diagnosis dan remediasi kesulitan belajar siswa kelas - USD ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of diagnosis dan remediasi kesulitan belajar siswa kelas - USD ...
1
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS
VIII A SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PADA
POKOK MATERI KUBUS DAN BALOK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh :
Margarita Ika Noviantari
NIM : 121414078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS
VIII A SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PADA
POKOK MATERI KUBUS DAN BALOK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun oleh :
Margarita Ika Noviantari
NIM : 121414078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku.”
~ Filipi 4 : 13
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia
memelihara kamu.”
~ 1 Petrus 5 : 7
Puji syukur kepada Tuhan...
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang senantiasa
selalu menyertai dan selalu memberi penguatan
kepadaku..
Bapak, Ibuk, Linda, Simbah serta seluruh keluarga besar
yang selalu mendukungku dalam bentuk apapun dan
selalu memotivasi untuk terus berjuang..
Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan
meluangkan waktu suka duka bersama.. teman-teman
Pendidikan Matematika Angkatan 2012 yang telah sama-
sama berjuang.. dan kampus tercinta Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Oktober 2016
Margarita Ika Noviantari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Margarita Ika Noviantari
NIM : 121414078
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
DIAGNOSIS DAN REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS
VIII A SMP KANISIUS SLEMAN TAHUN AJARAN 2015/2016 PADA
POKOK MATERI KUBUS DAN BALOK.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan ke dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta ijin diri saya ataupun memberi royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 19 Oktober 2016
Yang menyatakan
Margarita Ika Noviantari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Margarita Ika Noviantari, 2016. Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar
Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 Pada
Pokok Materi Kubus dan Balok. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesulitan belajar yang dialami
oleh siswa pada pokok materi kubus dan balok, (2) mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan siswa dalam mengerjakan soal-soal tentang kubus dan
balok, (3) mengetahui bagaimana kesulitan belajar siswa dapat diatasi dengan
pengajaran remedial pada pokok materi kubus dan balok di kelas VIII A SMP
Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratif dengan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius
Sleman dengan subjek penelitian adalah tiga orang siswa kelas VIII A yang
mengalami kesulitan belajar matematika pada pokok materi kubus dan balok. Data
penelitian dikumpulkan dengan instrumen tes awal, tes diagnostik, tes akhir, dan
dengan teknik wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) kesulitan yang
dialami oleh siswa pada penyelesaian soal kubus dan balok meliputi kesulitan untuk
menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok (diagonal ruang dan bidang diagonal),
kesulitan dalam menganalisis soal dan menerapkan rumus volume dan luas
permukaan, serta kesulitan dalam menganalisis unsur kubus dan balok (menentukan
bentuk dari bidang diagonal, menentukan panjang diagonal ruang, dan menentukan
titik sudut dari sebuah jaring-jaring balok), (2) faktor-faktor penyebab kesulitan
siswa antara lain faktor internal yaitu kurangnya persiapan belajar, kurangnya
motivasi belajar, kurang dikuasainya materi prasyarat seperti luas persegi, luas
persegi panjang, dan rumus Pythagoras serta kurang terampilnya mengoperasikan
perkalian bilangan bulat, pembagian, dan perkalian bilangan pecahan. Faktor
eksternal dari luar subjek antara lain suasana belajar di sekolah dan di rumah yang
kurang mendukung, (3) pengajaran remedial dengan metode tanya jawab dapat
membantu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami siswa, ditandai dengan
meningkatnya keberhasilan siswa pada penyelesaian soal tes akhir. Peningkatan
subjek A yaitu 50%, subjek B 45 %, dan subjek C 50%.
Kata Kunci : diagnosis kesulitan belajar, kesulitan belajar, materi kubus dan
balok, remediasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Margarita Ika Noviantari, 2016. The Diagnosis and Remediation of the
Difficulties Experienced by the Students of Grade VIII A SMP Kanisius Sleman
in the Academic Year 2015/2016 in the Topic of Cubes and Cuboids.
Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research was aimed to (1) identify the difficulties in the learning process
which was experienced by students in the topic of cubes and cuboids, (2) identify
the factors that cause of the difficulties of the students in doing the test with the
topic of cubes and cuboids, (3) identify how the difficulties in the learning process
could be overcome with a remediation on the topic cubes and cuboids for class VIII
A SMP Kanisius Sleman in the academic year 2015/2016.
The type of this research was exploratory research with qualitative and
quantitative approaches. The research was conducted at SMP Kanisius Sleman,
with the research subjects were three students of class VIII A who had difficulties
in learning mathematics on the topic of cubes and cuboids. The data were collected
using pre-test instruments, diagnostic tests, final test and interview techniques.
Based on the results of this research, the researcher concluded that (1) the
difficulties which were experienced by the subjects in solving the problems about
cubes and cuboids were naming and defining some elements of cubes and cuboids
(particularly plane diagonal and space diagonal), calculating the volume and
surface area of cubes and cuboids, and analyzing the elements of cubes and cuboids
(determining the length of the space diagonal, and determining the vertices of
cuboids), (2) the factors which caused the difficulties which were experienced by
the students were internal factors which were the lack of preparation of the students
to learn, the lack of motivation to learn, the lack of the prerequisites materials such
as square, rectangle, the formula of Pythagoras and also the lack of skills
experienced by the students in operating multiplication of integers, division, and
multiplication of fractions. External factors were the learning environment at
school and at home which did not support the learning process, (3) the remediation
with interview methods helped to overcome the difficulties of the students, that were
indicated by the increase of the scores of the students on the final test or remedial
test. The amount of the increase for subject A was 50%, for subject B 45%, and for
subject C 50%.
Keywords : diagnosis of learning difficulties, learning difficulties, the topics of
cubes and cuboids, remediation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar
Siswa Kelas VIII A SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Pokok
Materi Kubus dan Balok.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah membantu
dan membimbing penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Dr. Hongki Julie, M. Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
membimbing, memberikan saran dan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
dalam membimbing penulisan skripsi ini.
5. Ibu Maria Suci Apriani, S.Pd., M.Sc. dan Ibu Margaretha Madha Melissa,
M.Pd. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah Ibu Nur Sukapti, S.Pd dan Guru Mata Pelajaran Matematika
Bapak Tatak Handaya, S.Pd serta murid-murid kelas VIII SMP Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Sleman yang telah memberikan tempat dan waktu untuk pengambilan data
penelitian.
7. Bapak, Ibu, serta seluruh keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan,
serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabatku, teman-teman Pendidikan Matematika Kelas B dan seluruh
teman-teman Pendidikan Matematika Angkatan 2012 yang telah berjuang
bersama selama ini.
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
berbagai macam keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis menerima
segala bentuk masukan dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 25 November 2016
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
ABSTRACT.......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
F. Penjelasan Istilah ........................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 10
A. Belajar ............................................................................................ 10
B. Belajar Tuntas ................................................................................ 11
C. Kesulitan Belajar ............................................................................ 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Diagnosis Kesulitan Belajar ........................................................... 19
E. Remediasi ....................................................................................... 31
F. Kubus dan Balok ............................................................................ 39
G. Kerangka Berpikir .......................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 47
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 47
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 48
C. Subyek dan Obyek Penelitian ........................................................ 48
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 49
E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 50
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 53
G. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 56
H. Metode/Teknik Analisis Data ........................................................ 57
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN
PEMBAHASAN ................................................................................................. 58
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 58
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 59
C. Pembahasan ................................................................................... 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 96
A. Kesimpulan .................................................................................... 96
B. Saran .............................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 99
LAMPIRAN ...................................................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Awal ............................................................... 55
Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian .................................................... 58
Tabel 4.2 Validitas Soal Tes Awal ................................................................ 61
Tabel 4.3 Hasil Tes Awal .............................................................................. 62
Tabel 4.4 Letak Kesalahan Subjek (Pada Tes Awal) .................................... 63
Tabel 4.5 Penguasaan Subjek (Pada Tes Awal) ............................................ 64
Tabel 4.6 Hasil Tes Diagnostik ..................................................................... 67
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Subjek .............................................................. 70
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir ............................... 73
Tabel 4.9 Hasil Remediasi Subjek A ............................................................ 78
Tabel 4.10 Hasil Remediasi Subjek B ........................................................... 84
Tabel 4.11 Hasil Remediasi Subjek C ........................................................... 89
Tabel 4.12 Persentase Keberhasilan Subjek................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kubus ABCD.EFGH .................................................................... 39
Gambar 2 Unsur-unsur Kubus ABCD.EFGH ............................................... 40
Gambar 3 Luas Permukaan kubus ................................................................. 41
Gambar 4 Volume kubus .............................................................................. 41
Gambar 5 Balok ABCD.EFGH ..................................................................... 42
Gambar 6 Luas Permukaan Balok ................................................................. 43
Gambar 7 Volume Balok .............................................................................. 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Soal Tes Ujicoba ......................................................................... 102
Lampiran 2 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Ujicoba ........... 105
Lampiran 3 Soal Tes Awal & Tes Akhir ....................................................... 122
Lampiran 4 Kunci Jawaban Soal Tes Awal .................................................. 125
Lampiran 5 Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik ..................................................... 126
Lampiran 6 Soal Tes Diagnostik .................................................................... 128
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Tes Diagnostik .......................................... 133
Lampiran 8 Pedoman Wawancara ................................................................ 138
Lampiran 9 Transkrip Wawancara Guru........................................................ 139
Lampiran 10 Transkrip Wawancara Subjek A ............................................... 140
Lampiran 11 Transkrip Wawancara Subjek B ............................................... 142
Lampiran 12 Transkrip Wawancara Subjek C ............................................... 144
Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pengajaran Remedial............................. 146
Lampiran 14 Pekerjaan Tes Awal Subjek (A, B, C) ...................................... 147
Lampiran 15 Analisis Tes Diagnostik ............................................................ 156
Lampiran 16 Pekerjaan Tes Akhir Subjek (A, B, C) .................................... 171
Lampiran 17 Lembar Validasi Instrumen Tes .............................................. 180
Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian ................................................................. 182
Lampiran 19 Foto-Foto .................................................................................. 183
Lampiran 20 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................ 187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Crow & Crow (1958) yang dikutip oleh Rohmah Noer
(2012), menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh kebiasaan-
kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Kebiasaan, pengetahuan, dan sikap yang
diperoleh merupakan hasil dari belajar dan sifatnya relatif menetap dalam
diri individu yang belajar. Menurut Hintzman seperti yang dikutip oleh Syah
Muhibbin (2008), belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia atau hewan) yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi,
belajar merupakan suatu proses atau kegiatan mengolah pengetahuan dan
pengalaman untuk memperoleh pengetahuan yang baru berdasarkan
pengalaman, pengalaman manusia berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungannya.
Belajar menjadi landasan pokok dalam setiap usaha pendidikan.
Sebagai suatu proses, belajar mendapatkan tempat dan perhatian yang besar
dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana manusia
dalam belajar dan berlangsung dalam lingkungan pendidikan yaitu,
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Lembaga sekolah merupakan lembaga pendidikan sebagai tempat
berlangsungnya proses pendidikan melalui kegiatan belajar mengajar antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pendidik dan peserta didik. Proses pembelajaran yang terjadi adalah proses
interaksi antara peserta didik dan pendidik yang memiliki peranan penting
untuk mencapai keberhasilan belajar yang optimal bagi peserta didik. Proses
belajar mengajar di sekolah mengarah pada tujuan-tujuan pembelajaran
tertentu sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan. Hasil dari belajar
dapat dilihat dari keberhasilan belajar, berkembangnya pengetahuan dan
perubahan sikap peserta didik menuju ke arah yang lebih baik.
Keberhasilan siswa dalam belajar ditandai dengan kriteria, salah
satunya yaitu belajar tuntas. Berdasarkan pernyataan Suwarto (2013),
belajar tuntas merupakan suatu sistem belajar yang mengharapkan peserta
didik mencapai kompetensi atau sasaran yang sudah ditetapkan untuk
dicapai peserta didik dalam waktu dan materi tertentu. Dalam hal ini, peserta
didik yang dikatakan lambat belajar atau pencapaiannya jauh dibawah
kriteria belajar tuntas perlu mendapatkan perhatian, bimbingan, dan
kesempatan untuk dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya sehingga dapat menguasai materi dengan baik. Beberapa sekolah
menerapkan kriteria ketuntasan belajar antara 70%-80% dari kompetensi
dasar yang ditetapkan. Biasanya di sekolah-sekolah menetapkan nilai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran. Salah
satunya SMP Kanisisus Sleman yang menetapkan nilai KKM yaitu 65
khusus untuk mata pelajaran matematika.
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
mengandung banyak konsep-konsep abstrak dan menggunakan pola pikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
deduktif dalam mempelajarinya sehingga matematika dinilai sebagai mata
pelajaran yang sulit untuk dipelajari oleh peserta didik di sekolah.
Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang pokok dan wajib
dipelajari di setiap jenjang pendidikan mulai dari SD hingga perguruan
tinggi karena ilmu dasar matematika penting digunakan di dalam semua
aspek kehidupan. Materi matematika yang dipelajari sifatnya
berkesinambungan, dalam artian materi-materi dasar yang sudah dipelajari
di sekolah dasar akan digunakan di jenjang pendidikan menengah pertama
dan menengah atas. Unsur matematika yang abstrak dan membutuhkan
pengetahuan matematis yang kuat mengharuskan siswa untuk dapat
menguasai setiap pokok materi pembelajaran matematika dengan baik,
supaya di jenjang-jenjang selanjutnya siswa tidak mengalami kesulitan.
Hasil observasi di SMP Kanisius Sleman pada bulan Mei 2016,
menunjukan bahwa pembelajaran matematika di kelas VIII SMP Kanisius
Sleman berlangsung dengan baik. Pembelajaran matematika diampu oleh
seorang guru matematika yang ramah dengan siswa dan selalu mengajarkan
budaya disiplin kepada siswa.
Berdasarkan wawancara dengan beliau, siswa SMP Kanisius Sleman
heterogen dari segi kemampuan, keterampilan, dan tingkat kognitifnya.
Pembelajaran tidak hanya meningkatkan pengetahuan, namun juga
pembentukan pribadi yang baik. Metode yang digunakan dalam
pembelajaran matematika yaitu dengan latihan soal dan tanya jawab.
Metode ini sedikit mengarah pada metode problem solving, dimana siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diminta untuk belajar berdasarkan masalah atau soal yang diberikan oleh
guru.
Meskipun kegiatan pembelajaran terlihat baik dan lancar, pada saat
mempelajari materi pokok bangun ruang beberapa siswa menyatakan
kesulitan dan banyak siswa yang hanya mengandalkan dengan
menghafalkan rumus untuk menyelesaikan soal tentang bangun ruang,
misalnya rumus volume, luas permukaan, dan sebagainya. Hal ini membuat
siswa menjadi kebingungan ketika mendapatkan soal yang menuntut
pemahaman siswa tentang bangun ruang atau soal aplikasi tentang bangun
ruang sedangkan siswa hanya menghafalkan rumusnya saja sehingga
menyebabkan nilai siswa tidak sesuai harapan. Pada akhirnya tidak sedikit
siswa yang mengeluh sulit, terlihat tidak minat mengerjakan soal, dan ada
yang hanya menunggu jawaban dari teman ketika diberikan soal. Namun,
ada juga beberapa siswa yang bersemangat dalam pembelajaran, terlihat
aktif menjawab pertanyaan guru dan mau mengerjakan soal, tetapi nilai
tesnya dibawah KKM.
Dalam pembelajaran matematika sebagian besar siswa mendapatkan
nilai dibawah KKM di setiap tes evaluasi pembelajaran, namun juga ada
beberapa siswa yang nilainya jauh diatas KKM. Hal ini ditunjukkan dari
hasil ujian tengah semester dan ujian akhir semester yang menunjukkan
bahwa siswa yang tuntas hanya 15% - 25% atau 3 – 5 orang saja di setiap
kelasnya, dan sebagian besar siswa terdaftar mengikuti remidi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bagi siswa yang nilainya belum tuntas atau belum mencapai nilai
KKM upaya yang dilakukan guru adalah dengan mengadakan remidi.
Kegiatan remidi biasa dilakukan untuk memperbaiki nilai tes atau
memperbaiki nilai rapot, sehingga remidi ini diadakan setelah tes akhir
semester. Remidi yang dilakukan adalah dengan meminta siswa
mengerjakan kembali soal tes tersebut sehingga siswa diharapkan
mendapatkan nilai yang lebih baik atau mencapai KKM.
Kegiatan remidi bertujuan untuk membantu siswa mencapai
keberhasilan belajar atau mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan
berdasarkan kemampuan yang dimiliki siswa. Oleh karena itu, kegiatan
remidi baiknya dilakukan oleh guru saat setelah diketahui beberapa siswa
tidak tuntas atau sebagian besar gagal dalam mempelajari suatu materi. Hal
ini dilakukan melalui sebuah pembelajaran remedial atau bimbingan
individual dengan metode yang sesuai bagi siswa.
Banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam mempelajari materi
matematika bisa menjadi indikasi bahwa siswa mengalami kesulitan belajar
matematika. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII
A SMP Kanisius Sleman Tahun Ajaran 2015/2016 Pada Pokok Materi
Kubus dan Balok.” untuk mengetahui berbagai kesulitan yang dialami oleh
siswa pada materi kubus dan balok, mengetahui sebab-sebab siswa
mengalami kesulitan tersebut, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kesulitan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah,
yaitu:
1. Banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM di setiap tes
evaluasi mata pelajaran matematika.
2. Sebagian siswa mengaku mengalami kesulitan dalam mempelajari
materi bangun ruang terutama kubus dan balok.
3. Banyak siswa hanya mengandalkan hafalan dalam mempelajari materi
kubus dan balok.
4. Kegiatan remediasi dilakukan setelah tes akhir semester.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada upaya menemukan
kesulitan siswa dalam mengerjakan soal tentang kubus dan balok,
menemukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan siswa pada pokok
materi kubus dan balok, dan upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut
dengan melaksanakan pengajaran remedial.
D. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan permasalahan berdasarkan latar belakang dan masalah
yang teridentifikasi antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Apa saja kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII A SMP
Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok materi kubus dan
balok?
b. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan yang dialami siswa
kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam
mengerjakan soal-soal tentang kubus dan balok?
c. Bagaimana pengajaran remedial dapat membantu siswa kelas VIII A
SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam mengatasi
kesulitan pada pokok materi kubus dan balok?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VIII A SMP
Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 pada pokok materi kubus dan
balok.
b. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan yang dialami
siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam
mengerjakan soal-soal tentang kubus dan balok.
c. Mengetahui bagaimana pengajaran remedial dapat membantu siswa
kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran 2015/2016 dalam
mengatasi kesulitan pada pokok materi kubus dan balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
F. Penjelasan Istilah
Beberapa istilah dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut agar
penelitian ini mempunyai makna yang tidak kabur.
1. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar adalah kegagalan dalam mencapai tujuan belajar,
ditandai dengan prestasi belajar yang rendah (nilai yang diperoleh kurang
dari tujuh puluh lima). Proses itu tidak dapat diamati, namun dapat
diketahui atau disimpulkan melalui jawaban siswa atau soal-soal tes.
2. Diagnosis kesulitan belajar
Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menemukan letak kesulitan dan
jenis kesulitan yang dihadapi siswa agar pengajaran perbaikan yang
dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif.
3. Remediasi
Remediasi merupakan kegiatan bantuan untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa berdasarkan hasil diagnosis yang sudah dilakukan. Dalam
hal kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi ini dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran yang
kurang berhasil.
4. Kubus dan Balok
a. Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam
buah daerah persegi yang kongruen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Balok merupakan merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk
oleh tiga pasang daerah persegi panjang, yang masing-masing
pasang kongruen dan letaknya saling berhadapan.
Berdasarkan istilah-istilah yang dijelaskan di atas dapat disimpulkan
maksud dari judul penelitian ini adalah mendiagnosis siswa untuk
menentukan kesulitan belajar matematika, mencari faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan tersebut, serta meremediasi kesulitan belajar
matematika siswa kelas VIII A SMP Kanisius Sleman tahun ajaran
2015/2016 pada pokok materi kubus dan balok.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam mengatasi
kesulitan belajar matematika khususnya pada materi kubus dan balok.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
memberikan gambaran dalam mengadakan diagnosis dan remediasi
belajar untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar matematika.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menjadi bekal dan pengalaman bagi peneliti untuk
mengadakan diagnosis dan remediasi bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar matematika ketika sudah memasuki dunia kerja
sebagai pendidik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
Belajar adalah suatu proses atau kegiatan mengolah pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki individu untuk memperoleh suatu pengetahuan
baru yang berguna bagi kehidupan di masa yang akan datang. Hasil dari proses
belajar ditandai dengan perubahan sikap dan berkembangnya pengetahuan
yang dimiliki individu yang belajar.
Rohmah Noer (2012) menyatakan bahwa belajar adalah key term, ‘istilah
kunci’ yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Menurut Syah Muhibbin (2008)
belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik di sekolah, di lingkungan rumah,
atau di dalam keluarga.
Di bawah ini dikemukakan beberapa pengertian belajar menurut
beberapa ahli seperti dikutip dalam Buku Psikologi Pendidikan yang ditulis
oleh Syah Muhibbin (2008), antara lain:
1. Menurut Chaplin, belajar dikemukakan dalam dua rumusan. Rumusan
pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua, belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan
khusus.
2. Menurut Hintzman, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
3. Menurut Reber, belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan dan
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan
yang diperkuat.
4. Menurut Biggs, belajar didefinisikan dalam tiga macam rumusan, yaitu
belajar sebagai kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan
kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya, belajar sebagai proses
“validasi” atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi
yang telah ia pelajari, dan belajar sebagai proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling
siswa.
