DIAJ UNIVER U U PERBAN TOKOH-T JUKAN KE SITAS ISLA ...

60
DIAJ UNIVER U U PERBAN TOKOH-T JUKAN KE SITAS ISLA UNTUK ME MEMPERO D 1. 2. FAK UNIVERSIT NKAN SYAR TOKOH HI EPADA FAK AM NEGER EMENUHI OLEH GEL DALAM IL MUHAM NI PEM Drs. MOCH SAIFUDDI M KULTAS SY TAS ISLAM YO RIAH DAL IZBUT TAH SKRIPSI KULTAS S RI SUNAN SEBAGIAN LAR SARJA MU HUKU OLEH MMAD KH M. 0938007 MBIMBING HAMAD SO IN, S.HI., M MUAMALAT YARI’AH D M NEGERI GYAKART 2014 AM PANDA HRIR INDO YARI’AH D KALIJAG N SYARAT ANA STRA UM ISLAM HUTUB 76 G: ODIK, S.So M.SI. T DAN HUKU I SUNAN K TA ANGAN ONESIA DAN HUKU GA YOGYAK T-SYARAT ATA SATU os., M.Si. UM KALIJAGA UM KARTA

Transcript of DIAJ UNIVER U U PERBAN TOKOH-T JUKAN KE SITAS ISLA ...

DIAJUNIVER

U

U

PERBANTOKOH-T

JUKAN KESITAS ISLA

UNTUK MEMEMPERO

D

1. 2.

FAKUNIVERSIT

NKAN SYARTOKOH HI

EPADA FAKAM NEGEREMENUHI OLEH GELDALAM IL

MUHAMNI

PEMDrs. MOCHSAIFUDDI

MKULTAS SYTAS ISLAM

YO

RIAH DALIZBUT TAH

SKRIPSI

KULTAS SRI SUNAN SEBAGIAN

LAR SARJAMU HUKU

OLEH MMAD KHM. 0938007

MBIMBINGHAMAD SOIN, S.HI., M

MUAMALATYARI’AH DM NEGERIGYAKART

2014

AM PANDAHRIR INDO

YARI’AH DKALIJAG

N SYARATANA STRA

UM ISLAM

HUTUB 76

G: ODIK, S.So

M.SI.

T DAN HUKUI SUNAN KTA

ANGAN ONESIA

DAN HUKUGA YOGYAKT-SYARAT ATA SATU

os., M.Si.

UM KALIJAGA

UM KARTA

ii

ABSTRAK Secara definisi, bank syariah adalah sebuah lembaga keuangan yang

mempunyai aturan perjanjian yang dilakukan oleh pihak bank dengan pihak lain dalam rangka penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam. Pembentukan bank syariah ini dipercayai sebagai upaya alternatif dalam menjawab tantangan ekonomi konvensional terkait persoalan bunga yang dilarang di dalam hukum Islam. Sebagai solusinya bank syariah kemudian menerapkan sistem bagi hasil (mudarabah) dalam menjalankan aktivitasnya.

Fenomena perbankan syariah saat ini telah mengundang kontroversi di kalangan intelektual-intelektual muslim, ada sebagian mereka yang mendukungnya, adapula yang mengkritiknya. Salah satu dari mereka adalah tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia. Menurut mereka, perbankan syariah saat ini bukanlah suatu sistem yang ideal seperti yang dicontohkan Nabi s.a.w. karena beberapa aturannya justru bertentangan dengan hukum syariah yang semestinya. Bank syariah hanyalah sebuah topeng dari wajah sistem ekonomi kapitalisme. Perbedaannya hanya terletak pada pelarangan bunga ditambah zakat dan etika-etika islami saja. Sementara sistem bagi hasil yang dibangga-banggakan, nyatanya juga dalam beberapa akadnya mengandung penyimpangan.

Skripsi ini merupakan penelitian kombinasi lapangan dan literatur sebagai data primer, dan berupa buku atau transkip dan catatan sebagai data sekunder. Skripsi ini bersifat deskriptif-analitis yaitu sifat penelitian yang menggambarkan secara obyektif terhadap masalah-masalah penelitian dan bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi atau pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia terhadap perbankan syariah saat ini, untuk kemudian selanjutnya dilakukan analisis. Sedangkan pendekatan masalah yang digunakan di dalam penelitian skripsi ini menggunakan pendekatan normatif dengan disandarkan pada pendapat ulama-ulama fiqh.

Setelah dilakukan penelitian, pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia mengenai bank syariah tidak terlepas dari semangat mereka dalam menegakkan negara khilafah. Pandangan dari tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia ini sebenarnya tidak cukup ramah terhadap kondisi dan situasi perkembangan perekonomian yang berlaku saat ini. Padahal, kebutuhan masyarakat Islam modern sangat berbeda dengan kebutuhan umat Islam di zaman Nabi. Pemantapan Islam sebagaimana agama besar dunia dalam sejarahnya tidak pernah dilakukan dengan penolakan terhadap sistem sebelumnya tanpa dasar. Apa yang dipandang baik dari tradisi sebelum Islam kelak diakomodasi sebagai bagian dari nilai-nilai Islam seperti tampak dalam mengenal sistem bagi hasil atau mudarabah yang sudah jamak dipraktekkan masyarakat Arab sebelum Islam datang.

vii

MOTTO

إلھىكفى بى عزا أن تكون لك عبدا

ون لى رباوكفى بى فخرا أن تكأنت كما أحب فاجعلنى كما تحب

طالب)أبى (إمام علي إبن

“Wahai Tuhanku,Cukuplah segala kemuliaan bagi-kuKarena Engkau menjadikan-ku hamba-MuCukuplah segala kebanggaan bagi-kuKarena Engkau menjadi Tuhan-kuEngkaulah yang ku cintaiMaka jadikanlah aku hamba yang Engkau cintai”

(Do’a Imam Ali Ibn Abi Thalib)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:Ayahanda yang dimuliakan Allah H. Fathurrahman

Ibunda yang dikasihi Rasulullah Hj. Iis IstianahKakanda yang dirindukan Allah dan Rasul-Nya Abdul Aziz

Adinda-adindaku yang dicintai makhluk ciptaan-NyaNurfitriyana & Ha zmi Nadia Nurrabbaniyah

Beserta Almamater Jurusan MuamalatFakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 158/1987 dan

0543b/U/1987.

A. Konsonan tunggal

HurufArab

Nama Huruf Latin Keterangan

ا

تثجحخدذرزسشصضطظعغفقكل

AlîfBâ’Tâ’Sâ’Jîm

Hâ’Khâ’Dâl

Zâl

Râ’zai

sin

syin

sâd

dâd

tâ’zâ’‘aingain

fâ’qâf

kâf

lâm

mîm

tidak dilambangkan

b

tṡjḥ

kh

d

żr

z

s

syṣḍṭẓ‘g

f

q

k

l

tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

`el

x

منوھـءي

nûn

wâwû

hâ’hamzah

yâ’

m

n

w

h

’Y

`em

`en

w

ha

apostrof

ye

B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap

متّعد دةعّدة

ditulis

ditulis

Muta‘addidah

‘iddah

C. Ta’ marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h

حكمةعلة

ditulis

ditulis

H}ikmah

‘illah

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap

dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

كرامة األولیاء ditulis Karāmah al-auliyā’

3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah

ditulis t atau h.

زكاة الفطر ditulis Zakāh al-fiṭri

xi

D. Vokal pendek

___َ

فعل___ِ

ذكر___ُ

یذھب

Fathah

kasrah

dammah

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

A

fa’ala

i

żukira

u

yażhabu

E. Vokal panjang

1

2

3

4

Fathah + alif

جاھلیةfathah + ya’ matiتنسىkasrah + ya’ matiكـریمdammah + wawu mati

فروض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ājāhiliyyah

ātansā

īkarīm

ūfurūd}

F. Vokal rangkap

1

2

Fathah + ya’ mati

بینكمfathah + wawu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

bainakum

au

qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof

أأنتمأعدت

لئن شكرتم

Ditulis

ditulis

ditulis

A’antum

U‘iddat

La’in syakartum

xii

H. Kata sandang alif + lam

1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”.

القرآنالقیاس

Ditulis

ditulis

Al-Qur’ān

Al-Qiyās

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el) nya.

السمآءالشمس

Ditulis

Ditulis

As-Samā’

Asy-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

ذوي الفروضأھل السنة

Ditulis

Ditulis

Żawī al-furūd}

Ahl as-Sunnah

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah, Tuhan sekalian manusia dan

semesta alam, yang telah memberi limpahan rahmat, hidayat, dan nikmat-Nya

kepada semua makhluk ciptaan-Nya, termasuk kepada kita, sehingga kita masih

dapat memberi faedah bagi kehidupan dengan keimanan dan keislaman. Shalawat

senantiasa disenandungkan dan dicurahkan, serta salam selalu terlimpah-ruahkan

dalam lindungan kasih sayang kepada Rasulullah baginda umat manusia

Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para umatnya yang teguh dalam

menjalankan ajaran dan sunnahnya, semoga mendapat syafa’at di hari yang

dirindu-rindukan syafa’atnya.

Penyusunan skripsi ini tiada lain adalah sebagai salah satu bentuk

pertanggungjawaban seorang anak kepada orang tuanya, yaitu memberi secuil

rasa kebahagiaan kepada mereka. Selain itu, skripsi ini juga disusun untuk

memenuhi tugas akhir yang diberikan oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum, juga

merupakan sebagian dari syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh penyusun, guna

memperoleh gelar sarjana strata satu dalam bidang Hukum Islam.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian penyusunan

skripsi ini adalah berkat “campur tangan” Tuhan kepada penyusun dengan

xiv

perantara beberapa pihak yang telah membantu. Untuk itu penyusun ingin sekali

menyampaikan ungkapan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Keluarga yang selalu dinaungi kasih sayang Tuhan, Ayahanda H.

Fathurrahman bin H. Soleh dan Ibunda Hj. Iis Isti’anah bin Taswari,

dengan tangan-tangan yang penuh cinta, dan curahan perhatian dan

pengorbanan siang-malam dari mereka. Kakanda Abdul Aziz, yang

menjadi inspirasi hidup (terima kasih sudah munaqosah kemaren,

sehingga tidak harus didahului adiknya). Adinda Nurfitriana, yang

menjadi penyemangat hidup. Terakhir, si kecil Adinda Hazmi Nadia

Nurrobaniyah, yang sejak sekian lama ditinggal kakak-kakaknya

merantau (semoga menjadi anak yang sholehah). Dan kepada merekalah

aku berdoa: “Ya Allah, berilah kebahagiaan dan keberkahan di sisa

umur hidup kami, dan berilah kasih sayang-Mu dan cinta seluruh

manusia kepada kami”.

