Bk lap
Transcript of Bk lap
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Layanan Bimbingan Siswa
Layanan bimbingan dalam studi kasus merupakan
metode pengumpulan data yang bersifat integratis dan
komprehensif, artinya menggunakan berbagai
pendekatan yang ada, bersifat komprehensif artinya
data yang dikumpulkan meliputi berbagai aspek
pribadi klien secara lengkap. kegiatan yang
bersumber pada kehidupan manusia, kenyataan
menunjukkan bahwa manusia dalam kehidupannya sering
mengalami masalah yang timbul baik dari dirinya
sendiri atau dari orang lain demikian seterusnya.
Layanan bimbingan di sekolah di Indonesia
sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960-an. Mulai
tahun 1975 layanan bimbingan telah secara resmi
memasuki sekolah-sekolah, yaitu dengan
dicantumkannya pelayanan tersebut pada kurikulum
1975 yang berlaku di sekolah-sekolah seluruh
1
Indonesia, pada jenjang SD, SLTP, dan SLTA. Pada
kurikulum 1984 keberadaan bimbingan lebih
dimantapkan lagi.
Istilah bimbingan dan konseling sudah sangat
popular di saat ini. Bahkan sangat penting
peranannya dalam sistem pendidikan. Semua ini
terbukti karena bimbingan dan konseling telah
dimasukkan dalam kurikulum bahkan merupakan ciri
khas dari kurikulum SMP dan SMA/SMK tahun 1975,
1984, 1994, 2004 dan KTSP di seluruh Indonesia.
(Sukardi, 2008: 1)
Walaupun layanan bimbingan di sekolah telah
diterima dan menjadi suatu pekerjaan yang tugas dan
ruang lingkupnya jelas, tetapi sekolah masih belum
melaksanakan layanan bimbingan dengan tuntas atau
maksimal. Hal ini karena permasalahan tersebut
dikesampingkan yang seharusnya perlu penanganan
secara menyeluruh dan tuntas.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu
komponen dari pendidikan, mengingat bahwa bimbingan
2
dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan
tuntunan yang diberikan kepada individu pada
umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam
rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan
jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan
merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi peserta didik
( bakat, minat, dan kemampuannya ). Adapun
kepribadian menyangkut masalah perilaku atau sikap
mental dan kemampuan yang meliputi masalah akademik
dan keterampilan. Tingkat kepribadian merupakan
suatu gambaran mutu dari orang yang bersangkutan.
Pada masyarakat yang semakin maju, masalah
penemuan identitas pada individu menjadi semakin
rumit. Hal ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat
maju kepada anggota-anggotanya menjadi lebih berat.
Persyaratan untuk dapat diterima menjadi anggota
masyarakat bukan saja kematangan fisik, melainkan
juga kematangan mental psikologis, cultur,
vokasional, intelektual dan religius. Kerumitan ini
3
akan terus meningkat pada masyarakat yang sedang
membangun, sebab perubahan cepat yang terjadi
dimasyarakat yang sedang membangun, yang merupakan
tantangan pula bagi individu atau siswa. Keadaan
semacam inilah yang menuntut diselenggarakannya
bimbingan dan konseling di suatu sekolah.
Keberadaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah
berperan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan belajar dan juga membantu mengarahkan
siswa untuk menjadi siswa yang baik. Dari sinilah
peranan bimbingan sangat diperlukan. Keberadaan
bimbingan dan penyuluhan berusaha untuk membantu
siswa mencarikan jalan keluar dari setiap kesulitan
yang dihadapi oleh para siswa dalam proses belajar.
Dalam kenyataan atau realita yang ada di
sekolah sering ditemui siswa yang mempunyai berbagai
masalah, apakah itu yang menyangkut kepribadian
siswa, maupun masalah yang terkait dengan mata
pelajaran tertentu. Dengan berbagai masalah
tersebut maka manusiapun tidak mampu memecahkannya
4
tanpa ada bantuan dari orang lain. Karena potensi
yang dimiliki oleh manusia pada umumnya berbeda-
beda.
