Evaluasi Kinerja Keuangan Pada Koperasi Pegawai Negeri GÇ¥BUNG

82
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi di Indonesia seharusnya sudah tumbuh dengan baik dan berkembang dengan pesat karena selama pemerintahan Orde Baru (ORBA) perhatian dan keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan usaha- usaha koperasi sangat nampak. Keberpihakan pemerintah untuk memajukan koperasi tidaklah berbeda dengan keberpihakannya dalam memajukan dunia usaha sektor swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pemerintah dalam mendorong kemajuan usaha koperasi telah diberikan berbagai kemudahan- kemudahan, seperti misalnya kemudahan mendirikan/membuka koperasi baru, kemudahan mendapatkan status Badan Hukum (BH), penyelenggaraan pelatihan dan bimbingan untuk mendapatkan bantuan permodalan dalam bentuk penyediaan fasilitas kredit murah dan lain-lain sebagainya. Khusus untuk kemudahan dalam memperoleh bantuan permodalan atau fasilitas kredit, pemerintah melalui sektor perbankan telah 1

Transcript of Evaluasi Kinerja Keuangan Pada Koperasi Pegawai Negeri GÇ¥BUNG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi di Indonesia seharusnya sudah tumbuh

dengan baik dan berkembang dengan pesat karena

selama pemerintahan Orde Baru (ORBA) perhatian dan

keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan usaha-

usaha koperasi sangat nampak. Keberpihakan

pemerintah untuk memajukan koperasi tidaklah

berbeda dengan keberpihakannya dalam memajukan

dunia usaha sektor swasta dan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN).

Pemerintah dalam mendorong kemajuan usaha

koperasi telah diberikan berbagai kemudahan-

kemudahan, seperti misalnya kemudahan

mendirikan/membuka koperasi baru, kemudahan

mendapatkan status Badan Hukum (BH),

penyelenggaraan pelatihan dan bimbingan untuk

mendapatkan bantuan permodalan dalam bentuk

penyediaan fasilitas kredit murah dan lain-lain

sebagainya.

Khusus untuk kemudahan dalam memperoleh

bantuan permodalan atau fasilitas kredit,

pemerintah melalui sektor perbankan telah1

menyediakan atau menawarkan fasilitas kredit dengan

tingkat suku Harapan Bersama rendah atau mudah

dijangkau. Keberpihakan pemerintah untuk mendorong

kemajuan dan kemandirian koperasi bukan tanpa

alasan yang jelas, sebab di dalam Pasal 33 ayat 1

UUD 1945 dijelaskan bahwa perekonomian Indonesia

disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas

kekeluargaan, kemakmuran masyarakat yang

diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang, dan

bangun usaha yang sesuai dengan itu ialah koperasi.

Selanjutnya dipertegas bahwa koperasi ditempatkan

baik dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian

maupun sebagai bagian integral dari tata

perekonomian nasional.

Namun dari keberpihakan pemerintah selama ini

untuk mendorong kemajuan dan kemandirian koperasi

yang tampak hasilnya adalah perkembangan jumlah-

jumlah koperasi. Dari segi kuantitas koperasi

semakin besar, akan tetapi dari segi kualitas dan

manajemen untuk mendorong kemajuan dan

kemandiriannya masih tertinggal apabila

dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya yakni

sektor usaha swasta dan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN).

Apabila ditinjau dari aspek keuangan,

ketertinggalan tersebut tentunya tidak terlepas

2

dari kapasitas manajemen untuk mengelola keuangan

koperasi. Keberhasilan dalam hal ini, akan tampak

melalui parameter-parameter kesehatan finansial

maupun profitabilitasnya, sehingga dalam jangka

pendek kinerja koperasi akan semakin baik dan dalam

jangka panjang pertumbuhannya hanya akan mantap.

Untuk mengetahui tentang keberhasilan

manajemen dalam pengelolaan keuangan serta

permodalannya, dapat dilakukan analisis tentang

aspek-aspek yang relevan, baik secara historis

maupun komparatif dengan koperasi yang sejenis.

Berdasarkan hasil penelitian/analisis tersebut

nantinya dapat diperoleh suatu indikator dan

parameter tentang efektivitas pengelolaan keuangan

suatu koperasi. Hal tersebut tentunya disesuaikan

atas konsep-konsep yang relevan tentang manajemen

keuangan khususnya badan usaha yang berbentuk

koperasi.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut penulis

ingin mengungkap lebih jauh tentang efektivitas

pengelolaan keuangan koperasi dengan judul

”Evaluasi Kinerja Keuangan Pada Koperasi Pegawai

Negeri ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Kabupaten

Bulungan dengan suatu studi kasus.

B. Perumusan Masalah

3

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka

yang menjadi masalah pokok untuk dibahas dalam

penulisan skripsi ini adalah

sejauhmana pemanfaatan sumber-sumber modal dapat

meningkatkan kinerja koperasi Pegawai Negeri

Harapan Bersama Sekretariat Kabupaten Bulungan.

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah

untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan sumber-

sumber modal koperasi dalam meningkatkan kinerja

koperasi Pegawai Negeri Harapan Bersama Seretariat

Kabupaten Bulungan.

D. Kegunaan Penulisan

Sedangkan kegunaan dari penulisan ini adalah

diharapkan dapat menjadi :

1. Bahan masukan kepada para pengelola Koperasi

Unit Desa Sekabupaten Bulungan

2. Bahan informasi bagi penulis lainnya yang

berkeinginan untuk mengkaji obyek yang sama

dalam upaya untuk meningkatkan kinerja koperasi

E. Hipotesis

Dalam kaitannya dengan permasalahan yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi Hipotesis

dalam penulisan ini adalah ”Diduga bahwa jika

4

pengelolaan keuangan atau pemanfaatan sumber-sumber

modal KUD yang ada pada wilayah Kabupaten Bulungan

diefektifkan maka kinerja keuangannya akan dapat

ditingkatkan”.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Keuangan

1. Pengertian Manajemen Keuangan

Dana dari sumber internal (pemilik

perusahaan) digunakan untuk membeli aktiva tetap

untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan-

bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan,

untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan

kas, untuk kepentingan transaksi, maupun untuk

menjaga likuiditas perusahaan.

Sedangkan perusahaan atau organisasi untuk

menjalankan aktifitas bisnisnya memerlukan aktiva

riil (Real Assets) baik yang berwujud (Tangible Assets)

seperti mesin, pabrik, kantor dan kendaraan,

maupun untuk aktiva yang tidak berwujud (Intangible

Assests) seperti keahlian tehnis, merek dagang dan

paten. Untuk memperoleh aktiva riil tersebut

5

perusahaan selalu mencari sumber-sumber dana dari

sumber lain. Sumber dana dari luar biasanya

seperti menjual saham, obligasi (PT) atau mencari

kredit dari lembaga-lembaga perbankan (Bank).

Menyangkut pengelolaan dana perusahaan adalah

merupakan tugas manajer keuangan yang dalam hal

ini adalah manajer perusahaan. Manajer perusahaan

bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan

mengenai investasi dan pendanaan.

Menyangkut usaha perusahaan untuk mendapatkan

dana dan mengalokasikan dana tersebut oleh Bambang

Riyanto disebut sebagai pembelanjaan perusahaan

atau manajemen keuangan dalam arti yang luas

(financial management).lebih lanjut Bambang Riyanto

juga mengemukakan bahwa pembelanjaan (manajemen

keuangan) dalam arti yang sempit hanya meliputi

aktifitas atau usaha untuk mendapatkan dana saja.

Yang terpenting bagi manajemen perusahaan

adalah bahwa dana yang diperoleh dan dana yang

dialokasikan harus dikelolah secara efektif dan

efisien. Dari efektivitas dan efisiensi

pengelolaan dana oleh perusahaan ini maka dapatlah

ditarik pengertian sesungguhnya mengenai manajemen

keuangan, seperti menyangkut manajemen untuk

fungsi-fungsi seperti fungsi perencanaan,

pengarahan dan fungsi pengendalian.

6

2. Fungsi Manajemen Keuangan

Bambang Riyanto mengatakan bahwa pada

dasarnya ada 2 (dua) fungsi manajemen keuangan

(pembelanjaan) yaitu :

a. Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana.

b. Fungsi memperoleh dana.

Fungsi penggunaan atau pengalokasian dana

harus dijalankan secara efisien, artinya setiap

rupiah dana yang tertanam dalam aktiva harus

dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat

menghasilkan tingkat keuntungan investasi atau

rentabilitas yang maksimal. Fungsi penggunaan

dana terdiri atas perencanaan dan pengendalian

penggunaan aktiva baik dalam aktiva lancar

maupun aktiva tetap.

Fungsi penggunaan dana sangat penting karena

dapat menjaga likuiditas dan kontinuitas usaha.

Perencanaan pengalokasian dana yang cermat dan

teliti berdampak terhadap keamanan likuiditas dan

menghindari penganggaran dana (Idle). Efisiensi

penggunaan dapat langsung menentukan besar

kecilnya tingkat keuntungan yang dihasilkan dari

investasi. Agar supaya efisien penggunaan dana

dapat dicapai, maka manajer keuangan harus mampu

mencari alternatif-alternatif investasi yang7

dapat menguntungkan usaha. Demikian halnya dengan

fungsi memperoleh dana juga harus dilakukan

dengan efisien artinya supaya dana yang diperoleh

perusahaan telah diperhitungkan dengan biaya

minimal termasuk syarat-syarat pengendaliannya

dianggap menguntungkan atau tidak memberatkan

perusahaan.

Manajer keuangan atau perusahaan sebagai

orang yang bertanggung jawab dalam pengambilan

keputusan mengenai investasi dan pendanaan

perusahaan harus terlibat langsung dalam

perencanaan dan pengendalian penggunaan dana.

