BAB II.pdf - Repository Universitas Potensi Utama

25
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapau suatu tujuan tertentu (Asbon Hendra ; 2012 : 157). II.2. Informasi Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Data Diolah Informasi Gambar II.1. Informasi Sumber : (Asbon Hendra ; 2012 : 167) II.2.2. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur manual atau terkomputerisasi yang mengumpulkan/mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan PROSES INPUT OUTPUT

Transcript of BAB II.pdf - Repository Universitas Potensi Utama

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Sistem

Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling

berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama

untuk mencapau suatu tujuan tertentu (Asbon Hendra ; 2012 : 157).

II.2. Informasi

Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki

arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.

Data Diolah Informasi

Gambar II.1. Informasi

Sumber : (Asbon Hendra ; 2012 : 167)

II.2.2. Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur manual atau terkomputerisasi

yang mengumpulkan/mengambil, mengolah, menyimpan, dan menyebarkan

PROSES INPUT OUTPUT

11

informasi dalam mendukung pengambilan dan kendali keputusan. (Asbon Hendra ;

2012 : 169).

II.3. Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi khusus yang

mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan) atau dalam

arti sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,

meyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferensi geografis. Aplikasi

SIG yang baik adalah aplikasi tersebut dapat menjawab salah satu atau lebih dari 3

pertanyaan yaitu tentang lokasi, kondisi, dan pola (Uning Lestari ; 2012 : 117).

Definisi lain dari sistem informasi geografis didefinisikan sebagai teknologi

yang mampu menerangkan data spasial yang dikaitkan dengan geografis, dimana data

tersebut berada dengan informasi atau keterangan dalam data tersebut. Dalam

perkembangannya sistem informasi geografi didefinisikan sebagai suatu sistem yang

menggunakan perangkat tertentu untuk menyimpan dan memanipulasi data geografis.

Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan

menganalisa objek dan fenomena dimana lokasi merupakan karakteristik yang

penting.

Sistem Informasi Geografis pada dasarnya dapat dirinci menjadi empat

subsistem seperti pada gambar II.3, yaitu : subsistem pemasukan dan pengkodean

data (data input), subsistem penyimpanan, pengambilan dan pengolahan data (data

management), subsistem manipulasi dan analisa data (data manipulation and

12

analysis), serta subsistem penyajian data (data output) (Muhammad Soleh ; 2013 :

170).

Gambar II.3. Subsistem Dalam Perangkat Lunak GIS

Sumber : Muhammad Soleh. (2013 : 170)

Secara garis besar komponen subsistem tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Subsistem pemasukan dan pengkodean data (data input)

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial

dan data atribut dari berbagai sumber, subsistem ini pula yang bertanggung

jawab dalam mengonversi atau mentransformasikan format-format data aslinya

ke dalam format yang dapat digunakan oleh Sistem Informasi Geografis.

2. Subsistem penyimpanan, pengambilan data, pengolahan data (data

management)

SIG Data

Input

Data management

Data Output

Data Manipulation

13

Subsistem ini mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah

database sehingga mudah dipanggil, di update dan di edit.

3. Subsistem manipulasi dan analisis data (data manipulation and analyst)

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh

sistem informasi geografis. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi

dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

4. Subsistem penyajian data (data output)

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian

database baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardopy seperti tabel,

grafik, peta, dan lainnya.

Selain keempat subsistem di atas, SIG sebagai sistem yang kompleks dan

terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem yang lain tingkat fungsional dan

jaringan terdiri dari beberapa komponen. Komponen-Komponen Sistem Informasi

Geografis tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini :

14

Hardware

Manajemen Data

Software

Gambar II.4. Komponen Utama GIS

Sumber : Muhammad Soleh. (2013 : 170)

Adapun penjelasan dari masing-masing komponen SIG tersebut adalah :

1. Perangkat Keras (Hardware)

Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari

PC dekstop, workstation, hingga multi-user host yang dapat digunakan oleh

banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas,

berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (Hard Disk) yang besar

dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar.

