FORMULASI PATCH BUCCAL MUKOADHESIF ...

79
FORMULASI PATCH BUCCAL MUKOADHESIF METOPROLOL TARTRAT DENGAN VARIASI KADAR BASIS HPMC DAN KARBOPOL Skripsi Disusun Oleh Disusun oleh: CINDY IKHMALIZA PUTRI 08613072 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA MEI 2012

Transcript of FORMULASI PATCH BUCCAL MUKOADHESIF ...

FORMULASI PATCH BUCCAL MUKOADHESIF METOPROLOL

TARTRAT DENGAN VARIASI KADAR BASIS HPMC DAN KARBOPOL

Skripsi

Disusun Oleh

Disusun oleh:

CINDY IKHMALIZA PUTRI

08613072

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

MEI 2012

i

FORMULASI PATCH BUCCAL MUKOADHESIF

METOPROLOL TARTRAT DENGAN VARIASI KADAR BASIS HPMC

DAN KARBOPOL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Islam Indonesia

Oleh:

CINDY IKHMALIZA PUTRI

08613072

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

MEI 2012

ii

iii

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan diterbitkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Mei 2012

Penulis,

Cindy Ikhmaliza Putri

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di

dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk

berhasil.

Karya Sederhana ini Saya Persembahkan Untuk:

Allah SWT, Terimakasih atas segala yang terjadi dalam hidupku adalah

anugrah terbaik untukku.

Papa (A.Yudarni, S.IP) & Mama (Esmiyati Sundari), sosok pertama dari tujuan

hidupku, yang selalu sabar untuk menunggu kepulanganku ke rumah,

terimakasih atas dukungan, nasihat serta kasih sayangnya, Terimakasih atas

do’a yang terlantun di setiap sholat, yang selalu Puasa, Tahajud mendoakan

saya agar bisa cepat menyelesaikan studi ini dan menggapai cita-cita, ananda

akan terus berjuang untuk kebahagianmu dengan doa dan restumu. Terimaksih

Allah telah Kau kirimkan kedua malaikatMu untuk menjagaku didunia ini,

Terimakasih Allah telah Kau lahirkan aku dari rahim ibu ku. Semoga Allah

SWT selalu melindungi dan menyayangi keduanya. Aamiin.

Kedua saudara laki-laki ku (Novendry Yudha Saputra SE dan Ivan Alfatih

Saputra), kedua sosok yang selalu mencerahkan keadaan rumah, sosok yang

membuatku rindu jika aku jauh dari kalian.

Seluruh keluarga besar ku, kakek Yahtap (alm), nenek Ringan (alm), kakek

Hi.Bastoni (alm) dan nenek Hj. Saimunah Bastoni terimakasih untuk selalu

mendukung dan mendoakan aku.

Teman-teman seperjuangan nyari dosen, Suci, Henni, dan Vita, Terimakasih

untuk selalu saling menyemangati di saat-saat terpuruk, memang lebih enak

menderita sama-sama daripada sendiri, dan aku selalu berdoa untuk kesuksesan

kita semua.

Teman-teman Farmasi UII 08, Alfi, Ulai, Tia, Bundo, Unyil, Arum, Mpok

Ovin, Ieiep, Resty, Alin, Nissa, Ani, dan semuanya yang tidak bisa saya atu per

satu, Terimakasihaan kita selama ini,kKATA PENGANTAR

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar

membangun kesempatan untuk berhasil.

Karya Sederhana ini Saya Persembahkan Untuk:

Allah SWT, Terimakasih atas segala yang terjadi dalam hidupku adalah anugrah terbaik untukku.

Papa (A.Yudarni, S.IP) & Mama (Esmiyati Sundari), sosok pertama dari tujuan hidupku, yang selalu sabar untuk menunggu kepulanganku ke rumah, terimakasih atas dukungan, nasihat serta kasih sayangnya, Terimakasih atas do’a yang terlantun di setiap sholat, yang selalu Puasa, Tahajud mendoakan saya agar bisa cepat menyelesaikan studi ini dan menggapai cita-cita, ananda akan terus berjuang untuk kebahagianmu dengan doa dan restumu. Terimaksih Allah telah Kau kirimkan kedua malaikatMu untuk menjagaku didunia ini, Terimakasih Allah telah Kau lahirkan aku dari rahim ibu ku. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan menyayangi keduanya. Aamiin.

Kedua saudara laki-laki ku (Novendry Yudha Saputra SE dan Ivan Alfatih Saputra), kedua sosok yang selalu mencerahkan keadaan rumah, sosok yang membuatku rindu jika aku jauh dari kalian.

Seluruh keluarga besar ku, kakek Yahtap (alm), nenek Ringan (alm), kakek Hi.Bastoni (alm) dan nenek Hj. Saimunah Bastoni terimakasih untuk selalu mendukung dan mendoakan aku.

Teman-teman seperjuangan nyari dosen, Suci, Henni, dan Vita, Terimakasih untuk selalu saling menyemangati di saat-saat terpuruk, memang lebih enak menderita sama-sama daripada sendiri, dan aku selalu berdoa untuk kesuksesan kita semua.

Teman-teman Farmasi UII 08, Alfi, Ulai, Tia, Bundo, Unyil, Arum, Mpok Ovin, Ieiep, Resty, Alin, Nissa, Ani, dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, Terimakasih untuk kebersamaan kita selama ini, kalian selalu memberikan warna yang indah dalam hidupku. Aku selalu berterimakasih kepada Tuhan karena telah mempertemukan aku dengan kalian.

Gadis-gadis Sebayak Crew, Amy, Ajeng, Ulan, Dila, Nida, mb Yeyen, mb Dias, mb Dewi, mb Nissa, mb Elok, mb Endah, mb UL, Henni, Deby, Dita, dan semuanya, Terimakasih suka dan duka bersama kalian, Terimakasih untuk persahabatan hari ini dan InsyaAllah untuk selamanya.

Teman-teman KKN BY 09, Ade, Adit, Carlina, Liny, dan Tunjung Semoga tali silahturahmi yang kita jalin selama KKN tidak akan pernah putus.

Sahabat-sahabatku yang tak lekang oleh waktu, Cerly, Fenni, Melissa, Resty, Karina, Susi, Evi dan Santi, Terimakasih untuk persahabatan dari zaman SMA hingga sekarang, dan berharap untuk selamanya.

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang,

dan syukur Alhamdulillah atas segala rahmat dan anugerahNya yang telah

memberi ilmu, kekuatan dan kesempatan sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Formulasi Patch Buccal Mukoadhesif

Metoprolol Tartrat Dengan Variasi Kadar Basis HPMC dan Karbopol”

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi

Ilmu Farmasi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Islam Indonesia, Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat terlaksana atas doa, bantuan, dan dorongan dari

beberapa pihak, untuk itu penulis sangat mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Mufrod, M. Sc., Apt selaku Pembimbing Utama dan Bapak

Bambang Hernawan N, S. Farm., Apt selaku Pembimbing Pendamping yang

telah memberikan pengarahan dalam bimbingan, ide-ide dasar, kritik, dan

saran hingga terselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak T. N. Saifullah Sulaiman, M. Si., Apt dan Bapak M. Hatta Prabowo

M.Si.,Apt selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritik, saran dan

arahan yang bersifat membangun dalam penyusunan dan perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Yandi Syukri, M.Si.,Apt selaku Dekan Fakultas MIPA UII, Bapak M.

Hatta Prabowo M.Si.,Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi dan Ibu Suci Hanifah

M.Si.,Apt selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas fasilitas

dan kemudahan yang diberikan selama menempuh studi di Fakultas MIPA.

4. Seluruh laboran Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia

yang telah membantu dengan sabar menyelesaikan penelitian ini.

5. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini yang tidak

bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari pembaca dan semua pihak yang bersifat

vii

membangun akan diterima dengan tangan terbuka demi kemajuan dan

kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang.

Akhirulkalam penulis mohon maaf dengan ketulusan hati seandainya

dalam penulisan skripsi ini terdapat kekhilafan. Harapan penulis semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya serta perkembangan dan

kemajuan ilmu pengetahuan pada khususnya, Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Mei 2012

Penulis,

Cindy Ikhmaliza Putri

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xii

INTISARI ..................................................................................................... xiii

ABSTRACT................................................................................................. . xiv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah....................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 3

BAB II. STUDI PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 4

1. Penggunaan obat pada mukosa mulut ....................................... 4

2. Patch bukal ................................................................................ 5

3. Polimer mukoadhesif................................................................. 8

4. Mekanisme mukoadhesif........................................................... 12

5. Monografi bahan ...................................................................... 13

B. Landasan Teori .............................................................................. 18

C. Hipotesis ........................................................................................ 19

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Bahan dan Alat .............................................................................. 20

1. Bahan......................................................................................... 20

2. Alat ............................................................................................ 20

B. Cara Penelitian............................................................................... 21

1. Skema kerja penelitian............................................................... 21

2. Desain Formula ......................................................................... 22

3. Pembuatan Patch Bukal Metoprolol Tartrat .............................. 22

4. Pemeriksaan sifat fisik patch bukal ........................................... 23

C. Analisis Hasil................................................................................. 24

ix

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sifat fisik patch bukal.................................................................... 26

1. Bobot dan keseragaman bobot................................................... 27

2. Ketebalan ................................................................................... 28

3. Folding endurance..................................................................... 28

4. pH.............................................................................................. 29

5. Swelling index........................................................................... 29

B. Keseragaman zat aktif................................................................... 30

C. Pelepasan obat.............................................................................. 34

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................... 41

B. Saran.............................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 42

LAMPIRAN.................................................................................................. 45

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Patch bukal yang didesain untuk pelepasan obat bidirectional..... 7

Gambar 2. Patch bukal yang didesain untuk pelepasan obat searah ............... 7

Gambar 3. Dua langkah proses mukoadhesif.................................................. 13

Gambar 4. Struktur molekul metoprolol tartrat .............................................. 13

Gambar 5. Struktur molekul HPMC ............................................................... 14

Gambar 6. Struktur molekul karbopol ............................................................ 15

Gambar 7. Struktur molekul propilen glikol ................................................... 16

Gambar 8. Struktur molekul Tween 80........................................................... 17

Gambar 9. Gambar skema penelitian .............................................................. 21

Gambar 10. Gambar setiap formula .................................................................. 26

Gambar 11. Grafik swelling index metoprolol tartrat ....................................... 30

Gambar 12. Kurva λ serapan maksimum metoprolol dalam larutan etanol...... 31

Gambar 13. Kurva baku metoprolol tartrat dalam medium etanol .................... 32

Gambar 14. Grafik keseragaman zat aktif setiap formula................................. 33

Gambar 15. Penetapan kadar gelombang maksimum dalam dapar fosfat 6,8 ... 34

Gambar 16. Kurva baku metoprolol tartrat ........................................................ 35

Gambar 17. Grafik uji pelepasan obat metoprolol tartrat .................................. 36

Gambar 18. Grafik pelepasan obat versus waktu............................................... 37

Gambar 19. Grafik pelepasan obat versus akar waktu....................................... 37

Gambar 20. Harga DE480 (%) masing-masing formula ...................................... 39

Gambar 21. Alat disolusi.................................................................................... 56

Gambar 22. Spektrofotometer............................................................................ 56

Gambar 23. pH meter......................................................................................... 56

Gambar 24. Timbangan analitik......................................................................... 56

Gambar 25. Magnetic stirrer .............................................................................. 56

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Persyaratan HPMC menurut USP XXX.......................................... 15

Tabel II. Formula patch bukal Metoprolol Tartrat (bobot total 50 mg)......... 22

Tabel III. Hasil uji sifat fisik patch bukal metoprolol tartrat........................... 27

Tabel IV. Hasil absorbansi penetapan kadar kurva baku dalam etanol........... 31

Tabel V. Hasil absorbansi penetapan kadar kurva baku dalam fosfat 6,8 ..... 33

Tabel VI. Data uji Scheffe DE480 (%) dengan taraf kepercayaan 95%. ........... 40

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data pelepasan obat/disolusi ......................................................... 45

Lampiran 2. Data pelepasan obat versus waktu dan akar waktu........................ 49

Lampiran 3. Validasi Metode ............................................................................ 54

Lampiran 4. Gambar alat-alat yang digunakan .................................................. 56

Lampiran 5. Surat keterangan obat metoprolol tartrat ....................................... 57

Lampiran 6. Hasil uji statistik Harga DE480 (%)................................................ 59

Lampiran 7. Lampiran harga DE480 (%) ............................................................ 61

xiii

FORMULASI PATCH BUCCAL MUKOADHESIF METOPROLOL

TARTRAT DENGAN VARIASI KADAR BASIS

HPMC DAN KARBOPOL

INTISARI

Metoprolol tartrat adalah obat golongan beta blocker kardioselektif yang

digunakan untuk pengobatan hipertensi. Obat ini mengalami first pass metabolism

yang cukup tinggi di hati dengan bioavailabilitas 50% sehingga efikasi dari obat

akan berkurang. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengubah bentuk sediaan

metoprolol tartrat menjadi bentuk sediaan patch bukal. Patch bukal

memungkinkan obat lebih efektif dalam penyampaian obat ke reseptor,

menghindari first-past metabolism dan degradasi obat di saluran pencernaan

sehingga efek terapi yang diinginkan dapat tercapai. Pembuatan patch bukal

menggunakan polimer mukoadesif yaitu HPMC dan karbopol dengan

menggunakan metode solvent casting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh perbandingan kadar HPMC dan karbopol terhadap sifat fisik dan

pelepasan metoprolol tartrat dari sediaan patch bukal. Formula patch bukal

menggunakan variasi kadar polimer mukoadhesif karbopol dan HPMC dengan

perbandingan yaitu formula I 100% : 0%, formula II 75% : 25%, formula III 50%:

50%, formula IV 25% : 75%, dan formula V 0% : 100%. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah karbopol dan semakin sedikit jumlah

HPMC akan menghasilkan folding endurance akan semakin bagus dan pelepasan

obat akan semakin tinggi. Namun, semakin banyak jumlah HPMC dan semakin

sedikit jumlah karbopol akan menghasilkan swelling index yang tinggi dan pH

mendekati netral. . Data yang diperoleh di hitung nilai mean, SD dan CV.