Secara umum, belajar dapat dipahami sebagai suatu proses memperoleh
pengetahuan dan perubahan tingkah laku individu berdasarkan pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
B. Belajar Tuntas
Belajar tuntas adalah sebuah filsafat tentang kegiatan belajar siswa dan
seperangkat teknik implementasi pembelajaran (Burns, 1987). Belajar tuntas
memandang masing-masing siswa sebagai individu yang unik, yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
antara satu dengan yang lainnya, yang mempunyai hak yang sama untuk
mencapai keberhasilan belajar optimal. (“Belajar Tuntas”, Jurnal Pendidikan
Luar Biasa, diakses pada 5 Desember 2016)
Belajar tuntas merupakan sistem belajar yang mengharapkan sebagian
besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas dengan
memberikan kualitas pembelajaran yang sesuai dan memberi perhatian khusus
bagi siswa-siswa yang lambat agar menguasai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. (“Mastery Learning: Teori dan Praktis”, 2013)
Suwarto (2013) dalam bukunya Pengembangan Tes Diagnostik juga
mengemukakan hal-hal yang berkaitan dengan belajar tuntas, antara lain:
1. Ischak & Warji menyatakan bahwa belajar tuntas adalah suatu sistem
belajar yang mengharapkan sebagian besar siswa dapat menguasai tujuan
instruksional umum dari suatu unit pembelajaran. Tujuan umum
dilaksanakannya prinsip belajar tuntas adalah agar tujuan intruksional
dapat dicapai secara optimal sehingga proses belajar mengajar menjadi
lebih efektif dan efisien.
2. Departemen Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ada empat prinsip
yang utama dalam pembelajaran tuntas, yaitu: (1) kompetensi yang harus
dicapai siswa dirumuskan dengan urutan yang hierarkis; (2) evaluasi yang
digunakan adalah penilaian acuan patokan, dan setiap komponen harus
diberikan feedback; (3) pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan
dimana diperlukan; (4) pemberian program pengayaan bagi siswa yang
mencapai ketuntasan belajar lebih awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
C. Kesulitan Belajar
1. Pengertian kesulitan belajar
The Board of the Association for Children and Adulth with Learning
Disabilities (ACALD) seperti yang dikutip oleh Abdurrahman (2009)
mengemukakan definisi sebagai berikut:
a. Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga
bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu
perkembangan, integrasi, dan/atau kemampuan verbal dan/atau
nonverbal.
b. Kesulitan belajar khusus tampil sebagai suatu kondisi
ketidakmampuan yang nyata pada orang-orang yang memiliki
intelegensi rata-rata hingga superior, yang memiliki sistem sensori
yang cukup, dan kesempatan untuk belajar yang cukup pula. Berbagai
kondisi tersebut bervariasi dalam perwujudan dan derajatnya.
c. Kondisi tersebut dapat berpengaruh terhadap harga diri, pendidikan,
pekerjaan, sosialisasi, dan/atau aktivitas kehidupan sehari-hari
sepanjang kehidupan.
Menurut Mulyadi (2010), pada umumnya “kesulitan” merupakan
suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan
dalam kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat
lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu
kondisi dalam suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-
hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kegagalan dalam mencapai tujuan belajar, ditandai dengan prestasi belajar
yang rendah (nilai yang diperoleh kurang dari tujuh puluh lima), yang
terjadi pada proses belajar yaitu kesulitan materi pelajaran. Proses itu tidak
dapat diamati, namun dapat diketahui atau disimpulkan melalui jawaban
siswa atau soal-soal tes.
Suwarto (2013) mengemukakan pendapat bahwa kesulitan karena
mata pelajaran mungkin berkenaan dengan keabstrakan konsep. Suatu
mata pelajaran yang bersifat hierarki, yaitu dimulai dari yang paling
mudah hingga yang paling sukar akan memerlukan pemahaman yang
berkesinambungan. Apabila kesulitan di suatu konsep yang mendasar
tidak segera diatasi, maka akan menimbulkan kesulitan untuk memahami
konsep yang berikutnya.
Dalam buku Pengembangan Tes Diagnostik karangan Suwarto
(2013), Djamarah mengemukakan bahwa adanya kesulitan belajar siswa
dapat dilihat dari gejala sebagai berikut: (1) menunjukkan prestasi belajar
rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok siswa di
kelas); (2) hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
dilakukan; (3) lambat dalam mengerjakan tugas-tugas; (4) sikap yang
menunjukkan kurang wajar; (5) menunjukkan tingkah laku yang tidak
seperti biasanya ditunjukkan kepada orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Komponen utama kesulitan belajar
Lovit (1989) seperti yang dikutip oleh Runtukahu & Selpius
Kandou (2014) mengemukakan beberapa komponen kesulitan belajar
yang utama adalah sebagai berikut:
a. Perhatian
Perhatian adalah kemampuan untuk memilih stimulus (rangsangan)
dari sekian banyak stimulus ia dapat belajar. Kesulitan belajar terkait
respons pada stimuli apa saja yang dihadapinya. Jika siswa tidak
mampu memilih stimulus yang menunjang belajar, ia tidak tahan
belajar dan tidak dapat memusatkan perhatian pada belajar
b. Mengingat (memory)
Mengingat adalah kemampuan untuk meningkatkan apa yang telah
didengar, dilihat, dan dialami waktu belajar. Kesulitan belajar
biasanya kurang atau tidak mampu dalam mengingat kembali apa
yang telah dipelajari.
c. Persepsi
Ketidakmampuan untuk mengerti melalui terjemahan simbol
menyebabkan gangguan orientasi kiri-kanan, orientasi spasial, dan
belajar motorik serta melihat satu objek secara menyeluruh walaupun
yang disajikan adalah bagiannya.
d. Berpikir
Kesulitan utama dalam operasi kognitif ialah adanya kelainan dalam
berpikir, seperti pemecahan masalah, pembentukan konsep, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
asosiasi. Pemecahan masalah matematika membutuhkan kemampuan
membuat analisis dan sintesis, yaitu perilaku yang dapat membantu
anak mengadakan respons atau beradaptasi dengan situasi baru.
Pembentukan suatu konsep sangat tergantung pada kemampuan
mengklasifikasi objek dan peristiwa.
e. Bahasa
Kelainan jenis ini banyak ditemukan pada anak berkesulitan belajar
yang tidak dapat berbicara dan tidak dapat mengadakan respons
terhadap suatu perintah atau pernyataan verbal seperti yang dilakukan
anak-anak normal.
3. Klasifikasi Kesulitan Belajar
Abdurrahman (2009) mengemukakan bahwa secara garis besar
kesulitan belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu:
a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
(developmental learning disabilities)
Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
mencakup gangguan motorik dan persepsi, kesulitan belajar bahasa
dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku
sosial. Kesulitan belajar yang bersifat perkembangan umumnya sukar
diketahui baik oleh orang tua maupun oleh guru karena tidak ada
pengukuran-pengukuran yang sistematik seperti halnya dalam bidang
akademik. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan
sering tampak sebagai kesulitan belajar yang disebabkan oleh tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dikuasainya keterampilan prasyarat, yaitu keterampilan yang harus
dikuasai lebih dahulu agar dapat menguasai bentuk keterampilan
berikutnya.
b. Kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities)
Kesulitan belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-
kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas
yang diharapkan. Kegagalan-kegagalan tersebut mencakup
penguasaan keterampilan dalam membaca, menulis, dan/atau
matematika. Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru
atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu atau
beberapa kemampuan akademik.
4. Jenis dan tingkat kesulitan yang dihadapi siswa
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa bervariasi tingkat dan
jenisnya. Entang (1984) menjelaskan jenis dan tingkat kesulitan yang
dihadapi siswa, antara lain:
a. Ada sejumlah siswa yang belum dapat mencapai tingkat ketuntasan
tertentu akan tetapi hampir mencapainya. Siswa tersebut mendapat
kesulitan dalam memantapkan penguasaan bagian-bagian yang sukar
dari seluruh bahan yang harus dipelajarinya.
b. Sekelompok atau beberapa siswa belum dapat mencapai tingkat
ketuntasan yang diharapkan karena ada konsep dasar yang belum
dikuasainya atau mungkin juga karena proses belajar yang
ditempuhnya tidak cukup menarik atau tidak cocok dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
karakteristik siswa yang bersangkutan. Siswa tersebut mendapat
kesulitan dalam menempuh proses belajar yang harus
dilaksanakannya.
c. Secara konseptual siswa yang bersangkutan tidak menguasai bahan
yang dipelajari secara keseluruhan. Tingkat penguasaan bahan
(ketuntasannya) sangat rendah. Konsep-konsep dasar tidak
dikuasainya, bahkan tidak hanya bagian yang sukar tidak difahaminya
mungkin bagian-bagian yang sedang dan mudah tidak dapat
dikuasainya dengan baik. Terhadap jenis tingkat kesulitan yang
dihadapi siswa semacam ini perlu bantuan dan penanganan khusus
dan individual.
5. Kesulitan belajar matematika
Jamaris Martini (2014) mengemukakan bahwa kesulitan yang
dialami oleh anak yang berkesulitan matematika adalah sebagai berikut:
a. Kelemahan dalam menghitung. Siswa tersebut melakukan kesalahan
karena mereka salah membaca simbol-simbol matematika dan
mengoperasikan angka secara tidak benar.
b. Kesulitan dalam mentransfer pengetahuan. Siswa tidak mampu
menghubungkan konsep-konsep matematika dengan kenyataan yang
ada.
c. Pemahaman bahasa matematika yang kurang. Sebagian siswa
mengalami kesulitan dalam membuat hubungan-hubungan yang
bermakna matematika seperti yang terjadi dalam memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
masalah hitungan soal yang disajikan dalam bentuk cerita.
Pemahaman tentang cerita perlu diterjemahkan ke dalam operasi
matematika yang bermakna.
d. Kesulitan dalam persepsi visual. Siswa mengalami kesulitan dalam
memvisualisasikan konsep-konsep matematika yang membutuhkan
kemampuan dalam menggabungkan kemampuan berpikir abstrak
dengan kemampuan persepsi visual, misalnya dalam menentukan
bentuk yang akan terjadi apabila tiga gambar W W W dirotasi.
D. Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menentukan jenis dan
penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran remedial yang efektif
dan efisien. (Abdurrahman, 2009)
1. Prinsip diagnosis
Ada beberapa prinsip diagnosis yang perlu diperhatikan oleh guru bagi
anak berkesulitan belajar. Menurut Abdurrahman (2009) prinsip-prinsip
tersebut adalah :
a. Terarah pada perumusan metode perbaikan.
Diagnosis hendaknya mengumpulkan berbagai informasi yang
bermanfaat untuk menyusun suatu program perbaikan atau program
pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
b. Efisien
Diagnosis kesulitan belajar sering berlangsung dalam jangka waktu
yang lama. Hal semacam ini dapat menjemukan, sehingga dapat
berpengaruh buruk terhadap motivasi belajar anak. Diagnosis
hendaknya berlangsung sesuai dengan derajat kesulitan anak.
c. Menggunakan catatan kumulatif dan memperhatikan berbagai
informasi yang terkait.
Catatan kumulatif dibuat sepanjang tahun kehidupan anak di sekolah.
Catatan semacam itu dapat memberikan informasi yang sangat
berharga dalam pengajaran remedial. Informasi tersebut dapat
digunakan sebagai landasan untuk menentukan pengelompokan yang
sesuai dengan tingkat kesulitan belajar anak.
d. Valid dan reliabel
Dalam melakukan diagnosis hendaknya digunakan instrumen yang
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (valid) dan instrumen
tersebut hendaknya juga yang dapat diandalkan (reliable). Informasi
yang dikumpulkan hendaknya hanya yang tepat, yang dapat dijadikan
landasan dalam menentukan program pengajaran remedial.
e. Penggunaan tes baku (kalau mungkin)
Tes baku adalah tes yang telah dikalibrasi, yaitu tes yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Berbagai tes psikologis terutama tes
inteligensi umumnya merupakan tes baku yang telah diuji validitas
dan reliabilitasnya. Tetapi tidak demikian halnya dengan tes prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
belajar yang umunya dibuat guru. Di Indonesia tes prestasi belajar
yang baku masih merupakan barang langka, lebih-lebih yang dapat
digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar. Hal ini mungkin
disebabkan oleh karena menyusun tes baku lebih sulit dan
memerlukan biaya tinggi dibandingkan dengan tes hasil belajar biasa.
f. Penggunaan prosedur informal
Guru hendaknya memiliki perasaan bebas untuk melakukan evaluasi
dan tidak terlalu terikat secara kaku oleh tes baku. Di negara yang
masih belum banyak dikembangkan tes baku, hasil observasi guru
memegang peranan yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis
kesulitan belajar anak. Dari observasi informal sering dapat diperoleh
informasi yang bermanfaat bagi penyusunan program pengajaran
remedial.
g. Kuantitatif
Keputusan-keputusan dalam diagnosis kesulitan belajar hendaknya
didasarkan pada pola-pola sekor atau dalam bentuk angka. Bila
informasi tentang kesulitan belajar telah dikumpulkan, maka
informasi tersebut harus disusun sedemikian rupa sehingga sekor-
sekor dapat dibandingkan. Hal ini sangat berguna untuk mengetahui
kesenjangan antara potensi dengan prestasi belajar anak saat
pengajaran remedial akan dimulai. Informasi yang kuantitatif juga
memungkinkan bagi guru untuk mengetahui keberhasilan pengajaran
remedial yang diberikan kepada anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
h. Berkesinambungan
Kadang-kadang anak gagal mencapai tujuan pengajaran remedial
yang telah dikembangkan berdasarkan hasil diagnosis. Dalam
keadaan semacam ini perlu dilakukan diagnosis ulang untuk landasan
penyusunan program pengajaran remedial yang lebih efektif dan
efisien. Dengan demikian, diagnosis dilakukan secara
berkesinambungan untuk memperbaiki atau meningkatkan efektivitas
dan efisiensi program pengajaran remedial.
2. Prosedur dan teknik diagnosis
Langkah-langkah pokok prosedur dan teknik diagnosis kesulitan
belajar menurut Entang (1984) antara lain sebagai berikut:
a. Langkah 1: Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang
diperkirakan mengalami kesulitan belajar yaitu: menandai siswa
dalam satu kelas atau satu kelompok yang diperkirakan mengalami
kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun yang
sifatnya lebih khusus dalam mata pelajaran tertentu; atau dengan
teknik-teknik meneliti nilai ujian yang tercantum dalam catatan
akademik, menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan
yang dibuatnya, observasi pada saat pembelajaran, memeriksa buku
catatan pribadi, dan melaksanakan sosiometris untuk melihat
hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Langkah 2: Melokalisasikan letaknya kesulitan (permasalahan).
Setelah menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami
kesulitan belajar, maka selanjutnya yang perlu ditelaah adalah:
1) Dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu
terjadi.
Hal ini bisa dilakukan dengan mendekati kesulitan belajar pada
bidang studi tertentu, sehingga menjawab persoalan apakah
kesulitan itu terjadi pada beberapa atau hanya salah satu bidang
studi tertentu saja.
2) Pada kawasan tujuan belajar (aspek perilaku) yang manakah
kesulitan itu terjadi. Burton mengatakan bahwa pada langkah ini
pendekatan yang paling tepat (kalau ada) seyogyanya
menggunakan tes diagnostik. Test diagnostik itu pada hakekatnya
adalah tes prestasi belajar (TPB atau THB). Dengan demikian
dalam keadaan belum tersedia tes diagnostik yang khusus
dipersiapkan untuk keperluan ini, maka analisa masih tetap dapat
dilakukan dengan menggunakan naskah jawaban ujian tengah
semester atau akhir semester.
3) Pada bagian (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu
terjadi.
4) Dalam segi-segi proses belajar manakah kesulitan itu terjadi. Hal
ini bisa dilakukan dengan beberapa strategi pendekatan, yaitu
dengan pelaksanaan pengumpulan informasi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mengidentifikasi permasalahan dapat dilakukan dengan cara
evaluasi reflektif, formatif, dan sumatif, atau dengan desain pre-
post-test dan bisa dilakukan dengan tes diagnostik.
c. Langkah 3: Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan
mereka mengalami berbagai kesulitan.
Secara garis besar penyebab kesulitan dapat timbul dari dua hal yang
berasal dari dalam diri dan luar diri individu, yaitu:
1) Faktor internal yaitu faktor yang berada dan terletak pada diri
murid itu sendiri. Hal ini antara lain mungkin disebabkan oleh :
a) Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau
kecakapan/bakat khusus tertentu yang dapat diketahui
melalui test tertentu.
b) Kelemahan fisik, pancaindera, syaraf, kecacatan, karena
sakit dan sebagainya.
c) Gangguan yang bersifat emosional.
d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan
pelajaran-pelajaran tertentu.
e) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang
dibutuhkan untuk memahami bahan lebih lanjut.
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar yang
menyebabkan timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor
eksternal antara lain meliputi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
a) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang
murid untuk aktif antisifatif (kurang kemungkinannya siswa
belajar secara aktif “student active learning”).
b) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
c) Ketidakseragaman pola dan standard administrasi.
d) Beban studi yang terlampau berat.
e) Metoda mengajar yang kurang memadai.
f) Sering pindah sekolah.
g) Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar mengajar.
h) Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan
aktivitas belajar.
Untuk mengenal faktor di atas dapat dipergunakan berbagai
cara dan alat, antara lain: tes kecerdasan, tes bakat khusus, skala sikap
baik yang sudah standard maupun yang secara sederhana bisa dibuat
oleh guru, inventory, wawancara dengan murid yang bersangkutan,
mengadakan observasi yang intensif baik di dalam maupun di luar
kelas, wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua
atau teman-temannya bila dipandang perlu.
d. Langkah 4: Perkiraan kemungkinan bantuan.
Setelah mengetahui letak kesulitan siswa, jenis dan sifat kesulitan
dengan latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkannya, maka
dapat diperkirakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a. Siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi
kesulitannya atau tidak.
b. Lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang
dialami siswa tertentu.
c. Waktu dan tempat pertolongan itu dapat diberikan.
d. Orang yang dapat memberikan pertolongan.
e. Cara untuk menolong siswa agar dapat dilaksanakan secara
efektif.
f. Siapa saja yang harus dilihat sertakan dalam menolong
mahasiswa tersebut.
e. Langkah 5: Penetapan kemungkinan cara mengatasinya.
Langkah yang kelima ini adalah langkah menyusun satu rencana atau
beberapa alternatif rencana yang dapat dilaksanakan untuk membantu
mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu. Rencana ini
hendaknya berisi:
1) Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan
yang dialami siswa tersebut.
2) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.
Ada baiknya rencana ini dapat didiskusikan dan
dikomunikasikan dengan pihak-pihak yang dipandang
berkepentingan yang kelak diperkirakan akan terlibat dalam
pemberian bantuan kepada yang bersangkutan seperti penasehat
akademis, guru, orangtua, pembimbing penyuluh dan ahli lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
f. Langkah 6: Tindak lanjut (Pelaksanaan Kegiatan Pemberian
Bantuan).
Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran
remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar. Kegiatan tindak lanjut ini dapat
berupa:
1) Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran
remedial untuk mata pelajaran tertentu.
2) Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu (guru/dosen)
dalam memberikan bantuan kepada siswa dan kepada dosen yang
sedang melaksanakan kegiatan pengajaran remedial.
3) Senantiasa mencek dan recek kemajuan siswa baik pemahaman
mereka terhadap bantuan yang diberikan berupa bahan, maupun
mencek tepat guna program remedial yang dilakukan untuk setiap
saat diadakan revisi dan improvisasi.
4) Mentransfer atau mengirim (referal case) siswa yang menurut
perkiraan kita tidak mungkin lagi ditolong karena di luar
kemampuan dan wewenang guru maupun guru pembimbing atau
penyuluh atau guru BK (Bimbingan Konseling) di sekolah.
Transfer bisa dilakukan kepada orang atau lembaga lain
(psikolog, psikiater, lembaga bimbingan, lembaga psikologi, dan
sebagainya) yang diperkirakan akan lebih dapat membantu siswa
yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Tes diagnostik
Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang
dihadapi siswa, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes diagnostik
dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa gagal
dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu.
Dengan demikian tes diagnostik sangat penting dalam rangka membantu
siswa yang mengalami kesulitan belajar dan dapat diatasi dengan segera
apabila guru atau pembimbing peka terhadap siswa tersebut. Hasil tes
diagnostik memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum
dipahami dan yang telah dipahami. (Suwarto, 2013)
a. Penaksiran Diagnostik
Menurut Nitko & Brookhart seperti yang dikutip oleh Suwarto (2013)
ada enam pendekatan penaksiran diagnostik terkait dengan masalah
pembelajaran, antara lain:
1) Pendekatan profil kekuatan dan kelemahan kemampuan pada
suatu bidang.
Pendekatan ini digunakan untuk melaporkan profil
kekuatan dan kelemahan siswa dalam mata pelajaran di sekolah.
Suatu mata pelajaran sekolah dibagi ke dalam bagian-bagian,
dimana masing-masing bagian dianggap sebagai ciri atau
kemampuan yang terpisah. Penaksiran diagnostik ini sangat
bermanfaat untuk membentuk kelompok-kelompok di kelas, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
terdiri dari kelompok siswa-siswa kuat dan siswa-siswa yang
lemah.
2) Pendekatan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan prasyarat.
Pendekatan ini mengeksplorasi apakah siswa-siswi
tertinggal dikarenakan mereka tidak memiliki pengetahuan atau
keahlian khusus yang dibutuhkan untuk memahami pelajaran
yang akan datang. Caranya adalah dengan membuat suatu
hierarki dari suatu target pembelajaran kemudian melakukan
analisis untuk mengidentifikasi prasyarat-prasyarat yang harus
dipahami oleh siswa.
3) Pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang
tidak dikuasai.
Pendekatan ini memusatkan penaksiran pada target-target
yang penting dan spesifik dari tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Tes-tes pendek dibuat untuk mengukur keberhasilan
dari masing-masing target pembelajaran. Informasi-informasi
diagnostik yang ingin diperoleh dari pendekatan ini adalah suatu
daftar target pembelajaran yang sudah dikuasai atau tidak
dikuasai.
4) Pendekatan pengidentifikasian kesalahan siswa.
Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi
kekeliruan-kekeliruan siswa. Ketika guru mengidentifikasi dan
mengklasifikasi kekeliruan siswa, selanjutnya guru dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
memberi pelajaran remidi. Mewawancarai siswa adalah cara
terbaik untuk menemukan banyak kekeliruan pada siswa dengan
meminta siswa menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan
sebuah soal, menjelaskan mengapa menjawab seperti itu dan
memberitahukan aturan untuk menyelesaikan suatu soal.
