BAB IV - | Repository Institution TAZKIA
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of BAB IV - | Repository Institution TAZKIA
40
BAB IV
PROFIL INKUBATOR BISNIS
Profil Inkubator Bisnis Institut Pertanian Bogor
4.1.1. Visi, Misi, dan Tujuan
Mengusung tagline “Inspiring Innovation with Integrity”, IPB saat ini
mendorong terciptanya berbagai inovasi dan penemuan yang bermanfaat bagi
masyarakat. IPB juga menjadi kampus yang melahirkan para wirausahawan muda
yang mendorong kemandirian bangsa di masa depan. Demi terwujudnya impian
besar IPB ini, maka dibentuklah Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan
Kewirausahaan IPB dengan nama Incubie. Incubie sebagai inkubator bisnis IPB
bertujuan untuk “Mengembangkan inkubator yang mampu membentuk pengsuaha
pemula berbasis teknologi di bidang agribisnis dan agroindustri serta
Menghasilkan PPBT yang berdaya saing di kawasan Asia Tenggara”. Memiliki
visi “Menjadi Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan
Terkemuka di Asia Tenggara dalam Bidang Agribisnis dan Agroindustri”. Dan
memiliki misi antara lain :
1. Menyediakan fasilitas hasil – hasil riset inovatif untuk pengembangan
usaha.
2. Menjadi sarana inkubasi pengusaha pemua berbasis teknologi di bidang
agribisnis dan agroindustri agar menjadi pengusaha tangguh dan
berdaya saing.
3. Mengembangkan sumber daya untuk menjadi income generate bagi
inkubator bisnis.
4. Mengembangkan jaringan dengan stakeholder baik skala nasional
maupun internasional dalam rangka penguatan inkubator bisnis.
4.1.2. Sejarah Perkembangan
Melalui keputusan presiden RI pertama dengan keputusan No. 279/1965
pada saat itu, dua fakultas di Bogor yang berada di bawah naungan UI berkembang
menjadi 5 fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan, Fakultas
Peternakan, Fakultas Kehutanan, dan Fakultas Kedokteran Hewan. Kemudian pada
tanggal 26 Desember 2000, pemerintah Indonesia mengesahkan status otonomi IPB
41
berdasarkan PP no. 152. Mulai saat itu IPB menjadi perguruan tinggi berstatus
Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Pada tahun 1994 IPB telah mendirikan unit pengembangan bisnis sebagai
bentuk pelayanan bagi usaha kecil menengah melalui program terpadu yang
berlangsung selama 3 tahun dengan nama Pusat Inkubator Agribisnis dan
Agroindustri (PIAA-IPB), fokus utama mereka adalah pengembangan usaha kecil
menengah dalam bidang pertanian. Kemudian pada tahun 2005, PIAA-IPB
berkembang menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Kewirausahaan (P3K).
Dan pada tahun 2011 melalui keputusan rektor no. 211/13/OT/2011, P3K dirubah
menjadi Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (Incubie).
Incubie IPB adalah lembaga inkubasi teknologi yang diperuntukkan agar
mampu memenuhi kebutuhan pengusaha pemula, dan juga pengusaha di bidang
agribisnis agroindustri yang ingin mengembangkan perusahaannya menjadi
perusahaan yang lebih kuat dan lebih besar namun memiliki kekurangan dalam hal
modal, pengetahuan dan keterampilan lainnya. Saat ini Incubie IPB berada di
bawah Direktorat Kawasan Sains Teknologi dan Inkubator Bisnis (KWSTIB) yang
berada di bawah Wakil Rektor IV Bidang Inovasi, Bisnis, dan Kewirausahaan.
Saat ini di bawah pimpinan Pak Deva Primadia Almada, SPi, Msi selaku
Kasubdit InuBIe IPB membawahi 4 divisi yaitu Divisi Program Inkubasi, Divisi
Pengembangan Produk, Divisi Legalitas dan Sertifikasi, dan Divisi Promosi dan
Pemasaran. Jumlah pengelola incuBie sebanyak 11 orang meliputi unsur pimpinan,
manajer/Kadiv, tenaga administrasi dan teknisi Pengelola Inkubator (tim
Gambar 4. 1 Milestone Perkembangan IncuBie IPB Sumber : Olah data Penulis
42
manajemen) adalah tenaga yang diangkat dan ditempatkan sebagai pengelola pada
inkubator yang bersangkutan. Tenaga administrasi adalah tenaga yang diangkat dan
ditempatkan untuk membantu pengelola inkubator dalam hal pelayanan
administrasi inkubator. Sedangkan teknisi adalah tenaga yang membantu pengelola
dalam pelayanan teknis kepada tenant dan pemangku kepentingan lainnya.
Pengelola Incubie adalah sebanyak 11 orang yang terdiri dari Tim manajemen
IncuBie sebanyak 5 orang dimana semuanya adalah full time, kecuali Direktur
KSTIB yang merupakan dosen IPB.
4.1.3. Program Pengembangan Kewirausahaan IPB
Dalam setiap kegiatannya, IncuBie LPPM IPB selalu melakukan kajian
konsep program pengembangan kewirausahaan melalui pelatihan dan
pendampingan bagi UMKM mitra binaan baik dalam proses produksi, pelayanan,
promosi, dan publikasi. Kegiatan inkubasi dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap
awal, pengembangan, dan tahap lanjut dengan masa inkubasi dilakukan paling lama
tiga tahun. Kegiatan inkubasi tahap awal meliputi pelatihan teknis dan manajemen,
fasilitasi legalitas usaha dan sertifikasi produk, penyusunan proposal business plan,
uji coba produksi, dan uji coba pasar. Kegiatan inkubasi tahap pengembangan
meliputi produksi awal, pemasaran produk, pengajuan HKI, standardisasi proses
produksi, dan sertifikasi produk dan business matching. Kegiatan inkubasi tahap
lanjut meliputi produksi komersial, perluasan pasar, peningkatan efisiensi produksi
dan manajemen usaha, pengembangan jejaring, pameran serta business matching.
Kegiatan pasca inkubasi meliputi fasilitasi pembiayaan lanjutan, pengembangan
jejaring usaha baik skala nasional maupun internasional.
Profil Inkubator Bisnis Universitas Mercu Buana
4.2.1. Visi, Misi, dan Tujuan
Orientasi sebuah lembaga pendidikan dapat dilihat dari visi yang diusung.
saat ini Universitas Mercu Buana mengusung visi yaitu “Menjadi Universitas
Unggul dan Terkemuka di Indonesia untuk Menghasilkan Tenaga Profesional yang
Memenuhi Kebutuhan Industri dan Masyarakat dalam Persaingan Global Pada
tahun 2024”. Salah satu misi Universitas Mercu Buana adalah meningkatkan
kerjasama dengan industri dan pemerintah untuk kewirausahaan dan meningkatkan
43
kemampuan mahasiswa dalam implementasi bisnis. Hal ini menjadi landasan
dibentuknya PPKWH (Pusat Pengembangan Kewirausahaan) sebagai lembaga
yang memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pengembangan unit bisnis di
kalangan mahasiswa Universitas Mercu Buana.
Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKWH) Universitas Mercu Buana
memiliki tujuan untuk menjadikan Universitas Mercu Buana sebagai kampus
terdepan dalam bidang kewirausahaan. dengan misi yang antara lain:
1. Memperbaharui Kurikulum untuk mata kuliah kewirausahaan
2. Meningkatkan Kualitas dosen dan Instruktur kewirausahaan
3. Membentuk Unit Konsultasi Bisnis
4. Meningkatkan Kerjasama dengan industri dan pemerintah untuk
kewirausahaan
5. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam implemetasi bisnis
4.2.2. Sejarah Perkembangan
Sebelum Universitas Mercu Buana memiliki kampus sendiri, seluruh
kegiatan perkuliahan diselenggarakan di Gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia
(YTKI) di Jl. Gatot Soebroto. Kemudian pada tahun 1984 Yayasan Menara Bhakti
mendirikan sebuah perguruan tinggi dengan nama Kampus Menara Bhakti.
Kemudian, melalui Surat Keputusan Ketua Yayasan Menara Bhakti nomor:
04/SKEP/KET/VI/1985 tanggal 12 Juni 1985 dibentuk Panitia Pendirian
Universitas. dan setelah persiapan telah cukup, pada tahun 1985 melalui surat
nomor :15/KOP.III/VI/85 yang ditanda tangani oleh Ketua Kopertis Wilayah III
menyetujui dan memberikan ijin operasional kepada Universitas Mercu Buana.
Pada tanggal 22 Oktober 1985 Universitas Mercu Buana secara resmi
dinyatakan berdiri, dengan Fakultas dan Jurusan sebagai berikut :
1. Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur dan Jurusan Teknik Sipil.
2. Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Agrobisnis) dan
Jurusan Budidaya Pertanian (Agronomi).
3. Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen dan Jurusan Akuntansi.
Dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan pendidikan di
Masyarakat, dengan izin “Operasional” dari Kopertis Wilayah III Nomor:
12/Kop.III/S.VI/86 tanggal 5 Juni 1986, pada tahun akademik 1986/1987 Fakultas
44
Teknik membuka Jurusan Teknik Mesin dan Fakultas Pertanian membuka Jurusan
Mekanisasi Pertanian. Selanjutnya pada tahun akademik 1987/1988, Fakultas
Teknik membuka Jurusan Teknik Elektro.
Pada tahun yang sama, berdasarkan usulan Ketua Yayasan Menara Bhakti
dengan persetujuan Kopertis Wilayah III, Akademi Wiraswasta Dewantara
dinyatakan bergabung kedalam Universitas Mercu Buana. Pendidikan Akademi
tersebut menjadi Program D3 Manajemen Perusahaan di bawah Fakultas Ekonomi
dengan status “Terdaftar”. Tahun 1989, Jurusan Teknik Mesin memperoleh status
“Terdaftar”, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor : 0382/06/1989 tanggal 21 Juni 1989, demikian juga untuk Jurusan
Mekanisasi Pertanian, tanggal 6 Agustus 1990 memperoleh status “Terdaftar”,
dengan surat Keputusan Mendikbud Nomor : 0495/08/1990.
Kemudian pada tahun 2009 melalui arahan Yayasan Menara Bhakti,
dibentuklah PPKWH (Pusat Pengembangan Kewirausahaan) yang bertujuan untuk
meningkatkan minat dan bakat mahasiswa Mercu Buana dalam dunia bisnis, hal ini
memiliki korelasi terhadap salah satu misi Universitas Mercu Buana yaitu
“Mengembangkan kompetensi dan menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan
dan etika profesional kepada para mahasiswa dan staff yang memberikan
kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup”. Saat ini pusat
pengembangan kewirausahaan Universitas Mercu Buana diketuai oleh Dr. Wachyu
Hari Haji dengan didukung 3 sub unit yaitu Unit Administrasi,Unit Inkubator
Bisnis, dan Unit Sentra Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Selain itu terdapat 7
koordinator pengembangan bisnis yang ditunjuk dari setiap dosen di setiap fakultas
Universitas Mercu Buana.
Gambar 4. 2 Milestone Perkembangan PPKWH Universitas
Mercu Buana Sumber: Olah Data
45
4.2.3. Program Pengembangan Kewirausahaan Universitas Mercu Buana
Bentuk dalam kepedulian kampus terhadap hal ini, adalah dengan
dibentuknya Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKWH) dan
diselenggarakannya berbagai program pengembangan kewirausahaan, seperti :
1. Mercupreneur
Mercupreneur merupakan salah satu UKK (Unit Kegiatan Khusus) di
Universitas Mercu Buana yang menjadi wadah bagi para wirausahawan
muda dan berada di bawah koordinasi PPKWH. Didirikannya
Mercupreuner bertujuan untuk meningkatkan wirausaha di perguruan
tinggi, dengan cara menganalisis dan mengimplementasikan elemen-
elemen kunci dalam pengembangan bisnis, melalui pelatihan dan
networking kepada mahasiswanya baik dalam aktifitas perkuliahan dengan
kurikulum kewirausahaan, maupun dalam event – event kampus seperti
festival kewirausahaan yang diadakan rutin setiap tahun.
2. Meet Up Start Up
Meet Up Statup merupakan agenda panjang yang dilaksanakan oleh
Universitas Mercu Buana bekerjasama dengan Kemenristekdikti sebagai
bentuk partisipasi aktif perguruan tinggi dalam rangka pengembangan
ekonomi melalui upaya pemerintah Indonesia yang menargetkan 1.000
startup pada tahun 2019. Agenda ini telah diselenggarakan pada tanggal 16
September 2019 dan dihadiri oleh 500 mahasiswa pebisnis baik dari
Universitas Mercu Buana maupun Universitas lainnya.
3. Inkubis Camp
Inkubis Camp adalah kegiatan yang dilaksanakan sebagai langkah
Universitas Mercu Buana dalam mempersiapkan para mahasiswa untuk
berwirausaha. kegiatan ini berisi pembekalan materi kewirausahaan melalui
workshop, team building, presentasi, dan lain sebagainya. Kemudian dalam
kegiatan ini juga akan ada brainstorming yang bertujuan untuk menciptakan
ide bisnis yang kreatif dan inovatif. Selain itu, dalam program inkubis camp
ini juga diadakan kegiatan "Pitching Simulation" untuk menguji kualitas
tenant dalam mengkomunikasikan bisnisnya dan di akhir sesi para tenant
akan mendapat feedback dari mentor, investor, dan mitra bisnis.