Karbopol dan HPMC berpengaruh terhadap sifat fisik dan pelepasan obat dari

patch bukal metoprolol tartrat.

Kata kunci: metoprolol tartrat, HPMC, karbopol, patch bukal, solvent casting

xiv

THE FORMULATION OF MUCOADHESIVE BUCCAL PATCHES OF

METOPROLOL TARTRAT WITH VARIATION OF HPMC AND

CARBOPOL BASE LEVEL

ABSTRACT

Metropolol tartrat is a medicine belongs to beta blocker cardioselective used for

hypertension treatment. This medicine is subjected to the sufficient high first pass

metabolism in the liver with 50 % bioavailability so that the efficacy of the

medicine decreases. Therefore, to change the dosage form of the metoprolol tartrat

into buccal patch is important. Buccal patch provides the probability that the

medicine can effectively deliver the medicine to receptor, avoid first-pass

metabolism and drug degradation in the alimentary tract, so the effect of the

therapy can be reached. The making of buccal patch used the mucoadhesive

polymer which are HPMC and carbopol by using solvent casting method. This

study aims to know the influence of HPMC and carbopol ratio level to the physic

characteristics and the release of metoprolol tartrat from the dosage form of patch

buccal. The formulation of the buccal patch used the variation in the level of

mucoadhesive carbopol polymer and HPMC with the ratios are: Formula I 100% :

0%, formula II 75% : 25%, formula III 50% : 50%, formula IV 25% : 75%, and

formula V 0% : 100%. The result of the experiment shows that the more the

amount of carbopol and the less HPMC, the folding endurance is better and the

drug release is higher. However, the more the amount of HPMC and the less the

amount of carbopol, it will cause the higher swelling index and neutral pH. Data is

calculated mean, SD and CV. Carbopol and HPMC influence physical properties

and the release of drug from patch buccal metoprolol tartrat.

Keywords: metoprolol tartrat, HPMC, karbopol, patch bukal, solvent casting

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan

tuberkulosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di

Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang

menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal, yaitu 140/90 mmHg. Hasil

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan

prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7%(1). Hipertensi membutuhkan

pengobatan jangka panjang. Salah satu obat antihipertensi yang dapat digunakan

untuk hipertensi adalah metoprolol tartrat. Metoprolol tartrat adalah obat golongan

beta blocker kardioselektif yang mempunyai waktu paruh 3-4 jam. Obat

Metoprolol tartrat yang digunakan secara oral mengalami first pass metabolism

yang cukup tinggi dengan bioavailabilitas 50%(2). Selain itu, Hipertensi

merupakan salah satu penyakit yang memerlukan penanganan medis yang cepat

sehingga metoprolol tartrat lebih efektif diberikan secara bukal karena

bioavailabilitas obat yang mencapai reseptor lebih banyak dibandingkan dengan

obat yang melalui proses metabolisme di hati dan efek terapi yang diinginkan

dapat cepat tercapai.

Pemberian obat secara bukal memfasilitasi masuknya obat secara langsung

ke dalam sirkulasi sistemik, menghindari first-past metabolism dan degradasi obat

disaluran pencernaan(3). Pemberian obat melalui mukosa mulut merupakan metode

alternatif pengiriman obat sistemik yang menawarkan beberapa keunggulan

dibandingkan injeksi(4). Terdapat berbagai sediaan bukal mukoadhesif yaitu tablet,

film, patch, disk dan gel. Dari berbagai sediaan tersebut, sediaan patch memiliki

fleksibilitas yang tinggi dan lebih mudah digunakan pasien dibandingkan tablet.

Selain itu, sediaan bentuk patch juga lebih akurat dalam pemberian dosis

dibandingkan dengan sediaan gel ataupun salep(5). Patch mengandung lapisan

polimer mukoadhesif yang akan terikat dengan mukosa mulut dan gusi(6). Sistem

penghantaran obat mukoadhesif, dewasa ini banyak dikembangkan untuk

merancang sistem penghantaran obat menuju organ spesifik seperti rongga bukal

2

. Sistem tersebut dirancang untuk mengendalikan pelepasan dan absorbsi obat

yang terlokalisasi pada sisi spesifik serta memperpanjang waktu tinggal obat pada

sisi pemberian(7).

Sediaan patch bukal tersusun dari beberapa polimer mukoadhesif untuk

meningkatkan perekatan dan waktu tinggal obat dimukosa mulut. Menurut

Bernkop-Schnürch dan Greimel (2005), dari beberapa penggolongan polimer

mukoadhesif, golongan polyacrylates (karbopol atau karbomer) dan turunan dari

karbohidrat seperti karboksimetilselulosa serta chitosan mempunyai daya lekat

yang tinggi sebagai polimer mukoadhesif. Dalam pembuatan patch bukal

mukoadhesif dibutuhkan polimer, polimer yang digunakan dalam penelitian ini

adalah HPMC dan karbopol. Karbopol merupakan polimer asam akrilat yang

mengalami kopolimerisasi dengan alil sukrosa atau alil pentaeritritol, dimana

karbopol ini memiliki viskositas tinggi yang menunjukan kerja total adhesi

maksimal(8). HPMC adalah polimer non-ionik yang memiliki karakteristik gel

yang khas dimana HPMC ini memilki sifat perekat yang baik, kekuatan mekanik

yang tinggi, dan elastisitas tinggi(5). Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan

pada penggunaan kombinasi polimer HPMC dan karbopol.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaruh perbandingan kadar HPMC dan karbopol terhadap sifat

fisik dari sediaan patch bukal?

2. Bagaimana pengaruh perbandingan kadar HPMC dan karbopol terhadap

pelepasan metoprolol tartrat dari sediaan patch bukal?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui pengaruh perbandingan kadar HPMC dan karbopol terhadap sifat

fisik dari sediaan patch bukal.

2. Mengetahui pengaruh perbandingan kadar HPMC dan karbopol terhadap

pelepasan metoprolol tartrat dari sediaan patch bukal.

3

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi banyak pihak. Bagi peneliti

penelitian ini berguna untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang

pengembangan sedian patch bukal. Bagi Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini

dapat dijadikan referensi pengembangan sediaan patch bukal serta dapat

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang manfaat patch bukal metoprolol

tartrate. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini merupakan informasi yang sangat

berguna dalam penggunaan patch bukal khususnya untuk terapi hipertensi dan

untuk pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.

4

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Penggunaan obat pada mukosa mulut

Mukosa adalah lokasi potensial untuk pemberiaan obat. Rute pemberian

obat secara transmukosal (yaitu lapisan mukosa hidung, rektal, vagina, mata dan

rongga mulut) menawarkan keuntungan yang berbeda pada pemberian peroral

untuk pengiriman obat secara sistemik(6). Membran mukosa adalah permukaan

lembab yang melapisi dinding rongga tubuh seperti pada saluran pencernaan dan

pernapasan. Membran mukosa terdiri dari lapisan jaringan ikat (lamina propia)

yang merupakan lapisan epitel, permukaan lembab karena adanya lapisan lendir

atau mukus. Mukus sebagai salah satu lapisan gel yang melekat pada permukaan

mukosa dalam bentuk larutan luminal atau bentuk tersuspensi. Komponen utama

dari mucus adalah glikoprotein mucin, lipid, garam-garam anorganik dan air yang

jumlahnya lebih dari 95%, sehingga sistem ini hidrasi(9). Penyerapan obat dari

mukosa mulut mengatasi degradasi dini obat pada saluran pencernaan, serta untuk

menghindari hilangnya zat aktif pada obat karena adanya fisrt pass metabolism

dihati(3).

Dalam rongga mukosa mulut, penghantaran obat-obatan diklasifikasikan

menjadi 3 kategori :

a. Sublingual adalah penghantaran obat secara sistemik melalui membrane

mukosa yang melapisi dasar mulut.

b. Bukal adalah penghantaran obat melalui membrane mukosa yang melapisi pipi

(antara pipi dan gusi).

c. Local delivery adalah penghantaran obat kedalam rongga mulut(9).

Rongga mulut adalah daerah pada mulut yang terdiri dari bibir, pipi,

langit-langit mulut yang bersifat keras dan lunak, dan dasar mulut. Rongga mulut

terdiri dari 2 daerah yaitu :

a. Outer oral vestibule, bagian yang dibatasi oleh pipi, bibir gigi dan gingival

(gusi).

5

b. Rongga mulut, bagian yang membentang dari gigi dan gusi kembali ke

tenggorokan (yang mengarah pada faring) dengan langit-langit yang terdiri

dari langit-langit keras dan lunak(6).

2. Patch bukal

Patch bukal adalah bentuk sediaan berupa matriks tipis non dissolving

yang pelepasan obatnya di modifikasi yang terdiri dari satu atau lebih lapisan

polimer, bahan eksipien dan mengandung obat. Patch mengandung lapisan

polimer mukoadhesif yang akan terikat dengan mukosa mulut dan gusi(6). Patch

bukal yang ideal harus fleksibel, elastis, dan lembut namun cukup kuat untuk

menahan kerusakan akibat tekanan dari aktivitas dimulut. Selain itu, patch harus

mempunyai kekuatan mukoadhesif yang baik sehingga obat dapat dipertahankan

dalam mulut untuk durasi yang diinginkan. Dengan demikian, sifat mekanik,

mukoadhesif dan pembengkakan patch bukal sangat penting untuk dievaluasi(10).

Ukuran patch yang biasa digunakan adalah 1 sampai 3 cm2. Lokasi

pemberian juga harus diperhatikan. Patch ukuran besar dapat diberikan pada

posisi sentral dari mukosa bukal (pusat dari pipi), sedangkan sublingual dan

gingival membutuhkan ukuran patch yang kecil(6).

a. Keuntungan pemberiaan obat secara bukal :

1. Pemberiaan obat mudah.

2. Penghentian terapi dapat dilakukan dengan mudah.

3. Memungkinkan lokalisasi obat ke rongga bukal untuk jangka waktu yang

lama.

4. Dapat diberikan kepada pasien tidak sadar.

5. Rute yang baik untuk pengiriman sistemik obat yang mengalami first pass

metabolism atau mengalami degradasi di saluran pencernaan.

6. Pengurangan dosis dapat dicapai sehingga mengurangi efek samping.

7. Obat yang memiliki bioavailabilitas buruk melalui oral, dapat diberikan

secara bukal dengan mudah.

8. Dapat menawarkan sistem pasif pada penyerapan obat dan tidak

memerlukan aktivasi apapun.

6

9. Adanya saliva dalam jumlah besar dapat melarutkan obat tidak seperti

pada rute rektum atau transdermal.

10. Absorpsi sistemik cepat karena mukosa bukal mempunyai lapisan yang

tipis dan perfusi tinggi terhadap darah.

11. Menyediakan rute alternatif untuk pemberian berbagai hormon, analgesik

narkotika, steroid, enzim dan agen kardiovaskuler.

