MAKA MA PENA (AMARASI

22
MAKA MA PENA (AMARASI) Dahulu kala ada sepasang suami istri yang mempunyai seorang anak perempuan. Mereka hidup dekat sebuah hutan. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah mencari makanan berupa ubi-ubian dan buah-buahan. Ubi-ubian tersebut, dikumpul untuk dimakan beberapa hari. Suatu hari mereka bermaksud mengumpulkan lagi makanan untuk beberapa hari, maka pergilah mereka bersama-sama ke kebun. Di sana makanan itu dikumpul. Pada saat mereka sedang memetik datanglah seekor burung menghampiri anak perempuan itu. Burung itu memerintahkan untuk tidak lagi mengambil makanan di tempat itu. Si burung kemudian menyuruhnya untuk pulang dan menebas seluruh pohon di sekitar pondoknya agar dapat dijadikan lahan berkebun. Si burung kemudian menyuruhnya untuk pulang dan menebas seluruh pohon di sekitar pondoknya agar dapat dijadikan lahan berkebun dan ia sendiri yang akan memberikan bibit tanaman. Dengan senang hati sang anak memanggil kedua orang tuanya dan menyampaikan pesan si burung. Mereka kemudian melakukan seperti yang disampaikan si burung dan dalam waktu singkat lahan perkebunan telah siap untuk ditanami. Pada malam harinya si burung datang dan menemui sang anak dan berkata, “bibit yang disiapkan untuk ditanamkan dikebun ayahmu, adalah dagingmu yang dipotong/diiris dan dihamburkan oleh ayahmu sendiri. Empat hari kemudian dagingmu akan tumbuh menjadi beberapa jenis tanaman dan setiap jenis akan diberikan nama sesuai kehendak ayahmu”. Setelah berkata demikian pergilah sang burung dari pondok itu. Gelisahlah hati sang anak sepanjang malam itu. Saat fajar menyingsing sang anak segera menyampaikan pesan si burung dan terkejutlah kedua orang tuanya. Sang anak kemudian berujar, “Sebelum Ayah membunuhku, ingatlah apa yang akan saya sampaikan ini. Nanti pada akhir musim kemarau ayah dan ibu dapat menatap langit. Disana ada tanda awan putih berbentuk garis panjang membelah langit utara dan selatan yang

Transcript of MAKA MA PENA (AMARASI

MAKA MA PENA(AMARASI)

Dahulu kala ada sepasang suami istri yang mempunyai seoranganak perempuan. Mereka hidup dekat sebuah hutan. Pekerjaanmereka sehari-hari adalah mencari makanan berupa ubi-ubian danbuah-buahan. Ubi-ubian tersebut, dikumpul untuk dimakanbeberapa hari.

Suatu hari mereka bermaksud mengumpulkan lagi makanan untukbeberapa hari, maka pergilah mereka bersama-sama ke kebun. Disana makanan itu dikumpul. Pada saat mereka sedang memetikdatanglah seekor burung menghampiri anak perempuan itu. Burungitu memerintahkan untuk tidak lagi mengambil makanan di tempatitu. Si burung kemudian menyuruhnya untuk pulang dan menebasseluruh pohon di sekitar pondoknya agar dapat dijadikan lahanberkebun. Si burung kemudian menyuruhnya untuk pulang danmenebas seluruh pohon di sekitar pondoknya agar dapatdijadikan lahan berkebun dan ia sendiri yang akan memberikanbibit tanaman. Dengan senang hati sang anak memanggil keduaorang tuanya dan menyampaikan pesan si burung.

Mereka kemudian melakukan seperti yang disampaikan siburung dan dalam waktu singkat lahan perkebunan telah siapuntuk ditanami. Pada malam harinya si burung datang danmenemui sang anak dan berkata, “bibit yang disiapkan untukditanamkan dikebun ayahmu, adalah dagingmu yangdipotong/diiris dan dihamburkan oleh ayahmu sendiri. Empathari kemudian dagingmu akan tumbuh menjadi beberapa jenistanaman dan setiap jenis akan diberikan nama sesuai kehendakayahmu”. Setelah berkata demikian pergilah sang burung daripondok itu. Gelisahlah hati sang anak sepanjang malam itu.

