimbingan serta nasehatnya selama penelitian berlangsung dan selama penulisan
tesis ini.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Sekolah Pascasarjana Universitas
Sahid Jakarta dan Program Studi Magister Ilmu Komunikai yang telah menjadi
wadah pengembangan intelektual selama ini. Penulis meyakini bahwa dengan
sistem, metode dan proses pembelajaran yang telah penulis terima selama
perkuliahan hingga selesai saat ini telah meningkatkan kemampuan akademis dan
praktis yang menurut hemat penulis akan sangat berguna bagi pengembangan dan
peningkatan pengabdian penulis di dunia praktis selanjutnya. Sekaligus penulis
menyampaikan terima kasih kepada pimpinan SPs-Usahid Jakarta, Direktur yaitu
Dr. Marlinda Irwanti Poernomo, SE, M.Si, Sekretaris Dr. Titi Widaningsih, M.Si
dan khususnya Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Dr. Hifni
Alifahmi, M.Si yang telah membantu menyediakan penyelenggaraan dan fasilitas
pendidikan yang sangat mendukung pendidikan Magister yang penulis tekuni
selama ini.
Terima kasih disampaikan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atas
bantuan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPs) yang diterima selama
pendidikan program magister ini.
Terima kasih juga kepada suami. Muslich Uchi dan kedua anak saya, Alya dan
Caraka, serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan motivasi. Serta
untuk Universitas Bina Sarana Informatika yang telah memberikan kesempatan
dalam pendidikan ini. Tak lupa kepada teman-teman seperjuangan kelas MIK UBSI
B untuk semangat dan kekompakannya.
Penulis,
(Susilowati)
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS .............................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 8
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 8
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 14
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ................................................................ 15
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................................... 15
1.4 Manfaat dan Kegunaan ............................................................................ 15
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS ................................................... 17
2.1 Paradigma Penelitian ............................................................................... 17
2.2 Penelitian terdahulu ................................................................................. 18
2.3 Tinjauan Teori Dan Konsep Kunci .......................................................... 24
2.3.1 Hubungan antara Public Relations dengan Costomer Relations
(Hubungan Pelanggan) ................................................................. 24
2.3.2 Customer Relations ...................................................................... 26
2.3.3 Strategi Customer Relations ......................................................... 32
2.3.4 Teori Computer Mediated Communications (CMC) .................... 35
2.3.5 Teori Kekayaan Media ................................................................. 41
2.3.6 Video Conference ......................................................................... 46
2.3.7 Video conference Zoom Cloud Meeting ....................................... 49
2.4 Kerangka Konseptual dan Pengembangan Model Teori/penelitian ........ 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 53
3.1 Jenis dan Metode Penelitian .................................................................... 53
3.1.1 Subjek Penelitian .......................................................................... 55
3.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 55
x
3.3 Analisis Data ........................................................................................... 58
3.4 Keabsahan Data ....................................................................................... 63
4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ............................................................ 64
4.1 Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian ...................................... 64
4.1.1 Subjek Penelitian .......................................................................... 64
4.1.2 Objek Penelitian ........................................................................... 67
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................ 69
4.2.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 69
4.2.2 Pembahasan .................................................................................. 88
5. BAB V PENUTUP ............................................................................................ 108
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 108
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 111
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Hasil Wawancara ............................................................................. 112
A.1 Hasil wawancara dengan Key Informan I ..................................................... 112
A.2 Hasil Wawancara Key Informan II ............................................................... 125
A.3 Hasil Wawancara dengan Informan .............................................................. 134
Lampiran B Dokumentasi ................................................................................... 136
Lampiran C Hasil TURNITIN ............................................................................ 138
Lampiran D Lembar Konsultasi .......................................................................... 139
D.1 Lembar Konsultasi Pembimbing 1 ................................................................ 139
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hierarki Kekayaan Media yang diukur dari keefektifan media
menyalurkan pesan............................................................................ 47
Gambar 2.2 Hirarli kekayaan media dari Draft dan Langel .................................. 49
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 55
Gambar 4.1 Logo dari PT Mandiri Cipta Sejahtera (MORENARENT)............... 68
Gambar 4.2 Pelayanan 24 Jam PT Mandiri Cipta Sejahtera ................................. 94
Gambar 4.3 Pelaksanaan Zoom Cloud Meeting PT Mandiri Cipta Sejahtera ....... 97
Gambar 4.4 Layanan Prima PT Mandiri Cipta Sejahtera ..................................... 98
Gambar 4.5 Facebook dan Instagram MorenaRent (PT Mandiri Cipta Sejahtera)
........................................................................................................100
Gambar 4.6 Corporate Social Responsibility (CSR), pesan-pesan inspiratif
(quotes), Tips, dan iklan layanan masyarakat ................................. 101
Gambar 4.7 Informasi tentang jasa MorenaRent (PT Mandiri Cipta Sejahtera) 101
Gambar 4.8 Peserta dari pihak perusahaan menuliskan pesan pada menu chatt 107
Gambar 4.9 Pihak customer melakukan share data pada saat presentasi 108
Gambar 4.10 Peserta melakukan pengaturan pada perangkat computer ............. 109
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kunci bagi sebuah perusahaan sudah seharusnya melakukan hubungan baik
dengan pelanggan dikarenakan pelanggan menjadi sumber yang sangat penting
sehingga. Interaksi dengan klien/pelanggan dibangun dengan menyediakan fasilitas
informasi dengan lebih utuh. Melalui pemberitahuan atau informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan memungkinkan untuk mendapatkan beberapa keluhan
dari pelanggan, sehingga keluhan tersebut dapat dijadikan sebagai permasalahan
yang harus dapat diselesaikan dengan menggunakan sebuah komunikasi yang baik
pula.
Sebuah interaksi yang sama-sama diuntungkan dapat diwujudkan oleh
sebuah perusahaan pada pelanggannya, maka perusahaan tersebut bisa dikatakan
sukses tidak hanya diukur dari hasil laba yang diperolehnya akan tetapi dapat dilihat
dari bagaimana perusahaan tersebut mampu untuk menciptakan suatu hubungan
yang baik dan mempunyai jangka yang lama dengan pelanggan. Hubungan untuk
tujuan jangka yang lama pada pelanggan tersebut dapat dijaga dengan
membutuhkan sebuah strategi dalam menjalin komunikasi tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan dari pelanggan. Permintaan dari pelanggan
tentunya sangat beragam sehingga perusahaan harus dapat memberikan pelayanan
sesuai dengan keinginan pelanggan. Khususnya dalam perusahaan di bidang jasa
yang sebagian besar adalah berhubungan dengan pelanggannya.
Permasalahan yang terjadi pada perusahaan berkenaan dengan pelanggan,
karena pada umumnya pelanggan mengajukan berbagai permintaan yang terkadang
membutuhkan pemikiran khusus bagi perusahaan, sehingga perusahaan harus
memiliki cara untuk memberikan sebuah cara untuk menyalurkan keinginan
pelanggan agar dapat segera ditangani dan diselesaikan permasalahan tersebut.
Namun semuanya ini terhalang dengan adanya pandemic COVID-19 yang
berimbas pada terhalangnya kegiatan khususnya dalam berkomunikasi tatap muka
dengan pelanggan.
Masa pandemic COVID-19 ini pemerintah memberlakukan seluruh sektor
untuk menghentikan berbagai kegiatan khususnya dan melakukan pekerjaan dari
2
rumah atau sering disebut dengan sebutan Work From Home (WFH), dan hal ini
ditujukan untuk mengantisipasi tersebarnya wabah dari virus corona, maka instansi
swasta maupun instansi pemerintah yang berlokasi di Jakarta khususnya telah
diwajibkan untuk melakukan dan melaksanakan kebijakan work from home (WFH)
pada segenap karyawan mereka.
Sebuah penelitian telah dilakukan oleh Kementrian Perencanaan
Pembangunan Nasional atau Bappenas dimulai pada awal 2020, dengan cara
melakukan pencanangan uji coba bekerja jarak jauh dengan sebutan Flexi Work.
Sekalipun belum mendapatkan laporan akan hasil uji coba jarak jauh tersebut,
namun pelaksanaan flexi work yang dilakukan oleh Bappenas tersebut telah berjalan
dengan lancar dikarenakan sesuai dengan masa pandemic COVID-19. Bekerja dari
rumah menjadi suatu keharusan pada saat pandemic COVID-19, dan menjadi suatu
perbedaan yang besar, dimana sebagian perusahaan memang sudah siap
melaksankan bahkan sudah melakukan skema bekerja dari rumah (WFH), ada yang
sebagian ataupun secara keseluruhan karyawannya. (Mungkasa, 2020)
Peraturan dari pemerintah Republik Indonesia dengan mengeluarkan
sebuah ketetapan dan instruksi dengan dasar hukumnya sebagai berikut; “Dinas
Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan
sebuah Surat Edaran Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi Provinsi DKI
Jakarta dengan nomor 14/SE/2020 Tahun 2020, yaitu yang membahas anjuran dari
pemerintah untuk bekerja di rumah (Work From Home) (“SE Disnakertrans dan
Energi DKI Jakarta 14/2020”) dan kemudian ditindaklanjuti dengan adanya intruksi
yang dikeluarkan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta dengan nomor 16 Tahun
2020 yaitu mengenai Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Risiko Penularan Infeksi
Corona Virus Disease (COVID-19). Selanjutnya dengan mengacu pada Surat
Edaran Disnakertrans dan Energi DKI Jakarta nomer 14 tahun 2020 tersebut
menyebutkan bahwa pimpinan-pimpinan dari perusahaan untuk diharapkan mampu
untuk melakukan langkah dari pencegahan yang berkaitan dengan resiko
tertularnya infeksi virus corona untuk bekerja dari rumah. ”(Oktavira, 2020)
Kondisi yang harus dihadapi oleh semua perusahaan pada masa pandemic
COVID-19 ini menyebabkan terganggunya sistem kerja dan sistem komunikasi,
baik internal maupun ekternal perusahaan. Suatu hal yang ideal adalah ketika
3
menghadapi setiap permasalahan dilakukan dengan melakukan pertemuan
(meeting) dalam suatu ruangan khusus atau ruangan rapat dengan komunikasi tatap
muka, akan tetapi pada saat Work Form Home, tidak mungkin dilaksanakan, karena
dalam penerapannya melakukan semua pekerjaan kantor di rumah masing-masing
(work from home). Secara tidak langsung menjadi sebuah tanggung jawab dan
juga kewajiban yang sama sepert halnya bila bekerja di kantor, akan tetapi dalam
pelaksanaannya dengan penerapan tidaklah mudah dikarenakan beberapa bidang
bisa dilakukan dan dikerjakan dari rumah.
Beberapa kondisi yang berpengaruh pada pelaksanaan work form home atau
pekerjaan kantor dari rumah adalah salah satunya dalam bentuk komunikasi, yang
dapat berkurangnya koordinasi dari berbagai pihak dalam sebuah perusahaan,
sehingga perusahaan akan mencari startegi yang tepat agar dapat melakukan
komunikasi dengan baik, seperti hubungan pelanggan (customer relations), yaitu
dengan memanfaatkan teknologi dalam berkomunikasi.
Keterbatasan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan pelanggan
dapat menyebabkan penurunan yang disebabkan oleh peraturan social distancing
dengan menerapkan Work Form Home (WFH), maka perusahaan harus dapat
mencari strategi agar tetap terjaga hubungan dengan pelanggan-nya yaitu salah
satunya dengan cara teknologi digital atau memanfaatkan internet.
Pesatnya teknologi komunikasi saat ini memudahkan siapapun dapat
berkomunikasi, tidak terbatas waktunya, kapan dan juga dimanapun, tidak terbatas
dengan ruang dan waktu tanpa harus menggunakan cara bertatap muka atau face
to face dalam berkomunikasi, maka dengan adanya media digital sangat
memungkinkan dapat berkomunikasi dengan seseorang yang posisinya jauh.
Fenomena ini adalah fenomena komunikasi dengan menggunakan jaringan internet
atau Computer Mediated Communication (CMC) atau komunikasi yang dilakukan
dengan internet. Hal ini bukan hanya PC dengan PC tetapi saat ini sudah tersedia
gadget baik smartphone maupun laptop yang kesemuanya dapat terhubung dengan
internet.
Kemajuan teknologi yang berbasis internet dapat memberikan kemudahan
dalam hal memperoleh dan memberikan informasi dengan mudah, baik bagi
perusahaan maupun pelanggan. Menurut Palvia dkk (2011) dalam (Irawan, 2015)
4
“In today's dynamic environment, managers and organizations are faced with
varied choices in communicating information for enhanced decision making”.
(Perusahaan/ instansi atau sebuah badan sering berhadapan dengan pilihan untuk
menggunakan media komunikasi yang akan menetapkan daya guna serta
keefektifan dalam penentuan suatu keputusan). Sebuah perusahaan akan
menentukan media yang tepat dan efisien juga efektif yaitu dengan menjadikan
sebuah media komunikasi yang dapat dijadikan sebagai pilihan yang tepat dalam
suatu organisasi atau perusahaan dengan dipengaruhi oleh indikator kekayaan
media (media richness). Sejak awal dicetuskannya teori kekayaan media ini oleh
Richard Daft dan Robert Lengel, maka teori ini ditempatkan pada konteks
komunikasi organisasi.(Venus dan Munggaran, 2017).
Teori komunikasi merupakan teori yang menjadi dasar dan suatu panduan
dalam penggunaan suatu media pada suatu organisasi, serta dapat dijadikan sebagai
pijakan akademik mengenai strategi penggunaan media komunikasi dalam suatu
organisasi. Richard L.Daft dan Robert H. Lengel (1986) telah memperkenalkan
sebuah teori dengan nama Teori Kekayaan Media atau Media Richness Theory
yang merupakan pengembangan dari teori Pengolahan Informasi (Information
Processing Theory).
Perkembangan tekhnologi melahirkan media digital yang dilandasi pada
jaringan internet, komunikasi dapat dilakukan secara virtual jarak jauh atau sering
dikenal dengan sebutan video telekonferensi (Teleconference). Telekonferensi itu
sendiri dimaksudkan sebuah kegiatan pertemuan yang dilakukan beberapa orang
secara jarak jauh dengan menggunakan media digital dan dalam kegiatan tersebut
sering pula disebut dengan telewicara atau teleseminar. Salah satu dari jenis media
telekonferensi (teleconference) adalah video conference yang merupakan jenis
telekonferensi paling banyak digunakan saat ini dimana dalam video telekonferensi
beralih fungsi menjadi pertemuan tatap muka secara virtual karena semua peserta
bisa saling terhubung dan berinteraksi secara langsung. Penggunaan video
conference saat ini di Indonesia sudah banyak dipergunakan seperti pada bidang
kesehatan dengan menggunakan telemedecine, atau dibidang lainnya. Tujuan dari
penggunaan video konferensi (video conference) untuk mengatasi jarak dan juga
waktu agar dapat dipergunakan oleh lembaga atau perusahaan yang mengalami
5
keterbatasan dan kondisi disebabkan tidak dapat melakukan pertemuan secara tatap
muka.
Kaitan antara strategi customer relations dengan pemilihan media video
konferensi (video conference), yaitu pada setiap instansi harus dapat melakukan
pengelolaan hubungan atau interaksi dengan efektif serta mempunyai orientasi
untuk kedepannya dalam jangka yang lama supaya mempunyai kesan yang baik
dan dapat diingat oleh pelanggan dan dapat menjadikan pelanggan tersebut loyal
kepada instansi atau perusahaan. Instansi pun wajib untuk melakukan komunikasi
yang baik secara verbal dan juga non verbal dengan pelanggannya, dengan maksud
supaya pelanggan dapat merasakan diperhatikan dan juga dapat mengungkapkan
pendapatnya akan produk atau jasa yang digunakan oleh mereka. Sehingga
komunikasi yang dapat dilakukan sebelum adanya pandemic COVID-19 dapat
dilakukan dengan pertemuan tatap muka antara pihak perusahaan dengan
pelanggan, maka pada saat pandemic COVID-19 ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi yaitu menggunakan video konferesi (video conference)
yang merupakan komunikasi dilakukan dengan jarak jauh dengan menggunakan
jaringan atau internet.
Demikian pula yang dilakukan oleh PT. Mandiri Cipta Sejahtera atau
perusahaan yang mempunyai brand corporate Identity adalah MorenaRent, dimana
perusahaan tersebut bergerak dalam bidang jasa dalam penyewaan kendaraan
(mobil dan motor), juga sebagai pelanggan-nya adalah perusahaan-perusahaan yang
membutuhkan jasa penyewaan kendaraan tersebut.
Agung Setio Nugroho (2020) sebagai Senior Manager Marketing PT
Mandiri Cipta Sejahtera menyatakan bahwa;
“Masalah terbesar itu adalah kebijakan setiap perusahaan atau pelanggan
yang berbeda beda dan harus diperhatikan bagaimana cara kita melakukan
komunikasi guna pendekatan dengan mereka, semua harus dicari strategi
nya dalam menjalin hubungan dengan pelanggan, mengingat kebijakan
pemerintah pada saat pandemic ini sangat berpengaruh ke setiap kebijakan
dari masing-masing perusahaan atau pelanggan di dalam operasionalnya
sehingga harus dapat dibicarakan masalah ini untuk mencapai kesepakatan
bersama sesuai dengan harapan mereka dan tidak merugikan kami”.
Pernyataan selanjutnya oleh Agung Setio Nugroho (Nugroho, 2020) bahwa;
6
“Pada masa pandemic dan penerapan kerja dari rumah atau WFO membuat
banyak kerugian dari perusahaan yang membuat penurunan omzet sekitar
20 persen dibandingkan pada masa sebelum pandemic ini, karena banyak
kegiatan yang sulit kami lakukan secara langsung”
Permasalahan yang telah diungkapkan oleh Agung Setio Nugroho inilah
yang merupakan permasalahan yang dialami oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera pada
masa pandemic COVID-19 ini, diantaranya selain omzet yang menurun juga
keterbatasan komunikasi dari pihak perusahaan dengan pihak pelanggan. PT
Mandiri Cipta Sejahtera melakukan komunikasi dengan pelanggan pada saat
pemberlakuan kerja dari rumah (Work From Home ) dan juga bekerja dari kantor
(WFO) dengan cara bergantian dalam satu minggu. Selama masa pandemic ini
pihak perusahaan telah membagi sistem kerja, dimana untuk staff diberlakukan dua
kali dalam satu minggu bekerja di kantor (WFO), sedangkan manajemen kehadiran
di kantor (WFO) sesuai dengan kebutuhan. Pada masa pandemic COVID-19 ini
dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan tekhnologi yaitu penggunaan media
digital dalam bentuk video conference sebagai pengganti tatap muka dengan
pelanggannya. Hal ini dilakukan karena banyaknya permintaan, keluhan dan
kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan sebagai pelanggan mereka
akibat kebijakan pemerintah pada masa pandemic COVID-19. Kesemuanya itu
harus dikomunikasikan dan didiskusikan antara PT Mandiri Cipta Sejahtera dengan
para pelanggannya. Perusahaan akan menggunakan media komunikasi dalam
bentuk video konferensi (video conference) dengan melalui platform Zoom Cloud
Meeting dalam melakukan hubungan dengan pelanggan, sebagai langkah untuk
menangani berbagai permasalahan yang dialami oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera
dengan pelanggannya.
Apabila melihat kondisi yang dialami oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera dan
strategi customer relations yang dilakukan dengan menggunakan video konferensi
(video conference) tersebut membuat penulis tertarik melakukan kajian lebih
mendalam mengenai strategi customer relations PT Mandiri Cipta Sejahtera Pada
Masa Pandemic Covid-19 dan strategi customer relations dalam menggunakan
video konferensi (video conference) dengan menggunakan Zoom Cloud Meeting
dan merupakan sebagai bagian dari kekayaan media.
7
Menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan teori Computer
Mediated Communications theories Wood dan Smith, yaitu mode komunikasi yang
dijalani pada era kemajuan tekhnologi yang telah dimediasi oleh internet dan juga
melakukan gerakan dengan cepat tertuju pada apa yang disebut Computer Mediated
Communication (CMC) atau kegiatan berkomunikasi dengan komputer sebagai
medianya. (Wood dan Smith, 2014:5)
Teori Computer Mediated Communication atau CMC mempunyai beberapa
bagian yang terbagi dalam beberapa teori, diantaranya adalah teori kekayaan media
(Media Richness) dari Richard Daft dan Robert Lengel yaitu “The media richness
of a verbal exchange era is decided by (1) its bandwidth or cappotential to transmit
more than one cues, (2) its cappotential to provide on the spot feedback, (3) its
cappotential to aid using herbal or conversational language, and (4) its non-public
focus”. (Kekayaan media dari suatu teknologi komunikasi ditentukan oleh; (1)
kemampuan atau kemampuan untuk mengirimkan banyak isyarat, (2)
kemampuannya untuk memberikan umpan balik langsung, (3) kemampuannya
untuk mendukung penggunaan bahasa alami atau percakapan dan (4) fokus
pribadinya). (Thurlow, Lengel, dan Tomic, 2004)
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dihadapi oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera pada masa
pandemic ini adalah menurunnya pelanggan pada masa pandemic COVID-19
dengan diberlakukannya bekerja di rumah (WFH), telah terjadinya banyak
pelanggan yang melakukan putus kontrak sewa kendaraan sebelum waktunya yaitu
sekitar 20 persen dari jumlah pelanggan sebelumnya, disebabkan komunikasi dan
keterlambatan pembayaran tagihan.
Kondisi yang mengharuskan semua kegiatan kantor dilakukan dari rumah
mengharuskan PT Mandiri Cipta Sejahtera untuk mencari alternative agar dapat
berkomunikasi dengan pelanggan untuk melakukan pertemuan virtual
memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi menggunakan komputer dengan
komputer yang berbasis internet seperti yang terdapat dalam teori Computer
Mediated Communications (CMC) yaitu penggunaan video konfrensi (video
conference) yang merupakan media kaya dari teori kekayaan media atau Media
Richness Theory.
8
Mengacu pada permasalahan tersebut, maka rumusan masalah pokok pada
penelitian ini adalah;
1. Bagaimana startegi customer relations PT Mandiri Cipta Sejahtera pada
masa pandemi COVID-19
2. Bagaimana penggunaan video conference dengan aplikasi Zoom Cloud
Meeting sebagai kekayaan media (Media Richness) dalam strategi customer
relations PT. Mandiri Cipta Sejahtera pada masa Pandemi COVID-19 ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut;
1. Mengetahui dan mendeskripsikan startegi customer relations PT
Mandiri Cipta Sejahtera pada masa Pandemi COVID-19
2. Mengetahui dan mendeskripsikan penggunaan video conference
dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting sebagai Kekayaan Media (Media
Richness) dalam strategi customer relations PT. Mandiri Cipta
Sejahtera pada masa pandemic COVID-19
1.4 Manfaat dan Kegunaan
1. Aspek teoritis (keilmuan)
Penelitian ini merupakan implementasi antara konsep strategi customer
relations dengan teori kekayaan media dengan maksud untuk
mengetahui startegi customer relations yang terdiri dari empat tahapan,
yaitu pengumpulan fakta, perencanaan dan program, menjalankan
program, tindakan, dan komunikasi, serta evaluasi, diharapkan dapat
diterapkan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera pada masa pandemi
COVID-19 dengan menggunakan video konfrensi yaitu Zoom Cloud
Meeting, serta diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi bagi
perkembangan teori komunikasi dengan menggunakan media sebagai
bagian dari kekayaan media.
2. Aspek praktis
Memberikan gambaran mengenai strategi customer relations yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan pada masa pandemic COVID-19.
9
Selain itu diharapkan hasil dari dapat menambah literature ilmiah terkait
dengan penelitian komunikasi.
10
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
2.1 Paradigma Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan Paradigma Postpositivist sebagai
landasannya. Menurut Popper (Ronda, 2018:11) “Postpositivisme ialah paradigma
dari sebuah pengetahuan yang mempunyai pandangan tentang realitas benar nyata
dan seperti hukum alam. Tetapi, manusia tidak harus senantiasa untuk mendapatkan
kebenaran seandainya senantiasa berjarak, serta tidak melibatkan dengan
kenyataannya. Sehingga, seorang yang melakukan penelitian dirasa penting untuk
mengerjakan sebuah interaksi”.
Selanjutnya Ronda (Ronda, 2018:11) menyatakan bahwa, “Paradigma
tersebut pada intinya akan melakukan perbaikan dari lemahnya positivisme sampai
banyak pendapat yang mengklasifikasikan paradigma ini sebagai kritik terhadap
positivisme. Akan tetapi postpositivisme cenderung lebih diklasifikasikan sebagai
penelitian yang menonjol bersifat objektif.”
Bogdan dan Biklen (2010:2-4) berpendapat tentang keunikan dari
penelitian kualitatif (post-positivism) menurut memiliki ciri sebagai berikut:
1. Naturalistik
yaitu memiliki beground actual tentang sumber secara langsung pada data
sedangkan peneliti sebagai instrument kunci.
2. Data deskriptif.
Data yang diperoleh harus dideskripsikan dan lebih dari kata-kata dari
angka-angka yang dijelaskan namun menyediakan bukti seperti foto,
video, rekaman dokumen pribadi, catatan.
3. Berurusan dengan proses
artinya peneliti lebih beronsentrasi dalam prosesnya tidak hanya pada hasil
atau produknya.
Peneliti bersama-sama mengalami proses alamiah bukan settingan seperti
kuantitatif. Semua proses itu alami dialami oleh peneliti, dan key person
atau informan.
11
4. Induktif.
Kualitatif menganalisis data cenderung induktif yaitu dari khusus ke
umum. Mereka tidak merumuskan hipotesis apakah diterima atau ditolak.
Perumusan masalah itu ditemukan dari bawah ke atas artinya dari objek
penelitian yang akan memberikan penelitian masalah yang sesungguhnya.
Pernyataan khusus itulah yang akan dikembangkan oleh peneliti yang
pernyataan umum yang lebih luas dipahami. Arah penelitian bagi peneliti
kualitatif akan tampak setelah mengumpulkan datanya. Dengan kata lain
membangkitkan datanya dari data yang diperoleh melalui suatu proses.
5. Makna.
Pencarian peneliti kualitatif berujung pada makna yang mendalam dan
bukan generalisasi. Peneliti menemukan makna melalui proses alamiah
yang terjadi sehingga menemukan makna dari apa yang terjadi sebagai
objek yang diteliti.
2.2 Penelitian terdahulu
Literatur yang menjadi acuan pustaka sebagai komparasi akan keunikan dan
otentiknya penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
PENELITIAN TERDAHULU
No. Penelitian
terdahulu
Judul
Penelitian Tujuan Teori Metode Hasil Penelitian
1. Rusman
Hadi
Syahputra
dan Gati
Dwi
Yuliana
Jurnal
Komunika
si
Indonesia,
Volume V
Nomor 2
Oktober
2016
(Syahputra
dan
Yuliana,
2016)
(Syahputra
dan
Komunikasi
Homoseksua
l Berbasis
Teknologi
Penelitian ini
ingin
mengetahui
pola
komunikasi
antarpribadi
yang terjadi di
situs jaringan
sosial oleh
kaum gay
sebagai
pengguna
aplikasi
Jack’D.
Penelitian
ini
menggunaka
n dua konsep
sebagai
landasan
teoritisnya,
yaitu
Computer
Mediated
Communicat
ion (CMC)
dan Social
Information
Processing
Theory (SIP)
Paradigma
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini adalah
konstruktiv
isme
dengan
pendekatan
penelitian
kualitatif.
jenis
penelitian
ini adalah
deskriptif
dengan
unit
analisisnya
individu
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa kaum gay
memiliki tujuan
dan caranya
masing-masing
ketika
menggunakan
aplikasi Jack’D
guna memenuhi
kebutuhan
pribadinya
masing-masing.
Sehingga tidak
dapat dipungkiri
bila komunikasi
termediasi
memiliki peranan
untuk
menghubungkan
12
PENELITIAN TERDAHULU
No. Penelitian
terdahulu
Judul
Penelitian Tujuan Teori Metode Hasil Penelitian
Yuliana,
2020)
yaitu kaum
gay yang
mengguna
kan
aplikasi
Jack’D.
Disain
penelitian
yang
digunakan
pada
penelitian
ini adalah
studi
kasus.
kaum gay dengan
sesamanya.
Dengan catatan
komunikasi
termediasi ini
harus dilakukan
pada banyak
platform untuk
menunjang
perkembangan
suatu hubungan.
Namun,
komunikasi
interpersonal
secara tatap muka
tetap menjadi
pencapaian akhir
perkembangan
suatu hubungan kaum gay.
2. Windra
Irawan
TESIS
Universitas
Indonesia
Fakultas
Ilmu Sosial
Dan Ilmu
Politik
Departeme
n Ilmu
Komunika
si
Jakarta
Juli 2013
(Irawan,
2015)
(Irawan,
2015)
Kekayaan
Media
(Media
Richness),
Penerimaan
Pengguna
(User
Acceptance)
Dan
Kehadiran
Sosial
Bersama
(Social
Copresence)
Pada video
conference
tiga konsep
teori yang
melihat dari
sisi-sisi yang
berbeda
terhadap
sebuah
teknologi
komunikasi.
Ketiganya
diharapkan
mampu
membaca
perkembangan
teknologi
seperti video
converence
untuk
mempunyai
nuansa sosial
berupa
keterhubungan
dengan
sesamanya
dalam
interaksi
termediasi
dengan
kekayaan dan
penerimaan
pengguna
terhadapnya
Persepsi
tentang
kekayaan
media
(media
richness),
penerimaan
pengguna
(user
acceptance)
terhadap
teknologi
dan
kehadiran
bersama
sosial (social
copresence)
pendekatan
kuantitatif
dengan
paradigma
positivis
dengan
mengguna
kan jenis
penelitian
ini adalah
eksplantif
Pengumpul
an data
dalam
penelitian
ini
mengguna
kan dua
jenis data,
yaitu: data
primer dan
data
sekunder
persepsi
responden
terhadap
kekayaan dan
penerimaan
pengguna video
conference cukup
tinggi.
Sedangkan,
kehadiran sosial
bersama dalam
komunikasi video
conference berada
ditingkat persepsi
sedang. Ketika
kekayaan media
dan penerimaan
pengguna
dihubungkan
ditemukan
korelasi sedang
dengan kontribusi
signifikan. Hal
yang sama juga
ketika dilakukan
terhadap
kekayaan media
dan penerimaan
pengguna yang
menjadi variabel
independen
terhadap
kehadiran
bersama sosial
13
PENELITIAN TERDAHULU
No. Penelitian
terdahulu
Judul
Penelitian Tujuan Teori Metode Hasil Penelitian
sebagai variabel
dependen.
Hubungan yang
ditemukan adalah
moderate dan
kontribusi
signifikan
diberikan dua
variabel
independen
tersebut kepada
variabel
dependen.
Meskipun
demikian dapat
simpulkan bahwa
semakin tinggi
kekayaan media
dan penerimaan
pengguna maka
semakin tinggi
kehadiran
bersama sosial
dalam komunikasi
bermedia video conference.
3. Dwiana
Rachmade
wi
Puspitanin
grum; Prita
Laura;
Irwansyah
Jurnal
Communic
ology
Vol.8
(No.2) :
hal. 227 -
237 Th.
2020
(Puspitanin
grum dan
Prita,
2020)
Teori
Kekayaan
Media dalam
Penggunaan
Media Sosial
Sebagai
Media
Komunikasi
Pejabat
Publik: Studi
Kasus
Gerakan
Blokir Akun
Twitter Juru
Bicara
Presiden
Tujuan
penelitian ini
ingin
mengupas
lebih jauh
kekayaan
media Twitter
sebagai sarana
komunikasi
pejabat publik,
berikut segala
fiturnya.
Apakah
merupakan
media yang
tepat untuk
komunikasi
pejabat
publik? Meski
begitu, Twitter
juga memiliki
banyak
kelebihan
untuk
mendukung
political
public
Teori
kekayaan
media
dikemukaka
n oleh Daft
dan Lengel
Subjek yang
diteliti
adalah
twitter di
mana
fokusnya
terletak pada
Gerakan
blokir akun
juru bicara
presiden
penelitian
kualitatif
dengan
metode
studi
kasus.
Hasil penelitian
ini menemukan
media Twitter
adalah media
yang tepat
digunakan oleh
pejabat publik di
era digital, namun
penggunaan fitur
blokir di twitter
wajib dihindari
oleh pejabat
publik karena
melanggar hak
dasar
konstitusional
warga negara.
14
PENELITIAN TERDAHULU
No. Penelitian
terdahulu
Judul
Penelitian Tujuan Teori Metode Hasil Penelitian
relation,
seperti
mendukung E-
goverment,
lebih dekat
dengan
masyarakat,
menyediakan
opsi umpan
balik yang
beragam,
kecepatan
informasi dan
lain
sebagainya.
4. Risma
Dian Atika
Jurnal
Online
Mahasiswa
(JOM)
Bidang Ilmu
Sosial dan
Ilmu Politik
Vol 1, No 1
(Atika dan
Nurjanah,
2014)
Strateg
Relations
Dalam
Meningkatka
n Kepuasan
Pelanggan
Pada Hotel
Dyan Graha
Pekanbaru
untuk
mengetahui
strategi
pelanggan
relations yang
digunakan
dalam
meningkatkan
kepuasan
pelanggan
Hotel Dyan
Graha
Pekanbaru
sehingga
strategi
customer relations di
Hotel Dyan
Graha dapat
terwujud, dan
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
strategi
customer relations pada
Hotel Dyan
Graha
Pekanbaru
melukiskan
dan
menerangka
n fakta, alur
analisisnya
mengacu
pada format
strategi
customer relations
sebagai arah
penelitian.
Customer
Relations dengan
menggunaka
n teori
Komunikasi
Two Ways
Symetrical
oleh Grunig
Metode
penelitian
kualitatif
dengan
analisis
dekriptif.
data
dikumpulk
an dengan
beberapa
teknik
pengumpul
an data
kualitatif,
yaitu
wawancara
, observasi
dan
dokumenta
si.
Pemilihan
informan
mengguna
kan teknik
Purposive
Sampling .
Dari penelitian
yang telah
dilakukan terdapat
serangkaian
proses dalam
penentuan
analisis situasi
strategi,
perencanaan
program, tindakan
dan komunikasi
dan evaluasi.
Sementara
Strategi yang
digunakan untuk
meningkatkan
kepuasan
pelanggan adalah
dengan family
gathering,
program sosial
tanggung jawab
dan program
promosi.
Selanjutnya
penulis
menemukan
beberapa faktor
Menurut analisis
SWOT kekuatan
hubungan
pelanggan seperti
persaingan hotel,
harga bersaing,
fasilitas kurang
lengkap dan
pelayanan yang kurang
15
PENELITIAN TERDAHULU
No. Penelitian
terdahulu
Judul
Penelitian Tujuan Teori Metode Hasil Penelitian
memuaskan.