5) Pendekatan mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa.
Pendekatan ini dilakukan dengan mengidentifikasi
struktur pengetahuan siswa dengan menggunakan peta konsep.
Peta konsep adalah cara grafis untuk merepresentasikan
bagaimana seorang siswa memahami hubungan konsep-konsep
yang utama dalam materi pelajaran.
6) Pendekatan mengidentifikasi kompetensi untuk menyelesaikan
soal cerita.
Pendekatan ini berpusat pada pendiagnosisan apakah
siswa memahami komponen-komponen soal cerita. Diagnosis di
dalam pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi siswa yang
tidak dapat menyelesaikan soal cerita dan apakah kekurangan
mereka terletak pada pengetahuan linguistik dan faktual,
pengetahuan skematis, pengetahuan strategis, atau pengetahuan
algoritmis.
b. Macam-macam Tes Diagnostik
Beberapa macam tes diagnostik yang pernah digunakan
menurut Suwarto (2013) antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda.
2) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai
alasan.
3) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda yang disertai
pilihan alasan.
4) Tes diagnostik dengan instrumen pilihan ganda dan uraian.
5) Tes diagnostik dengan instrumen uraian.
E. Remediasi
1. Pengertian remediasi
Remediasi dapat diartikan sebagai tindakan atau proses
penyembuhan. Remediasi merupakan kegiatan bantuan untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil diagnosis yang sudah dilakukan.
Dalam hal kegiatan pembelajaran, kegiatan remediasi ini dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk memperbaiki
pembelajaran yang kurang berhasil, kegiatan remediasi dilakukan dalam
bentuk pengajaran remedial atau bimbingan individual.
Pengajaran remedial (remedial teaching) bertolak dari konsep
belajar tuntas (mastery learning), yang ditandai oleh sistem pembelajaran
dengan menggunakan modul. Pada tiap akhir kegiatan pembelajaran dari
suatu unit pembelajaran, guru melakukan evaluasi formatif, dan setelah
adanya evaluasi formatif itulah anak-anak yang belum menguasai bahan
pelajaran diberikan pengajaran remedial, agar tujuan belajar yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian, pengajaran
remedial pada hakikatnya merupakan kewajiban bagi semua guru setelah
mereka melakukan evaluasi formatif dan menemukan adanya anak yang
belum mampu meraih tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.
(Abdurrahman, 2009)
2. Prinsip pengajaran remedial
Berbagai prinsip pengajaran remedial matematika menurut
Abdurrahman (2009) antara lain:
a. Menyiapkan anak untuk belajar matematika.
Banyak anak berkesulitan belajar matematika yang penyebabnya
adalah kurangnya kesiapan anak untuk mempelajari bidang studi
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan waktu dan tenaga untuk
membangun kesiapan belajar agar anak tidak mengalami banyak
masalah dalam bidang studi matematika.
b. Maju dari konkret ke abstrak.
Siswa dapat memahami konsep-konsep matematika dengan baik jika
pengajaran mulai dari yang konkret ke abstrak. Pada tahapan konkret,
siswa memanipulasi berbagai objek nyata dalam belajar keterampilan.
Pada tahap abstrak, siswa dapat menggantikan gambar atau simbol
grafis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
c. Menyediakan kesempatan untuk berlatih dan mengulang.
Jika siswa dituntut untuk mampu mengaplikasikan berbagai konsep
secara hampir otomatis, maka mereka memerlukan banyak latihan dan
ulangan.
d. Generalisasi ke situasi baru.
Siswa memperoleh kesempatan yang cukup untuk
menggeneralisasikan keterampilan mereka ke dalam banyak situasi.
Tujuannya adalah untuk memperoleh keterampilan dalam mengenal
dan mengaplikasikan operasi-operasi komputasional terhadap situasi
baru yang berbeda-beda.
e. Menyadari kekuatan dan kelemahan siswa.
Sebelum membuat keputusan tentang teknik yang akan digunakan
untuk mengajar siswa, guru harus memahami kemampuan dan
ketidakmampuan siswa, termasuk penguasaan matematika dan
operasi-operasi yang dapat dilakukan oleh siswa.
f. Membangun fondasi yang kokoh tentang konsep dan keterampilan
matematika.
g. Menyajikan program matematika yang seimbang.
Program matematika yang seimbang mencakup kombinasi antara tiga
elemen, yaitu: konsep, keterampilan, dan pemecahan masalah.
h. Penggunaan kalkulator.
Kalkulator dapat digunakan setelah siswa memiliki keterampilan
kalkulasi, dengan tujuan untuk menanamkan penalaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Langkah-langkah pengajaran remedial
Menurut Entang (1984), pengajaran remedial merupakan langkah
lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar dan memang kegiatan ini
harus dilandasi kegiatan diagnosis. Langkah-langkah dalam melaksanakan
kegiatan pengajaran remedial menurut Entang (1984), antara lain:
a. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan.
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih
definitif tentang seorang siswa dengan permasalahan yang
dihadapinya, kelemahan yang dideritanya, letak kelemahannya, faktor
utama penyebab kelemahan tersebut apakah masih bisa ditolong guru
atau memerlukan bantuan orang lain, berapa lama bantuan harus
diberikan, kapan, oleh siapa, dan sebagainya.
b. Melakukan alternatif tindakan.
Kegiatan ini dilakukan setelah mendapatkan gambaran yang lengkap
tentang siswa yang memerlukan bantuan. Merencanakan kegiatan
alternatif tindakan ini dilakukan menyesuaikan dengan karakteristik
kesulitan yang dihadapinya. Alternatif tindakan ini bisa berupa:
1) Mengulangi bahan yang telah diberikan dengan memberi
petunjuk antara lain:
a) Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang terdapat
dalam bahan bacaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
b) Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap
penting dan merupakan kelemahan bagi siswa yang
bersangkutan.
c) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud
mengarahkan siswa dalam mempelajari materi tersebut.
d) Memberi dorongan dan semangat untuk belajar.
e) Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar
mempermudah pemahaman terhadap bahan yang sedang
dipelajari.
f) Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab
pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.
2) Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan
belajar-mengajar yang sudah ditempuhnya dan mempunyai
tujuan yang sama baik yang sifatnya instruksional maupun efek
pengiring.
3) Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan semata-
mata kesulitan dalam belajar akan tetapi disebabkan juga karena
hal lain seperti kesulitan belajar karena berlatar belakang sikap
negatif terhadap guru, pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan
belajar yang salah atau masalah lain dalam hubungan dengan
orang tua, teman sebayanya dan sebagainya, maka kepada siswa
tersebut harus terlebih dahulu diberikan pelayanan bimbingan dan
penyuluhan yang bersifat psikoterapi. Jika masalah ini sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dapat diatasi barulah dilaksanakan pengajaran remidial seperti
pada butir a dan b.
c. Evaluasi pengajaran remidial.
Pada akhir kegiatan pengajaran remidial hendaknya dilakukan
evaluasi kembali (re-evaluasi) sampai sejauh mana pengajaran
remidial tersebut dapat meningkatkan prestasi mereka. Tujuan paling
utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal yang
diharapkan misalnya 75% taraf penguasaan (level of mastery). Bila
ternyata masih belum berhasil maka hendaknya dilakukan kembali
diagnosis (re-diagnosis), prognosis, dan pengajaran remidial
berikutnya. Dan demikian daur/siklus ini akan berulang terus.
4. Metode pengajaran remedial
Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan
dalam keseluruhan kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari
langkah-langkah identifikasi kasus sampai dengan langkah tindak
selanjutnya. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
pengajaran remedial seperti yang dikutip oleh Mulyadi (2010) yaitu:
a. Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ialah suatu metode yang dilakukan guru
dengan memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid baik secara
kelompok maupun secara individual, kemudian mereka diminta
pertanggungjawaban atas tugas-tugas tersebut. Metode pemberian
tugas dapat juga digunakan dalam langkah mengenal kasus murid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
yang mengalami kesulitan belajar disamping juga untuk mengenal
jenis dan sifat kesulitan belajar.
b. Diskusi
Metode diskusi adalah sebagai suatu proses pendekatan dari murid
dalam memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari
berbagai titik pandangan. Tujuannya adalah menemukan pemecahan
masalah, suatu pertemuan pendapat yang disepakati bersama sebagai
gambaran dari gagasan-gagasan terbaik yang diperoleh dari
pembicaraan bersama. Dalam pengajaran remedial metode diskusi
digunakan sebagai salah satu metode dengan memanfaatkan interaksi
antar individu dan kelompok untuk memperbaiki kesulitan belajar
dengan cara sekelompok murid yang menghadapi kesulitan sama
secara bersama-sama mendiskusikan cara-cara pembuatan tugas.
Dengan demikian murid dapat saling membantu memperbaiki
kegiatan belajarnya. Peranan guru dalam diskusi adalah merangsang
dan mengarahkan jalannya diskusi.
c. Tanya Jawab
Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat dilakukan
dalam bentuk dialog antara guru dan murid yang mengalami kesulitan
belajar. Metode tanya jawab selain sebagai bentuk bantuan, juga dapat
digunakan sebagai langkah pengenalan kasus dan langkah diagnosis
dalam keseluruhan proses pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
d. Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah penyajian dengan cara pemberian
tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok
belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Dalam
kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antara anggota
kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan
pada murid yang mengalami kesulitan belajar.
e. Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah seorang murid yang ditunjuk dan ditugaskan
untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar.
Murid yang dipilih sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam
prestasi belajarnya baik dan mempunyai hubungan sosial yang baik
dengan teman-temannya. Dalam pelaksanaan metode tutor sebaya,
ternyata tutor ini dapat membantu teman-temannya baik secara
individual maupun secara kelompok berdasarkan petunjuk-petunjuk
yang diberikan oleh guru. Tutor dapat berperan sebagai pemimpin
dalam kegiatan kelompok dan dalam hal tertentu tutor dapat berperan
sebagai pengganti guru.
f. Pengajaran Individual
Pengajaran individual adalah suatu bentuk proses belajar mengajar
yang dilakukan secara individual, artinya dalam bentuk interaksi
antara guru dengan seorang murid secara individual. Dengan
pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid belajar lebih
giat dan membantu secara langsung murid menghadapi kesulitan-
kesulitannya.
F. Kubus dan Balok
c. Kubus
Kubus merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh enam buah
daerah persegi yang bentuk dan ukurannya sama (kongruen).
Gambar 1. Kubus ABCD.EFGH
a. Bagian-bagian kubus
Kubus terdiri dari beberapa bagian yang membentuk kubus, antara
lain:
1) Sisi kubus
Sisi kubus adalah suatu daerah persegi (permukaan kubus) yang
membatasi bangun ruang kubus. Kubus terdiri dari enam sisi yang
bentuk dan ukurannya sama.
2) Rusuk kubus
Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua
bidang sisi pada sebuah kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3) Titik sudut
Titik sudut kubus adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus.
4) Diagonal sisi atau diagonal bidang
Diagonal sisi kubus adalah ruas garis (bukan rusuk) yang
menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang sisi.
5) Diagonal ruang
Diagonal ruang adalah ruas garis (bukan rusuk) yang
menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak pada satu sisi
yang sama.
6) Bidang diagonal
Bidang diagonal merupakan daerah persegi panjang yang dibatasi
oleh dua rusuk sejajar yang tidak terletak pada satu sisi yang sama
dan dua diagonal sisi yang sejajar.
Gambar 2. Unsur-unsur kubus ABCD.EFGH
bidang diagonal
diagonal sisi
diagonal ruang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Luas permukaan dan volume kubus
Luas permukaan kubus adalah jumlah luas seluruh bidang
(permukaan) kubus atau luas jaring-jaring kubus.
Gambar 3. Luas permukaan kubus
Jika panjang rusuk kubus adalah s, maka:
Luas permukaan kubus = 6 x sisi kubus
= 6 x (s x s)
= 6s2
Volume adalah ukuran untuk menyatakan besarnya ruangan
yang diperlukan bagi suatu bangun ruang. Volume bisa juga disebut
kapasitas, yaitu penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa
ditempati dalam suatu objek/bangun ruang. Secara matematis, volume
kubus adalah banyaknya kubus satuan yang dapat mengisi suatu
kubus.
Gambar 4. Volume kubus
s
s
s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Jika panjang rusuk kubus adalah s, maka:
Volume kubus = s x s x s
= s3
d. Balok
Balok merupakan bangun ruang beraturan yang dibentuk oleh tiga pasang
daerah persegi panjang, yang masing-masing pasang sama bentuk dan
ukurannya, dan letaknya saling berhadapan.
Gambar 5. Balok ABCD.EFGH
a. Bagian-bagian balok
Seperti halnya dalam kubus, balok juga mempunyai bagian-bagian
balok yaitu:
1) Sisi balok
Sisi balok adalah suatu daerah persegi panjang (permukaan
balok) yang membatasi bangun ruang balok.
2) Rusuk balok
Rusuk balok adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua
bidang sisi pada sebuah balok.
3) Titik Sudut
Titik sudut balok adalah titik pertemuan dari tiga rusuk balok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
t
1 5
4
3
2
6
4) Diagonal sisi
Diagonal sisi balok adalah ruas garis (bukan rusuk) yang
menghubungkan dua titik sudut dalam satu bidang sisi balok.
5) Diagonal ruang
Diagonal ruang adalah ruas garis (bukan rusuk) yang
menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak pada satu sisi
yang sama.
6) Bidang diagonal
Bidang diagonal merupakan daerah persegi panjang yang dibatasi
oleh dua rusuk sejajar yang tidak terletak pada satu sisi yang sama
dan dua diagonal sisi yang sejajar.
b. Luas permukaan dan volume balok
Luas permukaan balok adalah jumlah luas seluruh bidang
(permukaan) balok atau luas jaring-jaring balok.
Gambar 6. Luas permukaan balok
p
l
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
p
t
l
Jika panjang balok p, lebar balok l, dan tinggi balok t, maka:
Luas permukaan balok = Jumlah luas sisi balok
= Luas 1 + Luas 2 + Luas 3 +Luas 4 + Luas 5
+ Luas 6
= (l x t) + (p x t) + (p x l) + (p x t) + (l x t) +
(p x l)
= 2(p x l) + 2(p x t) + 2(l x t)
= 2 (pl + pt + lt)
Volume adalah ukuran untuk menyatakan besarnya ruangan
yang diperlukan bagi suatu bangun ruang. Volume bisa juga disebut
kapasitas, yaitu penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa
ditempati dalam suatu objek/bangun ruang. Secara matematis, volume
balok adalah banyaknya kubus satuan yang dapat mengisi suatu balok.
Gambar 7. Volume balok
Volume balok = Luas alas x tinggi
= (p x l) x t
= p x l x t
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
G. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dinilai sulit
untuk dipelajari oleh para siswa. Dalam kenyataan di kelas, terdapat siswa yang
mampu belajar matematika dengan baik, adapula yang dikatakan gagal dalam
mempelajari suatu materi matematika yang ditunjukkan dengan rendahnya
perolehan nilai akademiknya. Bagi siswa yang dikatakan kurang mampu atau
gagal dalam menyelesaikan tes tersebut diindikasikan siswa tersebut memiliki
kesulitan belajar matematika. Ciri-ciri siswa yang memiliki kesulitan belajar
dapat dilihat dari perolehan nilai yang jauh dibawah nilai standar, serta sulitnya
siswa menguasai suatu materi pembelajaran, sehingga perlu diberikan
remediasi.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru perlu untuk mengetahui
kesulitan siswa dan berupaya membantu mengatasi kesulitan belajar siswa
supaya tidak ada siswa yang mengalami kegagalan dalam belajar atau
tertinggal dalam menguasai materi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk
membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa yang mengalami
kesulitan belajar guru perlu melakukan kegiatan diagnosis, yaitu menemukan
letak dan penyebab kesulitan belajar kemudian merancang dan menentukan
langkah kegiatan remediasi yang sesuai yaitu upaya untuk mengatasi kesulitan
belajar yang dialami siswa. Dengan demikian kesulitan belajar yang dialami
siswa dapat teratasi dengan baik melalui bantuan kegiatan remediasi.
Oleh karena itu, penelitian ini mengarah pada kegiatan diagnosis dan
remediasi untuk mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
matematika. Penelitian ini memberikan gambaran langkah-langkah kegiatan
diagnosis dan kegiatan remediasi serta mendeskripsikan kesulitan belajar yang
dialami siswa yang ditinjau dari penyelesaian soal matematika pada materi
kubus dan balok. Alur dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pada akhirnya nanti, hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah kegiatan
diagnosis dan remediasi yang dilakukan peneliti ini dapat membantu subjek
siswa mengatasi kesulitan belajar matematika pada materi kubus dan balok
melalui proses pengajaran remedial.
Tes Awal Identifikasi Subjek
Tes Diagnostik
Wawancara
Tes Akhir Remediasi
Diagnosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis
penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian
eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk menjajagi sesuatu apabila
pengetahuan peneliti terhadap objek tersebut masih sangat sedikit atau terbatas,
atau dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan dilakukannya suatu penelitian
lanjutan yang lebih lengkap. Termasuk dalam jenis penelitian adalah kegiatan
pengembangan atau penentuan suatu peralatan atau prosedur. Sifat penelitian
ini masih terbuka dan mencari-cari (Kartiko Widi, 2010). Dalam hal ini peneliti
memusatkan perhatian pada masalah kesulitan siswa dalam belajar dan
menyelesaikan soal matematika pada materi kubus dan balok dan upaya
mengatasi kesulitan tersebut.
Pendekatan kuantitatif pada penelitian ini digunakan dalam proses
analisis data hasil belajar siswa dan dampak dari pembelajaran remedial
sebagai upaya untuk membantu mengatasi kesulitan belajar yang dialami
siswa, sedangkan pendekatan kualitatif digunakan dalam proses diagnosis
kesulitan belajar yang dialami siswa dan mendeskripsikan data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Ajaran
2015/2016 pada bulan Juni. Tempat Penelitian dilaksanakan di SMP Kanisius
Sleman yang terletak di Jalan Bhayangkara 17 Triharjo Sleman Yogyakarta.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah tiga orang siswa
kelas VIII A SMP Kanisius Sleman yang mengalami kesulitan belajar
matematika pada materi kubus dan balok. Untuk menentukan siswa-siswa
yang mengalami kesulitan belajar tersebut digunakan ketentuan yang
dikemukakan oleh Abin Syamsudin (Mulyadi, 2010) yaitu dengan PAP
(Penilaian Acuan Patokan) dengan langkah sebagai berikut:
a. Peneliti menetapkan angka kualifikasi minimal yang digunakan
sebagai batas lulus.
b. Peneliti membandingkan angka nilai hasil tes awal siswa dengan nilai
batas lulus dan mencatat murid yang posisi angka nilai atau
prestasinya berada di bawah nilai batas lulus tersebut.
c. Peneliti menghimpun semua siswa yang mempunyai angka nilai atau
prestasi di bawah angka nilai atau prestasi di bawah angka minimal
nilai batas lulus tersebut.
d. Peneliti memberikan prioritas layanan kepada siswa yang diduga
mengalami kesulitan paling berat atau yang paling banyak membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
kesalahan, dalam penelitian ini yaitu siswa-siswa yang mendapatkan
skor terendah pada hasil tes awal.
Selain itu, penentuan subjek siswa yang mengalami kesulitan belajar
juga mempertimbangkan pendapat dan kesan dari guru matematika yang
setiap hari berinteraksi dengan siswa dan memahami karakteristik siswa,
sehingga subjek yang diperoleh dalam penelitian ini adalah siswa yang
benar-benar menjadi prioritas untuk diberikan bantuan.
2. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan yang dialami siswa
pada materi kubus dan balok.
D. Variabel Penelitian
Variabel-variabel dalam penelitian ini, antara lain:
1. Kesulitan-kesulitan subjek dalam menyelesaikan soal-soal dengan materi
kubus dan balok.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan subjek mengalami kesulitan pada materi
kubus dan balok.
3. Pengajaran remedial yang digunakan untuk membantu mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dialami subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
E. Metode Pengumpulan Data
1. Tes Awal
Tes awal merupakan soal tes uji coba yang sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya kemudian direvisi dan divalidasi oleh pakar/ahli. Tes awal
ini bertujuan untuk menentukan subjek siswa yang mengalami kesulitan
pada materi kubus dan balok dan untuk menemukan kesulitan pada materi
kubus dan balok berdasarkan letak kesalahan siswa. Tes awal ini disusun
berdasarkan tujuan tes tersebut dan cakupan materi kubus dan balok.
Dengan mempertimbangkan kedua hal tersebut kemudian disusun soal tes
awal berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari soal-soal yang mencakup
seluruh materi kubus dan balok sejumlah 20 butir soal meliputi materi
unsur-unsur kubus dan balok, volume dan luas permukaan kubus dan
balok, serta hubungan keruangan antara kubus dan balok. Penyusunan tes
awal ini melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap uji coba soal (Tes Uji Coba)
Tes uji coba adalah tes yang dilakukan untuk menguji validitas dan
reliabilitas soal yang akan diberikan kepada subjek sebagai tes awal.
Tes uji coba ini digunakan untuk menguji kelayakan soal yang akan
digunakan untuk tes awal.
b. Uji validitas dan reliabilitas
Soal yang sudah diujicobakan kemudian diuji validitas dan
reliabilitasnya menggunakan SPSS 17 supaya soal yang digunakan
layak sebagai soal tes awal. Berdasarkan hasil uji menggunakan SPSS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
17, soal-soal yang diketahui tidak valid kemudian direvisi dan ditelaah
oleh pakar.
c. Tahap revisi dan telaah pakar
Soal-soal yang tidak valid kemudian diperbaiki dengan meneliti
kembali setiap butir soal yang tidak valid dari aspek kejelasan soal,
tingkat kesulitan soal, kesesuaian soal dengan silabus, ketepatan soal
(memastikan soal tidak mengandung miskonsepsi), dan kesesuaian
jumlah soal dengan waktu. Kegiatan revisi juga mempertimbangkan
hasil telaah dari pakar/ahli yaitu dosen pendidikan matematika dan
guru matematika berkaitan dengan isi dan kualitas soal.
d. Tahap validasi
Setelah tahap revisi atau perbaikan soal kemudian soal divalidasi oleh
pakar/ahli sehingga soal yang digunakan dianggap layak dan sesuai
untuk digunakan sebagai tes awal dengan tujuan untuk menentukan
subjek penelitian dan proses diagnosis.
2. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilakukan untuk menemukan kesulitan-
kesulitan yang dialami subjek dan untuk menentukan penyebab dari
kesulitan-kesulitan tersebut. Setelah menemukan subjek dan menganalisis
hasil tes awal subjek kemudian disusun tes diagnostik berbentuk soal
uraian untuk mendalami kesulitan-kesulitan yang dialami subjek dan
menemukan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dan narasumber atau informan untuk memperoleh
keterangan yang digunakan dalam penelitian. Ada 2 macam wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
a. Wawancara Diagnostik
Wawancara diagnostik adalah wawancara yang dilakukan untuk
menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami subjek dan faktor-faktor
penyebabnya, yaitu faktor penyebab kesulitan belajar pada materi
kubus dan balok. Wawancara ini dilakukan setelah subjek
mengerjakan soal tes diagnostik yaitu dengan menanyakan langkah-
langkah dalam mengerjakan soal-soal tes diagnostik dan disertai
alasannya.
b. Wawancara dengan pihak yang terkait
Wawancara dengan pihak yang terkait dilakukan untuk menambah
keterangan mengenai penyebab kesulitan belajar yang dialami subjek
yang dimungkinkan berasal dari luar materi pembelajaran.
4. Tes Akhir
Tes akhir merupakan tes evaluasi yang dilakukan setelah pengajaran
remedial selesai dilakukan. Tes akhir ini digunakan untuk mendapatkan data
hasil kemajuan subjek setelah dilakukannya proses pengajaran remedial.
Peneliti dapat menemukan kesulitan-kesulitan siswa yang dapat diatasi
berdasarkan hasil tes akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa:
1. Soal tes awal
Soal tes awal merupakan soal tes berbentuk pilihan ganda berjumlah 20
butir soal yang mencakup seluruh materi tentang kubus dan balok. Soal tes
ini sudah diujicobakan untuk memastikan validitas dan reliabilitas soal tes
ini.
Validitas menunjukkan kemampuan alat ukur/instumen penelitian dalam
mengukur suatu hal yang hendak didapatkan dari penggunaan instrumen
ini. Adapun perhitungan validitas menggunakan rumus Korelasi Product
Moment Pearson, yaitu sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√(𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2)(𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2)
𝑋 = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
𝑌 = 𝑠kor total yang diperoleh dari seluruh item
𝑁 = banyaknya butir soal
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel 𝑋 dan 𝑌
Nilai 𝑟𝑥𝑦 yang telah diperoleh kemudian dibandingkan dengan 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Jika
𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑟𝑥𝑦 maka soal tersebut dinyatakan valid dan akan digunakan
untuk tes awal. Uji validitas soal juga melalui tahap telaah dan revisi butir
pertanyaan oleh pendapat para ahli matematika, yaitu validasi oleh dosen
bidang studi pendidikan matematika dan guru matematika. (lembar
validasi ahli dapat dilihat pada lampiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Reliabilitas instrumen menunjukkan seberapa besar suatu instrumen
tersebut dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data.
Perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach, yaitu sebagai
berikut:
𝑟�̈� = [𝑘
𝑘 − 1] [1 −
∑ 𝜎2
𝜎12 ]
dimana rumus 𝜎2 =∑ 𝑥2 −
(∑ 𝑥)2
𝑁𝑁
𝑟�̈� = Reliabilitas instrumen
𝑘 = Banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝜎2 = Jumlah butir pertanyaan
𝜎12 = Varians total
Interpretasi nilai 𝑟�̈� mengacu pada pendapat Guilford (Haris dan Jihad,
2013):
𝑟�̈� ≤ 0,20 reliabilitas : sangat rendah
0,20 < 𝑟�̈� ≤ 0,40 reliabilitas : rendah
0,40 < 𝑟�̈� ≤ 0,70 reliabilitas : sedang
0,70 < 𝑟�̈� ≤ 0,90 reliabilitas : tinggi
0,90 < 𝑟�̈� ≤ 1,00 reliabilitas : sangat tinggi
Reliabilitas instrumen yang semakin tinggi menunjukkan hasil ukur
yang didapatkan semakin terpercaya (reliabel). Semakin reliabel suatu
instrumen membuat instrumen tersebut akan mendapatkan hasil yang
sama, bila digunakan beberapa kali mengukur pada obyek yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Adapun kisi-kisi soal tes awal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes Awal
MATERI POKOK SOAL JUMLAH
BUTIR SOAL
NOMOR
SOAL
Kubus Bagian-bagian
kubus, unsur-unsur
kubus, dan jaring-
jaring kubus
Volume dan luas
permukaan kubus
4
6
1, 2, 3, 4
5, 6, 7, 8, 9, 10
Balok Bagian-bagian
balok, unsur-unsur
balok, dan jaring-
jaring balok.
Volume dan luas
permukaan balok
3
5
11, 12, 13
14, 15, 16, 17,
18
Hubungan
keruangan
Hubungan balok,
kubus dan prisma. 2 19, 20
(Instrumen tes secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 hal.122)
2. Soal Tes Diagnostik
Soal tes diagnostik berisi soal-soal dengan bentuk essai untuk
mengidentifikasi letak kesulitan dan menemukan penyebab kesulitan
belajar yang dialami oleh subjek dengan cara mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika dengan
materi kubus dan balok (kisi-kisi soal tes diagnostik uraian dapat dilihat
pada lampiran). Dalam penelitian ini tes awal dapat juga digunakan
sebagai soal tes diagnostik dengan bentuk pilihan ganda.
3. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara merupakan daftar pertanyaan-pertanyaaan yang
akan diajukan kepada narasumber atau orang yang akan diwawancarai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dalam penelitian ini yaitu kepada subjek siswa dan guru matematika.
(pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 8 hal.138)
4. Soal tes remedial/tes akhir
Soal tes remedial dalam penelitian ini berisi soal-soal tes yang sama
dengan soal tes awal. Soal ini digunakan untuk mengukur kemajuan
belajar siswa sesudah pembelajaran remedial dilakukan.
G. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a. Peneliti mendatangi sekolah yang menjadi tempat penelitian yaitu
SMP Kanisius Sleman dan bertemu dengan kepala sekolah serta guru
mata pelajaran matematika.
b. Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran
matematika untuk melakukan penelitian.
c. Peneliti melakukan observasi di kelas VIII A dan VIII B SMP
Kanisius Sleman yang akan digunakan sebagai kelas uji coba dan
kelas penelitian.
2. Tahap Uji Coba Soal
a. Peneliti melakukan uji coba soal tes awal untuk menguji validitas dan
reliabilitas soal. Uji coba soal dilakukan di kelas VIII B SMP Kanisius
Sleman dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa.
b. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas soal dengan
menggunakan SPSS 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Peneliti melakukan revisi soal uji coba dengan memperbaiki soal-soal
yang tidak valid kemudian melakukan validasi pakar yaitu validasi
soal yang sudah diperbaiki kepada guru dan dosen sebelum digunakan
untuk tes awal.
3. Tahap Pengambilan Data
a. Peneliti melakukan tes awal kepada seluruh siswa kelas VIII A SMP
Kanisius Sleman dengan jumlah murid 21 siswa untuk menentukan
subjek.
b. Peneliti melakukan tes diagnostik kepada subjek.
c. Peneliti melakukan wawancara dan pengajaran individual kepada
subjek.
d. Peneliti melakukan pengajaran remedial dan tes akhir kepada subjek.
H. Metode/Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kualitatif dan kuantitatif yang meliputi reduksi data, penyajian
data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Reduksi data dalam penelitian
ini dilakukan dengan cara memilah jawaban tes diagnostik subjek dan hasil
wawancara mendalam terhadap subjek untuk memfokuskan pada kesulitan
siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan. Penyajian data yaitu
penyajian hasil tes subjek sebelum dan sesudah pembelajaran remidial
dilakukan. Kesimpulan didasarkan pada analisis lembar jawaban subjek dan
hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, DAN
PEMBAHASAN
H. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan secara terjadwal sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rincian Pelaksanaan Penelitian
KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
Observasi kelas VIII A Selasa,
17 Mei 2016
- bertujuan untuk mengetahui kondisi
dan karakteristik siswa kelas VIII A
sebagai kelas penelitian.
- observasi dilakukan selama 2 jam
pelajaran.
Observasi kelas VIII B Rabu,
18 Mei 2016
- untuk mengetahui kondisi dan
kerakteristik siswa kelas VIII B
sebagai kelas uji coba.
- observasi dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
Tes Uji Coba Soal Kamis,
09 Juni 2016
- dilaksanakan di kelas VIII B
- waktu pengerjaan 100 menit.
- diikuti oleh 21 siswa.
Tes Awal Selasa,
14 Juni 2016
- dilaksanakan di kelas VIII A
- waktu pengerjaan 100 menit.
- diikuti oleh 21 siswa.
Wawancara guru Selasa,
14 Juni 2016
- wawancara dengan guru matematika
yaitu Bapak Tatak Handaya, S.Pd.
Tes Diagnostik Rabu,
15 Juni 2016
- dilaksanakan di ruang kelas IX untuk
subjek siswa A, B, C.
- waktu pengerjaan tes maksimal 100
menit.
Wawancara subjek Rabu,
15 Juni 2016
- dilaksanakan secara bergantian untuk
subjek A, B, C.
- di ruang kelas IX
Pengajaran remidial Kamis,
16 Juni 2016
- dilaksanakan di ruang kelas IX
- diikuti oleh subjek A, B, C.
Tes Akhir Kamis,
16 Juni 2016
- dilaksanakan di ruang kelas IX
- diikuti oleh subjek A, B, C setelah
selesai pengajaran remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
I. HASIL PENELITIAN
1. Hasil observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Mei 2016 dan
Rabu, 18 Mei 2016 pada saat pembelajaran matematika berlangsung.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas VIII A dan VIII B,
menunjukkan bahwa karakteristik siswa-siswa kelas VIII A dan kelas VIII
B tidak berbeda jauh dari segi kemampuan kognitifnya, dilihat dari
perolehan nilai ketika mengerjakan latihan soal dan dari perolehan nilai
tengah semester. Nilai rata-rata kelas VIII A 70,0 dan nilai rata-rata kelas
VIII B 70,43. Guru mengajar dengan meminta siswa membaca buku LKS
sebagai panduan belajar dan siswa diminta memahami isinya, kemudian
siswa diberi latihan soal sesuai dengan materi yang dipelajari. Setelah
siswa mengerjakan latihan soal, guru menjelaskan materi dengan cara
tanya jawab.
Pada saat observasi, peneliti melihat siswa-siswa kelas VIII A
cenderung aktif didalam pembelajaran dilihat dari beberapa siswa mau
bertanya setelah guru menerangkan materi, misalnya “kenapa kok gitu
pak?”. Beberapa siswa juga langsung menanggapi dan menjawab
pertanyaan guru pada saat guru menanyakan suatu pertanyaan kepada
siswa. Namun pada saat tertentu keadaan kelas gaduh ketika guru sedang
tidak berada di kelas. Lain halnya dengan kelas VIII B, dalam
pembelajaran matematika kelas VIII B cenderung tenang, namun lebih
pasif daripada kelas VIII A. Dengan jumlah murid yang sama yaitu 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
siswa, kelas VIII B lebih tenang dan kondusif. Pada saat observasi
dilakukan baik kelas VIII A dan kelas VIII B sedang mempelajari materi
bangun ruang dengan metode mengajar yang sama dilakukan oleh guru.
2. Hasil pelaksanaan tes ujicoba soal
Berdasarkan pengamatan dan pertimbangan guru matematika,
peneliti melaksanakan tes uji coba soal di kelas VIII B pada hari Kamis, 9
Juni 2016. Tes uji coba soal ini bertujuan untuk menguji soal agar soal
layak digunakan sebagai soal tes awal. Soal uji coba ini berjumlah 20 soal
berbentuk pilihan ganda. Soal ini diberikan kepada seluruh siswa kelas
VIII B yang berjumlah 21 siswa dengan waktu pengerjaan 100 menit.
Namun dalam pelaksanaannya, kurang dari 100 menit siswa sudah banyak
yang selesai mengerjakan. Pelaksanaan tes uji coba soal ini secara
langsung diawasi oleh peneliti dan sesekali diamati oleh guru matematika
sehingga meminimalisir kemungkinan siswa untuk mencontek pekerjaan
siswa yang lain.
Data hasil uji coba instrumen dianalisis dan diuji menggunakan
SPSS. (hasil analisis data menggunakan SPSS 17 dapat dilihat pada
lampiran 2).
Soal dikatakan valid bila memenuhi kriteria 𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 < 𝑟𝑥𝑦, dimana
𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,433 pada taraf signifikansi 5% untuk N = 21. Berikut disajikan
hasil ujicoba soal tes awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 4.2 Validitas Soal Tes Awal
SOAL 𝒓𝒙𝒚 𝒓 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 KETERANGAN
SOAL 1 0,099
0,433
TIDAK VALID
SOAL 2 0,312 TIDAK VALID
SOAL 3 0,432 VALID
SOAL 4 0,042 TIDAK VALID
SOAL 5 0,443 VALID
SOAL 6 0,501 VALID
SOAL 7 0,503 VALID
SOAL 8 0,409 TIDAK VALID
SOAL 9 0,669 VALID
SOAL 10 0,631 VALID
SOAL 11 0,183 TIDAK VALID
SOAL 12 0,023 TIDAK VALID
SOAL 13 0,099 TIDAK VALID
SOAL 14 0,543 VALID
SOAL 15 0,348 TIDAK VALID
SOAL 16 0,315 TIDAK VALID
SOAL 17 0,699 VALID
SOAL 18 0,672 VALID
SOAL 19 - TIDAK VALID
SOAL 20 0,094 TIDAK VALID
Berdasarkan hasil uji coba soal tersebut, soal nomor 3, 5, 6, 7, 9, 10, 14,
17, 18 dinyatakan valid dan soal nomor 1, 2, 4, 8, 11, 12, 13, 15, 16, 19,
20 dinyatakan tidak valid dan harus diperbaiki. Perbaikan soal dilakukan
dengan meneliti kembali setiap butir soal yang tidak valid dari aspek
kejelasan soal, tingkat kesulitan soal, kesesuaian soal dengan silabus,
ketepatan soal (memastikan soal tidak mengandung miskonsepsi), dan
kesesuaian jumlah soal dengan waktu. Setelah diperbaiki kemudian soal
kembali divalidasi oleh pakar/ahli matematika dan setelah dinyatakan
layak kemudian soal digunakan sebagai tes awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Sedangkan uji reliabilitas instrumen tes ini menghasilkan nilai reliabilitas
0,647 sehingga dapat dikategorikan reliabilitasnya sedang, berdasarkan
interpretasi nilai reliabilitas yang dijelaskan pada bab sebelumnya.
3. Hasil pelaksanaan tes awal
Hasil tes awal oleh siswa kelas VIII A disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Tes Awal
SISWA JUMLAH KESALAHAN SKOR
SISWA 1 7 13
SISWA 2 12 8
SISWA 3 15 5
SISWA 4 8 12
SISWA 5 15 5
SISWA 6 14 6
SISWA 7 8 12
SISWA 8 14 6
SISWA 9 10 10
SISWA 10 9 11
SISWA 11 15 5
SISWA 12 13 7
SISWA 13 11 9
SISWA 14 9 11
SISWA 15 18 2
SISWA 16 11 9
SISWA 17 9 11
SISWA 18 13 7
SISWA 19 16 4
SISWA 20 12 8
SISWA 21 10 10
Tes awal ini digunakan untuk menentukan subjek siswa yang akan
diberikannya layanan bantuan dengan melihat banyaknya kesalahan siswa.
Berdasarkan banyaknya jumlah kesalahan pada penyelesaian soal tes
pilihan ganda tersebut, siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah siswa yang mendapatkan nilai urutan tiga terendah pada tes ini,
yaitu siswa 3, siswa 15, dan siswa 19. Siswa 3 sebagai subjek A, siswa 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sebagai subjek B, dan siswa 19 sebagai subjek C. Penentuan ketiga subjek
siswa ini selain mempertimbangkan dari hasil tes, juga
mempertimbangkan pendapat dari guru matematika yang setiap hari
berinteraksi dengan subjek siswa ini sehingga diperoleh siswa yang
menjadi prioritas untuk diberikan bantuan.
Tes awal ini juga bisa digunakan sebagai tes diagnostik. Tes ini
dapat dikategorikan sebagai tes diagnostik dengan instrumen pilihan
ganda. Tes ini dapat digunakan sebagai alat penentu letak kesulitan siswa.
Analisis letak kesulitan siswa berdasarkan letak kesalahan pada pokok
materi soal tes disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Letak Kesalahan Subjek (Pada Tes Awal)
NO
SOAL POKOK MATERI
LETAK KESALAHAN
SUBJEK A SUBJEK B SUBJEK C
1 Bagian-bagian kubus,
unsur-unsur kubus, dan
jaring-jaring kubus
√ √ √
2
3 √ √ √
4 √ √ √
5
Volume dan luas
permukaan kubus
√
6 √ √ √
7 √ √
8 √ √
9 √ √ √
10 √ √ √
11 Bagian-bagian balok,
unsur-unsur balok, dan
jaring-jaring balok.
√ √
12 √ √ √
13 √ √ √
14 Volume dan luas
permukaan balok
√ √ √
15 √ √ √
16 √ √
17 √ √ √
18 √ √ √
19 Hubungan balok, kubus
dan prisma.
√ √ √
20 √
SKOR 5 2 4
Keterangan : √ = jawaban salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan hasil analisis letak kesalahan subjek siswa dari tabel
diatas, menunjukkan bahwa subjek A, subjek B, dan subjek C memiliki
kesulitan yang hampir sama di setiap pokok materi kubus dan balok.
Tingkat keberhasilan dalam menyelesaikan soal materi kubus dan balok
ini sama-sama rendah. Dari 20 soal yang diberikan, subjek A berhasil
menyelesaikan soal dengan benar 25%, subjek B 10% , dan subjek C 20%.
Tabel 4.5 Penguasaan Subjek (Pada Soal Tes Awal)
NO
SOAL POKOK MATERI
KEBERHASILAN
SUBJEK A SUBJEK B SUBJEK C
1 Bagian-bagian kubus,
unsur-unsur kubus, dan
jaring-jaring kubus 1/4 1/4 ¼
2
3
4
5
Volume dan luas
permukaan kubus 2/6 1/6 1/6
6
7
8
9
10
11 Bagian-bagian balok,
unsur-unsur balok, dan
jaring-jaring balok. 0 0 1/3 12
13
14
Volume dan luas
permukaan balok 1/5 0 0
15
16
17
18
19 Hubungan balok, kubus
dan prisma. 1/2 0 ½
20
SKOR 5 2 4
Penentuan pencapaian hasil penyelesaian soal tersebut
menggunakan penaksiran diagnostik dengan pendekatan mengidentifikasi
target-target pembelajaran yang tidak dikuasai, sehingga diperoleh
informasi-informasi diagnostik yaitu daftar target pembelajaran yang
sudah dikuasai atau tidak dikuasai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dari pencapaian tersebut tampak bahwa ketiga subjek tersebut benar
mengalami kesulitan belajar matematika pada pokok materi kubus dan
balok. Dapat dilihat bahwa ketiga siswa mengalami kesulitan dalam pokok
materi kubus dan balok, yaitu pada pokok materi bagian-bagian kubus dan
balok, volume dan luas permukaan kubus dan balok, serta hubungan antara
kubus, balok, dan prisma. Untuk mengetahui lebih dalam tentang kesulitan
subjek dan penyebab-penyebab kesulitan subjek lebih lanjut digunakan tes
diagnostik dengan instrumen bentuk uraian serta wawancara.
4. Hasil wawancara dengan guru
Hasil wawancara dengan guru turut menentukan upaya remediasi
untuk mengatasi kesulitan belajar subjek. Guru yang diwawancarai adalah
Bapak Tatak Handaya S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika. Hasil
wawancara dengan guru menunjukkan bahwa subjek A merupakan murid
yang digolongkan sedang dibandingkan dengan siswa dalam satu
kelasnya. Subjek A adalah siswa yang pendiam, sehingga tidak tampak
bermasalah ketika di sekolah. Sedangkan Subjek B menjadi siswa yang
dikategorikan rawan, rawan dalam artian ada kecenderungan untuk
menjadi siswa yang bermasalah di sekolah sejak kelas VII. Namun sejauh
ini subjek B masih bisa dikendalikan oleh guru, tidak bermasalah di
sekolah dan masih mempunyai rasa takut. Lain halnya dengan subjek C,
subjek C dikenal sebagai anak yang terlalu aktif di kelas sehingga kadang-
kadang sikapnya sulit dikontrol ketika di kelas dan harus dikendalikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Subjek C ini diam ketika bertemu dengan guru matematika, yaitu Bapak
Tatak.
Menurut beliau, sejauh ini sikap ketiga subjek saat pembelajaran
matematika berlangsung baik-baik saja, bila diminta belajar mereka juga
belajar. Namun tidak tahu mereka memahami materi pembelajaran atau
tidak. Subjek A dan subjek B selalu remidi setiap kali tes, sedangkan
subjek C tidak selalu remidi. Beliau mengatakan bahwa mereka memang
butuh perhatian khusus untuk melihat sisi lain yang terbaikan dalam artian
mengalami kesulitan/hambatan dalam belajar. Sejauh ini beliau hanya
melihat dari hasil tes yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan.
Yang menarik adalah mereka bertiga dengan beliau bersikap tegang,
didalam pelajaran ataupun diluar jam pelajaran jikalau bertemu dengan
beliau, terutama subjek C ini. Namun sejauh ini mereka bertiga tidak
pernah bermasalah di sekolah.