Saat fajar menyingsing sang anak segera menyampaikan pesansi burung dan terkejutlah kedua orang tuanya. Sang anakkemudian berujar, “Sebelum Ayah membunuhku, ingatlah apa yangakan saya sampaikan ini. Nanti pada akhir musim kemarau ayahdan ibu dapat menatap langit. Disana ada tanda awan putihberbentuk garis panjang membelah langit utara dan selatan yang

tidak jauh dari bintang waluku. Ada tanda dua awan putih kecilyang namanya Neo Maka Ma Nao Pena yang letaknya berdekatan.Kalau keduanya tidak bercahaya pertanda hasilnya sedikit danakan terjadi kelaparan”.

Setelah menyampaikan pesan tersebut, dengan tulus sang anakmencium kedua orang tuanya dan menyerahkan parang kepadaayahnya. Dengan berat hati sang ayah akhirnya melakukan semuayang diperintahkan si burung dan benar empat hari kemudian dikebun itu tumbuh bermacam-macam tanaman. Ada tanaman itutinggi (30cm) berambut merah dinamakan jagung/pena. Sedangkanyang pendek kecil dan berbulir terkulai banyak bijinya,berwarna kuning keemasan disimbolkan sebagai butir-butir airmata dari si anak perempuan dan dinamakan padi/maka.

BE’I BELANA(AMARASI)

Pada zaman dahulu di Desa Nunbes ada satu keluarga darisuku Dawan, keluarga ini memiliki dua orang anak laki-laki ,masing-masing bernama si Sulung dan si Bungsu. Mereka berduasering hidup dihutan dan berburu. Suatu hari ketika merekaberburu si Sulung berharap mendapatkan buaran yang besar.Namun hasilnya jauh dari perkiraan si Sulung memperolehseekor burung tekukur sedangkan si Bungsu memperoleh seekorayam jantan merah. Dari hasil perolehan mereka ini, si Sulungingin menukar seekor burung tekukur dengan ayam jantan merah,tetapi si Bungsu tidak menyetujuinya. Karena si Bungsu tidakmenyetujui pertukaran itu, maka si Sulung marah danmeninggalkan si Bungsu di hutan.

Di hutan si Bungsu berjalan mengelilingi tempat tersebut.Ternyata di temui sebuah pondok yang di huni oleh seorang

nenek yang bernama “Belana”. Si nenek itu sangat senang bilabertemu dengan orang yang belum pernah dilihatnya. NenekBelana adalah pemakan daging manusia, terutama daging anakkecil. Semua itu telah diketahui sebelumnya oleh si Bungsu.

Tiba saatnya untuk makan siang, nenek Belanamenghidangkan berbagai makanan dan minuman untuk si Bungsu,dengan maksud agar si Bungsu cepat menjadi gemuk sehinggadagingnya terasa lebih enak dimakan. Setelah makan siang, anakitu diperintahkan untuk istirahat siang atau tidur. Tempatyang nenek siapkan adalah di atas loteng. Saat si Bungsu masukke atas untuk beristirahat si Nenek Belana mengunci pintunyadari luar. Di loteng tertidurlah si Bungsu dengan pulas.

Ketika si Bungsu tidur dengan pulasnya, ia bermimpi nenekBelana akan memakannya pada esok pagi. Lalu sadarlah si Bungsudari tidurnya. Ia menangis memikirkan nasibnya. Tiba-tiba ayamjantan merah mengelurkan suara yang berkata : “ Jangan takutkarena aku akan menolongmu, aku akan membuka atap dan engkauakan keluar melewatinya dengan cara engkau memegang leherkukuat-kuat dan kita terbang bersam-sama”. Setelah si Bungsumendengar perkataan si ayam jantan merah itu ia merasaterhibur.