Dalam situasi pendidikan maka layanan bimbingan
akan sangat diperlukan sebagai salah satu bantuan
dalam menghadapi siswa sesuai dengan peranan guru
sebagai motivator. Maka kami mencoba untuk
memberikan layanan bimbingan kepada siswa mengenai
kesulitan belajar maupun mengenai masalah yang
berkaitan dengan sekolah. Layanan bimbingan ini
bertujuan agar peserta didik behasil kembali dan
mencapai prestasi dengan baik serta yang paling
penting agar terjadi perubahan diri dari klien yaitu
perubahan tingkah laku yang lebih maju, dinamis
sesuai dengan arah perkembangan klien yang
dikehendaki.
B. Pengertian Layanan Bimbingan Siswa
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara terus menerus,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya,
5
sehingga ia dapat mengarahkan dirinya dan dapat
bersifat wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup serta
dapat memberikan sumbangsih yang berarti kepada
masyarakat umumnya.
Masyhud berpendapat bahwa “bimbingan dalam
proses pendidikan di sekolah adalah proses
memberikan bantuan kepada siswa, agar setiap pribadi
memiliki pemahaman yang benar akan diri pribadinya
dan akan dunia sekitarnya. Mengambil keputusan untuk
melangkah maju secara optimal dalam kehidupannya,
dan dapat menolong dirinya sendiri, menghadapi dan
memecahkan masalah-masalahnya. Semua demi
tercapainya penyesuaian yang sehat dan demi
mewujudkan kesejahteraan mentalnya.
Bimbingan dipandang dari segi etimologi berasal
dari bahasa asing yaitu bimbingan dari kata
"Guidance" dan penyuluhan berasal dari kata
"conseling". (Baraja, 2008: 11)
6
Bimbingan berasal dari bahasa Inggris "Guidance"
yang diartikan sebagai usaha menolong klien (siswa)
untuk mengembangkan pandangannya tentang diri
sendiri, orang lain dan masyarakat sekitar agar
mampu menganalisa masalah-masalah atau kesukaran-
kesukaran yang dihadapinya dengan menetapkan sendiri
keputusan terbaik dalam menyelesaikan masalah atau
kesukaran yang dihadapinya. (Nawawi, 1983: 25)
Secara lebih spesifik, SK Mendikbud No. 025/O/1995
mengemukakan bahwa: Bimbingan dan konseling adalah
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan,
maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar, dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.( Sukardi,
2008: 38)
C. Fungsi Bimbingan Siswa
Di tinjau dari segi sifatnya, menurut Sukardi
(2008: 42) layanan bimbingan dan penyuluhan dapat
berfungsi sebagai berikut :
7
1. Pencegahan ( Preventif )
Layanan bimbingan dapat berfungsi sebagai
pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan
terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi
pencegahan iniu layanan yang di berikan berupa
bantuan bagi para siswa agar terhindar dari
berbagi masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi
pencegahan dapat berupa program orientasi, program
bimbingan karier, inventarisasi data dan
sebagainya.
2. Pemahaman
Fungsi pemahaman yang di maksud yaitu fungsi
bimbingan dan penyuluhan yang akan menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak
tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan
siswa. Pemahaman ini mencakup :
a. Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh
siswa sendiri, orang tua, guru dan guru
pembimbing
8
b. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
(keluarga dan sekolah) terutama oleh siswa
sendiri, orang tua, guru dan guru pembimbing
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
(informasi pendidikan, jabatan, pekerjaan dan
karier) terutama oleh siswa sendiri.
3. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman
telah di lakukan, namun mungkin saja siswa masih
menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah
fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi
bimbingan dan penyuluhan yang akan menghasilkan
terpecahkannya atau teratasinya berbagai
permasalahan yang di alami siswa.
4. Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan
dan penyuluhan yang di berikan dapat mebantu siswa
dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan
pribadinya secara mantap, terarah dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang di
9
pandang positif di jaga agar tetap mantap dan
baik. Dengan demikian siswa dapat memelihara dan
mengembangkan baebagai potensinya dan kondisi yang
positif dalam rangka perkembangan dirinya secara
mantap dan berkalanjutan.
