BUKU EKONOMI MIKRO_2021.pdf - Unmul Repository Home

89

Transcript of BUKU EKONOMI MIKRO_2021.pdf - Unmul Repository Home

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas

limpahan karunia dan nikmat-Nya sehingga Buku Teori Ekonomi Mikro ini dapat

tersusun dan terselesaikan. Buku panduan ini sangat penting bagi semua pihak yang

terkait dengan penyelenggaraan kuliah Pengajaran Teori Ekonomi Mikro dijurusan atau

program studi kependidikan di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

Program Studi Pendidikan Ekonomi yang bertujuan menghasilkan sarjana kependidikan

yang unggul dan terkemuka.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kurikulum pada setiap program studi pendidikan

telah disesuaikan dengan visi dan misi Fakultas maupun Universitas. Sesuai dengan visi

dan misi FKIP ULM, produktivitas tenaga kependidikan, khususnya calon guru, baik dari

segi kualitas maupun kuantitas tetap terus menjadi perhatian Universitas. Hal ini dapat

ditunjukkan dengan adanya beberapa usaha pembaharuan, khususnya peningkatan

kemampuan dalam mengajar seperti Pengajaran Teori Ekonomi Mikro yang diarahkan

untuk mendukung kompetensi calon guru yang profesional. Program Pengajaran Teori

Ekonomi Mikro, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan mahasiswa

sebagai calon guru dalam segi-segi mengajar sehingga lebih siap dan tangguh dalam

menyelesaikan berbagai permasalahan kependidikan khususnya bidang pembelajaran.

Semoga Buku Teori Ekonomi Mikro ini dapat memberikan manfaat dalam rangka

peningkatan kualitas kompetensi calon guru.

Banjarmasin, 30 September 2021

Tim Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I THEORY OF THE CONSUMER DAN THEORY OF THE FIRM ....................... 3

1.1. Teori permintaan dan kurva permintaan. ................................................................. 3

1.2. Teori Penawaran dan Kurve Penawaran ................................................................ 10

1.3. Keseimbangan ....................................................................................................... 14

1.4. Kelangkaan ........................................................................................................... 17

1.5. Batas Kemungkinan Produksi Dalam Masyarakat................................................. 18

1.6. Fungsi Sistem Ekonomi ........................................................................................ 20

1.7. Sistem perekonomian perencanaan........................................................................ 22

1.8. Mekanisme pasar ................................................................................................... 24

1.8.1. Kebaikan – kebaikan mekanisme pasar . ........................................................ 25

1.8.2. Keburukan –keburukan mekanisme pasar. ..................................................... 25

BAB II ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN ...................................... 27

2.1. Elastisitas Permintaan............................................................................................ 27

2.2. Jenis Elastisitas Permintaan Yang Lain ................................................................. 32

2.3. Elastisitas Penawaran. ........................................................................................... 35

2.3. Masalah Jangka Panjang Di Sektor Pertanian........................................................ 38

2.4. Pengaruh Perubahan Permintaan Keatas Pendapatan Dan Penggunaan Tenaga

Kerja .. ......................................................................................................................... 41

2.5. Campur tangan dalam jual beli .............................................................................. 43

2.6. Kebijaksanaan harga Maksimum.......................................................................... 46

BAB III TEORY TINGKAH LAKU KONSUMEN ........................................................ 49

3.1. Pendekatan nilai guna Kardinal ( Cardinal Utility approach) ............................... 49

3.2. Pemaksimuman Nilai Guna ................................................................................... 51

3.3. Pendekatan nilai guna Ordinal (Ordinal Utility Approach) ................................... 54

3.4. Price Ratio ( Garis Anggaran pengeluaran ) .......................................................... 56

BAB IV PERUSAHAAN DAN TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI .......... 61

4.1. Bentuk-bentuk Organisasi Perusahaan .................................................................. 61

4.2. Teori Produksi ....................................................................................................... 63

4.2. Teori Biaya Produksi ............................................................................................. 68

4.3. Struktur Pasar dan Penentuan Keseimbangan Perusahaan ..................................... 75

4.4. Skala Ekonomis ..................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 86

1

Teori Ekonomi Mikro

PENDAHULUAN

Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa yang memperogramkan

mengikuti mata kuliah Teori Ekonomi Mikro. Teori Ekonomi Mikro merupakan

mata kuliah wajib yang harus diikuti mahasiswa pada semester III Program Studi

pendidikan Ekonomi. Penyusunan modul ini didasarkan pada kisi–kisi uji

kompetensi pedagogik dan profesional yang memuat materi Teori Ekonomi Mikro

dan sebagian Teori Ekonomi Makro. Disadari bahwa apa yang disampaikan pada

modul ini hanya dalam garis besarnya saja. Oleh karena itu untuk memperdalam

mempelajari tentang Teori Ekonomi Mikro dan Teori Ekonomi Makro disarankan

untuk membaca lebih lanjut buku buku literaturnya.

Dalam teori Ekonomi Mikro terdapat 3 aspek yang dipelajari yaitu :

1. Theory of The Consumer yaitu membahas persoalan bagaimana seorang

konsumen dengan income tertentu membelanjakannya untuk berbagai barang

dan jasa sehingga tercapai kepuasan maksimum.

2. Theory of The Firm yaitu membahas persoalan bagaimana suatu perusahaan

menentukan jumlah produksi dan harga dari barang yang diproduksinya

sehingga tercapai keadaan yang paling menguntungkan ( mengenai ongkos &

produksi)

3. Theory of Income Distribution yaitu membahas persoalan bagaimana balas

jasa pemilik faktor produksi yang ikut serta dalam kegiatan perusahaan.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro ini para

mahasiswa diharapkan dapat:

1. Memecahkan masalah dan menganalisis opportunities cost yang disebabkan

oleh kelangkaan.

2. Memecahkan masalah dan menganalisis kegiatan ekonomi yang dilakukan

oleh pelaku ekonomi berkaitan dengan sistim perekonomian

2

3. Menganalisis kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi beserta

outputnya berdasarkan gambar circular flow.

4. Menjelaskan fungsi permintaan, fungsi penawaran dan menggambarkan curve

permintaan dan curve penawaran.

5. Menemukan titik keseimbangan dan surplus konsumen serta surplus

produsen.

6. Menghitung dan menganalisis elastisitas permintaan dan elastisitas

penawaran.

7. Menganalisis dn menafsirkan nilai guna barang dan jasa berdasarkan teori

Kardinal dan teori Ordinal serta sifat–sifat Budget Line.

8. Menganalisis curve Isoquant dan curve Isocost

9. Menganalisis jumlah produksi dengan biaya variabel terendah dan biaya total

terendah

10. Menganalisis hubungan penerimaan dengan marginal revenue

11. Menafsirkan hubungan antara curve AR, MR, AC, MC untuk menentukan

jumlah produksi yang paling menguntungkan.

12. Mampu menganalisis pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak

sempurna.

13. Menafsirkan curve pasar persaingan sempurna dan curve pasar persaingan

tidak sempurna.

14. Menghitung pendapatan nasional dan menganalisis manfaat penghitungan

pendapatan nasional.

15. Menghitung pertumbuhan ekonomi dan menganalisis manfaat dan faktor

penentu pertumbuhan ekonomi.

3

BAB I

THEORY OF THE CONSUMER DAN THEORY OF THE FIRM

1.1. Teori permintaan dan kurva permintaan.

Teori permintaan menerangkan ciri hubungan antara jumlah

permintaan dan harga. Permintaan dalam pengertian Ekonomika

didefinisikan sebagai skedule, kurva atau fungsi yang menunjukkan berbagai

jumlah suatu barang/produk yang konsumen ingin dan mampu membeli

pada berbagai tingkat harga yang mungkin selama suatu periode tertentu.

Jadi permintaan merupakan hubungan antara harga dan jumlah yang diminta

bisa dinyatakan dengan schedule, kurva atau fungsi. Bilamana schedule

tersebut digambarkan dalam kurve maka ia disebut Demand curve (kurve

permintaan).

Demand di atas adalah individual demand (konsumen individual) dan

kumpulan dari seluruh individual demand merupakan market demand

(permintaan pasar) yaitu skedul yng menunjukan jumlah barang atau produk

yang seluruh individual di pasar bersedia untuk membelinya pada berbagai

tingkat harga dan pada suatu waktu tertentu.

Tabel 1.1. Permintaan keatas buku tulis pada Berbagai tingkat harga.

Harga Jumlah yang diminta

P 500 200

Q 400 400

R 300 600

S 200 900

T 100 1300

4

Dari tabel diatas dapat digambarkan bentuk kurve permintaan sebagai

berikut.

Gambar 1. Kurve Permintaan

Bentuk dari kurve permintaan berlereng menurun dari kiri atas ke

kanan bawah yang berarti pada harga tinggi jumlah yang diminta akan

berkurang. Jadi terdapat hubungan yang terbalik antara harga dengan jumlah

yang diminta. Hubungan ini menunjukan apa yang dinamakan sebagai

hukum permintaan dimana jika harga barang tinggi (naik) maka

permintaan akan turun atau berkurang. Sebaliknya jika harga barang rendah

(turun) maka jumlah barang yang diminta menjadi banyak atau bertambah.

Hukum Permintaan menjelaskan sifat perkaitan antara permintaan

suatu barang dengan harganya dan menekankan perhatian kepada pengaruh

harga. Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang

ditentukan oleh banyak faktor. Diantara faktor–faktor tersebut yang

terpenting adalah:

1. Harga barang itu sendiri

2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut. Dapat

dibedakan kedalam 3 golongan yaitu :

a. Barang pengganti ( Barang substitusi).

Suatu barang dikatakan sebagai barang pengganti kepada barang lain

apabila dia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut.

Contohnya kopi dengan teh adalah barang yang dapat saling

500

400

300 200

100

R

T

0 200 400 600 800 1000 1200

Har

ga

Kuantitas

5

menggantikan fungsinya.Harga barang pengganti dapat

mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya.

b. Barang penggenap ( Barang komplementer)

Apabila suatu barang digunakan bersama dengan barang lainnya

maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap/ barang

penggenap misalnya kopi dengan gula atau teh dengan gula.

Kenaikan atau penurunan permintaan keatas barang penggenap

sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya.

Kalau permintaan terhadap teh atau kopi berkurang maka

permintaan terhadap gula juga akan turun , begitu juga sebaliknya.

c. Barang yang tidak ada perkaitannya atau barang netral.

Permintaan terhadap beras dan permintaan terhadap buku tulis tidak

mempunyai hubungan sama sekali. Perubahan permintaan keatas

salah satu barang tadi tidak akan mempengaruhi permintaan

terhadap barang lainnya.

3. Pendapatan para pembeli.

Perubahan pendapatan akan merubah permintaan terhadap

berbagai jenis barang. Berdasarkan pada sifat perubahan permintaan

yang berlaku apabila pendapatan berubah maka permintaan barang juga

berubah. Berbagai barang dapat dibedakan menjadi 4 golongan yaitu

barang inferior , barang esensial, barang normal dan barang mewah.

a. Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang

orang yang berpendapatan rendah. Jika pendapatannya bertambah

tinggi., maka permintaan terhadap barang barang yang tergolong

barang inferior akaan berkurang.Para pembeli yang mengalami

kenaikan pendapatan akan mengurangi pengeluarannya terhadap

barang barang inferior dan menggantikannya dengan barang barang

yang lebih baik mutunya Contoh barang inferior misalnya ubi kayu.

Pada pendapatan orang yang sangat rendah orang orang

mengkonsumsi ubi kayu sebagai pengganti beras atau makanan

ringan. Kalau pendapatan menngkat maka konsumen mempunyai

6

kemampuan untuk membeli barang makanan yang lain dan

mengurangi konsumsinya terhadap ubi kayu.

b. Barang Esensial

Barang esensial adalah barang yang sangat penting artinya dalam

kehidupan masyarakat sehari hari. Biasanya barang itu terdiri dari

barang kebutuhan pokok masyarakat seperti makanan ( Beras, kopi,

gula dll) dan pakaian yang utama.Perbelanjaan seperti ini tidak

berubah walaupun pendapatan meningkat

c. Barang Normal

Suatu barang dikatakan sebagai barang normal apabila ia mengalami

kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan

. Kebanyakan barang yang ada dalam masyarakat termauk dalam

golongan ini. Contohnya pakaian, sepatu,berbagai jenis peralatan

rumah tangga dan berbagai jenis makanan.

Ada dua faktor yang menyebabkan barang barang seperti itu

mengalami kenaikan permintaan apabila terjadi kenaikan

pendapatan yaitu :

Pertambahan pendapatan menaikan kemampuan untuk membeli

lebih banyak barang.

Dapat menukar konsumsi mereka dari barang yang kurang baik

mutunya kepada barang yang mutunya lebih baik lagi.

d. Barang Mewah

Jenis jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka

sudah relatif tinggi termasuk dalam golongan ini. Mas, intan mobil

sedan adalah beberapa contoh barang mewah Biasanya barang

barang tersebut baru dibeli masyarakat setelah dapat memenuhi

kebutuhan yang pokok seperti makanan pakaian dan perumahan.

4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.

Jika pemerinth merubah pungutan pajak lebih besar lagi bagi orang

orang kaya dan hasilnya dibagi kepada golongan miskin maka

permintaan terhadap barang yang digunakan orang kaya akan berkurang

dan permintaan terhadap barang yang digunakan orang yang

7

pendapatannya bertambah akan menjadi naik.

5. Cita Rasa Masyarakat

Cita rasa mempunyai pengaruh cukup besar terhadap keinginan

masyarakat untuk membeli barang.Pada tahun 1960 an sedikit sekali

orang yang mengunakan mobil mobil buatan Jepang Tapi sejak tahun

1970 an suasananya berubah .Diberbagai negara didunia didapati mobil

buatan Jepang semakin populer. Akibatnya permintaan terhadap mobil

buatan Eropah menjadi berkurang/ turun.

6. Jumlah Penduduk.

Pertambahan penduduk diikuti dengan perkembangan dalam

kesempatan bekerja sehingga banyak orang yang akan memerima

pendapatan. Hal ini dapat menambah daya beli bagi masyarakat dan

anggota masyarakat dapat menambah jumlah permintaannya terhadap

barang dan jasa.

7. Ramalan masa yang akan datang (Ekspektasi tentang masa depan)

Ramalan masa akan datang harga barang akan naik dan kegiatana

ekonomi akan mengalami resesi, akan mendorong orang lebih berhemat

dalam pengeluarannya dan mengurangi permintaan.

Faktor faktor yang mempengaruhi besarnya kecilnya permintaan

dari no 2 sampai dengan nomor 7 dinamakan efek faktor bukan harga

terhadap permintaan.

1.1.1. Efek Faktor Bukan Harga Terhadap Permintaan

Jumlah suatu komoditi yang ingin dibeli seseorang selama

suatu periode waktu adalah fungsi atau tergantung pada harganya,

pendapatan uangnya, harga barang-barang lain dan seleranya.

Contoh: Andaikan fungsi permintaan individual seseorang akan

barang X adalah Qd = 8 – Px ceteris paribus maka jika ada 1.000

orang yang identik di pasar, masing–masing dengan permintaan

barang X seperti yang ditunjukan persamaan Qdx = 8 – Px ceteris

paribus maka skedul permintaan pasar dan liku permintaan pasar

diperoleh sebagai berikut: Qdx = 8 – Px ceteris paribus (dx

individual) Qdx = 1.000 (Qdx) ceteris paribus (dx pasar) = 8.000 –

8

1.000 Px.

Dengan dipenuhinya syarat-syarat ini maka perubahan harga

akan menimbulkan perubahan jumlah barang yang diminta.

Perubahan permintaan ini akan bergerak disepanjang kurve

permintaan (movement along a demand curve). Apabila syarat ini

berubah maka akan mengakibatkan perubahan permintaan dan kurve

permintaan akan bergeser (shift in demand).