Keesokan harinya ketika Nenek Belana pergi keloteng ,dilihatnya atap loteng telah terbuka dan disana jugasi Bungsu telah tiada. Si Bungsu telah dibawah kembali olehayam jantan merah kepada orang tuanya. Orangtua si bungsugembira karena anaknya telah kembali dalam keadaan sehat.

Akhirnya sebagai tanda terima kasih dari orang tua siBungsu, ayam jantan merah itu telah dipelihara baik-baik.

LEGENDA BUKIT FAFINESU(TTU)

Alkisah, di pedalaman Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur,ada tiga orang anak yatim piatu. Mereka adalah Saku dan duaorang adiknya Abatan dan Seko. Orangtua mereka telahmeninggal dunia. Untungnya, nenek mereka masih hidup sehinggaada yang merawat Seko yang ditinggal pergi ibunya ketikamelahirkannya. Namun, ketika Seko berumur dua tahun, sangNenek pun meninggal dunia karena dimakan usia. Sejak saat ituSakulah yang merawat dan mendidik serta menjadi orang tua bagikedua adiknya.

Suatu malam, Si Bungsu Seko tiba-tiba merindukan keduaorang tua mereka. Saku kemudian menghibur dan mendongenghingga Seko tertidur. Selepas Seko tidur, giliran Saku yangtidak bisa tertidur, ia sedih melihat adiknya. Seko lalumengambil serulingnya dan berjalan menuju sebuah bukit yangtidak jauh dari tempat tinggal mereka. Di bukit itu iamengeluhkan mengapa kedua orang tuanya begitu cepatmeninggalkan mereka? Maka menangislah ia sambil menyanyikanlagu rindu untuk kedua orang tuanya. Tanpa ia sadari ternyataroh kedua orang tuanya mendengar dan menghampirinya. Melaluiangin malam roh sang Ayah berpesan, “Anakku, besok malamsebelum ayam berkokok, ajaklah adik-adikmu menemui ayah danibu kalian di tempat ini. Jangan lupa membawa seekor ayamjantan merah untuk dijadikan korban!”. Maka pulanglah Sakodengan hati gembira.

Keesokan harinya ia melakukan seperti yang diperintahkanayahnya. Sesampainya di sana tiba-tiba angin bertiup kencangdan membawa dua bayangan yang segera dikenali Seko sebagaiAyah dan Ibunya. Seko kemudian memberikan isyarat kepada adikbungsunya yang kemudian segera berlari mendekati bayangan sangIbu seraya memeluk da berkata, “Ibu, aku sangat merindukanmu”.Suasana di puncak bukit itu menjadi hening. Pertemuan seluruhanggota kelurga kecil itu membawa perasaan haru di hatimereka.

Setelah mereka selesai melepas kerinduan, sang Ayahmengajak istri beserta ketiga anaknya untuk menyembelih ayamjantan merah di dasar jurang. Saat darah ayam menyentuh tanahtiba-tiba muncul dua ekor babi yang gemuk diantara mereka.Angin mulai bertiup pertanda kedua orangtuanya harus segerapergi, sebelum berpisah sang ibu mencium ketiga anaknyadiikuti sang ayah seraya berpesan, “dengarlah wahai, anak-anakku! Peliharalah kedua babi itu baik-baik sebagai rasasyukur kepada Tuhan yang telah mempertemukan kita di tempatini”. Saat angin bertiup dengan kencang bayangan keduaorangtua merekapun lenyap. Seko menuntun kedua adiknya pulangke pondok mereka dengan hati gembira.