12. Memberikan/menyediakan modifikasi local dari permeabilitas jaringan,

menghambat aktivitas enzim protease, dan mengurangi respon

imunogenik. Jadi pemberian agen terapetik seperti peptide, protein dan

jenis obat yang dapat mengalami ionisasi (terurai menjadi ion) dapat

diberikan dengan mudah.

b. Kerugian pemberian obat secara bukal

1. Obat yang mengiritasi mukosa mulut, memiliki rasa pahit dan rasa yang

tidak menyenangkan tidak dapat diberikan melalui rute bukal

2. Obat yang tidak stabil pada pH bukal tidak dapat diberikan melalui rute

ini.

3. Hanya obat yang memiliki dosis kecil yang dapat diberikan melalui rute

ini.

4. Obat mungkin dapat tertelan oleh adanya saliva.

5. Hanya obat yang dapat diserap secara difusi pasif yang dapat diberikan

melalui rute ini.

6. Over hidrasi menyebabkan pembentukan permukaan licin dan integritas

struktural dari formulasi yang dapat terganggu oleh pembengkakan dan

hidrasi dari polimer bioadhesif.

7. Luas permukaan yang tersedia untuk penyerapan kurang.

8. Mukosa bukal relatif kurang permeable dibandingkan dengan rektum, usus

halus dan lain-lain(11).

c. Tipe patch bukal

1. Tipe matriks (bi-directional)

Patch bukal dirancang dalam susunan matriks yang berisi obat, perekat dan

zat tambahan lainnya yang dicampur bersama-sama. Pelepasan obat patch

bi-directional ini di kedua mukosa dan mulut.

7

Gambar 1. patch bukal yang di desain untuk pelepasan obat bi-directional(6).

2. Tipe reservoir (unidirectional)

Patch bukal dirancang dalam suatu sistem reservoir yang mengandung

obat, adhesi dan zat tambahan lainnya. Adanya impermeable backing

untuk mengontrol arah pemberian obat untuk mengurangi deformasi patch

dan disintergrasi saat berada dimulut dan mecegah hilangnya obat(6).

Gambar 2. patch bukal yang didesain untuk pelepasan obat searah(6).

d. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk membuat perekat patch:

1. Solvent casting

Semua bahan tambahan pembuat patch termasuk obat didispersikan ke

dalam pelarut organik dan diletakkan pada alat cetakan. Setelah dilakukan

evaporasi pelarut organik, lapisan tipis dari pelindung bahan backing

diletakkan diatas cetakan untuk membentuk suatu patch yang dapat

dipotong sesuai ukuran yang diinginkan(6).

2. Direct milling

Patch yang dibuat tanpa menggunakan pelarut. Obat dan eksipien

dicampur secara mekanik dengan penggilingan langsung atau dibuat

adonan, biasanya tanpa menggunakan cairan. Setelah proses pencampuran,

bahan yang dihasilkan digulung pada liner rilis sampai ketebalan yang

diinginkan tercapai. Bahan backing ini kemudian dilaminasi sebagaimana

dijelaskan sebelumnya(6).

8

Proses pembuatan patch dengan menggunakan direct milling lebih disukai

karena tidak ada kemungkinan sisa pelarut yang tertinggal sehingga tidak

bermasalah pada kesehatan(6).

3. Polimer Mukoadhesif

Sistem penghantaran obat mukoadhesif, dewasa ini banyak dikembangkan

untuk merancang sistem penghantaran obat menuju organ spesifik seperti rongga

bukal, nasal dan vaginal. Sistem tersebut dirancang untuk mengendalikan

pelepasan dan absorbsi obat yang terlokalisasi pada sisi spesifik serta

memperpanjang waktu tinggal obat pada sisi pemberian(12). Polimer adalah

molekul panjang yang terdiri dari unit struktural yang dihubungkan dengan ikatan

kovalen. Longer dan Robinson mendefinisikan bioadhesion adalah sebagai

lampiran dari makromolekul sintetik atau alami untuk lendir dan atau permukaan

epitel. Mukoadhesion dikenal utuk meningkatkan perlekatan dan durasi kontak

antara obat yang mengandung polimer dengan mukosa mulut. Mukoadhesif dapat

meningkatkan waktu obat didalam tubuh. Bioavailabilitas obat meningkat karena

adanya efek kombinasi antara penyerapan obat secara langsung dan penurunan

tingkat ekskresi(11).

A. Karakteristik ideal sistem mukoadhesif bukal adalah :

1. Polimer dan produk degradasi harus non toksik, tidak mengiritasi dan bebas

dari pengotor yang mampu menyerap.

2. Memiliki kemampuan menyebar, pembasahan, pembengkakan dan

kelarutan yang baik.

3. Polimer harus mudah tersedia dan harga tidak harus tinggi

4. Harus menunjukkan sifat bioadhesif baik di kondisi kering maupun basah.

5. Dapat menghambat enzim lokal dan meningkatkan sifat

penetrasi/penembusan

6. Menunjukkan waktu paruh yang dapat diterima

7. Memiliki berat molekul yang optimal

8. Harus memiliki penyesuaian ruang yang diperlukan

9. Tidak boleh meningkatkan perkembangan infeksi sekunder seperti karies

gigi(9).

9

Berbagai polimer dapat digunakan untuk patch pada mukosa mulut.

Polimer yang dapat digunakan adalah polimer yang larut air dan tidak larut air

serta jenis non ionik dan ionik. Polimer yang lebih disukai adalah polyacrylic acid

(PAA) dan poluisobutylene (PIB)(9).

b. Klasifikasi polimer mukoadesif :

1. Berdasarkan asal

a. Polimer mukoadhesif sintetik

Derivat selulosa, polimer poly (acrylic acid), poly (hydroxyethyl

methylacrylate), Poly (ethylene oxide), Poly (vinyl pyrrolidone), Poly

(vinyl alcohol).

b. Polimer mukoadhesif alami

Tragakan, natrium alginat, karaya gum, guar gum, xanthan gum,

amilum, gelatin, pektin, kitosan dan lain-lain.

2. Berdasarkan alam

a. Polimer hidofilik

Polimer yang termasuk dalam kategori ini adalah polimer yang larut air.

Matrik dihasilkan dengan cara mengembangkan polimer yang

dimasukkan ke dalam suatu media yang mengandung air. Contoh

polimer ini yaitu poloxamer, hydroxypropyl methyl cellulose (HPMC),

methyl cellulose, poly (vinyl alcohol) and poly (vinyl pyrrolidone).

b. Polisakarida dan derivatnya

Banyak polisakarida dan derivatnya seperti kitosan, methyl cellulose,

hyaluronic acid, hydroxy propyl methylcellulose, hydroxy propyl

cellulose, Xanthan gum, gellan gum, guar gum, dan karagenan

digunakan dalam aplikasi system penghantaran mukoadhesif okular

(mata). Selulosa dan derivatnya dilaporkan mempunyai sifat aktif pada

permukaan sebagai tambahan yang memiliki kemampuan untuk

membentuk film. Derivat selulosa dengan sifat aksi permukaan yang

rendah umumnya lebih disukai pada sistem penghantaran okular karena

dapat mengurangi iritasi mata. Beberapa derivat selulosa, yaitu Na

CMC telah ditemukan mempunyai sifat mukoadhesif okular yang

sangat baik. Derivat selulosa kationik (seperti kationik hidroksietil

10

selulosa) telah digunakan bersama dengan beberapa polimer anionik

untuk perkembangan sistem penghantaran yang diperpanjang(12).

c. Hidrogel

Hidrogel dapat digambarkan sebagai rantai polimer ikatan silang tiga

dimensi yang mempunyai kemampuan untuk menahan air. Kapasitas

hidrogel dalam menahan air sebagian besar adalah dari golongan

fungsional hidrofilik seperti hidroksil, amino, dan golongan karboksil.

Sebagai tambahan untuk target obat, mukoadhesif hidrogel

mendasarkan formulasi untuk meningkatkan bioavailabilitas obat yang

mempunyai kelarutan buruk dalam air. Hal ini dihubungkan untuk

meningkatkan waktu retensi dari sistem penghantaran dalam saluran

gastrointestinal(12).

c. Faktor yang mempengaruhi polimer

1. Berat molekul

2. Fleksibilitas

Rantai polimer mengandung derajat fleksibilitas yang besar untuk mencapai

keterikatan yang diinginkan dengan lendir. Secara umum, mobilitas dan

fleksibilitas polimer dapat berkaitan dengan viskositas dan koefisien difusi,

dimana fleksibilitas yang lebih tinggi dari polimer menyebabkan difusi lebih

besar ke jaringan lendir.

3. Kemampuan ikatan hidrogen

Ikatan Hidrogen merupakan faktor penting dalam mucoadhesion polimer.

Untuk mucoadhesion terjadi, polimer yang diinginkan harus memiliki

kelompok fungsional yang mampu membentuk ikatan hidrogen. Hal itu juga

menegaskan bahwa fleksibilitas polimer adalah penting untuk meningkatkan

potensi ikatan hidrogen nya. Polimer seperti poli (vinil alkohol),

dihidroksilasi metakrilat, dan poli (methacrylicacid), serta semua kopolimer

mereka, adalah polimer dengan kapasitas ikatan hidrogen yang baik

4. Density cross linking

Ukuran pori rata-rata, jumlah rata-rata berat molekul dari polimer cross-

linked, dan densitas cross linking adalah tiga parameter struktural penting

dan saling terkait dari jaringan polimer. Oleh karena itu, meningkatnya

11

density cross-linking, difusi air ke dalam jaringan polimer terjadi pada

tingkat yang lebih rendah yang menyebabkan pembengkakan polimer dan

tingkat penurunan interpenetrasi antara polimer dan musin. Derajat

pembengkakan pada kesetimbangan memiliki hubungan terbalik dengan

tingkat silang polimer.

5. Muatan

Beberapa generalisasi tentang bioadhesif polimer telah dilakukan

sebelumnya, di mana polimer nonionik terlihat dapat melakukakn

kemampuan adhesi yang lebih kecil dibandingkan dengan polimer anionik.

Peppas dan Buri telah menunjukkan bahwa muatan anionik yang kuat pada

polimer merupakan salah satu karakteristik yang diperlukan untuk

mukoadhesif. Beberapa polimer kationik cenderung menunjukkan sifat

mukoadhesif yang unggul, terutama dalam medium netral atau sedikit basa.

Selain itu, beberapa polimer kationik yang memiliki berat molekul tinggi

telah terbukti memiliki sifat perekat yang baik.

6. Konsentrasi

Pentingnya faktor ini terletak pada pengembangan ikatan adhesif yang kuat

dengan lendir atau mukus, dan panjang rantai polimer yang tersedia untuk

penetrasi ke dalam lapisan lendir. Ketika konsentrasi polimer terlalu rendah,

maka jumlah rantai polimer yang menembus lendir akan rendah dan

interaksi antara polimer dan lendir tidak stabil.

7. Hidrasi

Hidrasi diperlukan pada polimer mukoadhesif untuk memperluas dan

menciptakan sebuah ketepatan "makromolekul mesh" dari ukuran yang

memadai, dan juga untuk mendorong mobilitas dalam rantai polimer dalam

rangka untuk meningkatkan proses interpenetrasi antara polimer dan mukus.

Pengembangan polimer memungkinkan terjadinya belitan mekanik dengan

mengekspos lokasi bioadhesive untuk ikatan hidrogen dan atau interaksi

elektrostatik antara polimer dan jaringan mukosa.

8. Faktor lingkungan

Polimer mukoadhesion tidak hanya tergantung pada sifat molekul, tetapi

juga pada faktor-faktor lingkungan yang berdekatan dengan polimer. Saliva,

12

sebagai media disolusi dapat mempengaruhi perilaku polimer. Hal ini

tergantung pada tingkat aliran saliva dan metode determinasi, pH medium

ini telah diperkirakan antara 6,5 dan 7.5. pH lingkungan mikro sekitar

polimer mukoadhesif dapat mengubah kondisi ionisasi. Kecepatan turnover

mucin adalah faktor lingkungan yang lain. Waktu tinggal dari bentuk

sediaan dibatasi oleh kecepatan pergerakan mukus, yang telah dihitung

berkisar antara 47 dan 270 menit pada tikus dan 12-24 jam pada manusia.

Gerakan jaringan bukal saat makan, minum, dan berbicara merupakan

kekhawatiran lain yang harus dipertimbangkan ketika merancang bentuk

sediaan untuk rongga mulut. pergerakan dalam rongga mulut yang terus

menerus bahkan pada saat tidur, dapat berpotensi menyebabkan pelepasan

pada bentuk sediaan. Oleh karena itu, rentang waktu yang optimal untuk

pemberian bentuk sediaan diperlukan dalam rangka untuk menghindari

faktor ini(11).