2. Bapak Prof. Noorhaidi, S. Ag., M.A., M., Phil., Ph.D. selaku Dekan

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Abdul Mujib, S. Ag., M. Ag. selaku ketua Jurusan Muamalat

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Muhamad Sodik, S. Sos., M. SI., dan juga Bapak Saifuddin,

S. HI., M. SI. selaku pembimbing yang telah memberikan saran serta

meluangkan waktunya kepada penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini

(Mohon maaf setahun ini penyusun jarang sekali bimbingan).

xv

5. Bapak Lutfi selaku pegawai TU Muamalat yang sabar dan baik hati

dalam melayani mahasiswa. Terima kasih karena telah mengajarkan

kepada penyusun bagaimana bekerja dengan hati.

6. Kepada kawan-kawan, Mu’amalat 2009, terimakasih atas kebersamaan

dan bantuan serta dukungannya baik secara moril maupun materil.

Kepada kawan-kawan Takmir Masjid Nurul Hidayah: Pak Atiq Bariqoh

beserta Ibu, Mas Idris, Mas Ridwan, Usep, Eed, Arif, Lutfi, Arul, Asfar,

dan kawan-kawan sekitarnya: Chandra & Darmono. Terima kasih atas

tiga tahun kebersamaannya.

7. Kepada kawan-kawan HMI MPO, Komisariat Fakultas Syari’ah &

Hukum: Muhtar, Kamal, Ube, Wahyudin, Yayu, Ibad dll. Kepada kawan-

kawan MARAKOMUNITY: Rusdi, Gofur, Tamam, Zulfah, Salman dll.

Kepada kawan-kawan HMI MPO Cabang Jogja: Ade Rahman, Hilal,

Novi, Nita, Dika dll. Dan kepada mereka-mereka yang di hatinya

tersembunyi namaku. Terima kasih atas kebersamannya selama-lama ini.

Teruntuk semuanya yang tidak tersebutkan yang dengan sabar membantu

memotivasi dan mendoakan penyusun. Terima kasih atas ketulusannya.

Semoga Allah SWT membalas segala bentuk kebaikan mereka berupa

materi maupun pahala. Amiin

Yogyakarta, 10 Sya’ban 1435 H03 Juni 2014 M

Penyusun,

MUHAMMAD KHUTUBNIM. 09380076

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

ABSTRAK ......................................................................................................... ii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ........................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ............................................ ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Pokok Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan dan Kegunaan ................................................................ 7

D. Telaah Pustaka ........................................................................... 9

E. Kerangka Teoretik ..................................................................... 12

F. Metode Penelitian ...................................................................... 18

G. Sistematika Pembahasan ............................................................ 20

BAB II GAMBARAN UMUM PERBANKAN SYARIAH……….. ....... 22

A. Sejarah dan Perkembangan Perbankan Syariah ……………… 22

B. Pengertian dan Dasar Hukum Perbankan Syariah .................... 28

1. Pengertian Bank Syariah ...................................................... 28

2. Dasar Hukum Bank Syariah ............................................... 32

C. Akad Muamalat Dalam Bank Syariah………………………...

D. Prinsip Operasional Bank Syariah.............................................

39

45

1. Prinsip Simpanan (wadi>’ah)

................................................

46

2. Prinsip Bagi Hasil

(mud}a>rabah/musya>rakah).......................

49

3. Prinsip Jual Beli (bay’)......................................................... 54

4. Prinsip Sewa (ija>rah) 59

xvii

...........................................................

BAB III PERBANKAN SYARIAH DALAM PANDANGAN TOKOH-

TOKOH HIZBUT TAHRIR INDONESIA ................................. 62

A. Sejarah Singkat Lahirnya Hizbut Tahrir di Indonesia .............. 62

B. Sistem Keuangan Negara Islam Menurut Hizbut Tahrir.......... 65

1. Konsep Baitul Mal ............................................................... 66

2. Kepemilikan Negara ............................................................ 67

3. Kepemilikan Umum ............................................................. 68

4. Kepemilikan Individu .......................................................... 69

C. Pandangan Tokoh-Tokoh Hizbut Tahrir Indonesia Tentang

Perbankan Syariah ....................................................................

1. Ir. Dr. Dwi Condro Trihono ................................................. 70

2. Muhammad Shidiq Al-Jawi ................................................. 73

3. Drs Hafidz Abdurrahman, M.A …. ..................................... 76

D. Pandangan Tokoh-Tokoh Hizbut Tahrir Indonesia Tentang

Perbankan Syariah dalam Sistem Negara Khilafah .................. 79

BAB IV ANALISIS PERBANKAN SYARIAH DALAM

PANDANGAN TOKOH-TOKOH HIZBUT TAHRIR

INDONESIA ................................................................................... 82

A. Analisis Pandangan Terhadap Bank Syariah ............................. 83

1. Analisis Pandangan Terhadap Sistem Bank Syariah .............

2. Analisis Pandangan Terhadap Bagi Hasil dalam Bank

Syariah (Tinjauan Fiqh) .........................................................

84

91

C. Analisis Terhadap Bank Syariah Dalam Sistem

Negara Khilafah ........................................................................ 97

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 102

A. Kesimpulan .......................................................................... 102

B. Saran .................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 104

xviii

LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xviii

LAMPIRAN I : Terjemahan

LAMPIRAN II

LAMPIRAN III

: Biografi Ulama/Intelektual

Biografi Tokoh-Tokoh HTI

LAMPIRAN IV : Pedoman Wawancara

LAMPIRAN V : Surat Bukti Wawancara

LAMPIRAN VI : Surat Rekomendasi Penelitian

LAMPIRAN VII : Curriculum Vitae

xix

DAFTAR TABEL

TABEL. 1 Bagan Penelitian ………………………………………………… 101

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah suatu sistem kehidupan yang praktis, mengajarkan

segala sesuatu kebaikan dan kemanfaatan bagi manusia. Dalam mengatur

pelaksanaan kehidupan umat manusia, Allah mengutus Rasul sebagai

orang yang dipilih untuk mengemban dakwah Islam, agar manusia dapat

mengejewantahkan kehidupan yang damai dan harmonis dalam rangka

mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan. Sejak saat itu, pemikirian-

pemikiran pokok yang terkait hubungan antar umat manusia secara Islam

sejatinya telah sempurna dilakukan pada masa Rasulullah saw.

Islam menerangkan sebuah sistem ekonomi. Akan tetapi, bukan

berarti Islam telah menerangkan sebuah sistem yang permanen dan

lengkap dengan segala detilnya, maka diperlukanlah model islamisasi.1

Apa yang sebenarnya ditunjukkan oleh Islam menentukan berupa landasan

dasar atau peraturan dasar yang bisa membuat dan menyusun sebuah

rancangan sistem ekonomi yang sesuai di setiap masa. Maka, melalui hal

1 Muhammad Syahrur memisahkan definisi antara Islam dan Islamisasi. Islam adalahseperti yang ada dalam kitab suci, yang bersifat ilahiah dan abadi, dan kita tidak membutuhkanIslam baru. Sementara islamisasi adalah tindakan manusia yang mewujudkan Islam dalamrealitas, sehingga islamisasi selalu dibatasi oleh kekuatan sejarah dan batas-batas geografi

2

yang global tersebut akan terlihat jelas tujuan dan maksud dari Al-Qur’an

dan Hadis yang mengatur segala aspek kehidupan sebagaimana mestinya.2

Di dalam sejarah perekonomian masyarakat muslim, aktivitas

transaksi-transaksi atau akad-akad yang dilakukan umat muslim pada

zaman Rasulullah s.a.w. telah menjadi tradisi yang senantiasa

dipraktikkan, yaitu menerima titipan harta, meminjamkan harta untuk

keperluan konsumsi dan bisnis, dan melakukan pengiriman harta. 3

Rasulullah sebagai orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat

Mekkah, pernah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir

sebelum hijrah ke Madinah, beliau memerintahkan kepada Ali ibn Thalib

untuk mengembalikan semua titipan tersebut kepada pemiliknya.4 Dalam

hal ini, pihak yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan.

Seorang sahabat Rasul, Zubair ibn Awwam memilih tidak

menerima titipan harta. Ia lebih suka menerimanya dalam bentuk

pinjaman. Tindakan Zubair ini menimbulkan implikasi yang berbeda,

yakni; pertama, dengan mengambil uang itu sebagai pinjaman, ia

mempunyai hak untuk memanfaatkannya, kedua, karena bentuknya

pinjaman, ia berkewajiban untuk mengembalikannya secara utuh.5 Dalam

2 Syed Abul A’la Maududi, Economic System of Islam, (Pakistan: Islamic Publication,1994), hlm. 82.

3 Adiwarman Karim, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan, Edisi IV, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2007), hlm. 16.

4 Ibid., hlm 17.

5 Sudin Haron, Prinsip dan Operasi Perbankan Islam, (Kuala Lumpur: Berita PublishingSdn Bhd, 1996), hlm. 5.

3

riwayat yang lain disebutkan, ibn Abbas r.a. juga pernah melakukan

pengiriman uang ke Kuffah dan Abdullah ibn Zubair r.a. melakukan

pengiriman uang dari Mekkah ke adiknya Mis’ab ibn Zubair r.a. yang

tinggal di Irak. 6

Aktivitas-aktivitas seperti yang diceritakan di atas, sebenarnya

mempunyai kemiripan dengan lembaga yang biasa disebut bank. Bank

adalah suatu lembaga yang dapat melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu

menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan mengirimkan jasa

pengiriman uang. Dengan demikian, jelaslah bahwa terdapat individu-

individu yang telah melaksanakan fungsi perbankan di zaman Rasulullah

s.a.w., meskipun individu tersebut tidak melaksanakan seluruh fungsi

perbankan. Ada sahabat yang melaksanakan fungsi menerima titipan harta,

ada sahabat yang melaksanakan fungsi pinjam-meminjam uang, dan ada

pula yang melaksanakan fungsi pengiriman uang.7

Dewasa ini, fungsi-fungsi perbankan yang dilakukan pada masa

Rasulullah tadi, telah dilembagakan menjadi sebuah Perbankan Islam yang

sekarang telah menjadi istilah yang terkenal luas, baik di dunia muslim

maupun di dunia barat. Istilah tersebut mewakili suatu bentuk perbankan

dan pembiayaan yang berusaha menyediakan layanan-layanan bebas bunga

kepada para nasabah. Para pendukung perbankan Islam berpendapat bahwa

6 Kadim Sadr, Moneyand Monetary Policies in Early Islam, dalam Abbas Mirakhor danBaqir al-Hasani, Essay on Iqtisad: An Islamic Approach to economic Pronlems, (Silver Spring:Nur Copr., 1989), hlm. 202.