Sejak itu, ketiga anak yatim piatu itu dan keturunannyamenjadikan babi sebagai salah satu hewan peliharaan. Untukmengenang peristiwa tersebut ketiga anak yatim tersebutmenamai bukit itu dengan nama Bukit Fafinesu, yang berartibukit babi gemuk. Hingga saat ini, Bukit Fafinesu masih dapatdisaksikan di sebelah utara Kota Kefamenanu, Kabupaten TengahUtara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

ANALISIS TRANSITIVITY PROCESS & GROUP NOMINADALAM CERITA RAKYAT PULAU TIMOR

(MAKA MA PENA, BE’I BELANA, BUKIT FAFINESU)OLEH : LISKY. A. TH. SUBU TAOPAN

1. Dahulu kala ada sepasang suami istri yang mempunyai seoranganak perempuan

Sepasang suamiistri

Mempunyai

Seorang anakperempuan

Carrierprossesor

Relational

Carrier possesed

Entitas Epitet

2. Mereka hidup dekat sebuah hutan

Mereka hidup Sebuahhutan

Existing

Existensial

Existant

Entitas

3. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah mencari makanan berupaubi-ubian dan buah-buahan

Mereka Mencarimakan

Ubi-ubian dan buah-buahan

Actor Material GoalEntitas

4. Ubi-ubian tersebut, dikumpul untuk dimakan beberapa hari

Ubi-ubian

Dikumpul Untukdimakan

Actor Material GoalEntitas

5. Suatu hari mereka bermaksud mengumpulkan lagi makanan untukbeberapa hari, maka pergilah mereka bersama-sama ke kebun

Mereka Pergi Kekebun

Actor Material

Goal

6. Pada saat mereka sedang memetik datanglah seekor burungmenghampiri anak perempuan itu

Seekorburung

Menghampiri

Anakperempuan

Actor Material GoalEntitas Epitet

7. Burung itu memerintahkan untuk tidak lagi mengambil makanandi tempat itu

Burung

Memerintahkan

Tidak mengambil makanan ditempat itu

Sayer Verbal Target

8. Si burung kemudian menyuruhnya untuk pulang dan menebasseluruh pohon di sekitar pondoknya agar dapat dijadikanlahan berkebun dan ia sendiri yang akan memberikan bibittanaman

Siburung

Menyuruh

-nya Pulang dan menebaspohon

Lahankebun

Sayer Verbal Reciever-Actor

Materil Targer-Goal

Entitas Entitas

Ia membawakan

Bibittanaman

Behaver-Actor

Material Goal

Entitas Epitet

9. Dengan senang hati sang anak memanggil kedua orang tuanyadan menyampaikan pesan si burung

Senanghati

Sang anak Memanggil-Menyampaik

an

Keduaorangtunya

Pesan siburung

Behavioral

Behaver-Actor-Sayer

Verbal Goal-target

Entitas Entitas Pengklas

10. Mereka kemudian melakukan seperti yang disampaikan siburung dan dalam waktu singkat lahan perkebunan telah siapuntuk ditanami

Mereka Melakukan Lahanperkebunan

Siapditanami

Actor Material Recipient Goal

Entitas

11. Pada malam harinya si burung menemui sang anak danberkata, “bibit yang disiapkan untuk ditanamkan dikebunayahmu, adalah dagingmu yang dipotong/diiris dandihamburkan oleh ayahmu sendiri

Si burung Menemui –berkata

Sang anak

Sayer Verbal TargetEntitas Entitas

12. Empat hari kemudian dagingmu akan tumbuh menjadi beberapajenis tanaman dan setiap jenis akan diberikan nama sesuaikehendak ayahmu”

EmpathariEpitet

13. Setelah berkata demikian pergilah si burung dari pondokitu

Pergilah Siburung

Pondokitu

Material Actor Recipient

Entitas

Diektit

14. Gelisahlah hati sang anak sepanjang malam itu

Gelisahlahhati

Sanganak

Sepanjangmalam itu

Mental Senser phenomenonEntitas Diektit

15. Saat fajar menyingsing sang anak segera menyampaikanpesan si burung dan terkejutlah kedua orang tuanya

Terkejutlah

Keduaorangtuanya

Mental SenserEntitas

16. Sang anak kemudian berujar, “Sebelum Ayah membunuhku,ingatlah apa yang akan saya sampaikan ini

Ayah Membunuh -ku IngatlahActor –Senser

Material Recipient

Phenomenon

17. Nanti pada akhir musim kemarau ayah dan ibu dapat menataplangit

Ayah danibu

Menatap

Langit

Senser Mental Phenomenon

Entitas

18. Disana ada tanda awan putih berbentuk garis panjangmembelah langit utara dan selatan yang tidak jauh daribintang waluku