Untuk mendanai investasi dan operasi perusahaan,

manajer keuangan bertanggung jawab dalam

memperoleh dana yang sesuai dengan tingkat

kebutuhannya, baik mengenai jangka waktu

penggunaan dana, persyaratan-persyaratan, maupun

terhadap pembiayaan yang harus digunakan untuk

memperoleh dana tersebut. Sumber-sumber dana

perusahaan dapat diperoleh dari luar perusahaan

seperti dari lembaga perbankan (bank-bank umum),

pasar modal maupun dari sumber-sumber dana

lainnya.

Oleh karena itu untuk memperlancar aliran

kas (dana) yang masuk dari luar ke dalam

perusahaan untuk membiayai investasi dan operasi

8

perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan

manajer keuangan dalam menjalankan fungsi

pendanaan. Kemudian setelah dana itu

diinvestasikan untuk membiayai kegiatan

operasional perusahaan, maka kembali tugas

manajer keuangan/manajer perusahaan untuk mampu

menghasilkan keuntungan. Dari hasil atau

keuntungan yang diraih perusahaan keputusannya

ditentukan oleh manajer keuangan atau perusahaan

mengenai besarnya yang akan dibayarkan kepada

pemilik perusahaan, dan berapa besar

diinvestasikan (Reinvestasi) untuk membiayai

pertumbuhan perusahaan.

Demikian besarnya peranan manajer keuangan

dalam memperlancar aliran kas atau dana dalam

perusahaan sehingga kadang-kadang ia bertindak

sebagai intermediary atau perantara yang berada

pada posisi di antara sumber atau pemberi

dana/pasar modal, bank pemberi kredit (pinjaman)

dan lain-lain sebagainya di satu pihak dan

operasi perusahaan di lain pihak.

3. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

Berdasarkan pengertian-pengertian dan

fungsi-fungsi pembelanjaan yang dikemukakan oleh

para ahli, terutama fungsi pembelanjaan9

(manajemen keuangan) yang dikemukakan oleh Ezra

Salomon dan Van Horne maka dapat dikatakan bahwa

ruang lingkup manajemen keuangan meliputi :

a. Pengalokasian dana (investasi) perusahaan,

b. Pemenuhan kebutuhan dana perushaan, dan

c. Kebijaksanaan dividen.

4. Laporan Keuangan (Financial Statement)

Akuntansi adalah seni daripada pencatatan

penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-

peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-

tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara

yang setepat-tepatnya dan dengan pentunjuk atau

dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap

hal-hal yang timbul daripadanya. Berdasarkan

definisi tersebut diketahui bahwa peringkasan

dalam hal ini dimaksudkan adalah pelaporan dari

peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang

dapat diartikan sebagai laporan keuangan.

Myer mengatakan bahwa yang dimaksud dengan

laporan keuangan adalah dua faktor yang disusun

oleh akuntan pada akhir periode untuk satu

perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar

neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar

pendapatan atau daftar rugi laba.

10

Neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang,

dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal

tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi

laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah

dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi

selama periode tertentu. Dalam prinsip-prinsip

akuntansi Indonesia yang dikatakan laporan

keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi laba

serta segala, keterangan-keterangan yang dimuat

dalam lampiran-lampirannya antara lain laporan

sumber dan penggunaan dana-dana.

Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk

memberikan gambaran atau laporan keuangan

(Progress Report), secara periodik yang dilakukan

pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan

keuangan adalah bersifat historis serta

menyeluruh dan sebagai suatu progress report

laporan keuangan yang terdiri atas data-data

yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara

fakta-fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip

dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi dan

pendapat pribadi.

Fakta-fakta yang telah dicatat mengandung

arti bahwa laporan keuangan ini dibuat

berdasarkan fakta dari catatan akuntansi,

misalnya jumlah uang kas yang tersedia dalam

11

perusahaan maupun yang disimpan di bank, jumlah

piutang, persediaan barang dagangan, hutang

maupun aktiva tetap yang dimiliki perusahaan.

Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di

dalam akuntansi mengandung arti bahwa data yang

dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun

anggaran-anggaran tertentu yang merupakan

prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan

pencatatan atau untuk keseragaman.

Sedangkan pendapat pribadi (Personal

Judgement) mengandung maksud bahwa walaupun

pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-

konvensi atau dalil-dalil dasar yang sudah

ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek

pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-

konvensi dan dalil dasar tersebut tergantung

daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang

bersangkutan.

Jadi oleh karena itu laporan keuangan

(Financial Statement) merupakan hasil utama dari

akuntansi karena ia merupakan alat komunikasi

informasi akuntansi yang penting dan utama

kepada pemakainya.

Untuk mengkomunikasikan informnasi-

informasi yang diperlukan mengenai suatu

12

perusahaan digunakan 4 bentuk laporan keuangan,

yaitu :

1. Perhitungan rugi laba (income statement).

2. Ikhtisar perubahan modal (the statement of owner’s

equity).

3. Neraca (balance sheet).

4. Ihktisar perubahan posisi keuangan (the

statement of changes in financial position).

Namun menurut Munawir S. bahwa laporan

keuangan pada umumnya menjelaskan 2 (dua) hal

pokok yaitu; (a) neraca, dan (b) laporan rugi

laba (R/L).

a. Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis

tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu

perusahaan pada suatu saat tertentu.Neraca

memperlihatkan posisi keuangan suatu

perusahaan pada suatu tanggal tertentu, atau

dengan kata lain bahwa neraca memberikan

gambaran usaha sebagai pemilik sumber-sumber

atau harta yang sama besarnya dengan tuntutan

atas sumber-sumber atau harta tersebut.

b. Perhitungan Rugi Laba (Income Statement)

13

Perhitungan atau laporan rugi laba

adalah suatu laporan keuangan yang

memperlihatkan jumlah laba yang dihasilkan

suatu perusahaan selama satu periode. Banyak

orang beranggapan bahwa hal ini merupakan

laporan keuangan yang terpenting karena

tujuannya adalah untuk mengukur apakah suatu

perusahaan berhasil atau gagal mencapai

tujuan pokoknya yaitu mendapatkan laba yang

sesuai (Acceptable Income).

Jadi pada hakekatnya dapat dikatakan

bahwa laporan rugi laba (R/L) adalah

merupakan suatu laporan yang sistematis

tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang

diperoleh suatu perusahaan selama periode

tertentu.

c. Laporan Keuangan Koperasi

Laporan keuangan koperasi pada

prinsipnya tidak berbeda dengan laporan

keuangan perusahaan. Di dalam laporan

keuangan koperasi yang umum disajikan adalah

neraca dan laporan hasil usaha (SHU). Neraca

adalah laporan yang sistematis tentang

aktiva, hutang dan modal dari suatu

perusahaan atau koperasi pada suatu saat

14

tertentu. Tujuan neraca adalah untuk

menunjukkan posisi keuangan suatu koperasi

pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada

waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan

sisanya pada suatu akhir tahun buku.

Ada 3 (tiga) hal atau bagian penting yang

terkandung di dalam neraca, yaitu :

a. Aktiva

b. Hutang, dan

c. Modal

Aktiva tidak terbatas pada kekayaan

perusahaan/koperasi yang berwujud saja,

tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran

yang belum dialokasikan atau biaya yang masih

harus dialokasikan pada perusahaan yang akan

datang serta aktiva yang tidak berwujud

lainnya. Aktiva perusahaan dapat dibedakan

menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar

dan aktiva tetap atau aktiva tidak lancar.

Aktiva lancar di koperasi biasanya

terdiri atas kas, bank, piutang kredit

anggota, piutang kredit non anggota, piutang

usaha, piutang lain-lain, persediaan, dan

lain-lain sebagainya. Sedangkan aktiva tetap

di koperasi biasanya terdiri atas bangunan,

mesin dan peralatan, kendaraan dan inventaris

15

kantor. Ada yang berwujud dan ada yang tidak

berwujud.

Hutang adalah semua kewajiban keuangan

koperasi kepada pihak lain yang belum

terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber

dana atau modal perusahaan yang berasal dari

kreditur. Hutang dapat dibedakan ke dalam

hutang lancar atau hutang jangka pendek, dan

hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek

koperasi biasanya berbentuk hutang usaha

(dagang), hutang biaya-biaya bank, dan hutang

kredit (pinjaman). Sedangkan hutang jangka

panjang koperasi biasanya berbentuk simpanan

sukarela, hutang kredit bank, hutang obligasi,

hutang hipotik dan hutang-hutang jangka

panjang lainnya.

Sedangkan modal koperasi adalah merupakan

nilai hak kepemilikan koperasi atas seluruh

kekayaan koperasi. Modal koperasi meliputi

simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan

modal, hibah/donasi dan modal penyertaan.

Modal koperasi dapat diperoleh dari sumber

internal dan dapat pula diperoleh dari sumber

eksternal yang meliputi anggota koperasi,

anggota koperasi lainnya, bank dan lembaga

keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan

16

surat hutang lainnya serta sumber-sumber

lainnya yang sah. (Revrisond Baswir, 1997).

5. Analisis Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah

membantu manajer keuangan memahami apa yang perlu

dilakukan oleh perusahaan berdasarkan informasi

yang tersedia yang sifatnya terbatas berasal dari

financial statement. Analisis rasio membiasakan

pimpinan membuat keputusan atau pertimbangan

tentang apa yang perlu dicapai oleh perusahaan dan

bagaimana prospek yang dihadapi oleh perusahaan di

masa yang akan datang. Fokus dari analisis ini

akan berbeda menurut kepentingan khususnya dari

analyst, atau pihak-pihak yang berkepentingan

lainnya.

Analisis rasio tidak hanya berguna bagi

kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi

pihak luar. Pihak luar yang dimaksud adalah calon

investor atau kreditur yang akan menanamkan dana

usaha dalam perusahaan melalui pasar modal, dengan

cara membeli saham perusahaan yang go public.

Bagi manajer keuangan, dengan menghitung

rasio-rasio tertentu akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang

dihadapi oleh perusahaan di bidang keuangan,17

sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang

penting bagi kepentingan perusahaan untuk masa

yang akan datang.

6. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Syafaruddin Alwi rasio-rasio keuangan

pada umumnya diklasifikasikan menjadi 4 (empat)

macam yaitu :

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas ini mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya

yang jangka pendek yang berupa hutang-hutang

jangka pendeknya kurang 1 (satu) tahun. Rasio-

rasio yang tergolong ke dalam rasio likuiditas

adalah :

1). Rasio Lancar

Rasio lancar adalah perbandingan antara

aktivalancar dengan hutang lancar.

Rasio lancar = Aktiva LancarHutang Lancar

Hasil dari perbandingan ini menunjukkan

seberapa jauh tuntutan kreditor jangka

pendek dapat dipenuhi oleh harta perusahaan

yang diperkirakan dapat menjadi tunai dalam

periode yang sama dengan jatuh tempo hutang.

18

Aktiva lancar terdiri atas kas, surat

berharga, piutang dan persediaan, sehingga

kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang,

hutang bank jangka pendek, hutang jangka

panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun, termasuk juga kewajiban pajak dan

biaya-biaya lainnya yang masih harus dibayar

2). Rasio Cepat

Rasio cepat atau biasa juga disebut

rasio cair ialah perbandingan aktiva lancar

dikurang dengan persediaan dengan kewajiban

lancar.

Rasio cepat = Aktiva Lancar- Persediaan

Hutang Lancar

Persediaan termasuk dalam unsur aktiva

lancar yang paling tidak likuid dan sering

menimbulkan kerugian.

b. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan

apabila perusahaan tersebut di likuidasi. Jika

perusahaan di likuidasi, apakah kekayaan yang

dimiliki oleh perusahaan tersebut cukup untuk

memenuhi semua hutang-hutangnya.

19

Rasio solvabilitas (Leverage) menggambarkan

perbandingan antara dana yang disediakan oleh

pemilik perusahaan dengan dana dari kreditor.

Perusahaan dengan rasio solvabilitas atau rasio

leverage yang rendah akan memiliki rasio rugi

yang lebih kecil. Jika kondisi ekonomi sedang

fluktuatif atau menurun, tapi juga memberikan

hasil pengembalian yang lebih rendah pada waktu

ekonomi sudah membaik. Sebaliknya perusahaan

dengan rasio solvabilitas (Leverage) yang tinggi

akan mempunyai kerugian yang besar demikian pula

dapat memberikan prospek untuk mendapatkan laba

yang tinggi. Keputusan manajemen untuk

menggunakan Leverage hendaknya mengembangkan

hasil pengembalian yang lebih tinggi terhadap

peningkatan resiko.

1). Rasio Hutang

Rasio Hutang (Leverage) dihitung sebagai rasio

hutang. Artinya jumlah hutang dibagi dengan

jumlah harta.

Rasio Hutang = Jumlah HutangJumlah Harta

Yang termasuk rasio hutang adalah semua hutang

lancar dan semua obligasi (hutang jangka

panjang).

2). Laba terhadap biaya Harapan Bersama.

20

Rasio leverage (Solvabilitas) dihitung sebagai

laba terhadap biaya Harapan Bersama, adalah

membagi laba sebelum Harapan Bersama dan pajak

(EBIT) dengan biaya Harapan Bersama.

Laba terhadap biaya Harapan Bersama =Laba Sebelum Bunga dan Pajak

Biaya Bunga

3). Penutupan beban tetap.

Rasio Leverage (solvabilitas) dihitung sebagai

penutupan biaya tetap, hampir sama dengan

rasio laba terhadap biaya Harapan Bersamaa,

tetapi ditambahkan biaya-biaya lain misalnya

biaya sewa peralatan (Leasing) dan menanggung

kewajiban jangka panjang atas dasar kontrak

sewa.

Penutupan biaya tetap =Laba Sebelum Pajak + Biaya Bunga + Kewajiban Sewa

Biaya Bunga + Kewajiban Sewa

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas menggambarkan seberapa jauh

perusahaan menggunakan sumber daya yang

dimilikinya secara efektif. Rasio efektivitas

membandingkan antara tingkat penjualan dan

investasi pada berbagai jenis harta. Kalau rasio

aktifitas dijadikan sebagai patokan maka dengan

sendirinya diperlukan adanya keseimbangan yang

layak antara penjualan dengan beberapa unsur harta21

seperti misalnya persediaan, piutang, harta tetap

dan harta-harta lainnya.

Rasio-rasio aktifitas dapat meliputi :

1). Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Rasio aktifitas artinya rasio yang

membandingkan antara penjualan dengan

persediaan.

Perputaran Persediaan = Penjualan

Persediaan

Makin tinggi angka ratio perputaran

persediaan berarti makin baik karena perusahaan

tersebut tidak menyimpan persediaan dalam

jumlah yang berlebihan. Penyimpanan harta dalam

jumlah yang berlebihan membiarkan harta tidak

produktif atau merupakan investasi dengan

tingkat pengembalian rendah atau bahkan mungkin

sama dengan nol. Dalam menghitung rasio

perputaran persediaan ada 2 (dua) masalah yang

perlu diperhatikan, yang pertama adalah

menyangkut kesesuaian satuan dari penjualan dan

persediaan. Penjualan biasanya dihitung sesuai

dengan harga pasar. Sedangkan persediaan

dihitung atas dasar biaya. Untuk mengatasi hal

tersebut maka ada beberapa perusahaan yang

menggunakan harga pokok penjualan (HPP) sebagai

pengganti harga penjualan pasar. masalah

22

lainnya adalah bahwa penjualan terjadi

sepanjang tahun sedangkan untuk persediaan

menunjukkan angka pada saat tertentu. Oleh

karena itu untuk mengatasi hal seperti ini maka

digunakan angka rata-rata atau angka persediaan

awal ditambah persediaan akhir kemudian dibagi

dua. Apabila kegiatan perusahaan bersifat

musiman atau mengalami kenaikan dan penurunan

penjualan yang sangat tajam sepanjang tahun

maka perlu diadakan beberapa kebijakan-

kebijakan atau penyesuaian-penyesuaian.

2). Perputaran Harta Tetap (Fixed Assets Turn Over)

Perputaran harta tetap membandingkan antara

penjualan dengan harta tetap bersih.

Perputaran Harta Tetap = Penjualan

Harta Tetap Bersih

Semakin tinggi tingkat perputaran harta tetap

berarti semakin baik, maksudnya penggunaan

peralatan dan mesin untuk berproduksi semakin

efisien.

3). Perputaran Harta (Total Assets Turn Over)

Rasio aktifitas juga dapat dihitung sebagai

perputaran harta yang memperlihatkan

perputaran Harapan Bersamaan dengan cara

memperbandingkan seluruh penjualan dengan

seluruh harta.

23

Perputaran Harta = Penjualan

Jumlah Harta

Hasil perhitungan ini menunjukkan volume

bisnis yang dihasilkan perharta yang

diinvestasikan. Makin tinggi angka yang

dihasilkan berarti perusahaan tersebut makin

baik karena menghasilkan volume bisnis yang

relatif tinggi.

D. Rasio Profitabilitas atau Rasio Rentabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan

efektivitas manajemen jika dilihat dari laba yang

dihasilkan terhadap penjualan dan investasi yang

dihasilkan. Profitabilitas merupakan kinerja yang

dihasilkan oleh manajemen. Profitabilitas dapat

dilihat sebagai marjun laba atas penjualan dan

hasil pengembalian modal sendiri (Return On Net

Worth).

1). Margin Laba Atas Penjualan

Rasio profitabilitas dihitung sebagai

margin laba atas penjualan. Margin (Profit

Margin On Sales) dihitung dari laba bersih

sesudah pajak dibagi dengan penjualan,

menghasilkan laba untuk setiap rupiah (atau

satuan moneter lain).

Margin Laba Atas Penjualan =Laba Bersih (SHU)

Penjualan24

Makin tinggi angka yang diperoleh dari

pembagian tersebut berarti makin baik karena

dihasilkan laba (SHU bagi koperasi) yang

relatif besar terhadap penjualan.

2). Hasil Pengembalian Modal Sendiri (Return On

Net Worth).

Rasio profitabilitas ini menggambarkan

tingkat hasil pengembalian dari investasi

pemegang saham atau pemilik modal. Besar

kecilnya tingkat pengembalian modal

ditentukan dari hasil pembagian antara rasio

laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

Hasil Pengembalian Modal Sendiri = Laba BersihModal Sendiri

3). Hasil Pengembalian Harta (Return On Total

Assets).

Rasio profitabilitas dihitung sebagai hasil

pengembalian harta merupakan suatu ukuran

dari efektifitas perusahaan dalam

memanfaatkan seluruh sumber dayanya. Kadang-

kadang disebut dengan hasil pengembalian atas

investasi,ROI(Return On Investment) Berdasarkan

perhitungan sebelum pajak maka rasionya

adalah EBIT (Earning Before Interest and Tax)/Total

25

Assets), laba sebelum Harapan Bersamaa dan

pajak dibagi dengan jumlah harta.

Apabila dalam perhitungan, diperhitungkan

faktor pajak, maka formula perhitungannya

menjadi sebagai berikut :

Hasil pengembalian harta =Laba bersih - Bunga (1- T)

Jumlah harta

Menurut I. Fred Weston, Thomas E.

Copeland dalam buku Manajemen Keuangan

secara garis besar rasio-rasio keuangan

di samping rasio likuiditas, rasio

leverage (solvabilitas), rasio aktifitas,

rasio profitabilitas dapat pula dihitung

rasio pertumbuhan dan rasio penilaian.

Rasio pertumbuhan memberikan gambaran

tentang kemampuan perusahaan untuk

mempertahankan posisi ekonominya baik di

dalam industrinya maupun di dalam

kegiatan ekonomi secara menyeluruh.