4. Mekanisme mukoadhesif

Mekanisme terjadinya adhesi dari beberapa makromolekul ke permukaan

jaringan mukosa belum dapat dipahami dengan baik. Mukoadhesif harus

tersebar di substrat untuk memulai kontak sehingga meningkatkan kontak

permukaan dan meningkatkan difusi rantai di dalam lendir. Muncul kekuatan

tarik-menarik dan tolak-menolak untuk membuat mukoadhesif menjadi

berhasil, kekuatan tarik harus lebih mendominasi. Setiap langkah dapat

difasilitasi oleh sifat dasar dari bentuk sediaan dan bagaimana hal tersebut

diberikan. Mekanisme mukoadhesif dibagi menjadi 2 tahap yaitu :

1. Tahap kontak

Tahap kontak ditandai dengan terjadinya kontak antara mukoadhesif dan

membran mukus, kemudian terjadi penyebaran dan pengembangan

formulasi, selanjutnya terjadi kontak dengan bagian dalam lapisan mukus.

2. Tahap konsolidasi

Pada tahap konsolidasi, bahan mukoadhesif diaktifkan oleh adanya

kelembaban. Sistem kelembaban plasticizer, yang memungkinkan molekul

13

mukoadhesif untuk membebaskan diri dan bergabung melalui ikatan van der

waals dan ikatan hidrogen(11).

Gambar 3. dua langkah proses mukoadhesif(11).

5. Monografi Bahan

a. Metoprolol tartrat

Gambar 4. struktur molekul metoprolol tartrat (2).

Metoprolol tartrat mempunyai berat molekul 684,8, rumus molekul

(C15H25NO3)2,C4H6O6 dan memilki nama kimia 2-Propanol, 1-[4-(2-

methoxyethyl)phenoxy]-3-[(1-methylethyl)amon]-, [R-(R*, R*)]-2,3-

dihydroxybutanedioate (2:1) (salt)(13). Metoprolol tartrat merupakan serbuk

kristal putih, mempunyai bentuk polimorfisme. Metoprolol tartrate sangat

larut dalam air, alkohol,kloroform dan diklormetan, sedikit larut dalam

aseton, larut dalam eter. Penyimpanan metoprolol tartrat harus disimpan

dalam wadah kedap udara, pada suhu 250C dan terlindung dari cahaya.

Fungsi metoprolol tartrat dalam formula adalah sebagai zat aktif(2).

Metoprolol tartrat merupakan obat golongan beta blocker

kardioselektif yang mempunyai waktu paruh 3-4 jam. Dalam

penatalaksanaan terapi, sering digunakan untuk anti hipertensi, angina

14

pectoris, aritmia jantung dan infark miokard. Metoprolol tartrat diabsorbsi

baik secara oral namun, obat ini mengalami first pass metabolisme yang

cukup tinggi dengan bioavailabilitas 50%. Metoprolol tartrate di

distirbusikan ke blood brain barrier, plasenta dan ASI. Sekitar 12% terikat

dengan protein plasma, karena secara ekstensif dimetabolisme di hati

terutama oleh enzim CYP450 isoenzim CYP2D6 dan mengalami

deaminasi oksidatif, O-dealkylation diikuti dengan oksidasi, dan

hidroksilasi alifatik(2).

b. HPMC

HMPC Disebut juga hypromellose yang merupakan polimer

gastrosolubel semi sintetis turunan selulose yang memiliki stuktur kimia

seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 5. struktur molekul HPMC(14).

HPMC memiliki nama kimia Cellulose hydroxypropyl methyl ether.

Hypromellose (HPMC) tidak berbau dan tidak berasa, serbuk hablur putih

atau putih kecoklatan. Larut dalam air dingin, membentuk suatu larutan

koloidal; praktis tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol 95% dan eter,

tetapi larut dalam campuran etanol dan diklorometan, campuran metanol dan

diklorometan, dan campuran air dengan alkohol. Kelas tertentu hypromellose

(HPMC) larut dalam larutan aseton yang mengandung air, campuran

15

diklormetan dan propan-2-ol, dan pelarut organik lain. Beberapa kelas dapat

mengembang dalam etanol. Dalam penggunaan oral, HPMC terutama

digunakan sebagai bahan pengikat tablet, sebagai film-lapisan, dan sebagai

matriks untuk digunakan dalam formulasi tablet extended release. HPMC

tidak kompatibel dengan beberapa agen pengoksidasi. Karena nonionik,

hypromellose tidak akan kompleks dengan garam logam atau ion organik

untuk membentuk endapan larut(14).

Dalam USP 30 terdapat monografi tentang HPMC yang dibedakan

berdasarkan jenis substitusi seperti pada tabel 1.

Tabel I. Persyaratan HPMC menurut USP XXX

Jenis substitusi Metoksi (%) Hidroksipropil (%)

1828 16,5-20,0 23,0-32,0

2208 19,0-24,0 4,0-12,0

2906 27,0-30,0 4,0-7,5

2910 28,0-30,0 7,0-12,0

Dari 4 digit bilangan mengikuti tatanama HPMC tersebut

pengertiannya adalah sebagai berikut : 2 digit pertama menyatakan

kandungan rerata (persentase) gugus metoksi dan 2 digit selanjutnya

menyatakan gugus hidroksipropil(13).

c. Karbopol

Gambar 6. struktur molekul karpobol(15).

16

Karbopol adalah sintetis polimer yang memiliki bobot molekul tinggi

dari asam akrilat yang mempunyai mata rantai silang dengan sukrosa alil atau

eterm alil dari pentaeritritol. Mengandung antara 52% dan 68% gugus asam

karboksilat (-COOH) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan(15).

Karbopol memiliki beberapa sinonim, diantaranya yaitu Acrypol; Acritamer;

acrylic acid polymer; carbomera; carboxy polymethylene; polyacrylic acid;

carboxyvinyl polymer; Pemulen. Karbopol digunakan dalam formulasi

farmasi sediaan cair dan semisolid. Fungsi karbopol yaitu sebagai bahan

bioadhesif, penstabil emulsi, modifikasi rheologi, agen penstabil, pengikat,

controlled-release agent dan lain-lain. Dalam formulasi tablet, carbomers

digunakan sebagai agen pelepasan terkontrol dan / atau sebagai pengikat.

Karbopol/karbomer merupakan serbuk halus, putih, sedikit berbau

karakteristik dan higroskopis. Kelarutan karbopol yaitu karbopol akan

mengembang pada air dan gliserin dan, stelah netralisasi dalam etanol 95%.

Karbopol inkompatibel (tidak cocok) dengan fenol, polimer kationik, asam

kuat, dan elektrolit dengan level tinggi. Carbomers berubah warna oleh

resorsinol dan tidak kompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat,

dan elektrolit tingkat tinggi(16).

d. Propilenglikol

Gambar 7. struktur molekul Propilen glikol(17).

Propilenglikol memiliki nama kimia 1,2 propanediol dan mempunyai

rumus molekul C3H8O2. Beberapa sinonim dari propilenglikol dikenal dengan

nama-nama 1,2 Dihidroxypropane, E1520, 2-hydroxypropanol, methyl

ethylene glycol, propane1,2-diol. Propilenglikol merupakan cairan kental,

jernih, tidak berwarna, praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab,

17

rasa sedikit tajam seperti gliserin. Propilenglikol dapat bercampur dengan

aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air; 1 bagian propilenglikol larut

dalam 6 bagian eter, tidak bercampur dengan minyak mineral atau campuran

minyak, tetapi akan larut pada beberapa minyak esensial. Propilenglikol

biasanya digunakan sebagai preservatif antimikroba dalam beberapa

formulasi farmasetik sediaan parenteral dan nonparenteral, plasticizer,

pelarut. Propilenglikol tidak bercampur dengan reagen pengoksidasi seperti

kalium permanganat (KMnO4)(17).

E. Tween 80

Gambar 8. Struktur molekul Tween 80

Tween 80/polysorbate 80 memiliki nama kimia Polyoxyethylene 20

sorbitan Monooleate dan mempunyai berat molekul 1310. Beberapa sinonim

dari tween 80 dikenal dengan nama-nama Atlas E, Armotan PMO 20, Capmul

POE-O, Cremophor PS 80, Crillet 4. Tween 80 memiliki bau yang khas, rasa

yang agak pahit dan warna agak kuning jernih. Tween 80 larut dalam etanol

dan air, tidak larut dalam mineral oil dan vegetable oil. Perubahan warna dan

atau pengendapan terjadi dengan berbagai zat, khususnya fenol dan tanin.

Aktivitas antimikroba pengawet paraben berkurang dengan adanya

polysorbates. Tween 80 biasanya digunakan sebagai pendispersi, pengemulsi,

surfaktan, pelarut, pensuspensi, wetting agent(18).

18

B. Landasan teori

Metoprolol tartrat sebagai bahan aktif yang merupakan obat golongan beta

blocker kardioselektif yang memiliki waktu eliminasi pendek dan mengalami first

pass metabolisme di hati yang cukup tinggi sehingga memungkinkan metoprolol

tartrat dibuat sediaan patch bukal. Pembuatan patch bukal metoprolol tartrat

membutuhkan polimer. Polimer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

karbopol dan HPMC. Karbopol memiliki daya lekat yang baik sedangkan HPMC

memiliki indeks pengembangan yang baik sehingga profil pelepasan obat akan

semakin bagus. Indeks pengembangan obat berbanding lurus dengan pelepasan

obatnya. Semakin bagus indeks pengembangan suatu patch, maka akan semakin

bagus pula profil pelepasan obatnya.

Penelitian yang telah dilakukan Arpita Choudhary tentang formulasi dan

karakteristik patch mukoadhesif bukal carvedilol menunjukan bahwa patch yang

mengandung kombinasi karbopol dan HPMC memiliki indeks pengembangan

yang baik sehingga profil pelepasan obat akan lambat(19). Selain itu, penelitian

yang sama juga dilakukan oleh Alka Lohani formulasi dan karakteristik

mukoadhesif bukal film ranitidin hidroklorida menunjukan bahwa kombinasi

HPMC dan karbopol menunjukan profil pelepasan obat yang lebih baik(20).

Karbopol mampu meningkatkan daya lekat pada sisi pemberian. Semakin tinggi

konsentrasi HPMC maka indeks pengembangan suatu patch semakin bagus.

Indeks pengembangan obat berbanding lurus dengan pelepasan obatnya. Semakin

bagus indeks pengembangan suatu patch, maka akan semakin bagus pula profil

pelepasan obatnya.

19

C. Hipotesis

Kombinasi basis HPMC dan karbopol di duga berpengaruh terhadap sifat

fisik patch bukal metoprolol tartrat. Semakin tinggi jumlah karbopol maka patch

akan elastis. Semakin tinggi jumlah HPMC maka patch akan mudah mengembang

sehingga profil pelepasan obat akan semakin cepat

20

.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. BahandanAlat

1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metoprolol tartrat

(Ikapharmindo Jakarta, kualitas farmasetis), HPMC (Phapros,

kualitasfarmasetis), karbopol (Phapros, kualitas farmasetis), propilenglikol

(kualitas farmasetis), Etanol (kualitas farmasetis), tween 80 (kualitas

farmasetis).

2. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik (Mettler

Toledo / PL303), petri dish, pH meter (InoLab 720), magnetic, stirrer

(Heidolph MR-3001), disolution tester(Erweka DT 700),dan spektrofotometri

UV-VIS (U-2810)

21

B. Cara Penelitian

1. Skema Kerja Penelitian

Jalannya penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.Adapun skema kerja penelitian secara

umum disajikan dibawah ini :

Gambar9.Skema kerja penelitian

Persiapan Alat dan Bahan

Formulasi dan Pembuatan Patch Bukal

Variasi Kadar PolimerMukoadhesifkarbopol : HPMC

Metode Solvent Casting

Formula I Formula II Formula III Formula IV Formula V

Patch Bukal

Analisis Hasil dan Pembahasan

Pemeriksaan Sifat Fisik Patch Bukal

Kesimpulan

22

2. Desain Formula

Formula patch bukal dari MetoprololTartrat menggunakan variasi kadar

polimer mukoadhesif hidroksipropil metil selulosa (HPMC) dan

karbopol.Terdapat lima formula dengan variasi kadar polimer HPMC dan

karbopol yang berbeda. Adapun formula yang digunakan sebagai berikut :

Tabel II.Formula patch bukal Metoprolol Tartrat (bobot total 50 mg)

Nama bahan

Formula

I II III IV V

Metoprolol tartrat

(mg)

25 25 25 25 25

Karbopol (mg) 15 11,25 7,5 3,75 0

HPMC (mg) 0 3,75 7,5 11,25 15

Propilenglikol(mg) 5 5 5 5 5

Tween 80 (mg) 5 5 5 5 5

Etanol (ml) 40 40 40 40 40

Air (ml) 10 10 10 10 10

Keterangan :Formula I : Perbandingan Karbopol : HPMC(100 % : 0%)Formula II : Perbandingan Karbopol : HPMC (75% : 25%)Formula III : Perbandingan Karbopol: HPMC (50 % : 50%)Formula IV : Perbandingan Karbopol : HPMC (25 % : 75%)Formula V : Perbandingan Karbopol : HPMC (0% : 100%)

3. PembuatanPatch BukalMetoprololTartrat

a. Karbopol ditimbang terlebih dahulu, kemudian karbopol dikembangkan

menggunakan etanol. Karbopol yang telah dikembangkan, didiamkan satu

malam.

b. Timbang sejumlah HPMC, kemudian HPMC dikembangkan menggunakan

etanol. HPMC yang telah dikembangkan, didiamkan satu malam.

c. Karbopoldan HPMC yang telah di dikembangkan satu malam, dicampur

menggunakan magnetic dan stirrer.