2. Perangkat Lunak (Software)

Beberapa perangkat lunak yang diperlukan untuk penyajian SIG yang lebih

baik, misalnya Xing Mpeg Player, Media Player, Adobe Photoshop

Macromedia Flash. Pemilihan perangkat lunak SIG sangat bergatnung pada

SIG

15

sejumlah faktor, yaitu tujuan aplikasi, biaya, serta kemamapuan user dalam

menggunakan perangkat lunak SIG tersebut.

3. Data dan Informasi Geografis

Sistem informasi geografis dapat mengumpulkan, mengolah dan menyimpan

data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara

mengimpor dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain atau perangkat lunak

yang mendukung maupun secara langsung dengan memasukkan data atributnya

atau dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta yang telah ada

sebelumnya.

4. Manjemen/Pengguna

Fungsi pengguna atau manajemen adalah untuk memilih informasi yang

diperlukan, membuat jadwal updating yang efisien, merencanakan aplikasi dan

menganalisis hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan yang diinginkan, sehingga

hasil akhir yang diperoleh dapat mencapai tujuan pembuatan aplikasi serta

sesuai dengan kebutuhan pemakai khususnya pada tingkat end user.

Web GIS bisa dikatakan adalah sebuah web mapping yang berarti pemetaan

internet, tetapi bukan memetakan internet, dan tidak berarti hanya menampilkan peta

(yang berupa gambar yang statis) ke dalam sebuah situs Internet. Jika hanya

menampilkan peta statis pada sebuah situs maka tidak ada perbedaan antara web

mapping dengan peta yang ada pada media tradisional lainya (Andeka Rocky

Tanaamah ; 2010 : 151).

16

Mengacu pada pemahaman tersebut, nampaklah bahwa Web GIS didasari oleh

pemetaan berbasis sistem informasi geografis yang memanfaatkan medium internet

dalam melakukan pemetaan.

Gambar II.5. Arsitektur GIS

Sumber : Andeka Rocky Tanaamah. (2010 : 151)

Gambar II.5 memperlihatkan arsitektur sistem informasi geografis berbasis

web. Mengacu pada gambar tersebut, interaksi yang dilakukan antar client dan server

dilakukan berdasarkan permintaan (request). Dimana web browser pada client

mengirim request pada server web. Disisi lain server web memiliki kelemahan

dimana server web tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pemrosesan peta.

Oleh karena itu, request yang berkenaan dengan pemrosesan peta akan diteruskan

17

dari server web ke server aplikasi dan MapServer. Output yang dihasilkan akan

dikembalikan ke server web dalam bentuk HTML dan Applet.

Dalam kerangka mendukung pemetaan online, maka kehadiran Mapserver

tidak dapat dikesampingkan. Mapserver merupakan salah satu aplikasi pemetaan online

(WebGIS) yang dikembangkan atas kerjasama antara Universitas Minnesota, NASA,

dan Departemen Sumber Daya Alam Minnesota. Mapserver merupakan aplikasi open

source, dimana aplikasi ini dapat di distribusikan secara gratis berserta kode

pemrograman apabila ingin mengembangkan lebih lanjut.

Dalam menjalankan MapServer, maka dibutuhkan dua file yaitu MapFile dan

HTML File. Dimana MapFile berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam

bahasa dan syntax tersendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka informasi inilah yang

nantinya di tampilkan oleh MapServer. Di sisi lain, file HTML dipergunakan untuk

melakukan format penyajian hasil (peta). Guna memahami lebih jauh tentang proses

penyajian peta, maka dapat dilihat dalam Gambar II.6.

Gambar II.6. Proses Penyajian Peta Meggunakan MapServer

Sumber : Andeka Rocky Tanaamah. (2010 : 152)

18

Arsitektur penyimpanan file MapServer dan data GIS merupakan hal yang perlu

diperhatikan dalam membuat aplikasi web GIS. Adapun arsitektur tersebut, terbagi dalam

tiga kategori yaitu:

1. File MapServer, yang termasuk di dalamnya adalah Map File dan PHP/MapScript.

2. File HTML dan gambar/grafis, yang termasuk didalamnya adalah file web dan

gambar yang di sertakan.