Pertumbuhan ekonomi, industri dan

pertumbuhan perusahaan mencerminkan

adanya faktor-faktor inflasi dan faktor-

faktor lainnya yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan riil. Sedangkan rasio

penilaian menggambarkan kemampuan

26

manajemen dalam menciptakan nilai pasar

yang melampaui biaya investasi. Rasio

penilaian merupakan ukuran prestasi

perusahaan yang terkadang dianggap paling

lengkap karena mencerminkan rasio resiko

dan rasio hasil pengembalian. Sebagai

contoh rasio penilaian misalnya rasio

harga terhadap laba (Price to Earning) dari

saham. Rasio penilaian yang lain yang

tidak kala pentingnya adalah rasio harga

pasar saham dibandingkan dengan nilai

buku. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai

pasar keuangan berkaitan erat dengan

manajemen dan organisasi perusahaan yang

sedang beroperasi. Sedangkan dalam

pengertian lain, nilai buku merupakan

nilai historis dari harta fisik suatu

perusahaan. Perusahaan yang sehat dengan

manajemen dan organisasi yang kuat akan

berfungsi secara efisien serta akan

memiliki nilai pasar yang lebih tinggi

daripada nilai buku harta fisiknya atau

paling tidak sama.

27

7. Penggunaan Rasio Keuangan Dan

Keterbatasannya

a. Penggunaan Rasio-Rasio Keuangan

Telah diuraikan sebelumnya bahwa analisa

rasio keuangan dapat dipergunakan untuk

menganalisis dan mengevaluasi kinerja usaha

dari suatu perusahaan atau koperasi. Hal

tersebut diterapkan untuk kepentingan

intern dan atau kepentingan ekstern.

Maksudnya penggunaan rasio analisis

keuangan tersebut untuk mengevaluasi

kinerja usaha dari perusahaan sendiri atau

perusahaan lain yang akan atau sedang dalam

huHarapan Bersamaan bisnis atau usaha.

Dalam analisis rasio keuangan dapat dipilih

jenis rasio-rasio yang paling sesuai dengan

tujuan analisis. Jenis-jenis analisis

tersebut dianggap saling melengkapi.

Sedangkan yang tidak saling menunjang atau

28

yang tidak begitu jelas pada rasio tertentu

dapat diperkuat dengan rasio yang lain.

Sebagai contoh misalnya seorang manajer

perkreditan dari suatu lembaga perbankan

dalam melaporkan perkembangan keuangannya

umunya hanya memilih tiga jenis rasio-rasio

keuangan dari suatu perusahaan/koperasi

yang bertujuan memanfaatkan fasilitas

kredit dari bank sebagai dasar untuk

mengevaluasi kinerja perusahaan tersebut.

Ketiga rasio yang dimaksud adalah rasio

utang terhadap jumlah harta, salah satu

rasio dari rasio likuiditas misalnya rasio

lancar atau rasio cepat dan rasio

profitabilitasnya. Dengan demikian manajer

perkreditan dari bank akan dapat dengan

mudah mengetahui besarnya modal sendiri

yang dimiliki, besarnya kewajiban jangka

pendeknya demikian pula terhadap prospek

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba29

pada kegiatan bisnis atau usaha dari

perusahaan itu. Berdasarkan kondisi-kondisi

seperti itu maka manajer kredit dapat

mempertimbangkan kinerja dari perusahaan

yang akan mengambil kredit apakah layak

untuk dikabulklan atau direalisasikan

permohonannya atau tidak direalisasikan

permohonan kreditnya.

b.Keterbatasan Penggunaan Analisis Rasio

Keuangan

Walaupun rasio keuangan dianggap

sangat berguna akan tetapi tidak terlepas

dari keterbatasan-keterbatasan sehingga

hendaknya dipergunakan dengan sangat hati-

hai atau bijaksana. Salah satu keterbatasan

penggunaan analisis rasio keuangan adalah

berawal dari data keuangan itu sendiri.

Rasio-rasio keuangan disusun dari data-data

akuntansi dan data tersebut dipengaruhi

30

oleh cara-cara penafsiran yang berbeda dan

bahkan dapat merupakan hasil manifulasi.

Sebagai contoh misalnya jika ada dua

perusahaan yang menggunakan metode

penyusutan dan penilaian pesediaan yang

berbeda maka tentu hal ini sangat

tergantung dari prosedur-prosedur yang

dianut, dan sebagai akibatnya adalah laba

yang dilaporkan dapat lebih tinggi dan

dapat pula lebih rendah. Perbedaan-

perbedaan lainnya misalnya pada prosedur

pengeluaran dana untuk kegiatan penelitian

dan pengembangan, pengeluaran dana untuk

dana pensiun, pengeluaran dana untuk

jaminan produk atau pada piutang macet,

pada perbedaan tahun fiskal dan lain-lain

sebagainya. Jadi pada prinsipnya jika rasio

kedua perusahaan dibandingkan maka

diperlukan adanya analisis data akuntansi

yang dipergunakan sebagai dasar untuk31

perhitungan rasio dan mengadakan studi

perbandingan atas berbagai bentuk

perbedaan-perbedaan yang dianggap sebagai

perbedaan pokok atau utama.

Seorang manajer keuangan harus sangat

berhati-hati dalam menentukan atau

menetapkan apakah suatu rasio tertentu

dianggap baik atau buruk sehingga

diperlukan tambahan data untuk dapat

melengkapinya. Salah satu contoh misalnya

rasio perputaran persediaan yang sangat

tinggi dapat menunjukkan adanya kekurangan

jumlah persediaan dan besar kemungkinannya

terjadi kehabisan persediaan. Dalam hal

seperti ini jika ditemukan perbedaan rasio

keuangan dengan rasio standar dari rata-

rata industri maka sebaiknya diperlukan

penelitian yang lebih mendalam untuk

menentukan faktor-faktor penyebabnya.

Sebaliknya jika rasio keuangan sesuai atau32

sama dengan rasio-rasio industri tidak

menjamin bahwa perusahaan tersebut telah

berjalan normal atau memiliki manajemen

yang baik karena dalam waktu singkat banyak

cara untuk membuat rasio-rasio keuangan

perusahaan yang sesuai atau sama dengan

rasio keuangan rata-rata industri, ini

berarti bahwa telah terjadi manifulasi

data. Untuk menghindari hal semacam ini

maka para analis harus mengembangkan

informasi dari tangan pertama untuk menguji

data yang ada, kegiatan operasi perusahaan

dan sistem manajemen yang sesungguhnya yang

diterapkan. Para analis hendaknya tidak

dapat terlena atau langsung mempercayai

data-data yang seusia dengan data standar

industri (rasio-rasio industri).

Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa analisis rasio-rasio keuangan

merupakan alat yang sangat berguna seperti33

misalnya metode analisis yang lain dimana

alat tersebut harus digunakan dengan hati-

hati serta bijaksana. Analisis rasio-rasio

keuangan adalah merupakan suatu bagian

penting dari proses penelitian untuk

mengevaluasi kinerja suatu perusahaan, akan

tetapi masih harus dilengkapi dengan

informasi-informasi lain yang menunjang dan

dapat diperoleh apabila para analis terjun

langsung ke perusahaan-perusahaan yang

dimaksud.

8. Kinerja Keuangan

9. Evaluasi Kinerja Keuangan

Untuk mendapatkan data tentang

perkembangan usaha perusahaan perlu diadakan

interprestasi atau analisis tentang data-data

keuangan perusahaan yang bersangkutan. Data-

data keuangan itu tercermin di dalam laporan

keuangannya.

34

Laporan keuangan (Financial) memberikan

ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu

perusahaan dimana neraca mencerminkan nilai

aktiva utang dan modal sendiri pada suatu saat

tertentu. Sedangkan laporan rugi laba

mencerminkan nilai aktiva, utang dan modal

sendiri pada saat tertentu, dan laporan

keuangan mencerminkan hasil-hasil yang dicapai

selama periode tertentu.

Menganalisis laporan keuangan perusahaan

sangat bermanfaat bagi pimpinan perusahaan

untuk mengetahui keadaan dan perkembangan

perusahaan yang dipimpinnya artinya diketahui

hasil-hasil keuangan yang telah dicapai di

waktu-waktu yang lalu maupun keadaan sekarang,

atau yang sedang berjalan. Di samping itu dapat

pula diketahui kelemahan-kelemahan dan hasil-

hasil yang sudah dianggap cukup baik.

Hasil-hasil analisis tentang keadaan

keuangan perusahaan dapat pula bermanfaat35

untuk memperbaiki penyusunan rencana

perusahaan untuk tahun-tahun yang akan datang.

Banyak pihak yang kepentingan terhadap

kinerja keuangan perusahaan. Pihak-pihak yang

dimaksud adalah di samping untuk kebutuhan

internal perusahaan juga terhadap para

kreditur dan para investor atau pihak di luar

perusahaan.

Analisis/evaluasi kinerja keuangan pada

dasarnya dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara

yaitu analisis historis dan analisis

komparatif.

a. Analisis Historis (Data Periode Lalu)

Analisis historis membandingkan rasio-

rasio dari beberapa tahun lalu dengan rasio

keuangan sekarang maupun terhadap rasio-

rasio untuk waktu-waktu yang akan datang

dari perusahaan yang sama. Misalnya Current

Ratio tahun 2012 dibandingkan dengan tahun-

36

tahun sebelumnya. Dengan membandingkan

rasio-rasio tersebut dari tahun-tahun ke

tahun akan diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi dari tahun ke tahun.

b. Analisis Komparatif (Rata-rata Industri)

Analisis komparatif dimaksudkan adalah

untuk membandingkan rasio-rasio dari suatu

perusahaan (koperasi) dengan rasio-rasio

keuangan dari perusahaan lain yang sejenis

atau industri untuk waktu yang sama. Dengan

membandingkan rasio-rasio

perusahaan/koperasi dengan rasio industri

dapat diketahui apakah perusahaan/koperasi

dalam aspek keuangan (finansial) berada di

atas rata-rata rasio industri atau di

bawahnya. Rasio-rasio industri yang

dijadikan pembanding (Syafaruddin Alwi,

1997) dapat dilihat pada tabel berikut :

37

Tabel 2.1. Rasio-rasio Keuangan Standar (Rata-

rata Industri)

No

.Komponen

Persentase (Rata-rata

Industri)

1.