46
4. TOT (Training Of Trainer)
Program ini merupakan rutin yang diselenggarakan oleh PPKWH
Universitas Mercu Buana khusus untuk dosen dan pembina inkubator bisnis
Mercu Buana agar dapat memberikan arahan dan pendampingan bagi tenant
inkubator bisnis di Universitas Mercu Buana. selain memberikan pelatihan,
PPKWH Universitas Mercu Buana juga mengadakan sertifikasi dengan
kompetensi tertentu yang harus dimiliki oleh para dosen dan pembina
tenant. bahkan, bagi dosen dan pembina yang memiliki prestasi akan
mendapat reward dari PPKWH berupa pembiayaan pelatihan dan sertifikasi
profesional di bidang bisnis yang terkait.
47
BAB V
PEMBAHASAN
5.1. Analisis SWOT Inkubator Bisnis Institut Pertanian Bogor
Dari hasil wawancara dan olah dokumen penunjang yang telah didapatkan
penulis dari Inkubator bisnis IPB, maka hasil analisis SWOT inkubator bisnis IPB
adalah sebagai berikut :
Tabel 5. 1 Hasil Analisis SWOT Inkubator Bisnis IPB STRENGTH
1. Infrastruktur lengkap
2. Income generate yang luas
3. Sumber pendanaan banyak
WEAKNESS
1. Masa inkubasi lama.
2. Banyak ruangan yang belum berfungsi
secara maksimal
3. Mekanisme sharing profit lemah
OPPORTUNITY
1. Banyak mahasiswa IPB punya bisnis
2. Mitra/investor yang tersedia banyak
3. Brand image bagus
TREATH
1. Dana dari kampus terbatas
2. Business matching masih jarang
3. Ikatan alumni kurang mendukung
A. KEKUATAN
1. Infrastruktur lengkap
Sebagai lembaga inkubator bisnis infrastruktur merupakan bagian vital
dalam menjalankan program pengembangan kewirausahaan. Pak Deva
menjelaskan dalam wawancara dengan penulis terkait prasarana yang dimiliki
oleh inkubator bisnis IPB saat ini.
Kekuatan kita juga dari kita punya ruang tenant in-wall yang memang
cukup banyak yaa walaupun masih kurang dibanding inkubator lain. kita juga
punya pilot plant, packaging house, dan kita punya CRC di lantai 3 dan 4.
Untuk Collaborative Research Center, jadi kalau mau uji - uji lab bisa
dilakukan di sini
Fasilitas dan sarana prasarana yang dimiliki incuBie berada di Kampus IPB
Baranangsiang Kampus IPB Dramaga, dan STP IPB di Taman Kencana.
Gedung Inkubator di Kampus IPB Baranangsiang terdiri atas bangunan kantor
manajemen incubie, lima ruang tenant in wall, dan satu gedung pertemuan
serbaguna berkapasitas 50 orang. Gedung Inkubator di Leuwikopo Dramaga
terdiri atas 14 Ruang produksi dan Kantor bagi Tenant In wall, Ruang Sidang
berukuran 7 x 3 meter berkapasitas 15 orang, ruang Kantor Sekretariat Incubie,
Sumber: Olah Data Penulis
48
dan ruang workshop (peralatan pengolahan pangan). Gedung tenant inwall
IncuBie di STP IPB Taman Kencana terdiri dari 6 ruang tenant, laboratorium,
packaging house dan pilot plant.
2. Income Generate
Sumber pendapatan bagi Incubie IPB cukup banyak, selain dari sewa
ruangan untuk tenant in-wall, Incubie juga mendapat persentase dari program
insentif Kemenristekdikti yaitu PPBT (Peusahaan Pemula Berbasis Teknologi)
sebesar 20% dari total anggaran yang diberikan. Selain itu income generate
Incubie juga berasal dari seminar, pelatihan, riset, dan layanan lainnya yang
diberikan kepada masyarakat umum selain kepada tenant aktif saat ini. Pak
Deva menjabarkan sebagai berikut.
income inkubator itu ada kita bagi jadi 3. yang pertama dari tenant yaitu
sewa ruangan,walaupun sangat murah ya dibanding sewa komersial lainnya.
Yang kedua adalah dari mitra, dari kementerian dari program - program
insentif dan kompetitif. Biasanya kita dapet dari kemenristek itu besarannya
bisa sampai 400jutaan per tenant, dan 20% nya untuk inkubatornya... Yang
ketiga dari pelatih - pelatihan berbayar.
3. Sumber Pendanaan
Dari pendapatan yang besar ini anggaran dialokasikan untuk menunjang
operasional kantor, memenuhi kebutuhan tenant dari sumber daya peralatan,
mentoring, legalisasi produk, hingga pembiayaan unit bisnis. Dalam pendanaan
unit bisnis di Incubie, selain dari income generate juga berasal dari mitra
ataupun investor yang melakukan kerja sama dengan Incubie IPB.
B. KELEMAHAN
1. Masa inkubasi lama
Dalam memberikan program pelatihan dan pengembangan bisnis kepada
para tenant Incubie dinilai masih terhitung lama. Setiap tenant akan menjalani
masa inkubasi selama 3 tahun, durasi ini jauh lebih lama dibandingkan dengan
masa inkubasi yang ada di inkubator lain yang hanya membutuhkan waktu
maksimal 1 tahun. Namun dari hasil wawancara, Kasubdit Inkubator Bisnis IPB
menyampaikan bahwa tenant bisa dilepas sebelum masa inkubasi selesai
apabila semua targetnya telah tercapai sebelum waktunya dan dinilai dapat
menjadi bisnis mandiri. Seperti yang dijelaskan Pak Deva dalam wawancara
49
bahwa "masa inkubasi adalah 3 tahun... setelah 3 tahun akan dievaluasi apakah
dia lolos atau fail. Atau bisa juga sebelum masa inkubasi berakhir, kalau KPI
nya sudah tercapai dia bisa dinyatakan lulus sebelum 3 tahun.”
2. Banyak ruangan belum berfungsi maksimal
Kendala lain yang terdapat di Incubie IPB adalah terbatasnya sumber daya
manusia sebagai tim manajemen. Seperti yang disampaikan oleh salah satu
tenant in-wall Incubie yang menyatakan bahwa karena tim manajemen yang
terbatas sehingga banyak ruangan yang masih belum bisa digunakan secara
optimal. Seperti dalam wawancara bersama salah satu tenant in-wall IncuBie
IPB, Pak Tedi menjelaskan bahwa ”..Fasilitasnya belum tertata rapi, kan ini
SDM nya terbatas. ditambah ruang produksi kan yang kerja sedikit jadi
seringnya kelabakan..."
3. Mekanisme sharing profit
Kelemahan lain yang dimiliki oleh Inkubator Bisnis IPB ini adalah sistem
sharing profit yang masih belum bisa berjalan dengan baik antara tenant bisnis
yang telah menyelesaikan masa inkubasi dan menjadi binis mandiri dengan
pihak inkubator bisnis IPB. Dalam wawancara Pak Deva menjelaskan bahwa
"Sebetulnya kalau inkubator mau sustaint, tenant yang sudah sukses dibina itu
harus ada sharing profit, kita udah bikin itu, tapi mekanisme penarikannya
belum dapet yang pas itu seperti apa."
