sistem konversi energi listrik sebagai energi alternatif untuk ...
hubungan tingkat konsumsi energi dan natrium dengan ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
Transcript of hubungan tingkat konsumsi energi dan natrium dengan ...
14 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN NATRIUM DENGAN PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN MALALAYANG I
KOTA MANADO
I Made Dendra¹ dan Saktiani Oktavia²
1,2 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Manado
ABSTRACK
Hypertension in one disease with the highest mortality rate in Indonesia that need to be
controlled so as not to cause the risk of other degenerative disease. Hypertension often does
not cause symptoms, but over a long period of time can cause hypertension. According to
WHO 2011, about 1 billion people worldwide suffer from hypertension. Results of basic
health research (Riskesdas) years (2013) shows that the highest prevalence of hypertension
based on diagnosis is found in the Province Sulawesi Utara amount (15,0%) and in the City
of Manado the measurement results are as big as (26,6%) with age group characteristics ≥
18 years old at risk of hypertension.
The type of research used was observational analytic with cross sectional study design.
Number of samples studied 74 respondents take by purposive sampling. Blood pressure
measurements were performed using a tension meter and the level of energy and sodium
consumption using a 2x24 hour recall gauge, analysis used is univariate and bivariate
analysis.
The results obtained that people who have excessive energy consumption level exist 63
respondent, which has excess sodium consumption level as much 59 respondent, and which
has boold pressure as much 58 respondent While variable level of energy consumption
(p=0,010), level of sodium consumption (p=0,000), so there is a significant relationship
between the level of energy consumption and sodium with the number of hypertensive
patients in Kelurahan Malalayang I City of Manado.
Keywords : Level Of Energy Consumption, Level Of Sodium Consumption, Patients
Hypertension.
PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini masalah
kesehatan masih banyak terdapat di
Negara Maju maupun Negara
Berkembang yang mengakibatkan
kualitas hidup dan sumberdaya
manusia mengalami penurunan yang
disebabkan oleh pola makan dan gaya
hidup yang tidak sehat. Pola makan dan
gaya hidup yang tidak sehat dalam
kurun waktu yang cukup lama dapat
memicu terjadinya hipertensi, dimana
seringnya mengkonsumsi makanan
asin yang mengandung tinggi garam
dan mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi energi secara
15 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
berlebihan dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya tekanan darah.
Menurut World Health
Organization (WHO) 2011, sekitar 1
milyar penduduk diseluruh dunia
menderita hipertensi dimana dua
pertiganya terdapat di Negara
Berkembang. Hipertensi menyebabkan
8 juta penduduk diseluruh dunia
meninggal setiap tahunnya, dimana
hampir 1,5 juta penduduk diantaranya
terdapat di kawasan Asia Tenggara.
WHO mencatat pada tahun 2012
terdapat 839 juta kasus penderita
hipertensi dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 1,15 milyar pada
tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia, dimana penderitanya
lebih banyak pada wanita (30%)
dibandingkan pria (29%) (Triyanto,
2014).
Hasil penelitian yang pernah
dilakukan oleh Manawan dkk, (2016)
menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara
konsumsi makanan dengan kejadian
hipertensi di Desa Tendengan Satu
Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa.
Dimana kelebihan konsumsi energi ini
akan diubah menjadi lemak yang
menyebabkan terjadinya obesitas
sehingga berisiko meningkatkan
prevalensi penyakit kardiovaskuler
termasuk hipertensi, sedangkan
konsumsi natrium berlebih akan
membuat ginjal mengekresi garam
keluar bersama urine dan ginjal
kemudian akan meretensi oksigen
sehingga volume intravaskular
meningkat apabila natrium melebihi
ambang batas kemampuan ginjal.
Laporan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun (2013),
menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi berdasarkan diagnosa nakes
tertinggi terdapat di Provinsi Sulawesi
Utara sebesar (15,0%), dan terendah di
Provinsi Papua sebesar (3,2%).