10
D. Tujuan Layanan Bimbingan Siswa
Pelayanan bimbingan dan penyuluhan disekolah
mampunyai dua tujuan yaitu:
1. Tujuan sementara, supaya orang bersikap,
bertindak sendiri dalam situasi sekarang ini,
misalnya melanjutkan sekolah, mengambil sikap
dalam pergaulan, mendaftarkan diri pada Perguruan
Tinggi.
2. Tujuan akhir, supaya orang mampu mengatur
hidupnya sendiri, mengambil sikap sendiri dan
menanggung resiko dari tindakannya itu (Winkel,
1991:17)
Sedang menurut Sukardi (2008: 45), tujuan
layanan dan bimbingan adalah untuk membantu anak
baik dalam segi pandang, sikap dan keterampilan yang
lebih memungkinkan anak dapat menerima dirinya serta
pada akhirnya dapat mewujudkan setiap potensi
pribadinya secara optimal.
11
Menurut Salahudin (2010: 22) Tujuan bimbingan
konseling terdiri dari dua tujuan, yaitu tujuan umun
dan tujuan Khusus:
Adapun tujuan umum layanan bimbingan dan
konseling adalah sama dengan tujuan pendidikan,
sebagaimana dinyatakan dalam UU No. 2/1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, serta
mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam rangka menjawab kehidupan masa depan
serta rasa tantangan kehidupan masa depan, yaitu
adanya relevansi program pendidikan dengan tuntutan
dunia kerja atau adanya "Link and match" maka secara
umum layanan bimbingan adalah membantu siswa
mengenal bakat, minat dan kemampuannya serta memilih
dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan
12
untuk merencanakan karir yang sesuai dengan tuntutan
dunia kerja.
Penyusunan kegiatan layanan bimbingan siswa
secara umum bertujuan untuk melengkapi salah satu
persyaratan dalam menempuh mata kuliah PPL II dan
yang penting adalah untuk memberi bekal pengetahuan,
sikap dan keterampilan bimbingan.
Setelah siswa memperoleh bimbingan di sekolah,
siswa diharapkan:
a. Dapat mewujudkan penghargaan kepentingan dan
harga diri orang lain.
b. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dalam arti
pemahaman diri dengan kemajuan belajar di
sekolah.
c. Dapat mengembangkan pengetahuan untuk memiliki
dan memadukan kemampuan dan pengetahuan tentang
dirinya.
Sedangkan tujuan khusus layanan bimbingan di
sekolah, yaitu diharapkan:
13
1. Siswa mampu memiliki kemampuan untuk mengatasi
dan menyalurkan potensi yang dimiliki dalam
pendidikan.
2. Siswa memiliki kemampuan mengatasi kesulitan,
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
dihadapi.
3. Siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi
kesulitan dalam memahami lingkungan terutama
lingkungan sekolah, keluarga
4. Siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dalam
memahami dirinya sendiri, dan mampu belajar
secara efektif.
Selain itu H.M. Sulthon dalam Salahudin (2010:
32) berpendapat bahwa bimbingan memiliki 2 tujuan
yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yaitu: agar selama dan
sesudah memperoleh bimbingan individu dapat
mencapai perkembangan secara optimal, dapat
memahami diri, dapat menolong diri, dapat
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi,
14
dapat membuat pilihan-pilihan dan dapat
mengadakan penyesuaian dengan lingkungan sesuai
dengan tahap perkembangannya.
2. Tujuan jangka panjang adalah agar individu yang
telah mendapatkan layanan bimbingan dapat
memperoleh kebahagiaan hidup, terutama berkaitan
dengan kesejahteraan mental yang optimal.
Dari uraian diatas dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa layanan dan bimbingan diberikan
untuk mengatur kehidupan pribadi seseorang agar
mampu memiliki pandangan hidup tersendiri serta
mampu memikul tanggung jawab serta setiap
konsekuensi yang di hadapinya. Adapun berikut ini
akan di uraikan tujuan pelayanan bimbingan di
sekolah serta terperinci baik dari murid, guru,
maupun orang tua murid.
Adapun tujuan layanan dan bimbingan bagi murid:
15
1. Membantu siswa untuk mengembangkan pemahaman diri
sesuai dengan kecakapan minat pribadi, hasil
belajar serta kesempatan yang ada.
