BAB III - Digilib UNS

57
10 BAB III HASIL MAGANG A. Gambaran Umum 1. Profil Perusahaan Agustus 1979 merupakan saat berdirinya PT. RDK-SB yang waktu itu bersama PT. RINSA yang merupakan singkatan dari PT Rindang Kemasan Indah. Berawal dari 4 buah mesin Blow. PT. RINSA didirikan untuk memenuhi kebutuhan botol dari PT. VITA (Viva Cosmetic). Sebagai pemegang saham waktu itu, PT. VITA, Keluarga Pesik dan beberapa kelompok. PT. RINSA memproduksi secara monoton 2-3 jenis botol untuk keperluan Viva Cosmetic. Bulan Juni 1985 terjadi perubahan komposisi pemegang saham, dimana PT. VITA melepaskan diri dari PT. RINSA dimiliki oleh Keluarga Pesik dan Keluarga Kolana, mulai saat itu dengan 21 mesin Blow, 24 mesin Injection, 3 mesin Printing, 4 mesin Hot Stamping serta perlengkapan Moldshop, PT. RINSA mulai memperluas pelayanan dengan menerima order dari luar sedikit-sedikit dan dalam kualitas cukup. Tanggal 2 Maret 1988, PT. RINSA diambil alih oleh Ongko Group. Seiring dengan perkembangan usaha dan situasi ekonomi di Indonesia maka pada tahun 1994 suatu perusahaan kosmetik Packaging dari Taiwan yaitu Der Kwei Enterprize dan CO LTD bergabung dengan PT. RINSA dalam suatu kerjasama, sehingga mulai saat itu berubahlah nama PT. RINSA menjadi PT. Der Kwei Kemasan Indah Indonesia. Pada tahun 1998 Rexam PLC, suatu perusahaan Kemasan Multi Nasional yang berkedudukan di London menjadikan Der Kwei Enterprize menjadi salah satu bagian dalam sektornya yaitu didalam Sektor Beauty dan Closure yang berpusat di Paris, Perancis. Der Kwei Indonesia pun ikut menjadi bagian di dalamnya sehingga sejak itu berubah nama menjadi PT. REXAM DER KWEI KEMASAN INDAH INDONESIA. Menjelang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of BAB III - Digilib UNS

10

BAB III

HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum

1. Profil Perusahaan

Agustus 1979 merupakan saat berdirinya PT. RDK-SB yang waktu itu

bersama PT. RINSA yang merupakan singkatan dari PT Rindang Kemasan

Indah. Berawal dari 4 buah mesin Blow. PT. RINSA didirikan untuk

memenuhi kebutuhan botol dari PT. VITA (Viva Cosmetic). Sebagai

pemegang saham waktu itu, PT. VITA, Keluarga Pesik dan beberapa

kelompok.

PT. RINSA memproduksi secara monoton 2-3 jenis botol untuk

keperluan Viva Cosmetic. Bulan Juni 1985 terjadi perubahan komposisi

pemegang saham, dimana PT. VITA melepaskan diri dari PT. RINSA

dimiliki oleh Keluarga Pesik dan Keluarga Kolana, mulai saat itu dengan

21 mesin Blow, 24 mesin Injection, 3 mesin Printing, 4 mesin Hot

Stamping serta perlengkapan Moldshop, PT. RINSA mulai memperluas

pelayanan dengan menerima order dari luar sedikit-sedikit dan dalam

kualitas cukup.

Tanggal 2 Maret 1988, PT. RINSA diambil alih oleh Ongko Group.

Seiring dengan perkembangan usaha dan situasi ekonomi di Indonesia

maka pada tahun 1994 suatu perusahaan kosmetik Packaging dari Taiwan

yaitu Der Kwei Enterprize dan CO LTD bergabung dengan PT. RINSA

dalam suatu kerjasama, sehingga mulai saat itu berubahlah nama PT.

RINSA menjadi PT. Der Kwei Kemasan Indah Indonesia.

Pada tahun 1998 Rexam PLC, suatu perusahaan Kemasan Multi

Nasional yang berkedudukan di London menjadikan Der Kwei Enterprize

menjadi salah satu bagian dalam sektornya yaitu didalam Sektor Beauty

dan Closure yang berpusat di Paris, Perancis. Der Kwei Indonesia pun ikut

menjadi bagian di dalamnya sehingga sejak itu berubah nama menjadi PT.

REXAM DER KWEI KEMASAN INDAH INDONESIA. Menjelang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

akhir tahun 2000 (bulan Oktober) dicanangkan program “Seritifikasi ISO

9001 : 2000” mengingat semua perusahaan yang di bawah naungan Rexam

Der Kwei Group sudah memiliki sertifikat ISO 9001 tersebut. Sertifikasi

ISO 9001 : 2000 akhirnya berhasil diraih pada bulan Juni 2001.

Seiring dengan perkembangan usaha terhitung sejak tanggal 9

Februari 2009 PT. Rexam Der Kwei Kemasan Indah Indonesia berubah

nama menjadi PT. Rexam Packaging Indonesia. Kemudian secara resmi

pada tanggal 1 Januari 2013 PT. Rexam Packaging Indonesia kembali

mengalami perubahan ama menjadi PT. ALBEA RIGID PACKAGING

SURABAYA.

2. Sejarah Berdiri

Perkembangan PT. Albea Rigid Packaging Surabaya dapat diuraikan

sebagai berikut :

1979 : Awal didirikan sebagai Rindang Kemasan Indah

(perusahaan lokal).

1993–1997 : Diakui oleh Der Kwei dengan 50% saham lokal dan

menjadi Der Kwei Kemasan Indah pada tahun 1997.

1998 : Rexam mengakui 66% dari Der Kwei yang memiliki

pabrik di Sanghai.

2003 : Rexam membeli sisa 34% saham dari Der Kwei.

2006 : Mulai beroperasi di Indonesia, dikonsolidasi di 2

tempat, Surabaya dan Jakarta. Dibuka di Surabaya

dan ditutup di Jakarta.

2007 : Menyelesaikan transfer peralatan dari Jakarta ke

tempat Surabaya dan menambah produksi berupa

kemasan kosmetik di Surabaya.

2013 : Albea memulai berproduksi pada tanggal 1 Januari

2013.

2014 : Perusahaan mengganti nama menjadi Albea Rigid

Packaging Surabaya mulai 20 Februari 2014.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3. Lokasi

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya terletak di Jalan Rungkut

Industri IV No. 23, Rungkut Tengah, Gn. Anyar, Surabaya, Jawa Timur

60293. PT. Albea Rigid Packaging Surabaya memiliki batasan-batasan

wilayah administrasi antara lain :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan PT. Sampoerna

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan PT. Ketabang Kali

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Gudang PT. Rembaka

d. Sebelah Barat berbatasan dengan PT. Damai Cooking Oil.

4. Visi dan Misi

Visi PT. Albea Rigid Packaging Surabaya adalah menjadi perusahaan

kemasan global terbaik bagi seluruh pelanggan, pemegang saham, dan

karyawan. Berdasarkan Visi tersebut dapat dijabarkan dan diturunkan

menjadi beberapa Misi, antara lain :

a. Memberikan kepada pelanggan kita produk yang inovatif dan service

yang membawa nilai tambah bagi produk dan perusahaan mereka.

b. Membawa keahlian dan teknologi yang terbaru yang dapat mendorong

inovasi dan diimplementasikan dalam kegiatan product development.

c. Menyediakan kedekatan pada pelanggan, service yang berkualitas

tinggi dan respon yang cepat.

d. Mengembangkan bisnis secara menguntungkan dan berkelanjutan.

Untuk mencapai visi dan misi, perusahaan memiliki nilai yang

ditanamkan pada setiap pekerja. Nilai perusahaan dikenal dengan 10

Kredo Etos Kerja ARPS, yaitu:

a. Bekerja dengan ikhlas sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan

b. Selalu mengutamakan kepentingan customer

c. Selalu peduli dengan kejadian di tempat kerja

d. Selalu bekerja dengan integritas dan kemampuan terbaik

e. Menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah

f. Tidak akan berkata tidak bisa sebelum mencoba

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

g. Selalu berpikir positif dan terbuka

h. Berbicara dengan data dan fakta, bukan asumsi

i. Selalu melakukan Genba, Genbutsu, dan Genjitsu

j. Berperan aktif sebagai agen perubahan

5. Jumlah Karyawan

Tabel 1. Jumlah Pekerja

Klasifikasi Pekerja Jumlah

Manager 9

Staff Office 48

Produksi 442

Umum 3

Satpam 3

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

6. Waktu Kerja

Waktu kerja di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah diatur

dengan ketentuan jam kerja untuk office 8 jam/hari dengan 5 hari kerja.

Sementara untuk produksi dibagi menjadi 3 shift dengan dibagi menjadi 4

regu karena perusahaan beroperasi selama 7 hari 24 jam. Untuk pembagian

shift kerja antara lain shift I (jam 06.00-14.00 WIB), shift II (jam 14.00-

22.00 WIB), dan shift III (jam 22.00-06.00) dengan waktu istirahat 60

menit untuk masing-masing shift.

7. Selintas Gambaran Penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja di

Perusahaan

Penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan di PT.

Albea Rigid Packaging Surabaya telah terlaksana dan memiliki tujuan dan

sasaran guna terciptanya sistem keselamatan dan kesehatan kerja yang

aman dengan melibatkan seluruh unsur perusahaan. Perusahaan telah

menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan

sertifikat penghargaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun

2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk

64 kriteria. Perusahaan juga telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berdasarkan ISO 9001:2015. Perusahaan telah berkomitmen terhadap

pelaksaan K3 terbukti dengan adanya sertifikat No Lost Time Injury (LTI)

serta Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) yang dikeluarkan

oleh Kementerian Ketenagakerjaan.

B. Proses Produksi

Kegiatan industri ini menghasilkan buangan yang paling menonjol antara

lain : limbah gas berupa debu, limbah padat, limbah cair, dan sosial. Kegiatan

tersebut saling terkait satu dengan yang lain sehingga perlu dilakukan

mekanisme yang saling menunjang guna mendapatkan efektifitasnya. Secara

umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Persiapan bahan baku

Bahan baku biji plastik dari dalam kemasan untuk dipersiapkan masuk

ke dalam mesin pemanas plastik.

2. Pemanasan bahan baku

Bahan baku biji plastik yang telah ditakar dimasukkan ke dalam mesin

pemanas plastik dan secara bersama-sama dimasukkan pula campuran

tambahan (pewarna dan aditif lainnya) sesuai kebutuhan. Pencampuran ini

dilakukan dengan suhu panas sehingga bahan tercampur secara sempurna.

3. Pembentukan

Hasil plastik yang telah terpanaskan secara sempurna dan merata

dengan bahan tambahan lainnya, dilakukan pembentukan sesuai pola

desain yang diinginkan (misalnya kemasan shampo, kemasan sabun cair

dan sebagainya).

4. Pendinginan

Hasil produksi yang telah terbentuk dilakukan pendinginan guna

mendapatkan hasil yang stabil dan siap dikemas atau dirangkai dengan

bahan lain (tutup kemasan).

Sedangkan untuk kegiatan produksi di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya dibagi menjadi dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1. Material Preparation Control (MPC)

Mekanisme proses di bagian MPC merupakan bagian persiapan dan

pengolahan raw material sebelum masuk ke proses produksi. Pada bagian

ini, raw material diberi pigmen sesuai formula dan diolah sebelum dibawa

ke proses produksi di Blow Molding maupun Injection Molding.

Gambar 1. Mekanisme Proses di Bagian MPC

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

2. Blow Molding

a. Proses pengisian butiran material plastik dari hopper ke heater

Proses ini dilakukan oleh motor screw yang berputar sambil

menarik butiran plastik mengisi ruang heater.

b. Proses pemanasan butiran plastik ke dalam heater

Setelah butiran plastik meleleh dan membentuk seperti pasta maka

plastik diinjeksikan ke dalam mold.

c. Proses peniupan udara

Saat plastik menempel pada dinding mold seperti pada tahap kedua

maka udara dengan tekanan tertentu akan ditiupkan oleh mold.

d. Proses pengeluaran mold

Produk dikeluarkan setelah produk dingin dengan cara salah satu

cavity plate membuka.

