COMPREHENSIVE SCHOOL COUNSELLING
-
Upload
universitasnegeripadang -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of COMPREHENSIVE SCHOOL COUNSELLING
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, setiap satuan pendidikan tidak hanya
memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi
(perkembangan aspek kognitif) namun juga memfasilitasi
perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk
memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi
(perkembangan aspek kognitif) merupakan wilayah
garapan guru bidang studi sedangkan upaya untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik merupakan
wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus
dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang
perkembangan peserta didik beserta faktor yang
mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam
pelaksanaannya layanan bimbingan dan konseling
memerlukan kolaborasi antara konselor dengan pimpinan
sekolah, guru mata pelajaran, staf administrasi, orang
tua peserta didik dan pihak-pihak terkait begitu juga
sebaliknya.
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan
program bimbingan dan konseling yang mewadahi seluruh
1
kegiatan bimbingan dan konseling yang akan diberikan
kepada peserta didik dalam rangka menunjang
tercapainya tujuan pendidikan nasional pada umumnya
dan visi/misi yang ada di sekolah secara khusus.
Penyusunan program bimbingan dan konseling hendaknya
merujuk pada pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi
objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di
sekolah yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan
peserta didik. Sehingga program yang dilaksanakan
merupakan program yang realistik dan layak untuk
diimplementasikan dan dapat mengembangkan potensi
peserta didik secara optimal di sekolah-sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa Hakikat Comprehensive Counseling School?
2. Apa saja Komponen Bimbingan dan Konseling
Komprehensif?
3. Bagaimana Karakteristik Comprehensive School Counseling?
4. Apa Tujuan Comprehensive School Counseling?
5. Bagaimana Sistem Manajemen Serta Pengorganisasian?
6. Bagaimana Akuntabilitas Comprehensive School Counseling?
2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Melengkapi tugas kelompok mata kuliah Seminar BK
2. Mengetahui Hakikat Comprehensive Counseling School
3. Mengetahui Komponen Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
4. Mengetahui Karakteristik Comprehensive School Counseling
5. Mengetahui Tujuan Comprehensive School Counseling
6. Mengetahui Sistem Manajemen Serta Pengorganisasian
7. Mengetahui Akuntabilitas Comprehensive School Counseling
3
BAB IIPEMBAHASAN
A. Hakikat Comprehensive Counseling School
Program bimbingan dan konseling komprehensif di
sekolah merupakan bagian terpadu dari keseluruhan
program pendidikan setiap sekolah. Program itu
merupakan program yang sesuai dengan perkembangan
siswa dan menyediakan kegiatan sekuensial yang ditata
dan diimplementasikan oleh konselor sekolah yang
berkualifikasi. Savage dalam School Counseling Program
Guide Revision Team (2009: 7) memberikan definisi :
Comprehensive programs “…employ strategies to enhanceacademics, provide career awareness, develop employmentreadiness, encourage self-awareness, foster interpersonalcommunication skills, and impart life success skills for allstudents”
Konseling komprehensif adalah strategi untuk
memperbaiki akademik, mengarahkan kesadaran karir,
mengembangkan kesiapan kerja, menumbuhkan kesadaran
diri, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, dan
mengarahkan keberhasilan kepada setiap siswa. Uman
Suherman (2011) Bimbingan dan konseling komprehensif
disusun untuk merefleksikan pendekatan yang menyeluruh
bagi dasar penyusunan program, pelaksanaan program,
system manajemen dan system pertanggungjawabannya.
4
Selain itu, program bimbingan dan konseling sekolah
dirancang untuk menjamin bahwa setiap siswa memiliki
hak yang sama untuk memperoleh manfaat program itu.
Sehubungan dengan sifat program bimbingan dan
konseling komprehensif, ada tiga hal mendasar yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan program bimbingan
dan konseling di sekolah yaitu:
1. Ruang lingkup yang menyeluruh artinya tidak hanya
berfokus pada peserta didik sebagai pribadi saja
melainkan seluruh aspek kehidupan siswa sejak usia
dini sampai dengan peserta didik berusia remaja
(SMA/SMK).
