Dr. Erwandi Tarmizi, MA

639
oo MUAMALAT KONTEMPORER Dr. Erwandi Tarmizi, MA Pakar Fikih Muamalat Kontemporer 'langan berjuatan di posor ini para pedagang yang tidak \

Transcript of Dr. Erwandi Tarmizi, MA

ooMUAMALAT KONTEMPORER

Dr. Erwandi Tarmizi, MAPakar Fikih Muamalat Kontemporer

'langan berjuatan diposor ini para

pedagang yang tidak

\

OOMUAMALAT KONTEMPORER

Buku ilmiah ini sangat dibutuhkan umat. Menjawab persoalan-persoalankeseharian dalam muamatat, Menguraikan transaksi-transaksi di berbagailembaga keuangan; bank, asuransi, penggadaian dan pasar modal dalambentuk riba dan gharar dengan kasus yang beragam, diantaranya; KPR,leasing, gadai emas, kartu kredit, saham, obligasi, cek,UC, buy on margin,short sa[e, murabahah, mudharabah dan dana talangan haji. Juga muamalatharam di institusi; sogokdan korupsi.

Mengungkap praKik marketing dunia niaga; MLM, juat belionline, promosi,diskon, iktan, ojek online serta penjualan produk makanan yang bercampurgetatin, a[koho[, forma[in dan berbagai produk tainnya,

Berbagai problematika maaliyyah tersebut dipaparkan dengan metodaitmiah fikih perbandingan, dilengkapidengan dal.it-dal.il.A[Quran dan sunnah,disertakan fatwa-fatwa tembaga fikih nasional dan internasional diakhiridengan pendapat yang kuat, dengan solusi lslami untuk sebuah transaksiharam agar menjadi ha[a[,

Ditutup dengan himbauan, agarseturuh umat membersihkan hadanya darihasil usaha haram, dan menjelaskan tata cara mencuci harta haram,sehingga seorang muslim benar-benar bersih saat menghadapAl.tah, bersihhada,jiwadan raga.

BERKAT MULIA INSANI

lsBN 978-602-1 97 42-0-9

ilil il ililililllil rillllllll9 7 86021 97 4209

Dr. Erwandi Tarmizi, MA

HEtsT'AHAtsA[d

NdUAMALST

KONTflMPOtsflts

E[l Publirting

Berkat Mulia Insani

Perpustakaan Nasional RI: IGtalog Dalam Terbitan (KDT)

ISBN 978- 602 -197 42 -O-9

)udul Buku:

Harta Haram Muamalat Kontemporer

Penulis:

Dr. Erwandi Tarmizi, MA

Penyunting

Tata Letak

Desain Sampul

Cetakan

Penerbit

Email

HP

Tim Kajian fumatLiwa Kartina,S.Si

Suwidi, MBA

Pertama, Februari 2012

Ketigabelas, Agustus 2016

Keempatbelas, Oktober 2016

Kelimabelas, Februari 2017

Keenambelas, Mei 2017

Ketujuhbelas, Agustu s 2OL7

Kedelapanbelas, fanuari 20L8

Kesembilanbelas, Mei 2018

P.T. Berkat Mulia Insani

|1. San Fransisco 3 - Blok QS /2OAKota Wisata, Bogor L6968

[email protected]

08L6L953420

Hak pengarang dilindrurgi undang-undang.

Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagianatau seluruh isi buku ini ke dalam bentuk apa puntanpa izin tertulis dari pengarang.

AllrighA resewed

DAFTAR ISI

PRAKATA PENULIS

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Harta Haram

1.2 UrgensiMemahami Harta Haram

1.3 Dampak harta haram terhadap pribadidan umat

1.4 Solusi

BAB II HARTA HARAM HASIL KEZALIMAN

2.1 DefinisiZalim

2.2 Zallm Dalam M uamalat

2.2.L Kezaliman Terhadap Hak-Hak Allah

2.2.t.L Harta Haram, Zakat Yang Tidak Ditunaikan

2.2.1.L.L Cara Membersihkan Harta Haram lni

2.2.L.L.2 Pengelolaan Harta Zakat

2.2.2 Kezaliman Terhadap Orang Tertentu

2.2.2.1 Jual-beli Bara ng Terpaksa

2.2.2.L.1Haramkah, Membeli Barang Dengan Harga MurahKarena Penjual Segan Terhadap Pembeli?

2.2.2.L.2 Haramkah, Membeli Barang Dengan Harga MurahKarena Penjual Terdesak Butuh Uang?

2.2.2.L.3 Jua!-beli Terpaksa yang Dibolehkan

2.2.2.L.4 Akad iz'an

2.2.2.2 Harta Haram HasilPenjualan Najis

2.2.2.2.L Apakah Sah Akad Jual Beli Najis?

2.2.2.2.2 Menjual Najis Seharga Biaya Pengolahan

2.2.2.2.3 Be ntuk-be ntu k Najis ya ng Ha ra m Di pe rj ua I bel i ka n

tx

xilt1

25

25

25

25

27

33

39

39

39

4L

42

45

46

49

49

50

51

53

55

56

57

57

59

xlt

2.2.2.2.3.t Kotoran Manusia (Tinja) 59

2.2.2.2.3.L 1 lkan yang Diberi Pakan Tinja, atau yang Hidup di

Air yang Tercemar Najis 62

2.2.2.2.3.L.2 Cara Membersihkan Hewan Jollaloh 63

2.2.2.2.3.2 Menjual Pupuk Kandang 64

2.2.2.2.3.2 Bangkai 67

2.2.2.2.3.2.2 Yang Termasuk Bangkai 58

2.2.2.2.3.2.2.1 Hewan yang matitanpa diputuskan urat saluran

pernafasan dan urat saluran makanan 58

2.2.2.2.3.2.2.2 Hewan Ternak yang Disembelih Tanpa

Mengucapkan"bismilloh". 68

2.2.2.2.3.2.2.3 Hewan Yang disembelih oleh Non Muslim 69

2.2.2.2.3.2.3 Penjagalan Hewan dengan Cara Modern 72

2.2.2.2.3.2.3.1 Penjagalan Ayam 72

2.2.2.2.3.2.3. 2 Ti nja ua n Syar'i Tenta ng Pe nye mbel i ha n Aya m

Menggunakan Alat Modern 72

2.2.2.2.3.2.3.3 Penjagalan Kambing Dan Sapi Dengan Cara

Modern 74

2.2.2.2.3.2.3.4 Ti nja ua n Sya r' i Te nta ng Ca ra Pe nyem beli ha n

dengan Dibius Terlebih Dahulu 75

2.2.2.2.3.2.4 Anggota Tubuh Hewan yang Dipotong Saat

Hewan Masih Hidup 76

2.2.2.2.3.2.5 Hukum Jual-Beli Organ Tubuh Manusia 76

2.2.2.2.3.2.5 Yang Tidak Termasuk Bangkai Najis 78

2.2.2.2.3.2.7 Kulit Hewan, Dagingnya Tidak Halal Dimakan 80

2.2.2.2.3.2.3 Hukum Jual-Beli Bangkai 81

2.2.2.2.3.2.4 Jual-Beli Makanan Olahan yang Telah Dicampur

Bangkai dan Tidak Dapat Dipisahkan 82

2.2.2.2.3.2.5 Menjual Hewan Ternak yang Diberi Pakan

Bangkai 83

2.2.2.2.3.3 Darah lAd Doom Al Masfuhl 85

2.2.2.2.3.3.1 Hukum Jual-Beli Darah 85

xlll

2.2.2.2.3.3.2 Hukum Menjual Makanan Olahan yangMengandung Protein dari Plasma Darah

2.2.2.2.3.3.3 Halalkah Protein dari Plasma Darah?

2.2.2.2.3.3.3 Hukum Jual Beli Darah Manusia

2.2.2.2.3.4 Anjing

2.2.2.2.3.4.1 Jasad Anjing Termasuk Najis

2.2.2.2.3.4.2 Menjual Anjing Piaraan

2.2.2.2.3.4.2 Memelihara Anjing untuk Berburu, MenjagaKebun dan Hewan Ternak

2.2.2.2.3.4.4 Memelihara Anjing untuk Menjaga Rumah,Dapatkah Diqiyaskan dengan Anjing penjaga Kebun? 93

2.2.2.2.3.5 Babi 94

2.2.2.2.3.5.1 Gelatin Babi 95

2.2.2.2.3.5.2 Vaksin yang Mengandung Gelatin Babi 1OO

2.2.2.2.3.5.3 Hukum Lemak Babi 1OO

2.2.2.2.3.6 Khamar 101

2.2.2.2.3.6.1 Hukum Menjual Khamar 103

2.2.2.2.3.6.2 Alkohol 106

2.2.2.2.3.6.3 Memproses Khamar/Alkohol Menjadi Zat Lain 10g

2.2.2.2.3.6.4 Cuka yang Diproses Melalui Cara Haram 110

2.2.2.2.3.6.5 Makanan dan Minuman Beralkohol 111

2.2.2.2.3.6.5 Makanan dan Minuman yang DitambahkanAlkohol 111

2.2.2.2.3.6.7 Menggunakan Obat-Obatan Beralkohol Li42.2.2.2.3.6. 7. 1 Pe nggu naa n Khamar/a ! kohol M u rni Sebaga i

Obat Lt42.2.2.2.3.6.7.2 Obat yang Mengandung Alkohol Tambahan 11G

2.2.2.2.3.6.8 Parfum yang Mengandung Alkohol

2.2.2.3 Hasi! Jual-Beli Barang yang Diharamkan

2.2.2.3.L Benda-Benda yang Mengandung Unsur Kesyirikan 119

87

87

89

90

90

92

92

LL7

119

xlv

2.2.2.3.2 Patung dan Lukisan Manusia/Hewan yang Tidak

Disembah L22

2.2.2.3.3 Hukum Menjual Boneka (Mainan Anak-Anak) L24

2.2.2.3.4 Menjual Patung Alat Peraga dalam Proses Belajar

Mengajar L26

2.2.2.3.5 Menjual Foto/Poster Manusia atau Hewan L27

2.2.2.3.6 Menjual Barang yang Bermotif Manusia/Hewan L28

2.2.2.3.7 Jual-Beli Narkoba 130

2.2.2.3.8 Jual-Beli Rokok L32

2.2.2.3.9 Jual-BeliAlat Musik dan Media Rekaman Musik 136

2.2.2.4 Upah/lmbalan Melakukan Pekerjaan Haram L4O

2.2.2.3.LO Upah Jasa Memainkan Alat Musik dan

Mendendangkan Lagu Diiringi Musik L4L

2.2.2.3.LL Upah Kontrak Profesi Sebagai Aktor/Aktris L4L

2.2.2.4.2.L Hukum Seni Peran L42

2.2.2.4.2.2 Hukum Upah Kontrak Berakting L47

2.2.2.4.2.2.1 Upah Berakting Yang Disertai Hal-hal Haram L47

2.2.2.5 Upah/lmbalan Melakukan lbadah L48

2.2.2.5.L Honor Mengajar Alquran, llmu-llmu Keislaman,

dan Ceramah Agama

2.2.2.5.L.L Boleh Menerima Honor Dari Baitul Maal

2.2.2.5.L.2 Halalkah Upah Kerja Dakwah?

2.2.2.5.2 Hak Cipta Menulis Buku Keislaman

2.2.2.5.3 Franchise (Waralaba)

2.2.3 Kezaliman Terhadap Orang Banyak

2.2.3.LGhisysy (Curang Dalam Berdagang)

L49

151

151

155

L63

165

165

2.2.3.L.L Pedagang Muslim Wajib Jujur, Tidak Boleh Curang 156

2.2.3.L.2 Be ntu k-Be ntuk G hisysy

2.2.3.!.2.L Bo'i Al Mustarsil (Pembeliyang Lugu)

2. 2.3. 1.2. 7. 7 Khiyar Ghabn

L70

L70

L72

2.2.3.L.2.L.2 Berapakah Persentase Harga Barang yangDianggap Tertipu? L73

2.2.3.L.2.2 Ghisysy pada Barang dengan Cara

Menyembunyikan Cacat atau Merekayasa Barang L74

2.2.3.L.2.2.1 Cacat Produk Makanan yang Diberi BahanTambahan, Pengawet, atau Hormon Perangsang

Pertumbuhan Terlarang L7S

2.2.3.L.2.3 Hukum Ghisysy dalam Makanan Olahan danBuah-Buahan dengan Menggunakan Zat Terlarang L76

2.2.3.L.2.4 Pemalsuan Merek Dagang (Barang Tiruan) L78

2.2.3.L.2.5 Ghisysy Iklan Produk L79

2.2.3.L.2.6 Ghisysy di Dunia Pendidikan 181

2.2.3.L.3 Status Akad Jua! Beli yang Mengandu ng Ghisysypada Barang L84

2.2.3.L.4 Khiyar Aib/Khiyar Todlis Hak Pembeli 185

2.2.3.t.5 Sanksi untuk Pedagang yang Melakukan Ghisysy 186

2.2.3.2lhtikar (Menimbun Barang) L87

2.2.3.2.L Hukum lhtikor (Menimbun Barang) tB7

2.2.3.2.2 Menyimpan Bahan Makanan untuk KebutuhanSetahun atau Menabung untuk Kebutuhan Hari Esok,

Apakah Termasuk lhtikar? 189

2.2.3.2.3 Menyimpan Barang untuk Dijuat pada Saat HargaNaik, Apakah Termasuk lhtikar? Lg2

2.2.3.2.4 Objek lhtikor 193

2.2.3.2.5 Sanksi Pelaku lhtikor 195

2.2.3.3 Korupsi 195

2.2.3.3.1Hukum Korupsi Menurut lslam Lg7

2.2.3.3.2 Bentuk-Bentuk Korupsi 2OL

2.2.3.3.3 Langkah-langkah lslam Memberantas Korupsi 2O3

2.2.3.3.3.L Pencegahan 208

2.2.3.3.3.L 1 Anjuran Mengangkat Pegawai yang Jujur 2LO

2.2.3.3.3.L2 Mengangkat Calon Pegawaiyang Zuhud zLL

xvl

2.2.3.3.3.t 3 Mencukupi Kebutuhan Pokok Pegawai 2t3

2.2.3.3.3.2 Pengawasan 2L5

2.2.3.3.3.2.1 Pencatatan Jumlah Kekayaan Calon Pejabat zLs

2.2.3.3.3.2.2 Pembuktian Terbalik 2Ls

2.2.3.3.3.2.3 lnspeksi Mendadak 2L6

2.2.3.3.3.3 Pemberian Sanksi 2LG

2.2.3.3.3.3.1 Hukum Potong Tangan untuk Koruptor 2L7

2.2.3.4 Risywoh (Sogok atau Suap) 22t

2.2.3.4.L Risywah Penyakit Kronis Umat Yahudi 22L

2.2.3.4.2 Hukum Risywoh beserta Dampaknya 223

2.2.3.4.3 Bentuk-bentuk Risywah 227

2.2.3.3.3.4 Risywah dalam Penegakan Hukum 227

2.2.3.3.3.5 Risywah Penerimaan dan Pengangkatan Calon

Pegawai 227

2.2.3.3.3.6 Hadiah dari Calon Anggota Legislatif atau Calon

Kepala Negara/Daerah Saat Kampanye

2.2.3.4.4 Kapan Risywah Dibolehkan?

2.2.3.4.5 tslam Memberantas Risywoh

2.2.3.5 Pajak kontemporer Menurut Fikih

BAB III GHARAR HARTA HAMM

3.l Definisi Gharor

3.2 Hubungan Ghoror dengan Qimor (periudianl

3.3. Hubungan Ghoror Dengan Maysir

3.4 Hubungan Ghorar Dengan Qur'oh

3.5 Hubungan Ghorordengan Mukhataroh

3.6 Hukum Ba'i Ghoror

3.7 Kriteria Gharor Y ang Diharamkan

3.8 Hikmah Pelarangan Bo'i Ghoror

3.9 Ruang tingkup Ghoror Dalam Akad Jual-Beli

3.9.L Ghoror dalam Akad

229

232

234

234

2N240

240

24t

241

242

243

245

248

253

253

xvii

3.9.2 Gharar dalam Objek Akad 254

3.9.3 Ghoror (Ketidakjelasan) Jangka Waktu Pembayaran 257

3.10 Bentuk-bentuk Bo'i Ghorar pada Masa Jahiliyah 258

3.11 Bentuk Perjudian Bangsa Arab Jahiliyyah 26L

3.t2 Ghoror Dalam Muamalat Kontemporer 263

3.Lz.L Jual-Beli Barang MelaluiTelepon dan lnternet 253

3.L2.L.L Titip Beli Online 27O

3.L2.L.2 Transportasi Umum Menggunakan Aplikasi Online 280

3.L2.L.3 Supply Kontrak (Pre Orderl 284

3.L2.2 Asuransi llnsuroncel 287

3.L2.2.L Sejarah Asuransi Konvensional 287

3.L2.2.2 AsuransiSyariah 293

3.L2.2.3Perbedaan Antara Asuransi Syariah denganAsuransi Komersial

3.L2.2.4 Pri nsi p-prinsip Dasa r Asu ra nsi Sya riah

3.L2.2.5. BPJS Kesehatan

3.L2.3 Hadiah Komersial

3.t2.3.L Cindera Mata (Souvenir)

3.L2.3.2 Hadiah Promosi

3.12.3.3 Hadiah Promosi Langsung

3.L2.3.4 Hadiah yang Diberikan dengan Cara MelengkapiGambar, Mengumpulkan Huruf atau Kemasan 309

3.12.3.5 Hadiah Emas 3L2

3.L2.4 Hadiah Perlombaan 3L4

3.L2.4.L Materi Perlombaan Masyru', Pemenangnya Boleh

298

299

256

305

305

305

309

316

3L7

319

320

Diberi Hadiah

3.L2.4.L.L Pihak Pemberi Hadiah

3.L2.4.L.2 Perlombaan yang Dapat Diqiyaskan dengan

Lomba Masyru'

3.L2.4.t.3 Hadia h Perlombaa n Kegiatan Keislaman

xvllt

3.L2.4.2 Materi Perlombaan Mubah (Boleh), Pemenangnya

Tidak Boleh Menerima Hadiah

3.L2.4.2.t Hadiah Perlombaan Olah Raga

3.L2.4.2.2 Hadiah Perlombaan di Pusat Perbelanjaan dan

Media Massa Visual dan Non Visual

3.L2.4.3 Materi Perlombaan Haram Sekalipun Tanpa

Disertai Hadiah ataupun Taruhan

3.L2.4.3.L Olah Raga Tinju, Gulat Bebas, Matador,Adu Hewan

3.12.4.3.5 Permaina n Dadu

3.!2.4.3.6 Monopoli, Ular Tangga, Ludo dan Seluruh

Permainan yang Menggunakan Dadu

3.t2.4.3.7 Permainan Kartu Remidan Domino

3.L2.4.3.8 Catur

3.L2.5 Hadiah Undian

3.12.5.1 Kupon Undian (Lottery Ticketl

3.L2.5.2 Hadiah Undian (Door Prize) di Pusat

Perbela njaan/Keramaia n

3.L2.6 Pengembalian Barang yang Telah Dibeli

3.L2.7 Diskon (Potongan Harga)

3.L2.8 Kartu Diskon (Kartu Member)

3.L2.9 Multi Level Marketing (MLM)

3.12.10 Gharar dalam Akad ljarah (Upah/Sewa)

3.L2.LO.L Gaji Pokok + Bonus

3.L2.LA.2 Penetapan Upah Berdasarkan Persentase

Besarnya Penjualan 364

3.12.10.3 Penetapan Upah Berdasarkan Besarnya Laba 366

3.12.70.4 Penetapan Upah Berdasarkan Sisa dari Harga

yang Dipatok Oleh Pemilik Barang 368

3.12.10.5 Mengikat Upah Kontrak Gedung dengan LIBOR 37L

3.12.7L Ghoror di Bursa 373

3.t2.7L.7 Short Sole 373

32L

324

327

330

331

332

334

335

336

338

338

339

34L

348

3s0

3s3

362

353

xlx

3.!2.1t.2 F o rw o rd Co ntro ct ( Ko ntra k Berja ngka )

3.t2.LL.3 Jual-Beli lndeks

3.L2.LL.4 Kontrak Opsi

BAB !V RIBA HARTA HARAM

4.1 DefinisiRiba

4.2 Sejarah Riba

4.3 Hukum Riba

4.4 Menanggapi Teori Yang Menghalalkan Riba

375

378

379

383

4.5 Dampak Riba 390

4.5.1 Dampak Riba Terhadap Pribadi 390

4.5.2 Dampak Riba Terhadap Kehidupan Bermasyarakat 391

4.5.3 Dampak Riba Terhadap Ekonomi 392

4.5.3.1Riba Merusak Sumber Daya Manusia 392

4.5.3.2 Riba Merupakan Penyebab Utama Terjadinya lnflasi 393

4.5.3.3 Riba Menghambat Lajunya Pertumbuhan Ekonomi 394

4.5.3.4 Riba Menciptakan Kesenjangan Sosial 394

4.5.3.5 Riba Faktor Utama Terjadinya Krisis Ekonomi Global 395

4.5 Pembagian Riba 399

4.6.L Riba Dayn 399

Memahami Kaidah Kaidah fikih:<ri; $'Arri;.r-f ,:K, 4OO

Kapan Riba Dayn Boleh Dilakukan? 4O2

4.6.1.L Bentuk-bentuk Riba Doyn 4O4

4.6.1.L.L Bunga Bank 4O4

4.6.t.L.L.1Hukum Bunga Bank 405

4.6.1.L.L.2 Hukum Menabung di Bank Konvensional 408

4.6.t.L.L.3Hukum Menerima Hadiah dari Bank Hasil Undian409

4.6.1.L.2 Penggunaan Barang Gadai oleh Pihak Kreditur 4LL

4.6.L.L.3 Gadai Emas di Lembaga Keuangan Syariah

4.6.L.L.4 Jual-beli Kredit

4.6.L.L.4.1 Pengertian dan Hukum Jual-beli Kredit

4L4

4L9

4L9

383

383

385

387

4.6.L.L.4.2 Persya rata n Kea bsa ha n J ua l-beli Kredit

4.6.1.1.4.2.1 Syarat l: Akad Jual Kredit Tidak Dimaksudkan

untuk Melegalkan Riba.

4.6.L.L.4.2. 1. 1. 1 Bo' i' I nah

4.6.1.L.4.2.L.2 Toworruq

4.6.7.L.4.2.2 Syarat ll dan lll: Barang Telah Dimiliki Penjual

dan telah Diterima sebelum Dijual

4.6.t.L.4.2.2.L M u ro ba ho h

Pembiayaan MultiJasa

4.6.t.L.4.2.3 Syarat lV: Harga Harus Satu dan Jelas Serta

Angsuran dan Jangka Waktunya juga Harus Jelas

4.6.L.L.4.2.4 Syarat V: Akad Jual-beli Kredit Tegas

4.6.L.L.4.2.4 Syarat V!: Tidak Ada Sanksi Denda

Keterlambatan Membayar Angsuran

4.6.t.!.4.2.1.1 Solusi lslami untuk Kredit Macet

4.6.L.L.4.2.1.2 Solusi Kredit Macet yang Difatwakan Boleh

oleh Dewan Syari'ah Nasionalyang Kontroversial 468

4.6.L.L.4.2.L.2.LTa'widh 469

4.6.7.7.4.2.1.2.2 Late Chorge 474

4.5.1.1.5 Kartu Kredit 477

4.5.1.1.5.1 Definisi Kartu Kredit 478

4.6.L.1.5.2 Hukum Kartu Kredit 478

4.6.1.1.5.3 Akad Qardh pada Kartu Kredit 478

4.6.1.1.5.3.1 Hukum-Hukum Qordh pada Kartu kredit 479

4.6.1.1.5.3.1.1 luran Keanggotaan lMembership Feel 479

4.5.1.1.5.3.1.2 Bunga Pembayaran Angsuran 480

4.5.1.1.5.3.1.3 Denda Keterlambatan lPenaltyl 480

4.6.1.1.5.4 Akad Kofaloh pada Kartu Kredit 481

4.6.1.1.5.5 ljoroh (UpahJasa) pada Kartu Kredit 486

4.6.1.1.5.5 Dampak Riba Terhadap Keabsahan Kartu Kredit 487

4.6.L.L.5.7 Kartu Kredit Syariah 49O

428

429

433

437

437

4s0

457

459

462

463

xxt

4.6.!.L.6 Surat-Surat Berharga 492

4.5.1.1.6.1Saham lstimewa (preferred stockl 492

4.6.!.L.6.2 Obligasi (bond) 494

4.6.L.L.6.3 Surat Perbendaharaan Negara lTreasury Billl 495

4.6.1.1.6.3 Sukuk ljarah 497

4.6.1.L.6.4 Sertifikat Deposito lCertificote of Depositl 504

4.6.1.1.6.5 Surat Wesel (Bill of Exchongel 506

4.6.L.L.6.6 Hukum Diskonto Bank 509

4.6.L.L.6.7 Solusi lslami untuk Diskonto Bank 510

4.6.L.L.7 Letter of Credit (Surat Kredit Berdokumen) 511

4.6.1.1.8 Beli-Kala Menguntungkan lBuy On Margin) 5t44.6.L.L.9 Pelunasan Utang dengan Mata Uang Terkena

Hiperinflasi 5L7

4.6.1.1.10 Mengikat Utang dengan lndeks Suku Bunga, HargaBarang, Logam Mulia, dan Valuta Asing 52O

4.6.L.L.LL Mudhorobah Musytarakah 525

4.6.L.L.L2 Dana Talangan Haji 529

4.6.L.L.L3 Arisan 534

4.6.L.1.14 Cash Back 533

4.6.2Riba Ba'i 538

4.6.2.L Definisi Riba Bo'i 538

4.6.2.2 DalilTentang Riba Bo'i 538

4.6.2.3 Kaidah Riba Bo'i 539

4.6.2.4 Hikmah Riba Bo'i Diharamkan 540

4.6.2.5 Dapatkah Komoditi Lain Diqiyaskan dengan5 Komoditi Ribawi? 542

Kapan Riba Bai'Dibolehkan? 553

4.6.2.5 Beberapa Perdagangan yang Termasuk Riba Bo'i 555

4.6.2.5.L Murobahah Emas: 555

4.6.2.5.2 Transaksi Forward Exchonge 563

4.6.2.5.3 TransaksiSpot 566

)ofll

4.6.2.5.4 Transfer Luar Negri (Valuta Asing)

4.6.2.5.5 Cek(Cheque)

4.6.2.5.5.L Cek Sendiri lOwn Chequel

Pencairan Cek di Bank Bukan Penerbit Buku Cek

4.6.2.5.5.2 Cek Terdaftar lRegistered Chequel

4.6.2.5.5.3 Cek Terjamin (Certified Chequel

4.6.2.5.5.4 Cek Perja la nan (Trove I e r's Ch e q u el

4.6.2.5.6 Kartu lsi Ulang Telepon Seluler Kartu Belanja

4.6.2.5.6.L Kartu lsi Ulang Telepon Seluler

4.6.2.5.6.2 Kartu Bela nja

4.6.2.5.7 Perdagangan Saham

4.6.2.5.7.L Saham Perusahaan yang Usahanya HalaldanMemiliki Utang dalam Bentuk Pembiayaan Ribawi

4.6.2.5.7.2 Hukum Jual-beli Saham Perusahaan Halal

4.6.2.5.7.3 Hukum Jual-beli Saham Perusahaan, Asetnya

dalam Bentuk Uang/Emas

BAB V BERTAUBAT DARI HARTA HARAM

5.1 Anjuran untuk segera bertaubat

5.2 Tata Cara Bertaubat

5.1.1 Cara Bertaubat dari Harta Haram Hasil dariMuamalat Yang Dilakukan Tanpa Saling Ridha

5.1.1.1 Harta Haram Hasil Muamalat Yang Tidak Saling

Ridha dan Diketahui Keberadaan oarangnya

5.L.L.2 Harta Haram Hasil Muamalat Tidak Saling Ridha

dan Tidak Diketahui Keberadaan orangnya

5.L.2 Cara Bertaubat dari Harta Haram Hasil Muamalatyang Dilakukan atas Dasar Saling Ridha

5.L.2.L Orang yang Tidak Tahu Bahwa Muamalat yang

Dilakukannya Haram

5.L.2.2 Orang yang Tahu Bahwa Muamalat yang la Lakukan

Hukumnya Haram

572

575

575

578

581

582

583

583

583

586

589

s90

593

594

600

600

60s

605

605

610

61L

611

6L2

)oilll

BABVIBERMUAMAI.AH DENGAN PEMEGANG HARTA HARAM 616

6.1. Bermuamalat dengan orang yang diyakini bahwa seluruhhartanya haram 616

6.2. bermuamalat dengan orang yang hartanya bercampur antaraharam dan halal

BAB VII PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HlDUP PENULIS

619

624

646

654

>o<iv

BAB IPENDAHULUAN

1.1 DEFINIST HARTA HARAM

Yang dimaksud dengan harta haram, yaitu: setiap harta yangdidapatkan dari jalan yang dilarang syariatl.

Adapun yang dimaksud dengan muamalat adalah: hukumsyariat yang berkaitan dengan hubungan manusia satu denganlainnya. Dan untuk hal yang berkenaan dengan harta ffual-beli, sewamenyewa, warisan dan lain sebagainya) biasanya ditambahkan kata"maalfi4tah" yang berarti hartaz. Akan tetapi, belakangan katamuamalat konotasinya adalah muamalat maaliyyah.

1.2 URGENSI MEMAHAMI HARTA HARAM

Seorang manusia yang hidup di abad modern ini, dituntut untukmengumpulkan dan menumpuk harta sebanyak-banyaknya agar bisahidup layak dan tenang menghadapi masa depan diri dan anakcucunya. Pada saat itu orang-orang tidak peduli lagi dari mana hartadia dapatkan.

Rasulullah shallallahu alaihi w a sallam bersabda:

cri ,0r.I -i:.i q ;_ial c1-3 y ,ir;j.#6t ,F c#,

((el> iiSr.J>i"Akan datang suatu masa, orang-orang tidak perduli dari mana hartadihasilkannya, apakah dari jalan yang halal atau dari jalan yangharam". (HR. Bukhari).

Orang-orang tersebut dapat dikelompokkan menj adi 2 :

1. Sebagian manusia tidak pernah peduli akan kaidah rabbanidalam mencapai tujuan mencari harta, kelompok inidianjurkan untuk memeriksa kembali akidah mereka,

Dr. Khalid Al Mushlih, /t taubah minal makasib al muharramah wa ahkamuha filfiqh al Islqmi, Journal kementerian keadilan, Arab Saudi, edisi 38, Rabiul akhir1429H, hal13.

Dr. Sa'id Abu Habib, .41 qamus al fiqhy, hal263.

25

dimana mereka telah menjadikan dinar dan dirham sebagaituhannya dan tidak mengindahkan peraturan Allah.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendoakan kehancuranuntuk kelompok ini dengan sabdanya:

(1i-J+:.lt .{a; .*-,1;ll $a; ,_jiu}l !a gl,4yCelakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hambapakaian... [HR. Bukhari).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah seorang yangdikabulkan doanya, bila ia mendoakan kehancuran untuk parapemuja harta, niscaya kebinasaan akan menimpa mereka.

Mereka bukan lagi hamba Allah yang patuh dan tunduk denganperintahNya, karena tautan hati mereka terhadap harta menyamaibahkan melebihi hubungan mereka terhadap Allah, bila berbenturanantara keuntungan niaga dengan syariat Allah niscaya perintah Allahdikesampingkannya.

Mereka tidak meyakini rezki mereka berasal dari Allah, merekamengira bahwa pencapaian-pencapaian dunia mereka murnikeahlian mereka berniaga, mereka berujar seperti ucapan Karun:

(,rl+ * *'lq,JLail AE)Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu,

karena ilmuyang ada padaku". (Al Qashash: 78).

Padahal Allah telah berfirman:

,_i$.ri ti! s tuo,11ff;,EfiEfii, g

"sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampumemberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu df slsf Allah,dan sembahlah Dia dan berryukurlah kepada-Nyo". (Al 'Ankabuut:17).

2. Sebagian lagi, orang-orang yang masih memiliki dhamir(hati) yang peka, akan tetapi karena mereka sedari keciltidak pernah mengerti dan mempelajari ketentuan Allahtentang muamalat, kelompok ini -mau tidak mau- akanmelanggar syariat Allah saat mengumpulkan harta karenaketidaktahuannya.

Mereka adalah orang yang dimaksud oleh Ali bin Abi Thalib &,

26

F ,q]l i #)l rii ,4-$l ,f '^kr'" ji aJ:6 #t ,yon#jri-#1

"Barang siapa yang melakukan perniagaan sebelum mempelajari fikih(muamalot) dia okan terjerumus ke dalam riba, dia akan terjerumusdan terjerumus". (Sebagaimana dinukil oleh Abu Layts, Tanbih AlGhafilin, hal. 364).

1.3 DAMPAK HARTA HARAM TERHADAP PRIBADI DAN UMAT

Harta haram yang dihasilkan oleh dua kelompok yang telahdisebutkan di atas berdampak buruk terhadap pribadi pelakunyasecara khusus dan umat manusia secara umum. Dampak buruktersebut dapat dijelaskan dalam poin-poin berikut:

1.3.1 Memakan harta haram adalah perbuatan mendurhakai Allahdan mengikuti langkah syaitan, Allah berfirman:

ri+r iJ $L {ji (,a}ir eq rjlt &ut(o# 3ii S n:r ii.irililr

6i "o)dltJEi

"Hai sekalian manusia, makanlah yang holal lagi baik dari apa yangterdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkahsyaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyatabagimu". (Al Baqarah: 168).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan seluruh manusia agarmemakan harta yang didapatkan secara halal, sedangkan memakan,mencari serta mendapatkan harta dengan jalan yang haram adalahperbuatan durhaka dan jalan yang dirintis oleh musuh bebuyutananak cucu Adam yakni syaitan.

Mendurhakai Allah (berbuat dosa) merusak diri setiap insan,merusak jasmani, rohani dan akal fikiran.

Imam Syaf i bersyair:

.tti:ir 45;I,H.a_iG ...i}b;.r--+r*sJJ &-is1l

&.^'.ri.l- .9.r3j Y 4!t )fi ... )i-,J1Jlt ,rt&l :.Jr";Aku mengadu kepada Waki' buruknya hafalanku

Ia menasehatiku agar aku meninggolkan maksiat

la menerangkan kepadaku bahwa ilmu adalah cahaya

27

Dan cahaya Allah tidak akan menerangi pelaku maksiat3

1.3.2 Setelah Allah memerintahkan semua manusia agar mencariharta dengan cara yang halal, secara khusus Allahmemerintahkan para rasul agar memakan harta dari yang halalsaia Allah berfirman

e d 6r; rjlilr3 c,r$tlr i,, lilf &3rf SJ.r;)(i-.b ltlrl3

"Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik'baih dankerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahuiapa yang kamu kerjakan". (Al Mu'minuun: 51).

Dalam ayat di atas, secara khusus Allah memerintahkan pararasul-Nya agar hanya memakan makanan yang didapatkan secarahalal,lalu Allah memerintahkan mereka untuk beramal salih.

Hal ini mengisyaratkan bahwa sangat erat hubungan antaramengkonsumsi makanan yang halal dengan amal salih. Maka jangan

diharap jasad kita akan bergairah untuk melakukan amal-amal salihbila jasad tersebut tumbuh dan berkembang dari makanan yangharam.

Dan jasad yang malas beramal shalih tidak akan merasakankenikmatan ibadah dan taqarrub kepada Allah yang pada gilirannyamengantarkan jiwa-ruhaninya kepada gundah-gulana hingga sampaititik hampa dan nestapa.

Ini adalah petaka yang dahsyat terhadap setiap pribadi yangmerindukan kedekatan dengan Maha Penciptanya.

1.3.3 Memakan harta haram adalah ciri khas kelompok mayoritasYahudi yang diabadikan Allah dalam firman-Nya:,#s orJsirJ iyr ,r b*H ii+ t'his.,si;s>

(adtq llits li 6{lii,-".i.',,,11"Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orangYahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yangharam. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah keriakanifu". (Al Maidah:62).

Allah menggambarkan sebuah masyarakat yang rusak danhancur di masa itu, yaitu masyarakat Yahudi. Di mana salah satu cirikhas masyarakat tersebut adalah mayoritas anggota masyarakatnya

3 Diwan As Syafi'i, hal 54 .

28

sangat suka memakan harta haram, dalam bentuk sogok dan riba.Bila kerusakan ini ditiru oleh masyarakat muslim maka kerusakandalam masyarakat muslim tak akan terelakkan.

1.3.4 Petaka amat buruk yang menimpa mereka adalah api neraka

fharta haram) yang setiap saat mereka masukkan ke dalamperut mereka, karena diriwayatkan dari Rasulullah shallallahualaihiwa sallam:

jt go:" r,3 -'i.i ,;; ,-,,i( E>>

<r;5 j6l s,rls"Wahai Ka'ab bin'Ujrah, Sesungguhnya tidaklah tumbuh setiapdaging yang diberi asupan makanan yang haram melainkannerakalah yang berhak membakarnya" [HR. Ahmad danTirmizi, dinyatakan shahih oleh Al-Albani).

Ancaman ini amat menakutkan orang yang yakin akankebenaran sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Tentu diatidak akan berani mengambil sekecil apapun harta haram,tentu dia tidak akan tega membawa secuilpun harta harampulang ke rumahnya lalu menyuapkannya ke mulut isteri dananak-anaknya. Karena hakikatnya adalah api neraka yangdiberikannya kepada mereka.

1.3.5. Doa tidak dikabulkan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

'i,lt 31.:,W it ll** y ,+ ^t-b).6*titt

6j,& t sl ri) :d6 6jci"jll , tt tr .'l+slfuIit3 Li ,tI rsJua rCGr3 or.-lialr ira IJIS

f,'ogt Li} trr.ar .i-ii' Wr;i',,Jtii,1iJe'q ,*i 8,ali jitJl A*,H i1+jll 1s.':'-{ (#uij:,il-F ll;L;S ,;) q ,+i U ,oU,full d {qt-1,r1ii ,.t;it-, qgr ,ilF '^1V,3 ,FlF 4tuS

(fAlil dJ. t+x,,i

"Wahai manusia, sesungguhnya Allah Maha Bail<, tidak menerimakecuali yang baili sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang yang beriman apa yang Ia perintahkan kepada para Rasul,

Allah berfirman "Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yangbaik-baik dan kerjakanlah amal yang saleh" (Al Mu'minuun: 57)

;y$;rS;;tj ai!

29

dan Allah Ta'ala berfirman "Hai orang-orang yang beriman,mokanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikankepadamu" (Al Baqarah : 172), kemudian beliau menyebutkanseorang lelaki yang mengadakan perj alanan j auh, berambut kusutdan berdebu, menadahkan tangannya ke langit "Ya Rabb, YaRabb", padahal makanannya berasal dari yang haram,minumannya berasal dari yang haram, pakaiannya berasal dariyang haram dan makan dari yang haram, maka bagaimanadoanya akan dikabulkan". (HR Muslim).

Hadis di atas menjelaskan bahwa ada seseorang yang memilikiempat faktor untuk dikabulkan doanya, yaitu:

- Ia sedang melakukan perjalanan jauh yang sangatmelelahkan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Nabi s/rallallahu alaihi wa sallam bersabda,

i*s :tE EI3 .i ,.Lgt;i'",t *tp.: &x,(Dl-1 .,.l,a Jtrt iiii3 6Ji__l-i*tlt L*iS,6jU.itr

"Tiga doa yang mustajab tanpa ada keraguan: doa orangyang dizalimi, doa orang yang sedang melakukanperjalanan jauh, dan doa orang tua terhadap anaknya".(HR. Abu Daud, dan dinyatakan hasan oleh Al Albani).

- Ia sedang berpenampilan dengan rambut kusut dan pakainberdebu. Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

+t i Ai)qilY 911,l ,# 5+;,1&}1 o., F)<<15) $t &

"Berapa banyak orang yang berambut kusut lagi berdebu,memakai kain yang lusuh, tidak diacuhkan, namun jikabersumpah atas nama Allah, niscaya Allah kabulkan". (HR.Tirmizi, ia berkata, "Hadis ini hasan gharib").

- Ia berdoa sambil mengangkatkan menadahkan tangan kelangit. Diriwayatkan dari Salman Al Farisi radhiyallahu'anhu, Nabi bersabda,

cl, ,t' rx.,i ,e;S &F Jrrl 3 A34 *t -bt,

1at--j=uiij; J ,{l! {q g_i t-iJ r}ia"Sesungguhnya Rabb kalian tabaraka wa ta'ala Maha Maludan Maha Dermawan, Dia malu terhadap hambaNya yang

30

menadahkan tangan kepadaNya lalu tangan itu kembaliturun hampa (tidak dikabulkan doanya)". [HR. Abu Daud,dinyatakan shahih oleh Al Albani).

- Ia berdoa berulang kali menyebut nama Allah, "Ya Rabb, Ya

Rabb".

Empat faktor dikabulkannya suatu doa yang dimiliki oleh orangyang disebutkan dalam hadis di atas tidak berarti sama sekalidikarenakan ia melakukan satu faktor ditolaknya doa, yaitumemakan dan memakai harta haram.

Karena doa merupakan inti dari ibadah shalat, maka bila doaditolak dikhawatirkan shalat pemakan harta haram jugaditolak. Ibnu Abbas radhiyallahu' onhuma berkata,

(ilF g-tr G 1f ;,,l3x- 4!l Jii; )l)"Allah tidak menerima shalat seorang yang di dalam perutnyaada makanan haram"4.

Selain dikhawatirkan shalatnya tidak diterima, amal ibadahpokok yang lain juga tidak diterima. Sedekah dan zakatnyatidak diterima, Nabi bersabda,

b k"- l);i; .i; ,)A {1 ?\r- atrt J*1i1 Y)

4b"Allah tidak menerima shalat tanpa bersuci terlebih dahulu danAllah juga tidak menerima sedekah dari harta haram". [HR.Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani).

Haji dan umrah dengan harta haram juga khawatir tidak akanditerima oleh Allah. Diriwayatkan oleh Tabrani, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam bersabda,

.*# nB; '*ryi;y# e5 +jI e> t-1!))

;ct-&ll rJa ;ti. ilru 6,3Eii FiJl e$i :6rui ,)Yl,3ti:.3 .J)i'*i;,-ei$.ji :eLii.ll b4

:s*i.-liJ ,J)i A'rlj .,3!-ri.i,_3 &Uii

+ilfur+ a; tillj ,1sfu * 3:->:^)t:.i ihtj 6,31.i'.ri :cail-ri ,);;Jl,J aBl

AzZahabi,Al Kaba'ir, hal. 120. Dan Ibnu Rajab,Jami'al Ulumwal Hikqm,hal262.

31

lF ,ttl.s,ilF ,z(,i;1etF a3tj ,EIi..rLi, Y; clsi

<9Jfr"Apabila seorang berangkat untuk menunaikan ibadah hajidengan harta yang halal, saat dia menginjakkan kakinya ke ataskendaraan, io menyeru, "Labbaikallahumma labbaik", maka adayang menyeru dari langil "Diterima hajimu dan engkauberbahagia, bekalmu berasal dari harta halal, kendaraanmudibeli dari harta halal, dan hajimu mabrur dan diterima". Danapabila ia berangkat dengan harta haram, saat diamenginjakkan kakinya ke atas kendaraan, ia menyeru,"Labbaikallahumma labbaik", maka ada yang menyeru darilangit, "Tidak diterima kedatanganmu, dan engkau tidakmendapatkan kebahagian, bekalmu berasal dari hartaharam, biaya hajimu dari harta haram dan hajimu tidakmabrur". (HR. Thabrani, hadis ini dinukil oleh syaikh Ibnu Bazdalam bukunya dan beliau menyetujuinya).

Al Ghazali berkata dan dinukil oleh An Nawawi sertamenyatakan bahwa itu merupakan pendapat ulama Syaf iyyah,

"Barang siapa yang hanya memegang harta haram, maka iatidak ada kewajiban berhaji, tidak oda kewajiban membayarkafarat karena ia diangggap tidak memiliki horta, tidak wajibzakaC karena zakat dikeluarkan dari 1/40 harta, sedangkanpemegang harta haram wajib mengeluarkan seluruh hartaharam dengan cara dikembalikan kepada pemiliknya jikadiketahui keberadaannya atau dibagikan kepada fakir miskinjika p emiliknya tidak diketahui" s.

1.3.6. Harta haram adalah penyebab kehinaan, kemunduran sertakenistaan umat islam saat ini, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

li.,^: -, -. , ,iiit afiilui,'i *'l Sr arr

c- r ,iq*ir-, e-s li!,J.ir" .ir4tir #5s,t,1

,,J-tlJ! ljl-SSr;6i"Bilo kalian melakukan transaksi ribawi, tunduk dengan hartakekayaan (hewan ternak), mengagungkan tanaman danmeninggalkan jihad niscaya AIIah timpakan kepada kalian

s lhya'Ulumuddin, iilid II, hal. 134.

32

kehinaan yang tidak akan dijauhkan dari kalian hingga kaliankembali kepada ryariat AIIah (dalam seluruh aspek kehidupankalian)". (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani).

Dalam hadis di atas Nabi shallallahu alaihi wa sallammenjelaskan penyebab kehinaan yang mendera umat Islamsaat ini, di antaranya transaksi haram yang mereka lakukandalam bentuk riba. Dan di akhir hadis Nabi shallallahu alaihiwa sallam juga menjelaskan obat penawar kehinaan tersebut,yaitu rujuk kembali kepada dienullah fAlquran dan Sunnah)serta mempraktikkan ajarannya dalam kehidupan pribadi,masyarakat dan negara.

L.3.7 Harta haram yang merajalela pertanda azab akan turunmenghancurkan masyarakat di mana harta haram tersebutberada. Nabi sha//allahu 'alaihi wa sallam bersabda,

(jnl +l-la fo*ii! lrlri .* ,I5 d !;Jr; Ejll l+t li!)"Apabila perzinahan dan riba merajalela di sebuah kampung,sungguh mereka telah mengundang azab untuk menimpamereka". [HR. Al Hakim, menurut Al-Albani bahwa derajathadis ini hasan li ghairih).

Maka jangan ditanya apa penyebab datangnya bencana silihberganti menimpa negara pemakan harta haram. Itu semua berasaldari dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia, diantaranya memakanharta haram. Allah berfirman,

t9 &; &*i ':,r.,.3 vli ap,:l U'S.bl tiJ )(r#

"Dan ape saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkanoleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagianbesar (dari kesalahan-kesalahanmu)". (Asy Syuura: 30).

1.4 SOLUST

Untuk menghindari fenomena di atas sejak zaman Amirul mukmininUmar bin Khattab telah diambil kebijakan preventif. Beliau mengutuspara petugas ke pasar-pasar untuk mengusir para pedagang yangtidak mengerti halal-haram dalam hal jual beli6.

At Tirmidzi meriwayatkan bahwa khalifah Umar bin Khattabradhiy allahu' anhu, mengeluarkan perintah,

6 Dr. Nazih Hamad, Al maaliyoh wal Mashrafiyyah, hal. 359.

33

(+Jr G-4ifi36 & {t g-r-,,.+ e i,"Jangan berjualan di pasar ini para pedagang yang tidak

mengerti dien (muamalat)" 7.

Juga diriwayatkan dari Imam Malik bahwa beliaumemerintahkan para penguasa untuk mengumpulkan seluruhpedagang dan orang-orang pasar, lalu beliau menguji mereka satu-persatu, saat beliau dapati di antara mereka ada yang tidak mengertihukum halal-haram tentang jual-beli beliau melarangnya masuk kepasar seraya menyuruhnya mempelajari fikih muamalat, bila telahpaham, orang tersebut dibolehkan masuk pasars.

|uga diriwayatkan dari Abu Laits (wafat373 H), ia berkata:

+r:5 !il{ ilu qt;\Jts #q -,brt_ ilt cJ+J]J .t-; vo

c'.1ill

Seorang laki-laki tidak halal melakukan akad jual-beli selagi diabelum menguasai bab fiqih jual-belP.

|uga diriwayatkan dari Muhammad bin Hasan, ia berkata:

"jrt.r,i "$ te$ ,-.,rr -iri, Oi +l;t Iq ,,E S *S

f);lili#Setiap pedagang yang kuat memegang agama wajib dia minta

didampingi oleh ahli fiqih muamalat yang talaru agar si pedagangdapat bermugtawarah dengan hali fikih tersebut tentang transaksiyang dia lakukanto.

Tradisi ini masih berjalan hingga abad ke-8 Hijriyah di negara-negara Islam, sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu Al Hajj (ulamamazhab Maliki, wafat th.737H),

=Ji:it-, el_;31 ti j(q - lfut 4) - f<\r.j .sli" r-,L^1.,

Jir,.it ofi,f .+ t-e91j 6;$t ",*)L

,rnill',-, ,o,il tI1'r;t [r: * d u-;ir, .,jlt eKrit U:gG,sr ,-,,]Eo

,6 tt.tj tutj oli ,kb 3'frc$; k* r;} +ila ,Jri;

7 Sunan Tirmizi, sanad atsar ini dihasankan oleh syaikh AI Albani.8 Tanbih Al Ghafilin, hal. 364.e Lisanul Hukkam, hal. 359.10 Ibi4 hal. 359.

34

.i :J&S,sr3'sr ;y U6 EIri i,1ry u ji qll 6"61 eli iu,ryit

ltc o'btJ!.r

9r+,;t3ittdl$rl

.J+i oJ-rr,31 diii

). .t.I o.s..l

"AktJ mendengar guruku Abu Muhammad -rahimahullah-berkata: bahwa dia masih menemukan di Maroko seorang petugas

negara yang melakukan pemeriksaan di pasar. Ia menguji parapemilik toko tentang hukum-hukum iual-beli (muamalat) barang yangdidagangkannya dan bagaimana riba bisa teriadi dalam transaksidagangnya serta bagaimana caranya menghindari riba. Jika pedagang

dapat menjawab dibiarkan tetap berdagang dan jika tidak bisa

menjawab maka petugas menyuruhnya meninggalkan pasar serayaberkata," Kami tidak membiarkan engkau beriualan di pasar karena

engkau akan memberi umat Islam riba dan harta haram"rr.

Selain petugas resmi negara, istri-istri para salaf juga turutberperan mengingatkan suami mereka setiap akan keluar rumahuntuk mencari nafkah dengan bisikan,

,4.y [y a; lil cji.jJl g13, iii*tl os ;E,.ilt iil; dJils

& ;;-jr:p rrr;ill ,-,,:S, aq! 4lill t\ ial3t'n|fi-ltlli:: &:#\S FU ajill

Al Ghazali berkata,"Merupakan kebiasaan para isteri kaum salafapabila suami-suami mereka hendak keluar dari rumah mencari rezkimereka berkata: Kami mampu bertahan menahan kelaparan, akan

tetapi kami tidak mampu bertahan memakan neraka Allah". Ucapanyang indah ini diriwayatkan Al Ghazali, dan lbnu Khalikanl2.

Dan juga termasuk solusi untuk keluar dari harta haram inikesadaran umat Islam untuk mempelajari diennya tentang fikihmuamalat.

rr Al Madkhal, jilid I, hal. 157.

12 Al Ghazali, Ihyaa' ulumuddin, iilid II, hal 58. Ibnu Khalikan, Wafayatul a'yaan,

jilid II, hal285.

Al Qarafi berkata,

juijils;. idJatj&,iftl4r #ililJ.++a+,G'e$3 irt L3L v-J4- J\

35

.i3.-r,; Ll;-a j"Al Ghazali menukil ijma' dan juga Imam Syafii bahwa

seorang mukallaf tidak boleh berkeinginan melakukan sesuatusebelum ia mengetahui hukum Allah tentang hal tersebut, orangyang hendak berjual-beli wajib mempelajari syariat Allah tentangjual-beli yang akan dilakukannya, orang yang akan melakukantronsaksi ijarah dia wajib mempelajari hukum Allah tentang ijarah,orang yang ingin melakukan transaksi mudharabah wajibmempelajari syariatAllah tentang mudharabah ... Maka siapa yangmempelajari serta mengamalkannya sesuai dengan ilmunyasungguh dia mentaati Allah dua kali taat. Dan siapa yang tidakmempelajari dan tidak mengamalkan sungguh dia mendurhakaiAllah dua kali"r3.

Dalam rangka ikut serta mencegah terjadinya dampak burukdari maraknya peredaran harta haram maka dirasa sangat pentingmembahas harta haram dalam muamalat kontemporer, mengingatpermasalahannya lebih rumit dan tidak terdapat dalam literaturbuku-buku fikih ulama terdahulu.

Atas pertimbangan bahwa hukum asal setiap muamalat adalahhalal kecuali bila terdapat larangan dari Alquran dan Hadis. Makaharta-harta haram tersebut kami susun berdasarkan faktor-faktoryang menyebabkan sebuah muamalat diharamkan, yaitu: zhulm,gharar, dan riba.

Ibnu Utsaim in rahim ahull ah b erkata,

i:;l ,Etrul+; y; 3? yj Ct # cr+l ati Li"Selama dalam akad tidak terdapat unsur kezaliman, gharar

dan riba maka akad tersebut sah"L4.

13 Al Furuq, iilid II, hal. 148.la Al Mumti', jilid IX, hal. 120.

36

Kaidah "Hukum Asal Setiap Muamalat lllubah/Boleh" dinukildari para ulama dari masa ke masa dan dari berbagai mazhab kecualiZ ahiriy ah. D iantaranya;

Al Imam Syafi'i (wafat: th 204H) berkata,

l-ytl3L'A4,rt uf 31S ti! d[Jt .!i ':ES'b iut 3# 5

rr.-s1Ir-fiut']r- 1\l

"Allah telah menghalalkan setiap iual beli, apabila tidok ada

I ar ang an dari Rasulullah shallall ahu alaihi w a salla.m" 15 .

Ibnu Amir Haji Al Hanafi (wafat th 879H) berkata,

"Hukum asal setiap akad adalah boleh"r7.

Diantara dalil kaidah ini sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa

sallam, dari Hakim bin Hizam radhiyallahu'anhu, ia berkata,

..J.J*,J* ui \LA q;4 G!,At AA) E :CiEI kj, C{ilil r$ ,*iJ ixl-q), V-

jr#r )-i3ljr *9&yr

:,I! f&Ja i_H((L:-'i1 ,ria

u; k+ir=6 )t6

J-lt CIll .d Ji:-Yl"Hukum asal setiap jual-beli adalah halal"L6.

Ibnu Ar Ruhaybani Al Hanbali (wafat th L243H) berkata,

"Wahai Rasulullah, saya sering melakukon iual-beli, apa iual-beliyang halal dan yang haram? Nabi bersabda, "Wahai anak saudaraku!Bila engkau membeli sebuah barang ianganlah engkau iuol sebelum

barang tersebut engkau terima". (HR. Ahmad. Imam Nawawimenyatakan derajat hadis ini hasan).

Ketika Rasulullah shallqllahu alaihi wq sallam hanyamenjelaskan hal-hal yang diharamkan dalam jual belipadahal beliau ditanya tentang kaidah-kaidah halal/haramdalam jual beli maka dapat dipahami bahwa pada dasarnya

ls Al Umm, jilid III, hal. 3.

16 Al Taqrir wa Al Tahbir , jilid I, hal. 263.

r7 Mathalib Ulil al Nuha, iilid III, hal. 608.

37

setiap jual beli hukumnya boleh, kecuali terdapat larangandalam akad tersebut.

3B

BAB IIHARTA HARAM HASIL KEZALIMAN

2.1 DEFINISI ZALIIV{

Zhulm berasal dari bahasa Arab yang berarti menempatkan sesuatu

bukan pada tempatnya. Dalam bahasa Indonesia biasa diterjemahkandengan berbuat zalim.

Menurut istilah, zalim berarti: mengerjakan larangan serta

meninggalkan perintah Allah, maka setiap perbuatan yang

melampaui ketentuan syariat adalah perbuatan zalim yang

diharamkan, baik dengan cara menambah atau mengurangi.

Lawan kata zhulm adalah adl. AdI dalam bahasa Indonesia

berarti berbuat adil.

2.2 ZALIM DALAM MUAMAUTT

Semua syariat samawi mengharamkan kezaliman serta mewajibkankeadilan. Allah telah mengutus para rasul serta membekali mereka

dengan kitab-kitab agar mereka menegakkan keadilan terhadap hak-

hakAllah dan hak-hak manusia. Allah berfirman:

ot#tJ G.l+ll # r,ila-l gl4ilt+ ulj.j *j1 +l- (!L,ir+ &rlr tj[J

"sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan

membawa bukttbukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama

mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat

melaksanakan keadilan". (Al Hadiid: 25).

Untuk lebih menegaskan bahwa kezaliman diharamkan maka

mengharamkan kezaliman atas diriNya. Dalam sebuah hadis

Allah berfirman:

SS ^si,+s,.,;1 & 6ur d.iF d_I #V q)(tJiillil X ,t-ijJ

"Wahai hamba-hambaKu! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan

berbuat zhalim atas diriKu dan iuga telah Aku haramkan kezhaliman

sesama kalian, maka ianganlah kalian saling berbuat zhalim".(HR.Muslim).

Allahqudsi

39

oleh karena itu, haram hukumnya seseorang menzhalimi oranglain, sekalipun orang yang dizhalimi adalah non-Musrim. Ailahberfirman:

-&ri Ji trl;et trl5 *1 d, e_s lifr #Ul+ {-r)(.rln:!

"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adilrah, karenaadil itu lebih dekatkepada takwa". ( Al Maidah: B).

Diriwayatkan bahwa seorang yahudi menagih utangnyakepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berupa seekor unta yangpernah dipinjam Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia menagihdengan cara yang sangat kasar, sehingga sebagian sahabat Nabishallallahu 'alaihi wa sallam ingin memukulnya. Merihat gelagat parasahabatnya, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ,,Biarkan

dia! sesungguhnya pemilik hak memiliki alasan untuk berbuatdemikian".

Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkansebagian sahabat membeli unta untuk membayar utang beliau.

Setelah berusaha mencari unta yang sama umurnya denganunta yang dipinjam namun tidak mendapatkannya, merekamelaporkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sailam bahwayang ada hanyalah unta yang lebih bagus umurnya dari yangdipinjam.

Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ,,Belilah untayang lebih bagus itu dan bayarkanlah! Sesungguhnya orong yangpaling baik adalah orang yang membayar utang dengan yang lebihbaik". (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis di atas memberikan pelajaran bahwa betapa Islammenjunjung tinggi keadian, sekalipun pemilik utang adalah seorangYahudi yang merupakan musuh umat Islam, lagi berlaku kasarkepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam di hadapan parasahabatnya, akan tetapi Nabi tidak menzaliminya, bahkan sebaliknyabeliau membayar utangnya dengan pembayaran yang Iebih bagusdari barang yang diambil. Akhlak mulia Rasulullah telah dipuji Allah,dalam firmanNya:

<#S*orr)"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang

agung". (Al Qalam: 4).

40

Dr. Khalid AsSyaya' berkisah, "Seorang Syiah yang sangat bencidengan kelompok Sunni berubah meniadi penganut Sunnf saatmenyaksikan tanya-jawab dengan nara sumber Syaikh Ibnu Baaz

rahimahullah.

Syaikh ditanya, "Bagaimana hukumnya saya sebagai peiabatmenghadapi dua orang yang mengikuti test masuk kepegawaian, yangsatu berasal dari kelompok non-Sunni (Syiah) nilainya lebih bagus dari

yang berasal dari kelompok Sunni, apakah saya boleh mendahulukanyang Sunni?

Syaikh menjawab, "Tidak boleh engkau lakukan, Allahberfirman,

-&3i 3i frllet trt+ fi, C" eg iltfi, &*GHi"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum,

mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karenaadil itu lebih dekat kepada tqloua". (Al Maidah: 8).

Melihat keadilan yang terpancar dalam fatwa syaikh tersebut,seorang Syiah yang semula benci terhadap kaum Sunni meninggalkanajarannya dan berpindah ke Sunni yang murni mengikuti Alqurandan Hadis.

Mengingat muamalat adalah lahan subur untuk orang-orangyang lemah imannya melakukan kezaliman dan memakan hartaorang lain dengan cara yang batil maka sangat penting mengetahuimualamat yang mengandung unsur kezaliman, karena banyakmuamalat yang terbebas dari riba dan gharar akan tetapi memilikiunsur kezaliman, muamalat ini tetap diharamkan dan harta yang

dihasilkan merupakan harta haram.

Diantara bentuk muamalat yang diharamkan karenamengandung unsur kezaliaman, menjual naiis, menjual barang-barang dan iasa yang diharamkan, monopoli, korupsi, kolusi,penipuan, pemalsuan merk dagang dan lain sebagainya.

Dalam pemaparan muamalat yang mengandung unsurkezaliman akan kami bagi kepada: kezaliman terhadap hak Allah,kezaliman terhadap hak orang tertentu dan kezaliman terhadap hakorang banyak.

2.2.1 KEZALIMAN TERHADAP HAK-HAK ALLAH

Di antara harta haram adalah harta yang bercampur dengan hakAllah yang tidak dibayarkan, seperti: zakatyang tidak ditunaikan.

4L

Tindakan ini adalah sebuah kezaliman terhadap hak Allah, danharta tersebut terhitung harta haram yang harus secepatnyadikeluarkan.

2.2.L.1 Harta Haram, Zakat Yang Tidak D itunaikanAllah telah menciptakan seluruh makhluk dan juga telah menjaminrezki mereka seluruhnya;

(tie! 4t ,* {t .r. f t qe Aitrcr u;)"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya". (Huud: 6).

fEts ta!i; iitt rie! a+x.J 4iri"Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa(mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanyadan kepadamu". (Al Ankabuut: 60)

Sebagian manusia memperoleh rezkinya dari pengguna jasamereka dalam bentuk upah, mereka adalah kaum buruh, pegawaidan orang upahan.

Dan sebagian manusia mendapatkan rezkinya dari hargabarang yang mereka hasilkan, mereka adalah kaum produsen danpetani.

Dan ada sebagian manusia yang mendapat rezkinya darikeuntungan selisih harga barang yang mereka beli dengan hargabarang yang mereka jual, mereka adalah kaum pedagang.

Dan juga ada sebagian manusia, rezki mereka bukan karenabarang atau jasa yang mereka berikan kepada pihak kedua, akantetapi karena status mereka sebagai kaum fakir dan miskin. Rezkimereka berada di tangan orang-orang yang wajib zakat18.

18 Ini tidak berarti islam menganjurkan orang miskin untuk bermalas-malasan,berpangku tangan dengan alasan rezki mereka sudah ditentukan Allah dalamharta orang-orang yang wajib zakat.

Karena status miskin yang dimaksud di sini orang yang sudah berusaha mencarirezki akan tetapi Allah mentakdirkan rezki mereka tidak mencukupi kebutuhanmereka.

Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis, ketika dua orang datang memintaharta zakat dan Nabi melihat mereka berbadan kuat, beliau bersabda, "zakattidak diperuntukkan bagi orang kaya, orang yang kuat dan mampu berusaha".(HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al AlbaniJ.

cr+.*Is-l)

42

Allah berfirman,

(lrHtJ CEri"Jl . irli-a b fgrC i ortllJ )"Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagiorang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)". (Al Maarij:24-25).

Ayat di atas menjelaskan bahwa zakat yang merupakan rezkipara kaum lemah telah ditentukan Allah persentasenya pada hartaorang kaya, maka tidak cukup iika dikeluarkan sekehendak pemilikharta.

Bilamana diketahui bahwa zakatbagi fakir miskin sama artinyadengan upah bagi seorang pekerja dan sama dengan harga barangyang diberikan pembeli kepada penjual maka sebagaimana Allahmencela orang yang telah menggunakan jasa buruh namunmenunda-nunda upahnya atau sama sekali tidak diberikan, makaAllah juga mencela orang-orangyang menahan rezki kaum dhuafa.

Pencelaan terhadap orang yang menahan upah buruh dapatdicerna oleh logika dan naluri manusiawi, akan tetapi pencelaan

terhadap orang-orang yang menahan rezki fakir miskin tidakdemikian halnya.

Oleh karena itu, Islam datang mewajibkan kepada orang-orangyang telah memenuhi syarat untuk menunaikan zakat danmenjadikan kewajiban zakat sebagai salah satu rukun Islam, sertamengancam dengan siksaan yang berat bagi orang yang tidakmenunaikannya. Dikarenakan orang yang menahan zakat telahmenzalimi pihak kaum dhuafa yang tidak berani mengambil rezkimereka yang berada di genggaman orang-orang yang kaya.

Sungguh kezaliman yang sangat besar jika kaum fakir tersebuttidur dengan perut lapar dan badan tidak terbalut kain sedangkanrezki mereka telah ditentukan Allah pada harta orang-orang kaya disekeliling mereka cukup untuk menutupi kebutuhan pokok mereka.Namun orang-orang kaya tersebut tidak memberikannya.

Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam bersabda:

43

,wI ,* *j

-1 ,l+$

"Sesungguhnya Allah teloh mewajibkon pada setiap harta orang-orang muslim yang kaya (zakat) yang mencukupi untuk menutupikebutuhan orang-orang muslim yang fakir. Dan tidaklah merekakelaparan dan tubuh mereka tidak berbalut pakaian melainkankarena orang-orang kaya tidak mengeluarkan zakat. KetahuilahrSesungguhnya Allah akan meminta pertanggung-jawaban mereka(orang kaya yang tidak berzakat) dan okan menyiksa mereko dengansiksaan yang pedih". (HR. Tabrani, dishahihkan oleh Al Haitamy).

Demi menjaga martabat dan harga diri kaum dhuafa, Allahtidak memerintahkan mereka untuk datang meminta-minta ataudengan cara paksa mengambil hak mereka yang berada di tanganorang yang wajib zakat, akan tetapi Allah memerintahkan pihak yangberkuasa fpemerintah) untuk mengambil hak para kaum dhuafa dariharta orang kaya dan menyerahkannya kepada mereka.

Allah berfirman:

(r41 i{r3. _3J $ # *:s-UrC i4 il )"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamumembersihkan dan mensucikan mereka". (At Taubah: 103).

Perintah untuk menarik zakat dalam ayat di atas ditujukankepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang juga pemimpinpemerintahan Islam kala itu.

Bila orang yang wajib zakat menunda menunaikan rezki fakirmiskin ini maka Islam menjatuhkan sanksi kepadanya denganmemerintahkan pihak berwenang untuk menarik zakat dan menyitasetengah hartanyale.

Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam bersabda,

"Barang siapa yang enggan menunaikannya (zakat), maka akan kamitarik zakatnya dan menyita setengah hartanya, hat ini merupakanketetapan Rabb kami." (HR.Abu Daud. Sanad hadis ini hasan).

fika orang-orang yang enggan menunaikan zakat berjumlahbanyak dan membentuk sebuah kekuatan, maka darahpun bolehditumpahkan dengan cara pemerintah memerangi mereka, demi

le Penerapan sanksi dengan menyita setengah harta orang yang enggan membayarzakat merupakan qaul qadim Imam Syafii dan mazhab Hanbali, sedangkanjumhur ulama tidak menerapkan sanksi ini.

L)J>>

nE_.,

44

memperjuangkan hak fakir miskin. Sebagaimana dahulu Abu BakarAsh-shiddiq memerangi orang-orang yang tidak membayar zakat.

Dari keterangan di atas sangat ielas bahwa zakat yang tidakditunaikan merupakan harta haram, karena harta zakat itu telahditentukan Allah sebagai hak fakir miskin.

Dan harta haram ini akan mengotori bahkan memusnahkanharta yang bercampur dengan zakatyang tidak ditunaikan.

Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallambersabda,

<<i');^ija +ii lli .alL SlSj ,s1J +a>>

"Barang siapa yang telah menunaikan zakatnya, niscaya hilangkotoran dari hartanya". (HR. Thabrani, sanad hasan).

2.2.1.1.L Cara Membersihkan Harta Haram Ini

Harta haram ini harus dibersihkan dengan cara menghitung jumlahzakatnya sesuai dengan jenis harta berdasarkan ketentuan syariattentang zakat. Jika harta tersebut masih dimilikinya maka wajibdikeluarkan secepatnya, setelah sebelumnya bertaubat kepada Allahdan berjanji untuk tidak mengulangi serta menyesali perbuatannya.

fika hartanya telah berkurang atau lenyap sama sekali, hartaharam ini tetap berada dalam tanggungannya dan wajib berniatuntuk mengeluarkannya seandainya Allah memberikan rezkikepadanya. fika dia wafat dalam keadaan ini semoga Allahmengampuni dosa-dosanya.

Jika dia meninggal dan belum membersihkan hartanya dariharta haram ini maka menjadi kewajiban ahli warisnya untukmengeluarkan zakat-zakat pada tahun-tahun berlalu sebelum hartatersebut dibagikan kepada ahli waris, karena Allah berfirman:

(#i-i1 q,#iAbs#i!r)"(Pembagian-pembagian tersebut untuk ahli woris) sesudah dipenuhiwasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya". (An

Nisaa: 1L).

Ayat di atas menjelaskan bahwa warisan baru boleh dibagisetelah dibayarkan hutang-hutang si mayat sedangkan zakat adalahhutang si mayat kepada Allah yang wajib dibayarkan kepada fakirmiskin dan ashn af lainnya.

45

2.2.1.1.2 Pe ngelolaan Harta Zal<at

Badan amil zakat resmi yang telah diakui oleh negara melaluiundang-undang zakat sering menginvestasikan sebagian harta zakatdalam bentuk modal usaha dan hanya memberikan keuntungan dariusaha tersebut kepada para fakir-miskin mustahik zakat. Apakahtindakan badan amil zakat ini dapat dibenarkan secara syar'i atautidak? Dan apakah muamalat ini termasuk muamalat haram atautidak? Karena pengelolaan ini jelas menunda pembagian zakatterhadap yang berhak dan bila pengelolanya bukan seorangmustahik dan ternyata usahanya mengalami kerugian, ataupengelolanya pihak yang tidak amanah tentulah harta zakat hilangdan merugikan para fakir miskin.

Para ulama kontemporer berbeda pendapat dalam hal ini:Pendapat pertama: Investasi harta zakat hukumnya boleh.

Pendapat ini merupakan keputusan Majma'Al Fiqh Al Islamizo fdivisifikih OKI), keputusan No. L5 (3/3) tahun L986, yang berbunyi,"Secara prinsip, harta zakat boleh dikembangkan dalam bentuk usahayang berakhir dengan kepemilikon usaha tersebut untuk mustahikzakal atau dikelola oleh pihak lembaga amil zakat yang bertugasmengumpulkan dan membagikan zakal dengan syorat bahwa hartazakat yang diinvestasikan merupakan sisa dori harta zakat yang telahdibagikan untuk menutupi kebutuhan pokok para mustahik dan jugadengan syarat ado jaminan dari pihak pengelola".

Diantara dalil pendapat ini bahwa pengembangan harta zakatsudah dikenal sejak masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan masakhulafaurrasyidin dimana hewan-hewan ternak yang dikumpulkandari zakat ditempatkan di salah satu padang rumput lalu ditunjukorang untuk mengembalakannya. Sebagaimana yang dijelaskandalam hadis 'Uraynah,

"Sekelompok orang dari bani 'ukal atau llraynah datang keMadinah (menyatakan keislamannya), lalu mereka terserang wabahpenyakit di koto Madinah, maka Nabi memerintahkan agar unta zakat

20 Majma' al Fiqh al Islami, merupakan lembaga fikih internasional yang terbesar,beranggotakan para ulama dari setiap negara Islam yang tergabung dalam oKI(organisasi Konfrensi Islam), ditambah anggota pakar dalam setiap displin ilmuagama dan sains, lembaga ini bertugas membahas permasalahan kontemporerdi bidang fikih, Iembaga ini telah mengeluarkan 180 keputusan dalam 19muktamar, sejak berdirinya pada tahun 1981 hingga tahun 2009, lembaga iniberpusat di feddah, Arab Saudi.

46

yang memilikf susu banyak untuk diperah, lalu mereka minum airkencing beserta air susu unta". (HR. Bukhari).

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena yang dilakukan pada

masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan masa khulafaurrasyidinbukanlah investasi dengan pemahaman yang dimaksud pada dewasaini. Perkembangbiakkan yang terjadi pada hewan ternak harta zakathanyalah sebuah proses alami, bukan tujuan. Karena hewan tersebutdikumpulkan di suatu padang rumput dalam waktu sesaat sebelumdibagi-bagikan kepada para mustahiknya2l.

Pendapat kedua: Investasi harta zakat hukumnya tidakdibolehkan. Pendapat ini merupakan keputusan Al Majma'Al FiqhiyAl Islami2z (divisi fikih Rabithah Alam Islami), dalam daurah ke XV,

tahun L998, yang berbunyi, "Zakat waiib dikeluarkan dalam waktusecepat mungkin, diberikan kepada mustahik yang ada pada saatzakat dikeluarkan, yang sifat mereka telah disebutkan Allah dalam

firmanNya:

(g5t*il3 rl;1311 &tirLlr u,iD"sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang-orang miskin". (At Taubah: 60).

OIeh karena itu harta zakat tidak boleh diinvestasikan oleh

sebuah lembaga untuk kepentingan salah satu mustahik. Karenatindakan ini melanggar aturan syarial yaitu zakat waiib diserahkansecepat mungkin kepada mustahiknya dan investasi dapatmengakibatkan hilangnya harta zakat yang telah meniadi hak paramustahikny a d an d ap a t m e ny e ng s ar akan m e r e ka" 23 .

Shalih Al Fauzan, Istibmar Amwal Al Zakat, hal 118-119, Dr. Abdullah Al

Ghufayli, Nawazil Al Zakot, hal 483-483.

Al Majma' al Fiqhy al Islami, merupakan lembaga fikih internasional yang

berada di bawah naungan Rabithah Alam Islami, beranggotakan para ulama dari

berbagai negara Islam, ditambah anggota pakar dalam setiap displin ilmu sains,

lembaga ini juga bertugas membahas permasalahan kontemporer di bidang

fikih, lembaga ini didirikan pada tahun t977, yang diketuai pertama kalinya

oleh Syaikh Abdullah bin Humaid rahimahullah, dan dilanjutkan oleh Syaikh

Abdul Aziz bin Baz rahimahullah, kemudian dipimpin oleh Syaikh Abdul Aziz Al

Asy Syaikh hafizahullah,lembaga ini berpusat di Mekkah, Arab Saudi'

Qararat Al Majma'Al Fiqhiy Al Islami, hal 323.

47

23

Pendapat ini juga merupakan fatwa dewan ulama kerajaanArab Saudi, No. 90562a, yangberbunyi, "

soal: Apakah lembaga sosial Islam internasional dibolehkanmenginvestasikan harta zakat yang terkumpul dengan menyimpan dibank syariah hingga sampai waktu penyerahannya kepada paramustahik... investosi ini aman dan dana zakat dapat ditarik sewaktu-waktu dan dikelola oleh lembaga keuangan yang berusahamemperj uang kan gtariat?

fawab: Lembaga sosial yang diberi izin untuk mengumpulkandan menyalurkan zakat tidak dibenarkan menginvestasikan hartazakaL Harta zakatwajib diserahkan kepada para mustahiknya setelahmemeriksa bahwa mereka berhak menerimanya, karena zakatbertujuan untuk menutupi kebutuhanfakir miskin dan melunasi utangorang yang berutang, sedangkan investasi harta zakat dapatmenghilangkan tujuan ini dan menunda penyeraLhan dana zakatkepada mustahiknya dalam waktu yang tidak dapat dipastikan,.

Dalil pendapat ini sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dari'Uqbah radhiyallahu 'anhu ia berkata, "Aku shalat Ashar di belakangNabi di Madinah, setelah salam beliau bergegas berdiri masuk kekamar salah seorang isterinya hingga melangkahi pundak sebagianpara sahabal lalu beliau kembali ke masjid. Melihat para sahabatnyaheran dengan tindokan beliau, ia bersabda,

&iG 6G+i+- ;J e.iJsi ,E-ie(#.i.i^ir

"Aku ingat sepotong emas zakat, dan aku tidak suka emas tersebutmenawanku, maka aku perintahkan untuk membagikannya (kepadapara mustahik)". (HR. Bukhari).

Hadis ini menunjukkan bahwa menunda harta zakat yangsudah terkumpul adalah perbuatan yang dibenci Nabi shailallahualaihi wa sallam, dan menginvestasikan harta zakat termasukmenunda penyerahan harta zakat kepada mustahiknya.

Umumnya kebutuhan para fakir miskin bersifat mendesak dantidak dapat ditunda maka menunda penyerahan harta zakat dengan

2a Fatwa ini ditandatangi oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baaz, Syaikh Abdul RazaqAfifi, Syaikh Abdullah Ghudayan dan Syaikh Abdullah bin eu'udrahimahumullah-, Fatawa lajnah daimah, jilid D[ hal455.

j i" Etr &5i,

48

tujuan investasi, yang belum pasti mendatangkan keuntungan,adalah tindakan yang tidak dibenarkan2s.

Wallahu a'lam, pendapat kedua yang melarang investasi zakatsangat kuat dari tinjauan dalil, juga mengingat sifat amanah di zamansekarang adalah sesuatu yang langka, maka bila celah ini dibukadikhawatirkan menjadi peluang bagi para pemakan harta haramuntuk memakan harta fakir miskin.

2.2.2 KEZATIMAN TERHADAP ORANG TERTENTU

Bentuk-bentuk muamalat yang mengandung unsur kezalimankepada orang tertentu, di antaranya: menjual atau membeli barangdengan cara terpaksa. Ini jelas mengandung unsur kezaliman kepadapihak yang dipaksa, karena pada saat itu jelas ia tidak rela menjualatau membeli.

Kemudian di antara bentuk-bentuk muamalat yangmengandung unsur kezaliman kepada orang tertentu, yaitu: menjualbarang naiis dan barang yang diharamkan, karena dua jenis barangini tidak ada nilainya dalam pandangan syariat maka bila dijualsungguh yang menerima hasil penjualannya telah menzalimipembeli, karena ia mendapatkan uang orang lain tanpa imbalandarinya.

Berikut ini rincian pembahasan tentang bentuk-bentukmuamalat yang mengandung unsur kezaliman terhadap orangtertentu.

2.2.2.L ]ual-Beli Barang Terpaksa

Manusia tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri,banyak barang yang dibutuhkannya dimiliki orang lain, sepertiseorang petani yang memiliki bahan pangan, dia juga membutuhkanpakaian maka dia harus menukar sebagian hasil panennya denganuang dan membeli pakaian dengan uang tersebut, begitu juga

sebaliknya. Dengan demikian dia mesti berinteraksi dengan oranglain untuk menutupi kebutuhannya.

Interaksi seseorang dengan pihak lainnya untuk bertukarbarang/iasa diatur oleh Islam dalam fikih muamalat. Islammenjelaskan syarat-syarat sahnya sebuah muamalat yang bila tidakterpenuhi maka perpindahan barang dan alat tukar (uang) menjadiharta haram.

2s Shalih Al Fauzan, Istitsmar Amwal Al Zakat, hal 73.

49

Di antara syarat sahnya jual-beli yaitu harus dilakukan olehkedua belah pihak dengan saling ridha (suka sama suka) tanpa adaunsur keterpaksaan.

Seorang yang terpaksa yaitu: orang yang berada di bawahancaman fisik pihak lain yang mampu melakukan ancaman tersebut,bila pihakyang dipaksa tidak mau melakukan jual-beli.

Seperti; jual-beli yang terjadi di sebagian tempat di beberapakota di Indonesia, pada saat calon pembeli menawar harga sebuahbarang maka dia dipaksa dengan berbagai cara untuk membeli,terkadang dengan ancaman dan gertakan bernada tinggi.

Hukum jual-beli ini tidak sah dan status uang serta barangadalah haram.

Berdasarkan firman Allah:

ol {t *ut+ S+ Srgi trtrb i r_fir iHJl r43j r;>(F+

"fii; t* Ttqaril

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salingmemakan harta sesomamu dengan jalan yang batil, kecuali denganjalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antarakamu" (An Nisaa: 29).

2.2.2.L.1Haramkah, Membeli Barang Dengan Harga MurahKarena Peniual Segan Terhadap Pembeli?

Telah dijelaskan bahwa tidak sah jual-beli terpaksa. Namun, apakahjuga termasuk terpaksa, bila penjual menurunkan harga karena rasamalu?

Seperti: seseorang meminta diturunkan harga dengan caramerayu penjual di hadapan orang banyak sehingga yang dimintamerasa malu, lalu menjualnya dengan harga yang diinginkanpembeli. Para ulama juga memasukkan jual beli ini dalam kategoriterpaksa26.

Hal ini berbeda bila penjual menurunkan harga barang ataupembeli membeli melebihi harga pasar atas dasar suka, iba atauhormat kepada pihak kedua tanpa ada unsur keterpaksaan, seperti:menurunkan harga barang karena pembelinya masih ada hubungan

26 Ar Ramli, Nihayatul Muhtaj, iilid V, hal 146. Ibnu Utsaimin, Asy Syarh ql mumti',jilid VIII, hal 108.

50

kerabat, atau pembelinya orang miskin atau pembelinya adalahtokoh masyarakat2T.

Maka hal ini dibolehkan dan jual belinya sah. Dengan dalil,bahwa bersedekah dengan keseluruhan harga barang dibolehkansyariat maka bersedekah dengan sebagian harga barang tentudibolehkan.

Sebagaimana jual-beli yang terjadi antara Nabi shallallahu'alaihi wa sallam dan fabir radhiyallahu anhu, saat Nabi shallallahu'alaihi wa sallam melihat unta fabir radhiyallahu anhu yang berjalanlambat lalu menawar untuk membelinya,

Maka fabir radhiyallahu anhu berkata, "Aku hadiahkanuntukmu, wahai Rasulullah" .

Namun Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tetap menawarnyaberulang kali, sehingga Jabir radhiyallahu anhu meniualnya denganharga L Uqiyah (1119 gr emas 24karat). Akhirnya Nabi shallallahu'alaihi wa sallam membayarnya L Uqiyah + 1 Qirath (t 0,18 gr emas

24 kar at). (H R. Muslim).

Dalam hadis ini jelas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallammelebihkan harga unta atas dasar iba kepada sahabatnya.

2.2.2.L.2 Haramkah, Membeli Barang Dengan Harga MurahKarena Peniual Terdesak Butuh Uang?

Hidup ini tidak selalu berjalan seperti yang kita rencanakan,terkadang kita telah merencanakan dan mempersiapkan segalasesuatu untuk mengatasi kemungkinan yang akan terjadi, akan tetapiyang terjadi diluar kehendak kita, hal ini karena hidup yang kitajalani ini telah ditentukan Allah 50 ribu tahun sebelum Allahmenciptakan langit dan bumi28.

Maka terkadang seseorang menghadapi keadaan sulit, diaterdesak butuh uang segera. Dan dia tidak mendapatkan piniamanuang yang bebas dari bunga riba. Maka dia harus menjual barangnyadengan harga murah di bawah harga pasar.

Apakah boleh bagi seorang muslim membeli barang tersebutdengan harga murah?

Walid Al Muiidy, Al Muhqbqh fil 'uqud al maliyoh, iilid I, hal 83, thesis di

universitas Al-lmam, Riyadh, Arab Saudi.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa nabi bersabda,"Allah telah menuliskqn

takdir seluruh makhlukNya lima puluh ribu tqhun sebelum penciptaan langit dan

bumi". No hadis: 2653.

51

Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini.

Pendapat pertama: Ulama dalam mazhab Hanafi dan sebagianulama dalam mazhab Hanbali menyatakan tidak sah jual-beli ini,yang berarti perpindahan uang dan barang tidak halal.

Yang menjadi argumen pendapat mereka adalah sebuah hadis:

( Its dtr #:{la atll ;-i$r .,-e.i i6;>Nabi Shallallahu olaihi wa sallam melarang penjualan orang

yang terdesak. (HR. Abu Daud).

Imam Ahmad menjelaskan maksud hadis ini bahwa seseorangyang terdesak butuh biaya lalu datang kepada anda untuk menjualbarang miliknya dengan harga 10 dinar, sedangkan harga pasarbarang tersebut 20 dinarze.

Akan tetapi, hadis yang menjadi dalil pendapat ini dhaf karenadi dalam sanadnya ada seorang perawi yang tidak dikenal3o.

Pendapat kedua: merupakan pendapat mayoritas para ulamabahwa jual beli ini sah, karena pembeli sesungguhnya turutmeringankan beban penjual, andai dia tidak membelinya dengansesegera mungkin, tenfu kesusahan penjual semakin lama untukmendapatkan biaya yang dia butuhkan.

Diriwayatkan:"Bahwa tatkala Nabi shallallahu alaihi wa sallammengusir Yahudi Bani Nadhirsl dari Madinah, Beliau menganjurkanmereka untuk menjual barang-barang, agar tidak merepotkan dalamperjalonan (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Hadis ini dapat dipahami bahwa boleh hukumnya menjualdan membeli barang dengan harga miring disebabkan penjualterdesak butuh uan& karena Yahudi bani Nadhir terpaksa menjualbarang-barang mereka dengan harga murah agar tidak merepotkanmereka dalam perjalanan keluar dari kota Madinah. fika jual beli ini

Walid Al Muiidy, /l Muhaabah fil uqudil maliyaft, iilid I, halaman 180.

Al-Albani, Dhaif sunan Abu Daud, halaman 273.

Dikarenakan pelanggaran mereka terhadap perjanjian, yaitu; merekamerencanakan pembunuhan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliauberada dipintu benteng Yahudi untuk suatu keperluan dengan melemparkanbatu besar ke arah Nabi shallollahu 'alaihi wa sallqm. Rencana pembunuhangagal, karena saat itu fibril alaihissalam memberitahukan kepada Nabishallallahu 'alaihi wa sallam rencana busuk tersebut. Peristiwa ini terjadi padatahun ke-4 Hijriyah.

30

31

52

tidak dibolehkan tentu Nabi shal/allahu 'alaihi wa sallam tidak akanmenyarankan mereka untuk melakukan ny a32.

2.2.2.1.3 lual-beli Terpaksa yang Dibolehkan

Pada dasarnya jual-beli terpaksa hukumnya tidak boleh dan tidaksah, namun dalam kondisi tertentu jual-beli terpaksa dibolehkansyariat.

Seperti: qadhi [hakim) yang menjual terpaksa sisa harta orangyang jatuh pailit untuk menutupi hutangnya atau ia menjual barangagunan untuk menutupi hutang pemilik barang yang telah jatuhtempo33.

Termasuk juga dalam jual terpaksa yang dibolehkan orangyang dipaksa untuk menjual tanah dan rumahnya karena terkenaproyek pembuatan jalan raya atau perluasan fasilitas umum, sepertimasjid, rumah sakit, taman kota, stasiun, terminal bis dan lainsebagainya3a.

Maka jual-beli yang terjadi hukumnya sah sekalipun merekadipaksa untuk menjual rumah dan tanahnya, dengan syarat pihakpemerintah memberikan ganti rugi yang adil (layak sesuai denganharga pasar).

Hal ini didasarkan atas kebijakan Umar bin Khattabradhiyallahu 'anhu yang menggusur rumah-rumah yang berada disekitar masjidil Haram dan memberikan ganti-rugi kepada parapemilik rumah dan tanah yang terkena penggusuran, namun padasaat itu ada beberapa orang yang menolak penggusuran rumahmereka maka Umar menggusur paksa serta meletakkan uang ganti-rugi di dalam Ka'bah. (Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi).

Kebijakan ini diikuti oleh khalifah setelahnya yaitu Utsman binAffan radhiyallahu' anhu.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Azraqy (wafat 223H),"Di masakhilafah [Jtsman jumlah kaum muslimin yang berziarah ke Mekkahterus bertambah ... maka beliau memperluas Masjidil haram ... beliaumemb eli rumah-rumah di sekitarnya.

Sebagian orang enggan menjualnya.

32 Walid Al Muiidy, z{l Muhaabah fil uqudil maliyafi, jilid I, halaman 183.

33 Dr. Fahd Al Umary, Naz'ul Milkiyyah Al Khasshah,hal2lS.3a Dr. Fahd Al Umary, hal 317.

53

Lalu Utsman membongkar paksa rumah mereka. Namun parap emilik rum ah m e ng h al ang iny a.

Maka Utsman memanggil mereka, seraya berkata, "Kalianberani menghadang kebijakanku karena tahu akan kesantunanku.Padahal dahulu Umar membongkar rumah disekitar Masjidil haramdan tidak seorongpun yong menghadangnya".

Lalu Utsman memenjarakan mereka selama beberapa hari"3l.

Kebijakan dua orang khalifah tersebut untuk menggusur paksatidak ditentang oleh para sahaba! dengan demikian ini bisa dianggapsebagai ijma'.

Jual-beli paksa untuk kepentingan umum ini dibenarkan dandikukuhkan oleh Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI) denganNomor keputusan (29) 4/4 Tahun 1,988M, dan menambahkanbeberapa persyaratan yang wajib diperhatikan saat hal itu dilakukan.

Bunyi keputusan tersebut:

"Setelah menelaah penelitian-penelitian yang diajukan oleh parapakar fikih tentang hukum penggusuran secara paksa demikepentingan umum yang membolehkan hal tersebut berdasarkan dalildari hadis dan perbuatan paro sahabat (khalifah Ilmor dan lltsman)serta kebijakan para pemimpin selanjutnya... maka diputuskan:

Tidak boleh melakukan penggusuran paksa untuk kepentinganumum kecuali dengan memperhatikon hal-hal berikut:

- Pemilik tanah dan rumah yang digusur paksa harus mendapatganti-rugi yang adil, ditentukan oleh pihak ketiga yangberpengalaman, dan harganya tidak boleh di bawah hargapasar serta dibayar sesegera mungkin.

- Pihak yang menggusur hanyalah pemerintah setempat atauinstansi yang ditunjuk oleh pemerintah.

- Tujuan penggusuran untuk kepentingan umum yang sifatnyamenyangkut kebutuhan mendesak untuk orang banyak,seperti; masjid, jalan dan jembatan.

- Penggusuran bukan untuk investasi pemerintah/pribadi.

Jika salah satu persyaratan di atas dilanggar maka statuspenggusurannya termasuk kezaliman dan merampas hak ral<yat yangdilarang oleh Allah dan Rasul-Nya"se .

3s Az Raqy,.4kbar Mqkkqh, jilid II, hal 69.36 Qararat wa taushiyat Majma' al fiqh al Islami,hal.29.

54

2.2.2.1.4 Akad iz'an

Juga tidak termasuk dalam akad ba'i terpaksa, yaitu: transaksi yangdikenal dengan akad iz'an (contract of adhesion) di mana pihak yangkuat secara ekonomi memaksakan harga dan persyaratan-persyaratan yang menguntungkannya terhadap pihak yang lemah.Seperti, transaksi pemasangan air bersih, telepon, listrik angkutanumum dan lainnya.

Dalam akad ini, para pelanggan sama sekali tidak dapatmengubah harga serta persyaratan yang dibuat oleh pihakperusahaan pemberi layanan. Kalau tidak menyetujui, mereka tidakakan mendapatkan pelayanan yang mereka butuhkan.

Akad ini tidak mengandung unsur paksaan, karena pelanggansaat ingin mengajukan permohonan tidak seorangpun yangmemaksa mereka untuk melakukan ny a37 .

Oleh karena itu, akad ini dibenarkan oleh Maima' AI Fiqh AIIslami (divisi fikih OKI) dengan keputusan no: L32 (6/4) tahun 2003.

Keputusan tersebut berbunyi," Akad lz'an dalam pandangan

fikih terbagi dua:

1. Akad iz'an, harga yang ditetapkan adil, tidak mengandungp ersyaratan y ang menzalimi pihak yang lemah.

Hukum akad ini sah menurut syariat. Dan wajib dipatuhikedua belah pihak Serta pihak pemerintah/pengadilansetempat tidak berhak membatalkan atau mengubah akadini, karena tidak ada penyebab yang mengharuskanpembatalannya sekalipun terdapat unsur ghaban(penipuan) harga dalam jumlah relatif sedikit, karena unsurpenipuan dalam jumlah tidak besar ditolerir oleh syariatdalam hal muamalat, mengingat sangat susah sebuahmuamalatyang terbebas sama sekali dari unsur ini.

Juga transaksi orang yang membutuhkon dalam keadaanmendesak disahkan oleh syariat bila harganya adil,b erdas arkan ke s ep akatan p ar a ulama.

2. Akad iz'an mengandung kezalimon terhadap pihak yanglemah, karena harga yang ditawarkan sangat murah(ghaban fahisy) otau perryaratan yang ditetapkan sangatmerugikan.

37 Dr. Shaleh Al Ghulaiqah , Shiyagh al Uqud fil Fiqh Islami, hal 99.

55

Dolam akad ini pemerintah setempat wajib turut campursebelum ditawarkan kepada khalayak ramai. Dengan caramenentukan harga yang adil, terbebas dari kezaliman,merugikan orong banyak atau menghapus/mengubahpersyaratan-persyaratan yang tidak adil.

Hal ini didasarkan atas kewajibon ulil amri (pemerintah) didalam islam untuk menghapuskan ihtikar (monopoli) pihakpenjual atau pemberi josa yang menyangkut kebutuhanorang banyak ...".

2.2.2.2 HARTA HARAM HASIL PENIUALAN NAJIS

Allah adalah Zat yang Maha Suci dari segala sesuatu yangmengurangi kesuciann-Nya, Ia memerintahkan hambaNya yang inginmendekatkan diri kepada-Nya agar membersihkan diri dan pakaianmereka dari segala bentuk najis. Allah berfirman,

€!!6 dliris"_J.isi {tS. jIG $. jUt r$,i E)"Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, Ialu berilahperingatan! dan Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmub ersihkanlah ". (Al Mudatstsir : L- 4).

Dalam ayat-ayat di atas, Allah memerintahkan NabiNya untukberdakwah dan beribadah, dan sebelum melakukan tugas mulia ituAllah memerintahkannya untuk membersihkan pakaiannya dari najisdan segala bentuk kotoran.

Maka hukum asal najis adalah dimusnahkan dan dijauhkan darilingkungan tempat seorang muslim mendekatkan diri kepada Rabb-nya. Namun terkadang sebagian najis memiliki nilai ekonomi di matasebagian manusia sehingga mereka mau membeli najis tersebut dariorang lain.

Agar seorang muslim benar-benar bersih tubuhnya dari najis,dan darah serta dagingnya bersih dari makanan yang dibeli dari hasilpenjualan najis, maka Allah menutup celah ini dengan sabda Nabi-Nya,

t#uli t:Ki; Lireqi i:isr ;6;ii, cr:JA .ri;Jl nil C,,r.r,

<(3A a-:; zo;-Gi ,y ,* e> t-i! rj+r b ar',t!s"Allah mengutuk umat Yahudi, AIIah telah mengharamkan merekamemakan gajih hewan ternak, lalu mereka jual gajih tersebut, danmereka makan uang hasil penjualannya, sesungguhnya Allah bilamengharamkan memakan sesuatu, berarti AIIah mengharamkan juga

56

uang hosil penjualannya". (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani).

Oleh karena itu, hasil penjualan najis merupakan harta haramdan pelakunya dilaknat oleh Allah sebagaimana Ia melaknatYahudi.

2.2.2.2.1Apakah SahAkad fual Beli Naiis?

Hasil penjualan najis menjadi haram karena salah satu syarat sah jualbeli tidak terpenuhi, yaitu barang yang menjadi objek jual beliharuslah suci. Dengan demikian akad jual beli tidak sah danperpindahan barang dan uang tidak halal. Maka pihak yangmenerima uang wajib mengembalikan uang tersebut.

Sepantasnya najis itu diberikan kepada orang yangmembutuhkannya dengan cara cuma-cuma. Dan pemberinyasepantasnya bersyukur, dapat membantu orang lain dengan sesuatuyang tidak merugikan dirinya.

fika anda adalah pihak yang membutuhkan najis tersebutkarena alasan yang dibenarkan syariat dan anda tidakmendapatkannya dengan cuma-cuma maka anda boleh membelinya,sedangkan dosa transaksi tersebut sepenuhnya ditanggung olehpihak penjual.

2.2.2.2.2 Meniual Naiis Seharga Biaya Pengolahan

Di kota-kota besar yang berpenduduk padat masalah najis kotoranmanusia (tinja) merupakan permasalahan serius. Pada sebuah kotayang penduduknya mencapai 10 juta jiwa lebih, jika setiap jiwa rata-rata mengeluarkan kotoran setiap harinya L/41<9, bisa dibayangkansetiap harinya akan ada 2.500 ton tinja. Bila hal ini dibiarkan akanberdampak terhadap kerusakan lingkungan sehingga akan menjadipetaka untuk manusia itu sendiri. Oleh karena itu dibuatlah InstalasiPengolahan Lumpur Tinja, dimana tinja diolah menjadi pupukorganik dan siap dipasarkan.

Apakah halal mendapatkan uang hasil penjualan tinja yangtelah diolah, tentunya pengolahan tersebut, mulai darimengumpulkan tinja hingga siap digunakan sebagai pupuk organikmengeluarkan biaya yang cukup besar.

Hukum menjual najis sekalipun telah diolah menggunakanbiaya tetap diharamkan, berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihiwa sallam saat menaklukkan kota Mekkah:

57

"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan menjual arak, bangkai,babi dan berhala". Seorang sahabat bertanya,"Bagaimana dengangajih bangkai yang dicairkan lalu digunakan untuk mencat perahu,dioleskan ke kulit (pelembab kulit) dan sebagai minyak lampu? Nabibersabda, "Httkum menjualnya haram, Allah telah mengutuk orangYahudi karena AIIah mengharamkan mereka memakan gajih hewanternalt lalu gajih tersebut mereka cairkan dan mereka jual, kemudianuang hasil penjualannya mereka gunakan untuk membeli makano.n."(HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis di atas, salah seorang sahabat bertanya tentanghukum menjual bangkai (najis) yang sudah diolah menjadi bentuklain, maka Nabi shallallahu 'alaihi wo sallam tetapmengharamkannya dan menyamakan perbuatan tersebut denganperilaku Yahudi. Ini berarti menjual najis hukumnya haram.

Namun bagaimana hukumnya bila pihak pengolah memintabiaya upah pengolahan kepada pihak yang membutuhkan najis tanpamengambil keuntungan?

Wallahu a'Iam, hukumnya boleh. Karena menarik biayapengolahan sama artinya dengan pihak yang membutuhkan najismeminta seseorang untuk mengambil tinja, mengumpulkannya, lalumengolahnya sehingga layak digunakan sebagai pupuh dan orangyang telah melakukan kerja tadi berhak mendapat upah sepantasnya,akad ini disepakati keabsahannya, karena akad ini adalah akad ijarah(upah/jasa) dan bukan akad jual-beli. Pada akad ijarah tidak adapersyaratan bahwa objek kerja harus suci.

Walaupun selintas terlihat sama bentuknya antara menjualnajis olahan dan meminta upah biaya pengolahan, tetapi padahakikatnya terdapat perbedaan antara menjual dan meminta upah.Dalam akad jual-beli, penjual berhak mendapat keuntunganseberapapun sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli.Sedangkan membayar upah biaya pengolahan, pekerja hanyamendapat imbalan atas kerjanya, dan bukan mencari keuntungan.

58

Dengan demikian, keuntungan yang didapatkan seorang pedagangyang membeli pupuk tinja langsung dari pihak pengolah, lalu iamenjualnya kepada pihak ketiga maka keuntungan peniualannyaharam.

Namun, bagaimana seandainya seorang pedagang membelipupuk tinja kemudian diolah kembali dengan ditambah jerami dandiaduk sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara pupuk tinja danjerami, apakah hukum menjualnya juga tetap haram?

Hukumnya juga tetap haram, berdasarkan sabda Nabishallallahu' alaihi wa sallam,

v3,ri;iG rLE irS jF ,)"lxJr e i,:Git *3: t-i!,(i;ii: >i u+u ct3 o!; ,H-F

"Apabila seekor tikus (mati) jatuh ke minyak samin, jika minyok saminitu beku maka buang bangkai tikus dan bagian minyak samin bekuyang terkena (najisnya), dan jika minyak samin itu cair maka jonganengkau dekati! (HR. Abu Daud dan Nasi'i, derajat hadis ini hasan).

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa haram hukumnyamendekati minyak cair yang bercampur naiis dan perbuatan menjualminyak yang bercampur najis berarti mendekatinya. Dan hukumnyajelas haram. Begitu iuga hukum menjual pupuk yang merupakancampuran najis (tinja) dan jerami yang tidak dapat dipisahkan lagiantara najis dan jerami. Namun, jika dapat dipisahkan antara jeramidan najis maka wajib dipisahkan. Sehingga boleh menjual jerami,tetapi haram menjual najis.

2.2.2.2.3 Bentuk-bentuk Nai is yang Haram Diperi ualbelikan2.2.2.2.3.L Kotoran Manusia (Tinia)

Para ulama sepakat bahwa kotoran manusia (tinja) adalah najiskarena kita diwajibkan beristinja (membersihkan kotoran yangkeluar dari qubul dan dubur dari tubuh dengan air yang suci ataubenda yang permukaannya kasar, seperti batu) dan orang yang tidakberistinja akan disiksa di dalam kuburnya. Rasulullah shallallahualaihiwa sallam bersabda saat melewati dua kuburan,I .o.-.o - ;.io ,ir$i y

"Mereka sedang disiksa, mereka disiksa bukan karena suatu perkarayang besar. Adapun jenazah yang ini maka ia sering tidak bersuci

r'S r-li , ;.r( , J O-ds+ uj,:2 \P-

(4:+^iltJ , +i..T SlSi hi\\- t/ :9-

,oqs{ udl,6t4At iv

59

setelah selesai kencing, adapun yang ini, ia suka menyebarkannamimah (adu domba_)" (HR. Abu Daud, disahihkan oleh Al-Albani).

Setelah mengetahui tinja adalah najis, maka uang hasilpenjualan tinja hukumnya haram karena uang tersebut didapatkantanpa imbalan, disebabkan najis dalam islam tidak ada harganya.

Hal ini hukumnya ielas, tetapi bagaimana hukumnya menjualbarang yang pada dasarnya tidak najis akan tetapi tercemar najis?

Sebagian petani menggunakan tinja sebagai pupuk tanamanmereka atau menggunakan air limbah rumah tangga yang telahbercampur dengan najis (tinja) untuk menyiraminya, karenamemang sangat bagus untuk segala jenis tanaman mengingatkandungan Nitrogen, Posfor dan Kaliumnya tertinggi di antaraseluruh pupuk organik.

Akan tetapi, sebagai seorang muslim tentu faktor keuntunganduniawi saja tidak cukup sebagai alasan untuk memanfaatkan bendanajis ini sebagai pupuk nutrien tanaman mereka.

Maka bagaimanakah Islam menyikapi pemberian pupuk tinjadan dampaknya terhadap kehalalan tanaman dan buah yang diberipupuk tinja? Karena pasti sedikit banyak najis akan meresap ketanaman, apakah dengan demikian tanaman menjadi najis dan bilasaatnya panen lalu buahnya dijual, hasil penjualannya termasukharta haram?

Ada perbedaan pendapat para ulama mengenai hal ini.

Pendapat pertama: Para ulama mazhab Hanbali berpendapatbahwa perbuatan itu diharamkan dan tanaman tersebut hukumnyatercemar najis yang harus dibersihkan dengan cara diberi pupuk danair bersih selama beberapa hari sebelum dipanen dan dijual.38

Mereka berdalil dengan hadis yang diriwayatkan oleh IbnuAbbas radhiyallahu anhu, ia berkata,

L;Xs eus-4jla ell ;- lt )y) ej ,ef l:3 )( .;"6r ,t*tijl{tj J idtt

"Kami menyewakan tanah milik Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan kami mensyaratkan kepada para penyewa agar tidakdiberi pupuk kotoran monusia." (HR. Baihaqi).

38 lbnu Qudamah, Al Mughni, jilid XIII, Hal 330.

60

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena hadis tersebutdidhaifl<an oleh lbnu Hajaree.

Para ulama dalam mazhab Hanbali juga berdalih bahwasanyatumbuhan tersebut diberi pupuk nutrien dari najis, dengan demikiansetiap bagian dari tanamanan tersebut adalah najis a0.

Tanggapan: Argumen ini juga tidak kuat, karena bila suatubenda berubah wujud menjadi benda lain yang dilihat hukum wujudbenda baru bukan wuiud benda asalnya, seperti arak yang berubahmenjadi cuka, maka para ulama sepakat hukumnya halal, sekalipunberasal dari arak yang dihukumi najis, karena yang dilihat adalahcuka bukan asalnya. Begitu juga manusia yang berasal dari air maniyang dihukumi najis oleh ulama mazhab Hanafi, tetapi semua ulamasepakat bahwa setelah air mani berubah wujud menjadi manusiamaka tidak najis lagi, walaupun berasal dari najis. Begitu pulasebaliknya, kotoran manusia berasal dari makanan halal ketikaberubah wujud menjadi tinja maka tidak seorangpun yangmenghukuminya halal dengan alasan tinja berasal dari makanan.

Dengan demikian, tanaman yang diberi pupuk dan disiramdengan air najis kemudian berubah bentuk menjadi buah yang siapdipanen melalui proses yang telah diatur oleh Allah, maka tidakdilihat lagi asalnya. Kecuali bila sifat-sifat najisnya tidak berubahseperti bau buah tersebut masih berbau najis yang menunjukkanbahwa perubahan bentuk tidak terjadi secara sempurna, maka inidihukumi najis dan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan caradiberi pupuk dan air yang suci hingga sifat-sifat najisnya hilang samasekali.al

Pendapat kedua: para ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, danSyafi'i membolehkan pemberian pupuk najis dan penyiramantanaman menggunakan air najis, dan buah tanaman tersebuthukumnya halal, serta uang hasil penjualannya halal.a2

Mereka berdalil dengan firman Allah,

(r;5.rjr dvsari€JIJA)"Dia-lah AIIah yang telah menjadikan segala yang ada di bumi untukkamu". (Al Baqarah: 29).

3e Ibnu Hajar, At Talkhis Al Habir, jilid II, hal 84.

a0 Ibnu Qudamah,lI Mughni,jilid XIII, hal 330.

al Dr. Shaleh Al Musallam, Tathhir an Najasat,hal237.a2 Ibnu Al Humam, Fathul Qadir, jilid, X, hal99, An Nawawi, Al Majmu' IV, hal488.

6L

Ayat di atas menielaskan bahwa segala sesuatu yang diciptakanAllah di atas bumi ini halal untuk manusia termasuk tanam-tanaman,kecuali tanaman tersebut diharamkan Allah. Dan tidak ada dalil yangmenjelaskan bahwa Allah mengharamkan tanaman yang diberipupuk najis atau disirami air najis.

Dan juga diriwayatkan bahwa sahabat Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam yang bernama Sa'ad bin Abi Waqqash memberi pupuktanamannya dengan kotoran hewan dan manusia. (HR. Baihaqi).

Wallahu a'lam, Pendapat yang terkuat dalam hal ini bahwatanaman atau pohon yang diberi pupuk tinja atau disiram dengan airyang tercemar oleh naiis manusia adalah halal dan tidak najis, biladipanen dan dijual hasil panennya maka akad jual-belinya sah danharta hasil penjualan tanaman atau buah adalah halal.

2.2.2.2.3.L 1 Ikan yang Diberi Pakan Tinia, atau yang Hidup diAir yang Tercemar Naiis

Di daerah pedesaan banyak didapati kolam-kolam ikan yangberfungsi ganda, selain sebagai tempat pemeliharaan ikan jugasebagai tempat pembuangan tinia sehingga dapat dipastikan bahwapakan ikan itu sebagaian besarnya berasal dari najis (tinia). Ikan danhewan ternak yang diberi pakan najis (seperti tinja dan bangkai)sehingga bau daging hewan tersebut tidak normal, hewan inidinamakan dengan iallalah.

Apakah ikan jallolah tersebut dihukumi naiis, tidak halaldimakan dan bila dijual hasil peniualannya menjadi harta haram?

Para ulama berbeda pendapat tentang kehalalan hewanjallalah.

Pendapat pertama: ulama mazhab Hanbali mengharamkanhewan tersebut karena hewan ini tercemar najis yangmenyebabkannya tidak halal dimakan, dengan demikian bila dijualmaka hukum jual belinya tidak sah dan uang hasil penjualan hewanjallalah merupakan harta haram.a3

Dalil pendapat ini adalah hadis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dari lbnu Umar radhiyallahu anhuma, ia berkata,

lXlr T ,g #s iit atrt ,;- 41ll JA3 4)>nhr-,fi;

a3 Ibnu Qudamah, Al Mugni,jilid XIII, hal 328.

62

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang makan hewanjallalah dan (meminum) susunya". (HR. Abu Daud dan Nasa'i. Hadisini dishahihkan oleh Nawawi dan Ibnu Daqiqil led).

Hadis di atas menjelaskan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang memakan daging dan meminum air susu hewanjallalah, dan setiap kalimat larangan menunjukkan bahwa hukumyang dilarang adalah haram.

Adapun sebab larangannya dikarenakan daging dan susuhewan tersebut telah tercemar najis melalui makanan dan minumanyang dikonsumsinya, yang bila daging hewan tersebut dimakan olehmanusia berarti ia memakan najis (haram) dan bila dijual berartimenjual najis. Dan tidak sah akad jual beli najis.

Pendapat kedua: Ulama mazhab Hanafi dan Syafi'iberpendapat bahwa hewan jallalah halal, karena hukum asal setiapbenda adalah halal, kecuali bila terdapat larangan.

Adapun hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang melarangmemakan daging dan air susuTallalah bukan disebabkan daging danair susu hewan tersebut tercemar najis tetapi oleh sebab lain. Karenakaedah perubahan wujud, yaitu: suatu wujud barang yangmerupakan perubahan dari wujud lainnya maka yang dilihat adalahwujud baru. Contoh: hukum asal hewan ternak halal, adapun pakannajis telah berubah menjadi daging dan air susu, sedangkan dagingdan air susu hukumnya halal aa.

Dengan demikian, larangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamtersebut hukumnya hanya makruh saja. Dan daging serta air susuhewan jallalah boleh dimakan dan diminum, juga boleh dijual danhasil penjualannya halal. Hanya saja afdhalnya hewan tersebutdikarantina terlebih dahulu sebelum dikonsumsi atau dijual.4s

2.2.2.2.3.1.2 Cara M emb ersihkan Hewan /a ll al ah

Semua ulama sepakat bahwa hewan jallalahblladikarantina terlebihdahulu sebelum dikonsumsi atau dijual dan diberi pakan yang tidakmengandung najis serta diberi air yang bersih maka hewan tersebutmenjadi halal.

Namun berapa lama hewan tersebut harus dikarantina? Adayang berpendapat selama 3 hari. Hal ini didasarkan perbuatan lbnuUmar radhiyallahu 'anhuma," bila Ia ingin memakan hewan jallalah

An Nawawi,Al Majmu', jilid IX, hal20.

Dr. Shalih Al Musallam, hal227.

44

45

63

beliau mengkarantinanya selama 3 hari. (Atsar ini diriwayatkan oleh

Abdul Razak dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Ada juga yang berpendapat bahwa iika ikan atau ayam

dikarantina selama 3 hari, sedangkan sapi dan unta selama 40 hari,

dalil pendapat ini bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang

memakan unta jallalah hingga dikarantina terlebih dahulu selama 40

hari. Akan tetapi hadis ini didhaifkan oleh Al Zahabi.

Pendapat yang terkuat tentang hal ini -wallahu'alam- tidakditentukan oleh lamanya waktu karantina, karena tuiuan dari

karantina adalah untuk membersihkan bau tidak sedap pada hewanjallalah akibat tercemar najis, maka apabila bau itu telah hilang

hewan tersebut telah siap untuk dikonsumsi'

2.2.2.2.3.2 Meniual Pupuk Kandang

Hukum halal atau tidaknya hasil penjualan pupuk kandang

tergantung kepada hukum kotoran hewan ternah apakah najis atau

tidak.

Para ulama sepakat bahwa kotoran hewan yang dagingnya

tidak halal dimakan adalah naiis, seperti kotoran anjing.a6

Adapun kotoran hewan yang dagingnya halal dimakan, seperti:

kotoran ayam, sapi dan hewan ternak lainnya, terdapat perbedaan

pendapat dikalangan para ahli fikih tentang hukumnya.

Pendapat pertama: Para ulama yang menganut mazhab

Hanafi dan Syaf i berpendapat bahwa kotoran hewan ternak adalah

najis.

Mereka berpegang kepada beberapa dalil, diantaranya:

1. Sabda Nabi shallallahu'alaihiwa sallomt

(eJ-illl ,1, Fl 9,,lii, uv,iF,,,J3;ll & lri )rtl)"Bersihkanlah tubuh kalian dari air kencing, karena

kebanyakan azab kubur disebabkan oleh air kencing yang

tidak dibersihkan" . (HR. Daruquthni).

Hadis di atas menjelaskan bahwasanya Nabi shallallahu'alaihi wa sallam memerintahkan untuk membersihkan diridari air kencing dari perintah untuk membersihkan diridari air kencing dapat dipahami bahwa air kencing itu najis,

dan kata bawul (air kencing) dalam hadis adalah mutlak,

+6 Al Mausuah Fiqhiyyah Kuwaytiyyah, jilid XC, hal 91.

64

termasuk juga air kencing hewan yang dagingnya halaldimakan.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat karena, yang dimaksuddengan air kencing dalam hadis tersebut hanyalah airkencing manusia.aT

Hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkanoleh Ibnu Mas'ud:

"Ketika nabi selesai buang air, beliau memintaku untukmembawakan tiga buah batu, nomun aku hanyamendapatkan dua buah batu, aku terus mencari, tetapihanya mendapatkan sepotong tahi unta yang telahmengeras,lalu aku membowanya kepada nabi, maka meliaumengambil batu dan membuang tahi serqyo bersabda," iniadalah riks". HR. Bukhari.

Kata "riks" dalam bahasa arab berarti najis, dengandemikian maka hukum tahi hewan ternak adalah najis.

Tanggapan: Dalil ini juga tidak kuat, karena kata "riks"dalam bahasa arab berarti sesuatu yang menjijikkan baikitu najis ataupun tidah seperti dalam firman Allah,

i.u.$ir3 :n*iiir3 :iiir *l rrr.r orJll ti.lj u"l(od#at drb cr,j4-2 i{i{tl

"Hai orang-orang yang berimon, sesungguhnya (meminum)khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasibdengan panah, adalah "rijs" termasuk perbuatan gtaitan".(Al Maidah:90).

Allah mensifati berhala dengan "nls" dan tidak seorangpunyang mengatakan bahwa berhala najis. fadi, sabda Nabishallallahu 'alaihi wa sallam "ini adalah riks" belum tentumaksud beliau bahwa ini adalah najis. Adapun keengganan

Dr. Abdurrahim Hasyim, An Najasat wa ahkqmuha, thesis di univ. Al Imam,

Riyadh, halaman 311.

2.

65

beliau menggunakan tahi unta untuk beristinja dikarenakantahi itu merupakan makanan jin bukan karena itu adalahnajis. Sebagaimana penafsiran Imam Nasa'i,

Abu Abdurrahman berkata, "AI riksu, adalah makanan jin".Sanad hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani.

Pendapat kedua: Para ulama yang bermazhab Maliki danHanbali berpendapat bahwa kotoran hewan ternak tidaklah najisas.

Mereka berdalil dengan beberapa hadis, diantaranya:

- Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, iaberkata,

4+:Jl l_,11.6 ,4&JtS ,Cti! ,&; {la

? t , -o;.-r t4 I cl !r.r!rJ / 2.-J .

"Sekelompok orang dari bani'Ukal atau Uraynah datang keM adin ah (meny atakan keislamanny a), lalu mereka terserangwabah penyakit di kota Madinah, maka Nabimemerintahkan agar unta zakat yang memiliki susu banyakuntuk diperah, lalu mereka minum air kencing beserta airsusu unta". [HR. Bukhari).

Dari perintah Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam agar minumair kencing unta dapat dipahami bahwa kotoran hewanternak tidaklah najis, karena seandainya itu najis tentu Nabishallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan memerintahkanmereka agar meminumnya, sekalipun dalam rangkapengobatan, karena ada larangan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam agar jangan berobat menggunakan benda yangdiharamkan. Beliau bersabda,

?13-t zlr ;J3 -,8: satiJit3 tl'Jl Aj; atrt

'b!r,

<gl_,p; lj3l-r: Y3 l33lss

"Sesunguhnya AIIah menurunkan penyakit dan jugamenurunkan penawarnya, dan setiap penyakit ada obafiiya,

Perlu diingat bahwa maksud kotoran hewan ternak tidak najis, bukan berartiboleh dimakan, karena dalam hal makanan perlu dilihat lagi apakah benda

tersebut berbahaya bagi kesehatan atau tidak

&El i+enYG,

66

gjt eEJ. :j,"sll ,F_ilt )ia

5itrt

.J3E

maka berobatlah kalian, dan janganlah berobat dengan yangharam". (HR. Abu Daud. Ibnu Mulaqqan menyatakan bahwasanad hadis ini shahih).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, iaberkata,

;jA3,i>r:..lr 4isjii &4i t$3i 1_,-j rrls)

"Adalah Nabi shalat dimanapun saat waktu tiba, dan pernahshalat di tempat pemeliharaan kambing". (HR. Bukhari danMuslim).

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa kotoran hewanternak tidaklah najis, karena seandainya itu najis tentu Nabishallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan shalat di tempatnajis (kandang kambing).

Wallahu a'lam, dari dua pendapat para ulama di atas yangterkuat berdasarkan dalil adalah pendapat yang menghukumikotoran hewan ternak tidak naiis, dengan demikian berarti bolehmenjual-belikan pupuk kandang dan keuntungan hasil penjualannyahalal, begitu juga boleh membuat kandang ayam diatas kolam ikan,dan bila ikannya dipanen lalu diiual tidak perlu dikarantina terlebihdahulu, karena ikan tersebut bukanlah jallalah yang memakan najis.

2.2.2.2.3.2 Bangkai

Yang dimaksud dengan bangkai adalah hewan darat yang mati tanpadisembelih atau dibunuh dengan cara yang tidak sesuai dengantuntunan syariat Islam.

2.2.2.2.3.2. 1 Hukum Bangkai

Bangkai hewan yang hidup di darat dan mengalir darahnya saat dipotong bagian tubuhnya (lahu nafsun sailah) disepakati oleh paraulama bahwa hukumnya najis, sebagaimana dinukil dari IbnuRusydae.

Landasan ij ma' diantaranya :

(+:Frr FIe ,'.- j.)" Diharamkan bag imu bangkai" . (Al Maidah: 3).

4e Dr. Abdurrahim Al Hasyim, An Najasoatwa ohkamuha,jilid I, hal 77.

67

Allah mengharamkan bangkai, dan setiap benda yangdiharamkan- yang benda tersebut tidak memiliki nilai - maka bendatersebut diharamkan karena sifat najisnya. Dan bangkai tidakmemiliki nilai apapun, dengan demikian bangkai diharamkan karenasifat najisnya.

Dan sabda Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

( -'et rii aj'. util dJ,"Seluruh kulit hewan bila disamak niscaya menjadi suci". (HR.

Nasa'i. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Bila seluruh kulit hewan menjadi suci karena disamak inimenunjukkan bahwa kulit hewan sebelum disamak adalah najis. Dankulit yang disamak pastilah kulit hewan yang sudah mati. Dari hal ini,dapat dianalogikan najisnya bagian tubuh bangkai yang lainsebagaimana najisnya kulit bangkais0.

2.2.2.2.3.2.2 Y ang Termasuk Bangkai

Berikut ini beberapa hewan mati yang termasuk bangkai:

2.2.2.2.3.2.2.1Hewan yang mati tanpa diputuskan uratsaluran pernafasan dan urat saluran makanandi lehernya dengan pisau yang tajam, seperti: hewanyang mati karena sakit, tertimpa benda berat,terluka, jatuh dari tempat ketinggian, dipukul danyang dimangsa oleh hewan lain.

Allah berfirman,

il$ .J3r ul k;9ilr3 qi-.;riir-t

"(Diharamkan hewan yang mati) tercekih yang terpukul, yang jatuh,yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempatkamu menyembelihnya". (QS. Al Maidah: 3).

2.2.2.2.3.2.2.2 Hewan Ternak yang Disembelih TanpaMengucapkan "bism illah" .

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum hewan ternak yangdisembelih tanpa mengucapka n " bismillah " dengan disengaj a.

s0 Dr. Abdurrahim Al Hasyim, jilid I, hal 78.

68

3-ili.fll

Pendapat pertama: Mayoritas para ulama yang terdiri dariulama mazhab Hanafi, Maliki dan Hanbali menghukumi bangkai,hewan yang disembelih oleh orang islam yang sengaja tidakmengucapk an lafaz " bismillah" saat penyembelihan.

Berdasarkan firman Allah taala,

(&i.4r uts{& 4t ?t J$ il ur tjlS'E {-t)"Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebutnama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yangsemacam itu adalah suatu kefasikan" . (Al Anaam: L20).

Pendapat kedua: para ulama yang menganut mazhab Syafi'imenghukumi halal daging hewan yang disembelih tanpa membaca"bismillah", mereka berpegang dengan hadis Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam,

alrl ii"l -,;Si,J*. ;uit i+i,"Hewan sembelihan orang Islam halal, baik ia menyebut nama Allahataupun tidak. (HR. Abu Daud).

Tanggapan: Hadis di atas tidak kuat, karena hadisnya mursalsldan terdapat salah seorang perawinya yang tidak dikenal.

Dengan demikian pendapat mayoritas ulama dalam hal iniadalah yang terkuat. Yaitu hewan yang disembelih tanpa menyebutnama Allah adalah najis (bangkai).

2.2.2.2.3.2.2.3 Hewan Yang disembelih oleh Non-Muslim

Non muslim (orang yang tidak menganut agama Islam),dikelompokkan menjadi dua bagian; non muslim yang memiliki kitabsuci samawi yaitu: Yahudi dan Nasrani dan non muslim yang tidakmemiliki kitab samawi, seperti: penganut agama Hindu, Buddha,Sintho dan lain-lain.

Bila non muslim yang tidak memiliki kitab samawimenyembelih hewan, para ulama sepakat bahwa dagingsembelihannya termasuk bangkai.sz

Non-Muslim Ahli Kitab (yang memiliki kitab samawi) bilamenyembelih hewan, para ulama sepakat bahwa hewan

s1 Hadis mursal, yaitu: salah seorang generasi setelah sahabat menyandarkan

hadis langsung kepada nabi dan ia tidak menyebutkan sanad antara dia dengan

nabi.sz Al Mausu'ah al ftqhiyyah al kuwaytiltyaft, jilid V, hal 10'

n_fq I J

69

sembelihannya halal dimakan oleh orang Islam, berdasarkan firmanAllah taala,

(S lt+ c..qlt tjj ortlt lwsorgfur F [J.j aj[I)"Pada hari ini dihalalkon bagimu yang baik-baik. Makanan(sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu". (Al-Maidah:5).

Akan tetapi, untuk keabsahan sembelihan ahli kitabdisyaratkan beberapa hal:

Syarat pertama:

Yahudi dan Nasrani tersebut adalah keturunan dari pemelukagama Yahudi dan Nasrani sebelum kedatangan Nabi Muhammadshallallahu'alaihi wa sallam.

Para ulama berbeda pendapat tentang persyaratan ini.

Pendapat pertama: Yahudi dan Nasrani tersebut haruslahketurunan dari pemeluk agama Yahudi dan Nasrani sebelumkedatangan Nabi Muhammad, maka jika seseorang memeluk agamaYahudi atau Nasrani pada dewasa ini sedangkan nenek moyangmereka bukan pemeluk Yahudi dan Nasrani pada masa sebelumkerasulan Nabi Muhammad maka sembelihannya termasuk bangkai,ini merupakan pendapat mazhab Syaf i.

Asy Syirazi berkata, "Sembelihan Nashrani bani Taghlib (orangKristen dari suku Arab) tidak halal, karena bani Taghlib masuk Kristensetelah masa terjadinya perubahan dalam agamq Nashrani, dan tidakdapat dipostikan apakah bani Taghlib masuk Kristen yang telahdiubah oleh para pendetanyo, atau mereka masuk Kristen yang murni,maka status mereka soma dengan pengonut agama Majusi, yaitus emb elihanny a tidak h al al" s3.

Mereka berpegang kepada larangan Amirul mukminin Umarbin Khattab dan Ali bin abi Thalib radhiyallahu anhuma agar tidakmemakan sembelihan Nasrani dari Bani Taghlib (Nasrani yangberasal dari suku Arab).

Pendapat kedua: mayoritas para ulama menghalalkan hewansembelihan seluruh ahli kitab, sekalipun nenek moyang merekabukan pemeluk Yahudi atau Nasrani sebelum kedatangan NabiMuhammad, berdasarkan firman Allah,

(fi+{FF! **crs)s3 Al MuhazzaD, jilid IX, hal74.

70

"Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka meniadi teman setia,

maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka". (AlMaidah:51).

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memasukkan orang yang

setia dengan ahli kitab ke dalam golongan ahli kitab. Dengandemikian, orang yang memeluk agama Kristen dewasa ini termasukgolongan ahli kitab karena mereka setia dengan orang-orang ahlikitab, yang berarti sembelihannya menjadi halalsa.

Wallahu a'lam, Pendapat mayoritas ulama dalam hal ini sangatkuat untuk diikuti, karena dalam ayat yang menjelaskan kehalalanhewan sembelihan ahli kitab mencakup semua ahli kitab, termasukahli kitab dewasa ini. Dan pendapat ini merupakan pendapat lbnuAbbas radhiyallahu anhuma dan Az Zuhri.

Syarat kedua:

Hewan yang disembelih ahli kitab hewan yang dihalalkanIslam.

Syarat ketiga:

Tidak diketahui bahwa mereka menyebut nama selain Allahsaat penyembelihan, bila diketahui bahwa mereka menyebut namaAl Masih, Roh Kudus atau bunda Maria saat penyembelihan, makahewan sembelihan mereka termasuk bangkai dan tidak halaldimakan oleh orang Islam.

Berdasarkan firman Allah taala,

**,lrl ul rJglr #J ilrl rfir File i5 u.rD(41

"sesungguhnya AIIah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,daging babi, dan binatang yong (ketika disembelih) disebut (nama)selain Allah". (Al Baqarah: L73).

Ayat di atas menjelaskan dengan tegas bahwa hewan yang

disembelih dengan menyebut nama selain Allah saatpenyembelihannya, maka hewan itu sama dengan bangkai sekalipunyang menyembelihnya seorang muslim, apalagi non muslim.

Al Bukhari meriwayatkan bahwa Az Zuhri berkata, "Tidakmengapa memakan sembelihan Nashrani dari suku Arab, dan iikaengkau dengar ia membaca selain Asma AIIah saat menyembelih,janganlah engkau makan sembelihannya, dan iika engkau tidak

sa Tafsir Qurtubi,jilid VI, hal 78.

7L

mendengarnya menyebut Asma Allah, sesungguhnya Allah telahmenghalalkan sembelihan mereka bagimu, padahal Allah mengetahuikekafiran mereka"ss.

2.2.2.2.3.2.3 Peniagalan Hewan dengan Cara Modern

2.2.2.2.3.2. 3. 1 Peni agalan Ayam

Di beberapa negara maju, dimana kebutuhan akan daging hewansangat besar, mereka menggunakan peralatan modern untukmengakhiri nyawa hewan yang siap dikonsumsi manusia demimeningkatkan kwantitas pemotongan.

Seperti di Kanada, di sebuah tempat penjagalan ayam yangtelah disahkan oleh komunitas muslim setempat, semua prosesberlangsung secara otomatis, proses penjagalan ini berlangsungsebagai berikut:

"Ayam digantung kakinya, dengan demikian kepalanyamengarah ke tanah,lalu gantungan tersebut bergerak menuju tempatberikutnya, di tempat ini ayam disiram dengan air dingin, terkadangair tersebut dialiri muatan listrik, proses ini bertujuan untukmembersihkan ayam dari kotoran dan membius ayam dengan muatanlistrik, lalu ayam digerakkan ke tempat selanjutnya dimana tersediabesi tipis tajam berbentuk bundar sehingga puluhan qyam yangdigantung berputar mengitari pisau otomatis tersebut dapatdisembelih dalam sesaat kemudian setelah disembelih, ayamdigerakkan ke tempat berikutnya, yakni bak besar berisi air hangatyang suhu ponasnya kurang dari 700" C, lalu ayam direndam agarmudah untuk mencabuti bulu-bulunya, lalu prosesnya dilanjutkanuntuk siap dipasarkan" .56

2.2.2.2.3.2.3.2 Tiniauan Syar'i Tentang Penyembelihan AyamMenggunakan Alat Modern

Dari penjelasan tentang cara penyembelihan ayam dengan alatmodern diatas, dapat disimpulkan bahwa:

- Penyiraman air yang bermuatan listrik untuk membiusayam, memang secara umum tidak menyebabkan kematianterhadap ayam, akan tetapi bila ayam dalam kondisi sakitmungkin saja penyiraman air itu menyebabkan kematian

ss Shahih al Bukhari, jilid VII, hal92.s6 Muhammad Taqiyy, Qadhaya Fiqhiyyah Muashirah, hal 419.

72

ayam sebelum disembelih, bila ini terjadi jelas bahwahukum ayam tersebut adalah bangkai.

Penyembelihan dengan menggunakan pisau otomatis,memungkinkan terjadinya ayam tidak terpotong uratsaluran pernafasan dan saluran makanannya, dikarenakanayam tersebut bergerak menjauh dari pisau otomatis, lalukemudian ayam dicelupkan ke dalam air hangat dan mati didalam tempat ini, hal tersebut berakibat ayam mati karenatenggelam dan bukan karena sembelihan. Dan ayam yangmati tenggelam adalah bangkai.

Saat penyembelihan tidak diucapkan "bismillah", karenayang menggerakkan alat pemotong adalah listrik dan bukanmanusia.

Bagaimana seandainya saat menyalakan kontak mesinpemotong diucapkan "bismillah" dianalogikan denganmenyebut "bismillah" saat melepas anjing pemburu menujuhewan buruan, dimana hewan tersebut menjadi halalsekalipun mati tanpa disembelih, berdasarkan firman Allah

uJ &gi,lr i3 A.j), '33b1.l" L#-{,f(tlJr 4t -?-,1tsJ3t3

"Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yangditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu aiar denganmelatihnya untuk berburu; kamu mengaiarnya menurut apayang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dariapa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allahatas binatang buas itu (waktu melepaskannya)". (Al-Maidah:4).

Apakah dengan cara ini pemotongan itu menjadi halal?

Kasus pemotongan dengan mesin tidak bisa dianalogikandengan hewan buruan, karena terdapat perbedaan yangsangat mendasar di antara dua hal ini.

Yaitu: ayam-ayam ditempat penjagalan tersebut tidak lagihewan liar, karena kakinya sudah diikat, makapenyembelihannya haruslah dengan mengucapkan"bismillah" oleh orang yang memotongnya dan bukan mesinyang memotongnya. Sedangkan hewan buruan memang

73

tidak memungkinkan untuk disembelih maka cukup denganmengucapkan "bismillah" saat melepas anjing pemburu.Kemudian apakah cukup sekali ucapan "bismillah" pada saatmenyalakan mesin untuk memotong ribuan hewan? Tentutidak, karena setiap hewan yang disembelih merupakansebuah proses penyembelihan tersendiri yangmengharuskan pelafal an " b is mill ah " pada setiap sembelihan.

Dua kemungkinan yang telah disebutkan di atas bahwa ayammati sebelum disembelih dan tidak tervrrujudnya pengucapan"bismillah" saat penyembelihan ayam-ayam itu, dapat diambilkesimpulan bahwa ayam-ayam tersebut adalah bangkai dan najis,haram dimakan dan haram dijual serta keuntungan penjualan ayam-ayam dan makanan olahannya, seperti: chicken nugget, sosis, burgerdan lainnya termasuk harta haram, sekalipun diimpor dari Negara-negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama ahli kitab(Yahudi dan Nasrani). Karena pada dasarnya setiap hewan yang matiadalah haram (bangkai), kecuali diyakini hewan itu mati melaluiproses yang dibenarkan syariat, maka jika ragu apakah hewan inimati melalui proses yang Islami atau tidak, hewan itu termasukbangkai, berdasarkan hadis Nabi shallallahu'alaihi wa sallam,

! ue ,.ri s fi+,3l'ejr6 it3t 67s V

.,aitt ;,:"t -,1$6,iBk )ri sk

c+; liJ>

i6r-+nJ(,31,,e 'r

JFEtirj

"Apabila engkau memanah hewan buruan maka ucapkanlah"bismillah", jika engkau dapoti hewan tersebut mati makanlah! Jikahewon tersebut engkau dapati jatuh ke dalam air dan mati makajanganlah engkau makon, karena engkau tidak tahu; apakah hewantersebut mati akibat tenggelam di air atau mati akibat anakpanahmu". (HR. Abu Daud dan ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Hadis di atas menegaskan bahwa dalam keadaan ragu apakahhewan tersebut mati melalui proses yang dibenarkan syariat ataumati melalui proses yang diharamkan syariat maka hewan tersebutdianggap haram.

2.2.2.2.3.2.3.3 Peniagalan Kambing Dan Sapi Dengan CaraModern

Di negara-negara Eropa dan Amerika, hampir di seluruh tempatpenjagalan sebelum disembelih hewan tersebut dibius terlebihdahulu dengan berbagai cara hingga tidak sadar. Setelah hewan tidaksadar, baru hewan tersebut disembelih.

74

Di antara cara pembiusan yang dilakukan adalah:

- Dengan menembakkan jarum suntik bius ke kening sapi,hingga mengenai otaknya, yang menyebabkan sapi tidaksadar dan jatuh terguling hingga siap disembelih.

- Dengan meletakkan dua buah besi di pelipis hewan,kemudian besi tersebut dialiri muatan listrik bertegangantinggi, hingga hewan tidak sadar dan jatuh ke tanah untuksiap disembelih.

- Dengan mengurung hewan di sebuah ruangan, lalu ruangantersebut diberi gas COz hingga hewan tersebut pingsan tidaksadar dan jatuh, kemudian siap disembelih s7.

2.2.2.2.3.2.3.4 Tiniauan Syar'i Tentang Cara Penyembelihandengan Dibius Terlebih Dahulu

Bilamana seluruh persyaratan sahnya sembelihan terpenuhi apakahhewan yang disembelih dengan cara dibius terlebih dahuludagingnya halal untuk dimakan?

Pembiusan sebelum disembelih merupakan persyaratanstandar di negara-negara tersebut untuk mengurangi rasa sakithewan, menurut mereka.

Akan tetapi benarkah dugaan tersebut atau sebaliknya. Yangjelas saat ditembak dengan suntik bius darah mengucur dari kepalahewan, dan hewan hilang kesadaran, dan jantungnya berhentiberdenyut yang mengakibatkan darah tidak mengalir deras saat

disembelih. Lebih dari itu, tidak menutup kemungkinan hewan matisaat dibius sebelum disembelih, yang menyebabkan hewan itumenjadi bangkai dan tidak halal dikonsumsi. Dengan demikian, carapembiusan sebelum disembelih wajib dihindari agar kehalalandagingnya tidak diragukan.

Oleh karena, itu Majma' Al Fiqh Al lslami (divisi fikih OKI),mengeluarkan keputusan tentang batas pembiusan yang dibolehkan,no: 95 (3/10), tahun 7997, yang berbunyi:

"Pada dasarnya dalam proses penyembelihan yang diielaskan syariat,tidak terdapat pembiusan hewan terlebih dahulu, dan cara yangdiajarkan syariat jauh lebih menunjukkan rasa kasih sayang terhadapbinatang, akan tetapi bila tetap dilakukan proses pembiusan terhadaphewan terlebih dahulu kemudian disembelih sesuai dengan ketentuan

s7 Muhammad Taqiyy, Qadhayo Fiqhiyyoh Muashirqh, hal419,

75

syar'i hukum dagingnya holal jika diketahui bahwa hewan masihhidup sebelum disembelih.

Agar proses pembiusan tidak menyebabkan kematian padahewan hendaklah diperhatikan teknisnya sebagai berikut:

- Besi yang bermuatan listrik haruslah ditempelkan padabagian pelipis atau bagian kening hewan.

- Tegangan muatan listriknya berkisar antara 1_00-400 volt.

- Kekuatan aliran listriknya berkisar antara 0,75-L,0 amper,untuk hewan kombing, dan 2-2,5 amper untuk sapi.

- Lamanyawaktu pembiusan berkisar antara 3-6 detik.

Tidak boleh pembiusan dilakukan dengan menembakkan jarumsuntik bius.

Untuk hewan ayam tidak boleh sama sekali dibius langsungdengan besi yang dialiri muatan listrik, karena dori hasil penelitianpembiusan dengan menggunakan muatan listrik terhadap ayam besarkemungkinan ayam mati sebelum disembelih"ss.

2.2.2.2.3.2.4 Anggota Tubuh Hewan yang Dipotong SaatHewan Masih Hidup

Di antara bagian anggota tubuh hewan terdapat anggota tubuh yangbila dipotong tidak menyebabkan hewan itu mati seperti ekor danpunuk. Apakah boleh memotong bagian tersebut untuk dimakan?

Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentanghal tersebut beliau menjawab,

"Bagian tubuh yang dipotong saat hewan itu hidup, maka bagian yangdipotong itu adalah bangkai". (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim, hadisini dishahihkan oleh Al Hakim dan disetujui oleh AzZahabi).

Dari hadis di atas dapat diambil hukum tentang menjualanggota tubuh manusia pada saat penjualnya masih hidup, sepertimenjual ginjal atau anggota tubuh yang lainnya. Apakah jual-beliorgan manusia sah atau tidak?

2.2.2.2.3.2.5 Hukum lual-Beli Organ Tubuh ManusiaBerdasarkan hadis di atas bahwa anggota yang dipotong dari yanghidup adalah bangkai, maka pada saat ginjal diambil dari orang yang

(i# #;;*#u,

s8 Journal Fiqh Council, edisi X.

76

menjualnya, ginjal tersebut telah berubah hukumnya menjadibangkai, dan bangkai tidak sah diperiual- belikan, karena diantarasyarat sah jual-beli bahwa objek yang diperjual-belikan haruslahsuci, dan bangkai adalah najis, tidak suci.

Tapi, perlu diingat bahwa pada saat ginjal itu dicangkokkankepada pembeli, ginjal itu berfungsi kembali, apakah dengandemikian jual-belinya sah dan ginjal itu bukan lagi bangkai yang

dicangkokkan akan tetapi sudah berubah meniadi ginjal yang sucikembali?

Ibnu Abidin [ulama dalam mazhab Hanafi, wafat th: L252H)mengatakan, "Jika anggota tubuh yang telah dipotong tersebutditempelkan kembali dan berfungsi seperti semula, berarti anggotatersebut kembali dialiri kehidupan dan tidak dapat dikatakan dilepasdari yang hidup, karena jika seseorang mati kemudian melaluimukjizat dia dapathidup kembali mako dia suci dan tidak naiis, begitujuga bagian dari anggota tubuhnya"se.

Ini bukan berarti boleh hukumnya jual-beli organ tubuhmanusia, karena ada larangan lain tentang meniual organ tubuh, diantaranya: organ tubuh bukanlah milik seseorang akan tetapi milikAllah dan haram hukumnya menjual barang yang bukan miliknya,serta menjual organ termasuk merendahkan martabat manusiapadahal Allah telah memuliakannya. Karena itu, para ulamakontemporer sepakat bahwa haram hukumnya meniual organtubuh6o.

Akan tetapi, boleh mendermakan organ tubuh kepada orangyang membutuhkannya tanpa mengambil imbalan, dengan syarat sipenderma tidak menjadi celaka dengan diambilnya organ tersebutdari tubuhnya dan diyakini bahwa proses pencangkokkan berhasil,bila dua persyaratan ini tidak terpenuhi maka tetap haramhukumnya mendermakan organ tubuh.

Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI) telah mengeluarkankeputusan tentang hal ini, no: 26 (L/4) tahun 1988, yang berbunyi,"Boleh memindahkqn organ tubuh seorang manusia ke manusialainnya ... jika terpenuhi syarat-ryaratyang ditentukan syariaL

Bolehnya hukum memindahkan organ tubuh dari seorangmanusia ke manusia lainnya dengan syarat bukan melalui cara iual-beli, karena tidak boleh menjual anggota tubuh manusia kapanpunjuga.

se Ibnu Abidin, Raddul Mukhtor, jilid I, halaman 207.

60 Dr. Muhammad Syinqithi, Ah kam Jirahah Thibbiyyah, hal 399.

77

Adapun pemberian hadiah atos dasar hormat terhadap orangyang menyumbangkan organnya dan sebagai rasa ungkapan terimakasih, semoga tidak mengapa"6t.

2.2.2.2.3.2.6 Yang Tidak Termasuk Bangkai NaiisAda beberapa jenis hewan yang sekalipun mati tanpa melalui prosesyang dijelaskan di atas hewan tersebut tidak termasuk bangkai, diantaranya:

- Ikan dan seluruh hewan yang hidup di air saja, kecuali yangberbisa seperti ular, atau yang ganas seperti buaya, dan jugadikecualikan hewan yang dapat hidup di darat dan di lautseperti kura-kura, menurut mazhab Syafi'i02.

Maka bila hewan air ini mati dalam keadaan apapun jugatidak najis dan halal dikonsumsi.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, saatditanya tentang hukum berwudhu dengan menggunakan airlaut,

11i-i,* &jr L'3v J-fui ,n,"Air laut suci dan hewan yang hidup di air bangkainya halal".(HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani).

Hewan darat yang kecil bila dipotong anggota tubuhnyatidak mengalirkan darah atau dikenal dengan "laysa lahunafsun sailah" seperti: lalat, nyamuk, lebah, cacing,kalajengking siput dara! semut dan lainnya, bila mati tanpadisembelih tidak termasuk bangkai yang najis.

Berdasarkan sabda Nabi shal/allahu 'alaihi wa sallam,

,:4L j)1tp lt^tli $SJ =t_.,.1

i C-.,fir 6i; ti)>(ali^l ce_FYl_i alr 4.lsl1; cr\l .; lli

"Apabila seekor lalat menghinggopi minuman salah seorangkamu, hendaklah ia mencelupkan lalat itu, kemudiankeluarkon, karena di salah satu sayapnya terdopat penyakitdan disoyap yang lain terdapat obat penawarnya." (HR.Bukhari).

61 Journal Islamic Fiqh Council, edisi IV, jilid I, hal89.62 Ibnu Hajar Al Haitami, Tuhfatul Muhtaj, illid VIII, hal 175.

78

53

64

Perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untukmencelupkan seluruh tubuh lalat ke dalam minuman

[padahal terkadang minuman tersebut panas yang dapatmenyebabkan lalat mati) dapat dipahami bahwa lalat yangmati dalam keadaan apapun tidaklah najis. Karena jikahukumnya naiis, tentu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamtidak akan memerintahkan mencelupkannya ke dalamminuman.

Dapat diqiyaskan dengan lalat seluruh hewan kecil yang biladipotong tubuhnya tidak mengalir darah dari tubuh hewantersebut.

Namun sifat hewan ini yang tidak najis tidak berarti bahwahewan ini halal untuk dimakan, bahkan beberapa ulamamenyatakan bahwa seluruh ulama sepakat haramhukumnya memakan hewan-hewan ini63.

Berdasarkan firman Allah ta'ala,

(e,l;iir *iF_ -3)"Dan dia mengharamkan bagi mereka segala yang khabits".(Al Aaraf: 157).

Khabi* berarti: sesuatu yang dianggap jijik dan tidak baikoleh orang yang memiliki naluri yang benar, dan hewan-hewan yang dianggap menjijikkan oleh orang-orang muslimyang memiliki naluri yang benar, tidak halal hukumnyauntuk dimakan.

Oleh karena itu, bila bangkai hewan-hewan kecil ini dijualbukan untuk dimakan akan tetapi untuk kegunaan yangdibolehkan, seperti: untuk bahan baku kosmetik yang hanyadioleskan ke kulit atau sebagai bahan campuran obat luar,maka hukum jual-belinya sah, karena dia meniual bendayang suci dan berguna.

Ibnu Qudamah berkata, "Boleh menjual cacing yang ditaruhdi mata kail untuk memancing ikan, karena hewan tersebutmemiliki manfaat (nilai)" e+.

- Kulit bangkai yang telah disamak (yaitu: membersihkankulit dari daging gajih, lemak dan kotoran lainnya yangmenempel dikulit).

Dr. Kamal Yasin, Ahkam Hasyarat, hal 281.

Ibnu Qudamah,Al Mughni,jilid IV, hal 194.

79

Para ulama sepakat bahwa hewan yang boleh dimakan biladisembelih maka kulitnya tidak najis dan boleh digunakanuntuk apapun jua, termasuk menjualnya.

2.2.2.2.3.2.7 Kulit Hewan, Dagingnya Tidak Halal DimakanHewan yang boleh dimakan bila mati tanpa disembelih, atau hewanyang tidak boleh dimakan dagingnya bila telah mati, apakah kulitnyajuga menjadi suci dengan cara di samak?

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum kulit hewan-hewan ini bila disamak.

Pendapat yang terkuat -wallahu alam- bahwa seluruh kulithewan bila disamak berubah hukumnya menjadi suci, kecuali kulitbabi dan anjing karena babi dan anjing baik hidup ataupun matikulitnya tetap najis.

Berdasarkan sabda Nabi shal/allahu 'alaihi wa sallam, yangdiriwayatkan oleh Ibnu Abbas,

jir, :dtii ,i3i^ rq y -&S1+ta iit t- At A$t -J

(trki eF t;h :.JLE .trF tel 'rjr-l

((l+tip ilu:::"r"Rasulullah shallallahu olaihi wa sallam melewati bangkai kambinglalu Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda," Kenapo kalian tidakmemanfaatkan kulitnya? Para sahabat menjawab, "Sesungguhnya ituadalah bangkai". Nabi shallollahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Yangdiharamkan adalah memakannya". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan juga sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

aa1l,J..i6 6j3 Itil d"i,"Seluruh kulit hewan bila disamak niscaya menjadi suci". (HR. Nasa'i.Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Hadis kedua ini sangat tegas bahwa seluruh kulit hewan sucidengan disamak, adapun pengecualian babi dan anjing, karena kulitdua hewan ini najis sekalipun saat masih hidup apalagi setelah mati,maka proses pensamakan tidak berdampak apapun terhadapkenajisan kulitnya.

Adapun hadis-hadis yang diriwayatkan tentang laranganmenggunakan kulit binatang buas6s, bukan karena kulitnya dihukumi

6s Di antaranya hadis:

((et+Jt ,il,bil dA)J>iJi & ,,+.'#s{!a80

najis, akan tetapi karena menyerupai orang-orang kafir dan dapatmendatangkan keangkuhan66.

Dengan demikian apakah boleh menjual-belikan kulit binatangbuas, seperti; kulit ular dan buaya yang telah disamak terlebihdahulu?

Para ulama dalam mazhab Hanafi dan Maliki membolehkanmenjualnya, dan uang hasil peniualannya halal.

Namun para ulama mazhab Syafi'i dan Hanbali mengharamkanjual-beli kulit hewan tersebut, bukan dikarenakan najis akan tetapikarena penggunaan kulit tersebut dilarang oleh Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, dengan demikian tidak boleh dijual dan hasilpenjualannya termasuk harta haram67. Dan ini merupakan pendapatyang terkuat, karena pendapat ini menggabungkan dalil-dalil yangmembolehkan dan melarang menggunakan kulit binatang buas,

Wallahu a'lam.

2.2.2.2.3.2. 3 Hukum f ual-Beli Bangkai

Para ulama telah sepakat mengharamkan jual-beli bangkai, termasukseluruh bagian jasadnya, kecuali bulu, tanduh kuku dan kulit yangterlebih dahulu disamak 68.

Berdasarkan dalil-dalil berikut:

1. Sabda Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam,

riFl+ e .i.ljt #Ia &JA ireill 411 ,f|ee & '{f li! rl+r b n 'cls Wvi 1Nt

,,<.-* - a - " -s((cr.cr l-F ?q#

"Allah mengutuk umat Yahudi, Allah telah mengharamkanmereka memakan gajih hewan ternak, Ialu mereka iual gaiihtersebut, dan mereka makan uang hasil peniualannya,sesungguhnya Allah bila mengharamkan memakan sesuattt,berarti Allah mengharamkan juga uang hasil peniualannya".(HR. Abu Daud. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

"Rasulullah shallallahu aloihi wa sallam melarang menggunakan kulit binatang

buas". (HR. Abu Daud dan Al Hakim. Hadis ini dishahihkan oleh Al Hakim dan

disetujui oleh Az Zahabi).

Dr. Shaleh Al Musallam, Tathhir al Naiasat,hal L70.

Sulaiman Tsunayyan,,4l Ahadistfil buyu' manhiyyin anho, jilid I, hal 44.

Dr. Shaleh Al Musallam, hal274.

o7stCJs

66

67

68

B1

Dalam Alquran Allah telah mengharamkan bangkai, dengandemikan berarti Allah juga mengharamkan uang hasilpenjualannya.

2. Sabda Nabi shallallahu'olaihiwa sallam,.9. rr;;iilj 1s;:J\.6Jptlll & e;A_y)s dl ll,

,i.i+ill a61i l j,olll J,i,._r E :d# ((etj:-iljU:.:;^+.j,3j+r tr crns; ,jij-tt h *lH r4;F

Al ly) aJtf F ,(Fl-,;,= ro ,Y-r, :dtis f&6t_tef3l iratr 4rl d6t!) :dlJi rD &-, *la itll i;

KA3A tri<G ,L_|VF: ,iJ:+ r.6;6li 6_,1s

r-li atrr

"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan menjual arak,bangkai, babi dan berhala". Seorang sahabatbertanya,"Bagaimano dengan gajih bangkai yang dicairkanIalu digunakan untuk mencat perahu, dioleskan ke kulit(pelembab kulit) dan sebagai minyak lampu? Nabibersabda,"Hukum menjualnya haram, Allah telah mengutukorang Yahudi, karena Allah mengharamkan bagi merekagajih hewan ternah lalu gajih tersebut mereka cairkan danmereka jual, kemudian uang hasil penjualannya merekagunakan untuk membeli makanon." (HR Bukhari danMuslim).

2.2.2.2.3.2.4 ]ual-Beli Makanan Olahan yang Telah DicampurBangkai dan Tidak Dapat Dipisahkan

Bangkai yang dicampurkan ke dalam makanan olahan sehingga tidakdapat dipisahkan lagi antara bangkai dan bahan baku lainnya yangsuci, seperti; bangkai ayam yang mati lalu dicampur dengan unsurlain untuk dijadikan pakanan ayam, atau penjual makanan yangsengaja membeli ayam/daging yang mati tanpa disembelih karenaharga lebih murah, lalu diaduk dan dijadikan bahan campuranmakanan olahan, atau gelatin yang diambil dari kulit dan tulanghewan yang tidak disembelih berdasarkan syariat Islam laludicampurkan ke dalam makanan olahan, atau lemak hewan yangdiambil dari hewan ternak yang tidak disembelih secara syar'i laludijadikan salah satu bahan campuran Margarin, bagaimanakahhukum menjual barang tersebut?

Barang tersebut dinamakan dengan mutanajjis (benda yangterkena najis), yang wajib dipisahkan dari naiis sebelum dijual, bila

82

tidak dapat dipisahkan haram hukum menjual barang yang telahbercampur najis.

Imam Nawawi berkata, "Tidak boleh menjual mutanajiis (bendayang tercampur najis) yang tidak mungkin disucikan dari naiis,seperti: cuka dan susu yang tercemar najis"6e.

Keharaman ini berdasarkan sabda Nabi,

v5,6;iG rLE lls jF ,;'i:,Jr e irtiir *3s li!,(i_i1i: >ti t;{u otS c!; ,H-iA

"Apabila seekor tikus (mati) janh ke minyak samin, jika minyak saminitu beku maka buang bangkai tikus beserta bagian minyak samin bekuyang terkena (najisnya), dan jika minyak samin itu cair maka janganengkau dekatil (HR. Abu Daud dan Nasa'i, derajat hadis ini hasan).

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa haram hukumnyamendekati minyak cair yang bercampur bangkai. Sedangkan menjualminyak yang bercampur bangkai termasuk mendekati, maka hukummenjualnya juga haram.

Begitu juga hukum menjual barang-barang olahan yangdicampur dengan bangkai, hukumnya juga haram.

2.2.2.2.3.2.5 Meniual Hewan Ternak yang Diberi PakanBangkai

Dr. Shaleh Al Musallam saat menulis thesisnya yang berjudul"Thathir an Najasat" sempat mengadakan kunjungan ke peternakanayam "Al Watonia" untuk memastikan campuran pakan ayam.Peternakan ini merupakan salah satu peternakan ayam terbesar diSaudi Arabia, dimana setiap harinya peternakan ini menghasilkan400 ribu ekor ayam potong segar 70.

Menurut beliau bahwa di peternakan tersebut beberapa unsur-unsur najis didaur ulang untuk dijadikan pakan yang mengandungprotein hewani.

Persentase protein hewani dari keseluruhan komposisi pakanayam hanyalah 8,6 o/o, sedangkan jagung 55 o/o, kacang kedelai 25-30o/o dan sisanya Vitamin dan Mineral.

6e An Nawawi,MinhojutThalibin,jilid II, hal 8.

70 Dr. Shaleh Al Musallam, hal 319-331.

83

Berikut ini tabel komposisi protein hewani yang berasal darilimbah peternakan 71, beserta hukumnya:

Jenis Bahan Status Hukum

Bulu ayam Halal, sekalipun dari banskai ayam

Isi perut ayam yang telahdisembelih

Halal, termasuk kotorannyaberdasarkan pendapat yans terkuat.

Induk ayam yang tidak produktifyans disembelih terlebih dahulu

Halal, karena telah disembelih.

Daging ayam yang ditarik daripasar karena tidak laku teriual

Halal

Limbah penetasan, termasukbangkai-bangkai anak ayam

Haram [najis).

Bangkai ayam Haram fnaiisl.

Darah sembelihan avam Haram fnaiis).

Dari tabel di atas, jelas bahwa bahan baku najis fharam) kurangdari 4o/o keseluruhan pakanan ayam. Dengan demikian, ayam yangdiberi pakan olahan ini tidak termasuk jallalah, karena yangdimaksud jallalah adalah hewan yang sebagain besar pakannyaberasal dari najis.

Kendatipun demikian, di peternakan tersebut ayam yang akandisembelih dipisahkan dan diberi pakan yang bebas dari najis selama3-4 jam untuk kehati-hatian akan kehalalan dagingnya.

Maka ada baiknya, para peternak yang menggunakan pakanyang dijual dipasar (sedangkan dia tidak tahu kehalalan pakantersebut) untuk mengkarantina hewan ternaknya dan diberipakanan yang halal selama waktu yang diperkirakan dapatmenghilangkan pencemaran akibat pakan najis, termasuk dalam halini peternak ikan. Wallahu a'lam.

7t Daur ulang limbah peternakan berfungsi ganda selain untuk mencukupikebutuhan protein pakan ternak juga mengurangi dampak negatif limbah yangakan merusak lingkungan.Dari hasil daur ulang, sekitar 80 ton perhari limbah di peternakan "Al Watania"bisa dimanfaatkan, padahal rasionya hanyalah 1/3 dari keseluruhan limbah.

84

2.2.2.2.3.3 Darah {Ad Daam Al Masfuh)

Di antara bentuk najis adalah darah yang mengalir akibat hewandisembelih.

Para ulama sepakat bahwa darah yang mengalir dari tubuhmanusia baik keluar dengan sendirinya, seperti darah haid, nifas danmimisan, atau terluka, atau darah hewan yang keluar akibat terlukaatau karena disembelih hukumnya adalah haram dan naiis.

Adapun darah yang tidak mengalir, seperti darah yang tersisadi dalam daging dan urat hewan setelah disembelih, hukumnya halaldan boleh dimakan.

Kesepakatan ulama tersebut dinukil oleh lbnu Hazmi, iaberkata, "Para ulama sepakat, bahwa darah dalam iumlah besaradalah najis, kecuali darah ikan dan darah hewan yang tidak mengalirdari tubuhnya bila terluka. Dan para ulama berbeda pendapat tentangb erap a b atas an b any ak y ang diang g ap n ai is ..." 7 2.

fuga dinukil oleh An Nawawi, ia berkata,"Sesungguhnya darahadalah najis, hukum najis ini merupakan ijma'kaum muslimin" 73.

"Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukankepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yong hendakmemakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yangmengalir" . (Al Anaam: L45).

Dan firman Allah,

(iturl +rjiir $la i5 u.lD"sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah".(Al Baqarah: 173).

Dan firman Allah,

(ifur; firur FI6, ,'".'$>" Diharamkan b ag imu [memakan) bangkai, darah" .(Al Maidah: 3).

Dan firman Allah,

72 Maratib Al ljma', hal 19.

73 Syarh Shahih Muslim,jilid III, hal 200.

85

(aturl +rfir FF i5 usD"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan)bangkai, darah". [An Nahl: 1L5).

Allah mengharamkan darah untuk dimakanTa sertamenggandengkan hukum haramnya dengan bangkai. Dan bangkaiadalah najis maka hukum haramnya darah juga karena sifat najisnya.

2.2.2.2.3.3.1 Hukum f ual-Beli Darah

Para ulama telah sepakat bahwa tidak sah menjual darah yangmengalir dari hasil sembelihan, karena darah tersebut hukumnyanajis, dan najis tidak sah diperjual belikanTs.

Maka hasil keuntungan menjual darah termasuk harta haram.

Dalil yang menjelaskan haramnya menjual darah adalahsebagai berikut:

1. Sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam,

ur'.ll # e ;e -#s # ht ;- il aA|'"c!>"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang uangimbalan daro.h". [HR. Bukhari).

Sebagiaan para ahli hadis menafsirkan maksud hadis di atasadalah uang upah berbekam, akan tetapi makna hadistersebut umum yang juga mencakup larangan menjualdarah.

2. fuga sabda Nabi shallallahu'aloihiwa sallam,

a,aA:,i; ii; zq &t ej ,* e> til d+r"Sesungguhnya Allah bila mengharamkan memakan sesuatu,berarti Allah mengharamkan juga uang hasil penjualannya".(HR. Abu Daud. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Dalam banyak ayat Alquran Allah juga telah mengharamkandarah, ini berarti Allah juga mengharamkan menjual darahserta mengharamkan hasil keuntungan penjualannya.

Allah mengharamkan memakan darah, karena orang-orang fahiliyah dahulunyasuka memasukkan darah sembelihan ke dalam usus unta, Ialu dibakar dandimakan.

Muhammad Shadiq, Al Kasbul Haram,jilid I, hal 215, thesis di universitas IslamAl Imam, Riyadh, Arab SAudi.

b At'u!s"

86

Termasuk dalam hal ini, haram uang hasil penjualan sate yangterbuat dari darah, sosis yang terbuat dari darah, pudding hitamyang dicampur darah. Begitu juga haram uang hasil penjualanmakanan yang mengandung darah sebagai pewarna, seperti;hamburger, dan beberapa jenis makanan bayito.

2.2.2.2.3.3.2 Hukum Meniual Makanan Olahan yangMengandung Protein dari Plasma Darah

Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarnakuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darahditutup. 55% dari jumlah darah merupakan plasma darah.

Volume plasma darah terdiri dari 9oo/o berupa air dan 100/o

berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral,hormon dan karbon dioksidaTT. Plasma darah mengandung proteintinggi. Protein tersebut sangat mudah dipisahkan dari plasma darahdengan biaya yang relatif murah78.

Proses pembuatan protein plasma darah dimulai daripengumpulan darah dari tempat-tempat penjagalan lalu diprosessecara kimia untuk melepas protein dari plasma darah.

Oleh karena harga protein yang berasal dari plasma darahrelatif lebih murah dibandingkan protein dari bahan lainnya, makabanyak perusahaan makanan olahan yang menggunakan protein dariplasma darah sebagai bahan campuran makanan produksi mereka.Mereka menggunakannya sebagai bahan campuran daging (sapi danayam) kaleng, campuran susu formula, sosis, hamburger, dan sebagaibahan pengganti putih telur dalam adonan kue, biskuit, roti,makanan bayi dan terkadang juga dicampurkan ke dalam tepunguntuk menambah kadar proteinnyaTe.

2.2.2.2.3.3.3 Halalkah Protein dari Plasma Darah?

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tentang kehalalanprotein yang berasal dari plasma darah.

Pendapat pertama: Sebagian besar Para ilmuwan yangtergabung dalam Forum Ilmu Kedoliteran Islam dalam simposium di

Basim Al Qarafi, An Nawazil Fithaharah, jilid I, halaman 375. Badriyyah Al

Haritsi,.4n Nawazilfil Ath'imah, jilid II, hal 661.

Wikipedia, berbahasa Indonesia.

Basim AI Qarafi, An Nawazil Fithoharah, jilid I, hal 375. Badriyyah Al Haritsi,,4n

Nawazilfil Ath'imah, jllid II, hal661.

Badriyyah Al Haritsi, /n N aw azil fi I Ath' im a h, jilid ll, hal 6 62 .

87

77

78

Maroko pada bulan funi L997 merekomendasikan bahwa proteinyang diambil dari plasma darah hukumnya halal.

Berdasarkan pendapat ini, halal mengkonsumsi makananolahan yang dicampur protein dari plasma darah dan halalmemperiual-belikannya. Pendapat ini dikuatkan oleh Basim AlQarafi, M.A dosen fakultas syariah di universitas Al Qassim, ArabSaudi, dalam thesisnya yang berjudul ".An Nawazil Fithaharah".

Alasan pendapat ini adalah sebagai berikut:

- Protein yang diambil dari plasma darah, seluruh sifatnyaberbeda dengan sifat plasma darah. Ini menunjukkanbahwa protein tersebut merupakan wujud baru yangdiubah dari plasma darah. Maka hukum protein yang telahdilepas dari plasma darah tidak lagi terkait dengan hukumdarah, akan tetapi hukumnya merupakan hukum wujudbaru, yaitu protein, dan protein hukumnya halal80.

Sesuai dengan kaidah fikih "baftwa seluruh najis yang telahberubah seluruh bentuk dan sifatnya menjadi benda yangsuci maka hukum benda tersebut adalah suci"81.

Tanggapan: Alasan pendapat ini tidak kuat, karenaperubahan wujud yang terjadi tidaklah sempurna, hal inibisa dibulitikan dengan mudah pada makanan olahan yangdicampur protein yang berasal dari plasma darah, dapatdilihat dari warna, rasa dan nilai gizinyapun masihmenyerupai darah, dan darah hukumnya adalah haram82.

- Iuga mereka beralasan bahwa protein tersebut andaikanmasih mirip darah akan tetapi kadarnya dalam makananolahan sangat sedikit sekali. Dan darah dalam jumlah yangsedikit hukumnya halal sebagaimana halalnya darah yangtersisa dalam daging dan urat hewan yang telah disembelih,dimana kadarnya sedikit sekali.

Tanggapan: Alasan ini juga tidak kuat, karena darah yangtersisa dalam daging dan urat hewan yang telah disembelihbukanlah darah yang mengalir dan tidak mungkindipisahkan dari daging yang hukumnya halal, berbedadengan darah dalam makanan olahan. Karena darah yang

Basim Al qaraff, jilid I, hal 375.

Al Maqqary, kulliyyat, hal209 .

Badriyyah Al Haritsi, An Nawazil fil Ath'imah, jilid II, hal 673.

80

81

88

mengalir yang hukumnya najis sengaja diambil, kemudiansengaja dicampurkan ke dalam makanan.

Pendapat kedua: para ulama yang tergabung dalam ForumUlama Fikih dan Ahli Medis mengharamkan protein yang berasal dariplasma darah, pendapat ini didukung oleh DR. Said Salam, dandikuatkan oleh Badriyyah Al Haritsi M.A dalam thesisnya "AnNawazilftl At'imah".

Alasan pendapat ini bahwa hukum darah yang mengalir adalahharam, dan protein plasma darah itu diambil dari darah sembelihanhewan di tempat penjagalan yang sudah pasti hukumnya haram.

Adapun proses pengambilan protein tersebut secara kimiatidak menyebabkan munculnya zat baru yang berbeda dari plasmadarah, proses yang terjadi tidak lebih sekedar pemisahan proteindari plasma darah. Dengan demikian hukumnya adalah haram,begitu juga makanan olahan yang dicampur dengan protein inikarena makanan tersebut telah bercampur najis (mutanajjis), begitujuga hukum memperjual-belikannya, dan hasil keuntungannyatermasuk harta haram.

Wallahu a'olam, sepertinya pendapat kedua lebih kuatberdasarkan kaidah:

gft\ 'r)U.Y oH-iill

Keyakinan tidak dapat dihapuskan oleh keraguan

Hukum asal plasma darah adalah najis karena plasma merupakankomponen terpenting dalam darah, ini adalah sesuatu yang diyakinidan disepakati hukumnya, adapun perubahan proteinnya menjadizat baru masih diragukan, dengan demikian dikembalikan hukumnyakepada asal hukum plasma darah yakni haram.

2.2.2.2.3.3.3 Hukum fual BeIi Darah Manusia

Para ulama fikih pada abad dahulu tidak pernah membahas tentanghukum transfusi darah, karena di masa mereka belum pernahdilakukan pemindahan darah seseorang ke orang lain. Oleh karenaitu, pembahasan ini termasuk pembahasan kontemporer.

Beberapa lembaga fatwa resmi, seperti: dewan fatwa kerajaanArab Saudi, dewan fatwa Al Azhar dan AI Majmo' al Fiqh al Islami(divisi fikih Rabithah Alam Islami), menfatwakan boleh melakukan

89

transfusi darah demi menyelamatkan nyawa seorang muslim, danhal itu termasuk tolong-menolong dalam kebajikan8s.

Namun bagaimana hukumnya menjual-belikan darah?

)ual-beli darah hukumnya haram, karena darah adalah bagiandari organ manusia, dan organ manusia tidak boleh diperjualbelikan,karena perbuatan menjual organ termasuk menghinakan manusiapadahal Allah telah memuliakan anakAdam8a.

Berikut ini fatwa ahli fikih yang tergabung dalam Al Majma' AIFiqh Al Islami fdivisi fikih Rabithah Alam Islami) yang bersidang diMekkah pada tahun 1989: "Hukum mengambil imbalan daripenjualan darah tidak boleh, karena darah termasuk benda yangharam untuk diperjual belikan berdasarkan teks Alquran yangmenyebutkan bahwa darah, bangkai dan babi tidak boleh dijual. DanHadis nabi juga menyatakan:

"Sesungguhnya Allah bila mengharamkan sesuatu, jugamengharamkan imbalan dari penjualan sesuatu tersebut".

Juga diriwayatkan dari nabi dalam hadis yang shahih bahwabeliau melarang menjual-belikan darah. Terkecuali pada saat daruratuntuk tujuan medis, jika tidak didapatkan orang yang maumendonorkan darahnya kecuali dengan imbalan, maka dalamkeadaan darurat hal yang haram boleh dilakukan, dengan demikianpembeli boleh memberikan bayaran harga daroh dan dosanyaditanggung oleh penjual. Namun tidak mengapa memberikan uangpenghargaan dalam bentuk hibah atau hadiah sebagai pendorongorang-orang untuk giat melakukan donor darah demi kemanusiaan,hal ini dibolehkan karena termasuk dalam akad hibah dan bukan jualbeli"8s.

2.2.2.2.3.4 Aniing

2.2.2.2.3.4.1 lasad Aniing Termasuk Naiis

Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat ulama.

Pendapat pertama: Mayoritas para ulama, yaitu ulamamazhab Hanafi, Syafii dan Hanbali mengatakan bahwa jasad anjing

Dr. Shaleh Al Musallam, hal 369.

Dr. Musa Mahdi, Ahkam Al Ribh fil Fiqh al Islqmi, jilid II, hal 806, desertasi diUniversitas Islam Al Imam, Riyadh, Arab Saudi.

Qa ra r at w a tau shiy at Al M aj m a' al fi qhy al I sl a m i, hal 253 -25 4.

83

a4

90

adalah najis, bila menyentuh pakaian wajib dicuci, khusus jilatanlidahnya dibasuh tujuh kali, salah satunya dengan tanah.

Landasan pernyataan tersebut adalah hadis Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

a |tr.(a)l).$

"Apabila seekor anjing memasukkan lidahnya ke dalam bejana kalianyang berisi air, hendaklah ia sucikan bejana tersebut dengon caramembasuhnya sebanyak tujuh kali, yang pertama kalinya horuslahdengan tanah': (HR. Muslim).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untukmensucikan bejana yang dijilat anjing dengan tujuh kali basuhan danperintah ini untuk mensucikan bejana. Ini berarti air ludah dan mulutanjing adalah najis, bilamana mulut anjing najis, padahal mulutadalah bagian tubuh yang mulia apa lagi bagian tubuh yang lainnyas6.

Pendapat kedua: sebagian ulama yang bermazhab Malikimengatakan bahwa iasad anjing tidaklah najis.

Mereka berdalil dengan firman Allah,

(Fts 'ftu;tt rir rjrii)"Maka makanlah dari apa yang ditangkap (anjing buruan) ttntukmu".[Al Maidah:4).

Allah membolehkan memakan hewan buruan hasil tangkapananjing sedangkan anjing menangkap hewan buruan tersebut dengantaringnya, kalaulah tubuh anjing hukumnya najis tentu Allahmemerintahkan agar membasuh hewan buruan tersebut sebelumdimakan, dan ternyata tidak ada perintah Allah untuk membasuhhewan tersebut terlebih dahulu.

Tanggapan: Dalil pendapat ini tidak kuat, karena ada perintahNabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk membasuh jilatan anjingsebagaimana disebutkan pada hadis terdahulu. Maka hadis yangmemerintahkan membasuh jilatan anjing terlebih dahulu mentaqyidkemutlakan dalam ayat ini.

Dengan demikian pendapat yang terkuat dalam hal ini bahwajasad anjing adalah najis.

Dr. Sami Al Majid,.Aftkam Ghair Ma'kul Laham, hal 49, thesis di Universitas ImamSaud, Riyadh, Arab Saudi.

ril 5F1 eY! 3i<L>\11.-,1-2,ill, irntiri

9t

2.2.2.2,3.4.2 Meniual Aniing Piaraan

Karena anjing adalah najis maka haram dijadikan sebagai hewanpiaraan. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwaorang yang menjadikan anjing sebagai piaraan akan dikurangipahalanya setiap hari sebanyak 1 Qirath (ukuran berat di masadahulu, dalam ukuran sekarang t0,18gr).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

j4 j;\-';r- il 1-. .1iie Jt ,? )) *rlS it ,fk .i.it ,;;yy- ,ar:S ei-&;A"Barang siapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjagakebun, hewan ternak dan anjing untuk berburu, niscaya dikurangipahalanya setiap hari 1 qirath". (HR. Muslim).

Dan Karena anjing adalah najis maka hukum memperjual-belikannya adalah haram, hal ini disebabkan tidak terpenuhinyasalah satu syarat sah jual beli, yaitu bahwa objek jual-beli haruslahbenda suci. Dengan demikian uang hasil penjualan aniing termasukharta haram.

Sesuai dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yangdiriwayatkan oleh Abu Mas'ud Al Anshari,

utisr,F * .e -#: # ht ;- At AAt -b!>

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang uang hasilpenjualan onjing". (HR. Bukhari).

2.2.2.2.3.4.3 Memelihara Aniing untuk Berburu, MeniagaKebun dan Hewan Ternak

Para ulama telah sepakat bahwa boleh memelihara anjing yangdigunakan untuk berburu, menjaga kebun dan menjaga hewanternak, jika memang dibutuhkansT, berdasarkan sabda Nabishallallahu' alaihi w a sallam,

"Barang siapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjagakebun, hewan ternak dan anjing untuk berburu, niscaya dikurangipahalanya setiap hari 1 Qirath". (HR. Muslim).

87 Dr. Sami AI Majid, Ahkam Ghair Ma'kul Laham, hal 180.

92

i\ ,tjj +,K .iJ ,';tS K' c,^,7 ,Ar:S ei--&;F

c

,'L

Termasuk dalam hal ini dibolehkan memelihara anjing pelacak,karena kebutuhan akan anjing pelacak dalam mengungkap beberapakasus kejahatan, seperti; penyelundupan barang terlarang(Narkoba), mengungkap pelaku sebuah kejahatan kriminal dan lain-lain, hingga saat ini masih dominan.

Bahkan kebutuhan akan anjing pelacak lebih utama, karenakebutuhan akan anjing penjaga hewan ternak hanya untuk menjagakeamanan dan harta pribadi, sedangkan kebutuhan anjing pelacakuntuk menjaga keamanan dan harta orang banyak88.

2.2.2.2.3.4.4 Memelihara Aniing untuk Meniaga Rumah,Dapatkah Diqiyaskan dengan Aniing PeniagaKebun?

Mayoritas para ulama fikih mengharamkan memelihara anjingpenjaga rumah dan tidak dapat diqiyaskan dengan anjing penjagakebun, karena terdapat perbedaan antara anjing penjaga kebun dananjing penjaga rumah, dimana anjing penjaga kebun tidak akanmengganggu orang, karena biasanya perkebunan jauh dari tempatperumahan, berbeda dengan anjing penjaga rumah yang biasanyasering mengganggu orang-orang yang lewat di jalanan umum didepan rumah tersebut, terutama sekali para tetangga yang seringlalu-lalang di depan rumah tersebut. Dan mengganggu kaummuslimin khususnya tetangga termasuk dosa.

Imam Muslim berkata, "Bab: Menyakiti tetangga hukumnyaharom", kemudian beliau menyebutkan hadis Nabi shallallahu'alaihiwa sallam dari Abu Hurairah radhiyallahu onhu, Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

<<i$t.q^ijl+ &i; v dtr 45ll .Jiq i,"Tidak masuk surga orang yongtetangganya".se.

menyakiti (menzalimi)

Bilamana dibolehkan memelihara anjing untuk penjaga kebundan ternak serta untuk melacak jejak kejahatan, apakah dibolehkanmenjual-belikan anjing untuk keperluan tersebut?

Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini.

Pendapat pertama: Para ulama mazhab Hanafi membolehkanmenjual anjing untuk keperluan yang mubah.

88 Dr. Sami Al Majid, hal 187.

8e Shahih Muslim, jilid I, hal 68.

93

Mereka berdalil dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

,, ,i(il i;IL'il jc il Ayt'5>(F:.,t< il ,11Ji,Jrtj

"Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melarang uang hasilpenjualan anjing dan kucing, kecuali anjing untuk berburu". (HR.Nasa'i).

Tanggapan: Hadis ini tidak shahih, didhaifkan oleh Nawawidan Ibnu Hajar Atsqalani, bahkan Nasa'i sendiri yang merawikannyamengatakan, " hadis ini munkar" .

Pendapat kedua: Mayoritas para ulama mazhab Maliki, Syaf idan Hanbali mengharamkan uang hasil penjualan anjingb erdasarkan sabda Nabi shalla llahu' alaihi w a sallam :

((+31 ,tr ,9 *e-euS+ila ill t- il AAt b!>"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang uang hasilpenjualan anjing". (HR. Bukhari).

Larangan menjual anjing tersebut mutlah mencakup anjingpeniaga kebun, penjaga ternak dan anjing untuk berburu.

2.2.2.2.3.5 BabiMayoritas para ulama mazhab, yaitu; Hanafi, Syaf i dan Hanbaliberpendapat bahwa babi termasuk najis, sesuai dengan firman Allah,

Cr { 1r,4 *y ")b

v,-Jz.'n.A,,l.,iv cALi i i}3)(1*;j.$+"jiSsirrjiu r;3 3i ry-cs

"Kotokanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukankepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendakmemakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yangmengalir atau daging babi, karena sesungguhnya babi itu kotor". {AlAn'aam:145).

Dalam ayat di atas Allah menekankan bahwa babi adalah kotordan kotor dalam bahasa fikih berarti najis.