Menurut pendapat beliau, yang menjadi penyebab kesulitan belajar
matematika adalah dasar pengetahuan yang tidak kuat, sikap-sikap anak
usia SMP yang masih mencari jati diri, sering mengutamakan kesenangan
sehingga nilai pelajarannya turun, dan pengaruh bimbingan orang tua di
rumah. Kebiasaan di waktu SD dengan belajar didampingi orang tua kini
di SMP harus belajar mandiri, orang tua kebanyakan sudah tidak mengajari
mereka belajar di rumah. (transkrip wawancara dengan guru dapat dilihat
pada lampiran)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5. Hasil tes diagnostik
Tes diagnostik sebagai kelanjutan dari tes awal ini digunakan untuk
mendalami kesulitan siswa dan mengetahui penyebab kesulitan siswa
dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok ini.
Hasil tes diagnostik disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Tes Diagnostik
Subjek A - Subjek memahami titik sudut kubus.
- Subjek dapat menunjukkan rusuk kubus dengan
benar, namun salah dalam penulisan. (A1)
- Subjek ragu dalam menentukan sisi kubus. (A2)
- Subjek dapat menunjukkan sisi kubus dengan bantuan
media yang berbentuk menyerupai kubus.
- Subjek dapat menunjukkan diagonal sisi, namun salah
dalam penulisan namanya. (A3)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang.
(A4)
- Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal,
dan mengaku lupa. (A5)
- Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus, dan
dapat menentukan mana yang tutupnya jika sisi
alasnya diketahui.
- Subjek tidak dapat menghitung volume kubus, dan
mengaku lupa rumusnya. (A6)
- Subjek tidak dapat menentukan luas permukaan
kubus. (A7, A8)
- Luas permukaan dapat diketahui dengan bantuan alat
peraga yang menyerupai kubus.
- Subjek dapat menunjukkan sisi dan rusuk balok.
- Subjek masih sedikit ragu dalam menentukan bidang
diagonal. (A9)
- Subjek tidak dapat menghitung volume dan luas
permukaan balok karena lupa rumusnya. (A12)
- Subjek kesulitan dalam menghitung bilangan
berbentuk pecahan. (A13)
- Subjek tidak dapat menghitung luas sisi balok.
- Subjek lupa rumus luas persegi panjang dan persegi.
(A8, A11)
- Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah
balok karena tidak memahami penggunaan rumus
Pythagoras. (A14)
Soal 1
Soal 2
Soal 3 Soal 4
Soal 5
Soal 6 Soal 7 Soal 8
Soal 10
Subjek B - Subjek dapat menunjukkan semua rusuk dalam
kubus.
Soal 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
- Subjek tidak dapat menunjukkan sisi, namun setelah
mengetahui, subjek dapat langsung menyebutkan
semuanya. (B1)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal sisi, namun
setelah ditunjukkan subjek langsung mengetahui
jumlahnya. (B2)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang. (B3)
- Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal,
(mengaku pernah belajar, namun lupa). (B4)
- Subjek tidak dapat menghitung volume dan luas
permukaan karena lupa rumusnya. (B5)
- Subjek tidak dapat menghitung luas sisi yang
berbentuk persegi, karena lupa rumus luas persegi.
(B6)
- Subjek tidak mengetahui bahwa tinggi kubus sama
dengan rusuk kubus. (B7)
- Subjek tidak begitu lancar dalam menyebutkan unsur-
unsur balok namun dapat menunjukkan dalam
gambar. (B8)
- Subjek dapat menghitung volume dan luas permukaan
balok setelah memahami volume dan luas permukaan
kubus. (B10)
- Subjek lemah dalam perkalian (contohnya 7x7 = 42,
8x6 = 46). (B9)
- Subjek tidak dapat menghitung panjang diagonal
ruang, karena lupa penggunaan rumus Pythagoras.
(B10)
Soal 3 Soal 4
Soal 5
Soal 7 Soal 8
Soal 10
Subjek C - Subjek dapat menyebutkan sisi kubus, namun tidak
dapat menyebutkan semuanya.
- Subjek menyebut nama sisi/bidang dengan tidak sesuai
(misalnya sisi ABCD disebutkan ABDC). (C1)
- Subjek dapat menyebutkan contoh diagonal sisi
namun, tidak lengkap dalam menyebutkan keseluruhan
diagonal sisi pada kubus.
- Subjek tidak mengetahui diagonal ruang
(kemungkinan subjek lupa) sehingga cukup lama
dalam mengidentifikasi diagonal ruang suatu kubus.
(C2)
- Siswa terlihat cepat mengalami kejenuhan belajar,
ditandai ketika subjek menyakan lamanya wawancara
tes ini dan ingin segera menyelesaikan.
- Siswa tidak dapat mengidentifikasi bidang diagonal,
subjek tidak mengetahui wujud dari bidang diagonal
adalah bidang. (C3)
- Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus dengan
benar, namun ketika diminta mencari tutup kubus
dengan diketahui alasnya subjek kebingungan.
- Subjek dapat membayangkan tutup dan alas kubus
dengan bantuan media menyerupai kubus.
Soal 1
Soal 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
- Siswa tidak tidak minat mencari bentuk jaring-jaring
kubus lain. Subjek mengatakan “ga bisa mbak” ketika
diminta mencari bentuk lain. (C4)
- Subjek dapat menghitung volume kubus dengan benar,
namun salah dalam menuliskan satuan volume.
- Subjek tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus
adalah seluruh sisi-sisi yang menyelimuti kubus. (C5)
- Subjek bingung dalam menghitung luas permukaan
kubus dengan diketahui rusuk salah satu sisinya. (C6)
- Subjek tidak mengetahui bagaimana menghitung luas
sisi kubus (subjek lupa rumus luas persegi). (C7)
- Subjek bingung dalam menghitung volume kubus
dengan diketahui luas sisi alasnya. (C8)
- Subjek lupa ketika menyebutkan sisi dari sebuah
balok. (C9)
- Subjek lupa tentang rumus luas persegi panjang. (C10)
- Subjek keliru dalam membagi bilangan 315 : 3 = 15.
(C11)
- Subjek tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang
suatu balok. (C12)
- Subjek lupa tentang rumus Pythagoras.
Soal 3 Soal 4
Soal 5
Soal 7 Soal 8
Soal 10
(Kisi-kisi tes diagnostik, serta hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 5 hal.
126 dan lampiran 15 hal. 156 - 170)
Ketiga subjek mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal kubus
dan balok hampir di semua pokok materi kubus dan balok, sehingga materi
pada soal tes diagnostik ini dibuat sama untuk ketiga subjek dan materinya
mencakup soal-soal yang hampir sama dengan tes awal namun berbentuk
uraian. Ketiga subjek mengerjakan soal tes diagnostik ini secara pribadi.
Subjek yang sudah selesai dalam menyelesaikan soal diagnostik kemudian
langsung diwawancarai tentang proses penyelesaian soal-soal tersebut dan
kesulitan yang dialami.
Wawancara dilakukan dengan pedoman soal diagnostik yang telah
dikerjakan oleh subjek kemudian dibahas satu per satu. Proses wawancara
ini dapat dikategorikan sebagai wawancara diagnostik untuk mencari
kesulitan-kesulitan siswa secara mendalam dan faktor penyebabnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Kesulitan-kesulitan yang ditemukan segera diatasi supaya siswa segera
menyadari kesalahan dalam penyelesaian soal maupun kesalahan dalam
belajarnya. Oleh karena itu, dari wawancara diagnostik ini peneliti
langsung memberikan penanganan langsung dengan menunjukkan
kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek pada masing-masing soal serta
memberi bimbingan secara individual.
6. Hasil wawancara dengan subjek
Hasil wawancara dengan subjek digunakan untuk mengetahui faktor
penyebab kesulitan belajar subjek. Poin-poin pertanyaan dari wawancara
ini mengarah untuk mengungkapkan faktor-faktor di luar materi yang
mungkin menyebabkan subjek mengalami kesulitan belajar dan tidak
diketahui langsung oleh peneliti. Hasil wawancara ini menjadi salah satu
pertimbangan pemberian pengajaran remidial yang dilakukan secara
individual maupun tanya jawab.
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Subjek
SUBJEK A SUBJEK B SUBJEK C
Subjek A belajar jika ada
PR dan jika akan ulangan
saja.
Waktu belajar dirumah
biasanya 2 jam. Hambatan belajar
dirumah adalah televisi.
Hambatan belajar di
sekolah adalah suasana
kelas yang kadang-
kadang tidak kondusif
dan kadang-kadang
subjek terpengaruh
obrolan temannya.
Subjek B jarang belajar
di rumah, belajar jika
akan ulangan saja.
Waktu belajar dirumah
biasanya 1 jam.
Hambatan belajar
dirumah adalah ketika
menjumpai kesulitan
menyelesaikan soal.
Hambatan belajar di
sekolah adalah suasana
kelas yang kadang
ramai, tidak kondusif.
Subjek C belajar jika
pekerjaan rumah sudah
selesai.
Waktu belajar dirumah
adalah 3 jam.
Subjek belajar jika ada
pelajaran matematika.
Hambatan belajar
dirumah adalah adiknya
yang masih kecil dan
sering mengganggu.
Hambatan belajar di
sekolah adalah temannya
yang sering ramai di
kelas.
(transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran 10 - 12 hal. 140 - 145 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7. Metode pengajaran remedial
Peneliti menyusun program remediasi dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan.
Peneliti mempertimbangkan hasil diagnosis yang dilakukan terhadap
masing-masing subjek, yaitu mempertimbangkan hasil tes awal, hasil
tes diagnostik, dan hasil wawancara. Peneliti menganalisis kesulitan
subjek serta faktor penyebab kesulitan yang ditemukan selama proses
diagnostik.
b. Melakukan alternatif tindakan.
Berdasarkan hasil tes awal subjek dan hasil pekerjaan tes diagnostik
subjek, peneliti melakukan berbagai alternatif tindakan antara lain:
1) Mengulangi bahan yang telah diberikan yaitu mengulangi materi
kubus dan balok dengan memberi petunjuk tentang berbagai
istilah yang harus dipahami seperti istilah permukaan, sisi,
diagonal, bidang diagonal, volume, luas permukaan, peneliti
menandai dan menunjukan bagian-bagian yang dianggap penting
dan merupakan kelemahan bagi siswa yang bersangkutan seperti
memahami konsep volume dan luas permukaan, dan membuat
pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud mengarahkan siswa.
2) Mencoba alternatif kegiatan lain yang setara dengan kegiatan
belajar-mengajar yang sudah ditempuhnya, yaitu pengajaran
remedial dengan metode tanya jawab dengan subjek. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan
siswa serta membahas soal-soal tes diagnostik. Metode ini
dianggap sebagai metode yang paling efisien dari segi waktu
sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dan sesuai dengan
tingkat kesulitan yang dialami subjek. Metode tanya jawab
dilakukan secara aktif dengan memberikan kesempatan siswa
untuk menjawab soal-soal diagnostik baik secara lisan maupun
tertulis di papan tulis. Pengajaran remidial dilaksanakan dengan
menekankan materi yang belum dikuasai oleh ketiga siswa.
Pengajaran remedial dilakukan dengan membahas kembali soal
dan jawaban soal tes diagnostik serta membahas pokok-pokok
materi yang menjadi kesulitan subjek, antara lain materi unsur-
unsur kubus dan balok serta ciri-cirinya, materi tentang luas
permukaan dan volume (rancangan pengajaran remedial dapat
dilihat pada lampiran).
c. Evaluasi pengajaran remedial.
evaluasi pengajaran remedial dilakukan dengan memberikan tes akhir
setelah pengajaran remedial dilakukan. Tes ini digunakan untuk
melihat hasil dari pengajaran remedial yang sudah dilakukan dengan
membandingkan hasil tes awal dan tes akhir/tes evaluasi ini, sehingga
didapat data keberhasilan siswa dalam mengatasi kesulitan dilihat dari
data kesulitan yang dapat diatasi dan tidak dapat diatasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
8. Hasil pengajaran remedial
Setelah siswa mengikuti pengajaran remedial siswa diberikan tes
akhir untuk melihat hasil dari kegiatan remediasi. Tes ini juga merupakan
tes evaluasi remedial. Hasil tes akhir dan perbandingannya dengan tes awal
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
NO
SOAL
LETAK KESALAHAN
(TES AWAL)
LETAK KESALAHAN
(TES AKHIR)
SUBJEK
A
SUBJEK
B
SUBJEK
C
SUBJEK
A
SUBJEK
B
SUBJEK
C
1 √ √ √ √ √
2 √ √
3 √ √ √ √
4 √ √ √
5 √
6 √ √ √ √
7 √ √ √
8 √ √
9 √ √ √
10 √ √ √ √ √
11 √ √ √ √
12 √ √ √ √ √ √
13 √ √ √
14 √ √ √ √
15 √ √ √ √
16 √ √ √
17 √ √ √ √
18 √ √ √ √
19 √ √ √ √
20 √
Skor 5 2 4 15 11 14
Berdasarkan hasil tes akhir tersebut, terlihat kesalahan yang
dilakukan oleh masing-masing subjek menurun dan hasil tes subjek
meningkat. Hal ini menjadi bukti bahwa pengajaran remedial yang
dilakukan terhadap subjek cukup membantu mengatasi kesulitan subjek
dalam menyelesaikan soal-soal tentang kubus dan balok. Beberapa poin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kesulitan subjek yang dapat diatasi dan yang belum dapat diatasi dengan
pengajaran remedial ini lebih lanjut akan disajikan dan dibahas secara
detail di sub bab berikutnya.
J. PEMBAHASAN
1. Hasil Proses Diagnosis dan Remediasi
Dari hasil tes awal dan berdasarkan pertimbangan pendapat guru,
diperolehlah subjek A, B, dan C yang diduga mengalami kesulitan belajar
pada pokok materi kubus dan balok dan perlu mendapatkan bantuan
belajar khusus. Ketiga subjek ini adalah siswa yang mendapatkan nilai
terbawah dari hasil tes awal. Sebagai gambaran, subjek A memiliki
karakter pendiam di kelas, subjek B merupakan siswa yang dinilai rawan
dalam artian rawan “bermasalah” di sekolah, dan subjek C merupakan
salah satu siswa yang aktif di kelas. Ketiga subjek ini memiliki kekhasan
sendiri menurut penilaian guru matematika.
a. Hasil diagnosis dan remediasi subjek A
Pada soal tes awal dengan jumlah 20 butir soal, subjek A mengalami
kesalahan sebanyak 15 soal yaitu soal nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 17, 18, dan 19. Dari kesalahan-kesalahan yang
dilakukan subjek ini dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami
kesulitan antara lain sebagai berikut:
1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-
jaring kubus. (soal nomor 3)
3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang
diagonal kubus. (soal nomor 4)
4) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.
(soal nomor 6)
5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang
rusuknya. (soal nomor 8)
6) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling
alasnya. (soal nomor 9)
7) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.
(soal nomor 10)
8) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11)
9) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok. (soal
nomor 12)
10) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok. (soal nomor 13)
11) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan
tingginya. (soal nomor 14)
12) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas
bidang sisinya. (soal nomor 15)
13) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui panjang, lebar,
dan tingginya. (soal nomor 17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
14) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,
panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)
15) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal
nomor 19)
Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik, didapati beberapa
kesulitan yang dialami subjek A antara lain:
1) Tidak dapat menuliskan semua rusuk-rusuk kubus dengan benar.
(A1)
2) Tidak dapat menuliskan semua sisi-sisi kubus dengan benar. (A2)
3) Tidak dapat menuliskan diagonal sisi kubus dengan benar. (A3)
4) Tidak dapat menunjukkan diagonal ruang kubus. (A4)
5) Tidak dapat menunjukkan bidang diagonal kubus. (A5)
6) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan kubus dan
mengaku lupa rumusnya. (A6, A7)
7) Tidak dapat menentukan bidang diagonal balok. (A8)
8) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok dan
mengaku lupa rumusnya. (A11)
9) Tidak dapat menghitung perkalian bilangan bentuk pecahan.
(A12)
10) Tidak dapat menghitung luas persegi dan luas persegi panjang
karena lupa rumusnya. (A10)
11) Tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang balok dan lupa
penggunaan rumus Pythagoras. (A13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Dari hasil tes awal dan tes diagnostik tersebut, dapat disimpulkan
bahwa faktor penyebab kesulitan subjek A dalam menyelesaikan soal
kubus dan balok antara lain sebagai berikut:
1) Subjek kurang memahami tentang unsur-unsur kubus dan balok
dengan benar, misalnya yang mana bidang diagonal dan yang
mana diagonal ruang sehingga menyebabkan subjek tidak dapat
menyebutkan masing-masing unsur kubus dan balok tersebut.
2) Subjek tidak memahami atau lupa rumus luas permukaan dan
volume kubus dan balok yang menjadi dasar dalam menghitung
luas permukaan dan volume. Hal ini dapat disebabkan karena
subjek tidak belajar sebelumnya dan konsep tentang luas
permukaan dan volume kurang dipahami subjek ketika
mempelajarinya di kelas.
3) Lemahnya pengetahuan-pengetahuan dasar subjek mengenai luas
persegi dan persegi panjang, perkalian bilangan bentuk pecahan,
dan rumus Pythagoras. Pengetahuan-pengetahuan dasar tersebut
kurang dikuasai oleh siswa sehingga menyebabkan kesulitan
dalam menghitung luas dan volume kubus dan balok.
4) Subjek memiliki kecenderungan diam ketika di kelas dan pasif
seperti halnya dikatakan oleh guru subjek dan pengamatan
peneliti selama wawancara, ketika dirumah suka menonton
televisi yang menjadi hambatan belajar, sehingga dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
disimpulkan motivasi belajar atau semangat belajar subjek
kurang.
Setelah dilakukan tes diagnostik dan pengajaran remedial
sebanyak satu kali, diperoleh hasil kesulitan-kesulitan yang dapat
diatasi dan belum dapat diatasi oleh subjek, dilihat dari letak
kesalahan tes awal dan tes akhir antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Remediasi Subjek A
NO
SOAL
POKOK
MATERI
HASIL
TES
AWAL
HASIL
TES
AKHIR
KETERANGAN
1 Bagian-bagian
kubus, unsur-
unsur kubus,
dan jaring-
jaring kubus
√ √ Belum dapat diatasi
2 √ -
3 √ Dapat diatasi
4 √
Dapat diatasi
5
Volume dan
luas
permukaan
kubus
-
6 √ Dapat diatasi
7 -
8 √ Dapat diatasi
9 √ Dapat diatasi
10 √ √ Belum dapat diatasi
11 Bagian-bagian
balok, unsur-
unsur balok,
dan jaring-
jaring balok.
√ √ Belum dapat diatasi
12 √ √ Belum dapat diatasi
13 √
Dapat diatasi
14 Volume dan
luas
permukaan
balok
√ Dapat diatasi
15 √ Dapat diatasi
16 -
17 √ Dapat diatasi
18 √ Dapat diatasi
19 Hubungan
balok, kubus
dan prisma.
√ Dapat diatasi
20
-
HASIL
11 soal dapat diatasi,
4 soal belum dapat
diatasi.
Keterangan: √ = jawaban salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dari hasil tes akhir tersebut, beberapa soal tes awal yang
dikerjakan subjek dengan salah kini dapat dikerjakan oleh subjek
dengan benar, dan menjadi kesulitan subjek A yang dapat diatasi
melalui pengajaran remedial ini yaitu:
1) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-
jaring kubus. (soal nomor 3)
2) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang
diagonal kubus. (soal nomor 4)
3) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.
(soal nomor 6)
4) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang
rusuknya. (soal nomor 8)
5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling
alasnya. (soal nomor 9)
6) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13)
7) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan
tingginya.(soal nomor 14)
8) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas
bidang sisinya. (soal nomor 15)
9) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui panjang, lebar,
dan tingginya. (soal nomor 17)
10) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,
panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
11) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal
nomor 19)
Dari hasil tes akhir ini, ada 4 soal yang masih dikerjakan dengan
salah oleh subjek dan menjadi kesulitan subjek A yang belum dapat
diatasi, antara lain:
1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)
2) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.
(soal nomor 10)
3) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11)
4) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok.(soal
nomor 12)
b. Hasil diagnosis dan remediasi subjek B
Pada soal tes awal dengan jumlah 20 butir soal, subjek B mengalami
kesalahan sebanyak 18 soal yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Dari kesalahan-kesalahan yang
dilakukan subjek ini dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami
kesulitan antara lain sebagai berikut:
1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)
2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-
jaring kubus. (soal nomor 3)
3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang
diagonal kubus. (soal nomor 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4) Menentukan volume kubus dengan diketahui panjang rusuknya.
(soal nomor 5)
5) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.
(soal nomor 6)
6) Menentukan volume kubus dengan diketahui luas permukaannya.
(soal nomor 7)
7) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling
alasnya. (soal nomor 9)
8) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.
(soal nomor 10)
9) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11)
10) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok. (soal
nomor 12)
11) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13)
12) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan
tingginya.(soal nomor 14)
13) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas
bidang sisinya. (soal nomor 15)
14) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya,
panjang dan lebarnya. (soal nomor 16)
15) Menentukan luas permukaan balok dengan diketahui panjang,
lebar, dan tingginya. (soal nomor 17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
16) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,
panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)
17) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal
nomor 19)
18) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai prisma. (soal
nomor 20)
Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik, didapati beberapa
kesulitan yang dialami subjek B antara lain:
1) Tidak dapat menuliskan semua sisi-sisi kubus dengan benar. (B1)
2) Tidak dapat menuliskan diagonal sisi kubus dengan benar. (B2)
3) Tidak dapat menunjukkan diagonal ruang kubus. (B3)
4) Tidak dapat menunjukkan bidang diagonal kubus. (B4)
5) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan kubus. (B5,
B6, B7)
6) Tidak dapat menentukan bidang diagonal balok.
7) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok
karena lupa rumusnya. (B10)
8) Tidak dapat menghitung luas persegi karena lupa rumusnya. (B6)
9) Tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang balok dan lupa
penggunaan rumus Pythagoras. (B11)
10) Tidak terampil dalam hitungan perkalian, contohnya 7 x 7 = 42,
8 x 6 = 46. (B9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Dari hasil tes awal dan tes diagnostik, dapat disimpulkan faktor
penyebab kesulitan subjek antara lain sebagai berikut:
1) Subjek kurang memahami tentang unsur-unsur kubus dan balok
dengan benar, misalnya yang mana bidang diagonal dan yang
mana diagonal ruang sehingga menyebabkan subjek tidak dapat
menentukan masing-masing unsur kubus dan balok tersebut.
2) Subjek tidak memahami atau lupa rumus luas permukaan dan
volume kubus dan balok yang menjadi dasar dalam menghitung
luas permukaan dan volume. Hal ini dapat disebabkan karena
subjek tidak belajar sebelumnya dan kurang tertanamnya konsep
luas permukaan dan volume ketika mempelajarinya di kelas.
3) Pengetahuan-pengetahuan dasar subjek mengenai luas persegi
dan persegi panjang, perkalian bilangan bulat dan rumus
Pythagoras kurang dikuasai siswa sehingga menyebabkan
kesulitan dalam menghitung luas dan volume kubus dan balok.
4) Subjek memiliki kecenderungan malas untuk belajar, sehingga
dapat disimpulkan motivasi belajar atau semangat belajar subjek
kurang.
Setelah dilakukan tes diagnostik dan pengajaran remedial
sebanyak satu kali, diperoleh hasil kesulitan-kesulitan yang dapat
diatasi dan belum dapat diatasi oleh subjek dilihat dari letak kesalahan
tes awal dan tes akhir antara lain sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel 4.10 Hasil Remediasi Subjek B
NO
SOAL
POKOK
MATERI
HASIL
TES
AWAL
HASIL
TES
AKHIR
KETERANGAN
1 Bagian-bagian
kubus, unsur-
unsur kubus,
dan jaring-
jaring kubus
√ Dapat diatasi
2 -
3 √ Dapat diatasi
4 √
Dapat diatasi
5
Volume dan
luas
permukaan
kubus
√ Dapat diatasi
6 √ √ Belum dapat diatasi
7 √ √ Belum dapat diatasi
8 -
9 √ Dapat diatasi
10 √ √ Belum dapat diatasi
11 Bagian-bagian
balok, unsur-
unsur balok,
dan jaring-
jaring balok.
√ √ Belum dapat diatasi
12 √ √ Belum dapat diatasi
13 √
Dapat diatasi
14 Volume dan
luas
permukaan
balok
√ Dapat diatasi
15 √ √ Belum dapat diatasi
16 √ Dapat diatasi
17 √ √ Belum dapat diatasi
18 √ √ Belum dapat diatasi
19 Hubungan
balok, kubus
dan prisma.
√ √ Belum dapat diatasi
20 √
Dapat diatasi
HASIL
9 soal dapat diatasi, 9
soal belum dapat
diatasi
Keterangan: √ = jawaban salah.
Dari hasil tes akhir tersebut dapat dilihat kesulitan subjek B yang
dapat diatasi melalui pengajaran remedial yaitu:
1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)
2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-
jaring kubus. (soal nomor 3)
3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang
diagonal kubus. (soal nomor 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4) Menentukan volume kubus yang diketahui panjang rusuknya.
(soal nomor 5)
5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling
alasnya. (soal nomor 9)
6) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13)
7) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan
tingginya.(soal nomor 14)
8) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya,
panjang dan lebarnya. (soal nomor 16)
9) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai prisma. (soal
nomor 20)
Ada 9 nomor soal yang masih dikerjakan dengan salah oleh subjek B
dan menjadi kesulitan yang belum dapat diatasi melalui pengajaran
remedial, antara lain:
1) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.
(soal nomor 6)
2) Menentukan volume kubus yang diketahui luas permukaannya.
(soal nomor 7)
3) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.
(soal nomor 10)
4) Menentukan ciri-ciri balok. (soal nomor 11)
5) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok. (soal
nomor 12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
6) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas
bidang sisinya. (soal nomor 15)
7) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui panjang, lebar,
dan tingginya. (soal nomor 17)
8) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,
panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)
9) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal
nomor 19)
c. Hasil diagnosis dan remediasi subjek C
Pada soal tes awal dengan jumlah 20 butir soal, subjek C mengalami
kesalahan sebanyak 16 soal yaitu soal nomor 1, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12,
13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19. Dari kesalahan-kesalahan yang
dilakukan subjek ini dapat disimpulkan bahwa subjek mengalami
kesulitan antara lain sebagai berikut:
1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)
2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-
jaring kubus. (soal nomor 3)
3) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang
diagonal kubus. (soal nomor 4)
4) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.
(soal nomor 6)
5) Menentukan volume kubus yang diketahui luas permukaannya.
(soal nomor 7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
6) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang
rusuknya. (soal nomor 8)
7) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling
alasnya. (soal nomor 9)
8) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.
(soal nomor 10)
9) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok.(soal
nomor 12)
10) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok. (soal nomor 13)
11) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan
tingginya. (soal nomor 14)
12) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas
bidang sisinya. (soal nomor 15)
13) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya,
panjang dan lebarnya. (soal nomor 16)
14) Menentukan luas permukaan balok dengan diketahui panjang,
lebar, dan tingginya. (soal nomor 17)
15) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,
panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)
16) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal
nomor 19)
Dari hasil tes diagnostik dan wawancara diagnostik, didapati beberapa
kesulitan yang dialami subjek C antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
1) Tidak dapat menuliskan semua sisi-sisi kubus dengan benar. (C1)
2) Tidak dapat menunjukkan diagonal ruang kubus. (C2)
3) Tidak dapat menunjukkan bidang diagonal kubus. (C3)
4) Tidak dapat menghitung luas permukaan kubus karena tidak
mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh sisi-sisi
yang menyelimuti kubus. (C5)
5) Tidak dapat menentukan bidang diagonal balok.
6) Tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan balok
karena lupa rumusnya. (C6, C8)
7) Tidak dapat menghitung luas persegi dan luas persegi panjang
karena lupa rumusnya. (C8, C10)
8) Tidak tepat dalam menghitung pembagian (contohnya 315 : 5 =
15.) (C11)
9) Tidak dapat menghitung panjang diagonal ruang balok dan lupa
penggunaan rumus Pythagoras. (C12)
Dari hasil tes awal dan tes diagnostik, dapat disimpulkan faktor
penyebab kesulitan subjek antara lain sebagai berikut:
1) Subjek kurang memahami tentang unsur-unsur kubus dan balok
dengan benar, misalnya yang mana bidang diagonal dan yang
mana diagonal ruang sehingga menyebabkan subjek tidak dapat
menentukan masing-masing unsur kubus dan balok tersebut.
2) Subjek tidak memahami atau lupa rumus luas permukaan dan
volume kubus dan balok yang menjadi dasar dalam menghitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
luas permukaan dan volume. Hal ini dapat disebabkan karena
subjek tidak belajar sebelumnya dan kurang tertanamnya konsep
luas permukaan dan volume ketika mempelajari di kelas. Subjek
juga tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh
sisi-sisi yang menyelimuti kubus.
3) Pengetahuan-pengetahuan dasar subjek mengenai luas persegi
dan persegi panjang, pembagian bilangan bulat, dan rumus
pythagoras kurang dikuasai siswa sehingga menyebabkan
kesulitan dalam menghitung luas dan volume kubus dan balok.
4) Subjek memiliki kecenderungan banyak mengeluh ketika
mengerjakan soal, sehingga dapat disimpulkan motivasi belajar
atau semangat belajar subjek kurang.
Setelah dilakukannya tes diagnostik dan pengajaran remedial
sebanyak satu kali, diperoleh hasil kesulitan-kesulitan yang dapat
diatasi dan belum dapat diatasi oleh subjek antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Remediasi Subjek C
NO
SOAL POKOK MATERI
HASIL
TES
AWAL
HASIL
TES
AKHIR
KETERANGAN
1 Bagian-bagian kubus,
unsur-unsur kubus,
dan jaring-jaring
kubus
√ √ Belum dapat diatasi
2 √ -
3 √ √ Belum dapat diatasi
4 √ Dapat diatasi
5
Volume dan luas
permukaan kubus
-
6 √ Dapat diatasi
7 √ Dapat diatasi
8 √ Dapat diatasi
9 √ Dapat diatasi
10 √ Dapat diatasi
11 Bagian-bagian balok,
unsur-unsur balok,
-
12 √ √ Belum dapat diatasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
13 dan jaring-jaring
balok.
√
Dapat diatasi
14
Volume dan luas
permukaan balok
√ √ Belum dapat diatasi
15 √ Dapat diatasi
16 √ √ Belum dapat diatasi
17 √ Dapat diatasi
18 √ Dapat diatasi
19 Hubungan balok,
kubus dan prisma.
√ Dapat diatasi
20 -
HASIL
11 soal dapat
diatasi, 5 soal
belum dapat diatasi
Keterangan: √ = jawaban salah.
Dari hasil tes akhir tersebut dapat dilihat kesulitan subjek C yang
dapat diatasi melalui pengajaran remedial yaitu:
1) Menentukan banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang
diagonal kubus. (soal nomor 4)
2) Menentukan volume kubus dengan diketahui keliling alasnya.
(soal nomor 6)
3) Menentukan volume kubus yang diketahui luas permukaannya.
(soal nomor 7)
4) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui panjang
rusuknya. (soal nomor 8)
5) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui keliling
alasnya. (soal nomor 9)
6) Menentukan luas permukaan kubus dengan diketahui volumenya.
(soal nomor 10)
7) Menentukan panjang diagonal ruang suatu balok.(soal nomor 13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
8) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang dan luas
bidang sisinya. (soal nomor 15)
9) Menentukan luas permukaan balok dengan diketahui panjang,
lebar, dan tingginya. (soal nomor 17)
10) Menentukan luas permukaan balok yang diketahui luas alas,
panjang, dan tingginya. (soal nomor 18)
11) Menentukan bangun ruang yang tergolong sebagai balok. (soal
nomor 19)
Terdapat 5 soal yang masih dikerjakan subjek dengan salah sehingga
menjadi kesulitan subjek C yang belum dapat diatasi antara lain:
1) Menentukan bentuk dari bidang diagonal kubus. (soal nomor 1)
2) Menentukan sisi tutup dan sisi alas kubus dari sebuah jaring-
jaring kubus. (soal nomor 3)
3) Menentukan letak suatu titik pada suatu jaring-jaring balok.(soal
nomor 12)
4) Menentukan volume balok dengan diketahui panjang, lebar, dan
tingginya.(soal nomor 14)
5) Menentukan volume balok dengan diketahui luas permukaannya,
panjang dan lebarnya. (soal nomor 16)
Demikian telah dibahas beberapa kesulitan, faktor penyebab,
dan hasil dari proses remediasi terhadap subjek A, subjek B, dan
subjek C. Proses remediasi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
subjek memberi hasil beberapa soal dapat diatasi dan belum dapat
diatasi oleh masing-masing subjek.
Faktor penyebab yang paling tampak mempengaruhi kesulitan
belajar ketiga subjek berdasarkan hasil wawancara diagnostik adalah
minimnya atau lemahnya pengetahuan dasar subjek tentang konsep-
konsep dasar matematika yang menjadi syarat untuk dapat
menyelesaikan soal kubus dan balok (contohnya luas persegi, luas
persegi panjang, rumus Pythagoras, konsep pecahan, perkalian, dan
pembagian). Hal-hal ini diperkuat dengan pernyataan-pernyataan
subjek pada tes diagnostik yaitu (A8), (A10), (A11), (A13), (A14),
(B6), (B9), (B10), (B11), (C8), (C10), (C11), (C12). Kesulitan-
kesulitan ini terjadi juga diduga karena subjek tidak belajar mengenai
materi kubus dan balok sebelumnya. Memperkirakan sebab-sebab
kesulitan belajar juga dilakukan dengan wawancara terhadap subjek
dan guru matematika subjek. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan
sebab-sebab kesulitan subjek dari luar pengamatan langsung oleh
peneliti. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika, dan
dari hasil wawancara dengan subjek sendiri, kemungkinan sebab-
sebab kesulitan belajar antara lain:
1) Faktor intelegensi, ditunjukkan dengan pernyataan guru
matematika yang mengatakan bahwa subjek selalu remidi dalam
setiap tes matematika. Namun penyebab ini tidak dapat dipastikan
melalui penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
2) Sikap dan kebiasaan belajar subjek yang tidak tepat. Ditunjukkan
dari pernyataan subjek yang mengaku jarang belajar (belajar pada
saat akan ulangan saja).
3) Kemampuan dasar yang tidak kuat, berdasarkan pernyataan dari
guru matematika dan hasil wawancara diagnostik.
4) Situasi belajar di sekolah dan di rumah yang tidak mendukung.
(orang tua yang tidak mendukung, lingkungan belajar di sekolah
yang tidak kondusif)
5) Motivasi belajar yang kurang.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kegiatan diagnosis dan
remediasi yang sudah dilakukan terhadap ketiga subjek, dapat dilihat bahwa
keberhasilan subjek dalam menyelesaikan soal tentang kubus dan balok
meningkat dari hasil tes awal sebelum dilakukan kegiatan remediasi.
Rendahnya hasil nilai tes awal yang diperoleh ketiga subjek diindikasikan
subjek mengalami kesulitan di bagian-bagian materi tentang kubus dan
balok yang mencakup hampir di seluruh pokok materi kubus dan balok.
Kesulitan-kesulitan yang dialami subjek telah dijabarkan diatas yang
diuraikan berdasarkan pokok materi yang telah dipelajari dan letak
kesalahan pada tes awal. Selanjutnya faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan dapat diketahui melalui wawancara diagnostik dengan hasil yang
sudah dijabarkan diatas. Proses remediasi yang dilakukan terbukti dapat
membantu mengatasi kesulitan belajar subjek di beberapa bagian materi
tentang kubus dan balok dilihat dari hasil perolehan tes akhir. Keberhasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
subjek pada tes awal dan tes akhir setelah proses remediasi dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.12 Persentase Keberhasilan Subjek
SUBJEK KEBERHASILAN
TES AWAL
KEBERHASILAN
TES AKHIR
A 25 % 75 %
B 10 % 55 %
C 20 % 70 %
Keberhasilan = jumlah jawaban benar
jumlah soal seluruhnya× 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa keberhasilan subjek A
meningkat sebesar 50%, subjek B meningkat sebesar 45%, dan subjek C
meningkat sebesar 50%. Peningkatan keberhasilan ini dapat diamati secara
detail dari tabel perbandingan letak kesalahan di soal tes awal dan tes akhir,
letak kesalahan ketiga subjek menurun pada tes akhir sesudah dilakukannya
proses remediasi. Kesulitan-kesulitan yang dapat diatasi dengan pengajaran
remedial untuk masing-masing subjek telah diuraikan di subbab
sebelumnya.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Peneliti merasa masih kurang detail dalam menganalisis data-data yang
diperoleh dalam penelitian ini dan kurang detail dalam menggali
kesulitan-kesulitan serta faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan
siswa pada materi kubus dan balok.
b. Peneliti mendapatkan jadwal penelitian bersamaan dengan kegiatan
classmeeting siswa sehingga peneliti merasa waktu yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
untuk proses remediasi terlalu singkat. Peneliti berencana melakukan
pengajaran remedial sebanyak dua kali dengan dua tes remedial, namun
karena bersamaan dengan kegiatan classmeeting dan subjek terlibat
didalamnya maka kegiatan pengajaran remedial hanya dilakukan satu
kali dengan satu tes remedial.
c. Peneliti merasa subjek masih mengalami kesulitan-kesulitan di
beberapa bagian materi kubus dan balok dilihat dari hasil penyelesaian
tes akhir, namun peneliti tidak menindaklanjuti untuk mendiagnosis
dan mengatasi kesulitan tersebut karena waktu yang tidak
memungkinkan dilakukannya diagnosis dan remediasi ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang didapat dari
penelitian ini antara lain:
1. Kesulitan yang dialami oleh ketiga subjek pada penyelesaian soal tentang
kubus dan balok meliputi kesulitan untuk menyebutkan unsur-unsur
balok dan kubus khususnya diagonal ruang dan bidang diagonal,
kesulitan untuk mengitung volume dan luas permukaan kubus dan balok
terutama dalam menganalisis soal dan menerapkan rumus volume dan
rumus luas permukaan, serta kesulitan dalam menganalisis unsur kedua
bangun ruang tersebut contohnya ketika subjek diminta menentukan
bentuk dari bidang diagonal kubus, menentukan panjang diagonal ruang
dan menentukan titik sudut dari sebuah jaring-jaring balok.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan-kesulitan yang dialami
subjek antara lain (1) faktor internal yaitu karena persiapan subjek yang
kurang untuk belajar atau subjek tidak belajar materi ini sebelumnya,
meskipun pernah dipelajari di kelas subjek mengaku lupa dan tampak
kurang bersemangat. Hal ini juga menunjukkan kurangnya minat dan
motivasi subjek untuk belajar sehingga keinginan untuk mengerjakan
latihan soal tidak begitu tampak. Faktor internal lain juga karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
lemahnya pengetahuan dasar atau kurang dikuasainya materi prasyarat
seperti luas persegi, luas persegi panjang, dan rumus Pythagoras serta
kurang terampilnya subjek dalam mengoperasikan perkalian bilangan
bulat, pembagian, dan perkalian bilangan pecahan; (2) faktor eksternal
yang berasal dari luar subjek yang kemungkinan menyebabkan kesulitan
belajar antara lain suasana belajar di rumah dan di sekolah yang kurang
mendukung.
3. Pengajaran remedial yang dilakukan terhadap ketiga subjek siswa
dengan menggunakan metode tanya jawab dapat mengatasi kesulitan-
kesulitan yang dialami subjek. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
keberhasilan subjek pada penyelesaian soal tes akhir, dengan hasil
peningkatan subjek A sebesar 50%, subjek B sebesar 45%, dan subjek C
sebesar 50% dari hasil nilai tes awal ketiga subjek.
B. SARAN
1. Bagi Guru
a. Hendaknya guru menekankan pengajaran dengan menggunakan alat
peraga untuk menyampaikan materi yang berhubungan dengan
bangun ruang supaya siswa dapat memahami konsep-konsep bangun
ruang seperti sisi, luas, volume, dan sebagainya dengan baik atau
dengan menggunakan benda yang nyata untuk memvariasi metode
pengajaran yang biasa diterapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b. Hendaknya guru melakukan kegiatan diagnosis dan remediasi pada
akhir materi yang dirasa cukup sulit bagi siswa, tidak hanya setelah
ujian kenaikan kelas supaya kesulitan-kesulitan siswa dapat segera
teratasi untuk melanjutkan ke materi berikutnya dengan baik.
2. Bagi Siswa
a. Hendaknya siswa harus meningkatkan semangat belajar dan harus
aktif, jika takut untuk bertanya dengan guru setidaknya bertanya
kepada orang yang bisa mengatasi kesulitannya ketika belajar.
b. Siswa juga harus sering berusaha melatih kemampuannya dengan
menggunakan latihan-latihan soal supaya keterampilan dasar seperti
perkalian dan pembagian semakin terasah.
3. Bagi Peneliti Pendidikan Matematika
a. Peneliti pendidikan matematika yang akan menggunakan penelitian
ini atau penelitian yang serupa hendaknya dapat memaparkan lebih
detail lagi dalam mendiagnosis untuk menemukan kesulitan siswa dan
menggunakan upaya remediasi dengan metode yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta:
Bumi Aksara.
Budhi, Wono Setya. 2008. Matematika Jilid 2B untuk SMP Kelas VIII Semester 2.
Jakarta: Erlangga.
Daud, Ridwan M.”Mastery Learning: Teori dan Praktis”. Islamic Studies Journal
Vol.1 No.2 Tahun 2013. Diakses pada 5 Desember 2016.
Entang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial. Jakarta:
Dekdikbud.
Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen dan
Penanggulangannya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kartiko Widi, Restu. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mulyadi, H. 2010. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan
Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Nugroho, Yohanes Anton. 2011. It’s Easy.. Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Skripta Media Creative.
Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika
Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Sukino, dan Simangunsong Wilson. 2004. Matematika SMP Jilid 1 untuk kelas VII
Semester 1 & 2. Jakarta: Erlangga.
Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran Panduan
Praktis Bagi Pendidik & Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Tarsidi, Didi. “Belajar Tuntas (Mastery Learning)”.Jurnal Pendidikan Luar Biasa.
Diakses pada 5 Desember 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 1
SOAL TES UJICOBA
Nama : _______________________
No.absen : _______________________
Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang paling benar !
1. Bidang diagonal kubus berbentuk ….
a. persegi c. trapesium
b. persegi panjang d. belah ketupat
2. Perhatikan rangkaian enam persegi berikut ini.
(i) (iii)
(ii) (iv)
Yang merupakan jaring-jaring kubus adalah ...
a. (i), (ii) dan (iii) c. (i), (iii) dan (iv)
b. (i), (ii) dan (iv) d. (ii), (iii) dan (iv)
3. Pada jaring-jaring kubus berikut, jika persegi yang diarsir digunakan sebagai
sisi atas (tutup) kubus, maka yang menjadi alas kubus adalah persegi nomor ….
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
4. Berturut-berturut banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang
diagonal dalam kubus adalah ...
a. 8, 12, 4 c. 12, 4, 6
b. 4, 12, 8 d. 12, 4, 8
5. Sebuah kubus panjang rusuknya s cm, maka volume kubus tersebut adalah ...
a. 4s2 c. s³
b. 6s2 d. 2s³
6. Keliling alas kubus adalah 36 cm. Volume kubus tersebut adalah ….
a. 18 cm³ c. 216 cm³
b. 27 cm³ d. 729 cm³
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
7. Luas permukaan sebuah kubus adalah 384 cm². Volume kubus tersebut adalah
….
a. 972 cm³ c. 324 cm³
b. 512 cm³ d. 81 cm³
8. Sebuah kubus panjang setiap rusuknya s cm, maka luas seluruh permukaan
kubus tersebut adalah ...
a. s³ c. 4s2
b. 2s³ d. 6s2
9. Luas seluruh permukaan sebuah kubus yang keliling sisi alasnya 20 cm adalah
….
a. 150 cm² c. 250 cm²
b. 200 cm² d. 300 cm²
10. Luas permukaan kubus yang volumenya 343 cm³ adalah ….
a. 64 cm² c. 128 cm²
b. 96 cm² d. 294 cm²
11. Perhatikan pernyataan berikut ini:
(i). Semua diagonal ruang pada balok sama panjang.