Selagi
Faktor
kelemahannya
adalah penawaran
promo, promosi
melalui media,
sarana
komunikasi,
kerjasama dengan
perusahaan lain,
dan lokasi
5 Yanuar
Putu
Gunarko,
Armaini
Lubis
Vol 4 No
02 (2020):
PANTAR
EI
(Gunarko
dan Lubis,
2020)
StrategiCus
tomer Relations
Singapore
Airlines
Dalam
Meningkatka
n Pelayanan
Prima
Kepada
Pelanggan
Anggota
Krisflye
bertujuan
untuk
mengkaji
strategi
hubungan
dengan
pelanggan
yang
digunakan
oleh
Singapore
Airlines
Konsep
Pelayanan
Prima dari
Atep Adya
Barata
mengemban
gkan
budaya
pelayanan
prima
berdasarkan
pada A6
yaitu
mengemban
gkan
pelayanan
prima
dengan
menyelarask
an
faktor–faktor
Ability
(Kemampua
n),
Attitude
(Sikap),
Appearance
(Penampilan
), Attention
(Perhatian),
Action
(Tindakkan),
dan
Accountabili
ty
(Tanggung
Jawab).
Peneliti
menyimpul
kan bahwa
paradigma
post–
positivism,
pendekatan
pelenilitan
kualitatif
dan
metode
penelitia
deskriptif
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa
Hubungan
pelanggan
Singapore
Airlines telah
menerapkan
konsep A6, yaitu
kemampuan
diwakili oleh
kemampuan
profesional
petugas hubungan
pelanggan.
petugas hubungan
pelanggan
membuat
pelanggan merasa
seperti di rumah
sendiri, Tindakan
atau tindakan
yang diambil
dalam menangani
masalah dan
Akuntabilitas,
yaitu bentuk
pertanggungjawab
an dalam
menanggapi
pengaduan, tetapi
pada intinya
Tanggung jawab
(Akuntabilitas)
perlu ada
peningkatan
karena adanya
keluhan dari
infrastruktur
Belum ada
inovasi yang
dilakukan agar
16
PENELITIAN TERDAHULU
No. Penelitian
terdahulu
Judul
Penelitian Tujuan Teori Metode Hasil Penelitian
Customer relation dapat
sepenuhnya
bertanggung
jawab
untuk mencapai
harapan pelanggan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rusman Hadi Syahputra dan Gati Dwi
Yuliana berjudul ”Komunikasi Homoseksual Berbasis Teknologi” mempunyai
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu menggunakan teori
dari Computer Mediated Communication , akan tetapi perbedaan di dalam
penelitian ini menggunakan konsep dari Social Information Processing Theory
(SIP), sedangkan pada penelitian yang dilakukan penulis adalah menggunakan
Teori Kekayaan Media (Media Richness Theory) yang disampaikan oleh Daft dan
Lengel.
Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Windra Irawan, dengan
judul penelitian “Kekayaan Media (Media Richness), Penerimaan Pengguna (User
Acceptance) Dan Kehadiran Sosial Bersama (Social Copresence) Padavideo
conference”, mempunyai kesamaan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti,
yaitu berpijak pada Teori Kekayaan Media, hanya saja dalam penelitian ini
menggunakan penerimaan pengguna (user acceptance) terhadap teknologi dan
kehadiran bersama sosial (social copresence) sedangkan pada penelitian yang
dilakukan oleh penulis terfokus pada penggunaan video conference yang
merupakan media kaya dalam Teori Kekayaan Media.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Dwiana Rachmadewi
Puspitaningrum, Prita Laura, dan Irwansyah dengan judul “Teori Kekayaan Media
dalam Penggunaan Media Sosial Twitter Sebagai Media Komunikasi Pejabat
Publik: Studi Kasus Gerakan Blokir Akun Twitter Juru Bicara Presiden”,
mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilkakukan oleh penulis, yaitu
menggunakan Teori Kekayaan Media (Media Richness Theory), sedangkan letak
perbedaannya adalah pada penelitian tersebut terletak pada subjek yang diteliti
adalah twitter dimana fokusnya terletak pada Gerakan blokir akun juru bicara
17
presiden dengan menggunakan teori Penetrasi Sosial, sedangkan dalam penelitian
yang penulis lakukan ini menggunakan Teori Kekayaan Media (Media Richness
Theory) dan subjek yang digunakan adalah video conference dari aplikasi Zoom
Coud Meeting.
Kemudian pada penilitian yang dilakukan oleh Risma Dian Atika, dengan
judul “Strategi Customer Relations dalam Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Pada
Hotel Dyan Graha Pekanbaru”, pada penelitian ini pun mempunyai kesamaan yaitu
menngunakan konsep Strategi Customer Relations, sedangkan perbedaan dari
penelitian yang penulis lakukan adalah, pada penelitian yang dilakukan oleh Risma
Dian Atika ini menggunakan teori Komunikasi Two Ways Symetrical oleh Grunig
berbeda dengan penelitian ini, peneliti menggunakan konsep StrategiCustomer
Relations menurut Cutlip.
Pada penelitian terakhir, yaitu yang dilakukan oleh Yanuar Putu Gunarko,
Armaini Lubis, demgan judul penelitian “Strategi Customer Relations Singapore
Airlines Dalam Meningkatkan Pelayanan Prima Kepada Pelanggan Anggota
Krisflye", dan kesamaan pada penelitian ini terletak pada konsep yang diteliti yaitu
Strategi Customer Relations, sedangkan perbedaan terletak pada penelitian yang
dilakukan oleh Yanuar Putu Gunarko, dkk ini menggunakan Konsep Pelayanan
Prima dari Atep Adya Barata yaitu dengan melakukan pengembangan sebuah
budaya dari pelayanan prima sesuai dengan A6 ialah pengembangan pelayanan
prima disertai penyelarasan dari factor-faktor Ability (Kemampuan), Attitude
(Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakkan), dan
Accountability (Tanggung Jawab), hal ini jelas berbeda dengan yang penulis
lakukan dalam penelitian ini, dimana pada penilitian ini penulis menggunakan
konsep Strategi Customer Relations yang dikemukakan oleh Cutlip.
Kesimpulan dari kelima penelitian diatas, adalah dengan membandingkan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka pada penelitian ini mempunyai
keunikan tersendiri, selain mengangkat teori dari Kekayaan Media (Media Richness
Theory) yang merupakan salah satu teori yang ada dalam teori Computer Mediated
Communications (CMC), yaitu penggunaan video conference pada aplikasi Zoom
Cloud Meeting yang digunakan sebagai strategi Custommer Relations.
18
2.3 Tinjauan Teori Dan Konsep Kunci
2.3.1 Hubungan antara Public Relations dengan Costomer Relations
(Hubungan Pelanggan)
Sebelum membahas tentang Customer Relations, maka penulis akan
menguraikan terlebih dahulu mengenai kegiatan dari Public Relations dimana
dalam setiap kegiatannya tersebut didalamnya terdapat kegiatan customer relations,
atau dapat dikatakan customer relations yaitu wujud dari kegiatan Public
Relations.
Cutlip, Center dan Brown yang dikutip oleh Soemirat dan Ardianto
(Suminar, Soemirat, dan Ardianto, 2015) menyatakan bawa “Public Relations yaitu
peran dari suatu administrasi sebagai langkah khusus untuk memberikan dukungan
hingga terciptanya pengertian satu sama lainnya dalam berkomunikasi, memahami,
menerima serta bekerjasama yang terjadi diantara sebuah organisasi dengan
berbagai publiknya”.
Kutipan di atas dapat diartikan bahwa dalam melaksanakan kegiatannya,
komunikasi yang digunakan oleh Public Relations adalah untuk menginformasikan,
mempengaruhi juga menggunakan pengetahuan agar dapat menjalin hubungan
kerjasama diantara perusahaan dengan publiknya.
Sasaran dari Public Relations yang berhubungan dengan publiknya, maka
Effendy (2006:135) menyatakan bahwa sasaran Public Relations adalah “Tujuan
dari komunikasi manajemen. Sebagai usaha untuk mencapai apa yang akan dituju
oleh manajemen dengan cara yang efektif, orang-orang yang merupakan tujuan dari
public relations terbagi menjadi dua bagian kelompok yang besar, yaitu yang
disebut kelompok/masyarakat dalam (internal public) adalah sebuah kelompok
masyarakat yang melakukan kegiatan dalam sebuah perusahaan, dan pada
umumnya ialah sebagai karyawan, kemudian kelompok/masyarakat yang berada
pada bagian luar (eksternal public) yaitu mereka yang posisinya berada di luar
perusahaan, akan tetapi mempunyai keterkaitan dengan perusahaan”.
Berdasakan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
kegiatan Public Relations, mempunyai tujuan pada setiap perusahaan yang
kemudian dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu public internal dan juga public
eksternal, dimana dalam Publik Internal yang merupakan karyawan serta bagian
19
penting perusahaan atau stake holder dari perusahaan tersebut, sedangkan untuk
public eksternal yaitu merupakan masyarakat yang berada di luar dari perusahaan
namun mempunyai keterkaitan dengan perusahaan.
Kegiatan yang dilakukan oleh eksternal Public Relations, menurut Effendy
(2010) dapat dibagi kedalam beberapa kegiatan, yaitu:
1. Kegiatan yang berhubungan dengan pelanggan (Customer relations),
keberhasilan yang akan diperoleh dalam suatu perusahaan ialah
mendapatkan sebuah pelanggan, sehingga perusahaan harus dapat
“memegang” para pelanggannya dengan baik, yaitu menggunakan cara
melaksanakan komunikasi, baik menggunakan cara publisitas dan juga
dengan cara beriklan.
2. Kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan masyarakat sekitar
(community relations), dimana dalam hubungan dengan lingkungan
masyarakat sekitar selalu dibutuhkan.
3. Kegiatan yang berhubungan dengan pihak pemerintah (government
relations,) dalam hal ini perusahaan dapat melakukan pembinaan
dengan pemerintah yaitu dengan cara komunikasi yang selalu
dipertahankan dengan baik, karena akan melancarkan kegiatan
eksternal publik relations, khususnya apabila mengalami berbagai
permasalahan, maka akan mudah terpecahkan dikarenakan hubungan
yang terjalin dengan baik telah terpelihara sejak awal.
4. Kegiatan yang berhubungan dengan pihak pers (press relations), yang
dimaksud dengan pers yaitu dapat diartikan secara luas, yaitu semua
yang berhubungan dengan media massa. Dimana hubungan tersebut
selalu terpelihara dengan baik maka akan dapat memudahkan dan
melancarkan publikasi.
Berdasarkan empat kegiatan ekternal tersebut diatas, terdapat kegiatan
Customer Relations atau hubungan yang dilakukan oleh perusahaan dengan
pelanggan, yaitu salah satunya menggunakan komunikasi.
Kegiatan Public Relations tetap dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera
namun pada perusahaan tersebut tidak memliki bidang khusus/ divisi khusus Public
Relations, sehingga dalam beberapa kegiatan Public Relations, seperti pada
20
kegiatan membina hubungan dengan pelanggan atau Customer Relations, dan
dalam kegiatannya tersebut dilakukan oleh bagian Marketing dengan dibantu oleh
Supervisor khusus untuk Eksternal.
2.3.2 Customer Relations
Pekerjaan dari Public Relations dalam melakukan hubungan yang baik
dengan masyarakat pada bagian luar instansi atau kegiatan eksternal relations, yang
bertujuan untuk mencari dukungan dari luar instansi, diantaranya adalah kegiatan
yang melakukan hubungan dengan pelanggan atau Customer Relations.
Berdasarkan suku katanya, Customer Relations merupakan dua kata yang
digabung, yaitu customer dan relations. Kata dari Customer diterjemahkan
menggunakan bahasa Indonesia yaitu pelanggan, sedangkan Relations dalam
bahasa Indonesia berarti hubungan dalam dalam bentuk yang jamak, maka
Customer Relations mempunyai arti berbagai hubungan yang dilakukan oleh
perusahaan dengan para pelanggannya.
1. Definisi Pelanggan (Customer)
Menurut Kumar dan Reinsrtz (2018 : 2) “The patron idea is the
behavior of all advertising sports with the notion that the character
patron is the critical unit of evaluation and action”) (Konsep pelanggan
adalah pelaksanaan semua aktivitas pemasaran dengan keyakinan bahwa
pelanggan individu adalah unit sentral dari analisis dan tindakan”).
Pada saat kegiatan yang dilakukan pemasaran difokuskan pada
pelanggan individu, maka hubungan interaktif dapat dilakukan oleh
perusahaan dengan pelanggan yaitu membangun suatu hubungan yang
baik dan kemudian pelanggan akan melakukan feedback serta me-review
produk perusahaan.
Pelanggan diklasifikasikan menjadi beberapa jenis oleh
manajemen yang pada umumnya agar dapat memudahkan pengelolaan
dalam melaksanakan manajemen serta dapat memudahkan strategi dalam
mempengaruhi dan mempertahankan pelanggan. Kategori pelanggan
menurut Kasmir (2018:102) pada umumnya dibagi ke dalam tiga kriteria
besar, yaitu:
21
a. Pelanggan Baru:
Pelanggan baru merupakan pelanggan yang datang pertama ke
perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi atau
untuk melakukan transaksi. Sebuah Instansi memberikan sebutan
pelanggan yang datang dan transaksi pun belum dilakukannya
maka disebut sebagai calon pelanggan. Apabila karyawan dalam
sebuah instansi melakukan sambutan pada calon pelanggan dengan
menjalankan pelayanan yang terbaik, akan membuat kemungkinan
besar pelanggan tersebut untuk melakukan transaksi dengan
membeli produk atau jasa instansi tersebut. Apa yang dilakukan
oleh instansi tersebut merupakan strategi agar calon pelanggan
ingin melakukan transaksi serta mengulanginya dan menjadikan
pelanggan yang dapat menguntungkan bagi instansi tersebut.
b. Pelanggan Biasa (Sekunder)
Pelanggan biasa merupakan pelanggan yang telah dan pernah
melaksanakan transaksi serta berhubungan dengan instansi, namun
pada pelanggan biasa ini datang hanya satu kali dan juga tidak
melakukan transaksi dengan berlanjut, jumlah transaksi yang
dilakukannya dan juga kedatangan belum begitu sering. Kondisi
dari pelanggan yang demikian perlu untuk ditanggapi dengan cara
yang baik supaya mereka dapat menambah volume dalam kegiatan
bertransaksi pada berikutnya. Pentingnya instansi untuk
melakukan pelayanan dengan baik pada pelanggan sekunder, sebab
pelanggan demikian riskan untuk pindah pada perusahaan lainnya
yang sudah melakukan penawaran yang lebih baik.
c. Pelanggan Utama (Primer)
Pelanggan utama merupakan pelanggan yang telah seringkali
melakukan hubungan dengan instansi secara simultan. Perlunya
instansi untuk menjaga hubungan dengan baik pada pelanggan
utamanya supaya tidak pindah ke instansi pesaing, sebab pada
umumnya pelanggan utama akan mendatangkan keuntungan yang
khusus bagi sebuah instansi, contohnya memberikan testimoni atau
22
pengakuan akan pengalamannya pada orang lain. Pelanggan utama
dianggap telah pantas untuk mendapatkan fasilitas lebih
dibandingkan pelanggan biasa, contohnya pemberian hadiah,
potongan harga serta pelayanan yang khusus.
Perusahaan akan menyerahkan pada divisi yang memang
melakukan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan jalinan serta
menjaga hubungan yang baik antara perusahaan dengan pihak
pelanggannya agar tetap loyal pada perusahaan kemudian perusahaan
pun akan memenuhi apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya ataupun
menyelesaikan dan mencari jalan keluar dari keluhan pelanggannya.
2. Definisi Customer Relations
Customer relations menurut Morissan (2010) yaitu “semua kegiatan
yang dikerjakan oleh perusahaan guna memelihara hubungan dengan
konsumen yang telah dimiliki atau konsumen yang merupakan
pelanggan setia. Customer relations mempunyai fokus dalam dua bagian,
yaitu melakukan pengelolaan dengan konsumen yang telah dimiliki
sebelumnya (customer retentions) serta melakukan pencarian untuk
calon pelanggan (customer acquisition). Perusahaan akan
mempertahankan konsumen yang sudah dimiliki sebelumnya akan
tercapai dengan melalui kepuasan dari konsumen secara jangka panjang
yaitu dengan menciptakan nilai pada konsumen (customer value). Sebab
itu, bila konsumen merasakan telah mendapatkan penilaian tersebut,
maka konsumen tersebut akan memberikan balasan pada organisasi yaitu
dalam bentuk loyalitas atau kesetiaan”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa guna mencapai
kepuasan dalam setiap pelanggan, perusahaan harus memberikan sebuah
penawaran yang bernilai, selain menciptakan kepuasan pada setiap
pelanggannya sebagai tujuan yang terpenting dari customer relations
yaitu menciptakan dan juga melakukan hubungan yang baik tetap terjaga
terhadap pelanggannya pada masa yang lama, dan kondisi seperti ini
23
tidak akan terjalin dengan baik bila tidak ada saling percaya antara
keduabelah pihak.
Hubungan dengan konsumen menurut Brown dan kawan-kawan
dalam Gaffar (2007) “Jalinan atau hubungan dengan konsumen
(customer relations) adalah suatu langkah untuk memperoleh,
memelihara serta melakukan pengembangan dari pelanggan yang
memberikan keuntungan, juga membutuhkan suatu perhatian yang jelas
pada kelengkapan dari sebuah jasa yang bisa menghasilkan sebuah
penilaian kepada konsumen sehingga memperoleh konsumen yang
mempunyai loyalitas”. (Sari dan Irawan, 2020)
Customer relations dapat diartikan sebagai cara yang baru untuk
melibatkan pelanggan pada instansi. Customer relations juga
mempunyai tujuan sebagai cara untuk membuat pelanggan menjadi loyal
atau setia dan juga mempunyai komitmen pada produk dan jasa yang
dihasilkan setiap perusahaan. Setiap aktivitas customer relations dalam
suatu perusahaan diupayakan untuk mempertahankan kesetiaan pada
setiap pelanggannya.
Tujuan dari customer relations menurut Ruslan (2010:294),
“melakukan pertahanan terhadap pelanggan, melakukan ketertarikan
untuk konsumen yang baru, memasarkan produk atau fasilitas yang baru,
serta untuk menanggapi keluhan, dan melakukan pengurangan biaya”.
Sebuah perusahaan melakukan hubungan dengan pelanggan atau
customer relations berdasarkan pendapat dari Ruslan tersebut diatas
sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini, yaitu tujuan customer
relations dalam mempertahankan pelanggan dan kecepatan dalam
penanganan keluhan.
Fungsi dari customer relations menurut Ruslan (2010)
yaitu,“customer relations mempunyai fungsi sebagai bagian yang
integral dan melekat dalam kelembagaan organisasi. Customer relations
mempunyai keterkaitan secara lurus dengan fungsi top manajemen”.
Penjelasan tentang fungsi dari customer relations diatas menitik
beratkan pada fungsi top manajemen, karena dalam fungsinya customer
24
relations mempunyai keterikatan dengan kelembagaan atau perusahaan
itu sendiri.
Fungsi customer relations menurut Cutlip dan Centre, and Canfield
dalam (Ruslan, 2010) dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Sebagai penunjang kegiatan utama dari manajemen untuk meraih
tujuan bersama (peranan tidak terlepas pada manajmen dari suatu
perusahaan).
2. Melakukan pembinaan dalam melakukan hubungan yang baik antara
perusahaan dengan khalayaknya yang merupakan masyarakat
sasarannya.
3. Melakukan identifikasi semua yang ada kaitan dengan pendapat,
pemikiran, serta respon dari masyarakat terhadap perusahaan yang
menjadi wakilnya, juga kebalikannya.
4. Melakukan pelayanan dari apa yang diinginkan publiknya serta
melakukan sebuah saran dan ide pada pemimpin dari suatu
perusahaan untuk kepentingan bersama dan juga tujuan bersama.
5. Melakukan komunikasi dua arah secara berbalasan, serta
menentukan alurnya sebuah informasi, pemberitaan juga perintah
dari perusahaan pada masyarakatnya juga kebalikannya dengan
tujuan untuk mencapai sebuah citra yang baik untuk kedua pihak.
Perencanaan dari kegiatan customer Relations menurut Tjiptono
(2008 :233) yang ingin dilakukan oleh organisasi dengan tujuan untuk
menghimpun beberapa informasi dari berkas-berkas dalam melakukan
pembuatan program komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam
meraih target yang telah ditentukan sesuai dengan data dan juga
kenyataan yang ada.
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari beberapa pendapat
mengenai customer relations adalah suatu kegiatan eksternal dari Public
Relations dan dalam kegiatannya merupakan sebuah proses yang
dilakukan dalam berhubungan dengan baik guna mendapatkan,
mempertahankan juga mengembangkan pelanggan dari sebuah
25
perusahaan dengan tujuan untuk dapat menghasilkan suatu loyalitas
pelanggan pada perusahaan.
Konsep utama dari customer relations menurut Saleh (2012:52)
adalah “Menciptakan sebuah nilai dari konsumen dengan tujuan selain
untuk mencapai maksimal dari penghasilan, tetapi keunggulan yang
bersaing. Keunggulan yang bersaing selain didasarkan dari harga juga
kemampuan dari sebuah provider dalam menolong konsumen
memperoleh nilai bagi mereka dan melakukan pembinaan hubungan
yang panjang. Menjalin hubungan baik dengan konsumen menjadikan
suatu hal yang teramat penting. Pada suatu proses manajemen
sebelumnya dengan pelanggan lebih banyak ditujukan untuk kegiatan
promosi, namun sekarang sebuah organisasi lebih dititikberatkan pada
konsumen”.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah saat ini perusahaan tidak
hanya melakukan penjualan dalam bentuk barang ataupun sebuah jasa
saja tetapi harus dapat memberikan peningkatan dalam hubungan dengan
pelanggan pada masa yang lama dan hal ini dapat meningkatkan
pendapatan dari suatu perusahaan. Sebuah perusahaan akan dituntut agar
dapat memberikan pemahaman akan apa yang diinginkan dan
dibutuhkan oleh pelanggan yang masih belum dapat terpenuhi. Sehingga
penjual wajib untuk memiliki kemampuan dalam melakukan negoisasi
dengan menggunakan syarat-syarat dalam penjualan.
2.3.3 Strategi Customer Relations
Kata dari strategi diambil dari bahasa Yunani, yaitu memeliki arti strategos
dan mempunyai kata jamak ialah strategi, yang memiliki makna yaitu cara. (Alex,
2005).
Strategi menurut Argys, dkk dalam (Rangkuti, 2009:4), adalah “tindakan
yang dilakukan dengan cara berkelanjutan ataupun adaptif untuk dijadikan sebagai
kesempatan serta sebuah ancaman eksternal juga kekuatan dan kelemahan internal
yang bisa berpengaruh pada suatu organisasi”.
Strategi pada suatu organisasi menjadikan sesuatu hal yang teramat penting
sebagai salah satu cara guna mencapai suatu tujuan hingga tercapainya visi dan misi
26
perusahaan. Strategi juga sebagai langkah untuk mencapai apa yang menjadi tujuan
jangka panjang dalam suatu perusahaan dengan ditentukan oleh hasil dari analisis
suatu situasi yang dilaksanakan menggunakan suatu tindakan khusus. Seperti
halnya yang diungkapkan oleh Effendy (2015) yang menyatakan bahwa “strategi
merupakan kegiatan dalam sebuah rencana dan manajemen guna meraih rencana
tersebut. Fungsi dari strategi bukanlah digunakan untuk peta jalan sebagai penunjuk
arah saja, akan tetapi harus dapat memberikan petunjuk seperti apa taktik
operasionalnya”.
Guna menciptakan dan meningkatkan kepercayaan dari konsumen dalam
sebuah organisasi atau perusahaan, maka dalam mengelola startegi customer
relations dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, sesusai dengan pendapat dari
Cutlip dalam (Atika dan Nurjanah, 2014) yaitu:
1. Fact-finding
Tahapan ini dimaksudkan guna mencari sebuah kenyataan atau fakta
tentang kondisi dan juga opini publik tentang apa yang dilakukan oleh
perusahaan atau organisasni, yaitu apa saja yang terjadi dan menyebabkan
hambatan atau sebagai penunjang dari kegiatan organisasi itu.
2. Planning and programming
Setelah didapatkan sebuah kenyataan dan fakta yang terjadi pada tahapan
fact finding, maka langkah berikutnya adalah dilakukan sebuah perencanaan
akan tahapan serta perumusan akan sebuah tujuan juga waktu yang terinci
secara kontinyu.
3. Taking action and communicating
Pada tahapan ini merupakan dijalankannya sebuah program, tindakan, serta
komunikasi untuk tercapainya apa yang menjadi tujuan dengan yang sudah
ditentukan. Langkah yang dilakukan pada tahapan ini dapat memperjelas
suatu informasi tentang apa yang harus dilaksanakan, kemudian akan dapat
timbul suatu kesan yang dianggap sangat dibutuhkan dan mempunyai
potensi untuk usaha pemberian dukungan seutuhnya kepada perusahaan.
4. Evaluasi
Tahap ini menjadi suatu bisnis atau aktivitas guna memilih nilai suatu acara
atau aktivitas. Sehingga, guna mengetahui yang mana untuk kebutuhan,
27
yang diinginkan serta yang diharapkan oleh pelanggan dapat terpenuhi dan
memerlukan pengukuran dengan menggunakan beraneka macam metode.
Kesimpulan dari pendapat tersebut, yaitu dalam suatu strategi customer
relations adalah melakukan perencanaan yang strategis diantaranya adalah
Pengumpulan fakta (fact finding), membuat perencanaan dari permasalahan yang
ada (planning), melakukan komunikasi (communication), tahap menjalankan
program, tindakan, dan komunikasi dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan (taking action and communicating) yaitu menjelaskan informasi
mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan, serta melakukan evaluasi
(evaluation).
Kegiatan yang dilakukan seorang Public Relation Officer dalam melakukan
kegiatan customer relations menurut Ruslan (2010), adalah:
1. Melaksanakan pelayanan yang unggul (service oriented) meliputi:
a. pelayanan prima (service off excellence)
b. penanganan keluhan
2. Melakukan hubungan baik dengan pelanggan (good relationship) meliputi:
a. publikasi informasi
b. pemberian penghargaan/reward kepada pelanggan.
Pelayaan prima atau service of excellence itu sendiri menurut Ruslan (2010)
adalah: Suatu tindakan atau cara yang dilakukan dalam customer service
(pelayanan pelanggan) bisa melakukan sebuah pelayanan yang baik terhadap
pelanggan dengan mencari kepuasan. Dalam konsep yang terdapat di dalam
pelayanan prima ini mempunyai beberapa unsur yang utama, yaitu:
1. Kecekatan (cepat)
2. Tepat
3. Ramah,
4. Nyaman
Dari empat bagian tersebut menjadi satu kesatuan dalam sebuah layanan
yang lekat di bidang jasa, maksudnya adalah terdapat pada sebuah layanan jasa
tersebut yang ditujukan kepada pelanggan, dan tidak akan menjadi excellence atau
unggul bila salah satu diantaranya tidak tercapai.
28
Service excellence atau pelayanan prima yaitu bagian terpenting yang wajib
untuk dilakukan oleh banyaknya perusahaan agar selalu bertahan didalam dunia
persaingan pada era saat ini. Sedangkan menurut Saleh dalam (Kadari, 2016)
“Pelayanan prima (service excellence) merupakan suatu apa saja yang dilakukan
perusahaan untuk memberikan apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pihak
customer dengan cara yang sesuai dengan keingingan mereka”.
Untuk kemajuan suatu perusahaan maka diharapkan agar pelanggan dapat
membeli produk atau jasanya, Sehingga perusahaan harus dapat mempertahankan
pelanggan dengan memberikan pelayanan yang baik serta meningkatkan pelayanan
sesuai dengan apa yang dinginkan oleh pelanggannya.
Berdasarkan pendapat diatas, maka apabila dihubungkan dengan penelitian
ini adalah:
1. Pengumpulan fakta (fact finding) yang dilakukan terhadap PT Mandiri
Cipta Sejahtera pada masa pandemic COVID-19 dengan
diberlakukannya kerja dari rumah (WFH), dimana dalam penelitian ini,
penulis harus dapat mencari fakta-fakta yang didapat dari hasil
wawancara berkenaan dengan:
a) Dampak dari pandemic COVID-19 yang memberlakukan bekerja
dari rumah (WFH)
b) Pentingnya perusahaan menjalin hubungan dengan pelanggan, agar
dapat mengetahui seberapa besar pentingnya pelanggan bagi
perusahaan.
c) Permasalahan yang ditimbulkan akibat adanya pendemic lebih
banyak dibandingkan sebelumnya, sehingga peneliti akan
mengetahui perbedaan besarnya permasalahan sebelum dan pada
saat pandemic COVID-19, khususnya dengan diberlakukannya
WFH.
d) Pada saat pandemic seberapa besarnya permasalahan dalam hal
komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan dan sebaliknya.
e) Kepuasan pelanggan merupakan suatu hal yang penting pada suatu
pelayanan dalam suatu perusahaan.
29
2. Membuat perencanaan dan program (planning and programming) dari
permasalahan yang telah didapat melalui Fact Finding, dimana dalam
penelitian ini peneliti mencoba untuk mencari informasi dan data
mengenai rencana dan program yang akan dilakukan oleh perusahaan
dalam mebina hubungan dengan pelanggan pada masa Pandemic
COVID-19 dengan adanya pemberlakuan bekerja dari rumah (WFH),
yaitu:
a) Keluhan dan komplain pelanggan yang diakibatkan pandemic dan
pemberlakuan WFH mengharuskan perusahan untuk membuat
rencana dengan melakukan beberapa langkah atau tahapan dalam
membina hubungan dengan pelanggan.
b) Kebutuhan akan sebuah program khusus dalam menangani semua
permasalahan dengan pelanggan pada saat pandemic khususnya
dalam melakukan komunikasi dengan pelanggan.
3. Melakukan komunikasi serta melakukan tindakan yang tepat sesuai
dengan perencanaan dan program customer relations pada tahap
sebelumnya, sehingga peneliti mencoba untuk mencari informasi
strategi apa yang dilakukan PT Mandiri Cipta Sejahtera dalam
menghadapi berbagai keluhan dan complain dari pelanggan (Taking
action and communicating), yaitu:
a) Tahapan-tahapan pada program dan perencanaan yang dilakukan
oleh perusahaan untuk menjembatani perusahaan dengan
pelanggan, khususnya dalam menangani keluhan dan komplain
dari pelanggan.
b) Bentuk komunikasi yang dianggap tepat oleh perusahaan pada
masa pandemic dan juga untuk menghadapi permasalahan, keluhan
dan komplain dari pelanggan sebagai wujud menjalin hubungan
yang baik antara perusahaan dengan pelanggan.
c) Cara perusahaan yang cepat dalam menangani keluhan dan
permasalahan dengan pelanggan, khususnya pada saat pandemic.
d) Keluhan dan permasalahan pelanggan pada perusahaan yang sering
terjadi pada masa pandemic.
30
e) Pelayanan perusahaan yang dilakukan secara baik (good relations)
terhadap pelanggan, khususnya dalam melakukan komunikasi
antara perusahaan dengan pelanggan pada masa pandemic
COVID-19.
f) Pelayanan yang ramah dilakukan perusahaan pada saat
berkomunikasi dengan pelanggan juga dilakukan selama masa
pandemic? Bagaimana bentuk keramahan yang dilakukan
perusahaan tersebut.
g) Komunikasi yang dilakukan perusahaan dengan pelanggan pada
masa pandemic COVID-19 guna membuat kenyamanan bagi
pelanggannya.
h) Publikasi informasi yang biasa dilakukan oleh perusahaan pada
masa pandemic COVID-19.
i) Pemberian reward yang dilakukan oleh perusahaan terhadap
pelangganya yang loyal dapat dilakukan dan mulai diterapkan.
4. Kemudian yang terakhir adalah mengevaluasi (evaluation) yaitu
menentukan nilai apa saja yang telah dilakukan dalam kegiatan
customer relations PT Mandiri Cipta Sejahtera pada saat pandemic
COVID-19, yaitu: Penilaian yang diperoleh dari hasil pelaksanaan
beberapa langkah yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam
melakukan strategi customer relations dapat berjalan dengan lancer dan
dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik, khususnya dalam
hubungan dengan pelanggan.
2.3.4 Teori Computer Mediated Communications (CMC)
Sebelum membahas Computer Mediated Communication (CMC), yang
menjadi dasar utama pada teori ini adalah jaringan dan adalah jaringan atau internet
dan dapat menghubungi antar komputer yang satu dengan komputer lainnya.
Pendapat yang menyatakan tentang internet adalah Crispin Thurlow
(Thurlow, Lengel, dan Tomic, 2004:28), yaitu“ The net is an nearly worldwide
community connecting hundreds of thousands of computers. Using some of agreed
formats (referred to as protocols), customers are capable of switch data (or files)
from one laptop to the next. ” (internet adalah jaringan global yang dapat
31
terhubungkan pada banyak komputer. Menggunakan beberapa format yang telah
dilakukan kesepakatan (atau biasa disebut dengan protokol), pengguna bisa
melakukan transfer data/file dari komputer yang satu ke komputer yang berikutnya.
Pendapat dari Steven Jones (1995) dalam (Thurlow et al., 2004:29).
“Prefers to speak approximately cybersociety - a time period which possibly
describes higher the manner that verbal exchange mediated via way of means of
the net is all approximately social life: people, interactions, relationships, identities
and communities. It's because of this that we are much less interested by the
generation in step with se, than in its human customers and uses”. (lebih suka
berbicara tentang masyarakat maya – terdapat sebutan yang dapat menggambarkan
cara berkomunikasi dengan menggunakan mediasi internet pada kehidupan seperti
interaksi yang dilakukan dengan orang lain, atau identitas dan juga komunitas,
karena alasan inilah kami kurang tertarik pada teknologi itu sendiri, daripada
pengguna dan penggunaannya).
Hadirnya teknologi baru, maka internet yang telah hadir pada tahun 1990-
an menjadi media massa baru yang tinggi disertai bentuk jaringan dan telpon satelit
dan terhubung pada berbagai komputer, sehingga banyaknya orang yang
mempunyai komputer di belahan dunia dapat terhubungkan dengan cara online,
hanya dengan melakukan klik beberapa kali akan dapat terhubung pada beragam
informasi dan juga hiburan pada seluruh belahan dunia.
Bila pembahasan bagaimana cara memuaskan kebutuhan akan informasi
serta hiburan menggunakan jaringan internet, maka penelitian yang dilakukan oleh
Pala (Permana dan Mahameruaji, 2019), menyatakan bahwa “Mempunyai
keterkaitan antara penggunaan internet akan memakai kategori sosial dari
penggunanya. Keterkaitan tersebut seperti antar aktivitas pada saat menggunakan
internet didalam sebuah pekerjaan yang menggunakan jaringan internet untuk
digunakan sebagai sebuah pendapatan, dan antara sebuah aktivitas yang
menggunakan jaringan internet sebagai penggunaan dalam jenis pekerjaan”.
Pendapat mengenai Jaringan internet pada sebuah komputer juga
dikeluarkan oleh Monavich dalam (Nasrullah, 2016:80) “menjadi suatu interfaces
komputer tidak hanya medium yang dapat menghubungi seseorang, ataupun hanya
mesin didalam jaringan informasi pada internet, namun telah dijadikan sebagai
32
budaya yang mengatur bagaimana seseorang melaksanakan koneksi dengan
digunakannya sebuah jaringan informasi atau menghubungkan bermacam data
pada internet”.
Sehingga bila melihat pada penjelasan diatas dapat dinyatakan bahwa
adanya jaringan internet bisa menghubungkan antar komputer satu dengan
komputer lainnya tanpa mempermasalahkan jauh dan dekatnya sehingga dapat
memudahkan berbagai kegiatan dan aktivitas dalam hal berbagi informasi.