Iuga hukum naiisnya babi diqiyaskan dengan anjing,sebagaimana anjing adalah najis begitu juga dengan babi. Padahalanjing lebih baik dari babi dari sisi terdapat manfaat pada anjinguntuk berburu, menjaga kebun dan mengungkap tindak kejahatan

,F * .e '*s

94

(pelacak)e0. Dengan demikian, tidak dibolehkan menjual babi, karenababi termasuk najis dan karena rasulullah telah mengharamkanmenjual babi.

Nabi shalla llahu' alaihi wo sallam bersabda,

,,_/!illj t]):J\ ,Jil.ll & ?V $:'*-tS 411 bl"((etri-Ylj

"Sesungguhnya Allah dan RasulNya telah mengharamkan menjualarali bangkai, babi dan berhala". IHR Bukhari dan Muslim).

Ini berarti bahwa uang hasil penjualan babi merupakan hartaharam.

Hukum Pemanfaatan Organ Babi

Para ulama sepakat bahwa organ babi yang mati termasuk kulitnyaadalah najis dan tidak suci dengan cara disamakel.

Bila seluruh organ babi adalah najis maka organ babi tersebutharam dimasukkan ke tubuh manusia, seperti; memasukkan insulinbabi ke tubuh manusia, begitu juga haram memperjual-belikannya.

Akan tetapi, bila salah satu organ babi tersebut telah berubahwujud menjadi bentuk zatyanglain disebabkan oleh proses kimiawiapakah hukumnya juga tetap haram?

2.2.2.2.3.5.1 Gelatin Babi

Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagenyang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang, seperti:ikan, sapi dan babi. Gelatin yang diperoleh dari babi merupakangelatin yang paling luas dipakai dalam industri pangan dan obat-obatan, mengingat gelatin yang didapat dari hewan ini paling murahdibandingkan dengan hewan lainnya.

Dalam industri pangan gelatin dipakai sebagai salah satu bahanbaku pembuatan permen lunah jeli, es krim, susu formula, roti,daging olahan, soup dan minuman yang dicampur susu.

Dalam industri obat-obatan gelatin dipakai sebagai salah satubahan baku pembuatan vaksin, kapsul, pil, krim, pasta gigi, sabundan obat gosok

eo Dr. Sami Al Majid, hal92.et Al Mausuah alfiqhiyyah al Kuwaytiyyah, jilid XX, hal 34.

95

Sebagian negara mewajibkan para produsen untukmencantumkan kode komposisi bahan baku dari barang olahan, kodegelatin yang berasal dari babi: 10L, 101,A, '/..20, 150,153, 1604, 1608,L61.4, 'l.6tc, 163, 200, 270, 304, 3L0-3L2, 326, 327, 334, 336, 337,350, 353, 422, 430, 436, L62, 470, 479, 4gL, 493, 497, 495,542,572,575,63L,904Ae2.

Sebelum menjelaskan hukum gelatin dari babi, harusdijelaskan terlebih dahulu hukum istihalah (perubahan suatu wujudmenjadi wujud lain), seperti: wujud babi berubah menjadi garamapakah garam tersebut hukumnya halal atau tidak?

Dalam hal ini terdapat perbedaan pendapat para ulamamazhab.

Pendapat pertama: Para ulama mazhab Hanafi dan Malikiberpendapat bahwa bila seekor babi jatuh ke dalam tambakpembuatan garam lalu mati dan berubah menjadi garam, makagaram tersebut hukummnya halal, karena zat babi telah berubahmenjadi garam dan garam hukumnya adalah halal e3.

Al Hashkafi (ulama mazhab Hanafi, wafat: 1088H) berkata,"Tidak termasuk najis abu bekas pembakaran najis, juga garam yangberasal dari bangkai keledai otaupun babi ... karena wujudnya telahberubah. Ini yang difatw akan dalam mazhab"e4.

Pendapat kedua: Para ulama mazhab Syafi'i dan Hanbaliberpendapat bahwa garam yang berasal dari perubahan wujud babihukumnya tetap haram, karena zat babi adalah najis sekalipun najistersebut berubah bentuk menjadi zat lain hukumnya tetap najis.

Ar Ramli (ulama mazhab Syafi'i, wafat: 1004H) berl<ata, "Zatyang najis tidak berubah hukumnya secara mutlak ... dengan carawujud najis berubah menjadi wujud lain, seperti; bangkai babi yangjatuh ke dalam tambak garam, kemudian berubah menjadi garayn" es.

Ibnu Qudamah (ulama mazhab Hanbali, wafat: 62OH) berkata,"Pendapatyang terkuat dalam mazhab bahwa najis tidak menjadi sucidengan cara perubahan wujud, kecuali khamar berubah menjadi cukadengan sendirinya, adapaun selain itu tidak menjadi suci, seperti: najisyang dibakar sehingga menjadi abu, begitu juga bangkai babi yang

e2 Badriyah Al Haritsy,.4n Nawazil fil Athi'mah, jilid I, hal 504.e3 Al Mausuah al fiqhiyyah al Kuwaytiyyah, iilid X, hal278.ea Al Durr al Mukhtor, jilidl,hal?l7.es Nihayatul Muhtaj, jilid l,hal 247.

96

jatuh ke dalam tambak garam sehingga berubah wujud menjadigaram"96.

Dari dua pendapat ulama tentang hukum garam yang berasaldari babi dapat ditakhrij hukum gelatin yang berasal dari kulit dantulang babi.

Para ulama yang bermazhab Syaf i dan Hanbali tentu akanmengharamkan gelatin yang diperoleh dari babi sekalipun zat gelatintersebut berbeda bentuk fisik dan sifat kimianya dengan kolagenbabi yang merupakan asal dari gelatin.

Adapun para ulama yang bermazhab Hanafi dan Maliki atauyang mendukung pendapat bahwa perubahan wujud dari suatu zatmenjadi zat lain hukumnya juga akan berubah, mereka juga berbedapendapat tentang kehalalan gelatin yang diperoleh dari babi.

Pendapat pertama: gelatin yang berasal dari babi hukumnyahalal, pendapat ini merupakan hasil seminar Forum fikih dan medisdi Kuwait pada tanggal 25-5-1995, dan didukung oleh Dr. NazihHamad, Dr. Muhammad Al Harawy dan Basim Al Qaraff ez .

Penganut pendapat ini beralasan bahwa gelatin adalah zat baruyang tidak ada persamaan fisik dan sifat kimianya dengan kolagenyang berasal dari babi, sekalipun gelatin berasal dari kolagen babi.Dan dalam kaidah fikih bahwa zat baru hukumnya berbeda denganhukum zat asalnya, bilamana hukum kolagen adalah haram makahukum gelatin adalah halal.

Bukti bahwa gelatin berbeda dengan kolagen adalah gelatinberwarna bening mudah larut di air dan mudah membeku, dan tidakdemikian halnya kolagen. Kemudian gelatin yang diperoleh dari babisama sekali tidak dapat dibedakan dengan gelatin dari hewanlainnya, berbeda dengan kolagen, sangat mudah dibedakan antarakolagen babi dan kolagen hewan lainnya e8.

Tanggapan: Argumen pendapat ini tidak kua! karena ternyatagelatin yang berasal dari babi sangat mudah untuk diketahui melaluites kimia sederhana, ini menunjukkan bahwa proses perubahanwujud yang terjadi tidaklah sempurnaee.

Al Mughni,jilid I, hal60.

Badriyyah Al Haritsi, An Nawazil fil Ath'imah,jilid I, hal 499. Basim Al earafi,,4nNawazil Fitthaharqh,jilid I, hal 378.

ibid.

Badriyyah Al Haritsi, z4n Nowazil fil Ath'imah, jilid I, hal 500.

96

97

98

99

97

Pendapat kedua: Gelatin yang berasal dari babi hukumnyaharam dan najis, pendapat ini merupakan keputusan berbagailembaga fikih internasional, di antaranya:

- Mojma' AI Fiqh Al Islamy (divisi fikih OKI) keputusan No.23(11/3) tahun 1986 sebagai jawaban atas pertanyaan dariAl ma'had Al Alami lil Fikri Islami di Washington yangberbunyi,

SoaI ke-XIII: Di sini (Amerika) terdapat ragi dan gelatindiekstrak dari babi dalam persentase yang sangat kecil,apakah boleh menggunakan ragi dan gelatin tersebut?

fawab: Seorang muslim tidak dibenarkan menggunakan ragidan gelatin yang berasal dari babi, karena ragi dan gelatin(halal) yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dan hewanyqng disembelih sesuai ryariat mencukupi kebutuhanpg7gftq" Loo.

- Keputusan Al Majma' AI Fiqhiy Al Islamy (divisi fikihRabithah Alam Islami) yang berpusat di Mekkah, no: 3,

daurah: ke- L5, tahun L998, yang berbunyi,

"Himpunan Fikih Islami yang bernaung di bawah RabithahAlam Islami dalam rapat tahunan ke- 15 setelahmendiskusikan dan mengkaji bahwa: "Gelatin adalah sebuahzat yang banyak digunakan untuk pembuatan makanan danobat-obatan, berasal dari kulit dan tulang hewan; makadiputuskan: Boleh menggunakan gelatin yang berasal darisesuatu yang mubah, dari hewan yang disembelih dengancara yang sesuai dengan ajaran Islam. Dan tidak dibolehkanmenggunakan gelatin yang diperoleh dari sesuatu yangharam, seperti: gelatin dari kulit dan tulang babi serta daribenda haram lainnya.

Himpunan Fikih Islami menghimbau Negara-negara lslamuntuk memproduksi gelatin hahf ror.

- Fatwa Dewan Ulama besar Kerajaan Arab Saudi, no fatwa:8039, yang berbunyi,

"Gelatin yang diperoleh dari sesuatu yang haram seperti babi,hukumnYa fiq7q1n'ito2.

too lournal Fiqh Council, edisi III, vol 1409 H, hal 47.

101 Qararot almajmo' al fiqhiy al Islami, hal 316.

roz Journal AI buhuts, edisi XX, Vol L407 H, hal. 178.

9B

Dan pendapat ini didukung oleh sebagian besar para ulamafikih kontemporer.

Para ulama ini beralasan bahwa gelatin bukanlah zat baru,merupakan perubahan wujud dari kolagen, akan tetapi gelatin telahada pada kolagen babi sebelum dipisahkan, ini menunjukkan bahwaproses yang terjadi hanyalah pemisahan dan sekedar pergantiannama dan bukan perubahan wujud secara mutlak.

Dari dua pendapat di atas, hendaklah seorang muslim bersikapmemilih yang lebih baik untuk diri dan agamanya, yaitu menghindarisegala produk yang menggunakan gelatin babi sebagai salah satubahan bakunya, karena bagaimanapun juga, asal gelatin ini adalahbabi dan babi telah diharamkan Allah di dalam Alquran. Adapunproses perubahan wujud menjadi zat lain masih diragukan makahukumnya kembali kepada hukum asal babi yaitu haram, sesuaidengan kaidah hadis Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

(drl;)i u Jl u/4.tu L,,"Tinggalkanlah hal yang meragukan kepada hal yong tidakmeragukan". (HR. Tirmizi dan Nasa'i. Tirmizi berkata, "Sanad hadisini hasan shahih).

Dengan demikian, menjual segala barang/produk yang salahsatu bahan dasarnya adalah gelatin babi hukumnya haram, dan hasilkeuntungannya merupakan harta haram, demikian juga diharamkanseorang dokter untuk memberikan resep obat-obatan yangmengandung gelatin babi. Sekalipun keberadaan gelatin hanyasebagai bahan campuran, hukumnya juga tetap haram, berdasarkansabda Nabi shallallahu'alaihi wa sollam:

klja u3 tis,iiG t+t5 lr3 cF ,_:r..X,lt ,r9 iliiir ,,.,-J; tijy(i_d1i: >i r:u ct3 cl;

"Apabila seekor tikus (mati) jatuh ke minyak samin, jika minyak saminitu beku maka buang bangkai tikus dan bagian minyak samin bekuyang terkena (najisnya), dan jika minyak samin itu cair maka janganengkau dekati! (HR. Abu Daud dan Nasi'i, derajat hadis ini hasan).

Hadis diatas menunjukkan bahwa haram mendekati minyakcair yang bercampur najis, dan menjual minyak yang bercampurnajis berarti mendekatinya yang hukumnya jelas haram.

Begitu juga haram hukumnya menjual makanan olahan danobat-obatan yang bercampur babi, karena tidak dapat dipisahkanlagi antara najis (babi) dan bahan baku lainnya yang halal.

99

2.2.2.2.3.5.2 Vaksin yang Mengandung Gelatin Babi

Sebagaimana telah diketahui bahwa gelatin babi hukumnya adalahnajis, lalu bagaimanakah hukum melakukan vaksinansi untukkekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu, seperti vaksinmeningitis yang merupakan persyaratan untuk mendapatkan visahaji dan umrah?

Laporan dari berbagai sumber, memang dinyatakan bahwavaksin meningitis mengandung gelatin babi. Gelatin babi hukumnyanaiis dan haram hukumnya dimasukkan ke dalam tubuh. Makahukum melakukan vaksin ini adalah haram.

Akan tetapi, hukum haram ini bisa berubah dalam kondisitertentu, yaitu: bila tidak terdapat alternatif lain pengganti vaksinyang mengandung gelatin babi dan berat dugaan bahwa orang yangtidak mendapat vaksin ini akan terserang penyakit berbahaya yangberakibat kepada cacat permanen atau bahkan kematian. Maka kasusini dapat digolongkan ke dalam kondisi darurat. Allah berfirman,

(1i{ fij*r u {! FIl i-i*u f l[-iii;)"Padahal sesungguhnya AIIah telah menjelaskan kepoda kamu apayang diharamkan-Nyo atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamumemakannya." (Al An'aam: 119).

Ini berarti, Allah menghalalkan bagi hambaNya sesuatu yangDia haramkan dalam kondisi darurat.

Akan tetapi, jika terdapat alternatif lain pengganti gelatin babiseperti gelatin sapi maka seyogianyalah pihak yang berwenang disebuah negara berpenduduk Islam untuk memberikan pelayananyang paripurna bagi rakyatnya.

2.2.2.2.3.5.3 Hukum Lemak Babi

Di negara-negara minoritas Islam, lemak babi digunakan secara luasdalam produk pangan. Lemak babi yang diolah melalui proses kimiamerupakan salah satu bahan campuran pembuatan margarin, jugadigunakan untuk campuran adonan roti, biskuit, cokelat, dan es krim.

Padahal mereka sadar akan bahaya lemak babi terhadapkesehatan. Ditengarai bahwa lemak babi dapat menyebabkanberbagai ienis penyakit kanker: kanker usus besar, kanker prostat,kanker payudara, kanker pankreas, kanker leher rahim dan kankerempedu. Oleh karena itu, berbagai pihak di negara-negara tersebut

100

menuntut agar lemak babi tidak digunakan dalam produk makananolahan103.

Para ulama Islam telah sepakat bahwa seluruh bagian tubuhbabi adalah najis termasuk lemaknyaro+.

Maka hukum lemak babi adalah najis dan tidak bolehdiperjualbelikan, termasuk makanan yang telah dicampur lemak babisebagai salah satu bahan bakunya, makanan tersebut menjadi najisyang haram untuk dikonsumsi dan diperjual-belikan.

Adapun lemak babi yang dianggap telah terjadi perubahanwujud, maka hukumnya sama dengan hukum gelatin babi, yaitumayoritas para ulama Islam internasional tetap mengharamkannya.

Forum ulama fikih dan medis dalam sidangnya ke VIII diKuwait menyatakan lemak babi dan makanan olahan yang dicampurlemak babi adalah haram, bunyi pernyataannya sebagai beriku!"Makonon olahan yang mengandung lemak babi (yang belum berubahwujud) sebagai salah satu bahan bakunya, seperti; beberapa jenis keju,beberapa jenis minyak goreng, minyak samin, minyak mentega, danbeberapa jenis biskuit, cokelat, es krim hukumnya harom, dan tidakhalal dimakan, berdasarkan kesepakatan para ulama bahwa lemakbabi adalah najis dan tidak halal dimakon"Los.

2.2.2.2.3.6 Khamar

Khamar adalah minuman yang memabukkan terbuat dari air perasananggur yang telah difermentasikan, atau dari air apa saja yangmemabukkan.

Para ulama sepakat bahwa khamar haram diminum, namunmereka berbeda pendapat tentang hukum kesucian zatnya, apakahtermasuk najis atau tidak?

Pendapat pertama: Semua para ulama dalam mazhab Hanafi,Maliki, Syafi'i dan Hanbali menghukumi khamar adalah najis. Merekaberdalil dengan firman Allah,

i{;*r3 .i. u-,$r3 ,r;?6:iiJr *l rrr.ar ortl r4.1j ql(&i$iFkiiJiisi.- JSori#u F u#t

103 Dr. Muhammad Al Baar, Khinzir mauthin sarathanat,hall.roa Al Mausuah alfiqhiltyah al Kuwaytlryah, jilid XX, hal 34.10s Badriyyah Al Haritsi, An NawazilfiMthimah,jilid II, hal 689.

101

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi,(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah rijstermasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan ituagar kamu mendapat keberuntungan". (Al Maidah: 90).

Allah menamakan khamar dengan rijs yang berarti kotoran,dan Allah juga memerintahkan untuk menghindari khamar tersebut,dan sesuatu yang kotor yang diperintahkan untuk dihindari adalahnaiis1o6.

Dan juga berdalil dengan firman Allah,- <b#qfi,i,}.tP'i*r)

"Dan Allah memberikan kepada mereka minuman yang suci". [QS. Al-Insaan: 21).

Allah mengatakan bahwa minuman penduduk surga itu suci,sedangkan minuman mereka adalah khamar, ini berarti bahwakhamar di dunia hukumnya adalah najis, karena hukum khamar didunia berbeda dengan hukum khamar di surga, di dunia khamardiharamkan dan di surga khamar dibolehkan, maka bila hukumkhamar di surga adalah suci, tentu hukum khamar di dunia adalahnajisroz.

Pendapat kedua: Sebagian ulama di antaranya Al Muzani,Daud Zahiri, Syaukani dan beberapa ulama kontemporer, seperti:Ahmad Syakir, Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin dan Al-Albani berpendapatbahwa khamar tidak najis1o8.

Di antara dalil pegangan para ulama ini:

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang menghadiahkanNabi shollallahu 'alaihi wa sallam segentong arak, Rasulullahshallallohu alaihi wa sallam bersabda, "Tidakkah engkau tahu bahwaAIIah telah mengharamkan arak?

Laki-laki itu berkata, " Tidok" .

lalu laki-laki itu berbisik kepada teman didekatnya. Dan Nabishallallahu 'alaihi wa sallam bertany4 "Apa yang engkau bisikkankepada temanmu?

Ia menjawab,"Aku perintahkan dia untuk menjualnya".

106 Dr. Hasan Al Fakl<y,Ahkamul adwiyyah,hal282.107 lbid.108 Al Qarafi, An Nawazilfitthaharah,jilid I, hal436.

LO2

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Sesungguhnya AIIoh telah menghoramkan minum khamar dan Allahjuga telah mengharamkan menjual khamar". Lalu laki-laki itumembuka tutup gentong dan menumpahkan khamar ke tanah. (HR.Muslim).

Saat orang tersebut menumpahkan khamarnya Nabi shallallahu'alaihi wa sallam hanya diam dan tidak menganjurkannya untukmenumpahkannya ke tempat yang agak jauh dan juga tidakmemerintahkan para sahabat untuk membersihkannya, sebagaimanabeliau memerintahkan para sahabat untuk membersihkan lantai saatseorang Arab Badu kencing di dalam mesjidl0e. Sikap Nabi shallallahu'alaihi wa sallam tersebut menunjukkan bahwa khamar tidaklahnajisrro.

Para ulama ini menanggapi dalil ulama yang menganggapkhamar adalah najis bahwa tidak semua yang diharamkan dandiperintahkan untuk dihindari berarti najis, seperti berhala.

Adapun maksud khamar yang menjadi minuman penduduksurga adalah suci bukanlah lawan dari najis akan tetapi tafsir maknasuci di sini, yaitu: bahwa bila diminum tidak menyebabkan orangyang meminumnya untuk kencing.

2.2.2.2.3.6. 1 Hukum Meniual Khamar

Perbedaan pendapat para ulama tentang hukum najis atau tidaknyakhamar jangan disalah-pahami bahwa boleh hukumnya memproduksi

10e Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata, "Saat kamibersama rasulullah di dalam masjid, tiba-tiba seorang Arab Badui yang sedang

duduh berdiri dan kencing di salah satu sudut masjid, maka para sahabat yang

hadir menghardih memakinya dan sebagian berdiri hendak memukulnya, maka

Nabi bersabda, "Biarkan dla", setelah Badui itu selesai, Nabi memanggilnya,seraya bersabda," Ini adalah masjid, tidak pantas kencing dan buang kotoran disini, masjid dibangun untuk berzikir kepada Allah, shalat dan membaca Alquran",Ialu Nabi memerintahkan sebagian sahabat membersihkan najis dengan

menuangkan air di atas bekas kencing. (HR. Bukhari dan Muslim, lafaznyaberasal dari Muslim). Dalam riwayat Bukhari, Nabi bersabda kepada para

sahabat yang menghardik badui tersebut" Sesungguhnya kalian diutus untukmemudahkan urusan manusia dan bukqn untuk menyusahkan manusio". Dandalam riwayat Abu Daud: badui itu berdoa," Ya Allah, rahmatilah aku danMuhommad, dan jangan rahmati seorangpun selain kami berdual Maka nabibersabda kepada badui," Sungguh engkau telah mempersempit rahmat Allahyang luas".

110 Dr. Hasan Al Fakl<y, Ahkamul odwiyyah,hal284.

103

khamar, memperjual-belikan, dan mengkonsumsinya. Bahkan, paraulama sepakat bahwa memproduksi, memperjual-belikan danmengkonsumsi khamar hukumnya haram.

Dalil-dalil pendapat ini di antaranya, adalah:

1. Firman Allah,

i. ua.rir3 :",;iir3 :iiir *l rror OrrJt Si qlFki tii$ri orl;lilt ,b or d,,i._/

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar,berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib denganpanah, adalah rijs termasuk perbuatan qtaitan. Makajauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapatkeberuntungan". (Al Maidah: 90).

Allah mengatakan bahwa khamar adalah kotoran,perbuatan syaitan dan wajib dihindari. Maka memproduksikhamar termasuk mubazir dan membuang-buang harta,karena khamar terbuat dari anggur yang hukumnya halallagi baik. Maka bila anggur difermentasikan menjadikhamar berarti mengubahnya menjadi kotoran yang wajibdihindari dan proses fermentasi tersebut termasukperbuatan syaitan. Bila dijual-belikan berarti menjualkotoran yang diharamkan dan perbuatannya termasukperbuatan syaitan. Bila dikonsumsi berarti mengkonsumsikotoran dan termasuk perbuatan syaitan yang wajibdihindari.

2. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pada saatpenaklukkan kota Mekkah,

" ';ill -. air:Jl -o c ..2All i,-li

,.J-J,.J1(>,. i-,= ejfitS atrt bl"11at-d-Y13

"Sesungguhnya Allah dan RasulNya telah mengharamkanmenjual khamar, bangkai, babi dan patung". (HR. Bukharidan Muslim).

3. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika diturunkanayat-ayat terakhir surat Al Baqarah,

((r'1l1 e 3:t+;ll g.,r;r=)

"Perdagangan khamar telah diharamkan". (HR. Bukhari).

L04

4. Abu Said al Khudri berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa

sallam berkhutbah di Madinah,

"Wahai manusia, sesungguhnya AIIah menyindir perihalkhamar, sepertinya Allah akan menurunkan hukum tertentutentang khamar, maka siapa di antara kalian yang memilikikhamar hendaklah ia meniual atau menggunakannya".Rasulullah diam sesaat kemudian bersabda," sesungguhnyaAllah telah mengharamkan khamar, maka barangsiapa yangmasih menyimpan khamar ianganlah dia meminumnya dan

janganlah dia menjualnyo". Lalu para sahabat kembali ke

rumah masing-masing dan menumpahkan khamar di ialan-jalankota Madinah. (HR. Muslim.)

Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki datang

menghadiahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

segentong arak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

bersabda, "Tidakkah engkau tahu bahwa Allah telah

mengharamkan arak?

Laki-laki itu berkata, " Tidak" .

Lalu laki-laki itu berbisik kepada teman didekatnya. Dan

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, "Apa yang

engkau bisikkan kepada temanmu?

Ia menjawab,"Aku perintahkan dia untuk menjualnya".

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"sesungguhnya Allah telah mengharamkan minum khamardan AIIah juga telah mengharamkan meniual khamar".

Lalu laki-laki itu membuka tutup gentong dan

menumpahkan khamar ke tanah. (HR. Muslim).

Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,6.

105

sl4J.L-3 ,lal=U3 slD .=Vj _ -rYV:({ll al_r-;ll3

"Allah melaknat khamar, juga melaknat orang yongmeminum, yang menuangkan, yang menjual, yang membeli,yang memproduksi, yang meminta untuk diproduksi, yangmengantarkan dan yang minta untuk diantarkan khamarkepadanya". (HR.Abu Daud. Dishahihkan oleh Al-Albani).

Dari dalil-dalil yang begitu banyak dan tegas maka seluruhulama sepakat bahwa haram hukumnya memproduksi, menjual danmengkonsumsi khamar.

Dan harta yang diperoleh dari hasil memproduksi, menjual,mendistribusikan, dan jasa menuangkan khamar (pelayan) adalahharta haram.

2.2.2.2.3.6.2 AlkoholAlkohol adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap, mudahterbakar, merupakan unsur ramuan yang memabukkan. Senyawaorganik ini mempunyai rumus kimia: CzHsOH.

Terdapat berbagai jenis alkohol, di antaranya:

- Ethanol dengan rumus kimia: CzHsOH. Alkohol jenis inimerupakan alkohol yang paling luas digunakan danmerupakan bahan utama yang memabukkan dalamkhamar. Dan konotasi alkohol biasanya untuk alkohol jenisini.

- Methanol, dengan rumus kimia: CHaOH. Alkohol jenis inibiasa digunakan untuk mencairkan beberapa jenis za! jugadigunakan dalam parfum (minyak wangi), dan bahan bakar.Alkohol ini sangat beracun dan dapat mengakibatkankematian bagi orang yang meminumnya, sekalipun jugamemabukkan.

- Isopropil Alkohol. Alkohol jenis ini sangat beracun dan samasekali tidak digunakan dalam pembuatan minuman keras,hanya digunakan sebagai bahan pengawet dengan kadaraman, juga digunakan untuk sterilisasi, pembersih kulit dandigunakan di laboratorium dan industri.

106

.k#1i"_i ,l4;J.ij ,;,Alt dtrt ;y)

Apakah HukumAlkohol Sama dengan Khamar?

Dari analisa sampel minuman yang memabukkan, biasanya terdapatalkohol dengan kadar yang berkisar antara 8-2Oo/o dan sisanya

terdiri dari air dan karbohidrat.

Ini berarti bahwa alkohol bukanlah mutlak khamar. Alkoholhanyalah salah satu bagian pembentuk khamar yang terpentingdalam minuman yang memabukkan. Akan tetapi, karena alkoholadalah zat utama yang menyebabkan terjadinya dampak mabukdalam khamar yang merupakan illat diharamkannya khamar, maka

hukum alkohol dapat disamakan dengan khamar.

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tentang hal ini.

Pendapat pertama: Alkohol sama dengan khamar'

Ini merupakan pendapat mayoritas para ulama kontemporer.Dan fatwa Dewan Ulama Kerajaan Arab Saudi, No. 8684, yangberbunyi:

Soal: Apa hukum menggunakan alkohol atau khamar dalambahan campuran cat, obat-obatan, pembersih, parfum dan bahan

bakar?

fawab: "segala sesuatu yang bila diminum dalam iumlah besar

mengakibatkan mabuk maka zat tersebut dinamakan khamar, baikdalam jumlah sedikit ataupun banyak, baik diberi nama alkoholataupun diberi nama yang lain. Zat tersebut waiib ditumpahkan dan

haram digunakan untuk kepentingan apapun: sebagai zat pembersih,

campuran parfum, bahan bakar dan lain sebagainya"trL.

Pendapat kedua: Alkohol bukanlah khamar' Pendapat inididukung oleh Syaikh Muhammad Rasyid Ridha dan beberapa ulamakontemporer.

Argumen pendapat ini bahwa terdapat perbedaan antarakhamar dan alkohol. Khamar terbuat dari hasil fermentasi buahsegar seperti anggur, kurma, gandum dan biii-bijian, sedangkan

alkohol berasal dari kayu, akar dan serat tebu, kulit jeruk dan lemondan juga terdapat dalam setiap adonan. Sekalipun alkohol adalah zat

utama yang menyebabkan mabuk pada khamar akan tetapi alkoholtidak dinamakan khamar, baik secara bahasa maupun syariat112.

,ri Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Abdul Razak Afifi dan

Abdullah Al Ghudayan rqhimahumullah,fatawa lajnah daimah, iilid XXII, hal 107.

112 Fqtawa Syaikh Muhammad Rasyid Ridha,jilid IV, hal1629-L63O.

L07

Tanggapan: Rasulullah telah meletakkan kaidah umumtentang pengertian khamar, Beliau bersabda bahwa segala sesuatuyang memabukkan hukumnya haram dan namanya adalah khamar.

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ,anhu, Nabishallallahu 'alaihi wa sallam bersabda-::--:'-

((p.s. J$.3; ,_ill ,sid (3)"setiap yang memabukkan adalah khamar dan ,rrrq yangmemabukkan adalah horam". (HR. Muslim).

Dalam hadis ini, Nabi shallallahu 'alaihi wa sailam menamakan segalasesuatu yang memabukkan dengan khamar -sekalipun nama asli zattersebut bukanlah khamar- dan Nabi shallailahu 'alaihi wa sallamjuga menyamakan hukum segala yang memabukkan dengan khamar,yaitu haram. Maka berdasarkan hadis ini arkohor dalam syariatdinamakan khamar dan hukumnya sama dengan khamar, karenaalkohol merupakan unsur utama yang memabukkan dalam minumankhamar.

Akan tetapi apakah semua jenis alkohol hukumnya samadengan khamar?

Alkohol merupakan nama untuk zat yang tidak dikenal padamasa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, pada saat itu hanya dikenalkhamar. Dan karena unsur utama yang memabukkan dalam khamaradalah ethanol maka hanya alkohol jenis ini saja yang hukumnyasama dengan khamar, tidak boleh digunakan untuk kepentinganapapun. Adapun alkohol jenis lain yang dapat mengakibatkankematian bagi peminumnya maka hukumnya sama dengan racun,boleh digunakan untuk kepentingan apapun selain untukdiminum113.

2.2.2.2.3.6.3 Memproses Khamar (Alkohol) Meniadi Zat LainBolehkah khamar diproses menjadi zat lain yang haral untukdikonsumsi, seperti mengubah khamar menjadi cuka?

Para ulama telah sepakat bahwa bilamana khamar berubahmenjadi cuka dengan sendirinya tanpa ada campur tangan manusia,cuka tersebut hukumnya menjadi halal (suci).

An Nawawi berkata, "Para ulama sepakat bahwa apabilakhamar berubah dengan sendirinya menjadi cuka hukumnya halal"f,q.

113 Basim Al Qarafi,.AnlYawazil Fiththahqrah,hal 402.tt4 Syarh Shahih Muslim, jilid XIII, hal 152.

108

Akan tetapi para ulama berbeda pendapat bila perubahan

tersebut karena ada campur tangan manusia, bagaimana hukummelakukan proses dan hukum hasil yang diproses?

Pendapat pertama: Dalam mazhab Hanafi proses tersebutdibolehkan dan hasil yang telah menjadi wuiud lain setelah diproses

hukumnya suci, boleh dikonsumsi.

Mereka berdalil dengan sabda Nabi shal/allahu 'alaihi wa

sallam, saat beliau meminta lauk campuran roti kepada salah

seorang istrinya, maka istrinya menjawab ,"Yang ada hanyalah cuka".

Beliau bersada,

(Hr glTr 64 ,lJr 6($1 6ry>"Lauk (campuran makan roti) yang paling enak adalah cuka, Lauk(campuran makan roti) yang paling enak adalah cuka". (HR' Muslim).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sangat memuji cuka, padahal

cuka terbuat dari khamar. Dan beliau tidak merinci bahwa cuka yang

beliau maksud adalah cuka yang berubah dari khamar secara alami

atau bukan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa boleh

hukumnya memproses khamar untuk menjadi zat lain yang halal11s.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena mungkin saja yang

dimaksud Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah cuka yang

berubah wujud secara alami, karena Allah telah mewajibkan untukmenjauhi khamar, maka proses perubahan khamar yang dilakukandengan sengaja berarti mendekati khamar yang merupakan sebuah

pelanggaran terhadap larangan Allah116.

Pendapat kedua: Dalam mazhab Syaf i, Hanbali dan sebuah

pendapat dalam mazhab Maliki bahwa memproses khamar menjadi

zat lain, hukumnya haram117.

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malikbahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang bolehkah

khamar diproses meniadi cuka?

Maka beliau meniawab," tidak". (HR. Muslim).

Dalam hadis lain, Abu Thalhah bertanya kepada Nabi

shallallahu 'alaihi wa sallqm tentang khamar anak yatim yang

merupakan warisan orang tuanya yang telah meninggal.

lts Al Mausuqh alfiqhiyyah al Kuwaytiyyah, iilid V, hal29.116 DR. Shaleh Al Musallam, Thathir an najasat, hal 78'

117 Al Mausuah alfiqhiyyah al Kuwaytiltyah, iilid V, hal29.

109

hrMaka Nabi shallallahu 'olaihi wa sallam bersabda,,'Tumpahkan

khamar itu!

Abu Thalhah berkata,"Bolehkah saya proses menjadi cuka?

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ,,Tid.ak,. (HR. AbuDaud. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Dua hadis di atas sangat tegas menjelaskan larangan Nabishallallahu 'alaihi wa sallam untuk memproses khamar menladi cuka,sekalipun khamar itu milik anak yatim. Dan setiap laranganmenunjukkan bahwa hukum yang dilarang adalah haram.

2.2.2.2.3.6.4 Cuka yang Diproses Melalui Cara HaramPara ulama yang mengharamkan proses pengubahan khamarmenjadi cuka berbeda pendapat apakah cuka hasil proses itumenjadi suci (halal) ataukah tetap najis?

sebagian mereka berpendapat bahwa hukumnya tetap najisdan tidak halal dikonsumsi, karena sebuah atsar yang diriwayatkandari umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu bahwa beliau pernahberkata, "Jangan kalian makan cukayang terbuat dari khamar kecualiperubahan terjadi secoro alami". (Atsar ini diriwayatkan oleh Al-Baihaqi).

- sebagian lagi berpendapat bahwa memang hukum prosesnyaharam, namun hasil yang diproses telah berubah wujud menladicuka bukan lagi khamar, dan cuka hukumnya halal (suci).

Wallahu a'lom, pendapat yang tetap menganggap najis cukayang diproses dengan cara haram, dari tinjauan sadduzzari,ahtt}lebih kuat, dan pantas diterapkan Umar daram kebijakannya sebagaikhalifah, agar tindakan haram memproses khamar menjadi cukatidak dilakukan orang untuk meraup keuntungan duniawi. Makasebagai pengambil keputusan dalam sebuah negara patut untukmengikuti pendapat ini.

Adapun dari tinjauan dalil pendapat yang menghalalkan cukayang diproses dari khamar lebih kuat, karena memang khamar telahberubah menjadi cuka, dan cuka hukumnya halar, yang diharamkanhanyalah prosesnya dan bukan cukanya.

1LB Sadduzzari'ah, yaitu: melarang sesuatu hal yang hukumnya boleh, tetapi adakemungkinan hal tersebut dapat mengantarkan kepada hal yang haram.

110

2.2.2.2.3.6.5 Makanan dan Minuman Beralkohol

Beberapa jenis makanan mengandung alkohol yang berasal dariproses fermentasi alami, seperti: roti yang mengandung alkoholdisebabkan proses adonan yang dicampur ragi.

Pada saat roti dipanggang [dibakar) umumnya alkohol yang

terdapat pada adonan tadi menguap (terurai) tanpa meninggalkanbekas sama sekali.

Alkohol juga terdapat pada juice buah-buahan, khusus iuiceanggur kadarnya bisa mencapai lo/o,juga terdapat pada susu dengan

kadar terkadang sampai O,5o/o, akan tetapi minuman ini tidakmemabukkan sekalipun dikonsumsi dalam iumlah besar. Hukummakanan ini halal sekalipun mengandung alkohol. Karena yang

diharamkan adalah makanan yang dalam jumlah besar memabukkanmaka sekalipun iumlahnya kecil tetap diharamkan, sesuai dengan

sabda Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam,

(erF ajJ6 ,l.r;s*;S:,i u;"sesuatu yang memabukkan dalam iumlah besar, maka hukumnya

haram sekalipun dalam jumlah kecil". [HR. Abu Daud. Hadis inidishahihkan oleh Al-Albani).

Kenyataannya, makanan ini tidak memabukkan biladikonsumsi dalam jumlah besar, dengan demikian maka hukumnyahalal dan boleh dijual-belikan. Dan juga, makanan ini sudah ada

semenjak zaman Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam, beliau tidakmelarang untuk memakannya, dengan demikian hukumnya adalah

halal11e.

2.2.2.2.3.6.6 Makanan dan Minuman yang DitambahkanAlkohol

Alkohol digunakan secara luas dalam industri pangan sebagai zat

pewarna, rasa dan bau agar menarik untuk dikonsumsi. Terkadangsengaia ditambahkan ke dalam makanan dalam jumlah besar, sepertidalam proses pembuatan Es krim, berbagai jenis kue, minuman non

alkohol dan buah-buahan yang dapat memabukkan.

Hukum menggunakan alkohol dalam produk makanan

diharamkan dalam Islam karena ini melanggar perintah Allah yang

memerintahkan seorang muslim untuk menjauhi khamar. Oleh

11e Al Qarafi, An Nawazil FitThaharah, jilid I, hal449.

tLl

karena itu, para ulama dari berbagai mazhab melarang penggunaankhamar untuk apapun jua.

An Nafrawi (ulama mazhab Maliki, wafat th i.12SH) berkata,"Adapun khamar maka tidak halal digunakan untuk apapun jua, dankh am ar w aj ib ditump ahkann \20.

Ibnu Hazmi (wafat th: 456H) berkata, ,,Barang siapa yangsengaja merendam ikan dengan khamar,lolu ditambah garam untukdibuat Murry $ejenis lauk), sungguh dia telah durhaka terhadapAllah, dia wojib diberi sanksi hukuman ... karena khamar tidak halaldigunakan untuk apapun jua, juga tidok halat dicampurkan ke dalamapapun jua, khamar hanya boleh ditumpahkan"rzr.

Akan tetapi, bila makanan atau minuman tersebut telahdicampur alkohol oleh sebuah pabrik makanan/minuman, seperti:minuman bercola yang menggunakan alkohol untuk melarutkan zatcola, apakah halal menjual produk yang mengandung alkoholtersebut dan apakah halal untuk dikonsumsi?

Hal ini terbagi dua keadaan:

Pertama: Alkohol yang dicampurkan ke dalammakanan/minuman tidak terurai, masih terdapat bau, rasa atau efekmemabukkan.

Para ulama sepakat bahwa makanan/minuman ini tidakboleh dikonsumsi, tidak boleh diperjual-belikan, dan wajibdilenyapkan, karena makanan/minuman ini bercampur alkohol(khamar) yang haram dikonsumsil22.

Kedua: Alkohol yang dicampurkan ke dalammakanan/minuman telah terurai, tidak terdapat lagi bau, rasa, warnadan tidak menyebabkan mabuk manakala makanan/minumantersebut dikonsumsi.

Para ulama berbeda pendapat tentang kehalalanmakanan/minuman jenis ini.

Pendapat pertama: Menurut mazhab Hanafi, Maliki dan Syafi'imakanan/minuman ini tidak halal, karena telah bercampur alkohol(khamar), dan alkohol (khamar) adalah najis, maka berartimakanan/minuman ini telah bercampur najis, hukumnya berubah

t'zo ll pqvlql<ih Ad Dawani,jilid I, hal 390.121 Al Muhalla, jilid XII, hal 378.r22 Al Qarafy, An Nawazil fithaharah, iilid I, hal 45 3.

LL2

meniadi najis yang tidak boleh dikonsumsi dan haram diperjual-belikan.

Ibnu Abidin berkata, "Bila setetes khamar jatuh ke dalam airyang tidak mengalir mako air itu menjadi najis, sekalipun khamarnyatelah larut menjadi air, begitu juga bila setetes khamar jatuh ke dalampanci makanan, makanan tersebut menjadi najis, sekalipun telah larutdalam makanan"tz3.

Zarkasyi (ulama mazhab Syafi'i, wafat th 794H) berkata, "Bilaseseorang mencampurkan setetes khamar ke dalam air hingga hilangsifat memabukkannya,lalu ia minum, maka ia tidak dihukum cambuhkarena khamarnya telah larut, akan tetapi haram hukummeminumnya karena oir tersebut telah bercampur najis, dan najisharam dikonsumsinlz4.

Pendapat kedua: Menurut sebagian ulama dalam mazhabHanbali, Abu Yusuf (murid langsung Imam Abu Hanifa) dan lbnuHazmi bahwa makanan/minuman yang telah bercampur khamar(alkohol) hingga larut/terurai dalam makanan, tidak terdapat lagibau, rasa dan tidak ada efek memabukkan khamar (alkohol), makahukumnya halal dikonsumsi dan halal dijual-belikan.

Mereka beralasan bahwa khamar diharamkan karenamemabukkan, sedangkan makanan/minuman yang dicampurkhamar (alkohol) kemudian larut/terurai tidak lagi memabukkan. Inimenunjukkan bahwa khamar telah berubah wuiud menjadi zat lain.Dengan demikian makanan dan minuman yang sejak awalnya adalahmakanan yang halal tidak terpengaruhi hukumnya oleh campuranalkohol yang kemudian terurai/larut.

Abu Yusuf (wafat th: 181H) berkata, "Daging yang dimasakpakai khamar hukumnya halal dengan syarat didihkan, laludidinginkan, kemudian didihkan, lalu didinginkan sebanyak tigakalinLzs.

Ibnu Hazmi berkata, "Barang siapa yang sengaja merendamikon dengan khamar, Ialu ditambah garam untuk dibuat Murry(sejenis lauk), sungguh dia telah durhako terhadap Allah, dia wajibdiberi sanksi hukuman ... namun apabila hilang bau, rasa atau warnakhamar karena telah larut dan tidak memabukkan maka hukumnyahalal untuk dimakan dan dijual".

t23 Hosyiyah lbnu Abidin,jilid VI, hal451.t24 Al Mantsurfil Qawaid,jilid I, hal 726-127.t2s Al Fatawa al Hindiyyah, jilid v, halaman 4t2.

113

Ibnu Qudamah berkata,"Apabila adonan roti dicampur khamar,lalu dibakar, kemudian dimakan, pelakunya tidak didera, karena saatdibakar khamar telah hilang menguap"t26.

Ibnu Taymiyah berkata, "Apabila khamar terurai di dalam airmaka orang yong meminum air tersebut tidak lagi dinamakanmeminum khamarnrzT.

Pendapat ini banyak didukung oleh ulama kontemporer,mengingat zat khamar telah hilang larut atau terurai dan yang tinggalhanyalah makanan/minuman yang halal, sebagaimana khamarmurni bila berubah wujud menjadi cuka hukumnya berubah menjadihalal, apatah lagi khamar pada makanan/minuman ini hanyadicampurkan dan bukan bahan dasar, wallahu alamtzg.

2.2.2.2.3.6.7 Menggunakan Obat-Obatan Beralkohol

2.2.2.2.3.6.7.1Penggunaan Khamar (alkohol) Murni SebagaiObat

Dari penjelasan sebelumnya diketahui bahwa khamar haramdigunakan, namun bagaimana hukum menggunakannya untukmengobati penyakit tertentu?

Bila ada suatu obat selain khamar untuk sebuah penyakit,semua para ulama sepakat haram hukumnya menggunakan khamarsebagai obat.

Bila tidak ditemukan obat lain yang cocok untuk penyakittersebut, kecuali khamar maka para ulama berbeda pendapattentang hal ini.

Pendapat pertama: Ibnu Hazmi dan sebagian ulama mazhabSyafi'i membolehkan pengobatan dengan khamar, karena penderitatidak menemukan obat yang cocok selain khamar, yang berartipenderita penyakit dapat dianggap dalam keadaan darurat.

Mereka berdalil dengan qiyas meminum khamar sebagaipengobatan dalam keadaan darurat dengan memakan makanan yangharam dalam keadaan darurat, maka bila dibolehkan memakan babidan bangkai dalam keadaan kelaparan, begitu juga dibolehkanmeminum khamar dalam keadaan sakit yang hanya dapatdisembuhkan dengan khamar.

126 Al Mughni, jilid XII, hal498.127 Ibnu Taimiyah, Majmu Fatawa,jilid XXI, hal 501.128 Al Qarat/, An Nawazil Fithaharah, jilid I, hal 452.

LL4

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena syarat sah sebuahqiyas harus tidak bertentangan dengan nash (Alquran dan hadis),dan menggunakan khamar sebagai pengobatan telah dilarang olehNabi shal/allahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana akan dijelaskan padadalil pendapat kedua.

Pendapat kedua: Mayoritas para ulama dari Mazhab Hanafi,Maliki, Syafi'i dan Hanbali mengharamkan penggunaan khamarsebagai obat, sekalipun dalam keadaan darurat. Dan pendapat inimerupakan keputusan Al Majma' Al Fiqh AI Islami (divisi fikihRabithah Alam Islami) dalam daurah ke -16 tahun 2002, yangberbunyi, "Tidak boleh menggunakan khamar murni untukpeng obatan dalam kondisi apapun" tze.

Dalil pendapat ini:

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sqllqm saat ditanyaoleh seorang sahabat yang bernama Thariq bin Suwaidtentang hukum membuat khamar, maka Nabi shallallahu'alaihi wa sallom melarangnya, Thariq menjelaskan bahwa iamembuat khamar untuk pengobatan, lalu Nabi shallallahu'alaihi wq sallam bersabda,

( ;li 4s ztri6dl tl,"Sesungguhnya khamar bukanlah obaC tetapi khamar adalahpenyakit". (HR. Muslim).

fuga diriwayatkan bahwa saat seorang anak Ummu Salamahmenderita sakit. Ummu Salamah membuat ramuan arak di belanga.Maka Nabi masuk ke rumah dan menanyakan isi belanga, UmmuSalamah memberitahu Rasulullah, lalu Rasulullah bersabda:

(s:la iF u# se$ &;; il a,t ,i1,,"Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan dari penyakitpada bendo yang telah diharamkanNya". (HR. Baihaqi. Hadis inidishahihkan oleh lbnu Hibban).

Dua hadis di atas sangat jelas dan tegas menyatakan haramhukumnya menggunakan khamar untuk pengobatan sekalipun dalamkeadaan darurat, dengan demikian haram juga hukumnya menjualkhamar sekalipun untuk obat.

72e Qararat al majma' al fiqh al islami, hal 341.

115

2.2.2.2.3.6.7.2 Obat yang Mengandung Alkohol SebagaiBahan Tambahan

Bila khamar (alkohol) hanya sebagai bahan tambahan dalamobat-obatan, seperti ditambahkan untuk melarutkan sebuah zat, atauditambahkan agar obat berupa sirup memiliki bau yang menarikuntuk diminum, atau sebagai bahan pengawet obat bagaimanakahhukumnya?

Syarbaini (ulama mazhab Syaf i wafat th: 977H) berkata,"Perbedaan pendapat ulama hanya tentang menggunakan khamarmurni sebagai obal adopun romuon yang dicampur khamar sehinggakhamar larut dalam ramuan tersebut boleh digunakan sebagai obat,jika tidak oda lagi obat lain yqng cocok ... sekalipun pengobatantersebut hanya menyebabkan kesembuhan lebih cepa| dengan syaratresep pengobatan tersebut disarankan oleh seorang dokter muslimy ang dap at dip ercaya" t3o.

Dari perkataan Syarbaini tersebut dapat dipahami bahwa:

- Boleh menggunakan obat yang bercampur dengan khamardengan syarat tidak ada pilihan lain.

- Penggunaannya harus berdasarkan petunjuk seorang doktermuslim yang dapat dipercaya.

- Khamar telah larut dalam ramuan obat.

- Dalam penggunaan obat ini, semua ulama sepakatmembolehkannya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bolehmenggunakan obat yang mengandung alkohol dengan syaratalkoholnya telah larut/terurai, sehingga bila diminum tidak lagimemabukkan, karena jika memabukkan hukumnya sama dengankhamar. Hal ini yang difatwakan oleh beberapa lembaga fikihinternasional, di antaranya:

Al Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih Rabithah Alam Islami)dalam daurah ke -L6, tahun 2002,yangberbunyi:

"Boleh menggunakan obat yang mengandung alkohol dengankadar sedikit dan telah terurai, dimana pembuatan obat tersebutmerupakan standar pabrik dan tidak ada obat lain sebagaipenggantinya, dengan syarat resepnya harus dibuatkan oleh seorangdokter yang jujur. Juga boleh menggunakan alkohol sebagai bahan

130 Mughni al muhtaj,jilid v, hal 518.

116

pembersih luka luar, juga sebagai pembunuh kuman, dan dalamcampuran krim dan obatgosok.

Al Majma' Al Fiqh Al Islami menghimbau perusahaan pembuatobat-obatan, atau importir obat-obatan di negri muslim untukberusaha sekuat tenaga menghindari penggunaan alkohol dalampembuatan obat dan menggunakan alternatif lain.

Al Majma' Al Fiqh Al Islami juga menghimbau para dokter untukmenghindari sedapat mungkin memberikan resep obat yangmeng andung alkohol kepada p osien" tzr.

Dewan fatwa ulama Kerajaan Arab Saudi, juga menfatwakan:"Tidak boleh mencampurkan alkohol yang memabukkan ke dalamromuen oba| akan tetapi bila telah dikemas dan mengandung alkoholboleh digunakan jika kadar alkoholnya sediki1 tidak mempengaruhiwarna, rasa dan bau obat serta tidak memabukkan jika diminum. Jikasalah satu sifat alkohol masih ada maka haram digunaksn" rsz.

Ini hukum mengkonsumsi obat yang mengandung kadaralkohol. Adapun hukum menjual obat yang dicampurkan alkoholbelum tentu dibolehkan, tergantung proses pembuatan obattersebut. fika sebelum dikemas alkohol dicampur ke dalam ramuanyang volume zat air sangat banyak sehingga khamar menjadi suci,dibolehkan menjual-belikannya, karena sifat najis khamar padaalkohol telah hilang (ini berdasarkan pendapat yang menganggapkhamar najis), jika volume airnya sedikit berarti obat tersebut adalahobat yang mutanajjis (tercemar najis), hukumnya tidak halal dijual,menurut pendapat yang menganggap najis alkohol.

Adapun menurut pendapat yang menganggap alkohol tidaknajis maka halal diperjua-belikanl33.

2.2.2.2.3.6.8 Partum yang Mengandung AlkoholAlkohol juga banyak digunakan dalam proses pembuatan minyakwangi dan sabun wangi agar bau wanginya merebak dan awet.

Pada sebagian minyak wangi kadar alkoholnya terkadangmencapai 800/0, seperti pada minyak wangi cologne, dan terkadangkadarnya hanya sedikit tidak sampai memabukkan jika diminum danterkadang zat alkoholnya larut dalam cairan minyak.

131 Qararat al majma' al fiqh al islami,hal342.132 Jurnal penelitian ilmu keislqman, vol 19, hal 764, th 1407 H.

133 Ibid.

LL7

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tentangmenggunakan minyak wangi jenis ini.

Pendapat pertama: Sebagian ulama kontemporer, diantaranya; Lembaga fatwa Mesir, Dr. Abdullah fibrin dan Dr. HusamAffanah menfatwakan boleh menggunakan semua jenis minyakwangi yang mengandung alkohol134.

Dengan alasan bahwa khamar tidaklah najis, demikian jugaalkohol. Dan penggunaan minyak wangi bukan untuk diminum. Makakembali kepada hukum asal yaitu boleh menggunakan segala sesuatubila tidak terdapat larangan.

Pendapat kedua: Menurut ulama lain bahwa haramhukumnya menggunakan minyak wangi yang mengandung kadaralkohol tinggi, bila diminum dapat memabukkan, pendapat inidifatwakan oleh Lembaga fatwa Kerajaan Arab Saudi dan didukungoleh banyak para ulama.

Dalil pendapat ini:

1. Menurut mayoritas para ulama fikih bahwa khamar adalahnajis maka menggunakan minyak wangi yang mengandungkadar alkohol tinggi berarti menggunakan benda yangterkena najis, hal ini dilarang dan tidak boleh dipakai,karena bila minyak wangi dipakai shalat berarti tubuhnyaterkena najis dan tidak sah shalatnya.

Muhammad bin Al Hasan (murid Imam Abu Hanifah wafat189H) berkata, "Apabila Susan (nama sebuah tumbuhanyong beraroma harum) dicampurkan ke dalam khamarsehingga aromonya harum mewangi maka tidak bolehdigunakan sebagai wewangian, juga tidak boleh dijual,karena perubahan baunya bukan seperti perubahan khamarmenjadi cuka. Dan khamar bila belum berubah menjadi cukaharam digunakan untuk apapun juga"L3s.

2. Bagi ulama yang menganggap khamar tidak najis juga

melarang menggunakan minyak wangi yang mengandungalkohol kadar tinggi, karena Allah telah mewajibkan untukmenjauhi khamar, sedangkan mencampurkannya serta

734 Dewqn Fatwa Mesir, jilid VIII, hal 413. Fatawa Syeikh Jibrin, jilid V, hal 4.

Yas alunaak, jilid II, hal 248.L3s Al Fatawa Hindiyyoh,jilid VI, hal 118.

118

menggunakannya sebagai minyak wangi ke tubuh ataupakain melanggar perintah Allah136.

Setelah mengetahui hukum menggunakan minyak wangi yangmengandung alkohol, maka hukum menjualnya mengikut hukummemakainya, jika kadar alkohol tersebut tinggi dan dapatmemabukkan maka hukum menjualnya sama dengan menjualkhamar, yaitu haram

Dan jika salah satu sifat alkohol pada minyak wangi tersebutdapat diinderai, maka tidak boleh juga menjualnya karena termasukmutanajjis bagi pendapatyang menganggap khamar adalah najis.

Dan jika alkoholnya telah terurai/larut maka boleh dipakai danhalal diperj ual-belikan.

2.2.2.3 Hasil f ual-Beli Barang yang Diharamkan

Allah sebagai pencipta seluruh alam semesta, Dia saja yang berhakmenghalalkan dan mengharamkan benda apa saja yang Diakehendaki. Bila Allah mengharamkan suatu benda, berarti benda itutidak memiliki nilai tukar. |ika ditukar dengan uang, sungguh orangyang menerima uang dan memberikan benda haram sebagaiimbalannya telah merampas hak orang lain, karena mengambil uangorang tanpa ada imbalan. Dan ini adalah suatu kezaliman.

Padahal Allah telah melarang mengambil uang orang laindengan cara yang batil, Allah berfirman,

(&r;lU F+ Sr$i tr$:lr i r_fir ortlt r4ji r;l"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakanharta sesamamu dengan jalan yong batil". (An Nisaa: 29).

Dengan demikian seluruh benda yang diharamkan Allah tidakboleh diperjual belikan, dan bila diperjual-belikan maka hasilkeuntungan menjual benda haram adalah harta haram.

Berikut ini dijelaskan beberapa bentuk benda yang diharamkansyariat yang sering diperjual-belikan oleh kaum muslimin.

2.2.2.3.1 Benda- Benda yang Mengandung Unsur KesyirikanSungguh merupakan tindakan yang sangat lalim manakala seseorangmenyamakan penciptanya dengan makhluh memberikanpenghambaan dirinya kepada selain penciptanya. Padahal manusia

136 Dewan Fatwa kerajaan Arab Saudi, no 3426. Dr. Shaleh Al Musallam, TathhirN aj asat, hal 3 05. Al Qarafi , /n N aw azil fi Thaharah, jllid, I, hal 47 2.

Lt9

sebagai makhluk tidak mau disamakan dengan makhluk lain, apakahseorang manusia mau disamakan dengan binatang? Tentu, tidak.

Dan tindakan menyamakan khaliq dengan makhluknya adalahkesesatan yang nyata. Pelakunya pantas dimasukkan ke dalamneraka. Allah berfirman,

"Dan diperlihatkan dengan jelas neraka Jahim kepada orang-orang yang sesat dan dikatakan kepada mereka, "Dimanakahberhala-berhala yang dahulu kamu selalu menyembah(nya) selaindari AIIah? Dapatkah mereka menolong kamu otau menolong dirimereka sendiri?" Maka mereka (sembahan-sembahan itu)dijungkirkan ke dalam neraka bersama-sama orong-orang yang sesat,dan bala tentara iblis semuanya. Mereka berkata sedang merekabertengkar di dalam neraka, "demi Allah, sungguh kita dahulu (didunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakankamu dengan Tuhan semesta alam". (Asy Syu'araa: 91-98).

Dan menyamakan khaliq dengan makhlukNya adalah suatukezaliman yang besar, maka pantas Allah mengatakan,

bl 4I al$ { &$ \'4 JA-t 1SI aLlii .ct'3 3tl}(i#r dndr.}ilr

"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu iamemberi pelajaran kepadanya, "Hoi Anakku, janganlah kamumempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)adalah benar-benar kezalimanyang besar". (Luqman: 13).

Oleh karena itu Allah mengharamkan perbuatan syirik,

(Eli 4tj-fi{i FIe #.-ra5u.H rgo,l)"Katakanlah, "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamuoleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatudengan Dia (berbuat ryirik)". (Al Ana'am: 151).

Maka seluruh benda-benda yang dipergunakan untuk berbuatsyirik atau benda-benda yang menyebabkan orang jatuh dalam

L20

berbuat syirik haram diperjual-belikan dan keuntungan meniualnyatermasuk harta haram137.

Nabi shallallahu

r iill g {li:Jl SJ*4-J/.

' alaihi wa sallam bersabda,

,J,ii.ll & i'; l.jA;S at by,((;ULYlj

"sesungguhnya Allah telah mengharamkan meniual arak, bangkai,

babi danberhala (patung)". (HR Bukhari dan Muslim).

Ibnu Qayyim berkata, "Dari hadis di atas dapat diambil hukum

bahwa haram menjual setiap alat yang digunakan untuk berbuatsyirik dalam bentuk apapun juga: berhala, patung atau salib. Seluruh

benda ini wajib dimusnahkan. Dan meniual-belikan benda-benda inimerupakan sarqna untuk memiliki dan menggunokannya. Oleh karena

itu diharamkan menjual belikanny qt' 138.

Maka haram hukumnya meniual patung-patung yang

disembah, seperti: patung Budha, patung Nabi Isa, patung Bunda

Maria dan lain-lain.

Haram menjual benda-benda yang merupakan sarana untukkesyirikan, seperti: jima! benda-benda yang dikeramatkan: keris,pedang cincin, air keramat, peci atau benda-benda yang dipakaiseorang tokoh yang dikeramatkan, hewan-hewan yang dianggap

mendatangkan keberkahan, gambar-gambar Horoskop dan lain-lain.

Haram menjual benda-benda yang digunakan dalam ritual-ritual kesyirikan, seperti; ayam hitam, juga diharamkan meniualbenda-benda yang berhubungan dengan akidah kesyirikan, seperti;salib, bunga valentine, pohon natal, kartu ucapan selamat natal,

bintang David dan lain-lain.

Haram menjual buku-buku yang berisi pemikiran-pemikirankesyirikan, atheis, komunis, animis, paganis, liberal dan lain-lainyang merusak aqidah seorang muslim.

An Nawawi berkata, "Tidak sah menjual buku-buku yang berisip e mikiran-p emikiran kekafiran, kar ena keg unaan buku -buku tersebutdiharamkan, buku-buku tersebut waiib dimusnahkan ... begitu iugabuku tentang ilmu sihir, sulap, filsafat dan lain-lainnya yang memuatilmu-ilmu sesat yang diharamkant'r3e.

137 Al mausu'ah al fiqhiyyah al kuwaytiyyah, jilid. VII, hal 8 .

t38 Zaadul Ma'ad,iilid.lV, hal 245 .

13e Al Majmu'syarh almuhazzab, jilid I& hal253.

72L

2.2.2.3.2 Patung dan Lukisan Manusia/Hewan yang TidakDisembah

Para ulama sepakat bahwa haram hukumnya membuat patungdan lukisan yang menyerupai manusia dan hewan, juga harammemilikinya, dan patung serta lukisan tersebut wajibdimusnahkanl40.

Berdasarkan dalil-dalil berikut:

1. Allah berfirman,

"(Ingotlah), ketika lbrahim berkata kepada bapaknya dankaumnya, "Patung-patung opakah ini yang kamu tekunberibadat kepadanya?" Mereka menjawab, "Komi mendapatibapak-bapak kami menyembahnya". Ibrahim berkata,"Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalamkesesatan yang nyata" . [Al AnBiya a' : 52- 54).

2. Allah berfirman

Fi ti5i 6srr tb"Dan lihotlah tuhanmu (patung emas anak lembu) itu yangkamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akanmembakarnya, kemudian kami sungguh-sungguh akanmenghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yangberserakan)". (Thaha: 97).

Dua ayat di atas dan ayat-ayat lainnya mencela patung-patung dan menyatakan sesat orang-orang yangmenyembahnya serta patung-patung itu wajibdimusnahkan sekalipun terbuat dari emas yang tentunyasangat bernilai tinggi.

Mungkin ada orang yang menanggapi bahwa laranganmembuat patung dan lukisan dikarenakan dahulu patung-patung itu dijadikan sembahan, tetapi sekarang orang

140 Muhammad Washil, Ahkamut Tashwir fil fiqh islqmi, hal 209. Al Mousu,ah aIfiqhiyyah al Kuwaytiyyah, jilidVll, hal8.

L22

r+r $ii13 ili

it #r.rlaJt3. &+.b

3.

membuat patung bukan untuk sembahan, tidak lebih darisekedar sebuah karya seni yang bernilai tinggi.

Argumen ini tidak kuat, karena larangan membuat patungbersifat umum, tidak saja patung yang dijadikan sembahan,tetapi juga mencakup patung yang bukan untuk disembah,dan kalau ingin membuat karya seni buatlah karya seniyang tidak dilarang Allah dan RasulNya.

Seorang laki-laki bertanya kepada lbnu Abbas, "Aktt

seorang pelukis yang membuat lukisan (manusia dan

hewan), dan aku hidup dari penghasilan melukis".

Ibnu Abbas berkata, "Aku akan ielaskan hadis yang akudengar dari Nabi:

lnri -*333 ,-L a:ii-l art ,1,1a 7-) b 'fe.-o r-,,o)9*- \- * lrJ

(h,l kJ dq Ui: c:5t"Siapa saja yang membuat gambar lmanusia dan hewan),niscaya ia akqn disiksa hingga ia mampu meniupkan nyawapada lukisan yang dibuatnya, padahal selamanya ia tidakmampu memberi lukisan tersebut nyawa".

Orang yang mendengar jawaban lbnu Abbas tadi mendadakgemetar dan mukanya pucat...

Lalu lbnu Abbas menghiburnya,"Buatlah lukisanyang tidakbernyawa, seperti pohon dan lain-lain". (HR. Bukhari danMuslim).

Ali bin Abi Thalib berkata kepada Abi Hayyai saatmelantiknya menjadi salah seorang gubernurny4 Aku akan

memerintahkanmu sebagaimana aku diperintahkan olehRasulullah shallallahu'alaihi wa sallam,

it f;iu t* \s Y! Y1.1i]

"Hopus setiap gambar (yang bernyawa/patung), dan

kuburan yang dibangun ratakan dengan tanQh". IHRMuslim).

Perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untukmenghapus/melenyapkan setiap gambar/patungmenunjukkan bahwa gambar dan patung bukanlah suatubenda yang memiliki nilai. fika patung bernilai sebagai

harta tentu Nabi shallallahu 'aloihi wa sallam tidak akan

4.

a3 i (.Ji)

<<4fu

L23

menghapusnya, karena hal ini berarti membuang-buangharta.

5. Nabi sha/lallahu alaihi wa sallam bersabda,

ql-la i.Slt ?1 J6lKdrU;-AI

"Sesungguhnya, di antara penghuni neraka yang palingberat siksaannya di hari kiamat adalah para pelukis(gambar yang bernyawa)". (HR. Bukhari dan Muslim).

Ancaman siksaan bagi orang-orang yang membuat lukisangambar yang bernyawa dan memahat patung menunjukkan bahwapatung dan gambar adalah barang haram yang harus dimusnahkandan tidak layak diperjual-belikan.

Oleh karena itu Nabi shallallahu'olaihi wa sallom bersabda,

,Jii Iii ;y 1yl

i_t*ts ill -b!>

((etrLYlj"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan menjual arak, bangkai,babi dan berhala (patung)". (HR Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadis ini imam Nawawi menukil pendapat imamRafi'i, ia berkata, "Hukum menjual berhala, patung dan gambar yangbernyowa yang terbuat dari emas, perak dan materi lainnya adalahtidak sah ... Raf i berkata: ini merupakan mazhab Syaf i dan seluruhPora pengikutnya"t4t.

Maka dengan demikian hasil keuntunganpembuatan/penjualan patung dan lukisan yang bernyawa termasukharta haram.

2.2.2.3,3 Hukum Meniual Boneka (Mainan Anak-Anak).Setelah mengetahui haram membuat, menjual dan membeli patungdan lukisan manusia fhewan, apakah hukum haram ini tidak adapengecualian? Seperti boneka mainan anak-anak umpamanya?

Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat.

Pendapat pertama: Mayoritas ulama, yaitu ulama mazhabHanafi, Maliki dan Syafi'i mengecualikan patung dan gambar yangmenjadi mainan anak-anak.

tat Al Majmu' Syarh AI Muhazzab,jilid IX, hal 256.

L24

Para ulama ini berdalil dengan hadis-hadis berikut:

Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu'onha, ia berkata, "Aktt

memiliki mainan boneka di rumah nabi, aku bermain bersama anak-

anak wanita yang lain di rumah Nabi, bila Nabi masuk ke dalam

rumah maka anok-anok wanita itupun bersembunyi, lalu bermainbersoma Aisyah" . (HR. Bukhari).

Dalam hadis yang lain, Saat pulang perang Tabuk atau KhaibarNabi shallallahu 'alaihi wa sallam masuk ke dalam rumah, seketikaangin bertiup menyingkap kain penutup rak. Maka Nabi shallallahu'alaihi wa sallam melihat mainan boneka milik Aisyah. Nabi

shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya, "Apa ini, wahai Aisyah?

Aisyah berkata, " Mainanku" .

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallom melihat kuda mainan yang

bersayap terbuat dari kain perca di antara boneka, seraya bertanya,"yang ini apa?

Ia menjawab,"Kudo".

Nabi shal/allahu 'alaihi wa sallam berkata, "Ini apa? seraya

menuniuk sayapnya.

Ia menjawab,"Sayap".

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata heran, "Kuda

memiliki sayap?

Aisyah menjawab , "Apakah engkau tidak pernah dengar bahwa

nabi Sulaiman memiliki kuda bersayap?

Mendengar jawaban Aisyah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

tertawa hingga kelihatan taringnya. (HR. Abu Daud. Hadis inidishahihkan oleh Al-Albani).

Dua hadis di atas menunjukkan bahwa patung atau gambarmakhluk hidup yang menjadi mainan anak-anak dikecualikan darigambar dan patung makhluk hidup, berdasarkan persetujuan Nabi

shallallahu 'alaihi wa sallam terhadap boneka mainan Aisyah.

Karena, jika itu terlarang tentulah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

akan melarang Aisyah memainkan boneka-boneka tersebut.

Pendapat kedua: sebagian ulama dari mazhab Hanbali tetapmengharamkan boneka mainan anak-anah dengan dalih bahwa

L25

hadis Aisyah di atas dinasakh (dihapus hukumnya) oreh keumumanhadis yang melarang membuat patung.

Tanggapan: Pendapat ini tidak kuat karena hadis Aisyahterjadi pada masa-masa akhir kenabian, sedangkan hadis yangdiduga sebagai nasikh tidak jelas kapan terjadinya.

Namun musykil sekarang bahwa boneka mainan Aisyahterbuat dari kain perca yang tentunya kemiripannya dengan manusiahakiki tidak terlalu. Berbeda dengan boneka yang diperjual-belikanpada zaman sekarang yang dibuat sedemikian rupa, sehingga benar-benar mirip manusia atau hewan. oleh karena itu sebagian ulamakontemporer mengharamkan boneka, kecuali boneka yang terbuatdari kain perca.

Akan tetapi, beberapa ulama kontemporer tetap membolehkanboneka yang sangat mirip dengan manusia hakiki, karenasebagaimana patung dan lukisan yang tingkat kemiripannya denganmanusia hakiki rendah tetap dihukumi haram, sebaliknya bonekayang tingkat kemiripannya dengan manusia hakiki tinggi tetapdibolehkan, wallahu A'lam.

Dengan demikian, dibolehkan membua! menjual, membeliserta mempergunakan boneka mainan anak-anak, dan hasilkeuntungan menjualnya halal.

2.2.2.3.4 Meniual Patung Alat peraga dalam proses BelaiarMengaiar

Sebagian ulama kontemporer membolehkan menggunakan patungalat peraga dalam proses belajar mengajar pada materi yangmemang membutuhkan patung peraga, seperti: menjelaskan organtubuh manusia bagian dalam: jantung hati, limfa dan rain-lain padamateri pelajaran biologi.

Mereka mengqiyaskannya dengan boneka untuk mainan anak-anak. Kalau saja boneka dibolehkan bagi anak-anak untuk mainanapalagi patung organ tubuh manusia dalam rangka proses belajarmengajar tentu dibolehkan.

Syekh Muhamad Nashiruddin Al-Albani berkata,,,sekalipunkami berpendapat bahwa menggambar dan membuat patunghukumnya horam, akan tetopi kami berpandangan boreh bila gambardan patung tersebut digunakan untuk hal yang bermanfaat dan tidakada sarana lain yang mampu menggantikan perannya, seperti gambar

L26

dan patung yang memang diperlukan dalam ilmu kedokteran (sebagai

alat peraga)"1a2.

Tetapi, lembaga fatwa keraiaan Saudi Arabia tetap

mengharamkan patung dan gambar yang digunakan dalam proses

belajar dan mengajar, berdasarkan keumuman hadis-hadis yang

melarang patung dan gambar. Dan pengecualian hanya untuk mainan

anak-anak saja, tidak bisa diqiyaskan dengan kebutuhan lainnya.

Menurut pendapat kedua maka haram hasil keuntunganmenjual patung dan gambar makhluk hidup yang digunakan sebagai

alat peraga dalam proses belajar dan mengajar'

2.2.2.3.5 Meniual Foto/Poster Manusia atau Hewan

Untuk mengetahui hukum jual-beli foto makhluk yang bernyawa,terlebih dahulu harus diketahui hukum memotret objek makhlukhidup.

Permasalahan hukum menggambar makhluk hidup dengan

menggunakan kamera merupakan permasalahan yang tidak dibahas

oleh ulama terdahulu, karena kamera baru ditemukan pada awal

abad ke-19 masehi.

Para ulama modern berbeda pendapat tentang hukummengambil gambar dengan menggunakan kamera.

Pendapat pertama: sebagian para ulama mengharamkanpengambilan gambar menggunakan kamera dan hasil potretan tidakdibolehkan kecuali untuk hal yang bersifat sangat penting sekali,

seperti pas foto yang ditempelkan pada Paspor, KTP, Ijazah dan

dokumen-dokumen penting lainnya.

Pendapat ini didukung oleh para ulama dewan fatwa kerajaan

Arab Saudi, fatwa no: (1978).

Dalil pendapat ini adalah: bahwa tindakan mengambil gambar

dengan kamera secara bahasa bisa disebut menggambar dan hasilgambar yang dihasilkan juga dinamakan gambar. Dengan demikian,

tindakan dan hasil perbuatan tersebut termasuk dalam larangan

menggambarla3.

Pendapat kedua: Sebagian ulama yang lain berpendapatbahwa memotret menggunakan kamera sekalipun objeknya adalah

makhluk hidup hukumnya dibolehkan, selagi memenuhi kaidah

umum syariat Islam seperti: bukan gambar wanita/laki-laki yang

142 Adabuzzqfaf, hal. 106.

r43 Fatawa Lojnah Dqimah,jilid I, hal 662.

1.27

terbuka auratnya dan foto hasil pemotretan tidak dipajang didinding tidak dipajang di pinggir jalan dan tempat keramain lainnya.

Pendapat ini didukung oleh Syekh Al Utsaiminlaa, Syekh SayyidSabiqr+s dan beberapa ulama lainnya.

Para ulama ini berdalil bahwa terdapat perbedaan antarahakikat menggambar dengan tangan dan mengambil gambar denganmenggunakan kamera.

Yaitu: menggambar dengan tangan terdapat unsur menandingiciptaan Allah, sedangkan mengambil gambar dengan kamera hanyasekedar mengabadikan ciptaan Allah tanpa ada campur tanganmanusia (pemotret). Bila terdapat perbedaan antara menggambardan pemotretan, maka pemotretan tidak termasuk dalam laranganhadis-hadis tentang menggambar. Maka hukum pemotretan kembalikepada hukum asal sebuah perbuatan, yaitu dibolehkan selagi tidakada larangan dari Alquran dan Hadis.

fuga memotret tak ubahnya bagaikan orang bercermin, namunbayangan pada cermin tersebut diabadikan. Dan tidak seorangpunyang mengharamkan bercermin dan melihat bayangan padacermin146.

Dari tinjauan dalil, sepertinya pendapat kedua lebih kuat.Wallahu a'lam.

Dengan demikian maka menjual hasil pemotretan sekalipunobjeknya adalah makhluk hidup dibolehkan dan hasil keuntunganpenjualannya halal dan bekerja sebagai tukang foto adalah pekerjaanyang halal, dengan syarat memperhatikan kaidah umum syariatIslam sebagaimana telah dijelaskan di atas.

2.2.2.3.6 Meniual Barang yang Bermotif Manusia/HewanBila gambar manusia dan hewan terdapat pada kain, piring buku,majalah yang bermanfaat atau barang lainnya, apakah boleh menjualbarang-barang tersebut?

Bila maksud dari barang tersebut adalah fungsinya yangdibenarkan syariat, seperti: buku untuk menulis, majalah untukdibaca, piring untuk tempat makan, karpet untuk dihamparkan makadibolehkan akad jual-belinya dan keuntungannya merupakan hartahalal.

taa Asy Syarh al Mumti', jilid II, hal 196-203.tas Fiqh As Sunnaft, jilid II, hal 55-56.146 Muhammad Washil, Ah kamut ta shw ir, hal 3 1 4 -3 42.

128

Karena, sesuatu yang diharamkan bila keberadaannya hanyasebatas pengikut maka dibolehkan berdasarkan kaidah fiqhiyyah:

rjilJr Gffivugtil Gffi"Yughtafaru fit taabi'i maa laa Yughtaforu fil matbu'i"

Dimaafkan sesuatu yang diharamkan bila statusnya hanyasebagai pengikut dan bukan statusnya sebagai tujuan.

Dalil kaidah ini adalah: diriwayatkan dari Ibnu Umarradhiyallahu'anhuma,

,t(!); j.ry *t J-Lajll 6r; d,a ,ie ,W Al AA_t-5>

"Nabi melarang menjual buah di pohon dalam sebuah kebun sebelumbuah itu matang (tua), beliau melarang penjual dan pembell". (HR.

Bukhari dan Muslim).

Namun bila status buah di pohon itu hanya sebagai pengikutseperti si pembeli membeli tanah kebun yang berisi pohon berbuahyang belum matang maka dalam hal ini dibolehkan berdasarkansabda Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam,

Ljlsi ii .il f.q! V3t:i ,i-i oi ri{ fr 3et v,€tl;^ll

"Siapa yang membeli kebun kurma setelah dikawinkan, maka buahnyaadalah milik penjual, kecuali pembeli mensyaratkan buah ituuntuknya". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidakmensyaratkan sahnya jual-beli kebun bila buah di pohon telahmatan& karena status buah dalam akad ini hanya sebagai pengikutdan bukan tujuan.

Demikian juga halnya menjual barang yang terdapat gambaryang diharamkan.

Akan tetapi, bila gambar tersebut merupakan tujuan, seperti:piring yang dipajang sebagai hiasan, maka akad jual belinya tidakdibolehkan karena sama halnya menjual gambar.

Begitu juga jika kegunaan barang tersebut untuk sesuatu yangdilarang agama, seperti kain tirai penutup jendela yang bergambarmanusia/hewan, baju yang bergambar manusia/hewan makapenjual dan pembeli terkena dosanya, kecuali pembeli berniat untuk

L29

C'6r

menghinakan gambar tersebut seperti, kain yang bergambardipotong dan dibuat sebagai sarung bantal.

Diriwayatkan dari Aisyah, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam saat masuk rumah mendapati kain tirai penutup salah satusudut rumahnya bergambar patung tatkala beliau melihatnya beliautanggalkan, seketika wajahnya berubah, seraya bersabd4

dJ! ir^u4 Cr+rr Ll;ill aa ql-le ui,6l itlli to+l;, U )<ailt

"Wahai Aisyah! Sesungguhnya orang yang menandingi ciptaan Allah(melukis gambar patung) adalah orang yang paling berat siksaannya dihari kiamat".

Aisyah berkata, "Kain tirai tersebut aku potong dan aku buatsebagai sarung bantal". (HR. Bukhari dan Muslim).

Syaikh lbnu Utsaimin -rahimahullah- berkata, "Membeligambar yang bukan sebagai tujuan, tetapi gambar mengikut kepadabenda lainnya, seperti gambar yang terdapat pada majalah dan koran.Tujuan seseorang membeli majalah dan koran tersebut adalah berita,informasi, dan tulisan ilmiyah yang terdapat pada lembarannya.Hukum membeli koran dan majalah ini boleh, karena status gambarbukanloh tujuan. Akan tetapi bilo gambar-gambar tersebut dapatdihapus dengan mudah maka perbuatan ini lebih baik"L47.

2.2.2.3.7 lual-Beli Narkoba

Allah Maha Bijaksana, setiap ketentuan syariatnya bertujuan untukmenjaga 5 hal pokok yang disebut dengan "dharuril4/at ol khams",yaitu: menjaga dien (agama), jiwa, akal, harta, dan kehormatan diridari hal-hal yang merusak. Maka seluruh hal-hal yang merusak salahsatu dari 5 hal di atas diharamkan dalam Islam: menghalangi orangberibadah diharamkan, membunuh jiwa tanpa dosa diharamkan,minum arak diharamkan, mencuri diharamkan dan berzinadiharamkan.

Oleh karena itu, semenjak umat Islam mengenal ganja padaakhir abad ke-6 Hijriyah yang dibawa oleh pasukan Tatar di bawahpimpinan |engis Khan para ulama Islam telah mengharamkannya.

Karena pengguna ganja tidak akan mendirikan shalat saat diaberada dalam pengaruh obat, dia begitu berani membunuh siapapuntermasuk orang tuanya sendiri jika tidak memberi uang untuk

147 Al Qaulul Mufid AIa Syarh Kitab AtTauhid,jilid II, hal450.

L30

membeli ganja, dia juga akan mengalami kerusakan sistempencernaan, saraf, pernafasan, reproduksi, janfung, mata, kulit dangigi yang berarti dia membunuh dirinya sendiri secara perlahan. Saatia kehilangan akal karena pengaruh obaL semua hartanya siap dijualuntuk mendapatkan obat-obatan bahkan bila pecandu obat terlarangitu seorang wanita tidak jarang dia menjual kehormatan dirinyasebagai imbalan obat yang dibutuhkan.

Adapun dalil keharaman obat-obat terlarang di antaranya:

1. Firman Allah,

( rrj ps; os 'at-blif;"fii trlrili iJ)"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnyaAlloh adalah Maha Penyayang kepadamu". (An Nisaa: 29).

Ayat di atas menjelaskan larangan Allah untuk bunuh diri,sedangkan mengkonsumsi obat-obat terlarang jelasmerupakan tindakan bunuh diri secara perlahan. Berartipelakunya melanggar larangan Allah. Dan hukummelanggar larangan Allah adalah haram.

2. Sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam yang diriwayatkanoleh Ummi Salamah,

<F.. "S #.J< dtr $S+rla alrl t-o1ll Ji-,; .,i:)"Rasulullah melarang segala hal yang memabukkan danmenghilangkan akal". (HR. Abu Daud, dihasankan oleh lbnuHajar).

3. Ijma' para ulama yang dinukil oleh Al Qarafi (wafat th:684H), ia berkata, "Para ulama fikih di zqman sekarangsepakat melarang tumbuhan yang dikenal dengan nama"Hasyish" (ganja) yang dikonsumsi oleh orang-orang

fasiq"ua.Akan tetapi, dibolehkan menggunakan obat bius untuk

keperluan medis, seperti bius lokal atau total pada saat melakukanoperasi berat dan ringan, karena ini termasuk dalam kondisi darurat.

An Nawawi berkata, "Bila dibutuhkan mengkonsumsi obat biuspada saat amputasi tangan yang telah membusuk (akibat suatupenyakit), terdapat perbedaan pendapat (dalam mazhab Syafi'],pendapat yang terkuat hukumnya dibolehkanil L4e.

ra8 Al furuq,jilid I, hal 372.

r4e Al Majmu' syarh al Muhazzab,jilid III, hal 9.

131

Ibnu Hajar al Haitamy berkata, "Haram hukumnya

mengkonsumsi segala benda yang merusak tubuh, seperti opium,

kecuali sedikit dalam rangka untuk keperluan pengobatan dan

diyakini tidak akan membahayakan iiwa"tso.

Setelah mengetahui haram hukumnya mengkonsumsi obat-

obat terlarang, kecuali untuk keperluan medis maka hukummenanam, mengolah dan memperjual belikannya juga haram.

Nabi shallallahu'alaihi wo sallam bersabda,

aaA:,A {> 7* Et ,$,& 'rr l-1! rBr b At'uts"

"sesungguhnya AIIah bila mengharamkan memakan sesuatu, berartiAIIah mengharamkan iuga uang hasil penjualannya". (HR. Abu Daud,

hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Ibnu Hajar al Haitamy berkata, " Meniual gania kepada orang

untuk dikonsumsi hukumnya haram, sekalipun si peniual tidakmengetahui pasti bohwa si pembeli akan menyalahgunakannya, sama

seperti haramnya menjual anggur kepada orang pembuat minuman

kerastLsr.

Dikecualikan dalam hal ini, memproduksi dan menjualnya

kepada pihak berwenang untuk keperluan medis. Maka mayoritaspaia ulama membolehkannya, karena digunakan untuk suatu hal

yang dibolehkan yaitu keperluan medislsz.

2.2.2.3.8 f ual- Beli Rokok

Tembakau yang merupakan bahan baku rokok mulai dikenal oleh

umat Islam pada akhir abad ke-10 Hijriyah, yang dibawa oleh para

pedagang Spanyol.

Semenjak tembakau dikenal dan digunakan untuk pembuatan

rokok para ulama Islam telah berbeda pendapat tentang

kebolehannya.

Pendapat pertama: Sebagian ulama berpendapat bahwa

merokok hukumnya boleh.

Mereka berdalil bahwa segala sesuatu hukum asalnya mubah

kecuali terdapat larangan, berdasarkan firman Allah,

(ri++ cruVr \i.v$ All €tll JA)

7so Az Zqwajli jilid l,hall72.1s1 ibid.lsz Al mqusu'ah al fiqhiyyah al kuwaytiyyah, jilid XI, hal 36.

t32

"Dia-lah Allah, yang telah meniadikan segala yang ada di bumi untukkamu". (Al Baqarah: 29).

Ayat di atas menjelaskan bahwa segala sesuatu yang diciptakanAllah di atas permukaan bumi ini halal untuk manusia termasuktembakau yang digunakan untukbahan baku rokok.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena segala sesuatu yang

diciptakan Allah hukumnya halal bila tidak mengandung hal-hal yang

merusak. Sedangkan tembakau mengandung nikotin yang secara

ilmiyah telah terbukti merusak kesehatan dan membunuhpenggunanya secara perlahan, padahal Allah telah berfirman,

(ri j & EE -At uF-,iii trEi6 {J)

"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalahMaha Penyayang kepadamu". (An Nisaa: 29).

Pendapat kedua: Sebagian ulama yang lain berpendapatbahwa merokok hukumnya makruh, karena orang yang merokokmengeluarkan bau tidak sedap.

Hukum ini diqiyaskan dengan memakan bawang putih mentahyang mengeluarkan bau yang tidak sedap, berdasarkan sabda Nabi

shallallahu' alaihi w a sallam,

,iii ,t-,-r-i; -;AA )ti &lv' '2 v'r

('ii

,:;;lt |Si u.)tbc'kf;oqrit

,slU e-#UA+olt$

" B orang siap a y ang memakan baw ang merah, b awang putih (mentah)dan karats, maka janganlah dia menghampiri masjid kami, karenapara malaikat terganggu dengan hal yang mengganggu manusia(yaitu: bau tidak sedap)". (HR. Muslim).

Tanggapan: Dalil ini juga tidak kua! karena dampak negatifdari rokok bukan hanya sekedar bau tidak sedap, lebih dari itu rokokmenyebabkan berbagai penyakit berbahaya di antaranya kankerparu-paru.

Pendapat ketiga: Sebagian ulama yang lain berpendapatbahwa merokok hukumnya haram, pendapat ini didukung oleh

Qalyubi (Ulama mazhab Syafi'i wafat: 1069H), ia berkata, "Gania dan

segala obat bius yang menghilangkan akal, zatnya suci sekalipunharam untuk dikonsumsi, oleh karena itu paro syaikh kamiberpendapat bahwo rokok hukumnyo iuga haram, karena rokok dapat

133

membuka jalan agar tubuh terjangkit berbagai penyakitberbahaYa"rsz.

Ibnu Allan (Ulama mazhab Syaf i wafat: 1057H), As Sanhury(Mufti mazhab Maliki di Mesir wafat: 1015H), Al Buhuty (Ulamamazhab Hanbali wafat 1051H), Assurunbulaly (Ulama mazhabHanafi wafat: 1069H) juga menfatwakan haram hukumnyamerokokls4.

Merokok juga pernah dilarang oleh Khalifah Utsmany padaabad ke-12 Hijriyah dan orang yang merokok dikenakan sanksi, sertarokok yang beredar disita pemerintah, lalu dimusnahkan.

Para ulama ini mengharamkan merokok berdasarkankesepakatan para dokter di masa itu yang menyatakan bahwa rokoksangat berbahaya terhadap kesehatan tubuh. Merokok dapatmerusak jantung menjadi penyebab penyakit batuk kronis,mempersempit aliran darah yang menyebabkan tidak lancarnyadarah dan berakhir dengan kematian mendadak. Dan Allah telahmengharamkan seseorang untuk membinasakan dirinya, denganfirmanNya,

15q3 dl &+ rri'i {r}"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalamkebinasaan". (Al Baqarah: 195).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamjuga bersabda,

<Ot-+\s t;a\>"Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat mudharat bagiorang lain baik permulaan ataupun balasan". (HR. Ibnu Majah. Hadisini dishahihkan oleh Al-Albani).

Hasil penelitian kedokteran di zaman sekarang memperkuatpenemuan kedokteran di masa lampau bahwa merokokmenyebabkan berbagai tipe penyakit kanker, menyebabkan penyakitpernafasan, penyakit jantung, penyakit pencernaan, efek buruk bagikelahiran, juga merusak sistem reproduksi, pendeknya merokokmerusak seluruh sistem tubuh.

Oleh karena itu, seluruh negara telah menerapkanpencantuman peringatan bahwa merokok dapat membahayakankesehatan tubuh pada setiap bungkus rokok

rs3 Hasyiyah Qalyubi ala Syarh Al Mahalli, iilid I, hal 69.7sa Al mausu'ah al fiqhiyyah al kuwaytiyyah, jilid X, hal 101-102.

L34

Maka sangat tepat fatwa yang dikeluarkan oleh berbagailembaga fatwa di dunia Islam, seperti fatwa MUI yang

mengharamkan rokok. Begitu juga Dewan Fatwa kerajaan Arab Saudiyang mengharamkan rokok dengan fatwa nomor: (4947), yangberbunyi, "Merokok hukumnya horam, menanam bahan bakunya(tembakau) juga haram serta memperdagongkannya iuga haram,

karena rokok menyebabkan bahaya yang begitu besariltss.

Dengan adanya perbedaan pendapat para ulama tentanghukum merokok maka mereka iuga berbeda pendapat tentanghukum meniualnya.

Bagi ulama yang menghalalkan merokok maka hukum menjualdan mendapat keuntungan dari rokok adalah halal.

Dan berdasarkan pendapat yang terkuat yang mengharamkanmerokok maka haram menanam dan menjual tembakau, begitu iugaharam hukumnya menjual rokok serta keuntungan daripenjualannya merupakan harta haram.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

<<{;3 ei,= zq & ,$,* ir"sesungguhnya AIIah bila mengharamkan memakan sesuatu, berartiAllah mengharamkan juga uang hasil penjualannya". (HR. Abu Daud,

hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Sering didengar orang berkomentar, "Jika rokok diharamkan,lalu bagaimana nasib jutaan ral<yat Indonesia yang hidup bergantungdari rokok, para petani tembakau, para pedagang dan para buruh dipabrik rokok, apakah ulama bisa memberi mereka makan?

Andai komentar ini berasal dari non muslim mungkinpermasalahan tidak terlalu besar karena mereka memang tidak maumengerti bahwa rezki mereka berasal dari Allah. Yang palingmengenaskan, sebagian umat Islam ikut mendendangkan komentartersebut. Padahal pernyataan ini mengandung kesyirikan merusaktauhid Rububiyah, yaitu meyakini bahwa rezki mereka bergantungkepada rokok dan bukan kepada Allah. fangankan seorang muslim,orang jahiliyah saja yakin bahwa Allah semata yang memberi merekarizki, Allah berfirman,

(Sr SCJii:"6... "F_

-1{ti rtilJl

7ss Fatawa Lajnah Daimah,jilid 13, hal 31.

r-ll d+r 'b At'c!s"

U*:titr&)

135

"Katakanlah (hai Muhammad kepada orang kaftr Quraisy), "siapakahyang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi? ... Maka merekaakan menjawab, "Allah". (Yunus: 31).

2.2.2.3.9 fual-Beli Alat Musik dan Media Rekaman MusikZikrullah fmengingat Allah) merupakan tujuan utama syariat Allah.

Allah berfirman,

;5:ar [jy

"Bacalah opa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab(Alquran) dan dirikanlah shalaL Sesungguhnya shalat itu mencegahdari (perbuaton- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnyaberzikir kepada Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain)". (Al'Ankabuut: 45).

Qatadah menafsirkan zikrullah adalah lebih besar,"sungguhberzikir kepada Allah lebih besar dan lebih afdhal dari seluruh ibadahyang tidak disertai zikiriltst.

Pada awal masa Musa alaihissalam diangkat menjadi nabi saatia berada di lembah yang suci (Thuwa) di antara perintah Allah yangpertama kepada Musa yaitu, agar ia mendirikan shalat untuk berzikirkepadaNya.

Allah berfirman,

(sJI SjLl r$s;Vri t'li *to;t.I ar tit el>"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untukmengingat Aku" . (Thahaa: 14)

Dan Allah Pencipta manusia tahu benar hal-hal yangmembahagiakan jiwa makhlukNya. Allah mengabarkan dalamkitabNya bahwa berzikir kepadaNya dapat menenangkan jiwa:

lyeh at {i {r J+ #.ji iy"tds triii(

"Orang-orong yang beriman dan hati mereka menjadi tenteramdengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lahhati menjadi tenteram". (Ar Ra'ad: 28).

o*g)&. s$it

J+

1s6 Tafsir Al Qurthubi,jilid 13, hal 349.

L36

Mengingat begitu pentingnya zikrullah maka segala hal yang

memalin gkan manusia dari z ikrullah diharamkan.

Allah menjelaskan alasan diharamkannya khamar dan judibahwa kedua hal tersebut adalah penyebab orang berpaling darizikrullah. Allah berfirman,

tt;2Jr4ts -;3tliit

iJistftt fsS+ Ei ii cri+:jJl i^.i Lal!)

.tu Jsl-Ot $LA:.y;Ir3 Siit(&ri3ri

c't cl

lorl

"sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkanpermusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum)

khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingatAllah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakanpekerjaan itu)". (Al Maidah:91).

Dan bila tidak sampai pada tahap memalingkan, sekedar

melalaikan dari berzikirlsT sekalipun hal tersebut tidak diharamkan,seperti: harta dan anak-anah akan tetapi Allah tetap menyatakankerugian bagi pelakunya.

Allah berfirman,

orJlr r#"r u)ati at Cr-l

"Hai orang-orang beriman, ianganlah hartamu dan anak-anakmumelalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuatdemikian maka mereka itulah orong-orang yang mentgi". (Al-

Munafiquun:9).

Oleh karena itu, Islam mengharamkan alat musik1s8, karenadapat memalingkan orang untuk berzikir kepada Allah.

Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

1s7 Harta dan anak-anak tidak diharamkan Allah karena tidak sampai menghalangi

seorang mukmin berzikir, hanya sebatas lalai. Dia tetap berzikir tetapi

terkadang lalai karena disibukkan oleh harta dan anak Berbeda dengan khamar

dan judi, bila dilakukan sama sekali orang tidak akan berzikir kepada Allah.

Kenyataan membuktikan bahwa tidak ada orang yang berzikir saat mabuk dan

main judi, akan tetapi saat mencari harta dan mengasuh anak masih ada

kesempatan untuk berzikir.1s8 Kecuali rebana pada acara pernikahan dan genderang perang pada saat perang

jihad.

L37

,i,l Jl o;

:'^1113 ,-lUJl; _l+ll C ,?16 +rqt,.al '.GJ.ol LE

Iqilt e:+L lllysti.,ill , :JU tati gJ,-yat aA3u :irrl:.,.111)113r6L:t * +a S d.i;E;ll3

"Akan terjadi bencana menimpa umatku, bumi ditenggelamkan, wajahmereka diubah bentuknya dan mereka dihujani bebatuan, seoranglaki-laki bertanya, "kapan itu terjadi wahai, Rasulullah! Nabimenjawab, "bila bermunculan para biduan wanita dan alat musikserta arak diminum". (HR. Tirmizi. Dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Nabi bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh lbnu Abbasradhiyallahu anhuma,

(a1-,3ll-, e -s,rizll3, -;:,it &It '?j^ful b!>

"Sesungguhnya AIIah telah mengharamkan khamar, judi dangendang". (HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Al Albani).

Hadis ini menjelaskan bahwa Allah akan menurunkan bencanamanakala alat musik dan biduan wanita marak. Hal ini menunjukkanbahwa alat musik hukumnya haram, karena alat musik merupakansebab turunnya bencana dan sesuatu yang merupakan penyebabbencana hukumnya adalah haram, karena Allah tidak mungkinmenimpakan bencana bila alat musik hukumnya mubah.

Berdasarkan teks hadis di atas dan hadis-hadis lainnya,beberapa ulama menukil kesepakatan ulama Islam akan keharamanalat musik.

Ibnu Qudamah berkata, "Alat musik seperti rebab dan serulingsepakat para ulama merupakan alat untuk berbuat maksiatt'rse.

11-igli;ll3"Akan datang suatu masa dimana terdapat sekelompok umatkumenghalalkan perzinahan, menghalalkan memakai kain sutera (bagiIaktlaki), menghalalkan (meminum) khamar dan menghalalkan alatmusik". (HR. Bukhari).

Hadis ini menjelaskan bahwa kelompok tersebut menghalalkanalat musik berarti hukum alat musik adalah haram. Karena itumereka dicela, mereka menghalalkan yang haram.

fuga sabda Nabi shallallahu'alaihi wo sallam,

i.Ji_., aJGi dib_i }]ii3 AS ,'ii",l. a-f'Vf elA rs#)U(.l+

1se Al Mughni, iilid IX, hal 132.

138

Ibnu Rajab berkata, "Tidak seorangpun ulama salaf yangmembolehkan mendengar alunan alat musik, kecuali generasi

setelahnya yaitu dari sebagian ulama Zahiry. Akan tetapi pendapat

ulama Zahiry tersebut tidak dianggnp"t60.

Ibnu Nuiaim berkata, "Iima para ulamo akan keharaman

nyanyian bila disertai alqt musikt'16r.

Dan imam Nawawi dalam bukunya Minhaiut thalibinmenegaskan keharaman memainkan alat musik serta mendengarkanalunan musik. Ia berkata, "Haram hukumnya memainkan alatmusik ...

seperti: gendang, gitar, serulingmendengarkannyaL62".

dan juga haram

Khatib Syarbainy mengomentari perkataan imam Nawawidengan ucapan, "Korena mendengar alat musik tersebut membuatorang terlena dan nabi telah bersabda: "Akan datang suatu masa

dimana terdapat sekelompok umatku menghalalkan perzinahan,

menghalalkan memakai kain sutera (bagi laki-laki), menghalalkan(meminum) khamar dan menghalalkan qlsf tnusil<t't63.

Ibnu Hajar Al Haitamy juga memasukkan hal ini ke dalam dosa

besar, ia berkata setelah menyebutkan hadist tentang alat musih

"Teks hadist ini sangat ielas mengharamkan alat musik yang

melenakan. Raf i dan Nawawi menukil iima'yang mengharamkanseruling lraq dan alat musik yang menggunakan dawoi. Dan

sangat mengherankan sikap lbnu Hazmi yang membolehkan alatmusik yang mengikuti hawa nafsu, dan fanatis yang tidak menentu

hingga ia menghukumi seluruh hadis mengharamkan alat musik

dengan hadis palsu. Pendapat pribadi beliau merupakan dusta yangnyata dan tidak boleh diikuti siapapun iuga. Al Qurthubi berkata,"seruling. alot musik yang mery

760 Nuzhatul Asma', hal.69. Pendapat Zahiry tersebut diabaikan karena dia

melanggar kesepakatan para ulama sebelumnya. Dalam kaidah Ushul fikih

bahwa perbedaan pendapat dalam hal yang telah terjadi ljma' para generasi

sebelumnya tidaklah dianggaP.

161 Al Bahrul Ratg, jilid VII, hal 88.

152 Yang dimaksud dengan mendengar alat musik adalah sengaja mendengar alunan

musik. Dengan demikian bila terdengar alunan musik ditempat umum seperti:

di kendaraan umum, pasar, ruang pertemuan tetapi di hatinya tidak ada niat

ingin mendengarkannya bahkan hatinya mengingkari maka dia tidak berdosa.

Dan bila mampu mencegahnya atau meninggalkan tempat tersebut tentu pilihan

ini lebih baik. Lihat,,4hkamul Ghinaa, hal 94.

163 Minhqjuttalibin dan Mughni Muhtaj, jilid VI, hal 348.

L39

tidak ada perbedaan pendapat para ulama tentongkeharomannya. Dan soya tidak pernah mendengar pendapatseorangpun ulama yang muktabar dari ulama salaf dan khalaf@"764.

Setelah mengetahui bahwa alat musik haram dan mendengarmusik juga haram maka haram menjual alat musik serta berbagaimedia rekaman alat musik, seperti: kaset, CD, DVD, dan lain-lainyayang berisi musik.

Berdasarkan sabda Nabi shalla llahu 'alaihi wa sallam,

a(:';"3aF uili aF l'11 ,b: b x -"C!Su

"Sesungguhnya Allah bilo mengharamkan sesuatu, berarti Allahmengharamkan juga uang hasil penjualannya". (HR. Ibnu Hibban,sanad hadis ini dishahihkan oleh Al-Arnauth).

Dan keuntungan menjual alat musik serta media rekamanmusik merupakan harta haram. Harus dibersihkan dari diri setiaporang yang ingin menuju Rabbnya.

2.2.2.4 Upah/Imbalan Melakukan Pekeriaan HaramTelah dijelaskan sebelumnya bahwa hasil dari penjualan barangharam adalah harta haram, maka hasil/imbalan atas melakukan jasayang haram juga merupakan harta haram, dan juga termasukkezaliman terhadap pengguna jasa. Karena penjual jasa haramdilarang syariat untuk melakukan perbuatan haram dan harusdicegah agar tidak melakukannya.

Maka tindakan pemberi jasa haram yang meminta upah kepadapara pengguna jasa haramnya setelah ia melakukan perbuatanharam, sungguh suatu kezaliman.

Sesungguhnya, cukup sudah dosa yang ia buat denganperbuatan haramnya, jangan ditambah lagi dengan dosa mengambiluang orang lain atas perbuatan dosanya. Sesungguhnya ia telahmenzhalimi pengguna jasanya dua kali: kezaliman jasa haramnyadan mengambil uang pengguna jasanya.

Berikut ini dijelaskan beberapa jasa haram yang seringdijadikan orang sebagai sumber penghidupannya:

164 Al Zawajia jilid II, hal 337.

L40

2.2.2.3.10 Upah fasa Memainkan Alat Musik danMendendangkan Lagu Diiringi Musik

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa alat musikhukumnya haram maka juga haram hukum memainkannya serta

menerima upah atas jasa memainkan alat musik atau

mendendangkan lirik lagu yang diiringi musik.

Dan harta yang dihasilkan dari profesi ini termasuk harta

haram karena imbalan atas perbuatan yang haram.

Al Minhaji fulama mazhab Syafi'i, wafat: 880 H) berkata,"Menyewakan alat musik (serta memainkannya) seperti: gendang,

seruling, rebab dan sejenisnya haram memberikan upah imbalannya

dan juga haram mengambil upahnya, karena transaksi ini termasuk

memakan harta orang lain dengan cara yang batil, begitu juga tidakboleh memberikan imbalan jasa kepada para penyanyi"76s.

Hukum haram ini disepakati oleh ulama seluruh mazhab,

sebagaimana disebutkan dalam Insklopedi Fikih Islam166.

Hukum haram ini akan menjadi bertambah tingkatkeharamannya jika disertai hal-hal yang melanggar tuntunan syariat,

sepertir penyanyinya adalah seorang wanita yang mendendangkanlirik lagu mengandung kesyirikan dan maksiat, memakai pakaian

yang mengumbar aurat, berlenggak-lenggok mempertunjukkanlekuk tubuhnya, sesekali mengeluarkan desah nafas mengundang

syahwat dan diikuti oleh penari latar yang tidak kalah maksiatnya.

Semoga Allah mengembalikan mereka kepada fttrahnya.

2.2.2.3.LL Upah Kontrak Profesi Sebagai Aktor/Aktris

Sebelum menielaskan hukum upah kontrak yang didapat dari aktingdalam sebuah produk hiburan, harus dijelaskan terlebih dahulu

tiniauan Islam terhadap seni peran, apakah dibolehkan atau tidak?

Seni peran sejatinya hanyalah sarana untuk menyampaikan

sebuah ide ataupun misi. Seni peran merupakan sarana yang paling

ampuh dalam hal ini, seni peran dapat menyampaikan sebuah makna

yang tidak dapat disampaikan melalui sarana lain, seperti: tulisandan lisan.

oleh karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah

menggunakan sarana ini untuk mengajarkan kepada sahabatnya

tentang cara shalat. Beliau berdiri di atas mimbarnya lalu

rcs Jawahirul Uqud, jllid I, hal 210.

756 Al Mausu'ah AI Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, jilid I, hal 290'

L4L

memerankan cara shalat dan disaksikan Iangsung oleh parasahabatnyal6T. Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari.

Namun, karena seni ini digarap dan dikembangkan oleh orang-orang non muslim maka mereka memanfaatkannya untukmenyebarkan misinya kepada umat manusia. Maka produk tontonanyang mereka hasilkan bertentangan dengan nilai-nilai Islam, tidakterlepas dari memperlihatkan aurat wanita, mempertunjukkanadegan-adegan yang membangkitkan syahwat seolah-olahpenontonnya menyaksikan dua orang yang berzina di tengah jalananumum, juga tersisip adegan minum khamar, atau adegan ritualkesyirikan: menyembah patung, mendatangi para tukang ramal dantukang sihir, mempertunjukkan aksi kekerasan, kejahatan,pembunuhan, perampokan, pencurian dan lainnya.

Semua hal-hal yang bertentangan dengan ajaran syariat tadi,jika terjadi di alam nyata maka menjadi kewajiban bagi seorangmuslim untuk mencegahnya dalam rangka amar ma'ruf nahi munkaragar kerusakan tersebut tidak menjalar ke pribadi-pribadi lainnya,akan tetapi karena terjadi di balik layar maka hanya menjadi sebuahtontonan.

Di antara dampak menonton kemaksiatan di layar kaca, jikasuatu saat pribadi yang telah terbiasa menonton hal-hal maksiattersebut menghadapinya di alam nyata maka ia tidak akan tergugahuntuk merubahnya, malah menikmatinya sebagaimana ia menikmatitontonan yang serupa di layar kaca.

Maka muncullah generasi yang menjalani hidupnya seperti apayang ditontonnya, jauh dari tuntunan Rabb yang telahmenciptakannya, mereka menganggap remeh perbuatan dosa, tidakambil peduli dengan kerusakan masyarakat di sekitarnya.

2.2.2.4.2.L Hukum Seni PeranMuhammad Musa dalam thesisnya yang berjudur "Ahkam at tamtsilfil fiqh Islami" menyimpulkan bahwa para ulama kontemporersepakat mengharamkan akting yang mengandung kerusakan akhlak,mempertontonkan hal-hal yang mengundang syahwa! adeganporno, anjuran mengikuti cara hidup orang kafir: dari sisi berpakaiandan adat istiada! mengucapkan kata-kata yang mengandungkemusyrikan dan kekafiran, merendahkan derajat kaum muslimin

167 Muhqmmad Musa, Ahkamut tamtsil fit fiqh al Islami, thesis di univ. Al Imam,Riyadh tahun L427 H, hal, 92.

L42

dan melecehkan para ulama, tersirat ajakan melakukan kejahatan,

kekerasan dan pemikiran-pemikaran yang menyesatkan 168.

fuga para ulama sepakat mengharamkan peran sebagai seorang

malaikat, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam atau sahabat nabi. AIMajma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih Rabithah Alam Islami) dalamrapat tahunan ke-8 di Mekkah pada tahun 1985 dalam keputusanke6, mengharamkan memerankan sosok para Nabi dan para sahabatberbunyi,

"Bahwa kedudukan Nabi shollallahu alaihi wa sallam di stsi

Allah subhanahu wa taala merupakan kedudukan yang mulia, begitujuga di hati umat lslam ... Allah telah mengangkat namanya,

meninggikan derajatnya, para malaikat bershalawat kepadanya, dan

Altah juga memerintahkan umat Islam bershalawat kepadanya.

Telah menjadi kewaiiban umat Islam menghormati,memuliakan, mengagungkan serta menempatkan Nabi shallallahualaihi wa sallam pada tempat selayaknya.

Maka apapun bentuk penghinaan dan merendahkan deraiatnyamerupakan perbuatan kafir serta murtad dari aiaran Islam,

nau'zubillah.

Dan mengilustrasikan sosok Nabi dengan gambar, ftlm kartundan film hukumnya adalah haram, tidak dibolehkan agama, tidakboleh dibiarkan dengan tuiuan apapun atau alasan apapun dan iikaterniat menghinakan Nabi maka pelakunya dihukumi kaftr.

Hal itu dikarenakan mengandung kerusakan yang besar dan

berbahaya. Maka para pemerintah, khususnya para peiabat di seluruh

kementrian penerangan dan pihak yang bertanggung iawab terhadappenyiaran wajib melarang penampakan sosok Nabi shallallahu alaihiwa sallam melalui gambar ataupun fiIm pada media cetak dan visual,

dalam bentuk film, pementasan drama, buku, novel dan lainnya. Serta

w aj ib h ukum m en g ing kariny a s e rta m e mu sn ahkanny a.

Begitu halnya para sahabat Nabi, mereka memiliki kemuliaandalam bentuk pembelaan kepada Nabi, beriuang bersama beliau,

membela agamo, membawa risalah Islam kepada kita. Dengan

demikian telah sepantasnya untuk memuliakan serta menghormatimereka.

Termasuk juga dalam hal ini seluruh pora Nabi, haram

melakukan hal yang sama terhadap mereka.

168 Hal 97.

143

Oleh karena itu, dewan menyatakan haram mengilustrasikandalam bentuk gambar siapapun dari orang yang telah disebutkan diatos dan wajib untuk dicegah"rce.

Bila seni peran terbebas dari hal-hal haram yang disebutkan diatas, bagaimanakah hukum memerankan sosok orang lain dalamsebuah produk hiburan?

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tentang hukumberakting (memainkan sebuah peran) yang terbebas dari har-halyang diharamkan.

Pendapat pertama: akting hukumnya haram, pendapat inididukung oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Al-Albani, SyaikhShalih Al Fauzan dan Syaikh Bakr Abu Zaid.

Dalil pendapat ini bahwa asas akting adalah bohong, dustaserta tipuan mata, karena seluruh yang terjadi dalam sebuah dramaadalah bohong pelaku, tempat dan walitu seluruhnya bukanlah yangsebenarnya. Dan bohong hukumnya jelas diharamkan.

Tanggapan: Dalil ini tidak terlalu kuat. Dalil ini disanggah olehSyaikh Al Utsaimin, ia berkata, "Memerankan sosok orang lain dalamseni peran tidaklah termasuk dusta, karena pemerannya tidakmengatakan bahwa sayo adalah zat orang yang diperankan, akantetapi pemeran hanyalah menirukan serta melakonkan sosok orangyang diperankan dan para penontonpun tahu hal itutTo.

Pendapat kedua: akting hukumnya boleh dan tidakdiharamkan, karena seni ini hanyalah sebagai sarana saja. Biladigunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan makamenjadi suatu hal yang baik. Pendapat ini didukung oleh SyaikhMuhammad Rasyid Ridha, Syaikh Al Utsaimin, Syaikh Dr. Abdullah Alfibrin, dan Dr. Yusuf Al Qardhawirzr.

Di antara dalil pendapat ini, sebagai berikut:

1. Hukum asal perbuatan selain ibadah adalah boleh hinggaada dalil yang mengharamkan. Seni peran bukanlah sebuahibadah oleh karena itu hukumnya boleh selagi tidak adadalil yang mengharamkan.

tds QararatAl Majma' Al Fiqh Al Islami, hal 178.170 Nawal As Shani',,4f tamtsil wa istikhdamuhu fid dakwati ita Attah, hal 33.171 Ibid.

L44

2. Menganalogikan seni peran dengan beberapa kasus yangterjadi pada masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, diantaranya:

penjelmaan malaikat dalam rupa manusia, bahkan rupaseorang sahabat Nabi, sebagaimana diriwayatkan olehAisyah radhiyallahu anha bahwa pada saat pengepungan

benteng Bani Quraizah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallampergi, kemudian datang lagi menemui para sahabatnyasambil bertanya, "Apakah tadi ada seseorang lewat di sini?

Mereka menjawab ," Seorang sahabat yang bernama DihyahAI Kalbi mengendarai unta yang berwarna kelabu".

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

LE)j,jJI aJ"li .Jis #s6+elll .*l>(+'-!l icj-9li d -i;+; #Jjll

" Dia bukanlah Dihyah, itu adalah malaikat Jibril yang diutusAIIah untuk mengguncongkan pertahanan Yahudi Bani

Quraizah dan memberikan ketakutan dolam iiwa mereka".(HR. Al Hakim dan dishahihkan oleh Az zahabi).

Penjelmaan malaikat fibril menjadi sosok yang miripdengan salah seorang sahabat dapat dijadikan landasanhukum bolehnya memainkan peran orang lain, karenamalaikat adalah hamba Allah yang tidak pernah melanggarperintah Allah, jika memainkan peran sebagai sosok oranglain diharamkan tentulah malaikat |ibril tidak akanmelakukannya.

3. Peristiwa seorang sahabat yang berpura-pura menyantapmakanan dihadapan tamunya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwadi suatu malam Rasulullah kedatangan seorang tamu, lalubeliau memberitahu istri-istrinya untuk menyiapkanmakanan, mereka menjawab bahwa tidak ada makanan dirumah.

Maka Rasulullah mengatakan kepada para sahabat, "Siapayong mau menjamu tamu ini?".

Seorang Anshar menyanggupinya dan membawa tamutersebut ke rumahnya.

Ia berkata kepada istrinya, "Muliakan tamu Rasulullaht"

L45

Istrinya berkata, "Yang ada hanyalah makan malam untukanak-anak kita".

Suaminya berkata, "Siapkan makanan tersebut, lalunyalakan lampu, kemudian tidurkan anak-anak jika merekaminta makan!

Sang istri melakukan perintah suami, ia menyiapkanmakanan dan menyalakan lampu. Setelah makanan beradadi hadapan tamu, ia menidurkan anak-anak Kemudian iaberpura-pura memperbaiki lampu dengan maksudmemadamkannya.

Dalam keadaan gelap tamunya makan dan mereka berduamemperlihatkan kepada tamunya bahwa seolah-olahmereka juga makan bagian mereka.

Malam berlalu dan mereka tidur dalam keadaan lapar.

Di pagi hari, sahabat ini menemui Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam. Beliau bersabda,

11Li3l1i6 i s,-,,!.: ;i ,{Uf alf ,31::' ;"Sesungguhnya Allah tertawa, atau kagum denganperbuotan kalian berdua tadi malam".

Lalu Allah menurunkan firmanNya,

U'Ui*fuJF i,, EaJIJ ilill ts?i$o+trl)tr L. tr a|:siL ,t irrr* is idl! -;+Ll"e;a;;ie jF fl .gn*uj * U.i;SsGri

(arrLlilit $ art_ 3iU 1n.,lfi Cii,-r1.j- AS"Dan mereka (orang-orang Anshar) mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun merekadalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikirandirinya, mereka itulah orang orong yang beruntung". (AlHasyr: 9). (Kisah ini diriwayatkan oleh Bukhari danMuslim).

Perbuatan suami-isteri tadi dengan berpura-puramenyantap makanan di hadapan tamunya dapatdikategorikan akting. Dan Allah memuji perbuatan mereka.Ini berarti bahwa seni peran hukumnya boleh 172.

172 Muhammad Musa, /hka mut tamnil fil fiqh al Islami hal 103.

L46

Wallahu a'lam, pendapat yang membolehkan seni peran lebihkuat berdasarkan dalil-dalil yang mereka kemukakan.

2.2,.2.4.2.2 Hukum Upah Kontrak Berakting

Dari pemaparan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa beraktingdapat dikelompokkan menjadi dua bagian:

Pertama: akting yang disertai hal-hal yang haram.

Kedua: akting yang terbebas dari hal-hal yang haram.

2.2.2.4.2.2.1 Upah Berakting Yang Disertai Hal-hal Haram

Akting yang disertai hal-hal yang haram terkadang memangdilakukan langsung oleh aktor/aktris, seperti: tidak menutup aurat,adegan setengah perzinahan, mengucapkan kata yang mengandungkesyirikan, mengucapkan kata kufur, adegan melakukan ibadahkepada selain Allah, dan lain-lainnya. Maka hukum upah atas peranini termasuk uang haram. Berdasarkan dalil-dalil berikut:

L. Firman Allah subhanahu wa ta'ala,

(&r;r+ F+ Srrii tjlS'E i rsjir or+lr l#j q>

"Hai orang-orang yang beriman, ianganlah kamu salingmemakan harta sesomamu dengan ialan yang batil".(An-Nisaa'29).

Dalam ayat di atas Allah melarang memakan harta oranglain dengan cara yang batil. Dan mengambil upah dariakting perbuatan haram termasuk memakan harta dengancara yang batil, karena dia mendapatkan uang dengan caramelakukan akting yang haram yang jelas merupakanperbuatan batil.

2. Hadis Nabi shallallahu alaihiwa sallam,

<(43AaF t1jl! aF ti! Jrr,il ,1h"sesungguhnya Allah bila mengharamkan sesuatu, berartiAIIah mengharamkan jugo uang hasilnya" . (HR. Ibnu Hibbandan Daruquthni. Hadis ini dishahihkan oleh Ar Nauth).

Hadis di atas tegas menyatakan haram upah dari perbuatanyang haram.

Terkadang pemeran tidak langsung melakukan hal-hal yangharam dalam peran yang ia lakonkan, akan tetapi misi utama filmtersebut adalah hal-hal yang diharamkan, seperti menyudutkan umat

L47

Islam. Maka upah dari peran yang ia mainkan sekalipun padadasarnya boleh akan tetapi keberadaannya dalam film tersebut turutmelengkapi hal yang diharamkan, maka hukumnya juga menjadiharam, termasuk dalam rangka tolong-menolong dalam dosa.

Hal ini telah dilarangAllah dalam firmanNya,

"Dan jangon tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran".(AlMaidah:2).

Adapun akting yang terbebas dari hal-hal yang haram, makaupah dari perbuatan tersebut adalah halal. Karena para ahli fiqhmensyaratkan untuk keabsahan sebuah akad jual-beli jasa bahwajasa yang diberikan adalah jasa yang boleh dilakukan.

Dan juga hukum asal sebuah muamalat adalah halal selagi tidakada dalil yang mengharamkannlaLtz.

2.2.2.5 Upah/Imbalan Melakukan lbadah

Para ulama mensyaratkan untuk keabsahan akad jual beli jasa bahwajasa yang dilakukan oleh orang upahan wajib dapat dinikmati olehorang yang membayar upah.

|ika jasa yang dilakukan oleh orang upahan tidak dapatdinikmati oleh orang yang membayar maka uang yangdibayarkannya kepada orang upahan tidak ada imbalannya. Dengandemikian orang upahan telah berbuat kezaliman terhadap orangyang membayar, karena ia telah membayar sedangkan manfaat darijasa yang dilakukan tidak dapat dinikmatinya.

Misalnya:

A memberi upah kepada B agar B melakukan shalat atasnama A. A telah membayar sejumlah uang kepada B agarA tidak perlu shalat lagi. Tapi ternyata shalat tidak dapatdigantikan maka kewajiban A tidak gugur. Adapun B saatia melakukan shalat atas nama A, kewajiban shalat atas Bgugur dan ia mendapat sejumlah uang.

Dalam kasus ini A jelas dizalimi oleh B.

Kaidah ini berlaku untuk ibadah mahdhah (murni), sepertishalat, puasa, i'tikaf dan setiap ibadah yang fardhu 'ain dilakukanoleh seorang muslim.

173 Muhammad Musa, Ahkamut tamtsil fil fiqh al Islqmi,hal 426.

(or3$irJ #t ,* tilwtJ)

1.48

Dan hukum bahwa ibadah tidak dapat diupahkan agar

dikerjakan oleh orang lain disepakati oleh para ulama17a.

Ibnu Qudamah berkata, "lbadah mahdhah, manfaatnya tidakdapat dinikmati oleh orang lain, seperti: puasa, shalat, haii atas

dirinya maka tidak boleh mengambil upah atas perbuatan ibadah ini.

Hukum ini tidak diperselisihkan oleh para ulama. Karena upah

merupakan imbalan dari sebuah jasa. Dalam ibadah mahdhah oranglain tidak bisa mendapatkan jasa dari ibadah tersebu| maka transaksiini sama dengan menyewa iosa yang tidak bergunqt'r7,.

Adapun ibadah yang dapat dinikmati oleh orang lainmanfaatnya, seperti: mengimami shalat, mengumandangkan azan,

menyampaikan fatwa, mengajarkan Alquran, hadis serta ilmu-ilmukeislaman, termasuk ceramah agama, maka para ulama berbedapendapat tentang hukum menerima upah sebagai imbalan darimelakukan ibadah tersebut.

Berikut ini beberapa ibadah yang diperselisihkan tentangkebolehan mengambil upah sebagai imbalan melaksanakannya:

2.2.2.5.1 Honor Mengaiar Alquran, Ilmu'Ilmu Keislaman, danCeramah Agama

Sesungguhnya menyampaikan risalah Islam merupakan tugas suciyang diemban pertamakali oleh para nabi dan Rasul. Mereka

menyeru umatnya untuk beribadah kepada Allah dengan penuhkeikhlasan tanpa meminta honor, gaji atau upah. Yang sering terjadiadalah sebaliknya, umat mereka memberikan imbalan berupahinaan, cacian,lemparan batu bahkan ancaman pembunuhan'

Allah mengekalkan keikhlasan mereka berdakwah tanpameminta honor dalam Alquran.

Allah berfirman tentang para rasul,

"Mereka (para rasul) itulah orang-orang yang telah diberi petunjukoleh Allah, maka ikutilah petuniuk mereka. Katakanlah, "Aku tidakmeminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Alquran). "Alquran

itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat". (Al-An'aam:90).

t7 4 Dr.Adil Syahin, / khzul maal qla a'malil qurab, iilid I, hal L29.

17s AI Mughnt, jilid VIII, hal 141.

L49

tA- .r,Jl iSl $t*+ Et ,e.ri

6#1iI ..e

OrtI dll.ei)

Jsi { i,a O!

Nabi Nuh berkata kepada umatnya,

<lt,**tEl.il {u * irfij"i {#EJ)"Dan (dia berkata), "Hai kaumku, aku tiada meminta harta bendakepada kqmu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dariAllah." (Huud:29).

Nabi Huud berkata kepada kaumnya,

<;#,t,it,**tE*to! lJiJ tb Sti {#q)"Hai kaumku, aku tidak meminta upoh kepadamu bagi seruanku ini.Ilpahku tidak lain hanyalah dari AIIah yang telah menciptakanku.Maka tidakkoh kamu memikirkan(nya)?" (Huud: 51).

Nabi Shaleh berkata kepada umatnya,

(o+iu.n "j,*

*l e C bl ri U * irtui uJ)"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas dal<wah ini,upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam". (As Syua'ara:14s).

Nabi Luth juga berkata kepada kaumnya,

(E#ritr "i,P

*t eil bl at ;4tb i3fri.,i uJ)"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas dakwahupahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam".Syua'ara:164).

Nabi Syu'aib juga mengatakan hal yang sama kepada umatnya,

(o+CIr ;i,* *l e i bl ii A * iiiij"i uJ)"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas dalotah ini;upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam". (As Syua'ara:180).

Allah mengisahkan tentang seseorang yang menyeru kaumnyauntuk mengikuti para rasul yang tidak meminta upah dari dalorahyang mereka lakukan,

ini;(As

"Dan datanglah dari ujung kota,gegas ia berkata, "Hai kaumku,

seorang laki-laki dengan bergegas-ikutilah para rasul. lkutilah orang

150

gr,lr # E dt| Li,;.4 ht1itrJl ,Fl b iti.i)li1.siit rbJ rjiJ Ffi4 { crl;+r * oCi_riit

yang tiada minto balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orangyang mendap at petunjuk ". (Yaasi n: 20 -2L).

Keikhlasan para nabi tersebut ditiru oleh para sahabat Nabi,tabiin, tabi'ittabi'in dan para ulama yang menjadi panutan umat darimasa ke masa, di mana mereka mengajar Alquran, tafsir, hadis,

aqidah, fikih dan ilmu-ilmu keislaman lainnya tanpa pernah menarikhonor dari para jemaahnya176.

Akan tetapi, dewasa ini mengingat biaya hidup untuk menutupikebutuhan pokok (pangan, sandang, papan, pendidikan dankesehatan) cukup tinggi yang menuntut para pendaloarah harusmemenuhi kebutuhan pokok dia dan keluarganya, bolehkahmenerima gaii dari berdakwah, mengajar Alquran dan ilmu-ilmukeislaman lainnya?

2.2.2.5.L.L Boleh Menerima Honor Dari Baitul MaaI

Para ulama sepakat bahwa honor yang diterima oleh parapendalnvah, guru ngaii dan para pengaiar ilmu agama yang berasaldari baitul maal (negara), hukumnya halal dan tidak termasukimbalan dari dakrsah yang mereka lakukan dan tidak mengurangikeikhlasan mereka, itu merupakan penghargaan dari pihakpemerintah dikarenakan mereka disibukkan oleh pekerjaanmembina umat, sebagaimana dahulu para sahabat menerima'athayaa (hibah) dari baitul maalr77.

Begitu juga honor yang diberikan oleh lembaga-lembagasosial, pihak dermawan, ataupun pribadi dalam jumlah yang tidakditetapkan dan tidak disyaratkan oleh para pendalorah makahukumnya disamakan dengan honor yang diterima dari baitul maal.

2.2.2.5.1.2 Halalkah Upah Keria Dakwah?

Adapun upafurza yang disepakati dari awal antara pendakwah danpengguna jasanya, seperti: seorang guru mengajar Alquran atau

176 Ibnu Taimiyah, Majmu'fatawa, jilid )fiX, hal204.r77 Dr.Adil Syahin, /khzul maal ala a'malil qurab, jilid I, hal 467.

178 Ada perbedaan antara honor yang berasal dari baitul maal atau lembaga sosial

dan upah, di antaranya: Honor bersifat derma (sumbangan) yang tidak

ditetapkan jumlahnya tergantung kemurahan hati para penderma atau kondisi

keuangan lembaga dan mungkin juga tidak memberikan apa-apa, sedangkan

upah merupakan transaksi yang wajib dipenuhi oleh kedua belah pihak yang

jumlahnya telah ditetapkan dari awal sebelum jasa dipakai tergantung hasil

tawar menawar antara pihak pemberi dan pengguna jasa.

151

ilmu-ilmu keislaman dengan mensyaratkan honor lima puluh riburupiah setiap kedatangan, atau seorang pendakrah mensyaratkandari awal honor lima ratus ribu rupiah untuk sekali ceramah agamayang bila honor tersebut tidak mampu dipenuhi pihak pengguna jasa,pendakwah menolak untuk memberikan ceramah, hukum kehalalanupah ini diperselisihkan oleh para ulama.

Pendapat pertama: Para ulama dalam mazhab Hanafi danHanbali mengharamkan upah yang ditentukan dari semula sebagaiimbalan jasa dalonrah yang disampaikan.

Para ulama ini berpegang kepada beberapa dalil:

L. Ayat Alquran yang disebutkan diatas bahwa para Nabi tidakmeminta upah kepada umatnya atas daloarah yang merekasampaikan.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena dakr,vah para nabitersebut ditujukan kepada orang non muslim yang memangtidak akan mau memberikan upah. Dan juga di dalam ayat-ayat tersebut tidak ada larangan andai orang-orang yangmenerima dakvnah tersebut memberikan upah.

2. Firman Allah ta'ala yang melarang menjual ayat-ayatNyadengan harga dunia dan melarang menyembunyikanpetunjuk, sedangkan menolak memberikan dakwah tanpaimbalan yang disepakati sebelumnya termasuk menjualayat dan menyembunyikan petunjuk. Di antara ayat-ayattersebut:

d-E! \ff{J)"Dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku denganharga yang rendah". (Al Baqarah: 41).

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apayang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan(yang jelas) dan petunjuh setelah Komi menerangkannyakepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allahdan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapatmelaknati'i (Al Baqarah: 159).

(i# u.ar

ailt

L52

d{jtJ c,qittiir.[ 4;i

Tanggapan: Dalil ini juga tidak kuat, karena maksud ayat diatas bila seseorang telah menjadi fardhu hin baginya untukmenyampaikan dalorah, seperti: dia berada di lingkunganyang sama sekali tidak ada orang yang mampumenyampaikan dalonrah dan mengajar Alquran kecualidirinya, dalam kondisi ini memang diharamkan diamenerima upah, karena dia melakukan suatu hal yang wajibsebagaimana seseorang yang melakukan shalat wajib, tidakmungkin dia berhak menerima gaji atas amalan shalatnya.

Adapun orang yang berada di lingkungan di mana terdapatpara pendakrarah lain maka dia tidak waiib menyampaikandakrarahnya, dan melakukan amalan yang tidak wajibdibolehkan mengambil upah sebagai imbalan dari amalantersebut.

3. Hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang melarangmakan upah mengajar Alquran,

.i; ija ljil i; g lrlli i;- t s*2-.o -.

((3+ ljJr\r$r"Bacalah Alquran, dan jangan terlalu berlebihan, janganterlalu lalai, jangan makan upah mengaiar Alquran, danmemperbanyak harta melalui mengaior Alquran". [HR.Ahmad, dishahihkan oleh lbnu Haiar).

Pendapat kedua: Para ulama dalam mazhab Maliki dan Syafi'imembolehkan menarik upah dari kerja daloryah. Mereka berpegangkepada beberapa dalil:

- Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwasekelompok sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallammelewati sebuah perkampungan, lalu orang kampungtersebut meminta mereka untuk mengobati kepala sukumereka yang terkena sengatan hewan berbisa, para sahabatmau mengobati dengan syarat orang kampung itu memberiimbalan beberapa ekor kambing setelah terjadikesepakatan, salah seorang sahabat mengobatinya denganmembaca surat Al Fatiha, seketika itu juga si sakit langsungsembuh dan mereka memenuhi akad serta memberikanbeberapa ekor kambing yang disepakati, sebagian sahabatmenolaliorya, karena dianggap mengambil upah dari bacaanAlquran.

153

3Lrl

Jel)j<ti

Sesampainya di Madinah mereka mengadukan hal tersebutkepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Nabishallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

(ou +uS t'A ilL Si:.i u.s=i ,il,"Sesungguhnya upah yang paling pantas untuk kalian terimaadalah imbalan Alquran ". (HR. Bukhari).

- Diriwayatkan dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhtt bahwaseorang wanita menawarkan dirinya untuk dinikahi Nabishallallahu 'alaihi wa sallam, akan tetapi Nabi shal/allahu'alaihi wa sallam tidak berniat menikahinya.

Maka seorang sahabat meminta kepada Nabi shallallahu'olaihi wa sallam agar menikahkan wanita itu dengandirinya.

Lalu Nabi shallallahu 'aloihi wa sallam memerintahkansahabat tersebut untuk mencari maharnya, namun dia tidakmemiliki apa-apa.

Maka Nabi shallallahu 'aloihi wa sallam menanyakanapakah dia hafal beberapa surat Alquran. Dia menjawab," hofol beberapa surat" .

Maka Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Kemi telah menikahkanmu dengan perempuan tersebu|dengan mahar mengajarkan wanita itu beberapa suratAlquran yang engkau hafal". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadis ini dipahami bahwa upah mengajar Alquran halalsehingga bisa dijadikan mahar layaknya emas, perak danlain-lain.

Dari dua pendapat di atas dengan argumen masing-masingsebagian para ulama mencari jalan tengah, yaitu tidak dibenarkanmengambil upah berdalorvah, kecuali untuk menutupi biayakebutuhan pokok pendakwah dan keluarga yang menjaditanggungannya. Karena bila sama sekali diharamkan, dikhawatirkanakan langkanya orang yang mau mengajar, mendakwahkan danmenyiarkan agama Allah, karena para juru dalaarah tersebutdisibukkan oleh aktifitas kesehariannya mencari nafkah. Hal inimungkin akan berakibat buruk terhadap generasi selanjutnya,mereka tidak lagi memahami agama Allah karena tidak ada lagiorang yang mengajarinya.

154

Dan bila dibolehkan tanpa syarat yang berarti dibolehkanmencari kekayaan sebanyak-banyaknya dengan profesi sebagaipendalnoah, seperti fenomena sekarang dimana seorang ustazternama tidak mau memberikan pengarahan agama bila imbalannyakurang dari sekian juta, hal ini jelas bertentangan dengan hadis yangmelarang memperbanyak harta dengan mengajarkan Alquran.

Dengan demikian pendapat ini cukup kuat, yakni bolehmengambil upah kerja dalorah untuk menutupi kebutuhan pokohmaka bila seorang juru dalauah memiliki penghasilan lain ataumemiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok diridan keluarganya, seyogianyalah ia tidak mengambil honor yangdiberikan jamaah yang dikumpulkan oleh mereka rupiah demirupiah agar mendapatkan siraman rohani dari seorang ustaz,sedangkan ustaz yang menerima honor tersebut hidup bergelimangharta.

2.2.2.5.2 Hak Cipta Menulis Buku Keislaman

Menulis buku tentang tuntunan Islam dalam segala sisi kehidupan:aqidah, ibadah, muamala! akhlak dan lainnya merupakan salah satucara menyebarkan risalah agama Allah, disamping menyebarkanagama dengan cara lisan dari generasi ke generasi yang telah dibahastentang hukum mengambil upahnya.

Metoda ini digunakan para pembawa risalah nubuwwah darimasa ke masa, hingga masa sekarang. Sebagai bultti nyata, buku-buku tulisan para ulama Islam mulai dari abad ke -2 Hijriyah hinggaabad ini masih dapat dinikmati oleh generasi sekarang.

Buku Imam Malik (wafat: L79H) berjudul Al Muwaththa' yangditulis pada abad ke- 2 Hijriyah bisa di dapatkan di toko-toko bukuataupun di perpustakaan di negara-negara mayoritas berpendudukmuslim.

Para ulama Islam dari masa ke masa menghabiskan hidupmereka untuk menulis karya ilmiyah, berharap dapat menjaditabungan mereka di akhirat kelah kampung nan abadi.

Mereka tersemangati dengan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

b it :jix b $l tsze 1;e 6ri:t. owyl dru lil,(ij r'.! Cu- I; _ri ,t Ali:i * :1 ,*tV *;-:;-

155

"Apabila seorang manusia wafaC amalannya terputus kecuali tiga:sedekoh jariyah, ilmu yang bermanfaat (yang diajarkan/ditulis) dananak saleh yang mendoakannya". HR. Muslim.

Bila kita baca riwayat hidup para ulama, niscaya kita akanterkagum-kagum dengan kesungguhan mereka menulis bukukeislaman.

Imam Syaf i (wafat: 204 H) membagi waktunya setiap malammenjadi 3 bagian: 1/3 bagian pertama untuk menulis buku, 1/3bagian kedua untuk shalat tahajjud dan L/3 bagian ketiga untukberistirahat.

Sihnun Al Qairawani (ulama hadis murid Imam Malih wafat:202H), diriwayatkan bahwa pada suatu malam budak perempuannyabernama Ummu Mudam masukmembawa makan malam untuknya,

Ia menjawab,"Sekarang saya sedang sibukmenulis kitab."

Budak itu terlalu lama menunggu dan malampun telah terlalularut, budak itu menyuapkan makan malam untuk Sihnun tanpa iasadari.

Saat azan subuh dikumandangkan Sihnun memanggilbudaknya untuk membawa makan malam tadi yang ditawarkan.

Budak menjawab,"Tuanku, makanan tadi telah saya suapkan kemulut tuan".

Sihnun menjawab, " Seya tidak menyadarinya" .

Ibnu farir At Thabari (wafat pada usia 86 tahun, pada tahun:310H) mewariskan karya ilmiyahnya dalam berbagai disiplin ilmukeislaman: tafsir, tarikh, fikih dan lainnya kurang lebih 351.000 (tigaratus lima puluh satu ribu) halaman.

Karya ilmiyah dalam jumlah yang sangat menakjubkan itubeliau hasilkan karena tidak satu detikpun dari hayatnyaterlewatkan untuk menulis.

Al Muafa bin Zakaria hadir pada saat At Thabari sakitmenjelang sakratul maut, Al Muafa pun membaca doa untuk AtThabari, doa yang pernah diucapkan Rasulullah yang dia riwayatkandari |a'far bin Muhammad, maka Thabari minta diambilkan tinta dankertas, kemudian menuliskan doa tersebut.

Di antara hadirin yang hadir ada seseorang yang berujar,"Apakah engkau juga menulis pada saat-saat seperti ini?

156

At Thabari menjawab, "seyogianya, seorang manusia tidakpernah meninggalkan menulis ilmu hingga iq mqtit t7e

Imam Nawawi (wafat: 676H) yang mewariskan karya-karyailmiyah yang sangat penting dalam setiap disiplin ilmu keislamanmengisahkan pengorbanannya dalam rangka menulis karya-karyaitu,"Aku makan hanya sekali sehari, setelah shalat Isya. Minum sekalidi waktu sahur".

Muridnya bertanya tentang jadwal tidurnya, ia menjawab," Akutidur bila mata sudah ttdak dapat ditohan, aku menyandarkan kepala

ke tumpukon buku-buku, beberapa saat kemudian teriaga dan

meneruskan svligqntt LBo.

Para ulama terdahulu menulis karya-karya ilmiyah itu dengan

tulisan tangan ikhlas karena Allah tanpa mengharapkan imbalan hakcipta, siapa yang menginginkannya dapat menyalinnya.

Bahkan mereka sangat khawatir bila di hatinya terdapat niattidak ikhlas saat menulis karya ilmiyah, seperti: ingin tersohorsebagai seorang ulama.

Diriwayatkan oleh Az Zahabi bahwa Al Mawardi (ulamamazhab Syafi'i, wafat: 450H) tidak mempopulerkan semua karyailmiyahnya saat ia hidup, ia menyimpannya di suatu tempat.

Tatkala ajal akan menielang, ia berwasiat kepada salah seorang

muridnya, "kitab-kitob yang ada di tempat itu, semuanya merupakan

tulisanku, aku sengaja tidak mempopulerkannya karena khawatir ada

terbetik niat tidak ikhlas, apabila aku sedang sakratul maut maka

letakkan telapak tanganmu pada telapak tanganku, iika aku dapatmenggenggam tangonmu maka ketahuilah! Amalanku menulis kitab'kitab itu tidak diterima Allah. Ambillah kitab-kitab itu! Lalu buang ke

sungai Dajlah! Jika aku tidak menggenggam tanganmu maka itupertanda amalanku diterima seperti yang aku harapkan".

Murid itu berkata, "Pada soat ia sakratul maut, aku

melaksanakan wasiatnya. Dan ternyata tangannya tidakmenggenggam tanganku. Itu berarti amalannya diterima Allah". Maka

aku populerkan seluruh kitabnya".

Ibnu Khairan berkata,"Kitab yang dimaksud adalah kitab yang

berjudul AI Haawi AI KabirtEr.

17e Abdul Fattah Abu Ghuddah, Qiimatuz zaman indal ulama, hal 60, 7 2' 7 9, 80.

180 Ibnu Syuhbah, Tabaqatussyafiiyyin,iilid II, hal 153'

181 Siyar A'Iaam Nubalaa,jilid XIII, hal 312.

t57

Kitab ini merupakan salah satu referensi penting dalam fikihmazhab Syaf i dan fikih perbandingan mazhab. Sekarang Kitab inidicetak dan diperjual-belikan di toko-toko buku, terdiri dari 18 jilidbesar.

Tetapi di masa sekarang setelah mesin cetak ditemukan,sebuah karya ilmiyah sangat mudah diperbanyak dan digandakan,kemudian diperjual-belikan dengan harga yang terjangkau, apakahpenulis karya ilmiyah tersebut boleh memiliki hak ciptanya yangdapat ia jual kepada penerbit?

Para ulama kontemporer berbeda pendapat dalam hal ini:

Pendapat pertama: penulis tidak boleh mengambil imbalanatas hak cipta karya ilmiyah di bidang keislaman, jika diambiltermasuk harta haram, mengingat ini adalah sebuah ibadah yangtidak boleh mengambil upah atas pelaksanaannya.

Pendapat ini didukung oleh Prof. Dr. Ahmad Al Kurdi danSyaikh Abdullah bin Bayyahraz.

Dalil-dalil pendapat ini:

L. Sabda Nabi sftallallahu aloih wa sollam,

<<2V .14 et5J; ar$tt e4 ilt l^+fi l;I9 Cs C,,^,"Barang siapa yang menyembunyikan ilmu niscaya Allahakan mengekang mulut orong tersebut di hari kiamatdengan kekongan dari api neraka". (HR. Ahmad dan lbnuHibban. Al Arnauth berkata, "Sanad hadis ini hasan").

Ancaman Nabi sha/lallahu 'alaihi wa sallam tersebut akanmenimpa penulis yang mengambil imbalan uang atas hakciptanya, karena dengan perbuatannya tersebut ia berartimenyembunyikan ilmunya, tidak mau menyebarkannyakecuali dengan diberi imbalan.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena yang dilarangadalah menyembunyikan ilmu dan bukan mengambilimbalan atas jerih payah penulis dengan menghabiskanwaktu dan tenaga yang tidak sedikit untuk menyusunsebuah karya ilmiyah.

Sungguh ia berhak mendapat imbalan atas waktu dantenaga yang telah tersita sebagaimana upah dari setiappekerjaan lainnya.

182 Dr. Husein As Syahrani, Huququl lkhtira' wat To'lif Fil Fiqh Al Islami,hal24L.

158

Kemudian penulis buku keislaman bukannyamenyembunyikan ilmu, bahkan sebaliknya ia menyebarkanilmu melalui karya ilmiyahnyals3.

2. Menulis buku agama merupakan sebuah ibadah kepadaAllah, dan tidak boleh mengambil upah atas pelaksanaan

sebuah ibadah.

Tanggapan: Dalil ini juga tidak kuat karena menulistentang keislaman sekalipun ibadah, tidak terlarangmengambil upah atas pelaksanaannya sebagaimanamengajarkan Alquran dan ilmu-ilmu keislaman lainnyamelalui lisan.

Pendapat kedua: penulis buku tentang ajaran Islam bolehmengambil upah atas hak cipta penulisannya.

Pendapat ini merupakan keputusan berbagai lembaga Fikihinternasional, di antaranya:

- Al Majma' Al Fiqh Al Islami fdivisi fikih Rabithah alamislami) dalam rapat tahunan ke IX di Mekkah, tahun L986,keputusan no: 4, berbunyi, "Buku'buku dan penelitianilmiyah, dahulu sebelum ditemukan mesin cetak yang dapatmencetak ribuan naskah, pada waktu itu sarana untukpenyalinan naskah hanyalah tulisan tangan. Terkadangseorang penyalin menghabiskan waktu bertahun-tahununtuk menyalin sebuah naskah, terutama buku yang banyakhalamannya.

Pada waktu itu, para penyalin bertugas sebagai khadimpenulis, dimana ia menyalin tulisan gurunya dalam rangkamenyelamatkan naskah asli dari kepunahan.

Pada kala itu, para penyalin tidak bertuiuan untuk mencariharta dari penggandaan naskah asli yang ditulis ulama,bahkan sebaliknya bertuiuan untuk berkhidmat terhadapilmu gurunya dan menyebarkannya kepada khalayak ramai.

Setelah mesin cetak ditemukan dan bermunculannya usahapenerbitan, keadaan berubah total. Terkadang, seorangpenulis menghabiskan sebagian besar hidupnya untukmembuat sebuah karya ilmiyah yang berguna, Ialu iaterbitkan dan ia jual. Tiba-tiba muncul seseorong yangmembajak bukunya, mencetaknya ataupun di masukkan ke

183 Dr. Husein As Syahrani, hal263.

159

berbagai media penyimpanan (CD) atau lainnya, kemudiandijual menyaingi cetakan asli penulisnya.

Tindakan pembajakan ini membuat para ilmuwan malasberkarya, karena usaha kerasnya akan dicuri orang lain bilaia sebar-luaskan ke tengah masyarakaL

Dengan adanya perubahan keadaan dahulu dan sekarang didunia penulisan ilmiyah dan penerbitan maka dibutuhkanijtihad baru untuk menetapkan hak orong yang telahbersusah payah.

Oleh karena itu hak cipta penulis, peneliti dan penemu wajibdilindungi syariaL Hak cipta itu odalah milik pembuatnyayang tidakboleh diambiltanpa seizinnya ...

Demikian juga, penerbit yang telah membuat kontrakdengan penulis tidak berhak merubah apapun isi tulisantanpa izin penulis.

Hak cipta ini dapat diwariskan kepada ahli waris,sebagaimana diatur oleh peraturan internasional yang tidakb ertentang an deng an syariat lslavnt' r84.

- Majma' Al Fiqh Al Islami fdivisi fikih OKI) dengan keputusanno: 43 (5/5), muktamar ke -5, tahun 1988 di Kuwait, yangberbunyi, "Hak cipta dan hak paten dilindungi syariat,pemiliknya berwenang menggunakannya dan tidak bolehdil ang g ar (dib ai ak1" 18s.

- Lembaga fatwa kerajaan Arab Saudi, fatwa no: 18453,berbunyi, "Tidak boleh menggandakan program komputeryang hak patennya dilindungi undang-undang tanpa seizin

PemiliknYs"rso'

Dari fatwa tentang hak paten dapat diqiyaskan hak ciptapenulisan karya ilmiyah.

Dalil-dalil dari pendapat yang membolehkan mengambil upahdari penulisan karya ilmiyah dibidang keislaman adalah sebagaiberikut:

1. Sabda Nabi shallallahu alaihiwa sallam,

(4!r +r:s tA i;Y,

184 QararatAl Majma'Al Fiqhiy Al Islamr, hal 193-194.18s Journal Majma'Al Fiqh Al Islami, edisi V, rilid III, ha\2267.786 Fotwa lajnah daimah, iilid XIII, hal 188.

FiJ utF'bb,

L60

"Sesungguhnya upah yang paling pantas untuk kalian terimaadalah imbalan Alquran ". (HR. Bukhari).

Hadis ini menunjukkan bahwa boleh mengambil upahsebagai imbalan mengajarkan Alquran, maka mengajarkanilmu-ilmu keislaman yang diambil dari Alquran hukumnyajuga boleh. Dan mengajarkan ilmu, bisa dengan cara lisandan juga bisa dengan cara tulisan dalam bentuk karyailmiyah.

Dengan demikian, maka mengambil upah atas usahapenulisan karya ilmiyah dalam bidang ilmu-ilmu keislamanhukumnya !6lshtoz.

Seorang penulis untuk menghasilkan sebuah tulisan dalambidang keislaman menghabiskan waktu dan tenaga yangtidak sedikit, bahkan lebih banyak dibandingkan mengajarAlquran dan ilmu-ilmu keislaman melalui lisan.

Maka sebagaimana dibolehkan mengambil upah atasmengajarkan Alquran demikian juga halnya mengambilupah atas hak cipta penulisan karya ilmiyah.

Hasil karya penulisan merupakan hak milik penulis, olehkarena itu sebuah tulisan dinisbahkan kepada penulisnya,seperti sering diucapkan, "Menurut si fulan dalambukunya...".

Bila disepakati bahwa karya tulis adalah milik penulisnyasebagaimana kepemilikan seseorang terhadap sebuahbenda yang ia berhak menjualnya maka begitu juga halnyadengan kepemilikan hak cipta karya ilmiyafirea.

Para ulama terdahulu, sebagian mereka mengikhlaskanusahanya dalam penulisan buku, tidak menjual hakciptanya, dia hibahkan kepada seluruh kaum muslimin. Dantradisi ini juga diteruskan oleh sebagian para ulamakontemporer dengan mencantumkan pada halaman depanbuku karya mereka "Buku ini boleh diperbanyak untukdibagikan cuma-cuma (bukan untuk komersial)" atau "Hakcipta buku ini untuk setiap muslim". Tetapi, sebagian ulamaterdahulu juga ada yang menjual karya tulisnya.

Abu Nu'aim Al Asfahani menjual bukunya yang berjudulHilyatul Auliya'di Naisabur dengan harga 400 keping uang

187 Dr. Adil Syahin,/khzul maal ala a'malil qurab, jilid II, hal586.188 Dr. Husein As Syahrani, Huququl lkhtira'watTa'lif Fil Fiqh Al Islami,hal?4B.

2.

3.

4.

16L

dinar (! 7,7 kg emas murni). Harga sebegitu mahal tidakmungkin imbalan pengganti kertas dan tinta.

Ibnu Hajar Al Asqalani menjual salah satu bukunya yangdibeli oleh raja Athraf seharga 300 keping uang dinar (t 1,3kg emas murni). Harga ini juga sebagai imbalan hak ciptadan bukan pengganti kertas dan tinta.

Dan tidak seorangpun ulama yang menyangkal perbuatanmereka yang menjual buku karya tulis tersebut. Dengandemikian dapat dikatakan 'url (kebiasaan) yang berlakudari zaman dahulu hingga sekarang bahwa hak penulisanbuku adalah milik penulis yang boleh diganti denganuanglse'

Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa pendapat yang palingkuat adalah hak cipta penulisan buku dan karya ilmiyah di bidangkeislaman adalah milik penulis, ia berhak menjual dengan harga yangdisepakati dengan pembeli fpenerbit).

Dan karena hak cipta adalah hak yang diakui syariat maka harammelanggarnya dengan cara membajal<, diperbanyak tanpa seizinpenulis, diterjemahkan ke dalam bahasa lain ataupun disimpan padamedia seperti (CD) lalu dijual tanpa seizin penulis. Jika tetap dilakukansungguh pembajaknya telah mencuri hak orang lain yang akandipertanggung jawabkan di dunia dan akhirat Dan bila saja hak ciptamenulis buku keislaman yang merupakan ibadah dilindungi oleh syariatmaka hak cipta menulis buku-buku ilmiyah lainnya, hak intelektual darisebuah penelitian atau penemuan yang tidak ada kaitannya denganibadah juga dilindungi syariat, tidak boleh dibajak dan ditiru tanpa izinpemilikhak

Franchise (Waralaba)

Salah satu bentuk dari pengakuan hak cipta/paten/mereksebagai sesuatu yang memiliki nilai harta yang dapatdipindahtangankan dengan imbalan sebagaimana layaknya sebuahharta adalah apa yang dikenal dewasa ini dengan sistem Franchiseatau waralaba.

Asosiasi Franchise Inggris mendefinisikannya dengan : suatuakad antara Franchissor (pemilik hak paten/merek) dan Franchisse

[pembeli hak paten/merek) sesuai dengan ketentuan-ketentuanberikut:

18e Dr. Bakr Abu Zaid, Fiqh An Nawazil,jilid II, Hal173.

L62

a. Pihak Franchisse dibolehkan oleh Franchissor untukmelakukan hal-hal tertentu dalam kurun waktu tertentudengan menggunakan merek dagang atau brandingFranchissor.

b. Pihak Franchissor menguasai serta mengawasi secaraberkesinambungan selama waktu akad franchiseberlangsung akan seluruh kegiatan dagang yang dilakukanoleh Franchisse.

c. Pihak Franchissor berkewajiban membekali pihakFranchisse dengan segala sesuatu yang berkaitan dengankegiatan dagang dan membantunya dalam hal tersebutkhususnya kegiatan yang menjadi objek lisensi Franchise,seperti melatih para pegawai Franchisse, mensuplai barang-barang yang dibutuhkan dan manaiemennya.

d. Pihak Franchisse berkewajiban selama waktu tertentumembayar kepada Pihak Franchissor imbalan atas jasa diatas. Biasanya imbalan ditetapkan berdasarkan persentaseomset penjualan dengan besaran maksimal 15%. Ini diluarpembayaran barang dan material yang dibeli oleh PihakFranchisse dari pihak Pihak Franchissorte0.

Tiniauan Fiqih Akad Franchise

Wallahu a'lam, akad franchise adalah akad kontemporer yangbelum dibahas oleh para ulama terdahulu. Maka untuk memberikanhukumnya perlu dilihat hakikat dari akad ini. Sesungguhnya, dalamakad franchise terdapat beberapa akad dan persyaratan. fadi akad inimerupakan gabungan beberapa akad dan persyaratan.

Yaitu: akad ljarah (akad sewa) dalam bentuk menyewa jasapihak Franchissor sebagai pemilik hak paten dan akad Bai' (jual-beli)dimana Pihak Franchissor menjual bahan baku kepada PihakFranchisse dengan persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu; objekakad franchise telah ditetapkan, Pihak Franchisse mesti membelijumlah tetap bahan baku dari Pihak Franchissor secara berkala, PihakFranchisse tidak boleh menjual produk selain produk PihakFranchissof Pihak Franchisse hanya dibenarkan menjual produk diarea tertentu, dan Pihak Franchisse tidak boleh menjual produkPihak Franchissor melebihi harga yang telah ditetapkan oleh PihakFranchissor.

1e0 Dr. Husein AsSyahrani, z{ t Taswiq At Tij ary fil Fiqhil Islamy, Hal 189.

L63

Karena akad franchise ini gabungan dari beberapa akad danpersyaratan maka perlu diteliti hukum syar'i setiap akad yangmenjadi unsur dari akad ini.

- Akad ljarah (akad sewa) dalam bentuk menyewa jasa pihakFranchissor sebagai pemilik hak paten. Akad ini dibolehkanoleh syariat sebagaimana yang telah dijelaskansebelumnya tentang hukum menjual hak cipta dan hakpaten.

- Akad Bai' (jual-beli) dimana Pihak Franchissor menjualbahan baku kepada Pihak Franchisse. Akad ini dibolehkanberdasarkan dalil-dalil umum yang membolehkan jual-beliselama tidak ada hal-hal yang diharamkan.

- Persyaratan-persyaratan tertentu, yaitu; Pihak Franchissemesti membeli jumlah tetap bahan baku dari PihakFranchis sor secara berkala.

Berdasarkan kaidah umum dalam muamalat bahwa padadasarnya setiap persyaratan itu dibolehkan selagi tidakbertentangan dengan syariat juga ada manfaat bagiFranchissor dalam hal ini guna melariskan produknya danpenguasaan pasar untuk produknya.

- Pihak Franchisse tidak boleh menjual produk selain produkPihak Franchissor, ini persyaratan penting dalam akadfranchise yang bertujuan agar pihak Franchissor tidakmemiliki pesaing produknya. Maka persyaratan ini sangatdibutuhkan oleh Franchissor. Dan hukum asalnya setiappersyaratan yang tidak bertentangan dengan nash (AlQuran dan Al Hadist) dan kemaslahatan adalah dibolehkan.

- Pihak Franchisse hanya dibenarkan menjual produk di areatertentu. Hal ini bertujuan agar Franchissor dapatmelakukan franchise dengan pihak lain di area yang lain.Disamping agar franchisse di area ini dapatmemaksimalkan pemasaran produk karena dia memilikikompetitor dengan produk yang sama di area di dekatnya.

Persyaratan yang menguntungkan kedua belah pihak yangbertransaksi pada dasarnya tidak dilarang syariat dandibolehkan.

Pihak Franchisse tidak boleh menjual produk PihakFranchissor melebihi harga yang telah ditetapkan olehPihak Franchissor.

L64

Persyaratan ini sangat penting bagi Franchissor untukmenjamin pelayanan yang memuaskan para konsumennyayang berakibat juga kepada naiknya minat para konsumenbaru. Persyaratan ini sekalipun bertentangan dengankonselaarensi dari sebuah akad yaitu berpindahnyakepemikan kepada pembeli dan ia berhak dengan barangtersebut untuk menjualnya diatas harga yang ditetapkanpenjual, akan tetapi pihak Franchissor masih dibenarakanmenetapkan persyaratan ini karena Franchisse melakukanaktifitas niaganya dengan menggunakan nama dan merekdagang franchissor. Maka atas dasar bahwa setiappersyaratan yang bermanfaat hukumnya dibolehkan.

Melihat kepada setiap akad dan persyaratan yang terdapatdalam yang merupakan komponen dari akad fronchise dibolehkanmaka hukum gabungan seluruh akad dan persyaratan tersebutdalam satu akad yang dinamakan dengan franchise juga dibolehkan.Kecuali bila terdapat hal-hal yang diharamkan; seperti pihakfranchissor mewajibkan agar franchisse menjual khamar, rokok CD

yang berisi mu-sik maka hukumnya diharamkan karena barang-barang ini hukumnya adalah haram.

2.2.3 KEZALIMAN TERHADAP ORANG BANYAK

Sebenarnya, apapun muamalat yang melanggar syariat pasti akanberdampak kezaliman terhadap masyarakat banyak baik secaralangsung maupun tidak langsung.

Akan tetapi pembahasan ini dimaksudkan untuk menjelaskankezaliman dalam muamalat yang berdampak langsung terhadapmasyarakat banyak.

Berikut ini beberapa bentuk muamalat yang menzalimi orangbanyak:

2.2,3.1 Ghisysy (Curang Dalam Berdagang)

Yang dimaksud dengan Ghisysy, adalah: penjual menampilkan barangtidak sesuai dengan hakikatnya, atau ia menyembunyikan cacatbarang jika pembeli mengetahui hakikat barang sesungguhnya iatidak akan membeli barang dengan harga yang diinginkan penjuallel.

Dari definisi di atas jelas bahwa penjual menggunakan ghisysyuntuk meraup untung yang lebih besar dari harga biasa dengan caraberbohong seperti: penjual mobil bekas memoles sedemikian rupa

1e1 Dr. Abdullah AsSulami,.Al Ghisyry wa atsaruhu fil 'uqud, iilid I, Hal 33.

L65

mobilnya sehingga pembeli tidak menyangka bahwa mobil itu bekastabrakan, atau penjual diam, tidak mengungkapkan cacat yangterdapat pada mobilnya, atau mobilnya memang dalam keadaanbagus akan tetapi dijual dengan harga jauh melebihi harga pasardikarenakan pembeli tidak tahu harga dan tidak pandai menawar.

Dan bentuk lain dari ghisysy adalah mengurangi timbangan dantakaran, dengan tujuan ia mendapat keuntungan dari selisih barangyang ditimbang dengan benar.

2.2.3.L.L Pedagang Muslim Waiib fuiur, Tidak Boleh CurangSeorang pedagang muslim dapat meraih derajat yang tinggi, bersamapara nabi di akhirat kelak dan mendapat keberkahan hidup di duniadalam hartanya. Ia dapat meraihnya melalui profesinya sebagaipedagang. Hal itu dicapainya dengan bersikap jujur, tidak menaikkanharga terlalu tinggi dan tidak menyembunyikan cacat barang yang iaketahui kepada calon pembeli.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

uolie'$ll3 ,!-.,ir--.--riollj ,,ii;ill e.a OinYt jril rl jstiJl)"Para pedagang yong jujur lagi dapat dipercaya akan bersama paranabi, siddiqin don orang-orang yong mati syahid". (HR. Tirmizi, iaberkata, "Derajat hadis ini hasan").

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

u(; E-lS JlS .t-s-ji d t:{J A:i uI; l.i-r;(ug#isJ;

"Jika penjual dan pembeli jujur serta menjelaskan cacot barangniscaya akad jual-beli mereka diberkahi. tetapi, jika keduanyaberdusta serta menyembunyikan cacat barang niscaya dihapuskeberkahon dari akod jual-beli mereka".(HR.Bukhari dan Muslim).

Dan sebaliknya, pedagang yang penipu, curang dan tidak jujurakan berada dalam kehancuran di dunia dan akhirat.

Di dunia, Allah telah tunjukkan azabnya kepada penduduk kotaMadyan umat nabi Syu'aib yang dikenal curang dan menipu dalamjual-beli, mengurangi timbangan dan takaran.

rrF),%'ir t

u{s

766

iHri ,As\'ii;ib yI

t0-- jlj.l q qii.jl s9 l3.q+$ f.l per;iii Cxr'lr rjrti5(;*sr.3or sirsi

"Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudaramereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahloh Allah, sekali-kalitidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datangkepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlahtakaran dan timbangan dan ianganlah kamu kurangkan bagimanusia barang-barang takaran dan timbangannya, danjangonlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah AIIahmemperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu iika betul-betulkamu orong-orang yang beriman". (Al A'raaf: 85).

Allah juga berfirman,

"Ketika Syu'aib berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu tidakbertalota? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan(yang diutus) kepadamu. Maka bertalrwalah kepada Allah dan ta'atlahkepadaku; dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas aiakanitu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.Sempurnakanlah takaran dan ionganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yangbenar. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak'haknya dan janganlah kamu meraialela di muka bumi dengan

membuat kerusakan". (As Syua' ara: 777 -L83).

Akibat kesyirikan yang mereka lakukan dan kecuranganmereka dalam berdagang maka Allah timpakan kepada merekaberbagai macam azab.

Azab bermula dari hawa panas, karena Allah menghentikanangin bertiup selama tujuh hari. Saat itu air tidak berguna, begitujuga naungan dan berdiam di rumah.

Karena sudah tidak tahan lagi, mereka meninggalkan rumahmenuju padang pasir.

L67

Di tengah padang pasir mereka saksikan awan gelap, lalumereka berkumpul dan bernaung di bawahnya bersama-sama.Ketika semua telah berkumpul di bawah awan maka Allah lemparimereka dengan bunga api dan meteor, kemudian Allah guncangkanbumi tempat mereka berpija( dalam waktu yang sama suara kerasmenggelegar memekakkan telinga mereka.

Dengan berbagai azab tersebut merekapun meregangnyawarez.

Di akhirat, orang-orang yang curang dalam berdagang akanmendapat siksa yang pedih dan dimasukkan Allah ke dalam salahsatu lembah di neraka fahannam.

Allah berfirman,

rlr3 ..3si-3ru.,4 q1ftt ,,te tJtESt tlt orrit .o+iliie.iil .,li-3)(&r-!$$ ens:l ji pllts

"Wayl bagi orang-orang yang curang. (yain) orang-orang yangapabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,mereka mengurangi". (Al Muthafifiin: 1-3).

Qurthubi berkata, "Kata Wayl dalam ayat di atas dapat berarti:azab yang pedih di akhirat dan lbnu Abbas berkata, "Wayl berarti:salah satu lembah di neraka Jahannam yang dialiri nanah parapenghuni nerakaire3.

Oleh karena itu, sebagian ahli fikih menempatkan ghrssy(penipuan, curang dan tidak menjelaskan aib barang) dalam deretandosa besar, dengan alasan termasuk memakan harta orang laindengan cara yang batil1e4.

Oleh karena besarnya dosa yang mengancam pedagang yangtidak jujur, para ahli fikih mengatakan wajib hukumnya menjelaskanhakikat barang tanpa menutup-nutupi cacat kepada calon pembeli.

Nabi sha/lallahu'alaihi wa sallam bersabda,

mako tidak halal ia menjual suatu barang yang terdapat cacat kepada

1e2 Ibnu Katsir, Mukhtasar qasasul Anbiyaa', terjemah: Abdullah Haidir, hal 130.1e3 Tafsir Qurthubr, jilid. Dfi, hal 250.1ea AI Haitamy, Az zawajir,jilid I, hal 129.

168

il e+ # EI -4.,i".1 i,, tq d-4.J* Y; #"rll ;i

saudaranya, melainkan ia jelaskan cacatnya". (HR. Ibnu Majah' Hadis

ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Dalam hadis di atas Nabi sha/lallahu 'alaihi wa sallam iugamenjelaskan bahwa menjelaskan aib barang merupakankonselmrensi dari ukhuwwah islamiyah (persaudaraan se-agama

Islam), maka sangat layak bagi Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam

untuk tidak memasukkan para pedagang yang berbuat curang ke

dalam kelompok saudara se-lslam.

Beliau shallallahu alaihiwa sallam bersabda,

& 'y '*,s 4la al ,i- $ A-ys'"J ii:r^ 6 Ut-s u, :or,ii )L ij.u-i &ir-16 ,l.e#i t-.i,JiiF *Lrfu;L!6 .1xl dy) q ,l;XJl '^kV; LI,6 (fpliJ.ll a-. l; -tl<Ar.ci e ;Y,3*t1t Ltp.;ru-t"lt ,3-ii al4 iii)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'onhu bahwaNabi shallallahu 'alaihi wa sallam melewati seonggok tepung gandumyang dijual, lalu Beliau masukkan tangannya ke dalam onggokkan

tersebut ternyata bagian dalamnya basah.

Beliau bertanya "Apa ini hai peniual tepung?".

Ia meni aw ab, " T erke n a hui an w ah ai Ra sulull ah" .

Lalu Beliau bersabda, "Mengapa engkau tidak meletakkannya dibagian atas sehingga orang dapat melihatnya. Sesungguhnya orangyang menipu tidak termasuk golonganku': (HR. Muslim).

Oleh sebab itu, maka seorang pedagang muslim yang baik tidakakan melakukan penipuan dalam perniagaannya, dan bila terlanjurmelakukannya ia segera bertaubat membersihkan hartanya.

Abu Said Al Khadimy (ulama mazhab Hanafi, wafat: 1156H)meriwayatkan bahwa imam Abu Hanifah, mengirim 70 helai kainmelalui Al Bisyr untuk dijual di Mesir, dan beliau menulis suratkepadanya bahwa kain yang telah diberi tanda terdapat cacat serta

memintanya untuk menjelaskan cacat tersebut kepada calonpembeli.

Setelah kembali ke Irak Al Bisyr menyerahkan uang hasilpenjualan kepada Abu Hanifah sebanyak 3.000 keping uang dinar(t72,75 kg emas, dengan asumsi L dinar=4,25 gr)'

Lalu Abu Hanifah menanyakan kepada al Bisyir, apakah 1 kainyang cacat ia ielaskan cacatnya kepada pembeli saat dijual?

169

Al Bisyr menjawab,"Aku lupo".

Syahdan, sang imam berdiri, lalu mensedekahkan seluruh hasilpenjualan 70 helai kainles.

2.2.3.L.2 Bentuk-Bentuk Ghisyqt

Ghisysy bisa terjadi karena curang dalam harga. Barangnya tidakrusah hanya karena pembeli tidak mengerti harga dan tidak cakapmenawar, pembeli tertipu dengan harga yang jauh di atas hargapasar. Ini disebut oleh para ulama dengan ba'i mustorsil.

Ghisysy juga bisa terjadi karena kecurangan penjual dalambarang, dengan cara menutupi cacat sehingga barang terjual denganharga barang bagus, Ghisysy ini disebut juga dengan kitmanul 'aib,atau dengan cara memoles/merekayasa barang sehingga terjualdengan harga di atas yang semestinya. Ghisysy ini disebut jugadengan tadliis al mabi'.

2.2.3.1.2.1Ba'i Al Mustarsil (Pembeli yang Lugu)Sebagian orang tidak cakap menawar harga barang berapapun hargayang diucapkan oleh penjual dibelinya karena dia tidak tahu hargapasar sebuah barang. Maka pada saat membeli sebuah barang seringia tertipu, membeli di atas harga biasa.

fika pembeli tahu harga pasar namun rela dengan harga yangditawarkan oleh penjual dengan berbagai pertimbangan, makahukum jual beli ini halal, karena jual-beli ini terjadi atas dasarkerelaan dua belah pihak walaupun harga yang disepakati di atasharga pasar. Mengingat Islam tidak membatasi persentasekeuntungan yang boleh diambil oleh penjual.

Islam membolehkan seorang penjual mengambil laba sekalipunmencapai L00o/o dari modal atau bahkan lebih dengan syarat tidakada ghisysy (penipuan harga maupun barang).

Seperti dalam kasus Urwah al Bariqi radhiyallahn'anhu,bahwaRasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memberikan uang satu dinarkepada Urwah agar ia membelikan seekor kambing untuk Nabishallallahu'alaihi wa sallam. Maka Urwah mendatangi para pedagangyang membawa kambing untuk dijual di pasar. Ia menawarnya danmendapatkan 2 ekor kambing dengan uang satu dinar. Dalamperjalanan menuju Rasulullah, ada seseorang yang menawar seekorkambing seharga satu dinar maka iapun menjualnya. Lalu ia

1es Abu Said Al Khadimy, Bariqah Mahmudiyyah, iilid III ,hal LZ3.

L70

memberikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam satu dinar +

seekor kambing.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakannya agardiberkahi dalam setiap jaul-belinya. Sehingga bila berdagang ia selaluuntung sekalipun yang dijual adalah segenggam tanah. (HR.

Bukhari).

fuga diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Zubair bin Awwamradhiyallahu 'anhu semasa hidupnya membeli sebidang tanah dipinggiran kota Madinah seharga 170.000 keping uang emas. Setelah

ia wafat tanah itu dijual oleh anaknya, yaitu Abdullah seharga1.600.000 dinar. Keuntungan yang diambil oleh Abdullah dalampenjualan ini hampir mencapai 10000/o.

Memang keuntungan yang lebih rendah lebih afdhal dan lebihberkah bagi pedagang.

Syuraih meriwayatkan bahwa Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu pada saat menjadi khalifah melakukan pemeriksaan di pasar

kota Kufah sambil membawa tongka! ia berkata, "Wahai parapedagang, beli dan juallah dengan cara yang benar niscaya kalianakan selamat! Jangan tolak keuntungan yang sedikit, iika kalian tolak,khawatir kalian tidak mendapatkan keuntungan yang fiesqvt te6

Hal ini ditegaskan oleh Maima' Al Fiqh Al Islami (divisi fikihOKI) dalam muktamar ke V di Kuwait, no 46 (8/5) tahun 1988, yang

berbunyi:

"Pertama: Pada dasarnya, kaidah-kaidah agama tidakmengikat para pedagang dalam kewenangan jual-beli harta merekaselagi sesuai dengan ketentuan'ketentuan umum dalam syariat, sesuai

denganfirman AIIah:

or { *.r#q FS Srgi r$t i r-9iu ory r$j u)(F! qtii t*i:qars

"Hai orang-orang yang beriman, ianganlah kamu saling memakanharta sesamamu dengan ialan yang batil, kecuali dengan ialanperniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu".(An Nisaa: 29).

Kedua: tidak ada batas maksimal persentase laba daripenjualan yang harus ditaati oleh pora pedagang. Persentase laba

diserahkan kepada kondisi p'erniagaan, pedagang dan barang dengan

1e6 Al Muttaqi, Kanzul Ummql,jilid X, hal 282.

L7L

tidak melupakan adab islami dalam hal ini, seperti: qanaah, kasihan,dan tidak tamak.

Ketiga: sangat banyak dalil-dalil yang mewajibkan sebuahtransaksi terbebos dari ghisysy, penipuan, rekayasa barang, rekayasaharga dan rekayasa laba, serta terbebas dori menimbun barang yangmenyebabkan kezaliman terhadap kepentingan umum maupunkhususil7g7.

fika seorang pembeli membeli sebuah barang di atas hargapasar karena tidak cakap dalam tawar-menawar, kalau ia tahu hargapasar barang tersebut tentu ia tidak akan rela, maka dalam kasus inipembeli ini dianggap tertipu. Ia berhak memilih untuk melanjutkanakad jual-beli atau mengembalikan barang dan meminta kembaliuangnya dengan syarat ia tertipu dengan persentase yang besar.Seperti membeli sepatu seharga Rp250.000,00 padahal harga pasarsepatu itu hanya Rp170.000,00. Hak untuk memilih antaramembatalkan dengan meneruskan akad ini dinamakan khiyar ghabn.

2.2.3.7.2.7.7 Khiyar Ghabn

Orang yang tertipu dalam jual-beli beli, saat ia tahu harga pasarnya iaberhak memilih antara meneruskan iual beli atau mengembalikanbarang dan meminta uang seluruhnya kembali.

Dan bagi penjual, dia tidak berhak menolak pilihan yangdiinginkan oleh pembeli yang tertipu ini karena hak pembeli tersebuttelah ditetapkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyollahu anhuma bahwa adaseorang sahabat mengadu kepada Nabi shallallahu olaihi wa sallam iasering tertipu berjual-beli, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallambersabda:

(lt+u-,JaBila engkau membeli ucapkanlah, "Tidak boleh menipu! Kemudian,barang yang telah dibeli boleh dikembalikan selama tiga hari, jikaengkau rela tahan barangnya (jangan dikembalikan) dan jika engkautidak rela barang dapat engkau kembalikan kepada penjualnya". (HR.Ibnu Majah. Hadis ini dinyatakan Hasan oleh Al-Albani).

re1 Journal Islamic Fiqh Council, edisi V, jilid II, hal 34.

L72

,l<ti33rG,-',i i1,,

2.2.3.L.2.L2 Berapakah Persentase Harga Barang yangDianggap TertiPu?

Untuk menentukan apakah seseorang tertipu atau tidak dan berhakmendapat khiyar ghabn atau tidak para ulama telah memberikanbatasannya.

Dalam hal ini ada dua pendapat ulama:

Pendapat pertama: bahwa penentuan seseorang tertipu atau

tidak ditetapkan oleh ahli taksir setempat. Dan ini berbeda dari satupasar ke pasar lainnya dan dari satu waktu ke waktu lainnya' Ahlitaksir ini yang menentukan apakah pembeli dianggap tertipu atau

tidak. fika dia menganggap pembeli tertipu maka pembeli berhakmendapat hak khiyar, jika dia menganggap bahwa harga barangwajar maka pembeli tidak berhak mengembalikan barang.

Pada masa khilafah Utsmaniyah Turki, ditetapkan batas yang

dianggap tertipu. Untuk tanah dan rumah maksimal 20% lebih besar

dari harga pasar. Untuk hewan ternak maksimal 10% lebih besar

dari harga pasar. Untuk barang harian maksimal 5% lebih besar dariharga pasar.

Maka jika seseorang membeli 1 meterz tanah L,3 juta rupiahpadahal harga pasar tanah tersebut hanya 1 jua maka ia dianggap

tertipu, jika ia membeli beras L karung seharga 106 ribu rupiahpadahal harga pasar beras tersebut hanyalah 100 ribu rupiah diadianggap tertipu dan berhak mendapat khiyar ghabntes.

Pendapat ini didukung oleh para ulama mazhab Hanafi dan

Hanbali.

Pendapat kedua: persentase minimal seseorang dianggap

tertipu adalah L/3 dari harga barang. Kurang dari']./3lebih mahaldari harga pasar labanya halal diambil oleh pedagang dan pembeli

tidak b erh ak khiy ar g habn.

Misalnya: A membeli sepatu seharga Rp350.000,00 padahal

harga pasar sepatu itu hanyalah Rp200.000,00. A tertipusebanyak Rp150.000,00 dan jumlah ini lebih dari 1,/3

harga barang. Maka A berhak mendapat khiyar ghabn.

Pendapat ini didukung oleh sebagian ulama mazhab Maliki dan

Hanbalilee.

1e8 Al Atasi, Durarul hukkam syarh mojallah ahkam,jilid 1, hal 131.

lss Msusutah alfiqhiyyah alkuwaitiyyah, jilid )fi, hal 150.

773

Dalil pendapat ini keumuman sabda Nabi shal/allahu'araihi wasallam kepada Sa'ad bin Abi waqqash yang ingin berwasiat z/3 darihartanya, maka Nabi shal/allahu'alaihi wa sallam bersabda,

(J;5 -ii - j$ Clr; 3.iil,"Sepertiga, dan sepertiga itu sudah terlalu besar/banyak,. (HR.BukhariJ.

Hadis di atas menunjukkan bahwa batasan sesuatu dikatakanbanyak/besar adalah 1/3.

wallahu a'lam, pendapat ini tidak terlalu kuat karena dalilnyaterlalu umum dan dikhususkan oleh 'urf (tradisi) perniagaan. Makapendapat yang kuat dikembalikan batas maksimalnya kepada hukumpasar yang berlaku, sebagaimana yang dijelaskan oleh pendapatpertama.

2.2.3.L.2.2 Ghisysy pada Barang dengan CaraMenyembunyikan Cacat atau Merekayasa Barang

Aib (cacat) barang yang dimaksud oleh para fuqaha adarah segala halyang terdapat pada barang, yang menyebabkan nilai, mutu dan hargabarang berkurang, baik dalam jumlah besar ataupun kecil.

Dalam kecurangan ini pedagang terkadang hanya diam, akantetapi sekalipun ia diam ia tetap dianggap curang jika ia mengetahuicacat barang, karena pembeli mengira bahwa sesuatu yangdidiamkan oleh penjual menunjukkan bahwa kondisi barang baik.

Dan tidak cukup penjual mengatakan, " saya jual barang ini apaadanya dan saya tidok bertanggung jawab dengan cacat borang,,.Karena seorang muslim diperintahkan menasehati saudaranya dantermasuk memberikan nasihat dalam berniaga, yaitu penjualmenjelaskan cacat barang yang ia ketahui.

Terkadang penjual menutupi cacat barang dengan memolesbarang sedemikian rupa sehingga sangat menarik dan dapat dijualdengan harga di atas harga pasar.

Dan terkadang dengan cara menampilkan barang denganpenuh rekayasa sehingga terjual dengan harga tinggi, sepertimembiarkan susu hewan tidak diperah beberapa hari agar kelihatankantung susunya penuh saat dijual sehingga terjual dengan hargamahal, karena pembeli mengira bahwa susu hewan ini banyak.

L74

2.2.3.1.2.2.1 Cacat Produk Makanan yang Diberi BahanTambahan, Pengawet, atau Hormon PerangsangPertumbuhan Terlarang

Di antara bentuk ghisyry yang banyak dilakukan oleh para produsenmakanan olahan adalah memberikan zat tambahan agar produkmenjadi lebih awet dan tahan lama sehingga dapat mencegah

terjadinya kerugian akibat busuknya makanan yang tidak terjual dihari pembuatan.