3. Data GIS, yang meliputi data vektor dan citra (raster) yang digunakan.

Dalam pengembangan Web GIS, alur proses informasi memiliki peranan

penting. Alur proses penyediaan informasi merupakan wahana dalam memahami

bagaimana proses request informasi oleh pengunjung, kemudian dikelola oleh server,

dan kemudian informasi tersebut disajikan dalam peta.

Guna memahami lebih jauh tentang alur proses penyediaan informasi

tersebut, maka dapat dilihat dalam Gambar II.7.

19

Gambar II.7. Alur Proses Penyediaan Informasi Web GIS

Sumber : Andeka Rocky Tanaamah. (2010 : 152)

Mengacu pada Gambar II.7 terlihat bahwa proses penyediaan informasi dilakukan

dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pengunjung melakukan request pada web server Apache.

2. Web server apache melakukan load data melakukan load data spasial dari

MySQL dan XML.

3. Disamping itu, Web server apache menjalankan MapServer cgi dalam melakukan

load data spasial.

20

4. MapServer CGI melakukan esekusi file.map, dimana Mapfile (.map) melakukan

load file peta dalam bentuk .shp.

5. Load File peta dalam bentuk .shp ini akan diberikan dalam bentuk image (.png)

6. Peta dalam bentuk image (.png) tersebut dikirimkan kembali pada Web server

apache.

7. Web server apache merespon dan mengirimkan peta (.png) tersebut kepada

pengunjung (user).

Mengacu pada pemahaman diatas, maka alur proses penyediaan informasi

dianggap selesai. Pengunjung (user) akan memperoleh informasi berdasarkan

kebutuhan pada Web Gis.

II.4. Algoritma Euclidean Distance

Euclidean distance adalah perhitungan jarak dari 2 buah titik dalam Euclidean

space. Euclidean space diperkenalkan oleh seorang matematikawan dari Yunani

sekitar tahun 300. untuk mempelajari hubungan antara sudut dan jarak. Euclidean ini

biasanya diterapkan pada 2 dimensi. kemudian juga bisa sederhana jika diterapkan

pada dimensi lain yang lebih tinggi.

Euclidean berkaitan dengan Teorema Phytagoras dan biasanya diterapkan

pada 1 dan 2 dimensi.

21

1. Penerapan satu dimensi

Semisal ingin menghitung jarak Euclidean 1 dimensi. Titip pertama adalah 4,

titik kedua adalah -10. Caranya adalah kurangkan -10 dengan 4. sehingga

menghasilkan -14. Cari nilai absolut dari nilai -14 dengan cara mempangkatkannya

sehingga mendapat nilai 196. Kemudian diakarkan sehingga mendapatkan nilai 14.

Sehingga jarak euclidean dari 2 titik tersebut adalah 14 yang ditunjukkan pada

Persamaan (1).

Ed = √ (Y – X)2 ......................................................(1)

Dimana :

X = Jarak titik pertama

Y = Jarak titik kedua

2. Penerapan dua dimensi

Berbeda dengan penerapan euclidean distance 1 dimensi, penerapan ini

menerapkan euclidean distance dengan model 2 dimensi dikarenakan sesuai dengan

bentuk pencarian menggunakan 2 titik koordinat pada wilayah permukaan bumi, yang

membandingkan antara titik koordinat dari berbagai objek seperti : koordinat objek

wisata, koordinat wisata kuliner dan koordinat akomodasi yang ada dengan titik

koordinat dari user atau pengguna aplikasi yang ditunjukan oleh Persamaan (2) .

Ed = √ (X2 – X1)2 + (Y2 – Y1)2 ..............................(2)

Persamaan (2) dapat diimplementasikan kedalam bentuk koordinat seperti yang

ditunjukkan oleh Persamaan (3) [3].