2. Dirancang sebagai pencegahan artinya bahwa konselor
berkewajiban membantu peserta didik agar memiliki
sikap proaktif dalam menghadapi berbagai persoalan.
3. Pengembangan potensi siswa artinya program BK tidak
hanya untuk pencegahan permasalahan siswa, tetapi
disusun sebagai pelayanan untuk menemukan
karakteristik dan kebutuhan siswa.
Menurut Suherman (2011: 53) Ciri-ciri program
bimbingan dan konseling sekolah komprehensif sebagai
berikut :
5
1. Program BK sekolah merupakan kesatuan komponen
tujuan institusi sekolah.
2. Program BK sekolah memberikan kesempatan pada semua
siswa.
3. Program BK ditunjang dengan keberadaan konselor yang
professional ( keahlian, keterampilan, komitmen,
pengembangan diri).
4. Memastikan bahwa program BK sekolah merupakan
rancangan yang dapat dilaksananakan dalam sebuah
gaya yang sistematik untuk semua siswa.
5. Program BK mampu menghasilkan pengetahuan, sikap dan
kemampuan-kemampuan siswa lainnya yang dapat
direkomendasikan sebagai sebuah hasil dari
keikutsertaan mereka dalam sebuah program BK di
sekolah.
Bimbingan dan konseling komprehensif
mendasarkan pada lima premis (Sugiyo, 2011) yaitu a).
bimbingan dan konseling komprehensif bersifat
kompatibel, b) bersifat perkembangan, c) program bk
komprhensif bersifatbuilding approach, d) bk komprehensif
dikemas dalam perencanaan, desain, implementasi
evaluasi dan tindak lanjut , e) bk komprehensif
dikendalikan oleh kepemimpinan sekolah yang memiliki
6
visi, misi yang kuat tentang bimbingan dan konseling.
Konseling komprehensif di sekolah memiliki 5 langkah
dasar:
1. Melakukan need assessment dan menggunakan data skeolah
untuk mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan.
2. Mengimplementasikan program yang jelas dan bertujuan
ketika menganalisis kebutuhan peserta didik.
3. Searah dengan ASCA National Standards, National Model dan
district goals.
4. Melakukan evaluasi terhadap kemajuan-kemajuan
5. Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan keuntungan
kepada siswa dan stakeholder’s yang ada.
Langkah-langkah di atas tentunya harus dilakukan
sebaik mungkin dan diharapkan bernilai bagi seluruh
siswa sehingga siswa merasa nyaman untuk belajar di
lingkungan sekolah. Jadi , pelayanan bimbingan dan
konseling komprehensif merupakan upaya untuk membrikan
bantuan kepada peserta didik agar mengembangkan diri
seoptimal mungkin.
B. Komponen Bimbingan dan Konseling Komprehensif (Delivery
System)
Program konseling komprehensif mengintegrasikan
bidang akademik, karir, pribadi, dan pengembangan
7
kehidupan sosial. Di dalam delivery sistem terdapat 4
komponen di antaranya kurikulum, perencanaan
individual, layanan responsif, , dan dukungan
sistem.Bimbingan dan konseling komprehensif memiliki
empat komponen Gysbers dan Henderson dalam ( Sugiyo,
2012: 17-25) yaitu:
1. Kurikulum bimbingan dan konseling
Kurikulum bimbingan dan konseling di Indonesia
sering disebut pelayanan dasar, karena semua
peserta iddik memperoleh layanan BK. Kurikulum BK
merupakan seperangkat kegiatan yang dirancang
secara sistematis untuk memfasilitasi perkembangan
peserta didik yang mencakup perkembangan akademis,
karir pribadi dan social.