Begitu juga petani buah-buahan dan palawija terkadangmereka memberikan hormon agar buah lebih besar, kwalitas lebihbagus,lebih cepat dituai sehingga produksi dan keuntungan berlipat-ganda.

Sayangnya, bahan-bahan yang dipakai oleh para produsensering bahan-bahan yang terlarang digunakan untuk produkmakanan, karena berbahaya untuk kesehatan manusia.

Di antara bahan pengawet berbahaya yang digunakan secaraIuas oleh produsen makanan olahan adalah Formalin danBoraks.

Formalin adalah nama dagang dari formaldehida (HCHO).

Dipasarkan dalam bentuk cair dan bubuk. Biasanya formalinmengandung 30 - 40 o/o formaldehid dalam pelarut air dan

mengandung 10 o/o metanol.

Formalin banyak disalahgunakan untuk mengawetkanmakanan seperti tahu, tempe, mie basah, ikan dan lain-lain.

Bahan pengawet ini sangat berbahaya bagi kesehatan. Bagi

tubuh manusia diketahui sebagai zat beracun, karsinogen(menyebabkan kanker), mutagen yang menyebabkan perubahan sel

dan jaringan tubuh, korosif dan iritatif.

Orang yang mengonsumsinya pada kondisi akut akan munculgejala-geiala: muntah, diare bercampur darah, kencing bercampurdarah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredarandarah.

Penggunaan formalin jangka panjang dapat menyebabkankanker mulut dan tenggorokan.

Maka penggunaan formalin dalam makanan menimbulkan efekyang berbahaya bagi kesehatan, baik dalam jangka pendek maupunpada penggunaan jangka panjang serta pada batas ambang aman200.

200 Sumber Dinkes DIY, Seksi Farmakmin.

L75

Oleh karena itu, penggunaan formalin sebagai bahan pengawetmakanan telah dilarang oleh departemen kesehatan.

Boraks merupakan asam borat murni sebagai bahanpembuatan industri farmasi. Dalam dunia industri, boraks menjadibahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, danpengontrol kecoa. Boraks tidak aman untuk dikonsumsi sebagaimakanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponendalam makanan sudah meluas di Indonesia.

Boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikutini: kerupuk beras, sebagai komponen pembantu pembuatan gendar(adonan calon kerupuk), mie, lontong (sebagai pengeras), ketupat(sebagai pengeras), bakso (sebagai pengawet dan pengeras), kecap(sebagai pengawet).

Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memangtidak serta merta berakibat buruk terhadap kesehatan, tetapi apabilaboraks masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan menumpuksedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh manusia secarakumulatif. Dan akibat/efeknya akan dirasakan di kemudian hari.

Dampak karena seringnya mengonsumsi makanan yangmengandung boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal.

Oleh karena itu, penggunaan boraks sebagai bahan tambahanmakanan telah dilarang oleh Pemerintah sejak luli L979, hal tersebutdimantapkan kembali dengan SK Menteri Kesehatan RI No7 3 3 /M enk es / P er / lX/ 1 9 88201.

2.2.3.1.2.3 Hukum Ghisysy dalam Makanan Olahan dan Buah-Buahan dengan Menggunakan Zat Terlarang

Ibnu Rusyd (wafat: 595H) berkata, "siapapun orangnya, tidak bolehia mencampurkan bahan yang tidak baik ke dalam bahan yang baikuntuk dijual, sekolipun dia memberitahukan kepada pembeli bahwabarang yang dijualnya telah dicampur dengan bohan yang tidak baikDan seharusnya pihok yang berwenang mencegah tindakan tersebuts e rta m e nj atuhi p e I akuny a h uku m a n c amb uk' 2o2 .

Komite tetap untuk penelitian ilmiyah dan fatwa kerajaan ArabSaudi telah mengeluarkan fatwa haram menggunakan zat terlarangdalam makanan dan buah-buahan.

2or www.kompasiana.com L4 May 2011.2oz Mawqhibul jalil,jilid IV, hal343.

L76

Fatwa ini ditanda tangani oleh: Syaikh Abdul Aziz Al Syaikh(ketua), Syaikh Abdullah Al Ghudaiyan, Dr. Shalih Al Fauzan dan Dr.

Bakar Abu Zaid (Anggota), nomor fatwa: 2L407, yang berbunyi,

"Soal: kami para petani semangka di Wadi Dawasir, sebagaiankami menggunakan:

- Hormon terlarang, untuk meningkatkan produksi. Buahlebih besar dan lebih berkualitas. Hormon ini dilarangpenggunaannya secara resmi oleh departemen pertanian,karena berhaya bagi kesehatan manusia.

- Racun serangga (pestisida), yang setelah disemprotkan ketanaman maka buah tidak boleh dipanen sebelum berlalu 7

hari, akan tetapi sebagian kami telah memanennya sebelumberlalu waktu yang ditentukan.

Bagaimanakah hukum menggunakan hormon dan racunserangga tersebut? Serta apa hukum uang hasil penjualan buahsemangka tersebut?

fawab: lni adalah perbuatan haram, karena menipu/curangterhadap kaum muslimin. Diriwayatkan dalam hadis shahih Nabishallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

<<eSesungguhnya orang yang menipu/curangg olonganku ". (HR. Muslim).

Perbuatan tersebut membahayakan kesehatan seluruh uma,dan barang siapa yang melakukan demikian niscaya AIIah akanmembuat pelakunya dalam bahaya iuga, pelakunya berdosa, uanghasil usahanya haram dan ia pantas diiatuhi hukuman, karena ia telahmelakukan kecurangan dan berbuat dosa. Siapa saia yang mengetahuiproses produksi dengan cara tersebut maka ia tidak boleh

memasarkan, menawarkan dan menjualnya, karena termasuk salingtolong dalam kemaksiatan dan pelanggaraa Allah berfirman,

adli $L ,9yytidak termasuk

tSl;Ug iJ)(v9lt

lstu bt;ltl

"Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.Dan bertalotalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat beratsiksa-Nya". (Al Maidah: 2).

Hendakloh para petani tersebut dan umat lslam seluruhnyabertal<wa kepada Allah, tolong menolong dalam kebaikan dan

ketalo,vaan, menghindari hal-hal yang menimbulkan dosa dan

fs.ifl orJ$lr3 i\jl ,*

177

pelanggaran, mencari usaha halal dan rizki yang baitj janganterpedaya dengan gemerlap dunia, mengumpulkan harta sekalipundari jalan yang tidak dibenarkan. sungguh sedikit harta halat lebihbaik dari harta haram sekalipun banyak.

Dan menjadi kewajiban bagi setiap umat Islamyang mengetahuiperbuatan tersebut memberitahukan pihak berwenang agar diambiltindakan terhadap pelakunyo, karena ini termasuk kemungkaranyangwajib dicegah. Dan menjadi kewajiban umat Islam untuk salingmenasehati dalam kebenaran, kesabaran dan menganjurkan berbuatbaik, mencegah perbuatan mungkar serta memberikan kesadarankepada saudarany a se-iman t'2o3.

2.2.3.1.2.4 Pemalsuan Merek Dagang (Barang Tiruan)Yang dimaksud dengan merek dagang adalah: Nama, simbol, gambar,huruf, kata atau tanda lainnya yang digunakan oleh industri danperusahaan dagang untuk memberi nama pada barang-barangnyadengan tujuan untuk membedakan diri dari yang lain. Biasanyamerek dagang dilindungi oleh undang-undangzoa.

Merek dagang tidak dikenal di masa dahulu. Oleh karena itupara ulama kontemporer berijtihad mengeluarkan hukum tentangmerek dagang.

Merek dagang dapat disamakan dengan manfaat (manafi) yangdimiliki, dapat dipindah-tangankan dengan imbalan maupun tidahdan tidak boleh dibajaftzos.

Oleh karena itu, Majma' AI Fiqh AI Islami (divisi fikih OKIJmemutuskan dalam muktamar ke V di Kuwait, tahun 1988, no: 43(5/5), yang berbunyi, "Nam a dagang, merek dagang dan hak ciptaadalah hak pemiliknya. Dalam aturan dagang sekarang mempunyainilai ekonomi, karena pemiliknya telah mengeluarkan biaya untukmemilikinya. Hak-hok ini juga diakui oleh syariaL Tidak bolehdilang g ar (dib ai ak1"zoe.

Ghisysy (pemalsuan) merek dagang biasanya dilakukan olehorang-orang yang ingin mendapat keuntungan besar dengan caramemproduksi/membeli barang yang serupa dengan barang yangdiproduksi oleh sebuah perusahaan yang terkenal, lalu memalsukanmerek dagang perusahaan tersebut dan dibubuhkan pada barang

203 Fatawa Lajnah Daimah,jilid XI, hal7l-72.204 Kamus besar bahasa Indonesia,hal STT .20s Dr. Abdullah AsSulami, z{1 Ghisysy wa atsaruhu fil 'uqud, jilid II, hal 657.206 Journal majma'Al Fiqh Al Islami , edisi V, jilid III, halZZ6T -

L78

tiruan. Dengan demikian pemalsu merek dagang tadi mendapatkeuntungan yang besar, karena jika ia tidak memakai merek dagangperusahaan terkenal tadi, kemungkinan barangnya tidak laku atautidak akan terjual dengan harga yang tinggi.

Pemalsuan merek dagang jelas merugikan berbagai pihak.Tindakan ini merugikan perusahaan yang dipalsukan, karenaumumnya kwalitas barang palsu di bawah barang yang asli, tentunyapemalsuan ini akan menurunkan citra perusahaan yang dipalsukan,selain itu juga pencurian terhadap hak perusahaan lain. Iugamerugikan pedagang yang menjual barang merek dagang asli, karenaada juga barang tiruan yang dijual dengan harga jauh dibawah hargabarang asli. Dengan cara pemalsuan tadi maka pembeli lebih memilihbarang tiruan. Dan ini jelas persaingan niaga yang tidak sehat. fugamerugikan pembeli, karena terkadang penjual tidakmemberitahukan bahwa barang yang dijualnya palsu dan diiualdengan harga yang sama dengan harga barang asli. Seandainyapembeli tahu bahwa barang yang ditawarkan adalah palsukemungkinan dia tidak mau membelinya sekalipun dengan hargalebih murah.

Dengan demikian pembeli telah membayar uang yang tidak adaimbalannya dari penjual, yaitu selisih antara harga barang asli danbarang tiruan. Ini termasuk memakan harta orang lain dengan carayang batil, karena pembeli tidak ridha dengan barang palsu andai diatahu.

Allah telah melarang hal ini dengan firmanNya,

(&lii. r+ F+ SrC trlS'u i rs:ir orrlt Sj u)"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakanharta sesamamu dengan jalan yang batil". [An Nisaa: 29).

2.2.3.1.2.5 Ghisyry lklan Produk

Iklan adalah: pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenaibarang atau jasa yag dijual melalui media cetah visual dan non-visualdengan tujuan mendorong atau menarik mereka untuk membeliproduk yang diiklankan2oT.

Iklan produk barang/jasa telah dikenal sejak dahulu. Di pasar-pasar terdapat dallal (orang upahan) meneriakkan nama barang

207 Syaikhah AI Mibrad,universitas islam Alt427H.

Al iklqn attijari -dirasah fiqhiyyah-,Imam Muhammad bin Saud, Riyadh,

hal 38, thesis diArab Saudi, tahun

L79

serta spesifikasinya sehingga para pembeli berdatangan ke tempattersebut untuk membeli barang yang mereka inginkan.

Mengiklankan sebuah produk sangat dibutuhkan oleh pihakprodusen, pemilik barang atau jasa untuk memasarkan barang/jasayang mereka miliki. Dan juga sangat dibutuhkan oleh parapembeli/pengguna jasa untuk memberikan informasi yang akuratsehingga pihak konsumen dapat menentukan pilihan merekaterhadap barang/jasa sesuai dengan keinginan dan anggaranmereka.

Karena kebutuhan pemilik barang/jasa dan konsumen akaniklan produk maka iklan sudah dikenal sejak lama dari masarasulullah shallallahu alaihi wa sallam 208. Dan atas dasar kebutuhanakan iklan produk dan karena hukum asal muamalat adalah mubahselama tidak terdapat larangan maka hukum mengiklankan produkdibenarkan dalam Islamzoe.

Akan tetapi, di berbagai media massa setiap hari banyakdisaksikan iklan-iklan yang tidak sesuai dengan aturan syariat. Agarhukum boleh beriklan tidak berubah menjadi haram harus terpenuhiketentuan-ketentuan berikut:

1. Tidak mengandung unsur ghisysy. Jujur dalam pesan daninformasi yang disampaikan kepada khalayak ramai, sertamenjelaskan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh calonkonsumen. Dan tidak boleh memuji produk dengan kata-kata bohong atau terlalu berlebihan (tadlis), dan tidakboleh menyembunyikan cacat produk dalam beriklan(kitmanul'aib).

2. Produk yang diiklankan bukanlah produk yang dilarangoleh agama. Maka tidak boleh mengiklankan bir dan segalabentuk minuman yang memabukkan, tidak bolehmengiklankan rokok dan tidak boleh mengiklankannyanyian dan musik yang diharamkan, dan tidak bolehmengiklankan produk bank riba.

3. Iklan tidak boleh disertai dengan hal-hal yang maksiatseperti bintang iklan seorang wanita cantik yang tidakmenutup aurat serta mengundang syahwat dengan gerakandan suaranya. Maka mengiklankan dengan cara inisekalipun barangnya mubah akan tetapi caramengiklankannya haram.

?08 Al Mousu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, jilid. X, hal. 151-152.20e Dr. Abdullah AsSulami,.4I Ghisysy wa atsaruhu fil'uqud, jilid ll, hal 67 2.

180

4. Tidak merendahkansabda Nabi shallallahu

produk saingannya, berdasarkan'alaihiwa sallam:

11a^,,,irl {-r=i U 1;i) Ld *:= Sii'i rrr-il Y)"Tidak sempurna keimanan seseorang hingga ia menyukaiuntuk saudaranya apa yang dia sukai untuk dirinya". (HRBukhari dan Muslim).

Tentulah pembuat iklan tidak menginginkan hal tersebutdilakukan oleh pesaingnya maka janganlah dia lakukan halserupa, karena ini termasuk menzalimi orang lain 210.

Pelanggaran terhadap salah satu ketentuan di atas hukumnyaharam, akan tetapi akad jual-belinya sah. Kecuali pelanggaran poinkedua bahwa barangyang diiklankan adalah barang haram.

Dan karena iklan biasanya ditujukan kepada khalayak ramaimaka berbuat curang (shisysy) dalam beriklan jelas menzalimi orangbanyak.

2.2.3.1.2.6. Ghisysy di Dunia Pendidikan

Ghisysy (penipuan) ternyata bukan saja dipraktikkan di dunianiaga. Di dunia pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar hinggaperguruan tinggi pralctik ghisysy tidak asing lagi, dilakukan olehperorangan ataupun massal. Praktik ini dikenal dengan curan&menyontek pada saat ulangan umum. fuga termasuk dalam bentukghisysy tindakan plagiat dalam karya ilmiah yang menjadi syaratkelulusan. Dan ghisysy yang lebih tinggi lagi adalah praktik jual-beliijazah.

Tradisi ghisysy ini telah mengakar dan membudaya di tengahsebagian masyarakat Indonesia, sehingga pada saat ada salahseorang yang membongkar praktik ghisyry pada Ujian Nasional disalah satu Sekolah Dasar di sebuah kota, bukannya ia mendapatdukungan dari masyarakatnya, malah ia dikucilkan dan diusir darirumahnya sendiri oleh orang-orang di sekitarnya. Dan di salah satudaerah lainnya agar ghisysy tidak terjadi di sekolah-sekolah pasukankeamanan dengan seragam lengkap harus mengawal pendistribusiansoal ujian.

Gejala ini sangat menyedihkan, karena anggota masyarakatyang telah menganggap lumrah praktik ghisysy di lembagapendidikan mayoritasnya adalah umat Islam. Tentulah kejahatan ini

210 Dr. Abdullah AsSulami, jilid ll, hal 67 4-67 6.

181

diakibatkan karena mereka telah menjauh dari agama mereka yangmenjunjung tinggi kejujuran dan menumpas segala bentuk penipuan.

Islam telah mengharamkan persaksian palsu danmenempatkan dosa ini dalam jajaran dosa besar sebagaimana yangditegaskan oleh Al Haitamy, "Dosa besar yang ke- 437 dan ke- 438:memberikan dan menerima persoksian palsu". Dan praktik jual-beliijazah merupakan bagian dari persaksian palsu, karena lembaga yangmenjual ijazah kepada seorang oknum sesungguhnya telah bersaksibahwa oknum ini telah menempuh pendidikan sekian lama dilembaga tersebut, juga telah mengikuti ujian, dan berhak mendapatnilai sekian.

Allah telah mejelaskan sifat-sifat para hambaNya, diantara sifatmereka tidak memberikan persaksian palsu. Allah berfirman,

(:s-jlr &r.44 { o#llJ)"Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu". (Al-Furqaan:72).

Diriwayatkan dari Abi Bakrah radhiyallahu anhu, ia berkata,"Kami berada di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalubeliau bersabda,

3* s ,*n! &tr;}$ry) Ex (r.i.lisir Jrs. ! $ti ii)*t J-t4ck; <<- ;,!t J5 5 - u[tisqi; ,#.]!rt:G ji roi;E aJli w.iJ# ,& #sdt al .J-

,.,(:u ffii"Maukah kalian aku beritahu dosa yang paling besar? 3x , kamiberkata, "Tentu, wahai Rasulullah," Ia bersabda, "Berbuat syirikkepada Allah, dan durhaka kepada kedua orang tua, persaksian palsudan perkataan dusta," awalnya beliau bertelekan lalu duduk beliauterus mengulang-ulang kalimat ini sehingga kami berkata, "semogab eliau b erhenti" . (Muttafaq'alaih).

Begitu juga dengan praktik contek-menyontekulangan merupakan ghisysy yang Nabi berlepas diripelakunya. Beliau bersabda,

<et4li

pada saatdari para

tr*-. o- -U*'e U.o))

"Tidak termasuk golonganku orang yang menipu". (HR Muslim).

Akibat dari ghisysy pada saat ulangan atau membeli ijazah tidakberhenti di situ. Pada saat ijazah dan nilai ujian dipergunakan untuk

L82

melamar pekerjaan dan dia mendapat pekerjaan denganmenggunakan ijazah dengan nilai yang diperoleh dari hasil ghisysy(penipuan dengan menyontek) maka gaji yang dia terima setiap

bulannya dikhawatirkan tidak halal. Karena merupakan hasilpenipuan nilai dan liazah.

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentangseorang murid yang memberikan contekan ulangan kepadatemannya, maka beliau meniawab, "seorong murid -sama sekali'tidak boleh membantu temannya memberikan iawaban uiian, karenaperbuatan ini termasuk berkhianat dan pihak yang berwenang tidakmembolehkannya. Perbuatan ini termasuk pada hakikatnya adalahkezaliman terhadap murid yang dibontu, iuga kezaliman dari muridyang membantu, serta tindakkejahatan terhadap lembaga pendidikandan terhadap umat

Perbuatan ini menzalimi siswa yang dibantu karena diadibantu untuk melakukan sebuah perbuatan dosa, yaitu menipu. Nabitelah bersabda,

<<,*i+E t$L ,4YY

"Tidak termasuk golonganku orang yang menipu". (HR Muslim).

Perbuatan ini kezaliman dari murid yong membantu, karena diatelah membantu terjadinya sebuah perbuatan dosa, yaitu menipu. Dan

orang yang membantu terjadinya sebuah dosa niscaya mendapatkandosa yang sama, sungguh Nabi telah mengutuk orang yang memakanriba, yang memberikan riba, dua saksi transaksi riba dan penulis akadriba, mereka seluruhnya sama berdosa. Dari hadis ini, sangat ielasbahwa orang yang membantu teriadinya sebuah dosa dia iugoberdosa.

Perbuatan ini merupakan tindak kejahaton terhadap umat,karena umqt yang terdiri dari para lulusan sekoloh hasil penipuan

adalah sebuah umatyang berada dalam kehancuran...

Oleh karena itu, saya menasehati para siswa dan mahasiswahendaknya mereka takut kepoda Allah pada saat mengerjakanulangan ... begitu juga nasehat saya kepada paro guru dan parapengawos ulangan agar takut kepoda AIIah dan jangan melalaikantugas. Karena kelak di akhirat mereka akan diminta pertanggung-jawabannya terhadap tugas yang diamanahkan kepada merekailztr.

ztr Fatawa "Nuurun ala ad darb".

183

Dalam majlis yang lain syaikh ditanya tentang hal serupa danbeliau meniawab, "Tidak boleh bagi seorang pelajar/mahasiswaberbuat curang ketika ujian, karena kecurangan tersebut termasukdosa besar berdasarkan hadis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,"Siapa saja yang menipu kami (berbuat curang) maka dia tidaktermasuk bagian dari kami", karena dengan kecurangonnya tersebutdia akan mendapatkan tanda kelulusan (ijazah) padahal dia tidakberhak menerimanya, kemudian dia mendapat pekerjaan tertentu disebuah instansi, dimana posrsi tersebut tidak diberikan kecuali kepadaorang yang punya ijazah (tadi), kalau seandainya ijazahnya tersebutdidapatkan dengan curang, maka dikhowatirkan gaji yangditerimanya menjadi haram (hukumnya) karena dia mengambil gajitersebul padahal dia tidak berhak mendapatkannya disebobkan diatidak mendapatkan nilai (yang ada di ijazahnya) dengan caro yangbenar atau lebih tepotnya dikatakan bahwa pada hakikatnya diabelum mendapatkan nilai yang membuat dia layak untuk mendudukijabatan tersebul maka gaji yang diambilnya termasuk dalam kategorimemakan harta dengan carayang bathilil2tz.

2.2.3.1.3 Status Akad fual Beli yang MengandungGhisysy padaBarang

Para ulama berpendapat bahwa status akad jual beli barang dengancara ghisysy dan cacat yang tidak dijelaskan oleh penjual hukumnyasah, akan tetapi penjualnya berdosa. Berdasarkan sabda Nabishallallahu' alaihi w a sallam,

Kr"Janganlah kalian melakukan tashriyah (membiarkan hewan ternakyang sedang menyusui untuk tidak diperah agar kelihatan banyaksusunya saat dijual). Siapa yang terlanjur membeli hewan yangditashriyah setelah ia memerah susunya, maka ia berhak memilihantara meneruskan untuk membeli atau jika ia tidak rela maka bolehmengembolikan hewan serta menarik uang dan ia harus membayar L

sha' kurma untuk pemilik hewan. (HR. Bukhari dan Muslim).

Pilihan yang diberikan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamkepada pembeli yang tertipu oleh penjual antara meneruskanpembelian atau mengembalikannya menunjukkan bahwa akadnya

212 lbid.

L84

u'j,; Yy>ti,i'fu ol ,l.ilfi;

\t (yr,k<-ii

sah, karena jika tidak sah Nabi sha/lallahu 'alaihi wa sallam tidakakan memberikan pilihan untuk meneruskan akad, akan tetapimembatalkan dan mengharuskan untuk mengulangi akad jual-beli.

Hak pembeli yang tertipu untuk memilih antara meneruskanjual-beli atau meminta kembali uangnya disebut dengan khiyar aib.

2.2.3.1.4 Khiy ar Aib / Khiy ar T a dlis Hak Pemb eli

Seseorang membeli barang namun ternyata didapati barang tersebuttidak seperti yang digambarkan penjual. Dan pembeli tidakmengetahui sebelumnya dan juga tidak diberitahu oleh penjual makadia berhak memilih:

- Meneruskan pembelian tanpa kompensasi apapun dari pihakpenjual, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis tashriyah.

- Mengembalikan barang dan menarik kembali uang yang telahdibayar sepenuhnya, serta keuntungan iasa memakai barangdari waktu hingga barang dikembalikan kepada penjual tidakperlu dibayar.

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa seoranglaki-laki membeli budah setelah budak tersebut ia pekerjakanselama beberapa waktu ternyata budak itu cacat. Pembelimengembalikan budak kepada penjual serta meminta kembaliuangnya. Penjual meminta biaya kompensasi selama budakdigunakan oleh pembeli. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

(cutlL tr>rt,ia tidak berhak memintanya, karena jika budak itu mati tentukerugian ditanggung oleh pembeli. (HR. Ibnu Majah. Hadis inidihasankan oleh Al Albani).

Menahan barang serta meminta sebagian dari uang yang telahdibayar seukuran kekurangan nilai harga barang tersebutdikarenakan cacat. Uang ini disebut dengan (Arsy). Inimerupakan pendapat mazhab Hanbali.

|umhur para ulama berpendapat bahwa pilihan ketigabukanlah hak pembeli, karena tidak ada dalil tentang itu.Dengan demikian, jumhur mensyaratkan untuk pilihan ketigaharus ada kerelaan penjual untuk memberikan kompensasi.

Cara MenghitungArsy

Cara menghitung arsy dapat dilakukan seperti contoh berikut:

185

A membeli mobil dengan harga 54 juta rupiah, ternyata gigitransmisinya tidak berfungsi dengan baik. Maka untukmenentukan berapa uang yang harus dikembalikan penjualharga mobil ditaksir oleh pedagang yang berpengalamantentang harga mobil bekas. Ia menaksir mobil dalam keadaanbaik misalnya, seharga 45 juta rupiah dan dalam kondisi gigitransmisi rusak seharga 40 juta rupiah. Dengan demikianselisih antara 2 harga adalah 5 juta rupiah, sama dengan L/9dari harga keseluruhan. Maka pembeli boleh pilih antaramenarik kembali seluruh uangnya yaitu 54 juta rupiah ataumengambil mobil tersebut dan menarik arsy sebanyak L/9 dari54 juta rupiah = 6 juta rupiah, jika penjual ridha.

2.2.3.L.5 Sanksi untuk Pedagang yang Melakukan Ghisysy

Sebagian para pedagang tidak berhenti melakukan penipuan dalamberdagang dengan sekedar himbauan dan kesadaran beragama saja.

Maka mengingat tindakan ini sangat merugikan konsumenyang umumnya adalah rakyat (masyarakat banyak) sebagaipengguna akhir sebuah produk/jasa maka dibutuhkan kebijakanpemerintah setempat untuk membentuk (hisbah) badan pemeriksapasar yang bertugas memeriksa kecurangan-kecurangan yangdilakukan oleh para pedagang seperti: kecurangan timbangan,barang cacat, barang tiruan, barang yang telah kadaluwarsa,makanan olahan bercampur zat berbahaya dan lain-lainnya sertamenjatuhkan sanksi kepada para pedagang yang tidak patuh.

Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah shal/allahu 'alaihi wasallam dengan melakukan pemeriksaan di pasar Madinah. Suatu haribeliau melakukan pemeriksaan di pasar dan ternyata mendapatiseorang pedagang yang curan& menyembunyikan gandum yangrusak di tumpukan bawah. Maka beliau mengatakan kata-katacelaan, "Orang yang menipu bukan golonganku".

Tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ini diikuti olehpara khalifah setelah beliau. Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu,disamping mengangkat petugas khusus untuk memeriksakecurangan di pasar Madinah beliau juga sering melakukanpemeriksaan sendiri. Suatu hari, Umar memeriksa para pedagang dipasar Madinah. Beliau mendapati seorang pedagang mencampursusu dengan air untuk dijualnya. Maka Umar mengambil semua susuyang telah dicampur air, lalu beliau tumpahkan ke tanah.

Umar juga pernah menjatuhkan sanksi cambuk terhadapseorang yang memalsukan stempel baitul maal (kas Negara), dan

186

berhasil mendapatkan uang dari tindakan penipuan tersebut. Umarmencambuk pelaku pemalsuan stempel baitul maal di hari pertama100 kali cambuk keesokan harinya 100 kali cambuk dan di hariketiga juga 100 kali cambukz13.

Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu -sebagaimana

diriwayatkan oleh Ibnu Sa'ad- keluar dari kediamannya menujupasar sambil membawa tongkat, berjalan di tengah pasar. Beliaumenyerukan agar para pedagang bertalaara kepada Allah dan

berniaga dengan cara yang baik ia juga berkata, "Sempurnakan

takaran dan timbangan (jangan curang)! fuga berkata, "Jangan

gembungkan daging (dengan cara ditiup)lzt4.

2.2.3.2 lhtikar (Menimbun Barang)

Di antara transaksi yang menzalimi orang banyak adalah menimbunbarang. Aksi menimbun barang dengan tujuan menguasai pasar danmenentukan harga sekehendaknya telah dilakukan oleh sebagianpedagang sejak dahulu kala. Sejak zaman Rasulullah shallallahualaihiwa sallam dan aksi ini dikenal dengan ihtikar.

Akan tetapi, mengingat aksi ini tetap dipraktikan pada masa

sekarang dan objeknya lebih luas, meliputi: bahan makanan poko(mata uang, bahan bakar bahkan tiket kereta api dan pesawat pada

musim liburan dan masyarakat yang menjadi korban ulah parapedagang ini juga makin maiemuk, maka dirasa perlu untukmenjelaskan hukumnya dari tinjauan syar'i.

Ihtikar, yaitu: membeli barang melebihi kebutuhan dengantuiuan menimbunnya, menguasai pasar dan diiual dengan harga

tinggi sekehendaknya padamembutuhkannya2ls.

saat khalayak ramai

2.2.3.2.t Hukum lhtikar (Menimbun Barang)

Islam tidak melarang pedagang meraup laba sebesar-besarnya dariusaha niaga yang dilakukan, selagi tidak melanggar hak-hak Allahdan tidak merugikan orang lain, baik individu maupun khalayakramai216.

213 Ibnu Taimiyah,AI Hisbahfil rslam, hal50.2t4 At Thabaqat aI kubro, iilid III, hal 28.

21s Dr. Usamah Abdul Sami', ^41 ihtikar fi mizan asy qtariah al islamiyah, hal 15.

216 Dr. Abdullah Al Mushlih dan Dr. Shalah As Shawi', Ma la yasu' at tajir jahluhu,

hal. 64.

L87

Di antara cara memperoleh laba yang merugikan orang lainadalah ihtikar. Di mana sekelompok orang mengusai hajat orangbanyak dan menetapkan harga semena-mena. Mereka membelibahan-bahan kebutuhan pokok dari para pemasok, lalumenimbunnya hingga barang-barang tersebut langka di pasaran.Pada saat barang langka di pasar dan harga naik melambung tinggimereka menjualnya dengan harga yang sangat tinggi, dengandemikian mereka memperoleh laba yang sangatbesar.

Kalaulah kenaikan harga tanpa direkayasa oleh sekelompokoran& terjadi murni karena jumlah barang sedikit akibat gagal panendan musibah lainnya, atau jumlah permintaan yang tinggi padamusim-musim tertentu oleh para konsumen, tentu keuntungan daripenjualan dengan harga tinggi sesuai dengan harga pasar padawaktu itu adalah halal. Dan laba yang besar tersebut merupakan rizkidari Allah untuk para pedagang.

Suatu ketika harga bahan-bahan makanan melambung tinggi dimasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka beberapasahabat mengadu kepada Rasulullah meminta beliau untuk mematokharga.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,, o.\r

J+J Y ,J.1t'jt., atlt 3!.rl

crattt

G!:;J(ru Yj ei Gi'tr e

"Sesungguhnya, hanya AIIah yang menetapkan harga, Dia Yangmenahan, Dia Yong menghamparkan dan Dia Yang memberi rezki.Sesungguhnya aku berharap dapat menemui Allah (di akhirat) tanpaseorangpun menuntut balasan kezaliman yong aku lakukan terhadapharta dan jiwa (karena menzalimi pedagang dengon menetapkanharga yang tentunya mengurangi laba untuk mereka)". (HR. AbuDaud, dinyatakan shahih oleh Al Albani).

Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak maumenzalimi para pedagang dengan menurunkan laba yang seharusnyamereka dapatkan dari kenaikan harga, maka beliau juga tidak maupara pedagang menzalimi khalayak ramai dengan cara ihtikarsehingga harga barang-barang kebutuhan pokok naik tinggi yangberakibat kepada menurunnya daya beli uang yang berada di tanganmasyarakat banyak. Dan orang banyak akan mengalami kesulitanmemenuhi kebutuhan pokok mereka untuk menyambung hidup,sungguh ihtikar adalah tindakan kezaliman yang nyata.

188

Oleh karena besarnya dampak ihtikar terhadap rakyat banyakmaka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mencap pelakunya sebagai

pendosa, Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

((p_ 11 .j1 3gl v,"Ihtikar tidak akan dilakukan kecuali oleh seorang pendosa". (HR.

Muslim).

Selain dicap sebagai pendosa, pelaku ihtikar pantas

dilemparkan ke dalam jurang neraka yang dalam, karena dia telahmenyusahkan orang banyak untuk mendapatkan kebutuhan pokok.

Nabi shallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

J6lJk*Li U zrf.=J t,Jlia#,;.aii{ii ar

L))e"Barang siapa yang mempengaruhi harga bahan makanan kaum

muslimin sehingga meniadi mahal, merupokan hak Allah untukmelemparkannya ke dalam tempatyang besar di neraka nanti di harikiamat'''. (HR. Ahmad. Al Arnauth berkata,"sanod hadis ini iayyid").

Karena begitu berat ancaman bagi pelaku ihtikar maka IbnuHajar Al Haitami mengklasifikasikan aksi menimbun ini ke dalam

dosa besar217.

2.2.3.2.2Menyimpan Bahan Makanan untuk KebutuhanSetahun atau Menabung untuk Kebutuhan HariEsok, Apakah Termasuk lhtikar?

Tidak seorangpun tahu apa yang akan terjadi pada diri dan keluargayang berada dalam tanggungannya pada hari esok. Apakah dia masih

mampu bekerja memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya atau

tidak. Dan sekalipun dia masih mampu bekerja, namun dia iuga tidaktahu apakah hasil usahanya dapat membeli kebutuhan pokok atau

tidak akibat terjadinya inflasi.

Maka sudah menjadi tabiat manusia membeli bahan makananpokok sebanyak mungkin pada saat harga murah/panen dan

menyimpannya selama beberapa bulan hingga panen mendatang.

Dan merupakan tuntutan naluri untuk menabung uang sisa

kebutuhan bulan ini untuk hari tua. Namun, apakah tindakan inidapat digolongkan ihtikar dan dilarang Islam?

c

zrt Az Zowajir, jilid II, hal 389.

189

|ika jumlah yang disimpannya kurang dari satu nishab zakat,yaitu: 20 Dinar (t85g) emas dan 300 sha' (t617kg) makanan pokoksemua para ulama sepakat hukumnya boleh, karena harta di bawahnishab zakat dianggap sedikit 218.

Bila mencapai nishab maka wajib dikeluarkan zakatnya. Jikatidak dikeluarkan maka harta yang disimpan tersebut akan berubahmenjadi azab bagi pemiliknya. Allah berfirman,

"Don orang-orqng yang menyimpan emas dan perak dan tidakmenaJkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepadamereka, (bahwa mereka akan mendapot) siksa yang pedih, pada haridipanaskan emos perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakardengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (laludikatokan) kepoda mereko, "lnilah harta bendamu yang kamu simpanuntuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apayang kamu simpan ifu." (At Taubah: 34-35).

Namun, jika harta yang disimpan telah dibayarkan zakatnya,maka harta tersebut boleh disimpan seberapapun jumlahnya, jikatidak merusak harga pasar dan tidak ada niat untuk mencarikeuntungan dari kelangkaan barang.

Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut:

Firman Allah ta'ala:

i6 iii- r uiisl$ Fri.i"u,idrl3:u+ b;\'i'c o-'? 9'i- ab

- ;.\J--lJ;--ti"fuifl ir- }+!e Y! oal7 ic -{, 7't -t

(-ta'y,Et &tii a.i ie$&q #c

2ts Al Mausutah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyoh, jilid II, hal347.

190

<tui+#s

Yusuf berkata, "supaya kamu bertanam tuiuh tahun(lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuaihendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untukkamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tuiuhtahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamusimpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikitdari (bibitgandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah ituakan datang tahun yang padanya manusia diberi huian(dengan cukup) don dimasa itu mereka memeras anggur."(Yusuf: 47-49).

Dalam ayat-ayat di atas dijelaskan bahwa Nabi Yusufalaihissalam menganjurkan untuk menyimpan bahanmakanan pokok untuk kebutuhan selama tujuh tahun demimenghadapi musim kemarau. Dengan kebijakanmenyimpan barang makanan pokok yang diterapkan NabiYusuf alaihissalam, penduduk negeri Mesir selamat darimusibah kelaparan akibat kemarau panjang yang teriadi.

Diriwayatkan dari Umar bin Khattab radhiyallahu'anhu,

!*i=Jj ,;+ra,llt d .f: a+

"Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah meniual sebidangkebun kurma beliauyang berada di perkebunan Bani Nadhir.Dan beliau menyisakan kurma untuk kebutuhan satu tahununtuk diri dan keluarganya". (HR. Bukhari).

Diriwayatkan dalam kisah Sa'ad bin abi Waqqashradhiyallahu 'anhu yang ingin berwasiat lebih dari 1/3hartanya, maka Nabi shallallahu'alaihi wa sallanl melarangdan bersabda,

"Berwasiatlah sepertiga dan sepertiga sudah cukup banyakSesungguhnya, jika engkau meninggalkan ahli warismudalam keadaan kaya lebih baik dari pada engkau tinggalkanmereka dalam keadaan miskin, mereka menadohkan tangankepada mqnusia". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa Saad bin abiWaqqash radhiyallahu 'anhu adalah seorang kaya yang

menyimpan hartanya melebihi kebutuhannya, sekalipun ia

1jlP

L9L

telah berwasiat L/3 dari hartanya namun penerimawarisnya masih dianggap kaya dengan harta warisan yangditerima. Maka jika menyimpan harta terlarang tentulahNabi shallallahu 'olaihi wa sallam akan menyuruh Sa'aduntuk berwasiat lebih sebagai balasan atas tindakan yangtidak baik.

Catatan: Perlu diingat bahwa hukum bolehnya menyimpanuang dan barang untuk kebutuhan hari esok diterapkan pada masa-masa normal. Akan tetapi, pada musim paceklik dimana rakyatbanyak kekurangan bahan pangan maka status orang yangmenyimpan bahan makanan pokok dalam jumlah besar sekalipununtuk kebutuhannya dianggap ihtikar serta pihak berwenang bolehmemaksanya untuk menjual barang yang disimpan.

An Nawawi berkata, "Menurut para ulama, hikmah menimbunbarang diharamkan untuk tidak menyulitkan khalayak manusia. Paraulama sepakat bahwa seseorang yang memiliki makanan pokok dalamjumlah besar sedangkan orang-orang berada dalam musim sulit dansangat butuh makanan pokolg maka pemilik makanan yang berlebihtadi boleh dipaksa pihak yang berwenang untuk menjualnya, agarkesulitan terangkat dari orang banyok"zle.

2.2.3.2.3 Menyimpan Barang untuk Diiual pada Saat HargaNaik, Apakah Termasuk lhtikar?

Para ulama sepakat bahwa ihtikar diharamkan karena merugikankhalayak ramai. Di mana aksi tersebut menyebabkan barang langkadan harga naik melambung tinggi2zo.

|ika seorang pedagang membeli barang pada saat murah, laludisimpan hingga harga naik dan dijual pada saat itu sesuai denganharga pasar, aksi ini tidak termasuk ihtikar. Dengan catatan, aksi initidak merugikan orang banyak dan tidak merusak harga, karenabarang tetap dijual dipasar oleh pedagang lain.

Mengenai harga jual yang lebih tinggi daripada harga saatdibeli adalah logis. Sebanding dengan bertambahnya biayaoperasional penyimpanan barang hingga saat barang dijual. Dan inimerupakan salah satu siasat dagang yang dibolehkan.

Imam Malik ditanya tentang orang yang menyimpan barangyang aksinya tidak mengganggu harga pasar. Ia menjawab, "Aksiyang dilakukannya boleh selagi tidak merusek pasar"zzL .

21e Al Majmu'Syarh Al Muhazzab,lilid XIII, hal48.220 Al Mausutah AI Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, jilid II, hal 91.

L92

Dalam Takmilat Al Majmu' iuga dijelaskan, "Ihtikar yangdiharamkan, yaitu: membeli barang pada saat harga naik dan

ditimbun agar harganya lebih tinggi lagi ... adapun jika membelibarang pada saat harga murah (musim panen) Ialu ditahan hinggaharga naik dan dijual soat itu, maka tidaklah diharamkanzzz.

Diriwayatkan bahwa Abu Zinad mempertanyakan aksi Sa'id AlMusayyib (wafat: 94H) menyimpan bahan makanan pokok padahal

dia yang meriwayatkan hadis larangan ihtikar. Ibnul Musayyibmenjawab,

"lni bukonlah ihtikar. Yang dimaksud Nabi dengan ihtikar adalahmembeli barang pada saat harga tinggi dan aksi ini tentu akanmenambah harga menjadi lebih tinggi lagi. Adapun membeli barangpada saat harga murah lalu disimpan hingga harganya naik dan diajual saat masyarakat ramai membutuhkan, maka perbuatan iniadalah suatu kebajikan". (Atsar ini diriwayatkan oleh Baihaqi).

Ibnul Musayyib menganggap tindakan tersebut sebagai sebuahkebajikan, karena tindakan pedagang menyimpan hingga menjualnyapada saat orang banyak membutuhkan termasuk dalam rangkamempertahankan keberadaan barang setiap musim. Jika hal ini tidakdilakukan tentulah barang akan sangat langka diluar musim panen

dan harga tinggi. Sebaliknya, di musim panen harga rendah bahkandapat terbuang percuma. Akibat yang ditimbulkan bila tidak ada aksipenyimpanan sementara ini tentu tidak sesuai dengan ajaran Islamyang melarang perbuaLan mubazir.

2.2,3.2.4 Obiek lhtikarApakah objek ihtikar terbatas pada bahan makanan pokok, atau juga

meliputi barang lain?

Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat.

Pendapat pertama: larangan ihtikar khusus untuk makananpokok saia. Pendapat ini merupakan mazhab Hanafi, Syaf i dan

Hanbali. Karena sebagian hadis yang melarang ihtikar disebutkanbahwa objeknya adalah makanan pokok. Di antaranya sabda Nabi

221 Al Mudqwwanah Al Kubra, jilid & hal 291.

222 Al Muthi'i, jilid xlll, hal44.

L93

G\ ;J i ui.l At JAt.j" s$! r-.i .;41

S, a;ht Gfi ct uG t4; Glui6 ti$i, -.l9

jF dllj iiFi 4ll j-61 ;uLt ri: *:' -'-O

shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Umar binKhattab radhiyallahu' anhu,

el i. ! 4il 4* ,i{nti.t o*rryir & JS=t q>>(ofxylj

"Barang siapa yang menimbun makanan pokok kaum muslimin,niscaya Allah akan menimpakan kepadanya penyakit kusta danperdagongannya okan bangkrut." (HR. Ibnu Majah. Al Bushairiberkata, " Sanad hadis ini jayyid").

Tanggapan: Kata makanan yang disebutkan dalam sebagianhadis yang melarang ihtikar tidak dapat dipahami bahwa selainmakan pokok boleh ditimbun, karena dalam ilmu ushul fikih inidinamakan dengan mafhum laqab dan mafhum laqab tunjukanmaknanya tidaklah kuat oleh karena itu tetap objek ihtikar mutlaktanpa pembatasan.

Pendapat kedua: objek ihtikar mutlak apapun jenisbarangnya. Pendapat ini merupakan mazhab Maliki.

Dalil pendapat ini adalah sebagian hadis-hadis yangmenjelaskan larangan ihtikar mutlak tidak disebutkan bahwaobjeknya adalah makanan. Maka apapun jenis barang yang menjadikebutuhan orang banyak, haram ditimbun.

Wallahu e'lem, pendapat ini lebih kuat, sesuai dengan hikmahpelarangan ihtikar, yaitu: tidak merugikan orang banyak. Makaapapun kebutuhan orang banyak tidak boleh ditimbun, seperti:bahan bakar, bahan bangunan, mata uang negara tertentu dan lainsebagainya.

Bahkan Ibnu Qayyim juga melarang monopoli, menguasai suatujasa tanpa ada pesaing dan menetapkan harga sekehendak pemberijasa. Dalam kondisi ini pihak berwenang wajib mengambil tindakanmematok harga agar rakyat banyak tidak terzalimi2z3.

Komite tetap fatwa dan penelitian ilmiyah kerajaan Arab Saudimenfatwakan hal yang sama, fatwa No. 6374, yang berbunyi, "Tidakboleh menimbun/menguasai apapun yang merupakan kebutuhanorong banyalg aksi ini disebut ihtikar ... adapun sesuatu yang bukanmerupakan kebutuhan orang banyak boleh disimpan dan dikuasai ...

pelarangan ini bertujuan agar tidak merugikan khalayek rama|zz4.

223 At Thuruq Al Hukmiyyoh,hal245-246.224 Fotawa lajnah daimah, iilid XIII, hal 184.

L94

Iuga dilarang oleh AAOIFI (Accounting and AuditingOrganization of Islamic Finance Institutions)22s dalam panduanperdagangan valuta asing yang menyatakan, "Tidak boleh melakukanperdagangan mata uang dengan tujuan ihtikar (monopoli), atautindakan opapun yang merugikan individu ataupun masyarakat luos".

2.2.3.2.5 Sanksi Pelaku lhtikarPada dasarnya Islam tidak mengekang kebebasan para pedagangmencari laba. Akan tetapi bila usaha pencarian laba merugikan orangbanyak dengan cara ihtikar, maka ulama sepakat bahwa pihak yangberwenang berhak memaksa pelaku ihtikar menjual barang yangditimbun dengan harga yang dipatok oleh pihak berwenang sehinggatidak merugikan orang banyak. Bila pelaku tidak melakukannya iaboleh dipenjara hingga mau menjual barangnla2z6.

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, "Terkadangkenaikan harga barang disebabkan oleh tindakan penimbunan barangoleh para pedagang ... pada saat itu pihak berwenang wajib mematokharga dan memaksa para penimbun menjual barangnya dengan harganormal ditambah laba yang masuk akal ... agar mereka tidak dianiayadan orang banyakpun tidak teraniaye"zzt.

2.2.3,3 KorupsiDi antara praktik haram dalam muamalat yang menzalimi orangbanyak adalah korupsi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwakorupsi adalah, "Penyelewengan atau penggelapan (uang negara atauperusahaan dsb) untuk keuntungan pribadi atau orang laint228.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa harta yangdiselewengkan oleh seorang pegawai koruptor adakalanya hartamilik sekelompok orang tertentu, seperti perusahaan atau harta

22s Lembaga resmi Internasional yang menyusun Standar Operasional Prosedurlembaga keuangan syariah, beranggotakan para ulama dan pakar ekonomi Islamyang dipilih dari seluruh dewan syariah di bank-bank syariah dunia, berpusat di

Bahrain, didirikan pada tahun 1991. Saat ini AAOIFI telah mengesahkan 48

standar operasional produk Lembaga Keuangan Islam. fuga telah mengeluarkan

84 standar operasional akuntansi Lembaga Keuangan Islam. Lihat. Al Ma'ayir As

Syar'i1tyah,hal4226 Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, jilid II, hal95.227 Hasyiyah Ar Raudhul Murbi', hal. 318.228 Hal 462.

195

serikat dan adakalanya harta milik semua orang, yaitu harta ralrya!harta milik negara.

Dalam tinjauan fikih, seorang pegawai sebuah perusahaan ataupegawai instansi pemerintahan saat diangkat mengemban sebuahtugas sesungguhnya ia diberi amanah untuk menjalankan tugas yangtelah diembankan oleh pihak pengguna jasanya sesuai denganperaturan yang berlaku. Dan ia mendapat imbalan (gaji) atas tugasyang dijalankannya. Maka ketika ia menyelewengkan harta yangdiamanahkan, mempergunakannya bukan untuk sesuatu yang telahdiatur oleh pengguna jasanya, seperti memakainya untukkepentingan pribadi atau orang lain dan bukan untuk kemaslahatanyang telah diatur berarti ia telah berkhianat terhadap amanah yangdipikul.

Pengkhianatan terhadap harta sekolompok orang tertentulebih besar akibatnya daripada berkhianat terhadap harta individudalam kasus tidak amanah saat dititipi harta oleh orang lain. Danlebih besar lagi, jika yang dikhianati adalah harta milik semua orang(harta negara).

Dalam syariat pengkhianatan terhadap harta negara dikenaldengan ghulul, sekalipun ghulul dalam terminologinya berartiseorang mujahid menggelapkan rampasan perang sebelum dibagizze.

Dalam buku Raudhatun Na'im disebutkan bahwa di antara halyang termasukghulul adalah menggelapkan harta ralqyat umat Islam(harta negara)23o, berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari AlMustaurid bin Musyaddad, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallambersabda,

"Barang siapa yang kami angkat sebagai aparatur negara hendaklahdia menikah (dengan biaya tanggungan negara). Jika tidakmempunyai pembantu rumah tangga hendaklah dia mengambilpembantu (dengan biaya tanggungan negara). Jika tidak memiliki

22e Al Mausu'ah Al Fiqhiyyoh Al Kuwaitiyyai, jilid XXXI, hal272.230 Gabungan para pakar yang diketuai oleh Dr. Shalih bin Humaid (imam Masjidil

HaramJ, Nadhratun Na'imfi makarimi akhlaq Ar Rasul al karim,jilid XI, hal 5131.

t96

rumah hendaklah dia membeli rumah (dengan biaya tanggungannegara).

Abu Bakar radhiyallahu anhu berkata, "Aku diberitahu bahwaNabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa (aparat)yang mengambil harta negara selain untuk hal yang telah diielaskansungguh ia telah berbuat ghulul atau dia telah mencuri". (HR. AbuDaud. Dishahihkan oleh Al-Albani).

Ibnu Hajar Al Haitami (wafat: 974H) berkata, "Sebagian paraulamo berpendapat bahwa menggelapkan harta milik umat Islamyang berasal dari baitul maal (kas negara) dan zakat termasuk

thulul" ztt-

Istilah ghulul untuk korupsi harta negara juga disetujui olehkomite fatwa kerajaan Arab Saudi, dalam fatwa No. 9450, yang

berbunyi, "Ghulul, yaitu: mengambil sesuatu dari harta rampasanperang sebelum dibagi oleh pimpinan perang ... dan termasuk iugaghulul harta yang diambil dari baitul maal (uang negara) dengan carab erkhianat (korup si) " ztz.

Ini juga hasil tarjih Dr. Hanan Malikah dalam pembahasan

takyiif ftqhry tentang korupsi233.

2.2.3.3.L Hukum Korupsi Menurut Islam

Korupsi adalah tindakan pengkhianatan terhadap amanah yang

dipercayakan kepada seorang pegawai dan termasuk ghulul.Perbuatan ini jelas merugikan dan menzalimi khalayak ramaisehingga Al Haitami mengkategorikan korupsi ke dalam dosabesar23a.

Sesungguhnya Allah telah melarang orang-orang berimanberkhianat terhadap amanah yang dipikulkan dan menyamakanantara khianat terhadap amanah dengan khianat terhadap Allah danRasulNya. Allah berfirman,

rsss-l rb*jll-l 'ittt ljrrl { lrii{ Ortll Sj E)(Erilt3 e*t-l S.uui

"Hai orang-orang yang berimon, janganlah kamu mengkhianati AIIahdan Rasul (Muhammad) dan (juga) ianganlah kamu mengkhianati

23t Az Zawajir an iqtirafil kabair, iilid II, hal293.232 Fataawa lajnah daimah, jilid XII, hal 36.

233 Jaraimul fasad fil fiqhil Islami, hal 99.

234 Az Zawajir an iqtirafil kabair, jilid II, hal291.

L97

amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamumengetahui". (Al Anfaal: 27).

Ar Razi menafsirkan ayat ini, "Allah memerintahkan orang-orang beriman agar tidak mengkhianati (menggelapkan) hartarampasan perang (harta umat). Dan penggelapan harta rampasanperong samo dengan berkhianat terhadap Allah, karena perbuatantersebut pengkhianatan terhadap pemberian AIIah, juga sama denganberkhianat terhadop rasulullah, karena beliau yang dipercoyakanuntuk membagi harta tersebut Harta tersebut merupakan amanah ditangan para mujahidin dan mereka dilarang menggelapkannya sekecilapapun untuk kepentingan pribadi. Dan karena harta itu adalahamanah maka stasusnya adalah barang titipan yong harusdikembalikan kepada pemiliknya yaitu seluruh umaL Siapa saja yangmengkhianatinya berorti dia telah mengkhianoti seluruh upqS" 235.

Dan karena perbuatan ghulul (korupsi) merupakan perbuatantercela maka Allah menafikannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan mengancam orang yang melakukannya dengan ancamandipermalukan di akhirat nanti di hadapan seluruh manusia. Ia akanmemikul apa saja yang dikorupsinya. Ia pantas dipermalukan dihadapan seluruh manusia di akhira! karena telah berkhianatterhadap seluruh umat di atas dunia.

Allah berfirman,

"Tidak mungkin seorong nabi berkhianat dalam uruson hartaramposan perang. Barangsiapq yang berkhianat dalam urusanrampasan perang itu, maka pada hori kiamat ia akan datangmembawa apoyang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akandiberi pembalason tentong apo yang ia kerjakan dengan(pembalasan) setimpal, sedang mereka tidak dianiaya". (Ali Imran:161,).

Begitu besarnya azab yang akan diterima oleh orang yangmenggelapkan harta umat maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamtelah memperingatkan sahabatnya bahwa beliau tidak akan dapatmemberikan syafaat (pertolongan) kepada pelakunya sekalipun diaadalah sahabat Nabi sha/la llahu' alaihi wa sallam.

t a;r:ii | ^'{)

iib1 - .- [.7rv u-_r)

,j3

23s Tafsir Ar Razi, jilid)fiV, hal475.

198

Abu Hurairah menceritakan, "Suatu hari Nabi shallallahu'alaihiwa sallam mengingatkan kami akan bahaya ghulul, beliau membesar-besarkan siksa untuk pelakunya, beliau bersabda, "Jangan sampainanti di akhirat aku menemukan salah seorong di antara kalianmemikul unta di pundaknya. Unta tersebut mengeluarkon suara keras,

lalu orang itu datang kepadaku seraya berkata, "Wahai Rasulullah,tolonglah aku! Aku berkata, "Aku tidak dapat menolongmu, bukankahaku telah memperingatkan kamu (dahulu di dunia)!

Jangan sampai nanti di akhirat aku menemukan salah seorangdi antara kalian memikul kuda di pundaknya. Kuda tersebut meringkikkeras, Ialu orang itu datang kepadaku seraya berkata, "Wahai

rasulullah, tolonglah aku! Aku berkata, "Aku tidak dapat menolongmu,bukankah aku telah memperingatkan kamu (dahulu di dunia)!

Jangan sampai nanti di akhirat aku menemukon salah seorangdi antara kalian memikul kambing di pundaknya, kambing tersebutmengembek keras, lalu orang itu datang kepadaku seraya berkata,"Wahai Rasulullah, tolonglah aku! Aku berkata, "Aku tidak dapatmenolongmu, bukankah aku telah memperingatkan kamu (dahulu didunia)!

Jangan sampai nanti di akhirat aku menemukan salah seorqngdi antara kalian memikul kain di pundaknya. Kain tersebut melambai-lambai, lalu orang itu datang kepadaku seraya berkata, "Wahai

Rasulullah, tolonglah aku! Aku berkata, "Aku tidak dapatmenolongmu, bukankah aku telah memperingatkan kamu (dahulu didunia)!

Jangan sampai nanti di akhirat aku menemukan salah seorangdi antara kalian memikul emas dan perali lalu orang itu datangkepadaku seraya berkata, "Wahai Rasulullah, tolonglah aku! Akuberkata, "Aku tidak dapat menolongmu, bukankah aku telahmemperingatkan kamu (dahulu di dunia)! (HR. Bukhari dan Muslim).

Sekecil apapun harta umat yang digelapkan oleh seorangkoruptor tetap akan ia pikul di akhirat di hadapan semua orang. Nabishallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

ltS ii-F u6 ,f4:., &1<e ,&b,,a;!!l ,.!

"Barang siapa yang kami amanahi untuk suatu pekeriaan, Ialu diamenyembunyikan (menggelapkan) sebuah peniti dan yang lebih besardari itu, niscaya dia akan memikulnya nanti di akhirat".

.} S+t4r,ik- i \>- a

I Uro)n,;L

L99

Seorang Anshar berkulit hitam menghampiri Nabi shailailahu'alaihi wa sallam, seraya berkata, "Wahai Rasulullah, saya mundurdari tugas ini!

Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam bersabda, " Kenapa?

Ia menjawab,"Soya mendengar dari engkau tentang hal ini, itu,,.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

4+ L# ,c);b.-b S! illi-d;i'".,l

I ta ed t ; ,-ili"Sekarang aku tegaskan kembali! Barang siapa yang kami amanahiuntuk suatu pekerjaan, hendaklah ia menunaikan amanah sekecilapapun, jika kemudian kami beri bagian (upah) terimolah, dansesuatu yang dilarang tinggalkanlah." (HR. Muslim).

Dan sekecil apapun harta umat yang digelapkan oleh seorangkoruptor akan menghalanginya masuk surga, sekalipun dia matisyahid.

Abu Hurairah radhiyallahu anhu meriwayatkan, "Tatkala kamimenakhlukkan Khaibar, kami tidak mendapatkan harta rampasanperang berupa emas dan perak. Kami hanya mendapatkan sapi, unta,barang-barang peralatan, dan kebun kurma. Kemudian kamibersama Rasulullah berangkat menuju wadi eura flembah sebelumkota Madinah). Rasulullah memiliki seorang budak bernama Mid,amyang dihadiahkan oleh Bani Dhabab. Setibanya di lembah, budaktersebut menambatkan unta Nabi shal/allahu 'alaihi wa salram,sekonyong-konyong sebuah anak panah melesat menuju Mid'am. Iapun mati terkena anak panah.

Para sahabat berkata, "selamal ia mati sebagai syahid".

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Demi Yang jiwaku di TanganNya, sesungguhnya jubah (yang diasembunyikan) dari rampasan perang Khaibar sebelum dibagi telahmenjelma menjadi nyala apiyang sedang membakarnya."

seorang laki-laki lain yang mendengar sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam tadi datang membawa tali terompah hasil rampasanperang yang disembunyikannya, ia berkata, "Wahai Rasulullah, iniharta yang aku gelapkan!

- -ac.

(t.E(+# ,!Yl rt6 Ei;,+ Gi Ld ,e+i(3

200

Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam bersabda,

(rti ;y - rtSl-2i jI - Ali,i)"Tali terompah, atau dua tali terompah, berasal dari nerakal(Muttafaq alaih).

Akibat dosa ghulul tidak saja menimpa pelakunya, iuga akanberdampak terhadap kehancuran umat secara keseluruhan.

Menurut Qurthubi bahwa kekalahan yang diderita kaummuslimin pada perang Uhud adalah akibat ghulul yang dilakukanpasukan pemanah, turun dari bukit mengumpulkan rampasanperang sebelum dibagizae.

2.2.3.3.2 Bentuk-BentukKorupsi

Bentuk korupsi yang nyata yaitu penggelapan uang negara yangdiamanahkan kepada pegawai bagian keuangan untuk membelikebutuhan kantor, tetapi digunakan untuk kepentingan pribadi.Seorang pegawai yang diamanahi untuk menarik uang untukdimasukkan ke dalam kas negara, namun diselewengkan untukkepentingan pribadi juga termasuk korupsi. Begitu juga tindakanseorang pegawai mengurangi kewajiban yang seharusnya dibayaroleh seseorang untuk kas negara237.

Seorang pegawai yang menggunakan peralatan kantor untukkepentingan pribadi, seperti: menggunakan mobil dinas, mesin fotocopy, telepon dan fasilitas lainnya untuk kepentingan pribadi juga

termasuk korupsi. Karena jika seorang pegawai memakai peralatantersebut di luar kantor pasti dia akan ditarik bayaran, maka

sebanyak bayaran tersebut itulah dia telah menggelapkan uangnegara.

Syaikh lbnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya tentang halini, beliau menjawab, "Menggunakan mobil dinas dan peralatankantor lainnya, seperti mesin fotocopy dan printer untuk kepentinganpribadi tidak dibolehkan. Karena seluruh peralatan tersebutdiperuntukkan negara bagi kepentingan umum. Jika seorang aparaturnegara menggunakannya untuk kepentingan pribadi maka perbuatanini merupakan tindak kejahatan terhadap orang banyak Sesuatu yangdiperuntukkan bagi kepentingan orang banyak tidak boleh digunakan

236 Tafsir Qurthubi,jilid IV, hal2S4.237 Dr. Thariq Al Khuwaithir, Al Maal al makhuzu

jilid.l, hal 326-328.

20L

zhulman fil fikih wan nizham,

untuk kepentingan pribadi. Perbuatan ini juga termasuk ghulul dannabi teloh mengharamkan ghulul ...tr238.

Seorang pegawai yang bekerja tidak tepat waktu, datang danpergi tidak sesuai dengan jam kantor, atau bekerja tidak dengansungguh-sungguh juga telah melakukan tindak korupsi. Karenaseorang pegawai digaji oleh negara berdasarkan jam kerja penuh.fika dia bekerja tidak sesuai dengan jam kerjanya yang telahditentukan berarti gaji untuk jam kerja yang tidak dipenuhi termasukmengambil uang negara tanpa imbalan kerja, ini nyata sebagaitindakan korupsi.

Tim fatwa www.islamweb.net pernah ditanya tentang hal inidan memberikan jawaban sebagai berikut, "seorang pegawai apabilatelah membuat kontrak kerja dengan suatu pihak maka hendaklah iabekerja pada woktu yang telah ditentukan. Hadir dan keluar kantortepat waktu, tidak boleh melanggarnya. Kareno Allah telahmewajibkan orang beriman untuk memenuhi kontrak kerja. Allahberftrman,

(lijq rsiii trlit ortJt S,i g)"Hai orang-orang yong beriman, penuhilah aqad-aqad itu".(AlMaidah:1).

Dan Nabi shallallahu' alaihi wa sallam juga bersabda,

,,e*!r-* ia rJJrt$"^lt Jv"Orang-orang islam itu memenuhi perjanjian (persyaratan) yang telahmereka buat". (HR. Tirmizi. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Selain perbuatan ini merupakan korupsi, gaji penuh yangditerima setiap bulannya juga menjadi tidak halal, dan termasukghulul yang hukumnyo adalah haram. Hendaklah pegawai semocqmini, bertaubat secepatnya. Hendaklah ia menyesali perbuatannya danberniat untuk tidak akan mengulanginya kembali.

Dan untuk kesempurnaan taubatnya, hendaklah diamemperkirakan berapa jam dia bolos atau tidak bekerja dengansungguh-sungguh, misalnya, perbandingan bolosnya sebanyak 1_/Sdari keseluruhan jam kerja per bulan, maka dia wajib mengeluarkan1/5 dari gaji bulan tersebut disalurkan untuk kemaslahatan umumataupun untuk para fakir dan miskinn23e.

238 Liqaa al bab ol maftuh, soal ke-238.23e www.islamweb.net. Tanggal fatwa: 4 rabiul tsani 1428H.

202

2.2,3.3.3 Langkah-langkah IslamMemberantas Korupsi

Indonesia adalah negara dengan penduduk penganut Islam terbesardi dunia dan pada saat yang sama juga termasuk negara dengantingkat korupsi terbesar.

Suka tidak suka, ini merupakan indikasi bahwa pelaku korupsitersebut mayoritasnya adalah beragama Islam. Namun apakah adahubungan antara tindakan kejahatan korupsi tersebut dengan ajaranIslam yang luhur dan menjunjung tinggi budi pekerti?

Tentu tidah karena dari dalil-dalil mengharamkan korupsi -

sebagaimana telah disebutkan di atas- sangat menghujat tindakandan pelaku korupsi dalam bentuk sekecil apapun juga, sekalipunhanya sebesar jarum atau seharga tali terompah. Dan juga, sejarahtelah membu}tikan bahwa pada masa Islam berjaya dandipraktikkan pada seluruh lini kehidupan. Pada saat itu korupsi bisaditekan seminimal mungkin. Pegawai yang bebas korupsi jugadiperankan semua lapisan umat, mulai dari pucuk pimpinantertinggi, yaitu khalifah.

Umar bin Khattab radhiyollahu anhu khalifah Rasulullah,penakhluk dua imperium besar di masanya: Romawi dan Persia,memakai pakaian yang bertambal.

Imam Malik meriwayatkan dalam Al Muwaththa' bahwa Anasbin Malik radhiyallahu'anhu berkata, "Aku melihat Umar bin Khattabpada masa khilafahnyo memakai jubah yang bertambal di duapundaknya".

Mungkinkah khalifah penghancur dua negara adidaya dimasanya, tidak malu memakai jubah bertambal akan melakukankorupsi?

Ibnu Zanjuwaih (wafat:247H) meriwayatkan dalam bukunyaAl Amwal, ia berkata, "Umar bin Khattab memiliki seekor unta.Budaknya memerah susu unta setiap hari untuknya. Suatu ketika,budak membawa susu unta ke hadapan Umar. Umar berfirasat laindan dia bertanya kepada budaknya, "Susu unta dari mana ini?

Budaknya menjawab, "Seekor unta milik negara (bairul maal)yang telah kehilangan anaknya, maka saya perah susunya agar tidakkering, dan ini harta AIIah."

Umar berkata, "Celakalah engkau! Engkau beri aku minumandari neraka!

Bagi seorang pemimpin yang adil seperti Umar, penampilanbukanlah ukuran.

203/

Ibnu Asakir meriwayatkan dari Thariq bin Syihab bahwa saatUmar datang ke salah satu daerah kekuasaannya, negeri Syam. Iadisambut gubernur Syam Abu Ubaidah radhiyallahu 'anhu, paratokoh dan rakyat di pintu gerbang kota Damaskus. Ia turun daritunggangannya menuntun sendiri untanya serta mengepit keduasepatu di ketiaknya untuk menyeberangi sungai kecil. Pemandanganini disaksikan oleh khalayak ramai.

Maka Abu Ubaidah berkata, "Wahai, Amirul mukminin! Engkaudisambut oleh para tokoh dan pembesar Syam dan melakukan hal ini?

Umar marah seraya membentak, "Wahai Abu llbaidah,sesungguhnya engkau dahulu adalah bangsa yang hina, rendah danmiskin, kemudian AIIoh muliakan kalian dengan Islam. Jika kalianmencari ketinggian martabat dengan selain Islam niscaya Allah akanrendahkan derai at kaliqnilz4o.

Orang dengan kepribadian yang bersih seperti Umar mustahilkiranya akan melakukan tindak korupsi. Dan mustahil kiranya akanmembiarkan bawahan dan orang-orang terdekatnya mengambilkeuntungan dari harta negara, sekalipun hukum memanfaatkanharta negara tersebut tidak sampai haram.

Imam Malik meriwayatkan bahwa Abdullah dan Ubaidillahanak Umar bin Khattab ikut dalam pasukan yang diutus ke lrak.Sebelum kembali ke Madinah mereka mampir ke kota Bashrahmenemui Abu Musa Al Asy'ari, gubernur kota.

Abu Musa menitipkan kepada keduanya sejumlah uang negarayang hendak dikirimkan ke Khalifah Umar bin Khattab. Serayaberkata, "Uang ini saya pinjamkan kepada kalian berdua, lalu kalianbeli barang perniagaan dari lrak dan kalian jual di Madinah. Setelahitu kalian serahkan kepada khalifah uang negora dan labanya milikkalian".

Dua orang sahabat Nabi s/rallallahu 'alaihi wa sallam ini yangjuga anak khalifah menyetujuinya.

Sesampainya di Madinah, mereka menjual barang perniagaandan memperoleh keuntungan. Lalu mereka menyerahkan surat darigubernur Bashrah kepada Umar yang berisi bahwa ia menitipkanuang negara melalui Abdullah dan Ubaidillah, serta mengizinkanmereka memperdagangkannya.

24o Tqrikh Dimasyq,jilid 44, hal4.

204

Umar bertanya kepada kedua anaknya, "Apakah seluruh tentarayang ikut dalam perjalanan tersebut mendapatkan piniaman yangsama?

Mereka menjawab, " Tidak".

Umar berkata, "Karena kalian anak khalifah, maka dia

memberikan kalian pinjaman modal! Serahkan modal dan labanya ke

boitul maal (kas negara)!

Abdullah diam tidak menjawab. Adapun Ubaidillahmemberanikan diri berujar, "Wahai Amirul Mukminin, tidak pantas

engkau lakukan itu! Karena iika perniagaan kami rugi, kami tetapmengg anti harta negaral

Salah seorang yang hadir dalam majelis berkata, "Wahai AmirulMukminin, buat jadi mudharabah".

Umar menyetujuinya. Maka modal dan L/2laba diambil Umardan diserahkan ke baitul maal dan L/2laba dibagi untuk Abdullahdan Ubaidillah24l.

Ibnu Hajar berkata, "Sonad atsar ini sahih".

Kebersihan jiwa pemimpin seperti Umar dari korupsi pastiakan membias kepada kebersihan jiwa aparatnya.

Baihaqi meriwayatkan bahwa, "Tatkala imperium Kisra di Irakditakhlukkan oleh umat Islam, harta rampasan perang dari imperiumbesar kala itu di bawa ke kota Madinah, pusat khilafah.

Penanggung jawab baitul maal berkata, "Biar saya yangmembawanya ke baitul maal".

Khalifah Umar bin Khattab berkata, "Demi Tuhan pemilikKa'bah, harta ini tidak akan disimpan di bawah atap, dan saya yang

akan memb ag i -b ag ikanny a I ang sung ."

Lalu beliau menitahkan agar harta tersebut dibawa ke masjidNabawi, lalu ditutup dan dijaga oleh beberapa prajurit yang berasal

dari kaum Muhajirin dan Anshar.

Di pagi hari, Umar mengajak Abbas bin Abdul Muthalib dan

Abdurrahman bin Auf ikut menyaksikan harta rampasan tersebut'Kain penutup dibuka dan kelihatan harta gemerlap yang belumpernah mereka saksikan sebelumnya, berupa: emas, intan, berlian,zamrud dan permata yang berkilauan.

Syahdan Umar menangis ...

205

241 Muwaththa" jilid IV, hal 992.

Salah seorang berkata, "Hari ini bukanlah hari kesedihan, hariini hari penuh syukur dan kegembiraan".

Umar berkata, "Demi Allah, saya menangis karena khawatir inipertanda buruk, kareno tidaklah harta sebanyak ini dimitiki suatukaum melainkan mereka saling bermusuhan".

Lalu Umar menghadap kiblat menadahkan kedua tangannya kelangit seraya berdo'a, "Ya Allah, janganlah Engkau jadikan harta inisebagai cara untuk menarik kami ke lembah kebinasaan,sesungguhnya aku mendeng ar firmanMu,

"Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-ongsur (ke arahkebinasaan), dengan cara yang tidak mereko ketahui". (Al A'raaf:782).

Kemudian Umar berkata, " Di mana. Suraqah bin Ju'syum?Lalu Suraqah datang. Dan Umar memberikan dua gelang raja

Persia kepadanya unfuk dipakai. Ia memakainya sambilmengucapk an, " Allahu Akb ar" .

Umar berkata, "Segala puji bagi Allah Yang telah mencabutkedua gelang itu dari raja Persia Kisra bin Hurmuz dan dipakai olehSuraqah bin Ju'syum seorang Arab Badui dari suku Mudlaj"z+2.

Lalu Umar mengamat-ngamati, membolak-balik tumpukanharta-harta dihadapannya, seraya berkata,

"Prajurit yang menyerahkan rampasan perang sebanyak ini sungguhmerupakan orang yang dapat dipercaya".

Seorang prajurit berkata,

$,3i rili ,4lt JI c.;j u EriiJ 3r\l .a; ,4t a afrt l'o -I eg_,;

242 Hal ini dilakukan Umar, karena saat Suraqah masuk Islam pada penaklukan kotaMekkah, Rasulullah memberitahu dia bahwa Islam akan menakhlukkanimperium Persia. Saat itu Suraqah kurang percaya. Lalu Nabi meyakinkanSuraqah bahwa ia akan memakai perhiasan raja persia. oleh karena itu, Umaringat akan janji Nabi kepada Suraqah dan memenuhi janji tersebut sebagai buktikebenaran ucapan Nabi.

b;t t-ii ceii o!'t 'ol

206

(EJit{ i &tr cl+ rlS. trr',.:i u:-u"r+ rr.s &JltJ)

"Engkau adalah orang yang dipercaya AIIah (sebagai khalifuh),tentulah para prajurit anda akan amanah menyerahkan hartarampasan perong, selama anda amanah menialankan perintah Allah.Sebaliknya, jika engkau berkhianat, pasti mereko berkhianat iuga" .

Umar menimpali, " Ucapanmu benar".

Lalu Umar membagi-bagikan seluruh harta tersebut kepadakaum muslimin243.

Kejujuran aparatur negara bukan saja pada masa sahabat.Bahkan juga pada masa tabi'in. Umar bin Abdul Aziz khalifah baniUmayyah yang memerintah pada tahun 99H hingga ia wafat tahun101H. Ia memimpin2/3 belahan dunia pada waktu itu.

Pada suatu musim dingin seorang budaknya selalumembawakan air panas untuk ia berwudhu. Suatu ketika iamenanyakan kepada budaknya dimana air wudhu itu dipanaskan.

Budaknya meniawab, "Aktt memanaskannya di atas tungkudapur umum milikbaitul maal".

Seketika Umar memerintahkan Muzahim (orangkepercayaannya) untuk memperkirakan berapa kayu bakar dapurumum selama ini terpakai untuk memanaskan air wudhunya, lalu iamembeli kayu bakar sebanyakyang ditaksir dan menyerahkannya kedapur umum244.

Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa gubernur Yordan mengirimdua keranjang kurma ke khalifah Umar bin Abdul Aziz. Saat kurmaditerima, khalifah bertanya, "Pakai kendaraan apa Kurma ini dibawadari Yordan?

Kurir meniawab," Kendaraan (kuda) pos milik negara".

Umar berkata, "Pergilah engkau ke pasar dan iual kurma ini,IaIu serahkan uang hasil penjualannya ke baitul maol".

Kurir itu menlualnya di pasar dan dibeli oleh salah seoranglaki-laki dari bani Marwan (kerabat khalifah). Lalu ia

menghadiahkannya kepada khalifah.

Saat melihat dua keranjang kurma itu, Umar yakin bahwakurma itu adalah hadiah dari gubernur Yordan tadi. Ia pun memakansatu keranjang bersama hadirin yang berada di majelisnya dan satukeranjang lagi dikirim ke istrinya. Lalu ia mengeluarkan uang

243 As Sunan Al Kubra,jilid VI, hal 581.

244 Abu Muhammad Al Mishri fwafat 2L4H), Sirqh Umor bin Abdul Aziz, hal 45.

207

seharga dua keranjang kurma dan menyerahkannya ke baitulmaalz4s-

Kejujuran aparatur negara Islam di masa keemasannya tentulahir melalui proses sedemikian rupa. Berikut ini langkah-langkahIslam menciptakan aparatur negara yang bersih, bebas dari tindakkorupsi dan hal-hal lain yang merugikan negara.

2.2.3.3.3.1 Pencegahan

Seorang aparat negara yang korup bukan terlahir begitu saja, akantetapi ia muncul melalui sebuah proses. Proses yang palingmenentukan dalam menciptakan pegawai yang tidak jujur,pengkhianat dan kotor adalah fase pemilihan dan penerimaanpegawai.

Maka Islam mensyaratkan dua hal yang penting dimiliki olehseorang calon orang upahan -termasuk aparat negara- agar dapatmengemban tugas sebagaimana mestinya. Persyaratannya yaitujujur, dapat dipercaya serta cakap bekerja. Allah berfirman,

,bj.lr c,5tir * #&t ;:..b-, +j q uirsl ei6)(c,+{t

"Salah seorong dari kedua wanita itu berkata, "Ya bapakku ambillahia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnyaorang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya'i (Al Qashash: 26).

Ayat ini mengisahkan proses pengangkatan Nabi Musaalaihissalam sebagai orang upahan untuk mengembalakan kambingseorang laki-laki yang shalih dari kaum Madyan. Salah seorang anakgadis dari laki-laki shalih tersebut menyatakan bahwa Musaalaihissalam memiliki dua sifat yang harus dimiliki oleh seorangpekerja, yaitu dapat dipercaya dan cakap bekerja.

Ketika laki-laki shalih tersebut menanyakan kepada anaknyadari mana ia tahu tentang dua sifat tersebu! anak gadisnyamenjawab, bahwa Musa alaihissalam mampu mengangkat sendirianpenutup sumur minuman ternak para pengembala yang biasanyadiangkat oleh beberapa orang laki-laki. Dan ia dapat dipercaya,karena saat anak gadis itu berjalan di depan Nabi Musa alaihissalammenuju rumah laki-laki shalih tersebut, lekukan tubuh gadis ituterlihat jelas akibat tiupan angin kencang yang merapatkan kain

24s Tqrikh Dimasyq, jllid 47 , hal 303.

208

ab

pakaian gadis ke kulitnya. Maka Musa alaihissalam meminta untukberjalan di depan dan anak gadis itu di belakang sambil memberiisyarat arah menuju rumahnya. Kalau saia Musa alaihissalam dapatdipercaya berjalan bersama anak gadis apatah lagi sekedar

mengembalakan kambing.

Dua kriteria ini tidak boleh dipisah satu dengan lainnya.Pegawai yang jujur namun tidak cakap bekeria iuga tidak disarankanuntuk diangkat.

Diriwayatakan bahwa Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu 'anhu

pernah datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mintauntuk diangkat meniadi salah seorang gubernur. Maka Nabi

shollallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya di atas pundak

Abu Dzar, seraya bersabda,

"Wahai Abu Dzar, engkau adalah seorang yang lemah (tidak cakap

mengurus pemerintahan daerah), dan sesungguhnya iabatan iniadalah amanah, dan nanti di hari kiamat meniadi sumber kehinaan

dan penyesalan, kecuali orang yang menerima iabatan ini dan ia layakmengembannya serto menunaikan amanah". (HR' Muslim).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak meragukan kejujuranAbu Dzar, akan tetapi beliau tahu kemampuan Abu Dzar dalamkemimpinan sangat minim. |ika Beliau tetap mengangkatnya maka

dikhawatirkan Abu Dzar tidak dapat menialankan tugas sebagaimanamestinya. Dengan demikian, jabatan akan menjadi beban bagi AbuDzar yang akan menyebabkan penyesalan di akhirat kelak.

Umar bin Khattab pernah mengangkat Ammar bin Yasirradhiyallahu 'anhuma menjadi gubernur kota Kufah. Lalu Umarmemberhentikannya karena farir Al Bajalli radhiyallahu 'anhu

bersaksi bahwa Ammar tidak cakap memimpin pemerintahan kotaKufah. Padahal kejuiuran Ammar tidak mungkin diragukan oleh

Umar, karena Umar tahu sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamyang menjaniikan surga untuk Ammar saat dahulu ia disiksa oleh

tuannya seorang kafir akibat keistiqam ahannya memeluk Islam246.

Pembahasan tentang kriteria pertama yang harus dimiliki oleh

seorang calon aparat perlu diuraikan panjang lebar, akan tetapi

246 Dr. Abdussalam Al Isa, Syakhshiyatu lJmar bin Al Khattab wa siyasatuhu al

idar$ryah, iilid II, hal 636.

,ji ui E,Sr ,Lts3

209

karena pembahasan ini mengenai konsep Islam memberantaskorupsi, maka akan dititik-beratkan pada sifat yang kedua yaitujujur, amanah dan dapat dipercaya.

2.2.3.3.3.L 1 Aniuran Mengangkat Pegawai yang fujurAllah menganjurkan untuk mengangkat pegawai yang jujur dandapat dipercaya sebagaimana telah disebutkan pada ayat di atas.Nabi shallallahu 'alaihi wa sollamjuga menganjurkan hal yang sama.

Imam Bukhari dalam kitab shahihnya dalam pembahasantentang ijarah (upah-mengupah) memulai dengan pembahasan:"Mengangkat seorang yang shalih menjadi orang upahan" sambilmenyitir hadis Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam,

iri ,i-i'.,i: ry , ; u ,€ii gllt ,j+rtrr j;rt,11i;I.-;io.llll

"Seorang yang jujur yang dipercayakan untuk mengantarkan sedekahkepada orang yang berhak menerimanya, ia mendapatkan pahalabersedekah juga, jika ia ikhlas melakukannya".

Sistematika Imam Bukhari dalam penyusunan hadis Nabishallallahu 'alaihi wa sallam ini menunjukkan bahwa mengangkatorang yang jujur dalam sebuah tugas merupakan persyaratanpenting agar tugas itu terlaksana sebagaimana mestinya. Danseorang yang dibebani sebuah tugas yang mulia jika ia ikhlasmelakukannya, selain mendapat upah dari pengguna jasanya ia jugamendapatkan pahala dari misi kebajikan yang dijalankannya.

Persyaratan sifat jujur dan shalih merupakan prinsip utamakhalifah Umar bin Khattab mengangkat pegawainya. Maka selamapemerintahan beliau -yang terkenal bersih dan cemerlang- setiapgubernur atau pegawai kepercayaannya adalah sahabat Nabi darigolongan Muhajirin dan Anshar, karena dia tahu bahwa generasi initelah mendapat keridhaan dari Allah. Bila Allah telah meridhaimereka dalam agamanya apalagi dalam urusan dunia. Firman Allah,

Oill-i rr.L$ir3 +--+t$jrili 'bii 4;; t*i-.lb:l3iit a$ ftj ta# oi-.F

"Orong-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam)dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti

2L0

U irCi$ aril.rurl)iilt iij Ou".t+ e;ft:+{r W{, €:,- gr+

(l#ilr

merekq dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridhakepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yangmengalir sungai-sungai di dalamnyo selama-lamanya. Mereka kekal didalamnya. Itulah kemenangan yang besar". [At Taubah: 100).

Sikap khalifah Umar ini, pernah dipertanyakan oleh AbuUbaidah, maka Umar menjawab, "Jika saya tidak meminta bantuanorang-orang shalih yang baik agamanya untuk mengemban sebagiantugas khalifah, maka siapa lagi yang pantas aku minta bantuannya!

Selain Umar memilih pegawainya yang shalih, Umar juga

memerintahkan kepada para gubernurnya agar mengangkat parabawahan dari orang-orang yang shalih.

Umar menulis surat perintah kepada dua gubernurnya di Syam

Abu Ubaidah dan Mu'az bin Jabal yang berisi, agar mereka mencariorang-orang yang shalih dan mengangkatnya menjadi para hakimza7.

2.2.3.3.3.L2 Mengangkat Calon Pegawai yang Zuhud

Sifat zuhud dan tidak tamak dengan gemerlap dunia merupakanpenyebab utama seorang pegawai dapat bersikap iuiur, bersih dantidak korup. Maka memilih calon pegawai yang zuhud merupakankunci dalam pemberantasan kejahatan korupsi.

Khalifah Umar sering menguji kezuhudan para gubernurnya.

Ibnu Mubarak meriwayatkan dalam kitabnya Az Zuhd., "Suatu

ketika Umar mengambil 400 keping uang dinar (t1,7kg emas). Laluia memasukkannya ke dalam sebuah pundi. Kemudian ia berkatakepada budaknya, "Berikan ini kepada Abu Ubaidah,lalu berdiamlahsebentar di rumahnya, cari tahu apa yang dia lakukan dengan punditersebutl

Kemudian budak itu pergi membawa pundi itu kepada AbuUbaidah, seraya berkata, "lni hadiah dari amirul mukminin untukmemenuhi kebutuhanmu!

Abu Ubaidah menerimanya, lalu berkata, "Semoga AIIahmerahmati amirul mukminin ".

Lalu Abu Ubaidah memanggil budaknya dan berkata, "Beriko.n

7 keping uang emas kepada si fulan, 5 keping untuk si fulan, hinggahabis uang 400 keping saat itu juga.

Lalu budak Umar pulang dan melaporkan apa yang diasaksikan.

247 Az Zahabi, Siyar a'lam nubalaa', jilid I, hal 459.

2LL

Kemudian Umar melakukan hal yang sama terhadap Mu'az binfabal. Mu'azmenerima hadiah khalifah r".ry, berkata, "simoga Ailahmerahmati khalifah".

Lalu Mu'az memanggil budaknya dan berkata,"Berikan sekianuntuk rumah si fulan, dan sekian untuk rumah si fulan".

Istri Mu'az muncul dan berkata,"Kita juga orang miskin, berilahbagian untuk keluarg amul

Mu'az melihat isi pundinya, ternyata hanya tersisa 2 dinar, laluia berikan untuk istrinya.

Budak Umar pulang dan melaporkan hasil persaksiannya.

Mendengar berita itu Umar gembir4 seraya berkata,. o- o- ott. o ii-.it* rr ft-42. J ,

o t7tr#J

"Mereko (sohabat nabi) adalah bersaudara, sotu don lainnyamemiliki okhlak yang sqpqt' 248.

Bila persyaratan sifat amanah dan keshalihan calon seorangpegawai diabaikan. Dan pegawai diangkat berdasarkan kedekatanhubungan dengan pimpinan dan yang paling nista mengangkat sertamenerima yang mau membayar sogok, maka ini adalah kesalahanpaling fatal yang menyebabkan lahirnya para pegawai korup. Karenamau tidak mau pegawai yang telah membayar sogok pada saatpenerimaan masuk pegawai, ia akan berusaha dengan berbagai caramengembalikan modal sogok yang telah ia bayar, sekalipun harusmelakukan tindak korupsi.

Pihak yang diamanahi untuk menerima calon pegawaibilamana ia mendahulukan calon pegawai yang membayar sogokterbanyak, sungguh telah berbuat dosa dan mengkhianati amanah,serta menjadi penyebab datangnya petaka hari kiamat.

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa saat Nabi shallallahu'alaihi wa sallam berbincang dengan beberapa sahabat di majelisnya.tiba-tiba datang seorang badui, seraya bertanya, "Kapan hari kiamat?

Nabi shal/allahu alaihi wa sallam meneruskan percakapannya.Selesai bercakap, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Manayang tadi bertanya tentang hari kiamot?

Badui itu berkata,"lni saya, wahai rasulullaht

Nabi shal/a llahu'alaihi wa sallam bersabda,

248 Az Zuhd wa Raqaiq,jilid I, hal 178.

2L2

(AeLlJl J'EIG iit;Yt ,#):' lili,"Apabila amanah disia-siakan, maka bersiaplah menghadapi harikiamat".

Badui itu berkata "Bagaimana menyia-nyiakan amanah?

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

((aeLlJt J"Lfi6 #1 * ;l i!,j l-r!)

"Apabila sebuah urusan/pekeriaan diserahkan kepada yang bukanahlinya, maka bersiaplah menghadapi hari kiamat". [HR. Bukhari).

Yang dimaksud hadis ini bahwa bila sebuah tugas yangberkaitan dengan orang banyak, baik dalam urusan dunia maupunagama diembankan kepada orang yang tidak memiliki keahlian dibidang tersebut, ini pertanda hari kiamat sudah dekat.

Dan mengembankan sebuah tugas kenegaraan kepada calonpegawai berdasarkan kedekatan atau besarnya sogok yang dibayar,padahal pencari kerja tersebut belum tentu memiliki kecakapan yang

layah atau ada calon pegawai pendaftar yang lebih layakdaripadanya, jelas tindakan ini merupakan penyerahan amanahterhadap yang bukan ahlinya. Yang menjadi pertanda hari kiamattelah dekat.

2.2.3.3.3.L.3 Mencukupi Kebutuhan Pokok Pegawai

Setelah menerima dan mengangkat pegawai yang juiur, terpercayaserta cakap bekerja hendaklah negara mencukupi kebutuhan pokokpegawai, seperti: pangan, sandang dan papan agar dia tidak tergodauntuk berbuat khianat menggelapkan uang negara dengan alasanuntuk menutupi kebutuhan pokoknya.

Nabi shallallahu alaihiwa sallam bersabda,

ptl:dtj

v>>G;6

"Barang siapa yang kami angkat sebagai aparatur negarq hendaklahdia menikah (dengan biaya tanggungan negara). Jika ia tidakmempunyai pembantu rumah tangga hendaklah dia mengambilpembantu (dengan biaya tanggungan negara). Jika ia tidak memilikirumah hendaklah dia membeli rumah (dengan biaya negara).

-FYI

2L3

Abu Bakar berkata, "Aku diberitahu bahwa Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Barong siapa (aparat) yang mengambilharta negara selain untuk hal yang telah dijelaskan sungguh io telahberbuat ghulul atau dia telah mencuri (harta negara)". (HR. AbuDaud. Hadis ini dinyatakan shahih oleh Al-Albani).

Termasuk juga tujuan mencukupi kebutuhan pokok adalahagar para pegawai ini dapat berkonsentrasi penuh menjalankantugasnya dan tidak perlu mencari kerja sampingan yang seringberdampak negatif terhadap tugas negara yang mereka emban.

Setelah Abu Bakar Siddiq diangkat menjadi khalifah, keesokanharinya ia membawa kain berdagang di pasar. Umar dan AbuUbaidah radhiyallahu 'anhum melihat Abu Bakar berjualan di pasar,lalu mereka meminta Abu Bakar untuk berkonsentrasi mengurusikhilafah.

Abu Bakar berkata, "Dari mana saya dapat mencukupikebutuhan keluargaku?

Mereka berkata, "Akan komi ambilkan dori baitul maal".

Maka setiap harinya, Abu Bakar diberi honor sebanyaksetengah ekor kambingzes.

Terutama sekali, yang sangat pantas diberi upah yang cukupbahkan lebih dari cukup adalah para aparatur negara yangdipercayakan mengurusi lalu lintas keuangan dalam jumlah besar,seperti: para pejabat penentu kebijakan, para pegawai yangmengurusi proyek-proyek negara, para penegak hukum yang seringmenghadapi sengketa harta dalam jumlah besar dan lainnya. Merekaini sangat rawan untuk korupsi mengingat keseharian merekabersentuhan dengan uang dalam jumlah yang menggiurkan.Sedangkan mereka hanya menerima gaji yang terkadang tidak dapatmenutupi kebutuhan pokok.

Hal ini sangat diperhatikan Umar bin Khattab, sehingga iapernah berpesan kepada para gubernurnya agar kebutuhan parabawahan mereka dicukupi supaya mereka tidak melakukan korupsi.Umar memberi honor para hakim di masa pemerintahannyasebanyak 50 keping uang emas (! zLZ gr emas) perbulanzso.

24e Azzahabi, siyaar a'laam nubalaa', iilid II, hal 362.2s0 Dr. faribah Al Haritsi,,4I fiqh al iqtishodi li llmqr bin alkhattab, hal 606.

2L4

2.2.3.3.3.2 Pengawasan

Setelah mengangkat pegawai yang jujur, bersih serta mencukupikebutuhan mereka, yang tidak kalah pentingnya dalam memberantaskorupsi adalah kontrol dari pihak yang berwenang. Karena parapegawai tersebut bukanlah para malaikat yang tidak tergoda dengangemerlap dunia.

2.2.3.3.3.2.1 Pencatatan fumlah Kekayaan Calon Peiabat

Di antara pengawasan yang telah dipraktikkan oleh para khalifahadalah pengawasan pra kerja dengan mencatat jumlah kekayaanpara aparatur negara, terutama para pejabat penting.

Adalah khalifah Umar bin Khattab, setiap mengangkat pejabatbaru ia mencatat sendiri jumlah kekayaan mereka.

Sebagaimana diriwayatkan oleh lbnu Sa'ad (wafat: 230H)dalam bukunya "At Tabaqat al Kubra" dari As Sya'bi, ia berkata,"setiap kali l|mar mengangkat seorang peiabal beliau selalumencatat jumlah kekayaan pej abat tersebut sebelum diangkat"zsr.

Tuiuan pencatatan iumlah kekayaan calon pejabat ini untukmemudahkan pengawasan setiap pertambahan kekayaannya selamamenjaba! serta memudahkan pengawasan sumber pertambahankekayaannya.

2.2.3.3.3.2.2 Pembuktian Terbalik

Setelah jumlah kekayaan seorang pejabat dicatat, maka bila terlihathartanya bertambah dengan cara yang tidak normal, pihak yang

berwenang berhak meminta pembuktian terbalik Pembuktianterbalik ini telah diterapkan khalifah Umar pada masapemerintahannya. Bahkan bukan sekedar pembuktian terbalik Umarmalah memberhentikan salah seorang gubernurnya pada saatmelihat pertambahan kekayaannya dianggap tidak normal, tanpaterlebih dahulu dibuktikan oleh pejabat yang tertuduh.

Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam kitabnya "AI'Mushannaf' dengan sanad yang shahih bahwa, "Saat Abu Hurairahradhiyallahu 'anhu gubernur Bahrain yang diangkat oleh Umardatang berkunjung ke kota Madinah, membawa kekayaannyasebanyak 10.000 keping uang emas (t42,5 kg emas) ia disambut olehUmar dengan hardikan, "Wahai, musuh Allah dan musuh kitabNya,apakah engkau mencuri harta Allah (harta negara)?

zsr filid III, hal 233.

275

Abu Hurairah menjawab, "Aku bukanlah musuh Alloh, jugabukan musuh kitabNya. Tetapi aku adalah musuh orang yangmemusuhi Allah dan kitabNya serta aku bukanlah pencuri hartaAllah".

Umar berkata, "Dari mana uang 10.000 Dinar engkau dapatkan?

Abu Hurairah menjawab, "Kudaku berkembang biak, hasilusaha budakku naih dan pembagianku dari harta rampasan perangmenumpuk."

Saat itu juga, seluruh harta Abu Hurairah disita oleh Umaruntuk diselidiki serta Abu Hurairah dipecat.

Lalu Abu Hurairah berdoa, "Ya Allah, ampunilah amirulmukmininl

Setelah diperiksa, ternyata harta tersebut benar didapatkanoleh Abu Hurairah dengan cara yang halal (bukan korupsi).

Dan Umar meminta kembali Abu Hurairah untuk menjadigubernur, namun Abu Hurairah menolaknyazsz.

2.2.3.3.3.2.3 Inspeksi Mendadakselain pembuktian terbalik juga dibutuhkan inspeksi mendadak olehpihak berwenang agar pejabat tersebut tidak dapatmenyembunyikan kekakayaannya yang didapat dengan cara haram.

Suatu saat khalifah Umar berkunjung ke Syam bersama Bilalbin Rabah radhiyallohu 'anhuma dengan cara diam-diam.Sesampainya di Syam, Umar dan Bilal mengunjungi para gubernursecara diam-diam. Dengan cara Bilal yang mengetuk pintu dan mintaizin, ketika diizinkan masuk maka Umar juga ikut masuk untukmelihat langsung gaya hidup para gubernurnya. Dan ternyata Umarmendapati para gubernurnya hidup dalam kekurangan pangan dansandang. Lalu Umar berencana menaikkan gaji para gubernurnya diSyam, akan tetapi para gubernurnya yang notabene adalah parasahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menolak kenaikangaji mereka dari baitul maal2s3.

2.2.3.3.3.3 Pemberian Sanksi

Sekalipun proses pengangkatan dan pengawasan yang diterapkanoleh para pemimpin Islam di masa keemasannya begitu sempurna.

zsz Jilid XI, hal 380-381.2s3 Dr. faribah Al Haritsi, /l ftqh al iqtishadi li llmar bin alkhattab, hal 590.

2L6

Namun tetap saja bagi orang yang berjiwa kotor terdapatkemungkinan untuk melakukan korupsi.

Karena korupsi adalah sebuah kejahatan yang merugikanorang banyak pencuri harta rakyat maka apa hukuman yangdijatuhkan oleh Islam kepada seorang koruptor? Apakah hukumpotong tangan layaknya pencuri harta pribadi? Atau bolehkahditerapkan hukum pancung [mati), mengingat besarnya dampaktindakan kejahatan korupsi yang terkadang melebihi kejahatanpembunuhan?

2.2.3.3.3,3.1 Hukum Potong Tangan untuk Koruptor

Apakah koruptor dapat disamakan dengan pencuri? Bila disamakandengan pencuri, bolehkah dijatuhi hukuman potong tangan?

Allah berfirman,

&tutJ)tu!3

"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglahtangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yong merekakerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagiMaha Bijaksana". (Al Maidah: 38).

Firman Allah yang memerintahkan untuk memotong tanganpencuri bersifat mutlaq. Tidak dijelaskan berapa batas maksimalharga barang yang dicuri, dimana tempat barang yang dicurinya danlain sebagainya. Akan tetapi kemutlaqan ayat diatas ditaqyid (dirinci)oleh hadis Nabi shallallahu'alaihiwa sallam.

Oleh karena itu, para ulama mensyaratkan beberapa hal untukmenjatuhkan hukum potong tangan bagi pencuri. Di antaranya:barang yang dicuri berada dalam (hirz) tempat yang terjaga darijangkauan orang lain, seperti brankas/lemari yang kuat yang beradadi kamar tidur untuk barang berharga, semisal: emas, perhiasan,

uan& surat berharga dan lainnya dan seperti garasi untuk mobil. Bilapersyaratan ini tidak terpenuhi tidak boleh memotong tanganpencuri.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saatditanya oleh seorang laki-laki dari suku Muzainah tentang hukumanuntuk pencuri buah kurma,

vj ,\;;'&:('J6r-il

tjiriti +i.1r;,1r3

(tsi i*

ej,fi ,a!Ji6 r,uii,j:i aF aI ril 6xit

2L7

o\t-

4rss

1;y

lrl',y

LJ,rlll

EL3 liJt

r

"Penatri buah kurma dari pohonnya lalu dibawa pergi, hukumannyaadalah dia harus membayar dua kali lipat. Pencuri buah kurma daritempat jemuran buah setelah dipetik hukumannya adalah potongtangan, jika harga kurma yang dicuri seharga perisai yaitu: 1./4 dinar(t 1,07 gr emas)zs+. (HR. Nasa'i dan Ibnu Majah. Menurut Al-Albaniderajat hadis ini hasan).

Hadis ini menjelaskan maksud ayat yang memerintahkanpotong tangan bahwa barang yang dicuri berada dalam penjagaanpemiliknya dan sampai seharga 1,/4 dinar.

Persyaratan ini tidak terpenuhi untuk kasus korupsi, karenakoruptor menggelapkan uang milik negara yang berada dalamgenggamannya melalui jabatan yang dipercayakan kepadanya. Dandia tidak mencuri uang negara dari kantor kas negara. Oleh karenaitu, para ulama tidak pernah menjatuhkan sanksi potong tangankepada koruptor.

Untuk kasus korupsi, yang paling tepat adalah bahwa koruptorsama dengan mengkhianati amanah uang/barang yang dititipkan,karena koruptor dititipi amanah uang/barang oleh negara. Danorang yang mengkhianati amanah dengan menggelapkanuang/barang yang dipercayakan kepadanya tidaklah dipotongtangannya, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

(it6 _.i.8.Jla .dl)"Orang yang mengkhianati amanah yang dititipkon kepadanyatidaklah dipotong tang anny a". (H R. Tirmidzi. Dihasankan Al-Albani).

Di antara hikmah Islam membedakan antara hukuman bagiorang yang mengambil harta orang lain dengan cara mencuri danmengambilnya dengan cara berkhianat adalah bahwa menghindaripencuri suatu hal yang sangat tidak mungkin, karena dia dapatmengambil harta orang lain yang dijaga dengan perangkat keamananapapun. Maka tidak ada cara lain untuk menghentikan aksinya yangsangat merugikan tersebut melainkan dengan menjatuhkan sanksiyang membuatnya jera dan tidak dapat mengulangi lagiperbuatannya karena tangannya yang merupakan alat utama untukmencuri telah dipotong. Sedangkan orang yang mengkhianatiamanah uang/barang dapat dihindari dengan tidak menitipkan

2s4 Batas minimal barang yang dicuri seharga 1/4 dinar berdasarkan sabda Nabi,

(t"Jeu e 2t.,;; Sj; ilpJjJr q gtil i,

"Tidak boleh diponng tungan pencuri, melqinkan barang yang dicuri seharga 7/4dinar hingga seterusnyq. (HR. Muslim).

218

barang kepadanya. Dan adalah merupakan suatu kecerobohanmemberikan kepercayaan uang/barang berharga kepada orang yanganda tidak ketahui kejujurannyazss.

Maka kejahatan seorang koruptor, sesungguhnya bukan sajakejahatan dia sendiri akan tetapi juga kejahatan orang yangmengangkat serta mempercayakan jabatan penting kepadanya.

Ini bukan berarti, seorang koruptor terbebas dari hukumanapapun juga, akan tetapi dia dapat dijatuhi hukuman sebagai berikut:

- Ia wajib mengembalikan uang negara yang diambilnya,sekalipun telah habis digunakannya. Maka hartanya yangtersisa disita oleh negara dan sisa yang belum dibayar akanmenjadi hutang selamanya.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

"($i,F&Jli u$l ,t>>

"Setiap tangan yang mengambil barang orang lain yangbukan haknya wajib menanggungnya hingga ia menyerahkanbarang yang diambilnya". (HR. Tirmidzi. Zalla'i berkata,"Sanad hadis ini hasan").

- Hukuman ta'zir.

Hukuman ta'zir adalah hukuman yang dijatuhkan terhadappelaku sebuah kejahatan yang tidak ditentukan oleh Allah,karena tidak terpenuhinya salah satu persyaratan untukmenjatuhkan hukuman hudud 2s6.

Sedangkan hudud, hukuman yang telah dijelaskan Allah danrasulNya jenis hukuman serta persyaratannnya, seperti rajam(dilempari dengan batu sampai mati) atau L00 kali cambuk untukorang yang berzina, 80 kali cambuk untuk orang yang menuduhorang lain berzina, 4O kali cambuk untuk orang minum khamar,potong tangan bagi pencuri, qrsash (nyawa dibayar nyawa) bagiorang yang membunuh jiwa, hukuman pancung bagi orang yangmurtad dan orang yang memberontak terhadap pemimpin yangbertalara.

Oleh karena kejahatan korupsi serupa dengan mencuri akantetapi tidak terpenuhi persyaratan untuk dipotong tangannya makahukumannya berpindah menjadi ta'zir.

zss Ibnu Qayyim, I'lamul muwaqqi'in,iilid,II, hal 80.

2s6 Almausuah alfiqhiyyah al kuwaitiyyah, jilid Xll,hal276.

219

fenis hukuman ta'zir terhadap koruptor diserahkan kepada ulilamri (pihak yang berwenang) untuk menentukannya, antara;hukuman fisik harta, kurungan, moril dan lain sebagainya yangdianggap dapat menghentikan keingingan orang untuk berbuatkejahatan.

Di antara hukuman fisikadalah hukuman cambuk

Diriwayatkan oleh imam Ahmad bahwa nabi menjatuhkanhukuman cambuk terhadap pencuri barang yang kurang nilainya dari1./4 dinar.

Hukuman kurungan (penjara) juga termasuk hukuman fisik.Diriwayatkan bahwa khalifah Utsman bin Affan pernahmemenjarakan Dhabi bin Al Harits karena dia melakukan pencurianyang tidak memenuhi persyaratan potong tangan.

Denda dengan membayar dua kali lipat dari nominal hargabarang atau uang negara yang diselewengkannya merupakanhukuman terhadap harta. Sanksi ini dibolehkan berdasarkan sabdaNabi shallallahu'alaihiwa sallam terhadap, "Pencuri buah kurma daripohonnya lalu dibawa pergi, hukumannya dia harus membayar duakali lipat. (HR. Nasa'i dan Ibnu Majah).

Hukuman ta'zir ini diterapkan karena pencuri harta negaratidak memenuhi syarat untuk dipotong tangannya, disebabkanbarang yang dicuri tidak berada dalam hirz.

Selain sanksi di atas, berbagai jenis hukuman lainnya yangdianggap memiliki dampak jera bagi para pelaku korupsi bolehditerapkan, seperti diberhentikan dari pekerjaan bagi koruptor hartanegara dalam jumlah kecil atau diumumkan di media massa

2.2.3.3.3.3.2 Hukum Mati untuk KoruptorAdapun hukum mati bagi koruptor, tidak dibolehkan dalam Islam.Berdasarkan sabda Nabi sha//allahu 'alaihi wa sallam,

J-y) 6s al ),! {l i ii 3{& srp,ryyt ei ,b; i)&t;6t3-,*liq .r-rri; ,o;tjtt ,',;:i1t :-.-,f.csr=1, jl ,rt'

((iek+il ,3tff1 1-r.Dl

"Tidakhalal diampahkan darah (dibunuh) seorang muslimyang telahbersyahadat "la ilaha illallah" dan dia bersyahadat bahwa aku adalahutusan Allah, kecuali dia melakukan salah satu dari 3 hal: melakukanzina dan dia adalah seorang yang pernah menikah, membunuh jiwa

220

orang lain, dan keluar dari agama Islam (murtad) yang memberontakterhadap pemimpinyang bertal<wa". (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis di atas menielaskan bahwa tidak boleh menerapkanhukuman pancung kepada seorang muslim yang melakukan tindakkejahatan apapun, kecuali ia adalah pelaku salah satu dari tigakejahatan yang telah disebutkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam diatas. Dan pelaku tindak korupsi tidak termasuk salah satu yang

disebutkan Nabi shalla llahu' alaihi w a sallam.

Dan juga alasan tidak boleh menerapkan hukuman matiterhadap koruptor, andaikan seorang yang mencuri harta negaradari kantor kas negara yang tidak dipercayakan kepadanya untukmengurusinya tidak boleh dibunuh. Ia hanya boleh dijatuhi hukumanpotong tangan apalagi seorang koruptor yang mengambil harta yangdipercayakan kepadanya. Wallahu a' lom.

2.2.3.4 Risywah (Sogok atau Suap)

Di antara bentuk muamalat yang mengandung kezaliman terhadaporang banyak adalah sogok. Risywah (sogok atau suap) adalah:sesuatu yang diberikan (berupa uang, barang, hadiah ataupun jasa)

kepada seorang hakim atau siapapun juga, agar hakim, pejabataparat dan lainnya berpihak kepada pemberi dengan melakukan apayang diinginkannya baik keinginan tersebut sesuatu yang terlarangataupun tidakzs7.

2.2.3.4,L Risywah Penyakit Kronis Umat Yahudi

Sogok bukan saja penyakit kronis masyarakat modern, akan tetapitelah mewabah pada umat Yahudi dan kaum musyrikin sebelumIslam datang.

Allah telah mencap umat Yahudi sebagai pemakan risywah,Allah berfirman,

(f'r'*IJ &Cr3i H$! t\tLt3;.>"Mereka (orang Yahudi) itu adalah orang-orang yang suka mendengarberita bohong, banyak memakan yang haram (uang sogok)".(AlMaidah:42).

Hasan Al Bashri dalam menafsirkan ayat ini berkata, "Adalahpara hakim (penegak hukum Allah) di kalangan Bani Israel apabilamengadili sebuah persengketaan, salah seorang yang bersengketamenyimpan uang sogok di lengan jubahnya seraya memperlihatkan ke

2s7 Dr. Abdullah Ath thuraiqi, Jarimatur risywah fisy syariah islamiyah, hal 51.

22L

hakim, lalu ia menyampaikan dal<waannya dan serta-merta hakimmemutuskan perkara sesuai dengan dalaruannya. Maka hakimtersebut memakan uang sogok dan mendengar dal<vvoen dustet'zsg.

Merekapun (umat Yahudi) tahu bahwa para penegak hukumAllah dari kalangan mereka adalah para pemakan harta sogoksehingga ketika terjadi persengketaan antara seorang yang pura-pura masuk Islam dan seorang Yahudi maka Yahudi yang sangatbenci terhadap Nabi Muhammad lebih memilih persengketaanmereka diselesaikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam daripadapara hakim dari kalangan mereka, karena ia tahu bahwa Nabishallallahu 'alaihi wa sallam memutuskan persengketaan dengan adildan tidak menerima sogok.

Diriwayatkan oleh Ibnu farir dari Sya'bi bahwa seorangmunafiq (berpura-pura masuk Islam) bersengketa dengan seorangYahudi di kota Madinah, maka ketika Yahudi meminta agarpersengketaan mereka diadili oleh Nabi Muhammad karena dia tahubahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menerima sogok,orang munafik tadi menolak permintaan Yahudi. Lalu merekasepakat untuk mendatangi seorang thagut (dukun, para normal)memutuskan perkara mereka. Lalu allah menurunkan firmanNyamengutuk orang munafik tadi2se'

olu3 d$l (Jj-iUJlS.rl rsJ _drJejiiiJ

"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengakudirinya telah beriman kepoda apa yang diturunkan kepadamu dankepada opa yqng diturunkan sebelum kamu? Mereka hendok berhokimkepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkarithaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan)p eny esaton y ang s ej auh-j auhny a'i (An Nisaa: 6 0).

Tradisi sogok di kalangan Yahudi benar-benar mendarahdaging. Yahudi Khaibar pernah berusaha menyogok Abdullah binRawahah, sahabat nabi yang diutus Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamuntuk menarik kharaj (pajak hasil pertanian) dari Yahudi Khaibar,namun ia menolaknya.

2s8 Tafsir Al Baghawi,jilid II, hal 53.2se Tafsir At Thabari,iilid VIII, hal 508.

222

'lllt

4lr Li3 UI +tUFI* jt;Y

Imam Malik meriwayatkan dari Sulaiman bin Yasar bahwaRasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengutus Abdullah binRawahah radhiyallahu 'anhu untuk menaksir hasil kharai danmenariknya dari Yahudi Khaibar.

Setelah sampai di Khaibar, para Yahudi mengumpulkanperhiasan, lalu mereka menyerahkan perhiasan tersebut kepadaAbdullah seraya berkata, "Ini untukmu dan mohon kurangi paiakkami".

Abdullah bin Rawahah berkata,

"wahai umat yahudi, demi AIIah, sesungguhnya kalian adalahmakhluk Allah yang paling aku benci, akan tetapi kebencianku tidakakan mengantarkanku untuk menzalimi kalian (dengan menaikkantaksiran pajak melebihi ketentuan syariat)! Adapun harta yang kaliantawarkan adalah risywah, harta haram dan kami tidak memakanharta haram".

Tokoh Yahudi berkata,

(j:-,1Ylj &ljkl,Jl &l-6 lr6;y

"Dengan keadilan dan kejujuran seperti ini langit dan bumiditeg akkan". (HR. Malih Al Muwaththa'. Dishahihkan oleh Al-Albani).

Karena risywah dikalangan kaum musyrikin ahli kitabberkembang ke arah yang membahayakan, khalifah Umar binKhattab menulis surat perintah kepada gubernurnya Saad bin AbiWaqqash radhiyallahu'anhuma. Isi surat tersebut adalah agar jangan

mengangkat orang musyrik menjadi pegawai yang bertugas melayaniumat Islam karena mereka biasa menerima sogok260.

2.2.3.4.2 Hukum Risywah beserta Dampaknya

Sogok merusak dan menghancurkan sebuah tatanan masyarakatmenghambat pertumbuhan ekonomi serta kemajuan sebuah negara.

Hak-hak orang lemah, fakir dan miskin akan tertindas dantergilas pada masyarakat yang dipenthi risywah.

260 As Sarakhsi, syarh as siyar al kabir, illid I, hal 1040.

223

Tanah warisan yang dimiliki masyarakat kecil secara turun-temurun sering dirampas oleh orang-orang yang mengerti celah-celah hukum dan menyogok para penegak hukum. Ini jelas sebuahkezaliman yang besar.

Masyarakat kalangan bawah yang tidak memiliki uang pelicinbila datang ke pusat-pusat pelayanan masyarakat yang disediakanoleh pemerintah (yang notabene para pelayan masyarakat tersebut(aparatur negara) digaji dari uang rakyat) tidak akan mendapatkanlayanan sebagaimana mestinya.

Sumber daya manusia yang merupakan aset utama untukkemajuan sebuah negara akan diacuhkan, karena orang-orang yangmemiliki kecakapan tertentu tidak mau atau tidak mempunyai biayauntuk menyuap para panitia penerima calon pegawai negeri maupunswasta. Maka tidak jarang putra-putra terbaik dari sebuah bangsapemakan sogok yang dipinggirkan oleh negaranya akibat tidakmampu menyogok, ditarik oleh negara-negara yang menghargai nilaiseorang manusia. Pada saat itu semakin hancur dan dekatlah kiamatdatang di negara pemakan sogok karena pekerjaan diserahkankepada orang-orang yang bukan ahlinya.

Barang-barang seluruh kebutuhan di negara pemakan sogoksangatlah mahal, karena proses sebuah barang dari produsen hinggasampai ke tangan penggunanya melewati meja-meja yang harusdiletakkan amplop berisi uang untuk pemakan sogok.

|angan dipikir bahwa sogok yang diberikan oleh parapengusuha untuk para pejabat tersebut mereka bayar dari hasilkeringatnya dan merugikan mereka, tidak

Akan tetapi, uang sogok itu mereka masukkan dalam biayaproduksi. Dengan demikian, maka yang akan membayar sogok yangdiberikan pengusaha tersebut kepada para aparat hakikatnya adalahrakyat banyak sebagai pengguna akhir sebuah barang yangmembayarnya. Kalau tidak demikian, dapat dipastikan semuapengusaha akan rugi dan itu berbeda dengan kenyataan.

Hal tersebut tentu turut memberikan andil menaikkan tingkatinflasi dan menambah jumlah ral<yat yang hidup di bawah gariskemiskinan.

Hasil produksi tanaman, perkebunan dan pertanian di negarapemakan sogok kalah bersaing dengan negara yang bersih dari parapemakan sogok, karena para eksportir di negara pemakan sogokharus membayar uang pelicin yang mereka masukkan ke dalam nilaijual hasil pertanian tersebut sehingga harga barang eksport menjadi

224

naik dan kalah bersaing dengan negara yang bersih. Dan

terhambatnya proses ekspor hasil pertanian dari dalam negarapemakan sogok tentu akan berdampak kepada kehancuran hargahasil pertanian pada saat musim panen raya karena hasil panen

melebihi kebutuhan domestik. Dan ini tentu akan merugikan petanikecil.

Banyak beredar makanan dan obat-obatan yang tidakmemenuhi standar kesehatan, kadaluwarsa dan tidak layakdikonsumsi di negara pemakan sogok. Ini dikarenakan parapedagang atau importir tahu celah untuk mengakali pihak pengawas

dan penyidik, cukup dengan salam tempel barang dagangan merekadapat diperjual-belikan secara bebas.

Harga nyawa seorang anak manusia terlalu murah di negarapemakan sogok. Orang tua yang telah membesarkan anaknya denganpenuh kasih, cinta dan biaya yang tidak sedikit, lalu karena hal yang

sepele nyawa anaknya melayang dibunuh orang. Setelahpembunuhnya tertangkap (yang seharusnya nyawa dibayar nyawa)pembunuh tersebut dipenjarakan beberapa puluh tahun. Akan tetapibaru berselang beberapa bulan pembunuh itu telah menghirup udarabebas, karena keluarganya tahu bahwa ia hidup di negara pemakansogok hanya dengan uang (yang jauh tidak sebanding dengan biayamakan korban yang dibunuh dari masa bayi sampai pada waktu diaterbunuh) pembunuh tersebut bebas.

Dan sangat banyak lagi dampak-dampak negatif sogokterhadap pribadi, masyarakat dan negara.

Oleh karena itu, Islam sebagai agama yang menjadi rahmat bagialam semesta telah mengharamkan sogok dan memasukkanperbuatan ini ke dalam dosa besar serta mengutuk setiap individuyang terlibat dengan sogok: pemberi, perantara dan penerima.

Allah telah melarang tegas perbuatan menyogok dan memakansogok serta perantaranya.

Allah berfirman,

"Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yangIain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (ianganlah) kamumembawa harta sogok itu kepada hakim, supaya kamu dapatmemakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan

fialan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui". (Al Baqarah: L88).

trr3i3 fl)ti.Jl trBfS

,)l t!; r+l$-l(EJilt3 e",t,

225

Dalam ayat tersebut Allah melarang tegas memberikan sogokkepada penegak hukum agar pemberi sogok dimenangkan dalamperkara dan mendapatkan harta orang lain. Dengan demikian diamemakan harta orang lain dengan cara yang batil dan cara yangberdosa261.

Dan rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengutuk,mendoakan agar orang-orang yang terlibat dalam proses sogokdijauhkan dari rahmat Allah.

Ibnu Umar berkata,

(q,s-rlts,et-it '#s-orb ell ;- At Jy);9>"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melaknat orang yangmemberikan sogok dan orang yang menerima sogok". (HR.Abu Dauddan dinyatakan shahih oleh Al-Albani).

Dan dalam riwayat Ahmad:

<1fii'1Jts 4;;itSGjl_ill #:{le etrt ,;*i;rlr ,F>>"Nabi mengutuk orang yang memberikan sogok, orang yangmenerima sogok dan orang yang menjadi perantara dalam proses

sogok menyogok".

Karena sogok-menyogok jelas merupakan perbuatan zalim(baghy) dan melanggar hak orang lain yang tidak membayar sogokmaka pelaku sogok-menyogok diancam dengan azab Allah di duniadan di akhirat mendapat siksa yang lebih berat.

Diriwayatkan dari Abi Bakrah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabishallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

"Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan Allah menurunkanazabNya terhadap pelaku dosa di dunia disamping azab yangdisediakan AIIah di akhirat, selain dosa baghy (menzalimi sertamelanggar hak orang lain) dan memutuskan hubungan kekerabatan".(HR. Abu Daud. Hadis ini dinyatakan shahih oleh Al-Albani).

Maka tak menampik kemungkinan, bahwa bencana yang silihberganti menimpa negara pemakan sogok diakibatkan oleh tindakanpara penduduk negeri itu yang telah menganggap kejahatan sogok-

26r Tafsir Ar Razy, jilid V, hal 280.

226

ji -i-.ij :+i 9+ Li>j aj

-=-'q V g,ts- ilt

menyogok sebagai perbuatan halal dan sogok-menyogok merupakanbagian dari administrasi yang harus dijalankan.

2.2.3.4.3 Bentuk-bentuk Risyw ah

Dalam keseharian, sering praktik risywah dipertontonkan olehbanyak orang dengan beragam bentuknya. Para ulama membagib entuk-bentuk n'sywah meni adi beberapa bentuk:

2.2.3.3.3.4 Risywah dalam Penegakan Hukum

Risywah dalam penegakan hukum adalah yang paling berbahayadalam tatanan masyarakat. Karena dengan risywah ini orang-orangbejat begitu leluasa merampas hak orang lain melalui sidang dipengadilan. Dan melalui risywah jenis ini tindak kejahatanperampasan hak orang lain mendapat pengesahan dari badan hukumdan dilindungi oleh negara.

Risywah jenis ini yang telah menghancurkan kehidupan umatYahudi sehingga Allah mencela mereka di dalam Alquran.

Allah berfirman,

rers

4ers"J, orJ$lr3 iyr ri+jls LiLsiis>c,..Llt

"Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orangYahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yangharam (hasil sogok). Sesungguhnya amat buruk apa yang merekatelah kerjakan itu". (Al Maidah: 62).

Ibnu farir At Thabari menafsirkan ayat di atas, ia berkata,"AIIah telah menjelaskan sifot-sifat orang-orong Yahudi dalam ayat ini,mereka begitu bersemangat untuk berbuot dosa dan menentang AIIah.

Mereka bersegera melanggar ketentuan AIIah, mereka memakanharta haram melalui sogok yang mereka terima dalam penegakanhukum, sehingga mereka memutuskan suatu perkara berbeda dengan

hukum Alhhn262.

2.2.3.3.3.5 Risywah Penerimaan dan PengangkatanCalon Pegawai

Kepala negara dan kepala daerah telah diberi amanah oleh rakyatuntuk mengemban tugas membawa masyarakat kepada kemajuandunia dan akhirat. Para pimpinan ini, tentu tidak mampu melakukan

262 Tafsir Ath Thabary,jilid VIII, hal 549.

227

tugas yang begitu besar sendirian. Dia membutuhkan parapembantu, yaitu para menteri, dan setiap menteri dibantu olehribuan para staf di departemen atau di kementeriannya.

Maka menjadi kewajiban bagi para pemimpin tersebut untukmengangkat orang-orang yang terampil bekerja dan bersifat jujursebagai pembantu mereka dalam menjalankan tugas yang telahdiamanahkan di atas pundak mereka di setiap jajaran, mulai darimenteri hingga pegawai golongan terendah.

Bila hal ini mereka abaikan, mereka mengangkat parapembantunya berdasarkan kekerabatan, tawaran politik, dan sogokyang diberikan oleh setiap calon pegawai, ini jelas sebuahpengkhianatan.

Padahal Allah telah mewajibkan setiap muslim menjalankanamanah dengan baik dan menyampaikannya kepada yang berhak.

Allah berfirman,

(ral^i ,ll"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyompaikan amanat kepada

yang berhakmenerimanya". (An Nisaa: 5B).

Dan tindakan tersebut merupakan penipuan terhadap ralcyatyang dipimpinnya. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wo sallammengancam pemimpin yang menipu ral<yatnya tidak akan masuksurga.

Nabi sha//a llahu' alaihi wa sallam bersabda,{:.t'. -l - t, t-ia6le -oA i ur_oir;9 c

&u6\jt rsij &i *+.q tu bt>

c

rljo ti6ftr ,&i d )ts dr.r Li)

(dJl _4rla-41lt aF.il"Setiap pemimpin yang memimpin ral<yatnya yang beragama Islam,Ialu dia wafat dan dia menipu ral<yatnya niscaya Allahmengharamkan dia mosuk surga". (HR. Bukhari).

Dan yang pasti, proses pengangkatan pegawai yang diwarnaiproses sogok menyogok akan berakibat munculnya para pekerjayang tidak terampil dalam bekerja. Hal ini termasuk menyerahkanpekerjaan kepada yang bukan ahlinya. Yang berakhir dengan sebuahkehancuran. Sebagaimana sabda Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam,

(a;LlJr JLfifi 4L1 * J! j,tYI i!'3 t--:j>

"Apabila sebuah urusan/pekerjaan diserahkan kepada yang bukanahlinya, maka bersiaplah menghadapi hari kiamat". (HR. Bukhari).

228

2.2.3.3.3.6 Hadiah dari Calon Anggota Legislatif atauCalon Kepala Negara/Daerah Saat Kampanye

Seseorang yang mencalonkan diri dalam pemilihan anggota dewanperwakilan ra}<yat ataupun dalam pemilihan kepala negara dankepala daerah sering membagi-bagikan hadiah kepada rakyat yang

akan memilihnya. Hadiah ini termasuk juga risywah. Dalam bentukapapun hadiah yang diberikan baik berupa: uang, bahan makananpokok, baju kaos, topi atau cindera mata lainnya.

Hakikat risywah bentuk ini adalah kebalikan dari sogok yang

diberikan calon pegawai kepada panitia yang akan menerimanya.Yaitu: ralryat yang akan memilihnya adalah sebagai penerima sogokdan calon DPR atau calon kepala daerah yang akan dipilih ralcyat

adalah sebagai pemberi sogok dan partai serta tim sukses pengusung

calon tersebut adalah sebagai perantara sogok, kesemua merekaterkena laknat dan dosa praktik risywoh.

Komite tetap fatwa dan penelitian keislaman kerajaan ArabSaudi telah menfatwakan haram pemberian dan penerimaan hadiahdari calon yang ikut pemilihan legislatif, fatwa no: 7245, yangditanda tangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz (ketua), yangberbunyi,

Soal: apakah hukum Islam tentang seorang calon anggotalegislatif dalam pemilihan yang memberikan harta kepada rakyatagar mereka memilihnya dalam pemilihan umum?

fawab: perbuatan calon anggota legislatif yang memberikansejumlah harta kepada ralryat dengan tuiuan agar mereka memilihnyatermasuk risywah dan hukumnya harom"263.

Hadiah untuk Pegawai dari Pengguna fasanya

Pada dasarnya Islam menganjurkan para pemeluknya untuk salingmemberikan hadiah agar tercipta keharmonisan hubungan antarapemberi dan penerima hadiah.

Nabi sha//allahu 'alaihi wa sallam bersabda,

(tj.l;.jt;3w>"salinglah memberikan hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai".(HR. Bukhari di kitab Adabul Mufrad. Derajat hadis ini dinyatakanhasan oleh Al-Albani).

253 Fatawa lajnah daimah, jilid XXIII, hal 541.

229

Akan tetapi, bila hadiah diberikan oleh bawahan kepada atasandi tempat kerja instansi pemerintahan ataupun swasta, dari seorangmurid kepada seorang guru, dari seorang pengusaha kepada seorangpejabat dari seorang yang bersengketa kepada hakim ataupun jaksa,dari seorang ralryat pengguna jasa kepada pegawai yang melayaniurusan mereka, dari pembayar pajak kepada pemungut pajah darisalah seorang yang berada di akhir antrian kepada petugas yangmengatur antrian agar urusannya lebih didahulukan, dari orang yangsedang disidak (inspeksi mendadak) kepada petugas sidah dariorang yang melanggar peraturan lalu lintas kepada penegak displinlalu lintas ... pendeknya dari orang yang membutuhkan jasa kepadaorang yang memberikan jasa dan pemberi jasa telah digaji oleh pihakyang mempekerjakannya, dan pemberi hadiah memberikannyabukan karena hormat kepada yang diberi akan tetapi karenajabatannya, jika ia berhenti dari jabatannya tidak mungkin dia akandiberi hadiah.

Maka hadiah dalam kasus di atas tidak lagi murni sebagaihadiah, akan tetapi telah berubah menjadi risywah. Baik diberikansebelum urusannya selesai maupun setelah urusannya selesai. Baikhadiah berupa uang, barang atau apapun bentuknya.

Hal ini dilarang Islam karena akan mengakibatkanpegawai/pejabat yang diamanahkan untuk menjalankan tugas sesuaiketentuan pihak yang mempekerjakannya akan mengkhianatiamanah tersebut dan akan berbuat sesuai dengan keinginan pemberihadiah.

Suatu saat Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengangkat lbnuLutbiyyah untuk menarik zakat bani Sulaym. Kemudian lbnuLutbiyyah datang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamseraya berkata," Ini adalah zakat, aku serahkan kepadamu dan iniadaloh hadiah dari bani Sulaym untukku".

Seketika itu juga, rasulullah shallallahu alaihi wa sallammenaiki mimbar, lalu bersabda,-rd Xi .J g+i l*; .F ru :,Jj;s ,'o:i.t *V A; u)rY;i 4!,:i,4 i4,$.,ei # d 5:+; i+ #! rl+ {l rr 161, s! ilj Jr4 y .r} # r*ir g$;. jr-ri r.el 3jq 5 ,;eJ 4 ,4 ^jL & ilri; 1:slr a-[

oi ll -t ,1(-)f# ol-ut jl

230

" Apa gerangan seorang pekeria yang kami amanahkan, lalu dia

datang, seraya berkata: ini untukmu dan ini hadiah dari masyarakatuntukku. Andaikan dia duduk saia di rumah bapaknya atau di rumahibunya, apakah ada orang yang mengantarkan hadiah kepadanya?

Demi jiwa Muhammad di TanganNya, tidak seorang pekeriapun yqng

menerima hadiah opapun, melainkan hadiah tersebut akan dibawanyadi atas pundaknya, mungkin seekor unta yang mengeluarkan suara

keras, mungkin juga seekor sapi yang mengoak, atau seekor kambingyang mengembek".

Lalu Nabi shallollahu 'alaihi wa sallom mengangkat tinggikedua tangannya sehingga lengan iubahnya turun dan kelihatankilauan pangkal lengannya, lalu beliau bersabda,

11f&i.i:,Jo ,ftJt,"Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikannyo? [HR. Bukhari).

Potongan terakhir hadis di atas sangat menyentuh sekali,

sepertinya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tahu bahwa akan

terjadi di suatu masa kebanyakan umatnya yang diberi amanah

sebuah pekerjaan akan berbuat seperti perbuatan Ibnu Lutbiyah,sehingga perlu beliau tekankan bahwa bila itu terjadi beliau berlepastangan dari perbuatan umatnya karena beliau telah menyampaikanrisalah yang diamanahkan Allah kepadanya.

Ancaman dalam hadis di atas cukup untuk menghentikan gerak

tangan orang untuk menerima risywah berkedok hadiah.

Bayangkan! Setiap hadiah yang diterimanya dari yang terkecilhingga yang besar akan dipanggul di atas pundaknya' Kuat tidak kuatdia pasti akan memanggulnya. Apakah seorang pejabat kuatmemanggul rumah yang dihadiahkan seorang pengusaha

kepadanya? Belum lagi ditambah mobil, tanah dan lain sebagainya?

Dalam hadis yang lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

menyamakan antara seorang pejabat yang menerima hadiah denganpejabat yang melakukan ghulul (menggelapkan harta rampasanperang sebelum dibagi, termasuk iuga korupsi).

Nabi shal/a llahu' alaihi wa sallam bersabda,

-1ii ali -rr{ J:.i Lii ,6_,12 rlrij, 'F * iui:iit rJ)5,f,(

"Barang siapa yang kami angkat untuk melakukan sebuah pekeriaan'

kami akan memberinya gaii yang cukuP, maka apapun yang dia

23L

terima (hadiah) setelah itu dianggap ghulul". (HR.Abu Daud dandinyatakan shahih oleh Al-Albani).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyamakan antarahadiah untuk pegawai dengan ghulul, karena dua perbuatan inisama-sama pengkhianatan terhadap hak orang banyak, ghulul jelasmencuri hak orang banyak sedangkan hadiah pegawai yangdiberikan oleh orang karena jabatan yang dipangkunya, maka hadiahtersebut adalah imbalan jabatan dan bukan orangnya, oleh karenaimbalan jabatan harus diberikan kepada pemilik jabatan yaitu negarayang mempekerjakannya, maka ketika diambil oleh pegawai tadiuntuk kepentingan pribadinya sama dengan ia mencuri harta ralryat.

Mungkin ada pertanyaan di benak kita, bukankah rasulullahjuga seorang pemimpin? Dan beliau tidak pernah menolak hadiahbahkan menerimanya.

Pertanyaan ini dijawab oleh khalifah umar bin Abdul Aziz saatditanyakan kepada beliau kenapa beliau menolak hadiah padahalrasulullah shallallohu alaihi wa sallam menerima hadiah, beliaumenjawab, "Adalah hadiah yong diberikan kepada rasulullah benarhakikatnya hadiah, adapun sekarang hadiah diberikan untuk tujuanrignvah". [HR. Bukhari).

Maksud Umar bin Abdul Aziz bahwa hadiah yang diberikankepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena pemberinyamengharap keberkahan beliau sebagai Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bukan karena mengharapkan kepentingan duniawi darijabatan beliau sebagai pemimpin. Berbeda dengan pemimpin setelahNabi shallallahu 'alaihi wa sallam, orang-orang memberikan hadiahkepadanya tentunya mereka memiliki kepentingan dengan jabatanyang dipangku oleh orang yang menerima hadiahnyazo+.

2.2.3.4.4 Kapan RisywahDibolehkan?Seorang muslim yang hidup di tengah masyarakat pemakan sogok,sangat susah baginya mendapatkan hak-haknya bila tidakmemberikan sogok, apakah pada saat itu sogok hukumnyadibolehkan dan dosanya hanya menimpa penerima sogok, bukanpemberi sogok?

Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.

Pendapat pertama: tetap berdosa hukumnya memberikansogok pada saat itu.

z6a fiy. Abdullah Ath thuraiqi, Jarimotur risywahfisy syariah islamiyah,halT1^.

232

Dalil pendapat ini bahwa hadis-hadis yang menjelaskanharamnya memberi dan menerima sogok mutlak, tanpa ada

pengecualian. Dengan demikian, dalam kondisi apapun haramhukumnya memberikan sogok26s.

Pendapat kedua: dalam kondisi tertentu seseorangdibolehkan memberikan sogok dan dosanya hanya menimpapenerima sogok, yaitu: bila dia tidak mungkin mendapatkan hak-haknya kecuali dengan memberikan sogok, atau ia tidak dapatmenolak kezaliman yang menimpa dirinya kecuali dengan membayarsogok maka pada saat itu ia dibolehkan membayar sogok dan

dosanya hanya menimpa penerima sogok.

Pendapat ini merupakan mazhab mayoritas para ulama.

Ibnu Abidin (ulama mazhab hanafi, wafat: L252H) berkata,"Sogok ada empat bentuk ... bentuk yang ke empat: sogok yangdiberikan untuk menolak kezaliman pado diri dan hortanya dariorong penerima sogok, sogok ienis ini halal bagi pemberi dan tetapharam bag i penerimon266.

Ar Ramli (ulama mazhab Syaf i, wafat: 1004H) berkata,"Adapun orang yang mengetahui bahwa hartanya akan diambildengan cara yang batil kecuali dia memberikan sogoli maka dia tidakb erdo s a m e mb erikan sog ok" 267 .

Ibnu Qudamah (ulama mazhab Hanbali, wafat: 682H) berkata,"Jika seseorang memberikan sogok untuk menolak kezaliman

terhadap dirinya ... diriwayatkan dari beberapa tabi'in, seperti 'Atha

dan Hasan al bashri bahwa hal tersebut dibolehkan"268.

Ibnu taimiyah berkata, "Seseorang boleh memberikan hadiahsebagai perantara untuk mendapatkan haknya atau menolakkezaliman atas dirinya. Pendapat ini yang dinukil dari para ulamasalaf dan para ulama f s531"26e.

Yang menjadi dalil pendapat ini, atsar yang diriwayatkan dariIbnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu bahwa pada saat berada di Habsyahharta beliau diambil oleh seseorang maka beliau membayar sogoksebanyak 2 keping uang emas, seraya berkata, "dosa sogok ini

26s ibid.266 Hasyiyah lbnu Abidin, jilid IV, hal 303.

267 Nihayatul muhtaj,jilid VIII, hal243.268 Al Mughnt, jilid IX, hal 78.

26e Majmu Al Fatawa,jilid XXXI, hal287.

233

hanyalah ditanggung oleh orang yang menerima". Atsar inidiriwayatkan oleh Qurthubi dalam tafsirny2zzo.

fuga dapat dianalogikan dengan tebusan membayar tawananmuslim yang ditahan oleh orang kafir dalam sebuah peperangan.Persamaannya bahwa harta yang dibayar kepada orang kafir untukmendapatkan hah yaitu nyawa seorang muslim sama dengan sogok,akan tetapi dibolehkan karena untuk menolak kezariman atasdirinya, begitu juga hukumnya dengan membayar sogok untukmenolak kezaliman.

Wallahu a'lam, pendapat mayoritas para ulama ini sangat kuat,dengan catatan, wajib berusaha terlebih dahulu untuk menempuhjalan yang benar demi mendapatkan haknya atau menolakkezaliman, akan tetapi bila menemui jalan buntu maka pada saat itubaru dibolehkan.

2.2.3.4,5 Islam Memberantas RisywahDari uraian di atas tentang riqruah sangat jelas bahwa isrammemberantas praktik sogok menyogok dengan menghukumi haramperbuatan tersebu! mengutuk semua pihak yang terliba! danmengancam pelakunya dengan azab di dunia dan akhirat.

Adapun langkah-langkah konkrit islam memberantas risywah,tidak jauh berbeda dengan langkah-langkah islam memberantaskorupsi yang telah dijelaskan sebelumnya, kedua tindakan kejahatanini sama-sama pengkhianatan terhadap amanah yang dibebankandalam mengemban tugas untuk kemaslahatan orang banyak

2.2.3.5 PAIAK KONTEMPORER MENURUT TTNIAUAN FIKrHPajak adalah iuran wajib setiap warga Negara (muslim/non

muslim) kepada Negara berdasarkan undang-undang untukmembiayai belanja negara. Pajak dapat berbentuk; pajakpenghasilan, pajak penjualan, pajak bumi dan bangunan, pajakbarang masuk dan lainnya.

Pajak jenis ini telah dihapuskan Islam, akan tetapi kenyataanyang dihadapi sekarang hampir seluruh negara islam menerapkanpajak jenis ini untuk membiayai kebutuhan negara yang semakinbermacam. Untuk itu dibutuhkan ijtihad baru para ulama.

Para ulama fikih telah membahas tentang hukum menarikpajak selain yang telah ditetapkan sebelumny4 diantara mereka ada

270 Tafsir Qurthubi, jilidVl, hal 184.

234

yang mengharamkan mutlak dan ada diantara mereka yang

membolehkan bersyarat. Dan tidak ada yang membolehkan mutlaktanpa syarat karena diriwayatkan oleh Muslim dalam kitabshahihnya bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadaKhalid bin Walid radhiyallahu anhu yang melemparkan batu dengankencang kepada wanita yang dirajam karena berzina,

q4" dr=. -l-i- F.rl il !i.:i.ll rli q+! ".fi,p$f;

,'.1F E \;;<l: iiLi

"Sabar wahai khalid! Demi Allah, sungguh wanita itu telahbertaubat, kalau penarik mucus (paiak) bertaubat seperti dia, niscaya

diampuni dosanya".

fuga sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyi,

((,#: dr-. -ti- ikit ;gi; V>

"Tidak masuk surga para penarik paiak" (HR. Abu Dawud danAhmad. Hadis ini didharlkan oleh Al Albani dan dinyatakan hasan Iig hairihi oleh Arnauth).

- Pendapat yang Mengharamkan

Diantara ulama yang mengharamkan negara menarik pajakadalah Al Mawardi dan Abu Ya'la.

Dalil pendapat yang mengharamkan, firman Allah;

(+. u19 *+ SrC trl3u { rsiir o#lr qi E)"Hai orang-orang yang beriman, ianganlah kamu saling

memakan harta sesamomu dengan ialan yang batil" . (An Nisaa: 29).

Sabda Nabi Shallallahu alaihiwa sallam,

(elF SS .S=t-,r1s,Ft;.1; ,$;u; iF,"sesungguhnya darah, harta dan kehormatan kalian haram

untuk kalian langgar satu sama lain". (HR. bukhari Muslim).

Pada dasarnya harta setiap muslim haram untuk diambil tanpahak. Dan mukus telah dilarang oleh Nabi Shallallahu alaihiwa sallam.

- Kewajiban seorang muslim pada hartanya telah diielaskansyariat dan pajak tidak termasuk bagian dari kewajiban yang

harus ditunaikan dari harta. Bahkan Nabi Shallallahu alaihiwa sallom dalam keadaan genting -saat akan perang- tidakpernah menarik pajah Beliau lebih memilih cara berhutang

235

kepada shahabat yang kaya dan menarik zakat sebelum jatuhtempo serta menganjurkan untuk bersedekah jika tidakmemiliki kemampuan untuk menghadang musuh.

- Dalil selanjutnya adalah sadd zariah. Andai hal ini dibukamaka menjadi kesempatan bagi penguasa yang zalim untukmengambil harta umat islam.

- Pajak tidak pernah diterapkan para shahabat Nabi Shallattahualaihi wa sallam yang menjadi penguasa/khalifah di masa-masa keemasan Islam maka menarik pajak adalah suatukebijakan yang tidak dicontohkan Nabi Shallallahu alaihi wasallam dan para shahabatnya.

Tanggapan dalil:

Ayat-ayat dan hadis-hadis yang mengharamkan mengambilharta orang lain dengan tanpa hak tidak menafikan adanyakewajiban dalam harta terhadap kerabat dan fakir miskin. Dan pajakyang ditarik atas kebutuhan pokok sebuah negara lebih pentingdaripada kebutuhan individu.

Hadis-hadis yang mengharamkan mukus itu bermakna mukusyang zalim. Adapun pajak yang ditarik berdasarkan kebutuhan pokoksebuah negara bukanlah suatu kezaliman.

Adapun dalil bahwa Nabi hanya berhutang dan tidak menarikpajah itu dimungkinkan jika diharapkan akan ada pemasukan kasnegara untuk menutupi utang negara. Adapun, jika tidak ada harapanuntuk menutup utang tentu menarik pajak dengan ketentuan syar'imerupakan satu-satunya jalan.

Adapun dalil bahwa sadd zariah bisa diatasi dengan membuatketentuan untuk penarikan pajak yang dibolehkan.

Adapun hal ini tidak pernah dilakukan di masa shahabat telahditanggapi oleh Syatibi "karena tidak ada kebutuhan di waktu itu,dimana keuangan baitulmal (perbendaharaan negara) cukup untukmembiay ai b el anj a fi €g arq" 2z t.

Pendapat yang membolehkan paiak bersyaratPara ulama yang membolehkan menarik pajak dalam kondisi

dan syarat tertentu, diantaranya; Al fuwaini, Syatibi, para ulamaAndalus dan ulama mazhab Hanafi dan Ibnu Taimiyah. Dengansyarau

271 Syatibi, I'tisham, jllid II, hal 121.

236

1. Ada (hajah) kebutuhan riil suatu negara yang mendesahseperti menghadapi musuh yang hendak menyerang. Ibnu Abidinberkata," Pemerintah boleh menarik paiak iika ada maslahat untukwarganya".

2. Pemasukan negara dari iizyahz7z, kharaizzz dan lain-laintidak mencukupi untuk membiayai kebutuhan pokok negara. Dengan

kata lain kas baitul maal kosong. Ibnu al Arabi berkata, "Kas negarahabis dan kosong".

3. Bermusyawarah dengan ahlul hilli walaqdi (para tokohagama). Ibnu Al Arabi berkata,"Iidak halal mengambil harta warganegaranya kecuali untuk kebutuhan mendesak dengan cara adil dan

dengan musyawarah kepada pare ulama".

4. Ditarik dengan cara yang adil dengan hanya mewajibkanpada harta orang yang kaya dan mampu. Al Haitami berkata,"Menolak mudhorat umat merupakan tanggung iawab bagi orangyang mampu, yaitu orang yang memilliki kelebihan harta setelah

dikeluarkan kebutuhan pokoknys" 2t +.

5. Pendrstrfbusian pajak yang ditarik untuk kepentingan yang

telah dituiukan. Tidak boleh didistribusikan untuk hal yang bersifatmewah.

6. Adanya kebutuhan yang mendesak. fika kebutuhan tersebuttelah terpenuhi maka pajak tidak boleh lagi ditarik. Dengan kata lainpenerapan pajak bersifat sementara dan bukan menjadi pemasukan

tetap sebuah negara. Syatibi berkata," Pajak ditarik atas dasardarurat dan diukur seperlunya. Jika darurat telah hilang makapajakpun mesti dihapuskan" zts.

Dalil-dalit pendapat yang membolehkan menarik paiak

- Ayat-ayat tentang kewajiban berjihad difa' dan thalab.Diantaranya firman Allah,

272 lizyah: adalah harta yang ditarik dari ahli kitab yang tinggal di negeri Islam

sebagai imbalan atas jasa keamanan dan perlindungan' Di masa khilafah Umar

besarnya jizyah sebanyak 1 dinar untuk satu tahun.

zzs Kharaj adalah bagi hasil dari tanah yang dimiliki negara Islam dan digarap oleh

ahli kitab.27 a Tuhfat Muhtaj, lx, hal 220.27s Syatibi, I'tisham, iilid II, hal722.

237

3:b * &A_f .liiitrsii:i'q'#lr4ttr

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa sajayang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yong ditambat untukberperang (yong dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuhAllah dan musuhmu dan orang orong selain mereka yang kamu tidakmengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamunafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukupkepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)". IAL Anfaal:60).

Kaidah,4lm a sl ah at, yaitu :

r*"liJt i 'ir -o ,,lliooll ,' ,i:.J J L---

" Mendatangkan kemaslahatan dan menolak mudharaf' .

Andai tidak ditarik pajak maka negara tidak bisa berjalankarena kekurangan pemasukan dana dan mudharat yang terjaditanpa keberadaan suatu negara yang mengatur hidup orang banyaksangat besar. Maka mudharat tersebut diangkatkan denganmelakukan mudharat yang lebih kecil dengan cara menarik pajak.

- Qiyas. Dengan menganalogikan kepada kasus dimana seorangwali forang yang dipercayakan untuk mengurus harta anakyatim) boleh mengambil harta anak yatim yang diurusnyauntuk kepentingan wali tersebut dengan cara yang ma'ruf[baik).

- Al Hajah. Yaitu meningkatnya kebutuhan negara akan danadari masa ke masa sebagaimna yang diungkapkan oleh AlJuwaini dan Al Ghazali. fuga dijelaskan dalam kaidah,

ej-E ji d-,ir< tV t11,j-e\ il;;r_Jji i+lIt"Snetu kebutuhan bisa saja disamakan dengan darurat jika

dibutuhkan oleh masyarakat umum".

Kesimpulan:

Pada dasarnya pajak tidak dibolehkan dalam Islam karenaterdapat ayat dan hadis yang melarang kebijakan tersebut. Namundalam kondisi tertentu dan dengan syarat tertentu pajak dibolehkanatas dasar pengecualian hukum.

238

Yang perlu didiskusikan dan dicari penyelesaiannya bersama

oleh para ulama dan ulil amri adalah:"Apakah pajakyang diterapkanoleh pemerintah Indonesia saat ini telah memenuhi syarat yang

ditetapkan oleh syariat?

239

BAB IIIGHARAR HARTA HARAM

3.1 DEFINISI GHARAR

Gharar berasal dari bahasa Arab yang berarti: risiko, tipuan, danmenjatuhkan diri atau harta ke jurang kebinasaan.

Menurut istilah para ahli fiqh, gharar berarti: jual beli yangtidak jelas kesudahannya. Sebagian ulama mendefinisikannyadengan: jual-beli yang konsekuensinya antara ada dan tidak.

Misalnya:

Penjual berkata, "Aku jual barang yang ada di dalamkotak ini kepadamu dengan harga Rp100.000,00". penjualtidak menjelaskan isi kotak dan pembeli pun tidak tahufisik barang yang berada di dalam kotak.

Akad di atas mengandung unsur untung-rugi (spekulasfl. Bilasalah satu pihak mendapat keuntungan maka pihak lain mengalamikerugian, inilah hakikat g harar.

Pembeli kotak yang tidak mengetahui isinya dengan hargaRp100.000,00 mungkin mendapat untung jika ternyata isi kotakadalah barang seharga Rp130.000,00 dan mungkin mengalamikerugian jika ternyata isinya hanya seharga Rp90.000,00.

3.2 HUBUNGAN GHARAR DENGAN QIMAR (PERIUDIAN)

Qimar yaitu: Transaksi yang dilakukan oleh dua belah pihak untukpemilikan suatu barang atau jasa yang menguntungkan satu pihakdan merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan transaksi tersebutdengan hal-hal yang tidak jelas kesudahannya seperti suatu aksi atauPeristiwa zzo.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa qimar hampir samadengan gharar, karena asasnya juga ketidakjelasan yangberkemungkinan mendatangkan kerugian atau keuntungan. Hanyasaja perbedaan antara keduanya bahwa qimar biasa terjadi pada

Dr. Sulaiman Al lahim, /I q imar; Haqiqatuhu wa Ahkqmuhu, hal 7 4.

240

permainan atau perlombaan, sedangkan ghorar terjadi pada akad

iual-beli.Di antara bentuk qimarz

a. Dua orang atau lebih melakukan sebuah permainan dan

masing-masing mengeluarkan sejumlah uang dengan syaratyang keluar sebagai pemenang dari permainan tersebutmengambil seluruh uang.

b. Dua orang atau lebih melakukan taruhan. Dengan

mengatakan, "Jika yang keluar sebagai pemenang

pertandingan sepak bola ini adalah kesebelasan yang saya

unggulkan maka anda harus membayar uang sekian dan jikasebaliknya maka saya bayar uang kepada anda sekian".

3.3. HUBUNGAN GHARAR DENGAN MAYSIR

Gharar adalah salah satu bentuk maysir, karena maysir terbagi dua:

a. Maysir yang diharamkan karena mengandung unsur qimar,

seperti contoh di atas. Ini berarti maysir semakna dengan

gharar.

b. Permainan yang diharamkan sekalipun tidak disertaipembayaran uang, juga termasuk maysir.

Sebagian ulama salaf ketika ditanya tentang maysir iamenjawab, "segala bentuk permainan yang melalaikan dari shalat

dan zikrullah termasuk maysir".

Pendapat ini diperkuat oleh lbnu Taimiyah dan Ibnu Qayyimserta mereka menukilnya dari mayoritas para ulama. Menurutmereka, sebab diharamkannya maysir bukanlah karena mengandungunsur spekulasi, akan tetapi karena maysir melalaikan seseorang

dari shalat, zikrullah, dan menimbulkan kebencian sertapermusuhan, sedangkan fungsi uang hadiah hanyalah sebagai

penarik orang untuk ikut serta dalam permainan tersebut'

3.4 HUBUNGAN GHARARDENGAN QUR'AH

Qur'ah yaitu: suatu cara untuk membedakan antara orang-orangyang berhak, namun orangnya tidak jelas, maka untuk menentukansiapa yang berhak dilakukan undian.

Qur'ah (mengundi) dalam hal ini dibolehkan, berdasarkandalil-dalil berikut ini:

1. Aisyah radhiyallahu anha meriwayatkan bahwa Rasulullah

shallallahu 'alaihi wa sallam bila hendak melakukan

24L

perjalanan jauh mengundi di antara pora isterinya, siapayang memenangkan undian berhak ikut bersama Nabi. (HR.Bukhari dan Muslim).

2. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Sendainya umat Islam tahu keutamaan mengumandangkanazan dan keutamaan shaf pertama (sahalat berjamaah), lalumereka tidak mendapatkan posisi tersebut melainkandengan cara mengundi sungguh mereka akan melakukanundian". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dua hadis di atas menjelaskan bahwa melakukan undian untukmenentukan siapa yang lebih berhak di antara orang-orang yangberhak hukumnya boleh.

Adapun undian yang dilarang yaitu undian yang dilakukanuntuk menghilangkan kepemilikan seseorang atas suatu barangdengan cara undian.

Misalnya:

A dan B, masing-masing mengeluarkan uang sebanyakRp100.000,00. Lalu mereka melakukan undian dengancara melempar uang logam ke atas. Bila yang keluaradalah bagian A, ia mengambil uang yang terkumpul,sebanyak Rp200.000,00 dan sebaliknya.

Undian seperti ini termasuk ba'i gharar dan bagian dariperjudian.

fadi, undian hanyalah sekedar sarana, bila digunakan untukmenentukan orang yang berhak di antara orang-orang yang berhakmaka hukumnya boleh, tetapi bila digunakan untuk mengambil hakorang orang lain atas sesuatu barang miliknya maka hukumnyaharam277.

3.5 HUBUNGAN GHARAR DENGAN MUKHATARAH

Mukhatarah lebih umum daripadagharar. Mukhatarah terbagi dua:

277 Dr. Sulaiman Al Mulhim, Al qimar; Haqiqotuhu wa Ahkamuhu, hal 116.

242

il F 'gjiYt

a. Mukhatarah yang disebabkan oleh ketidak-jelasan barangatau harga. Mukhatarah jenis ini termasuk qimar dangharar.

b. Mukhatarah yang disebabkan oleh karena pelaku akad

belum dapat memastikan keuntungan dari akad niagayang mereka lakukan, akan tetapi barang dan harganyajelas, yang tidak ielas, apakah akad niaga ini akan

mendatangkan keuntungan besar atau sebaliknya.

Mukhatarah jenis ini dibolehkan dan tidak termasukgharar karena seluruh akad niaga tidak terlepas darimukhatarah jenis ini.

Ibnu Taimiyah berkata, "Tidak ada satupun dalil yang

mengharamkan seluruh bentuk mukhatarah. Bahkan sebaliknya Allahdan Rasul-Nya tidak mengharamkan seluruh bentuk mukhatarah yangpelaku akad masuk ke dalam area untung dan rugi. Karena seluruh

pelaku niaga mengharapkan keuntungan dan menghindari kerugian.

Dengan demikian mukhatarah ienis ini dibolehkan berdasarkan dalildari Alquran, hadis, dan iima. Dan seorang pedagang dapat disebutmukh athir (sp ekul an)" zt a.

Berdasarkan hal di atas maka jual beli yang dilakukan secara

cepat terhadap beberapa jenis barang seperti saham yang

mengandung unsur spekulasi tinggi karena pembeli kemungkinanmendapat keuntungan dalam beberapa saat atau sebaliknya tidaklahdianggap qimar apabila rukun dan syarat jual beli terpenuhi.

3.6 HUKUM BA'I GHARAR

Ba'i gharar hukumnya haram berdasarkan Alquran dan hadis.

Dalil haram ba'i gharar dari Alquran adalah firman AllahTa'ala:

ii;irl ,:. u.$rir3 :*iiir3 :iilr *l rrr.t orJl r4.1i u"l

+j r,jl . 3rA$i Siti irrl.fi oU4lu ,W U &it;lr ,ri ;ualii. r3 -i3rriir S+ ei 'ci

Oti+:ltt

tri W;iLlt *r *tt Ji t*-;itat *$^s(&ri3ri

"Hai orang-orong yang beriman, sesungguhnya khamar, beriudi,(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah

278 Al Mustadrak Ala Majmu' al Fatawa, jilid IV, hal 68.

243

termasuk perbuatan ryaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan ituagar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itubermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamor dan berjudi itu, danmenghalangi kamu dari mengingat AIIah dan shalat; makaberhentilah kamu". (Al-Maidah: 90-9 1)

Dalam ayat di atas Allah mengharamkan perjudian. Dan Ghararmerupakan salah satu bentuk perjudian.

Hukum haram tersebut dapat ditarik dari qarain berikut ini :

a. Allah mensifatinya dengan rijs yang berarti kotoranmanusia, bau busuk dan menjijikkan.

b. Judi adalah perbuatan syaitan, maka orang yang melakukanjudi sesungguhnya dia sedang berusaha untuk menjadisosok makhluk terkutuk tersebut.

c. Perintah Allah untuk berhenti melakukannya danmenjanjikan keuntungan serta kebahagiaan dunia danakhirat bagi yang berhenti melaksanakannya.

d. Setelah Allah jelaskan hakikat perjudian, Allah terangkan laginiat busuk setan dibalik perjudian itu, yaitu:

- Merusak ukhuwwah di antara muslim dengan timbulnyapermusuhan dan kebencian sesama mereka lantaranperjudian, hal ini suatu saat akan menghilangkan imandari dada mereka, karena seseorang belum memilikikeimanan yang sempurna sebelum saling mencintai danb erukhuwwah karena Allah.

- Sarana syaitan untuk melupakan seorang hamba darizikrullah dan shalat, padahal ini adalah inti kekuatan,kelezatan dan kebahagiaan ruhani dan jasmani.

Satu saja dari qarain di atas cukup untuk menjadi alasanmengapa judi/gharar diharamkan, apalagi bila semuanya berkumpuldalam sebuah transaksi.

Dalil haram ba'i gharar dari hadis:

,;E-iil U e W 4l JAt.#) ,Si, 6-,r;* ."+i cl'<<)fli P* r:

Diriwayatkan dari Abu Hura irah rodhiyallahu 'anhu bahwa Nabishallallahu 'alaihi wa sallam melarang jual beli hashah (jual beli

244

tanah yang ukurannya ditentukan dengan seiauh lemparan batu) danjuga melarang jual beli gharar. (HR. Muslim).

Dan karena hukum ba'i gharar haram maka perpindahanbarang dan uang ke tangan pihak lainnya tidak sah. Status barangdan uang di tangan pihak pelaku transaksi adalah haram'

3.7 KRITERIA GHARAR YANG DIHARAMKAN

Keharaman riba bersifat mutlak, riba diharamkan baik sedikitmaupun banyak. Berbeda halnya dengan gharar. Gharar hanya

dihukumi haram bilamana terdapat salah satu kriteria berikut:

a. Nisbahgharar dalam akad besar.

fika nisbah gharar sedikit maka tidak mempengaruhikeabsahan akad, seperti: pembeli mobil yang tidakmengetahui bagian dalam mesin atau pembeli saham yangtidak mengetahui rincian aset perusahaan, atau pembelikebun yang tidak mengetahui jumlah pasti hasil panen

buah per tahunnya, tidaklah merusak akad yangdilangsungkan.

Ibnu Qayyim berkata, "Ghorar dalam iumlah sedikit atautidak mungkin dihindari, tidak mempengaruhi keabsahan

akad. Berbeda halnya gharar dengan nisbah besar ataugharar y ang mung kin dihindari]| 27e.

Al Qarafi berkata, "Gharor dalam ba'i ada 3 macam: Ghararyang nisbahnya dalam akad relatif besar maka gharar inimembatalkan keabsahan akad, seperti: meniual burung diangkasa. Gharar yang nisbahnya dalam akad relatif kecilmaka tidak membatalkan akad dan hukumnya mubah,seperti ketidak-jelosan pondasi rumah atau ketidak-ielasanjenis benang qamis yang dibeli. Gharar yang nisbahnyadalam akad pertengahan, hukumnya diperselisihkan olehpara ulama. Apakah boleh sgqv tiflql<tt28o.

Al Baji berkata, "Gharar dalam iumlah besar, yaitu rasionyadalam akad terlalu besar sehingga orang mengatokanbahwa jual-beli ini adalah iual-beli gharaT"zar.

b. Keberadaan gharar dalam akad mendasar.

27e Zaadul ma'ad,iilid V hal 820.

280 AIfuruuq, iilid.lll, hal 265.

281 Al Muntaqa, jilid. V, hal 41.

245

i --o:. -5)*^,J

lika gharar dalam akad hanya sebagai pengikut maka tidakmerusak keabsahan akad. Dengan demikian menjualbinatang ternak yang bunting menjual binatang ternakyang menyusui dan menjual sebagian buah yang belummatang dalam satu pohon hukumnya dibolehkan.Walaupun janin, susu dan sebagian buah tersebut tidak-jelas, karena keberadaannya dalam akad hanya sebagaipengikut dan bukan tujuan akad jual-beli.

Nabi shal/allohu 'aloihi wa sallam bersabda,

ii il gq! krirxi ,i'i ci ri{ fr aqr go(aE+.lll

"Siapayang menjual kebun kurma setelah dikawinkan, makabuahnya adalah milik p enj ual, kecuali pembeli mensyaratkanbuah itu untuknya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidakmensyaratkan sahnya jual-beli kebun bila buah di pohontelah matang, padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallammelarang menjual buah di pohon dalam sebuah kebunsebelum buah itu menjadi matang (tua).

Ibnu Umar radhiyallahu' anhuma meriwayatkan,

-1.r5 *:i J-L"lll 5l; d,a ,6 W At A_*-, -5>

((tE$llj g$l # klXj-"Nabi melarang menjual buah di pohon dalam sebuah kebunsebelum buah itu matang (tua), beliau melarong penjual danpembeli untuk melokukannya". (HR. Bukhari dan Muslim).

Hal ini dikarenakan status buah di pohon kurma hanyasebagai pengiku! adapun tujuan objek jual-beli adalahpohon kurma dan bukan buahnya.

Ibnu Qudamah berkata, "Ghorar yong terdapat pada akadyang statusnya sebagai pengikut dibolehkan seperti:menjual kambing yang sedang menyusui (menjual susu didalam kantung susu hewan mengandung gharar, akan tetapidibolehkan karena statusnya hanyalah sebagai pengikutdalam transaksi), hewan ternak bunting (menjual janin didalam perut induknya mengandung gharar, akan tetapidibolehkan karena statusnya hanya sebagai pengikut dalamtransoksi) ... dan tidak boleh bila diiual terpisah (seperti

246

d.

menjual janin hewan ternak saia yang berada dalam perutinduknYa)" zaz.

Akad yang mengandung gharar bukan termasuk akad yangdibutuhkan orang banyak

fika suatu akad mengandung gharar, tetapi akad tersebutdibutuhkan oleh orang banyak maka hukumnya sah dan

dibolehkan.

An Nawawi berkata, "Bila akad yang mengandung ghararsangat penting, bila dilarang akan sangat menyusahkankehidupan manusia maka aka dny a dibolehkann 2$.

Ibnu Taimiyah berkata, "madharat gharar di bawah riba,

oleh karena itu diberi rukhsah (keringanan) iika dibutuhkanoleh orang banyak, karena iika diharamkan madharatnyaIebih besar darip ada dibolehkanil2g4.

Dengan demikian dibolehkan menjual barang yangtertimbun dalam tanah, seperti: wortel, bawang umbi-umbian dan menjual barang yang dimakan bagian

dalamnya, seperti: semangka, telur dan lain-lain, sekalipunterdapat gharar. Karena kebutuhan orang banyak untukmenjual dengan cara demikian tanpa dibuka terlebihdahulu bagian dalamnya atau dicabut dari tanah.

Gharar terjadi pada akad jual-beli.

lika gharar terdapat pada akad hibah/wasiat hukumnyadibolehkan.

Misalnya:

Seseorang bersedekah dengan uang yang ada dalamdompetnya padahal dia tidak tahu berapa iumlahnya.Atau seseorang yang menghadiahkan bingkisankepada orang lain, orang yang menerima tidak tahu isidalam bingkisan tersebut, bisa jadi bernilai mahal, bisa

iuga tidak Akad ini sah walaupun mengandunggharar.

Rasulullah shallallahu' alaihi wa sallam bersabda:

282 AI Mughni, jilid. VI, hal 141.

283 Al Majmu' Syarh Al Muhazzab, iilid IX, hal246.za+ Qawaid Nuraniyah, hal 140.

247

,d-q 1lgr -rt{ tl<ii Ll Jiq) qtS,'+.'t }>

11+6-ra 4,*E y.ieS'Tidak satu Dinarpun dari harta warisanku-dibagi. Seluruhharta yang kutinggalkan setelah dikeluarkan nafkah isteri-isteriku serta gaji pekerja yang mengurus, maka hartawarisanku aku sedekahkan". (HR. Bukhari dan Muslim).

fumlah sedekah yang diberikan Nabi shallallahu'alaihi wasallam tidak jelas (termasuk gharar), karena nafkah isteridan gaji para pekeria tidak dapat diperkirakan saat Nabishallallahu 'alaihi wa sallam berwasiat, mungkin naikharganya mungkin juga turun setelah Nabi shallallahu'alaihi wa sallam wafat. Ini berdampak terhadap tidakjelasnya jumlah sedekah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dengan demikian, maka gharar yang terdapat pada akadhibah, sedekah dan wasiat tidak mempengaruhi keabsahanakad 28s.

Dari dalil ini para ahli fikih membuat sebuah kaidah,

+l.ajf,r u1j*i.Y j_!l"Gharar dalam akad hibah tidak merusak akadn286.

3.8 HIKMAH PELARANGAN BA'I GHARAR

Syariat islam melarang ba'i gharar karena dalam jenis jual beli initerdapat beberapa hal yang merugikan, di antaranya:

a. Bo'i gharar termasuk memakan harta orang lain dengancara yang batil.

fika yang terjadi adalah barang objek jual beli yangdiinginkannya ternyata jauh di bawah harga pasar makapembeli rugi sebanyak selisih harga yang dibeli dan hargapasar. Dan di pihak lain penjual mengambil keuntunganlebih dari keuntungan yang sepantasnya.

Dalam contoh jual barang dalam kotak tanpa diketahuiisinya mengandung gharar, karena bila ternyata pembelimendapatkan barang yang harga pasarnya cumaRp90.000,00 padahal ia telah membayar uang

28s Dr. Fahd Al Hamud, Ritaj Al Muamalat, hal 135.286 An Nadwi Al Jamharah fil qawaid Fiqhlryah Jil Muamalat Malgryah, jilid II, hal

795.

248

Rp100.000,00 maka sesungguhnya penjual telah memakanharta pembeli sebanyak Rp10.000,00 secara batil, tidak ada

imbalan dari baran g yang dibeli.

Sebagaimana diriwayatkan dari fabir bahwa Nabishallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

,ii:g iSi1;G n3rt,,t;. h{+{jusLp; .Efi i-1^

-lLLl ,,j

EIai ,?r.o €rit3Ls,l r-r4 (.l!1. z rJ- o t."o-t l.o. -. 2, t.* o-

wrz o tt,o. -.-2, li i

tJ

-il)ai

"seandainya engkau jual buah kurma di pohon (sebelum

cukup tua), lalu terserang hama, tidak halal bagimumengambil uang pembeliannyo, karena engkau mengambilharta saudaramu dengan cara tidak haq (tanpa imbalan)".(HR. Muslim).

Dalam hadis di atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallammelarang menjual buah di pohon sebelum cukup tua.Karena dalam kondisi muda, buah sangat rentan terseranghama. Hal ini dilarang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamkarena mengandung unsur gharar (spekulasi), di manapembeli mendapat harga lebih murah di bawah hargamatang di pasar dan penjual lebih cepat mendapat uangtunai dan terbebas dari risiko gagal panen. |ika terkenahama (gagal panen) maka pembeli tidak mendapatkanbarang yang diinginkannya serta uangnya hilang begitusaja. Dan jika panen berhasil maka ia meraup keuntunganyang besar. Oleh sebab itu Nabi shallallahu'alaihiwa sallammelarang jual-beli buah di pohon sebelum cukup tua sertabeliau menjelaskan hikmahnya, yaitu: iika yang terjadigagal panen sesungguhnya penjual mengambil uangpembeli tanpa ada imbalan karena barang yang dibelinyatidak berguna sama sekali287.

b. Ba'i gharar dapat menimbulkan permusuhan sesama

muslim.

Di antara prinsip dasar Islam, menciptakan suasana salingmenyayangi, mengasihi dan mencintai sesama pemeluknya,sehingga mereka bagaikan saudara seketurunan danbagaikan satu tubuh. Maka apapun hal yang dapat merusaksendi-sendi prinsip ini dilarang dalam Islam termasuk jual-beli gharar. Karena dalam jual-beli gharar, jika satu pihakdirugikan dan satu pihak meraup keuntungan besar atas

287 Dr. Fahd Al Hamud, Ritaj Al Muamalat,hallt6.

)16

249

jerih payah orang lain pastilah pihak yang dirugikanmemendam kebencian terhadap pihak kedua.

Oleh karena itu Allah berfirman menjelaskan hikmahdiharamkannya maysir (dan gharar bagian dari maysir),

iu;^a!ir3 S3rriir F+ Ejlj,)i arl!ilt i^.i u,il)

tfu ltt Jl t9 F1;; J'-l,i.ellJ +iiir a(E-l(:upi .leiyLlr

"Sesungguhnya syaiton itu bermaksud menimbulkanpermusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran arakdan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingatAllahdan shalot; maka berhentilah kamu". (Al Maidah: 91J.

Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwapara sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melakukantransaksi jual-beli buah kurma di pohon sebelum layak dipanen. Saat buah akan dipanen dan pembeli inginmenyerahkan uang, sering terjadi panen gagal terkenahama, sehingga buahnya tidak layak dijual. Tidak jarangterjadi sengketa; pembeli tidak mau membayar uang danpenjual mendesak pembeli menyerahkan uangnyaberdasarkan transaksi yang telah dilakukan sebelumnya.Karena banyaknya sengketa maka Nabi shal/allahu 'alaihiwa sallam bersabda,

(tst a>:,.-jq;.,:= t3i1l1:: )ri cy uF,"Jika kalian tidak meninggalkan jual-beli buah di pohonnya,maka janganlah menjualnya sebelum buah cukup tua". (HR.Bukhari).

Sa'ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'onhu meriwayatkanbahwa para sahabat Nabi shallallahu'aloihi wa sallam yangmemiliki tanah pertanian menyewakan tanahnya kepadapara penggarap dengan imbalan hasil panen tanaman yangberada dekat aliran air. Hal ini sering menimbulkansengketa karena hasil panen yang di dekat aliran air tentulebih bagus. Lalu mereka menemui Nabi shal/allahu 'alaihiwa sallam meminta keputusan tentang persengketaantersebut. Maka Nabi sha//allahu 'alaihi wa sallam melarangmenyewakan tanah dengan cara tersebut seraya bersabda,

(itiir; +"\ lr_Fi,

250

"sewakanlah tanah dengan imbalan (uang) emas atau(uang) perak! (HR. Ahmad dan Nasa'i. Deraiat hadis inidinyatakan hasan oleh Al-Albani).

Dua hadis di atas sangat jelas bahwa kronologi jual-beliyang mengandung gharar diharamkan karenamenimbulkan sengketa yang berakhir dengan salingbermusuhan dan saling benci.

Bentuk gharar dalam iual-beli buah sebelum cukup tuatelah dijelaskan. Adapun bentuk gharar dalam penyewaantanah, yaitu: pemilik tanah mensyaratkan jatah untuknyayang merupakan imbalan sewa tanah berupa tanaman yangtumbuh di sekitar saluran air.

Ini jelas berisiko tinggi bagi penggarap, karena terkadangdebit air yang melewati saluran sedikit sehingga tidakcukup untuk mengairi seluruh tanaman, hanya cukup untukmengairi tanaman di sekitar saluran. Maka tentu hasilpanen jatah pemilik tanah lebih besar dibanding penggarap.Dan terkadang debit air banyak dan cukup untuk mengairiseluruh tanaman dan hasil panen jatah pemilik tanah danpenggarap berimbang. Spekulasi ini yang dilarang Nabishallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau memberikan solusibahwa tanah disewakan dengan uang. Karena nilai uangemas/perak relatif stabil maka unsur spekulasi dapatditekan seminimal mungkin.

Dan tentu solusi yang ditawarkan Nabi shallallahu 'alaihi

wa sallam sangat adil bagi kedua belah pihak.

Mengumpulkan harta dengan cara untung-untungan danjudi menyebabkan seseorang lupa mendirikan shalat danzikrullah serta menghancurkan dan menghilangkankeberkahan harta.

Hikmah ini sangat jelas tertuang dalam ayat 91 surat AlMaidah.

Ibnu qayyim berkata, "Bila engkau renungi perihal periudiantak ubahnya seperti khamar (arak). Bila dilakukan sedikitakan tertarik untuk melakukannya lebih banyak lagi hinggaseseorang akan lalai dari melakukan hol-hal yang disukaiAllahnzgg.

c.

288 Al Furusiyah, hal 169.

25L

d.

e.

Mengalihkan konsentrasi berfikir dari hal yang bergunakepada memikirkan keuntungan yang bersifat semu.Sehingga pelakunya terbiasa malas bekerja, tidak perlubersusah-payah.

Hikmah diharamkan ba'i ghorar yang tidak kalahpentingnya, yaitu dapat menghancurkan ekonomi sebuahnegara bahkan ekonomi dunia.

Krisis ekonomi global yang melanda dunia pada tahun2008, yang bermula dari Amerika, di antara faktorpenyebabnya adalah gharar dan perjudian di bursa. Parakreditur menyerahkan sertifikat properti mereka kepadapihak bank sebagai agunan. Kemudian pihak bank melaluibank-bank investasi menjadikan sertifikat-sertifikattersebut sebagai underlying untuk dijadikan surat berharga(securitization), setelah diasuransikan surat berhargatersebut masuk bursa internasional dan diperiual-belikandengan cara-cara yang diharamkan islam yang mengandunggharar dan judi, seperti: short selling, option, buy on margin,futures dan lain-lain. Surat hutang yang disebut sebagaisecuritization berbasis subprime mortgage dibeli olehlembaga-lembaga keuangan di dunia kecuali lembagakeuangan syariah karena transaksi ini disebut (ba'i daynIiighairi man huwa alaihi) yang diharamkan syariah bilatidak sama harganya dengan yang tercantum dalam surathutang.

Saat kredit di sektor properti tersebut menjadi macetsampai pada taraf yang mengkhawatirkan, otomatislembaga-lembaga keuangan yang berinvestasi pada suratberharga berbasis subprime mortgage mengalami kerugianbesar karena menurunnya nilai pada alat investasi yangtelah ditanamkan. Maka terjadilah krisis ekonomi Amerikayang menjalar ke seluruh ekonomi dunia.

Dr. Rafiq Al Misri, peneliti senior ekonomi Islam di IslamicDevelopment Bank menegaskan dalam bukunya "Al AzmahAl Maliyah Al 'Alamiyah" saat menganalisa falitor-faktorpenyebab krisis ekonomi global, di antaranya adalah gharardan qimar, ia berkata, "Judi diharamkan oleh semua agomo,tetapi sistem ekonomi kapitalis melegalkannya dalam bentuklotre, perlombaan, judi di bursa dan lainnya. Jika saja parapendukung sistem kapitalis berusaha menciptakan teori-teori untuk melegalkan riba, akan tetapi untuk melegalkanjudi mereko soma sekali tidak menciptakan teori pendukung.

252

Judi begitu marak, sehinga orang-orang menyebut bursadengan casino club perjudian, bahkan sistem ekonomikapitalis disebut juga kapitalis casino dan iudi.

Hampir seluruh transaksi di bursa berdasarkan spekulasiharga. Spekulasi sangat berperan menciptakan kenaikanharga sebuah saham iauh melampaui harga sesunguhnya(nilai buku) atau menjotuhkan harga saham iauh di bawahnilai sebenarnya. Begitu iuga hampir seluruh transaksi dibursa tidak bertujuan untuk serah-terima ftsik barang, baikpenjual maupun pembeli tidak menginginkan barang, tetapitujuan mereka adalah pertaruhan laba melalui transaksi

forward dan future. Tidak pernah teriadi serah terima ftsikbarang, yang terjadi hanyalah penyelesaian selisih dua

harga. Dari hal-hal tersebut di atas terciptalah ekonomisemu spekulotif bukan ekonomi realistis...

Bogaikan gelembung sabun kelihatan besar tetapi didalamnya kosong, suatu saat pasti meletus. Ini yang teriadidengan kenaikan nilai modal di bursa, nilainya meniadi naiktanpa alasan yang jelas, murni karena aksi parasqekulan"zse '

3.9 RUANG LINGKUP GHARAR DALAM AKAD JUAI-BEII

Gharar (ketidak-jelasan) dalam akad jual-beli dapat terjadi pada

akad, objek akad dan waktu pelunasan kewaiiban.

3.9.1 Gharar dalamAkad

Misalnya:

Dua akad jual beli dalam satu akad. Seperti: A pemilik motor Xmengatakan kepada B,"Saya iual motor ini kepada anda, kalautunai seharga 10 juta rupiah, kalau kredit selama dua tahunseharga 12 juta rupiah". Lalu B tanpa menentukan akad yang

mana ia inginkan -apakah tunai atau kredit- mengambil motordan mengatakan, "Saya beli motor onda".

Akad ini mengandung gharar karena tidakjelas jual-beli manayang diinginkan oleh pembeli.

fual-beli ini dilarang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. AbuHurairah radhiyallahu' anhu berkata,

28e hal22.

253

<<i ;) c ffi *-#s$le oll ;-arr Ji_r ,''Qiyy"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dua jual-beli

dalam satu jual beli". (HR Nasa'i. Derajat hadis ini dinyatakan shahiholeh Al-Albani).

3.9.2 Gharar dalam Obiek Akad

Yang dimaksud dengan objek akad yaitu barang dan harga.

Gharar (Ketidakjelasan) pada barang dan harga disebabkanbeberapa hal:

a. Fisikbarangtidakjelas.

Misalnya:

Penjual berkata, "Aku jual kepadamu barang yang ada didalam kotak ini dengan harga Rp100.000,00." sedangkanpembeli tidak tahu fisik barang yang berada di dalamkotak.

Sifat barang tidak jelas.

Misalnya:

Penjual berkata, "Aku jual kepadamu satu unit mobildengan harga 50 juta rupiah". Dan pembeli belum pernahmelihat mobil tersebut dan tidak tahu ciri-cirinya sertapenjual pun tidak menjelaskannya.

Ukuran barang tidak jelas.

Misalnya:

Penjual berkata, "Aku jual kepadamu sebagian tanah inidengan harga 10 juta rupiah". Tanpa merincikan ukuranbagian yang dijualnya.

Barang bukan milik penjual.

Misalnya:

Seorang calo tanah yang membuat transaksi jual-belitanah dengan pihak ke tiga tanpa mendapatkan izin daripemilik tanah sebelumnya.

fual beli ini dilarang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,sebagaimana diriwayatkan dari Hakim bin Hizamradhiy allahu' anhtt, ia berkata,

b.

c.

d.