Awan putih Berbentuk

Garispanjang

Bintangwaluku

Carrierprossesor

Relational

Carrierpossesed

Identitied

Pengklas Epitet Entitas

19. Ada tanda dua awan putih kecil yang namanya Neo Maka MaNao Pena yang letaknya berdekatan

Dua Awanputih

Kecil

Numeratif

Entitas Epitet

20. Kalau keduanya tidak bercahaya pertanda hasilnya sedikitdan akan terjadi kelaparan”

Keduanya

Tidakbercahaya

Hasil sedikit –terjadi kelaparan

Numerat Entitas Pengkualifikasi

if

21. Setelah menyampaikan pesan tersebut, dengan tulus sanganak mencium kedua orang tuanya dan menyerahkan parangkepada ayahnya

Dengantulus

Sanganak

mencium

Keduaorangtuanya

Mental Senser Kognisi

Phenomenon

Entitas Numeratif-Epitet

Menyerahkanparang

Kepada Ayah -nya

Material Goal ActorEntitas

22. Dengan berat hati sang ayah akhirnya melakukan semua yangdiperintahkan si burung dan benar empat hari kemudian dikebun itu tumbuh bermacam-macam tanaman

Dengan berathati

Sang ayah Melakukanperintah

Si burung

Goal Recipient Material ActorEpitet Entitas Epitet

23. Ada tanaman yang tinggi (±30cm) berambut merah dinamakanjagung/pena

Tanaman Tinggi – berambutmerah

Jagung/pena

Actor Material RecipientPengklas Epitet Entitas

24. Sedangkan yang pendek kecil dan berbulir terkulai banyakbijinya, berwarna kuning keemasan disimbolkan sebagaibutir-butir air mata dari si anak perempuan dan dinamakanpadi/maka.

Pendek berbulirbanyak bijinya

Butir-butirair mata

Si anakperempuan

Padi/maka

Material Actor GoalEpitet Entitas Epitet

25. Pada zaman dahulu di Desa Nunbes ada satu keluarga darisuku Dawan, keluarga ini memiliki dua orang anak laki-laki , masing-masing bernama si Sulung dan si Bungsu

SatuKeluarga

Sukudawan

Memiliki Dua orang Anak laki-laki

Carrier prossesor Relational

Carrier possesed

Numeratif Entitas Numeratif Pengklas

26. Mereka berdua sering hidup dihutan dan berburu

Merekaberdua

Seringhidup

Dihutan

Berburu

Actor MaterialNumeratif Entitas Pengkualif

ikasi

27. Suatu hari ketika mereka berburu si Sulung berharapmendapatkan buaran yang besar

Si sulung Berharap

Mendapatkan

Buruan yangbesar

Actor -Senser

Mental Material Goal -Phenomenon

Entitas Epitet

28. Namun hasilnya jauh dari perkiraan si Sulung memperolehseekor burung tekukur sedangkan si Bungsu memperoleh seekorayam jantan merah

Sisulung

Memperoleh

Seekor burungtekukur

Actor Material GoalEntitas Numeratif -

Pengklas

Si bungsu memperoleh Seekor ayam jantanmerah

Actor Material GoalEntitas Numeratif -

Pengklas

29. Dari hasil perolehan mereka ini, si Sulung ingin menukarseekor burung tekukur dengan ayam jantan merah, tetapi siBungsu tidak menyetujuinya