7 Adiwarman Azwar Karim…, hlm. 19.

4

bunga perbankan adalah riba dan, karenanya, menurut hukum Islam bunga

bank tersebut diharamkan. Sikap terhadap bunga bank yang seperti ini

mendorong beberapa sarjana dan praktisi perbankan Islam untuk

menemukan sejumlah cara dan alat guna mengembangkan sistem

perbankan alternatif yang sesuai dengan ajaran-ajaran hukum Islam,

khususnya aturan-aturan yang terkait dengan pengharaman riba.

Sejak pertengahan dekade 70-an, bank-bank Islam telah tumbuh

dengan tingkat pertumbuhan yang sangat cepat. Di Indonesia, Perbankan

Islam sendiri lahir sejak 1991, bank Islam pertama di Indonesia adalah

Bank Muamalat Indonesia. Bank ini berdiri diprakarsai oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan

Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim.

Pada tahun 1992 hingga 1999, perkembangan Bank Muamalat Indonesia,

masih tergolong stagnan. Namun sejak adanya krisis moneter yang

melanda Indonesia pada 1997 dan 1998, para bankir melihat bahwa Bank

Muamalat Indonesia (BMI) tidak terlalu terkena dampak krisis tersebut.

Maka, pada tahun 1999, berdirilah Bank Syariah Mandiri yang merupakan

konversi dari Bank Susila Bakti. Bank Susila Bakti merupakan bank

konvensional yang dibeli oleh Bank Dagang Negara, kemudian dikonversi

menjadi Bank Syariah Mandiri, bank syariah kedua di Indonesia yang

ternyata dengan cepat mengalami perkembangan. Setelah pendirian Bank

5

Syariah Mandiri ini diikuti pula pendirian beberapa bank syariah atau unit

usaha syariah.8

Pada prinsipnya, bank syariah bertujuan untuk mengembangkan

kesejahteraan masyarakat dengan mengutamakan mobilisasi dana dari

golongan menengah dan mendorong terwujudnya manajemen zakat, infak,

dan sedekah yang lebih efektif sebagai cerminan kepedulian sosial. Dalam

hal pelayanan perbankan syariah merupakan gabungan antara aspek moral

dan aspek bisnis, sehingga dalam operasionalnya selalu bertujuan untuk

mendapatkan profit yang terbebas dari unsur perjudian, ketidak-jelasan,

dan riba. Oleh karena itu, bank syariah tidak terbebas bertransaksi

semuanya, melainkan harus mengintegrasikan nilai-nilai moral dengan

tindakan-tindakan ekonomi berdasarkan prinsip syariah. Maka dengan

adanya hal tersebut, dalam implementasinya, bank syariah tidak boleh

dengan sendirinya mengeluarkan suatu jenis produk apapun tanpa adanya

fatwa dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

yang menjadi rujukan utama untuk diperbolehkan atau tidaknya kegunaan

suatu produk perbankan.

Namun, dalam perjalanannya, meskipun mendapat fatwa dari

ulama yang refresentatif di Indonesia, ada saja sebagian kalangan yang

menilai bahwa sistem perbankan syariah yang berlaku saat ini adalah

penganut sistem kapitalistik dan tidak sesuai dengan nilai-nilai syariah

yang semestinya. Penilaian terhadap aktivitas bank syariah ini pernah

8 Ismail, Perbankan Syariah, cet. I, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 31.

6

diungkapkan oleh salah satu tokoh Hizbut Tahrir Indonesia, yaitu M.

Shiddiq Al-Jawi dalam sebuah blog Al-Wa’ie9. Menurutnya, pada garis

besarnya, aktivitas bank syariah ada dua macam. Pertama: aktivitas

perdagangan (a’ma>l tija>riyah) sebagai pengganti aktivitas ribawi. Ini

dijalankan melalui berbagai macam akadnya, seperti mudarabah,

mura>bahah dan musya>rakah dalam sektor-sektor pertanian, industri,

perdagangan, dan sebagainya. Kedua: aktivitas jasa perbankan (khidmat

mas{rifiyah) dalam berbagai bentuknya dengan menarik imbalan jasa,

misalnya jasa transfer (tah}wi>l) dan penukaran mata uang (s}arf,

currency exchange).

Aktivitas pertama pada bank syariah ini merupakan aktivitas

yang meragukan (syubha>t) karena banyaknya penyimpangan syariah

yang terjadi, seperti dominannya aktivitas perdagangan melalui akad

mura>bahah. Ini akan berimplikasi buruk, yaitu dominasi bank syariah

yang akan mengendalikan penentuan harga dan laba untuk berbagai

komoditi, dan juga bank syari’ah tidak pernah mengumumkan adanya

kerugian. Adapun aktivitas kedua hukumnya jaiz (boleh) secara syar’i

selama dilaksanakan sesuai syarat dan rukunnya.

Maka dari itu, dengan adanya perbedaan pendapat di atas,

penyusun mencoba untuk menggali lebih dalam apa dan bagaimana

penilaian secara kelembagaannya terhadap aktivitas perbankan syariah di

9 M. Shidiq Al-Jawi, “Perlukah Bank Syariah di Negara Khilafah”, http://hizbut-tahrir.or.id/2010/12/03/perlukah-bank-syariah-di-negara-khilafah/ diakses pada 7 September2013

7

Indonesia saat ini. Adapun pemilihan Hizbut Tahrir Indonesia sebagai

lembaga yang menjadi subyek penelitian tidak terlepas dari beberapa hal

yang menjadi tujuan utama mereka, yaitu tegaknya khilafah islamiyah di

muka bumi ini, yang menurut penyusun, organisasi ini setidaknya

memenuhi beberapa aspek untuk menilai apakah benar sistem perbankan

syariah, sedikit atau banyaknya sudah merepresentasikan sistem ekonomi

dalam Negara Islam. Hal inilah yang melatarbelakangi penyusun membuat

judul skripsi “Perbankan Syariah dalam Pandangan Tokoh-Tokoh

Hizbut Tahrir Indonesia”.

B. Pokok Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah yang kemudian menjadi kajian penting

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanakah pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia

tentang perbankan syariah?

2. Bagaimana pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia tentang

penerapan bank syariah dalam sistem negara khilafah?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berkaitan dengan pokok masalah yang telah disebutkan di atas,

tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

8

1. Bertujuan untuk menjawab pokok masalah yang ada bahwa

keberadaan perbankan syariah yang dipandang oleh tokoh-tokoh

Hizbut Tahrir Indonesia sebagai penganut sistem kapitalis adalah

justru menjadi tuntutan bagi kaum muslim modern untuk mempunyai

solusi dalam menghadapi sistem kapitalisme dan perbankan syariah

adalah sebuah jawabannya karena mempunyai perpaduan antara

sistem ekonomi masa lalu dengan sistem masa kini.

2. Bertujuan untuk menjawab pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir

Indonesia yang menilai perbankan syariah tidak dibutuhkan dalam

negara khilafah yang memakai sistem baitul mal. Walaupun menurut

penyusun keduanya tidak dapat dibandingkan karena mempunyai

perbedaan orientasi yang jelas, yaitu profit dan non profit. Meskipun

sebagian tokoh adapula yang mendukung keberadaan perbankan di

bawah negara khilafah.

Adapun kegunaan penelitian ini, setidaknya meliputi beberapa

hal terkait dengan judul yang diangkat, yaitu:

1. Secara teoretis, penelitian ini berguna untuk pengembangan kontribusi

pemikiran sebagai acuan terhadap tambahan khazanah ilmu

pengetahuan keislaman, dan juga untuk menambah pemahaman dan

pemikiran tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia tentang apa yang

menjadi pandangan mereka terkait perbankan syariah yang ada saat ini

sekaligus tawaran konsep perbankan yang ideal sesuai dengan

semangat khilafah islamiyah.

9

2. Secara praktis, penelitian ini dapat memperluas wawasan penulis

tentang perbankan syariah dalam pandangan tokoh-tokoh Hizbut

Tahrir Indonesia, dan juga memberikan kontribusi keilmuan kepada

insan akademik tentang perbankan syariah dalam pandangan tokoh-

tokoh Hizbut Tahrir Indonesia, serta dapat dijadikan salah satu acuan

bagi para akademisi untuk lebih mendalami lagi pandangan tersebut,

terutama mengenai pos-pos pengetahuan keislaman secara praktis

menurut mereka.

D. Telaah Pustaka

Pembahasan mengenai perbankan syariah memang telah banyak

yang meneliti, hanya saja terkait dengan perbankan syariah dalam

pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tharir Indonesia sendiri ataupun yang

memiliki kemiripan dengannya belum ada pembahasannya secara

komprehensif dan eksplisit. Beberapa penelitian yang membahas tentang

tema tersebut antara lain:

Pada tingkatan kesarjanaan S-1, penyusun menemukan

penelitian yang dilakukan oleh Saudari Mufidatul Fitriah Muzakkie yang

berjudul “Pandangan Santri Terhadap Bank Syari’ah (Studi di PP.

Assalafiyah Mlangi Yogyakarta),” penelitian ini hanya berbicara mengenai

pendapat beberapa santri terkait yang mendukung keberadaan bank

10

syariah, tetapi tidak dilakukan dengan sikap mengikutinya atau menjadi

nasabah bank syariah, karena alasan-alasan tertentu.10

Selain itu juga, ada penelitian yang dilakukan oleh Saudari

Qomariyah berjudul “Sikap Dosen IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Terhadap Bank Syariah dan Bank Konvensional.” Ia meneliti tentang sikap

dosen IAIN Sunan Kalijaga terhadap atribut-atribut bank syariah, bank

konvensional dan terhadap konsep bank syariah yang pada kesimpulannya

sikap dosen tersebut lebih dominan memilih bank konvensional, karena

dari segi usia yang lebih lama dan cenderung memudahkan konsumen

dalam bertransaksi dibanding bank syariah yang relatif baru.11

Di samping itu, penyusun juga menemukan penelitian yang

dilakukan oleh Saudari Nuraidah berjudul “Jihad Menurut Hizbut Tahrir,”

peneliti menggunakan metode penelitiannya dengan mewancarai Humas

HTI DIY yang menghasilkan beberapa catatan tentang jihad, seperti jihad

makna syar’i yaitu berperang menyebarkan risalah Islam, dan jihad makna

istilah yaitu berperang dijalan Allah. Hizbut Tahrir mengaktualisasikannya

dengan dua kategori yaitu, jihad defensif mempertahankan diri, dan jihad

ofensif dilakukan untuk menyerang.12

10 Mufidatul Fitriah Muzakkie, “Pandangan Santri Terhadap Bank Syari’ah (Studi di PP.Assalafiyah Mlangi Yogyakarta),” Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, (2011), tidakditerbikan.

11 Qomariyah, “Sikap Dosen IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Terhadap Bank Syariahdan Bank Konvensional.” Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, (2003), tidak diterbikan.