254

"Wahoi, rasulullah! seseorang datang kepadaku untukmembeli suatu barang, kebetulan barang tersebut sedang

tidak kumiliki, apakah boleh aku meniuolnya kemudian akumembeli barang yang diinginkan dari pasar? maka Nabishallallahu 'alaihi wa sallam menjawab," Jangan engkau iualbarang yang belum engkau milikit" (HR. Abu Daud. Hadis inidishahihkan oleh Al-Albani).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ilu ,G-1e Y; e; eih lJ*.i,(dlre 64i u e i_r :#:;

"Tidak halal menggabungkan antara akad piniaman dan iual-beli. Tidak halal dua persyaratan dalam iual-beli. Tidak halalkeuntungan barang yang tidak dalam iaminanmu, dan tidakhalal menjual barang yang bukan milikmu". (HR.Abu Daud.

Menurut Al-Albani derajat hadis ini hasan shahih).

e. Barang yang telah dibeli penjual namun belum diterima daripenjual pertama.

Misalnya:

A membeli motor dari B. sebelum A menerima motor dariB, A menjualnya kepada C. Dan A menerima uang dari C

dan meminta B untuk menyerahkan langsung motor ke C.

Ini termasuk ba'i gharar, karena motor tersebut bisa jadilenyap dari B dan tidak bisa diserah-terimakan kepada C.

|ual beli ini dilarang oleh Nabi sha//allahu 'alaihi wa sallam,sebagaimana diriwayatkan dari Hakim bin Hizamradhiy allahu' anhu, ia berkata,

..J,J-t;l,'"ilril l-11

"Wahai Rasulullah, sayo sering melakukan iual-beli, apa iual-beli yang halal dan yang haramT Nabi bersabda "Wahai anaksaudaraku! BiIa engkau membeli sebuah barang ianganlah

et\s r# d

k+kj,

255

engkau jual sebelum barang tersebut engkau terima". (HR.Ahmad. Imam Nawawi menyatakan derajat hadis ini hasan).

Barang tidak dapat diserah-terimakan.

Misalnya:

Seseorang memiliki sebuah barang di luar negeri dan iamenjualnya di Indonesia. Ini termasuk jual-beli gharar,karena barang tersebut kemungkinan tidak diizinkanmasuk ke Indonesia.

Gharar pada harga disebabkan penjual tidak menentukanharga.

Misalnya:

Penjual berkata, "Aku jual mobil ini kepadamu denganharga sesukamu". Lalu mereka berpisah dan harga belumditetapkan oleh kedua belah pihak. Ini termasuk gharar,karena kemungkinan harga yang ditetapkan pembelilebih tinggi dari yang diinginkan penjual dengandemikian penjual beruntung dan pembeli rugi atausebaliknya.

Termasuk dalam kategori harga yang tidak jelas menurutmayoritas para ulama membeli barang atau jasa dengan hargayang berlaku secara umum di pasar, seperti membeli jasa

angkutan umum dengan tarif yang telah ditetapkan olehpihak yang berwenang, atau membeli barang dengan hargapasar, seperti makan di sebuah restoran tanpa mengetahuiharga makanan tersebut dan diketahui pada saat membayardi kasir. Karena akad ini dianggap mengandung unsur gharar

Imam Ahmad ketika ditanya tentang akad jual beli bahwapembeli berkata, "Aku beli barang ini seharga yang engkaujual kepada orang loin", ia berkata, "Jual beli ini tidakbolehuzeo.

Namun sebagian para ulama mazhab Syaf iyyahmembolehkan akad jual beli dengan penetapan harga pasar.Pendapat ini didukung oleh Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyim.

Diantara dalil pendapat ini:

- Hukum asal muamalat adalah mubah. Adapun gharar yangterjadi dalam akad ini bukanlah gharar yang merusak akad,

2e0 Dubayyan Ad Dubayyan, Al Muqmqlat maliyyoh qshalatan wa muasharah, jilidIII, hal 284.

256

karena pada saat melangsungkan akad penjual dan pembelitelah mengetahui harga pasar barang tersebut. Walaupunakan terdapat perbedaan harga dari perkiraan merekaberdua, namun biasanya penjual memberitahukanperubahan harga tersebut.

- Yang menjadi persyaratan dalam jual-beli adalah keridhaandari kedua belah pihak, dalam akad ini mereka telah salingridha untuk membuat akad sesuai dengan harga pasar atauharga yang ditentukan oleh pihak yang berwenang.

- Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa akad seperti ini dilakukanoleh kaum muslimin dari masa ke masa dan di berbagainegeri dan bila terdapat ketidak-ridhaan mereka memilikihak khiYarzer'

- Ijma' para ulama bahwa dalam akad nikah yang tidakdisebutkan maharnya maka maharnya sesuai dengan nilaimahar umumnya (harga pasar). Dari ijma' ini dapatdianalogikan bahwa akad jual-beli yang tidak disebutkanharganya maka harganya sesuai dengan nilai pasar barangtersebut.

Wallahu A'lam, dalam hal ini pendapat yang membolehkanjual-beli dengan harga pasar adalah pendapat yang terkuatkarena sekalipun pada saat akad tidak disebutkan hargabarang/jasa akan tetapi kedua belah pihak telah mengetahuiharganya dan keridhaanpun telah terjadi.

3.9.3 Gharar (Ketidakielasan) fangka Waktu Pembayaran

Misalnya:

Penjual berkata, "Saya jual motor ini dengan harga 5 jutarupiah dibayar kapan anda mampu". Jual-beli ini dilarang Nabishallallahu' alaihi wa sallam:

.,<r) WAt dy|'J;Ve't; iitt U+: * Uoill )tr dl'(+iii.ll (J[a d.tr

Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam melarang menjual habalul habalah. (HR.Bukhari dan Muslim).

Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma menjelaskan maksud jual-belihablul hablah, yaitu: menjual suatu barang dengan cara tidak tunai

zer I'laqmul Muwaqi'in, jilid IV, hal5-6.

257

dengan jangka waktu pembayaran hingga janin dari janin yang ada diperut unta yang hamil ini lahir. Waktu pembayaran utang dikaitkandengan waktu kelahiran anak dari janin unta yang sedang bunting.Kalau saja waktu kelahiran janin unta yang di perut tidak bisadipastikan apalagi waktu kelahiran anak dari janin itu kelak. Ketidakjelasan waktu ini termasuk gharar. Ini merupakan pendapatmayoritas ulama mazhab.

Tetapi, menurut Ibnu Taimiyah dan diperkuat oleh IbnuUtsaimin rahimahumullah boleh menyatakan pembayaran denganucapan, "Dibayar kapan mompu". Berdasarkan hadis yangdiriwayatkan oleh Tirmizi bahwa Nabi membeli 2 lembar kain dariseorang Yahudi dengan mengatakan:

,-fr']1l ,friro+d{_riir"Aku beli 2 lembar kain darinya dibayar bila mampu". [HR. Al

Hakim dan disetujui oleh AzZahabl).

3.10 Bentuk-bentuk Ba'i Ghararpada Masa lahiliyahNabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang beberapa bentuk ba'ipada masa itu yang merupakan warisan jahiliyah karenamengandung unsur gharar, di antaranya:

a. Ba'i Hashah

|ual beli ini telah dikenal sejak zaman jahiliyah. Dan Nabishallallahu' alaihi wa sallam telah melarangnya:

1;la ell ;- lt J-p:#) &6t-p .r+i f,(ir-iai'it g;1 d,a C-,;

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi melarang jualbeli Hashah. (HR. Muslim).

Para Fuqaha berbeda penafsiran tentang maksud jual-beliini:

- Ba'i Hashah, yaitu: Penjual menggelar kain-kain yangdijualnya,lalu mengatakan kepada calon pembeli, "Sayalemparkan batu ini ke atas, kain yang terkena batu,itulah yang saya jual kepadamu dengan harga sekian".

fual-beli ini mengandung unsur gharar pada objekbarang bisa jadi batu mengenai kain yang harganyalebih mahal dari harga yang dipatok dan bisa jadisebaliknya.

258

- Ba'i Hashah, yaitu: Penjual mengatakan kepada calonpembeli, "Saya jual tanah seukuran mulai dari tempatsaya berdiri hingga tempat akhir jatuhnya batu yangsaya lemparkan ini".

fual-beli ini juga mengandung unsur gharar padaukuran barang yang dijual, bisa jadi batu jatuh padajarak yang sangat jauh dengan demikian pembeli untungkarena membeli dengan harga lebih murah dan bisa jadisebaliknYazez.

Ba'i Mulamasah

Nabi sha/lallahu 'alaihi wa sallam telah melarang jual-beliini, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudriradhiyallahu 'anhu:

:L;>Uttj (1i"d-tll Cts ",rti> -W;ttl A*t -5

{ll j.L{ Y =-iill

dr:l"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang jual-beliMulamasah. Abu Said menafsirkan makna Ba'i Mulamasah,yaitu: Pembeli hanya dibolehkan menyentuh kain, tanpamelihat (dan membolak-baliknya). (HR. Bukhari danMuslim).

fual-beli ini mengandung unsur gharar (tidakjelas) padasifat barang. Di mana pembeli hanya dibolehkanmenyentuhkan kain saja, tidak boleh membukanya darilipatan dan membolak-baliknya. Sedangkan harga telahditetapkan penjual dari semula. Unsur gharar terjadi,karena kemungkinan pembeli tidak menyukai motifkainnya. Tetapi jika terdapat di bagian atas kiin rinciansifat kain; jenis benang ukuran, bentuk motifnya dan lain-lain maka hukumnya boleh dan tidak termasukghararze3.

c. Ba'i Munabazah

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga melarang jual beli ini,sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudriradhiyallahu 'anhu:

zez AI Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, iilid IX, hal 88.

2e3 ibid.

259

*,,Jijrt Jl

4la'.- "i4+.,J

-i(.'CJ)) c-;

,JilL

Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarangjual-beli munabazah. Abu Said menafsirkan makna Batmunabazah, yaitu: dua orang penjual dan pembeli salingmelempar kain, mana saja yang mereka lemparkan telahterjadi jual-beli tanpa boleh dilihat dan tanpa boleh dibolak-balik sebelumnya. (HR. Bukhari dan Muslim).

|ual-beli ini mengandung unsur gharar (tidak-jelas) padasifat barang. Para penjual dan pembeli sama-sama tidaktahu jenis barang yang akan mereka terima, bisa iadi barangyang mereka terima lebih bagus daripada barang yangmereka lemparkan dan bisa jadi sebaliknfaze+.

Ba'i Habalul Hobaloh

Jual beli ini dilarang iuga oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Umarradhiyallahu'onhuma:

<aiii:t 'tr

g;1 ,y &> W At dA3',JBahwa Rasulullah snalhitahu 'alaihi wa sallam melarangmenjual habalul hablah. (HR. Bukhari dan Muslim).

Para ulama berbeda penafsiran tentang jual-beli ini:

- Menjual habalul habalah yaitu: menjual janin dari janinyang ada di perut unta yang sedang hamil.

- Menjual habalul habalah yaitu: menjual suatu barangdengan cara tidak tunai dengan jangka waktu hinggajanin dari janin yang ada di perut unta yang hamil inilahi12es.

Kedua penafsiran di atas menunjukkan bahwa jual-beli inimengandung unsur gharar (tidak-jelasJ; penafsiranpertama ketidak-jelasan pada zat barang penafsiran keduaketidakj elasan pada walitu pembayaran.

e. Ba'i Madhamin dan Malaqih

2e4 Al Mausutah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, jilid IX, hal t42.2es An Nawawi, M i nh aj u tth al ib i n, jilid ll, hal 20 -21.

itil

di-ilriir,* rz

260

Sebuah atsar melaranq dua iual-beli ini:,e,ifl-i::il iL l}i[. ,F qrlrFJt ,y $)A + u larifu-b-ait! iI.,=- rJs; .i1ri';

r,Jr";]t )-&j u :siq:ir3 ..Iy' +ulImam Malik meriwayatkan dari Said bin Al musayyib, iaberkata, "Tiga bentuk jual-beli hewan yang dilarang;madhamin, malaqih dan habalul habalah. Ia berkata: Ba'imadhamin yaitu: menjual sperma yang berada dalam sulbiunta jantan. Ba'i malaqih yaitu: menjual janin unta yangmasih berada dalam perut induknya. Hadis ini Mursal.

fual-beli ini jelas mengandung unsur gharar pada obiekbarang yang dijual, karena janin dan sperma berada didalam tubuh hewan yang tidak dapat dilihat, bisa jadi janindan spermanya unggul bisa jadi tidak.

3.11 BENTUK PERJUDIAN BANGSA ARAB JAHILIYYAH

Telah menjadi tradisi di kalangan orang-orang kaya di masa jahiliyahmelakukan perjudian di musim dingin. Sebagai salah satu bentukkepedulian sosial mereka terhadap orang-orang miskin, di manapersediaan makanan di kalangan orang-orang miskin di musim itusangat memprihatinkan.

Biasanya, tuiuh orang kaya membeli unta yang gemuk dansehat dengan cara tidak tunai, lalu mereka melakukan pencabutanundian anak panah. Yang kalah harus membayar harga unta danyang menang biasanya menyumbangkan unta tersebut untuk parafakir miskin, tapi terkadang juga dibawa pulang oleh pemenang.

Bentuk perjudian mereka:

Seekor unta dibeli dengan cara tidak tunai, lalu disembelih dan

dagingnya dibagi menjadi sepuluh bagian. Kemudian sepuluhpotongan ranting mirip rotan dipotong sama sepanjang anakpanah, tujuh ranting diberi nama dan tanda yang menuniukkanbagian tertentu, L,2,3, 4, 5 , 6,7, dan tiga ranting dibiarkantidak diberi tanda. Setiap peserta menentukan nama rantingdan bagiannya, semakin besar bagian yang dipilih semakinkesohor namanya sebagai seorang pemberani. Lalu kesepuluhranting dimasukkan ke dalam rababah (kantung terbuat darikulit untuk mengocok ranting), lalu seorang petugas mengocokranting-ranting tersebut, lalu mengeluarkan satu-persaturanting. fika yang keluar ranting kosong diulang lagi, jika yang

261

keluar, misalny4 ranting 3, maka pemiliknya mengambil 3bagian unta. Lalu rababah dikocok kembali. fika yang keluarranting 7, pemiliknya mengambil 7 bagian unta danberakhirlah permainan.

Peserta yang rantingnya tidak keluar membayar harga beliunta sesuai dengan bagian mereka. Seumpama harga unta 90 Dinar.Maka 90 dibagi 18 (bagian yang tidak keluar)= 5 Dinar.

Pemilik ranting L membayar: 1 x 5 = 5 Dinar.

Pemilikranting2 membayar:2x5 = L0 Dinar

Pemilikranting4 membayar:4x 5 = 20 Dinar

Pemilikrantings membayar:5 x 5 = 25 Dinar

Pemilikrantingo membayar:6x 5 = 30 Dinar

90 Dinar

fika bagian yang keluar melebihi sepuluh bagian, merekasembelih seekor unta lagi untuk menutupi bagian yang keluar dansisa dari unta mereka sumbangkan untuk para fakir miskin dikalangan kabilah mereka2e6.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa gharar (ketidakjelasan)pada bentuk jual-beli yang mereka lakukan. Sejak semula, tidak jelasharga yang harus dibayar oleh setiap peserta, juga tidak jelas ukuranbarang yang akan mereka terima. Selain itu, tidak jelas apakahmereka akan mendapatkan daging unta atau tidak. fika bagianmereka keluar mereka beruntung dan jika tidak keluar maka merekarugi. Dan jika satu pihak beruntung dipastikan pihak yang lainnyadirugikan. Yang rugi tidak mendapatkan bagian unta, tetapi harusmembayar harga unta. Dan yang menang mendapatkan daging untatanpa membayar satu dinar pun.

Sungguh pun tujuan awal perjudian diselenggarakan sebagaibentuk kepedulian sosial orang kaya terhadap orang miskin dan untasebatas objek, namun karena semangat judi ini telah mengakar padajiwa dan raga mereka seperti yang dikatakan oleh Ibnu abbas , "Objek

2e6 Dr. Sulaiman Al Mulhim, Al qimar; Haqiqatuhu wa Ahkamuhu,hal2T-48.

262

perjudian mereka sering meluas sampai-sampai anak dan istri merekaj adikan barang sqvvhqntzeT .

3.I2 GHAMR DAIITM MUAMALAT KONTEMPORER

Imam Nawawi berkata, "Larangan jual-beli gharar merupakan salah

satu dasar yang sangat prinsip dalam pembahasan muamalal ghararte r d a p at d al am b any ak b e ntuk 7n v qvn ql qgt' 2e8.

Sebagaimana dinyatakan oleh Imam Nawawi bahwa ghararsering terdapat dalam muamalat, sama juga halnya dengan muamalatkontemporer, tidak terlepas dari gharar, dengan porsi yang berbeda-beda.

Terkadang gharar tersebut merusak keabsahan sebuah akad

muamalat dan terkadang tidak, karena bisa jadi kadarnya dalam

akad relatif kecil, atau keberadaannya hanya sebagai pengikut, atau

transaksi tersebut sangat dibutuhkan oleh orang banyak, atau

akadnya adalah hibah.

Berikut ini, beberapa muamalat kontemporer yang

mengandung gharar. Sebagian bentuknya diharamkan oleh seluruhpara ulama dan sebagian lagi hukumnya diperselisihkan.

3.12,1 fual-Beli Barang dan fasa Melalui Telepon, InternetdanAplikasiKemajuan di bidang teknologi informatika iuga merambat kepada

kemajuan di bidang perdagangan.

Dahulu, sebuah transaksi niaga hanya dapat dilakukan dengan

cara kedua belah pihak hadir dalam satu maielis, namun dengan

adanya telepon dan internet maka iarak yang jauh antara dua pihakyang bertransaksi bukan lagr menjadi penghalang untukmelangsungkannya.

Berbagai jenis transaksi dapat dilakukan melalui media telepondan interne! seperti jual beli barang/iasa, penukaran mata uan&penarikan uang tunai, pengiriman uang, dan lain sebagainya. Khusus

transaksi perbankan, kemajuan teknologi informatika sangat

dirasakan manfaatnya.

Namun bagaimanakah syariat menyikapinya?

2e7 Tafsir lbnu Katsir, jilid I, hal 316.

2e8 Syarh Shahih Muslim,illid X, hal 156.

263

Para ulama sepakat bahwa transaksi yang disyaratkan tunaiserah terima barang dan uang tidak dibenarkan untuk dilakukanmelalui telepon dan interne! seperti jual-beli emas dan perak. Makatidak sah membeli emas/perak melalui internet dengan cara uangditransfer ke rekening milik penjual, kemudian emas diterimapembeli beberapa waktu setelah uang ditransfer, karena initermasuk riba nasi'ah, yang nanti akan dijelaskan dalampembahasan riba ba'i. Kecuali objek yang diperjual-belikan dapatdiserah-terimakan saat itu juga, seperti penukaran mata uang asingmelalui ATM maka hukumnya boleh.

Sebagai ilustrasi:

A memiliki tabungan dalam bentuk rupiah di salah satubank di Indonesia. Pada saat A berada di luar negeri Amembutuhkan uang dollar Amerika. Lalu A menarik uangtunai dalam bentuk dollar menggunakan kartu ATM-nyapada salah satu anjungan milik bank di negeri ia berada.

Hal ini dibolehkan dan tidak termasuk riba ba'i, karena yangterjadi adalah penukaran uang rupiah dengan dollar secara tunaidengan harga kurs di hari itu.

Hukum di atas berdasarkan keputusan Majma'AI Fiqh Al Islami(divisi fikih OKI) No. 52 (3/6) tahun 1990, setelah menjelaskankaidah dalam transaksi menggunakan sarana komunikasi modern,disebutkan, "Kaidah-kaidah yang telah disebutkan di atas tidak dapatditerapkan untuk akad nikah karena disyaratkan harus ada saksi, jugatidak dapat diterapkan untuk sharf (rukar-menukar mata uong, ataujual beli emas dan perak) karena disyaratkan harus serah-terimabarang dan uang secara tunai,zee.

Untuk barang yang tidak disyaratkan serah terima tunai dalamjual-belinya, yaitu seluruh jenis barang, kecuali emas/perak danmata uang maka jual beli melalui internet dapat ditakhrij denganjual-beli melalui surat-menyurat. Adapun jual-beli melalui teleponmerupakan jual beli langsung dalam akad ijab dan qabul.

Sebagaimana diputuskan oleh Majma' Al Fiqh Al Islami (divisifikih OKI) keputusan No. 52 (3/6) tahun L990, yang berbunyi,"Apabila akad terjodi antara dua orang yang berjauhan tidak beradadalam satu majlis dan pelaku transaksi, satu dengan lainnya tidaksaling melihat, tidak saling mendengar rekan transaksinya, den mediaantara mereka adalah tulisan atau surat atau orang suruhon, hal inidapat diterapkan pada faksmili, teleks, dan layar komputer (internet).

zee Jurnal Majma'Al Fiqh Al Islami, edisi VI, jilid II, hal 785.

264

Maka akad berlangsung dengan sampainya iiab dan qabul kepada

masing -masing pihak yang bertransaksi.

Bila transaksi berlangsung dalam satu waktu sedangkan kedua

belah pihak berada di tempat yang beriauhan, hal ini dapatditerapkan pada transaksi melalui telepon atoupun telepon seluler,

maka ijab dan qabut yang teriadi adalah langsung seolah-olah

keduanya berada dalam satu tempat"3oo.

Dalam transaksi menggunakan interne! penyediaan aplikasipermohonan barang oleh pihak penjual di situs merupakan iiab danpengisian serta pengiriman aplikasi yang telah diisi oleh pembeli

merupakan qabul. Adapun barang hanya dapat dilihat gambarnya

serta dijelaskan spesifikasinya dengan lengkap, dengan penjelasan

yang dapat mempengaruhi harga jual barang.

Setelah ijab dan qabul berlangsung pihak penjual memintapembeli untuk mentransfer uang ke rekening bank milik penjual'

Dan setelah uang diterima, penjual mengirim barang kepada pembelimelalui jasa pengiriman barang.

Karena fisik barang yang diperjual-belikan tidak dapatdisaksikan langsung, hanya sebatas gambar dan penjelasan

spesifikasinya, maka jual-beli ini dapat ditakhrii dengan ba'i al ghaib

ala ash shifat fiual beli barang yang tidak dihadirkan pada majelisakad atau tidak disaksikan langsung sekalipun hadir dalam majelis,

seperti; beli barang dalam kardus/kotak, yang hanya diielaskanspesifikasinya melalui kata-kata).

Pemilik situs belanja di internet bermacam-macam, ada yang

memang menjual barang yang telah dimilikanya, dan ada yang tidakmemiliki barang yang ditampilkan di situsnya, ia hanya sebatas

makelar.

Pemilik Situs Telah Memiliki Barang yang Ditampilkan

|ika pemilik situs telah memiliki terlebih dahulu barang yang iatampilkan maka para ulama berbeda pendapat tentang keabsahan

hukumnya. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh perbedaan

mereka dalam hukum ba'i al ghaib ala ash shifat:

Pendapat pertama: jual beli barang yang tidak disaksikanpada saat akad sekalipun barang tersebut ada, hukumnya tidak sah.

Pendapat ini merupakan mazhab syaf i.

300 ibid.

265

An Nawawi berkata, "Pendapotyang kuat dalam mazhab bahwaba'i al ghaib ala osh shifat tidak soh il3o1.

Pendapat ini berpegang kepada hadis Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu,

<efli Ae #S#'At -J-{t t_yta#)"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang jual-beli Gharar".(HR. Muslim).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang jual-beli yangmengandung unsur gharar, dan jual-beli barang yang tidak terlihatoleh mata, hanya sekedar penjelasan melalui kata-kata termasuk jualbeli gharar, karena objeknya tidak jelas. Dengan demikian jual-belibarang yang tidak disaksikan fisiknya dilarang.

Tanggapan: Tidak benar ba'i al ghaib ala ash shifat termasukjual beli gharar, karena sebuah objek barang menjadi jelas dapatdiketahui dengan indera mata (melihat langsung), dan juga dapatdiketahui dengan indera lain, dengan cara penjelasan spesifikasibarang melalui kata-kata baik dalam bentuk tulisan ataupun lisan.Dan syariat menghukumi sama antara mengetahui sesuatu haldengan cara melihat langsung ataupun dengan sekedar uraian kata-kata. Allah berfirman,

(t r.us ti* u pi6 ul3)"Mako setelah datang kepado mereka opa yang telah mereka ketahui,mereka lalu ingkar kepadanya". (Al Baqarah: 89).

Dalam ayat di atas Allah menghukumi kafir orang Yahudi ataskeingkaran mereka terhadap Nabi Muhammad. Padahal merekamengetahui Nabi Muhammad hanya melalui penjelasan Taurat dantidak dengan cara menyaksikan langsung. Dan Allah menghukumisama antara pengetahuan dengan uraian dan menyaksikan langsung.

Begitu juga sabda Nabi shal/allahu'alaihiwa sallam,

&ill ,.:; di. q'; jtar'|ti ,tltttily;1t yE y>"Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain, kemudian iamensifuti (menjelaskan ciri-ciri tubuh) wanita tersebut kepadasuaminya, seolah-olah suaminya melihat langsung wanita yangdisifati" . (H R. B ukhari).

3or MinhajutThalibin,jilid II, hal 12.

266

Hadis ini sangat tegas menyatakan sama antara penjelasan

melalui kata-kata dengan melihat langsung.

Dengan demikian, maka penjelasan spesifikasi barang melaluikata-kata sama dengan melihat langsung sehingga tidak ada unsurgharar dalam jual-beli ini3o2.

Pendapat kedua: ba'i al ghaib ala ash shifat hukumnya sah,

pendapat ini merupakan mazhab mayoritas para ulama mazhab

Hanafi, Maliki dan Hanbali3o3.

Dalil pendapat ini adalah nash-nash yang menjelaskan bahwahukum jual-beli pada dasarnya adalah boleh/halal.

Allah berfirman,

(cllt {l!t ,Fti)"Allah telah menghalalkan iual beli". (Al Baqarah:275).

Ba'i aI ghaib ala ash shifat termasuk jual-beli dan hukum asaljual-beli adalah halal, dengan demikian ba'i al ghaib ala ash shifathukumnya halal.

Dan tidak ada hal-hal yang menyebabkan jual-beli ini menjadiharam maka hukumnya tetap pada asalnya yaitu halal.

Wallahu a'lam, pendapat yang menghalalkan iual beli ba'i alghaib ala ash shiftt lebih kuat, karena memang tidak ada hal yang

mengubah hukumnya dari halal menjadi haram. Tetapi perlu diingatbahwa penjelasan spesifikasi mesti harus jelas. Bila tidak ielas,seperti seorang penjual mengatakan kepada pembeli, "Saya iual baju

yang ada dalam kotak ini dengan harga sekian ...," tanpa ada

penjelasan tentang warna, ukuran, model, jenis, dan hal-hal lain yang

mempengaruhi harga barang maka hukumnya haram karenatermasuk jual beli gharar.

Setelah mengetahui bahwa ba'i al ghaib ala ash shifutdibolehkan syaria! maka hukum menjual barang yang telah dimilikioleh pemilik sebelum ditawarkan di situs miliknya hukumnya juga

dibolehkan.

Pemilik Situs Merupakan Wakil fAgent) dari Pemilik Barang

Bila pemilik situs menawarkan barang orang lain yang

sebelumnya ia telah membuat kesepakatan dengan pemilik barangagar dia diberi kepercayaan untuk menjualkan barang tersebut

302 Dr. Adil Syahin, aqdut taurid; haqiqanhu wa ahkamuhu fil Jiqh, jilid I, hal 296.

303 Al Mausu'ah al Fiqhiyyah al Kuwaitiyah, iilid IX, hal 16'

267

A+.,;:jt OG ,ti:"_i & i;;i. aL ii-6.#; .$i<1r-lj;,,:a dt-{ g

untuk/atas nama pemilik barang dan mendapatkan komisi darisetiap barang yang dijualnya maka statusnya dalam pandangansyariat adalah sebagai wakil. Dan wakil sama status dan hukumnyadengan pemilik barang. Dalam bentuk ini disyaratkan bahwa barangtelah dimiliki sebelumnya oleh pemilik barang seberum dijualkanoleh wakil (agen).

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh fabir bin Abduilahradhiyallohu anhumo ia berkata, "Aku hendak pergi menuju Khaibar,lalu aku mendatangi Rasulullah shatlatlahu 'alaihi wa sailam, akumengucapkan salam kepada beliau, aku berkata, "Aku ingin pergi keKhaibar". Maka Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

l),1,U

"Bila engkau mendatangi wakilku di Khaibar ambillah darinya 15wasq304 kurma! Bilo dia meminta bukti (bahwa engkau adalahwakilku) mako letakkanlah tanganmu di atas tulang bawah rehernya"(HR. Abu Daud. Menurut lbnu Hajar sanad hadis ini hasan).

Hadis sangat jelas menyatakan bahwa wakil hukumnya samadengan pemilik barang.

Pemilik situs Belum Memiliki Barang yang Ditampilkan daniuga Bukan Sebagai Wakil (Agen)

Para ulama sepakat bahwa tidak sah hukum jual-beli jika pemiliksitus tidak memiliki barang-barang yang ia tampilkan pada situsnya.Biasanya proses ini berlangsung sebagai berikut: pada saat pembelitelah mengirim aplikasi permohonan barang pemilik situs hanyamenghubungi pemilik barang yang sesungguhnya tanpa melakukanakad jual-beli, hanya sebatas konfirmasi keberadaan barang setelahia meyakini keberadaan barang lalu ia meminta pemberi untukmentransfer uang ke rekeningnya. setelah uang ia terima barulah iamembeli barang tersebut dan mengirimkannya kepada pembeli.

Akad jual-beli ini tidak sah, karena ia menjual barang yangbukan miliknya. Akad ini mengandung unsur gharar, disebabkan -pada saat akad berlangsung- penjual belum dapat memastikanapakah barang dapat ia kirimkan kepada pembeli atau tidak?

Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sailamyang diriwayatkan oleh Hakim bin Hizam radhiyallahu ,anhu, iaberkata,

304 1 wasq = 60 sha'. 1 sha' ukuran volume sebanyak ukuran zakat fitrah.

268

g),,t i,{l 6#l e\# Ji-Il "+lfi

64111 0-l., i\:A!r - na.ie adl u U i> :"llii rp-#r 6 neiEi$

"Wahai rasulullah, seseorang datang kepadaku untuk membeli suatu

barang, kebetulan barang tersebut sedang tidak kumiliki, apakah

boleh aku menjualnya kemudiqn aku membeli barang yang

diinginkannya dari pasar? Maka Nabi shal/allahu 'alaihi wa sallam

menjawab, "Jangan engkau iual barang yang belum engkau miliki!(HR. Abu Daud. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani)'

Solusi Syar'i

Agar jual-beli ini meniadi sah, pemilik situs dapat melakukan

langkah-langkah berikut:

a. Beritahu setiap calon pembeli bahwa penyediaan aplikasipermohonan barang bukan berarti ijab dari penjual(pemilik situs).

b. Setelah calon pembeli mengisi aplikasi dan

mengirimkannya, pemilik situs tidak boleh menerimalangsung akad jual-beli. Akan tetapi ia beli terlebih dahulubarang tersebut dari pemilik barang sesungguhnya dan iaterima, kemudian baru ia jawab permohonan pembeli dan

memintanya untuk mentransfer uang ke rekening miliknya.Lalu barang dikirimkan kepada pembeli.

Untuk menghindari kerugian akibat pembeli via internetmenarik keinginannya untuk membeli selama masa tunggu,

sebaiknya peniual di situs mensyaratkan kepada pemilikbarang sesungguhnya bahwa ia berhak mengembalikanbarang selama tiga hari sejak barang dibeli, ini yang

dinamakan khiyar qtarat.

|ika langkah-langkah di atas diikuti maka jual-belinya menjadi

sah dan keuntungannyapun menjadi halal.

Sebagian orang menawarkan solusi untuk pemilik situs yang

belum memiliki barang dengan cara mengubah akad jual-beli

menjadi akad salam30s. Pemilik situs membuat akad pemesanan dari

3os Salam adalah akad pemesanan barang, dengan uang dibayar tunai dimuka dan

barang nanti diserahkan setelah beberapa lama waktunya. Akad salam ini

hukumnya disepakati boleh oleh seluruh ulama. Berdasarkan hadis bahwa Nabi

shqllallahu'alaihi wa sallam datang ke Madinah dan beliau mendapati penduduk

Madinah melakukan akad salqm (dan barang diserahkan) setelah berlalu dua

dan tiga tahun. Maka beliau bersabda, "Barang siapa yang melakukan transqksi

269

pembeli kepadanya, dengan syarat uang dikirim tunai seruruhnyapada saat itu juga oleh pemesan, lalu pemilik situs mencari tahu dipasar apakah barang yang dipesan itu ada atau tidak. fika ternyataada maka dia melakukan transaksi salam dengan pemesan(pengunjung situs). Setelah uang diterimanya, ia membeli barangyang dipesan lalu mengirimkannya kepada pemesan (pengunjungsitus).

Tiniauan Fikih untuk Solusi iniSolusi ini didasarkan atas tokhrij dari pendapat mazhab Syaf i

yang membolehkan melakukan akad salam tunai dengan syaratbarangnya ada di pasaran.

Zakariya Al Anshary berkata, "Akad solam tunai dibolehkan ...akan tetapi jika barang yang dipesan tidak ada mako akad saromnyatidak soht306.

Para pendukung pendapat ini menafsirkan hadis yangmelarang menjual barang yang tidak dimiliki bahwa maksud hadistersebut adalah: seseorang menjual barang yang terah ditunjuk(barang yang itu), barang tersebut masih milik orang lain, kemudiandia membeli barang yang telah disepakati tadi dari pemiliknya, laludia menyerahkannya kepada pembeli.

Maka maksud hadis Hakim bin Hizam: janganlah engkaumenjual barang yang ditunjuk, barang itu bukan milikmur.

Tanggapan: menafsirkan hadis yang melarang menjual barangyang bukan miliknya dengan penafsiran tersebut tidaklah tepat.Karena Hakim bin Hizam tidak menjual barang yang telah ditunjuk(barang yang itu), karena tradisi yang berlaku saat itu tidak adaorang menjual bahan makanan dan kain dengan menunjuk bahanmakanan dan kain milik orang lain, akan tetapi dari konteks hadis itujelas bahwa seseorang datang kepada Hakim bin Hizam dan iamenginginkan barang dengan spesifikasi tertentu (bahan makananataupun kain), lalu ia membuat akad jual-beli, kemudian ia mencaribarang sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan membelinya, lalumenyerahkannya kepada pembeli. Ini yang dilarang Rasulullahshallallahu'alaihi wa sallam dalam hadis Hakim bin Hizam. Laranganini berarti larangan melakukan akad sa/am tunai. Maka salam tunaihukumnya tidak dibolehkan. Dan pendapat yang melarang akad

salam hendaklah ditentukan berat serta ukuran barangnya dan waktu serah-terima barang juga jelas". [HR. Bukhari dan Muslim).

306 Asna al Mathalib,iilid II, hal724.

270

salam tunai merupakan pendapat mayoritas para ulama dari mazhab

hanafi, maliki dan hanbali3oT.

Dan menurut mazhab hanbali bahwa jarak waktu antara akad

salam dan penyerahan barang haruslah dalam waktu yang

diperkirakan harganya berbeda. Karena maqshad (tuiuan) dari akad

salam, pembeli mendapat harga yang lebih murah, dimana ia telah

menyerahkan uang tunai di muka dan barang akan diterimanyakemudian hari, dan dalam akad salam peniual mendapatkan dana

segar untuk memenuhi kebutuhan usaha ataupun pribadinya. Makajika akad salam dilangsungkan dalam waktu yang tidak ada pengaruh

terhadap harga barang hilanglah maqshad dari akad ini3'8.

Wallahu a'lam, dari penjelasan di atas maka solusi inimerupakan solusi yang mariuh (lemah), dikarenakan lemahnyapendapat yang membolehkan salam tunai.

3.L2.L.L TITIP BEII ONLINE

Dengan kemajuan tekhnologi, kebiasaan masyarakat pada

umumnya - yang bila ada kerabat, teman atau handai taulanmelakukan perjalanan ke sebuah kota/negara- menitip untukdibelikan barang tertentu. Kebiasaan ini sekarang dikembangkanlebih luas lagi dengan cara: bila seseorang yang akan bepergian ke

suatu kota atau negara dia memberitahukan niat perjalanannya

tersebut melalui situs penyedia jasa titip beli. Maka para pengunjung

situs yang menginginkan suatu barang dari kota/negara yang akan

dikunjungi menuliskan spesifikasi barang yang diinginkan. Dan

meminta untuk dibelikan barang tersebut. Uangnya bisa ditransfer diawal pada saat mengajukan pemesanan atau setelah barang diterima.

Keuntungan bagi penitip dia mendapatkan barang yang

diinginkan tanpa harus mengeluarkan biaya dan tenaga yang besar

untuk sengaja melakukan perjalanan ke kota/negara yang dituju.Dan keuntungan lainnya harga barang yang didapatkan dengan cara

titip beli ini lebih rendah dibanding harga barang yang sama yang

dijual di kota penitip berada, belum lagi keaslian barang lebihterjamin.

Adapun keuntungan bagi orang yang dititipkan dia

mendapatkan fee (upah) dari penitip untuk setiap barang yang

dibelikan tanpa harus keluar biaya khusus untuk perjalanan

membelikan barang yang dititip. Salah satu situs yang mefasilitasi

3o7 Zaadul Ma'ad, jilid Y,hal7L9.3oB Al Mughni, jilid IV, hal 220.

27L

jasa ini menyatakan, "Kami tidak mengambil keuntungan denganmenaikkan harga barang yang akan dibeli. Fee per 7 barang yangdipesan Rp.20,000,- diluar ongkos kirimilsle.

fasa layanan titip beli ini juga ada pada aplikasi GO-lEK3rr,produk ini dikenal dengan Shopping dan GO-FOOD;

- Shopping (Belanja) dengan layanan ini, pemesan dapatmembeli semua kebutuhan tanpa harus keluar rumah. GO-JEK Indonesia akan membelikan semua barang yangdibutuhkan dan langsung mengantarkan ke tempat pemesandengan catatan barang tersebut memiliki harga kurang dariRp 1 juta. GO-JEK lndonesia akan meminjami pemesanuang terlebih dahulu, kemudian setelah barang pesananditerima pemesan maka pemesan wajib mengganti uangnyaditambah biaya transport ojek.

- GO-FOOD (Delivery Makanan). GO-FOOD memberikanpelanggan kemudahan dalam layanan pesan antar makanan.Caranya: pemesan klik fitur GO-FOOD untuk memilihkategori makanan yang diinginkan. Pemesan juga bisa klik'Near Me' vnl;trk menemukan restoran yang posisinya palingdekat dengan pemesan dengan harga yang tertera padaaplikasi. Akan tetapi, harga yang tercantum di GO-FOODmerupakan harga perkiraan dan pemesan nantinya akanmembayar sesuai dengan tagihan. Pengemudi GO-JEKmenalangi pembelian makanan terlebih dahulu sampaidengan Rp.1.000.000,- dengan syarat total makanan yangdibeli masih dapat ditransportasikan dengan motor. Biayapembelian makanan dibayarkan tunai ditambah biayatransport ojek dari restoran ke tempat pemesan.

Hukum Titip Beli

Kemudahan dari jasa titip beli ini sangat terasa bagi penggunajasa dan kemudahan merupakan salah satu maqshad dari syariatIslam. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada Muaz binfabal dan Abu Musa al Asyari radhiyallahu anhuma yang beliau utuske pendudukYaman untuk mendalonrahkan Islam,

<t j{i'i s t frs,t -j;i Y: t_#>

30e Ini harga yang ditentukan oleh situs.310 Go-lEK adalah sebuah layanan booking ojek melalui aplikasi GO-JEK di android.

GO-JEK memiliki fitur dan layanan yang lengkap serta sangat mempermudahbepergian pelanggan.

272

"Berilah kemudahan dan jangan menyulitkan! beri kabargembira dan jangan beri kabar ketakutan". (HR. Bukhari danMuslim).

Namun, bila dalam transaksi terdapat hal-hal yang diharamkanmaka kemudahan tersebut berubah menjadi kesusahan di dunia danakhirat.

Untuk kasus titip beli pertama dimana seseorang yang akanbepergian dititipkan untuk membelikan suatu barang, terdapat duakemungkinan dalam cara pembayaran antara penitip dan yangdititip; bisa jadi penitip mengirimkan uang kepada orang yangdititipi sebelum dia membelikan barang dan bisa jadi penitipmenyerahkan uang setelah orang yang dititipi membelikan barangdengan uang miliknya terlebih dahulu.

Bila uang yang digunakan oleh orang yang dititipi untukmembeli barang adalah uang penitip yang dikirim ke rekening orangyang dititipi sebelum dia membelikan barang maka dari tinjauanfikih muamalat akad ini adalah wakalah bil uirah fmewakilkan untukmembelikan barang dengan imbalan fee). Mal<a Rp.20.000,- adalahujrah atau imbalan atas jasanya membelikan barang. Hukum akadwakalah bilujrah boleh berdasarkan dalil-dalil berikut:

- Firman Allah taala yang mengisahkan tentang ashabul kahfiyang tertidur dalam suatu gua selama 300 tahun lebih lalupada saat terbangun mereka mewakilkan kepada salahseorang diantara mereka untuk pergi ke kota membelikanmakanan:

"Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergike kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklahdia lihat manakah makanan yang lebih baih makahendaklah ia membawa makanan itu untukmu, danhendaklah ia berlaku lemah-lembut". (AlKahfi: 19).

Ayat ini menjelaskan bahwa mereka (ashhabul kahft) yangberjumlah 7 orang mewakilkan kepada salah seorangdiantara mereka untuk membeli makanan ke kota. Hal inimenunjukkan bolehnya mewakilkan kepada orang lainuntuk membelikan makanan. Bila hukum akad wakalah iniboleh maka dibolehkan juga mengambil upah dari

273

,;5q,(^! a:;'-$.Lii L ttL

*9t,)l e+

transaksi tersebut sebagai imbalan aras]652 yang halal dariorang yang menerima perwakilan.

- Diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam memberikan uang satu dinar kepadaUrwah radhiyallahu anhu agar ia membelikan seekorkambing untuk Nabi sftallallahu 'alaihi wa sallam. Maka iamendatangi para pedagang yang membawa kambing untukdijual di pasar. Ia menawarnya dan mendapatkan dua ekorkambing dengan uang satu dinar. Dalam perjalanan menujuRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ada seseorang yangmenawar seekor kambing yang dibawa Urwah seharga satudinar maka ia pun menjualnya. Sesampainya di hadapanNabi shallallahu 'alaihi wa sallam Urwah memberikankepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam satu dinarditambah seekor kambing.

Dalam hadis ini memang tidak dijelaskan tentang upah untukyang dititipi karena yang dititipi yaitu Urwah melakukannyasukarela tanpa imbalan. fika dia meminta imbalan di awal hukumnyaboleh. Ini hukum titip beli yang uangnya diterima oleh orang yangdititipi sebelum dia membelikan barang.

Adapun jika yang dititipi membelikan barang terlebih dahulumenggunakan uangnya dengan syarat nantinya akan diganti olehpenitip maka akadnya adalah qardh (dimana pihak yang dititipimeminjamkan uang kepada penitip untuk dibelikan barang titipanJ.

Pada dasarnya hukum akad qardh adalah mubah (boleh) selagitidak ada riba pertambahan untuk pemberi pinjaman/utang.Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihiwa sallam,

i3A A;l;-s 3lS Y! #'YtT\tslt,'o ,?ji6ll..,.t d, U"Tidaklah seorang muslim memberikan pinjaman kepada

saudaranya dua kali pinjaman melainkan dia telah bersedekah satukali sebesar nominal pinjaman tersebut''. (HR. Ibnu Majah).

Namun, yang terjadi dalam transaksi titip beli bentuk yangpertama disana terdapat tambahan/keuntungan bagi pihak yangdititipi yang sekaligus sebagai pemberi pinjaman kepada penitipsebesar harga barang yang dipesan dengan tambahan Rp.20.000,-per item barang yang dititip belikan. Maka -wallahu alam- titip belidalam bentuk ini hukumnya riba dan haram. Berdasarkan kaidahfikih yang menyatakan,

<li; 4 --eti:'^'_>,f 5,8"

274

"setiap pinjaman yang memberikan keuntungan bagi pemberipinj aman adalah fifis"3rr.

Sekalipun, orang yang dititipi beralasan bahwa fee Rp. 20.000,-itu merupakan imbalan jasa mencari barang. Hukum haram iniberdasarkan larangan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallammenggabungkan akad pinjaman dengan akad jual-beli dan termasukdalam hal ini jual-beli jasa,

(5rr,"ii; lf: Y,"Tidak halal menggabungkan antara akod pinjaman dan jual-beli".(HR. Abu Daud. MenurutAl-Albani derajat hadis ini hasan shahih).

Ijarah adalah akad jual-beli jasa. Maka hikmah larangan hadistdi atas karena pemberi iasa memang tidak mengambil keuntungandari akad qardh, akan tetapi sangat memungkinkan dia untukmengambil keuntungan dari akad jasa (ijarah). Dan itu memang yangterjadi, dimana pihak yang dititipi meminta/ee dari jasa membelikanbarang selain penggantian harga barang ditambah ongkos kirim. Dankeuntungan dari akad pinjaman adalah riba.

Ibnu Rusyd berkata,

J:i, &+ ai4 Laiu:i ui' tri:6r:4 ls aii+.iJ rl :cJ:{ o1

fI. .,i ilijl .6i +:Y j +;-.i, 3* V e1j= dlhi ,.J+i J!qI- HC EI! .itr d+ d SlE i Y :', t:*Jl Lr" rJli,, cJy ef-,

Seseorang berkata, "Belikan untukku barang denganspesifikasi ini seharga L0 dinar, nanti saya akan membelinya dari andaseharga 12 dinar dengan cara tidak tltnai".

Ini hukumnya haram, tidak halal dan tidak boleh, karena iatelah memberikan pinjaman yang berlebih (riba) ... menurut Said binMusayyib bahwa orang yang dititipi tidak boleh mendapatkanupah/fee; karena dengan adanya fee tersebut maka terjadilah ribadengan sempurna"3tz.

Ini dikategorikan riba karena bentuk akadnya bukanlah jual-beli antara penjual kedua dengan pembeli kedua, melainkan pembelikedua mewakilkan kepada penjual kedua untuk membelikan barangseharga 10 dinar dengan meminjamkan uang kepada penjual keduaterlebih dahulu, karena pembeli kedua mengatakan "belikan

311 AI Mawardi, Al Hqwi,iilid V, hal 356, Sihnun, /I Mudawwanah Al Kubra 41L33.

3rz Muqaddimatwal Mumahhidad, jllid II, hal57.

275

untukku". Ini adalah pinjaman maka penjual kedua tidak bolehmengambil keuntungan sebanyak 2 dinar dari piutangnya3l3.

Kalaulah fee ifi adalah biaya yang nyata-nyata dikeluarkanoleh orang yang dititipi seperti ongkos transportnya dari penginapanmenuju tempat penjualan barang yang dititipi ini dibolehkan. Akantetapi, biaya riil tersebut tentu dalam jumlah tetap berapapun itembarang yang dititipkan bukan ditentukan dengan harga Rp.20.000,-per item sebagaimana yang tercantum dalam penjelasan situs yangmenerima layanan "titip beli".

Solusi

Agar transaksi jenis ini dibolehkan syariat hendaklah dibuatakad pada saat pemesanan dalam bentuk akad janji untuk menjualdari pihak yang dititipi dan janji untuk membeli dari pihak penitipdengan syarat janji ini tidak mengikat. Maka nantinya yang akanterjadi adalah akad jual-beli antara penitip dan yang dititipi, bukanakad wakalah bil ujrah yang digabungkan dengan akad pinjaman(qardh) yang telah diharamkan syariat.

Dengan konselaarensi orang yang dititipi yang berperan sebagaipenjual boleh menjualnya dengan keuntungan yang diridhai keduabelah pihak; pihak penitip dan pihak yang dititipi, sebagaimana bolehjuga pihak yang dititipi menjualnya ke pihak lain yang menginginkanbarang yang sama yang tidak menitip untuk dibelikan barangsebelumnya tanpa harus menyebutkan harga pokok pembelianbarang dengan risiko yang mungkin terjadi pada pihak yang dititipibahwa pemesan mungkin tidak jadi membeli barang yang telahdipesannya,

Untuk kasus titip beli yang menggunakan jasa GO-|EK dimanapengemudi ojek meminjamkan uang terlebih dahulu kepadapemesan untuk dibelikan barang belanjaan atau makanan yangkemudian pengemudi GO-IEK menagihkan piutangnya kepadapemesan barang atau makanan ditambah biaya transport ojek daritempat barang titipan dibeli menuju tempat pemesan.

Tinjauan fikih muamalat terhadap transaksi ini bahwa dalamtransaksi ini terdapat 2 transaksi yang digabungkan menjadi satuyaitu: transaksi qardh (pinjaman) dimana pengemudi GO-IEKmeminjamkan uang kepada pemesan yang akan dibayar nantinyaoleh pemesan setelah barang yang dipesan diterimanya dan akadkedua transaksi ijarah (sewa jasa) dimana pengemudi GO-fEKmenyewakan jasanya untuk mengantar barang titipan kepada

313 Boit bi Taqsith, hal 87.

276

pemesan yang jasa ini nantinya akan dibayar oleh pemesan sesuai

dengan tarif normal tanpa ada penambahan. Maka keuntungan pihakGO-JEK dalam hal ini hanyalah biaya jasa mengantarkan makananyang harganya normal tanpa mengambil keuntungan yang berlebihsebagai imbalan atas uang yang dipinjamkan oleh pengemudi GO-)EK

kepada pemesan.

Dalam hal ini terdapat larangan Nabi shallallahu alaihi wasallam menggabungkan akad pinjaman dengan akad jual-beli dantermasuk dalam hal ini jual-beli jasa

(5+J,"ti:" i.l-: V,"Tidak halal menggabungkan antara akad piniaman dan iual-beli".(HR. Abu Daud. Menurut Al-Albani derajat hadis ini hasan shahih).

Selain hadis di atas juga para ulama telah sepakat haramnyapenggabungan akad pinjaman dan jualbeli. Ijma' ini dinukil olehbeberapa ulama, diantaranya;

Al Qarafi berkata,

f-i4J-l ) .}r;ir, ;i'Jl: Cl+lf jfr+ * t!'ll guilr;

E ",ll 4ij ,11 Jii-3i-l.1..1-

"IJmat Islam telah sepakat bahwa boleh hukumnya iual beli dan

utang piutang yang terpisah kedua akad tersebut, akan tetapi harammenggabungkan kedua akad tersebut dalam satu akad, karena inimerupakan celah untuk teriadinya riban3r4.

Pernyataan yang sama juga dinukil Az Zarkasyi dalam babpembahasan sadduz zari'ah (larangan terhadap sarana) 31s.

Perlu diingat bahwa akad iiarah termasuk bagian dari akadjual-beli, karena hakikat ijarah adalah iual-beli jasa. Makamenggabungkan antara akad, ijarah dan akad qardh sama hukumnyadengan menggabungkan akad jual beli dan akad qardh, yaitu haram.

Berdasarkan hadis ini maka AAOIFI dalam panduan lembagakeuangan syariah melarang penggabungan akad qardh dan akadijarah dalam pasal:

Mikyar (19) tentang Qardh, ayat (7) yang berbunyt, "Lembaga

keuangan syariah tidak dibolehkan mensyaratkan akad ba'i

fiual-beli), akad ijarah (sewa), atau akad mu'awadhah lainnya

314 Al Furuq,jilid III, hal266.31s Lihat.,4I Bahr Al Muhith, jilid VIII, hal 91.

277

yang digabung dengan akad qardh. Karena dalam jual/sewa,biasanya, pihak debitur sering menerima harga di atas hargapasar dan ini merupakan sarana untuk terjadinya riba(p inj am on y a ng m e n d a ta ng kan ke untun g an b ag i kr e d itur1" tro.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa penggabungan akad qardhdan ijarah diharamkan untuk menutup celah terjadinya riba dimanapemberi pinjaman sangat dimungkinkan mendapat keuntungan dariakadijarah.

Akan tetapi bila dapat dipastikan bahwa pihak pemberipinjaman dalam hal ini pengemudi GO-IEK sama sekali tidakmengambil keuntungan dari transaksi jasa mengantarkan pesanandari tempat barang/makanan dibeli menuju tempat pemesanterbukti dengan bahwa ongkos transport pengirimanbarang/makanan yang dititip beli sama dengan ongkos transportpengiriman barang lain yang tidak dititip belikan.

fuga dijelaskan oleh para ulama tentang kaidah zari'oh ribabahwa sesuatu yang diharamkan karena dikhawatirkan akanmengantarkan kepada riba seperti haramnya menggabungkan akadpinjaman dengan jual beli maka menjadi dibolehkan jika terdapathajah (kepentingan) akan penggabungan akad tersebut. Dankebutuhan akan transaksi layanan GO-|EK shopping dan GO-FOOD

sangat terasa dibutuhkan di kota-kota besar yang sering terjadikemacetan lalu-lintas dimana pemesan dapat memenuhikebutuhannya tanpa harus mengorbankan waktu dan tenaga.

Ibn al Arabi berkata,

,:;J013 lil3,iit.tt 4# -i-il C tS,J "$ f -s-e, ti!4+-rJr +;i&_ii e* G

"Apabila sesuatu diharamkan karena zatnya maka sebuah hajat tidakberpengaruh terhadap hukum haramnya. Dan apabila diharamkankarena tujuan lain (bukan zatnya) maka hajat dopat mengubahhukum keharamannya." 3u .

Ibn Taimiyah berkata,

316 Al mq' ayir Asy Syari' iyyqh, hal 27 0, 27 6.

317 'Aridhqtul Ahwozi,jilid VIII, hal48.

278

+t_ill ialil eJ ^+rsl :s,! lrs l'i! &+Il"sebuah larangan jika tuiuannya untuk menutup celah keharamanyang lebih besar dibolehkan bila terdapat maslahatyang kuatlt3La.

Ibn Qayyim berkata,

ai. r;.il a$ aiF grtilll ;.^l- a;r= L"

"sesuatu yang diharamkan untuk menutup celah keharaman yanglebih besar dibolehkan bila terdapat haiat'Bte.

Ibn Utsaimin berkata,

n4-,,St- '?y ;'i(-

Akan tetapi, sesuatu yang diharamkan untuk menutup celah

keharaman

Dibolehkan bila terdopat haiol seperti bai' 'Araya

Dalil dari kaidah ini adalah dibolehkannya bai' 'Araya. Bai''Araya yaitu menukar kurma kering yang dapat ditakar dengan

kurma segar yang masih berada di pohon. Ini berdasarkan hadisyang diriwayatkan oleh Abu Haitsamah radhiyallahu anhu:

w+l Ay-, 5,i ,,i a-l ;l\J -*1

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang meniual kurmayang di pohon dengan kurma kering. Akan tetapi beliau memberirukhsah (keringanan) dalam bentuk 'Araya, yaitu: kurma keringditukar dengan kurma dipohon dengan perkiraan untuk dimakankurma di pohon oleh pembelinyayang miskin". (HR. Bukhari).

Pada dasarnya bai' 'Araya termasuk riba bai' (ribo fadht)dimana penjual dan pembeli tidak dapat memastikan persamaan

takaran antara kurma kering dengan kurma di pohon' Padahal untukmenghindari riba dalam transaksi tukar menukar kurma dengankurma haruslah sama takaran/timbangan dan haruslah tunai. Akantetapi, dalam kasus bai' 'Araya tidak dapat diketahui persamaan

takarannya. Maka ini termasuk riba fadhl.

3ts Mqjmu' Fatawa, jilid I, hal 164.

31e Zaqdul Ma'44 iilid IV, hal 78.

a;Jdls ar. 1:.i! 3H

G Lr:tr,;f]! i:slt.# * 4tul"gt, g '+,

279

Akan tetapi bai' 'Araya dibolehkan oleh Nabi shallallahu alaihiwa sallam untuk hajat fakir miskin yang menginginkan makan kurmasegar yang masih di pohon. Keingingan fakir miskin tersebut belumsampai pada tahap darurat yang berakibat hilangnya salah satu darilima hal pokok pada diri seorang manusia. Fakir miskin hanya akanbersedih bila berlalu musim panen kurma dan mereka belummerasakan manisnya kurma segar. Kesedihan jiwa kaum miskin inihanyalah sebatas hajat dan bukan darurat.

Kesimpulan: hukum transaksi GO-FOOD dan Shoppingdibolehkan syariat Islam. Karena pada dasarnya hukum suatumuamalat dibolehkan selagi tidak terdapat hal-hal yang menjadikantransaksi muamalat tersebut menjadi haram. Dan dalam transaksiGO-FOOD dan Shopping tidak terdapat dalil yangmengharamkannya32o.

3.L2.L.2 TRANSPORTASI MENGGUNAKAN APTIKASI ONLINE

Di medio awal tahun 2OL6 terjadi demo besar-besaran parapengemudi angkutan umum meminta pemerintah menertibkanangkutan pribadi roda empat ataupun dua yang digunakan untukmenerima jasa transportasi umum.

Hal ini disebabkan turunnya pendapatan tansportasi umumroda dua dan empat yang selama ini telah beroperasi karena strategibisnis yang diterapkan oleh transportasi beraplikasi ini menjaring

320 Ini kesimpulan penulis pada tahun 2016 di buku "Harta Haram MuamalatKontemporef' cet. 16 berdasarkan data yang penulis dapatkan pada saat itutentang produk GO-FOOD. Namun, pada Agustus tahun 2017 seorang sahabatpemilik merchant yang bekerjasama dengan GO-JEK mengirimkan MOU antararestoran dan GO-fEK tercantum di Pasal 2 ayat (3) berbunyi, "Merchant dilarangmencantumkan besaran jumlah Bagi Hasil, yang diatur dan disepakati dalamPasal 3 ayat (1) perjanjian ini, ke dalom bukti/kwitansi/bon ... yang akanditerimq oleh pelanggan sebagai bukti pembelian makanan dan minumon melalui

fitur GO-JEK". " Pasal 3 BIAYA JASA DAN CAM PEMBAYAMN. Ayat 7. Ilntuk setiappemesanan dan pengantaran makanan dan minumqn melalui fitur GO-JEK ParaPihak sepakat bahwa merchant akan membayar jumlah pembagian hasil kepodaGO-IEK sebesar 15o/o Qima belas persen) dari jumlah harga makanan danminuman yang dipesan oleh pelangg an".

Bila demikian adanya maka hukum GO-FOOD berubah menjadi haram.Karena mengandung unsur riba, dimana pihak driver meminjamkan uangkepada konsumen sebanyak 85o/o, yang nantinya dibayar oleh konsumensebanyak 100%, maka 15%o adalah pertambahan pinjaman yang dinamakandengan bunga (riba). Dan juga plhak driver menipu konsumen dengan tagihanyang bukan harga sebenarnya yang dia dapatkan dari penjual (merchant).

280

nasabah dengan membuat potongan harga lebih dari 35o/o di bawahharga yang ditetapkan pemerintah dan dari harga normal kendaraanumum roda dua, selama beberapa bulan pada saat kemunculannya ditahun 20L5. Dimana kekurangan selisih antara harga promo dan

harga normal ditutupi oleh perusahaan pemilik aplikasi denganmembayarkan kekurangan ongkos tersebut kepada pengemudi yangbekerjasama dengan perusahaan pemilk aplikasi pemesanan.

Hal ini sangat menarik minat para calon penumpang karenaharga di bawah normal dan pemesanan armada-pun mudahdilakukan melalui aplikasi IT.

Dari tinjauan fikih muamalat bahwa akar permasalahan inimerujuk kepada hukum menjual barang dan iasa di bawah hargapasar, dibolehkan atau tidak?

Pada kondisi dan jenis jasa tertentu, seperti jasa transportasiumum yang berkaitan dengan hajat orang banyak yang bila tidakdiambil kebijakan oleh pemerintah untuk penetapan harganyadikhawatirkan para penjual iasa akan menzalimi rakyat banyak,maka sebagian para ulama dari mazhab Hanafi, Maliki dan Hanbalimembolehkan kebijakan ini demi menjaga kestabilan sosialmasyarakat dan mewujudkan keadilan321.

Setelah mengetahui hukum penetapan harga barang olehpemerintah akan dijelaskan hukum memberikan diskon hargabarang.

Hukum diskon berkaitan erat dengan permasalahan klasikyang dibahas para ulama tentang hukum menjual barang di bawahharga pasar. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat.

Pendapat pertama: tidak boleh menjual barang dan iasa dibawah harga pasar. Ini pendapat ulama mazhab Maliki.

Pendapat ini berpegang kepada atsar bahwa Umar bin Khattabmelewati Hatib bin Abi Balta'ah radhiyallahu anhuma yang sedangmenjual anggur kering di pasar. Maka Umar berkata kepadanya,"Naikkan harganya, atau silahkan meninggalkan pasar". (HR. Malik)'

Dalil ini tidak kuat karena dalam riwayat Baihaqi, Umarradhiyallahu anhu rujuk dari pendapatnya dan mendatangi Hatib dirumahnya, seraya berkata, "ltu bukanlah keputusan dan perintahku,aku hanya ingin memberikan kebaikan kepada para penduduk negri'Maka juallah sekehendakmu dan sesukamu".

321 Dr. Khalid Al Mushlih, / I hawafiz attijariyah,hal L62.

281

r-Diantara dalil pendapat ini juga: bahwa diskon yang diberikan

sebagian pedagang dapat memberikan kemudharatan kepada parapedagang yang lain.

Dalil ini juga tidak kuat: karena sekalipun diskon inimenyebabkan kemudharatan bagi para pedagang yang lain, akantetapi diskon mengangkat kemudharatan bagi para pemberi yangmereka adalah masyarakat umum. Dalam kaidah fikih dinyatakan,

etdt JjLI il j-t:lt 3jLJt ,J^L4"Kemudharatan untuk suatu kelompok ditanggung demi

meng angkatkan kemudharatan bagi khalayak rama.f .

Pendapat kedua: boleh menjual barang dan jasa di bawahharga pasar selagi tujuan pedagang tersebut bukan untukmenghancurkan pedagang lainnya. Ini merupakan pendapatmayoritas para ulama mazhab.

Dalil dari pendapat ini, sabda Nabi shallallahu araihiwa sailam:

( iIl tllS ,,s-frl lil3 ,3ti lil li':,. )i-,1 d' ,r_j,"Allah merahmati seseorqng yang menjual, membeli dan

membayar utang dengan hatiyang murah". (HR. Bukhari).

Dan penjual barang/jasa yang menurunkan harga barangnyaberarti penjual yang dirahmati Allah.

Juga dalil pendapat ini bahwa harga barang merupakan hakpara pemilik barang. Maka seorang penjual berhak menjual barangdengan harga yang dikehendakinya selama ia ridha.

Wallahu a'lom, pendapat kedua adalah pendapat yang terkuatdalam masalah ini, yaitu boleh memberikan diskon harga kepadapara pembeli jasa selagi tujuan penjual barang dan jasa bukan untukmenghancurkan penjual barang dan jasa lainnya. Karena hukum asaljual-beli adalah boleh.

Namun jika potongan harga yang diberikan oleh angkutanumum beraplikasi IT tujuannya adalah untuk menghancurkan parapesaingnya, kemudian saat para pesaingnya telah hancur diamenaikkan kembali harga jasanya maka ini haram hukumnya.

Hal ini diharamkan karena Rasulullah shallallahu 'araihi wasallam bersabda,

282

q)t'+\s iF\>>

"Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat madharatbagi orang lain baik permulaan ataupun balasan". (HR. Ibnu Majah.Hadis ini di shahihkan oleh Al-Albani).

GO PAY

GO-PAY adalah dompet virtual untuk menyimpan GO-JEK

kredit yang bisa digunakan untuk membayar transaksi di dalam

aplikasi GO-JEK. Ketika jasa GO-fEK digunakan maka saldo GO-PAY

akan berkurang sesuai dengan biaya riil jasa yang telah digunakan.

Untuk mengisi saldo GO-PAY dapat dilakukan langsung dariBank Mandiri, Bank BRI, dan BCA melalui ATM, Internet Banking, dan

Mobile Banking.

TAKYIIF FIQHIY DEPOSIT UANG DI GO.PAY:

Sebelum menjelaskan hukum boleh/tidaknya, halal/haramnyatransaksi GO-PAY perlu diielaskan hakikat deposit uang di GO-PAY

menurut tinjauan fiqh.

Wallahu A'lam, menurut hemat penulis deposit ini dapatdisamakan hukumnya dengan transaksi nitip uang pada tokosembako yang dekat dari rumah dengan tujuan dapat diambil barangsetiap dibutuhkan dan pada saat itu pembayaran harga barang dapatdidebet langsung dari saldo uang yang dititipkan.

Ibnu Abidin (Ulama mazhab Hanafi, wafat 1836M)memasukkan kasus ini ke dalam salah satu bentuk bai' istiirar, iaberkata,

il; yd ll,'s er-'&tr'1l! |Es.eli'.ll ;tJ;l tJ3

.. ar, e4i:il ?rs)r (.,J,Jfu

"Bila seseorang menyerahkan seiumlah uang kepada peniual,

setiap harinya dia mengambil barang sebanyak 5 item dan pada saatmenyerahkan uang dia tidak mengatakan, "saya beli darimu 5 itemsetiap harinya..."

283

Aku berkata," Hukumnya boleh jika harga 5 item tersebut telahjelas sebelumnya seperti roti don daging. Adapun jka harganya tidakdiketahui pada saat mengambil barang maka akad jual-belinya tidaksah karena harga pada soat transaksi tidak jelas. Maka apabilabarang telah digunakan oleh pihak penitip uang dan sungguh penjualtelah menyerahkannya dengan ridha dan dengan tujuan mendapatuang maka sesungguhnya akad jual-beli belum terjadi. Walaupun niatkedua belah pihak untuk melakukan akad jual-beli, hal inidikarenakan akad jual beli tidak sah dengan niat saja. Makasesungguhnya yang terjadi hampir serupa dengan akad Qardh(dimana penitip uang meminjamkan uangnya dan penjualmeminjamkan barangnya) yang dia menjamin uang atau barangdeng an semisalny a atau senilainya zzz.

Berdasarkan tal<yiif yang dijelaskan oleh Ibnu Abidin bahwaakadnya dapat disamakan dengan qardh maka dalam kasus GO-PAYbahwa khusus pengguna jasa GO-fEK yang membayar jasa dengandengan GO-PAY mendapat potongan harga maka ini adalah manfaatyang diberikan muqtaridh (penerima pinjaman) kepada muqridh(pemberi pinjaman) dan dan setiap pinjaman yang mendatangkanmanfaat bagi pemberi pinjaman hukumnya adalah Riba.

3.L2.L.3 SUppLy KONTRAK (pRE ORDER)

Termasuk juga transaksi yang menggunakan jasa telekomunikasiyaitu supply kontrak. Supply kontrak adalah: transaksi yangdilakukan salah satu pihak yang siap menyerahkan barang kepadapihak lain pada waltu tertentu, dimana objek barang terkadangmasih berada di luar negrl32s.

Misalnya: fasa perdagangan A mengetahui produsen barangyang berada di luar negri melalui salah satu jaringantelekomunikasi. Lalu A menawarkan penjualanbarang tersebut kepada pedagang B di Indonesia.Setelah B menyetujuinya, ia melakukan transaksi belikepada A. dan setelah transaksi jual dilakukan Akepada B, maka A membeli barang dari produsen diluar negri. Dan setelah barang yang dipesan tiba diIndonesia A menyerahkannya kepada B.

Hukum Supply Kontrak

Hukum transaksi ini berbeda berdasarkan status barang:

322 Hasyiyah Ibnu Abidin, jilid IV, hal 516.323 Prof. Dr. Al Khatslan, Fiqh Muamalat Maalilltah Mu'ashirah, hal. 141.

284

Barang yang menjadi objek transaksi belum tersedia danbutuh proses pembuatan.

Transaksi ini dinamakan lstrshna' hukumnya boleh, baikpembayaran dilakukan di depan, pada saat barang diterimaatau dengan cara angsuran berkala. Berdasarkan dalilberikut:

Diriwayatkan dari lbnu Umar bahwa Nabi sha/lallahu alaihiwa sallam memesan untuk dibuatkan cincin dari emas ...

para sahabat juga memesan untuk dibuatkan cincin dariemas. Maka Nabi menaiki mimbar lalu memuji Allah danbersabda,

(4j"ji \ G!5, rt,( d!>"Dahulu aku memang minta dibuatkan cincintetapi sekarang aku tidak lagi memakainyo".

Lalu Nabi menanggalkan cincinnya dan paraikut menanggalkan cincinnya. (HR. Bukhari).

dari emas,

sahabatpun

Hadis ini jelas menyatakan bahwa Nabi shallallahu alaihiwa sallam melakukan akad rsrlshna', yang berarti hukumakadnya boleh.

Bolehnya akad rstlshna'ini merupakan mazhab Hanafi dandisetujui oleh Majma' AI fiqh AI Islomi (divisi fikih OKI)dalam muktamarnya ke VII di |eddah, tahun 1992 dengankeputusan No. 65 (3/7), yang berbunyi, "Akad istishna'boleh dengan cara pembayaran tidak tunai keseluruhantagihan ataupun dengan cara angsuran pada waktu yangtel ah d ite nfvllqnt' 32 4

-

Barang yang menjadi obiek transaksi telah tersedia ditangan produsen dan pembayaran dilakukan oleh B kepadaA tunai keseluruhannya di depan pada saat transaksidibuat.

Transaksi ini dinamakan salamszs, hukumnya boleh.Berdasarkan dalil berikut:

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma bahwaNabi sha/lallahu 'alaihi wa sallam datang ke Madinah dan

beliau mendapati orang-orang melakukan akad jual-beli

32a Journal Fiqh Council, edisi VII, jilid. 2, hal223.32s Salam' adalah jual beli barang dengan cara indent, uang diserahkan tunai di

muka dan barang diserahkan nanti pada waktu yang disepakati.

285

salam dengan objek kurma yang akan diserah-terimakansetelah 2 hingga 3 tahun. Nabi bersabda,

#.Jc

O)JJ ,2$^

"Barang siapayang melakukan akad salam, maka hendaklahia menyerahkan (uang pembayaran barang tunai di depan)dan takarannya jelas, beratnya jelas, serta waktupenyerahannya juga jelas". (HR. Bukhari dan Muslim).

Barang yang menjadi obiek transaksi telah tersedia ditangan produsen dan pembayaran dilakukan oleh B kepadaA dengan cara tidak tunai di depan, terkadang dengan caraangsuran dan terkadang dibayar keseluruhannya setelahbarang diterima.

Transaksi ini hukumnya tidak boleh (haram), karenatermasuk dalam larangan Nabi yaitu A menjual barangyangbelum dimilikinya kepadaB.

Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu'anhu, ia berkata,

o+t er e\-#.Jijll -r-i; ,o!t Ji-l E :..Jrs

a{i u e Y, :d16 r;riJl 3} n iiE:.'GI f},?(dlrr?

"Waha| rasulullah! seseorang datang kepadaku untukmembeli suatu barang, kebetulan barang tersebut sedangtidak kumiliki, apakah boleh aku menjualnya kemudian akumembeli barang yang diinginkan dari pasar? maka Nabishallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,"Jangan engkau jualbarang yang belum engkau milikit" (HR. Abu Daud. Hadis inidishahihkan oleh Al-Albani).

Bentuk akad antara A dan B sama persis kasusnya denganyang ditanyakan oleh sahabat Nabi dimana barang belumlagi dimiliki oleh penjual A, namun A telah menjualnyakepada B.

Dan akad ini juga termasuk jual beli utang dengan utang(uang atau barang tidak diserahkan pada saat akaddisepakati). Dan hukum jual beli utang dengan utang haramberdasarkan ljma' para ulama sebagaimana yang dinukiloleh imam Ahmad, ia berkata, "Tidak ada satupun hadisyang shahih tentang laranganjual beli utang dengan utang

286

,'illili ,zF olcii*i qr><<erl'^ *t ;l'?.fu

akan tetapi para ulama telah sepakat bahwa jual beli initidak dibolehkan". Ibnu Munzir juga berkata,"Para ulamatelah sepakat bahwa iual beli utang dengan utang tidakdibolehkanw326.

Ini yang difatwakan oleh Majma' Al ftqh Al Islami (divisifikih OKI) dalam muktamarnya ke XII di Riyadh, tahun2000 dengan keputusan No. LO7 (L/LZ), yangberbunyi, "supply Kontrak, dimana uang pembayaran

tidak dibayar tunai di depan maka akadnya tidak boleh ...

dan termasukiual beli utang dengan utang".

Solusi Syar'i:

Solusi untuk kasus transaksi supply kontrak jenis ini, yaitu:A (penjual) hanya sekedar menjanjikan kepada B untukmenjual barang dan B juga sekedar berjanii untuk membelidan janji ini tidak mengikat -andai salah satu pihakmenarik janjinya tidak dikenakan sanksi apapun-. Setelah

barang diterima oleh A dari luar negri maka saat itu A dan B

dibolehkan membuat akad jual belis27.

3.t2.2 ASURANSI (TNSURA N Cn

Asuransi, yaitu: perlanjian antara penanggung (perusahaan asuransi)dengan tertanggung untuk memberikan penggantian kepada

tertanggung atas risiko kerugian yang tertera di dalam perjanjiandan tertanggung berkewajiban membayar premi kepada perusahaan

asuransi.

3.12.2.1 Seiarah Asuransi Konvensional

Asuransi modern muncul pertama kali di Italia pada abad ke-14Masehi, yaitu asuransi laut. Para pedagang membawa daganganmereka dengan jasa kapal laut. Di waktu itu kapal laut merupakansarana transportasi dengan risiko tinggi. Maka muncullah polisasuransi, di mana para pedagang membayar sejumlah uang kepada

suatu pihak dan bila terjadi kerusakan atas barang atau hilangselama dalam perjalanan maka pihak tersebut mengganti seluruhkerugian.

Karena asuransi ini dianggap menguntungkan kedua-belahpihak maka orang-orang melakukan perjanjian asuransi secara luas.

326 Ibnu Qudamah,,4I Mughni,jilid IV, hal 37.

327 Al Khatslan, Fiqh Muamalat Maal$yah Mu'ashirah, hal' 141.

287

Setelah terjadi kebakaran hebat di kota London yangmenghanguskan hampir 13 ribu rumah tempat tinggal dan 100gereja pada tahun 1,666M, muncul di Inggris asuransi kebakaran.

Pada abad ke-18 asuransi kebakaran muncul di Amerika,ferman dan Prancis328.

Kemudian pada Abad ke-19 asuransi mulai masuk ke negaraIslam. Ibnu Abidin (ulama Syam mazhab hanafi wafat 1836M) telahmenfatwakan haram hukum saukarah.

Ia berkata, "Ini pembahasan penting tentang saukarah yangdibayarkan oleh pedagang sebagai imbalan jaminan yang diberikanoleh kafir harbi.

Banyak pertanyaan tentang hukum saukarah dewasa ini, yaitu:telah menjadi tradisi di kalangan para pedagang apabila merekamenyewo kapal barang milik seorang kafir harbi, mereka membayarsewa dan juga membayar sejumlah uang untuk kafir harbi dinegerinya. Bayaran ini dinamakan saukarah. Jika terjadi kecelakaandan barang niaga di kapal terbakar, tenggelam atau dirampolj makakafir harbi tersebut memberikan jaminan (mengganti barang) sebagaiimbalan dari saukarah yang diterimanya.

Kafir harbi tersebut mempunyai agen di negeri kita [lslam)berada di pesisir pantai. Agen tersebut menerima saukarah dari parapedagang. Izin tinggal mereka disetujui oleh sultan. Apabila terjadikecelakaan pada barang pedagang, maka agen tersebut memberikanganti rugi.

Menurut saya, pedagang tidak halal mengambil ganti rugitersebut, Karena ini termasuk tanggung-jawab atas sesuatu yang diati dak s eharusny a b ertang g ung j aw qfii' 32e .

Setelah itu bermunculan berbagai jenis asuransi: asuransikebakaran, asuransi jiwa, asuransi bahaya peran& asuransikesehatan, asuransi pendidikan, asuransi pihak ketiga danseterusnya mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.

HukumAsuransi

Asuransi semenjak kemunculannya telah diharamkan oleh paraulama baik perorangan maupun lembaga.

Pada tahun L978, dalam muktamar I Al Majma' Al Fiqhiy AlIslami (divisi fikih Rabithah Alam Islami) di Mekkah telah diputuskan

328 Dr. Muhammad Baltaii, 'Ukudutta'min, hal 15-16.32e Ibnu Abidin, Raddul muhtar, iilid IV, hal 170.

288

bahwa asuransi dengan segala jenisnya adalah haram, bunyikeputusan tersebut, "setelah melakukan kaiian yang mendalam dan

mendiskusikan, maka mailis Al maima' memutuskan berdasarkansuara terbanyak bahwa asuransi konvensional dengan segalabentuknya: asuransi jiwa, asuransi niaga, dan lainnya adalahharomn33o.

Pada tahun 1985 para ulama Islam sedunia yang berada dibawah OKI dalam konferensi ke II di |eddah sepakat mengeluarkankeputusan No. 9 (9/2) 1.985, yang berbunyi, "Transaksi Asuransidengan premi tertentu yang diselenggarakan oleh perusaha asuransimerupakan transaksi dengan tingkat gharar (spekulasi) tinggi. Hal inimembuat hukum transaksi asuransi batal (menurut syariat). OIeh

karena itu, transaksi ini diharamkan Islamn33L.

Pada tahun 2006 AAOFI juga menegaskan kembali haramnyaasuransi dalam pasal (26) tentang "At Ta'min Al Islami, ayat 2, yangberbunyi, "Httkum asuransi konvensional menurut syariat adalahharamil33z.

Dalil-Dalil Asuransi Haram

Keputusan lembaga-lembaga fatwa internasional yang

mengharamkan asuransi didasarkan kepada dalil-dalil berikut:

1. Polis asuransi termasuk dalam akad tukar-menukar uangdengan uang (sharfl. Akad asuransi ini mengandung gharar(ketidak-jelasan) tingkat tinggi. Pihak tertanggung pada

saat melakukan akad tidak tahu berapa jumlah uang

fpremi) yang harus ia bayar, karena jika terjadi kerugianyang dipertanggungkan setelah pembayaran premipertama, maka akad langsung berakhir dan pihaktertanggung memperoleh ganti rugi. Dan jika tidak terjadikerugian maka pihak tertanggung terus membayar premihingga waktu yang telah disepakati.

Pada saat akad dilakukan, pihak penanggung iuga tidaktahu berapa jumlah uang yang akan ia berikan jika teriadirisiko yang ditanggungkan, bisa jadi pihak penanggungmemberikan seperti yang disepakati dalam polis dan bisajadi dia tidak memberikan apapun kepada pihaktertanggung jika risiko tidak terjadi.

330 QqraratAlmajma'Alftkhiy Al Islami, hal 33.

ztt Journal Fiqh Council, edisi II, jilid. 2, hal 545.

332 Al Ma'ayir Asy Syar'iyyoh,hal364.

289

Tingkat gharar dalam polis asuransi ini sangat tinggi, danNabi sha//allahu 'alaihi wa sallam telah mengharamkantukar-menukar (jual-beli) yang mengandung gharar.

<Q1jit U,F #s+rx; at J-41 l_y).#)Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi melarang jualbeli gharar. (HR. Muslim).

Polis asuransi termasuk qimar fiudi).Karena bisa jadi pihak tertanggung baru membayar premipertama dan terjadi kerugian yang dipertanggungkan makapihak tertanggung memperoleh uang dari pihakpenanggung jauh lebih besar daripada yang dibayarnya.Pihak tertanggung beruntung dan pihak penanggungmerugi.

Dan jika premi dibayarkan sampai waktu yang ditetapkandalam perjanjian dan tidak terjadi kerugian maka pihaktertanggung merugi dan pihak penanggung beruntung.

Inilah hakikat judi jika satu pihak beruntung maka pihaklain merugi. Allah telah mengharamkan perjudian dalamfirmanNya,

.i. t;aSrl 3",;iit3 :iiir *l rrr.ar grltt r4.1j u)Fiti iriiii.. .ri otlilil F U &i-2 i{j{rs

"Hai orang -orang yang beriman, sesungguhnya arak, judi,berhala dan mengundi nasib adalah perbuatan keji termasukperbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan ituagar kamu mendapat keberuntungan". (Al Maidah: 90).

3. Polis asuransi adalah akad tukar-menukar uang denganuang (sharf), karena pada saat tertanggung menerima uangganti rugi berarti ia memberikan uang dalam bentuk premidan menerima uang dalam bentuk ganti rugi. Dalam akadtukar menukar uang dengan uang, bila uangnya sejenisdisyaratkan harus sama nominalnya dan harus serah-terima tunai pada saat itu juga. |ika tidak terpenuhi salahsatu persyaratan tersebut maka akad tukar menukar uangdengan uang ini termasuk riba ba'i.

Kenyataannya dua persyaratan tersebut tidak terpenuhipada polis asuransi. Pada saat terjadi perbedaan antara

290

nominal premi yang dibayar dengan ganti rugi yangditerima maka transaksi ini dinamakan riba fadhl dannasi'ah.

Yaitu: nominal kedua uang tidak sama dan tidak tunai(uang premi telah diserahkan beberapa waktu yang lalunamun ganti rugi baru diterima setelah berlalu beberapawaktu). Dan jika nominal premi dan ganti rugi sama makatermasuk riba nasi'ah karena tukar-menukar dua uangtidak tunai333.

Pengecualian

Majma' Al fiqh Al Islamf (divisi fikih OKIJ dalam muktamarnya ke XVIdi Emirat Arab tahun 2005 dengan keputusan No. 1,49 (711,6)membolehkan asuransi kesehatan bila diterbitkan langsung olehpenyelenggara pengobatan, seperti rumah sakit: " Hukum AsuransiKesehatan:

Jika asuransi kesehatan diterbitkan langsung oleh badanpenyelenggara pengobatan maka hukumnya dibolehkan syariatdengan syarat teknisnya harus diperhatikan agar gharar dapotditekan seminimal mungkin, karena hukum gharar yang sedikitdimaaJkan, dan akad gharar yang dibutuhkan orang banyak dansangat mendesalt seperti asuransi kesehatan dalam rangkamenyelamatkan jiwa, akal dan keturunan dan tiga hal ini termasukhal yang sangat penting dijaga syariat lslam, maka hukum ghararnyadimaafkan.

Di antara hal teknis yang penting diperhatikan:

a. Membuat perjanjion yang sangat rinci dan jelas tentang hakdan kewajiban kedua belah pihak.

b. Memeriksa kondisi kesehatan pihak tertanggung terlebihdahulu, sehingga bisa diperkirakan jenis pengobatan danbiaya yang akan ditanggung oleh asuransi.

c. Tagihan pembayaran yang diklaim oleh pihak rumah sakitharus sesuai dengan tindakan pengobatan yang telahdiberikan kepada pihak tertanggung, bukan berdasarkanrekayasa sebagaimana yang dilakukan oleh asuransikomersial".

Memperhatikan keputusan di atas dapat dipahami bahwalembaga fikih internasional ini membolehkan asuransi kesehatan

333 Dr. Muhammad Baltaii, 'Ukudut ta'min, hal 54-79. Dr. Sulaiman AlMulhim, AIqimar; Haqiqatuhu wa Ahkamuhu,hal 498-499.

29L

atas dasar bahwa gharar dalam beberapa kondisi sebagaimana telahdijelaskan sebelumnya dibolehkan, di antaranya bila tingkatghararnya rendah dan bila akad tersebut dianggap mendesak. Dandua faktor ini terdapat pada asuransi kesehatan yang diterbitkanoleh pihak rumah sakit.

Hampir sama dengan asas pengecualian hukum haram asuransiyang diputuskan oleh Majma' AI ftqh Al Islami di atas, Dr. Yusuf AsySyubaily juga mengecualikan haramnya asuransi pada beberapakondisi, karena menurut beliau asuransi komersial diharamkandisebabkan mengandung gharar. Dan gharar pada kondisi tertentutidak diharamkan dan tidak merusak keabsahan akad. Di antarakondisi tersebut:

a. Apabila keberadaan asuransi dalam sebuah akad hanyasebagai pengikut.

Misalnya:

Pembelian barang elektronih mobil, tiket angkutanumum, darat laut dan udara, dan lain-lain, yangtercantum dalam akad pembelian kewajibanmembayar asuransi.

Hal ini dikecualikan, karena status asuransi di sini hanyasebagai pengikut dan bukan tujuan dalam transaksi, makakeberadaan asuransi di sini tidak merusak akad danhukumnya boleh.

b. Apabila asuransi komersial tersebut merupakan suatukebutuhan orang banyak

Misalnya:

Suatu negara mewajibkan setiap pemilik kendaraanbermotor membayar asuransi terhadap pihak ketigajika terjadi kecelakaan. Maka warga negara tersebuttidak ada pilihan, selain membayar asuransi. Hukumini tidak diharamkan karena dia membayar dalamrangka terpaksa yang tidak mungkin mendapat izinmengemudi tanpa membayar asuransi sedangkan diasangat membutuhkan untuk mengemudi kendaraanbermotor.

c. Apabila asuransi komersial diterima tanpa premi.

Misalnya:

Asuransi kesehatan yang diberikan oleh perusahaankepada para karyawannya tanpa mewajibkan

292

mereka membayar premi. Maka hukumnya bolehkarena karyawan hanya mendapat hibah dariperusahaan dan hibah tidak disyaratkan harusterbebas dari g haraF3a.

Senada dengan pendapat di atas, jawaban Syaikh Munajjid,ketika ditanya tentang hukum menggunakan asuransi kesehatanyang diberikan oleh perusahaan dengan cuma-cuma tanpa pegawai

harus membayar premi, "Hukumnya boleh, karena karyawan yangmendapat pelayanan kesehatan tersebut tidak membayar premiAsuransi".

Untuk asuransi a dan b apakah orang yang terpaksa melakukanasuransi boleh memanfaatkan ganti rugi yang diberikan oleh pihakasuransi, bila terjadi risiko yang dipertanggungkan?

Dalam hal ini para ulama kontemporer berbeda pendapat:

Pendapat pertama: tidak boleh ia memanfaatkan uang gantirugi yang diberikan, kecuali seukuran dengan uang yang telah diabayar selama ini ke pihak asuransi tersebut. Pendapat ini merupakanpendapat mayoritas para ulama kontemporer.

Pendapat kedua: ia boleh memanfaatkan uang ganti rugi yangdiberikan oleh pihak asuransi. Namun, yang lebih baik ia mengambilklaim ganti rugi dan jika dia termasuk fakir miskin halal baginyamemanfaatkan uang tersebut. Dan jika dia bukan fakir dan miskinmaka kelebihan dari premi yang dibayar selama ini disalurkan untukfakir miskin atau kepentingan umum.

Pendapat ini didukung oleh Prof. Dr. Al Khatslan dengan dalillebih dekat kepada keadilan karena dia dipaksa membayar premimaka ketika dia mendapatkan ganti rugi maka itu juga meniadihaknya33s.

3.A2.2.2 Asuransi SyariahMerupakan akidah seorang muslim bahwa Allah subhanahu wa ta'alajika mengharamkan sesuatu pasti memberikan ganti yang iauh lebihbaik daripada yang diharamkan.

Oleh karena itu, ketika para ulama mengharamkan asuransiberdasarkan dalil-dalil dari Alquran dan sunnah maka merekamerumuskan penggantinya yang terbebas dari gharar, qimar, rlbadan dari sisi bisnis lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak. Hal

334 Muqaddimah fi al masharif al islamiyah,3t-32.33s F iqh Muamalat maaliyyah muashirah, ha|. t7 3 -17 4.

293

ini mengingat asuransi merupakan kebutuhan manusia di abadmodern agar kehidupan mereka lebih tentram untuk menghadapirisiko di hari esok

Al Majma' AI Fiqhiy AI Islami (divisi fikih Rabithah Alam Islami)dalam muli:tamar I, tahun L978 setelah mengeluarkan fatwa yangmengharamkan asuransi menyertakannya dengan fatwa asuransiIslami, yang berbunyi, "Majlis AI Majma' sepakat membolehkanasuransi kooperatif (ta'min ta'awuni) sebagai ganti dari asuransikomersial yang diharamkan, berdasarkan dalil - dalil b erikut:

Pertama: asuransi kooperatif (ta'min ta'awuni) merupakanakad hibah yang pada dasarnya bertujuan untuk saling tolong-menolong meringankon beban kerugian, dan ikut andil menanggungpenderitaan saat terjadi musibah. Dengan cara membayar sejumlahuang tunai yang dikhususkan untuk mengganti kerugian orang yangditimpa musibah. Maka sekelompok orang yang tergabung dalamtq'min ta'awuni tidak bertujuan komersial, meraup laba dari hartaorang lain. Semota-mato tujuan mereka pemeratoon risiko di antaramereka dan saling tolong dan menonggung sebagian risiko.

Kedua: asuransi kooperatif (ta'min to'awuni) terbebas dari ribadengan segala bentuknya. Riba fadhl dan riba nasi'ah. Transaksi parapeserta asuransi tidak termasuk akad riba. Dan pengelola tidak akanmenggunakan dana yang terhimpun dari para peserta untuk suatutronsaksi riba dalam bentuk apapun.

Ketiga: ketidakjelasan besarnya klaim ganti rugi yang akanditerima peserta asuransi kooperatif (ta'min ta'awuni) pada saat akaddilangsungkan tidak mempengaruhi keabsahan akad, karena akad iniadalah akad hibah. Dan gharar dalam akad hibah dibolehkan sertatidak termasuk judi. Berbeda dengan asuransi komersial, akad yangterj adi odalah akad tukar-menukai'336.

Majma' AI Fiqh AI Islami (divisi fikih OKI) juga mengusulkankonsep pengganti asuransi komersial dengan keputusan No.9 (9/Z)1985, yang berbunyi, ".Sebagai ganti dari asuransi komersial yangdiharamkon yaitu ta'min ta'awuni (asuransi syariah) yang dibangunotas dasar hibah dan tolong-menolong"zzt.

336 Qararat Al majma' Al fiqhiy Al Islami, hal 39-40. Keputusan ini merujuk fatwayang dikeluarkan sebelumnya oleh Dewan Ulama Besar kerajaan Arab Saudi, no:51, tanggal 4-4-L397H.

337 Journal Fiqh Council, edisi II, jilid 2, hal 545.

294

Dewan Syariah Nasional (DSN) juga telah mengeluarkan fatwatentang PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI'AH No: 21IDSN-MUt/x/2001.

AAOIFI juga mengeluarkan panduan umum tentang asuransisyariah, pada tahun 2006 dalam pasal (26) tentang At ta'min AlIslami, sebagai berikut:

Definisi ta'min Islami (Asuransi Syariah), yaitu kesepakatansekelompok orang yang menghadapi risiko tertentu untukmengurangi dampak risiko yang terjadi, dengan cara membayarkewajiban atas dasar hibah yang mengika! sehingga terhimpun danatabarru'. Dana ini memiliki tanggungan tersendiri yang digunakanuntuk membayar ganti rugi para peserta asuransi syariah atas risikoyang terjadi, sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Dana inidikelola oleh dewan yang ditunjuk oleh para pemegang polis, atausebuah perusahaan jasa dengan akad wakolah untuk mengendalikandana atau untuk mengembangkan dana.

Dari fatwa-fatwa para ulama dapat dipahami bahwa asuransiIslami terhindar dari unsur-unsur muamalat yang diharamkan, yaitu;riba dan gharar.

Adapun riba bai'yang terdapat pada asuransi konvensionaltidak terdapat pada asuransi Islami, karena asuransi islami bukanlahakad bai' fiual-beli), melainkan akad hibah (sumbangan) yang

dimaksudkan untuk saling membantu dan meringankan bebananggota yang terkena risiko yang dipertanggungkan dan bukanbertujuan untuk mencari keuntungan antara nasabah atauperusahaan asuransi.

Dan secara tinjauan fikih, bila akadnya bertuiuan untukmembantu dan semata-mata berbuat baik maka hal yang

dilarangpun dapat dibolehkan.

Prof. Dr. Sa'ad Al Khatslan menjelaskan bagaimana asuransiIslami terbebas dari riba bai',"Apabila kita perhatikan kaidah-kaidahdalam syariat akan kita dapati bahwa diberikan toleransi untuksebuah akad yang didasarkan kepada kebaikan semata, tolongmenolong dan saling bantu. Contoh: akad qardh (pinjam-meminiam)bentuknya sama seperti riba nasiah, karena tukar menukar uangdengan uang dengan cora tidak tunai. Akan tetapi, Islammembolehkan akad ini karena didasarkan kepada bantuan dan

kebaikan. Oleh karena itu apabila akad qardh bertuiuan untuk

295

mencari laba, keuntungan don manfaat mako akad ini kembali kepadahukum asalnya, yaitu riba yang diharamkaprr33s.

Adapun terbebasnya asuransi Islami dari gharar, sepertiyang telah dijelaskan sebelumnya bahwa gharar dalam akad hibahdibolehkan. Dan akad asuransi Islami adalah hibah maka keberadaangharar dalam akad ini tidak berpengaruh merusak akad.

Sebagian orang masih meragukan kebolehan asuransi Islamikarena mereka memahami bahwa dalam asuransi Islami yangakadnya berdasarkan hibah termasuk hibah yang kembali kepadapemberi hibah. Di mana uang yang telah disumbangkan akankembali kepada pemberinya dalam bentuk uang penggantiankerugian akibat risiko yang terjadi. Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam telah melarang untuk menarik kembali sumbangan dengansabdanya,

,J &;-, :,kS 1j;9 d 3ri; qrll ,r-itut 'd3^ 6 "*1,(!$

"Kita tidak boleh mencontoh yang buruk Orang yang menarik kembalipemberiannya seperti anjing yang menarik kembali muntahnya."Muttafaq'alaih.

Tanggapan: maksud hadis ini bahwa yang dilarang adalahmenarik kembali sumbangan yang telah dikeluarkan dan telahditerima oleh orang yang ditujukan sumbangan untuknya. Adapunsumbangan yang telah dikeluarkan akan tetapi belum lagi diterimaoleh orang yang ditujukan sumbangan untuknya maka boleh menarikkembali sumbangannya. Berdasarkan perbuatan Abu Bakarradhiyallahu anhu yang telah memberikan sebidang kebun kurmauntuk anaknya Aisyah radhiyallahu onhe, sebelum Aisyahmenerimanya Abu Bakar merasa ajalnya akan dekat dan dia berkata,

"Wahai puteriku, aku sangat senang engkau aku tinggalkan dalamkeadaan kaya dan sungguh aku pernah menghadiahkan untukmusebidang kebun yang hasilnya sebanyak 20 Wasaq, andai engkau

338 Fiqh Muamalat Muoshirah, hal 17 2.

296

dahulu telah menerimanya niscaya kebun itu meniadi milikmu. Akan

tetapi hari ini kebun itu meniadi bagian dari harta warisanku yang

engkau bagtbagikan kepada saudara dan saudarimu". (HR' Malik)'

Dan para ulama fikih juga membuat kaidah,

"+li. + it L:f,' Ftj Y

"Akad hibah belum sempurna bila barang yang dihibahkan

belum diterima".

Dari atsar ini ielas bahwa sumbangan yang belum diterimatidak mengapa ditarik kembali. Dan dalam asuransi Islami setelah

uang sumbangan diserahkan kepada perusahaan pengelola, uang itutidak menjadi milik perusahaan akan tetapi milik badan dana yang

sebagiannya diberikan kepada orang yang mengalami risiko yang

dipertanggungkan dan sebagiannya lagi disimpannya. Maka status

uang sisa bila diberikan kembali kepada orang yang telah

menyumbang tidak dianggap menarik kembali sumbangannya.

untuk lebih ielasnya, para ulama menyitir perbuatan orang-orang

suku Asyari yang hampir sama dengan asuransi Islami.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al

Asy'ari radhiyallahu anhu, Nabi bersabda,

#1& eliJ. '",5 5 ,s?t.d ttl^51 lil ',gi;'\t ,il;

i{:I irruit F ,>t; "i

/ $je eK u uL6i+:\(iiJ, ulS e i{3 ,{r^+ 5lj ,,u! d

"sesungguhnya orong'orang dari suku Asy'ori apabila

kekurangan makanan dalam pertempuran atau kurang persedian

makanan mereka di Madinah, masing-masing mereko mengumpulkan

seluruh makan yong mereka miliki pada sehelai kain. Kemudian

mereka membagi rata makanan tersebut untuk mereka. Mereka

adalah bagian dariku dan aku iuga bagian dari mereka".

Puiian rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terhadapperbuatan orang-orang suku Asyari menunjukkan hukum perbuatan

mereka dianjurkan, karena sesuai dengan spirit Islam yang

menganjurkan saling membantu dan menolong. Padahal perbuatan

ini juga mengandung unsur riba, dimana makanan yang diberikanberbeda loryantitasnya dengan makanan yang diterima. Ini jelas

merupakan riba fadhal yang disyaratkan sama loryantitas makanan

297

yang ditukar33e, akan tetapi dibolehkan karena atas dasar salingmembantu.

Juga terdapat gharar dalam perbuatan orang-orang suku Asyari,dimana masing-masing mereka tidak tahu berapa jumlah makinanyang akan didapatkan pada saat ia memberikan sumbangan.

fuga sebagian dari apa yang telah mereka keluarkan kembali lagikepada mereka. Namun gharar dan kembalinya hadiah tidakmenghalangi untuk bolehnya akad ini, karena didasarkan kepadatujuan saling bantu dan saling tolong.

Untuk menjaga agar asuransi tetap Islami dalam praktiknya,AAOIFI telah membuat panduan produk asuransi Islami,sebagaimana yang akan dijelaskan pada pembahasan berikut.

3-L2.2.3 Perbedaan Antara Asuransi syariah dengan AsuransiKomersial

33e Untuk lebih rincinya tentang riba fadhal, dapat dilihat pada bab IV dari buku ini.

Asuransi Syariah Asuransi KomersialAsuransi Takaful akadnyaadalah hibah. Dan keberadaangharar dalam akad hibahdibolehkan.

Akadnya tukar-menukar(mu'awadhah). Makakeberadaan gharar pada akadini hukumnya haram.

Perusahaan pengelola Asuransisyariah statusnya adalah wakildari para pemegang polis.

Perusahaan Asuransi komersialstatusnya adalah pemilik dana.

Perusahaan pengelola Asuransisyariah bukanlah pemilik premiyang dikumpulkan dari parapeserta.

Premi yang dikumpulkan daripihak tertanggung merupakanmilik perusahaan asuransisebagai imbalan kesiapanmenanggung ganti rugi atasrisiko yang diasuransikan.

Sisa uang setelah dipotong gantirugi yang diberikan kepadapihak tertanggung dan biayaoperasional, milik pemegangpolis bukan perusahaanasuransi.

Sisa uang setelah dipotong gantirugi yang diberikan kepadapihak tertanggung merupakanlaba milik perusahaan.

Laba dari investasi dana yangtersimpan dipotong persen bagihasil untuk perusahaanpengelola dikembalikan kepada

Keuntungan dari dana yangdikembangkan dimiliki penuholeh perusahaan asuransi.

298

Asuransi Syariah Asuransi KomersialDemesang polis.

Tujuannya tolong-menolongantar sesama.

Tujuan asuransi komersialadalah perolehan laba.

Akad dalam Asuransi Syariah ada tiga:

a. Musyarakah. Akad antara sesama para pemegang polis

asuransi syariah.

b. Wakalah. Akad antara perusahaan yang dituniuk untukmengelola dana yang terhimpun. fika perusahaan juga

dipercayakan untuk mengembangkan dana maka akadnya

adalah mudharaboh.

c. Hibah yang bersifat mengikat' Akad antara pemegang polis

dan badan dana pada saat awal perianjian. Dan pada saat

klaim ganti rugi diberikan oleh badan dana maka akadnya

adalah Aliltizam.

3.L2.2.4 Prinsip-prinsip Dasar Asuransi Syariah

Asuransi syariah dibangun atas prinsip-prinsip berikut yang sesuai

dengan syariah dan mesti dicantumkan dalam anggaran dasar badan

dana:

a. Hibah bersifat mengikat. Harus dicantumkan dalam

anggaran dasar bahwa setiap peserta memberikan hibah

untuk badan dana. Dana dan laba digunakan untuk ganti

rugi atas klaim peserta.

b. Perusahaan pengelola wajib memiliki dua rekening yang

satu sama lainnya tidak ada kaitan' yaitu rekening khusus

milik perusahaan dan rekening khusus milik badan dana.

c. Perusahaan pengelola dana asuransi syariah hanyalahsebagai wakil. Dan pada saat perusahaan itu ditunjuk untukmengembangkan dana yang terhimpun maka perusahaanjuga bertindak sebagai mudharib.

d. Aset dan laba asuransi semata-mata milik pemegang polis

bukan perusahaan, begitu iuga defisit ditanggung oleh

badan dana.

e. Boleh dicantumkan bahwa laba dari dana yang

dikembangkan diperuntukkan sebagai dana cadangan atau

menutupi sebagian premi (premi yang harus dibayarmenjadi berkurang), atau disalurkan kepada yayasan sosial

299

atau dibagikan kepada pemegang polis. Dan perusahaanpengelola sama sekali tidak berhak atas laba ini.

f. Pada saat asuransi dilikuidasi maka seluruh aset dan danatersisa disalurkan untuk kepentingan sosial.

g. Sebagian pemegang saham berhak untuk menjadi pengelolaatau bertindak sebagai dewan komisaris asuransi.

h. Asuransi syariah wajib komitmen menerapkan ajaran Islamdalam setiap kegiatan usaha dan investasinya dan tidakboleh menanggung risiko atas perbuatan haram atautujuan-tujuan yang diharamkan.

i. Pengangkatan dewan pengawas syariah asuransi. Fatwayang dikeluarkan dewan ini mengikat dan wajib dipatuhiperusahaan pengelola, juga harus ada auditor syariahdalam struktur kepengurusan perusahaan34o.

Fatwa serta Pedoman umum asuransi syariah ternyata bukanhanya sekedar teori belaka. Akan tetapi sangat mungkin untukditerapkan.

Maka berdirilah asuransi-asuransi syariah/takaful di negara-negara yang berpenduduk mayoritas Islam, bahkan juga di negara-negara minoritas muslim bermunculan asuransi-asuransi yangberasaskan syariah.

3.L2.2.3 Badan Penyelenggara faminan Sosial (Kesehatan)

Jaminan kesehatan merupakan hak setiap warga negara. Olehkarena itu, pembiayaan kesehatan yang dikeruarkan oleh setiapwarga negara seharusnya menjadi tanggung jawab negara(pemerintah).

Dalam kondisi keuangan negara belum mampu menanggungseluruh biaya kesehatan rakyatnya maka pemerintah 1nefarajdibolehkan memungut dari sebagian warga yang mamp, untukmembantu warga yang tidak mampu dan sangat tidak bijak jikanegara memungut dari warga yang tidak mampu.

Hal ini berlandaskan dalil Al euran:

tjrOr: is 6JifulJdil lJHJriiJ )

340 AAOIFI,,4I Ma'ayir AsSyar'iyyah,hal 364, 365,372.

300

{ 6t3sit3t

D an tolong -menolonglah kamu dalam (meng eri akan) keb ai ikan

dan tal<wa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran (AI Maidah: 2).

fuga berdasarkan Hadist Nabi .Shallallahu alaihi wa sallam:

((+si Op eifjr Asu)Frl q* AtunAllah akan menolong hamba-Nya selama hamba tersebut

menolong saudaranya (HR Muslim)

fika di Indonesia iaminan ini baru diterapkan, namun di

beberapa negara Islam jaminan ini telah banyak dipraktekkan yang

dalam bahasa arab disebut dengan Dhaman litimai' (,fL1rl tJt^'b)

Badan Penyelenggara faminan Sosial (BPJS) merupakan

lembaga yang dibentuk oleh negara untuk menyelenggarakanprogram faminan Sosial di Indonesia berdasarkan uu No. 40 tahun

2004 dan uu No. 24 tahun 20L!. BPIS mulai bekerja pada fanuari20L4.

BPfS adalah program pemerintah untuk meniamin kesehatan,

menjadikannya murah dan teriangkau yang sebenarnya merupakan

asuransi jiwa. oleh karena itu hukumnya mengacu pada hukumasuransi.

Secara prinsip, BPfS sama seperti asuransi takaful dimana

akadnya adalah akad hibah, dan gharar dalam akad hibah

diperbolehkan. sehingga secara prinsip kerja BPls sesuai syariah,

dimana akadnya adalah hibah sesama warga negara Indonesia

dengan tujuan saling tolong menolong.

Selain itu BPJS hanya sebagai pengelola yang dituniuk Negara

dengan dana operasional yang ditetapkan setiap tahunnya, sehinggajika ada kelebihan dana yang dikumpulkan dari masyarakat maka

dana akan dikembalikan ke Negara, dan jika ada kekurangan dana

akan ditutupi oleh Negara, dan bukan pihak kedua yang diuntungkan

atau dirugikan akibat klaim dari peserta sebagaimana layaknya

asuransi konvensional yang diharamkan.

Namun, kondisi BPIS dalam prakteknya pada saat ini masih

ditemukan hal-hal yang bertentangan dengan syariat diantaranya

sebagai berikut:

1. Merupakan bentuk asuransi konvesional dengan memungut

premi dan memberikan jasa pelayanan kesehatan

berdasarkan premi tersebut. Terkadang beberapa rumah

301

sakit mempersulit pasien yang berobat dengan menggunakanBPfS sehingga tidak sesuai dengan tuntunan syariah.

2. Pengumpulan dana masih menggunakan bank custodiankonvensional. Selama itu, dana yang terkumpul darimasyarakat akan diputar dan dikembangkan oleh bankkonvensional dengan berbagai produknya yang ribawi.Tentunya hal ini termasuk tolong-menolong dalampengembangan riba.

3. Sistem pembayaran dari BpJS kepada rumah sakit, klinik danpraktek dokter dengan cara kapitasi yang mengandung unsurgharar tingkat tinggi. Dimana Bpls mematok nominaltertentu untuk rumah sakit. Baik pasien berobat ke rumahsakit yang ditunjuk banyak jumlahnya ataupun sedikit. Andaipemegang BPIS yang berobat ke rumah sakit tersebutberjumlah banyak dapat dipastikan rumah sakit tersebutakan mengalami kerugian dan sebaliknya.

4. Adanya denda keterlambatan pembayaran angsuran sebesar2o/o per bulan yang dikenakan kepada peserta mandiri yangterlambat membayar premi sesuai dengan ketentuan waktuyang telah ditetapkan. Hal ini, jelas termasuk unsur riba yangdipralrtekkan oleh orang jahiliyyah yang dikenal dengan

1 elr-,li r'f-,ll,li ) yang berarti " Beri aku masa tenggang niscayaakan aku tambah pembayaran utangku,,.

Tanggapan:

Adanya gharar dalam perunasan BpfS kepada penyelenggarakesehatan tidak merusak akad. Karena gharar yang terdapat dalamhal ini nisbahnya sedikit dengan cara pihak BpfS mengelompokkanrumah sakit penerima dana BpfS kepada beberapa kelas. Dengandemikian unsur gharar dalam hal ini bisa diminimalkan. Dan ghararyang minimal sepakat dibolehkan oleh para ulama.

Al Qarafi berkata, "Ghorar dalam ba,i (akad jualbeli) ada 3macam: Ghararyang nisbahnya dalam akad relatif besar maka ghararini membatalkan keabsahan akad, seperti: menjual burung di aigkasa.Gharar yang nisbahnya dalam akad reratif kecil maka tidak

302

membatalkan akad dan hukumnya mubah, seperti ketidak-ielasanpondasi rumah atau ketidak-ielasan ienis benang qamis yang dibeli.

Gharar yang nisbahnya dalam akad pertengahan, hukumnya

diperselisihkan oleh para ulama. Apakah boleh atau tidak,341.

Wallahu a'lam, sepertinya gharar yang terdapat pada

pembayaran BPfS atas pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada

peserta BP|S dengan sistem kapitasi termasuk kedalam gharar yang

sedikit.

Akan tetapi, adanya riba denda keterlambatan pembayaranpremi BPfS oleh peserta menyebabkan hukum mengikuti BPfS secara

syar'i dikelompokkan sebagai berikut:

- Peserta Bantuan luran (PBI) yang dikhususkan untuk

orang miskin. Bagi orang miskin BPIS murni gratis tanpa

premi sehingga untuk kategori ini diperbolehkan mengikuti

BPJS. Karena tidak mungkin akan terjadi denda

keterlambatan, dimana mereka tidak memberikan premi

terlebih lagi denda keterlambatan.

- Non-PBI yang diperuntukkan bagi PNS/Polri/TNI,

organisasi dan institusi. Dimana, sebagian iuran ditanggung

kantor/institusi dan sebagian lagi ditanggung oleh peserta.

Bagi peserta yang preminya tidak dipotong dari gaii masih

diperbolehkan mengikuti BPfS kesehatan ini karena tidak

mungkin terjadi denda keterlambatan atau jika terjadi

bukan menjadi tanggung jawab peserta melainkan meniadi

risiko instansi atau perusahaan. Dan akad keikutsertaan

adalah hibah dari perusahaan.

Namun, iika iuran premi dipotong dari gaji maka haram

hukumnya mengikuti BPfS dimana denda keterlambatan

akan ditanggung oleh peserta. Pada saat itu, yang teriadi

adalah akad yang mengandung unsur riba'

- Peserta iuran mandiri, yang tidak dibayarkan oleh negara

maupun instansi, maka bagi golongan ini haram hukumnya

mengikuti BPIS selama masih ada aturan denda

keterlambatan, karena ini murni rtba iahiliyyah-

3aL Al furuuq, jilid.lll, hal 265.

303

Dalam kondisi, dimana pemerintah mewajibkan seruruh warganegara untuk mengikuti BPfS dan jika seorang warga negara tidakmengikutinya maka hak-haknya sebagai warga negara tidak akandipenuhi oleh Negara, seperti; tidak akan mendapat pelayananpublik maka pada saat itu tidak mengapa seorang warga negaramenjadi peserta BPIS karena terpaksa, sekalipun dia pesertagolongan III yaitu peserta iuran mandiri.

Dalam hal ini hukum menjadi peserta BplS sama denganmembayar asuransi jiwa yang sudah termasuk ke dalam harga tiketpesawat dan transpoftasi massal lainnya yang tidak dapat dielakkan.

Akan tetapi, ketika terjadi risiko yang dipertanggungkan danpihak BPfs memberikan pelayanan kesehatan melarui rumah sakit -

rumah sakit yang bekerja sama dengan BpfS maka tidak halal bagianggota yang mampu menikmati fasilitas pelayanan kesehatanmelebihi premi yang ia bayar karena akadnya mengandung gharardan riba.

Maka cara bertaubat dari dosa ini selain meminta ampunan Allahjuga dengan mengeluarkan selisih antara nominal premi yang diabayar dengan pelayanan kesehatan yang dia dapatkan laludisedekahkan kepada fakir-miskin.

Bagi peserta yang memang tidak mampu dan penyakit yangdideritanya termasuk penyakit berbahaya maka dia boleh menikmatipelayanan kesehatan melebihi premi yang dibayarnya. Karena ribadihalalkan bagi fakir miskin untuk menutupi kebutuhan pokoknyaa+2.

Semoga pemerintah dapat menghapuskan persyaratan dendabagi peserta yang terlambat membayar premi dan mencari solusilain, seperti adanya penghentian keanggotaan jika tidak membayarpremi selama 3 bulan (untuk perusahaan) atau 6 bulan (untukperorangan) sudah cukup untuk membuat masyarakat lebih disiplin.Waalahu'elam.

342 Dr. Sa'ad Al Khatslan, Fiqh Muamalat Maaliyyah Muashirah,hal77s-rr7.

304

3.L2.3 Hadiah Komersial

Di antara maqashid syariat Islam yakni menciptakan rasa salingkasih, saling sayang dan saling mencintai antara sesama hamba Allahpengikut Nabi akhir zaman. Salah satu falrtor yang dapatmenimbulkan saling kasih dan mencintai yaitu berbagi rezki dalambentuk sedekah atau hadiah kepada saudara seiman.

Sedekah yaitu sesuatu yang diberikan kepada orang lain yangmembutuhkan (fakir miskin) tanpa mengharap imbalan.

Hadiah yaitu sesuatu yang diberikan kepada orang lain tanpaimbalan dengan tujuan mempererat hubungan atau sebagaipenghormatan, dan orang yang diberi hadiah bukanlah orang dalamekonomi sulit.

Tindakan saling berbagi hadiah dianjurkan oleh Rasulullahshallallahu'alaihi wa sallam dalam sabdanya,

r:3t1r> :JA euS*Ja ell t-&Jl * ij^$ a U(lj.Li'l

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu meriwayatkan dari Nabi shallallahu'olaihi wa sallam, beliau bersabda, "salinglah memberikan hadiah,niscaya kalian akan saling mencintai". (HR. Bukhari dalam kitab"Adabul Mufrad". Derajat hadis ini dinyatakan hasan oleh Al-Albani).

Dan untuk menjaga perasaan pemberi hadiah, Nabi shallallahu'alaihi wa sallam menganjurkan agar orang yang diberi tidakmenolaknya, beliau bersabda,

(+{ll l-i-, \3,uelUl lA.J)"Hadirilah undangan dan jangan tolak hadiah! (HR. Ahmad. Arnauthmenyatakan sanad hadis ini jayyid).

Aisyah radhiyallahu anha iuga meriwayatkan bahwa Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam menerima hadiah dan membalasnya.(HR. Bukhari).

Sekalipun terkadang hadiah yang diberikan tidak terlaluberharga, tetap dianjurkan untuk menerimanya. Karena Nabishallallahu 'alaihi wa sallam menerima hadiah sekalipun kikilkambing.

Beliau bersabda,

305

5 Lt:; CI eylj; ,&,.,i.,Y Zt$ 5 Ztr:Jl e+:i :r,,_ ,,,r,i,ji ZlJ1

"Aku akan menghadiri undangan, sekalipun untuk mokan kikilkambing kaki depan atau kaki belakang dan aku menerima hadiah,sekalipun kikil kambing kaki depan atau kaki belakang. (HR. Bukhari).

Di era modern para pedagang memanfaatkan pemberianhadiah untuk menarik konsumen sebanyak mungkin agarkeuntungan yang diperoleh semakin besar. Cara pembagianhadiahpun dibuat beraneka ragam, beli satu dapat dua, diskon hargadi setiap musim tertentu, door prize, undian berhadiah, puzzlepotongan gambar yang dikumpulkan dari barang yang dibeli,ataupun mengumpulkan huruf-huruf sehingga membentuk kata yangdiinginkan, hadiah tunai dalam setiap kemasan, dan lain sebagainya.

Seorang muslim tentu ingin mengetahui hukum hadiahkomersial ini, karena dalam beberapa bentuknya mirip dengan judidan mengandunggharar.

3.12.3.1 Cindera Mata (Souvenir)

Banyak para pedagang dan pengusaha membuat cindera mata dalambentuk kalender, gantungan kunci, cangkir, buku catatan harian,pena dan alat tulis lainnya untuk dibagikan cuma-cuma kepadasetiap pembeli dan pelanggan sebagai kenang-kenangan dan untukmempromosikan usaha/barang mereka.

Pada saat penerima hadiah membutuhkan barang/jasa yangdipromosikan mereka langsung ingat dan akan menghubungipemberi hadiah, karena alamat lengkap perusahaan pemberi terterapada cindera mata yang dibagikan.

Hadiah jenis ini termasuk hibah, boleh diterima kecuali hadiahdigunakan untuk kepentingan haram, seperti asbak rokok dankalender yang bergambar wanita yang tidak menutup aurat atauhadiah tersebut berasal dari perusahaan yang bergerak di bidangharam, seperti kalender dari bank riba, karena hadiah tersebutbagian dari promosi untuk menggunakan barang/jasa pemberihadiah.

3.L2.3.2 Hadiah Promosi

Hadiah promosi terkadang diberikan oleh sebuah perusahaansebelum pembelian barang dalam bentuk contoh barang (sampel)dengan tujuan memperkenalkan barang dagangannya kepada calon

306

konsumen. Andai kata konsumen menginginkan barang dalamjumlah besar dia telah melihat contohnya. Hukum hadiah ini bolehkarena termasuk hadiah (hibah) yang dibolehkan.

Bila calon pembeli berpedoman kepada contoh dan tidakmenyaksikan barang yang akan dibelinya, apakah jual-beli inidibolehkan?

Para ulama berbeda pendapat tentang jual-beli barangberdasarkan contoh:

Pendapat pertama: jual beli ini tidak sah, karena termasukjual-beli yang mengandung unsur gharar, dimana barang yang dibelitidak disaksikan dalam akad dan contoh yang diperlihatkan belumtentu sama seperti barang yang dibeli. Ini merupakan pendapat yangterkuat dalam mazhab Hanbali.

Pendapat kedua: jual beli ini hukumnya boleh. Ini merupakanpendapat mayoritas para ulama mazhab. Karena unsurketidakjelasan (gharar) dalam barang yang merupakan objek akadtelah tiada. Dengan cara melihat barang contohnya dengan syaratbarang yang hendak dijual sama persis spesifikasinya dengan contohyang diperlihatkan.

Wallahu alam, pendapat yang membolehkan jual beli barangberdasarkan contoh adalah pendapat yang terkuat, karena untukdewasa ini kesamaan barang dengan contoh telah menjadi ukuranmutu sebuah barang, dengan demikian unsur gharar dalam barangobjek akad dapat diminimalkan343.

Hadiah Promosi yang Diianiikan dengan BerbelaniaNominal Tertentu:

Terkadang hadiah promosi diberikan oleh sebagian supermarket dan toko besar dengan menjanjikan bagi pembeli jikaberbelanja di toko mereka di atas nominal tertentu akan diberihadiah menarik yang tidak dijelaskan ciri-ciri fisiknya. Hal inibertujuan untuk menarik pembeli sebanyak mungkin.

Setelah konsumen berbelanja di atas nominal yang disyaratkan,pembeli mengunjukkan lembaran tanda pembayaran ke bagian yangbersangkutan dan menukarnya dengan hadiah. Hadiah yangdiberikan terkadang berupa piring cangkir, dan peralatan rumahtangga lainnya.

343 Dr. Khalid AI Mushlih, / I hawafiz attijariyah, hal 102-103.

307

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tentang hukumhadiah ini.

Pendapat pertama: Sebagian ulama kontemporer, sepertiSyaikh Dr. Abdullah Al fibrin rahimahullah dan Syaikh Dr. Shalih AlFauzan mengharamkan pemberian hadiah dengan cara ini.

Dalil pendapat ini: bahwa harga dari hadiah yang dijanjikantelah dihitung pada saat pembayaran barang yang dibeli. Andaikatanominal yang disyaratkan Rp500.000,00 maka hakikatnya diamembeli barang seharga Rp480.000,00 dan Rp20.000,00 lagidisisihkan untuk harga hadiah yang dijanjikan.

Dengan demikian sesungguhnya hadiah adalah bagian daribarang yang dibeli dan bukan murni hadiah. Dan ini termasuk jual-beli gharar, karena hadiah (barang yang dibeli) tidak jelas, bisa jadiberbentuk piring gelas, sendoh baju kaos dan lain sebagainya.Karena hadiah bentuk ini termasuk jual-beli gharar maka hukumnyaharam.

Selain mengandung gharar, cara ini juga dapat merugikanpedagang lain yang tidak memberikan hadiah promosi, terutamapedagang kecil. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

a(tj+\311*\yy"Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat madharat bagiorang lain baik permulaan ataupun bolasan". [HR. Ibnu Maiah. Hadisini di shahihkan oleh Al-Albani).

Tanggapan: Hadiah yang diberikan tidak diambil daripembayaran barang, karena nilai barang pada saat pembagianhadiah dan pada saat tidak ada hadiah tetap, tidak berubah. Iniberarti bahwa hadiah tidak ditarik harganya dari barang yang dibeli.

Adapun cara ini dapat merugikan pedagang lain yang tidakmemberikan hadiah maka alasan ini tidak dapat dibenarkan. Karenasetiap pedagang memiliki cara tersendiri untuk menarik parapelanggan. Mungkin dengan cara mengantar barang ke alamat tanpaditarik imbalan, atau fasilitas barang yang dibeli dapat dikembalikandalam tenggang waktu tertentu yang dinamakan (khiyar syarat) danlainnya. fadi, hadiah bukanlah satu-satunya cara untuk menarikpembeli. Sebagaimana khiyar syarat tidak dapat diharamkan karenamerugikan pedagang lain yang tidak menggunakannya maka hadiahjuga tidak dapat diharamkan. Karena pada dasarnya hadiahhukumnya mubah.

308

Pendapat kedua: Syaikh Muhammad Al Utsaiminrahimahullah membolehkan pemberian hadiah dengan cara ini.Beliau berkata, "BiIa harga barang yang diiual oleh pedagang yangmenjanjikan hadiah untuk pembeli yang nominal belanjanya di atassekian sama dengan harga yang diiual oleh pedagang lain yang tidakmemberikan hadiah maka hukumnya boleh".

Pendapat ini didasarkan kepada hukum muamalat bahwa padaprinsipnya halal kecuali terdapat hal-hal yang diharamkan. Dalampemberian hadiah cara ini tidak terdapat larangan karena hadiahyang diberikan murni hadiah dan tidak mengapa terdapat gharardalam aft2fl [2flixl:++.

Wallahu a'lam, dari tinjauan dalil pendapat yang membolehkanmemberi dan menerima hadiah dengan cara ini lebih kuat.

3.L2.3.3 Hadiah Promosi Langsung

Terkadang hadiah yang diberikan oleh pedagang kepada pembelidiikat dengan barang lalu dijual seharga satu barang dan satunyalagi hadiah, atau diikat tiga barang dan dijual seharga dua barang.Biasanya hadiah seperti ini diiklankan dengan beli satu dapat dua,

atau beli dua dapat tiga.

Cara pemberian hadiah seperti ini selain untuk menarikpembeli juga bertujan mempertahankan harga barang. Terkadangjuga bertujuan untuk menghabiskan barang yang tersimpan lama digudang dan telah mendekati masa kadaluarsa.

Pemberian hadiah dengan cara ini hukumnya boleh, karenasekalipun harga hadiah telah dihitung dan dimasukkan ke dalamharga barang yang lain akan tetapi barang dan harganya jelas tidakterdapat unsur gharar. Dengan demikian hukum hadiah bentuk inikembali kepada hukum asal muamalatyaitu boleh.

3.L2.3.4 Hadiah yang Diberikan dengan Cara MelengkapiGambar, Mengumpulkan Huruf atau MengumpulkanKemasan

Terkadang hadiah diberikan dengan cara, perusahaan produsenbarang memotong gambar mobil menjadi beberapa bagian' Setiap

bagian diletakkan ke dalam kemasan barang. Pembeli yang berhasilmengumpulkan seluruh potongan gambar hingga lengkapmembentuk gambar mobil berhak mendapat mobil dari perusahaan.

fuga terkadang dengan meletakkan huruf-huruf tertentu pada setiap

344 Dr. Khalid Al Mushlih,.4 I hawafiz attij ariyah, hal 7 5-92.

309

kemasan barang dan pelanggan diminta untuk mengumpulkanhuruf-huruf sehingga membentuk kalimat tertentu. fuga terkadangdengan mengumpulkan bungkus kemasan barang yang dijual dalamjumlah tertentu.

Hukum membeli barang ini dengan tujuan selain mendapatbarang juga mendapat kesempatan untuk mendapatkan hadiahmobil adalah haram.

Berdasarkan dalil-dalil berikut ini:

Pemberian hadiah dengan cara seperti ini termasuk qimardan gharar. Karena pembeli barang atau pengguna jasamengeluarkan uang untuk membeli barang dan potongangambar. Pada waktu pembelian, dia tidak dapatmemastikan apakah akan mendapatkan potongan gambaryang dicarinya atau tidak. Jika mendapatkan potongangambar ia beruntung dan jika tidak mendapatkannya, jelasia rugi. Spekulasi jenis ini termasuk gharar dan qimor yangdisepakati oleh para ulama haram hukumnya.

Tanggapan: Tujuan utama pembeli pada saat membeliadalah barang. Adapun hadiah hanyalah sebagai pengikut.Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa gharar yangterdapat pada akad dengan status pengikut tidakdiharamkan, maka membeli barang sambil mendapatkankesempatan meraih hadiah tidaklah dilarang.

Dan juga tidak ada untung rugi dalam hal ini. Karena jikapembeli tidak mendapat potongan gambar ia telahmendapatkan barang dengan harga normal tanpadirugikan. Dan jika mendapatkan potongan gambar ia telahberuntung dengan mendapatkan barang ditambahkeuntungan mendapat hadiah.

fawaban atas tanggapan: Tidak benar tujuan untukmendapatkan potongan hanya sekedar pengikut terlebihlagi jika hadiah yang diinginkan bernilai mahal sepertimobil. Tentu keingingan untuk mendapatkan potongangambar tidak kalah dengan keinginan untuk mendapatkanbarang.

Kemudian kegagalannya memperoleh potongan gambardianggap rugi sekalipun tetap mendapatkan barang, karenatelah hilang kesempatan meraih hadiah yang diinginkan.

Pemberian hadiah dengan cara ini mengajarkanmasyarakat hidup mubazir, membeli barang melebihi

1.

2.

310

kebutuhan untuk dia dan keluarganya. Hal ini ia lakukankarena berharap akan menemukan potongangambar/huruf lainnya pada kemasan yang dibeliberikutnya, semakin banyak ia membeli semakin besarkesempatan untuk memenangkan hadiah.

Allah telah melarang gaya hidup mubazir, Allah berfirman,

(A$,.J:"ill 4€i { f,t li-ii iJ)" D an j ang anlah kamu berlebih-lebihan. S esung guhnya Allahtidak menyukai orang yang berlebih'lebihon". (Al An'aam:L4t).

Allah berfirman,

orL,r;.ill Er6l r3;E criJ$il 'bl

.t'A+!;-l"s.,3.JJ)(rrr" 4j btLia,;r Er3J

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalahsaudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangatingkar kepada Tuhannya". (Al Israa': 26-27).

Syaikh Al Utsaimin rahimahullah berkata, "Bentuk lain daripemberian hadiah, yaitu dengan cara gambar mobil dibagi dua, satugambar bagian mobil dimasukkon ke dalam salah satu kemasan

barang dan potongan gambar lainnya tidak diketahui apakahdimasukkan ke dalam kemasan lain atau tidak sama sekali. Sekalipundimasukkan ke dalam kemasan barang lain hukumnya tetap haram.Karena pembeli yang membeli satu kemasan lalu mendapatkangambar salah satu bagian mobil ia akan terus membeli barang. Iaberharap akan menemukan gambar bagian lainnya dan

memenangkan hadiah mobil. Padahal satu kemasan saia sudah

mencukupi kebutuhan dia dan keluarganya. Dan kenyataannya, iatidak menemukan potongan lainnya. Ia telah rugi, karena telahmengeluarkan uang yang banyak untuk membeli berkotak-kotakbarang dan ia tidak mendapatkan yang diinginkan. Ini termasukgharar (spekulasi) dan membuang-buang harta. Dan hukumperbuatan ini adalah haramt34s.

34s Dr. Khalid AI Mushlih, Al hawafiz attijariyah, hal 97-98.

3LL

3.!2.3.5 Hadiah Emas

Di antara frfk perusahaan/pedagang untuk meningkatkan penjualanbarang adalah dengan memberikan hadiah berupa emas yangterkadang terpisah dengan barang dan terkadang menyatu dalambarang dalam bentuk cincin/koin emas di salah satu kemasan.Adakalanya hadiah emas diberikan kepada setiap pembeli danadakalanya hanya untuk yang beruntung saja. Dengan cara produsenmencantumkan pada setiap kemasan bahwa pembeli yang beruntungakan memperoleh sebuah cincin/koin emas sekian gram dalamkemasan barang.

fika emas diberikan kepada setiap pembeli apa hukum darihadiah seperti ini?

Pemberian hadiah serupa ini dapat ditakhrij denganpermasalahan yang dijelaskan dahulu oleh para ahli fiqh dikenaldengan "Mud 'ajwah wa dirham bi dirham" (satu mud kurma Ajwahditambah satu dirham ditukar dengan 2 dirham).

Para ulama berbeda pendapat dalam hukum "mud 'ajwah wadirham bi dirham ".

Pendapat pertama: mud 'ajwah wa dirham bi dirhamhukumnya tidak boleh. Ini merupakan pendapat mazhab syafii danhanbali.

Pendapat ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dariFudhalah bin Ubaid radhiyallahu'anhu bahwa dalam perang Khaibaria membeli kalung emas permata seharga 12 Dinar (uang emas). Laluia memisahkan emas dari permata, ternyata emas kalung lebih beratdari12 Dinar. Lalu ia memberitahu Nabi shallallahu'alaihi wa sallamtentang hal tersebut, maka Nabi shallallahu 'aloihi wa sallambersabda,"

<<JLfi*L t6.i""Tidak boleh kalung emas permata dijuol sebelum dipisah antara emasdan permafa". HR. Muslim.

Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu 'oloihi wa sallam bersabdasetelah memerintahkan untuk memisahkan emas dari permata padakalung:

<)tsltir, :+"1! .-+'Uf '

"Emas ditukar dengan emas, harus sama beratnya". (HR. Muslim).

3L2

Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

melarang meniual suatu barang yang terdiri dari bahan emas dan

bahan lainnya dengan emas (uang dinar). Tetapi Nabi shallallahu'alaihi wa sallam memerintahkan agar emas terlebih dahulu dipisahdari benda lainnya. Setelah emas dipisah maka emas ditukar dengan

uang dinar (emas) dengan syarat harus sama beratnya serta tunai'

Pendapat kedua: mud 'aiwah wa dirham hukumnya boleh jika

emas yang menjadi pembayar lebih banyak daripada emas yang

beserta barang. Pendapat ini merupakan mazhab maliki dan

didukung oleh Ibnu Taimiyah.

Dalil pendapat ini bahwa ini adalah jual beli dan hukum asaljual beli boleh berdasarkan firman Allah,

(g1f flit-,Jn;b>

"Allah telah menghalalkon iual beli ". (AlBaqarah:275).

Hakikat jual beli mobil + emas dengan uang tunai 300 juta

rupiah adalah: emas yang merupakan hadiah ditukar dengan uang

tunai L0 juta rupiah yang merupakan sebagian dari harga dan mobilditukar dengan uang tunai 290 juta rupiah. Ini adalah jual beli yang

terpenuhi syarat beserta rukunnya, maka hukumnya boleh.

fuga dalil dari pendapat ini bahwa Ibnu Umar radhiyallahuanhuma meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

bersabda,

Lj[ ;j {1 ,i;! .;}t1 ajui .Ju ij; h+e aql r>>€11+1ll

"Barong siapa yang meniual budak dan budak tersebut memiliki harta,maka hartanya milik peniual, kecuali pembeli mensyaratkan (bahwaharta budak menjadi miliknya)". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis di atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidakmemerintahkan untuk memisahkan antara budak dengan hartanya,padahal kemungkinan harta bawaan budak tersebut berbentukemas/perak yang ketika ditukar dengan harga uang emas dan perak

haruslah mengikuti kaidah sharf agar tidakterjadi ribaba'i.

Ketiadaan perintah Nabi sha/lallahu 'alaihi wa sallam untukmemisah antara budak dengan harta bawaannya dikarenakan status

harta hanyalah sebagai pengiku! sedangkan tujuan objek jual-beli

adalah budak. Oleh karena itu, menjual mobil yang merupakantujuan dari akad ditambah dengan emas ditukar dengan uang tunai

313

hukumnya boleh karena emas hadiah hanyalah sebagai pengikutdalam akad jual beli mobil dan bukan tujuan.

Wallahu a'lom pendapat kedua yang membolehkan pemberianhadiah dalam bentuk emas hukumnya boleh.

Hadiah Emas atau Uang Tunai pada Sebagian Barang

fika hadiah uang tunai atau emas dengan cara emas atau uangtunai diselipkan pada sebagian kemasan dan diberitahukan bahwajika beruntung pembeli akan mendapat uang tunai atau emas, makaorang-orang akan membeli barang sebanyak mungkin. Merekaberharap akan mendapatkan emas di dalam kemasan, selain jugamendapatkan barang yang dibeli.

Hukum pemberian dan menerima hadiah dengan cara inidiharamkan, berdasarkan dalil-dalil berikut:

1. Hal ini termasuk qimar dan gharar, karena pembeli saatmembeli kemasan barang selain bertujuan mendapatkanbarang juga bertujuan mendapatkan emas.

Dan pada saat transaksi pembelian dilakukan ia tidak tahuapakah emas yang diinginkannya ada pada kemasan yangdibeli atau tidak? Ini dinamakan ba'i gharar [barang tidakjelas keberadaannya). fika ternyata tidak ada emas di dalamkemasan ia rugi dan jika ada ia beruntung. Spekulasi inidinamakan qimar fiudi). Qimar dan gharar hukumnyaharam.

2. Hadiah dengan cara ini juga mengajarkan masyarakathidup boros. Mereka akan membeli barang melebihikebutuhan dengan tujuan mendapatkan emas yang adaPada kemasan346.

3.L2.4 Hadiah Perlombaan

Sudah menjadi tabiat manusia bahwa ia akan lebih bersemangat dansungguh-sungguh untuk melakukan sesuatu bila mendapattantangan dan meraih kemenangan, mengalahkan para pesaingnyadalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, merupakan metodaAlquran memperlombakan hal-hal yang dapat mendekatkan dirikepada Allah.

Allah berfirman,

(*t$it trir;i;,,ti)

346 Dr. Khalid Al Mushlih, z{l hawafiz attijariyah, hal 113-115,

3L4

"Maka berlomba-lombalah (dalam berbuat) kebaikan". (Al Baqarah:

148).

Setelah Allah menielaskan kenikmatan yang diperoleh olehorang-orang yang masuk surga, Allah berfirman,

(!,ilir.iirit .puqli EIli qj.3)" Dan untuk yang demikion itu hendaknya orang berlomba-lomba". (AlMuthaffifiin:26).

Hal ini luga merupakan metoda Rasulullah shallallahu'alaihiwa sallam untuk menyemangati para sahabatnya.

Dalam perang pertama antara kebenaran melawan kebatilan,yaitu perang Badar, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membagipasukan menjadi dua bagian. Satu pasukan kaum Muhajirin dipimpinoleh Ali bin Abi Thalib, dan satu pasukan Anshar dipimpin oleh Sa'ad

bin Muaz radhiyallahu anhuma.

Di antara hikmah pembagian pasukan ini berdasarkankelompok keislaman mereka adalah agar setiap kelompok berlombamenumpas pasukan kebatilan. Siapa di antara kelompok tersebutyang keluar sebagai pemenang.

fuga metoda Rasulullah shallollahu 'alaihi wa sallam untukmemilih di antara para sahabatnya orang yang tepat untukmelakukan sebuah tugas yang sangat sulit.

Dalam perang Khandaq yang terjadi di musim dingin. Di malamgelap, lagi sangat dingin dan kondisi para sahabat sangat lapar,

sangat haus dan sangat ketakutan -karena pasukan musuhmerupakan gabungan musuh yang terkuat saat itu- Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam ingin mengutus seorang sahabat untukmasuk menyusup ke dalam pasukan musuh dan mencari informasiyang dibutuhkan, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

melombakan hal tersebut dengan sabdanya, " Siapa di antara kalianyang berani menyusup ke pasukan musuh dan mencari informasi yangaku butuhkan niscaya ia akan menjadi temanku di dolam sttrga".

Metoda seperti ini sering diterapkan Rasulullah shallallahu'alaihiwa sallam.

Begitu iuga dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang seringmelombakan berbagai hal.

Mengingat jauhnya umat Islam dewasa ini dari agamanyasehingga tidak jarang perlombaan berubah menjadi permainan yangmengundang murka Allah. Bisa iadi karena materi permainannya

315

adalah sesuatu yang diharamkan, atau materinya mubah (boleh)hanya saja aturan permainannya yang diharamkan karenamengandung unsur perjudian dan lainnya.

fadi berdasarkan materi perlombaan dan aturannya makaperlombaan dapat dibagi menjadi:

a. Materi perlombaan masyru' (dianjurkan) dan bolehpemenangnya mendapat hadiah.

b. Materi perlombaan mubah (boleh) akan tetapi tidak bolehpemenangnya mendapat hadiah.

c. Materi perlombaannya haram sekalipun tanpa disertaiperjudian.

3.L2.4.1 Materi Perlombaan Mas5rru', Pemenangnya BolehDiberi Hadiah

Di antara materi perlombaan yang dibolehkan syariat adalah:

a. PacuKuda

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma, ia berkata,"Rasulullah melepas pacuan kuda yang terlatih dari Hafya'berakhirdi Tsaniyatul woda'fiaraknya sekitar 21KM). Sedangkan untuk kudayang tidak terlatih, pacuan dilepas dari Tsaniyatul wada'berakhir dimasjid bani Zuraiq fiaraknya sekitar 3,7 KM)". (HR. Bukhari).

Dalam riwayat Ahmad dan Baihaqi diriwayatkan bahwaRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membuat pacuan kuda danmemberi hadiah untuk pemenangnya. (Dishahihkan oleh Al-Albani).

b. Pacu Unta

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, iaberkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memiliki seekorunta yang diberi nama 'Adhba. Unta beliau tak terkalahkan dalamsetiap pacuan. Suatu ketika datang seorang Badui menunggongi untadan mengalahkan unta Nabi shallallahu 'alaihi wo sallam dalampocuan. Hal ini membuat para sahabat merasa tidak nyaman. LaluNabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sudah menjadiketentuan dari Allah bahwa sesuatu yang berjaya akan dikalahkansuatu ketika". (HR. Bukhari).

c. Lomba Memanah

Diriwayatkan dari Salamah bin al Aloara' radhiyallahu 'anhu, iaberkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melewati

3L6

sekelompok orang dari bani Aslam yang sedang melakukan lomba

memanah. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,,,Memanahlah wahai keturunan (Nabi) Ismail, adalah lsmail seorang

ahli panah, memanohlah dan aku akan bergabung dengan kelompok

yang ini!serta merta kelompok lainnya berhenti memanah.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kenapa kalian

tidak memanah?

Mereka menjawab, "Bagaimana kami mungkin menang

sedangkan engkau bersama mereka".

Lalu Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Memanohlah,

saya bersama semua kelompokl (HR. Bukhari).

Untuk tiga ienis perlombaan di atas dibolehkan pemenangnya

menerima hadiah, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa

sallam,

<d;;5 i.n d 5S d.i! &s V,,,Tidak boleh memberikan hadiah dalam perlombaan, kecuali lomba

pacu unta, pacu kuda atau memanah". (HR. Abu Daud. DishahihkanAlbani).

3.L2.4.L.1 Pihak Pemberi Hadiah

Para ulama sepakat bahwa pemenang tiga perlombaan di atas boleh

mendapat hadiah dari pihak ketiga, yaitu pemerintah, sponsor atau

donatur.

Al Qurtubi berkata, "Perlombaan pacu unta, pacu kuda ataumemanah yang hadiahnya diberikan oleh pemerintah atau donaturberupa sumbangan dari harta pribadinya, kemudian diberikan kepada

pemenang, hukumnya boleh berdasarkan kesepakatan pora ulamat347.

Ibnu Hajar berkata, "Perlombaan pacu unto, pacu kuda atau

memanah sepakat para ulama bahwa pemenangnya boleh

mendapatkan hadiah yang berasal dari pemerintah"3as.

Para ulama juga sepakat bahwa hadiah yang diberikan oleh

salah satu peserta saja hukumnya boleh. fika yang menjaniikanhadiah keluar sebagai pemenang dia tidak mendapatkan apa-apa.

Dan jika lawan tandingnya yang keluar sebagai pemenang ia

memberikan hadiah kepada lawannya.

347 Tafsir Qurtubi, jilid IX, hal L47.

348 Fathul Baari, jllid VI, hal 85.

3t7

An Nawawi berkata, "Hadiah yang berasal dari salah seorangpeserto dengan mengatakan: Jika engkau mampu mengalahkan aku(pacu kuda, unta dan memanah) untukmu hadiah sekian, dan jika sayamengalahkanmu engkau tidak dikenakan apapun juo, hukum hadiahini dibolehkqnt'34e.

Hal ini dapat diperkuat oleh kisah lomba gulat antara Rukanahbin Yazid dengan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam.

Rukanah pernah menantang Nabi shallallahu'alaihi wa sallamuntuk bergulat lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda" Kalau saya menang apa hadiah untukku?

Ia menjawab, "Satu ekor kambing".

Lalu terjadi pergulatan dan Nabi shallallahu 'olaihi wa sallamberhasil menjatuhkan Rukanah. Lalu beliau mengambil seekorkambing.

Kemudian Rukanah mengajak adu gulat lagi dan selalu terjatuh.Seraya berkata, "Wahai Muhommad, Demi AIIah selama hidup sayabelum pernah kalah adu gulat, engkau bukanlah manusia biosa".

Rukanahpun masuk Islam dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengembalikan kambingnya. (HR. Abu Daud dan Tirmizi. Al-Albani menyatakan hadis ini dhaif. Akan tetapi, Al Hafiz Abdul Ghanimengatakan, "Behwa adu gulat antora Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Rukanah ada dosarnyq"3so.

fika hadiahnya berasal dari setiap peserta, yang menangmendapatkannya sedangkan yang kalah tidak mendapatkan apa-apamaka perlombaan ini hukumnya haram, dan termasuk perjudian,kecuali ada seorang peserta lomba yang tidak membayar apapun.fika ia menan& dia berhak mendapat hadiah. Orang tersebutdinamakan (muhallit).

Perlombaan ini jelas hukumnya judi, sebagaimana dikatakanoleh Ar Ramli, "Jika peserta sebuah lomba mensyaratkan siapa yangmenang ia berhak mendapat hadiah sekian dari yang kalah makahukum perlombaannya tidak sah. Karena setiap peserta berada antarauntung dan rugi. Inilah perjudian yang diharamkan, kecuali adapeserta yang ikut bertanding tanpa fft€mboyar"3st.

3ae Minhajutthalibin, jllid III, hal351.3so AtTalkhis Al Habir,jilid IV, hal 400.3s1 Nihayatul Muhtaj,jilid VIII, hal 168.

318

Hal ini disepakati haramnya oleh para ulama sebagaimanadinukil oleh Ibnu Hazmi, ia berkata, "Para ulama umat telah sepakatbahwa perjudian yang diharamkan Allah yaitu: dua orang melakukanperlombaan, siapa yang keluar sebagai pemenong berhak mendapathadiah dari peserta yang kolah"3sz.

Haramnya hukum perlombaan ini juga merupakan keputusanMajma' AI Fiqh AI Islami (divisi fikih OKI) tentang Kaidah umumperlombaan yang dibolehkan pemenangnya mendapatkan hadiah,keputusan No. 127 (L/14) tahun 2003, yang berbunyi, "Sebuah

perlombaan, boleh pemenangnya mendapat hadioh dengan syarat ...

bahwa seluruh hadiah atau sebagiannya tidak berasal dari semuopeserta".

3.L2.4.L.2 Perlombaan yang Dapat Diqiyaskan dengan LombaMasyrt'

Apakah dapat diqiyaskan dengan tiga perlombaan di atasperlombaan yang semakna dengannya, yaitu perlombaan dalam hal-hal yang dibutuhkan di medan perang seperti menembah lemparpisau, lempar lembing ketangkasan menggunakan senjata ringandan berat serta lainnya?

Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini.

Pendapat pertama: Sebagian ulama, yaitu ulama mazhabMaliki dan Hanbali berpendapat bahwa permainan lainnya tidakdapat diqiyaskan dengan tiga permainan di atas. Pemenangperlombaan, selain pacu kuda, unta dan memanah tidak bolehmenerima hadiah, sekalipun dari pihak ketiga.

Dengan demikian hadiah yang diperoleh dari perlombaantersebut termasuk harta haram.

Yang menjadi dasar pendapat ini sabda Nabi,

(L)i-i;i +.8 d 5 S.d.il oir.;,"Tidak boleh memberikan hodiah dalam perlombaan, kecuali lombapacu unta, pacu kuda atau memanah". [HR. Abu Daud. Hadis inidinyatakan shahih oleh Al-Albani).

Nabi shallallqhu 'alaihi wa sallam hanya membolehkanmemberi hadiah bagi pemenang dalam tiga perlombaan saja. Iniberarti bahwa perlombaan terbatas tiga jenis permainan saja.

3s2 Dr. Sulaiman Al Mulhim, /I qimar; Haqiqatuhu wo Ahkamuhu, hal 339.

3L9

Tanggapan: Makna sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam diatas tidak bertujuan pembatasan jenis perlombaan yang boleh diberihadiah, akan tetapi bermakna taukid (penekanan) yang maksudnya:perlombaan yang sangat pantas mendapatkan hadiah yaitu tigapermainan3s3.

Pendapat kedua: jenis perlombaan lain yang semakna dengantiga permainan di atas boleh pemenangnya diberikan hadiah.Pendapat ini merupakan mazhab Hanafi dan Syaf i.

An Nawawi berkata, "Boleh memberikan hadiah dalamperlombaan memonah, begitu juga melempar tombak dan meriom ...

Boleh memberikan hadiah dalam perlombaan pacu kuda, begitu jugapacu gajah dan keledai menurut pendapat yang Azhar (terkuat dalammazhab)" 3s4.

Yang menjadi dalil pendapat ini yaitu qiyas. Sebagaimana tigaperlombaan yang disebutkan dalam hadis bertujuan untuk melatihketrampilan berperang demi menegakkan dan memperjuangkanagama Allah maka hal-hal yang sama tujuannya juga dibolehkan danpemenangnya juga boleh mendapatkan hadiah agar lebihbersemangat untuk selalu mengasah ketrampilannya berperang.

Pendapat yang membolehkan jenis perlombaan yang semaknadengan yang disebutkan hadis merupakan keputusan Majma'Al FiqhAl Islami (divisi fikih OKI) tentang Kaidah umum perlombaan yangdibolehkan pemenangnya mendapatkan hadiah, keputusan No. 127(1/L4) tahun 2003, berbunyi, "Sebuah perlombaan bolehpemenangnya mendapat hadiah dengan syarat: tujuan, sarana danj enis perlomb aanny a digtariatkan" .

3.12.4.L.3 Hadiah Perlombaan Kegiatan Keislaman

Berdasarkan pendapat yang terkuat bahwa dapat diqiyaskan jenisperlombaan yang mengandung unsur jihad, maka perlombaan dalambidang keilmuan Islam, seperti lomba tilawah Alquran, lomba hafalanAlquran, lomba hafalan hadis, lomba wawasan keislaman, dan lombapenelitian di bidang keislaman, hukumnya dibolehkan. Denganketentuan yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu hadiah tidakdipungut dari uang pendaftaran para peserta.

Karena Islam selain ditegakkan dengan jihad perangmengangkat senjata melawan setiap kekuatan yang menghalangikebenaran, juga ditegakkan dengan hujjah dan dalil (argumen) yang

3s3 Al Mawardi,Al Hawi alKabir,illidXV, hal. 185.3sa Minhaj at Thalibin,jilid III, hal 349.

320

kuat untuk mengalahkan setiap argumen kebatilan' Makaperlombaan dalam hal kegiatan keislaman dapat disamakan dengan

tiga perlombaan yang disebutkan dalam hadis Nabi shallallahu'alaihiwa sallam.

Pendapat ini merupakan fatwa dewan ulama besar kerajaanArab Saudi, No. 6498, yang berbunyi:

Soal: Apa hukum mendapatkan hadiah dari lomba Alquran?

fawab: Boleh menerima hadiah yang diberikan oleh lembaga

sosial atau donaturyong peduli dengan Alquran.

fuga fatwa No. 5966, yang berbunYi:

Soal: Apa hukum ikut serta dalam perlombaan kegiatankeagamaan yang berhadiah uang tunai dalam iumlah besar, halalatau haram?

tawab: Boleh menerima hadiah yang disediakan oleh

pemerintah ataupun donatur. Karena perlombaan semacam ini dapatmendorong untuk menuntut ilmu agama dan menghofal Alquran. Dan

selayaknya seorang muslim yang mengikuti perlombaan semacam inimengikhlaskan niatnya karena Allah. Dan sepantasnya ia bergembirakarena ada kegiatan yang mendorongnya untuk menuntut ilmu' Danjangan sampai tujuan utamanya adalah untuk meraih hadiah."

3.12.4.2 Materi Perlombaan Mubah (Boleh), PemenangnyaTidak Boleh Menerima Hadiah

Untuk materi perlombaan yang tidak semakna dengan tigaperlombaan yang disebutkan dalam hadis, yang tidak mengandungunsur ketrampilan dalam beriihad, maka hukum perlombaannyaboleh dengan syarat-syarat sebagai berikut:

a. fenis permainannya berguna untuk kebugaran tubuh, atauuntuk menyegarkan fikiran. Karena bila tidak bergunasama sekali maka termasuk perbuatan batil' Sebagaimana

sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

"segala hal permainan adalah batil, kecuali permainanmemanah, melatih kuda, bercanda dengan anak dan isteri,maka hal itu tidak termasuk hal yang batil". (HR. Ahmad.Sanadnya dihasankan oleh Arnauth).

diitr +t {1 .Jtr, Jijil , i* .2g.j",3,'a.idF ,a:lizt +*S ,^^ti a+;L-l ,9*nr.o(tiJl

32L

b.

Maksud batil dalam hadis di atas adalah sesuatu hal yangtidak berguna. Adapun hal-hal yang berguna bukanlahsesuatu yang batil.

Tidak menjadi sebuah kebiasaan, akan tetapi hanya sekedarpenyegaran dengan berganti aktifitas, sehabis melakukanaktifitas serius. Karena bila telah menjadi sebuah kebiasaanakan berdampak negatif, seperti: jiwa akan merasaketergantungan terhadap permainan tersebut. Yangtentunya akan menyita banyak waktu serta akanmelalaikan dari melakukan hal-hal yang wajib, baikkewajiban kepada Allah ataupun kepada anak dan isteri.

Pemenangnya tidak boleh mendapatkan hadiah darisiapapun.

Jika tetap disediakan hadiah oleh panitia penyelenggara,hukum hadiahnya termasuk maysir dan memakan hartadengan cara yang batil. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengizinkan mengambil hadiah dariperlombaan selain lomba pacu kuda, unta dan memanahatau yang semakna. Haramnya menerima hadiah ini tetapberlaku, sekalipun antara pemberi dan penerima hadiahsaling ridha. Karena unsur saling ridha dalam muamalathanya untuk muamalat yang tidak dilarang. Adapunmuamalat yang dilarang seperti riba, gharar, dan lainnyamaka unsur saling ridha tidak dapat menghalalkan sesuatuyang diharamkan Allah dan RasulNya.

Pendapat ini merupakan pendapat seluruh ulama mazhabHanafi, Syaf i, Hanbali dan mayoritas ulama mazhab Maliki.

Imam Syaf i berkata pada saat menjelaskan makna hadis:"Tidak boleh memberikan hadiah dalam perlombaan, kecualilombo pacu unta, pacu kuda atau memanah," Hadis inimenunjukkan bahwa haram hukumnya memberikan hadiahuntuk perlombaan selain yang disebufl<antr3ss.

Tetapi, sebagian ulama dalam mazhab Maliki membolehkanpemenang permainan ini menerima hadiah dari pihakketiga3s6.

Akan tetapi pendapat yang terkuat dalam hal ini adalahpendapat ulama seluruh mazhab yang mengharamkan

c.

3ss Al Umm,jilid IV, hal 243.3s6 Mawahibul jalil, jllid III, hal 393.

322

pemberian hadiah kepada pemenang perlombaan yangmubah, berdasarkan sabda Nabi sftallallohu 'alaihi wasallam di atas.

Ibnu Qayyim berkata, "Perlombaan dalam hal yang mubah(boleh) diharamkan pemenangnya menerima hadiah, bukankarena materi permainannya yang dilarang, akan tetopiandai menerima hadiah dari permainan tersebut dibolehkanmaka akan menjadi sarana orang-orang untuk menyibukkandiri dengan permainan dan menjadikannya sebagai sebuah

Profesi"3sT '

Perkataan ulama ini sangat tepat menggambarkan kondisisekarang. Akibat dari dibolehkannya menerima hadiah dariperlombaan hal yang mubah maka para pemain sebuah cabang olahraga mendapat honor yang jauh lebih besar dibandingkan parailmuwan di segala cabang keilmuwan dan orang-orang banyak yangbercita-cita untuk menjadi para pemain dibandingkan profesi lainyang iauh lebih bermanfaat.

Di antara bentuk perlombaan mubah yang dilakukan Nabishallallahu' alaihi w a sallam atau para sahabatnya adalah:

a. Lomba Pacu Lari

Aisyah radhiyallahu onha berkata, "Aku ikut bersamaRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan.Pada saat itu tubuhku masih ringan. Kami singgah di sebuah tempatdan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan parasahabatnya untuk meneruskan perjalanan.

Lalu Nabi shallallahu'alaihiwa sallam berkata kepadaku, "Marikita lomba lari!

Ternyata aku mengalahkan Nabi shalla llahu' alaihi w o sallam.

Kemudian dalam perjalanan lain aku juga ikut. Pada saat itutubuhku sudah berat (gemuk).

Nabi shallallahu'alaihi wa sallam berkata kepadaku, "Mari kitalomba laril

Ternyata Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam mengalahkan aku.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda sambil menepukpundakku, "Kemenangan ini menutupi kekalahan yang dulu". (HR.

Abu Daud dan Nasa'i. Hadis ini dinyatakan shahih oleh Al-Albani).

3s7 AlFurusiyyah, hal 309.

323

b. Lomba Gulat

Sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamdengan Rukanah. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wo sallammengembalikan hadiahnya kepada Rukanah. Kasus ini menunjukkanbahwa beliau tidak mengambil hadiah dari kemenangan lomba gulat.

c. Lomba Angkat Berat

Diriwayatkan oleh Baihaqi dalam kitab Syuhbul iman: bahwaNabi shallallahu 'alaihi wa sallam melewati sekelompok orang yangbertanding mengangkat batu yang paling berat. Dan beliau tidakmelarangnya. Diamnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam saatmelihat pertandingan tersebut menunjukkan hukum perlombaantersebut mubah (boleh).

3.12.4.2.1 Hadiah Perlombaan OIah Raga

Islam sangat menganjurkan olah raga ketangkasan berperang,seperti berkuda, memanah dalam rangka mempersiapkan kekuatanuntuk menggentarkan musuh - musuh Allah. Sesuai denganfirmanNya,

&#-f .lilr lL.J bs rg A ini,s*r u # rsbil)(*jb_l 4t 3s.,

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yangkamu sanggupi dan dari kuda-kuda yong ditambat untuk berperang(yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah danmusuhmu". (Al Anfaal: 60).

Makanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernahmengadakan perlombaan di bidang ini dan memberikan hadiah bagipemenangnya untuk menumbuhkan semangat para mujahidin mudaagar lebih mempersiapkan diri mereka.

Namun dewasa ini pemuda islam dilalaikan dengan olah ragayang unsur bermainnya lebih besar dari pada "i'dad al-quwwah" dansering melalaikan mereka dari shalat, lebih naifnya lagi seringdisertai dengan perjudian.

Hukum Olah Raga

Hukum olah raga tidak bisa digen eralisir haram atau boleh, akantetapi berdasarkan materinya, olah raga ada yang dianjurkan, sepertimemanah, menembak, bela diri, berenang, pacu kuda, pacu jalur,terjun payung dan lainnya yang merupakan ketrampilan yangdibutuhkan dalam berjihad.

324

Ada juga bentuk olah raga yang diharamkan, seperti tinju,matador, pertarungan bebas (fighting) dan lainnya yang berakibatmenyakiti lawan atau hewan.

Ada juga bentuk olah raga yang tidak termasuk kategoriketangkasan dalam jihad juga tidak menyakiti lawan atau hewan,

seperti sepak bola, bola basket, bola volli, selancar, tenis meia,jogging dan lainnya yang berguna untuk kebugaran tubuh.

Untuk olah raga jenis terakhir ini maka para ulama berbedapendapat tentang hukumnya.

Pendapat pertama: Sebagian ulama kontemporermengharamkan juga olah raga jenis ini, karena selalu disertai hal-halyang haram, seperti pemain memakai pakaian yang tidak menutupiaurat, sering berakhir dengan permusuhan dan keributan antarasesama para pendukung klub/kesebelasan, dan sering melalaikandari zikir dan shalat. Maka hukum olah raga ini termasukmaysir3ss.

Pendapat kedua: Para ulama yang tergabung dalam Dewanfatwa kerajaan Arab Saudi membolehkan olah raga jenis ini bila tidakterdapat hal-hal yang diharamkan di atas, sebagaimana fatwa No.

3323, yang berbunyi:

Soal: Apakah hukum olah raga sepak bolo, haram, mokruh, ataumubah?

fawab: "Permainan yang bukan merupakan ketangkasanberjihad seperti sepak bola ... tidak boleh dilakukan iika pemenangnya

mendapatkan hadiah. Dan jika pemenangnya tidak mendapatkan

hadiah dari pihak manapun, juga tidak melalaikan dari melaksanakankewajiban, tidak menimbulkan hal yang haram, tidak membahayakanpara pemain, maka hukumnya boleh. Tetapi, bila persyaratan ini tidakterpenuhi maka hukumny a fiqvsp"3se.

Dalam hal ini, pendapat yang membolehkan sangat kuatkarena haramnya olah raga ienis ini bukan karena zatnya, akan tetapikarena terdapat pelanggaran norma-norma syariat dalam permainantersebut yang sebetulnya dapat dihindari. Dengan demikian kembalikepada hukum asalnya yaitu mubah, karena beraktifitas olah raga

dapat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh bila diniatkan untukberibadah kepada Allah tentu hukumnya bernilai sebagai ibadah'

Hukum Hadiah Perlombaan Olah Raga

3s8 Dr. Sa'ad Asy Syatsri, Al Musabaqatwa ahkamuhafisy Syariah, hal 205.

3se Fatwq Lajnah Daimah,jilid XV, hal 194.

325

Hukum hadiah perlombaan olah raga yang masyru'telah dijelaskansebelumnya, yaitu boleh serta halal pemenangnya mendapatkanhadiah. Hukum hadiah perlombaan olah raga yang haram hukumnyajuga haram.

Adapun hukum perlombaan olah raga yang mubah, sebagaiberikut:

Para ulama sepakat bahwa hukum taruhan perlombaan olahraga adalah haram. Seperti dua orang atau lebih melakukan taruhandengan mengatakan, "Jika yang keluor sebagai pemenangpertandingan sepak bola ini adalah kesebelasan yang saya unggulkanmaka anda harus membayar uang sekian dan jika sebaliknya makasaya bayar uang kepada anda sekian". Pertaruhan serupa initermasuk judi.

Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI) mengharamkannyadengan keputusan No. L27 (llL4) tahun 2003, yang berbunyi,"Taruhan antara dua pihak atau lebih atas hasil sebuah pertandinganyang mereka bukan pelakunya hukumnya adalah haram, baik taruhanberupa materi ataupun immateri, berdasarkon Ayat-ayat Alquran danHadis Nabi yang mengharamkan perjudian".

Para ulama juga sepakat bahwa hukum hadiah perlombaanolah raga yang berasal dari seluruh peserta hukumnya haram,sebagaimana yang telah diielaskan sebelumnya.

fika hadiah berasal dari pihak ketiga (pemerintah/sponsor)apa hukum menerima hadiahnya, halal atau haramkah?

Ada perbedaan pendapat para ulama kontemporer tentang halini.

Pendapat pertama: Sebagian ulama membolehkan memberidan menerima hadiah bagi pemenang sebuah lomba olah ragamubah, baik hadiah dalam bentuk piala ataupun uang tunai.Pendapat ini didukung oleh Dr. Saud Al Funaisan dan Dr. Sami AlMajiflaoo.

Mereka berdalil dengan hukum asal muamalat adalah mubahdan pemberian hadiah (hibah) bagi pemenang olah raga yang mubahmerupakan bagian dari muamalat. Dengan demikian hukummemberi dan menerima hadiah perlombaan olah raga juga mubah.

360 Mereka adalah dosen fakultas Syariah di universitas Islam Imam Al Saud,Riyadh, Arab Saudi dan nara sumber konsultasi syariah di situs berbahasa arab:www.islamtodav.com.

326

Pendapat kedua: Haram hukumnya memberi dan menerimahadiah (apapun bentuknya) bagi yang keluar sebagai pemenangdalam lomba olah raga mubah. Pendapat ini merupakan fatwa ulamayang tergabung dalam Dewan fatwa kerajaan Arab Saudi, No. 16342,yang berbunyi, "Pemenang dalam perlombaan olah raga tidak boleh

meng ambil hadiah (uang) atas kemenang onny a"361.

Dan fatwa No. L8951, yang berbunyi,"Pertandingan sepak bola,yang pemenangnya mendapatkan hadiah atau uang tunai hukumnyaharam dan termasuk maysir. Karena tidak boleh mengambil hadiahdalam sebuah perlombaan kecuali perlombaan yang diizinkan ryarialyaitu lombo pacu kuda, pacu unta, dan memanohil362.

Syaikh Al Utsaimin rahimahullah berkata, "Permainan sepakbola hukumnya boleh dengan syarat pemenangnya tidak diberihadiah. Dan jika pemenangnya mendapat hadiah maka permainansepak bola tidak dibolehkann363.

Wallahu a'Iam, berdasarkan tinjauan dalil pendapat kedualebih kuat. Karena hukum asal hadiah perlombaan adalah haramberdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang melarangmemberikan hadiah untuk perlombaan selain pacu kuda, pacu untadan memanah. Ini pengecualian dari hukum muamalat secara umum,sebagaimana riba dan gharar, sekalipun bagian dari muamalat akantetapi hukum asalnya haram karena terdapat larangan Nabishallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal pemberian hadiah terhadappemenang sebuah cabang olah raga.

3.12.4.2.2Hadiah Perlombaan di Pusat Perbelaniaan danMedia Massa Visual dan Non-Visual

Beberapa pusat perbelanjaan dan perusahaan untukmempromosikan tempat atau barang sering membuat lomba denganmembagikan lembaran yang berisikan pertanyaan-pertanyaanseputar tempat perbelanjaan atau barang yang dipromosikantersebut. Dengan tujuan lebih mengenalkan produk mereka kepadapara konsumen, dan dengan demikian diharapkan orang-orang yangtelah mengenal produk tersebut tertarik untuk menggunakannya.

Setelah Iembaran pertanyaan dilengkapi maka dimasukkan ke

dalam kotak yang tersedia. Yang nantinya akan diberitahukanpemenangnya pada tanggal tertentu.

361 Fatwa Lajnah Daimah,iilid XV, hal 173.

362 Fotwa Lojnah Daimah,iilid XV, hal239.363 As Syqrh Al Mumti',jilid X, hal 94.

327

Setelah jawaban terkumpul maka dipisah antara jawaban yangbenar dan yang salah. Dan seluruh jawaban yang benar dipilihbeberapa pemenang dengan cara dicabut secara acak di hadapanseluruh hadirin.

Untuk dapat mengikuti perlombaan ini terkadang disyaratkanuntuk membeli produk tertentu dan terkadang juga tidak dan dapatdiikuti oleh siapapun juga.

Para ulama kontemporer sepakat bahwa hukum mengikutilomba ini haram, jika penyelenggara mensyaratkan harus membeliproduk tertentu setelah harganya dinaikkan dari harga normal. Initermasuk qimar dan gharar. Qimar karena peserta membayar uangdalam bentuk harga barang yang telah dinaikkan, jika ia mendapathadiah dia beruntung dan jika tidak menang dia telah rugi, karenatelah memberikan uang tanpa imbalan. Gharar karena peserta padasaat membeli barang dengan harga di atas normal tidak jelas apakahakan mendapatkan hadiah sebagai imbalan dari selisih harga biasaatau tidak mendapatkannya.

Sebagaimana difatwakan oleh Majma' Al Fiqh Al Islami (divisifikih OKI), keputusan No. 127 (L11,4) tahun 2003, yang berbunyi,"Kupon perlombaan yang harga barang dibeli atau sebagian harganyadigunakan untuk membeli hadiah bagi pemenang tidak dibolehkansyariat, karena merupakan salah satu bentuk perjudian".

Namun para ulama kontemporer berbeda pendapat, jika untukmengikuti lomba tidak disyaratkan membeli produk tertentu ataukalaupun harus membeli harganya normal seperti biasa.

Pendapat pertama: Hukum mengikuti lomba ini boleh danhadiah yang diperoleh halal. Karena pada dasarnya setiap muamalathukumnya boleh kecuali bila terdapat larangan.

Tanggapan: Terdapat larangan dari Nabi shallallahu 'alaihi wosallam untuk memberikan hadiah kepada pemenang suatu lombakecuali perlombaan memanah, pacu kuda, dan pacu unta, dan hal-halyang semakna sebagai persiapan untuk berjihad. Pendapat inimerupakan mazhab Hanafi, Syaf i dan didukung oleh Ibnu Taimiyahdan Ibnu Qayyrm.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

(dti-i 5 t* d 5S d.i! Oir.;,"Tidak boleh memberikan hadiah dalam perlombaan, kecuali lombapacu unta, pacu kuda atau memanah". (HR. Abu Daud. Hadis inidinyatakan shahih oleh Al-Albani).

328

Dan kenyataannya, Perlombaan yang diselenggarakan oleh

pusat perbelanjaan/perusahaan tersebut hanya seputar pusat

perbelanjaan dan produk tanpa ada hubungan dengan Islam apalagi

tentang iihad.

fawab tanggapan: Salah seorang ulama mazhab Maliki

membolehkan memberikan hadiah atas perlombaan apapun,

sekalipun tidak berhubungan dengan jihad selagi bukan hal-hal yang

diharamkan. Karena maksud larangan Nabi shallallahu 'alaihi wa

sallam tersebut bila ada unsur iudi dalam perlombaan selain tiga

perlombaan di atas.

fawaban ini tidak tePat karenaapapun bentuk perlombaannya tetap

bila terdapat unsur judidiharamkan, sedangkan

larangan hadis di atas umum mencakup apapun bentuk perlombaan

kecuali tiga perlombaan yang telah disebutkan.

Pendapat kedua: hukum mengikuti lomba ini haram,

berdasarkan dalil-dalil berikut

a. Larangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untukmemberikan hadiah dalam perlombaan yang tidak ada

hubungannya dengan penegakkan syiar Islam.

b. Membiasakan orang untuk hidup boros, membeli barangyang tidak dibutuhkan dengan tujuan dapat mengikutilomba364.

Pendapat yang mengharamkan ini merupakan fatwa dewan

ulama kerajaan Arab Saudi No.18172, tahun L4L6H,yang berbunyi,

Soal: Apa hukum membeli koran dengan tuiuan memenangkan

lomba dengan menjawab pertanyaan yang terdapat pada salah satu

kolom koran? Pertanyaan yang dilombakan seputar wawasan umum

dan juga ada pertanyaan tentang agama.

fawab: Tujuan lomba tersebut untuk meningkatkan peniualan

koran dan promosi, bukan bertuiuan untuk menyebarkan ilmu

keislaman. Maka tidak boleh mengikuti lombanya, karena hal initermasuk spekulasi dan memakan harta dengan ialan yang batil" .

Dari hukum perlombaan yang diselenggarakan oleh pusat

perbelanjaan dapat disamakan hukum mengikuti lomba yang

diselenggarakan oleh stasiun televisi dengan cara peserta menelpon

ke nomor yang tersedia dengan biaya pulsa di atas biaya normal(premium). Hal ini menunjukkan bahwa hadiah yang akan diberikan

berasal dari uang selisih pulsa biasa dengan premium. Dengan

354 Dr. Khalid Al Mushlih, A I hawafiz attijariyah,hal L27 -L44.

329

demikian, ini termasuk salah satu bentuk perjudian yang disepakatikeharamannya.

Sebagaimana difatwakan oleh Majma' Al Fiqh Al Islami (divisifikih OKI), keputusan No. 127 (l/L4) tahun ZOO3, yang berbunyi,"Membayar pulsa telepon atas percakapan untuk mengikuti sebuahperlombaan hukumnya tidak dibolehkan syariat apabila hadiah yangakan diberikan kepada pemenang, baik hadiah secara keseluruhanatau sebagiannya berasal dari pulsa percakapan, karena hal initermasuk memakan harta orang lain dengan cara yang batil".

3.12.4.3 Materi Perlombaan Haram Sekalipun Tanpa DisertaiHadiah ataupun Taruhan

Di antara bentuk permainan /olah raga terdapat permainan denganrisiko kematian tingkat tinggi terhadap makhluk hidup, sepertimatador dan gulat bebas, dan terdapat juga permainan bertujuanmenyakiti lawan tanding dengan memukul muka atau titik yangmematikan, seperti tinju.

Allah telah mengharamkan seseorang untuk bunuh diri denganfirmanNya:

(Lirrj & Os ^t'1li3;,.l'ti

trtlir iJ)"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalahMaha Penyayang kepadamu". (An Nisaa': 29).

Dan Nabi shallallahu 'olaihi wa sallam juga melarang untukmemukul muka, beliau bersabda

(4i-rll q+r3-xlt ski ar: t-ih"Apabila salah seorang kalian memukul, hindarilah memukul muka,,.(HR. Bukhari dan Muslim).

Dari dalil-dalil di atas maka hukum mengikuti perlombaantinju, matador, gulat bebas, mengadu binatang dan yang semaknadengannya adalah haram. Begitu juga menerima honor atau hadiahdari perlombaan tersebut ataupun sekedar menyaksikannya36s.

Para ulama dunia Islam yang tergabung dalam Al Majma, AlFiqhy Al Islamy (divisi fikih Rabithah Alam Islamy) yang bersidang diMekkah pada tahun 1987 memutuskan:

35s Dr' Sa'ad Asy Syatsri, Al Musabaqat wa ahkamuha firy syariah Al Islamiyah,hal17t.

330

"setelah mengkaji penelitian dari para dokter spesialis dan

meruj uk data - data y ang di ai ukan, maka m ai elis memutuskan:

3.L2.4.3.L Olah Raga Tiniu, Gulat Bebas, Matador, Adu Hewan

Olah raga tinju yang diselenggarakan di seluruh dunia dewasa inihukumnya adalah haram menurut syariat Islam, karena olah raga iniberasaskan boleh menyakiti lawan tanding satu sama lainnya. OIah

raga ini sering berakibat kepada kebutaan, tidak berfungsinya organ

tubuh seperti otak, patah tulang dan bahkan kematian tanpa ada

tanggung-jawab lawan yang memukul. Dan para penonton rianggembira menyaksikan pemain yang diunggulkan menyakiti lawannya.

Perbuatan serupa ini diharamkan dan ditolak syariat Islam,

berdasarkan firman Allah,

"Dan janganlah kamu meniatuhkan dirimu sendiri ke dalamkebinasaqn". [Al Baqarah: 195).

( *rj 1!' aE'at'bli3r,.fui lrlli3 .iJ)"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalahMoha Penyayang kepadamu". (An Nisaa':29).

Juga sabda Nabi shallallahu'alaihiwo sallam,

s-1l>:\S tF\>>"Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat mudharat bagiorang lain baik permulaan ataupun balasan". (HR. Ibnu Majah. Hadis

ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Berdasarkan dalil-dalil di atas para ulama menyatakan bahwabila seseorang membolehkan dirinya untuk disakiti seraya berkata,"Bunuhlah aku! Tidak boleh orang yang diperintahkannya melakukanhal tersebut Dan jika ia lqkukan maka ia akan diminta pertanggung'jawaban serta berhak untuk diiatuhi sanksl.

Berdasarkan hal di atas maka maielis menetapkan bahwa olahraga tinju tidak boleh dilakukan. Dan harus dihapuskan dari programolah raga baiklokal ataupun internasional.

Majelis juga menghimbau agar olah raga tiniu dilarangpenayangqnnya di televisi agar tidak disaksikan oleh anak-anak danagar tidak ditiru oleh mereka.

Gulat bebas yqng membolehkan setiap pemain menyakiti sertamencelakakan lawan tandingnya, menurut maielis, olah raga ini

1i<il'rr1 ,ll &+.t lri'li {J}

331

merupakan permainan yang serupa dengan olah raga tinju sekalipunbentuknya berbeda. Karena seluruh hal yang dilarang syariat yangterdapat pada olah raga tinju juga terdapat pada gulat bebas. Makahukumnya sama-sama haram. Adapun gulat biasa yang pemaindilarang menyakiti lawan maka hukumnya boleh.

Permainan matador yang berakhir dengan kemation bantengakibat ketangkosan seorang yang ahti dalam menggunakan senjatatajam, juga diharamkan syariat Karena permainan ini mengandungunsur penganiayaan terhadap hewan dengan caro menusukkan bendatajam ke tubuh hewan hingga mati. Dan juga terkadang berakhirdengan kematian pemainnya akibat tandukan banteng. permainan initermasuk perbuatan biadab yang ditolak ajaran Islam.

Nabi bersabda,

Y3 .ta:,u.ti 6a $ ,reii -,3 ib uJ jrilt il.;;l f ,i.-r,(.Fjyt uiltti' drr,3k l#ji.Ji G+

"Seorang wanita telah masuk neraka akibat tindakan menahanseekor kucing. Kucing tersebut tidak diberi makan dan minum saatditahan, juga tidak dilepaskan agar kucing itu dapat mencari makansendiri". (HR. Bukhari dan Muslim).

Bila saja menyiksa seekor kucing dapat mengantarkanseseorang masuk neraka apalagi menyiksa banteng -yang merupakanbinatang ternak- dengan senjata tajam hingga mati.

Majelis juga menetapkan haram hukumnya permainan mengadubinatang yang menyakiti satu binatang dengan lainnya, seperti adudomba, adu ayam, adu bonteng, dan lainnyeil366.

3.12.4.3.5 Permainan Dadu

Permainan menggunakan dadu sudah dikenal sejak lama. Sudahdikenal sebelum Islam datang.

Dalam bahasa arab dikenal dengan "NardSyeer" diambil darinama pencipta mainan ini yaitu Ardsyeer bin Babak, seorang kaisarPersia.

Bentuk permainan dadu yang dikenal oleh bangsa Arab, yaitu:6 kolom dibuat di atas papan atau tanah. Lalu diberi nomor urut 1-6sesuai dengan nomor urut dadu. Kemudianmeletakkan sejumlah uang (3 keping uang emas,salah satu kolom, misalnya, kolom 3.

seorang pesertamisalnya) pada

366 Qorarat wa taushiyat Al Majma' Al fiqhy Al Istamy,hal2L6-219.

332

Lalu dia mengocok 3 buah dadu sekaligus dan menuangkannya.

fika satu dadu keluar angka mata 3, maka ia menarik kembali

uangnya dan meminta 3 uang emas dari lawan tandingnya. |ikakeluar 2 dadu mata 3, maka ia menarik uangnya dan lawannyamembayar 6 keping uang. |ika keluar 3 dadu mata 3 maka ia menarikuangnya dan lawannya membayar 9 keping uang emas. fika tidaksatu dadupun keluar mata 3, maka lawannya menarik uang

taruhan367.

Hukum Permainan Dadu

Para ulama sepakat bahwa permainan dadu yang disertai dengan

uang yang diambil oleh yang menang dan dibayar oleh yang kalah

hukumnya haram dan termasukqimar [udi).Para ulama juga sepakat bahwa permainan dadu yang sampai

melalaikan dari melaksanakan kewajiban, seperti melalaikan shalat,

atau lalai terhdap anak isteri, dan lainnya.

Bila permainan dadu, tidak disertai uang dan tidak melalaikandari melaksanakan kewajiban, maka terdapat perbedaan pendapatpara ulama mazhab.

Pendapat pertama: Pendapat yang lemah dalam mazhab

Syaf i bahwa hukum main dadu makruh, tidak haram' Pendapat iniberpegang dengan perkataan imam Syaf i dalam kitab Al [J6ry1368'

i$)yl!'-.'ou' "As"Aku memakruhkan permainan dadu, berdasarkan hadis Nabi

shallallahu 'alaihi wa sallam".