Perubahan permintaan dapat dibedakan dalam dua pengertian

yaitu gerakan sepanjang kurve permintaan dan pergeseran kurve

permintaan.

Gambar 2. Grafik Gerakan Sepanjang Kurve Permintaan

9

Pengecualian dari Hukum Permintaan dikemukakan oleh Sir

Robert Giffen dengan teorinya yang disebut Giffen Paradox

(Keanehan Giffen). Kita telah mengetahui bahwa bunyi Hukum

Permintaan adalah bahwa naik rendah harga suatu barang, makin

banyak jumlah permintaan keatas barang tersebut, makin tinggi harga

satu barang makin sedikit jumlah permintaannya. Hukum Permintaan ini

tidak akan berlaku menurut Sir Robert Giffen terhadap:

1. Barang Gengsi

2. Pengaruh harapan yang dinamis

Apabila barang tersebut merupakan barang bergengsi artinya

apabila seseorang mempunyai barang dimana barang tersebut dapat

menaikan/menunjukan prestisenya dimata masyarakat maka walaupun

barang Gengsi itu harganya sangat mahal tetapi permintaan barang

tersebut malah bertambah banyak dengan alasan bahwa orang tersebut

adalah orang yang mampu atau dengan kata lain adalah orang yang

kaya.

Jika masyarakat beranggapan bahwa masa yang akan datang (

masa depan ) akan memberikan keuntungan yang besar bagi dirinya bila

dia membeli barang tersebut, maka walaupun harganya lebih mahal dia

akan membeli barang tersebut

10

1.2. Teori Penawaran dan Kurve Penawaran

Teori penawaran menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah

penawaran dan harga. Terdapatnya permintaan belum merupakan syarat

yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam pasar. Permintaan yang

wujud hanya dapat dipenuhi apabila penjual dapat menyediakan barang–

barang yang diperlukan tersebut.

Kurve Penawaran didefinisikan sebagai skedul atau kurve yang

menunjukkan berbagai kuantitas yang produsen ingin dan mampu

memproduksi dan menawarkan di pasar pada setiap tingkat harga yang

mungkin selama periode waktu tertentu.Jadi kurve penawaran dapat

dikatakan sebagai kurve yang menunjukan perkaitan antara harga barang

tertentu dengan jumlah barang yang ditawarkannya.

Hukum penawaran mengatakan bahwa makin tinggi harga suatu

barang maka makin banyak jumlah barang yang ditawarkan , sebaliknya

makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang yang

ditawarkan oleh para penjual.

Tabel 2. Penawaran buku tulis pada berbagai tingkat harga

D

a

r

i

d

ata tabel 2 maka dapat digambarkan bentuk curve penawaran sebagai

berikut:

Harga Satuan

(Rupiah)

Kuantitas yang ditawarkan

(Persatuan)

A 500 900

B 400 800

C 300 600

D 200 375

E 100 100

11

Gambar 4. Kurve penawaran buku tulis

Pada umumnya kurve penawaran menurun dari kanan atas ke kiri

bawah. Bentuk kurve penawaran seperti itu karena terdapat perkaitan yang

positif antara harga dengan jumlah barang yang ditawarkan. Hal ini

digambarkan pada hukum penawaran yang mengatakan bahwa makin

tinggi harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang ditawarkan

oleh para produsen, sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin

sedikit jumlah barang tersebut ditawarkan oleh para produsen.

Keinginan para produsen/penjual dalam menawarkan barangnya

pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor, yang

terpenting adalah:

12

1. Harga barang itu sendiri

Jika harga barang tinggi maka jumlah penawaran barang banyak/

bertambah, sebaliknya jika harga barang rendah maka jumlah barang

yang ditawarkan berkurang atau sedikit.

2. Harga barang–barang lain

Karena ongkos produksi diluar negeri naik ,maka barang yang

diimport menjadi Mhal haganya. Para konsumen sekarang lebih suk

membeli barang dalam negerk, hal ini mendorong rdusen dalam neger

menaikan produksi yang berarti akan mennaikkan penawaran barang.

3. Biaya untuk memperoleh faktor-faktor produksi

Pengeluaran yang sagat pentingdalam proses produksi adalah

pembayaran kepada faktor – faktor produksi karena memnetukan ogos

prduksi. Tan[a adanya kenaikan produktivitas daneffisiensi maka

kenaikan harga faktor prodiuksi akan menaikan ongkos produksi.

Bila ongkos produksilebih besar daripada hasil penjualan maka

pengusaha akan menjadi rugi dan akhirnya menutup usahanya dan

pindah keusaha yang lain.

4. Tujuan perusahaan

Dalam teori ekonomi setiap perusahaan inginmendapatkan keuntungan

yang maksimum makamsetiap perusahaan kapasitas produksinya tdak

dilakukan secara makimal ,tetapi keuntungan yang diperolehnya

adalah maksimum. Ada perusahaan yang tidak mau menanggung

resiko, maka melakukan kegiatan yang lebih kecil,supaya selamat

walaupun untungnya kecil. Perusahaan pemerintah lebih menekankan

mencapai [produksi yang maksimal daripada keuntungan yang

maksimal untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.

5. Tingkat tehnologi.

Tingkat tehnology memegang peranan pentingdalam mementukan

jumlah barang yang ditawarkan. Kemajuan tehnologyakan mengurangi

ongkos produksi dan mempertinggi produktivitas, mempertinggi mutu

banarng dan menciptakan barang baru.

Kemajuan tehnologi menimbulkan dua akibat yaitu :

13

a. Produksi dapat ditambah lebih cepat

b. Ongkos produksi semakin murah.

No 2,3,4,5,6 adalah factor factor yang mempengaruhi penawaran

diluar harga. Perubahan harga akan menimbulkan gerakan sepanjang kurve

penawaran. Sedangkan perubahan faktor–faktor lain di luar harga

menimbulkan pergeseran kurve penawaran. Dengan menganggap seluruh

faktor tersebut konstan sembari mengubah harga komoditi, kita peroleh

skedul penawaran produsen individual dan liku penawarannya.

Contoh: Misalkan fungsi penawaran seorang produsen akan komoditi

X adalah QSx = - 40 + 20 Px ceteris paribus. Maka jika ada 100 produsen

di pasar maka penawaran pasar (QSx) diperoleh sebagai berikut:

QSx = -40 + 20 Px (Sx seorang produsen ) QSx = 100 (QSx) ceteris

paribus (Sx pasar) = 4.000 + 2.000 Px

Gambar 5. Pergeseran Kurva Penawaran

14

1.3. Keseimbangan

Keseimbangan menunjukkan keadaan pasar yang sekali dicapai

cenderung untuk tetap tidak berubah. Dalam ilmu ekonomi, ini akan terjadi

bila kuantitas suatu barang yang diminta di pasar per satuan waktu sama

dengan kuantitas yang ditawarkan dalam periode waktu yang sama. Secara

geometris keseimbangan terjadi pada perpotongan antara liku permintaan

pasar akan barang tersebut dengan liku penawaran pasarnya. Harga serta

kuantitas dimana keseimbangan terjadi masing–masing dinamakan harga

keseimbangan dan kuantitas keseimbangan. Contoh: Dari liku

permintaan pasar dan liku penawaran pasar kita dapat menentukan harga

keseimbangan dan kuantitas keseimbangan barang X sebagai berikut:

Tabel 3

Harga barang X

( PX)

Permintaan

barang X (QDx)

Penawaran

barang X (QSx)

6

5

4

3

2

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

8.000

6.000

4.000

2.000

0

Pada tingkat harga Rp 6,- jumlah barang yang diminta adalah 2000

unit, penawaran sebanyak 8000 unit . Disini terjadi kelebihan penawaran

sehingga harga turun menjadi Rp 5,- Tetapi disini pun masih terjadi

kelebihan penawaran barang dari pada permintaannya yaitu permintaan

hanya 3000 unit penawaran sebanyak 6.000 unit.sehingga harga menjadi

turun lagi.Jika harga turun menjadi Rp 3,- permintaaan menjadi naik

sebesar 5.000 unit penawaran menjadi turun yaitu 2.000 unit akibatnya

terjadi kelebihan permintaan sebanyak3.000 unit. Dan harga menjadi naik

lagi.

Jika harga barang tersebut naik menjadi Rp 4,- jumlah barang yang

15

diminta sebesar 4.000 unit penawaran pun juga 4000 unit.Disini terjadi

keseimbangan antara permintaan dan penawaran karena jumlah barang

yang diminta sama besarnya dengan jumlah barang yang ditawarkan pada

tingkat harga Rp 4,- Ini yang dinamakan kuantitas keseimbangan

(Equilibrium Quantity ) dan harga nya disebut harga keseimbangan

(Equilibrium Price )

Gambar 6. Keseimbangan

Pada titik keseimbangan tidak ada suatu kelebihan ataupun

kekurangan barang dan pasar menyelesaikannya sendiri. Dengan asumsi

ceteris paribus, harga keseimbangan dan kuantitas keseimbangan

cenderung bertahan.

Contoh: Karena kita tahu bahwa pada tingkat keseimbangan QDx =

QSx maka kita dapat menentukan harga keseimbangan dan kuantitas

keseimbangan secara matematis.

QDx = QSx

8.000 – 1.000 Px = - 4.000 + 2.000 Px

12.000 = 3.000 Px Px = 4 Rp

Dengan mensubstitusikan harga keseimbangan ini ke dalam persamaan

permintaan atau persamaan penawaran, maka kita peroleh kuantitas

keseimbangan.

QDx = 8.000 – 1.000 (4) OSx = -4.000 + 2.000 (4)

= 8.000 – 4.000 atau = - 4.000 + 8.000

16

= 4.000 (satuan X) = 4.000 (satuan X)

Gambar 7. Penentuan Harga dan Jumlah Buku Tulis yang Diperjual

belikan.

Apabila terjadi pergeseran permintaan maupun pergeseran penawaran

maka curve permintaan maupun kurve penawaran akan bergeser juga

,maka titik keseimbanganpun akan bergeser juga. Ini dapat kita lihat pada

gambar curve dibawah ini.

Akibat pergeseran permintaan atau penawaran terhadap keseimbangan

(Equilibrium).

17

Gambar 8. Akibat Pergeseran Kurva Penawaran

1.4. Kelangkaan

Ilmu Ekonomi terbagi menjadi dua yaitu Ilmu Ekonomi Mikro dan

Ilmu Ekonomi Makro. Ilmu Ekonomi Mikro mempelajari kegiatan ekonomi

secara individual kemudian mencoba menerangkan sistem ekonomi secara

keseluruhan (menjelaskan susunan/komposisi dan pembagian/alokasi dari

produksi total). Ilmu Ekonomi Makro mempelajari kegiatan ekonomi

sebagai suatu keseluruhan/tingkat produksi secara keseluruhan. Yang

menjadi problem dasar ekonomi (economic problem) adalah alokasi sumber

daya yqng terbatas jumlahnya dengan tujuan yang sifatnya alternatif.

Yang dimaksudkan dengan sumber-sumber ekonomi adalah berbagai

bentuk tenaga kerja, modal, tanah dan kewiraswastaan yang digunakan

untuk memproduksi barang dan jasa. Karena sumber-sumber milik tiap

masyarakat terbatas atau langka maka kemampuannya untuk memproduksi

barang dan jasa juga terbatas, akibatnya seluruh masyarakat menghadapi

masalah mengenai apa yang diproduksi, bagaimana memproduksinya, untuk

siapa diproduksi, bagaimana pembagian barang tersebut sepanjang waktu

dan bagaimana permeliharaan dan pertumbuhan sistem yang bersangkutan.

Kebutuhan manusia dalam masyarakat akan barang barang dan jasa

tidak terbatas tetapi karena sumber-sumber milik masyarakat jumlahnya

terbatas dan kemampuan membeli barang dan jasa juga terbatas maka untuk

memenuhi kebutuhannya tersebut konsumen harus menentukan barang

18

mana yang akan memberikan kepuasan yang paling besar dari

kemampuannya membeli, maka konsumen akan menggolongkan barang dan

jasa tersebut menurut urutan prioritasnya. Karena itu konsumen tersebut

harus membuat suatu skala preferensi yang nanti akan menentukan urutan

barang dan jasa apa yang akan dibelinya sesuai dengan kemampuan

keuangannya dan sesuai dengan kepentingannya. Seorang produ senpun

akan menghadapi adanya masalah kelangkaan ini.

1.5. Batas Kemungkinan Produksi Dalam Masyarakat

Beberapa dari masalah ekonomi diatas dapat diterangkan lebih lanjut

dengan bantuan grafik. Dengan pertolongan grafik dapatlah ditunjukkan

dengan lebih jelas lagi persoalan persoalan yang dihadapi suatu

perekonomian. Grafik tersbut dinamakan Batas Kemungkinan Produksi atau

kurve kemungkinan produksi yaitu kurve yang menunjukkan batas

maksimum dari tingkat produksi yang dapat dicapai oleh suatu masyarakat

dengan menggunakan seluruh sumber sumber daya yang dimilikinya.

Didalam menerangkan batas kemungkinan produksi dan kurve

kemungkinan produksi perlu digunakan beberapa permisalan sederhana

yaitu:

1. Perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga penuh, yaitusemua

tenaga kerja yang tersedia dipekerjakan dan kapasitas alat alat produksi

sepenuhnya digunakan, sebagai akibatnya tingkat produksi mencapai

jumlah/nilai yang paling maksimum.

2. Jumlah faktor faktor produksi tidak dapat ditambah, tetapi gabungan

penggunaan mereka boleh dirubah rubah sehingga dapat menghasilkan

barang barang yang sesuai dengan keinginan masyarakat.

3. Tingkat tehnologi tidak mengalami perubahan., akibatnya produktivitas

berbagai faktor produksi adalah tetap.

4. Di dalam perekonomian hanya dapat menghasilkan dua jenis barang,

yaitu barang industri dan barang pertanian.

Berdasarkan pada pemisalan diatas dapat dibuat suatu gambaran

hipotetis mengenai gabungan alat ketentaraan dan barang konsumsiyang

mungkin dapat diciptakan oleh berbagai gabungan faktor produksi yang

19

digunakan. Misalkan gabungan gabungan seperti dibawah ini.

Berbagai Gabungan Produksi Alat Ketentaraan Dan Barang Konsumsi.

Komposisi faktor

– faktor produksi

Alat

ketentaraan

Barang

konsumsi

A

B

C

D

E

F

0

1

2

3

4

5

15

14

12

9

5

0

Setiap gabungan produksi alat ketentaraan dan barang konsumsi

dihasilkan oleh komposisi faktor yang berbeda. Pada tabel ini dapat kita

lihat bahwa jika masyarakat tidak menghendaki alat ketentaraan produksi

faktor produksi sepenuhnya digunakan untuk memproduksi barang

konsumsi maka alat ketentaraan adalah 0 unit dan barang konsumsi 15 unit.

Sebaliknya jika masyarakat menghendaki semua faktor produksi digunakan

untuk memproduksi alat ketentaraan maka barang konsumsi menjadi 0 unit

dan barang ketenaraan 5 unit. Biasanya masyarakat ingin memperoleh

barang konsumsi dan alat ketentaraan maka komposisinya ditunjukkan oleh

komposisi A,B,C,D,E dan F.

Tabel 9. Grafik Alat Ketenaran

20

Pada titik G menggambarkan bahwa gabungan produksi alat

ketentaraan dan barang konsumsi belum mencapai maksimum dalam

perekonomian sehingga berlaku pengangguran faktor faktor produksi.