Persiapan

produksi Coloring Mixing

Grinding Palletizing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Gambar 2. Mekanisme Proses Produksi Blow Molding

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

3. Injection Molding

a. Proses pengisian butiran material plastik dari hopper ke heater

Proses ini dilakukan oleh motor screw yang berputar sambil

menarik butiran plastik yang mengisi ruang heater.

b. Proses pemanasan butiran plastik ke dalam heater

Setelah butiran plastik meleleh dan membentuk seperti pasta, maka

plastik diinjeksikan ke dalam mold.

c. Proses pembentukan produk

Proses pembentukan produk ini dilakukan secara otomatis oleh

mesin mold, dimana di dalamnya telah terdapat cetakan untuk produk

jenis compact powder yang ukurannya telah disesuaikan.

d. Proses pengeluaran produk

Produk dikeluarkan setelah produk dingin dengan cara salah satu

cavity plate membuka. Produk yang dikeluarkan ini berupa compact

powder.

e. Proses treatment produk

Setelah produk dikeluarkan, proses selanjutnya adalah treatment

produk. Treatment produk ini dilakukan dengan cara melihat kualitas

dari produk tersebut, jika terdapat produk yang berkualitas tidak baik

Pengisian Butiran

Plastik pada Hopper

Pemanasan Butiran

Plastik ke dalam

Heater

Proses Pengeluaran

Produk

Proses Peniupan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

maka bagian ujung produk dipotong menggunakan cutter khusus,

kemudian produk dikemas dalam kardus.

Gambar 3. Mekanisme Proses Produksi Injection Molding

Sumber: PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

4. Assembly and Decoration 1 (AD 1)

a. Printing

Tahap ini bertujuan untuk mencetak label pada kemasan

menggunakan mesin printing manual dan otomatis. Berikut tahapan

dalam proses printing di departemen AD 1 :

Gambar 4. Mekanisme Proses Printing di Bagian AD 1

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

Pengisian Butiran

Plastik pada Hopper

Pemanasan Butiran

Plastik ke dalam

Heater

Proses Pembentukan

Produk

Proses Pengeluaran

Produk

Proses Treatment

Produk

Produk Setengah Jadi Pembuatan Screen

Pencampuran

Pewarnaan

Sablon / Pencetakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Stamping

Tahap ini bertujuan untuk memberi stamp merk pada kemasan

menggunakan mesin hot stamping roll dan mesin hot stamping up-

down. Berikut tahapan dalam proses stamping di departemen AD 1 :

Gambar 5. Mekanisme Proses Stamping di Bagian AD 1

Sumber: PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

5. Assembly and Decoration 2 (AD 2)

Kegiatan di departemen AD 2 ini meliputi tahapan assembly. Pada

tahap ini, produk setengah jadi berupa komponen produk digabung

menjadi satu kesatuan produk, sehingga terbentuk produk jadi. Berikut

tahapan dalam proses assembly di departemen AD 2 :

Gambar 6. Mekanisme Proses di Bagian AD 2

Sumber: PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2018

C. Higiene Perusahaan

1. Faktor Fisika

a. Intensitas Kebisingan

1) Sumber

Produk Setengah Jadi Perekatan Alumunium

Foil

Perekatan Jig dan

Roller Rubber

Stamping

Produk

Terpisah

dari

Injection

Molding

Conveyor

Perakitan

Produk

Jadi /

Setengah

Jadi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Kebisingan pada area perusahaan bersumber dari aktivitas

mesin-mesin produksi terutama di area Assembly Decoration (AD) 1

dan Assembly Decoration (AD) 2 dimana terdapat mesin air blow

yang berfungsi untuk membersihkan produk. Serta pada area

produksi Blow Molding dimana terdapat mesin Kautex dan di area

MPC yaitu mesin palletizing, crusher dan mixing.

2) Pemantauan dan Pengukuran

Pengukuran intensitas kebisingan secara berkala telah dilakukan

di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya oleh pihak internal dan

PJK3 (PT. Envilab) setiap 6 bulan sekali. Hasil pengukuran

intensitas kebisingan pada 7 area produksi menunjukkan bahwa

kebisingan masih dibawah NAB 85 dB (A) sesuai dengan Peraturan

Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan

dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Pengukuran dilakukan pada

tanggal 7 sampai dengan 11 Februari 2019 dengan waktu paparan 8

jam per hari. Berikut hasil pengukuran intensitas kebisingan

lingkungan :

Tabel 2. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan

No Lokasi Intensitas Kebisingan

dB (A)

1 Area Blow Molding 81.77

2 Area Assembly and Decoration 1 79.32

3 Area Assembly and Decoration 2 79.74

4 Area Injection Molding A 78.96

5 Area Injection Molding B 71,2

6 MPC 82.64

7 Mold shop 76.2

Sumber : Hasil pendataan pada tanggal 7 s.d 11 Februari 2019

Keterangan : NAB mengacu pada Permenaker No. 5 Tahun 2018

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3) Pengendalian

Perusahaan telah melakukan upaya untuk pengendalian

kebisingan yang terdapat di perusahaan antara lain :

a) Melakukan pengendalian secara engineering control dengan

melakukan perawatan pada mesin.

b) Melakukan pengendalian secara administratif dengan mengatur

jam kerja atau shift kerja dan menyediakan warning sign

mengenai APD apa saja yang wajib digunakan apabila memasuki

area produksi.

c) Menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa ear plug dan ear

muff.

b. Intensitas Getaran

1) Sumber

Sumber getaran yang ada di perusahaan berasal dari kegiatan

maintenance seperti pengeboran yang menggunakan jack hammer

untuk perbaikan alat. Selain itu, getaran juga berasal dari forklift.

Sumber getaran tersebut menyebabkan getaran seluruh badan (whole

body vibration) maupun getaran alat-lengan (tool hand vibration).

Sebagai contoh getaran seluruh tubuh dapat dirasakan pada operator

forklift. Sedangkan untuk getaran pada lengan contohnya pada

operator jack hammer.

2) Pemantauan dan Pengukuran

Pengukuran intensitas getaran telah dilakukan untuk forklift,

sedangkan untuk jack hammer belum dilakukan pengukuran.

Pengukuran intensitas getaran di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya dilakukan oleh pihak eksternal yaitu PJK3 (PT. Envilab)

setiap 1 tahun sekali. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa

intensitas getaran dibawah NAB 1.2249 m/s² sesuai dengan

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Pengukuran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dilakukan pada tanggal 27 Desember 2018 dengan waktu paparan 4

jam per hari. Berikut hasil pengukuran getaran :

Tabel 3. Hasil Pengukuran Intensitas Getaran

No. Sumber Intensitas Getaran

1 Forklift 0.236

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

Keterangan : NAB mengacu pada Permenaker No. 5 Tahun 2018

3) Pengendalian

Perusahaan tidak melakukan pengendalian terkait getaran karena

jenis pekerjaan yang terpapar getaran tidak terlalu signifikan yang

dapat mengakibatkan kelelahan otot. Namun untuk forklift telah

dilakukan pengendalian secara engineering control dengan adanya

bangku forklift yang dilengkapi dengan bantalan duduk.

c. Intensitas Pencahayaan

1) Sumber

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya dalam menjalani seluruh

aktivitas di area perusahaan menggunakan sumber penerangan alami

(sinar matahari) dan penerangan buatan (lampu).

2) Pemantauan dan Pengukuran

Pengukuran intensitas pencahayaan dilakukan secara berkala di

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya oleh pihak internal setiap 1

tahun sekali. Pengukuran intensitas pencahayaan mengacu pada

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja, didapat hasil 2

area belum memenuhi syarat pencahayaan umum untuk jenis

pekerjaan yang dilakukan. Pengukuran intensitas pencahayaan

dilakukan pada tanggal 7 sampai dengan 11 Februari 2019. Berikut

merupakan hasil pengukuran intensitas pencahayaan umum di

perusahaan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Tabel 4. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan

No. Lokasi Intensitas

Penerangan

(Lux)

Standar

(Lux)

Jenis Pekerjaan

1. Area Blow

Molding

168.125 50 Pekerjaan kasar dan

tidak terus menerus

seperti packing

produk,

memasukkan

material, dan

memindahkan

kardus.

2. Area

Assembly

and

Decoration

1

113 50 Pekerjaan kasar dan

tidak terus menerus

seperti packing

produk, dan

memindahkan

kardus.

3. Area

Assembly

and

Decoration

2

169.8 50 Pekerjaan kasar dan

tidak terus menerus

seperti packing

produk,

memasukkan

material, dan

memindahkan

kardus.

4. Area

Injection

Molding A

197,98 50 Pekerjaan kasar dan

tidak terus menerus

seperti packing

produk,

memasukkan

material, dan

memindahkan

kardus.

5. Area

Injection

Molding B

54.75 50 Pekerjaan kasar dan

tidak terus menerus

seperti packing

produk,

memasukkan

material, dan

memindahkan

kardus.

6. MPC 245.8 100 Pekerjaan kasar

dan terus menerus

seperti

Bersambung…

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

penggilingan

produk gagal,

memasukkan

pengolahan

material dan

pengepakan.

7. Mold shop 193.5 200 Pekerjaan kasar

dan tidak terus

menerus,

merupakan tempat

memperbaiki mold,

pekerjaan mesin

serta tempat

pembubutan.

8. Warehouse

depan

82.1 100 Pekerjaan kasar

dan tidak terus

menerus dan

merupakan gudang

penyimpanan.

9. Warehouse

belakang

65.7 100 Pekerjaan kasar dan

tidak terus menerus

dan merupakan

gudang

penyimpanan.

Sumber : Hasil pendataan pada tanggal 7 s.d 11 Februari 2019

Keterangan : NAB mengacu pada Permenaker No. 5 Tahun 2018

3) Pengendalian

Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian antara lain :

a) Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian secara substitusi

dengan melakukan pergantian terhadap bola lampu yang sudah

tidak berfungsi atau mati.

b) Melakukan upaya pengendalian secara engineering control

dengan melakukan penataan ruangan guna mengatur pencahayaan

dengan mengkombinasikan sinar lampu dan cahaya matahari.

d. Iklim Kerja

1) Sumber

Area di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya memiliki iklim

kerja panas yang berasal dari suhu lingkungan kota Surabaya yang

Sambungan…

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

panas. Selain itu, iklim kerja panas juga berasal dari kegiatan proses

produksi.

2) Pemantauan dan Pengukuran

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya dalam melakukan

pemantauan dan pengukuran iklim kerja bekerja sama dengan PT.

Envilab Indonesia sebagai PJK3. Pemantauan dan pengukuran

dilakukan setiap 6 bulan sekali. Pengukuran mengacu dengan

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Hasil

pemeriksaan dengan beban kerja ringan dan batas parameter suhu

untuk 8 jam (31oC) kerja dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 5. Hasil Pengukuran Iklim Kerja

No Lokasi Suhu

Basah

Suhu

Kering

Suhu

Bola

ISBB

(oC)

1 Blow Molding 27.4 31.9 33.8 29.3

2 Injection Molding 1 28.6 35.8 33.7 30.1

3 Injection Molding 2 27.1 32.9 31.8 28.5

4 Mold shop 27.0 31.3 30.9 28.2

5 MPC 27.1 34.6 33.8 29.1

6 Warehouse depan 25.5 34.0 33.8 28.8

7 Warehouse belakang 27.1 32.9 31.8 28.5

Sumber : Hasil pendataan pada tanggal 7 s.d 11 Februari 2019

Keterangan : NAB mengacu pada Permenaker No. 5 Tahun 2018

3) Pengendalian

Perusahaan telah melakukan upaya untuk mengendalikan iklim

kerja yang terdapat di perusahaan antara lain :

a) Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian secara

engineering control dengan membuat ventilasi udara dan

terpasang sistem pendingin ruangan seperti exhaust fan, blower

dan air conditioner dengan udara yang tersirkulasi terus menerus

selama proses produksi berlangsung

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

b) Serta pengendalian secara administratif dengan menyediakan air

minum untuk pekerja.