Komputer yang diungkapkan oleh Turkle tidak pada konteks peralatan
(tool) saja, namun menjadi bagian dari kehidupan sosial serta psikologis yang
mempengaruhi kesadaran pada masyarakatnya. Komputer tidak hanya
mempercepat suatu perubahan dalam kehidupan,akan tetapi dalam pola berfikir;
yang pada publikasi terakhirnya, Turkle (2011) mengenalkan periode “alone
together” sebagai realitas kebutuhan seseorang pada alat-alat berteknologi
dibandingkan dengan menyandarkan kebutuhan, contohnya hubungan dengan
individu lain. Tesis Turkle ini sebagai diskursus yang panjang pada mengkaji
identitas online (apakah menempati posisi selesainya identitas personal dan
identitas social), bahkan majalah The New Yorker dalam edisi Juli 1993
mempublikasikan karikatur Peter Steiner yang mendeskripsikan bagaimana
sebenarnya bukti diri itu bermain-main pada dunia siber menggunakan identitas
diri deengan berbagai diri. Kekhawatiran mengenai ketidakmampuan insan secara
sadar pada menempatkan bukti diri konkret dan bukti diri maya, juga terasingnya
manusia sosial dengan menggunakan lingkungan karena merasa “cukup”
berinteraksi pada media komunikasi online. (Nasrullah, 2016:146)
Computer Mediated Communication atau disingkat CMC diartikan dalam
bahasa Indonesia sebagai komunikasi yang menggunakan komputer sebagai
medianya. Komunikasi yang dilakukan dengan mediasi komputer ada sejak
komputer digital elektronik pertama ditemukan berkembang pada tahun 1960
yaitu pada saat pertama kali dimulainya pertukaran email prototype. Pada tahun
1990 an komputer pribadi mulai berkembang pesat sejak mulai digunakan untuk
mengirimkan email, mengobrol serta menjelajah website, hal ini membuat
Computer Mediated and Communications (CMC) mulai diperhatikan oleh
banyaknya dikaji.
33
Konteks dari CMC, komputer bukan hanya sebuah perangkat Personal
Computer (PC) ataupun laptop, melainkan pada keseluruhan alat yang mempunyai
basis komputer, misalnya smarthphone, tablet dan juga jenis lainnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan mediasi menurut Thurlow, dkk
(2004:18), adalah “A medium is some thing via way of means of which, or via which,
an impact is produced. In different words, mediation is in reality the procedure or
way via way of means of which some thing is transmitted – whether or not it‟s a
message, a feeling, a sound, or a ghostly apparition! In the case of conversation,
we‟ve already indicated that conversation is constantly channelled via way of
means of, and structured on, its context for meaning. Communication is
consequently mediated via our interactions with human beings andby way of any
range of various verbal and nonverbal modes. Communication can in no way exist
in a vacuum .” (mediasi hanyalah proses atau cara di mana sesuatu ditransmisikan
– baik sebagai informasi, apa yang dirasakan, suara ataupun penampakan hantu!
Pada permasalahan dalam komunikasi, kami telah menunjukkan bahwa
komunikasi yang selalu disalurkan oleh dan juga mempunyai ketergantungan pada
konteks maknanya. Sehingga komunikasi menggunakan mediasi melalui interaksi
antara kita dengan manusia lain dengan menggunakan banyak mode verbal dan juga
non verbal yang berbeda. Komunikasi tidak akan pernah terjadi pada ruang yang
hampa).
Andrew F. Wood dan Matthew J. Smith (2014:4), telah mengungkapkan
mengenai Teori Computer Mediated Communications (CMC) yaitu sebagai
berikut, “In this section, we start to discover laptop-mediated communique (CMC)
as an integration of laptop era with our regular lives. The subject of CMC research
how human behaviors are maintained or altered with the aid of using change of
data thru machines”. (pada majunya suatu teknologi informasi disaat ini,
merupakan type dari komunikasi yang umum digunakan dengan dihubungkan
menggunakan internet serta perkembangannya sangat cepat sampai pada
penggunaan Computer Mediated Communication (CMC) atau komunikasi yang
bermediasikan internet pada setiap komputernya. Pada tahapan ini Computer
Mediated Communication (CMC) dilihat menjadi bagian dari koalisi teknologi
komputer pada kehidupan manusia setiap harinya).
34
Penggunaan komputer sebagai media dalam menyampaikan pesannya dari
satu orang ke orang lainnya dan bila dibandingkan dengan media face to face (yang
mengirimkan serta memaknai sebuah simbol dengan menggunakan tubuh dan
pemikiran, maka dengan media teknologi sebuah informasi dapat diintepretasikan,
diartikan atupun diimplikasikan menajdi sebuah makna, kata-kata, gesture dan lain
sebagainya pada umumnya digunakan dalam komunikasi face to face, sedangkan
pada media teknologi meliputi email, chat, video call atau pun sistem berbasis
virtual reality lainnya.
Pendapat yang berbeda-beda tentang Computer Mediated Communication
(CMC), terdapat pendapat yang menyatakan bahwa dalam melakukan komunikasi
dengan Computer Mediated Communication (CMC) dianggap kurang mempunyai
sosioemosional bila dibandingkan pada saat melakukan komunikasi tatap muka
atau face to face, sedangkan menurut Berger (2015:707) “semuanya berpulang
dalam penggunaan Computer Mediated Communication (CMC), setiap penggunaan
pola ini mempunyai tujuan yang berlainan dalam penggunaannya dikarenakan
untuk mengupayakan interaksi sosial, akan tetapi terdapat pula bertujuan guna
meminimalkan keterlibatan penggunaan manusia lain”.
Pada teori dasarnya dari CMC menurut Susan Herring (Thurlow et al.,
2004:30), ”In different words, the ones people reading and gaining knowledge of
approximately CMC need to understand if and the way communique is one of a kind
while it‟s mediated with the aid of using the net. Of course, it‟s additionally exciting
to look how styles of communique are being stimulated with the aid of using
different new technology like cell phones and to look, for example, how cellular
communique compares with net communique”. (Dengan kata lain, seseorang
sedang mempelajari dan juga memahami tentang CMC guna mengetahui apakah
dan bagaimana komunikasi itu akan berbeda ketika dimediasi oleh internet. Tentu
saja, menarik juga untuk melihat bagaimana pola komunikasi dipengaruhi oleh
teknologi baru lainnya seperti telpon genggam dan untuk melihat, misalnya
penggunaan komunikasi seluler dibandingkan dengan komunikasi internet).
Computer Mediated Communications menurut Thurlow dkk (2004:32)
dalam pembahasan akan Komunikasi yang menggunakan intemet sering
dipengaruhi beberapa faktor konstekstual, yaitu;
35
1. Jenis berdasarkan saluran (misalnya email atau website) dan
komunikasi yang bisa dilakukannya (misalnya, memakai basis pada
bentuk teks, grafik ataupun audio-visual – ataupun menggunakan
ketiga basis tadi).
2. Peserta (contohnya laki-laki atau wanita, tua atau muda) dan jumlah
peserta (contohnya satu-ke-satu, satu-ke-banyak, banyak-ke-banyak):
panjang (misalnya. jangka panjang atau sekilas) dan sifat interaksi
orang (misalnya eksklusif atau profesional).
3. Topik (contohnya petuah medis atau kencan romantis) dan tujuan
pertukaran (contohnya ilmiah, eksklusif atau komersial). apakah
hubungan tadi sinkron (pada ketika nyata) atau asinkron (yaitu. tidak
pada ketika nyata, menggunakan hubungan yang tertunda).
4. Apakah itu publik atau eksklusif (misalnya antarpribadi, grup mini
atau massa komunikasi) dan apakah itu dimoderasi atau tidak
(contohnya pada bawah supervisi eksklusif atau tidak eksklusif
berdasarkan seorang atau tidak).
5. Apa perilaku generik peserta terhadap komunikasi pada internet
(contohnya antusias atau skeptis, setengah hati atau berkomitmen).
6. Sudah berapa lamanya mereka melakukannya atau pernah melakukan
CMC (contohnya, apakah mereka pendatang baru atau berbagi
berpengalaman).
Penggunaan komputer yang menggantikan komunikasi face to face pada
saat pandemic seperti saat ini menjadi alat komunikasi alternative yang dapat
digunakan bagi perusahaan, dan termasuk pada pemilihan media sebagai strategi
yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera dalam melakukan komunikasi
dengan pihak pelanggannya.
2.3.5 Teori Kekayaan Media
Salah satu komponen dari Computer Mediated Communications (CMC)
adalah teori kekayaan media atau biasa disebut dengan Media Richness, dimana
dalam teori tersebut merupakan teori kekayaan media dinyatakan media yang
mempunyai kemampuan dalam melakukan transmisi informasi yang dibutuhkan.
36
Kekuatan di dalam melakukan transmisi informasi tergantung pada informasi yang
diperlukan pada kondisi yang tidak pasti dan tidak jelas.
Pada teori komunikasi terdapat teori yang menjadi dasar dan suatu
panduan dalam penggunaan suatu media pada suatu organisasi, serta dapat
dijadikan sebagai pijakan akademik mengenai strategi penggunaan media
komunikasi dalam suatu organisasi. Richard L.Daft dan Robert H. Lengel (1986)
telah memperkenalkan sebuah teori dengan nama Teori Kekayaan Media atau
Media Richness Theory yang merupakan pengembangan dari teori Pengolahan
Informasi (Information Processing Theory). Mereka sejak awal mencetuskan teori
ini dalam konteks komunikasi organisasi, dan bukan sebagai teori komunikasi
massa. Pada awal penelitiannya, mereka melihat terjadi kesalahpahman dan konflik
dalam pengambilan keputusan pada suatu organisasi yang ditimbulkan akibat
penggunaan saluran komunikasi yang kurang sesuai. Seperti pada saat penggunaan
saluran komunikasi secara terbuka digunakan untuk membicarakan suatu masalah
yang genting dan sensitive yang seharusnya menggunakan pembicaraan tertutup
atau empat mata, atau penggunaan saluran komunikasi surat atau email pada saat
membahas tentang sebuah kritikan akan menimbulkan salah atau kegagalan dalam
pemahamannya, sehingga seharusnya dapat dilakukan dengan menggunakan
telpon.
Lebih spesifik Richard Daft dan Robert Lengel dalam (Venus dan
Munggaran, 2017) menyatakan bahwa, “media komunikasi memiliki kapasitas
yang berbeda -beda pada pemecahan ambiguitas (communication media have
varying capacities for resolving ambiguity), melakukan negosiasi pada penafsiran,
(negotiating varying interpretations) dan memudahlan pemahamaan (facilitating
understanding). Mereka lebih lanjut menyimpulkan bahwa tidak semua media
cocok untuk mengungkapkan pesan atau tugas apapun. Pesan yang sederhana,
rutin, pasti, tidak berpotensi salah tafsir, atau tidak bersifat strategis
cukup memakai media yang miskin atau ramping (lean media)”.
Konsep kekayaan media yang dikaitkan dengan potensi informasi menurut
Daft dan Lengel dapat diangkut oleh suatu media. Itu sebabnya kemudian mereka
mendefinisikan konsep kekayaan (Richness) tersebut sebagai kemampuan
37
mengangkut data atau informasi yang hendak dipertukarkan dalam kurun waktu
tertentu.
Kekayaan media menurut Daft and Lengel dalam (Thurlow et al., 2004:49),
“The media richness of a communique era is decided with the aid of using (1) its
bandwidth or cappotential to transmit a couple of cues, (2) its cappotential to offer
on the spot feedback, (3) its cappotential to assist the usage of herbal or
conversational language, and (4) its private focus”. (Kekayaan media dari suatu
teknologi komunikasi ditentukan oleh (1) kemampuan atau kemampuan untuk
mengirimkan banyak isyarat, (2) kemampuannya untuk memberikan umpan balik
langsung, (3) kemampuannya untuk mendukung penggunaan bahasa alami atau
percakapan dan (4) fokus pribadinya)
Teori kekayaan media yang disampaikan oleh Daft dan Lengel, dapat
dinyatakan sebagai berikut:
1. Kemampuan media untuk mengungkapkan isyarat yang beragam (multiple
cues) misalnya nada, volume, gerakan tangan, warna wajah dan isyarat
wajah lainnya.
2. Kesegeraan pada mengungkapkan umpan balik (feedback immediacy)
yakni seberapa cepat media tersebut mampu menerima respon terhadap
pesan.
3. Menggunakan ragam bahasa (language variety) yang terdiri dari kata,
angka-angka, sebuah hitungan dalam bentuk rumus, simbol dan lambang
lainnya.
4. Media mampu untuk membuat fokus seseorang berkomunikasi secara
langsung pada penerima informasi atau media mampu untuk menjadikan
sebuah pesan yang mempunyai sifat langsung sesuai dengan ciri kawan
komunikasi (Venus dan Munggaran, 2017)
Menggunakan keempat kriteria tersebut, berbagai saluran komunikasi yang
ada dapat diidentifikasi apakah suatu media termasuk kategori kaya atau miskin.
Daft dan Lengel kemudian membuat semacam hierarki tentang kekayaan media
yang salah satunya terdeskripsikan dalam gambar berikut:
38
Sumber : (Venus dan Munggaran, 2017)
Gambar 2.1 Hierarki Kekayaan Media yang diukur dari keefektifan media
menyalurkan pesan
Pada gambar 2.1 Hierarki tersebut diatas merupakan gambaran yang
dimaksudkan oleh Daft dan Lengel pada awal sebelum kemunculan era media
digital atau media elektronik interaktif.
Uraian dari gambar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Media paling kaya adalah media tatap muka.
2. Media yang kaya adalah media teleconference, telepon, radio dua arah,
atau sehingga media interaktif yang berbasis digital, sepertihalnya
media sosial dan fasilitas komunikasi lainnya pada smartphone, yaitu
Facebook, tweeter atau media komunikasi lainnya seperti WhatsApp,
Line bahkan MMS dimasukkan oleh kedua peneliti tersebut sebagai
kelompok media yang kaya.
3. Media miskin yaitu penggunaan media email serta layanan pesan
singkat (SMS) pada kelompok, sekalipun derajatnya lebih tinggi
dibandingkan surat tradisional yang ditulis pada kertas.
39
Lebih lanjut Daft dan Lengel dalam (Thurlow et al., 2004: 49-50)
mengusulkan, “The third deficit version taken into consideration right here is the
Media Richness version wherein pupils proposed that human beings favor to use
the „richest‟ verbal exchange medium to allow the maximum green manner of know-
how every other. The greater complicated the verbal exchange task, the richer the
medium this is needed. In those terms,a private or intimate message will continually
require a „rich‟ medium just like the telephone –or, higher still, FtF verbal
exchange. By contrast, it turned into assumed that poor (or „lean‟) media like text-
primarily based totally CMC genres like e mail can not facilitate such emotionally
complicated interactions ” (Daft dan Lengel mengusulkan supaya orang lebih
senang memakai media komunikasi terkaya guna memungkinkan cara yang paling
efisien untuk mengetahui satu sama lain. Makin rumitnya tugas menurut
komunikasi maka makin kaya media yang diperlukan, yang dimaksudkan
merupakan informasi secara langsung dan intim tentu diharapkan media yang kaya,
contohnya telephone. Berbanding terbalik penggunaan sesuatu yang diasumsikan
bahwa media yang buruk (atau 'ramping') misalnya aliran Computer Mediated
Communications (CMC) berbasis teks seperti email tidak bisa memfasilitasi
hubungan yang kompleks secara emosional. Sekali lagi, ekspresi pada akhirnya
lebih diistimewakan daripada komunikasi berbasis teks yang dimediasi secara
teknologi.
Sumber: Moczynski (2010) dalam (Irawan, 2015)
Gambar 2.2 Hirarli kekayaan media dari Draft dan Langel
40
Bohannon (2010) dalam (Irawan, 2015) merujuk pernyataan dari Draft dan
Langel, bahwa komunikasi yang menggunakan mediasi berbasis teknologi
komputer dengan jaringan internet atau konfrensi video (video conference) yang
diletakkan antara komunikasi secara bertatap muka. Komunikasi bermediasi
komputer secara personal merupakan jalannya komunikasi seseorang dengan
melalui komputer secara personal pula, mempunyai keterlibatan dengan orang lain,
terdapat pada pemikiran tertentu, mempunyai keterlibatan pada tahapan dalam
membuat serta menciptakan sebuah perantara yang memiliki banyaknya tujuan.
Konfrensi video (video conference) merupakan suatu bagian dari komunikasi yang
dimediasikan dengan komputer yang mempunyai kelengkapan dan keunggulan
sehingga dapat diletakkan menjadi sebuah komunikasi yang menggunakan media
secara interaktif, sesuai dengan keempat ciri yang dimilikinya, yaitu: (1) media
mempunyai kemampuan untuk medapatkan feedback; (2) media mempunyai
kekuatan untuk pengiriman berbagai macam kode/isyarat; (3) mempunyai
kemampuan di dalam penggunaan bahasa dengan cara yang alamiah; (4) ditekankan
pada setiap pribadi pada media.
Merujuk beberapa pandangan dari Daft dan Lengel tentang teori kekayaan
media yang dalam penggunaannya dijadikan sebagai media pada suatu organisasi,
serta dapat dijadikan sebagai pijakan akademik mengenai strategi penggunaan
media komunikasi dalam suatu organisasi, maka PT Mandiri Cipta Sejahtera
memilih sebuah media yang dapat digunakan pada saat pandemic COVID-19 untuk
melakukan hubungan dengan para pelanggannya yaitu menggunakan konfrensi
video (video conference) dengan menggunakan media media Zoom Cloud Meeting
secara online yang merupakan media yang kaya.
Penggunaan teori Media Richness, dikarenakan dalam penggunaannya teori
kekayaan media ini dinyatakan bila sebuah media mempunyai suatu kekuatan
dalam melakukan transmisi berbagai pesan yang diperlukan khususnya dalam
kegiatan komunikasi dari sebuah organisasi seperti yang dilakukan oleh pihak PT
Mandiri Cipta Sejahtera pada saat terjadinya ketidakpastian dan ketidakjelasan
informasi antara perusahaan dengan pelanggannya pada saat pandemic COVID-19
dan melakukan system kerja di rumah atau Work form home.
41
Beberapa aplikasi yang sudah terpasang didalam smartphone seperti
WhatsApp, Telegram dan masih banyak lagi, serta saat ini sudah terdapat Zoom
Cloud Meeting guna berkomunikasi menggunakan teleconference.
2.3.6 Video Conference
Adanya perkembangan suatu teknologi dalam komunikasi telah menuntun
akan sebuah perubahan pada tahapan sampainya sebuah pesan. Pesan yang akan
diungkapkan dalam bentuk audio dan juga visual. Pada pelaksanaannya, konfrensi
video (video conference) menggunakan telekomunikasi dalam bentuk audio dan
video dengan tujuan melibatkan banyaknya orang di berbagai lokasi pada saat
melakukan pertemuan bersama.
Pengertian Konfrensi Video (Video Conference) menurut Karen Hyder dkk
(2007) dalam (Ekawardhana, 2020), adalah “penggabungan video dan audio di
dalam sebuah mode layar, dan membuat sebuah kemungkinan seorang dengan
lainnya dapat membagikan layar dan melakukan dokumentasi terhadap inputan dari
sumber kamera (face to face). Konfrensi video (video conference) secara efektif
bekerja di saat pembelajaran dapat terkontrol pada jarak yang jauh, dengan
menggunakan microphone yang mempunyai kemungkinan banyaknya peserta
dapat mengungkapkan komentarnya, split screen dan juga multi stream video
feeds”.
Sedangkan konfrensi video (video conference) menurut Badan Tenaga Nuklir
Nasional Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir dalam
(Ekawardhana, 2020), konferensi video merupakan teknologi telekomunikasi
dalam bentuk kiriman audio dan juga video yang dipakai bersamaan dengan
kemungkinkanannya beberapa peserta yang berada di lokasi yang berbeda-beda
dapat melakukan interaksi.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya konfrensi video (video conference)
yang dikemukakan Herryawan, adalah komunikasi, baik audio juga video secara
real time dengan basis IP atau jaringan internet. Manfaat video conference
diantaranya; komunikasi menjadi sempurna dan juga cepat, berdaya guna
berdasarkan perspektif antara tenaga juga biaya. Secara urut bisa diperjelas sebagai
berikut; 1) Meningkatnya komunikasi, kerja sama serta genre pesan, 2) Komunikasi
42
menjadi jauh lebih baik juga maksimal dimana sebuah pesan dapat cepat
diinformasikan, 3) Tahapan dari komunikasi sebagai berdaya guna antara biaya dan
waktu: 4) Dalam interaksi menggunakan video conference, alat-alat untuk kerja
sama lainnya dapat dipakai dengan cara berkesinambungan. Membagikan sebuah
presentasi, data dokumen juga sebuah kegiatan yang ada kaitannya dengan
penggunaan sebuah perencanaan pertemuan”. (Subekti et al., 2020)
Penulis menyimpulkan atas pendapat diatas adalah konfrensi video (video
conference) merupakan sebuah teknologi yaitu penggunaan dari alat komunikasi
yang dilakukan dengan jarak jauh dan merupakan penggabungan video dan audio
pada saat yang sama, hal ini dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
melakukan komunikasi tatap muka dengan menggunakan full screen mode ataupun
share screen mode.
Sebuah aplikasi dalam multi media yang bernama konfrensi video (video
conference) dapat mengijinkan untuk berkomunikasi dengan menampilkan data,
vocal dan juga gambar yang berupa visual yang dapat diterapkan pada jaringan
dengan sifat duplex dan real time, serta mempunyai kecepatan dalam melakukan
transfer data yang tinggi ukurannya, dikarenakan mempunyai daya muat bandwidth
yang besar. Pertumbuhan dari teknologi komunikasi menjadikan sebuah tuntutan
pada sebuah kepentingan dalam melakukan pelayanan terhadap orang yang
menggunakan jasa komunikasi akan semakin besar, maka ide dan juga pandangan
dapat disampaikan dengan menggunakan tidak hanya suara saja, tetapi sangat
memerlukan visual atau gambarnya, dengan demikian komunikasi yang dibutuhkan
adalah komunikasi yang bisa mengirimkan gambar atau visualnya.
Pengertian konfrensi video (video conference) menurut Hyder dkk dalam
(Ekawardhana, 2020), merupakan “penggabungan berdasarkan video penggunaan
audio dalam mode layar penuh, dan membuat kemungkinan seseorang dengan
orang lainnya dapat juga membuatkan layar dan mendokumentasikan input dari
kamera (tatap muka). Konfrensi video (video conference) bekerja paling efektif
waktu pembelajaran kelas dikontrol pada jarak jauh, melalui microphone yang
memungkinkan seluruh partisipan dapat membuat sebuah komentar, split screen,
dan multistream video feeds”.
43
Konfrensi Video (video conference) dari Herryawan dalam (Subekti et al.,
2020), yaitu “memaknai komunikasi jarak jauh dengan menggunakan audio dan
video untuk menuntun seseorang ke lokasi yang berbeda di waktu yang sama dalam
membuat sebuah pertemuan.Hal tersebut dapat kesederhanaan dengan
menggunakan dialog pada dua orang yang berbeda jabatan pribadi (titik-ketitik)
atau terlibat dalam lokasi yang berbeda (multi titik) menggunakan melebihi dari
satu orang pada suatu ruang yang luas dengan lokasi yang berbeda-beda. Serta suara
dan gambar yang dikirim merupakan sebuah kegiatan pertemuan, konfrensi video
(video conference) mampu menggunakan dokumen, informasi yang ditunjukkan
mampu menggunakan sebuah whiteboards dalam sebuah komputer”.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya konfrensi video (video conference)
yang dikemukakan oleh Herryawan dalam (Subekti et al., 2020), merupakan
“komunikasi dalam bentuk suara maupun dalam bentuk gambar video secara waktu
yang nyata dengan basis IP atau jarngan Internet. Manfaat konfrensi video (video
conference) diantaranya komunikasi lebih tepat dan cepat, praktis sesuai pada sisi
waktu, jarak, tenaga dan juga dari sisi dana. Secara urut dapat diperjelas dan
diuraikan sebagai berikut; 1) Meningkatkan komunikasi, kolaborasi dan aliran
berita, 2) Komunikasi menjadi lebih baik dan efektif dimana pesan dapat lebih cepat
diinformasikan, 3) Proses komunikasi menjadi praktis dari sisi waktu, dana dan juga
jarak; 4) Dalam hubungannya dengan video conference, unit kolaborasi yang lain
dapat dipakai dengan cara serentak. Membagikan sebuah presentasi, file data serta
aplikasi yang mempunyai kaitan dalam jadwal pertemuan”.
Fungsi dari konfrensi video (video conference) menurut Hamers dalam
(Fajrin dan Tiorida, 2020) merupakan membuat meet, communicate, dan
collaborate tanpa gap. Lebih jauh lagi, untuk menaikkan produktivitas, lebih hemat
dari sisi waktu dan uang, melampaui batas ruang lebih jauh, mengedukasi, serta
memungkinkan setiap orang sebagai lebih adaptif dan responsive.
Peneliti menyimpulkan atas pendapat-pendapat yang telah diuraikan tentang
konfrensi video (video conference) yaitu teknologi atau merupakan alat dari suatu
komunikasi yang dilakukan dengan cara ruang yang berjauhan dan merupakan
penggabungan video dan audio pada saat yang sama, yang dapat dilaksanakan oleh
44
lebih dari dua orang, pelaksanaan berkomunikasi tatap muka dengan menggunakan
full screen mode ataupun share screen mode.
Selama masa pandemic COVID-19 perusahaan di dalam kegiatannya
mengharuskan untuk melaksanakan pekerjaan dari rumah atau Work Form Home
(WFH) bagi karyawannya , sehingga membuat banyak perusahaan terpaksa
melaksanakan rapat dan juga pekerjaan lainnya dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi.
Pada penelitian ini akan dianalisa lebih jauh mengenai penggunaan konfrensi
video (video conference) sebagai strategi customer relations PT Mandiri Cipta
Sejahtera pada masa pandemic COVID-19 adalah konfrensi video (video
conference) yang terdapat pada aplikasi Zoom Cloud Meeting.
2.3.7 Konfrensi video (video conference) Zoom Cloud Meeting
“Zoom adalah pelaksanaan yang menyediakan layanan konferensi jeda jauh
menggunakan penggabungan konferensi video, perjumpaan secara online, obrolan,
sampai kerja sama seluler. Aplikasi ini milik perusahaan Zoom Video
Communications yang berpusat pada San Jose, California. Aplikasi ini sering
dipakai menjadi media komunikasi dengan jangkauan yang jauh.” (Latifah &
Husna, 2020)
Zoom cloud meeting yaitu pelaksanaan yang berupa konfrensi video (video
conference) yang mampu membantu seorang akan kebutuhannya pada
berkomunikasi menggunakan dua orang lebih dan tidak wajib berhubungan secara
langsung, dan pelaksanaan bisa diinstal menggunakan perangkat seperti, PC
menggunakan webcame, laptop menggunakan webcame, dan pula smartphone
Android.
Kelebihan penggunan aplikasi Zoom Cloud Meetings, yaitu :
1. Versi dasar menurut aplikasi perjumpaan dengan berbasis cloud ini tidak
berbayar.
2. Pengguna mempunyai sejumlah perangkat yang tidak sama untuk dapat
untuk memilih.
3. Memudahkan pesan dan komunikasi dengan jangkauan yang jauh.
Sedangkan kelemahan pada penggunaan Zoom Cloud Meeting, yaitu :
45
1. Penggunaan tidak berbayar yang terbatas dalam perjumpaan cloud 40
menit atau kurang.
2. Mungkin terdapat permasalahan buffer apabila dipakai menggunakan OS
yang lebih lama. (Pratiwi, Afandi, & Wahyuni, 2019)
Seperti halnya yang dilakukan oleh PT. Mandiri Cipta Sejahtera dengan
brand perusahaannya adalah MORENARENT yang telah menggunakan konfrensi
video (video conference) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting dalam
berkomunikasi dengan pihak konsumen atau pelanggannya atau sebagai strategi
customer relations perusahaan pada masa pandemic COVID-19. Sehingga pada
penelitian ini, penulis akan meneliti penggunaan media tersebut sebagai bagian dari
kekayaan media.
Berdasarkan pemaparan akan beberapa teori yang berkenaan dengan
penggunaan konfrensi video (video Conference) yaitu menggunakan aplikasi Zoom
Cloud Meeting, maka dalam penelitian ini mencoba untu melihat perusahaan dalam
melakukan komunikasi dengan pelanggannya menggunakan konfrensi video (video
conference), seperti :
1. Media digital alternative yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai
penyampaian informasi pada masa pandemic,
2. Penggunaan konfrensi video dalam masa pandemic merupakan media
alternative dalam kegiatan perusahaan melakukan komunikasi dengan
pelanggan.
3. Pemilihan aplikasi Zoom Cloud Meeting merupakan media yang
dirasakan tepat digunakan oleh perusahaan dalam memecahkan
permasalahan dengan pelanggan.
4. Kendala yang dirasakan perusahaan pada saat menggunakan aplikasi
Zoom Cloud Meeting.
5. Membandingkan penggunaan media tatap muka dengan konfrensi video
tersebut yang merupakan media alternative pada saat pandemic oleh
perusahaan.
Penggunaan konfrensi video (video conference) dengan menggunakan Zoom
Cloud Meeting dan merupakan media kaya dari Teori kekayaan media sebagai
media alternative dalam melaksanakan kegiatan komunikasi dengan pelanggan atau
Penggunaan Video Conference
Aplikasi Zoom Cloud Meeting.
Teori Computer Mediated Communication (CMC)
Andrew F. Wood dan Matthew J. Smith
(Wood & Smith, 2014:4)
Model Komunikasi bermediasikan internet pada
setiap komputernya 46
Customer Relations yang dilakukan PT. Mandiri Cipta Sejahtera, maka dalam
penelitian ini terdapat beberapa bagian yang terpenting berkenaan dengan Teori
kekayaan media yang disampaikan oleh Daft dan Lengel, dapat dinyatakan sebagai
berikut:
1. Kemampuan media untuk mengungkapkan isyarat yang beragam
(multiple cues) misalnya nada, volume, gerakan tangan, warna
wajah dan isyarat wajah lainnya dapat dilihat pada beberapa
permasalahan sebagai berikut:
a. Pada pelaksanaan Zoom oleh perusahaan dapat dirasakan pada
media tersebut selain dapat mengirimkan beberapa penggunaan
bahasa lisan tetapi juga berbagai bahasa isyarat.
b. Pada pelaksanaannya Zoom, perusahaan dapat memperhatikan
semua bahasa isyarat tersebut dari beberapa peserta yang mengikuti
pertemuan dengan Zoom dengan menggunakan camera video .
2. Kesegeraan dalam mengungkapkan umpan balik (feedback immediacy)
yakni seberapa cepat media tersebut dapat tidaknya direspon dengan
baik oleh perusahaan maupun pelanggan terhadap pesan yang
dikirimkan pada saat pelaksaan Zoom yang dilakukan perusahaan.
3. Pada pelaksanaan pertemuan dengan Zoom yang dilakukan perusahaan
dapat menggunakan ragam bahasa (language variety) yang terdapat
pada fitur aplikasi Zoom seperti kata-kata, angka-angka, sebuah
hitungan dalam bentuk rumus, simbol dan lambang lainnya.
4. Pada pelaksanaan Zoom peserta atau pembicara dapat lebih fokus
dalam menyampaikan pesannya kepada pelanggan pada saat
melakukan komunikasi pada penerima informasi.
2.4 Kerangka Konseptual dan Pengembangan Model Teori/penelitian
Strategi Customer Relations PT Mandiri Cipta Sejahtera
pada masa Pandemi Covid - 19
Teori kekayaan media Daft and Lengel
(Thurlow et al., 2004:49)
1. Kemampuan media untuk mengirimkan
banyak isyarat,
2. Kesegeraan menyampaikan umpan balik
(feedback immediacy)
3. Keragaman bahasa (language variety)
4. Kemampuan media memfokuskan diri secara
47
2. Melakukan hubungan baik dengan
pelanggan (good relationship)
a. Publikasi informasi
b. Pemberian penghargaan/reward
kepada pelanggan.
1. Melaksanakan pelayanan yang unggul
(service oriented)
a. Pelayanan prima (service off excellence)
1) Kecekatan
2) Tepat
3) Ramah,
4) Nyaman
b. Penanganan keluhan
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka konseptual diatas dapat dideskripsikan langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini sebagai berikut:
1. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, dapat digambarkan langkah-
langkah yang akan dilakukan penulis untuk menganalisa Strategi Customer
Relations yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera dimana dalam
kegitatannya adalah menganalisis secara deskripsi penggunaan Zoom Cloud
Meeting dalam salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dengan
pelanggan–nya, dan akan dilakukan analisa dengan menggunakan teori
Computer Mediated Communications (CMC) juga dengan teori Kekayaan
Media khususnya berkenaan dengan;
Kegiatan Customer Relations (Ruslan, 2010)
Strategi Customer Relations (Cutlip)
1. Fact-finding
2. Planning and programming
3. Taking action and communicating
4. Evaluation
48
a) Kemampuan media untuk mengirimkan banyak isyarat;
b) Kesegeraan menyampaikan umpan balik (feedback immediacy);
c) Keragaman bahasa (language variety);
d) Kemampuan media memfokuskan diri secara pribadi kepada penerima
pesan.
2. Kemudian langkah berikutnya adalah dari keempat analisa kekayaan media
tersebut, akan dianalisa dengan Strategi Customer Relations, yaitu; (1) Fact-
finding; (2) Planning and programming; (3) Taking action and
communicating; (4) Evaluation untuk mencari jawaban apakah penggunaan
konfrensi video (video conference) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting
sebagai kekayaan media dapat memenuhi strategi customer relations, dimana
dalam Strategi Customer Relations tersebut disusaikan dengan kegiatan yang
dilakukan perusahaan dalam membina hubungan baik dengan pelanggan,
yaitu; (1) melaksanakan pelayanan yang unggul (service oriented) terdiri
dari Pelayanan prima (service off excellence) yang mencakup; kecekatan,
tepat, ramah,dan nyaman, kemudian menganalisa strategi perusahaan dalam
menangani keluhan pelanggan, serta (2) dalam melakukan hubungan baik
dengan pelanggan (good relationship), yaitu mengenai publikasi informasi
dan juga pmeberian penghargaan atau reward keapada pelanggan.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Metode Penelitian
Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (2013)
didefinisikan bahwa merupakan tradisi eksklusif pada ilmu pengetahuan sosial yang
secara mendasar bergantung dalam pengamatan manusida pada wilayahnya sendiri
dan adanya hubungan dengan orang-orang tersebut.
Pengertian metode penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2017), yaitu “Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
berlandaskan dalam filsafat postpositivisme, dipakai untuk penelitian dengan
banyak obyek yang alamiah (menjadi lawannya merupakan eksperimen) dimana
peneliti merupakan menjadi instrumen kunci, pengambilan sampel asal data yang
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan menggunakan
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan output
penelitian kualitatif lebih menekankan makna berdasarkan dalam generalisasi”.