23

d Di tempat lain larutkan metoprolol tartrat dengan aquadest menggunakan

magnetic dan stirrer.Kemudian ditambahkan tween 80 dan propilenglikol

sambil diaduk konstan.

e. Metoprololtartrat yang telah larut di tuangkan kedalam polimer yang telah

dikembangkan kemudian diaduk menggunakan magnetik stirrer.

f. Campuran obat dan polimer yang telah mencampur kemudian di tuang

kedalam cetakan. Tunggu hingga kering.Apabila sudah kering maka patch

sudah bisa di potong dan dilakukan evaluasi.

4. Pemeriksaan Sifat Fisik Patch Bukal

a. Uji Bobot dan keseragaman bobot

Sejumlah 20 patch diambil secara random dan ditimbang satu per satu

menggunakan timbangan analitik, kemudian dihitung nilai bobot rata-

ratanya. Setelah didapatkan nilai rata-rata di hitungnilai SD (standard

deviasi) dan nilai % CV (koefisien variansi)(21).

b. Uji Ketebalan

Lima patch daris etiap formula diukur ketebalan setiap patch dengan

menggunakan jangka sorong. Data yang diperoleh dihitung rata-rata

ketebalan patch dan standard deviasinya(22).

c. Folding Endurance

Folding endurance dari patch ditentukan dengan melipat berulang kali satu

patch di tempat yang sama atau dilipat secara manual sebanyak 300 kali.

Evaluasi ini untuk melihat berapa kali film bisadilipat di tempat yang sama

tanpa adanya pemecahan dari patch. Evaluasi ini dilakukan untuk tiga

film(20).

d. Uji pH

pH patch di evaluasi untuk meneliti kemungkinan segala efek samping yang

dapat terjadi. Suatu pH yang bersifat asam atau basa dapat menyebabkan

iritasi pada mukosabukal, sehingga usaha yang dapat kita lakukan adalah

untuk menjaga permukaan pH agar mendekati netral. Patch dilarutkan di

dalam aquades kemudian didiamkan selama 2 jam. Lalu di ukur pH

menggunakan pH meter.

24

e. Uji Pengembangan(Swelling Study)

Masing-masing patch bukal ditimbang (sebagai W1), dan ditempatkan

secara terpisah.Kemudian diberi air danbiarkan patch mengembang.

Pengembangan patch ditimbang (sebagai W2) dan swelling index dapat

dihitung menggunakan rumus :

....................................................................................(1).

f. Uji Keseragaman Zataktif

Keseragaman zataktif ditentukan dengan cara melarutkan patch ke dalam

etanol dan disaring dengan kertas saring whatsman. Hasil filtratobat

dilarutkan dalam 100 ml etanol.2 ml larutan diambil dan diencerkan dengan

etanol sampai 10 ml, dan hasil larutan disaring dengan kertas saring

whatsman. Isi obat kemudian ditentukan setelah pengenceran selesai dan

dianalisis menggunakan spektro fotometeruv pada panjang gelombang 276

nm. Eksperimen dilakukan 5 kali replikasi dan dihitung nilai rata-ratanya(3).

g. Uji Pelepasan Obat(In vitro drug release)

Dalam USP XXX metode perputaran paddle digunakan untuk uji pelepasan

obatdari patch bukal. Menggunakan medium disolusi 500 ml buffer fosfat

pH 6.8.Padasuhu 37.0oC± 0.5oC, dan kecepatan perputaran yang digunakan

adalah 50 rpm(23).

25

C. AnalisisHasil

Data yang diperoleh dari evaluasi sifat fisik patch buccal seperti uji

bobot, ketebalan, pH, swelling index, dan penetapan kadar zat aktif dihitung

nilai mean dan SD.Uji keseragaman bobot dan keseragaman zataktif dihitung

nilai CV.

21

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil uji sifat fisik patch buccal

Patch buccal yang sudah jadi kemudian diuji sifat fisiknya meliputi bobot

dan keseragaman bobot, ketebalan, pH, folding endurance, swelling index,

keseragaman zat aktif, dan disolusi.

I II III

IV V

Gambar 10. Formula I (100%:0%), Formula II (75%:25%), Formula III (50%:50%), Formula IV (25%:75%), Formula V (0%:100%)

27

Tabel III. Hasil uji sifat fisik patch buccal metoprolol tartrat

Uji Sifat fisik FormulaI II III IV V

Bobot (mg)

CV (%)

42,00±3,23

7,69

44,60±5,34

11,97

49,15±5,42

11,03

33,55±1,28

3,78

41,9±2,75

6,56Ketebalan (mm) 0,43±0,04 0,43±0,047 0,45±0,055 0,31±0,00 0,41±0,0089Folding endurance > 300 kali > 300 kali > 300 kali > 300 kali -pH 4,65±0,58 4,28±0,618 4,518±0,357 5,22±0,1176 6,56±0,215Swelling Index (%) 57,34±27,76 57,51±14,12 40,014±14,28 66,968±11,932 66,04±15,63Kadar zat aktif

CV (%)

112,25±3,04

2,70

116,05±2.76

2,37

102,05±0,623

0,6

100.86±0,67

0,66

104,89±0,42

0,4Keterangan :Formula I : Perbandingan Karbopol : HPMC (100 % : 0 %)Formula II : Perbandingan Karbopol : HPMC (75 % : 25 %)Formula III : Perbandingan Karbopol : HPMC (50 % : 50 %)Formula IV : Perbandingan Karbopol : HPMC (25 % : 75 %)Formula V : Perbandingan Karbopol : HPMC (0 % : 100 %)

1. Bobot dan keseragaman bobot

Uji bobot pada patch bukal mempunyai tujuan untuk mengetahui bobot

dari setiap patch bukal yang dibuat. Setiap formula memiliki bobot yang

berbeda. Formula I, II dan III memiliki bobot yang tinggi. Hal ini disebabkan

karena karbopol lebih mengembang di dalam etanol dan masih adanya

kandungan air di dalam patch bukal yang tidak ikut menguap sehingga

memiliki bobot yang lebih tinggi. Bobot yang lebih tinggi ini akan

mempengaruhi ketebalan dari suatu patch. Pada formula IV dan V memiliki

bobot yang rendah karena mengandung HPMC lebih banyak dimana HPMC

tidak memerlukan etanol yang lebih banyak dibandingkan karbopol. Selain itu,

berat jenis karbopol lebih tinggi daripada HPMC. Berat jenis karbopol adalah

1,40 g/cm3(24) sedangkan berat jenis HPMC adalah 1,326 g/cm3(14). Parameter

luntuk menilai keseragaman bobot adalah harga koefisien variasi (CV) yang

digunakan untuk menentukan apakah berat patch tersebut konstan atau tidak.

Patch yang baik mempunyai harga CV ≤ 5%. Formula I, II, III dan V memiliki

CV ≥ 5 %, hal ini menunjukkan bahwa berat patch tersebut tidak konstan.

Formula IV memiliki CV ≤ 5 %, hal ini menunjukkan bahwa berat patch

konstan.

28

2. Ketebalan

Uji ketebalan pada patch bukal mempunyai tujuan untuk mengetahui

apakah patch bukal yang dibuat mempunyai ketebalan yang seragam atau tidak.

Ketebalan patch bukal dapat dijadikan sebagai acuan kenyamanan penggunaan

patch bukal di mukosa mulut. Patch tidak boleh terlalu tebal dan terlalu tipis

karena dapat mengganggu kenyamanan di mulut saat digunakan.

Hasil uji ketebalan yang diperoleh dari setiap formula adalah formula I

0,43±0,04; formula II 0,43±0,047; formula III 0,45±0,055; formula IV

0,31±0,00; dan formula V 0,41±0,0089. Hasil uji ketebalan setiap formula

berbeda hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jumlah dari HPMC dan

karbopol yang digunakan. Formula IV dan V memiliki ketebalan yang rendah

karena formula tersebut mengandung HPMC lebih banyak. Pada formula I,II

dan III memiliki ketebalan yang lebih tebal dibandingkan formula IV dan V

dikarenakan lebih banyak mengandung karbopol dan mengandung sedikit

HPMC. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketebalan dari setiap patch

bukal yaitu karbopol lebih mengembang di dalam etanol dan masih adanya

kandungan air di dalam patch bukal sehingga pada saat kering memiliki bobot

yang lebih tinggi. Bobot yang lebih tinggi ini akan mempengaruhi ketebalan

dari suatu patch sehingga formula yang mengandung lebih banyak karbopol

akan memiliki ketebalan yang lebih tebal. Ketebalan patch yang dibuat tidak

mengganggu kenyamanan di mulut sehingga dapat digunakan.

3. Folding endurance

Uji folding endurance mempunyai tujuan untuk mengetahui keelastisan

dari patch bukal yang dibuat. Folding endurance dilakukan secara manual

menggunakan tangan dengan melipat 300 kali. Hasil uji yang diperoleh

menunjukkan bahwa formula I,II,II, dan IV memiliki keelastisan yang baik.

Hal ini ditunjukkan dengan dilipat 300 kali, patch bukal tidak patah. Formula I,

II, III dan IV mengandung karbopol. Karbopol sangat berpengaruh terhadap

keelastisan suatu patch. Sehingga semakin banyak karbopol yang terkandung di

dalam patch bukal maka akan semakin elastis.

Formula V memiliki keelastisan yang tidak baik. Hal ini ditunjukkan

dengan dilipat hanya satu kali patch bukal sudah patah. Formula V

29

mengandung HMPC dan tidak mengandung karbopol. Patch yang tidak

mengandung karbopol memiliki folding endurance yang kurang bagus yaitu

mudah rapuh pada saat dilakukan pelipatan.

4. pH

Uji pH mempunyai tujuan untuk mengetahui pH pada patch bukal yang

dibuat. pH yang baik untuk patch bukal adalah pH yang mendekati netral. pH

yang netral tidak akan mengiritasi mukosa mulut.

Hasil uji yang diperoleh menunjukkan bahwa formula I,II,III dan IV

memiliki pH yang asam. Hal ini disebabkan karena pada formula tersebut

mengandung karbopol. Kabopol memiliki pH yang cenderung asam yaitu 2,5-

3,0(25). pH yang cenderung asam akan mengiritasi mukosa mulut.

Formula V memiliki pH yang mendekati netral. pH pada formula V yaitu

6,41 – 6,95. Hal ini disebabkan karena formula V mengandung HPMC saja.

HPMC memiliki pH cenderung mendekati netral yaitu 5-8(14). pH yang

cenderung netral tidak akan mengiritasi mukosa mulut sehingga baik

digunakan.

5. Swelling index

Uji swelling index bertujuan untuk mengetahui pengembangan suatu patch

bukal. Swelling index berpengaruh pada pelepasan zat aktif karena

mempermudah penetrasi air. Berikut adalah grafik dari hasil uji swelling index :

Keterangan : setiap formula 5 replikasi

Gambar 11 : Grafik swelling index metoprolol tartrat

Berdasarkan grafik diatas formula IV memiliki swelling index yang tinggi

yaitu 66,968%. Urutan formula yang memiliki swelling index yang tinggi

20

40

60

1 2 3 4 5

swel

lin

g in

dek

s (%

)

Swelling index

30

adalah FIV>FV>FII>FI>FIII. Formula IV dan V memiliki swelling index yang

tinggi karena mengandung jumlah HPMC yang lebih banyak dibandingkan

dengan formula lainnya, dimana HPMC sangat mudah larut dengan air

sehingga pengembangan patch bukal akan semakin cepat. Formula I,II dan III

memiliki swelling index yang rendah karena jumlah karbopol lebih banyak. Hal

ini disebabkan karena karbopol lebih lama untuk mengembang sehingga

pelepasan obat akan semakin lambat.