22

Ed = √(Lat 2 – Lat1)2+ (Long2 – Long1)2 .....................(3)

Dimana :

- Latitude = garis lintang mengarah dari khatulistiwa (0) ke kutub selatan, atau

khatulistiwa ke kutub utara (sudut 0-90 dan 0 -90).

- Longitude = garis bujur adalah garis horizontal seperti dari khatulistiwa.

Sudut 0 (Greenwich) ke arah Hawai adalah 0-180, sedangkan kebalikannya

dari 0 ke -180. (Filian Falanda ; 2016 : 19)

II.5. Peta

Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang dilukiskan

dengan skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar jika dilihat dari atas

pengertian tersebut mengandung arti yang luas sekali sebab permukaan bumi

memiliki bentuk yang bermacam-macam (Zero Eduka ; 2014 : 126). Berdasarkan

pemahaman diatas peta memiliki fungsi dan tujuan yaitu :

Fungsi atau kegunaan peta adalah sebagai berikut :

1. Menunjukkan lokasi permukaan bumi.

2. Menentukan arah dan jarak berbagai tempat.

3. Memperlihatkan bentuk-bentuk permukaan bumi atau kenampakan geografi,

misalnya lautan, daratan, dan gunung sehingga dimensinya dapat terlihat dalam

peta.

4. Mengumpulkan dan menyelesaikan data-data atau keterangan dari suatu daerah

yang akan disajikan pada peta dengan bentuk simbol yang konvensional.

23

Tujuan pembuatan peta adalah sebagai berikut :

1. Menyimpan data-data yang ada di permukaan bumi.

2. Menganalisis data spasial seperti perhitungan volume.

3. Memberikan informasi dalam perencanaan tata kota dan pemukiman.

4. Memberikan informasi tentang ruang yang bersifat alami, baik manusia

maupun budaya.

II.5.1. Jenis Peta

Berdasarkan isinya jenis peta terbagi atas dua yaitu :

1. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang terdapat

pada suatu daerah yang dipetakan (Zero Eduka ; 2014 : 126). Contohnya

sebagai berikut :

1. Peta Topografi

Peta Topografi merupakan peta yang memuat informasi umum tentang

keadaan pemukaan tanah beserta informasi ketinggiannya menggunakan

garis kontur, yaitu garis pembatas bidang yang merupakan tempat

kedudukan titik-titik dengan ketinggian sama terhadapa bidang referensi

(pedoman/acuan) tertentu.

24

Gambar II.8. Garis Kontur dan Permukaan Bumi

Sumber : Silvia Rostianingsih, Kartika Gunadi. (2014 : 14)

2. Peta Chorografi

Peta Chorografi adalah peta yang menggambarkan sebagian atau seluruh

permukaan bumi yang bercorak umum dan berskala kecil, misalnya peta

dunia dan atlas.

2. Peta Tematik

Peta Tematik adalah peta yang memperlihatkan data atau informasi kualitatif

dan kuantitatif dari suatu ‘tema’, maksud, atau konsep tertentu beserta

hubungannya dengan unsur-unsur detil topografi ang spesifik sesuai dengan

tema yang bersangkutan atau dalam pengertian yang lebih sederhana, peta

tematik adalah peta yang menampilkan jenis atau kelas informasi berdasarkan

25

tema tertentu seperti halnya peta-peta geologi, demografi, hidrologi, dan lain

sebagainya.

II.6. Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara

penyimpanan. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar

data. Dengan ERD, model dapat diuji dengan mengabaikan proses yang dilakukan.

ERD pertama kali dideskripsikan oleh Peter Chen yang dibuat sebagai bagian dari

perangkat lunak CASE (Adelia, Jimmy Setiawan ; 2011 : 116).

Komponen – komponen yang termasuk dalam ERD antara lain, adalah:

1) Entitas (Entity)

Sebuah barang atau obyek yang dapat dibedakan dari obyek lain.