(ii). Semua diagonal sisi pada balok sama panjang,
(iii). Semua bidang diagonal balok berupa persegi panjang yang kongruen.
(iv). Banyak bidang diagonal pada balok ada 6 buah.
Pernyataan yang benar adalah ....
a. (i) dan (iv) c. (ii) dan (iv)
b. (i) dan (iii) d. (ii) dan (iii)
12. Gambar di samping adalah jaring-jaring balok ABCD.EFGH. Letak titik E
ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
13. Sebuah balok berukuran panjang 10 cm, lebar 7 cm, dan tinggi 5 cm. Panjang
diagonal ruang balok tersebut adalah ….
a. 22 cm c. 174 cm
b. 44 cm d. 350 cm
14. Sebuah balok dengan panjang x cm, lebar y cm, tinggi z cm. Volume balok
tersebut adalah ....
a. 2x + y + z c. xyz
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
b. 2x + 2y + 2z d. 2xyz
15. Pada balok ABCD.EFGH di samping, panjang AB = 9 cm, luas ABCD = 36
cm² dan luas bidang ABFE = 54 cm². Volume balok adalah ….
a. 216 cm³ c. 486 cm³
b. 324 cm³ d. 1.994 cm³
16. Luas permukaan balok adalah 376 cm². Panjang balok = 10 cm dan lebarnya =
8 cm. Volume balok adalah ….
a. 240 cm³ c. 752 cm³
b. 480 cm³ d. 960 cm³
17. Sebuah balok berukuran panjang = p cm, lebar = l cm, tinggi = t cm. Luas sisi
balok tersebut adalah ...
a. P + l + t c. 2p + 2l + 2t
b. 2 x p x l x t d. 2pl + 2pt + 2lt
18. Luas alas sebuah balok 112 cm², panjang balok = 14 cm, tingginya = 5 cm. Luas
permukaan balok adalah ….
a. 182cm² c. 444 cm²
b. 222 cm² d. 560 cm²
19. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai balok ?
1 2 3 4
a. 2 c. 1, 2, dan 4
b. 1 dan 2 d. 1
20. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai prisma ?
1 2 3 4
a. 1,2,3,4 c. 3,4
b. 1,2,4 d. 3
~Selamat mengerjakan~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 2
PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS SOAL TES UJICOBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 3
SOAL TES AWAL
Nama : _______________________
No.absen : _______________________
Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang paling benar !
1. Bidang diagonal kubus ABCD.EFGH berbentuk ….
a. persegi c. trapesium
b. persegi panjang d. belah ketupat (yang bukan persegi panjang)
(yang bukan persegi)
2. Perhatikan rangkaian enam persegi berikut ini.
(i) (iii)
(ii) (iv)
Yang merupakan jaring-jaring kubus adalah ...
a. (i) dan (ii) c. (ii) dan (iv)
b. (i) dan (iv) d. (iii) dan (iv)
3. Pada jaring-jaring kubus berikut, jika persegi yang diarsir digunakan sebagai sisi
atas (tutup) kubus, maka yang menjadi alas kubus adalah persegi nomor ….
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
4. Berturut-berturut banyaknya diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal
dalam kubus adalah ...
a. 8, 12, 6 c. 12, 4, 6
b. 4, 12, 8 d. 12, 4, 8
5. Sebuah kubus panjang rusuknya s cm, maka volume kubus tersebut adalah ...
a. 4s2 c. s³
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
b. 6s2 d. 2s³
6. Keliling alas kubus adalah 36 cm. Volume kubus tersebut adalah ….
a. 18 cm³ c. 216 cm³
b. 27 cm³ d. 729 cm³
7. Luas permukaan sebuah kubus adalah 384 cm². Volume kubus tersebut adalah ….
a. 972 cm³ c. 324 cm³
b. 512 cm³ d. 81 cm³
8. Sebuah kubus panjang setiap rusuknya s cm, maka luas seluruh permukaan kubus
tersebut adalah ...
a. s³ c. 4s2
b. 2s³ d. 6s2
9. Keliling sisi alas sebuah kubus adalah 20 cm. Luas seluruh permukaan kubus
tersebut adalah ….
a. 150 cm² c. 250 cm²
b. 200 cm² d. 300 cm²
10. Volume sebuah kubus adalah 64 cm³. Luas permukaan kubus tersebut adalah ….
a. 64 cm² c. 128 cm²
b. 96 cm² d. 384 cm²
11. Perhatikan pernyataan berikut ini:
(i). Semua diagonal ruang pada balok sama panjang.
(ii). Semua diagonal sisi pada balok sama panjang,
(iii). Semua bidang diagonal balok berupa persegi panjang yang sama
ukurannya.
(iv). Banyak bidang diagonal pada balok ada 6 buah.
Pernyataan yang benar adalah ....
a. (i) dan (iv) c. (ii) dan (iv)
b. (i) dan (iii) d. (ii) dan (iii)
12. Gambar di samping adalah jaring-jaring balok PQRS.TUVW. Letak titik U
ditunjukkan oleh nomor ….
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
13. Sebuah balok berukuran panjang 10 cm, lebar 7 cm, dan tinggi 5 cm. Panjang
diagonal ruang balok tersebut adalah ….
a. 22 cm c. 174 cm
b. 44 cm d. 350 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
14. Sebuah balok dengan panjang x cm, lebar y cm, tinggi z cm. Volume balok tersebut
adalah ....
a. 2x + y + z c. xyz
b. 2x + 2y + 2z d. 2xyz
15. Pada balok ABCD.EFGH di samping, panjang AB = 9 cm, luas ABCD = 36 cm²
dan luas bidang ABFE = 54 cm². Volume balok adalah ….
a. 216 cm³ c. 486 cm³
b. 324 cm³ d. 1.994 cm³
16. Luas permukaan balok adalah 376 cm². Panjang balok = 10 cm dan lebarnya = 8
cm. Volume balok adalah ….
a. 240 cm³ c. 752 cm³
b. 480 cm³ d. 960 cm³
17. Sebuah balok berukuran panjang p cm, lebar l cm, tinggi t cm. Luas permukaan
balok tersebut adalah ...
a. p + l + t c. 2p + 2l + 2t
b. 2 x p x l x t d. 2pl + 2pt + 2lt
18. Luas alas sebuah balok 21 cm², panjang balok = 7 cm, tingginya = 4 cm. Luas
permukaan balok adalah ….
a. 49 cm² c. 231 cm²
b. 122 cm² d. 588 cm²
19. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai balok ?
1 2 3
a. 1 c. 1, 2
b. 2 d. 1, 2, 3
20. Manakah dari bangun ruang berikut yang tergolong sebagai prisma ?
1 2 3
a. 1 c. 1, 2
b. 2 d. 1, 2, 3
7 cm
4 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN SOAL TES AWAL
1 B 11 A
2 C 12 A
3 C 13 C
4 C 14 C
5 C 15 A
6 D 16 B
7 B 17 D
8 D 18 B
9 A 19 C
10 B 20 D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 5
KISI-KISI SOAL TES DIAGNOSTIK
MATERI INDIKATOR NOMOR
BUTIR SOAL
KUBUS
Menyebutkan
unsur-unsur
kubus
Menggambar
jaring-jaring
kubus
Menghitung
luas
permukaan dan
volume kubus
1
1
2
Sebutkan unsur-unsur kubus ABCD.EFGH
dalam kolom-kolom berikut ini!
Gambarkan 1 macam jaring-jaring kubus!
Diketahui kubus ABCD.EFGH, panjang
setiap rusuknya adalah 5 cm. Hitunglah:
a. Volume kubus
b. Luas permukaan kubus
Sisi alas sebuah kubus adalah 25 cm².
Hitunglah:
a. Luas permukaan kubus
b. Volume kubus
BALOK
Menyebutkan
unsur-unsur
balok
Menghitung
luas
permukaan dan
volume balok
1
3
Sebutkan unsur-unsur balok PQRS.TUVW
dalam kolom-kolom berikut ini !
Hitunglah volume balok yang memiliki
panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Diketahui panjang balok 8 cm, lebar balok
7 cm, dan luas sisi balok yang diarsir adalah
42 cm². Hitunglah:
a. Volume balok
b. Luas permukaan balok
Rio memiliki bak berbentuk balok dengan
tinggi 50 cm, lebar 70 cm, dan panjang 90
cm. Bak tersebut diisi air. Berapa banyak
air yang dibutuhkan untuk mengisi 2/3
bagian bak milik Rio ?
HUBUNGAN
KUBUS &
BALOK
Menyatakan
hubungan
antara kubus
dan balok
1 Berdasarkan ciri-ciri balok, apakah kubus
merupakan sebuah balok?
RUMUS
PYTHAGORAS
Menganalisis
salah satu
unsur balok,
yaitu diagonal
balok dengan
menerapkan
rumus
Pythagoras.
1
3 cm
2 cm
5 cm
Berapa panjang diagonal ruang tersebut ?
8 cm
7 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 6
SOAL TES DIAGNOSTIK
Nama : _______________________
No.absen : _______________________
Petunjuk : Kerjakan soal-soal di bawah ini. Mulailah dari soal yang menurut kalian
mudah.
1. Sebutkan unsur-unsur kubus ABCD.EFGH dalam kolom-kolom berikut ini!
No. Unsur
kubus Unsur yang dimaksud jumlah
1 Titik sudut A, B, C, D, E, F, G, H 8
2 Rusuk
3 Sisi
4 Diagonal
sisi
5 Diagonal
ruang
6 Bidang
diagonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
2. Gambarkan 1 macam jaring-jaring kubus!
Jawab:
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH, panjang setiap rusuknya adalah 5 cm. Hitunglah:
c. Volume kubus
d. Luas permukaan kubus
Jawab :
4. Sisi alas sebuah kubus adalah 25 cm². Hitunglah:
c. Luas permukaan kubus
d. Volume kubus
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
5. Sebutkan unsur-unsur balok PQRS.TUVW dalam kolom-kolom berikut ini!
No. Unsur
balok Unsur yang dimaksud jumlah
1 Titik sudut P, Q, R, S, T, U, V, W 8
2 Rusuk
3 Sisi
4 Diagonal
sisi
5 Diagonal
ruang
6 Bidang
diagonal
6. Hitunglah volume balok yang memiliki panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5
cm !
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
7. Diketahui panjang balok 8 cm, lebar balok 7 cm, dan luas sisi balok yang diarsir
adalah 42 cm². Hitunglah:
c. Volume balok
d. Luas permukaan balok
Jawab:
8. Rio memiliki bak berbentuk balok dengan tinggi 50 cm, lebar 70 cm, dan panjang
90 cm. Bak tersebut diisi air. Berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mengisi
2/3 bagian bak milik Rio ?
Jawab:
9. Berdasarkan ciri-ciri balok, apakah kubus merupakan sebuah balok?
8 cm
7 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN SOAL TES DIAGNOSTIK
1. Sebutkan unsur-unsur kubus ABCD.EFGH dalam kolom-kolom berikut ini!
No. Unsur
kubus Unsur yang dimaksud jumlah
1 Titik sudut A, B, C, D, E, F, G, H 8
2 Rusuk AB, BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE,
BF, CG, DH 12
3 Sisi ABCD, EFGH, ABFE, BCGF, CDHG,
ADHE 6
4 Diagonal
sisi
AC, BD, EG, FH, AF, BE, CF, BG, CH,
DG, DE, AH 12
5 Diagonal
ruang AG, BH, CE, DF 4
6 Bidang
diagonal
ABGH, CDEF, BCHE, ADGF, ACGE,
BDHF 6
2. Gambarkan 1 macam jaring-jaring kubus!
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
3. Diketahui kubus ABCD.EFGH, panjang setiap rusuknya adalah 5 cm. Hitunglah:
e. Volume kubus
f. Luas permukaan kubus
Jawab :
a. Volume = s x s x s
= 5 x 5 x 5
= 125 cm3
b. Luas permukaan = 6s2
= 6 x 25
= 150 cm2
4. Sisi alas sebuah kubus adalah 25 cm². Hitunglah:
e. Luas permukaan kubus
f. Volume kubus
Jawab:
Luas alas kubus = 25 cm²
Luas alas kubus berbentuk persegi sehingga panjang sisi alas (rusuk) = 5 cm
a. Luas permukaan = 6s2
= 6 x 25
= 150 cm2
b. Volume = s x s x s
= 5 x 5 x 5
= 125 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
5. Sebutkan unsur-unsur balok PQRS.EFGH dalam kolom-kolom berikut ini!
No. Unsur
balok Unsur yang dimaksud jumlah
1 Titik sudut P, Q, R, S, T, U, V, W 8
2 Rusuk PQ, QR, RS, PS, TU, UV, VW, TW, PT,
QU, RV, SW 12
3 Sisi PQRS, TUVW, PQUT, QRVU, RSWV,
PSWT 6
4 Diagonal
sisi
PU, QT, RW, SV, RU, QV, ST, PW, PR,
QS, TV, UW 12
5 Diagonal
ruang RT, PV, QW, SU 4
6 Bidang
diagonal
PQVW, RSTU, QRWT, PSVU, QSWU,
PRVT 6
6. Hitunglah volume balok yang memiliki panjang 10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5
cm !
Jawab:
Volume = p x l x t
= 10 x 8 x 5
= 400 cm3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
7. Diketahui panjang balok 8 cm, lebar balok 7 cm, dan luas sisi balok yang diarsir
adalah 42 cm². Hitunglah:
e. Volume balok
f. Luas permukaan balok
Jawab:
a. Volume = p x l x t
= 8 x 7 x 6
= 336 cm3
b. Luas permukaan = 2pl + 2pt + 2lt
= (2.8.7) + (2.8.6) + (2.7.6)
= 116 + 96 + 84
= 296 cm2
8. Rio memiliki bak berbentuk balok dengan tinggi 50 cm, lebar 70 cm, dan panjang
90 cm. Bak tersebut diisi air. Berapa banyak air yang dibutuhkan untuk mengisi
2/3 bagian bak milik Rio ?
Jawab:
Volume bak = p x l x t
= 50 x 70 x 90
= 315.000 cm3
Volume air = 2
3× 315.000 cm3 = 210.000 cm3
9. Berdasarkan ciri-ciri balok, apakah kubus merupakan sebuah balok?
Ya, karena balok merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang
daerah persegi panjang yang masing-masing pasangnya kongruen, dalam hal ini
kubus dibatasi oleh tiga pasang daerah persegi yang kongruen, dimana persegi
merupakan persegi panjang.
8 cm
7 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
10. Berapa panjang diagonal ruang tersebut?
3 cm
2 cm
5 cm
Jawab:
Dengan rumus pythagoras :
Diagonal sisi alas = √25 + 4 = √29
Diagonal ruang balok = √29 + 9 = √38 cm
Diagonal sisi alas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 8
PEDOMAN WAWANCARA
SISWA
1. Bagaimana cara belajarmu di rumah?
2. Berapa waktu belajarmu dirumah?
3. Apa kesulitan atau hambatanmu belajar ketika di rumah?
4. Apakah sering mengerjakan PR dirumah?
5. Bagaimana cara mengajar gurumu di sekolah?
6. Apakah kamu menyukai cara atau metode belajar yang dilakukan guru?
7. Bagaimana suasana kelas ketika belajar?
8. Bagaimana sikapmu ketika belajar di kelas?
9. Bagaimana sikap teman-temanmu ketika belajar di kelas?
10. Apakah kamu sering mencatat materi pelajaran?
11. Apa kesulitanmu atau hambatanmu ketika belajar di kelas?
12. Bagaimana kamu mengatasi kesulitanmu itu?
13. Bagaimana jika kamu mendapatkan nilai ulangan yang jelek?
14. Apakah kamu mengikuti ekstrakulikuler atau kegiatan organisasi di rumah?
GURU MATEMATIKA
1. Bagaimana kesan bapak terhadap subjek?
2. Bagaimana sikap subjek ketika belajar di sekolah?
3. Apakah subjek sering bermasalah di sekolah?
4. Menurut bapak, apa yang menyebabkan nilai subjek rendah atau prestasi
matematikanya rendah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 9
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU
Keterangan:
P: Peneliti
J: Jawaban Narasumber
1. P: “Selamat siang Pak Tatak, saya ingin mewawancarai bapak, bagaimana kesan
bapak terhadap subjek ?”
J: “Kesan secara umum, Subjek B awalnya dulu adalah anak yang susah dipegang,
sekarangpun masih menjadi target siswa yang was-was, ndrawasi/rawan, namun sejauh ini
masih bisa dihandel, artinya tidak begitu sulit, masih punya rasa takut, tapi masih jadi
target, tapi lolos kelas 8 ini masih tidak masalah. Subjek C dari awal anaknya aktif, terlalu
aktif, jadi ada batasan-batasan yang harus di rem, tapi dengan saya dia diam. Tapi gapapa,
tapi kalo Subjek A memang anaknya pendiem, ada tingkat kesulitan sendiri, cemerlang
juga tidak, ya standar mereka semua.”
2. P: “Bagaimana sikap subjek ketika belajar di sekolah?”
J: “Kalo belajar, sejauh ini dengan saya kalau disuruh belajar ya blajar, Cuma
kedalamannya dia paham atau tidak paham itu nomor sekian, hasilnya memang selama ini
kurang memuaskan, selalu remidi, tapi kalau Subjek C tidak selalu, tapi Subjek A dan
Subjek B paling rendah di kelas tidak, tapi memang butuh perhatian khusus. Sedangkan
anak disini kan terlalu kompleks, kemampuannya tidak sama, kadang-kadang ada sisi yang
terabaikan, terlewatkan begitu saja, biasanya kalo dilihat dari hasil, hasil itu kan tidak
sesuai dengan kenyataan. Terlebih secara pribadi dengan saya mereka tegang, tidak hanya
di kelas, ketika saya lewat juga. Nggatau anak kesannya kalau dengan saya kok seperti itu,
lebih gugup, Si Subjek C itu kalau dengan saya gugup, kalau Subjek A ya kaya gitu diem,
kalau Subjek B ya takutnya ada.”
3. P: “Apakah subjek sering bermasalah di sekolah?”
J: “Tidak bermasalah.”
4. P: “Menurut bapak, apa yang menyebabkan nilai subjek rendah atau prestasi
matematikanya rendah?” J: “Satu, dasarnya gak kuat, kemudian SMP kelas 8 lebih susah dikendali, pikirannya itu
dimana-mana, kelas 8 tipenya kaya gitu, fokusnya kurang, paling kecil nggak paling gede
juga nggak, jadi mereka lebih mencari jati diri, jadinya pelajarannya agak turun, ya karena
masalah seperti itu, kadang kalau dirumah, misal di SD pinter gitu ya, karena orangtuanya
tambah-tambahan perkalian pembagian mungkin bisa tlaten ngajari, pas SMP aljabar itu
apa, bagaimana.. ya orangtua lepas, udah ngga ngerti apa-apa, bingung, beratnya gitu,
waktu SD anak masih diloloh orangtua, pas SMP orangtua lepas, full di sekolah, pasrah
sekolah, padahal di sekolah cuma beberapa menit matematikanya, waktu dirumah kalau
anak mengerjakan PR ya orangtua taunya belajar, nggak tau tapi belajar apa, tapi kalau
kelas 9 sudah sadar ya enak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 10
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUBJEK A
Keterangan:
P: Peneliti
S: Subjek
P: “Kalau dirumah, bagaimana kamu cara
belajarnya?”
S: “Ditunggu kakak.”
P: “Caranya bagaimana? misal baca buku apa
latihan soal?”
S: “Kadang baca.”
P: “Tiap hari belajar?”
S: “Nggak, kalau ada PR sama ulangan aja.”
P: “Biasanya waktu belajarmu berapa jam?”
S: “2 jam atau 2 jam lebih. jam 7 biasanya.”
P: “Hambatanmu belajar dirumah apa?”
S: “Nyetel tv.”
P: “Selain itu?”
S: “Udah.”
P: “Kamu sering mengerjakan PR?”
S: “Kadang.”
P: “Cara mengajar guru di sekolah
bagaimana dalam pelajaran matematika?”
S: “Kadang pake alat peraga, kadang suruh
buat apa gitu dari kertas-kertas, tapi cuma
kadang-kadang.”
P: “Seringnya bagaimana cara
mengajarnya?”
S: “Biasanya cuma dari papan tulis.”
P: “Pakai latihan soal nggak?”
S: “Pakai juga.”
P: “Seringnya jelasin?”
S: “Ya”.
P: “Kamu suka dengan cara mengajarnya
seperti itu nggak?”
S: “Lumayan.”
P: “Gampang nangkapnya nggak?”
S: “Kadang iya, kadang susah nangkep.”
P: “Kalau susah nangkep diem?”
S: “Ya nggak, tanya temennya.”
P: “Biasanya duduk dimana?”
S: “Depan.”
P: “Suasana kelas bagaimana?”
S: “Sering gojek, rame, kalo yang
dibelakang. Kalo pas gurunya galak yaudah
pada diem.”
P: “Terus kamu waktu belajar di sekolah
bagaimana?”
S: “Kadang terganggu, terus kadang ikut
temennya ngobrol.”
P: “Misal ada yang menjelaskan,
mendengarkan tidak?”
S: “Kadang iya, kadang nggak.”
P: “Sikap temanmu bagaimana?”
S: “Kadang ada yang nakal, pas pelajaran
rame, ngobrol sendiri.”
P: “Waktu pelajaran kamu sering mencatat?”
S: “Pas kalo ada yang ditulis di papan tulis ya
dicatat.”
P: “Hambatanmu belajar di kelas apa?”
S: “Kadang ada yang ngomong sendiri, terus
terpengaruh pembicaraannya.”
P: “Kalau kamu mendapat nilai ulangan jelek
kamu bagaimana?”