2.

3.

4.

Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar

b. Rasio Cepat

Rasio Solvabilitas

a. Debt Equity Ratio

b. Debt/Total Assets

Ratio

Ratio Aktivitas

Perputaran persediaan

(TotalAssets Turn

Over)

Rasio Profitabilitas

a.Profit Margin On

Sales

b.Hasil pengembalian

atas modal

250 %

150 %

200 %

50 %

2,5 kali

6 %

40 %

38

Sumber : Alat-alat Analisis Dalam

Pembelanjaan.

Sedangkan untuk menilai kesehatan

koperasi digunakan rasio standar yang

ditetapkan oleh Dirjen Pembinaan Koperasi yang

meliputi komponen-komponen penilaian seperti

Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas atau

yang disingkat RLS dengan standar dan bobot

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2. Rasio Standar Keuangan Koperasi

NO KOMPONENSTANDAR

(%)

REALISAS

I

(%)

BOBOT

(%)

NILA

I

(%)

1.

2.

3.

Rentabili

tas

Likuidita

s

Solvabili

tas

10

125

110

-

-

-

40

30

30

-

-

-

39

Jumlah 100

Sumber : Koperasi Kabupaten Bulungan

Dari komponen penilaian yang ditetapkan

dari Direktorat Jenderal Pembinaan Koperasi

tersebut dapat dijelaskan bahwa apabila

rentabilitas koperasi mencapai 10 %,

likiuditas dicapai sebesar 125 % dan

Solvabilitasnya sebesar 110 % maka koperasi

yang bersangkutan dinilai baik dan dapat

memperoleh peringkat B (baik). Semakin tinggi

rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas

yang dicapai oleh koperasi maka semakin

tergolong sehat koperasi yang bersangkutan.

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Penelitian ini termasuk jenis penelitian

deskriptif studi kasus, artinya suatu penelitian

yang mempelajari secara mendalam tentang Koperasi

Pegawai Negeri “Harapan Bersama” Sekretariat

Kabupaten Bulungan sekarang dan interaksinya pada

tahun-tahun yang lalu.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Adapun yang menjadi obyek penelitian pada

penulisan skripsi ini adalah pada Koperasi Pegawai

Negeri “Harapan Bersama” Kantor Sekretariat

Kabupaten Bulungan . Dan waktu penelitian kurang

lebih tiga bulan dari Bulan Januari – Maret.

C. Rincian Data Yang Diperlukan

Adapun rincian data yang diperlukan untuk

penulisan ini adalah sebagai berikut :

41

1. Gambaran umum KPN “Harapan Bersama” Kantor

Sekretariat Kabupaten Bulungan.

2. Struktur Organisasi

3. Penyajian data penelitian

4. Gambaran manajemen keuangan dan variabel

penelitian Koperasi Pegawai Negeri “Harapan

Bersama” Kabupaten Bulungan.

D. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan metode sebagai berikut :

a. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) . Teknik

ini dilakukan dengan cara membaca atau

mempelajari buku-buku literature yang erat

kaitannya dengan penulisan skripsi ini.

b. Penelitian Lapangan (Field Research) meliputi :

a. Observasi dilakukan dengan menetapkan sasaran

pengamatan terlebih dahulu. Sasaran pengamatan

meliputi unit-unit usaha yang menunjang42

kemajuan usaha koperasi yang meliputi usaha

Wartel, waserda serta kegiatan-kegiatan

organisasi koperasi lainnya.

b. Interview atau wawancara adalah merupakan

suatu metode yang dilakukan dengan jalan

wawancara langsung dengan manajer koperasi,

dan sejumlah anggotanya yang “Harapan Bersama”

dengan penulisan skripsi ini.

E. Alat Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan dalam

penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Neraca dan Laporan rugi laba (R/L)

komparatif/historis Koperasi ”HARAPAN BERSAMA”

Kantor Sekretariat Kabupaten Bulungan dari

tahun buku 2010 sampai dengan tahun buku 2012.

2. Menghitung rasio-rasio keuangan Koperasi Pegawai

Negeri (KPN) ”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat

Kabupaten Bulungan dari tahun buku 2010 sampai

dengan tahun buku 2012, yang meliputi kelompok :

43

a. Rasio likuiditas.

b. Rasio solvabilitas atau leverage.

c. Rasio aktivitas.

d. Rasio profitabilitas.

3. Analisis Dan Evaluasi

a. Analisis Historis dan Komparatif

Dari penyusunan neraca dan laporan rugi

laba (Laporan Hasil Usaha) bagi KPN ”HARAPAN

BERSAMA” selama 4 (empat) tahun yakni dari

tahun buku 2008 sampai dengan tahun buku 2011

maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan

perusahaan/koperasi yang meliputi rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio

aktivitas dan rasio profitabilitas.

Perhitungan rasio-rasio tersebut dimaksudkan

untuk mengetahui perkembangan finansiil

Koperasi Pegawai Negeri (KPN) ”Harapan

Bersama” Kantor Sekretariat Kabupaten

Bulungan. Hasil-hasil perhitungan rasio-rasio

keuangan tersebut kemudian dianalisis untuk44

menentukan kinerja Koperasi Pegawai Negeri

(KPN) ”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat

Kabupaten Bulungan.

b. Evaluasi Kinerja Keuangan Koperasi Pegawai

Negeri (KPN) ”Harapan Bersama” Kantor

Sekretariat Kabupaten Bulungan

Kinerja keuangan Koperasi Pegawai Negeri

(KPN) ”Harapan Bersama” Kantor Sekretariat

Kabupaten Bulungan dapat dilihat dari

perkembangan laporan finansial (keuangan)

selama 1 tahun yakni dari tahun 2010 buku

sampai dengan tahun buku 2011 setelah

dibandingkan dengan rasio-rasio standar, baik

terhadap rasio standar yang ditetapkan oleh

Departemen Koperasi maupun rasio-rasio standar

perusahaan atau rasio rata-rata industri.

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1.Profil KPN “HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah

Kabupaten Bulungan.

KPN ”HARAPAN BERSAMA”Sekretariat Daerah

Kabupaten Bulungan berdiri pada tahun 1987.

mendapatkan status sebagai Badan Hukum (BH)

Koperasi dari Kantor Wilayah Departemen Koperasi

Propinsi Kalimantan Timur pada tanggal 25 Juli

1987, dengan No. 4725/BH/VII/1987. Sejak berdiri

hingga sekarang telah 14 kali menyelenggarakan

Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan sudah 5 kali

mengalami penggantian pengurus.

a. Organisasi Dan Manajemen

Jumlah pengurus dan pengawas KPN ”HARAPAN

BERSAMA” sebanyak 5 orang, sedangkan karyawan

sebanyak 11 orang. Karena anggota KPN ”HARAPAN

BERSAMA” jumlahnya relatif besar, pengurus46

mengangkat manajer untuk menjalankan dan

mengelola koperasi setiap hari. Pengurus dan

pengelola bekerja berdasarkan job description

(pembagian kerja) supaya dapat efektif dan

efisien. Struktur organisasi KPN ”HARAPAN

BERSAMA” dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 1. Struktur Organisasi KPN ”HARAPAN BERSAMA”

Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan

47

PembinaPengurus

Pengelola/Manajer

BagianAdministrasiDan Keuangan

Bagian Operasional

Bagian U S P

Akuntansi

Kasir

Administrasi

Pertokoan

Foto copy

Beras

UnitS P

Penjualan/Pemasaran

Pembukuan

Sumber : KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah

Kabupaten Bulungan

b. Keanggotaan

Jumlah anggota KPN ”HARAPAN BERSAMA”

Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan selama 2

tahun terakhir; (a) Tahun buku 2010 (265

orang), (b) tahun buku 2011 (276 orang)

Penurunan jumlah anggota tersebut

disebabkan oleh antara lain pindah tugas ke

Sekretariat Daerah lain, meninggal dunia, dan

pensiun. Di samping itu penyebab lainnya adalah

karena tidak adanya penerimaan dosen-dosen baru

di lingkungan Sekretarian Daerah selama 2 (dua)

tahun terakhir. Walaupun jumlah anggota48

menurun, tetapi jumlah kekayaan (modal) KPN

”HARAPAN BERSAMA” semakin meningkat, hal itu

disebabkan karena simpanan wajib naik terus

seiring dengan kenaikan golongan masing-masing

anggota. Makin tinggi golongan anggota makin

tinggi simpanan wajibnya.

c. Adminsitrasi

Kegiatan adminsitrasi dikelompokkan ke

dalam 2 (dua) jenis kegiatan.

1.Adminsitrasi Umum

Kegiatan adminsitrasi umum terlaksana

baik karena mengacu kepada UU No. 25 Tahun

1997 tentang Perkoperasian dan didukung

dengan sistem komputerisasi.

2 .Adminsitrasi Keuangan/Akuntansi

Kegiatan adminsitrasi

keuangan/akuntansi dapat berjalan baik karena

diddukung oleh tenaga-tenaga akuntan yang

berpengalaman. Adminsitrasi49

keuangan/akuntansi dikelola dengan sistem

komputerisasi akuntansi secara penuh. Berbeda

di waktu awal pendirian proses akuntansi

berjalan lamban karena dikerjakan secara

manual.

d. Permodalan

Sumber permodalan KPN ”HARAPAN BERSAMA”

Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan

didapatkan dari 2 (dua) sumber yaitu :

a. Sumber internal yang terdiri atas simpanan

pokok, simpanan wajib, cadangan koperasi,

simpanan sukarela, donasi dan sumber-

sumber internal lainnya yang sah.

b. Sumber eksternal terdiri atas kredit-

kredit yang diperoleh dari lembaga-lembaga

perbankan (bank).

Selama 2 (dua) tahun (2010 – 2011)

terakhir jumlah modal yang dioperasikan KPN

”HARAPAN BERSAMA”Seretariat Daerah

menurun, disebabkan karena selama 2 tahun50

terakhir modal pinjaman dari bank untuk

sementara dihentikan karena tingkat suku

Harapan Bersamaa bank masih relatif tinggi.