Pengambilan mazhab dari lafaz imam syaf i di atas ditentangoleh para ulama mazhab sendiri. Di antaranya Imam al Haramain(wafat th: 478 H), ia berkata, "Permaianan dadu sekalipun tanpa uang

hukumnya haram menurut mazhab syaf i Sebagian orang

menghukumi makruh, mereka berpegang dengan perkatoan ImamSyaf i, "Aku memakruhkan permainan dadu". Padahal imam Syaf iterkadang menggunakan kata memakruhkan untuk mengharamkan

sesuatu, sebagaimana ucapan beliau, "Saya memakruhkan untuk

menggunakan bejana emas dan perak"36e.

357 Dr. Sulaiman AlMulhim, AI qimar; Haqiqatuhu wa Ahkamuhu, hal 331-333.

soa lilid Yl,hal224.36e Nihayatul Mathlab,jilid XIX, hal2O'2L.

333

Pendapat kedua: Ulama mazhab hanafi, maliki, hanbali danmayoritas ulama mazhab syaf i menghukumi haram permainandadu sekalipun tanpa uang.

An Nawawi (Wafat th: 676H) berkata, ,,pendapat yang shahihdalam mazhab, haram hukumnya permainan dadu ... dan bila disertaiuang hukumnya adalah judi"sto.

Para ulama tersebut berdalil'alaihi wa sallam,

<<Yr3 'l--lB#.d;-{ae

dengan sabda Nabi shallallahu

6-isi,J#iifl"Barang siapa yang bermain dadu maka seolah-olah ia telahmencelupkan tangannya ke dalam daging dan darah babi". (HR.Muslim).

An Nawawi berkata, "Hadis ini merupakan dalil Imam Syafi,idan mayoritas pora ulama bahwa bermain dadu hukumnya harim ...Dan maksud hadis ini adalah: Nabi shailailahu 'alaihi wa sallammenyerupakan haramnya main dadu dengan haramnya memakandaging babin37t.

fuga berdalil dengan sabda Nabi sha//allahu'alaihiwa sallam,

,rifuiS attt ,;-e.ii ;>l! i+J u y"Barang siapa yang bermain dadu sungguh ia terah durhaka terhadapAllah dan RasulNya". (HR. Abu Daud. Sanad hadis ini dinyatakanhasan oleh Al-Albani).

Dua hadis di atas sangat jelas mengharamkan permainan dadusekalipun tidak disertai uang. oleh karena larangan Nabi shallaltahu'alaihi wa sallam terhadap permainan dadu tegas dan jelas sehinggaIbnu Munzir menukil bahwa para ulama ijma' (sepakat) harimhukumnya bermain dadu.

3.12.4.3,6 Monopoli, Ular Tangga, Ludo dan SeluruhPermainan yang Menggunakan Dadu

Di masa sekarang, banyak bermunculan berbagai permainan yangjuga menggunakan dadu untuk menentukan langkah, sepertimonopoli, ular tangga, dan ludo yang menyebar hampir di seluruhkalangan masyaraka! terutama anak-anak

Apa hukum permainan ini?

37o Minhajut Thalibin,jilid III, hal 429.377 Syarh Sahih Muslim, iilid XV, hal 16.

(,r;J U^))

334

Seluruh permainan yang menggunakan dadu termasuk dalamlarangan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas, karenasabda beliau menyamaratakan seluruh permainan yang

menggunakan dadu, tanpa membedakan nama dan bentukpermainannya. Maka monopoli, ular tangga, ludo, dan segala jenispermainan yang menggunakan dadu, hukumnya haram sama denganmengundi nasib menggunakan anak panah.

3.L2.4,3.7 Permainan Kartu Remi dan Domino

Permainan kartu remi dan Domino dikenal luas di Indonesia.Permainan ini, biasanya dimainkan oleh orang dewasa.

Bagaimanakah hukum permainan ini?

Para ulama sepakat bahwa permainan ini haram hukumnyabila disertai judi, baik dalam bentuk uang yang dibayar oleh pihakyang kalah, ataupun sanksi immateri.

Dan para ulama juga sepakat bahwa permainan ini haramhukumnya bila melalaikan seseorang dari melakukan kewajiban.

Dan ulama juga sepakat bahwa permainan ini haramhukumnya bila pemenangnya menerima hadiah dari panitiapenyelenggara sekalipun berasal dari pihak sponsor.

Bila tidak mengandung judi, tidak melalaikan dari hal-hal yangwajib dan pemenangnya tidak diberi hadiah oleh pihak manapunmaka para ulama berbeda pendapat tentang hukumnya.

Pendapat pertama: Sebagian ulama kontemporermembolehkan permainan ini.

Para ulama ini berdalil bahwa pada dasarnya segala sesuatuhukumnya boleh.

Pendapat kedua: Mayoritas para ulama mengharamkan duajenis permainan ini.

Dengan dalil qiyas terhadap permainan dadu. Di mana unsurnasib-nasiban dalam dua permainan ini sangat dominandibandingkan unsur berfikir. Maka sebagaimana permainan dadudiharamkan begitu juga haram bermain kartu Remi dan Domino372'

Ibnu Hajar Al Haitamy (wafat: 973 H) berkata, "Permainandadu diharamkan karena asasnya adalah untung-untungan(spekulasi) tanpa ada perhitungan dan olah fikir, Ar Raf i (wafat:623H) berkata: dapat diqiyaskan dengan permainan dadu seluruh

372 Dr. Sa'ad Asy Syatsri, ^AI Musabaqatwa ahkamuha fisy Syariah, hal 231'

335

permainan yang berasaskan untung-untungan, maka seluruhpermainan yang berasaskan untung -untung an hukumnya haramt373.

Wallahu e'lam, pendapat yang mengharamkan sangatlah kua!karena hukum asal permainan dilarang kecuali yang mendatangkanmanfaat untuk olah raga atau olah fikir, berdasarkan sabda Nabishallallahu 'alaihi wa sallam,

,94 ,J+ill ^$'ili$3 ,il ,lJhr; diirr I *r;;6,4i-,19 4+),.. -1 t..

\)i.J(Fl b,#F,ofi3il 4;+1.>e3

c

"Segala hal permainan adalah batil, kecuali permainan memanah,melatih kudo, bercanda dengan anak dan isteri, maka hal itu tidaktermasuk hal yang batil". (HR. Ahmad. Dihasankan oleh Arnauth).

3.L2.4.3.8 Catur

Permainan catur telah dikenal lama oleh umat Islam, sejak masa parasahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Para ulama sepakat bahwa permainan catur yang disertaitaruhan, yang kalah membayar kepada yang menang berupa materilataupun immateril hukumnya adalah haram dan termasuk qimar(perjudian).

Para ulama juga sepakat bahwa permainan catur yangmelalaikan dari melaksanakan kewajiban terhadap Allah sertakewajiban terhadap manusia hukumnya juga haram.

Dan para ulama juga sepakat bahwa permainan catur yangpemenangnya mendapatkan hadiah dari panitia penyelenggarahukumnya juga haram, karena tidak termasuk tiga permainan yangdibolehkan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam dan tidak mengandungmakna ketangkasan jihadsz+.

Adapun permainan catur yang tidak disertai taruhan, tidakmelalaikan pelaksanaan kewajiban dan tidak mendapat hadiah daripihak manapun, maka hukumnya diperselisihkan oleh para ulamamazhab.

Pendapat pertama: Para ulama mazhab maliki dan hanbalimengharamkan permainan catur3Ts dan pendapat ini juga didukungoleh lembaga fatwa kerajaan Arab Saudi.

373 Nihayatul Muhtaj,jilid VIII, hal 295.374 Dr. Sulaiman AI Mulhim, /l qimar; Haqiqatuhu wa Ahkamuhu,hal ZS4.37s Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyarr, jilid XXXV, hal269.

&,,it:

336

Yang menjadi dalil pendapat ini:

1. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu saat melewati orangyang sedang bermain catur, ia berkata,

fs-t-dlt e;A l-)"Patung-patung apakah ini yang kalian tekun berdiamdihadapannya?". (HR. Ibnu Abi Syaibah. Atsar inidinyatakan shahih oleh Imam Ahmad).

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat menunjukkan laranganpermainan catur, karena bisa jadi Ali radhiyallahu 'anhu

melarang mereka bermain catur disebabkan bidakpermainan catur berupa patung kuda, atau dia melarangkarena mereka bermain terlalu lama, karena Alimengataka n, " Kalian tekun berdiam di hadapannya" .

fadi, larangan tersebut bukan karena materi permainannya.

fika bidaknya tidak terdapat salib dan tidak menyerupaipatung orang, ataupun hewan maka main catur boleh376'

2. Dalil yang juga mengharamkan permainan catur bahwapermainan ini sama dengan permainan dadu, yaitu dapatmelalaikan dari melakukan kewajiban shalat:zz.

Tanggapan: Dalil ini juga tidak kuat karena terdapatperbedaan antara permainan catur dengan dadu.Permainan dadu asasnya adalah untung-untungan berbedadengan catur dimana terdapat unsur berfikir danperhitungan untuk memenangkan sebuah permainan378.

Pendapat kedua: Para ulama mazhab hanafi dan syafi'i tidakmengharamkan permainan catur.

Para ulama ini berdalil bahwa tidak ada dalil yang melarangpermainan catur, maka permainan catur boleh karena berguna untukmengasah otak dalam strategi perang yang diajarkan dalampermainan catur. Maka dari sisi ini, permainan catur bisa diqiyaskandengan permainan yang melatih ketrampilan dalam berjihad.

Wallahu a'lam, pendapat yang membolehkan permainan caturlebih kuat, iika larangan-larangan yang diielaskan di atas dihindari.

376 Dr. Sa'ad AsSyatsri,Al Musabqqatwa ahkamuhafisy Syariah,hal228.377 Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, jilid )fiXV, hal 270.

378 Dr. Sa'ad Asy Syatsri, hal228.

337

3.12.5 Hadiah Undian

3.L2.5.1 Kupon Undian (Lottery Ticket)Bentuk kupon undian, yaitu suatu perusahaan atau lembaga resmipemerintah sebuah negara menerbitkan secarik kertas (kupon) yangberisi nomor urut kemudian diiual dengan harga murah. Dalamjangka waktu tertentu diundi dan akan diumumkan nomor kuponyang berhak mendapatkan hadiah uang tunai dalam jumlah yangjauh lebih besar daripada harga kupon.

Terkadang sebagian keuntungan dari penjualan kupon undianini digunakan untuk kepentingan olah raga dan sosial.

Kupon undian ini memiliki berbagai nama. Pada masapemerintahan orde baru pernah diselenggarakan oleh departemensosial dengan nama Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB).

Hukum jual-beli kupon ini jelas qimar [udi). Karena pada saatmembeli kupon, ia tidak tahu apakah akan keluar sebagai pemenangatau tidak fika menang maka ia memperoleh uang tunai yang jauhlebih besar daripada uang harga kupon. fika kalah maka ia akankehilangan uang yang dibayar untuk membeli kupon. Inilah hakikatperjudian.

Apakah penyaluran sebagian keuntungan dari penjualan kuponuntuk kepentingan sosial dan kegiatan keislaman dapat mengubahhukum kupon?

Penyaluran sebagian keuntungan dari penjualan kupon untukkepentingan sosial tidak dapat mengubah hukum haramnya. Karenapemenang judi di masa jahiliyah juga menyalurkan daging unta hasiljudi untuk membantu makanan orang-orang miskin di musim dingin.Meskipun demikian, Allah tetap mengharamkan perjudian dalamAlquran.

Adapun untuk kepentingan kegiatan Islam, sesungguhnya Allahmaha Baik dan hanya menerima harta dari penghasilan yang baikbukan harta haram37e.

Syaikh Utsaimin rahimahullah ditanya tentang hal yang serupadengan ini:

SoaI: Ada sebuah lembaga sosial menjual kupon undian,kemudian diundi dan pemenangnya memperoleh uang tunai dalamjumlah yang besar. Keuntungan penjualan kupon digunakan untuk

37e Dr. Sulaiman AlMulhim, AI qimar; Haqiqatuhu wa Ahkamuhu, hal 539-540,

338

kegiatan Islam dan membantu kaum yang lemah, bolehkahbersedekah dengan cara membeli kupon?

fawab: membeli kupon undian ini termasuk iudi ... Judi yaitusetiap muamalat yang pelakunya tidak mengetahui apakah dio akanuntung atau rugi ketika io melakukan transaksi. Judi hukumnyaharam dan termasuk dosa besar.

Adapun manfaat yang disebutkan penanya tidaklah sebondingdeng on mudharatny a, AIIah berfirman,

"Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan iudi. Katakanlah:"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagimanusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaafiiya". (Al-Baqarah: 2L9).

Ayat ini tidak menafikan manfaat dari periudian, akan tetapidosanya jauh lebih besar, oleh karena itu diharamkan. Sekalipunpembeli kupon berniat memberikan sumbangan untuk kepentinganumum dan sosial. Bahkan sekalipun dia berniat untuk bersedekahdengan membeli kupon untuk mendekatkan diri kepada Allah, niscayaAllah tidak akan menerima sedekahnya. Dan pelakunya telah terkenadosa. Karena Allah adalah Zat yang Moha Baik dan tidak menerimasesuatau kecuali yang baik

Dan sekalipun niatnya untuk membersihkan harta yang didapatdari perjudian dengan cara menyalurkannya untuk kepentinganumum seperti membangun masjid. Karena ini termasuk sebuahkebodohan. Ia sengaja berbuat dosa, kemudian uang hasil yangdiperolah dari perbuatan dosa dibersihkan. Orang biiak tentu tidakmau mengotori dirinya kemudian berusaha membersihkan kotoran.

Oleh karena itu, tidak boleh seseorang mencari harta haramdengan tujuan membiayai program-program yang mendekatkan dirikepada Allah. Dan seorang muslim wajib meninggalkan perbuatanharam,"s0.

3.L2.5.2 Hadiah Undian/Door Prize di Pusat Keramaian

Beberapa tempat keramaian sering memberikan hadiah kepadapengunjung tempat dengan cara peserta diberikan nomor urut yangbercap resmi penyelenggara. Nomor urut dipegang oleh peserta,

380 Fatawa Nuurun aladdarb, iilid II, hal 16.

339

gt-l J# FI u++i ,I

hingga tiba saatnya pengundian pada hari dan tanggal tertentu. fikanomor yang dipegangnya keluar sebagai pemenang maka ia harusmengunjukkan lembaran yang berada di tangannya sebagai buktiuntuk menerima hadiah. Pemberian hadiah ini bertujuan untukmeningkatkan jumlah pengunjung.

Nomor urut tersebut terkadang diberikan cuma-cuma, danterkadang dijual sebagai tiket masuh atau disyaratkan membeliproduk tertentu yang dijual pada pusat keramaian tersebut,kemudian bukti belanja ditukar dengan kupon undian.

Hukum mengikuti undian ini boleh jika kupon diberikan cuma-cuma. Hal ini termasuk hibah kepada pemenang sekalipunpenyelenggara mendapat keuntungan non-materi dalam bentukiklan sponsor. Hal ini semata-mata hibah tidak mengandung unsurriba, gharar, qimar dan tidak ada larangan syar'i 381.

Hukum mengikuti undian jika disyaratkan harus membelikupon adalah haram dan termasuk judi dan gharar. Karena saatmembeli tiket masuk ia tidak tahu apakah akan mendapatkan hadiahyang nilainya jauh lebih besar daripada nilai tiket atau tidak initermasukgharar.

Hukum mengikuti undian ini jika disyaratkan harus membeliproduk barang tertentu diperselisihkan oleh para ulamakontemporer.

Pendapat pertama: Hukum mengikuti undian ini haram,karena dapat dikatakan qimar dan gharar, yaitu: saat pembelimembeli produk tersebut, ia tidak mengetahui apakah ia akanmenang dalam undian atau tidak. fika menang maka dia akanberuntung dan sebaliknya. Pendapat ini didukung oleh dewan fatwaulama kerajaan Arab Saudi.

Tanggapan: Pembeli tidak berada dalam area spekulasiuntung dan rugi. Tetapi ia beruntung jika memenangkan undiankarena telah mendapat barang dengan harga normal danmendapatkan hadiah yang berharga. Dan ia tidak rugi jika tidakmendapatkan hadiah karena dia telah mendapatkan barang yangdibutuhkannya dengan harga normal.

Pendapat kedua: Hukum mengikuti undian ini boleh danhadiahnya halal dengan syarat harga barang yang dijual normal tidakdinaikkan terlebih dahulu dan pembeli membeli barang sesuai

381 Dr. Khalid Al Mushlih,,4I hawafiz attijariyah, hal 150.

340

dengan kebutuhannya agar tidak boros dan tidak terniatmendapatkan hadiah pada saat membeli barang.

Dalil pendapat ini bahwa undian ini sama dengan pemberianhadiah melalui undian. Dan unsur ketidak-jelasan barang (hadiah)dalam akad hibah [hadiah) dibolehkan. Dan tidak ada unsur yangharam dalam muamalat ini. Dengan demikian hukumnya bolehkarena hukum asal muamalat adalah boleh.

Pendapat ini didukung oleh Syaikh Al Utsaimin, Dewan SyariahBaitul Maal wa Tamwil, Kuwait dan dewan Syariah Bank Islam Dubai.

3.L2.6 Pengembalian Barang yang Telah Dibeli

Beberapa toko-toko besar memiliki kiat-kiat tersendiri untukmenarik para konsumen. Di antaranya memberikan fasilitas bahwabarang yang telah dibeli dapat ditukar dengan barang yang lainataupun uang kembali utuh. Cara ini sangat memuaskan parapelanggan, sehingga mereka tertarik berbelanja di toko tersebut.

Pengembalian ini ada beberapa bentuk, ada yang hanya bolehditukar dengan barang lain yang ada di toko tanpa pengembalianuang tunai bila harga sama, dan bila harganya lebih mahal pembelimembayar selisih harganya, atau diberivoucher seharga barang yang

dikembalikan yang dapat digunakan untuk belanja di toko tersebutkapanpun juga. Dan ada juga, uang kembali utuh jika barang yangdibeli masih utuh.

)angka waktunya juga bervariasi, ada yang membatasi t hariuntuk barang tertentu, seperti barang elelrtronih ada juga yangmembatasi 3 hari, 7 hari dan 14 hari. Dan ada juga yang tidakmembatasi waktu pengembalian. Bagaimanakah syariat menyikapifenomena ini?

Pada dasarnya, bilamana syarat-rukun dalam sebuah akad jual-beli terpenuhi maka akad menjadi lazim (niscaya), barang berpindahke tangan pembeli dan uang berpindah ke tangan penjual sertakedua-belah pihak (penjual dan pembeli) tidak dapat lagi menarikdiri dari akad yang telah mereka lakukan.

Hal ini berdasarkan kesepakatan (ijma) para ulama, danberdasarkan firman Allah,

(r3ii\ r+li trlii ortlt Sj ql"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad ifi)"(AlMaidah:1).

34r

Allah memerintahkan untuk memenuhi akad (termasuk akadjual-beli) yang telah dibuat. Perintah untuk memenuhi akadmenunjukkan bahwa akad yang dilakukan bersifat mengikat (lazim),karena jika akad tidak bersifat mengikat maka tidak perludiperintahkan untuk memenuhinya.

Tetapi, dikecualikan dari prinsip dasar di atas, bila terdapatkhiyar (penjual atau pembeli berada dalam masa yang dibenarkanuntuk memilih, melanjutkan, atau membatalkan akad) atau penjualdan pembeli sepakat saling ridha untuk membatalkan akad (fasakh).

KhiyarKhiyar disyariatkan agar kedua-belah pihak benar-benar berfikirdengan jernih untuk melangsungkan akad. Karena sering terjadiseseorang terburu nafsu menjual/membeli kemudian timbulpenyesalan setelah berfikir kembali. Bila dia tidak tahu tentangkhiyar, tentu penyesalannya akan berkepanjangan. Tetapi, dengankhiyar dia masih memiliki kesempatan untuk rujuk dari akad yangdilakukan.

Ada beberapa bentuk khiyar dalam akad jual-beli:

a. Khiyar maielis:

umumnya transakasi dilakukan oleh dua-belah pihak disatu majelis [tempat/ruangan). Bila transaksi telah terjadiselagi mereka masih berada dalam majelis tersebut,masing-masing masih dibenarkan untuk khiyar (memilihmelanjutkan atau membatalkan) akad. Akan tetapi bilasalah satu dari keduanya meninggalkan tempat maka akadmenjadi lazim.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda

,115i\;i u ,LaJ.1 sLi$t>qK [ll: st-^<* ,J lril

4 , J l-i3 -. Gi: ,:G. J-. ..J V,

aS7 ,l,ir i 153_e:

(La63+l

"Penjual dan pembeli dibenarkan melakukan khiyar selagimereka berada dalam satu majelis dan belum berpisah. Jikakeduanya jujur dan saling terbuka niscaya akad merekadiberkahi dan jika keduanya berdusta dan saling menutupicacat (barang) niscaya dicabut keberkahan dari akad yangmereka lakukan". (HR. Bukhari-Muslim).

342

Bagaimana akad yang dilakukan tidak dalam satu majelis,seperti akad yang dilakukan dengan menggunakan teleponatau internet, bagaimanakah menentukan akhir bataskhiyar majelis?

Kasus ini telah dibahas oleh Majma' AI Fiqh AI Islami (divisifikih OKI) dengan keputusan No. 52 (3/6) tahun 1990.Bahwa yang menjadi ukuran majelis adalah waktupercakapan. Selama percakapan masih terjadi walaupuntemanya tidak lagi berkenaan tentang akad tersebut,mereka masih dianggap satu majelis. Dan majelis berakhirdengan berakhirnya percakapan. Dan untuk akad viainternet berakhir dengan ditutupnya program yangdigunakan dalam akad.

b. Khiyar syarat:

Misalnya:

A membeli rumah tipe 45 dari B. Pada saat akadberlangsung A mengajukan syarat agar diberitenggang wal<tu berfikir selama beberapa hari. Selamawaktu yang disyaratkan, kedua-belah pihakdibenarkan memilih antara meneruskan akad ataumembatalkannya. Sekalipun uang sudah diserahkan Akepada B. Bila A mundur, B wajib menyerahkan uangA yang telah diterimanya. Begitu iuga sebaliknya.

Bolehnya khiyar syarat berdasarkan sabda Nabi shallallahu'alaihi wasallam,

,i)i -?f Gfi.il ,.n!r):x & S_.,ql"rl(EIF

" Orang - or ang islam itu memenuhi p erj anj ian (p ersy ar atan)yang mereka buat, kecuali perjanjian mengharamkan yanghalal atau menghalalkan yang harom". (HR. Tirmizi. Hadisini dinyatakan shahih oleh Al-Albani).

Namun, bila sampai waktu yang telah disepakati tidak adatindakan yang dilakukan oleh kedua-belah pihak maka akad menjadilazim.

Batas Maksimal Khiyar Syarat

Para ulama berbeda pendapat tentang batas maksimal khiyar syarat.

Pendapat pertama: Khiyar syarat tidak boleh lebih dari tigahari semenjak akad dilakukan, karena seluruh hadis-hadis yang

343

berkenaan dengan khiyar syarat tidak lebih dari 3 hari. Dan waktuselama 3 hari dianggap cukup untuk berfikir. Pendapat inimerupakan mazhab hanafi dan syaf i.

Di antara dalil pendapat ini, diriwayatkan oleh Ibnu Majahbahwa ada seorang sahabat mengadu kepada Nabi Shallallahu'alaihiwa sallam, ia sering tertipu berjual-beli, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

Co. l-OIJ

3il-it.,i)+'i ;166 ,c.,;4u c,:i ti1>>

,jli ,,J$ &x Jl;+l!,&Iy.tG i- rt'l)H145. l;

Bila engkau membeli katakanlah, "Tidak boleh menipu! Kemudian,barang yang telah dibeli boleh dikembalikan selama tiga hari. Jikaengkau rela tahan barangnya (jangan dikembalikan), Dan jika engkautidak rela maka barang dapat engkau kembalikan kepadapenjualnya". (Hadis ini dinyatakan Hasan oleh Al-Albani).

Pendapat kedua: Tidak ada batas maksimal lamanya khiyarsyarat selama kedua-belah pihak saling ridha. I(arena khiyar syaratadalah hak kedua-belah pihak. Maka waktunya terserah merekaberdua. Dan karena sebagian barang butuh waktu untuk berfikirlebih dari 3 hari.

Adapun hadis-hadis khiyarselama 3 hari, melainkan hanyaterjadi di masa itu selama 3 hari.Hanbali.

Dan sepertinya pendapat ini lebih kuat berdasarkankeumuman sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam,

,,e-e!r-* .ria rJ "4:,*JtJp"Orong-orang islam itu memenuhi perjanjian (persyaratan) yangmereka buat". (HR. Tirmizi. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Dan untuk masa sekarang, pendapat ini lebih tepat, karenabanyak jenis barang yang tidak dapat diketahui cacatnya dalam masatiga hari. Blla khiyar syarat hanya boleh selama 3 hari maka pembeliakan terzalimi. Wallahu o' Iam.

Milik Siapakah Nilai Tambah Barang Selama Khiyar Syarat?

|umhur ulama mengatakan bahwa nilai tambah objek akad selamakhiyar syarat yang tidak bisa dipisahkan merupakan milik penjual,sedangkan nilai tambah yang bisa dipisahkan menjadi milik pembeli.

syarat tidak membatasi waktumenjelaskan bahwa khiyar yangPendapat ini merupakan mazhab

a

344

Misalnya:

A membeli sapi milik B dengan khiyar syarat selama 15hari. Sapi diterima A dan uang diterima B. Selama 15 hariitu susu sapi diperah oleh A, karena sapi telah menjadimiliknya. Andai akad tidak jadi, B tidak boleh memintaharga susu yang telah diperah oleh A. Sesuai dengansabda Nabi shallallahu' alaihi wasallam,

(cutlL tr>rt,"Keuntungan adalah milik orong yang menonggungbarang yang dibeli". (HR. Abu Daud dan Tirmizi. Hadis inidinyatakan hasan oleh Al-Albani).

Maksudnya: andai sapi tersebut mati maka yangmenanggung adalah A, karena dia yang menanggungmaka dia berhak menikmati keuntungan yang terpisahdari barang tersebut.

Adapun nilai tambah yang tidak terpisah, seperti sapi menjadigemuk, maka nilai tambah itu milik penjual andai akad tidak jadi,

karena nilai tambah tersebut tidak bisa dipisahkan dengan barangmaka dia mengikut barang yang menjadi milik penjual.

c. Khiyar aib

yaitu: khiyar karena tertipu atau mendapati barang dalamkeadaan cacat. Seperti; membeli barang lebih tinggi dariharga pasar, misalnya, harga sepatu senilai 100 ribu rupiah,akan tetapi dia beli dengan harga 150 ribu rupiah, karenatidak pandai menawar.

Atau barang yang dibeli cacat, misalnya, ia beli susu

ternyata sudah kadaluwarsa.

Atau barang itu dipoles seolah-olah tampak bagus danharganya tinggi, misalnya, beli mobil dengan cat yangmulus, ternyata bekas tabrakan. Maka pembeli berhakmengembalikan barang walaupun akad telah mengikat danwalaupun dia tidak meminta khiyar syarat.

Salah seorang sahabat Nabi shal/allahu 'alaihi wa sallam seringtertipu bila membeli, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallammenasehatinya untuk selalu mengucapkan, "Tidak boleh menipu",andai kemudian dia tertipu dia berhak meminta uangnya kembali.(HR. Bukhari-Muslim).

345

Di beberapa toko sering kita dapati pada bukti pembayarantulisan, "Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan".Bagaimana Islam menyikapinya?

Pernyataan itu dari satu sisi benar, karena akad setelah khiyarmajelis berakhir menjadi lazim. Dan di sisi lain tidak benar bilaternyata barang tesebut cacat atau harganya di atas harga pasar ataudipoles sedemikian rupa sehingga harganya begitu tinggi, karena initermasuk khiyar aib.

Hukum Fasilitas Pengembalian Barang yang Telah DibeliDari penjelasan tentang khiyar jelas bahwa boleh hukumnyapersyaratan yang dibuat oleh toko-toko besar bahwa pembeli dapatmengembalikan barang ataupun menukarnya selama tenggangwaktu yang diberikan. Hal ini termasuk khiyar ryarat, boleh lebihatau kurang dari 3 hari berdasarkan pendapat yang terkuat.

Namun, bagaimanakah hukum fasilitas pengembalian barangyang tertera pada struk belanja bahwa barang dapat dikembalikankapan saja (tidak dibatasi waktunya)?

Hukumnya tergantung hukum khiyar yang tidak dibatasiwaktunya, kapanpun pembeli ingin mengembalikan barang akanditerima oleh penjual.

Hampir seluruh para ulama berpendapat bahwa khiyar initidak sah, disebabkan beberapa hal:

a. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang jual beligharar. Dan dalam akad ini terdapat ketidak-jelasanwaktu khiyarnya, maka kasus ini termasuk dalam jual belighararyang diharamkan, sekalipun mereka saling ridha.

b. Persyaratan khiyar dengan waktu yang tidak dibatasibertentangan dengan tujuan jual-beli, karena jual-belibertujuan untuk terjadinya perpindahan barang dan uangdari satu pihak ke pihak lainnya, sehingga kedua belahpihak dapat leluasa menggunakan barang yangdipertukarkan. Dan bila khiyar tanpa batas waktudibolehkan akan berakibat penjual sulit untukmembukukan keuntungan penjualan38z.

382 Dr. Khalid Al Mushlih, /l hawafiz attijariyah,halZ?T.

346

Persyaratan Agen kepada Distributor "Barang Yang tidak LakuDapat dikembalikan"

Termasuk dalam permasalahan ini persyaratan agen kepadadistributor bahwa barang yang telah dibeli agen dari distributorkalau tidak laku dapat dikembalikan kapanpun juga dengan hargayang sama pada saat jual.

Persyaratan ini tidak dibenarkan oleh mayoritas para ulama.

Ibnu Qudamah berkata,"Pergtaratan bahwa barang yang telahdibeli bila tidak laku dijual dapat dikembalikan ... adalah persyaratanbadlt383.

An Najdi berkata, "Pembeli mensyaratkan, jika barang yangdibelinya laku maka pembelian diteruskan dan jika tidak laku makadia dapat mengembalikan barang. Persyaratan ini batal danjualbelinya sqfi"384.

Dan ini juga pendapat komite tetap fatwa kerajaan Arab Saudi,no fatwa: 19637. Yang berbunyi, "Bfla pembeli mensyaratkan bahwabarang yang dibelinya kalau ia nantinya mengalami kerugian padasaat menjualkan lagi barang tersebut maka kerugian ditanggung olehpenjual pertama atau persyaratan kalau barang tidak laku dapatdikembalikan ... persyaratan ini batal dan jual belinya 54ftrr385.

Pengecualian

Para ulama mengecualikan emas dan perak. fika emas atau perakyang menjadi objek barang jual-beli maka tidak boleh ada khiyarsyara! karena jual-beli emas dengan uang berarti menukar barangyang sama illat ribanya, yaitu tsamaniyah. Maka agar tidak terjadiriba ba'i tukar menukar harus terjadi tunai. Sedangkan persyaratankhiyar bermakna bahwa masih ada ikatan antara penjual danpembeli. Seolah-olah akad jual-beli tidak tunai karena masih adaikatan antara penjual dan pembeli.

Dengan demikian, agar akad iual-beli ini terbebas dari ribamaka tidak boleh ada khiyar syarat bahwa barang yang dibeli bolehdikembalikan dalam beberapa hari, sekalipun mereka saling ridha.Karena persyaratan yang menghalalkan yang haram tidakdibolehkan.

Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam bersabda,

383 Al Mughni, jilid VI. hal 325.

38a Hasyiyah Raudhul Murbr', jilid IV. hal402.38s Fatawa Lajnah,jilid XIII. hal 198.

347

'U4 5,iii -?f Gfi.i! ,fo.!r jx e or,tg*lllry(l-11-,,;ls

"Orang-orang islam itu memenuhi perjanjian (persyaratan) yangmereka bual kecuali perjanjian mengharamkan yang halal ataumenghalalkan yong haram". (HR. Tirmizi. Hadis ini dinyatakanshahih oleh Al-Albani).

3.12.7 Diskon (Potongan Harga)

Diskon adalah potongan dari harga pasar atau dari harga barangyang telah ditetapkan oleh pemerintah. Potongan harga ini diberikanoleh penjual untuk meningkatkan peniualannya.

Sebelum menjelaskan tentang diskon perlu dijelaskan hukumpenetapan harga barang oleh pemerintah yang dari harga itubolehkah pedagang memberikan potongan atau tidak?

Pada dasarnya Islam melarang pemerintah turut campur dalampenetapan harga barang. Harga sebuah barang diserahkan kepadahukum ekonomi ketersedian barang dan besarnya permintaan yangdiatur oleh Allah berdasarkan hikmahNya. Harga pasar sebuahbarang tersebut berdasarkan kerelaan kedua belah pihak yangbertransaksi. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

<1etjdtr U[Jl uul,"Jual-beli berdasarkan kerelaan kedua belah pihak". (HR. Ibnu

Majah dan dishahihkan oleh Al Albani).

Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wo sallam tidak beranimenetapkan harga barang. Beliau bersabda,

"Sesungguhnya, hanya Allah yang menetapkan harga, Dia Yangmenahan, Dia Yang menghamparkan dan Dia Yang memberi rezki.Sesungguhnya aku berharap dapat menemui Allah (di akhirat) tanpaseorangpun menuntut balasan kezaliman yang aku lakukan terhadapharta dan jiwa (karena menzalimi pedagang dengan menetapkanharga yang tentunya mengurangi laba untuk mereka)". (HR. Abu Daud,dinyatakan shahih oleh Al Albani).

Namun, pada kondisi dan jenis barang tertentu, seperti bahanmakanan pokok, bahan bakar yang berkaitan dengan hajat orangbanyak yang bila tidak diambil kebijakan oleh pemerintah untuk

348

,rl ,1!).tl J

penetapan harganya dikhawatirkan para pedagang akan menzalimirakyat banyak, sebagian para ulama dari mazhab Hanafi, Maliki danHanbali membolehkan kebijakan ini demi meniaga kestabilan sosialmasyarakat dan mewujudkan keadilan386.

Setelah mengetahui hukum penetapan harga barang olehpemerintah akan dijelaskan hukum memberikan diskon hargabarang.

Hukum diskon berkaitan erat dengan permasalahan klasikyang dibahas para ulama tentang hukum meniual barang di bawahharga pasar. Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat.

Pendapat pertama: tidak boleh menjual barang dan jasa dibawah harga pasar. Ini pendapat ulama mazhab Maliki.

Pendapat ini berpegang kepada atsar bahwa Umar bin Khattabmelewati Hatib bin Abi Balta'ah radhiyallahu anhuma yang sedangmenjual anggur kering di pasar. Maka Umar berkata kepadanya,"Naikkan harganya, atau silahkan meninggalkan pasar". (HR. Malik).

Dalil ini tidak kuat karena dalam riwayat Baihaqi Umarradhiyallahu anhu rujuk dari pendapatnya dan mendatangi Hatib dirumahnya, seraya berkata, "ltu bukanlah keputusan dan perintahku,aku hanya ingin memberikan kebaikan kepada para penduduk negri.Maka juallah sekehendakmu dan sesukamu".

Diantara dalil pendapat ini juga: bahwa diskon yang diberikansebagian pedagang dapat memberikan kemudharatan kepada parapedagang yang lain.

Dalil ini juga tidak kuat: karena sekalipun diskon inimenyebabkan kemudharatan bagi para pedagang yang lain, akantetapi diskon mengangkat kemudharatan bagi para pembeli yang

mereka adalah masyarakat umum. Dalam kaidah fikih dinyatakan,

erilr J:)tlr i.l i-l.:.ll 3Ft ax^4"Kemudharatan untuk suatu kelompok ditanggung demi

m e n g ang katkan kemu dh a r a ta n b ag i kh al ay ak r om ai" .

Pendapat kedua: boleh menjual barang di bawah harga pasar

selagi tujuan pedagang tersebut bukan untuk menghancurkanpedagang lainnya. Ini merupakan pendapat mayoritas para ulamamazhab.

Dalil dari pendapat ini, sabda Nabi shallallahu alaihiwa sallam:

386 Dr. Khalid Al Mushlih, AI h awafiz attijariyah,hal162.

349

(sj:iil tlls ,rsfit tit3 ,3li l-il E-u" )i-,1 d' ,t_j,"Allah merahmati seseorang yang menjual, membeli dan

membayar utang deng an hati yang murah" . (HR. Bukhari).

Dan penjual yang menurunkan harga barangnya berartipenjual yang dirahmati Allah.

fuga dalil pendapat ini bahwa harga barang merupakan hakpara pemilik barang. Maka seorang penjual berhak menjual barangdengan harga yang dikehendakinya selama ia ridha.

Wallahu a'lem, pendapat kedua adalah pendapat yang terkuatdalam masalah ini, yaitu boleh memberikan diskon harga kepadapara pembeli. Karena hukum asal jual-beli adalah boleh.

Setelah menjelaskan hukum diskon, bagaimana hukumnyakartu diskon, apakah sama dengan diskon atau tidak? Ini yang akandibahas pada pembahasan selanjutnya.

3.12.8 Kartu Diskon (Kartu Member)Kartu diskon, yaitu: kartu yang pemegangnya mendapat potonganharga khusus pada saat berbelanja di beberapa toko yang telahmenyepakati sebelumnya untuk memberikan potongan harga.

Berdasarkan pihak yang menerbitkannya kartu diskon dapatdibagi menjadi dua bagian:

a. Kartu diskon bersifat umum. Kartu diskon jenis iniditerbitkan oleh perusahaan jasa iklan. Perusahaantersebut mencari toko-toko/perusahaan yangmemproduksi barang maupun jasa yang mau memberikandiskon bagi setiap pembeli yang menunjukkan kartu diskonyang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Laluperusahaan penerbit kartu mengirim buletin secara berkalakepada setiap anggotanya yang tertera nama-nama tokoyang memberikan diskon kepada pemegang kartu.

Untuk mendapatkan kartu tersebut, calon anggotamendaftarkan diri pada perusahaan penerbit danmembayar iuran keanggotaan.

b. Kartu diskon khusus. Kartu diskon ini diterbitkan olehsebuah perusahaan jasa/barang, seperti toko buku. Makasetiap kali pemegang kartu berbelanja di toko tersebut ataucabangnya akan diberikan potongan harga khusus.Keuntungan penerbitan kartu ini bagi pihak toko adalahmenarik pembeli serta mengikatnya agar selalu membeli

350

kebutuhannya pada toko tersebut sekalipun untungnyalebih kecil.

Untuk mendapatkan kartu diskon jenis ini, calon anggotamendaftarkan diri pada toko penerbit dan membayar iurankeanggotaan. Terkadang tanpa ditarik iuran keanggotaanhanya sekedar uang pendaftaran sebagai imbalan hargapenerbitan kartu.

Hukum Karhr DiskonPara ulama kontemporer sepakat bahwa boleh hukumnyamenerbitkan, serta menggunakan kartu diskon yang diberikan cuma-cuma kepada para pelanggan, seperti kartu diskon yang diterbitkanoleh beberapa maskapai penerbangan yang pemegangnya berhakmendapat berbagai fasilitas, misalnya, potongan harga tiket.

Ini merupakan keputusan Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikihOKI), No. 127 (1,1L4) tahun 2003, yang berbunyi, "Kartu diskon yangditerbitkan oleh hotel, maskapai penerbangan dan beberapaperusahaan yang memberikan fasilitas yang mubah bagi pemegangkartu yang telah memenuhi poin tertentu, hukumnya boleh jika kartudiberikan cttma- cumo" .

Hal ini dibolehkan karena akad yang terjadi antara penerbitkartu dan pemegang kartu adalah akad hibah, maka sekalipun asas

kerja kartu diskon mengandung unsur gharar disebabkan ketidak-jelasan potongan harga barang yang didapatkan dan berapabesarnya potongan saat menerima kartu, tidak mempengaruhikeabsahan akad. Sebagaimana yang telah dijelaskan.

Adapun Kartu diskon yang pemegangnya disyaratkanmembayar iuran keanggotaan atau membeli kartu tersebut makaterdapat perbedaan pendapat para ulama kontemporer.

Pendapat pertama: Menurut Dr. Sami As Suwaylim hukumnyaboleh. Karena uang iuran tersebut adalah sebagai imbalan untukpihak pengelola/penerbit kartu atas jasa mencari potongan hargadari perusahaan yang menjual barang/jasa serta kemudianmemberitahukannya kepada pemegang kartu. Dan upah atas kerjaini hukumnya halalaaz.

Tanggapan: Pendapat ini tidak kuat, karena jasa yangdiberikan oleh penerbit kartu mengandung unsur gharar,disebabkan pemegang kartu saat membayar iurankeanggotaan/membeli kartu diskon ia tidak tahu berapa potonganharga yang akan dia dapatkan dan dari barang apa saja. Lalupemegang kartu juga tidak tahu apakah uang yang ia bayarkan lebih

387 Dr. Sami As Suwailim, konsultasi Syariah www.islamtoday.com

351

besar daripada potongan harga yang ia dapatkan saat berbelanja. fikauang yang ia bayarkan lebih besar dari potongan harga berarti iatelah rugi, dan sebaliknya. Ini jelas termasukgharar dan qimar.

Selain gharor, kartu diskon jenis ini juga mengandung unsurriba ba'i, di mana pemegang kartu menukar uang iuran keanggotaandengan uang potongan harga barang/jasa yang sejenis namunberbeda nominalnya dan tidak tunai388.

Oleh karena alasan di atas, maka lembaga-lembaga fikihinternasional telah mengeluarkan fatwa mengharamkan kartudiskon.

AI Majma'Al Fiqhiy AI Islami (divisi fikih Rabithah Alam Islami)dalam rapat tahunan ke-XVIII menfatwakan:

"Setelah membaco, menelaah serta mendiskusikan penelitian-penelitianyang diajukan ke majelis tentang hukum kartu diskon makadiputuskan: tidak boleh menerbitkan serta membeli kartu diskon. Jikauntuk mendapatkan kartu, pemegang ditarik iuran keanggotaan atauuang administrasi. Karena kartu ini mengandung unsur gharar,sesungguhnya pada saat pemegang kartu memberikan uang kepadapenerbit kartu, ia tidak tahu apakah akan mendapatkan imbalan dariuang yang ia berikan atau tidak. Pada saat itu pemegqng kartu telahmengalami kerugian, namun ia belum tentu mendapatkan imbalankelak atas uang pembayaran kartu".

Majma' AI Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI) juga mengharamkandengan keputusan No. L27 (L / 14) tahun 2003, yang berbu nyi, " Kartudiskon yang diterbitkan oleh hotel, maskapai penerbangan danbeberapa perusahaan yang memberikan fasilitas yang mubah bagipemegang kartu yang telah memenuhi poin tertentu, hukumnya bolehjika kartu diberikan secara cuma-cuma. Adapun jika pemegang kartuditarik iuran atau uang jasa maka hukum kartu itu tidak boleh karenamengandung unsur gharar" .

Lembaga Fatwa kerajaan Arab Saudi juga mengharamkan kartudiskon, fatwa No. 19114, yang berbunyi:

"Setelah dipelajari tentang kartu diskon maka diputuskan bahwakartu diskon hukumnya tidak boleh; baik menerbitkan ataupunmemilikinya, b erdasarkan dalil- dalil b erikut:

Pertama: kartu ini mengandung unsur gharar dan spekulasi,karena membayar iuran keanggotaan ataupun uang administrasiuntuk mendapatkan kartu tidak ada imbalannya. Karena terkadang

388 Dr. Abdullah As Sulmi, konsultasi Syariah www.islamtoday.com

352

berakhir masa berlaku kartu namun pemegangnya sama sekali belummenggunakannya atau ia menggunakannya namun potongan yangdidapat tidak seimbang dengan uong yang dibayar kepada penerbitkartu, hal ini merupakan gharar dan spekulasi. Allah berfirman,

(&ritr+ F+ Src trt3i3 i rsur oitl sj ql"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakanharta sesamomu dengan jalanyang batil". (An Nisaa: 29).

Catatan: Dari penjelasan lembaga-lembaga fatwa tersebutdapat dipahami bahwa kartu yang pemegangnya diharuskanmembayar iuran keanggotaan atau uang administrasi tidakdibolehkan. Tetapi, jika uang yang ditarik dari pemegang kartu hanyasebatas uang penggantian biaya pembuatan kartu yang nyata-nyatadibutuhkan untuk menerbitkan kartu dan pihak penerbit sama sekalitidak mengambil keuntungan dari penerbitan kartu tersebut, baikjasa perantara atau apapun namanya maka hal ini dapat disamakandengan penerbitan kartu secara gratis. Dan hukumnya disepakatioleh para ulama kontemporer boleh.

3.L2.9 Multi Level Marketing (MLM)

Multi Level Marketing yang lebih dikenal dengan MLM adalah,"sebuah sistem penjualan langsung, di mana barang dipasarkan olehpara konsumen langsung dari produsen. Para konsumen yangsekaligus memasarkan barang mendapat imbalan bonus. Bonustersebut diambil dari keuntungan setiap pembeli yang dikenalkanoleh pembeli pertama berdasarkan ketentuan yang 6li2tu1r'38e.

Karena dipercaya dapat memberikan keuntungan yang cukupbesar kepada perusahaan, dewasa ini, berbagai jenis barang marakdipasarkan dengan menggunakan marketing pola MLM, perhiasan,program komputer, minuman suplemen, kosmetih kaset-kaset islamidan lain-lain.

Semenjak pemasaran barang pola MLM masuk ke negeri-negeriIslam para ulama telah berbeda pendapat tentang hukumnya.

Pendapat pertama: MLM hukumnya mubah (boleh).

Ini merupakan pendapat Lembaga fatwa Al Azhar, Mesir.Karena dianggap sama dengan samsarah (perantara antara penjualdan pembeli/calo).

38e Dr. Husein Syahrani,.AtTa swiq AtTijary wa Ahkamuhu fil Fiqh al Islami, hal 502.

353

Berikut teks soal-jawab tentang perusahaan "BIZNAS" salahsatu perusahaan program komputer di timur tengah yang berdiripada tahun 2001, berpusat di Kesultanan Oman, yang menggunakansistem MLM dalam memasarkan produknya. Pada tahun 2008perusahaan ini telah memiliki 110.000 anggota yang tesebar di 50negara.

Soal: Sebuah perusahaan yang berpusat di Oman barumembuka cabang di Mesir, bernama "BIZNAS". Perusahaan inimenjual program panduan belajar komputer, mencakup programpanduan menggunakan komputer, internet, panduan serviskomputer dan program-program pembelajaran lainnya, selalu diupdate melalui situs resmi perusahaan, dijual seharga $90.

Pada saat pembelian produk, pembeli memperoleh programatau dapat menjualnya kembali. Selain itu dia mendapat kesempatanuntuk bergabung dalam jaringan untuk meraih keuntungan dengancara memasarkan barang kepada orang-orang terdekat. Karena diatelah berusaha meyakinkan pihak lain untuk membeli produk danjuga telah membeli produk dan juga dia melatih orang-orang yangmembeli produk melaluinya untuk menggunakan produk danmemasarkan ke pihak lain. Pada saat ia mendapatkan 9 orangpembeli produk baik langsung maupun tidak dengan syarat 2 orangpembeli produk langsung melaluinya maka perusahaan akanmemberikan bonus sebagai motivasi agar terus memasarkan produkdan dia akan terus menerima bonus selama orang membeli produkmelalui jaringannya.

Pertanyaan saya, apakah boleh menerima bonus sebagaiimbalan atas usaha memasarkan barang serta melatih para pembelibaru?

fawab: Setelah menelaah pertanyaan yang disampaikan makadewan memutuskan, "Usaha yang dilakukan yaitu: sebagai perantaraantara produsen dan konsumen untuk memasarkan barang. Usaha initermasuk samsarah, dan samsarah sebagaimana dijelaskan oleh paraahli fikih: bahwa apabila tidak terdapat penipuan, kezaliman ataumenjelaskan barang tidak sesuai dengan hakikatnya pada saatmemasarkan barang/jasa maka uang hasil usaha sebagai perantarahalal dan sama sekali tidak ada keraguan".

Fatwa ini ditanggapi oleh banyak para peneliti ekonomi Islam.

Menurut Dr. Husein Syahrani dalam disertasinya yang diajukanke Fakultas Syariah, Universitas Islam Al Imam Saud, Riyadh, ArabSaudi yang berjudul '7t Taswiq At Tijary wa ahkamuhu fil Fiqh AI

354

Islami" bahwa fatwa ini tidak berarti membolehkan sistem MLMsecara mutlah disebabkan beberapa hal:

a. Fatwa tersebut berdasarkan deskripsi yang disampaikanpenanya tanpa mengkaji ulang secara langsung sistem yangdigunakan perusahaan yang bersangkutan, sebagaimanadiielaskan pada pembukaan fatwa.

Padahal kalau penanya menjelaskan hal-hal yang dapatmempengaruhi hukum MLM kemungkinan fatwanyaberbunyi lain, seperti bahwa pembelian produk merupakansyarat untuk dapat memasarkan barang dan meraih bonus,lalu tujuan utama orang membeli produk untuk ikut MLMadalah meraih bonus yang dijanjikan, perbandingan bonusyang dijanjikan sangat jauh dibandingkan dengan hargaproduk dan usahanya memasarkan barang.

Misalnya, BIZNAS menjanjikan bonus sebanyak lima puluhribu Dollar Amerika di akhir tahun, padahal harga produktidak lebih dari $99,- dengan perbandingan O,3o/o hargaproduk dan bonus 99,7o/o ini pasti membuat setiap orangyang membeli produk serta ikut jaringan bertujuanmendapatkan bonus dan bukan menginginkan produk,karena ternyata program-program yang dijual oleh BIZNASdapat diperoleh dari beberapa situs di internet secaragratis, serta usahanya untuk meraih bonus hanya cukupmemasarkan produk kepada dua orang di bawah tingkatan,kemudian dua orang di bawah mencari dua orang lagi danseterusnya.

Iuga tidak dijelaskan dalam pertanyaan bahwa untukmendapatkan bonus disyaratkan bahwa 9 penjualan harusberasal dari downline jalur kiri-kanan seimbang, 5penjualan dari downline kanan dan 4 dari kiri atau 6-3, jikaseluruh penjualan hanya dari satu jalur saja maka bonusgagal diperoleh sekalipun ribuan penjualan.

b. Fatwa ini tidak membolehkan secara mutlak akan tetapiberkait yaitu tidak terdapat penipuan, kecurangan dankezaliman dalam memasarkan produk.

Persyaratan ini tidak terpenuhi dalam praktik MLM, karenakenyataanny4 pada saat memasarkan produk dan sekaligusmerekrut downline selalu dipenuhi kecurangan, penipuandan kezaliman. Di mana upline menjanjikan bonus yangsangat besar kepada calon pembeli, padahal yangmendapatkan bonus itu hanya 60/o saja dari seluruh

355

anggota, ini namanya spekulasi tingkat tinggi [udi), denganjanji itu pembeli bersedia membeli produk yang harganyajauh lebih mahal dibandingkan harga sebenarnya, bahkanproduk BIZNAS dapat diperoleh secara gratis, ini adalahkezaliman dan kecurangan dalam penjualan produk

c. Fatwa yang menganggap MLM sama dengan samsarah(calo) tidaklah tepat karena terdapat perbedaan yangmendasar antara MLM dan samsarah3eo:

Samsarah fcalo) MLM

Untuk menjadiperantara tidakdisyaratkan harusmembeli produkterlebih dahulu.

Untuk menjadi anggota MLM diharuskanmembeli produk. Ini termasuk dalamlarangan Nabi shallallahu 'alaihi wasollam, dua jual-beli dalam satu jual beli,yaitu: untuk bisa memasarkan barang diaharus melakukan (1 akad ijarah) dan diaharus membeli barans fl akad bat).

Perantara (agen)mendapat imbalandari setiap barangyang dijualnyakepada siapapun.

Dalam MLM, seseorang mendapat bonusjika menjual barang kepada dua orangkemudian dua orang itu menjual baranglagi kepada dua orang dan begituseterusnya. Iika persyaratan ini tidakterpenuhi, bonus tidak akan didapat.

Upah yang diterimaoleh perantara jelasjumlahnya; denganpersentase hargabarang atau denganupah tetap.

Upah (bonus) yang akan diterima olehpenjual produk MLM tidak jelas dan initermasukgharar

Pendapat kedua: MLM hukumnya tidak boleh (haram).

Ini merupakan pendapat mayoritas para ulama kontemporer,iuga fatwa dewan ulama kerajaan Arab Saudi, keputusan Lembagafikih Islam di Sudan dan fatwa pusat kajian dan penelitian Imam Al-Albani, Yordania.

Menurut Dr. Sami As Suwaylim (Direktur PengembanganKeuangan Islam di Islamic Development Bank, feddah dan bekasanggota dewan syariah bank Al Rajhi, Riyadh) dalam sebuahpenelitiannya mengatakan bahwa MLM adalah perpaniangan dari

3e0 Dr. Husein Syahrani, ^At Taswiq At Tijary wa Ahkamuhu fil Fiqh, hal 525-528.

356

Stramid schemefLetter Chain (pengiriman uang secara berantai)yang berasal dari Amerika.

Tatkala pemerintah setempat melarang praktik ini karenadianggap sebagai penipuan maka sistem ini dikembangkan denganmemasukkan unsur barang/produk agar mendapat legalitas daripemerintah.

Sangat ironis sekali, jika saia negara yang menganut sistemliberal dalam ekonominya -menghalalkan riba dan judi- telahmelarang praktik ini kenapa juga ulama Islam masih ragu-ragumenjatuhkan hukum praktik ini.

Ide asas kerja MLM adalah sebagai berikut:

A menyerahkan uang sebanyak $100 kepada sebuahperusahaan dengan harapan mendapatkan bonus yang iauhlebih besar dari nominal uang yang dibayar ke perusahaan

tersebut. Agar A mendapat bonus, dia harus mencari duaorang yang mau menyerahkan uang $100 kepada sebuahperusahaan itu untuk menutupi uang A $100 dan agar dapatbonus serta sisanya merupakan laba bagi perusahaanpengelola. Kemudian B dan C yang telah membayar masing-masing $L00 ke perusahaan melalui perantara A agaruangnya kembali dan mendapat bonus masing-masing harusmencari dua orang yang mau menyerahkan uang $100.Maka jumlah orang pada level ini empat orang, begitulahseterusnya hingga skema piramida ini membesar, di manajumlah peserta di tingkat bawah lebih banyak daripadajumlah tingkat atas.

Yang pasti, semakin lama berjalan maka semakin susah

untuk merekrut orang baru yang mau menyerahkanuangnya kepada perusahaan pengelola dan pada suatu saatsampai pada kondisi stagnan, tidak bergerak. Maka dapatdipastikan orang-orang yang berada pada tingkat akhirmengalami kerugian dan jumlah anggota pada tingkat iniadalah peserta terbanyak.

Ini adalah sebuah penipuan, yaitu: memberikan keuntunganuntuk sedikit orang dan merugikan orang banyak. Dalam hitunganmatematika persentase anggota yang mengalami kerugian mencapai

94o/o sedangkan anggota level atas yang meraih keuntunganhanyalah 60/o saja.lni sangat ielas merupakan penipuan.

Oleh karena itu, pemerintah Amerika telah melarang pral<tikPyramid Scheme. Namun agar sistem ini dapat diakui oleh

357

pemerintah maka pihak pengelola memasukkan produk sebagaikedok Dan namanya diubah menjadi Multi Level Marketing, DirectSelling dan lain-lain3e1.

Hukum pyramid scheme jelas haram, karena mengandungunsur riba ba'i, yaitu: menukar uang sejenis dengan cara tidak tunaidan tidak sama nominalnya, juga mengandung unsur gharar, yaitu:saat seseorang bergabung dengan sebuah jaringan pyramid schemedia tidak tahu apakah uang yang telah dibayarkannya akan kembaliditambah bonus, karena dia berada di tingkat atas atau uang danbonusnya hilang karena statusnya berada pada tingkat bawah.

Bila hukum ini telah disepakati, maka selanjutnya yang perludikaji apakah penyertaan sebuah barang/produk ke dalam sistem inidapat mengubah hukum MLM menjadi halal atau tidak?

Seseorang yang bergabung dengan MLM ada 3 macam:

a. Seseorang yang murni bertujuan untuk menjadi perantaraantara produsen dan konsumen (agen) dengan sistemMLM.

Perantara ini tidak dapat menjualkan produk sebagaimanalayaknya perantara dalam sistem marketing biasa, yaitubarang diambil terlebih dahulu berdasarkan kepercayaankemudian ia mendapat upah sekian persen dari hasilpenjualan. Akan tetapi ia diharuskan terlebih dahulumembeli salah satu produk tersebut.

Proses ini jelas dilarang dalam Islam karena terdapat duaakad dalam satu akad.

Dan tujuan di balik persyaratan perantara harus membelisalah satu produk terlebih dahulu perlu dicermati. Karenapersyaratan ini merupakan indikasi kuat bahwa produkhanya sebatas kedok untuk melegalkan Pyramid Scheme.Karena bila ia hanya sebatas perantara tanpa membeliproduk maka mata rantai Pyramid Scheme akan terputus.Dengan demikian pengelola jaringan akan mengalamikerugian, karena bonus yang diberikan jauh lebih besardari pada hasil penjualan barang.

b. Seseorang yang bertujuan membeli produk saja tanpaambil peduli dengan bonus yang dijanjikan perusahaanMLM karena ia merasa cocok dengan produknya.

3e1 Dr. Sami As Suwailim, konsultasi Syanah www.islamtoday.com.

358

Maka konsumen ini sesungguhnya telah tertipu. Karenaharga jual yang telah ditetapkan oleh perusahaan lebih dari600/o dianggarkan untuk pemberian bonus, hal inidisepakati oleh seluruh perusahaan MLM. Maka pembeliyang hanya membeli barang saja dia telah tertipu karenaharus membayar 60% dari harga barang untuk bonusorang-orang dalam jaringan, padahal ia membeli produklangsung dari tangan pertama.

Berbeda dengan harga barang yang sampai ke tangannyamelalui sistem marketing biasa sekalipun termasuk biayaagen dan iklan akan tetapi jika ia memotong jalur perantaradia dapat memperoleh potongan harga. Persentase lebihdari 60 untuk bonus dan kurang dari 40 untuk biayaproduksi barang jelas bahwa status barang hanyalahsebagai kedok untuk melegalkan Pyramid Scheme, di manayang diinginkan adalah uang, bukan barang.

c. Seseorang yang ikut bergabung dalam MLM dengan tujuanbonus.

Karena bonus yang diianjikan untuk tahun pertama sajasangat besar dan jauh dibanding harga barang yangdipasarkan kepada kedua orang yang sekaligus merupakandownline-nya.

Dan tujuan ini merupakan tujuan utama mayoritas orang-orang yang bergabung dalam MLM, yaitu memperolehbonus puluhan juta rupiah. Dan mereka sama sekali tidakmenghiraukan produk yang dijual dan dibelinya. Dalamkasus ini jelas bahwa barang hanyalah sebagai kedok untukmelegalkan Pyramid Scheme.

Dari penjelasan di atas sangat jelas bahwa sistem MLM tidakberbeda hukumnya dengan Pyramid Scheme, sekalipun disertakanbarang/produk karena status barang hanyalah sebagai kedok.

Hal ini dicermati oleh Dewan Fatwa kerajaan Arab Saudi,dengan fatwa No. 22935, tanggal: l4-3-L425H, yang berbunyi:

Soal: Banyak pertanyaan masuk ke dewan fatwa tentanghukum MLM sepertt; "BIZNAS" dan "HibatulJazirah3ez", inti sistempemasarannya: setiap anggota berusaha meyakinkan 2 orang untuk

3e2 Perusahaan ini berdiri pada tahun 2003M, berpusat di Riyadh. Produknya CD

yang berisi program buku-buku Islam dalam bentuk elektronik Dipasarkan

dengan sistem MLM. 1 keping CD dijual dengan harga SR.500,-.

359

membeli produk, kemudian setiap pembeli tadi berusahameyakinkan 2 orang lagi untuk membeli. Semakin tinggi tingkatanpeserta semakin besar bonus yang didapatkan. Mencapai ribuanRiyal.

fawab: Sistem ini (MLM) termasuk muamalot yangdiharamkan. Karena tujuan orang yang bergabung adalah bonus danbukan barang. Terkadang bonus mencapoi ribuan Riyal sedangkanharga barang hanyalah ratusan riyal. Setiap orang yang berakal bitaditawarkan pilihan barang dan bonus pasti akan memilih bonus. olehkarena itu yang menjadi jargon perusahaan MLM menarik oranguntuk membeli produknya adalah besarnya bonus yang dijanjikan,sebagai imbalan harga barang yang tidak seberapa bita dibandingkandengan bonus yang akan diperoleh.

Berdasarkan penjelasan hakikat sistem pemasaran ini makahukumnya adalah haram sesuai dengan dalil-dalil berikut:

1. Sistem MLM mengandung unsur riba fadhl dan nasi'ah.

Setiap anggota menyerahkan uang dalam jumlah kecil untukmendapatkan uang dalam jumlah yang lebih besar. Iniberarti uang ditukar dengan uang dengan nominal yangtidak sama dan tidak tunai. Inilah riba yang diharamkanberdasarkan teks Alquran dan Hadis, beserta ljma'.

Sedangkan status barang/produk yang dijual perusahaankepada konsumen hanyalah sebatas kedok, karena barangbukanlah tujuan orang yang ikut dalam jaringan tersebuLDengan demikian keberadaan barang tidak mempengaruhihukum (menjadi halal).

2. Sistem MLM mengandung unsur gharar (spekulasi) yangdiharamkan syariaL

Karena setiap orang yang ikut dalam jaringan ini, ia tidaktahu apakah akan berhasil merekrut anggota (downline)dalam jumlah yang diinginkan atau tidak. Sedangkanjaringan ini sekalipun terus beroperasi, suatu saat pasti akanterhenti, maka pada saat ia bergabung ke dalam jaringan iatidak tahu, apakah dia berada pada tingkat atas dengandemikian dia akan beruntung. Ataukah dia akan beradapada tingkatbawah dengon demikian dia akan rugi.

Dan kenyataannya, sebagian besar anggota jaringanmenderita kerugian dan hanya sebagian kecil saja yangmeraih keuntungan.

360

3.

Dengan demikian, persentase terbesar adalah rugi, inilahhakikat gharar. Yaitu, keberadaannya antara untung dan

rugi, dengan rasio rugi lebih besar.

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah melaranggharar, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dalam kitabshahih.

Sistem MLM mengandung unsur memakan harta manusia

dengan cara yang batil.

Karena yang mendapat keuntungan dari sistem ini hanyalahperusahaan MLM dan seiumlah kecil anggota dalam rangkamengelabui orang-orang untuk ikut bergabung.

Dalam hal ini teks Alquran sangat ielas mengharamkanpraktik ini. AIIah berfirman,

(&r;tr+ F+ Frgi tgBk { rsiir o#ll r13J u)"Hai orang-orang yang beriman, ianganlah kamu salingmemakan harta sesamamu dengan jalan yang batil". (An

Nisaa: 29).

Sistem MLM mengandung unsur penipuan, menyembunyikancacat dan pembohongan Publik.

Dari sisi penyertaan barang/produk dalam iaringan, seolah-

olah ini adalah peniualan produk padahal sesungguhnyayang terjadi bukanlah demikian. Dan dari sisi menianiikanbonus yang sangat besar, nomun iarang diperoleh setiap

onggota.Ini adalah penipuanyang diharamkan syariat Nabibersabda,

<<ei.ilr & u>"Tidak termasuk golonganku orang yang menipu". (HR

Muslim).

Nabi shallallahu'alaihi wa sallam juga bersabda,

At_i uh; ti.; JF ,C'"fr;i u _.fiiJ. a rJE#ll)k, ,%,ir i 1533 q-K Jls ,\-aa-;, d WJ(qPenjual dan pembeli dibenarkan melakukan khiyar selagi

mereka berada dalam satu maielis dan belum berpisah,maka jika keduanya iuiur dan saling terbuka niscaya akadmereka diberkahi dan iika keduanya berdusta dan saling

4.

36L

menutupi cacat (barang) niscaya dicabut keberkahan dariakad yang mereka lakukan". (HR. Bukhari-Muslim).

Kesimpulan: Dari dua pendapat di atas, jelaslah bahwapendapat yang terkuat adalah MLM hukumnya haram. Adapun fatwayang membolehkan, sebetulnya bukanlah membolehkan secaramutlak akan tetapi membolehkan berkait yakni bila persyaratan-persyaratan yang ditentukan syariat terpenuhi sedangkankenyataannya semua persyaratan tersebut dilanggar oleh sistemMLM.

Oleh karena itu, Dr. Husein Syahrani dalam disertasiDoktoralnya yang berjudul "At Taswiq At Tijary wa ahkamuhu ftlFiqhil Islamy" (Marketing dalam tinjauan Fikih) yang dibimbing olehDr. Abdurrahman Al Athram fsekjen International Islamic BureauForEconomics & Finance, Anggota Dewan pakar AA1TFI dan mantanSekjen dewan Syariah Bank Al Rajhi, Riyadh) sampai padakesimpulan bahwa tidak seorangpun ulama dari dunia Isram yangmenghalalkan sistem MLM. Ia berkata, "setelah mencari, meneliti,mendiskusikan serta mengkaji maka saya tidak menemukan seorangulamapun yang berpendapat bahwa sistem MLM hukumnya mubah(boleh) secara mutlakw3e3.

Kemudian perlu juga diingat bahwa MLM diharamkan bukankarena produknya akan tetapi karena sistem pemasarannya. Makaapapun jenis produk yang dipasarkan dengan sistem MLM, sekalipunproduknya adalah barang-barang yang Islami, seperti cD literatureIslam yang dijual oleh perusahaan HibatulJazirah, Riyadh, atau Kaset-kaset dan cD yang berisi ceramah serta kajian keislaman yang dijualoleh perusahaan Madaor ANNuur, Mesir dengan sistem MLMhukumnya juga haram3ea.

3.L2.LO Gharar dalamAkad ljorah (Upah/Sewa).

Sebagaimana akad jual beli barang hukumnya haram bilamengandung unsur gharar yang merusak keabsahanny4 begitu jugadengan akadijarah, karena hakikat akadijarah adalah jual beri jasa.

3e3 hal. 516.3ea Haramnya perusahaan HibatulJazirah telah difatwakan oleh dewan fatwa

kerajaan Arab Saudi dan haramnya perusahaan Madaar .4n Nuur, Mesirdifatwakan oleh DR. Sami As Suwailim. Lihat konsultasi syariahwww.islamtoday.com tgl L6-L-L+24H.

362

Berikut ini, beberapa bentuk akad. iiarah kontemporer yang

mengandung gharar, dan hukumnya diperselisihkan oleh paraulama:

3.L2.1O.L Gaii Pokok + Bonus

Untuk memotivasi semangat para pegawai di sebuah perusahaanagar giat bekerja, beberapa perusahaan menerapkan sistempembayaran gaji karyawannya dengan cara gaji pokok ditambahbonus yang merupakan hasil keuntungan perusahaan.

fumlah bonus yang diberikan tersebut tidak tetap, terkadangbesarnya sama dengan gaii pokok, terkadang lebih kecil danterkadang lebih besar, dan bisa jadi tidak ada sama sekali.

Karena jumlah bonus yang tidak tetap, tentunya berakibatkepada tidak tetapnya besar gaji yang diterima setiap bulan. Dengandemikian, besarnya gaji yang diterima setiap bulannya tidak jelas

pada saat akad kontrak kerja dibuat. Ketidak-jelasan besarnya gajimerupakan gharar dalam akad kontrak keria.

Apakah gharar yang terdapat dalam akad kontrak kerja inimerusak keabsahan akad?

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya tentangkriteria gharar yang merusak akad, yaitu keberadaannya dalam akadmendasar dan bukan sebagai pengikut dan bila keberadaannyadalam akad hanya sebagai pengikut maka tidak merusak akad.

Dalam pembayaran gaji dengan cara gaji pokok ditambahbonus sangat jelas bahwa gharar hanya terdapat dalam bonus, danbukan gaii pokok yang jumlahnya tetap dan jelas sejak akaddibuat3es.

Dengan demikian maka keberadaan gharar hanyalah sebagaipengikut dalam akad. Dan ghararyangkeberadaannya hanya sebagaipengikut tidak merusak akad, berdasarkan dalil-dalil yang telahdijelaskan sebelumnya pada pembahasan kriteria gharar yangmerusak akad.

|adi, hukum pemberian gaii + bonus boleh dan tidak dilarangbahkan sangat menguntungkan kedua belah pihah perusahaan dankaryawan.

3es Dr. Nazih Hamad, Kaifiyyat Tahilid al Ujur fi uqud al amal wa ta'jir al taqlidiyyah

wa ol mu stahd otsah, hal 123.

363

3.L2.1O.2 Penetapan Upah Berdasarkan PersentaseBesarnya Peniualan

Perusahaan yang telah menghabiskan biaya yang sangat besar untukmemproduksi sebuah barang dan barang produksinya belummemiliki konsumen tetap, biasanya tidak ingin memperbesar biayapengeluaran untuk pemasaran barang dengan cara merekrut parakaryawan tetap untuk pemasaran, karena ini berarti memperbesarrisiko kerugian.

Oleh karena itu, sering perusahaan seperti ini memasarkanbarangnya melalui para sa/es dengan sistem upah berdasarkanpersentase yang jelas dari besarnya penjualan barang semakin besarhasil penjualan seoran g sales semakin besar upah yang akan diterimadan sebaliknya. Bahkan jika tidak ada barang yang terjual maka iatidak menerima upah sepeserpun jua.

Sistem pembayaran upah dengan cara ini, jelas mengandunggharar, karena pada saat seorang sales mengambil barang dariprodusen dan membuat perianjian pembayaran upah, tidak jelasberapa upah yang akan diterimanya, bisa jadi upahnya besar karenabesarnya jumlah barang yang terjual dan bisa jadi kecil atau tidakmenerima upah sama sekali.

Apakah gharar dalam kasus ini merusak keabsahan akad atautidak?

Kasus ini dapat ditakhrij dengan kasus yang diperselisihkanoleh para ahli fikih masa lalu, yaitu: "Jual barang ini dengan hargasekian dan jika terjual engkau mendapat upah sekian persen dariharga barang".

Pendapat pertama: cara pembayaran upah ini tidak boleh.Pendapat ini merupakan mazhab Hanafi dan Syaf i.

An Nawawi berkata, "Di antara bentuk akad yang tidak sah,seorang pemilik barang mensyaratkan kepada wakilnya upah yangtidak jelas, dengan mengatakan: "Jual barang ini dengan harga sekian!Jika terjual untukmu L/10 dari hargo penjualannya". Akadmewakilkan untuk menjualkan barang ini tidak sah sedangkan akadjual-beli antara wakil dengan pihak ketiga sah dan wakil berhakmendapat upah dari pemilik barang sejumlah upah standqTr'3e6.

Dalil pendapat ini sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,

3e6 RaudhatAtThalibin, jilid IV, hal 301.

364

,f

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang iual beli gharar".(HR.Muslim).

Akad dalam kasus ini termasuk akad mu'awadhah memberikanjasa untuk menjualkan barang, karena itu, akad ini tidak bolehmengandung gharar sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa

sallam di atas.

Dan kasus ini jelas mengandung gharar, yaitu: sales tidak tahuberapa upah yang akan diterima pada saat perjaniian dibuat.

Tanggapan: memang benar akad ini mengandunggharar,akantetapi gharar tidak selamanya haram sebagaimana telah dijelaskansebelumnya.

Gharar dibolehkan jika akad yang mengandunggharar tersebutsangat dibutuhkan. Kebutuhan akan akad yang disebutkan dalamkasus ini sangat terasa, karena pemilik barang telah mengeluarkanbiaya besar untuk produksi barang. Jika ia harus mengeluarkan biayalagi untuk pembayaran gaji sales dengan sistem bulanan/harian diaakan rugi berlipat ganda jika ternyata barang tersebut tidak lakudipasarkan akibat produk baru atau akibat ketidak-sungguhan sales

dalam memasarkan barang karena ia merasa gaiinya tetap akan

diterima sekalipun barang tidak laku teriual. Padahal Islam adalah

agama yang membawa kemaslahatan bukan kerugian.

Dan sistem pembayaran upah dengan cara ini juga lebih adiluntuk para sales, karena akan berbeda hasil pendapatan sales yang

rajin dan bisa berkomunikasi dengan calon konsumen dengan sa/es

yang malas dan tidak cakap menawarkan barang3eT.

Pendapat kedua: cara pembayaran upah dengan persentase

dari harga barang hukumnya boleh. Pendapat ini merupakan mazhab

Hanbali3es.

Dalil pendapat ini bahwa upahnya jelas, yaitu: sekian persen

dari harga barang dan dikalikan dengan iumlah barang yang terjual.Sama bentuknya dengan upah untuk pekerja dalam akad

mudharabah, yaitu diberikan dalam bentuk persen keuntungan3ee.

3e7 Dr. Nazih Hamad, Kaifiyyat Tahdid al Ujur fi uqud al amal wa ta'jir al Aqlidiyyah

wa al mustahdatsah, hal 134.

3es Ibnu Qudamah,,4I Mughni,jilid V, hal 345'

3ee Ibnu Utsaimin,^4IMumti', jilid X, hal345-346.

o,rl.t 4ttlc-; ilt ilt -J-

11 , . -icJ-r,-,1 cr€r))

<QflI

365

Wallahu o'lam, pendapat yang terkuat dalam hal ini adalahpendapat yang membolehkan pemberian upah berdasarkanpersentase dari barang yang terjual.

Karena bila direnungi dengan seksama, penetapan upah yangdiberikan kepada sales berdasarkan besarnya barang yang terjual,lebih dekat kepada akad ji'olah (sayembara) dan bukan akad ijarah.

Akad ijarah disyaratkan kerja jelas (waktu terbatas), upah(imbalan) jelas, dan upah berhak dimiliki pekerja dengan berlalunyawaktu yang ditentukan dalam perjanjian. persyaratan-persyaratanini tidak terpenuhi dalam kasus ini.

Karena dalam kasus ini, kerja tidak jelas (waktu tidak terbatas),upah jelas sekalipun dalam bentuk persentase dan upah berhakdimiliki pekerja bukan dengan berlalunya waktu tapi denganseberapa besar hasil kerjanya. Maka akad ini lebih dekat denganakad ji'alah dan bukan akad ijarah. Dan gharar daram akad it'ilahdimaafkan.

3.12.10.3 Penetapan Upah Berdasarkan Besarnya LabaSeseorang yang memiliki motor, mobil, bus, truk, becak dan alattransportasi lainnya atau alat berat untuk menggarap sawah, danladang biasanya menyewakan barang-barang tersebut kepada orangyang bisa mengemudikannya untuk ditawarkan jasa dari barangtersebut kepada orang yang membutuhkan dengan cara harga sewa.

Seperti, pemilik angkot menyewakan kepada seorang yangingin mengemudikan mobilnya seharga dua ratus ribu rupiah perhari di luar bahan bakar. Berapapun hasil yang didapat olehpengemudi maka dia wajib membayar uang sewa Angkot sebanyakdua ratus ribu rupiah kepada pemilik angkot di akhir petang. Andaiia mendapat hasil sebanyak Rp400.000,00 maka uang sebanyakRp200.000,00 untuk pemilik mobil dan sisanya untuk pengemudi.Dan jika ia mendapat hasil di bawah Rp200.000,00 maka ia harusmenutupi kekurangan uang sewa dengan uang pribadinya.

Akad ini disepakati oleh para ulama bahwa hukumnya boleh,karena akad ini adalah sewa mobil oleh pengemudi. waktunya jelas,uang sewanya jelas, dan uang sewa berhak diterima pemilik barangdengan berakhirnya waktu sewa.

Tetapi, ada juga yang menerapkan penetapan upah dengancara persentase dari besarnya laba bersih yang didapat, setelah biayaperawatan barang dikeluarkan.

366

Dalam contoh Angkot di atas, andai yang mengemudikanAngkot mendapat uang sebanyak Rp400.000,00 dalam satu harimaka uang sebanyak Rp100,000,00 dikeluarkan terlebih dahuluuntuk biaya perawatan mobil, dan sisanya Rp300.000,00 dibagi dua.

Maka pemilik Angkot mendapat uang sebanyak Rp250.000,00 =

Rp100.000,00 (biaya perawatan mobil) + Rp150.000,00 (uang bagi

hasil) sedangkan pengemudi mendapat uang sebanyak

Rp150.000,00.

Dan jika pendapatan di bawah seratus ribu rupiah dapatdipastikan bahwa seluruhnya diambil pemilik mobil untuk menutupibiaya perawatan. Dan pengemudi tidak diharuskan menutupikekurangan biaya perawatan mobil karena dia telah menderitakerugian mengemudikan mobil seharian tanpa hasil apapun jua.

Apakah cara penetapan upah mengemudikan angkutan umumdengan cara seperti ini diperbolehkan syariat?

Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.

Pendapat pertama: Akad ini tidak sah, pendapat inimerupakan mazhab Hanafi dan Syafi'i.

As Sarakhsi berkata, "seseorang menyerahkan hewannya

kepada orang lain untuk dipekeriakan dengan perianiian hasil yangdidapat dari upah jasa hewan tersebut dengan cara dibagi dua, maka

kongsian ini tidak sah ... Karena iikalau ia menyerahkan hewannya

untuk dijual dan orang yang meniual mendapat setengah bagian darikeuntungan akadnya tidak sah, begitu juga dengan akad menyewakanj asa hewan gsvssfivf' aoo.

Dalil tidak sahnya akad ini karena bila akad ini dikategorikanke dalam akad, mudharabah termasuk mudharabah yang tidak sah,

karena persyaratan mudharabah bahwa modal haruslah uang tunaidan bukan barang dan sekalipun boleh dalam bentuk barangberdasarkan pendapat sebagian ulama akan tetapi mudharabahadalah akad dagang yang berarti barang sebagai modal dijual dan

dibeli barang baru dan begitu seterusnya, selisih dari harga beli danjual adalah keuntungan yang dibagi dua. Dan ini tidak berlaku dalamkasus ini, karena barang tidak dijual akan tetapi hanya digunakanjasanya.

Bila kasus ini dikategorikan ke dalam akad iiarah (sewa-

menyewa) iuga tidak sah, karena mengandung gharar, yaitu: tidak

4oo Al Mqbsuth, jilid XI, hal 219.

367

jelas berapa upah yang akan diterima oleh pengemudi, bisa jadibesar dan bisa jadi tidak ada sama sekali.

Dengan demikian akad ini tidak sah sama sekali. Dan bilaterjadi maka seluruh hasil pendapatan menjadi hak pemilik barangsetelah dipotong upah standar kerja pengemudi selama waktu yangia habiskan.

Pendapat kedua: Akad menyerahkan barang untukdimanfaatkan jasanya dan hasilnya dibagi dua adalah sah. pendapatini merupakan mazhab Hanbali.

Ibnu Qudamah berkata, " J ika seseorang menyerahkan hewanny akepada orang lain untuk dipekerjakan dengan perjanjian hasil yangdidapat dari upah jasa hewan tersebut dibagi dua atau tergantungkesep akatan maka hukumnya sohn 4oL.

Dalil pendapat ini bahwa akad ini memang bukan mudharabahdan ijarah akan tetapi dapat disamakan dengan akad Musaaqah.Danakad Musaaqah dibenarkan dalam syariat.

Diriwayatkan oleh lbnu Umar radhiyallahu' anhumo,

Li_.ljr; ;J;,WJs(lAJd y; #S

-!F;-rii4t,)Ai:4iia

Jl ei.d,,#l11.1.i C.r+

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyerahkan perkebunankurma di Khaibar kepada orang-orang Yahudi untuk mereka rawat(disirami, dibersihkan rumpunnya serta ditanami bagi yang telahmoti) dengan perjanjian pekerja mendapot setengah bagian dari hasilpanen". (HR. Bukhari dan Muslim).

Wallahu a'lam, pendapat yang membolehkan akad ini lebihkuat, karena hukum asal muamalat dibolehkan kecuali bilamengandung unsur larangan, adapun unsur larangan gharar dalamkasus ini tidaklah merusak keabsahan akad karena akad ini sangatdibutuhkan dan menguntungkan kedua belah pihak

3.L2.LO.4 Penetapan Upah Berdasarkan Sisa dari Harga yangDipatok OIeh Pemilik Barang

Di antara bentuk pemberian upah kepada perantara penjual barangadalah pemilik barang mematok harga sekian kemudian iamengatakan kepada perantara, "Jual barang ini, jika terjual tebih dariharga sekian lebihnya untukmu!".

ao1 Al Mughni, jilid V, hal 8.

368

Bentuk pemberian upah dengan cara ini memang tidaktermasuk pembahasan kontemporer, akan tetapi mengingat kasus inijuga sering terjadi di tengah masyarakat khususnya untuk barangyang susah terjual dengan cepat sesuai dengan harga yangdiinginkan pemiliknya, seperti tanah, mobil dan lain-lain.

Sering terjadi, seseorang telah menawarkan tanahnya denganharga yang dia inginkan melalui berbagai media tanpa perantaranamun pembeli tidak kunjung datang. Setengah berputus asa, diamenaikkan harga tanahnya dan meminta jasa calo tanah untukmenjualkannya dengan perjanjian bahwa kelebihan dari harga yang

telah dipatok pemilik tanah adalah upah usaha calo mencari pembeli.Terkadang calo mendapatkan pembeli yang mau membeli tanahdengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga yang dipatok pemilikdan terkadang hanya mendapat pembeli yang mau membeli denganharga lebih sedikit dari yang dipatok.

Bagaimana tinjauan syariat tentang akad pemberian upah calo

dengan cara ini?

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum penentuan upahdengan cara ini.

Pendapat pertama: cara ini tidak dibolehkan, pendapat inimerupakan mazhab Hanafi, Maliki, Syaf i dan mayoritas para ulama.

Ibnu Rusyd berkata, "Di antara bentuk akad yang tidakdibolehkan: seorang pemilik barang berkata kepada seseorang, "Jual

pakaian ini! jika terjual dengan harga lebih dari 70 dirham,lebihnyaadalah hakmu", akad ini tidak boleh. Imam Malik berkata, "Hal initidak dibolehkan karena upah usahanya mencari pembeli tidak jelasdan meng andung g harar" 4oz.

Dalil pendapat ini: upah atas usaha perantara mempertemukanpenjual dan pembeli tidak jelas/mengandung gharar, bisa jadiupahnya besar dan bisa jadi kecil dan bisa jadi tidak ada sama sekalijika ia tidak mendapatkan pembeli yang bersedia membeli di atas

harga yang dipatok, padahal dia telah menghabiskan waktu dantenaga. Dan gharar hukumnya haram.

Pendapat kedua: cara ini hukumnya boleh, pendapat inimerupakan mazhab Hanbali,lbnu Sirin dan Ishaq bin Rahuwaih.

Ibnu Qudamah berkata, "Apabila pemilik kain menyerahkankainnya kepada seseorang seraya berkata: "Jual kain ini seharga

402 Al MuqaddrmoA jilid II, hal 304.

369

sekian, bilo terjual lebih maka lebihnya menjadi hakmu!". MakaakadnYa 5qfii'403.

Dalil pendapat ini adalah sebagai berikut:

L. Imam Bukhari meriwayatkan dari Atha bin Abi Rabahbahwa Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata,

t-r3 ,,t;, itj r.as ,+-ilI rh e :d_fr Oi ;*k V

ai 3,{-i ,l-S3"Boleh hukumnya seseorang mengatakan: jual kain ini, jikaterjual lebih dari harga sekian maka lebihnya adalahmeniadi uPahmY"4o+.

Perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma ini masyhur dimasanya dan tidak ada yang menyanggahny4 maka dapatdikatakan bahwa kasus ini telah terjadi ljma, yangmembolehkannya dan ljma' dapat mengkhususkan hadistentang keumuman larangan gharar, artinya ghararhukumnya haram, kecuali dalam kasus ini4os.

2. Kasus ini dapat diqiyaskan dengan mudharabah dimanaupah mudharib (pekerja) bisa jadi besar, bisa jadi kecilatau tidak ada sama sekali, sesuai dengan keuntungan yangdiperoleh dari perniagaan barang pemilik modal.

Wallahu o'lam, pendapatyang membolehkan lebih kuat, karenasesuai dengan hukum asal muamalat yaitu boleh, sedangkan ghararyang terdapat dalam akad dikecualikan dari gharar yang dilarangberdasarkan ljma' sukuti.

Catatan: Namun perlu diingat bahwa keabsahan jual-beli yangdilakukan calo harus mengindahkan kaidah umum jual beli, diantaranya:

a. Calo telah membuat perjanjian sebelumnya denganpemilik barang bahwa pemilik barang mewakilkankepadanya untuk menjualkan barangnya. Bila tidak adatransaksi dari pemilik barang mewakilkan kepada calomaka dia tidak boleh melakukan transaksi dengan pembeli.

b. Calo boleh menjual dengan harga lebih dari yang dipatok olehpemilik barang jika pemilik barang ataupun calo membuat

+03 Al Mughnr, jilid V, hal 366.404 Sahih Al Bukhari,jilid III, hal92.aos Al Mughni jilid V, hal 366.

370

persyaratan demikian, bahwa upah usaha calo adalah sisa

dari harga yang dipatok pemilik barang. Iika tidakdisyaratkan dalam akad maka calo tidak berhak menjualnyalebih dari harga yang dipatok pemilik barang karena initermasuk khianat dan tidak amanah dalam jual-beli.

Dan jika terjadi, maka kelebihan dari harga yang dipatokadalah hak pemilik barang dan bukan hak calo. |ikadiambilnya tanpa sepengetahuan pemilik barang statusnyaadalah harta haram.

3.12.10.5 Mengikat Upah Kontrak Gedung dengan LIBOR

LIBOR (London Inter Bank Offered Rate) adalah: suku bunga yangbank-bank utama di London bersedia untuk saling meminjamkanEuroDollar.

LIBOR digunakan untuk menentukan suku bunga rata-ratapinjaman antar bank di London yang ditetapkan berdasarkan sukubunga yang ditawarkan oleh 16 bank anggota British BankersAssociation.

Untuk transaksi kontrak/sewa gedung dalam jangka panjang,selama 10 tahun umpamanya, biasanya kontrak dibuat lazim untukselama 10 tahun, dan dibagi menjadi beberapa periode, umpamanyadibagi menjadi 3 periode:

Periode pertama: selama 2 tahun dengan biaya sewa yang telahditentukan dan telah disepakati.

Periode kedua: untuk selama 4 tahun dan,

Periode ketiga: juga untuk selama 4 tahun.

Untuk biaya kontrak periode kedua dan ketiga akan berubahsesuai dengan perubahan LIBO& yang akan diketahui secara pastinantinya di awal periode kontrak yang akan datang. Dan tidakdiketahui pada saat kontrak dibuat.

Mengikat kontrak jangka panjang dengan LIBOR sengaja dibuatuntuk menghindari kerugian pihak pemilik barang dari risiko inflasimata uang.

Dari deskripsi di atas dapat dipahami bahwa akad kontrakperiode pertama jelas tidak mengandung gharar, tetapi untukkontrak periode kedua dan ketiga terdapat gharar dalam penentuanbiaya sewa, tidak jelas berapa sewa yang harus dibayar, tergantungLIBOR. Apakah gh arar dalam transaksi ini merusak keabsahannya?

Para ulama kontemporer berbeda pendapat dalam hal ini.

37L

Pendapat pertama: menurut Dr. Nazih Hamad, gharar dalamkontrak jangka panjang yang disebabkan oleh karena diikat denganLIBOR merusak akad kontrak maka hukum akadnya tidak sah danharam dilakukan4o6.

Pendapat kedua: berbagai lembaga fikih muamalatinternasional membolehkannya, di antaranya:

a. Fatwa Nadwah Al Barakah,No: ('J.,'J.,/Z) dalam sidang ke XI difeddah pada tahun L996, berbunyi: "Kejelasan biaya sewadalam akad ijarah jangka panjang yang dibagi menjadibeberapa periode, di mana biaya sewa untuk periode pertamajelas, sedangkan untuk periode selanjutnya berdasarkankepada harga sewa standar pada waktunya dengan syaratbahwa harga sewa standar pada waktunya memiliki kriteriayang jelas diikat dengan stondar harga yang jelas, tidakmenyebabkan timbulnya perselisihan di kemudian hari".

b. Keputusan Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI) No. 115

Q/f4 tahun 2OOO, yang berbunyi: "Dalam akad sewajangka panjang boleh menentukon besarnya biaya sewauntuk periode pertama, dan sepakat mengikat biaya sewauntuk periode selanjutnya dengan indeks tertentu, dengansyarat besarnya biaya sewa harus jelas pada awal setiapperiode".

c. AAOIFI, dalam Ma'ayir Syari'yyah pasal (9) ayat5/3/2yangmenyatakan: "Sewo menyewa boleh dengan biaya tetap atautidak tetap berdasarkan indeks yang diketahui oleh keduabelah pihak. Pada saat biaya sewa tidak tetap, wajib untukperiode awal biaya sewanya jelas. Adapun periodeselanjutnya berdasarkan indeks yang stabil, diakui danberdasarkan standar yang dikenal dan tidak menyebabkanperselisihan"4oT .

Yang menjadi dalil dari pendapat ini bahwa mengikat biayakontrak untuk periode yang akan datang dengan sebuah indeksstandar seperti LIBOR sekalipun tidak jelas pada saat kontrak dibuat,akan tetapi nantinya di awal kontrak periode kedua akan menjadijelas, karena kebiasaan biaya kontrak akan menjadi naik seiringdengan fluktuasi LIBOR.

a06 Kaifiyyat Tahdid al Ujur ft uqud al amal wa ta'jir al taqlidiyyah wa almustahdqtsah,hal t69.

407 Al Ma'qyir As Syari'yyah, hal 115.

372

Maka mengikat biaya kontrak yang akan datang dengan LIBORdapat disamakan dengan biaya kontrak berdasarkan harga pasara08.

Dan menetapkan biaya kontrak berdasarkan harga pasar sekalipuntidak diketahui oleh kedua pihak pada saat akad dibuat hukumnyaboleh, dengan syarat keduanya saling ridha.

Ibnu Taimiyah berkata, "Boleh melakukan jual beli denganharga pasor, begitu juga boleh menyewakan barang dengan harga

Pasar"4o9.

3.L2.LL Gharar di Bursa

Bursa merupakan tempat untuk memperjual-belikan sekuritas,valuta asing atau barang yang dilakukan secara teratur. Pasar inisangat berperan dalam ekonomi sebuah negara, namun ada

beberapa bentuk transaksi jual-beli di bursa yang mengandungunsur gharar, di antaranya:

3.12.LL.1 Short Sale

Short sale yaitu: Transaksi yang terjadi di pasar spof maupun futuremarket dengan cara:

Seorang pedagang memperkirakan harga saham perusahaan Aakan turun, maka dia memberikan perintah kepada salah satupialang untuk menjual 100 saham A dengan transaksi pinjamanyang akan dibayar pedagang kepada pialang dalam jangkawaktu tertentu, maka pialang mencari pembeli dengan harga dihari itu, misalnya, harga saham A 100 ribu rupiah per-saham dihari itu, maka pialang menjualnya dan uangnya diterimapialang dan dipegang sebagai jaminan. Dan uang tunai ini dapatdigunakan oleh pihak yang meminjamkan sahamnya untukdijual. Atas fasilitas ini orang mau meminjamkan sahamnyauntuk dijual.

Kemudian pada saat waktu penyelesaian transaksi terjaditernyata harga saham A turun menjadi 80 ribu rupiah per-saham. Maka pedagang tadi membeli 100 saham A di bursa lalumenyerahkannya kepada pialang dan mengambil uangkeuntungan selisih harga jual saham awal dengan saham yangdiberikannya kepada pialang sekitar 2 iuta rupiah.

Dan jika yang terjadi sebaliknya, harga saham yang dipinjamnaik maka penjual memberikan sisa kekurangan nilai

4o8 Al Ma'ayir As Syari'yyah,halL24.4oe Nqzharfuatal Aqd, hal 164.

373

sahamnya melalui margin yang ia bayarkan kepada pialang,dan ia menderita kerugian+ro.

Hukum Short SaIe

Dari deskripsi di atas, jelas bahwa penjualan saham dilakukan olehpedagang jual sebelum ia memiliki barang yang dijualnya. Makatransaksi ini termasuk menjual barang yang tidak dimiliki. Danmenjual barang yang belum dimiliki termasuk jual-beli gharar,sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan ruang lingkupgharar. Dengan demikian, hukum transaksi ini adalah haram.Berdasarkan sabda Nabi sfta/lallahu 'alaihi wa sallam,

\# J+-ill ,#! .oirl cJi-r E :cJG e6l-,1e + e$. atru &6 Y> :,JG6 r,iiJt J4 Ai iaE:rii ,f),e adr dHlt ,+

(AJE d,"..1

Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam, ia berkata, "Wahai, rasulullah!seseorang dotang kepadaku untuk membeli suatu barang, kebetulanbarang tersebut sedang tidak kumiliki, apakah boleh aku menjualnyakemudian aku membeli barang yang diinginkan dari pasar? MakaNabi shal/allahu 'alaihi wa sallam menjawab,"Jangan engkau jualbarang yang belum engkau miliki!" (HR. Abu Daud. Hadis inidishahihkan oleh Al-Albani).

Jika transaksi shorf sale terjadi setelah pedagang jual terlebihdahulu meminjam barang/saham dari pialang, saham tersebutmempunyai dua kemungkinan, bisa jadi saham yang dipinjamkan ituadalah milik orang lain yang dijadikan agunan pada pialang dan bisajadi saham tersebut adalah miliknya. fika saham yang dipinjamkanadalah milik orang lain maka transaksi short sale juga tidak sah,karena pialang telah berbuat zalim atas hak milik orang lain. fikasaham adalah milik pialang atau yang meng-agunkan menyetujuiuntuk dipinjamkan maka transaksi short sale juga tidak dibolehkan,karena dalam hal ini terdapat penggabungan dua akad, akad, qardh(pinjaman) dan akad samsarah, yaitu: penjual mewakilkan kepadapialang untuk menjualkan barangnya dengan komisi sekian.

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sollam telah melarangpenggabungan akad qordh dengan jual beli, beliau bersabda,

$o- - rr.t- ,t - ri((e#J rls J- i ))

r10 pp. Mubarak Al Sulaiman, Ahkamuttq'amul fil Aswaq Al Maliyyah Al Mu'ashirah,jilid II, hal743-749.

374

"Tidak halal menggabungkan antara akad pinjaman dan jual-beli".(HR. Abu Daud. Menurut Al-Albani derajat hadis ini hasan shahihJ.

Selaian hadis di atas juga para ulama telah sepakat haramnyapenggabungan akad pinjaman dan iualbeli. Ijma' ini dinukil olehbeberapa ulama, diantaranya;

Al Qarafi berkata,

ui4J-r yriJ-jir, iii..lrr c+Jr jrr+ .+ afir tl;.!+,

l; ",ll 4ij ,3 &i-1i-t.1-oJ

"IJmat Islam telah sepakat bahwa boleh hukumnya iualbeli danutang piutang yang terpisah kedua akad tersebuC akan tetapi harammenggabungkan kedua akad tersebut dalam satu akad, karena inimerupakan celah untuk terjadinya riban4tt.

Pernyataan yang sama juga dinukil Az Zarl<asyi dalam babpembahasan sadduz zariah (larangan terhadap sarana) 412.

Dan jika saham yang dipiniam berasal dari pihak lain, bukanmilik pialang maka hukum transaksi short sale boleh berdasarkanpendapat yang membolehkan pinjam-meminjam sahama13.

3.12.11.2 Forward Contract (Kontrak Beriangka)

Forw ard Contract (kontrak berjangka) adalah: penjualan-pembelian

iumlah tertentu dari baran& surat berharga pemerintah, mata uangasing atau instrumen keuangan lainnya, dengan harga yangditetapkan saat ini dan penyerahan serta penyelesaian pada tanggaltertentu pada masa datang.

Transaksi ini umumnya dilakukan pedagang spekulan beli yangmemperkirakan harga sebuah sekuritas atau komoditas akan naih iamembelinya dengan harga hari ini. Bila ternyata benar, hargasekuritas yang dibelinya naik pada saat tanggal penyelesaian, makabarang yang telah ia beli, ia jual lagi. Dengan demikian, ia mendapatkeuntungan selisih harga jual dan beli.

Iuga dilakukan oleh pedagang spekulan jual yangmengantisipasi bahwa surat berharga tertentu akan turun nilainya,untuk itu ia menjual barang yang belum dimilikinya dengan syaratakan menyerahkannya kemudian dan membelinya kembali pada saat

alr Al Furuq,jilid III, hal266.4r2 LihaL Al Bahr Al Muhith, jilid VIII, hal 91.

413 Dr. MubarakAl Sulaiman, iilid II, hal776.

375

yang diperjanjikan. fika ternyata harga sekuritas tersebut benarturun maka ia membelinya di pasar lalu memberikannya kepadapembeli serta ia mendapat keuntungan selisih harga jual dan beli.

Hukum Forward Contract (Kontrak Beriangka)Dari uraian di atas jelas bahwa transaksi ini mengandung hal-halyang dilarang Islam yang hukumnya haram. Berdasarkan dalil-dalilberikut:

1,. Dalam transaksi ini harga dan akad tunai pada saat itu juga,tapi barang dan uang nanti akan diserah-terimakan padawaktu yang akan datang paling cepat setelah dua hari, halini disebut dalam fikih dengan ba'i dayn biddayn flual beliutang dengan utang). fual beli ini disepakati haramhukumnya oleh para ulama, sebagaimana dinukil olehimam Ahmad dan lbnu Munzir414.

2. Transaksi ini umumnya dilakukan oleh spekulan jualsebelum barang dimilikinya, dimana ia menjualbarang/sekuritas yang sama sekali belum ia miliki, denganharapan harga barang/sekuritas turun pada tanggalpenyelesaian dan ia beli dari pasar, lalu diserahkan kepadapembeli.

Ini jelas bertentangan dengan larangan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam untuk menjual barang yang belumdimiliki. Dan hal ini termasuk jual beli gharar.

3. Transaksi jual beli ini sesungguhnya bukanlah tujuan daripara pedagang spekulan, tujuan mereka sesungguhnyahanyalah selisih dua harga. Terbuliti, bahwa padaumumnya di saat penyelesaian, tidak terjadi serah terimauang dan barang antara penjual dan pembeli, yang terjadihanyalah perhitungan selisih harga dan yang beruntungmenerima selisih harga.

Bila hal ini disyaratkan pada saat transaksi atau telahmenjadi tradisi bahwa barang dan uang tidak pernahdiserah-terimakan, jelas hukumnya judi. Karena pada saatmelakukan transaksi penjual tidak tahu apakah dia akanberuntung. Dan pada saat yang sama pembeli pasti akanrugi atau sebaliknya. Inilah hakikat judi salah satu yangbertransaksi beruntung sedangkan yang lainnya merugi.

414 Dr. Fahd Al Hamud, Ritaj Al Muamalat,hal2lg.

376

Bila tidak disyaratkan maka transaksi ini semakna denganperjudian yang hukumnya juga diharamkan.

Hukum haramnya transaksi berjangka ini telah diputuskanoleh AI Majma' Al Fiqhy Al Islami (divisi fikih Rabithah Alam Islami)dalam rapat tahunan ke-7 di Mekkah pada tahun 1404H, yangberbunyi, "Transaksi berjangka yang dilakukan dengan cara barangtidak dimiliki (pinjaman), di mano saham atau barang yang diiualbukanlah milik penjual, sesuai aturan yang berlaku di pasar modal(bursa), maka hukumnya tidak dibolehkan qtarial karena transaksiini termasuk menjual barang yang bukan miliknya, peniual hanya

menyanggupi akan membeli barang, dan nanti akan diserahkan pada

waktu yang telah dip erj aniikan.

Transaksi ini dilarang agqma berdasarkan hadis shahih yangdiriwayatkan bahwa Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

((dl-ir64iue.i,"Jangan engkau jualbarang yang belum engkau miliki!"

Juga berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmaddan Abu Daud dengan sanad shahih dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu'anhl.r,

,:^ ,tr;i 3,;a 6irJr ?4 cj ,# W at Ar),11r,n#Fr Jl ir+ilr Lij,l;

"sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallammelarang menjual barang yang telah dibeli (belum diterima) hinggabarang tersebut diterima oleh pembeli dan dibawa ke rumahnyq.t'415.

"Transaksi berjangka di pasar modal (burso) tidak dapatdisamakan dengan sqlsrnals yang dibolehkan Islam, karena terdapatp erb e da an antara ke du any a :

a. Di pasar modal (bursa) dalam transaksi berjangka uang

tidak diserahkan pada saat transaksi dilakukan akan tetapidiserahkan nanti pada saat penyelesaian, sedangkan dalamakad salam uang waiib diserahkan pada saat transaksidibuaL

b. Di pasar modal (bursa) barang yang telah dibeli (belum

diserahterimakan) yang masih dalam tanggungan peniual

41s QararatAI Majma'AI Fikhi Al Islami, hal 134.{15 Salam. adalah jual beli barang dengan cara indent, uang diserahkan di muka dan

barang diserahkan nanti pada waktu yang disepakati.

377

pertama, lalu dijual kembali oleh pembeli pertama sebelumditerimanya dan begitu seterusnya. Karena tujuan transaksiini hanyalah memperoleh keuntungan dari selisih dua hargatanpa ada serah-terima fisik barang, ini adalah spekulasiyang termasuk judi. Sedangkan dalam akad salam barangyang telah dipesan tidak boleh dijual oleh pemesan sebelumbarang io terimarr4l7.

3.L2.11.3 f ual-Beli IndeksIndeks adalah angka indikator untuk menyatakan tingkat harga,volume perdagangan dan sebagainya dalam jangka waktu tertentudalam perbandingan dengan suatu nilai, dinyatakan dengan angka100 untuk periode dasar tertentu.

Yang dimaksud dengan jual beli indeks adalah komitmen duapihak yang bertransaksi agar salah satu pihak membayar kepadapihak lain sejumlah uang selisih antara nilai indeks pada tanggalyang disepakati sebagai hari serah terima dengan jumlah uang yangdisepakati yang merupakan harga jual. Uang tersebut dibayarkanoleh penjual jika nilai indeks lebih tinggi dari harga beli, ataudibayarkan oleh pembeli jika harga jual lebih tinggr dari nilai indeks,biasanya selisih angka antara nilai indeks dan harga jual dikalikandengan angka yang tetap, yang berbeda jumlahnya dari satu indekske indeks lainnya, umumnya angka 500.

Penjual dan pembeli dalam transaksi ini melakukan transaksiterbalik sebelum tanggal yang disepakati. fika ia merupakan pembelipada transaksi pertama dapat melakukan transaksi jual dansebaliknya.

Misalnya:

A melakukan transaksi beli indeks Dow Jones denganharga 125 Dollar. Pada tanggal serah terima, ternyatanilai indeks naik mencapai 143. Maka A menerima daripenjual selisih harga beli dengan nilai indeks, sejumlah9.000 Dollar, yaitu: (L43-L25 X 500)= 9.000. fika ternyatanilai indeks turun menjadi 115 maka pembeli membayarselisih harga beli dengan nilai indeks kepada penjual,sejumlah: 5.000 Dollar, yaitu: (125-115 X 500) - 5.000418.

Hukum fual Beli Indeks

+tz gararotAl Majma'Al Fiqhy Al Islami, hal 135.418 Dr. Mubarak Al Sulaiman, Ahkamutta'amul fil Aswaq Al Maliyyah Al Mu'ashirah,

jilid II, hal955-959.

378

Transaksi ini hukumnya haram, berdasarkan dalil-dalil berikut:

1. Dalam transaksi ini tidak ada objek yang dijual-belikan,sedangkan syarat sah jual beli harus ada objek yang dijualbelikan, baik berbentuk barang ataupun jasa.

2. Transaksi ini mengandung gharar dan judi, karena dalamtransaksi ini jika salah satu pihak dari dua pihak yangbertransaksi untung maka pihak lainnya pasti rugi, dantransaksi ini dikaitkan dengan sebuah peristiwa.

Aplikasi judi dalam jual-beli indeks bahwa jika nilai indeksdi atas harga beli maka penjual pasti rugi dan pembeliuntun& dan jika nilai indeks di bawah harga beli makapenjual untung dan pembeli rugi.

Haramnya transaksi ini dinyatakan oleh Maima' AI Fiqh AlIslami dengan keputusan No. 63 G/7) tahun L992 M dalammuktamar ke VII di |eddah, yang berbunyi, "Tidak boleh iual beliindeks, karena jual beli tersebut murni perjudian dan obiek yangdiperjual-belikan dalam transaksi ini semu tidak pernah adat4te.

fuga dipertegas haramnya oleh AAOIFI dalam pasal (27)tentang "Al Muasysyirat" (indeks), ayat 6 / L, yang berbu nyi, " J uol-beliindeks tidak dibolehkan, karena hakikatnya memberikan ataumengambil harta orang lain yang dikaitkan dengan kemunculan nilaiindeks tertentu, tanpa ada jual-beli oset dari hasil yang dituniukkanoleh indeks tersebut, sekalipun jual-beli ini bertujuan untuk mengatasikemungkinan kerugian yang akan terjadi (hedging) Karenatermasuk salah satu bentuk perjudian dan memakan harta orang laindengan cara yang badluq2o.

3.12.LL.4 Kontrak Opsi

Kontrak opsi adalah: salah satu cara jual beli instrumen di pasarkeuangan di mana penyerahan uang, berarti mendapatkan hak untukmembeli atau menjual instrumen pasar keuangan dalam iangkawaktu tertentu dengan harga yang tertera dalam kontrak

Misalnya:

Hari ini harga saham salah satu perusahaan yang dijual dipasar modal bernilai 100 ribu rupiah. A memperkirakansaham ini akan naik pada masa yang akan datang. Maka Amemutuskan untuk melakukan transaksi opsi dengan B

a1e Journal Majma' Al Fiqh Al Islami, edisi IX, jilid 2, hal 5.

42o AI Ma'ayir As Syariyyah,hal3S4, 387 .

379

senilai Rp5.000,00 sebagai imbalan kesediaan B untukmenjual sahamnya yang seharga 100 ribu rupiahkapanpun diminta oleh A dalam jangka waktu 100 hari.

Andai perkiraan A benar dan harga saham perusahaantersebut naik menjadi 120 ribu rupiah maka Amengambil haknya dengan kontrak opsi dan membelisaham dengan harga 100 ribu rupiah pada hari di manaharga saham tersebut 120 ribu rupiah, dari kontrak ini Amendapat untung sebanyak Rp15.000,00 per saham yangmerupakan selisih dari dua harga, harga kontrak opsisebesar Rp5.000,00 yang telah diberikan sebelumnyakepada B.

Adapun jika harga saham tersebut tidak naik dapatdipastikan A tidak akan mengambil hak transaksi opsi.fika harga saham tersebut turun menjadi 90 ribu rupiahdapat dipastikan A akan membelinya di bursa sahamdaripada membelinya dari B. Dalam kondisi ini A telahmenderita kerugian sebanyak Rp5.000,00 uang biayakontrak opsi.

Hukum Transaksi Opsi

Hakikat dari transaksi opsi adalah menjual hak atas kepemilikansuatu barang. Dan menjual hak kepemilikan atas suatu barangtermasuk jual beli yang tidak sah, sama dengan memakan hartaorang lain dengan cara yang batil. Karena hak atas kepemilikanbukanlah suatu barang dan bukan juga suatu jasa yang dapatdimanfaatkan oleh pembelinya.

Selain alasan ini ada sisi lain yang menyebabkan kontrak opsidiharamkan, di antaranya:

- Transaksi opsi mengandunggharar bagi kedua belah pihakpembeli dan penjual.

Pembeli pada saat transaksi dilangsungkan tidak dapatmemastikan apakah ia akan mengambil haknya atau tidak?tergantung nilai barang. Pada opsi beli, jika nilainya naikmaka ia pasti akan membeli barang. Dan jika harganyaturun ia tidak akan membelinya.

Penjual juga tidak tahu pada saat transaksi dilakukan,apakah harga barang naik pada opsi beli dengan demikiania terpaksa menjual barang dengan harga murah. Atauharga barang turun, jika harga turun maka ia mendapat

380

untung dari uang opsi yang dibayar pembeli' Transaksi ini

ielas mengandung gharar, dan gharar hukumnya adalah

haram.

- Transaksi opsi hakikatnya adalah perjudian. Karena yang

dimaksud dengan judi adalah, pelakunya berada pada area

untung dan rugi.

Pelaku transaksi opsi berada dalam dua area ini, jikaperkiraan pembeli yang benar, dan ternyata harga barangnaik maka ia mengambil selisih harga yang dipatok saat

kontrak opsi dengan harga di hari itu, ia beruntung danpenjual rugi. fika perkiraan pembeli meleset dan harga

barang turun maka ia rugi dan penjual mendapat uang

kontrak opsi. Ini adalah hakikat judi yang diharamkanAlqurana2l.

Haramnya transaksi opsi telah diputuskan oleh Mojma' Al Fiqh

Al Islami (divisi fikih OKI) No. 63 (L/7) tahun 1992, yang berbunyi,"Kontrak opsi -sebagaimana yang dipraktikkan di pasar modal-

merupakan akad baru yang tidak ada contohnya pada akad dahulu.

Karena objek dalam tansaksi opsi bukanlah harta, bukan iasa dan iugabukan hak yang dapat diperjual belikan maka dari itu akad ini tidakdib olehkan syariat" 422.

Keharaman kontrak opsi juga dipertegas oleh AAOIFI pada

dalam pasal (20) tentang Perdagangan di bursa, ayat 5/2/2 yangberbunyi, "Hukum transaksi opsi tidak dibolehkan'4z3.

AAOIFI iuga memberikan solusi untuk kontrak opsi dengan 2

caral

- "Pembeli melakukan transaksi beli terhadap oset yangmuboh dan memberikan uang muka (DP)". Dengan

demikian dia berhak menjual barang yang telah dibeli dan

diterimanya.

- "Pembeli melakukan transaksi beli terhadap aset yang

mubah dengan mengaiukan khiyar syarat untukmelanjutkan akad iual-beli atau menghentikannya dalamj angka waktu 7svgsnsv"424.

421 Dr. Mubarak Al Sulaiman, Ahkamutta'amul fil Aswaq Al Mal$ytah Al Mu'ashirah,

jilid II, hal 1051-1058.a22 Journal Majma'Al Fiqh AI Islami, edisi IX, jilid 2, hal 5 .

123 Al Ma'ayir As Syari1tyah,hal?B7.424 ibid.

381

382

BAB IVRIBA HARTA HARAM

4.1 DEFINISI RIBA

Riba di dalam bahasa Arab berarti "bertambah". Maka segala sesuatuyang bertambah dinamakan riba.

Menurut istilah, riba berarti: menambahkan beban kepadapihak yang berhutang (dikenal dengan riba dayn) ataumenambahkan takaran saat melakukan tukar menukar 6 komoditi(emas, perak, gandum, sya'ir, kurma dan garam) dengan jenis yang

sama, atau tukar-menukar emas dengan perak dan makanan denganmakanan dengan cara tidak tunai (dikenal dengan riba Ba'[).

4.2 SEJARAH RIBA

Riba merupakan penyakit ekonomi masyarakat yang telah dikenallama dalam peradaban manusia. Beberapa pakar ekonomimemperkirakan bahwa riba telah ada sejak manusia mengenal uang(emas dan perak). Riba dikenal pada masa peradaban Farao di Mesir,peradaban Sumeria, Babilonia dan Asyuriya di lrak, dan peradaban

Ibrani Yahudi. Termaktub dalam kitab perjanjian lama bahwadiharamkan orang Yahudi mengambil riba dari orang Yahudi, namundibolehkan orang Yahudi mengambil riba dari orang di luarYahudi42s.

Tidak dapat dipastikan kebenaran perkiraan di atas kecualikeberadaan riba pada peradaban Yahudi. Karena Alquranmenjelaskan bahwa Bani Israel (umat Nabi Musa 'alaihis salam)melakukan riba dan Allah-pun telah melarang mereka memakan riba.Allah berfirman,

"Maka disebabkan kezaliman orong-orang Yahudi, Kami haramkanatas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi

42s Dr. Abdullah Al Umrani,,4l Manfa'atu fil Qardh, hal 86.

383

(manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan mereka memakan ribo,padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, donkarena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang batilKami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antaramereka itu siksayang pedih. (An Nisaa: 160-161).

Kemudian umat Yahudi memperkenalkan riba kepada bangsaarab di semenanjung Arabia, tepatnya di kota Thaif dan Yatsribfkemudian dikenal dengan Madinah). Di dua kota ini Yahudi berhasilmeraup keuntungan yang tak terhingga, sampai-sampai orang-orangArab jahiliyah menggadaikan anak, istri, dan diri mereka sendirisebagai jaminan utang riba. Bila mereka tidak mampu melunasiutang maka jaminan mereka dijadikan budakYahudi.

Dari kota Thaif pralrtik riba menjalar ke kota Makkah dandipraktikkan oleh para bangsawan kaum Quraisy jahiliys[+26. Makariba marak di kota Makkah. Sebagaimana yang kita ketahui dalamkhutbah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di Arafah pada hajiwada'beliau bersabda,

,'u uV E; E!; F Vt Ji:s ,L**4llHt Yts>(ij< Z*naili ,,=4trir .+

"Riba jahiliyah telah dihapuskan. Riba pertama yang kuhapuskanadalah riba Abbas bin Abdul Muthalib, sesungguhnya riba telahdihapuskan seluruhnya". (HR. Muslim).

Bentuk-bentuk riba yang dilakukan orang-orang jahiliyahadalah sebagai berikut:

Seseorang memberikan pinjaman L0 keping uang emasselama waktu yang ditentukan dengan syarat nantidibayar sebanyak 11 keping uang emas.

Seseorang meminjam 10 keping uang emas, bila jatuhtempo pelunasan dan ia belum mampu membayar, iamengatakan,"Beri saya masa tangguh, nanti piutang andaakan saya tambah".

Seseorang memberikan pinjaman modal usaha 100keping uang emas. Setiap bulannya ia mendapat bunga 2keping uang emas. Bila telah sampai masa yangditentukan, si peminjam harus mengembalikan modalutuh sebanyak 100 keping uang emas. fika ia telatmelunasi maka ia harus membayar denda keterlambatan

426 Dr. Rafiq AI Mishri,,fom i' U shulurrib a, hal 22.

384

yang terkadang rasionya lebih besar dari pada bungabulanan.

- Seseorang membeli barang dengan cara tidak tunai. Biladia belum melunasi hutang pada saat jatuh tempo makaia harus membayar denda keterlambatan selain melunasihutang pokok+zz.

4.3 HUKUM RIBA

Tidak seorang muslimpun yang menyangkal haramnya hukum riba.Teks Alquran begitu jelas menyatakan bahwa Allah telahmengharamkan riba. Allah berfirman,

(q)r i;e3g"ltt tut-,H3>"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba".(AlBaqarah:275).

Kemudian Allah juga memerintahkan orang-orang berimanuntuk menghentikan praktik riba. Allah berfirman,

$ of L.}l ilr 4#rvrdlJ dur rsfir lriii ortJl gi ql(;*g

"Hai orang-orang yang beriman, bertalanalah kepada Allah dantinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orangyang b eriman ". (AlBaq arah: 27 8).

Dan Allah mengancam akan memerangi orang-orang yang tidakmenuruti perintahNya untuk meninggalkan riba. Allah berfirman,

(!_s,i3 lt A,-.j+ tr$:ri t&llj il OIi)"Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), makaketahuilah, bahwa AIIah dan RasulNya akan memerengimu".(AlBaqarah:279).

Ketika Imam Malik ditanya oleh seseorang yang mengatakan,"Istri saya tertalak jika ada yang masuk ke dalam rongga anak Adamlebih buruk daripada khomr". Ia berkata," Pulanglah, aku cari dulujawaban pertanyaanmu! Keesokan harinya orang tersebut datangdan Imam Malik mengatakan hal serupa. Setelah beberapa hari orangitu datang kembali dan imam Malik berkata,"/strimu tertalak. Akutelah mencari dalam seluruh ayat Alquran dan hadis Nabi tidak akutemukan yang paling buruk yang masuk ke rongga anak Adam selain

427 Dr. Rafiq Al Mishri,,/am i' U sh ulurri b a, hal 22 -25.

385

Riba, karena Allah memberikon sanksi pelakunya dengan berperangmelawanNya"azS.

Dan Allah berjanji akan memasukkan pelaku riba ke dalamneraka kekal selamanya. Allah berfirman,

*t b eir-1.a irri #a.u,;i al$ iln i3,fur

"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sompai kepadonya larangan dari Tuhannya, laluterus berhenti (dari mengambil riba), makq baginya apa yang telahdiambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), makaorang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal didalamnyaa2e". (Al Baqarah: 275).

Di dalam hadis, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam jugamemerintahkan agar seorang muslim menjauhi riba karena ribatermasuk salah satu dari tujuh dosa besar. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

:flri fdt Li3 atrl dfut E :rj6 (+qr^ll 6;1Jl l;+i:il;6pll1 il

^! aF C! *iilr ,!r; ,'.=:rJl3-,.i1! Aj+fr;-i"i; ,ei:._iJi #"- dAtS 6fj#l du GI; ,Ell cJ3r,

(gi)jtlJl crtl3iJl gjlJ-jll"Jauhi tujuh hal yang membinasakan! Para sahobat berkata, "Wahai,Rasulullah! apakah itu? Beliau bersabda, "Syirik kepada Allah, sihir,membunuh jiwa yang diharamkan Allah tanpa haq, memakan hartariba, memakan harta anak yatim, Iari dari medan perang danmenuduh wanita beriman yang lalai berzina". (Muttafaq 'alaih).

Diriwayatkan dari Baraa' bin 'Azib radhiyallahu anhu bahwaNabi shallallahu alaihiwa sallam bersabda,

428 Tafsir Al Qurthubi, jilid IX, hal405.42e Asy Syaukani dalam menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa yang dimaksud

dengan kekal dalam ayat ini bisa berarti Iama keberadaannya dalam neraka,

seperti ungkapan orang Arab," Jli dlL (raja yang kekal) maksudnya raja yang

lama berkuasa. Tafsir ini mengingat banyak hadis-hadis bahkan sampai kepadaderajat mutawatir yang menjelaskan bahwa orang yang bertauhid tidak akan

kekal selama-lamanya dalam neraka. Fathul Qadir, jilid I, hal 339.

386

6Eq lri5"J 9u3t !;Jt,"Dosa riba terdiri dari 72 pintu. Dosa riba yang paling ringan

adalah bagaikan seorang laki-laki yang menzinai ibu kandungnya".(HR. Thabrani. Salah seorang perawi hadis ini bernama Umar binRashid. la didhailkan oleh mayoritas ulama hadis. Akan tetapi 'Ajlunimentsiqahkannya dan hadis ini dinyatakan shahih li ghairihi oleh AlAlbani).

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwaNabi shallallahu alaihiwa sallam bersabda,

"Sesungguhnya 7 dirham yang didapatkan oleh seorang laki-lakidari hasil riba lebih besar dosanya di sisf Allah daripada berzina 36kali". (HR. Ibnu Abi Dunya. Al Albani menyatakan derajat hadis inishahih li ghairihi).

Begitu besarnya dosa riba, pantas Rasulullah melaknatpelakunya, sebagaimana diriwayatkan oleh |abir radhiy ollahu' anhu,

(1++l.3_i ,.:.5; ,ASyt s ,qll ',51 w *t ',d_y) ,A>><<il1;--P> :,JG;

"Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam mengutuk orang yang makanharta riba, yang memberikan riba, penulis transaksi riba dan keduasaksi transaksi riba. Mereka semuanya sama (berdosa)". (HR. Muslim).

4.4 MENANGGAPI TEORI YANG MENGHAUTTKAN RIBA

Teks-teks Alquran dan hadis di atas begitu jelas menyatakan bahwariba diharamkan. Dan tidak mungkin seorang muslim meragukannya.Akan tetapi, dewasa ini ada beberapa teori ekonomi yangmembenarkan riba. Seolah-olah riba memang sebuah keharusan agartercapainya keadilan.

Teori-teori ini dibuat oleh para ekonom barat dikarenakanpada awal abad pertengahan gereja katolik begitu gencarnyamelarang praktik riba (usury) dalam komunitas masyarakat Eropa.Akan tetapi seiring dengan kemajuan perdagangan di Eropa danmenguatnya pengaruh undang-undang Romawi yang melegalkaninterest (yang pada asal katanya, berarti: ganti rugi keterlambatanpelunasan hutang, maknanya lebih sempit daripada riba) danmelemahnya pengaruh gereja maka para ekonom Eropa

,rd ej+jll O$l d3, l;,usi

387

-"9

menggunakan kata interest (yang dalam bahasa Indonesiaditerjemahkan dengan: bunga) sebagai ganti dari kata usury yangdiharamkan gereja, namun dalam terminologi ekonomi makna duakata ini tidak berbeda.

Untuk melegalkan riba, para ekonom tersebut berpacumembuat teori-teori pendukungnya43o.

Mengingat teori-teori tersebut beredar di kalangan umat islamyang terkadang membuat mereka ragu akan kesempurnaanagamanya maka dirasa perlu untuk menanggapi teori-teori tersebut.

a. Teori Agro, yaitu: uang yang ada saat ini lebih bernilai daripada uang yang ada di masa mendatang dari 2 sisi:

a.1. Manusia secara naluriyah lebih mengedepankan uangyang ada saat ini.

a.2. Uang selalu mengalami inflasi setiap harinya, makabunga dianggap sebagai penutup inflasi yang terjadipada uang kreditur. Oleh karena itu, kreditur berhakmenarik bunga berdasarkan rasio inflasi sebagai gantirugi dari turunnya nilai uang yang dipinjamkan.

Tanggapan: teori ini dapat ditanggapi sebagai berikut:

1. Sebenarnya, penyebab utama teriadinya inflasi adalahbunga, karena pihak produsen selalu memasukkanbunga yang harus dibayar kepada kreditur ke dalambiaya produksi yang tentunya mempengaruhi harga jualsuatu barang. Setiap kali rasio bunga naik maka hargajual suatu barang pasti naik. Maka tidak mungkinmasalah inflasi diselesaikan dengan cara penghitunganbunga yang merupakan sebab utama teriadinya inflasi.

2. Uang piniaman yang diberikan oleh kreditur jika tetapberada di tangannya juga pasti terkena inflasi. fadipenyebab inflasi bukan karena uang itu berada ditangan debitur. Karena kenyataannya inflasi berakibatkepada semua orang.

3. Terkadang yang terjadi adalah sebaliknya di mana dayabeli sebuah mata uang menguat. Namun tidakseorangpun yang mengatakan bahwa pihak debiturberhak mendapat bunga dari uang yang dia pinjamsebagai ganti deflasi. Bahkan pihak kreditur tidak akan

430 Dr. Abdullah Al Umrani, Al-Manfa'ah fi al qard,hal82.

388

b.

menerima hal ini, padahal seharusnya keuntunganberimbang dengan kerugian+3r.

Teori Heek, yaitu: waktu memiliki nilai sebagaimana nilaiyang dimiliki sebuah barang, maka bunga yang diberikan olehdebitur adalah sebagai imbalan nilai waktu dari uang yangdipinjamkan.

Tanggapan: tidak dapat dibenarkan bahwa waktu memilikinilai sebagaimana nilai yang dimiliki oleh jasa dan barang.Buktinya seseorang yang tidak memiliki jasa dan barang akantetapi memiliki waktu yang sangat panjang (pengangguran),apakah waktu tersebut memiliki nilai yang harus diberiimbalan? Tentu tidak, akan tetapi waktu yang memiliki nilaiyaitu waktu yang berkaitan dengan jasa dan barang.

Teori Adam Smith, yaitu: rasio laba @rofit) umumnya lebihtinggi daripada bunga (interest), maka bunga adalah sebagaiganti rugi untuk kreditur atas sebagian laba yang tertundakarena uangnya dipakai debitur, sedangkan sebagian laba lagiuntuk debitur. Dengan demikian, kedua belah pihak sama-sama mendapat laba432.

Tanggapan: riba tidak mungkin merupakan hubungan salingmenguntungkan antara peminjam dan pemberi pinjaman.Riba pada hakikatnya merupakan kezaliman terhadap pihakpeminjam. Karena pemberi pinjaman hanya mau menerimasebagian laba bila pihak peminjam mendapatkan laba, akantetapi dia tidak mau menerima sebagian kerugian bila pihakpeminjam menderita kerugian. Andai dia mau menerimasebagian kerugian, baru dapat dikatakan hubungan itu salingmenguntungkan yang dalam fikih muamalat hubungan salingmenguntungkan antara pemodal dan pekerja dikenal denganal<ad,muddrabah.

Teori risiko, yaitu: bunga yang diberikan oleh peminjamkepada pemberi pinjaman merupakan ganti rugi dariberbagai risiko yang dihadapi oleh pemberi pinjaman, sepertirisiko peminjam tidak dapat melunasi utangnya.

Tanggapan: Islam mengakui adanya risiko yang dihadapi olehpemberi pinjaman. Akan tetapi risiko tersebut tidaklah memilikinilai yang harus diberi imbalan dengan uang, karena bukanmerupakan solusi untuk mencegah risiko. Yang dapat mencegah

d.

431 Dr. Yusuf As Syubaili, Al-Muqaddimah filmasharif Islamiyah, hal 73 .

432 Dr. Abdullah Al Umrani, ^Al-Manfa'ah fi al qard, hal 91.

389

risiko adalah rahn (barang gadai) yang dititipkan oleh peminjamkepada pemberi pinjaman. Bilamana terjadi risiko tidakmampunya peminjam mengembalikan hutang maka barangtersebut boleh dijual untuk menutupi hutangny4 dan sisa daripenjualan barang tersebut dikembalikan kepada pihakpeminjam.

e. Teori Marshall, yaitu: bunga sebagai imbalan waktu tunggudan tidak mampunya kreditur (pemberi pinjaman)menggunakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan sesaat,

Tanggapan: Inilah yang membedakan akad transaksi pinjammeminjam dalam islam dengan teori ekonomi kapitalis.Karena seorang muslim saat memberikan pinjaman yangberarti kebutuhan sesaatnya untuk menggunakan uangtersebut tertunda, dia hanya mengharapkan pahala dari sisiAllah SubhAnahu Wa Ta'ila dengan membantu orang yangdalam kesusahan.

Ini merupakan perbedaan mendasar ekonomi islam. Di manaterdapat sisi ukhrawi dalam setiap transaksi yang dilakukan,bukan hanya sekedar mengharap imbalan materi.

Dengan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa teori-teoriyang diajukan oleh para ekonom Barat untuk melegalkan riba tidakberpijak kepada argumen yang kuat dan semakin nyata keadilanagama Allah yang mengharamkan praktek riba.

4.5 DAMPAK RIBA

Seorang muslim meyakini bahwa segala sesuatu yang diharamkanAllah pasti berdampak buruk terhadap manusia. Karena Allah Mahabijaksana dan tidak mungkin melarang sesuatu yang berguna bagihambaNya.

Tak ayal lagi, riba yang diharamkan oleh Allah yang merupakansalah satu dosa besar pasti berakibat buruk terhadap pribadi,masyarakat dan ekonomi. Berikut ini penielasan beberapa dampakburuk riba.

4.5.L.1 Dampak Riba Terhadap PribadiDr. Abdul Aziz Ismail (dosen di salah satu fakultas kedokteran diMesir) dalam bukunya "Islam dan kedokteran modern" menyatakanbahwa riba merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai

390

penyakit gangguan jantung133. Dikarenakan seorang murdbi(rentenir/pelaku riba) memiliki sifat tamak dan kikir terhadap hartabahkan sampai pada tahap sebagai pemuja harta. Padahal rodaekonomi berputar tidak selamanya searah dan teratur. Maka tatkalaterjadi gunjang-ganjing ekonomi tidak jarang penyakit jantungberjangkit, melanda para murAbi dengan gejala tekanan darah tinggi,bahkan berakibat stroke, pendarahan di otak dan mati mendadak.

Seorang murAbi sebagai pemuja harta tidak memiliki sifat belaskasih. Padahal sifat belas kasih sangat dibutuhkan oleh setiappribadi. Karena sifat ini merupakan ciri khas manusia maka orangyang tidak memilikinya dikatakan tidak berprikemanusian. Dalamkenyataannya, rentenir dikenal dengan julukan lintah darat, dimanadia menghisap darah orang yang diberi kredit tanpa rasa belas kasih.Dia tidak memperdulikan isak tangis dan rintihan orang yangdiberinya kredit untuk diberi kesempatan agar dapat membayarhutang dan bunganya. Dia serta merta menyita rumah dan tanahpenerima kredit untuk menutupi hutang+bunga tanpa memikirkankondisi si miskin.

Dan sifat prikemanusiaan tersebut bukan saja dicabut dari hatimurAbi perorangan, termasuk juga murAbi dalam bentuk sebuahinstitusi.

Di awal pertengahan tahun 2011 salah satu bank internasionaldi Indonesia melakukan tindak kekerasan fisik terhadap salahseorang pemegang kartu kreditnya di dalam salah satu ruangan dikantor pusat bank tersebut, yang berakibat kepada kematiannasabah tersebut. Tindakan kekerasan tersebut disebabkanpemegang kartu tidak mau membayar bunga yang jauh lebih besardari perkiraannya. Dikarenakan korban merupakan salah seorangpengurus pusat partai politik di Indonesia kasusnya dibahas olehDPR. Dan DPR merekomendasikan kepada BI untuk menjatuhkansanksi terhadap bank tersebut atas tindakan pelanggaran HAM yangdilakukannya.

4.5.2 Dampak Riba Terhadap Kehidupan Bermasyarakat

Ciri khas masyarakat madani ditandai dengan hubungan salingmengasihi dan saling mencintai antara individu anggota masyarakatbagaikan satu tubuh. Bila salah satu organnya sakit maka organ yanglain juga merasakan perihnya. Kondisi ini tidak mungkin tercipta,jika terdapat seorang anggota masyarakat yang melakukan praktik

433 Dr. Sulaiman AI Asyqar, Qodhaya fiqhiyyah Muashirah, jilid.Z,hal61.

391

riba. Karena ia tanpa perikemanusian selalu berusaha menghisapharta setiap anggota masyarakat yang lainnya.

Dalam "Mausu'ah iqtishadiyyah" (ensiklopedi ekonomi)disebutkan, "Riba memainkan peranan penting dalam kehancuranmasyarakat terdahulu ... dimana pemberi pinjaman tanpa belas kasihmenyita kebun para penerima pinjaman jika mereka tidak mampumembayar hutang yang menjadi berlipat ganda karena ditambahbunga. Jika harga kebun belum mencukupi untuk menutupi hutangyang sudah berlipat ganda itu maka mereka merampas hakkemerdekaan para peminjam dan menjadikan mereka para budakY ang dip erj u al -b elikann 434.

Bila para penerima pinjaman tersebut sudah tidak lagimemiliki rumah tempat tinggal dan lahan bercocok tanam untukmenutupi kebutuhan pokok mereka dan keluarganya, sangatmungkin mereka akan menempuh jalan pintas yang tidak terhormatguna menyambung hidup mereka dan anak-anak mereka. Makabermunculanlah berbagai tindak kejahatan: pencurian, penodongan,perampokan, dan lain sebagainya.

Dengan demikian hilanglah rasa aman dan ketentraman dalammasyarakat tersebut berganti menjadi: ketakutan, penindasan, dantidak jarang berakhir dengan pembunuhan.

4.5.3 Dampak Riba Terhadap Ekonomi

Banyak akibat buruk riba yang dijelaskan oleh para ekonom muslimdan non muslim terhadap ekonomi, di antaranya:

4.5.3.1 Riba Merusak Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan penggerak utama roda ekonomi.Maka rusaknya sumber daya manusia berarti rusaknya ekonominegara tersebut.

Ar Razy (wafat 606H) dalam tafsirnya menjelaskan bagaimanaperanan riba menciptakan manusia yang malas bekerja dan takutmengambil risiko untuk mengembangkan hartanya. Ia berkata, "Allahteloh mengharamkan riba, karena riba menghalangi manusia untukgiat berusaha. Seorang pemilik dirham bila yakin akan meraih labadari akad riba dengan cara meminjamkan uang ke pihak lain tanpaharus mengeluarkan keringat dan tanpa menuai kerugian, tentu diatidak akan mau bekerja yang belum tentu akan mendapat laba danmungkin yang terjadi sebaliknya, ia malah akan menderita kerugian.

434 Dr. Sulaiman Al Asyqar, Qodhayafiqhiyyah Muashirah, iilid II, hal 61.

392

Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan terhalanginyakemaslahatan umat manusia. Karena kemaslahatan dunia tidak akan

berjalan dengan baik tanpa perdagangan, kerja dan

pembangungnll435.

4.5.3.2 Riba Merupakan Penyebab Utama Teriadinya Inflasi

Inflasi yaitu: keadaan perekonomian yang ditandai oleh kenaikanharga secara cepat sehingga berdampak pada menurunnya daya belisebuah mata uang.

Penyebab utama terjadinya inflasi adalah riba, karenaprodusen yang mendapatkan modal dari pinjaman berbunga pasti

akan menambahkan bunga yang harus dibayarnya kepada debitur ke

dalam harga barang produksinya. fadi harga jual barang yangdiproduksi sama dengan biaya produksi ditambah bunga+e6.

fika suku bunga naih secara langsung harga barang dan jasa

meniadi naik sehingga daya beli mata uang menjadi turun. Ini yang

dinamakan cost-push inflation (inflasi yang disebabkan oleh

dorongan biaya produksi).

Dan bila suku bunga turun maka permintaan kredit menjaditinggi. Bank-bank pemberi kredit memberikan kredit jauh lebihbesar dari fisik uangyang mereka miliki. Maka bila jumlah uang lebihbanyak dari yang semestinya teriadilah inflasi yang dinamakandemand-pull inflation (inflasi karena meningkatnya permintaan) 437.

Ini membuktikan bahwa suku bunga yang hakikatnya adalah

riba merupakan penyebab utama turunnya daya beli mata uang

terhadap barang.

Dengan turunnya daya beli mata uang maka seluruh uang

negara tersebut akan berkurang nilai tukarnya. Misalnya, seseorangyang memiliki uang 5 juta rupiah dalam rentang waktu beberapatahun ke depan, nilai tukarnya terhadap barang akan turun. Bisa iadimenjadi senilai 4 juta rupiah walaupun nilai nominalnya masih tetap5 juta rupiah.

Mungkin ini makna firman Allah,

(ri.yt atu &i5)

43s Ar Razi, Mafatih al ghaib,jilid II, hal 358 .

436 Dr. Sulaiman Al Asyqar, Qodhayafiqhlryoh Muashirah, jilid tl, hal61.

437 Dr. Abdullah Al Umrani,.A I Manfa' atu fil qardh, hal 449.

393

"Allah memusnahkan harta riba (secara berangsur-angsur)".(AlBaqarah:27 6).

Kata di-s-c dalam bahasa Arab berarti lenyap secara berangsur,dikatakan: ;r;lt O-^ karena bulan lenyap secara berangsur.

Kondisi harta riba lenyap secara berangsur tepat sekali untukgambaran inflasi, di mana daya beli uang berkurang secaraberangsur disebabkan oleh riba.

Bisa dibayangkan betapa besar dosa berbuat riba. Memangtampak luarnya pihak bank menarik riba (bunga) dari seorangpengusaha yang dianggap kaya, tapi pada hakikatnya bank tidakmenarik bunga dari pengusaha tersebut, melainkan dari penggunaakhir barang atau jasa yang dihasilkan oleh pengusaha tersebut.Dengan demikian yang membayar (bunga) atau riba adalah jutaanumat manusia yang kebanyakan mereka berasal dari ral<yat jelata.

Dapat dibayangkan betapa besar kezaliman yang diakibatkanoleh riba yang merupakan penyebab utama inflasi. Di mana lebihdari 200 juta penduduk Indonesia akan merasakan dampaknya, yaituberkurangnya daya beli uang yang mereka dapatkan dari hasil jerihpayah yang dikumpulkan dalam kurun waktu yang tidak sebentar.Lalu daya beli uang yang terkumpul tersebut mendadak turun dalamsekejap mata saat terjadinya hiperinflasi.

4.5.3.3 Riba Menghambat Laiunya Pertumbuhan Ekonomi

Seorang ekonom ternama/hon Maynard Keynes menyimpulkanbahwa riba merupakan penghalang utama kemajuan gerak ekonomi,Ia berkata, "Suku bunga menghambat pertumbuhan ekonomi, karenasuku bunga mengholangi lajunya gerok modal menuju kebebasan. Jikasuku bunga mungkin dihapuskan maka modal akan bergerak laju dantumbuh deng an cep at" 438.

4.5.3.4 Riba Menciptakan Kesenjangan Sosial

DR. Schacht Hjalmar ekonom ferman yang pernah menjabat direkturbank Reichs pernah berujar dalam pidatonya di Syiria, "Berdasarkanhitungan matematika bahwa harta di dunia akan dikuasai olehsegelintir orang pemberi modal dalam bentuk riba, karena ia tidakakan pernah mengalami kerugian, dan sebaliknya si penerimap inj am an dih a dap kan ke p a da ke ny ata a n u ntu ng - rug i" 43e .

438 Dr. Sulaiman Al Asyqar, Qodhaya fiqhiyyah Muashirah, jilid II, hal 65.43e ibid.

394

Kesenjangan sosial diberantas oleh Islam dengan penerapanzakat dan pelarangan riba. Karena Islam menginginkan harta yangmerupakan karunia Allah selayaknya dinikmati oleh sebanyakmungkin umat manusia. Saat menjelaskan pembagian rampasanperang Allah menyebutkan hikmahnya yaitu: keadilan sosial di mana

harta beredar di segenap lapisan umat. Allah berfirman,

*$sdr*JIl-J elli .g3l ,,Iii b us-i ,* 4t itii 51alsi &3$ , # .1pr.:;lt il3 us-r.,.il!3 ,..ulllJ #]ll

(S+?r;p'jr i#"Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan AIIah kepadaRasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kotamaka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anakyatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perialanan,supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saia diantara kamu". (Al Hasyr: 7).

4.5.3.5 Riba Faktor Utama Teriadinya Krisis Ekonomi Global

Krisis ekonomi global yang mendera dunia pada tahun 2008disebabkan oleh riba.

Dalam buku "Knsis Ekonomi Global Dan Solusi Ekonomi Islom"dijelaskan bahwa faktor utama penyebab krisis adalah riba440'

Hal ini bisa dilihat dari kronologis krisis:

Dalam rentang tahun 2002-2006 suku bunga (riba) bank diAmerika cukup rendah sedangkan harga properti mengalamikenaikan yang cukup tajam, maka pengajuan kredit properti wargaAmerika meningkat. Hal ini disambut baik oleh bank-bankkonvensional dengan memudahkan pemberian kredit'

Sebagaimana dimaklumi bahwa suku bunga bank tidak tetap,naik-turun seiring dengan naik-turunnya suku bunga yang

ditetapkan oleh bank sentral.

Pada awal tahun 2006 terjadi perubahan drastis, di mana sukubunga bank naik sedangkan harga properti menurun'

Maka para debitur tidak memiliki pilihan selain menghentikanangsuran kredit karena angsuran yang harus mereka bayar begitubesar disebabkan naiknya suku bunga bank juga tidak senilaidengan harga properti yang mereka beli disebabkan menurunnya

440 Dr. Samir Kantakii, Al Azmah Al maliyah Al Alamiyah, hal 34.

395

harga properti. Maka terjadilah kredit macet. Dengan terjadinyakredit macet, institusi keuangan Amerika menjadi lumpuh sehinggabeberapa bank mengumumkan jatuh pailit. Itulah penyebab awalterjadinya krisis. ekonomi global.

Saat kredit menjadi macet sampai pada taraf yangmengkhawatirkan, otomatis institusi-institusi keuangan yangberinvestasi pada kredit perumahan mengalami kerugian besar.

Akibat dari jatuhnya institusi keuangan tersebut berdampakpada kinerja saham Amerika di bursa saham yang terjun bebas,sehingga dampaknya juga ke indeks bursa saham Amerika (DJIA),karena institusi keuangan memiliki kapitalisasi pasar yang cukupberarti. Akhirnya investor-investor mulai menarik dananya daribursa, sehingga kejatuhan indeks bursa semakin parah.

Penarikan dana juga dilakukan di bursa-bursa global, karenaumumnya pihak asing juga memiliki banyak dana di bursa asing(termasuk di Indonesia). Inilah sebabnya dampak kejatuhan bursa diAmerika juga mengimbas ke bursa-bursa di seluruh dunia.

Untuk mengetahui bahwa riba adalah faktor utama terjadinyakrisis ekonomi global, juga bisa dilihat dari tindakan yang diambiloleh bank sentral Amerika untuk menghadapi krisis kreditperumahan dengan menurunkan suku bunga hingga mencapai Lpersen untuk meredam ketatnya likuiditas. Dengan demikian,mereka hanya bermain dengan menurunkan dan menaikkan sukubunga friba).++t

Oleh karena penyebab krisis ini adalah riba maka bank-bankSyariah terhindar dari krisis. Berdasarkan laporan dari"lnternational Financial Services", London yang berjudul, "lslamicFinance 2009" memuat, "Dampak knsis keuangan dan ekonomi global

441 Iihat wawancara majalah Al Bayan No. 255, edisi zulqa'dah t429H bersama Dr.Muhammad Al Ushaimi direktur Dewan Syariah, Bank AI Bilad, Arab Saudi.

396

tidak menerpa lembaga keuangan ryariahM? begitu fatal seperti yangdialami oleh bank-bank konvensional. Hal ini disebabkan: syariatIslam yang merupakan haluan bank'bank tersebutmengharamkan produk-produk yang menyebabkan timbulnyakrisis.n443.

Maka bergaunglah himbauan para pemikir barat untukmeneladani bank Islam yang jelas-jelas anti riba.

- Boufice Fanson Pimred Majalah Prancis "Challenges" edisiOlitober 2008 dalam kolom pengantar redaksi yang berjudul"Paus atau Alquran" mengatakan kepada Paus Benektidus XVI,"Saya pikir, dalam menghadapi krisis ekonomi global ini kitasangat membutuhkan membaca Alquran dari pada membaca

442 Bank Islam anti riba pertama kali berdiri di negara Emirat Arab tepatnya di kota

Dubai. Didirikan oleh seorang pengusaha muslim Haii Said Lotah' Dengan

modal 10 juta Dollar US dan bernama "Dubai Islamic Bank" pada tahun 1975,

sebulan setelahnya berdirilah "lslamic Development Bank" di feddah. Kemudian

diikuti dengan pendirian "Faisal Islamic Bank" di Mesir dan di Sudan, lalu

bermunculan bank-bank islam di hampir sebagian besar negara Islam di dunia.

Untuk Asia Tenggara, pada tahun 1983 di Malaysia didirikan "Bank Islam

Malaysia Berhad" dan pada tahun 1991 di Indonesia didirikan "Bank Muamalat

Indonesia". Perkembangan pesat bank-bank Islam tersebut sangat meresahkan

bank-bank konvensional (ribawi), menurut Dr. Abdul Hamid Ghazali, pakar

ekonomi Islam dari Cairo University bahwa berdasarkan dari berbagai laporan

lebih dari 30%o konsumen bank-bank konvensional beralih ke bank-bank islam

dan diperkirakan dalam 3 tahun mendatang bank-bank konvensional akan

kehilangan 50 %o nasabahnya yang beralih ke bank-bank Islam. (lqtishad Islami,

edisi: rabi'ul awal t429H, hal 52J. Kenyataan ini memaksa bank-bank ribawi

untuk membuka Unit Usaha Syariah demi merebut kembali pasar mereka yang

hilang. Mulailah bank-bank besar kelas dunia dengan jaringan global membuka

Unit Usaha Syariah seperti HSBC, ABN AMRO, Deutche Bank, Citibank, Standard

Chartered membuka investasi syariah dan lain-lain. Pada tahun 2004, di Inggris

berdiri bank Islam peftama "lslamic Bank Of Britain", lalu diikuti oleh bank-

bank lainnya dan sekarang terdapat 22bank Islam di Inggris. Bahkan menteri

ekonomi Inggris mencanangkan London sebagai pusat investasi Syariah. Pada

awal 2009 terdapat lebih 400 bank islam dan ribuan unit usaha Syariah di

seluruh dunia dengan aset mencapai 1 trilyun Dollar US. Pasca krisis ekonomi

global beberapa negara mengumumkan sistem keuangan syariah menjadi

acuannya, seperti Malta. Dan bank sentral Australia akan menerapkan sistem

keuangan Syariah tanpa riba dan hanya menarik laba melalui mudArabah dan

musyarakah dalam kredit perumahan. (AI fazirah, Riyadh 20 Juni 2009).

443 Majalah "Iqtishad Islami", edisi: Jumadil Ula 1430H, hal 53 yang diterbitkan oleh

Dubai Islamic Bank.

397

Injil untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan duniaperbankan kita, karena jika para praktisi perbankan kitamenghargai ajaran, undang-undang, dan sistem yangdisampaikan Alquran serta menerapkannya sqya yakin knslsdan bencona ekonomi ini tidak akan melanda kita, yangmembawa kita kepada kondisi yang menggenaskan, karenasesungguhnya "uang tidak bisa melahirkan uang friba)"444.

- Seolah-olah menjawab himbauan di atas, Vatikan melaluiharian resminya "Observatory Romano" dalam salah satuartikel yang berjudul "Masukan Dari Sistem Keuangan SyariahUntuk Barat Yang Dirundung Krisis" dijelaskan tentang manfaatriba diharamkan sesuai dengan syariat Islam. Dan sistemkeuangan syariah sangat berperan untuk membangun kembaliundang-undang serta peraturan baru agar dunia dapat keluardari krisis ekonomi global yang terjadi. Terutama sekali Islammenekankan larangan menggunakan uang sebagai barangdagangan yang mendatangkan laba44s.

- Roland Laskin, Pimred Harian "Law Journal the Finance" dalamkolom redaksi lebih Iantang menuntut penerapan sistemekonomi syariah di bidang keuangan dan ekonomi agar dapatmenyelamatkan pasar ekonomi dunia dari krisis yang timbulakibat tindakan para spekulan di pasar bursa. Kolom tersebutia beri judul "Tibalah saatnya Wall Street menerapkan sistemekonomi slariah".qse

- Mengamini himbauan di atas Robert Keymet wakil menterikeuangan Amerika saat berkunjung ke Riyadh mengatakanpernyataan yang dianggap cukup berani, "sistem perbankandan ekonomi Islqm merupakan prioritas kajian pemerintahAmerika dalam rang ka m enyelamatkan ekonotninya" ++z .

Sebenarnya, himbauan tersebut sudah lama didengungkan.Pada tahun 1930, Mr. Arthur Kinston berujar lantang di hadapankomite keuangan dan industri Mc Millan setelah terjadinya greatdepression yang melumpuhkan Wall Street, "Saya adalah anti ribadalam segala bentuknya, riba merupakan kutukan dunia semenjakkemunculannya, riba telah menghancurkan imperium-imperium

444 Dr. Samir Kantakji,AzmatAl Mdliyyah, hal 104.aas Majalah lqtishad Islamr, edisi: Jumadil Ula 1430H, hal 51.446 Dr. Samir Kantakji, AzmatAl Mdliyyah, hal 105.447 Harian Al Jazirah, Riyadh 26 oktober 2008.

398

terdahulu dan imperium ini, dan akan menghancurkan imperium yongloinnYa"a+4.

4.6 Pembagian Riba

Para ulama membagi riba menjadi dua: ribo dayn danriba ba'i.

4.6.tRiba Dayn

Riba dayn adalah riba yang dilakukan oleh bangsa arab jahiliyahsebagaimana yang diielaskan sebelumnya. Yaitu: pemberi hutangmensyaratkan kepada peminjam untuk mengembalikan hutangditambah bunga, atau penjual barang tidak tunai mensyaratkandenda jika si pembeli telat melunasi kewajiban bayarnya yang telahjatuh tempo, atau si pembeli sendiri yang mengaiukan persyaratanuntuk membayar denda dengan ucapan, "Beri saya tenggang waktudan akan saya bayar lebih besar dari harga semula". Riba dayndikenal juga dengan riba dalam Alquran.

Khalifah Umar radhiyallahu anhu pernah mengungkapkansuatu pernyataan yang menunjukkan bahwa permasalahan ribamerupakan salah satu permasalahan yang cukup rumit dalam Islam.

Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam Mushannaf, Umarberkata,

(q,ill aig,,D.jt Jl-3ti '1t4t3r, :F 6u

"Kami meninggalkan 9/L0 transaksi muamalat halal karenakhawatir terimbas riba" .

Oleh karena itu, para ulama menyusun sebuah kaidah pentinguntuk mengetahui mengetahui aplikasi-aplikasi riba dalam berbagai

ienis akad.

448 Dr. Sulaiman Al Asyqar, Qodhayafiqhiyyah Muashirah, iilid II, hal 73.

399

Memahami Kaidah fikih: <El 343,At&^ 'h

*ii',5"" Setiap Pinj aman yong Memb erikan Manfaat Adalah Rib a' 44s

Kaidah di atas seolah-olah meliputi setiap bentuk keuntungan yangdihasilkan dari akad pinjaman hukumnya riba, namun sesungguhnyatidak demikian. Suatu manfaat (keuntungan) dari akad pinjamandianggap riba bila terpenuhi kriteria berikut,

Keuntungan yang terpisah dan bukan keuntungan yangmengikut dalam akad pinjaman.

Maka keuntungan yang bersifat mengikut tidak diharamkan,seperti: seseorang yang memberikan pinjaman kepada pihaklain, terlebih pihak tersebut mapan secara ekonomi dan tidakmenunda-nunda pembayaran pinjaman (bank) maka pemberipinjaman mendapat keuntungan dalam bentuk uangnya amandari hal-hal yang tidak diinginkan dan terkumpul dalambentuk tabungan.

Keuntungan hanya dinikmati oleh pemberi pinjaman.

Bila keuntungan yang disebabkan oleh akad pinjaman yangdisyaratkan di awal akad adalah untuk peminjam, hukumnyaboleh. Karena pemberi pinjaman berarti menambahkebajikannya terhadap peminjam yang biasanya adalah orangyang sangat membutuhkan4so.

Dan boleh juga bila manfaat dari akad pinjaman didapatkansama oleh kedua belah pihak (peminjam dan pemberipinjaman), seperti: arisan dimana peminjam dan pemberipinjaman mendapatkan manfaat yang sama dari akad

44e AI Mawardi, Al Hawi, jilid V, hal 356, Sihnun, Al Mudawwanah AI Kubra 4/133.Dianggap ini sebagai kaidah fikih karena tidak ada hadis yang marfu' yangshahih dari Nabi dengan lafaz ini. hadis yang diriwayatkan dengan lafaz ini olehAl Harits dalam musnadnya dari Ali bin Abi rhalib radhiyallahu anhu dengansanad yang sangat dhaif, karena diantara sanadnya adalah Siwar bin Mush'ab AlKufi. Ibnu Hajar berkata, "Hadis dengan lafaz ini tidak ada yang shahih dari Nabishallollahu alaihi wa sallam". Akan tetapi kaidah ini berdalil kepada ijma' yangdinukil oleh Al Baji. Dan sekalipun sanad hadis ini dhaif akan tetapi maknanya

shahih. Ibnu Hajar Al Haitami berkata, "(Et ;i3 'b;3, 3+ ,pi '&t srt'rp

Pinjaman yang Memberikan Manfaat Adalah Riba. Dhaifnya hadis ini diperkuat olehmaknanya shahih yang diriwayatkan dari beberapa orang sahabat". Tuhfatul Muhtajs/47.

rso !1. Nazih Hammad,Aqdul Qardh,hal 60.

400

pinjaman dalam bentuk terkumpulnya uang dalam jumlahbesar.

Begitu juga, dibolehkan iika keuntungan untuk pihak ketiga,seperti keuntungan yang didapatkan oleh perantara dalamakad pinjaman. Bila seseorang berkata kepada perantara,"Carikan aku pinjaman, dan untukmu sepuluh persen daribesarnya uang pinjaman". Maka perantara berhakmendapatkan sepuluh persen dari besarnya pinjaman jika iaberhasil mendapatkan piniaman untuk peminjamsbsungguhnya.

Ibnu Qudamah berkata, "Jika seseorang berkata kepadaseseorang, "Carikan aku piniaman seratus dinar dan untukmusepuluh dinar" akad ini sah, karena sepuluh dinar itumerupakan imbalan dari jasa mencari piniamqn"4sr.

Keuntungan yang dinilanati pemberi pinjaman disyaratkan di

awal akad.

Bila tidak disyaratkan di awal akad, akan tetapi pada saat

pelunasan utang peminiam memberikan hadiah baik dalam

bentuk yang seienis dengan barang yang dipinjam ataupun

tidak maka hukumnya boleh. Berdasarkan hadis yang

diriwayatkan dari labir radhiyallahu anhuma,ia berkata,

"Nabi pernah memiliki utang kepadaku, lalu Beliau

melunasinya dan memberikan tambahon dari nilai utangnya".

(HR. Bukhari).

Keuntungan yang tidak dipersyaratkan tersebut diberikan

sebelum utang dilunasi.

Bila keuntungan diberikan sebelum utang dilunasi juga tidakdibolehkan sekalipun atas nama hadiah. Berdasarkan sabda

Nabi shallallahu alaihiwa sallam,

..Ja A:A 5 ,i.e-.AG ,aj Slri ,?ifr ti!o+ ,s> btk ;J {t ,il*1i6 Y; teS; >i ,iil'Jl

(dlli ,b 4Stsr Al KaaJi, jilid II, hal 127.

40L

,)r.-l":Jl G W&+XI t$i,

"Apabila seseorang di antaramu memberikan pinjaman, laluyang menerima pinjaman memberikan hadiah kepadamu ataumemintamu untuk menaiki kendaraannya, maka janganlohengkau menaikinya dan jangan terima hadiahnya. Kecuali(pemberian hadiah tersebut) telah berlangsung antaramudengannya sebelum engkau berikan dia pinjaman". (HR. IbnuMajah. Derajat hadis ini dinyatakan hasan oleh ImamSuyuthi).

Kapan Riba Dayn Boleh Dilakukan?Berbeda dengan gharar yang dibolehkan dengan nisbah sedikit,

riba dayn tetap diharamkan walaupun jumlahnya hanya sedikit.Tidak ada keringanan sedikitpun dalam jumlah riba, hukumnyaharam sekalipun kecil.

Imam Malik berkata, "Adapun riba, selamanya wajibdikembalikan dan tidak dibolehkan baik banyak maupun sedikit"4s2.

Al Baji (wafat th 474H) berkata, "Membuat persyaratanpertambahan dalam utang adaloh riba, meskipun sedikit Dan tidakada perbedaan pendapat para ulama bahwa setiap pertambahanutang itu adalah ribau4s3.

Ibnu Qudamah berkata, "Riba diharamkon, baik jumlah uangribanya b anyak maupun sedikitt' 4s4.

Para peserta symposium ekonomi Islam di eatar sepakat, ,,Riba

mutlak dihoramkan. Tidak ada perbedaan antara ribayang dilakukandalam jumlah besar qfqy l<egiftass.

fuga berbeda dengan gharar yang dibolehkan jika berkaitandengan hajafs6 orang banyak akan transaksi tersebu! riba dayntetap diharamkan sekalipun transaksinya dibutuhkan oreh orangbanyak, kecuali dalam keadaan darura! riba dayn boleh dilakukandengan ketentuan mengangkat sebuah darurat.

asz Lihat. AlBaii, Al Muntaqa Syarh Al Muwatha',jilid V, hal 157.as3 Al Muntaqa Syarh Al Muwatha',1ilidV, hal 99.asa Raudhatun Nazhir,iilid II, hal 138.ass Al Fatawa Al lqtishqdfuah, fatwa no (6J, hal79.+s0 fl3j2t adalah kebutuhan yang bila tidak terpenuhi tidak akan berakibat

hilangnya salah satu 5 hal yang sangat penting yaitu agama, nyawa, akal, hartadan kehormatan. Akan tetapi, akan berakibat susahnya seseorang menjalanihidupnya.

402

Hal ini, karena riba dayn merupakan riba yang diharamkanatas asas maqshad (tujuannya) dan bukan diharamkan hanya karenadapat menghantarkan kepada sesuatu yang diharamkan {tahrimwasail). Maka sebuah kebutuhan yang tidak masuk kategori darurattidak dapat memberikan dampak terhadap hukum asal haramnyariba jenis ini.

Ibnu Al Arabi fwafat th. 453H) berkata,

i.=tJr 4+_i_ilC+;;a ot,;J",r"Apabila sesuatu diharamkan korena zatnya maka sebuah haiat tidakberp eng aruh terhadap hukum haramnya" as7 .

Kecuali darurat dapat membolehkan riba dayn berdasarkanfirman Allah,

(lill f:-fui u{! $t; i5u ili;JLnii.r)"sesungguhnya Allah telah menielaskan kepada kamu apq yang

diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu

melakukannya" . (AlAn'aam: 1 19).

Ibnu Asyur (wafat th. 1393H) berkata,

tj+-)i ld.|3 b$'J,btt s-i:lt U$f;+lt Fr-5)'tij {i 'EsitYi ip1 $erl -q44 cl)i; o-:"ulr L. rSr

L::FI t;; dloaS3t ;.-l-li"sesungguhnya, riba dayn digolongkan riba yang diharamkan

atas asas maqshad (tujuannya). Haiah (kebutuhan di bawah darurat)tidak dapat melegalkan riba ini. Karena ancaman Allah sangat kerasterhadap pelakunya, tidak ada pengecualian dan beragam kerusakanyang ditimbulkan riba. Riba ienis ini hanya dilegalkan dalam keadaan

darurat't4s8.

Syaikh Ibn Bayyah hafizhahullah berkata,

U; a;.f .ei3r iti.1,J1t'v1 .ol4,v A*e I-2-u"9lr3 )ii,;iall i'r'r3i :ii;3,iil .J& l;3 iei ,i:!-,ilt"sesuatu yang dilarang atas asas maqshad (tuiuannya) tidak

dapat dilegalkan kecuali kondisi sangat daruraL Contoh larangan ini

4s7 tAridhatul Ahwazi,jilid VIII, hal48.4sB Maqashid al MuamalaC hal. 100.

(F-€''' li)

403

riba dayn. Ibnu Taimiyah berkata, "Riba dayn lebih berat (dosanya)darip ada p ei udian" ass .

Namun perlu diingat bahwa darurat adalah kondisi dimanaorang yang berada dalam kondisi ini akan binasa atau hampir binasabila dia tidak melakukan hal yang diharamkan tersebut.

Juga dengan ketentuan bahwa orang yang dalam keadaandarurat tidak mempunyai pilihan selain melakukan hal yangdiharamkan. Dan kadar haram yang boleh dia lakukan hanyalahsebatas menghilangkan kondisi daruratnya.

Apabila kriteria di atas tidak terpenuhi maka kondisi tersebutbelum dapat dinamakan darurat. Dan tidak berhak mendapatkankeringanan untuk melakukan pinjaman dengan riba.

Mungkin yang dapat dijadikan contoh untuk darurat yangmemenuhi kriteria yaitu pertanyaan yang pernah diajukan kepadasyaikh Al Munajjid bahwa seseorang akan dilakukan operasi padalambungnya. Akan tetapi dia tidak memiliki biaya yang cukup untukitu apakah boleh dia meminjam ke bank konvensional denganjaminan gajinya?

Syaikh menjawabt "... menurut pendapat sebagian para ulamadalam kondisi yang ditanyakan ini engkau boleh meminjam dengancara ribawi, jika kondisimu sampai pada tahap darurat dan beratdugaan bahwa operasi akan berguna bagimu dan menghilangkanpenyakitmu dan kondisimu ini tidak dapat ditunda sampai engkaumendapatkan pinjaman tanpa riba atau Allah memberikanmu rizkiyang baik".

4.6.1.1 Bentuk-bentuk Riba Dayn

Dalam sistem perekonomian, perbankan dan keuangan modern, ribadayn bany ak dij umpai, di antaranya :

4.6.1.1.1Bunga Bank

Bunga (interest) yaitu: imbalan yang dibayar oleh peminjam atasdana yang diterimanya, bunga dinyatakan dalam persen.

Bank konvensional (bank yang tidak islami) sebagian besarusahanya bergantung kepada bunga. Dimana bank mengumpulkanmodal dari dana masyarakat dalam bentuk tabungan, lalu uang yangterhimpun dari dana masyarakat tersebut dipinjamkan dalam bentukmodal kepada suatu pihak. Bank memberikan bunga kepada para

4se ibid, hal. 101.

404

penabung dan menarik bunga dari peminjam. Bunga yang ditarikdari peminjam jauh lebih besar dari pada bunga yang diberikankepada pemilik rekening tabungan. Selisih dari dua bunga: peminjamdan penabung merupakan laba yang diperoleh bank.

4.6.1.1.1.L Hukum Bunga Bank

Bunga yang ditarik bank dari pihak yang diberikan pinjaman modalatau yang diberikan bank kepada nasabah pemilik rekeningtabungan hukumnya haram dan termasuk riba. Karena hakikatbunga adalah pinjaman yang dibayar berlebih. Bank memberikanpinjaman kepada pengusaha dalam bentuk modal, pinjaman tersebutharus dikembalikan dalam jumlah yang sama ditambah bunga yang

dinyatakan dalam persen, atau denda yang ditarik bank dari pihakpeminjam jika terlambat membayar pada tempo yang telahditentukan. Ini jelas-jelas sama dengan riba kaum fahiliyah.

Menabung di bank sekalipun dinamakan simpanan, akan tetapidalam pandangan fikih akadnya adalah pinjaman. Karena pinjaman(qardh) dalam terminologi fikih berarti menyerahkan uang kepadaseseorang untuk dipergunakannya dan dikembalikan dalam bentukuang senilai pinjaman. Pengertian qordh ini sama dengan tabungan,dimana uang tabungan yang disimpan di bank digunakan oleh bankkemudian bank mengembalikannya kapan dibutuhkan olehpenabung dalam bentuk penarikan uang tabungan.

Akad ini tidak dapat dikatakan wadi'ah (simpanan), karenapara ulama mengatakan seperti yang dinukil oleh Ibnu Utsaimin -rahimahullah-, "Para ahli fiqh menjelaskan bahwa bila orang yangmenitipkan (uang) memberikan izin kepada yang dititip untukmenggunakannya maka akad wadi'ah berubah menjadi akadqardh"46o.

Bila hakikat menabung di bank adalah akad pinjaman (qardh)maka pinjaman tidakboleh dikembalikan berlebih, bila dikembalikanberlebih dalam bentuk bunga maka bunga ini dinamakan ribaa61.

Kaidah fikih menyatakan,

<E.r 4"Ar3:'^ --* ,rj',Js"

"setiap pinjaman yang memberikan keuntungan bagi pemberipinj aman adalah riban 462.

460 Al Syarh al mumti', jilid X, hal 286.461 Dr. Abdullah Al Umrani, Al Manfa'atu fil qardh,hal423462 Al Mawardi, Al Hawi,jilid V, hal 356, Sihnun, Al Mudawwanah Al Kubra 4/133.

405

Hukum bahwa bunga bank sama dengan riba merupakankeputusan seluruh lembaga fatwa baik yang bertaraf internasionalmaupun nasional, sehingga bisa dikatakan Ijma'.

Pada tahun 1965 dalam Muktamar Islam ke-2 di Kairo yangdihadiri oleh 150 ulama dari 35 negara islam telah diputuskan,"Bunga bank dalam segala bentuknya adalah pinjaman yangbertambah. Hukumnya adalah haram, karena termasuk riba. Tidakada perbedaan antaro pinjaman konsumtif atau produktif. Ribadiharamkan, baik persentasenya banyak maupun sedikit Dan akadpemberian pinjaman yang disertakan dengan bunga jugaTiTroro kqnti+63.

Pada tahun L976M, dalam Muktamar ekonomi Islam se-duniadi Mekkah Al Mukaramah yang dihadiri oleh 300 lebih para ulamadan ekonom dari berbagai negara menekankan kembali haramnyabunga bank.

Pada tahun 1983M, dalam Muktamar bank syariah se-dunia diKuwait juga ditekankan kembali haramnya bunga bank.

Pada tahun 1985M, Majma' AI Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI)mengadakan muktamar yang dihadiri oleh ulama perwakilan negara-negara anggota OKI memutuskan, "Setiap penambahan dalampengembalian hutang, atau bunga, atau denda karena keterlambatanpelunasan hutang, begitu juga bunga yang ditetapkan persennya sejakdari awal transaksi, hal ini adalah riba yang diharamkan syariatIslam".

Pada tahun 1986M, Al Majma' Al Fiqhy Al Islami (divisi fikihRabithah Alam Islami) menfatwakan, "Segala bentuk bunga hasilpinjaman adalah riba dan harta horamn464.

Fatwa haramnya bunga bank sangat jelas, akan tetapi ada sajaorang-orang yang berusaha menghalalkannya dan terkadang iamenggunakan dalil agama. Di antara dalil yang mereka gunakanadalah:

a. Bahwa riba yang diharamakan hanyalah riba yang berlipatganda, berbeda dengan bunga bank yang hanya sekianpersen. Allah berfi rman,

<A&;t;zl6Ei5i EJ,l tgt3ii { rriu ortlt r$j r;l

463 Dr. Sulaiman Al Asyqar, Qodhaya fiqhiyyah Muoshiraft, jilid II, hal 607.464 lihat fatwa-fatwa lembaga fikih internasional ini di buku Prof. Dr. Abdul Wahab

Abu Sulaima n, F i qh M u a m al at H aditsah, hal 57 2 -57 3.

406

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakanriba dengan berlipat gando". (Ali Imran: 130).

Tanggapan: Ayat ini turun menjelaskan larangan riba, diantara bentuk riba jahiliyah yaitu bila jatuh tempopelunasan hutang 100 dinar, misalnya, dan peminiambelum mampu melunasi, maka hutang dijadwal baru dandibayar tahun depan sebanyak 200 dinar dan begituseterusnya hingga peminjam melunasinya.

Dalam ayat di atas tidak ada penjelasan bahwa ribahanyalah yang berlipat ganda, bahkan sebaliknya di ayatyang lain Allah menjelaskan bahwa bila seseorangbertaubat dari riba, ia hanya boleh menarik jumlah uangyang ia pinjamkan dan tidak boleh lebih dari itu. Allahberfirman,

{s 'l$i* .i ErJii c-ys'3 Fii # EIJ)

"Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), makabagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak(pula) dianiaya". (Al Baqarah: 279).

Dalam beberapa hadis juga dijelaskan bahwa seberapapunkeuntungan dari pemberian pinjaman adalah riba.

b. Orang yang berusaha menghalalkan bunga bank berdalihbahwa riba diharamkan dalam akad pinjaman karenaditarik dari orang miskin yang membutuhkan pinjamanuntuk menutupi kebutuhannya, adapun bunga yang ditarikoleh bank adalah bunga yang ditarik dari pengusaha kaya,maka bunga yang dibebankan kepada pengusahamerupakan sebuah keadilan sebagai imbalan dari danayang digunakannya.

Tanggapan: Hal ini tidak benar, akan tetapi riba tetapdiharamkan kepada para pengusaha (orang kaya), karenasejak zaman para sahabat sudah dikenal memberikanpinjaman kepada orang kaya untuk dijadikan tambahanmodal usaha perniagaannya.

Diriwayatkan oleh Al Bukhari46s. bahwa orang-orangmenitipkan uangnya kepada Zubair bin al Awwamradhiyallahu 'anhu. Lalu Zubair mengubah akad titipan

46s Shqhih Bukhari, jilid II, hal 962, kitab : Al f ihad, bab: "barakat aI ghazi fi malihi" .

407

meniadi akad pinjaman agar dapat digunakannya sebagaitambahan modal dan disisi lain penitip merasa amanuangnya tidak akan hilang berbeda dengan titipan murni(wadi'ah), karena penerima titipan (wadi'ah) tidakmenjamin jika uang yang dititip hilang di luar kesengajaan.

Ia berkata,

(aij-hll 4le ";tAi

j_!! ,,"ii; i4J; y>"Saya tidak mau. Jadikan akadnya qardh, karena akukhawatir uang kalian hilang".

Dengan demikian, sekalipun pinjaman diberikan kepadaorang kaya tetap haram menarik bunga. Inilah sebuahkeadilan.

Dan tidak mungkin bunga (riba sebuah keadilan). Karenajika dibenarkan menarik bunga dari peminjam maka saatpengusaha tersebut rugi dalam usahanya pihak penarikbunga tetap menarik hutangnya ditambah bunga dan saatdia untung ia juga menarik hutang ditambah bunga, jadiyang tetap untung hanya pemberi pinjaman sekalipunpenerima pinjaman merugi. Ini adalah sebuah kezalimandan bukan keadilan. Dengan demikian, maka transaksisimpan-pinjam di bank konvensional murni transaksi riba,karena akadnya adalah qardh dan peminjam disyaratkanmelunasi hutangnya melebihi nominal pinjaman.

4.6.L.1,.L.2 Hukum Menabung di Bank KonvensionalSetelah mengetahui bahwa transaksi simpan-pinjam di bankkonvensional adalah transaksi riba, bagaimana hukumnya menabungdi bank konvensional?

Hukum menabung di bank konvensional diharamkan, karenatransaksi ini adalah riba. Dan riba telah diharamkan Allah danras ul Nya. labir r a dh iy all ah u' a nh u meriwayatkan bahwa,

((1;+L.i_t ,.:._t3; ,lSyt S ,q;ll ,51 W {t |At.J,l)<<Llfipa> :,Jt ;

"Rasulullah shallollahu alaihi wa sallam mengutuk orang yang makanharta riba, yang memberikan riba, penulis transaksi riba dan duaorang saksi akad riba. Mereka semuanya sama". (HR. Muslim).

fika seseorang sangat butuh membuka rekening di bankkonvensional karena gajinya ditransfer oleh perusahaan ke rekening

408

di bank konvensional maka hukumnya diberi keringanan dengan

syara! setelah uang masuk ke rekening sesegera mungkinmenariknya dan jika diberikan bunga oleh banh bunga tersebutadalah riba yang wajib ia bebaskan dari hartanya dengan cara

menyalurkannya untuk kepentingan sosial.

Sebagaimana difatwakan oleh lembaga fatwa kerajaan ArabSaudi, No. 16501 ketika ditanya tentang hukum penerimaan gaji parapegawai melalui rekening di bank ribawi, yang berbunyt', "Gaji yang

diterima melalui rekening di bank (ribo) boleh agar anda

mendapatkan upah hasil keria dengan syarat iangan ditinggalkan dibank setelah masuk ke rekening agar tidak digunakan oleh bank untukinvestasi riba".

4.6.L.L.1.3 Hukum Menerima Hadiah dari Bank Hasil Undian

Sebagian bank memberikan hadiah kepada pemilik rekeningtabungan secara acak melalui undian. Bagaimana hukummenerimanya?

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa membuka rekening dibank hukumnya haram, namun dibolehkan dalam kondisi sangat

butuh seperti contoh sebelumnya. Dan bagaimana jika secara

kebetulan pemilik rekening ini mendapatkan hadiah undian daribanh apakah hadiah tersebut halal?

Sebelum menielaskan pendapat ulama dalam hal ini, perludiingat bahwa akad menabung di bank dalam tinjauan fikih adalah

akad pinjaman, dimana hakikatnya pemilik rekening adalah sebagai

pemberi pinjaman dan bank sebagai penerima pinjaman' Dengan

demikian, bolehkah menerima hadiah dari orang yang diberipinjaman?

Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini.

Pendapat pertama: Sebagain ulama membolehkan menerimahadiah dari orang yang menerima pinjaman, pendapat inimerupakan mazhab Syaf i.

Dalil pendapat ini, hadis-hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa

sallam yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

menerima hadiah.

Diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia

berkata,

1114;ii, (+il_r 4+t 'rli* *X.Ill Jij rrls)

409

x,1ir3t ,)L {ka ii ,Ai.s-G ,t:;}_SriJ 6"J r-i1y

(dlli "l!

+S; 'o *-'o:>,1r$ ii jt ,aiji; )i; reS;

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selalu menerima hadiah danbeliau juga selalu membalas orang yang memberikan hadiah,. (HR.Bukhari).

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena terdapat larangan dariNabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menerima hadiah dariseseorang yang diberikan pinjaman, maka maksud hadis di atasbahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menerima hadiah kecualihadiah dari orang yang menerima pinjaman darinya.

Pendapat kedua: tidak boleh pemberi pinjaman uangmenerima hadiah dari peminjam, pendapat ini merupakan mazhabMaliki dan Hanbali, karena merupakan celah untuk menghalalkanriba.

Nabi shalla llahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Apabila seseorang di antoramu memberikan pinjamon, lalu yangmenerima pinjaman memberikan hadiah kepadamu atau memintamuuntuk menaiki kendaraannya, maka jangonlah engkau menaikinyadan jangan terima hadiahnya. Kecuali (pemberian hadiah tersebut)telah berlangsung antaramu dengannya sebelum engkau berikan diapinjaman". (HR. lbnu Majah. Derajat hadis ini dinyatakan hasan olehImam Suyuthi).

|uga beberapa atsar dari para sahabat Nabi yang melarangmenerima hadiah dari orang yang diberinya pinjaman, di antaranya:

Seseorang bertanya kepada Ibnu Umar radhiyallahu ,anhuma,

"Aktt memberikan pinjaman uang kepada seseorang, lalu iamemberiku hadiah".

Ibnu Umar menjawab, "Kembolikan hadiahnya atau beri diauang senilai hadiah tersebut (potong utangnya senilai hadiah),,. (HR.Abdurrazaq).

Abdullah bin Salam radhiyallahu 'anhu berkata kepadatemannya yang berada di Kufah, "Engkau berada di negeri, di manapraktik riba banyak dilakukan. Jika engkau memberikan pinjamankepada seseorang maka jangan terima hadiah darinya, sekalipunsekedar rumput makanan ternak. sesungguhnya hal itu adarah riba".(HR. Bukhari).

41.0

Dari hadis dan atsar di atas jelaslah bahwa haram hukumnya

menerima hadiah dari pihak yang menerima pinjaman. Dan inimerupakan pendapat terkuat, wallahu a'Iam.

Maka pemilik rekening tabungan di bank konvensional yang

hakikatnya adalah pemberi pinjaman kepada bank tidak boleh

menerima hadiah dari pihak bank Dan hadiah tersebut termasuk

riba, karena utang akan dikembalikan bank ditambah dengan hadiah,

sedangkan hutang yang bertambah adalah riba466.

4.6.1.L.2 Penggunaan Barang Gadai oleh Pihak Kreditur

Saat melakukan transaksi menjual barang secara tidak tunai atau

saat memberikan pinjaman, dibenarkan pihak penjual atau krediturmeminta barang gadai dari pembeli atau peminjam uang sebagai

iaminan.Allah berfirman,

(ia3;k Arlj $s rs5.. ls j*,e #o$"Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai)sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada

barang gadaiyang dipegang". (Al Baqarah: 283).

Bila jatuh tempo pelunasan dan pihak yang berhutang tidakmelunasi tanggungannya maka barang gadai boleh dijual, laludipotong utang dan sisanya dikembalikan ke pemiliknya.

Yang perlu diingat bahwa barang gadai tidak boleh digunakan

oleh pihak yang memberikan utang, karena termasuk riba.

Namun, di beberapa komunitas masyarakat bila seorang

anggota masyarakat butuh biaya mendadak seperti biaya untukpengobatan di rumah sakit, biasanya mereka meminiam uang/emas

kepada orang kaya setempat. Pemberi utang biasanya inginmendapat keuntungan materi dari piutang tersebut. Di antara

pemberi utang ada yang mensyaratkan pengembalian dengan jumlah

yang berlebih. Ini jelas-jelas sama dengan riba yang dipraktikkanbangsa Arab jahiliyah. Di antara pemberi utang ada yang mencari

keuntungan dengan mensyaratkan peminjam memberikan barangjaminan dalam bentuk kebun atau hewan umpamanya, sedangkan

hasil kebun atau hewan tersebut untuk pemberi pinjaman. Ini juga

sama dengan riba jahiliyah karena hasil barang jaminan tersebut

tentu bernilai uang, yang berarti peminjam nantinya akan

466 Dr. Abdullah Al Umrani, r{l monfa'atu fil qardh,hal 462.

4LL

mengembalikan uang pinjaman penuh ditambah hasil barangjaminan.

