Energi
Transcript of Energi
ENERGI
Semua makhluk hidup memerlukan energi untuk melakukan
aktivitas hidupnya. Energi tersebut dapat diperoleh dari
makanan. Proses konsumsi makanan merupakan proses transfer
atau perpindahan energi.
Secara sederhana, energi adalah hal yang membuat segala
sesuatu di sekitar kita terjadi - kita menggunakan energi
untuk semua hal yang kita lakukan. Energi ada disemua benda:
manusia, tanaman, binatang, mesin, dan elemen-elemen alam
(matahari, angin, air dsb). Secara lebih ilmiah, energi
menentukan kapasitas dimana semua obyek yang ada harus
melakukan tugasnya. Energi dapat berubah menjadi bentuk lain,
seperti energi kimia, energi mekanik, energi listrik, dan
energi panas. Perubahan bentuk energi menjadi bentuk lain ini
dinamakan transformasi energi
1. Produktivitas Ekosistem
Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya Matahari.
Energi cahaya Matahari masuk ke dalam komponen biotik
melalui produsen (organisme fotoautotropik) yang diubah menjadi
energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik. Energi
kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai
tingkat tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia
tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem
untuk menerima dan menyimpan energi dinamakan produktivitas
1
ekosistem. Produktivitas ekosistem terdiri dari produktivitas
primer dan produktivitas sekunder.
a. Produktivitas Primer
Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof
sebagai produsen mengubah energi cahaya Matahari menjadi
energi kimia dalam bentuk bahan organik. Hanya sebagian
kecil energi cahaya yang dapat diserap oleh produsen.
Produktivitas primer berbeda pada setiap ekosistem, yang
terbesar ada pada ekosistem hutan hujan tropis dan
ekosistem hutan bakau
b. Produktivitas Sekunder
Produktivitas sekunder (PS) adalah kecepatan organisme
heterotrof mengubah energi kimia dari bahan organik yang
dimakan menjadi simpanan energi kimia baru di dalam
tubuhnya. Energi kimia dalam bahan organik yang berpindah
dari produsen ke organisme heterotrof (konsumen primer)
dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya sebagian
yang dapat diubah menjadi energi kimia yang tersimpan di
dalam tubuhnya sebagai produktivitas bersih.
2. Sumber Energi
Ada banyak sumber-sumber energi utama dan digolongkan menjadi
dua kelompok besar, yaitu sebagai berikut:
a. Energi Konvensional
Energi konvensional adalah energi yang diambil dari sumber
yang hanya tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak
dapat diregenerasi. Sumber-sumber energi ini akan berakhir
cepat atau lambat dan berbahaya bagi lingkungan.2
Sumber-sumber energi konvensional tidak dapat tergantikan
dalam waktu singkat, itulah mengapa disebut dengan tidak
terbarukan.Sumber-sumber energi konvensional tidak ramah
lingkungan; karena menimbulkan polusi udara, air, dan tanah
yang berdampak kepada Penurunan tingkat kesehatan dan standar
hidup.
Gambar 1. Sumber-sumber energi
Sektor energi adalah salah satu sektor terpenting di Indonesia
karena merupakan dasar bagi semua pembangunan lainnya. Ada
banyak tantangan yang terkait dengan energi, dan salah satu
hal yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia adalah
bagaimana memperluas jaringan listrik, terutama dengan
membangun infrastruktur pasokan listrik ke daerah perdesaan.
Masih ada banyak daerah perdesaan yang sering mengalami
pemadaman listrik oleh karena infrastruktur yang tidak
memadai. Banyak tempat yang tidak memiliki akses terhadap
3
infrastruktur listrik, sehingga masyarakat menggunakan sumber-
sumber energi yang mahal dan tidak efisien, seperti lampu
minyak tanah dan genset, atau kayu untuk memasak.
Gambar 2. Sumber energi primer konensional
Sumber-sumber energi konvensional primer (lihat Gambar 2)
diambil dari tanah dalam bentuk cair (minyak & petroleum), gas
(gas alam) dan padat (batubara & uranium).Sumber-sumber energi
yang ada di indonesia saat ini terdiri dari sumber minyak
yang terbatas, sumber gas alam yang cukup, dan sumber batubara
yang melimpah, serta energi panas bumi. Gambar 3
memperlihatkan bahwa minyak adalah sumber energi primer utama
di Indonesia.
Gambar 3. Konsumsi energi primer
4
b. Energi Terbarukan
Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber
alami seperti matahari, angin, dan air dan dapat dihasilkan
lagi dan lagi. Sumber akan selalu tersedia dan tidak merugikan
lingkungan.