C. KESEMPATAN
1. Brand Image bagus
Dengan melihat track record perjalanan inkubator bisnis IPB yang sudah
lama dan banyaknya unit bisnis yang telah berhasil berkembang selama masa
inkubasi di Incubie IPB, tentunya menjadikan inkubator bisnis tersebut
memiliki brand image yang bagus di masyarakat baik dalam lingkup perguruan
tinggi maupun secara nasional. Hal ini terbukti juga dengan peraihan prestasi
Inkubator bisnis IPB sebagai inkubator bisnis dengan akreditasi A Tahun 2019
dari AIBI (Asosisasi Inkubator Bisnis Indonesia), serta penghargaan berupa
anugerah Widha Kridha sebagai inkubator bisnis penghasil PPBT terbanyak
dari Kemenristedikti pada tahun 2019.
50
2. Jaringan mitra/investor banyak
Dengan brand image yang bagus tentunya akan semakin meningkatkan
lembaga mitra/investor untuk menjalin kerja sama dengan IncuBie IPB untuk
meningkatkan bisnis tenant yang dimiliki oleh IncuBie IPB saat ini. Jaringan
mitra/investor yang dimiliki IPB saat ini antara lain:
Internal:
• Direktorat Kemahasiswaan IPB
• Direktorat Inovasi dan HAKI IPB
• Direktorat Bisnis dan Kewirausahaan IPB
• Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM)
• IPB STP
Eksternal:
• Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
• Kementerian Koperasi UKM
• Kementerian Perindustrian
• Kementerian Kelautan Perikanan
• Kemdikbud
• Puspiptek
• Pemda
• PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
• BPOM
• LP POM MUI
• Dinkes
• Perbankan
• BUMN
Tentunya dengan brand image tersebut dan didukung dengan banyaknya
minat mahasiswa IPB dalam mengembangkan bisnis yang dimiliki, maka
Incubie memiliki potensi besar dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan
Venture Capital yang memiliki sumber pendanaan sangat besar serta akses ke
berbagai sektor bisnis yang jauh lebih luas.
D. ANCAMAN
1. Dana dari kampus terabatas
Hingga saat ini, setiap program pengembangan bisnis bagi tenant yang
mengikuti program inkubasi di Incubie IPB akan mendapatkan kesempatan
bermitra dan mendapat pendanaan dari pihak ketiga seperti lembaga
51
pemerintahan, investor dari perusahaan atau perseorangan, dan dari lembaga
lainnya. Belum ada pengalokasian anggaran dari perguruan tinggi untuk
program pengembangan kewirausahaan di IPB, dana dari perguruan tinggi saat
ini dialokasikan untuk operasional tim manajemen Incubie. Pak Deva
menjelaskan melalui wawancara dengan penulis bahwa "Dana kebanyakan kita
cari dari mitra, dari luar, dari stakeholder, terutama dari Kemenristekdikti.
IPB juga ada dana tapi nggak terlalu besar, hanya gedung, sarana prasarana
dan fasilitas saja, untuk dana enggak."
2. Business Matching masih jarang
Ancaman lainnya yang dinilai cukup menjadi pertimbangan adalah
jarangnya pengadaan business matching, yaitu kesempatan dimana tenant bisnis
melakukan demo day di depan para mitra dan investor yang kemudian
mempertimbangkan untuk memberi dana pengmbangan terhadap bisnis terkait.
Kegiatan ini hanya dilakukan minimal 1 tahun sekali selama program inkubasi
di inkubator bisnis IPB. Seperti yang disampaikan Pak Deva dalam wawancara
bahwa "...terus business matching juga salah satu yang setiap tahun kita
lakukan,minimal satu tahun sekali."
Tentunya hal ini akan mempengaruhi jumlah tenant yang dapat menerima
permodalan dan kerjasama mitra, karena setiap business matching dilakukan
tentunya akan ada batas jumlah unit bisnis yang berhak mendapat permodalan.
52
5.2. SWOT Matrik IFAS – EFAS Inkubator Bisnis IPB
1. STRATEGI SO
Strategi agresif yang bisa diterapkan oleh Incubie IPB saat ini adalah dengan
meningkatkan kualitas marketing sehingga mamp u memberikan daya tarik kepada
mahasiswa – mahasiswa IPB agar bergabung bersama Inkubator Bisnis IPB.
Kemudian dengan jumlah ruangan dan fasilitas yang ada, Incubie bisa lebih
memaksimalkan pengunaan ruangan dan fasilitas tersebut agar mampu
menciptakan tenant dengan kualitas bisnis yang mampu melakukan ekspansi hingga
mancanegara. Strategi agresif dengan kondisi serupa seperti infrastruktur dan
finansial yang kuat, didukung pangsa pasar yang luas pernah dilakukan oleh PT.
Net Mediatama Indonesia.
Desmanto (2018) Menjelaskan perkembangan PT. Net Mediatama Indonesia
dalam menggunakan strategi agresif dalam penetrasi pasar pertelevisian Indonesia.
Pada tahun 2013 PT. Net Mediatama Indonesia dengan dukungan finansial yang
besar mengakuisisi saham PT. Televisi Anak Spacetoon Indonesia sebesar 95%,
kemudian menggunakan jaringan frekuensi milik spacetoon indonesia sebagai
jaringan siaran NET Tv. Setelah itu NET Tv memperluas jaringan penyiaran
dengan mengusung konsep multiplatform, sehingga masyarakat dapat mengakses
siaran NET Tv secara luas, dimana pun dan kapanpun. Ditambah dengan
STRENGTH T
HR
EA
T
OP
PO
RT
UN
ITY
WEAKNESS
• Optimalisasi penjaringan
bisnis di kalangan mahasiswa
IPB.
• Maksimalkan penggunaan
ruangan.
• Perluas pangsa pasar
• Tingkatkan efisiensi masa
inkubasi.
• Manfaatkan mitra sebagai
mentor/trainer.
• Standarisasi mekanisme
sharing profit
• Maksimalkan relasi
pemerintahan dalam hal
regulasi dan distribusi.
• Bentuk relasi kerjasama
dengan Venture Capital.
• Pertahankan basis bisnis
sebagai value propotition
• Ciptakan ruang diskusi
Tabel 5. 2 Matrik IFAS-EFAS Inkubator Bisnis IPB
Sumber: Olah Data Penulis
53
infrastruktur teknologi yang terbaru dan menggunakan system full high definition
(Full HD) dari hulu hingga hilir serta didukung 600 karyawan yang mereka latih di
MDP (Program Pengembangan Media) untuk menjadi broadcaster yang kreatif dan
inovatif, NET Tv mampu meningkatkan awareness masyarakat Indonesia dan
menjadi nominasi dari ATA (Asian Television Award) sejak tahun 2014.
Dengan menerapkan strategi agresif serupa maka IncuBie IPB dapat
memperluas jaringan mitra dan investor sehingga bisa membantu meningkatkan
pangsa pasar bisnis tenant dan menjadi inkubator rujukan bagi perguruan tinggi
yang lain.