Sisulung

Inginmenukar

Sibungsu

Tidakmenyetujui

Senser Mental Senser MentalEntitas Entitas

30. Karena si Bungsu tidak menyetujui pertukaran itu, maka siSulung marah dan meninggalkan si Bungsu di hutan

Si sulung Marah Meninggalkan

Si bungsu

Senser -Actor

Mental

Material Phenomenon -Recipient

Entitas Entitas

31. Di hutan si Bungsu berjalan mengelilingi tempat tersebutSi

bungsuBerjalan

mengelilingiDi

hutanActor Material GoalEntitas

32. Ternyata di temui sebuah pondok yang di huni oleh seorangnenek yang bernama “Belana”

Sebuahpondok

Dihuni

Seorang nenek Bernamabelana

Phenomenon Mental

Senser

Numeratif Entitas Diektit

33. Si nenek itu sangat senang bila bertemu dengan orang yangbelum pernah dilihatnyaSi nenek Sangat

senangBertemu Orang yang belum

pernah dilihatSenser -Actor

Mental Material

Phenomenon - Goal

Entitas Epitet

34. Nenek Belana adalah pemakan daging manusia, terutamadaging anak kecil

NenekBelana

Pemakan Dagingmanusia

Daging anakkecil

Actor Material

Goal Recipient

Entitas Pengklas Pengkualifikasi

35. Semua itu telah diketahui sebelumnya oleh si BungsuSemua itu Telah diketahui Si bungsuPhenomenon Mental SenserDiektit Entitas

36. Tiba saatnya untuk makan siang, nenek Belanamenghidangkan berbagai makanan dan minuman untuk si Bungsu,dengan maksud agar si Bungsu cepat menjadi gemuk sehinggadagingnya terasa lebih enak dimakanNenekBelana

Menghidangkan

Berbagai makanan danminuman

Untuk sibungsu

Actor Material Goal RecipientEntitas Pengklas Epitet

37. Setelah makan siang, anak itu diperintahkan untukistirahat siang atau tidur

Anak itu Diperintahkan Untuktidur

Phenomenon

Mental

Entitas

38. Tempat yang si nenek siapkan adalah di atas lotengNenek Siapkan

(tempat)Di atasloteng

Actor Material GoalEntitas

Diektit

39. Saat si Bungsu masuk ke atas untuk beristirahat si NenekBelana mengunci pintunya dari luarSibungsu

Masuk Untukberistirahat

Si nenekBelana

Mengunci

Pintu

Actor Material

Goal Actor Material

Recipient

Entitas Entitas Epitet

40. Di loteng tertidurlah si Bungsu dengan pulasDiloteng

tertidurlah

Sibungsu

Goal Material

Actor

Epitet Entitas

41. Ketika si Bungsu tidur dengan pulasnya, dia bermimpinenek Belana akan memakannya pada esok pagi.

Dia Bermimpi

NenekBelana

Akanmemakannya

Behaver

behavioural

Actor Material

Diektit

Entitas

42. Lalu sadarlah si Bungsu dari tidurnyaSadarl

ahSi

bungsuDari

tidurnyaMental Senser Phenomeno

nEntitas

43. Ia menangis memikirkan nasibnya

Ia Menangismemikirkan

Nasib -nya

Senser

Mental Phenomenon

Entitas

Diektit

44. Tiba-tiba ayam jantan merah mengelurkan suara yangberkata : “ Jangan takut karena aku akan menolongmu, akuakan membuka atap dan engkau akan keluar melewatinya dengancara engkau memegang leherku kuat-kuat dan kita terbangbersam-sama”

Ayam jantanmerah

Berkata

Akanmenolong

Sibungsu

Sayer - Actor Verbal

Material Recipient

Pengklas Entitas

45. Setelah si Bungsu mendengar perkataan si ayam jantanmerah itu ia merasa terhiburSibungsu

Merasa

Terhibur

Senser Mental

Phenomenon

Entitas

46. Keesokan harinya ketika Nenek Belana pergi keloteng ,dilihatnya atap loteng telah terbuka dan disanajuga si Bungsu telah tiadaKeesokanharinya