B. Penentuan keseragaman kadar zat aktif

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum

Panjang gelombang serapan maksimum adalah panjang gelombang

dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan absorbansi yang

maksimum. Tujuan mengukur pada panjang gelombang maksimum adalah

agar diperoleh kepekaan analisis yang maksimal. Pengukuran panjang

gelombang metoprolol tartrat dilakukan dengan spektrofotometer pada

kisaran 200-300 nm.

Gambar 12. Kurva panjang gelombang serapan maksimum metoprolol tartrat dalam larutan etanol

31

Pada penelitian ini diperoleh panjang gelombang serapan maksimum

metoprolol tartrat dalam larutan etanol yaitu 276 nm.

2. Kurva baku/Linieritas

Kurva baku dibuat dengan mengukur serapan suatu seri kadar

metoprolol tartrat dalam larutan etanol pada panjang gelombang 276 nm.

Dibuat kurva hubungan antara kadar metoprolol tartrat dengan serapannya.

Absorbansi yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV. Hasil abasorbansi penetapan kadar kurva baku metoprolol tartrat dalam larutan etanol

Seri kadar (ppm) Absrobansi (276 nm)

50 0,232

80 0,345

110 0,477

140 0,618

170 0,747

200 0,868

Dari hasil tabel dibuat kurva konsentrasi versus absorbansi seperti pada

gambar

32

Gambar 13. Kurva baku metoprolol tartrat dalam medium etanol

Dari hasil plot kadar dan absorbansi akan didapatkan persamaan

kurva baku y = 0,0043x + 0,0087 dengan nilai r = 0,9996.

3. Presisi

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan

biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relative dari sejumlah

sampel yang berbeda signifikan secara statistic. Presisi seringkali

diekspresikan dengan SD atau RSD dari serangkaian data(26). Nilai RSD

yang dihasilkan adalah 3, 299%.

4. Akurasi

Akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan

antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai

sebenarnya, atau nilai rujukan. Akurasi diukut sebagai banyaknya analit

yang diperoleh kembali pada suatu pengukuran dengan melakukan spiking

pada suatu sampel(26). % recovery yang dihasilkan 137,152%.

33

5. Uji keseragaman zat aktif

Uji keseragaman zat aktif bertujuan untuk mengetahui kadar zat aktif

pada setiap patch bukal. Berikut adalah grafik uji penetapan kadar zat aktif :

Keterangan : setiap formula 5 replikasi

Gambar 14. Rata-rata keseragaman isi pada setiap formula

Hasil uji keseragaman kadar zat aktif patch dari setiap formula

menunjukkan bahwa kandungan zat aktif memenuhi syarat keseragaman

kadar sesuai Farmakope Indonesia Edisi IV, yaitu kadar yang diperoleh

tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%(16). Dari hasil yang

didapatkan penetapan kadar semakin meningkat dengan semakin banyak

jumlah karbopol dan sedikit jumlah HPMC. Formula II,III,IV dan V tidak

overdose karena masuk dalam rentang kadar metoprolol tartrat. Sedangkan

formula I overdose karena memiliki % rata-rata keseragaman zat aktif yaitu

112,54%. Hal ini mungkin disebabkan semakin banyaknya partikel kecil

yang menyebabkan terjadinya variansi zat aktif dalam patch.

Parameter lain untuk menilai keseragaman zat aktif adalah harga

koefisien variasi (CV) yang digunakan untuk menentukan apakah

isi.kandungan patch tersebut konstan atau tidak. Patch yang baik mempunyai

harga CV ≤ 5%. Dari data pada tabel III menunjukkan bahwa harga CV

kelima formula memenuhi syarat keseragaman isi dengan CV ≤ 5%.

90

100

110

120

130

140

150

F1 F2 F3 F4 F5

kada

r zat

akt

if (%

)Kadar Zat Aktif (%)

rata-rata kadar zat aktif(%)

34

C. Pelepasan obat

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum metoprolol tartrat

dalam medium dapar fosfat pH 6,8

Gambar 15. Penetapan panjang gelombang maksimum metoprolol tartrat dalam medium dapar fosfat pH 6,8

2. Pembuatan kurva baku metoprolol dalam medium dapar fosfat pH 6,8

Kurva baku yang diperoleh melalui penentuan absorbansi seri kadar

larutan metoprolol tartrat. Seri kadar dan absorbansi yang diperoleh dapat

dilihat pada tabel V.

Tabel V. Hasil absorbansi penetapan kurva baku metoprolol tartrat dalam medium dapar fosfat pH 6,8

Kadar (ppm) Absorbansi (274,5 nm)

50 0,196

80 0,316

110 0,424

140 0,550

170 0,664

200 0,758

230 0,896

35

Dari hasil tabel dibuat kurva konsentrasi versus absorbansi seperti pada

gambar 14.

Gambar 16. Kurva baku metoprolol dalam medium dapar fosfat pH 6,8

Dari hasil plot kadar dan absorbansi akan didapatkan persamaan kurva

baku y = 0,0038x + 0,0058 dengan nilai r = 0,9994.

3. Pelepasan obat

Uji pebertujuan untuk mengetahui pelepasan obat metoprolol tartrat.

Berikut adalah grafik dari uji pelepasan obat :

36

Gambar 17. grafik uji pelepasan obat metoprolol tartrat

Berdasarkan grafik di atas urutan pelepasan obat tertinggi hingga

terendah adalah FIII>FII>FI>FV>FIV. Jika dibandingkan antar formula

maka formula I, II dan III memiliki pelepasan obat yang tinggi. Hal ini

disebabkan karena ikatan obat dengan karbopol tidak terlalu kuat dan

karbopol dapat terionisasi sehingga jaringan polimernya akan menjadi

longgar yang mengakibatkan tingginya pelepasan obat (28). Pada formula

IV dan V pelepasan obatnya rendah karena HPMC memiliki viskositas

yang tinggi sehingga mengakibatkan lingkungan menjadi lebih kental dan

difusi obat menjadi lebih sulit.

0

20

40

60

80

100

120

140

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

jum

lah

Ob

at T

erd

isol

usi

(%

)

waktu (menit)

Profil Disolusi Metoprolol Tartrat

Formula 1

Formula 2

Formula 3

Formula 4

Formula 5

37

Gambar 18. Grafik pelepasan obat metoprolol tartrat vs waktu

Gambar 19. Grafik pelepasan obat metoprolol tartrat vs akar waktu

Dari kurva gambar 18 didapatkan persamaan regresi linier dari

prosentase metoprolol tartrat yang terdisolusi pada tiap waktu pada

masing-masing formula sebagai berikut :

0

20

40

60

80

100

120

140

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Jum

lah

Ob

at T

erd

isol

usi

(%

)

waktu (menit)

Profil Disolusi Metoprolol Tartrat vs Waktu

Formula 1

Formula 2

Formula 3

Formula 4

Formula 5

0

20

40

60

80

100

120

140

0 5 10 15 20 25

Jum

lah

Ob

at T

erd

isol

usi

(%

)

akar waktu (menit 1/2)

Profil Disolusi Metoprolol Tartrat vs Akar Waktu

Formula 1

Formula 2

Formula 3

Formula 4

Formula 5

38

Formula I : y = 0,111x + 62,120 r = 0,719

Formula II : y = 0,121x + 75,893 r = 0,725

Formula III : y = 0,110x + 87,711 r = 0,677

Formula IV : y = 0,033x + 69,412 r = 0,575

Formula V : y = 0,039x + 71,600 r = 0,556

Data kadar metoprolol tartrat yang terdisolusi diperoleh dari data

jumlah metoprolol tartrat yang terdisolusi diubah dalam bentuk

prosentase metoprolol tartrat yang terlarut dalam medium.

Dari kurva gambar 19 didapatkan persamaan regresi linier dari

prosentase metoprolol tartrat yang terdisolusi pada tiap akar waktu pada

masing-masing formula sebagai berikut :

Formula I : y = 3,171x + 45,233 r = 0,843

Formula II : y = 3,415x + 57,880 r = 0,842

Formula III : y = 3,176x + 70,493 r = 0,806

Formula IV : y = 0,965x + 64,140 r = 0,688

Formula V : y = 1,182x + 65,000 r = 0,679

Untuk mengetahui kinetika pelepasan metoprolol tartrat dari

matriks, persentase jumlah metoprolol tartrat yang terdisolusi diplot

terhadap waktu (kinetika orde nol, Q=k.t) dan akar waktu (kinetika model

Higuchi, Q=k.t1/2). Kurva kadar metoprolol tartrat terdisolusi sebagai akar

waktu relatif lebih linier daripada kurva fungsi waktu. Hal ini dapat

dilihat dari harga koefisien korelasi (r) antara jumlah kumulatif

metoprolol tartrat terdisolusi sebagai fungsi akar waktu yang relatif lebih

besar dari pada sebagai fungsi waktu. Koefisien korelasi plot jumlah

metoprolol tartrat terlarut (%) sebagai fungsi waktu dan akar waktu

kelima formula mempunyai nilai lebih besar r tabel pada p = 0,05 dengan

n=13 (0,475)(27). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelepasan metoprolol

tartrat dari matriks dikontrol oleh kedua mekanisme yaitu difusi dan erosi.

Mekanisme difusi lebih dominan karena nilai koefisien korelasi dari plot

akar waktu versus % terlarut lebih besar dibanding harga koefisien

korelasi dari plot waktu versus % terlarut.

39

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola pelepasan

metoprolol tartrat dari matriks mengikuti kinetika pelepasan model

Higuchi dan kecepatan pelepasan obat dikontrol oleh mekanisme difusi.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lapidus dan Lordi (1968)

bahwa jika lapisan terhidrasi itu dapat dipertahankan selama waktu

tertentu maka kecepatan pelepasan obat dikontrol oleh difusi dan pola

pelepasannya akan linier dengan akar waktu. Sebaliknya jika lapisan

terhidrasi itu tidak dapat dipertahankan maka kecepatan pelepasan obat

dikontrol oleh proses erosi matriks dan pola pelepasannya linier dengan

waktu(29).

Kemampuan disolusi dari masing-masing formula dapat diketahui

dengan menghitung harga DE dalam (%) pada menit ke 480 (8 jam).

Dissolution efficiency 480 (DE480) adalah luas daerah dibawah kurva

yang dibentuk oleh kurva kadar metoprolol tartrat yang dilepaskan

terhadap waktu sampai menit 480. Harga DE480 dapat digunakan untuk

mengetahui kemampuan obat untuk melepaskan zat aktif sampai pada

menit ke-480. Harga DE480 (%) masing-masing formula dapat di sajikan

dalam bentuk histogram seperti di bawah ini :

Gambar 20. Harga DE480 (%) masing-masing formula

Keterangan :Formula 1 : Perbandingan Karbopol : HPMC (100% : 0% )Formula 2 : Perbandingan Karbopol : HPMC ( 75% : 25%)Formula 3 : Perbandingan Karbopol : HPMC (50% : 50% )Formula 4 : Perbandingan Karbopol : HPMC (25% : 75% )Formula 5 : Perbandingan Karbopol : HPMC (0% : 100% )

0%20%40%60%80%

100%

1 2 3 4 5

DE

480

(%)

Formula

Dissolution Efficiency (DE)

40

Dari histogram nilai DE480 (%) pada gambar 20 memperlihatkan

bahwa harga DE480 (%) adalah FIII>FII>FI>FV>FIV sehingga data uji

Scheffe dari harga DE480 (%) patch buccal dengan taraf kepercayaan 95%.

Tabel VI. Data uji Scheffe dari harga DE480 (%) patch buccal dengan taraf kepercayaan 95%.