Pada titik H gabungan alat ketentaraan dan barang konsumsi tidak

mungkin diproduksikan dalam perekonomian karena pada titik H adalah

keadaan yang tidak dapat dicapai. Apabila seorang produsen ingin merubah

komposisi dari faktor produksinya maka ia akan berhadapan dengan

masalah opportunity cost yaitu biaya yang harus dikorban untuk mencapai

atau memperoleh satu unit tambahan produksi/barang yang dikehendaki,

misalkan pada komposisi faktor produksi A produsen tersebut hanya dapat

memproduksi barang konsumsi sebanyak 15 unit, Jika produsen tersebut

ingin menambah produksi alat ketentaraan menjadi satu unit maka barang

konsumsi yang dapat diproduksinya berkurang 1 unit sehingga barang

konsumsi hanya 14 unit saja. Seandainya produsen tersebut ingin

menambah produksi barang ketentaraan 1 unit lagi sehingga menjadi 2 maka

produsen harus mengorbankan barang konsumsi sebanyak 2 unit sehingga

produksi barang konsumsi hanya sebanyak 12 unit, disini produsen akan

berhadapan dengan apa yang dinamakan bagaimana cara menghasilkan

opportunity cost tersebut.

1.6. Fungsi Sistem Ekonomi

Fungsi sistem ekonomi adalah untuk memecahkan 3 masalah pokok

yang dihadapi masyarakat dalam suatu negara yaitu:

1. What yaitu apa yang harus diproduksikan dan dalam jumlah berapa

besarnya.

Ini merupakan faktor yang terutama karena menentukan corak

penggunaan sumber – sumber daya. Jenis baang yang dihasilkan dalam

perekonomian sangat banyak karena itu pilihan –pilihan harus

dilakukan, makin banyak jenis barang yang dihasilkan semakin banyak

sumber daya yang akan digunakan sehingga sumber daya yang

digunakan disektor lain harus dikurangi.

2. How yaitu bagaimana caranya sumber-sumber daya digunakan untuk

memproduksi tersebut.

21

Dalam menghadapi pilihan masalah effisiensi merupakan salah satu

factor yang akan dijadikan dasar dalam melakukan pemilihan tersebut.

Yang akan dipilih adalah yang mampu untuk menciptakan barang –

barang tersebut dengan cara yang paling effisien.

3. For Whom yaitu bagaimana caranya produksi tersebut dibagikan.

Untuk siapa barang diproduksikan.

Semua pertanyaan itu dapat dicari jawabannya pada tempat yang

dinamakan pasar yaitu tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk

membeli atau menjual sumber–sumber daya serta barang dan jasa.

Pasar mempunyai 5 fungsi dan 5 fungsi ini menunjukan pertanyaan

yang harus dijawab oleh setiap sistem ekonomi. Fungsi fungsi pasar tersebut

adalah:

1. Menetapkan nilai. Disini harga merupakan alat pengukur nilai. Barang

apa yang akan diproduksi ditentukan oleh permintaan konsumen dan

permintaan ini harus didukung oleh kemampuan keuangan

2. Mengorganisasi produksi. Melalui faktor biaya dipilih metode produksi

yang efisien serta dapat memaksimumkan perbandingan antara output

dengan input yang diukur dengan uang. Fungsi ini menjawab

pertanyaan bagaimana menghasilkan barang dan jasa.

3. Mendistribusikan produksi. Ini menjawab pertanyaan mengenai untuk

siapa barang dan jasa ini diproduksi. Pertanyan ini dijawab melalui

pembayaran pada sumber daya. Tenaga kerja yang paling produktif

akan menerima pembayaran yang banyak dan akan dapat membeli

barang dan jasa dalam jumlah yang banyak.

4. Menyelenggarakan penjatahan. Ini merupakan inti dari terjadinya harga

sebab penjatahan membatasi konsumsi dari produksi yang tersedia.

5. Menyediakan barang dan jasa untuk keperluan akan datang dimana

tabungan dan investasi terjadi di pasar dan ini merupakan usaha untuk

memajukan perekonomian

Sistem perekonomian didunia dipengaruhi oleh nilai-nilai

kebudayaan dan pandangan politik dari masyarakat. Secara garis besarnya

dapat dibedakan menjadi:

22

a. Sistem perekonomian pasar bebas

Sistem ini menghendaki adanya kebebasan yang penuh kepada anggota

masyarakat untuk menentukan kegiatan ekonomi yang dilakukannya,

tidak ada campur tangan pemerintah. Semua sumber-sumber daya yag

tersedia dimiliki dan dikuasai oleh anggota masyarakat dan mereka

mempunyai kebebasan penuh untuk menentukan kegiatan ekonomi

yang dilakukannya.

b. Sistem perekonomian campuran.

Disini sistem ekonomi dikendalikan dan diawasi oleh pemerintah tetapi

masyarakat masih mempunyai kebebasan untuk mnentukan kegiatan

ekonomi yang dilakukannya. Tujuan campur tangan pemerintah adalah

untuk mnghindari akibat–akibat yang kurang menguntungkan daripada

sistem pasar bebas yaitu

c. Menjamin agar kesamaan hak untuk setiap individu tetap wujud dan

penindasan dapat dihindarkan.

d. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami

perkembangan yang teratur dan stabil.

e. Mengawasi kegiatan – kegiatan perusahaan ,terutama perusahaan –

perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar agar mereka tidak

menjalankan praktek – praktek monopoli yang merugikan.

f. Menyediakan barang bersama yaitu barang barang seperti jalan raya,

polisi,, tentara yang penggunaannya dilakukan secara kolektif oleh

masyarakat untuk mempertinggi kesejahteraan sosial masyarakat.

g. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan

masyarakat dihindari atau dikurangi masalahnya.

Adapun campur tangan pemerintah dilakukan dengan cara:

Menetapkan peraturan–peraturan yang bertujuan untuk mengatur dan

mengawasi kegiatan ekonomi.

Secara langsung ikut melakukan kegiatan ekonomi.

Melalui kebijaksanaan fiskal dan kebijaksanaan moneter.

1.7. Sistem perekonomian perencanaan

Pada sistem ini pemerintah sepenuhnya menentukan corak kegiatan

23

perekonomian. “Apa yang diproduksi” menunjukkan barang dan jasa serta

jumlah masing-masing yang harus dihasilkan dalam perekonomian. Karena

sumber-sumber langka tidak ada satu perekonomianpun yang dapat

memproduksi setiap barang dan jasa sebanyak barang yang diinginkan oleh

seluruh anggota masyarakat.

Dalam sistem perekonomian pasar bebas masalah ”apa yang

diproduksi” dipecahkan lewat mekanisme harga. Harga barang dimana

konsumen bersedia membayar harga perkesatuan yang cukup tinggi untuk

menutup paling sedikit seluruh biaya produksinya akan ditawarkan

produsen dalam jangka panjang. Dengan membayar harga yang tinggi

konsumen biasanya mendorong para produsen untuk menaikan jumlah

komoditi yang ditawarkan persatuan waktu. Sebaliknya suatu penurunan

harga biasanya menyebabkan penurunan jumlah penawaran.

Dalam sistem perekonomian campuran pemerintah melalui pajak,

subsidi dan lain-lain mengubah dan dalam beberapa keadaan melalui

pengawasan langsung menggantikan fungsi bekerjanya mekanisme harga

dalam fungsinya menentukan apa yang diproduksi.

Dalam sistem perekonomian yang sepenuhnya disentralisasikan sang

diktator atau suatu komite/dewan perancang yang ditunjuk olehnya

menentukan dengan pasti apa yang diproduksi.

“Bagaimana memproduksi” menunjukan pilihan kombinasi faktor–

faktor dan tehnik tertentu yang digunakan untuk memproduksi barang dan

jasa. Karena suatu barang dan jasa dapat diproduksikan dengan berbagai

kombinasi faktor dan tehnik yang berbeda timbul masalah mana yang akan

digunakan.

Dalam sistem perekonomian pasar bebas yang menggunakan

mekanisme pasar masalah ini diselesaikan oleh mekanisme harga karena

harga suatu faktor umumnya menunjukkan kelangkaan relatif maka tehnik

yang terbaik untuk memproduksi suatu barang dan jasa adalah menawarkan

ongkos produksi yang paling rendah.

Dalam sistem perekonomian campuran bekerjanya mekanisme harga

dalam menyelesaikan masalah bagaimana memproduksinya dimodifikasikan

24

dan seringkali diganti oleh suatu tindakan pemerintah. Dalam suatu

perekonomian yang disentralisasikan masalah ini diselesaikan oleh suatu

komite perencana.

“Untuk siapa diproduksi“ menunjukan berapa banyak yang

diinginkan oleh tiap kosumen untuk pemuasan. Dalam hal tidak adanya

pengaturan atau pengendalian oleh pemerintah atas perekonomian ini

masalah untuk siapa diproduksi juga diselesaikan melalui mekanisme harga.

Perekonomian akan memproduksi barang yang memuaskan keinginan

rakyat yang mempunyai uang untuk membayarnya. Semakin tinggi

pendapatan seseorang, semakin besar perekonomian didorong untuk

memproduksi barang yang ia inginkan.

Dengan alasan persamaan dan keadilan, pemerintah biasanya

memodifikasi bekerjanya mekanisme harga dengan mengambil dari mereka

yang kaya melalui perpajakan dan mendistribusikan kembali kepada mereka

yang miskin melalui subsidi dan pembayaran tunjangan kesejahteraan.

Mereka juga menaikan pajak agar dapat memberikan barang- barang publik

tertentu seperti pendidikan, hukum dan ketertiban serta pertahanan.

Dalam suatu perekonomian pasar bebas mekanisme harga

melaksanakan dua macam penjatahan yang sangat berhubungan erat.

Pertama, ia membatasi tingkat konsumsi total pada output yang tersedia.

Kedua, ia membatasi tingkat konsumsi sekarang hingga membuktikan

bahwa komoditi tersebut akan habis untuk seluruh periode waktu dimana

penawarannya tetap.

1.8. Mekanisme pasar

Kemajuan yang telah dicapai berbagai perekonomian ,terutama

perekonomian negara –negara maju membuktikan bahwa :

1) pada umumnya mekanisme pasar adalah sistim yang cukup effisien di

dalam mengalokasikan faktor- faktor produksi dan mengembangkan

perekonomian tetapi

2) di dalam keadaan –keadaan tertentu ia menimbulkan beberapa akibat

buruk kepada perekonomian sehingga diperlukan campur tangan

pemerintah untuk memperbaikinya.

25

1.8.1. Kebaikan – kebaikan mekanisme pasar .

1. Pasar dapat memberikan informasi yang lebih tepat (keterangan

tentang harga-harga barang dan berapa besarnya permintaan

kepada berbagai jenis barang).

2. Pasar memberikan perangsang kepada para pengusaha untuk

mengembangkan kegiatan mereka(pertambahan

pendapatan,kemajuan tehnologi,mpertambahan penduduk

menambah permintaan dan mendorong pengusaha menambah

produksi dan meningkatkan kegiatan ekonomi.

3. Pasar memberikan perangsang untuk memperoleh keahlian

modern,(diperlukan tehnologi yangcanggih dan management

yang modern.

4. Pasar menggalakkan penggunaan barang dan faktor produksi

secara effisien (berkaitan dengan kelangkaan).

5. Pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada masyarakat

untuk melakukan kegiatan ekonomi.

1.8.2. Keburukan –keburukan mekanisme pasar.

1. Kebebasan tidak terbatas menindas golongan – golongan

tertentu.(merugikan golongan yang lemah dan minoritas)

2. Kegiatan ekonomi sangat tidak stabil keadaannya.

3. Didalam mekanisme pasar akan timbul kekuatan monopoli

yang merugikan.

4. Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan beberapa jenis

barang secara effisien

5. Kegiatan konsumen dan produsen mungkin menimbulkan

eksternalitas yang merugikan ( akibat sampingan )

Teori Ekonomi Mikro sering dinamakan teori harga karena

membahas arus barang dan jasa dari sektor perusahaan ke sektor rumah

tangga, arus faktor produksi dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan

dan terjadinya harga.

26

Gambar 10. Arus Lingkar Penghasilan dan Pengeluaran Dalam

Untuk meninjau arus barang dan jasa ada 2 metode dasar yang dapat

digunakan:

1. Analisis keseimbangan partial (partial equilibrium analysis) yaitu

membahas pasar individu yaitu pembentukan harga dan kuantitas

misalnya di pasar tertentu dengan asumsi bahwa harga dan kuantitas di

pasar lain diketahui.

2. Analisis keseimbangan umum (general equilibrium analysis) adalah

menunjukkan adanya saling ketergantungan yang sangat erat dalam

sistem ekonomi karena menekankan adanya saling penentuan antara

harga dan kuantitas dibanyak pasar yang saling berhubungan

27

BAB II

ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

2.1. Elastisitas Permintaan

Dalam analisa ekonomi sangat berguna untuk mengetahui sampai

dimana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab

itu dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan

sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga keatas perubahan

permintaan. Ukuran inilah yang dinamakan Elastisitas Permintaan

dengan simbol Ed.

Adapun yang dimaksudkan dengan Elastisitas permintaan adalah

Koefisien angka yang menggambarkan sampai berapa besarnya

persentase perubahan jumlah barang yang diminta apabila

dibandingkan dengan persentase perubahan harga.

Rumusnya adalah:

𝐸𝑑 =𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎

Atau

𝐸𝑑 =

𝑞1 − 𝑞𝑞

𝑝1 − 𝑝𝑝

Atau

𝐸𝑑 =

∆𝑞𝑞

∆𝑝𝑝

Contoh:

Pada waktu harga beras Rp 400,- sekilogram jumlah permintaan beras dari

konsumen adalah 10.000 kg dan pada waktu harga Rp 300,- sekilogram

jumlah beras yang ingin dibeli adalah 15.000 kg maka koefisien

elastisitasnya:

𝐸𝑑 =

𝑞1 − 𝑞𝑞

𝑝1 − 𝑝𝑝

28

𝐸𝑑 =

500010.000−100400

𝐸𝑑 =

12

−14

= −2

Nilai yang diperoleh adalah negatif yang berarti perubahan harga

dan jumlah barang yang diminta mengalami perubahan yang berbalikan.

Dengan angka Ed = -2 berarti bahwa perubahan harga sebanyak 1

persen menimbulkan perubahan permintaan sebanyak 2 persen.

Elastisitas permintaan mempunyai 5 jenis yaitu: tidak elastis

sempurna,(in- elastis sempurna), elastis sempurna, elastis uniter, tidak

elastis (In – elastis).

Gambar 11. 5 Jenis Kurva Permintaan

Manfaat mengetahui elastisitas permintaan.Dengan mengetahui

besarnya elastisitas dapatlah diramalkan perubahan yang akan terjadi

dipasar. Perubahan harga dapat menimbulkan akibat yang sangat berbeda

kepada jumlah penjualan apabila elastisitasnya berbeda.

Pengaruh perbedaan kurve permintaan keatas harga dan penjualan

29

Gambar 12. Menaikkan produksi merupakan tindakan yang bijaksana

karena menimbulkan pertambahan hasil penjualan .

Kurve permintaan yang hampir mendatar.

Apabila permintaam agak datar bentuknya maka pergeseran keatas

kurve penawaran akan menimbulkan perubahan harga yang sedikit, tetapi

perubahan jumlah yang diperjual belikan cukup besar.

Gambar 13. Penambahan penawaran akan merugikan perusahaan.

Kurve permintaan yang menurun curam

Pergeseran keatas kurve penawaran akan menimbulkan perubahan

harga yang besar tetapi perubahan jumlah yang diperjual belikan lebih

kecil. Manfaat menaksir elastisitas permintaan. Bagi perusahaan dapat

menjadi landasan dalam menyusun kebijaksanaan penjualannya. Bagi

S

1

E

1 P

1 E

S

1

Q

1

S

1

E1 P

1 E

S1

O Q1 Q Q

30

pemerintah menjadi alat untuk meramalkan kesuksesan dari kebijaksanaan

ekonomi tertentu yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi Elastisitas Permintaan

berbagai barang. Faktor yang terpenting adalah:

1. Banyaknya barang – barang pengganti yang tersedia.

Dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat

digantikan dengan barang barang lain yang sejenis dengannya, tetapi

ada juga yang sukar mencarinya. Perbedaan ini menimbulkan

perbedaan elastisitas diantara berbagai macam barang. Jika suatu

barang mempunyai banyak barang pengganti, permintaannya cenderung

bersifat elastis. Maksudnya perubahan harga yang kecil saja akan

menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan.

Pada waktu harga naik pembeli merasa enggan untuk membeli

barang tersebut, mereka lebih suka membeli barang lain sebagai

gantinya yang harganya tidak mengalami perubahan.Sebaliknya pada

waktu harga turun maka para pembeli melihat bahwa barang tersebut

lebih murah daripada harga barang penggantinya dan beramai ramai

membeli barang tersebut, ini menyebabkan permintaaan bertambah

dengan cepat.

Permintaan terhadap barang yang tidak mempunyai banyak barang

pengganti bersifat tidak alastis ( in-elastis) karena :

a. Kalau harga naik para pembelinya sukar memperoleh barang

pengganti sehingga harus tetap membeli barang tersebut, oleh sebab

itu permintaannya tidak banyak berkurang.

b. Kalau harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena

tidak banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang

yang bersaingan dengannya.

c. Dengan uraian ini dapat disimpulkan bahwa makin banyak jenis

barang pengganti terhadap suatu barang makin elastis sifat

permintaannya.

2. Besarnya Persentase Pendapatan yang digunakan/ yang akan

dibelanjakan.

31

Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli

sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap

barang tersebut. Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang yang

sangat murah harganya misalnya minuman ringan . Jika orang itu telah

menyukai minuman ringan jenis tertentu, kenaikan harga minuman

ringan tidak akan banyak mengurangi permintaannya. Mereka akan

tetap membeli jenis minuman yag sama karena pengeluaran untuk

minuman ringan merupakan bagian yang relatif kecil dari

pendapatannya.

Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang barang yang agak

mahal seperti televisi , sepeda motor. Sebelum memutuskan apakah

jenis televisi atau jenis sepeda motor yang akan dibeli, orang akan

mmembandingkan harga dari berbagai jenis televisi maupun jenis

sepeda motor yang ada. Harga akan memainkan peranan yang cukup

menentukan dalam melakukan pilihan tersebut. Perbedaan harga dapat

menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu

merk tertentu dan membeli merk lain yang lebih murah Berdasarkan

pada pengamatan seperti ini, dapatlah dikatakan bahwa semakin besar

bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang ,

semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

3. Jangka waktu permintaan di analisa

Jangka waktu dimana permintaan terhadap sesuatu barang diamati

juga mempunyai pengaruh terhadap elastis. Semakin lama jangka waktu

dimana permintaan itu dianalisis. Semakin elastis sifat permintaan

sesuatu barang.

Dalam waktu yang singkat permintaan lebih bersifat tidak elastis

karena perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh

para pembeli. Oleh sebab itu walaupun harganya naik nmereka

cenderung untuk meminta barang barang yng biasa dibelinya. Dengan

demikian dalam jangka pendek permintaan tidak banyak mengalami

perubahan.Dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli dapat

mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan

32

banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan

belakangan ini . Selain itu dalam jangka panjang barang pengganti

mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya, dan akan

menyebabkan orang lebih mudah pindah membeli barang pengganti.

Harga Permintaan Ed dari atas

kebawah

Ed dari bawah

keatas

Rp 1.000-

RP 800,-

Rp 600,-

Rp 400,-

Rp 200,-

2000

4000

5000

8000

10.000

-5,00

-1,00

-1,80

-0,50

-2,00

-0,60

-0,75

-0,20

Dari hasil perhitungan elastisitas permintaan yang dihitung

menurut cara perhitungan dari atas kebawah dengan cara perhitungan

dari bawah keatas ternyata hasil elastisitas permintaannya berbeda ,

seharusnya hasilnya sama.Hasil elastisitas ini kurang memuaskan,

Karena itu dibuat suatu rumus baru yaitu koeffisien elastisitas yang

disempurnakan :

𝐸𝑑 =

𝑄1 − 𝑄𝑄 + 𝑄1

2𝑃1 − 𝑃𝑃 + 𝑃1

2

Rumus ini dinamakan rumus Titik Tengah dengan elastisnya

dinamakan elastisitas Arc (elastisitas busur = elastisitas diantara dua

titik)

2.2. Jenis Elastisitas Permintaan Yang Lain

1. Elastisitas Lintang ( silang dari permintaan)

Elastisitas silang permintaan adalah koeffisien angka yang

menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan atas

sesuatu barang apabila terjadi perubahan keatas harga barang lain.

Rumusnya :

33

𝐸𝑑 =𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑋 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑌

𝐸𝑑 =∆𝑄𝑥

𝑄𝑥:∆𝑃𝑥

𝑃𝑥

Nilai elastisitas lintang / silang berkisar diantara tak terhingga negative

kepada nilai tak terhingga yang positip ( )

Ketentuannya :

1. Barang penggenap nilai elastisitas lintang adalah negative

contohnya mobil dengan premium.

2. Barang penganti nilai elastisitas lintangnya adalah positip

contohnya mobil sedan ( pribadi) dengan mobil taksi.

Contoh :

Elastisitas Silang / lintang permintaan

Komodity Sebelum Sesudah

Harga Jumlah Harga Jumlah

Kopi (Y) 40 50 60 30

The (X) 20 40 20 50

𝐸𝑑 =∆𝑄𝑥

𝑄𝑥:∆𝑃𝑦

𝑃𝑦

𝐸𝑑 =∆𝑄𝑥

𝑄𝑥:∆𝑃𝑦

𝑃𝑦= 𝐸𝑑 =

∆𝑄𝑥

∆𝑃𝑥:𝑃𝑌

𝑄𝑥

𝐸𝑑 =+10

+10:20

40

= +0,5 (𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑢𝑏𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖)

2. Elastisitas Pendapatan dari permintaan

Elastisitas Pendapatan dari permintaan ( e m ) adalah koeffisien

yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan

keatas suatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan

seorang konsumen / pembeli.

Rumusnya :

𝐸𝑑 =𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑋 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑌

34

𝐸𝑑 =

∆𝑄𝑄

∆𝑀𝑀

=∆𝑄

𝑄:∆𝑀

𝑀

Bilamana EM ( em ) nilainya negative maka barang tersebut

merupakan barang inferior Bilamana EM ( em ) nilainya positip

maka barang tersebut dinamakan barang normal yang bisa

digolongkan sebagai berikut Yaitu :

1. Bila EM nya > 1 maka barang tersebut merupakan barang

mewah.

2. Bila EM nya < 1 maka barang tersebut merupakan barang

kebutuhan pokok/ barang keharusan.

Contoh :

Pendapatan

( M )perthn

Kuantitas X

perthn

(persatuan )

Prosentase

perubahan

Qx

Prosentase

perubahan

M

Em Macam

barang

8000

12.000

16.000

20.000

24.000

28.000

32.000

5

10

15

18

20

19

18

100

50

2

Mewah

%Perubahan Q

𝐸𝑑 =𝑄1 − 1

𝑄𝑋100 =

10 − 5

5=

5

5𝑋100 = 100

%Perubahan M

𝐸𝑑 =𝑀1 − 1

𝑀𝑋100 =

12000 − 8000

8000=

4000

8000𝑋100 = 50

35

𝐸𝑑 =

∆𝑄𝑄

∆𝑀𝑀

=∆𝑄

𝑄:∆𝑀

𝑀=

∆𝑄

∆𝑀𝑋

𝑀

𝑄=

5

4000:8000

5

= 2(𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑤𝑎ℎ)

2.3. Elastisitas Penawaran.

Elastisitas Penawaran mengukur resposif penawaran sebagai akibat

perubahan harga. Jadi koefisien Elastisitas Penawaran adalah angka

yang menggambarkan sampai berapa besarnya perubahan penawaran

dibandingkan dengan perubahan harga. Koefisien elastisitas penawaran

dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝐸𝑑 =𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑤𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔

Nilai yang terdapat pada hitungan elastisitas penawaran ini dari atas

kebawah tidak sama besarnya dengan nilai elastisitas penawaran dari

bawah keatas. Supaya nilai elastisitas penawaran dari atas kebawah dan

nilai elastisitas dari bawah keatas sama besarnya , maka digunakan cara

yang sama dalam menghitung nilai koeffisien elastis permintaan yaitu

nilai koeffisien elastis penawaran dengan menggunakan rumus titik

tengah. Elastisitas penawaran mempunyai 5 jenis yaitu tidak elastis

sempurna ( in –elastis sempurna) , elastis sempurna, elastis uniter, tidak

elastis ( in – elastis ) dan elastis.

Jenis elastisitas penawaran

36

Gambar 14. 5 Jenis Kurve Penawaran

Faktor yang mempengaruhi Elastisitas penawaran:

1. Sifat perubahan biaya produksi.

Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran

hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat

tinggi , tetapi kalau penawaran dapat ditambah dengan

mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran

akan bersifat elastis.

Biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau akan

mengalami pertambahan yang sedikit saja apabila produksi

ditambah tergantung pada banyak factor. Salah satu faktornya

yang penting adalah sampai dimana tingkat penggunaan kapasitas

alat produksi yang dimiliki perusahaan. Jika kapasitasnya telah

mencapai tingkat yang tinggi investasi yang baru haruslah

dilakukan untuk menambah produksi. Dalam keadaan ini kurve

penawaran akan menjadi tidak elastis, terutama apabila factor –

factor Produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi sangat

sukar diperoleh.

2. Jangka waktu analisis yang dibedakan tiga jenis jangka waktu

yaitu: masa amat singkat, jangka pendek dan jangka panjang

a. Masa amat singkat.

Masa amat singkat adalah jangka waktu dimana para penjual

37

tidak dapat menambah lagi penawarannya, dengan demikian

penawarannya bersifat tidak elastis sempurna.Dalam masa yang

amat singkat jumlah barang tidak dapat ditambah maka harga

mengalami kenaikan yang tinggi

b. Jangka pendek

Dalam jangka pendek kapasitas alat produksi yang ada tidak

dapat ditambah, tetapi setiap perusahaan masih dapat

menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia yaitu

dengan cara menggunakan factor- factor produksi termasuk

barang modal secara lebih intensif misalnya: dengan

memperpanjang jam kerja, memperbaiki managemen produksi,

menggunakan tenaga kerja dengan lebih effektif dan

sebagainya.Usaha ini akan menambah produksi barang yang

ditawarkan , tetapi pertambahannya tidak terlalu besar.

Kenaikan hargapun tidak sebesar seperti yang berlaku dalam

masa yang amat singkat

c. Jangka panjang

Produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan

38

mudah ditambah dalam jangka panjang. Oleh karenanya

penawaran bersifat elastis. Pertambahan ini adalah jauh lebih

besar daripada pertambahan dalam jangka pendek. Oleh karena

pertambahan penawaran yang cukup besar maka kenaikan

harga dari P ke P1 adalah lebih kecil daripada dalam keadaan

jangka waktu amat singkat dan jangka pendek.

2.3. Masalah Jangka Panjang Di Sektor Pertanian

Dalam perkonomian yang belum berkembang pertanian penting sekali

artinya dalam perekonomian. Produksi nasional sebagian besar berasal dari

hasil pertanian, begitu juga pendapatan rumah tangga sebagian besar

dibelanjakan untuk membeli hasil – hasil pertanian. Dengan adanya

perkembangan perekonomian yang modern peranan pertanian ini makin

mundur..

Kemunduran ini disebabkan 0leh 2 hal yaitu :

1. Permintaan yang lambat perkembangannya.

2. Kemajuan tehnologi disektor pertanian yang memungkinkan pertambahan

produkvitas yang tinggi.

Ad 1.

Kenaikan pendapatan akan menaikkan konsumsi berbagai macam

barang baik barang industry maupun barang pertanian. Tetapi kenaikan ini

tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan , karena pertambahan

konsumsi barang – barang bukan pertanian lebih cepat daripada

pertambahan pendapatan berarti barang – barang tersebut mempunyai

elastisitas pendapatan yng elastis.Sebaliknya kenaikan permintaan terhadap

barang pertanian lebih lambat daripada kenaikan pendapatan, jadi barang –

barang tersebut mempunyai elastisitas pendapatan yang tidak elastis.

Kenaikan permintaan barang industry lebih cepat , kenaikan harganyapun

juga lebih cepat bila dibandingkan dengan kenaikan harga barang pertanian.

Ad 2.

Di Negara maju hanya sebagian kecil penduduk yang bekerja

dibidang pertanian. Karena adanya kemajuan tehnologi produktivitas

pertanian dapat dinaikkan dengan lebih cepat apabila cukup banyak

39

permintaan, tetapi ternyata kenaikan permintaan lebih lambat, sehingga

untuk negara – negara maju menimbulkan 2 implikasi yaitu :

1. Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sector industry.

2. kemajuan tehnologi dapat menyebabkan masalah kelebihan produksi

pertanian sehingga harga barang pertanian cenderung berada pada

tingkat yang sangat rendah.

Dalam jangka pendek harga harga hasil pertanian cenderung untuk

mengalami naik turun yang relative besar, naik dan turun secara drastis.

Ketidak stabilan harga ini dalam jangka pendek disebabkan oleh 2 hal yaitu

:

1. Naik turunnya penawaran.

2. Naik turunnya permintaan.

Ad 1.

Ketidak stabilan yang bersumber dari perubahan penawaran.

Tingkat produksi sektor pertanian sangat dipengaruhi oleh factor – factor

diluar kemampuan petani untuk mengendalikannya. Perubahan musim yang

dipengaruhi oleh keadaan cuaca , banjir, hujan atau kemarau yang panjang

dan hama tanaman. Ini menyebabkan perubahan tingkat produksi barang

pertanian yang relative besar dibandingkan dengan perubahan tingkat

produksi barang – barang industry.

Gambar 15. Perbandingan Keadaan di Pasar Barang Pertanian dan

Barang Industri

Dalam jangka pendek maupun panjang permintaan keatas barang

Pertanian bersifat in – elastis. Faktor – faktor yang menyebabkan penawaran

barang pertanian bersifat in – elastis adalah:

40

1. Barang pertanian dihasilkan secara musiman.

2. Kapasitas memproduksi sektor pertanian cenderung untuk mencapai tingkat

yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan.

3. Beberapa jenis tanaman memerlukan waktu yang cukup lama sebelum

menghasilkan.

Ad 2.

Ketidak stabilan yang bersumber dari perubahan permintaan.

Ketidak stabilan penawaran barang pertanian yang diikuti pula oleh ketidak

elastisan permintaannya menyebabkan perubahan harga yang sangat besar

apabila terjadi perubahan permintaan.

Misalnya : Karena ada beberapa faktor tertentu perekonomian mengalami

resesi menyebabkan permintaan menjadi berkurang sedangkan penawaran

tetap maka harga akan menjadi turun.

Gambar 16. Pengaruh Perubahan permintaan terhadap harga pada

barang pertanian dan industri

Misalkan, pada permulaannya permintaan dan penawaran terhadap

barang pertanian berturut – turut ditunjukkan oleh kurve D dan S. Sesuai

dengan sifat permintaan dan penawaran barang pertanian ,yaitu keduanya

bersifat tidak elastis, maka kurve D dan S adalah tidak elastis.

Keseimbangan adalah di E dan berarti harga adalah P dan jumlah barang

yang diperjual belikan adalah Q. Selanjutnya dimisalkan , oleh karena

41

beberapa factor tertentu, perekonomian mengalami resesi. Kemunduran

ekonomi ini menyebabkan permintaan keatas barang pertanian pindah dari

D menjadi D . Karena penawaran tidak mengalami perubahan maka

keseimbangan yang baru tercapai pada titik E . Dengan demikian harga

barang pertanian telah merosot menjadi P dan jumlah barang yang diperjual

belikan turun menjadi Q . Selanjutnya perhatikan keadaan permintaan dan

penawaran terhadap barang industry.

Pada mulanya dimisalkan permintaan dan penawaran berturut – turut

adalah D dan S. Berdasarkan pada pemisalan ini pada mulanya

keseimbangan dicapai pada titik E. Sesuai dengan sifat permintaan dan

penawaran barang industry maka kedua kurve tersebut adalah relative lebih

elastis. Apabila berlaku kemerosotan ekonomi perubahan permintaan keatas

barang industry telah memindahkan curve permintaan dari D menjadi D

maka keseimbangan yang baru adalah pada E yang berarti harga telah turun

ke P dan jumlah barang yang diperjual belikan berkurang menjadi Q . Jelas

kelihatan bahwa PP dalam grafik 1 adalah jauh lebih besar dari pada PP

dalam grafik 2 walaupun digambarkan bahwa perubahan permintaan

terhadap barang industry adalah kira kira sama besarnyadengan perubahan

permintaan terhadap barang pertanian. Ini membuktikan bahwa perubahan

permintaan menimbulkan perubahan harga yang lebih besar terhadap harga

barang pertanian dari pada harga barang industry.

2.4. Pengaruh Perubahan Permintaan Keatas Pendapatan Dan Penggunaan

Tenaga Kerja

Dalam kegiatan pertanian perubahan permintaan lebih mempengaruhi

pendapatan daripada kesempatan kerja. Dalam kegiatan industry perubahan

permintaan lebih mempengaruhi kesempatan kerja , sedangkan pendapatan

tidak mengalami perubahan sebesar di sektor pertanian. Menstabilkan Harga

dan Pendapatan Pertanian Untuk menstabilkan harga dan pendapatan

produsen hasil pertanian berbagai Negara melakukan campur tangan dalam

penentuan produksi dan harga .Campur tangan tersebut dapat dilakukan

dengan beberapa cara. Ada tiga cara yang penting yaitu :

1. Membatasi ( menentukan quota) tingkat produksi yang dilakukan tiap –

42

tiap produsen

2. Melakukan pembelian barang yang ingin distabilkan harganya.

3. Memberikan subsidi kepada produsen apabila harga pasar lebih rendah

daripada harga yang dianggap sesuai oleh pemerintah.

Ad 1.

Membatasi jumlah produksi.(Quota) Untuk menjaga agar produksi tidak

mencapai tingkat yang berlebihan sehingga menimbulkan masalalah

merosotnya pendapatan produsen hasil pertanian, pemerintah dapat

membatasi jumlah produksi yang dibenarkan dicapai para produsen. Tanpa

adanya campur tangan pemerintah permintaan dan penawaran ditunjukkan

oleh kurve DD dan SS. Jika harga sepenuhnya ditentukan oleh interaksi

antara permintaan dan penawaran maka harga yang dicapai adalah P dan

jumlah barang Q. Misalkan harga yang tercapai dalam pasar bebas ini tidak

memuaskan petani dan pemerintah karena dianggap harga tersebut terlalu

rendah . Harga yang dianggap memadai adalah yang akan memberikan

pendapatan yang lumayan kepada para petani yaitu P₂. Jika permintaannya (

kurve DD nya) tetap maka harga P₂ hanya akan wujud apabila penawaran

adalah seperti yang ditunjukkan oleh Sզ . Dengan demikian barang yang

sebaiknya diproduksikan dan diperjual belikan haruslah sebesar Q₂ berarti

para petani secara keseluruhan memproduksi tidak lebih dari Q₂. Tanpa

adanya pembatasan produksi, pada harga P₂ para petani akan memproduksi

43

sebanyak Q3. Tujuan dari kebijakan pembatasan produksi adalah untuk

menghalangi petani memproduksi lebih dari Q₂.

Kebijaksanaan membatasi produksi dengan tujuan menaikkan pendapatan

petani akan berhasil apabila permintaan keatas barang yang dibatasi

produksinya bersifat tidak elastis.

2.5. Campur tangan dalam jual beli

Cara lain yang dapat dilaksanakan pemerintah untuk menstabilkan harga

dan menjaga agar petani menerima harga yang wajar adalah dengan

melakukan jual beli hasil pertanian yang harganya akan distabilkan.Untuk

melakukan campur tangan ini pemerintah perlu mendirikan badan yang akan

melakukan jual beli dan menyimpan stock barang yang akan diperjual

belikan. Dalam persoalan ini ada dua cara sebagai berikut:

1. Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang ditentukan oleh pasar

bebas.

2. Pemerintah menstabilkan harga pada tingkat yang lebih tinggi dari harga

equilibrium ( keseimbangan) di pasar bebas.

Ad 1.

Menstabilkan harga pada keseimbangan Pasar Bebas. Dalam kebijakan

ini yang diusahakan pemerintah adalah dalam jangka panjang tingkat harga

adalah sama dengan harga kesimbangan yang ditentukan dalam pasar bebas.

Jadi pemerintah berpendapat bahwa harga yang ditentukan pasar bebas

adalah cukup wajar dan tidak perlu diubah.Yang diusahakan pemerintah

adalah dalam jangka panjang harga tetap dapat dipertahankan.

Kurve DD dan SS adalah kurve permintaan dan penawaran dipasar,

maka keseimbangan tercapai pada titik E harga keseimbangan dipasar bebas

adalah P dan jumlah yang diperjual belikan adalah Q. Pemerintah

beranggapan bahwa harga keseimbangan ini merupakan harga yang wajar

dan berusaha agar dalam jangka panjang harga tersebut dapat

dipertahankan.Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah melakukan jual

beli di pasar. Apabila produksi mencapai Q₂ maka harga cenderung

mencapai tingkat yang lebih rendah daripada P. Untuk menghindari

44

kemerosotan harga maka pemerntah akan membeli sebanyak QQ₂ pada

harga sebesar P dan menyimpan barang tersebut. Sebaliknya jika produksi

hanya mencapai Q , maka harga cenderung bertambah tinggi. Pemerintah

akan mencegah hal ini dengn menjual stocknya Q Q. Dengan demikian pada

hakekatnya campur tangan pemerintah dalam bentuk menjual atau membeli

barang yang ingin distabilkan harganya telah meyebabkan permintaan ke

atas barang itu berubah dari DD menjadi D D .

Kebijakan ini hanya menstabilkan harga tetapi pendapatan petani

menjadi sangat tidak stabil. Pada waktu produksi tinggi pendapatan petani

juga tinggi dan pada waktu produksi rendah pendapatan petani juga rendah.

Hasil penjualan akan tetap besarnya apabila elastisitas permintaan adalah

Uniter ( e=1) sehingga pemerintah harus membuat perubahan pada tingkat

harga pada prosentase yang sama dengan perubahan produksi.

Ad 2. Menetapkan harga yang lebih tinggi dari harga keseimbangan (

Equilibrium)

Kebijakan yang lebih sering dilakukan pemerintah adalah menetapkan harga

pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang ditentukan dipasar bebas.

Kebijakan harga ini dikenal sebagai kebijakan harga minimum atau

kebijakan harga terendah.

Apabila didalam pasar tidak terdapat campur tangan pemerintah

keseimbangan dicapai pada titik E pada harga sebesar P dan barang yang

45

diperjual belikan adalah sebanyak Q. Jika pemerintah merasa harga P terlalu

rendah maka kebijakan harga minimum akan dijalankan dan harga akan

ditetapkan pada P₥. Dengan kebijakan ini pemerintah telah merubah

permintaan dalam pasar dari DD menjadi D D .Akibat kenaikan harga

tersebut pembeli hanya bersedia membeli sebanyak Q₂ sedangkan penjual

menawarkan sebanyak Q. Maka dipasar akan terjadi kelebihan penawaran

Untuk menghindari terjadinya kemerosotan harga pemerintah perlu membeli

semua kelebihan penawaran yang wujud tersebut pada harga P₥.

Kebijaksanaan ini akan menyebabkan kelebihan stock barang; Untuk

mengatasi adalah dengan cara Membuang, Merusakkan dan Export keluar

negeri.

Ad 3. Menstabilkan Pendapatan dengan

Subsidi Stock kelebihan produksi yang terus menerus dibeli pemerintah

diatas harga keseimbangan dapat dihindari dengan cara memberi subsidi

pendapatan kepada para petani. Dalam kebijakan ini pemerintah tidak

menentukan harga pasar tetapi menetapkan harga jaminan yang akan

diterima petani untuk setiap produksinya. Harga jaminan adalah lebih tinggi

daripada harga keseimbangan yang dicapai di pasar. Jumlah subsidi yang

akan diberikan pemerintah untuk setiap unit produksi adalah sebesar

perbedaan antara harga jaminan dan harga keseimbangan.

Tanpa campur tangan pemerintah keseimbangan dicapai pada titik E

46

dan harga pasar adalah sebesar P. Karena harga ini tidak memberikan

pendapatan yang memadai kepada para petani maka pemerintah perlu

menentukan harga jaminan sebesar P₂. Akibat kebijakan harga jaminan yang

lebih tinggi itu maka penawaran bertambah dari Q menjadi Q dan kurve

penawaran berubah dari SS menjadi S S , akibatnya keseimbangan dipasar

berubah dari E menjadi E . Berarti harga pasar barang tersebut menurun

menjadi P Keseimbangan baru itu menunjukkan bahwa kebijaksanaan

subsidi pendapatan dapat menyebabkan penawaran bertambah banyak dan

harga menjadi turun.Tetapi pendapatan yang diterima petani dari

penjualannya kepasar sangat sedikit sekali yaitu sebesar OQ E P .

Oleh karena itu untuk mempertahankan pendapatan mereka pada

tingkat yang dikehendaki maka subsidi pemerintah diperlukan. Jumlah

subsidi yng diberikan pemerintah adalah Harga jaminan – Harga

Equilibrium keseimbangan yaitu P E E₂P₂., dengan demikian maka

pendapatan yang diterima para petani adalah OQ E₂P₂.

2.6. Kebijaksanaan harga Maksimum

Didalam masa perang atau ketidak stabilan politik kadang – kadang

juga dalam masa damai adakalanya timbul keadaan dimana penawaran

adalah terbatas, sedangkan permintaan jauh lebih besar. Dalam pasar bebas

47

keadaan seperti itu akan menyebabkan harga keseimbangan mencapai

tingkat yang jauh lebih tinggi dari harganya yang wajar. Kebijaksanaan

harga maksimum bertujuan untuk mengendalikan harga pada tingkat yang

lebih rendah daripada harga keseimbangan di pasar bebas;

Kebijaksanaan harga maksimum ini bertujuan untk melindungi para

konsumen. Adakalanya pemerintah beranggapan bahwa harga di pasar

bebas terlalu tinggi dan menimbulkan implikasi yang buruk kepada kegiatan

ekonomi secara keseluruhan misalnya dapat menyebabkan terjadinya inflasi

atau sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat., maka pemerintah

melakukan kebijaksanaan harga maksimum.

Tanpa adanya campur tangan pemerintah keseimbangan akan tercapai

pada E dan harga dipasar bebas adalah P dan barang yang diperjual belikan

sebanyak Q. Harga sebesar P dianggap pemerintah terlalu tinggi dan

mendorong pemerintah menjalankan kebijakan harga maksimum. Misalkan

harga maksimum itu ditetapkan pada P₥ maka pada harga tersebut jumlah

barang yang ditawarkan para penjual adalah Q₂ sedangkan jumlah yang

diminta pembeli adalah Q₁. Dengan demikian kebijaksanaan harga

maksimum menimbulkan kelebihan permintaan sebanyak Q₂Q₁. Jadi

kebijakan harga maksimum adalah kebijakan harga dari pemerintah yang

menetapkan harga maksimum dibawah dari harga yang berlaku di pasar

bebas.

a. Implikasi kebijakan harga maksimum.

Karena kebijakan harga maksimum menimbulkan kelebihan permintaan

maka kebijakan seperti ini cenderung menciptakan pasar gelap yaitu

kegiatan jual beli yang dilakukan tidak secara terbuka dan bertentangan

dengan harga maksimum yang dilaksanakan. Kelebihan permintaan

yang wujud akan mendorong para penjual secara sembunyi sembunyi

menawarkan barangnya pada harga yang lebih tingggi atau pembeli

yang bernasib baik memperoleh barang pada harga maksimum akan

menjual kembali barang yang diperolehnya juga secara sembunyi

sembunyi dengan harga yang tinggi.

Kalau semua barang yang tersedia diperjual belikan kembali ke pasar

48

gelap maka harga akan mencapai P₁.

Jika pemerintah tidak dapat menghindari kecenderungan ini

maka kebijakan harga maksimum.

Dapat dipandang gagal dan tidak menemui sasarannya. Cara untuk

mengurangi adanya pasar gelap adalah dengan :

1. Mengenakan hukuman atau denda yang berat kepada pihak – pihak

yang melakukannya.

2. Melaksanakan penjatahan yaitu pembeli diperbolehkan membeli

sejumlah tertentu saja dan jumlah ini kurang dari yang

diinginkannya.

Penjatahan dapat mengurangi keinginan untuk melakukan pembelian

dipasar gelap dan sekaligus mengurangi kemungkinan wujudnya harga

yang tinggi di pasar gelap.

49

BAB III

TEORY TINGKAH LAKU KONSUMEN

Untuk menjawab dari bunyi hukum permintaan / teori permintaan konsumen ada

dua pendekatan pokok yang bisa digunakan yaitu :

- Analysis Marginal Utility yang dibahas dalam Cardinal Utility Approach

- Indifference Curve Analysis.yang dibahas dalam Ordinal Utility Approach

Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan

yaitu pendekatan nilai guna (utility) Kardinal( Cardinal Utility approach) dan

pendekatan nilai guna Ordinal.(Ordinal Utility Approach).

3.1. Pendekatan nilai guna Kardinal ( Cardinal Utility approach)

Dalam pendekatan nilai guna Kardinal dianggap manfaat atau

kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat diyatakan secara

kuantitatif. Berdasarkan kepada permisalan ini dan dengan anggapan bahwa

konsumen akan memaksimumkan kepuasan yang dapat dicapainya.

Permintaan dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan

yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang–

barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan ini semakin tinggi

maka nilai guna juga semakin tinggi.

Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian yaitu nilai guna total (

Total Utility) dan nilai guna marginal (Marginal Utility) Nilai Guna Total (

Total Utility) dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang

diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Nilai Guna

Marginal ( Marginal Utility ) adalah pertambahan atau pengurangan

kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan

satu unit barang tertentu.

Hipotesis yang utama dari nilai guna yaitu hukum nilai guna marginal

yang semakin menurun menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang

diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan sesuatu barang akan menjadi

makin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya

keatas barang tersebut. Dan pada akhirnya tambahan nilai guna akan

menjadi negatif dengan kata lain pada umumnya semakin banyak barang

50

yang dikonsumsikan semakin tinggi Total Utility, namun pada saat tertentu

Total Utility mencapai titik maksimum. Lewat dari titik ini maka Total

Utility akan turun. Titik maksimum ini dinamakan Saturation Point ( titik

kekenyangan). Pada Saturation Point Marginal Utility menjadi nol. Dan bila

Total Utility turun maka Marginal Utility menjadi negatif.

Tabel 4. Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal Dalam angka.

Qx Tux Mux

0

1

2

3

4

5

6

7

0

10

18

24

28

30

30

28

…….

10

8

6

4

2

0

-2

TUx adalah nilai guna total (Total Utility)

MUx adalah nilai guna marginal (Marginal Utility)

Dari angka pada tabel 4 kita dapat menggambarkan kurve total utility

dan marginal utilitynya.

51

Gambar 17. Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal Dalam angka.

Pada tabel 4 di atas dimisalkan seorang remaja mengkonsumsi kembang

gula perhari naik, maka utilitas total yang diperoleh oleh remaja tersebut

naik (sampai pada titik tertentu). Namun tiap unit tambahan yang

dikonsumsi akan memberikan utilitas tambahan atau utilitas marginal yang

semakin berkurang. Bila remaja tersebut menaikkan konsumsinya dari 5

menjadi 6 kembang gula per hari, utilitas total menjadi maksimum dan

utilitas marginalnya menjadi nol. Inilah titik jenuh sebab remaja tadi tidak

akan mengkonsumsi kembang gula tambahan meskipun kembang gula itu

gratis. Jika remaja tadi diberikan gratis lebih dari 6 kembang gula perhari

dan kembang gula itu tidak dapat dijual kembali, maka dia akan mengalami

disutility of disposing (mengalami kebosanan).

3.2. Pemaksimuman Nilai Guna

Salah satu permisalan penting dalam teori ekonomi adalah setiap orang

akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya

dengan kata lain setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan nilai

guna dari barang barang yang dikonsumsikannya. Apabila yang

dikonsumsikannya hanya satu macam barang saja maka nilai guna

maksimum akan dicapai pada waktu nilai guna total mencapai tingkat

maksimum. Hal ini akan berbeda kalau konsumen mengkonsumsi beberapa

barang dan harga harga barang tersebut berbeda. Dalam keadaan harga–

harga berbagai macam barang berbeda maka syarat yang harus dipenuhi

agar barang–barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna

maksimum adalah setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit

tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang

sama besarnya.

Contoh: misalkan seseorang melakukan pembelian dan konsumsi keatas

dua macam barang yaitu makanan dan pakaian yang berturut –turut

harganya adalah Rp 5.000,- dan Rp 50.000,-. Misalkan tambahan satu unit

makanan akan memberikan nilai guna sebanyak 5, dan tambahan satu unit

pakaian mempunyai nilai guna marginal sebanyak 50. Andaikan orang itu

mempunyai uang sebanyak Rp 50.000,- kepada barang apakah uang itu akan

52

dibelanjakannya? Dengan uang itu orang tersebut dapat membeli 10 unit

tambahan makanan, maka jumlah nilai guna marginal yang diperolehnya

adalah 10 x 5 = 50. Kalau uang itu digunakan untuk membeli pakaian, yang

diperolehnya hanyalah satu unit dan nilai guna marginal dari satu unit

tambahan pakaian ini adalah 50. Dengan mudah dapat dilihat bahwa orang

tersebut tidak perlu bersusah payah untuk menentukan barang mana yang

harus ditambah konsumsinya. Apapun yang dipilih akan memberikan nilai

guna marginal yang sama besarnya. Berdasarkan pada contoh di atas maka

dapatlah dikemukakan hipotesis berikut:

1. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang yang

dikonsumsikannya apabila perbandingan nilai guna marginal berbagai

barang tersebut adalah sama dengan perbandingan harga barang–barang

tersebut. Hal ini dapat terlihat dalam contoh di atas yaitu perbandingan

harga makanan dan pakaian adalah 5.000 : 50.000= 1 : 10, dan ini sama

dengan perbandingan nilai guna marginal makanan dan pakaian yaitu 5 :

50 atau 1 : 10. Atau

2. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang yang

dikonsumsikannya apabila nilai guna marginal untuk setiap rupiah yang

digunakan adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsikan. Dalam

contoh di atas nilai guna marginal per rupiah dari tambahan makanan

adalah nilai guna marginal/harga = 5/5.000 =1/1.000 dan nilai guna

marginal per rupiah dari tambahan pakaian adalah nilai guna

marginal/harga = 50/50.000 = 1/1.000.

Kedua hipotesa tersebut mengandung pengertian yang sama. Syarat

pemaksimuman nilai guna seperti yang dinyatakan dalam(1) dan (2)

dapat dinyatakan dalam rumus aljabar sebagai berikut:

𝑀𝑈 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐴

𝑃𝑎=

𝑀𝑈 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐵

𝑃𝑏=

𝑀𝑈 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑛𝑓 𝐶

𝑝𝐶

Dalam persamaan di atas MU adalah nilai guna marginal dan Pa, Pb,

Pc berturut turut adalah harga barang A, barang B, dan barang C.

Consumer Equilibrium merupakan suatu keadaan dimana kepuasan /

53

guna maksimal tercapai.

Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya

kurve permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang

menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang semakin

banyak permintaan keatasnya.

Ada dua faktor yang menyebabkan permintaan suatu barang berubah

apabila harga barang mengalami perubahan yaitu :

1. Effect Penggantian ( Substitution Effect) akan terjadi jika harga

barang A naik maka kepuasan konsumen terhadap barang A

berkurang sebaliknya kepuasan konsumen akan bertambah tinggi

bila dia membeli barang B.

2. Effect Pendapatan ( Income Effect) akan terjadi bila pendapatan

tetap kenaikan harga Menyebabkan pendapatan riel menjadi

sedikit sehingga konsumen akan mengurangi pembeliannya.

Paradox nilai.

- Air merupakan benda yang sangat penting bagi manusia karena

merupakan kebutuhan sehari – hari , tetapi harganya murah

- Berlian bukan merupakan benda yang sangat penting dalam

kehidupan sehari –hari tetapi harganya sangat mahal.

Timbul pertanyaan : Mengapa harga barang yang sangat vital sangat

murah sedangkan barang yang tidak banyak gunanya sangat mahal ?

Alasannya :

1. Perbedaan ongkos produksi.

Air mudah didapat jadi tidak memerlukan banyak biaya Berlian

ongkos produksinya sangat tinggi Jawaban ini masih kurang tepat.

2. Nilai guna marginal yang berbeda dari kedua macam barang

tersebut.

54

Air sangat mudah diperoleh dan nilai guna marginalnya sangat

rendah. Berlian , orang baru membeli berlian kalau kebutuhan

pokoknya sudah terpenuhi, karena sifat permintaan ini maka orang

yang menggunakannya sudah berhenti membeli pada saat harga

berlian tersebut masih tinggi.

Jadi nilai guna marginal suatu barang yang menentukan apakah

barang tersebut mempunyai harga yang tinggi atau rendah.

3.3. Pendekatan nilai guna Ordinal (Ordinal Utility Approach)

Dalam nilai guna Ordinal manfaat atau kenikmatan yang diperoleh

masyarakat dari mengkonsumsikan barang–barang tidak dikuantifikasi.Nilai

utilitas Ordinal menyatakan utilitas tidak dapat diukur tetapi dapat

dirangking berdasarkan barang yang berbeda, utilitas suatu barang lebih

besar, lebih kecil atau sama.Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih

barang–barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan

dengan bantuan kurve kepuasan sama (Indifference curve) yaitu kurve yang

menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna

(kepuasan) yang sama. Sir John R.Hick mengembangkan pendekatan baru

untuk mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang

konsumen yang mempunyai pendapatan terbatas. Analisis ini dikenal

sebagai analisis kurve kepuasan sama ( Indifference Curve Analysis ) yang

meliputi penggambaran dua macam kurve yaitu kurva kepuasan sama (

Indifference curve ) dan garis anggaran pengeluaran.( Price Ratio ).

a) Kurva indiferen (indifference curves) dapat juga menunjukkan selera

dan equilibrium konsumen. Kurve indiferen menunjukkan berbagai

kombinasi dari komodity X dan komoditi Y yang menghasilkan utility

atau kepuasan yang sama . Kurve indiferen yang lebih tinggi

menunjukkan jumlah kepuasan yang semakin besar dan sebaliknya

kurve yang lebih rendah menunjukkan jumlah kepuasan yang lebih

rendah pula. Jadi kurve indiferen menunjukkan ukuran utilitas secara

ordinal bukannya secara kardinal.

Jadi yang dimaksudkan dengan Indifference curve adalah suatu kurve

yang menggambarkan berbagai kombinasi dari dua macam barang yang

55

memiliki / memberikan kepuasan yang sama.

Gambar 18. Kurve Indiveren

Semua titik pada kurve indiferen yang sama memberikan kepuasan

yang sama kepada konsumen. Dengan demikian individu tadi akan

bersikap sama antara mengkonsumi 10Y dan 1X (titik C pada kurve

indiferen I ) serta 5Y dan 2X (titik D juga pada kurve indiferen I).

Adapun titik pada kurve indiferen II menunjukan kepuasan yang lebih

besar daripada titik pada kurve indiferen I tetapi kepuasannya lebih

kecil daripada titik- titik pada kurve indiferen III.

Jadi Indifference curve yang lebih tinggi memberikan kepuasan

yang lebih besar daripada indifference curve dibawahnya.

Kumpulan dari indiferen curve disebut indiferen map atau peta

kepuasan sama. Adapun sifat–sifat dari indiferen curve adalah:

1. Turun dari kiri kekanan, cembung kearah titik asal.

2. Dua buah curve indiferen tidak pernah saling berpotongan.

56

3.4. Price Ratio ( Garis Anggaran pengeluaran )

Kurve kepuasan sama ( Indifference curve ) menggambarkan keinginan

konsumen untuk memperoleh barang barang dan kepuasan yang akan

dinikmatinya dan mengkonsumsi barang barang tersebut Dalam gambaran

ini belum ditunjukkan sampai dimana kemampuan konsumen untuk

membeli berbagai gabungan barang barang tersebut. Di dalam kenyataannya

, konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang diingininya, sebab

dia dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan.Dengan demikian

persoalan yang dihadapi konsumen adalah bagaimanakah dia harus

membelanjakan pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran

tersebut menciptakan kepuasan maksimum kepadanya. Dengan

menggunakan kurve kepuasan sama saja masalah ini tidak dapat

dipecahkan. Analisis Yng dibuat perlu pula menggambarkan garis anggaran

pengeluaran.

Garis anggaran pengeluaran adalah suatu garis yang menunjukkan

berbagai gabungan ( kombinasi ) dari barang barang yang dapat dibeli

konsumen dengan pendapatan dan harga barang tertentu.

Asumsi : Income tetap dan

dibelanjakan semua

2.Harga barang diketahui

dan independent terhadap

jumlah yang dibeli

Kombinasi Makanan Pakaian

A

B

C

D

E

F

15

12

9

6

3

0

0

2

4

6

8

10

57

Pada titik Z memperlihatkan bahwa kombinasi ini tidak bisa dibeli

karena berada diluar daya beli, sedangkan titik W belum semua pendapatan

dibelanjakan.

Jika konsumen ingin mencapai kepuasan yang maksimum (Consumer

equilibrium) yang dicapai dengan pengeluaran, maka ia akan berusaha

mencapai Indifference curve yang tertinggi dengan budget line yang

dimilikinya. Kepuasan maksimum akan tercapai apabila Price Ratio (garis

anggaran pengeluaran) menyinggung Indifference curve yang bisa

dijangkaunya.

Gambar 19. Kurve Kepuasan Maksimum Menyinggung Indifference Curve

58

Perubahan consumer equilibrium (perubahan kepuasan konsumen)

Consumer equilibrium terletak pada titik singgung antara Price Ratio

dengan Indifference curve. Jika Price Ratio berubah maka titik singgung

akan mengalami perubahan juga sehingga consumer equilibrium juga

berubah.

Consumer equilibrium akan berubah disebabkan oleh dua hal yaitu :

a) Perubahan Income

b) Perubahan harga

Karena perubahan Income (Pendapatan)

Jika income meningkat, kepuasan juga meningkat, jika income turun

kepuasan juga turun. Dengan kenaikan pendapatan garis anggaran akan

bergeser keatas dan menyinggung Indifference curve yang lebih tinggi (

Income effect)

Gambar 20. Perubahan Income

Jika titik titik equilibrium pada gambar diatas dilukis dengan sumbu

vertical adalah income, sumbu horizontal adalah jumlah barang maka kita

akan mendapatkan satu curve yang namanya curve Engel.Engel curve

adalah curve yang menunjukkan besarnya konsumsi barang X pada berbagai

tingkat pendapatan.

59

Karena perubahan harga.

a. Harga kedua barang berubah (Px turun Py naik).

Turunnya Px dan naiknya Py adalah sedemikian rupa sehingga timbul

variasi kompensasi dalam pendapatan yaitu adanya kenaikan real

income karena turunnya Px hanya cukup untuk mengimbangi turunnya

real income yang disebabkan oleh naiknya Py.

Dengan perubahan harga diatas, agar kepuasan tetap sama konsumen

harus membeli lebih sedikit barang yang harganya relatif lebih mahal

dan membeli lebih banyak barang yang harganya relatif lebih murah.

Pengaruh ini disebut substitution effect ( efek penggantian)

Gambar 22. Perubahan Harga

60

b. Harga satu barang saja yang berubah.

Pengaruh perubahan harga satu macam barang (X) disebut Price Effect

yang sebenarnya merupakan kombinasi dari Subtitution Effect dengan

Income Effect. Price Effect timbul bilamana perubahan harga tidak

disertai varia kompensasi dalam pendapatan.

61

BAB IV

PERUSAHAAN DAN TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

Bentuk organisasi perusahaan dapat dibedakan dalam 3 bentuk organisasi pokok

yaitu :

1. Perusahaan Perseorangan / Badan Usaha Perseorangan

2. Perusahan Firma atau Perkongsian

3. Perusahaan Perseroan Terbatas / Perseroan Terbatas.

4.1. Bentuk-bentuk Organisasi Perusahaan

A. Perusahaan Perseorangan

Perusahaan Perseorangan adalah perusahaan yang dimiliki oleh

seorang pemilik dan ia bertanggung jawab penuh atas putusan yang

dibuatnya dan laba rugi serta hutang piutang perusahaan tersebut.

Keuntungannya :

- Kebebasab yan tidak terbatas yang dimiliki oleh pemilik

- Dapat memiliki seluruh keuntungan yang diperoleh

Keburukannya

- Sukar memperoleh memperoleh modal untuk memperbesar usaha.

- Tanggung jawab yang tidak terbatas termasuk hutang hutangnya.

B. Perusahaan Firma

Perusahaan Firma atau Perkongsian adalah perusahaan yang mempunyai

2 atau beberapa pemilik. Setiap pemilik mempunyai wewenang untuk

menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab bersama – sama atas

segala kegiatan perusahaan.

Keuntungannya :

- Modal perusahaan dikumpulkan bersama sama antara pemilik.

- Tanggung jawab bersama dalam menjalankan perusahaan.

Keburukannya

- Tanggung jawab yang tidak terbatas termasuk hutang.

Dalam Perkongsian terbatas ada 2 pemegang saham yaitu :

- Pemegang saham aktif , mempunyai tanggung jawab keatas hutang

yang tak terbatas.

62

- Pemegang saham pasif tidak turut menjalankan perusahaan tetapi

tanggung jawab terhadap hutang terbatas.

C. Perseroan Terbatas (PT)

Perusahaan Perseroan Terbatas ( PT) adalah perusahaan yang

mempunyai banyak pemilik dan memilih para pimpinan perusahaan.

Keuntungan :

- Mudah memperoleh modal dengan cara mengeluarkan saham.

- Tanggung jawab terbatas bagi pemilik saham.

Kerugian

- Kekuasaaan Terbatas dalam mengatur perusahaan

- Kegiatam sepenuhnya diatur pimpinan yang adakalanya tidak

memiliki saham perusahaan.

Manfaat pemegang saham

- Harga saham bertambah tinggi.

- Memperoleh saham tambahan yang diberikan oleh perusahaan dengan

cuma – cuma atau dijual dibawah harga pasar .

- Memperoleh pembagian keuntungan atau deviden.

D. Perusahaan Negara

Perusahaan Negara :

Keuntungan / tujuan mendirikannya :

- Menjaga kepentingan masyarakat umumnya

- Menjalankan kegiatan – kegiatan yang enggan dilakukan oleh

perusahaan swasta , karena untung sedikit atau modal pendirian yang

terlalu besar.

- Menjamin barang dan jasa yang disediakan dapat dijual dengan harga

murah dan dapat terbeli oleh masyarakat ramai.

Keburukannya :

- Kekurangan perangsang untuk mengadakan pembaharuan.

- Mengurangi effisiensi kegiatan karena tidak mementingkan mencari

untung.

- Pekerja tidak giat bekerja seperti di swasta karena gaji kecil dan

birokrasi yang mengurangi kegairahan bekerja.

63

Perbedaan perusahaan Negara dengan Perusahaan Perseroan terbatas

(PT) adalah: pemilik perusahaan yaitu saham saham dimiliki pemeritah.

Persamaannya : di organisasi seperti Perseroan Terbatas, pengurus

perusahaan diangkat dan diberhentikan pemerintah.

Tujuan perusahaan adalah keuntungan yang maksimum., Tetapi dalam

praktek tidak semuanya sama karena ada yang menekankan pada :

- Volume penjualan.

- Pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang

dicapainya.

- Lebih mengabdi kepada kepentingan masyarakat

E. Koperasi

Koperasi ;

- Koperasi konsumsi

- Koperasi Produksi.

- Koperasi kredit.

4.2. Teori Produksi

Dalam mencapai keutungan maksimum, produsen berusaha menekan

ongkos produksi serendah rendahnya atau mencapai Least Cost Combination

yaitu kombinasi berbagai input yang memberikan manfaat / keuntungan yang

maksimal.

Hubungan antara output dengan input disebut fungsi produksi ( Production

Function ).

Q = f( K,L,R,T )

K ( Kapital) =jumlah stock modal L (Labor) = Tenaga kerja

R ( Resorces ) = Kekayaan alam

T ( Tehnique) = tingkat tehnology yang digunakan Q ( Quantity ) = Jumlah

produksi yang dihasilkan.

Sehingga tujuan pengusaha dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Menentukan kombinasi input yang tepat

2. Menentukan jumlah yang tepat dari masing masing input tersebut.

3. Menentukan jumlah barang yang dihasilkan ( output) yang memberikan

keuntungan yang maksimal.

64

Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisa kepada dua

pendekatan berikut:

Teori poduksi dengan satu faktor berubah.

Teori produksi dengan dua faktor berubah

4.1. Teori produksi dengan satu faktor berubah

Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan

di antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja

yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang

tersebut. Dalam analisa tersebut dimisalkan bahwa faktor–faktor

produksi lainnya adalah tetap jumlahnya yaitu modal dan tanah

jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga tehnologi

dianggap tidak mengalami perubahan. Satu–satunya faktor produksi

yang dapat diubah adalah tenaga kerja.

Hukum hasil lebih yang semakin berkurang (The Law Of

Diminishing Return ) merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan

dari teori produksi yang menjelaskan sifat pokok dan hubungan diantara

tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan

produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang ( The

Law Of Diminishing Return ) menyatakan bahwa apabila faktor

produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja)terus menerus

ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin

banyak pertambahannya, tetapi setelah mencapai suatu tingkat tertentu

produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai

nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan

pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai

tingkat yang maksimum dan kemudian menurun.

65

Land Labor Total

Product

( T P)

Average

Product

( A P )

Marginal

Product

( M P )

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0

2

5

9

12

14

15

15

14

12

0

2

2 1/₂

3

3

2 4/5

2 ½

2 1/7

1 ¾

1 1/3

-

2

3

4

3

2

1

0

-1

-2

Proses ini disebut Short Run Production

TP = Total Product = jumlah produksi total yang dihasilkan oleh

sejumlah variabel input tertentu.

AP = Average product = hasil rata2 perunit variabel input pada

berbagai penggunaan input tersebut

AP = TP/ L

MP = Marginal product = tambahan dari total product sebagai kenaikan

penggunaan satu unit variabel input.

MP =∆ TP/ ∆L

Teori produksi dengan dua faktor Berubah. ( Long Run Production)

Faktor produksi yang dapat diubah misalkan tenaga kerja dan modal

66

yang penggunaannya dapat dipertukarkan

Gabungan tenaga kerja dan Modal untuk menghasilkan 1000 unit

produksi.

Gabungan Tenaga Kerja Modal

A

B

C

D

1

2

3

6

6

3

2

1

Gambar 23. Kurve Produksi Sama ( Isoquant Curve )

Gabungan A menunjukkan bahwa 1 unit tenaga kerja dan 6

unit modal dapat menghasilkan produksi yang diinginkan tersebut.

Gabungan B menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 2 unit

tenaga kerja dan 3 unit modal. Gabungan C menunjukkan yang

diperlukan adalah 3 unit tenaga kerja dan 1 unit modal.

67

Kurve IQ dalam gambar 10 dibuat berdasarkan gabungan tenaga

kerja dan modal yang terdapat dalam tabel 6 kurve tersebut

dinamakan Kurve Produksi Sama atau Isoquant. Ia

menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan

menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Dalam contoh yang

dibuat tingkat produksi tersebut q adalah 1.000 unit. Disamping

itu didapati kurve IQ1, IQ2 dan IQ3 yang terletak di atas kurve IQ.

Ketiga kurve lain tersebut menggambarkan tingkat produksi yng

berbeda–beda yaitu berturut–turut sebanyak 2.000 unit, 3.000 unit

dan

4.00 unit. (semakin jauh dari titik 0 letaknya kurve, semakin

tinggi tingkat produksi yang ditunjukkan).

Kurve Produksi Sama Isoquant curve ) adalah curve yng

menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang

menghasilkan satu tingkat produksi tertentu

Ciri – ciri Isoquant adalah :

1. Turun dari kiri kekanan.

2. Cembung kearah titik nol.

3. Isoquant tidak saling berpotongan..

Garis Biaya Sama (Isocost)

Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan

keuntungan perusahaan harus meminimumkan biaya produksi.

Untuk membuat analisis mengenai peminimuman biaya produksi

perlulah dibuat garis biaya sama atau isocost. Garis ini

menggambarkan gabungan faktor–faktor produksi yang dapat

diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Untuk

dapat membuat garis biaya sama data berikut diperlukan (i) harga

faktor–faktor poduksi yang digunakan dan (ii) jumlah uang yang

tersedia untuk membeli faktor–faktor produksi. Berdasarkan

contoh yang telah dibuat di atas misalkan upah tenaga kerja

adalah Rp 10.000,- dan biaya modal perunit adalah Rp 20.000,-

68

sedangkan jumlah uang yang tersedia Rp 80.000,-. Garis TC

dalam gambar 11 menunjukkan gabungan gabungan tenaga kerja

dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan Rp

80.000,- apabila upah tenaga kerja dan modal per unit adalah

seperti yang dimisalkan di atas. Jika uang tersebut digunakan

untuk memperoleh modal saja akan memperoleh 80.000/20.000 =

4 unit, dan kalau digunakan untuk memperoleh tenaga kerja saja

akan memperoleh 80.000/10.000

= 8 unit. Seterusnya titik A pada TC menunjukkan dana sebanyak

Rp 80.000,- dapat digunakan untuk memperoleh 2 unit modal dan

4 pekerja. Dalam gambar 11 ditunjukkan beberapa garis biaya

sama yang lain yaitu TC1,TC2 dan TC3. Garis garis ini

menunjukan garis garis biaya sama apabila jumlah uang yang

tersedia adalah Rp 100.000,-, Rp 120.000,- dan Rp 140.000,-

Gambar 24. Garis Biaya Sama.

4.2. Teori Biaya Produksi

Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang

dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor–faktor produksi dan

bahan–bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang–

barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya produksi yang

dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu biaya

eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost).

69

Yang dimaksudkan dengan biaya eksplisit adalah pengeluaran–

pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk

mendapatkan faktor– faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan.

Sedangkan biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor–

faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

Pengeluaran yang tergolong sebagai biaya tersembunyi antara lain

adalah pembayaran untuk keahlian keusahawanan produsen tersebut, modal

sendiri yang digunakan dalam perusahaan dan bangunan perusahaan yang

dimilikinya. Cara menaksir pengeluaran seperti itu adalah dengan melihat

pendapatan yang paling tinggi yang diperoleh apabila produsen itu bekerja

di perusahaan lain, modal yang dipinjamkan atau diinvestasikan dalam

kegiatan lain, dan bangunan yang dimilikinya disewakan kepada orang lain.

Dalam analisis biaya produksi perusahaan dibedakan dua jangka waktu

(i) jangka pendek yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak

dapat ditambah jumlahnya. Dan (ii) jangka panjang yaitu jangka waktu

dimana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Apabila jumlah

suatu faktor produksi yang digunakan selalu berubah–ubah, maka biaya

produksi yang digunakan juga berubah–ubah nilainya. Dan apabila jumlah

sesuatu faktor produksi yang digunakan adalah tetap, maka biaya produksi

yang dikeluarkan untuk memperolehnya adalah tetap nilainya. Dengan

demikian keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen

dapat dibedakan kepada dua jenis pembiayaan yaitu Biaya Yang Selalu

Berubah dan Biaya Tetap.

Biaya Total dan Jenis–Jenis Biaya Total.

Biaya Total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan. Konsep Biaya Total dibedakan kepada tiga pengertian yaitu

Biaya Total (Total Costs), Biaya Tetap Total (Total Fixed Costs), dan Biaya

Berubah Total (Total Variable Costs).

Tabel 7 Menunjukkan Biaya yang dikeluarkan oleh produsen pada

berbagai jumlah tenaga kerja yang digunakan.

70

Tabel 7. Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek ( Ribu Rupiah )

Jumlah

Pekerja

Jumlah

Produksi

Biaya

Tetap

Total

Biaya

Berubah

Total

Biaya

Total

Biaya

Marginal

Biaya

Tetap

Rata-

rata

Biaya

Berubah

Rata-

rata

Biaya

Total

Rata-

rata

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

0

2

6

12

20

27

33

38

42

45

47

48

50

50

50

50

50

50

50

50

50

50

50

50

0

50

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

50

100

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

-

25

12,5

8,3

6,25

7,1

8,3

10,0

12,5

16,7

25

50

-

25

12,5

8,3

6,25

7,1

8,3

10,0

12,5

16,7

25

50

-

25

16,7

12,5

10

9,3

9,1

9,2

9,5

10

10,6

11,5

-

50

25

16,7

12,5

11,1

10,6

10,5

10,7

11,1

11,7

12,5

Biaya Total adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

TC = TFC + TVC

Yaitu menjumlahkan angka–angka dalam kolom (3) dan (4) Biaya Total

ditunjukkan dalam kolom (5).

Biaya Tetap Total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh faktor produksi (input) yang tidak dapat diubah

jumlahnya. Misalnya membeli mesin, mendirikan bangunan pabrik dan

lain–lain.

Biaya Berubah Total (TVC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya. Misalnya

tenaga kerja, bahan mentah merupakan variabel yang berubah jumlah dan

nilainya dalam proses produksi. Semakin tinggi produksi semakin banyak

bahan mentah yang diperlukan.

71

Dalam analisis mengenai biaya konsep yang diutamakan adalah Biaya

Rata-Rata dan Biaya Marjinal. .Biaya Rata-Rata dibedakan menjadi tiga

pengertian yaitu: Biaya Tetap Rata– Rata (Average Fixed Costs), Biaya

Berubah Rata- Rata (Average Variable Costs), dan Biaya Total Rata–Rata

(Average Total Costs). Konsep biaya lain Biaya Marginal (Marginal Costs).

Biaya Tetap Rata–Rata adalah biaya Tetap Total (TFC) untuk

meproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi

tersebut. Rumusnya:

𝐴𝐹𝐶 =𝑇𝐹𝐶

𝑄

Biaya Berubah Rata–Rata (AVC)

Biaya Berubah Rata–Rata adalah biaya Berubah Total (TVC) dibagi dengan

jumlah produksi dengan rumus:

𝐴𝑉𝐶 =𝑇𝑉𝐶

𝑄

Biaya Total Rata–Rata (AC )

Biaya total Rata–Rata adalah Biaya Total untuk memproduksi sejumlah

barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tersebut dengan rumus:

𝐴𝐶 =𝑇𝐶

𝑄𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐴𝐶 = 𝐴𝐹𝐶 + 𝐴𝑉𝐶

Biaya Marginal (MC)

Biaya Marginal adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk

menambah produksi sebanyak satu unit dengan rumus:

𝑀𝐶𝑛 =𝐴𝑇𝐶

𝐴𝑄

Dimana MCn adalah Biaya Marginal produksi ke-n, ATC adalah

pertambahan jumlah biaya total dan AQ adalah pertambahan jumlah

produksi.

Contoh: Kenaikan produksi dan biaya produksi pada waktu tenaga kerja

bertambah dari 5 menjadi 6, ternyata produksi naik sebanyak 6 unit, yaitu

dari 27 menjadi 33 unit,dan biaya produksi naik sebanyak Rp 50.000,- yaitu

dari Rp 300.000,- menjadi Rp 350.000,-. Dengan demikian besarnya biaya

Marginal adalah:

72

𝑀𝐶 =350.000 − 300.000

33 − 27=

50.000

6= 𝑅𝑝. 8.333, −

Gambar 25. Biaya Total, Biaya Tetap dan Biaya Berubah Total.

Kurve Biaya Tetap Rata–Rata berbentuk menurun dari kiri atas ke

kanan bawah. Bentuk kurve seperti ini disebabkan kerena ia

menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi semakin kecil Biaya

Tetap Rata–Rata.

Kurve–kurve AVC, AC dan MC mendekati bentuk huruf U yang

mencerminkan bahwa kegiatan produksi dipengaruhi oleh hukum hasil lebih

yang semakin berkurang yaitu pada waktu produksi masih sangat rendah

pertambahan sejumlah tertentu biaya produksi akan menyebabkan

pertambahan yang besar terhadap jumlah, tetapi apabila produksi telah

menjadi semakin banyak, sejumlah tertentu biaya produksi akan

menimbulkan pertambahan produksi yang semakin sedikit. Sebagai akibat

dari keadaan ini, pada waktu jumlah produksi sedikit, kurve–kurve AVC,

AC dan MC menurun, dan pada waktu jumlah produksi sudah semakin

meningkat kurve AVC, AC dan MC arahnya menaik.

73

Gambar 26. Biaya Tetap Rata–Rata, Biaya Berubah Rata–Rata dan Biaya

Total Rata–Rata.

Hubungan kurve MC dengan AVC dan AC.

Kurve AVC dan AC dipotong oleh kurve MC pada titik terendah dari

masing–masing kurve tersebut. Contoh ini dapat menerangkan mengapa

sifat perpotongan ini harus wujud. Misalkan pada waktu produksi sebesar

10, nilai AVC adalah Rp 100,- maka nilai TVC adalah 10 x Rp 100,- = Rp

1.000,-. Misalkan untuk menambah 1 unit produksi lagi biaya marginalnya

adalah Rp 56,-. Dengan demikian TVC adalah Rp 1.000,- + Rp 56,- = Rp

1.056,- dan oleh karenanya AVC adalah Rp 1.056 / 11 = Rp 96,-. Sekarang

kita misalkan pula bahwa Biaya Marginal adalah Rp 155,- maka sekarang

TVC adalah Rp 1.000,- + Rp 155,- = Rp 1.155,- dan oleh sebab itu AVC

adalah Rp 1.155/11 = Rp105,- Contoh ini pada pada hakikatnya

menunjukkan bahwa:

1. Apabila MC < AC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurve MC

di bawah kurve AVC maka kurve AVC sedang menurun).

2. Apabila MC >. AVC maka nilai AC akan semakin besar (berarti kalau

kurve MC di atas AVC maka kurve AVC sedang menaik).

74

Gambar 27. Hubungan antara MC dengan AVC dan AC.

Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurve

AVC dipotong oleh kurve MC dititik terendah dari kurve AVC. Dengan

cara yang sama dapat dibuktikan pula bahwa kurve AC dipotong oleh

kurve MC pada titik terendah kurve MC. Secara grafik hubungan diantara

MC dengan AVC dan AC adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar

14.

Cara Meminimumkan Biaya Dalam Jangka Panjang.

Karena dalam jangka panjang perusahaan dapat memperluas kapasitas

produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant size)

yang akan meminimumkan biaya produksi. Dalam analisis ekonomi

kapasitas pabrik di gambarkan oleh kurve Biaya Total Rata–Rata (AC).

Gambar 28. Beberapa Kemungkinan Kapasitas Pabrik.

Contoh: misalkan terdapat 3 kapasitas pabrik yang dapat digunakan oleh

pengusaha. Kapasitas 1 ditunjukkan oleh AC1, kapasitas 2 ditunjukkan

oleh AC2 dan kapasitas 3 ditunjukan oleh AC3. Dalam contoh ini

pengusaha mempunyai tiga pilihan dalam menggunakan alat–alat produksi

yaitu kapasitas 1, kapasitas 2, dan kapasitas 3. Berturut– turut biaya

75

produksi yang akan dikeluarkan untuk menggunakan masing–masing

kapasitas tersebut adaah AC1, AC2 dan AC3. Yang manakah kapasitas

yang dipilih produsen? Faktor apakah yang menentukan pilihan tersebut?

Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan

adalah tingkat produksi yang ingin dicapai. Apabila perusahaan ingin

mencapai produksi sebanyak 100 unit, adalah lebih baik menggunakan

Kapasitas 1 (lihat titik A). Kalau yang digunakan adalah kapasitas 2 maka

biaya produksinya lebih tinggi (lihat titik B). Kapasitas 1 adalah kapasitas

yang paling efisien dan akan meminimumkan biaya produksi untuk

produksi di bawah 130 unit. Untuk produksi diantara 130 dan 240 unit,

kapasitas 2 adalah yang paling efisien, karena biaya produksi adalah yang

paling minimum dengan menggunakan kapasitas tersebut. Ini dapat dilihat

misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit. Seperti yang dapat dilihat

pada gambar 15 AC1 berada di atas AC2 yang berarti dengan

menggunakan kapasitas 1 biaya akan lebih tinggi daripada menggunakan

kapasitas 2. Untuk produksi yang melebihi 240 unit misalnya 275 unit.

Kapasitas 3 adalah yang harus digunakan produsen. Penggunaan ini akan

meminimumkan biaya.

Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa peminimuman biaya jangka

panjang tergantung kepada dua faktor berikut:

1. Tingkat produksi yang ingin dicapai

2. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.

4.3. Struktur Pasar dan Penentuan Keseimbangan Perusahaan

1. Pasar Persaingan Sempurna.

Pasar Persaingan Sempurna adalah struktur pasar atau industri dimana

terdapat banyak penjual dan pembeli dan setiap penjual maupun pembeli

tidak dapat mempengaruhi keadaan pasar.

Ciri–ciri Pasar Persaingan Sempurna adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan Adalah Pengambil Harga (Price Taker).

Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi antara

keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli sehingga seorang

produsen tidak akan menimbulkan perubahan keatas harga pasar

76

yang berlaku karena jumlah produksi yang diciptakannya

merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah barang

yang dihasilkan dan diperjual belikan.

b. Setiap Perusahaan Mudah Keluar atau Masuk.

Sekiranya perusahaan mengalami kerugian dan ingin

meninggalkan industri tersebut hal ini dapat dengan mudah

dilakukan, begitu juga jika ada produsen yang ingin melakukan

kegiatan di industri tersebut maka ia dapat dengan mudah

melakukan kegiatan yang diinginkannya.

c. Menghasilkan Barang Yang Serupa (Homogeneous)

Barang yang dihasilkan oleh setiap perusahaan adalah sama atau

serupa sehingga tidak terdapat perbedaan yang nyata dari barang

yang dihasilkan oleh perusahaan yang satu dengan perusahaan

yang lainnya.

d. Terdapat Banyak Perusahaan di Pasar.

Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai

kekuasaan untuk mengubah harga. Jumlah perusahaan sangat

banyak dan masing–masing perusahaan adalah relatif kecil bila

dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di dalam

pasar.

e. Pembeli Mempunyai Pengetahuan Sempurna Mengenai Pasar.

Pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan

perubahan ke atas harga tersebut, akibatnya para produsen tidak

dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari

yang berlaku di pasar.

Dalam usaha untuk memaksimumkan keuntungan ada 2 hal yang perlu

diperhatikan yaitu:

Ongkos produksi

Hasil penjualan barang tersebut. Syarat pemaksimuman

keuntungan.

Dalam jangka pendek pemaksimuman untung oleh suatu perusahaan

adalah dengan cara:

77

membandingkan hasil Penjualan Total dengan Biaya Total

menunjukkan keadaan dimana hasil Penjualan Marginal sama

dengan Biaya Marginal.

Pada cara pertama, keuntungan ditentukan dengan menghitung dan

membandingkan hasil Penjualan Total dengan Biaya Total dimana

keuntungan maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antara

hasil Penjualan Total dengan Biaya Total adalah yang paling

maksimum.

Pada cara yang kedua dengan menggunakan bantuan kurve atau data

Biaya Rata–Rata dan Biaya Marginal. Pemaksimuman keuntungan

dicapai pada tingkat produksi dimana hasil Penjualan Marginal (MR)

sama dengan Biaya Marginal (MC) atau MR =MC.

Keuntungan = Hasil Penjualan Total–Biaya Produksi Total.

Gambar 29. Menentukan keuntungan maksimum dengan kurve Biaya

dan Penjualan Total

Gambar 30. Menentukan Keuntungan Maksimum Dengan Kurve Biaya

Dan Penjualan Marginal.

Dalam jangka pendek ada 4 kemungkinan dalam corak keuntungan atau

78

kerugian perusahaan yaitu:

- mendapat untung yang luar biasa

- mendapat untung normal

- mengalami kerugian tetapi masih dapat membayar biaya berubah

- dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan

Gambar 31. Tiga Kemungkinan Keuntungan Perusahaan

Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna :

1. Persaingan Sempurna menghindarkan adanya kekuasaan sebagian

kecil golongan masyarakat.

2. Menggunakan sumber daya secara effisien.

3. kebebasan dalam bertindak dan memilih. Keburukan Persaingan

Sempurna:

a. Tidak mendorong adanya inovasi

b. Adakalanya menimbulkan ongkos sosial

c. Membatasi pilihan konsumen

d. 0ngkos produksi mungkin lebih tinggi

e. Efisiensi pengunaan sumber–sumber daya tidak selalu

meratakan distribusi pendapatan.

2. Pasar Monopoli.

Pasar Monopoli adalah struktur pasar atau industri dimana hanya

79

terdapat satu orang penjual saja.

Ciri–ciri pasar Monopoli:

a. Pasar Monopoli adalah industri satu perusahaan

b. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip

c. Tidak terdapat kemungkinan masuk ke dalam industri. Hambatan

tersebut dalam bentuk:

- undang–undang

- tehnologi yang diperlukan

- modal yang sangat besar.

d. Dapat menguasai penentuan harga

e. Usaha promosi secara iklan kurang diperlukan.

Penyebab timbulnya Pasar Monopoli adalah karena:

a. Mempunyai sumber daya tertentu yang unik dan tidak dipunyai

perusahaan lain.

b. Terdapatnya skala ekonomis dalam kegiatan produksi

c. Pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan tertentu

melalui undang– undang.

Menentukan keuntungan maksimum pada perusahaan

Monopoli secara grafik dapat dilakukan dengan cara:

- Hasil Penjualan total dan Ongkos total dimana selisihnya paling

maksimum (TR – TC hasilnya maksimum)

- Hasil Penjualan Marginal dengan Ongkos Marginal (MR = MC)

Gambar 32. Hasil Penjualan Total Dan Ongkos Total.

80

Gambar 33. Hasil Penjualan Marginal dan Biaya Marginal Dan

Keuntungan Maksimum.

Gambar 34. Monopoli dalam Kaeadaan Tidak Untung dan Tidak Rugi

Gambar 35. Tidak Untung Tidak Rugi

Dalam bentuk Pasar Monopoli dikenal adanya kebijaksanan

Diskriminasi Harga (Price Discrimination) yaitu

kebijaksanaan perusahaan untuk menjual barangnya dalam

81

dua pasar yang berbeda sifatnya dengan harga yang berbeda

pula.

Keadaan yang memungkinkan perusahaan monopoli

mengadakan pembedaan harga:

- Barang tidak dapat dipindahkan dari satu pasar ke pasar lainnya.

- Sifat barang memungkinkan dilakukannya pembedaan harga

- Sifat permintaan dan elastisitas permintaan dimasing–masing pasar

harus berbeda

- Produsen dapat mengeksploitir sikap–sikap yang tidak rasionil dari

konsumen.

- Kebijaksanaan diskriminasi harga tidak memakan

ongkos yang melebihi keuntungan.

Contoh Diskriminasi Harga: PLN, Dumping dll

4.4. Skala Ekonomis

Skala kegiatan produksi disebut bersifat skala ekonomis jika

pertambahan produksi menyebabkan ongkos produksi rata rata menjadi

semakin rendah. Faktor faktor yang menimbulkan skala ekonomi.

1) Spesialisasi faktor – faktor produksi

2) Para pekerja melakukan suatu pekerjaan yang tertentu saja

3) Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produk lainnya.

4) Pembelian dalam jumlah banyak harganya lebih murah

5) Memungkinkan barang sampingan ( By product )

6) Barang residu dapat diproses menjadi barang sampingan sehingga

menurunkan ongkos produksi perunit dari keseluruhan organisasi

perusahaan).

7) Perusahaan yang besar mendorong pengembangan fasilitas di luar

perusahaan, tetapi berguna bagi perusahaan.

8) Karena kegiatan perusahaan mendorong pemerintah menyediakan

jaringan listrik dan sebagainya)

A. Pasar Persaingan Monopolis (Monopolistic Competition).

Monopolistic competition adalah bentuk pasar dimana terdapat banyak

produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (Differentiated

82

product).

Ciri–cirinya:

a. Terdapat banyak penjual/perusahaan

b. Barang produksinya berbeda corak

c. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan

mempengaruhi harga

d. Kemasukan kedalam industri relatif tidak mudah karena modal yang

diperlukan relatif besar dan menghasilkan barang yang berbeda

corak.

e. Persaingan mempromosikan penjualan sangat aktif.

f. Differensiasi produk adalah produk yang berbeda corak atau berbeda

bentuk fisiknya, misalnya pembungkus, after sales service,

perbedaan pembayaran dan sebagainya.

Kemasukan kedalam industri tidak mudah karena :

1. Modal yang diperlukan relatif besar kalau dibandingkan dengan

perusahaan pada pasar persaingan sempurna.

2. Menghasilkan barang yang berbeda corak dengan yang tersedia

dipasar dan harus mempromosikan barang supaya memperoleh

pelanggan.

Kurve permintaan yang dihadapi dalam persaingan monopolistis

lebih elastis daripada yang dihadapi monopoli. Dalam bentuk Pasar

Persaingan Monopolis terdapat suatu kebijaksanaan yang dinamakan

Persaingan Bukan Harga (Non price competition). Yaitu perusahan

melakukan differensiasi produksi dengan menciptakan barang yang

sejenis tetapi berbeda corak dengan perusahaan lain dan melaksanakan

penggunaan iklan serta berbagai bentuk promosi penjualan yang lain

Dalam monopolistic competition karena masing masing pengusaha

menjual difference poduct maka kumpulan differensiasi produk ini

tidak disebut industri tetapi product group. Barang yang termasuk

kedalam pasar ini antara lain sabun, rokok, obat dan lain lain.

83

.

Pengaruh iklan keatas ongkos produksi, harga dan tingkat produksi.

Pengaruh iklan keatas ongkos produksi, harga dan tingkat produksi.

Sebelum iklan.

Ongkos rata – rata jangka panjang = AC Permintaan barang = D₁

Equilibrium jangka panjang = A Harga pasar = P₁

Barang = Q₁

1. Setelah iklan

Ongkos produksi meningkat, ini dicerminkan oleh kenaikan kurve

ongkos rata rata dari AC menjadi AC₁. Permintaan naik dari D₁ ke

D2, Equilibrium jangka panjang sekarang adalah titik B Jumlah

barang yang dijual dari Q₁ ke Q2

Tetapi harganya naik dari P₁ ke P2

Disini iklan merupakan penghamburan.

2. Setelah iklan.

Pemintaan D₁ menjadi D3 maka Equilibrium jangka panjang dari

suatu perusahaan Monopolist Mencapai titik C. Berarti iklan

menaikkan jumlah penjualan yang cukup banyak Yaitu dari Q₁

menjadi Q3. Pertambahan penjualan mengakibatkan ongkos

produksi menurun Dan harga penjualan turun menjadi P3.

B. Pasar Oligopoli

Oligopoli adalah bentuk pasar dimana terdapat beberapa produsen yang

menghasilkan barang yang saling bersaing. Ciri–cirinya adalah:

84

a. Jumlah penjual sedikit.

b. Barang yang dihasilkan barang standard atau barang berbeda

corak

c. Kekuasaan menentukan harga adakalanya kuat adakalanya lemah

d. Hambatan masuk ke industri cukup tangguh.

Pada pasar Oligopoli dikenal adanya yang dinamakan Kepemimpinan

Harga (Price Leadership) yaitu harga ditetapkan oleh satu perusahaan

yang diikuti oleh perusahaan lain untuk menjual pada harga tersebut.

Yang menetapkan harga mungkin adalah perusahaan yang paling besar

atau mungkin pula perusahaan yang ongkos produksinya paling rendah.

Ada 5 model atau kasus dalam oligopoly yaitu :

1. Centralized Cartel

Disini untuk para Oligopolis harga,output , penjualan dan distribusi

profit ditentukan secara sentral. Karena itu masalah equilibrium of

the firm tidak berbeda dengan Monopoli.

2. Market Sharing Cartel.

Yang diatur oleh badan sentral disini hanya satu yaitu pembagian

pasar.

Asumsinya :

a. Hanya ada 2 pengusaha

b. Produknya homogeneous

c. Short marginal cost masing masing identic.

3. Price Leadership by the Low Cost Firm

Asumsi :

a. Terdapat satu perusahaan besar dan dominant dan beberapa

perusahaan kecil.

b. Produknya homogeneous / sejenis.

Dalam bentuk oligopolis ini yang menjadi price leadership

adalah perusahaan yang besar dan Dominant tadi perusahaan

oligopolis yang lain hanya mengikuti saja.

4. Price Leadership by The Dominant Firm

Asumsi :

85

a. Terdapat satu perusahaan besar dan dominant dan beberapa

perusahaan kecil.

b. Produknya homogeneous / sejenis.

Dalam bentuk oligopolis ini yang menjadi price leadership adalah

perusahaan yang besar dan Dominant tadi perusahaan oligopolis

yang lain hanya mengikuti saja.

5. Kinked Demand Curve Model ( Sweezy Model )

Model ini mencoba menjelaskan adanya kekakuan harga (price

rigidity ) dalam pasar oligopolis. Bilamana seorang oligopolis

menaikan harganya saingannya tidak akan mengikuti sehingga dia

akan kehilangan langgannya.

Sebaliknya kalau dia menurunkan harganya para saingan akan

mengikuti tindakannya ini sehingga kenaikan output yang terjual

dari penurunan harga tersebut tidaklah besar.

Gambar 36. Kinked Demand Curve Model ( Sweezy Model )

86

DAFTAR PUSTAKA

Goenadhi, L., & Norbaiti, N. (2017). PENGANTAR EKONOMI MIKRO.

Hariyati, Y. (2007). Ekonomi Mikro (Pendekatan Matematis dan Grafis).

Sardjono, S. (2017). Ekonomi mikro-teori dan aplikasi. Penerbit Andi.

Iswardono, S. P. (1994). Teori Ekonomi Mikro.

Syafii, A., Hastin, M., Salmiah, S., Rahmadana, M. F., Nainggolan, L. E.,

Simatupang, S., ... & Nurofik, A. (2020). Ekonomi Mikro. Yayasan Kita

Menulis.