NenekBelana

Pergi Keloteng

Actor Material

Goal

Epitet Entitas

47. Si Bungsu telah dibawah kembali oleh ayam jantan merahkepada orang tuanya

SiBungsu

Telah dibawahkembali

Ayam jantanmerah

Kepada orangtuanya

Recipient

Material Actor Goal

Diektit Pengklas Entitas

48. Orangtua si bungsu gembira karena anaknya telah kembalidalam keadaan sehat

Orangtua

gembira

Si bungsu Kembali dalamkeadaan sehat

Senser Mental

Phenomenon

Entitas

49. Akhirnya sebagai tanda terima kasih dari orang tua siBungsu, ayam jantan merah itu telah dipelihara baik-baik.

Ayam jantanmerah

Dipeliharabaik-baik

Oleh orangtua sibungsu

Phenomenon Mental SenserPengklas Entitas

50. Alkisah, di pedalaman Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur,ada tiga orang anak yatim piatuPedalaman pulau

TimorAda tigaorang

Anak yatimpiatu

Entitas Numeratif Epitet

51. Mereka adalah Saku dan dua orang adiknya Abatan dan SekoSaku Dua orang

adik-nya Abatan dan

SekoIdentitied

Relational Identifier

Diektit Numeratif Diektit

52. Orangtua mereka telah meninggal dunia.Orangtuamereka

meninggal

Babihutan

Actor Material GoalEntitas Pengklas

53. Untungnya, nenek mereka masih hidup sehingga ada yangmerawat Seko yang ditinggal pergi ibunya ketikamelahirkannya.

Nenek merawat

Seko

Actor Material

Goal

Entitas

Diektit

54. Namun, ketika Seko berumur dua tahun, sang Nenek punmeninggal dunia karena dimakan usia

Seko Berumur duatahun

Diektit

Numeratif

55. Sejak saat itu Sakulah yang merawat dan mendidik sertamenjadi orang tua bagi kedua adiknya

Saku-lah Merawat,mendidik

Menjadiorangtua

Keduaadiknya

Actor -identitied

Material Relational Goal -Identifier

Diektit Entitas Numeratif

56. Suatu malam, Si Bungsu Seko tiba-tiba merindukan keduaorang tua mereka

Suatumalam

Si bungsuSeko

Merindukan

Orangtuamereka

Behaver BehaviouralEpitet Diektit Entitas

57. Saku kemudian menghibur dan mendongeng hingga Sekotertidur

Saku Menghibur dan Seko Terti

mendongen durSayer Verbal Reciev

erTarget

Diektit Diektit

58. Selepas Seko tidur, giliran Saku yang tidak bisatertidur, ia sedih melihat adiknya

Saku SedihMelihat

Adiknya

Sanser

Mental Phenomenon

Diektit

Diektit

59. Seko lalu mengambil serulingnya dan berjalan menujusebuah bukit yang tidak jauh dari tempat tinggal merekaSeko Mengambil seruling dan

berjalanSebuahbukit

Tempat tinggalmereka

Actor

Material Goal

Diektit

Numeratif Entitas

60. Di bukit itu ia mengeluhkan mengapa kedua orang tuanyabegitu cepat meninggalkan mereka? Maka menangislah iasambil menyanyikan lagu rindu untuk kedua orang tuanya

Ia Menangis -menyanyi

Kedua orangtua-nya

Senser -Sayer

Mental - Verbal Phenomenon - Target

Diektit EntitasDiektit

61. Tanpa ia sadari ternyata roh kedua orang tuanya mendengardan menghampirinyaTanpa ia Roh kedua Mendengar -nya

sadari orangtuanya menghampiriCarrier Relational -

senserMental Attribute

Entitas Numeratif Diektit

62. Melalui angin malam roh sang Ayah berpesan, “Anakku,besok malam sebelum ayam berkokok, ajaklah adik-adikmumenemui ayah dan ibu kalian di tempat iniRoh sangayah