2. Faktor Kimia

a. Debu

1) Sumber

Debu yang menjadi ancaman bagi kesehatan pekerja di PT.

Albea Rigid Packaging Surabaya merupakan debu inhalable

berukuran 10 mikron yang bersumber dari debu material akibat dari

aktivitas pengolahan bahan material. Debu material di departemen

MPC terdapat pada kegiatan yang berkenaan dengan bahan baku

atau raw material, yaitu pada tahap persiapan produksi dan mixing.

Selain itu, debu juga bersumber dari debu pigmen yang juga terdapat

di departemen MPC pada tahap coloring dan mixing.

2) Pemantauan dan Pengukuran

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya dalam melakukan

pemantauan dan pengukuran kadar debu bekerja sama dengan PT.

Envilab Indonesia yang merupakan PJK3. Pemantauan dan

pengukuran dilakukan setiap 6 bulan sekali. Hasil pengukuran kadar

debu dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Hasil Pengukuran Kadar Debu

No Lokasi Hasil Regulatory

Limit

1 Blow Molding 0.987 10

2 Injection Molding 1 1.133 10

3 Injection Molding 2 1.113 10

4 Assembly and Decorating 1 0.688 10

5 Assembly and Decorating 2 0.733 10

6 MPC 0.787 10

7 Mold shop 1.113 10

8 Warehouse depan 0.887 10

9 Warehouse belakang 0.833 10

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

Keterangan : NAB mengacu pada Permenaker No. 5 Tahun 2018

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

3) Pengendalian

Perusahaan telah melakukan upaya untuk mengendalikan debu

yang terdapat di perusahaan antara lain :

a) Melakukan upaya pengendalian secara engineering control

dengan memasang dust collector untuk meminimalisir debu

b) Menyediakan APD berupa masker karbon yang berfungsi untuk

melindungi saluran pernapasan dari potensi bahaya debu.

b. Uap Bahan Kimia

1) Sumber

Uap bahan kimia yang ada di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya bersumber dari proses printing di AD 1 yang bertujuan

untuk mencetak label pada kemasan menggunakan mesin printing

manual dan otomatis. Pada proses printing ini menggunakan tinta

yang merupakan bahan kimia berbahaya.

2) Pemantauan dan Pengukuran

Untuk memonitoring pekerjaan pada proses printing dilakukan

pemantauan pemakaian APD (masker gas) pada saat bekerja yang

dilakukan oleh PIC area. Pengukuran dilakukan dengan mengukur

kualitas udara yang ada di dalam ruangan yang dilakukan setiap 6

bulan sekali oleh PT. Envilab Indonesia yang merupakan PJK3.

Hasil pengukuran kualitas udara dalam ruangan terakhir

menunjukkan kualitas udara yang dihasilkan berada dibawah kadar

maksimum.

3) Pengendalian

Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian antara lain :

a) Upaya pengendalian secara administratif dengan menyediakan

Safety Data Sheet (SDS) pada bahan kimia yang digunakan.

b) Perusahaan juga telah menyediakan eyewash dan APD berupa

masker gas yang dilengkapi dengan instruksi kerja mengenai

penggunaan dan perawatannya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

3. Faktor Biologi

a. Parasit

1) Sumber

Di dalam area perusahaan terdapat binatang-binatang

pengganggu antara lain kucing, nyamuk, tikus, lalat, kecoa,

serangga, ulat, dan kaki seribu. Binatang-binatang tersebut paling

banyak ditemui di sekitar area injection molding.

2) Pemantauan

Pemantauan dilakukan setiap 2 kali dalam seminggu yaitu setiap

hari Senin dan Kamis dengan mengecek perangkap oleh pihak

eksternal dari PT. Proton Gumilang.

3) Pengendalian

Perusahaan telah melakukan pengendalian dengan bekerjasama

dengan PT. Proton Gumilang dalam membasmi binatang-binatang

pengganggu di sekitar area perusahaan. PT. Proton Gumilang

memasang perangkap di luar maupun di dalam area produksi serta

office. Denah penempatan perangkap dapat dilihat pada lampiran 2.

Terdapat macam-macam perangkap yang dipasang di area

perusahaan seperti bahan aktif kumatetralil, pest glue trap, insect

killer, flystop, dan lampu UV. Di perusahaan juga dilakukan fogging

rutin setiap dua minggu sekali pada hari sabtu sebagai upaya

pengendalian terhadap nyamuk. Perusahaan juga telah menetapkan

jadwal pengosongan tempat sampah oleh petugas setiap harinya agar

tidak menjadi sarang vektor.

4. Faktor Fisiologi dan Mental Psikologi

Penerapan faktor fisiologi dan faktor mental psikologi dijelaskan

dalam aspek ergonomi.

D. Keselamatan Kerja

1. Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran

a. Sumber

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Potensi bahaya kebakaran yang mungkin dapat terjadi di PT. Albea

Rigid Packaging Surabaya cukup tinggi karena proses produksi berjalan

selama 24 jam sehingga kewaspadaan terhadap potensi bahaya

kebakaran merupakan prioritas utama. Adapun sumber energi yang

dapat menyebabkan kebakaran di area perusahaan antara lain:

1) Energi listrik yang berasal dari trafo dan panel PLN baik panel mesin

maupun panel penerangan yang berpotensi menyebabkan korsleting

listrik.

2) Energi panas yang berasal dari aktivitas mesin-mesin produksi salah

satunya yaitu mesin-mesin yang ada di area AD 1 yang memiliki

potensi bahaya kebakaran apabila terdapat selisih suhu setting

dengan suhu yang diatur yang terlalu besar dan melebihi selisih

maksimal yaitu 10oC.

3) Energi kimia yang bersumber dari gas LPG untuk aktivitas mesin

oven yang terdapat di area AD 1, dan bahan-bahan kimia yang

mudah terbakar yang digunakan sebagai penunjang berjalannya

proses produksi seperti cairan alkohol dan tinta.

Selain itu potensi bahaya kebakaran juga dapat bersumber dari

material yang mudah terbakar seperti tumpukan sampah plastik dan

tumpukan kardus.

b. Identifikasi Potensi Bahaya

Potensi bahaya yang dapat timbul di area perusahaan adalah

kebakaran.

c. Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan dengan pemantauan oleh anggota EHSF

yang dilakukan setiap 1 bulan sekali.

d. Pengendalian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah melakukan upaya

pengendalian terhadap sumber energi yang dapat mengakibatkan

kebakaran di area perusahaan antara lain :

1) Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian pada sumber energi

listrik dengan menurunkan tegangan listrik dari PLN sebelum

disalurkan ke mesin produksi. Perusahaan juga telah memasang

kabel di dalam pipa guna menghindari potensi bahaya kebakaran.

2) Melakukan pengecekan rutin pada mesin produksi setiap pergantian

shift dengan menggunakan checklist untuk memastikan bahwa selisih

suhu setting dengan suhu yang diatur tidak terlalu besar dan tidak

melebihi selisih maksimal yaitu 10oC, sehingga tidak menimbulkan

bahaya kebakaran.

3) Menyimpan gas LPG di dalam LPG storage yang berada di area

yang jauh dari sumber api dan terisolasi. Perusahaan juga telah

menyediakan SDS untuk setiap bahan kimia yang digunakan serta

menyediakan kotak penyimpanan dan ruang penyimpanan bernama

dangerous goods room.

Selain itu, perusahaan juga telah melakukan upaya manajemen

tanggap darurat untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran baik

dari segi penyediaan sistem proteksi kebakaran maupun dari segi

sumber daya manusianya. Perusahaan telah melakukan simulasi

kebakaran yang dilakukan secara rutin setiap setahun sekali. Dalam

simulasi kebakaran juga dilakukan pelatihan mengenai cara penggunaan

APAR dan hydrant. Dalam penanggulangan masalah kebakaran,

perusahaan telah menyediakan sarana proteksi kebarakan antara lain:

1) Sarana Proteksi Kebakaran Aktif

a) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Perusahaan telah menyediakan sistem proteksi kebakaran

berupa alat pemadam api ringan (APAR) sebanyak 58 buah

dengan jenis clean agent sebanyak 9 buah dan jenis dry chemical

powder sebanyak 49 buah. Untuk APAR jenis clean agent

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

disediakan di area kerja yang bersifat tertutup (close room) seperti

pada ruang server, assembly and decoration 1 (AD1), dan

assembly and decoration 2 (AD2). Sedangkan untuk APAR jenis

dry chemical powder disediakan di area yang bersifat terbuka dan

mayoritas tersebar merata di seluruh area produksi. APAR jenis

dry chemical powder tersebut tersedia dalam 2 macam kapasitas

tabung yaitu 5 kg dan 25 kg. Pada tempat pemasangan APAR

telah dilengkapi dengan tanda pemasangan berbentuk segiempat

dan segitiga serta dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dengan

jelas. Tabung APAR yang ada di perusahaan ada yang berwarna

merah dan ada yang berwarna kuning. APAR telah ditempatkan

di tempat yang mudah dilihat dan dijangkau. Seluruh APAR

dilengkapi dengan stiker yang menandakan jangka waktu tanggal

pengisian kembali oleh pihak ketiga yaitu CV Trubus Mandiri

Jaya. Jangka waktu pengisian selama 2 tahun. Inspeksi APAR

dilakukan oleh tim EHSF dan tim security setiap sebulan sekali.

Form checklist inspeksi APAR dapat dilihat pada lampiran 4.

Gambar 7. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b) Hydrant

Perusahaan telah menyediakan hydrant sebanyak 6 set box

hydrant dan 6 unit hydrat pilar. Untuk jenis pompa hydrant yang

digunakan ada 3 antara lain electric pump, diesel pump, dan

jockey pump. Electric pump bekerja sebagai pompa pendorong

dan menggunakan energi listrik dalam penggunaannya. Diesel

pump digunakan untuk membantu kerja electric pump, namun

apabila dalam keadaan listrik mati diesel pump digunakan sebagai

pengganti electric pump. Sedangkan jockey pump berfungsi untuk

menstabilkan tekanan air di dalam pipa. Untuk saat ini, semua box

hydrant memiliki nozzle yang masih dalam keadaan baru. Sumber

air yang digunakan untuk hydrant berasal dari PDAM SIER.

Pemakaian hydrant di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

telah mendapat ijin dari Dinas Pekerja Kota Surabaya dan telah

diperiksa serta diuji. Inspeksi hydrant dilakukan bersamaan

dengan inspeksi APAR yaitu sebulan sekali oleh tim EHSF dan

tim security. Form checklist pemeriksaan hydrant dapat dilihat

pada lampiran 5.

Gambar 8. Hydrant

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c) Smoke Detector dan Heat Detector

Perusahaan telah menyediakan sarana proteksi kebakaran

smoke detector sebanyak 120 buah yang tersebar merata di

seluruh area perusahaan, smoke detector yang digunakan ada 2

tipe yaitu tipe radiasi dan photo electric, untuk pemeriksaan

dilakukan dengan menggunakan smoke checker. Sedangkan untuk

heat detector tersedia 9 buah, dan untuk pemeriksaan dilakukan

menggunakan hair dryer. Di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya juga terdapat auto shut off yang khusus ditempatkan

pada mesin produksi di area injection molding dan untuk area

blow molding masih dalam tahapan pemasangan. Pemeriksaan

dan pengujian smoke detector telah dilakukan oleh PJK3 1 kali

dalam setahun.