2. STRATEGI ST
Selama ini, kehadiran relasi pemerintahan di inkubator bisnis IPB hanya
mendukung dalam program pendanaan unit usaha tenant. Padahal di sisi lain, relasi
pemerintahan ini dapat dimanfaatkan untuk mengrmbangkan pelayanan dalam hal
legalitas usaha dan distribusi dengan skala ekspor impor. Selain itu, hingga saat ini
belum ada inkubator bisnis peguruan tinggi yang berhasil menjalin kerja sama
dengan perusahaan Venture Capital yang tentunya memiliki dukungan dana dan
sumber daya lainnya. ini merupakan langkah diversifikasi yang bisa dilakukan oleh
Incubie IPB sebagai strategi baru dalam mengembangkan potensi inkubator bisnis
perguruan tinggi. Hal ini seprti yang disampaikan oleh Pak Ikono dalam wawancara
dengan penulis,“...Yang ketiga, menghubungkan dengan network luar. kan gak ada
inkubator indonesia yang punya akses sampe Venture Capital. Kalau sebatas punya
kenalan ya banyak."
3. STRATEGI WO
Strategi yang dapat digunakan dalam mengatasi kelemahan internal dengan
melihat kesempatan yang ada pada Incubie IPB saat ini adalah dengan
mempersingkat masa inkubasi tenant. Hal ini bisa dilakukan dengan Incubie
merujuk kepada konsep pengembangan kewirausahaan yang digunakan oleh
Akselerator. Dalam wawancara dengan penulis Pak Farhan menjelaskan bahwa
"kalo akselerator itu rentang batchnya 6 bulan ditutup dengan demo day, lebih
cepat daripada inkubator yang makan waktu 3 tahun...".
Kemudian, harus dibentuk standarisasi dalam mekanisme sharing profit
bagi tenant yang telah menyelesaikan masa inkubasi dan dapat dinyatakan sebagai
54
bisnis mandiri. Mekanisme ini bisa berbentuk pembagian keuntungan di masa akhir
tahun perusahaan, juga bisa berupa pembagian hak kepemilikan atas perusahaan
tersebut. Hal ini tentunya bisa menjadi income generate bagi Incubie IPB.
4. STRATEGI WT
Setiap inkubator bisnis yang berada di bawah naungan perguruan tinggi, akan
mengikuti base core dari lembaga induk yang menaunginya. Dalam hal ini Incubie
menyesuaikan dengan menjadi inkubator bisnis dengan program pengembangan
kewirausahaan bagi sektor agribisnis dan agroindustri. Ini merupakan corporate
value yang menjadi nilai diferensiasi dan perlu dipertahankan oleh Incubie IPB.
Selama ini ikatan alumni dianggap kurang memberi kontribusi bagi pengembangan
unit bisnis IPB, hal ini dikarenakan tidak adanya follback yang dianggap win-to-
win antara ikatan alumni dan Incubie. Oleh karena itu, agar mampu menjalin kerja
sama lebih baik antara setiap stakeholder yang ada, maka perlu dibentuk ruang
diskusi antara mitra, investor, alumni, dan tenant agar tercipta ruang yang lebih
kondusif serta produktif.
5.3. Analisis SWOT Inkubator Bisnis Universitas Mercu Buana
Tabel 5. 3 Hasil Analisis SWOT Inkubator Bisnis Universitas Mercu Buana
STRENGTH
• Orientasi bisnis berbasis pada 6
fakultas
• Masa inkubasi lebih cepat
• Reward untuk dosen pendamping
• Dukungan alumni kuat
WEAKNESS
• Minim gedung pendukung
• Inkubator bisnis hanya diperuntukan
untuk mahasiswa aktif
• Hanya ada tenant out-wall
OPPORTUNITY
• Brand image sebagai kampus bisnis
bagus
• Seluruh pendanaan ditanggung
Yayasan
• Mahasiswa mendapat banyak
kurikulum kewirausahaan
THREAT
• Proses inkubator kurang mendukung
• Tidak ada diferensiasi
• Terlalu banyak teori daripada praktek
A. KEKUATAN
1. Orientasi bisnis berbasis pada 6 fakultas
Pengembangan bisnis yang ada di Universitas Mercu Buana tidak berfokus
pada salah satu pengembangan jenis usaha, namun mereka mengacu kepada
Sumber: Olah Data Penulis
55
pengembangan bisnis yang merujuk kepada 6 Fakultas yang ada di Universitas
Mercu Buana. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Pak Wahyu melalui
wawancara dengan penulis bahwa “Kalo di kita di setiap fakultas itu ada
namanya pembina inkubator fakultas, masing masing kita angkat 1 dosen jadi
pembina inkubator bisnis”
Selain itu, mereka juga turut mengembangkan bisnis berbasis kuliner.
Bahkan untuk bisnis kuliner, Universitas Mercu Buana menyiapkan tempat
untuk aktifitas bisnis di wilayah kampus.
2. Masa inkubasi lebih cepat
Masa inkubasi di Inkubator Bisnis Universitas Mercu Buana jauh lebih
cepat daripada masa inkubasi perguruan tinggi lainnya. Hanya butuh waktu 6
bulan sampai 1 tahun sebuah bisnis yang di inkubasi oleh Universitas Mercu
Buana siap untuk dipresentasikan dalam acara Investor Meet Up. Pak Wachyu
menjelaskan bahwa “Masa inkubasi di sini kita sepakati 1 tahun.”
3. Ada reward untuk dosen pendamping
Selain fokus terhadap pengembangan unit bisnis yang diinkubasi, PPKWH
Universitas Mercu Buana juga sangat concern terhadap kompetensi yang
dimiliki oleh dosen pendamping bisnis. Sehingga setiap tahunnya setiap dosen
pendamping akan mendapat pelatihan dan sertifikasi sebagai bentuk upgrading
skill. Dalam wawancara dengan penulis Pak Wachyu menjelaskan bahwa “Kita
itu ada 9 SKS Kewirausahaan di setiap fakultasnya, itu dosen – dosennya pun
agar bisa ngajar kewirausahaan harus kita TOT kan dulu, kita ujikan dulu
layak gak ngajar kewirausahaan.”
Ditambah, PPKWH menerapkan reward bagi dosen pembimbing yang
berhasil dalam membantu bisnis tenant berkembang. Pak Wachyu juga
menjelaskan dalam wawancara bahwa “Bahkan dosen - dosen yang bimbing
mahasiswa terus mahasiswa bimbingannya dapat juara di lomba – lomba
bisnis, sampai sini kita biayai untuk sertifikasi...”