Strategi yang dilakukan konselor dalam
pelaksanaan kurikulum bimbingan dan konseling yang
dikemukakan oleh Depdiknas dalam Sugiyo (2012)
yaitu (1). Bimbingan kelas, (2). Pelayanan
orientasi, (3). Pelayanan infromasi (4) bimbingan
kelompok dan (5). Pelayanan pengumpulan data
2. Perencanaan Individual
Dalam perencanaan individual, konselor sekolah
mengkoordinasi kegiatan secara sistematik dan
berkelanjutan serta dirancang untuk membantu siswa
8
secara individual dalam menetapkan tujuan pribadi
dan mengembangkan rencana di masa depan. Fokus
pelayanan perencanaan individual adalah berbagai
aktivitas yang terarah pada pengembangan: Aspek
pribadi-sosial yang mencakup pengembangan konsep
diri yang positif dan keterampilan social dalam
kehidupan secara efektif, aspek akademik yang
mencakup memanfaatkan keterampilan memilih jurusan
atau prodi yang tepat dan aspek karir yang mencakup
pemahaman dunia kerja, memahami kesalamatan kerja,
kebingungan memprediski peluang karir.
Perencanaan individual bagi siswa
diimplementasikan melalui beberapa strategi
(Suherman, 2011:67-68) yaitu penilaian
individual/kelompok kecil, pemberian saran pada
individual atau kelompok kecil . Sedangkan menurut
Sugiyo (2011) strategi yang dapat dikembangkan
yaitu:
a. Individual appraisal yaitu suatu strategi dimana
konselor membantu peserta didik untuk dapat
menilai dan menafsirkan potensi yang dimilikinya
b. Individual advisement yaitu digunakan agar
peserta didik mampu menggunakan segala informasi
baik social-pribadi, karir
9
c. Transition Planning yaitu membantu peserta didik
dalam memahami dunia kerja,
d. Follow up, digunakan ketika memberikan layanan
lanjut melalui berbagai pengumpulan data untuk
evaluasi dan program yang akan datang.
3. Layanan Responsif
Supratiknya (2010) mengemukakan pelayanan
responsive diberikan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan para siswa dan stakeholder lain yang
membutuhkan penanganan segera (imadiate needs).
Layanan responsive disampaikan melalui strategi-
strategi (Suherman, 2011: 69-70) seperti
konsultasi, konseling individual dan kelompok
kecil, konseling krisis, alih tangan (referral),
fasilitasi teman sebaya.
4. Dukungan Sistem
Dukungan system terdiri atas aktivitas
manajemen yang membentuk, memelihara dan
meningkatkan efektivitas serta efisiensi bimbingan
dan konseling sekolah secara keseluruhan. Konselor
sekolah menggunakan keterampilan kepemimpinan serta
advokasi mereka untuk mempromosikan perubahan serta
advokasi mereka untuk mempromosikan perubahan
10
sistemik dengan cara berkontribusi dalam aspek
seperti :
a. pengembangan professional,
b. konsultasi, kolaborasi, dan pembentukan tim
c. manajemen dan operasi program.
Dukungan ssistem adalah kegiatan-kegiatan
manajemen yang bertujuan mamantapkan, dan
meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh
melalui pengembangan professional, hubungan
masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf
ahli/ penasehat, masyarakat yang lebih luas,
manajemen program, penelitian dan pengembangan
(Thomas Ellis, 1990).
Program ini memberikan dukungan kepada guru
pembimbing dalam rangka memperlancar
penyelenggaraan ketiga program layanan di atas.
Sedangkan bagi personel pendidikan lainnya adalah
untuk memperlancar penyelenggaraan program
pendidikan di sekolah. Dukungan system ini meliputi
dua aspek yaitu: (1) pemberian layanan, dan (2)
kegiatan manajemen.
1) Pemberian layanan, menyangkut kegiatan guru
pembimbing yang meliputi:
a. Konsultasi dengan guru-guru.
11
b. Menyelenggarakan program kerja sama dengan
orang tua atau masyarakat.
c. Berpartisipasi dalam merencanakan kegiatan-
kegiatan sekolah.
d. Bekerja sama dengan personel sekolah lainnya
dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah
yang kondusif bagi perkembangan siswa.
e. Melakukan penelitian tentang masalah-masalah
yang berkaitan erat dengan bimbingan dan
konseling.
2) Kegiatan manajemen.
Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai
upaya untuk memantapkan, memelihara dan
meningkatkan mutu program bimbingan dan
konseling melalui kegiatan-kegiatan pengembangan
program, pengembangan staf, pemanfaatan sumber
daya, dan pengembangan penataan kebijaksanaan.
C. Karakteristik Comprehensive School Counseling
Tabel berikut akan menjelaskan mengenai
karakteristik comprehensive counseling school yang
didasarkan atas rumusan dari ASCA berdasarkan atas
beberapa aspek di antaranya pencapaian, standarisasi,
12
data-driven, pengembangan, comprehensive dan program
konseling sekolah.
Tabel II.2. Karakteristik comprehensive counseling school
Aspek Karakteristik
Pencapaian Program Konseling Komprehensifdirancang untuk menjamin bahwa semuasiswa memperoleh kompetensi untukmenjadi sukses di sekolah dan untukmembuat transisi yang sukses darisekolah ke pendidikan tinggi,Standarisasi Pengetahuan, sikap, dan keterampilankompetensi bahwa semua siswa akanmengembangkan sebagai akibat dariberpartisipasi dalam program konseling
Data-driven Model konseling komprehensif berfokuspada peningkatan 2 hal yakniakuntabilitas dan penggunaan datauntuk membuat keputusan dan untukmeningkatkan prestasi siswa. Konselorsekolah harus bekerja jauh lebihsulit untuk menunjukkan bahwapekerjaan yang mereka lakukan adalahmembantu sistem sekolah untuk
Pengembangan Mengembangkan tiga domain yakniakademik, karir, dan pribadi /sosial. Fokus utama dari programpengembangan adalah untukmenyediakan semua siswa denganComprehensive Program bimbingan yang komprehensif dalam berbagai kegiatan dan pelayanan, seperti asesmen, pemberianinformasi, konsultasi, konseling,
13
ProgramKonselingSekolah
Sebuah sistem terpadu pelayanan diberikan kepada siswa. Comprehensive school counseling adalah program yang memiliki karakteristik serupa dengan program lainnya di bidang pendidikan:"kompetensi siswa, kegiatan dan proses untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi, profesional, Dikutip dari the ASCA National Model (2005: 2).
Menurut Efford (2004: 257) karakteristik
comprehensive developmental school counseling programs antara
lain :
(1) provide a full range of school counseling service; (2)offer student opportunities to learn the skills, knowledge,and attitudes necessary for healthy development; (3)embody the school mission and philosophy, (4)complement other school programs; and (5) involve allschool staff, parents, and community members.
Karakteristiknya antara lain: (1) menyediakan
berbagai layanan konseling sekolah, (2) memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempelajari
keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan
untuk perkembangan yang sehat, (3) mewujudkan misi
sekolah, (4) melengkapi program sekolah lainnya; dan
(5) melibatkan semua staf sekolah, orang tua, dan
anggota masyarakat.
D. Tujuan Comprehensive School Counseling
14
Berikut ini akan dipaparkan tujuan comprehensive
school counseling berdasarkan ASCA model :
Tabel II.2. Tujuan comprehensive school counselingDomain TujuanBidang Akademik
A Siswa akan memperoleh sikap,pengetahuan, dan keterampilan yangberkontribusi terhadap pembelajaran
B Siswa akan menyelesaikan sekolah denganpersiapan akademik penting untukmemilih dari berbagai besar pilihanpasca-sekolah menengah, termasukC Siswa akan memahami hubungan akademisiuntuk dunia kerja dan kehidupan di
Karir A Siswa akan memperoleh keterampilanuntuk menyelidiki dunia kerja dalamkaitannya dengan pengetahuan tentang
B Siswa akan menggunakan strategi untukmencapai tujuan karir masa depan dengan
C Siswa akan memahami hubungan antarakualitas pribadi, pendidikan,
Pribadi/sosial
A Siswa akan memperoleh pengetahuan,sikap, dan keterampilan interpersonaluntuk membantu mereka memahami danB Siswa akan membuat keputusan,menetapkan tujuan, dan mengambiltindakan yang diperlukan untuk mencapai
C Siswa akan memahami keamanan danketerampilan bertahan hidup.