12 Nuraidah, “Jihad Menurut Hizbut Tahrir,” Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,(2008), tidak diterbikan.

11

Selanjtunya, penelitian yang dilakukan oleh Saudara Agus

Hilman yang berjudul “Islam dan Persoalan Identitas pada Era Globalisasi

(Studi Atas Pandangan dan Gerakan Hizbut Tahrir Indonesia dalam

Merespon Globalisasi),” penelitian ini menyoroti berbagai hal tekait

dengan globalisasi yang menurut HTI merupakan perpanjangan tangan

dari penyebaran ideologi sekular yang hendak menghancurkan Islam.

Maka, ada dua cara untuk menghalau globalisasi tersebut, yaitu, melalui

perang pemikiran dan gerakan politik taktis.13

Selain penelitian lapangan, penyusun juga mengambil sample

dari buku-buku hasil karya tulis yang dijadikan subyek penelitian, di antara

buku-buku tersebut adalah, sebagai berikut:

Buku utama yang menjadi subyek penelitian ini adalah buku

yang berjudul Sistem Keuangan Negara Khilafah yang dikarang oleh salah

satu pendiri Hizbut Tahrir, yaitu Syekh Abdul Qadim Zallum. Buku ini

menjelaskan beberapa hal pokok terkait sistem pemasukkan dan

pengeluaran keuangan dalam Negara Khilafah, dan juga beberapa

lembaga-lembaga yang harus ada di dalamnya.14

Buku karangan Hafidz Abdurrahman, yang berjudul Menggugat

Bank Syariah, Kritik atas Fatwa Produk Perbankan Syariah buku ini lebih

13 Agus Hilman, “Islam dan Persoalan Identitas pada Era Globalisasi (Studi AtasPandangan dan Gerakan Hizbut Tahrir Indonesia dalam Merespon Globalisasi),” Skripsi UINSunan Kalijaga, Yogyakarta, (2007), tidak diterbikan.

14 Abdul Q adim Zallum, al-Amwa>l fi> daulah al-Khila>fah,Alih Bahasa Oleh AhmadS, Cet III (Jakarta: HTI-Press, 1425 H/ 2004 M).

12

banyak mengurai tentang kritik terhadap fatwa Dewan Syariah Nasional

MUI dan juga implementasi fatwa dalam produk perbankan syariah.15

Terakhir, buku karangan Dwi Condro Trihono yang berjudul

Ekonomi Islam Madzhab Hamfara Jilid I Falsafah Ekonomi Islam, buku

ini membahas perbedaan antara ilmu dan sistem ekonomi Islam dan ilmu

dan sistem ekonomi konvensional dan juga beberapa pandangan terkait

sistem ekonomi dalam pemerintahan negara khilafah.16

Berdasarkan kajian yang sudah dilakukan di atas, penelitian ini

tidak hanya difokuskan pada studi lapangan saja, melainkan juga disertai

studi pustaka terhadap perbankan syariah dalam pandangan tokoh-tokoh

Hizbut Tahrir Indonesia. Karena belum ada seorang peneliti pun yang

menyentuh penelitian ini. Maka, penulis akan mencoba mengeksplorasikan

beberapa hal yang akan menjadi kajian penelitian tersebut.

E. Kerangka Teoretik

Penyebab munculnya ilmu ekonomi adalah dilandasi oleh

sebuah kebutuhan masyarakat Islam saat ini. Sedangkan kebahagiaan

adalah cita-cita yang hendak dicapai dari kegiatan ekonomi setelah

kebutuhan terpenuhi. Dalam mencari kebutuhan dan mewujudkan

kebahagiaan tersebut manusia melakukan kompetensi dengan

15 Hafidz Abdurrahman, Menggugat Bank Syariah; Kritik atas Fatwa Produk PerbankanSyariah, (Bogor: Al-Azhar Press, 2012).

16 Dwi Condro Trihono, Ekonomi Islam Madzhab Hamfara Jilid I Falasafah EkonomiIslam, (tt.:Irtikaz, 2011).

13

lingkungannya baik dengan alam, tumbuhan, binatang maupun dengan

manusia itu sendiri. Kompetisi tersebut akan sangat dipengaruhi oleh

sumber daya sebagai hukum positif dan nilai-nilai keyakinan sebagai

hukum normatif. Dengan kata lain, siapa yang paling mampu

mengoptimalkan sumber daya yang diikuti oleh nilai-nilai keyakinan,

maka ialah pemenangnya.17

Semakin bertambah kuantitas manusia di muka bumi secara

otomatis akan semakin besarnya kompetisi yang terjadi. Hal ini menuntut

pemikiran yang keras untuk menghasilkan pemikiran ekonomi yang

selanjutnya membentuk sistem ekonomi yang paling tepat dan sesuai

dalam rangka mempertahankan eksistensi kemanusiaan, tanpa harus

mendzalimi dan membunuh karakter dari masyarakat yang lain. Dengan

harapan terciptanya sebuah tatanan masyarakat yang seimbang, adil dan

kesejahteraan secara merata.18

Islam sebagai sebuah agama sekaligus sebagai konsep

kehidupan tidak hanya dimaknai bersifat komperhensif, tetapi juga

universal. Konsep universalitas ajaran Islam dapat diartikan sebagai

sebuah ajaran kehidupan yang dapat diterapkan dalam segala situasi dan

kondisi waktu, dimana Islam tidak akan pernah lekang oleh zaman.

Artinya, ajaran Islam akan selalu mampu menjawab tantangan zaman yang

dihadapi oleh manusia. Konsep universalitas ini tampak jelas sekali

17 Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm.3.

18 Ibid., hlm. 4.

14

terutama dalam bidang mualamat.19 Dimensi muamalat dalam ajaran Islam

sangat luas kajiannya dan tidak membedakan antara muslim dan non

muslim, karena muamalat lebih mengedepankan prinsip keadilan dan tidak

dibenarkan adanya praktik pendzaliman yang merugikan salah satu

pihak.20

Muamalat berbeda dengan ibadah. Dalam ibadah, semua

perbuatan dilarang kecuali yang diperintahkan. Sedangkan muamalat

malah sebaliknya, semuanya boleh dikerjakan kecuali yang dilarang. Hal

ini disebabkan muamalat yang hanya berurusan masalah duniawi, yang

pengaturannya diserahkan kepada manusia itu sendiri. Oleh karena itu,

semua bentuk perjanjian dan berbagai cara bertransaksi yang dibuat oleh

manusia hukumnya sah dan dibolehkan, kecuali tidak bertentangan dengan

ketentuan-ketentuan umum yang ada dalam hukum syara’. Hal tersebut

sesuai dengan kaidah:

21

19 Muamalat adalah kata Arab yang digunakan dalam istilah Islam untuk hubungan yangdiadakan oleh manusia dalam bidang tukar-menukar manfaat untuk kepentingan hidup. NabiMuhammad saw. mengatakanbahwa agama Islam adalah muamalat yang berarti suatu caraberperilaku manusia dengan manusia lainnya.

20 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),hlm. 5.

21 Muhammad Muhammad Al-Madani, Mana>hij At-Takfir fi> As-Syari’ah, (tp.tt) hlm.3.

15

Kaidah tersebut mengacu pada hadis yang diriwayatkan oleh

Imam Muslim dari Annas dan ‘Aisyah ra. bahwa Rasulullah pernah

bersabda:

22

Dari hadis tersebut, dapat dipahami bahwa dalam urusan dunia

termasuk di dalamnya muamalat, Islam memberikan kebebasan kepada

manusia untuk mengaturnya sesuai dengan kemashlahatan manusia itu

sendiri. Kemaslahatan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang

mendatangkan kebaikan, berguna, dan berfaedah bagi kehidupan, baik

untuk individu, maupun masyarakat. 23 Begitupun sebaliknya, segala

bentuk hubungan muamalat yang mendatangkan kerugian (mudarat) harus

dihindari dan dihilangkan.

Salah satu praktik muamalat di bidang ekonomi pada masa

modern saat ini adalah adanya lembaga intermediasi yang biasa disebut

bank syariah. Lembaga ini bertujuan untuk memerangi praktik muamalat

yang dilarang dalam Islam, yaitu sistem ribawi. Menurut M. Abdul

Manaan, 24 Islam melarang penggunaan bunga, karena bunga tidak

mempengaruhi volume tabungan, akan tetapi membuat depresi kronis,

22 ‘Abdurrahman Abi> Bakr Jala>luddin As-Sayut}i, al-Ja>mi‘ As-S}agi>r, (Beirut:Da>r al-Fikr, tt), juz I, hlm. 108.

23 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm 5.

24 24 M. Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Dasar-dasar Ekonomi Islam),alih bahasa oleh M. Nastangin, (Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm. 175.

16

memperburuk masalah pengangguran, dan mendorong pembagian

kekayaan yang tidak merata. Islam juga menganggap bank sebagai salah

satu alat terhebat untuk kemakmuran ekonomi suatu bangsa.

Maka dari itu, bank syariah dapat diadakan di bawah payung

hukum Islam yang sesuai dengan semangat Islam. Ekonomi tanpa bunga

telah dilaksanakan sejak zaman awal mula kemunculan Islam yang tidak

sama dengan pemikiran ekonomi kapitalis maupun sosialis, namun

merupakan gabungan sifat istimewa dari keduanya, dimana tidak ada

penimbunan kekayaan individu, tidak mengenal penyembunyian harta

kekayaan dan tidak menarik keuntungan bagi diri sendiri. Sistem ini

berjalan dengan sempurna dan menjamin kehidupan bagi orang yang

kekurangan karena berasaskan “tidak merugikan orang lain dan tidak

dirugikan”.25

Bank syariah sendiri mempunyai definisi sebagai bank yang

melakukan kegiatan usaha berdasarkan “prinsip syariah”. Kegiatan usaha

yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah, yaitu meliputi kegiatan

usaha yang tidak mengandung unsur riba (penambahan pendapatan secara

tidak sah), maysi>r (transaksi untung-untungan), garar (transaksi yang

tidak jelas obyeknya), haram (transaksi yang dilarang), dan dzalim

(ketidak-adilan bagi pihak lain). Salah satu alasan berdirinya bank syariah

ini tidak lain untuk memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat

25 Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan dalam Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,1994), hlm. 50.

17

yang menganggap bunga pada bank konvensional adalah mengandung

unsur-unsur ribawi.

Dalam melaksanakan sistemnya, bank syariah menggunakan

akad-akad yang sesuai dengan produk yang diinginkan nasabah. Akad

dalam Islam mempunyai pengertian sebagai sebuah ikatan yang terjadi atas

dasar kerelaan antara kedua belah pihak (ijab qabul), yang menurut

ketentuan syara’ dapat menimbulkan akibat-akibat hukum pada

objeknya,26 yaitu timbulnya hak dan kewajiban antara dua pihak tersebut.