2. Membantu proses sosialisasi serta sensitivitas
pada kebutuhan orang lain.
3. Membantu siswa untuk mengembangkan mengembangkan
motif-motif insternal dalam belajar sehingga dapat
tercapai kemajuan pengajaran yang berarti serta
bertujuan.
4. Memberikan dorongan dalam pemahaman diri,
pemecahan masalah serta pengambilan keputusan
serta keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
5. Membantu siswa untuk hidup dalam sebuah kehidupan
yang seimbang dalam berbagai aspek fisik, mental
serta sosial.
Adapun tujuan layanan dan bimbingan bagi guru:
1. Membantu keseluruhan program pendidikan untuk
menemukan kebutuhan-kebutuhan murid.
16
2. Membantu dan memperolah usaha memahami perbedaan
individu sera perbaikan pengajaran dalam mencapai
penyesuaikan antara individu dengan pendidikan.
3. Merangsang penggunaan prosedur dan teknik
bimbingan dan guru beserta seluruh staf.
4. Membantu dalam mengenai pentingnya keterlibatan
diri dalam keseluruhan program pendidikan.
5. Membantu dalam menyelesaikan program individual
dengan tuntutan utama sekolah dan masyarakat.
6. Membantu guru dalam hubungannya dengan murid.
Adapun tujuan layanan dan bimbingan bagi orang tua:
1. Membantu orang tua dalam menghadapi masalah-
masalah yang dimiliki oleh anaknya, baik yang
timbul dari keluarga, masyarakat, agama dan lain
sebagainya.
2. Membantu dalam memperoleh pengertian yang lebih
baik antara keluarga dan sekolah terutama dalam
masalah-masalah yang berkenaan dengan bantuhan
terhadap murid.
17
3. Membantu dalam membina hubungan yang lebih baik
antara keluarga dan sekolah terutama dalam
masalah-masalah yang berkenaan dengan bantuhan
terhadap murid.
4. Membantu memberikan pengertian terhadap program
pendidikan pada umumnya. (Walgito,1986: 59)
E. Metode Pembahasan
Metode dalam pengertian harfiyah adalah jalan
yang harus di lalui untuk mencapai suatu tujuan,
karena kata metode berasal dari kata Meta yang
berarti melalui dan Hodos berarti jalan. Namun
pengertian hakiki dari metode adalah segala sarana
yang dapat di gunakan untuk mencapai tujuan yang di
inginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik,
seperti alat peraga, administrasi dan pergedungan
dimana proses kegiatan bimbingan berlangsung, bahkan
pelaksanaan metode seperti pembimbing sendiri
termasuk metode juga dan sarana nonfisik seperti
kurikulum, contoh teladan, sikap dan pandangan
18
pelaksanaan metode, lingkungan yang menunjang
suksesnya bimbiungan dan cara-cara pendekatan dan
pemahaman terhadap sasaran metode, seperti
wawancara, angket, tes psikologis, sosiometri dan
sebagainya.
Pengumpulan data merupakan hal penting dalam
penelitian-penelitian pada umumnya, maupun dalam
bimbingan dan konseling, lebih-lebih dalam
konseling. Konseling baru dapat diberikan dengan
baik kalau data mengenai individu yang akan
dibimbing sudah diperoleh.
Dalam membantu masalah klien, konselor harus
mengatahui tentang masalah yang sedang dialami
klien. Yang mana konselor membahas masalah tersebut
menggunakan beberapa metode. (Walgito, 1986: 61)
Untuk mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi
sebab kemunduran prestasi belajar, maka anak bimbing
perlu didekati melalui metode sebagai berikut :
1. Metode survei
19
Metode survei dimaksudkan guna mendapatkan
data tentang lingkungan, sikap dan pandangan
siswa terhadap program layanan bimbingan.
2. Metode Observasi
Sebelum melakukan observasi dibutuhkan suatu
rencana yang terperinci, yang mencakup perilaku-
perilaku siswa yang akan diamati. Dengan
demikian, perencanaan yang rinci, pembuatan
pedoman atau kriteria dalam observasi akan
diperoleh data yang lebih terarah tepat dan
objektif.