Abdullah As Samarqandi berkata, "Pemberi utang tidak halalmenggunakan barang gadaian dalam kondisi apapun, sekalipunpemilik barang gadaian mengizinkannya, karena ini adalah riba:dimana penerima pinjaman membayar utang penuh dan keuntunganmenggunakan barang gadaian adalah sebagai tambah utang. Ini jelasribat467.

Ibnu Qudamah berkata,"Barang gadaian tidak boleh digunakanoleh pemberi pinjaman, jika barang tersebut tidak membutuhkanbiaya pero.waton, sekalipun pemilik barang mengizinkannya. Karenaini adalah pinjaman yong memberi keuntungan, hukumnya adalahharam. Kecuali pengguna barong gadai memberikan imbalan"46l.

Imam Syaf i berkata,

C+;:t L-t-,Sti-,

"Bila seseorang memberikan pinjaman 1000 keping uang emasdan ia mensyaratkan agar peminjam memberikan barang gadaiansebagai jaminan dan pemberi pinjaman mensyaratkan bolehmenggunakan barang tersebut, maka persyaratan tersebut tidak sah,karena ia mendapatkan keuntungan dari uang yang ia pinjamkannu6s.

AAOIFI dalam Milryar Rahn pasal3.2.9 memutuskan,

"Pihak pemberi pinjaman yang menerima barang gadai tidak botehmenggunakan barang gadai tersebut tanpa memberikan imbalankepada pemilik barang gadai (orang yang berhutang) baik denganseizinnya ataupun tidak. Dan jika diberikan imbalan yang sepantasnyamaka dibolehkan. hal ini untuk menghindari terjadinya ribatl47o.

467 Ibnu Abidin, Rqddul muhtaa jilid V, hal 310.468 Al Mughnr, jilid IV, hal288-289.r0s trs $yxfiri, Al Umm, jllid III, hal 159.+zo Al Ma'ayir AsySyari'yyah, hal 535.

l.a, {ii ', ,rr1 , k5y'.f-dr;*

4L2

Dari teks-teks para ulama tersebut maka dapat ditarikkesimpulan bahwa haram menggunakan barang gadaian, kecuali

dalam dua hal:

- Pemberi pinjaman telah mengeluarkan biaya perawatan

untuk barang gadaian, seperti ia telah memberikan rumputuntuk sapi yang digadaikan.

Hal ini dibenarkan karena biaya perawatan sebagai imbalandari pemanfaatan barang. fadi utang tidak bertambah dan

tidak ada riba. sesuai dengan sabda Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

(tirAJ: it3 li! )31 ,ill +j,;J.t..&(-6-! cp-itt,"Hewan ternak yang digadaikan boleh ditunggangi dan

diperah susunyo oleh pemberi piniaman iika ia telah

meng eluarkan biaya" . (HR. Bukhari).

- Pemberi pinjaman memberikan imbalan atas penggunaan

barang gadaian.

Pemberi utang sering mengajukan pertanyaan, "bila hal inidiharamkan lalu apa keuntungan untuk saya dari meminiamkanuang/emas tersebut?

fawab: orang kaya yang beriman kepada Allah dan hari akhirseharusnya tidak akan mengajukan pertanyaan ini, karenameminjamkan uang kepada orang yang sedang membutuhkanmerupakan amalan yang dicintai Allah. Dan Allah-lah yang akan

memberikan keuntungan untuknya, bukan peminjam yang sedang

berada dalam kesusahan.

Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam bersabda,

qihrl iK.il U'y\25 r;li''. ,hA # or u)1,

<<i)3

Setiap orang muslim yqng memberikan piniaman uang kepada

muslim lainnya sebanyak dua kali, pahalanya sama dengan

bersedekah satu kali, (meskipun uang itu kembali utuh kepadanya).

(HR. Ibnu Maiah. Hadis ini dinyatakan hasan oleh Al-AlbaniJ471.

Kalau memang yang diinginkannya laba maka banyak akad

yang bisa dijadikan solusi, seperti; sewa, jual beli salam, murabahah

471 Al-Albani,Irwaal ghahl, jilid V, hal226.

4L3

dan lain-lain. Adapun akad qardh (pinjaman) memang dimaksudkanuntuk membantu dan bukan untuk investasi.

4.6.L.L.3 Gadai Emas (Berkebun Emas) di Penggadaian danBank Syariah Nasional

Kecenderungan harga emas yang naik melaju lebih dari 300/o pertahun mengubah haluan banyak orang berinvestasi dari surat-suratberharga dan valuta asing -yang terkena imbas lcisis global- menujuinvestasi penggadaian emas di bank-bank syariah. Ini dikarenakaninvestasi emas lebih aman,lebih menguntungkan dan laba mendapatlegitimasi halal, bebas riba. Akan tetapi benarkah investasi ini halal,bebas riba?

Cara Keria Gadai Emas

Misalnya:

Seorang nasabah datang ke salah satu bank syariah denganmembawa emas batangan Antam 25g dengan tujuan untukdigadaikan. Bank menaksir harga emas tersebut, lalumemberikan uang tunai (pinjaman) sebanyak 800/o dari hargataksir emas. Akad ini disebut akad qardh (pinjam-meminjamJ.Kemudian bank syariah membebankan biaya penyimpanan dankeamanan emas gadai kepada nasabah. Akad kedua ini disebutijarah (sewa).

Dan sebagian orang melakukan gadai dengan tujuan spekulasiharga emas. Ia berharap mendapat laba dari selisih harga jual emasdengan biaya penyimpanan. Maka setelah melakukan gadai emaspertama kali, ia membeli lagi emas batang dengan uang hasil gadaiditambah 20o/o uang pribadinya, lalu ia kembali mendatangi banksyariah semula untuk menggadaikan emas yang baru dibeli dan iamendapat pinjaman 80%o dari harga taksir dari, lalu ia lakukan samaseperti langkah kedua dan begitu seterusnya hingga datang saatpanen, yaitu saat harga emas tinggi.

Hukum Gadai Emas

Banyak orang berpandangan bahwa proses gadai emas bank syariahtersebut halal merujuk fatwa DSN, NO: 26lDSN-MUl/lll/2002Tentang MHN EMAS, yang berbunyi:

L. Rahn Emas dibolehkan berdasarkan prinsip Rahn.

2. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggungoleh pengg adai (rahin).

4L4

3. Ongkos sebagaimana dimaksud ayat 2 besarnya didasarkan

pada pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan.

4. Biaya penyimpanan barang (marhun) dilakukan berdasarkan

akad liarahaTz.

Tiniauan Terhadap Fatwa DSN TentangRahn Emas

Fatwa DSN bukanlah Alquran dan hadis yang memiliki kebenaranmutlak. Fatwa ini sebatas hasil ijtihad sekelompok ulama Indonesiayang tergabung dalam DSN yang bisa jadi hasil ijtihad mereka benardan bisa jadi salah, sesuai dengan sabda Nabi sha/lallahu 'alaihi wa

sallam yang diriwayatkan oleh Amru bin'Ash radhiyallahu'anhu:

5i'3!; ,Ol-F.ieii ,-1i-1 F-xSru 5Eil.# l1!?

(Jij iii .ii3.i S-$li"Apabila seorang hakim memutuskan perkara dan ia telah beriitihadmengeluarkan hukum (fatwa) dan ternyata hukumnya benar niscaya

ia mendapat dua pahala dan iika ternyata ia salah niscaya ia

mendapat satu pahala". (HR. Bukhari dan Muslim).

Fatwa DSN di atas membolehkan menggabungkan antara akad

qardh dan akad iiarah. Akad qardh teriadi saat bank syariahmemberikan pinjaman kepada nasabah dengan jaminan emas,

sedangkan akad iiarah terjadi saat bank menyewakan tempatpenyimpanan emas (marhun) dan mengambil upah dari akad sewa

ini.

Penggabungan akad qardh dan iiarah bertentangan dengan

hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari Amrubin Syu'aib bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

P u Ct \s's ."J

"Tidak halal menggabungkan antora akad piniaman dan iual-beli, tidak halal dua perryaratan dalam satu iual-beli, tidak halalkeuntungan barang yang tidak dalam iaminanmu dan tidak halalmenjual barang yang bukan milikmu"' (HR.Abu Daud. Menurut Al-

Albani derajat hadis ini hasan shahih).

Selaian hadis di atas juga para ulama telah sepakat haramnyapenggabungan akad pinjaman dan jualbeli. Iima' ini dinukil oleh

beberapa ulama, diantaranya;

472 Himpunqn Fatwa DSN 2006, hal 158-159.

415

OG;; ii ,&5,"ii1,, lJ* Y,(ch,e 64i u e Y; ,j^U3

Al Qarafi berkata,

ue4J=: r ,;,J'je,, ei',.rlr C$r jrr+ * ttyt tL ill;E "rll eij ,;lJ di,J; t'r-.J-

"Umat Islam telah sepakat bahwa boleh hukumnya jualbeli danutang piutang yang terpisah kedua akad tersebul akan tetapi harammenggabungkan kedua akad tersebut dalam satu akad, karena inimerupakan celah untuk terjadinya ribau473.

Pernyataan yang sama juga dinukil Az Zarkasyi dalam babpembahasan sadduz zariah (larangan terhadap sarana) a7a.

Perlu diingat bahwa akad ijarah termasuk bagian dari akadjual-beli, karena hakikat ijarah adalah jual-beli jasa. Makamenggabungkan antara akad ijarah dan akad qardh sama hukumnyadengan menggabungkan akad jual beli-dan akad qardh, yanghukumnya terlarang.

Berdasarkan hadis ini maka AAOIFI dalam panduan lembagakeuangan syariah melarang penggabungan akad qardh dan akadijarah dalam dua pasal:

1. Milryar (19) tentang Qardh, ayat (7) yang berbunyi,"Lembaga keuangan syariah tidak dibolehkan mensyaratkanakad ba'i $ual-beli), akad ijarah (sewa), atau akadmu'awadhah lainnya yang digabung dengan akad qardh.Karena dalam jual/sewa, biasanya, pihak debitur seringmenerima harga di atas harga pasar dan ini merupakansarana untuk terjadinya riba (pinjamon yang mendatangkankeuntung an b ag i kre diturl" +z s.

2. Mikyar (25) tentang Penggabungan beberapa akad dalamsatu akad, ayat (4), yang berbunyi, "Persyaratan bolehmenggabung beberapa akad, bila tidak terdapat larangansyariat Maka tidak boleh menggabung antara akad qardhdengan akad ba'i karena penggabungan akad qardh denganba'i merupakan sarana untuk terjadinya riba. Dan juga ijma'para ulamo bahwa seorang kreditur yang mensyaratkankepada debitur bahwa debitur harus menyewakan

473 Al Furuq,jilid III, hal266.474 Lihat. Al Bahr Al Muhith, iilid VIII, hal 91.47 s Al matayir Agt Syari'iyyah, hal 27 0, 27 6.

4L6

rumahnya kepada kreditur maka akadnya dihukumi bataldan horamw476.

Dari uraian di atas jelas bahwa fatwa DSN yang membolehkanpenggabungan antara akad qardh dan akad ijarah bertentangandengan fatwa dewan syariah internasional (untuk lembaga resmikeuangan syariah internasional) dan bukan sekedar itu, bahkan jugabertentangan dengan hadis Nabi shallallahu 'alaihi wo sallam yangmerupakan sumber seluruh fatwa. Maka penulis mengusulkan agarayat (4) dalam fatwa DSN tentangrahn emas perlu dikaji ulang.

Adapun isi ayat (2), "Ongkos dan biaya penyimpanan barangfmarhun) ditanggung oleh penggadai (rahin)" dan ayat (3), "Ongkos

sebagaimana dimaksud ayat 2 besarnya didasarkan pada pengeluaranyang nyata-nyata diperlukan" masih bisa ditolerir dengan syaratbahwa ongkos tersebut tidak disyaratkan dalam akad. qardh. Artinya,pada saat nasabah menggadaikan emas kepada bank syariah, bankmemberikan pilihan kepada nasabah:

a. Nasabah tidak membayar ongkos penitipan emas dengankonsekuensi bahwa emasnya tidak dijamin oleh bank -bila

terjadi sesuatu diluar kehendak bank- karena sifatnyasebatas amanah sebagaimana disebutkan oleh para ulama.

b. Nasabah memberikan ongkos penyimpanan sebesar biayayang nyata-nyata diperlukan untuk itu. Dengan catatanpihak bank tidak boleh mengambil satu sen pun laba untukmasuk ke kas bank. Dan konsekuensi pembayaran ongkospenyimpanan mengharuskan bank menjamin emas yangdigadaikan bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

fika pilihan b yang diambil nasabah maka ongkos biayapenitipan ini sekalipun masih termasuk ijarah hukumnya dibolehkankarena bank tidak mendapat laba dari transaksi ini danpenggabungan akad tidak dimaksudkan agar kreditur mendapat labadari pinjaman. Dengan demikian, tidak ada riba dalam penggabunganakad ini. Dan larangan hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamtentang penggabungan akad ba'i dan ijarah bertujuan untukmenutup celah riba (sadduzzari'ah) -dan sesuatu yang dilaranguntuk sadduzzarihh dibolehkan bila terdapat suatu (kebutuhan)-dalam kasus gadai emas kebutuhan tersebut berupa keamananpenyimpanan emas yang digadai.

476 Al ma'ayir Ary Syori'iyyoh, hal 350, 356.

4L7

Selain itu, penggabungan ini juga dibolehkan agar tidakmerugikan pihak bank yang telah berbuat baik memberikanpinjaman tanpa bunga, lalu dirugikan lagi dengan harusmengeluarkan biaya untuk keamanan penyimpanan barang rahn

dalam Safe Deposit Box (SDB).

Bolehnya mengambil biaya nyata-nyata yang diperlukan dalamproses qardh dibolehkan juga oleh AAOIFI dalam pasal [19) tentang

Qardh, ayat (9) yang berbu nyi, " Lembag a keuang an yang memberikan

pinjaman boleh menarik ongkos biaya piniaman sebatas biaya nyatayang bersifat langsung yang nyata-nyata diperlukan tanpa boleh

mengambil sedikitpun laba dari biaya init'477.

Penerapan Fatwa DSN TentangRahn Emas Oleh BankSyariah

Benarkah bank syariah menerapkan fatwa DSN tentang rahn emas

secara harfiyah? Di mana bank tidak mengambil untung satu sen pun

dari ongkos penitipan emas?

Untuk mengetahui hal ini perlu dilihat berapa harga

penyewaan Safe Deposit Box sesungguhnya bila tidak digabungantara akad qardh (pinjaman) dengan menggadaikan emas.

Sebagai contoh:

Bank Mandiri menyediakan tiga ukuran SDB dengan

harga yang beragam: ukuran kecil (3x10x24inch) dengan

harga 2OO ribu rupiah per tahun, ukuran sedang(5x10x24inch) dengan harga 350 ribu rupiah per tahun,dan ukuran besar (10x10x24inch) dengan harga 700 riburupiah per tahun478.

Yang teriadi dalam akad. qardh dengan menggadaikan emas

yang digabung dengan penyewaan emas gadai demi keamanan

bahwa bank-bank syariah membebankan biaya yang bervariasi:mulai dari Rp225.000,00 hingga Rp750.000,00 per tahun untuk emas

gadai seberat 25 gram. Padahal biaya sebanyak itu dapat menyewaSDB mulai dari ukuran kecil hingga besar yang mampu menampungratusan emas batang 25 gram. Dan lebih mengenaskan lagi, pada saat

penggadai emas menggadaikan emasnya untuk kedua kalinya iadibebankan lagi biaya sebesar biaya penyewaan sebuah SDB, padahal

SDB yang dibayarnya pada gadai pertama masih mampumenampung ratusan emas batang 25 gram.

477 Al Ma'ayir Asy Syari'iyyah,hal271.4 78

S umb er http : / / www.b ankmandiri.co.id / arncle / 0 4 6 4 47 43 L 47 7 .asp.

4t8

Dari penjelasan ini, bank syariah jelas mengambil laba tidaksedikit dari biaya penyimpanan emas gadaian, bukan sekedar biayaongkos penyimpanan yang nyata-nyata dibutuhkan. Oleh karena itu,tidak heran bila bank-bank syariah berlomba-lomba memberikanpembiayaan gadai emas, sehingga beberapa bank syariah porsi gadaiemasnya mencapai 8oo/o dari pembiayaan, mengingat besarnyaincome untuk bank dari ongkos penyimpanan emas gadai.

Bila ini yang terjadi, bank mengambil laba dari ongkospenyimpanan emas gadai maka akad. qardh (pinjaman) dengan gadaiemas yang dilakukan bank syariah telah berubah menjadi riba dayn,karena hakikat penggadaian emas adalah pinjaman yang pihakpemberi pinjaman mendapat manfaat (laba) dari pinjaman tersebutdalam bentuk biaya penyimpanan emas di atas ongkos nyata-nyatayang diperlukan. Dan pinjaman yang mendatangkan laba bagipemberi pinjaman hukumnya adalah riba.

Dapat disimpulkan bahwa produk penggadaian emas banksyariah ini tidak menerapkan fatwa DSN tentang rahn emas ayat (2)dan (3J, yang tentunya akan berakibat buruk kepada pandanganmasyarakat terhadap bank syariah.

Karena produk ini riba, pasti suatu saat akan berdampakterhadap kehancuran ekonomi nasional sebagaimana yangdikhawatirkan oleh banyak pakar ekonomi bahwa "berkebun emas"akan menyebabkan timbulnya bubble dengan terjadinyapenumpukan emas di bank-bank syariah yang dapat mengakibatkankrisis ekonomi.

Ibnu Taimiyah menjelaskan tentang cara orang di masa beliaumengakali riba dengan menggabung akad ba'i atau ijarah denganakad qardh, "Di ontaro cara merekoyasa riba, yaitu: menggabungkanakad qardh (pinjaman) dengan akad jual-beli atau sewa. Rekayasa initidak mengubah hukum riba yang haram karena Nabi telah melarangmenggabungkan akad qardh don jual beli. Rekayasa ribo dengan caraini mirip dengan rekayasa riba yang dibuat oleh Yahudin4Te.

4.6.t.t.4 fual-beliKredit

4.6.1.1.4.1 Pengertian dan Hukum lual-beli Kredit

fual-beli kredit adalah: transaksi jual-beli, di mana barang diterimapada waktu transaksi dengan pembayaran tidak tunai dengan hargayang lebih mahal daripada harga tunai serta pembeli melunasi

47e Majmut ql Fatqwa,jilid 29, hal29.

4L9

kewajibannya dengan cara angsuran tertentu dalam jangka waktutertentu.

Hakikat membeli barang secara kredit adalah membeli barangdengan cara berutang. Utang tidak dianjurkan dalam syariat Islamkecuali seseorang sangat membutuhkan barang tersebut dan iamerasa mampu untuk melunasinya. Maka tidak dianjurkan seorangmuslim untuk membeli barang yang merupakan kebutuhan lukssecara kredit.

Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu mengisahkan bahwa Nabishallallahu 'alaihi wa sallam sering berdoa kepada Allah memintaperlindungan dari lilitan utang, dengan ucapan,

S$U ,;g.Kit3 ;iJr-e ,q-Ats "#t -u +\.e1 ;l el

d$ill * S iJl {,.-S,g;1.it3'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu'dari keluh kesahdan rosa sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat bakhil danpenakul dari lilitan utang dan laki-laki yang menindas. (HR. Bukhari).

Ketika ditanya kenapa beliau berlindung dari lilitan utangbeliau menjawab,

((6x-G -brr,+-i3'6 &lt r?* l-ll al+jll ih"Karena seseorong yang dililit utang, bila berbicara ia akan berbohongdan bila berjanji ia akan memungkirinya". (HR. Bukhari).

Nab i shalla ll ahu' al aihi w a sallam j uga bersabda,

f4trl rJij q dll-l Ys :'JG (l-aj.ti -.t{ Stf;i lrii* \i)Hi'stv ;;ti

"Jangan kalian berikan rasa takut ke dalam diri kalian setelah diri itutenang! Para sahabat bertanya, "Apo hal tersebut, wahai Rasulullah!Beliau bersabda, "Utang". (HR. Ahmad. Derajat hadis ini hasan).

Umar bin Khattab pernah berkata, "Hindarilah berhutang,karena orang yang berutang mengawali hidupnya dengan kegelisahandan mengakhirinya dengan kebinasaan". (Atsar ini diriwayatkan olehImam Malik dalam kitab Al Muwattha').

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa berutang tidakdianjurkan dalam Islam, kecuali seseorang dalam keadaan sangatmembutuhkan. Sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu'anho.,

420

)rA -tS ,i34+'\ l-irii #r# ;y W atrt JAt.siSl)nb-r;

"Rasulullah shallallahu alaihiwa sallam membeli bahan makanan dariseorang Yahudi dengan cara tidaktunai dan memberikan baju besinyosebagai jaminan". (HR. Bukhari).

Dalam hadis di atas digambarkan bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam berutang untuk menutupi kebutuhan pokoknyayaitu mendapatkan bahan makanan untuk diri dan keluarganya,bukan untuk barang mewah. Sungguh bertolak belakang sikap Nabishallallahu 'alaihi wa sallam dengan sikap sebagian orang muslimyang terlalu mudah membeli barang secara kredit.

Dengan demikian, bila seseorang sangat membutuhkan suatubarang dan diperkirakan ia mampu melunasinya, dibolehkan baginyamembeli barang dengan cara kredil+eo 5sk2lipun harganya lebihmahal daripada harga tunai bila persyaratan lainnya terpenuhi.

|ual beli kredit dibolehkan dalam Islam sebagaimana hasilkeputusan Majma' AI Fiqh AI Islami (divisi fikih OKI), No. 51 (2/6)!990, yang berbunyi, "Boleh melebihkan harga barang yang dijualdengan tidak tunai daripada dijual tunai ... dan harganya dicicil dalamj ang ka waktu yang ditentukant' 48t.

fuga fatwa dewan ulama kerajaan Arab Saudi, no fatwa:1L78,yang berbunyi,

Soal: .Saya memiliki sejumlah uang yang saya kembangkandalam bentuk membeli mobil secara tunai seharga Sembilan ribuRiyal, lalu mobil tersebut saya jual dengan cara kredit selama satuatau dua tahun seharga sepuluh atau empat belas ribu Riyal, denganuang muka dua ribu Riyal, apakah usaha saya ini termasuk riba?

fawab: Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkanrib a, b er das arkan firmanNy a:

(ri.jjr ij^sg"6lr fui,]El3>"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba"

(Al Baqarah:275).

480 Dr. Sami Suwaylim, Qadhayaa Fil lqtishad Wat Tamwil Islami,hal37 .

487 Journal Islamic Fiqh Council, vol VII, jilid 2, hal9.

42L

Dan jual beli kredit termasuk dalam jual beli yangdihalalkanf 482.

Ini juga merupakan fatwa Syaikh Abdul Aziz bin Bazrahimahullah, mufti kerajaan Arab Saudi di masanya.

Ia berkata saat di tanya tentang hukum menjual sekarung gulatidak tunai dengan harga SR.150.00 padahal harganya bila dibelitunai hanya SR.100.00, "Transaksi ini hukumnya boleh, karena jualbeli tidak tunai berbeda dangan jual beli tunai, dan umat Islam telahmelakukan transaksi ini sejak dahulu, ini bisa dikatakan ijma' bahwahukumnya boleh, dan sebagian ulama kontemporer melarangtransaksi ini, korena dianggap riba. Dolil pendapatyang melarang jualbeli kredit tidak kuat"483.

Beliau juga pernah berkata, "Jual beli kredit hukumnya boleh,dengan syarat bahwa lamanya masa angsuran serta jumlah angsurandiketahui dengan jelas saat akad, sekalipun jual beli kredit biasanyalebih mahal daripada jual beli tunai. Hal ini dibolehkan, karena keduabelah pihak mendapat keuntungan dari jual beli kredit; penjualmendapat untung karena harga barangnya lebih mahal dan pembelimendapat untung karena mendapat tempo tunggakanPembaYaranlt484.

Dalil-dalil yang membolehkan akad ini:

1,. Firman Allah,A. , ,-i,

U,u a)71 oj+I 6i ql(idl3j

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamubermu'amalah tidak secara tunoi untuk waktu yangditentukan, hendaklah kamu menuliskannya".(AlBaqarahz2S2).

Ayat di atas mencakup seluruh akad tidak tunai termasukjual-beli kredit.

2. Diriwayatkan dari Amru bin 'Ash radhiyallahu 'anhuma, iaberkata, "Nabi menyiapkan unta-unta zakat untuktunggangan pasukan berjihad, ternyata jumlah unta yangada tidak mencukupi. Maka nabi memerintahkanku untuk

,;l *ifllts t31 t3irr

482 Fatawa lajnah daimah, jilid XIII, hal 148-149.+at Journal buhuts islamiyafi, edisi VII, hal 52.484 Majmut fatawa lbnu Baz,irlid, XIX, hal 105.

422

membeli unta dengan cara tidak tunai dan dibayar nanti biladatang unta zakat Maka aku beli seekor unta dengan

dua/tiga ekor unta yang lebih muda yang dibayar setelahunta zakat datang. Tatkala unta zakat datang maka nabimembayarnya". (HR. Ahmad. Sanad hadis ini dinyatakanshahih oleh Ar Nauth).

Dalam hadis di atas dinyatakan bahwa Nabi shallallahu'alaihi wa sallam membenarkan menukar seekor unta yangditerima tunai dengan dua/tiga ekor unta yang dibayarkannanti setelah unta zakat datang. Ini jelas menunjukkanbahwa boleh menjual barang dengan cara tidak tunaidengan harga yang lebih mahal daripada tunai48s.

3. Diriwayatkan bahwa isteri Zaid bin Arqam bertanya kepadaAisyah radhiyallahu 'anhum tentang jual-beli yang diaIakukan. Dia menjual budaknya kepada Zaid seharga 800dirham dibayar tidak tunai,lalu Zaid meniual kembali budakitu kepada isterinya seharga 600 dirham dibayar tunai.Maka Airyah memarahinya. (HR. Daruquthni. Hadis inidinyatakan hasan oleh Zaila'i).

Aisyah marah karena akad ini bisa jadi dimaksudkan untukmengakali rib4 karena Zaid, menerima 600 dirham tunaiyang nanti dibayarnya 800 dirham pada waktu yang akandatang. Ini sama dengan dia meminjam 600 dirham dannanti dibayar 800 dirham, sementara perpindahan baranghanya sekedar kedok untuk pelegalan riba.

Dalam hadis di atas, Aisyah tidak mempersoalkan hargabudak tunai 600 dirham dan harga budak tidak tunai 800dirham. Ini berarti bahwa harga tidak tunai lebih mahaldaripada harga tunai suatu hal yang biasa dari masa parasahabat.

Mungkin timbul pertanyaan, lalu apa bedanya antara ribadengan jual beli kredit? karena sekilas tidak ada beda antaraseseorang yang memberikan kredit 10 juta rupiah kemudianpeminjam membayar kreditnya sebanyak 11juta rupiah setelah satutahun dengan orang yang membeli barang dengan harga 10 jutarupiah jika dibayar tunai dan 11juta rupiah jika dibayar dengan caraangsuran selama satu tahun. Tambahan satu juta rupiah dalam duatransaksi di atas sama-sama nilai imbalan waktu tunggu selama satutahun.

48s Dr. Sulaiman At Turki, Ba'i taqsith wa ahkamuhu,hal2lS.

423

fawab: inilah yang diucapkan oleh orang kafir jahiliyah saatAllah mengharamkan riba, mereka berkata, "Tidak ada beda antarariba dan jual beli". Allah menceritakan argumen mereka danmembantahnya dengan firmanNya:

(E]l i';ssg"ilt fut'iJn;tSl-,.Jl AL 6ritt uu! lCri)"Mereka berkata fberpendapat), sesungguhnya jual beli itu samadengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli danmengharamkan riba" . (Al Baqarah: 27 5).

Terdapat beberapa perbedaan yang sangat mendasar antara 2

transaksi ini, diantaranya:

Riba Iual-beli kreditAkad pinjam meminjam adalahqardh yang diharamkanmembayarnya dengan nominalyans lebih besar.

Akad jual-beli kredit adalahjual-beli yang dibolehkanmengambil keuntungan dariiual beli dan hukumnva halal.

Bunga kredit berasal daripembiayaan keuangan, yakni:uane ditukar uanq.

Laba penjualan kredit berasaldari pembiayaan barang yakni:barans ditukar densan uans.

Dalam akad riba tidak adaperputaran harta, hanya uangmelahirkan uang.

Terjadi perputaran harta; dari uangmenjadi barang kemudian kembalimenjadi uang. Hal ini membuat rodaekonomi berputar dan harta tidakdimonopoli sekelompok orang

Kredit (Riba) merupakan sebabutama terjadinya problemekonomi yang meresahkanmasyarakat dewasa ini dalambentuk inflasi, karenapertambahan jumlah uangberedar tidak diikuti denganpertambahan barang dan iasa.

Berbeda dengan jual beli kredit,dimana jumlah uang yangdikucurkan diiringi denganpertambahan barang dan jasasecara riil.

Sebagian ulama kontemporer mengharamkanyang harganya lebih mahal dari harga tunai,dipopulerkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah4Ei.

jual-beli kreditpendapat ini

+40 gilsilqfi lhadits as Shahihah, jilid Y,hal426.

424

Di antara dalil yang menjadi pegangan pendapat ini adalah,

hadis Nabi shallallahu'alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh AbuHurairah radhiyallahu' anhu,

nH C ffi * WAt',)y).,#)"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dua iual beli dalam

satu jual beli". (HR. Tirmizi).

Di antara penafsiran bentuk dua jual beli dalam satu jual beli,yaitu: peniual berkata, "Saya iual barang ini kredit dengan hargasekian dan tunai dengan harga sekian". Maka jual beli kredittermasuk dalam larangan ini karena harganya dua: kredit sekian dan

tunai sekian.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena bertentangan dengan

dalil-dalil dari Alquran dan sunnah yang telah dijelaskan bahwaboleh menjual barang secara kredit dengan harga yang lebih mahal.

|uga terdapat kesalahan dalam penafsiran makna hadis di atas,

yang benarnya adalah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas

radhiyallahu'anhuma,

.i ,-Er; ,ti(j aaas rE + i+ :aii:.Jl- dfuil,aL V

t2) &.it uy+"seseorang boleh meniual barangnya dengan mengatakan,

"Barang ini tunai harganya sekian dan tidak tunai sekian". Akan tetapi

tidak boleh penjual dan pembeli berpisah melainkan mereka telah

saling ridha atas salah satu harga"4gz.

Dan juga imam Syafi'l berkata:

"Penjual berkata, "Aku jual budak ini jika tunai seharga seribu dinardan jika kredit dua ribu, mana soia dari dua iual beli ini yang saya

pilih atau engkau pitih maka akadnya meniadi lazim". Jual beli inidilarang karena harg any a tidak i elas" +84.

Dan juga Syu'bah, ia berkata," Aku bertanya kepada Al Hakam

dan Hammad tentang seorang laki-laki yang membeli barang dariseseorang, ia berkata,"Tunai harganya sekian dan tidak tunaiharganya sekian. Ia berkata: Jualbeli seperti itu boleh iika mereka

berpisah dan telah menentukan salah satu harga". Syu'bah

berkata,"^Aku sampaikan iawaban tersebut kepada Mughirah, ia

487 Mushonnaf lbnu Abi Syaibah, jllld IV, hal 307'

488 Mukhtashar Al muzani, jilid II, hal204.

425

berkata,"Ibrahim An Nakha'i juga membolehkan hal tersebut jikamereka berpisah dengan telah menentukan salah satu harga"ase.

Iuga sebagaimana dikatakan oleh Tirmizi setelahmeriwayatkan hadis di atas, "Para ulama menafsirkan makna hadisini, bahwa bentuk melakukan dua jual beli dalam satu jual beli, yaitu:penjual berkata, "aku jual qamis ini, dengan harga L0 dinar tunai dan20 dinar kredit. Lalu penjual dan pembeli berpisah sedangkankesepakatan atas salah satu jual beli (kredit/nnai) belum terjadi.Adapun bila mereka berpisah dan kesepakatan atas salah satu jual belitelah terjadi maka transaksi ini dibolehkant'Aeo.

Dari uraian di atas, maka pendapat yang membolehkan jual belikredit adalah pendapat terkuat. Karena dalil pendapat yangmelarang sangat lemah dan terdapat kesalahan penafsiran maknahadis.

4.6.L.L.4.2 Persyaratan-persyaratanKeabsahanAkadfual-beli Kredit

Sekalipun akad jua-beli kredit dengan harga yang lebih mahaldibandingkan harga tunai pada dasarnya dibolehkan, akan tetapi adapersyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk keabsahannya,yang jika tidak terpenuhi, akad ini menjadi tidak sah, bahkan menjadiriba dan keuntungannya menjadi harta haram.

Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Akad ini tidak dimaksudkan untuk melegalkan riba. Makajual-beli 'inah tidak dibolehkan. Iuga tidak boleh dalamakad jual beli-kredit dipisah antara harga tunai dan marginyang diikat dengan waktu dan bunga, karena inimenyerupai riba4e1.

b. Barang terlebih dahulu dimiliki penjual sebelum akad iual-beli kredit dilangsungkan. Maka tidak boleh pihak penjualkredit melangsungkan akad jual-beli kredit motor dengankonsumennya, kemudian setelah ia melakukan akad jual-beli, ia baru memesan motor dan membelinya ke salah satupusat penjualan motor, lalu menyerahkannya kepadapembeli.

48e Mushannaf lbnu Abi Syaibah, jilid IV, hal 307.4e0 Sunan AtTirmizi,jilid III, hal 525.ael Journal Fiqh Council, edisi VI, jilid I, hal484.

426

c. Pihak peniual kredit tidak boleh menjual barang -yang

telah dibeli tapi belum diterima dan belum beradaditangannya- kepada konsumen. Maka tidak boleh pihakjasa kredit melangsungkan akad jual-beli kredit motordengan konsumennya sebelum barang yang telah dibelinyadari dealer motor diterimanYa.

d. Barang yang dijual bukan merupakan emas, perak atau

mata uang. Maka Tidak boleh menjual emas dengan cara

kredit, karena ini termasukriba ba'i4ez.

e. Barang yang diiual secara kredit harus diterima pembeli

tunai pada saat akad berlangsung. Maka tidak bolehtransaksi jual beli kredit dilakukan hari ini dan barangditerima pada keesokan harinya. Karena ini termasuk iual-beli utang dengan utang yang diharamkan.

f. Pada saat transaksi dibuat harga harus satu dan ielas sertabesarnya angsuran dan iangka waktunya juga harus jelas'

g. Akad jual beli kredit harus tegas. Maka tidak boleh akad

dibuat dengan cara beli sewa (leasing).

h. Tidak boleh membuat persyaratan kewajiban membayardenda, atau harga barang meniadi bertambah, jika pembeli

terlambat membayar angsuran. Karena ini adalah bentukriba yang dilakukan oleh orang-orang |ahiliyah di masa

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.

Bentuk transaksi jual-beli lrredit yang dibolehkan dan

terpenuhi semua persyaratan di atas ada2l.

L. |ika penjualnya telah memiliki terlebih dahulu barangyang akan dijual, seperti: pemilik showroom motor.

Seorang pembeli datang ke showroom tersebut, lalumemilih motor yang dia inginkan' Kemudian dibuattransaksi, bahwa dia membeli motor ini seharga 15 juta

rupiah yang dibayar setiap bulannya 1 juta. fika dia

terlambat membayar tidak akan dikenakan denda dan

harganya tidak akan naik. Akan tetapi pembeli waiibmenyerahkan barangforang iaminan. |ika ia terlambatmembayar salah satu angsuran maka pihak penjual akan

menjual barang iaminan untuk menutupi sisa tagihan,

atau akan menuntut orang yang menjamin untukmelunasinya dan motor tersebut juga bisa sebagai barang

+e2 Lihat pembahasan tentang riba ba'i dalam buku ini'

427

jaminan dengan cara BPKBnya masih atas nama pemilikshowroom.

2. fika penjualnya belum memiliki barang yang diinginkankonsumen, seperti: lembaga keuangan.

Calon pembeli memesan barang yang dia inginkan, sepertimobil kijang model th 2018, full option, warna hitammetallic. Ia berjanji akan membelinya. Maka pihaklembaga berjanji akan menyediakan pesanan setelah duahari.

Dalam tahap ini hanya sebatas janji, belum terjadi akadjual beli, bila salah satu pihak mengingkari janjinya tidakdikenakan sanksi materi apapun.

Lalu pihak lembaga penjual kredit datang ke dealer mobiluntuk membeli mobil yang dipesan oleh nasabahnyadengan cara khiyar syarat, yaitu dia berhakmengembalikan mobil dan membatalkan akad jual belimobil selama tiga hari.

Setelah mobil dibeli dan diterima lembaga tersebut, makalembaga membuat transaksi jual kredit dengan nasabahyang memesan mobil bahwa lembaga membeli mobil iniseharga 200 juta rupiah dan menjualnya seharga 250jutadengan cicilan 10juta rupiah/bulan. |ika pembeliterlambat melunasi tagihan tidak akan dikenakan dendadan harganya tidak akan naik.

Akan tetapi, pembeli wajib menyerahkan barang/orangjaminan, jika ia terlambat membayar maka pihak penjualakan menjual barang jaminan untuk menutupi sisatagihan atau akan menuntut orang yang menjamin untukmelunasinya dan mobil tersebut juga bisa sebagai barangjaminan dengan cara BPKBnya masih atas nama penjual,

fual-beli Kredit yang Tidak Sah

Mengingat transaksi jual beli kredit banyak dipralitikkan di tengahmasyarakat dan sering terjadi pengabaian persyaratan keabsahanyang dijelaskan sebelumnya, maka akan dijelaskan satu-persatupersyaratan-persyaratan tersebut secara rinci.

4.6.L.L.4.2.1 Syarat Pertama: Akad fual lftedit TidakDimaksudkan untuk Melegalkan Riba.

Di antara bentuk riba dalam jual-beli kredit yaitu memisahkan antaraharga barang dan margin yang diikat dengan waktu dan bunga dalam

428

akad. seperti penjual dan pembeli membuat akad: "Harga motor ini10 juta rupiah dan bunganya sebesar 7 iuta rupiah sebagai imbalan

waktu pelunasan selama 7 tahun".

Bentuk akad jual beli kredit dengan memisahkan antara harga

barang dan bunga (margin) diharamkan karena serupa dengan riba

dari beberapa sisi:

- Harga yang dipisah dengan bunga. Ini berarti bahwa

harga sekian dan tambahan biaya diluar harga barang

adalah sebagai imbalan waktu pelunasan yang tidak tunai'Ini jelas meruPakan riba daYn.

- Harga yang dipisah dengan bunga dapat dijadikan sebagai

alasan untuk menarik bunga dari pembeli. Bila pembeli

tidak dapat melunasi dalam waktu satu tahun maka

penjual menambahkan bunganya menjadi 2 juta dengan

tenggang waktu angsuran satu tahun ke depan' Iniberbeda halnya jika dari awal harga barang dan bunga

(laba) tidak diPisah.

Haramnya penjualan kredit dengan cara ini telah diputuskan

oleh Majma' AI Fiqh Al Istami (divisi fiqh OKI) dalam muktamar ke VI

di fecldah, Arab Saudi tahun 1990 tentang "Jual beli Kredit" No. 53

$/4 yang berbunyi, "Menurut tiniauan syariat tidak boleh

menyatakan dolam akad jual beli tidak tunai pemisahan harga barang

dan bunga/margin yang diikat dengan lamanya waktu pelunasan baik

kedua belah pihak sepakat dengan rasio bunga tertentu ataupun

dengan bunga yang ditetapkon oleh bank sentral negara gs71sfisf'4e3.

4.6.1.1.4.2.1.1.1 Ba'i' Inah

Di antara akad jual-beli kredit yang masuk dalam kategori pelegalan

riba adalah ba'f fiual-beli) 'inah.

Ba'i'inah yaitu: membeli barang dengan cara kredit kemudian

barang tersebut dijual kembali kepada penjual tadi secara tunaidengan harga dibawah harga jual beli pertama'

Terkadang seseorang yang tidak mendapatkan uang tunai

untuk menutupi keperluannya dan dia tidak mau melakukan riba dia

datang kepada pemilik barang lalu membelinya dengan cara kredit.Kemudian barang tersebut dijual kembali kepada pemilik pertama

dengan cara tunai di bawah harga beli kredit. Dengan demikian dia

+st Journal Fiqh Council, edisi VI, jilid I, hal 484'

429

mendapatkan uang tunai dan akan dibayar dengan cara dicicil yangjumlahnya lebih besar dari uang tunai yang diterimanya.

Misalnya: A datang ke sebuah showroom B dan membeli motorseharga 13 juta rupiah dengan angsuran L juta per bulan. Setelah Amenerima motor, motor dijual kembali kepada showroom B seharga10 juta rupiah tunai.

Pada hakikatnya A menerima uang 10 juta rupiah tunai yangnanti dibayarnya 13 juta rupiah dalam jangka waktu L3 bulandengan cicilan 1 juta per bulan. Ini sama dengan A pinjam uang L0juta rupiah dan dibayar 13 juta rupiah. Sedangkan perpindahanbarang hanya sekedar kedok untuk pelegalan riba.

Bentuk lain dari 'lnah (, ks al 'Inah): A menjual rumahnyakepada B seharga 100 juta rupiah dibayar tunai oleh B. Kemudian Amembeli kembali rumah tersebut seharga 130 juta rupiah diangsurselama 3 tahun. Maka A tetap memiliki rumahnya dan di waktu yangsama dia memiliki utang kepada B sebesar 100 juta yang akandibayar dengan cara angsuran sebesar 130 juta.

Dalam kasus ('Aks al 'Inah) yang mendapat uang tunai adalahpemilik barang kebalikan 'Inah dimana yang mendapat uang tunaiadalah pihak yang tidak memiliki barang.

Hukumiual beli tnah

Bila jual beli 'inah ini disyaratkan saat akad dibuat maka paraulama sepakat bentuk jual beli ini hukumnya haramaea. Sekalipunmazhab Syaf i membolehkan 'inah, akan tetapi dalam bentuk 'inahyang disyaratkan mereka tetap mengharamkannya.

As Subki berkata,"Bila disyaratkan dalam akad (bahwa pembeliharus menjual kembali barang yang dibelinya secara kredit kepadapenjual dengan cara tunai dengan harga di bawah harga kredit) akadini batal. Tidak ada perbedaan pendapat (ulama mazhab Syaf il" +es.

Berdasarkan ini, maka buy back arrangement (BBA)4e6 salahsatu produk bank syariah yang pernah dijalankan di Malaysia

4e4 Dr. Sulaiman At Turki, Bai' tqqsith,halST.4es TakmilatAl Majmu',jilid X, hal 157.ae6 Bentuk BBA: "Nasabah menjual barang kepada bank dengan harga tertentu dan

menerima pembiayaan yang diinginkan dan kemudian langsung membelinya daribank dengan harga yang lebih tinggi dibayar pada waktu yang teloh ditentukqndi masa yang akan dotang". Prof. Dr. Mansoori, Kaidah-kaidah Fiqh Keuangandan Transaksi Bisnis, hal. 28.

430

hukumnya haram menurut kesepakatan para ulama berdasarkantakhrij dari kesepakatan di atas, termasuk ulama mazhab Syaf i-

Dan juga termasuk 'Aks "Inah fatwa DSN NO: 31/DSN-MUI/VL/2002 Tentang PENGALIHAN HUTANG, Alternatif I Bunyifatwa tersebut,

- LKS memberikan qardh kepada nasabah. Dengan qardh

tersebut nasabah melunasi kredit (hutang)-nya; dan dengan

demikian, asset yang dibeli dengan kredit tersebut meniadimilik nasabah secara penuh (1at eutt).

- Nasabah meniual aset dimaksud angka 1 kepada LKS, dan

dengan hasil penjualan itu nasabah melunasi qardh-nyakepadaLKS.

- LKS menjual secara murabahah aset yang telah menjadimiliknya tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara

cicilan."

fuga Alternatif II bunyi fatwa,- LKS membeli sebagian aset nasabah, dengan seizin LKK;

sehingga dengan demikian, teriadilah syirkah al-milk antaraLKS dan nasabah terhadap asset tersebut.

- Bagian asset yang dibeli oleh LKS sebagaimana dimaksudangka 1 adalah bagian asset yang senilai dengan hutang (sisa

cicilan) nasabah kepada LKK.

- LKS menjual secara murabahah bagian asset yang menjadimiliknya tersebut kepada nasabah, dengan pembayaran secara

cicilanil4e7.

Dalam kesempatan ini penulis menghimbau Dewan Syariah

Nasional untuk mengkaji ulang fatwa ini, karena termasuk aks'inahyang diharamkan oleh seluruh ulama mazhab.

Adapun, jika'Inah tidak dipersyaratkan dalam akad maka para

ulama berbeda pendapat dalam hal ini.

Pendapat pertama: 'inah dibolehkan. Pendapat ini merupakanmazhab Syafi'i+se.

Dalil pendapat ini bahwa 'inah murni jual beli dan hukum jual

beli dibolehkan.

ae7 Himpunan Fatwa DSN 2006, hal' 189-190.

4e8 Al Umm,jilid III, hal. 78.

43L

Tanggapan: dalil ini tidak kuat karena ada beberapa riwayatyang mengharamkan jual beli 'inah. Maka jual beli 'inah keluar darikeumuman jual beli yang dibolehkan.

Pendapat kedua: Hukum jual-beli inah diharamkan. Inipendapat mayoritas para ulama mazhab, karena sekalipun akadnyajual-beli dan Allah menghalalkan jual-beli akan tetapi akad ini bisajadi dimaksudkan untuk mengakali riba.

Dalil Haramnya fual-beli 'inah

1. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkanoleh lbnu Umar radhiyallahu'anhuma,

+]l t:*'Ic.s *$lj JF+ i*61 *til,Ajl 4ru ,Jr,;.d-.t4;it t$5s ,6jt .-.,Sii t;;1t3

nre+; lr+l-! ,* *tl.)i aX igJ oill

"Bila orang-orang tidak mau meminjamkan uang dinar dandirham (tanpa bunga), mereka melakukan transaksi 'inah,mereka tunduk dengan harta kekayaan (hewan ternak), danmereka meninggalkan jihad niscaya AIIah timpakan kepadamereka bencana, yang tidak akan dicabut bencana tersebuthingga mereka kembali kepada agama Allah. (HR. Ahmad.Dan dinyatakan shahih oleh lbnu Qatthan).

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ditanya tentang hukumseseorang yang menjual sehelai kain sutera dengan harga 100dirham tidak tunai, kemudian dia beli kembali sutera tersebutdengan harga 50 dirham tunai, Ibnu Abbas berkata, "Menukardirham dengan dirham dan jumlahnya berbeda sedangkankain sutera hanya sebagai kedokil4ee.

Diriwayatkan bahwa Anas bin Malik radhiyallahu 'anhuditanya tentang hukum jual-beli 'inah, ia berkata,"Sesungguhnya AIIah tidak bisa ditipu, ini jual-beli yangdiharamkon AIIah dan rasul- Nya"soo.

|uga diriwayatkan bahwa isteri Zaid bin Arqam bertanyakepada Aisyah radhiyallahu'anhum tentang jual-beli yang dialakukan. Dia menjual budaknya kepada Zaid seharga 800dirham dibayar tidak tunai, lalu Zaid menjual kembali budakitu kepada isterinya seharga 600 dirham dibayar tunai. Maka

4ee Ibnu Hazmi, Al Muhalla, jilid IX, hal 48.s00 Ibnu Qayyim, I'lam al muwaqqi'in,jilid III, hal 178.

4.

432

Aisyah berkata, "lni suatu jual-beli yang sangat buruk,

beritahukan Zaid bahwa iihadnya bersama Rasulullah telah

terhapus pahalanya kecuali ia bertaubat (dari jual-beli ini).(HR. Daruquthni. Hadis ini dinyatakan hasan oleh Zaila'i)'

Hadis dan fatwa-fatwa sahabat di atas sangat jelas menyatakanbahwa jual-beli 'inah diharamkan, karena bila bukan suatu hal yang

diharamkan tentu mereka tidak akan melarang dan menjelaskanancamannya bahkan lbnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ielas-ielasmenghukumi jual-beli ini dengan riba.

Apakah termasuk inah iuga bila A menjual rumahnya kepada B

dengan cara tunai,lalu B menyewakan rumah tersebut kepada A?

Para ulama yang tergabung dalam dewan syariah Al Rajhi

Bankso1, Arab Saudi dalam keputusan no: 102 memutuskan bahwabentuk akad ini boleh bila dipisah antara akad jual beli dan sewa dan

tidak disyaratkan dilakukan satu paket dan tidak dimaksudkan untukmengakali riba. Maka bila bertujuan untuk pembiayaan dalam

bentuk riba, sebagai contoh B mengetahui bahwa A sangat

membutuhkan uang tunai dan B tidak mau memberikan pinjaman

kecuali dalam bentuk akad ini, akad ini tidak dibolehkan.

4.6.L.1.4.2.1.2 T aw arru q

Dalam ba'i 'inah di atas pembeli kredit menjual kembali barang yang

dibelinya kepada penjual, bagaimana jika pembeli menjual barangtersebut secara tunai dibawah harga yang ia beli secara kreditkepada pihak ketiga yang tidak ada hubungannya dengan penjualpertamaso2?

Ini dinamakan dengan tawarruq.

Akad ini dibolehkan oleh mayoritas para ulamaso3, juga

difatwakan boleh oleh lembaga fatwa kerajaan Arab Saudi. Fatwa No.

L9297 yang ditanda tangani oleh Syaikh Abdul Azizbin Baz, Prof. Dr.

Shalih Al Fauzan dan Dr. Bakar abu Zaid, berbunyi,

502

503

Para ulama yang menanda tangani keputusan tersebut: Syaikh Abdullah AI

Bassam, Syaikh Abdullah ibn Mani', Syaikh Musthafa Zarqa, Syaikh Abdullah Aqil

dan Syaikh Shalih Al Hushain pada tanggal L{LZH.

Persyaratan bahwa barang yang dijual ke pihak ketiga tidak boleh kembali lagi

kepada penjual pertama baik dengan disyaratkan ataupun telah menjadi

kebiasaan sekalipun tanpa persyaratan agar tawarruq tidak menjadi hiylah

segitiga. Lihat. Al Ma'ayir syariyyah. HaL4L2.

AI Mausu'ah Al Fiqhiyyah AI Kuwaytiyyafi, jilid XIV, hal147.

433

Soal: Mohon penjelasan tentang tawarruq dan apa hukumnya?

fawab: Tawarruq yaitu: membeli barang dengan cara tidaktunai, kemudian dijual kembali kepada pihak ketiga dengan hargatunai. Tawarruq dibolehkan oleh mayoritas para ulama s04.

Bentuk akad ini murni akad jual beli yang tidak dimaksudkanmengakali riba. Dan Allah telah menghalalkan jual beli,

(EjJf i-}36Er tltt

"ytl)"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba". (AlBaqarah: 275).

Dengan demikian, maka tawarruq hukumnya boleh.

Tawarruq Mashrafi (Bank)

Karena akad tawarruq hukumnya mubah, maka pada awal tahun2000 banyak bank-bank unit syariah di Saudi Arabia menerapkantransaksi tawat'ruq, di antaranya: Unit Syariah Bank SAMBA (cabangCity Bank), Unit Syariah Bank SABB (cabang HSBC), Unit SyariahBank ANB, Unit Syariah Bank Saudi-Holandi, Unit Syariah Banklazeera. Pembiayaan melalui produk ini mencapai 610/o darioperasional bank-bank unit syariah.

Para peneliti perbankan syariah membagi tawarruq mashrafi(bank) berdasarkan asas kerjanya menjadi 2 bagian:

L. TawarruqHakikiYaitu: tawarruq yang dipraktikkan oleh bank sesuai

dengan tawarruq yang telah dibahas di atas.Contohnya: seseorang memesan saham perusahaanmubah dan berjanji akan membelinya dengan carakredit dari Unit Syariah Bank fazeera, seharga 1juta riyal. Maka bank membeli saham yang dipesandari bursa pasar modal. Setelah saham diterimabank, maka bank menjualnya ke pemesan danmenyerahkannya ke portofolio pembeli. Kemudianpembeli menjual saham tersebut di bursa pasarmodal seharga 800 ribu riyal tunai.

Hukum tawarcuq mashrafi ini boleh berdasarkan hukumbolehnya tawarruq menurut mayoritas para ulama.

2. TawarruqMunazzham

soa Fatawa lajnah daimah, jilid XIII, hal 161.

434

Yaitu: tawarntq yang telah dimodifikasi, dipraktikkanoleh bank-bank unit syariah, dimana nasabahmembeli barang dari bank secara kredit, kemudianmewakilkan bank untuk menjualnya secara tunaidengan harga di bawah harga beli.

Misalnya: Seseorang butuh uang tunai sebanyak 1 jutariyal, lalu dia datang ke bank untuk membeli barangtambang (seperti: besi) dari salah satu bank unitsyariah seharga 1 juta 200 ribu Riyal secara kredit.Bank membeli barang pesanan dari pasar komoditiinternasional.

Lalu nasabah mewakilkan pihak bank untukmenjualnya di pasar komoditi internasional denganharga 1 iuta riyal tunai. Kemudian bankmentransfer uang penjualan barang 1 juta riyal kerekening nasabah atau menyerahkannya langsung.

Tawarruq Munazzham ini semeniak kemunculannyatelah menjadi salah satu produk bank syariah yang

kontroversial di kalangan para ulama.

Sebagian para ulama terutama yang duduk di dewansyariah di bank-bank syariah menghalalkannya.

Sebagian lagi mengharamkan dan menganggap produkini hanya sekedar kedok untuk melegalkan riba, karenasemua transaksinya hanya sebatas di atas kertas tidakada jual-beli dalam bentuk riil.

Pembeli belum menerima barangnya namun ia sudahdapat mewakilkan kepada pihak bank untuk menjualnyakembali.

Hakikat muamalah ini: nasabah menerima uang 1- jutariyal tunai dari bank dan wajib membayar utang 1 juta200 ribu riyal dengan cara angsuran.

Maka pada tanggal 17 Desember 2003 Al Majma' Al Fiqhy AlIslami (divisi fikih Rabithah Alam Islami) mengeluarkan keputusanmengharamkan produk ini dalam muktamarnya di Mekkah.

Keputusan tersebut berbunyi, "setelah mendengarkanpenelitian yang disampaikan seputar tema (tawarcuq munazzham),mendiskusikan dan membahasnya maka muktamar memutuskansebagai berikut:

435

Bahwa tawarruq munazzham hukumnya tidak dibolehkandengan alasan sebagai berikut:

a.7. Penjual (bank) dalam akad ini mewajibkan dirinya(kewajiban ini baik tertera dalam perianiian akadataupun tidak) untuk bertindak sebagai wakil daripembeli (nasabah) untuk meniual barang ke pihak lain.Hal ini menyebabkan transaksi ini hampir sama denganjual-beli'inah yang diharamkan syariaL

a.2. Dalam praktik akad tawarruq munazzham ini seringterdapat pelanggaran persyaratan sah sebuah iual-beli,yaitu: tidak terdapat dalam akad ini serah terima ftsikbarang antara penjual dan pembeli.

a.3. Bentuk riil dari produk ini; pihak bank memberikanpembiayaan uang tunai dan dibayar oleh nasabahberlebih (dengan cara angsuran), sedangkan akad iual-beli pada umumnya hanyalah sebatas tampak luarnyasaja.

Produk ini berbeda dengan tawarruq (hakiki) yangdibolehkan oleh para ahli fikih terdahulu ... karenadalam tawarruq hakiki memang terjadi pembelian riilbarang secarq kredit Flsrk barang diterima olehpembeli, dan barang menjadi tanggung iawab pembeli.Kemudian ia menjualnya dengan harga tunai (ke pihakketiga). Ada kemungkinan ia berhasil atau tidakberhasil menjualnya. Selisih antara harga kredit dan

tunai berada di tangan pembeli bukan bank, sehinggatidak terdapat celah untuk dikatakan membayarpinj aman secara berlebih.

Muktamar merekomendasikan agar seluruh bank syariahuntuk menghindari produk yang diharamkan dalamrangka ketaatan kepada Allah.

Dengan penuh hormat muktamar menghargai usaha

bank-bank ryariah menyelamatkan umat dari praktik riba,mako dari itu muktamar merekomendasikan agar bank'bank tersebut menggunakan produk muamalat yangbenar-benar dibolehkan syariaL Tanpa harusmenggunakan produk muamalat semu yang padahakikatnya hanyalah pemberian kredit denganp eng emb alian b erleb ih (rib a).

436

Hukum haramnya tawarruq mashrafi iuga diperkuat oleh

keputusan Majma' Al Fiqh Al Islami fdivisi fikih OKI) no. L79 (5/L9)2OOg, yang berbunyi, "Tawarrauq Munazzham dan 'Aksy tidakdibolehkan, karena dalam akad ini terdapat kesepakatan antara pihakyang memberikan pembiayaan dan pihakyang menerima pembiayaan

secara jelas atau tersirat atau berdasarkan tradisi yang berlaku, untukmensiasati mendapatkan uang tunai yang nantinya dibayar lebih, iniadalah riba".

4.6.L.1.4.2.2 Syarat Kedua dan Ketiga: Barang Telah DimilikiPeniual dan telah Diterima Terlebih Dahulusebelum Diiual

Persyaratan kedua dan ketiga untuk keabsahan jual-beli kredit:Barang terlebih dahulu dimiliki penjual sebelum akad jual-beli kreditdilangsungkan dan setelah barang dibeli, penjual harus menerima

dulu barang di tangannya, kemudian baru ia dibolehkan menjualnyakepada konsumen.

Dua persyaratan ini dikhususkan untuk jual-beli kredit dalambentuk murabahah.

4.6.1.L.4.2.2.! Irlur ab ahahsos

Murabahah dalam istilah para ulama fikih terdahulu yaitu bagian

dari jual-beli amanah; dimana penjual menyebut harga pokok barangdan mensyaratkan laba sekian kepada pembeliso6.

Pada era awal berdirinya bank syariah beberapa ekonommuslim menawarkan produk murabahah yang telah dimodifikasi.Dengan menambahkan janji antara pembeli dan penjual untukmelakukan transaksi jual-beli murabahah bila barang yang dipesan

telah dibeli oleh pihak bank.

Maka nama iual beli murabahah yang sudah dimodifikasi iniberubah menjadi Murabahah lil Aamir bisysyiraa'.

Contoh Murabahah lil Aamir birysyiraa':

Sebuah rumah sakit membutuhkan alat-alat kesehatan.Pihak rumah sakit mendatangi lembaga keuangan syariahuntuk mendapatkan pembiayaan yang sesuai dengan

syariah. Lembaga keuangan syariah tidak akan

sos Murabahah dalam istilah Indonesia yaitu: prinsip jual-beli barang dengan

memperoleh keuntungan. (kamus perbankan, hal 171). Definisi ini tidak tepat.

so6 Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaytiyyah, jilid XXXVI, hal 318.

437

memberikan uang, akan tetapi berjanji untuk membelialat-alat kesehatan yang dibutuhkan dan menjualnya kepihak rumah sakit.

Setelah alat-alat kesehatan dimiliki dan diterima LKS

maka dijual ke pihak rumah sakit dengan bentukmurabahah, yakni; pihak pertama menjual alat-alatkesehatan ini dengan harga pokok sebanyak 700 jutarupiah umpamanya, ditambah laba 3oo/o, dalam bentukjual-beli kredit yang akan dilunasi selama 2 tahun,sebanyak 8 kali pembayaran.

Kemudian alat-alat kesehatan tersebut diserah-terimakan ke pihak rumah sakit.

Murabahah merupakan urat nadi produk investasi perbankansyariah. Dr. Sulaiman Al Asyqar memperkirakan bahwa pada dekadetahun 80-an hampir 90% dari investasi bank-bank syariah dalambentuk pembiayaan murab ahah.

Namun dari sisi kemajuan ekonomi, produk ini tidakmemberikan andil yang cukup berarti. Maka dari itu dalammuktamar ke-5 di Kuwait pada tahun 1988 anggota Majma' AI Fiqh AIIslami (divisi fikih OKI) merekomendasikan agar bank-bank syariahmengurangi pembiayaan murabahah dan beralih ke pembiayaanmudharabah dan musyarakah dengan mendirikan proyek-proyekindustri yang jauh lebih dapat memajukan ekonomi.

Hukum Murabahah

Dari deskripsi di atas jelas bahwa murabahah merupakan jual beliyang penjualnya bukan sebagai pedagang. Dia hanya membeli barangberdasarkan permintaan calon pembeli. Hukum transaksi inibergantung kepada teks akad yang disepakati.

a. Calon pembeli berkata, "Belikan untukku barang denganspesifikasi ini seharga L0 dinar, nanti saya akan membelinyadari anda seharga 12 dinar dengan cara kredit".

Hukum jual beli ini riba yang diharamkan. Ibnu Rusydberkata, "Bila seseorang berkata, "Belikan untukku barangdengan spesifikasi ini seharga 70 dinar tunai, nanti saya akanmembelinya dari anda seharga 12 dinar dengan cara kredit",ini hukumnya haram, tidak boleh dan tidak halal, karena iatelah memberikan pinjaman yang berlebih (riba1"sot.

s07 Muqaddimatwal Mumahhidad, jilid II, hal57.

438

b.

Ini dikategorikan riba karena bentuk akadnya bukanlah iual-beli antara penjual kedua dengan pembeli kedua, melainkanpembeli kedua mewakilkan kepada penjual kedua untukmembelikan barang seharga 10 dinar dengan pinjam uangnyaterlebih dahulu, karena pembeli kedua mengatakan "belikan

untukku". Karena ini adalah pinjaman maka penjual keduatidak boleh mengambil keuntungan sebanyak 2 dinar daripiutangnya bila pertambahan tetap dilakukan maka yang

terjadi adalah riba so8.

Calon pembeli berkata, "Beli barang ini olehmu 10 dinar,nanti saya berjanji akan membelinya darimu L2 dinar tidaktunai dan saya pasti akan memenuhi janii (ianii yangmengikat)".

Hukum murabahah bentuk ini diperselisihkan oleh para

ulama kontemporer.

Pendapat pertama: sebagian ulama kontemporerberpendapat bahwa janji dalam fase ini boleh dibuatmengikat (ilzamy). Dimana kedua belah pihak tidak bolehmenarik diri. Ini merupakan pendapat Dr. Yusuf Al Qardhawidan Dr. Sami Hamud. Dan juga merupakan Fatwa DSN NO:

O4IDSN-MUL / lV / 2000 Tentang MURABAHAH, "

Kedua : Ketentuan Murabahah kepada Nasabah:Nasabah mengajukan permohonan dan perianiian pembelian

suatu barang atau aset kepada bankJika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli

terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah denganpedagang.Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah

dan nasabah harus menerima [membeli)nya sesuai dengan

perjanjian yang telah disepakatinya. karena secara hukumperjanjian tersebut mengikat: kemudian kedua belah pihakharus membuat kontrak i ual b eli. soe.

Dasar dari pendapat ini adalah sebagai berikut:

- Nabibersabda:

soB Bai' bi Taqsith, hal 87.

soe Himpunan Fatwa DSN 2006, hal 25.

439

"Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuatmudharat bagi orang lain baik permulaan ataupunbalasan". [HR. Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al-Albani).

Bila janji dalam fase ini tidak boleh dibuat mengikat akanberakibat kerugian bagi pihak penjual, karena setelahbarang ia beli dengan mudahnya pembeli menarik janjiuntuk melangsungkan akad.

Tanggapan: cara berdalil ini sangat lemah, karenakerugian dalam fase ini tidak harus diatasi denganmengikat janji untuk membeli. Banyak alternatif lain yangtelah dijelaskan oleh para ulama terdahulu. Di antaranyaIbnu Qayyim berkata, "Apo solusi untuk seseorang yongmemerintahkan orang lain untuk membeli sebuah rumahdengan harga seribu dirham dan dia berjanji akanmembeli darinya dengan harga 1100 dirham jika orangyang diperintahkan telah membelinya, sedangkan iakhawatir dengan risiko bahwa setelah rumah dibelipembeli kedua mengingkari janjinya? Jawab: hendaklahpembeli pertama meminta khiyar syarat dari penjualpertama bahwa dia berhak mengembalikan barang yangtelah dibeli seandainya pembeli kedua mengingkariianiinYq"sro.

- Banyak dalil-dalil dari Al Quran dan Sunnah yangmengharuskan seorang muslim memenuhi janjinya danmenyebut orang yang tidak memenuhi janji denganmunafik.

Tanggapan: dalil ini juga tidak kuat, karena janji yangwajib dipenuhi tersebut adalah janji dalam hal kebaikandan bukan ianji untuk melakukan akad jual beli. Adapunjanji untuk melakukan akad jual beli sama statusnyadengan tawar-menawar yang tidak ada keterikatan untukmelanjutkan akad. Dalam Majallah Ahkam Adliyahtertera, "Akad jual-beli tidak terjadi dengan sekedar janji,karena janji semata-mata soma statusnya dengan tawar-yngnqyyqTttSrl.

Pendapat kedua: mayoritas ulama kontemporerberpendapat bahwa janji dalam fase ini tidak boleh dibuatmengikat (ilzamy), boleh saja ia mengingkari janjinya untuk

slo ltlaqm Muwaqi'in,jilid IV, hal 39.stt filid I, hal 120.

440

membeli. Ini merupakan keputusan Majma'Al Fiqh Al Islami(divisi fiqh OKI) no: 40-41 (2/5, 3/5) tahun 1988, yangberbunyi, "Janji dari kedua belah pihak (peniual-pembeli)dalam transaksi murabaha lil amir bisyryira' boleh dengan

syarat kedua belah pihak mendapat hak untuk memilihmelanjutkan atau membatalkan akad. Namun bila ianji inimengikat dan tidak boleh menarik ianiinya maka hal ini tidakdibolehkan. Karena janii yang mengikat sama dengan akad.

Dan akod atas barang yang belum dimiliki hukumnya

bertentangan dengan larangan Nabi meniual barang yangbelum dimiliki'lsrz.

Landasan pendapat ini bahwa yang dilihat dalam akad adalah

hakikatnya dan bukan namanya. Maka bila ianji itu bersifatmengikat maka hukumnya sama dengan akad. Dan akad yang

dilakukan oleh pihak penjual kedua adalah akad yang batalkarena dia telah melakukan akad meniual barang yang belumdimiliki. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihiwa sallam,

(dl-Se64iue.i,"Jangan engkau jual barang yang belum engkau milikf!" (HR.

Abu Daud. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

Keputusan ini juga merupakan standar yang diterapkan oleh

AAOIFI dalam Milryar Murabahah, pasal 2.3.L, yang berbunyi,"Dokumen janji atau yang seienisnya mengandung perianjiantidak boleh dibuat mengikat kedua belah pihak (lembaga

keuangan dan nasabah) ... Karena perianiian yang mengikatkedua pihak menyerupai akad iual beli sebelum barangdimiliki].st3.

Pendapat ini juga yang sesuai dengan pendapat imam Syafii.

Ia berkata,

s72 Journal Fiqh Council, edisi v, jilid II, hal965.sL3 Al Maayir Asy Syanyyah, hal 93'

44L

ll)-r,s5r-i<

itri"$ ti

s14 Al Umm,jilid III, hal 39.s1s Dr. Sulaman At Turki, Baf 'bi Taqsith, hal 90.

:o"iii3 ,b ;y ar"i" 4 AiYtijtjl e<E ji aJ:6L

a.LiAJi.l

"Apabila seseorang menunjuk sebuah barang kepada oranglain seraya berkata, "Engkau beli barang ini, setelah itu akuakan membelinya darimu setta memberimu keuntungan".Orang yang diperintahkan boleh membelinya. Adapun orangyang mengajukan permintaan beli dalam khiyar (bolehbeli/tidak). Jika keduanya pada tahap pesanan pertamamengikat janji dengan pemesanan, maka akadnlta batal.Karena yang terjadi adalah menjual-belikan barang yangbelum dimiliki peni usl" st+.

Dalil dari pendapat ini sangat kuat dan inilah pendapat yangterkuat dalam hal ini.

Calon pembeli berkata, "Beli barang ini olehmu 10 dinar,nanti saya berjanji akan membelinya darimu 12 dinar tidaktunai dan saya tidak harus memenuhi janji fanji tidakmengikat)".

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum murabahahbentuk ini.

Pendapat pertama: murabahah bentuk ini hukumnyaharam. Ini merupakan pendapat mazhab maliki dan didukungoleh syaikh Ibnu Utsaiminsls.

Pendapat ini berdalil bahwasanya transaksi ini merupakanhiylah (kedok) untuk menghalalkan riba. Karena penjualkedua pada saat membeli barang tujuannya adalahmendapatkan laba dari pembeli dan bukan barang. Ini seolah-olah dia memberikan pinjaman dan mendapatkanpertambahan nilai utang (riba). Adapun transaksi jual-belihanyalah sebagai kedok.

Tanggapan: dalil ini tidak kuat, karena tujuan seseorang saatmembeli barang meraih laba tidaklah dianggap riba. Samaseperti kasus yang terjadi pada masa Nabi: seorang utusanbeliau datang dari Khaibar membawa kurma jenis bagus...

Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya,"Apakah semua kurma Khaibar jenis ini? Orang itu menjawab,"Tidah akan tetapi saya menukar Lsha' kurma bagus ini

442

dengan Zsha' kurma yang ielek dan 2sha' kurma yang bagus

ditikar dengan 3 sha' kurma yang jelek". Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Jangan lakukan hal itu! Akan

tetapi tukar kurma yang ielek dengan uang dirham dan beli

dengan uang dirham itu kurma yang bagus". (HR. Bukhari dan

Muslim).

Sahabat ini, pada saat menjual kurmanya tidak bertujuanmendapatkan uang. Akan tetapi tuiuannya adalah uang

tersebut dapat dibelikan kurma yang lebih bagus' Maka

proses peniualan kurmanya dengan uang bukanlah kedok

iiba akan tetapi solusi yang dianjurkan Nabi untuk keluar dari

riba. Begitu iuga halnya dengan murabahah bentuk inis16'

Pendapat kedua: murabahah bentuk ini hukumnya boleh' Ini

merr.rpika.t pendapat mayoritas para ulama mazhab dan

ulama kontemPorer.

Pendapat ini berdalil dengan kaidah bahwa pada dasarnya

jual-beli dibolehkan selagi tidak terdapat hal-hal yang

diharamkan. Dan dalam transaksi ini tidak terdapat larangan.

Wallahu a'lam, ini pendapat yang terkuat. Dan pendapat inimerupakan keputusan lembaga fatwa kerajaan Arab Saudi no.

2020: yang berbunyi, "Apabila seseorang memohon kepada

pihak kedua agar pihak kedua membeli mobil dengan'spesifikasi

tertentu dan pihak pertama berianii untuk

membelinya dari pihakkedua. Maka bila mobil telah dibeli oleh

pihak keldua dan telah diterimanya, boleh ia meniualnya

kepada pihak pertama tunai ataupun kredit dengan laba yang

di se p akati b ersama" sr7 .

fuga keputusan muktamar ke-S anggota Maima' Al Fiqh AlIslami (divisi fikih OKI) di Kuwait pada tahun 1988M, yang

berbunyi, "Murabahah Iil dmir bisysyiraa' apabila

dilangsungkan terhadap obiek barang yang telah dimilikisebelumnya oleh pihak bank dan telah diterima sesuai dengan

ketentuan syariat hukumnya dibolehkan, selama tanggung-jawab barang sebelum diserohkan ke pihak nasabah

ditanggung oleh bank Dan jika terdapat cacat pada barang

luga-ienjadi tanggung-iawab bank. Juga setelah terpenuhi

516

517

Dr. Asy Syubaily, Fiqh MuamalatMua'shirah.

Fatawa Lajnah Daimah,iilid XIII, hal 153.

443

seluruh persyaratan jual-beli dan tidak terdapat mawani'(faktor penghalang keabsahan sebuah akad) "s18.

Untuk menjelaskan persyaratan yang dimaksud oleh lembagafatwa internasional ini, perlu dijelaskan tahapan-tahapanberlangsun gnya murab ahah.

Tahap pertama: nasabah datang ke banh lalu mengutarakanmaksudnya untuk membeli rumah dengan menjelaskanspesifikasinya serinci mungkin dan berjanji membelinya jika banktelah membeli rumah tersebut.

Tahap ini hanya sebatas janji yang boleh dipenuhi dan jugaboleh tidak. Akad jual-beli belum lagi dimulai.

Kesalahan praktik yang terjadi di lapangan pada tahap ini,sebagian lembaga keuangan syariah langsung menuliskan akad jual-beli murabahah, yaitu pihak lembaga menjual rumah denganspesifikasi yang dijelaskan nasabah seharga sekian ditambah labasekian yang dilunasi dalam tempo waktu tertentu.

Bila hal ini terjadi maka al<ad. murabahahnya tidak sah danhukum jual-belinya diharamkan, berdasarkan sabda Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

\# Jiill #..-E ,oirl J-l^^,i E :cI! ,etp # #+ dl'u U i> :.Jtii rp-d"lt 'u niiE:.tli flre ;r";l dilt +

(a!g"Diriwayatkan dari Hakim bin Hizam, ia berkata, "Wohei Rasulullah!seseorang datang kepadaku untuk membeli suatu barang, kebetulanbarang tersebut sedang tidak kumiliki, apakah boleh aku menjualnyakemudian aku membeli barang yang diinginkan dari pasar? makaNabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,"Jangan engkau jualbarang yang belum engkau milikit [HR. Abu Daud. Hadis inidishahihkan oleh Al-Albani).

Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam bersabda,

gG-1*:, .ij ,51r ,"ii-,,. lJ* .i,(Ar,e ;-;i U 51 i; ,b,U3

"Tidak halal menggabungkan antara akad pinjaman dan jual-beli,tidak halal dua persyaratan dalam satu jual-beli, tidak halalkeuntungan barang yang tidak dalam jaminanmu dan tidak halal

sre Journal Fiqh Council, edisi v, jilid II, hal965.

444

;l u ds'iS,6+ ,C

menjual barang yang bukan milikmu". (HR.Abu Daud. Menurut Al-

Albani deraiat hadis ini hasan shahih).

Dalam kasus iual-beli rumah di atas, pihak lembaga keuangan

syariah belum memiliki rumah tersebut, namun pihak lembaga telah

menjualnya kepada nasabah. Ini dilarang oleh Nabi shallallahu'alaihiwa sallam, meniual barang yang belum dimiliki.

Dalam panduan perbankan Syariah yang disusun oleh MOIFIberpusat di Bahrain ditegaskan, "Haram hukumnya pihak lembaga

keuangan menjual barang dalam bentuk murabahah sebelum barang

tersebut dimilikinya. Maka tidak sah hukumnya kedua belah pihak

menandatangani akad murabahah sebelum pihak lembaga keuangan

syariah membeli dan menerima barang yang dipesan oleh nasabah

dari pihak peniual P€rtarnq"Sre.

Karena tahap ini hanya sekedar janji dari kedua belah pihak

yang sifatnya tidak mengikat, maka pihak bank tidak boleh meminta

uang muka (down payment) kepada nasabah.

Fatwa haramnya menarik uang muka pada tahap inidikeluarkan oleh Majma' Al Fiqh AI lslami (divisi fikih oKI) no:72(3/8) tahun 1993 yang berbunyi, "Tidak boleh memberikan dan

menerima uang muka pada tahapan ianii yang dilakukan dalam

transaksi Murabahah til dmir bisysyiraa', dan uang muka boleh

diambil p a da tah ap an sel ani utny a" szo.

Untuk keabsahan Murabahah juga disyaratkan pada tahap inicalon pembeli yang datang ke bank syariah tidak boleh melakukan

transaksi apapun dengan pihak penjual pertama sebelum iamengajukan murabahah kepada pihak bank.

Sering terjadi kesalahan dalam pralitik murabahah tahap ini,

yaitu calon pembeli rumah yang datang ke banh sebelumnya ia telah

melakukan transaksi beli terlebih dahulu dengan pihak pengembang

(developer), bahkan terkadang ia telah membayar uang muka, baru

kemudian datang ke lembaga keuangan syariah untuk mengajukan

permohonan pembiayaan murabahah. Bila ini yang teriadi dan bank

ietap menyetujui pembiayaan ini maka sesungguhnya akad ini tidaklebih dari pinjaman riba yang dikembalikan berbunga.

Hal ini disebabkan pihak bank tidak dapat dikatakan membeli

rumah dari pihak pengembang karena pihak pengembang telah

menjualnya ke nasabah yang datang ke bank. Maka status bank

s1e AAolFI, A I Ma'ayir As Syar'iyyah,hal 94.

szo lournal Islamic Fiqh Council, edisi VIII, jilid I, hal 641'

445

dalam hal ini hanya melunasi utang nasabah ke pihak pengembangsecara tunai dan nanti menariknya dari nasabah secara kreditdengan ditambah laba, maka hakikat transaksi ini adalahmeminjamkan uang kepada nasabah dan dikembalikan secaraangsuran ditambah dengan bunga. Ini jelas riba iahiliyyah.

Oleh karena itu di dalam panduan perbankan syariah yangdisusun oleh AAOIFI disebutl<an, "Harus tidak ada ikatan transaksiapapun antara nasabah yang mengajukan permohonan ke pihak bankdengan pihak penjual pertama karena bila terdapat ikatantransaksi sebelumnya sesungguhnya murabahah yang dilakukanh akikatny a ad alah pinj aman y ang dib ayar b erbung a (rib a) " szr.

Untuk keabsahan murabahah juga disyaratkan pada tahap inibarang yang diinginkan oleh calon pembeli bukan barang yangdimiliki oleh perusahaan yang sebagian besar sahamnya dikuasaioleh calon pembeli szz.

Misalnya:

Seseorang ingin membeli rumah mewah seharga 5 milyarrupiah. Maka ia mengajul<an murabahah kepada salahsatu lembaga keuangan syariah.

Lalu lembaga tersebut membeli rumah yang dipesan olehnasabah dari pihak pengembang. Namun ternyatasebagian besar saham pengembang dikuasai olehnasabah. Hukum murabahah ini batal dan diharamkankarena termasuk jual-beli 'inah.

Hakikat transaksi ini adalah: pihak pengembang yang sekaligusadalah nasabah mendapat uang tunai 5 milyar rupiah, yang nantinyanasabah yang sekaligus pihak pengembang membayar lebih karenaditambah labamurabahah, sedangkan akad jual-beli hanya sebatas diatas kertas.

Ini hakikatnya adalah riba dan termasuk jual-beli 'inah yangdiharamkan.

Tahap kedua: pihak lembaga keuangan syariah membelibarang yang dipesan oleh nasabah untuk dirinya dan bukan atasnama pemesan. Biasanya dibeli dengan cara tunai. Setelah dibeli,barang harus diterima terlebih dahulu oleh lembaga sebelum dijualkepada nasabah.

s21 AAOIFI,.AI Ma'ayir As Syar'iyyah, hal 92, 103.s22 ibid.

446

Sering teriadi kesalahan dalam praktik murabahah tahap ini,pihak bank syariah mewakilkan kepada nasabah untuk membeli dan

menerima barang.

Misalnya:

Nasabah ingin membeli rumah seharga 400 juta rupiahdengan spesifikasi yang diielaskan, lalu bankmemberikan cek seharga rumah dan mewakilkan kepada

nasabah untuk membeli dan menerima rumah dari pihakpengembang. Pada saat yang sama bank mencatat

kewajiban nasabah membayar ke pihak bank sebanyak

400 juta rupiah ditambah laba yang disepakati dengan

cara angsuran yang ditetapkan dalam jangka waktutertentu serta jumlah cicilan yang harus dibayar.

Praktik ini merupakan rekayasa pelegalan riba, karena bank

belum memiliki rumah yang merupakan objek jual-beli murabahah.

Dan hakikat transaksi ini adalah bank meminjamkan uang sebanyak

400 juta rupiah yang akan dikembalikan dalam jangka waktu

teftentu sebanyak 400 juta rupiah ditambah laba murabahah.

Transaksi ini sama dengan piniaman berbungas23.

Ini juga yang ditekankan oleh AAOIFI bila LKS terpaksa harus

mewakilkan kepada nasabah, "Pada dasarnya LKS membeli barang

secara langsung dari peniual. Dan LKS boleh melakukan transaksi

pembelian barang dengan perwakilan asalkan bukan nasabah

murabahah yang menjadi wakilnya, namun dalam kondisi terpaksa

boleh saja ntasabah bertindak sebagai wakil. Dan kemudian nasabah

yang bertindak sebagai wakil LKS untuk pembelian barang tidakIangsung menjualkan barang tersebut kepada dirinya. Akan tetapi,

LKS langsung yang meniual kepada nasabah setelah dimiliki terlebih

dahulu oleh LKS. Dan juga waiib memisahkan antara dua iaminan(tanggung jawab risiko barang) iaminan lembaga keuangan dan

jaminan nasabah yang sebagai wakil lembaga keuangan untuk

membeli barang murabahah. Hal ini terwuiud dengan adanya waktu

yang terpisah antara akad mewakilkan kepada nasabah untuk

membeli dan akad pembelian nasabah dengan murabahah dengan

cara nasabah menyetujui melaksanakan akad wakalah, kemudian

baru dibuat akad peniualan LKS kepada nasabah ... Dalil yang

mengharuskan akad LKS mewakilkan kepada nasabah dibuat terpisah

dari akad murabahah LI$ dengan nasabah, agar tidak ada syubhat

s23 Dr. Asy Syubaily, Fiqh Muamalat Mashrafiyyah, hal 66.

447

riba dengan mengikat antara akad wakalah dengan akad murabahah(menjadi satu)" sz+.

|uga sering terjadi kesalahan dalam pralrtik murabahah tahapini, dimana pihak bank menjual barang kepada nasabah tanpaterlebih dahulu menerima barang tersebut.

Misalnya:

Seorang nasabah ingin membeli mobil dengan spesifikasiyang dirincikannya. Kemudian pihak bank menghubungisalah satu show room melalui telepon dan ia melakukanakad jual-beli mobil secara tunai. Masih dalam ruanganyang sama bank langsung membuat akad jual-beli mobilsecara murabahah dengan nasabah, sebelum bankmenerima mobil dari show room. Setelah akad dibuatnasabah datang ke show room tersebut dan menerimamobil yang diinginkannya.

Akad jual-beli murabahah ini/asfd [rusak) dan haram. Karenaterdapat larangan Rasulullah menjual barang sebelum diterima.

VA,iji:i d! ,oill dytE :c,i6 :LIrs rlj+ + #,:1cl-ll ,dJ dxl $ :dts r&Ja ej.+ Li3 ,14:a ,J ,J+; t i

((ii:-&.F 1r+ )l'i t+ tiif c{-}hDiriwayatkan dari Hakim bin Hizam ia berkata, "Wahai

Rasulullah, saya sering jual-beli, apa iual-beli yang halal dan haram?Nabi sha/lallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Wahai anak saudaraku!Bila engkau membeli sebuah barang jangan diiual sebelum barangtersebut engkau terima". (HR. Ahmad. Imam Nawawi menyatakanderajat hadis ini hasan).

Hadis ini menjelaskan bahwa haram hukumnya menjualbarang yang telah dibeli namun fisik barang belum diterimaszs.

|uga diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhttmo,

l-1 elji al1 at-i :lll"i tati (is ltfe

sza Al Maayir Asy Syariyyah, hal. 95, 105.

s2s Dr. Sulaiman At Turlry, Bai' Taqsith wa Ahkamuhu, hal 125.

aA3-5iy ait-t

l. c tL>-)a

iu *= rru.t J+jI -151*;J,.,,#) w Al

448

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Melarang seseorang meniualbahan makanan yang telah dibelinya sebelum ia menerimonya".

Seseorang bertanya kepada Ibnu Abbas, "Kenopa dilarang? lbnuAbbas menjawab,"Korena dirham ditukar dengan dirham sedangkan

bahan makanan ditangguhkan". (HR. Bukhari).

Hadis ini jelas melarang menjual barang yang telah dibelinamun fisiknya belum diterima. Ibnu Abbas menjelaskan alasan

pelarangannya bahwa bentuk iual-beli ini sama dengan riba ba'i,

karena saat ia membeli barang seharga 100 dirham kemudian dijualkembali seharga L20 dirham sama dengan menukar 100 dirhamdengan 120 dirham fini dinamakan riba ba'[) sedangkan bahan

makanan yang menjadi objek akad tetap berada di tangan penjualpertamas26,

fuga sabda Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

;t u dt \S ,g;1 d nG;l.i 'i-1 .C+; ,"ri;. lJ* 'i,

"Tidak halal menggabungkan antara akad piniaman dan iual-beli.Tidak halal dua persyaratan dalam iual-beli. Tidak halal keuntunganpenjualan barang yang tidak dalam iaminanmu dan tidak halalmenjual barang yang bukan milikmu". (HR' Abu Daud' Menurut Al-Albani derajat hadis ini hasan shahih).

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam "Tidak halalkeuntungan penjualan barang yang tidak dalam iaminanmu" berartitidak halal memperoleh keuntungan dari penjualan barang yang

telah dibeli namun fisiknya belum diterima, karena ketika barangbelum diterima maka jaminan barang tersebut berada dalamtanggungan penjual pertama.

Dalam kasus murabahah mobil di atas, setelah dibeli pihakbank dari showroom melalui telepon dan sebelum diterima oleh

nasabah, jaminan barang ditanggung pihak showroom, andaikatamobil raib/hilang maka showroom yang bertanggung jawab, bukanpihak bank. Dengan demikian pihak bank telah mendapatkeuntungan dari murabahah tanpa menanggung risiko barang. Inihukumnya haram.

s26 ibid.

449

Pembiayaan Multi fasaProduk pembiayaan Murabahah diciptakan untuk memenuhikebutuhan nasabah akan barang. Adapun untuk memenuhikebutuhan nasabah akan jasa, seperti; pendidikan, pelayanankesehatan dan ibadah umrah maka Lembaga Keuangan Syariahmemiliki produk yang dinamakan dengan Pembiayaan Multijasa.

PembiayaanMultijasaadalah penyediaan dana atau tagihanyang dapat dipersamakan dengan itu berupatransaksi multijasadengan menggunakan akad ijarahberdasarkanpersetujuan atau kesepakatan antara bank dengan nasabahpembiayaan yang mewajibkan nasabah pembiayaan untuk melunasihutang/kewajibannya sesuai dengan akad.

Fitur dan mekanisme Pembiayaan Multijasa atas dasarakad.Ijarah adalah;

- Bank bertindak sebagai penyedia dana dalam kegiatantransaksi ljarah dengan nasabah;

- Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikanpenyediaan objek sewa yang dipesan nasabah;

- Pengembalian atas penyediaan dana bank dengan caracicilan.

Untuk lebih jelasnya, 2 ilustrasi berikut ini dapat membantuuntuk memahami akad yang terjadi dalam pembiayaan Multijasa:

- A terkena penyakit dan datang ke rumah sakit untukberobat. Setelah diberi resep, A mengambil obatkemudian membayarnya, beserta semua biaya jasa laindari rumah sakit itu. Karena biayanya besar dan A tidakmemiliki uang tunai maka A meminjam uang B. Lalukwitansi pembayaran itu ia simpan. Esoknya A datang kebank syariah dan meminta pembiayaan untuk menggantipinjaman B, sedangkan A sendiri akan membayar kepadabank secara cicilan sampai lunas. Karena pembiayaan itudari bank, tentu saja bank tidak bisa memberikannyatanpa ada pertambahan. Maka fee pun dihitung danditambahkan kepada nilai nominal pembayaran jasa itu.

- AB mengikuti ujian masuk perguruan tinggi negri. KarenaAB tidak memiliki dana yang cukup untuk melunasi biaya,ia mengajukan pembiayaan Multijasa ke salah satuLembaga Keuangan Syariah. Setelah menyetujuipembiayaan LKS mewakilkan kepada AB untuk menyewajasa pendidikan atas nama dan untuk LKS. Kemudian LKS

450

r7

menyewakan jasa pendidikan tersebut kepada AB denganpembayaran tidak tunai (angsuran) dengan ditambah fee.

Landasan hukum produk ini adalah fatwa DSN No.44 /DSN-MUI /VllU 2004 Tentang PEMB IAYAAN MULTIJASA. Yang berbunyi :

Ketentuan Umum

- Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (ioiz) denganmenggunakan akad ljarah atau Kafalah.

- Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harusmengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa ljarah.

- Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapatmemperoleh imbalan jasa(ujrah) atau fee.

Tiniauan Flkih Terhadap Pembiayaan Multiiasa

Akad yang terjadi dalam pembiayaan multijasa adalah liarah alMusta'jir (Penyewa menyewakan kembali jasa yang telah ia sewa).Dimana LKS bertindak sebagai penyewa pertama dari pemilikbarang/jasa kemudian LKS menyewakan jasa kepada penyewa kedua(nasabah). Dan LKS mendapat keuntungan dari selisih upah sewa

nasabah yang lebih tinggi dari upah sewa LKS kepada pemilikbarang/jasa, karena nasabah membayarnya dengan cara angsuran.

Dalam hal ini ada 3 pembahasan fikih yang akan dirincikanuntuk mengetahui tentang hakikat akad produk ini. Pembahasan initermasuk yang diperselisihkan ulama, yaitu; tentang hukum liarah alMusta'jir bolehkan atau tidak? Bolehkah penyewa menyewakandengan upah sewa yang lebih tinggi? Bolehkah penyewamenyewakan barang/jasa sebelum diterima? Apakah praktik Iiarahal Musta'jfr di Lembaga Keuangan Syariah telah sesuai dengankonsep fikih yang dijelaskan oleh para ulama?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini akan penulisbahas dalam setiap pembahasan.

Hukum ljaroh al lulusta'jir

Berbeda halnya dengan jualbeli yang sepakat para ulamatentang hukum boleh pembeli menjual barang yang dibelinya kepadapihak lain bila terpenuhi persyaratan jualbeli. Para ulama berbedapendapat tentang hukum ljarah al Musta'jir (penyewa menyewakankembali manfaat yang telah dimilikinya kepada pihak lain).

45L

Pendapat pertama: penyewa tidak boleh menyewakankembali barang yang telah disewanya, ini merupakan salah saturiwayat dalam mazhab Imam Ahmadsz7.

Dalil pendapat ini hadis Nabi s/rallallahu alaihiwa sallam,

<<b;J53;i u et )t;,"Tidak halal keuntungan barang yang tidak dalam jaminanmu".

(HR. Abu Daud. Menurut Al-Albani derajat hadis ini hasan shahih).

Dalam akad ijarah al Mustalfr penyewa tidak menanggungrisiko sama sekali, karena risiko ditanggung oleh pemilik barang.Maka ini termasuk meraih keuntungan tanpa menanggung risiko.Maka tidak dibolehkan. Berdasarkan hadis di atas.

Tanggapan: dalil ini tidak kuat karena penyewa yangmenyewakan kembali tetap ada risiko, yaitu apabila barang yangdisewakan ternyata tidak layak untuk disewakan atau barang tidakberfungsi maka dia bertanggung jawab kepada penyewa kedua.

Pendapat kedua: penyewa boleh menyewakan kembali jasayang telah dikuasainya dengan diterimanya barang. Pendapat inimerupakan pendapat seluruh para ulama mazhab Hanafi, Maliki,Syafii dan Hanbali.

Dalil pendapat ini adalah qiyas, bahwa menjual barang yangtelah dibeli dengan akad dan telah diterima hukumnya dibolehkansyariat maka menyewakan kembali manfaat barang yang telahdisewa dengan akad dan telah diterima barangnya hukmnya boleh,karena akad sewa menyewa merupakan bentuk lain dari jualbeli.Yaitu j ualbeli jasa/manfaat.

Wallahu a'lom, pendapat yang membolehkan menyewakankembali barang yang telah disewa hukumnya boleh, karena kuatnyadalil pendapat tersebut. Namun apakah boleh dia menyewakandengan harga yang lebih mahal dari harga yang dia sewa?

Hukum Laba dari Menyewakan Kembali Barang yangDisewa

Apabila penyewa menyewakan kembali barang yang telah disewanyadengan uang tunai kepada pemilik barang dengan cara tidak tunaiyang harganya lebih mahal maka ini termasuk 'lnah yangdiharamkan.

s27 Ibnu Qudamah,,4l Mughni,jilid. V, hal. 354.

452

Hal ini dinyatakan keharamannya oleh AAOIFI dalam mil<yar

Ijarah pasal 3.4,yangberbunyi, "Penyewa boleh menyewakan barangyang telah disewanya kepada pemilik barang dengan harga lebih

murah atau dengan harga yang sama atau lebih mahal apabila kedua

akad sewa-menyewa tersebut berlangsung tunai. Tidak boleh hal

tersebut apabila mengakibatkan akad iual beli 'lnah: karena

berubahnya harga sewa atau sewa'menyewa dengan pembayaran

tunda. Contoh: sewa-menyewa pertama dengan harga 1oo dinar tunaikemudian penyewa menyewakan kembali kepoda pemilik barangdengan harga 710 dinar dengan tidak tunai, atau sewa-menyewopertama dengan 1L0 dinar dengan tidak tunai kemudian sewa-

menyewa kedua dengan 1-00 dinar tunai, atau kedua akad sewa-

menyewa tersebut dengan harga yang sama akan tetapi akad sewa'menyewa yang pertama dengan pembayaran penundaan 1- bulan dan

padayang kedua dengan penundaan dalam masa 2 bulannszs.

Apabila penyewa kedua bukan pemilik barang dalam hal inipara ulama juga berbeda pendaPat:

Pendapat pertama: tidak boleh penyewa menyewakankembali barang yang telah disewanya kepada pihak ketiga dengan

harga yang lebih tinggi, pendapat ini merupakan mazhab Hanafi. Bilaitu telah teriadi dia wajib mensedekahkan keuntungan yang

didapatnyas2e.

Dalil pendapat ini bahwa penyewa pertama mendapatkeuntungan dari barang yang risiko ditanggung oleh pemilik barang.

Dan ini termasuk dalam larangan Nabi shal/allahu alaihi wa sallam

mengambil keuntungan dari barang yang risiko bukan ditangannya.

Tanggpan: dalil ini tidak kuat, karena penyewa pertama tetapmenanggung risiko kepada penyewa kedua.

Pendapat kedua: penyewa boleh menyewakan kembalibarang yang telah disewanya kepada pihak ketiga dengan harga yang

lebih mahal. Ini merupakan pendapat seluruh ulama mazhab Maliki,

Syafii dan Hanbali dan disetujui oleh AAoIFI dalam mikyar Ijarahpasal 3.3, yang berbunyi, "Orang yang menyewa suatu barang boleh

menyewakannya kepada orang lain (bukan sipemilik barang) dengan

hargayang samo atau lebih murah atau lebih mahal baik dengan cara

tunai ataupun tidak, (ini yang dinamakan dengan,-.'tt+lt .r" t-..rat) dengan

s28 Al Ma'ayir as Syar'iyyah, hal. 113.

s2e Lihat Al Mabsuth,jilid. XV, hal. 130.

453

syarat pemilik barang tidak melarang untuk disewakan kepada orangIain atau harus atas persetujuan pemilik barang'szo.

Dalil dari pendapat ini bahwa barang yang telah diberi denganakad dan telah diterima boleh dijualkan kembali, demikian jugahalnya dengan menyewakan kembali jasa yang telah disewa denginakad dan telah dikuasai manfaatnyas:r.

Wallahu a'lam, pendapat yang terkuat dalam hal ini bolehpenyewa mendapat laba dari menyewakan kembali jasa/manfaatyang telah dikuasainya. Karena pada dasarnya muamalat dibolehkanselagi tidak ada larangan dari syariat.

Hukum Menyewakan Kembali Barang Sebelum DikuasaiTidak ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama bahwa

haram hukumnya menyewakan barang yang berum menjadi miliknyaatau menyewakan jasa yang belum dikuasainy4 karena akad sewasama dengan akad jual-beli, sebagaimana tidak boleh menjual barangyang bukan miliknya begitu juga tidak boleh menyewakanbarang/jasa yang bukan miliknya.

Hal ini yang ditegaskan oleh AAOIFI, dalam mikyar ijarah, pasal3.1. yang berbunyi, "Disyaratkan untuk keabsahan akad sewamenyewa atas suatu barang tertentu bahwa barang tersebut ataumanfaatnya sudah dimiliki oleh pihak yang menyewakan. Makaapabila barang tersebut atau manfaatnya sudah menjadi hak milikLembaga Keuangan syariah maka baru boreh dilangsungkan akadsewa-menyewa ketika keduo belah pihak telah sepakat. Adapunopabila barang tersebut baru akan dimiliki oleh Lembaga Keuangansyariah dengan cora membeli ... Maka sewa-menyewa tidak bolehdilangsungkan akadnya kecuali setelah Lembaga Keuangan syariahmemiliki barang tersebut ... Dasar larangan menyewakan barangtertentu yang belum dimiliki oleh pihak yang menyewakan adalahlarangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam terhadap seseorangmenjual barang yang belum menjadi miliknya"ssz.

Namun, apabila barang/atau jasa sudah dilakukan akad danbelum diserahterimakan apakah boleh bagi pemberi/penyewa untukmenyewakan kembali barang/jasa tersebut?

s30 Al Matayir as Syar'\ryaft, hal. 113.s31 Lihatlbnu Qudamah,,4I Mughni,jilid. V, hal. 355.ssz Al Ma'ayir as Syar'iyyah,hal.tLZ.

454

Dalam hal ini sebagian para ulama mazhab Hanafi menukilkesepakatan para ulama bahwa hal tersebut hukumnya tidak boleh(haram).

Mula Khasru fwafat: 885H) berkata, "Menyewakan barang

sebelum diterima hukumnya tidak boleh. Tidak ada perbedaan

pendapat para ulama dalam hal inits33.

As Syilby (wafat 1021H) juga berkata,"Jika seseorang menyewa

suatu barang kemudian dia menyewakan kembali barang tersebut

sebelum diterimanya hukumnya tidak boleh. Tidak ada perbedaan

pendapat para ulama dalam hol inits34.

Namun, setelah diteliti ternyata ulama mazhab Maliki dan

sebagian ulama mazhab Syafii membolehkannya.

ZakariyaAl Anshary (wafat: 926H) berkata, "Apabila seseorang

menyewa rumah, dia boleh menyewakan kembali rumah itu ke pihakIain sebelum rumah diterimanya, karena obiek akad iiarah (sewa)

adalah manfaat dan manfaot tidak dapat diserahterimakanils3s.

Akan tetapi, pendapat ini lemah, karena Imam Syafii sendiri

menyatakan bahwa akad sewa sama dengan akad jualbeli'

sebagaimana jualbeli tidak boleh sebelum barang diterima pembelipertama, begitu juga halnya dengan penyewa tidak bolehmenyewakan barang/jasa yang disewanya sebelum diterimas36.

Pendapat yang melarang menyewakan kembali barang/jasasebelum diterima merupakan pendapat mayoritas para ulama dariberbagai mazhab berdasarkan hadis Nabi shallallahu alaihi wa

sallam, sebagaimana diriwayatkan dari Hakim bin Hizam

radhiyallahu' onhu, ia berkata,

u; ter+ ,J lJ* Lii 13# ,iJA G!lli ;l ,oll c1,;"j E :ciiar+ )t6 EI qi, c{i:il r-i1-,oiJ ixl $ ;cJi f!Ja. ;#

(i-i:.,i3 Gji" W ah ai Rasulull ah, s ay a s e ring m e l akukan i u al - b el i, a p a i u al - b eli

yang halal dan yang haram? Nabi bersabda, "Wahai anak saudaraku!

Bila engkau membeli sebuah barang ianganlah engkau iuol sebelum

s33 Durar AlHukkam,jilid. II, hal. 183.

s3a Tabyiin oI Haqaiq,jilid' V, hal. 121.

s3sdsna aI Mathqlib,iilid. II, hal. 82.

s36 Lihat./I Umm, jilid.lV, hal.26.

455

barang tersebut engkau terima". (HR. Ahmad. Imam Nawawimenyatakan derajat hadis ini hasan).

Kesimpulan:

Setelah menjelaskan beberapa permasalahan fikih dalam akadIjarah Musta'jir, maka hukum produk Pembiayaan Multijasa yangdiluncurkan oleh LKS nasional melalui 2 ilustrasi yang disebutkansebelumnya bahwa:

- Bentuk yang pertama dimana nasabah mengajukanpembiayaan setelah mendapat pelayanan kesehatan dansetelah dia membayar upah jasanya, lalu membawa kwitansike LKS dan disetujui, ini bukanlah akad ljarah Musta'jir.Karena tidak terpenuhi syarat yang terpenting dalam hal ini,yaitu pihak yang menyewakan (LKS) tidak memiliki jasa yangdisewakannya kepada nasabah.

Hakikat dari akad ini adalah qardh fpinjaman) oleh LKSkepada nasabah. Dan karena yang dibayar kembali olehnasabah ke LKS dengan cara cicilan adalah nominal yanglebih besar dari nominal yang dipinjamnya, maka hukumakad ini sejatinya qardh jarca manfa'atan wa huwa riba(pinjaman yang mendatangkan manfaat bagi pemberipinjaman dan hukumnya adalah riba).

- Bentuk yang kedua dimana nasabah mengajukan pembiayaansebelum melakukan al<ad ijarah jasa pendidikan dengan salahsatu perguruan tinggi dan LKS menyetujuinya. Lalu pihak LKSmewakilkan kepada nasabah untuk melakukan akad ijarahatas nama dan untuk LKS dan membawa laaritansinya kepadaLKS, namun akad Pembiayaan Multijasa ditandatangani olehkedua belah pihak sebelum akad ijarah antara nasabahdengan perguruan tinggi dilaksanakan maka ini termasukmenyewakan jasa yang belum dimiliki LKS dan sebelumditerimanya.

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma ketika ditanya kenapa Nabimelarang menjual barang sebelum diterima, dia menjawab,

1+-* 6uur3 gl-li gl:i al'] :Ctti

"Kereno. dirham ditukar dengan dirham sedangkan bahanmakanan ditangguhkan (riba)". (HR. Bukhari).

Karena yang terjadi sesungguhnya dalam skema ini adalahriba dimana LKS memberikan sejumlah uang kemudian

456

nasabah mengembalikan dengan nominal berlebih dan tidaktunai.

Himbauan:

Dalam kesempatan ini, penulis menghimbau setiap penggiat

perbankan syariah mulai dari DSN hingga para praktisi untukmembuat solusi yang halal dan bukan sekedar pengelabuan

riba. Untuk produk Multijasa dengan sangat mudah LKS

membeli atau menyewa dahulu jasa/barang yang akan

disewakannya dan setelah dikuasai, lalu LKS dapat

melakukan akad liarah Musta'iir (menyewakan kembali

barang/jasa yang telah disewa dan diterima) dengan harga

yang lebih mahal dan dengan pelunasan secara angsuran'

Sebagaimana skema produk Pembiayaan Multiiasa yang

diputuskan oleh AAOIFI, mil<yar iiarah, pasal 3.7' yang

berbunyi, "Lembaga Keuangan Syariah boleh mewakilkan

kepada nasabah atas biaya dan tanggung iawab Lembaga

Keuangan Syariah untuk membeli barang-barang yang

dibutuhkan oleh nasabah seperti peralatan keria dan yang

semisalnya dari barang-barang yang bisa ditentukan sifat-sifatdan harganya. Dengan syarat lembago keuangan baru boleh

menyewakan barang-barang tersebut kepada nasabah setelah

memiliki dan menerimanya baik secara hakikat maupun

hukmi. Namun, iika memungkinkan sebaiknya wakil untuk

membeli barang tersebut bukanlah nasabah ... Hal ini untuk

menghindari bahwa ini hanya sekedar pengelabuan akad ribadan agar ielas peran Lembaga Keuangan Syariah dalam

tr ans aksi 7s v s sfr Y7" s37 .

4.6.L.L.4.2.3 Syarat Keempat Harga Harus Satu dan felasSerta Besarnya Angsuran dan fangkaWaktunYa iuga Harus lelas

Untuk keabsahan jual-beli kredit, pada saat transaksi dibuat harga

harus satu dan jelas serta besarnya angsuran dan jangka waktupelunasannya iuga harus jelas'

Maka tidak boleh membuat harga mengambang dengan cara

pihak penjual memberikan potongan harga yang dikaitkan dengan

pelunasan angsuran, yakni: jika pembeli melunasi sebelum jatuh

tempo pelunasan maka harga akan dipotong sekian persen.

s37 Al Ma'ayir as Syar'i1ryah, hal. 113.

457

Hukum memberikan potongan harga dalam jual-beli kreditkarena pelunasan utang sebelum jatuh tempo dibolehkan orehsebagian ulama berdasarkan sabda Nabi shallollahu 'alaihi wasallam:

c lc.e ffJfu.61

i;t+ ,r*r:fttt tig*t-t

& ti r - ? rt trl 15!.-Jri

(lgliiij cl3i.i:; :W At JA) a}5i ,3+ il i3iiDiriwayatkan oleh Ibnu Abbas: bahwa tatkala Nabi shallallahu'alaihiwa sallam mengusir Kaum Yahudi suku Bani Nadhir (dari kotaMadinah) sebagian dari mereka mendatangi Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam seraya berkata, "Wahai nabi Allah, Sesungguhnya engkautelah mengusir kami dari Madinah dan kami masih memiliki piutangyang belum jatuh temponya. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallambersabda, "Beri potongan piutang kalian dan minta dibayar segera,,.(HR Daruquthni. Hadis ini dikuatkan oleh Ibnu Qayyim)s38.

Pendapat ini merupakan keputusan Majma' Al Fiqh Al Islami(divisi fikih OKI) dalam keputusan muktamar ke-7 di |eddah, no: 64(2/7) tahun L992, yang berbunyi, "Memberikan potongan hargapenjualan barang secara kredit yang disebabkon oleh pemberimelunasi sebelum jatuh tempo pembayaran, baik berdasarkanpermintaan pembeli ataupun tidak (dikenal dalam istilah fikih: Dha'wa ta'ajjal) hukumnya dibolehkan syarial tidak termasuk riba yangdiharamkan. Dengan syarat bahwa potongan harga tersebut tidakdisepakati sebelumnya poda saat akad dilakukant's3e.

Potongan harga kredit karena pelunasan sebelum jatuh tempohukumnya boleh dengan syarat pemotongan harga tidakdicantumkan dalam akad jual-beli.

Bila pemotongan dicantumkan dalam akad maka hukumnyaharam dan termasuk riba. Pelarangan ini ditinjau dari beberapa sisi:

a. Harga menjadi tidak jelas, sedangkan syarat sah jual-beliharga dan barang harus jelas.

Ketidakjelasan ini diakibatkan pencantuman pemotonganharga. Ketika ditulis dalam akad bahwa harga mobil 230juta rupiah dengan angsuran selama 23 bulan dan jikadilunasi dalam tempo 12 bulan maka diberi potongan 10%0.Pada saat akad, pembeli tidak dapat memastikan apakah

s38 lghaBatul Lahfan,jilid II, hal 13.s3e Journal Islomic Fiqh Council, edisi IV, jilid 1 , hal 193.

ui3

458

dia mampu melunasi selama 12 bulan yang berarti harga

mobil meniadi 207 iuta rupiah atau jika tidak mampu maka

harga mobil menjadi 230 juta rupiah.

Ini yang dimaksudkan dengan larangan menjual dua harga,

dimana terdapat dua harga dan tidak jelas harga mana yang

disepakati oleh penjual dan pembeli.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang

diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu,

<<ifyte,ffi*Wdl J:-,l#)"Bahwa Nabi melarang dua iual-beli dalam satu iual beli".(HR Nasa'i. Hadis ini dishahihkan oleh Al-Albani).

b. Pencantuman potongan kredit menyebabkan riba.

Hal ini disebabkan jika pembeli memilih untuk melunasidalam tempo L2 bulan, berarti harga mobil menjadi 207iutarupiah. Yang terjadi kemudian ternyata dia tidak mampumelunasinya dalam tempo tersebut sehingga ia terpaksamelunasinya selama 23 bulan dengan harga 230 iutarupiah. Ini sama dengan riba.

Karena ketika dia tidak mampu melunasi utangnya, ia

diberi masa tangguh selama 11 bulan dengan bunga yang

harus dibayar sebanyak 23 juta rupiah. Ini hakikat riba

|ahiliyah "Beri tangguh utangku dan aku akan beriimbalanils4o.

4.6.L.L.4.2.4 Syarat Kelima: Akad fual-beli lffedit Harus Tegas

Untuk keabsahan akad jual-beli kredit harus tegas. Maka tidak boleh

akad dibuat dengan cara sewa beli (leasing)

Sewa beli (leasing) yaitu: perjanjian sewa menyewa, biasanya

objeknya adalah tanah, gedung peralatan modal, mobil dan lainsebagainya, selama jangka waktu tertentu dengan pembayaran sewa

berkala, yang harga sewanya di atas harga sewa biasa; dan umumnyapada akhir masa sewa, penyewa diberikan opsi untukmemperbaharui akad sewa atau membeli barang sewa tersebut s41.

Akad beli sewa ini pertama kali muncul di Inggris, dilatarbelakangi oleh kenyataan yang dihadapi para penjual barang secara

kredit, dimana sering terjadi kredit macet sedangkan kepemilikan

s40 Dr. Sulaiman At Turki, Bai'Taqsith,halZ93's41 Al Syaikh,Ijarah Muntahiyah bittamlik, hal 63'

459

barang telah berpindah kepada tangan pembeli yang sering berakhirdengan kerugian pihak penjual. Untuk mengurangi risiko ini dibuatsebuah transaksi sewa yang bila penyewa melunasi kewajibansewanya kepemilikan barang berpindah kepada penyewa. Karenaakad sewa ini bertujuan untuk kepemilikan barang maka besarnyauang sewa diatas harga sewa biasa.

Dengan akad sewa beli ini pihak penjual diuntungkan, bilaterjadi sewa macet ia langsung menarik barang tanpa harusmengajukan gugatan ke pengadilan karena kepemilikan barangmasih di tangannya dan sewa yang dibayar juga di atas harga sewabiasa.

Akad sewa beli ini juga dipraktikan oleh berbagai lembaga jasaperkreditan di berbagai negara Islam, mengingat jasa ini sangatmenguntungkan lembaga keuangan.

Mengenai hukum akad ini telah dikeluarkan fatwa darilembaga fatwa kerajaan Arab Saudi yang berbunyi,

"Dewan ulama besar kerajaan Arab Saudi yang bersidang diRiyadh pada tahun 7999, setelah mempelajari dan mengkajipenelitian-penelitian tentang akad sewa beli (leasing) memutuskanbahwa akad sewa beli hukumnya tidak dibolehkan dalam Islam.Dengan alasan sebagai berikut:

a. Akad ini merupakan gabungan dua akadsa2 yang berbeda danbertentangan pada satu barang; akad beli mengharuskanperpindahan barang dan manfaatnya ke tangan pembelimaka pada saat itu tidak sah menyewakannya ke pembelikarena borang telah ia miliki, sementara akad sewa hanyamengharuskan perpindahan manfaat barang ke tanganpenyewa, bukon perpindahan kepemilikan.

Juga akad beli mengharuskan tanggungan barang yang dijualdan fungsinya berpindah ke tangan pembeli, jika barangraibflenyap, maka pembelilah yang menanggung kerugian,bukan penjual. Sedangkan dalam akad sewa, tanggunganbarang berada pada pemilik barang (bukan penyewa),raibnya barang ditanggung oleh pemilik, kecuali terdapatkelalaian dari pihak penyewa.

s42 Nabi melarang menggabungkan dua akad pada satu akad dalam hadis yangdiriwayatkan oleh Abu Hurairah Bahwa nabi melarang dua juol-beli dalam satujual beli. HR Nasa'i. Derajat hadis ini dinyatakan shahih oleh Al-Albani.

460

b. Harga sewa per tahun atau per bulan, bila dihinng dapatmeiutupi harga iual barang, padahal peniual

menganggapnya sewa, hat ini bertujuan agar pembeli

(penyewa) tidak dapat meniual ke pihak lain.

Contoh:

Bila harga sebuah barang 5R.50,000.00 dan sewa barangperbulan biasanya hanya 5R.1,000.00 (Maka dalam akad

sewa beli) harga sewanya meniadi 5R.2,000'00 harga

sewa ini sengaja dinaikkan karena sesungguhnya

dimaksudkan untuk menutupi harga iual barang' Jikapenyewa pada bulan terakhir akad sewa tidak dapatmelunasi sewa maka barang ditarik oleh pemilik barang

dan dia tidak akan mengembalikan selisih harga sewa

normal dengan harga sewa pada akad leasing, ini karena

dianggap penyewa telah menggunakan barang sewaan'

Dalam akad sewa beli ini sangat tampak ielas kezalimannya.

Setelah akad ini diharamkan oleh Dewan ulama Besar kerajaan

Arab Saudi maka dalam muktamar Maima' Al Fiqh Al Islami (divisi

fikih OKI) di Riyadh dikeluarkan keputusan no: tLO (4lLZ) tahun

2000, yang menjelaskan bentuk leasing yang diharamkan dan dibuat

kriteria umum untuk leasing yang dibolehkan oleh syariat. Bunyi

keputusan tersebut,

"Prinsip leasing yang diharamkan: terdapat dua akad yang

berbeda dalam satu akad terhadap sebuah barang dalam satu iangkawaktu.

Prinsip leasing Yang dibolehkan:

a. Terdapat dua akad yang terpisah satu dengan lainnya

dalam bentuk waktu, dimana akad iual dilakukan setelah

akad sewa berakhir, atau di awal akad sewa akan tetapi

hanya disebutkan ianii untuk memindahkan kepemilikan

barang sewaan kepada penyewa setelah akad sewa

berakhir.

b. Akad sewa diterapkan sesuai dengan sewa yong dibenarkan

syariat dan bukan sekedar kedok (untuk peniualan secara

kredit).

c. Tanggungan barang sewaan berada pada pemilik barang

sewaan bukan pihak penyewa. Dengan demikian pemilik

barang yang menanggung segala kerusakan barang, kecuali

terbukti ada unsur kelalaian dari pihak penyewa. Demikian

46L

juga penyewa tidak menanggung biaya apapun jika barangsama sekali tidak dapat digunakannya.

d. Jika barang mesti diasuransikan maka harus dilakukanasuransi yang Islami dan biaya asuransi ditanggung olehpihak pemilik barang sewaan.

e. Selama masa sewa, wajib diterapkan hukum-hukum sewayang dijelaskan dalam fikih Islam dan setelah selesai akodsewa baru boleh diterapkan hukum-hukum jual-beli padasaat pemindahan kepemilikan barang.

f. Biaya pemeliharaan barang selama masa sewa ditanggungoleh pemilik barang bukan penyewo, kecuali biayaoqerasional s43".

AA0IFI mempertegas keputusan ini dan menuangkannyadalam butir-butir panduan perbankan Isram, " Beli sewa Islami tidakterlepas dari akad ljarah (sewa) yang dikenal dalam fikih denganseluruh konsekwensinya, dan setelah berakhir mosa sewi, maka pino*pemilik barang menjanjikan untuk memindahkan kepemilikannyakepada penyewa. Beli sewa Islami ini telah disahkan olbh Maima,- AlFiqh Al Islami (divisi fikih oKI) dengan penjabaran bentik yangdibolehkan.

sewa beli Islami berbeda dengan leasing yang dipraktikan olehlembaga keuangan konvensional; dimana hukum-hukum jual dansewa diterapkan sekaligus pada satu barang yang disewakan.Kemudian kepemilikan barang berpindah kepada penyewa denganpelunasan angsuran terakhir tanpa akad jual yang terpisah dari akadsewa.

Adapun pada akad beli sewo Islami, hanya hukum ljarah (sewa)yang diterapkan pada barang sewaan selama masa akad sewa. setelahberakhir masa sewa maka pemindahan kepemilikan barangdilangsungkan berdasarkan akad baru [juar-beli, janji hibah otauhibah yang dikaitkan dengan pelunasan uang sewa teraihirl s++.

4.6-L.L.4.2.4 syarat Keenam: Tidak Terdapat persyaratanSanksi Denda Keterlambatan MembayarAngsuran

Untuk keabsahan jual-beli kredit tidak boleh terdapat persyaratansanksi denda pada saat nasabah terlambat membayai argir.an.

s43 Seperti; bensin dan oli, jika barang sewa beli berbentuk mobil.s44 AAOIFI,,4l Mo'ayiir As Syar'Iyyah,hal l22.

462

Poin ini disepakati oleh seluruh ulama, karena pembayaran

denda keterlambatan merupakan riba yang dilakukan oleh orang-

orang jahiliyah dan telah diharamkan Allah dalam Alquran.

Hal ini ditegaskan oleh keputusan muktamar Majma' Al Fiqh AI

Islami (divisi Rkih OKI) no: 51 (216) tahun L990, yang berbunyi,"Apabila pembeli (barang secara kredit) terlambat membayarangsuran pada tempo yang telah ditentukan maka tidak boleh

memberikan sanksf berupa penambahan utang; baik hal inidisyaratkan sebelumnya pada akad maupun tidah karena inimerupakan riba yang diharamkoprrS4s.

fuga keputusan lembaga ini tentang penerapan penalty no. 109

(31L2) tahun 2000, yang berbunyi, "Penalty boleh diterapkan pada

seluruh bentuk kontrak (akad, perianiian), kecuali pada akad yangkewajibannya berbentuk utang, karena ini hukumnya ielas-ielasadalah ribats46.

|uga diputuskan haram oleh AI Maima' Al Fiqhy AI Islami (divisifikih Rabithah Alam Islami), muktamar ke-L1, tahun 1989, yang

berbunyi, "Apabila kreditur mensyarotkan atau mewaiibkan kepada

debitur untuk membayar seiumlah uong dalam bentuk denda

(penatty), dikarenakan keterlambaton pembayaran angsuran yangjatuh tempo maka persyaratan dan kewaiiban ini batil, tidak harus

dipenuhi dan bahkan tidak halal dipenuhi, baik pihak yang membuatpersyaratan adalah bank atau perorangan. Karena persyaratan inimerupakan riba iahiliyah yang telah diharamkan oleh Alquran"saT .

Pelarangan sanksi penalty pada iual-beli kredit dari satu sisi

akan merugikan pihak peniual, padahal Islam tidak mungkin menjadipenyebab kerugian. Lalu apa solusi Islami untuk mengatasi

terjadinya kredit macet?

4.6.L.1.4.2.1.L Solusi Islami untuk Iftedit Macet

Solusi islami untuk kredit macet, sebelumnya berupa pencegahan

seorang muslim untuk tidak berutang sebagaimana telah dijelaskanpada pembukaan jual beli kredit. Dan bila dia ingin membeli secara

kredit ia wajib memperkirakan bahwa dirinya mampu melunasiutang tersebut dengan cara memberikan barang jaminan sepertiyang dilakukan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Bilapersyaratan ini tidak terpenuhi ia termasuk orang berutang yang

s4s Journal Islamic Fiqh Council, edisi VI, jilid 1, hal 193.

s46 Journal Islamic Fiqh Council, edisi XII, jilid 2, hal 306.

s47 QararatAl Majma'Al Fiqhiy Al Islami,hal266.

463

tidak ada keinginan melunasi hutangnya. orang ini terkena ancamanAllah yang disabdakan Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

":J *; ,iia ait 65 t;etJ \+ ui,6t Atd H .r,(4ttt i(Ei 1i3sl \J,i

"Siapa yang berutang dan dia bertekad untuk membayarnya niscayaAllah akan memudahkannya untuk melunasi hutangnya. Dan siapayang berutang tidak bertekad untuk membayar hutangnya niscayaAllah akan membinasakannya". (HR. Bukhari).

Ibnu Hajar Al Haitamy dalam bukunya "Az Zawajir,,mengategorikan perbuatan ini termasuk salah satu dosa besat iaberkata, "Dosa besar ke-205: berutang dengan niat tidak akanmelunasi hutangnya, atau ado niat untuk membayar akan tetapi tidakada harapan dia mampu melunasi hutangnya karena saat berutangdia telah memperkirakan tidak ada harta yang dia mitiki yang dapatmelunasi hutangnya, dan dia berutang juga bukan untuk keperluanyang bersifat darurat, serta pihak pemberi hutang tidak mengetahuikeadaan peminjap"s+e.

Kemudian Rasulullah juga mengancam orang yang mampumelunasi utangnya yang jatuh tempo namun sengaja menunda-nunda dengan berbagai alasan. orang ini pantas diberikan hukuman.Para ulama menjelaskan maksud hukumannya adalah hukumanpenjara hingga dia melunasi utangnya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

qai;-zse3{4& IJ* +rrl ,?,"Penundaan pelunasan utang oleh orang yang mampu merupakankezaliman, dibolehkan menjatuhkan hukuman (penjara) kepadanyadan dibolehkan mencemarkan nama baiknya (seperti dimasukkandalam dafiar hitam perbankon)". (HR. Bukhari).

Sebagai tindakan pencegahan, pihak pemberi kredit dianjurkanuntuk meminta barang jaminan atau orang penjamin. Bila utangterlambat dilunasi ia bisa menjual barang jaminan atau menagihutang kepada pihak penjamin untuk melunasinya.

Terkadang sebagian orang tidak mampu memberikan barangatau orang penjamin.

Solusi yang diterapkan oleh beberapa lembaga keuangansyariah, yaitu lembaga syariah meminta barang yang dijual sebagai

s+a jilid 1, hal410.

464

barang gadaian dengan cara surat-surat resmi kepemilikan barangmasih di tangan lembaga syariah, namun pembeli bebas

menggunakan barang. Dan lembaga syariah membuat perianiiandengan pembeli bahwa iika ia terlambat membayar angsuran

kewajiban maka seluruh angsuran menjadi tunai. Bila ternyatapembeli terlambat melunasi angsuran maka seluruh sisa angsuranmenjadi tunai dan barang disita oleh lembaga syariah, karenastatusnya sebagai barang gadai, lalu dijual untuk menutupi sisa

seluruh angsuran. Dan sisa uang penjualan barang setelah pelunasan

utang dikembalikan kepada pembeli.

Solusi ini dibenarkan dalam Islam dan disetujui oleh Maima'AIFiqh Al Islami (divisi fikih OKI) dengan keputusan No. 51 (2/6) tahunL990, yang berbunyi:

- Dibolehkan penjual kredit mensyaratkan iatuh temposeluruh angsuran sebelum waktunya ketika pembeliterlambat melunasi sebagian angsuran, selama pembelimenyetujui persyaratan ini saat transaksi dilakukan.

- Penjual boleh mensyaratkan kepada pembeli agar barangyang dibelinya menjadi barang gadai sebagai iaminan agarpemb eli tidak terlambat melunasi ang suransae.

fuga keputusan No. 64 (2/7) l992,yang berbunyi,"Penjual dan

pembeli (kredit) boleh membuat kesepakatan bahwa keseluruhanangsuran menjadi jatuh temponya pada saat pembeli enggan

memenuhi kewajiban bayar salah satu angsuran. Selama pembelibukanlah orang yang mu'sir (yaitu: iatuh pailitl"sso.

Hukum boleh menggadaikan barang yang telah dibeli kepadapeniual hingga pembayaran lunas merupakan pendapat jumhur paraulama; mazhab Abu Hanifah, Malik serta pendapat yang terkuat darimazhab Syafi'i dan Hanbali serta didukung oleh keputusan Maima'AIFiqh Al Islami (divisi fikih OKI).

Ibnul Qayyim berkata,"Borang yang telah diiual (tidak tunai),lalu penjual mensyaratkan barang tersebut untuk digadaikan hinggalunas pembayaran barang ... dalam hal ini tidak ada larangan yangmembatalkan persyaratan ini ... para ulama sepakat iika disyaratkanyang menjadi barang gadaian atas utang kredit adalah barang lainhukum persyaratannya boleh ... maka begitu iuga hukumnya iika

s4e Journal Islamic Fiqh Council, vol VI, jilid I, hal 193.

sso Journal Islamic Fiqh Council, vol VII, jilid II, hal 9.

465

disyaratkan sebagai barang gadaian atas utang kredit barang yangdibeli (tidak tunai) "ssr.

Adapun bolehnya penerapan sanksi keterlambatan angsurandengan cara bahwa seluruh sisa angsuran menjadi tunai, selainMajma' AI Fiqh Al Islami juga dibolehkan oleh AAOIFI dalampanduannya yang berbunyi, "Boleh membuat persyaratan bahwaseluruh sisa angsuran menjadi tunai apabila kreditur yang mampusengaja lambat membayar kewajiban, dan sebaiknya sanksi ini tidakditerapkan sebelum memberikan peringatan tertulis kepada krediturminimal dua minggu setelah keterlambatan pelunasan kewajibannssz.

Solusi ini juga pernah diutarakan oleh Ibnu Qayyim, ia berkata,"Jika penjual kredit khawatir bahwa pembeli tidak memenuhikewajibonnya pado setiap ongsuran yang telah disepakati makasolusinya: ia dapat membuat persyaratan bahwa bila jatuh temposalah satu angsuran dan pembeli tidak melunasinya maka sisaangsuran menjadi tunai, dengan demikian ia dapat menuntut pembeliuntuk melunasi seluruh sisa angsuran saat itu juga"sss.

Dalil solusi ini adalah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,'A;J 5.),ii. ilGfi.i! ,.+h_rfi & e:4i,,-1ll3p

(EIF"Orong-orang islam itu memenuhi perjanjian (persyaratan) yangmereka buat, kecuali perjanjian mengharamkan yang halal ataumenghalalkan yang haram". (HR. Tirmizi. Dishahihkan Al-Albani).

Dan dalam solusi ini kedua belah pihak telah setuju akanpersyaratan ini maka keduanya wajib memenuhi persyaratantersebut.

Catatan: Perlu diingat jika sanksi ini diterapkan maka pihakpenjual wajib mengurangi nilai harga yang disepakati dari awal,berdasarkan waktu jatuh tempo yang lebih awal, karena harga awaladalah harga yang dimasukkan ke dalamnya lamanya waktuangsuran. Maka sebagaimana kewajiban bayar dikurangi karenapembeli membayar lebih awal dengan demikian juga halnya dalamkasus ini. Bila tidak maka penjual telah mengambil harta pembelitanpa ada imbalan, hal ini termasuk memakan harta orang laindengan cara yang batil.

ssr I'lamul muwaqqi'in,jilid IV, hal33.ssz Al malayir Asy Syar'fryah,hal26.ss3 ltlqmul muwaqqi'in,jilid IV, hal 33.

466

Misalnya: A membeli rumah secara kredit seharga 300 jutarupiah dengan masa angsuran 10 tahun. Harga tunairumah tersebut hanya sekitar 200 juta. dan laba pertahun 10 juta. |ika A terlambat melunasi angsuran padatahun ke-6, maka pembayaran seluruh sisa angsuranmenjadi jatuh tempo saat itu juga. Dan harga rumahdihitung ulang menjadi 250 juta rupiah = 300 juta - 50juta flaba 5 tahun ke depan yang dibatalkan).

Bila debitur dari awal telah mengikuti petunjuk Islam. Tetapi -malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih- dia terkena suatumusibah yang menyebabkannya tidak mampu melunasi utangnya,atau barang yang telah dibeli raib maka tidak ada pilihan lain bagikreditur kecuali bersabar hingga debitur mampu melunasi utangnya.Allah berfirman,

"Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilahtangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagianatau semuo utang) itu,lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui". (AlBaqarah:280).

Anjuran pihak kreditur untuk memaafkan utangnya karenadebitur jatuh pailit merupakan suatu amal yang pahalanya sangatbesar. Dia akan mendapatkan kemaafan dari Allah atas dosa-dosanya.

Dari Abu Mas'ud radhiyallahu 'onhu bahwa Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seorang lelaki dari umatsebelum kalian saat dihisab Allah maka tidak didapatkan kebajikansedikitpun darinya kecuoli bahwa ia bermuamalat dengan manusiadan ia seorang yang kaya, ia selalu berpesan kepada hambasahayanya agar menghapuskan hutang orang-orang yang sedangberada dalam kesulitan, Allah Azza wa Jalla berfirman, "Kami lebihberhak melakukan hal tersebut doripada ia, maka hapuskanlah (dosa-

dosa) darinya". (HR. Muslim).

Selain pihak kreditur, kaum muslimin yang lain -yangmerupakan saudaranya se-iman- juga dianjurkan untuk memberidebitur yang jatuh pailit sumbangan agar dia mampu melunasiutangnya.

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu anhubahwa salah seorang sahabat di masa Rasulullah shallallahu 'alaihi

467

wa sallam membeli buah-buahan untuk dijualnya kembali. Sebelumsempat dijualnya buah-buahan tersebut lenyap. Maka utang sahabatini menumpuk. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabdakepada para sahabatnya,

(1;16 lrgii-3)" B er s e d e kahl ah kali an untukny al"

Para sahabat mengumpulkan sedekah untuk membantunya.tetapi dana yang terkumpul belum cukup untuk menutupi utangsahabat tersebut.

Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada parakreditur,

l:3,"Ambillah uang sedekah yang terkumpul, dan kalian tidakmendapatkan uang kalian kecuali ifu". (HR. Muslim).

4.6.L.L.4.2.1.2 Dua Solusi Kredit Macet yang DifatwakanBoleh oleh Dewan Syari'ah Nasional yangMengundang Kontroversi

Sebelum menyudahi pembahasan riba dayn jual-beli kredit akandijelaskan dua solusi kredit macet yang difatwakan boleh olehDewan Syari'ah Nasional (DSN), namun 2 hal ini ditentang olehmayoritas ulama Islam di seluruh dunia, karena tidak terdapatperbedaan yang berarti antara dua solusi ini dengan riba jahiliyah. 2

hal tersebut yaitu:

a. Ta'widh (ganti rugi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkanoleh kreditur akibat keterlambatan pembayaran kewajibanyang telah jatuh tempo).

Fatwa DSN no: 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card.Berkenaan dengan Ketentuan Ta'widh dan Denda, yang berbunyi:

"Ketentuan Ta'widh dan Denda:

a. Ta'widh

Penerbit Kartu dapat mengenakan ta'widh, yaitu ganti rugiterhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Penerbit Kartuakibat keterlambatan pemegang kartu dalam membayarkew aj ib anny a y ang telah j otuh temp o.

b. Denda keterlambatan (late charge).

(dlli .jl S "*il; ,e.+; u

468

Penerbit kartu dapat mengenakan denda keterlambatanpembayaran yang akan diakui seluruhnya sebagai danasosiarss4.

b. Late Charge (Denda keterlambatan pembayaran yangakan diakui seluruhnya sebagai dana sosial).

Fatwa DSN no: 17/DSN-MUI/1X12000 Tentang Sanksi Nasabah

Mampu Yang Menunda-nunda Pembayaran, yang berbunyi, "Nasabah

mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidakmempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnyaboleh dikenakan sanksi...

Sanksf dapat berupa denda seiumlah uang yang besarnyaditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akadditandatangani.

Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai danasosfal"555.

Fatwa no:42/DSN-MUUV/2004, tentang Syariah Charge Card,

mengenai ketentuan denda, yang berbunyi,

Ketentuan Denda

a. Denda keterlambatan (late charge)

Penerbit kartu boleh mengenakan denda keterlambatanpembayaran yang akan diakui sebagai dana sosial.

b. Denda karena melampaui pagu (overlimit charge).

Penerbit kartu boleh mengenakan denda karena pemegangkartu melampaui pagu yang diberikan (overlimit charge)tanpa persetujuan penerbit kartu dan akan diakui sebagaidana sosialss6.

4.6.1.1.4.2.1.2.1 Ta'widh

Bank Islam pertama berdiri di Dubai pada tahun L975. Saat itu,investasinya banyak bergantung kepada jual-beli tidak tunai (battaqsith dan Murabahah). Karena bank Islam tidak menerapkan bungadalam bentuk penalty maka sering terjadi nasabah sengaja menunda-nunda pembayaran kewajiban yang jatuh tempo.

ss4 Himpunan Fqtwa Dewan Syariah Nasionql MUI, jilid 2, hal 21'

sss Himpunqn Fatwa Dewqn Syariah Nqsional MUI, edisi revisi 2006, hal 99.

ss6 Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nqsional MUI, edisi revisi 2006, hal 310'

469

/;

Pada awalnya, solusi yang diterapkan oleh bank Islam adalahdengan menaikkan margin laba Qtrofit margin) untuk menutupikerugian akibat penundaan kewajiban sebagian nasabah.

Konsekuensi solusi ini adalah kewajiban yang harus dibayaroleh nasabah lebih tinggi. Hal ini menyebabkan nasabah yangmembayar kewajiban tepat waktu beralih ke pembiayaan bankkonvensional karena kewajiban yang harus dilunasinya lebih rendah.

Maka pada tahun 1985 Syekh Mustafa Zarqa mengajukan solusita'widh dalam tulisannya yang dimuat oleh fournal Islamic Economigedisi. II, th.1985 yang diterbitkan oleh pusat penelitian ekonomiIslam, Universitas KingAbdul Aziz,leddah, Arab Saudi.

Kemudian solusi ta'widh didukung oleh Syekh Abdullah binMani' dalam makalahnya yang diajukan ke Seminar Fikih yangdiadakan Bait Tamwil, Kuwait pada tahun 1985. Diperkuat dengandalil-dalil.

Ta'widh yang mereka maksud adalah ganti rugi yang harusdibayar oleh nasabah yang menunda-nunda pembayaran kewajibanyang jatuh tempo, yang mengakibatkan bank Syariah mengalamikerugian dalam bentuk tidak mampunya bank memenuhikewajibannya yang jatuh tempo ke pihak lain atau hilangnya labayang diperkirakan dalam sebuah investasi karena kredit macet.

Ta'widh yang dimaksud berbeda dengan penalty yang dianggapsama dengan riba oleh seluruh para ulama. Di mana besar nominalTa'widh tidak ditentukan dari semula akan tetapi ditetapkanberdasarkan kerugian riil yang diderita oleh pihak bank sedangkanbesar nominal penalty ditetapkan semenjak transaksi dibuatberdasarkan perhitungan waktu ssz.

Dalil-dalil pendapat ini:

1 . Hadis Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

<Ol-= Y; -,,-r. Y,"Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuatmudharat bagi orang lain; baik permulaan atau balasan".[HR. Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Al-Albani).

Hadis ini menjelaskan haram hukumnya melakukanperbuatan yang mudharat (merugikan) dan harusdihilangkan. Kerugian yang diderita oleh pihak kreditur -akibat debitur menunda melunasi utangnya- tidak dapat

ss7 Prof. Dr. AI Qarh Daghi, Buhu* Fi Fiqhil Bunuk Al Islamiyah,hal} ,1^3T.

470

558

559

560

dihilangkan melainkan dengan memberikannya uang ganti-rugi, maka dengan demikian boleh menarik ganti rugiakibat perbuatan nasabah yang menunda kewajibanangsuran utangsse.

Tanggapan: Dalil ini tidak tepat, karena menghilangkankerugian pihak kreditur bukan dengan menetapkan uangganti rugi akan tetapi dengan menjual barang gadai ataumengajukannya ke pengadilan, lalu pengadilanmenjatuhkan hukum kurungan terhadap debitur hingga iamelunasi kewaiiban bayar. fuga bila ditetapkan uang gantirugi ini akan merugikan pihak debitur sedangkan kerugiantidak boleh dihilangkan dengan kerugian yang samasse.

2. Hadis Nabi shal/allahu'alaihiwo sallam:

qA;-ze3A|-e iJ* +r!l U, a"n <<iit &jilt llin))"Penundoan pelunasan utang oleh orang yang mampumerupakan kezaliman, dibolehkan menjatuhkan hukumankepadanya dan dibolehkan mencemarkan nama baiknya".(HR. Bukhari).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwaboleh menjatuhkan sanksi hukuman kepada orang yangmampu membayar utangnya namun sengaja menunda-nunda. Dan sebagian para ulamas60 membolehkan sanksidalam bentuk denda sejumlah uangs61.

Tanggapan: Dalil ini juga tidak kuat, karena tidak adaseorangpun ulama sebelumnya yang menafsirkan sanksiyang dimaksud dalam hadis tersebut dengan sanksi dalambentuk denda sejumlah uang.

Bahkan Imam Bukhari berkata,

Syaikh Bin Mani', Mathalul ghanfry,hal2L.

Dr. Iyadh Al Anzy, Ary Syuruth AtTa'widhiyyah, jilid I, hal245.

Ini suatu pendapat dalam Mazhab Malik, qaul qadim Imam Syafi'i serta

didukung oleh Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayyrm.Adapun mazhab Hanafi, Maliki,

Syafi'i dan Hanbali mengharamkan menjatuhkan sanksi hukuman dalam bentukdenda sejumlah uang karena hadis-hadis yang menjelaskan bahwa Nabi pernah

menjatuhkan sanksi dalam bentuk denda uang telah dinasakh oleh Ayat-ayatyang mengharamkan riba. Lihat Al Mausu'ah Al Fiqh$ryah Al Kuwaitiyyah, jilidXII, hal 27L dan Dr. Abdullah Al Sulmi, Al Ghissy wa Atsaruhu fil Uqud, jilid II, hal

736.

Dr. Iyadh Al Anzy, Asy Syuruth At Ta'widhiltyah, jilid I, hal 247 .

47L

(u*F.lt 1& s, o$ik :JA'^-zb) :iS Oti"Sufyan Tsauri menafsirkan maksud hadis di atas,"Mencemarkan nama baik debitur yang sengaja menundadengan ucapan: Si Fulan menunda pembayaran utangnyakepadaku. Dan maksud boleh menjatuhkan sanksi, yaituhukuman kurungan (penjarq)" sez.

Kemudian sanksi denda berdasarkan pendapat yangmembolehkannya bukan diberikan kepada pihak yangdirugikan akan tetapi dialihkan ke kas baitul Tnqsls63.

Ta'widh ini ditentang oleh mayoritas para ulama dandifatwakan haram oleh lembaga-lembaga fikih internasional, diantaranya:

- Keputusan Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI) No. 51(2/6) 1990, yang berbunyi, "Bagi nasabah yang mampuharam hukumnya menunda-nunda kewajiban pembayaranyang telah jatuh tempo. Meskipun demikian, Syariat tidakmembolehkan penjual membuat persyaratan ta'widh (ganti-rugi) pada saat nasabah terlambat melunasi kewajibanPembaYaran"564'

- Keputusan Al Majma' Al Fiqhy Al Islami (divisi fikihRabithah Alam Islami) yang berbunyi, "Apabila krediturmemberikan persyaratan atau mewajibkan kepada debituragar membayar sejumlah uang sebagai sanksi hukuman,baik dalam jumlah tertentu atau persentase; pada saatdebitur terlambat melunasi angsuran yong telah jatuhtempo, maka persyaratan atau kewajiban tersebut tidok sahdan tidak wajib, bahkan tidak halal dipenuhi, baik yangmembuat persyaratan adalah pihak Bank ataupun pihakIain. Karena persyaratan ini sama hakikatnya dengan ribajahiliyah yang diharamkan AIIah dalam Alquran" S5s.

- AAOIFI dalam panduan Lembaga Keuangan Syariah padapasal "Debitur Menunda-nunda Pembayaran KewajibanJatuh Tempo" ayat Z/t.b dan Z/L.c menyatakan, LembagaKeuangan Syariah tidak dibolehkan membuat persyaratanta'widh dalam bentuk sejumlah uang ataupun barang

s62 Al Bukhari, Shahih al Bukhari,jilid III, hal 118.

s63 Dr. Iyadh Al Anzy,Asy Syuruth AtTa'widhiyyah, jilid I, hal247.s6a Journal Islomic Fiqh Council, edisi VI, jilid 1, hal 193.s5s Journal Islamic Fiqh Council (Rabithah Alam Islami), edisi X, tahun VIII, hal 314.

472

terhadap debitur manakala ia terlambat membayarkewajiban yang telah jatuh tempo, baik ditetapkan jumlahta'widh pada saat transaksi ataupun tidak. Baik kerugiantersebut dalam bentuk hilangnyo laba di atas kertas(unrealized profit) ataupun kerugian akibat fluktuasi matauang.

Lembaga Keuangan Syariah tidak dibolehkan mengaiukannasabah yang menunda-nunda kewaiiban pembayaran iatuhtempo ke pengadilan dengan tuntutan ta'widh (ganti-rugi)berupa seiumlah uang tunai ataupun barang berharga"sea.

Keputusan-keputusan lembaga-lembaga fikih internasional diatas berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut:

L. Ayat-ayatAlquran yang mengharamkan riba.

Ibnu Abdil Barr berkata, "IJlama salaf dan khalaf sepakatbahwa riba yang diharamkan Alquran adalah menarik uang

ganti-rugi (ta'widh) dari debitur yang terlambat membayarkewaj ibannya setelah i atuh tempo" soz .

Maka setiap penambahan utang dalam bentuk apapunhukumnya haram menurut kesepakatan para ulama; baikatas nama penalty, ta'widh atau apapun namanya'

2. Hadis Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

a$;->;e3ic1-e iJ* +r!l ,!, dan (eit Uiilt Ji!'a))

"Penundaan pelunasan utang oleh orang kaya merupakankezoliman, dibolehkan meniatuhkan hukuman kepadanyadan dib olehkan m enc emarkan nomo. b aikny a" .(HR. Bukhari).

Permasalahan penunda-nundaan pembayaran utang iatuhtempo bukanlah suatu hal yang baru, akan tetapi telahterjadi seiak masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak membolehkanmenjatuhkan sanksi terhadap orang mampu yangmenunda-nunda utang kecuali dalam bentuk pencemarannama baik dan hukuman yang membuat jera yaitukurungan. Dan juga tidak seorang pun ulama sebelumnyayang menafsirkan makna sanksi pada hadis di atas denganhukuman dalam bentuk pembayaran ta'widhs68.

s66 MOIFI, ,4l Ma'ayir As Syari'yyah,hal 26.

s67 Syaukani, Fathul Qadir,iilid 1, hal 439.

s68 Dr. Iyadh Al Anzy, Syurath At Ta'widhlryah, jilid I, hal 236.

473

Dengan demikian jelaslah bahwa menarik ta'widh fganti-rugi)dari pihak debitur mampu yang menunda-nunda kewajibanpembayaran yangtelah jatuh tempo hukumnya sama dengan riba.

4.6.7.7.4.2.7.2.2 Late Charge

Yang dimaksud dengan Late Charge yaitu: Denda keterlambatan yangdikenakan kepada nasabah mampu yang menunda-nundapembayaran jatuh tempo. Denda ini seluruhnya akan diakui sebagaidana sosials6e.

Pada tahun L999 seorang peneliti ekonomi Islam dalamrisetnya yang diajukan ke dewan syariah Dubai Islamic Bankmenyatakan dari 27 respondennya yang merupakan bank syariahterbesar di timur tengah 44,5o/o di antaranya menerapl<an LoteCharge yang dibuat dalam perjanjian jual-beli tidak tunais7o.

Sekarang tahun 2OLL, jumlah bank syariah yang menerapkanLate Charge kemungkinan jauh lebih besar. Karena Late Charge telahdisahkan oleh AAOIFI pada tahun 2000 dalam Mi'yar ke III ".41 MadinAl Mumathil" (Nasabah Mampu Menunda-nunda KewajibanPembayaran), ayat 2 / L.lst r.

Perbedaan antara Late Charge dan Penalty yang diharamkanseluruh para ulama, bahwa uang Penatp dimiliki oleh bank dandihitung sebagai laba, sedangkan uang Late Charge tidak dimilikioleh bank dan tidak dihitung sebagai laba akan tetapi diakui sebagaidana sosial sekalipun masuk ke rekening dana sosial yang ada dibank dan diawasi langsung oleh dewan syariah di bank tersebut.

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tetang hukum lafeCharge.

Pendapat pertama: Late Charge hukumnya halal.

Pendapat ini didukung oleh Prof. Dr. Wahbah Zuhayli,Dr.Muhammad Syubair dan didukung oleh para ulama yangtergabung dalam AAOIFI, dalam Mi'yar ke III "Al Madin Al Mumathil"(Nasabah Mampu Menunda-nunda Kewajiban Pembayaran) yangberbunyi, "Dalam akad transaksi utang, seperti murabahahdibolehkan mencantumkan kesiapan debitur untuk mensedekahkanuang dalam jumlah tertentu atau nisbah tertentu pada saat ia

s6e Dr. Iyadh Al Anzy, Asy Syuruth At Ta'widhiyyaft, jilid I, hal 236. Dan Prof. Dr. Al

Qarh Daghi, Buhuts Fi Fiqhil BunukAl Islamiyah, hal 105.s70 Prof. Dr. Al Qarh Daghi, Buftuts Fi Fiqhil Bunuk AI Islamiyah,hal t02.s71 MOIFI, 1 I M a' ayir Assyar' i11tah, hal 26.

474

menunda- nunda p emb ay aran kew aj ib anseluruhnya diakui sebagai dana sosialdew an p eng aw as sy ariah'B7 2.

Di antara dalil-dalil pendapat ini:

dengan syarat uang tersebutdan diawasi langsung oleh

'dI 5 ,i)i '?f G5;.i! ,.u!, 5x & dr ..rF,.ilr3y

(EIF"Orang-orang islam itu memenuhi perjanjian (persyaratan)yang mereka buat, kecuali perjanjian mengharamkan yanghalal atau menghalalkan yang haram". HR. Tirmizi. Hadis inidinyatakan shahih oleh Al-Albani.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan bahwaperjanjian yang dibuat oleh seorang muslim wajib dipenuhi.Maka perjanjian yang dibuat antara penjual dan pembelidalam akad kredit bahwa pembeli dikenakan dendaketerlambatan bila sengaja menunda-nunda pembayarandengan tujuan agar pembeli patuh dengan kewajibannyaadalah suatu tujuan yang mulia. Dan tidak termasuk penaltykarena uang denda yang ditarik bukan dimiliki oleh bankakan tetapi disalurkan seluruhnya untuk dana sosial,seperti: membantu fakir miskin, pembangunan madrasahdan lainnya.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena persyaratan inimerupakan tambahan pembayaran uang dari utang yangtelah disepakati sejak awal disebabkan keterlambatanpembayaran kewajiban jatuh tempo. Ini hakikatnya adalahriba, maka karena itu dana ini tidak dimiliki oleh banksyariah tetapi disalurkan untuk kepentingan sosial.Peruntukan uang late charge sebagai dana sosialmenunjukkan bahwa persyaratan ini adalah riba yangdijadikan sanksi yang bersifat jera terhadap debitur. Danmensahkan persyaratan riba berarti menghalalkan yangharam, tidak seusai dengan potongan kedua dari hadis diatas, yaitu, "Kecuali perjanjian mengharamkan yang halalatau menghalalkan yang haram".

s72 Dr.lyadh Al Anzy, Asy Syuruth At Ta'widhiyyah, jilid I, hal 208. AAOIFI, Al Ma'ayirAssyar'iyyah,hal26.

475

Kemudian bila diamati dengan seksama bentuk Late Chargedapat disederhanakan dengan ilustrasi: A menginvestasikansejumlah uangnya di bank konvensional dalam bentukdeposito riba. Ia berjanji pada dirinya bahwa bunga yang iadapatkan akan disalurkan untuk kepentingan sosial.

Investasi riba yang dilakukan A jelas diharamkan, sekalipunia berniat menyalurkannya untuk kepentingan sosial, karenatransaksi ini dari awal merupakan riba yang diharamkan.Adapun penyaluran bunga untuk kepentingan sosialhanyalah merupakan solusi bagi orang yang bertaubat daririba. Akan tetapi, hukum transaksinya dari awal tetap ribayang diharamkan. Dalam kasus late charge pembuatnya(lembaga keuangan syariah) sengaja memulai untukmelakukan riba yang dia ketahui hukumnya harams73.

2. Late Charge merupakan kewajiban pihak debitur untukbersedekah bagi kepentingan sosial pada saat ia terlambatmembayar kewajiban jatuh tempo. Dan bersedekahdianjurkan oleh syariatsTa.

Tanggapan: Dalil ini juga tidak kuat karena kewajibanbersedekah yang dimaksud tidak bisa dikatakan sedekahdalam terminologi syariat. Di mana sedekah dalamterminologi syariat hanyalah kewajiban dari satu pihak saja,bukan dari dua pihak. Sedangkan yang terjadi dalam lotecharge kewajiban bersedekah atas tuntutan pihak kreditur(bank), maka status sedekahnya berubah menjadimua'wadhah (jual-beli) di mana ada penuntut dan yangfli1un1u1szs.

Pendapat kedua: Late Charge hukumnya haram.

Pendapat ini didukung Syaikh Abdullah bin Mani' (anggotadewan ulama besar kerajaan Arab Saudi), Prof. Dr. Al Qarh Daghi, Dr.Fahmi Abu Sunnah dan Dr. Iyadh Al Anzi dalam desertasinya "AsySy uruth th a'w i dh i;4t ah" .

Dalil pendapat ini adalah firman Allah,

t.jll 'A {*u l.d$ irrr rsfir lJLai Orlll r43,i u)<*s

s73 Syaikh Abdullah Al Manl', Mathlul ghani1y,ha|Z44.s74 AAOIFI, Al Ma'ayir AsSyari'1ryah, hal 31.s7s p1. Iyadh Al Anzy, Asy Syuruth At Ta'widhiyyah, jilid I, hal 217.

$ot

476

"Hai orang-orang yang beriman, bertaloualah kepada AIIah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orangyang beriman". (Al Baqarah: 278).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan agar setiap orang beriman

berhenti melakukan riba dan tidak menariknya dari pihak terhutang.Ini berarti Allah memerintahkan untuk tidak membuat persyaratan

Late Charge pada awal akad dan juga larangan menarik Late Charge

sekalipun nantinya disalurkan untuk kepentingan sosial, karena

hakikat Late charge adalah riba yang kemudian disalurkan untukkepentingan sosial s76.

Iuga tidak mungkin dikatakan bahwa pihak bank tidakmendapat keuntungan apapun dari Late Charge, karena tidak dapat

dipungkiri bahwa saat sebuah bank syariah menyalurkan dana sosial

hasil dari Late Charge, bank secara otomatis mendapat nama baikdan reputasi di mata masyarakat. Ini merupakan iklan untuk banktersebut dengan menggunakan uang riba. Dengan demikiantermasuk dalam kaidah: "Piniaman yang menghasilkan manfaat(keuntung an)" yang diharamkan syariat.

Wallahu a'lom, pendapat yang mengharamkan Late Chargelebih kuat, karena andaipun tidak termasuk riba akan tetapi inibermain api dengan riba. Karena dana Late Charge masuk ke

rekening bank syariah atas nama rekening dana sosial yang beradadalam penguasaan bank.

Prof. Dr. Al Qarh Daghi mengisahkan dalam bukunya bahwa hal

itu pernah teriadi pada sebuah bank syariah di timur tengah, " Direksi

mendapat izin dari dewan syariah untuk menarik Late Charge dengan

syarat dana tersebut diakui seluruhnya sebagai dana sosial. Namun

dengan berbagai alasan pihak direksi berhasil mendapat izin daridewan syariah untuk mengambil biaya ganti rugi akibat kredit macet

dari dana Late Charge. Ternyata melalui akuntannya pihak direksiberhasil meraup seluruh dana sosial untuk ganti rugi kredit macet

yang dialami bankns77.

Oleh karena itu, penulis menghimbau Dewan Syariah Nasional

untuk mengkaii ulang fatwa membolehkan ta'widh dan late charge.

4.6.L.1.5 Kartu IfteditTermasuk dalam bentuk riba dayn pada masa modern adalah kartukredit yang diterbitkan oleh bank konvensional.

s76 Dr. Iyadh Al Anzy, jilid l,hal?l7.s77 Prof. Dr. Al Qarh Daghi, Buhufs Fi Fiqhil Bunuk AI Islamiyah'hal L47.

477

4.6.1,.L.5.L Definisi Kartu KreditKartu kredit yaitu: kartu yang diterbitkan oleh bank atau perusahaanpengelola kartu kredit yang memberikan hak kepada orang yangmemenuhi persyaratan tertentu untuk menggunakannya sebagai alatpembayaran secara kredit atas perolehan barang atau jasa, atauuntuk menarik uang tunai dalam batas kredit sebagaimana telahditentukan oleh bank atau pengelola kartu kredi! dalampembayaran kembali kredit tersebut, pemegang kartu tidakdiwajibkan untuk melakukan pembayaran sekaligus, tetapi diberikankelonggaran untuk membayar secara angsuran dengan tingkat bungatertentu dan nilai angsuran sebesar persentase tertentu dari saldokredit yang telah digunakan.

Pada umumnya pemegang kartu kredit tidak disyaratkanmemiliki rekening deposito atau tabungan pada bank penerbit kartu.Khusus untuk pemegang kartu kredit yang berdasarkan pengalamanbank tidak mempunyai kemampuan yang pasti untuk membayar,biasanya pihak bank mensyaratkan pemegang kartu agar memilikirekening deposito atau tabungan pada bank penerbit. Apabilapemegang kartu kredit tidak mampu membayar kredit maka bankmempunyai hak untuk menggunakan rekening tabungan ataudeposito untuk membayar atau melunasi tagihan. Kartu kredit jenisini dinamakan kartu kredit berjaminan (secured credit card).

4.6.L.t.5.2 Hukum Kartu KreditDalam tinjauan fikih kartu kredit merupakan gabungan dari tigaakad, yaitu: qardh (utang), kafalah faminan) danijarah fiasa).

Untuk menjatuhkan hukum halal/haram menggunakan kartukredit harus dilihat sejauh mana penerapan syarat dan rukun tigaakad tersebut pada kartu kredit.

4.6.L.1.5.3 Akad Qardh pada Kartu KreditPara pakar ekonomi dan keuangan sepakat bahwa kartu kreditmerupakan salah satu bentuk pemberian kredit (utang) oleh bankkepada nasabah pemegang kartu untuk membayar pembelian barangatau jasa dari pedagang yang menerima kartu tersebut, ataumemberikan pinjaman uang tunai yang ditarik nasabah dari ATMyang menerima kartus78.

Dalam tinjauan fikih akad kartu kredit juga merupakan qardh(kredit). Qardh dalam terminologi fikih berarti, "Menyerahkan

s78 Prof. Dr. Abdul Wahab Abu Sulaiman, ^AI Eitaqhat al Bankiyyah, hal 136.

478

barang/uang kepada seseorang untuk digunakannya kemudian orangtersebut menyerahkan ganti yang sama dengan barang yang telahdigunakannya"sTe.

Aplikasi qardh dalam kartu kredit, yaitu: bank memberikanseiumlah uang kepada nasabah yang nanti akan dibayarnya, ataubank membayarkan terlebih dahulu kewajiban bayar nasabah atas

pembelian barang atau jasa dan kemudian setelah jatuh tempo, bankmenagih utang tersebut dari nasabah.

4.6.1.1.5.3.1 Hukum-Hukum Qordh pada l(artu Kredit

4.6.L.1.5.3.1.1 Iuran Keanggota an (Memb ership F ee)

Dewan Syariah nasional menfatwakan boleh pihak bank menarikiuran keanggotaan sebagai imbalan jasa penggunaan fasilitas kartuatau pada saat nasabah melakukan penarikan uang tunai. Dengan

syarat biaya yang dibebankan oleh bank hanya sebatas biayaadmini strasi tanpa men gamb il laba s edikitpun (takl ufah fi ' I iyy ah)seo .

Sebelum DSN, Maima' AI Fiqh AI Islami fdivisi fikih OKI) pada

tahun 1986 dalam muktamar ke-lll telah menfatwakan bolehnyamengambil imbalan atas jasa fasilitas yang diberikan oleh kreditur,dengan syarat hanya sebatas biaya administrasissl.

Fatwa tersebut berdasarkan penjelasan para ahli fikihterdahulu, bahwa jika seseorang berucap kepada orang lain,"Carikanaku pinjaman seratus dinar dan iika engkau mendapatkannya, akanaku berikan untukmu sepuluh dinar" hal ini dibolehkan, karenakemungkinan orang yang mencari pinjaman tersebut mengeluarkanbiaya untuk mendapatkannya maka uang sepuluh dinar tersebutsebagai imbalan jasa usahanyassz.

Aplikasinya dalam kartu kredit, bahwa pihak yang memberikankredit juga mengeluarkan biaya operasional untuk penerbitan danfasilitas kartu, serta membayar iuran ke penyelenggara kartu kredityaitu Visa atau Master Card.

Dalam hal ini bank penerbit kartu kredit tidak boleh menariklaba sediki@un dari biaya administrasi, karena laba ini termasuk

s7 e Al M ausu' ah al fi qhiyyoh al kuwotiyyah, jilid XXXII I, hal 1 1 1.

s80 Fatwa DSN NO: 54/DSN-MUI lXl2O06.s87 Qarorot wa tausyiyat majma' al fiqh al islqmi, hal 27.

s82 Umayrah, Haryiyah Umayrah, jilid II, hal 32 1.

479

riba yang diharamkan, yaitu mengambil keuntungan dari akad

eardhsaz. Kaidah fikih menyatakan,

<E; 1/.-'ati:n 'b ,rj tB"

"setiap pinjaman yang memberikan keuntungan bagi pemberipinj aman adalah vifi qn sBa.

Laba dari administrasi yang dihukumi riba dapat diketahuidengan cara penerapan persentase dari jumlah uang yang ditarik.

Misalnya:

Bank A membebani pemegang kartu biaya administrasipenarikan sebanyak Rp20.000,00 + 2,5o/o dari jumlah

dana yang ditarik.

Maka 2,5o/o dari jumlah dana yang ditarik adalah riba' Karena

andai biaya itu murni administrasi tentu tidak dikaitkan denganjumlah dana yang ditarik Akan tetapi biayanya tetap.

4.6.1.1,,5.3.1.2 Bunga Pembayaran Angsuran

Pengembalian kredit dapat dilakukan dengan cara pembayaran tunaidalam masa tangguh. Pada umumnya tidak dikenakan bunga jikapelunasannya tidak melewati masa tangguh. fuga bisa dibayardengan cara angsuran sebesar persentase tertentu, biasanya berkisarantara L}-3Oo/o dari saldo kredit yang telah digunakan dengan

tingkat bunga tertentu, biasanya: L,59o/o, L,75 o/o, atau L,957o perbulan dari jumlah kredit.

Bunga pembayaran angsuran ini jelas-jelas hukumnya adalah

riba yang diharamkan. Yaitu menambah jumlah utang karenabertambahnya waktu angsuran pembayaran.

Hal ini sama dengan perkataan orang jahiliyah, "Tambah tempo

waktu pembayaran utangku dan aku akan menambah iumlahpembayaran utang".

4.6. 1. 1. 5.3. 1.3 Denda Keterlambatan (P enalty)

Pemegang kartu yang terlambat melunasi pengembalian kredit daritempo tenggang waktu yang diberikan bank akan dikenakan denda

keterlambatan dalam jumlah tertentu, biasanya 2,5o/o dari saldo

kredit yang telah digunakan+bunga angsuran'

s83 Qarqratwa tauryiyat mojma' al fiqh al islami,hal?T '

s84 Al Mawar di, Al H awi, jilid V, hal 3 5 6, Sihnun, A I M udawwanah Al Kubra 4 I 133'

480

Misalnya:

A pemegang kartu kredit bank B terlambat melunasikredit yang telah digunakan sebanyak 33 iuta rupiah. Aharus membayar setiap bulannya: 30%o dari saldo= 10juta + L,95 o/o = Rp195.000,00 fbunga angsuran) + 2,5 o/o =

Rp250.000,00 fdenda keterlambatan). Total yang harusdilunasi perbulan meniadi = Rp10.345'000,00.

Hukum denda keterlambatan ini adalah riba, sekalipun dana

tersebut seluruhnya diakui sebagai dana sosial. Sebagaimana telahdijelaskan pada pembahasan iual-beli kredit.

4.6.L.L.5.4 Akad Kafalah pada Kartu Kredit

Dalam kartu kredit terdapat iuga akad kafalah.

Kafaloh adalah: akad peniaminan yang diberikan olehpenanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajibanpihak kedua atau yang ditanggung [makfuul'anhu).

Dalam kartu kredit, bank penerbit karttr memberikan jaminan

kepada merchant (pedagang) untuk memenuhi kewajibanpembayaran pemegang kartu atas barang yang dibeli atau jasa yang

digunakan.

Bank penerbit kartu menarik imbalan (fee) dari pemegang

kartu atas jasa penjaminan yang diberikannyasss.

Imbalan atas jasa kafalah ini dibolehkan oleh DSN dalambeberapa fatwanya:

a. Fatwa NO: 11IDSN-MUI/\V/2000 Tentang KAFALAH,yang berbunyi, "Ketentttan Umum Kafalah: Dalamakad kafalah, peniamin dapat menerima imbalan(fee) sepanj ang tidak memberatkqn'r 586.

b. Fatwa NO: 54IDSN-MUUX|2006 Tentang "SYARIAH

CARD, yang berbunyi, "Akad yang digunakan dalamSyariah Card adalah; Kafalah; dalam hal ini PenerbitKartu adalah peniamin (kafiU bagi Pemegang Kartuterhadap Merchant atas semua kewaiiban bayar (dayn)yang timbul dari transaksi antara Pemegang Kartudengan Merchant, dan/atau penarikan tunai dari selainbank atau ATM bank Penerbit Kartu. Atas pemberian

s8s Dr. Abdul Karim As Samail, 'UmulatMqshrafiyyah, hal 590.

s86 Himpunan Fatwq DSN 2006,ha172.

48L

Kafalah, penerbit korttt dapat menerima fee (ujrahkafalah)" set

'

c. Fatwa NO: S7IDSN-MUI/V/2007 Tentang LETTER OF

CREDIT (L/C) DENGAN AKAD KAFALAH BIL UIRAH,yang berbunyi, "L/C Akad Kafalah Bil Ujrah adalahtransaksi perdagangan ekspor impor yangmenggunakan jasa LKS berdasarkan akad Kafalah,dan atas jasa tersebut LKS memperoleh fee(uirahl"see'

Tiga Fatwa DSN yang membolehkan memperoleh ujrah (/ee)atas jasa kafalah sangat kontroversial sekali. Karena tidak seorangpun dari ulama mazhab yang membolehkan perolehan ujrah atas jasa

kafalah.

Berikut ini pendapat ulama-ulama mazhab:

Pendapat ulama mazhab Hanafi

Ibnu Nujaim (wafat: 970 H) berkata, "Seseorang melakukanakad kafalah terhadap orang lain dan menerima imbalan dari orangyang dijamin. Akad ini memiliki 2 bentuk: 1. Imbalan tidakdisebutkan/diryaratkan dalam akad maka hukum imbalannya tidaksah namun akadnya tetap sah... 2. lmbalan disebutkan/disyaratkandalam akad maka imbalan dan akad kafalahnyo tidak sah...'5Be.

Pendapat ulama mazhab MalikiPara ahli fikih dalam mazhab Maliki menghukumi akad kafalah

dengan imbalan tidak sah (/asid) tanpa membedakan imbalan yangdisyaratkan pada saat akad ataupun tidak.

Ad Dasuki (wafat: 1230 H) berkata, "Kafalah yang tidak sahadalah kafalah yang tidak memenuhi syaral seperti menerimaimbalan dari akad kafalah...'sso.

Pendapatulama mazhab Syaf iPendapat para fuqaha dalam mazhab Syafi'i sama dengan

pendapat ulama dalam mazhab Hanafi, yaitu: bila imbalandisebutkan dalam akad maka imbalan dan akad kafalah tidak sah,tapi bila tidak disyaratkan dan diberikan dengan sukarela maka akadkafalahnya sah namun imbalannya tidak sah.

s87 Himpunan Fatwa DSN, jilid II hal 19.

s88 Himpunan Fqtwa DsN,jilid II hal44.s8e lbnu Nujaim,.Al Bahrul Ar Raiq, juzYl,Hal242.seo Hasyiyah Dasuki, juz III, Hal77 .

482

Al Mawardi fwafat: 450 H) berkata, "Jika seseorang memintaorang lain untuk menjadi penjaminnya dan dia akan memberikanimbalan kepada penjamin, akad ini tidak dibolehkan. Dan imbalannyatidak sah. Dan akad kafalah yang terdapat persyaratan imbalan tidaksahD sgt.

Pendapat ulama mazhab Hanbali

Para ahli fikih dalam mazhab Hanbali juga tidak membolehkanmenerima imbalan dari akad kafalah secara mutlah baik disyaratkanataupun tidak disyaratkan.

Ibnu Qudamah (wafat: 620 H) berkata, Jika seseorang berkatakepada orang lain: Jadilah engkau peniaminku dan aku akanmemberimu imbalan seribu, akad ini tidak dibolsfil1qn"Ss2.

Pernyataan para ulama dari berbagai mazhab di atas didukungoleh hasil keputusan muktamar Majma' AI Fiqh AI Islami (divisi fikihOKI) yang diadakan di |eddah pada tahun 1985 dengan nomor: 12(L2/2), yang berbunyi,

"Akad kafalah adalah akad tabarru' (cuma-cuma), dimaksudkanuntuk kebajikan. Para ahli fikih telah menetapkan bahwa tidak boleh

memperoleh ujrah (fee) atas jasa kafalah, karena pada saat pemberijaminan memboyarkan kewajiban pihak tertanggung, hal inimenyerupai qardh (pinjaman) yang mendatangkan keuntungan untukpemberi pinjaman. Dan ini dilarang oleh syariat"se3.

Iuga dituangkan dalam buku panduan lembaga keuangansyariah internasional "Ma'ayir Syar'iyyah" yang disusun oleh AAOIFIdalam Milryar Adh Dhamanat,pasal3/L/5, yang berbunyi,

set Al Hawi al Kabir,iuz VI, Hal443.sez Ibnu Qudamah,// Mugni, juzVl,Hal44l.se3 Qararatwa taushiyat Al Majma" alfiqh al islami, hal 25.

483

e ,Fy r:i -i;* Y ai"i3 ..,:"fylf jy rett-i cl' .J.,.riJl

\t i'"Lembaga keuangan syariah tidak dibolehkan secaro mutlakmengambil atau memberikan ujrah (fee) sebagai imbolan atas jasakafalah. Karena para ulama telah ijma' (sepakat) bahwa hal tersebuttidak boleh. Dan karena akad kafalah merupakan kesediaan pihakpenjamin untuk memberikan pinjaman kepada pihak tertanggungdengan membayar terlebih dohulu kemudian penjamin menagihkepada pihak yang dijaminnya. Maka tidak dibolehkan penjaminmengambil fee atas penjaminan. Karena ini bentuknya adalah qardhdan tidak boleh mengambil imbalan atas qardh. Dan itu adalahribatse4.

Dalil-dalil yang Mengharamkan Imbalan atas fasa Kafalah

Para ulama mengharamkan imbalan atas jasa kafalah. Hal iniberdasarkan dalil-dalil berikut:

L. Ijma'(konsensus para ulama).

Para ulama sepakat bahwa imbalan yang diterima dari akadkafalah tidak dibolehkan. Ijma' ini dinukil oleh beberapaulama, di antaranya:

Ibnu Munzir (wafat th. 319 H) dalam bukunya "Al Isyraf', iaberkata,

i'iurtt ';t *b33{' Y;,J+ Y ,}.rl

t8LI

"'i3.i,r;r, bahwailu"'r,

yang diterima dari okad kafalah tidak halal dan tidakdibolehkannses.

Al Hatthab (ulama mazhab Maliki, wafat th. 954H) berkata,

c+ H cil+ Y;"Akad kafalah dengan persyaratan ujrah (fee) disepakatioleh para ulama hukumnya tidak dibolehkantse6.

Ar Ruhuni (ulama mazhab Maliki, wafat th. 1230H) berkata,

se4 hal 63.

ses Al lsyraf,jilid I, hal 120.se6 Mawqhibul jalil,iilid IV, hal242.

,BI t-,i;

o

CliJJ-+i

484

iJ* Y Ji^{l t'ili; ,]i; aiult -J * t:t;:s:H\s

"Para ulama sepakat bahwa akad kafalah dengan imbalanyang diterima oleh kafil tidak halal dan tidak boleh'se7.

ljma' tsabityang dinukil oleh para ulama di atas merupakandalil terkuat dalam persoalan ini -sebagaimana dijelaskandalam ilmu Ushul Fikih-.

2. Kaidah fikih menyatakan,

<E-r 9"i'-it3:'^ j* ,fj tB""setiap pinjaman yang memberikan keuntungan bagipemberi pinjaman adalah ribailseg.

Hakikat akad kafalah adalah pihak penjamin (kafil)bersedia membayar hutang makful 'anhu (pihak yang

dijamin) kepada makful lahu (pihak orang yangberpiutang). Maka jika kafil membayarkan hutang makful'anhu kepada makful lahu posisi kafil berubah menjadimuqridh (pihak yang memberikan hutang) kepada makful'anhu. Dan bila disyaratkan imbalan dalam akad kafalahmaka kafil yang sudah berubah fungsi sebagai muqridhnantinya akan menerima piutangnya dan manfaat (yaitu:imbalan akad kafalah). Dengan demikian imbalan yangditerima kafil dari akad kafalah pada hakikatnyaadalah riba yang didapatkan dari akad qardh(piniaman)see.

3. Dalam fikih islam imbalan berhak diterima karenamelakukan sesuatu (kerja), sedangkan akad kafalahhanyalah pernyataan kesediaan kafl untuk menanggunghutang makful'snl1v6oo.

Kalau saja mengambil fee dari pemberian pinjaman tidakdibolehkan dan merupakan riba terlebih lagr sekedarkesiapan untuk memberikan pinjaman601.

se7 Hasyiyah Ruhuni ala syarh Zarqani, jilid VI, hal 25'

se8 Al Mawardi, Al Hawi,jilid V, hal 356, Sihnun, Al Mudawwanah Al Kubra 4/133.

see Lihat. Al Mughni, juz VI, Hal 441, Hosyyah Dasuki, juz III, hal77, Bahrul Raiq' juz

VI, hal, 242 dan Kasysyaful Qina',iuz III, hal356.600 Al Mawardi, Al Hawi aI Kabir, jilid VI, hal443.601 Dr. Abdul Karim As Samail, 'Umulat Moshrafiltyah, hal 146.

485

Dengan demikian, imbalan yang diterima atas akad kafalahdalam kartu kredit termasuk memakan harta dengan carayang batil, karena ia mendapatkan fee tanpa imbalanapapun jua. Dan imbalan atas akad kafalah termasuk dalamfirman Allah,

(&r;lq F+ prlli t$h i rrirr orlt r$.i r;)"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salingmemakan harta sesamamu dengan jalan yang batil".(An-Nisaa':29)

Dari dalil-dalil dan pernyataan para fuqaha di atas dapatdiketahui bahwa pihak penjamin (kafiD tidak dibenarkanmenerima imbalan (fee) dari pihak yang dijamin baikdisyaratkan dalam akad maupun tidak dan imbalantersebut pada hakikatnya adalah riba.

Dalam kesempatan ini, penulis berharap DSN bersediameninjau ulang 3 fatwa yang membolehkan mengambilujrah (fee) atas jasakafalah.

4.6.1.1.5.5 ljarah (Upah lasa) pada Kartu KreditDalam transaksi kartu kredit terdapat juga akad ijarah. Yaitu saatpemegang kartu melakukan transaksi pembelian barang atau jasamaka pihak bank penerbit kartu memperoleh fee dari pedagang.Besarnya/ee berkisar antara 2-5o/o dari harga barang atau jasa, feeini diberikan sebagai imbalan (ujrah) atas jasa perantara, pemasarandan penagihan.

Misalnya:

A membeli sebuah barang seharga 1 juta rupiah. Amembayar dengan menggunakan kartu kredit. Lalupenjual memasukkan kartu kredit ke sebuah alat khususuntuk mengirim data transaksi kepada bank penerbitkartu dengan tujuan meminta persetujuan. fika banksetuju maka bank mentransfer uang ke rekening penjualsetelah dipotong komisi yang telah disepakatisebelumnya antara bank dengan pihak penjual. Andaikomisinya sebanyak 2o/o maka bank hanya membayarkepada penjual sebanyak 980 ribu rupiah. Kemudianbank menagih kredit kepada pemegang kartu ataspembayaran tagihan barang yang dibelinya sebesar 1 jutarupiah.

486

Fee dari iasa perantara ini dibolehkan dengan syarat penjual

barang tidak menaikkan harga barang terlebih dahulu.

Hukum bolehnya bank penerbit kartu menerima fee daripedagang merupakan keputusan muktamar Maima' Al Fiqh Al lslami(divisi fikih OKI) no: L08 (zlLZ) 2000, disebutkan, "Bonk penerbitkartu boteh memperoleh fee dari pedagang yang menerima

pembay aran meng g unakan kartu kredit" .

fuga AAOIFI membolehkannya, "Lembaga keuangan penerbitkartu kredit boleh menerima komisi dari pedagang yang menerima

pembayaran dengan kartu dalam bentuk persen dari total harga

barang ataujasq"6o2.

Dan DSN dalam fatwa NO: 54/DSN-MU[/X12006 Tentang

SYARIAH CARD, yang berbunyi, "Penerbit Kartu boleh menerima feeyang diambit dari harga objek transaksi atau pelayanan sebagai

upah/imbolan (uirah) atas perantara (samsarah), pemasaran

(taswiq) dan penagihan (tahsil al-dayn)"aot.

Persyaratan fee yang dibolehkan bahwa pedagang tidakmenaikkan harga barang terlebih dahulu. Karena jika pedagang

menaikkan harga terlebih dahulu berarti /ee untuk bank penerbitkartu dibayar oleh pemegang kartu. Maka ketika pemegang kartumengembalikan kredit, berarti ia mengembalikan utang berlebih,ditambah/ee pada saat pembayaran. Ini jelas termasuk riba.

4.6.1.1.5.6 Dampak Riba Terhadap Keabsahan AkadPenerbitan Kartu Ift edit

Dari penjelasan di atas terdapat tiga akad riba dalam kartu kredit,yaitu: bunga angsuran pembayaran pengembalian kredit, denda

keterlambatan pembayaran yang telah jatuh tempo, dan imbalan jasa

kafalah.Tiga akad riba ini jelas hukumnya haram. Maka menerbitkankartu kredit dengan persyaratan yang mengandung tiga akad ribahukumnya haram.

Haramnya menerbitkan kartu kredit yang mengandung tiga

akad riba di atas ditegaskan oleh Maima' Al Fiqh Al Islami (divisi fikihOKI) dalam keputusan No. 108 (2/LZ) 2000, yang berbunyi, "Tidak

boteh menerbitkan/menggunakan kartu kredit tanpa iaminanrekening deposito, apabila ada perryaratan penambahan bunga riba,

sekalipun calon pemegang kartu bercekad melunasi kewaiiban

602 MOIFI,,4I ma'ayir AsSyariyyah, hal 18.

603 Himpunan Fatwa DsN,iilid II hal 20.

487

pembayoran pengembalian kredit pada waktu tenggong yangdibolehkan".

Namun, apakah keharaman ini berdampak kepada tidak sahnyaseseorang menggunakan kartu kredit dalam kondisi sangatmendesak?

Para ulama sepakat haram hukumnya pencantumanpersyaratan riba dalam akad qardh (kredit). Tetapi, mereka berbedapendapat tentang apakah pencantuman persyaratan riba merusakkeabsahan akad qardh atau tidak?

Pendapat pertama: Para ulama mazhab Maliki dan Syaf iberpendapat bahwa akad qardh menjadi batal dan jika uangpinjaman sudah diambil wajib dikembalikan saat persyaratan ribadibuat. Dan uang sama sekali tidak boleh digunakan.

Ibnu Syas (ulama mazhab Maliki, wafat th. 616H) berkata,"Disyaratkan untuk keabsahan akad qardh, tidak mendatangkankeuntungan bagi pemberi pinjaman, jika dibuat persyaratan bungautang maka akad qardh menjadi batal. Tidak boleh uang pinjamandipergunakan. Dan wajib dikembalikan saat itu juga"6o4.