Adapun akad yang sering dipakai dalam operasional sistem perbankan

syariah adalah akad yang diturunkan dari kegiatan mencari keuntungan

(tija>rah), dan sebagian dari kegiatan tolong-menolong (tabarru‘).

Turunan dari tija>rah adalah perniagaan (al-bay’) yang berbentuk akad

pertukaran dan akad bagi hasil dengan segala variasinya.27

Menurut A. Wangsawidjaja, jika dilihat dari fungsinya, bank

syariah ini dapat dianalogikan sebagai baitul mal yang didirikan pada masa

kekhalifahan Umar Ibn Khattab, dimana kekayaan dan pendapatan dari

hasil gani>mah, khums, jizyah, kharaj, dan juga zakat tersebut dicatat dan

disalurkan untuk keperluan dakwah dan syiar Islam serta untuk

kemashlahatan umat banyak. Karena itu, berdasarkan fungsinya sebagai

26 Menurut Wah}bah az-Zuhaili>, akad ialah “ ”lihat, al-Fiqh al-Isla>mi>y wa Adillatuhu, cet I, (Damaskus: Dar al-Fikr, 1985), juz IV, hlm.81.

27 Saiful Azhar Rosly, Critical Issues on Islamic Banking and Financial Markets, (KualaLumpur: Dimanas Pusblishing, 2005), hlm. 36.

18

lembaga penyimpan dan penyalur dana masyarakat, baitul mal merupakan

cikal bakal dari lahirnya perbankan syariah.28

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dapat digunakan dalam penyusunan skripsi

ini merupakan penelitian kombinasi, yaitu penelitian lapangan (field

research) dan penelitian studi kepustakaan (library research),

penelitian dilakukan secara mendalam dengan menggunakan

wawancara (interview) dengan tokoh terkait, buku dari tokoh terkait,

dan publikasi internet dengan tulisan tokoh terkait.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriftif-analitis, yaitu sifat penelitian

yang menggambarkan secara obyektif terhadap masalah-masalah

penelitian dan bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi atau

pandangan Tokoh-Tokoh Hizbut Tahrir Indonesia terhadap perbankan

syariah saat ini, untuk kemudian selanjutnya dilakukan analisis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

penelitian ini ialah:

28 A. Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2012), hlm. 5

19

a. Data Primer, diperoleh dari sumber utama melalui prosedur dan

teknik pengambilan data berupa interview, yaitu berinteraksi dan

berdialog atau tanya jawab secara langsung yang sebelumnya

penyusun telah persiapkan quisioner dalam bentuk catatan. Adapun

yang menjadi subyek penelitian wawancara adalah salah satu tokoh

Hizbut Tahrir Indonesia, yaitu Ir. Dwi Condro Trihono (wawancara

dilakukan di Masjid Nurul Asri Yogyakarta pada 5 September

2013). Selain itu, penyusun juga menggunakan data literatur berupa

buku yang berkaitan dengan bank syariah yang dikarang oleh Drs.

Hafidz Abdurrahman salah satu tokoh Hizbut Tahrir Indonesia dan

juga mengambil statement M. Shidiq Al-Jawi dari majalah online

(al-wa’ie).

b. Data Sekunder, diperoleh dengan melakukan survei literatur seperti

buku, jurnal, publikasi internet, dan juga sumber tidak langsung

lainnya yang mendukung dan relevan dalam masalah tersebut.

4. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. 29 Analisis yang dilakukan yaitu

dengan cara menganalisa data secara kualitatif.

29 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfa Beta, 2010), hal.334.

20

5. Pendekatan Masalah

Pendekatan terhadap masalah yang digunakan dalam penelitian

ini adalah bersifat normatif yang disandarkan dengan pendapat

intelektual-intelektual atau ulama-ulama yang kompeten di bidang

fiqh dan ekonomi.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan disusun untuk mempermudah pembahasan

persoalan yang ada dalam penulisan skripsi ini. Dalam hal ini, skripsi

terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan unsur-

unsur yang menjadi syarat penelitian ilmiah, yaitu meliputi latar belakang

masalah, pokok masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka,

kerangka teoretik, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, menjelaskan tentang sejarah perbankan syariah, dasar

hukum perbankan syariah, akad muamalat dalam bank syariah, dan prinsip

operasional perbankan syariah. Bab kedua ini menjadi basis teori yang

digunakan penyusun dalam menganalisis pada bab empat.

Bab ketiga, penyusun mendeskripsikan gambaran umum tentang

perbankan syariah dalam pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia.

Uraian ini meliputi sejarah singkat lahirnya Hizbut Tahrir di Indonesia,

sistem keuangan Hizbut Tahrir Indonesia, dan pandangan tokoh-tokoh

Hizbut Tahrir Indonesia terhadap perbankan syariah, serta pandangan

21

tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia terhadap perbankan syariah dalam

sistem negara khilafah. Bab ketiga ini merupakan data baik primer maupun

sekunder yang sangat penting sebagai bahan analisis.

Bab keempat, penyusun mencoba menganalisa pokok masalah yang

ada, dengan mengurai pendapat tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia

menjadi dua sub judul sesuai dengan pokok masalah yang ada, yaitu:

analisis pendapat tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia tehadap bank

syariah yang di tinjau dari segi sistem dan fiqh dan analisis pandangan

tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia terhadap bank syariah dalam sistem

negara khilafah.

Bab kelima, mengakhiri pembahasan dari keempat bab

sebelumnya, dengan menarik kesimpulan akhir sebagai ringkasan singkat

titik temu atas penelitian yang telah dilakukan, serta saran-saran yang

dipaparkan secara ringkas.

97

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia

mengenai perbankan syariah yang ditinjau dari segi sistem dan fiqhnya dalam

bank syariah, dan analisis pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia

terhadap bank syariah dalam sistem negara khilafah. Maka, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia yang mempunyai

kesamaan terkait perbankan syariah saat ini yang menganut sistem

kapitalis adalah sebuah pandangan yang tidak sesuai konteks zaman.

Bahwa kaum muslim saat ini dituntut untuk mempunyai jalan alternatif

dalam menghadapi hegemoni kapitalisme dan sistem ekonomi Islam saat

ini adalah sebuah jawaban karena mempunyai perpaduan sistem ekonomi

masa lalu dan masa kini. Kemudian dalam menerapkan sistem bagi hasil,

para tokoh menilai bank menggunakan sistem multi akad yang dilarang

oleh Nabi, meskipun sebenarnya penilaian tersebut tidak sesuai dengan

konteks hadisnya.

2. Pandangan terkait penerapan bank syariah dalam sistem negara khilafah

para tokoh justru bersepakat mengidealkan baitul mal untuk mengganti

sistem perbankan walaupun keduanya sebenarnya tidak bisa dibandingkan

karena perbedaan orientasi yang sangat jauh yaitu profit and non profit.

98

Namun sebenarnya pandangan itu tidak murni karena sebagian mendukung

adanya sistem perbankan di bawah sistem khilafah. Hal ini menimbulkan

asumsi dari penyusun bahwa dalam menanggapi sesuatu yang praktis

seperti perbankan para tokoh masih belum menemukan bentuk ideal

karena sistem perbankan tidak ada pada masa khilafah.

3. Keinginan para tokoh Hizbut Tahrir Indonesia untuk mengganti seluruh

sistem yang ada juga tidak dibarengi dengan tindakan alternatif dalam

menghadapi sistem kapitalis yang menyengsarakan. Tindakan yang

dimaksud adalah sebuah gerakan ekonomi yang dimulai dari bawah,

tentunya gerakan yang sesuai dengan semangat khilafah.

B. Saran-Saran

Secara teknis, skripsi ini sebenarnya tidak hanya berkaitan mengenai

pandangan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia saja, melainkan juga dibarengi

dengan sikap para tokoh tersebut terkait perbankan syariah saat ini, apakah

mendukung atau tidaknya, dengan dibuktikan melalui bank mana mereka

menyimpan atau menginvestasikan hartanya. Namun ternyata hal itu sangat

sulit terlaksana karena beberapa tokoh yang akan dijadikan subjek penelitian

tidak bersedia dengan berbagai alasan, termasuk salah satunya karena

penyusun bukan dari organisasi ini.

Penyusun menyadari bahwa penelitian terhadap penyikapan pada hal-

hal yang praktis seperti perbankan syariah ini sangat dibutuhkan. Oleh karena

itu, penyusun juga memberi saran untuk memotivasi peneliti yang akan datang,

99

bahwa kekurangan skripsi ini yang penyusun sampaikan di atas setidaknya

dapat diteruskan melalui berbagai upaya diplomasi yang masif kepada

pengurus HTI. Mengingat organisasi ini, dari segi kuantitasnya sangat

diperhitungkan, khususnya di Indonesia.

Terakhir, saran untuk tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia setelah

meneliti berbagai pendapat tentang bank syariah, bahwa konsep-konsep yang

ditawarkan haruslah mulai digerakkan dari hal-hal yang kecil (di

organisasinya) sebagai upaya percontohan negara “mini” khilafah sehingga

tidak harus menunggu negara khilafah berdiri “nantinya”.

100

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an/ Tafsir

Departemen Agama, Al-Qur’ān Terjemah Al-Kamil, Jakarta: DarusSunnah, 2007.

Buru>sawi, Isma>’i>l al-, Tafsi>r Ru>h al-Bayan, juz III, Beirut: DarIhya’ at-Turas al-‘Arabi, 1985.

B. Hadis/Syarah Hadis

Abu> Da>wud, Mukhtas}ar Sunan Abu> Da>wud li al-Ha>fid} al-Mund}iry, alih bahasa oleh Bey Arifin dan A. Syinqity Djamaludin,jilid IV, Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1993.

Bukha>ri, S}oh}i>h} Bukha>ri, juz III, Beirut: Da>r al-Fikr, 1981 M/1401M.

Ibn Ma>jah, S}ah}i>h} Sunan Ibn Ma>jah, edisi M. Nas}iruddin al-Ba>ni,alih bahasa oleh Ahmad Taufiq Abdurrahman, jilid II, Jakarta:Pustaka Azzam, 2007.

Muslim, Syarh} S}ah}i>h} Muslim Oleh An-Nawa>wi>, juz XI, Beirut:Dar al-Fikr, 1972 M/1392 H.

Musnad Ahmad, Maktabah Sya>milah, juz VIII.

Musnad Ahmad, Maktabah Sya>milah, juz XIII.

Shahih Muslim, Maktabah Sya>milah, juz V.

C. Fiqh/Ushul Fiqh

Abidin, Ibn, H}asyiyah Radd al-Mukhta>r ‘ala> ad-Durr al-Mukhtar, juzVII, Beirut: Dar al-Fikr, 1995.

Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: Rajawali Press,2007.