(Dollarhide & Saginak, 2008: 19)
Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling
komprehensif berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, maka harus dipahami 5 premis dasar
Bimbingan dan konseling komprehensif :
15
1. Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel
dengan tujuan pendidikan.
2. Fokus utama layanan bimbingan dan konseling adalah
mengawal perkembangan peserta didik melalui
pemenuhan fasilitas peserta didik agar dapat tumbuh
dan berkembang menjadi mandiri dan lebih optimal.
3. Program bimbingan konseling merupakan Team
Building approach artinya merupakan suatu tim yang
bersifat kolaboratif antar staf.
4. Program bimbingan dan konseling merupakan sebuah
proses yang tersusun secara sistematis dan dikemas
melalui tahap-tahap perencanaan, desain,
implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut.
5. Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan
oleh kepemmimpinan yang memiliki visi dan misi yang
kuat mengenai bimbingan dan konseling.
E. Sistem Manajemen Serta Pengorganisasian
Dalam sebuah organisasi, manajemen memainkan
peranan yang penting dalam pencapaian tujuan. Menurut
School Counseling Program Guide Revision Team (2009: 23) :
The key to an effective program management system isorganization. To insure the participation of all students in acomprehensive school counseling program, it is important toestablish calendars that list the delivery of activities.
16
Calendars should be set by the amount of time schoolcounselors can allocate to the different formats in theDelivery system: curriculum, individual planning, responsiveservices, and system support.
Kunci dari keefektifan program adalah organisasi.
Untuk memastikan partisipasi setiap siswa dalam
program konseling komprehensif, salah satunya sangat
penting untuk menetapkan kalender kegiatan. Kalender
seharusnya diatur dengan menghtung waktu konselor
sekolah yang dapat dialokasikan untuk penyelenggaraan
berbagai format pelayanan.
Pengorganisasian waktu dan kegiatan menjadi
sangat penting demi keterarahan pelaksanaan program.
Model yang dipublikasikan oleh ASCA merekomendasikan
konselor sekolah menghabiskan mayoritas waktunya dalam
memberikan pelayanan kepada siswa. Penelitian
merekomendasikan konselor menghabiskan waktu 80% untuk
memberikan pelayanan kepada siswa dan 20% menghabiskan
wantu mereka pada aktivitas dukungan sistem.
Berdasarkan panduan yang dipublikasikan ASCA
(2006: 13) bahwa sistem manajemen konseling sekolah
komprehensif terkait dengan hal-hal berikut:
1. “Use of Time: A comprehensive school counseling program
requires a counselor’s time to be spent on direct service and eliminates
non-school-counseling tasks”. Dalam melaksanakan kegiatan/
17
program tentunya membutuhkan waktu dan perhatian
penuh dari konselor.
2. “Management Agreements: Statements of agreement between
the counselor and the administrator clearly outline areas of
responsibility to which a counselor is responsible for the year”.
Diperlukan persetujuan administrator terhadap
program yang disusun dan kemudian dilakukan
akuntabilitas.
3. “Advisory Council: The role of an advisory council is to review
guidance program results and to make recommendations. This group
is made up of students, school personnel, parents, and community
members”. Program Konseling sekolah komprehensif
membutuhkan dewan penasihat yang dapat mengkaji
hasil dari program bimbingan dan kemudian membuat
rekomendasi. Dewan ini terdiri dari siswa, personil
sekolah, orang tua, dan anggota komunitas.
4. “Use of Data: School counselors must show that each activity
implemented is based on a careful analysis of students’ needs,
achievement and related data. Data is necessary to determine where
the school-counseling program is now, where it should be and where it
is going. As pieces of data are analyzed gaps will be identified to
adjust to the current population of students”. Dalam menyusun
program konseling komprehensif diperlukan data-data
yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan
18
sasaran pelayanan. Data dapat dihasilkan melalui
penggunaan instrumen-instrumen pengukuran. Dengan
pengukuran akan diperoleh kesenjangan-kesenjangan
pada peserta didik.