3. Metode Ekperimental
Metode ini perlu langkah perencanaan yang
cermat dalam mengkaji permasalahan individu dalam
hubungan dengan satu atau beberapa variabel.
4. Metode Studi Kasus
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai keadaan seorang siswa yang dijadikan
objek studi kasus. Sebelum melakukan studi kasus
20
perlu ditetapkan hal-hal yang dianggap penting
tentang klien yang berkaitan dengan usaha
lainnya. Metode ini difokuskan pada penekanan
perkembangan individu dan perkembangan
kepribadiannya.
5. Metode direktif (metode yang bersifat
mengarahkan).
Metode ini lebih bersifat rnengarahkan anak
bimbingan untuk berusaha mengatasi kesulitan yang
dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada anak
bimbing ialah dengan memberikan secara lagsung
jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang
meniadi sumber kesulitan yang di hadapi didalam
anak bimbingan.
21
BAB II
LAYANAN BIMBINGAN SISWA
A. Jenis Masalah
Dalam kehidupan manusia dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan,
oleh karena itulah manusia mempunyai sifat dan watak
berbeda, dan karena manusia berfikir dan berusaha
untuk mencapai segala apa yang di cita-citakan.
Manusia dengan segala keberagaman hidupnya, memiliki
permasalahan yang beragam pula, oleh karena itu
setiap individu berhak memperoleh bimbingan yang
beragam pula sesuai dengan problem yang di
hadapinya.
Terkait dengan jenis masalah yang kami temukan,
yaitu tentang masalah kesehatan, masalah moral,
masalah sosial, dan masalah tentang belajar yang ada
dalam diri siswa. Masalah – masalah itu membuat
siswa tersebut jarang masuk sekolah sehingga untuk
menanggapi pelajaran yang berkelanjutan siswa
22
tersebut mengalami kesulitan untuk menerima
pelajaran – pelajaran yang diberikan.
Masalah tersebut sangatlah berpengaruh terhadap
kejiwaan siswa, jika anak didik tidak mampu
menghadapi dan menentukan alternatif pemecahannya,
dan hal itu telah mempengaruhi kejiwaan dan juga
prestasi belajarnya. Dari sinilah pembimbing sangat
diperlukan sekali untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah yang di hadapinya.
Masalah yang timbul yang ada disetiap individu
pasti berada di antara satu dengan lainnya. Dari
keadaan yang seperti ini dalam memperoleh bimbingan
berbeda juga yang semua itu harus disesuaikan dengan
masalah yang di hadapi dan kemudian dicari solusi
yang terbaik, sehingga peserta didik tidak merasakan
kalau diacuhkan oleh guru terhadap masalah yang
timbul atau muncul.
B. Sifat Masalah
23
Sifat masalah yang dihadapi oleh siswa
(respondent) sebagaimana yang telah kami temukan,
bahwasanya obyek mengalami banyak masalah dalam
dirinya. masalah kesehatan adalah salah satu faktor
penyebab ketidak puasan dalam belajar, sehingga
menyebabkan belajarnya tidak maksimal.
Pemahaman terhadap pelajaran pun agak kesulitan
dan gangguan kesehatan yang dimiliki itu sangat
merugikan siswa tersebut. Hal tersebut sudah dapat
dibuktikan dengan hasil Nilai Ulangan Harian dan
hasil Nilai Ulangan Tengah Semester yang nilainya
tidak maksimal.
Istilah sifat bimbingan mengacu pada situasi
masa pemberian bantuan yang dilihat dari segi proses
penampakan hal-hal atau kesulitan yang di hadapi
siswa. Dengan kata lain, pemberian bantuan itu dapat
di lakukan sebelum ada kesulitan, selama ada
kesulitan dan kesulitan yang di hadapi siswa. Dalam
rentangan itu dikenal sifat-sifat bimbingan, yaitu:
1. Sifat pencegahan (preventive) yaitu pemberian bantuan
24
(terutama) kepada siswa sebelum siswa menghadapi
kesulitan atau persoalan yang serius.cara utama
yang ditempuh adalah dengan pemberian pengarah-
pengarah yang sehat terhadap siswa.