Fikri, Ali, al-Mu‘a>mala>t al-Mada>niyah wa al-Ada>biyah, juz II,Mesir: Mus}t}afa al-Babi> al-Halabi>, 1357 H.

Hakim, Abdul Hamid, al-Bayan, Bukittinggi: Maktabah Nusantara, 1960.

101

Hammad, Nazih, Al-‘Uqu>d al-Murakkabah fi Fiqh al-Isla>my, cet. I,Damaskus: Da>r al-Qalam, tt.

Ibn Qudamah, Abdullah Ibn Ahmad, Mugni> wa Syarh} Kabir, vol V,Beirut: Darul-Fikr, 1979.

Imra>ni, ‘Abdullah Ibn Muhammad Ibn ‘Abdullah Al-, Al-‘Uqud al-Ma>liyah al-Murakkabah: Dira>sah Fiqhiyyah Ta’s}iyyah waTat}bi>qiyah, cet. I, Riyad}: Da>r Kunu>z Eshbelia li al-Nasyr waal-Tauzi>’.

Jauziyyah, Ibn Qayyim Al-, I’la>m al-Muwaqqi’în ‘an Rab al-‘A>lami>n,juz III, Kairo: Maktabah Ibn Taimiyyah, tt.

Karim, Adiwarman, Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan, edisi IV,Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.

Muhammad Asro dan Muhammad Kholid, Fiqh Perbankan, Bandung:Pustaka Setia, 2011.

Muslich, Ahmad Wardi, Fiqh Muamalat, Jakarta: Amzah, 2010.

Muzaniy, Isma’i>l ibn Yahya ibn Isma’i>l Abu> Ibra>hi>m Al-, Mukhtashar al-Muzaniy, Juz II, Beirut: Da>r Al-Kutub Al-‘Ilmiyah, 1998.

Qaradhawi, Yusuf Al-, Fatwa-Fatwa Kontemporer, alih bahasa As’adYasin, cet. ke-1, Jilid I, Jakarta: Gema Insani, 1995.

Rusyd, Abu al-Walid Muhammad Ibn Ahmad Ibn Muhammad Ar-,Bida>yat al-Mujtahid, juz II, Surabaya: Al-Hidayah, tt.

Sabiq, Sayyid, Fiqh as-Sunnah, cet. III, Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi,1987.

Sayut}i, Jala>luddin ‘Abdurrahman Abi> Bakr As-, al-Asybah wa an-Naz}a>’ir, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993.

-----------, al-Ja>mi‘ As-S}agi>r, juz I, Beirut: Dar al-Fikr, tt.

Sanhuri, ‘Abd al-Razzaq As-, Mas}a>dir al-Haqq fi Fiqh al-Islamy>, juzIII, Beirut: al-Majma’ al-‘Ilm al-‘Arabi al-Islamy>, 1956.

S}irbini, Muhammad al-Khat}ib Ash-, Mugni al-Muh}taj ila Ma’rifahAlfad} al-Minhaj, vol III, Beirut: Darul Fikr, tt.

102

Syaukani, Muhammad Ibn ‘Ali Ibn Muhammad Ibn ‘Abdullah As-, Fathal-Qadi>r, juz II, Mesir: Must}afa al-Babi al-Halabi, 1964.

Zuhaili>, Wah}bah Az-, al-Fiqh al-Isla>mi>y wa Adillatuhu, cet. III, Jilid9, Damaskus: Dar al-Fikr, 1985.

D. Lain-lain

Abdurrahman, Hafidz, Menggugat Bank Syariah; Kritik atas FatwaProduk Perbankan Syariah, Bogor: Al-Azhar Press, 2012.

Adnan, Muhammad Akhyar, An Investigation of Accounting Concepts andPractices In Islamic Banjs The Case of Bank Islam MalaysiaBerhad and Bank Muamalat Indonesia, disertasi doctor, Wollongo:University of Wollongo, 1996.

Ali, Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Anshori, Abdul Ghofur, Perbankan Syariah di Indonesia, cet. IIYogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009.

Antonio, M. Syafi’i, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: GemaInsani, 2001.

- - - - - - - - - - - -, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta: TazkiaInstitute, 2000.

- - - - - - - - - - -, Bank Syariah Wacana Ulama dan Cendekiawan, cet. I,Jakarta: Tazkia Institute, 1999.

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2008.

Bank Indonesia, Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Indonesia, EdIII, Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah, 2006.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed III,Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Fachruddin, Fuad Muhammad, Riba dalam Bank, Koperasi dan Asuransi,Bandung: PT Al-Ma’arif, 1985.

Harahap, M. Yahya, Kekuasaan Mahkamah Agung Pemeriksaan kasasidan Peninjauan Kembali Perkara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika,2008.

103

Haron, Sudin, Prinsip dan Operasi Perbankan Islam, Kuala Lumpur:Berita Publishing Sdn Bhd, 1996.

Hasan, Zubairi, Undang-Undang Perbankan Syariah Titik-Temu HukumIslam dan Hukum nasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Hoetoro, Arif, Ekonomi Islam Pengantar Analisis Kesejarahan danMetodologi, Malang: BPFE UNBRAW, 2007.

Ismail, Perbankan Syariah, cet. I, Jakarta: Kencana, 2011.

Mannan, M. Abdul, Teori dan Praktek Ekonomi Islam (Dasar-dasarEkonomi Islam), alih bahasa oleh M. Nastangin, Yogyakarta: PT.Dana Bhakti Wakaf, 1995.

Maududi, Syed Abul A’la Al-, Economic System of Islam, Pakistan:Islamic Publication, 1994.

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-IndonesiaTerlengkap, ed II, Surabaya: Pustaka Progresif, 2002.

Muslehuddin, Muhammad, Sistem Perbankan dalam Islam, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1994.

Nabhani, Taqyudin An-, An-Nid}a>m Al-Iqtis}a>di fi al-Islam, Alihbahasa Moch Maghfur Wachid, cet. VII, Surabaya: Risalah Gusti,1996.

Parmudi, Muchammad, Sejarah dan Doktrin Bank Islam, Yogyakarta:Kutub, 2005.

Rahman, Afzarul, Doktrin Ekonomi Islam, jilid II, alih bahasa olehSoeroyo dan Nastangin, Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995.

Rosly, Saiful Azhar, Critical Issues on Islamic Banking and FinancialMarkets, Kuala Lumpur: Dimanas Pusblishing, 2005.

Sadr, Kadim, Moneyand Monetary Policies in Early Islam, dalam AbbasMirakhor dan Baqir al-Hasani, Essay on Iqtisad: An IslamicApproach to economic Pronlems, Silver Spring: Nur Copr., 1989.

Safi, Louay, The Foundation of Knowledge: A Comparative Study inIslamic and Western Methods of Inquiry, Malaysia: InternationalIslamic University Malaysia (IIUM) Press, 1996.

104

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2010.

Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu,2012.

Trihono, Dwi Condro, Ekonomi Islam Madzhab Hamfara Jilid I FalsafahEkonomi Islam, (tt: Irtikaz, 2011).

Wangsawidjaja, A., Pembiayaan Bank Syariah, Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama, 2012.

Zallum, Abdul Qadim, al-Amwa>l fi> daulah al-Khila>fah,Alih BahasaOleh Ahmad S, cet. III, Jakarta: HTI-Press, 1425 H/ 2004 M.

E. Makalah/Jurnal

Ali Amin Isfandiar, “Analisis Fiqh Muamalat Tentang Hybrid ContractModel dan Penerapannya Pada Lembaga Keuangan Syariah,”Jurnal Penelitian, vol 10:2 (November 2013).

Hasanudin, “Multiakad dalam Transaksi Syariah Kontemporer padaLembaga Keuangan Syariah di Indonesia: Konsep dan Ketentuan(d}awa>bit}) dalam Persfektif Fiqh.” Makalah tidak diterbitkan.

M. Amin Abdullah, “Profil Kompetensi Akademik Lulusan ProgramPascasarjana Perguruan Tinggi Agama Islam dalam EraMasyarakat Berubah,” makalah disampaikan pada Pertemuan danKonsultasi Direktur Program Pasca Sarjana Perguruan TinggiAgama Islam, diselenggarakan di Hotel Setiabudi, Jakarta, 24-25Nopember 2002.

F. Perundang-Undangan/Fatwa

Fatwa No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah

Keputusan Dewan Syariah Nasional No. 1 Tahun 2000 tanggal 1 April2000 tentang Pedoman Dasar Dewan Majelis Ulama Indonesia tentangPedoman Rumah Tangga DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan SyariahNasional.

UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dimuat dalamLembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 94 dan TambahanLembaran Negara Nomor 4867

105

UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

G. Skripsi

Addy Yan Y, “Konsep Dakwah Islam Persfektif Hizbut Tahrir Indonesiadi daerah Istimewa Yogyakarta,: Skripsi UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta, (2005), tidak diterbitkan.

Agus Hilman, “Islam dan Persoalan Identitas pada Era Globalisasi (StudiAtas Pandangan dan Gerakan Hizbut Tahrir Indonesia dalamMerespon Globalisasi),” Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,(2007), tidak diterbikan.

Mufidatul Fitriah Muzakkie, “Pandangan Santri Terhadap Bank Syari’ah(Studi di PP. Assalafiyah Mlangi Yogyakarta),” Skripsi UINSunan Kalijaga, Yogyakarta, (2011) , tidak diterbikan.

Nuraidah, “Jihad Menurut Hizbut Tahrir,” Skripsi UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta, (2008), tidak diterbikan.

Nur Fuad Hasyim, “Hizbut Tahrir di Daerah Istimewa Yogyakarta danPerilaku Politiknya (1990-2006),” Skripsi UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta, (2005), tidak diterbitkan.

Qomariyah, “Sikap Dosen IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta TerhadapBank Syariah dan Bank Konvensional.” Skripsi UIN SunanKalijaga, Yogyakarta, (2003), tidak diterbikan.

H. Internet

Anita Priantina, “Perjalanan Perbankan Syariah di Indonesia (Habis),http://ramadan.detik.com/read/2013/08/18/075234/2333137/1522/perjalanan-perbankan-syariah-di-indonesia--habis- akses 05September 2013.

M. Shidiq Al-Jawi, “Perlukah Bank Syariah dalam Negara Khilafah”,http://hizbut-tahrir.or.id/2010/12/03/perlukah-bank-syariah-di-negara-khilafah/ akses 7 September 2013.

Saad Saefullah, “Beginilah Zaman Diatur oleh Ekonomi Syariah”http://www.islampos.com/beginilah-zaman-diatur-oleh-ekonomi-syariah-20946/ diakses pada 03 Juni 2014.

I

LAMPIRAN-LAMPIRAN

TERJEMAHAN TEKS ARAB

BAB Hlm Foot Note TerjemahanI 14 21 Muamalat itu bebas sampai ada larangan

15 22 Kalian lebih mengetahui apa yang menjadi urusanduniamu.