Gambar 9. Smoke Detector

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

d) Fire Alarm

Perusahaan memiliki 16 buah tombol manual (manual push

button) yang merupakan alat yang bekerja secara manual dimana

apabila terdapat api atau terjadi kebakaran alat ini akan bekerja

setelah ditekan pada break glass atau kaca. Pemeriksaan

dilakukan setiap 1 bulan oleh EHSF dengan cara menekan push

button pada setiap alarm.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 10. Fire Alarm

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

e) Sprinkler

Setiap departemen bahkan setiap ruangan yang ada di PT.

Albea Rigid Packaging Surabaya telah dilengkapi dengan proteksi

kebakaran sprinkler. Pemantauan sprinkler dilakukan setiap 1

bulan sekali oleh PJK3 dengan mengecek valve untuk memastikan

bahwa air dapat mengalir melalui sprinkler apabila sewaktu-waktu

terjadi kebakaran.

Gambar 11. Sprinkler

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

f) Penyalur Petir

Perusahaan memiliki 1 penyalur petir dengan jenis kurn yang

mempunyai radius 80 m² - 120 m² yang terpasang di area taman

dekat pos satpam. Inspeksi untuk pengecekan kelayakan penyalur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

petir dilakukan oleh PJK3 yaitu PT. Sumito Teknik Surabaya yang

telah bersertifikasi dan dilakukan secara berkala setiap 2 tahun

sekali.

Gambar 12. Penyalur Petir

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

2) Sarana Proteksi Kebakaran Pasif

a) Tim Pemadam Kebakaran

Perusahaan memiliki tim pemadam kebakaran yang

tergabung dalam struktur organisasi keadaan darurat (emergency

response team) dimana pekerja juga dilibatkan di dalamnya.

Organisasi tersebut berfungsi untuk menangani keadaan darurat

yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan membantu mengevakuasi

korban serta memberikan pertolongan pertama. Terdapat beberapa

kelompok kecil yang dibagi berdasarkan tugas masing-masing,

antara lain anggota fire fighter, fire leader, fire pump operator,

sprinkler operator, advisor, ERT leader, rescue leader, serta first

aid leader. Struktur organisasi ERT dapat dilihat pada lampiran 6.

b) Sign

Di dalam area produksi telah terdapat sign “Dilarang

Merokok”. Tanda jalur evakuasi juga telah dipasang di setiap area

dengan rambu anak panah berwarna putih dan dasar warna hijau

dengan keterangan jalur evakuasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

c) Titik Kumpul

Perusahaan telah menyediakan titik kumpul apabila terjadi

keadaan darurat khususnya kebakaran. Titik kumpul tersebut

berada di depan pos satpam dan telah terdapat sign titik kumpul.

2. Keselamatan Kerja Bidang Bejana Tekan

a. Sumber

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya memiliki 2 bejana tekan jenis

bejana tekan udara dengan kapasitas 3000 liter dan bejana tekan air

dengan kapasitas 474 liter. Bejana tekan udara tersebut digunakan

sebagai penampung udara dengan tekanan kerja terbesar 150 Psi.

Sedangkan bejana tekan air digunakan untuk menstabilkan tekanan

hydrant dengan tekanan kerja terbesar 8 kg/cm2.

b. Identifikasi Potensi Bahaya

Potensi bahaya yang dapat terjadi antara lain ledakan bejana tekan

karena bejana tekan memiliki tekanan, kebakaran, dan menimbulkan

suhu yang panas.

c. Pemeriksaan

Pemeriksaan bejana tekan dilakukan oleh PJK3 yaitu PT. Sumito

Teknik Surabaya dan pemeriksa merupakan Ahli K3 Pesawat Uap dan

Bejana Tekanan. Pemeriksaan dilakukan setiap 5 tahun sekali.

d. Pengendalian

Pemakaian bejana tekan di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

telah mendapat pengesahan dari Dinas Pekerja Kota Surabaya (lampiran

7). Apabila ditemukan kondisi bejana tekan yang tidak normal, pihak

perusahaan langsung memanggil PJK3 untuk segera diperiksa.

3. Keselamatan Kerja Bidang Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun

a. Sumber

Bahan kimia berbahaya dan beracun bersumber dari kegiatan

produksi maupun maintenance. Bahan kimia yang digunakan di PT.

Albea Rigid Packaging Surabaya memiliki karakteristik mudah

menyala seperti alkohol pada kegiatan produksi yang digunakan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

membersihkan produk, serta bahan kimia yang digunakan dalam

kegiatan maintenance seperti minyak sebagai pelumas mold.

Perusahaan juga menggunakan bahan kimia yang memiliki karakteristik

beracun seperti silicone, minyak, foil, solvent tinta, dan tinta yang

digunakan pada proses printing.

b. Identifikasi Potensi Bahaya

Potensi bahaya dari beberapa bahan kimia yang telah disebutkan

diatas yaitu kebakaran, menimbulkan dampak kesehatan apabila kontak

dengan manusia seperti keracunan, mengiritasi kulit dan mata, serta

dapat mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.

c. Pemeriksaan

Gudang tempat penyimpanan bahan kimia berbahaya dan beracun

dilengkapi dengan temperatur monitor yang berfungsi untuk memonitor

temperatur dalam gudang. Temperatur tempat penyimpanan bahan

kimia berbahaya dan beracun disetting maksimal 20 derajat. Disana

juga telah dilengkapi system grounding untuk mencegah timbulnya

listrik statis, dan untuk bangunannya sudah ditembok tebal. Pengecekan

dilakukan setiap hari dengan menggunakan temperatur monitor

checklist (lampiran 8). Pemeriksaan merupakan tanggung jawab petugas

warehouse.

d. Pengendalian

Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian secara

administratif dengan memberikan label dan simbol sebagai informasi

dan peringatan kepada orang-orang sekitar yang menjelaskan terkait

identitas bahan kimia, pernyataan bahaya, serta pernyataan kehati-

hatian. Bahan-bahan kimia yang terdapat di perusahaan telah dilengkapi

dengan Safety Data Sheet (SDS). Perusahaan juga telah mengelola

sistem penyimpanan B3 dengan menyimpannya di dalam sebuah botol

logam. Selain itu, di dalam area produksi, bahan kimia berbahaya dan

beracun disimpan di sebuah kotak khusus penyimpanan bahan kimia.

Sedangkan untuk penyimpanan dalam jumlah banyak, bahan kimia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

berbahaya dan beracun tersebut disimpan di dalam sebuah ruangan

bernama dangerous goods room yang mana bangunannya telah di

desain untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar, meledak,

dan sifat bahaya lainnya. Perusahaan juga telah menyediakan working

instruction (WI) terkait prosedur penyimpanan bahan kimia. Selain itu,

perusahaan juga telah melakukan upaya pengendalian dengan

menyediakan APAR, kotak P3K, dan eyewash yang diletakkan di dekat

dangerous goods room yang telah diperiksa setiap sebulan sekali

dengan menggunakan checklist yang dapat dilihat pada lampiran 9.

4. Keselamatan Kerja Bidang Kelistrikan

a. Sumber

Sumber bahaya kelistrikan yang ada di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya berasal dari ruang trafo dan ruang panel yang mana digunakan

untuk menunjang proses produksi yang memerlukan skala besar dan

berpotensi menimbulkan korsleting listrik apabila terdapat kerusakan

atau terdapat kabel yang terkelupas. Perusahaan menggunakan listrik

utama sebesar 2700 kVA dari PLN.

b. Identifikasi Potensi Bahaya

Potensi bahaya yang dapat terjadi di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya antara lain tersengat listrik bahkan kebakaran apabila terjadi

korsleting pada listrik.

c. Pemeriksaan

Pemeriksaan atau monitoring trafo dan panel listrik di perusahaan

dilakukan oleh pihak eksternal setiap setahun sekali yang dilakukan

oleh PJK3 yaitu PT. Sumito Teknik. Perusahaan tidak memiliki Ahli

K3 listrik yang telah bersertifikat, tetapi ada petugas K3 listrik yang

telah bersertifikat. Selain itu, perusahaan juga menerapkan sistem

pemeriksaan infrared thermography yaitu suatu sistem pemeriksaan

yang menggunakan kamera inframerah untuk memeriksa peralatan

listrik. Infrared thermography dilakukan setiap 3 bulan sekali.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

d. Pengendalian

Perusahaan telah melakukan pengendalian bahaya listrik dengan

menurunkan tegangan listrik dari PLN sebelum disalurkan ke mesin

produksi. Muatan listrik bertegangan tinggi dari PLN akan

didistribusikan ke trafo kemudian ke panel Main Distribution Panel

(MDP) setelah itu didistribusikan lagi ke panel Sub-Distribution Panel

(SDP) kemudian barulah didistribusikan ke setiap departemen di

perusahaan yang kemudian digunakan untuk mengoperasikan mesin

produksi. Ruang panel dan trafo telah diisolasi dan diberi peringatan

tanda larangan masuk. Perusahaan juga telah memasang instalasi

penyalur petir guna menghindari gangguan teknis akibat sambaran

petir.

Perusahaan telah menerapkan sistem LOTO apabila sedang

dilakukan perbaikan maupun pemeriksaan pada panel listrik dan trafo.

Perusahaan juga telah memasang kabel di dalam pipa agar kabel tidak

berserakan. Selain itu, perusahaan telah menyediakan APAR di dekat

ruang panel dan ruang trafo untuk mengantisipasi apabila terjadi

kebakaran.

5. Keselamatan Kerja Bidang Mekanik

a. Sumber

Sumber bahaya bidang mekanik yang dapat timbul di PT. Albea

Rigid Packaging Surabaya berasal dari adanya kontak langsung

manusia dengan mesin-mesin produksi yang ada di perusahaan seperti

terkena putaran mesin mixer, terjepit mesin manual printing, terjepit

conveyor, terjepit mesin punch, serta tergores pisau cutter. Selain itu,

sumber bahaya bidang mekanik juga dapat berasal dari kontak langsung

pekerja dengan peralatan kerja seperti, hand pallet, alat pengelasan, alat

pengeboran, dan overhead crane.

b. Identifikasi Potensi Bahaya

Potensi bahaya bidang mekanik yang mungkin dapat terjadi antara

lain terjepit, tergores, terpotong, dan tertimpa.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Pemeriksaan

Pemeriksaan pada mesin-mesin produksi yang ada di perusahaan

dilakukan oleh teknisi sebelum pekerjaan dimulai atau pada setiap

pergantian shift. Teknisi memastikan bahwa mesin-mesin produksi

yang akan dihadapi pekerja dalam kondisi aman. Pemeriksaan

dilakukan dengan menggunakan daily checklist maintenance machine

record yang dapat dilihat pada lampiran 10.

d. Pengendalian

Perusahaan telah melakukan upaya pengendalian secara

engineering control dengan memasang cover pelindung pada mesin-

mesin produksi, safety interlock, adanya safety sensor, dan

memodifikasi mesin press dengan memberikan 2 tombol pada mesin

yang mana mesin akan bekerja apabila 2 tombol tersebut ditekan

sehingga tangan pekerja tidak berada di titik jepit. Selain itu perusahaan

juga telah melakukan pengendalian administratif dengan menyediakan

WI pada setiap mesin, memasang warning sign, serta menerapkan

LOTO apabila dilakukan perbaikan pada mesin. Perusahaan juga telah

menyediakan APD untuk pekerja sesuai dengan potensi bahaya yang

dihadapi seperti sarung tangan, helm, safety shoes, kacamata safety, soft

bump cap,dan face shield.