2) Relasi (Relationship)

Asosiasi 2 atau lebih entitas dan berupa kata kerja.

3) Atribut (Attribute)

Properti yang dimiliki setiap entitas yang akan disimpan datanya.

4) Kardinalitas (Kardinality)

Angka yang menunjukkan banyaknya kemunculan suatu obyek terkait dengan

kemunculan obyek lain pada suatu relasi.

Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan

B) dapat berupa:

1. Modalitas (Modality) adalah Partisipasi sebuah entitas pada suatu relasi, 0 jika

26

partisipasi bersifat “optional”/parsial, dan 1 jika partisipasi bersifat

“wajib”/total.

2. Total constraint adalah constraint yang mana data dalam entitas yang memiliki

constraint tersebut terhubung secara penuh ke dalam entitas dari relasinya.

II.7. Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah suatu alat untuk

memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi

sintak dalam memodelkan sistem secara visual (Braun, et. al. 2001). Juga

merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan

atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten,

et. al. 2004).

Sejarah UML sendiri terbagi dalam dua fase; sebelum dan sesudah munculnya

UML. Dalam fase sebelum, UML sebenarnya sudah mulai diperkenalkan sejak

tahun 1990an namun notasi yang dikembangkan oleh para ahli analisis dan desain

berbeda-beda, sehingga dapat dikatakan belum memiliki standarisasi.

Fase kedua; dilandasi dengan pemikiran untuk mempersatukan metode

tersebut dan dimotori oleh Object Management Group (OMG) maka pengembangan

UML dimulai pada akhir tahun 1994 ketika Grady Booch dengan metode OOD

(Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh dengan metode OMT (Object Modelling

Technique) mereka ini bekerja pada Rasional Software Corporation dan Ivar

Jacobson dengan metode OOSE (Object-Oriented Software Engineering) yang

27

bekerja pada perusahaan Objectory Rasional.

Sebagai pencetus metode-metode tersebut mereka bertiga berinisiatif untuk

menciptakan bahasa pemodelan terpadu sehingga pada tahun 1996 mereka berhasil

merilis UML versi 0.9 dan 0.91 melalui Request for Proposal (RFP) yang

dikeluarkan oleh OMG (Braun, et.al. 2001).

Kemudian pada Januari 1997 IBM, ObjecTime, Platinum Technology, Ptech,

Taskon, Reich Technologies dan Softeam juga menanggapi Request for Proposal

(RFP) yang dikeluarkan oleh OMG tersebut dan menyatakan kesediaan untuk

bergabung.

Perusahaan-perusahaan ini menyumbangkan ide-ide mereka, dan bersama para

mitra menghasilkan UML revisi 1.1. Fokus dari UML versi rilis 1.1 ini adalah untuk

meningkatkan kejelasan UML Semantik versi rilis 1.0. Hingga saat ini UML versi

terbaru adalah versi 2.0 (Haviluddin ; 2011 : 1).

II.7.1. Diagram-Diagram UML

Terdapat sembilan jenis diagram UML, namun penulis akan menjabarkan

empat jenis diantaranya :

1. Use Case Diagram

Diagram yang menggambarkan actor, use case dan relasinya sebagai suatu

urutan tindakan yang memberikan nilai terukur untuk aktor. Sebuah use case

digambarkan sebagai elips horizontal dalam suatu diagram UML use case.

Use Case memiliki dua istilah, yaitu :

28

1. System use case; interaksi dengan sistem.

2. Business use case; interaksi bisnis dengan konsumen atau kejadian nyata

Gambar II.9. Use Case Diagram

Sumber : Haviluddin. (2011 : 4)

2. Class Diagram

Class diagram menggambarkan struktur statis dari kelas dalam sistem anda

dan menggambarkan atribut, operasi dan hubungan antara kelas. Class

diagram membantu dalam memvisualisasikan struktur kelas-kelas dari suatu

sistem dan merupakan tipe diagram yang paling banyak dipakai. Selama tahap

desain, class diagram berperan dalam menangkap struktur dari semua kelas

yang membentuk arsitektur sistem yang dibuat.