Kerjasama dengan lembaga perbankan nanti

dilanjutkan lagi pada tahun buku 2010

karena tingkat suku Harapan Bersamaa sudah

berangsur-angsur sudah mulai menurun yakni

antara 15 % sampai 17 % pertahun.

e. Unit Usaha

Unit-unit usaha yang dijalankan oleh

KPN ”HARAPAN BERSAMA” Kabupaten Bulungan

meliputi :

1. Unit usaha simpan-pinjam (perkreditan).

2. Unit usaha pertokoan.

3. Unit usaha perberasan.

4. Unit usaha foto copy.

Unit usaha yang memberikan kontribusi

terbesar kepada KPN ”HARAPAN BERSAMA” adalah

usaha simpan pinjam (perkreditan) dan unit

usaha pertokoan. Unit usaha foto copy dan51

unit usaha beras kontribusinya masih rendah

karena harga beras dan tarif foto copy sudah

sangat bersaing dengan usaha-usaha foto copy

lainnya di tempat yang tidak berjauhan.

B. Laporan Keuangan KPN ”HARAPAN BERSAMA” Kabupaten

Bulungan

Untuk mengetahui gambaran perkembangan kemajuan

keuangan Koperasi Pegawai Negeri (KPN) ”HARAPAN

BERSAMA” di bawah ini disajikan data atau neraca dan

laporan hasil usaha (Laporan R/L) KPN ”HARAPAN

BERSAMA” dari tahun 2010 sampai dengan tahun buku

2011 sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

Sedangkan Laporan Sisa Hasil Usaha (laporan R/L)

KPN ”HARAPAN BERSAMA” selama tahun 2011, 2010, 2009

dan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

1. Pembahasan dan Analisis52

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari

hasil penelitian khususnya data tentang Laporan

Keuangan KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah

Kabupaten Bulungan yang terangkum dalam neraca dan

Laporan Hasil Usaha (R/L) selama 4 tahun buku yakni

dari tahun buku 2008 hingga tahun buku 2011 maka

dapat dihitung rasio keuangan sebagai berikut.

2. Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan KPN ”HARAPAN

BERSAMA” Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan.

Rasio-rasio keuangan KPN ”HARAPAN BERSAMA”

kopertis Wilayah Kabupaten Bulungan yang dihitung

meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas

(leverage), rasio aktivitas dan rasio

profitabilitas atau rentabilitas.

1. Rasio Keuangan Tahun 2010

Berdasarkan neraca dan laporan sisa hasil

usaha KPN ”HARAPAN BERSAMA” Kopertis

sebagaimana yang tertera dalam tabel 3 dan

53

tabel 4,maka dapat dihitung rasio-rasio sebagai

berikut

a. Rasio Likuiditas

- Dihitung sebagai rasio lancar.

Rasio Lancar =Aktiva LancarHutang Lancar

=1.602.084.584,731.460.356.597,41

= 109 % (1,09 kali)

- Dihitung sebagai rasio cepat.

Rasio Cepat =Aktiva Lancar - Persediaan

Kewajiban Lancar

=

1.602.084.584,73−40.933.487,001.460.356.597,41

= 106 % (1,06 kali)

b. Rasio Solvabilitas

- Dihitung sebagai rasio solvabilitas

atau leverage.

Rasio Solvabilitas=Jumlah AktivaJumlah Hutang

54

=3.018.783.513,732.618.387.577,41

= 115 %

Rasio Hutang =Jumlah HutangJumlah Aktiva

=2.618.387.577,413.018.783.513,73

= 71,24 %

c. Rasio Aktifitas

- Dihitung sebagai perputaran

persediaan (Inventory Turn Over).

Perputaran Persediaan =PenjualanPersediaan

=244.852.383,0040.933.487,00

= 5,98 kali

d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas

- Dihitung sebagai margin laba atas

penjualan (Profit Margin On Sales).

Margin Laba Atas Penjualan =

SHU BersihPenjualan

55

=14.798.396,91244.852.283,00

= 6 %

- Dihitung sebagai hasil pengembalian

modal sendiri (Return On Net Worth).

Hasil Pengembalian Atas Modal :

=SHUBersih

Modal

=14.798.396,66400.395.936,72

= 3,6 %

2. Rasio Keuangan Tahun 2009

Berdasarkan neraca dan laporan Hasil

Usaha (R/L) tahun 1998 sebagaimana tabel 3

dan tabel 4 maka dapat dihitung rasio-rasio

sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas

- Dihitung sebagai rasio lancar.

Rasio Lancar =Aktiva lancarHutang Lancar

=1.303.464.109,56950.457.886,22

56

= 137 %

- Dihitung sebagai rasio cepat.

Rasio Cepat =Aktiva Lancar - Persediaan

Hutang Lancar

=1.303.464.109,53−53.865.916,00

950.457.886,22

= 131 %

b. Rasio Solvabilitas

- Dihitung sebagai rasio solvabilitas atau

leverage.

Rasio Solvabilitas =Jumlah aktivaJumlah Hutang

=1.519.437.550,001.082.453.024,22

= 140 %

Rasio hutang =Jumlah HutangJumlah Aktiva

=1.082.453.024,221.519.437.550,00

= 71 %

c. Rasio Aktifitas

57

- Dihitung sebagai perputaran persediaan

(Inventory Turn Order).

Perputaran Persediaan=PenjualanPersediaan

=138.915.170,0053.865.916,50

= 2,57 kali

d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas

- Dihitung sebagai margin laba atas

penjualan (profit margin on sales).

Margin Laba Atas Penjualan =

SHU BersihPenjualan

=22.732.469,37138.915.170,00

= 16 %

- Dihitung sebagai hasil pengembalian

modal sendiri (return on net worth).

Hasil Pengembalian Atas Modal :

=SHU Bersih

Modal

58

=22.732.469,37436.984.526,64

= 5,2 %

3. Rasio Keuangan Tahun 2010

Berdasarkan neraca dan laporan Hasil

Usaha (R/L) KPN ”HARAPAN BERSAMA”

Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan tahun

2010 sebagaimana tabel 3 dan 4 maka dapat

dihitung rasio-rasio sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas

- Dihitung sebagai rasio likuiditas atau

lancar.

Rasio Likuiditas =Aktiva LancarHutang Lancar

=791.720.412,50341.322.369,05

= 231 %

- Dihitung sebagai rasio cepat.

Rasio Cepat =Aktiva Lancar - Persediaan

Hutang Lancar

=791.720.412,50−52.666.421,00

341.322.369,0559

= 216 %

b. Rasio Solvabilitas atau Rasio Hutang

- Dihitung sebagai rasio solvabilitas

atau leverage.

Rasio Solvabilitas=Jumlah HartaJumlah Hutang

=867.792.151,04341.322.369,05

= 254 %

Rasio Hutang =Jumlah HutangJumlah Aktiva

=341.322.369,05867.792.151,04

= 39,33 %

c. Rasio Aktifitas

- Dihitung sebagai perputaran

persediaan (Inventory Turn Order).

Perputaran Persediaan =PenjualanPersediaan

60

=195.753.525.0052.866.421,00

= 3,70 kali

d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas

- Dihitung sebagai margin laba atas

penjualan (Profit Margin On Sales).

Margin Laba Atas Penjualan =

SHU BersihPenjualan

=74.169.480,75195.753.525,00

= 37,8 %

- Dihitung sebagai hasil pengembalian

modal sendiri (Return On Net Worth).

Hasil Pengembalian Atas Modal :

=SHU Bersih

Modal

=74.169.480,75526.469.781,99

= 14,08 %

4. Rasio Keuangan Tahun 201161

Berdasarkan neraca dan Laporan Hasil

Usaha KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat

Daerah Kabupaten Bulungan tahun 2011

sebagaimana tabel 3 dan 4 maka dapat

dihitung rasio-rasio sebagai berikut :

a. Rasio Likuiditas

- Dihitung sebagai rasio likuiditas atau

rasio lancar.

Rasio Lancar =Aktiva LancarHutang Lancar

=740.946.627,00211.632.074,51

= 350 %

- Dihitung sebagai rasio cepat.

Rasio Cepat =

Aktiva Lancar - PersediaanHutang Lancar

=740.946.627,20−47.371.534,00

211.632.074,51

= 327 %

b. Rasio Solvabilitas

62

- Dihitung sebagai rasio solvabilitas

atau leverage.

Rasio Solvabilitas =Jumlah aktivaJumlah Hutang

=812.906.143,20211.632.074,51

= 140 %

Rasio Hutang =Jumlah HutangJumlah Aktiva

=211.632.074,20812.906.143,20

= 26 %

c. Rasio Aktifitas

- Dihitung sebagai perputaran

persediaan (inventory turn order).

Perputaran Persediaan =PenjualanPersediaan

=138.915.170,0053.865.916,00

= 2,57 kali

d. Rasio Profitabilitas atau Rentabilitas

63

- Dihitung sebagai margin laba atas

penjualan (Profit Margin On Sales).

Margin Laba Atas Penjualan =

SHU BersihPenjualan

=95.085.528,06180.711.000,00

= 52,6 %

- Dihitung sebagai hasil pengembalian

modal sendiri (Return On Net Worth).

Hasil Pengembalian Atas Modal :

=SHU Bersih

Modal

=95.085.528,06601.274.068,69

= 15,8 %

C. Analisis Historis

Untuk mengetahui perkembangan keadaan keuangan

KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah Kabupaten

Bulungan dapat digunakan analisis historis.

64

Analisis historis membandingkan rasio-rasio

keuangan sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio

keuangan sebelumnya atau di waktu-waktu yang lalu.

Di dalam analisis historis dapat dilihat kenaikan

atau penurunan kinerja keuangan yang dicapai oleh

setiap organisasi setiap tahunnya.

1. Rekapitulasi Hasil-hasil Perhitungan Rasio-Rasio

Keuangan KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah

Kabupaten Bulungan dari Tahun 2008 sampai dengan

Tahun 2011

Rekapitulasi hasil perhitungan rasio-rasio

keuangan KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat Daerah

Kabupaten Bulungan dari tahun 2008 sampai dengan

tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 5 berikut

2. Analisis Perkembangan Rasio-rasio keuangan KPN

”HARAPAN BERSAMA” Kopertis Wilayah Kabupaten

Bulungan (2008 – 2011)

65

Dari rangkuman atau rekapitulasi perhitungan

rasio-rasio keuangan KPN ”HARAPAN BERSAMA” dari

tahun buku 2008 sampai dengan tahun buku 2011,

maka dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Rasio likuiditas KPN ”HARAPAN BERSAMA”

disajikan dalam 2 (dua) jenis yaitu rasio

lancar dan rasio cepat. Kedua jenis rasio ini

paling umum digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk memenuhi/membayar kewajiban

jangka pendeknya. Rasio likuiditas KPN

”HARAPAN BERSAMA” pada tahun 1997 sangat

rendah yakni rasio lancar 109 % atau 1,09

kali, sedangkan rasio cepat hanya 106 % atau

1,06 kali. Jika dibandingkan dengan rasio-

rasio penilaian (rasio tertimbang) yang

ditetapkan oleh Dinas Koperasi untuk menilai

kesehatan koperasi yaitu untuk rasio

likuiditas paling rendah 125 % atau 1,25 kali.

Maka rasio likuiditas KPN ”HARAPAN BERSAMA”

baik rasio lancarnya maupun terhadap rasio

cepatnya tergolong agak rendah (kurang sehat).

Penyebab rendahnya rasio likuiditas disebabkan

karena di samping krisis moneter yang

menyebabkan harga-harga sangat berfluktuasi

tinggi, juga karena kesalahan kebijakan

pengurus yang menyalurkan pinjaman (kredit)

66

kepada non anggota. Piutang kepada non anggota

tidak efektif pengembaliannya. Pada tahun buku

1998 rasio likuiditas KPN ”HARAPAN BERSAMA”

sudah mulai membaik yakni rasio lancar sebesar

137 % atau 1,37 kali dan rasio cepat sebesar

131 % atau 1,31 kali. Naiknya rasio likuiditas

dipengaruhi oleh karena di samping

pengembalian pinjaman (kredit) dari non

anggota walaupun masih rendah jumlahnya, juga

disebabkan karena kebijakan pengurus untuk

lebih efektif dalam pengadaan barang-barang

kebutuhan anggota. Jika dibandingkan dengan

rasio standar yang ditetapkan oleh Dinas

(departemen) Koperasi, maka rasio likuiditas

KPN ”HARAPAN BERSAMA” sudah tergolong baik.

Namun jika dibandingkan dengan rasio-rasio

industri, maka rasio likuiditas KPN ”HARAPAN

BERSAMA” masih tergolong rendah. Pada tahun

buku 2010 rasio likuiditas KPN ”HARAPAN

BERSAMA” semakin membaik yakni rasio lancar

234 % (2,34 kali), sedangkan rasio cepatnya

sebesar 216 % (2,16 kali). Membaiknya rasio

likuiditas disebabkan karena piutang kepada

non anggota semakin berkurang, juga karena

akumulasi modal dari anggota (simpanan wajib)

yang bertumbuh setiap bulan, serta usaha-usaha

67

baik usaha simpan pinjam (perkreditan) dan

volume penjualan koperasi semakin meningkat.

Selain dari perbaikan usaha pengurus juga

senantiasa menjaga agar beban usaha koperasi

tidak terlalu tinggi. Pada tahun buku 2011

rasio likuiditas semakin membaik yakni rasio

lancar 350 % (3,50 kali) sedangkan rasio cepat

sebesar 327 % (3,27 kali). Membaiknya rasio

likuiditas KPN ”HARAPAN BERSAMA” disebabkan

karena pengembalian/pembayaran kredit

(pinjaman) dari non anggota yang jumlahnya

cukup besar, juga karena diversifikasi

kebutuhan anggota yang disediakan oleh KPN

”HARAPAN BERSAMA” semakin nampak. Barang-

barang elektronik sudah dapat ditingkatkan

untuk memenuhi barang-barang kebutuhan anggota

sudah dapat dipastikan, sehingga kegiatan

operasional koperasi secara berangsur-angsur

hidup dan memberi kepuasan kepada anggota.

Rasio likuiditas KPN ”HARAPAN BERSAMA” telah

melampaui rasio-rasio standar koperasi;

demikian halnya dengan rasio-rasio industri

atau di atas 200 %.

b. Rasio solvabilitas atau leverage KPN ”HARAPAN

BERSAMA” pada tahun 2008 sangat rendah yakni

115 %, artinya setiap Rp. 1 hutang hanya

68

dijamin dengan aktiva Rp. 1,15. pada tahun

buku 2008 KPN ”HARAPAN BERSAMA” Sekretariat

Daerah Kabupaten Bulungan benar-benar kurang

sehat. Besarnya hutang mencapai 86 % dari

total aktiva. Alternatif yang harus ditempuh

pengurus untuk menghindari keadaan insolvabel

adalah mengurangi hutang untuk tahun buku

berikutnya, dan meningkatkan penagihan kepada

peminjam yang berasal dari non anggota. Pada

tahun buku 2009 rasio solvabilitas KPN

”HARAPAN BERSAMA” cenderung naik, yakni

mencapai 140 %, sudah baik jika rasio standar

(tertimbang) dari Departemen Koperasi yang

besarnya 110 %, tetapi rendah jika

dibandingkan dengan rasio-rasio industri yaitu

200 %. Pada tahun buku 2010 dan 2011, rasio

solvabilitas atau leverage KPN ”HARAPAN

BERSAMA” semakin membaik, yaitu 254 % (2010)

dan 384 % (2011). Sedangkan rasio hutang

masing-masing sebesar 39,33 % (2010) dan 26 %

pada tahun buku 2011. rendahnya rasio hutang

tersebut menunjukkan bahwa hutang-hutang KPN

”HARAPAN BERSAMA” sangat aman dan mudah

dikembalikan.

c. Rasio aktifitas KPN ”HARAPAN BERSAMA” selama

tahun 2008 sampai dengan tahun buku 2011

69

relatif stabil, atau cukup baik. Khusus untuk

tahun buku 2008 rasio aktivitas mencapai 5,98

kali, karena volume penjualan memang cukup

tinggi khususnya pada barang-barang kebutuhan

anggota yang tergolong kebutuhan sehari-hari

(sembilan bahan pokok). Pada tahun buku 2009

rasio aktifitas 2,57 kali, demikian halnya

pada tahun buku 2010 dan tahun buku 2000 rasio

aktifitas masing-masing sebesar 3,70 kali dan

3,81 kali. Rasio-rasio tersebut menyimpan

persediaan dalam jumlah besar atau berlebihan.

Pada prinsipnya bahwa untuk koperasi tidak

perlu menyimpan persediaan dalam jumlah besar

karena hal itu tidak produktif. Di samping hal

tersebut anggota sebagai konsumen atau

pelanggan di koperasi sangat membutuhkan

barang-barang yang relatif baru, sehingga

kalau menyimpan barang-barang cukup lama di

koperasi kemungkinan untuk tidak laku. Rasio-

rasio industri yaitu 2,50 kali berarti rasio

efektivitas KPN ”HARAPAN BERSAMA” termasuk

baik artinya selama 4 tahun lebih tinggi dari

rasio industri.

d. Rasio profitabilitas atau rentabilitas.

- Rasio ini dinyatakan sebagai margin laba

bersih atas penjualan mempunyai

70

kecenderungan semakin tinggi dari tahun

ke tahun (2008 – 2011), dimana pada

tahun buku 2008 sebesar 6 %, pada tahun

buku 2009 sebesar 16 %, pada tahun buku

2010 sebesar 37,8 % dan pada tahun buku

2011 sebesar 52,6 %. Margin laba atas

penjualan pada tahun buku 2008 tergolong

rendah (6 %) hal itu disebabkan karena

adanya piutang ke non anggota yang

tergolong tidak efektif pengembaliannya

sehingga mempengaruhi kegiatan operasi

koperasi. Di samping hal tersebut, juga

merupakan tahun-tahun awal krisis moneter

sehingga kepastian harga barang-barang

kebutuhan anggota sulit untuk

ditanggulangi dalam jangka pendek.

Berbeda halnya pada tahun buku berikutnya

2009, 2010 dan tahun buku 2011, walaupun

harga barang-barang masih berfluktuasi,

namun dapat dengan mudah untuk

disesuaikan. Bila dibandingkan dengan

rasio industri yaitu 50 % maka dapat

dikatakan bahwa laba (SHU) per rupiah

penjualan cukup baik (2008) dan

berangsur-angsur semakin baik untuk tahun

buku 2008 sampai dengan tahun buku 2011.

71

- Sedangkan untuk rasio yang dinyatakan

sebagai hasil pengembalian atas modal

pada KPN ”HARAPAN BERSAMA” ada

kencederungan semakin membaik dari tahun

ke tahun. Walaupun pada tahun 2008 dan

tahun buku 2010 cukup rendah yakni hanya

3,6 % dan 5,2 %. Rendahnya hasil

pengembalian atas modal pada tahun 2008

dan tahun 2009 adalah akibat dari piutang

dari non anggota yang tidak lancar

pengembaliannya dan juga akibat dari

fluktuasi harga-harga barang yang tidak

menentu. Sedangkan pada tahun buku 2010

dan tahun buku 2011 mengalami kenaikan

tajam yang diakibatkan dari adanya

pengembalian pinjaman (kredit) dari non

anggota yang cukup besar dan kebijakan

pengurus dan pengelola dalam penataan

unit-unit usaha koperasi yang meliputi

baik sistem peminjaman (kredit) baik

kepada anggota maupun terhadap non

anggota dibanding dengan unit simpan

pinjam, sedangkan untuk unit usaha

pertokoan diadakan penganekaragaman

barang-barang yang dapat menyentuh

langsung kebutuhan anggota. Sedangkan

72

barang-barang yang relatif mahal harganya

ditangguhkan kembali sementara sambil

menunggu stabilnya harga barang-barang

(harga pasar).