6. Keselamatan Kerja Bidang Transportasi

a. Sumber

Bahaya di bidang transportasi bersumber dari mobilitas kendaraan

baik mobil maupun motor yang dibawa oleh pekerja. Selain itu, terdapat

kendaraan barang yang keluar masuk perusahaan baik kendaraan truk

yang membawa material atau bahan baku maupun kendaraan truk yang

membawa produk dari perusahaan. Forklift yang lalu lalang di area

perusahaan baik di dalam maupun di luar area produksi juga menjadi

sumber bahaya bidang transportasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

b. Identifikasi Potensi Bahaya

Potensi bahaya bidang transportasi yang dapat terjadi di perusahaan

antara lain tertabrak, terlindas dan tergelincir.

c. Pemeriksaan

Pemeriksaan bidang transportasi dilakukan dengan mengamati dan

memeriksa setiap kendaraan yang keluar masuk perusahaan yang

dilakukan oleh tim security. Pemeriksaan dilakukan dengan mengecek

surat-surat dan perlengkapan truk, pemeriksaan mesin dan rem, serta

kebersihan kendaraan. Selain itu, untuk forklift dilakukan pemeriksaan

oleh operator forklift sebelum digunakan menggunakan checklist yang

dapat dilihat pada lampiran 11.

d. Pengendalian

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah menyediakan jalur

khusus untuk pejalan kaki (pedestrian path) yang diberi tanda berupa

garis berwarna kuning serta terdapat zebra cross sebagai sarana

penyeberangan. Selain itu, perusahaan juga telah memasang safety

mirror di tikungan jalan, memasang rambu-rambu lalu lintas dan

larangan parkir di depan pintu masuk dan keluar, menyediakan lahan

parkir, serta memasang safety sign. Sedangkan untuk forklift,

perusahaan telah menerapkan peraturan bahwa forklift tidak

diperbolehkan untuk beroperasi 15 menit sebelum dan sesudah

pergantian shift dan ketika istirahat untuk menghindari tertabraknya

pekerja.

E. Kesehatan Kerja

1. Organisasi dan Penanggungjawab Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja

Organisasi pelayanan kesehatan kerja di PT Albea Rigid Packaging

Surabaya berada di bawah tanggung jawab tim EHSF. Dalam melakukan

pelayanan kesehatan kerja, perusahaan bekerjasama dengan pihak ketiga

sebagai rumah sakit rujukan apabila terjadi kecelakaan kerja, hal ini

dikarenakan perusahaan belum memiliki poliklinik sendiri. Perusahaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

juga telah bekerjasama dengan dokter Hiperkes di luar perusahaan untuk

keperluan konsultasi mengenai kesehatan pekerja. Dokter Hiperkes

tersebut juga telah memiliki sertifikat Hiperkes.

2. 12 Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bekerja, Pemeriksaan Berkala dan

Pemeriksaan Khusus

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya belum melakukan

pemeriksaan kesehatan awal bagi pekerja baru sebelum bekerja. Tetapi

perusahaan telah melakukan pemeriksaan berkala bagi seluruh pekerja

yang rutin dilakukan setiap setahun sekali. Dalam melakukan

pemeriksaan kesehatan berkala (medical check up) pada pekerja,

perusahaan bekerja sama dengan Klinik As Shafa. Hal-hal yang

diperiksa pada saat medical check up antara lain pemeriksaan darah

lengkap, urine lengkap, fisik, audiometri, spirometri, rontgen, dan drug

urine test. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan jenis pekerjaan

masing-masing. Perusahaan juga telah melakukan pemeriksaan khusus

bagi pekerja yang memiliki penyakit tertentu maupun bagi pekerja yang

mendapat pengaruh atas suatu pekerjaan tertentu yang memerlukan

penanganan khusus terhadap dampak kesehatan dari suatu pekerjaan

tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut nantinya akan dikonsultasikan

dengan dokter Hiperkes di luar perusahaan.

b. Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyesuaian Pekerjaan Terhadap

Pekerja

Perusahaan telah melakukan seleksi terhadap calon pekerja baru

yang memiliki ketrampilan yang sesuai dengan pekerjaan dan

diutamakan bagi pekerja yang sudah pernah bekerja di PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya atau yang sudah pernah bekerja di perusahaan lain

yang sejenis. Pekerja baru nantinya akan mendapat safety induction

guna mendapat pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan

terhadap pekerja. Setiap pekerja wajib memahami dan menaati work

instruction yang terdapat di setiap pekerjaan serta memakai APD sesuai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dengan bahaya yang dihadapi. Pekerja yang hamil harus melapor

kepada tim EHSF guna konsultasi untuk kemudian disesuaikan dengan

pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya. Pekerja yang mengalami

gangguan kesehatan akibat kecelakaan kerja namun masih dapat

bekerja, dipindahkan ke bagian pekerjaan yang sesuai dengan

kemampuannya sampai kondisi kesehatan pekerja pulih kembali.

c. Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Lingkungan Kerja

Perusahaan telah melakukan pembinaan terhadap pekerja terkait

dengan lingkungan kerja di perusahaan melalui basic safety training

yang mana dalam training tersebut tim EHSF menyampaikan mengenai

potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja serta mengajak seluruh

tanaga kerja untuk berpartisipasi dalam melaporkan setiap potensi

bahaya maupun kejadian hampir celaka yang ditemukan di lingkungan

kerja. Selain itu, perusahaan juga telah melakukan pengawasan terhadap

lingkungan kerja dengan melaksanakan pemantauan lingkungan kerja

melalui pengukuran faktor fisika dan faktor kimia, serta monitoring

terkait faktor biologi yang terdapat di perusahaan.

d. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan Sanitasi

Perlengkapan sanitasi yang terdapat di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya antara lain kantin, dapur, toilet, dan wastafel. Pembinaan dan

pengawasan kantin dan dapur dilakukan oleh pihak catering. Kantin

dan dapur dibersihkan setiap sebelum dan sesudah waktu makan

pekerja. Di perusahaan terdapat 19 toilet yang mana 14 toilet

diperuntukkan bagi pekerja bagian produksi, 4 toilet untuk pekerja

bagian office, dan 1 toilet untuk security. Toilet pekerja terpisah antara

laki-laki dan perempuan dengan pengairan yang memadai. Akan tetapi

toilet untuk pekerja bagian produksi belum dilengkapi dengan tisu

sebagai alat pembilas dan sabun cuci tangan. Kebersihan toilet dan

wastafel dijaga dan dibersihkan setiap hari oleh petugas cleaning

service. Perusahaan menggunakan air bersih yang telah dilakukan tes

laboratorium oleh pihak eksternal yaitu PT. Envilab Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

e. Pembinaan dan Pengawasan Perlengkapan untuk Kesehatan Pekerja

Perihal perlengkapan untuk kesehatan pekerja, perusahaan telah

menyediakan ruang medik sebagai tempat istirahat apabila ada pekerja

yang sakit. Ruang medik telah dilengkapi dengan tempat tidur dan obat-

obatan untuk menunjang kesehatan pekerja. Perusahaan juga

menyediakan obat-obatan di dalam kotak P3K yang rutin diinspeksi

setiap sebulan sekali oleh EHSF.

f. Pencegahan dan Pengobatan Terhadap Penyakit Umum dan PAK

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah melakukan pencegahan

dan pengobatan terhadap penyakit umum dan PAK dengan mengadakan

pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus setiap setahun sekali

untuk memantau perkembangan kesehatan pekerja. Yang mana hasil

dari pemeriksaan tersebut akan dikonsultasikan dengan dokter Hiperkes

di luar perusahaan untuk mengetahui perkembangan kesehatan pekerja.

g. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah mengantisipasi apabila

sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja dengan menyediakan layanan

pertolongan pertama pada kecelakaan. Perusahaan memiliki tim first

aid yang merupakan bagian dari tim ERT (emergency response team).

Anggota tim first aid telah mengikuti pelatihan dan mendapat sertifikat

dari kementerian. Perusahaan juga rutin melakukan refresh materi

terkait P3K yang dilakukan setiap setahun sekali dan diisi oleh first aid

leader dan anggota tim first aid yang memiliki nilai tertinggi pada saat

pelatihan. Sertifikat petugas P3K terdapat pada lampiran 12.

Selain itu, perusahaan juga telah menyediakan kotak P3K yang

tersebar merata di seluruh bagian di perusahaan. Perusahaan telah

melakukan pemeriksaan rutin terhadap kotak P3K yang dilakukan oleh

tim EHSF selama sebulan sekali guna memastikan perlengkapan medis

yang terdapat di dalam kotak P3K masih lengkap.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

h. Pendidikan Kesehatan untuk Pekerja dan Latihan untuk Petugas P3K

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah menyadari akan

pentingnya menjaga kesehatan seluruh pekerja, oleh karena itu

perusahaan melakukan penyuluhan terkait dengan kesehatan kepada

seluruh pekerja secara bergiliran. Petugas P3K yang ada di perusahaan

juga telah melakukan pelatihan dan mendapat sertifikat dari

Kementerian. Perusahaan juga rutin melakukan refresh materi terkait

P3K yang dilakukan setiap setahun sekali dan diisi oleh first aid leader

dan anggota tim first aid yang memiliki nilai tertinggi pada saat

pelatihan.

i. Memberikan Nasehat Mengenai Perencanaan dan Pembuatan Tempat

Kerja, Pemilihan Alat Pelindung Diri yang Diperlukan dan Gizi serta

Penyelenggaraan Makanan di Tempat Kerja

EHSF PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah ikut andil dalam

perencanaan dan pembuatan tempat kerja dengan memberikan saran-

saran guna terciptanya lingkungan kerja yang aman dan disesuaikan

dengan keadaan lingkungan perusahaan seperti pada perencanaan dan

pembuatan TPS LB3 yang ada di perusahaan.

Pemilihan APD untuk pekerja telah disesuaikan dengan potensi

bahaya yang dihadapi di setiap area kerja dan perusahaan

menyediakannya secara cuma-cuma. Setiap APD telah dilengkapi

dengan work instruction yang menjelaskan mengenai pemakaian dan

pemeliharaannya.

Gizi dan penyelenggaraan makanan, perusahaan menyerahkan pada

pihak catering yang telah memiliki sertifikat HACCP. Menu makanan

untuk pekerja telah diatur oleh pihak catering, tetapi untuk menu

makanan tersebut belum disesuaikan dengan kebutuhan kalori pekerja.

Untuk pekerja shift malam dan pekerja yang hamil diberi extra fooding.

Perusahaan telah menyediakan kantin yang kebersihannya dijaga oleh

pihak catering.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

j. Membantu Usaha Rehabilitatif Akibat Kecelakaan atau Penyakit Akibat

Kerja

Perusahaan menyediakan ruang medik dan obat-obatan sebagai

usaha rehabilitatif akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Setiap

pekerja di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah terdaftar dalam

BPJS Kesehatan. Perusahaan juga telah bekerjasama dengan Rumah

Sakit Royal yang beralamat di Jalan Rungkut Industri No. 1,

Kendangsari, Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur apabila

memerlukan penanganan lebih lanjut dalam pengobatan pekerja.

k. Pembinaan dan Pengawasan Terhadap Pekerja yang Mempunyai

Kelainan Tertentu dalam Kesehatannya

Di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya belum ditemukan adanya

pekerja yang mempunyai kelainan tertentu, jadi tidak dilakukan

pembinaan dan pengawasan terhadapnya. Akan tetapi apabila suatu saat

ditemukan pekerja yang mempunyai kelainan tertentu, perusahaan telah

siap menanganinya dengan diterapkannya pemeriksaan kesehatan

pekerja secara berkala. Perusahaan juga telah bekerja sama dengan

Rumah Sakit Royal serta dokter Hiperkes di luar perusahaan dalam

menangani kesehatan pekerja.

l. Memberikan Laporan Berkala tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

Kepada Pengurus

Pelayanan kesehatan kerja yang ada di perusahaan dilaporkan

kepada pihak atasan atau direktur. Pelayanan kesehatan kerja tersebut

tidak dilaporkan ke pihak luar. Hasil pemeriksaan kesehatan pekerja

hanya dikonsultasikan dengan dokter Hiperkes di luar perusahaan.

Kesehatan pekerja di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya dipantau

oleh Dinas Pekerja dan Transmigrasi melalui BPJS.