5. “Action Plans: Action plans that strategies are in place for
programming to meet the needs of every student. Guidance
curriculum action plans include: the domain, standard and
competency addressed, description of guidance lesson activity,
curriculum or materials to be used, time activity takes to complete, the
person responsible for program delivery, and the means of evaluating
student success”. Perencanaan kegiatan merupakan
strategi yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan
peserta didik. Perencanaan kegiatan termasuk di
dalamnya domain, standar dan kompetensi, deksripsi
dari aktvitas pembelajaran, kurikulum ataupun bahan
yang digunakan, waktu yang dibutuhkan, tanggung
jawab personal terhadap program dan evaluasi
kesuksesan pelayanan.
F. Akuntabilitas
Akuntabilitas dalam bimbingan dan konseling
adalah perwujudan kewajiban konselor/guru BK atau unit
organisasi (bimbingan dan konseling) untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya
19
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
melalui media pertanggungjawaban berupa laporan
akuntabilitas kinerja secara periodik. Dalam hal ini
konselor/guru BK berkewajiban untuk menjawab dan
menjelaskan kinerja dari tindakannya atau badan yang
membawahinya kepada pihak-pihak yang memiliki hak
untuk meminta jawaban atas kewenangan yang telah
diberikan untuk mengelola sumber daya tertentu.
Untuk mampu melaksanakan akuntabilitas seorang
konselor sekolah haruslah mampu dan mahir dalam
menggunakan berbagai alat instrumen pengukuran dan
menggunakan data yang diperoleh melalui proses
pengukuran.
G. Pertimbangan dalam Menerapkan Comprehensive Counseling
School
Pertimbangan dalam menerapkan Comprehensive
Counseling School (ASCA National Model) (Hatch & Bowers
dalam Erford, 2005: 224) :
1. Harus ada pembeda standar konseling sekolah untuk
setiap siswa, standar konseling sekolah untuk
program ini, dan standar konseling sekolah untuk
konselor sekolah profesional.
2. Sebuah program konseling sekolah harus menyediakan
kerangka kerja yang memungkinkan fleksibilitas bagi
20
Negara bagian dan distrik sekolah untuk membuat
program berdasarkan kebutuhan individual daerah
serta akuntabilitas.
3. Sebuah program konseling sekolah harus menjadi
bagian integral untuk meningkatkan prestasi akademik
siswa, terutama dalam memfasilitasi peningkatan
prestasi akademik, dan harus membantu menetapkan
standar tinggi untuk prestasi siswa .
4. Sebuah program konseling sekolah harus berbasis pada
data.
5. Program konseling sekolah harus dikembangkan dan
dilaksanakan masing-masing daerah yang luas, bukan
hanya di sekolah masing-masing .
6. Keberhasilan pengembangan dan pelaksanaan program
konseling sekolah bergantung pada kolaborasi
komunitas sekolah .
7. Program konseling sekolah menyediakan bimbingan
secara khusus untuk menangani kebutuhan setiap
siswa, khususnya siswa dari beragam budaya, status
sosial - ekonomi rendah dan lainnya.
8. Sebuah program konseling sekolah memberdayakan
konselor sekolah profesional dan mengajarkan mereka
bagaimana bekerja dengan administrator untuk
21
menetapkan kembali kegiatan, seperti penjadwalan dan
test.
9. Rancangan program konseling sekolah meliputi
akuntabilitas atau pengukuran hasil pelayanan.
10. Untuk memfasilitasi adopsi dari program
konseling sekolah, ASCA akan mengidentifikasi dan
menyebarkan praktik yang terbaik untuk merancang,
mengembangkan, mengkoordinasikan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan meningkatkan program.
11. Sebuah program konseling sekolah harus mencakup
rencana untuk penggunaan waktu konselor yang efektif
dalam pelayanan.
12. Sebuah program konseling sekolah harus bersifat
preventif dalam desain dan perkembangan.
13. Konselor sekolah profesional memainkan peran
kepemimpinan dalam mendefinisikan dan melaksanakan
program konseling sekolah.
14. Konselor sekolah profesional dan berlisensi
harus menerapkan program konseling sekolah .