2. Sifat Pengembangan (developmen) yaitu usaha bantuan
yang di berikan kepada siswa dengan mengiringi
perkembangan mentalnya, terutama untuk memantapkan
jalan pikiran dan tindakan siswa sehingga siswa
dapat berkembang secara optimal.
3. Sifat penyembuhan (curative) yaitu usaha bantuan yang di
berikan kepada siswa selama atau setelah siswa
mengalami persoalan serius, dengan maksud utama
agar siswa yang bersangkutan terbebas dari
kesulitan itu.
4. Sifat pemeliharaan (treatment) yaitu usaha bantuan yang
dimaksudkan terutama untuk memupuk dan
mempertahankan kesehatan mental siswa setelah
melalui proses penyembuhan agar siswa yang
bersangkutan bertambah dalam kesembuhan dan tidak
mengalami kesulitan serius dan di lakukan setelah
25
seseorang menjalani proses penyembuhan (Asmani,
2010: 52).
Berdasarkan ke empat sifat masalah di atas,
kami menyarankan kepada dewan guru yang bersangkutan
dilembaga tersebut untuk menangani siswa tersebut
agar sifat yang dimiliki (Nihilitas Aspek Sosial)
menghilang dari dalam diri siswa, dengan
mengembangkan sikap dan sifat sosial yang tinggi
terhadap siswa.
Sifat masalah yang sesuai untuk penanganan
masalah siswa tersebut adalah sifat Pengembangan
(developmen), sebagai mana yang telah dijelaskan di
atas bahwa sanya masalah yang dimiliki siswa
termasuk masalah yang agak serius, melihat dampak
yang ditunjukkan mulai dari nilai yang sangat
menurun, kurangnya teman bergaul, dan lain-lain.
C. Karakteristik Masalah
Pada dasarnya, setelah mengkaji dan mendiagnosa
masalah yang dialami oleh siswa tersebut, masalah
26
belajar yang dialami kilen termasuk masalah agak
serius. Hal ini didasarkan pada pertimbangan yang
antara lain sebagai berikut:
1. Masalah klien yang berkaitan dengan masalah
belajar kurangnya bimbingan menghambat aktivitas
belajar klien di sekolah terutama dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar dalam mencapai kriteria
ketuntasan belajar.
2. Masalah yang dialami klien menyebabkan hal-hal
yang berakibat fatal bagi diri klien pada
khususnya, seperti mengarah pada kegiatan negatif.
3. Masalah yang dialami klien berdampak negatif, akan
tetapi tidak merugikan orang lain, seperti
melakukan kegiatan negatif dengan mempengaruhi dan
mengajak teman.
D. Latar Belakang Masalah
Dari permasalahan yang di hadapi anak tersebut
kami akan mencoba meneliti latar belakang yang
menyebabkan itu semua sehingga pada akhirnya dapat
27
diketahui penyebab khusus tentang kendala
pemahamannya yang kurang optimal dalam mamahami
pelajaran. Dari penelitian hasil tersebut nantinya
penulis dapat mencari jalan keluarnya atau paling
tidak meminimalisir beban persoalan yang dihadapi
anak tersebut sekaligus sebagai upaya memotivasi
agar anak tersebut lebih meningkatkan prestasi
belajarnya.
1. Masalah belajar, berdasarkan data yang
diperoleh penulis, bahwa kondisi fisik anak
tersebut dan keluarganya secara keseluruhan, maka
pada dasarnya anak tersebut jika benar-benar
mendapatkan motivasi yang cukup dari orang tuanya,
maka ia akan mengalami suatu perkembangan atau
perubahan baik dalam hal prestasi belajarnya, jika
kesemua faktor tersebut dioptimalkan secara
positif.
2. Masalah pribadi dalam hal yang sangat
terkait, dalam persoalan-persoalan yang terjadi
pada dirinya kalau tidak mampu dipecahkan dengan
28
baik atau tidak berusaha untuk meminta bantuan
kepada orang lain maka akan menjadi suatu kendala
yang cukup mendasar bagi perkembangan psikologi
anak tersebut, dengan demikian kalau persoalan
tersebut tidak mampu diselesaikan dengan baik,
maka dampak yang terjadi adalah pada titik stressor
yang terjadi pada psikologi anak tersebut.