4. Dukungan alumni kuat
Pak Wahcyu menjelaskan bahwa “Alumni yang saya dorong untuk
kerjasama itu kuat, enggak banyak tapi kuat, ya ada puluhan lah”. Dukungan
alumni yang kuat terhadap pengembangan bisnis tenant yang ada di PPKWH
56
Universitas Mercu Buana juga merupakan hal yang harus dikembangkan dan
dipertahankan, karena selain bisa memberikan dukungan motivasi dalam
bentuk mentoring, ikatan alumni juga dapat memberikan dukungan finansial
baik dalam bentuk investing ataupun mitra kerja.
B. KELEMAHAN
1. Minim fasilitas pendukung
Karena keterbatasan ruangan dan unit pengembangan inkubator bisnis yang
masih baru, hal ini membatasi gerak dan perkembangan PPKWH Univesitas
Mercu Buana saat ini. Seperti penjelasan Pak Wachyu kepada penulis bahwa
“Kita sarananya belum ada, untuk inkubator bisnis kita belum ada lokasi.
Hanya untuk kuliner saja yang ada saat ini”. Karena hal itu juga, saat ini
PPKWH Universitas Mercu Buana hanya memberikan pendampingan dan
pelatihan untuk tenant out-wall dan terbatas untuk mahasiswa aktif.
2. Minim mentor
Kelemahan PPKWH Universitas Mercu Buana saat ini adalah minimnya
mentor yang benar – benar memahami konsep suatu bidang bisnis. Dalam
wawancara Pak Wachyu menjelaskan bahwa “Kalau untuk tim mentoring, kita
masih belum punya mentoring yang handal”
C. PELUANG
1. Brand image kampus bisnis bagus
Universitas Mercu Buana membangun image di masyarakat luas sebagai
kampus yang siap menciptakan sumber daya manusia yang mendukung
perkembangan kewirausahaan di Indonesia. Pak Wachyu menjelaskan bahwa
“Kita di sini fokus Universitas Mercu Buana itu untuk bagaimana mahasiswa
tau tentang bisnis. Kenalkan mereka tentang bisnis, kenalkan mereka tentang
enterpreneurship soul”
Hal ini juga seperti yang disampaikan dalam salah satu misi Universitas
Mercu Buana yaitu meningkatkan kerjasama dengan industri dan pemerintah
untuk kewirausahaan dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
implementasi bisnis.
57
2. Pendanaan disupport penuh oleh Yayasan
Yayasan Menara Bhakti mendukung secara penuh baik secara finansial
ataupun operasional terhadap program pengembangan kewirausahaan yang
dilakukan oleh PPKWH Universitas Mercu Buana sehingga PPKWH tidak
dibebankan dalam menciptakan income generate bagi lembaga. Hal ini seperti
yang disampaikan oleh Pak Wachyu dalam wawancara dengan penulis bahwa
“Kita tidak dibebankan untuk mendapat income. Semua kebutuhan disupport
yayasan. Kalaupun ada income itu bukan untuk kita berdiri, ya untuk sekedar
dukungan acara saja”
3. Kurikulum kewirausahaan
Ditambah setiap fakultas yang ada di Universitas Mercu Buana akan
memberikan kurikulum pendidikan kewirausahaan kepada seluruh mahasiswa
yang ada. Hal ini tentu akan meningkatkan kuantitas dan kualitas mahasiswa
Universitas Mercu Buana terhadap pemahaman dunia kewirausahaan.
D. ANCAMAN
1. Proses inkubator belum sermpurna
Dalam wawancara dengan penulis Pak Wachyu menjelaskan bahwa
“Pakteknya iya, tapi proses inkubator nya kita yang kurang. Proses
inkubator kita itu paling masih 20-30% lah dari keseluruhan proses
inkubator sebenarnya”. Dari penjelasan tersebut bahwa inkubator di
Universitas Mercu Buana masih belum sempurna dapat memberikan
dampak menurunya tingkat kepercayaan mahasiswa Universitas Mercu
Buana atas kualitas program pengembangan kewirausahaan yang terdapat
di PPKWH Universitas Mercu Buana tersebut.
Padahal apabila proses pengembangan kewirausahaan dijalankan oleh
lembaga inkubator bisnis perguruan tinggi akan memberikan dampak
signifikan terhadap pengembangan bisnis tersebut. Seperti yang
disampaikan oleh Pak Ikono dalam wawancara dengan penulis. Pak Ikono
menjelaskan bahwa “Justru kalau inkubator nya benar maka akan punya
peran sangat penting. orang belum benar aja masih ada manfaatnya kok"
58
2. Tidak ada nilai diferensiasi
Kekurangan PPKWH Universitas Mercu Buana lainnya adalah tidak
adanya nilai diferensiasi yang menjadi keunikan inkubator bisnis tersebut.
Karena PPKWH Universitas Mercu Buana tidak fokus terhadap satu sektor
bisnis namun membagi fokus terhadap pengembangan bisnis berdasarkan
fakultas yang ada. Dalam wawancara Pak Wachyu mengatakan“Kita ikutin
dari 6 fakultas itu. Kita tidak mengikuti base core, karena bisnis itu bisa
dari mana saja”
3. Terlalu banyak teori
Selama ini PPKWH Universitas Mercu Buana lebih menekankan pada
teori daripada praktek langsung. Apabila digabungkan dengan kurikulum
pendidikan di kelas, maka mahasiswa akan terlalu banyak mendapat materi
kewirausahaan yang bersifat teoritis. Pak Wachyu menjelaskan bahwa
“Kita lebih banyak pembelajaran. Prakteknya iya, tapi proses inkubator
nya kita kurang.”
5.4. Matrik SWOT IFAS – EFAS Inkubator Bisnis Universitas Mercu
Buana
STRENGTH
TH
RE
AT
O
PP
OR
TU
NIT
Y
WEAKNESS
• Melakukan integrasi untuk
pengembangan ruangan
• Optimalkan penjaringan
bisnis mahasiswa
• Optimalkan ikatan almuni
• Integrasi untuk menambah
gedung pendukung
• Kolaborasi dengan lebih
banyak mitra
• Diversifikasi terkait
• Bentuk regulasi dan
standarisasi untuk inkubator
• Ciptakan diferensiasi
lembaga
• Tinjau ulang kurikulum
pelatihan
• Kolaboasi dengan inkubator
lain
• Menghemat anggaran untuk
TOT
• Realokasi dana
Tabel 5. 4 Matrik IFAS-EFAS Inkubator Bisnis Universiats Mercu Buana
Sumber: Olah Data Penulis
59
1. STRATEGI SO
Beberapa langkah strategi yang dapat dilakukan oleh PPKWH Universitas
Mercu Buana adalah dengan melakukan intergrasi baik integrasi ke belakang
ataupun ke depan. Integrasi ke belakang dengan mengajukan proyek pembangunan
gedung khusus Inkubator Bisnis kepada Yayasan Menara Bhakti. Integrasi ke depan
dengan memanfaatkan alumni tenant yang telah menjadi wirausaha mandiri yang
siap memberikan sewa ruangan dengan biaya terjangkau. Dapat juga dilakukan
dengan integrasi horisontal dengan kolaborasi bersama lembaga atau mitra lain
untuk mendapat ruangan yang lebih banyak.