3. Fasilitas, Sarana dan Prasarana Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja

a. Ruang Medik

Perusahaan telah menyediakan ruang medik yang terletak di

samping pos security. Ruang medik perusahaan dilengkapi dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tempat tidur, tabung oksigen, obat-obatan serta perlengkapan lain guna

menunjang kesehatan pekerja.

b. Kotak P3K

Perusahaan telah menyediakan kotak P3K sebanyak 11 buah yang

diletakkan di setiap bagian di perusahaan. Perusahaan telah

menyediakan kotak P3K tipe A (untuk 25 pekerja atau kurang), tipe B

(untuk 50 pekerja atau kurang), dan tipe C (untuk 100 pekerja atau

kurang) dengan disesuaikan pada jumlah pekerja yang tercakup. Kotak

P3K selalu diinspeksi dan diperiksa kelengkapannya oleh tim EHSF

setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa perlengkapan medis di

dalamnya masih lengkap dan memenuhi jumlah yang telah ditetapkan.

Perlengkapan medis tersebut antara lain kasa steril, perban, plester,

kapas, alcohol, betadine dan lain-lain. Checklist pemeriksaan kotak P3K

terdapat pada lampiran 13.

c. Rumah Sakit Rujukan

Perusahaan telah bekerjasama dengan Rumah Sakit Royal yang

beralamat di Jalan Rungkut Industri No. 1, Kendangsari, Tenggilis

Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur yang bertujuan apabila sewaktu-

waktu terjadi kejadian yang tidak diinginkan misalnya kecelakaan kerja

yang memerlukan penanganan lanjutan maka akan dirujuk ke rumah

sakit tersebut. Perusahaan juga telah menyiapkan kendaraan dan driver

khusus untuk mengantar korban.

4. Gizi Kerja

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah menyediakan kantin

sebagai tempat penyelenggaraan makanan untuk memenuhi gizi kerja

pekerja. Kantin telah dilengkapi penerangan yang memadai. Dalam

pemenuhannya, perusahaan menggunakan jasa catering. Catering yang

ditunjuk oleh perusahaan telah memiliki sertifikat HACCP (lampiran 14).

Setiap pekerja diberi makan satu kali setiap shift kerja dan diberikan susu

sebagai pelengkapnya. Masing-masing pekerja diberi kupon yang nantinya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

akan ditukarkan di kantin. Menu makanan, kebersihan makanan, serta

kebersihan kantin diserahkan sepenuhnya kepada pihak catering.

5. Jaminan Kesehatan Pekerja

Perusahaan telah memberikan jaminan terhadap pekerja dengan

menggunakan layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) antara

lain BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan. Untuk BPJS

ketenagakerjaan, perusahaan menggunakan 2 jaminan, yaitu jaminan

kecelakaan kerja yang digunakan apabila terjadi kecelakaan ketika

berangkat kerja, maka untuk pengobatan hingga membaik akan dicover

oleh pihak Jasa Raharja dan jaminan pensiun.

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya juga telah melakukan sistem

pembayaran kepada pihak BPJS setiap bulannya.

F. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Kebijakan K3

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah berkomitmen terhadap

keunggulan lingkungan, kesehatan, dan keselamatan di semua lokasi dan

menjamin tempat kerja yang aman dan sehat, melindungi lingkungan, dan

beroperasi secara bertanggung jawab. Komitmen tersebut telah tercantum

di dalam kebijakan K3 (EHS First) yang telah ditandatangani oleh top

management dan dikomunikasikan serta disebarluaskan kepada seluruh

pekerja termasuk pihak-pihak yang bekerja sama dengan PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya guna dipatuhi dan didukung pelaksanaan kebijakan

tersebut. Kebijakan K3 PT. Albea Rigid Packaging Surabaya dapat dilihat

pada lampiran 15.

2. Perencanaan K3

a. Identifikasi Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Risiko

Perusahaan telah melakukan identifikasi bahaya, menilainya serta

melakukan pengendalian risiko pada setiap departemen yang dilakukan

oleh bagian EHSF berdasarkan SOP manajemen risiko (lampiran 16)

yang terdapat di perusahaan. Penyusunan Hazard Identification Risk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Assessment Control (HIRAC) menjadi bahan masukan dalam

penyusunan rencana K3 guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja

dan timbulnya penyakit akibat kerja.

b. Kesiapan dan Ketersediaan, Persyaratan Legal dan Lainnya

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya menggunakan Peraturan

Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 sebagai

acuan penerapan K3 di perusahaan dengan 64 kriteria dan ISO

9001:2008 tentang Sistem Manajemen Mutu dan untuk saat ini

perusahaan sedang melakukan intregasi ISO ke ISO 9001:2015 tentang

Sistem Manajemen Mutu yang digunakan untuk menunjang kualitas

dari produk dibidang kemasan kosmetik dan farmasi. PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya juga sedang melakukan integrasi ISO 45001:2018

tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

c. Objektivitas K3/Tujuan dan Sasaran K3

Tujuan dan sasaran K3 di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

ditetapkan pada saat weekly meeting dan monthly meeting yang rutin

dilakukan di perusahaan. Weekly meeting dilakukan bersama tim

manajemen atau bisa disebut dengan SVFT sedangkan monthly meeting

dilakukan bersama tim manajemen, PIC area, dan personil P2K3 atau

disebut dengan MSOT. Zero accident menjadi target utama perusahaan

dengan angka LTI (lost time injury) dan recordable case / medical

treatment 0 kasus serta day lost rate bernilai 3.

3. Implementasi dan Operasi

a. Struktur Organisasi K3 di Perusahaan

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah memiliki struktur

organisasi P2K3 (lampiran 17). Struktur P2K3 digunakan sebagai

wadah kerjasama antara pihak pimpinan dengan pihak pekerja dalam

menangani masalah K3. Struktur organisasi P2K3 yang ada di PT.

Albea Rigid Packaging Surabaya terdiri dari ketua, wakil ketua,

sekretaris dan anggota. Sekretaris P2K3 telah bersertifikasi AK3U.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

b. Kompetensi dan Pelatihan K3

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya melakukan seleksi pada

pekerja baru dengan mengutamakan pekerja yang sebelumnya sudah

pernah bekerja di perusahaan tersebut atau yang berpengalaman di

bidang pekerjaan yang sejenis dengan PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya. Pelatihan K3 yang ada di perusahaan diberikan kepada

pekerja baik pekerja lama maupun pekerja baru antara lain pelatihan

mengenai basic safety, HIV, refresh mengenai P3K, ergonomi dan lain-

lainnya.

c. Komunikasi K3

1) Safety Briefing

PT. Albea Rigid Packaging telah melakukan safety briefing

pada pekerja sebelum melakukan pekerjaan. Safety briefing ini

bertujuan untuk mengingatkan pekerja mengenai potensi bahaya

yang dihadapi selama bekerja serta APD apa saja yang harus

digunakan selama bekerja beserta perawatannya. Safety briefing juga

diberikan kepada pekerja baru guna menanamkan perilaku K3 dalam

diri pekerja.

2) Safety Induction

Safety induction diberikan kepada pekerja baru sebelum

melakukan pekerjaan di lingkungan perusahaan. Selain itu, safety

induction juga diberikan kepada setiap pengunjung yang

berkepentingan dan akan masuk atau beraktivitas di area perusahaan

seperti kontraktor, vendor, bahkan mahasiswa atau siswa magang

sebagai bentuk K3 untuk mencegah kecelakaan kerja maupun

penyakit akibat kerja dan memberikan informasi mengenai tindakan

yang harus dilakukan apabila terjadi keadaan darurat.

3) Safety Sign dan Rambu K3

Di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya terdapat beberapa

safety sign dan rambu K3 sebagai peringatan hati-hati, larangan, dan

petunjuk keselamatan. Safety sign tersebut dapat berupa gambar,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

simbol, atau tanda-tanda khusus sesuai dengan jenis bahaya yang ada

di sekitarnya, seperti larangan dilarang merokok di area pabrik,

rambu peringatan adanya forklift, larangan parkir, safety mirror, dan

rambu-rambu lainnya.

4) Kartu Temuan Ketidaksesuaian

Setiap pekerja yang menemui ketidaksesuaian di area

perusahaan berhak dan wajib melaporkannya dengan menuliskan di

form laporan kejadian berbahaya dan ketidaksesuaian yang telah

disediakan. Form yang telah diisi langsung diserahkan ke bagian

kepala departemen atau dapat langsung dilaporkan pada EHS. Form

laporan kejadian berbahaya dan ketidaksesuaian dapat dilihat pada

lampiran 18.

5) Papan Pengumuman

Perusahaan menyediakan papan pengumuman seperti papan

safety corner yang berisi mengenai informasi seputar K3 perusahaan

dan informasi terkini kegiatan yang diberikan tim EHSF. Perusahaan

juga menyediakan papan yang berisi mengenai tindak lanjut laporan

ketidaksesuaian. Papan tersebut terdapat di area kantin.

d. Dokumentasi K3

Perusahaan telah menerapkan sistem dokumentasi K3 secara

bertahap. Misalnya menjadikan kebijakan K3 dalam menerapkan

prosedur, instruksi kerja, dan form atau checklist pada spesifikasi

tertentu. Standart Operational Procedure (SOP) dan Work Instructions

(WI) yang terdapat di perusahaan telah lengkap dan telah direvisi

sehingga relevan sesuai perkembangannya. Dokumentasi K3 yang

terdapat diperusahaan disimpan dalam bentuk hardfile maupun softfile.

Dokumentasi K3 yang terdapat di perusahaan antara lain seperti

kebijakan K3, SOP, WI, checklist, HIRAC dan dokumen-dokumen K3

dari pihak eksternal seperti surat pernyataan mengenai pengelolaan LB3

dari pihak ketiga beserta manifest.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

e. Pengendalian Dokumen

Di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya terdapat petugas

document controller yang melakukan peninjauan dokumen secara

berkala. Dokumen tersimpan di dalam jaringan computer perusahaan

dan dapat diakses oleh semua pekerja bagian office. Document

controller bertugas memberikan nomor pada dokumen sebelum disebar

ke seluruh departemen. Dokumen berupa hardcopy milik EHSF

disimpan di dalam almari dan rak yang terdapat di kantor. Sedangkan

untuk dokumen-dokumen yang usang dan tidak terpakai ditempatkan di

gudang. Prosedur pengendalian dokumen telah diatur dalam SOP

Pengendalian Dokumen (lampiran 19).

f. Pengendalian Operasi

Pengendalian operasi yang telah dilakukan PT Albea Rigid

Packaging Surabaya antara lain:

1) Risk Assessment

Perusahaan telah membuat identifikasi dan pengendalian risiko

dalam dokumen risk assessment. Dengan adanya dokumen risk

assessment, potensi bahaya dapat diketahui detailnya dan kemudian

ditindaklanjuti dengan melakukan pengendalian.

2) APD

Perusahaan telah mewajibkan penggunaan APD, hal ini

ditunjang dengan telah disediakannya APD secara gratis bagi

pekerja, dan untuk orang lain yang berada di sekitar perusahaan

diberi pinjaman APD apabila ingin memasuki area perusahaan. APD

yang disediakan telah disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada

di area perusahaan guna mencegah kecelakaan kerja maupun

penyakit akibat kerja. Setiap APD yang ada di perusahaan telah

dilengkapi dengan work instruction yang berisi petunjuk penggunaan

serta cara perawatan dan pemeliharaannya. APD yang disediakan

perusahaan antara lain safety shoes, hairnet/hair cap, safety helmet,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

soft bump cap, long sleeve, kacamata las, kacamata safety, face

shield pengelasan, face shield penggerindaan, masker disposable,

masker gas, masker karbon, sarung tangan anti panas, sarung tangan

anti cut, sarung tangan high impact, sarung tangan kain, sarung

tangan las, ear muff, ear plug, apron welding, full body harness,

korset, dan safety vest.

3) Work Instruction

Perusahaan telah memiliki WI yang dibuat guna

menginformasikan cara kerja yang benar dengan disertai dengan

gambar dengan maksud untuk memperjelas pekerjaan yang harus

dilakukan pekerja. WI ditempel pada setiap area kerja yang

bersangkutan.