E. Saran-saran
Secara umum dalam persoalan ini penulis
memberikan saran-saran dengan tujuan agar klien
dapat menyelesaikan masalahnya. Adapun bantuan saran
yang penulis berikan :
1. Kepada kepala sekolah
Mengawal anak tersebut dengan menugaskan guru
Bimbingan Konseling (BK) dan memberikan tugas
khusus kepada Wali Kelasnya agar memperhatikan dan
memberikan motivasi yang dapat menimbulkan rasa
sosial yang tinggi terhadap anak tersebut.
2. Kepada orang tua
29
Orang tua merupakan panutan anak, sehingga
agar anak bisa lebih bejiwa sosial dan dapat
mengawal dirinya sendiri dengan baik, praktis
orang tua harus memberikan perhatian lebih kepada
anaknya, jika perlu orang tua dapat memasukkan
anak tersebut ke sebuah pesantren jika memang
sudah tidak sanggup lagi. Sehingga moral dan
sosial anak akan lebih tertata.
3. Kepada siswa
Seyogyanya Lu’luul Mukarromah dapat lebih
dewasa dan mulai berkumpul, mencari dan bergaul
dengan siswa yang tingkat sosialnya bagus, sekolah
rajin dan tidak pernah ada alpa diabsensi sekolah.
Ingatlah Lu’luul Mukarromah bahwa masa depan kamu
adalah kamu sendiri yang menentukan, kamu adalah
harapan satu-satunya orang tuamu sekarang dan yang
akan datang.
F. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Pemecahan masalah secara umum
30
Secara umum masalah yang dihadapi oleh anak
ini adalah kurangnya hubungan dengan orang lain.
Dengan kata lain masalah ini timbul karena
individu kurang mampu atau gagal berhubungan
dengan lingkungan sosialnya yang kurang sesuai
dengan keadaan dirinya.
Jadi. Alternatif Solusi yang perlu diberikan
adalah invormasi tentang cara-cara berkomunikasi
penting diberikan kepada setiap individu. Sebagai
mahluk sosial, individu perlu berhubungan dengan
orang. Dengan kata lain individu memerlukan orang
lain dalam kehidupannya. Untuk dapat berhubungan
dengan orang lain individu dituntut untuk mampu
beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan
lingkungannya.
Selain itu, layanan orientasi untuk bidang
pengembangan hubungan sosial adalah: suasana,
lembaga dan objek-objek pengembangan sosial
seperti berbagai suasana hubungan social antar
individu dalam keluarga, organisasi atau lembaga
31
tertentu, dalam acara sosial tertentu (Tohirin,
2008: 126-129).
2. Pemecahan masalah secara khusus
Secara khusus alternative solusi yang
diberikan terhadap kasus anak ini dapat berupa
pendekatan dimulai dari orang tua dan guru-guru
sekolah, khususnya guru Bimbingan Konseling dan
Wali Kelas, untuk memberikan bimbingan hidup
bersosial kepada anak ini, sehingga motivasi
belajar dan bersosialisasi dengan teman sekelas
khususnya serta teman satu sekolahnya, dan absensi
menjadi positif.
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian tersebut, maka dapat
disimpulkan:
1. Layanan bimbingan konseling yang ada di sekolah
sangat diperlukan bagi siswa dalam mengatasi
berbagai persoalan atau kesulitan yang dialami.
2. Layanan bimbingan siswa bertujuan untuk membantu
siswa yang mengalami masalah dengan mencarikan
alternatif pemecahannya berupa solusi-solusi
yang relevan dengan masalah yang dihadapi siswa.
3. Layanan bimbingan siswa tidak hanya diberikan
kepada siswa yang mengalami masalah, tetapi juga
diberikan kepada siswa lain yang membutuhkannya
mulai dari masalah keluarga, masalah belajar dan
masalah-masalah lainnya.
4. Masalah yang dialami klien berkenaan dengan
masalah kesehatan dan sosial yaitu lemahnya
33
jasmani dan kurang sopannnya terhadap yang lebih
tua sehingga sering terjadi koflik dan
menyebabkan kurangnya dalam menanggapi
pelajaran.