Sedangkan penelitian kualitatif menurut Creswell dalam (Sugiyono, 2013)
“merupakan sebuah proses penelitian untuk mengetahui permasalahan sosial atau
perkara insan, sesuai dengan menciptakan sebuag deskripsi secara menyeluruh dan
terkait satu sama lain dan lengkap yang dibuat menggunakan kata-kata, melaporkan
pendapat dari informan secara terperinci, kemudian disusun pada sebuah latar yang
alamiah”.
Pendekatan penelitian kualitatif memberikan kemungkinan peneliti dalam
melakukan interpretasi serta menerangkan suatu fenomena dengan cara utuh
melalui kata-kata dan tidak selalu harus dengan angka. Pendekatan kualitatif akan
memberikan pendekatan dalam suatu makna, memberikan sesuatu dengan nalar,
dan memberikan penjelasan akan situasi tertentu, dimana peneliti akan melakukan
penelitian lebih banyak tentang susuai kehidupan setiap harinya.
Berdasarkan apa yang diuraikan di atas, maka dapat digambarkan bahwa
dalam penelitian ini akan digunakan pendekatan secara kualitatif agar dapat
menjelaskan dan mendeskripsikan apa yang ditemui oeleh peneliti di lapangan.
Pendekatan ini sangatlah tepat untuk dipakai di dalam penelitian ini agar dapat
50
melakukan deskripsi dari apa yang dihasilkan dari penelitian ini, sesuai dengan apa
yang akan ditelusuri lebih jauh oleh peneliti yaitu mencakup pemanfaatan kekayaan
media (Media Richness) Pada video conference Sebagai Startegi Custommer
Relations PT Mandiri Cipta Sejahtera Masa Pandemi COVID-19.
3.2. Objek dan Subjek Penelitian
3.2.1. Objek Penelitian
Objek Penelitian menurut Sugiyono (2017), yaitu “Objek dari sebuah
penelitian merupakan target ilmiah guna menerima file, mempunyai tujuan serta
kegunaan khusus mengenai sesuatu yang objektif, valid, dan reliable mengenai
suatu hal (variabel eksklusif)”.
Sehingga dapat diartikan bahwa objek di dalam penelitian merupakan sesuatu
yang dijadikan sasaran dalam sebuah penelitian dengan maksud untuk memperoleh
informasi yang valid tentang apa yang menjadi masalah dan akan diteliti dalam
penelitian tersebut. Sebagai objek penelitian adalah strategi customer relations
yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera atau biasa disebut dengan
MorenaRent pada masa pandemic COVID-19 yaitu penggunaan konfrensi video
(video conference) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting sebagai strategi customer
relations.
3.2.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Moleong (2013) adalah “informan, yang
merupakan orang dalam latar penelitian dan dimanfaatkan guna menyuguhkan
pesan mengenai situasi dan keadaan dari latar penelititan”.
Informasi mengenai Strategi Customer Relations dari PT Mandiri Cipta
Sejahtera atau lebih dikenal dengan brand dari perusahaannya adalah MorenaRent
dapat diperoleh melalui;
1. Key Informan I, yaitu; Agung Setio Nugroho S.I.P sebagai Senior
Manager Marketing PT Mandiri Cipta Sejahtera . Alasan dipilihnya
Senior Manager Marketing dari PT Mandiri Cipta Sejahtera dikarenakan
kendali keputusan kebijakan perusahaan dalam setiap permasalahan
dengan pelanggan berada pada posisi tersebut.
51
2. Key Informan II, yaitu; Siti Maesaroh sebagai Supervisor Eksternal PT
Mandiri Cipta Sejahtera dimana setiap kegiatan berkomunikasi dengan
pelanggan selalu dilakukan oleh Supervisor Eksternal PT Mandiri Cipta
Sejahtera.
3. Informan, yaitu; Hasan Sumarji sebagai Supervisor PT Unilever
Indonesia yang merupakan salah satu dari customer PT Mandiri Cipta
Sejahtera.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Menurut Gibson dan Mitchaell dalam (Ardianto, 2011),
mengemukan bahwa Observasi adalah teknik yang mampu dimanfaatkan
untuk memilah-milah derajat guna menciptakan deduksi mengenai orang
lain, sekalipun diakui bahwa penggunaan observasi pula perlu dilengkapi
pada evaluasi insan, sehingga demikian observasi dibagi dalam dua
bagian, ialah:
a) Observasi langsung (Direct Obeservations)
Pada aktivitas obeservasi langsung. Peneliti seacra langsung meliput
ke lapangan menjadi target penelitian buat melihat keadaan atau
kenyataan yangg terjadi disana. Dengan begitu, peneliti bisa lebih
mengenal ciri lokasi, kenyataan, dan pula subjek penelitian, pada hal
ini merupakan khalayak yang akan diteliti.
b) Observasi tidak langsung (Indirect Obesevations)
Observasi tidak secara langsung adalah aktivitas pengamatan yang
dilakukan tidak pada tempat atau posisi yang sudah ditetapkan sang
peneliti. Peneliti bisa memakai media, misalnya internet, media
cetak, rekaman audio visual, serta output-output penelitian
sebelumnya yang mempunyai latar masalah yang sesuai apa yang
akan diteliti.
Peneliti menggunakan metode observasi tidak langsung, karena pada
saat penelitian ini dilakukan, kondisi masih dalam masa pandemic
COVID-19, sehingga didalam memperoleh data peneliti menggunakan
52
media internet dalam pencarian datanya, yaitu pada bulan Desember
2020 melakukan wawancara tahap awal penelitian ini, yaitu dengan
Agung Setio Nugrohi SIP sebagai Senior Manager Marketing PT
Mandiri Cipta Sejahtera dan juga melakukan wawancara berikutnya pada
bulan Agustus 2021 dengan menggunakan media internet, kemudian
melakukan wawancara dengan Siti Maesaroh sebagai Supervisor
Eksternal PT Mandiri Cipta Sejahtera dan juga wakil dari salah satu
pelanggan, yaitu; Hasan Sumarji sebagai supervisor PT Unilever
Indonesia, serta penulis mencari data pada halaman website perusahaan
yaitu pada website PT Mandiri Cipta Sejahtera www.morena.co.id, serta
beberapa media sosial perusahaan.
2. Wawancara
Menurut Esterberg dalam (Sugiyono, 2017) “wawancara
merupakan perjumpaan yang dilakukan dengan dua orang buat bertukar
liputan ataupun suatu inspirasi menggunakan cara tanya jawab, sebagai
akibatnya bisa dikerucutkan sebagai sebuah konklusi atau makna pada
topik eksklusif”
Menurut Gorden dalam (Herdiansyah, 2010) “Wawancara adalah
dialog antara dua orang dimana satu diantaranya bertujuan buat
menggali dan menerima liputan buat suatu tujuan eksklusif”.
Teknik di dalam melakukan wawancara semi struktur di mana
peneliti melakukan secara bebas dalam mengajukan beberapa pertanyaan
serta bebas pada saat membuat alur dan pengaturan dalam melaksanakan
wawancara, hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Herdiansyah
(2010) bahwa “Wawancara jenis ini lebih mempunyai kebebasan
sebebas bebasnya untuk bertanya dan mempunyai kebebasan dalam
mengatur alur dan setting wawancara. Jenis wawancara ini akan lebih
sempurna dipakai dalam waktu melakukan penelitian kualitatif yang
lebih misalnya flexible tetapi permanen terkontrol berdasarkan waktu,
jenis pertanyaan, kecepatan wawancara.
Dalam teknik wawancara terdapat dua jenis sumber informasi, yaitu:
53
a. Key Infoman
Key Informan adalah “Orang primer yaitu merupakan kunci yang
dibutuhkan sebagai narasumber atau informan kunci pada suatu
penelitian.” (Ruslan, 2010)
b. Informan
Fontan dan Frey menyatakan bahwa “Informan yaitu orang yang
melakukan tindakan sebagai asisten peneliti, namun ia mempunyai
asal dari atau menjadi bagian dari kelompok yang akan diteliti.”
(Bungin, 2010)
Pada penelitian ini, penulis telah menetapkan key informant adalah
Agung Setio Nugroho S.I.P sebagai Senior Manager Marketing PT
Mandiri Cipta Sejahtera dan Siti Maesaroh sebagai Supervisor Eksternal
PT Mandiri Cipta Sejahtera, sedangkan untuk informan adalah pelanggan
dari PT Mandiri Cipta Sejahtera, yaitu yaitu; Hasan Sumarji sebagai
supervisor PT Unilever Indonesia..
Pemilihan Key informan ini dikarenakan dalam kegiatan ekternal
dengan pelanggan dilakukan oleh kedua Key Informan tersebut, sehingga
sangat dirasa tepat untuk memilih mereka untuk dijadikan sebagai key
informan.
3. Studi Kepustakaan
Studi literature atau kepustakaan adalah “mencari data atau
informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi, dan
bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan.” (Ruslan, 2010)
Peneliti menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian
dalam mencari referensi dalam penelitian ini, seperti buku mengenai
Customer Relations, CMC dan juga jurnal penelitian sebagai data
kepustakaan.
3.3 Analisis Data
Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2013:245) “Analisis data dalam penelitian
kualitatif sudah dimulai semenjak merumuskan juga menyebutkan masalah,
sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus hingga penulisan output
54
penelitian”. Dalam penelitian ini analisis sebelumnya di lapangan dilakukan untuk
menaruh citra awal tentang output penelitian”.
Analisis data dalam suatu penelitian berbentuk kualitatif diawali dari
perumusan dan penjelasan dari suatu masalah, sebelum dilakukannya penelitian ,
peneliti melakukan penelitian di lapangan, berlangung hingga tercapainya hasil
penelitian. Pada penelitian ini, analisa dilakukan sebelum penelitian secara
langsung di lapangan guna memberikan analisis penelitian awal dilakukan di
lapangan untuk memberikan gambaran awal mengenai hasil penelitian.
Tahapan dalam menganalisis data yang umum dilakukan pada kajian ini,
berdasarkan pendapat Huberman dan Miles dalam (Sugiyono, 2013), yaitu :
1. Data Reduction (Reduksi Data) :
Banyaknya Informasi yang diperoleh dari lapangan, maka dibutuhkan untuk
mencatat dengan akurat dan detail mengenai data yang terdapat di lapangan.
Setelah mendapatkan data selanjutnya dilakukan analisa data melalui reduksi
data, artinya melakukan perangkuman terhadap data yang didapat, memilah
hal yang paling inti, fokus pada hal pokok, dicari topik dan bentuknya. Jika
informasi sudah di reduksi menyampaikan gambaran lebih jelas serta kongkrit,
dan memudahkan dalam mengumpulkan informasi berikutnya, dan
mencarinya jika diperlukan.
Pencarian data yang yang berguna untuk masalah yang ingin dikaji, lalu
menggabung-gabungkan data sesuai dengan topik masalahnya. Proses dalam
penelitian ini difokuskan pada perhatian didalam menyederhanakan data yang
kasar menurut catatan di lapangan, menciptakan simpulan, melakukan
pengelompokan katagorisasi jawaban, serta kriteria tanggapan informan,
selanjutnya mencacatat kembali respon informan yang diperoleh dalam proses
menggali data.
Pengumpulan data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan hasil dari
lapangan seperti kegiatan customer relations yang dilakukan perusahaan
dengan menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting untuk kemudian dapat
dianalisa, serta wawancara dengan pihak perusahaann PT Mandiri Cipta
Sejahtera baik key informan maupun informan, agar mendapatkan gambaran
55
yang jelas mengenai strategi customer relations yang dilakukan oleh
perusahaan pada masa pandemic COVID -19.
Tujuannya adalah agar penulis mampu untuk mendapatkan sebuah pesan sesuai
dengan keinginan yang hendak dicapai, yaitu strategi customer relations yang
dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera pada masa pandemic COVID-19
dengan menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting dalam berkomunikasi
dengan pelanggan, Selain itu juga reduksi data dilakukan dengan mendapatkan
data dari informan dan pada penelitian ini adalah pelanggan atau salah satu dari
pelanggan PT Mandiri Cipta Sejahtera melalui proses wawancara,
dimaksudkan agar dapat memudahkan peneliti dalam menganalisa tahap
selanjutnya.
2. Data Display :
Seperti yang diungkapkan oleh Miles and Huberman (Sugiyono, 2013), dalam
tahap ini yang harusnya dilakukan adalah menyajikan data bersifat lebih
menceritakan. Penyajian fakta ini bertujuan untuk meringankan dalam
mendeskripsikan masalah yang terjadi, dapat mempersiapkan ketahap
berikutnya berdasarkan fakta yang didapat sebelumnya. Pada tahap ini pula,
data yang telah diperoleh bisa dikelompokan, selanjutnya disusun secara
bertahap dan teratur sehingga akan mendapatkan data yang penting untuk di
sajikan.
Peneliti memberikan sajian informasi pada tahap ini, yaitu dengan cara
mendeskripsikan serta menginterpretasikan apa yang telah didapat dari hasil
penelitian di lapangan, seperti melakukan intepretasi rekaman dari kegiatan
customer relations berupa konfrensi video (video conference) dengan
menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting, serta melalukan interpretasi dari
hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kedua key informan dan juga
informan, yaitu terkait dengan pembahasan penelitian mengenai strategi
customer relations yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera pada masa
pandemic COVID-19.
Penyajian data pada penelitian ini ditujukan supaya peneliti dapat memahami
dan mengerti yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan strategi
customer relations yang dilakukan dengan menggunakan media konfrensi
56
video (video conference) yaitu aplikasi Zoom Cloud Meeting untuk
merencanakan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan):
Tahap ini merupakan tahap menyimpulkan jawaban atas masalah penelitian,
namun masalah yang dari awal sudah dirumuskan, mungkin saja tidak
terjawab, hal ini karena kualitatif merupakan penelitian yang sifatnya fleksibel
dan sementara, masih bisa berkembang dan berubah setelah peneliti melakukan
penelitian di lapangan.
Penarikan data kesimpulan sebagai suatu temuan dari penelititian
sebelumnya, dapat dikatakan bahwa sebagai temuan yang belum pernah ada.
Hasil temuan dalam penarikan kesimpulan berwujud data deskripsi mengenai
suatu obyek yang tadinya masih gelap dan remang-remang, dengan temuan
hasil kesimpulan menjadi jelas, menganalisis data kualitatif memiliki fungsi
dimulai dengan mencari arti, mancatat suatu keteraturan yang didapat dan
penjelasan kesimpulan kemudian di verifikasi. Verifikasi disini dapat berupa
pemikiran kembali yang dapat memungkinkan berlangsung tiba-tiba atau dapat
dilakukan dengan cara bersamaan sehingga dapat membentuk keabsahan data.
Penelitian ini mengambil suatu kesimpulan yang dilakukan dari hasil
pembahasan dan penyajian data, yang kemudian di hubungkan dengan
mengacu pada teori-teori dan konsep yang digunakan guna mencari kesesuaian
dari hasil penelitian dengan menampilkan tampilan data yang sesuai dengan
permasalahan yang ada. Sehingga pada tahap ini peneliti akan mengambil
suatu kesimpulan yang merupakan jawaban-jawaban atas masalah penelitian,
yaitu Strategi Customer Relations yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta
Sejahtera pada masa pandemic COVID-19, serta penggunaan konfrensi video
(video conference) menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting sebagai
Kekayaan Media.
Penelitian ini mengkaji strategi customer relations yang dilakukan pada masa
pandemic covid-19, yaitu dengan menganalisa konfrensi video (video
conference) pada aplikasi Zoom Cloud Meeting yang dilakukan oleh PT
Mandiri Cipta Sejatera dengan menggunakan teori Computer Mediated
Communications (CMC) Andrew F. Wood dan Matthew J. Smith yaitu
57
penggunaan media komputer dengan basis internet dari masing-masing
perangkatnya.
PT Mandiri Cipta Sejahtera menggunakan perangkat komputer yang berbasis
internet, sehingga termasuk dalam kajian teori kekayaan media (media
richness) yang diungkapkan oleh Daft and Lengel, yaitu memiliki empat
kriteria: pertama, kemampuan media untuk mengirimkan banyak isyarat atau
bagaimana media video conference dalam aplikasi Zoom Cloud Meeting dapat
mengirimkan berbagai symbol-simbol; kedua, kesegeraan menyampaikan
umpan balik (feedback immediacy), yang dimaksudkan disini adalah dalam
penggunaan konfrensi video (video conference) dengan aplikasi Zoom Cloud
Meeting dapat menyampaikan feedback atau umpan balik secara cepat selama
berlangsungnya kegiatan komunikasi dengan media tersebut; ketiga,
keragaman bahasa (language variety), yang dimaksudkan disini adalah dalam
pelaksanaan konfrensi video (video conference) dapat menggunakan berbagai
bahasa dan permasalahan yang akan dibahas dalam pelaksanaan komunikasi
menggunakan media tersebut; dan yang terakir adalah kemampuan media
memfokuskan diri secara pribadi kepada penerima pesan, dalam hal ini
penggunaan aplikasi Zoom Cloud Meeting dapat membahas lebih dalam suatu
permasalahan dengan melakukan komunikasi dalam penerimaan pesan satu
sama lain sesuai dengan permasalahan yang dibaas dalam kegiatan komunikasi
tersebut.
Kaitan dengan strategi customer relations, penulis menggunakan apa yang
dihasilkan dari data tersebut dengan menganalisa strategi customer relations
yang dilakukan oleh PT Mandiri CIpta Sejahtera, yang terdiri dari; pertama
adalah pengumpulan fakta (Fact Finding) yang dilakukan oleh PT Mandiri
Cipta Sejahtera, kedua perencanaan dan program (Planning and
programming), yaitu membuat sebuah perencanaan dan sebuah program yang
tepat untuk mengatasi permasalahan yang diadapi oleh PT Mandiri Cipta
Sejahtera pada massa pandemic COVID-19; ketiga, melakukan komunikasi
dengan pihak pelanggan dari PT Mandiri Cipta Sejahtera sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi serta melaksanakan kegiatan sesuai dengan
program dan perencanaan dalam kegiatan customer relations (Taking action
58
and communicating); kemudian yang terakhir adalah mengevaluasi
(evaluation) yaitu menentukan nilai apa saja yang telah dilakukan dalam
kegiatan customer relations PT Mandiri Cipta Sejahtera, dengan tujuannya
adalah mencari sebuah hasil dari apa yang dianalisis dalam penggunaan
konfrensi video (video conference) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting
sebagai kekayaan media dapat memenuhi strategi customer relations.
Strategi customer relations tersebut disesuaikan dengan kegiatan yang
dilakukan perusaaan dalam membina hubungan baik dengan pelanggan, yaitu
(1) melaksanakan pelayanan yang unggul (service oriented) yang terdiri dari
pelayanan prima (service off excellence) yaitu mencakup kecekatan/cepat,
ketepatan, keramahan, dan kenyamanan, dan kemudian menganalisa strategi
perusahaan dalam menangani keluhan customer, serta (2) dalam melakukan
hubungan baik dengan pelanggan (good relationship), yaitu mengenai
publikasi informasi dan juga pemberian penghargaan atau reward kepada
pelanggan.
3.4 Keabsahan Data
Memakai teknik yang tidak sama dengan pengumpulan fakta. Triangulasi
memiliki kegunaan untuk dapat melakukan kroscek kesahan data dan juga untuk
membuat banyaknya khasanah informasi. Namun pendapat Nasution, triangulasi
juga bisa digunakan dalam mengetahui keabsahan terhadap rincian dari data yang
dilakukan oleh peneliti, untuk itu triangulasi mempunyai sifat reflektif. (Nasution,
2013)
Triangulasi menurut Bungin (2010) “dalam hakikatnya adalah pendekatan
multimetode yang dilakukan peneliti disaat pengumpulan dan penganalisaan data.
Ide dasarnya merupakan kenyataan yang diteliti bisa dipahami secara baik sebagai
akibatnya diperoleh kebenaran taraf tinggi bila didekati berdasarkan aneka macam
sudut pandang. Mengamati kenyataan tunggal berdasarkan sudut pandang yang
bermacam-macam akan memungkinkan diperoleh taraf kebenaran yang handal.
Lantaran itu, triangulasi adalah cara melakukan pengecekan kebenaran data atau
pesan yang didapat peneliti berdasarkan aneka macam sudut pandang yang tidak
sama menggunakan cara mengurangi sebesar mungkin disparitas yang terjadi disaat
pengumpulan dan juga analisis data. Triangulasi bisa menaikkan kedalaman
59
pemahaman peneliti baik tentang kenyataan yang diteliti juga konteks dimana
kenyataan itu muncul”.
Tahap triangulasi atau keabsahan data ini, peneliti mencoba mengecek
kembali akan kebenaran dari data yang merupakan hasil wawancara dari kedua key
informan dari pihak perusahaan dan juga analisa dari konfrensi video (video
conference) menggunakan Zoom Cloud Meeting yang dilakukan oleh PT Mandiri
Cipta Sejahtera dalam melakukan strategi customer relations pada masa pandemic
COVID-19 dengan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
informan yaitu salah satu dari pelanggan PT Mandiri Cipta Sejahtera. Maksud dari
tahapan ini adalah untuk mendapatkan kedalaman dan kesesuain dari permasalahan
dari penelitian ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1 Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian
4.1.1 Subjek Penelitian
PT. Mandiri Cipta Sejahtera, merupakan perusahaan penyedia jasa
penyewaan kendaraan baik mobil maupun motor yang diresmikan pada tahun 2006
dengan brand Morena (Mobil Motor Rental Anda) dan pada tahun 2015, diubahnya
brand Morena menjadi MorenaRent.
60
Sumber: http://www.morena.co.id/ (Morena, 2020)
Gambar 4.1 Logo dari PT Mandiri Cipta Sejahtera (MORENARENT)
MorenaRent mendistribusikan kendaraan yang disewakan hampir seluruh
kota di Indonesia. Sebagai dukungan luasnya distribusi tersebut, maka perusahaan
mempunyai komitmen untuk menjaga kualitas kendaraan-kendaraan yang
disewakan dengan terus menambah jumlah cabang pada setiap tahunnya guna
membangun standar pelayanan yang sesuai dengan bengkel-bengkel Authorized.
Visi dari PT. Mandiri Cipta Sejahtera adalah untuk menjadi mitra utama
penyedia jasa transportasi darat dengan layanan prima. Sedangkan untuk Misi nya
adalah :
1. Memberikan kesejahteraan yang optimal kepada seluruh stakeholder.
2. Menciptakan tata kelola kerja yang optimal.
3. Menciptakan sumber daya manusia yang kompeten dan terpercaya.
4. Menciptakan nilai tambah dengan berorientasi pada peningkatan kualitas
layanan.
5. Menciptakan kompetensi inti perusahaan secara berkesinambungan.
(Morena, 2020)
PT. Mandiri Cipta Sejahtera mempunyai nilai-nilai dasar yaitu THE BEST
yang merupakan singkatan dari Trust, Honest, Empathy, Balance, Excellent, Swift,
Team Work dan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Trust (Dapat dipercaya oleh para Stakeholder)
2. Honest (Jujur dan ikhlas dalam bekerja)
3. Empathy (Peduli terhadap sesama karyawan dan lingkungan)
4. Balance (Seimbang dalam pekerjaan, keluarga dan ibadah)
5. Excellent (Selalu mencapal yang terbaik)
61
6. Swift (Bekerja dengan cepat, taktik dan terarah)
7. Team Work (Saling mendukung untuk mencapai tujuan perusahaan )
Sumber : http://www.morena.co.id/ (Morena, 2020)
Gambar 4.2 Nilai-nilai dasar PT Mandiri Cipta Sejahtera
PT. Mandiri Cipta Sejahtera telah melakukan pertambahan dalam unit atau
cabang sehingga memerlukan peningkatan akan kualitas standar pelayanan yang
sudah dikembangkan selama ini. Salah satu dari Misi perusahaan adalah
menciptakan nilai tambah dengan berorientasi pada peningkatan kualitas layanan,
maka perusahaan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas standar pelayanan.
Bila dikaitkan dengan kondisi saat ini dimana kondisi pandemic COVID–19 ini
dan dalam mendukung peraturan dari pemerintah untuk social distancing dengan
menerapkan Work Form Home (WFH) membuat perusahaan berusaha untuk
mencari strategi customer relations khususnya dengan penggunaan media konfrensi
video (video conference) pada aplikasi WhatsApp dan Zoom Cloud Meeting.
PT Mandiri Cipta Sejahtera, dalam menjalankan kegiatan dengan
pelanggan adalah Senior Manager Marketing yang dapat mengambil sebuah
keputusan apabila Supervisor Eksternal mengalami suatu permasalahan besar
dengan kebijakan yang harus diputuskan, Hal ini dikarenakan pada PT Mandiri
Cipta Sejahtera tidak mempunyai divisi khusus Public Relations, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan Public Relations dilaksanakan oleh Senior Manager
Marketing dengan dibantu Supervisor Eksternal dan Internal. Sehingga dalam
penelitian ini penulis melakukan wawancara langsung dengan Senior Manager
Marketing PT Mandiri Cipta Sejahtera yaitu Agung Setio Nugroho S.I.P,
62
4.1.2 Objek Penelitian
Strategi dalam sebuah perusahaan merupakan langkah yang sangat penting
dalam menentukan cara untuk mencapai duatu tujuan sampai dengan visi dan
misinya perusahaan, serta strategi diperlukan untuk mencapai tujuan jangka
panjang perusahaan. Sebuah strategi perusahaan yang ditujukan untuk tujuan
jangka panjang akan menggunakan hasil dari ketentuan yang didapat dari sebuah
analisis akan situasi yang dihadapi yang mengharuskan melakukan suatu tindakan
khusus.
Strategi dalam sebuah organisasi ditujukan guna menciptakan dan
meningkatkan kepercayaan dari konsumen, maka dalam pengelolaannya, serta
sebuah strategi Customer Relations dapat dilakukan dengan melakukan beberapa
tahapan, sesusai dengan pendapat dari Cutlip dalam (Atika dan Nurjanah, 2014)
yaitu;
1. Fact-finding
Tahapan ini adalah sebuah tahapan untuk pencarian fakta tentang kondisi
dan juga opini publik tentang apa yang dilakukan oleh perusahaan atau
organisasni, yaitu apa saja yang terjadi dan menyebabkan hambatan atau
sebagai penunjang dari kegiatan organisasi tersebut.
2. Planning and programming
Setelah didapat fakta yang terjadi pada tahapan fact–finding, sehingga
langkah berikutnya adalah dilakukannya perencanaan berupa tahapan serta
perumusan akan sebuah tujuan juga waktu yang terinci secara kontinyu.
3. Taking action and communicating
Tahap ini adalah tahap menjalankan program, tindakan, dan komunikasi
dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan ini akan
menjelaskan informasi mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan,
sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang dianggap penting dan
berpotensi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya terhadap
perusahaan.
4. Evaluasi
Tahap ini sebagai suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan nilai suatu
program atau kegiatan. Oleh karena itu, untuk mengetahui mana kebutuhan,
63
keinginan dan harapan pelanggan terpenuhi perlu diukur dengan berbagai
metode.
Subjek di dalam penelitian ini adalah strategi customer relations yang
dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera pada masa pandemic COVID-19,
dengan menganalisa beberapa tahapan perencanaan yang strategis dalam
melakukan hubungan baik jangka panjang antara perusahaan dengan pelanggan
selama masa pandemic COVID-19, diantaranya adalah pengumpulan fakta (fact
finding) yaitu melihat dan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi
perusahaan pada masa pandemic, khususnya dalam customer relations atau dalam
membina hubungan yang baik dengan pihak pelanggannya, kemudian pada tahap
kedua yaitu Planning and programming, dimana dalam menghadapi suatu
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, maka perusahaan akan membuat
suatu perencanaan dengan membentuk berbagai program yang dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi perusahaan. Pada tahap berikutnya adalah Taking
action and communicating dimana di dalam perencenaan strategi tersebut
melakukan tindakan dari program yang telah dibuat serta mengkomunikasikan atau
menjelaskan langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan dalam menjalin
hubungan dengan pelanggan-nya. Terakhir adalah langkah untuk melihat kembali
apa yang dilakukan hal ini merupakan tahapan evaluasi (evaluation).
Pada pelaksanaan strategi ini terdapat beberapa kegiatan yang dapat
dijadikan sebagai langkah pada tahapan taking actions and communicating yaitu
kegiatan customer relations seperti yang dungkapkan oleh Ruslan ( 2010), yaitu :
Melakukan pelayanan yang unggul (service off excellence), yaitu; pelayanan yang
prima dan juga penanganan berbagai keluhan dari pelanggan; (2) melakukan
hubungan yang baik dengan pihak pelanggan (good relationship) yaitu; melakukan
publikasi akan informasi dan juga melakukan pemberian penghargaan atas
pencapaian yang dilakukan oleh pelanggan (reward). Pada tahapan yang pertama
yaitu pelayanan yang unggul dimaksudkan untuk memperoleh kepuasan dari
pelanggan, yang mencakup; kecekatan/cepat dalam memberikan pelayanan,
ketepatan dalam melakukan suatu tindakan untuk memecahkan solusi dalam
permasalahan seperti keluhan dari pelanggan, membiasakan untuk melakukan
keramahan dan dapat menimbulkan kenyamanan bagi para pelanggan-nya.
64
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.2.1 Hasil Penelitian
Pembahasan dalam bab ini adalah mengenai temuan dari permasalahan
pokok penelitian mengenai strategi customer relations dalam sebuah perusahaan
pada masa pandemic COVID-19 dengan menganalisis objek penelitian dengan
menggunakan teori Kekayaan Media (Media Richness Theory) yang merupakan
bagian dari teori Computer Mediated Comunications (CMC) dengan menguraikan
penggunaan konfrensi video (video conference) pada aplikasi Zoom Cloud
Meeting .
Strategi dalam sebuah perusahaan merupakan langkah yang sangat penting
dalam menentukan cara untuk mencapai suatu tujuan sampai dengan visi dan
misinya perusahaan tercapai, serta strategi diperlukan untuk mencapai apa yang
menjadi tujuan jangka panjang perusahaan. Sebuah strategi yang ditujukan untuk
tujuan jangka panjang dari sebuah perusahaan akan menggunakan hasil dari
ketentuan yang didapat dari sebuah analisis akan situasi yang dihadapi yang
mengharuskan melakukan suatu tindakan khusus.
Strategi yang akan dianalisa pada penelitian ini adalah sesuai dengan strategi
customer relations yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera pada masa
pandemic COVID-19 dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari kedua
key informan, yaitu Agung Setio Nugroho S.I.P sebagai Senior Manager Marketing
dan Siti Maesaroh sebagai Supervisor Eksternal PT Mandiri Cipta Sejahtera, dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Strategi Customer Relations PT Mandiri Cipta Sejahtera pada masa
pandemic COVID-19
a. Fact-finding (Pengumpulan fakta):
Seperti yang telah dibahas di awal, Cutlip dkk, telah menyatakan bahwa di
dalam melakukan strategi customer relations, harus melakukan beberapa
tahapan, dan tahapan awal adalah sebuah tahapan yang sangat penting untuk
keberhasilan sebuah program yang dilaksanakan oleh pihak customer
relations. Langkah pertama adalah fact finding, yaitu “Tahapan ini adalah
sebuah tahapan untuk pencarian fakta tentang kondisi dan juga opini public
tentang apa yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasni, yaitu apa saja
65
yang terjadi dan menyebabkan hambatan atau sebagai penunjang dari kegiatan
organisasi tersebut.”(Atika & Nurjanah, 2014). Sesuai dengan pendapat diatas,
maka yang dimaksudkan dengan fact finding adalah proses pengumpulan fakta-
fakta yang terjadi dengan tujuan untuk dapat dijadikan penunjang atau
landasan dibuatnya program dari strategi Customer relations.
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui permasalahan apa saja yang
terjadi pada PT Mandiri Cipta Sejahtera dalam melakukan strategi customer
relations pada masa pandemic COVID-19.
Pandemic COVID-19 yang terjadi di Indonesia sejak bulan Maret 2020
merupakan sebuah wabah atau pandemic, sehingga pemerintah telah
memberikan beberapa kali pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar
sebagai langkah pencegahan penyebaran wabah virus Corona atau biasa
disebut dengan pandemic COVID-19 dengan memberlakukan seluruh sektor
untuk menghentikan berbagai kegiatan khususnya dan melakukan pekerjaan
dari rumah atau biasa di sebut dengan Work From Home (WFH) pada seluruh
karyawan mereka.
Peraturan pemerintah tersebut menjadi permasalahan yang besar bagi PT
Mandiri Cipta Sejahtera yang harus mentaati akan peraturan tersebut, yaitu
dengan menetapkan kebijakan bagi karyawannya untuk tidak sepenuhnya
bekerja dari rumah (WFH), yaitu dengan menerapkan pembagian kerja untuk
staff diberlakukan dua kali dalam satu minggu bekerja di kantor (WFO),
sedangkan untuk bidang manajemen melakukan kegiatan bekerja di kantor
disesuaikan dengan kebutuhan. Seperti yang diungkapkan oleh Agung sebagai
Senior Manager Marketing;
“Dampaknya sangat besar karena dengan adanya pandemic ini,
perusahaan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan melakukan
pendekatan dengan pelanggan”. (Nugroho, 2021)
Pada masa Pandemic menjadikan perusahaan merasakan kesulitan dalam
berhubungan dengan pelanggan, dimana pada awalnya komunikasi dapat
dilakukan dengan menggunakan pertemuan biasa, akan tetapi pada saat
pandemic tidak dapat bertemu langsung secara tatap muka dengan pelanggan
mereka, dikarenakan sistem pemberlakuan bekerja dari rumah atau WFH,
sehingga seringnya terjadi keterlambatan dalam penagihan invoice dan
66
permasalahan ini menyebabkan penurunan pelanggan mereka, seperti yang
diungkapkan oleh Siti Maesaroh sebagai Supervisor Eksternal PT Mandiri
Cipta Sejahtera;
“Permasalahan yang sering terjadi seperti tagihan invoice, selalu
bermasalah karena masa WFH yang tidak menentu menyebabkan
penurunan jumlah customer, dimana sebelum adanya pandemic ada sekitar
58 customer, tetapi sejak adanya pandemic menjadi 47 customer, sehingga
dapat merugikan perusahaan”.(Maesaroh, 2021)
Permasalahan tidak hanya timbul di dalam perusahaan PT Mandiri Cipta
Sejahtera saja, tetapi juga dialami oleh perusahaan dari pelanggan mereka yang
mengalami permasalahan keuangan, yang dapat menyebabkan keterlambatan
pembayaran dan juga dalam melakukan pembayaran tersebut harus melalui
proses yang lama dibandingkan sebelum adanya pandemic, seperti yang
diungkapkan oleh Agung;
“Permasalahan terbesar itu adalah pembayaran, selama WFH, sering
terjadinya keterlambatan dalam pembayaran dan harus melalui proses
yang dikategorikan lama”.(Nugroho, 2021)
Permasalahan yang timbul tidak hanya bidang prosedural yang
mengalami permasalahan, tetapi dalam kegiatan berkomunikasi antara
perusahaan dengan pelanggan pun mengalami permasalahan, bahkan sampai
terjadinya banyak pelanggan yang melakukan putus kontrak dikarenakan
kendala dalam proses pembayaran penagihan mengalami kesulitan dalam
komunikasi dengan pihak perusahaan. Sehingga dapat menyebabkan
kemunduran dalam pendapatan dan juga roda khidupan perusahaan, diperkuat
dengan pernyataan Agung sebagai berikut;
“Banyak masalah timbul itu karena masalah komunikasi, yang akhirnya
pelanggan putus kontrak hanya karena komunikasi, seperti misalnya
permasalahan / kendala pembayaran atau mengganti invoice saja, pihak
pelanggan mengalami kesulitan dalam menghubungi marketing”.