17 26 Hubungan/Ikatan yang ditetapkan dengan ijab danqabul berdasarkan ketentuan syara‟ yangberdampak pada objeknya.

II 33 21 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamumemakan harta yang beredar di antara kamu secarabatil.

22 Definisi riba secara etimologi adalah tambahan,namun yang dimaksud tambahan dalam ayat Al-Qur’an yaitu setiap penambahan yang diambiltanpa adanya satu transaksi pengganti ataupenyeimbang yang dibenarkan syariah.

34 23 Orang-orang yang memakan (harta) riba, tidakdapat berdiri melainkan seperti berdirinya setankarena gila. Demikian itu karena mereka berkata:jual beli itu hanya seperti riba. Allah menghalalkanberjual beli dan mengharamkan riba. Maka siapasaja yang menerima pengajaran dari Tuhannya,lalu berhenti (melakukan riba), maka untuknya apayang telah berlalu dan urusannya diserahkankepada Allah. Dan barang siapa yang kembali(melakukan riba), mereka itulah penghuni neraka,serta kekal di dalamnya.

24 Rasulullah melaknat pemakan riba, saksinya danpenulisnya. Dan Rasul berkata: mereka itu sama.

42 39 Rasulullah telah melarang adanya dua jual belidalam satu jual beli

43 40 Rasulullah Saw. Melarang dua kesepakatan dalamsatu kesepakatan

41 Tidak halal menggabungkan salaf (jual belisalam/pesan) dan jual beli, juga tidak halal adanyadua syarat dalam satu jual beli.

46 48 Sesungguhnya Allah menyuruhmu untukmenyampaikan amanat kepada orang yang berhakmenerimanya.

49 Tunaikanlah amanah kepada orang yangmenyerahkannya kepadamu, dan janganlah engkaumengkhianati orang yang mengkhianatimu.

II

49 56 Tetapi jika masing-masing di antara kamumempercayai, maka orang yang dipercayai wajibmemenuhi amanatnya. Dan bertakwalah kepadaAllah Tuhannya.

57 Ada tiga perkara yang di dalamnya terdapatkeberkahan, yaitu; jual beli secara tangguh,muqa>rad{ah (mud}a>rabah), dan mencampurgandum dengan tepung untuk keperluan rumah,bukan untuk jual beli.

53 66 Kebanyakan mereka yang berserikat tidak jujurkepada sebagian mereka yang lain, kecuali merekayang beriman dan berbuat baik.

67 Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman, Akupihak ketiga dari dua orang yang berserikat selamasalah satunya tidak mengkhianati lainnya.

56 73 Hai orang-orang yang beriman, jika kamubertransaksi atas dasar hutang dalam waktu yangtelah ditentukan, maka tulislah. Hendaklah seorangpenulis di antara kamu menulis dengan adil.

74 Barang siapa yang melakukan salaf (salam), makahendaknya ia melakukannya dalam takaran yangdiketahui, timbangan yang diketahui sampai tempoyang diketahui.

59 79 Dan jika kamu menghendaki orang lainmenyusuinya, itu pun diperbolehkan, asal kamumemberinya suatu pemberian yang pantaskepadanya

60 80 Berilah upah pekerja, sebelum kering keringatnya.III 67 8 Mereka akan bertanya kepada kamu (Muhammad)

tentang rampasan perang. Maka jawablah,“Rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul.Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah,damaikanlah perselisihan di antaramu (tentangpembagian harta rampasan), dan tunduklah kepadaAllah dan Rasul-Nya jika betul-betul kalian orangyang beriman.”

69 10 Kaum Muslim itu berserikat dalam tiga hal, yaitu;air, padang rumput dan api.

80 20 Tinggalkan apa saja yang meragukan kamu untukmenuju apa yang tidak meragukan kamu.

III

BIOGRAFI ULAMA/INTELEKTUAL

1. IMAM HANAFI

Nama asli dari Imam Hanafi adalah Abu Hanifah Nu’man binTsabit Al Kufi, lahir di Irak pada tahun 80 Hijriah (699 M). Pada masaremajanya, beliau telah menunjukkan kecintaannya kepada ilmu, walaupunbeliau anak seorang saudagar kaya namun beliau menjauhi hidup mewah.Disamping menuntut ilmu fiqh, beliau juga mendalami ilmu tafsir, hadits,bahasa arab dan ilmu hikmah. Imam Hanafi adalah seorang hamba Allahyang bertakwa dan soleh, seluruh waktunya lebih banyak diisi denganamal ibadah. Jika beliau berdoa matanya bercucuran air mata demimengharapkan keridhaan Allah SWT.

2. IMAM MALIK

Imam malik dilahirkan di kota Madinah al Munawwaroh padatahun 93 Hijriah (ada juga pendapat lain bahwa beliau lahir pada 90H, 94Hdan 95H) dengan nama lengkapnya Abu abdullah Malik bin Anas binMalik bin Abi Amirbin Amr bin al-Haris bin Ghaiman bin Jutsail binAmrbin al-Haris Dzi Ashbah. Imam Malik menerima hadist dari 900 orang(guru), 300 dari golongan Tabi’in dan 600 dari tabi’in tabi’in, iameriwayatkan hadits bersumber dari Nu’main al Mujmir, Zaib bin Aslam,Nafi’, Syarik bin Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Sa’id al Maqburi danHumaid ath Thawil, muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah asSahmi al Anshari.

3. IMAM SYAFI'I

Imam Syafi'i lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 H, tapi adapendapat lain bahwa Imam Syafi'i lahir di Asqalan. Imam Syafi'imerupakan keturunan dari al-Muththalib, jadi dia termasuk ke dalam BaniMuththalib dan nasabnya bertemu Rasulullah di Abdul Manaf. Perubahanperjalanan hidup sejarah Imam Syafi'i dimulai sejak wafat ayahnya, sangibu membawanya ke Mekah. Sejak kecil Imam Syafi’i cepat menghafalsyair, pandai bahasa Arab dan sastra. Kemudian beliau berguru fiqhkepada Muslim bin Khalid Az Zanji sehingga ia mengizinkannya memberifatwa ketika masih berusia 15 tahun.

IV

4. IMAM AHMAD BIN HAMBAL

Nama lengkap Imam Ahmad bin Hambal adalah Ahmad binMuhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi.Beliau lahir pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 164 Hijriyah di Baghdad.Imam Ahmad bin Hambal menghafal Al Qur’an pada usia 15 tahun, beliaujuga dikenal sebagai orang yang terindah tulisannya. Imam ahmad binhambal mempunyai hafalan yang kuat, bahkan beliau hafal satu jutahadits. Banyak pujian dari para ulama terhadap Imam Ahmad bin Hambal,seperti yang dikatakan Imam Asy-Syafi’i bahwa “Ahmad bin Hambalimam dalam delapan hal, Imam dalam hadits, Imam dalam Fiqih, Imamdalam bahasa, Imam dalam Al Qur’an, Imam dalam kefaqiran, Imamdalam kezuhudan, Imam dalam wara’ dan Imam dalam Sunnah”.

5. WAHBAH AL ZUHAILI

Wahbah Az-Zuhaili adalah seorang ulama ahli fiqih asal Suriah(Syria) yang saat ini sangat populer. Mungkin sebanding popularitasnyadengan Yusuf Qaradawi. Salah satu magnum opus atau karyamonumentalnya adalah kitab Al Fiqhul Islami wa Adillatuhu. Lahir 6Maret 1932 M/1351 H, tempat lahir dan tanggal lahir desa Dir Athiyah,Qalmun, Damaskus, Syria (Suriah), nama ayahnya Musthafa az-Zuhaili,Pendidikan fakultas Syariah Universitas al-Azhar pada tahun 1956, S1Takhasus Pendidikan Fakultas Bahasa Arab Universitas al-Azhar tahun1957, S1 Fakultas Syari’ah Universitas ‘Ain Syam tahun 1957, S2Universitas Kairo (Cairo University) dengan disertasi al-Zira’i fi as-Siyasah as-Syar’iyyah wa al-Fiqh al-Islami, S3 1963 dengan disertasiAtsar al-Harb fi al-Fiqh al-Isalmi”

6. MUHAMMAD SYAFI’I ANTONIO

Muhammad Syafi’i Antonio di Sukabumi, Jawa Barat, 12 mei1965. Nama aslinya Nio Cwan Chung (sekarang M. Syafii Antonio) .Muhammad Syafi’i Antonio adalah WNI keturunan Tionghoa, diamerupakan pakar ekonomi islam. Sejak kecil Muhammad Syafi’i Antoniomengenal dan menganut ajaran Konghucu, karena ayah MuhammadSyafi’i Antonio seorang pendeta Konghucu. Selain mengenal ajaranKonghucu, Muhammad Syafii Antonio juga mengenal ajaran Islammelalui pergaulan di lingkungan rumah dan sekolah. Muhammad Syafi’iAntonio sering memperhatikan cara-cara ibadah orang-orang muslim.Kerena terlalu sering memperhatikan tanpa sadar Muhammad Syafi’iAntonio diam-diam suka melakukan shalat. Kegiatan ibadah orang lain iniMuhammad Syafii Antonio lakukan walaupun Muhammad Syafi’iAntonio belum mengikrarkan diri menjadi seorang muslim.

V

BIOGRAFI TOKOH-TOKOH HIZBUT TAHRIR INDONESIA

1. Ir. H. Dwi Condro Triono, M.Ag, Ph.D

Beliau lahir di Rembang pada tanggal 8 Februari 1967. Saat ini tinggal diPerumahan Karangjati Indah I, Blok CII No. 38, Bantul, Yogyakarta, bersamasatu orang istri dan tiga orang anak. Menamatkan SD, SMP dan SMA di kotayang sama dengan kelahirannya. Pada tahun 1986 melanjutkan studinya diYogyakarta dengan mengambil Program Studi Mikrobiologi, Jurusan IlmuTanah, Fakultas Pertanian di Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya pada tahun1997 mendaftarkan diri ke Magister Studi Islam, di Universitas IslamIndonesia dengan mengambil program studi dengan predikat Cum Laude. Padatahun 2010 telah berhasil menyelesaikan program Doktor Falsafah (Ph.D)bidang ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Perniagaan, Universiti KebangsaanMalaysia (UKM).

Pekerjaan sehari-harinya adalah menjadi staff edukatif di IAINSurakarta pada Program Pasca Sarjana dan juga di Fakultas Syari’ah danEkonomi Islam, Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam, serta menjadi pengajar diSekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Hamfara Yogyakarta. Selain itu jugamenjadi Direktur Keuangan dan Administrasi di Syafa’at MarcommYogyakarta, menjadi anggota Asosiasi Peneliti pada shariah Economic andManagement (SEM) Institute Jakarta, serta menjadi anggota Majelis UlamaIndonesia (MUI) Yogyakarta untuk bidang Ekonomi Islam.