5. Masalah klien tersebut dapat diatasi dengan unit
kesehantan yang ada di sekolah dan interaksi
yang lebih intens di kalangan sekolah.
B. Saran-saran
1. Kepada Madrasah
Sekolah merupakan lembaga institusi yang
berfungsi mencerdaskan, memacu kreatifitas anak
dan membantu pribadi- pribadi intelektual yang
bertanggung jawab tidak hanya ilmu umum begitu
juga dengan ilmu agama. Sedangkan guru merupakan
fasilitator dan motivator utama dalam membantu
kesulitan siswa untuk itu hendaknya guru mampu
merespon terhadap kemampuan yang dimiliki siswa
34
yang berbeda-beda dan hendaknya mampu melihat
tingkah laku siswa.
Selain itu diupayakan agar guru mampu
memecahkan berbagai macam persoalan yang dihadapi
siswa khususnya dalam masalah ini guru BK dan
wali kelas sangat berperan penting agar
mengarahkan siswa tersebut.
Berkenaan dengan masalah yang dihadapi
klien, guru dan wali kelas sangat memiliki
peranan yang sangat penting, mulai dari
memperhatikan, merespon serta memberikan
bimbingan pada anak. Seyogyanya dalam hal ini
guru dan wali kelas dapat memberikan wadah bagi
siswa yang memiliki masalah dengan kurangnya
bimbingan belajar di luar jam sekolah dengan cara
sebagai berikut:
a. Memberikan jam tambahan di luar jam sekolah
berupa kegiatan bimbingan belajar.
35
b. Membentuk kelompok belajar dan mengontrol
keberlangsungan dari jalannya kelompok belajar
yang telah terbentuk.
2. Kepada Orang Tua
Faktor keluarga adalah faktor yang paling
menentukan dalam hal apapun. Hal ini dikarenakan
keluarga adalah lingkungan pertama dan utama
dalam pendidikan siswa. Untuk itulah peran dari
orang tua sangat diharapkan dalam mengarahkan dan
membimbing siswa. Disamping itu orang tua juga
harus mampu mengontrol kegiatan keseharian anak
baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam
lingkungan sosialnya agar anak merasa mendapat
perhatian yang lebih dari orang-orang
terdekatnya.
Orang tua seyogyanya dapat meluangkan
waktunya untuk memperhatikan aktivitas anak
terutama yang berkaitan dengan aktivitas akademik
seperti belajar. Jika memungkikan sebagai orang
tua dapat secara langsung ataupun tidak
36
membimbing anak dalam belajar. Secara langsung
orang tua, memberikan bimbingan dan waktu khusus
untuk waktu belajar anak. Secara tidak langsung
orang tua menfasilitasi belajar anak di luar jam
sekolah, seperti mengikutkan anak les atau
meminta anak untuk belajar berkelompok dengan
teman.
3. Kepada Siswa
Hendaknya siswa mampu mengoptimalkan diri
untuk belajar secara mandiri dan berusaha untuk
dapat belajar berkelompok dengan teman, dengan
tujuan dapat mengatasi masalah belajar yang
dialami berkaitan dengan kurangnya bimbingan di
luar jam sekolah. Selain itu, siswi diharapkan
dapat mengisi waktu luangnya untuk kegiatan yang
lebih bermanfaat dan dapat meluangkan waktu
khusus untuk belajar. Selain itu, hendaknya siswa
dapat memotivasi dirinya untuk selalu bersemangat
dalam belajar.
37
Asmani, Jamal Ma’mur. 2010. Panduan Efektif Bimbingan DanKonseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
Baraja, Abubakar. 2008. Psikologi Konseling dan TeknikKonseling. Jakarta: Studi Press.
Walgito, Bimo. 1986. Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah.Yogyakarta: Yayasan penerbit Fakultas PsikologiUGM.
Nawawi, Hadari. 1983. Administrasi Dan Organisasi BimbinganPenyuluhan. Jakarta : Penerbit Ghalia Usaha.
Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung:Pustaka Setia
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pengantar Pelaksanaan ProgramBimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tohirin. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah(Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Winkel. Ws. 1991. Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah.Jakarta: Renika Cipta.
39