(Nugroho, 2021)
Bila melihat dari beberapa pendapat di atas, maka permasalahan yang
terjadi dikarenakan hubungan komunikasi, permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan selama masa pandemic Covid-19 ini diantaranya adalah kesulitan
dalam berkomunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, dan juga
pendekatan perusahaan dengan pelanggan dari berbagai lini perusahaan, dari
67
staff hingga jajaran direksinya sangat sulit untuk dihubungi, salah satu
contohnya adalah dalam tagihan atau invoice yang seringnya mengalami
keterlambatan karena pemberlakuan bekerja dari rumah (Work Form Home
atau WFH). maka dapat menyebabkan mundurnya kemajuan dalam berbagai
bidang di dalam perusahaan hingga terjadinya beberapa pelanggan yang
melakukan putus kontrak sewa kendaraan sebelum waktunya habis
dikarenakan komunikasi dengan pelanggan yaitu berkenaan dengan
kesulitannya melakukan komunikasi seperti kendala pembayaran atau
mengganti invoice, dan besar penurunan jumlah pelanggan yang dialami
perusahaan selama pandemic sekitarr 20 % dari jumlah pelanggan yang
bermitra dengan perusahaan, yaitu jumlah pelanggan sebelum adanya
pandemic terdapat sekitar 58 pelanggan, maka sejak adanya pandemic turun
menjasi sekitar 47 pelanggan. Kondisi seperti ini mengahruskan perusahaan
mencari upaya untuk memudahkan komunikasi dengan pelanggan, yaitu
dengan memanfaatkan teknologi komunikasi atau komunikasi dengan
menggunakan komputer sebagai medianya.
b. Planning and programming
Setelah diperoleh beberapa penemuan dari data dan fakta yang terjadi pada
tahapan fact–finding dimana permasalahan terjadi pada PT Mandiri Cipta
Sejahtera dalam membina hubungan dengan pelanggan pada masa pandemic
COVID-19, maka tahapan berikutnya adalah planning and programming atau
rencana dan program yang digunakan untuk menyelesaikan atau mengatasi
permasalahan yang terdapat pada tahapan sebelumnya sebagai langkah
mencapai tujuan yang lebih baik.
Perencanaan atau planning dapat dikatakan sebagai bagian yang teramat
penting dikarenakan dalam tahapan ini perusahaan akan membuat sebuah
perencanaan yang dapat memecahkan permasalahan yang terjadi, khususnya
dalam komunikasi dengan pelanggan. Pada tahapan ini juga akan
mempertimbangkan langkah yang tepat untuk dijadikan sebagai program
sebagai kebijakan dari perusahaan.
68
Data yang diperoleh peneliti yang didapat dari hasil wawancara yang
dilakukan dengan kedua key informan dari PT Mandiri Cipta Sejahtera bahwa
dengan adanya pembatasan dan perubahan untuk mengharuskan mereka
bekerja dari rumah membuat kesulitan dalam hal berhubungan atau
berkomunikasi dengan para pelanggannya, maka perusahaan mencari upaya
dan langkah yang dapat menghadapi permasalahan yang dihadapi perusahaan
khususnya untuk membina hubungan baik dengan para pelanggannya.
Bagian marketing merupakan ujung tombak dalam melaksanakan
kegiatan pada PT Mandiri Cipta Sejahtera atau merupakan garda terdepan dari
perusahaan dalam menghadapi pelanggan, dimana sebelum terjadinya
pandemic berbagai kegiatan dan rutinitas perusahaan untuk selalu menyapa
pelanggan dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan melakukan sebuah
program “visit and calls” atau melakukan tatap muka dengan pelanggan dan
juga menghubungi mereka, hal ini merupakan langkah untuk membina
hubungan yang baik dengan pelanggan, akan tetapi pada masa pandemic
kegiatan tersebut harus tetap dilakukan dengan membatasi atau mengurangi
kegiatan “visit” atau mendatangi perusahaan dari para pelanggan mereka, dan
lebih memperbanyak kegiatan “calls” atau menghubungi para pelanggannya
dengan meggunakan media. Seperti yang dinyatakan oleh Agung bahwa
mereka selalu mengedepankan program retention yang bertujuan untuk
menciptakan attention;
“Program “Visit and call” , yaitu salah satu tools untuk retention yang
bertujuan menciptakan attention, tidak berjalan pada masa pandemic,
yang dapat dilakukan perusahaan adalah “call”, yaitu dengan
menghubungi customer dengan menggunakan WhatsApp, Zoom dan media
lainnya ke PIC masing-masing pelanggan dan terjadwal seminggu
sekali”.(Nugroho, 2021)
PT Mandiri Cipta Sejahtera dalam menghadapi masa pandemic yang
menyebabkan kesulitan dalam menghubungi pelanggannya khususnya dengan
melakukan “visit” atau mendatangi perusahaan dari pelanggan mereka, maka
langkah yang harus mereka lakukan adalah mengupayakan untuk
memperbesar “calls”-nya atau yang dimaksud disini adalah melakukan
hubungan atau berkomunikasi dengan pelanggan mereka dan mengurangi
kegiatan “visit”. Sekalipun di dalam kegiatan “visit” memang masih dilakukan
69
apabila masalah kondisi yang dihadapi tidak mungkin dapat diselesaikan
dengan menggunakan komunikasi melalui media, seperti WhatsApp, dan Zoom
Cloud Meeting dan dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan yang
ketat, seperti yang diungkapkan oleh Agung;
“Kalaupun mengharuskan untuk melakukan visit, harus mematuhi
berbagai syarat dan aturan yaitu dengan memperketat protokol kesehatan,
dari harus dilakukannya test Swab Antigen dan dinyatakan negative, juga
harus dapat menunjukkan sertifikat vaksin, serta pelaksanaan face to face
juga harus dibatasi dengan kaca, atau hanya diperbolehkan melakukan
tatap muka pada ruangan terbuka atau di loby perusahaan”. (Nugroho,
2021)
Ketatnya peraturan dalam kegiatan tatap muka atau mendatangi pelanggan
mereka, menyebabkan perusahaan pelanggan menyebabkan perusahaan benar-
benar mengupayakan untuk melakukan langkah yang lebih aman dan tepat
yaitu mengutamakan kegiatan “calls”, yaitu penggunaan media untuk
melakukan komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan mereka, seperti
penggunaaan telpon atau WhatsApp, dan bila permasalahan membutuhkan
penanganan dan penyelesaian secara detail atau dengan cara mendalam yaitu
dengan menggunakan pertemuan virtual atau konfrensi video (video
conference) dengan menggunakan Zoom Cloud Meeting, serta pesan yang
diberikan pada umumnya adalah bentuk sapaan kepada pelanggan, seperti dari
mulai menanyakan kabar mereka juga menanyakan bagaimana servis yang
diberikan perusahaan terhadap kendaraannya,serta kendala apa saja yang
dihadapi para pelanggannya ,dan sebagainya.
Selain penggunaan penggunaan Zoom Cloud Meeting dan WhatsApp
dalam strategi customer relations sebagai tahapan kedua adalah penggunaan
melakukan pengukuran kepuasan pelanggan dengan memberikan kuesioner
sebagai feedback dari pelanggan atas kekurangan ataupun kebebihan
pelayanan yang telah dilakukan oleh perusahaan, yaitu sengan menggunakan
Customer Service Index (CSI). Perusahaan juga membuat sebuah cara yang
dapat memudahkan pelanggan mereka untuk dapat menghubungi perusahaan
atau PIC dari perusahaan sebagai langkah untuk mempersingkat tersalurkannya
keluhan pelanggan secara langung dalam waktu 24 jam dan dapat terkoneksi
70
pada email, website, email customer service, serta Whatsapp khusus VOC PT
Mandiri Cipta Sejahtera, program ini disebut Voice Of Customer (VOC).
Sumber : http://www.morena.co.id/(Morena, 2020)
Gambar 4.2 Pelayanan 24 Jam PT Mandiri Cipta Sejahtera
Sesuai dengan focus dalam penelitian ini adalah strategi customer
relations perusahaan yaitu penggunaan Zoom Cloud Meeting sebagai salah satu
kegiatan dari marketing perusahaan yang merupakan ujung tombak perusahaan
dengan melakukan hubungan komunikasi dengan pelanggan menggunakan
media atau biasa disebut kegiatan“calls” yang digunakan sebagai pengganti
pertemuan tatap muka dengan menggunakan pertemuan virtual menggunakan
computer dan juga jaringan internet.
c. Taking Action and Communicating
Tahap ini merupakan tahapan ketiga yaitu tahap Planning dan
Programming dalam strategi customer relations, yaitu pihak perusahaan
melakukan kegiatan dan program yang telah direncanakan pada tahap
sebelumnya yaitu sebagai strategi dalam membina hubungan dengan
pelanggan. Pada tahap ini perusahaan melakukan kegiatan komunikasi dengan
pelanggan sebagai langkah untuk membina hubungan jangka panjang dengan
pihak pelanggan.
PT Mandiri Cipta Sejahtera melakukan kegiatan secara teratur dan
terjadwal untuk lebih mengutamakan kegiatan “calls” setidaknya satu minggu
71
sekali untuk menghubungi pihak pelanggan sebagai kontrol kepada pelanggan
dengan menggunakan media seperti WhatsApp dan juga konfrensi video (video
conference) menggunakan Zoom Cloud Meeting untuk permasalahan yang
harus diselesaikan dengan cara lebih mendalam dan memerlukan pertemuan
untuk menyelesaikannya. Seperti yang dinyatakan oleh Agung;
“Kita menerapkannya lebih kearah customer service, after sales-nya,
hanya melakukan “calls” saja yang diperbesar dibandingkan dengan visit
nya, dan dijadwalkan seminggu sekali melakukan hubungan / calls ke
masing-masing pelanggan dengan menggunakan WhatsApp atau
hubungan by phone atau menggunakan Zoom Meeting”.(Nugroho, 2021)
Diperkuat dengan pernyataan dari Siti Maesaroh yang menyatakan bahwa
di dalam melakukan komunikasi dengan pelanggan selama masa pandemic
COVID-19 dapat dilakukan dengan menggunakan media yaitu dengan
menggunakan WhatsApp unuk menghubungi menggunakan telephone dan juga
penggunaan Zoom Cloud Meeting untuk melakukan pertemuan antara
perusahaan dengan pelanggan guna membahas permasalahan yang lebih rumit;
“ Bila permasalahan memerlukan diskusi dan juga pembicaraan lebih jauh
antara pihak perusahaan dengan pelanggan, maka akan dilakukan
menggunakan Zoom Meeting”.(Maesaroh, 2021)
Salah satu pelanggan dari PT Mandiri Cipta Sejahtera yaitu seorang
supervisor dari PT Unilever Indonesia yaitu Hasan Sumarji yang merupakan
Informan pada penelitian ini telah menyatakan hal yang sama dengan yang
diungkapkan sebelumnya mengenai kondisi pada saat pandemic COVID-19
yaitu dalam setiap permasalahan selalu menggunakan WhatsApp dan juga
melakukan pertemuan dengan menggunakan Zoom Meeting yang dirasakan
lebih tepat dan aman ;
“Dalam kondisi seperti saat ini menurut saya lebih baik dan aman lebih
baik komunikasi menggunakan media, seperti WhatsApp dan juga Zoom
Meeting untuk menyelesaikan permasalahan yang membutuhkan
penanganan khusus”. (Sumarji, 2021)
Berdasarkan pengumpulan data tersebut diatas, maka hasil analisis yang
dapat disimpulkan pada tahap taking action and communicating yang
dilakukan PT Mandiri Cipta Sejahtera dalam melakukan komunikasi dengan
pelanggan mereka pada masa pandemic COVID-19 selalu mengedepankan dan
72
mengutamakan kegiatan “calls” yaitu dengan menggunakan media yang
terhubung dengan internet seperti WhatsApp untuk permasalahan yang masih
dapat dipecahkan dengan menggunakan telephone WhatsApp sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan yaitu satu minggu sekali, atau dengan
menggunakan media komputer dan juga jaringan internet untuk melakukan
pertemuan virtual atau konfrensi video (video conference) menggunakan Zoom
Cloud Meeting untuk menyelesaikan, mendiskusikan dan membicarakan
permasalahan yang membutuhkan penangan lebih mendalam.
d. Evaluasi
Tahap keempat dari strategi customer relations adalah evaluasi, yaitu
tahapan dalam proses melakukan penilaian dari apa yang sudah dilakukan pada
tahap sebelumnya yaitu pada taking and communications, sebagai
implementasi atau hasil yang dicapai atas program yang diakukan.
Tahap evaluasi yang dilakukan oleh perusahaan atas suatu kegiatan yang
telah dilakukan adalah dengan menggunakan standar dari kepuasan yang
dirasakan oleh pelanggan-nya, maka PT Mandiri Cipta Sejahtera hasil dari
kepuasan pelanggan berdasarkan kuesioner sebagai feedback dari perusahaan
terhadap pelayanan yang telah dilakukan perusahaan, yaitu menggunakan
Customer Service Index (CSI), kemudian perusahaan akan melakukan
pembenahan apabila terdapat kekurangan. Seperti yang dijelaskan oleh Agung;
“Kita biasanya sebelum adanya pandemic selalu menggunakan CSI
sebulan sekali, CSI (Customer Service Index) yaitu mengukur kepuasan
pelanggan dengan memberikan kuesioner sebagai feedback dari mereka
akan kekurangan dan kelebihan dari perusahaan terhadap
mereka”.(Nugroho, 2021)
Pernyataan ini di dukung oleh pernyataan dari Siti Maesaroh yang
menyatakan bahwa apa yang telah mereka lakukan selama masa pandemic,
seperti selalu menyapa pelanggan, dan selalu melakukan komunikasi dengan
para pelanggannya tidak hanya pada saat adanya keluhan, telah mendapatkan
penilaian yang baik oleh CSI (Customer Service Index);
“Apa yang telah dilakukan oleh kami terhadap pelanggan telah mendapat
penilaiaan dari CSI (Customer Service Index) yaitu dengan nilai yang
selalu baik diantaranya dalam hal tanggapan dan aksi untuk permasalahan
dengan Pelanggan”.(Maesaroh, 2021)
73
Sedangkan untuk kepuasan pelanggan dalam penggunaan media dalam
melakukan komunikasi antara perusahaan dengan pelanggannya, yaitu dengan
penggunaan Zoom Cloud Meeting, Agung pun mengatakan bahwa pelanggan
benar merasakan puas karena dapat bernegoisasi dengan menggunakan media
sangat berbeda dengan pertemuan tatap muka, dimana dalam bernegoisasi
menggunakan melakukan pertemuan virtual menggunakan konfrensi video
(video conference) yaitu penggunaan media Zoom Cloud Meeting dapat
dilakukan dengan cara menarik ulur dan terkadang beberapa dari pelanggan
merasakan kurang puas dengan melakukan pertemuan dengan menggunakan
Zoom yang harus dilakukan hingga berkali-kali bahkan bila dirasa masih
belum juga dapat terselesaikan, pelanggan meminta untuk melakukan
pertemuan tatap muka, seperti yang diungkapkan oleh Agung, yaitu;
“Kalau puas, mereka pasti puas, karena dalam bernegoisasi dengan Zoom
mereka dapat menarik ulur, sehingga untuk memecahkan sebuah masalah
problem solving, terkadang ada customer yang merasa tidak puas, hingga
dari mereka meminta untuk melanjutkan beberapakali untuk melakukan
zoom”. (Nugroho, 2021)
Penggunaan Zoom Cloud Meeting yang dilakukan perusahaan dan
merupakan sebuah media alternative untuk menggantikan pertemuan tatap
muka dengan pelanggan, yaitu dalam memecahkan permasalahan yang
membutuhkan pertemuan untuk mendiskusikan atau merundingkan
permasalahan secara mendalam dengan pelanggan, dan dalam pelaksanaannya
tidak hanya dapat dilakukan satu kali petemuan virtual, tetapi dapat dilakukan
beberapakali sesuai dengan permasalahannya.
Kemudian dalam bentuk komunikasi dengan pelanggan menggunakan
konfrensi video (video conference) yaitu aplikasi Zoom Cloud Meeting dapat
dinyatakan beberapa kasus tertentu dapat terselesaikan dengan baik tetapi
terdapat beberapa kasus dimana dalam memecahkan permasalahannya harus
dengan dengan melakukan lebih dari satu kali pertemuan virtual dengan
konfrensi video (video conference) aplikasi Zoom.
Pelaksanaan pertemuan menggunakan Zoom pada umumnya dilakukan
pada saat WFH ataupun dalam kondisi kegiatan bekerja dari kantor (WFO).
Penggunaan pertemuan dengan menggunakan Zoom pada saat bekerja di
74
kantor (WFO) biasanya dilakukan pada sebuah ruang rapat dan tetap
memperhatikan protokol kesehatan secara lengkap, kemudian dihadiri dari
beberapa manajemen dari berbagai divisi perusahaan yang terkait sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan sebuah layar LCD
untuk menampilkan camera video ataupun penayangan paparan dalam
presentasi baik dari perusahaan maupun dari pihak pelanggan.
2. Kegiatan Customer Relations PT Mandiri Cipta Sejahtera
Berdasarkan uraian sebelumnya mengenai strategi customer relations yang
dilakukan oleh perusahaan merupakan sebuah langkah yang penting guna
merencanakan setiap langkah dalam kaitannya dengan pelayanan yang dilakukan
oleh perusahaan untuk melakukan hubungan baik dengan pelanggan.
PT Mandiri Cipta Sejahtera melakukan kegiatan customer relations yang
dilakukan, yaitu berupa kegiatan perusaaan dalam upayanya membina hubungan
baik dengan pelanggan, yaitu;
a. Melaksanakan pelayanan yang unggul (Service Oriented), yang terdiri
dari :
1) Pelayanan prima (service off excellence)
Pelayaan prima atau service of excellence merupakan suatu
bentuk dalam melayani pelanggan dengan baik dan yang diutamakan
adalah perhatian dan rasa kepedulian dengan pelanggan. Program
pelayanan prima yang dilakukan PT Mandiri Cipta Sejahtera dalam
membina hubungan baik dengan pelanggan adalah selalu
mengedepankan dan mengutamakan kebutuhan pelanggan serta
menerima dan merespon setiap keluhan dari pelanggan, seperti yang
diungkapkan oleh Agung Setio Nugroho, yaitu;
“Penting sekali untuk selalu menjalin hubungan dengan Pelanggan,
karena kita perusahaan jasa kuncinya disini, letak kesuksesan kita
untuk mendapatkan penambahan order, itu semua tergantung
approaching kita ke PIC mereka, seperti yang dilakukan oleh
pelanggan dari perusahaan-perusahaan asing itu tidak melihat
harga, asalkan pelayanan perusahaan kita bagus, komunikasi lancar
dan bagus, umumnya mereka siap untuk membayar tinggi”
(Nugroho, 2021)
Kemudian menurut Siti Maesaroh menyatakan bahwa;
75
“Sebetulnya kunci dari semuanya adalah komunikasi, dengan
komunikasi yang baik antara perusahaan dengan pelanggan,
apapun permasalahannya dapat teratasi dengan baik dan masalah
pun dapat terselesaikan dengan baik”. (Maesaroh, 2021)
Hal ini dapat terlihat dari pernyataan kedua key informan akan
komunikasi yang baik di dalam menghadapi berbagai permasalahan
dengan pelanggan PT Mandiri Cipta Sejahtera, sebagai berikut;
“Empat karakter yang harus dan wajib untuk setiap marketing
adalah bersikap ramah dengan pelanggan, itu harus dapat humble,
komunikatif, atraktif dan harus dapat membangun suasana”.
(Nugroho, 2021)
Perusahaan berusaha mengedepankan pelayanan yang terbaik
dengan pelanggannya, sebagai langkah awal adalah dengan
melakukan tenaga marketing mereka dengan memberikan syarat sikap
dan empat karakter yang dapat menunjang kegiatan mereka dalam
melayani pelanggannya, seperti dapat melakukan komunikatif,
humble, atraktif dan juga dapat menciptakan suasana yang baik dalam
berkomunikasi dengan pelanggan. Dari keempat karakter tersebut
merupakan dasar utama untuk terjalinnya komunikasi yang efektif
dengan pelanggan, seperti yang dijelaskan oleh Agung, bahwa dengan
membangun suasana yang baik akan membuat pelanggan merasakan
nyaman, dimana sebelumnya mungkin kondisi pelanggan dalam
keadaan kurang baik, akan tetapi dengan komunikasi yang baik
dengan suasana yang nyaman, maka akan membuat pelanggan dapat
menceritakan kendala apapun yang mereka hadapi dan kemudian akan
dicari solusi untuk pemecahannya. Kemudian ditambahkan pula oleh
pernyataan Siti Maesaroh sebagai berikut;
“Perusahaan selalu melakukan komunikasi sebagai pendekatan-
pendekatan ke pihak pelanggan untuk melihat apa kendalanya dan
mencari pemecahannya yang tidak memberatkan perusahaan dan
juga pihak pelanggan, hal ini tujuannya adalah untuk jangka
panjang nya, bagaimana nantinya bila perusahaan tersebut akan
kembali memperpanjang sewa misalnya bila pandemic berakhir
dan kembali kondisi menjadi normal”. (Maesaroh, 2021)
76
Pelayanan yang baik merupakan sebuah keharusan dalam sebuah
perusahaan, maka perusahaan harus dapat melakukan hubungan yang
baik dengan pelanggannya, yaitu dengan melakukan komunikasi yang
baik antara pihak perusahaan dengan perusahaan ataupun sebaliknya,
seperti kecepatan dalam menangani keluhan dari pelanggan, ketepatan
di dalam menangani dan mengambil langkah untuk menyelesaikan
masalah, keramahan pihak perusahaan di dalam berkomunikasi
dengan pelanggan, dan pada akhirnya akan memberikan kenyamanan
dari pihak pelanggan untuk bermitra dengan perusahaan tersebut.
Sebagai langkah untuk menjalin hubungan yang baik dengan
pelanggannya, PT Mandiri Cipta Sejahtera telah melakukan empat
unsur pokok sesuai dengan konsep service of excellence, yaitu:
a) Perusahaan berusaha untuk melakukan kecepatan dalam
menangani keluhan dari pelanggan, yaitu perusahaan telah
membuat sebuah sarana komunikasi langsung dari pelanggan ke
pihak perusahaan sebagai saluran berbagai keluhan dan complain,
yaitu Voice Of Customer (VOC). Selain itu, perusahaan juga telah
membuat sarana dan prasarana khusus untuk berkomunikasi antara
pelanggan dengan perusahaan, seperti membuat komunikasi
sebagai jembatan antara pelanggan dengan para mekanik untuk di
bagian service, yaitu dengan menggunakan service advisor yang
merupakan bagian khusus untuk melakukan komunikasi dengan
pelanggan, seperti menjelaskan berbagai masalah tekhnisi atau
mesin kepada para pelanggan. Seperti yang diakui oleh salah satu
pelanggannya yeitu yang menyatakan;
”Untuk melakukan keluhan, seperti kendaraan mengalami
masalah, maka dengan waktu yang cepat sekitar 3 jam
setelahnya dapat diberikan tindakan atau solusi yang tepat dan
sangat baik”. (Sumarji, 2021)
b) Kemudian pada unsur pokok berikutnya adalah ketepatan di dalam
menangani dan mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah,
seperti yang telah dilakukan oleh perusahaan di dalam menangani
permasalahan yang terjadi khususnya pada masa pandemic adalah
77
dengan tetap melakukan komunikasi yang baik dengan
pelanggannya, yaitu dengan mengedepankan program “calls”,
dimana perusahaan berusaha untuk selalu menghubungi pelanggan
dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu satu minggu sekali dari
setiap pelanggannya. Sebagai media dalam kegiatan komunikasi
itu adalah dengan menggunakan WhatsApp, dan juga Zoom Cloud
Meeting. Komunikasi tersebut tetap dilakukan oleh pihak
perusahaan sekalipun dalam kondisi pandemic COVID-19 dengan
keterbatasan dalam pertemuan tatap muka, tetapi dapat dilakukan
dengan menggunakan komunikasi secara online menggunakan
WhatsApp ataupun pertemuan secara virtual dengan menggunakan
Zoom Cloud Meeting. Hal ini dapat terlihat pada pernyataan dari
Sumarji yang merupakan salah satu pelanggan PT Mandiri Cipta
Sejahtera, sebagai berikut;
“MorenaRent selalu memahami permasalahan yang kami
hadapi dengan memberikan solusi yang tepat, serta
memberikan servis dan juga tim sales nya bagus, professional
dan selalu melakukan komunikasi dengan baik”. (Sumarji,
2021)
c) Komunikasi yang dilakukan antara perusahaan dengan
pelanggannya selalu menggunakan etika dan bahasa yang ramah,
sesuai dengan syarat dasar yang dimiliki marketing pada PT
Mandiri Cipta Sejahtera, salah satunya adalah dapat melakukan
komunikasi dengan baik dan selalu menjaga sikap yang penuh
dengan etika dan keramahan. Kemudian untuk sikap perusahaan
terhadap pelanggan, Sumarji juga mengungkapkan sebagai berikut;
“MorenaRent dapat kooperatif dalam setiap memecahkan
permasalahan, juga para marketingnya ramah dalam
memberikan pelayanannya kepada kami sebagai
pelanggannya, tidak jarang mereka menelpon hanya untuk
menanyakan kondisi kami dan perusahaan kami selama masa
pandemic ini”. (Sumarji, 2021)
d) Ketiga unsur pokok yang telah disebutkan sebelumnya, apabila
dilakukan maka akan menimbulkan suatu kenyamanan dan juga
78
kepuasan dari pihak pelanggan untuk bermitra dengan perusahaan,
seperti yang diungkapkan oleh Sumarji sebagai berikut;
“Selama pandemic ini MorenaRent selalu memberikan
pelayanan yang baik, sehingga kami merasakan nyaman untuk
bermitra dengan Morena”. (Sumarji, 2021)
Pelayanan yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera terhadap
pelanggan khususnya pada saat pandemic COVID-19 adalah selain
melakukan hubungan komunikasi dengan jadwal rutin setiap satu
minggu sekali bagi karyawan pada bagian marketing yang merupakan
garda terdepan perusahaan untuk menghubungi pelanggan,
menanyakan kondisi mereka selama pandemic, juga menanyakan
permasalahan apa saja yang dihadapi pelanggan dan juga kesulitan apa
yang berkaitan dengan perusahaan.
Sumber : http://www.morena.co.id/(Morena, 2020)
Gambar 4.4 Layanan Prima PT Mandiri Cipta Sejahtera
Sesuai dengan apa yang tertera pada gambar 4.4 yaitu mengenai
layanan prima yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera dan
tercantum di dalam website resmi perusahaan, menggambarkan bahwa
perusahaan selalu mengedepankan pelayananan prima dan berkualitas,
sehingga apa yang dilakukan perusahaan selama masa pandemic pun
berusaha untuk selalu mengedepankan kualitas sebagai pelayanannya
79
kepada pelanggan. Sarana dan prasarana yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai langkah perusahaan untuk melakukan pelayanan
yang cepat dalam merespon berbagai keluhan pelanggan, serta dalam
hal ketepatan dalam melakukan pemecahan permasalahan dengan baik
dan tepat setiap permasalahan dengan pelanggan, bersikap ramah setiap
melakukan komunikasi dengan pelanggan, sehingga membuat
kenyamanan pada pelanggan mereka, sekalipun dalam kondisi
pandemic dimana komunikasi hanya dilakukan menggunakan media
untuk berkomunikasi, seperti WhatsApp, saluran telpon ataupun dengan
video converence dengan Zoom Cloud Meeting.
2) Penanganan keluhan
Perusahaan harus dapat menerima apapun yang menjadi keluhan dari
customer, dan juga berusaha untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Seperti halnya yang diungkapkan oleh Agung setio Nugroho sebagai
berikut;
“Semua keluhan pelanggan merupakan suatu nilai jual yang tinggi
sehingga dibuatlah sarana dan prasarana service, kita ada yang
namanya tools yang disebut Voice Of Customer (VOC) dapat
dimonitor oleh berbagai divisi sampai direktur. Kepuasan pelanggan
pasti yang kita kedepankan, karena kita perusahaan jasa, maka
pelanggan puas, masalah dapat terselesaikan dengan baik, itulah
yang menjadi sebuah kepuasan” (Nugroho, 2021)
Kemudian dilanjutkan pernyataan tersebut mengenai apa saja keluhan
atau complain dari pihak pelanggan;
“Sebetulnya kalau komplain masalah komunikasi tidak ada,
sedangkan complain terbesar adalah penanganan mobilitas, karena
kita merupakan perusahaan jasa itu adalah menggunakan sarana
mobil rental, maka komplain yang sering adalah servis mobil yang
kurang bagus, dan pengadaan mobil” (Nugroho, 2021)
Penanganan keluhan pada perusahaan ini dilakukan dengan
menggunakan Voice Of Customer (VOC) sebagai media yang dapat
menghubungkan anatara pelanggan dan perusahaan hingga ke lini teratas
dalam perusahaan agar dapat ditangani dengan segera, dan apabila
penanganan membutuhkan pembicaraan yang detail, maka dibutuhkan
80
pertemuan dengan menggunakan Zoom Cloud Meeting. Keluhan
pelanggan pada masa pandemic lebih banyak mengenai keterlambatan
masalah pembayaran atau tagihan (invoice), sebelum pandemic
permasalahan tagihan dapat terselesaikan dalam tiga hari, tetapi sejak
adanya pandemic mengalami keterlambatan sampai berninggu-minggu.
Semua permasalahan ini dapat teratasi dengan melakukan pendekatan dan
komunikasi langsung dengan pihak pelanggan dan kemudian perusahaan
akan memberikan solusi yang tidak memberatkan pelanggan tetapi juga
tidak merugikan pihak perusahaan.
b. Melakukan hubungan baik dengan pelanggan (good relationship)
Menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu :
1) Publikasi informasi
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam melakukan hubungan yang baik
dengan pelanggan dapat terlihat bagaimana perusahaan melakukan
publikasi informasi ke pelanggan. PT Mandiri Cipta Sejahtera dalam
membina hubungan yang baik dengan pelanggan berupa melakukan
publikasi akan informasi-informasi tertentu untuk pelanggan ataupun
calon pelanggan. Pada kegiatan dalam mempublikasikan informasi kepada
pelanggan dilakukan menggunakan media sosial, seperti halnya Facebook
dan juga Instagram. Seperti yang diungkapkan oleh Agung pun
menambahkan apa yang telah dilakukan dalam melakukan publikasi
informasi selama pandemic COVID-19, sebagai berikut;
“Untuk publikasi tidak menggunakan iklan, sehingga kita
melakukan publikasi untuk informasi tentang perusahaan pada
umumnya menggunakan referensi dan media sosial lebih ke
Instagram atau Facebook lebih banyak tentang kegiatan yang
dilakukan seperti CSR, kegiatan yang berkaitan dengan program
pemerintah, lebih kearah motivasi berupa layanan iklan masyarakat
yang dapat mengedukasi berbagai informasi kemasyarakat. Dengan
tujuan untuk menunjukkan ke masyarakat bahwa morenarent tetap
exist”. (Nugroho, 2021)
81
Sumber: https://m.facebook.com/morenarentofficial/ (MorenaRent, 2016)dan
https://www.instagram.com/morenarentofficial/?hl=en (MorenaRent, 2017)
Gambar 4.5 Facebook dan Instagram MorenaRent (PT Mandiri
Cipta Sejahtera)
Informasi yang diberikan perusahaan pada umumnya adalah kegiatan-
kegiatan sosial masyarakat seperti Corporate Social Responsibility (CSR),
pesan-pesan inspiratif (quotes), Tips yang berhubungan dengan kendaraan,
beberapa informasi tentang jasa yang diberikan perusahaan, dan juga iklan
layanan masyarakat.
Sumber: https://www.instagram.com/morenarentofficial/?hl=en (MorenaRent, 2017)
Gambar 4.6 Corporate Social Responsibility (CSR), pesan-pesan
inspiratif (quotes), Tips, dan iklan layanan masyarakat
82
Sumber: https://www.instagram.com/morenarentofficial/?hl=en (MorenaRent, 2017)
Gambar 4.7 Informasi tentang jasa MorenaRent (PT Mandiri
Cipta Sejahtera)
2) Pemberian penghargaan/reward kepada pelanggan
Pelayanan unggul yang kedua adalah adalah melakukan hubungan
baik dengan pelanggan atau pelanggan (good relationship) pemberian
penghargaan (reward) kepada pelanggan. Penghargaan yang diberikan
oleh perusahaan pada pelanggan yang loyal dan sebagai terima kasih
perusahaan atas apa yang telah dilakukan sebagai pelanggan yang baik dan
loyal ataupun pelanggan yang dapat melakukan pembayaran sewa dengan
tepat waktu. Pada pemberian penghargaan tersebut dapat dilakukan oleh
perusahaan sebelum terjadinya pandemic COVID-19 yaitu penghargaan
sebagai pelanggan yang terbaik atau “the best customer payable”, seperti
yang diungkapkan oleh Agung;
“Reward sebelumnya pernah dilakukan diberikan untuk pelanggan
terbaik dan tepat waktu, dengan nama “the best customer payable”
yaitu sebelum adanya pandemic”. (Nugroho, 2021)
Selama pandemic pihak perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan
berupa pemberian rewrd dikarenakan pada masa pandemic banyak
pelanggan yang mengajukan pengurangan cost seperti permintaan untuk
penawaran harga sewa yang diturunkan, jatuh tempo pembayaran yang
sering mengalami keterlambatan, sehingga menyebabkan terpangkasnya
83
value cost yang digunakan oleh perusahaan, hal ini dapat dilihat pada
pernyataan Agung sebagai berikut;
“Selama pandemic sudah tidak pernah memberikan reward tersebut,
dikarenakan banyaknya pelanggan yang mengajukan pengurangan
cost, seperti penawaran harga sewa diturunkan, jatuh tempo
pembayaran dimundurkan, sehingga value cost yang kita gunakan
menjadi terpangkas, itulah kenapa kita tidak mempunyai program itu
kembali”. (Nugroho, 2021)
Sehingga dalam pemberian reward dari perusahaan kepada pelanggan
yang dianggap loyal pada masa pandemic COVID-1 9 initidak dapat
dilakukan kembali pemberian penghargaan atau berupa cendera mata atas
apa yang telah dilakukan sebagai pelanggan yang baik dan loyal, pada
masa seperti yang pernah dilakukan pada sebelum adanya pandemic,.
4.2.2 Pembahasan
Pada masa pandemic COVID-19 perusahaan harus dapat mencari strategi
agar tetap terjaga hubungan dengan pelanggan, yaitu salah satunya dengan cara
memanfaatkan penggunaan media dengan menggunakan teknologi digital dan
tersambung pada jaringan internet. PT Mandiri Cipta Sejahtera melakukan
komunikasi dengan pelanggan yaitu penggunaan media digital dalam bentuk video
conference sebagai pengganti tatap muka dengan pelanggannya
Pesatnya teknologi komunikasi saat ini memudahkan siapapun dapat
berkomunikasi, tidak terbatas waktunya, kapan dan juga dimanapun, tidak terbatas
dengan ruang dan waktu tanpa harus menggunakan cara bertatap muka secara
langsung atau face to face dalam berkomunikasi. Fenomena ini adalah fenomena
komunikasi dengan menggunakan jaringan internet atau Computer Mediated
Communication (CMC) atau komunikasi yang dilakukan dengan internet.