S: “Minta les.”
P: “Les dimana?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
S: “Di Pandowoharjo.”
P: “Kamu ikut ektrakulikuler nggak to? kamu
ikut ekstra apa?”
S: “Karate.”
P: “Mengganggu belajarmu nggak?”
S: “Nggak juga.”
P: “Kamu karate sampai sore nggak?”
S: “Nggak.”
P: “Waktunya kapan?”
S: “Jumat.”
P: “Kamu nggak kecapean?”
S: “Ya capek.”
P: “Paginya bikin malas sekolah nggak?”
S: “Yo nggak.”
P: “Kamu di rumah ikut acara organisasi?”
S: “Nggak.”
P: “Mungkin cukup, itu aja makasih yaaa.."
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 11
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUBJEK B
Keterangan
P: Peneliti
S: Subjek
P: “Cara belajarmu dirumah bagaimana?”
S: “Kadang-kadang belajar dan ya.. jarang
belajar sih, biasanya pas mau ulangan aja.”
P: “Kalo paginya ada matematika?”
S: “Ya, nggak belajar, hehehe..”
P: “Kalo belajar, berapa waktunya?”
S: “1 jam.”
P: “Jam berapa?”
S: “Jam7-8.”
P: “Kalau belajar dirumah biasanya
hambatannya apa?”
S: “Kalau ada yg susah terus bingung
ngerjainnya.”
P: “Lalu?”
S: “Biasanya cari diiternet, kalo nggak bisa
dilompati, kadang tanya sama kakak, kakak
sepupu.”
P: “Dirumah sering mengerjakan PR?”
S: “Iya kalau ada PR tak kerjain.”
P: “Kalau PR ada yang susah bagaimana?”
S: “Suruh bantuin kakak.”
P: “Kalau di sekolah gimana cara mengajar
guru?”
S: “Kadang asik kadang nggak, kadang
pelajarannya gampang masuk dipikiran,
kadang-kadang susah gitu.”
P: “Caranya mengajarnya bagaimana?”
S: “Enak kok, caranya pelan tapi semua
murid bisa tahu caranya, diterangin sampai
muridnya tahu.”
P: “Nggak pakai soal po?”
S: “Kadang suruh ngerjain soal kalo Pak
Tatak, ditinggal gitu kadang-kadang, kalo
ada tugas dari dinas.”
P: “Kamu senang tidak sama cara mengajar
guru?”
S: “Seneng, gampang gitu dipelajarinya,
mudah diterima.”
P: “Kalau suasana kelas ketika belajar
bagaimana?”
S: “Kalo pas ditinggal Pak Tatak ya pada
rame, pas ada Pak Tatak pada ngerjain gitu,
ramenya gojek gitu.”
P: “Sikap belajar kamu di kelas bagaimana
pas pelajaran matematika?”
S: “Kadang-kadang anteng, kadang bicara
sendiri sama temen.”
P: “Sikap teman-temanmu bagaimana?”
S: “Kalo temen-temen banyak yang bicara
sendiri, kadang nggak ndengerin penjelasan
guru gitu.”
P: “Terus waktu pelajaran sering mencatat
tidak?”
S: “Ya nyatet, yang penting-penting gitu.”
P: “Hambatan ketika belajar di kelas apa?”
S: “Kalo temen-temen pada rame gitu susah.”
P: “Kamu kalau duduk dimana?”
S: “Ditengah.”
P: “Oya, kalo kamu dapat nilai ulangan jelek
bagaimana?”
S: “Minta remidi, kalo semua jelek kadang
terus disuruh remidi.”
P: “Terus usahanya apa?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
S: “Ya lebih giat belajar aja biar bisa
ngerjain soal-soalnya itu.”
P: “Kamu ikut ekstrakulikuler tidak?”
S: “Ya, ikut keterampilan.”
P: “Itu mengganggu tidak?”
S: “Nggak.”
P: “Kalau di rumah ikut organisasi tidak?”
S: “Ya cuma pemuda, ngumpul-ngumpul
pemuda.”
P: “Kegiatannya banyak tidak?”
S: “Kalo sore voli, kalo ada rapat ikut.”
P: “Mengganggu belajarmu tidak?”
S: “Nggak.”
P: “Nggak kecapean gitu?”
S: “Nggak.”
P: “Mungkin cukup sekian, terimakasih ya..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 12
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SUBJEK C
Keterangan:
P: Peneliti
S: Subjek
P: “Kalau dirumah cara belajarmu
bagaimana?”
S: “Kalau pekerjaan rumah udah selesai.”
P: “Belajar matematikanya bagaimana?”
S: “Yaitu.. buka buku tapi nggak satu buku.”
P: “Biasa belajar setiap hari?”
S: “Nggak juga, kalo ada pelajaran
matematika aja.”
P: “Waktu belajar dirumah berapa jam?”
S: “Dari jam enam sampai jam sembilan.”
P: “Kalau balajar dirumah hambatannya
apa?”
S: “Adik.”
P: “Adiknya kenapa? Mengganggu?”
S: “Iya, adeknya masih kecil.”
P: “Kalau ada kesulitan-kesulitan
bagaimana?”
S: “Kalau berangkat sekolah paginya tanya
temen.”
P: “Sering mengerjakan PR tidak?”
S: “Iya, kalo yang ngga bisa dilewati.”
P: “Yang dilewati itu terus bagaimana?”
S: “Tanya temen paginya.”
P: “Bagaimana gurumu mengajar
disekolah?”
S: “Mengajarnya itu ngasih soal, ditinggal
terus dikumpul.”
P: “Biasanya tiap hari begitu?”
S: “Nggak juga sih, kalau ngasih soal.”
P: “Tiap pertemuan apa kadang-kadang?”
S: “Tiap petertemuan.”
P: “Kamu senang tidak dengan cara mengajar
sepeti itu?”
S: “Senang.”
P: “Mengapa?”
S: “Kalau ditunggu gurunya takut, kalau
ditinggal kan bisa tanya temennya.”
P: “Kalau waktu pelajaran matematika
bagaimana?“
S: “Rame, kalo ada gurunya ngga rame.”
P: “Kalo waktu belajar sikapmu bagaimana?”
S: “Kalau gurunya jelasin ya ndengerin,
suruh ngerjain ya ngerjain.”
P: “Sering ngobrol?”
S: “Nggak, samping kiri kanan cowok.”
P: “Duduknya dimana?”
S: “Belakang, urut absen.”
P: “Sikap teman waktu pelajaran
bagaimana?”
S: “Kalau dikasih tahu nggak mau ndengerin,
rame.”
P: “Kamu dikelas sering mencatat?”
S: “Nggak. Eh kadang-kadang sih kalau
gurunya suruh nyatet ya nyatet.”
P: “Dikelas hambatanmu apa?”
S: “Temen-temennya rame.”
P: “Kalau mendapat nilai ulangan jelek
bagaimana?”
S: “Takut mbak.”
P: “Mengapa?”
S: “Nanti itu kan untuk rapot, takutnya ada
nilai merah.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
P: “Lalu usahamu bagaimana?”
S: “Belajar.”
P: “Kamu ikut ekstrakulikuler?”
S: “Ikut, Bahasa Inggris.”
P: “Dirumah ikut organisasi?”
S: “Pemuda.”
P: “Kegiatannya banyak tidak?”
S: “Nggak.”
P: “Mengganggu belajarmu tidak?”
S: “Nggak.”
P: “Oh ya, mungkin gitu dulu, terimakasih
ya..”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 13
RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL
Satuan Pendidikan : SMP Kanisius Sleman
Kelas/Semester : VIII A/Genap
Mata Pelajaran : Matematika
No. Langkah-langkah Keterangan
1. Kegiatan Awal
- Peneliti memberi salam kepada peserta
didik.
- Peneliti mengingatkan kembali tentang
materi tes kubus dan balok yang pernah
diberikan.
10 menit
2. Kegiatan Inti
- Peneliti menerangkan kubus dan balok serta
unsur-unsurnya.
- Peneliti menerangkan konsep luas
permukaan dan volume kubus dan balok.
- Peneliti membahas kembali soal tes
diagnostik dan melakukan tanya jawab
dengan peserta didik.
40 menit
3. Kegiatan Akhir
- Peneliti memberikan tes akhir kepada peserta
didik.
100 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiran 15
ANALISIS TES DIAGNOSTIK (SUBJEK A)
SOAL 1
- Subjek dapat menunjukan titik sudut kubus.
- Subjek dapat menunjukkan rusuk kubus dengan benar,
namun salah dalam penulisan. (A1)
- Subjek ragu dalam menentukan sisi kubus dan salah
menuliskan nama sisi. (A2)
(Peneliti menunjukkan benda menyerupai kubus
kemudian subjek dapat menunjukkan sisi kubus dengan
bantuan media tersebut)
- Subjek dapat menunjukkan diagonal sisi, namun salah
dalam penulisan namanya.(A3)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang. (A4)
(Peneliti menjelaskan contoh diagonal ruang kemudian
meminta subjek mencari yang lain)
- Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal.(A5)
(Peneliti menunjukan satu contoh bidang diagonal,
kemudian meminta subjek mencari yang lain)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
SOAL 3
- Subjek tidak dapat menghitung volume kubus, dan
mengaku lupa rumusnya.(A6)
- Subjek tidak dapat menentukan luas permukaan kubus
dan mengaku tidak tahu rumusnya. (A7)
(Peneliti menjelaskan cara menentukan volume dan luas
permukaan kubus dengan bantuan benda menyerupai
kubus dan menyarankan subjek untuk tidak hanya
menghafalkan rumusnya saja. )
SOAL 2
Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus. (Peneliti
mengecek pemahaman subjek dengan menentukan alasnya
kemudian meminta subjek menunjukkan mana yang menjadi
tutup, lalu subjek menunjukan tutupnya dengan benar).
SOAL 4
- Subjek dapat menghitung luas permukaan kubus dengan
bantuan alat peraga yang menyerupai kubus, sehingga
dapat membayangkan bahwa kubus memiliki 6 sisi yang
kongruen.
- Subjek mengetahui rumus mencari volume namun subjek
tampak kurang memahami luas persegi, sehingga untuk
menentukan panjang rusuk perlu diarahkan. (A8)
(Peneliti mengarahkan subjek untuk mencari rusuk
dengan menguraikan luas sisi alas)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
SOAL 5
- Subjek dapat menunjukkan sisi dan rusuk balok, namun
tidak menyebutkan dengan lengkap.
- Subjek masih sedikit ragu dalam menentukan bidang
diagonal.(A9)
(Peneliti menjelaskan seperti halnya dalam kubus, unsur-
balok memiliki unsur-unsur yang sama dengan kubus,
kemudian meminta subjek melengkapi jawaban dengan
menyebutkan semua unsur-unsurnya)
SOAL 6
- Subjek ragu ketika ditanya tentang rumus volume balok
yang ditulis dan subjek mengaku lupa. (A10)
(Peneliti menjelaskan kembali dasar rumus volume yaitu
luas x tinggi, kemudian menuntun subjek untuk mencari
luas alas kemudian tingginya, sehingga diperoleh rumus p
x l x t)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
SOAL 7
- Ketika ditanya bagaimana langkah awal
mengerjakan soal nomor 7, subjek diam.
(Peneliti memancing pemikiran subjek bahwa
untuk mencari volume tersebut harus mengetahui
panjang, lebar, dan tingginya, kemudian subjek
sadar bahwa tingginya belum diketahui)
- Subjek tidak dapat menghitung luas sisi balok
untuk mencari tinggi balok.
- Subjek subjek mengaku lupa rumus luas persegi
panjang. (A11)
- Ketika ditanya apa yang dituliskan, subjek
mengaku lupa rumus volume dan luas permukaan.
(A12)
SOAL 8
- Subjek dapat memahami cara menghitung volume
balok, namun tampaknya subjek kesulitan untuk
memahami cara mencari volume air tersebut.
- Subjek tampak ragu dalam menghitung bilangan
berbentuk pecahan. (A13)
SOAL 9
Subjek dapat menjelaskan alasan dari jawaban nomor 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
SOAL 10
- Subjek tidak mengetahui cara penyelesaian soal
tersebut. (Kemudian peneliti memberikan petunjuk
menggunakan rumus pythagoras)
- Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang
sebuah balok dan lupa tentang rumus pythagoras.
(A14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
ANALISIS TES DIAGNOSTIK (SUBJEK B)
SOAL 1
- Subjek dapat menunjukkan titik sudut kubus.
- Subjek dapat menunjukkan semua rusuk dalam kubus
baik tegak maupun mendatar, namun tidak dituliskan di
lembar jawaban (kemungkinannya adalah malas
menulis).
- Subjek tidak dapat menunjukkan sisi kubus (ketika
ditanya mengaku lupa, kemudian peneliti memberikan
contohnya) setelah mengetahui, subjek dapat langsung
menyebutkan semuanya.(B1)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal sisi, (subjek
mengatakan kurang tau, kemudian peneliti memberikan
contohnya) setelah ditunjukkan, subjek langsung
mengetahui jumlahnya.(B2)
(Peneliti meminta subjek melengakapi dan menuliskan
semua unsur-unsur tersebut)
- Subjek tidak dapat menunjukkan diagonal ruang.(B3)
(peneliti memberikan salah satu contoh diagonal
ruang, kemudian meminta subjek mencari yang
lainnya)
- Subjek tidak dapat menunjukkan bidang diagonal,
(ketika ditanya mengaku pernah belajar, namun lupa.
Peneliti memberikan salah satu contohnya dan
meminta subjek mencari yang lainnya).(B4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
SOAL 3
Ketika ditanya bagaimana penyelesaiannya, subjek mengaku
tidak dapat menghitung volume dan luas permukaan karena
mengaku tidak hafal rumusnya.(B5)
(Peneliti menjelaskan bagaimana mencari luas permukaan dan
volume dengan benda menyerupai kubus dan meminta subjek
untuk memahami bagaimana menghitung volume dan luas
permukaan tidak hanya dengan menghafal rumusnya saja.)
SOAL 2
Subjek dapat membuat jaring-jaring kubus. (Peneliti mengecek
pemahaman subjek dengan menentukan sisi alasnya kemudian
meminta subjek menunjukkan mana yang menjadi tutup. Subjek
dapat menunjukan tutupnya)
SOAL 4
- Subjek tidak dapat menghitung luas sisi yang berbentuk
persegi.(B6) (Ketika subjek ditanya bagaimana
penyelesaiannya, subjek mengaku sama seperti diatas,
subjek lupa rumusnya)
- Ketika menghitung volume kubus dengan menggunakan
luas alas x tinggi, subjek tidak mengetahui bahwa tinggi
kubus sama dengan rusuk kubus. (Kemungkinan subjek
kurang konsentrasi) (B7). (Peneliti meminta subjek
memahami maksud soal dan mengarahkan subjek untuk
menentukan luas permukaan dan volume kubus)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
SOAL 5
Subjek tidak begitu lancar dalam menyebutkan semua unsur-
unsur balok namun dapat menunjukkan dalam gambar.(B8)
(Peneliti menjelaskan unsur-unsur balok seperti halnya dalam
kubus, kemudian meminta subjek untuk melengkapi semua
unsur-unsur pada balok)
SOAL 6
Awalnya subjek ragu ketika ditanya tentang rumus volume
balok yang ditulis, subjek mengaku lupa. (Setelah dijelaskan
bagaimana menghitung volume kubus pada soal sebelumnya,
subjek dapat menghitung volume balok)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
SOAL 7
- Setelah mengetahui cara menghitung volume kubus,
subjek dapat menghitung volume balok, tetapi tidak
ditulis dengan jelas.
- Untuk soal no.7, subjek perlu dituntun untuk
menemukan tinggi balok, menggunakan luas salah
satu sisi balok yang sudah diketahui.
- Subjek lemah dalam perkalian (contohnya 7x7 = 42,
8x6 = 46). (B9)
SOAL 8
- Subjek salah dalam menghitung volume balok (salah
rumusnya) dan salah dalam menghitung 2/3 dari
volume balok tersebut. (B10)
(Peneliti mengingatkan kembali rumus volume balok,
dan mengarahkan bagaimana mencari volume air)
SOAL 9
- Subjek dapat menjelaskan alasan dari jawaban nomor
9. (Peneliti menjelaskan bahwa kubus dan balok
sama-sama dibatasi oleh sisi-sisi yang berbentuk
persegi panjang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
SOAL 10
- Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah
balok (Peneliti mengarahkan subjek untuk melihat
kedudukan garis dan membayangkan garis tersebut
sebagai sisi miring segitiga kemudian mengarahkan
mencari panjang garis diagonal tersebut dengan rumus
pythagoras). Subjek mengaku lupa tentang rumus
pythagoras. (B11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
ANALISIS TES DIAGNOSTIK (SUBJEK C)
SOAL 1
- Subjek dapat menyebutkan semua rusuk kubus.
- Subjek dapat menyebutkan sisi kubus, namun tidak dapat
menyebutkan semuanya dengan lengkap.
- Subjek menyebut nama sisi/bidang dengan tidak sesuai
(misalnya sisi ABCD disebutkan ABDC).(C1)
- Subjek dapat menyebutkan contoh diagonal sisi namun,
tidak lengkap dalam menyebutkan keseluruhan diagonal
sisi pada kubus.
- Subjek tidak mengetahui diagonal ruang (kemungkinan
subjek lupa) sehingga cukup lama dalam
mengidentifikasi diagonal ruang suatu kubus.(C2)
(Peneliti memberikan salah satu contoh dari diagonal
ruang, kemudian meminta subjek menentukan yang
lainnya)
(Subjek terlihat cepat mengalami kejenuhan belajar,
ditandai ketika subjek menyakan lamanya wawancara tes
ini dan ingin cepat-cepat segera menyelesaikan)
- Siswa tidak dapat mengidentifikasi bidang diagonal,
subjek tidak mengetahui wujud dari bidang diagonal
adalah bidang.(C3). (Peneliti menunjukkan contoh
bidang diagonal, kemudian subjek diminta mencari yang
lainnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
SOAL 3
- Subjek dapat menghitung volume kubus dengan benar, namun
salah dalam menuliskan satuan volume.
- Subjek tidak mengetahui istilah “permukaan” kubus adalah seluruh
sisi-sisi yang menyelimuti kubus.(C5)
- Subjek bingung dalam menghitung luas permukaan kubus dengan
diketahui rusuk salah satu sisinya.(C6)
(Peneliti menjelaskan bagaimana menghitung luas permukaan
kubus dan menyarankan subjek untuk tidak hanya menghafalkan
rumusnya saja)
SOAL 2
- Subjek dapat menggambar jaring-jaring kubus dengan benar, namun
ketika diminta mencari tutup kubus dengan diketahui alasnya subjek
kebingungan. Subjek dapat membayangkan tutup dan alas kubus
dengan bantuan media menyerupai kubus.
- Subjek tidak tidak minat mencari bentuk jaring-jaring kubus lain.
Subjek mengatakan “ga bisa mbak” ketika diminta mencari bentuk
lain. (C4) (Hal ini menunjukkan tidak ada motivasi belajar)
SOAL 4
Subjek tidak mengetahui bagaimana menghitung luas permukaan kubus
dengan diketahui luas salah satu sisinya. (C7) dan subjek bingung
ketika menghitung volume kubus dengan diketahui luas sisi alasnya.
(Subjek lupa rumus luas persegi, untuk menentukan rusuknya). (C8)
(Peneliti mengarahkan subjek kembali memahami luas permukaan dan
volume kubus seperti yang sudah dijelaskan di no.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
SOAL 5
- Subjek dapat menunjukkan sisi balok namun ketika
menyebutkan sisi dari sebuah balok masih kurang teliti.(C9)
- Subjek dapat menunjukkan diagonal sisi dan diagonal ruang
namun masih tidak tahu jumlahnya.
- Subjek masih kebingungan untuk menyebutkan bidang diagonal
balok. (C10)
(Peneliti menjelaskan unsur-unsur balok sama seperti halnya
unsur-unsur kubus yang telah dijelaskan sebelumnya)
SOAL 6
Subjek pada awalnya tidak dapat menghitung volume balok.
(Peneliti menjelaskan cara menghitung volume pada balok
dengan luas alas x tinggi sehingga diperoleh rumus p x l x t,
kemudian meminta subjek untuk mengerjakan kembali soal
tersebut)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
SOAL 7
- Untuk no.7, subjek lupa tentang rumus luas persegi panjang
sehingga tidak dapat mencari tinggi balok.(C10)
(Peneliti mengarahkan subjek untuk mencari tinggi balok
dengan mengurai luas salah satu sisi balok berbentuk persegi
panjang)
SOAL 8
- Pada awalnya subjek tidak dapat menghitung volume balok.
(Peneliti meminta subjek kembali mengingat bagaimana mencari
volume balok seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,
kemudian meminta menghitungnya)
- Subjek keliru dalam membagi bilangan 315 : 3 = 15.(C11)
SOAL 9
Subjek dapat menjelaskan alasan dari jawaban nomor 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
SOAL 8
Subjek tidak dapat menghitung diagonal ruang sebuah balok.
(Peneliti mengarahkan subjek untuk melihat garis diagonal
ruang tersebut sebagai garis miring dari sebuah segitiga,
kemudian mengarahkan subjek untuk mencari panjang
diagonal ruang dengan rumus pythagoras), subjek mengaku
lupa tentang rumus pythagoras. (C12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
Lampiran 17
LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES (GURU MATEMATIKA)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 19
FOTO-FOTO
Siswa kelas VIII B
sedang mengerjakan
soal ujicoba.
Siswa kelas VIII A
sedang mengerjakan
soal tes awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Subjek A, B, dan C
sedang mengerjakan
soal tes diagnostik.
Kegiatan wawancara
diagnostik dan
bimbingan terhadap
subjek A.
Kegiatan wawancara
diagnostik dan
bimbingan terhadap
subjek B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Kegiatan wawancara
diagnostik dan
bimbingan terhadap
subjek C.
Kegiatan mereview
materi dan pengajaran
remedial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Subjek A sedang
mencoba
mengerjakan soal di
papan tulis.
Subjek B sedang
mencoba
mengerjakan soal di
papan tulis.
Subjek C sedang
mencoba
mengerjakan soal di
papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI