Bk lap

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Layanan Bimbingan Siswa Layanan bimbingan dalam studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat integratis dan komprehensif, artinya menggunakan berbagai pendekatan yang ada, bersifat komprehensif artinya data yang dikumpulkan meliputi berbagai aspek pribadi klien secara lengkap. kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia, kenyataan menunjukkan bahwa manusia dalam kehidupannya sering mengalami masalah yang timbul baik dari dirinya sendiri atau dari orang lain demikian seterusnya. Layanan bimbingan di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960-an. Mulai tahun 1975 layanan bimbingan telah secara resmi memasuki sekolah-sekolah, yaitu dengan dicantumkannya pelayanan tersebut pada kurikulum 1975 yang berlaku di sekolah-sekolah seluruh 1

Transcript of Bk lap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Layanan Bimbingan Siswa

Layanan bimbingan dalam studi kasus merupakan

metode pengumpulan data yang bersifat integratis dan

komprehensif, artinya menggunakan berbagai

pendekatan yang ada, bersifat komprehensif artinya

data yang dikumpulkan meliputi berbagai aspek

pribadi klien secara lengkap. kegiatan yang

bersumber pada kehidupan manusia, kenyataan

menunjukkan bahwa manusia dalam kehidupannya sering

mengalami masalah yang timbul baik dari dirinya

sendiri atau dari orang lain demikian seterusnya.

Layanan bimbingan di sekolah di Indonesia

sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960-an. Mulai

tahun 1975 layanan bimbingan telah secara resmi

memasuki sekolah-sekolah, yaitu dengan

dicantumkannya pelayanan tersebut pada kurikulum

1975 yang berlaku di sekolah-sekolah seluruh

1

Indonesia, pada jenjang SD, SLTP, dan SLTA. Pada

kurikulum 1984 keberadaan bimbingan lebih

dimantapkan lagi.

Istilah bimbingan dan konseling sudah sangat

popular di saat ini. Bahkan sangat penting

peranannya dalam sistem pendidikan. Semua ini

terbukti karena bimbingan dan konseling telah

dimasukkan dalam kurikulum bahkan merupakan ciri

khas dari kurikulum SMP dan SMA/SMK tahun 1975,

1984, 1994, 2004 dan KTSP di seluruh Indonesia.

(Sukardi, 2008: 1)

Walaupun layanan bimbingan di sekolah telah

diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan

ruang lingkupnya jelas, tetapi sekolah masih belum

melaksanakan layanan bimbingan dengan tuntas atau

maksimal. Hal ini karena permasalahan tersebut

dikesampingkan yang seharusnya perlu penanganan

secara menyeluruh dan tuntas.

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu

komponen dari pendidikan, mengingat bahwa bimbingan

2

dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan

tuntunan yang diberikan kepada individu pada

umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam

rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan

jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan

merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk

mengembangkan kepribadian dan potensi peserta didik

( bakat, minat, dan kemampuannya ). Adapun

kepribadian menyangkut masalah perilaku atau sikap

mental dan kemampuan yang meliputi masalah akademik

dan keterampilan. Tingkat kepribadian merupakan

suatu gambaran mutu dari orang yang bersangkutan.

Pada masyarakat yang semakin maju, masalah

penemuan identitas pada individu menjadi semakin

rumit. Hal ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat

maju kepada anggota-anggotanya menjadi lebih berat.

Persyaratan untuk dapat diterima menjadi anggota

masyarakat bukan saja kematangan fisik, melainkan

juga kematangan mental psikologis, cultur,

vokasional, intelektual dan religius. Kerumitan ini

3

akan terus meningkat pada masyarakat yang sedang

membangun, sebab perubahan cepat yang terjadi

dimasyarakat yang sedang membangun, yang merupakan

tantangan pula bagi individu atau siswa. Keadaan

semacam inilah yang menuntut diselenggarakannya

bimbingan dan konseling di suatu sekolah.

Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah

berperan untuk membantu siswa yang mengalami

kesulitan belajar dan juga membantu mengarahkan

siswa untuk menjadi siswa yang baik. Dari sinilah

peranan bimbingan sangat diperlukan. Keberadaan

bimbingan dan penyuluhan berusaha untuk membantu

siswa mencarikan jalan keluar dari setiap kesulitan

yang dihadapi oleh para siswa dalam proses belajar.

Dalam kenyataan atau realita yang ada di

sekolah sering ditemui siswa yang mempunyai berbagai

masalah, apakah itu yang menyangkut kepribadian

siswa, maupun masalah yang terkait dengan mata

pelajaran tertentu. Dengan berbagai masalah

tersebut maka manusiapun tidak mampu memecahkannya

4

tanpa ada bantuan dari orang lain. Karena potensi

yang dimiliki oleh manusia pada umumnya berbeda-

beda.

Dalam situasi pendidikan maka layanan bimbingan

akan sangat diperlukan sebagai salah satu bantuan

dalam menghadapi siswa sesuai dengan peranan guru

sebagai motivator. Maka kami mencoba untuk

memberikan layanan bimbingan kepada siswa mengenai

kesulitan belajar maupun mengenai masalah yang

berkaitan dengan sekolah. Layanan bimbingan ini

bertujuan agar peserta didik behasil kembali dan

mencapai prestasi dengan baik serta yang paling

penting agar terjadi perubahan diri dari klien yaitu

perubahan tingkah laku yang lebih maju, dinamis

sesuai dengan arah perkembangan klien yang

dikehendaki.

B. Pengertian Layanan Bimbingan Siswa

Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan

kepada individu yang dilakukan secara terus menerus,

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,

5

sehingga ia dapat mengarahkan dirinya dan dapat

bersifat wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan

lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup serta

dapat memberikan sumbangsih yang berarti kepada

masyarakat umumnya.

Masyhud berpendapat bahwa “bimbingan dalam

proses pendidikan di sekolah adalah proses

memberikan bantuan kepada siswa, agar setiap pribadi

memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya

dan akan dunia sekitarnya. Mengambil keputusan untuk

melangkah maju secara optimal dalam kehidupannya,

dan dapat menolong dirinya sendiri, menghadapi dan

memecahkan masalah-masalahnya. Semua demi

tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi

mewujudkan kesejahteraan mentalnya.

Bimbingan dipandang dari segi etimologi berasal

dari bahasa asing yaitu bimbingan dari kata

"Guidance" dan penyuluhan berasal dari kata

"conseling". (Baraja, 2008: 11)

6

Bimbingan berasal dari bahasa Inggris "Guidance"

yang diartikan sebagai usaha menolong klien (siswa)

untuk mengembangkan pandangannya tentang diri

sendiri, orang lain dan masyarakat sekitar agar

mampu menganalisa masalah-masalah atau kesukaran-

kesukaran yang dihadapinya dengan menetapkan sendiri

keputusan terbaik dalam menyelesaikan masalah atau

kesukaran yang dihadapinya. (Nawawi, 1983: 25)

Secara lebih spesifik, SK Mendikbud No. 025/O/1995

mengemukakan bahwa: Bimbingan dan konseling adalah

pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan,

maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara

optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan

belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan

pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.( Sukardi,

2008: 38)

C. Fungsi Bimbingan Siswa

Di tinjau dari segi sifatnya, menurut Sukardi

(2008: 42) layanan bimbingan dan penyuluhan dapat

berfungsi sebagai berikut :

7

1. Pencegahan ( Preventif )

Layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai

pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan

terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi

pencegahan iniu layanan yang di berikan berupa

bantuan bagi para siswa agar terhindar dari

berbagi masalah yang dapat menghambat

perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi

pencegahan dapat berupa program orientasi, program

bimbingan karier, inventarisasi data dan

sebagainya.

2. Pemahaman

Fungsi pemahaman yang di maksud yaitu fungsi

bimbingan dan penyuluhan yang akan menghasilkan

pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan

siswa. Pemahaman ini mencakup :

a. Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh

siswa sendiri, orang tua, guru dan guru

pembimbing

8

b. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas

(keluarga dan sekolah) terutama oleh siswa

sendiri, orang tua, guru dan guru pembimbing

c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas

(informasi pendidikan, jabatan, pekerjaan dan

karier) terutama oleh siswa sendiri.

3. Fungsi Perbaikan

Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman

telah di lakukan, namun mungkin saja siswa masih

menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah

fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi

bimbingan dan penyuluhan yang akan menghasilkan

terpecahkannya atau teratasinya berbagai

permasalahan yang di alami siswa.

4. Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan

dan penyuluhan yang di berikan dapat mebantu siswa

dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan

pribadinya secara mantap, terarah dan

berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang di

9

pandang positif di jaga agar tetap mantap dan

baik. Dengan demikian siswa dapat memelihara dan

mengembangkan baebagai potensinya dan kondisi yang

positif dalam rangka perkembangan dirinya secara

mantap dan berkalanjutan.

10

D. Tujuan Layanan Bimbingan Siswa

Pelayanan bimbingan dan penyuluhan disekolah

mampunyai dua tujuan yaitu:

1. Tujuan sementara, supaya orang bersikap,

bertindak sendiri dalam situasi sekarang ini,

misalnya melanjutkan sekolah, mengambil sikap

dalam pergaulan, mendaftarkan diri pada Perguruan

Tinggi.

2. Tujuan akhir, supaya orang mampu mengatur

hidupnya sendiri, mengambil sikap sendiri dan

menanggung resiko dari tindakannya itu (Winkel,

1991:17)

Sedang menurut Sukardi (2008: 45), tujuan

layanan dan bimbingan adalah untuk membantu anak

baik dalam segi pandang, sikap dan keterampilan yang

lebih memungkinkan anak dapat menerima dirinya serta

pada akhirnya dapat mewujudkan setiap potensi

pribadinya secara optimal.

11

Menurut Salahudin (2010: 22) Tujuan bimbingan

konseling terdiri dari dua tujuan, yaitu tujuan umun

dan tujuan Khusus:

Adapun tujuan umum layanan bimbingan dan

konseling adalah sama dengan tujuan pendidikan,

sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 2/1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yaitu terwujudnya manusia

Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, serta

mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dalam rangka menjawab kehidupan masa depan

serta rasa tantangan kehidupan masa depan, yaitu

adanya relevansi program pendidikan dengan tuntutan

dunia kerja atau adanya "Link and match" maka secara

umum layanan bimbingan adalah membantu siswa

mengenal bakat, minat dan kemampuannya serta memilih

dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan

12

untuk merencanakan karir yang sesuai dengan tuntutan

dunia kerja.

Penyusunan kegiatan layanan bimbingan siswa

secara umum bertujuan untuk melengkapi salah satu

persyaratan dalam menempuh mata kuliah PPL II dan

yang penting adalah untuk memberi bekal pengetahuan,

sikap dan keterampilan bimbingan.

Setelah siswa memperoleh bimbingan di sekolah,

siswa diharapkan:

a. Dapat mewujudkan penghargaan kepentingan dan

harga diri orang lain.

b. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dalam arti

pemahaman diri dengan kemajuan belajar di

sekolah.

c. Dapat mengembangkan pengetahuan untuk memiliki

dan memadukan kemampuan dan pengetahuan tentang

dirinya.

Sedangkan tujuan khusus layanan bimbingan di

sekolah, yaitu diharapkan:

13

1. Siswa mampu memiliki kemampuan untuk mengatasi

dan menyalurkan potensi yang dimiliki dalam

pendidikan.

2. Siswa memiliki kemampuan mengatasi kesulitan,

mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang

dihadapi.

3. Siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi

kesulitan dalam memahami lingkungan terutama

lingkungan sekolah, keluarga

4. Siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dalam

memahami dirinya sendiri, dan mampu belajar

secara efektif.

Selain itu H.M. Sulthon dalam Salahudin (2010:

32) berpendapat bahwa bimbingan memiliki 2 tujuan

yaitu:

1. Tujuan jangka pendek yaitu: agar selama dan

sesudah memperoleh bimbingan individu dapat

mencapai perkembangan secara optimal, dapat

memahami diri, dapat menolong diri, dapat

memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi,

14

dapat membuat pilihan-pilihan dan dapat

mengadakan penyesuaian dengan lingkungan sesuai

dengan tahap perkembangannya.

2. Tujuan jangka panjang adalah agar individu yang

telah mendapatkan layanan bimbingan dapat

memperoleh kebahagiaan hidup, terutama berkaitan

dengan kesejahteraan mental yang optimal.

Dari uraian diatas dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa layanan dan bimbingan diberikan

untuk mengatur kehidupan pribadi seseorang agar

mampu memiliki pandangan hidup tersendiri serta

mampu memikul tanggung jawab serta setiap

konsekuensi yang di hadapinya. Adapun berikut ini

akan di uraikan tujuan pelayanan bimbingan di

sekolah serta terperinci baik dari murid, guru,

maupun orang tua murid.

Adapun tujuan layanan dan bimbingan bagi murid:

15

1. Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri

sesuai dengan kecakapan minat pribadi, hasil

belajar serta kesempatan yang ada.

2. Membantu proses sosialisasi serta sensitivitas

pada kebutuhan orang lain.

3. Membantu siswa untuk mengembangkan mengembangkan

motif-motif insternal dalam belajar sehingga dapat

tercapai kemajuan pengajaran yang berarti serta

bertujuan.

4. Memberikan dorongan dalam pemahaman diri,

pemecahan masalah serta pengambilan keputusan

serta keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

5. Membantu siswa untuk hidup dalam sebuah kehidupan

yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental

serta sosial.

Adapun tujuan layanan dan bimbingan bagi guru:

1. Membantu keseluruhan program pendidikan untuk

menemukan kebutuhan-kebutuhan murid.

16

2. Membantu dan memperolah usaha memahami perbedaan

individu sera perbaikan pengajaran dalam mencapai

penyesuaikan antara individu dengan pendidikan.

3. Merangsang penggunaan prosedur dan teknik

bimbingan dan guru beserta seluruh staf.

4. Membantu dalam mengenai pentingnya keterlibatan

diri dalam keseluruhan program pendidikan.

5. Membantu dalam menyelesaikan program individual

dengan tuntutan utama sekolah dan masyarakat.

6. Membantu guru dalam hubungannya dengan murid.

Adapun tujuan layanan dan bimbingan bagi orang tua:

1. Membantu orang tua dalam menghadapi masalah-

masalah yang dimiliki oleh anaknya, baik yang

timbul dari keluarga, masyarakat, agama dan lain

sebagainya.

2. Membantu dalam memperoleh pengertian yang lebih

baik antara keluarga dan sekolah terutama dalam

masalah-masalah yang berkenaan dengan bantuhan

terhadap murid.

17

3. Membantu dalam membina hubungan yang lebih baik

antara keluarga dan sekolah terutama dalam

masalah-masalah yang berkenaan dengan bantuhan

terhadap murid.

4. Membantu memberikan pengertian terhadap program

pendidikan pada umumnya. (Walgito,1986: 59)

E. Metode Pembahasan

Metode dalam pengertian harfiyah adalah jalan

yang harus di lalui untuk mencapai suatu tujuan,

karena kata metode berasal dari kata Meta yang

berarti melalui dan Hodos berarti jalan. Namun

pengertian hakiki dari metode adalah segala sarana

yang dapat di gunakan untuk mencapai tujuan yang di

inginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik,

seperti alat peraga, administrasi dan pergedungan

dimana proses kegiatan bimbingan berlangsung, bahkan

pelaksanaan metode seperti pembimbing sendiri

termasuk metode juga dan sarana nonfisik seperti

kurikulum, contoh teladan, sikap dan pandangan

18

pelaksanaan metode, lingkungan yang menunjang

suksesnya bimbiungan dan cara-cara pendekatan dan

pemahaman terhadap sasaran metode, seperti

wawancara, angket, tes psikologis, sosiometri dan

sebagainya.

Pengumpulan data merupakan hal penting dalam

penelitian-penelitian pada umumnya, maupun dalam

bimbingan dan konseling, lebih-lebih dalam

konseling. Konseling baru dapat diberikan dengan

baik kalau data mengenai individu yang akan

dibimbing sudah diperoleh.

Dalam membantu masalah klien, konselor harus

mengatahui tentang masalah yang sedang dialami

klien. Yang mana konselor membahas masalah tersebut

menggunakan beberapa metode. (Walgito, 1986: 61)

Untuk mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi

sebab kemunduran prestasi belajar, maka anak bimbing

perlu didekati melalui metode sebagai berikut :

1. Metode survei

19

Metode survei dimaksudkan guna mendapatkan

data tentang lingkungan, sikap dan pandangan

siswa terhadap program layanan bimbingan.

2. Metode Observasi

Sebelum melakukan observasi dibutuhkan suatu

rencana yang terperinci, yang mencakup perilaku-

perilaku siswa yang akan diamati. Dengan

demikian, perencanaan yang rinci, pembuatan

pedoman atau kriteria dalam observasi akan

diperoleh data yang lebih terarah tepat dan

objektif.

3. Metode Ekperimental

Metode ini perlu langkah perencanaan yang

cermat dalam mengkaji permasalahan individu dalam

hubungan dengan satu atau beberapa variabel.

4. Metode Studi Kasus

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai keadaan seorang siswa yang dijadikan

objek studi kasus. Sebelum melakukan studi kasus

20

perlu ditetapkan hal-hal yang dianggap penting

tentang klien yang berkaitan dengan usaha

lainnya. Metode ini difokuskan pada penekanan

perkembangan individu dan perkembangan

kepribadiannya.

5. Metode direktif (metode yang bersifat

mengarahkan).

Metode ini lebih bersifat rnengarahkan anak

bimbingan untuk berusaha mengatasi kesulitan yang

dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada anak

bimbing ialah dengan memberikan secara lagsung

jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang

meniadi sumber kesulitan yang di hadapi didalam

anak bimbingan.

21

BAB II

LAYANAN BIMBINGAN SISWA

A. Jenis Masalah

Dalam kehidupan manusia dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan,

oleh karena itulah manusia mempunyai sifat dan watak

berbeda, dan karena manusia berfikir dan berusaha

untuk mencapai segala apa yang di cita-citakan.

Manusia dengan segala keberagaman hidupnya, memiliki

permasalahan yang beragam pula, oleh karena itu

setiap individu berhak memperoleh bimbingan yang

beragam pula sesuai dengan problem yang di

hadapinya.

Terkait dengan jenis masalah yang kami temukan,

yaitu tentang masalah kesehatan, masalah moral,

masalah sosial, dan masalah tentang belajar yang ada

dalam diri siswa. Masalah – masalah itu membuat

siswa tersebut jarang masuk sekolah sehingga untuk

menanggapi pelajaran yang berkelanjutan siswa

22

tersebut mengalami kesulitan untuk menerima

pelajaran – pelajaran yang diberikan.

Masalah tersebut sangatlah berpengaruh terhadap

kejiwaan siswa, jika anak didik tidak mampu

menghadapi dan menentukan alternatif pemecahannya,

dan hal itu telah mempengaruhi kejiwaan dan juga

prestasi belajarnya. Dari sinilah pembimbing sangat

diperlukan sekali untuk membantu siswa dalam

memecahkan masalah yang di hadapinya.

Masalah yang timbul yang ada disetiap individu

pasti berada di antara satu dengan lainnya. Dari

keadaan yang seperti ini dalam memperoleh bimbingan

berbeda juga yang semua itu harus disesuaikan dengan

masalah yang di hadapi dan kemudian dicari solusi

yang terbaik, sehingga peserta didik tidak merasakan

kalau diacuhkan oleh guru terhadap masalah yang

timbul atau muncul.

B. Sifat Masalah

23

Sifat masalah yang dihadapi oleh siswa

(respondent) sebagaimana yang telah kami temukan,

bahwasanya obyek mengalami banyak masalah dalam

dirinya. masalah kesehatan adalah salah satu faktor

penyebab ketidak puasan dalam belajar, sehingga

menyebabkan belajarnya tidak maksimal.

Pemahaman terhadap pelajaran pun agak kesulitan

dan gangguan kesehatan yang dimiliki itu sangat

merugikan siswa tersebut. Hal tersebut sudah dapat

dibuktikan dengan hasil Nilai Ulangan Harian dan

hasil Nilai Ulangan Tengah Semester yang nilainya

tidak maksimal.

Istilah sifat bimbingan mengacu pada situasi

masa pemberian bantuan yang dilihat dari segi proses

penampakan hal-hal atau kesulitan yang di hadapi

siswa. Dengan kata lain, pemberian bantuan itu dapat

di lakukan sebelum ada kesulitan, selama ada

kesulitan dan kesulitan yang di hadapi siswa. Dalam

rentangan itu dikenal sifat-sifat bimbingan, yaitu:

1. Sifat pencegahan (preventive) yaitu pemberian bantuan

24

(terutama) kepada siswa sebelum siswa menghadapi

kesulitan atau persoalan yang serius.cara utama

yang ditempuh adalah dengan pemberian pengarah-

pengarah yang sehat terhadap siswa.

2. Sifat Pengembangan (developmen) yaitu usaha bantuan

yang di berikan kepada siswa dengan mengiringi

perkembangan mentalnya, terutama untuk memantapkan

jalan pikiran dan tindakan siswa sehingga siswa

dapat berkembang secara optimal.

3. Sifat penyembuhan (curative) yaitu usaha bantuan yang di

berikan kepada siswa selama atau setelah siswa

mengalami persoalan serius, dengan maksud utama

agar siswa yang bersangkutan terbebas dari

kesulitan itu.

4. Sifat pemeliharaan (treatment) yaitu usaha bantuan yang

dimaksudkan terutama untuk memupuk dan

mempertahankan kesehatan mental siswa setelah

melalui proses penyembuhan agar siswa yang

bersangkutan bertambah dalam kesembuhan dan tidak

mengalami kesulitan serius dan di lakukan setelah

25

seseorang menjalani proses penyembuhan (Asmani,

2010: 52).

Berdasarkan ke empat sifat masalah di atas,

kami menyarankan kepada dewan guru yang bersangkutan

dilembaga tersebut untuk menangani siswa tersebut

agar sifat yang dimiliki (Nihilitas Aspek Sosial)

menghilang dari dalam diri siswa, dengan

mengembangkan sikap dan sifat sosial yang tinggi

terhadap siswa.

Sifat masalah yang sesuai untuk penanganan

masalah siswa tersebut adalah sifat Pengembangan

(developmen), sebagai mana yang telah dijelaskan di

atas bahwa sanya masalah yang dimiliki siswa

termasuk masalah yang agak serius, melihat dampak

yang ditunjukkan mulai dari nilai yang sangat

menurun, kurangnya teman bergaul, dan lain-lain.

C. Karakteristik Masalah

Pada dasarnya, setelah mengkaji dan mendiagnosa

masalah yang dialami oleh siswa tersebut, masalah

26

belajar yang dialami kilen termasuk masalah agak

serius. Hal ini didasarkan pada pertimbangan yang

antara lain sebagai berikut:

1. Masalah klien yang berkaitan dengan masalah

belajar kurangnya bimbingan menghambat aktivitas

belajar klien di sekolah terutama dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar dalam mencapai kriteria

ketuntasan belajar.

2. Masalah yang dialami klien menyebabkan hal-hal

yang berakibat fatal bagi diri klien pada

khususnya, seperti mengarah pada kegiatan negatif.

3. Masalah yang dialami klien berdampak negatif, akan

tetapi tidak merugikan orang lain, seperti

melakukan kegiatan negatif dengan mempengaruhi dan

mengajak teman.

D. Latar Belakang Masalah

Dari permasalahan yang di hadapi anak tersebut

kami akan mencoba meneliti latar belakang yang

menyebabkan itu semua sehingga pada akhirnya dapat

27

diketahui penyebab khusus tentang kendala

pemahamannya yang kurang optimal dalam mamahami

pelajaran. Dari penelitian hasil tersebut nantinya

penulis dapat mencari jalan keluarnya atau paling

tidak meminimalisir beban persoalan yang dihadapi

anak tersebut sekaligus sebagai upaya memotivasi

agar anak tersebut lebih meningkatkan prestasi

belajarnya.

1. Masalah belajar, berdasarkan data yang

diperoleh penulis, bahwa kondisi fisik anak

tersebut dan keluarganya secara keseluruhan, maka

pada dasarnya anak tersebut jika benar-benar

mendapatkan motivasi yang cukup dari orang tuanya,

maka ia akan mengalami suatu perkembangan atau

perubahan baik dalam hal prestasi belajarnya, jika

kesemua faktor tersebut dioptimalkan secara

positif.

2. Masalah pribadi dalam hal yang sangat

terkait, dalam persoalan-persoalan yang terjadi

pada dirinya kalau tidak mampu dipecahkan dengan

28

baik atau tidak berusaha untuk meminta bantuan

kepada orang lain maka akan menjadi suatu kendala

yang cukup mendasar bagi perkembangan psikologi

anak tersebut, dengan demikian kalau persoalan

tersebut tidak mampu diselesaikan dengan baik,

maka dampak yang terjadi adalah pada titik stressor

yang terjadi pada psikologi anak tersebut.

E. Saran-saran

Secara umum dalam persoalan ini penulis

memberikan saran-saran dengan tujuan agar klien

dapat menyelesaikan masalahnya. Adapun bantuan saran

yang penulis berikan :

1. Kepada kepala sekolah

Mengawal anak tersebut dengan menugaskan guru

Bimbingan Konseling (BK) dan memberikan tugas

khusus kepada Wali Kelasnya agar memperhatikan dan

memberikan motivasi yang dapat menimbulkan rasa

sosial yang tinggi terhadap anak tersebut.

2. Kepada orang tua

29

Orang tua merupakan panutan anak, sehingga

agar anak bisa lebih bejiwa sosial dan dapat

mengawal dirinya sendiri dengan baik, praktis

orang tua harus memberikan perhatian lebih kepada

anaknya, jika perlu orang tua dapat memasukkan

anak tersebut ke sebuah pesantren jika memang

sudah tidak sanggup lagi. Sehingga moral dan

sosial anak akan lebih tertata.

3. Kepada siswa

Seyogyanya Lu’luul Mukarromah dapat lebih

dewasa dan mulai berkumpul, mencari dan bergaul

dengan siswa yang tingkat sosialnya bagus, sekolah

rajin dan tidak pernah ada alpa diabsensi sekolah.

Ingatlah Lu’luul Mukarromah bahwa masa depan kamu

adalah kamu sendiri yang menentukan, kamu adalah

harapan satu-satunya orang tuamu sekarang dan yang

akan datang.

F. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Pemecahan masalah secara umum

30

Secara umum masalah yang dihadapi oleh anak

ini adalah kurangnya hubungan dengan orang lain.

Dengan kata lain masalah ini timbul karena

individu kurang mampu atau gagal berhubungan

dengan lingkungan sosialnya yang kurang sesuai

dengan keadaan dirinya.

Jadi. Alternatif Solusi yang perlu diberikan

adalah invormasi tentang cara-cara berkomunikasi

penting diberikan kepada setiap individu. Sebagai

mahluk sosial, individu perlu berhubungan dengan

orang. Dengan kata lain individu memerlukan orang

lain dalam kehidupannya. Untuk dapat berhubungan

dengan orang lain individu dituntut untuk mampu

beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan

lingkungannya.

Selain itu, layanan orientasi untuk bidang

pengembangan hubungan sosial adalah: suasana,

lembaga dan objek-objek pengembangan sosial

seperti berbagai suasana hubungan social antar

individu dalam keluarga, organisasi atau lembaga

31

tertentu, dalam acara sosial tertentu (Tohirin,

2008: 126-129).

2. Pemecahan masalah secara khusus

Secara khusus alternative solusi yang

diberikan terhadap kasus anak ini dapat berupa

pendekatan dimulai dari orang tua dan guru-guru

sekolah, khususnya guru Bimbingan Konseling dan

Wali Kelas, untuk memberikan bimbingan hidup

bersosial kepada anak ini, sehingga motivasi

belajar dan bersosialisasi dengan teman sekelas

khususnya serta teman satu sekolahnya, dan absensi

menjadi positif.

32

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian tersebut, maka dapat

disimpulkan:

1. Layanan bimbingan konseling yang ada di sekolah

sangat diperlukan bagi siswa dalam mengatasi

berbagai persoalan atau kesulitan yang dialami.

2. Layanan bimbingan siswa bertujuan untuk membantu

siswa yang mengalami masalah dengan mencarikan

alternatif pemecahannya berupa solusi-solusi

yang relevan dengan masalah yang dihadapi siswa.

3. Layanan bimbingan siswa tidak hanya diberikan

kepada siswa yang mengalami masalah, tetapi juga

diberikan kepada siswa lain yang membutuhkannya

mulai dari masalah keluarga, masalah belajar dan

masalah-masalah lainnya.

4. Masalah yang dialami klien berkenaan dengan

masalah kesehatan dan sosial yaitu lemahnya

33

jasmani dan kurang sopannnya terhadap yang lebih

tua sehingga sering terjadi koflik dan

menyebabkan kurangnya dalam menanggapi

pelajaran.

5. Masalah klien tersebut dapat diatasi dengan unit

kesehantan yang ada di sekolah dan interaksi

yang lebih intens di kalangan sekolah.

B. Saran-saran

1. Kepada Madrasah

Sekolah merupakan lembaga institusi yang

berfungsi mencerdaskan, memacu kreatifitas anak

dan membantu pribadi- pribadi intelektual yang

bertanggung jawab tidak hanya ilmu umum begitu

juga dengan ilmu agama. Sedangkan guru merupakan

fasilitator dan motivator utama dalam membantu

kesulitan siswa untuk itu hendaknya guru mampu

merespon terhadap kemampuan yang dimiliki siswa

34

yang berbeda-beda dan hendaknya mampu melihat

tingkah laku siswa.

Selain itu diupayakan agar guru mampu

memecahkan berbagai macam persoalan yang dihadapi

siswa khususnya dalam masalah ini guru BK dan

wali kelas sangat berperan penting agar

mengarahkan siswa tersebut.

Berkenaan dengan masalah yang dihadapi

klien, guru dan wali kelas sangat memiliki

peranan yang sangat penting, mulai dari

memperhatikan, merespon serta memberikan

bimbingan pada anak. Seyogyanya dalam hal ini

guru dan wali kelas dapat memberikan wadah bagi

siswa yang memiliki masalah dengan kurangnya

bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan cara

sebagai berikut:

a. Memberikan jam tambahan di luar jam sekolah

berupa kegiatan bimbingan belajar.

35

b. Membentuk kelompok belajar dan mengontrol

keberlangsungan dari jalannya kelompok belajar

yang telah terbentuk.

2. Kepada Orang Tua

Faktor keluarga adalah faktor yang paling

menentukan dalam hal apapun. Hal ini dikarenakan

keluarga adalah lingkungan pertama dan utama

dalam pendidikan siswa. Untuk itulah peran dari

orang tua sangat diharapkan dalam mengarahkan dan

membimbing siswa. Disamping itu orang tua juga

harus mampu mengontrol kegiatan keseharian anak

baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam

lingkungan sosialnya agar anak merasa mendapat

perhatian yang lebih dari orang-orang

terdekatnya.

Orang tua seyogyanya dapat meluangkan

waktunya untuk memperhatikan aktivitas anak

terutama yang berkaitan dengan aktivitas akademik

seperti belajar. Jika memungkikan sebagai orang

tua dapat secara langsung ataupun tidak

36

membimbing anak dalam belajar. Secara langsung

orang tua, memberikan bimbingan dan waktu khusus

untuk waktu belajar anak. Secara tidak langsung

orang tua menfasilitasi belajar anak di luar jam

sekolah, seperti mengikutkan anak les atau

meminta anak untuk belajar berkelompok dengan

teman.

3. Kepada Siswa

Hendaknya siswa mampu mengoptimalkan diri

untuk belajar secara mandiri dan berusaha untuk

dapat belajar berkelompok dengan teman, dengan

tujuan dapat mengatasi masalah belajar yang

dialami berkaitan dengan kurangnya bimbingan di

luar jam sekolah. Selain itu, siswi diharapkan

dapat mengisi waktu luangnya untuk kegiatan yang

lebih bermanfaat dan dapat meluangkan waktu

khusus untuk belajar. Selain itu, hendaknya siswa

dapat memotivasi dirinya untuk selalu bersemangat

dalam belajar.

37

DAFTAR PUSTAKA

38

Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Panduan Efektif Bimbingan DanKonseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Baraja, Abubakar. 2008. Psikologi Konseling dan TeknikKonseling. Jakarta: Studi Press.

Walgito, Bimo. 1986. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah.Yogyakarta: Yayasan penerbit Fakultas PsikologiUGM.

Nawawi, Hadari. 1983. Administrasi Dan Organisasi BimbinganPenyuluhan. Jakarta : Penerbit Ghalia Usaha.

Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung:Pustaka Setia

Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan ProgramBimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winkel. Ws. 1991. Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah.Jakarta: Renika Cipta.

39

40