Ada beragam jenis energi terbarukan, namun tidak semuanya bisa
digunakan di daerah-daerah terpencil dan perdesaan.Tenaga
Surya, Tenaga Angin, Biomassa dan
Tenaga Air adalah teknologi yang paling sesuai untuk
menyediakan energi di daerah-
daerah terpencil dan perdesaan. Energi terbarukan lainnya
termasuk Panas Bumi dan Energi Pasang Surut adalah teknologi
yang tidak bisa dilakukan di semua tempat. Indonesia memiliki
sumber panas bumi yang melimpah; yakni sekitar 40% dari sumber
total dunia. Akan tetapi sumber-sumber ini berada di tempat-
tempat yang spesifik dan tidak tersebar luas. Teknologi energi
terbarukan lainnya adalah tenaga ombak, yang masih dalam tahap
pengembangan.
Manfaat energi terbarukan:
1. Tersedia secara melimpah
2. Lestari tidak akan habis
3. Ramah lingkungan (rendah atau tidak ada limbah dan polusi)
5
4. Sumber energi bisa dimanfaatkan secara cuma-cuma dengan
investasi teknologi yang sesuai
5. Tidak memerlukan perawatan yang banyak dibandingkan dengan
sumber-sumber energi konvensional dan mengurangi biaya
operasi.
6. Membantu mendorong perekonomian dan menciptakan peluang
kerja
7. 'Mandiri' energi tidak perlu mengimpor bahan bakar fosil
dari negara ketiga
8. Lebih murah dibandingkan energi konvensional dalam jangka
panjang, bebas dari fluktuasi harga pasar terbuka bahan
bakar fosil
9. Beberapa teknologi mudah digunakan di tempat-tempat
terpencil
10. Distribusi Energi bisa diproduksi di berbagai tempat,
tidak tersentralisir.
Kerugian dari energi terbarukan
1. Biaya awal besar
2. Kehandalan pasokan, sebagian besar energi terbarukan
tergantung kepada kondisi cuaca.
3. Saat ini, energi konvensional menghasilkan lebih banyak
volume yang bias digunakan dibandingkan dengan energi
terbarukan.
4. Energi tambahan yang dihasilkan energi terbarukan harus
disimpan, karena infrastruktur belum lengkap agar bisa
dengan segera menggunakan energi yang belum terpakai,
6
dijadikan cadangan di negara-negara lain dalam bentuk akses
terhadap jaringan listrik.
5. Kurangnya tradisi/pengalaman, energi terbarukan merupakan
teknologi yang masih berkembang
6. Masing-masing energi terbarukan memiliki kekurangan teknis
dan sosialnya sendiri.
Sumber-sumber energi Konvensional dan Terbarukan bisa
dikonversikan menjadi sumber-sumber energi sekunder, seperti
listrik. Listrik berbeda dari sumber-sumber energi lainnya dan
dinamakan sumber energi sekunder atau pembawa energi Karen
dimanfaatkan untuk menyimpan, memindahkan atau
mendistribusikan energi dengan nyaman. Sumber energi primer
diperlukan untuk menghasilkan energi listrik.
3. Energi Dalam Ekosistem
Menurut nicianya/jabatannya makhluk hidup dibedakan menjadi
produsen, Konsumen, dan Pengurai
1. Produsen berperan sebagai pengubah senyawa anorganik
menjadi senyawa organik melalui proses fotosintesis.
Produsen biasanya adalah organisme berklorofil seperti
tanaman hijau dan ganggang/ algae. Karena mampu menyusun
makanan sendiri maka produsen disebut juga organisme
autotrof.
2. Konsumen berperan sebagai pengubah senyawa organik menjadi
senyawa organik yang lain dalam peristiwa makan dimakan.
Karena tergantung organisme lain maka konsumen disebut
organisme heterotrof. Konsumen terdiri dari, herbivore
7
(pemakan tumbuhan), karnivora (pemakan daging), omnivora
(pemakan segala) dan detritivora/detritus/pemakan sisa
organisme. Sisa organisme : kotoran , sampah, dan bangkai).
3. Pengurai/ Dekomposer berperan sebagai pengubah senyawa
organik menjadi anorganik dan dikembalikan ke alam (tanah,
air, dan udara) untuk dimanfaatkan oleh produsen. Yang
termasuk pengurai adalah bakteri, protozoa, dan jamur.
Aliran energi dalam ekosistem dapat digambarkan dengan rantai
makanan dan jaring makanan.
a. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan dari sumber
daya tumbuhan melalui seri organisme atau melalui jenjang
makan (tumbuhan - herbivora - carnivora - omnivora). Pada
setiap tahap pemindahan energi, 80%–90% energi potensial
hilang sebagai panas, karena itu langkah-langkah dalam rantai
makanan terbatas 4-5 langkah saja. Dengan perkataan lain,
semakin pendek rantai makanan semakin besar pula energi yang
tersedia.
Komponen rantai makanan meliputi produsen, konsumen, dan
pengurai. Rantai makanan dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Tipe herbivora/ tipe perumput yang diawali dengan
produsen. Misalnya: tumbuhan - herbivora - carnivora - omnivora
8
2. Tipe detritivora/detritus yang dimulai dari sisa organisme
(kotoran, sampak , bangkai). Bahan mati mikroorganisme
(detritivora: organisme pemakan sisa) predator dan bangkai.
3. Pada tipe rantai makanan parasit, terdapat organisme
lebih kecil yang
memangsa organisme lebih besar.
b. Jaring Makanan
Setiap organisme memakan lebih dari satu makanan. Sehingga
hubungan makan dan aliran energi pada ekosistem alami lebih
kompleks dibandingan hanya sekedar lantai makanan. Interaksi
ini disebut dengan jaring makanan. Jaring-jaring makanan
adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling berhubungan
dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme
membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan
organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia transfer
9
dari satu organisme ke organisme lain berlangsung melalui
interaksi makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar
organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik yang
bertingkat-tingkat.
Gambar 4. Jaring makanan
Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme
dengan sumber makanan tertentu. Tingkat trofik pertama adalah
kelompok organisme autotrop yang disebut produsen. Organisme
autotrof adalah organisme yang dapat membuat bahan organik
sendiri dari bahan anorganik dengan bantuan sumber energi.
Bila dapat menggunakan energi cahaya seperti cahaya, matahari
disebut fotoautotrof, contohnya tumbuhan hijau dan
fitoplankton. Apabila menggunakan bantuan energi dari reaksi-
reaksi kimia disebut kemoautotrof, misalnya, bakteri sulfur,
bakteri nitrit, dan bakteri nitrat. Tingkat tropik kedua
ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat menyusun
bahan organik sendiri yang disebut organisme heterotrof.
10
Organisme heterotrof ini hanya menggunakan zat organik dari
organisme lain sehingga disebut juga konsumen.
4. Proses Aliran Energi dalam Ekosistem
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai
berikut :
1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari,
tetapi tidak semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam
proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-
rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi
oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil,
sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi kimia).
Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang
diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk
proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin
dilakukan melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan
melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah diungkapkan
sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara
tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun
ke arah tahapan berikutnya dari rantai makanan. Biasanya
herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung
tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 %
energi yang dikandung mangsanya.
3) Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan
disimpan dalam sistem, diteruskan ke pengurai, atau
diekspor dari sistem sebagai materi organik.
11
4) Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga
pada setiap tingkat pengurai memanfaatkan sebagian energi
untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas
keluar dari sistem
5) Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka
beberapa materi organik mungkin dikeluarkan menyeberang
batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan sejumlah
hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air
sejumlah gulma air keluar dari sistem terbawa arus.
5. Siklus Materi dalam Ekosistem
Keberadaan makhluk hidup di dunia ini tergantung pada aliran
energi dan siklus materi melalui ekosistem. Kedua proses tadi
mempengaruhi jumlah dari organisme-organisme, kecepatan proses
metabolisme, dan kompleksitas dari komunitas. Energi dari
materi mengalir melalui ekosistem bersama-sama sebagai materi
organik, satu sama lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan. Tetapi
aliran energi adalah satu arah, sekali dimanfaatkan oleh
ekosistem akan hilang keluar dari sistem. Sedangkan materi,
dalam hal ini berupa materi, melakukan suatu siklus. Tumbuhan
merupakan komponen yang sangat penting, dalam proses aliran
energi dan siklus materi, sehingga terjadinya keterpautan
antara komponen biotik dengan komponen abiotik dalam
ekosistem.
Ada dua hal yang termasuk ke dalam siklus materi, yaitu :
1. Kepentingan Nutrisi dalam Ekosistem
Makhluk hidup memerlukan minimal 30 sampai 40 unsur kimia,
dari sekitar 92 unsur-unsur kimia yang diketahui, untuk
12
keperluan hidup dan pertumbuhannya. Nutrisi juga dikenal
sebagai garam-garam biogenik yang dapat dikelompokkan dalam
dua kelompok utama, yaitu nutrisi makro dan nutrisi mikro.
a. Nutrisi makro, nutrisi ini diperlukan relatif dalam
jumlah yang banyak, dan mempunyai peranan kunci dalam
pembentukan protoplasma makhluk hidup. Nutrisi-nutrisi
penting yang termasuk kelompok ini adalah hidrogen, karbon,
oksigen dan nitrogen.
b. Nutrisi mikro, nutrisi ini diperlukan dalam jumlah yang
jauh lebih sedikit, tetapi sangat penting untuk kehidupan.
Minimal ada sepuluh nutrisi mikro yang diperlukan oleh
tumbuhan. Beberapa nutrisi mikro seperti besi, tembaga,
seng, karbon, dan boron, berasal dari batuan yang terlepas
akibat proses penghawaan.