4) Safety Work Permit (Ijin Kerja)

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah menerapkan safety

work permit (ijin kerja) yang bertujuan agar langkah kerja sesuai

dengan prosedur yang telah ditetapkan dengan adanya pengawas dari

petugas yang berkompeten dalam mengidentifikasi bahaya yang ada

yaitu tim EHSF dan pekerja itu sendiri. Jenis sistem ijin kerja

berdasarkan tipe pekerjaannya yang ada di PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya antara lain ijin kerja umum, ijin kerja

ketinggian, ijin kerja panas (hot work permit), ijin kerja listrik

tegangan tinggi, ijin kerja ruang terbatas, ijin kerja menonaktifkan

safety interlock yang masing-masing memiliki SOP. Contoh form

ijin kerja dapat dilihat pada lampiran 20.

5) SDS

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya menggunakan beberapa

macam bahan kimia sebagai material bahan baku pembuatan

kemasan kosmetik. Maka dari itu, perusahaan telah menerapkan SDS

yang bertujuan sebagai data pencegah terjadinya kesalahan dalam

memperlakukan bahan kimia tersebut. PT. Albea Rigid Packaging

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Surabaya berupaya bahwa semua bahan kimia yang digunakan

perusahaan harus dilengkapi dengan SDS.

6) LOTO

LOTO yang ada di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

digunakan ketika ada kegiatan perbaikan (maintenance) mesin atau

instalasi mesin baru oleh teknisi yang bertujuan untuk mencegah

terjadinya kecelakaan ketika dilakukan perbaikan atau maintenance.

LOTO digunakan sebagai sarana informasi dan komunikasi dari

teknisi atau petugas yang melakukan perbaikan kepada pekerja

maupun orang lain yang berada di sekitar mesin atau lingkungan

kerja yang sedang dalam perbaikan. Metodenya dilakukan dengan

memberikan lock berupa gembok dan tag berupa tulisan. LOTO

dilakukan berdasarkan SOP LOTO yang diterapkan di perusahaan

(lampiran 21).

g. Sistem Tanggap Darurat

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah memiliki struktur

organisasi tim tanggap darurat (emergency response team) dimana

pekerja juga dilibatkan di dalamnya. Organisasi tersebut berfungsi

untuk menangani keadaan darurat yang dapat terjadi sewaktu-waktu

dan membantu mengevakuasi korban serta memberikan pertolongan

pertama. Terdapat beberapa kelompok kecil yang dibagi berdasarkan

tugas masing-masing, antara lain anggota fire fighter, fire leader, fire

pump operator, sprinkler operator, advisor, ERT leader, rescue

leader, serta first aid leader. Perusahaan juga telah memiliki titik

kumpul apabila terjadi keadaan darurat yang bertempat di depan pos

satpam. Jalur evakuasi juga telah dipasang di sekitar perusahaan

yang mengarah ke titik kumpul.

4. Pemeriksaan dan Pengawasan

a. Pengukuran Kinerja K3/Statistik Kecelakaan

Perusahaan telah memiliki SOP pelaporan bahaya dan dampak

lingkungan serta kecelakaan kerja (lampiran 22), form laporan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

kecelakaan kerja (lampiran 23), SOP investigasi kecelakaan dan

pelaporan penyakit akibat kerja, serta form penyelidikan penyakit

akibat kerja. Setiap kejadian kecelakaan yang terjadi di perusahaan

diselidiki dan dilakukan investigasi kemudian dilaporkan kepada

perusahaan pusat untuk dibuat statistik kecelakaan.

b. Penyimpanan Rekaman (Laporan-laporan K3)

Semua laporan kegiatan K3L di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya disimpan atau diarsipkan dan dipelihara di dalam almari

dan rak di ruang EHSF. Laporan kegiatan K3L seperti rekaman

kecelakaan, program kerja, sertifikikat terkait K3L maupun kegiatan

lain yang berkaitan dengan K3L. Laporan-laporan yang disimpan

berfungsi sebagai bentuk pemantauan kegiatan K3L di perusahaan.

c. Inspeksi

Inspeksi yang dilakukan di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya terdiri dari inspeksi rutin dan inspeksi khusus. Inspeksi

rutin yang biasanya disebut MSOT yang dilakukan 1 bulan sekali

dengan manajemen dan SVFT yang dilakukan setiap 1 minggu sekali

dengan supervisor/teknisi. Hasil inspeksi tersebut akan digunakan

sebagai bahan perbaikan. Sedangkan inspeksi khusus seperti inspeksi

APAR, smoke detector dan hydrant dilakukan setiap sebulan sekali

oleh anggota EHSF dan dibantu oleh tim security. Prosedur inspeksi

K3 telah diatur dalam SOP Inspeksi K3 (lampiran 24).

d. Investigasi dan Pelaporan Kecelakaan

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah melakukan

investigasi apabila terjadi suatu kecelakaan, baik kecelakaan ringan

maupun berat. Investigasi dilakukan dengan wawancara terhadap

pihak yang bersangkutan atau korban dan kemudian melakukan reka

ulang berdasarkan runtutan kejadian kecelakaan yang digunakan

sebagai laporan bahwa telah terjadi kecelakaan. Perusahaan telah

memiliki SOP mengenai investigasi kecelakaan dan pelaporan

penyakit akibat kerja (lampiran 25). Perusahaan juga telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

menyediakan fasilitas apabila terdapat ketidaksesuaian dengan

menyediakan form laporan kejadian berbahaya dan ketidaksesuaian

dimana setiap area perusahaan supervisor area menyediakan form

tersebut. Pekerja wajib melaporkan kejadian hampir celaka kepada

tim EHSF agar segera ditindaklanjuti.

e. Audit K3

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah melakukan audit

internal SMK3 untuk kategori tingkat awal. Pelaksanaan audit

dilakukan oleh pihak internal dalam jangka waktu 3 tahun sekali.

Hasil audit digunakan untuk mengukur seberapa jauh perusahaan

menerapkan pelaksanaan program K3 di perusahaan yang mana

temuan-temuan ketidaksesuaiannya akan dijadikan bahan evaluasi

bagi perusahaan guna meningkatkan pelaksanaan program K3 di

perusahaan. Perusahaan telah memiliki sertifikat penghargaan SMK3

yang dapat dilihat pada lampiran 26.

5. Tinjauan Ulang Manajemen

Perusahaan telah melakukan tinjauan ulang manajemen yang

dilakukan dalam monthly meeting bersama dengan tim manajemen, PIC

area, dan personil P2K3 atau bisa disebut dengan MSOT yang bertujuan

untuk meninjau key performance indicator atau pencapaian program K3

dalam sebulan, menentukan target, mengevaluasi dan mengambil

tindakan perbaikan yang berkaitan dengan program K3 di perusahaan.

Hasil rapat tinjauan ulang manajemen didokumentasikan dalam notulen

rapat tinjauan manajemen K3.

G. Ergonomi

1. Desain Stasiun Kerja

Penataan mesin-mesin produksi yang ada di PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya berdekatan dan telah dibatasi dengan garis warna

kuning di lantai untuk memisahkan antara area mesin dengan area pejalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

kaki. Setiap area produksi telah terdapat space untuk mobilisasi material

sekaligus untuk berjalan.

Desain stasiun kerja di area office telah diatur dengan menempatkan

monitor komputer sejajar dengan cara pandang natural pekerja dengan

posisi duduk. Ketinggian meja telah disesuaikan dengan tinggi rata-rata

pekerja, sedangkan ketinggian kursi dapat diatur (adjustable) sehingga

dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang penggunanya.

Akan tetapi desain stasiun kerja khususnya kursi kerja yang digunakan

oleh operator bagian produksi belum sepenuhnya sesuai dengan

antropometri penggunanya. Kursi yang digunakan tidak dapat diatur

ketinggiannya sehingga tidak dapat disesuaikan dengan penggunanya.

Untuk saat ini, stasiun kerja khususnya kursi yang telah disesuaikan

dengan penggunanya hanya area produksi Assembly and Decorating (AD)

2.

2. Waktu Kerja

Waktu kerja di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah diatur

dengan ketentuan jam kerja untuk semua departemen 8 jam/hari dengan 5

hari kerja untuk bagian kantor. Sementara untuk produksi dibagi sesuai

shift kerja menjadi 3 shift dibagi menjadi 4 regu karena perusahaan

beroperasi selama 7 hari 24 jam. Untuk pembagian shift kerja antara lain

shift I (jam 06.00-14.00 WIB), shift II (jam 14.00-22.00 WIB), dan shift III

(jam 22.00-06.00) dengan waktu istirahat 60 menit untuk masing-masing

shift.

Untuk wanita yang sedang haid, perusahaan memberikan fasilitas

waktu libur yang disebut dengan cuti haid, tanpa mengganti jadwal

kerjanya.

3. Beban Kerja

a. Beban Kerja Fisik

Beban kerja fisik yang dialami pekerja di PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya banyak terdapat di area untuk menyiapkan

material bahan baku MPC (Material Preparation Control) dan di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

gudang (warehouse). Di area MPC (tempat untuk menyiapkan material

bahan baku) terdapat kegiatan manual handling yang dilakukan oleh

pekerja secara berulang. Pekerja mengangkat sak material dan

memasukkannya ke dalam mesin yang dilakukan dengan posisi berdiri.

Sedangkan pada area gudang (warehouse) terdapat pekerjaan angkat-

angkut kardus-kardus yang berisi produk jadi, angkat-angkut sak-sak

yang berisi bahan baku dan membawanya dengan menggunakan hand

pallet, pekerjaan lain yang dilakukan adalah menaikkan atau menata

produk yang sudah siap antar ke dalam mobil truk pengangkat produk.

Beban kerja fisik yang berlebihan ini dapat menyebabkan kelelahan

fisik pada saat bekerja atau setelah bekerja.

Perusahaan telah melakukan upaya untuk mengurangi terjadinya

kelelahan kerja akibat beban fisik yang berlebihan dengan menetapkan

penjadwalan waktu istirahat yang cukup untuk setiap shift kerja, pekerja

juga mendapatkan makan yang telah disediakan perusahaan.

b. Beban Kerja Mental

Beban kerja mental dapat timbul akibat hubungan dengan orang,

pekerjaan yang banyak dan lingkungan kerja yang kurang baik. Beban

kerja mental dapat menimbulkan stress kerja yang kemudian berujung

pada menurunnya produktivitas kerja. Perusahaan telah melakukan

upaya untuk mengurangi timbulnya beban kerja mental dengan

menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuannya.

4. Display

Perusahaan menggunakan jenis display visual dan auditory dalam

penyampaian informasi kepada pekerja maupun orang lain di sekitar.

Display visual yang diterapkan perusahaan berupa tombol-tombol pada

mesin pada proses produksi, pengadaan poster, dan simbol keselamatan.

Sedangkan untuk display auditory yang diterapkan perusahaan berupa

alarm atau sirine pada forklift dan crane serta fire alarm sebagai proteksi

kebakaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

5. Antropometri

Antropometri adalah suatu studi tentang pengukuran yang sistematis

dari fisik tubuh manusia, terutama mengenai dimensi bentuk dan ukuran

tubuh yang dapat digunakan dalam klasifikasi dan perbandingan

antropologis. Antropometri menjadi salah satu faktor ergonomi dan juga

menjadi salah satu faktor fisiologis. PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

belum melakukan pengukuran antropometri pekerja. Akan tetapi

penyesuaian tempat kerja dengan postur tubuh pekerja telah menjadi target

perusahaan saat ini. Untuk saat ini, area kerja yang telah dilakukan

penyesuaian tempat kerja dengan postur tubuh pekerja ialah bagian

assembly and decorating 2 (AD2).

6. Kelelahan Kerja

Sebagian besar pekerja di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

bekerja dengan posisi duduk. Kelelahan kerja di PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya dapat timbul akibat posisi kerja yang statis dan duduk

terlalu lama. Selain itu, ketika melakukan pengecekan produk pekerja

membutuhkan ketelitian yang terus menerus agar produk yang dihasilkan

terjamin bagus.