An Nawawi (ulama mazhab Syaf i, wafat th. 676H) berkata,"Akad qardh dengan persyaratan bunga hukumnya haram ... jikapersyaratan riba dibuat maka akad qard menjadi batal dan uang yangtelah dipinjam tidak boleh digunakqn"60s.

Dalil pendapat ini bahwa riba hukumnya tidak sah, dengandemikian bila disyaratkan dalam akad qardh maka akad qardh ikutmenjadi tidak sah karena akad qardh telah berpadu dengan riba.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat karena antara riba dan qardhbisa dipisahkan. Akad riba tidak sah dan dilarang, akan tetapi qardhsah dan dibolehkan, Allah berfirman,

"Dan jika kamupokok hartamu;(AlBaqarah:279).

,3i!i {s artLi { Srgi cysi.3$ji tS olJ)bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimukamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya".

6oa lqdul Jawahir, jilid.ll, hal 566.6os Rqudhatut thalibin,jilid III, hal 27 5.

488

Dalam ayat di atas, Allah mengakui pokok harta (piniaman) danmembatalkan riba (bunga). Ini berarti akad, qardh tetap sah dan yang

batal hanyalah persyaratan riba606.

Pendapat kedua: Para ulama mazhab Hanafi dan Hanbaliberpendapat bahwa persyaratan riba tidak sah dan tidak wajibdipenuhi akan tetapi akad qardh sah.

Al Buhuty (ulama mazhab Hanbali, wafat th. 1051H) berkata,"Akad qardh tidak batal disebabkan keberadaan persyaratan yangtidak sah".

Para ulama ini berdalil dengan hadis bahwa Barirah seorangbudak perempuan akan dimerdekakan oleh tuannya iika ia

membayar uang sebanyak 9 tlqiyah (! L.O7L gram emas 24 karat).Maka ia mendatangi Aisyah radhiyallahu 'anho. untuk menebusnya.

Aisyah berkata, "Jika tuanmu memindahkan perwalianmuuntukku maka aku bersedia menebusmu".

Barirah memberitahukan kepada tuannya apa yang diinginkanAisyah, ternyata mereka menolak persyaratan Aisyah.

Aisyah memberitahukan kasus Barirah kepada Nabi shallallahu'alaihi wa sallam. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

<<'6L1crl aY;ll ,]F ,LariltG krc,Erl)"Bayarlah tebusannya, IaIu merdekakan. Sesungguhnya perwalianhanyalah milik orang yang memerdekakan". (HR. Bukhari).

Dalam hadis di atas, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidakmenganggap persyaratan perwalian tetap berada di tangan tuanBarirah karena persyaratan tersebut tidak sah dan menyuruh Aisyahtetap membeli dan memerdekakannya dan perwalian meniadi milikAisyah. Ini berarti bahwa sebuah akad yang sah, namun bergabungdengan persyaratan yang tidak sah, maka ketidak-absahanpersyaratan tidak berdampak apapun terhadap keabsahan akad607.

Berdasarkan pendapat kedua yang mengatakan bahwa akadqardh sah dan yang batal hanyalah persyaratan riba, maka dalamkeadaan yang mendesak seseorang dibolehkan menggunakan kartukredit dengan syarat dia yakin mampu melunasi pengembaliankredit pada waktu yang tidak dikenakan bunga ataupun penalti.

506 Dr. Abdullah Umrani, z{l Manfa'atu fil qardh, hal 253.

607 ibid.

489

Pendapat ini didukung oleh Syekh TaqW Utsmani (peneliti ahlidi Majma'Al Fiqh Al Islami, divisi fikih OKI) eoe.

4.6.L.L.5.7 Kartu lftedit Syariah

Kenyataan bahwa kartu kredit yang diterbitkan oleh bank-bankkonvensional tidak terlepas dari riba, padahal di sisi lain kartu inidibutuhkan banyak orang dalam menyelesaikan transaksi-transaksidomestik dan internasional mendorong bank-bank syariah untukmenerbitkan kartu kredit yang sesuai dengan syariah.

Pada tahun 2000, AAOIFI yang berpusat di Bahrainmengeluarkan panduan produk bank syariah tentang kartu kredit. DiIndonesia, pada tahun 2006 DSN mengeluarkan fatwa NO: 54/DSN-MUI/X/2006 tentang "Syariah Card" yang mengatur tentangketentuan umum kartu kredit syariah.

Di antaranya:

a. Tidak menimbulkan riba.

b. Tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuaidengan syariah.

c. Tidak mendorong pengeluaran yang berlebihan (israfl,dengan cara antara lain menetapkan pagu maksimalpembelanjaan.

d. Pemegang kartu utama harus memiliki kemampuanfinansial untuk melunasi pada waktunya.

e. Tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengansyariah6oe'

Di Saudi Arabia, pada tahun 1990, bank syariah tertua di negeriitu Al Rajhi bank mengeluarkan kartu kredit VISA bebas riba,berdasarkan fatwa dewan syariah, No. 32, yang berbunyi, "setelahdewan syariah mencermati asas kerja kartu kredit VISL makadiputuskan bahwa boleh menerbitkan kartu kredit Visa dengan syarattidak boleh mengambil dan memberikan bunga (riba) yangdiharamkan dengan cara yang nyata ataupun terselubung, baik darinasabah, perusahaan Visa, atau dari pihak fftofiapun";to.

608 Prof. Dr. Abdul Wahab Abu Sulaiman, ^4I B itaqhat al Bankiyyah, hal 2L2.6oe Himpunan Fatwa D.SN, jilid II hal 19-20.610 Fatwa ini ditanda tangani oleh Syaikh Abdullah Al Aqil, Shalih Al Hushain,

Mustafa Zarqa, Abdullah bin Mani' dan Abdullah Al Bassam. Lihat. Al Rajhi bankQararat al Haiah Al Syar'[yah bi Mashraf Al Rajhi,jilid I, hal 64.

490

Unit syariah bank SAMBA (City Bank Saudi Arabia) iugamengeluarkan kartu kredit "AI Khaif', dan unit syariah bank Ahlymengeluarkan kartu kredit " At Toysir".

Fungsi kartu kredit sebagaimana lazimnya kartu kredit yang

lain, dapat digunakan sebagai alat bayar pembelian barang/jasa danjuga dapat digunakan untuk menarik uang tunai tanpa persyaratanharus membuka rekening deposito atau tabungan sebagai jaminan.

Pengembalian laedit pada kartu "AI Khaif' dan"At Taysir" dapatdilakukan dengan 2 cara;

a. Pelunasan kredit sekaligus sebelum berakhir masa

tenggang.

b. |ika waktu tenggang berakhir, belum iuga dilunasi makabank melakukan transaksi towarruq munazzham dengannasabah. Dengan cara menjual barang yang telah dimilikibank kepada nasabah. Lalu nasabah mewakilkan bankuntuk menjualkan barang tersebut di pasar komoditi.

Uang hasil penjualan digunakan bank untuk menutupi saldokredit yang telah digunakan, dan nasabah memiliki utangbaru kepada bank dengan tempo waktu yang lebihmundur611.

Sebagai ilustrasi:

Nasabah A pemegang kartu kredit bank B mempunyaikredit yang wajib dilunasi ke bank yang jatuh tempo pada

tanggal t fanuari 20LZ sebanyak 100 juta rupiah. Saat jatuhtempo yang telah ditetapkan, A belum iuga mampumengembalikan kredit yang telah digunakannya. Bank Badalah bank syariah, tidak menerapkan dendaketerlambatan. Akan tetapi, bank melakukan transaksitaw arruq mun azzham terhadap nasabah.

Bank B menjual kepada nasabah A sebuah barang tambangdengan cara tidak tunai yang jatuh tempo pelunasannyapada tanggal l fuli 20L2 seharga 110 juta rupiah. Kemudiannasabah mewakilkan kepada bank untuk menjualkanbarang tersebut di pasar komoditi internasional secara

tunai, misalnya, barang tersebut terjual dengan harga 100juta rupiah. Uang hasil penjualan barang tersebut diambiloleh bank B untuk menutupi utang. Dan nasabah A memilikiutang baru sebanyak 110 juta rupiah yang jatuh tempo

611 Dr. Abdullah Umrani, Al Uquud Al Maliyah Al Murakkabqh, hal 378.

49L

pada tanggal 1 fuli 20LZ sebagai utang pembelian barangtambang.

Cara pengembalian kredit ini ditentang oleh para ulama,karena hakikatnya hanyalah pelegalan riba dengan cara yang lebihrumit yang dikenal dalam istilah fikih fqalbud dayn)dtz.

Hakikat tawarruq munazzham adalah: pada saat nasabah tidakmampu melunasi utang 100 juta rupiah pada tanggal L |anuari ZOLZdibuat utang baru sebanyak L10 juta rupiah. 100 juta rupiahmenutupi utang awal sedangakan 10 juta adalah bunga utang yangjangkanya menjadi lebih lama, yaitu jatuh pada lluli2OL2.

Maka pada akhir tahun 2003 Al Majma' AI Fiqh Al Islami fdivisifikih Rabithah Alam Islami) telah mengeluarkan kepuiusan hasilmuktamar yang mengharamkan tawarruq munazzham ini.

4.6.1.1.6 Surat-Surat BerhargaDi antara bentuk-bentuk riba dayn padazaman modern adalah surat-surat berharga.

Yang dimaksud dengan surat berharga, yaitu: surat bernilaiuang yang dapat diperjual-belikan atau digunakan sebagai agunan613.

Berikut ini beberapa surat berharga yang termasuk riba dayn:

4.6.L.L.6.L Saham Istimewa Qtreferred stock)Saham (stock) adalah surat bukti kepemilikan atau bagian modalsuatu perseroan terbatas yang dapat diperjual-belikan baik di dalammaupun di luar pasar modal yang merupakan klaim atas penghasilandan aktiva perusahaan.

Secara umum perusahaan yang bergerak di bidang halal bolehhukumnya menerbitkan saham untuk mengumpulkan modalnya. Halini merupakan keputusan Majma' Al Fiqh AI Islami (divisi fikih OKI)No. 63 (7/7) 1992, berbunyi, "Berdasarkan hukum asal sebuahmuamalat adalah muboh (boleh) maka mendirikan sebuah emitenyang bergerak di bidang halal hukumnya bobhn6L4.

Hukum boleh ini juga ditegaskan oleh AAOIFI, "Bolehmenerbitkan saham apabila tujuan perusahaan emiten adalah halyang dibolehkan, yoitu: perusahaan tidak bertujuan melakukan hal-hal yang diharamkan, seperti: produksi khamar dan turuno.nnya,

612 ibid.613 Kamus Besar Bahasa Indonesia,halSTZ.0r+ Journal Islamic Fiqh Council, edisi Vl, jilid?,halL273.

492

perdagongan babi atau melakukan transaksi riba. Apabila kegiatanperusahaan tersebut di bidang haram, maka hukum mendirikan dan

menerbitkan saham yang merupakan modal dari perusahaan tersebutjug a diharavnllqnt' 6rs.

Ada beberapa jenis saham yang diterbitkan oleh emiten namunsaham yang berkaitan dengan riba daynyalfi' saham istimewa.

Yang dimaksud dengan saham istimew4 adalah saham dengan

hak istimewa menurut ketentuan dalam anggaran dasar, misalnya,berupa prioritas terhadap deviden yang besarnya deviden diberikandalam jumlah tetap berupa persentase dari nilai nominal yang

tertera pada sertifikat saham, atau penentuan pengurus, dan sisa

harta saat terjadi likuidasi.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa ada beberapabentuk keistimewaan yang diberikan kepada pemegang saham

istimewa. Hak istimewa yang merupakan riba dayn yaitu pemberian

deviden dengan persentase tetap sekalipun perusahaannya

mengalami kerugian.

Hal ini diharamkan karena bilamana pemegang saham

mendapat deviden dengan persentase tetap berarti modal yang iaberikan terjamin dan tidak akan mengalami kerugian. Modal yang

terjamin dalam sebuah usaha ryarikah (perusahaan) maka akadnya

otomatis berubah dari akad syarikah menjadi al<ad qardh (piniaman).

Dan akad qardh tidak boleh mendapatkan keuntungan. Manakalapemegang saham istimewa mendapat keuntungan bagi hasil(deviden) dari perusahaan setiap tahunnya, sedangkan

sesungguhnya ia hanyalah memberikan pinjaman kepada emiten dan

bukan memberikan saham maka itu adalah pinjaman yang

dikembalikan dengan melebihi nilai pokok utang. Ini jelas hukumnyariba616.

Oleh karena ifi Maima' AI Fiqh AI Islami fdivisi fikih OKI)

mengeluarkan keputusan haram menerbitkan saham istimewa No.

63 (L/7) 1992, yang berbunyi, "Tidak boleh menerbitkan saham

istimewa, pemegangnyo mendapatkan hak iaminan dari emiten

bahwa modalnya tidak akan berkurang serta mendapat deviden

dalam jumlah tetap" ort .

61s MOIFI, /l Ma'ayir AsSyar'iyyah,hal 296.615 Dr. Mubarak Al Sulaiman, Ahkamutta'amul fiI Aswaq Al Maliyyah Al Mu'ashirah,

jilid I, hal 151. Dr. Syubaily, Khadamat Ististmariyyah fil Masharif,illidll,hal229.617 lournql Islamic Fiqh Council, edisi VI, jilid II, hal1275.

493

Juga dilarang oleh AAOIFI dalam pasal (21) tentang suratberharga, ayat2/6, yang berbunyi,"Lembaga keuangan syariah tidakboleh menerbitkan saham istimewa yang memiliki kekhususan dalambentuk pemberian prioritas pada saat likuidasi dan pemberiandevidenn6Ls.

4.6.1.1.6.2 Obligasi (bond)

Obligasi yaitu Dokumen bermaterai yang menyatakan bahwapenerbitnya akan membayar kembali utang pokoknya pada walitutertentu, dan secara berkala akan membayar kupon (bunga) kepadapemegang obligasi. Biasanya, obligasi diikat dengan suatu jaminanyang dapat dijual untuk melunasi klaim jika emiten gagal membayarkupon dan pokok pada saat jatuh tempo.

Sebuah perusahaan menerbitkan obligasi karena perusahaantersebut membutuhkan modal tambahan untuk mengembangkanusahanya, tetapi perusahaan tidak ingin membuat saham baru sertamenjualnya di bursa saham dengan tujuan agar bagian pemilikperusahaan tidak berkurang. Oleh karena itu, perusahaan mencarikredit dengan cara menerbitkan obligasi dengan nilai yang sama61e.

Obligasi diterbitkan emiten sebagaimana saham, tetapiterdapat perbedaan yang mendasar antara saham dan obligasi,diantaranya:

Oblisasi Saham

Obligasi merupakan hutang pihakperusahaan dan pemilik obligasisebagai kreditur.

Saham adalah ikut ambil bagiandalam modal perusahaan danpemegangnya adalah sebagaipemilik Derusahaan.

Dalam obligasi, pemegangnyamendapat bunga yang tetap baikperusahaan tersebut untung ataurugi.

Pemegang saham mungkin untungdan mungkin rugi.

Saat terjadi likuidasi perusahaan,pemegang obligasi mendapatprioritas untuk menarik nilaiobligasi.

Pemegang saham tidak dapatmenarik nilai sahamnya kecualisetelah pelunasan nilai obligasi danpelunasan hutang.

Pemegang obligasi tidak berhakhadir dalam rapat umum perusahaan,tidak mempunyai hak suara dan hakmengelola perusahaan.

Pemegang saham berhak hadirdalam rapat umum, memiliki haksuara dan hak mengelola perusahaan

618 Al Matayir Asy Syar'iyyah,hal296.61e Dr. Abdullah Al Umrani,.4l Manfa'atfil qardhi, hal 506.

494

Oblisasi SahamPemegang obligasi berhak menariknilai obligasinya saat waktu yangditentukan berakhir.

Pemegang saham tidak bisa menariknilai sahamnya selagi perusahaanberialan tetaoi dia bisa meniualnva.

Dari gambaran perbedaan di atas jelas bahwa obligasibukanlah saham. Maka hukumnya berbeda dengan saham. Obligasi

hakikatnya adalah utang yang diberikan oleh pemegang dokumenkepada perusahaan penerbit dengan syarat emiten memberikankupon (bunga) dalam jumlah tetap, atau tidak tetap berdasarkan labaperusahaan, atau nol akan tetapi dijual dibawah nilai nominal.

Bila telah diketahui bahwa obligasi adalah pinjaman yang

mendapatkan bunga, dan pinjaman yang berbunga disepakati olehpara ulama adalah riba yang diharamkan. Sesuai dengan Kaidah fikihmenyatakan,

<E.r ;{--'ir3:,^"setiap pinjaman yang memberikan keuntungan bagi pemberi

pinj aman adalah ribat 620.

Oleh karena itu, Obligasi diharamkan Maima' AI Fiqh Al Islami(divisi fikih OKI) melalui keputusan No. 60 (7L16) 1990, yang

berbunyi, "sesungguhnya obligasi merupakan kesediaan untukmembayar nilainya ditambah kupon (bunga) atau iasa, hukumnyaharam, baik menerbitkan, meniual maupun mengedarkannya karena

merupakan kredit berbunga, sekalipun obligasi tersebut diterbitkanoteh pihak pemerintah hukum haram ini tidak berubah, iuga tidakberubah dengan memberikan nama obligasi dengan sertifikatinvestasi atau sukuk tabungan atau menamakan bunga yang harus

dibayar dengan laba, fee, maupun keuntungan't621.

Obligasi juga diharamkan oleh AAOIFI dalam pasal (21) tentangSurat Berharga, ayat 4, yang berbunyi,"Hukum menerbitkan obligasidengan segala bentuknya adalah haram, karena obligasi mengandungpersyaratan mengembalikan seluruh utang pokok ditambah kupon(bunga) dalam kondisi apapun iuga ... Obligasi diharamkan karena

hakikatnya adalah akad qardh (piniaman). Dan setiap pinjaman yangdikembalikan bertambah adalah riba, sedangkan obligasi

620 Al Mawardi,Al Hawi,iilid V, hal356, Sihnun, Al Mudawwanah Al Kubra 4/133'ozr Journal Islamic Fiqh Council, edisi VI, jilid Z,hal t275.

'---,r5'rB"

495

mendapotkan tambahan pokok utang dalam bentuk kupon makahukumnya adaloh rib an 622.

Bila seorang muslim terlanjur membeli obligasi, lalumengetahui hukumnya haram, saat itu juga hendaklah ia bertaubatkepada Allah karena ia telah melakukan dosa besar, yaitu riba.

Kemudian kupon (bunga) yang telah diterimanya hendaklahdisalurkan untuk kepentingan sosial. Adapun dokumen obligasihendaklah dia lepas dengan cara mengembalikan surat obligasi keperusahaan penerbit atau menjualnya di pasar modal dengan syaratharga jual mesti sama dengan harga saat dia membelinya dan bukannilai nominal yang tertera pada surat dan juga disyaratkan jual-belinya tunai.

Berdasarkan firman Allah dalam surat AlBaqarah:Z79,

(&,ilif {; aurh f $rc c'lsi.3i3i Fs &F)"Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimupokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya".

Ini berarti, pokok modal obligasi adalah nilai saat surat obligasidibeli dan bukan yang teftera pada surat. fuga tidak boleh dijual diatas harga beli dan di bawah harga nominal. Karena pertambahanharga dari harga beli merup akan riba ba'i623 yang nanti akan dibahaspada bab riba ba'i.

4.6.L.L.6.3 Surat Perbendaharaan Negara (Treasury BilI)Surat perbendaharaan negara yaitu surat berharga yang dikeluarkanoleh pemerintah untuk memperoleh dana jangka pendek, membiayaibelanja negara, dengan menjualnya di bawah harga nominal.

Surat ini dilelang oleh bank sentral dan biasanya dibeli olehlembaga-lembaga keuangan besar, seperti banh asuransi, daninstitusi keuangan lainnya.

Penerbit surat ini tidak memberikan kupon (bunga) berkalakepada pemegangnya, akan tetapi dijual dibawah harga nominalyang tertera pada surat. Maka laba pemegangnya adalah selisih nilaibeli dengan harga yang nanti akan dibayar oleh penerbit(pemerintah). Surat ini juga dapat dijual/dipindah-tangankan dipasar sekunder (secondary market) dengan harga di atas harga yang

622 Al Ma'ayir Asy Syar'l4tah,hal 299, 307 .

023 p1. Mubarak AI Sulaiman, Ahkqmutta'amul fil Aswaq Al Maliyyah Al Mu'ashirah,jilidt,hal242.

496

dibelinya namun di bawah harga nominal yang tertera pada surat

berharga.

Dalam pandangan fikih surat berharga ini adalah qardh

(pinjaman), dimana pembeli bertindak sebagai pemberi pinjaman

t<epaaa negara, dan negara sebagai pihak yang berhutang yang nanti

akan dilunasi pada tanggal yang tertera pada surat berharga dengan

nilai yang tertera pada surat melebihi nilai penjualan surat. Adapun

akad jual-beli surat bukanlah jual-beli sesungguhnya, karena status

surat itu sejatinya adalah dokumen utang yang nantinya diunjukkan

oleh pemegangnya saat jatuh tempo pembayaran utang agat

utangnya dilunasi ditambah bunga.

Dengan demikian hakikat pembelian surat adalah pemberian

pinjaman dengan kesediaan pihak penerima pinjaman

mengembalikan pokok utang ditambah bunga. Ini adalah riba

i ahiliyah, yaitu pinj aman berbu nga624 -

Dan pinjaman berbunga disepakati oleh para ulama

keharamannya. Kaidah fikih menyatakan,

<E-r /.'-113:'^ '-* ,rj tB"

"setiap piniaman yang memberikan keuntungan bagi pemberi

pinj aman adalah ribail 62s.

Surat perbendaharaan negara ini telah difatwakan haram oleh

Majma, AI Fiqh Al Islami (divisi fikih oKI) melalui keputusan No. 60

(11/6) L990626.

Bila obligasi -baik yang diterbitkan oleh korporasi ataupun

negara- telah diharamkan syaria! apakah ada solusinya menurut

Islam?

Sebagian peneliti ekonomi Islam berusaha mencari solusinya

dengan menerbitkan Sukuk'

Sukuk Iiarah

Sukuk berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata Shakkyang

berarti surat berharga.

624 Dr. Mubarak AI Sulaiman, Ahkamutta'smul fil Aswaq Al Maliyyah Al Mu'qshirah,

jilid I, hal 269. Dr. Yusuf SyubaLly, Khadamat Ististtnariyyah fil Masharif, jilid II,

hal 358.

ozs [f [rtxqTxldi,AtHawi,iilidv,hal356,Sihnun,,4IMudawwanahAlKubra4/133.oza Journal Islqmic Fiqh council, edisi vl, iilid 2, hal lZ7S,lihat bunyi keputusannya

pada pembahasan yang lalu mengenai obligasi.

497

Secara terminologi AAOIFI mendefinisikan Sukuk dengan,"Beberapa lembar sertifikat dengan nilai sama yang mewakili bagiankepemilikan tidak tertentu atas barang, manfaat suatu barang, jasaatau keg iatan investasi fsyfgntut' 627 .

DSN menamakan surat berharga ini dengan istilah ObligasiSyariah.

Pada tahun 1999 dewan syariah di Bahrain menfatwakanbolehnya negara menerbitkan sukuk ijarah untuk membiayai belanjanegara. Dengan diterbitkannya sukuk ijarah tersebut Bahrain dapatmengumpul dana sebanyak 10 Milyar US Dollar.

Keberhasilan Bahrain meraup dana dalam jumlah besar inimengundang negara teluk lainnya untuk mengikuti langkahnya,seperti; Kuwait dan Dubai.

Skema penerbitan sukuk tersebut sebagai berikut:

Pemerintah Bahrain menginginkan dana untuk menutupibelanja negara dengan cara menjual sebagian barang milik negarayaitu sebagian tanah bandar udara internasional Bahrain, denganharga 40 juta Dinar Bahrain secara tunai. yang dibagi menjadibeberapa lembar sertifikat dengan nilai yang sama untuk dijuar kepublik melalui bank sentral Bahrain.

Masih dalam majlis yang satu, pilr? pemegang sukuk yangdiwakili oleh bank sentral Bahrain menyewakan barang tersebut(sebidang tanah Bandara) kepada pemerintah Bahrain serama 10tahun dengan harga 20 juta 500 ribu Dinar Bahrain yang dibayaroleh pemerintah Bahrain dengan cara angsuran sebanyak 20 kali,yaitu setiap 6 bulan sebanyak 1 juta 25 ribu Dinar Bahrain. Nilaipertambahan ini yang mirip dengan bunga pada obligasi sebesar5,L25o/o per tahun.

Masih dalam majlis akad tersebut, pemerintah Bahrain berjanjidengan janji yang mengikat untuk membeli kembali tanah yang telahdijualnya kepada pemegang sukuk setelah berakhirnya masa sewapemerintah selama 10 tahun dengan harga yang sama dengan hargapada saat dijual yaitu 40 juta Dinar Bahrain628.

Hukum Sukuk

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tentang hukum Sukukyang diterbitkan oleh pemerintah Bahrain.

627 Al Ma'ayir as Syar'iSryah, hal 238.628 Dr. Hamid Mirah, Sukuk al ljarah,hal 402-403.

498

Pendapat pertama: Sukuk dengan skema yang disebutkan diatas hukumnya mubah/boleh. Pendapat ini didukung oleh Dr. AbdulSattar Abu Ghuddah.

Dalil dari pendapat ini bahwa skema sukuk adalah gabungan

dari beberapa bentuk akad; jualbeli, iiarah (sewa) dan wa'ad fianji).Karena setiap akad ini hukumnya adalah mubah maka gabungan dariakad tersebut hukumnya adalah mubah. Dan juga hukum ashal setiap

transaksi muamalat adalah mubah.

Tanggapan: dalil ini tidak kuat, karena tidak semua gabungan

dari akad yang satuannya mubah hukum gabungannya juga mubah,

contoh; menikahi seorang wanita mubah, akan tetapi bila seorang

laki-laki menggabung untuk menikahi seorang wanita dengan

saudari wanitanya maka gabungan dua akad nikah ini meniadi tidakboleh. Begitu juga dengan muamalat maliyyah, seperti; akad 'lnahyang merupakan gabungan dua akad jualbeli yang satuannya adalah

mubah, namun ketika dua akad tersebut digabung dan menjadisarana untuk terjadinya riba maka mayoritas para ulamamengharamkannya, begitu juga menggabungkan akad pinjaman dan

akad jualbeli telah diharamkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa

sallam,padahal satuan dari masing-masing akad ini dibolehkan.

Pendapat kedua: Sukuk dengan skema yang dijelaskan di atas

hukumnya haram dan salah satu bentuk pengelabuan riba. Pendapat

ini didukung oleh mayoritas para ulama kontemporer, diantaranya;Prof. Dr. As Shiddiq Ad Dharir, Prof. Dr' Nazih Hammad, Syaikh

Abdullah bin Mani', Syaikh Muhammad Taqiyy Al Utsmani dan para

ulama lainnya.

Dalil-dalil dari pendapat yang mengharamkan adalah sebagai

berikut

a. Hakikat yang terjadi dalam akad ini adalah iualbeli Tnahyang diharamkan sekalipun menurut mazhab syafii, karenatelah direkayasa dengan gabungan akad tersebut bahwapemilik barang (pemerintah Bahrain) mendapatkan uang

tunai sebesar 40 juta Dinar Bahrain dengan menjual sukukyang underlyingnya adalah sebagian tanah Bandara.Kemudian barang kembali menjadi milik peniual setelah

berlalu 10 tahun dengan cara dikembalikan uang secara

berangsur setiap 6 bulan ditambah dengan uang pembeliankembali barang. Maka hasil akhirnya pemilik uang

mengeluarkan uang 40 juta Dinar dan setelah 10 tahunuangnya bertambah menjadi 60 juta 500 ribu DinarBahrain.

499

Ini sangat mirip dengan 'lnah, dimana pemilik barang(penjual) mendapat uang tunai dan kemudian diamengembalikan dalam jumlah yang lebih besar dengan caratidak tunai dan barang kembali lagi kepada penjual, inimerupakan pengelabuan riba. Ini sama artinya pemerintahBahrain terima uang tunai dengan jumlah 40 juta DinarBahrain dari pemegang sukuk dan dikembalikan setelah 10tahun dengan jumlah 60 juta 500 ribu Dinar Bahrain,sedangkan akad jualbelinya fiktif karena barangdisyaratkan kembali lagi ke tangan pemiliknya semula(Pemerintah Bahrain) oze.

b. Akad sukuk ini serupa dengan jaulbeli wafa'. Yaitu suatuakad jualbeli dengan persyaratan apabila penjualmengembalikan uang pembelian barang yang diterimanyadari pembeli maka pembeli harus mengembalikan barang,dan selama uang belum dikembalikan pembeli berhakmemanfaatkan barang63o.

Persamaan antara dua akad ini yaitu: penerbit sukuk padahakikatnya telah menerima uang sebesar 40 juta DinarBahrain dan menyerahkan sebagian tanah lapanganterbang internasionalnya kepada pemegang sukuk danpemegang sukuk bebas mendapat manfaat dari barangtersebut hingga penerbit sukuk mengembalikan uangsebesar 40 juta Dinar. Dan dalam akad sukuk terdapattambahan akad yaitu penerbit sukuk menyewa barangtanah bandara tadi dan membayar upah sewa.

Maka hukum sukuk sama dengan hukum jualbeli wafa'.

Mayoritas para ulama dari mazhab Maliki, Syafii, Hanbalidan sebagian ulama Mazhab Hanafi mengharamkan jualbeliwafa'ini. Pendapat mayoritas ulama klasik ini diperkuatoleh keputusan OKI melalui divisi fikih Islam internasionaldalam muktamar ke VII di feddah, Arab Saudi pada tahunL992, No. 66 (4/7) yang berbunyi, "Hakikat jualbeli wafa'yaitu: Seseorang menjual harta miliknya dengan syaratkapan penjual mengembalikan uang pembeli maka pembeliharus mengembalikan barang yang dibelinya.

Maka majlis memutuskan sebagai berikut:

62e Dr. Hamid Mirah, Sukuk al ljarah,hal 406-407 .

630 Al Mausu'ahfiqhiyyah Kuwaytiyyah, jilid IX, hal260.

500

Pertama: hakikot jualbeli ini adalah piniam meminiam yangmendatangkan manfaat yqng merupakanpengelabuan riba. Dan iualbeli ini tidok sah

menurut mayoritas Para ulama.

Kedua: Dewan memutuskan bahwa akad ini tidakdib e n arka n ry ari ot" 631 .

Semakna dengan pernyataan OKI, syaikh Islam IbnuTaimiyah 7 abad yang lalu telah mengharamkan jualbeliwafa' dan bahkan secara khusus menjelaskan transaksiyang sama dengan akad sukuk serta menghukuminyaharam. Ia berkata,

et_ji Jryl ,]' rriiai gL ii i u-iJl ars li!

o9 elli'Jl rtk 3i.1 JiYl )q q,++l e-i-,'ri'- tpi:t&.lt p! ilii 4l! eli.l] iei tili g:;JlSl e;s"S liJ3, ell-,;+ Al-li l-*; .:+-r \ar"JiJt 5 & iuiijr Osr U; ,g,.it Elt -ro;Ytf ali eK *5 & ii[j t-llt e^?$ ;y 4i\\<-L)Y3 ... EIII &Gti t.l etlls;>'

*' "u

' -d JJ\)

iui iI;r+ Itf &l1Eo.Ji--r- r:uvrH +rrr3 ... idyr Jrlr-! ,Jt- q -d 6;Jr +l{ ;I Juit; { d ilidl -rti-, oi trA ,JL

._ aFt Lile rils ol ,Fiht bc,B:As;i-l'"*,* _lridr +zr+,J * Gt3:;;iul, ._rti,tl 4ll itii .1r:\ irB tit3 e'r^ *ll tq!

dtJt z:g.ts,3F.Yt ceii lltr,;];, 11 o! 3-ej-i^tt

L-tr_e? c#S aiii^lt ili .1;1 J5 \s .*x; #.i,lF c+++lt .4iij^ll

"Apabila maksud seseorang ketika menyerahkan uongkepada orang lain dan menerima rumah dari penerima uang

adalah ingin memanfaatkan rumah tersebut selama uangnyamasih berada di tangan penerima uang. Dan apabila pemilik

531 Journal Islamic Fiqh Council, edisi VII, jilid 3, hal 9.

501

rumah mengembalikan uang iapun mengembalikan rumah,ini hukumnya haram -tanpa ragu- karena hakikat yangterjadi yaitu uang ditukar dengan semisal akan tetapi adatambahan manfaat penggunaan rumah. Ini adalah ribayang nyata ... Adapun istilah bahwa ini dinamakan jualbeliwafa' adalah jualbeli yang batil menurut kesepakatan paroulama ... dan dalam okad ini kebijakan yang harus diambilbahwa rumah dikembalikan kepada pemiliknya dan uangdikembalikan kepada pemiliknya dan kedua pelakunyadijatuhi sanksi jika mereka telah mengetahui bahwahukumnya haram karena ini adalah pinjaman yqngmendatangkan manfaat ... Adapun bentuk lainnyo yaitu:keduanya membuat kesepakatan bahwa dia membelirumah dengan uang tunai, lalu pembeli rumahmenyewakan rumah itu kepada penjual selama waktutertentu dan apabila penjual bisa mengembalikan usngpembeli maka pembeli wajib mengembalikan rumah.Maka yang dimaksud dalam akad ini bahwa pemberi uangmenerima upah sewa selama uangnyo berada di tanganpemilik rumah. Don ini hakikatnya adalah mengambilmanfaat dari pinjaman dengan bentuk imbalan jasarumah, semuany a diharamkann 632.

c. Akad yang dibuat dalam skema sukuk adalah fiktif dandijadikan sebagai sarana untuk pengelabuan riba.

Pernyataan bahwa akad ini fiktif tergambar dalam hal-halberikut ini:

- Kepemilikan barang di tangan pemegang sukukbukanlah sebenarnya hak milik mereka. Karena barangyang dibeli adalah aset vital negara yang tidak mungkindipindah tangankan kepada siapapun. Dan inibertentangan dengan konsekuensi akad bahwa barangyang telah dibeli sepenuhnya menjadi milik pembeli; diadapat menjualnya, menghibahkan ataupunmewakafkannya kepada siapa saja yang dia kehendakidan hal ini tentu tidak mungkin akan berlaku dalambarang yang dijadilan underlying akad sukuk.

Oleh karena itu dalam seminar "Sukuk Islami;pemaparan dan l<ritikan" yang diselenggarakan difeddah pada tahun 1431H direkomendasikan sebagai

632 Majmut Al Fatawa,jilid IXXX, hal 333-335.

502

berikut, "Menekankan kembali bahwa kepemilikan asetunderlying sukuk di tangan pemegang sukuk haruslahkepemilikan yang hakiki dan dapat dikuasai penuh dan

kepemilikan tersebut terus berlangsung hinggab erakhirny a akad sukvll" 633.

- Pembelian kembali aset sukuk oleh pemerintah daripara pemegang sukuk sebesar nilai nominal sukuk pada

masa akhir periode sewa untuk membayar nilainominal sukuk, jelas menunjukkan bahwa akad yangdibuat dengan iual beli dan sewa adalah fiktif karenabarang kembali lagi kepada pemiliknya sedangkan uangpembeli kembali penuh walau apapun yang teriadidengan aset sukuk. Ini sama saja dengan pinjaman yang

dikembalikan sebesar nominal pinjaman dan pemberipinjaman mendapat keuntungan dalam bentuk uangsewa aset oleh negara.

Oleh karena itu, untuk menghindari kasus iualbeli fiktifini Majma' fiqh Islami (divisi fikih OKI) memutuskandalam muktamarnya ke- IXX di UEA pada tahun 2009tentang "Sukuk islamiyah" keputusan No. 178 (4/19)yang berbunyi, "Pada akhir periode sewa aset tidakboleh aset sukuk dibeli kembali oleh pemerintah dengan

nilai nominal, akan tetapi harus dibeli dengan nilai pasaratau dengan kesepakatan yang dibuat oleh kedua belahpihak pada saat itu".

Dari dua pendapat yang bertikai tentang hukum sukuk iiarahyang diterbitkan oleh Bahrain maka sangat jelas bahwa pendapatyang mengharamkan sangat kuat karena dalil-dalilnya sangat jelas.

Dan ini iuga yang dipilih oleh DR. Hamid Mirah dalam thesisnya yang

berjudul Sukuk al ljarah.

Aplikasi Sukuk Ritel di Indonesia

Keberhasilan Bahrain mengumpulkan modal dalam bentuksukuk ijarah sebagai alternatif dari obligasi riba mengundangperhatian berbagai negara muslim yang sedang giat menggulirkanroda ekonomi syariah. Selain beberapa negara teluh Indonesiasebagai negara Islam terbesar jumlah penduduknya mencoba

menerbitkan Sukuk dengan nama Surat Berharga Syariah Negara(SBSN) setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.19 tahun 2008.

SBSN pertama diterbitkan pada 25 Februari 2009. Untuk saat ini

633 DR. Al Madhaji, Abraz IsykalatSukuk.

503

telah terbit lima Sukuk negara ritel dengan seri sR-001, sR-002, sR-003, sR-004, sR-005.

untuk mendapat legalitas syar'i DSN telah mengeluarkan fatwaNo.69, 70,7L dan 72 mengenai SBSN. Skema dari akad SBSN adalahsebagai berikut:

- Pemerintah menjual aset yang akan dijadikan Obyek Ijarahkepada Perusahaan Penerbit SBSN atau pihak lain melaluiwakilnya yang ditunjuk dan pembeli berjanji untuk menjualkembali aset yang dibelinya sesuai dengan kesepakatan.

- Pemerintah atau Perusahaan Penerbit SBSN menerbitkanSBSN sebagai bukti atas bagian ( i€s ) kepemilikan ObyekIjarah, yang dibeli oleh investor pada tingkat harga tertentusesuai kesepakatan.

- Pemerintah menyewa Obyek Ijarah dengan memberikanimbalan (ujrah) kepada Pemegang SBSN selama jangkawaktu SBSN.

- Pemerintah sebagai Penyewa wajib memelihara danmenjaga Obyek Ijarah sampai dengan berakhirnya masasewa.

- Pemerintah dapat membeli sebagian atau seluruh AsetSBSN sebelum jatuh tempo SBSN dan/atau sebelumberakhirnya masa sewa Aset SBSN, dengan membayarsesuai dengan kesepakatan.

Dalam praktiknya fatwa DSN tentang skema Sukuk Ritel tidakjauh berbeda dengan skema yang diterapkan oleh Bahrain dalampenerbitan sukuknya.

Dengan demikian, hukum Sukuk Ritel yang diterbitkan olehpemerintah Indonesia juga tidak akan berbeda dengan hukum SukukBahrain.

Sebagai masukan untuk semua pihak yang terkait denganpenerbitan Sukuk Ritel agar hal-hal yang bertentangan dengankaidah syar'i dalam skema penerbitan dihindarkan dengan membuatakadnya secara benar dan bukan fiktif. sehingga lebih sesuai dengansyariat dan memang benar-benar menjadi solusi keluar dari riba danpasti lebih menguntungkan bagi semua pihak.

4.6.L.L.6.4 Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit)Sertifikat deposito adalah sertifikat butrti bahwa pemegangnyamempunyai simpanan dalam bentuk deposito pada bank penerbit

504

sertifikat, tertera pada sertifikat jumlah deposito ditambah bungadan tanggal penarikan deposito, surat ini dapat dipindah-tangankan/diperjual-belikan di pasar sekunder.

Sertifikat ini diterbitkan oleh bank berdasarkan permintaannasabah atau keinginan bank untuk menarik para investormenyimpan uangnya di bank penerbit. Keuntungan nasabahpemegang sertifikat ini, ia bisa menjualnya di pasar sekunder danmendapatkan uang tunai melebihi uang yang disetornya ke bankuntuk didepositokan, namun di bawah nominal ditambah bunga yang

tertera di sertifikat.

Dengan demikian, pemegang sertifikat deposito tadi dapatmemutarkan kembali uangnya dalam bentuk deposito baru danmendapatkan sertifikat deposito yang baru juga.

Dalam pandangan syariat deposito adalah pinjaman berbunga.Nasabah meminjamkan uangnya kepada bank untuk diputar dansetelah berakhir jangka depositonya bank mengembalikan pinjamanditambah bungao:+. Bila demikian adanya, maka deposito adalahakad riba yang diharamkan syariat. fika deposito hukumnya haram,menerbitkan sertifikat deposito hukumnya iuga haram. Termasukmenjualnya di pasar sekunder dengan harga melebihi jumlah uangyang disetornya ke bank untuk didepositokan.

Bila seorang muslim terlanjur mendepositokan uangnya dantelah mendapatkan sertifikat deposito, lalu mengetahui hukumnyaharam, saat itu juga hendaklah ia bertaubat kepada Allah. Karena iatelah melakukan dosa besar, yaitu riba.

Kemudian sertifikat depositonya hendaklah dia lepas dengancara menjualnya di pasar uang dengan syarat harga jual mesti sama

dengan jumlah uang yang dia depositokan, tidak ditambah bungayang tertera pada sertifikat dan juga disyaratkan jual-belinyaberlangsung tunai. Berdasarkan firman Allah,

&rriiri t'l os"tLi i SrEi ,-t"si3$ F$ olJ)"Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimupokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya".(AlBaqarah:279).

Ini berarti pokok modal sertifikat deposito yaitu jumlah uangyang disetornya ke bank untuk didepositokan. Dan juga tidak boleh

634 Dr. Mubarak Al Sulaiman, Ahkamuttq'amul fiI Aswaq Al Maliyyah Al Mu'ashirah,jilid I, hal 380.

505

dia menjualnya di atas uang setoran dan di bawah nominal ditambahbunga. Karena pertambahan harga dari jumlah uang yang disetormerupakan rlbaba'i.

4.6.1.1.6.5 SuratWesel (BilI of Exchange)

Surat wesel yaitu surat perintah tidak bersyarat untuk membayarsejumlah uang tertentu kepada seseorang yang disebut namanyaatau kepada orang yang ditunjuknya pada tanggal pembayaran; suratwesel tersebut harus memuat syarat-syarat yang ditetapkan dalamundang-undang.

Ini berarti surat wesel dikeluarkan oleh sebuah perusahaanyang mempunyai utang kepada seseorang yang namanya disebutpada surat dan tertera dalam surat tersebut bahwa perusahaan yangmengeluarkan surat memerintahkan kepada pihak ketiga untukmembayar utang tersebut setelah jangka waktu tertentu.

Dari satu sisi, surat wesel mirip dengan cek. Namun terdapatperbedaan antara cek dan surat wesel, di antaranya63s:

Untuk lebih jelasnya, sebagai ilustrasi:

Petani A menjual 100 ton padi kepada perusahaan B padatanggal 1 fanuari ?OLL. Perusahaan B mengeluarkansurat wesel agar bank AB membayar 1 Milyar rupiahkepada petani A pada tanggal 31 Desember 20LL.

63s Dr.Sa'adAlKhatslan,^AllhkamAlAwraqAtTijariyahfilfiqholislami,hal52.

SuratWesel Cek

Surat wesel dapat dibuat di ataskertas biasa.

Lembaran cek berasal dari bankyang memuat logo bank yangmengeluarkannva.

Pihak yang mengeluarkan suratwesel tidak mesti memiliki danasimpanan pada bank yangtertarik saat surat dikeluarkan,

Pembuat cek mesti memilikidana simpanan pada bank saatcek dikeluarkan.

Surat wesel merupakan suratutang yang akan dibayar padamasa mendatang beberapabulan setelah tanggalpengeluaran surat.

Cek merupakan suratpembayaran yang mesti dibayaroleh bank semenjak cekdikeluarkan.

506

Antara perusahaan B dan bank AB telah terjadikesepakatan sebelumnya akan menerima surat weselyang dikeluarkan oleh perusahaan B.

Petani A, setelah menerima surat wesel membawanya kebank AB. Bank menyatakan pada bagian muka surat kata"akseptasi" serta membubuhi tanda tangan. Setelahdiakseptasi petani A dapat menarik uang tunai dari bankAB atau dari bank lain sebelum jatuh tempo pembayaranatau dapat juga meniualnya di pasar uang dengan hargadi bawah nilai yang tercantum pada surat. Yangsebelumnya petani A mengalihkan haknya kepada pihakpembeli dengan cara endosemen (membubuhkan namadan tanda tangan di halaman belakang surat wesel).

Terkadang pihak yang mengeluarkan surat wesel adalah pihakyang menarik uang dari surat wesel dengan tujuan agarmendapatkan kredit dari pihak ketiga. Kredit ini dinamakan KreditAkseptasi (acceptance credit)636.

Sebagai ilustrasi:

Pihak A ingin mendapatkan kredit t milyar rupiah. Makapada tanggal L fanuari TOLL ia mengeluarkan surat weselberisi perintah kepada bank AB agar membayar uangsebanyak 1 milyar 20 juta rupiah pada tanggal 31

Desember 2012 kepada pemegang surat. Kemudian suratwesel dibawa ke bank AB untuk diakseptasi. Setelahdiakseptasi, A dapat mengajukannya ke bank AB atau banklainnya atau menjualnya di pasar uang serta mendapatuang tunai sebanyak 1 milyar rupiah. Pada tanggal 31

desember 20L2 pembeli surat wesel tadi mengaiukannyake bank AB untuk mendapatkan uang tunai 1 milyar 20juta rupiah. Yang sebelumnya bank AB telah menerimauang senilai yang dibayarnya dari pihak A.

Pada hakikatnya A mendapat kredit dari bank BC sebanyak 1

Milyar rupiah yang akan dibayar oleh A 1 milyar 20 juta rupiahsetelah jangka waktu tertentu melalui wakilnya bank AB. Dalam halini bank AB mendapat komisi dari A atas proses akseptasi yang ialakukan. Atau bila A menariknya dari bank AB maka bank AB

mendapat laba dari proses akseptasi dan bunga 20 juta ataspotongan surat wesel.

536 Dr. Mubarak Al Sulaiman, Ahkamutta'amul fil Aswaq Al Mal$ryah Al Mu'ashirah,jilid I, hal 390.

507

Hukum Menerbitkan Surat Wesel

AAOIFI membolehkan menggunakan surat wesel selagi tidakterdapat unsur riba637.

Ini berarti dibolehkan mengeluarkan surat wesel dengantujuan pembayaran kewajiban kepada pihak lain. Dan tidakdibolehkan mengeluarkan surat wesel dengan tujuan mendapatkankredit akseptasi.

Karena hakikat kredit akseptasi adalah pinjaman berbunga,baik pinjaman tersebut didapatkan dari bank yang mengakseptasisurat ataupun dari bank lain. Pinjaman berbunga adalah riba yangdiharamkan dalam Islam. Dan riba diharamkan semenjak awalhingga akhir prosesnya638. Sebagaimana disebutkan dalam sebuahhadis,

:dE_i (r+ul_i ++tS; +gsqll ,Jsj W 4t lA3 ;9><iljtu P>>

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengutuk orang yang makanharta riba, yang memberikan riba, penulis transaksi riba dan keduasaksi transaksi ribo. Mereka semuanya sama". (HR. Muslim).

Dengan demikian menulis surat wesel untuk kredit akseptasidikhawatirkan terkena kutukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Hukum Akseptasi Surat Wesel

Adapun hukum akseptasi bank atas surat wesel dibolehkan dengansyarat bank tidak menarik biaya dari proses akseptasi kecuali biayaadministrasi tanpa mendapatkan laba. Karena proses akseptasidalam tinjauan fikih adalah kofalah. Dimana bank pengakseptasimenjamin akan membayar uang yang tertera pada surat weselsetelah jatuh tempo. Dan kafalah sebagaimana telah dijelaskan tidakboleh mendapatkan laba berdasarkan kesepakatan para ulama.

Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Munzir (wafat pada tahun319H), "Semua ulama -yang kami ketahui- sepakat bahwa imbalanyang diterima dari akad kafaloh tidak halal dan tidak dibolehkan;'

Namun jika surat wesel yang diakseptasi dengan tujuan untukmendapatkan kredit maka hukum akseptasinya diharamkan, karena

637 MOIFI,AI Ma'ayir Asy Syar'iyyah,hal226.638 Dr. Mubarak Al Sulaiman, Ahkamutta'amul fil Aswaq Al Mal$yah Al Mu'ashirah,

jilid I, hal406.

508

ini termasuk memberikan jaminan atas sebuah akad riba. Andai saja

dalam hadis di atas Rasulullah melaknat saksi dalam akad ribaterlebih lagi pemberi iaminan dalam akad riba63e.

4.6.1.1.6.6 Hukum Diskonto Bank

Yang dimaksud dengan diskonto bank adalah potongan yang

diperhitungkan bank (biasanya dalam persen) atas suatu suratberharga karena pembayaran sebelum jatuh tempo.

Misalnya:

A menerima surat wesel yang telah diakseptasi senilai103 juta rupiah pada tanggal L fanuari 20L2. Amembutuhkan uang tunai pada 1 Maret 20t1. Iamengalihkan haknya pada surat wesel sebanyak 103 jutakepada bank AB. Bank menerima pengalihan hak denganmemotong nilai uang yang tertera pada surat. Besarnyapotongan dalam bentuk persen berdasarkan waktujatuhnya tempo pembayaran. Maka bank memberikanuang tunai kepada A sebanyak 100 juta rupiah, dipotong3 persen dari nilai surat wesel.

Diskonto bank hukumnya haram. Sesuai dengan keputusanMajma' AI Fiqh AI Islami (divisi fikih OKI) No. 64 (2/7) tahun 1992,yang berbunyi, "Potongan atas pembayaron surat berharga sebelumjatuh tempo tidak dibolehkan dalam syarial karena merupakan ribayang diharamkann64o.

fuga difatwakan haram oleh Al Moima' AI Fiqhy al Islami (divisifikih Rabithah Alam Islami) daurah ke-XVI, tahun 2002, yang

berbunyi, "Tidak boleh melakukan pemotongan terhadap suratberharga (cek, surat perintah pembayaran dan surot wesel), karena

transaksi ini termasuk meniual utang kepada selain pihak yang

berhutang dan mengandung unsur 7i[q"6ar.

Larangan diskonto bank juga dikeluarkan oleh AAOIFI, pasal

(16) tentang Surat Niaga, ayat 5, yang berbunyi, "Tidak boleh

memotong pembayaran surat berharga sebelum iatuh tempo ... karena

hakikat diskonto bank adalah piniaman berbunga. Di antara buktiyang menguatkan bahwa hal ini adalah riba, yaitu bunga yang ditarikdari potongan tidak sama, berdasarkan besarnya nilai yang tertera

53e ibid.640 Journal Islamic Fiqh Council, edisi VI, jilid Z,hal9.64t QararatAl Majma' Al Fiqhy al Islamt, hal 328.

509

pada surat dan lamanya tempo pembayaran. Dan pinjaman berbungadis e p aka ti hukum ny a h ar amt 642.

Dari fatwa lembaga-lembaga fikih Islam berskala internasionaldi atas jelaslah bahwa diskonto bank hukumnya haram, termasukriba.

Karena tujuan dari proses pemotongan pembayaran suratberharga bahwa pemegang surat ingin mendapatkan uang tunai yangdibutuhkannya dengan cara membawa surat ke sebuah bank Pihakbank biasanya belum lagi menerima sejumlah uang yang tertera padasurat dari pihak pembuat surat. Maka bank memberikan pinjamankepada pemegang surat di bawah nilai yang tertera pada surat.Besarnya pemotongan sebanding dengan lamanya jatuh tempopembayaran yang tertera pada surat. fumlah potongan tersebut samadengan bunga dari pinjaman yang diberikan kepada pemegang surat.Setelah pemegang surat mengendos surat wesel, pada saat jatuhtempo pembayaran pihak pembuat surat membayar nominal uangsama dengan nilai yang tertera pada surat. Ini pada hakikatnyapembuat surat membayar utangnya yang terlebih dahulu dibayarkanoleh bank.

Karena hakikat diskonto adalah pinjaman berbunga, makadiskonto hukumnya haram643.

4.6.1.L.6.7 Solusi Islami untuk Diskonto BankAda beberapa alternatif yang diajukan oleh para pakar ekonomiIslam agar diskonto bank menjadi halal, di antaranya:

a. Pihak bank sama sekali tidak memotong pembayaran suratberharga, akan tetapi membayar penuh sama dengan nilaiyang tertera pada surat wesel.

Alternatif ini memang sesuai dengan tinjauan fikih, akantetapi akan merugikan pihak bank. Karena bank tidakmendapatkan laba dari proses tersebut, padahal semuaorang tahu bahwa bank konvensional maupun syariahbukanlah lembaga sosial yang memberikan kredit tanpamengharap laba.

Oleh karena itu, alternatif ini tidak realistis.

642 AI{OIFI, Al Ma'ayir Asy Syar'iyyah, hal227 , 23L.643 Dr. Sa'ad Al Khatslan, Ahkam Al Awraq At Tijariyah, hal 270. Dr. Mubarak Al

Sulaiman, /h kamutta'amul fil Aswaq Al Maliyyah Al Mu'ashirah, jilid I, hal 352.

510

b. Alternatif kedua: bank menukar surat wesel (surat utang)dengan barang dan bukan dengan uang tunai. Sepertimenukarnya dengan saham dengan nilai di bawah nilai yangtertera pada surat. Dan kemudian pihak termaslahatmenjual saham tersebut kepada pihak lain untukmendapatkan uang tunai. Dengan demikian yang terjadibukanlah pemotongan, akan tetapi yang terjadi adalah jual-beli surat utang dengan saham yang didasarkan ataskerelaan kedua belah pihak mengenai harga.

Dalam tinjuan fikih ini dinamakan ba'i dayn lighairi manhuwa alaihi, hal ini dibolehkan dalam mazhab Syaf i,riwayat dalam mazhab Hanbali dan didukung oleh IbnuTaimiyah dan Ibnu Qayyi6o++.

4.6.L.1.7 Letter of Credit (Surat Kredit Berdokumen)

Di antara bentuk-bentuk riba dayn pada zaman modern adalah Letterof Credit (L/C).

Letter of Credit (L/C) adalah janji tertulis yang diterbitkan olehissuing bank atas dasar permohonan tertulis aplicant atau dirinyasendiri kepada beneficiary untuk membayar atau mengaksep draft,mengizinkan bank lain untuk membayar atau mengaksep ataumengambil alih draft, apabila dokumen yang diserahkan olehbeneficiary sesuai dengan syarat dan kondisi janji tertulis yangditerbitkan oleh issuing bank.

L/C diterbitkan oleh bank atas permintaan nasabah untukberbagai keperluan, di antaranya:

a. Sebagai persyaratan untuk dapat mengikuti tender sebuahproyek atau untuk mengikuti lelang. Sebagai jaminan bagipihak penyelenggara jika seorang peserta memenangkantender atau lelang.

b. Letter of Credit (L/C) Impor merupakan persyaratan yang

,diminta oleh eksportir, yang berisi kesediaan bank dalamnegeri yang diserahkan kepada bank koresponden di negaraeksportir untuk memenuhi pembayaran nilai barang yangdikirim jika dokumen-dokummen yang diserahkan eksportirsama dengan yang disyaratkan importir.

c. Sebagian universitas di luar negeri terkadang mensyaratkanmahasiswa menyerahkan L / C.

644 Dr. Sa'ad AI Khatslan, .Ah ka m Al Aw ra q At Tij a riy a h, hal 27 3 -27 8.

511

Tiniauan Fikih Tentang L/C

Secara fikih L/C mengandung berbagai akad:

a. Akad kafalah, yaitu bank penerbit L/C memberikanjaminan kesediaan bayar kepada termaslahat jikamengajukan dokumen-dokumen yang disyaratkan olehnasabah. Terkadang bank meminta agunan kepada pihakpemohon dan terkadang tidak memintanya jika pemohontelah dikenal baik oleh bank. Dan bank menarik komisi daripemohon atas jaminan yang diberikan.

b. Akad Qardh, yaitu bank penerbit L/C memberikan kreditkepada pemohon jil<a beneficiary menyerahkan dokumensesuai dengan persyaratan. Bank menarik bunga daripemohon L/C yang besarnya disesuaikan dengan nilaikredit dan tempo pelunasan pemohon.

Pada L/C impor bank koresponden menarik bunga daribank dalam negeri yang menerbitkan L/C sesuai dengannilai kredit dan tempo pelunasan bank dalam negeri, bungatersebut akan dibebankan bank dalam negeri kepadaimportir. Maka padaL/C impor pemohon membayar bunga2x, bunga untuk bank koresponden dan bunga untuk bankdalam negeri.

c. Akad ijarah, yaitu bank penerbit menarik biayaadministrasi dari pemohon atas jasa penerbitan L/C.

Hukum L/C

Komisi yang ditarik bank penerbit atas jaminan yang diberikannyakepada pemohon termasuk imbalan atas akad kafalah. Hal inidiharamkan dalam Islam. Karena pada saat penjamin (r'ssuing bank)membayar kepada pihak termaslahat maka bank berubah fungsimenjadi muqridh (pemberi pinjaman) kepada pemohon, dengandemikian komisi ini sama dengan bunga pada akad pinjaman. Danpinjaman berbunga diharamkan oleh seluruh ulama.

Oleh karen a int Majma' At Fiqh AI Islami (divisi fif<in OXflmenegaskan keharamannya dengan keputusan No. 12 (LZIT) 1985,yang berbunyi,"Tidak dibolehkan menarik imbalan atas jaminan yangdiberikan kepada pemohon L/C, yang besar imbalan biasanyadisesuaikan dengan besarnya jumlah jaminan dan tempo waktu,sekalipun pihak pemohon memberikan agunan kepada bankt64s.

6as Journal Islamic Fiqh Council, edisi II, jilid II, hal 1035.

512

)uga diharamkan oleh AAOIFI dalam pasal (5) tentang Jaminan,ayat 7/L/1, yang berbunyi, "Mengambil fee dari penerbitan L/Csebagai imbalan dari iaminan, yang besar imbalan biasanya

disesuaikan dengan besarnya iumlah iaminan dan tempo waktunya.Hukum L/C tidak dibolehkan... karena hakikat akad iaminan adalah

kesiapan memberikan piniaman yang disepakati oleh para ulama

bahwa haram hukum mengambil imbalan atas akad iqrninsnt'646'

Begitu juga dengan bunga yang ditarik bank penerbit atas

imbalan kredit yang dibayarkan oleh bank kepada beneficiary(termaslahat) jelas merupakan pinjaman berbunga yang disepakatikeharamannya oleh seluruh para ulama6aT'

Adapun biaya administrasi yang ditarik oleh bank penerbit atasjasa penerbitan hukumnya halal dengan syarat bank tidak menariklaba sedikitpun dari proses tersebut.

Hal ini merupakan keputusan Maima' Al Fiqh Al lslami (divisifikih OKI) No. 12 (12/2) 1985, yang berbunyi, "Menurut syariatdibolehkan menorik biaya atas penerbitan L/C".

fuga dibolehkan oleh AAOIFI dalam pasal (5) tentang faminan,ayat 7/t/2, yang berbunyi, "Pembebanan biaya administrasi dan

imbalan jasa penerbitan L/C terhadap pemohon dibolehkon syariatdengan syarat tidak melebihi biaya n671q1t1648. Dengan demikian L/Cyang diterbitkan oleh bank konvensional hukumnya termasuk ribadayn.

Solusi L/C Impor Syariah

Karena komisi yang ditarik bank penerbit L/C atas jasa jaminan dan

kredit diharamkan, dan biaya penerbitan tidak boleh melebihi biayapokok operasional dapat dipastikan bank tidak mendapatkan laba

dari transaksi penerbitan L/C.

Oleh karena itu, ada dua alternatif yang diajukan oleh para

ulama dan pakar ekonomi islam sebagai pengganti penerbitan L/C:

a. Dalam bentuk murabahah lil Aamir bisysyiraa'. Sebagaimanadifatwakan DSN no : 3 4/D SN -MUl / lX / 2002 dan AAO I FI'

Maka seluruh persyaratan murabahah lil Aamir bisysyiraa'yang pernah dijelaskan harus diterapkan pada akad ini.

646 MOIFI, /l Ma'ayir AsSyar'iyyah, hal 51, 58.

647 Dr.Abdul Karim As Samail, 'Ilmulqt Mashrafiyyah, hal 528'

648 Ar{OIFI,ll Ma'ayir AsSyar'iyyah, hal 51.

513

Yaitu bank membeli barang dari eksportir atas pesananpemohon L/C kemudian menjualnya kepada pemohondengan cara murabohah64e.

Dalam transaksi ini bank mendapatkan laba berupa marginatas jual-b eli murabahah.

b. Dalam bentuk Musyorakah, yaitu pihak bank memberikansahamnya kepada pemohon L/C dan pemohon jugamemberikan modal untuk membeli barang dari luar negeri.Kemudian setelah barang mereka terima, maka pihak bankboleh menjual sahamnya kepada pemohon L/C dengan nilaiyang ditetapkan pada waktu itu.

Dari akad jual saham musyarakah ini bank mendapat labayang dihalalkan. Dengan syarat kesepakatan musyarakahdibuat sebelum importir membeli barang dan sebelumdibuatkan L/C. Bila yang terjadi sebaliknya, maka hakikatakad musyarakah tak ada bedanya dengan kredit berbungayang diharamkan6so.

4.6.1.1.8 Beli-Kala Menguntungkan (Buy On Margin)Di antara bentuk rlba dayn pada masa sekarang adalah transaksi buyon margin di pasar modal.

Beli-kala Menguntungkan (Buy on Margin) adalah pembelianaktiva dengan pembayaran di muka yang disebut margin, sisanyaditutup dengan pinjaman dari bank atau pialang, umumnya pinjamantersebut berbunga yang harus dibayar setiap bulan, danpialang/bank mensyaratkan agar aktiva yang dibeli sebagai agunanhingga investor melunasi kreditnyaost.

Misalnya:

Investor A memperkirakan harga saham perusahaan ABakan naik setelah beberapa bulan. A hanya mempunyaiuang tunai 100 juta rupiah. Harga saham perusahaan ABpada saat itu 100 ribu per saham. A membuka akunmargin pada sebuah pialang dan menyetor uang tunai100 juta rupiah dan hanya mendapat 1000 Iembar sahamperusahaan AB jika ia membeli dengan uang tunai. Tetapidengan transaksi buy on margin uang tunai 100 juta

64e Ar\OlFI, hal202.5s0 ibid.esr !35f1 Al Khudairy,,4l Mutajarah bil Hamisy, thesis di univ. Al Imam, hal 72.

5L4

hanya sebagai margin, dan pialang memberikan kreditberbunga 100 juta lagi, sehingga A mendapat 2000lembar saham. Pialang mensyaratkan agar saham dibeliatas nama pialang bukan investor. Dengan demikianpialang dapat mengajukan kredit ke salah satu bankdengan agunan saham perusahaan AB yang dibeli oleh A.

Dan bunga yang harus dibayar pialang ke bank di bawahbunga yang harus dibayar A ke pialang. Pialangmendapatkan keuntungan dari selisih bunga. Umumnyainvestor lebih menyukai kredit dari pialang daripadabank karena persyaratannya relatif lebih ringan dan lebihcepat.

Bila ternyata harga saham perusahaan AB naik meniadi150 ribu per lembar maka A memberikan perintahkepada pialang untuk menjual sahamnya. A mendapatkeuntungan 100 juta rupiah dipotong bunga yang harusdibayar.

fika yang terjadi sebaliknya, harga saham jatuh menjadi 50 ribuper lembar, dapat dipastikan modal investor A menjadi nol dan iaharus membayar bunga.

Hukum Buy on Margin

Dari tinjauan fikih, dalam transaksi buy on margin terdapat transaksipiniaman berbunga, dan setiap pinjaman berbunga hukumnya adalahriba yang diharamkan.

Keharaman hukum buy on margin ini ditegaskan oleh AAOIFI,yang menyatakan, "Tidak boleh membeli saham dengan piniamanberbunga yang diberikan oleh pialang atau lembaga lain (buy onmargin). Juga tidak boleh menjadikan saham yang dibeli sebagaia{lunqn"652.

Haramnya transaksi ini, karena selain terdapat unsur pinjamanberbunga, juga terdapat gabungan antara akad pinjaman dan jual-beli, yaitu pialang selain memberikan kredit berbunga iugamenjualkan saham milik investor dan mendapat komisi dari prosespenjualan. Dengan demikian, pialang mendapat keuntungan dariakad pinjaman berupa komisi dari penjualan6s3.

6s2 MOIFI,eI Ma'ayir AsSyar'iyyoh, hal298.6s3 Dr. Mubarak Al Sulaiman, Ahkom ta'amul fil Aswaq Al Maliyyah Al Mu'ashirah,

iilid II, hal704.

515

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wo sallam telah melarangpenggabungan antara akad pinjaman dan jual-beli, beliau bersabda,

(E;+J '"li;,' IJ* Y,"Tidak halal menggabungkan antara akad pinjaman dan jual-beli".(HR. Abu Daud. Menurut Al-Albani derajat hadis ini hasan shahih).

Selaian hadis di atas juga para ulama telah sepakat haramnyapenggabungan akad pinjaman dan jualbeli. Ijma' ini dinukil olehbeberapa ulama, diantaranya;

Al Qarafi berkata,

Li4J=rr ,j}J*fi, ii',Jtr c#lt jl6 * tlut 3t;. l-,3

Ell f+tl d,,+li;"Umot Islam telah sepakat bahwa boleh hukumnya jualbeli dan

utang piutang yang terpisah kedua akad tersebut, akan tetapi harommenggabungkan kedua akad tersebut dalam satu akad, karena inimerupakan celah untuk terjadinya riban6s4.

Pernyataan yang sama juga dinukil Az Zarkasyi dalam babpembahasan sadduz zariah (larangan terhadap sarana) 6ss.

Solusi Islami untuk Buy On fuIargin

Ilustrasi dari alternatif syar'i ini adalah:

Investor A membeli saham perusahaan AB dengan modal yangia miliki 100 juta rupiah tunai dan mendapat sebanyak 1000saham. Pada saat yang sama ia membeli saham perusahaan ABdari bank syariah dengan cara tidak tunai seharga L00 jutarupiah. Dalam penjualan saham bank syariah mendapat laba6s6.

Dewan syariah bank Syariah Al Rajhi, Kerajaan Saudi Arabiamengeluarkan fatwa no:724/ 19-7-L427H tentang ba'i ashum bil ajalsebagai alternatif d ari buy on margin. Fatwa tersebut berbunyi, " Akadba'i ashum bil ajal (menjual saham tidok tunai) hukumnya boleh,deng an memperhatikan persyarotan-persyaratan berikut:

a. Saham mesti terlebih dahulu dimiliki oleh bank syariahsebelum dijual kepada nasabah.

b. Saham yang dijual bukan saham milik perusahaan yangdiharamkan.

6s4 Al Furuq,jilid III, hal266.5ss Lihat. /I Bahr Al Muhith, jilid VIII, hal 91.6s6 Yasir Al Khudairy,.4I Mutajarah bil Hamisy, hal 102.

516

c. Nasabah yong membeli saham dari bank Raihi tidak boleh

menjualnya kembali kepada bank Raihi agar tidak termasukdalam larangan ba1'inah.

d. Tidak boleh terdapat kesepakatan tidak tertulis antara bankdan nasabah bahwa akad iual beli ini hanya sekedar bentuklain dari pemberian kredit b€rbunga"6st.

4.6.L.1.9 Pelunasan Utang iangka paniang dengan MataUang Terkena Hiperinflasi

Uang kartal (Real money) yang merupakan satu-satunya uang yang

sah sebagai alat pembayaran di suatu negara yang dikeluarkan oleh

bank sentral negara tersebut, pasti mengalami inflasi dalam tingkatyang berbeda.

Terkadang tingkat inflasinya rendah dan terkadang tingkatinflasinya tinggi (hyperinflasf yang ditandai oleh naiknya harga

barang dengan cepat hingga naik lebih dari 5oo/o per bulan.

Hiperinflasi ini biasanya terjadi pada negara berkembang yang

sering dilanda krisis moneter. Hal ini, tentu berdampak kepada utangyang belum dibayar, di mana nominalnya akan menjadi bertambah,atau nilainya akan menjadi berkurang akibat terjadinya hiperinflasi.

Misalnya:

A berutang kepada B sebanyak 10 iuta rupiah pada tahunt996. Setelah berlalu empat tahun tepatnya pada tahun2000, A melunasi utangnya tanpa bunga sebanyak 10 jutarupiah. Apakah ini adil? Karena daya beli uang rupiahmenurun hingga lebih 50%, artinya: nilai 10 juta rupiahpada tahun 2000 kurang dari 5 juta rupiah pada tahunL996. Penurunan daya beli tersebut diakibatkan olehkrisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1'997-

1998.

Apakah boleh pemberi piniaman meminta nominal lebih,menjadi 15 juta rupiah umpamanya untuk menutupi kekurangannilai piutang?

Hukum Pelunasan Utang dengan Uang yang TerkenaHiperinflasi

Persoalan ini termasuk persoalan kontemporer yang tidak dibahas

secara khusus oleh para ulama tempo dulu, karena inflasi terjadi

6s7 Al Rajhi Bank, Qararat At Haiah AsySyar'iyyah bi mashrafi Ar Rajhi, jilid II, hal

LLL7,

5L7

hanya pada uang kartal/uang modern. Uang tempo dulu yangberbentuk logam mulia tidak pernah terkena inflasi.

Para ulama kontemporer sepakat bahwa tidak bolehmembayar utang melebihi nominal sebagai penutup inflasi, jikainflasi yang terjadi pada sebuah mata uang dengan tingkat rendah(kurang dari 30%). Karena hal ini termasuk riba, yaitu membayarutang melebihi nominal yang dipiniam.

Mereka juga sepakat bahwa utang jatuh tempo yang beradapada pihak yang mampu dan tidak menunda-nunda pelunasan,seperti uang yang berada di rekening tabungan, begitu juga modalmudharabah dan modal musyarakah tidak boleh dibayar oleh pihakdebitur dengan nominal berlebih, sebagai kompensasi dari turunnyadaya beli uang disebabkan inflasi, sekalipun inflasi tinggi. Karena,keberadaan uang di pihak kedua sama dengan keberadaannya ditangan pemilik uang. Sebagaimana uang yang berada di tangannyaterkena inflasi begitu juga dengan uang yang berada di pihak keduayang telah jatuh tempo pembayaran.

Para ulama juga sepakat bahwa bila inflasi yang terjadi terlalutinggi (lebih dari 600/o) sehingga nominal uang tidak bisa dijadikanpatokan sama sekali, seperti yang terjadi dengan mata uang DinarIrak setelah invasi pasukan multi nasional pada tahun ZOO5. Makaboleh utang dibayar sesuai dengan indeks harga barang pada waktupembayaran sekalipun jauh melebihi nominal utang yangditerimanya. Karena pada saat itu, mata uang tersebut sama denganmata uang munqathi' (tidak laku)0se.

Selain kondisi di atas para ulama kontemporer berbedapendapat tentang kebolehan meminta pembayaran pinjamanmelebihi nominal pokok utang.

Pendapat pertama: debitur hanya berkewajibanmengembalikan utang sesuai dengan nominal uang yangdipinjamnya. Pada ilustrasi di atas debitur hanya berkewajibanmembayar 10 juta rupiah.

Pendapat ini merupakan keputusan hasil mulitamar Majma'AlFiqh Al Islami (divisi fikih OKI) ke V, keputusan No. 42 (4/5) 1988,yang berbunyi, "Dolam pembayaran utang pada mata uong tertentumesti dengan nominalnya dan bukan dengan nilai tukarnya, karenautang dib ayar deng an s€j enisnya" 6se.

6s8 Dr. Nazih Hamad, Qadhaya Fiqhiyyah Muashirah, hal 506. Dr. Iyadh Al Anzy, AsySyuruth AtTa'widhi14tah, jilid I, hal277.

6se Journal Islamic Fiqh Council, edisi V, jilid. III, hal226L.

518

fuga merupakan rekomendasi forum ilmiyah seputar "Mengikat

utong dengan fluktuasi harga" yang diselenggarakan oleh Research

and Training Institute di bawah Islamic Development Bank pada

tahun 1987, yang berbunyi, "Naik'turunnya nilai tukar uang kartaltidak berpengaruh terhadap nominal pembayaran utang, baik tingkat

fluktuasi tersebut rendah maupun tinggi, kecuali turunnya sampaipada tingkat di mana uang kartal tidak bernilai, karena di saat ituuang kartal dianggap munqathi' (tidak laku)".

Dalil pendapat ini bahwa mewajibkan pembayaran utangmelebihi nominal utang yang dipinjam termasuk riba dayn,sekalipun dalam rangka menutupi hiperinflasi agar daya beli uangpada waktu pembayaran sama dengan pada waktu pinjaman660.

Tanggapan: Dalil ini ditanggapi bahwa kelebihan nominalpada pembayaran utang adalah sebagai penutup turunnya daya beliuang bukan riba yang bermakna kelebihan pembayaran utang tanpaimbalan kecuali waktu tangguh.

Dengan demikian, kelebihan nominal dalam pembayaran hanyatampak lahirnya saja, namun hakikatnya sama nilai tukar antarauang yang dipinjam dan yang dibayar, sekalipun jumlahnyaberbeda661.

Pendapat kedua: kreditur berkewajiban mengembalikanutang sejumlah daya beli uang pada saat pembayaran, yaitu sama

antara daya beli uang pada saat piniaman dengan daya beli uangpada saat pembayaran, sekalipun nominalnya berbeda. Pada ilustrasidi atas, maka debitur berkewajiban membayar L5 juta rupiah.

Pendapat ini didukung oleh Syaikh Ahmad Zarqa, Dr. Al QarhDaghi, Dr. Al Farfur dan Dr. Al Qaryi.

Dalil pendapat ini bahwa dalam kaidah fikih disebutkan

Jr_i 3Al"Hal-hal yang merugikan harus dihapuskan".

Ini berarti, jika debitur hanya membayar utang dengan nominal yang

sama pada waktu pinjaman maka tindakan ini telah merugikan pihakkreditur, karena nominal utang pada saat dikembalikan hanya

setengah nilai utang pada saat pemberian pinjaman.

550 Dr. Ahmad Hasan, Al Awraq An Naqdiyyah, hal 365. Dr. Khalid Al Mushlih,

Attadhakhum An Naqdy, hal 198.

661 ibid.

519

Tanggapan: Dalil ini ditanggapi bahwa kaidah fikih di atastidak mutlak, tetapi disyaratkan agar kerugian yang dihapuskantidak menyebabkan kerugian yang sama pada pihak kedua.

Ini berarti jika kerugian pada nilai pinjaman akibat hiperinflasidibebankan kepada debitur maka kerugian berpindah dari krediturkepada debitur. Dan ini tidak dibolehkan, karena berartimenghapuskan hal-hal yang merugikan dari kreditur danmenimpakan kerugian tersebut terhadap pihak flgfui1urooz.

Sebagaimana disebutkan dalam kaidah fikih,

4J3*u}\ Ij^:JlSuatu yang merugikan tidak boleh dihapuskan dengan kerugian

yang sama.

Pendapat ketiga: kerugian akibat hiperinflasi ditanggung olehkedua belah pihak dengan persentase yang sama. Pada ilustrasi diatas debitur berkewajiban membayar L2juta 500 ribu rupiah.

Pendapat ini merupakan keputusan AI Majma' Al Fiqhiy AtIslami (divisi fikih Rabithah Alam Islami).

Dalil pendapat ini bahwa penurunan daya beli uangdiakibatkan oleh hiperinflasi, bukan karena kelalaian pihak debitur.Dengan demikian hal ini dapat diqiyaskan dengan mazhalimmusytarakah yang ditanggung oleh semua pihak secara merata663.

Wallahu a'lom, pendapat ketiga lebih kuat karena berpijak atasdasar keadilan yang merupakan salah satu maqashidussyariah yangutama. Karena sungguh tidak adil jika penurunan daya beli bilahanya ditanggung oleh pihak kreditur karena ia telah berbuat baikmeminjamkan uangnya tanpa bunga. Dan juga tidak adil jikapenurunan daya beli hanya ditanggung oleh pihak debitur, karenapenurunan nilai uang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. yangpaling adil adalah kerugian ditanggung bersama.

4.6.L.L.1O Mengikat Utang dengan Indeks Suku Bunga,Harga Barang, Logam Mulia, dan ValutaAsing

Maksud pembahasan ini adalah pada saat transaksi dilakukan, pihakkreditur membuat perjanjian bahwa nilai utang diikat dengan salahsatu standar nilai tukar, seperti indeks harga barang tertentu, indekssuku bunga bank, indeks harga emas atau valuta asing yang dianggap

t62 ly. Iyadh Al Anzy, AsSyuruth At Ta'widhiyy ah, jilid l, hal 29 6.663 Dr. Nazih Hamad, Qadhaya Fiqhiyyah Muashirqh, hal 505.

520

stabil. Maka pada saat pelunasan kredit, yang dilihat bukanlah

nominal utang yang diterima debitur, melainkan nilai tukar uang

pada saat pinjaman dengan salah satu standar nilai tukar yang

disepakati pada saat kredit diberikan.

Misalnya:

Pada bulan fanuari tahun L997 A membeli tanah dari B

seharga 500 juta rupiah yang akan dibayar pada 1 fanuari2000. Karena B memperkirakan daya beli rupiah akan

terus menurun, ia membuat persyaratan dalam suratjual-beli bahwa harga tersebut diikat dengan Dollar'Maka harga tukar Dollar di tahun 7997 1 USD =

Rp2.500,00 iadi 500 iuta rupiah sama dengan 200 ribuUSD. Dengan demikian utang yang harus dibayar Aadalah 200 ribu USD. Pada saat pelirnasan utang ternyatanilai tukar Dollar terhadap Rupiah jatuh, mencapai

Rp10,000,00 Per Dollar. Maka A harus membayarUSD.200,000 x Rp10,000,00= Rp2.000.000.000,00 (dua

miliar rupiah).

Atau kasus yang sering teriadi di tengah masyarakat:

A meminjam uang kepada B sebanyak 10 juta rupiah. B

membuat persyaratan mengikat pinjamannya dengan

harga emas. Maka diperkirakan pada saat memberikanpinjaman 10 juta rupiah sama dengan 1009 emas 24

kara! dengan asumsi harga emas L00 ribu per gram'

Pada saat jatuh tempo pembayaran ternyata harga emas

naik menjadi 200 ribu per gram. Maka A harus melunasiutangnya 1009 emas x Rp200.000,00= Rp20.000.000,00

[20 iuta ruPiah)'

Perbedaan pembahasan ini dengan sebelumnya yakni;

pembahasan sebelumnya tidak dicantumkan dalam akad bahwa

l'rta.,g diikat dengan standar nilai harga, sedangkan pada

pembahasan ini dicantumkan dalam perjanjian jual-beli bahwa harga

diikat dengan salah satu standar nilai tukar.

Hukum Mengikat Utang dengan Standar Harga

Persoalan ini termasuk persoalan kontemporer yang tidak dibahas

oleh para ulama terdahulu karena hal ini dilatarbelakangi oleh inflasiyang sering terjadi pada mata uang modern di negara berkembang.

Para ulama kontemporer berbeda pendapat dalam hal ini:

521.

Pendapat pertama: boleh mengikat utang dengan standarnilai tukar. Pendapat ini didukung oleh Dr. Rafiq Al Mishry Dr. AlQarh Daghi dan Dr. Minwar lqb2leo+.

Dalil pendapat ini bahwa prinsip penegakan keadilan danmenghindari kezaliman sangat dijunjung tinggi oleh syariat dalamhal muamalat. Dan perjanjian yang memuat agar mengikat utangdengan salah satu indeks merupakan sarah satu cara untukmenerapkan keadilan pada muamalat yang dilakukan secara tidaktunai agar nilai uang kreditur tidak berkurang.

Tanggapan: Dalil ini tidak kua! karena penerapan mengikatutang dengan indeks jauh dari unsur keadilan; di mana yangdipertimbangkan hanyalah maslahat kreditur saja, sedangkan pihakdebitur terzalimi, karena ia harus menanggung kekurangan nilaiuang yang akan dibayarnya pada waktu jatuh tempo tanpa ada dosayang ia lakukan. Dan keadilan yang ditegakkan syariat dalammuamalat adalah keadilan untuk kedua pihak yang bermuamalat danbukan satu pihak sajaoos.

Pendapat kedua: Haram hukumnya mengikat utang denganstandar nilai tukar apapun.

Pendapat ini merupakan keputusan hasil muktamar Majma,AlFiqh Al Islami (divisi fikih oKI) ke v no: 42 (4/s) 1988, beibunyi,"utang dari manapun sumbernya tidak boleh diikat dengan tndiksharga berang"ooa.

fuga keputusan hasil mulitamar Majma'AI Fiqh At Islami (divisifikih OKI) ke XII no: L15 (g/LZ) ZO0O, berbunyi, ,,Dari tinjauonsyariat tidak dibolehkan pada saat transaksi membuat perjanjianbahwo utong diikat dengan saloh satu hal berikut:

a. Indekshorgabarang.

b. Indeks harga emas atau perak.

c. Indeks pertumbuhan ekonomi negara.

d. Indekssukubunga.

e. Kelompok mota uang yang mempunyai nilai tukar kuat danstabil (basket of currencies)

Karena mengikat utang dengan salah satu indeks berdampakkepada gharar (nilai utang tidak jelas), kedua berah pihak tidak dipat

664 Dr. Iyadh Al Anzy, As Syuruth AtTa'widhiyyah, jilid I, hal 305.66s ibid.666 Journol Islamic Fiqh Council, edisi V, jilid III, hal2Z6t.

522

mengetahui berapa yang harus dibayar dan berapa yang harus

diterima. Hal ini melanggar salah satu persyaratan sahnya sebuah

akad, yaitu: objek akad (barang/harga) harus ielas. Dan pada saat

indeks yang diikat nilainya naik taiam maka berdampak kepada

ketidak-samaan nominal antara utang dan kewaiiban pembayaran

dan bila hal ini disyaratkan dalam akad maka akadnya meniadi ribadayn"oot.

|uga dilarang oleh AAOIFI, dalam pasal (27) tentang Indeks,

ayat 6/5, yang berbunyi, "Mengikat nominal utang pada saat akad

dibuat dengan indeks harga hukumnya tidak dibolehkant66E.

Dalil pendapat yang mengharamkan mengikat utang dengan

indeks -sebagaimana dijelaskan dalam fatrara-fat'wa di atas- adalah

sebagai berikut:

a. Pencantuman mengikat nilai utang dengan indeks pada

sebuah transaksi menimbulkan ketidak-jelasan kewajibanyang harus dibayar oleh kreditur, karena indeks harga

barang logam mulia, suku bunga dan valuta asing

berfl uktuasi setiaP saat.

Dengan demikian pada saat transaksi terjadi, tidak jelas

berapa kewajiban yang harus dibayar oleh debitur. Ketidak-jelasan nominal dalam akad merupakan gharar yang

dilarang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

65 *: (!u-i.il cI ,F tW 4rl lilt -#y<Q9l

Nabi melarang iual beli Hashah (jual beli tanah yang

menentukan ukurannya seiauh lemparan batu) dan iugamelarang jual beli Gharar (iual-beli barang yang tidak ielas).(HR. Muslim).

b. Pencantuman mengikat nilai utang dengan indeks pada

sebuah transaksi tidak tunai menyebabkan transaksi inimenjadi riba dayn Karena iika indeks yang mengikatharganya naik dan biasanya ini yang teriadi maka pihakkedua berkewajiban membayar utang melebihi nominal darikredit yang diterimanya. Ini adalah riba yang diharamkanoleh seluruh syariat samawi berdasarkan firman Allah,

667 Journal Islamic Fiqh Council, edisi XII, iilid III, hal292-293.

668 Al Ma'ayir Asy Syar'iyyah, hal 384.

523

{s Er4Ii: { etrii ,:"s?3 Fii Fs or!)(Erilitl

"Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), makabagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak(pula) dianioya". [Al Baqarah: 27 9).

Ayat di atas menegaskan bahwa pihak yang memberikanutang hanya boleh mengambil pokok harta yangdipinjamkannya, tidak boleh berlebih, sekalipun atas namapenutup kekurangan inflasi dengan nilai indeks tertentu.

Wallahu a'lam, Berdasarkan tinjauan dalil maka pendapat yangmengharamkan mengikat utang dengan indeks lebih kuat.

Dan pada kenyataannya, orang-orang yang berusahamenghalalkan bunga bank mereka sering berdalih bahwapenambahan nominal pokok utang untuk menjaga nilainya agar tidakberkurang perbandingannya terhadap harga barang dan jasa. Makatidak ada bedanya antara bunga bank dengan utang yang diikatdengan indeks harga barang.

Solusi Islami untuk Mengikat Utang dengan Emas/DollarUntuk akad pinjam-meminjam dalam jumlah tertentu, agar pihakpemberi pinjaman tidak dirugikan dengan berkurangnya nilai uangakibat inflasi pada saat pelunasan utang dan agar dia tidak terjebakdalam transaksi riba yang dikutuh maka ia dapat memberikanpinjaman dalam bentuk emas dan bukan mengikat dengan emas,yang diberikan bukanlah uang, akan tetapi memang emas yangdipinjamkan.

Maka pada saat pengembalian utang, pihak yang berhutangwajib mengembalikan emas, bukan uan& kecuali keduanya sepakatmelakukan sharf pada saat itu dengan cara tunai dan dengan nilaitukar pada hari itu. Berdasarkan hadis Ibnu umar radhiyallahuanhuma, ia berkata, "Aku mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam bertanya, "Aku menjual unta di Baqi' dengan Dinar dan saatdia bayar dia menggunakan Dirham, dan terkadang aku jual dengandengan Dirham dan saat dia bayar dia menggunakan Dinar". Nabibersabda,"

(i&i u<ir;-, LiJfl;i u WI fuf"f ;i d*'ij i)"Tidak mengapa engkau terima mata uang yang berbeda dengansyarat nilai tukar pada hari itu dan engkau tidak berpisah sebelum

524

terjadi serah terima". (HR. Abu Daud. Dishahihkan oleh Al Hakim dan

Ibnu Hibban).

Dan selain dengan emas, juga bisa utang-piutang diberikan dan

dibayar dengan mata uang yang dianggap stabil, seperti Dollar US

atau Euro, dengan syarat utang yang diberikan dalam bentuk mata

uang yang akan dibayar dan bukan hanya sekedar mengikat.

Atau menjual barang dengan cara tidak tunai dengan mata

uang yang dianggap stabil, seperti menjual tanah, atau menyewakangedung yang akan dilunasi beberapa tahun kemudian dengan Dollar

US, maka nanti yang akan diterima oleh pemilik barang adalah mata

uang Dollar dan bukan ruPiah.

4.6.!.L.LL MudharabahNlurytarakah

Mudharabah Musytarakah adalah gabungan dari dua kata

mudharab ah dan musYtarakah.

Yang dimaksud dengan mudharabah adalah: transaksi

penanaman dana oleh pemilik dana (shahibul maIJ kepada pengelola

lmudharib) untuk melakukan usaha tertentu dengan pembagian

hasil berdasarkan nisbah yang disepakati oleh kedua pihaksedangkan kerugian modal hanya ditanggung oleh pemilik dana'

Musytarakah berarti: serikat, gabungan atau perkumpulan'Maka Mudharabah musytarakah hakikatnya mudharabah biasa yang

dimodifikasi untuk dijadikan produk perbankan syariah sebagai

ganti dari tabungan/deposito berbunga pada bank konvensional.

sebagaimana didefinisikan oleh Maima'Al Fiqh AI Islami [divisifikih OKI) dalam keputusan muktamar No. L23 (5/13) 200L, yang

berbunyi, "Mudharabah musytarakah yaitu: mudharabah, dimana

para pemilik dana terdiri dari iumlah orang banyak yang memberikan

dananya untuk dikembangkan oleh pihak kedua (bank) pada sektoryang dianggap mendatangkan laba, terkadang sektornya tertentu.para pemilik dana memberikan izin kepada pengelola untuk

menggabungkan dana mereka meniadi satu, termasuk dana pengelola'

Dan pengelola memberikan izin kepada pora pemilik dana menarik

seluruh dana mereka atau sebagiannya berdasarkan persyqratqn

fgyfgnsgt'669.

Di dalam keputusan muktamar juga dijelaskan hubungan pihakyang terkait dalam mudharabah musytarakah, yang berbunyi,

66s Journal lslamic Fiqh Council, edisi XIII, iilid III, hal29t.

525

l,/"Gobungan para investor adalah (shahibut mal), hubungan merekasatu dengan lainnya termasuk pengelola -jika menggabungkandananya juga- adolah musyarakah. pihak yang bertanggung jawabmengembangkan dana yaitu mudharib (pengelota) perorangqn atauperseroon, seperti bank dan lembaga keuangan syariah, hubunganantara mudharib dan shahibul mal adalah mudharabah/qiradh. pihakpengelola dipercayokan untuk mengambil kebijokan serta mengaturinvestasi. Apabila mudharib mempercayakan kepada pihak ketigauntuk mengembangkan dona maka kebijakan tersebut merupakanmudharobah kedua antara mudharib pertama (bank) dengan pihakketiga, dan status bank bukan sebagai perontara antara pihak ketigadan pemilik dana "pemilik rekening investasi myflhqyqsqfii'670.

HubunganAntara Mudharabah Musytarakah dan Riba DaynPada dasarnya hukum mudharabah musytarakah adalah mubah(boleh). Akan tetapi setelah mudhorabah musytarakah diakui sebagaiproduk bank syariah bermunculan wacana dari beberrp, p"n"litiekonomi syariah agar dana yang diserahkan oreh masyarakat kepadabank syariah untuk dikembangkan dalam akad mudharabahmendapat jaminan dari pihak mudharib (bank sebagai pengelola),sebagaimana halnya yang diterapkan oleh bank konvensional, dimana bukan hanya pokok dana tabungan yang dijamin bahkantermasuk juga bunga671.

Para peneliti tersebut berdalih dengan mengqiyaskanmudharabah musytarakah dengan ajir musytarak (orang upahanyang bekerja memberikan jasa untuk orang banyall seperti penjahityang menerima jahitan dari banyak orang).

Ajir musytarak berbeda hukumnya dengan ajir kftas forangupahan yang bekerja memberikan jasanya untuk orang tertentu,seperti sopir pribadi). Ajir khas tidak diwajibkan mengganti kerugianpada barang yang digunakannya jika terjadi kerusakan /renyap tanpaada unsur kelalaiannya, seperti kerusakan mobil jika terjadikecelakaan lalu-lintas yang terjadi diluar kehendak sopir pribadi,maka ia tidak wajib mengganti kerusakan mobil.

Ajir musytarak diharuskan menjamin barang para penggunajasanya dalam kondisi bagaimanapun jua, kecuari terjadi musibahumum seperti kebakaran yang menimpa toko penjahit akibat jalaran

670 ibid.671 Dr. Yusuf AsSyubaily, Khadamat Ististmariyyah fil Masharif, jilid I, hal 270. Dr.

Iyadh Al Anzy, Asy Syuruth At Ta'widhiyyah, iilid II, halZGL .

526

api dari toko yang lain. Ini pendapat dalam mazhab Hanbali672.

Dengan tujuan agar Aiir musytarak tidak semena-mena terhadapharta para pengguna jasanya. Dengan demikian dapat diqiyaskanmudharabah musytarakah dengan ajir musytarak, karena mudharibdalam hal ini (bank) menerima dana dari orang banyak. Agar banktidak semena-mena terhadap dana masyarakat maka bankdiwajibkan untuk menjamin pokok dana yang diterima darimasyarakat.

Tanggapan: Dalil yang digunakan tidaklah kuat, karena tidakmemenuhi persyaratan qiyas :

a. Hukum Al maqis alaihi disyaratkan disepakati oleh mustadildan mu'taridh. Dalam hal ini aiir musytarak tidak disepakatipara ulama bahwa ia wajib menjamin barang pelanggan.

Karena dalam mazhab para ulama yang lain aiir musytaraktidak wajib mengganti barang pelanggan iika rusak di luarkehendaknla672.

b. Qiyas ini dinamakan qiyas ma'al fariq, karena terdapatperbedaan antara ajir musytarak dan mudharabahmusytarakah. Yaitu: Aiir musytarak mendapat imbalan yang

disepakati dari awal, adapun mudharabah musytarakah,pengelola mungkin mendapat laba dan mungkin tidahmaka jika ia juga harus menjamin dana shahibul mal dapatdipastikan ia akan rugi berlipat ganda pada saat usaha

mudharab ah mengalami kerugian6Ta.

Dengan demikian maka dalil yang dikemukakan oleh parapeneliti tersebut tidak dapat dipegang.

Wacana bahwa bank syariah wajib meniamin dana nasabah pada

kontrak mudharabah musytarakah ditentang keras oleh para ulama

sehingga Majma' Al Fiqh Al Islami fdivisi fikih OKI) mengeluarkan

keputusan dalam muktamar ke XIII di Kuwait, No. 123 (5/3) 200L, yang

berbunyi, "Mudharib (pengelola) adalah pihak yang menerima

amanah, ia tidak meniamin dana bila teriadi kerugian, atau dana

hilang, kecuali ia melalaikan amanah, atau ia melanggar peroturan

syariah atau peraturan investasi. Hukum ini berlaku untukmudharabah fardiyyah (perorangan) ataupun mudharabah

672 Al Buhuty, Kasysyaful Qina', jilid lY,hal26'673 Al Mausu'|ah Al Fiqhiyyah AI Kuwaitiyyaft, jilid I, hal297.674 Dr. Iyadh Al Anzy,Asy Syuruth AtTa'widhiyyah, jilid II, hal764 .

527

musytorakah. Dan hukum ini tidak berubah dengan dalihm e ng qiy askanny a de ng a n aj ir mu sytarakn 67 s.

Yang menjadi dalil para ulama mengharamkan mudhorib wajibmenjamin dana pihak investor dari kerugian adalah sebagai berikut:

a. Ijma', kesepakatan para ulama sejak abad pertama hinggasekarang bahwa jika dibuat persyaratan dalam transaksimudharobah agar pihak pengelola menjamin modal darikerugian maka persyaratannya batal.

Al Qurthubi (ulama mazhab Maliki, wafat: 4Z4H) berkata,"Mudharib (pengelola usaha) menerima modal danmengembongkannya tanpa ada jaminan menqnggungkerugian, kerugian ditanggung oleh pemilik modal dan tidakada perbedoan pendapat para uloma dalam hal ini. Dan jikapemilik modal mensyaratkan agar pengelola menanggungkerugian moka akad mudharabahnya botalt'676.

Ibnu Qudamah (ulama mazhab Hanbali, wafat: 6BZH)berkata, "Bila disyaratkan bahwa mudharib (pengelota)menjamin dana dari kerugian, maka persyaratonnya batal,tidak ada perbedoan pendopat ulama dolam hal inin677.

b. Persyaratan kerugian ditanggung oleh mudharibmenjadikan pihak pemberi modal tidak menanggung risikoapapun dan tetap mendapatkan keuntungan6T8. Inibertentangan dengan hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam,

( ,j;i-:i;j U dl,i:... &;,'ii-* lX.i,"Tidak halal menggobungkon antora akad pinjaman danjual-beli, ... tidak halal keuntungan barang yang tidak dalamjaminanmu". (HR. Abu Daud. Menurut Al-Albani derajathadis ini hasan shahih).

Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf meriwayatkan dari Alibin Abi Thalib radhiyallahu anhu bahwa ia berkata,

azs Journal Islamic Fiqh Council, edisi XIII, iilid III, halZg1^.676 Al Muntaqa syarh ol Muwathta', jilid V, hal 153.677 Al Mughni, iilid VII, hal776.578 Dr. Al Syubaili, Al Khodamat al Istismargytah, jilid l,halZ73.

528

"Siapa yang ikut mendapat keuntungan (dalam sebuah

usaha) maka dia tidak menanggung kerugian".

c. Perbedaan yang mendasar antara mudharabah dan qardh

[kredit) adalah dana yang diterima oleh mudharib tidakdijamin dari kerugian, sedangkan dana yang diterima darikreditur wajib dijamin oleh pihak debitur.

Maka jika mudharib disyaratkan menjamin dana yang

diterimanya dari kerugian akad mudharabah berubahmenjadi qardh. Dan ketika pihak pemberi dana menerimabagi hasil sesungguhnya ia menerima bunga (riba). Karenaakad mudharabahnya telah berubah menjadi akadpinjaman berbunga tidak tetap. Hal ini disepakatikeharamannya oleh para ulama karena termasuk ribadaYnezs'

Dengan demikian ielas bahwa wacana yang dimunculkan olehbeberapa peneliti ekonomi syariah tersebut merupakan wacanauntuk mengubah mu dh arab ah meniadi rib a.

Dan sayangnya, hal ini juga banyak dipraktikkan oleh lembagakeuangan syariah di Indonesia dimana kerugian yang mengurangimodal ditanggung oleh pihak yang menerima pembiayaanmudharabah untuk menutupi modal yang telah diserahkan. Hal inidiperkuat dengan fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 105/DSN-MUI/X/2076 tentang PENIAMINAN PENGEMBALIAN MODALPEMBIAYAAN MUDHARABAH MUSYARAKAH DAN WAKALAH BILISTITSMAR, yang berbunyi, "Ketentuan Khusus: 3. Pengelola boleh

menjamin pengembalian modal atas dasar kehendaknya sendiri tanpapermintaan dari Pemilik Modal".

4.6.L.L.12 Dana Talangan Haii

Setiap muslim memendam kerinduan untuk berziarah ke baitullahil'afiq menunaikan rukun islam ke-5. Sebagai bukti dari firman Allah,

(.yurl r.r:acr;itr lj14 ir)"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah)tempat (manusio datang kepadanya akan ingin kembali)". (Al-Baqarah:125).

Demi pelepasan rindu ini, berbagai cara dilakukan oleh kaummuslimin. Ada yang menyisihkan sebagian hartanya sedikit demi

67e Dr. Iyadh Al Anzy, Asy Syuruth At To'widhiyyah, iilid II, hal T 62 .

529

sedikit agar terkumpul biaya ongkos naik haji. Dan dewasa ini adasebuah usaha yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah untukmengambil alih penghimpunan dana dengan cara memberikan danatalangan haji. Produk ini dilegalkan oleh fatwa DSNNO:29/DSN_MUl/Vl/2002 tentang "Pembioyaan pengurusan HajiL e mb og a Keu ang an Sy ari ah" 680.

Namun dalam praliteknya masih terdapat keraguan akankehalalan produk ini.

Kepastian akan kehalalan atau tidaknya produk ini sangatberhubungan dengan kemabruran haji orang yang mendapatkandana produk ini.

Diriwayatkan oleh Thabrani, Rasulullah shallallahu olaihi wasallam bersabda,

,)yt daB; '*il,yiLidjl1r-1.ri,Jtlr e> tih,4-"F; ol$ , e.Vl,,tl b ;U 61i6 ,,zljii F{Jt A$ :Lri6ti_ ,o-. ,(-D)V F ):fr 'tt!.s.J)a ,z(',iJl)s,J)i Elilj:.,it:i ,j_tsl .=+ [t -*i ,ii,,3.it +6ilq a;'il;it-= A3lj s,3lji:-', Y; ct$ i :;kill & ;U. ;1i6 ,,zljii

<<)r:b iP eBr 3 '?lF 'zrtte"3

"Apabila seorang berangkat untuk menunaikan ibadah hoji dengonharta yang halal, saat dia menginjakkan kokinya ke atas kendaraan, iamenyeru, "Labbaikollahumma labbaik", maka oda yang menyeru darilangil "Diterima hajimu dan engkau berbahagia, bekalmu berasal dariharta halal, kendaraanmu dibeli dari harta halal, dan hajimu mabrurdon diterima". Dan apabila ia berangkat dengan harta haram, saatdia menginjakkan kakinya ke atas kendoraan, io menyeru,"Labbaikallahumma labbaik", maka ada yang menyeru dari langil"Tidak diterima kedatanganmu dan engkau tidak mendapatkankebahagian, bekalmu berasal dari harta haram, biaya hajimudari harta haram dan hajimu tidak mabrur". (HR. Thabrani, hadisini dinukil oleh syaikh Ibnu Baz dalam bukunya dan beliaumenyetujuinya).

Untuk menjernihkan permasalahan ini, mari kita lihat produkini dari tinjauan fikih.

680 Himpunan Fatwa DSN 2006,ha1L76.

530

Bentuk akad dana talangan haji yaitu: seseorang yang inginmendaftar haji datang ke salah satu lembaga keuangan syariah lalumendaftarkan diri untuk haji dengan membuka rekening tabunganhaji, serta membayar saldo minimal 500 ribu rupiah. Kemudian agaria mendapatkan kepastian seaf untuk tahun berapa maka ia harusmelunasi sebanyak 20 juta rupiah. Bank dapat memberikan danatalangan dengan pilihan 10 juta rupiah, 15 juta rupiah, 18 jutarupiah681.

Andai pendaftar memilih talangan 18 juta rupiah berarti iamengeluarkan dana tunai sebesar 2 iuta rupiah. Dan 18 juta rupiahakan ditalangi oleh Lembaga Keuangan Syariah. Utang pendaftar haiiini ke LKS sebanyak 18 juta rupiah akan dibayar secara angsuranselama 1 tahun ditambah dengan biaya administrasi sebanyak L,5

juta rupiah. Sehingga yang harus dibayarnya ke LKS menjadi 19,5juta rupiah. |ika dalam setahun tidak terlunasi hutangnya kepadabank maka ia dikenakan biaya administrasi baru.

Andai pendaftar memilih talangan 15 juta rupiah berarti iamengeluarkan uang tunai sebesar 5 juta rupiah. Dan 15 juta akanditalangi oleh Lembaga keuangan Syariah. Utang pendaftar haji ini keLKS sebanyak 15 juta akan dibayar secara angsuran selama L tahunditambah dengan biaya administrasi sebanyak L,3 juta rupiah.Sehingga yang harus dibayarnya ke LKS menjadi L6,3 juta rupiah.

fika dalam setahun tidak terlunasi hutangnya kepada bank maka ia

dikenakan biaya administrasi baru.

Andai pendaftar memilih talangan 10 juta rupiah berarti iamengeluarkan uang tunai sebesar L0 juta rupiah. Dan 10 juta akanditalangi oleh Lembaga keuangan Syariah. Utang pendaftar haji keLKS sebanyak 10 juta rupiah akan dibayar secara angsuran selama 1

tahun ditambah dengan biaya administrasi sebanyak 1 juta. Sehinggayang harus dibayarnya ke LKS menjadi 11 juta rupiah. |ika dalamsetahun tidak terlunasi hutangnya kepada bank maka ia dikenakanbiaya administrasi baru.

Tiniauan Fikih

Dalam produk dana talangan haji ini ada dua akad yang digabungdalam sebuah produh yaitu akad qardh (pinjam meminjam) dalambentuk pemberian talangan dana dari pihak bank kepada pendaftar

681 Deskripsi ini berdasarkan penelitian sdri. Nur Uyun dalam skripsinya yang

diajukan ke UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan judul, "^Anaftsts

Manajemen Pembiayaan Dana Talangan Haii pada PT. Bank Syoriah MandiriCabang Malang", th. 2010.

531

haji. Dan akad yang kedua adalah ijarah ffual beli jasa) dalam bentukujrah (fee administrasi yang diberikan oleh pendaftar haji sebagaipihak terhutang kepada bank sebagai pemberi pinjaman).Menggabungkan akad qardh dengan ijarah telah dilarang olehRasulullah shallahu alaihi wa sallam,

t o- - o.i- ,t(c#j ," iI1., di_-i Y)"Tidak halal menggabungkan akad pinjaman dan akad jual

beli". [HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani).

Dan akad ijarah termasuk akad jual-beli, yaitu jual-beli jasa.

Maka dengan demikian produk ini bertentangan dengan hadisNabi karena akad ijarah bisa dimanfaatkan oleh pemberi pinjamanuntuk mengambil laba dari pinjaman yang diberikan sehinggatermasuk dalam larangan pinjaman yang mendatangkan manfaat[keuntunganJ.

Selaian hadis di atas juga para ulama telah sepakat haramnyapenggabungan akad pinjaman dan jualbeli. Ijma' ini dinukil olehbeberapa ulama, diantaranya;

Al Qarafi berkata,

L{4J=l r ;y^fi, ii',Jlr C#ll jlr+ * d'll t\-i}t;E "il aii ,il di+1i-t.J-&J

"Umat Islam telah sepakat bahwa boleh hukumnya jualbeli danutang piutang yang terpisah kedua akad tersebut, akan tetapi harammenggabungkan kedua akad tersebut dalam satu akad, karena inimerupakan celah untuk terjadinya riban682.

Pernyataan yang sama juga dinukil Az Zarkasyi dalam babpembahasan sadduz zariah (larangan terhadap sarana) 683.

Namun bila pintu pengambilan keuntungan ini dapat ditutuprapat maka akad ini dapat dibolehkan sebagaimana difatwakan olehberbagai lembaga fikih Internasional. Dan sebagaimana yangdinyatakan dalam fatwa DSN yang membolehkan mengambil biayaadministrasi yang nyata-nyata diperlukan dalam jumlah tetap danbukan berdasarkan besarnya pinjaman.

Namun, fatwa tersebut tidak dijalankan pada praktek yangdijelaskan sebelumnya, dimana besarnya biaya administrasi

682 Al Furuq, iilid III, hal266.683 Lihat Al Bahr Al Muhith, iilid vlll, hal 91.

532

bervariasi berdasarkan besarnya piniaman yang diberikan oleh bank.

Ini jelas-jelas bahwa pihak bank tidak sekedar menarik biayaadministrasi yang nyata-nyata diperlukan akan tetapi di sana telahdimasukkan laba dari piniaman. Maka ielas ini hukumnya termasukriba.

fika dilihat dari persentase besarnya biaya administrasi ini,yaitu sekitar 10 o/o dari besarnya pinjaman, ini hampir sama dengan

bunga pinjaman yang ditarik oleh bank konvensional.

Dan juga pada saat pendaftar haii yang berstatus sebagai

peminjam tidak mampu melunasi utangnya dalam waktu L tahunyang diperjanjikan maka ia akan dikenakan uang administrasi. Inisama dengan riba jahiliyah, ketika peminjam tidak mampumengembalikan utang dikenakan denda, hanya saja ini ditukarnamanya dengan biaya administrasi.

Himbauan

d. Untuk lembaga keuangan syariah agar menerapkan fatwaDSN dan tidak keluar dari fatwa, yaitu menarik biayaadmnistrasi yang nyata-nyata diperlukan dengan besarnyabiaya tetap, tidak berdasarkan besarnya pinjaman. fika inidilanggar akan menyebabkan jatuh ke dalam riba.

e. Untuk DSN, selain mengeluarkan fatwa diharapkan dapatmemberikan sanksi bagi lembaga-lembaga yang

menerapkan produk tidak sesuai dengan yang difatwakanmelalui Dewan Pengawas Syariah yang terdapat di setiapbank syariah.

f. Untuk masyarakat yang mendaftar haji, jangan sampaiter)ebak dalam produk ini karena mengandung syubhatribayang berakibat terhadap hajinya menjadi tidak mabrurkarena berangkat menggunakan harta yang diperolehdengan cara riba. Hendaklah ia membayar tunai sebanyak20 juta rupiah agar bisa mendapatkan kepastian seat untuktahun keberangkatan, dan iangan menggunakan danatalangan bank.

g. Bagi pendaftar yang telah terlanjur, maka ingatlah firmanAllah:

IJrr Le 4Ji.rdjjri {J uii Jutr ,lriLi siiei3 rti,

533

"Orang-orong yang telah sampai kepadanya larangan dariTuhannya, Ialu terus berhenti (dari mengambil riba), makabaginya apo yang telah diambilnya dahulu; dan urusannya(terserah) kepada AIIah. Orong yang kembali (mengambilriba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;mereka kekal di dalamnya". [Al- Baqarah:275).

4.6.L.L.L3 Arisan

Arisan adalah sekelompok orang sepakat untuk mengeluarkansejumlah uang dengan nominal yang sama pada setiap pertemuanberkala, kemudian salah seorang dari mereka berhak menerima uangyang terkumpul berdasarkan undian dan semua anggota nantinyaakan mendapat giliran untuk menerima nominal yang sama.

Arisan merupakan salah satu cara yang digunakan masyarakatumum untuk mengumpulkan uang demi memenuhi kebutuhan.Arisan juga berfungsi sebagai wadah untuk mempererat hubungansosial sesama anggota kelompok masyarakat.

Bagaimanakah Islam memandang arisan, apakah akad initermasuk yang diharamkan ataukah tidak?

Pendapat pertama: arisan hukumnya haram dan termasukriba, pendapat ini didukung oleh Syaikh Dr. Shalih Al Fauzan.

Karena arisan pada hakikatnya adalah akad pinjaman, dimanaanggota pertama yang menerima uang terkumpul hakikatnya iamenerima pinjaman dari anggota-anggota lainnya dan begitulahseterusnya setiap orang yang menerima uang terkumpul adalahpeminjam terhadap anggota yang belum menerima. Dalam akadpinjam meminjam ini terdapat manfaat bagi pihak yangmeminjamkan dalam bentuk ia memberikan pinjaman uang dengansyarat anggota yang lain bersedia memberikan pinjaman untuknya.Dan setiap pinjaman yang mendatangkan manfaat adalah riba. Makaarisan termasuk riba684.

Tanggapan: arisan tidak termasuk dalam bentuk akadmemberikan pinjaman dengan syarat peminjam nantinyamemberikan pinjaman juga kepada pemberi pinjaman pertama.Karena hakikatnya hanyalah satu akad pinjaman, yaitu yangmenerima uang terkumpul menerima pinjaman dan nantinyadibayar dengan cara cicilan kepada setiap anggota secara berkala.

684 Prof. Dr. Saad AI Khatslan, Fiqh Muamalat Maliyyah Muqshirah,hal 194.

534

Akad arisan sekalipun mendatangkan manfaat bagi pemberipinjaman tetapi bukanlah termasuk manfaat yang diharamkan,karena manfaat ini tidak hanya untuk pemberi piniaman saja akantetapi juga untuk yang menerima pinjaman sama besar manfaatnya.Dan manfaat yang sama nilainya untuk pihak pemberi pinjaman danpeminjam tidak termasuk manfaat yang diharamkan6ss.

Pendapat kedua: arisan hukumnya boleh, pendapat inimerupakan fatwa lembaga tetap untuk fatwa di kerajaan Arab Saudi,

nomor: 1,64, th.1410H. yang diketuai oleh syaikh Abdul Azizbin Bazrahimahullah, bahkan syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahmengatakan hukumnya sunnah, karena merupakan salah satu carauntuk mendapatkan modal dan mengumpulkan uang yang terbebasdari riba. syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanya:

Soal: Sekelompok guru mengumpulkan seiumlah uang setiapmenerimo gaji. Uang yang terkumpul diberikan kepada salah seorangdari anggota. Begitulah seterusnya sehingga seluruh anggotamendapatkan bagiannya. Apa hukum akad ini?

|awab: Akad ini hukumnya boleh. Yaitu akad qardh (pinjam-meminjam) yang tidak ada persyaratan pertambahan nominal utangyang diberikan. Akad ini telah diputuskan oleh Dewan ulama besarkerajaan Arab Saudi boleh karena memberikan manfaat bagi setiappeserta dan tidak mengandung mudharaFs6.

Dalil dari pendapat ini bahwa hukum asal muamalat adalahboleh kecuali bila terdapat hal-hal yang mengharamkan. Dan tidakada yang mengharamkan dalam akad ini, karena manfaat yangdidapatkan oleh pemberi pinjaman tidak mengurangi sedikitpunharta peminjam maka hukumnya boleh.

Wallahu a'lam pendapat yang membolehkan arisan lebih kuatkarena berpegang kepada hukum asal, yaitu muamalat hukumnyaboleh selagi tidak terdapat faktor-faktor yang mengharamkan.Adapun cara penarikan dengan cara dikocok tidak menyebabkanakad arisan menjadi haram. Karena kocok (undian/qur'ah)dibolehkan iika dilakukan untuk menentukan orang yang palingberhak di antara orang-orang yang berhak sebagaimana telahdijelaskan dalam pembahasan gharar.

4.6.L.t.14 Hadiah Uang Tunai dalam Pembelian Barang(Cash Back)

68s Dr. Abdullah Al Umrani, /l Manfaatfil Qardh, hal 623.

aat Journal Buhuts Islamiyah, edisi Bt,hal29t.

535

Diantara cara pedagang untuk melariskan barang dagangannyayaitu dengan memberikan hadiah bagi setiap pembeli terkadangdalam bentuk barang -yang telah dibahas pada bab Gharar- danterkadang hadiahnya dalam bentuk uang tunai. Dengan iklan contoh"Beli rumah TMilyar dengan cara angsuran sekian per-bulan andamendapat hadiah uang tunai 700 juta".

Bagaimana syariat Islam menanggapi transaksi seperti ini?

DR. Khalid Al Mushlih dalam thesisnya yang diajukan kefakultas Syariah, Universitas Islam Muhammad bin Saud, Riyadh,Kerajaan Arab Saudi dengan judul 'AI Hawaftz At Tijariyyah AtTaswiqiyyah6sT (Daya Tarik dalam Marketing)" mengharamkantransaksi ini dan mengkategorikannya Riba.

Karena sesungguhnya yang terjadi dalam ilustrasi di atasadalah menukar rumah ditambah uang tunai 100 juta Rupiah denganuang 1 milyar Rupiah. Maka menukar 100 juta Rupiah dengan 1

milyar Rupiah merupakan riba fodhl yaitu menukar mata uang yangsama dengan nominal yang berbeda. Dan terkadang 100 juta rupiahditerima tunai dan 1 milyar dibayar dengan cara cicilan maka yangterjadi juga riba Nasi'ah, karena menukar uang disyaratkan serahterima fisiknya tunai. Dengan demikian terjadilah riba.

Akan tetapi, pendapat yang terkuat dalam kasus ini -wallahua'lam- bahwa cashback dibolehkan. Karena kasus ini dapat ditakhrijdengan permasalahan yang dijelaskan dahulu oleh para ahli fiqhdikenal dengan "Mud'ajwah wa dirham bi dirham" (satu mud kurmaAjwah ditambah satu dirham ditukar dengan 2 dirham).

Dan yang terkuat dalam kasus "Mud 'ajwah wa dirham bidirham" [satu mud kurma Ajwah ditambah satu dirham ditukardengan 2 dirham) bahwa ini boleh. Pendapat ini merupakan mazhabmaliki dan didukung oleh Ibnu Taimiyah.

Dalil pendapat ini bahwa ini adalah jual beli dan hukum asaljual beli boleh berdasarkan firman Allah,

(giJt 'ht'",bls>"Allah telah menghalalkan jual beli ". (AlBaqarah:275).

Hakikat jual rumah + uang tunai 100 juta rupiah yang ditukardengan uang L milyar rupiah adalah: uang tunai 100 juta rupiah yangmerupakan hadiah ditukar dengan uang tunai 100 juta rupiah yangmerupakan sebagian dari harga dan rumah ditukar dengan uang

687 Hal 103_113.

536

tunai 900 juta rupiah. Ini adalah jual beli yang terpenuhi syarat

beserta rukunnya, maka hukumnya boleh.

fuga dalil dari pendapat ini bahwa Ibnu Umar radhiyallahuanhuma meriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

bersabda,

L;q 5 {1 ,ai,q .9}I) ajui ,fu ij3 l+e aql q>>

€tl+1ll" Barang siapa yang meniual budak dan budak tersebut memiliki harta,

maka hartanya milik peniual, kecuali pembeli mensyaratkan (bahwa

harta budak meniadi miliknya)". (HR' Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis di atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidakmemerintahkan untuk memisahkan antara budak dengan hartanya,padahal kemungkinan harta bawaan budak tersebut berbentukemas/perah yang ketika ditukar dengan harga uang emas dan perak

haruslah mengikuti kaidah sharf agar tidakterjadi ribaba'i.

Ketiadaan perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untukmemisah antara budak dengan harta bawaannya dikarenakan status

harta hanyalah sebagai pengiku! sedangkan tujuan objek jual-beli

adalah budak. Oleh karena itu, menjual rumah yang merupakantujuan dari akad ditambah dengan uang tunai ditukar dengan uang

tunai hukumnya boleh karena uang tunai hadiah hanyalah sebagai

pengikut dalam akad jual beli rumah dan bukan tujuan.

Wallahu a'lam pendapat kedua yang membolehkan pemberian

hadiah dalam bentuk uang tunai (cashback) hukumnya boleh.

537

4.6.2 Riba Ba'i

Sebagaimana yang pernah dijelaskan sebelumnya bahwa riba terbagidua, yaitu riba dayn friba yang objeknya penambahan hutang) danriba ba'i. Tentang riba dayn telah dirinci pada pembahasansebelumnya.

Sekarang akan dibahas tentang riba ba'i.

4.6.2.L Definisi Riba BatRiba ba'i yaitu: riba yang objeknya adalah akad jual-beli.

Riba ini terbagi 2:

1. Riba fadhl yaitu menukar salah satu dari 6 jenis harta riba(emas, perak, kurma, gandum, fsya'ir)gandum jenis murahdan garam) dengan yang sejenis dan ukuran berbeda.

Misalnya:

- menukar L09 emas Singapura dengan 11g emas

fakarta.- menukar 1kg kurma Ajwa' Madinah dengan 3kg

kurma Sukkari.

2. Riba nasi'ah: menukar salah satu harta riba dengan hartariba lainnya yang sejenis atau berlainan jenis akan tetapi'illatnya sama (yaitu: emas dan perak illatnya alat tukar.Kurma, gandum, Sya'ir, dan garam illatnya makanan pokokdau tahan lama) dengan cara tidak tunai.

Misalnya:

- menukar 10g emas Singapura dengan 10g emas

fakarta tidak tunai.

- menukar L9 emas dengan 15g perak tidak tunai.

4.6.2.2 Dalil Tentang Riba Ba'i- Hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan

dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu 'anhu bahwa Nabishallallahu' alaihi wa sallam bersabda,

,1i.! ,itr; ,i-lxir, i:aiir; ,+'u! qrA$>

+'#) a+';.t! ;itts,*irlt, j*4';e)A ,'-,-iiiil liF su h; ,rl-4 il* ..)i1;

(+ l+ its l-11 ,$u (.is l"l+ ,d.iu:.-'vl

538

"Emas ditukar dengan emas, perak ditukar dengan perak,gandum ditukar dengan gandum, dan Sya'ir ditukar dengan

Sya'ir, Kurma ditukar dengan Kurma, goram ditukar dengangaram, haruslah so.ma ukuran don takarannya serta tunai.Apabila jenisnya berbeda, ukurannya juga boleh berbedadengan syarat tunai". (HR. Muslim).

- Ijma' para ulama. Tidak ada perbedaan pendapat dikalangan para ulama bahwa serah-terima komoditi ribadisyaratkan tunai dan disyaratkan sama ukurannya biladitukar dengan komoditi yang seienis, dan bila berlainanjenis dan masih satu illat disyaratkan tunai saia

berdasarkan sabda Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam diatas. Ijma' ini dinukil oleh An Nawawi688.

Ibnu Munzir berkata, "Para ulama sepakatbahwa dua orangyang saling menukar uang bila berpisah sebelum melakukanserah-terima uongnya maka transaksinya ffflql< 5qfii'68s.

4.6.2.3 Kaidah Riba Ba'i

Dalam tukar menukar 6 harta riba ada 3 kemungkinan yang teriadi:

1. Menukar harta riba dengan harta riba yang sejenis, seperti:emas ditukar dengan emas dan kurma ditukar dengan kurma.

Untuk keabsahan akad ini dibutuhkan 2 syarat:

1.a. Ukuran keduanya harus sama, berat -jika satuan barangberdasarkan timbangan- atau volume -jika satuanbarangnya berupa liter- haruslah sama.

1.b. Serah terima kedua barang harus tunai di maielis akad.

Tidak boleh 10g emas Singapura diterima sekarang dan10g emas fakarta diserahkan besok.

fika syarat pertama tidak terpenuhi, akad ini dinamakan riba

fadhl, dan jika syarat kedua tidak terpenuhi, akad inidinamakan riba nasi'ah dan jika kedua syarat tidak terpenuhiakad ini dinamakan rrba fadhl-nasi'ah.

2. Menukar harta riba dengan harta riba yang tidak sejenis tapisatu fllat, seperti menukar kurma dengan gandum, menukaremas dengan perak. Untuk keabsahan akad ini dibutuhkansatu syarat saja, yaitu serah-terima kedua barang harus tunaidan tidak disyaratkan ukurannya sama.

688 Al majmu', jilid X, hal 40.

68e Al ljma,,hal92.

539

Menukar 19 emas dengan 20g perak boleh dengan syaratharus tunai, yaitu barang diserah-terimakan di majelis akad.

Dan tidak boleh menukar 1-g emas diterima sekarang dan 20gperak diserahkan pada keesokan harinya. akad ini disebutriba nasi'ah.

Begitu juga boleh menukar 10kg gandum dengan Skg kurmatunai, barang diserah-terimakan di majelis akad.

Dan tidak boleh menukar 10kg gandum diterima sekarangdan Skg kurma diserahkan pada keesokan harinya. Akad inidisebut riba nasi'ah.

3. Menukar harta riba dengan harta riba yang tidak sejenis dantidak satu illaf, seperti menukar kurma dengan emas.

Dalam akad ini tidak ada persyaratan harus sama ukurannyadan juga tidak disyaratkan tunai.

Maka boleh menukar 19 emas dengan 10kg kurma tidak tunai,dengan cara uang emas diserahkan di majelis akad dan kurmadiserahkan pada keesokan harinya. Berdasarkan hadis Nabi

ub-1; i:a_tS,gJ+i jt uuJ. #r*ga 6Jfit))"Rasulullah membeli makanan dengan cara tidak tunaidari seorang Yahudi dan menggadaikan baju besi beliaukepadanya". (HR. Bukhari).

4.6.2.4 Hikmah Riba Ba'i Diharamkan

Riba ba1 diharamkan dalam rangka menutup celah terjadinya ribadayn. Karena riba fadhl ukurannya berbeda namun tunai dan ribanasi'ah tidak tunai namun ukurannya sama. Hal ini merupakan celahuntuk terjadinya riba besar yartu riba dayn yang dilakukan olehorang iahiliyah. Karena hakikat riba dayn adalah gabungan dari fadhldan nasi'ah dimana terdapat ukuran yang tidak sama dan tidak tunai.

Misalnya, orang yang memberikan kredit sebanyak 10 jutarupiah dengan persyaratan dikembalikan It juta rupiah, padahakikatnya dia telah menggabungkan rrba fadhl dan riba nasi'ah.Menukar barang yang sejenis dan satu illat dengan ukuran berbedadan tidak tunai. Karena itu riba bat diharamkan agar tidak terjadiriba yang besar yaltu riba dayn.

Untuk 4 komoditi makanan, hikmah diharamkannya riba bai'menurut Ibn Rusyd agar orang-orang tidak hidup secara bermewah-mewahan. Karena fungsi dari 4 komoditi tersebut sama, yaitu

540

makanan. Orang-orang yang hidup mewah menginginkan loaralitas

makanannya melebihi orang kebanyakan. Apabila dilarang menukardengan cara yang berbeda takarannya, tentu mereka tidak akanmelakukannya6eo.

Khusus untuk emas dan perak yang dahulu merupakan matauang utama, sebagian para ulama menjelaskan hikmah lain daripelarangan ribaba'i.

Al Ghazali (wafat: 505 H) berkata, "Orang yang melakukantransaksi riba pada Dinar dan Dirham sungguh ia telah kufur nikmatdan berbuat kezaliman. Karena Dinar dan Dirham diciptakan sebagaimedia dan bukan tujuan, maka bila diperdagangkan dia akan meniadikomoditi dan tujuan, hal ini bertentangan dengan tuiuan semula uang

diciptakan. Oleh karena itu, tidak dibolehkan meniual Dirham dengan

Dirham yang berbeda nominalnya dan tidak dibolehkan meniualnya

berjangka (tidak tunai), hal ini dapat mencegah orang-orang untukmenjadikannya sebagoi komoditi dan para pedagang tidak akanmelakukan hal ini untuk meraup keuntungannOer.

Ibnu Taimiyah (wafat:728H) berkata, "Uang bertuiuan sebagaialat ukur untuk mengetahui nilai suatu barang, dan bukan bertuiuanuntuk dimanfaatkan zatnya. Maka bila uang ditukar dengan uangdengan cara berjangka ini berarti uang telah digunakan sebagaikomoditi dagang yang bertentangan dengon tuiuan semula uang

dibuaf'6e2.

Sungguh menakjubkan dua ucapan ulama besar Islam abadpertengahan ini tentang kaidah dalam sistem moneter!

Bila diabaikan seperti yang terjadi di masa sekarang, dimanapara ekonom modern melegalkan iual beli uang yang sejenis atauyang berbeda jenis tanpa mengindahkan kaidah riba, sehingga uang

berubah menjadi komoditi. Yang tentu berakibat nilai sebuah matauang selalu berflulituasi dalam setiap saat bagaikan barang sesuai

dengan kaidah "supply dan demand" (permintaan dan penawaran).Bila nilai uang tidak tetap maka fungsi uang sebagai standar nilaibarang tidak bisa dipertahankan. Bahkan yang terjadi sebaliknyauang dalam bentuk utang diikat dengan standar harga barang(indeks harga barang) maka yang menjadi alat ukur adalah barangbukan uang. Hal ini, pada akhirnya akan menimbulkan kezalimankepada seluruh pemegang uang.

6eo Bidqyatul Mujtahid,jilid III, hal 152.

5e1 lhyaal ulumuddin,jilid IV, hal 88.

6e2 Majmu' fotawa,iilid XIX, hal 152.

54L

Misalnya, seseorang menyimpan uang hasil jerih payah bekerjabertahun-tahun sebanyak 30 juta rupiah untuk membiayaipendidikan anaknya. Pada waktu ia mulai mengumpulkannya,diperkirakan lebih dari cukup untuk membiayai pendidikan anaknyahingga jenjang perguruan tinggi. Namun, pada tahun saat diamembutuhkan biaya pendidikan untuk anaknya, ternyata jumlahuang tersebut sama sekali tidak cukup untuk membiayai kuliahanaknya. Hal ini disebabkan nilai uang yang ia kumpulkan turunterkena imbas fl uktuasi.

Apa dosa bapak yang malang ini sehingga uangnya menjaditidak berharga seperti semula?

Siapa yang memakannya sehingga nilainya berkurang?

Siapa yang harus bertanggung jawab atas kezaliman ini?

fawabannya adalah bahwa di antara faktor yang menyebabkanturunnya nilai uang tersebut adalah riba ba'i yang dilakukan olehpara pelaku perdagangan valuta dengan tanpa mengindahkan kaidahsyariah dalam jual-beli uang.

4.6.2.5 Dapatkah Komoditi Lain Diqiyaskan dengan 6Komoditi Ribawi?

Untuk 4 komoditi yang merupakan makanan dapat diqiyaskanseluruh makanan pokok yang dapat disimpan lama -menurutpendapat yang terkuat tentang illatnya-, seperti: beras, jagung danlain-lain. Dengan demikian, tidak boleh menukar 2kg beras murahdengan 1kg beras Raja Lele. Hal ini termasuk riba ba'i yangdiharamkan.

Solusinya: hendaklah si pemilik beras murah menjualnyaterlebih dahulu, lalu dari uang hasil penjualan tersebut, ia beli berasRaja Lele, sekalipun hasil akhirnya tidak akan jauh berbeda.

Solusi ini yang diperintahkan Nabi shallallahu'alaihi wa sallamtatkala seorang utusan beliau datang dari Khaibar membawa kurmajenis bagus.

Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya,"Apakahsemua kurma Khaibar jenis ini? Orang itu menjawab, "Tidak, akan

542

tetapi saya menukar lsha' kurma bagus ini dengan 2sha' kurma yangjelek dan Zsha' kurma yang bagus ditukar dengan 3 sha' kurma yangjelek". Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jangan lakukanhol itu! Akan tetapi tukar kurma yang jelek dengan uang dirham danbeli dengan uang dirham itu kurma yang bagus". (Muttafaq Alaih).

Untuk komoditi emas dan perak terdapat perbedaan pendapatpara ulama tentang illatnya.

Pendapat pertama: IIIat rlba untuk emas dan perak adalahsatuan berat dan seienis. Ini merupakan mazhab Hanafi dan Hanbali.

Dalil dari pendapat ini adalah hadis yang diriwayatkan dariAbu Said al Khudri radhiyallahu anhu bahwa seseorang menukarkurma kwalitas rendah sebanyak 2 sha' dengan kurma bagus 1 sha'.Maka nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

;y F t:friS hA lri+ 5 ,h >! "6t-r

,tjih vy(,jl-,"rrll ell33., l'.u

"Jangan lakukan itu! Tukarlah dengan ukuran yang sama, ataujual kurmamu dengan uang dan beli dengan uang kurma yang bagus.

Dan begitulah timbangan". (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menunjukkan bahwa riba dalam komoditi kurmadikaitkan dengan timbangan. Dan bila dikaitkan dengan timbanganmaka timbangan dapat dijadikan f//at Emas dan perak di waktu itumerupakan komoditi yang satuannya adalah ditimbang makatimbangan dapat dijadikan illatriba untuk komoditi ini6e3.

Tanggapan: dalil ini tidak kuat, karena lafaz "Dan begitulahtimbangan" merupakan tambahan dari rawi. Maka statusnya adalahmauquf. Dan juga kata timbangan tidak dapat dijadikan illat karenatidak ada munasabah dalam kata ini.

Konsekuensi dari pendapat ini bahwa uang kartal dewasa initidak dapat dianalogikan dengan emas dan perak karena uang kartaldihitung berdasarkan nominal yang tertera pada lembarannya dantidak dihitung dengan berdasarkan timbangan (berat).

Dari pendapat bahwa illatriba pada emas dan perak timbanganlahir beberapa pandangan tentang uang kartal.

Pertama: Sebagian ulama menganggap bahwa uang kartaladalah surat utang. Ini pendapat syaikh Muhammad al Amin AsySyinqithi. Ia berkata, "Pendapat yang terkuat bahwa uang (Nota

6e3 Al Mutrik, Ar Riba wal Muamalat Mashrafiyyah,hal99.

543

Bank) adalah surat utang yang diwakili oleh sejumlah perak ... makatidak boleh menukarnya dengan emas dan perak sekalipun tunaikarena perak yang diwakilinya tidak diserahkan tunai, karena notatersebut bukanlah harta dan juga bukan jasa pada intrinsiknya"se+.

Argumen dari pendapat ini bahwa yang tertera pada lembarannota bank yang diterbitkan oleh negara pada waktu itu, contoh;sebagai berikut, "Lemboran ini adaloh sertifikat yang menyatakanbahwa telah disimpan senilai satu dollar emas Amerika di bank sentralAmerika. Dan emas tersebut akan diserahkan kepada pemegangsertifikat ini jika ia mengunjukkannya kepada banknOes. Pernyataanyang tertera pada nota bank ini jelas menyatakan bahwa notatersebut adalah surat utang yang dikeluarkan oleh negara.

Tanggapan: argumen ini tidak kuat, karena ada perbedaanyang sangat berarti antara surat utang dengan nota bank. Di manasurat utang jika pemegangnya mengatakan dihadapan saksi bahwadia membebaskan utang yang tertera pada surat tersebut maka diatidak akan dapat menarik utangnya lagi. Adapun nota banhsekalipun pemegangnya menyatakan dihadapan saksi bahwa diamembebaskan utang bank yang menerbitkan nota tersebut dia tetapberhak memperoleh emas dari bank sebanyak yang tertera padanota.

Kemudian pendapat ini dikeluarkan pada saat uang di waktuitu tertera pada setiap lembarannya tulisan di atas berbeda denganyang tertulis pada uang kartal dewasa ini.

Bila pendapat ini tidak kuat maka pendapat sebagian penggiatuang dinar dan dirham yang menyatakan bahwa uang kartalsekarang tidak sah -karena merupakan lanjutan dari nota bank yangdisamakan dengan surat utang- adalah pendapat yang lemah karenadidasarkan kepada pendapat yang lemah6e6.

Konsekuensi dari pendapat ini tidak boleh membeli emasdengan uang kartal karena tidak akan terjadi tukar menukar tunaisekalipun serah terima emas dan uang terjadi dengan cara tunai. Dantidak ada kewajiban zakat kecuali setelah utang emasnya diterimadari bank yang menerbitkan uang nota.

6e4 Adhwa ul Bayan,jilid I, hal 182.

6es Dr. Ahmad Hasan,Awraq Naqdiyyah,halL6T.6e6 Lihat artikel yang ditulis oleh Umar Vadillo salah seorang pencetus gerakan

kembali kepada uang dinar dan dirham dengan judul "Ketetapan Hukum atasU ang Kertas". www.islamhariini.org/muamalat/muaAR02.htm.

544

Kedua: Sebagian ulama yang lain menganggap bahwa uangkartal disamakan dengan komoditi lain yang bukan komoditi riba,seperti kayu, batu dan lain-lain. Pendapat ini didukung oleh syaikhAbdurrahman ibn Nashir As Sa'di. Ia berkata, "Bila telah diketahuibahwa nota bank bukanlah emas atau perak dan tidak mungkin dapatditerapkan illat emas dan perak yaitu timbangan maka nota bank ituadalah komoditi biasa ... Nota bank boleh ditukar sesama nota bankberlebih dan tidak Tvnqlt'6e7.

Argumen pendapat ini bahwa transaksi dilakukan terhadapkertas uang baik secara lafaz maupun makna. Dan kertas merupakansebuah komoditi sebagaimana komoditi lainnya.

Tanggapan: argumen ini tidak kuat karena transaksi bukanlahdilakukan terhadap potongan kertas sebagai komoditi akan tetapitransaksi dilakukan terhadap nilai tukar uang yang dihasilkan darikekuatan ekonomi negara yang menerbitkannya. Potongan kertasbila dianggap sebagai komoditi maka tidak mungkin nilai sebuahlembaran uang akan berbeda jauh dengan lembaran lainnya. Karenanilai kertas itu tidaklah semahal nilai nominal yang tertera pada

lembaran uang.

Konsekuensi dari pendapat ini bahwa tidak ada riba bai'padamata uang kertas. Boleh menukar 1000 rupiah dengan 2000 rupiahsecara tidak tunai. Dan tidak ada kewajiban zakat kecuali uang kertasdijadikan sebagai barang dagangan.

Pendapat kedua: Illat riba untuk emas dan perak adalahghalabat tsamoniyah (dominasi sebagai alat tukar). Pendapat inimerupakan mazhab Syafii dan Maliki6es.

Maksud dari illat ini bahwa emas dan perak saja yang

merupakan komoditi riba karena emas dan perak dapat diterimasebagai alat tukar di seluruh negri. Berbeda halnya dengan uangy2lus(yang terbuat dari tembaga atau nikel), karena sekalipun fllusmenjadi alat tukar di sebagian tempat seperti di Khurasan akantetapi hanya menjadi alat tukar yang dominan di negri tersebut dantidak diterima sebagai alat tukar di negri lainnya. Oleh karena itu,para ulama mazhab syaf i dan maliki berpendapat bahwa fulusbukanlah komoditi riba.

Argumen pendapat ini bahwa emas dan perak menjadi alattukar dari masa ke masa. Al Maqrizy (wafat 845H) berkata, "Uang

6e7 Al fatowo As Sa'diyyah, hal. 325.

6e8 Al mawardi, Al Hawi Al Kabir, illid V, hal. 91. Al Kharsyi, Syarh Mukhtashar Khalil,jilid V, hal 56.

545

yang merupakan alat pengukur nilai barang dan jasa hanyalah emosdan perak saja. Tidak diketahui -dari khabar yang shahih maupuntidak- bahwa ada suatu umat atau kelompok manusia dahulu maupunsekarang yang membuat alat tukar dari selain emas dan perak.Diriwayatkan bahwa orang yang pertama sekali membuat alat tukaremas (dinar) dan perak (dirham) adalah Adam alaihissalam"iee. lniberarti bahwa illatnya adalah ghalabat tsamaniyah (dominasisebagai alat tukar).

Tanggapan: pendapat ini tidak kuat, karena illat ini tidakdapat diqiyaskan dengan komoditi lainnya dan ini dinamakandengan illat qashirah. Dan illat qashirah adalah illatyang tidak sahdalam ilmu qiyasToo.

Konsekuensi dari pendapat ini bahwa fulus tidak ada riba dantidak ada zakat.lmam Syafii berkata, "Uang fulus boleh dijual tidaktunai (salam), berbeda halnya dengan emas dan perak Karena fulustidak dizakatkan dan fulus bukan sebagai alat pembayaran sebuahbarang sebagaimana halnya emas dan perak yang merupakan alatpembayaran untuk semua jenis barang. Serta emas dan perakdizakatkan. Ini karena terdapat perbedaan bahan baku antara uangemas dengan uang fulusilTot.

Apa pendapat ulama yang mengatakan illat nba ghalabattsamaniyah (dominasi sebagai alat tukar) terhadap uang kartal?

Para ulama kontemporer yang bermazhab syafii menyatakanuang kartal dewasa ini dapat dianalogikan dengan /ulus bukandengan emas dan perak karena uang kartal nilainya terdapat padapengakuan negara penerbitnya bukan pada nilai intrinsiknya samahalnya denganf.rlus.

Ahmad Khatib Al fawi berkata, "Uang adalah lembaran kertasyang dapat pengakuan sebagai alat tukar secara luas sama sepertiemas dan perak Namun pengokuan nilainya berdasarkan kepadapengakuan pemerintah sama seperti fulus yang terbuat dari tembagayang nilai materialnya tidak lebih dari satu fulus (dan bukan karena

6ee Al maqrizy, Igha*anl ummah fi kaqfil ghummah, dinukil dari buku, "An Nuqudfil Islam", hal 116. Riwayat yang dimaksud oleh Al Maqrizy adalah perkataanKa'ab radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalamMushannaf, Jilid VII, hal275.DanAl Ashfahany dalam Hilyatul Auliya', Jilid VI, hal13, ia berkata, "Orang yang pertama membuqt dinar dqn Dirham adalah Adamalaihissalam, ia berkata, "Kehidupan tidak akan menjadi bqik kecuali denganmenggunakan dua uang ini (emas dan perak)".

700 Al Mutrik, Ar Riba wal Muamalat Mashrafiyyah,hal t07.707 Al Umm,jilid III, hal 98.

546

nilai intrinsiknya). Konsekuensi dari menganalogikan uang dengan

fulus hukumnya sama dengan fulus; tidak wajib dizakatkan menurutmazhab kami [syafii), karena zakat hanya wajib atas emas dan

P€rak"7oz.

Tanggapan: pendapat ini tidak kuat karena terdapatperbedaan yang mendasar antara fulus dan uang kartal. Di antaraperbedaannya;

- Fulus di masa itu bukan sebagai alat tukar yang bersifatwajib dalam pembayaran kewajiban. |ika seseorangmenolak untuk menerima Ttrlus sebagai alat pembayarmaka tidak ada konsekuensi apapun.

Imam Syafii berkata, "Fulus tidak dapat menjodi alatpembayar kecuali diryaratkan di awal akad. Jika seseorangtidak mau menerimanya, pemilik fulus tidak dapatmemaks anya. B erb eda deng an uang dirhavnt' 7 03.

Ini merupakan perbedaan yang sangat mendasar antara

fulus d,engan uang kartal dimana uang kartal merupakanalat pembayar yang harus diterima setiap orang di negarayang menerbitkannya. Bila seseorang tidak menerimanyaakan dijatuhi sanksi oleh pemerintah tersebut.

- Fulus di masa itu hanyalah sebagai alat pembayaran barangdan jasa yang harganya murah. Maka status fulus di masaitu sebagai uang pembantu dan bukan sebagai uang utama.Berbeda halnya dengan uang kartal dimana statusnyasebagai satu-satunya alat pembayaran yang sah untuksemua barang dan jasa, baik yang harganya mahal maupunmurah.

Bila terdapat perbedaan antara fulus dan uang kartal makaqiyas uang kartal denganTtrlus tidak dibenarkan.

Pendapat ketiga: Illat riba untuk emas dan perak adalahmuthlaq tsamaniyah (mutlak sebagai alat tukar) atau qiyamul asyyaa'(pengukur nilai harga). Pendapat ini didukung oleh As Syirazi(ulama mazhab syafii, wafat th. 476H) dan sebagian ulama mazhabmaliki.

As Syirazi berkata, "Emas dan perak illat ribanya adalahqiyamul asy yao'(pengukur nilai harga)"zo+.

702 Dr. Ahmad Hasan,Awraq Naqdiyyah,halL6T.7o3 Al Umm, jilid III, hal98.7o4 AtTanbihfil Fiqh Ary Syafir, hal.90.

547

;e$ trjti. i d,"tlll tJ !'s,pt-il! Y-r

,:tits +.lLJ eS J tiiiJsl tbS

Al Kharasyi (maliki wafat th. 1101 H) berkata, "Ulama mazhabmaliki berbeda pendapat tentang illat riba pada emas dan perak;pendapot yang masyhur illatnya adalah ghalabat tsamaniyah.Pendapat kedua illatnya adalah muthlaq tsamaniyah ... berdasarkanillat pertama maka fulus bukanlah komoditi riba. Dan berdasarkanillat kedua maka fulus adalah komoditi ribal'7os.

Maksud dari illat ini bahwa emas dan perak dikategorikansebagai komoditi riba dikarenakan emas dan perak sebagai alatpembayaran dan sebagai nilai harga barang dan jasa di waktu itu.Maka jika di kemudian hari disepakati alat pembayaran dari materialyang lain selain emas dan perak hukumnya sama dengan emas danperak.

Pendapat ini diperkuat oleh beberapa pendapat ulama yanglain, di antaranya;

Diriwayatkan dari Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, iaberkata, "Aku berkeingingan untuk membuot uang dari kulit unta".Lalu dikatakan kepadanya, "Kalau begitu, tidak akan ada lagi unta!Lalu Umar meng urungkan niatnya"T 0o.

Imam Malik berkata tentangy2lus,- o'. ri

-)ir y

i-cillD )+)

"Tidak boleh menukar fulus dengan emas dan perak secara tidaktunai. Andaikan orang-orong membuat uang dari kulit dan dijadikanuang yang dicetak dan alat tukar oleh mereka, maka saya melaranguang kulit itu ditukar dengan emas dan perak dengan cara tidakfynqit'707.

Ibnu Hazmi berkata, "Segala sesuatu yong bolehdiperjualbelikan dapat digunakan sebagai alat tukar, dan tidakterdapat satu nash-pun yang menyatakan bahwa uang haruslahterbuat dari emas dan perak"Toe.

Ibnu Taimiyah juga berkata, "Adapun dinar dan dirham tidakada batasannya bahwa harus yang dicetak dan tidak ada juga batasansyar'i. Maka material uang merujuk kepada 'urf (adat istiadat) dan

zos gyqTh Mukhtasar l(halil, jilidV, hal. 56.

706 Tafsir As Shan'ani,jilid III, hal. 93.

707 Al Mudawwanqh Al Kubra,jilid III, hal. 5.

7oB Al Muhalta jilid Vlll,hal. 477.

...,i'sr-, i -J; u-rl

iLkr iXu-

548

kesepakatan orang-orang para penggunanya. Sebagian ulamaberkata, "Ilang adalah suatu benda yang disepakati oleh parapenggunanya sebagai (alat tukar), sekalipun terbuat dari sepotongbatu atau koyu"zoe.

Dalil dari pendapat yang mengatakan illat emas dan perakadalah muthlaq tsamaniyah merupakan pendapat yang terkuat dan

didukung oleh seluruh lembaga fatwa internasional.

Konsekuensi pendapat ini bahwa emas dan perak yangmerupakan mata uang utama di masa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dapat disamakan dengan mata uang sekarang sebagaimanahasil keputusan para ulama se-dunia yang tergabung dalam RabithahAlam Islami (Muslim World League) dalam muktamar ke V diMekkah pada tahun L982, yang berbunyi, "Berdasarkan penelitianyang diajukan kepada Majelis Lembaga Fikih Islam tentang uang

kartal (real money) serta hukumnya menurut syariat, setelah ditelaah,dikaji dan didiskusikan oleh para onggota majlis, maka diputuskansebagai berikut:

Pertama: berdasarkan bahwa asal uang adalah emas dan

perak, dan berdasarkan illat berlakunya riba pada emas dan perakadalah mutlaq tsamaniyah (nilai tukar mutlak) menurut pendapatulama yang terkuaL Dan berdasarkan pendapat ulama bahwa mutlaqtsamaniyah tidak terbatas pada emas dan perak saja, sekalipunstatusnya adalah logam mulia yang meniadi patokan. Dan

berdasarkan bahwa uang kartal pada masa sekarang dianggapsebagai alat tukar, menggantikan emas dan perak, dan sebagai alatukur harga, karena tidak ada lagi orang yang menggunakan emas dan

perak sebagai olat tukar. Dan uong kartal telah dipercaya oranguntuk menginvestasikan, dan menyimpan hartanya, serta digunakansebagai alat pembayar kewaiiban, sekalipun nilai uang kartal bukonpada zat fisiknya, akan tetapi nilainya berasal dari kepercayaanpengguna untuk dipindah-tangankan, dari hal itulah sifat tsamaniyah(nilai) dihasilkan. Dan karena pendapatyang terkuat tentang illat ribapada emas dan perak adalah mutlaq tsamaniyah dan hal itu terdapatpada uang kartal.

Berdasarkan alasan-alasan di atas maka majlis memutuskanbahwa uang kartal adalah uang yang berdiri sendiri. Hukum uangkartal sama dengan uang emas dan perak, maka wajib mengeluarkanzakat dari uang kartal Riba fadhl dan nasi'ah iuga berlaku pada uang

70e Majmu' AI Fatawa, iilid XIX, hal. 251.

549

kartal, layaknya emas dan perak Maka hukum-hukum yangberkenaan dengan emas dan perakjuga berlaku pada uang kartal.

Kedua: uang kartal adalah uang yang berdiri sendiri samaseperti uang emas dan perak. Uang kartal terdiri dari berbagai jenis,sesuai dengan jenis negara yang mengeluarkannya. Maka mata uangSaudi satu jenis, mata uang Amerika jenis yang lain, dan seterusnyasetiap mata uang sebuah negara merupakan jenis tersendiri.

Dengan demikian, dapat terjadi riba fadhl dan nasi'ah padasetiap mata uang sebagaimana terjadi riba fadhl dan nasi'ah padauang emas dan perak".

Konsekuensi dari keputusan ini adalah sebagai berikut:

a. Tidak boleh menukar satu mata uang dengan mota uangnegara yang lain, atau dengan emas dan perak dengan caratidak tunai.

Misalnya:

Menukar Riyal Saudi dengan mata uang lain dengancara tidak tunai (serah-terima kedua mata uang tidakdi tempat akad berlangsung) tidak dibolehkan.

b. Tidak boleh menukar uang menjadi pecahan dalam satumata uang dengan nominal yang berbeda, sekalipundilakukan tunai.

Misalnya:

Satu lembar nominal 5.R.10.00 dengan 11. lembarnominal 5.R1.00 tidak boleh.

c. Boleh menukar mota uang yang berlainan jenis berbedanominalnya dengan syarat berlangsung tunai.

Misalnya:

Menukar 1 Dollar Amerika dengan 3 Riyal Saudidengan cara tunoi dibolehkan.

Ketiga: wajib mengeluarkan zakat uang kartal bila nominalnyasenilai salah satu nishab zakat emas atau peralg atau menggenapkannishob bersama hartayang lain seperti harta perniagaan.

Keempat: boleh menjadikan uong kartal sebagai modal padaakad jual-beli salam dan sebagai modal dalam berserikat. Wallahua'lam".

Begitu juga keputusan Muktamar ke III para ulama Islam se-dunia di bawah OKI yang diselenggarakan di Amman, Yordania pada

550

tahun L986. Keputusan No. 21 (9/3), yang berbunyt',"Mailis Lembaga

Fikih Islam menetapkan bahwa uang kartal mempunyai kriteriatsamaniyyah (harga/nilai). Hukumnya sama dengan hukum-hukumyang telah dijelaskan syariot tentang emas dan perak. Riba dapatterjadi pada uang kartal. Uang kartal terkena zakat dan dapatdijadikan modal dalam akad salam. serta seluruh hukum-hukum yangtel ah d ite nfvllqnr' 7 ro .

Dengan demikian maka L lembar uang Rp100.000,00 harusditukar dengan nominal uang rupiah pecahan yang sama (dengan 10

lembar uang Rp10.000,00) dan harus tunai. Bila tidak tunai makaterj adilah riba nasi' ah.

Sebagai ilustrasi:

Seseorang membeli buku dari pedagang A di pasarseharga 20 ribu rupiah. Ia memberikan uang lembaran100 ribu. Pedagang A sama sekali tidak mempunyairecehan untuk mengembalikan uang pembeli. Ia menukardengan pedagang B pemilik kios di sebelahnya, ternyataB hanya memiliki uang pecahan sebanyak 80 ribu' AMemberikan lembaran 100 ribu kepada B dan mengambilpecahan 80 ribu dan diberikan kepada pembeli. Nantisetelah B memiliki recehan 20 ribu ia memberikannyakepada A.

Dalam kasus di atas, pedagang A dan B telah melakukan ribanasi'ah.

Solusi Syar'i untuk kasus ini:

- Pedagang B memberikan pinjaman kepada A 80 ribu. Dan

lembaran L00 ribu tetap di tangan A. Nanti setelah Amemiliki pecahan 80 ribu ia mengembalikan utangnyakepada B. Atau ketika B telah memiliki pecahan 20 ribu iaboleh memberikannya kepada A dan menukarnya denganlembaran 100 ribu dari A.

- Pedagang B memberikan pinjaman kepada A 80 ribu. Dan

lembaran 100 ribu diberikan kepada pedagang B sebagaijaminan. Nanti setelah A memiliki pecahan 80 ribu iamengembalikan utangnya kepada B dan mengambil uangpecahan 100 ribu yang dijaminkan. Atau ketika B telahmemiliki pecahan 20 ribu ia boleh memberikannya kepada

71o Journql Islamic Fiqh Council, edisi III, jilid III, hal 1650.

551

A dan pada saat itu terjadi tukar menukar uang sejenis dansama nominalnya tunai.

Dari hasil keputusan muktamar di atas, maka 'J,OO DollarAmerika boleh ditukar dengan, misalnya, Rp12.000.000,00 dengansyarat harus tunai.

Begitu juga jual-beli emas. Tidak boleh membeli emas dengancara kredit. Karena antara emas dan uang kartal illatnya sama yaitu:tsamaniyah, hanya jenisnya yang berbeda. Maka disyaratkan antarabarang emas dan uang harus diserahkan-terimakan tunai di majelisakad berlangsungTll.

Iuga termasuk riba ba'i membeli emas dengan caramemberikan uang muka/DP (down payment) kemudian melunasisisanya pada waktu yang ditentukan dan emas diterima.

Untuk lebih jelasnya sebagai ilustrasi:

A membeli cincin mas kawin 10g seharga 5 juta rupiahdengan asumsi harga emas 500 ribu per gram. Akantetapi A ingin diukirkan huruf awal namanya pada cincin.Penjual meminta tangguh waktu L hari untukmengerjakannya. Dan ia meminta Dp dari A sebanyak 1juta. Keesokan harinya A menerima cincin danmenyerahkan sisa harga emas.

Jual-beli emas di atas termasuk rfba bo'i karena emas ditukardengan uang kartal dengan cara tidak tunai, padahal illat keduabarang tersebut sama yaitu fsam aniyah.

Solusi syar'i untuk kasus ini: A membeli tunai cincin yangdiinginkannya dan menerima cincin tersebut. Kemudian iamenyerahkan cincin itu kembali kepada penjual emas untukdiukirkan huruf awal namanya dengan akad yang baru.

Kasus hampir serupa dengan di atas pernah ditanyakan kepadalembaga fatwa kerajaan Arab Saudi, nomor fatwa: 3T\L,berbunyi,

Soal: Seorang pelanggan datang ingin membeli emas ke tokoku,ia hanya membawa uang tunai cukup untuk bayar Dp saja. Ia berkata,"Saya beli emas yang ini, saya hanya bawa DP saja, mohon emasnyadisisihkan dan ini uangnya! Nanti saya datang untuk melunasinya".Beberapa waktu kemudion ia datang melunasi dan menerima emastersebuL Apa hukum jual-beli ini?

711 Dr. Sulaiman At Turki, Ba'i taqsith wa ahkamuhu,hal 74L.

552

fawab: Jual-beli ini tidak dibolehkan, karena serah-terimabarang tidak tunai"T 12.

fuga termasuk n?a bat membeli emas via internet Di manapembeli melakukan transaksi beli emas melalui website salah satupedagang emas (dinar) dan membayar tunai harganya denganfasilitas kartu kredit atau internet banking. Setelah transaksi belidilakukan pedagang mengirimkan emas yang dipesan ke pembeliyang tentunya akan diterima pembeli setelah beberapa waktutransaksi dilakukan. Ini termasuk riba ba'i karena illat emas danuang kartal satu. Namun, serah terima barang dan uang tidak tunai.

fuga termasuk riba ba'iyaitu iual-beli emas melalui telepon,karena serah-terima komoditi riba yang sama illatnya tidak tunai.

Hal ini pernah ditanyakan kepada lembaga fatwa kerajaan ArabSaudi, fatwa No. 3211, yang berbunyi,

Soal: Ierkadang pemilik toko emas membeli emas dalam iumlahbesar dari salah satu agen emas di luar kota melalui telepon, dan ienisemas yang dipesan jelas. Setelah teriadi kesepakatan harga, kemudianpembeli mengirim uang kepada peniual melalui transfer rekeningbanlt apakah transaksi ini dibolehkan, atau apa yang harusdilakukan?

fawab: transaksi ini hukumnya tidak boleh, karena serah-terimabarang emas dan uang tidak tunai, padahal keduanya adalah komoditiriba. Transaksi ini termasuk riba nasi'ah, hukumnya haram. Solusinya,

pada saat uang diterima, akad iual-beli diulang kembali agar akadb e rlang sung hvnqilt 7 13.

Apakah Ada Riba Bai'yang Dibolehkan?

Berbeda dengan riba dayn yang diharamkan karena zatnya yang

mendatangkan kezaliman, riba bai' seperti yang telah dijelaskantentang hikmah pengharamannya bahwa riba jenis ini diharamkanbukan karena zatnya, akan tetapi diharamkan karena riba ini dapatmembuka celah dilakukannya riba dayn yang dilakukan oleh orangjahiliyyah. Pengharaman riba ini dikenal dalam istilah ilmu ushulfikih dengan saddan lizzori'ah. Karena perbedaan maqshad (tujuan)pengharaman dua riba ini maka tingkat keharamannyapun berbeda.

Telah diielaskan sebelumnya bahwa riba dayn selamanyadiharamkan kecuali dalam keadaan darurat yang berakibat

?12 Fatawa lajnah daimah, jilid XIII, hal476.713 ibid.

553

hilangnya salah satu dari lima hal yang darurat bagi seorangmanusia, yaitu; nyawa, agama, harta, akal dan kehormatan diri.Adapun riba ba'i dibolehkan bila bertentangan dengan hajat yangstatusnya di bawah darurat, sebagaimana kaidah yang dijelaskanoleh para ulama.

Ibn al Arabi berkata,

,# glS tity L.s:r + cl -*

-))y C4'r 4$ .; *'gj 11!

o+t.rlt _n:i &_ii eF G"Apabila sesuatu diharamkan karena zafiiya maka sebuah hajat tidakberpengaruh terhadap hukum haramnya. Dan apabila diharamkankarena tujuan lain (bukan zatnya) maka hajat dapat mengubahhukum keharamanny a." 7 t4.

Ibn Taimiyah berkata,

i..i+rjilt ilir-:it el n+_,St "F,l llS til ir;Xr"Sebuah larangan jika tujuannya untuk menutup celah keharamanyang lebih besar dibolehkan bila terdapat maslahatyang llyqgt'7tl.

Ibn Qayyim berkata,

ar.K! at4ljFilj'Jt *! a>t-"Sesuatu yang diharamkan untuk menutup celah keharaman yanglebih besar dibolehkan bila terdapat hajat"tto.

Ibn Utsaimin berkata,

a;JnK aiKit _)H oa;llJ a9,= u 6$lAkan tetapi, sesuatu yang diharamkan untuk menutup celah

keharaman

Dibolehkan bila terdapathajal seperti bai' 'Araya

Dalil dari kaidah ini adalah dibolehkannya bai' 'Araya. Bai''Araya yaitu menukar kurma kering yang dapat ditakar dengankurma segar yang masih berada di pohon. Ini berdasarkan hadisyang diriwayatkan oleh Abu Haitsamah radhiyallahu anhu:

7M 'Aridhatul Ahwazi, jilid VIII, hal 48.7rs Majmu'Fatawa,iilid I, hal 164.716 Zaadul Ma'ad, jilid IV hal 78.

554

(.=J & W {t O-r) 5>,Vr-+?ui5*F

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang menjual kurmayang di pohon dengan kurma kering. Akan tetapi beliau memberirukhsah (keringanan) dalam bentuk 'Araya, yaitu: kurma keringditukor dengan kurma dipohon dengan perkiraan untuk dimakankurma di pohon oleh pembelinya yang miskin" . [HR' Bukhari).

Pada dasarnya bai' 'Araya termasuk riba bai' (riba fadhl)dimana penjual dan pembeli tidak dapat memastikan persamaan

takaran antara kurma kering dengan kurma di pohon. Padahal untukmenghindari riba dalam transaksi tukar menukar kurma dengankurma haruslah sama takaran/timbangan dan haruslah tunai' Akantetapi, dalam kasus bai' 'Araya tidak dapat diketahui persamaan

takarannya. Maka ini termasuk riba fadhl.

Akan tetapi bai' 'Araya dibolehkan oleh Nabi shallallahu alaihiwa sallam untuk hajat fakir miskin yang menginginkan makan kurmasegar yang masih di pohon. Keingingan fakir miskin tersebut belumsampai pada tahap darurat yang berakibat hilangnya salah satu darilima hal pokok pada diri seorang manusia. Fakir miskin hanya akanbersedih bila berlalu musim panen kurma dan mereka belummerasakan manisnya kurma segar. Kesedihan jiwa kaum miskin inihanyalah sebatas hajat dan bukan darurat.

4.6.2.5 Beberapa Perdagangan yang Termasuk Riba Bat

4.6.2.5.1 Hedg ing Syariah

Transaksi Lindung Nilai Syariah (al-Tahawwuth al-

Islamiflslamic Hedging) sebagaimana yang didefinisikan oleh DSN

melalui fatwa NO: 96/DSN-MUI/|VI2015 adalah Cara atau teknik

lindung nilai atas nilai tukar berdasarkan prinsip ryariah.

Diantara bentuk transaksi lindung nilai yang difatwakan boleh

oleh DSN adalah Forward Agreement (al-Muwa'adat Ii 'aqd al-sharf

al-fawri fi al-mustaqbal) yaiflt: Saling berianii untuk transaksimata uang asing secara spot dalam iumlah tertentu di masa

yang akan datang dengan nilai tukar atau perhitungan nilaitukar yang disepakati pada saat itu.

Misal: Seorang pedagang komputer di Indonesia membeli

beberapa unit komputer dari Amerika dengan mata uang US Dollar

555

dengan cara tidak tunai, dimana dia akan melunasinya nanti setelah3 bulan. Karena dia mengkhawatirkan nilai tukar US Dollar akan naiktinggi pada saat pelunasan maka ia membuat transaksi Hedgingdengan cara membeli US Dollar sejumlah nominal yang akandibutuhkan dengan nilai tukar pada saat ini dan serah terima Dollardengan rupiah nanti setelah 3 bulan lagi pada saat pelunasanpembayaran barang yang telah dipesan.

Dengan transaksi ini andai harga US Dollar pada saat waktupelunasan kewajiban naik maka dia selamat dari kerugian akibatturunnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollat karena ia telahmembuat transaksi pembelian Dollar dengan nilai tukar pada saatitu.

DSN dalam memutuskan fatwa hedging syariah berlandaskankepada perkataan ulama terdahulu, diantaranya;

Perkataan Imam Syaf i rahimahullah;

c;)ilr (€j4 ii aL x ci},-tr (j)i-}l Je,ljl lilj))ti t6; v':? j3 til4qq,F u|)ri -"g l4-tjij -l't;Jj.t

((l;l-li"Jika dua pihak saling berjanji (muwa'adah) untuk melakukan

transaksi sharf (penukaran uang perak dengan emas atau denganyang sejenis), maka mereka boleh membeli perak, kemudianmenitipkannya pada salah satu pihak hingga mereka melakukan jualbeli atas perak tersebut (sharfl dan mempergunakannya sesuai

kehendak ps7sfts.777"

Tanggapan:

Pendalilan DSN terhadap fatwa No: 96 kontradiksi dengan fatwaNo: 85. Dalam fatwa 85 tentang "Janji pada Transaksi Keuangan",DSN menyatakan bahwa Imam Syafii berpendapat janji dalamtransaksi keuangan tidak mengikat. DSN berkata,"Pendapat ulama

717 Al Umm, iilid III, hal32.

556

yang menetapkan bahwa ianii tidak waiib secara hukum yaitu

pendapat Imam Syafii", kemudian dalam fatwa no 96 DSN beralasan

dengan perkataan imam Syafii tentang bolehnya Hedging yang dibuat

dengan janji di lembaga keuangan, padahal ketentuan yang berlaku

dalam lembaga keuangan bahwa janji yang dibuat lembaga keuangan

bersifat wajib dan mengikat berdasarkan fatwa DSN NO: 85 yang

berbunyi, "Janji (wa'ad) dalam transaksi keuangan dan bisnis syariah

adalah mulzim dan waiib dipenuhi". Maka pendalilan DSN dalam hal

ini sangat kontradiksi!

Kemudian, DSN iuga berdalil dengan perkataan Ibnu Hazm;

a:xir 6s.=Jr l-.+U J,*i,q +I g;+.d ict;,:1t31;

;t+ :# Lai:i; 4ijivl .-ilj.l-Vl j! (J9; iixL((t,.5 au,ii

-retglr 3y Ei-Uq il ;i al -ri{ lrj-S

"Muwa'adah (saling berjanii) untuk bertransaksi iual beli emas

dengan emes, jual beli emas dengan perak, iual beli perak dengan

perak, dan jual beli antara keempat barang-barang ribawi lainnya

hukumnya boleh, baik setelah itu mereka melakukan transaksi iual beli

atau tidak, karena muwa'adah bukaniual beli.7tg"

Tanggapan

DSN berdalil dengan perkataan Ibnu Hazm yang membolehkan

janji yang tidak mengikat dan janii jual-beli mata uang tidak sama

dengan transaksi jual-beli, berbeda halnya dengan hukum yang

berlaku pada transaksi keuangan dan bisnis syariah yang

menyatakan bahwa janji bersifat mengikat dan janji adalah transaksi

dengan fatwa No 85 yang berbunYi,

"Janji (wa'ad) dalam transaksi keuangan dan bisnis syariah

adalah mulzim dan waiib dipenuhi".

Selain itu, fatwa DSN tentang bolehnya Hedging syariah ini yang

bertolak dari pendapatnya yang membolehkan penukaran dua mata

uang yang berbeda dengan cara tidak tunai, bertentangan dengan

hasil ytlma'ulama seluruh dunia di bawah OKI No: (65) tentang

pasar modal yang berbunyi,

tn Al Muhallc jilid VII, hal465-466.

557

i;sr;r 3#y3 ,ei>;i! J;yl 6;ilt G3Ajr+; y))

((tt4)l; e*,,It; =l.$,Jt

ivi t-*; .k+ +_Ht,,Ja"Syariat tidak membolehkan jual-beli mata uang secara tidak

tunai. Dan tidak membolehkan janji (wa'ad) dalam transaksipenukaran mata uang. Keputusan ini berdasarkan Al euran, sunnahdan ljma para ttlapq".zts

Fatwa DSN tersebut juga bertentangan dengan SOp lembagakeuangan syariah dunia, dikeluarkan oleh AAOIFI yang berpusat diBahrain berbunyi,

e4ll&,:ls ri1 +>:Ltl &+ 6F. u^lt q'j i-rit-t^lt iF))5u. ...i i'dr !-i$ Jrr& a-iiril ali,jrs .,;s;#fuy L6ri 4s,iidt a;.* iiiqlr UtLd,, i;jut ir6.lj"ltu; .i;* t L{+i 1# os-itjr #te4 ,jl.iiJt r-iii{rtrl .J e 4-Jtll g1;^L_dt JHi &lEI cl-.;jJt GE

((er_!)r & Hil jl .,:liJL"Harom melakukan janji penuksran valuta asing apabila janji

tersebut bersifut mengikat, sekalipun dimataudkan untuk lindung nilai(Hedging). Diharamkannya janji yang bersifat mengikat kedua berahpihak dalam transal<si penuknran valuta, karena janji yang bersifatmengikat kedua belah pihak sama dengan akad dan karena setelahjanji yang mengikat ini dibuat tidak diikuti langsung dengan serahterima kedua jenis valuta makn hukumnya menjadi tidak boleh.

Dan hukum yang berlaku di dunia perbankan bahwa janji bersifatmengikat s ekal ipun tidak dicantumknn dalam perj anj ian" t zo .

Semoga DSN mau merevisi kembali fatwa tentang HedgingSyariah ini sesuai dengan dalil-dalil yang lebih kuat.

71e Journal Majma Fiqh, Vol XI, |ilid I hal 613.72o Ma'ayir Syariyyah, hal 5, 10.

558

4.6.2.5,2 Murabahah Emas:

Murabahah emas adalah salah satu bentuk iual beli emas dengan

cara tidak tunai, yaitu: seorang nasabah datang ke salah satu banksyariah mengungkapkan maksudnya untuk membeli emas batangandengan berat sekian seraya membayar uang muka. Lalu bankmembeli emas yang dimaksud dan dijadikan barang gadai yangdipegang oleh bank hingga angsuran lunas barulah emas diserahkankepada nasabah.

Dari deskripsi ini sangat jelas bahwa akad murabahah emas

antara nasabah dan bank syariah tidak tunai, akad jual beli dan uangmuka terjadi di depan namun barang diserahkan setelah beberapabulan ketika angsuran lunas dibayar. Apakah akad ini termasuk ribaba'i atau tidak?

Dewan Syariah Nasional mengeluarkan fatwa yangmembolehkan jual-beli emas secara tidak tunai nomor: 77/DSN-MUI/V/2010 yang berbunyi, "Jual beli emas secara tidak tunai, baikmelalui jual beli biasa atau iual beli murabahah, hukumnya boleh

(mubah, jaiz) selama emas tidak meniadi alat tukar yang resmi(uang)"zzt.

Fatwa ini merujuk kepada pendapat lbnu Taimiyah dan Ibnu

Qayyim yang membolehkan menukar emas perhiasan dengan dinar(uang emas) dengan cara tidak sama beratnya dan tidak tunai karenaemas adalah perhiasan dan bukan mata uang, dengan demikian emasperhiasan telah keluar dari illat uang emas dinar, yaitu tsam aniyah.Maka emas perhiasan tak ubahnya barang dagangan yang bolehditukar dengan mata uang emas (dinar) dengan cara tidak tunai dantidak sama beratnya.

Ibnu Taimiyah berkata, "Emas dan perak dalam bentukperhiasan yang ada unsur buatan manusia tidak disyaratkanmenjualnya dengan yang seienis (dinar/dirham) soma beratnya,karena nilai tambah pembuatan emas perhiasan. Jual beli bolehdilakukan tunai ataupun tidak tunai, selama perhiasan emas dan

perak tersebut tidak dimaksudkan sebagai tsaman (harga, uang)n722.

Ibnu Qayyim memperkuat pendapat tersebut denganmemberikan argumen bahwa perhiasan emas dan perak telah keluar

7zt Himpunan Fatwa DSN, jilid II hal 287.

722 AlBa'ly, Al lkhtiyaroatAl Fiqhlryah, hal 188.

559

dari fungsi emas dinar dan perak dirham sebagai alat tukar menjadibarang dagangan biasa723.

Tanggapan:

a. Dalam istilah ilmu ushul fiqh cara DSN mengambil dalildinamakan dengan takhrij, yaitu menganalogikan bolehnyamurabahah emas dengan pendapat yang membolehkanmenjual perhiasan emas dengan uang emas secara tidaktunai. Agar hukum yang ditakhrij (dianalogikan) menjadikuat maka disyaratkan bahwa pendapat almukharraj minhu(dalam hal ini bolehnya menjual perhiasan emas denganuang emas dengan cara tidak tunai) haruslah pendapatyang rajih (kuat). Namun sayan& persyaratan ini tidakterpenuhi karena pendapat ini sangat lemah danbertentangan dengan pendapat mayoritas ulama bahkanbeberapa ulama menukil bahwa pendapat tersebutbertentangan dengan ljma'.

Ibnu Hubairah (wafat th: 560H) berkata, "(Jmat Islam telahsepakatbahwa tidakboleh menukar emas dengan emos, atauperak dengan peralj baikyang masih berbentuk bahan baku,berbentuk mata uong, ataupun berbentuk perhiasan dengancora tidak tunai dan tidak sama beratnya. Ini merupakanriba nasiah dan riba fadhl. Dan umat Islam juga sepakatbahwa boleh menukar emas dengan perak dengan ukuranyang berbeda akan tetapi haram dilakukan dengan caratidak tunaiu7z4.

Ibnu fuzay (wafat th:74LH) berkata, "Para. uloma sepakatbahwa haram hukumnya menukar emas dengan perak, atauemas dengan emas, atau perok dengan perak, baik berbentukbahan baku ataupun telah diubah menjadi perhiasan dengancara tidak tunai. Akon tetapi serahterima kedua barangw ai ib dilakukan tunai, 72s.

Oleh karena pendapat ini terlalu lemah sehingga Majma'AlFiqh Al Islomi (divisi fikih OKI) tidak menganggap pendapatini dalam muktamar di Abu Dhabi pada tahun L995 dengankeputusan yang berbunyi, "Menekankan kembali pendapatseluruh para ahli ftkih yang melarang menukar emas

tzz ['lqqm 1l liluwaqqi'in,jilid 2, hal 108.724 lkhtilaf Al Aimmah AI Ulama, jilid 1, hal 358.72s Al Qawanin Al Fiqhiyyah,hal?TS.

560

perhiasan dengan yang tidak perhiasan dengan ukuran yangtidak sama".

Setelah mengetahui bahwa pendapat ini syaz (tidakpopuler) dikarenakan jelas-jelas bertentangan denganhadis yang mewajibkan menukar emas dengan emasdengan cara tunai. Iuga hadis tersebut mutlak melarangmenukar emas dengan emas dengan cara tidak tunai; baikemas perhiasan ataupun emas sebagai mata uan& dan tidakada satupun dalil yang mentaqyid (mengikat) kemutlakanemas tersebut maka mengkhususkan larangan hanya untukemas sebagai mata uang termasuk mentaqyid d,engan tanpadalil. Adapun dalil bahwa dengan adanya unsur pembuatanmanusia menjadikan emas perhiasan keluar dari emas yangdimaksud pada masa Nabi shallallahu alaihi wa sallamsebagai alat tukar tidak dapat dibenarkan, karena emasyang menjadi alat tukar di masa Nabipun terdapat unsurpembuatan manusia dalam bentuk ukiran gambar,ornamen, dan tulisan.

Kemudian dalil bahwa illat riba emas adalah tsamaniyah(uang sebagai alat tukar) dan bila illat ini hilang dari emaskarena sekarang emas bukan lagi sebagai alat tukar telahdiganti dengan uang kartal maka emas dianggap samadengan barang lainnya boleh ditukar dengan uang kartaldengan cara tidak tunai, sangat lemah dari tinjauan kaidahushul fiqh. Karena persyaratan keabsahan sebuah i/lafmustanbathah bahwa illat tersebut tidak boleh menafikanillat asalnya. Maka illat tsamaniyah yang sifatnya ijtihadpara ulama tidak boleh menafikan illat emas yangdijelaskan Nabi secars lsksluxlzze.

Lebih tegas lagi syaikh Ibnu Bayyah (ulama senior ketuamajelis fatwa Eropa) menjelaskan dalam bukunya MaqashidAl Muamalat, "Illat mustanbathah (illat yang berasal dariijtihad para ulama) tidak mungkin dapat membatalkanhukum yang diillatinya ketika illatrrya tidak terdapat padahukum tersebut. Seperti illat tsamaniyah pada emas danperak ketika emas dan perak tidak lagi sebagai alat tukarmaka ketiadaan illattsamaniyah pada emas dan peraktidakberpengaruh pada hukum riba emas dan perak. Karena ribaemas dan perak dinashkan oleh pembuat syariat (Nabi)maka tidak mungkin dibatalkan oleh lllaf mustanbathah.

726 Lihqt ' Az Zarkasyi, Al Bahr Al Muhith fi Ushul Al Fiqh, jilid 7,hal L93.

b.

561

d.

fuga dari tinjauan maqashid syariah yang lain maqshadlarangan menukar emas dan perak secara tidak tunaimerupakan maqshad utama dan sangat jelas maka tidakmungkin dinafikan oleh maqshad pengikut (yaitu:tsamaniyah) yang derajatnya zhannit 727 .

Andai pendapat Ibnu Taimiyah kita anggap sebagaipendapat yang kuat tetap juga tidak dapat dibenarkanmenarik hukum boleh menukar uang kartal dengan emasseperti yang dipraktikkan oleh bank syariah, karena lbnuTaimiyah tidak membolehkan secara mutlak beliaumengikatnya selama emas tidak dimaksudkan sebagaitsamaniyah (alat tukar, harga). Persyaratan ini tidakterpenuhi pada praktik bank syariah karena emas yangdijual secara murabahah oleh pihak bank bukanlah emasperhiasan akan tetapi emas batang yang memangdimaksudkan sebagai investasi, sedangkan menjadikanemas sebagai investasi juga merupakan salah satu fungsiuang728.

Fatwa DSN yang membolehkan iual beli emas tidak tunaimembuka celah menghalalkan riba iahiliyah.Misalnya: seorang rentenir dengan sangat mudah

mengakali riba dengan cara: ia menyerahkan uangtunai kepada seorang kreditur sejumlah 10 jutarupiah dengan imbalan emas sebanyak 20g yangakan diterima setelah 3 bulan. Padahal hargaemas saat akad dibuat hanyalah Rp.560.000,00per gram. Maka sepuluh juta rupiah seharusnyasebanyak L7,8g emas. Pada saat penyerahan emasmaka rentenir menerima 20g emas yang harganyapada saat ia menyerahkan uang tunai 10 juta = 11juta 200ribu rupiah. Dengan cara jual-beli emastidak tunai rentenir sudah mendapatpertambahan nilai utang sebanyak liuta 200ribubelum lagi pertambahan nilai utang akibatkenaikan harga emas dan penurunan nilai tukarmata uang akibat inflasi.

Dari deskripsi di atas sangat jelas bahwa konsekuensi darifatwa membolehkan jual beli emas tidak tunai merupakan

e.

727 Hal 64-65.728 Lihat' Rafiq Al Mishri, Ahkam ba'i huly az zahab wa al fidhdhah, hal 60-61.

562

jalan untuk terbukanya secara luas praktik riba jahiliyahdalam bentuk pertambahan nilai utang. Walllahu almusto'an.

f. Fatwa DSN yang membolehkan jual beli emas secara tidaktunai bertentangan dengan panduan perbankan syariahinternasional yang dibuat oleh AAOIFI yang menyatakandalam Bab: AI Murabahah lil Amir Biqtsyira', No. 2/2/6,yangberbunyi,

5 +'sr .H iil.3itr i{r_}lr Lt1;,;! 1H t6>\-lill ji ilxlr

"Jual beli Murabahah tidak tunai tidak boleh dilakukan padaobjek emas, perali atau mata ueng"72e.

Setelah menjelaskan tanggapan terhadap fatwa DSN di atasmaka sangat nyata kelemahan fatwa tersebut dan perlu dikaji ulang,semoga Allah menuntun ke jalan yang lurus.