Formula Formula Nilai signifikan Makna

I II 0,523 Tidak signifikan

III 0,127 Tidak signifikan

IV 0,590 Tidak signifikan

V 0,860 Tidak signifikan

II III 0,830 Tidak signifikan

IV 0,063 Tidak signifikan

V 0,140 Tidak signifikan

III IV 0,012 Signifikan

V 0,027 Signifikan

IV V 0,985 Tidak signifikan

Keterangan :Formula I : Perbandingan Karbopol : HPMC (100% : 0% )Formula II : Perbandingan Karbopol : HPMC ( 75% : 25%)Formula III : Perbandingan Karbopol : HPMC (50% : 50% )Formula IV : Perbandingan Karbopol : HPMC (25% : 75% )Formula V : Perbandingan Karbopol : HPMC (0% : 100% )

Dari hasil analisis didapatkan bahwa harga DE480 dari formula III

dan IV, dan formula III dan V memberikan perbedaan yang signifikan. Hal

ini disebabkan karena formula IV dan V mengandung HPMC yang lebih

banyak dibandingkan formula III. Formula yang mengandung HPMC lebih

banyak akan mengakibatkan jumlah pelepasan obat metoprolol tartrat

sedikit. Hal ini disebabkan karena HPMC memiliki viskositas yang tinggi

sehingga lingkungan akan menjadi kental dan difusi obat metoprolol tartrat

menjadi lebih sulit

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1). Kombinasi basis karbopol dan HPMC berpengaruh terhadap sifat fisik dan

kimia dari patch bukal metoprolol tartrat. Semakin tinggi jumlah karbopol

maka patch akan semakin elastis, swelling index rendah dan pH menjadi asam

dan sebaliknya. Namun, semakin tinggi jumlah HPMC maka pH menjadi

netral, patch tidak elastis dan swelling index tinggi.

2). Kombinasi basis karbopol dan HPMC juga berpengaruh terhadap pelepasan

obat metoprolol tartrat. Semakin tinggi jumlah karbopol maka pelepasan obat

tinggi. Namun, semakin tinggi jumlah HPMC maka pelepasan obat rendah.

B. Saran

1). Perlu dilakukan penambahan bahan dan pengurangan jumlah karbopol yang

dapat meningkatkan pH sehingga dihasilkan pH yang netral agar tidak

mengiritasi rongga mulut.

2). Perlu dilakukan uji lanjutan yaitu uji stabilitas patch bukal untuk mengetahui

kestabilan patch bukal.

42

DAFTAR PUSTAKA

(1) Anonim, 2010, Hipertensi Penyebab Kematian Nomor Tiga, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta available at http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/810-hipertansi-penyebab-kematian-nomor-tiga.html (diakses 26 Desember 2011).

(2) Martindale, 2009, The Complete Drug Reference, Thirty-sixth edition, The Pharmaceutical Press, USA, 1338.

(3) Furtado, S., Srinivasan, B., Basappa, V., Sindhu, A., Rajamanickam, D and Varadharajan, M., 2010, Development of Chitosan Based Bioadhesive Bilayered Patches of Metoprolol tartarate, IJPSR., 4 (3): 198.

(4) Patel, A.R., Dhagash, A.P., Sharad, V.C., 2011, Mucoadhesive Buccal Drug Delivery System, IJPLS, 2 (6): 848-852.

(5) Priya, S., Mahalaxmi, R., Udupa, N., Ravikiran, O., Sumanth, K., and Ujjmal, J., 2011, Preparation and Evaluation of Bucal Mucoadhesive Patch of Betamethasone Sodium Phosphate for the Treatment of Oral Submucous Fibrosis, J. Chem. Pharm. Res, 3 (6): 56-65.

(6) Parmar, H., Janak, J.J., Tarun, K.P., et al., 2010, Buccal Patch: A Technical Note, IJPSR, 4 (3): 178-181.

(7) Patel, R.S., and S.S, Poddar, 2009, Development and Charaterizatoin of Mucoadhesive Buccal Patches of Salbutamol Sulphate, Current Drug Delivery, 6 (1): 140.

(8) Winantari, A.N., Esti, H., Bambang, W., 2008, Daya Mukoadhesif dan Pelepasan Obat In Vitro Tablet Vaginal Mukoadhesif Metronidazol Menggunakan Polimer Carbopol ® 940, Artocarpus, 8 (2): 91.

(9) G.A, Khairnar., and Sayyad, F.J., 2010, Development of Buccal Drug Delivery System Based on Mucoadhesive Polymers, IJPRIF, 2 (1): 719-720.

(10) Deshmane, S.V., Madhuri, A.C., Anil, V.C., Unmesh, M.J and Kailash, R.B., 2009, Chitosan Based Sustained Release Mucoadhesive Buccal Patches Containing Verapamil HCl, IJPPS, 1 (1): 216.

(11) Bhalodia, R., Biswajit, B., Kevin, G., Bhavik, J and Kuldeep Mehta., 2010, Buccoadhesive Drug Delivery Systems: A Review, IJBPS, 1 (2): 2-11.

(12) Verma, S., Mahima, K., Aruna, K., Aruna, R and Sapna, S., 2011, An Overview on Buccal Drug Delivery System, IJPSR, 2 (6): 1304-1311.

43

(13) Anonim, 1995, The United States Pharmacopoeia, 30rd Ed., and The National Formulary, 18 rd Ed., The United States Pharmacopoeia Convention, Inc., Roskville, 247-735.

(14) Rogers, T.L., 2009, Hypromellose, In Rowe, (Ed.). Handbook of Pharmceutical Excipients, Sixth Edition, American Pharmeceutical Association, USA, 326-327.

(15) Draganoiu, E., A Rajabi-Siahboomi, S., Tiwari, 2009, Carbomer, In Rowe, (Ed.). Handbook of Pharmacetical Excipients, Sixth Edition, American Pharmaceutical Association, USA, 110-112.

(16) Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 710.

(17) Weller, P.J., 2009, Propylene Glycol, In Rowe, (Ed.). Handbook ofPharmacetical Excipients, Sixth Edition, American Pharmaceutical Association, USA, 592-593.

(18) Zhang, D, 2009, Polyoxyethylene Sorbitan Fatty Acid Esters, In Rowe, (Ed.). Handbook of Pharmacetical Excipients, Sixth Edition, American Pharmaceutical Association, USA, 549-553.

(19) Choudhary, A., Gulab, Tiwari., Manisha, P., Koshy, M., and Shubhini, A., 2010, Formulation and Characterization of Carvedilol Buccal Mucoadhesive Patches, Int. J. Res. Pharm. Sci, 1 (4): 396-401.

(20) Lohani, A., Neelima, P., Rajeshwer, K.K.A., 2011, Formulation and Characterization of Mucoadhesive Buccal Films of Ranitidine Hydrochloride, IJPSR, 2 (9): 2457-2462.

(21) Bhanja, S., P, Ellaiah., Sujit, K.M., Pratit, K.S., et al., 2010, Formulation and In Vitro Evaluation of Muccoadhesive Buccal Tablets of Timolol Maleate, Int J Pharm Biomed Res, 1 (4): 130.

(22) S.V., Deshmane, Joshi, U.M., Channawar, M.A., et al., 2010, Design and Characterization of Carbopol-HPMC-Ethyl Cellulose based Buccal Compact Containing Propranolol HCl, Indian J.Pharm. Educ. Res., 44 (3): 253-255.

(23) Patel, V.M., Bhupendra, G.P., and Madhabhai, M.P., 2007, Effect of Hydrophilic Polymers on Buccoadhesive Eudragit Patches of Propranolol Hydrochloride Using Factorial Design, AAPS PharmSciTech, 8 (2): 1.

(24) G.A., Khairnar and Sayyad, F.J., 2010, Development of Buccal Drug Delivery System Based on Mucoadhesive Polymers, PharmTech, 2(1): 719-735.

44

(25) Anonim, 2011, Typical Properties of Carbopol® Polymers and Pemulen™ Pharmaceutical Grade Polymers, Lubrizol Advanced Materials, Inc, USA.

(26) Gandjar, I.G., dan Abdul, R., 2008, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 465-467.

(27) Walpole, R.E., Myers, R.H., 1986, Ilmu Peluang N dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan, Diterjemahkan oleh Dr. R.K. Sembiring, Penerbit ITB, Bandung, 589.

(28) Sibghal, P., Gajendra, S.J., Mukesh, S., and Shubhini, A.S., 2010, Formulation and Evaluation of Buccal Patches of tertbutaline Sulphate, Int. J. Res. Pharm. Sci, 1(4): 440-449.

(29) Joshita, S., dan Rosari, I., 2005, Perbandingan Pelepasan Propranolol Hidroklorida dari Matriks Kitosan, Etil Selulosa (EC) dan Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC), Majalah Ilmu Kefarmasian, 11(3): 145-153.

45

Lampiran 1. Perhitungan Disolusi

a. mg/500ml = mg/1000ml x 500/1000

b. Faktor Koreksi menit pertama dimulai dari 0, faktor koreksi berikutnya

dihitung dengan menggunakan rumus, sebagai contoh : untuk menghitung

faktor koreksi menit ke-10 menggunakan hasil perhitungan mg/500ml pada

menit sebelumnya yaitu menit ke-5.

Mg/500ml menit ke-5 = 7,555

Faktor koreksi menit ke-10 = 7,555 x 5/500 + faktor koresi sebelumnya

c. Setelah koreksi = faktor koreksi + mg/500ml

d. % disolusi = setelah koreksi x 100/bobot zat aktif

Contoh perhitungan formula I

Waktu Kadar

(t)

mg/ 1000 ml

mg/500 ml

Faktor Koreksi

Setelah Koreksi

% disolusi

F1 5' 15.11 7.5550 7.555 30.22

F1 10' 20.75 10.3750.07555 10.45055 41.8022

F1 15' 23.76 11.880.1793 12.0593 48.2372

F1 30' 32.65 16.3250.2981 16.6231 66.4924

F1 60' 43.64 21.820.46135 22.28135 89.1254

F1 90' 45.14 22.570.67955 23.24955 92.9982

F1 120' 47.89 23.9450.90525 24.85025 99.401

F1 180' 47.89 23.9451.1447 25.0897 100.3588

F1 240' 46.27 23.1351.38415 24.51915 98.0766

F1 300' 45.4 22.71.6155 24.3155 97.262

F1 360 46.11 23.0551.8425 24.8975 99.59

F1 420' 45.39 22.6952.07305 24.76805 99.0722

F1 480' 46.81 23.4052.3 25.705 102.82

46

Perhitungan disolusi

Formula I

Formula II

Waktu kadar

(t)

mg/ 1000 ml

mg/500 ml

Faktor Koreksi

Setelah Koreksi

% disolusi

5 17.73 8.865 0 8.865 35.46

10 26.17 13.085 0.08865 13.17365 52.6946

15 33.54 16.77 0.2195 16.9895 67.958

30 43.93 21.965 0.3872 22.3522 89.4088

60 51.01 25.505 0.60685 26.11185 104.4474

90 51.42 25.71 0.8619 26.5719 106.2876

120 54.39 27.195 1.119 28.314 113.256

180 53.38 26.69 1.39095 28.08095 112.3238

240 53.99 26.995 1.65785 28.65285 114.6114

300 54.11 27.055 1.9278 28.9828 115.9312

360 53.48 26.74 2.19835 28.93835 115.7534

420 53.46 26.73 2.46575 29.19575 116.783

480 55.37 27.685 2.73305 30.41805 121.6722

Waktu kadar

(t)

mg/ 1000 ml

mg/500 ml

Faktor Koreksi

Setelah Koreksi

% disolusi

5 15.11 7.555 0 7.555 30.2210 20.75 10.375 0.07555 10.45055 41.802215 23.76 11.88 0.1793 12.0593 48.237230 32.65 16.325 0.2981 16.6231 66.492460 43.64 21.82 0.46135 22.28135 89.125490 45.14 22.57 0.67955 23.24955 92.9982120 47.89 23.945 0.90525 24.85025 99.401180 47.89 23.945 1.1447 25.0897 100.3588240 46.27 23.135 1.38415 24.51915 98.0766300 45.4 22.7 1.6155 24.3155 97.262360 46.11 23.055 1.8425 24.8975 99.59420 45.39 22.695 2.07305 24.76805 99.0722480 46.81 23.405 2.3 25.705 102.82