15. Dalam program konseling sekolah, konselor
sekolah profesional bekerja sebagai agen perubahan
dalam sistem pendidikan untuk mengadvokasi kebutuhan
siswa dan hasil belajar siswa.
22
16. Konselor sekolah profesional harus menggunakan
data untuk memberikan pelayanan kepada siswa.
17. Sebuah program konseling sekolah memanfaatkan
teknologi untuk melaksanakan program, untuk
melakukan advokasi program, dan untuk mengumpulkan,
menganalisis, dan menafsirkan data.
18. Dalam program konseling sekolah, konselor
sekolah berusaha untuk melakukan perbaikan secara
terus menerus dan menggunakan hasil untuk terus
meningkatkan program untuk siswa.
23
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan
Comprehensive Counseling School merupakan program
yang terintegrasi dengan sistem Pendidikan di satuan-
satuan Pendidikan. Dinamakan comprehensive dikarenakan
program bimbingan dan konseling yang disusun
didasarkan atas keseluruhan aspek perkembangan dan
pertumbuhan sasaran pelayanan konseling.
Karakteristiknya antara lain: (1) menyediakan berbagai
layanan konseling sekolah, (2) memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mempelajari keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk
perkembangan yang sehat, (3) mewujudkan misi sekolah,
(4) melengkapi program sekolah lainnya; dan (5)
melibatkan semua staf sekolah, orang tua, dan anggota
masyarakat. Tujuan Comprehensive School Counseling
secara umum adalah mengembangkan aspek pribadi/social,
akademik dan karir dengan komponen di dalamnya yang
meliputi perencanaan individual, layanan responsif,
kurikulum pengembangan siswa, dan dukungan sistem.
Berdasarkan uraian mengenai struktur bimbingan
dan konseling komprehensif, maka struktur tersebut
dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu layanan dasar
24
bimbingan, layanan responsif, perencanaan layanan
individual, dan dukungan sistem. Layanan dasar
bimbingan berkaitan dengan layanan bantuan bagi
peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di
luar kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam
rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara
optimal. Untuk layanan responsif layanan ini merupakan
layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki
kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan
(pertolongan) dengan segera dan bertujuan untuk
membantu siswa memenuhi kebutuhannya yang dirasakan
pada saat ini, atau para siswa yang dipandang
mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas
perkembangannya.
Mengeani Layanan perencanaan individual, layanan
ini dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada
semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan
perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan
kekuatan dan kelemahan dirinya, selain itu juga
bertujuan untuk membantu individu membuat dan
mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir,
dan social pribadinya. Sedangkan dukungan system
merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang
secara tidak langsung memberaikan bantuan kepada
25
siswa, atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
siswa yang meliputi dua layanan yaitu pemberian
layanan dan kegiatan manjemen.
B. Saran
1. Pelayanan bimbingan dan konseling harus diusahan
secara maksimal agar peserta didik mampu menuju
kemandirian.
2. Diperlukan bantuan dari setiap elemen yang terkait
agar tujuan dari bimbingan dan konseling
komprehensif tersebut dapat terwujud.
3. Setiap peserta didik seharusnya memiliki hak yang
sama dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Kepada mahasiswa bimbingan dan konseling, guru
Bimbingan dan Konseling, Konselor, serta pihak-
pihak yang terkait dengan pelayanan Konseling untuk
terus meningkatkan wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS) dalam bidang
bimbingan dan konseling.
26
DAFTAR PUSTAKA
ASCA team. 2005. ASCA National Model: A Framework for SchoolCounseling Programs. Alexandria: ASCA. (on-line.https://www.schoolcounselor.org/asca/media/asca/PositionStatements/PS_ComprehensivePrograms.pdf. Diaksestangal 20 Maret 2015).
Sugiyo. 2012.Manajemen Bimbingan dan Konseling diSekolah. Semarang: Widya Karya.
Suherman, Uman. 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling.Bandung: Rizqi Press.
Supratiknya. 2010. Manjemen Bimbingan dan KonselingKomprehensif.Yogyakarta: USD.
27