Berdasarkan diagnosa nakes atau
minum obat tertinggi terdapat di
Provinsi Sulawesi Utara sebesar
(15,2%) dan terendah di provinsi papua
sebesar (3,3%). Berdasarkan
pengukuran tekanan darah prevalensi
tertinggi di Provinsi Bangka Belitung
sebesar (30,9%), Kalimantan Selatan
(30,8%), dan terendah di Provinsi
Papua sebesar (16,8%). Sedangkan
prevalensi hipertensi di Kota Manado
hasil pengukurannya sebesar (26,6%)
dengan karakteristik kelompok umur ≥
18 tahun beresiko terhadap hipertensi
(Balitbangkes RI, 2013).
Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “tingkat
konsumsi enegi dan natrium dengan
penderita hipertensi di Kelurahan
Malalayang I Kota Manado”.
BAHAN DAN CARA
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian yang bersifat observasional
analitik dengan jenis rancangan
penelitian cross sectional, penelitian ini
dilaksanakan di Kelurahan Malalayang I
Kota Manado pada bulan Februari
sampai bulan April 2017. Yang dimana
variabel bebasnya yaitu tingkat
16 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
konsumsi energi dan natrium,
sedangkan variabel terikatnya yaitu
tekanan darah.
Definisi operational:
1. Hipertensi adalah hasil
pengukuran tekanan darah
responden yang dilihat dari
tekanan darah sistolik maupun
diastolik dengan menggunakan
alat ukur tensi meter.
Dikategorikan hipertensi jika
>120/80 mmHg dan dikategorikan
tidak hipertensi jika <120/80
mmHg (JNC-VII, 2003).
2. Konsumsi energi adalah jumlah
energi yang dikonsumsi
responden perhari dari semua
jenis makanan, yang diukur
menggunakan metode food recall
2 x 24 jam kemudian
dibandingkan dengan nilai %AKG.
Konsumsi energi dikategorikan
lebih apabila >120%, normal
apabila 90-119% dan defisit
apabila <89% yang dilihat dari
AKG 2013 berdasarkan umur dan
jenis kelamin menurut Depkes RI
tahun 1996 (Yetti dan Nanik,
2017).
3. Konsumsi natrium adalah jumlah
natrium yang dikonsumsi
responden perhari dari semua
jenis makanan, yang diukur
menggunakan metode food recall
2 x 24 jam. Dikategorikan lebih
apabila >120%, normal apabila
90-119% dan defisit apabila <89%
yang dilihat dari kebutuhan
responden menurut WHO tahun
1990 (Almatsier, 2010).
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh masyarakat di
Kelurahan Malalayang I Kota Manado,
dengan sampel penelitian yaitu
responden yang berusia 18-65 tahun
yang memenuhi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi. Dimana kriteria inklusi
yaitu responden pria dan wanita,
berusia 18-65 tahun, bersedia menjadi
subjek dalam penelitian, dan dapat
berkomunikasi dengan baik. Sedangkan
kriteria eksklusi yaitu responden yang
sedang sakit. Sampel dalam penelitian
ini diambil secara purposive sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 74
responden yang dihitung menggunakan
rumus menurut Lamenshow dkk, (1997)
Dalam penelitian ini digunakan
alat seperti : formulir recall 24 jam, food
model, kuesioner, tensi meter,
timbangan injak (bathroomscale)
dengan ketelitian 0,5 kg, pengukuran
tinggi badan (microtoice) dengan
peningkatan ketelitian 0,1 cm. ,
komputer/laptop. Dengan data primer
yang dikumpulkan meliputi :identitas
responden (nama, umur, jenis kelamin,
alamat, pendidikan terakhir, pekerjaan,
dan riwayat keluarga) yang diperoleh
dengan cara wawancara menggunakan
kuesioner, data antropometri diperoleh
dengan melakukan penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan,
data tingkat konsumsi energi dan
natrium diperoleh dengan cara
wawancara menggunakan tabel food
recall, dan data tekanan darah
diperoleh dengan cara mengukur
tekanan darah menggunakan tensi
meter. Sedangkan data sekunder
17 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
meliputi gambaran umum masyarakat di
Kelurahan Malalayang I Kota Manado.
Jalan penelitian yang dilakukan
yaitu : pengurusan ijin penelitian dari
Ketua Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Manado, mengurus kode
etik penelitian dari komisi etik Poltekkes
Kemenkes Manado, mendapatkan
rekomendasi ijin dari Kelurahan
Malalayang I Kota Manado,
membagikan lembar penjelasan dan
informed consent kepada mereka yang
bersedia menjadi responden, dan
memperoleh data tingkat konsumsi
energi, natrium dan tekanan darah.
Pengolahan data dalam
penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data primer meliputi
data tingkat konsumsi energi, natrium
dan tekanan darah. Sedangkan data
sekunder meliputi gambaran umum
masyarakat di Kelurahan Malalayang I
Kota Manado, yang dikumpulkan
dengan cara :
1. Data Konsumsi Energi dan Natrium
Konsumsi energi dan natrium
diperoleh dari hasil recall 24 jam
selama 2 hari, kemudian dibandingkan
dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
2013 untuk mengetahui konsumsi
energi dan dibandingkan dengan
kebutuhan menurut WHO untuk
mengetahui konsumsi natrium. Dimana
konsumsi rata-rata untuk konsumsi
energi dan natrium tersebut dapat
dibagi menjadi 3 kategori yaitu 1= lebih,
jika konsumsi rata-rata >120%, 2=
normal, jika konsumsi rata-rata 90-
119% dan defisit, jika konsumsi rata-
rata <89%.
Konsumsi Zat Gizi
Tingkat Konsumsi = x 100%
Kebutuhan Zat Gizi
2. Data Tekanan Darah
Tekanan darah diperoleh dari
hasil pengukuran tekanan darah
menggunakan alat tensi meter, dalam
variabel ini tekanan darah dibagi
menjadi 4 kategori, yaitu 1= tekanan
darah normal, jika <120/<80 mmHg, 2=
prehipertensi, jika 120-139/80-89, 3=
hipertensi derajat 1, jika 140-159/90-99
mmHg, 4= hipertensi derajat 2, jika
≥160/≥100 mmHg (JNC-VII, 2003).
Dengan demikian analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat dan
bivariat.
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Karakteristik
Responden
18 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Di Kelurahan Malalayang I Kota Manado Tahun 2017
Berdasarkan tabel 2 diatas
menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini lebih banyak berumur 18-
32 tahun dan 48-65 tahun sebanyak 25
responden.
Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Kelurahan Malalayang I Kota Manado Tahun 2017
Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa sampel dalam penelitian ini lebih banyak berjenis
kelamin perempuan sebanyak 42 responden.
Tabel 4. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Kelurahan Malalayang I Kota Manado Tahun 2017
Karakteristik Responden Umur
n %
18-32 tahun 25 33,8 33-47 tahun 24 32,4 48-65 tahun 25 33,8
Total 74 100
Karakteristik Responden Jenis Kelamin
n %
Perempuan 42 56,8 Laki – Laki 32 43,2
Total 74 100
Karakteristik Responden Pekerjaan
n %
Swasta 29 39,2 PNS 6 8,1 IRT 32 43,2 Tidak bekerja/Pensiunan 5 6,8 Honorer 2 2,7
Total 74 100
19 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
Berdasarkan tabel 4 diatas
menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini lebih banyak bekerja
sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)
sebanyak 32 responden
.
Tabel 5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Kelurahan Malalayang I Kota Manado Tahun 2017
Berdasarkan tabel 5 diatas
menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini lebih banyak
berpendidikan sebagai tamatan
SMA/SMK/SLTA/SMKK yaitu sebanyak
41 orang,
Tabel 6. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga
Di Kelurahan Malalayang I Kota Manado Tahun 2017
Berdasarkan tabel 6 diatas
menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini lebih banyak memiliki
riwayat keluarga dengan hipertensi
sebanyak 63 responden,
Tabel 7. Distribusi Status Gizi Responden Di Kelurahan Malalayang I
Kota Manado tahun 2017
Karakteristik Responden
Pendidikan Terakhir n %
SD 7 9,5 SMP 11 14,9 SMA/SMK/SLTA/SMKK 41 55,4 Perguruan Tinggi 15 20,3
Total 74 100
Karakteristik Responden Riwayat keluarga dengan hipertensi
n %
Ada riwayat keluarga dengan hipertensi 63 85,1 Tidak ada riwayat keluarga dengan hipertensi 11 14.9
Total 74 100
Karakteristik Responden Status Gizi
n %
Obesitas (IMT >27) 63 85,1 Normal (IMT >18,5-25) 10 13,5 Gizi Kurang (IMT <18,5) 1 1,4
Total 74 100
20 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
Berdasarkan tabel 7 diatas
menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini lebih banyak memiliki
status gizi obesitas dengan nilai IMT
>27 sebanyak 63 responden
Tabel 8. Distribusi Tingkat Konsumsi Energi Responden
Di Kelurahan Malalayang I Kota Manado Tahun 2017
Tingkat Konsumsi
Kategori Total
Defisit Normal Lebih
n % n % n % n %
Energi 1 1,4 10 13,5 63 85,1 74 100
Berdasarkan tabel 8 diatas
menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini yang memiliki tingkat
konsumsi energi berlebih yaitu
sebanyak 63 responden.
Tabel 9. Distribusi Tingkat Konsumsi Natrium Responden
Di Kelurahan Malalayang I Kota Manado Tahun 2017
Tingkat Konsumsi
Kategori Total
Defisit Normal Lebih
n % n % n % n %
Natrium 0 0 15 20,3 59 79,7 74 100
Berdasarkan tabel 9 diatas
menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini yang memiliki tingkat
konsumsi natrium berlebih yaitu
sebanyak 59 responden.
Tabel 10. Distribusi Tekanan Darah Responden Di Kelurahan Malalayang I
Kota Manado tahun 2017
Berdasarkan tabel 10 diatas
menunjukkan bahwa sampel dalam
penelitian ini lebih banyak memliki
tekanan darah hipertensi sebanyak 58
responden.
Tekanan Darah n %
Hipertensi 58 78,4 Tidak Hipertensi 16 21,6
Total 74 100
21 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
2. Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi Dengan Penderita Hipertensi
Tabel 11. Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi Dengan Penderita Hipertensi
Hasil penelitian diuji statistik
menggunakan uji Fisher’s Exact Test
mengatakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat konsumsi
energi dengan penderita hipertensi
yang ditandai dengan nilai p = 0,010
(p=<0,5).
Tabel 12. Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Natrium Dengan Penderita Hipertensi
Hasil penelitian diuji statistik
menggunakan uji Fisher’s Exact Test
mengatakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat konsumsi
natrium dengan penderita hipertensi
yang ditandai dengan nilai p = 0,000
(p=<0,05).
PEMBAHASAN
1. Gambaran Karakteristik
Responden
Berdasarkan tabel 2
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berumur 18-32 tahun dan
48-65 tahun sebanyak 25 responden
(33,8%). Umur dikaitkan dengan
kejadian hipertensi karena terjadi
perubahan fisiologis yang diakibatkan
dengan peningkatan resistensi perifer
dan simpatik. Hipertensi terjadi sejak
usia muda dikarenakan saat ini usia
produktif kurang memperhatikan
kesehatan dengan sering
mengkonsumsi makanan yang kurang
sehat, jarang beraktifitas fisik seperti
olahraga dan bahkan melakukan
kebiasaan buruk seperti merokok.
Sehingga seiring dengan bertambahnya
umurakan mempengaruhi tekanan
darah seseorang yang kemudianakan
terjadi kemunduran fungsi pada
pembuluh darah. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Winantri (2013) yang menyatakan
Konsumsi Energi
Tekanan Darah
p Hipertensi Tidak Hipertensi Jumlah
n % n % n %
Lebih 53 84,1 10 15,9 63 100 0,010 Normal 5 50,0 5 50,0 10 100 Defisit 0 0 1 100 1 100
Jumlah 58 44,7 16 55,3 74 100
Konsumsi Natrium
Tekanan Darah
Hipertensi Tidak Hipertensi Jumlah p
n % n % n %
Lebih 58 98,3 1 1,7 59 100 0,000 Normal 0 0 15 100 15 100
Jumlah 58 49,15 16 50,85 74 100
22 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
bahwa pada umumnya hipertensi
berkembang saat umur seseorang
mencapai paruh baya sekitar ≥ 40
tahun bahkan pada usia ≥ 60 tahun.
Berdasarkan tabel 3
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 42 responden (56,8%). Jenis
kelamin adalah ciri biologis responden
yang terdiri dari pria dan wanita yang
memiliki struktur organ dan hormon
yang berbeda-beda. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Agrina dkk, (2011)
dengan besar sampel penelitian 60
responden menyimpulkan bahwa lebih
banyak responden berjenis kelamin
perempuan yaitu berjumlah 35
responden (58,3%).
Berdasarkan tabel 4
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga sebanyak 32 responden
(43,2%). Pekerjaan adalah aktivitas
rutin yang dilakukan responden. Yang
dimana pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga dapat membuat tekanan darah
tidak terkendali akibat kurangnya
aktivitas fisik, karena kebanyakan ibu
rumah tangga lebih banyak berdiam diri
di rumah ketimbang dengan ibu yang
bekerja atau wanita karir yang lebih
banyak beraktivitas dan menyempatkan
waktu untuk berolahraga. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Nur dkk, (2013) yang
menyatakan bahwa sebagian besar
sampel didapatkan adalah bekerja
sebagai ibu rumah tangga dengan
prevalensi tertinggi kejadian hipertensi
terdapat pada ibu rumah tangga yaitu
18 responden (45,0%) dengan besar
sampel yaitu 40 responden.
Berdasarkan tabel 5
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berpendidikan sebagai
tamatan SMA/SMK/SLTA/SMKK
sebanyak 41 responden (55,4%).
Pendidikan adalah jenjang pendidikan
yang dilalui oleh responden secara
formal yang berpengaruh terhadap
kemampuan dan pengetahuan
seseorang terhadap pola hidup sehat,
dimana semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang, maka semakin
tinggi pula kesadaran untuk menjaga
pola hidup sehat. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Meylen dkk, (2014) yang menyatakan
bahwa sebagian besar sampel
berpendidikan sebagai tamatan SMA
sederajat yaitu 23 responden (71,9%)
dengan besar sampel yaitu 32
responden.
Berdasarkan tabel 6
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki riwayat keluarga
dengan hipertensi sebanyak 63
responden (85,1%). Menurut Mannan
dkk, (2012) hipertensi sering disebut
sebagai penyakit keturunan atau
genetik. Dimana bila salah satu orang
tua memiliki riwayat penyakit hipertensi,
maka kemungkinan 25% anak akan
menderita hipertensi juga. Akan tetapi,
apabila kedua orang tua sama-sama
menderita hipertensi, maka
kemungkinan 60% juga anak akan
23 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
menderita penyakit hipertensi. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna
antara seseorang yang memiliki riwayat
keluarga menderita hipertensi
dibandingkan dengan seseorang yang
tidak memiliki riwayat penyakit
keluarga.
Berdasarkan tabel 7
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki status gizi obesitas
dengan nilai IMT >27 sebanyak 63
responden (85,1%). Menurut Rudy
(2014) obesitas terjadi karena
ketidakseimbangan antara konsumsi
energi dengan pengeluaran energi,
sehingga terjadi kelebihan energi yang
dsimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Gaya hidup yang tidak sehat akan
berdampak terhadap kegemukan atau
obesitas, dimana gaya hidup yang tidak
sehat diantaranya yaitu sering
mengkonsumsi fast food yang berkalori
tinggi seperti hamburger, pizza, ayam
goreng dengan kentang goreng, ice
cream dan anekamacam mie dan lain-
lain.
Berdasarkan tabel 8
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat konsumsi
energi berlebih sebanyak 63 responden
(85,1%). Menurut Almatsier (2004).
Konsumsi energi banyak terdapat pada
sumber protein, lemak dan karbohidrat,
yang mana konsumsi energi dibutuhkan
dalam proses metabolisme dalam
tubuh. Kelebihan energi ini akan
disimpan dalam bentuk jaringan lemak
didalam tubuh, dimana seseorang yang
mengkonsumsi energi berlebih dapat
menyebabkan kegemukan atau
obesitas sehingga akan menyebabkan
gangguan fungsi tubuh yang berisiko
untuk penyakit degeneratif seperti
hipertensi.
Berdasarkan tabel 9
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki tingkat konsumsi
natrium berlebih sebanyak 59
responden (79,7%). Konsumsi natrium
yang berlebihan, dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan cairan tubuh,
sehingga menyebabkan edema atau
asites dan atau hipertensi. Dimana
kelebihan mengkonsumsi natrium akan
mengakibatkan tubuh meretensi lebih
banyak air guna mempertahankan
elektrolit dan dapat meningkatkan
volume plasma, sehingga dalam waktu
yang cukup lama volume diastolik akan
meningkat dan tekanan darah
meningkat (Almatsier, 2004).
2. Hubungan antara tingkat konsumsi
energi dengan penderita hipertensi
Berdasarkan tabel 11,
presentase sampel dengan tingkat
konsumsi energi lebih dan mengalami
hipertensi yaitu sebesar 84,1%. Dimana
hasil penelitian ini diperkuat dengan uji
statistic menggunakan uji Fisher’s exact
test yang didapatkan hasil bahwa p
value = 0,010, yang artinya p < 0,05
sehingga kesimpulannya Ho ditolak,
maka ada hubungan yang bermakna
antara tingkat konsumsi energi dengan
penderita hipertensi di Kelurahan
Malalayang I Kota Manado. Penelitian
ini berbeda pendapat dengan penelitian
24 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
yang dilakukan oleh Sariana dkk,
(2014) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan yang bermakna
antara konsumsi energi dengan
kejadian hipertensi dengan nilai
p=0,405, dimana penelitian ini tidak
terdapat hubungan karena konsumsi
energi responden belum termasuk
dalam kategori lebih. Sedangkan
penelitian yang telah dilakukan di
Kelurahan Malalayang I Kota Manado
berdasarkan hasil recall 24 jam selama
2 hari didapatkan bahwa rata-rata
masyarakat memiliki tingkat konsumsi
energi yang lebih (lebih dari kebutuhan
konsumsi energi yang dlihat dari AKG
2013 berdasarkan umur dan jenis
kelamin) yang mana konsumsi energi
yang berlebih yang dimaksud yaitu
seperti mengkonsumsi tinggi
karbohidrat berupa nasi dengan tingkat
konsumsi energi rata-rata yang
didapatkan setelah recall yaitu ≥120%.
Apabila terjadi kelebihan konsumsi
energi dalam kurun waktu lama dan
tidak melakukan aktivitas fisik atau
olahraga, maka akan mengakibatkan
kelebihan berat badan sehingga
responden berisiko mengalami
hipertensi. Hal ini disebabkan karena
responden yang mengalami kegemukan
memiliki jumlah darah yang lebih
banyak untuk dipompakan keluar
jantung dibandingkan dengan
responden yang berat badannya normal
(Muchtadi, 2013).
Berdasarkan tabel 12, setelah
dilakukan analisis data menggunakan
uji Fisher’s exact test didapatkan hasil
bahwa p value = 0,000, yang artinya p
< 0,05 sehingga kesimpulannya Ho
ditolak, maka ada hubungan yang
bermakna antara tingkat konsumsi
natrium dengan penderita hipertensi di
Kelurahan Malalayang I Kota Manado.
Berdasarkan hasil recall 24 jam selama
2 hari didapatkan bahwa rata-rata
masyarakat yang ada di Kelurahan
Malalayang I memiliki tingkat konsumsi
natrium yang tinggi, karena
berdasarkan cara pengolahan
makanannya penggunaan garam dapur
dan MSG melebihi standar yang
digunakan yaitu lebih dari 6 gram sehari
dengan tingkat konsumsi natrium lebih
yaitu ≥120% sehingga mengakibatkan
peningkatan tekanan darah bila
dikonsumsi setiap hari dalam kurun
waktu yang cukup lama. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Yossi (2014) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara konsumsi
natrium bila dikonsumsi dengan
kejadian hipertensi dengan nilai
p=0,020 (p ≤ 0,1). Hal ini sebanding
juga dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Loura dkk, (2014) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara konsumsi
natrium dengan kejadian hipertensi
dengan nilai p=0,000. Dimana salah
satu faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi adalah konsumsi
natrium. Jika natrium dikonsumsi
secara berlebih maka natrium akan
meretensi lebih banyak air untuk
mempertahankan pengeceran elektrolit,
sehingga cairan intestine bisa
terakumulasi dan volume plasma
25 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
meningkat. Peningkatan volume plasma
dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah, terutama bila
fleksibilitas pembuluh darah menurun
oleh aterosklerosis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis
hubungan antara konsumsi energi dan
natrium dengan penderita hipertensi di
Kelurahan Malalayang I Kota Manado
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
a. Responden memiliki tekanan darah
tinggi atau hipertensi sebesar
(78,4%) di Kelurahan Malalayang I
Kota Manado.
b. Responden memiliki tingkat
konsumsi energi lebih sebesar
(85,1%) di Kelurahan Malalayang I
Kota Manado.
c. Responden memiliki tingkat
konsumsi natrium lebih sebesar
(79,7%) di Kelurahan Malalayang I
Kota Manado.
d. Ada hubungan antara tingkat
konsumsi energi dengan penderita
hipertensi di Kelurahan Malalayang
I Kota Manado dengan nilai
(p=0,010).
e. Ada hubungan antara tingkat
konsumsi natrium dengan
penderita hipertensi di Kelurahan
Malalayang I Kota Manado dengan
nilai (p=0,000).
SARAN
a. Sebaiknya responden mulai
membatasi konsumsi makanan
yang mengandung tinggi natrium
secara berlebihan.
b. Melakukan pengukuran tekanan
darah secara teratur kepada
tenaga medis atau puskesmas
terdekat agar dapat mengetahui
sejauh mana hasil pegukuran
tekanan darah responden.
c. Melakukan penyuluhan kesehatan
kepada masyarakat di Kelurahan
Malalayang I Kota Manado
mengenai cara pengolahan natrium
yang baik khususnya untuk
penderita hipertensi
DAFTAR PUSTAKA
Agrina, Rini, S.S, & Hairitama R.(2011). Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi Dalam Pemenuhan Diet Hipertensi Di Kelurahan Sidomulyo Barat Tampan Kota Pekanbaru.Jurnal Keperawatan Universitas Riau. Vol 6. No 1.