Pendidikan non formal yang pernah diikuti semasa sekolah di Rembangadalah menjadi santri kalong di Pondok Pesantren Darul Ulum Rembang,sedangkan semasa kuliah pernah menjadi santri di Pondok PesantrenMahasiswa Al-Muhsin Yogyakarta dari tahun 1990 sampai 1993. Aktivitasyang pernah digeluti selama SMP dan SMA adalah OSIS dan dipercaya untukmemegang bidang kepramukaan dan semasa kuliah pernah menjadi KetuaUmum Senat Mahasiswa di Fakultas Pertanian UGM. Organisasi ekstra yangpernah diikuti masa SMA adalah Pelajar Islam Indonesia, dan saat kuliah S1adalah Himpunan Mahasiswa Islam.

2. M. Shidiq Al-Jawi

M. Shidiq Al-Jawi nama aslinya adalah Sigit Purnawan Jati. Lahir diGrobogan, Jawa Tengah, pada hari Sabtu Wage, 31 Mei 1969. Mulai belajarmembaca Alquran umur 6 tahun (1975) di bawah bimbingan Ustadz MiftahulMunir. Ia meneruskan mengaji Alquran dan tajwid di bawah bimbingan KyaiIrfan (alm), di Masjid Mushollin, Podosugih, Pekalongan setiap bakda subuh.Pada bakda Isya, ia belajar ilmu-ilmu keislaman (bahasa Arab, tajwid,membaca Alquran, dll) di sebuah majelis taklim yang diasuh oleh UstadzBunyamin, di Podosugih. Setelah lulus SMA 1 Pekalongan pada tahun1988, iamasuk IPB tanpa test (PMDK). Pada tahun 1989, ia mulai aktif di BadanKerohanian Islam (BKI) IPB, sebuah organisasi keislaman dan kemahasiswaanintra kampus. Ia menjadi staf Departemen Tabligh yang tugasnya

VI

mengorganisasi kajian keislaman mingguan di Masjid Al Ghifari IPB. Awalmasuk BKI ia langsung mengikuti kajian Kitab Al Fikr Al Islami karya SyeikhMuhammad Ismail.

Beliau adalah salah satu tokoh yang paling populer di kalangan internalHizbut Tahrir Indonesia. Bertempat tinggal di Jl. Mangkuyudan No. 30Yogyakarta. Beliau menjabat sebagai Mudi>r al-Ma‘had Hamfara, KasihanBantul Yogyakarta. Selain itu, beliau juga aktiv menulis sekitar 300 artikelkeislaman dalam media dakwah dan majalah al-waie, menulis 6 buku,berkontribusi sebagai penulis dalam 2 buku, menerjemahkan 12 kitab bahasaArab, menerjemahkan 1 film dokumenter berbahasa Arab, menyunting 10 buku(sebagai editor), dan menjadi editor ahli untuk 4 video dakwah.

3. Drs. Hafidz Abdurrahman, M.A

Beliau lahir di Lamongan pada tanggal 10 Juli 1971. Saat ini tinggal diJalan Mojopahit No. 11, Cimanggu Permai, Bogor. Menikah dengan SitiRofida dan dikaruniai empat orang anak. Pada tahun 1989 beliau lulus dariPondok Pesantren Darul Ulum, Widang, Tuban, Jawa Timur. Kemudian padatahun 1994 melanjutkan studi di IKIP Malang pada Jurusan Bahasa Arabhingga mendapatkan gelar sarjananya di tahun 1998. Pendidikan formalnyaberakhir saat mendapat gelar Magister Akidah dan Pemikiran Islam, Univesityof Malaya, Malaysia (1998-2001).

Adapun organisasi-organisasi yang pernah diikuti adalah Anggota IkatanPelajar Nahdhatul Ulama’ (1986), Anggota Himpunan Mahasiswa Muslim(1989), Bendahara Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa Arab, IKIP Malang(1990-1991), Ketua Umum BDM al-Hikmah, IKIP Malang (1991-1992), KetuaDPO BDM al-Hikmah, IKIP Malang (1992-1993), Ketua Dewan Syura BDMal-Hikmah, IKIP Malang (1993-1994), Ketua Pusat Komunikasi Pusat LDK se-Indonesia (1991-1992), Ketua Umum DPP HTI (2004-2009), dan KetuaLajnah Tsaqafiyah DPP HTI (2009-sekarang).

Sedangkan karya-karya yang pernah beliau tulis dalam buku adalahDiskursus Islam Politik dan Spiritual, (1998), Metode Praktis Belajar BahasaArab,(2003), Metode Belajar Ulumul Qur’an Praktis,(2004), Ushul Fiqih:Membangun Paradigma Berfikir Tasyri’i,(2004), Koreksi atas KesalahanPemikiran Kalam dan Filsafat Islam,(2003), Membangun Indonesia TanpaPajak dan Hutang: Membedah APBN 2005-2010 Versus APBN Khilafah,(2010), Muqaddimah Sistem Ekonomi Islam: Kritik Atas Sistem EkonomiKapitalisme hingga Sosialisme Marxisme, (2010), Buku Pintar Bisnis Syar’i:Rancangan Undang-Undang Perdagangan Negara Khilafah, (2011), danMenggugat Bank Syariah, Kritik atas Fatwa Produk Perbankan Syariah,(2012).

Di samping itu, beliau juga menerjemahkan belasan kitab adopsi HizbutTahrir, tafsir, sirah, ushul fiqh dan menulis ratusan artikel di berbagai mediamassa nasional.

VII

PEDOMAN WAWANCARAPertanyaan dan Jawabannya.1. Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu tentang sistem bank syariah adalah bank

yang berlandaskan pada ajaran Islam?

Belum ideal, malah idealnya tidak mengebank, yang mestinyadiperuntukkan kan baitul mal. Posisi bank itu sebagai lembagaintermediasi, jika seperti itu, dalam tinjauan fiqhnya akan sangat kacauwalaupun masih bisa diformat sedemikian rupa agar tetap cara fiqih itudibenarkan, namun dalam prakteknya akan sangat susah, apalagi yangsekarang dipraktekkan itu malah lebih banyak penyimpangannya. Kalaupun ingin diluruskan masih bisa. Contohnya mulai dari pedagang. Bankitu di dalam akadnya terhadap pemilik uang dia posisinya sebagai apa?Karena seharusnya pemilik uang itu dinamakan shohibul mal sedangkanpengelolanya itu disebut mudharib, jadi akadnya kalau memakaimudharabah, maka bank itu kan seharusnya sebagai mudharib, tapi dalamposisi yang sama, dia berakad lagi sebagai shohibul mal, kan inimenimbulkan munculnya dua akad. Hal ini mulai diragukanposisioningnya walaupun ini masih bisa diperbaiki, tapi kenyataanyasampai saat ini belum diperbaiki juga.

2. Bagaimanakah pendapat Bapak/Ibu tentang sistem bagi hasil dalamperbankan syariah saat ini?

Ini baru mengenai posisinya saja, belum dari segi prakteknya,mudharabah adalah akad investasi, menyatunya usaha dengan modal.Kalaupun investasi, kenapa sewaktu-waktu modal itu bisa diambil?Kemudian dalam penyaluran ada istilah mudharabah dan musyarakah.Mudharabah adalah seratus persen bank akan membiayai. Kemudianpengusaha nol persen, faktanya kan tidak ada, kan resikonya akandiotanggung pengusaha, kalau dalam musyarakah, pembagiankeuntungannya akan sangat susah.

3. Konsep perbankan syariah seperti apakah yang sesuai dengan semangatkhilafah islamiyah yang ditawarkan HTI?

Bank dalam sistem keuangan negara khilafah tidak harus ada, boleh adaselama prakteknya dibenarkan oleh agama, tetapi itu menjadi sesuatu halyang tidak dibutuhkan. Karena alternatifnya ada di baitul mal. semuasistem mesti ada jantungnya, sistem ekonomi kapitalisme jantungnyaadalah bank, karena itu bank adalah faktor utama yang menentukkanhidup-matinya kapitalisme. Kalau Islam mempunyai sistem ekonomi,mesti mempunyai jantung yang berbeda dengan kapitalis, jantung sistemekonomi islam terletak pada baitul mal. Bedanya baitul mal adalahlembaga non profit dan itulah yang dipraktekkan selama berabad-abadmasa kekhilafahan.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas DiriNama : MUHAMMAD KHUTUBTempat tanggal lahir : Indramayu, 17 Maret 1990Nama Ayah : H. FathurrahmanNama Ibu : Hj. Iis IstianahAlamat Rumah : Desa Tegal taman RT 05 RW 01 Kec. Sukra Kab.

Indramayu Prov. Jawa BaratAlamat Jogja : Karangkajen MG III/966 Yogyakarta 55153HP : 085 721 028 104E-mail : [email protected]/Twitter : Quthb Muhammad/eL_Quthb

B. Riwayat Pendidikan1. Pendidikan Formal

a. 1996-2002 SDN Tegal taman I Indramayub. 2002-2005 Madrasah Tsanawiyah Al-Basyariyah Bandungc. 2005-2008 Madrasah Aliyah Al-Basyariyah Bandungd. 2009-sekarang S1 Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Pendidikan Non Formala. Madrasah Diniyah Roudlatul Mubtadien Tegal taman Indramayu, (tahun

1998-2001)b. Pondok Pesantren Al-Basyariah Bandung, (tahun 2002-2008)

C. Riwayat Organisasi1. Pengurus Harian Organisasi Santri Pesantren Al-Basyariah Periode 2007-2008.2. Pengurus Harian Takmir Masjid Nurul Hidayah Ledok Gowok Catur Tunggal

Yogyakarta, tahun 2009-2013.

3. Direktur TPA Darul Ulum Ledok Gowok, tahun 2011-2013.4. Anggota Koperasi Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, tahun 2010-2012.5. Pengurus Lep3kom Kopma UIN Sunan Kalijaga, tahun 2011-2012.6. Ketua Bidang Internal Himpunan Mahasiswa Islam (MPO) Komisariat

Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Periode 2011-2012 M/1432-1433 H.

7. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (MPO) Komisariat Fakultas Syariah& Hukum UIN Sunan Kalijaga Periode 2012-2013 M/1433-1434 H.

8. Ketua Bidang Pengelolaan & Penyehatan Organisasi HMI MPO CabangYogyakarta Periode 2013-2014 M/1434-1435 H.

9. Ketua Bidang Pembinaan & Pelatihan Umum HMI MPO Cabang YogyakartaPeriode 2014- sekarang

Yogyakarta, 07 Rajab 1435 H05 Mei 2014 M

Penulis

MUHAMMAD KHUTUBNIM: 09380076