Dengan adanya kurikulum kewirausahaan di setiap fakultas yang terdapat di
Universitas Mercu Buana tentunya akan memberi pemahaman dunia
kewirausahaan kepada para mahasiswa, hal ini akan meningkatkan minat
mahasiswa dalam praktek kewirausahaan. PPKWH Universitas Mercu Buana dapat
memanfaatkan hal tersebut dengan meningkatkan penjaringan terhadap mahasiswa
yang memiliki bisnis ataupun ide bisnis yang dinilai layak diinkubasi, meskipun
belum layak bisnis tersebut dapat diikut sertakan dalam program inkubis camp guna
mempersiapkan konsep bisnis tersebut.
Ikatan alumni yang kuat dalam memberikan dukungan terhadap program
pengembangan bisnis tentunya akan semakin mempermudah tenant bisnis yang
diinkubasi oleh PPKWH Universitas Mercu Buana. Meskipun sedikit, namun
apabila optimalisasi ikatan alumni ini dapat dilakukan maka akan memberikan
dampak besar terhadap program pengembangan bisnis yang ada.
2. STRATEGI ST
Unit inkubator bisnis di bawah PPKWH Universitas Mercu Buana masih
merupakan unit baru yang tentunya perlu adanya regulasi yang mengaturnya terkait
standar pendampingan dan pelatihan yang sesuai dengan lingkungan pendidikan
Universitas Mercu Buana itu sendiri. Dengan dibentuknya regulasi dan standarisasi
yang sesuai, tentunya akan meningkatkan kualitas kinerja PPKWH Universitas
Mercu Buana dalam memberikan pelatihan dan pendampingan kepada para tenant
bisnis. Seperti yang disampaikan oleh Pak Ikono terkait pentingnya membentuk
inkubator bisnis yang benar. Pak Ikono menjelaskan bahwa “Justru kalau inkubator
60
nya benar maka akan punya peran sangat penting. orang gak benar seperti ini aja
masih ada manfaatnya kok."
Saat ini PPKWH Universitas Mercu Buana belum memiliki nilai diferensiasi
jika dibandingkan dengan lembaga pengembangan kewirausahaan perguruan tinggi
lainnya. Value propotition ini bisa diciptakan dengan menemukan keunikan dari
perbedaan yang tidak dimiliki oleh inkubator bisnis perguruan tinggi lainnya. Dan
tentunya perlu dilakukan kajian lebih mendalam guna menciptakan value
propotition yang sesuai dengan visi misi Universitas Mercu Buana tersebut.
Peninjauan ulang kurikulum pelatihan perlu dilakukan karena selama ini
PPKWH Universitas Mercu Buana lebih menekankan pada teori daripada praktek
langsung. Apabila digabungkan dengan kurikulum pendidikan di kelas, maka
mahasiswa akan terlalu banyak mendapat materi kewirausahaan yang bersifat
teoritis, sedangkan praktek kewirausahaan di lapangan cenderung bersifat fleksibel
dan unpredictable, sehingga perlu pengalaman dan proses panjang yang bisa
didaptkan dengan meningkatkan intesitas praktek langsung.
3. STRATEGI WO
Pendampingan dan pelatihan yang diberikan oleh PPKWH Universitas Mercu
Buana saat ini hanya dapat diberikan kepada tenant yang merupakan mahasiswa
aktif. Padahal program pengembangan kewirausahaan juga dapat diberikan kepada
alumni dari Universitas Mercu Buana yang masih memiliki masalah dalam
pengembangan bisnisnya. Hal ini tentunya dapat direalisasikan dengan
menciptakan kolaborasi yang lebih luas dengan mitra dan investor yang ada, karena
bisnis alumni cenderung memiliki kebutuhan yang jauh lebih besar baik pada
dukungan finansial maupun manajerial. Langkah ini juga menjadi strategi
diversifikasi terkait dimana selain memberi pendampingan kepada mahasiswa aktif,
PPKWH juga memberi pendampingan kepada tenant yang merupakan alumni
Universitas Mercu Buana.
4. STRATEGI WT
Apabila melihat kondisi PPKWH Universitas Mercu Buana saat ini, daripada
bersaing dengan inkubator bisnis perguruan tinggi lain maka akan jadi lebih baik
jika PPKWH Universitas Mercu Buana dapat menjalin kerja sama dengan inkubator
bisnis perguruan tinggi lain. Sebagai contoh PPKWH Universitast Mercu Buana
61
dapat memberikan pelatihan dan pendampingan terkait manajemen internal suatu
bisnis sehingga untuk pengembangan produksi bisa dilakukan di inkubator bisnis
yang telah menjalin kerja sama dengan PPKWH Universitas Mercu Buana.
Implementasi strategi integrasi seperti ini telah berhasil dilakukan oleh
Samsung Electronics yang merupakan anak perusahaan Samsung Group. Wikansari
(2015) Menjelaskan Samsung menciptakan strategi integrasi atau kolaborasi
dengan nama Samsung Enterprise Alliance Program (SEAP) yang berkolaborasi
dengan perusahaan pengembang teknologi dan informasi untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan dalam bidang instalasi, integrasi, dan pemeliharaan solusi
perangkat mobile.
Pak Ikono memberi penilaian bahwa inkubator bisnis seharusnya menjadi
lembaga dengan fleksibilitas dan mobilitas yang tinggi. Seperti yang disampaikan
beliau dalam wawancara dengen penulis
"Padahal namanya inkubator itu harusnya dia lincah. dia ikut networking sana
sini, kenalan sama investor - investor, punya koneksi ke BUMN apa segala macam.
Sehingga start up under inkubator ketika dia mau jualan produk, ekspansi dan cari
partner maka inkubator bisa fasilitasi itu"
Kemudian pelatihan dan pendampingan kepada dosen pendamping tenant, hal
tersebut memang merupakan suatu hal yang penting dan urgent bagi PPKWH
Universitas Mercu Buana karena terbatasnya coach atau mentor yang ada saat ini.
Namun perlu ditinjau kembali program tersebut atas pengaruhnya terhadap
anggaran pengeluaran PPKWH Universitas Mercu Buana mengingat sumber
pendukung finansial yang dimiliki oleh PPKWH Universitas Mercu Buana hanya
dari Yayasan Menara Bhakti.
5.5. Perbandingan Analisis SWOT
Dari hasil penelitian ini akan digambarkan perbandingan beberapa faktor
yang ada di setiap inkubator bisnis perguruan tinggi baik pada Incubie IPB maupun
PPKWH Universitas Mercu Buana. Perbandingan tersebut meliputi struktur
kelembagaan, infrastruktur, income generate, dan proses inkubasi. Hasil dari
perbandingan dapat digambarkan dalam infografis berikut :
62
Pada struktur kelembagaan di perguruan tinggi, IncuBie IPB menjadi
subdirektorat di bawah Direktorat Kawasan Sains Teknologi dan Inkubator Bisnis.
hal ini memberikan kelebihan IncuBie IPB di bidang birokrasi dan legalitas dalam
menjalankan program pengembangan kewirausahaan saat ini, ditambah sebagai
subdirektorat, IncuBie punya wewenang lebih dalam membentuk kurikulum
pelatihan sendiri.