4.6.2.5.2. Transaks i Forward Exchang e

Forward exchange [kontrak penukaran berjangka) yaitu persetujuanantara dua pihak untuk mempertukarkan satu valuta dengan valutalainnya pada jangka waktu atau tanggal yang akan datang memerlukanpenyerahan pada suatu tanggal melebihi penyelesaian transaksi spot(antara 2x24jam sampai dengan satu tahun), berdasarkan harga pasarsaat ini. Hal ini bertujuan untuk melindungi pembeli dari risiko fluktuasikurs untuk mendapatkan kebutuhan valuta asing guna memenuhikewajiban pada waktu yang akan datang730.

Misalnya:

Seorang importir Amerika mengimpor barang dari |epangpada tanggal 8 fanuari 2011 senilai L2,5 juta Yen. Padatanggal tersebut nilai tukar Dollar terhadap Yen 0,008728.

Karena eksportir memperkirakan bahwa nilai tukar Yenakan menguat ia mensyaratkan pembayaran barangdengan Yen. Dengan demikian risiko fluktuasi valutaberpindah ke tangan importir.

Berdasarkan kesepakatan yang dibuat bahwa pembayarandilakukan saat barang diterima yang diperkirakan jatuhpada 8 Maret ZOLL, maka untuk mengantisipasi kenaikan

72e Al Ma'ayir Asyar'iyyah, hal 93.

730 Thalal Ad Dausary, 'UqudutTahawwuth, hal 180.

563

nilai tukar Yen terhadap Dollar importir melakukan

forward exchange ftransaksi penukaran berjangka) padatanggal 8 Januari ZOLL yang akan diserah-terimakan pada8 Maret 20t7. Importir melakukan transaksi penukaranberjangka dengan nilai tukar saat ini, yaitu: L Yen l

0,008728Do11ar. Maka harga sesungguhnya adalah (hargabarang 12.500.000Yen x kurs Yen saat ini 0,008728Dollar=109.100Dollar.

Pada saat barang diterima importir di bulan Maretternyata benar nilai tukar Yen terhadap Dollar menguatmenjadi 0,0087 52 per Yen.

Akan tetapi karena importir telah melakukan transaksipenukaran berjangka, maka ia terhindar dari risikofluktuasi valuta.

Pada bulan Maret, saat barang diterimanya ia hanyamengeluarkan uang 109.100Dollar untuk mendapatkan12,5 juta Yen. Dengan demikian ia mendapat keuntunganmelalui transaksi forward sebanyak USD300. Karena jika iatidak melakukan transaksi forward maka ia harusmengeluarkan uang sebanyak USD109.400 (0,008752Dollar x 12.500.000Yen= 109.400Dollar).

Hukum Transaksi Forward Valuta

Transaksi forward valuta diharamkan oleh berbagai lembaga fikihinternasional, di antaranya:

- Al Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih Rabithah AlamIslami) mengharamkan transaksi forward valuta dalammuktamar ke XIII di Mekkah pada tahun 7992 dalamkeputusannya, yang berbunyi, "Bilamana penukaran valutadilakukan atas dasar kesepakatan untuk menunda serah-terima kedua voluta yang dipertukarkan atau salah satunyahingga pada tanggal mendatang yang telah disepakatisemula ... maka transaksi penukaran ini tidak dibenarkansyariat, karena serah-terima pada saat transaksi dilakukanmerupakan syarat sah penukaran valuta dan hal itu tidakteriadi"T3t'

- Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI) iugamengharamkan transaksi forward valuta dengan keputusanNo. 102 (llLL) dalam muktamar ke XI di Bahrain pada

731 Qararatal Majmo'al Fiqh al Islami,hal2SL-282.

564

tahun L998, yang berbunyi, "Berdasarkan beberapapenelitian dari para ulama yang diterima Mailis tentang"Perdagangan Valuta Asing" dan dfskusi yangdi sel eng g arakan, maka diputuskan :

a. Syariat tidak membolehkan penukaran valuta dengantransaksi berjangka, dan juga tidak membolehkan janii(muwa'adah) penukaran valuta. Larangan ini berdasarkandalil dari Alquran, Sunnah dan ljma' para ulama.

b. Sesungguhnya Riba, perdagangan valuta dan penukaranvaluta asing tanpa mengindahkan hukum syariat lslammerupakan sebab utama teriadinya krlsts ekonomi yangmelanda beberapa neg qra.

Majlis merekomendasikan bahwa harus ada pengawasanqtariah terhadap pasar uang/modal dan sistem yangdijalankan pada pasar tersebut harus diatur sesuai dengansyariat lslam, baik terhadap valuta ataupun instrumenlainnya, karena hanya hukum syariah yang mampumenceg ah krisis ekonomin73z.

- AAOIFI mengharamkan transaksi forward valuta dalamdalam pasal (1) tentang "Al Mutaiarah fil 'Umulat", ayat(2/2), yang berbunyi, "Melakukan transaksi valuto di pasarberjangka hukumnya haram ... karena serah-terima valutatidak terjadi pada saat itu juga (tidak tunail"tzz.

- DSN (Dewan Syariah Nasional) iuga mengharamkantransaksi forward valuta dengan fatwa no 28/DSN-MUI/lll/2002, yang berbunyi, "Transaksi Forward, yaitutransaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainyaditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untukwaktu yang akan datang, antara 2 x 24 iam sampai dengansatu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yangdigunakan adalah harga yang diperianjikan (muwa'adah)dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahalharga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu samadengan nilai yang disepaka6"zz+.

Dalil Haramnya Transaksi Forward Valuta

zzz Journal Majma'al Fiqh al Islami, edisi XI, iilid I, hal431.733 hal 4.

73a Himpunan Fatwq DSN 2006,ha1169.

565

Transaksi forward valuta diharamkan karena transaksi ini termasuktransaksi riba yang disepakati haramnya, yaitu termasuk ribanasi'ah. Karena mata uang suatu negara bila ditukar dengan matauang negara lain disyaratkan untuk keabsahan transaksi ini haruslah(serah-terima) kedua mata uang dilakukan tunai pada saat itu juga.Hal ini dikarenakan bahwa illat riba uang kartal sama dengan emasdan perak, yaitu fsam aniyah fharga/nilai) maka disyaratkan seluruhhukum-hukum yang berkenaan dengan komoditi riba. Maka bilauang kartal yang sejenis (satu negara) ditukar harus sama nominaldan tunai. Bila uang kartal berlainan jenis (mata uang satu negaradengan mata uang negara lainnya) dan se-i//af hanya disyaratkantunai saat mempertukarkannya. Sebagaimana yang telah dijelaskandalam kaidah riba ba'i.

Dan persyaratan tunai tidak terdapat dalam transaksi forward,dimana ciri khas kontrak ini serah terima barang yang dipertukarkantidak tunai. Oleh karena itu transaksi forward diharamkanT3s.

4.6.2.5.3 Transaksi Spot

Transaksi Spot yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing(valas) yang waktu penyerahannya dilakukan dalam dua hari kerja.

Ketentuan yang berlaku di dunia perbankan untuk penukaranvaluta asing dalam jumlah besar melalui rekening bank tidak dapatdilakukan langsung, tetapi butuh waktu selama dua hari kerja. Waktudua hari kerja tersebut memang dibutuhkan oleh bank untukpenyelesaian proses penukaran valuta asing.

Untuk lebih jelasnya, deskripsi berikut ini dapat membantumemahami waktu dua hari kerja yang dibutuhkan dalam transaksispot:

A ingin menjual Dollar Amerika melalui rekening Dollar yang iamiliki di sebuah bank domestik untuk menukarnya dengan Yen.

A memberikan perintah kepada bank tempat ia membukarekening Dollar agar memindahkan sejumlah uang Dollarnyake rekening B yang menjual Yen. Rekening Dollar tersebut padahakikatnya merujuk kepada sebuah bank di Amerika.

Pada saat yang sama B penjual Yen memberikan perintahkepada bank tempat ia membuka rekening Yen untukmemindahkan sejumlah uang Yen ke rekening A yang menjual

73s Dr. Mubarak Al Sulaiman, Ahkamutta'amul fil Asutaq Al Maliyyah Al Mu'ashirah,

iilid II, hal 966. Thalal Ad Dausary, 'UqudutTahawwuth,hal220.

566

Dollar. Rekening Yen tersebut pada hakikatnya merujukkepada sebuah bank di |epang.

Dari deskripsi di atas jelas bahwa sekalipun penjual danpembeli tinggal dalam sebuah negara akan tetapi serah-terima keduavaluta asing mesti harus melewati minimal dua negara asal valuta(bank di Amerika untuk Dollar dan bank di fepang untuk Yen).

Perbedaan waktu jam kerja dua bank di dua negara tersebutikut menentukan serah-terima kedua valuta tidak mungkindilakukan secara langsung. Belum lagi waktu proses yangdibutuhkan oleh bank lokal agar tidak terjadi kesalahan. Terkadanguntuk transaksi dalam jumlah tertentu di beberapa negaradisyaratkan untuk diketahui oleh bank sentral sebelum transaksidisetujui.

Oleh karena itu, peraturan dunia perbankan untuk melakukantransaksi spot dalam waktu dua hari kerja dibuat berdasarkan wakturiil yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses serah-terima duavaluta yang berbe da7 36.

Hukum Transaksi Spot

Dari deskripsi di atas jelas bahwa serah-terima dua valuta tidakterjadi langsung. Waktu yang dibutuhkan untuk transaksi tersebutselama dua hari kerja. Akan tetapi, pembukuan di rekening masing-masing dapat dilakukan di saat itu juga, bagaimana hukumpenukaran valuta ini? Pembukuannya langsung namun uang barudapat digunakan setelah dua hari kerja, apakah termasuk riba?

Dengan demikian hukum transaksi spot berkaitan denganhukum pencatatan rekening apakah bisa dianggap serah-terimatunai atau tidak? Bila disamakan dengan tunai maka hukumtransaksi spot tidak termasuk riba dan sebaliknya.

Ulama kontemporer berbeda pendapat dalam hal ini.

Pendapat pertama: Sebagian para ulama tidak menganggappencatatan rekening sebagai serah-terima tunai fisik valuta737.

Mereka berdalil dengan teks hadis Nabi shallallahu 'alaihi wa

sallam K$ h; ) yang berarti: tangan yang satu menyerahkan

barang yang ia miliki, misalnya, (Dolar) dan tangan yang lain

736 Al Rajhi Banl<" Qararat al Hai' ah Asy Syarlryah bi M ashraf al Raj hi, iilid I, hal 3 1 6.

737 Dr.Yusuf Asy Syubaily, Khadamatlstistmar$tyahfil Masharif, iilid II, hal372.

567

menerima barang yang dimiliki rekan jual-belinya, misalnya,(Yen)zsa.

Ini berarti yang diterima dalam transaksi komoditi ribaharuslah fisik barang dan tidak cukup sekedar pemindahan buku,yang fisik barangnya tidak diserahterimakan, melainkan setelah duahari kerja.

Tanggapan: Teks hadis memang berarti demikian, akan tetapitidak berarti bahwa yang dimaksud tunai dalam transaksi komoditiriba hanya itu dan selain dengan cara itu termasuk riba. Karena adabeberapa bentuk pertukaran uang dinar dan dirham yang tidakterjadi serah-terima fisik uang, namun dibenarkan syariat dandianggap tunai, di antaranya:

a. Kasus yang terjadi pada hadis Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma:

Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata, "Aku menjualunta di pasar Baqi'. Terkadang aku menjualnya dengan caratidak tunai. Aku menetapkan harga dalam bentuk uangDinar [uang emas beratnya 4,259). Namun pada saatpembayaran, pembeli membayarnya dalam bentuk uangDirham (uang perak beratnya 2,975gr, nilai tukarnyadimasa Nabi shallallahu'aloihi wa sallam 0,10 Dinar).

Dan terkadang aku menjualnya dengan harga Dirham.Namun pada saat pembayaran, pembeli membayarnyadengan uang Dinar. Maka kasus ini aku tanyakan kepadaNabi shallallahu 'alaihi wa sallam saat beliau berada dirumah Hafshah radhiyallahu 'anha. Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam bersabda:

u<t;rr ri,ilil;i u WI futi'.ll.ti.ri .rL V>(i.t'

"Tidak mengapa engkau lakukan transaksi tersebut dengansyarat harus dengan nilai tukar pada hari pembayaran, danpembayaran harus tunai pada saat itu jugo". (HR. Abu Daud,Tirmizi dan Nasa'i. Derajat hadis ini dinyatakan shahih olehAzZahabi, Nawawi dan Ibnu Taimiyah).

Yang terjadi dalam hadis di atas bahwa pembeli unta lbnuUmar radhiyallohu 'anhuma menukar uang Dinar dengan

z:a ffnuf Humam, Fathul Qadir,iilidVl, hal 260. AlBalsi,Inanatutthalibin,lll/20.

568

uang Dirham dan menyerahkan uang Dirham kepada IbnuUmar radhiyallahu' anhuma.

Dalam kasus ini, tidak terjadi serah-terima fisik uang Dinardan Dirham, dan Nabi shallallahu 'alaihi wo sallammembenarkan penukaran tersebut sekalipun tidak terjadiserah-terima fisik uang Dinar dan Dirham yang pentingkepemilikan telah tetap di tangan pembelizas.

b. GJ, - aHL. Jl Cjll"i (penukaran utang datam

tanggungan).

Sebagai ilustrasi:

A berutang kepada B sebanyak 10 Dinar emas. Padawaktu yang sama B juga memiliki utang kepada Asebanyak 100 Dirham perak. A dan B salingmembebaskan utang dengan asumsi nilai tukar L

Dinar: 10 Dirham. Tanpa melakukan serah-terima fisikuang.

Transaksi ini dibolehkan oleh ulama mazhab Hanafi,mazhab Maliki, Ibnu Sublry dan Ibnu Taimiyah. Merekamengesahkan transaksi ini karena keberadaan uang dalamtanggungan sama dengan keberadaan uang saat itu juga(tunai)740'

c. aj-li.lll (setoff):

Sebagai ilustrasi:

A memiliki utang kepada B sebanyak 10 juta rupiah. Lalu B

membeli motor A dengan cara tidak tunai seharga L0 juta.Kemudian, mereka sepakat untuk saling membebaskanutang. Tanpa melakukan serah terima fisik uang.

Hal ini dibolehkan oleh para ulama mazhab Hanafi, Maliki,pendapat yang terkuat dalam mazhab Syafi'i dan Hanbali.Dan transaksi ini tidak termasuk riba.

Dari dalil-dalil di atas, jelas bahwa yang dimaksud oleh

hadis Nabi shalla llahu 'alaihi wa sallam ((+ l+) adalah

itsbatul yad (penetapan kepemilikan) dan bukan zahirlafaznya.

z3e 11. Yusuf AsSyubaily, Khadamat Ististmariyyah fil Masharif, iilid II, hal 373.

740 Al Mausuloh Al Fiqhiyyah al Kuwatiyyah, jilid XXII, hal264.

569

Dan dalam pemindahan buku telah terjadi itsbatul yad(penetapan kepemilikan). Di mana uang yang ditukar telahsah menjadi milik pembeli dengan cara masuk ke dalamrekeningnya sekalipun belum dapat digunakan sebelum duahari kerja.

Pendapat kedua: pemindahan buku dan pencatatan direkening dianggap sama dengan transaksi tunai.

Pendapat ini didukung oleh berbagai lembaga fikihinternasional, di antaranya:

- AI Majma' al Fiqhy al Islami (divisi fikih Rabithah AlamIslami), keputusan No. VII, muktamar ke-XI di Mekkah,tahun L989, yang berbunyi,"Pencatatan uang pada rekeningbank dianggap serah-terima tunai bagi orang yang inginmenukar sebuah valuta dengan valuta lainnya, sekalipunpenukaran tersebut dengan mata uang yang diberikan olehnasabah atau dengan mata uang yang disimpan di rekeningbankil747.

- Majma' Al Fiqh AI Islami fdivisi fikih OKI), keputusan No. 53(4/6) tahun L990, yang berbunyi, 'Df antara bentuk serah-terima yang dibenarkan ryariat dan ketentuan yong berlakuadalah pencatatan sejumlah uang di rekening bank miliknasabah pada transaksi berikut ini:

- Setoran langsung yang diberikan oleh nasabah untukdimasukkan ke rekeningnya, atau melalui transfer.

- Bila seorang nasabah melakukan transaksi penukaranvaluta asing dengan bank secara tunai dan bankmemindahkan valuta yang dibeli ke rekening miliknasabah saat itu juga.

- Bila bank memotong sejumlah uang dari rekening suatumata uang (rupiah) seorang nasabah untuk dipindahkanke rekening mata uang lain (dolar) atas perintahnasabah, di bank yang sama maupun antar bank, untuknasabah sendiri ataupun ke rekening orang lain.

Dimaafkan keterlambatan untuk dapat menggunakan

fisik uang yang telah dicatat pada rekening dalamtenggang waktu yang biasa berlaku di pasar uang.Dengan syarat bahwa pihak yang termaslahat dalamtransaksi penukaran valuta tidak boleh menjual kembali

t+t gararatAl Majma'al Fiqhy al Islami,hal264.

570

valuta yang telah dibelinya sebelum tempo waktu yangmemungkinkan ia untuk menggunakan valutagg7ggSySu7a2.

- Lembaga fatwa kerajaan Arab Saudi, fatwa No. 19440, yangberbunyi, "Sistem titik penjualan elektronik (point of sale) ditoko emas, dan pemotongan uang tunai dari rekeningpembeli di bank tertarili lalu ditransfer ke rekening bankpenjual ... maka jual-beli emas dengan cara ini dianggapserah-terimanya tunai di majelis akadil7+3.

- Dewan Syariah Bank Al Rajhi, Arab Saudi, fatwa No. 195,tahun L995, yang berbunyi,"Pada dasarnya penukaran duavaluta yang berbeda harus dilakukan serah-terima tunai dimajelis akad. Ini wajib dilakukan jika penukaran langsungantara dua orang dan masing-masing membawavalutayangakan dijualnya.

Jika penukaran berlangsung melalui rekening di bank atasnama masing-masing pelaku penukaran valuta, makapencatatan di rekening sudah dianggap serah-terima tunai,sekalipun fisik uang baru dapat digunakan setelah dua harikeria"z++'

- DSN (Dewan Syariah Nasional), Fatwa NO: 28/DSN-MUUlll/2002, yang berbunyi, "Transaksi SpoC yaitutransaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas)untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) ataupenyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu duahari. Hukumnya adalah boleh, karena dianggop tunai,sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses

penyelesaian yang tidak bisa dihindari (tl4 l,i \ V) danmerupakan transoksi internasionoltT 4s.

Pendapat yang terkuat dalam hal ini bahwa boleh hukumnyamelakukan transaksi spot dan tidak termasuk riba, karena memangdalam transaksi penukaran valuta dengan jumlah yang besar hampirtidak mungkin dilakukan langsung serah-terima fisik uang. Wallahua'lam bisshawab.

7a2 Journal Majmo' al Fiqh al Islami, edisi VI, jilid III, hal 1739.743 Fatawa lajnah daimafi, jilid XIII, hal 503.7& AlRajhiBanhQararatalHai'ahAsySyariyyahbiMashrafalRajhi,jilidl,hal3lT.7as Himpunan Fafrva DSN 2006, hal 169.

571

Dapat juga dipahami dari hukum bolehnya serah-terimamelalui rekening dianggap tunai bahwa boleh jual-beli emas denganmenggunakan ATM/kartu kredit sebagai alat pembayaran, karenaproses yang terjadi adalah pemotongan biaya pembelian emas/perakdari rekening pembeli, lalu berpindah ke rekening penjual,prosesnya berlangsung tunai, sekalipun tidak terjadi serah-terimafisik uang saat itu juga. Namun emas wajib diterima pembeli saat itujuga sebelum keduanya berpisah.

4.6.2.5.4 Transfer Luar Negri fValuta Asing)

Seseorang yang bekerja di luar negeri dan ingin mengirimkansebagian hasil jerih payahnya untuk keluarga yang berada diIndonesia, ia butuh melakukan transaksi transfer luar negeri (valutaasing).

Misalnya:

A bekerja di Riyadh, Arab Saudi. Ia ingin mengirim uangke Indonesia sebanyak S.R.1,000.00. Lalu A mendatangisalah satu bank di Riyadh dan menyerahkan uangS.R.1,000.00 ke pegawai bank untuk ditransfer keIndonesia dalam bentuk rupiah. Pegawai bankmenentukan kurs di hari itu, misalnya lRiyal Saudi =3.500 rupiah. Berarti, uang yang akan diterima orangtermaslahat di Indonesia sebesar (Rp3.500,00 xS.R.1,000.00) = RP3.500.000,00.

A mengisi slip transfer yang telah disediakan,menjelaskan identitas termaslahat di Indonesia. Lalu Amenyerahkan slip transfer yang telah diisi beserta fisikuang Riyal yang akan dia kirimkan ditambah biayaongkos pengiriman.

Pegawai bank menerima fisik uang Riyal dan blangkoyang telah diisi lalu mencatatnya di pembukuan bank danmemberikan salinan transaksi transfer yang telahdisahkan pihak bank kepada A.

Bank yang menerima perintah transfer dari nasabahmemberikan perintah kepada bank korespondennya diIndonesia untuk menyerahkan uang sebanyakRp3.500.000,00 untuk orang termaslahat di Indonesiaseperti yang tertera pada slip transfer, tanpamemberikan fisik uang kepada bank koresponden. Fisikuang rupiah baru bisa diterima oleh termaslahat di

572

Indonesia setelah dua hari kerja sejak dikirim dariRiYad[z+o'

Dari deskripsi di atas jelas bahwa serah-terima uang riyal dan

rupiah tidak terjadi langsung berupa fisik masing-masing valuta.Fisik uang hanyalah mata uang riyal sedangkan mata uang rupiahhanya dicatat pada pembukuan bank dan diserahkan salinannyakepada nasabah pada saat itu juga, sedangkan fisik mata uang

rupiahnya diterima setelah dua hari kerja.

Hukum Transfer Valuta Asing

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tentang hukum transfervaluta asing. Di antara mereka menghukumi transaksi ini termasukriba ba'i, karena tidak teriadi serah-terima fisik uang yang

ditukarkan secara tunai pada saat transaksi berlangsung. Padahal

dua mata uang termasuk komoditi riba yang sama illatnya, yaitutsamoniyah.

Para ulama tersebut mengharamkannya karena transaksi inimelanggar kaidah penukaran komoditi riba. Maka dengan demikiantransaksi ini termasuk riba ba'i. Pendapat ini didukung oleh Syaikh

Prof. Dr. Shalilh Al Fauzan.

Namun, mayoritas ulama kontemporer membolehkan transaksitransfer valuta asing. Karena sekalipun fisik uang tidak diberikanpihak bank kepada nasabah pada saat itu iuga, akan tetapipembukuan oleh pihak bank untuk termaslahat dan penyerahansalinannya kepada nasabah saat itu iuga dapat dianggap pertukarandua mata uang secara tunai. Sebagaimana telah dijelaskansebelumnya bahwa pencatatan di rekening nasabah dianggap tunai.Dengan demikian transaksi ini tidak termasuk riba ba'i.

Pendapat ini didukung oleh beberapa lembaga fikihinternasional, di antaranya:

- Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI), dalam keputusan No.

84 (1/9) tahun L995, yang berbunyi, "Apabila mata uang yangdiserahkan nasabah kepada bank untuk ditransfer berbedadengan mata uang yang diterima termaslahat maka prosesnya

terdiri dari sharf (penukaran dua mata uang berbeda) dan(transfer), sharf dilakukan sebelum hiwalah (transfer) dengan

cara nasabah menyerahkan seiumlah uang ke bank, bank

746 Abdul Aziz Salamat, Al Hiwalah Al Mashrafiyyah, thesis di univ. Al imam, Riyadh,

hal324-325.

573

mencatat dalam pembukuannya untuk termaslahat setelahdisepakati nilai tukar yang dicatat pada slip transfer, Ialusalinan slip transfer diserahkan kepado nasabah, kemudianditransfer"T+t.

- AAOIFI dalam pasal (1) tentang Al Mutajarah Fil'Ilmulat, ayatz/LL, yang berbunyi,"Boleh melakukan transaksi transfer matauang yang berbeda dari mata uang yang diserahkan nasabahkepada bank. Transaksi ini terdiri dari sharf (penukaran valutaasing) dengan serah-terima fisik uang tunai ataupun dianggaptunai, di mana fisik uang diserahkan untuk dicatat oleh bankdalam pembukuannya, kemudian ditransfer dalam bentuk matauang yang sudah ditukar. Lembaga keuangan islam dibolehkanmenarik komisi dari nasabah atas jasa transfer yangdilakukan1748.

- Lembaga fatwa kerajaan Arab Saudi, nomor fatwa: 4TZ!, yangberbunyi, "Boleh mentransfer uang kartal sebuah negarakepada uang kartal negara lain, sekalipun nominal dua uangkartal tersebut berbeda, karena jenis kedua uang berbeda ...

dengan syarat serah-terima terjadi tunai di majelis. penerimaancek atau slip bukti transfer (dari bank) hukumnya sama denganmenerimo ftsik uang yang telah ditukar tunai di majelis"z+e.

Wallahu alam, pendapat yang membolehkan transaksi transfervaluta asing lebih kua! karena telah dijelaskan sebelumnya bahwapencatatan dalam pembukuan bank atas nama termaslahat dianggapsama dengan serah-terima fisik uang.

Catatan: pembukuan di rekening atas nama nasabah dianggapsama dengan serah terima uang secara fisih khusus untuk institusikeuangan resmi seperti banh tidak dapat diqiyaskan dengan jasapengiriman untuk perorangan. Karena terdapat perbedaan yangsangat mendasar antara bank dan perorangan dari berbagai sisi. Diantaranya, bank memiliki valuta asing di kantor pusatnya, bila banktidak memiliki valuta asing di kantor pusatnya, bank memiliki valutaasing di rekening miliknya pada bank koresponden di negara tujuantransfer.

Oleh karena itu, bila ada pihak perorangan membuat usahapengiriman transfer luar negeri secara illegal dengan menerapkancara yang sama seperti yang dilakukan bank

747 Journal Majma' al Fiqh al Islami, edisi IX, hal 65.7+8 Al Ma'ayirAsSyari'yyah, hal 6.7ae Fatawa lojnah daiman, jilid XIII, hal448.

574

Misalnya:

A menerima fisik uang Riyal dari B untuk dikirim keIndonesia, lalu A menulis dalam sebuah kwitansi jumlahrupiah yang akan diterima termaslahat di Indonesia. Amenerima ongkos biaya pengiriman yang biasanya dibawah biaya yang ditarik bank. Dan menyerahkankwitansi kepada B.

Cara ini dikhawatirkan termasuk riba ba'i karena tidak bisadisamakan kekuatan hukum pencatatan pembukuan bank danperorangan. Karena bank merupakan lembaga resmi untukmengeluarkan dan mengedarkan uang.

Solusinya: orang yang ingin mengirim uang ke Indonesiamelalui jasa perorangan, menukar riyal terlebih dahulu denganrupiah, kemudian rupiah ia serahkan kepada pengirim ditambahbiaya pengiriman. Dengan demikian ia terbebas dari riba ba'i.

4.6.2.5.5 Cek(Cheque)

Cek adalah alat bayar tunai yang dibuat dalam bentuk tertentu(sesuai dengan bentuk buku cek yang dikeluarkan bank), berisiperintah dari penulis cek (drawer) kepada bank tertarik agarmembayar sejumlah uang tertentu untuk orang termashalat(beneficiary).

Macam-Macam Cek

Terdapat berbagai macam ceh namun yang berkaitan denganpembahasan riba ba'i dan sering digunakan oleh masyarakat diantaranya:

4.6.2.5.5.1 Cek Sendiri (Own Cheque)

Cek Sendiri, yaitu: cek yang penguangannya dilakukan melaluipemindahbukuan atau penunaian secara langsung karena kantorbank tertarik sama dengan kantor bank pemegang cek.

Hukum ceksendiriDalam tinjauan fikih dibolehkan seseorang menggunakan cek untukmelunasi kewajibannya, di mana ia mengalihkan kewajibanpembayaran kepada pihak ketiga (bank) dan ia memiliki dana yangcukup pada bank tersebut untuk melunasi kewajibannya. Transaksiini dinamakan hiwalah. Dan dibolehkan dalam syariat berdasarkansabda Nabi shallallahu alaihiwa sallam,

G*1rd6 z#"it $JeJ575

rilj,& Uilt J!6))

"Orang kaya yang menunda-nunda utangnya telah berbuatzalim. Dan apabila salah seorang kalian dialihkan utang kepada orangyang kaya hendaklah dia menerimanya". (HR. Bukhari dan Muslim).

AAOIFI dalam pasal (16) tentang Al Awraq At Tijariyah, ayat2f 3, menyatakan, " Syariat membolehkan penggunaan cek, jika penuliscek mempunyai dana yang cukup pada bank tertarikll7so.

Hal yang serupa dengan cek telah digunakan sejak lama olehkaum muslimin. Sejak masa para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra:bahwa Abdullah bin Zubair menerima uang dirham dari parapedagang di kota Mekkah yang hendak melakukan perjalanan niagake lrak. Ia menulis surat tertuju untuk saudaranya Mush'ab bin Zubairyang berada di lrak agar memberikan uang dirham sebanyak yangtertera pada surat tersebut kepada pemegang surat Perihalpenggunaon surat tersebut ditanyakan kepada lbnu Abbas dan lbnuAbbas tidak mempermasalahkannyaTsL.

Fungsi surat dalam kisah Ibnu Zubair tidak jauh berbedadengan cek; di mana pemegang surat dapat menarik uang tunai daripihak yang disebutkan dalam surat sebesar uang yang tertera. Samaseperti ceh di mana pemegang cek dapat menarik uang tunai sebesaryang tertera dari pihak yang mengeluarkan buku cek [bank).

Para ekonom dan ulama fikih sepakat bahwa nilai uang yangtertera pada lembaran cek sama dengan uang. Karena pihak yangtertarik berkewajiban membayar sejumlah uang sama dengan yangtertera pada lembaran cek pada saat pemegang mengunjukkanlembaran cek kepada bank tertarik.

Maka pada waktu mencairkan cek dalam bentuk uang yangsejenis dengan mata uang yang tertera pada cek haruslah dipenuhidua persyaratan agar tidak terjadi riba:

a. Nilainya harus sama. Maka tidak boleh mencairkan ceksenilai 1 juta rupiah menjadi uang tunai 990 ribu rupiah.

b. Serah terima harus tunai. Yaitu, proses penyerahan cek danpenerimaan uang harus berlangsung tunai dalam satumajelis dan tidak boleh cek diserahkan saat ini, kemudianuang diterima esok hari.

Bila salah satu dari persyaratan di atas tidak terpenuhi makatransaksinya termasuk riba ba'i.

7s0 AAOIFI, A I M a' ayir AsSyari'yyah, hal 226.7s1 Dr. Sa'ad Al Khatslan,,4ikam Al Awraq At Tijariyoh, hal 288.

576

Sebagaimana dinyatakan oleh Iembaga fatwa kerajaan ArabSaudi ketika ada yang bertanya tentang hukum pemotongan nominalyang tertera pada cek karena dicairkan pada bank yang bukan bankpenerbit buku cek. Bunyi fatwa No. 16L80 adalah, "Pemotongan

nominal cek tidak dibenarkan dan termasuk transaksi riba, karenauang ditukar uong dengan nominal tidak sama (ribafadhl)"tsz.

Memang cek sendiri dianggap sebagai uang, akan tetapi apakahcek dapat disamakan dengan uang tunai? Bolehkah cek sendiridigunakan sebagai alat bayar untuk transaksi yang disyaratkan tunai,misalnya, membeli emas/perak dan dibayar dengan cek sendiri?

Beberapa lembaga fatwa membedakan antara cek sendiridengan uang tunai, dan tidak menganggapnya sebagai alat bayartunai. Ini berarti bahwa membeli emas/perak yang dibayar dengancek sendiri termasuk rlba ba'i, karena alat bayarnya (cek) tidak tunai.

Cek sendiri tidak dapat dianggap tunai karena cek jenis initidak ada jaminan ketersediaan dana yang cukup dalam rekeningdrawer (penulis)nya, atau penulis cek sengaja menarik dananya dibank tersebut setelah menulis cek sehingga cek tersebut tidakmemiliki nilai apapun (cek kosong), dengan demikian pada saatpenjual emas menerima cek sendiri ia tidak bisa dikatakan menerimanominal yang tertera pada lembaran cek.

Majma' AI Fiqh Al Islami (divisi fikih OKI), dalam keputusan No.53 (6/4) tahun L990, menegaskan, "Menerima cek yang ditalangidana yang cukup, dan dapat ditarik sesuai dengan nilai yang terterapada lembaran cek dianggap so.mq dengan menerima uang tunai,dengan syarat dana tersebut ditahan/dijamin oleh pihak bonk n7s3.

Konteks dari keputusan tersebut bahwa cek yang dananyatidak ditahan dan tidak dijamin oleh bank (cek sendiri) tidak dapatdikatakan bahwa menerima cek sendiri sama dengan menerimanominal yang tertera pada lembaran cek.

AAOFI dalam pasal (16) tentang AI Awraq At Tijariyah, ayat6/2, juga menyatakan, "Menerima cek perintah pembayaran tunaitidak dianggap menerima tunai nominal yang tertera pada lembaran.Maka tidak boleh menggunakan cek (sendiri) untuk pembayaranbarang yang disyaratkan tunai oleh syariat"Ts+.

7sz Fatawq lajnah daimah, jilid XIII, hal287.tst Journal Majma'al Fiqh ql Islami, edisi IX, hal 65.

7s4 Al Mq'ayir Ary Syari'yyah,hal226.

577

Namun, beberapa pakar fikih muamalat membedakan hukumcek sendiri berdasarkan negara tempat cek sendiri dikeluarkan.

Di sebagian negara maju, cek sendiri dapat disamakan denganuang tunai. Orang-orang biasa menggunakan cek sendiri dan jarangterjadi tindak kejahatan terhadap penerima cek karena peraturandan sanksi yang diterapkan negara tersebut terhadap pelakukejahatan cek sangat berat. Maka di negara tersebut, sekalipunbentuknya adalah cek sendiri tetapi kekuatannya sama dengan cekterjamin. Oleh karena itu, menerima cek sendiri dapat dianggapmenerima tunai nominal uang yang tertera pada lembaran. Dandapat digunakan untuk membeli emas.

Namun, di negara yang perangkat hukumnya tidak terlalu tegasmenindak pelaku kejahatan ceh sehingga sering terjadi tindakkejahatan terhadap penerima cek (cek kosong), dan orang-orangtidak terlalu percaya dengan cek sendiri, maka cek sendiri tidakdapat disamakan dengan uang. Dan cek sendiri tidak bolehdigunakan untuk jual-beli yang disyaratkan tunai serah-terimabarang dan uang di majeliszss.

Pembayaran Cek oleh Bank Bukan Penerbit Buku Cek

Terkadang penerima cek dapat mencairkan cek yang dia terimapada bank yang bukan penerbit cek tersebut. Bagaimana tinjauanfikih terhadap transaksi ini?

Hakikat transaksi ini dalam tinjauan fikih adalah pengalihanutang (hiwalah ala bari[), di mana nasabah yang memiliki depositpada bank penerbit buku cek mengalihkan utangnya terhadappenerima cek kepada pihak ketiga yang tidak memiliki utang kepadapenulis cek.

Akad hiwalah ala barii dianggap sah oleh mazhab Hanafi danakad ini dinamakan dengan hiwalah muthlaqah.

Para ulama mazhab yang lain tidak menamakannya denganhiwalah, akan tetapi menamakan transaksi ini dengan kafalah, atauwakalah fil iqtiradh.

Imam Malik berkata, "Seseorang yang memiliki utang kepadaorang lain, lalu ia mengalihkan utangnya kepada orang lain, orangyang menerima pengalihan tersebut tidak berutang kepada orang

7ss Dr. Sa'ad Al Khatslan, .Aftko m Al Awraq At Tijariyoh,hal296-297 .

578

yang mengalihkan utang. Akad ini dinamakan hamalah/kafalah

0aminan)"zso.

Al"Mawardi berkata, "Menuntt pendapat kedua dalam mazhabSyafii, sah mengolihkan utang kepada orang yang tidak berutangkepada pengalih dan akad ini disamakan dengan dhaman/kafalofi"tsz.

Al Mardawi berkata, "Jika orang yang berutong mengalihkanutangnya kepada orang yang tidak berutang kepadanya maka hakikatakad ini bahwa pengalih utang mewakilkan kepada pemberi utanguntuk meminjam kepada pihak ketiga"Tsa.

Akad ini hukumnya mubah (boleh). Akan tetapi bila adapertambahan utang yang nantinya dibayar oleh pengalih utangkepada pihak yang menerima pengalihan -dalam kasus pembayarancek oleh bank bukan penerbit cek- atas dasar apapun juga apakah inidibolehkan?

Dewan Syariah Nasional membolehkan penerima alihan utangmengambil ujrah/fee atas kesediaan dan komitmennya untukmembayar utang muhil dengan fatwa no: S8/DSN-MU[/V /2007tentang HAWALAH BIL UJRAH, bunyi fatwa tersebut,

"Ketentuan umum

c. Hawalah Muthlaqah adalah hawalah di mana muhil adalahorang yang berutang tetopi tidak berpiutang kepada muhal'alaihi;

d. Hawalah bil ujrah adalah hawalah dengan pengenqanujrah/fee;

Ketentuan akad

2. Dalam hawalah muthloqah, muhal 'alaihi boleh menerimaujrah/fee atas kesedian dan komitmennya untuk membayarutang muhil.

3. Besarnya fee tersebut harus ditetapkan pada saat akadsecara jelas, tetap dan pasti sesuai kesepakatan para

Pihak"Tss'

fuga fatwa Dewan Syariah Nasional no: 61/DSN-MUI/V/2007tentang PENYELESAIAN UTANG DALAM IMPOR, bunyi fatwatersebut,

7s6 Al mudawwanah Al kubro. jilid IV, hall27.7s7 Al Hawi Al kabir,jilid VI, hal420.lsg Al Inshaf, jilid V, hal225.lse Himpunan Fatwa DSN MUI ,jilid II, hal52.

579

"Ketentuan umum:

Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan penyelesaian utangimpor adalah pengalihan utang dari pihak yang berutangkepada LKS, kemudian LKS membayar utang tersebut kepadapihak yang berpiutang otau pihak lain yang ditunjuk oleh pihakyang berpiutang.

Ketentuan akad:

2. LKS sebagai Muhal 'Alaihi menerima pengalihan utang daripihakyang berutang senilai utang impor.

4. LKS sebagai Muhal 'Alaihi boleh mengenakan ujrah/fee ataspengalihan utang.

5. Besarnya ujrah harus disepakati secara jelas, tetap dan pastipada saat akad dan dinyatakan dalam bentuk nominal, bukandalam bentuk prosentase yong dihitung dari pokok utang"zao.

Fatwa DSN dalam hal ini bertentangan dengan takhrij fiqhypara ulama mazhab. Karena para ulama mazhab Hanafi, Maliki danSyafii menghukumi hiwalah muthlaqah ini sama dengan kafalahsebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnyaT'l. D,al ujrah yangdiambil dari akad kafalah hukumnya adalah riba berdasarkankesepakatan para ulama.

Ibnu Munzir (wafat th. 319 H) dalam bukunya "Al Isyraf'berkata, "Semuo ulama -yang kami ketahui- sepakat bahwa imbalanyang diterima dari akad kafalah tidak halal dan tidak dibolehkan"762.

Dan menurut mazhab Hanbali bentuk akad hiwalah muthlaqahadalah, pihak yang menerima pengalihan utang memberikanpinjaman kepada orang yang dialihkan utangnya dan nanti ia akanmenagihnya kepada orang yang mengalihkan utang. Dan bila orangyang mengalihkan utang mengembalikan utangnya berlebih dariutang yang diberikan oleh penerima pengalihan maka pertambahanutang ini adalah riba, termasuk dalam kaidah,

<E; 4"1ti:'1 --*,rt

rB""Setiap manfaat yang diperoleh pihak pemberi hutang adalah

riba".

760 Himpunan Fatwa DSN MUI ,jilid II, hal86-87.zor fi[x[; Al Inoyah syarh Hidayah, jilid VII, hal248, AI mudawwanah Al kubra, jilid

IV, hal 127 dan Al Hawi Al kabir,jilid VI, hal 420 .

762 Al Isyraf,jilid I, hal 120.

580

Oleh karena itu AAOIFI dalam mi'yar (7) tentang hiwalah(pengalihan utang), menyatakan, " Para ahli fikih mensyaratkandalam akad hiwalah bahwa besarnyo utang yang dialihkan harussama nominalnya agar akad hiwalah terhindar dari ribail763.

Dalam tulisan ini, penulis menghimbau kepada Dewan SyariahNasional yang terhormat untuk mengkaji ulang fatwa tersebut,karena sangat jelas mengandung unsur riba.

4.6.2.5.5.2 CekTerdaftar (Registered Cheque)

Cek terdaftar, yaitu cek, mirip dengan money order, dibeli pada

sebuah bank dengan komisi; cek terdaftar digunakan oleh orang-orang yang tidak mempunyai rekening koran untuk mentransferdana kepada pihak lain atau untuk membayar tagihan.

Sebagian negara mewajibkan warganya melakukanpembayaran atas pelanggaran terhadap peraturan sebuah instansidengan menyerahkan cek terdaftar tertuju untuk bank sentral.

Seperti di Arab Saudi, pelanggaran terhadap peraturankeimigrasian dikenakan sanksi pembayaran denda denganmenggunakan cek terdaftar bank Ar Riyadh.

Misalnya:

Bila seorang warga asing terlambat menguruspembuatan kartu izin tinggal untuk anak yang baru lahirlebih dari 1 tahun dikenakan denda sebanyakS.R.1,000.00 dibayar dengan cek terdaftar, yangditerbitkan oleh bank Ar Riyadh untuk termaslahat SaudiArabian Monetary Agency.

Untuk menerbitkan cek terdaftar seseorang datang ke salahsatu banh lalu mengisi slip penerbitan cek terdaftar. Kemudian iamenyerahkan sejumlah uang yang ingin dituliskan pada lembarancek dan membayar biaya administrasi penerbitan. Kemudianpegawai yang ditunjuk menerima slip dan uang, lalu menerbitkancek terdaftar.

Hukum CekTerdaftar

Cek terdaftar hukumnya sama dengan uang kartal. Biasanya parapedagang lebih mengutamakan pembayaran barang dengan cekterdaftar daripada uang tunai, karena aman dari uang palsu dan

tidak perlu repot untuk menghitung kembali, serta aman saat dibawake bank untuk disetorkan ke rekening miliknya. Hal ini karena cek

763 Al Ma'ayir Syariyyah, hal. 85.

581

terdaftar diterbitkan oleh institusi resmi keuangan yang diakui olehnegar4 berbeda dengan cek sendiri yang diterbitkan olehperorangan.

Oleh karena dianggap sama dengan uang kartal maka cekterdaftar tidak boleh ditukar dengan uang lebih kecil/besar darinominal yang tertera pada cek, jika kedua mata uangnya sama. Makatermasuk riba ba'i jika cek terdaftar dijual dengan nominal yangberbeda. Sebagaimana kasus yang terjadi di kantor-kantor biro jasadi lingkungan sekitar kantor imigrasi di kota Riyadh, Arab Saudi.Mereka menjual cek terdaftar dengan nilai uang yang tertera padalembaran cek ditambah S.R.20.00 sebagai imbalan jasa merekamenerbitkan cek dari bank tertarik.

Dan karena cek terdaftar sama dengan uang kartal maka bolehmembeli emas/perak dan dibayar dengan cek terdaftar.

AAOIFI dalam pasal (16) tentang Al Awraq At Tijariyah, ayat6/L menyatakan, "Menerima cek perintah bayar tunai dianggap samadengan menerima uang tunoi, bila cek tersebut merupakan cek jeniscek terdaftar atou cek terjamin. OIeh karena itu, cek tersebut bolehdigunakan untuk penukaran yang disyaratkan syariat harus tunai,misalnya, cek ditukar dengan valuta asing atau cek digunakan untukmembeli emas atau p€rak"7eq.

4.6.2.5.5.3 Cek Teriamin (Certifted Cheque)

Cek terjamin, yaitu cek yang dijamin pembayarannya oleh banksehingga secara hukum menjadi kewajiban bank; dana untukmenutupinya diambil dari akun deposan; biasanya, pada halamandepan cek itu dibubuhi kata "ftot" atau yang serupa, diberi tanggaldan ditandatangani oleh pejabat berwenang dari bank tertarik yangberarti cek itu layak untuk dibayar.

Hukum cek terjamin sama dengan cek terdaftar, karenasekalipun diterbitkan oleh perorangan akan tetapi saat dilegalisiroleh pejabat bank tertarik maka dana senilai yang tertera pada cektelah ditahan oleh bank dan tidak dapat digunakan lagi oleh penuliscek.

Oleh karena itu cek jenis ini tidak boleh ditukar dengannominal yang berbeda dengan yang tertulis pada lembaran cek. Dancek jenis ini bisa digunakan untuk membeli barang yang disyaratkantunai.

764 MOIFI,AI Ma'ayir Asy Syari'yyah,hal227.

582

Sebagaimana fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga fatwakerajaan Arab Saudi, No. 9564, yang berbunyi,

"Soal: Bolehkah membeli atau menjual emas dengan

menggunakan cek? Dan hampir tidak mungkin menggunakan uang

tunai, karena terkadang transaksi yang dilakukan bernilai iutaanSaudi riyal?

fawab: Tidak mengapo, karena menerima cek terjamin sama

dengan menerima uang yang tertera pada lembaran cek"765.

4.6.2.5.5.4 Cek Peri alanan (Tr av eler's Che que)

Cek perjalanan, yaitu alat pembayaran semacam cek, diciptakanuntuk orang yang bepergian dan dapat diuangkan pada kantor-kantor bank yang mengeluarkan atau pada pihak-pihak yang

ditunjuk; dapat dibayar oleh perusahaan yang mengeluarkannya dan

dijual dengan angka nominal tertentu dan diiamin dari kehilanganatau pencurian; cek tadi diterima sebagai pengganti uang tunai olehpara pedagang dan dapat dicairkan di kantor-kantor tertentu.

Menerbitkan cek jenis ini dibolehkan, sesuai denganpernyataan AAOIFI yang berbunyi, "Di antara cek yang boleh

digunakan ... cek perjalanan. Pihak penerbit cek dibolehkan menarikkomisi dari pemegang cek sebagai imbalan atas usaha sebagaiperantara, atau pada saat mencairkan cek dengan qtorat tidakter d ap at b ung a (rib a)" t oe.

Hukum cek jenis ini sama dengan cek terdaftar. Bila cekperjalanan dicairkan dengan mata uang yang berbeda dengan yang

tertera pada lembaran cek hanya disyaratkan tunai dan biladicairkan dengan mata uang yang sama dengan yang tertera pada

cek disyaratkan tunai dan nominal sama, agar terhindar dari riba.

4.6.2.5.6 Kartu Isi Ulang Telepon SeIuIer dan Kartu Belania

4.6.2.5.6.1 Kartu Isi Ulang Telepon Seluler

Perusahaan pemberi pelayanan jasa telekomunikasi telepon selulermengeluarkan kartu pulsa isi ulang dengan berbagai tuiuan, diantaranya memangkas biaya administrasi untuk menarik tagihandari pelanggan dan meningkatkan likuiditas dengan cara penjualan

kartu tersebut767.

76s Fatawa lajnah daimah, jilid XIII, hal494.7 66 AI Ma' ayir AsSyari'14tah, hal 226.

767 Dr. Husein Syahrani,AtTaswiq AtTijary wa Ahkamuhufil Fiqh al Islami,hal 473.

583

Kartu isi ulang dijual dengan berbagai variasi harga yangtertera pada kartu, misalnya, Rp10.000,00 Rp50.000,00Rp100.000,00 dan lain sebagainya.

Sering terjadi, orang menjual kartu pulsa tidak sama dengannominal yang tertera pada kartu. Bolehkah menjual kartu pulsa dibawah/di atas harga pulsa yang tertera? Apakah transaksi initermasuk riba ba'i, karena menukar uang rupiah dengan pulsa yangbernilai rupiah dan tidak sama nominalnya?

Hukum Meniual lGrtu Pulsa Isi Ulang di bawah/di atas HargaPulsa yang TerteraPara pakar fikih muamalat kontemporer berbeda pendapat tentanghukum menukar kartu pulsa isi ulang dengan uang tunai di bawah/diatas nominal yang tertera pada kartu, misalnya, tertulis pada kartuRp100.000,00 dijual dengan harga Rp97.000,00. Atau tertulisRp 1 00.000,00 dijual dengan harga Rp 1 03.000,00.

Pendapat pertama: haram hukumnya menukar kartu pulsa isiulang dengan uang tunai di bawah/di atas nominal yang tertera padakartu.

Pendapat ini berpegang kepada dua dalil:

L. Kartu pulsa dianggap sama dengan uang tunai, karena nilaiyang tertera pada kartu merupakan simbol uang tunai.

Maka uang, bila ditukar dengan uang yang sama jenisnyadisyaratkan harus tunai dan nominalnya sama agar tidakterjadi riba ba'i.

Maka nominal uang tunai dengan yang tertera pada kartusaat membelinya wajib sama, tidak boleh kurang dan tidakboleh berlebih. Serta serah-terima kartu dan uang wajibtunai di majelis akad.

Tanggapan: Tidak benar bahwa kartu pulsa sama denganuang, karena uang adalah alat tukar, penentu harga barangyang diterima oleh semua pihak, berbeda dengan kartupulsa hanya diterima sebagai uang pada perusahaanpenerbitnya dan tidak dapat digunakan untuk membelibarang di pasar sebagaimana layaknya uang kartal.

2. Kartu pulsa merupakan dokumen utang berarti pembelimenyimpan uangnya dalam bentuk utang kepadaperusahaan penerbit kartu sebesar nominal yang tertera.

Maka tidak boleh menukarnya dengan uang di bawahnominal uang yang tertera, agar tidak terjadi riba jahiliyah,

584

karena pihak perusahaan -dalam hal ini pihak yang

berutang- memberikan bunga atas utang yang dia dapatkandari nilai kartu.

Tanggapan: tidak benar bahwa kartu pulsa sama dengandokumen utang; karena utang dalam terminologi fikih harusdikembalikan barang yang sejenis, bila piniam uang yangdikembalikan haruslah uang. Berbeda dengan kartu pulsa,yang diberikan kepada perusahaan penerbit kartu adalahuang sedangkan perusahaan tidak mengembalikan uangkepada pembeli, yang dikembalikan perusahaan hanyalahjasa pelayanan telekomunikasiT6s.

Pendapat kedua: boleh menukar kartu pulsa isi ulang denganuang tunai di bawah nominal yang tertera pada kartu, juga boleh diatas nominal yang tertera berdasarkan asas saling ridha. Dan juga

boleh ditukar dengan cara tidak tunai.

Pendapat ini berpegang kepada dalil bahwa kartu pulsa dapatdisamakan dengan akad salam fil manafi', yaitu sebuah transaksi, dimana uang diserahkan di muka sedangkan iasa yang dibeli akan

diterima kemudian, sesuai dengan pesanan ffasa telekomunikasi).

Di dalam kartu tersebut terdapat nomor seri, bila diaktifkandapat digunakan untuk melakukan komunikasi, maka pemegang

kartu pulsa isi ulang sama dengan memegang iasa yang dipesan (jasa

pelayanan komunikasi).

Dengan demikian, boleh menjual jasa yang dipesan (al manfaahalmuslam fiiha) yang telah dipegang oleh pemesan (almuslim)kepada pihak ketiga dengan harga yang disepakati oleh kedua belahpihak, karena kenyataannya bukan lagi menukar uang tunai denganuang nominal yang tertera pada kartu, melainkan menukar jasa

dengan uang tunai yang tidak disyaratkan harus tunai dan iuga tidakdisyaratkan harus dengan nominal yang sama76e.

Tanggapan: bila disamakan dengan akad salam ftl manaft'untuk keabsahan akad salam disyaratkan barang/jasa yang dipesanharus jelas. Sedangkan pada kartu pulsa ulang tidak jelas jasanya;

bisa jadi kartu pulsa Rp100.000,00 hanya untuk 5 menit komunikasibila digunakan untuk sambungan langsung internasional, dan bisajuga digunakan selama 50 menit komunikasi bila untuk sambungan

768 Dr. Yusuf AsSyubally, Al Khadamat Al Istitsmariyah fil Masharif, iilid II, hal 555-

556.75s Dr. Yusuf AsSyubaily, ^4I Khadamat Allstitsmariyah fil Masharif, jilid II, hal 559.

Dr. Husein Syahrani, A tTo swiq AtT ij a ry, hal 47 7 .

585

lokal. Dengan demikian tidak terpenuhi salah satu persyaratan akadsalam.

fawaban atas tanggapan: para ulama mensyaratkan kejelasanbarang/jasa pada akad salam agar tidak terjadi gharar (spekulasi).Dan gharar tidak terdapat pada kartu pulsa, karena perusahaantelekomunikasi telah memiliki harga tetap untuk setiap daerahtujuan sambungan dan juga telah dipublikasikan. Jadi unsurspekulasi dalam hal ini sama sekali tidak ada.

Dalam hal ini pendapat kedua lebih kuat, yaitu boleh menjualkartu pulsa isi ulang dengan harga kurang/lebih dari yang tercantumpada kartu dan tidak termasuk riba ba'i. Dan pendapat ini didukungoleh banyak para pakar muamalat kontemporer.

4.6.2.5,6.2 Kartu BelaniaSelain perusahaan telekomunikasi, pusat-pusat perbelanjaan (supermarket) dan toko-toko besar juga mengeluarkan kartu belanja yangtertera nominalnya dan dapat digunakan untuk berbelanja di tokoyang menerbitkannya. Di antara tujuannya untuk meningkatkanpenjualan barang dengan cara mengikat calon konsumen dengankartu tersebut karena kartu dapat digunakan berulang-ulang selagimasih tersisa dana di dalamnya.

Biasanya kartu ini dibagikan oleh sebuah perusahaan sebagaihadiah kepada orang-orang tertentu.

Meniual Kartu Belania dengan Harga Berbeda pada KartuApakah seseorang yang mendapatkan kartu tersebut bolehmenjualnya dengan nilai yang berbeda dengan yang tertera padakartu? Apakah transaksi ini tidak termasuk riba ba'i, menukar matauang dengan mata uang sejenis dengan nominal yang berbeda?

Para ulama kontemporer berbeda pendapat tentang hukummenjual kartu belanja dengan nominal yang berbeda.

Pendapat pertama: haram hukumnya menjual kartu belanjadengan nilai di bawah nominal yang tertera pada kartu.

Dalil pendapat ini sebagai berikut:

1. Kartu belanja menyimpan nilai uang sebanyak yangtercantum, maka kartu tersebut dianggap sama denganuang, seperti cek yang tertera pada lembarannya nominaluang tunai.

Konsekuensinya, bila kartu belanja ditukar dengan uangtunai diharuskan terpenuhi dua syara! yaitu harus sama

586

nominal yang tertera dengan uang tunai dan transaksipenukarannya harus berlangsung tunai di majelis akad. Bilasalah satu persyaratan ini tidak terpenuhi maka transaksiyang terjadi adalah riba ba'i. Dengan demikian meniualkartu belanja dengan harga di bawah nominal yang

tercantum termasuk riba ba'i.

Tanggapan: kartu belanja berbeda dengan cek, karena cekdapat dicairkan dan ditukar dengan uang tunai, sedangkankartu belanja tercantum pada kartu tersebut "bahwa kartuini tidak dapat ditukar dengan uang tunai" hanya dapatdigunakan untuk berbelanja pada toko yang

menerbitkannya.

2. Sebuah atsar yang diriwayatkan bahwa pada masapemerintahan Marwan bin Al Hakam, negara menerbitkansukuk (surat berharga) yang dapat ditukar dengan bahanmakanan pokok di Al |arr (sekarang terletak dekat kotaYanbu, Arab Saudi). Sukuk tersebut diberikan negarakepada orang-orang yang menjadi tanggungan negara'Lalu sukuk tersebut diperiual-belikan oleh pihak yang

menerimanya kepada orang ketiga dan selanjutnya sebelummakanan pokok tersebut diterimanya.

Maka Zaid bin Tsabit dan Abu Hurairah radhiyallahu'anhuma mendatangi Marwan, seraya berkata, "Apakah

engkau telah menghalalkan riba, wahai Marwan?

Marwan berkata, "Auzubillah, apa yang teriadi?

Dua sahabat itu berkata, "Sukuk telah diperiual'belikan olehpara pemegangnya sebelum mereka menerima barangmakanan pokok yang tertera pada sukukt. Lalu Marwanmemerintahkan orang-orangnya untuk membatalkan jual-beli sukuk dan menariknya dari para pembeli kemudiandikembalikan kepada pemilik pertama". (HR. Muslim)'

Dari atsar ini dapat disamakan antara kartu belanja dengansukuk Maka kartu belanja tidak boleh dipindahtangankanke pihak ketiga dengan cara diperjual-belikan karenatermasuk menjual barang sebelum diterima.

Tanggapan: dalil ini dinamakan Qaul Shahabi (pendapatsahabat Nabi), dan para ulama berbeda pendapat tentangkeabsahan hujjah Qaul Shahabi. Kemudian iitihad duasahabat tadi, belum tentu disetujui oleh para sahabat yang

lain, karena jual-beli sukuk telah berlangsung lama, yang

587

kemungkinan orang-orang menjualnya berdasarkan fatwapara sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yangmembolehkan menjual almuslam fiih sebelum diterima,sebagaimana difatwakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma. Adapun kebijakan Marwan radhiyallahu anhu,membatalkan jual-beli ini merupakan hak waliyyulamri(pemerintah), sebagaimana disebutkan dalam kaidah"hukmul qhadhi yarfa'ul khilaf' (keputusan hakimmenghilangkan perbedaan pendapat).

Pendapat kedua: boleh menjual kartu belanja dengan uangtunai yang berbeda dengan nominal yang tertera pada kartu dan jugatidak disyaratkan harus berlangsung tunai, artinya kartu belanjaboleh diterima hari ini dan uang diserahkan pada keesokan harinya.

Dalil pendapat ini: bahwa hakikat kartu belanja dalam tinjauanfikih adalah tanda bukti uang yang diberikan dalam akad salam, )raituuang diberikan dimuka dan barang diterima kemudian. Dan ini tidakbertentangan dengan persyaratan barang yang menjadi objek salamharus jelas, karena harga barang-barang di toko-toko yangmenerbitkan kartu belanja harganya jelas dan tercantum pada setiapbarang, dengan demikian dapat disamakan dengan ba'i daimulamal770 yang dibolehkan oleh Malikiyah dan Hanabilah padahalukuran muslam fiih fbarang yang dipesan) juga tidak jelas.

Dan boleh menjual muslam fih kepada pihak ketiga sebelumbarangnya diterima menurut pendapat ulama mazhab Imam Malikdan dikuatkan oleh Ibnu Taimiyah, dengan syarat tidak dijual denganharga di atas harga yang tertera agar tidak termasuk dalam laranganmengambil keuntungan dari barang yang tidak dalam jaminannya.

Wallahu a'lam, sepertinya pendapat kedua lebih kuat danpendapat ini didukung oleh mayoritas para ulama kontemporerTTrYaitu boleh menjual kartu belanja kepada pihak ketiga dengan syaratharganya sama atau di bawah nominal yang tercantum pada kartudan tidak termasuk riba ba'i, karena kartu tersebut bernilai barangdan bukan uang, dikarenakan pihak penerbitnya tidak bersediamenukar kartu dengan uang tunai, hanya bersedia menukarnyadengan barang.

770 Yang dimaksud dengan bai' doimul amal: seseorang memberikan uang kepadaseorang penjual (daging atau penjual apapun) kemudian setiap hari pemilikuang mengambil daging seperlunya hingga uang yang diberikan habis, initermasuk bagian dari akad salam.

77r Dr. Yusuf AsSyubaily, Al Khsdamat Al Istitsmariyah fil Masharif, jilid II, hal 559.Dr. Husein Syahrani, ^dt Taswiq At Tijary,hal 477 .

588

4.6.2.5.7 Perdagangan Saham

Pada pembahasan riba dayn telah dibahas hukum menerbitkansaham biasa dan istimewa. Pada pembahasan sekarang akan dibahas

hukum menjual-belikan saham biasa, karena saham istimewa hukummenerbitkannya adalah riba dayn maka memperiual-belikannyatermasuk memperjual belikan rlba dayn.

Adapun saham biasa, para ulama kontemporer sepakat bahwa

saham perusahaan yang tuiuan pendiriannya bergerak dibidang usaha haram, maka haram juga membeli sahamnya.

Sebagaimana keputusan Maima' Al Fiqh Al Islami (divisi fikihOKI) dengan keputusan No. 63 (L/7) tahun l992,yang berbunyi,

i.+r-1"Y1 Wy -c:lSli # eLai,Y: yY H 6)+ Y

l.eJ 6F. E^ll 3i 9juii.lr eGl _ii qjJ! #trrlt< ?'F"Tidak ada perbedaan pendapat akan keharaman hukum

membeli saham perusahaan, tuiuan pendiriannya bergerak di bidang

haram, seperti perusahaan ribawi, perusahaan yang memproduksi

barang haram, atau perusahaan yang memperdagangkan barangh%ramil772.

fuga keputusan Al Maima' Al Fiqh AI Islami (divisi fikihRabithah Alam Islami), daurah ke-XIV, tahun L995, yang berbunyi,"Para anggota AI Majma' sepakat bahwa haram hukumnya membeli

saham perusahaan yang tuiuan pendiriannya bergerak di bidang

usaha haram, seperti transaksi riba, atau memproduksi barang-barang haram, ataupun memperdagangkan barang haram]]773.

Dewan Syariah Nasional lebih merinci tentang kegiatan usahaperusahaan yang diharamkan dalam fatwa nomor: 2O/DSN-

MUI/IV /200L tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa

Dana Syariah, Bab IV Pasal VIII, yang berbunyi:

Jenis kegiotan usaha yang bertentangan dengan syari'ah lslam,

antara lain, adalah:

a. Ilsaha perjudian dan permainan yang tergolong iudi atauperdag angan yang dilarang ;

b. Ilsaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasukp erb ankan dan asuransi konvensional;

tzz lournal Majma'al Fiqh aI Islami, edisi VI, iilid II, hal1273.??3 QoraratAl Majma'al Fiqhy al Islomi,hal?97.

589

c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, sertamemperdag ang kan makanan dan minuman y ang harom;

d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan/ataumenyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusakmoral dan bersifat mudarat774.

+.6.2.5.7.L Saham Perusahaan yang Usahanya Halal, tapiMemiliki Utang dalam Bentuk Ribawi

Bila sebuah perusahaan, kegiatan usahanya halal akan tetapiterdapat dalam pembiayaannya sesuatu yang mengandung unsurriba atau menyimpan uangnya di bank ribawi, atau tercantum dalamanggaran dasarnya untuk bertransaksi dengan bank ribawi,bagaimanakah hukum membeli saham perusahaan tersebut?

Para ulama kontemporer berbeda pendapat dalam hal ini.

Pendapat pertama: boleh membeli saham perusahaan jenisini dengan syarat:

a. Tetap meyakini haram hukumnya transaksi riba;

b. Tidak tercantum dalam anggaran dasar perusahaan pasalyang menyatakan bahwa perusahaan akan melakukantransaksi pembiayaan ribawi;

c. Besarnya pinjaman dalam bentuk riba tidak lebih dari 30%modal keseluruhan perusahaan;

d. Besarnya uang yang disimpan pada bank ribawi tidak lebihdari 30% modal keseluruhan perusahaan;

e. Besarnya pemasukan perusahaan dari transaksiriba/haram tidak lebih dari 5o/o dari keseluruhanpemasukan perusahaan;

f. Dan setelah menerima deviden, maka keuntungan dari ribawajib dibersihkan dan disalurkan untuk kepentingan sosial.

Pendapat ini didukung oleh AAOIFI, dewan syariah bankAlRajhizzs dan Dewan Syariah Nasional dalam fatwa TentangInvestasi Dana reksa Syariah. Pasal 10. Dengan rincian sebagaiberikut:

"Kondisi Emiten yang Tidok Layak

774 Himpunan Fatwq DSN 2006,halLL9.77s Al Matayir AsSyari'yyah, hal 299. Dr. Mubarak AI Sulaiman, Al lktitab wol

Mutajarah Bil Ashum, hal 15.

590

Suatu Emiten tidak layak diinvestasikan oleh Reksa Dana

Syariah:

a. apabila struktur hutang terhadap modal sangat bergantungkepada pembiayaan dari hutang yang pada intinya merupakanp embiayaan yang meng andung unsur riba;

b. apabila suatu emiten memiliki nisbah hutang terhadap modalIebih dari 820/o (hutang 450/0, modal 55 o/o)itt 776.

Yang menjadi dalil pendapat ini adalah alhaiah (kebutuhanyang mendesak) akan keberadaan perusahaan yang modalnyaberasal dari saham masyarakat yang bergerak di bidangtelekomunikasi, listril<, air bersih, perkebunan, peternakan, angkutanumum; darat,laut dan udara.

Perusahaan jenis ini membutuhkan modal yang sangat besar.

Dan hampir tidak mungkin modal tersebut berasal dari sekelompokorang tertentu. Biasanya para pengelola perusahaan tersebut adalah

orang-orang yang tidak mengerti aturan syariat dalam hal muamalat,

sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa mereka akan

melakukan transaksi dengan bank ribawi dalam hal simpan-pinjamdan sebagainya. Maka bila membeli saham perusahaan tersebutdihukumi haram dikhawatirkan kebutuhan umat akan jasa danproduk yang diberikan perusahaan tersebut tidak terpenuhisehingga kehidupan umat di era modern akan menjadi tidak tertatadan tidak berbudaya.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena sebagian emiten(perusahaan yang modalnya berasal dari saham masyarakat)memang dibutuhkan dalam kehidupan umat, namun sebagian lagitidak demikian halnya, maka menyamaratakan hukum boleh untuksemua emiten tidaklah tepat.

Kemudian juga, iika umat Islam sadar akan syariat mereka dan

seluruh umat memboikot, tidak membeli saham perusahaan yang

bercampur transaksi haram dapat dipastikan perusahaan tersebutakan tunduk dengan keinginan umat dan akan mengumumkan ke

khalayak ramai bahwa perusahaan yang mereka dirikan sesuai

dengan syariat Islam. Sebagaimana kenyataannya pada saat ini di

776 Himpunan Fatwa DSN,lilid I. hal. 120.

Besarnya hutang dalam bentuk riba yang ditolerir oleh DSN jauh lebih besar

dibandingkan yang ditolerir oleh AAOIFI. Dasar MOFI menentukan batas

maksimalnya dengan keumuman hadis Nabi bahwa 1/3 itu dianggap besar'

Adapun dasar hukum yang menjadi rujukan DSN sampai sekarang penulis

belum mengetahuinya.

591

dunia perbankan, dimana seluruh bank ribawi berpacu untuk

membuka unit syariah, karena bank ribawi mulai ditinggalkan umat

dan umat beralih ke bank sYariah.

Pendapat kedua: Haram hukumnya membeli saham

perusahaan, yang kegiatan usahanya halal akan tetapi terdapat

dalam pembiayaannya sesuatu yang mengandung unsur riba atau

menyimpan uangnya di bank ribawi, atau tercantum dalam anggaran

dasarnya untuk bertransaksi dengan bank ribawi.

Pendapat ini merupakan keputusan berbagai lembaga fikihinternasional, di antaranya:

a. Majma'AI FiqhAl Islami (divisi fikih OKI) dengan keputusanNo.63 (Ll7) tahun Lggz,berbunYi,

+lsJix H ekj"yl Ly Ji-)l-;J

';_!'s +ulA.lIL

i f-3fu+j-u"vr"Haram hukumnya membeli saham perusahaan yang

terkadang melakukan transaksi yang diharamkan, seperti

riba, sekalipun kegiatan usaha perusahaan tersebut

bergerak di bidang yang dihalalkantTTT.

b. Al Majma' al Fiqhy al Islami (divisi fikih Rabithah Alam

Islami) dalam keputusan muktamar ke XIV di Mekkah pada

tahun Lggs, yang berbunyi, ".Seorang muslim tidak boleh

membeli saham milik perusahaan yang sebagian

tr ans aksiny a dalam b entuk 7ifi q" 7 7 8.

c. Lembaga fatwa kerajaan Arab Saudi, nomor fatwa: tL967,yang berbunyi, "Tidak boleh membeli dan meniual saham

milik perusahaan yang di antara transaksinya mengandung

rib a dalam hal simpan-pini a7n"7 t s.

Dalil dari pendapat ini bahwa hubungan antara pemegang

saham dan perusahaan adalah akad wakalah, dimana status

pemegang saham sebagai muwakkil (pihak yang mewakilkan) dan

p".rritrrin sebagai wakil. Maka jika seorang muslim tahu bahwa

iebuah perusahaan melakukan transaksi riba dan tetap membeli

saham ferusahaan tersebut sesungguhnya ia mewakilkan kepada

ztt Journal Majma' al Fiqh al Islami, edisi VI, iilid II, hal L273.

778 QarqratAl Majma' at Fikihy al Islami, muktamar XIV, hal 31.

t1e pqgsvtq lajnah daimah, jilid XIII, hal494.

592

perusahaan tersebut untuk melakukan transaksi riba. Ini pertandabahwa ia menyetujui transaksi riba sekalipun mulut dan hatinyamengatakan tidak. Padahal teks-teks Alquran dan hadis jelas

mengharamkan riba sekalipun sedikit78o.

Wallahu a'lam, pendapat kedua yang mengharamkan untukmembeli saham perusahaan yang kegiatan usahanya halal akantetapi sebagian transaksinya terdapat hal yang diharamkan lebihkuat. Karena bila halal bercampur dengan yang haram maka hukumharamnya lebih dominan, seperti air bersih bercampur naiis.

4.6.2.5.7.2 Hukum |ual-beli Saham Perusahaan Halal

Perusahaan yang kegiatan usahanya halal, tidak melakukan transaksiriba dan tidak tercantum dalam anggaran dasarnya untuk melakukantransaksi riba bolehkah sahamnya diperjual-belikan layaknya barangdagangan?

Para ulama kontemporer berbeda pendapat dalam hal ini.

Pendapat pertama: pendapat Prof. Dr. Ash Shiddiq AdhDharir, peneliti senior bidang ekonomi Islam di Majma' Al Fiqh AlIslami (divisi fikih OKI) hanya membolehkan membeli saham dengantujuan mendapat deviden dari emiten dan boleh dijual dengan tujuanuntuk mendapatkan uang tunai. Dan ia mengharamkan bila tuiuandari menjual dan membeli saham untuk mendapat keuntungan dariselisih antara harga beli dan jual (spekulasi).

Dalil beliau mengharamkan perdagangan saham untukspekulasi bahwa spekulan hanya bertujuan meraup keuntungan dariaksi jual dan beli, bukan bertujuan untuk ikut andil memiliki asetyang dimiliki emiten. Bila harga saham yang dipegangnya naik, tanparagu ia jual kembali walau baru ia beli beberapa saat yang lalu. Danjika ini yang terjadi, dikhawatirkan ada unsur riba ba'i, yaitumenukar uang dengan uang yang sejenis dengan nominal yangberbeda. Di mana saham pada saat dijadikan objek spekulasi makasaham telah keluar dari tuiuan semula diterbitkan, /aitu: ikut andildalam kepemilikan aset emiten. Dan saham berubah menjadi nominalyang tertera pada lembaran yang bernilai uang maka bila ditukardengan uang yang nominalnya berbeda dengan yang tertera padalembaran saham, sungguh transaksi ini termasukriha ba'i.

Tanggapan: Dalil ini tidak kuat, karena saham adalah tandabukti kepemilikan aset sebuah perusahaan. Adapun tujuanpembeli/penjualnya sama sekali tidak mempengaruhi hakikat ini.

780 Dr. Mubarak Al Sulaiman,, llktitab wal Mutajarah Bil Ashum, hal 16.

593

Dengan demikian menjual-belikan saham berarti menjual-belikanaset perusahaan penerbitnya. Dan boleh meniual barang denganuang sekalipun nominalnya berbeda781.

Pendapat kedua: pendapat mayoritas para ulamakontemporer yang membolehkan jual-beli saham782.

Majma' Al Fiqh AI Islami (divisi fikih OKI) menegaskan hal inidalam keputusan No. 63 (L/7) tahun 7992, yang berbunyi, "Menjualdan menjadikan saham sebagai agunan hukumnya bobhnT$.

Dalil dari pendapat ini, bahwa hakikat saham adalah dokumentanda kepemilikan aset perusahaan emiten, dan hukum menjual-belikan aset perusahaan yang berupa barang dihalalkan Islam.

Allah berfirman:

(uijr tut,Hs\" Allahtelahmenghalalkan jualbeli ". (Al Baqarah:275)

Pendapat mayoritas para ulama dalam hal ini sangat kuat,karena berpegang kepada hukum asal jual-beli adalah halal, danselama tidak ada dalil yang mengharamkannya maka hukumbolehnya tetap berlaku.

4.6.2.5.7.2 Hukum fual-beli Saham Perusahaan, Asetnyadalam Bentuk Uang/Emas

Sebuah emiten pasti memiliki uang tunai dalam asetnya, oleh karenaitu maka sebuah saham tentu memiliki nisbah uang tunai dari asetkeseluruhannya, apakah dengan demikian boleh menjual-belikansaham tanpa memperhatikan kaidah penukaran uang dengan uang,yang bila tidak diindahkan akan terjatuh ke dalam riba ba'i?

Para ulama kotemporer sepakat bahwa sebuah perusahaansetelah menerbitkan saham dan menjual sahamnya di pasar primernamun belum lagi memulai usahanya maka saham yang telah dibelibila hendak dijual kembali harus dijual dengan cara tunai dan denganharga yang sama dengan nilai nominalTsa yang tertera pada lembaran

781 DR. Mubarak Al Sulaiman, ^Allktinb wal Mutajarah Bil Ashum, hal 16.

782 ibid.783 Journal Majma' al Fiqh al Islami, edisi VI, jilid II, hal L273.

784 Setiap saham memiliki 3 nilai, yaitu:1. Nilai nominal, yaitu: nilai saham yang ditentukan dalam anggaran dasar

perusahaan.

594

saham. Bila persyaratan ini tidak diindahkan maka terjadilah ribaba'i.Karena hakikat sahamnya adalah uang.

Para ulama juga sepakat bahwa perusahan yang bergerakdibidang keuangan, seperti: banh takaful (asuransi syariah), bahwapemegang saham bila hendak menjual sahamnya wajibmengindahkan kaidah penukaran uang, yaitu harus samanominalnya dan tunai. Maka tidak boleh menjual sahamnya di atasnilai buku dan harus berlangsung serah-terima uang dan sahamtunai dalam satu majelis. Bila tidak diindahkan terjadilah riba bo'i.Karena hakikat sahamnya adalah uang sebanyak yang tertera padalembaran saham.

Para ulama juga sepakat bahwa perusahaan yang bergerakdibidang perdagangan emas/perah maka pemegang sahamnya bilahendak menjual kembali sahamnya disyaratkan tunai dan bolehmenjualnya dengan nilai pasar. Karena terdapat perbedaan jenisantara emas/perak dengan uang namun illatnya masih sama yaitu;tsamaniyah.

AAOIFI menyatakan dalam pasal (21) tentang Al Awraq AIMaliyyah, ayat 3/17,3/L8, yang berbunyi, "Tidak bolehmemperdagangkan saham perusahaan yang asetnya adalah uangtunai pada saat belum memulai usaha ... kecuali dijual dengan harganominal dan harus tunai. Jika perusahaan bergerak dibidangperniagaan emas/perak dan valuta maka wajib mengindahkan kaidahdalam penukaran uang (sharfl " 78s.

Para ulama berbeda pendapat bila sebuah perusahaan telahmemulai usahanya yang tidak bergerak di bidang keuangan,emas/perak dan valuta, namun asetnya terdiri dari barang jasa, uangtunai dan utang apakah boleh menjual-belikannya tanpamengindahkan kaidah syariat dalam penukaran valuta?

Pendapat pertama: tidak boleh menjual-belikan sahamperusahaan tersebut.

Dalil pendapat ini bahwa diriwayatkan dari Fudhalah bin Ubaidradhiyallahu 'anhu bahwa dalam perang Khaibar ia membeli kalungemas permata seharga 12 Dinar (uang emas). Lalu ia memisahkanemas dari permata, ternyata emas kalung lebih berat dari 12 Dinar.

2. Nilai buku, yaitu: nilai saham berdasarkan nilai aset perusahaan yang terterapada catatan perakunan.

3. Nilai pasar, yaitu: nilai saham saat dijual di pasar saham.

78s Al Mat ayir AsSyariyyah, hal 299.

595

Lalu ia memberitahu Nabi shallallahu 'aloihi wa sallam tentang haltersebut, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"

<<Jbfrd. L6.i,,"Tidak boleh kalung emas perrnata dijual sebelum dipisah

antaro emas dan permata". [HR. Muslim).

Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabdasetelah memerintahkan untuk memisahkan emas dari permata padakalung:

+.\ +A$l)"Emas ditukar dengan emas, harus sama beratnya". (HR. Muslim).

Dalam hadis di atas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallammelarang menjual suatu barang yang terdiri dari bahan emas danbahan lainnya dengan emas (uang dinar). Tetapi Nabi shallallahu'alaihi wa sallam memerintahkan agar emas terlebih dahulu dipisahdari benda lainnya. Setelah emas dipisah maka emas ditukar denganuang dinar (emas) dengan syarat harus sama beratnya serta tunai.

Hal ini tidak mungkin diterapkan pada saham, karenalembaran saham tidak bisa dipisah antara aset yang berbentuk uangdan barang kemudian uang ditukar dengan uang yang sama

nominalnya serta tunai. Oleh karena tidak mungkin memisahkan asetuang dan bukan uang dalam sebuah saham maka memperdagangkansaham perusahaan jenis ini berarti telah terjebak dalam transaksiriba, di mana uang ditukar dengan uang yang sama jenis matauangnya dengan nominal yang berbedaTe6.

Tanggapan: perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untukmemisah emas dengan permata dalam hadis di atas, karena emaspada sebuah kalung perhiasan merupakan tujuan dari obiek jual-belikalung sedangkan permata yang menempel hanyalah sekedarpengikut. Maka oleh karena itu harus dipisah dan diperhatikankaidah penukaran emas. Adapun, bila keberadaan emas hanyasebagai pengikut dan bukan tujuan dari objek jual-beli sebagaimanadalam hadis yang membolehkan menjual budak beserta harta yangdibawanya maka tidak perlu dipisah antara budak dan emas hartabawaannya, karena status harta di sini hanya sebagai pengikut bukantujuan objek jual-belizez.

786 Dr. Mubarak Al Sulaiman,.r{l/ktitqb wal Mutajarah Bil Ashum, hal 53.

787 ibid.

c ., cl. . /

<<Q)S) u)s

596

Pendapat kedua: boleh menjual saham perusahaan yangasetnya terdiri dari barang jasa, uang tunai, utang dan suratberharga tanpa harus mengindahkan kaidah penukaran uang dantidak termasuk riba ba'i. Dengan syarat jumlah barang dan jasa tidakkurang dari 3070 keseluruhan aset perusahaan. Karena dengandemikian status uang hanyalah sebagai pengikut dalam saham danbukan tujuan.

Pendapat ini merupakan pendapat mayoritas para ulamakontemporer dan disetujui oleh AAOIFI788.

Dalil dari pendapat ini adalah sebagai berikut:

1. Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam bersabda,

&i il ,ii,E .p+! ajui ,JLi ij; lirp tqt r>>(ttr+:Jl Ljl

"Barang siapa yang menjual budak dan budak tersebutmemiliki harta, maka hartanya milik penjual, kecualipembeli mensyaratkan (bahwa harta budak menjadimiliknya)". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam hadis di atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamtidak memerintahkan untuk memisah antara budakdengan hartanya, padahal kemungkinan harta bawaanbudak tersebut berbentuk emas/perak, yang ketikaditukar dengan harga uang emas dan perak haruslahmengikuti kaidah sharf agar tidak terjadi riba ba'i.

Ketiadaan perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallamuntuk memisah antara budak dengan harta bawaannyadikarenakan status harta hanyalah sebagai pengikut,sedangkan tujuan objek jual-beli adalah budak.

Oleh karena itu, bila keberadaan uang tunai, suratberharga dan utang dalam sebuah perusahaan hanyalahsebagai pengikut yang dibatasi maksimal 30% dan bukanpokok kegiatan usaha sebuah perusahaan makadibolehkan menjual saham perusahaan tersebut tanpaharus memperhatikan kaidah sharf. Dan tidak termasukriba ba'i.

2. fuga diriwayatkan bahwa Nabi bersabda,

788 Al Mq'ayir Asy Syor'iyyoh,hal299.

597

-$; >Ld eqt v>>utt:illr Lil

"Siapa yang menjual kebun kurma setelah dikawinkan,maka buahnya adalah milik penjual, kecuali pembelimensyaratkan buah itu untuknya". (HR. Bukhari danMuslim).

Dalam hadis ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidakmensyaratkan sahnya jual-beli kebun bila buah di pohontelah matang, padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallammelarang menjual buah di pohon dalam sebuah kebunsebelum buah itu menjadi matang (tua).

Ketiadaan larangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallammenjual kebun kurma yang buahnya belum matangdikarenakan status buah di pohon kurma hanya sebagaipengikut, adapun tujuan objek jual-beli adalah pohonkurma.

Demikian juga halnya dengan menjual saham perusahaan,asetnya terdiri dari barang dan uang, sekalipundiharamkan menukar uang dengan uang dengan nominalberbeda, namun bila status uang bukan tujuan kegiatanusaha sebuah perusahaan maka boleh sahamnya dijualtanpa mengindahkan kaidah sharf.

3. Dalam kaidah fikih disebutkan:

(eE e$ll "Pengikut status hukumnya adolahmengikut". Maksud kaidah ini bahwa sesuatu yangmenjadi pengikut dalam sebuah hal maka hukumnyamengikut hukum yang diikutinya.

Seseorang menjual rumah yang di dalamnya terdapathiasan dinding terbuat dari emas. Status emas dalampenjualan rumah hanyalah sebagai pengikut dan bukantujuan. Maka hukum menjual rumah tersebut tidak perlumengindahkan kaidah sharf, karena status emas hanyalahsebagai pengikut, sedangkan yang menjadi tujuan adalahpenjualan rumah dan penjualan rumah tidak perlu harustunai dan sama nominal barang dan harga.

;i jt

598

Demikian juga halnya dengan jual beli saham perusahaanyang di antara asetnya terdapat barang, jasa, uang tunaidan surat berhargaTse.

Wallahu a'lam, pendapat yang membolehkan jual-belisaham perusahaan yang asetnya terdiri dari barang, jasa, danuang -selama tidak lebih dari 30%o aset keseluruhan perusahaan-tanpa mengindahkan kaidah sharf (penukaran uang) lebih kuatkarena dalil yang dikemukakannya sangat kuat.

78e Al Ma'ayir AsSyariyyah, hal 306.

599

BAB VBERTAUBAT DARI HARTA HARAM

ANJURAN UNTUK SEGERA BERTAUBAT

Dari uraian-uraian tentang harta haram pada bab-bab sebelumnya,sangat besar kemungkinan sebagian harta yang kita miliki saat initermasuk harta haram, yang terkadang disebabkan ketidak-tahuankita akan hukum Allah tentang muamalat yang kita lakukan untukmendapatkan harta tersebut dan terkadang iuga memang karenakekhlilafan, sekalipun tahu bahwa itu adalah haram. Tabiat manusiamemang sering berbuat khilafi, sesuai dengan sabda Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

(o-itJI,Jt 8$Gllt jjl_r ili:. a-J #l d<)"Setiap anak Adam banyak berbuat kesalohan (dosa). Dan sebaik-baikorang yang berbuat salah adalah orang yang bertaubat darikesalahannya. (HR. Tirmizi dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani).

Bila terlanjur mengais harta dengan cara yang haram,secepatnyalah bertaubat kepada Allah. Allah memerintahkan orang-orang beriman agar segera bertaubat, setelah Allah melarang merekamemakan riba, Allah berfirman,

rs..rj, Ltbt;;.6ti6;ai E)'ill

lil ,'uJt_ YU- )i ,15!6 a6i;11 V')-,ie.j! r3-1llii"ti airr 1353 fii"lii tr,tlii fil"t;u.tl trlii

' -{.f#"li

$t trrt-v ,* rs!t* d.l tur t c.,.3Ihr *-Us"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan ribadengan berlipat gando dan bertakwalah kamu kepada AIIah supayakamu mendapat keberuntungan ... Dan bersegeralah kamu kepadaampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluos langitdan bumi yang disediakon untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu: ...

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji

Ejlr t$ii .i I

600

(dosa besar yang merugikan orang lain, seperti riba dan zina) ataumengerjakan dosa yang hanya merugikan diri sendiri, mereka segeraingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa merekadan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang merekamengetahur. (Ali Imran:130, L33, 135).

Ayat-ayat di atas mengisyaratkan bahwa ciri-ciri orang-orangberiman dan bertalorva, bila terlanjur berbuat dosa besar sepertimemakan riba, mereka segera ingat Allah. Lalu merekameninggalkan perbuatannya saat itu juga serta memohon ampunanAllah dan bertaubat atas dosa-dosanya.

Sifat ini yang dimiliki oleh Abu Bakar radhiyallahu 'anhu,sebagaimana diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha bahwaAbu Bakar memiliki seorang budak yang setiap hari bekerja. Dan darihasil pekerjaannya ia membeli roti, lalu memberikannya kepada AbuBakar.

Setiap malam saat Abu Bakar akan memakan roti yang dibawaoleh budaknya ia selalu menanyakan dari mana roti tersebut diadapatkan. Pada suatu malam, Abu Bakar sangat lapar karenaberpuasa di siang hari, ia mengambil roti yang disediakan budaknyatanpa bertanya terlebih dahulu.

Setelah tahu Abu Bakar selesai memakan roti, si budak berkata,"Tahukah tuan, dari mana asal roti tersebut?

Abu bakar berkata, "Beritahu aku dari mana roti tersebutberasall

Budak itu berkata, "Dahulu di masa Jahiliyah, ada seseorangyang minta diramal, Ialu aku meramal untuknya, padahal aku tidakbisa meramal, aku hanya menipu dia saja. Kebetulan, tadi sayabertemu dia. Dan dia memberikan upah ramalan di masa Jahiliyahdulu, Ialu dengan uang itu aku membeli roti ini".

Serta-merta, Abu Bakar memasukkan jarinya ke dalamkerongkongan dan memuntahkan seluruh isi perutnya.

Lalu budak tersebut menceritakan hal tersebut kepada Nabishallallahu 'alaihi wa sallam, maka Nabi shallallahu 'alaihi wa sallambersabda, "Hiih, engkau telah membohongi Abu Bakar ... celakalahengkau! Sesungguhnya Abu Bakar tidak mau memasukkan sesuatu kedalam perutnya, kecuali yang baik". (HR. Bukhari dan Ahmad,lafazhadis ini berdasarkan riwayat Ahmad).

601

Seorang mukmin tidak akan menunda-nunda untuk bertaubatdari harta haram. Karena penundaan bertaubat dari harta harammenimbulkan banyak dampakyang sangat buruk, di antaranya:

Dampaknya terhadap pribadi, akan menyebabkan hatinyaberkarat dan semakin susah untuk bertaubat. Karena setiap dosayang diperbuat akan membentuk bercak hitam di hati. Dan semakinbanyak bercak hitam di hati seseorang semakin gelaplah hatinyamelihat kebenaran. Sesuai dengan sabda Nabi slrallallahu 'alaihi wasallam, yang diriwayatkan oleh Tirmizi, "sesungguhnya seoranghamba bila berbuat dosa, niscaya akan dipercikkan noda hitam padahatinya, jika ia berhenti berbuat dosa, lalu meminta ampun danbertaubat moka hotinya menjadi cemerlang kembali, jika ia kembaliberbuat dosa hatinya akan dilapisi kotoran, sebagaimana Ailahfirmankon,

(Eri#g tJirs u if,rE ,* Eti,I fr)"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya aps yang selalu merekausahakan itu menutupi hati mereka (dengan kotoran)". (AlMuthaffifin: 14).

Bila hati telah tertutup kotoran, ia tidak akan dapat merasakanketenangan, ketentraman dan kebahagian.

Allah berfirman, ,

ij1 i"/lil t3i: -43,+,'^i-bi,rJi tg &?1 tysl

"Dan barangsiapo berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnyabaginya penghidupan yang sulit dan Kami akan menghimpunkannyapada hari kiamat dolam keadaan buta". (Thaha: 124).

Pemilik hati yang dilapisi kotoran tersebut, akan merasakandunia begitu sempi! sekalipun ia memiliki beberapa perangkatkebahagian seperti harta yang berlimpah ... hidup mereka dipenuhikegundahan, kegelisahan serta keputus-asaan untuk mendapatkankebahagiaan, wal'iyazu billah.

Sebagaimana Allah menggambarkan kondisi kejiwaan tigaorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang terlanjurberbuat dosa tidak ikut berangkat perang Tabuk:

tna

ylt

rtr;lir *c,ir;H+triti,orttt agfur *S\4t U Lili { Oi rsiil iii"iti ldie c.ir;l :-,i.rJ

(iiljlt +t$t Ja Ai of rig * G.u F 4iI602

niLl a;qitr

"Dan terhadap tiga orang yong ditangguhkan (penerimaan taubat)mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka,padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit fpula terasa)oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempatIari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allahmenerima taubat mereka agar mereko tetap dalam taubatnya.Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi MahaPenyayang. (At Taubah: 118).

Penundaan taubat dari harta haram akan menyebabkanmalapetaka menimpa pendosa tersebut beserta kaum di mana diaberada.

Ini pernah terjadi pada kaum Madyan umat Nabi Syuaibalaihissalam yang mencari harta dengan cara curang dalam berjual-beli (mengurangi timbangan dan takaran), lalu mereka dinasehatioleh Nabi Syuaib alaihissalam agar bertaubat namun peringatantersebut tidak dihiraukan ... hingga turun azab Allah ...

C,r S u Ar ts{i,r # ri: iJrS qii.ii iitii Cir,a ,;11slGttJ,*-,Slii ,l'ot-*,jitJ.Jqqll trLir & i-rts 1{Jr;qii ry_ii # rr-3 * 95i ?.e +rit SIe cltii./ lJi,[ Xs eaeq3i a,"ull lJi.iis {l U"ilt+ OljrfllJui u3;jJ"3i $ Ot S jF 4 e,;ii * g*trli'n.rjrE a_F gi aj,til e$[r; c.g.ll E trli + &ii.i $reiSlr e"* 4t A;i,; u Er3rii ./ US ji ji r,:lu.r 4+,r;t U #,F .crl3 ol.pjji # F Ai * iri.jrrSti:r '- J! i3tuEi gt !;j t;j u;.r tij; +,j:g4I {l Aii;. uJ cnirl"r v e\!r {i rj fu a;ii./Lle &* t# tr-.l * &J qb C.t33: tlbCua aS -ii .-.+ i-r, ii,Crit iS c.,.ai La & '#.U $+ riJ -i *: r33L;.r_t * *;1;1 S! 9sl iS ultJl.al or+ltJ qrji r4itj ujt.ti ,l+ lxt... 3l3J ,tE,-j;jj r3.;i..;ti Lgar rrit-B crrlr +.riil r;,,, tAz i;:,

(E#r+P_flDan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib.

603

Ia berkata, "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiadaTuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dantimbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yangbaik (sejahtera) dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akanazab hori yang membinasakan."

Dan Syu'aib berkata, "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dantimbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusiaterhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan dimuka bumi dengan membuatkerusakan. Siso (keuntunganyang halal)dari AIIah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yangberiman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu".

Mereka berkata, "Hai Syu'aib, opakah shalatmu menyuruh kamuagar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kamiatau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki terhadapharta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantunlagi berakal".

Syu'aib berkata, "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika akumempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya akudari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nyo)? Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (denganmengerjakan) apa yong aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali(mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dantidak ada tauftk bagiku melainkon dengan (pertolongan) Allah. Hanyakepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nyalah akukembali. Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku(dengon kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamuditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud ataukaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) darikamu. Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudianbertaubatlah kepada-Nya Sesungguhnya Tuhanku MahaPenyayang lagi Maha Pengosih...".

Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu'aib danorang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmatdari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suarayang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan dirumahnya. (Huud: 84-9 0, 9 4).

Agar azab-azab yang telah menimpa umat terdahulu, tidakmenimpa kita, maka gunakanlah kesempatan ini untuk bertaubatdari harta haram.

604

TATA CARA BERTAUBAT

Bila seorang mukmin sadar dan ingin bertaubat, maka agartaubatnya diterima oleh Allah, para ulama telah menjelaskan syarat-syarat yang harus dilakukan. Syarat- syarat tersebut disarikan dariAlquran dan Hadis.

An Nawawi berkata, "Bertaubat dari setiap dosa hukumnyawajib. fika dosa yang dilakukan antara seorang hamba dengan Allahdan tidak berhubungan dengan hak anak Adam, maka ada 3 syaratuntuk kesempurnaan taubatnya:

1. Orang yang bertaubat harus berhenti meninggalkan dosasaat itu juga,

2. Ia harus menyesali perbuatannya,

3. Ia harus bertekad untuk tidak akan mengulangi lagi selama-lamanya,

Bila salah satu syarat di atas tidak terpenuhi, taubatnya tidaksah.

Dan jika dosa yang dilakukan berhubungan dengan hak anakAdam, maka syarat di atas ditambah satu lagi, yaitu penyelesaiandosa tersebut. |ika dosa itu berbentuk harta, maka ia wajibmengembalikannya".

Persyaratan taubat yang keempat yaitu penyelesaian dosayang berkaitan dengan anak Adam. Hal ini berkaitan erat dengantaubat dari harta haram.

Secara garis besarnya, harta haram dapat dibagi menjadi dua:

a. Harta haram yang didapatkan dari muamalat yangdilakukan tanpa saling ridha antara kedua belah pihahseperti jual-beli terpaksa, jual-beli yang mengandung unsurpenipuan (ghisysy\, korupsi, dan lainnya.

b. Harta haram yang didapatkan dari muamalat yangdidasarkan atas saling ridha, namun terdapat unsur yangdiharamkan Allah, seperti muamalat yang mengandungriba, gharar, dan lainnya.

Cara Bertaubat dari Harta Haram Hasil Muamalat YangDilakukan Tanpa Saling Ridha

Cara bertaubat dari barang/uang hasil muamalat jenis ini adalahdengan cara mengembalikan barang/uang kepada pemiliknya. Makauang hasil korupsi wajib dikembalikan kepada pihak yang dirugikan,uang hasil jual-beli dengan cara penipuan wajib dikembalikan selisih

605

antara harga normal dengan harga yang dijual kepada pembelinya,begitu juga dengan jual-beli barang dengan cara terpaksaTeo.

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu'alaihi wa sallam,

"q\i*k aoi"Tangan yong mengambil barang orang dengan cara yang tidakdiridhainya wajib menanggung barang tersebut hingga dikembalikankepada pemiliknya. (HR.Ahmad. Menurut Al Arnauth bahwa derajathadis ini hasan lighairihi).

fuga sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,,q aji4i ,rt,; :1 *-e c" g; i-nkij &;t< j,i)d!- lrc i,ot3 cl ,.e_! Y_r jQ; ir$ Y ji .Jh .ijll+l:;; & Lj &t-i;a aj i3 al o!; , ,iii:-o J+ u! t- I

(!le iJ+5 4-rs.. _Ll."Siapa yang menzalimi kehormatan atau harta saudaranya makahendaklah di hori ini ia minta saudaranya merelakan hal tersebut,sebelum datang suatu hori yang tidak ada dinar dan dirham. Jika iamempunyai amal shalih maka diambil amalan tersebut seukurankezalimannya. Dan jika ia tidak mempunyai kebaikan diambil dosa-dosa orang yang dizalimi lalu dipikulkan kepadanya'i (HR. Bukhari).

Harta Haram Hasil Muamalat Yang Tidak Saling Ridha danDiketahui Keberadaan Rekan Transaksinya

Barang/uang yang didapat dengan muamalat tanpa salingridha wajib dikembalikan jika diketahui pemiliknya dan masih adazatnya serta belum terjadi perubahan pada bentuk fisiknya.

fika barang/uang tersebut lenyap sama sekali, maka untukkesempurnaan taubatnya dia harus menggantinya atau memintapemilik hak merelakannya.

Jika terjadi perubahan pada barang, maka perubahan ituberbagai bentuk:

Perubahan yang menyebabkan nilai barang menjadiberkurang. Pada kondisi ini orang yang berbuat dosa tadi

7e0 Dr. Khalid Al Mushlih, At taubah minal makasib al muharramah wa ahkamuha filfiqh al Islami, fournal kementrian keadilan, Arab Saudi, edisi 38, Rabiul akhirL429H, hal13.

u$t &>

606

hendaknya menyerahkan barang yang telah berubah sertamemberikan ganti rugi atas kekurangan nilai barang.

- Perubahan yang menyebabkan nilai barang menjadibertambah, seperti kambing menjadi lebih gemuk atauberanak.

Pada kondisi ini, para ulama berbeda pendapat.

Pendapat pertama: ulama mazhab syaf i berpendapat bahwabarang tersebut hendaklah dikembalikan semuanya kepada pemilikawal dan orang yang telah mengembangkannya tidak mendapatimbalan apapun. Pendapat ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu'alaihiwa sallam,

(..h 1+ dfL g.xJ..r+l;>"Orang yang telah berbuat kezaliman (dengan cara mendapatkanbarang tanpa keridhaan pihak kedua) keringafirya (usahanyamengembangkan barang tersebut) sama sekali tidak memiliki niloiyang patut dibayar". (HR. Muslim).

Pendapat kedua: Menurut sebuah pendapat dalam mazhabHanbali bahwa nilai tambah dari barang tersebut adalah milik keduabelah pihak yang harus dibagi rata. Pendapat ini lebih adil.

fika terjadi perubahan pada uang, maka perubahan itu ada duamacam:

- Jumlah uangnya berkurang maka ia wajib menambahnyaatau meminta keikhlasan pihak yang dirugikan.

- |umlah uangnya bertambah, disebabkan pemilik yang tidaksah ini mengembangkannya dalam bentuk usaha, sepertiseorang koruptor menginvestasikan uang hasil korupsinyadan mendapatkan laba yang banyak. Pada saat diabertaubat, apakah modal dan keuntungan semuanyadiserahkan kepada pemilik yang sah?

Para ulama juga berbeda pendapat dalam hal ini.

Pendapat pertama: Mazhab Syafi dan Hanbali berpendapatmodal dan keuntungannya seluruhnya dikembalikan kepada pemilikyang sah. Pendapat ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:

(,3s +* d]} $f.*l:>"Orang yang telah berbuat kezaliman (dengan cara mendapatkanbarang tanpa keridhaan pihak kedua) keringatnya (usahanya

607

mengembangkan barang tersebut) sama sekali tidak memiliki nilaiyang pantas dibayar. (HR. Muslim).

Dan juga diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma,iaberkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda, "Dahulu kala, ada 3 orang pergi ke suatu tempat hinggamereka masuk ke dalam gua, tiba-tiba sebuah batu besar jatuh darigunung dan menutup mulutgua.

Mereka berkata, "Sesungguhnya kita tidak akan bisa lolos daribatu tersebut, melainkan dengan cara kita berdoa kepada Allahdengan perantara amal shaleh yang pernah kita lakukan".

Seorang lelaki di antara mereka berkata ...

Orang yang ketiga berdoa, "Ya AIIah, aku pernah mempunyaibeberapa orang buruh, semuanya kuberikan upah kecuali satu orang,ia tidak mengambil upah tersebut lalu pergi begitu saja. Kemudianuang upahnya aku kembangkan sehingga menjadi banyak. Suatu saatdia datang kepadaku, seraya berujar, "Hai hamba Allah, berikanupahku!

Aku berkata, "Seluruh yang engkau lihat di padang itu adalahupahmu, (terdiri dari unta, sapi, kambing dan para budak)".

Ia berkata, "Hai hamba AIIah, jangan engkau permainkan aku".

Aku b erkata, "Aku tidak b ermain-main".

Kemudian ia mengambil seluruh harta tersebut. Dan tidaksatupun ia sisokan. Ya AIIah, jika aku melakukan hal tersebut ikhlaskarena mengharap Wajah-Mu selamatkanlah kami dari batu ini".

Maka mulut gua terbuka dan mereka keluar meninggalkan gua".(HR. Bukhari dan Muslim).

Dan juga dalam kasus yang diriwayatkan oleh Bukhari bahwaRasulullah shallallohu 'alaihi wa sallam memberikan uang satu dinarkepada Urwah radhiyallahu anhu agar ia membelikan seekorkambing untuk Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam.

Maka ia mendatangi para pedagang yang membawa kambinguntuk dijual di pasar. Ia menawarnya dan mendapatkan dua ekorkambing seharga satu dinar. Dalam perjalanan menuju Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam, ada seseorang yang menawar seekorkambing yang dibawa Urwah radhiyallahu anhu seharga satu dinarmaka ia pun menjualnya. Sesampainya di hadapan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam Urwah memberikan kepada Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam satu dinar ditambah seekor kambing.

608

Dalam dua kisah di atas modal dan keuntungan dikembalikankepada pemilik uang yang sah.

Pendapat kedua: sebagian ulama berpendapat bahwa modaldikembalikan kepada pemilik yang sah. Adapun keuntungan dibagidua antara pemilik yang sah dan pengembang. Pendapat inididukung oleh Ibnu Taimiyah dan lbnu Qayytm.

Pendapat ini berdalil dengan kisah mudharabah antara lbnuUmar radhiyallahu 'anhuma dengan modal harta negara yang

dititipkan oleh Abu Musa Al Asy'ari radhiyallahu'anhu.

Imam Malik meriwayatkan bahwa Abdullah dan Ubaidillahanak Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhum ikut dalam pasukan

yang diutus ke Irak.

Sebelum kembali ke Madinah mereka mampir ke kota Bashrah

menemui Abu Musa Al Asy'ari radhiyallahu anhu, gubernur kota. AbuMusa radhiyallahu anhu menitipkan kepada keduanya seiumlah uang

negara yang hendak dikirimkan ke Khalifah Umar bin Khattabradhiyallahu anhu, seraya berkata, "lJang ini saya piniamkan kepada

kalian berdua,lalu kalian beli barang perniagaan dari lrak dan kalianjual di Madinah. Setelah itu kalian serahkan uang negara kepada

khalifah dan labanya adalah milik kalian;'

Dua orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ini dan

sekaligus adalah anak khalifah menyetujuinya.

Sesampainya di Madinah, mereka menjual barang perniagaan

dan memperoleh keuntungan. Lalu menyerahkan surat darigubernur Bashrah kepada Umar radhiyallahu anhu, yang berisibahwa ia menitipkan uang negara melalui Abdullah dan Ubaidillahradhiyallahu anhum,memperdagangkannya.

serta mengizinkan mereka

Umar radhiyallahu anhu bertanya kepada kedua anaknya,"Apakah seluruh tentara yang ikut dalam perialanan tersebutm en d ap atkan pinj aman y ang s am a?

Mereka menjawab, " Tidak".

Umar radhiyallahu anhu berkata, "Karena kalian anak Khalifah,maka dia memberikan kalian piniaman modal! Serahkan modal dan

labanya ke baitul maal (kas negara)!

Abdullah radhiyallahu anhu diam tidak menjawab. AdapunUbaidillah radhiyallahu anhu memberanikan diri untuk menyanggah,"Wahai amirul mukminin, tidak pantas engkau lakukan itu! Karenajika perniagaan kami rugi, kami tetap mengganti harta negaral

609

Salah seorang yang hadir dalam majelis berkata, "Wahai Amirulmukminin, b u atl ah aka d ny a m e nj a di m u dh ar ab ah" .

Umar menyetujuinya. Maka modal dan 7/2laba diambil Umardan diserahkan ke baitul maal, sedangkan 7/2 laba dibagi untukAbdullah dan Ubaidillah radhiyallahu anhuma 7et. flbnu Hajarberkata, "Sanad atsar ini sahih").

Dari atsar ini dapat diambil hukum bahwa keuntungan dariusaha yang modalnya berasal dari harta milik orang lain merupakanmilik bersama antara pemilik modal yang sah dan pengembangmodal yang keberadaan modal di tangannya tidak sah.

Wallahu a'lam, Dari satu sisi pendapat ini lebih adil.

Harta Haram Hasil Muamalat Tidak Saling Ridha dan TidakDiketahui Keberadaan Rekan TransaksinyaHarta haram yang didapat dengan jalan tidak saling ridha antara duaorang yang bertransaksi dan tidak diketahui lagi keberadaan rekantransaksinya, serta tidak memungkinkan untuk mengembalikanbarang/uang kepada pemiliknya yang sah, maka untukkesempurnaan taubat pemilik harta haram ini hendaklah iamensedekahkan barang/uang itu kepada para fakir-miskin, atauuntuk pembangunan fasilitas umum dan untuk kemaslahatan lainnyadengan syarat sedekah diniatkan atas nama pemilik barang/uangyang sah dan jika nanti di kemudian hari pemiliknya diketahuihendaklah ia memberikan pilihan kepadanya antara rela denganuangnya yang telah disedekahkan atau ia menggantinya dan sedekahberubah menjadi miliknya (atas namanya).

Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut:

1,. Suatu ketika, Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu membeliseorang budak. Lalu Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhumembawa budak itu masuk ke rumah, kemudian iamenimbang uang emas sebagai harga budak tersebut.

Pada saat Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu keluar untukmenyerahkan uang kepada penjual budak, ia sudah tidakmenemukan lagi penjual budak itu. Ibnu Mas'udradhiyallahu anhu berusaha mencari serta menunggupenjual budak selama setahun. Setelah satu tahun berlalu,ia tidak juga menemukannya. Lalu ia sedekahkan uangharga budak itu seraya berkata,

7et Muwaththa', jilid lY,hal992.

610

t*sJ,ix3 J;rF 9>3&FiJr"Ya Allah, sedekah ini atas nama pemilik budah iika nantidia datang maka akan aku beri dia pilihan antara sedekah

tetap menjadi miliknya atau menjadi milikku dan aku gantiuangnya". (HR. Bukhari).

2. Ibnu Qayyrm meriwayatkan bahwa di masa khilafahMuawiyah radhiyallahu 'anhu, salah seorang pasukan yangikut perang jihad menyembunyikan harta rampasan perangsebelum dibagi. Kemudian dia bertaubat danmengembalikan harta tersebut kepada pimpinan pasukan.Pimpinan pasukan menolak untuk menerimanya karenapasukan telah berpencar dan tidak mungkin diserahkankepada mereka yang ikut dalam perang itu.

Lalu orang ini datang kepada Hajjaj bin Asy Syaa'ir, makaHajjaj berkata, "sesungguhnya AIIah mengetahui nama dan

silsilah keturunan paro pasukan yang ikut dalam perangtersebul keluarkan seperlimanya untuk bani Hasyim, orangmiskin dan anak yatim dan sisanya sedekahkan atas namopara tentara yang ikul niscaya AIIah akan menyampaikankepada merekaTez.

Cara Bertaubat dari Harta Haram Hasil Muamalat yangDilakukan atas Dasar Saling Ridha

Orang yang mendapatkan barang/uang hasil muamalat atas dasarsaling ridha, tetapi bentuk muamalatnya diharamkan Allah, seperti;pemberi dan pemakan harta riba saling ridha dalam akad riba yang

mereka lakukan, atau dua orang yang mengadu nasib dalamperjudian (akad gharar) saling ridha apapun yang terjadi, atau duaorang yang saling ridha melakukan transaksi sogok-menyogo[ ataudua orang yang saling ridha melakukan jual-beli benda-benda najisatau yang diharamkan. Para pelaku muamalat haram ini terkadangtidak tahu bahwa muamalat yang dia lakukan hukumnya haram, danterkadang ia tahu, tetapi sengaja ia langgar.

Orang yang Tidak Tahu Muamalat yang Dilakukannya Haram

Untuk orang yang tidak tahu bahwa muamalat yang dia lakukanhukumnya adalah haram, maka cara bertaubat dari barang/uanghasil muamalat jenis ini, bahwa pada saat ia mengetahui muamalat

7e2 Madarij Al Sqlikin, jilid I, hal 391.

6L7

ini diharamkan ia wajib berhenti mengambil barang/uang yangbelum diserahkan rekan transaksi kepadanya.

Adapun barang/uang yang telah diterima dan telahdigunakannya selama ini adalah mililicrya dan ia tidak berdosakarena tidak mengetahui hukumnya dan semoga Allah mengampunikelalaiannya.

Hal ini didasarkan atas firman Allah,

"Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yangtelah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya(terserah) kepado Allah. (Al Baqarah: 275).

Ayat ini menjelaskan bahwa harta hasil riba yang telahditerima dan telah digunakan sebelum riba diharamkan tetapmenjadi milik yang menerima. Dan hukum orang yang tidak tahubahwa hukum riba adalah haram sama dengan orang yang belumditurunkan kepadanya ayat yang melarang riba.

Maka secara implisit ayat ini berarti bahwa harta riba yangbelum diterimanya tidak halal lagi semenjak larangan turun atausemenjak ia mengetahui hukumnya adalah haram7e3.

Orang yang Tahu Muamalat yang Ia Lakukan Haram

Untuk orang yang mengetahui bahwa muamalat yang dia lakukanhukumnya haram namun sengaja ia langgar, maka cara bertaubatdari barang/uang hasil muamalat jenis ini adalah dengan cara tidakmengambil barang/uang yang belum diserahkan lawan transaksikepadanya.

Adapun barang/uang yang telah diterima atau yang telah habisdigunakan maka ia wajib memperkirakannya dan menggantiny4 laludisedekahkan untuk fakir miskin atau kepentingan fasilitas umum,atau untuk baitul maal (l<as negara) dalam rangka membebaskandirinya dari dosa harta haram dan bukan disedekahkan atas namaorang yang memberikannya, karena harta tersebut telah keluar dari

ze3 P1. Khalid Al Mushlih, hal 35.

6L2

kepemilikan pemberinya saat ia memberikannya dengan suka-relaatas imbalan yang dia dapatkan, sekalipun imbalan tersebuthukumnya haram.

Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut:

7. Suatu saat nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkatIbnu Lutbiyyah untuk menarik zakat bani Sulaim.Kemudian dia datang menghadap Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam, seraya ia berkata, "Ini adalah zakat, akuserahkan kepadamu dan ini adalah hadiah dari bani Sulaimuntukku".

Seketika itu juga, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallammenaiki mimbat lalu bersabda,

,gr l l*,; ,S lri _:J# ,ti,!t *v Jq u).r:i aJ *# a -1i 24 ,r-I' G-rri )ii :,Ji. .,g;+ # o"', ,flt3 rY J +t ca.l3jt .tLY'-ajr+Lt;iir '?1-rL .jt r15ir+!FLlai Jqtr; J.,i:Aqrig 5i;G:^i y,^!'L ,*

<<3r;3

"Apa gerangon seorang pekeria yang kami amanahkan, Ialudia datang, seraya berkata: ini untukmu dan ini hadiah darimasyarakat untukku. Andaikan dia duduk saia di rumahbapaknya atau di rumah ibunya, apakah ada orang yangmengantarkan hadiah kepadanya? Demi jiwa Muhammad diTanganNya, tidak seorang pekerjapun yang menerimahadiah apapun, melainkan hadiah tersebut akan dibawanyadi atas pundaknya, mungkin seekor unta yang mengeluarkansuara keras, mungkin juga seekor sapi yang mengoak, atauseekor kambing yang mengembek".

Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengangkat tinggikedua tangannya sehingga lengan jubahnya turun dankelihatan kilauan pangkal lengannya.

Kemudian Nabi sh a/la ll ahu' al aihi w a sallam bersabda,

((rif! & ,FeJ,',

"Ya Allah, bukankah aku telah menyampaikannya? (HR.Bukhari dan Muslim).

613

Dalam hadis di atas Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidakmemerintahkan lbnu Lutbiyyah untuk mengembalikanharta yang didapatkannya melalui hadiah (sogok) kepadapara pemberi hadiah, akan tetapi hanya menghardiknya.

fika harta haram yang diberikan pemiliknya dengan penuhkeridhaan tidak menjadi milik penerima karena Nabishallallahu 'alaihi wa sallam menghardiknya, juga hartaharam tersebut tidak diperintahkan Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam untuk dikembalikan kepada pemberinya, makatentulah harta tersebut menjadi milik baiful maal (kasnegara). Dan pada saat baitul maal tidak ada maka hartaharam tersebut disedekahkan untuk fakir miskin dan untukkepentingan umum.

2. Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu juga pernah menyitaharta para gubernurnya yang dianggap haram lalu iamasukkan ke baitul maalJea.

fika kondisi penerima harta haram yang didapat dari transaksiharam yang berdasarkan asas saling ridha adalah seorang fakirmiskin maka ia boleh mengambilnya untuk memenuhi kebutuhanpokoknya, hingga ia mendapatkan harta yang halal.

An Nawawi berkata, "Bila harta haram diberikan kepada orangmiskin harta itu tidak menjadi haram lagi di tangannya, status hartaitu ditangannya halal lagi baik. Dan jika pemegang harta haramadalah seorang yang miskin maka ia boleh mensedekahkan hartatersebut untuk dirinya dan juga keluarganya, karena pada diri merekajuga terdapat status kemiskinan, bahkan mereka lebih pantas untukmendapat harta tersebutt'7 es.

Ibnu Maudud berkata, "Harta haram haruslah disedekahkan,jika ia gunakan untuk keperluan pribadinya dan dia adalah orangkaya ia mesti bersedekah dengan sejumlah harta tersebut, dan jika diaadalah orang miskin mako ia tidak perlu bersedekahnTe;.

Ibnu Taimiyah juga berkata, "Siapa yang mendapatkan hartamelalui usaha yong haram dan diberikan dengan kerelaan oleh orangyang memberinya, seperti uang hasil menjual arah uang hasilperzinahan dan upah meramal nasib maka pendapat lbnu Taimiyahadalah jika dia tidak mengetahui hukum transaksi tersebut haram

7e4 Dr. Abbas Al Baaz, Ahkam Al Maal haram fi fiqhil Islami, hal 345-346.tgs Al lkhtiyqr li ta'lil al Mukhtar, jilid III, hal 61.7e6 Syarh Al Muhazzab,jilid IX, hal 351.

6L4

saat melakukannya, kemudian ia tahu hukumnya haram dan

bertaubatmaka harta itu halal dimakannya.

Tetapi, jika ia tahu bahwa hukumnya haram seiak mula-mulamembuat transaksi kemudian dia bertaubat maka hendaklah iamensedekahkan harta tersebut, dan harta itu halal bagi orang miskinyang menerima sedekahnya ... Dan iika dia sendiri berstatus fakirmiskin maka ia boleh mengambil sekedor menutupi kebutuhanpokoknya"7e7.

Ibnu Rajab berkata, "Harto yang harus disedekahkan karenapemiliknya tidak diketahui, seperti harta perampokan dan titipan ...

menurut qadhi Abu Ya'la boleh dimakan iika pemegang harta tersebutadalah seorang fakir miskinil7eB.

7e7 Al Fatawa Al Kubra,jilid V, hal42L.7es Al qawa'id, hal 129-130.

615

BAB VI

BERMUAMALAH DENGAN PEMEGANGHARTA HARAM

Seorang muslim yang hidup di akhir zaman ini, sekalipun iatelah berusaha untuk mencari harta dengan cara halal atau telahbertaubat dari hartanya yang haram, namun dia tidak hidup sendiridi atas muka bumi. Ia tidak akan terlepas dari bermuamalah denganorang lain. Jika ia menemukan rekan transaksi seorang yangmendapatkan hartanya dengan jalan yang haram, bolehkah diamelakukan transaksi halal dengannya? Seperti dia diundang olehsalah seorang kerabat untuk menghadiri jamuan makan, padahal diatahu bahwa kerabatnya ini seorang koruptor, atau dia menjualsebidang tanah kepada seseorang yang berprofesi sebagai rentenir.Apakah boleh dia melakukan transaksi dengannya?

Ada dua kemungkinan yang biasa ditemui, pertama seorangmuslim tadi mengetahui dengan jelas bahwa harta yang dijadikanobjek transaksi oleh rekannya adalah harta yang diperolehnyadengan cara haram, seperti rekannya menuturkan bahwa ini adalahhasil korupsi atau riba.

Yang kedu4 ia sebatas menduga bahwa objek transaksi berasaldari harta haram, seperti rekannya adalah seorang yang dikenalsebagai koruptor namun di samping itu rekan ini juga memilikiusaha yang halal, mungkin saja harta yang diberikan oleh rekannyadalam transaksi adalah harta haram dan mungkin juga harta itudiambilnya dari usahanya yang halal.

BERMUAMAIITT DENGAN ORANG YANG DIYAKINI BAHWASELURUH HARTANYA HARAM

Sebuah harta haram, bisa jadi keharamannya melekat pada zatnyaseperti najis atau benda yang diharamkan, dan bisa jadikeharamannya tidak melekat pada zatnya, hanya karena caramendapatkannya yang diharamkan, adapun zatnya tidaklah haram,seperti uang riba. Dimana sifat keharaman ribanya tidak melekatpada fisik uang, hanya saja cara perpindahannya dari tanganpertama ke tangan kedua melalui proses riba yang diharamkan.

Maka ketika seseorang yakin bahwa uang riba tersebut yangdigunakan oleh rekan transaksinya untuk pembayaran sebuah

6L6

transaksi yang halal, apakah sifat haramnya berpindah kepadatangan ketiga?

Menurut kaidah syariat bahwa sifat haram ini tidak melekatpada fisik uang dan dosa riba hanya ditanggung oleh tangan pertamadan kedua saja dan tidak menjalar kepada tangan ketiga. Karenatangan ketiga mendapatkan uang itu dari tangan kedua melaluitransaksi halal.

Akan tetapi, jika tangan ketiga mengetahui benar bahwa uangitu berasal dari uang riba berdasarkan pengakuan pihak keduaumpamanya, apakah boleh juga tangan ketiga melakukan transaksiyang halal dengan tangan kedua?

Dalam kasus ini, tangan ketiga tidak boleh bermuamalahdengan tangan kedua, bukan disebabkan bahwa fisik uangnya haram,akan tetapi karena tindakannya tersebut menunjukkan bahwa iamenyetujui perbuatan riba yang dilakukan oleh tangan kedua dandengan muamalah tersebut uang riba yang berada pada tangankedua -hakikatnya bukanlah milik tangan kedua- berpindah ketangan ketiga dan melambatkan tangan kedua untuk bertaubatkarena uang tersebut telah berpindah ke tangan ketiga.

Atas dasar ini para ulama mengharamkan bermuamalahdengan orang yang diyakini bahwa uang yang diberikannya dalammuamalah tersebut adalah uang haram.

AsySyirazi berkata, "Bermuamalah dengan orang yangdiketahui bahwa seluruh hartanya berasal dari yang haram tidakdibolehkan ... Az Zuhri pernah melarang tuan -pemilik seorang budakwanita berzina yang mendapatkan uang yang banyak- agar tidakmemakan uang hasil perzinahan budaknya, karena Nabi melarangupah hasil perzinahan"Tee.

Ibnu Taimiyah berkata, "setiap harta yang merupakan hasilperampokan, atau didapatkan melalui transaksi yang dilarang syarialjika seorang muslim mengetahuinya hendaklah ia menghindari hartatersebut Maka jika engkau mengetahui bohwa seseorang memperolehuang dengan cara mencuri, atau berkhianat terhadap amanah yangdititipkan kepadanya, sungguh engkau tidak boleh mengambil uangtersebut baik melalui hibah dari pencurinya, atau pembayaran ataspenjualan sebuah barang, atau pembayoran upah atas iasa yangdiberikannya kepada pemegang uang atrian, atau pembayaranhutang, karena uang itu adalah zat uang yang dizalirni"aoo.

1ee Al Muhazzab, jilid II, hal 21.

8oo Majmu' AI Fatawa,jilid XXIX, hal 323.

6L7

Maksud kalimat "uang itu adalah zat uang yang dizalimi"bahwa dengan berpindahnya uang haram tersebut ke pihak lainmengakibatkan pihak pertama terhalangi untuk bertaubat denganmengembalikan uang tersebut kepada pemiliknya jika didapatkandengan tanpa saling ridha, atau menyalurkannya untukkemaslahatan umum jika didapatkan dengan saling ridha yangdiharamkan syariat seperti riba.

Ibnu Rajab berkata, "Jika diketahui dengan pasti bahwa sebuahharta diperoleh dengan cara haram maka haram hukumnyamenerima uang tersebut. Ibnu Abdul Barr menyatakan bahwa hukumharam ini merupakan ijma'para ulama"80r.- Al Haththab (954H) berkata, "seseorang yang memperolehharta dengan cara haram dan harta tersebut masih utuh di tongannyahendaklah dia mengembalikannya kepada pemiliknya Hartatersebut jika berbentuk barang maka tidak boleh bagi orang yangmengetahuinya untuk membelinya, jika berbentuk uang tidak bolehditerima sebagai pembayaran, jika berbentuk makanan tidak bolehikut memakannya, dan tidak boleh menerima jika dihadiahkankepadanya. Dan barangsiapa yang melakukan hal tersebut maka iajuga termasuk ikut merampas harta itu dari pemiliknya yang sqfii'802.

Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut:

a. Diriwayatkan dari seorang Anshar bahwa seorang wanitamengundang Nabi shallallahu alaihi wa sallam untukmakan di rumahnya. Tatkala Nabi akan menggigit dagingbeliau bersabda,

(kJii 931 Jh &Ll iui # bi,"Aku tahu bahwa daging kambing ini diperoleh dengantanp o izin pemiliknya" .

Wanita itu berkata, "Wahai rasulullah, aku mengutusseseorang untuk membeli kambing tetapi dia tidakmendapatkan kambing. Lalu aku mengutusnya untukmembeli kambing dari tetanggaku yang baru membeliseekor kambing. Ternyata suaminya tidak ada. Lalu akumengutusnya ke istri tetangga tersebut dan diapunmemberikan kambing kepadaku (tanpa seizin suaminya)".

Maka Nabi bersabda,

aot Jami' Al'Ulum wal hikam,hal202.8o2 Mawahibul Jalil,jilid V, hal279.

6L8

,.rfu,'i | *4U>>"Berikanlah daging ini kepada para tawanan (fakir miskin)".(HRAbu Daud, dan dinyatakan shahih oleh Al Albani).

Hadis ini menjelaskan bahwa benda yang diketahuidiperoleh dengan cara haram tidak boleh diterima olehpihak kedua, sekalipun dalam bentuk hadiah. Dan hartaharam ini haruslah disalurkan untuk kaum fakir miskin.

b. Atsar yang diriwayatkan dari Abu Bakar Shiddiqradhiyallahu anhu bahwa tatkala ia mengetahui bahwa rotiyang dimakannya diperoleh dengan cara haram makabeliau memuntahkan kembali roti yang telah masuk keperutnya. (HR. Bukhari).

Atsar ini menunjukkan bahwa harta yang didapatkandengan cara haram tidak boleh dikonsumsi.

BERMUAMAIAT DENGAN ORANG YANG HARTANYABERCAMPUR ANTARA HARAM DAN HALAT

Setelah mengetahui bahwa haram hukumnya bermuamalah dengan

orang yang diyakini bahwa seluruh hartanya adalah haram atau

harta yang digunakannya untuk bermuamalah adalah harta haram,

akan dijelaskan hukum bermuamalah dengan orang yang hartanyadiyakini bercampur antara yang halal dan haram dan tidak diketahuibahwa harta yang digunakannya untuk bermuamalah adalah

hartanya yang haram?

Para ulama berbeda pendapat tentang hal ini.

Pendapat pertamar boleh bermuamalah dengan dengan orangyang sebagian besar hartanya halal dan tidak boleh bemuamalahdengan orang yang sebagian besar hartanya haram. Ini pendapatsebagian ulama mazhab Hanafi dan Hanbali.

Ibnu Nujaim berkata, "Jika seseorang memberikan hadiah,

sedangkan sebagian besar hartanya berasal dari yang halal, maka

boleh menerima hadiahnya dan iuga boleh memokan makanan yangdisuguhkannya selama tidak diketahui bahwa itu berasal darihartanya yang haram. Dan jika sebagian besar hartanya haram maka

tidak boleh diterima hadiahnya dan tidak boleh memakanmakanannya"so3.

803 AI Asybahwan Nazhair, hal 125.

6L9

-!

Ibnu Rajab berkata, "Imam Ahmad pernah ditanya tentangharta halal bercampur dengan harta haram, io meniawab, "Jika yanghalal lebih banyak maka keluarkan yang haram dan pergunakanlahsisanya. Dan jika yang haram lebih banyak maka jauhilahS€luruhnYa"soa.

Dalil pendapat ini bahwa bila yang halal bercampur denganyang haram maka yang haram lebih kuat dan hukumnya berubahmenjadi haram.

Akan tetapi dalil ini tidak kuat, karena bertentangan denganperbuatan Nabi shalla llahu' alaihi wa sallam.

Pendapat kedua: makruh hukumnya bermuamalah denganorang yang hartanya bercampur antara yang halal dan haram, baikyang haramnya banyak maupun sedikit. Ini pendapat sebagaianulama mazhab Syafi'i.

As Syairazi berkata, "seseorang yang hartanya bercampurantara yang halal dan haram, makruh hukumnya berjual-belidengannya"Eos.

As Suyuthi berkata, "Bermuamalah dengan orang yong sebagianbesar hartanya berasal dari yang haram hukumnya makruh menurutpendap at yang terkuat dalam 1nq2fiqfr"806.

Pendapat ini berdalil dengan hadis yang diriwayatkan olehNu'man bin Basyir radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihiwa sallam bersabda,

,Dijt -[t!"

sar4f3

r.i Lt- -.o*t) ULG+l]A.c

+++l i-t$r

,at tl

)yl--i

)rs s!o(elFl

"sesungguhnya sesuatu yang halal telah ielas dan sesuatu yang haramtelah jelas, di antara keduanya ada sesuatu yang hukumnya masihsamar dan tidak banyak manusia yang mengetahuinya. Maka siapayang menjauhi hal yang samar tersebut niscaya agama dan

kehormatannya terpelihara, dan siapa yang melakukan hal yangsamor berorti ia telah jatuh dalam sesuatu yang haram ". (Muttafaqalaih).

eot Jomi'Al Ulum wal Hikam, hal 183.

Bos Al Muhazzab, iilid lX,hal4L7.806 Al Asybah wan Nqzhair, hal 107.

620

Hadis di atas menjelaskan bahwa sesuatu yang tidak jelas

kehalalan dan keharamannya disebut syubhat yang harusditinggalkan karena dapat mengantarkan kepada yang haram. Dan

harta yang bercampur antara halal dan haram juga tidak ielaskeharaman dan kehalalannya maka termasuk juga harta syubhatyang harus dihindarisoT.

Pendapat ketiga: bermuamalah dengan orang yang hartanyabercampur antara halal dan haram hukumnya boleh. Ini pendapatyang dipilih oleh banyak para ulama.

Ibnu Hajar berkata, "Boleh hukumnya bermuamalah denganorang yang hartanya bercampur antarayang halal dan haramilgog.

Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu pernah ditanya tentang hukummenghadiri jamuan makan yang dibiayai oleh seseorang yang terang-terangan melakukan riba, ia berkata, "Hadirilah undangannya!Selamat menikmati hidangan dan dosa riba hanya ditanggung oleh

pelakunyq"sos.

Pendapat ini berdasarkan perbuatan Nabi shallallahu alaihi wasallam bermuamalah dengan orang Yahudi padahal Allah telahmenetapkan bahwa Yahudi adalah pemakan riba dan harta haram.Allah berfirman,

('i'l'*ll &Ct31)"Mereka itu (Yahudi) adalah orang-orang ... banyak memakan yangharam". (Al Maidah: 42).

(4rt r# 361 r:..jr il.ijl)"Dan disebabkan mereka (Yahudi) memakan riba, podahalsesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya". (An Nisaa: 161).

Meskipun demikian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamtetap bermuamalah dengan mereka. Sebagaimana hadis yangdiriwayatkan oleh Bukhari bahwa Nabi menerima hadiah dariorang Yahudi pada saat perang Khaibar berupa dagingkambing yang telah diberi racun.

fuga diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahtt anha, ia berkata,

,rbr;'{Ig:S qF ;!Y* . -no:. I

C9).t.rl)

807 Dr. Abbas Al Baz,Ahkam Al MaalHaram,hal?4S.8oB Fathul baari, jrlid V, hal 141.

eos J ami' Al Ulum wal Hikam,hal 2O2.

#eb

62L

"Rasulullah membeli makanan dengan cara tidak tunai dari seorangYahudi dan menggadaikan baju besi beliau kepadanya". (HR.Bukhari).

Wallahu a'lam, pendapat yang membolehkan bermuamalahdengan orang yang hartanya bercampur antara halal dan haramadalah pendapat yang kua! berdasarkan perbuatan Nabi shallallahualaihiwa sallam, dan ini pendapatyang dipilih oleh imam Nawawi. AlMalibari (ulama mazhab syafii wafat: 987H) berkata, "Bermuamalatdengan orang yang sebagian besar hartanya haram boleh dan bolehmemakan pemberiannya, sebagaimana dikuatkan oleh An Nawawidalam Al Mqimu"'alo.

Catatan:

Perlu diingat bahwa perbedaan pendapat para ulama ini untukkasus yang memang ditemukan tanda-tanda bahwa rekantransaksinya memperoleh harta dengan cara haram. Adapun jikatidak terdapat tanda-tanda ia memperoleh harta dengan cara harammaka hukumnya boleh dan tidak perlu ditanyakan kepadanyadarimana harta tersebut berasal. Nabi shallallahu alaihi wa sallambersabda,

sa,.tt+,i ,l<qli '^ftLb.ryir ^+l * Slai lE i l-ih

eiij4'iSyty,]r +jl;E r;l-tr;rtu j!;,aja aii:+ Y;11i,:i,

"Apabila salah seorang diantaramu masuk ke rumah seorang muslim,lalu ia menghidangkan makanan maka makanlah dan iangantanyakan darimana makanan tersebut berasal. Dan iika disuguhkanminuman maka minumlah dan jangan tanyakan darimana minumantersebut berasal". [HR. Ahmad. Hadis ini dihasankan oleh Arnauth).

Ibnu Taimiyah berkata, "Barang siapa yang tidak maubermuamalah dengan seorang muslim yang tidak dikenalnya denganalasan khawatir mendapatkan harta yang haram sungguh ia telahmembuat suatu bid'ah yang diada-adakan dalam agama Allah yangtidak berdalilil81t.

Sebelum Ibnu Taimiyah, An Nawawi telah berkata, " Bolehberjual-beli dengan orang yang tidak dikenal, iuga bolehmenerima hadiah dan jamuonnya dan tidak perlu menanyakan

8ro Fathul Mufn, hal 309.

811 Mqjmu' Al Fatawa, jilidzg, hal323.

622

sumber hartanya, karena dapat menyakiti perasaan orang yangmemberikan makan (kebaikan) ... Dan karena para shahabatNabi tidak pernah bertanya kepada lawan transaksi setiapmelakukan akad akan sumber hortanya"srz.

812 Al Majmu',iilid29, hal 345.

623

BAB VIIPENUTUP

Pada bab penutup buku ini, penulis merasa perlu menyertakankesimpulan setiap pembahasan agar pembaca langsung dapatmengamalkannya tanpa harus dipusingkan dengan perselisihan paraulama serta dalil-dalil yang mereka kemukakan. kesimpulannyaadalah sebagai berikut:

- Zal<at yang belum dibayarkan adalah harta haram yangharus segera dibersihkan dari harta.

- Menunda penyerahan harta zakat kepada para mustahikdengan alasan untuk dikembangkan hukumnya tidakdibolehkan.

- Harta yang dihasilkan dari jual beli dengan cara terpaksaadalah haram.

- Pembeli yang setengah memaksa penjual untukmenurunkan harganya juga termasuk terpaksa.

- Penjual yang menurunkan harga barang karena rasa iba danhormat terhadap pembeli hukumnya boleh.

- Membeli barang dengan harga miring karena penjualterdesak butuh uang tunai secepatnya hukumnya boleh.

- Sah jual-beli terpaksa karena alasan yang dibenarkansyariat seperti: penggusuran untuk kemaslahatan umat,hakim memaksa orang yang berutang untuk menjualbarangnya guna menutupi hutang.

- Transaksi dengan persyaratan-persyaratanyangditetapkansepihak oleh penjual atau pemberi jasa yang lebih kuatsecara ekonomi hukumnya boleh.

- Najis haram diperjual-belikan.

- Najis boleh diberikan ganti-rugi sebanyak biaya yang nyata-nyata diperlukan untuk pengolahannya.

- Tinja haram diperjual-belikan, tapi boleh mengambil biayariil untuk pengolahan.

- Boleh memberi tanaman dengan pupuk tinja ataumenyiraminya dengan air najis, dan buahnya juga halal,tidak tercemar najis.

624

- Hewan yang diberi pakan najis harus dikarantina dahulusebelum dijual dan dikonsumsi selama beberapa hari.

- Pupuk kandang (kotoran hewan ternak yang dagingnyahalal dimakan) tidaklah najis, maka halal diperjual-belikan.

- Bangkai adalah naiis, kecuali bangkai ikan, belalang danhewan yang bila dipotong salah satu anggota tubuhnya tidakmengeluarkan darah (laysa laha nafsun sailah).

- Hewan ternak yang disembelih tanpa menyebut "bismillah"termasuk bangkai.

- Hewan sembelihan ahli kitab yang ada pada masa sekaranghalal.

- Pemotongan hewan di rumah pemotongan hewan modernmengandung syubhat kehalalan dagingnya.

- Anggota tubuh hewan yang dipotong saat hewan itu masihhidup juga termasuk bangkai.

- Organ tubuh manusia haram diperjual-belikan, tetapidibolehkan pihak yang diberi organ tubuh memberikanpenghargaan kepada pemberi organ.

- Kulit hewan ternak boleh diperjual-belikan, sekalipunmatinya tidak disembelih.

- Kulit binatang buas tidak boleh diperjual-belikan.

- Makanan olahan yang telah dicampur bangkai juga haramdiperjual-belikan.

- Hewan ternak yang diberi pakan bangkai tidak boleh dijualsebelum dikarantina terlebih dahulu.

- Darah yang mengalir adalah najis, dan haram diperjual-belikan.

- Protein yang berasal dari plasma darah hukumnya jugatermasuk najis sama dengan darah, maka seluruh produkmakanan yang bercampur protein plasma darah tidak halaldikonsumsi dan tidak sah diperjual-belikan.

- Darah manusia najis dan haram diperjual-belikan, akantetapi boleh mengambil biaya penyimpanan sebatas biayayang diperlukan tanpa mengambil keuntungan.

- Anjing adalah najis, maka tidak halal diperjual-belikan,sekalipun anjing untuk berburu, aniing untuk penjagakebun, hewan ternah dan anjing pelacak.

625

- Babi adalah najis. Tidak boleh apapun dari bagian tubuhnyadimanfaatkan dan tidak halal diperjual-belikan.

- Gelatin babi juga najis. Maka tidak boleh diperjual-belikandan tidak boleh dikonsumsi dalam bentuk apapun.

- Vaksin yang mengandung gelatin babi juga tidak halaldigunakan, kecuali dalam keadaan darurat untukmenghindari penyakit yang sangat berbahaya.

- Lemak babi juga najis dan haram digunakan sebagaicampuran makanan olahan.

- Khamar adalah minuman yang memabukkan. Haramdiminum, haram digunakan untuk keperluan apapun jua danharam diperjual-belikan, kecuali khamar berubah dengansendirinya menjadi cuka.

- Zat khamar tidaklah najis.

- Alkohol yang memabukkan juga disamakan dengan khamar.

- Khamar haruslah ditumpahkan, tidak boleh diprosesmenjadi zat apapun termasuk cuka. Bila terlanjur telahdiproses menjadi cuka hukum cukanya halal dikonsumsi.

- Makanan dan minuman yang mengandung alkohol darimulanya dan tidak memabukkan jika dikonsumsi makahukumnya halal.

- Haram menambahkan alkohol ke dalam makanan danminuman, tetapi bila mendapati makanan, minuman danobat-obatan yang telah ditambahkan alkohol dan sifatalkoholnya telah hilang larut dan terurai dan tidakmemabukkan maka boleh dikonsumsi.

- Khamar murni haram dikonsumsi sekalipun untuk obat.

- Obat yang ditambahi alkohol boleh dikonsumsi, jika sifat-sifat alkoholnya telah larut dan terurai dan tidakmemabukkan, dan boleh diperjual-belikan.

- Minyak wangr yang mengandung alkohol boleh digunakandan boleh diperjual-belikan.

- Benda-benda yang diharamkan Allah haram diperjual-belikan, sekalipun tidak termasuk najis.

- Benda-benda yang disembah selain Allah haram diperjual-belikan.

626

Benda-benda yang digunakan untuk ritual-ritual kesyirikanj uga haram diperj ual-belikan.

Patung dan lukisan makhluk hidup (manusia dan hewan)haram diperiual-belikan dan keuntungan perdagangannyatermasuk harta haram.

Boneka mainan anak-anak tidak dilarang. Boleh diperiual-belikan dan keuntungannya halal.

Patung yang digunakan sebagai alat peraga dalam prosesbelaiar-mengaj ar dibolehkan.

Mengambil gambar melalui kamera dibolehkan dengansyarat terpenuhi ketentuan umum syariat seperti: bukangambar wanita, hasil potretan tidak untuk dimuliakan, dantidak untuk dipajang.

Barang-barang yang dihiasi dengan gambar yang bernyawahukumnya boleh bila kegunaan barang tersebut untuksesuatu yang tidak dimuliakan, seperti karpet yang bermotifbinatang untuk diinjak. Dan tidak dibolehkan bila kegunaanbarang untuk sesuatu yang diharamkan, seperti piringhiasan bermotif hewan yang dipajang.

fual-beli Narkoba hukumnya haram dan keuntungannya punharam.

Merokok hukumnya haram, jual-beli dan keuntungan darihasil iualbelinya pun haram.

Alat musik hukumnya haram. Menjual alat musik jugaharam. Dan menjual media yang menyimpan alunan musihseperti: kaset CD, DVD yang berisi musik hukumnya jugaharam.

Upah memainkan alat musik juga diharamkan. Dan profesisebagai musisi adalah haram.

Melakonkan peran orang lain dalam sebuah drama atau filmhukumnya mubah, jika tidak terdapat larangan syariatseperti: tidak membuka aurat, tidak memerankan adegankesyirikan, baik kata-kata maupun perbuatan, tidak diiringimusih dan tidak bertujuan untuk menyudutkan Islam danpemeluknya. Dan mengambil upah/gaji dari peran yangmubah ini hukumnya halal.

Boleh mengambil upah dari praktik ibadah yang bergunabagi orang lain, seperti: mengajar Alquran dan ilmu-ilmu

627

keislaman, begitu juga menulis buku keislaman untukmenutupi kebutuhan harian para da'i.

Islam melindungi hak cipta penulisan karya ilmiyah danlainnya. Dan hukum membajaknya adalah haram.

Islam mengharamkan curang menipu dan tidak jujur dalamperdagangan, dengan mengurangi timbangan,menyembunyikan cacat barang menaikkan harga jauh diatas harga pasar dan lain sebagainya.

Islam membolehkan seorang pedagang mengambil labalebih dari L00o/o bila tidak terdapat unsur penipuan dalamtransaksi yang dilakukan.

Seorang yang tertipu dalam sebuah transaksi niaga denganmembeli/menjual barang lebih dari L/3 harga pasar berhakmembatalkan transaksi setelah ia mengetahuinya.

Termasuk dalam bentuk penipuan mencampurkan bahanpengawet yang terlaran& seperti: formalin dan boraks kedalam makanan olahan, dan hasil penjualan barang yangtidak baik dikonsumsi ini hukumnya haram.

Pemalsuan merek dagang termasuk curang dalam transaksiperdagangan yang diharamkan Islam.

Iklan produk yang tidak jujur dalam pesan yangdisampaikannya kepada khalayak ramai termasuk curangdalam transaksi perdagangan yang diharamkan Islam.

Pedagang yang curang dalam transaksinya perlu diberikansanksi hukum yang membuatnya jera untuk mengulangikembali perbuatan yang merugikan orang banyak

Islam mengharamkan pemeluknya mencari laba yang besardalam perniagaan dengan cara memanfaatkan kondisi orangbanyak dalam keadaan sulit. Islam mengharamkanpedagang menimbun barang dengan tujuan menaikkanharga dan menjualnya dengan harga tinggi.

Seorang muslim dibolehkan menyimpan barang kebutuhanselama setahun pada saat harga barang normal.

Tidak termasuk dalam aksi menimbun barang yang dilarang,yaitu membeli barang pada saat harga murah dan dijualpada saat harga tinggi.

Larangan menimbun barang berlaku untuk barang apapunyang dibutuhkan oleh orang banyak.

628

Pemerintah harus meniatuhkan sanksi kepada pelaku aksi

menimbun barang dalam bentuk memaksanya menjualbarang dengan harga pasar.

Islam mengharamkan korupsi walau dalam ukuran sekecilapapun, sekalipun seukuran peniti.

Korupsi dengan segala bentuknya: korupsi uang, peralatankantor, mobil dinas, dan korupsi waktu diharamkan Islam.

Islam, pada masa keemasannya telah berhasil menekantindakan korupsi dengan langkah-langkah:

a. Pencegahan, dengan cara memilih calon aparatur negara

dengan kriteria orang yang iuiur dan memilikiketrampilan bekeria, setelah mendapat pegawai yangjujur maka kebutuhan pokoknya wajib dipenuhi negara,

b. Pengawasan, dengan cara: mencatat jumlah kekayaan

aparat negara yang diangkat, dan melakukan pembuktianterbalik iika dicurigai pertumbuhan hartanya tidaknormal, serta melakukan inspeksi mendadak untukmelihat gaya hidup para aParat,

c. Menjatuhkan sanksi bila terbukti seorang aparatmelakukan tindak korupsi, berupa sanksi denda ataupenjara dan tidak dibolehkan sanksi dalam bentukmemotong tangan atau hukuman mati'

Allah subh anahu wa ta'ala telah mengharamkan sogok

terhadap umat Yahudi dan juga mengharamkannyaterhadap umat Islam.

Kezaliman sogok sangat dirasakan oleh masyarakat kecil,

dan hilang rasa keadilan dalam kehidupan.

Sogok dalam seluruh bentuknya diharamkan: menyogokpara penegak hukum, menyogok untuk penerimaan calonpegawai, calon anggota legislatif atau calon kepala daerahmenyogok rakyat agar memilihnya, hadiah dari penggunajasa untuk para pegawai/peiabat seluruhnya diharamkandan seluruh unsur yang terlibat dalam praktiknya: pemberi,penerima dan perantara dikutuk oleh Nabi shallallahu'alaihiwa sallam.

Seseorang yang tidak bisa mendapatkan haknya tanpamemberi sogok maka dibolehkan dia memberi sogok dan

bagi penerimanya hukum sogok tersebut tetap harta haram.

629

Pada dasarnya pajak tidak dibolehkan dalam Islam karenaterdapat ayat dan hadis yang melarang kebijakan tersebut.

Gharar yaitu: jual beli yang tidak jelas kesudahannya atauiual-beli yang konsekuensinya antara ada dan tidakKeberadaan gharar dalam akad jual-beli -yang rasionyabesar, mendasar dalam akad, bukan kebutuhan orangbanyak dan bukan dalam akad hibah- merusak keabsahanakad.

Gharar bagian dari judi. Dan gharar adalah spekulasi yangdiharamkan.

Gharar bisa terjadi dalam akad, objek akad dan juga padawaktu pembayaran kewajiban untuk akad yag tidak tunai.

Gharar pada akad jual-beli telah dipraktikkan oleh orangjahiliyah dalam bentuk: ba'i hashah, ba'i mulamasah, ba'imunabazah, ba'i habalul habalah, ba'i madhamin danmalaqih.

Perjudian juga telah dipraktikkan kaum jahiliyah dalambentuk mengundi anak panah. Dan biasanya yang keluarsebagai pemenang menyumbangkan unta yang didapat darihasil perjudian untuk para fakir miskin.

fual-beli melalui telepon untuk emas dan perak diharamkan.

fual-beli melalui telepon untuk barang selain emas danperak dibolehkan.

Pemilik barang yang menjual barangnya melalui internethukumnya boleh.

Tidak boleh menjual barang yang belum dimiliki melaluiinternet.

"Titip beli" online dimana penitip mentransfer uang terlebihdahulu/ sebelum titipan dibelikan oleh pihak yang dititipibentuk akadnya dalam tinjauan fikih adalah wakalah bilujrah.Akad ini hukumnya boleh.

"Titip beli" online dimana penitip tidak mentransfer uangterlebih dahulu atau "Titip beli" dimana pihak yang dititipimemberikan pinjaman terlebih dahulu yang nantinyaditagihkan kepada penitip ditambah fee untuk yang dititipidengan nominal tertentu peritem yang dititipkan hukumnyatidak boleh, karena Nabi melarang menggabungkan akadpinjaman dengan akad jual beli. Hal ini memungkinkan

630

pihak penitip mendapat keuntangan dari akad pinjaman,

dan ini adalah riba.

"Titip beli" melalui GO-)EK ftransportasi berbasis aplikasi)dimana pihak yang dititipi memberikan piniaman terlebihdahulu yang nantinya ditagihkan kepada penitip ditambahbiaya transportasi riil dari tempat barang dibelikan menujutempat penitip hukumnya boleh, karena pihak yang dititipitidak mengambil keuntungan dari akad pinjamannya. Dalam

hal ini tidak terjadi riba. Maka hukumnya boleh karena pada

dasarnya setiap transaksi muamalat hukumnya bolehkecuali bila riba dan hal lainnya yang mebuat akad menjadiharam.

Supply kontrak hukumnya tidak boleh, jika barang yang

dijual kepada pembeli telah ada di tangan produsen dan

supplier bukan agen dari produsen'

Asuransi konvensional hukumnya haram karenamengandung unsur g harar.

Asuransi syariah (takafut) hukumnya boleh, sekalipunmengandung unsur gharar, karena akad yang digunakanadalah akad hibah dan gharar dalam akad hibah tidakmerusak keabsahan akad.

Badan Penyelenggara faminan Sosial (BPIS) kesehatan unukpeserta yang bebas iuran yaitu para fakirmiskin maka

hukumnya boleh karena ini akadnya hibah dan hibah yang

mengandung gharar hukumnya dibolehkan adapun ribakarena adanya denda keterlambatan pembayaran iurantidak mungkin terjadi karena peserta ini tidak ditarik iuransama sekali.

Begitu juga peserta yang diikutkan BPJS olehperusahaan/instansi tempatnya bekeria hukumnya juga

boleh. Akan tetapi bila pihak perusahaan atau instansimenarik iuran dengan cara memotong sekian persen darigaji karyawan maka peserta hanya boleh menggunakanklaim BPfS sebesar nominal yang dipotong dari gajinya.

Tidak boleh berlebih kecuali bila dia tidak mampu berobatdengan biaya pribadi untuk penyakit yang berat maka statuspada saat itu dianggap tidak mampu dan riba dibolehkanpenyalurannya untuk fakir miskin.

Menjadi anggota BPfS mandiri hukumnya haram Karena

mengandung unsur riba. Akan tetapi bila program ini

63L

diwajibkan oleh pemerintah maka hukum menjadi anggotaBP|S dibolehkan syariat karena dia melakukan riba dengancara dipaksa.

Cindera mata yang diberikan cuma-cuma oleh produsenatau pemberi jasa hukumnya boleh.

Hadiah promosi yang diberikan oleh sebuah toko untukpembeli di atas nominal sekian, hukumnya boleh dengansyarat harga barang yang dijual normal. Karena ini murnihadiah dan tidak mengapa ada unsurgharar dalam hadiah.

Hadiah promosi langsung dengan cara setiap pembelimembeli satu barang diberikan satu lagi gratis, hadiah inihukumnya boleh, karena tidak mengandung unsurgharar.Membeli barang dengan mengharap dapat hadiah dengancara mengumpulkan gambar atau huruf tertentu hukumnyaharam, karena mengandung unsur g harar.

Membeli barang dengan tujuan mendapat hadiah koin emasyang disimpan di dalam sebagian kemasan baranghukumnya haram. Karena mengandung unsur gharar.

Untuk perlombaan pacu kuda, pacu unta dan memanahdianjurkan oleh Islam dan pemenangnya boleh menerimahadiah dari pihak ketiga, atau satu pihak peserta saja, jika iakalah maka ia memberi hadiah untuk Iawan tandingnya danjika ia menang ia tidak mendapat apapun.

Dapat diqiyaskan dengan tiga perlombaan di atas yaitusetiap perlombaan ketrampilan yang berguna dalamberjihad, seperti: bela diri, menembak, dan Iain sebagainya.

Perlombaan ilmu-ilmu keislaman dan lomba hifzil Alqurandapat disamakan dengan tiga perlombaan di atas, karenajihad selain dengan mengangkat senjata juga dengan hujjahdan argumen.

Materi perlombaan yang tidak mengandung hal-hal yangdiharamkan boleh diikuti dengan syarat pemenangnya tidakboleh mendapat hadiah, sekalipun hadiah berasal dari pihakketiga, termasuk dalam hal ini sebagian besar cabang olahraga, seperti: bola kaki, voli, basket dan lainnya.

Perlombaan fquiz) yang diselenggarakan oleh berbagaimedia, hukumnya boleh dengan syarat materi perlombaan

632

berkisar tentang keislaman dan peserta tidak dipungut

biaya, baik secara langsung ataupun tidak seperti pulsa

telepon di atas normal. Bila salah satu persyaratan ini tidak

terpenuhi hukumnya haram.

Olah raga yang berakibat kepada kerusakan fisik manusia

atau hewan, seperti: tinju, gulat bebas, matador hukumnya

haram sekalipun tanpa ada hadiah. Olah raga ini haram

diselenggarakan, ditayangkan dan juga haram disaksikan'

Seluruh permainan yang menggunakan dadu hukumnya

haram, sekalipun tidak terdapat unsur periudian. Maka

Haram hukumnya permainan ludo, ular tangga, monopoli,

dan lainnya.

Permainan kartu remi dan domino iuga diharamkan

mayoritas ulama kontemporer karena serupa dengan dadu

di mana terdapat unsur untung-untungan pada saat

pembagian kartu.

Permainan catur hukumnya boleh dengan syarat

pemenangnya tidak boleh mendapatkan hadiah dari pihak

manapun.

Sebagian toko membolehkan pembelinya mengembalikan

barang tanpa alasan apapun dan tanpa batas waktu, hal ini

diharamkan karena mengandung unsur gharar dalam

iangka waktu iual-beli.

Barang yang cacat boleh dikembalikan sekalipun tanpa ada

kesepakatan sebelumnya.

Barang yang telah dibeli tidak boleh dikembalikan tanpa ada

kesepakatan sebelumnya untuk mengembalikan barang.

Kartu diskon yang diterbitkan dengan menarik uang

keanggotaan dari pemegangnya hukumnya haram, karena

mengandung unsurgharar. Dan kartu diskon yang diberikan

kepada pemeganrya dengan cuma-cuma hukumnya boleh'

MLM hukumnya haram karena mengandung unsur gharar

dalam akadnya.

633

Penetapan besarnya upah/gaji dengan cara gaji ditambahbonus hukumnya boleh, karena sekalipun mengandungunsur gharar pada besarnya bonus, tetapi keberadaangharar ini hanya sebagai pengikut dalam akad kontrak kerja.

Penetapan besarnya gaji/upah berdasarkan persentase daribesarnya penjualan hukumnya boleh. Karena sekalipunmengandung unsurgharar, namun akad ini dibutuhkan, dangharar dalam akad yang dibutuhkan hukumnya boleh.

Penetapan besarnya gaji/upah berdasarkan persentasebesarnya laba hukumnya boleh, karena akad ini serupadengan akad musaqaah yang dilakukan Nabi shallallahu'alaihiwa sallam.

Penetapan besarnya gaji/upah berdasarkan sisa dari hargayang dipatok oleh pemilik barang hukumnya mubah, karenaakad ini serupa dengan mudharabah.

Mengikat upah kontrak/sewa gedung dalam jangka panjangdengan LIBOR hukumnya boleh, karena diserupakan denganupah sewa seharga dengan harga pasar.

Transaksi short sale di bursa hukumnya haram, karenatransaksi ini termasuk menjual barang yang tidak dimiliki.Dan menjual barang yang belum dimiliki termasuk jual-beligharar.

Kontrak berjangka yang terjadi di bursa hukumnya haram,karena transaksi jual beli ini sesungguhnya bukanlah tujuandari para pedagang spekulan, tujuan mereka sesungguhnyahanyalah selisih dua harga. Bila hal ini disyaratkan pada saattransaksi atau telah menjadi tradisi bahwa barang dan uangtidak pernah diserah-terimakan, jelas hukumnya judi.

fual beli indeks hukumnya haram. Karena transaksi inimengandunggharar dan judi. Dalam transaksi ini, jika salahsatu pihak dari dua pihak yang bertransaksi untung makapihak lainnya pasti rugi, dan transaksi ini dikaitkan dengansebuah peristiwa.

634

Kontrak opsi di bursa hukumnya haram. Karena transaksi

opsi mengandung gharar bagi kedua belah pihak pembeli

dan penjual.

Riba yaitu: menambahkan beban kepada pihak yang

berhutang (dikenal dengan riba dayn) atau menambahkan

takaran saat melakukan tukar menukar 6 komoditi (emas,

perak, gandum, sya'ir, kurma dan garam) dengan ienis yang

sama, atau tukar-menukar emas dengan perak dan makanan

dengan makanan dengan cara tidak tunai (dikenal dengan

riba Ba'[).

Riba adalah salah satu dosa besar yang diharamkan Allah

terhadap umatYahudi dan umat Islam.

Riba berdampak buruk terhadap pribadi, masyarakat dan

ekonomi.

Khusus efek buruk riba terhadap ekonomi, yaitu: berperan

dalam menciptakan sumber daya yang malas bekeria,

penyebab utama teriadinya inflasi, menghambat lajunya

pertumbuhan ekonomi, menciptakan keseniangan sosial,

dan penyebab utama terjadinya krisis ekonomi.

Bunga bank termasuk riba dayn, karena hakikat bunga

adalah pinjaman yang dibayar berlebih. Bank memberikan

pinjaman kepada pengusaha dalam bentuk modal, pinjaman

tersebut harus dikembalikan dalam jumlah yang sama

ditambah bunga yang dinyatakan dalam persen. Begitu juga

dengan bunga yang diberikan bank kepada pemilik rekening

tabungan, karena menabung di bank sekalipun dinamakan

simpanan, akan tetapi dalam pandangan fikih akadnya

adalah pinjaman yang dibayar berlebih.

Hukum menabung di bank konvensional diharamkan,

karena transaksi ini adalah riba.

Hadiah yang diberikan oleh bank kepada pemilik rekening

tabungan secara acak melalui undian hukumnya juga riba,

karena utang akan dikembalikan bank ditambah dengan

hadiah, sedangkan hutang yang bertambah adalah riba.

635

Barang yang digadaikan oleh pihak yang berhutang kepadapemberi hutang tidak boleh dimanfaatkan oleh pemberihutang karena itu termasuk riba dayn, di mana pemberihutang mendapat tambahan nilai hutangnya dalam bentukjasa pemanfaatan barang gadai.

Gadai Emas (Berkebun Emas) di penggadaian dan banksyariah nasional hukumnya haram dan termasuk riba dayn,karena pihak bank mendapat manfaat berupa biayaperawatan emas gadai di atas biaya pokok.

Seorang muslim tidak dianjurkan membeli barang dengancara kredit untuk memenuhi kebutuhan mewah.

Seorang muslim yang membeli barang untuk kebutuhanpokoknya dengan cara kredit diharamkan jika iamemperkirakan tidak akan mampu melunasi hutangnya.

Untuk memenuhi kebutuhan pokok, seorang muslimdibolehkan membeli barang dengan cara kredit dengansyarat ia telah memperkirakan mampu untuk melunasinya,sekalipun harga kredit lebih mahal dari harga tunai.

Dalam akad jual beli-kredit tidak boleh dipisah antara hargatunai dan margin yang diikat dengan waktu dan bunga,karena ini menyerupai riba.

fual-beli kredit tidak boleh dengan tujuan melegalkan riba,seperti: akad 'inah, yaittt: membeli barang dengan carakredit kemudian barang tersebut dijual kembali kepadapenjual dengan cara tunai dengan harga di bawah hargajual-beli pertama.

Tawarruq yaitu: pembeli barang dengan cara kredit menjualkembali barang yang dibelinya kepada pihak ketiga secaratunai di bawah harga yang ia beli secara kredit. Hukumtawarruq boleh.

Tawarruq yang telah menjadi produk bank hukumnyaharam, karena termasuk rlba dayn.

Murabahah dalam istilah para ulama fikih terdahulu yaitubagian dari jual-beli amanah; dimana penjual menyebut

636

harga pokok barang dan mensyaratkan laba sekian kepada

pembeli.

Murabahah yang menjadi produk bank syariah telah

dimodifikasi dengan menambahkan janji antara pembeli dan

penj ual untuk melakukan transaksi j ual -b eli murab ah ah bila

barang yang dipesan telah dibeli oleh pihak bank.

Murabahah hukumnya boleh jika terpenuhi syarat-syarat

umum jual-beli.

Multijasa adalah sebuah produk di Lembaga Keuangan

Syariah yang mengacu akadnya kepada liarah Musta'iir.Bila

terpenuhi seluruh persyaratan akad ini dengan cara pihak

LKS membeli/menyewa dan menerima obyek yang akan

disewakan kembali kepada nasabah maka hukumnya boleh.

Namun, praktikyang sering terjadi dimana LKS tidak pernah

membeli/menyewa obyek yang akan disewakan kepada

nasabah maka ini tidak lebih dari sekedar pengelabuan riba'

Dalam jual-beli kredit, barang terlebih dahulu dimilikipenjual sebelum akad jual-beli kredit dilangsungkan. Maka

tidak boleh pihak jasa kredit melangsungkan akad jual-beli

kredit motor, misalnya, dengan konsumen, kemudian

setelah ia melakukan akad jual-beli ia memesan motor dan

membelinya ke salah satu pusat penjualan motor, lalu

menyerahkannya kepada Pembeli'

Dalam jual-beli kredit penjual kredit tidak boleh menjual

barang -yang telah dibeli tapi belum diterima dan belum

berada ditangannya- kepada konsumen. Maka tidak boleh

pihak jasa kredit melangsungkan akad iual-beli kredit

motor, misalnya, dengan konsumen sebelum barang yang

telah dibelinya dari dealer diterimanya.

Dalam jual-beli kredit, barang yang dijual bukan merupakan

emas, perak, atau mata uang. Maka Tidak boleh menjual

emas dengan cara kredit, karena ini termasukriba ba'i.

Untuk keabsahan jual beli kredit, maka barang yang diiualharus diterima pembeli tunai pada saat akad berlangsung.Maka tidak boleh transaksi iual beli kredit dilakukan hari ini

637

dan barang diterima pada keesokan harinya. Karena initermasuk jual-beli utang dengan utang yang diharamkan.

Pada saat transaksi jual-beli kredit dibuat, harga harus satudan jelas, serta besarnya angsuran dan jangka waktunyajuga harus jelas. Maka tidak boleh membuat hargamengambang dengan cara pihak penjual memberikanpotongan harga yang dikaitkan dengan pelunasan angsuran.

Akad jual beli kredit harus tegas. Maka tidak boleh akaddibuat dengan cara beli sewa (leasing).

Tidak boleh membuat persyaratan kewajiban membayardenda, atau harga barang menjadi bertambah, jika pembeliterlambat membayar angsuran. Karena ini adalah bentukriba yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah di masa Nabishallallahu' alaihi wa sallam.

Solusi Islami untuk kredit macet, di antaranya: pihakpemberi kredit dianjurkan untuk meminta barang jaminanatau orang jaminan. Bila utang terlambat dilunasi ia bisamenjual barang jaminan atau menagih utang kepada pihakpenjamin untuk melunasinya.

Untuk debitur yang tidak dapat memberikan barangjaminan, solusi yang diterapkan oleh beberapa lembagakeuangan syariah, yaitu lembaga syariah meminta barangyang dijual sebagai barang gadaian dengan cara surat-suratresmi kepemilikan barang masih di tangan lembaga syariah,namun pembeli bebas menggunakan barang. Dan lembagasyariah membuat perjanjian dengan pembeli bahwa jika iaterlambat membayar angsuran kewajiban maka seluruhangsuran menjadi tunai. Bila ternyata pembeli terlambatmelunasi angsuran maka seluruh sisa angsuran menjaditunai dan barang disita oleh lembaga syariah, karenastatusnya sebagai barang gadai, lalu dijual untuk menutupisisa seluruh angsuran. Dan sisa uang penjualan barangsetelah pelunasan utang dikembalikan kepada pembeli.

Solusi kredit macet dalam bentuk ta'widh (ganti rugiterhadap biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kreditur akibat

638

keterlambatan pembayaran kewajiban yang telah iatuhtempo) hukumnya haram dan termasuk riba dayn-

Solusi kredit macet dalam bentuk late charge (denda

keterlambatan pembayaran yang akan diakui seluruhnya

sebagai dana sosial), sekalipun tidak termasuk riba, akan

tetapi ini bermain api dengan riba. Karena dana Late Charge

masuk ke rekening bank syariah atas nama rekening dana

sosial. Ini memungkinkan pihak direksi bank untuk

menggelapkan uang tersebut.

Kartu kredit yang diterbitkan oleh bank konvensional

hukumnya haram karena mengandung unsur riba dayn

dalam bentuk denda keterlambatan atau bunga pembayaran

angsuran.

Dalam keadaan yang mendesak seseorang dibolehkan

menggunakan kartu kredit dengan syarat dia yakin mampu

melunasi pengembalian kredit pada waktu yang tidak

dikenakan bunga ataupun penalty, karena keberadaan

persyaratan riba tidak merusak keabsahan akad qardh.

Kartu kredit yang diterbitkan oleh bank syariah hukumnya

boleh, jika tidak menimbulkan riba.

Saham istimewa yang pemegangnya mendapatkan hak

iaminan dari emiten bahwa modalnya tidak akan berkurang

serta mendapat deviden dalam jumlah tetap, maka

hukumnya haram' dan termasuk riba dayn. Karena

hakikatnya adalah pinjaman berbunga.

Obligasi hukumnya haram dan termasuk riba dayn. Karena

hakikatnya adalah pihak pemegang obligasi memberikan

pinjaman kepada penerbit dan pemegangnya mendapatkan

bunga.

Dalam pandangan fikih Surat Perbendaharaan Negara

adalah qardh (pinjaman), dimana pembeli bertindak sebagai

pemberi pinjaman kepada negara. Dan negara sebagai pihak

yang berhutang akan melunasi utangnya pada tanggal yang

tertera di surat berharga dengan nilai yang tertera pada

surat melebihi nilai peniualan surat. Dengan demikian,

639

hakikat pembelian surat adalah pemberian pinjamandengan kesediaan pihak penerima pinjamanmengembalikan pokok utang ditambah bunga. Ini adalahriba jahiliyah, yaitu pinjaman berbunga.

Beberapa negara Islam termasuk Indonesia menerbitkanSukuk sebagai alternatif untuk mengganti obligasi riba. Akantetapi, struktur Sukuk yang telah diterbitkan oleh negara-negara Islam tersebut belum memenuhi standar syariahyang diterbitkan AAOIFI. Dimana strukturnya masihmenggunakan akad 'Inah dan bai' wafa'.

Sertifikat deposito hukumnya haram, karena dalam tinjauansyariat deposito adalah pinjaman berbunga yangdiharamkan. Maka menerbitkan sertifikat depositohukumnya juga haram. Termasuk menjualnya di pasarsekunder dengan harga melebihi jumlah uang yangdisetornya ke bank untuk didepositokan.

Mengeluarkan surat wesel dengan tujuan pembayarankewajiban kepada pihak lain hukumnya boleh.

Mengeluarkan surat wesel dengan tujuan mendapatkankredit akseptasi hukumnya tidak boleh karena mengandungunsur riba.

Akseptasi bank atas surat wesel hukumnya boleh dengansyarat bank tidak menarik biaya dari proses akseptasikecuali biaya administrasi tanpa mendapatkan laba. Karenaproses akseptasi dalam tinjauan fikih adalah kafalah. Dimana bank pengakseptasi menjamin akan membayar uangyang tertera pada surat wesel setelah jatuh tempo. Dandalam akad kafalah, kafil tidak boleh mendapatkan lababerdasarkan kesepakatan para ulama.

Diskonto bank atau potongan atas pembayaran suratberharga sebelum jatuh tempo tidak dibolehkan dalamsyariat karena merupakan riba yang diharamkan.

Solusi Islami untuk diskonto bank yaitu: bank menukarsurat wesel (surat utang) dengan barang dan bukan denganuang tunai, seperti menukarnya dengan saham dengan nilaidi bawah nilai yang tertera pada surat. Dan kemudian pihak

640

termaslahat menjual saham tersebut kepada pihak lainuntuk mendapatkan uang tunai. Dengan demikian yang

terjadi bukanlah pemotongan, akan tetapi yang terjadiadalah iual-beli surat utang dengan saham yang didasarkanatas kerelaan kedua belah pihak

Komisi yang ditarik bank penerbit L/C atas jaminan yang

diberikannya kepada pemohon termasuk imbalan atas akad

kafalah. Hal ini diharamkan dalam Islam dan termasuk riba.

Untuk solusi L/C ekspor-impor -agar terhindar riba- dapatdigunakan akad murabahah dan musyarakah.

Transaksi buy on margin hukumnya haram, karena terdapattransaksi pinjaman berbunga, dan setiap piniaman berbungahukumnya adalah riba yang diharamkan.

Hutang dalam bentuk mata uang yang terkena inflasi yangkurang dari 30olo tidak boleh dibayar dengan nominal yang

berbeda, agar tidak teriadi riba.

Hutang dalam bentuk mata uang yang terkena inflasi yang

lebih dari 600/o boleh dibayar dengan nominal yang berbedasesuai dengan standar harga pada saat pembayaran, Karenapada saat itu, mata uang tersebut sama dengan mata uang

munqathi' (tidak laku).

Hutang dalam bentuk mata uang yang terkena inflasi yanglebih dari 300/o dan kurang dari 600/o maka kekurangan nilaiuang akbiat inflasi ditanggung bersama. hukum inidiqiyaskan dengan mazhalim musytarakah yang ditanggungoleh semua pihak secara merata.

Mengikat hutang dengan indeks harga barang hukumnyariba.

Mudharabah musytarakah hukumnya boleh, selagi tidak ada

persyaratan bahwa mudharib harus menanggung danapemilikmodal.

Dana talangan haji hukumnya haram dan termasuk riba,karena bentuk akadnya adalah pinjaman yang

mendatangkan keuntungan bagi pemberi piniaman dalambentuk biaya administrasi.

Arisan hukumnya boleh, termasuk akad pinjam meminjamyang tidak ada persyaratan tambahan nominal utang.

Para ulama sepakat bahwa riba ba'i dengan keduapembagiannya: ribofadhl danriba nasi'ah hukumnya haram.

64L

Riba ba'i diharamkan dalam rangka menutup celahterjadinya riba dayn.

Enam komoditi riba yaitu: emas, perak, gandum, sya'ir,kurma, dan garam. Bila salah satu komodoti ini ditukardengan yang sejenis harus sama nominal dan harus tunai.

Untuk 4 komoditi yang merupakan makanan dapatdiqiyaskan seluruh makanan pokok yang dapat disimpanlama, seperti: beras, jagung dan lain-lain. Maka tidak bolehmenukar 2kg beras murah dengan 1kg beras bagus. Initermasuk riba ba'i yang diharamkan.

Untuk komoditi emas dan perak yang merupakan mata uangutama di masa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dapatdisamakan dengan mata uang sekarang. Maka tidak bolehmenukar uang lembaran Rp100.000,00 dengan pecahanyang lebih kecil dengan nominal berbeda.

fual beli emas dengan cara tidak tunai, baik dalam bentukmurabahah ataupun kredit hukumnya termasuk ribabai'.Forward exchange (kontrak penukaran valuta berjangka)termasuk rTba ba'i, karena serah-terima valuta tidak tunaipada saat transaksi dibuat.

Transaksi spot hukumnya boleh dan tidak termasuk ribaba'i, sekalipun fisik valuta tidak diserahterimakan tunaiakan tetapi penetapan kepemilikan telah dilakukan tunaidengan cara pencatatan di rekening kedua belah pihak yangbertransaksi.

Transaksi transfer valuta asing hukumnya boleh. Karenapencatatan dalam pembukuan bank atas nama termaslahatdianggap sama dengan serah-terima fisik uang.

Cek sendiri dapat disamakan dengan uan& maka tidak bolehmenukarnya dengan uang tunai yang nominalnya berbeda.Tetapi tidak boleh digunakan untuk membeli emas karenapenerimaan cek tidak dapat disamakan dengan menerimauang tunai.

Cek terdaftar, cek terjamin dan cek perjalanan hukumnyasama dengan uang tidak boleh ditukar dengan uang tunaiyang berbeda nominalnya dan boleh digunakan untukmembeli emas.

Kartu pulsa isi ulang telepon seluler tidak dapat disamakandengan uang. Kartu pulsa boleh dijual dengan nominal

642

berbeda yang tertera pada kartu dan boleh juga dijual tidaktunai.

- Kartu belanja tidak dapat disamakan dengan uang. Kartubelanja boleh diiual tidak tunai, juga boleh dijual dengannominal sama atau di bawah yang tertera pada kartu, tetapitidak boleh dijual di atas nominal yang tertera.

- Saham biasa yang diterbitkan oleh perusahaan yang tujuanpendiriannya bergerak di bidang usaha haram tidak bolehditerbitkan dan tidak boleh dibeli atau dijual.

- Saham perusahaan yang usahanya halal, namun memilikiutang dalam bentuk pembiayaan ribawi, maka harammembeli saham tersebut.

- Perusahaan yang kegiatan usahanya halal, tidak melakukantransaksi riba dan tidak tercantum dalam anggarandasarnya untuk melakukan transaksi riba boleh sahamnyadiperjual-belikan layaknya barang dagangan.

- Sebuah perusahaan setelah menerbitkan saham dan menjualsahamnya di pasar primer namun belum lagi memulaiusahanya, maka saham yang telah dibeli bila hendak dijualkembali harus dijual dengan cara tunai dan dengan hargayang sama dengan nilai nominal yang tertera pada lembaransaham. Agar tidak terjadi riba ba'i.

- Perusahan yang bergerak di bidang keuangan, seperti banhtakaful fasuransi syariah), bahwa pemegang saham bilahendak menjual sahamnya wajib mengindahkan kaidahpenukaran uan& yaitu harus sama nominalnya dan tunai.Agar tidak terjadi riba ba'i.

- Perusahaan yang bergerak di bidang perdaganganemas/perak, maka pemegang sahamnya bila hendakmenjual kembali sahamnya disyaratkan tunai dan bolehmenjualnya dengan nilai pasar.

- |ual-beli saham perusahaan yang asetnya terdiri daribarang jasa, dan uang -selama tidak lebih dari 3070 asetkeseluruhan perusahaan- boleh sekalipun tidakmengindahkan kaidah sharl(penukaran uang).

- Hedging Syariah adalah akad saling berianji untuk transaksimata uang asing secara spot dalam jumlah tertentu di masayang akan datang dengan nilai tukar atau perhitungan nilaitukar yang disepakati pada saat itu. Transaksi ini hukumnya

643

haram sebagaimana difatwakan oleh konfrensi fikih OKIdengan no keputusan (63)

Saat seorang muslim tahu bahwa di antara hartanyaterdapat harta haram, hendaklah ia bertaubat danmembersihkannya secepat mungkin.

Harta haram yang dihasilkan dari transaksi yang tidak salingridha dan diketahui keberadaan rekan transaksinya, wajibdikembalikan atau diminta kerelaannya. Adapun jika tidakdiketahui keberadaan rekan transaksinya maka hendaklahpemegangnya mensedekahkan sejumlah harta tersebutkepada fakir-miskin dengan niat sedekah atas nama rekantransaksi tersebut.

Harta haram yang didapat dengan jalan tidak saling ridhaantara dua orang yang bertransaksi dan tidak diketahui lagikeberadaan rekan transaksinya, serta tidak memungkinkanuntuk mengembalikan barang/uang kepada pemiliknyayang sah, maka untuk kesempurnaan taubat pemilik hartaharam ini hendaklah mensedekahkan barang/uang itukepada para fakir-miskin, atau untuk pembangunan fasilitasumum dan untuk kemaslahatan lainnya dengan syara!sedekah diniatkan atas nama pemilik barang/uang yang sah.Dan jika nanti di kemudian hari pemiliknya diketahuihendaklah ia memberikan pilihan kepadanya antara reladengan uangnya yang telah disedekahkan atau iamenggantinya dan sedekah berubah menjadi miliknya.

Harta haram yang didapat melalui usaha yang haramdengan transaksi atas dasar saling ridha, seperti uang hasilmenjual arak, uang hasil perzinahan, maka jika dia tidakmengetahui hukum transaksi tersebut haram saatmelakukanny4 kemudian ia tahu hukumnya haram danbertaubat maka harta itu halal dimakannya. Tetapi, jika iatahu hukumnya haram sejak mula-mula membuat transaksikemudian dia bertaubat maka hendaklah ia mensedekahkanharta tersebut dan harta itu halal bagi orang miskin yangmenerima sedekahnya.

Tidak dibolehkan bermuamalah dengan orang yang diyakiniseluruh hartanya haram, atau harta yang digunakannyauntuk bermuamalah adalah hartanya yang haramberdasarkan atsar yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud -

radhiyallahu 'anhu-.

644

Boleh bermuamalah dengan orang yang hartanya.bercampur antara yang halal dan yang haram. Karena Nabishallallahu alaihi wa sallam tetap bertransaksi dengan kaumYahudi yang berada di kota Madinah padahal Allah telahmensifati mereka sebagai pemakan banyak harta haram danjuga Allah telah mencap mereka sebagai pengambil hartadengan cara riba.

Boleh memakan dan menerima harta orang lain yang tidakterdapat tanda-tanda bahwa dia memperolehnya dengancara yang haram dan juga tidak perlu ditanyakan kepadanyadari mana harta tersebut berasal.

645

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Dr. Erwandi Tarmizi, MA.

Tempat/tanggal lahir : Pekanbaru,30 September L974.

Riwayat Pendidikan:

- SDN 001, Sail, Pekanbaru, Riau

- PP. Al Munawwarah, Pekanbaru, Riau

- D1 Pengajaran Bahasa Arab LIPIA, fakarta, L994-L995

- 51 Syariah LIPIA, fakart4 L995-L999

- 52 jurusan Ushul Fiqh, Fakultas Syari'ah, Universitas Islam AlImam Muhammad bin Saud, Riyadh, Arab Saudi, 2001-2005

- 53 jurusan Ushul Fiqh, Fakultas Syari'ah, Universitas Islam AlImam Muhammad bin Saud, Riyadh, Arab Saudi,2006-2OLl

Pekerjaan:

- Lead Partner, Konsultan Erwandi Tarmizi Associate (ETA),2014-sekarang

- Dosen Magister Ekonomi Islam, STEI, Tazkia, Bogor, 20L2-sekarang.

- Pemateri Fikih Muamalat kontemporer di radio Rodja danRodja TV, Bogor, 2OL2- sekarang.

Karya Tulis:

- Thesis: "Al Atsar Al Ushuly Ii Qa'idah Isytirath AI Qudrah LitTaklif'.

- Disertasi: "Tahqtq Mazhab Shaf iyyah Fimd lkhtalafu frhi MinAI Masail Al Ushuliyyah Fi Mabdhitsi Al Hukmi As Shar'i Wa AlAdillah".

"Harta Haram fuIuamalat Kontemporer", PT. Berkat MuliaInsani, fakarta, Februari 2012.

I

654