29

Class memiliki tiga area pokok :

1. Nama

2. Atribut

3. Metoda

Gambar II.10. Class Diagram

Sumber : Haviluddin. (2011 : 3)

3. Activity Diagram

Menggambarkan aktifitas-aktifitas, objek, state, transisi state dan event.

Dengan kata lain kegiatan diagram alur kerja menggambarkan perilaku sistem

untuk aktivitas.

30

Gambar II.11. Activity Diagram

Sumber : Haviluddin. (2011 : 4)

31

4. Sequence Diagram

Sequence diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun berdasarkan

urutan waktu. Secara mudahnya sequence diagram adalah gambaran tahap

demi tahap, termasuk kronologi (urutan) perubahan secara logis yang

seharusnya dilakukan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan use case

diagram.

Gambar II.12. Sequence Diagram

Sumber : Haviluddin. (2011 : 14)

32

II.8. MySQL

MySQL adalah program database yang mampu mengirim dan menerima data

dengan sangat cepat dan multi-user. MySQL database server adalah RDBMS (

Relasional Databse management System) yang dapat menangani data yang bervolume

besar (Wahana ; 2010 : 5). Dengan database, data atau informasi dapat disimpan

secara permanen. Informasi yang tadinya ada didalam variabel, akan segera hilang

bersamaan dengan selesainya skrip PHP yang dieksekusi. Untuk itu diperlukan

database untuk menyimpan informasi yang ingin dipertahankan saat eksekusi selesai.

Misalnya informasi nama, alamat, tanggal lahir, dan lain-lain

Ada beberapa tipe data dalam MySQL :

1. Data Numerik

MySQL dapat menerima masukan berupa angka-angka yang dibagi atas

integer (angka tanpa pecahan) dan floatingpoint (angka dengan pecahan).

2. Data Karakter/String

Merupakan deretan huruf yang membentuk kata yang diapit oleh tanda petik

(“) atau tanda petik ganda (“ ”).

3. Data Waktu

Merupakan data yang berisi tanggal (date) dan jam (time) misalnya “2001-10-

15” untuk tanggal dengan format YYYY-MM-DD dan “12:45:15” untuk jam

dengan format hh:mm:ss.

33

4. Data Kosong (NULL)

NULL berarti kosong atau tdak diisi data atau bisa juga berarti data yang tidak

jelas, data yang hilang ataupun yang lainnya.

II.9. PHP

PHP adalah suatu bahasa pemograman Open Source yang digunakan secara

luas terutama untuk pengembangan web dan dapat disimpan dalam bentuk HTML

keuntungan utama menggunakan PHP adalah script PHP tidak benar-benar sederhana

bagi pemula, tetapi menyediakan banyak fitur tambahan untuk programmer

professional meskipun PHP lebih difokuskan sebagai script server side (Yoni

Widhiarso ; 2013 : 3). Script PHP dapat digunakan dalam 3 hal :

1. Penulisan program server side. Hal ini adalah target utama PHP.

Diperlukan tiga hal agar script PHP dapat bekerja antara lain, PHP Parser

(CGI atau Server Module), server web dan browser web. Menjalankan

server web terlebih dahulu, kemudian mengakses keluaran program PHP

melalui browser web dan melihat halaman web.

2. Penulisan program Command Line. Script PHP dapat berjalan tanpa

server atau browser. Hanya diperlukan PHP Parser dalam bentuk

Command Line.

3. Penulisan program aplikasi dekstop.

PHP singkatan dari PHP : Hypertext Preprocessor yaitu bahasa pemrograman

web server-side yang bersifat open source. PHP merupakan script yang terintegrasi

34

dengan HTML dan berada pada server (Server side HTML embedded scripting). PHP

adalah script yang digunakan untuk membuat halaman website yang dinamis.

Dinamis berarti halaman yang akan ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh

client. (Anhar,ST ; 2013 : 3).