Teori Computer Mediated Communication atau CMC mempunyai beberapa
bagian yang terbagi dalam beberapa teori, salah satu diantaranya adalah teori
kekayaan media (Media Richness) dari Richard Daft dan Robert Lengel yaitu “The
media richness of a verbal exchange era is decided by (1) its bandwidth or
cappotential to transmit more than one cues, (2) its cappotential to provide on the
spot feedback, (3) its cappotential to aid using herbal or conversational language,
and (4) its non-public focus”. (Kekayaan media dari suatu teknologi komunikasi
ditentukan oleh (1) kemampuan atau kemampuan untuk mengirimkan banyak
84
isyarat, (2) kemampuannya untuk memberikan umpan balik langsung, (3)
kemampuannya untuk mendukung penggunaan bahasa alami atau percakapan dan
(4) fokus pribadinya). (Thurlow, Lengel, dan Tomic, 2004)
Strategi yang dilakukan sebuah perusahaan dalam membina hubungan yang
baik dengan pelanggan-nya akan selalu memperhatikan dan mengedepankan
komunikasi yang baik. Hal ini dapat terlihat pada saat pandemic COVID-19 akan
merubah komunikasi yang digunakan setiap perusahaan untuk dapat berkomunikasi
dengan pelanggannya yang dikarenakan pemberlakukan system kerja yang
mengharuskan karyawannya melakukan bekerja dari rumah atau WFH.
Seperti halnya dengan PT Mandiri Cipta Sejahtera yang melakukan
perubahan dalam pola dan cara untuk melakukan komunikasi selama masa
pandemic COVID-19 dimana mengikuti anjuran dari pemerintah untuk berlakukan
seluruh karyawannya melakukan kegiatan bekerja dari rumah (WFH). Sehingga
mengalami perubahan, dimana sebelum terjadinya pandemic, semua dapat
dilakukan menggunakan tatap muka secara langsung antara perusahaan dengan
pelanggannya, tidak demikian dengan keadaan masa pandemic yang
mengharuskan menggunakan komunikasi dengan menggunakan media computer
dan terjaring dengan internet.
Selama Pandemic lebih banyak menggunakan video conference dan
penggunaannya pun lebih banyak menggunakan Zoom dan WhatsApp, tergantung
pada permasalahan yang akan dibahas,serta kapasitas dan fungsi yang akan
digunakan, bila hanya sekedar komunikasi seperti menyapa pelanggan dan lain
sebagainya dapat menggunakan saluran telephone pada aplikasi WhatsApp, akan
tetapi bila pembahasannya perihal detail dan mengharuskan untuk melakukan
compere data, maka diharuskan menggunakan sarana yang lebih lengkap yaitu
Zoom Cloud Meeting.
“ Bila hanya sekedar komunikasi saja dapat menggunakan telephone
melalui WhatsApp, sedangkan untuk membahas perihal permasalahan yang
memerlukan pemecahan secara detail dan mengharuskan menggunakan
compere data, maka perusahaan menggunakan sarana yang lebih lengkap
yaitu menggunakan konfrensi video (video conference) Zoom Meeting”.
(Nugroho, 2021)
Pada pelaksanaan konfrensi video (video conference) dengan menggunakan
aplikasi Zoom Cloud Meeting tidak dapat dikatakan lancar tanpa kendala,
85
mengingat dalam komunikasi menggunakan media tetap akan mengalami banyak
kendala. Demikian pula dalam pelaksanaan menggunakan konfrensi video (video
conference) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting yaitu komunikasi yang dilakukan
dengan kondisi peserta dalam posisi jarak jauh dan dalam pelaksanaannya
menggunakan computer serta berbasis pada jaringan internet, sehingga tidak sedikit
kendala dan permasalahan yang terjadi dalam pelaksanannya, selain adanya
kendala teknis seperti jaringan internet yang tidak stabil, juga kendala yang
memang dilakukan oleh para peserta pertemuan. Seperti yang dilakukan pada setiap
pelaksanaan pertemuan menggunakan Zoom, tidak sedikit peserta pertemuan yang
dengan sengaja tidak mengaktifkan camera video sehingga dirasakan mengganggu
dan tidak sesuai dengan konteks pertemuan menggunakan konfrensi video, dimana
masing-masing peserta sama-sama menggunakan video camera dalam melakukan
pertemuannya. Sehingga pihak perusahaan merasa berbicara dengan peserta yang
tidak dapat terlihat, serta apakah mereka benar-benar berada dihadapan
komputernya dan menyimak jalannya pertemuan, seperti yang dirasakan oleh
Agung sebagai berikut;
“Kendalanya yang paling kita rasakan adalah kita sulit melihat eye contact
lawan bicara kita seperti yang dilakukan pada saat komunikasi secara tatap
muka, pada saat menggunakan zoom lebih banyak pihak pelanggan
melakukan cara dengan mematikan video camera nya, sehingga kami
merasa apakah pelanggan itu dapat menyimak dan mendengarkan apa yang
diungkapkan selama pertemuan”. (Nugroho, 2021)
Kesulitan atau kendala lainnya adalah penggunaan fiture untuk merekam
pelaksanaan pertemuan dengan Zoom Cloud Meeting. Sebagai cara untuk melihat
kembali pelaksanaan yang dilakukan dalam pertemuan virtual tersebut, terdapat
sebuah tombol untuk merekam atau record, hal ini dimaksudkan agar dapat
dijadikan sebagai langkah untuk mengevaluasi dari pertemuan sebelumnya. Akan
tetapi di dalam pelaksanaan pertemuan yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta
Sejahtera mengalami kesulitan untuk melakukan recording atau perekaman
kegiatan pertemuan tersebut dikarenakan pihak pelanggan tidak memberikan ijin
dengan berbagai alasan mereka.
“Kemudian terkadang untuk melakukan recording atau merekam harus
seijin dari mereka dan hal ini amat sulit, karena pada saat meminta ijin untuk
melakukan perekaman saja mereka selalu mempunyai alasan-alasan
86
tertentu. Kemudian kendala dalam hal waktu dan juga signal yang dapat
mengganggu pelaksanaan Zoom”. (Nugroho, 2021)
Keterbatasan dalam kondisi pandemic COVID-19 ini menyebabkan
perusahaan mencari cara untuk dapat melakukan hubungan dengan pelanggannya,
salah satunya adalah dalam kegiatan komunikasi dengan pelanggan, yaitu dengan
melakukan pertemuan secara virtual untuk menggantikan pertemuan tatap muka
secara langsung dengan menggunakan konfrensi video (video conference) pada
aplikasi Zoom Cloud Meeting. Hal ini dikarenakan perusahaan mengalami kesulitan
di dalam melakukan pertemuan tatap muka, sedangkan permasalahan harus segera
diselesaikan. Kelebihan dalam penggunaan media konfrensi video (video
conference) adalah dapat diikuti oleh banyak peserta tidak dibatasi pada jarak dan
ruang, dan dapat mudah untuk diikuti oleh berbagai divisi, departemen bahkan para
pemangku kepentingan dalam sebuah perusahaan yang sulit untuk ditemui, tetapi
dengan menggunakan zoom dapat mengikuti pertemuan tersebut. Seperti yang
diungkapkan oleh Agung yang menyatakan bahwa;
“Kelebihan penggunaan Zoom apabila kita akan memecahkan suatu
permasalahan yang melibatkan banyak pihak, banyak departemen dan PIC
yang mengikuti meeting. Bila terdapat jadwal penting yang melibatkan para
pejabat atau pimpinan penting perusahaan, yang sulit ditemui maka dengan
zoom kita dimudahkan untuk itu dengan menggunakan Zoom. Sehingga
dengan menggunakan zoom, anytime, anywhere mereka bisa ikut”.
(Nugroho, 2021)
Pada pelaksanaan pertemuan online menggunakan konfrensi video (video
conference) dengan menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting dilakukan oleh
perusahaan PT Mandiri Cipta Sejahtera pada umumnya atas dasar permintaan dari
pihak pelanggan yang membutuhkan penyelesaian dari permasalahan yang mereka
hadapi. Link undangan yang telah dibuat oleh pelanggan akan diberikan kepada
pihak marketing atau manajemen dari PT Mandiri Cipta Sejahtera. Permasalahan
yang seringkali timbul dalam pelaksanaan zoom cloud meeting adalah seringnya
terganggu dengan signal yang tidak stabil sehinga seringkali suara tidak dapat
terdengar dengan baik dan juga penggunaan video camera yang kurang jelas apabila
menggunakan virtual background, dan yang paling membuat kesulitan adalam
pihak pelanggan selalu melakukan diskusi antar mereka dan setelah ditunggu
87
hasilnya justru mereka memutuskan untuk menutup pertemuan sepihak dengan
menyatakan bahwa akan dirundingkan dan dibicarakan kembali.
Apabila pelaksanaan dilakukan pada saat perusahaan dalam kondisi WFH,
maka pelaksanaannya adalah masing-masing peserta pertemuan online berada di
dalam rumah masing-masing, tetapi adakalanya pelaksanaan dilakukan pada saat
perusahaan sedang ada kesempatan untuk hadir ke kantor atau Work From Office
(WFO), maka perusahaan akan melaksanakannya pada ruangan rapat dengan
dihadiri oleh pihak manajemen yang terkait, staff dan karyawan dalam bidang
marketing dengan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah, seperti
menggunakan masker, jarak diantara mereka kurang lebih satu meter dan selalu
menggunakan hand senitizer. Sedangkan untuk pelanggan biasanya berada dari
rumah mereka masing-masing atau tetap melakukan WFH.
Pada bab pembahasan ini peneliti akan mendeskripsikan Pelaksanaan
pertemuan online, yaitu berupa rekaman video konfrensi video (video conference)
dengan menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting yang dilaksanakan oleh PT
Mandiri Cipta Sejahtera yang merupakan dokumentasi milik perusahaan serta
kegiatannya dilaksanakan pada bulan Juni 2021 dengan durasi dua jam yaitu pada
dilaksanakan dari pukul 15.00 – 17.00 WIB pada saat WFO dengan menggunakan
Panel LCD Projector atau Panel Liquid Crystal Display (LCD) dimana di dalam
penggunaannya mempunyai cara yang sama dengan menggunakan jenis komputer
laptop yaitu transparan dan akan terhubung pada layar LCD.
Seperti yang telah dijelaskan pada hasil analisa sebelumnya bahwa
perusahaan mengalami kesulitan untuk meminta ijin untuk merekam setiap
pelaksanaan pertemuan menggunakan Zoom, karena tidak mendapatkan ijin dari
pihak pelanggan dengan berbagai alasan mereka. Sehingga perekaman biasanya
menggunakan system rekam manual dengan menggnakan perangkat lain seperti
handphone yang dilakukan oleh salah satu pihak staff marketing yang bertugas
untuk menuliskan notulen dari pertemuan tersebut.
Perusahaan melakukan strategi customer relations pada masa pandemic
COVID-19 menggunakan media di dalam berkomunikasi, dengan menggunakan
komputer dan terhubung dengan jaringan internet, seperti yang dimaksudkan di
dalam Computer mediated Communications. Salah satu yang terdapat dalam teori
88
Computer Mediated Communications adalah teori kekayaan media atau Theory
Media Richness dimana didalamnya adalah penggunaan media dalam
berkomunikasi menggantikan media tatap muka, seperti konfrensi video (video
conference).Salah satu dari aplikasi yang sering digunakan adalah konfrensi video
(video conference) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting untuk melakukan
kegiatan rapat, atau pertemuan di suatu perusahaan.
Demikian pula yang digunakan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera dalam
melaksanakan strategi customer relations adalah menggunakan konfrensi video
(video conference) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting. Hal ini dapat dilihat pada
penjelasan sebelumnya bahwa penggunaan Zoom ini dikarenakan mempunyai
sarana yang lengkap khususnya untuk dilakukannya compere data dan negoisasi
dengan menampilkan berbagai berkas penting.
1. Kemampuan media untuk mengirimkan banyak isyarat;
Zoom Cloud Meeting di dalamnya juga terdapat kemampuan untuk
mengirimkan berbagai isyarat seperti gerak gerik, mimic dan raut wajah, akan
tetapi dalam pelaksanaannya tidak semua peserta pertemuan online dapat
menggunakan camera video sehingga peserta lainnya tidak dapat melihat mimik
dan gerak gerik serta raut wajah peserta pertemuan (meeting) lainnya. Pada
pelaksanaannya, perusahaan ataupun pelanggan sebagai penyelenggara rapat
selalu menyediakan custom background dalam pertemuan tersebut yaitu gambar
yang solid, hal ni dilakukan biasanya dapat mempengaruho tingkat kondusif
serta konsentrasi peserta pertemuan itu sendiri. Selain itu dengan menggunakan
custom background dapat menutupi latar belakang atau lingkungan dari peserta
itu sendiri. Penggunaan custome background tidak akan dapat berfungsi dengan
baik apabila pencahayaan dari ruangan peserta pertemuan, mengakibatkan
gambar yang dihasilkan seperti wajah dari oeserta itu sendiri menjadi kurang
jelas bahkan seperti sebuah bayangan atau transparent atau tidak terlihat. Gerak-
gerik, mimic dan raut wajah jelas tidak akan dapat tergambarkan, demikian juga
bila camera video yang tidal jernih atau jelas, menyebabkan wajah menjadi
buram dan tidak akan tampak perubahan wajah peserta / pelanggan yang dapat
menggambarkan perasaan dan sikap peserta yang puas, setuju atau menolak
pernyataan yang diungkapkan oleh pihak perusahaan pada pertemuan tersebut.
89
Kondisi seperti inilah yang dirasakan oleh pihak PT Mandiri Cipta Sejahtera
dalam pelaksanaannya, seperti yang diungkapkan oleh Agung mengenai
penggunaan media Zoom Cloud meeting;
“Seringkali dalam pertemuan zoom perubahan raut wajah customer itu
senang, setuju, puas dan kecewa sering tidak tampak dikarenakan
penggunakaan background virtual, sehinnga wajahnya seringkali menjadi
bayang-bayang atau menjadi transparant (tidak terlihat) sehingga kita tidak
bisa melihat dan menilai perubahan karakter orang pada saat bicara”
(Nugroho, 2021)
Kemampuan dari media video conference dengan menggunakan Zoom
Cloud Meeting dapat mengirimkan banyak isyarat, seperti kemampuan untuk
mengirimkan berbagai isyarat, yaitu gerak gerik, mimik dan raut wajah.
Berdasarkan hasil analisa yang telah penulis sampaikan sebelumnya, dapat
dideskripsikan pelaksanaan video conference dengan menggunakan Zoom
Meeting yang dilaksanakan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera sebagai kegiatan
dalam hubungan komunikasi perusahaan dengan pelanggan dianggap cara yang
tepat untuk mengatasi tidak memungkinkannya dilakukan pertemuan tatap muka
pada saat terjadi pandemic dan mengharuskan bekerja dari rumah (WFH). Pada
pertemuan tatap muka langsung akan jelas terlihat semua ekspresi yang
dilakukan oleh lawan bicara, akan tetapi dengan penggunaan dari video
conference tersebut dapat dikatakan mampu untuk mengirimkan banyak isyarat
dari pihak peserta pertemuan virtual tersebut semua isyarat tersebut dapat terlihat
melalui camera video dari para peserta pertemuan dalam kondisi aktif, dan
semua ekspresi itu tidak akan tampak bila camera video mereka tidak aktif.
90
Sumber : dokumen MorenaRent (MorenaRent, 2021)
Gambar 4.3 Pelaksanaan Zoom Cloud Meeting PT Mandiri Cipta Sejahtera
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada video
pelaksanaan pertemuan yang dilakukan oleh perusahan, dapat memperkuat hasil
analisa sebelumnya yaitu pihak perusahaan mengganggap bahwa di dalam
penggunaan Zoom Cloud Meeting tidak sepenuhnya dapat dikatakan dapat
mengirimkan banyak isyarat karena tergantung kepada kondisi camera video
dari masing-masing peserta pertemuan online. Apabila camera video tersebut
dimatikan maka kemampuan untuk menangkap dan mengirimkan gerak-gerik
dan mimik dari peserta pertemuan (participant) tidak akan bisa terlihat, seperti
tampak pada gambar 4.3 pelaksanaan Zoom pada perusahaan PT Mandiri Cipta
Sejahtera dengan pelanggan mereka. Tampak dalam video tersebut selama
pelaksanaan pertemuan Zoom terdapat beberapa peserta dari tidak mengaktifkan
camera video, bahkan pada saat host dari pihak pelanggan sedang melakukan
presentasi dan melakukan sharing file, maka yang dilakukan oleh pihak host
dari perusahan melakukan minimize pada ruang pertemuan zoom sehingga
peserta dari Zoom (participant) tersebut tidak tampak dengan tujuan agar
tampilan pada layar monitor hanyalah tampilan slide atau file pemaparan dari
pihak perserta dan tidak tergganggu dengan tampilan beberapa camera web
para pesertanya.
Kemampuan yang terdapat dalam Zoom Cloud Meeting belum tentu dapat
mengirimkan banyak isyarat apabila camera web pihak pelanggan tidak di
aktifkan atau perusahaan melakukan minimize ruang pertemuan zoom agar dapat
lebih fokus pada tampilan slide presentasi yang akan dilakukan oleh pihak
pelanggan. Hal ini sesuai dengan hasil analisa yang telah penulis paparkan
sebelumnya bahwa dalam setiap pelaksanaan pertemuaan menggunakan
konfrensi video (video conference) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting, pihak
perusahaan merasa tidak bisa menangkap mimik, gerak gerik dari pihak peserta
tersebut dikarenakan camera web dari pihak pelanggan dimatikan.
2. Kesegeraan menyampaikan umpan balik (feedback immediacy);
Pelaksanaan pertemuan menggunakan Zoom membuat komunikasi dua arah
antara pihak perusahaan dengan customer menjadi lebih mudah dikarenakan di
91
dalam pelaksaan menggunakan Zoom sama halnya dengan komunikasi tatap
muka pada umumnya, hanya saja dikarenakan pertemuan menggunakan Zoom
tergantung pada jaringan internet pada masing-masing peserta Zoom.
Pelaksanaan Zoom akan sangat terganggu dengan adanya gangguan pada kondisi
jaringan internet yang tidak stabil, hal ini akan mempengaruhi jalannya
pertemuan, dan juga akan mempengaruhi suara yang kurang baik diterima oleh
banyak peserta, bahkan dapat juga menyebabkan keluar dari pertemuan dengan
sendirinya atau terutus jaringan. Demikian yang terjadi pada pelaksanaan Zoom
dimana di dalam pekasanaan tersebut terganggu dengan adanya jaringan internet
yang tidak stabil sehingga suara yang dihasilkan dari audio peserta atau
pelanggan menjadi mendengau dan tidak dapat terdengar dengan jelas apa yang
diucapkan oleh pelanggan. Seperti yang diungkapkan oleh Agung Setio Nugroho
sebagai berikut;
“Respon terhadap pesan dapat dilakukan baik oleh kami maupun oleh pihak
customer, hanya saja terkadang terganggu signal yang menyebabkan suara
yang dihasilkan akan seperti suara robot, dan hal ini menjadi komunikasi
yang kita lakukan menjadi lama prosesnya. Atau perangkat dari mereka
yang bermaslah menyebabkan suara menjadi tidak terdengar dengan baik”.
(Nugroho, 2021)
Kendala lainnya selain jaringan internet yang tidak stabil, terjadi kendala
yang memang disengaja oleh pihak pelanggan pada saat pelaksanaan pertemuan
dengan Zoom, yaitu sikap pelanggan yang tidak fair pada saat merespon
pertanyaan dari pihak perusahaan, dengan mematikan microphone audio
mereka, dan juga camera video untuk melakukan diskusi diantara
mereka/pelanggan, dan setelah melakukan diskusi, barulah camera video dan
juga microphone audio nya diaktifkan kembali untuk memberikan respon atau
jawabannya. Bila melihat kondisi seperti ini dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
Zoom belum tentu dapat dapat merespon dengan cepat setiap informasi yang
disampaikan. Seperti yang diungkapkan oleh Agung Setio Nugroho sebagai
berikut;
”Selain itu respon terhambat juga berkenaan dengan beberapa informasi
yang membutuhkan respon dari customer, tetapi yang dilakukan justru pihak
customer melakukan sesuatu hal yang tidak transparant, yaitu mereka
melakukan chatt dengan perserta lainnya dari pihak mereka untuk
melakukan mute dan kemudian mereka berdiskusi menggunakan telepon,
92
dan akhirnya memutuskan untuk melakukan stop untuk meeting”.
(Nugroho, 2021)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pelaksanaan pertemuan
menggunakan Zoom dapat dikatakan komunikasi dua arah antara pihak
perusahaan dengan pelanggan dapat menjadi lebih mudah. Sama halnya dengan
komunikasi tatap muka, maka dengan pertemuan menggunakan zoom dapat
berkomunikasi dengan baik antara satu orang peserta dengan peserta pertemuan
lainnya. Kendala yang sering terjadi adalah jaringan internet yang tidak stabil
sehingga suara yang keluar sering tidak terdengar dengan baik. Selain jaringan
yang tidak stabil, gangguan lainnya adalah perangkat komputer dari peserta yang
kemungkinan tidak tepat dalam pengaturannya atau juga memang mengalami
gangguan di dalam perangkatnya. Kendala-kendala seperti ini yang dapat
mengganggu respon atau umpan balik dari peserta pertemuan.
Setiap pelaksanaan pertemuan menggunakan video conference Zoom Cloud
Meeting dapat dikatakan respon dan feedback terhadap pesan yang disampaikan
pada saat pertemuan dapat berjalan dengan baik, sekalipun terkadang terjadi
beberapa permasalahan yang akhirnya menimbulkan kesan kurang tepat, seperti
pihak pelanggan yang tidak dapat memberikan jawaban dengan cepat, justru
melakukan suatu diskusi di luar pertemuan dengan mematikan microfon dan
juga camera web mereka, selain itu juga sering melakukan penutupan pertemuan
sebelum dicapai kata sepakat dengan alasan tertentu. Sehingga dapat
dibandingkan dengan pelaksanaan pertemuan pada saat tatap muka, segala
sesuatu dapat didiskusikan di dalam rapat dan juga dipecahkan saat itu, dan juga
pada saat menutup rapat dapat dilakukan setelah persetujuan bersama apabila
semua pembahasan dan permasalahan dinyatakan dapat terselesaikan dengan
baik.
93
Sumber : dokumen MorenaRent (MorenaRent, 2021)
Gambar 4.4 Peserta dari pihak perusahaan menuliskan pesan
pada menu chatt
Sesuai hasil pengamatan penulis terhadap video pertemuan yang dilakukan
perusahaan dengan pelanggan, pada awal komunikasi berjalan lancar akan tetapi
kemudian terdapat gangguan dari pihak pelanggan yang menyebabkan suara
yang dikeluarkan kuran jelas atau sangat kecil, kemudian gangguan jaringan
yang tidak stabil membuat suara yang diterima pun tidak jelas, dan yang terakhir
gangguan pada perangkat komputer dari pihak perusahaan membuat suara
(audio) dari perusahaan tidak terdengar sama sekali oleh pihak pelanggan
sehingga beberapa pertanyaan harus menggunakan fitur chatt pada aplikasi
zoom tersebut. Hal ini dapat terlihat pada gambar 4.8 yaitu pihak perusahaan
menuliskan pesan menggunakan chatt, sehingga hal ini membuat respon atau
feedback yang dilakukan pihak pelanggan menjadi terhambat demikian pula
sebaliknya.
3. Keragaman bahasa (language variety);
Pada pelaksanaan Zoom Meeting memiliki fitur yang dapat memudahkan
untuk penggunaannya, diantaranya adalah penggunaan bahasa serta
memudahkan untuk melakukan share data bahkan untuk dapat menampilkan
“share whiteboard” yang berisi beberapa kemudahan dalam menulis yang
meliputi kata, angka, rumus, kode dan juga lambang lainnya, sehingga pengguna
Zoom Meeting dapat melakukan beberapa perhitungan seperti layaknya
94
pertemuan pada tatap muka. Kemampuan dan kemudahan ini menjadikan Zoom
Meeting sebagai media berbasis teknologi yang dapat digunakan pada saat masa
pandemic yang mengharuskan bekerja dari rumah. PT Mandiri Cipa Sejahtera
menggunakan Zoom Meeting sebagai cara melakukan komunikasi dengan
pelanggannya, khusu untuk digunakan sebagai pertemuan secara virtual sebagai
langkah memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan dengan
pelanggannya yang membutuhkan diskusi, dan dipecahkan secara mendalam.
Pada setiap pelaksaan pertemuan (meeting) yang dilakukan PT Mandiri
Cipta Sejahtera dengan pelanggannya tidak hanya membahas sebuah materi
dengan diskusi tetapi juga mengunakan tampilan data/ file atau presentasi yang
membahas materi-materi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
Tidak semua pelanggan yang dapat menggunakan Zoom Meeting dengan
menampilkan data yang berkenaan dengan materi, berbagai alasan yang
dilontarkan oleh pelanggan, seperti tidak bisa melakukan sharing data dan
sebagainya. Pada penggunaan Zoom memang membutuhkan kemampuan
pesertanya untuk dapat menggunakan semua fitur yang dimiliki Zoom Cloud
Meeting itu sendiri. Akan tetapi ketidaksiapan dari pelanggan untuk melakukan
sharing data pada setiap pertemuan dapat dijadikan juga sebagai alasan mudah
untuk menghindar dari kesanggupan untuk menampilkan data yang pelanggan
miliki. Seperti yang diungkapkan oleh Agung bahwa di dalam pertemuan
dengan menggunakan zoom dapat melakukan compere data ataupun file, akan
tetapi tidak setiap pelaksanaan dapat dilakukan oleh pelanggan, dengan alasan
tidak dapat atau tidak mengetahui cara sharing data, seperti yang
diungkapkannya sebagai berikut;
“Di dalam pelaksaannya timbul kesulitan dikarenakan pada saat melakukan
sharing data, terdapat beberapa customer selalu memberikan alasan seakan
mereka tidak bisa menggunakan fitur tersebut, baik dikarenakan sistem atau
sebagainya yang dgunakan sebagai alasan untuk menghindar”. (Nugroho,
2021)
95
Sumber : dokumen MorenaRent (MorenaRent, 2021)
Gambar 4.5 Pihak pelanggan melakukan share data pada saat
presentasi
Pada video pelaksanaan konfrensi video (video conference) menggunakan
Zoom Meeting yang dilakukan PT Mandiri Cipta sejahtera dapat terlihat pihak
customer yang melakukan presentasi dengan menggunakan sharing data atau file
sebagai informasi ataupun berbagi data yang dimiliki guna pemecahan masalah.
Pada gambar 4.5 tampak presentasi yang dilakukan oleh host dari pihak
pelanggan dengan membagikan atau menampilkan slide berupa data yang
dibahas pada pertemuan tersebut. Sedangkan yang dilakukan pihak perusahaan
memperhatikan dapat memperhatikan tayangan slide tersebut dengan audio yang
menjelaskan data tersebut dan sesekali mengajukan beberapa pertanyaan atas
informasi yang tertulis pada slide tersebut. Sehingga tidak semua pelaksanaan
dapat dilakukan dengan menggunakan pemanfaatan shareing data, tergantung
pada kesiapan dan kemampuan dari beberapa pihak peserta, baik dari perusahaan
dan juga pelanggannya.
4. Kemampuan media untuk memfokuskan diri secara pribadi kepada
penerima pesan.
Penggunaan pertemuan dengan konfrensi video (Video Conference)
aplikasi Zoom Cloud Meeting dapat memberikan kesempatan kepada seseorang
untuk dapat fokus pada saat menyampaikan pesannya tanpa mengalami
gangguan dari peserta pertemuan lainnya dikarenakan pada pelaksaan pertemuan
dengan menggunakan zoom meeting terdapat sistem dimana host dapat mengatur
agar mikrofon dari perangkat peserta dalam posisi off/mute, dan audio feedback
yang kerapkali terjadi di dalam pertemuan secara online dapat terhindarkan.
Selain itu pada Zoom, pembicara dapat menyampaikan informasinya terfokus
pada lnformasi atau pesan-pesan yang memang sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi, serta sesuai dengan karakteristik dari pelanggan.
96
Berdasarkan analisa peneliti dari hasil wawancara dengan key Informan dari
PT Mandiri Cipta Sejahtera terhadap pelaksanaan Zoom Meeting terkadang
dapat dengan focus pada permasalahan yang pokok pada pertemuan tersebut,
tetapi untuk pelaksanaannya terkadang tidak dapat menyesuaikan karakteristik
dari pelanggannya, karena akan sulit mengetahui karakteristik dari masing-
masing pelanggan karena mengingat sulitnya memahami masing-masing
bagaimana karakteristik dari perusahaan khususnya yang mengikuti pertemuan
dengan menggunakan Zoom Meeting tersebut. Setiap melakukan pertemuan
dengan Zoom Meeting juga terkadang peserta tidak dapat melakukan pertemuan
tersebut hingga selesai pertemuan, tetapi meninggalkan pertemuan sebelum
waktu pertemuan itu selesai dan mencapai kata mufakat atau dianggap selesai,
seperti yang diungkapkan oleh Agung Setio Nugroho sebagai berikut;
“Untuk permasalahan fokus dengan menyesuaikan karakteristik seseorang,
tetap saja akan sulit, sehingga seorang marketing harus dapat melakukan
pendekatan dengan pelanggan-nya. Dan pada pelaksanaanya tidak semua
peserta dapat diikat dalam satu waktu tertentu, tergantung kepada type dan
gaya peserta dari pertemuan tersebut atau pelanggan tersebut. ada type
pelanggan yang dapat mengikuti zoom hingga selesai dengan waktu yang
lama, tetapi ada juga yang tidak bisa berlama-lama dalam melakukan zoom,
dan melakukan ijin untuk keluar dari pertemuan dengan alasan tertentu”.
(Nugroho, 2021)
Kondisi tersebut diatas dapat terbukti dengan adanya video pelaksanaan
konfrensi video (video conference) menggunakan Zoom Cloud Meeting yang
dilakukan pada PT Mandiri Cipta sejahtera, seperti yang telah dipaparkan dalam
hasil analisa penelitian sebelumnya, di dalam setiap pelaksanaan pertemuan
dengan menggunakan zoom dapat dikatakan seorang peserta dalam rapat atau
pertemuan dapat dengan fokus, baik dalam melakukan presentasi atau berbicara
sebagai pemberi informasi, maupun sebagai peserta. Tidak terjadi progresif
dalam pelaksanaanya dan juga dalam kegiatannya terdapat suatu permasalahan
dimana dalam pelaksanaan zoom tidak dapat mengikat seseorang untuk dapat
tetap hadir dan mengikuti kegiatan hingga akhir pertemuan.
97
Sumber : dokumen MorenaRent (MorenaRent, 2021)
Gambar 4.6 Peserta melakukan pengaturan pada perangkat komputer
Pada video pelaksanaan pertemuan menggunakan Zoom Meeting tersebut
dapat terlihat seperti yang terdapat pada gambar 4.7 dimana pihak perusahaan
yang mengalami permasalahan dengan mikrofon audio-nya yang tidak dapat
digunakan dan menyebabkan beberapa pertanyaan dari perusahaan tidak dapat
didengar oleh pihak pembawa materi khususnya dari peserta sebagai pelanggan
mereka. Pada kondisi seperti ini fokus pada informasi yang diperoleh menjadi
terpecah, karena pihak perusahaan justru lebih fokus mencari permasalahan
dengan komputer atau jaringan pada perangkat komputer mereka. Permasalahan
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap melakukan pertemuan dengan
Zoom Meeting juga terkadang peserta tidak dapat melakukan pertemuan tersebut
hingga selesai pertemuan, tetapi meninggalkan pertemuan sebelum waktu
pertemuan itu selesai dan mencapai kata mufakat atau dianggap selesai, terjadi
pada video pelaksanaan tersebut, dimana seorang pelanggan memotong
pembicaraan host dari pihak mereka (pelanggan) menyampaikan ijin untuk
keluar dari pertemuan virtual tersebut sebelum waktunya dengan memberikan
alasan terdapat keperluan lainnya. Sehingga dengan kondisi seperti yang terjadi
pada pelaksanaan Zoom Meeting dan juga yang telah dijelaskan oleh key
informan, benar adanya bahwa terdapat perbedaan antara tatap muka dengan
pertemuan online seperti ini, dimana di dalam pertemuan tatap muka tidak akan
mungkin pelanggan keluar dari pertemuan sebelum permasalahan selesai.
99
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari temuan dan hasil analisis strategi customer relations PT
Mandiri Cipta Sejahtera pada masa pandemic COVID-19 maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Strategi customer relations yang dilakukan oleh PT Mandiri Cipta Sejahtera
pada masa pandemic COVID-19, yaitu; (1) Fact Finding, pada
permasalahan dengan adanya pandemic COVID-19 dengan pemberakuan
WFH, maka perusahaan harus menggunakan dan memanfaatkan teknologi
komunikasi dengan menggunakan komputer sebagai media yang tepat untuk
melakukan komunikasi secara baik dengan pelanggan; (2) Planning and
programming, perusahaan menggunakan program Customer Service Index
(CSI) untuk mengukur kepuasan pelanggan, VOC untuk memudahkan
pelanggan dapat menghubungi PIC dari perusahaan, penggunaan
WhatsApp, telepon dan konfrensi video (video conference) dengan aplikasi
Zoom Cloud Meeting khusus untuk membahas berbagai permasalahan yang
detail dan mendalam;(3) Taking action and communicating, perusahaan
mengutamakan kegiatan “calls”, yaitu menggunakan telepon melalui
aplikasi WhatsApp dan juga menggunakan konfrensi video (video
conference) dengan aplikasi Zoom Cloud Meeting untuk memecahkan
permasalahan yang memerlukan diskusi mendalam dan detail; (4)
evaluation, perusahaan mendapat nilai yang baik oleh CSI dalam kepuasan
pelanggan, kemudian permasalahan yang masuk dalam program VOC dapat
terselesaikan dengan baikoleh perusahaan, serta dalam komunikasi lebih
banyak penggunaan komunikasi menggunakan WhatsApp dan juga Zoom
Cloud Meeting. Sedangkan untuk Kegiatan Customer Relations yaitu
service oriented meliputi; pelayanan prima dengan melakukan pelayanan
yang cepat dalam merespon keluhan pelanggann, serta memberikan solusi
yang tepat guna menciptakan kenyamanan pelanggan.