Perusahaan telah melakukan upaya untuk mengatasi kejenuhan dan

kelelahan kerja dengan menerapkan pergantian waktu keja (shift kerja) dan

memberikan waktu istirahat. Untuk memantau kesehatan pekerja,

dilakukan medical check up secara rutin setiap setahun sekali.

7. Penilaian Muskuloskeletal

Sebagian besar pekerja bagian produksi di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya melakukan pekerjaan dengan posisi duduk dalam waktu yang

lama serta melakukan pekerjaan yang berulang seperti ketika

menggabungkan komponen-komponen produk, mengecek produk,

stamping produk, dan sebagainya. Selain itu gangguan muskuloskeletal

dapat timbul pada pekerja yang melakukan pekerjaan angkat angkut

seperti pada pekerja pada bagian MPC. Perusahaan belum melakukan

penilaian muskuloskeletal pada pekerja. Akan tetapi perusahaan telah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

melakukan pengendalian dengan menerapkan shift kerja dan memberikan

waktu istirahat. Perusahaan juga telah menyediakan hand pallet dan APD

berupa korset, serta telah melakukan training terkait ergonomi kepada

pekerja.

8. Manual/Automatic Handling

a. Manual Handling

Kegiatan manual handling banyak dilakukan di area MPC

(Material Preparation Control) dan di area gudang (warehouse). Di

area MPC, pekerja mangangkat sak-sak yang berisi material ketika akan

memasukkannya ke dalam mesin maupun ketika mengemasnya kembali

setelah diproses yang mana kegiatan tersebut dilakukan dengan posisi

berdiri. Sedangkan di area gudang, kegiatan manual handling dilakukan

ketika angkat-angkut kardus-kardus yang berisi produk jadi, angkat-

angkut sak-sak yang berisi material bahan baku yang kemudian

diletakkan di atas hand pallet dan ketika memasukkan atau menurunkan

ke dalam dan dari truk pengangkut.

Perusahaan telah berupaya melakukan pencegahan terhadap akibat

dari aktivitas manual handling dengan menyediakan APD berupa korset

dan mengadakan training ergonomi megenai manual handling kepada

pekerja.

b. Automatic Handling

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah menggunakan alat

angkat-angkut dalam menunjang kegiatan angkat-angkut barang seperti

forklift, crane, overhead crane dan hand pallet. Hal ini dimaksudkan

untuk mengurangi beban yang dilakukan dengan manual handling

sekaligus mempermudah dalam memindahkan barang dan menghindari

posisi kerja yang kurang ergonomis. Operator forklift maupun crane

telah memiliki Surat Ijin Operator (SIO). Alat angkat-angkut yang

terdapat di perusahaan juga telah diperiksa dan diuji serta memiliki

surat pengesahan pemakaian pesawat angkat angkut dari Dinas Pekerja

Kota Surabaya yang terdapat pada lampiran 27.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Gambar 13. Forklift dan Hand Pallet

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya, 2019

9. House Keeping

Perusahaan telah menerapkan 5R di setiap unit perusahaan yang wajib

diterapkan oleh setiap pekerja sesuai dengan komitmen perusahaan untuk

dapat selalu menerapkan di setiap unit perusahaan, yang mana 5 langkah

penerapan 5R tersebut antara lain ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. 5R

diterapkan di setiap unit perusahaan baik office, area produksi, gudang,

maupun workshop maintenance. Pekerja di office telah mengupayakan

penerapan 5R dengan penataan dokumen pada meja kerja. Sedangkan di

area produksi maupun workshop maintenance penerapan 5R dapat dilihat

dengan adanya penempatan material yang menunjang proses produksi dan

penempatan peralatan sesuai tempatnya.

10. Stress Kerja

Stress kerja merupakan faktor ergonomi yang berkaitan dengan

psikologis pekerja yang dapat terjadi akibat adanya tekanan dalam

melakukan suatu pekerjaan. PT. Albea Rigid Packaging Surabaya telah

melakukan penilaian terkait stres kerja menurut Peraturan Menteri

Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Lingkungan Kerja, untuk kegiatan monitoring dilakukan melalui

pendekatan tanya jawab. Hasil penilaian stress kerja sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar 14. Hasil Pengolahan Kuesioner Ketaksaan Peran

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

Gambar 15. Hasil Pengolahan Kuesioner Konflik Peran

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

Gambar 16. Hasil Pengolahan Kuesioner Beban Berlebih Kuantitatif

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Gambar 17. Hasil Pengolahan Kuesioner Beban Berlebih Kualitatif

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

Gambar 18. Hasil Pengolahan Kuesioner Pengembangan Karir

Sumber : PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

11. Hubungan Kerja

Hubungan kerja antar pekerja di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

secara umum telah terjalin dengan baik karena pekerja pada departemen

produksi sering berpindah dari departemen produksi satu ke departemen

produksi lain. Hubungan antara bawahan dengan atasan juga telah terjalin

dengan baik. Sehingga perusahaan belum melakukan upaya untuk

mencegah kesenjangan antar pekerja.

H. Pengelolaan Lingkungan

1. Organisasi dan Tanggung Jawab Kegiatan Pengelolaan Lingkungan

Kegiatan pengelolaan lingkungan di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya berada di bawah naungan atau tanggung jawab departemen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

EHSF yang dengan rutin memastikan keberjalanan sistem manajemen

lingkungan di perusahaan.

2. Pengelolaan Limbah

a. Limbah Cair

Limbah cair digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :

1) Limbah Cair B3

a) Identifikasi Sumber

Limbah cair B3 yang terdapat di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya bersumber dari bekas oli hidrolis mesin produksi dan

dari aktivitas cleaning kebocoran oli.

b) Pengelolaan

Limbah yang dihasilkan tersebut disimpan di TPS LB3 dalam

wadah drum logam dengan penempatan yang disesuaikan dengan

jenis dan karakteristiknya. Perusahaan telah melakukan upaya

pemantauan yang dilakukan oleh EHSF dalam periode 3 bulan

sekali. Terkait pengolahan, perusahaan menggunakan jasa dari

pihak ketiga yaitu PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia. Pihak

ketiga tersebut mengambil limbah di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya setiap 3 bulan sekali. Arus jumlah LB3 termasuk limbah

cair B3 yang keluar masuk tempat penyimpanan dicatat pada form

lembar kegiatan limbah bahan berbahaya dan beracun (lampiran

28) dan neraca limbah bahan berbahaya dan beracun. TPS LB3

yang terdapat di PT. Albea Rigid Packaging Surabaya juga telah

mendapat izin dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya

(lampiran 29). Limbah B3 nantinya akan diangkut dan diolah oleh

pihak ketiga yang memiliki izin pengangkutan dari Kementerian

Perhubungan Dirjen Hubungan Darat.

2) Limbah Cair Non B3

a) Identifikasi Sumber

Dalam proses produksi PT. Albea Rigid Packaging Surabaya

tidak menghasilkan limbah cair yang berasal dari proses produksi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Sehingga limbah yang dihasilkan adalah limbah cair domestik.

Limbah cair non B3 atau limbah cair domestik berasal dari

penggunaan air bersih dan air dari pemakaian toilet, dapur, dan

kantin. Dampak yang dapat timbul karena limbah cair tersebut

adalah pencemaran air.

b) Pengelolaan

Limbah domestik yang dihasilkan PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya dikelola dan diolah di IPAL limbah air

domestik PT. SIER dengan tolak ukur baku mutu kawasan

industri PT. SIER. Pemantauan dilakukan dalam periode 6 bulan

sekali. Hasil pengukuran air limbah domestik didapat bahwa hasil

telah memenuhi syarat baku mutu dan tidak melebihi batas

parameter. Hasil pengukuran dapat dilihat di lampiran 30.

b. Limbah Udara

1) Identifikasi Sumber

Limbah udara yang ada di PT. Albea Rigid Packaging

Surabaya bersumber dari proses produksi yang dihasilkan dari

mesin injection molding dan blow molding.

2) Pengelolaan

Pemeriksaan kualitas udara di area perusahaan dilakukan

setiap 6 bulan sekali. Pemantauan dilakukan oleh pihak eksternal

yaitu PT. Envilab Indonesia dan pihak internal (EHSF). Hasil

pengukuran kualitas udara terakhir menunjukkan kualitas udara

yang dihasilkan berada dibawah kadar maksimum.

Perusahaan belum melakukan pengukuran emisi yang

terdapat di perusahaan karena emisi yang bersumber dari proses

produksi yang dihasilkan dari mesin injection molding dan blow

molding tidak signifikan menyebabkan pencemaran udara.

Perusahaan telah melakukan pengelolaan untuk menghindari

pencemaran udara dengan menanam pohon peneduh dan perdu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dengan rasio 3 pohon, penggunaan mesin dust collector, dan

menerapkan sistem ventilasi udara.

c. Limbah Padat

Limbah padat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :

1) Limbah Padat B3

a) Identifikasi Sumber

Limbah padat B3 yang dihasilkan PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya terdiri dari kain majun bekas B3 yang

telah terkontaminasi tinta dan terkontaminasi minyak pelumas

bekas, kemasan bekas cairan pembersih, kemasan bekas

silicone, kemasan bekas tinta, kemasan bekas solvent tinta,

kemasan bekas rust protector, kemasan bekas contact cleaner,

baterai bekas, kaleng bekas cairan kimia, bohlam bekas,

sarung tangan bekas oli, kain majun bekas oli, cartridge

printer, adsorben pad, lampu neon TL dan FL bekas, serta

afvalan plastik bekas cleaning mesin.

b) Pengelolaan

Limbah padat B3 tersebut disimpan di TPS LB3 dengan

periode penyimpanan maksimal 90 hari atau 3 bulan dan

dikelompokkan sesuai dengan jenis dan karakteristiknya.

Terkait pengolahan, perusahaan menggunakan jasa dari pihak

ketiga yaitu PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri. Pihak

ketiga tersebut mengambil limbah di PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya setiap 3 bulan sekali. Arus jumlah LB3

termasuk limbah cair B3 yang keluar masuk tempat

penyimpanan dicatat pada formulir lembar kegiatan LB3 dan

neraca LB3. TPS LB3 yang terdapat di PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya juga telah mendapat izin dari Badan

Lingkungan Hidup Kota Surabaya. Limbah B3 nantinya akan

diangkut dan diolah oleh pihak ketiga yang memiliki izin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pengangkutan dari Kementerian Perhubungan Dirjen

Hubungan Darat.

2) Limbah Padat Non B3

a) Identifikasi Sumber

Limbah padat non B3 yang terdapat di PT. Albea Rigid

Packaging Surabaya bersumber dari afval plastik dari hasil

produksi, palet kayu, serta sampah domestik non B3.

b) Pengelolaan

Pematauan dilakukan setiap hari oleh tim General Affair.

Perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan dengan

menyediakan tempat sampah yang diambil setiap hari oleh

petugas kebersihan. Afval plastik dari sisa produksi bersifat

komersil dan limbah padat yang tidak bersifat komersil

langsung dikelola oleh PT. SIER.

3. Program Lingkungan Hidup

Perusahaan telah menerapkan beberapa program terkait lingkungan

hidup antara lain seperti pengurangan penggunaan energi listrik dengan

menggunakan AC yang sesuai kebutuhan, penggunaan lampu penerangan

yang digunakan seperlunya, serta penggunaan kembali drum atau ember

bekas sebagai tempat sampah. Perusahaan juga telah melakukan program

pemantauan lingkungan yang didokumentasikan pada dokumen UKL-

UPL (lampiran 31). Selain itu, perusahaan juga telah menanam pohon

peneduh dan perdu dengan rasio 3 pohon.

4. Penghargaan dan Sertifikasi Hasil Pengelolaan Lingkungan

PT. Albea Rigid Packaging Surabaya belum menerapkan Sistem

Manajemen Lingkungan berdasarkan ISO 14001:2015.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user