Andria, K.M. (2013). Hubungan Antara Perilaku Olahraga, Stres, dan Pola Makan Dengan Tingkat Hipertensi Pada lanjut usia Di Posyandu Lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Jurnal Promkes. Vol.1, No.2.
Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Astadi, N.G.A.S. (2015). Tingkat
Konsumsi Energi Dan Status Gizi Vegetarian Di Asrama Sri Sri Radha Gopisvara Madhava Banyuning Singaraja Bali. Skripsi. Dipublikasikan. Program Studi Pendidikan Teknik Boga Fakultas
26 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Almatsier, S. (2010). Penuntun Diet.
Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.(2013). Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Febby, H.D.A, & Nanang, P. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat. Jurnal. Jurnal
ilmiah kesehatan. Vol 5. No 1. Junaidi, I. (2010). Hipertensi
Pengenalan Pencegahan dan Pengobatan. PT Bhuana Ilmu
Populer. Jakarta. Joint National Committee. (2003).
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment Of Hight Blood Pressure (JNC). The Seventh Report Of JNC (JNC-7). JAMA.
Kartikasari, A.N. (2012). Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Skripsi. Dipublikasikan. Program Strata-1 Kedokteran Umum. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktvitas Fisik Untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.
Loura, W.P, Grace, D.K & Nelly, M. (2014). Hubungan Antara Obesitas, Konsumsi Nartium, Dan Stres Dengan Kejadian Hipertensi Pada Orang Dewasa Di Puskesmas Tompaso Kabupaten Minahasa.Junal. Vol 4. No 2.
Mukmin, A. (2010). Pengaruh Pemberian Garam Modifikasi Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Rumah Sakit Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo. Skripsi. Tidak dipublikasikan.Program Studi D-IV Politeknik Kesehatan Kemenkes, Manado.
Muchtadi, D. (2013). Antioksidan dan Kiat Sehat Di Usia Produktif.
Bandung. Alfabeta. Mannan, H. Wahiduddin &
Rismayanti.(2012). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Kabupaten Jeneponto. Jurnal.
Manawan, A.A. Rattu, A.J.M & Punuh, M.I. (2016).Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Di Desa Tendengan Satu Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 5.No. 1.
Meylen, S. Hendro, B& Reginus, M. (2014). Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Ejournal keperawatan (e-Kp). Vol. 2 No. 1.
Nisa, I. (2010). Khasiat Sakti Tanaman Obat Untuk Darah Tinggi. Jawa Barat. Dunia Sehat.
Nur, Y.F, dkk. (2013). Pola Konsumsi Bahan Makanan Sumber Natrium Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Tugurejo Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. Vol 2. No 1.
Rudianto, B. (2013). Menaklukan Hipertensi Dan Diabetes.
Yogyakarta: Sakkahasukma.
27 GIZIDO Volume 9 No. 1 Mei 2017 Hubungan Tingkat I Made dkk
Sariana, Suci, D & Fatmalina, F.(2014). Faktor-Faktor Risiko Yang Dapat Dimodifikasi Pada Kejadian Hipertensi Di Desa Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol 6. No 3.
Suiraoka, I. (2012). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta. Nuha Medika.
Supariasa, I. D .N .Bakri, B & Fajar, I. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC.
Sulistiyowati. (2009). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Kampung Botton Kelurahan Magelang Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang. Skripsi.
Dipublikasikan. Program Strata Satu (S1) Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Sediaoetama, A.D. (2008). Ilmu Gizi. Jakarta. Dian rakyat. Triyanto, E. (2014). Pelayanan
Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Widyaningrum, S. (2012). Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia (Studi Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember).
Skripsi. Dipublikasikan. Program Strata Satu (S1) Fakultas Kesehatan Masyarakat. Jember.
Yetti, W.C & Nanik, D.S. (2017). Assesmen Gizi. Yogykarta. Trans Medika.
Yossi, F. (2014). Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Usia Lanjut Di Wilayah Kerja Puskesmas Kebun Sikolos Kecamatan Padang Panjang Barat. Jurnal