100
2. Penggunaan konfrensi video (video conference) dengan aplikasi Zoom
Cloud Meeting dalam strategi Customer relations PT. Mandiri Cipta
Sejahtera pada masa Pandemi COVID-19 menggunakan salah satu dari teori
Computer Mediated Communications (CMC) yaitu teori kekayaan media
Kekayaan media dari suatu teknologi komunikasi ditentukan oleh (1)
kemampuan atau kemampuan untuk mengirimkan banyak isyarat, (2)
kemampuannya untuk memberikan umpan balik langsung, (3)
kemampuannya untuk mendukung penggunaan bahasa alami atau
percakapan dan (4) fokus pribadinya kepada penerima pesan.Dari keempat
kemampuan ini, hanya satu yang tidak terpenuhi yaitu Media Zoom Cloud
Meeting belum dapat dinyatakan mampu mengirimkan banyak isyarat. Pada
dasarnya Zoom sebagai media miskin dalam teori kekayaan media, jika
pada saat pelaksanaan Zoom jika pesan tidak tersampaikan dalam satu kali
pertemuan sehingga membutuhkan pertemuan beberapa kali, dan juga
peserta lebih banyak yang tidak menampilkan video camera, dan hingga
pada akhirnya komunikasi yang dirasakan dan dibutuhkan adalah
komunikasi tatap muka yang merupakan sebagai media terkaya. Akan tetapi
terlepas dari permasalahan yang terjadi, penggunaan Zoom Meeting
merupakan pilihan media yang terbaik sebagai strategi customer relations
pada saat pandemic dan pemberlakuan system kerja dari rumah (WFH)
5.2 Saran :
1. Beberapa kendala yang terjadi pada saat dilakukan pertemuan menggunakan
Zoom Meeting, maka peneliti menyarankan agar menetapkan jadwal
dengan tepat serta menggunakan fitur record guna merekam pertemuan
tersebut dengan tujuan untuk dapat dijadikan sebagai langkah untuk
mengevaluasi dari pertemuan sebelumnya dan tidak mengharuskan
mengulang beberapa kali pertemuan. Penggunaan camera web pada saat
pertemuan virtual zoom meeting dalam kondisi aktif untuk semua peserta
rapat, serta menggunakan virtual background yang sudah disesuaikan
dengan tema dalam pertemuan tersebut, sehingga semua peserta dapat lebih
fokus untuk mengikuti pertemuan tersebut dan dapat memecahkan
permasalahan dengan baik. Seperti layaknya pertemuan tatap muka, maka
101
pada pertemuan zoom meeting diharapkan untuk dapat diikuti oleh semua
peserta hingga pertemuan berakhir sebagai komitmen perusahaan maupun
pelanggan untuk memecahkan permasalahan bersama-sama.
2. Selain itu penelitian ini diharapkan diharapkan hasil dari dapat menambah
khasanah dan literature ilmiah khususnya dalam penelitian yang berkaitan
tentang strategi customer relations yang dilakukan oleh sebuah perusahaan
pada masa pandemic COVID-19 khususnya dalam penggunaan konfrensi
video Zoom Cloud Meeting.
102
DAFTAR PUSTAKA
Alex. (2005). Kamus, Ilmiah Populer Kontemporer. Surabaya,: Karya Harapan.
Ardianto, E. (2011). Metodelogi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan
Kualitatifo Title. Bandng: Simbiosa Rekatama Media.
Atika, R. D., dan Nurjanah. (2014). StrategiCustomer Relations Dalam
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Dyan Graha Pekanbaru.
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau, 1(1). Retrieved from
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/view/2106
Berger, C. R., Roloff, M. E., Roskos-Ewoldsen, D. R., S. Widowatie, D., dan Irfan,
Z. (2015). Handbook Ikmu Komunikasi (terjemahan) dari “The Hanbook of
Communications Science” (N. Media, Ed.). Bandung.
Bogdan, R. C., dan Biklen, S. K. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis
Dat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bungin, B. (2010). Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial LainnyaNo Title. Jakarta: Premadi Group.
Effendy, O. U. (2015). Ilmu Komunikasi Teori dan praktek,. Jakarta: Erlangga.
Effendy, O. U. (2006). Hubungan masyarakat ; suatu studi komunikologis (T.
Surjaman, ed.). Bandng: Remaja Rosdakarya.
Effendy, O. U. (2010). Human relations dan public relations (8th ed.). Bandng:
CV.Mandar Maju.
Ekawardhana, N. E. (2020). Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan
Mediavideo conference. Journal Seminar Nasional Ilmu Terapan (SNITER)
Universitas Widya Kartika, 4(1), 1–7. Retrieved from
https://ojs.widyakartika.ac.id/index.php/sniter/article/view/218
Fajrin, M. U., dan Tiorida, E. (2020). Faktor yang Memengaruhi Minat Perilaku
Penggunaan Teknologi (Studi: Pengguna Aplikasivideo conference selama
Physical Distancing). Prosiding Industrial Research Workshop and National
Seminar (IRWNS), 977–984. Retrieved from https://jurnal.polban.ac.id/ojs-
3.1.2/proceeding/article/view/2151
Gunarko, Y. P., dan Lubis, A. (2020). StrategiCustomer Relations Singapore
Airlines Dalam Meningkatkan Pelayanan Prima Kepada Pelanggan Anggota
Krisflyer. JURNAL PANTAREI, 4(2). Retrieved from
https://jom.fikom.budiluhur.ac.id/index.php/Pantarei/article/view/521
103
Herdiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Salemba
Humanika.
Irawan, W. (2015). User Acceptance dan Media Richness padavideo conference
dalam Kehadiran Bersama secara Sosial (Social Co-presence). JURNAL
Komunikasi Indones, IV(1). Retrieved from
http://journal.ui.ac.id/index.php/jkmi/article/view/8875/pdf
Kadari. (2016). Pelayanan Prima (Service Excellence) pada Pelanggan. Jurnal
Prima Ekonomika, 7(1). Retrieved from
http://jurnal.stieykp.ac.id/index.php/prima-ekonomika/article/view/11
Kasmir. (2018).Customer Services Excellent (2nd ed.). Jakarta: Rajawali Pers.
Kumar, V., dan Reinartz, W. (2018).Customer Relatioan Management - Concept,
Stratrgi, and Tools (3rd ed.). Berlin-German: Springer.
Latifah, L., dan Husna, A. M. (2020). Apa Itu Aplikasi Zoom? Alternatif Rapat
Jarak Jauh, Begini Cara Kerjanya - Tribunnews.com. Retrieved December 30,
2020, from https://www.tribunnews.com/website:
https://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/18/apa-itu-aplikasi-zoom-
alternatif-rapat-jarak-jauh-begini-cara-kerjanya
Maesaroh, S. transkrip wawancara key informan II. , (2021).
Moleong, L. J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif (31st ed.). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Morena. (2020). Morena Rent. Retrieved June 8, 2021, from
http://www.morena.co.id/ website: http://www.morena.co.id/
MorenaRent. (2016). PT. Mandiri Cipta Sejahtera - Beranda | Facebook. Retrieved
August 22, 2021, from Facebook website:
https://m.facebook.com/morenarentofficial/
MorenaRent. (2017). Sewa Kendaraan Jangka Panjang (@morenarentofficial) •
Instagram photos and videos. Retrieved August 22, 2021, from Instagram
website: https://www.instagram.com/morenarentofficial/?hl=en
MorenaRent. (2021). Video Pelaksanaan Zoom PT Mandiri Cipta Sejahtera.
Jakarta.
Morisan. (2010). Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas
Profesional. Jakarta: Prenada Media Group.
Mungkasa, O. (2020). Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju
Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. The Indonesian Journal of
Development Planning, IV(2), 126–150. Retrieved from
104
https://journal.bappenas.go.id/index.php/jpp/article/download/119/81/
Nasrullah, R. (2016). Teori Dan Riset Media Siber (Cybermedia) (2nd ed.). Jakarta:
Kencana.
Nasution. (2013). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta:
Pressindo.
Nugroho, A. S. Wawancara di awal. , (2020).
Nugroho, Agung S. Transkrip Wawancara Key Informan 1. , (2021).
Oktavira, B. A. (2020). Ulasan lengkap : Ketentuan Pelaksanaan Work From Home
di Tengah Wabah COVID-19. Retrieved November 27, 2020, from
hukumonline.com website:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e7326fd25227/ketentua
n-pelaksanaan-i-work-from-home-i-di-tengah-wabah-corona/
Permana, R. S. M., dan Mahameruaji, J. N. (2019). Strategi Pemanfaatan Media
Baru Net. Tv Utilization Of New Media Strategy Of Net.Tv. Jurnal Studi
Komunikasi Dan Media, 23(1), 21–36. Retrieved from
https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jskm/article/download/1770/1092
Pratiwi, A. D., Afandi, dan Wahyuni, E. S. (2019). Potensi Aplikasi Zoom Cloud
Meetings Dalam Pembelajaran Di Era Digital. Prosiding Seminar Nasional
FKIP, 1747–1754.
Puspitaningrum, D. R., dan Prita. (2020). Teori Kekayaan Media dalam
Penggunaan Media Sosial Twitter Sebagai Media Komunikasi Pejabat Publik.
Jurnal Ilmu Komunikasi,Communicology, 8(2). Retrieved from
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/communicology/article/view/13399
Rangkuti, F. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communications. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ronda, A. M. (2018). Tafsir KonteporerIlmu Komuniksi (I). Tangerang: Indigo
Media.
Ruslan, R. (2010). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada
Saleh, M. (2012). Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan Karakter
untuk Generasi Bangsa. Jakarta: Erlangga.
Sari, D. S., dan Irawan. (2020). Strategi KomunikasiCustomer Relationsdalam
Meningkatkan Kepuasan Tamu Hotel (StudiPendekatan Structural Equation
Modeling). Jurnal Manajemen Tools, 12(1), 21–37. Retrieved from
http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/JUMANT/article/view/866
105
Subekti, H. A., Nubaiti, Masilawati, dan Fitria, H. (2020). Pemanfaatanvideo
conference Sebagai Media Permbelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran
Produktif Di Sekolah Menengah Kejuruan. Prosiding Seminar Nasional
Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang. Retrieved from
https://jurnal.univpgri-
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R dan D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RdanD. Bandung:
Alfabeta, CV.
Sumarji, H. Hasil wawancara customer PT Mandiri Cipta Sejahtera. , (2021).
Suminar, J. R., Soemirat, S., dan Ardianto., E. (2015). Dasar-dasar Komunikasi
Organisasional: Pengertian, Ruang Lingkup, dan Peranan Komunikasi. In
SKOM4329 Universitas Terbuka. Retrieved from
http://repository.ut.ac.id/4501/2/SKOM4329-M1.pdf
Syahputra, R. H., dan Yuliana, G. D. (2016). Komunikasi Homoseksual Berbasis
Teknologi. Jurnal Komunikasi Indonesia, V(2). Retrieved from
http://journal.ui.ac.id/index.php/jkmi/article/view/8460
Thurlow, C., Lengel, L., dan Tomic, A. (2004). Computer Mediated
Communication - Social Interaction And The Internet (1st ed.). London:
SAGE Publications Ltd.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran (III). Jogyakarta: CV. Andi Offset.
Venus, A., dan Munggaran, N. (2017). Menelusuri Perkembangan Teori Kekayaan
Media. Dialektika, 4(1), 299. Retrieved from
http://journal.unla.ac.id/index.php/dialektika/article/view/299
Wood, A., dan Smith, M. (2014). Online Communication (2nd ed.). Retrieved from
http://commres.net/wiki/_media/online_communication_linking_technology
_identity_and_cult_2005.pdf
106
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata Mahasiswa
Nama Lengkap : Susilowati
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 25 Oktober 1969
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Perumahan Villa Cassablanca Blok B9 No. 5
Kelurahan Sawangan Baru – Kecamatan
Sawangan , Kota Depok, Jawa Barat
B. Riwayat Pendidikan
1. IISIP Jakarta Jurusan Public Relations (Kehumasan) Lulus Tahun
1995
2. Magister Manajemen Universitas BSI Bandung Lulus Tahun
2015
107
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Hasil Wawancara
A.1 Hasil wawancara dengan Key Informan I
HASIL WAWANCARA KEY INFORMAN I
Nama : Agung Setio Nugroho S.I.P
Jabatan : Senior Manager Marketing PT Mandiri Cipta Sejahtera
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Agustus 2021
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : di Kantor PT Cipta Mandiri Sejahtera
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
A. FACT FINDING
(Pengumpulan fakta):
1. Bagaimana menurut bapak akan dampak Pandemic
Covid 19 ini bagi MORENARENT khususnya pada saat
diberlakukannya WFH?
Dampaknya sangat besar karena Morena adalah perusahaan jasa
yang lebih banyak berkomunikasi dengan pelanggan, kita
menerapkannya lebih kearah customer service, after sales-nya,
sehingga dengan adanya pandemic ini, kami mengalami kesulitan
berkomunikasi dan melakukan pendekatan dengan customer , baik
ke direkturnya, sampai ke karyawan-karyawannya dan staff-nya,
hal ini dikarenakan keterkaitan dengan service kita, dan bukan
hanya focus ke mobilnya akan tetapi lebih banyak ke PIC-PIC nya
atau personal-personalnya, kepuasan pelanggan itu terletak di
custumernya bukan di kendaraannya, karena kendaraan rusak
langsung bisa masuk bengkel.
2. Dapatkah dijelaskan mengenai “Seberapa penting menjalin
hubungan antara MORENARENT dengan customer ?”
Penting sekali untuk selalu menjalin hubungan dengan customer,
karena kita perusahaan jasa kuncinya disini, letak kesuksesan kita
untuk mendapatkan penambahan order, itu semua tergantung
approaching kita ke PIC mereka, seperti yang dilakukan oleh
customer dari perusahaan2 asing itu tidak melihat harga, asalkan
pelayanan perusahaan kita bagus, komunikasi lancar dan bagus,
umumnya mereka siap untuk membayar tinggi
Komunikasi tidak hanya sekedar dilakukan untuk membahas
keluhan customer , tetapi menjalin hubungan jangka panjang
dengan customer , bagaimana menurut bapak ?
Betul, di dalam perusahaan kita ada yang namanya Retention
Attantion , jadi kita di dalam kegiatan marketing mempunyai
108
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
kemampuan untuk melakukan hubungan dengan customer , membangun komunikasi dan keakraban dengan pihak customer ,
sehingga bila pihak marketing perusahaan kita kurang dalam
berkomunikasi dengan customer maka dianggap mereka tidak akan
mungkin jalan.
3. Apakah permasalahan dengan customer lebih sering
terjadi selama pandemic ini dibandingkan sebelum adanya
pandemic khususnya pada saat pemberlakuan WFH?
Kalau dengan WFH komunikasi tetap bisa berjalan, karena kita
masih bisa menggunakan prasarana yang masih bisa jalan seperti
melakukan komunikasi dengan WhatsApp, pertemuan dengan
Zoom dan juga langsung menghubungi mereka. Hanya saja
mengalami kesulitan untuk bertatap muka dengan pihak customer
Dan bagaimana dengan komunikasi antara customer dengan
perusahaan selama pandemic ini menjadi permasalahan yang besar
bagi perusahaan?
Banyak masalah timbul itu karena masalah komunikasi, yang
akhirnya customer putus kontrak hanya karena komunikasi, dan
ini merupakah suatu hal sehingga dalam perusahaan kita
komunikasi adalah suatu hal yang nomer satu dipentingkan atau di
prioritaskan, seperti misalnya permasalahan / kencala pembayaran
atau mengganti invoice saja, pihak customer mengalami kesulitan
dalam menghubungi marketing dapat menyebabkan mereka putus
kontrak.
Apakah dengan menggunakan WhatsApp. Telepon atau Zoom
sudah dapat dinyatakan dapat mengatasi berbagai masalah dengan
customer ?
Kalau dalam menghadapi permasalahan yang ringan seperti
pembayaan dapat digunakan media2 tersebut, akan tetapi untuk
permasalahan yang berkaitan dengan pembayaran atau keuangan
suatu perusahaan, pihak kami mengalami kesulitan untuk
melakukan hubungan dengan pihak customer , seperti tidak
membalas pesan di WhatsApp, tidak menepati janji untuk
melakukan pertemuan menggunakan zoom meeting, dsb sehinngga
mau tidak mau kita samperin untuk tatap muka langsung / menemui
mereka. Dengan menggunakan zoom dapat dilakukan dengan
customer yang memang kooperatif, bila tidak ya tidak mungkin
dapat menggunakan Zoom
4. Menurut bapak Permasalahan yang terjadi lebih besar
sejak adanya pandemic dan diberlakukan WFH atau justru
sebelum pandemic ?
109
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
Sebetulnya kalau permasalahan secara krusial itu menurun, karena masalaha pelayanan, kita tidak berkurang sebelum dampak dan
sesuah pandemic, tetapi permasalahan justru menurun karena
produk kita jual itu kendaraan, dan selama WFH tidak banyak
digunakan, sehingga tidak mengalami kerusakan, sehingga
perusahaan merasa sedikit diuntungkan untuk hal itu, tetapi
permasalahan terbesar itu adalah pembayaran, selama WFH, sering
terjadinya keterlambatan dalam pembayaran. Dimana dalam
pembayaran ke perusahaan harus melalui proses yang
dikategorikan lama, sehingga terjadi pembayaran yang meleset.
5. Kepuasan pelanggan apakah menurut bapak merupakan
suatu hal yang penting dalam suatu pelayanan bagi
perusahaan ?
Kepuasan pelanggan pasti yang kita kedepankan, karena kita
perusahaan jasa, maka pelanggan puas, masalah dapat terselesaikan
dengan baik, itulah yang menjadi sebuah kepuasan. Kita biasanya
sebelum adanya pandemic selalu menggunakan CSI sebulan sekali,
CSI (Customer Service Index) yaitu mengukur kepuasan
pelanggan dengan memberikan kuesioner sebagai feedback dari
mereka akan kekurangan dan kelebihan dari perusahaan terhadap
mereka.
Kesulitan yang kami hadapi adalah seperti mekanik sering
dikeluhkan tidak bisa berkomunikasi dengan baik ke customer,
karena mereka adalah orang lapangan yang hanya bergelut dengan
mesin, sehingga dalam berkomunikasi sering kaku, maka kami
berusaha untuk menciptakan kepuasan pelanggan dengan
mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan service
advisor sebagai jembatan antara mekanik dengan customer .
Koding : mengalami kesulitan berkomunikasi, kunci dari
perusahaan jasa adalah customer relations, lebih banyak
permasalahan pada saat pandemic, pentingnya kepuasan pelanggan bagi perusahaan
B. Planning and
programming
(Perencanaan dan
Program)
1. Dalam menghadapi keluhan atau complain dari customer tersebut diatas, maka langkah apa yang diambil oleh
perusahaan untuk melakukan hubungan dengan customer pada masa pandemic COVID-19 khususnya pada saat
menjalankan WFH?
Perusahaan kita, khususnya bagian marketing yang merupakan
garda depan perusahaan dalam menghadapi Customer untuk selalu
mngedepankan pendekatan yang disebut Visit and call. Untuk
program sebetulnya di perusahaan kami disebut dengan Visit and
call , yaitu salah satu tools untuk retention yang bertujuan guna
menciptakan attention, hanya saja program itu tidak jalan sekarang,
dan hanya bisa “call” dengan menggunakan WhatsApp, Zoom dan
media lainnya.
110
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
Kalaupun mengharuskan untuk melakukan visit, kami harus mematuhi berbagai syarat seperti protokol kesehatan, dari harus
dilakukannya test Swab Antigen dan dinyatakan negative, juga
harus dapat menunjukkan sertifikat vaksin, dan pelaksanaan face to
face juga sudah dibatasi dengan kaca, atau kalaupun diperbolehkan
tatap muka hanya diperbolehkan menunggu di loby perusahaan dan
lain sebagainya itu sudah diterapkan disemua perusahaan.
Dengan adanya pandemic ini masing-masing karyawan di bidang
marketing harus lebih besar untuk melakukan “calls” nya ke PIC
masing-masing customer, yang sudah terjadwal setidaknya
seminggu sekali untuk menghubungi pihak customer
2. Adakah program khusus yang digunakan perusahaan
dalam menghadapi berbagai masalah dengan customer
khususnya dalam komunikasi dengan pihak customer?
Program khusus ya seperti yang telah disebutkan sebelumnya
bahwa saat pandemic ini hanya melakukan calls saja yang
diperbesar dibandingkan dengan visit nya, dan sudah dijadwalkan
seminggu sekali melakukan hubungan / calls ke masing-masing
customer dengan menggunakan WhatsApp atau hbungan by phone
atau menggunakan Zoom
Koding : melakukan lebih banyak calls dalam kegiatannya,
program khusus mengenao penggunaan media dalam
berkomunikasi dengan customer, seperti WhatsApp dan Zoom Cloud Meeting
C. Taking action and
communicating
(Langkah, dan tujuan
serta komunikasi yang dilakukan)
1. Tahapan dan langkah apa saja dalam program yang telah
disebutkan tersebut diatas yang kiranya dapat menjembatani
perusahaan dengan customer dalam menghadapi complain atau
keluhan dan juga permasalahan lainnya dengan customer?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa beberapa bidang
atau bagian dapat kita lakukan dengan langkah-langkah
komunikasi, seperti dalam mekanik yang mengakami kesulitan
dalam berkomunikasi dengan customer, maka sebagai cara untuk
menjembatani antara mekanik dengan customer adalah
menggunakan bidang service advisor, kemudian untuk bidang
marketing tetap melakukan kegiatan calls yang telah dijadwalkan
setiap seminggu sekali dan juga setiap permasalahan yang dihadapi
dan mengharuskan menggunakan Zoom sebagai cara untuk
berkomunikasi dengan customer maka akan dilakukan jadwal
meeting menggunakan Zoom dengan customer guna memecahkan
permasalahannya.
2. Komunikasi yang bagaimana serta seperti apa menurut
bapak yang dirasakan tepat digunakan dalam menghadapi
permasalahan dengan customer pada saat pendemic atau
111
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
WFH, apakah lebih tepat menggunakan media atau tatap
muka ?
Kembali lagi semua tergantung dari permasalahannya, kalau
memang bisa menggunakan WhasApp, by call, atau by Zoom, dan
kalau tidak dapat diselesaikan menggunakan by zoom yam au tidak
mau harus tatap muka, karena di awal pandemic atau tahun pertama
pandemic masih berani pihak customer yang mengajak untuk
melakukan pertemuan tatap muka karena masih dianggap pandemic
tidak menutup komunikasi tatap muka.
Kalau boleh tahu berapa persentase pertemuan dengan customer
secara tatap muka disaat pandemic ini ?
Sejak awal pandemic, antara 1- 2 persenlah yang masih berani,
tetapi pada periode kedua sekarang ini justru bisa dikatakan 10
persen, kenapa menjadi lebih besar, dikarenakan sudah pada titik
jenuh dengan komunikasi yang dilakukan tanpa tatap muka, karena
pada prinsipnya customer peduli juka vendornya mempunyai rasa
kepedulian, seperti retention, dimana permasalahan itu tidak hanya
pada saat masalah, marketing kita selalu diminta untuk bicara non
teks book, kerja kantor ya di kantor, di luar kantor itu berbeda lagi
jadi membangun komunikasi jauh lebih dalam, artinya membangun
pendekatan yang lebih intens, dan menganggap kita sebagai teman
atau partner.
Apapbila membangun komunikasi seperti yang disebutkan diatas
tadi itu bila bertemu, kalau seandainya komunikasi menggunakan
media, apakah ada komunikasi dengan customer atau tidak ?
Ada beberapa yang menggunakan WhatsApp Group , tetapi ada
juga yang private dan tetap berjalan silaturahminya, selalu berusaha
untuk melakukan komunikasi tidak hanya sekedar say hello, tetapi
ingin menunjukkan ke mereka kalau perusahaan kita itu masih ada
atau masih exist, karena banyak perusahaan yang sulit dihubungi
ternyata perusahaan tersebut sudah mati suri, sehingga kita tidak
mau hal itu terjadi, kita ingin menunjukkan bahwa kita ini tetap
exixt dan tetap ada sekalipun dalam masa pandemic seperti ini.
3. Bagaimana MORENARENT dalam menagani dengan
cepat akan keluhan atau komplain dan juga permintaan
dari customer ?
Kita ada yang namanya tools yang disebut VOC, atau Voice Of
customer, yaitu sarana yang diggunkan oleh customer untuk dapat
menghubungi PIC dari perusahaan kita, VOC llebih
mempersingkat atau memperpendek mengenai keluhan pelanggan,
dan terkoneksi dengan email MORENARENT , website
MORENARENT , dan email customer service MORENARENT,
112
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
whatsApp khusus VOC dimana customer dapat melakukan keluhan atau komplain yang dapat langung secara 24 jam terhubung ke PIC
dari pihak perusahaan dan dalam VOC dalam group tersebut
terdapat kontak beberapa bagian atau divisi sampai dengan pihak
direksi, dan terekam di system. Semua keluhan pelanggan
merupakan suatu nilai jual yang tinggi sehingga dibuatlah sarana
dan prasarana service kita VOC dapat dimonitor oleh berbagai
divisi sampai direktur,
Dengan menggunakan VOC ini apakah dalam pemecahannya
apakah pihak direksi dapat memecahkan masalah secara langsung
?
Bisa saja, seperti contohnya customer mengalami kecelakaan,
sehingga customer melakukan asuransi dari pihak kami, kemudian
dimonitor lagi oleh departemen yang terkait lainnya, maka setiap
ada keluhan biasanya teratasi 3 hari kemudian, akan tetapi dengan
VOC dapat langsung tertangani dengan baik sesuai dengan
permasalahannya. Semua ini merupakan fasilitas atau infrastruktur
yang kita berikan untuk memudahkan komunikasi dengan customer
4. Apa saja yang menjadi keluhan customer pada
MORENARENT di saat pandemic ?
Sebetulnya kalau komplain masalah komunikasi tidak ada,
sedangkan complain terbesar adalah penanganan mobilitas, karena
kita merupakan perusahaan jasa itu adalah menggunakan sarana
mobil rental, maka complain yang sering adalah service mobil yang
kurang bagus, dan pengadaan mobil yang mengalami kesulitan
dikarenakan masa pandemic ini mempunya keterbatasan dalam
produksi mobil dari pabrik yang hanya memproduksi sebesar 25
persen, membuat permintaan dari customer untuk pengadaan mobil
sering tidak terpenuhi.
Lantas bagaimana dengan mengkomunikasikan hal tersebut dan
memecahkan permasalahan tersebut ?
Ya kita menyampaikan apa adanya dan meinta surat dari dealer
guna mendukung apa yang kita sampaikan tersebut.
5. Bagaimana strategi MORENARENT dalam melakukan
hubungan baik dengan pelanggan (good relationship) pada
masa pandemic ini ?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kita
mengedepankan komunikasi, atau tetap melakukan itensitas dalam
berkomunikasi dengan pelanggan, hal ini menjadi prioritas utama
bagi perusahaan kami dengan mengurangi “visit” dan memperbesar
dalam bidang “call”
113
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
6. Menurut bapak apakah dengan keramahan yang dilakukan
pada saat melakukan komunikasi dengan customer
merupakan cara yang tepat ?
Ya harus dan wajib untuk bersikap ramah dengan customer, setiap
marketing itu harus dapat humble, komunikatif, atraktif dan harus
dapat membangun suasana, sehingga 4 karakter itulah yang harus
dikuasai, bagaimana dapat berkomunikasi dan menciptakan mood
seseorang yang tadinya tidak bisa untuk diajak bicara, hingga dapat
bicara, bahkan yang diawalnya dapat bertemu sampai mau bertemu.
7. Bagaimana cara MORENARENT dalam melakukan
komunikasi dengan customer agar dapat membuat nyaman
mereka khususnya selama pandemic 19?
Ya harus itu, karena pihak marketing tidak boleh panic dan harus
komunikatif dan informative, sehingga customer akan nyaman.
Karena bila pihak customer yang merasakan tidak puas, maka
customer akan langsung naik ke supervisor. Atau dapat dengan
mudah menghubungi sampai langsung ke direksi.
8. Bagaimana pihak MORENARENT dalam melakukan
publikasi setiap Informasi penting kepada pelanggan pada
masa pandemic ini ?
Untuk publikasi tidak menggunakan iklan, sehingga kita
melakukan publikasi untuk informasi tentang perusahaan pada
umumnya menggunakan referensi dan media social lebih ke
instagram atau facebook lebih banyak tentang kegiatan yang
dilakukan seperti CSR, kegiatan yang berkaitan dengan program
pemerintah, lebih kearah motivasi berupa layanan iklan masyarakat
yang dapat mengedukasi ke masyarakat. Dengan tujuan untuk
menunjukkan ke masyarakat bahwa morenarent tetap exist.
9. Apakah pada masa pandemic ini MORENARENT juga
melakukan pemberian penghargaan/reward kepada
pelanggan ?
Selama pandemic sudah tidak pernah memberikan reward tersebut,
sebelum pandemic pemberian reward ada untuk “the best customer
payable” , akan tetapi untuk selama pandemic ini sudah tidak
mungkin lagi kita adakan dikarenakan banyaknya customer yang
mengajukan pengurangan cost, seperti penawaran harga sewa
diturunkan, jatuh tempo pembayaran dimundurkan, sehingga value
cost yang kuta gunakan menjadi terpangkas, itulah kenapa kita
tidak mempunyai program itu kembali
114
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
Koding : penggunaan zoom sebagai jembatan antara perusahaan dengan pelanggan sebagai media yang tepat pada saat pandemic
dan WFH, , penanganan cepat dengan adanya VOC, marketing
wajib untuk ramah kepada pelanggan, guna kenyamanan dari
pelanggannya, penggunaan media social untuk media publikasi dan
tidak dapat memberikan reward kepada pelanggan selama masa pandemic.
D. Evaluasi Apakah program dan juga beberapa langkah yang telah
dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan dengan lancer dan
dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik, khususnya
dalam hubungan dengan customer ?
Harus lancar, harus dijalamkan dan alhamdulilah masih dapat
berjalan dengan baik selama pandemic ini
Koding : Dapat melakukan semua dengan baik selama pandemi
Hubungan Strategi Customer Relations MORENARENT dengan Penggunaan
Video Conference Zoom Coud Meeting
1. Media apa saja yang digunakan MORENARENT dalam menjalankan tugas sebagai
penyampai informasi?
Selama Pandemic menggunakan lebih banyak menggunakan video conference dan penggunaan
lebih banyak menggunakan Zoom dan WhatsApp, tetapi semua tergantung dari permasalahan yang
akan dibahas, dan kapasitas fungsi yang akan digunakan, kalau hanya sekedar komunikasi saja
menggunakan video conference WhatsApp, akan tetapi kalau kita membahas perihal detail dan
compere data, menggunakan sarana yang lebih lengkap yaitu zoom.
2. Apakah dalam kondisi WFH seperti saat ini, penggunaan video conference dapat
memecahkan permasalahan secara baik dan tepat dalam setiap permasalahan dengan
customer ?
Dalam case-case tertentu iya dapat menggunakan video conference
Yang dimaksud dengan case-case tertentu tersebut yang membutuhkan komunikasi yang
lebih intens dan mendalam ?
Ya komunikasi yang masih bisa kita lakukan dan dianggap tidak terlalu berat dapat menggunakan
hubungan telpon atau WhatsApp, akan tetapi bila permasalahan harus dipecahkan dengan
menggunakan share data maka kita menggunakan video conference yang mempunyai sarana yang
lengkap yaitu melalui zoom dan dapat menjadi clear.
Apakah yang meminta menggunakan komunikasi dengan Zoom serta membuat undangan
menggunakan zoom pihak customer atau pihak perusahaan ?
Biasanya pihak customer, dan yang membuat undangan itu customer, permasalahannya begini,
apabila kita mengajak meeting menggunakan Zoom, biasanya pihak customer selalu mengatakan
115
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
ok pak akan saya jadwalkan dan kirim undangannya. Sehingga menyesuaikan waktu nya pihak customer. Sehingga perusahaan tidak mungkin untuk memaksa mereka.
3. Pada pelaksanaan video conference menggunakan Zoom Meeting apakah mengalami
banyak kendala?
Kendalanya yang paling kita rasakan adalah kita sulit melihat eye contact lawan bicara kita seperti
yang dilakukan pada saat komunikasi tatap muka, pada saat menggunakan zoom lebih banyak
pihak customer melakukan cara dengan mematikan video camera nya, sehingga kami merasa
apakah customer itu dapat menyimak dan mendengarkan apa yang kami ungkapkan dengan baik,
dan sedang melakukan apa mereka, kami tidak tahu sehingga sering merasa kami hanya berbicara
dengan tembok saja. Kemudian terkadang untuk merecord harus seijin dari mereka dan amat sulit
kami untuk melakukan perekamannya, karena pada saat meminta ijin untuk melakukan perekaman
saja mereka selalu mempunyai alasan-alasan tertentu. Kemudian kendala dalam hal waktu dan
juga signal yang dapat mengganggu pelaksanaan Zoom.
4. Dibandingkan dengan pelaksaan meeting tatap muka, apa saja kelebihan dan
kekurangan dengan melaksanakan penggunaan video conference menggunakan Zoom
Meeting dengan customer ?
Kelebihan penggunaan Zoom :
apabila kita akan memecahkan suatu permasalahan yang melibatkan banyak pihak, banyak
departemen dan PIC yang mengikuti meeting, sekalipun dalam kondisi di perjalananpun dapat
mengikuti meeting. Dan juga bila terdapat jadwal penting yang melibatkan para pejabat atau
pimpinan penting perusahaan, yang sulit ditemui maka dengan zoom kita dimudahkan untuk itu
dengan menggunakan Zoom. Sehingga dengan menggunakan zoom anytime, anywhere mereka
bisa ikut, bahkan pada saat kami berada di luar negeri pun dapat melakukan kegiatan meeting
dengan customer menggunakan Zoom
Kekurangannya dalam penggunaan Zoom : Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kita tidak bisa mengetahui apakah benar-benar menyimak
dengan mematikan camera video nya, bahasa tubuhnya menyatakan setuju atau tidak, eye contact
kita tidak bisa lakukan, kita tidak bisa mengetahui kebenaran atau kepastian dari semua itu, bahkan
dimatikan microfon dan mereka saling mendiskusikan sesuatu tanpa kita ketahui apa yang mereka
diskusikan. Karena kita tidak bisa melakukan lock atau mengunci dalam bahasa negoisasi tidak
bisa mengunci percakapan atau closing saat itu, tetapi dengan zoom mereka dapat melakukan
dengan cara melakukan chatt antar mereka untuk mematikan microfone dan video kemudian
mereka mendiskusikan sesuatu diluar sepengetahuan dari pihak perusahaan dan kemudian
langsung melakukan keputusan apakah akan lanjut atau tidaknya. Ini yang membuat kesulitan
untuk kita. Bahkan dalam rapat pun masih sering terganggu dengan anak yang masih mempunyai
anak kecil, hal ini membuat meeting sering terganggu.
Berbeda dengan tatap muka di dalam suatu tempat hal ini tidak mungkin dilakukan, mereka dapat
mendiskusikan dengan jelas apa yang membuat mereka keberatan dengan keputusan kita dan
dipecahkan juga saat itu.
Sehingga dengan menggunakan Zoom hal itu tidak bisa dilakukan .
5. Apakah menurut bapak dengan memnggunakan aplikasi video conference zoom dapat
membuat pihak customer merasa puas dan dapat mencapai kata mufakat dalam setiap
akhir dari pelaksanaan pertemuan secara virtual tersebut ?