Sedangkan inkubator bisnis di Universitas Mercu Buana merupakan bagian
dari biro pusat pengembangan kewirausahaan (PPKWH) dimana inkubator sendiri
sebagai eksekutor dari setiap kurikulum dan program yang telah dibentuk oleh
PPKWH (Pusat Pengembangan Kewirausahaan) di Universitas Mercu Buana, hal
ini memberi kemudahan bagi lembaga inkubator bisnis untuk lebih fokus dalam
menjalankan program pengembangan kewirausahaan untuk para tenant. PPKWH
sendiri berfokus dalam membentuk kurikulum, mempersiapkan pembimbing,
hingga menjalin kerjasama dengan mitra ataupun investor.
Gambar 5. 1 Perbandingan Struktur Kelembagaan
Sumber: Olah Data Penulis
63
Infrastruktur merupakan bagian penting dalam menunjang keberhasil
program pengembangan kewirausahaan di perguruan tinggi. saat ini, inkubator
bisnis IPB telah memiliki gedung sendiri dan telah memiliki fasilitas yang sangat
memadai. di antara lain adanya ruangan meeting khusus yang dapat dipergunakan
oleh tenant in-wall untuk keperluan bisnisnya. selain itu ada juga ruang studio
desain yang digunakan oleh tenant untuk membuat desain kemasan produk,
fotografi, hingga pembuatan video sebagai sarana marketing. Ada juga ruang
packaging house, laboratorium, dan pilot plant room. Dengan fasilitas yang lengkap
dan ruangan yang tersedia tentunya IncuBie IPB dapat melaksanan program
pengembangan kewirausahaan untuk tenant in-wall ataupun out-wall.
Sedangkan inkubator bisnis Universitas Mercu Buana saat ini belum
memiliki fasilitas yang dapat digunakan dalam memaksimalkan program
pengembangan kewirausahaan. selain ruangan inkubator yang masih berada dalam
satu gedung dengan Universitas Mercu Buana, PPKWH Universitas Mercu Buana
juga belum memiliki fasilitas penunjang yang memadai untuk tenant bisnis,
sehingga untuk saat ini PPKWH Universitas Mercu Buana hanya memberi
pendampingan kepada tenant out-wall.
Gambar 5. 2 Perbandingan Infrastruktur
Sumber: Olah Data Penulis
64
IncuBie IPB dengan jumlah ruangan yang memadahi ditambah dengan
fasilitas pendukung lainnya tentu membutuhkan biaya operasional yang besar,
padahal anggaran dari perguruan tinggi dirasa belum mampu mencukupi dalam
menunjang operasional inkubator bisnis IPB saat ini. Hal ini telah diantisipasi oleh
IncuBie IPB dengan menciptakan income generate yang sustainable, antara lain dari
biaya sewa ruangan untuk bisnis tenant in-wall yang dibayarkan setiap bulannya,
kemudian dari setiap dana pengembangan bisnis akan dikenakan persentasi sebesar
20 - 25% untuk menunjang operasional inkubator bisnis IPB.
Untuk saat ini PPKWH Universitas Mercu Buana tidak dibebankan untuk
menciptakan income generate guna menunjang operasional saat ini, sehingga
seluruh kebutuhan anggaran dalam operasional PPKWH Universitas Mercu Buana
ditanggung oleh Yayasan Menara Bhakti. hal ini tentu sangat mempengaruhi
kinerja PPKWH itu sendiri karena harus meninjau ulang setiap program
pengembangan kewirausahaan yang akan dilaksanakan sebagai langkah dalam
menentukan program prioritas yang akan mendapat anggaran dari Yayasan.
Gambar 5. 3 Perbandingan Sumber Pendapatan Sumber: Olah Data Penulis
65
Masa inkubasi IncuBie IPB lebih lama daripada masa inkubasi PPKWH
Universitas Mercu Buana. hal ini terjadi karena di IPB belum ada penenganan
terhadap kurikulum berbasis kewirausahaan, sedangkan di Universitas Mercu
Buana sangat menekankan kurikulum kewirausahaan bahkan di seluruh fakultas
yang ada di Universitas Mercu Buana sehingga ketika tenant masuk masa inkubasi,
PPKWH Universitas Mercu Buana hanya perlu melanjutkan materi pengembangan
tanpa harus memulai dari tahap pembekalan. Namun, karena fasilitas pendukung di
PPKWH saat ini sangat terbatas maka masa inkubasi dilakukan hanya 1 tahun
dengan program lanjutan pengembangan yang akan diteruskan kepada lembaga
pengembangan kewirausahaan lain yang telah bekerja sama dengan PPKWH
Universitas Mercu Buana. Berbeda dengan IncuBie IPB yang telah memiliki
fasilitas penunjang program pengembangan kewirausahaan sendiri sehingga
seluruh program pembinaan dilaksanakan sendiri oleh IncuBie IPB.
Gambar 5. 4 Perbandingan Masa Inkubasi
Sumber: Olah Data Penulis
66
Fokus program pengembangan adalah fokus inkubator bisnis perguruan
tinggi terhadap kategori bisnis yang akan diinkubasi. IncuBie IPB berfokus dalam
pengembangan bisnis dengan kategori agribisnis dan agroindustri, ini sesuai dengan
core base dari institut yang menaungi inkubator bisnis tersebut. Hal ini menjadi
nilai diferensiasi bagi IncuBie IPB sehingga IncuBie IPB memiliki brand image
yang baik sebagai lembaga inkubator bisnis perguruan tinggi yang mampu
membina unit bisnis kategori agribisnis dan agroindustri dengan profesional.
Sedangkan fokus PPKWH Universitas Mercu Buana adalah untuk
mengembangkan unit bisnis sesuai dengan 6 fakultas yang ada di Universitas Mercu
Buana antara lain fakultas ilmu komputer, ekonomi dan bisnis, tehnik, ilmu
komunikasi, psikologi, dan desain komunikasi visual. Selain itu PPKWH
Universitas Mercu Buana juga turut mengembangkan bisnis di bidang kuliner
meskipun Universitas Mercu Buana tidak memiliki jurusan pendidikan yang
memberikan materi tentang kuliner. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri
karena dengan banyaknya kategori bisnis yang dimiliki oleh PPKWH Universitas
Mercu Buana akan memberikan peluang bekerja sama dalam berbagai sektor bisnis,
namun disisi lain Universitas Mercu Buana memiliki kelemahan di infrastruktur
serta masih terbatasnya mentor yang ada sehingga kinerja PPKWH Universitas
Mercu Buana belum bisa maksimal.
Gambar 5. 5 Perbandingan Fokus Program Pengembangan Sumber: Olah Data Penulis