47

Formula III

Waktu Kadar

(t)

mg/ 1000 ml

mg/500 ml

Faktor Koreksi

Setelah Koreksi

% disolusi

5 23.7 11.85 0 11.85 47.4

10 31.6 15.8 0.1185 15.9185 63.674

15 37.7 18.85 0.2765 19.1265 76.506

30 49 24.5 0.465 24.965 99.86

60 56.8 28.4 0.71 29.11 116.44

90 60.3 30.15 0.994 31.144 124.576

120 57.3 28.65 1.2955 29.9455 119.782

180 57.8 28.9 1.582 30.482 121.928

240 58.5 29.25 1.871 31.121 124.484

300 57.8 28.9 2.1635 31.0635 124.254

360 58.1 29.05 2.4525 31.5025 126.01

420 56.1 28.05 2.743 30.793 123.172

480 57.2 28.6 3.0235 31.6235 126.494

Formula IV

Waktu kadar

(t)

mg/ 1000 ml

mg/500 ml

Faktor Koreksi

Setelah Koreksi

% disolusi

5 24.3 12.15 0 12.15 48.6

10 30.8 15.4 0.1215 15.5215 62.086

15 35.8 17.9 0.2755 18.1755 72.702

30 38.5 19.25 0.4545 19.7045 78.818

60 37.3 18.65 0.647 19.297 77.188

90 38.5 19.25 0.8335 20.0835 80.334

120 36.9 18.45 1.026 19.476 77.904

180 37.1 18.55 1.2105 19.7605 79.042

240 35.8 17.9 1.396 19.296 77.184

300 37.8 18.9 1.575 20.475 81.9

360 37.6 18.8 1.764 20.564 82.256

420 35.6 17.8 1.952 19.752 79.008

480 36.8 18.4 2.13 20.53 82.12

48

Formula V

Waktu kadar

(t)

mg/ 1000 ml

mg/500 ml

Faktor Koreksi

Setelah Koreksi

% disolusi

5 22.96 11.48 0 11.48 45.92

10 30.93 15.465 0.1148 15.5798 62.3192

15 35.28 17.64 0.26945 17.90945 71.6378

30 41.55 20.775 0.44585 21.22085 84.8834

60 40.11 20.055 0.6536 20.7086 82.8344

90 40.4 20.2 0.85415 21.05415 84.2166

120 39.83 19.915 1.05615 20.97115 83.8846

180 39.25 19.625 1.2553 20.8803 83.5212

240 38.54 19.27 1.45155 20.72155 82.8862

300 38.96 19.48 1.64425 21.12425 84.497

360 39.09 19.545 1.83905 21.38405 85.5362

420 38.5 19.25 2.0345 21.2845 85.138

480 38.45 19.225 2.227 21.452 85.808

49

Lampiran 2. Data pelepasan obat versus waktu dan akar waktu

1. Waktu vs Pelepasan obat

Formula I

waktu (menit) Formula 1 (%)5 30.22

10 41.802215 48.237230 66.492460 89.125490 92.9982

120 99.401180 100.3588240 98.0766300 97.262360 99.59420 99.0722480 102.82

a = 62,120 persamaan regresinya adalah y = 0,111x + 62,120b = 0,111r = 0,719

Formula IIwaktu (menit) Formula 1 (%)

5 35.4610 52.694615 67.95830 89.408860 104.447490 106.2876

120 113.256180 112.3238240 114.6114300 115.9312360 115.7534420 116.783480 121.6722

a = 75,893 persamaan regresinya adalah y = 0,121x + 75,893b = 0,121r = 0,725

50

Formula IIIwaktu (menit) Formula 3 (%)

5 47.410 63.67415 76.50630 99.8660 116.4490 124.576

120 119.782180 121.928240 124.484300 124.254360 126.01420 123.172480 126.494

a = 87,711 persamaan regresinya adalah y = 0,677x + 87.711b = 0,110r = 0,677

Formula IVwaktu (menit) Formula 1 (%)

5 48.610 62.08615 72.70230 78.81860 77.18890 80.334

120 77.904180 79.042240 77.184300 81.9360 82.256420 79.008480 82.12

a = 69,412 persamaan regresinya adalah y = 0.033x + 69,412b = 0,033r = 0.575

51

Formula Vwaktu (menit) Formula 1 (%)

5 45.9210 62.319215 71.637830 84.883460 82.834490 84.2166

120 83.8846180 83.5212240 82.8862300 84.497360 85.5362420 85.138480 85.808

a = 71.60 persamaan regresinya adalah y = 0.039x + 71,60b = 0,039r = 0,556

2. Akar waktu vs pelepasan obat

Formula Iwaktu (menit) Formula 1

2.236 30.223.162 41.80223.873 48.23725.477 66.49247.746 89.12549.487 92.9982

10.954 99.40113.416 100.358815.492 98.076617.321 97.26218.974 99.5920.494 99.072221.909 102.82

a = 45,233 persamaan regresinya adalah y = 3,171x + 45,233b = 3,171r = 0,843

52

Formula IIwaktu (menit) Formula 1

2.236 35.463.162 52.69463.873 67.9585.477 89.40887.746 104.44749.487 106.2876

10.954 113.25613.416 112.323815.492 114.611417.321 115.931218.974 115.753420.494 116.78321.909 121.672

a = 57,88 persamaan regresinya adalah y = 3,415x + 57,88b = 3,415r = 0,842

Formula IIIwaktu (menit) Formula 1

2.236 47.43.162 63.6743.873 76.5065.477 99.867.746 116.449.487 124.576

10.954 119.78213.416 121.92815.492 124.48417.321 124.25418.974 126.0120.494 123.17221.909 126.494

a = 70,493 persamaan regresinya adalah y = 3,176x + 70,493b = 3,176r = 0,806

53

Formula IVwaktu (menit) Formula 1

2.236 48.63.162 62.0863.873 72.7025.477 78.8187.746 77.1889.487 80.334

10.954 77.90413.416 79.04215.492 77.18417.321 81.918.974 82.25620.494 79.00821.909 82.120

a = 64,14 persamaan regresinya adalah y = 0,965x + 64,14b = 0,965r = 0,688

Formula Vwaktu (menit) Formula 1

2.236 45.923.162 62.31923.873 71.63785.477 84.88347.746 82.83449.487 84.2166

10.954 83.884613.416 83.521215.492 82.886217.321 84.49718.974 85.536220.494 85.13821.909 85.808

a = 65,00 persamaan regresinya adalah y = 1,182x + 65b = 1,182r = 0,679

54

Lampiran 3. Validasi Metode

a. Linieritas

Linieritas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-

hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran

yang diberikan. Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva

kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x). data

yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode kuadrat terkecil, untuk

selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan (slope), intersep, dan koefisien

korelasinya. Kurva baku yang didapat merupakan kurva baku yang linier(26).

y = 0,0043x + 0,0087 r = 0,9996

b. Akurasi

akurasi merupakan ketelitian metode analisis atau kedekatan antara nilai

terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya, atau nilai

rujukan. Akurasi diukur sebagai banyaknya analit yang diperoleh kembali pada

suatu pengukuran dengan melakukan spiking pada suatu sampel(26).

% Recovery = kadar terukur/kadar sebenarnya x 100 %

= 0,068576 mg/0,05mg x 100 %

55

= 137,152 %

c. Presisi

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya

diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sample yang berbeda

signifikan secara statistik. Presisi seringkali diekspresikan dengan SD atau RSD

dari serangkaian data(26).

RSD = 100 % x SD/ x rata2

= 100 % x 0,0022624 mg/0,068576 mg

= 3,299 %

56

Lampiran 4 . Alat-alat yang digunakan selama penelitian

Gambar 21 : Alat disolusi Gambar 22 : spektofotometer

Gambar 23 : pH meter Gambar 24 : timbangan analitik

Gambar 25 : Magnetic stirrer

57

58

59

NEWAY DE480 BY Formula /STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY /MISSING ANALYSIS /POSTHOC=SCHEFFE ALPHA(0.05).

Oneway

Notes

Output Created 10-Jun-2012 21:50:47

Comments

Input Data E:\My

Documents\Desktop\Skrips

weet\DE DATA.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in

Working Data File

15

Missing Value

Handling

Definition of

Missing

User-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used Statistics for each analysis

are based on cases with no

missing data for any

variable in the analysis.

Syntax ONEWAY DE480 BY

Formula

/STATISTICS

DESCRIPTIVES

HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=SCHEFFE

ALPHA(0.05).

Resources Processor Time 00:00:00.000

60

Notes

Output Created 10-Jun-2012 21:50:47

Comments

Input Data E:\My

Documents\Desktop\Skrips

weet\DE DATA.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in

Working Data File

15

Missing Value

Handling

Definition of

Missing

User-defined missing values

are treated as missing.

Cases Used Statistics for each analysis

are based on cases with no

missing data for any

variable in the analysis.

Syntax ONEWAY DE480 BY

Formula

/STATISTICS

DESCRIPTIVES

HOMOGENEITY

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=SCHEFFE

ALPHA(0.05).

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.000

[DataSet1] E:\My Documents\Desktop\Skripsweet\DE DATA.sav

Descriptives

DE480

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean Minimum Maximum

61

Lower Bound Upper Bound

Formula 1 3 53.7933 3.86628 2.23220 44.1890 63.3977 49.50 57.00

Formula 2 3 62.8600 8.69292 5.01886 41.2656 84.4544 53.18 70.00

Formula 3 3 68.7650 8.89957 5.13817 46.6572 90.8728 62.85 79.00

Formula 4 3 45.3946 2.96455 1.71158 38.0303 52.7590 42.42 48.35

Formula 5 3 48.2620 1.40423 .81073 44.7737 51.7503 46.73 49.49

Total 15 55.8150 10.42701 2.69224 50.0407 61.5893 42.42 79.00

Test of Homogeneity of Variances

DE480

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.705 4 10 .042

ANOVA

DE480

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1161.161 4 290.290 8.042 .004

Within Groups 360.956 10 36.096

Total 1522.116 14

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

DE480

Scheffe

(I) Formula

(J)

Formula Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Formula 1 Formula

2-9.06667 4.90548 .523 -27.3636 9.2303

62

Formula

3-14.97167 4.90548 .127 -33.2686 3.3253

Formula

48.39870 4.90548 .590 -9.8983 26.6957

Formula

55.53133 4.90548 .860 -12.7656 23.8283

Formula 2 Formula

19.06667 4.90548 .523 -9.2303 27.3636

Formula

3-5.90500 4.90548 .830 -24.2020 12.3920

Formula

417.46537 4.90548 .063 -.8316 35.7623

Formula

514.59800 4.90548 .140 -3.6990 32.8950

Formula 3 Formula

114.97167 4.90548 .127 -3.3253 33.2686

Formula

25.90500 4.90548 .830 -12.3920 24.2020

Formula

423.37037* 4.90548 .012 5.0734 41.6673

Formula

520.50300* 4.90548 .027 2.2060 38.8000

Formula 4 Formula

1-8.39870 4.90548 .590 -26.6957 9.8983

Formula

2-17.46537 4.90548 .063 -35.7623 .8316

Formula

3-23.37037* 4.90548 .012 -41.6673 -5.0734

Formula

5-2.86737 4.90548 .985 -21.1643 15.4296

Formula 5 Formula

1-5.53133 4.90548 .860 -23.8283 12.7656

Formula

2-14.59800 4.90548 .140 -32.8950 3.6990

Formula

3-20.50300* 4.90548 .027 -38.8000 -2.2060

63

Formula

42.86737 4.90548 .985 -15.4296 21.1643

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

DE480

Scheffe

Formula N

Subset for alpha = 0.05

1 2

Formula 4 3 45.3946

Formula 5 3 48.2620

Formula 1 3 53.7933 53.7933

Formula 2 3 62.8600 62.8600

Formula 3 3 68.7650

Sig. .063 .127

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

SAVE OUTFILE='E:\My Documents\Desktop\Skripsweet\DE DATA.sav' /COMPRESSED.

64

Lampiran 7. Lampiran harga DE480 (%)

Replikasi

Formula

1 2 3 4 5

1 54.88% 70% 62.85% 42.42% 48.57%

2 49.54% 53.18% 64.45% 45.41% 49.49%

3 57% 65.40% 79% 48.35% 46.73%

Kumulatif 53.81% 62.86% 68.77% 45.39% 48.26%

Contoh perhitungan DE480 (%)

WaktuFormula 1 Replikasi 1

Perhitungan AUC AUCAUC0-5 1/2 x 5 x 37.64 94.1AUC5-10 1/2 x 5 x 45.5864 113.966AUC10-15 1/2 x 5 x 51.6716 129.179AUC15-30 1/2 x 15 x 70.2174 526.6305AUC30-60 1/2 x 30 x 99.3164 1489.746AUC60-90 1/2 x 30 x 105.9348 1354.389AUC90-120 1/2 x 30 x 107.3432 1610.148AUC120-180 1/2 x 60 x 111.517 3345.51AUC180-240 1/2 x 60 x 112.5506 3376.518AUC240-300 1/2 x 60 x 115.1268 3453.804AUC300-360 1/2 x 60 x 117.271 3518.13AUC360-420 1/2 x 60 x 119.3972 3581.916AUC420-480 1/2 x 60 x 124.9608 3748.824

Untuk menghitung DE480

DE480 = AUC kumulatif sampai menit ke 480 X 100 %

480 X Jumlah zat terlarut 100%