D. Kesimpulan Analisis

Berdasarkan hasil-hasil perhitungan dan

analisis rasio-rasio keuangan KPN ”HARAPAN BERSAMA”

Kopertis Wilayah Kabupaten Bulungan, maka dapat

ditarik kesimpulan sementara, yakni sebagai

berikut :

1. Rasio likuiditas KPN ”HARAPAN BERSAMA”

Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan yang

disajikan ke dalam 2 jenis rasio yaitu rasio

lancar dan rasio cepat cenderung meningkat dari

tahun ke tahun atau dari tahun 2008 sampai dengan

tahun buku 2011 cenderung meningkat. Bila

dibandingkan dengan rasio standar penilaian

kesehatan koperasi, rasio likuiditas pada tahun

buku 2008 berada di bawah rasio standar koperasi.

Namun pada tahun buku 2008 sampai dengan 2011

rasio likuiditas KPN ”HARAPAN BERSAMA” cukup baik

artinya cukup mampu untuk memenuhi kewajiban

jangka pendeknya sedangkan kalau dibandingkan

dengan rasio-rasio industri maka rasio likuiditas

KPN digolongkan cukup aman pada tahun buku 2010

73

dan tahun buku 2011 artinya berada di atas rasio-

rasio industri (di atas 250 %). Gambar rasio-rasio

likuiditas dapat dilihat pada lampiran 7.

2. Rasio solvabilitas atau leverage KPN ”HARAPAN

BERSAMA” sangat riskan (rendah) pada tahun 2008

dan tahun buku 1998 artinya jumlah di bawah rasio

industri (200 %). Rasio hutang cenderung turun

pada tahun buku 2010 dan tahun buku 2000 artinya

cukup aman untuk memenuhi semua hutangnya jika

dilikuidasi pada saat itu. Jumlah hutang hanya

39,33 % dan 26 % dari total aktiva. Berbeda dengan

tahun 1997 dan tahun buku 2009 jumlah hutang

mendekati sama dengan jumlah aktivanya yakni 86 %

dan 71 %. Gambar rasio solvabilitas dapat dilihat

pada lampiran 8.

3. Rasio aktivitas KPN ”HARAPAN BERSAMA” cukup baik

karena sejak dari tahun buku 2008 sampai dengan

tahun buku 2011 rata-rata berada di atas rasio

industri atau 2,5 kali. Dan itu berarti bahwa KPN

”HARAPAN BERSAMA” tidak menyimpan persediaan

secara berlebihan karena dianggap tidak produktif.

Grafik rasio aktivitas dapat dilihat pada lampiran

9.

4. Rasio profitabilitas atau rentabilitas KPN

”HARAPAN BERSAMA” cenderung naik (2008 –

2011) artinya peningkatan penjualan cenderung naik

74

dari tahun ke tahun yang menyebabkan Sisa Hasil

Usaha (SHU) juga turut meningkat. Profit margin

naik dari 6 % (2008) naik menjadi 16 % (2009) dan

naik tajam pada tahun 1999 dan tahun 2010 yaitu

37,8 % (2010) dan 52,6 % (2011). Rasio

pengembalian atas modal juga semakin membaik dari

tahun ke tahun yaitu dari tahun buku 2008 sebesar

3,6 %, naik menjadi 5,2 % (2009). Demikian halnya

pada tahun 2010 dan tahun buku 2011 yaitu sebesar

14,09 % dan 15,81 %. Rasio profitabilitas akan

dapat semakin ditingkatkan jika hutang non anggota

dapat dikembalikan dalam waktu tidak lama

(segera). Gambar rasio profitabilitas dapat

dilihat pada lampiran 10.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan75

Berdasarkan latar belakang, landasan teori dan

hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. rasio likuiditas KPN ”HARAPAN BERSAMA”

menunjukkan bahwa KPN ”HARAPAN BERSAMA” cukup

mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Walaupun rasio lancar dan rasio cepat hanya

dicapai 109 % dan 106 %, itu pun tidak terlalu

membahayakan.

2. Rasio solvabilitas atau rasio hutang KPN

”HARAPAN BERSAMA” sangat rendah selama 2 (dua)

periode tahun buku yakni 2008 dan 2009. rasio

hutang mencapai 86 % (2008) dan 71 (2009). Namun

pada tahun buku 2010 dan tahun 2011 sangat

solvabel yaitu mencapai 254 % dan 384 % (2011).

Sedangkan rasio hutang semakin baik karena hanya

39,33 % dan 26 % dari total aktiva koperasi.

3. Rasio aktifitas cukup baik karena berada di atas

rasio industri artinya selama 2008 – 2011 KPN

”HARAPAN BERSAMA” tidak memiliki persediaan yang

berlebihan yang tergolong tidak produktif.

4. Rasio profitabilitas dan rentabilitas KPN

”HARAPAN BERSAMA” yang dinyatakan sebagai margin

laba (SHU) atas penjualan, maupun yang

dinyatakan sebagai hasil pengembalian atas modal

76

cukup baik dan memiliki kecenderungan untuk naik

dari tahun ke tahun. Margin laba (SHU) atas

penjualan agak rendah pada tahun 2008 dan tahun

2009, tetapi pada tahun 2010 dan tahun buku 2011

naik tajam yakni mencapai 14,09 % dan 15,81 %

pada tahun 2011. ini berarti bahwa kecenderungan

penggunaan modal dari SHU sudah tergolong besar.

B. Saran

Dari hasil analisis dan pembahasan rasio-

rasio keuangan yang telah dilakukan menunjukkan

bahwa kinerja keuangan KPN ”HARAPAN BERSAMA”

Kopertis Wilayah Kabupaten Bulungan cukup baik

dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun,

walaupun pada tahun tertentu masih didapati

rasio-rasio keuangan yang agak rendah. Untuk

mengantisipasi hal itu atau untuk meningkatkan

kinerja keuangan KPN ”HARAPAN BERSAMA” di masa-

masa yang akan datang utamanya dalam

meningkatkan profit koperasi disarankan

sebagai berikut :

1. Pengurus KPN ”HARAPAN BERSAMA” sedapat

mungkin menghindari pemberian pinjaman

(kredit) kepada non anggota (masyarakat umum)

karena dapat beresiko tinggi artinya sangat

77

sulit untuk ditagih dan berakibat menurunkan

likuiditas koperasi.

2. Untuk meningkatkan laba (SHU) koperasi perlu

diadakan penganekaragaman produk-produk

(penyediaan barang-barang) yang banyak

digemari atau yang menyentuh langsung

kebutuhan anggotanya serta keluarganya dan

masyarakat di sekitarnya.

3. Agar kegiatan operasional koperasi tidak

terganggu, maka pengawasan terhadap jalannya

maka koperasi perlu ditingkatkan atau

dijalankan secara berkesinambungan.

78

DAFTAR PUSTAKA

1. Alwi Syafaruddin, 1993. Alat-alat Analisis Dalam

Pembelajaan, Edisi Ketiga, Penerbit Andi

Offset, Yogyakarta.

2. Alwi Syafaruddin, 1994. Alat-alat Analisis Dalam

Pembelanjaan, Edisi Keempat, Penerbit Andi

Offset, Yogyakarta.

3. Anonim, 1985. Buku petunjuk Klasifikasi Koperasi

(yang disempurnakan), Penerbit Departemen

Koperasi, Jakarta.

79

4. Anonim, 1994/1995. Pedoman dan Petunjuk Teknis

Sistem Penilaian Koperasi Karyawan Mandiri,

Departemen Koperasi dan PPK, Dirjen Pembinaan

Koperasi Perkotaan, Jakarta.

5. Arikunto Suharsimi, 1993. Manajemen Penelitian,

Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

6. Assauri Sofyan, 1996. Manajemen Pemasaran, Penerbit

Rajawali Pers.

7. Baswir Rerrisond, 1997. Koperasi Indonesia, Edisi

Pertama, Penerbit BP-FE, Yogyakarta.

8. Bedford, Deorden, Anthony, Terjemahan oleh Agus

Maulana, 1992. Sistem Pengendalian Manajemen,

Cetakan Pertama, Penerbit Binarupa Hesora,

Jakarta.

9. Bowman Cliff (1993), Diterjemahkan Oleh Dodi Pakar,

Intisari Manajemen Strategik, Penerbit Ganeca

Exact Bandung.

10. Hamami Oemar, 1993. Psikologi Manajemen, Cetakan

Pertama, Penerbit Trigenda Karya, Bandung.

80

11. Handoko, Hani T, 1994. Dasar-dasar Manajemen

Produksi dan Operasi, Cetakan Kedelapan,

Penerbit BP-FE, Yogyakarta.

12. Kartadinata, Abbas, 1981. Pembelanjaan Perusahaan

(Pengantar Manajemen Keuangan), Cetakan

Pertama, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.

13. Kenangasari, Ani dkk, 1996. Sekitar Tentang Modal

dan Kemandirian Koperasi, Penerbit CV. Pionir

jaya, Bandung.

14. Narbuko Cholid dan Ahmadi Abu, 1997. Metode

Penelitian, Cetakan Pertama, Penerbit Bumi

Aksara, Bandung.

15. S. Munawir, 1993. Analisa Laporan Keuangan, Edisi

Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

16. Sukamdiyo, Ign (1996). Manajemen Koperasi, Cetakan

Pertama, Penerbit Erlangga, Jakarta.

17. Sumarni Murti, Soeprikanto John, 1997. Pengantar

Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi

Keempat, Penerbit Liberty, Yogyakarta.

81

18. Riyanto Bambang, 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan

Perusahaan, Edisi Keempat, Penerbit BP-FE,

Yogyakarta.

19. Van Horne, James C., 1994. Fundamental Of

Financial Management, Second Edition, Prentice-

Hall Inc. Englewood Cliff, New Jersey.

82