Berpesan

Ajaklah adik-adikmu

Menemui Ayah danibu

Sayer Verbal Reciever -Aktor

Material

Goal

Entitas Pengklas Entitas

63. Jangan lupa membawa seekor ayam jantan merah untukdijadikan korban!”membawa Ayam jantan

merahMaterial

Recipient

Pengkualifikasi

64. Maka pulanglah Saku dengan hati gembiraPulanglah Saku Dengan hati

gembiraPhenomenon

Senser Mental

Diektit

65. Keesokan harinya ia melakukan seperti yang diperintahkanayahnya

Ia Melakukanperintah

Ayahnya

Recipient

Material Actor

Diektit Entitas

66. Sesampainya di sana tiba-tiba angin bertiup kencang danmembawa dua bayangan yang segera dikenali Seko sebagai Ayahdan Ibunya

Anginkencang

membawa

Duabayangan

Actor Material

Recipient

Pengkualifikasi

Numeratif

67. Seko kemudian memberikan isyarat kepada adik bungsunyayang kemudian segera berlari mendekati bayangan sang Ibuseraya memeluk da berkata, “Ibu, aku sangat merindukanmu”

Aku Merindukan

Ibu

Senser

Mental Phenomenon

Ensitas

Ensitas

68. Suasana di puncak bukit itu menjadi heningSuasan

aPuncakbukit

hening

Existing

Existensial

Existant

Entitas

69. Pertemuan seluruh anggota kelurga kecil itu membawaperasaan haru di hati mereka

Pertemuan

Anggotakeluarga kecil

itu Membawa Perasaanharu

Mental MentalPengkualifikasi Diek

tit

70. Setelah mereka selesai melepas kerinduan, sang Ayahmengajak istri beserta ketiga anaknya untuk menyembelihayam jantan merah di dasar jurang

Ayah mengajak

Istri Ketigaanaknya

Menyembeliayam

di dasarjurang

Actor Material

Recipient - Actor Material -Recipient

Goal

Entitas

Entitas

Numeratif Diekti

71. Saat darah ayam menyentuh tanah tiba-tiba muncul dua ekorbabi yang gemuk diantara mereka

Darah ayam Menyentuh

Tanah Muncul duua ekor babigemuk

Actor Material Recipient

Goal

Pengkualifikasi

Numeratif

72. Angin mulai bertiup pertanda kedua orangtuanya harussegera pergi, sebelum berpisah sang ibu mencium ketigaanaknya diikuti sang ayah seraya berpesan, “dengarlahwahai, anak-anakku! Peliharalah kedua babi itu baik-baiksebagai rasa syukur kepada Tuhan yang telah mempertemukankita di tempat ini”

Ibu danayah

mencium Ketigaanak

Actor Material

Recipient

Entitas Numeratif

73. Saat angin bertiup dengan kencang bayangan kedua orangtuamerekapun lenyap

Anginkencang

Melenyapkan

Bayanganorangtua

Senser Mental PhenomenonPengkualifi

kasiEntitas

74. Saku menuntun kedua adiknya pulang ke pondok merekadengan hati gembira

Saku Menuntun

Keduaadiknya

Pulang Hatigembira

Actor -Senser

Material

Recipient -Senser

Goal -Phenomenon

Mental

Diektit Numeratif75. Sejak itu, ketiga anak yatim piatu itu dan keturunannya

menjadikan babi sebagai salah satu hewan peliharaan

Ketiga anakyatim piatu

itu Menjadikan Babi Hewanpeliharaan

Actor Material Recipient

Goal

Numeratif Diektit

Pengklas

76. Untuk mengenang peristiwa tersebut ketiga anak yatimtersebut menamai bukit itu dengan nama Bukit Fafinesu, yangberarti bukit babi gemuk

Ketiga anakyatim piatu

menamai bukit itu BukitFafinesu

Actor Material Recipient GoalNumeratif Epitet Diekt

itEntitas