2. Siklus Biogeokimia
Berbeda dengan energi, materi kimia yang berupa unsur-unsur
penyusun bahan organik/nutrisi dalam ekosistem, berpindah ke
trofik-trofik rantai makanan tanpa mengalami pengurangan,
melainkan berpindah kembali ke tempat semula. Unsur-unsur
tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah
atau air. Perpindahan unsur kimia dalam ekosistem melalui daur
ulang yang melibatkan komponen biotik dan abiotik ini dikenal
dengan sebutan daur biogeokimia.
a. Siklus air
Semua organisme hidup memerlukan air untuk melakukan aktivitas
hidupnya. Oleh karena itu, ketersediaan air di lingkungan
sangat mutlak bagi organisme hidup. Hewan mengambil air,
langsung dari air permukaan, tumbuhan dan hewan yang dimakan,
13
sedangkan tumbuhan mengambil air dari air tanah dengan
menggunakan akarnya. Manusia menggunakan sekitar seperempat
air tanah yang ada di daratan. Air keluar dari hewan dan
manusia berupa urin dan keringat, sedangkan pada tumbuhan
melalui proses transpirasi.
Gambar 5. Siklus air
b. Siklus sulfur (Belerang)
Sulfur merupakan bahan penting untuk pembuatan semua protein
dan banyak terdapat di kerak bumi. Tumbuhan mengambil sulfur
dalam bentuk dari tanah, sedangkan hewan dan manusia
mendapatkannya dari tumbuhan yang mereka makan.
Gambar 6. Siklus sulfur/belerang
c. Siklus fosfor
Fosfor merupakan unsur kimia yang jarang terdapat di alam dan
merupakan faktor pembatas produktivitas ekosistem, serta
14
merupakan unsur yang penting untuk pembentukan asam nukleat,
protein, ATP dan senyawa organik vital lainnya. Fosfor satu-
satunya daur zat yang tidak berupa gas, sehingga daurnya tidak
melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir ke laut dan
terikat pada endapan di perairan atau dasar laut. Begitu
sampai di laut hanya ada dua mekanisme untuk daur ulangnya ke
ekosistem darat, salah satunya melalui burung-burung laut yang
mengambil fosfor melalui rantai makanan laut dan mengembalikan
ke darat melalui kotorannya kemudian masuk ke rantai makanan.
Gambar 7. Silkus fosfor
d. Siklus Nitrogen
Semua organisme memerlukan unsur nitrogen untuk pembentukan
protein dan berbagai molekul organik esensial lainnya. Unsur
nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas
nitrogen (N2) dan kadarnya 78% dari semua gas di atmosfer. Gas
nitrogen ini di atmosfer masuk ke dalam tanah melalui fiksasi
nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter, Clostridium),
alga biru (Anabaena, Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen
yang masuk ke tanah melalui fiksasi diubah menjadi amonia
15
(NH3) oleh bakteri amonia. Proses penguraian nitrogen menjadi
amonia disebut amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke tanah
bersama kilat dan air hujan berupa ion nitrat (NO3−),
sedangkan nitrogen yang ada di dalam tubuh tumbuhan dan akan
hewan melalui proses mineralisasi oleh bakteri pengurai
menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses
amonifikasi dan mineralisasi oleh bakteri nitrit (nitrosomonas
dan nitrosococcus) dirombak menjadi ion nitrit (NO2−),
selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri nitrat (nitrobacter)
menjadi ion nitrat (NO3−). Perombakan amonia menjadi ion
nitrit, ion nitrit menjadi ion nitrat disebut nitrifikasi.
Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat,
sedangkan hewan mengambil nitrogen dalam bentuk senyawa
organik (protein) yang terkandung pada tumbuhan dan hewan yang
dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh bakteri
denitrifikasi (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas
denitrificans) menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan
kembali ke atmosfer. Proses penguraian ion nitrat menjadi
nitrogen disebut denitrifikasi.
Gambar 8. Daur nitrogen
16
e. Siklus karbon dan oksigen
Unsur karbon di atmosfer dalam bentuk gas karbon dioksida
(CO2), sedangkan unsur oksigen dalam bentuk gas oksigen (O2).
Konsentrasi (CO2) di atmosfer diperkirakan 0,03%. Karbon
dioksida masuk ke dalam komponen biotik melalui organisme
fotoautotrop (tumbuhan hijau) dan kemoautotrop (bakteri
kemoautotrop) dalam proses fotosintesis dan kemosintesis.
Karbon kemudian tersimpan sebagai zat organik dan berpindah
melalui rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan.
Sedangkan, oksigen (O2) masuk ke komponen biotik melalui
proses respirasi untuk membakar bahan makanan, lalu dihasilkan
karbon dioksida (CO2). Daur karbon berkaitan erat dengan daur
oksigen di alam kita ini.
Gambar 10. Siklus Karbon dan oksigen
17