116
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
Kalau puas, mereka pasti puas, kalau mereka membutuhkan informasi mereka puas, kemudian
untuk bernegoisasi mereka dapat menarik ulur hal ini pasti menjadi puas. Tetapi bila untuk
memecahkan sebuah masalah solving problem, kadang ada yang puas, kadang ada juga yang tidak
puas, bila merasa tidak puas beberapa dari mereka meminta untuk melanjutkan beberapakali untuk
melakukan zoom meeting , dan juga ada yang meminta untuk bertemu tatap muka
6. Umumnya berapa kali pelaksanaan video conference menggunakan zoom dalam suatu
permasalahan, apakah dalam 1 kali saja sudah cukup dan dapat selesai atau harus
melakukan lebih dari satu kali pertemuan virtual ?
Bisa berkali-kali dalam melakukan pelaksanaan Zoom Meeting, dan juga Zoom Meeting banyak
digunakan untuk tender, tanpa harus datang di lokasi, sekarang dengan menggunakan Zoom
Meeting bisa dilakukan, hanya saja kekurangannya adalah dalam 3 hari kita sudah harus
memasukkan penawaran kita tidak bisa, padahal kita harus melakukan survey dahulu ke lokasi
baru bisa kita keurakan harga dan juga pada saat zoom meeting memang ditampilkan foto lokasi,
tetapi foto dan video yang ditampilkan adalah jalan yang bagus-bagus, supaya bila dengan
ditunjukkan jalan yang bagus maka harga akan dikatakan murah dan mereka untung, sedangkan
bila jalan yang jelek maka kita yang akan rugi.
Koding : Media Zoom digunakan sebagai media informasi dan merupakan media alternative
untuk memecahkan permasalahan dengan pelanggan, banyak kendala dalam pelaksanaan Zoom,
untuk penggunaan Zoom dapat memuaskan pelanggan dalam memecahkan masalah, terkadang
harus berkali-kali dan akhirnya tatap muka
Hubungan Strategi Customer Relations MORENARENT
dengan Teori kekayaan media Daft and Lengel
1. Apakah menurut bapak dengan adanya video conference menggunakan zoom pihak
perusahaan dapat mengirimkan berbagai isyarat untuk dapat melakukan komunikasi,
sehingga tidak hanya dengan bahasa lisan tetapi juga dengan berbagai bahasa isyarat,
seperti gerakan tubuh, mimik, gerakan tangan dsb..?
Di dalam zoom meeting bisa terlihat mimic dan gerak gerik tersebut apabila koneksinya bagus dan
camera tetap menyala, dan juga dapat terlihat bila videonya clear, seringnya dengan zoom
perubahan raut wajah customer itu senang, setuju, puas dan kecewa sering tidak tampak
diakrenakan penggunakaan background virtual, sehinnga wajahnya seringkali menjadi bayang-
bayang atau menjadi transparent (tidak terlihat) sehingga kita tidak bisa melihat dan menilai
perubahan karakter orang pada saat bicara, apakah puas, masih ganjel atau kesel dan sebagainya,
Biasanya pada saat melakukan Zoom Meeting selalu menggunakan banyak room dengan camera
video masing-masing khususnya bila semua dalam kondisi WFH, nah berarti ada banyak
camera, maka bagaimana bapak dapat memahami gerak gerik si A dan si B karena banyaknya
camera ?
Ya betul, jelas tidak dapat saya perhatikan mereka satu persatu apalagi pada saat sedang berbicara.
Apakah mereka ada di tempat, meperhatikan saya saat berbicara dsb. Ini juga yang membuat kami merasa sulit untuk menebak apa yang dilakukan dan ekspresi mereka pada saat saya berbicara.
117
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
Kemudian pada saat berbicara dengan intonasi yang lebih berat dan tegas apakah hal ini dapat
terbaca oleh mereka dan menimbulkan pertanyaan ?
Ya ada sih, terkadang mereka pihak customer kalau merasakan keberatan mereka selalu langsung
ungkapkan, dengan menyelesaikan meeting dengan ucapan , oke pak nanti akan kita cek data nya
lagi dan kita lakukan meeting kembali. tetapi berbeda dari pihak kita perusahaan lebih banyak
diam dan memperhatikan mereka,
2. Menurut bapak dengan menggunakan video conference apakah pesan-pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat direspon oleh pihak customer ? Demikian sebaliknya,
apakah pada pelaksanaan pertemuan dengan menggunakan video conference zoom
meeting, pihak perusahaan dapat dengan cepat merespon apapun yang diutarakan dan
dikomunikasikan oleh perusahaan ?
Respon terhadap pesan dapat dilakukan baik oleh kami maupun oleh pihak customer, hanya saja
terkadang terganggu signal yang menyebabkan suara yang dihasilkan akan seperti suara robot,
dan hal ini menjadi komunikasi yang kita lakukan menjadi lama prosesnya. Atau perangkat dari
mereka yang bermaslah menyebabkan suara menjadi tidak terdengar dengan baik.
Selain itu respon terhambat seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya yaitu setelah pihak kami
memberikan informasi atau berbicara dan membutuhkan respon dari mereka, mereka melakukan
chatt dengan perserta lainnya dari pihak mereka untuk melakukan mute dan kemudian mereka
berdiskusi menggunakan telepon. Setelah kami menunggu lama, mereka tidak memberikan
jawaban yang kami minta justru melakukan stop untuk meeting, dengan alasan akan
dipertimbangkan kembali tanpa kita tahu apa yang mereka bicarakan.
kesulitan yang kami rasakan lainnya adalah pada saat melakukan sharing data, mereka selalu
memberikan alasan seakan mereka tidak bisa karena system atau sebagainya, sehingga dijadikan
alasan untuk menghindar.
3. Apakah dengan menggunakan video conference Zoom perusahaan dapat melakukan
komunikasi dengan menyampaikan pesan dengan menggunakan beragam bahasa ?
Kemudian dapat menggunakan perhitungan-perhitungan tertentu seperti rumus-
rumus atau angka-angka ?
Betul dengan pelaksaan zoom itu mempunyai kelengkapan dalam hal sarana untuk compare data,
sharing data juga perhitungan perhitungan tertentu.
4. Apakah dengan penggunaan video conference Zoom Meeting yang dilakukan oleh
perusahaan, maka perusahaan dapat lebih fokus untuk menyampaikan pesan-pesan
atau informasi dengan apa yang menjadi permasalahan sesuai dengan karakteristik
dari setiap customer ?
Untuk permasalahan fokus dengan menyesuaikan karakteristik seseorang, kalau memang bawaan
karakteristik seseorang yang sulit ya tetap saja akan menyulitkan, inilah kenapa seorang marketing
harus dapat melakukan pendekatan dengan customer-nya. Tidak semua orang mau diikat dalam
satu waktu tertentu, ada type customer yang mau melakukan zoom lama, ada juga yang tidak bisa
berlama-lama dalam melakukan zoom, langsung ijin untuk melakukan kegiatan lainnya, yang
belum tentu akan dilakukannya.
118
Tentang Strategi CustomerRelations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
Pelaksanaan zoom biasanya dilakukan menggunakan zoom apakah menggunakan perangkat
laptop atau hp ? kemudian bagaimana dengan customer ?
Menggunakan laptop demikian juga mereka menggunakan laptop.
Kemudian bagaimana sistemnya dalam melakukan zoom, apakah menggunakan masing-masing
laptop sesuai dengan posisi masing-masing dan bagaimana pula bisa kondisi sedang WFO ?
Betul, menggunakan beberapa laptop sesuai dengan posisi masing-masing, hanya saja bila dalam
WFO, kami hanya menggunakan satu account karena kami berada di kantor dan dalam ssatu
ruangan yang sama yaitu ruangan meeting, hal ini dimaksudkan untuk menampilkan akan
keseriusan pada customer, sehingga mereka bisa melihat semua pihak perusahaan kami dengan
menggunakan protocol kesehataan, dan mereka dapat melihat gerak tubuh kita semuanya. Hanya
mereka yang justru sulit bagi kita untuk melihat mimic dan gerak gerik tubuh mereka, dan kita
menunjukkan professional sehingga tidak mungkin kita tegur mereka karena mematikan camera
videonya, terkadang di mute microfonnya.
5. Apakah penggunaan video conference Zoom dapat lebih baik dibandingkan dengan
pertemuan tatap muka ?
Lebih baik dan lebih baik menggunakan komunikasi tatap muka, karena dalam melakukan tatap
muka dapat dikatakan efektif itu bila dalam pertemuan tatap muka kita lebih dapat melihat
langsung, seperti apa orang yang akan kita hadapi misalnya cantik maka kita menjadi semangat
untuk bertemu dan biasanya wanita cantik sehingga bukan produknya saja yang diperhitungkan
akan tetapi sosok customer-nya, dari tampilan, sampai parfum yang digunakan bisa menjadikan
fresh dalam berpikir, berbeda dengan sekarang dengan menggunakan zoom kita hanya
memandang laptop dengan kondisi masing-masing yang mungkin tidak kita ketahui apakah benar-
benar siap untuk meeting atau tidaknya, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan tatap muka kita
dapat melihat situasi dan kondisi yang jernih, maka solusi akan tercapai dengan tatap muka
Zoom itu akan lebih efektif digunakan oleh orang-orang yang tekhnikly, sedangkan untuk
marketing (khususnya di bidang jasa, perdagangan) dirasa tidak efektif.
Koding : tidak semua penggunaan zoom dapat melihat mimic gerak gerik peserta karena
banyaknya camera web yang dimatikan, respon akan informasi sering terhambat karena kendala
jaringan dan juga ketidak terbukaannya pihak peserta dalam memberikan jawaban, penggunaan
sharing data pada zoom dapat dilakukan, untuk focus dalam penyampaian informasi tidak semua
dapat dilakukan bila permasalahan dengan tidak tuntasnya kehadiran dari peserta, pelaksanaan zoom tidak lebih baik dalam pelaksanaan tatap muka.
119
A.2 Hasil Wawancara Key Informan II
HASIL WAWANCARA KEY INFORMAN II
Nama : Siti Maesaroh
Jabatan : Supervisor Eksternal PT Mandiri Cipta Sejahtera
Hari/Tanggal : Selasa / 10 Agustus 2021
Waktu : 09.10 WIB
Tempat : Melalui WhatsApp sambungan telpon
Tentang Strategi Customer Relations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
A. FACT FINDING
(Pengumpulan fakta):
1. Bagaimana dampak Pandemic Covid 19 ini bagi
MORENARENT khususnya pada saat diberlakukannya
WFH?
Dampak ini sangat terasa, dengan adanya pandemic lebih banyak
meminta untuk sewa kendaraan yang bekas / second, 35 persen
permintaan unit yang baru, sehingga sangat menurun permintaan dari
pihak customer.
2. Apakah dengan adanya pandemic dan pemberlakuan WFH
dapat mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pihak
customer ?
Untuk hubungan silaturahmi dengan customer, sehingga sangat
berpengaruh, karena sebelum adanya pandemic dapat dengan mudah
kami menyapa customer, akan tetapi dengan adanya pandemic sangat
berkurang.
3. Apakah selama masa pandemic ini banyak terjadi
permasalahan dengan customer ? Kira-kira apa saja
permasalahan tersebut ?
Semenjak adanya pandemic, kebutuhan customer merasakan
kesulitan khusunya untuk servis kendaraan, sehingga solusi
perusahaan adalah sebelum kedatangan customer untuk service,
mereka diminta untuk menuliskan atau memberikan data mengenai
apa saja yang akan di lakukan penanganan ke customer service, hal
ini tujuannya agar efisiensi waktu karena kami tetap memberlakukan
protokol kesehatan. Dan mengurangi percakapan atau ketemu dengan
mekanik secara langsung.
4. Bila dibandingkan sebelum adanya pandemic dan belum
diberlakukannya WFH, lebih banyak permasalahan setelah
terjadinya pandemic atau sebelum terjadinya pandemic ?
120
Tentang Strategi Customer Relations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
Ada beberapa customer, yang merasa keberatan atau menyanggupi pembayaran untuk beaya pinalti karena mengembalikan kendaraan
sebelum waktunya, sehingga pihak perusahaan berusaha memberikan
penawaran dengan melakukan pembicaraan dengan customer agar
customer dapat memberikan keringanan cicilan.
5. Bagaimana ibu mengatasi permasalahan yang datang dari
customer serta cara memecahkan permasalahan tersebut ?
Permasalah lebih kompleks pada saat pandemic, dari perusahaan
mengalami penurunan jumlah customer, sampai 19 persen dari
sebelum masa pandemic dan hal ini sangat terasa sekali untuk
perusahaan. Permasalahan yang sering terjadi seperti tagihan invoice,
selalu bermasalah karena masa WFH yang tidak menentu. Hal ini
sangat dirasakan sekali kesulitannya, atau dapat dikatakan bahwa
customer kami sebelum adanya pandemic ada sekitar 58 customer,
tetapi sejak adanya pandemic menjadi 47 customer, berkurangnya
customer ini sangat merugikan perusahaan kami.
6. Dari segi komunikasi perusahaan dengan customer pada saat
pandemic ini apakah sangat berpengaruh atau tidak pada saat
WFH ?
Tahun pertama covid turun drastis sekali, sehingga pada covid tahun
kedua perusahaan mencari cara untuk dijadikan solusi sebagai cara
berkomunikasi dengan menggunakan Zoom Meeting, bahkan
customer lebih memilih untuk melakukan komunikasi menggunakan
Zoom Meeting dan dapat dilakukan dengan lebih sering. Dan pihak
perusahaan juga berusaha untuk menyapa customer di awal
komunikasi dengan menanyakan kesehatan atau masalah keluarga di
awal guna mencoba untuk melihat kesiapan customer dalam
melakukan komunikasi berikutnya.
B. Planning and
programming
(Perencanaan dan
Program)
1. Dalam menghadapi permasalahan dari customer tersebut
diatas, rencana dan langkah apa yang ibu lakukan
perusahaan untuk melakukan hubungan dengan customer
baik customer baru maupun customer yang lama khususnya
pada masa pandemic covid-19?
Pihak perusahaan mencoba untuk menyebarkan informasi dengan
berbagai cara, seperti mengggunakan link-in, yaitu sebuah data yang
dimiliki perusahaan mengenai customer sebelumnya, kami hubungi
kembali, namun dengan jalan ini masih banyak yang tidak merespon,
kemudian menyebarkan informasi menggunakan media seperti
media social dan biasanya untuk customer mendapatkan informasi
dari medsos, dan mendapat respon dari calon customer tersebut
dengan meminta pihak Morena untuk memberikan berkas
penawaran ke calon customer tersebut yang kemudian oleh
121
Tentang Strategi Customer Relations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
perusahakn melakukan analisa kelayakan pelanggan, sekitar seminggu sampai dua kali permintaan. Sehingga komunikasi yang
dilakukan oleh perusahaan itu menggunakan hubungan media ,
seperti media sosial digunakan untuk memberikan informasi ke
customer baru. Dan untuk selanjutnya dilakukan komunikasi dengan
calon pelanggan tersebut menggunakan media seperti zoom dan
WhatsApp. Media sangat dirasakan sekali kegunaannya pada masa
pandemic, karena dapat melakukan komunikasi dengan para
customer di masa kondisi untuk sulit bertatap muka, baik itu
customer baru maupun Customer yang lama.
2. Adakah program khusus yang digunakan perusahaan dalam
menghadapi berbagai masalah dengan Customer ?
Program khusus selama pandemic ini tidak ada, ya strategi yang
kami lakukan adalah seperti yang saya jelaskan sebelumnya yaitu
menggunakan media social dalam menyampaikan informasi dan
juga iklan-iklan perusahaan guna mencari customer baru, dan
menggunakan media Zoom Meeting untuk pelaksanaan pertemuan
dalam hal penawaran dan negoisasi harga juga dalam menghadapi
berbagai permasalahan dengan customer.
C. Taking action and
communicating
(Langkah, dan
tujuan serta
komunikasi yang
dilakukan)
1. Tahapan dan langkah apa saja dalam program yang telah
disebutkan tersebut diatas yang kiranya dapat menjembatani
perusahaan dengan customer dalam menghadapi complain
atau keluhan dan juga permasalahan lainnya dengan customer
?
Tahapan itu biasanya dilakukan pada saat customer menyampaikan
keluhan atau permasalahan, biasanya dikomunikasikan kepada kami
di dalam dan bila permasalahan tersebut memerlukan diskusi dan
juga pembicaraan lebih jauh antara pihak perusahaan dengan
customer maka akan dilakukan menggunakan Zoom Meeting.
2. Komunikasi yang bagaimana serta seperti apa menurut ibu
yang dirasakan tepat digunakan dalam menghadapi
permasalahan dengan customer pada saat pendemic atau WFH
?
Komunikasi yang dilakukan biasanya pihak perusahaan lah yang
berusaha untuk menghubungi customer, menggunakan chatt dahulu
dan kemudian menggunakan sambungan video atau telpon,
kemudian menggunakan zoom Meeting, bila hubungannya dengan
susuatu hal yang penting dan levelnya level manajemen bisa
menggunakan Zoom Meeting. Permasalahan dengan customer yang
bisa ditangani pihak Supervisor dapat ditangani oleh saya seperti
negoisasi harga, maka masih bisa saya atasi sendiri, akan tetapi bila
permasalahannya membutuhkan suatu keputusan atau persetujuan
122
Tentang Strategi Customer Relations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
dari pihak manajemen, maka biasanya pihak customer juga mempunyai keinginan untuk berhubungan langsung dengan pihak
manajemen menggunakan Zoom Meeting.
3. Bagaimana MORENARENT dalam menagani dengan cepat
akan keluhan atau komplain dan juga permintaan dari
customer ?
Kami telah meminta untuk masing-masing karyawan di bagian
marketing untuk berusaha membuat komunikasi secara langsung
dengan customer, salah satunya dengan menggunakan atau
memanfaatkan media seperti WhatsApp Group agar setiap
permasalahan yang terjadi dengan customer dapat tertangani dengan
cepat.
4. Bagaimana strategi MORENARENT dalam melakukan
hubungan baik dengan pelanggan (good relationship) pada
masa pandemic ini ?
Pada saat sebelum pandemic, kita dapat dengan mudah berhubungan
entertaint dengan customer seperti buka puasa bersama, makan
bersama dengan customer, memberikan ucapan ulang tahun
perusahaan customer, tetapi selama pandemic hanya berkomunikasi
dengan cara menanyakan ke pihak customer, seperti bagaimana
servisnya, kendalanya apa dan biasanya pihak customer melakukan
komunikasi ke General Affair, sehingga semua karyawan yang
berada di garda depan perusahaan dengan customer seperti
marketing harus terus melakukan konumikasi, seperti masalah kapan
harus diservis, perpanjangan STNK sebulan sebelumnya harus kita
ingatkan ke pihak customer. Sehingga berusaha untuk pihak
perusahaanlah yang menegur duluan, jangan sampai customer yang
lebih dulu menghubungi perusahaan, sehingga bila terdapat kendala
dapat segera direspon. Apa yang telah dilakukan oleh kami terhadap
customer telah mendapat penilaiaan dari CSI yaitu dengan nilai yang
selalu baik diantaranya dalam hal tanggapan dan aksi untuk
permasalahan dengan customer.
5. Menurut ibu apakah dengan keramahan yang dilakukan pada
saat melakukan komunikasi dengan customer merupakan cara
yang tepat?
Sangat tepat karena dengan keramahan pihak perusahaan dengan
customer, biasanya mempunyai etika dalam hal penaghan misalnya,
yang kita tanyakan kabarnya, dan kondisi customer saat itu, sehingga
customer dapat dengan mudah untuk menceritakan segala sesuatu
yang menjadi kendala dalam hal pembayarannya.
6. Bagaimana cara MORENARENT dalam melakukan
komunikasi dengan customer agar dapat membuat nyaman mereka khususnya selama pandemic 19?
123
Tentang Strategi Customer Relations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
Pihak perusahaan tidak akan meminta tagihan secara kasar, akan
tetapi dengan menggunakan etika yang baik, dan tidak akan
membabani pihak customer dalam memenuhi tagihannya sehingga
pihak perusahaan dapat mencari solusi untuk pemecahannya.
Sehingga pihak perusahaan selalu melakukan komunikasi sebagai
pendekatan-pendekatan ke pihak customer untuk melihat apa
kendalanya dan mencari pemesacahannya yang tidak memberatkan
perusahaan dan juga pihak customer, hal ini tujuannya adalah untuk
jangka panjang nya, bagaimana nantinya bila perusahaan tersebut
akan kembali memperpanjang sewa misalnya bila pandemic berakhir
dan kembali kondisi menjadi normal.
7. Bagaimana pihak MORENARENT dalam melakukan
publikasi setiap Informasi penting kepada pelanggan pada
masa pandemic ini ?
Pihak perusahaan lebih banyak menggunakan media social
8. Apakah pada masa pandemic ini MORENARENT juga
melakukan pemberian penghargaan/reward kepada
pelanggan ?
Kalau selama masa pandemic ini ada beberapa customer yang kami
berikan rasa ucapan terima kasih, mungkin lebih tepatnya seperti
cendera mata yang memang berguna untuk perusahaan bekerja.
D. Evaluasi 1. Apakah program dan juga beberapa langkah yang telah
dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan dengan lancer dan
dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik, khususnya
dalam hubungan dengan customer ?
Pada pandemic di awal tahun 2019 betul-betul berat untuk
perusahaan, akan tetapi perlahan dapat teratasi dengan melakukan
strategi dari manajemen khususnya dalam berkomunikasi, sehingga
grafik nya yang awalnya turun dapat naik kembali secara perlahan
dan target yang kita harapkan dapat tercapai bahkan strategi yang
dilakukan dapat customer yang baru ini merupakan customer jangka
panjang.
2. Apakah dengan pelayanan yang telah dilakukan oleh
perusahaan dapat membuat customer merasa puas?
Kalau selama ini, customer merasakan cukup puas, karena
sebetulnya kunci dari semuanya adalah komunikasi, dengan
komunikasi yang baik antara perusahaan dengan customer, apapun
permasalahannya dapat teratasi dengan baik dan masalah pun dapat
terselesaikan dengan baik.
124
Tentang Strategi Customer Relations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
3. Apakah dengan komunikasi yang dilakukan menggunakan
media Zoom Meeting sudah dianggap sebagai pengganti tatap
muka dapat menyelesaikan permasalahan dengan customer ?
Ada beberapa customer yang menginginkan tatap muka maka akan
kita lakukan tatap muka dengan protocol kesehatan yang ketat, akan
tetapi permintaan tatap muka sangat sedikit jumlahnya dibandingkan
dengan menggunakan Zoom Meeting yang kalau diperkirakan 80
persen dari customer yang ada.
Hubungan Strategi Customer Relations MORENARENT
dengan Penggunaanvideo conference
1. Media apa saja yang digunakan MORENARENT dalam menjalankan tugas sebagai
penyampai informasi?
Menggunakan video conference lebih banyak digunakan untuk melakukan penyampaian
informasi
2. Apakah dalam kondisi WFH seperti saat ini, penggunaan video conference dapat
memecahkan permasalahan secara baik dan tepat dalam setiap permasalahan dengan
customer ?
Selama ini dirasakan sangat aman dalam pelaksanaan video conference yang artinya dengan
menggunakan video conference dapat memecahkan permasalahan antara perusahaan dengan
customer secara baik dan tepat.
3. Apakah penggunaan video conference Zoom Meeting yang dilakukan oleh pihak
MORENARENT merupakan cara yang tepat digunakan pada saat WFH ?
Kebetulan kebanyakan customer perusahaan kita itu lokasinya di Jakarta, kebanyakan yang
esensial, sehinga sangat tepat bila menggunakan zoom meeting.
4. Pada pelaksanaanvideo conference menggunakan Zoom Meeting apakah mengalami
banyak kendala ?
Kendala yang lebih sering itu lebih sering adalah signal, karena tergantung dari lokasi dimana
pihak-pihak tertentu tinggal, baik pihak perusahaan masing-masing dalam kondisi WFH, akan
tetapi bila saat WFO biasanya menggunakan layar besar, dengan jaringan yang baik, sehingga
signal biasanya tidak bermasalah atau dapat dikatakan tidak terdapat kendala apapun.
5. Dibandingkan dengan pelaksaan meeting tatap muka, apa saja kelebihan dan
kekurangan dengan melaksanakan penggunaan vedio conference menggunakan Zoom
Meeting dengan customer ?
125
Tentang Strategi Customer Relations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
Kalau video conference biasanya pihak customer yang mengundang, sehingga dibatasi waktu dan bila pihak Customer masih merasa belum selesai dan membutuhkan waktu lebih dari yang
ada di dalam zoom biasanya pihak customer meminta tambahan waktu atau minta untuk kembali
melakukan zoom meeting. Sehingga kekurangan dari zoom itu tidak jarang mengalami kendala,
seperti kondisi cuaca juga berpengaruh pada signal, kemudian waktu yang hanya dibatasi 45
menit itu kalau dari pihak customer yang menegundang kami.
6. Apakah menurut ibu dengan memnggunakan aplikasi video conference zoom dapat
membuat pihak customer merasa puas dan dapat mencapai kata mufakat dalam setiap
akhir dari pelaksanaan pertemuan secara virtual tersebut ?
Sampai sekarang sih customer merasa puas yak karena dapat selalu berkomunikasi dan
berhubungan dengan perusahaan pada masa pandemic, tidak harus dengan tatap muka. Untuk
pencapaian dalam setiap pelaksaaan Zoom Meeting tidak selalu dicapak sebuah keputusan
karena semua itu tergantung permasalahan yang dibahas dalam pertemuan zoom meeting
tersebut, seperti kalau misalnya pembahasan mengenai penetapan harga biasanya akan ada
keputusan sehari setelah pelaksanaan zoom meeting.
7. Umumnya berapa kali pelaksanaan video conference menggunakan zoom dalam suatu
permasalahan, apakah dalam 1 kali saja sudah cukup dan dapat selesai atau harus
melakukan lebih dari satu kali pertemuan virtual ?
Tergantung dari pokok permasalahannya, bila menbahas tentang negosiasi tahap pertama dan
besoknya aka nada negoisasi tahap kedua. Sedangkan untuk permasalahan seperti service dapat
diselesaikan sekali juga sudah cukup.
Hubungan Strategi Customer Relations MORENARENT
dengan Teori kekayaan media Daft and Lengel
1. Apakah menurut ibu dengan adanya video conference menggunakan zoom pihak
perusahaan dapat mengirimkan berbagai isyarat untuk dapat melakukan komunikasi,
sehingga tidak hanya dengan bahasa lisan tetapi juga dengan berbagai bahasa isyarat,
seperti gerakan tubuh, mimik, gerakan tangan dsb..?
Tidak ada isyarat-isyarat, atau mengartikan seperti gerakan kepala, kedipan mata, dan
sebagainya, karena sebelum melakukan zoom meeting selalu kita tanyakan mengenai pokok
pembahasannya, dan bila permasalahan atau pokok pembahasannya mengenai negosiasi harga
maka perusahaan akan melakukan meeting antar manajemen, seperti manajer area, manajer
marketing, manejem operasional dan sebagainya. sehingga tidak akan terjadi beberapa isyarat,
dan ditentukan siapa yang akan bicara dari pihak perusahaan, sesuai dengan pembahasan yang
akan dibahas.
Apakah dalam pelaksanaan Zoom ini tidak akan ada isyarat apapun yang dianggap
mempunyai arti oleh pihak customer atau sebaliknya ya bu ?
Iya betul, tidak ada pembahasan diluar dari apa yang dibicarakan. Semua focus pada apa yang
dibicarakan oleh pihak perusahaan.
126
Tentang Strategi Customer Relations pada PT Cipta Mandiri Sejahtera
2. Menurut ibu dengan menggunakan video conference apakah pesan-pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat direspon oleh pihak customer ? Demikian sebaliknya,
apakah pada pelaksanaan pertemuan dengan menggunakan video conference zoom
meeting, pihak perusahaan dapat dengan cepat merespon apapun yang diutarakan dan
dikomunikasikan oleh perusahaan ?
Sangat cepat , setelah kita akan negosiasi dengan menggunakan zoom, biasanya besoknya atau
dua hari berikutnya akan ada keputusan apakah akan menggunakan Morena atau tidaknya
Berarti tidak saat itu selesai zoom dilakukan atau berakhir ya bu, dalam pengambilan
keputusannya ?
Iya tidak saat itu untuk keputusannya.
Dan bila dalam pelaksanaan zoom tersebut, dapat terespon dengan baik oleh customer apapun
yang diuraikan atau yang dijelaskan pihak perusahaan dan sebaliknya dapat direspon dengan
baik oleh pihak perusahaan apapun yang diunkapkan oleh pihak customer ?
Iya betul, dalam pelaksanaan zoom selalu kami pihak perusahaan akan berusaha untuk selalu
merespon dengan cepat apapun yang dibahas oleh customer.
3. Apakah dengan menggunakan video conference Zoom perusahaan dapat melakukan
komunikasi dengan menyampaikan pesan dengan menggunakan beragam bahasa?
Kemudian dapat menggunakan perhitungan-perhitungan tertentu seperti rumus atau
angka?
Selama ini tetap menggunakan bahasa Indonesia, dan dalam tahap level manajemen tidak sampai
dijelaskan secara rinci dengan perhitungan-perhitungan tersebut, tetapi hanya menanyakan
dengan bahasa lisan dan dijawab dengan penjelasan saja.
4. Apakah dengan penggunaan video conference zoom meeting yang dilakukan oleh
perusahaan, maka perusahaan dapat lebih fokus untuk menyampaikan pesan-pesan
atau informasi dengan apa yang menjadi permasalahan sesuai dengan karakteristik
dari setiap customer ?
Iya, dapat lebih focus karena di dalam pelaksanaan zoom itu kita dapat mendengarkan penjelasan
satu orang dan tidak ada yang namanya progresif.
5. Apakah penggunaan video conference zoom dapat lebih baik dibandingkan dengan
pertemuan tatap muka ?
Bila dibandingkan dengan tatap muka, jelas berbeda, dengan tatap muka akan lebih mudah
dalam berhubungan baik dengan customer, biasanya bila dengan pihak customer yang selalu
relationshipnya baik maka akan lebih mudah dan lebih cepat menggunakan tatap muka. Dan
lebih baik menggunakan tatap muka sebetulnya, hanya saja dalam kondisi pandemic seperti saat
ini hanya menggunakan media Zoom ini lah langkah yang bisa kami lakukan.
127
A.3 Hasil Wawancara dengan Informan
HASIL WAWANCARA INFORMAN
Nama : Hasan Sumarji
Jabatan : Supervisor
Perusahaan : PT Unilever Indonesia
Hari/Tanggal : 18 Agustus 2021
Waktu : 14.45 WIB
Tempat : Menggnakan saluran telpon WhatsApp
1. Bagaimana dampak Pandemic Covid 19 ini bagi MORENARENT khususnya pada
saat diberlakukannya WFH, apakah menghubungi pihak MORENARENT juga
mengalami kesulitan ?
Dalam menghubungi selama WFH tidak terjadi masalah, bahkan info untuk zoom meeting
selalu cepat merespon
Dampak pandemic itu luar biasa, banyak beberapa operasional yang terkendala juga dan
beberapa karyawan dikenakan ketetapan untuk bekerja dari rumah.
2. Selama Pandemic, dan pemberlakuan WFH, komunikasi yang dilakukan dengan
pihak MORENARENT menggunakan media apa saja ?
Media yang digunakan itu Zoom Meeting dan juga WhatsApp dan call serta menggunakan
email.
3. Bagaimana cara Morena bila menghadapi keluhan dari pelanggan ? Apakah pihak
Morena dapat merespon setiap keluhan dengan cepat ?
Untuk melakukan keluhan , seperti kendaraan mengalami masalah, maka dengan waktu
yang cepat sekitar 3 jam setelahnya dapat diberikan tindakan atau solusi yang tepat dan
sangat baik.
4. Di dalam pelayanan terhadap customer, khususnya menanggapi keluhan dari
customer, bagaimana sikap dari pihak Morena menanggapi berbagai keluhan dari
pelanggan ? Apapakah menanggapinya dengan sikap yang ramah ?
Alhamdulillah mereka sangat ramah dalam menghadapi customer, bahkan selalu
menanyakan permasalahan dengan bahasa yang baik dan juga ramah.
128
5. Bagaimana pelayanan yang diberikan pihak Morena dalam menanggapi keluhan
sudah dirasa tepat sebagai solusi dalam menyelesaikan permasalahan ?
Setiap solusi yang diberikan pihak morena sangat tepat sesuai dengan permasalahan yang
terjadi pada kendaraan kami ataupun permasalahan mengenai kewajiban kami kepada pihak
Morena
6. Komunikasi yang bagaimana serta seperti apa menurut bapak yang dirasakan tepat
digunakan bila menghadapi permasalahan dan complain ke pihak MORENARENT
pada saat pendemic ini atau pemberlakuan WFH, apakah lebih tepat menggunakan
media atau tatap muka ?
Dalam kondisi seperti saat ini menurut saya lebih baik dan juga memberikan kita aman
adalah menggunakan komunikasi menggunakan media, seperti WhatsApp, sedangkan
untuk menyelesaikan permasalahan yang membutuhkan penanganan khusus,
membutuhkan komunikasi yang lebih dari sekedar telephone menggunakan WhatsApp,
yaitu menggunakan Zoom Meeting itu lebih tepat. Sehingga penggunaan Zoom itu ya
apabila dirasakan penting saja.
7. Pelayanan yang bagaimana yang diberikan MORENA membuat bapak atau
perusahaan bapak nyaman untuk bermitra dengan MORENA ?
Morena selalu memahami permasalahan yang kami hadapi dengan memberikan solusi yang
tepat, sehingga kami merasakan nyaman untuk bermitra dengan Morena dan selama
pandemic ini. Morena memberikan peyanan, servis dan juga tim sales nya juga bagus,
professional dan selalu melakukan komunikasi dengan baik.
8. Dalam berkomunikasi menggunakan video conference Zoom Cloud Meeting yang
dilakukan antara pihak perusahaan bapak dengan MORENARENT sering
dilakukan? Pada umumnya membahas permasalahan apa saja ?
Penggunaan Zoom biasanya membahas tentang pembayaran yaitu berkenaan tentan tagihan
yang terkadang bermasalah atau pengadaan kendaraan yang baru sehingga membutuhkan
perhitungan-perhitungan di dalam Zoom. Atau penanganan-penanganan dari pihak Morena
terhadap beberapa kendala yang memang jarus dibicarakan menggunakan pertemuan
virtual dengan Zoom
9. Pada pelaksanaan pertemuan dengan menggunakan Zoom Cloud Meeting kendala
apa saja yang dihadapi ?
Koneksi atau jaringan internet sering putus sehingga menjadi kendala dalam
berkomunikasi, untuk penggunaan waktu atau jadwal pertemuan itu dapat dikondisikan.
10. Apakah penggunaan video conference Zoom dapat dinyatakan lebih baik
dibandingkan dengan pertemuan tatap muka ?
Penggunaan Zoom ini jauh lebih tepat menggunakan Zoom meeting, tetapi bila pandemic
selesai jauh lebih baik menggunakan pertemuan secara langsung tatap muka.
11. Apakah Bapak merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak
MORENARENT khususnya selama masa pandemic COVID-19 ini ?
129
Selama saya melakukan kerjasama dengan Morena, saya dan juga perusahaan saya
merasakan puas
Lampiran B Dokumentasi
Gambar 1 : Penulis melakukan wawancara dengan Key Informan I
Gambar 2. Penulis melakukan sambungan telephone menggunakan
Whatsapp dengan Key Informan II